Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
MANAJEMEN PESANTREN
“Di Pondok Pesantren Nurul Amal Kenteng Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2017/2018”
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
LINDA ISTIROH
11113064
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ii
iii
MANAJEMEN PESANTREN
“Di Pondok Pesantren Nurul Amal Kenteng Kecamatan Bandungan
Kabupaten SemarangTahunAjaran 2017/2018”
SKRIPSI
DiajukanuntukMemperolehGelar
SarjanaPendidikan
Oleh
LINDA ISTIROH
11113064
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
iv
v
vi
vii
MOTTO
Motivator yang handal adalah dirimu sendiri, bukan orang
lain.
( Linda Istiroh )
ة خيرايره فمن يعمل مثقال ذر
“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)Nya”
(Q.S Al-zalzalah:7)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
Kedua orang tuaku bapak Ihrom dan ibu Muslikhah tersayang yang telah
membesarkanku dengan penuh kasih saying dan kesabaran.
Dan untuk adikku tersayang (Azka Anwalul Khaq ) yang sudah memberikan
support selalu.
Mbah kakung dan mbah putri terimakasih atas doa&motivasi yang mbah selalu
berikan kepadaan anda.
Seluruh keluarga besar ku terimakasih atas motivasi dandukungan nya.
Dan untuk si dia yang selalu menemaniku di saat susah maupun senang, thank’s
banget tuk support & dukungan selama ini,
semogaperjalananhidupkitakanselamanyaabadi... Amiinn.
Sahabatku Anisa Ainur rofi, Siti Lailatul Munawaroh & Tamara Islami Diani
Rakasiwi yang selama ini memberikan support dan membantu dalam kelancaran
penyelesaian skripsi ini.
Keluarga besar MI Ma’arif Bandungan yang selalu memberikan semangat dan
motivasinya.
Untuk teman-teman ku seangkatan PAI 2013 terimakasih telah menjadi bagian
keluarga semasa di IAIN Salatiga.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillairabbil’alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak di Yaumul Akhir. Aamiin.
Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Manajemen Pesantren di Pondok Pesantren
Nurul Amal Desa Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun ajaran
2017/2018” Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana
progam studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut Agama Islam Negeri
(IAIN).
Dalam menyusun skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun materil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
x
4. Bapak Sutrisna, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah berkenan secara
ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya
memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses
penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi waktunya dalam
penulisan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag. Selaku dosen pembimbing akademik (PA).
Terimakasih atas bimbingannya selama empat tahun membimbing penulis.
6. Segenap dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali
pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Kepada kedua orang tua penulis bapak Ihrom dan Ibu Muslikhah terimakasih
atas segalamotivasi, dukungan, dan do’a restu kepada penulis, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
8. Keluarga besar ku yang selalu memberikan doa dan motivasi kepada penulis
untuk kesuksesan penulis.
9. Yayasan Pendidikan Nurul Amal, khususnya Pondok Pesantren Nurul Amal
yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melaksanakan penelitian.
10. Sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
11. Teman-teman satu angkatan tahun 2013 yang telah memberikan semangat
belajar dan motivasi.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu.
xi
Penulis yakin bahwa dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini masih sangat
jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis
harapkan. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca semua, aamin.
Wassalamu’alaikumWr. Wb
Salatiga, 13 September 2017
Penulis
LINDA ISTIROH
NIM : 11113064
xii
ABSTRAK
Istiroh, Linda. 2017.Manajemen Pesantren Di Pondok Pesantren Nurul Amal Desa
Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang TahunAjaran
2017/2018.Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Sutrisna, M.Pd.
Kata Kunci : Manajemen Pesantren
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen pesantren
di Pondok Pesantren Nurul Amal. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah : (1) Bagaimanakah pelaksanaan manajemen Pesantren di Pondok
Pesantren Nurul Amal? (2) Apa sajakah faktor pendukung dan faktor penghambat
dalam melaksanakan manajemen Pesantren?
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah
Pengasuh Pesantren, lurah Pesantren, ketua Pesantren, bagian bendahara serta
para ustadz yang merupakan pengurus di Pondok Pesantren Nurul Amal.Teknik
pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen Pesantren Nurul Amal telah
dilaksanakan dengan baik, sesuai dengan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerak (actualling) dan pengawasan
(controlling). (1) Realitasnya telah terlaksana program pembelajaran yang
dilakukan dengan perencanaan awal dan dengan tujuan yang jelas,
pengorganisasian dengan adanya pengkaderan untuk membangun generasi yang
tanggung jawab dan berakhlaqul karimah yang diemban dari setiap pengurus atau
ustadz, penggerak dalam manajemen Pesantren Nurul Amal terkait SDM dan
segala aspek ketenaga kerjaan yang ada dilembaga pendidikan Pondok Pesantren
Nurul Amal, pengawasan dalam program Pesantren dengan mengadakan evaluasi
pada akhir tahun, serta terlaksananya proses pembelajaran sesuai dengan
pembagian tugas yang telah ditetapkan kepada Ustadz dari Pengasuh. (2) Faktor
penghambat dalam manajemen Pesantren Nurul Amal yaitu pengaruh budaya
global yang masuk kedalam dunia Pesantren yang mengakibatkan degradasi moral
santri dan juga belum terpenuhinya sarana prasarana yang memadai terutama
asrama dan ruang kelas sehingga menyebabkan kelebihan santri pada setiap tahun
ajaran baru, adapun faktor pendukung di Pondok Pesantren Nurul Amal yaitu
lokasi yang strategis serta terjalinnya hubungan kerjasama yang baik antara
Pesantren dan masyarakat.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................. i
HALAMAN BERLOGO ......................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................... v
DEKLARASI ............................................................................................................ vi
MOTTO..................................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix
ABSTRAK ................................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ...................................................................... 1
B. RumusanMasalah .............................................................................. 5
C. TujuanPenelitian ............................................................................... 5
D. ManfaatPenelitian ............................................................................. 6
E. Penegasan Istilah ............................................................................... 7
F. Metode Peneletian ............................................................................. 9
G. Sistematika Penulisan........................................................................ 18
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Manajemen Pondok Pesantren dan Pondok Pesantren...................... 20
xiv
B. Manajemen Pendidikan Pesantren .................................................... 33
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ....................................................................... 51
B. Lokasi Penelitian ............................................................................... 51
C. Sumber Data................................................................................................ 52
D. Prosedur Pengumpulan Data....................................................................... 53
E. Analisis Data............................................................................................... 55
F. Pengecekan Keabsahan Data...................................................................... 55
G. Tahap-Tahap Penelitian.............................................................................. 56
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian ................................................................... 58
B. Temuan Data ..................................................................................... 66
C. Analisis Data ..................................................................................... 78
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 91
B. Saran .................................................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat Hidup
2. Surat Permohonan Ijin Penelitian
3. Surat Telah Melakukan Penelitian
4. Pengajuan Pembimbing
5. Lembar Konsultasi Skripsi
6. Pedoman Wawancara
7. Transkip Hasil Wawancara
8. Dokumentasi Foto Penelitian
9. Laporan SKK
10. Data Santri
16
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Podok pesantren mempunyai peranan yang besar dalam dunia pendidikan,
terutama dalam pendidikan Islam. Untuk mencetak generasi penerus yang cerdas
dan berakhlak mulia diperlukan pendidikan yang menyeluruh, dalam arti
mencakup semua potensi baik dari aspek kognitif, afektif, psikomotor. Pondok
pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mengkombinasikan ketiga
aspek tersebut, tidak hanya menekankan spek kecerdasan kongnitif semata, akan
tetapi juga menekankan pada aspek afektif dan psikomotor, yaitu dengan
mengajarkan nilai-nilai dan norma yang sesuai dengan syari’at Islam serta
membekali para santri dengan keterampilan-keterampilan yang berguna bagi
kehidupan sehari-hari.
Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan kegamaan yang berperan besar dalam
pengembangan masyarakat terutama pada masyarakat desa, sejak awal fungsi
pondok pesantren adalah sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan terutama
lebih dititik beratkan pada kegiatan belajar mengajari ilmu-ilmu keagamaan.
Anggapan yang salah masyarakat awam kerap menyamaratakan kehidupan
pesantren. Di mana para santri hanya mengkaji ilmu-ilmu agama, tanpa mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari padahal tidak semuanya
anggapan itu benar (Setyorini. 2003:19-20).
Pesantren disebut juga sebagai lembaga non-formal, karena eksistensinya berada
dalam jalur sistem pendidikan kemasyarakatan. Ia memiliki program pendidikan
18
yang disusun sendiri dan pada umumnya bebas dari ketentuan formal. Program ini
mengandung proses pendidikan formal, non formal dan informal yang berjalan
sepanjang hari dalam sistem asrama. Dengan demikian pesantren bukan saja
tempat belajar, melainkan proses hidup itu sendiri (Hasan Nashihin. 1988:110).
Sebagaimana yang kita ketahui, banyak sekali pondok pesantren yang
berkembang di tengah-tengah masyarakat, akan tetapi dari sekian banyak
pesantren yang ada dapat di golongkan menjadi dua jenis. Menurut (Ghazali,
2003:14) Pondok pesantren terbagi menjadi dua macam, pertama yaitu pondok
pesantren tradisional pondok yang masih mempertahankan bentuk aslinya dengan
semata-mata mengajarkan kitab kuning yang ditulis oleh Ulama abad ke 15
dengan menggunakan bahasa arab. Kedua adalah pondok pesantren modern
merupakan pengembangan tipe pesantren karena orientasi belajarnya cenderung
mengadopsi seluruh sistem belajar secara klasik dan meninggalkan sistem belajar
secara tradisional.
Setiap lembaga pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal pasti
bertujuan untuk mengembangkan peserta didiknya kearah yang lebih baik, salah
satu cara agar tujuan tersebut dapat taercapai adalah dengan melaksanakan
manajemen pendidikan berkualitas dalam suatu lembaga pendidikan. Pondok
pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal juga menerapkan
manajemen pendidikan agar peserta didik (santri) yang belajar di pondok tersebut
dapat berkembang secara maksimal bair dari aspek kongnitif, afektif dan
psikomotor. Tidak mungkin lembaga pendidikan itu mengeluarkan lulusan yang
baik kalau manajemennya dalam suatu pondok tersebut tidak baik pula.
19
Dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional yang isinya
menetapkan tentang ujian akhir nasional program wajib belajar 9 tahun pada
Pondok pesantren salafiyah, pendidikan keagamaan terbentuk madrasah diniyah,
pesantren, peasramaan, dan bentuk lain yang sejenis (UU No 20 tahun 2003).
Menurut Undang-Undang no 20 tahun 2003 Pesantren menjadi salah satu
komponen terpenting dalam pendidikan keagamaan, berfungsi mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai
ajaran agama Islam dan menjadi ahli dalam bidang agama. Pondok pesantren dan
semua sistem yang ada di dalamnya mendapat pengakuan setelah diberlakukannya
UU No 20 tahun 2003.
Pondok pesantren Nurul Amal adalah salah satu pesantren yang menjadi
lembaga pendidikan non formal dan berbasis kajian salafi dengan fasilitas modern
yang berada di Jl. Wijaya Kusuma 01, Rt03, Rw03 Desa Kenteng Kec.
Bandungan Kab. Semarang. Pondok pesantren Nurul Amal ini berdiri sebagai
salah satu lembaga pendidikan non formal sekaligus sebagai tempat pembelajaran
pendidikan agama Islam yang meliputi berbagai ilmu keagamaan dan ilmu nahwu
shorof yang berguna untuk memahami isi dari kitab-kitab kuning yang menjadi
ciri khas pondok pesantren salafi.
Pondok pesantren Nurul Amal juga memiliki lembaga pendidikan formal.
Didalamnya yaitu MTs PSA, MA PSA dan PAUD. Siswa-siswi yang sekolah di
sekolahan tersebut adalah santri-santri yang ada di pesantren Nurul Amal. Untuk
mencetak lulusan yang baik, maka Pondok pesantren Nurul Amal dengan sistem
20
pendidikan formal yang ada di dalamnya harus melakukan pengelolaan dalam
mengembangkan pendidikan yang baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin memfokuskan penelitiannya
tentang bagaimana manajemen pendidikan pondok dalam menyikapi dan
mengelola pondok pesantren, yang harus mampu menyeimbangkan antara
kebutuhan nilai-nilai pondok. Tantangan dunia modern dan persoalan santri dalam
mengembangkan khasanah pendidikan pesantren yaitu mengkaji kitab-kitab
kuning yang terbentur budaya dengan metode sekolah formal serta bagaimana
pesantren dalam mengatasi persoalan yang dihadapinya dalam membagi revolusi
pendidikan dan tekhnologi yang mempengaruhi pendidikan, baik pendidikan
pesantren serta pendidikan formal.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui beberapa hal yang melatarbelakangi
serta menghantarkan kepada penulis untuk membahas dalam sebuah skripsi yang
berjudul MANAJEMEN PESANTREN di Pondok Pesantren Nurul Amal Desa
Kenteng Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun ajaran 2017/2018.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah ini maka penulis memiliki beberapa hal
sebagai rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian manajemen pondok
pesantren Nurul Amal yang meliputi:
1. Bagaimana manajemen pesantren di Pondok Pesantren Nurul Amal
Desa Kenteng Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun ajaran
2017/2018?
21
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat manajemen pesantren
Nurul Amal Desa Kenteng Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun
ajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Manajemen Pesantren di Pondok Pesantren
Nurul Amal Desa Kenteng Kec. Bandungan Kab. Semarang. Tahun
ajaran 2017/2018.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Manajemen
Pesantren di Pondok Pesantren Nurul Amal Kec. Bandungan Kab.
Semarang. Tahun ajaran 2017/2018.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Memperluas wawasan dalam khasanah keilmuan Pesantren
b. Berguna untuk mengangkat citra bimbingan Pendidikan
keagamaan khususnya dalam dunia Pendidikan Pesantren.
c. Menberikan sumbangan fikiran dan informasi kepada
pengelolaan Pesantren dalam menghadapi perkembangan
Pendidikan Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pembaca yaitu memberi pengetahuan tentang Manajemen
Pondok Pesantren Nurul Amal dan menjadikan pembaca
22
mengetahui bagaimana pengorganisasian pesantren terkait
faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan pendidikan.
b. Bagi lembaga pendidikan pesantren sebagai fokus penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam memberikan pengetahuan
pesantren dalam upaya peningkatan mutu pendidikan bagi para santri dan
memberikan sumbangsih pemikiran dan ide terhadap penyelenggaraan pendidikan
pesantren.
c. Bagi peneliti
Mempunyai ilmu yang baru dan bermanfaat serta sebagai pengetahuan dalam
bidang keilmuan dunia pesantren yang terus akan menghadapi tantangan
tekhnologi dan karakter santri dan pesantren.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran judul di atas, maka perlu
adanya pembatasan permasalahan yang akan penulis teliti sehingga tidak terjadi
pembiasaan dalam permasalahan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu di
ketahui maksud dan istilah dari istilah dalam judul di atas.
1. Manajemen
Manajemen adalah sama halnya dengan administrasi, manajemen juga dari bahasa
latin yaitu manus berarti tangan, agree melakukan, pengelolaan (Usman, 2006:3).
Manajemen adalah usaha-usaha setiap lembaga ataupun organisasi dalam
mengembangkan dan memimpin suatu tim kerjasama atau kelompok orang dalam
23
satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada yang memiliki tujuan
tertentu dalam suatu organisasi (A. Halim Dkk, 2005:70).
Pendidikan adalah usaha sadar terencana dan untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dalam
dirinya (Usman, 2006:30).
Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-
anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan
(Purwanto, 2007:5).
Sedangkan maksud dari manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau
rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok
manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.
Manajemen pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola
sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi di dalam
dirinya (Usman, 2006:7).
Jadi, manajemen pendidikan yang dimaksud oleh penulis dalam penelitian ini
yaitu bagaimana pengelolaan pendidikan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren
Nurul Amal Desa Kenteng Kec. Bandungan Kab. Semarang.
2. Pesantren.
Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai kekhasan
tersedndiri dan berbeda dengan pendidikan lainnya (Departemen Agama RI,
2003:1). Pengertian lain sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama
24
pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya tinggal bersama di bawah
bimbingan seorang (atau lebih) guru yang lebih di kenal dengan sebutan “kyai”
(Ghofur, 2009:80). Jadi dalam pesantren para santri atau murid tinggal bersama
kyai atau guru mereka dalam satu komplek tertentu sehingga dapat menimbulkan
kekhasan pesantren.
Pesantren yang dimaksud oleh penulis dalam penelitian ini adalah tempat bagi
para santri untuk melakukan kegiatan yang ada di dalam pondok sehingga lebih
mudah dalam mengikuti proses pembelajaran yang diselenggarakan pondok.
Berdasarkan penegasan istilah yang telah diterangkan secara terperinci maka,
yang dimaksud dalam judul penelitian secara keseluruhan adalah bagaimana
pengelolaan pendidikan yang dilakukan pengurus Pondok Pesantren Nurul Amal
sehingga Pondok Pesantren Nurul Amal mampu mengelola dengan baik sistem
manajemen yang ada didalamnya, serta dapat mengembangkan potensi-potensi
yang ada didalam diri siswa ke arah yang lebih baik sesuai dengan cita-cita yang
diharapkan.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan dan jenis penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian kualitatif
deskriptif, menurut Bogdam dan Tylor dalam Moelong (2009:4). Metode
Kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data secara
deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak berupa angka-
angka tetapi data yang terkumpul berbentuk kata-kata lisan yang mencakup
25
laporan dan foto-foto. Jadi hasil penelitian ini adalah berupa deskripsi atau
gambaran manajemen pesantren Nurul Amal Kenteng Kec. Bandungan Kab.
Semarang tahun 2017
2. Kehadiran Penelitian
Peneliti hadir secara langsung pada objek penelitian dalam rangka pengumpulan
data yang dilaksanakan, sehingga peneliti terlibat secara langsung dan aktif dalam
rangka pengumpulan data.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Tempat penelitian
Tempat atau lokasi penelitian ini adalah di pondok pesantren Nurul Amal Desa
Kenteng Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun 2017, sedangkan yang menjadi
fokus subjek penelitian ini adalah semua komponen yang terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan pesantren, sarana prasarana penunjang
penyelenggaraan pendidikan pesantren, personalia (dewan guru), kesiswaan
(santri) dan hubungan sosial masyarakat sekitar pesantren.
b. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 juni 2017 sampai selesai.
4. Sumber Data
Pada tahap ini, peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai sumber
data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini
terdapat data utama (primer) dan data pendukung (skunder).
26
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber
pertanyaan (Suryabrata, 2003:39). Adapun yang terlibat secara langsung sebagai
sumber data primer adalah:
Tabel 1.1
No. Nama Jabatan
1. KH. M Muwan Adzani S.Ag Pengasuh Pesantren PA
2. Nyai Siti Rokhfatun Pengasuh Pesantren PI
3. Kholik Lurah Pesantren PA
4. Marfi’atun Lurah Pesantren PI
5. M. Choirul Umam Ketua Pesantren PA
6. Nur Hanifah Ketua Pesantren PI
7. Mahmudiyanto Dewan Ustadz
8. Nur Khamim Dewan Ustadz
9. Nesia Dewan Ustadzah
10. Eka Dewan Ustadzah
11. Ayu Andika Dewan Ustadz
12. Binta Lutfiana Dewan Ustadzah
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersusun dan sudah dijadikan dalam
bentuk dokumen-dokumen (Suryabrata, 2003:40).
27
Adapun sumber data sekunder di sini adalah buku-buku yang terkait dengan
Manajemen Pendidikan, arsip-arsip, dokumen, catatan dan laporan Pondok
Pesantren Nurul Amal.
5. Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam penulisan naskah skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian
kualitatif. Hal ini merupakan salah satu jenis metode yang menitik beratkan pada
penalaran yang berdasarkan realitas sosial secara objektif. Metode penelitian
kualitatif merupakan pengumpulan data secara mendalam mengenai kegiatan
suatu program. Perilaku peserta dan interaksi manusia secara luas. Dalam hal ini
untuk pengumpulan data yang akan digunakan sebagai penunjang dalam
penelitian. Maka penulis menggunakan beberapa langkah yang berkaitan dengan
metode penelitian tersebut.
a. Wawancara
Wawancara adalah tekhnik pengumpulan data dengan cara melakukan percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2008:186)
menjelaskan bahwa wawancara digunakan oleh peneliti apabila ingin melakukan
studi pendahuluan dari suatu penelitian, untuk menemukan suatu permasalah yang
diteliti, digunakan apabila ingin mengetahui hal-hal responden yang mendalam,
dan selanjutnya dari jumlah respondennya yang sedikit/kecil. Dalam arti lain
bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Secara umum yang
28
dimaksud wawancara adalah cara penghimpunan bahan-bahan keterangan yang di
laksanakan dengan melakukan dan dengan arahan serta dengan tujuan yang lebih
ditentukan, dalam penelitian ini metode wawancara digunakan sebagai metode
pengumpulan data dalam pengelolaan pesantren dan bagaimana peran masing-
masing dewan pengasuh, asatidz, pengurus serta santri dalam menerapkan dan
mengorganisir sistem pendidikan pesantren.
b. Observasi
Observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dari sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi, 2005:136). Metode observasi
adalah cara menghimpun bahan-bahan yang digunakan dengan mengadakan
pengamatan fenomena-fenomena yang dijadikan pengamatan. Adapun cara yang
digunakan adalah mengadakan pengamatan langsung di pondok pesantren Nurul
Amal dengan cara melihat dan pengindraan lainnya. Observasi secara langsung
mempunyai maksud untuk mengamati dan melihat langsung kegiatan-kegiatan
manajemen yang dilakukan. Dalam observasi ini yang menjadi ojeknya antara lain
aktifitas kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dilakukan oleh pengasuh dan
dewan asatidz.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atai variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan
sebagainya (Arikunto, 2002:148). Dokumentasi dalam penelitian ini di perlukan
untuk memperkuat data-data yang diperoleh dari lapangan yaitu dengan cara
29
mengumpulkan data yang berupa catatan tertulis dari Pondok Pesantren Nurul
Amal.
6. Analisis Data.
Analisis data digunakan awal penelitian hingga akhir pengumpulan data yang
bersifat terbuka dan induktif, sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi
reduksi data, perbaikan dan ferifikasi atas data yang diperoleh hal ini
dimaksudkan untuk lebih mempermudah pemahaman dan kejelasan.
Menurut Pavon dalam Moelong (2009: 280), tekhnik analisis data adalah proses
kategori urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan suatu
uraian dasar, membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang
signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan
diantara dimensi-dimensi uraian.
a. Pengumpulan data.
Merupakan hasil dari data informasi yang diperoleh dari pengumpulan data baik
menggunakan metode wawancara, pengamatan, maupun observasi, data yang
terkumpul masih berupa data mentah yang belum diolah, sehingga masih perlu
dipilih yang penting dan tidak.
b. Reduksi data.
Reduksi data dimaksudkan untuk memperoleh data yang lebih fokus dan tajam,
karena data yang menumpuk belum dapat memberi gambaran yang jelas. Reduksi
data merupakan penyederhanaan yang diperoleh dari catatan lapangan sebagai
upaya untuk mengorganisasikan data dan memudahkan penarikan kesimpulan.
30
c. Penyajian data.
Data yang dihasilkan melalui proses reduksi data akan langsung disajikan sebagai
kumpulan informasi terusan yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penulis membuat ini dengan naratif guna
memperjelas hasil penelitian ini.
d. Kesimpulan.
Dari hasil pengumpulan data kemudian direduksi dan diverivikasi, pengertian
verivikasi adalah pembuktian yaitu proses-proses mencari arti benda-benda,
mencatat keteraturan, pola-pola dan penjelasan, kemudian data disajikan dan
disimpulkan. Kesimpulan yang diverifikasi selama penelitian berlangsung untuk
mencari kesimpulan akhir.
7. Pengecekan Keabsahan Data (Validitas Data)
Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian karena
sebelum data dianalisis terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan. Validitas
membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan memang
sesuai yang sebenarnya atau kejadian (Nasution, 2003:105). Tekhnik pengujian
validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
triangulasi. Triangulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan dengan
memanfaatkan suatu yang lain dari data itu sendiri (Moleong, 2009:330). Dalam
penelitian ini tekhnik triangulasi yang digunakan yaitu:
a. Triangulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari
beberapa sumber data yang berbeda.
31
b. Triangulasi metode dilakukan dengan menggali data yang
sama dengan metode yang berbeda.
8. Tahap-tahap penelitian
a. Penelitian Pendahuluan
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu penulis mengkajikan referensi-
referensi yang berkaitan dengan manajmen-manajemen pendidikan pesantren,
sekaligus mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan pondok pesantren
Nurul Amal.
b. Pengembangan Desain
Sebelum tahap pendahuluan, penulis menyediakan waktu guna mengembangkan
desain penelitian, menyusun petunjuk guna memperoleh data yang dibutuhkan,
seperti petunjuk wawancara dan pengamatan.
c. Pelaksanaan Penelitian
Peulis melaksanakan penelitian secara langsung di lokasi penelitian sekaligus
melihat secara seksama, agar lebih mengetahui secara detail berbagai hal yang
berhubungan dengan penelitian dan untuk memperoleh data-data yang
dibutuhkan.
d. Penulisan laporan
Tahap penulisan laporan adalah tahap penyusunan data-data hasil temuan
penelitian secara sistematis. Dalam penulisan laporan penelitian ini tentunya
mencakup semua kegiatan penelitian mulai dari tahap awal penelitian sampai
tahap akhir yaitu tahap penarikan kesimpulan.
G. Sistematika Penulisan
32
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, definisi operasional,
rumusan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab kajian pustaka ini, dikupas berbagai pembahasan teori yang menjadi
landasan teoritik penelitian. Manajemen yang meliputi, pengertian manajemen,
pengertian manajemen pendidikan, manajemen kurikulum, manajemen peserta
didik, manajemen sarana prasarana.
Pesantren yang meliputi, pengertian pondok pesantren, macam-macam pondok
pesantren, elemen-elemen pondok pesantren, sistem pengajaran dan pendidikan
pondok pesantren.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
Paparan data dan hasil temuan. Paparan data berisi tentang sejarah berdirinya
pondok pesantren Nurul Amal, maksud dan tujuan pondok pesantren Nurul Amal,
Visi dan Misi, usaha pondok pesantren Nurul Amal, pengurus dan pengasuh
pondok pesantren Nurul Amal, santri pondok pesantren Nurul Amal, sarana dan
prasarana. Paparan data berisi tentang pemaparan sistem pendidikan di pondok
pesantren Nurul Amal, manajemen pondok pesantren Nurul Amal, faktor
pendukung dan penghambat manajemen Pesantren di pondok pesantren Nurul
Amal Desa Kenteng Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun 2017.
33
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul, dengan
pentahapan, menyimpulkan landasan teori, mendeskripsikan hasil wawancara
tentang bagaimana komponen lembaga pendidikan pesantren dalam
memanajemen para santri dan kegiatan pendidikan dalam menyeimbangkan
kebutuhan keilmuan dan kemampuan skill para santri dalam mengikuti segala
kegiatan pendidikan yang diikuti baik pendidikan pesantren maupun pendidikan
umum.
BAB V PENUTUP
Mengakhiri penulisan skripsi pada bab ke lima menguraikan mengenai
kesimpulan akhir dari hasil penelitian ini, saran-saran yang berhubungan dengan
pihak-pihak terkait dari subjek penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Manajemen Pondok Pesantren dan Pondok Pesantren
1. Hakikat Manajemen Pondok Pesantren
a. Pengertian Manajemen Secara Etimologi dan Terminologi
Manajemen adalah kosa kata yang berasal dari bahasa Perancis kuno, yaitu
menegement yang berarti seni melaksanakan dan mengatur.
Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu asal dari kata ”manus” yang
berarti tangan dan “agree” yang berarti melakukan kata-kata itu digabung menjadi
kata kerja menjadi kata “manager” yang artinya menangani (Usman, 2006 : 6 ).
34
Menurut Manullang Manajemen adalah seni dan ilmu pencatatan, perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan terhadap sumber
daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi dapat di simpulkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha para
anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumny.
Manajemen memiliki kegiatan memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan,
dan mengembangkan.
b. Manajemen Pondok Pesantren
Manajemen Pondok Pesantren adalah proses kegiatan dalam menangani,
mengelola, membawa, mengembangkan baik di dalam pendidikannya ataupun
yang lainnya di dalam Pondok Pesantren (Suhartini, 2005:39).
2. Pengertian Pondok Pesantren
Pondok Pesantren berasal dari kata funduk, (bahasa arab) yang berarti rumah
penginapan, sedangkan pondok pesantren adalah lembaga keagamaan yang
memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan
agama Islam (Nasir, 2005:80). Pondok merupakan ciri khas tradisi pesantren yang
membedakan dengan sistem pendidikan tradisional di masjid-masjid yang
berkembang di kebanyakan wilayah negara-negara lain (Muliawan, 2005:156-
157). Pendapat lain tentang pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam
Indonesia yang bersifat “tradisional” untuk mendalami ilmu tentang agama Islam
dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian (Dauly, 2004:26-27).
35
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama,
tempat santri, atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan secara istilah
pesantren adalah lembaga pendidikan islam, dimana para santri biasanya tinggal
dipondok (asrama) dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik (kitab kuning) dan
kitab-kitab umum, bertujuan untuk menguasai ilmu agama islam secara detail,
serta mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan
pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat (Fenomena, 2005:72).
Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh
serta diakui masyarakat sekitarnya, dengan sistem asrama (pemondokan di dalam
komplek) dimana santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian
atau madrasah yang sepenuhnya di bawah kedaulatan kepemimpinan seorang atau
beberapa orang Kyai (Farida, 2007: 8).
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang membahas dan mengkaji
pendidikan keagamaan terutama agama Islam. Keberadaan pesantren telah lama
tumbuh dan berkembang di masyarakat, dengan pengajaran yang modern dalam
mengembangkan kualitas pendidikannya untuk menjadikan santriwan dan
santriwati yang sesuai dengan tujuan pendidikan dalam pesantren itu sendiri.
Pengertian atau ta’rif pondok pesantren tidak dapat diberikan batasan yang tegas,
melainkan mengandung pengertian yang memenuhi ciri-ciri yang memberikan
pengertian pondok pesantren setidaknya ada 5 ciri yang berada dalam lembaga
suatu pondok Kyai, Santri, Pengajian, Asrama, dan masjid dengan akivitasnya,
Sehingga bila dirangkumkan semua unsur-unsur tersebut, dapatlah dibuat suatu
pengertian pondok pesantren yang bebas (Departemen Agama RI, 2003:40).
36
Pondok adalah tempat pendidikan tradisional yang di kelola oleh kyai dan ada
muridnya melakukan kegiatan pembelajaran untuk mendalami ilmu agama Islam
dan ilmu yang lainnya, sampai sekarang pondok pesantren ini berkembang luas
mempunyai pengertian yang luas sesuai dengan kebutuhan di era sekarang ini.
3. Macam-Macam Pesantren
Seiring dengan perkembangan di masa sekarang, pondok pesantren baik tempat,
sistem pengajaran, sistem pengorganisasianyapun telah mengalami perubahan.
Pesantren di zaman sekarang ada yang sudah tidak memakai kebiasaan-kebiasaan
tradisional pada zaman dahulu, akan tetapi pesantren ini mengalami perubahan
sesuai dengan berkembangnya zaman dimasa sekarang.
a. Pondok Pesantren Tradisional
Pesantren yang tetap mempertahankan pelajarannya dengan kitab-kitab klasik dan
tanpa di berikan pengetahuan umum, model pengajarannyapun lazim diterapkan
dalam pesantren salafi yaitu dengan metode sorogan dan wetonan (Ghazali,
2003:14).
Pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam dilakukan secara individual atau
kelompok dengan konsentrasi pada kitab-kitab klasik berbahasa Arab.
Penjenjangan tidak di dasarkan pada satuan waktu, tetapi berdasarkan tamatnya
kitab yang dipelajari.
b. Pondok Pesantren Modern
37
Yaitu pesantren yang menerapkan system pengajaran klasikal (madrasah)
memberikan ilmu umum dan ilmu agama, serta juga memberikan pendidikan
keterampilan (Ghazali, 2003:14).
Pembelajaran pada pondok pesantren khalafiyah dilakukan dengan secara
berjenjang dan berkesinambungan, dengan satuan program didasarkan pada suatu
waktu, seperti caturwulan, semester, tahun/kelas, dan seterusnya. Pondok
pesantren khalafiyah lebih banyak yang berfungsi sebagai asrama yang
memberikan lingkungan kondusif untuk pendidikan agama.
c. Pondok Pesantren Campuran/Kombinasi
Pondok pesantren salafiyah dan khalafiyah dengan penjelasan di atas adalah
salafiyah dan khalafiyah dalam bentuknya yang ekstrim. Barangkali, kenyataan di
lapangan tidak ada atau sedikit sekali pondok pesantren salafiyah atau khalafiyah
dengan pengertian tersebut. Sebagian besar yang ada sekarang adalah pondok
pesantren yang berada di antara rentangan dua pengertian di atas (Departemen
Agama RI, 2003:30).
Sebagian besar pondok pesantren yang mengaku atau menamakan diri pesantren
salafiyah pada umunya juga menyelenggarakan pendidikan secara klasikal dan
berjenjang, walaupun tidak dengan nama madrasah atau sekolah, Demikian juga
pesantren khalafiyah pada umumnya juga menyelenggarakan pendidikan dengan
menggunakan pendekatan kitab klasik (pengajian menggunakan kitab kuning)
itulah yang diakui selama ini diakui sebagai salah satu identitas pokok
pesantren.Tanpa menyelenggarakan kitab kuning agak janggal disebut sebagai
pondok pesantren (Departemen Agama RI, 2003:30).
38
Berbagai macam pondok pesantren yang berkembang pada masa sekarang, pasti
mempunyai kelebihan sendiri-sendiri untuk mencetak manusia sebagai khalifah di
bumi (khalifatu filard), untuk menghidupkan agama Allah dengan berbagai cara
menurut ajaran agama Islam.
4. Elemen-elemen pondok pesantren.
Pondok pesantren bukan hanya terbatas dengan kegiatan-kegiatan pendidikan
keagamaan melainkan mengembangkan diri menjadi suatu lembaga
pengembangan masyarakat, oleh karena itu pondok pesantren sejak semula
merupakan ajang mempersiapkan keder masa depan dengan perangkat-perangkat
sebagai berikut (Ghazali, 2003:18).
a. Masjid
Masjid pada hakikatnya merupakan sentral kegiatan muslimin baik dalam dimensi
ukhrawi maupun maknawi masjid memberikan indikasi sebagai kemampuan
seorang abdi dalam mengabdi kepada Allah yang disimbolkan dengan adanya
masjid (Ghazali, 2003:19).
Keberadaan masjid juga digunakan para kyai untuk menyelenggarakan pengajian
yang sifatnya umum yakni pengajian kitab-kitab klasik yang diikuti para santri
dengan masyarakat sekitar pesantren.
b. Pondok
Pondok adalah asrama bagi para santri yaitu sebuah asrama pendidikan Islam
tradisional dimana para siswa tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan
seorang atau lebih guru yang di kenal dengan sebutan kyai (Ghofur, 2009: 9).
39
Pondok sebagai wadah pendidikan manusia seutuhnya sebagai operasionalisasi
pendidikan yakni mendidik dan mengajar. Mendidik secara keluarga berlangsung
di pondok sedangkan mengajarnya berlangsung di kelas dan mushola. Hal inilah
merupakan fase pembinaan dan peningkatan kualitas manusia sehingga ia bisa
tampil sebagai kader masa depan, oleh karena itu pondok pesantren merupakan
lembaga pendidikan yang pertama mengembangkan lingkungan hidup dalam arti
kata pengembangan manusia dari segi mentalnya.
Selain sebagai tempat tinggal pondok/asrama merupakan tempat belajar,
bermasyarakat baik dengan sesame santri maupun masyarakat sekitar serta tempat
untuk menimba ilmu agama Islam sebanyak-banyaknya sebagai bekal di
masyarakat dan bekal di akhirat nanti.
c. Kyai
Ciri yang paling memasyarakat di pondok pesantren adalah kyai. kyai pada
hakikatnya adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang mempunyai ilmu
dibidang agama dalam hal ini agama Islam (Ghazali, 2003:22).
Keberadaan kyai sangat sentral sekali suatu lambaga pendidikan Islam disebut
pesantren apabila memiliki tokoh sentral yang di sebut kyai, kyai di dalam dunia
peantren sebagai penggerak dalam mengemban dan mengembangkan pesantren
sesuai dengan pola yang di kehendaki, dengan demikian kemajuan dan
kemunduran pondok pesantren benar-benar terletak pada kemampuan kyai dalam
mengatur operasionalisasi pendidikan di dalam pesantren, sebab kyai sebagai
penguasa baik dalam pengertian fisik ataupun yang non fisik yang
bertanggungjawab demi kemajuan pesantren.
40
Kyai selain menjadi bagian pondok pesantren kyai juga menjadi imam atau
pemimpin dalam suatu daerah dalam urusan agama bahkan ilmu umum lainya,
realita masyarakat pada masa sekarang memandang kyai adalah kunci dari suatu
daerah sebagai panutan untuk orang banyak.
d. Santri
Istilah santri hanya ada di pesantren sebagai pengejawantahan adanya peserta
didik yang haus akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang kyai yang
memimpin sebuah pesantren, oleh karena itu santri pada dasarnya berkaitan erat
dengan keberadaan kyai dan pesantren (Ghozali, 2003:24).
Santri terbagi menjadi dua yaitu:
1) Santri Mukim
Santri mukim adalah para santri datang dari tempat yang jauh sehingga ia tinggal
dan menetap di pondok (asrama) pesantren (Maksum, 2003:14).
Santri yang mukim ini biasanya memang yang datang dari luar daerah sekitar
pondok pesantren tersebut, jadi santri tersebut dinamakan dengan santri yang
mukim atau santri yang tinggal di pondok pesantren.
2) Santri Kalong
Santri Kalong adalah santri yang berasal dari wilayah sekitar pesantren sehingga
mereka tidak memerlukan untuk tinggal dan menetap di pondok pesantren mereka
bolak-balik dari rumahnya masing-masing (Maksum, 2003:15).
Santri Kalong pada dasarnya adalah seorang murid yang berasal dari desa sekitar
pondok pesantren yang pola belajarnya tidak dengan menetap dalam pondok
41
pesantren, melainkan semata-mata belajar dan secara langsung juga pulang ke
rumah setelah belajar di pesantren.
e. Pengkajian Kitab-kitab Kuning
Secara lughowi (bahasa) kitab kuning diartikan sebagai kitab yang berwarna
kuning, karena kertas-kertas yang dipergunakan berwarna kuning atau karena
terlalu lamanya kitab tersebut tersimpan sehingga berwarna kuning (Ghofur,
2009:28).
Kitab-kitab klasik biasanya dikenal dengan istilah kuning yang terpengaruh oleh
warna kertas. Kitab-kitab itu ditulis oleh ulama-ulama zaman dahulu yang
berisikan tentang ilmu keislaman seperti: Fiqih, hadist, tafsir, maupun tentang
akhlaq.
5. Metode Pembelajaran Dalam Pondok Pesantren.
Di bawah ini disebutkan metode pembelajaran di pondok pesantren sebagai
berikut:
a. Sorogan
Metode sorogan adalah kegiatan pembelajaran bagi para santri yaitu menitik
beratkan pada pengembangan kemampuan perseorangan (individu) di bawah ini
adalah bimbingan seorang asatidz atau kyai (Departemen Agama RI, 2003:74).
Model pembelajaran sorogan ini akan lebih mudah dalam memahamkan pelajaran
bagi santri karena antara pengajaran dengan santri berhadapan langsung dalam
proses metode ini, jika ada keterangan yang kurang memahamkan santri maka
42
ustadz langsung bisa menerangkan sesuai dengan apa yang dimaksud dalam kitab
tersebut.
Sistem sorogan santri juga akan merasakan hubungan yang khusus ketika
berlangsung kegiatan membaca kitab yang langsung disimak oleh ustadz.
b. Bandongan
Metode ini juga disebut dengan metode wetonan, pada metode ini berbeda dengan
metode sorogan. Metode bandongan biasanya dilakukan oleh seorang kyai atau
ustadz terhadap sekelompok peserta didik, atau santri untuk mendengarkan atau
menyimak apa yang dibacanya dari sebuah kitab (Departemen Agama RI,
2003:86).
Sistem pengajaran bandongan ini biasanya dilaksanakan dalam bentuk jama’ah
atau bersama-sama yang terdiri dari beberapa kelas di suatu pondok pesantren
dengan diajar oleh seorang ustadz, para santri mendengarkan dan memaknai kitab
kuning yang di bacakan oleh ustadz, biasnya sistem bandongan ini memakai
model ceramah dengan menjabarkan isi dari kitab kuning serta memberikan
keterangan yang lebih luas pada santri.
c. Metode Musyawarah (Bahtsul Masail)
Metode musyawarah atau dalam istilah lain biasa disebut dengan bahtsul masail
merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip dengan metode diskusi atau
seminar (Departemen Agama RI, 2003:92).
Proses pelaksanaanya, para santri bebas mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau
pendapatnya, dengan demikian metode musyawaroh ini lebih menitik beratkan
pada kemampuan perseorangan di dalam menganalisis dan memecahkan suatu
43
persoalan dengan argumen logika yang mengacu pada kitab-kitab tertentu, jadi
metode ini juga melatih mental santri untuk tampil di depan orang banyak.
d. Metode Hafalan
Kegiatan belajar santri dengan cara menghafal suatu teks tertentu dibawah
bimbingan dan pengawasan seorang ustadz/kyai, santri diberi tugas untuk
menghafal bacaan-bacaan dalam jangka waktu tertentu (Departemen Agama RI,
2003:100).
Metode ini juga menjadikan santri untuk berlatih kebiasaan istiqomah (ajek)
karena dalam menghafal ini santri harus mengulang-ulang bacaan atau lafadz
yang di hafalkan sesuai target yang di tentukan, juga melatih kecerdasan otak
santri untuk mengingat-ingat materi pelajaran, biasanya metode ini di tekankan
pada pelajara alatnya (nahwunya) seperti tafsir, jurumiyah, imriti, dan alfiyah ibnu
malik, tetapi ada juga pelajaran lain di pondok pesantren yang menggunakan
metode hafalan ini.
6. Fungsi Pondok Pesantren
(Ghozali, 2003:35) menyebutkan: Dimensi fungsional pondok pesantren tidak
bisa di lepas dari hakekat bahwa pondok pesantren tumbuh berawal dari
masyarakat sebagai lembaga informal desa dalam bentuk yang sangat sederhana,
oleh karena itu perkembangan masyarakat sekitarnya tentang pemahaman
keagamaan (Islam) lebih jauh mengarah kepada nilai-nilai ajaran agama Islam.
Fungsi pondok pesantren adalah sebagai berikut:
a. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan.
b. Pondok pesantren sebagai lembaga dakwah.
44
c. Pondok pesantren sebagai lembaga sosial.
Fungsi pondok pesantren disini sangat mempengaruhi perkembangan pesantren
tersebut selain perkembangannya dengan masyarakat sekitar juga menjadikan
citra pondok pesantren benar-benar baik untuk mencetak generasi yang Islami dan
siap untuk terjun di dalam tengah-tengah masyarakat untuk diharapkan
menyebarkan ilmu-ilmu Islam yang telah di dapatkannya ketika di pondok
pesantren.
B. Manajemen Pendidikan Pesantren
1. Pengertian manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu asal kata dari “manus” yang
berarti tangan dan “agree” yang artinya melakukan kata-kata itu digabung
menjadi kata kerja menjadi “manager” yang artinya menangani (Usman, 2006:6).
Manajemen adalah kata manajemen yang berasal dari kata “to manage”
yang berarti mengatur manajemen juga bisa diartikan sebagai kegiatan mengatur
secara substantif (Mahduri, 2005:27).
Manajemen merupakan usaha-usaha setiap lembaga ataupun organisasi
dalam mengembangkan dan memimpin suatu tim kerjasama atau kelompok orang
dalam satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang memiliki tujuan
tertentu dalam suatu organisasi (Suhartini, 2005:70).
45
Berdasarkan pengertian manajemen di atas maka makna manajemen yang
dimaksud penulis meliputi tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian,
penggiatan, dan juga perawatan terkait pendidikan pesantren, hal ini dilakukan
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya
manusia dan juga sumberdaya lainnya, (George R Terry, 1972).
Penulis mendevinisikan yang dimaksud manajemen disini adalah suatu usaha
untuk mengembangkan dan memimpin suatu tim kerjasama atau kelompok orang
dalam satu kesatuan untuk menangani, mengembangkan, membawa, mengelola,
suatu lembaga baik lembaga pendidikan atau yang lainnya.
Dari pengertian di atas dapat diketahui manajemen adalah applied science (ilmu
aplikatif), dimana jika dijabarkan menjadi sebuah proses tindakan melaliputi
beberapa hal (A Halim Dkk Dalam Manajemen Pesantren 2005 : 73).
Adapun manajemen ini juga mempunyai fungsi, ada empat fungsi dalam
manajemen ini:
a. Planning (perencanaan)
Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang
tindakan yang akan di lakukan pada waktu yang akan datang, sedangkan
perencanaan menurut ( Usman, 2006:48) adalah :
Perencanaan dilakukan dalam suatu organisasi untuk mengambil keputusan yang
akan dilaksanakan sebagai rencana awal jalannya suatu organisasi yang normal,
supaya mencapai tujuan yang akan dicapai, meliputi pemilihan atu penetapan
tujuan-tujuan organisasi dan penentuan tujuan organisasi, kebijakan, proyek,
46
program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang di gunakan untuk
mencapai kebutuhan.
Fungsi perencanaan mencakup penetapan tujuan, standar, penetapan atau
prosedur, dan pembuatan rencana serta ramalan apa yang dikirakan akan terjadi
dalam manajemen pendidikan perencanaan memiliki manfaat-manfaat antara lain
senagai berikut:
1) Standar pelaksanaan dan pengawasan dalam setiap program
pendidikan yang akan dilaksanakan.
2) Penyusunan skala prioritas baik secara sasaran maupun
kegiatan pendidikan yang akan diselenggarakan dan akan
ditetapkan.
3) Alat dalam memudahkan untuk berkoordinasi dengan pihak
terkait semua komponen penyelenggaraan pendidikan (Usman,
2006:49).
Fungsi di atas memberikan dukungan yang penuh dalam merencanakan suatu
perencanaan yang mengacu kepada penetapan tujuan, standar, atau aturan
prosedur dan pembuatan rencana, juga memberikan kemudahan dalam koordinasi
dengan semua pihak komponen penyelenggara pendidikan untuk mencapai tujuan
yang hendak di capai.
b. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah kegiatan dasar manajemen sebagai kegiatan memadukan
sumber-sumber yaitu manusia yang akan mendayagunakan sumber-sumber
47
lainnya untuk menjalankan kegiatan sebagaimana direncanakan dalam mencapai
tujuan (Mahdzuri, 2005:46).
Pengorganisasian yang baik adalah organisasi yang baik, tertib, kegiatan berjalan
lancar sesuai rencana sehingga tidak ada kejadian-kejadian yang tidak diinginkan
di kuar dugaan, akan menjadikan suatu hasil yang baik dan sesuai dengan tujuan.
Proses organizing meliputi beberapa kegiatan yaitu:
1) Perumusan tujuan
Sebagai dasar penyusunan organisasi, tujuan harus dirumuskan secara jelas
dengan lengkap baik mengenai bidang, ruang lingkup sasaran yang diperlukan,
serta jangka waktu pelaksanaan tujuan.
2) Penetapan tugas pokok
Tugas pokok adalah sasaran yang diberikan kepada organisasi untuk dicapai,
tugas pokok merupakan landasan dalam penyelenggaraan semua kegiatan dalam
organisasi.
3) Perincian kegiatan
Dalam kegiatan ini selain harus disusun secara lengkap dan terperinci, perlu juga
diidentifikasi kegiatan-kegiatan yang penting dan kegiatan-kegiatan yang kurang
penting.
4) Pengelompokan kegiatan-kegiatan dalam fungsi-fungsi
Kegiatan-kegiatan yang erat hubungannya satu sama lain, masing-masing
dikelompokkan menjadi satu. Kelompok kegiatan sebagai hasil pengelompokan
ini disebut fungsi.
5) Departementasi
48
Departemenasi adalah proses konversasi fungsi-fungsi menjadi satuan organisasi
dengan berpedoman dengan prinsip-prinsip organisasi (Bahharudin, 2010:102-
103).
Lima pendapat tentang organizing di atas penulis menyimpulkan bahwa suatu
lembaga atau organisasi perlu adanya perumusan tujuan, prinsip-prinsipnya
sehingga pengorganisasiannya bisa terkendalikan dan sesuai dengan aturan.
c. Actualing (penggerakan)
Usaha menggerakan anggota-anggota sehingga mereka berkeinginan dan berusaha
untuk mencapai tujuan berorganisasi. Tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok suka berusaha untuk mencapai sasaran agar sesuai dengan
perencanaan manajer dan usah-usaha organisasi (Mahdzuri, 2005:47).
Penggerakan sebagai wujud tindakan-tindakan untuk mengarahkan suatu
pekerjaan atau program dalam suatu organisasi yang perlu dilaksanakan oleh
setiap elemen-elemen/bagian yang berwenang dalam suatu organisasi.
Menurut (Bahharudin, 2010:106) Manajemen sebagian besar dipengaruhi oleh
beberapa hal yaitu:
1) Mendapatkan orang-orang yang cakap.
2) Memberikan otoritas kepada mereka.
3) Mengatakan kepada mereka apa yang ingin kita capai
4) Menginspirasi dengan kepercayaan terhadap mereka untuk
mencapai sasaran.
d. Controlling (pengawasan)
49
Pengawasan adalah proses manajerial dimana sebuah organisasi akan bergerak
apabila para manajernya mengerti dan paham secara benar akan apa yang
dilakukannya (Suhartini, 2005:72).
Melalui empat tahap itulah manajemen dapat bergerak, namun hal ini sangat
tergantung tingkat kepemimpinan seorang ketua atau manajer. Artinya adalah
suatu proses kepemimpinan akan bergerak apabila manajernya mengerti dan
faham secara benar akan apa yang dilakukan melalui empat prinsip di atas yang
prosesnya saling berkaitan dan saling menentukan satu sama lain antar komponen
organisasi.
2. Pengertian Manajemen pendidikan
Pengertian manajemen pendidikan mempunyai empat pengertian sebagai berikut:
a. Manajemen pendidikan mengandung pengertian proses untuk
mencapai tujuan pendidikan
b. Manajemen pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir
sistem
c. Manajemen pendidikan mempunyai pengertian kerjasama untuk
mencapai tujuan pendidikan.
d. Manajemen pendidikan juga dapat dilihat dari segi efektifitas
pemanfaatan sumber (Suryosubroto, 2004:15-20).
Manajemen pendidikan adalah seni ilmu mengelola sumberdaya pendidikan untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
50
pengendalian diri, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangsa dan negara (Usman, 2006:7).
Manajemen pendidikan adalah sebagai suatu proses atau sistem pengelolaan.
Kegiatan-kegiatan pengelolaan pada suatu sistem pendidikan bertujuan untuk
keterlaksanaan proses belajar mengajar yang mencakup tujuan umum dan khusus
yang semuanya bermaksud mengubah nasib kaum yang berada dalam kebodohan
dan berusaha menjadi hamba yang di harapkan.
3. Pengertian Manajemen Pendidikan Pesantren
(Hamzah, 1994 : 32) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
Manajemen Pendidikan Pesantren adalah aktivitas memadukan sumber-sumber
pendidikan pesantren agar terpusat dalam usaha untuk mencapai tujuan
pendidikan pesantren, yang telah ditentukan. Dengan kata lain manajemen
pendidikan merupakan mobilisasi segala sumberdaya pendidikan pesantren untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah diterapkan.
Manajemen dalam arti mengatur (mobilisasi) segala sesuatu agar
dilakukan dilakukan dengan baik dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan
dalam ajaran Islam sebab dalam Islam arah tujuan yang jelas landasan yang kokoh
dan kaifiyah yang benar merupakan amal perbuatan yang di cintai Allah SWT.
Dalam setiap organisasi termasuk pendidikan pondok pesantren memiliki
aktifitas-aktifitas pekerjaan tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Salah satu aktivitas tersebut adalah manajemen. Dengan pengetahuan manajemen
pengelola pondok pesantren bisa mengangkat dan menerapkan prinsip-prinsip
51
dasar serta ilmu yang ada di dalam Al-Qur’an dan Hadist ke dalam lembaga
pesantren.
Seperti diketahui bahwa sebagai sebuah sistem pendidikan Islam
mengandung berbagai komponen yang saling berkaitan satu sama lain komponen
tersebut meliputi landasan tujuan kurikulum, kompetensi dan profesionalisme
guru, pola hubungan guru dan murid, metodelogi pembelajaran, sarana prasarana,
evaluasi dan lain sebagainya. Berbagai komponen ini dilakukan tanpa
perencanaan konsep yang matang seringkali berjalan apa adanya, alami dan
tradisional.
4. Manajemen Kurikulum Pesantren
a. Pengertian kurikulum
Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah
kepada seluruh anak didiknya, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar
sekolah (Suryosubroto, 2004:32).
Kurikulum pesantren adalah kehidupan yang ada dalam pesantren tidak hanya
dalam hal pengajian, madrasah diniyah melainkan semua kegiatan yang di
lakukan santri selama 24 jam di pesantren (Abdul Aziz Dkk. 2007: 86).
Dalam pengertian konvensional, kurikulum sering dimaksud sebagai perangkat
mata pelajaran yang harus ditempuh atau diterima peserta didik untuk
memperoleh ijazah (Makin, 2010:56).
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para tokoh di atas dapat
disimpulkan bahwa pendapat ini memiliki makna yang sangat luas, apapun yang
di dapat memberikan pengalaman belajar secara positif bagi peserta didik baik
52
berupa materi pelajaran, kondisi lingkungan sekolah maupun pondok pesantren,
figur para ustadz, kyai, hubungan antara personalia pengajar dengan semua murid
yang ada di sekolah/madrasah/pesantren, serta metode-metode yang di lakukan
dalam pembelajaran dinamakan kurikulum.
Kurikulum sebagai dasar atau aturan untuk membuat pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan yang di harapkan, yang dilakukan di dalam atau di luar kelas untuk
membuat pembelajaran yang lebih efektif dan teratur.
b. Prinsip Kurikulum Pesantren
Kurikulum yang berkembang di pesantren menunjukkan prinsip yang tetap antara
lain:
1) Struktur dasar kurikulum adalah pengajaran pengetahuan
agama dalam segenap tingkatan dan layanan pendidikan
dalam bentuk bimbingan kepada santri secara pribadi dan
kelompok
2) Kurikulum ditunjuk untuk mencetak ulama’ dikemudian
hari, di dalamnya terdapat paket data pelajaran pengalaman,
dan kesempatan yang harus di tempuh oleh santri.
3) Secara keseluruhan kurikulum bersifat fleksibel, setiap
santri berkesempatan menyusun kurikulumnya sendiri
secara penuh. Karena kebutuhan santri berbeda-beda sesuai
dengan panggilan dengan dirinya, misi keluarga, tuntutan
masyarakat (Aziz, 2007:86).
53
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal dalam proses pendidikan harus
adanya sumber kurikulum yang di gunakan untuk pedoman atau aturan dalam
mengembangkan kualitas pendidikan itu sendiri.
5. Manajemen Personalia
a. Pengertian Manajemen Personalia/Sumber Daya Manusia
(SDM)
Manajemen personalia adalah tekhnik atau prosedur yang berhubungan dengan
pengelolaan sumber daya manusia didalam suatu organisasi. Pada prinsipnya yang
dimaksud “personel” atau personalia adalah orang-orang yang melaksanakan
suatu tugas untuk mencapai tujuan, dalam hal ini sekolah dibatasi dengan sebutan
pegawai (Suryosubroto, 2004:86).
Dalam dunia pendidikan, guru atau orang-orang yang melaksanakan tugas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid-murid atau santri didalam pondok
pesantren sangatlah menjadi bagian yang penting demi lancarnya suatu kegiatan
pembelajaran.
b. Prinsip Dasar Manajemen Personalia Meliputi
1) Dalam pengembangan suatu lembaga pendidikan baik
sekolah/madrasah/pesantren, sumber daya manusia adalah
komponen paling penting dalam menunjang berlangsungnya
kegiatan baik pendidikan maupun keorganisasian lembaga.
2) Kultur dan suasana organisasi lembaga pendidikan serta
perilaku manajerialnya sangat berpengaruh pada pencapaian
tujuan pengembangan sekolah/madrasah atau pesantren.
54
3) Sumber daya manusia akan berperan secara optimal, jika
dikelola dengan baik, sehingga menunjang tercapainya
tujuan dari lembaga pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan.
4) Manajemen personalia di sekolah/ madrasah, pesantren
pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga (guru,
ustadz, staf adm inistrasi, peserta didik, orang tua) dapat
bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan
sekolah, madrsah dan pesantren (Hasbullah, 2006:11).
Manajemen yang terorganisasi dengan baik dan adanya kerjasama yang baik maka
kan mencapai tujuan yang baik pula sesuai dengan tujuan yang akan dicapai yaitu
untuk mencetak anak-anak didik yang baik.
c. Perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia
Perencanaan SDM merupakan inti manajemen karena semua kegiatan organisasi
Pondok Pesantren didasarkan atas rencana itu. Dengan perencanaan
memungkinkan para pengambil keputusan untuk menggunakan SDM mereka
secara efektif dan efisien (Suhartini, 2005:8).
Perencanaan SDM merupakan serangkaian kegiatan yang di lakukan untuk
mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis lingkungan pada organisasi Pondok
pesantren masa depan, dan untuk mengetahui hal kebutuhan tenaga kerja yang
ditimbulkan dari kondisi tersebut.
d. Pengadaan Staf (Sumber Daya Manusia)
55
Aktifitas pokok fungsi pengadaan meliputi pelaksanaan rekrutmen calon tenaga
yang sesuai dengan profesi dan bidang serta karakteristik yang sesuai dengan
tenaga yang diperlukan dan penempatan tugas dan penugasan staf (Bahharudin,
2010:73).
Rekrutmen adalah suatu usaha untuk mencari dan mendapatkan tenaga kerja yang
profesional dengan mutu yang memadahi, sehingga organisasi dapat memilih
personalia atau dewan pengajar yang cocok dan sesuai dengan jabatan yang
tersedia.
6. Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik menunjuk pada pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan
pencatatan murid, semenjak dari proses penerimaan sampai saat murid
meninggalkan sekolah, madrasah, pesantren atau lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan tertentu (Suryosubroto, 2004:74).
Dari penjelasan diatas dapat di pahami bahwa manajemen peserta didik adalah
upaya penataan peserta didik, mulai masuk pada lembaga penyelenggaraan
pendidikan sampai dengan mereka lulus, dengan cara memberikan layanan sebaik
mungkin kepada peserta didik.
Beberapa ruang lingkup manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:
a. Penerimaan peserta didik, meliputi penentuan kebijakan,
penerimaan peserta didik, sistem penerimaan peserta didik.
b. Penerimaan peserta didik, meliputi penentuan kebijakan
penerimaan peserta didik, sistem penerimaan peserta didik,
56
kriteria penerimaan, prosedur penerimaan pemecahan problem-
problem penerimaan peserta didik.
c. Orientasi peresta didbik baru.
d. Mengatur kehadiran/ketidakhadiran peserta didik baru di sekolah
ataupun madrasah.
e. Mengatur pengelompokan peserta didik.
f. Mengatur evaluasi peserta didik, mengatur kenaikan tingkat
peserta didik.
g. Mengatur peserta didik yang mutasi dan droup out.
h. Mengatur kode etik, keadilan, dan pengangkatan peserta didik.
i. Mangatur layanan peserta didik.
j. Mengatur organisasi peserta didik (Bahharudin, 2010:71-72).
Dari penjelasan diatas dapat di pahami bahwa manajemen peserta didik adalah
upaya penataan peserta didik, mulai masuk pada lembaga penyelenggaraan
pendidikan sampai dengan mereka lulus, dengan cara memberikan layanan sebaik
mungkin kepada peserta didik.
7. Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur dan mengelola
sarana dan prasarana pendidikan, yang bertujuan agar dapat memberikan
kontribusi yang optimal terhadap proses pendidikan dalam mencapai tujuannya
(Makin, 2010:62).
Sarana dan prasarana dalam lembaga pendidikan sangatlah penting karena untuk
menunjang berlangsungnya proses pendidikan sekaligus untuk memudahkan
57
dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh dewan pengajar.
Mengigat di sekolah-sekolah kita, saat ini belum terdapat tenaga profesional yang
menangani manajemen dalam pemeliharaan sarana tersebut, maka tugas-tugas
dalam hal ini biasanya diserahkan kepada salah seorang atau lebih karyawan
(pegawai sekolah) yang ditunjuk.
Manajemen sarana dan prasarana meliputi 5 hal yaitu:
a. Penentuan kebutuhan
Sebelum mengadakan alat-alat tertentu atau fasilitas yang lain lebih dahulu harus
melalui prosedur penelitian yaitu melihat kembali kekayaan yang telah ada.
b. Proses pengadaan
Pengadaan sarana pendidikan ada beberapa kemungkinan yang bisa di tempuh
1) Pembelian dengan biaya pemerintah
2) Pembelian dengan biaya dari SPP
3) Bantuan dari BP3
4) Bantuan dari masyarakat lainnya
c. Pemakaian
Penggunaan barang habis dipakai harus secara maksimal dan
dipertanggungjawabkan pada setiap triwulan sekali, sedangkan penggunaan
barang tetap dipertanggungjawabkan satu tahun sekali, maka perlu pemeliharaan
dan barang-barang itu disebut barang inventaris.
d. Pengurusan dan pencatatan
Perlunya untuk disediakan instrumen administrasi antara lain, buku inventaris,
buku pembelian, buku penghapusan, dan kartu barang.
58
e. Pertanggung jawaban
Penggunaan barang-barang inventaris yang dimiliki oleh suatu lembaga harus
dipertanggungjawabkan dengan jalan membuat laporan penggunaan-penggunaan
barang-barang tersebut yang ditunjukkan kepada instansi atasan (Suryosubroto,
2004:115-116).
Berdasarkan lima hal yang telah diuraikan di atas manajemen sarana dan
prasarana dalam suatu lembaga pendidikan akan lebih terkondisikan dan akan
teratur dengan baik, adanya perawatan, pertanggung jawaban bagi seluruh
elemen-elemen yang ada dalam suatu pendidikan tersebut.
8. Manajemen Hubungan Masyarakat
Humas merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai dan
menyimpulkan sikap-sikap publik menyesuaikan prosedur instansi atau organisasi
untuk mendapatkan pengertian dan dukungan dari masyarakat (Hasbullah,
2006:124).
Hubungan antara suatu lembaga pendidikan madrasah, sekolah dan juga pondok
pesantren sangatlah penting, karena perlu adanya dukungan dan apresiasi timbal
balik antara lembaga pendidikan dengan masyarakat yang ada disekitarnya,
supaya adanya rasa saling menguntungkan dan terjalin ukhwah yang harmonis
dan baik.
Hal-hal yang perlu dikemukakan dalam kegiatan kehumasan yakni:
1) Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam
masyarakat tentang masalah pendidikan sekolah/ madrasah/
pesantren.
59
2) Membantu kepala sekolah/ madrasah/ pesantren bagaimana
memperoleh bantuan dan kerjasama dalam mendukung
pelaksanaan kegiatan yang berwawasan pendidikan pesantren.
60
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang disajikan
berupa kata-kata. Dilihat dari permasalahan yang diteliti, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif. (Lexy J. Moleong 2013:6) menjelaskan bahwa
penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara
holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata pada suatu konteks secara
alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sistem manajemen yang
diterapkan di Pondok Pesantren Nurul Amal dan komponen yang terkait dengan
pesantren terutama dalam bidang pendidikan, sebagai penunjang bagi pesantren
dalam menciptakan pendidikan yang bermanfaat bagi semua santrinya. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif yang disajikan secara deskriptif.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Pondok Pesantren Nurul Amal Desa Kenteng, Kecamatan
Bandungan, Kabupaten Semarang, sedangkan yang menjadi fokus subyek
penelitian adalah semua komponen yang terikat dengan penyelenggaraan
pendidikan pesantren, sarana prasarana penunjang penyelanggaraan pendidikan,
personalia (dewan guru), kesiswaan (santri) dan hubungan sosial masyarakat
sekitar pesantren.
C. Sumber Data
61
Dalam penelitian ini dapat memperoleh informasi data dari beberapa literatur
buku maupun jurnal sebagai bahan teoretik dan memperoleh sumber informasi riil
dari proses data observasi dan wawancara yang peneliti lakukan secara langsung
yang kemudian dianalisis. Dengan kata lain sumber data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu sumber data yang berkaitan langsung berkaitan dengan
obyek riset (Arikunto, 1989: 10). Data primer dalam penelitian ini adalah data-
data di lapangan yang diperoleh dari penelitian tentang Manajemen Pondok
Pesantren Nurul Amal Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten
Semarang. Peneliti menggunakan wawancara dan observasi sebagai data primer.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi
sumber-sumber data primer. Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku
yang yang berkaitan dengan manajemen pendidikan, arsip-arsip, dokumen,
catatan dan laporan pondok pesantren Nurul Amal itu sendiri yang didukung
dengan adanya dokumentasi.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang di lakukan peneliti adalah dengan wawancara,
observasi dan dokumentasi:
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
62
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2008:
186) menjelaskan bahwa wawancara digunakan oleh peneliti apabila ingin
melakukan studi pendahuluan dari suatu penelitian, untuk menemukan suatu
permasalahan yang harus diteliti, digunakan apabila ingin mengetahui hal-hal
responden yang mendalam, dan selanjutnya dari jumlah respondennya yang
sedikit/kecil. Esterberg (Sugiyono, 2010: 319) mengemukakan dari beberapa
macam wawancara yaitu wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan
wawancara tidak terstruktur. Dalam arti lain bahwa wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Secara umum yang dimaksud wawancara adalah cara
penghimpunan bahan-bahan keterangan yang di laksanakan dengan melakukan
dan dengan arahan serta dengan tujuan yang lebih ditentukan, dalam penelitian ini
metode wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan data dalam
pengelolaan pesantren dan bagaimana peran masing-masing dewan pengasuh,
asatidz, pengurus serta santri dalam menerapkan dan mengorganisir sistem
pendidikan pesantren.
2. Observasi
Observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dari sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi, 2005:136). Metode observasi
adalah cara menghimpun bahan-bahan yang digunakan dengan mengadakan
pengamatan fenomene-fenomena yang dijadikan pengamatan. Adapun cara yang
digunakan adalah mengadakan pengamatan langsung di podok pesantren Nurul
Amal dengan cara melihat dan pengindraan lainya. Observasi secara langsung
63
mempunyai maksud untuk mengamati dan melihat langsung kegiatan-kegiatan
manajemen yang dilakukan. Dalam observasi ini yang menjadi objeknya antara
lain aktifitas kegiatan pembelajaran sehari-hari yang di lakukan oleh pengasuh
dan dewan asatidz.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan
sebagainya (Arikunto, 2002: 148). Dokumentasi dalam penelitian ini di perlukan
untuk memperkuat data-data yang diperoleh dari lapangan yaitu dengan cara
mengumpulkan data yang berupa catatan tertulis dari Pondok Pesantren Nurul
Amal.
E. Analisis Data
Analisis data digunakan awal penelitian hingga akhir pengumpulan data yang
bersifat terbuka dan induktif, sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi
reduksi data, perbaikan dan ferifikasi atas data yang diperole hal ini dimaksudkan
untuk lebih mempermudah pemahaman dan kejelasan.
Menurut Pavon dalam Moelong (2009:280), tehnik analisis data adalah proses
kategori urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori uruan data,
mengorganisasikan kealam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar, ia
membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan
terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara
dimensi-dimensi uraian.
F. Pengecekan Keabsahan Data
64
Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian karena
sebelum data dianalisis terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan. Validitas
membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan memang
sesuai yang sebenarnya atau kejadian (Nasution, 2003:105). Tehnik pengujian
validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dengan
memanfaatkan suatu yang lain dari data tersebut sebagai bahan pembanding atau
pengecekan dari data itu sendiri (Moleong, 2009:330). Dalam penelitian ini teknik
triangulasi yang digunakan yaitu:
1. Triangulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejanis dari
beberapa sumber data yang berbeda.
2. Triangulasi metode dilakukan dengan menggali data yang sama
dengan metode yang berbeda
3. Triangulasi Tekhnik yaitu dengan cara membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara
4. Triangulasi sumber yaitu dengan cara membandingkan data hasil
wawancara antara narasumber terkait serta membandingkan data
hasil dukumentasi antar dokumen
5. Triangulasi waktu yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
dilakukannya dengan waktu yang tepat sehingga akan memberikan
data yang lebih valid dan kredibel.
G. Tahap-Tahap Penelitian
65
1. Tahap persiapan meliputi menyusun proposal, penyusunan jadwal
kegiatan.
2. Tahap pengumpulan data meliputi pengumpulan dokumen dan
menganalisis dokumen yang terkumpul.
3. Tahap analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan.
4. Tahap penyusunan laporan meliputi penyusunan laporan sementara,
penilaian laporan penelitian sementara, perbaikan laporan, dan
penyusunan laporan akhir.
66
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Profil Tempat Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Amal
Dengan berdirinya pondok pesantren Nurul Amal banyak santriwan-santriwati
yang lulusan dari SD/MI, ingin sekali mencari ilmu agama juga tidak ingin
meninggalkan pendidikan umum, maka atas dasar tersebut pengasuh pondok
pesantren bersama tokoh masyarakat berinisiatif mendirikan MTs Satu Atap di
bawah Yayasan Nurul Amal, agar santriwan-santriwati tidak terganggu dalam
menuntut pendidikan agama maupun pendidikan umum.. Dengan demikian
santriwan-santriwati secara langsung mendapatkan ilmu agama juga ilmu umum
sebagai bekal untuk mencari kehidupan dunia, untuk menuju kehidupan di akhirat
kelak setelah lulus dari pesantren.
Oleh karena itu, pada tahun 2008 pondok pesantren Nurul Amal yang bertempat
di Dusun Kenteng Desa Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semaran. Di
bawah ini yayasan Nurul Amal mendirikan MTs Satu Atap, yang mendapat
dukungan dari Kementrian Agama Kabupaten Semarang. Pada tahun 2009
67
bekerja sama dengan Kementrian Agama Australia dan mendapat bantuan dari
AIBEP (Australia Indonesia Basic Education Program). Sangat membantu
pemerintah untuk memajukan pendidikan di wilayah Bandungan khususnya dan
seluruh Indonesia pada umumnya. Dalam usaha membentuk generasi yang
cerdas, trampil dan berakhlakul karimah dengan pengetahuan agama dan umum.
Dalam waktu tiga tahun santriwan-santriwati telah mendapatkan prestasi yang
membanggakan baik dibidang akademik maupun dalam ilmu agama, di tingkat
Kecamatan maupun tingkat Kabupaten bahkan sampai tingkat Keresidenan dan
selanjutnya maju di tingkat Nasional.
2. Letak Geografis
Pondok pesantren Nurul Amal Kenteng Bandungan. Jarak kurang lebih 2 km dari
kota Kecamatan Bandungan, melewati jalur Ambarawa Sumowono. Suasana
tenang jauh dari keramaian, hawa sejuk, tidak bising, dan mudah dijangkau
dengan transportasi.
3. Visi Dan Misi
a. Visi
Terwujudnya generasi yang unggul dalam IMTAQ dan IPTEK.
b. Misi
1) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran Agama Islam
2) Menyelenggarakan Tarbiyatul Islamiyah secara Intensif
dengan penuh keteladanan
3) Menyediakan dan menyelenggarakan Pendidikan teknologi
dalam bidang Life Skill
68
4) Menyelenggarakan pembelajaran akademik dan nonakademik
5) Mencetak generasi yang mandiri dan memiliki jiwa
kewirausahaan yang tangguh serta berwawasan kebangsaan
yang luas
4. Profil Pondok Pesantren Nurul Amal
Profil Pondok Pesantren Nurul Amal
Tabel 4.1
1. Nama Pondok
Berdiri
Nurul Amal
2008
Pengelola
Alamat
Yayasan
Kenteng,Bandungan
2. Pengasuh
Pendidikan
K. Muwan Adzani
S.Ag
3. Ketua pondok
Pendidikan
M. Choirul Umam
MA ( Aliyah)
4. Kondisi Pondok
a. Jumlah guru
b. Jumlah santri
c. Sarana dan prasarana
18
400
1 masjid, 12 ruang kelas, 1
ruang pengasuh, 2 ruang
ustadz/ustadzah, 1 ruang
tata usaha, 1 ruang kantor,
1 ruang perpustakaan, 1
69
d. Media pendidikan
e. Fasilitas lain
ruang komputer, 1 ruang
keterampilan, 1 Mck
kamad, 1 Mck
ustadz/ustadzah, 10 Mck
santriwan-santriwati, 1
ruang marcing band, 1
ruang UKS, 2 Aula.
1 set alat rebana, 1 set alat
marching band, 10 mesin
jahit, 1 set alat las, 1 set
alat bengkel, 1 unit TV
Lapangan olahraga
Tempat parkir
Tempat ibadah
Gudang
Asrama putra
Asrama putri
Koperasi
5. Kondisi lingkungan
a. Gedung pondok
b. Lokasi pondok
Milik yayasan
Strategis melewati jalur
Sumowono-Semarang dan
jalur Ambarawa-
70
c. Potensi santri Sumowono
Mengikuti perlombaan
dalam berbagai kompetisi
di dalam wilayah atau
luar wilayah dan sampai
pada tingkat nasional.
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Nurul Amal
5. Pengurus Pondok Pesantren Nurul Amal
Pengurus pondok pesantren Nurul Amal berada di bawah yayasan pesantren yang
di pimpin oleh pengasuh K. Muwan Adzani S.Ag yang mampu melakukan
tanggung jawab sesuai dengan jabatan yang sudah di pegang, untuk lebih
mengetahui pengurus pondok pesantren Nurul Amal, penulis menyajikan tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Data Pengurus Pondok Pesantren Nurul Amal Tahun 2017
No. Nama L/P Jumlah Mapel
1. K. Muwan Adzani, S.Ag L 3
2. Sofi Manaf L 2
3. Siti Rokhatun. S.Ag P 2
4. Marfi’atun P 2
5. Muh khalimi L 2
6. Tukimin L 1
7. Nur Khamim L 2
71
8. Maryadi L 3
9. Mahmudiyanto L 1
10. Eka kusuma P 1
11. Rondiyah P 2
12. Ika Ratna P 2
13. M. Choirul Umam L 2
14. Ayu Andika L 3
15. M Yassin L 1
16. Saefudin L 2
17. Mustakim L 3
18. Oki Bing L 2
Sumber: Dokumen Pon-pes Nurul Amal
6. Sumber Dana Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Amal
Dana yang di gunakan untuk memenuhi kebutuhan pondok pesantren berasal dari
berbagai sumber, sumber dana pondok pesantren adalah sebagai berikut:
a. Sumbangan atau bantuan yang bersifat tidak mengikat, termasuk
sumbangan dari pemerintah atau pun perorangan yang berupa
uang dan barang perlengkapan
b. Pemerintah, harta atau tanah waqaf, shodaqoh
c. Bantuan dari donatur tetap
d. Penerimaan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar
pondok pesantren atau peraturan undang-undang yang berlaku.
72
7. Struktur organisasi menunjukkan adanya hubungan antara kyai
dengan para ustadz/ustadzah dan santriwan-santriwati yang terlibat
dalam proses belajar dan manajemen pesantren. Untuk
melaksanakan kerja yang sesuai dengan tanggung jawab masing-
masing maka dibentuk struktur organisasi pesantren sebagai
berikut:
Bagan I
STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN PUTRA KENTENG
KEC. BANDUNGAN KAB. SEMARANG TAHUN
73
PELAJARAN 2017/2018
Pengasuh Ponpes
K. Muwan Adzani S.Ag
Ketua Ponpes
M. Choirul Umam
Sekertaris
Maryadi
Bendahara
Fuad
Kebersihan
Andika
Keamanan
Muhlis
Humas
Muhlisun
Kegiatan
Anwar
Santriwan
Bagan II
STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN PUTRI KENTENG
KEC. BANDUNGAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
74
Pengasuh Ponpes
Siti Rokhayatun
Ketua Ponpes PI
Nur Hanifah
Sekertaris
Binta Lutfiana
Bendahara
Galuh
Kebersihan
Rusnia
Keamanan
Ana Olivia
Humas
Fitriyah
Kegiatan
Silvi Nur
Santriwati
B. Temuan Data
Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan
beberapa metode, yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode Studi
Dokumentasi. Peneliti mendapatkan data tentang Manajemen Pesantren yang ada
di Pesantren Nurul Amal dengan cara wawancara kepada pengasuh, pengurus
serta anggota Ustad dan ustadzah lainnya yang telah ditunjuk oleh peneliti. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan responden sebanyak 12 orang, adapun
identitas responden sebagai berikut :
75
Tabel 5.1
Daftar identitas informan atau responden
No Nama Jabatan
1. K. MA Pengasuh Pesantren
2. SR Pengasuh Pesantren PI
3. Kk Lurah pesantren PA
4. Mn Lurah Pesantren PI
5. CU Ketua Pesantren PA
6. NH Ketua Pesantren PI
7. My Ustadz
8. Md Ustadz
9. AA Ustadz
10. SA Ustadz
11. BL Ustadzah
12. Gh Ustadzah
Dari hasil wawancara, peneliti hendak mengumpulkan data mengenai
bagaimana Manajemen Pesantren di Pesantren Nurul Amal Kec. Bandungan Kab.
Semarang.
1. Manajemen Kurikulum Pesantren
Kurikulum yang diterapkan di pesantren ini adalah model
kurikulum para ulama’ salaf ala pesantren, dalam penentuan mata pelajaran baik
76
dalam pendidikan dengan metode klasikalnya (madrasah diniah) dan mata
pelajaran kitab-kitab kuning dengan metode bembelajaran salafnya (bandongan
dan sorogan) Pondok Pesantren Nurul Amal menetapkan dengan cara
Musyawarah dewan Asatidz, yang kemudian hasil dari musyawarah di aturke
(disampaikan) pada pengasuh, dan kemudian pengasuh menilai dan menimbang
hasil dari musyawarah dewan asatiz
Dalam proses pembelajaranya untuk lebih mempermudah
penyampaian dewan asatidz (dewan guru) maupun penerimaan santri dalam
memamahami pelajaran, maka pesantren mengelompokkan para santri dengan
sistem kelas dan tingkat kemampuan santri. Penentuan dan pengelompokan santri
digambarkan oleh Saiful Anwar (yang merupakan dewan ustadz dan koordinator
pendidikan) sebagai berikut :
“Untuk menentukan kelas dan kitab kuning yang akan
dipelajari maka setelah penerimaan santri baru diadakan tes seleksi, yang mana
tes bertujuan untuk mengukur kemampuan awal dan penempatan kelas pada
madrasah diniah”.
Pesantren Nurul Amal telah berusaha keras dalam memenej
pendidikan santri mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, penggerak
ataupun pengevaluasian pendidikan, sehingga diharapkan pesantren Nurul Amal
mampu memberikan pelayanan pendidikan kepada para santri secara baik dan
proposional, maupun mencetak santri-santri yang berkualitas, santri-santri yang
ahli pikir dan ahli dzikir yang akan menyebarkan ilmunya kepada masyarakat
secara luas.
Dalam merencanakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
akan dijalankan dalam masa satu tahum pelajaran, di pesantren Nurul Amal
77
diadakan rapat kerja sebagaimana pengamatan penelitian selama penelitian di
pesantren Nurul Amal :
“Dalam merencanakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang akan
dijalankan dalam masa satu tahun pelajaran, di pesantren Nurul Amal diadakan
rapat kerja yang dilaksanakan oleh pengasuh. Kurikulum di pondok pesantren
Nurul Amal disusun dan direncanakan oleh Kyai nya, sedangkan yang
melaksanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengawasi jalannya proses
kegiatan belajar mengajarnya ialah ustadz dan ustadzahnya”.
Dalam rapat kerja Nurul Amal tahun ajaran 2017/2018
telah menetapkan pelajaran-pelajaran yang dikaji dan ustadz/ustadzah yang
mengampu pelajaran tersebut selama setahun masa pembelajaran.
2. Manajemen Tenaga Kependidikan
Keberhasilan Manajemen dalam Pesantren sangat di tentukan oleh keberhasilan
pengasuh dan staf-staf yang terkait dalam mengelola tenaga kependidikan yang
tersedia di pesantren. Dalam hal ini, peningkatan produktivitas dan prestasi kerja
dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku manusia di tempat kerja melalui
aplikasi konsep dan teknik manajemen personalia modern.
Manajemen personalia pendidikan pesantren Nurul Amal
bertujuan untuk mendayagunakan tenaga pendidik secara efektif dan efisien untuk
mencapai hasil yang optimal, sesuai dengan pengamatan penelitian selama di
pesantren Nurul Amal.
Dalam penetapan para ustadz/ustadzah di pesantren Nurul
Amal sesuai dengan hasil musyawarah pengasuh, para ustadz/ustadzah senior dan
ketua pesantren, ditetapkannya tenaga pengajar yang mahir, berkarakter baik,
berwibawa, mumpuni dan bersedia mengabdikan dirinya pada pesantren setiap
menginjak tahun ajaran baru. Tenaga pendidik (ustadz) Pondok Pesantren Nurul
78
Amal terdiri dari lulusan pesantren yang berusaha mengabdikan diri untuk
pesantren (lillahita’ala) tanpa menerima uang gaji dari santri sedikitpun. Adapun
dalam mencukupi kebutuhan diri dan keluarga, adakalanya ustadz yang sambil
usaha buka warung atau usaha yang lain. Seperti contoh sesuai pengamatan
penelitian tentang beberapa usaha-usaha para ustadz di pesantren Nurul Amal.
“Ustadz Mahmud sudah memiliki keluarga dan satu
putra beliau memiliki usaha warung seperti kantin santri yang cukup besar,
ustadz Khamim kalau pagi sampai siang mengajar di MTS Nurul Amal, ustadz
Maryadi berkecimpung di bagian tata usaha pesantren Nurul Amal”.
Dari beberapa hasil wawancara di atas para
ustdaz/ustadzah di pesantren Nurul Amal bersedia dengan ikhlas dan istiqomah
mengabdikan dirinya untuk membimbing santri di pesantren.
3. Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan dalam Pondok Pesantren Nurul
Amal mencakup penerimaan santri baru, pengelompokkan kamar santri,
pengelompokan santri dalam proses belajar dan proses evaluasi kegiatan belajar
santri.
Sebagaimana di sampaikan ustadz Choirul Umam (lurah
pesantren) manajemen kesiswaan di pesantren Nurul Amal sebagai berikut:
“Dalam penerimaan santri baru pesantren Nurul Amal membentuk sebuah
kepanitiaan kecil yang mencakup ketua, sekretaris,bendahara dan anggota. Dari
terbentuknya kepanitian tersebut akan bertanggung jawab penuh atas penerimaan
santri baru dan diahir tahun ajaran tersebut akan melaporkan pertanggung
jawaban atas program kerja yang dijalankannya selama setahun, mencakup
jumlah santi baru, keuangan yang masuk dan keluar dan lain-lain.”
Dalam mengatur kamar santri baru panitia penerimaan baru
79
menggunakan sistem penyesuai umur dan jenjang sekolah santri baru, dari itu
supaya santri baru lebih mudah melakukan penyesuain dengan teman barunya
karena kesamaan jenjang sekolah atau kesetaraan umurnya.
Berbeda dengan pengelompokan santri dalam proses belajar, dalam hal ini
pesantren Nurul Amal memberikan keluasaan santri baru untuk memilih jenjang
pendidikan yang akan diikuti disesuaikan dengan kemampuaan santri masing-
masing dalam penguasaan pendidikan pesantren.
4. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Tidak bisa dipungkiri berjalannya sebuah lembaga sangatdipengaruhi oleh adanya
pendanaan dan manajemen keuangan yang baik. Dalam hal ini pesantren Nurul
Amal berusaha memenej keuangan dari pemasukan sampai pengolahan
pengeluaran keuangan dengan baik, sehingga dengan manajemen keuangan yang
baik tersebut mampu mencukupi kebutuhan santri baik dari fasilitas sarana
prasarana maupun kebutuhan yang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana disampaikan mbak Nur Hanifah (selaku bendahara pesantren Nurul
Amal) sebagai berikut:
“Berbekal pengalaman pengasuh dalam mengembangkan pesantren dari mulai berdiri sampai sekarang ini dan semua itu dijalankan dalam waktu yang tidak
sebentar tetapi sudah bertahuntahun bahkan berpuluh tahun dan dibantu dewan
pengurus khususnya bendahara pesantren keuangan pesantren dapat dimenej
dengan baik dan mampu mencukupi kebutuhan santri”. Beberapa sumber pemasukan pendanaan pesantren Nurul Amal yaitu:
a. Pembayaran syahriah santri setiap 3 bulan sekali.
b. Pembayaran uang pembangunan bagi santri baru.
c. Infaq dari masyarakat.
d. Bantuan pendanaan pembangunan pesantren dari pemerintah.
80
Adapun pengeluaran pesantren dapat dibagi kedalam dua
bagian yakni pengeluaran guna pengembangan pembangunan gedung pesantren.
Dalam hal ini tanggung jawab memenej pemasukan dan pengeluaran dilimpahkan
kepada bendahara yang dibantu oleh ketua pesantren, pengasuh dan ketua
yayasan dan pengeluaran guna memenuhi kebutuhan santri dalam sehari-hari,
dalam hal ini pengurus harian bagian bendaharalah yang dilimpahi tanggung
jawab dalam memenej pemasukan dan pengeluaran keuangan pesantren dibantu
ketua pesantren dan pengasuh. Sehingga dengan adanya pihak-pihak yang
memegang dan memenej keuangan tersebut dapat dikatakan keuangan pesantren
dapat termenej dengan baik.
Adapun pengeluaran yang paling pokok di pesantren Nurul Amal yaitu:
a. Listrik
b. PDAM
c. Kebutuhan sekretaris
d. Rapat pengurus bulanan
e. Perlengkapan penunjang kebutuhan kesaharian santri
f. Adapun para asatidz/dzah pesantren Nurul Amal sifatnya lillahita’ala tanpa
uang gaji.
5. Manajemen Sarana dan Prasarana Pesantren
Unit-unit bangunan komplek pesantren yang terletak di desa Kenteng Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang yang statusnya adalah hak milik yayasan Nurul
Amal. Peningkatan fasilitas sarana prasarana pesantren Nurul Amal yang begitu
81
cepat dipengaruhi dari beberapa hal dan yang paling utama yakni penerapan
manajemen sarana dan prasarana yang baik, dari perencanaan, pengadaan dan
pemeliharaan, dengan didorong adanya sumber pemasukan dana untuk
pembangunan sarana pesantren dan manajemen keuangan yang baik.
Disampaikan kang Choirul Umam (lurah pesantren Nurul Amal) tentang
manajemen sarana dan prasarana pesantren Nurul Amal yaitu:
“Semua dana yang telah masuk guna meningkatkan fasilitas sarana
prasarana pesantren tidak sebanding dengan fasilitas yang telah ada atau tidak
akan cukup untuk mendanai fasilitas sarana prasaran pesantren Al-Falah yang
ada dalam jangka waktu yang relatif pendek, tetapi dari itulah salah satu
keistemewaan pesantren yang mana dengan kemampuan pengasuh sebagai
manajerial dan didukung oleh kemandirian santri mampu memenej dana yang
masuk yang bisa dikatakan minim untuk mencukupi semua kebutuhan didalam
pesantren.”
Adapun mengenai sarana dan prasarana yang ada di Pondok
Pesantren Nurul Amal adalah sebagai berikut:
1 Masjid, 12 ruang kelas, 1 ruang pengasuh, 2 ruang ustadz/ustadzah, 1 ruang tata
usaha, 1 ruang kantor, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang komputer, 1 ruang
keterampilan, 1 Mck kamad, 1 Mck ustadz/ustadzah, 10 Mck santriwan-
santriwati, 1 ruang marcing band, 1 ruang UKS, 2 Aula. Dan lain sebagainya
Dalam perawatan sarana dan prasarana pesantren yang telah ada mengikut peran
aktifkan pengasuh, para asatidz/asatidzah, para santri, pengurus harian terhusus
pengurus seksi perlengkapan,yang menjadi koordinator, pendataan dan
penyimpanan sarana parasarana yang ada.
6. Manajemen Hubungan Masyarakat Pesantren
Dalam upaya meng-optimalkan semua kegiatan pendidikan pondok pesantren
maka semua kegiatan selain mendapat dukungan dari semua elmen yang berbeda
82
dalam pesantren maka pesantren harus mendapatkan dukungan dari masyarakat
sekiatar pesantren, Pesantren Nurul Amal memiliki hubungan yang sangat erat
dengan masyarakat baik pengasuh, pengurus, dewan asatidz serta santri, hal ini
terlihat dari antusias warga dalam mendukunng semua kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan pesantren seperti pengajian dengan metode bandongan pada
bulan ramadhan, pengadaan haflah akhirusanah dan pemberian ta’jil (jaburan)
kepada semua santri selama Bulan Ramadhan.
Hal ini di sampaikan oleh salah satu pengurus sebagai berikut :
“Bapak kiyai selain sebagai pengasuh pesantren, beliau merupakan tokoh dan
imam bagi masyarakat desa kalibening, jika warga memiliki hajat yasinan,
nariahan dan selamatan sering kali mengundang para dewan asatidz dan tidak
jarang juga diundang untuk menjadi imam tahlil, setiap warga memiliki hajatan
misal pernikahan, aqiqoh dan sunatan sering mengundang santri untuk mengisi
sholawat dengan rebana yang dimiliki pesantren, dan yang paling seru apabila
bulan puasa tiba setiap berbuka puasa semua menu berbuka untuk santri
merupakan sedekah masyrakat kampung sekitar pesantren. Yang unik dari
sedekah ini tiap pagi santri bergiliran menaruh tempat menu tak’jil untuk
berbuka dan kemudian sore menjelang magrib santri yang mendapat giliran
mengambil makanan dibawa kepesantren sebagai menu berbuka, kegiatan ini
telah berjalan cukup lama. “
Keharmonisan antara semua elmen pesantren dan masyarakat dapat
tercipta karena keberadaan pesantren berada ditengah-tengah pemukiaman warga
tanpa adanya pagar yang memisahkan antara rumah penduduk dan pesantren.
7. Faktot Pendukung Dan Penghambat Dalam Pelaksanaan
Manajemen Pesantren
Dalam setiap pelaksanaan lembaga pendidikan baik sekolah umum
(formal) maupun pendidikan nonformal seperti pesantren pasti menghadapi
banyak faktor baik yang mendukung maupun faktor yang menghambat
terlaksananya program-program dan proses pedidikan, berkaitan dengan ini
83
kegiatan pendidikan Pondok Pesantren Nurul Amal juga menghadapi hal
demikian.
Menurut ustadz (ketua pesantren), faktor pendukung dalam
pelaksanaan manajemen pesantren dibedakan menjadi dua yakni pengaruh
exsternal dan pengaruh internal yaitu :
a. Faktor exsternal meliputi:
1) Faktor lingkungan yang hampir 100% masyarakatnya muslim,
sehingga kecintaan terhadap santri yang belajar di pesantren
sangat baik yang berakibat pada semangat belajar santri.
2) Antusias masyarakat semakin tinggi terhadap lembaga
pesantren, terbukti dengan semakin banyaknya santri pada
tiap tahun pelajaran baru
3) Terjalinnya hubungan yang baik antara pesantren, madrasah
serta stakeholder yang turut membantu dalam
pengembangan pesantren baik secara moril mauoun materil
b. Faktor internal meliputi :
1) Kedisiplinan semua santri dikoordinir dengan sepenuh hati
oleh dewan pengurus
2) Letak Pondok pesantren yang strategis yang bertempat di
area yang sejuk
3) Letak pondok pesantren berada jauh dari jalan raya,
sehingga berpengaruh terhadap kedisiplinan santri dalam
84
mengikuti setiap kegiatan pelajaran karna jika akan
bepergian meninggalkan pesantren (absen) menjadi malas.
4) Tersusunya program kerja pengurus secara rapi
Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan di Pondok
Pesantren Nurul Amal menurut pengurus putri meliputi :
a. Motifasi santri yang heterogen, misalnya santri memiliki
niat awal sekolah formal bukan pesantren atau dalam
bahasa jawa (sekolah nyambi mondok) yang berakibat pada
kurang tekun dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
pembelajaran tertentu.
b. Belum terpenuhinya sarana dan prasarana terutama pada
asrama santri sehingga tiap tahun ajaran baru menggalami
overload
c. Pengaruh budaya global yang masuk kedalam dunia
pesantren yang mengakibatkan degradasi moral santri.
d. Santri yang sulit di atur dan pengurus yang tidak
bertanggung jawab.
C. Analisis Data
Dari data yang diperoleh melalui metode wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi semuanya saling berkaitan. Dimana data tersebut menunjukan
bagaimana manajemen pesantren Nurul Amal Kec. Bandungan Kab. Semarang.
1. Wujud Nyata dari Bagaimana Manajemen Pesantren Nurul Amal
Kec. Bandungan Kab. Semarang
85
Dari data yang telah peneliti dapatkan melalui beberapa metode diatas tersebut,
peneliti telah mendapatkan inti dari wujud nyata bagaimana Manajemen Pesantren
Nurul Amal Kec. Bandungan Kab. Semarang
Tabel 5.13
Kesimpulan wawancara terkait Manajemen Pesantren
No. Poin Wujud Nyata
1. Perencanaan Dalam perencanaan kurikulum pesantren
menggunkan sistem kurikulum salafiyah yang di
padukan dengan kurikulum yang dibuat oleh
pengasung yang berisi tentang mengkaji kajian-
kajian kitab kuning gundul/ yang tidak
berharokat, merencanakan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar yang akan dijalankan dalam
masa satu tahun pelajaran, di Pesantren Nurul
Amal diadakan rapat kerja yang dilaksanakan
oleh pengasuh serta dewan kepengurusan
pesantren, para ustadz/ustadzah guna
menentukan perencanaan pembaharuan dalam
sistem pengajaran, metode pengajaran. Dalam
rapat kerja Pesantren Nurul Amal tahun ajaran
2017/2018 telah menetapkan sistem
pembelajaran atau pelajaran yang akan di kaji
dan ustad/ustadzah yang mengampu
86
pembelajaran tersebut selama setahun masa
pembelajaran kitab kuning.
2. Pengorganisasian Dalam manajemen itu tentunya ada indikator
pengorganisasian maka dalam melaksanakan
sebuah manajemen pesantren agar bisa berjalan
dengan baik maka tersusunlah struktur
organisasi kepengurusan Pesantren putra
maupun putri dengan tujuan supaya dalam
proses pembelajaran terlaksana dengan baik dan
terarah. Dan dalam struktur organisisai ini
didalamnya mengatur mengenai pembagian
tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
seksi.
3. Penggerak Peran pengasuh adalah sebagai evaluator dan
pengambilan keputusan dari setiap kegiatan
dipesantren.
4. Pengawasan Pengawasan tidak sepenuhnya kepada pengasuh
tetapi juga dilakukan oleh pembimbing dan juga
ustadz/ustadzah . Pengawasan ini meliputi
supervisi, monitoring dan evaluasi.
5. Evaluasi Evaluasi pendidikan yang diterapkan Pondok
Pesantren Nurul Amal Kec. Bandungan Kab.
Semarang tahun ajaran 2017/2018 yaitu dengan
87
mengadakan rapat interen pengasuh, dewan
ustadz/ustadzah dan pengurus harian untuk
mengevaluasi seberapa jauh pencapaian
peningkatan kualitas pendidikan santri dengan
manajemen pesantren yang telah dijalankan dan
melaporkan pertanggung jawaban setiap staff
kepengurusan atas tugas yang dijalankan selama
satu tahun ajaran. Selain itu juga Pesantren
Nurul Amal mengadakan cabang perlombaan
akhir tahun pelajaran yang diikuti santri
misalnya lomba qiroatul kutub, cerdas cermat
ilmu agama dan lain-lain.
Tabel diatas menunjukkan Wujud nyata yang di lakukan oleh pengasuh pesantren
dan juga pembimbing dalam praktik nyata yang di laksanakan dalam proses
manjemen pesantren kemudian nanti akan di padukan dengan manajemen
kurikulum, manajemen keuangan, manajemen personalia, manajemen hungan
masyarakat, manajemen sarana prasarana.
2. Manajemen Kurikulum dan Program pengajaran
Manajemen kurikulum dan program pengajaran yang telah diterapkan di
pesantren Nurul Amal mencakup kurikulum yang diterapkan di pesantren Nurul
Amal, dalam hal ini kurikulum ala pendidikan Pesantren Salaf merupakan
kurikulum yang diterapkan di pesantren Nurul Amal, dengan pengkajian kitab-
88
kitab ulama’-ulama’ salafi, seperti kitab ihya’ ulumuddin karya imam ghazali,
kitab alfiyah ibnu malik karya Abi abdillah Muhamad Jamaludin Bin Maliki dan
masih banyak kitab yang lain yang sering disebut dengan kitab kuning/kitab
gundulan, karena ciri kitab yang dikaji tulisan Arab tanpa harakat, dengan
berbagai metode pembelajaran yang telah diterapkan.
Sebuah perencanaan, pelaksanaan, penilaian pendidikan maupun pengevaluasian
kurikulum yang telah diterapkan, diharapkan pesantren Nurul Amal maupun
diberikan pelayanan pendidikan kepada para santri secara baik dan
profesionalyang mampu mencetak sabtri-santri yang ahli pikir dan ahli dzikir
yang akan menyebarkan ilmunya kepada masyarakat secara luas.
Dalam merencanakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang akan di
jalankan dalam masa satu tahun pelajaran, di Pesantren Nurul Amal diadakan
rapat kerja yang dilaksanakan oleh pengasuh, pembimbing dan juga dewan
ustad/ustadzah guna membentuk pembelajaran yang akan di kaji di pesantren
Nurul Amal.
3. Manajemen Personalia
Manajemen Personalia pendidikan pesantren Nurul Amal bertujuan untuk
mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai
hasil yang optimal.
Dalam pengelolaan sumberdaya manusia yang memiliki prinsip sumberdaya
manusia adalah komponen paling penting dalam menunjang berlangsungnya
kegiatan baik pendidikan maupun keorganisasian lembaga dan Sumber Daya
Manusia akan berperan secara optimal, jika dikelola dengan baik, sehingga
89
menunjang tercapainya tujuan dari lembaga pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan.
a. Pengadaan staf pengurus
Dari paparan hasil penelitian dikemukakan bahwa perencanaan dan pengadaan
staf pengajar (ustadz) keorganisasian Pondok Pesantren Nurul Amal menetapkan
beberapa kecakapan yang harus dimiliki yaitu
1) Dalam bidang keilmuan santri telah mahir
2) Santri memiliki kepribadian yang baik
3) Santri mukim
4) Memiliki wibawa dalam mengasuh dan membimbing para
santri yang lain.
5) Ustadz/ustadzah pesantren yang berusaha mengabdikan diri
untuk pesantren (lillahita’ala) tanpa menerima uang gaji
dari santri atau dari pengasuh sedikitpun.
Namun selain keckapan-kecakapan tersebut santri harus mendapatkan restu dari
romo kiyai (pengasuh).
b. Pengadaan staf pengajar (ustadz)
Sama halnya dengan pengadaan staf pengurus pengadaan staf pengajar juga
Pondok Pesantren Nurul Amal memiliki beberapa kecakapan yang harus dimiliki
oleh santri yang penulis paparkan dalam bab hasil penelitian.
c. Pelatihan dan pengembangan staf
Dalam pelatihan dan pengembangan staf baik staf pengajar maupun pengurus
Pondok Pesantren Nurul Amal belum memiliki program khusus pengembangan
90
dan pelatihan, namun dalam pengembangan dan pelatihan pesantren memberikan
prinsip jalan ditempat, maksudnya dalam pengembangan serta pelatihan dilakukan
masing masing individu sebagai staf dengan tetap mengikuti kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan atas titah pengasuh, yang dikhususkan untuk para staf
pengurus dan ustadz seperti setiap ustad mengikuti pengajian yang langsung dari
pengasuh, dan mengikuti jenjang pendidikan madrasah diniyah yang belum
diselesaikan, sedangkan staf pengurus pelatihan dan pengembangannya melalui
kegiatan mengajar sesuai tingkat kemampuan dan kelas yang diampunya, karna
dengan demikian para staf akan terus belajar dan membenahi kekurangngan-
kekurangan yang akan terus dibenahi sehingga menjadi tenaga yang professional
sesuai basic masing-masing individu.
Sedangkan dalam penilain prestasi Pondok Pesantren
Nurul Amal tidak melakukan penilaian prestasi resmi kepada setiap staf baik
pengurus maupun tenaga pengajar (ustadz/ ustadzah).
4. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara
langsung menunjang efektivitas dan efisien pengelolaan pendidikan. Hal tersebut
lebih terasa lagi dalam implementasi manajemen pesantren yang telah diterapkan
di pesabtren Nurul Amal, yang menuntut kemampuan pesantren untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan
pengelolaan dana secara transparan kepada pengelola lembaga pesantren secara
umum dan masyarakat.
91
Dalam hal ini pesantren Nurul Amal telah cukup mampu mengelola keuangan
dengan baik, hal itu dapat dibuktikan dengan termenejnya keuangan dari
pemasukan sampai pengolahan pengeluaran keuangan dengan baik dan pada akhir
jabatan selalu diadakan laporan pertanggung jawaban pengelola keuangan
pesantren, sehingga dengan manajemen keuangan yang baik tersebut maupun
mencukupi kebutuhan santri baik dari fasilitas sarana prasarana maupun
kebutuhan lainnya dalam kehidupan sehari-hari dan pada laporan dari bendahara
setiap rapat pengurus satu bulan sekali, pengelola pesantren dalam mengelola
keuangan jarang mengalami kurang dari pemasukan yang menimbulkan hutang.
Berbekal pengalaman pengasuh dalam mengembangkan pesantren dari mulai
berdiri sampai sekarang ini, dari semua itu dijalankan dalam waktu yang tidak
sebentar tetapi sudah bertahun-tahun bahkan dibantu oleh dewan pengurus
khususnya bendahara pesantren keuangan pesantren dapat dimenej dengan baik
dan mampu mencukupi kebutuhan santri.
5. Manajemen Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Nurul Amal
Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun Ajaran 2017/2018
Dalam Manajemen Pesantren telah diterapkan tugas dalam manajemen sarana dan
prasarana yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan dan penyimpanan
inventaris. Hal itu dalam pesantren Nurul Amal telah berusaha menerapkan, yang
sekarang ini bisa peneliti rasakan adalah fasilitas sarana dan prasarana yang
diberikan pesantren sangat baik, sehingga dengan sebuah harapan bersama
fasilitas yang telah tersedia akan memberikan konstribusi secara optimal dan
berarti pada jalannya proses pembelajaran santri.
92
Peningkatan fasilitas sarana prasarana pesantren Nurul Amal yang begitu cepat
dipengaruhi dari beberapa hal dan yang paling utama yakni penerapan manajemen
sarana dan prasarana yang baik, dari perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan,
dengan didorong adanya sumber pemasukan dana untuk pembangunan sarana
pesantren dan manajemen keuangan yang baik.
Semua dana yang telah masuk guna meningkatkan fasilitas sarana prasarana
pesantren tidak sebanding dengan fasilitas yang telah ada atau tidak akan cukup
untuk mendanai fasilitas sarana prasarana pesantren Nurul Amal yang ada dalam
jangka waktuyang relatif pendek, tetapi dari itulah salah satu keistimewaan
pesantren yang mana dengan kemampuan pengasuh sebagai manajerial dan
didukung oleh kemandirian santri mampu memenej dana yang masuk dan bisa
dikatakan minim untuk mencukupi semua kebutuhan didalam pesantren.
6. Manajemen Hubungan Pesantren dengan Masyarakat Pondok
Pesantren Nurul Amal Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun
Ajaran 2017/2018
Dalam teori manajemen pesantren hubungan pesantren dengan masyarakat pada
hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan
mengembangkan pertumbuhan pribadi santri di pesantren. Dalam hal ini,
pesantren sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang
lebih besar, yaitu masyarakat. Pesantren dan masyarakat memiliki hubungan yang
sangat erat dalam mencapai tujuan pesantren atau pembelajaran secara efektif dan
efisien.
93
Manajemen humas yang diterpkan di dalam pesantren Nurul Amal bisa dirasakan
secara langsung telah ditanamkannya pada diri santri sejak dini sebuah interaksi
aktif dengan warga sekitar pesantren, rasa kepedulian dan rasa tanggap terhadap
masyarakat sekitar pesantren. Salah satu contoh kecil, ketika ada kegiatan
masyarakat seperti hajatan, pengajian akbar kampung, atau ketika mengetahui
masyarakat yang terkena musibah, santri Nurul Amal langsung terjun mengikuti
kegiatan-kegiatan tersebut.
Ketika di pesantren Nurul Amal mengadakan acara besarpun pesantren Nurul
Amal tidak lupa mengikut sertakan masyarakat untuk membantu mensukseskan
acara yang diadakan pesantren Nurul Amal tersebut, sehingga dari hal-hal kecil
dari beberapa kegiatan interaksi dengan masyarakat terbentuk hubungan yang
harmonis.
Selain berinteraksi dengan masyarakat sekitar pesantren, lembaga atau santri-
santri pesantren Nurul Amal membangun hubungan yang baik dengan wali santri,
pesantren-pesantren lain maupun lembaga yang lain. Sehingga dengan
terbentuknya hubungan yang baik dengan berbagai lini, akan sangat mendukung
perkembangan dan peningkatan kualitas pesantren terkhusus membantu
mensukseskan kegiatan belajar mengajar santri di pesantren Nurul Amal.
7. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Manajemen Pesantren
Nurul Amal Kec. Bandungan Kab. Semarang.
Dalam pelaksanaan manajemen kelembagaan pesantren, pesantren Nurul Amal
menerapkan manajemen pesantren yang baik, tidak akan mungkin terlepas dari
sebuah nilai plus atau faktor pendukung dari manajemen pesantren yang telah
94
diterapkan tersebut. Selain itu dalam sebuah perjalanan penerapan manajemen
pesantren, pesantren Nurul Amal pun mengalami beberapa faktor penghambat
yang menjadi sebuah penghambat dalam pelaksanaan dan pencapaian hasil akhir
secara maksimal.
Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya bahwa faktor
pendukung pengelolaan manajemen pesantren akan berusaha mempertahankan
dan meningkatkan, sedangkan faktor peghambat meliputi faktor-faktor yang
secara berkelanjutan dapat dikoordinir dan diminimalisir oleh dewan pengurus
sebagai koordinator.
8. Ciri khas Pondok Pesantren Nurul amal
Ciri khas pesantren Nurul Amal dalam penerapan model pembelajaran yang
belum tentu diterapkan di pesantren-pesantren lain
Metode pelatihan-pelatihan pengembangan keahlian merupakan salah satu metode
pembelajaran pada santri Nurul Amal dengan bentuk pelatihan praktek secara
langsung, biasanya metode ini telah diselenggarakan dalam sebuah program
pelatihan dari beberapa lembaga yang memiliki hubungan yang baik dengan
pesantren Nurul Amal. Program ini merupakan salah satu kekhasan dalam sebuah
metode pendidikan santri yang mana belum tentu diterapkan di pesantren-
pesantren yang lain dan metode ini sangat menambah keluasan pengalaman santri.
Ciri khas dari pesantren Nurul Amal yang lainnya adalah meliputi:
a. Semua santri wajib sekolah karena satu atap dengan madrasah
b. Pengembangan berbagai live skill yaitu tata boga, tata busana,
stir mobil, bahasa, pencak silat, olahraga dan lain sebagainnya.
95
c. Program Tahfidz.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Amal Kenteng
Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun ajaran 2017/2018 dapat disimpulkan
sebagai berikut:
96
1. Manajemen Pesantren dalam pencapaian tujuan Pondok Pesantren
Nurul Amal Kenteng Kec. Bandungan Kab. Semarang
menggunakan asas POAC ( Planning, Organizing, Actualing, dan
controling) yang terkait dengan Manajemen Kurikulum,
Manajemen Personalia, Manejemen Keuangan, Manajemen
Hubungan Masyarakat, Manajemen Sarana dan Prasaran.
2. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan
manajemen Pesantren di Pondok Pesantren Nurul Amal ialah
dengan adanya faktor eksternal dan faktor internal dari Pesantren.
B. Saran
1. Kepada Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Amal Kenteng Kec.
Bandungan Kab. Semarang
Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang memiliki peran dalam
banyak hal terutama mencetak generasi yang baik dalam ilmu pengetahuan dan
tekhnologi serta iman dan taqwa hendaknya harus memiliki manajemen dan
keorganisasian yang benar-benar mampu mengelola pesantren tersebut dengan
baik. Pengadaan berbagai pelatihan dan pengembangan para kader pengajar,
pengurus harian mapun para santri adalah salah satu bentuk upaya dalam
menciptakan kualitas sumber daya yang baik akan menjadi lebih baik lagi dalam
menyongsong masa depan yang baik.
2. Kepada Pengurus Harian Pondok Pesantren Nurul Amal Kenteng Kec.
Bandungan Kab. Semarang
97
Dalam pengelolaan manajemen pesantren tidak cukup dalam bentuk
perencanaan-perencanaan saja tetapi yang harus jauh lebih dipertahankan dan
dilaksanakan yaitu adanya sikap konsisten, loyalitas, pengorbanan dan tindakan
nyata dengan penuh keikhlasan dan semangat perjuangan dalam mengelola
pesantren menuju yang lebih baik.
3. Kepada Santri Pondok Pesantren Nurul Amal Kenteng Kec.
Bandungan Kab. Semarang
Dengan adanya santri yang diatur oleh sebuah peraturan supaya kita menjadi
teratur dan terarah, maka taatilah peraturan yang telah dibuat oleh pesantren.
Selain itu dengan tekad yang kuat dan ikhtiar yang maksimal baik ikhtiar lahiriah
maupun batiniyah, mari kita banggakan orang-orang yang sangat peduli dengan
kita, dengan penuh perjuangan dan pengorbanan, mereka mengharapkan prestasi
dan kesuksesan yang akan di raih.
98
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI.2003. Pola pemberdayaan masyarakat melalui pondok
pesantren. Jakarta.
Departemen Agama RI.2003. pondok pesantren dan madrasah diniyah. Jakarta.
Departemen Agama RI.2003. pola pengembangan pondok pesantren. Jakarta.
Ghofur,abd.2009. Pendidikan Anak Pengungsi. Malang: uin malang press.
Ghazali, Bahri, 2003. Pesantren berwawasan lingkungan. Jakarta: CV prasasti
Hasbullah.2006. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada.
Hadi, Sutrisno, 2005 Metodelogi researt. Yogyakarta. Andi offset
Moeloeng, J Lexy. 2009. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
Moh Makin, H. Baharudin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam. Malang. UIN
maliki-press.
Purwanto, Ngalim. 2007. Ilmu Pendidikan teoritis dan praktis. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Setyorini, 2003. Manajemen pendidikan islam. Yogyakarta. Teras
Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur suatu penelitian suatu pendekatan praktik.
Jakarta: Jakarta Rineka Cipta.
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PN Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan kuantitatif dan
kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suhartini dkk, 2005. Manajemen Pesantren. Yogyakarta, PT LKIS.
Usman husaini, 2003. Manajemen Teori,Praktik, dan Riset Pendidikan.
Yogyakarta: PT Bumi Aksara.
Usman, Husaini. Dr 2006. Manajemen Teori,Praktik, dan Riset Pendidikan.
Yogyakarta: PT Bumi Aksara.
Wikipedia Bahasa Indonesia.
http://e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/
99
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI
A. Identitas Diri
1. Nama : Linda Istiroh
2. Tempat/Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 31 Oktober 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Dusun Talun RT 05/06, Desa candi Kec.
Bandungan, Kab. Semarang,
5. Tempat Penelitian : Pondok Pesantren Nurul Amal Kenteng
Kec. Bandungan Kab. Semarang
B. Orang Tua
1. Ayah : Ihrom
2. Ibu : Muslikhah
3. Pekerjaan : Petani
C. Pendidikan
1. TK Keluarga Candi Lulus Tahun 2001
2. SDN Candi 01 Lulus Tahun 2007
3. MTS Al-Manar Lulus Tahun 2010
4. MA Al-Manar Lulus Tahun 2013
5. IAIN Salatiga
100
101
102
103
104
PEDOMAN WAWANCARA
A. Untuk pengasuh
1. Bagaimana perencanaan dalam manajemen pesantren ?
2. Bagaimana pengorganisasian dalam manajemen pesantren?
3. Bagaimana penggerak dalam melaksanakan manajemen pesantren?
4. Bagaiman pengawasan di dalam pelaksanaan manajemen pesantren?
5. Bagaimana evaluasi dalam melaksanakan manajemen pesantren?
6. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melaksanakan
manajemen pesantren?
B. Untuk pengurus/ustadz
1. Bagaimana manajemen kurikulum pondok pesantren Nurul Amal?
2. Bagaimana penyusunan kurikulum pesantren?
3. Bagaimana implementasi/penerapan kurikulum pesantren?
4. Bagaimana proses pelaksanaan bimbingan pada santri?
5. Bagaimana cara pengelolaan kegiatan yang dilakukan santri sehari-hari?
6. Bagaimana perencanaan dalam manajemen keuangan di pondok pesantren
Nurul Amal?
7. Bagaimana cara mengelola tugas-tugas bendahara?
8. Apa saja yang menjadi hambatan dalam pengelolaan keuangan?
9. Bagaimana pengembangan sarana dan prasarana pondok pesantren Nurul
Amal dan bagaimana pengelolaannya?
10. Bagaimana evaluasi pembelajaran di pondok pesantren Nurul Amal?
11. Bagaimana metode pengajran yang diterapkan di pondok pesantren Nurul
Amal?
12. Bagaimana hubungan masyarakat sekitar pesantren dengan masyarakat
pesantren?
13. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
manajemen di pondok pesantren Nurul Amal?
105
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Topik I : Manajemen kurikulum Pondok pesantren Nurul Amal Desa
Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Pada tanggal 10 juli saya mengunjungi pondok pada kali ini saya
mengfokuskan pada pengamatan dan pengambilan data melalui wawancara
dengan staf pengajar dan pengurus, tepat pukul 13.00 WIB saya bertemu dengan
pak lurah pesantren yaitu ustadz M Choirul Umam , setelah saling tegur sapa saya
langsung memulai pada maksud dantujuan saya, pertama saya menanyakan :
Menggunakan kurikulum apakah pesantren Nurul Amal ini?
Ustadz menjawab “bahwa di pesantren Nurul Amal ini menggunakan
kurrikulum salafiyah”
"Bagaimana menentukan mata pelajaran pada tiap-tiap tingkatan baik untuk
madrasah diniah maupun pengajian kitab fiqiahnya?
Ustad menjawab “penentuan mata pelajaran sebenarnya sudah disusun
sejak dulu sebelum saya disini, jadi dalam kepengurusan saya hanya mengikuti
yang telah ada namun tiap-tiap akan memasuki ajaran baru kami dewan
pengurus dan dewan ustadz mengagendakan musyawarah yang membahas
apakah mata pelajaran yang telah ada memerlukan tambahan atau cukup. Jika
memerlukan tambahan maka harus disepakati dewan ustadz baru kemudian hasil
musyawaran disampaikan pengasuh, jika pengasuh mengiyakan maka hasil
musyawarah ditetapkan dan dilaksanakan”.
Saya melanjutkan pada pertanyaan selanjutnya “disini kan sebagian besar
santrinya mengikuti pembelajaran pada pendidikan formal diluar pesantren
dengan demikian bagaimana anda beserta staf mengatur waktu agar santri bisa
mengikuti semua kegiatan pandidikan di pesantren ini?”
Ustadz menjawab “untuk kegiatan-kegiatan pembelajaran seperti madrasah
diniah kami memilih waktu pada malam hari yaitu setelah magrib sampai dengan
selesai, sedangkan pengajian kitab fikih dan musyafahah dapat dilihat pada
jadwal kegiatan pendidikan pesantren.”
Topik II : Metode pembelajaran di Pondok pesantren Nurul Amal Desa
Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
106
Saya melanjutkan wawancara dengan menemui salah satu ustadz yaitu
ustadz Mahmudiyanto dan saya langsung pada maksud dan tujuan dan langsung
mengajukan pertanyaan
“ kang metode apa saja yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di
pesantren ini ?
Ustadz menjawab, “metode yang digunakan sama dengan pondok-pondok
dahulu yaitu dengan metode sorogan, bandongan, hafalan yang merupakan ciri
khas pesantren ini”.
“ apakah metode bandongan sama dengan yang digunakan pada umumya
kang?”
Ustadz menjawab, “iya sama, sama saja yaitu "Pelaksanaan metode
bandongan adalah dengan cara ustadz membaca kitab kuning, kemudian santri
menyimak serta memaknani (menuliskan arti), sesuai yang dibaca ustadz,
terkadang ustadz menjelaskan hal-hal yang sekiranya muskil (sulit dipahami)”.
Topik III : Evaluasi pembelajaran pesantren
Terkait evaluasi saya menemui salah satu pengugus Kang Maryadi dan
bertanya.
“ kang apakah madrasah diniah Pondok pesantren Nurul Amal Desa
Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang juga diadakan evaluasi ?
Pengurus menjawab “iya, untuk evaluasi diadakan dengan model ter pada
tiap akhir semester, selain evaluasi dalam bentuk tes kami juga
menyelenggarakan lomba-lomba misal lomba membaca kitab, hafalan nadhoman
dan khitobah, yang biasanya diadakan pada setelah tes semester kedua dan
sebelum haflah dilaksanakan.”
Topik IV: Manajemen Personalia Pondok pesantren Nurul Amal Desa
Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Untuk mengetahui bagaimana penetapan dan pengkaderan staf ustadz dan
pengurus, saya bertemu dengan ustadz Andika sambil berbincang saya juga
sambil bertanya tentang manajemen personalia Pondok pesantren Nurul Amal
Desa Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
”kang yang menetapkan santri diangkat mejadi pengurus dan ustadz itu
siapa kang ?
Ustadz menjawab, “untuk pengurus itu dari hasil musyawarah dewan
pengurus yang senior dan hasil musyawarah disampaikan pada pengasuh untuk
mendapatkan restu, untuk pengurus harus memiliki kriteria yang telah ditetapkan
yaitu :
1. Dalam bidang keilmuan santri telah mahir
2. Santri mukim
107
3. Memiliki wibawa dalam mengasuh dan membimbing para santri
yang lain.
4. Santri memiliki kepribadian yang baik
“Sedangkan untuk dewan ustadz apakah sama juga kang” ?
“Untuk ustadz sebenarnya beberapa yang merangkap jadi pengurus namun
jika ditanyakan kreterianya sebagi berikut misalnya” :
1. Telah menempuh pendidikan madrasah diniah sampai tingkat Alfiyah Tsani
2. Memiliki kemampuan yang mahir dalam mata pelajaran yang akan di ajarkan
3. Sepenuhnya mendapatkan dawuh restu dari pengasuh pesantren.
Topik V : Manajemen Keuangan Pondok pesantren Nurul Amal Desa
Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Untuk mengetahui sumber dana pesantren maka saya mencari dan
menanyakan pertanyaan tersebut kepada bagian bendahara pesantren yaitu mbak
Nur Hanifah
“Darimanakah sumber pemasukan pendanaan pesantren?”
Mbak Hanifah menjawab “bahwa sumber pemasukan dana pesantren
adalah dari :
1. Pembayaran syahriah santri setiap 3 bulan sekali.
2. Pembayaran uang pembangunan bagi santri baru.
3. Infaq dari masyarakat.
4. Bantuan pendanaan pembangunan pesantren dari pemerintah.
Topik VI : Manajemen Sarana Prasarana Pondok pesantren Nurul Amal
Desa Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Untuk menguatkan hasil observasi serta penegelolaanya tentang sarana
prasarana yang dimiliki Pondok pesantren Nurul Amal Desa Kenteng Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang penulis melakukan wawancara kepada ustadz
Mahmud yaitu dengan berbincang sambil menjelaskan
“kang bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana yang dimiliki pondok ?”
Ustadz menjawab “untuk pengelolaan terutama yang terkait fasilitas umum
seperti gedung, masjid, ruang kelas dll, baik pengurus maupun santri bersama-
sama merawat dengan baik yaitu dengan membuat jadwal piket.”
“terus untuk sarana dan prasarana yang umum tapi khusus seperti computer,
alat rebana dan TV bagaimana kang ?
“untuk yang beruapa elektronik sebenarnya bebas juga menggunakan
missal santri mau mengetik tugas za silahkan ngetik sendiri tapi harus sesuai
peraturan misal tidak boleh ketungkul dan meninggalkan kegiatan di pondok dll.
Begitu juga dengan menonton TV.”
108
“kalau untuk sarana dan prasarana lain pesantren mempunyai apa lagi
kang?”
“Pesantren juga memiliki 1 masjid, 12 ruang kelas, 1 ruang pengasuh, 2
ruang ustadz/ustadzah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang kantor, 1 ruang
perpustakaan, 1 ruang komputer, 1 ruang keterampilan, 1 Mck kamad, 1 Mck
ustadz/ustadzah, 10 Mck santriwan-santriwati, 1 ruang marcing band 1 ruang
UKS, 2 Aula. Dan lain sebagainya.
Topik VII: Manajemen Hubungan Masyarakat Pondok Pesantren Nurul
Amal
Penulis kembali menggali data tentang bagaimana hubungan pesantren
(pengasuh, pengurus dan santri) dengan masyarakat sekitar pesantren, peneliti
dalam upaya mendaptkan data dengan wawancara dengan salah satu pengurus
yaitu kang Khamim dengan mengajukan pertanyaan
“ kang bagaimana hubungan masarakat dengan pesantren (pengasuh,
pengurus dan santri) Nurul Amal ini.”?
Kang Khamim menjawab “Bapak kiyai selain sebagai pengasuh pesantren,
beliau merupakan tokoh dan imam bagi masyarakat desa kenteng, jika warga
memiliki hajat yasinan, dan selamatan sering kali mengundang para dewan
asatidz dan tidak jarang juga diundang untuk menjadi imam tahlil, setiap warga
memiliki hajatan misal pernikahan, aqiqoh dan sunatan sering mengundang
santri untuk mengisi sholawat dengan rebana yang dimiliki pesantren, dan yang
paling seru apabila bulan puasa tiba setiap berbuka puasa semua menu berbuka
untuk santri merupakan sedekah masyrakat kampung sekitar pesantren. Yang unik
dari sedekah ini tiap pagi santri bergiliran menaruh tempat menu tak’jil untuk
berbuka dan kemudian sore menjelang magrib santri yang mendapat giliran
mengambil makanan dibawa kepesantren sebagai menu berbuka, kegiatan ini
telah berjalan cukup lama. “
Topik VIII : faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan Manajemen
pesantren
Selain melekukan interfiw dan pengamatan tentang faktor-faktor pendukung
dan penghambat pembelajaran penulis melakukan wawancara yakni dengan
bertanya dengan salah satu ustadz dan ustadzah pesantren Nurul Amal
“Kang Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan manajemen
pesantren Nurul Amal”?
“Kang menjawab yang saya rasakan selama saya disini itu banyak factor
missal yang mendukung itu lingkungan dan masyarakat yang akrap dengan cah-
109
cah santri, kegiatan-kegiatan diatur sesuai waktu yang enak untuk semua santri.
Sedangkan yang menjadi penghambat misalnya itu teman bisa missal temen yang
kurang memiliki semangat belajar terkadang mempengaruhi, fasilitas yang ada
gitu kayaknya.”
Kemudian mbak Galuh juga menjawab “Untuk faktor penghambat dan
pendukung itu ada faktor internal dan eksternal contoh salah satunya ialah faktor
pendukung internal motivasi dari pengasuh, letak pesantren yang strategis
kemudian fantor eksternalnya ialah Banyaknya santri pada tiap tahun pelajaran
baru. Untuk penghambat internal ialah Belum terpenuhinya sarana prasarana
yang memadai terutama asrama dan ruang kelas karena setiap tahunnya
mengalami overload dan untuk penghambat eksternal nya adalah Pengaruh
budaya global yang masuk kedalam dunia pesantren yang mengakibatkan
degradasi moral santri.”
110
FOTO DOKUMENTASI
Gambar 1.
wawancara dengan pengasuh Pesantren
Gambar 2.
Wawancara dengan pengurus Putri
111
Gambar 3.
Wawancara dengan lurah Pesantren Pa dan pengurus Putra
112
Gambar 4.
Wawancara dengan lurah Pesantren Pi dan bagian bendahara
113
Gambar 5.
Asrama Putri Lantai 3 (1)
114
Gambar 6.
Asrama Putri
115
Gambar 7.
Masjid Nurul Amal
116
Gambar 8.
Asrama Putra
117
Gambar 9.
Istiqosah santri
118
Gambar 10.
Kegiatan pencak silat santri
119
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Linda Istiroh
NIM : 111-13-064
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Dosen PA : Dr. Miftahuddin, M.Ag.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1. Sertifikat OPAK STAIN
Salatiga 2013
“Rekonstruksi Paradigma
Mahasiswa yang Cerdas
Peka dan Peduli”
26-27 Agustus
2013
Peserta 3
2. Sertifikat OPAK Tarbiyah
2013 “Menjunjung Tinggi
Nilai-Nilai Kearifan
Lokal Seabagi Identitas
Pendidikan Indonesia”
29 Agustus
2013
Peserta 3
3. Sertifikat UPT
Perpustakan “Library
User Education”
16 September
2013
Peserta 2
4. Sertifikat Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pramuka
Pandega ke-23 (PLCPP
XXIII)“PLCPP Membuka
Cakrawala Dunia Serta
Membangun Kredebilitas
Bangsa”
20-23
September
2013
Peserta 2
5. Piagam Penghargaan Tes
Imtihanul Akhir Tahun
Ajaran 1435 H/2014 M
10-16 Januari
2014
Panitia 3
120
6. Piagam Penghargaan Tes
Imtihanul Awwal Tahun
Ajaran 1435 H/2014 M
20-26 Februari
2014
Panitia 3
7. Piagam Penghargaan
Penerimaan Santri Baru
Tahun Ajaran 1435 H/
2014 M
5-20 Mei 2014 Panitia 3
8. Sertifikat Lomba Pidato
yang diselenggarakan
oleh Ponpes Al-Manar
Bener
11-13 Juni
2014
Panitia 3
9. Piagam Penghargaan
Kilatan Ramadhan
15-25 Juni
2014
Panitia 3
10. Sertifikat Lomba Qiroatul
Qutub yang
diselenggarakan oleh
Ponpes Al-Manar Bener
17 Juni 2014 Peserta 3
11. Piagam Penghargaan
Peringatan Hari Santri
Nasional ke-I Pondok
Pesantren Putra Putri Al-
Manar
22 Oktober
2014
Peserta 2
12. Sertifikat Seminar
Nasional Pekan Ilmiah
Biologi Terpadu (PIBT)
XX, Himpunan
Mahasiswa Biologi
FMIPA UNNES dengan
tema “Gaya Hidup Sehat
Mencegah Serangan
26 Oktober
2014
8
121
Jantung dan Stroke”
13. Piagam Penghargaan
Penerimaan Santri Baru
Tahun Ajaran 1436 H/
2015 M
5-30 Mei 2015 Panitia 3
14. Piagam Penghargaan
Perlombaan CCIA
(Cerdas Cermat Ilmu
Agama)
9 Juni 2015 Panitia 3
15. Piagam Penghargaan Tes
Imtihanul Awwal Tahun
Ajaran 1436 H/2015 M
10-16 Juni
2015
Panitia 3
16. Sertifikat Lomba Pidato
yang diselenggarakan
oleh Ponpes Al-Manar
Bener
25-28 Juni
2015
Panitia 3
17. Sertifikat Lomba Qiroatul
Kutub yang
diselenggarakan oleh
Ponpes Al-Manar Bener
30 Juni 2015 Peserta 3
18. Piagam Penghargaan
Peringatan Hari Santri
Nasional ke-II Pondok
Pesantren Putra Putri Al-
Manar
22 Oktober
2015
Peserta 3
19. Piagam Penghargaan Tes
Imtihanul Akhir Tahun
Ajaran 1436 H/2015 M
10-16
Desember
2015
Panitia 3
20. Piagam Penghargaan Tes
Imtihanul Akhir Tahun
1-8 April 2016 Panitia 3
122
Ajaran 1437 H/2016M
21. Piagam Penghargaan Tes
Imtihanul Awwal Tahun
Ajaran 1436 H/2016 M
13-19 April
2016
Panitia 3
22. Piagam Penghargaan
Perlombaan CCIA
(Cerdas Cermat Ilmu
Agama)
27 Mei 2016 Panitia 3
23. Piagam Penghargaan
Panitia Lomba Pidato B.
Indonesia Dalam Rangka
Hari Kartini MI Ma’arif
Bandungan
21 April 2016 Juri 4
24. Sertifikat Latihan
Gabungan Perguruan
Tinggi ke XI (LATGAB
PERTI XI) Se Jawa dan
Madura oleh Brigade
Khusus (Brigsus) Naga
Sandhi Racana Kusuma
Dilaga – Woro Srikandhi
IAIN Salatiga
18 September
2016
Peserta 4
25. Piagam Penghargaan
Penerimaan Santri Baru
Tahun Ajaran 1437 H/
2016 M
10-20
November
2016
Panitia 3
26. Piagam Penghargaan
Dalam Kegiatan Gerakan
Tanam Pohon “1 Pohon 1
Kehidupan” Gunung
11 Desember
2016
Peserta 2
123
Andhong
27. Piagam Penghargaan
“Lomba Festifal Anak
Sholeh (FAS)” 2017
Februari 2017 Panitia 3
28. Piagam Penghargaan
Panitia Lomba Kaligrafi
Dalam Rangka Hari
Kartini MI Ma’arif
Bandungan
21 April 2017 Juri 4
29. Sertifikat Seminar
Nasional “Dengarkan
Bisikan Alam tentang
Manusia”
29 April 2017 Peserta 8
30. Certivicate National
Seminar “Unlocking
Students Potential to Deal
With Globalitation”
6 Mei 2017 Peserta 8
31. Sertifikat Seminar
Nasional “Serukan
Persatuan Ummat Islam
Dalam Mewaspadai
Konspirasi Pemurtadan”
15 Mei 2017 Peserta 8
32. Sertifikat Seminar
Nasional “Optimalisasi
Pergerakan Mahasiswa
Ekstra-parlementer di Era
Modern”
20 Mei 2017 Peserta 8
33. Keputusan Pengurus
Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif Kec. Bandungan
1 Juli 2017 Guru Wiyata
Bakti
8
124
125