Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN
TAHAP WALLAS DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA
MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN PADA
SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 5 MARISO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
UMMY EZIYANTO
NIM 105361101716
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Banyak orang yang terlihat sempurna, entah itu trend, fashion atau
gaya hidupnya, dan berpikir hidup mereka sangat sempurna sehingga
membuat kita selalu merasa kurang, jadi kita hanya pertu tak
memaksakan diri untuk jadi sempurna seperti yang dunia tunjukan,
kita punya gaya masing-masing, kulit sedikit gelap, mataku terlihat
begini suaraku yang begini. Sambil mensyukuri itu dan menjadi diri
sendiri.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada kedua orang tuaku sebagai tanda
terimakasih yang selalu mendoakanku dan berkorban untuku serta
kepada orang-orang yang selalu menyemangatiku, memberikan
support dan motivasi untuk menggapai cita-cita.
vii
ABSTRAK
Ummy Eziyanto. 2021. Analisis Kemampuan berpikir kratif berdasarkan tahap
wallas dalam menyelesaikan soal cerita matematika pokok behasan bilangan
pecahan pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Suradi
Tahmir dan Pembimbing II Haerul Syam.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kratif
berdasarkan tahap wallas dalam menyelesaikan soal cerita matematika pokok
behasan bilangan pecahan pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi Kualitatif. Prosedur penelitian ini
meliputi persiapan, pelaksanaan dan tahap analisis hasil penelitian. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso sebanyak 3
orang siswa. Teknik penentuan subjek yaitu dengan memberikan tes kepada seluruh
siswa kelas VII untuk memilih siswa yang berkemampuan tinggi. Penelitian ini
mengacu pada empat tahap kemampuan berpikir kreatif berdasarkan tahap wallas
yaitu: persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Instrumen dalam penelitian ini
adalah tes kemampuan berpikir kreatif berdasarkan tahap wallas dan pedoman
wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan
berpikir kratif berdasarkan tahap wallas oleh ke 3 subjek. Jika dilihat dari proses
berpikir kreatif ketiga subjek semua melalui tahap proses berpikir sebagaimana
yang dikemukakan wallas. Hanya saja cara mereka melalui tahap tersebut berbeda.
pada tahap persiapan ketiga subjek melakukan dengan baik. pada tahap inkubasi
masing-masing subjek melakukan cara yang berbeda-beda dalam mencari solusi,
sementara pada tahap iluminsi kemampuan menemukan penyelesaian masing-
masing subjek dipengaruhi oleh tingkat kreativitas. Ketiga subjek mampu
menyelesaikan soal dengan lebih dari satu cara hanya saja salah satu subjek
memberikan alternatif jawaban lebih banyak dibandingkan dua subjek lainnya. Dan
pada tahap akhir subjek menyelesaikan soal dengan sistematis dan menemukan
lebih dari satu cara penyelesaian.
Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kreatif Berdasarkan Tahap Wallas, Soal Cerita
Matematika
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarokatu.
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiadatara kepada seluruh makhluk-Nya
terutama manusia. Salam dan shalawat senantiasa dikirimkan kepada junjungan kita
Nabi ullah Muhammad SAW. yang merupakan panutan dan contoh kita sampai
akhir zaman. Yang dengan keyakinan itu penulis dapat menyelesaikan skripsi
sebagai salah satu syarat guna mendapatkan gelar sarjana pada program studi
pendidikan matematika fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas
muhammadiyah makassar.
Adapun judul skripsi tersebut “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif
Berdasarkan Tahap Wallas dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Pokok Bahasan Bilangan Pecahan pada Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah 5 Mariso”. Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit mendapat
hambatan dan kesulitan yang dihadapi penulis. Namun, berkat bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak sehingga hambatan dan kesulitan dapat diatasi.
Melalui kesempatan yang baik ini, penghargaan dan ucapan terima kasih
penulis sampaikan khususnya kepada:
1. Kedua orang tua, Ayahanda Hzirudin yang telah menjadi penyemangat dan
Ibunda tercinta Erni yang tiada batas memberi harapan, semangat, perhatian,
kasih sayang dan doa tulus tak berpamrih.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Mukhlis S.Pd, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
ix
5. Bapak Prof. Dr. H. Suradi Tahmir, MS. selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing selama penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Haerul Syam, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing selama penyusunan skripsi ini.
7. Ibu Sabia, S.Pd,.M.M selaku Kepala SMP Muhammadiyah 5 Mariso dan staf
yang berada di sekolah yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian/ pengambilan data di SMP Muhammadiyah 5 Mariso.
8. Adik-adik siswa SMP Muhammadiyah 5 Mariso khususnya siswa kelas VII
yang telah berpartisipasi pada proses pengumpulan data di SMP
Muhammadiyah 5 Mariso.
9. Rekan - rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2016,
khususnya Kelas A yang telah berjuang bersama selama kurang lebih empat
tahun untuk bersama-sama menimba ilmu di bangku perkuliahan, atas segala
perhatian dan kebersamaan kita selama ini, semoga ukhuwah kita tetap terajut
dalam jalinan yang begitu kuat dan indah untuk dikenang selamanya.
10. Seluruh pihak yang belum sempat dituliskan satu persatu, atas segala perannya
sehingga karya ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih banyak
terdapat kekurangan. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini
dikemudian hari.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi masukan yang
bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga segala
jerih payah kita bernilai ibadah di sisi Allah SWT, Aamiin.
Makassar, Januari 2021
Penulis
Ummy Eziyanto
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR
PENGESAHAN ...................................................................................................... i
i
PERSETUJUAN
PEMBIMBING ....................................................................................................... i
ii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
E. Batasan Istilah ........................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis ...................................................................................................... 8
B. Hakikat belajar .......................................................................................... 8
C. Hakikat kreatif ......................................................................................... 10
D. Hakikat berpikir kreatif ........................................................................... 11
E. Proses kreatif menurut wallas ................................................................. 17
F. Tinjauan materi ....................................................................................... 20
xi
G. Penelitian relevan .................................................................................... 24
H. Kerangka konseptual ............................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 30
B. Lokasi dan Subjek Penelitian .................................................................. 30
C. Sumber data ............................................................................................. 31
D. Instrumen Penelitian................................................................................ 32
E. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................................... 33
F. Prosedur Penelitian.................................................................................. 34
G. Teknik pengujian keabsahan data ........................................................... 35
H. Teknik analisis data ................................................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data ........................................................................................... 37
B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 39
C. Pembahasan ............................................................................................. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 69
B. Saran ........................................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Persamaan dan perbedaan penelitian ...................................................... 25
2.2 Persamaan dan perbedaan penelitian ...................................................... 26
2.3 Persamaan dan perbedaan penelitian ...................................................... 27
2.4 Indikator tahap proses berpikir kreatif menurut wallas........................... 28
3.1 Kategori tingkat kemampuan matematika siswa..................................... 31
3.2 Deskripsi indikator tahap berpikir kreatif menurut wallas ...................... 32
4.1 Kategori tingkat kemampuan matematika siswa..................................... 38
4.2 Pemilihan subjek ..................................................................................... 38
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Hasil tes soal nomor 1 S1 ........................................................................ 39
4.2 Hasil tes soal nomor 2 S1 ........................................................................ 43
4.3 Hasil tes soal nomor 1 S2 ........................................................................ 48
4.4 Hasil tes soal nomor 2 S2 ........................................................................ 52
4.5 Hasil tes soal nomor 1 S3 ........................................................................ 57
4.6 Hasil tes soal nomor 2 S3 ........................................................................ 62
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan beraneka ragam bidang pengetahuan/pelajaran dan teknologi
yang cepat memicu banyak perubahan diberbagai bidang baik politik, sosial,
ekonomi dan budaya. Perubahan yang terbentuk perlu ditanggap dan diakomodasi
oleh segala faktor kehidupan termaksud dalam dunia pendidikan.Berbagai bidang
pengetahuan dan teknologi terbina atas landasan berpikir matematika maknanya
bahwa matematika bermanfat sebagai media ataupun jalan berpikir objektif/ilmiah
dan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir logis dikalangan pelajar.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari disemua
jenjang pendidikan. Pendidikan matematika diharapkan dapat menyampaikan
pemahaman yang memungkinkan orang mampu melewati masalah dalam tugas
profesional aktivitas sehari-hari akan tetapi, dalam perihal kehidupan yang silih
berganti dengan amat cepat layaknya pada masakini terkadang
pengetahuan/pelajaran yang kita miliki tidak dapat tersusun guna mengatasi
bermacam permasalahan yang datang. Sebab itu, dibutuhkan keahlian dalam
berpikir kritis ataupun kreatif, keahlian mengatasi masalah serta mengambil
keputusan. Menurut Hudoyo (dalam Asfar dan Nur, 2018 : 97) mengatakan bahwa,
ada beberapa macam kasus mengenai masalah matematika diantaranya yaitu : 1)
masalah transalasi, yaitu sebuah kasus kehidupan sehari-hari yang untuk
memecahkannya membutuhkan translasi dari bentuk verbal ke bentuk matematika.
2
2) masalah aplikasi yaitu sebuah kasus yang memberikan peluang atau
waktuterhadap siswa untuk mengatasi masalah ataupun sebuah kasus dengan
menerapkan beragam/berbagai macam ataupun bntuk keterampilan dan metode
matematika. 3) masalah proses, lazimnya untuk menyusun/membentuk tahap-tahap
merumuskan atau menyatakan pola dan rencana khusus/spesifik ataupun unik
dalam menjawab/menyelesaikan masalah. 4) masalah teka-teki, kerap kali
dimanfaatkan ataupun digunakan untuk hiburan dan kesenangan sebagai alat/cara
yang bermanfaat serta efektif dalam sistem pembelajaran matematika.
Matematika diperkenankan bagi siswa agar dapat memupuk kesanggupanya
dalam berpikir/berasumsi secara logis, analitis, sistematis, kritis/teliti dan
imajinatif/kreatif kaya akan gagasan (Sisi dan Novisita, 2018). Pembelajaran
matematika pada masa sekarang ini sangat membutuhkan banyaknya gagasan
ataupun memerlukan imajinasi pemikiran yang kreatif sebagai dasar dalam sistem
pembelajaran. Dengan adanya imajinatif yang diperoleh maka siswa bias memakai
ide - ide dan gagasan untuk memecahkan permasalahan (Anissa, dkk, 2017).
Berpikir kreatif dapat pula didefinisikan sebagai proses intelektual yang terbentuk
dalam diri siswa untuk menghadirkan ide - ide dan gagasannya secara cepat, cakap
dan baru dalam sebuah permasalahan matematika(Anissa, dkk, 2017).
Berdasarkan pendapat Lindren (dalam Yamin, 2013:127 bahwa berpikir
kreatif adalah menyampaikan berbagai kemungkinan jawaban penyelesaian atau
pemecahan masalah atas keterangan yang diberikan serta menyatakan ataupun
mengungkapkan banyak gagasan terhadap suatu pertanyaan. Menurut Ellis dkk
(dalam Rahardjo dan Zamroni, 2019) respons peserta tes dalam kemampuan
3
berpikir kreatif akan di interprestasikan berdasarkan tingkat kelancaran (fluency),
keluwesan (flexibility), dan keaslian (originality) proses berpikir. Hamruni
(2012:104) berpendapat bahwa salah satu opsi untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir siswa adalah dengan menggalakan pertanyaan atau persoalan yang dapat
membentuk cara berpikir.
Melihat rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa dan pentingnya
pemikiran kreatif, maka siswa perlu diberikani sarana pembelajaran yang mampu
memberikan peluang kepada siswa untuk mendalami/menggali kemampuan kreatif
matematikanya. Peningkatan nilai pendidikan bisa dilihat dari kinerja belajar yang
diperoleh siswa, sedangkan berhasil tidaknya perolehan hasil belajar matematika
dapat dilihat dari keahlian siswa saat menyelesaikan/mengerjakan soal matematika
dengan benar terutama dalam mengerjakan soal yang berbentuk cerita. Akan tetapi
kebanyakan siswa kurang kreatif dalam mengatasi penyelesaian soal dengan benar.
Untuk membantu siswa dalam menyelesaikan soal matematika terutama soal cerita
bisa dilakukan dengan menggunakan tahapan wallas di mana tahapan ini
mengarahkan siswa untuk dapat memecahkan suatu masalah dan dapat berpikir
kreatif. Tahap wallas adalah salah satu teori wallas yang dikemukakan pada tahun
1926 (dalam Rahardjo dan Zamroni, 2019) yang menyatakan bahwa proses
pemikiran yang kreatif mencangkup empat tahap/fase yaitu (1) persiapan, (2)
inkubasi, (3) iluminasi dan (4) verifikasi.
Dalam pembelajaran matematika, masih sering terdengar keluhan dari
peserta didik maupun guru tentang soal carita matematika. Hal yang sering
dikeluhkan oleh para guru ketika siswa diberikan soal, banyak siswa tidak dapat
4
menyelesaikan soal-soal yang berbentuk soal cerita. Berdasarkan wawancara
dengan guru matematika SMP Muhammadiyah 5 Mariso menyatakan bahwa daya
berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika terutama pada
materi bilangan pecahan masih terbilang kurang. Peneliti juga menanyakan pada
guru mata pelajaran matematika bahwa apa yang mendasari sehingga siswa kurang
mampu mengerjakan soal cerita, guru tersebut mengatakan bahwa siswa kurang
mempersiapkan diri dalam pembelajaran, siswa kurang mampu memahami masalah
dalam soal cerita, siswa malas untuk membaca soal karena soal ceitanya panjang,
sehingga siswa tersebut tidak dapat menyelesaikan jawabannya. Hal ini juga
dipengaruhi oleh kemampuan bahasa siswa yang masih rendah.
Berbagai kejadian seperti yang telah dipaparkan di atas, penulis mencoba
melakukan penelitian yang berkaitan dengan berpikir kreatif dengan judul
“Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Berdasarkan Tahap Wallas Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pokok Bahasan Bilangan Pecahan
Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso”.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang akan menjadi rumusan masalah dalam penelitian yang akan
dilakukan ini yaitu bagaimana kemampuan berpikir kreatif berdasarkan tahap
wallas dalam menyelesaikan soal cerita matematika pokok bahasan bilangan
pecahan pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso
5
C. Tujuan Penelitian
Adapun target (tujuan) dalam penelitian yang akan dilakukan ini yakni
untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif berdasarkan tahap wallas
dalam menyelesaikan soal cerita matematika pokok bahasan bilangan pecahan pada
siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Guna memperbanyak pelajaran dan keahlian pada bagian penelitian
pendidikan. Utamanya pada aspek kelakuan belajar siswa dan menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian pendidikan. Utamanya
di bidang perilaku belajar siswa dan hal yang mengakibatkannya.
2. Secara Praktis
a. Bagi sekolah, sebagai sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran
matematika agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
b. Bagi Guru/pengajar, diharapkan sebagai bahan masukan bagi guru
matematika agar dapat meningkatkan kinerja dan profesionalismenya dalam
mengatasi masalah pembelajaran matematika.
c. Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam
menyelesaikan soal cerita
6
E. Batasan Istilah
1. Kemampuan berpikir kreatif siswa
Kemampuan berpikir kreatif siswa merupakan keterampilan berkreasi,
membuat, menciptakan penemuan/karya berlandaskan kumpulan data maupun
penjelasan yang tersajikan dalam mendapatkan beragam pemahaman berupa
sebuah penyelesaian terhadap suatu persoalan/masalah, di mana penekananya yaitu
pada ketepat gunaan dan banyaknya ide penyelesaian.
2. Soal cerita matematika
Soal cerita yaitu sebuah soal yang dibuat dalam bentuk kalimat perkataan.
Soal cerita pecahan yaitu soal cerita yang diuraikan dalam bentuk cerita kehidupan
sehari-hari dan penyelesaiannya memuat sebuah penyebut yang terdiri dari
bilangan-bilangan asli dan pembilang yang terdiri dari bilangan-bilangan bulat,
ataupun memuat persen, permil dan desimal yang kemudian diubah dalam bentuk
pecahan.
3. Indikator kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu berdasarkan tahap Wallas:
a) Persiapan
Tahap persiapan, yaitu tahap atau fase penghimpunan penjelasan atau data
sebagai bahan untuk menyelesaikan masalah. Pada fase ini terjadi
percobaan atas dasar beragam gagasan kemungkinan penyelesaian masalah
yang dialami.
b) Inkubasi
Tahap inkubasi, yaitu tahap atau fase mencari akal/ membayangkan cara
penyelsaian persoalan/masalah dalam zona/alam prasadar (ingatan siap).
7
Pada fase ini terjadi pada waktu yang tidak tetap atau menentu, boleh jadi
lama ataupun bisa juga hanya sebentar. Pada fase ini, kemungkinan timbul
proses pelupaan tentang konteksnya dan akan terlintas/terpikir kembali pada
akhir fase pemikiran dan munculnya fase berikutnya.
c) Iluminasi
Tahap iluminasi, yaitu tahap atau fase timbulnya/hadirnya sebuah pikiran
atau gagasan untuk menyelesaikan masalah. Pada fase ini akan hadir
ataupun tergambar jenis pernyataan/ungkapan spontan, serupa yang
dinyatakan oleh Kholer yakni now, I see yang artinya "oh ya".
d) Verifikasi
Tahap Verifikasi, yaitu tahap atau fase hadirnya kegiatan penilaian(evaluasi
tentang pendapat secara kreatif, kemudian akan disesuaikan dengan
kejadian nyata atau konteks yang sesungguhnya.
8
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis
Miles dan Huberman (Pramudya, 2016:9) mengungkapkan bahwa daalam
melangsungkan analisis diperlukan suatu cara supaya kedepannya berguna selama
kegiatan pengumpulan data berlangsug untuk mempermudah peneliti lapangan
untuk menyatukan informasi dalam bentuk catatan lapangan yang ditulis tangan
atau direkam terkait peristiwa di lapangan.
Menurut Minto Rahayu (parta, 2020) mengatakan bahwa analisis adalah
sebuah proses dari sebuah kinerja yang memiliki urutan tahapan pekerjaan sebelum
dilakukannya riset serta juga di dokumentasikan dalam penulisan laporan. Menurur
Rangkuti (Pramudya, 2016:9) analisis ialah aktivitas memahami informasi yang
ada pada satu kasus guna mengetahui masalah apa yang dialami, lalu menetapkan
usaha apa akan dilakukan guna memperoleh penyelesaian masalah.
B. Hakikat Berpikir
Berpikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan dengan
makhluk lain. Maka dengan dasar pemikiran, manusia dapat mengubah keadaan
alam sejauh akal dapat memikirkannya. Berpikir merupakan suatu proses
bekerjanya akal. Manusia berpikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian,
pembentukan pendapat, dan kesimpulan atau keputusan dari suatu yang
dikehendaki. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriono (dalam Rohmalina, 2014
: 147) berpikir merupakan proses yang “dialektis”artinya selama kita berpikir,
9
pikiran kita dalam keadaan Tanya jawab, untuk dapat meletakkan hubungan
pengetahuan kita.
Menurut Fauzi (dalam Supardi, 2012) mengatakan bahwa berpikir adalah
tingkah laku yang menggunakan ide , yaitu suatu proses simbolis. Misalnya kalau
kita makan, kita bukan berpikir. Tapi kalau kita membayangkan suatu makanan
yang tidak ada maka kita menggunakan ide atau simbol-simbol tertentu dan tingkah
laku ini disebut berpikir. Menurut Costa (dalam Supardi, 2012) berasumsi atau
berpikir lazimnya di ibaratkan suatu proses kognitif, respons mental untuk
memperoleh pemahaman.
Menurut Sobur (dalam Maulana, 2017) berpikir merupakan suatu proses
yang mempengaruhi penafsiran terhadap rangsangan-rangsangan yang melibatkan
proses sensasi, persepsi dan memori. Pada saat seseorang menghadapi persoalan,
pertama-tama ia melibatkan prosese sensasi, yaitu menangkap tulisan, gambar
ataupun suara. Selanjutnya ia mengalami proses persepsi, yaitu membaca,
mendengar dan memahami apa yang diminta dalam persoalan tersebut. Pada saat
itu, sebenarnya ia melibatkan istilah-istilah baru yang ada pada persoalan tersebut
ataupun melakukan recall (mengingat kembali) dan recognition (mengenali
kembali) ketika yang dihadapinya adalah persoalan yang sama pada waktu lalu
(Matlin; dalam Maulana, 2017).
Menurut Solso (dalam Rohmalina, 2014 : 147) berpikir adalah sebuah
proses di mana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi
dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi,
logika, imajinasi dan memecahkan masalah. Menurut Drever (dalam Rohmalina,
10
2014 : 147) menyatakan bahwa berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang
tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah.
Menurut Sunaryo 2011 (dalam Fatihatun, 2015) proses berpikir merupakan
urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana secara sistematis
pada konteks ruang dan waktu. Menurut Abdul (dalam Fatihatun, 2015) proses
berpikir orang menghubungkan pengertian satu dengan pengertian yang lain untuk
mendapatkan pemecahan masalah dari persoalan yang dihadapi. Dari beberapa
pengertian para ahli, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa berpikir adalah
suatu proses bekerjanya akal seseorang dalam menemukan suatu masalah ataupun
pendapat.
C. Hakikat Kreatif
Kreatif berasal dari bahasa Inggris create yang artinya mencipta, sedang
creative mengandung pengertian memiliki daya cipta, mampu merealisasikan ide-
ide dan perasaannya sehingga tercipta sebuah komposisi dengan warna dan nuansa
baru (Supardi, 2012). Dalam situasi pendidikan, proses belajar mengajar
merupakan salah satu dari bentuk kegiatan kreatif. Melalui proses belaja
rmengajar, kreativitas siswa dapat dipupuk dan dikembangkan.
Menurut Lilian (dalam Supardi, 2012) kreativitas adalah perkembangan
dan keinginan, pemikiran yang menumbuhkan cara berpikir yang tidak
konvensional akan menuntun menuju lompatan besar dalam pengetahuan dan
aplikasinya. Menurut Malaka 2011 (dalam Supardi, 2012) mengemukakan bahwa,
“Jangan berpikir bahwa kreatif itu hanya membuat hal-hal yang baru. Justru salah,
karena manusia tidak pernah membuat hal yang baru. Manusia hanya bias
11
menemukan apa yang belum ditemukan oleh oranglain, manusia hanya bias
mengubah atau menggabungkan hal-hal yang sudah ada, sekal ilagi bukan
menciptakan hal yang baru”. Freud (dalamRahardjodanZamroni2019)
menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upayah
tak sadar untuk menghadirkan kesadaran mengenai ide-ide yang tidak
menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Sehingga biasanya mekanisme
pertahanan merintangi produktivitas kreatif.
D. Hakikat Berpikir Kreatif
Berpikir diasumsikan secara umum sebagai proses kognitif yaitu suatu
aktivitas mental. Kreatif sering digambarkan dengan kemampuan berpikir kritis
dan banyak ide serta gagasan. Berpikir lebih kreatif tidak akan lahir secara tiba-
tiba tanpa adanya kemampuan, keingintahuan yang tinggi dan diikuti dengan
keterampilan dalam membaca. Berpikir kreatif bayak berhubungan dengan
intelegensi (kecerdasan). Seseorang yang tingkat intelegensinya rendah maka
kreativitasnya relatif kurang (Rohmalina, 2014). Waisberg (dalam Anissa, dkk,
2017) menambahkan bahwa berpikir kreatif mengacu pada proses-proses untuk
menghasilkan produk kreatif yang merupakan karya baru yang diperoleh dari
suatu aktivitas terarah yang sesuai dengan tujuan.
Proses berpikir kreatif siswa merupakan gambaran nyata bagaimana
kreaktivitas matematis siswa terjadi (Mirza, dkk, 2018).Sebagai bagian dari
proses mental, terciptanya kreativitas didahului oleh proses berpikir yang disebut
berpikir kreatif (Rusdi, 2018).Munandar (dalam RahardjodanZamroni2019)
menjelaskan bahwa kreatifitas adalah suatu kemampuan umum untuk
12
menciptakan sesuatu yang baru sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan
baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah atau sebagai kemampuan
untuk melihat hubungan baru antar unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
Senada dengan Munandar dan Chaplin (dalam Rahardjo dan
Zamroni2019) menjelaskan bahwa kreativitas merupakan kemampuan
menghasilkan bentukbaru dalam seni atau dalam permesinan atau dalam
memecahkan masalah dengan menggunakan metode baru. Pengertian Chaplin ini
juga menunjukkan adanya interaksi dinamis antara dinamis produk dan kognitif
dalam setiap diri individu untuk memunculkan kreativitas.
Kreatif yaitu keterampilan berkreasi berdasarkan data atau penjelasan
yang ada untuk mendapatkan bermacam atau beragam kemungkinan jawaban
penyelesaian terhadap permasalahan, di mana penekananya yaitu pada beragam
banyak jawaban serta ketepatgunaaanya (Rahardjo dan Zamroni, 2019). Rogers
(dalam Rahardjo dan Zamroni, 2019) menjelaskan ada tiga kondisi dari pribadi
yang kreatif, yaitu keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai
situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang, dan kemampuan untuk
bereksperimen atau untuk bermain dengan konsep-konsep.
Kematangan kreativitas seseorang umumnya terfokus pada tiga hal, yaitu
kemahiran dalam bidang teknis dan artistik, kemampuan berimajinasi dan
menemukan banyak ide dan motivasi instrinsik (dalam Rahardjo dan
Zamroni2019). Selanjutnya akan dipaparkan ciri-ciri dasar yang dimiliki seorang
anak untuk menjadi karakter yang kreatif (RahardjodanZamroni2019) :
1. Unik merupakan ciri khas cara berpikir anak
13
Menurut Holden, tiga hal keunggulan anak dalam berpikir untuk menjadi
kreatif yaitu sensitivitas dalam stimulu internal dan eksternal, tidak memiliki
“hinbition” (pencegahan dalam diri), dan kemampuan “menyerap” yang baik
di dalam sebuah aktifitas.
2. Imajinasi dan fantasi
Imajinasi dan fantasi merupakan bakal awal yang dimiliki seseorang ketika
masa kanak-kanak untuk menjadi pribadi yang kreatif. Imajinasi adalah
kemampuan untuk membentuk berbagai bentuk dan mencerminkan berbagai
variasi pikiran/mental atau konsep pemikiran berbagai hal tentang orang,
tempat, sesuatu dan situasi yang tidak nyata. Oleh karena itu, menurut
Waigner imajinasi adalah masalah yang harus diselesaikan seorang anak
dengan orang dewasa “it is an” atau “as if” situasi. Selain itu menurutnya juga
bahwa fantasi merupakan sebuah bagian khusus dari imajinasi untuk
mencerminkan pemikiran atau konsep yang memiliki sedikit kesamaan
dengan dunia nyata. Fantasi mengeksplor keadaan dalam memercayai hal
yang sedikit nyata.
Kreativitas sangat minim dalam tradisi kebudayaan yang berlebihan dan
sangat terbatas untuk membuka perubahan ataupun perkembangan baru.
Lingkungan juga merupakan aspek yang amat menentukan untuk memupuk
kreativitas anak. Maxim (dalam Rahardjo dan Zamroni2019) memaparkan perihal
lingkungan yang dapat menstimulasi perbuatan kreatif anak yaitu lingkungan
yang memperhatikan beberapa aspek berikut ini :
1. Terbatasnya waktu untuk anak sebaiknya dihapus dalam kegiatan
14
2. Kebebasan, hal ini membangkitkansituasi di mana anak termotivasi dan
terbujuk untuk berekspresi
3. Anak mampu mengemukakan ide serta terstimulasi keterampilan berpikir
lainnya.
4. Menghapus situasi yang menekan dan membuat cemas dalam lingkungan harus
dipenuhi dengan suasana yang menyenangkan bagi anak.
Ada beberapa faktor penghambat dan pendorong kreativitas/berpikir
kreatif (Hamzah dan Mohamad, 2012) diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Faktor penghambat
a. Malas berpikir, bertindak, berusaha dan melakukan sesuatu
b. Implusif
c. Anggap remeh karya orang lain
d. Mudah putus asa, cepat bosan dan tidak tahan terhadap ujian
e. Cepat puas
f. Tidak berani tanggung risiko
g. Tidak percaya diri
h. Tidak disiplin
i. Tidak tahan uji.
2. Faktor pendorong
a. Kepekaan dalam melihat lingkungan.
b. Kebebasan dalam melihat lingkungan/bertindak.
c. Komitmen kuat untuk maju dan berhasil.
d. Optimis dan berani ambil risiko, termaksud risiko yang paling buruk.
15
e. Ketekunan untuk berlatih
f. Hadapi masalah sebagai tantangan
g. Lingkungan yang kondusif, tidak kaku dan otoriter.
Hamzah dan Mohamad (2012) mengatakan bahwa orang yang mempunyai
pemikiran kreatif tentunya memiliki ciri-ciri ataupun indikator. Adapun indikator
kemampuan berpikir kreatif yaitu :
1. memiliki rasa ingin tahu yang besar.
2. sering mengajukan pertanyaan yang berbobot.
3. memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah.
4. mampu menyatakan pendapat secara sopan dan tidak malu-malu.
5. mempunyai atau menghargai rasa keindahan, mempunyai pendapat sendiri
dan dapat mengungkapkannya disertai tidak mudah terpengaruh kepada orang
lain.
6. memiliki rasa humor tinggi.
7. mempunyai daya imajinasi yang kuat.
8. mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda
dari orang lain(orisinal).
9. dapat bekerja sendiri.
10. senang mencoba hal-hal baru.
11. mampu mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (elaborasi).
Menurut Ellis dkk (dalam Rahardjo dan Zamroni, 2019) respons peserta
16
tes dalam kemampuan berpikir kreatif akan di interprestasikan berdasarkan
tingkat kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan keaslian (originality)
proses berpikir.
1. kelancaran(Fluency)
Menjawab berhubungan dengan kemampuan menghasilkan banyak gagasan
alternatif pemecahan masalah dalam waktu yang singkat. Pada aspek ini
diketahui bahwa kefasihan siswa di tunjukan dengan kelancaran siswa dalam
menyelesaikan permasalahan. Selain itu, siswa mampu menjelaskan cara lain
yang biasa digunakan.
2. Keluwesan(Flexibility)
Keluwesan adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesiapan mengubah
arah atau memodifikasi informasi. Menurut Good dan Brophy (dalam Rahardjo
dan Zamroni, 2019) Fleksibel mampu mengalihkan dengan lancar pendekatan
pemecahan masalah yang digunakan, bila masalah atau keadaan baru
memerlukan pendekatan baru. Siswa mampu menjelaskan berbagi cara yang
berbeda untuk menyelesaikan soal.
3. Orisinalitas(originality)
Membuat seseorang mampu mengajukan usulan yang tidak biasa atau unik dan
mampu melakukan pemecahan masalah yang baru atau khusus. Siswa mampu
menunjukkan cara penyelesaian baru dan menghasilkan jawaban yang benar.
Pada aspek ini, sangat jarang dimiliki oleh siswa karena memang diperlukan
pemikiran tingkat tinggi untuk dapat mencapainya.
17
E. Proses Kreatif Menurut Wallas
Wallas dikenal sebagai seorang pendidik dan ilmuwan. Salah satu
pemikirannya yang dikenal adalah mengenai pentingnya pengembangan
pendidikan empiris untuk memahami perilaku manusia. Wallas dilahirkan di
Sunderland pada tanggal 31 Mei 1858 dan wafat pada tanggal 10 Agustus 1932 di
london. Pemikiran Wallas dikenal luas oleh publik lewat karya-karyanya. Salah
satu karya yang berhubungan dengan masalah kreativitas adalah buku yang
berjudul “The Art of Thought”, dalam buku tersebut banyak membahas
kreativitas(Rusdi, 2018).
Berpikir kreatif menurut Wallas adalah suatu proses yang
mengkombinasikan berpikir logis dan berpikir divergen (meluas). Berpikir logis
adalah berpikir luas dan teratur terhadap sesuatu hal yang di yakinkan dari suatu
objek atau fenomena. Objek atau fenomena tersebut berupa suatu pokok
permasalahan yang dikaji untuk membedakan antara benar dan salah. Berpikir
logis juga merupakan suatu proses berpikir yang didasari oleh konsistensi
terhadap keyakinan - keyakinan yang didukung oleh argument yang valid.
Pengertian lain dari berpikir logis adalah berpikir lurus, tepat, dan teratur sebagai
objek formal logika. Berpikir divergen di karakteristikkan dengan kemampuan
memberikan pilihan ide atau solusi. Biasanya ide-ide atau solusi - solusi ini
mengalir begitu saja secara spontan (Cahaya, 2020). Berpikir divergen digunakan
untuk memverifikasi ide-ide tersebut menjadi sebuah penyelesain yang kreatif.
Pedoman untuk proses berpikir kreatif siswa yang digunakan adalah proses
berpikir kreatif yang dikembangkan oleh Wallas.
18
Menyelesaikan soal cerita umumnya merupakan proses untuk menerima
tantangan untuk menjawab persoalan. Demikian pula menyelesaikanesaikan soal
matematika merupakan suatu proses untuk menerima tantangan di bidang
matematika, karena itu guru perlu mengajarkan kepada siswa tahap wallas untuk
menyelesaikan soal cerita matematika khususnya soal-soal yang berhubungan
dengan pecahan. Tahap wallas adalah salah satu teori wallas yang dikemukakan
pada tahun 1926.Wallas (1976) (dalam Rahardjo dan zamroni, 2019:136)
mengemukakan empat tahap dalam proses kreatif, yaitu :
1. Tahap persiapan, yaitu tahap atau fase pengumpulan penjelasan atau data
sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Pada fase ini terjadi percobaan atas
dasar beragam gagasan kemungkinan penyelesaian masalah yang dialami.
2. Tahap inkubasi, yaitu tahap atau fase mencari akal membayangkan cara
penyelesaian masalah dalam alam prasadar. Pada fase ini terjadi dalam waktu
yang tidak menentu bisa lama ataupun hanya sebentar.
3. Tahap iluminasi, yaitu tahap atau fase timbulnya/hadirnya sebuah pikiran atau
gagasan untuk menyelesaikan masalah. Pada fase ini akan hadir ataupun
tergambar jenis pernyataan ungkapan spontan. Serupa yang dinyatakan oleh
Kholer dengan kata “now, I see yang berarti “oh ya”
4. Tahap Verifikasi, yaitu tahap atau fase hadirnya aktivitas evaluasi tentang
pendapat secara kreatif, yang akan disesuaikan dengan kejadian nyata atau
konteks yang sesungguhnya.
Soal-soal cerita pecahan dalam permasalahan matematika dapat membawa
siswa untuk dapat berpikir lebih kreatif dalam menemukan masalah dan
19
meyelesaikan masalah tersebut. Dengan menyelesaikan soal cerita pecahan siswa
menggunakan tahapan berpikir tidak hanya menghafal rumus saja. Dengan
menggunakan proses berpikir kreatif yang dikembangkan oleh wallas maka soal-
soal cerita pecahan dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif
siswa.
F. Tinjauan Materi
1. Bilangan Pecahan
Dahulu bilangan pecahan ditemukan oleh bangsa Mesir Kuno. Pecahan
yang ditemukan oleh bangsa Mesir Kuno berbeda dengan bilangan pecahan yang
gunakan saat ini. Pecahan Mesir (Eghptian Fraction)yaitu penjumlahan atas
beberapa pecahan yang berbeda di mana setiap pecahan tersebut memiliki
pembilang 1 dan penyebut berupa bilangan bulat positif yang berbeda satu sama
lain (yang disebut sebagai pecahan satuan atau unit fraction). Penjumlahan ini
menghasilkan suatu bilangan pecahan 𝑎
𝑏, di mana 0<
𝑎
𝑏< 1. Penjumlahan semacam
ini berperan penting dalam matematika Mesir Kuno karena notasi dalam
matematika Mesir Kuno hanya mengenal pecahan berpembilang 1 dengan
pengecualian 2
3 (As′ari, dkk, 2017).
Andaikan a, b, c dam d merupakan suatu bilangan bulat, dengan a dan b ≠
0 pecahan 𝑎
𝑏 ekuivalen (senilai) dengan
𝑐
𝑑jika a x d = 𝑐 𝑥 𝑑. bilangan pecahan,
2
4
3
6
dapat dinyatakan dalam pecahan lain yang relatif senilai, yaitu 1
2. pecahan - pecahan
yang relatif senilai disebut pecahan ekuivalen. Pada bilangan pecahan juga berlaku
sifat, komutatif, asosiatif, dan distributif.
20
2. Membandingkan Dua Bilangan Pecahan
Untuk membandingkan dua bilangan pecahan, kita dapat menggunakan cara
menyamakan penyebut kedua bilangan pecahan tersebut. Misalkan, tentukan
bilangan yang lebih besar antara 3
4 dengan
2
3, maka penyebut bilangan masing-
masing adalah 4 dan 3. Kedua bilangan tersebut mempunyai KPK yaitu 12,
sehingga 3
4 dengan
2
3 secara berturut-turut senilai dengan
9
12 dengan
8
12. Setelah
kedua penyebut sama, dengan mudah kita dapat menentukan bahwa 9
12 >
8
12.
Dengan kata lain 3
4>
2
3.
3. Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Pecahan
Misalkan:
a. 1
4+
3
4=
1 + 3
4 =
4
4 = 1. pada contoh 1, penjumlahan dua bilangan pecahan tersebut
sederhana, yaitu dengan cara menjumlahkan kedua pembilangnya, karena
kedua penyebut bilangan tersebut sama yaity 4.
b. 1 - [1
4+
2
5] = 1 – [
1 x 5
4 x 5+
2 𝑥 4
5 𝑥 4] = 1 - [
5
20+
8
20]= 1 -
13
20 =
1 x 20 − 13
20 =
7
20. Pada
contoh 2, ada proses pengubahan penyebut menjadi sama sebelum melakukan
operasi penjumlahan maupun pengurangan karena penyebut berubah, maka
pembilang pun ikut berubah agar menjadi pecahan yang ekuivalen.
c. Perhatikan bilangan - bilangan berikut 1
2,
2
4,
2
5,
4
7,
6
5, 1
1
2, 2
1
5, 0,5, 1,25, 3.
Bilangantersebut dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Pecahan sejati merupakan pecahan yang pembilangnya kurang dari
penyebut dan FPB dari pembilang dan penyebutnya adalah 1.
21
a) Bilangan tersebut yang termaksud pecahan sejati adalah 1
2,
2
5, dan
4
7
b) Untuk bilangan2
4tidak termaksud bilangan pecahan sejati karena FPB dari
pembilang dan penyebutnya adalah 2.
c) Untuk pecahan 2
4 adalah pecahan yang ekuivalen atau senilai dengan
1
2.
d) Bilanganpersen yaitu bilangan pecahan dengan penyebut 100.
e) Bilangan permil yaitu bilangan pecahan dengan penyebut 1000.
2. Pecahan tidak sejati : pecahan yang pembilangnya lebih dari penyebut.
Bilangan diatas yang termaksud bilangan pecahan tidak sejati adalah 6
5 dan
5
2.
3. Bilangan campuran, bilangan yang dimaksud adalah campuran antara
bilangan bulat dan bilangan pecahan.
a) Bilangan diatas yang termaksud bilangan campuran adalah 11
2 dan 2
1
5.
b) Bilangan campuran dapat diubah menjadi bilangan pecahan dengan cara
11
2=
1 x 2+1
2=
2+1
2=
3
2, 2
1
5=
1 x 5+1
5 =
5 +1
5=
6
5
4. Bilangan desimal
a) Bilangan yang tersusun dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 yaitu bentuk
bilangan desimal
b) Bilangan 0, 5 ; 1, 25; 3 yaitu termaksud kedalam bilangan desimal.
c) Bilangan desimal juga memuat bilangan bulat
d) Pada bilangan 1, 25 angka 1 bernilai 1 x 1 = 1, angka 2 bernilai 2 x 1
10 =
2
10 , dan angka 5 bernilai 5 x
1
100 =
5
100
22
4. Perkalian Dan Pembagian Bilangan Pecahan
1. pembagian bilangan pecahan oleh bilangan bulat. jika a
b adalah bilangan
pecahan, dengan c adalah bilangan bulat maka a
b÷ c =
a
b x c
2. pembagian bilangan pecahan oleh bilangan pecahan dengan penyebut yang
sama. jika a
c dan
b
c adalah bilangan pecahan dengan b ≠ 0, maka
a
c÷
b
c =
a
b
3. pembagian bilangan bulat oleh bilangan pecahan. Untuk membagi bilangan
bulat dengan bilangan pecahan, kita dapat mengubah bilangan bulat tersebut
menjadi pecahan senilai dengan penyebut sama dengan bilangan pecahan
pembagi. Jika a
b adalah bilangan pecahan dengan c adalah bilang bulat dan a ≠
0, maka c ÷ a
c=
c
1÷
a
b =
b x c
b÷
a
b =
b x c
a
4. pembagian bilangan pecahan untuk bilangan penyebut berbeda. Untuk
membagi bilangan pecahan yang sama, maka kita dapat mengganti kedua
bilangan pecahan tersebut menjadi pecahan senilai dengan penyebut yang sama.
Bilaa
b dan
c
d adalah bilangan pecahan, dengan c ≠ 0 maka =
a
b÷
c
d =
a x d
b x d÷
b x c
b x d
= a x d
b x c
5. soal cerita pecahan yaitu soal cerita yang diuraikan dalam bentuk cerita dan
penyelesaiannya memuat sebuah penyebut yang terdiri dari bilangan-bilangan
asli dan pembilang yang terdiri dari bilangan-bilangan bulat, ataupun memuat
persen, permil dan desimal yang kemudian diubah dalam bentuk pecahan. untuk
lebih jelasnya akan diuraikan bentuk soal cerita bilangan pecahan dibawah ini.
23
1) Pak Togar seorang karyawan di sebuah perusahaan. setiap bulan ia
menerima gaji Rp840.000, 00. Dari gaji tersebut 1
3 bagian digunakan untuk
kebutuhan rumah tangga, 1
5 bagian untuk membayar pajak,
1
4 bagian untuk
biaya didikan anak dan sisanya ditabung. Berapa bagian uang pak Togar
yang ditabung?
Jawab :
Dik : gaji pak togar perbulan = Rp840.000, 00
digunakan untuk kebutuhan rumah tangga = 1
3 bagian
digunakan untuk membayar pajak = 1
5 bagian
digunakan untuk biaya didikan anak = 1
4 bagian
Dit : Berapa bagian uang pak Togar yang ditabung?
Penyelesaian:
Upah seluruhnya adalah 1 bagian, sehingga bagian yang ditabung :
(1 − 1
3−
1
5−
1
4) = (
60
60−
20
60−
12
60−
15
60)
= ( 60−20−12−15
60)
= 13
60 bagian dari gaji seluruhnya
2) dua perlima dari penduduk suatu kota adalah laki-laki. jika banyak
penduduk kota tersebut 8 juta jiwa, tentukan banyak penduduk laki-laki?
Jawab :
Dik : penduduk suatu kota adalah laki-laki = 2
5
banyak penduduk kota = 8.000.000
24
Dit : tentukan banyak penduduk laki-laki?
Penyelesaian :
Banyaknya penduduk laki-laki = 2
5 x 8.000.000 = 3.200.000 orang
3) Dalam satu kelas yang terdiri dari 18 putra dan 22 putri, ternyata 3 orang
tidak masuk sekolah karena sakit. berapa persen siswa yang tidak masuk
sekolah ?
Jawab :
Dik : banyak siswa putra = 18 orang
banyak siswa putri = 22 orang
tidak masuk sekolah = 3 orang
Dit : berapa persen siswa yang tidak masuk sekolah ?
Penyelesaian :
Banyak siswa yang tidak masuk = 3
18+22 x 100%
= 3
40 x 100% = 7, 5%
G. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Siswi Febriani dan Novisita Ratu tahun 2018,
Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana yang berjudul
“ProfilProsesBerpikirKreatifMatematisSiswaDalamPemecahanMasalahOpen
-EndedBerdasarkanTeoriWallas” dengan hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa setiap subjek proses berpikirnya berbeda-beda. Masalah Open-Ended
bisa adigunakan untuk mengetahui proses berpikir kreatif siswaSiswa yang
berkemampuan tinggi secara keseluruhan sudah paham dengan 3 soal yang
25
diberikan dan siswa bisa mengerjakannya dengan baik walaupun masih terdapat
kesalahan dalam memasukkan aangka ke dalam rumus. Siswa berkemampuan
matematika sedang secara keseluruhan sudah paham dengan soal, hasilnya
hampir sama dengan siswa yang berkemampuan tinggi namun untuk hasilnya
lebih baik. Siswa yang berkemampuan tinggi. Sedangkan untuk siswa yang
berkemampuan matematika rendah mengalami kesulitan dalam mengerjakan
soal. Siswa ini juga tidak bisa menyampaikan pendapatnya dengan bahasanya
sendiri. Setiap proses dilalui dengan tidak baik.Untuk penelitian lanjut yang
sejenis disarankan peneliti menggunakan mata pelajaran lain untuk mengetahui
proses berpikir siswa.
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Persamaan pada penelitian ini yaitu
sama-sama meneliti tentang
berpikir kreatif siswa
2. sama-sama menggunakan metode
kualitatif
3. sama-sama menggunakan tahap
wallas
1. Dalam penelitian Siswi dan
Novisita meneliti tentang proses
berpikir kreatif dalam pemecahan
masalah Open - Ended sedangkan
pada penelitian saya meneliti
tentang kemampuan berpikir
kreatif dalam menyelesaikan soal
cerita matematika.
2. Dalam penelitian Siswi dan
Novisita menggunakan materi
bangun datar sedangkan pada
penelitian saya menggunakan
materi bilangan pecahan.
3. Terletak pada tempat dan waktu
penelitian
2. Supardi U.S tahun 2012, “Peran Berpikir Kreatif Dalam Proses Pembelajaran
Matematika”maka diperoleh kesimpulan bahwa dari perhitungan diperoleh
besarnya koefisien korelasi atau rhitung adalah 0, 37 dan pada taraf signifikansi
5% sebesar 0,361 maka dapat diketahui bahwa harga rhitung> rtabel berartiada
26
korelasi yang signifikan antara berpikir kreatif terhadap prestasi belajar
matematika. Dari hasil perhitungan dengan taraf ujipotesis penelitian diperoleh
Fhitung = 4, 45 dengan melihat tabel pada distribusi F dengan taraf nyata5% atau
α = 5% diperoleh Ftabel = 4, 20 sehingga diperoleh bahwa Fhitung ≥Ftabel. Dengan
demikian disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif berpikir kreatif terhadap
prestasi belajar matematika.
Tabel 2.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Persamaan pada penelitian ini
yaitu sama-sama meneliti tentang
berpikir kreatif siswa dalam
pembelajaran matematika
1. Dalam penelitian Supardi U.S
menggunakan pendekatan
kuantitatif, sedangkan penelitian
saya menggunakan penelitian
kualitatif
2. Terletak dalam populasi dan
pemilihan sampelnya
3. Terletak pada tempat dan waktu
penelitian
3. Mirza, A. O., dkk. 2018, “Proses Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan
Special Tinggi Dalam Menyelesaikan Soal Open - Ended Berdasarkan Tahap
Wallas” diperoleh kesimpulan bahwa proses berpikir kreatif siswa dengan
kemampuan spasial tinggi berdasarkan tahapan Wallass sebagai berikut.
Pertama, tahap persiapan. Pada tahap persiapan,siswa dapat mengidentifikasi
informasi soal yang digunakan untuk menyelesaikan soal. Kedua, tahap
inkubasi. Pada tahap inkubasi, kegiatan yang dilakukan siswa adalah membaca
soal kembali untuk lebih memahami informasi soal kemudian membuat
kerangka kubus, pada tahap ini siswa berusaha mencari cara penyelesaian yang
tepat. Ketiga, tahap iluminasi. Pada tahap ini siswa merancang strategi dalam
menyelesaikan soal yang diberikan. Ide yang dipilih subjek dalam
menyelesaikan soal, antara lain(a) untuk soal pertama, siswa menggunakan
teorema pythagoras untuk menentukan panjang minimal tali biru dan hijau,
sedangkan tali merah menggunakan keliling bidang dan (b)untuk soal kedua,
siswa menemukan dua solusi sehingga untuk menemukan solusi pertama, siswa
27
menggunakan teorema Pythagorasuntuk menentukan panjang minimal tali
biru dan hijau, sedangkan tali merah menggunakan ide keliling bidang dan
untuk solusi kedua, siswa menggunakan teorema Pythagoras untuk menentukan
panjang minimal tali hijau dan merah, sedangkan tali biru menggunakan
keliling bidang. Keempat, tahap verifikasi. Pada tahap ini, siswa menerapkan
ide penyelesaian yang dijabarkan. Pada tahapan iluminasi, Untuk soal pertama
panjang minimal tali warna hijau sama dengan 60√2cm, panjang minimal tali
biru sama dengan 60√3cm dan panjang minimal tali berwarna merah sama
dengan 120 cm. Untuk soal kedua, terdapat dua solusi, yaitu(a) panjang
minimal tali warna hijau sama dengan 120√2cm, panjang minimal tali biru sama
dengan 120√2cm dan bahwa panjang minimal tali berwarna merah sama dengan
240 cm dan(b)panjang minimal tali warna hijau sama dengan 120√2cm
panjang minimal ta l i bi ru sama dengan 120√5 dan bawah panjang
minimal tali berwarna merah sama dengan 480 cm
Tabel 2.3 Persamaan dan Perbedaan Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Persamaan pada penelitian ini yaitu
sama-sama meneliti tentang
berpikir kreatif matematika siswa
2. Sama-sama menggunakan jenis
penelitian kualitatif
3. sama-sama menggunakan tahap
Wallas
1. Dalam penelitian Mirza, A. O
menggunakan materi dimensi tiga
dalam menyelesaikan soal open -
ended sedangkan penelitian saya
menggunakan materi bilangan
pecahan yang berbentuk soal
cerita
2. Dalam penelitian Mirza, A. O
dilakukan pada kelas XI
sedangkan penelitian saya pada
siswa kelas VII
3. Terletak pada tempat dan waktu
penelitian
H. Kerangka Konseptual
Salah satu cara untuk mengembangkan atau meningkatkan proses berpikir
kreatif adalah mengerjakan soal-soal matematika dengan beragam cara. Dengan
menggunakan panduan proses berpikir teori wallas, yang meliputi empat tahapan
yaitu : 1) persiapan, 2) inkubasi, 3) iluminasi dan 4) verifikasi, akan diketahui
28
beragam proses berpikir kreatif siswa. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara
untuk mengetahui hasil tes soal-soal matematika yang kemudian dianalisis guna
mengetahui proses berpikir kreatif siswa.
Berdasarkan proses berpikir kreatif menurut teori wallas, peneliti membuat
indikator yang akan digunakan untuk meneliti agar penelitian lebih fokus dan
terarah, sebagai berikut :
Tabel 2.4 Indikator Tahapan Proses Berpikir Kreatif Menurut Wallas Indikator Tahapan
Proses Berpikir
Kreatif Menurut
Wallas
Indikator Terhadap
Berpikir Kreatif Siswa
Persiapan
1. Siswa mengumpulkan informasi/data untuk memecahkan
masalah dengan berbagai cara antara lain :
a. Bertanya pada guru
b. Siswa mengingat-ngingat pelajaran yang sudah
diajarkan
B. Siswa mampu menganalisis soal dengan menuliskan apa
yang diketahui dan ditanyakan
Inkubasi
Siswa mencari inspirasi dengan melakukan berbagai aktivitas
antara lain :
1. Siswa diam sejenak merenung
2. Siswa membaca soal berkali-kali
3. Siswa mengaitkan soal dengan materi yang sudah
didapatkan
Iluminasi
1. Siswa mendapatkan ide
2. Siswa akan menyampaikan beberapa ide yang akan
digunakan sebagai penyelesaian
3. Siswa akan menjalankan ide-idenya untuk mendapatkan
jawaban yang benar
Verifikasi
1. Siswa mampu mengerjakan soal dengan benar dan
sistematis
2. Siswa memeriksa kembali jawabannya dan mencari cara
lain untuk menyelesaikannya
29
Kerangka Konseptual
Berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal cerita
Tes kemampuan berpikir kreatif
berdasarkan tahap Wallas
Verifikasi Iluminasi Inkubasi Persiapan
Kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal cerita
berdasarkan tahap wallas
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan cara/metode deskriptif kualitatif. Situasi ini
disebapkan karena dalam penelitian ini fakta yang didapatkan berupa data
deskriptif yang bersifat kualitatif, yaitu berupa kalimat tertulis atau lisan dari
seseorang serta perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif merupakan metode
penelitian yang beralaskan filsafat postpositivisme. Penelitian seperti ini
digunakan untuk mengamati tentang keadaan obyek yang alamiyah, (lawannya
adalah eksperimen (Sugiyono, 2016).
Jadi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan
kemampuan berpikir kreatif berdasarkan tahap wallas dalam menyelesaikan soal
cerita matematika pokok bahasan bilangan pecahan pada siswa kelas VII A SMP
Muhammadiyah 5 Mariso.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Adapun tempat/lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 5
Mariso berada di jalan Gagak IV no 6, Kota Makassar, Sulawesi Selatan Subjek
penelitian ini diambil 3 orang siswa dengan nilai kemampuan tinggi dari kelas VII
A SMP Muhammadiyah 5 Mariso.
Adapun pengkategorian tingkat kemampuan matematika siswa menurut
Ratumanan & Laurens (dalam Firman201962) sebagai berikut
31
Tabel 3.1 Kategori tingkat kemampuan matematika siswa
Kriteria Presentasi (%)
Tinggi 80 ≤ x ≤ 100
Sedang 65 ≤ x < 80
Rendah x < 65
Pada penelitian ini akan diambil 3 subjek yaitu subjek dengan kode S1, S2
dan S3 (Lampiran B). Subjek tersebut yang mendapatkan nilai kemampuan
matematika tinggi yang berbeda yaitu subjek dengan nilai antara 80 sampai dengan
100. Subjek S1 berada pada kategori tingkat 1 yang memiliki nilai dibawah dari
pada nilai S2, subjek S2 berada pada kategori tingkat 2 yang memiliki nilai dibawah
dari pada nilai S3 dan subjek S3 berada pada kategori tingkat 3 yang memiliki nilai
tertinggi dari pada nilai S2 dan S1 . Alasan peneliti mengambil ketiga subjek
tersebut karena selain memiliki nilai tinggi ketiga subjek tersebut mampu
menampilkan indikator kemampuan berpikir kreatif yang dikemukakan oleh wallas
pada penyelesaian soal tes serta untuk mengetahui bagaimana proses kreatif siswa
berdasarkan tahap wallas yang dilalui oleh setiap subjek dengan nilai kemampuan
matematika tinggi yang berbeda.
C. Sumber Data
Sumber data yang dimaksud yaitu subyek darimana data dapat diterima.
Penelitian ini menggunakan data primer sebagai sumber data. Di mana data primer
berarti bahwa sumber data yang diperoleh yaitu langsung dari sumber aslinya (tidak
melalui perantara). Dari pengertian diatas maka yang menjadi sumber data dalam
penelitian yang akan dilakukan adalah 3 orang siswa dari kelas VII A SMP
Muhammadiyah 5 Mariso.
32
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Utama (Peneliti)
Instrumen penting dalam penelitian kualitatif yaitu peneliti itu sendiri.
Menurut Sugiyono (2016) penelitian kualitatif berperan untuk mengkonsistenkan
fokus penelitian, memilih informan/penjelasan sebagai sumber data, analisis data,
menilai kualitas data, menerjemahkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya.
2. Instrumen Pendukung
a. Tes kemampuan berpikir kreatif menurut Wallas
Instrument pada penelitian ini yaitutes kemampuan berpikir kreatif siswa
berdasarkan tahap wallas. Tes yang diberikan pada siswa berbentuk soal uraian
sebanyak 2 soal yang dibuat oleh peneliti dan bantuan dari berbagai sumber, pada
pokok bahasan bilangan pecahan (lampiran A). Siswa menyelesaikan soal
berdasarkan kemampuan berpikir kreatif matematis dengan indikator persiapan,
inkubasi, iluminasi, verifikasi, yang telah dijelaskan pada BAB II.
Tabel 3.2 Deskripsi Indikator Terhadap Berpikir Kreatif Siswa Menurut Wallas
Indikator Terhadap
Berpikir
Kreatif Siswa
Menurut Wallas
Deskripsi Indikator Terhadap Berpikir
Kreatif Siswa Menurut Wallas
Persiapan Tahap atau fase penghimpunan penjelasan/informasi atau data
sebagai bahan untuk menyelesaikan masalah
Inkubasi Tahap atau fase mencari akal/membayangkan cara penyelesaian
masalah dalam alam prasadar
Iluminasi Tahap atau fase timbulnya/hadirnya sebuah pikiran atau gagasan
untuk menyelesaikan masalah
Verifikasi Tahap atau fase hadirnya aktivitas evaluasi tentang pendapat
secara kreatif
33
b. Pedoman Wawancara
Dalam rangka mengumpulkan informasi/penjelasan di lapangan yang
dilakukan melalui proses wawancara, maka peneliti menyusun pedoman
wawancara yang digunakan untuk mengetahui tahapan atau proses yang digunakan
siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang berbentuk cerita yakni
berdasarkan fase/tahap yang dikemukakan oleh wallas. Penelitian ini menggunakan
wawancara tidak terstruktur maka, pedoman wawancara dapat berkembang sesuai
situasi yang terjadi di lapangan (lampiran A).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data atau bukti yaitu tindakanyang paling penting
pada pelaksanaan penelitian, sasaran/target penting dan utama dari penelitian yakni
untuk memperoleh ataupun menerima data/bukti. Dengan kita tidak
memahami/mengerti cara menghimpun/merangkai suatu data pada penelitian,
maka penelitian yang dilaksanakan tidak akan menemukan bukti yang memenuhi
patokan yang telah diatur (ditetapkan). Sistem penghimpunan (pengumpulan bukti
bisa dilakukan dengan berbagai cara atau trik yakni melalui wawancara,
riset/observasi, kuesioner dan tes (Sugiyono, 2016). Penelitian ini menggunakan
metode/teknik tes tertulis dan wawancara.
1. Teknik tes
Penelitian ini menggunakan teknik tes yang dilaksanakan secara tertulis
dengan soal materi bilangan pecahan dalam bentuk soal cerita dengan
menggunakan 2 soal. Pada penelitian ini dilakukan dua kali tes. Tes dilakukan dua
kali dengan alasan agar hasil tes lebih akurat sesuai yang diinginkan. Adapun yang
34
menjadi sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII A SMP
Muhammadiyah 5 Mariso
2. Wawancara
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur. Menurut
Sugiyono (2016) menjelaskan bahwa wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas atau terbuka di mana peneliti tidak memakai pedoman
wawancara yang telah disusun dengan sistematis. Pedoman wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan garis-garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan. Jumlah siswa yang akan diwawancarai diambil dari kelas VII A
SMP Muhammadiyah 5 Mariso sebanyak3 orang. Siswa tersebut akan
diwawancarai ketika telah terpilih sebagai subjek dalam penelitian. Wawancra pada
subjek pertama dilakukan pada hari Rabu, 11 November 2020, wawancara subjek
kedua dilakukan pada hari Kamis, 12 November 2020 dan wawancara subjek ketiga
dilakukan pada hari Sabtu, 14 November 2020. Wawancara dilakukan sekali pada
setiap subjek.
F. Prosedur Penelitian
1. Persiapan awal, adapun persiapan yang dibuat peneliti yaitu
b. Konsultasi dengan guru dan kepala sekolah untuk meminta agar peneliti
diberikan izin untuk melaksanakan penelitian di sekolah serta
mengkonsultasikan pada pembimbing.
c. Membuat dan menyusun instrumen penelitian dalam bentuktes soal cerita
matematika.
d. Membuat lembar kerja siswa
35
2. Tahap pelaksanan
a. Memberikan soal tes pertama kepada seluruh siswa kelas VII A untuk
pemilihan subjek.
b. Memanggil beberapa siswa sebagai subjek untuk mengerjakan tes kedua
yang berdasarkan kemampuan berpikir kreatif berdasarkan tahap wallas
serta melakukan wawancara.
3. Tahap analisis hasil penelitian
a. Menghimpun data atau bukti dari hasil penelitian yang telah dilakukan
b. Data atau bukti yang telah terkumpul akandi deskripsikan dan dibuat dalam
bentuk laporan skripsi.
G. Teknik Pengujian Keabsahan Data
Teknik triangulasi didefinisikan sebagai teknik pengumpulan data atau cara
pengumpulan bukti yang bersifat menggabungkan dari berbagai metode
pengumpulan data dan sumber data yang ada(Sugiyono, 2016).
Pada penelitian yang akan dilakukan, triangulasi yang digunakan yaitu
triangulasi teknik, yang berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
atau pengumpulan bukti yang berbeda untuk mendapatkan data/bukti dari sumber
yang sama dengan menggunakan wawancara mendalam dan dokumentasi untuk
sumber data yang sama secara serentak. Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan
hasil wawancara mendalam pada setiap subjek dan dokumentasi agar hasilnya lebih
akurat.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah non statistik. Data
yang dikumpul akan dibuatdalam bentuk deskriptif. Miles dan Huberman (dalam
sugiyno, 2016) mengatakan bahwa kegiatan pada penyelidikan (analisis data
36
kualitatif akan dibuat saling berhubungan secara spontan serta berlangsung secara
terus menerus sampai selesai, sehingga buktinya (data) pasti (jenuh). Kegiatan
dalam penyelidikan bukti/data, antara lain :
1. Reduksi data (Data reduction pada saat mereduksi data atau bukti dari bahan
penelitian maka peneliti memilah hal pokok permasalahan, merangkum sesuatu
yang penting dalam permasalahan, memfokuskan pada hal penting, mencari
inti permasalahan serta polanya dan membuang yang tidak dibutuhkan
(Sugiyono2016). Tahapan reduksi data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu hasil wawancara yang dianalisis guna untuk mengetahui tahap berpikir
kreatif matematis siswa berdasarkan tahap wallas dan hasil tes yang digunakan
untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif matematis siswa berdasarkan
tahap wallas.
2. Penyajian data (Data display), penyajian data biasanya dilakukan dalam bentuk
deskripsi singkat, skema, hubungan antara berbagai kategori, diagram alir
(flowchart) dan sejenisnya (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini data atau
bahan yang disajikan merupakan data hasil dari wawancara dan tes. Peneliti
memaparkan data dengan penjelasan deskriptif sesuai denga hasil temuan.
3. Verifikasi, menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2016) yaitu
penarikan kesimpulan dari hasil penelitian. Dengan melihat hasil wawancara
dan hasil tes yang telah dilakukan maka akan dapat diraih pendapat terakhir
(kesimpulan) terkait proses berpikir kreatif siswa berdasarkan tahap Wallas.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 5 Mariso dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif berdasarkan tahap wallas dalam
menyelesaikan soal cerita matematika pokok bahasan bilangan pecahan pada siswa
kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso. Langkah pertama yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu malakukan komunikasi dengan guru mata pelajaran melalui via
WhatsApp, kemudian peneliti bertemu dengan kepala sekolah untuk meminta izin
meneliti. Selanjutnya peneliti mengkonsultasikan penelitian yang akan dilakukan
di kelas VII pada guru mata pelajaran.
Penelitian ini menggunakan dua instrument yaitu instrumen tes dan
wawancara. Instrumen tes dalam penelitian ini menggunakan dua kali tes, pada tes
pertama dilakukan tes penjaringan/pemilihan subjek berdasarkan tingkat
kemampuan matematika. Dalam kondisi yang belum efektif saat ini, proses belajar
mengajar dilakukan secara daring. Pengambilan data oleh peneliti dimulai pada hari
senin tanggal 02 November 2020 yaitu dengan memberikan tes pertama kepada
seluruh siswa kelas VII A dengan 3 butir soal melalui via videocall. Berdasarkan
pengkategorian tingkat kemampuan matematika siswa menurut Ratumanan &
Laurens (dalam Firman, 2019 : 62) sebagai berikut :
37
38
Tabel 4.1 kategori tingkat kemampuan matematika siswa
Kriteria Presentasi (%)
Tinggi 80 ≤ x ≤ 100
Sedang 65 ≤ x < 80
Rendah x < 65
Dari 25 siswa yang mengikuti tes penjaringan subjek terdapat 18 siswa yang
mendapat nilai kemampuan rendah, 4 siswa yang mendapat nilai kemampuan
sedang dan 3 siswa yang mendapat nilai kemampuan tinggi. Maka dari itu untuk
subjek dalam penelitian ini yaitu 3 orang siswa yang mendapatkan nilai kemampuan
tinggi berdasarkan hasil tes penjaringan/pemilihan subjek. Maka yang akan menjadi
subjek peneliti yaitu subjek dengan kode S1, S2 dan S3(lampiran B). Setelah
penjaringan/pemilihan saubjek maka akan dilakukan tes kedua yaitu tes
kemampuan berpikir kreatif berdasarkan tahap wallas kepada subjek yang terpilih.
Berikut tabel pemilihan subjek.
Tabel 4.2 Pemilihan Subjek
No Kode Subjek Nilai Hasil Tes Penjaringan
Subjek
1. S1 80
2. S2 82
3. S3 85
39
B. Hasil Penelitian
1. Proses berpikir kreatif berdasarkan tahap wallas oleh subjek S1
a. soal nomor 1
berikut merupakan hasil pengerjaan soal nomor 1 oleh subjek S1
Gambar 4.1 Hasil tes soal nomor 1 S1
1) tahap persiapan
Yang dimaksud tahap persiapan yaitu tahap atau fase penghimpunan
penjelasan atau data sebagai bahan untuk menyelesaiakan masalah. Siswa
mengumpulkan penjelasan/informasi/data untuk memecahkan masalah serta
mampu menyelidiki soal dengan menuliskan apa yang menjadi permasalahan.
Berikut hasil wawancara pada tahap persiapan.
P : Sekarang kita mulai, coba baca soal nomor 1
S1 : (membaca soal nomor 1)
P : Dari soal nomor satu apa-apa saja yang diketahui ?
S1 :Yang diketahui itu adalah perbandingan ayam dan bebek = 7 : 4,
perbandingan bebek dan itik = 3 : 2, banyaknya itik 64 ekor
40
P : Kemudian pertanyaannya atau yang ditanyakan pada soal nomor 1 apa?
S1 : Yang ditanyakan berapa ekor banyak ayam dan bebek
P : Sekarang tulis dilembar jawabannya apa-apa saja yang diketahui dan
ditanyakan
S1 : iya bu (menulis)
P : Sudah ditulis?
S1 : Iya sudah bu
Pada tahap persiapan subjek S1 mampu mengumpulkan
penjelasan/informasi/data untuk menyelesaikan masalah dan mampu
menyelidiki dengan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal.
2) tahap inkubasi
Yang dimaksud tahap inkubasi yaitu tahap atau fase mencari
akal/membayangkan cara penyelesaian masalah. Siswa mencari ide dengan
melakukan berbagai macam kegiatan. Berikut hasil wawancara pada tahap
inkubasi.
P : Dari soal nomor satu, bagaimana cara kamu menyelesaikannya?
S1 : (diam sambil mencoret-coret kertas)
P : Kenapa diam, apa yang dipikirkan ?
S1 : Masih memikirkan cara penyelesaiannya bu
41
P : Kenapa mulutnya komat-kamit, kamit, apa yang dibaca?
S1 : Saya lagi membaca-baca soalnya bu
Pada tahap inkubasi subjek S1 mencari ide dengan melakukan berbagai
kegiatan antara lain subjek diam sejenak merenung sambil mencoret kertas serta
membaca ulang soal nomor 1.
3) tahap iluminasi
Yang dimaksud pada tahap iluminasi, yaitu tahap atau fase
timbulnya/hadirnya sebuah pikiran atau gagasan untuk menyelesaikan masalah.
Siswa menemukan ide nya kemudian menjalankan idenya tersebut untuk
mendapatkan jawaban. Berikut hasil wawancara pada tahap iluminasi.
P : Bagaimana apa sudah dapat idenya ?
S1 : Iya bu
P : Sekarang jalankan ide yang kamu dapat
S1 : (menuliskan penyelesaian dilembar jawaban)
P : Sudah ditulis jawabannya ?
S1 : Sudah bu
P : Dari mana kamu mendapatkan hasil seperti itu?
S1 : Dari hasil kali 7 dan 3, 4 dan 3, 4 dan 2
P : Dari mana dapat cara seperti itu ?
42
S1 : Saya pernah melihat soal yang mirip seperti soal nomor 1 bu, jadi saya
selesaikan soal nomor 1 dengan cara seperti yang pernah saya lihat.
Pada tahap iluminasi subjek S1 mampu mendapatkan ide, subjek
menyampaikan ide yang akan digunakan sebagai penyelesaian, dan
menjalankan idenya untuk mendapatkan jawaban yang benar.
4) tahap verifikasi
Yang dimaksud tahap verifikasi, yaitu tahap atau fase hadirnya aktivitas
evaluasi tentang pendapat secara kreatif. Siswa mampu memberikan jawaban
yang benar dan sistematis, Siswa melihat kembali jawaban yang telah
didapatkannya dan mencari cara lain untuk menemukan jawaban yang sama.
Berikut hasil wawancara pada tahap verifikasi.
P : Jawabannya sudah ditulis dilembar jawaban?
S1 : Sudah bu
P : Yakin dengan jawabannya?
S1 : Yakin bu
P : Apakah ada cara lain yang kamu temukan untuk menyelesaikan soal nomor
1?
S1 : Tidak ada bu
Pada tahap verifikasi subjek S1 mampu mengerjakan soal dengan benar
dan sistematis serta memeriksa kembali jawabannya akan tetapi subjek tidak
mampu mencari cara lain untuk mendapatkan jawaban yang sama pada soal
nomor 1.
43
b. soal nomor 2
berikut merupakan hasil pengerjaan soal nomor 2 oleh subjek S1
Gambar 4.2 Hasil tes soal nomor 2 S1
1) tahap persiapan
Yang dimaksud tahap persiapan yaitu tahap atau fase penghimpunan
penjelasan atau data sebagai bahan untuk menyelesaiakan masalah. Siswa
44
mengumpulkan penjelasan/informasi/data untuk memecahkan masalah serta
mampu menyelidiki soal dengan menuliskan apa yang menjadi permasalahan.
Berikut hasil wawancara pada tahap persiapan.
P : Sekarang coba baca soal nomor 2
S1 : (membaca soal)
P : Dari soal nomor 2 apa saja yang diketahui ?
S1 : Yang diketahui yaitu sapi pak sulaiman 19 ekor, anak pertama dapat 1
4 ekor
sapi, anak ke dua dapat 2
5 ekor sapi, anak ke tiga dapat
3
10 ekor sapi.
P : Kemudian apa yang ditanyakan pada soal nomor 2?
S1 :Yang ditanyakan yaitu berapakah jumlah sapi yang didapat oleh setiap
anak?
P : Tulis dilembar jawabannya apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal
nomor 2
S1 : (menulis)
P : Bagaimana S1 sudah ditulis dilembar jawabannya?
S1 : Iya sudah bu
Pada tahap persiapan subjek S1 mampu mengumpulkan
penjelasan/informasi/data untuk menyelesaikan masalah dan mampu
menyelidiki dengan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal.
45
2) tahap inkubasi
Yang dimaksud tahap inkubasi yaitu tahap atau fase mencari
akal/membayangkan cara penyelesaian masalah. Siswa mencari ide dengan
melakukan berbagai macam kegiatan. Berikut hasil wawancara pada tahap
inkubasi
P : Dari soal nomor 2, bagaimana cara menyelesaikannya ?
S1 : (terdiam)
P : Kenapa diam, apa tidak ditau caranya?
S1 : Belum bu, saya masih mencari-cari caranya (sambil mencoret-coret buku)
P : Bagaimana aapa sudah didapat caranya?
S1 : Iya sudah bu
Pada tahap inkubasi subjek S1 mencari ide dengan melakukan berbagai
kegiatan antara lain subjek diam sejenak merenung sambil mencoret kertas.
3) tahap iluminasi
Yang dimaksud pada tahap iluminasi, yaitu tahap atau fase
timbulnya/hadirnya sebuah pikiran atau gagasan untuk menyelesaikan masalah.
Siswa menemukan idenya kemudian menjalankan idenya tersebut untuk
mendapatkan jawaban. Berikut hasil wawancara pada tahap iluminasi.
P : Berapa ekor yang didapat anak pertama, kedua dan ketiga ?
S1 : Setelah saya kali anak pertama mendapat 4, 75 anak ke dua dapat 7, 6 anak
ke tiga dapat 5, 7
46
P : Kenapa hasilnya bias koma-koma, coba perhatikan soalnya, disoal di
katakana tanpa seekor pun dipotong jadi yang didapat oleh setiap anak pak
Sulaiman itu harus sapi utuh, jadi bagaimana caranya?
S1 : Iya bu, saya coba cari caranya dulu
P : Bagaimana apa sudah didapat hasilnya
S1 : Iya sudah bu
P : Tulis jawaban yang didapat pada lembar jawabannya
S1 : (menulis)
Pada tahap iluminasi subjek S1 mampu mendapatkan ide, subjek
menyampaika nide yang akan digunakan sebagai penyelesaian, dan
menjalankan idenya untuk mendapatkan jawaban yang benar. Walaupun subjek
S1 melakukan kekeliruan dalam menjalankan ide , akan tetapi subjek mampu
memperbaikinya.
4) tahap verifikasi
Yang dimaksud tahap verifikasi, yaitu atahap atau fase hadirnya
aktivitas evaluasi tentang pendapat secara kreatif. Siswa mampu memberikan
jawaban yang benar dan sistematis, Siswa melihat kembali jawaban yang telah
47
didapatkannya dan mencari cara lain untuk menemukan jawaban yang sama.
Berikut hasil wawancara pada tahap verifikasi
P : Sudah ditulis jawabannya
S1 : Iya bu
P : Yakin dengan jawabannya?
S1 : Yakin bu
P : Apa ada cara lain yang kamu tau untuk menyelesaikaan soal nomor 2?
S1 : Ada bu
P : Selesaikan soal nomor 2 sesuai cara yang kamu dapat
S1 : Iya bu (menulis)
P : Yakin dengan jawabannya?
S1 : Yakin bu
P : Apa masih ada cara lain yang ditau?
S1 : Tidak ada bu
48
Pada tahap verifikasi subjek S1 mampu mengerjakan soal dengan benar
dan sistematis serta memeriksa kembali jawabannya dan subjek mampu
menemukan cara lain untuk menjawab soal nomor 2.
2. Proses berpikir kreatif berdasarkan tahap wallas oleh subjek S2
a. soal nomor 1
berikut merupakan hasil pengerjaan soal nomor 1 oleh subjek S2
Gambar 4.3 Hasil tes soal nomor 1 S2
1) tahap persiapan
Yang dimaksud tahap persiapan yaitu tahap atau fase penghimpunan
penjelasan atau data sebagai bahan untuk menyelesaiakan masalah. Siswa
mengumpulkan penjelasan/informasi/data untuk memecahkan masalah serta
mampu menyelidiki soal dengan menuliskan apa yang menjadi permasalahan.
Berikut hasil wawancara pada tahap persiapan.
P : Sekarang kita mulai, coba baca soal nomor 1
S2 : (Membaca soal)
P : Dari soal nomor 1 apa-apa saja yang diketahui ?
49
S2 :Yang diketahui yaitu perbandingan ayam dan bebek = 7: 4, perbandingan
bebek dan itik = 3 : 2 dan banyaknya itik 64 ekor
P : Kemudian yang ditanyakan atau pertanyaan pada soal nomor 1 apa?
S2 : Berapa banyak ayam dan bebek
P : Sekarang tulis dilembar jawabannya apa-apa yang diketahui dan ayang
ditanyakan.
S2 : Iya bu (menulis)
Pada tahap persiapan subjek S2 mampu mengumpulkan
penjelasan/informasi/data untuk menyelesaikan masalah dan mampu
menyelidiki dengan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal.
2) tahap inkubasi
Yang dimaksud tahap inkubasi yaitu tahap atau fase mencari
akal/membayangkan cara penyelesaian masalah. Siswa mencari ide dengan
melakukan berbagai macam kegiatan. Berikut hasil wawancara pada tahap
inkubasi.
P : Bagaimana sudah ditulis?
S2 : Iya sudah bu
P : Dari soal nomor 1 bagaimana cara menyelesaikannya?
S2 : (diam)
P : Kenapa diam, apa yang dipikirkan?
50
S2 : Cara penyelesaiannya bu (sambil mencoret-coret buku)
P : Kenapa mulutnya komat-kamit, lagi baca doa yha?
S2 : Tidak bu, saya lagi baca-baca soalnya bu
P : Bagaimana sudah diapat caranya?
S2 : Sudah bu
Pada tahap inkubasi subjek S2 mencari ide dengan melakukan berbagai
kegiatan antara lain subjek diam sejenak merenung sambil mencoret kertas serta
membaca ulang soal nomor 1.
3) tahap iluminasi
Yang dimaksud pada tahap iluminasi, yaitu tahap atau fase
timbulnya/hadirnya sebuah pikiran atau gagasan untuk menyelesaikan masalah.
Siswa menemukan idenya kemudian menjalankan idenya tersebut untuk
mendapatkan jawaban. Berikut hasil wawancara pada tahap iluminasi.
P : Karena sudah didapat caranya, silahkan ditulis pada lembar jawabannya
S2 : Iya bu (menulis)
P : Sudah ditulis cara penyelesaianya?
S2 : Sudah bu
P : Coba saya lihat jawabannya
51
S2 : (memberikan jawabannya)
P : Tulis cara disamping jawaban kenapa bisa 7 x 3, 4 x 3 dan kenapa 4 x 2
S2 : Iya bu (menulis)
Pada tahap iluminasi subjek S2 mampu mendapatkan ide, subjek
menyampaikan ide yang akan digunakan sebagai penyelesaian, dan
menjalankan idenya untuk mendapatkan jawaban yang benar.
4) tahap verifikasi
Yang dimaksud tahap verifikasi, yaitu atahap atau fase hadirnya
aktivitas evaluasi tentang pendapat secara kreatif. Siswa mampu memberikan
jawaban yang benar dan sistematis, Siswa melihat kembali jawaban yang telah
didapatkannya dan mencari cara lain untuk menemukan jawaban yang sama.
Berikut hasil wawancara pada tahap verifikasi.
P : Yakin dengan jawabannya?
S2 : Iya yakin bu
P : Apa ada cara lain yang kamu ketahui untuk menyelesaikan soal nomor 1?
S2 : Ada bu
P : Tulis dilembar jawabannya cara lain yang kamu dapat
S2 : (menulis)
P : Dari mana nilai 2, 625 dan 1, 5?
S2 : Dari hasil bagi 21 dan 8 kemudian hasil bagi 12 dan 8
52
P : Yakin dengan cara itu?
S2 : Iya yakin bu
P : Masih ada cara lain lagi yang ditau?
S2 : Tidak ada bu
Pada tahap verifikasi subjek S2 mampu mengerjakan soal dengan benar
dan sistematis serta memeriksa kembali jawabannya dan subjek mampu
mencari cara lain untuk menjawab soal nomor 1.
b. soal nomor 2
berikut merupakan hasil pengerjaan soal nomor 2 oleh subjek S2
Gambar 4.4 Hasil tes soal nomor 2 S2
53
1) tahap persiapan
Yang dimaksud tahap persiapan yaitu tahap atau fase penghimpunan
penjelasan atau data sebagai bahan untuk menyelesaiakan masalah. Siswa
mengumpulkan penjelasan/informasi/data untuk memecahkan masalah serta
mampu menyelidiki soal dengan menuliskan apa yang menjadi permasalahan.
Berikut hasil wawancara pada tahap persiapan.
P : Sekarang coba baca soal nomor 2
S2 : (Membaca soal)
P : Dari soal nomor 2 apa-apa saja yang diketahui ?
S2 :Yang diketahui banyak sapi pak Sulaiman 19 ekor, anak pertama mendapat
1
4 ekor, anak kedua dapat
2
5 ekor dan anak ketiga dapat
3
10 ekor
P : Kemudian yang ditanyakan atau pertanyaannya apa?
S2 : Berapakah jumlah sapi yang didapat oleh setiap anak Pak Sultan
Pada tahap persiapan subjek S2 mampu mengumpulkan
penjelasan/informasi/data untuk menyelesaikan masalah dan mampu
menyelidiki dengan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal.
2) tahap inkubasi
Yang dimaksud tahap inkubasi yaitu tahap atau fase mencari
akal/membayangkan cara penyelesaian masalah. Siswa mencari ide dengan
melakukan berbagai macam kegiatan. Berikut hasil wawancara pada tahap
inkubasi.
P : Dari soal nomor 2 bagaimana cara menyelesaikannya?
S2 : (diam)
54
P : Kenapa diam?
S2 :Saya masih memikirkan caranya bu (sambil membaca-baca ulang soalnya
dan mencoret-coret buku)
P : Bagaimana apa sudah didapat caranya?
S2 : Iya sudah bu
Pada tahap inkubasi subjek S2 mencari ide dengan melakukan berbagai
kegiatan antara lain subjek diam sejenak merenung, membaca ulang soal nomor
1 dan mencoret-coret buku.
3) tahap iluminasi
Yang dimaksud pada tahap iluminasi, yaitu tahap atau fase
timbulnya/hadirnya sebuah pikiran atau gagasan untuk menyelesaikan masalah.
Siswa menemukan idenya kemudian menjalankan idenya tersebut untuk
mendapatkan jawaban. Berikut hasil wawancara pada tahap iluminasi.
P : Berapa hasil yang didapat anak pertama, kedua dan ketiga?
S2 : Anak pertama dapat 4, 75, anak kedua dapat 7, 6 dan anak ketiga dapat 5,7
P : Bagaimana cara mendapatkan 4, 75 ; 7, 6 ; 5, 7 ?
S2 : Saya kalikan 19 dan 1
4 kemudian saya kalikan 19 dan
2
5 dan yang terakhir
saya kali 19 dan 3
10
P : Apakah sudah cocok jawabannya begitu?
S2 : Iya bu
P : Coba perhatikan soal nomor dua, tertulis disoal bahwa pak Sulaiman
membagi sapi pada tiga anaknya tanpa seekor pun dipotong. oleh karena
itu hasil yang didapat oleh setiap anaknya bukan nilai desimal. kalau
55
nilainya desimal maka ada sapi yang dipotong. Jadi bagaimana caranya
agar setiap anak pak Sultan bias mendapatkan sapi yang utuh?
P : Bagaimana apa sudah didapat hasilnya?
S2 : Iya sudah bu, saya bulatkan saja hasil kalinya
P : Silahkan ditulis dilembar jawabannya untuk hasil dari soal nomor 2
S2 : Iya bu (menulis)
Pada tahap iluminasi subjek S2 mampu mendapatkan ide, subjek
menyampaikan ide yang akan digunakan sebagai penyelesaian, dan
menjalankan idenya untuk mendapatkan jawaban yang benar. Walaupun subjek
mengalami kekeliruan dalam mengerjakan soal namun subjek mampu
memperbaikinya.
4) tahap verifikasi
Yang dimaksud tahap verifikasi, yaitu tahap atau fase hadirnya aktivitas
evaluasi tentang pendapat secara kreatif. Siswa mampu memberikan jawaban
yang benar dan sistematis, Siswa melihat kembali jawaban yang telah
didapatkannya dan mencari cara lain untuk menemukan jawaban yang sama.
Berikut hasil wawancara pada tahap verifikasi
P: Sudah ditulis jawabannya?
S2 : Iya sudah bu
P : Apa kamu yakin dengan jawabannya?
56
S2 : Iya yakin bu
P : Apakah ada cara lain selain cara yang kamu dapat untuk menyelesaikan
soal nomor 2
S2 : Iya ada cara yang saya dapat bu
P : Kerjakan adan ditulis dilembar jawabannya, berapapun cara yang didapat
S2 : (menulis)
P : Yakin dengan jawabannya?
S2 : Iya yakin bu
P : Ada cara lain lagi yang didapat?
S2 : Tidak ada bu
Pada tahap verifikasi subjek S2 mampu mengerjakan soal dengan benar
dan sistematis serta memeriksa kembali jawabannya dan subjek mampu
mencari cara lain untuk menjawab soal nomor 2.
3. Proses berpikir kreatif berdasarkan tahap wallas oleh subjek S3
a. soal nomor 1
berikut merupakan hasil pengerjaan soal nomor 1 oleh subjek S3
57
Gambar 4.5 Hail tes soal nomor 1 S3
1) tahap persiapan
Yang dimaksud tahap persiapan yaitu tahap atau fase penghimpunan
penjelasan atau data sebagai bahan untuk menyelesaiakan masalah. Siswa
mengumpulkan penjelasan/informasi/data untuk memecahkan masalah serta
mampu menyelidiki soal dengan menuliskan apa yang menjadi permasalahan.
Berikut hasil wawancara pada tahap persiapan.
P : Sekarang coba baca soal nomor 1
S3 : (membaca soal)
P : Dari soal nomor 1 apa yang diketahui ?
S3 : Yang diketahui itu adalah perbandingan ayam dan bebek = 7 : 4,
perbandingan bebek dan itik = 3 : 2, banyak itik 64 ekor
P : Kemudian pertanyaannya atau yang ditanyakan pada soal nomor 1 apa?
S3 : Yang ditanyakan berapa ekor banyak ayam dan bebek
58
P : Sekarang tulis dilembar jawabannya apa saja yang diketahui dan
ditanyakan
S3 : iya bu (menulis)
P : Sudah ditulis?
S3 : Iya sudah bu
Pada tahap persiapan subjek S3 mampu mengumpulkan
penjelasan/informasi/data untuk menyelesaikan masalah dan mampu
menyelidiki dengan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal.
2) tahap inkubasi
Yang dimaksud tahap inkubasi yaitu tahap atau fase mencari
akal/membayangkan cara penyelesaian masalah. Siswa mencari ide dengan
melakukan berbagai macam kegiatan. Berikut hasil wawancara pada tahap
inkubasi.
P : Dari soal nomor satu, bagaimana cara menyelesaikannya?
S3 : (diam sambil mengoyang-goyangkan pulpen)
P : Kenapa diam, apa yang dipikirkan ?
S3 : Cara penyelesaiannya bu (mencoret-coret kertas)
P : Bagaimana apa sudah dapat jawabannya?
S3 : Iya bu
59
Pada tahap inkubasi subjek S3 mencari ide dengan melakukan berbagai
kegiatan antara lain subjek diam sejenak sambil menggoyang-goyangkan
pulpen sambil mencoret kertas.
3) tahap iluminasi
Yang dimaksud pada tahap iluminasi, yaitu tahap atau fase
timbulnya/hadirnya sebuah pikiran atau gagasan untuk menyelesaikan
masalah. Siswa menemukan idenya kemudian menjalankan idenya tersebut
untuk mendapatkan jawaban. Berikut hasil wawancara pada tahap iluminasi.
P : Berapa ekor ayam dan bebek dari jawaban yang didapat
S3 : Ayam 32 ekor dan bebek 8 ekor
P : Dari mana dapat nilai 32 dan 8?
S3 : Dari hasil bagi 64 dan 2 kemudian hasil bagi 32 dan 4
P : Jawabannya hampir benar hanya ada kekeliruan sedikit, perhatikan
kembali jawabannya kira-kira di mana kurangnya
S3 : (memeriksa kembali jawabannya)
P : Apa didapat letak kekuranganya?
S3 : Iya bu, untuk nilai bebek saya tidak mengalikan dengan 3
P : Sekarang selesaikan dan tulis pada lembar jawabannya
S3: (menuliskan penyelesaian dilembar jawaban)
60
Pada tahap iluminasi subjek S3mampumendapatkan ide, subjek
menyampaikan ide yang akan digunakan sebagai penyelesaian, dan
menjalankan idenya untuk mendapatkan jawaban yang benar. Walaupun subjek
melakukan kekeliruan dalam menyelesaikan soal namun subjek mampu
memperbaikinya.
4) tahap verifikasi
Yang dimaksud tahap verifikasi, yaitu tahap atau fase hadirnya aktivitas
evaluasi tentang pendapat secara kreatif. Siswa mampu memberikan jawaban
yang benar dan sistematis, Siswa melihat kembali jawaban yang telah
didapatkannya dan mencaricara lain untuk menemukan jawaban yang sama.
Berikut hasil wawancara pada tahap verifikasi.
P : Sudah ditulis dilembar jawaban?
S3 : Sudah bu
P : Yakin dengan jawabannya?
S3 : Yakin bu
P : Apa ada cara lain yang kamu ketahui untuk menyelesaikan soal nomor 1?
S3 : Iya bu
P : Selesaikan cara yang telah kamu dapat
S3: (menyelesaikan jawaban dengan cara lain)
61
P : Dari mana kamu menemukan cara seperti itu?
S3 : Saya kali silang bu dan jika hasilnya sama dengan cara pertama maka
itulah penyelesaiannya
P : Yakin dengan jawabannya?
S3 : Yakin bu
Pada tahap verifikasi subjek S3 mampu mengerjakan soal dengan benar
dan sistematis serta memeriksa kembali jawabannya akan dan mampu mencari
cara lain untuk menjawab soal nomor 1.
b. soal nomor 2
berikut merupakan hasil pengerjaan soal nomor 2 oleh subjek S3
62
Gambar 4.6 Hasil tes soal nomor 2 S3
1) tahap persiapan
Yang dimaksud tahap persiapan yaitu tahap atau fase penghimpunan
penjelasan atau data sebagai bahan untuk menyelesaiakan masalah. Siswa
mengumpulkan penjelasan/informasi/data untuk memecahkan masalah serta
mampu menyelidiki soal dengan menuliskan apa yang menjadi permasalahan.
Berikut hasil wawancara pada tahap persiapan.
P : Sekarang baca soal nomor 2
S3: (membaca soal)
P : Dari soal nomor 2 apa yang diketahui ?
S3 : Yang diketahui yaitu sapi pak sulaiman 19 ekor, anak pertama dapat 1
4 ekor
sapi, anak ke dua dapat 2
5 ekor sapi, anak ke tiga dapat
3
10 ekor sapi.
63
P : Kemudian apa yang ditanyakan pada soal nomor 2?
S3 : Yang ditanyakan yaitu berapakah jumlah sapi yang didapat oleh setiap
anak pak Sulaiman
P : Tulis dilembar jawabannya apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada
soal nomor 2
S3: (menulis)
Pada tahap persiapan subjek S3 mampu mengumpulkan
penjelasan/informasi/data untuk menyelesaikan masalah dan mampu
menyelidiki dengan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal.
2) tahap inkubasi
Yang dimaksud tahap inkubasi yaitu tahap atau fase mencari
akal/membayangkan cara penyelesaian masalah. Siswa mencari ide dengan
melakukan berbagai macam kegiatan. Berikut hasil wawancara pada tahap
inkubasi
P : Dari soal nomor 2, bagaimana cara menyelesaikannya ?
S3 : (terdiam)
P : Kenapa diam?
S3 : Saya masih memikirkan jawabannya bu (sambil mencoret-coret buku dan
membaca ulang soal)
64
P : Bagaimana apa sudah didapat caranya?
S3 : Iya sudah bu
Pada tahap inkubasi subjek S3 mencari ide dengan melakukan berbagai
kegiatan antara lain subjek diam sejenak merenung sambil mencoret buku serta
membaca ulang soal nomor 2.
3) tahap iluminasi
Yang dimaksud pada tahap iluminasi yaitu tahap atau fase
timbulnya/hadirnya sebuah pikiran atau gagasan untuk menyelesaikan masalah.
Siswa menemukan idenya kemudian menjalankan idenya tersebut untuk
mendapatkan jawaban. Berikut hasil wawancara pada tahap iluminasi.
P : Berapa ekor sapi yang didapat anak pertama, kedua dan ketiga ?
S3 : Anak pertama mendapat 4, 75 anak ke dua dapat 7, 6 anak ke tiga dapat 5,
7
P : Kenapa hasilnya bias koma-koma, coba perhatikan soalnya. Disoal di
katakana tanpa seekor pun dipotong jadi kalau hasilnya koma-koma atau
bilangan desimal otomatis ada beberapa sapi yang dipotong. Jadi yang
didapat oleh setiap anak pak Sulaiman itu harus sapi utuh atau nilainya itu
harus bilangan bulat positif. Jadi bagaimana caranya?
S3 : Iya bu, saya coba cari caranya dulu
P : Bagaimana apa sudah didapat hasilnya
S3 : Iya sudah bu
P : Tulis jawaban yang didapat pada lembar jawabannya
65
S3: (menulis)
Pada tahap iluminasi subjek S3 mampu mendapatkan ide, subjek
menyampaikan ide yang akan digunakan sebagai penyelesaian, dan
menjalankan idenya untuk mendapatkan jawaban yang benar. Walaupun subjek
melakukan kekeliruan dalam menyelesaikan soal nomor 2, namun subjek
mampu memperbaiknya.
4) tahap verifikasi
Yang dimaksud tahap verifikasi, yaitu atahap atau fase hadirnya
aktivitas evaluasi tentang pendapat secara kreatif. Siswa mampu memberikan
jawaban yang benar dan sistematis, Siswa melihat kembali jawaban yang telah
didapatkannya dan mencari cara lain untuk menemukan jawaban yang sama.
Berikut hasil wawancara pada tahap verifikasi.
P : Sudah ditulis jawabannya?
S3 : Iya bu
P : Yakin dengan jawabannya?
S3 : Yakin bu
P : Apa ada cara lain yang kamu ketahui?
S3 : Ada bu
P : Bagaimana caranya?
S3 : Saya gunakan gambar untuk membagi sapi kepada setiap anak kemudian
sisanya saya bagi rata kepada semua anak apak sulaiman, kemudian cara
satunya saya cari KPK dari penyebut dari setiap angka pembagian sapi
kepada ke tiga anak.
P : Yakin dengan cara itu?
66
S3 : Yakin bu, karena hasil yang saya dapat sama.
P : Kerjakan dan tulis dikertas jawaban cara yang kamu ketahui
S3 : (menulis)
Pada tahap verifikasi subjek S3 mampu mengerjakan soal dengan benar
dan sistematis serta melihat ulang jawabannya dan mampu mencari cara lain
untuk menjawab soal nomor 2.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ketiga subjek penelitian dapat
memecakhan masalah pada soal cerita yang diberikan. Hanya saja proses yang
mereka lalui berbeda-beda. Berikut ini akan dipaparkan kemampuan berpikir
kreatif berdasarkan tahap wallas kepada ketiga subjek berdasarkan hasil tes dan
wawancara.
Subjek S1 dapat melakukan persiapan awal dengan baik, dapat disimpulkan
bahwa subjek dapat memenuhi tahap persiapan. Pada tahap inkubasi subjek melalui
67
dengan diam sambil mencoret-coret kertas kemudian subjek membaca kembali
soal. Pada tahap iluminasi subjek mampu menemukan cara penyelesaian. Walaupun
pada soal nomor 2 subjek melakukan kekeliruan dalam menyelesaikan soal tetapi
ia dapat memperbaiki jawaban tersebut pada saat wawancara. Pada tahap verifikasi
subjek mampu menuliskan jawaban dengan sistematis akan tetapi subjek tidak
dapat menemukan cara lain untuk menjawab soal nomor 1. Kasus ini menunjukkan
bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa pada aspek keluwesan tidak memenuhi
karena tidak mampu mendapatkan ide penyelesaian dengan beragam cara. Pada
aspek kefasihan subjek mencapainya karena telah menuliskan satu ide
penyelesaian yang benar dan lancar. Dan pada soal nomor 2 subjek mampu
menemukan 3 cara penyelesaian. Kasus ini memperlihatkan bahwa kemampuan
berpikir kreatif siswa pada aspek keluwesan dan kefasihan terpenuhi karena mampu
menemukan ide penyelesaian dengan beragam cara. Hanya saja subjek
membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk menemukan cara lain.
Subjek S2 dapat melakukan persiapan awal dengan baik, dapat disimpulkan
bahwa subjek dapat memenuhi tahap persiapan. Pada tahap inkubasi subjek melalui
dengan diam sambil mencoret-coret kertas kemudian subjek membaca kembali
soal. Pada tahap iluminasi subjek mampu menemukan cara penyelesaian, walaupun
subjek melakukan kekeliruan dalam menyelesaikan soal tetapi ia dapat
memperbaiki jawaban tersebut pada saat wawancara. Pada tahap verifikasi subjek
mampu menuliskan jawaban dengan sistematis dan menemukan beragam cara
penyelesaian. Kasus ini memperlihatkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa
pada aspek keluwesan dan kefasihan terpenuhi karena amampu menghasilkan ide
68
penyelesaian yang benar dan lebih dari satu atau beragam. Hanya saja subjek
membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk menemukan cara lain.
Subjek S3 dapat melakukan persiapan awal dengan baik, dapat disimpulkan
bahwa subjek dapat memenuhi tahap persiapan. Pada tahap inkubasi subjek melalui
dengan diam sambil menggoyang-goyangkan pensil kemudian membaca kembali
soal dan mencoret-coret kertas. Pada tahap iluminasi subjek mampu menemukan
cara penyelesaian, walaupun siswa melakukan kekeliruan dalam menyelesaikan
soal namun ia dapat memperbaiki jawaban tersebut pada saat wawancara. Pada
tahap verifikasi subjek mampu menuliskan jawaban dengan sistematis dan
menemukan beragam cara penyelesaian. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
berpikir kreatif siswa pada aspek keluwesan dan kefasihan terpenuhi karena
amampu menghasilkan ide penyelesaian yang benar dan lebih dari satu atau
beragam. Hanya saja subjek membutuhkan waktu cukup lumayan lama untuk
menyeleaikan dan menemukan cara lain.
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penyelidikan penelitian ini mengacu pada fase dan proses berjalanya
pemahaman, pandangan, spekulasi secara kreatif yang diungkapkan oleh wallas.
Jika dianalisis proses berpikir kreatif berdasarkan tahap wallas dalam
menyelesaikan soal cerita pokok bahasan bilangan pecahan pada subjek yang
diambil dari kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Pada tahap atau fase persiapan ketiga subjek mampu mempersiapkan diri dalam
menuliskan penjelasan/informasi atau data.
2. Pada tahap atau fase inkubasi setiap subjek mumpunyai gaya masing-masing
dalam mencari dan menemukan solusi.
3. Pada tahap atau fase iluminasi ketiga subjek mampu mengerjakan dan
menyelesaikan soal dengan cara yang mereka adapat.
4. Pada tahap atau fase verifikasi ketiga subjek mampu menemukan lebih dari satu
cara penyelesaian. Hanya saja salah satu subjek mampu menemukan lebih
banyak cara dibandingkan dua subjek lainnya.
B. Saran
Dalam sistem belajar mengajar guru sangat perlu memperhatikan pemilihan
dan penerapan trik/prosedur yang serasi atau pantas dengan pelajaran (materi) yang
akan dilakukan. Pengajar (Guru) juga harus sering memberikan permasalahan yang
69
70
berbentuk soal-soal cerita matematika dan menuntut siswa untuk berpikir divergen,
terutama yang memiliki kemampuan rendah dalam pembelajaran matematika
sehingga dapat melatih proses kreatifnya. Analisis proses berpikir kreatif dalam
penggalian penelitian ini diharapkan dapat menjadi petunjuk/bahan catatan evaluasi
untuk mencari, kepandaian dan memupuk kretivitas siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anissa, dkk. 2017. Proses Berpikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah
Bangun Ruang Berdasarkan Tahap Wallas Di SMP. Program Studi
Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/26384. diakses 01
Desember 2019.
Asfar T.I., Nur S. 2018. Model pembelajaran PPS (Problem Posing & Solving).
Jawa Barat : CV Jejak.
Asari A.R., dkk. 2017.Matematika SMP/MTs Kelas VII Semester 1. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan balitbang kemendikbut.
Cahaya F.S. 2020. The Miracle Of Thinking Big. Yogyakarta : PT Anak Hebat
Indonesia.
Fatihatun, N. 2015. Profil Proses Berpikir Kreatif Siswa Kelas X Menurut Wallas
Dalam Memecahkan Masalah Pada Materi Pokok Gerak Lurus Ditinjau
Dari Jenis Kelamin Dan Prestasi Belajar Fisika. Universitas Islam Negeri
WalisongoSemarang.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.
walisongo.ac.id/4542/1/103611032.pdf&ved=2ahUKEwjf9fiIla7nAhWTb
ysKHXXZAgoQFjAAegQIBBAC&usg=AOvVaw0U3BVIVgJdOk3sgbuh
heKW. Diakses 30 November 2019.
Firman, F., Alimuddin, A., & Djaman, N. (2019). Deskripsi Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Ditinjau
Dari Perbedaaan Gender. Inssue In Mathematics Education (IMED), 1 (1),
60-67.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta : Insan Madani.
Hamzah, B., Mohamad N. 2012. Belajar dengan pendekatan PAILKEM. Jakarta :
Bumi Aksara.
Maulana. 2017. Konsep Dasar aMatematika Dan Pengembangan Kemampuan
Berpikir Kritis – Kreatif. Sumedang : UPI Sumedang Press.
Mirza, A. O., dkk. 2018. Proses Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Special
Tinggi Dalam Menyelesaikan Soal Open - Ended Berdasarkan Tahap
Wallas.Jurnal Pendidikan, Vol. 3, No. 7.
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/11363. di akses 28
November 2019.
71
72
Rahardjo S.,Zamroni E. 2019. Teori Dan Praktik Pemahaman Individu Teknik
Testing. Jakarta : Prenada Media GROUP.
Rohmalina,W. 2014. Pesikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Peserda
Rusdi. 2018. Implementasi Teori Kreativitas Graham Wallas Dalam Sekolah
Kepenulisan Di Pesantren Mahasiswa Hasyim Asyari Cabayan
Yogyakarta.Jurnal Muslim Heritage, Vol. 2, No. 2.
http://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/muslimheritage/article/view/111
1. diakses 28 November 2019.
Siswi, F., Novisita, R. 2018. Profil Proses Berpikir Kreatif Matematis Siswa Dalam
Pemecahan Masalah Open - Ended Berdasarkan Tahap Wallas. Jurnal
Mosharafa, Vol. 7, No. 1.
https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa/article/view/m
v7n1_5. diakses 28 November 2019.
SiswonoTatang, Y. E., Yeva, K. 2004. Penerapan Model Wallas Untuk
Mengidentifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pengajuan Masalah
Matematika Dengan Informasi Berupa Gambar. Jurnal Nasional
Matematika, ISSN : 0852 - 7792.
http://www.academia.edu/download/31598983/paper05_berpikirkreatif.pd
f. di akses 28 November 2019.
Supardi, U.S. 2012. Peran Berpikir Kreatif Dalam Proses Pembelajaran
Matematika, Jurnal Formatif Universitas IndraprastaPGRI, 2 (3) : 248-
262.http://portal.kopertis3.or.id/handle/123456789/1598. diakses 28
November 2019
Yamin, M. 2013. Strategi Dan Metode Dalam Model Pembelajaran. Jakarta :
Referensi GP Press Group.
L A M P I R A N
Lampiran A
1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
2. Instrumen Penelitian
1. Kegiatan Penelitian
No
Hari Dan Tanggal
Kegiatan
Jumlah Siswa
Yang Mengikuti
Tes
1. Senin, 02 November - Senin 09
November 2020
Tes Tertulis 25 siswa
2. Rabu, 11 November - Sabtu 14
November 2020
Wawancara 3 siswa
2. Instrumen Penelitian
PEDOMAN WAWANCARA
A. Judul Penelitian
Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Berdasarkan Tahap Wallas dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pokok Bahasan Bilangan Pecahan pada
Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso.
B. Permasalahan
Bagaimana kemampuan berpikir kreatif berdasarkan tahap wallas dalam
menyelesaikan soal cerita matematika pokok bahasan bilangan pecahan pada siswa
kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso?
C. Tujuan Wawancara
Wawancara dilakukan secara lisan kepada siswa sebagai data pendukung
hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan tahap wallas dan pedoman
wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan data lebih lengkap dan menggali
informasi lebih dalam mengenai kemampuan berpikir kreatif matematika siswa
berdasarkan tahap wallas.
D. Metode Wawancara
Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
wawancara yang bebas tidak terstruktur.
E. Tata Cara Pelaksanaan Wawancara
Memilih 3 siswa sebagai subjek untuk diwawancarai dimana siswa tersebut
memiliki nilai tinggi dari tes penjaringan subjek, setelah itu dilakukan wawancara
terhadap ke-3 subjek tersebut.
F. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Berdasarkan Tahap
Wallas
1. Persiapan, Siswa mengumpulkan informasi/data untuk memecahkan masalah
dan Siswa mampu menganalisis soal dengan menulis kanapa yang diketahui dan
ditanyakan
2. Inkubasi, Siswa mencari inspirasi dengan melakukan berbagai aktivitas antara
lain Siswa diam sejenak merenung, Siswa membaca soal berkali-kali, Siswa
mengaitkan soal dengan materi yang sudah didapatkan
3. Iluminasi, Siswa mendapatkan ide, Siswa akan menyampaikan beberapa ide
yang akan digunakan sebagai penyelesaian, Siswa akan menjalankan ide-idenya
untuk mendapatkan jawaban yang benar
4. Verifikasi, Siswa mampu mengerjakan soal dengan benar dan sistematis, Siswa
memeriksa kembali jawabanya dan mencari cara lain untuk menyelesaikannya.
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah 5 Mariso
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Bentuk Wawancara : Tidak Terstruktur
Tujuan :
A. Subjek penelitian diberi soal
B. Untuk mengetahui pemahaman terhadap masalah, subjek diminta :
1. Menjelaskan apa yang diketahui dalam soal
2. Menjelaskan permasalahan apa yang ada pada soal
C. Untuk mendeskripsikan kreativitas dalam pelaksanaan rencana, subjek diminta:
1. Persiapan
a. Mencari informasi dengan cara bertanya pada teman / guru / peneliti
b. Menjajagi beberapa kemungkinan cara dalam penyelesaian masalah.
b. Menganalisis soal dengan menulis kanapa yang diketahui dan
ditanyakan.
2. Inkubasi
a. Mencari inspirasi dengan melakukan berbagai aktivitas antara lain,
siswa diam sejenak merenung, siswa membaca soal berkali-kali.
b. Mengaitkan soal dengan materi yang sudah didapatkan.
3. Iluminasi
a. Menyampaikan beberapa ide yang akan digunakan sebagai penyelesaian
b. Menjalankan ide-idenya untuk mendapatkan jawaban yang benar
4. Verifikasi
a. Menjelaskan soal dengan benar dan sistematis
b. Memeriksa kembali jawaban dan mencari cara lain untuk
menyelesaikan soal
Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan
data lebih lengkap dan menggali informasi lebih dalam
mengenai pemahaman kemampuan berpikir kreatif
matematika siswa berdasarkan tahap wallas
KISI-KISI
TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN TAHAP
WALLAS
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidika : SMP
Kelas : VII
Bentuk Soal : Uraian
Alokasi Waktu : 45 Menit
Komprtensi
Dasar
Jenis Kemampuan
Berpikir Kreatif
Indikator Kemampuan
Berpikir Kreatif
No soal
4.2
menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan operasi
hitung bilangan
pecahan
Persiapan
a. Mencari informasi
dengan cara bertanya
guru / peneliti
b. Menganalisis soal
dengan menuliskan apa
yang diketahui dan
ditanyakan.
1,2
Inkubasi
a. Mencari inspirasi dengan
melakukan berbagai
aktivitas antara lain,
siswa diam sejenak
merenung, siswa
membaca soal berkali-
kali.
b. Mengaitkan soal dengan
materi yang sudah
didapatkan.
Iluminasi a. Menyampaikan beberapa
ide yang akan digunakan
sebagai penyelesaian.
b. Menjalankan ide-idenya
untuk mendapatkan
jawaban yang benar.
Verifikasi a. Menjelaskan soal dengan
benar dan sistematis.
b. Memeriksa kembali
jawaban dan mencari cara
lain untuk menyelesaikan
soal.
SOAL TES PENJARINGAN SUBJEK PENELITIAN
Satuan Pendidikan : SMP Muhammadiyah 5 Mariso Waktu : 45 Menit
Jumlah Soal : 3 Butir Soal Nama :
Mata Pelajaran : Matematika Kelas :
Petunjuk Pengerjaan Soal
a. Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
b. Tulis nama dan kelas pada lembar jawaban anda.
c. Setiap jawaban harus jelas nomor soalnya dan kerjakan lebih dahulu soal yang
dianggap lebih mudah.
SOAL TES
1. Ibu Aisyah memiliki 500 gr stok tepung terigu, untuk persedian ia membeli lagi
35 ons tepung terigu dan dibuat adonan kue sebanyak 1500 gr tepung terigu.
maka berapa kg sisa persediaan tepung terigu Ibu Aisyah?
(𝑘𝑒𝑡 ∶ 1 𝑘𝑔 = 10 𝑜𝑛𝑠
1 𝑘𝑔 = 1000 𝑔𝑟)
2. Seorang petani sukses mendapatkan hasil panen padi besar-besaran. sebelum
digiling, padi tersebut dijemur agar kadar airnya berkurang 40%. tentukan
a. jika rata-rata tiap butir padi mengandung 30% air, maka berapa kandungan
air yang hilang setelah dijemur?
b. jika hasil panen 20 ton, berapa bobot padi yang diperoleh setelah padi di
jemur?
3. Seorang penggali sumur stiap 120 menit 1.800 detik dapat menggali sedalam
21
3 𝑚. maka berapa dalam sumur yang tergali, jika penggali bekerja selama
7
2
jam ?
TEKNIK PENILAIAN
No
Soal
Kunci Jawaban
Jumla
h Skor
1. Dik : Stok tepung terigu Ibu Aiayah = 500 gr
Persediaan tepung terigu Ibu Aisyah = 35 ons
Pembuatan adonan = 1500 gr
Dit : Berapa kg sisa persediaan tepung terigu Ibu Aisyah ?
Penyelesaian :
Jika 1 kg = 10 ons dan 1 kg = 1000 gr maka :
500 gr = 1
2 kg; 35 ons = 3
1
2kg; 1500 gr = 1
1
2 kg sehingga :
Cara 1
persediaan tepung terigu Ibu Aisyah 1
2+ 3
1
2− 1
1
2=
1
2 +
7
2 –
3
2 =
1+ 7−3
2
= 8−3
2 =
5
2 = 2
1
2 kg
atau
Cara 2 1
2+ 3
1
2− 1
1
2= ( 3 – 1 ) (
1
2+
1
2−
1
2)
= (2) (2−1
2 ) = (2) (
1
2 )
= 21
2 kg
atau
Cara 3
Jika 1 kg = 10 ons dan 1 kg = 1000 gr maka :
500 gr = 0,5 kg; 35 ons = 3, 5kg; 1500 gr = 1, 5 kg sehingga :
0,5 + 3,0 = 3,5 – 1,5 = 2,5 kg
20
2. Dik : kadar air yang berkurang = 40%
Dit : a. jika rata-rata tiap butir padi mengandung 30% air, maka
berapa kandungan air yang hilang setelah dijemur?
b. jika hasil panen 20 ton, berapa bobot padi yang diperoleh
setelah padi di jemur?
Penyelesaian
Cara 1
a. kandungan air yang hilang = 40 % dari 30%
40% × 30% = 12%
b. bobot padi setelah dijemur = 30% dari 20 ton
30% × 20 = 6 ton mengandung air
setelah dijemur 40% × 6 = 24
10 . sehingga :
20 – (6 − 24
10) = 20 – (
12
2 −
24
10)
40
= 20 – ( 60−24
10 ) = 20 – (
36
10 )
= 40
2 −
36
10 =
200−36
10 =
164
10 = 16
4
10
atau
Cara 2
a. kandungan air yang hilang = 40 % dari 30%
40% = 0,4 dan 30% = 0,3 maka 0,4 × 0,3 = 0,12
b. bobot padi setelah dijemur = 30% dari 20 ton
30% = 0,3 × 20 = 6 ton mengandung air
setelah dijemur 40% = 0,4 × 6 = 2,4 . sehingga :
20 – (6 − 2,4) = 20 – (6,02,4
– )
=
20,03,6
16,4− = 16, 4
3. Dik : penggalian selama 120 menit 1.800 detik sedalam 21
3 m
Dit : berapa dalam penggalian jika 7
2 jam ?
Penyelesaian
Jika 1 jam = 60 menit dan 1 jam = 3600 detik maka :
120 menit = 2 jam dan 1.800 detik = 1
2 jam, berarti penggalian
selama 120 menit 1.800 detik = 21
2 jam, sehingga :
Cara 1
misalkan x 1 = 21
2 , x2 =
7
2 , y1 = 2
1
3 dan y2 =….?
𝑦1
𝑥1 =
𝑦2
𝑥2 → y2 =
𝑥2
𝑥1 𝑦1
y2 =
7
2
21
2
× 21
3 =
7
25
2
×7
3 =
7
2 :
5
2 ×
7
3
= 7
2×
2
5 ×
7
3 =
14
10 ×
7
3 =
7
5 ×
7
3 =
49
15 = 3
4
15 = 3,27 jam
atau
Cara 2
21
2 :
7
2 =
5
2:
7
2 =
5
2 ×
2
7 =
5
7, maka :
21
3 :
5
7 =
7
3 :
5
7 =
7
3 ×
7
5 =
49
15 = 3
4
15 = 3,27 jam
atau
Cara 3
Jika 1 jam = 60 menit dan 1 jam = 3600 detik maka :
120 menit = 2 jam dan 1.800 detik = 0,5 jam, berarti penggalian
selama 120 menit 1.800 detik = 2,5 jam, 7
2 = 3,5 ; 2
1
3 = 2,33
sehingga :
2,5 : 3,5 = 0,71 maka :
2,33 : 0,71 = 3, 27 jam
40
SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA
BERDASARKAN TAHAP WALLAS
Satuan Pendidikan : SMP Muhammadiyah 5 Mariso Waktu : 45 Menit
Jumlah Soal : 2 Butir Soal Nama :
Mata Pelajaran : Matematika Kelas :
Petunjuk Pengerjaan Soal
a. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
b. Tulis nama, kelas dan nomor urut absen pada lembar jawaban anda
c. Pahami pertanyaan setiap soal sebelum menyelesaikannya
d. Setiap jawaban harus jelas nomor soalnya
e. Kerjakan soal di bawah ini dengan benar dan menggunakan lebih dari satu cara
SOAL TES
1. Ayah Akbar memelihara sejumlah bebek, ayam dan itik. Perbandingan ayam
dan bebek adalah 7 : 4. Sedangkan perbandingan bebek dan itik adalah 3 : 2.
Jika banyak itik ada 64 ekor. Berapa ekor banyak ayam dan bebek ?
2. Pak Sulaiman meninggalkan 19 ekor sapi untuk tiga anaknya. ia menuliskan
dalam surat wasiat, anak pertama mendapat 1
4 ekor sapi, anak ke dua mendapat
2
5 ekor sapi dan anak ke tiga mendapat
3
10 ekor sapi. Pada saat pembagian, ketiga
anak pak Sulaiman baru menyadari bahwa tidak mungkin membagi 19 ekor sapi
tanpa seekor pun dipotong. Berapakah jumlah sapi yang diperoleh oleh setiap
anak pak Sulaiman?
TEKNIK PENILAIAN
No
Kunci Jawaban Indikator Kemampuan Berpikir
Kreatif Wallas
1. Dik : Perbandingan ayam dan bebek = 7 : 4
Perbandingan bebek dan itik = 3 : 2
Banyak itik = 64 ekor
Dit : berapak ekor banyak ayam dan bebek?
Persiapan
Siswa mampu menganalisis soal
dengan menuliskan apa yang
diketahui dan ditanyakan.
Siswa mencari inspirasi
Inkubasi
siswa diam sejenak merenung,
siswa membaca soal berkali-
kali,siswa dapat mengaitkan soal
dengan materi yang sudah
didapatkan.
Pada tahap ini proses berpikir siswa
berbeda-beda dan tidak menentu
oleh karena itu bisa saja pemikiran
dan inspirasi yang didapat siswa
muncul ketika atau pun setelah
menjalankan ide-idenya.
Penyelesaian
Cara 1
Bebek dan itik = 3 : 2
misalkan : 2x = 64
x = 64
2 = 32
jadi jumlah bebek adalah 3x = 3 × 32 = 96
Ayam dan bebek = 7 : 4
misalkan : 4x = 96
x = 96
4 = 24
jadi jumlah ayam adalah 7x = 7 × 24 = 168
Iliminasi
Siswa menyampaikan beberapa ide
yang akan digunakan sebagai
penyelesaian serta menjalankan ide-
idenya untuk mendapatkan jawaban
yang benar
Cara 2
ayam : bebek : itik
Bebek = 12
8 × 64 = 96 ekor
Ayam = 21
8 × 64 = 168 ekor
jadi jumlah bebek adalah 96 ekor dan jumlah ayam
adalah 168 ekor.
Verifikasi
Siswa mampu berimajinasi dan
mencari cara lain untuk
menyelesaikan soal
7 : 4
3 : 2
21 : 12 : 8
2. Dik : banyak sapi pak Sulaiman = 19 ekor
anak pertama = 1
4 ekor sapi
anak ke dua = 2
5 ekor sapi
anak ke tiga = 3
10 ekor sapi
Dit : berapakah jumlah sapi yang didapat
oleh setiap anak pak Sulaiman, tanpa seekor
pun dipotong?
Persiapan
Siswa mampu menganalisis soal
dengan menuliskan apa yang
diketahui dan ditanyakan.
Siswa mencari inspirasi
Inkubasi
siswa diam sejenak merenung,
siswa membaca soal berkali-
kali,siswa dapat mengaitkan soal
dengan materi yang sudah
didapatkan.
Pada tahap ini proses berpikir siswa
berbeda-beda dan tidak menentu
oleh karena itu bisa saja pemikiran
dan inspirasi yang didapat siswa
muncul krtika atau pun setelah
menjalankan ide-idenya.
Penyelesaian
Cara 1
Agar pembagian adil, maka perlu adanya penaksiran
sehingga :
Sapi yang didapat anak pertama
19 × 1
4 = 4, 75 kita taksir menjadi 5
Sapi yang didapat anak kedua
19 × 2
5 = 7,6 kita taksir menjadi 8
Sapi yang didapat anak ketiga
19 × 3
10 = 5,7 kita taksir menjadi 6
Sehingga dapat diketahui jumlah sapi yang didapat
oleh setiap anak pak Sulaiman yaitu anak pertama
nendapat 5 ekor sapi, anak kedua mendapat 8 ekor
sapi dan anak ketiga mendapat 6 ekor sapi.
Iliminasi
Siswa menyampaikan beberapa ide
yang akan digunakan sebagai
penyelesaian serta menjalankan ide-
idenya untuk mendapatkan jawaban
yang benar
Cara 2
Anak pertama = 4
Anak kedua = 7
Anak ketiga = 5
Sisa
Jadi anak pertama = 5, anak ke dua = 8 dan
anak ketiga = 6
Verifikasi
Siswa mampu berimajinasi dan
mencari cara lain untuk
menyelesaikan soal
Cara 3
anak pertama = 1
4 ekor sapi
anak ke dua = 2
5 ekor sapi
anak ke tiga = 3
10 ekor sapi
karena 4, 5 dan 10 adalah KPK dari 20 sehingga :
Anak pertama
1
4 × 20 =
20
4 = 5
Anak kedua
2
5 × 20 =
40
5 = 8
Anak ketiga
3
10 × 20 =
60
10 = 6
Sehingga dapat diketahui jumlah sapi yang didapat
oleh setiap anak pak Sulaiman yaitu anak pertama
nendapat 5 ekor sapi, anak kedua mendapat 8 ekor
sapi dan anak ketiga mendapat 6 ekor sapi
1 1 1 1
2 2 2
2
2
2 2 3
3 3 3 3
2 1 3
Lampiran B
1. Nilai Tes Soal Penjaringan Subjek
2. Subjek Yang Dipilih
3. Matriks hasil wawancara berdasarkan
tahap wallas
1. Nilai Tes Soal Penjaringan Subjek
No Nama Siswa Nilai
1. Andi Muhammad Aksa 27
2. Wulan 45
3. Muh. Farhanan Naufal 20
4. Muh. Alif Hifayattullah 26
5. Muh. Insan Kamil 77
6. Putri Ayu Lestari 48
7. Rahmiyanti Rahim 80
8. Saharuddin 65
9. Intan Azhari 0
10. Muh. Fachry Algazaly 71
11. Srianti 40
12. Maulana Usman 60
13. Sintia Ramadhani 82
14. Ibrohim 10
15. Muh. Rafli K 50
16. Muh. Zacky Saputra 0
17. Muh. Raihan Husain 0
18. Ahmad Nabil 0
19 Anggara Putra 0
20. Wiwi Dwiyanti 71
21. Nur Wahdani 20
22. Amanda 57
23. Muh. Fayet L 34
24. Cahaya Sebrianti 85
25. Muhammad Alfarisha 0
2. Subjek Yang dipilih
No Nama Siswa Kode Subjek Nilai Hasil Tes
Penjarinagn Subjek
1. Rahmiyanti Rahim S1 80
2. Sintia Ramadhani S2 82
3. Cahaya Sebrianti S3 85
3. Matriks hasil wawancara berdasarkan tahap wallas
Tahap
wallas
Pertanyaan Pernyataan S1 Pernyataan S2 Pernyataan S3
Soal nomor 1
Persiapan Sekarang kita mulai, baca soal
nomor 1
(membaca soal nomor 1)
(Membaca soal) (membaca soal nomor 1)
Dari soal nomor satu apa-apa saja
yang diketahui?
Yang di ketahui itu adalah
perbandingan ayam dan bebek = 7 : 4,
perbandingan bebek dan itik = 3 : 2,
banyaknya itik 64 ekor
Yang diketahui yaitu
perbandingan ayam dan bebek
= 7 : 4, perbandingan bebek dan
itik = 3 : 2 dan banyaknya itik
64 ekor
Yang di ketahui itu adalah
perbandingan ayam dan
bebek = 7 : 4, perbandingan
bebek dan itik = 3 : 2, banyak
itik 64 ekor
Kemudian pertanyaanya atau yang
ditanyakan pada soal nomor 1 apa?
Yang ditanyakan berapa ekor banyak
ayam dan bebek
Berapa banyak ayam dan bebek
Yang ditanyakan berapa ekor
banyak ayam dan bebek
Sekarang tulis di lembar
jawabanya apa-apa saja yang
diketahui dan ditanyakan
iya bu (menulis)
Iya bu (menulis)
iya bu (menulis)
Sudah ditulis? Iya sudah bu Iya sudah bu Iya sudah bu
Inkubasi
Dari soal nomor satu, bagaimana
cara kamu menyelesaikanya?
(diam sambil mencoret-coret kertas)
(diam)
(diam sambil mengoyang-
goyangkan pulpen)
Kenapa diam, apa yang dipirkan? masih memikirkan cara
penyelesaiannya bu
Cara penyelesaiannya bu
(sambil mencoret-coret buku)
Cara penyelesaiannya bu
(mencoret-coret kertas)
(membaca ulang soal) Kenapa mulutnya komat kamit,
apa yang di baca?
Saya lagi membaca-baca soalnya bu saya lagi baca-baca soalnya bu
Iluminasi Bagaimana apa sudah dapat idenya
?
Iya bu Iya sudah bu Iya bu
Sekarang jalankan ide yang kamu
dapat
(menuliskan penyelesaian di lembar
jawaban)
Iya bu (menulis)
(menuliskan penyelesaian di
lembar jawaban)
Sudah ditulis jawabanya ? Sudah bu Sudah bu Sudah bu
Dari mana kamu mendapatkan
hasil seperti itu?
Dari hasil kali 7 dan 3, 4 dan 3, 4 dan
2
(menuliskan cara perkalian
disamping lembar jawaban)
Dari mana dapat cara seperti itu ?
Saya pernah melihat soal yang mirip
seperti soal nomor 1 bu, jadi saya
selesaikan soal nomor 1 dengan cara
seperti yang pernah saya lihat
Verifikasi Jawabanya sudah ditulis dilambar
jawaban?
Sudah bu
Sudah bu Sudah bu
Yakin dengan jawabanya? Yakin bu Iya yakin bu
Yakin bu
Apakah ada cara lain yang didapat
untuk menyelesaikan soal nomor
1?
Tidak ada bu Ada bu
Ada bu
Tulis dilembar jawabanya cara lain
yang kamu dapat
- (menulis) (menyelesaikan jawaban
dengan cara lain)
Dari mana nilai kamu
mendapatkanya?
- Dari hasil bagi 21 dan 8
kemudian hasil bagi 12 dan 8
Saya kali silang dan jika
hasilnya sama dengan cara
pertama maka itulah
penyelesaiannya
Yakin dengan cara itu? - Iya yakin bu Yakin bu
Masih ada cara lain lagi yang
ditau?
- Tidak ada bu
Tidak ada bu
Tahap
wallas
Pertanyaan Pernyataan S1 Pernyataan S2 Pernyataan S3
Soal nomor 2
Persiapan Sekarang kita mulai, coba baca
soal nomor 2
(membaca soal nomor 2)
(Membaca soal) (membaca soal nomor 2)
Dari soal nomor 2 apa-apa saja
yang diketahui?
Yang diketahi yaitu sapi pak
sulaiman 19 ekor, anak pertama
dapat 1
4 ekor sapi, anak ke dua dapat
2
5 ekor sapi, anak ke tiga dapat
3
10
ekor sapi.
Yang diketahi yaitu sapi pak
sulaiman 19 ekor, anak pertama
dapat 1
4 ekor sapi, anak ke dua
dapat 2
5 ekor sapi, anak ke tiga
dapat 3
10 ekor sapi.
Yang diketahi yaitu sapi pak
sulaiman 19 ekor, anak
pertama dapat 1
4 ekor sapi, anak
ke dua dapat 2
5 ekor sapi, anak
ke tiga dapat 3
10 ekor sapi.
Kemudian pertanyaanya atau yang
ditanyakan pada soal nomor 2 apa?
Yang ditanykan yaitu berapakah
jumlah sapi yang didapat oleh
setiap anak?
Yang ditanykan yaitu berapakah
jumlah sapi yang didapat oleh
setiap anak?
Yang ditanykan yaitu
berapakah jumlah sapi yang
didapat oleh setiap anak?
Sekarang tulis di lembar
jawabanya apa-apa saja yang
diketahui dan ditanyakan
iya bu (menulis)
Iya bu (menulis)
iya bu (menulis)
Sudah ditulis? Iya sudah bu Iya sudah bu Iya sudah bu
Inkubasi Dari soal nomor 2, bagaimana cara
kamu menyelesaikanya?
(diam ) (diam) (diam)
Kenapa diam, apa yang dipirkan? saya masih mencari-cari caranya
(sambil mencoret-coret buku)
Saya masih memikirkan caranya bu
(sambil membaca-baca ulang
soalnya dan mencoret-coret buku)
Cara penyelesaiannya bu
(mencoret-coret kertas)
Kenapa mulutnya komat kamit,
apa yang di baca?
Saya lagi membaca-baca soalnya bu (membaca ulang soal) (membaca ulang soal)
Iluminasi Bagaimana apa sudah dapat idenya
?
Iya bu Iya bu Iya bu
Berapa ekor yang didapat anak
pertama, kedua dan ketiga ?
Setelah saya kali anak pertama
mendapat 4,75 anak ke dua dapat
7,6 anak ke tiga dapat 5,7
Anak pertama dapat 4,75, anak
kedua dapat 7,6 dan anak ketiga
dapat 5,7
Anak pertama mendapat 4,75
anak ke dua dapat 7,6 anak ke
tiga dapat 5,7
Kenapa hasilnya bias koma-koma,
coba perhatikan soalnya, disoal di
katakana tanpa seekor pun
dipotong jadi yang didapat oleh
setiap anak pak Sulaiman itu harus
sapi utuh, jadi bagaimana caranya?
Iya bu, saya coba cari caranya dulu
(mencari jalan keluar) Iya bu, saya coba cari caranya
dulu
Bagaimana apa sudah didapat
hasilnya
Iya sudah bu
Iya sudah bu, saya bulatkan saja
hasil kalinya
Iya sudah bu
Tulis jawaban yang didapat pada
lembar jawabanya
(menuliskan penyelesaian di lembar
jawaban)
Iya bu (menulis)
(menulis)
Verifikasi Yakin dengan jawabanya? Yakin bu Iya yakin bu Yakin bu
Apa ada cara lain yang kamu tau
untuk menyelesaikaan soal nomor
2?
Ada bu Iya, ada cara yang saya dapat bu Ada bu, saya gunakan gambar
untuk membagi sapi kepada
setiap anak kemudian sisanya
saya bagi rata kepada semua
anak pak sulaiman, kemudian
cara satunya saya cari KPK dari
penyebut dari setiap angka
pembagian sapi kepada ke tiga
anak.
Selesaikan soal nomor 2 sesuai
cara yang kamu dapat
Iya bu (menulis)
(menulis)
(menulis)
Yakin dengan jawabanya? Yakin bu Iya yakin bu
Apa masih ada cara lain yang
ditau?
Tidak ada bu
Tidak ada bu
Tahap
wallas
SI S2 S3
Persiapan subjek mampu mengumpulkan
informasi/data untuk memecahkan masalah
dan mampu menganalisis soal dengan
menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan pada soal nomor 1 dan 2
subjek mampu mengumpulkan
informasi/data untuk memecahkan
masalah dan mampu menganalisis soal
dengan menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan pada soal nomor 1 dan 2
subjek mampu mengumpulkan
informasi/data untuk memecahkan
masalah dan mampu menganalisis soal
dengan menuliskan apa yang diketahui
dan ditanyakan pada soal nomor 1 dan 2
Inkubasi subjek mencari inspirasi dengan melakukan
berbagai aktivitas antara lain subjek diam
sejenak merenung, membaca soal berkali-
kali.
subjek mencari inspirasi dengan
melakukan berbagai aktivitas antara lain
subjek diam sejenak merenung, mencoret-
coret buku dan membaca soal berkali-kali.
subjek mencari inspirasi dengan
melakukan berbagai aktivitas antara lain
subjek diam sejenak merenung,
mengoyang-goyangkan pensil,
mencoret-coret kertas dan membaca soal
berkali-kali
Iluminasi subjek mampu mendapatkan ide, subjek
menyampaikan ide yang akan digunakan
sebagai penyelesaian, dan menjalankan
idenya untuk mendapatkan jawaban yang
benar.
Subjek mampu mendapatkan ide, subjek
menyampaikan ide yang akan digunakan
sebagai penyelesaian, dan menjalankan
idenya untuk mendapatkan jawaban yang
benar
subjek mampu mendapatkan ide, subjek
menyampaikan ide yang akan digunakan
sebagai penyelesaian, dan menjalankan
idenya untuk mendapatkan jawaban yang
benar. Walaupun subjek melakukan
kekeliruan dalam menyelesaikan soal
namun subjek mampu memperbaikinya.
Verifikasi subjek mampu mengerjakan soal dengan
benar dan sistematis serta memeriksa
kembali jawabanya akan tetapi subjek tidak
mampu mencari cara lain untuk
menyelesaikan soal nomor 1 sedangkan pada
soal nomor 2 subjek mampu nenemukan
lebih dari satu cara
subjek mampu mengerjakan soal dengan
benar dan sistematis serta memeriksa
kembali jawabanya dan subjek mampu
mencari cara lain untuk menyelesaikan
soal nomor 1 dan 2
subjek mampu mengerjakan soal dengan
benar dan sistematis serta memeriksa
kembali jawabanya akan dan mampu
mencari cara lain untuk menyelesaikan
soal nomor 1 dan 2
Tahap wallas Soal nomor 1 Soal nomor 2
SI S2 S3 SI S2 S3
Persiapan √ √ √ √ √ √
Inkubasi √ √ √ √ √ √
Iluminasi √ √ √ √ √ √
Verifikasi X √ √ √ √ √
keterangan :
P = peneliti √ = memenuhi
S1,S2,S3 = subjek x = tidak memenuhi
Lampiran C 1. Persuratan
2. Validasi
3. Dokumentasi
Gambar 1. Uji Coba Secara Daring
Gambar 2. wawancara subjek
Gambar 3. Lembar jawaban hasil tes subjek dalam menyelesaikan soal cerita
matematika berdasarkan tahap wallas a. Subjek S1
b. Subjek S2
c. Subjek S3
RIWAYAT HIDUP
tamat pada tahun 2013, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di
SMA Negeri 2 Bonegunu dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis
terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Atas ridho Allah SWT, dan dengan kerja keras, pengorbanan dan kesabaran
serta doa pada tahun 2021 penulis mengakhiri masa perkuliahan SI dengan judul
skripsi “ Analisis Kemampuan Berpikir Kretif Berdasarkan Tahap Wallas
dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pokok Bahasan Bilangan
Pecahan pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso”.
UMMY EZIYANTO, lahir di Ngapaea pada tanggal 27
Juli 1998, anak pertama dari empat bersaudara, buah
kasih sayang pasangan Hazirudin dan Erni. Penulis
memulai pendidikan formal di SDN 4 Kulisusu Barat
pada tahun 2004 dan tamat pada tahun 2010, penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Bonegunu dan