81
SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DALAM MENGELOLA PROGRAM PERSEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) DI DESA OMBAY KECAMATAN PANTAR TIMUR KABUPATEN ALOR Oleh: Mohamad Jihad Ayatullah Bay Nomor Induk Mahasiswa: 105610536515 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

SKRIPSI

KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DALAM MENGELOLA

PROGRAM PERSEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT

(PAMSIMAS) DI DESA OMBAY KECAMATAN PANTAR TIMUR KABUPATEN ALOR

Oleh:

Mohamad Jihad Ayatullah Bay

Nomor Induk Mahasiswa: 105610536515

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

SKRIPSI

KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DALAM MENGELOLA

PROGRAM PERSEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT

(PAMSIMAS) DI DESA OMBAY KECAMATAN PANTAR TIMUR KABUPATEN ALOR

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S. Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

MOHAMAD JIHAD AYATULLAH BAY

Nomor Stambuk: 105610536515

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …
Page 4: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …
Page 5: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini.

Nama Mahasiswa : Mohamad Jihad Ayatullah Bay

Nomor Stambuk : 105610536515

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri

tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau

melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari pernyataaan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan

gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan aturan yang berlaku

di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 10 Februari 2020

Yang menyatakan

Mohamad Jihad Ayatullah Bay

Page 6: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa karena

atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

penelitian yang berjudul “Kolaborasi Antara Masyarakat dan Pemerintah Dalam

Mengelolah Program Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

(PAMSIMAS) di Desa Ombay Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor” tepat

pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi penelitian ini adalah untuk

mempelajari cara pembuatan skripsi pada Unisversitas Muhammadiyah

Makassar untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara. Pada

kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga skripsi

penelitian dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Dr. Mappamiring, M. Si selaku dosen pembimbing I. Dan Ibu Riskasari S,

Sos, M, AP selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing penulis

dalam penyusunan proposal penelitian.

2. Bapak Nasrulhaq, S, Sos, M, AP selaku pimpinan Jurusan Ilmu Administrasi

Negara dan seluruh dosen Ilmu Administrasi Negara yang telah mendidik dan

membimbing penulis.

3. Bapak, Ibu serta adik-adikku tersayang yang telah memberikan doa, dorongan

dan semangat selama penyusunan proposal penelitian ini.

Page 7: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

4. Mustakim Bay, dan Farida Mahmud yang telah memberikan doa, mendorong,

dan memberikan motifasi selama penyusunan proposal penelitian ini.

5. Bapak Desa Ombay, Ketua Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) Desa

Ombay, Bendahara Kelompok Keswadayaan Masyarak (KKM) Desa Ombay,

Tokoh Masyarakat Desa Ombay dan seluruh lapisan komponen masyarakat

Desa Ombay yang sudah membantu peneliti ketika peneliti berada di Desa

Ombay,

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi penelitian ini masih

banyak kekurangan di dalamnya, oleh karena itu penulis mengharapakan kritik

dan saran yang membangun dari dosen penguji guna menyempurnakan segala

kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi pelitian ini berguna bagi para

pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Makassar, 10 Februari 2020

Penulis

Page 8: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

ABSTRAK

Mohamad Jihad Ayatullah Bay. 2019. Kolaborasi Antara Masyarakat dan Pemerintah Dalam Mengelolah Program Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Di Desa Ombay Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor. Dibimbing oleh Mappamiring dan Riskasari

Tujuan penelitian untuk mengetahui proses kolaborasi dalam bentuk co-determination, co-financing dan co-production antara masyarakat dan pemerintah dalam mengelolah program PAMSIMAS di Desa Ombay Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan informan sebanyak lima orang yang dipilih berdasarkan pandangan pengetahuan. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan instrument berupa; observasi, dokumentasi dan dikembangkan melalui wawancara terhadap informan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam bentuk co-determination berjalan efektif dan efisien hal ini ditandai dengan adanya sosialisasi dan pembentukan Kelompok KKM. Kemudian Dalam bentuk co-financing berupa pembiayaan belum berjalan secara efektif disebabkan tidak adanya biaya dari pemerintah setempat. dan pembayaran juga belum efektif ditandai dengan rendahnya pendapatan masyarakat, dan kondisi politik Desa Ombay yang belum stabil. Serta co-productian berjalan secara efektif dan efisien, hal ini ditandai dengan adanya komitmen waktu pelaksanaan program ditentukan secara bersama antara pemerintah dan masyarakat. Kata Kunci: Kolaborasi, Masyarakat, Pemerintah, Program PAMSIMAS

Page 9: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... i

HALAMAN PENERIMAAN TIM ....................................................................ii

HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan ............................................................................................... 6

D. Manfaat penulis ................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7

A. Collaborative Governance ............................................................... 7

B. Model Kolaborasi ............................................................................ 13

C. Proses Kolaborasi ............................................................................ 17

D. Program PAMSIMAS ...................................................................... 21

E. Kerangka Pikir ................................................................................. 23

F. Focus Penelitian ............................................................................... 25

G. Deskripsi Focus ............................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 27

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................... 27

B. Jenis Penelitian ................................................................................ 28

C. Tipe Penelitian ................................................................................. 28

Page 10: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

D. Sumber Data .................................................................................... 28

E. Informan Penelitian ......................................................................... 29

F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 30

G. Teknik Analisi Data ......................................................................... 31

H. Pengabsahan Data ............................................................................ 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 34

A. Deskripsi dan Karakter Objek Penelitian ........................................ 34

1. Profil Kabupaten Alor ................................................................. 34

2. Profil Kecamatan Pantar Timur .................................................. 37

3. Profil Desa Ombay ...................................................................... 40

B. Hasil Penelitian ................................................................................ 45

1. Kolaborasi Antara Masyarakat dan Pemerintah Dalam

Mengelolah Program Persediaan Air Minum (PAMSIMAS)

Dalam Bentuk Co-determination ................................................ 45

2. Kolaborasi Antara Masyarakat dan Pemerintah Dalam

Mengelolah Program Persediaan Air Minum (PAMSIMAS)

Dalam Bentuk Co-financing ....................................................... 51

3. Kolaborasi Antara Masyarakat dan Pemerintah Dalam

Mengelolah Program Persediaan Air Minum (PAMSIMAS)

Dalam Bentuk Co-production ..................................................... 58

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 62

A. Kesimpulan ...................................................................................... 62

B. Saran ................................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

DAFTAR TABEL

Tabel 01 Aktifitas dan Waktu Penelitian ............................................ 27

Tebel 02 Informan Penelitian ............................................................. 30

Tabel 03 Wilayah Administrasi Kabupaten Alor .................................. 36

Tabel 04 Banyaknya Desa/Kelurahan, Dusun/Lingkungan, RW/RK,

RT, dan Rumah Tangga ........................................................ 36

Tabel 05 Wilayah Administrasi Kecamatan Pantar Timur .................. 38

Tabel 06 Luas Wilayah Dirinci Dari Tiap Desa ..................................... 39

Tabel 07 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan

Pantar Timur ........................................................................ 39

Tabel 08 Struktur Desa Definitif Ombay ............................................. 41

Tabel 09 Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) Desa Ombay............ 42

Tabel 10 Jenis Pekerjaan Desa Ombay ............................................... 43

Tabel 11 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Ombay ..................... 44

Tabel 12 Agama Yang Terdapat Di Desa Ombay ................................ 45

Table 13 Struktur Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) Desa

Ombay .................................................................................. 49

Page 12: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

(PAMSIMAS) adalah salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk

menciptakan masyarakat hidup bersih dan sehat melalui program Persediaan

Pelayanan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Hal ini

sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia sebagaimana yang termuat dalam

buku panduan Program Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

(PAMSIMAS) tahun 2016 yang menjelaskan bahwa untuk mencapai 100% akses

masyarakat terhadap air minum yang aman, bersih, dan sanitasi yang layak secara

berkelanjutan pada tahun 2019 atau disebut juga dengan Universal Access 2019.

Air bersih merupakan potensi ilmiah dari setiap wilayah yang wilayah

lainnya belum tentu mempunyai kekayaan seperti wilayah yang mempunyai

kekayaan air bersih. Menurut Badan Statistik Kabupaten Alor pada tahun 2016

bahwa Desa Ombay berada tepat pada wilayah administrasi Kecamatan Pantar

Timur, dengan letak yang umumnya disepanjang pantai selatan berbukit, dan

curah hujan yang sangat rendah. Musim hujan relatif pendek bila dibandingkan

dengan musim kemarau.

Berdasarkan paparan letak geografik yang dikemukakan di atas maka

dapat disimpulkan bahwa Desa Ombay merupakan salah satu wilayah yang sulit

mengakses air bersih. Oleh karena itu, perlu adanya respon pemerintah dalam

Page 13: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

mewadai semua unsur kepentingan, baik itu yang melibatkan pemerintah, swasta,

dan masyarakat (collaborative governance). Hal ini bisa diliat dari penjelasan

Relay (2003:21) yang mengemukakan bahwa “kolaborasi merupakan relasi dalam

bentuk spesifik yang menempatkan relasi organisasi non pemerintah (yang

concem dalam isu-isu lingkungan dan sumber daya alam) dengan organisasi

pemerintah”.

Program Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

(PAMSIMAS) adalah program yang pendekatannya berbasis masyarakat, artinya

program ini menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan penentu dalam

seluruh tahapan program. Mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan,

pengoperasian dan pemeliharaan. Hal ini juga dijelaskan oleh Goordon White et al

(1998:94) yang menyatakan bahwa kolaborasi negara dan masyarakat dalam

penyediaan pelayanan sosial meliputi tiga proses dasar yaitu: a) co-determination

(menentukan bersama apa dan bagaimana); b) co-financing (menentukan

pembiayaan bersama dan cara pembayaran); c) co-production (komitmen waktu

dan sumber daya dalam proses produksi yang telah disepakati dalam tahap

determination). Namun, fenomena yang terjadi di Desa Ombay memperlihatkan

proses kolaborasi dalam bentuk co-determination, co-financing, dan coproduction

belum maksimal karena aparatur pemerintah belum optimal dalam pengelolaan

program Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS),

dan beberapa pihak dari masyarakat belum menunjukkan kebersamaan dalam

menentukan secara keseluruhan, mulai dari tahap mentukan apa dan bagaimana

Page 14: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

pengelolaan program Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

(PAMSIMAS), dan menentukan pembiayaan bersama dan pembayaran.

Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, pelayanan program Persediaan Air minum dan Sanitasi Berbasis

Masyarakat (PAMSIMAS) telah menjadi urusan wajib Pemerintah daerah, dimana

penyelenggaraan urusan wajib ini berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal

(SPM) yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Untuk mendukung kapasitas

pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan penyediaan air minum dan

sanitasi yang layak, maka program Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis

Masyarakat (PAMSIMAS) berperan dalam menyediakan dukungan finansial.

Dukungan ini baik berupa investasi fisik dalam bentuk sarana dan prasarana,

maupun investasi non fisik dalam bentuk pengembangan kapasitas, dukungan

teknis, dan manajemen.

Berdasarkan pada Standar Pelayanan Minimal (SPM), maka pemerintah

Kabupaten Alor menyusun perencanaan dengan membuat Rencana Aksi Daerah

Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) bahwa untuk menggapai

penyehatan lingkungan dalam program sanitasi berbasis masyarakat maka

pemerintah menargetkan sasaran stop BABS sebesar 72,12%. Namun fenomena

yang terjadi memiliki hambatan. Hal ini dapat diliat dari Rencana aksi daerah,

data base pokja AMPL- Bappeda Kabupaten Alor tahun 2016 bahwa jumlah

keluarga yang memiliki kloset / WC / kakus dirumah sudah cukup besar yaitu

86,11% (40.445 KK). Namun dari jumlah yang memiliki tanki septik yang baik

dan benar baru mencapai 72,06% (33.845 KK), artinya bahwa masih ada 16,22%

Page 15: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

(6.600 KK) dengan limbah dari kloset / WC / kakus yang belum dikelola dengan

baik dan masih memiliki potensi menimbulkan dampak pada kesehatan

lingkungan masyarakat dan keluarga yang melakukan praktek BABS sebesar

13,87% (6512 KK ). Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah Kabupaten Alor

harus mampu untuk mengembangkan akses berkelanjutan, terutama di wilayah

pedesaan dalam penyediaan air minum dan sanitasi melalui program Persediaan

Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).

Akhir Oktober tahun 2014 program Persediaan Air Minum dan Sanitasi

Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) telah dilaksanakan di Kabupaten Alor yang

masih minim dengan akses air minum dan sanitasi. Namun, di beberapa desa

mengalami masalah akibat sumber mata air yang ada tidak bisa diandalkan dan

belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Keberhasilan pelaksanaan program Persediaan Air Minum dan Sanitasi

Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) baik ditinjau dari segi pembangunan fisik

maupun non fisik akan sangat membantu pemerintah Kabupaten Alor dalam

rangka persediaan air minum dan sanitasi yang layak, baik dalam jangka pendek

maupun jangka panjang. Hasil yang baik dari program berbasis masyarakat akan

tercapai jika masyarakatnya ikut langsung berkolaborasi dengan pemerintah

dalam kegiatan. Dengan berkolaborasi aktif maka akan menumbuhkan rasa

memiliki terhadap apa yang mereka bangun, sehingga berkelanjutan dan

berkesinambungan akan terus berlangsung. Oleh karena itu, perlu dilakukan

sebuah penelitian secara mendalam ditinjau dari segi kolaborasi antara masyarakat

dan pemerintah.

Page 16: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Berdasarkan yang telah peneliti paparkan diatas maka judul penelitian ini

adalah “Kolaborasi Antara Masyarakat dan Pemerintah Dalam Mengelolah

Program Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

(PAMSIMAS) di Desa Ombay, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor”.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian latar belakang dan masalah utama penelitian, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses kolaborasi dalam bentuk co-determination antara

masyarakat dan pemerintah dalam mengelolah program Persedian Air Minum

dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Ombay, Kecamatan

Pantar Timur, Kabupaten Alor?

2. Bagaimana proses kolaborasi dalam bentuk co-financing antara masyarakat

dan pemerintah dalam mengelola Persedian Air Minum dan Sanitasi Berbasis

Masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Ombay, Kecamatan Pantar Timur,

Kabupaten Alor?

3. Bagaimana proses kolaborasi dalam bentuk co-production antara masyarakat

dan pemerintah dalam mengelola Persedian Air Minum dan Sanitasi Berbasis

Masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Ombay, Kecamatan Pantar Timur,

Kabupaten Alor?

Page 17: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

C. Tujuan Penilitian.

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini,

adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis dan mendeskripsikan proses kolaborasi dalam bentuk co-

determination antara masyarakat dan pemerintah dalam mengelolah program

Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di

Desa Ombay, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor.

2. Menganalisis dan mendeskripsikan proses kolaborasi dalam bentuk co-

financing antara masyarakat dan pemerintah dalam mengelolah program

Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di

Desa Ombay, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor.

3. Menganalisis dan mendeskripsikan proses kolaborasi dalam bentuk co-

production antara masyarakat dan pemerintah dalam mengelolah program

Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di

Desa Ombay, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor.

D. Manfaat Penelitian.

1. Menambah wawasan dan kemampuan berpikir Mahasiswa dan Masyarakat

mengenai program Persedian Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

(PAMSIMAS).

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana dalam mencari sebab dan

masalah yang terjadi didalam sistem pelayanan Persediaan Air Minum dan

Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Dengan demikian akan

memudahkan pencarian alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut.

Page 18: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Collaborative Governance.

Teori yang digunakan untuk melihat bagaimana hubungan atau relasi

antara organisasi pemerintah dengan masyarakat dalam mengelola program

Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) adalah

teori collaborative governance atau kerja sama dalam menjalankan tata kelola

pemerintahan. Hal ini juga dijelaskan oleh O‟Flynn dan Wanna (2008:3)

mengartikan bahwa kolaborasi atau collaborative governance adalah bentuk kerja

sama dengan orang lain. Hal tersebut menyiratkan bahwa seorang aktor atau

seorang individu, kelompok atau organisasi melakukan kerja sama demi

kepentingan bersama dan memiliki ketentuan, syarat, dan kondisi tertentu, dimana

hal tersebut sangat bervariasi. Sementara menurut Relay (2003:21)

mengemukakan bahwa “kolaborasi merupakan relasi dalam bentuk spesifik yang

menempatkan relasi organisasi non pemerintah (yang concem dalam isu-isu

lingkungan dan sumber daya alam) dengan organisasi pemerintah”. Dalam relasi

tersebut keduanya bertindak bersama-sama dalam desain dan implementasi

program pengembangan pedesaan. Bentuk interaksi keduanya tidak sekedar

perjanjian dua organisasi untuk bekerja sama atau saling melengkapi, tetapi

merupakan bentuk kerja sama antara NGO dan lembaga pemerintah yang terlibat,

saling mengakui dan berpartisipasi secara aktif.

Page 19: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Terkait dengan teori kolaborasi atau collaborative governance, Emerson

(2011:2) mengemukakan bahwa proses dan stuktur dari pengambilan kebijakan

publik dan tata kelola pemerintahan dengan melibatkan masyarakat, swasta,

NGOs, dari berbagai institusi dan level yang ada untuk menentukan tujuan

bersama yang sulit untuk bisa dirumuskan sendiri. Sementara Mc Guire (2006:33)

menjelaskan bahwa collaborative governance adalah konsep di dalam

management pemerintahan sebagai proses fasilitasi dan pelaksanaan oleh berbagai

institusi baik pemerintah, masyarakat, maupun NGOs yang bertujuan untuk

menyelesaikan masalah bersama yang tidak bisa diselesaikan oleh satu institusi

pemerintah saja.

Perspektif kolaborasi atau collaborative governance ini juga dikemukakan

oleh Chris Ansell dan Alison Gash (2008:543) bahwa yang dimaksud dengan

kolaborasi atau collaborative governance adalah sebuah tata kelolah

pemerintahan, yang dimana institusi-institusi pemerintahan secara langsung

melibatkan aktor diluar pemerintah (baik masyarakat, komunitas, NGOs, dan

private sector) didalam proses pengambilan keputusan secara formal dan non

formal yang berorienasi pada kepentingan bersama. Tujuannya adalah untuk

melaksanakan kebijakan dan mengelolah program dan sumber daya secara

bersama.

Donahue dan Richard (2011:30) mengartikan bahwa “collaborative

governance can be thought of a form of agency relationship between government

as principal, and private players as agent.” Artinya bahwa pemerintahan

Page 20: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

kolaboratif dapat dianggap sebagai suatu bentuk hubungan kerja sama antara

pemerintah sebagai regulator dan pihak swasta sebagai pelaksana.

Dari illustrasi beberapa definisi yang dikemukakan tersebut dapat diambil

suatu kesimpulan bahwa collaborative governance merupakan suatu paradigma

baru dalam pemerintahan, yang dimana masyarakat, sector business, NGOs, dan

stakeholder lainnya yang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan,

pelaksanaan kebijakan, dan tata kelola pemerintahan secara umum. Orientasi dari

pelibatan tersebut merupakan upaya dalam menyelesaikan masalah besar yang

tidak mungkin bisa diselesaikan oleh satu pihak saja, akan tetapi memerlukan

kerja sama dari berbagai pihak. Sehingga orientasinya adalah keberhasilan dari

kebijakan tersebut sesuai dengan cita-cita dan tujuan bersama. Sekalipun idealnya

inisiatif dari kerja sama tersebut datang dari pemerintah.

Selanjutnya menurut Ratner (2012:5), yang mengemukakan bahwa

didalam collaborative governance terdapat tiga fokus fase atau tiga tahapan

kolaborasi dalam tata kelola pemerintahan yaitu:

1. Identifying Obstacles and Opportunities (Fase Mendengarkan).

Pada tahap ini pemerintah dan stakeholder atau pemangku kebijakan yang

melakukan kolaborasi yaitu pihak swasta dan masyarakat akan melakukan

identifikasi mengenai berbagai jenis hambatan yang akan dihadapi selama proses

tata kelola pemerintahan.

Page 21: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

2. Debating Strategies for Influence (Fase Dialog).

Pada tahap ini, stakeholder atau pemangku kebijakan yang terlibat dalam

tata kelola pemerintahan melakukan dialog ataupun diskusi mengenai hambatan

yang telah diterangkan pada fase pertama.

3. Planning Collaborative Actions (Fase Pilihan).

Setelah melalui tahap mendengarkan mengenai permasalahan yang akan

dihadapi dalam proses tata kelola pemerintahan dan melakukan diskusi mengenai

penentuan strategi yang efektif untuk mengantisipasi permasalahan.

Adapun kriteria keberhasilan teori kolaborasi dalam governance yang di

kemukakan oleh (Goldsmith dan Donald, 2009:135-136) yaitu:

1. Networked Structure.

Networked Structure merupakan suatu keterkaitan antara satu elemen

dengan elemen yang lain dan secara bersama-sama mencerminkan unsur-unsur

fisik dari jaringan yang ditangani. Kemudian, dalam pemerintahan kolaboratif,

unsur jaringan tidak boleh membentuk hirarki yakni adanya kekuasaan dari salah

satu pihak. Sehingga dalam pemerintahan kolaboratif, jaringan harus bersifat

organis dengan struktur jaringan yang terlibat yakni tidak ada hirarki kekuasaan,

dominasi, dan monopoli. Jadi, semua pihak memiliki kesetaraan hak, kewajiban,

tanggung jawab, otoritas, dan kesempatan untuk aksesibilitas dalam mencapai

tujuan bersama.

Page 22: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

2. Commitment to a Common Purpose.

Commitment to a Common Purpose merupakan alasan mengapa sebuah

network atau jaringan harus ada yaitu karena perhatian dan komitmen untuk

mencapai tujuan-tujuan positif yang dilakukan secara bersama-sama. Tujuan-

tujuan ini biasanya terdapat pada misi umum suatu organisasi pemerintah. Selain

itu, komitmen yang terjalin tidak boleh memihak salah satu stakeholder atau

pemangku kepentingan kebijakan. Karena ini mengartikan bahwa kolaborasi yang

terjalin hanya menguntungkan salah satu pihak. Sehingga komitmen yang terjalin

dalam pemerintahan kolaboratif harus untuk kepentingan bersama melalui

pencarian solusi bersama.

3. Trust Among The Participants.

Trust Among the Participants merupakan hubungan professional atau

sosial, dan keyakinan bahwa para partisipasi mempercayakan pada informasi-

informasi atau usaha-usaha dari stakeholder atau pemangku kepentingan lainnya

dalam suatu jaringan untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga dalam hal ini,

setiap stakeholder harus saling percaya karena sebagai wujud dari hubungan

professional yang terjalin untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan pemerintahan

kolaboratif.

4. Governance.

Governance merupakan hubungan saling percaya diantara para aktor

governance atau pemerintahan. Selain itu, ada aturan yang disepakati bersama

dari setiap pemangku kepentingan, serta ada kebebasan menentukan bagaimana

kolaborasi dijalankan. Dalam hal ini, tata kelola pemerintahan dapat dikatakan

Page 23: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

governance apabila ada kejelasan siapa yang menjadi anggota dan siapa yang

bukan termasuk anggota.

5. Access to Authority.

Access to Authority merupakan ketersediaan ukuran-ukuran atau ketentuan

prosedur-prosedur yang jelas dan diterima secara luas. Jadi, sudah ada aturan

kewenangan yang jelas dan diterima oleh masing masing stakeholder untuk

menjalankan peran sesuai kewenangannya.

6. Distributive Accountability / Responsibility.

Distributive Accountability / Responsibility merupakan penataan,

pengelolaan, manajemen secara bersama-sama dengan stakeholder dan berbagi

sejumlah pembuatan keputusan kepada seluruh anggota jaringan serta berbagi

tanggung jawab untuk mencapai hasil yang di inginkan. Jadi, dalam pemerintahan

kolaboratif harus ada pembagian tanggung jawab yang jelas, dan masing-masing

stakeholder (termasuk masyarakat) harus terlibat dalam pembuatan keputusan

kebijakan.

7. Information Sharing.

Information Sharing merupakan kemudahan akses bagi para anggota,

perlindungan privacy, dan keterbatasan akses bagi yang bukan anggota selama

bisa diterima oleh semua pihak. Sehingga dalam pemerintahan kolaboratif harus

ada pembagian informasi yang jelas, dan kemudahan akses informasi bisa di dapat

bagi masing-masing stakeholder.

Page 24: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

8. Access to Resources.

Access to Resources merupakan ketersediaan sumber keuangan, teknis,

manusia, dan sumber daya lainnya yang diperlukan untuk mencapai tujuan

network. Jadi, harus ada kejelasan dan ketersediaan sumber daya bagi masing-

masing stakeholder yang terlibat.

B. Model Kolaborasi.

Kolaborasi dibutuhkan seiring dengan munculnya interpedensi antara

aktor atau organisasi. Semakin besar interpedensi antara aktor atau organisasi,

baik secara vertical ataupun horizontal, maka semakin besar kebutuhan untuk

berkolaborasi. Interpedensi kemudian mendorong meningkatnya frekuensi dan

intensitas komunikasi antara organisasi yang diejawantahkan dalam keputusan

dan tindakan yang dibuat bersama dan dikerjakan secara kolektif.

Untuk memetahkan interpedensi tersebut, model kolaborasi merupakan

suatu citra mental yang mencoba menyederhanakan kompleksitas relasi dan

interaksi antara organisasi. Dalam penyederhanaan tersebut diidentifikasi

sejumlah dimensi yang membentuk relasi dan interaksi tersebut. Adapun model-

model teoritis kolaborasi yaitu: Model Ansen and Gash, Model Agranoff-Mc

Guire, Model Buttler-Coleman, Model Weber et.al.

1. Model Ansell and Gash.

Model ini memiliki empat variabel yang di jadikan pusat perhatian yaitu:

kondisi awal, desain kelembagaan, kepemimpinan, dan proses kolaborasi.

Masing-masing variabel tersebut dapat diperkecil menjadi sub-sub variabel.

Page 25: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Untuk variabel proses kolaborasi, merupakan inti dari model ini, sedangkan

kondisi awal, desain kelembagaan dan kepemimpinan dipresentasikan sebagai

pendukung yang memberikan konteribusi penting dalam proses kolaborasi.

2. Model Agranof-Mc Guire Model ini didasarkan pada dua dimensi yaitu:

aktifitas dan strategi. Kedua dimensi ini menghasilkan enam kombinasi model

kolaborasi yaitu:

a) Jurisdiction-Based Model.

Model ini dicirikan dengan aktivitas kolaborasi yang aktif (dimensi

vertikal) dan startegi kolaborasi yang bersifat opurtunistik (dimensi horizontal).

Dimensi vertical merupakan interaksi aktivitas dan perilaku organisasi dengan

organisasi lain sebagai bagian dari pekerjaannya sendiri. Sedangkan horizontal

menjelaskan proses pemubuatan kebijakan dan pengaturan (governance). Dalam

aransemen tersebut tidak seorangpun memiliki power untuk menentukan strategi

organisasi lain karena masing-masing memiliki kebijakan, strategi dan

operasional tersendiri.

b) Abstinence Model.

Model ini merupakan titik ekstrim dari jurisdiction-based model berupa

ketidakmauan (abstain) untuk melakukan kolaborasi dan memilih tidak terlibat

dalam berbagai program.

c) Top-Down Model.

Model ini menekankan control pemerintah pusat secara vertikal terhadap

pemerintahan ragional dan local. Dalam model ini muncul dilemma yaitu

Page 26: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

bagaimana mewujudkan program nasional pemerintah melalui pemerintah local

yang secara hokum bersifat independen.

d) Donor-Recipient Model.

Model ini merupakan model moderat yang didasarkan pada gagasan

bahwa sejumah actor menguasai informasi dan keahlian untuk mengontrol

kebijakan yang kongsisten dengan kepentingan social yang banyak. Model ini

melibatkan grantros dan grante karena aktor-aktor dalam dalam sistem kolaborasi

saling tergantung pada yang lainnya. Ciri-ciri utama model ini adalah kolaborasi

vertical-horizontal yang minimal.

e) Reactive Model.

Model ini dicirikan dengan tidak adanya orientasi yang dominan dalam

starategi atau aktivitas kolaborasi dan pendekatan yang digunakan adalah maybe.

f) Contented Model.

Model ini lebih menekankan strategi kolaborasi dari pada aktivitas

kolaborasi itu sendiri. Dengan kata lain, model ini bersifat oportunistik dan

berupaya mengaksploitasi lingkungan sesuai dengan preferensi pemerintahan

local atau organisasi itu sendiri.

3. Model Buttler – Coleman.

Buttler dan Coleman mengajukan model kolaborasi berdasarkan dimensi

level interaksi dan dimensi ukuran kelompok. Berdasarkan paparan ini maka

menghasilkan lima model yaitu: library, solicitation, tim, community, dan process

support.

Page 27: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

a) Model library merupakan model kolabborasi yang paling sederhana dan

paling umum yaitu interaksi orang dengan data khususnya suatu conten.

b) Model solicition, model ini melibatkan permintaan dari kumpulan kecil

requestor data dan sejumlah tanggapan dari responden.

c) Model tim, model ini digunakan untuk memfasilitasi aktifitas dari sebuah

tim

d) Model commubity merupakan kolaborasi yang kurang umum namun

mapan. Digunakan untuk memfasilitasi aktifitas dalam sebuah komunitas.

e) Model process support, model kolaborasi ini menggunakan pemanfaatan

teknologi kolaborasi dalam proses atau aliran kerja.

4. Model Weber et.al

Weber et.al mengemukakan bahwa kolaborasi yang berhasil menekankan

integrasi berbagai fungsi. Integrasi ini meliputi fungsi birokrasi, lintas arena

kebijakan dan level pemerintahan serta mengikut sertakan warga masyarakat dan

organisasi non pemerintah dalam pemecahan masalah dalam proses implementasi.

Ada tiga dimensi yang dikemukakan oleh weber et.al (2005:677-698)

yaitu: dimensi vertikal, dimensi horizontal, dan dimensi partnership linkage.

Dimensi vertikal mencerminkan relasi antara lembaga pemerintah dengan

lembaga warga Negara dan organisasi non pemerintah lainnya dalam hubungan

atas bawah. Dimensi horizontal mencerminkan relasi antara organisasi yang

setara. Partnership linkage digambarkan sebagai blending (ramuan) relasi

vertikal-horizontal sehingga menghasilkan suatu pengaturan yang efektif.

5. Model Kolaborasi Ann Marie Thomson dan James L. Perry.

Page 28: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Ann Marie Thomson dan James L. Perry (2006:20-30) yang memulai

proses collaboration dari negosisi, komitmen dan pelaksanaan yang dinaungi oleh

assessment. Dimana dalam operasionalnya negosiasi berarti proses antara aktor

yang akan terlibat di dalam collaboration. Setelah terjadi negosiasi maka akan

muncul komitmen dari masing-masing aktor atas apa yang akan dilakukan di

dalam kerja sama tersebut. Sementara proses pelaksanaan merupakan bentuk

pengejawantahan dari komitmen bersama yang telah diambil melalui keterlibatan

seluruh aktor dan interaksi antara aktor. Selain itu, untuk menjaga kerja sama

perlu adanya assessment untuk melihat dari setiap proses yang ada tersebut,

sejauh mana keaktivan dan keterlibatan masing-masing aktor.

Berdasarkan uraian berbagai model kolaborasi diatas, maka dalam

penelitian ini akan menggunakan model Ansel and Gash (2007:543), untuk

menganalisis model kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam

mengelolah program persedian air minum dan sanitasi berbasis masyarakat

(PAMSIMAS) di Desa Ombay, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor.

Pemilihan model Ansel and Gash didasarkan karena adanya empat variabel yaitu:

kondisi awal, desain kelembagaan, kepemimpinan, dan proses kolaborasi.

C. Proses Kolaborasi.

Tahapan dalam proses kolaborasi yang terjadi antara lembaga pemangku

kepentingan dalam pengelolaaan program dapat dilihat dari proses yang terjadi di

dalam forum. Forum tersebut dibuat dengan tujuan untuk memberikan wadah

dalam melakukan koordinasi antar stakeholder untuk pengelolaan program.

Page 29: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Proses terjadinya kolaborasi dapat diliat dari empat dimensi proses kolaborasi

yang dikemukakan oleh Thomson dan Ted Miller (2002), yaitu:

1. Berkaitan dengan pemerintah. Artinya pemerintah membuat keputusan

bersama dengan ketentuan dan peraturan, meliputi negoisasi dan kesepakatan

bersama.

2. Dimensi manajemen. Artinya jaringan manajemen melibatkan berbagai peran

dan dukungan yang berbeda seperti: dukungan fasilitas dan dukungan

keuangan untuk mencapai tujuan bersama.

3. Dimensi kemandirian. Artinya ada kepentingan penggabungan dengan publik.

4. Dimensi pertukaran dan merupakan aspek penting. Artinya organisasi

mendapat manfaat informasi, mendiskusikan dan membangun rasa saling

percaya diantara mereka.

Goordon White et al (1998:84). menyatakan kolaborasi negara dan

masyarakat dalam penyediaan pelayanan sosial meliputi tiga proses dasar yaitu:

1. Co-determination (menentukan bersama apa dan bagaimana).

2. Co-financing (menentukan pembiayaan bersama dan cara pembayaran).

3. Co-production (komitmen waktu dan sumber daya dalam proses produksi

yang telah disepakati dalam tahap determination).

Berdasarkan tiga proses dasar tersebut, muncul enam kemungkinan relasi

negara dengan organisasi masyarakat yang terjadi seperti diliat dari tabel berikut

ini.

Page 30: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Bentuk Relasi Deskripsi

Devolusi Pemerintah menyediakan dana untuk

suatu kegiatan yang sudah berjalan,

tetapi bagaimana kegiatan dijalankan

dan tata cara penggunaan uang

ditentukan oleh organisasi warga

Pressured Privision Masyarakat menentukan apa yang

mereka butuhkan dan pemerintah

menyediakannya

Enforced Provision Pemerintah menentukan pelayanan

yang diberikan dan warga wajib

membayarnya

Fee for service Pemerintah memungut bayaran untuk

suatu pelayanan dan masyarakat yang

menggunakan pelayanan tersebut

membayarnya

Delegation Pemerintah menentukan pelayanan

apa yang disediakan, tetapi

menyerahkan tanggung jawab

sepenuhnya kepada masyarakat

(seperti jamban umum)

Contracting/Granting Pemerintah menyediakan dana untuk

memproduksi sejumlah jenis

Page 31: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

pelayanan tetapi penyediaannya

dilakukan oleh organisasi masyarakat

melalui tender yang kompetitif

Sumber: diolah dari White, Gordon and Mark Robinson, “Toward Synergi in

social Profision; Civic Organization and State” dalam Martin Minoque,

David Hulme and Charles Pidano (ed) 1998, Beyond the new Public

management; Changing Ideas and Practices in Governance, hlm. 97-98

Paparan Gordon White di atas lebih menekanlan pada penyediaan

pelayanan sosial namun bentuk yang dikemukakannya secara umum dapat

digunakan untuk membahas kerja sama organisasi dalam mengelola suatu entitas

yang melibatkan relasi antara organisasi.

Gray (Ansell and Gash, 2007:13) menggambarkan tiga tahapan proses

kolaborasi antara lain problem setting (penentu permasalahan) direction setting

(penentu tujuan), dan implementasi. Tahapan membentuk kolaborasi sebagai

berikut:

a. Dialog tatap muka.

b. Membangun kepercayaan.

c. Komitmen terhadap proses.

d. Share Understanding.

e. Hasil sementara.

Dalam beberapa pemaparan diatas maka peneliti akan menggunakan

proses kolaborasi Goordon White et. Al (1998:94) dalam menganalisis proses

kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam mengelolah program

persediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS) di Desa

Page 32: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Ombay, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor. Pemilihan proses Goorden

White et.al karena adanya tiga proses dasar pemerintah dan masyarakat

berkolaborasi yaitu Co-determination, Co-financing, dan Co-production.

D. Program PAMSIMAS.

Program persediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat

(PAMSIMAS) merupakan salah satu program solusi dan aksi nyata pemerintah

(pusat dan daerah) dengan dukungan bank dunia, untuk meningkatkan penyediaan

air minum, sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama

dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan

melalui air dan lingkungan yang berbasis masyarakat.

Program persedian air minum dan sanitasi berbasis masyarakat

(PAMSIMAS) merupakan program yang pendekatan berbasis masyarakat, artinya

menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan penentu dalam seluruh

tahapan mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap

pengoperasian dan pemeliharaan. Proses tersebut mengajak masyarakat untuk

menemukan berbagai permasalahan terkait dengan air minum dan sanitasi,

kemudian dibimbing untuk melakukan berbagai langkah solusi dan

pencegahannya termasuk membangun sarana yang dibutuhkan seperti sarana air

minum dan sanitasi serta membangun kesadaran dan kapasitas masyarakat untuk

hidup bersih dan sehat. Pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat terutama menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lain yang

ditularkan melalui air dan lingkungan. Kegiatan program PAMSIMAS mencakup

Page 33: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan lokal;

peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat; penyediaan sarana air minum dan

sanitasi umum; serta pengembangan kapasitas pelaku PAMSIMAS melalui

pelatihan dan bimbingan teknis.

Adapun tujuan program persediaan air minum dan sanitasi berbasis

masyarakat (PAMSIMAS) adalah terciptanya masyarakat yang berperilaku hidup

bersih dan sehat melalui peningkatan akses masyarakat miskin pedesaan dan

pinggiran kota terhadap pelayanan air minum dan sanitasi. Secara lebih rinci

Program PAMSIMAS bertujuan untuk:

1. Meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat di masyarakat

2. Meningkatkan akses masyarakat di lokasi program terhadap pelayanan air

minum dan sanitasi yang berkelanjutan dan dikelola secara efektif

3. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal dalam

penyelenggaraan layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat

4. Meningkatkan efektifitas dan kesinambungan jangka panjang pembangunan

sarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. Sasaran

program adalah masyarakat, terutama kelompok miskin di pedesaan dan

pinggiran kota yang memiliki prevalensi terkait penyakit air yang tinggi dan

belum mendapatkan akses layanan air minum dan sanitasi, mendapatkan

layanan air minum dan sanitasi dan terbangun budaya hidup bersih dan sehat.

Tujuan program persediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat

(Pamsimas) di atas akan tercapai bila sasaran program memenuhi indikator kinerja

kunci (Key Performance Indicator) Pamsimas, tercapai:

Page 34: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

1. Terdapat tambahan 5,6 juta penduduk yang dapat mengakses sarana air

minum aman dan berkelanjutan.

2. Terdapat tambahan 4 juta penduduk yang dapat mengakses sarana sanitasi

yang layak dan berkelanjutan.

3. Minimal 50% masyarakat dusun (lokasi Program) menerapkan Stop Buang

Air Besar Sembarangan (BABS).

4. Minimal 60% masyarakat mengadopsi program Cuci Tangan Pakai Sabun

(CTPS).

5. Pemerintah kabupaten atau kota memiliki dokumen perencanaan daerah

bidang air minum dan sanitasi untuk mendukung adopsi dan

pengarusutamaan Pendekatan Pamsimas dan pencapaian target pembangunan

air minum dan sanitasi daerah.

6. Pemerintah kabupaten atau kota mengalokasikan anggaran dari APBD untuk

pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi yang telah dibangun serta

perluasan program air minum dan sanitasi untuk mencapai target Universal

Access 2019.

E. Kerangka Pikir.

Penelitian ini berjudul kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam

mengelolah program persediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat

(PAMSIMAS) di Desa Ombay, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor.

Penelitian ini akan dianalisis melalui proses kolaborasi Goorden White et.al

(1998:91) karena adanya tiga proses dasar pemerintah dan masyarakat

Page 35: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

berkolaborasi yaitu: (1) Co-determination (menentukan bersama apa dan

bagaimana). (2) Co-financing (menetukan pembiayaan bersama dan cara

pembayarannya). (3) Co-production (komitmen waktu dan sumber daya dalam

produksi yang telah disepakati dalam tahap determination).

Adapun peneliti mengambil judul ini dengan pertimbangan yaitu:

1. Letak geografik Desa Ombay, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor yang

sulit dalam mengakses air bersih.

2. Pemerintah belum maksimal dalam pengelolaan program sanitasi berbasis

masyarakat.

3. Masyarakat belum mempunyai kesadaran untuk ikut serta terlibat dalam

pengelolaan program sanitasi berbasis masyarakat.

4. Dengan analisis proses kolaborasi Goorden White, peneliti dapat mengetahui

dan menganalisis relasi kerja sama antara masyarakat dan pemerintah dalam

mengelola program persediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat

(PAMSIMAS).

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi rekomendasi untuk para

aparatur Pemerintah Kabupaten Alor khususnya Desa Ombay, Kecamatan Pantar

Timur dalam meningkatkan kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam

palayanan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat yang berkelanjutan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, mendasari lahirnya

kerangka pikir penelitian seperti pada gambar berikut:

Page 36: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Gambar Kerangka Pikir

F. Fokus Penelitian.

Focus penelitian dalam penelitian ini yaitu mengenai proses kolaborasi

antara masyarakat dan pemerintah dalam mengelolah program persediaan air

minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Ombay,

Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor.

“Kolaborasi Antara Masyarakat dan Pemerintah Dalam Mengelolah

Program Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

(PAMSIMAS) di Desa Ombay Kecamatan Pantar Timur Kabupaten

Alor”

Proses Kolaborasi

Goorden White Et.

Al

Tiga Tahapan Dasar

Dalam Proses

Kolaborasi:

1. Co-determination

2. Co-financing.

3. Co-production.

Efektif dan Efesien Pengelolaan Program Persediaan Air

Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di

Desa Ombay Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor

Page 37: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

G. Deskripsi Focus.

Adapun sub focus dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga sub yaitu:

1. Kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah adalah bagaimana proses relasi

kerja sama yang spesifik antara masyarakat dan pemerintah di Desa Ombay,

Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor.

2. PAMSIMAS adalah program persediaan air minum dan sanitasi berbasis

masyarakat di Desa Ombay, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor.

3. Co-determinatian adalah bagaimana proses relasi kerja sama antara

masyarakat dan pemerintah dalam menentukan bersama apa dan bagaimana

program persediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat

(PAMSIMAS) yang sedang berjalan di Desa Ombay, Kecamatan Pantar

Timur, Kabupaten Alor.

4. Co-financing adalah bagaimana proses relasi kerja sama antara masyarakat

dan pemerintah dalam menentukan pembiayaan dan cara pembayaran dalam

program persediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat

(PAMSIMAS) yang sedang berjalan di Desa Ombay, Kecamatan Pantar

Timur, Kabupaten Alor.

5. Co-production adalah bagaimana proses relasi kerja sama antara masyarakat

dan pemerintah dalam menentukan komitmen waktu dan sumber daya dalam

proses program persediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat

(PAMSIMAS) yang sedang berjalan di Desa Ombay, Kecamatan Pantar

Timur, Kabupaten Alor.

Page 38: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian.

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini dilaksanakan kurang lebih

selama dua bulan mulai September – Oktober 2019. Lokasi penelitian ini berada

di Desa Ombay, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor.

Tabel 01, Aktifitas dan Waktu Penelitian

No Hari/Tanggal Aktivitas

1 12 September s/d 03

Oktober 2019

Mengurus surat penelitian

2 Senin 07 Oktober 2019

Selasa 08 oktober 2019

Rabu 09 Oktober 2019

Kamis 10 Oktober 2019

Jumad 11 Oktober 2019

Wawancara dengan Kepala Desa Ombay.

Wawancara dengan koordinator Kelompok

Keswadayaan Masyarakat (KKM) Desa

Ombay.

Wawancara dengan bendahara Kelompok

Keswadayaan Masyarakat (KKM) Desa

Ombay.

Wawancara dengan tokoh masyarakat

Desa Ombay.

Wawancara dengan salah satu masyarakat

Desa Ombay.

3 Januari s/d Februari 2020 Penyusunan skripsi

Page 39: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Alasan peneliti mengambil lokasi ini dikarenakan Desa Ombay adalah

salah satu desa yang letak geografisnya berbukit dan curah hujan yang sangat

rendah serta musim hujan relatif pendek bila dibandingkan dengan musim

kemarau.

B. Jenis Penelitian.

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan yang telah diuraikan, peneliti

ini akan menggunakan pendekatan kualitatif, Afrizal (2014:13) mengemukakan

bahwa “pendekatan penelitian kualitatif adalah metode penelitian ilmu-ilmu sosial

yang terdiri dari pengumpulan data dan menganalisis data baik berupa kata-kata

lisan maupun tulisan, perbuatan manusia, dan penelitian ini tidak menghitung atau

mengkuantitatifkan data kualitatif yang diperoleh”.

C. Tipe Peneleitian.

Tipe penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskripsi,

Moleong (1995:6) menjelaskan bahwa penelitian deskripsi merupakan penelitian

yang mendeskripsikan suatu fenomena atau kenyataan sosial berkenaan dengan

masalah dan unit yang ingin diteliti.

D. Sumber Data.

Data yang diambil dalam penelitian ini merupakan data yang berhubungan

dengan topik penelitian yakni kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam

mengelola program Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Page 40: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

(PAMSIMAS) di Desa Ombay, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor. Data

yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas dua bagian yaitu data primer

dan data sekunder.

1. Data primer merupakan data atau informasi yang didapatkan langsung dari

informan penelitian dilapangan. Data primer didapatkan dengan menggunakan

observasi dan metode wawancara secara mendalam. Adapun data primer adalah

kolabarasi antara masyarakat dan pemerintah dalam mengelolah program

Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di

Desa Ombay, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor.

2. Data sekunder merupakan data yang didapatkan atau dikumpulkan dari

institusi, dan media yang dapat mendukung, relefan serta dapat diperoleh dari

studi kepustakaan, dokumentasi, foto-foto, data statistic, literature-literatur

penelitian dan artikel.

E. Informan Penelitian.

Informan adalah orang yang memberikan informasi tentang situasi dan

kondisi yang berhubungan dengan Kolaborasi Antara Masyarakat dan Pemerintah

Dalam Mengelola Program Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis

Masyarakat di Desa Ombay Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor. Adapun

menjadi informan dalam penelitian ini yaitu: Kaur pembangunan sekaligus

merangkap sebagai Koordinator Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM)

Desa Ombay, Bendahara Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) Desa

Ombay, tokoh masyarakat Desa Ombay, masyarakat Desa Ombay.

Page 41: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Tabel 02, Informan Penelitian.

No Nama Inisial Jabatan Keterangan

1. Yakobus Salli YS Kepala Desa Ombay 1 orang

2 Ramli Syukur RS Koordinator KKM Desa

Ombay

1 Orang

3 Husni Karim HK Bendahara KKM Desa

Ombay

1 Orang

4 Kasmat KM Tokoh Masyarakat Desa

Ombay

1 Orang

5 Mahadi Deni MD Masyarakat Desa Ombay 1 Orang

F. Teknik pengumpulan data.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan: (1).

Wawancara; (2) Studi dokumentasi; (3) Media review; dan (4) Observasi.

1. Wawancara

Wawancara dilakukan guna memperoleh data primer tentang kolaborasi

antara masyarakat dan pemerintah dalam mengelola program Persediaan Air

Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).

2. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan guna mendapatkan data sekunder dengan

cara melakukan kajian terhadap data-data dokumen pribadi dan dokumen resmi,

baik visual maupun berupa tulisan yang berkaitan dengan kolaborasi masyarakat

dan peerintah dalam mengelola program Persediaan Air Minum dan Sanitasi

Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).

Page 42: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

3. Media review

Melakukan review terhadap pemberitaan, baik cetak maupun on-line yang

berkaitan dengan kolaborasi masyarakat dan pemerintah dalam mengelola

program Persediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).

4. Observasi.

Melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian secara berulang

terhadap suatu objek pengamatan pada tempat yang sama ataupun berbeda.

Observasi difokuskan pada pengamatan langsung terhadap masyarakat dan

pemerintah dalam mengelolah program Persediaan Air Minum dan Sanitasi

Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).

G. Teknik Analisis Data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data interaksi dari Miles dan Huberman (1992: 20), yaitu: (1) Reduksi

data (data reduction), dengan merangkum atau memilih data-data yang pokok dan

memfokuskan pada data-data yang penting serta mencari tema dan pola dari data;

(2) Penyajian data (data display), menyajikan data yang dilakukan dalam bentuk

hubungan antara kategori, bagan, dan uraian singkat.; dan (3) Penarikan

kesimpulan (verification), penarikan kesimpulan terhadap makna-makna yang

muncul dari data.

Page 43: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Gambar 3.1:

Model Analisis Data Interaksi dari Miles dan Huberman (1992: 20)

H. Pengabsahan data.

Pengabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan: (1).

Perpanjangan pengamatan; (2) Peningkatan ketekunan peneliti; dan (3).

Triangulasi.

1. Perpanjangan pengamatan.

Peneliti kembali ke lapangan dengan melakukan observasi atau

mewawancara kembali untuk mengambil sumber data, baik berupa data baru

maupun yang pernah ditemui. Hal ini dilakukan guna menguatkan hubungan

peneliti dengan narasumber agar terbangun kondisi yang akrab, terbuka, dan

saling memercayai, sehingga dapat menggali dan mendapatkan informasi yang

tepat.

2. Peningkatan ketekunan peneliti

Melakukan pengamatan secara lebih tekun dan berkesinambungan,

sehingga urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis serta

keabsahan data falid.

Data

Reduction

Data Display

Display

Conclusions:

Drawing/Verifying

Data Collection

Collection

Page 44: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

3. Triangulasi

Memeriksa keabsahan data dengan menggunakan sumber-sumber lain di

luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data

tersebut. Tringulasi dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu: (1) Triangulasi sumber,

dengan menguji kredibilitas data melalui pengecekan data yang telah diperoleh

dari beberapa sumber; (2) Triangulasi teknik, dengan menguji kredibilitas data

melalui teknik yang berbeda namun pengecekan data kepada sumber yang sama;

dan (3) Tringulasi waktu, dengan menguji kredibilitas data melalui pengecekan

dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu dan kondisi yang

berbeda.

Page 45: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi dan Karakteristik Objek Penelitian.

1. Profil Kabupaten Alor.

Keadaan lokasi penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena

untuk mengetahui pengaruh terhadap sesuatu permasalahan maka kadang sangat

ditentukan oleh beberapa hal yakni geografis dan karakteristik masyarakat itu

sendiri. Oleh karena itu pada sub ini diuraikan gambaran umum tentang wilayah

Kabupaten Alor mempunyai batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Ombay dan Timor Leste.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maluku Barat Daya.

d. Sebelah Barat berbatasan Lomblen dan Kabupaten Lembata.

Kabupaten Alor adalah salah satu dari enam belas Kabupaten/Kota di

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Indonesia. Ibu Kota Kabupaten Alor

terletak di Kota Kalabahi. Kabupaten Alor merupakan wilayah kepulauan yang

terdiri dari lima belas pulau yaitu sembilan pulau yang berpenghuni dan enam

pulau yang tidak berpenghuni. Luas wilayah daratan 2.864, 64 km, luas wilayah

perairan 10.773, 62 km, dan panjang garis pantai 287,1 km.

Secara geografis kondisi daerah Kabupaten Alor merupakan daerah

dengan pengunungan yang tinggi, dibatasi oleh lembah juga jurang yang cukup

dalam dan sekitar 60% wilayahnya mempunyai tingkat kemiringan diatas 40%.

Dataran tinggi di Kabupaten Alor merupakan daerah yang cocok untuk

Page 46: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

pengembangan pertanian karena mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi

sedangkan daerah lereng lebih cocok untuk pengembangan sistem terasering.

Keadan topografi Kabupaten Alor sebagian besar terdiri dari tanah

pegunungan yang tinggi yang dibatasi oleh lembah dan jurang yang cukup dalam

yang merupakan hambatan umum, sarana komunikasi, dan arus lalu lintas baik itu

kendaraan darat maupun kendaraan laut. Kabupaten Alor mempunyai ketinggian

antara 6 – 1700 meter dari permukaan laut dan keadaan topografi Kabupaten Alor

sebagian besar yaitu 64,25 % dari luas wilayah yang merupakan gunung dan

berbukit-bukit dengan kemiringan diatas 40 % seluas 183,993,83 Ha, kemiringan

15-40 % dengan luas 67,691,44 Ha. Gambaran umum topografi Kabupaten Alor.

a. Kemiringan diatas 40 derajat: 64, 25 %.

b. Kemiringan 3-40 derajat: 25,61 %.

c. Kemiringan 3-15 derajat: 8,69 %.

d. Kemiringan 0-3 derajat: 3,45%

Kabupaten Alor memiliki iklim yang tidak menentu sehingga mempunyai

banyak hambatan atau masalah yang klasik, selain itu curah hujan juga tidak

menentu dan merata dimana musim hujan relatif pendek bila dibandingkan

dengan musim kemarau. Keadaan geografis yang berbukit dan wilayah yang terjal

merupakan rintangan yang berat untuk percetakan atau perluasan lahan sawah dan

ladang untuk tanaman pangan.

Kabupaten Alor juga terdapat aneka ragam bahasa lokal (19 etnolingustik)

dan kesenian tradisional, upacara adat dan kearifan lokal. Kabupaten Alor

memiliki empat belas bahasa daerah, kebanyakan dari bahasa-bahasa tersebut

Page 47: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

berhubungan dengan bahasa papua, kecuali bahasa yang dipakai oleh beberapa

komunitas nelayan didaerah pesisir yang umumnya diakui sebagai bahasa alor.

Wilayah administrasi Kabupaten Alor terdiri dari 175 Desa/Kelurahan

yang terbagi dalam 17 Kecamatan. Desa/kelurahan tersebut terbagi lagi menjadi

366 dusun, 709 RW/RK, 1,584 RT yang merupakan pemerintahan dalam wilayah

yang lebih kecil.

Tabel 03, Wilayah Administrasi Kabupaten Alor.

No Pembagian Wilayah Administrasi Banyaknya (Jumlah)

1 Jumlah Kecamatan 17

2 Jumlah Desa/Kelurahan 175

3 Jumlah Dusun/Lingkungan 366

4 Jumlah Rukun Warga (RW) 709

5 Jumlah Rukun Tetangga (RT) 1,548

6 Jumlah Penduduk 202,890

7 Jumlah Rumah Tangga 43,907

8 Luas Wilayah km² 2,928,88

9 Kepadatan Penduduk km² 69

Sumber: Kabupaten Alor Dalam Angka 2018

Tabel 04, Banyaknya desa/kelurahan, dusun/lingkungan, RW/RK, RT, dan rumah

tangga

Kecamatan Desa/Kel Dusun RW RT Rumah Tangga

Pantar 11 22 45 90 2,033

Pantar barat 7 14 28 56 1,555

Pantar Timur 11 22 44 89 2,481

Pantar barat laut 7 14 28 56 988

Pantar tengah 10 20 46 93 2,152

Page 48: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Alor barat daya 20 41 79 163 4,975

Mataru 7 14 28 58 1,290

Alor selatan 14 35 62 123 2,053

Alor timur 10 21 39 86 1,734

Alor timur laut 8 18 4 85 1,987

Pureman 4 9 16 32 802

Teluk mutiara 16 32 77 186 11,185

Kabola 5 11 24 49 1,693

Alor barat laut 19 41 82 166 4,335

Alor tengah utara 14 28 58 116 2,523

Lembur 6 12 24 48 955

Pulau pura 6 12 25 52 1,166

Sumber: Alor Dalam Angka 2018

2. Profil Kecamatan Pantar Timur.

Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah

kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan.

Kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat

daerah kabupaten/kota (PP 19 tahun 2008). Kedudukan kecamatan merupakan

perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang

mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh camat.

Kecamatan Pantar Timur terletak di Pulau Pantar Kabupaten Alor,

Propinsi Nusa Tenggara Timur. Luas Kecamatan Pantar Timur 141,44 Km dengan

letak yang umumnya disepanjang pantai Selatan berbukit dan curah hujan yang

sangat rendah dan tidak merata tiap tahun. Musim penghujan relatif pendek bila

dibanding musim kemarau.

Page 49: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Sesuai dengan Perda No. 15 Tahun 2005, Kecamatan Pantar Timur

berbatasan dengan:

a. Sebelah Utara dengan Kecamatan Pantar.

b. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Pantar Tengah.

c. Sebelah Timur dengan Selat Pantar.

d. Sebelah Barat dengan Kecamatan Pantar dan Pantar Tengah

Wilayah Administratif Kecamatan Pantar Timur mempunyai wilayah yang

terdiri dari 11 Desa/Kelurahan, 22 dusun, 44 Rukun wilayah (RW), 89 Rukun

Tetangga (RT), 2.481 rumah tangga, dengan jumlah penduduk sebanyak 11.468

orang dan luas wilayahnya 141,44 Km². Jadi kepadatan penduduk Kecamatan

Pantar Timur per km² sebanyak 81 orang/ km. hal ini dapat diliat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 05, Wilayah Administrasi Kecamatan Pantar Timur

No Pembagian Wilayah Administrasi Banyaknya

1 Jumlah desa/kelurahan 11

2 Dusun/Lingkungan 22

3 Rukun Wilayah 44

4 Rukun Tetangga 89

5 Jumlah rumah tangga (Ruta) 2481

6 Jumlah penduduk 11468

7 Luas wilayah (Km²) 141,44

8 Kepadatan penduduk per Km² 81

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Alor

Page 50: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Tabel 06, Luas Wilayah Kecamatan Pantar Timur Dirinci Dari Tiap Desa

No Desa/Kelurahan Km² Hektar Persentasi

1 Tereweng 3,74 374 2,64

2 Lalafang 17,44 1744 12,33

3 Nule 28,08 2807 19,85

4 Kaleb 13,15 1314 9,30

5 Bunga Bali 10,42 1041 7,37

6 Kaera 14,96 1496 10,58

7 Lekom 5,53 553 3,91

8 Mawar 22,95 2294 16,23

9 Ombay 7,17 717 5,07

10 Merdeka 8,02 802 5,67

11 Batu 9,98 998 7,05

Sumber: Badan Pertahanan Nasional Kabupaten Alor

Kecamatan Pantar Timur mempunyai penduduk berjiwa 11,468 jiwa,

seiring dengan laju pertumbuhan penduduk maka kepadatan penduduk terus

meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat diliat pada tabel di bawah ini:

Tabel 07, Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk

No Desa/Kelurahan Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan Penduduk

(Per Km²)

1 Tereweng 671 179

2 Lalafang 528 30

3 Nule 1006 36

4 Kaleb 1717 131

5 Bunga Bali 921 88

6 Kaera 1010 68

7 Lekom 616 111

8 Mawar 1228 54

Page 51: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

9 Ombay 1174 123

10 Merdeka 1370 171

11 Batu 1519 152

Sumber: Pantar Timur Dalam Angka 2018

3. Profil Desa Ombay.

Desa Ombay merupakan sebuah desa di Kecamatan Pantar Timur yang

awalnya berasal dari 2 (dua) kampung yakni kampung Kolijahi dan kampung

Bama yang awalnya adalah Desa Batu Dusun I, RW Kolibama (Kolijahi Bama)

Kecamatan Pantar. Dengan adanya program pemerintah pusat dalam

mempersempit wilayah desa yang luas demi proses administrasi pemerintahan,

pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan maka para sesepu Kolibama

(Kolijahi Bama) membuat gagasan dan kesepakatan untuk membahas berdirinya

sebuah desa persiapan.

Dalam rangka proses peralihan status desa persiapan menjadi desa definitif

maka diadakan pertemuan sebanyak dua kali dengan melibatkan parah tokoh

masyarakat Kolijahi dan Bama. Tempat pertemuan yang digunakan untuk

pertemuan ini digunakan dua buah rumah adat yaitu rumah adat Lakatuli di

Kolijahi dan rumah adat Wenar di Bama.

Dengan adanya semangat dari masyarakat untuk berdiri sendiri sebagai

satu Desa Definitif dan berpisah dengan Desa Batu ( Desa Induk) maka seorang

tokoh masyarakat Kolijahi atas nama bapak Iskandar Tolang rela menyerahkan

sebidang tanah dengan ukuran 110 x 55 meter persegi untuk dijadikan sebagai

lokasi Desa.

Page 52: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Atas hasil perjuangan para tokoh masyarakat maka Desa yang

direncanakan tersebut diberi nama Desa Ombay yakni himpunan dari nama ketiga

kampun yaitu Olijasi, Malagulelang, dan Bari. Malagulelang dan Bari adalah dua

kampung yang awalnya berada di pedalaman dan pindah turun ke pesisir menjadi

satu kampung yang diberi nama Bama (Bari malagulelang).

Pada tahun 1996 terjawablah perjuangan para tokoh masyarakat Kolibama

(Kolijahi Bama) yang diakui oleh pemerintah kabupaten untuk berdiri sendiri

mendirikan suatu desa persiapan yaitu Desa Ombay.

Pada tahun 2000 Desa persiapan Ombay ditetapkan sebagai salah satu desa

definitif, kemudian Pada Tahun 2001 untuk pertama kalinya diadakan proses

pemilihan kepala desa definitif. Yang mencalonkan diri untuk menjadi kepala

desa yaitu: Akmal Gomang, Yosep Ladang, dan Yancenius Klomang. Dari ketiga

calon tersebut, yang menjadi Kepala Desa definitif adalah Akmal Gomang dengan

susunan perangkat sebagai berikut:

Gambar 08, Struktur Desa Definitif Ombay

KEPALA DESA

AKMAL GOMANG

SEKERTARIS

DESA

YOSEP LADANG

KEPALA

DUSUN I

AKMAL LEMA

KAUR PEMB

ABDULLAH

LATIF

KAUR BANG

AMRAN

OLANG

KAUR UMUM

NASUTION

RASJID

KEPALA DUSUN II

SELFIUS TH, WAANG

Page 53: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Luas Desa Ombay kurang lebih 676Ha, yang terdiri dari dua dusun yaitu

Dusun Kolijahi dan Dusun Bama, dari dua Dusun tersebut mencakup empat rukun

warga (RW) dan delapan rukun tetangga (RT) dengan jumlah penduduk 1174

orang. Pusat pemerintahan berada pada Dusun Kolijahi yang letaknya berada di

jalan poros yang jaraknya dari pusat pemerintah Kecamatan kurang lebih 10 Km.

Adapun batas wilayah Desa Ombay adalah sebagai berikut:

a. Sebelah timur berbatasan dengan laut pura.

b. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kaera.

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Mawar.

d. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Batu.

Pertumbuhan suatu desa dapat dilihat dari beberap indikator, salah satu

indicator yang sering dipakai untuk melihat keberhasilan pembangunan adalah

dengan melihat Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA),

Hal ini dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 09. Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) Desa Ombay dapat diliat pada

tabel dibawah ini:

Jumlah laki-laki 508 orang

Jumlah perempuan 666 orang

Jumlah keseluruhan 1174 orang

Jumlah kepala keluarga (KK) 250 KK

Sumber: Profil Desa Tahun 2018

Page 54: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Tabel 10. Jenis pekerjaaan di Desa Ombay dapat diliat dari tabel dibawah ini:

No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan

1 Petani 259 orang 376 orang

2 Buruh tani - -

3 Buruh migran laki-laki - -

4 Buruh migran perempuan - -

5 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 10 orang 9 orang

6 Pengrajin industri rumah tangga - -

7 Pedagang keliling - -

8 Peternak - -

9 Dokter Swasta - -

10 Pension TNI Polri - -

11 Pension PNS 4 orang -

12 Bidan swasta - -

Jumlah 273 orang 385 orang

Sumber: Profil Desa Ombay Tahun 2018

Dengan adanya tingkat pendidikan adalah salah satu factor yang dapat

membantu pemerintah dalam menjalankan suatu program atau kebijakan untuk

mensejahterakan masyarakat dan mamujakan tingkat perekonomian. Tingkat

pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat

untuk mendorong tumbuhnya keterampilan dan membantu pemerintah dalam

mengentaskan suatu program atau kebijakan, tetapi jika tingkat pendidikan rendah

maka akan menghambat program pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat

dan memajukan tingkat perekonomian. Hal ini dapat diliat pada table dibawah ini:

Page 55: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Tabel 11. Tingkat pendidikan warga masyarakat desa ombay dapat dliat pada

tabel dibawah ini:

No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan

1 Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 24 orang 34 orang

2 Usia 3-6 tahun yang sedang TK/play grup 28 orang 37 orang

3 Usia 7-18 tahun yang tidak perna sekolah - -

4 Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 147 orang 166 orang

5 Usia 18-56 tahun tidak perna sekolah - -

6 Usia 18-56 tahun tidak tamat SD 2 orang 3 orang

7 Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTP - -

8 Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA - -

9 Tamat SD/ sederajat 202 orang 294 orang

10 Tamat SMP sederajat 27 orang 40 orang

11 Tamat SMA sederajat 24 orang 36 orang

12 Tamat D1 sederajat - -

13 Tamat D2 sederajat - -

14 Tamat D3 sederajat 6 orang 8 orang

15 Tamat S1 sederajat 13 orang 17 orang

16 Tamat S2 sederajat - -

17 Tamat S3 sederajat - -

18 Tamat SLBA - -

19 Tamat SLBB - -

20 Tamat SLBC - -

Jumlah 473 orang 635 orang

Jumlah Total 508 orang 666 orang

Sumber: Profil Desa Ombay Tahun 2018

Page 56: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan untuk merencanakan

penyediaan sarana dan prasarana peribadatan serta merencanakan suatu program

kegiatan yang berkaitan dengan kerukunan antara umat beragama, pada tabel

dibawah ini dapat dilihat jumlah penduduk berdasarkan table di bawah ini.

Tabel 12. Agama yang terdapat di Desa Ombay dapat dilihat dari tabel dibawah

ini:

No Agama Laki-Laki Perempuan

1 Islam 345 orang 383 orang

2 Kristen 163 orang 283 orang

3 Katolik - -

4 Hindu - -

5 Budha - -

6 Konghucu - -

7 Kepercayaan Kepada Tuhan YME - -

8 Aliran Kepercayaan Lainnya - -

Jumlah 508 Orang 666 Orang

Sumber: Profil Desa Ombay

B. Hasil Penelitian.

1. Kolaborasi Antara Masyarakat dan Pemerintah Dalam Mengelolah

Program PAMSIMAS di Desa Ombay Dalam Bentuk Co-determination.

Peranan pemerintah desa bekerja sama dengan masyarakat dalam program

PAMSIMAS dapat dilihat dari upaya-upaya yang dilakukan pemerintah seperti

mengidentifikasi persoalan terkait air minum dan sanitasi berbasis masyarakat,

mengumpulkan informasi-informasi dari masyarakat terkait air minum dan

sanitasi berbasis masyarakat.

Page 57: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh bupati yang

diketahui oleh Bappeda setempat yang beranggotakan Dinas Cipta Karya, Dinas

kesehatan, dan instansi terkait pemberdayaan masyarakat maka untuk seleksi

dalam menentukan desa atau kelurahan yang dinilai layak menjadi lokasi sasaran

program PAMSIMAS diantaranya sebagai berikut:

1. Indeks kemiskinan desa atau kelurahan yang masih tinggi.

2. Desa atau kelurahan yang memiliki keterbatasan akses terhadap air bersih

dan sanitasi berbasis masyarakat.

3. Desa atau kelurahan dengan tingkat penyakit diare atau penyakit terkait

dengan air yang masih tinggi.

4. Adanya tim pengelolah program PAMSIMAS dari desa atau kelurahan yang

bertanggung jawab yaitu Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM).

Oleh karena itu peran pemerintah bekerja sama dengan masyarakat dalam

mengelolah program PAMSIMAS sangatlah penting dimana pihak pemerintah

dan masyarakat adalah pelaksana dalam seluruh tahapan dalam proses

PAMSIMAS, dimana pelaksana adalah penggerak atau alat untuk mencapai suatu

keberhasilan yang sudah disepakati sebelumnya. Oleh karena itu peneliti

melakukan pengamatan dan wawancara secara mendalam mengenai program

PAMSIMAS di Desa Ombay.

Berikut ini pemaparan langsung oleh Bapak YS selaku Kepala Desa

Ombay terkait penentuan tahapan dalam pengelolaan program PAMSIMAS di

Desa Ombay yang menyatakan bahwa:

Page 58: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

”Dalam menentukan secara bersama tentang pengelolaan program

PAMSIMAS maka kami dari pemerintah desa langsung mensosialisasikan

kepada masyarakat terkait program ini dan sekaligus mengundang seluruh

komponen masyarakat untuk memilih tim panitia pelaksana program

PAMSIMAS untuk mngelolah secara keseluruhan tahapan dalam kegiatan

program ini”. (Wawancara YS, 07 Oktober 2019)

Berdasarkan wawancara diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

proses kerja sama antara masyarakat dan pemerintah Desa Ombay dalam

mengelolah program PAMSIMAS dengan cara pemerintah mensosialisaikan

kepada masyarakat terkait program PAMSIMAS dan sekaligus pemerintah

mengundang seluruh komponen masyarakat untuk memilih tim pengelolah untuk

mengelolah secara keseluruhan tahapan dalam pengelolaan program PAMSIMAS.

Berikut ini pernyataan serupa yang disampaikan oleh Bapak RM selaku

Ketua Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) Desa Ombay yang

menyatakan bahwa:

”Pemerintah Desa Ombay mensosialisasikan kepada seluruh lapisan

masyarakat terkait program PAMSIMAS dan sekaligus mengundang

seluruh komponen masyarakat untuk membentuk tim pengelolah yaitu

Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) sehingga tim ini yang akan

mengelolah keseluruhan program PAMSIMAS.” (Wawancara RM, 08

Oktober 2019).

Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis mengambil suatu kesimpulan

bahwa dalam menentukan secara keseluruhan tahapan dalam proses pengelolaan

program PAMSIMAS, maka pemerintah Desa Ombay mengundang seluruh

lapisan masyarakat untuk diberikan pemahaman tentang program PAMSIMAS

sekaligus mengajak masyarakat untuk memilih langsung tim atau kelompok

Page 59: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

pengelolah program PAMSIMAS yaitu Kelompok Keswadayaan Masyarakat

(KKM) sehingga dalam tahapan secara keseluruhan dalam program ini disusun

dan didesain oleh tim pengelolah.

Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan dari Bapak HK selaku

Bendahara Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) yang menyatakan

bahwa:

“Pemerintah Desa Ombay mensosialisasikan kepada masyarakat dan

membuat tim pengelola PAMSIMAS yaitu Kelompok Keswadayaan

Masyarakat (KKM) sehingga dalam menentukan tahapan secara

keseluruhan dirancang oleh tim pengelolah.” (Wawancara HS, 09 oktober

2019).

Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

dalam menentukan tahapan program PAMSIMAS ini dengan cara pemerintah

mensosialisasikan dan menjelaskan kepada masyarakat terkait tentang program

PAMSIMAS kemudian membentuk tim pengelolah untuk mengelolah secara

keseluruhan tahapan dalam program PAMSIMAS.

Membentuk forum dalam suatu organisasi baik itu organisasi pemerintah

maupun organisasi non pemerintah merupakan serangkain kegiatan pelaksanaan

program untuk saling bekerja sama suatu kebijakan untuk mencapai suatu tujuan.

Adapun struktur tim pengelolah program PAMSIMAS ini yaitu Kelompok

Keswadayaaan Masyarakat (KKM) Desa dapat dilihat pada bagan struktur

dibawah ini.

Page 60: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Gambar 13, Struktur Kelompok Keswadayaan Masyarakat KKM Desa Ombay

Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor.

Berikut ini adalah pemaparan yang lebih mendalam terkait pengelolaan

program PAMSIMAS yang disampaikan oleh Bapak KM selaku tokoh

masyarakat Desa Ombay yang menyatakan bahwa:

“Terkait masalah kebutuhan masyarakat dalam mengakses air bersih yang

masih kurang, maka pemerintah Desa Ombay melakukan Musrembang

dan memilih tim pengelolah PAMSIMAS yang dipilih langsung oleh

masyarakat, kemudian tim pengelola ini mengikuti latihan yang

diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Alor tentang cara-cara

pengelolaan program PAMSIMAS sehingga dalam menentukan secara

keseluruhan tahapan dalam proses program ini dirancang oleh tim

Ketua KKM

Ramli Syukur

Ketua Satlak

Yanpitur Dolu Utang

Unit

Keuangan

Husni Karim

Unit Peng,

Masyarakat

Roberto Olang

Unit Teknis

Ahmad Lasi

Unit

Kesehatan

Saharia Umar

Kepala Desa

Yakobbus Sally

Page 61: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

pengelolah, kemudian mekanisme kerjanya disampaikan kepada

masyarakat melalui sosialisasi sehingga dalam proses pengerjaannya

masyarakat dilibatkan langsung‟‟. (Wawancara KM, 10 Oktober 2019).

Berdasarkan wawancara diatas maka penulis menyimpulkan bahwa dalam

menentukan secara keseluruhan proses dalam program PAMSIMAS dengan cara

pemerintah melakukan Musrembang desa dan sekaligus memilih tim pengelolah

program PAMSIMAS yaitu Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) untuk

mengikuti kajian ilmu atau melakukan latihan yang diselenggarakan oleh

pemerintah Kabupaten Alor tentang tata cara pengelolaan dan pelaksanaan

program ini, sehingga program didesain atau dirancang oleh organisasi yang

sudah dibentuk, kemudian mekanisme kerjanya disampaikan kepada masyarakat

sehingga masyarakat diikut sertakan dalam proses kegiatan kerja.

Hal yang serupa juga disampaikan oleh salah satu informan terkait

pengelolaan dalam program PAMSIMAS yaitu Bapak MD selaku masyarakat

Desa Ombay yang menyatakan bahwa:

“Pada awalnya program ini berada di Desa Ombay, Pemerintah Desa

mengadakan Musrembang untuk membahas tentang program PAMSIMAS

dan pemerintah juga langsung membentuk panitia pengelolah yang dipilih

oleh masyarakat untuk menyusun seluruh tahapan dalam proses

pengelolaan program PAMSIMAS, kemudian mekanisme tahapan tersebut

disampaikan kepada masyarakat”. (Wawancara MD, 11 Oktober 2019).

Berdasarkan hasil wawancara dari ke empat informan di atas maka penulis

menyimpulkan bahwa kerja sama yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah

Desa Ombay dalam menentukan secara keseluruhan tahapan dalam proses

PAMSIMAS dengan cara:

Page 62: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

1) Pemerintah Desa Ombay mensosialiasiakan kepada masyarakat melalu

Musrembang tentang program PAMSIMAS kepada masyarakat sehingga

masyarakat turut paham dalam kegiatan program ini.

2) Pemerintah Desa Ombay membuat forum atau kelompok panitia pengelolah

program PAMSIMAS yaitu Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM)

yang dihadiri oleh seluruh komponen masyarakat.

3) Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) mengikuti latihan dan dibekali

ilmu tentang tata cara pengelolaan program PAMSIMAS yang

diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten.

4) Tahapan dalam keseluruhan proses kegiatan program PAMSIMAS ini

disusun atau didesain oleh tim pengelolah PAMSIMAS dan kemudian

mekanisme kerjanya diberitahukan kepada masyarakat sehingga dalam

tahap pengerjaan masyarakat diikut sertakan.

2. Kolaborasi Antara Masyarakat dan Pemerintah Dalam Mengelolah

PAMSIMAS Dalam Bentuk Co-Financing.

UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan UU Nomor 33

Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan

pemerintah daerah membuka peluang yang luas bagi daerah untuk

mengembangkan dan membangun daerahnya sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Dengan berlakunya kedua UU tersebut membawa konsekuensi bagi

daerah dalam bentuk pertanggung jawaban atas pengalokasian dana yang dimiliki

dengan cara yang efektif dan efisien, khususnya dalam upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Page 63: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Atas dasar tersebut maka BANK dunia memberi dukungan finansial

bekerja sama dengan pemerintah untuk menggagas suatu program pembangunan

berbasis masyarakat PAMSIMAS. Dalam pelaksanaannya, sumber

pembiayaannya dilakukan secara komperenship dan integratif baik dari dana

kredit IBRD (international Bank For Recontraction and Development), murni

(APBN, APBD).

1) Pembiayaan dan Pengelolaan Program PAMSIMAS di Desa Ombay

Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor.

Berdasarkan UU No 33 Tahun 2004 yang menjelaskan bahwa pemerintah

daerah bertanggung jawab penuh untuk memberikan pelayanan dasar kepada

masyarakat di daerahnya masing-masing, termasuk di dalamnya adalah pelayanan

air minum dan sanitasi. Namun demikian, pada daerah-daerah dengan wilayah

perdesaan yang luas dan berpenduduk miskin tinggi, pada umumnya memiliki

kemampuan fiskal yang sangat terbatas sehingga masih sangat memerlukan

dukungan finansial dari pemerintah pusat khususnya untuk membiayai investasi

yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kemampuan pelayanannya kepada

masyarakat, baik untuk investasi fisik dalam bentuk sarana dan prasarana, maupun

investasi non-fisik yang terdiri dari manajemen, teknis dan pengembangan sumber

daya manusia.

Oleh karena itu peran pemerintah bekerja sama dengan masyarakat dalam

menentukan pembiayaan dan pembayaran program PAMSIMAS sangatlah

penting dimana pihak pemerintah dan masyarakat adalah pelaksana dan

pemelihara kelangsungan program ini.

Page 64: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Berikut ini pemaparan langsung dari Bapak KM selaku tokoh masyarakat

Desa Ombay mengenai pembiayaan dan pengelolaan keuangan program

PAMSIMAS yang menyatakan bahwa:

“Terkait pembiayaan dalam program PAMSIMAS ini, seluruh

pembiayaan atau dana dalam tahapan pelaksanaan program ini dibiayai

oleh pemerintah. Kemudian mengenai pengelolaan dana dilakukan oleh

tim pengelolah program PAMSIMAS”. (Wawancara KM, 10 Oktober

2019).

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis mengambil suatu kesimpulan

bahwa dalam pembiayaan program PAMSIMAS di Desa ombay ini dibiayai oleh

pemerintah dan tata cara pengelolaan dari keuangan atau dana dalam program ini

dikelolah oleh Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) Desa Ombay

sehingga tersusun secara sistematis.

Berikut ini pemaparan dari Bapak RS selaku Ketua Kelompok

Keswadayaan Masyarakat (KKM) Desa Ombay mengenai pembiayaan dan

pengelolaan keuangan program PAMSIMAS yang menyatakan bahwa:

”Mengenai pembiayaan dana pada program PAMSIMAS ini dibiayai oleh

pemerintah namun mekanisme pengelolaan dana ini sudah diatur secara

sistematis sesuai dengan pedoman program PAMSIMAS yang dikelolah

oleh tim pengelolah program ini, sehingga kami selaku tim pengelola

PAMSIMAS langsung mensosialiasikan kepada masyarakat sesuai dengan

mekanisme kerja yang ada. (Wawancara RS, 08 Oktober 2019)

Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis mengambil keputusan bahwa

dalam tahapan pembiayaan program PAMSIMAS ini dibiayai oleh pemerintah

untuk membantu masyarakat yang susah dalam mengakses air bersih, dan dalam

Page 65: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

pengelolaan dana pada program PAMSIMAS dikelolah oleh Kelompok

Keswadayaan Masyarakat (KKM) sesuai dengan mekanisme program yang sudah

tersusun secara sistemtis.

Terkait pembiayaan program PAMSIMAS, Hal ini disampikan juga oleh

Bapak HK selaku Bendahara Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM)

menyatakan bahwa:

“Mengenai pembiayaan ini sudah tentu dibiayai oleh pemerintah karena

program ini adalah program pemerintah dalam membantu masyarakat

dalam pelayanan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat kepada

masyarakat yang susah dalam mengakses air bersih, kemudian mengenai

pengelolaan keuangan program ini dikelolah oleh tim pengelolah

PAMSIMAS”. (Wawancara HK, 09 Oktober 2019)

Berdasarkan ketiga informan di atas maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa pembiyaan dalam program PAMSIMAS berjalan secara efektif dan efesien

karena pembiayaan dalam program ini dibiayai oleh pemerintah dengan tujuan

untuk membantu masyarakat dalam pelayanan air bersih yang layak, dan tata cara

pengelolaan keuangan dikelolah oleh pemangku kepentingan yang bergerak dalam

memberikan pelayanan terhadap masyarakat yaitu Kelompok Keswadayaan

Masyarakat (KKM) dengan mengacu pada pedoman atau aturan yang jelas.

2) Pembayaran atau iuran dalam program PAMSIMAS di Desa Ombay

Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor.

Bantuan dana PAMSIMAS digunakan untuk pembiayaan pembangunan

prasarana dan sarana sanitasi dan air minum berdasarkan cost-sharing.

Masyarakat akan berkontribusi sebesar minimal 20% dalam bentuk in-cash 4%

Page 66: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

dan in-kind 16% dari total kebutuhan biaya pembangunan. Alokasi bantuan dana

hanya membiayai 80% kebutuhan biaya. Total biaya pembangunan tiap

desa/kelurahan ditetapkan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang

merupakan bagian dari RKM. Masyarakat dapat memilih penggunaan dana

bantuan untuk pembiayaan barang atau pelayanan/service, termasuk tenaga kerja

terampil dan tidak terampil sesuai standar pemerintah. Penyediaan tenaga kerja

dan bahan akan dihitung sebagai bagian dari kontribusi masyarakat dalam bentuk

in-kind.

Berikut ini pemaparan langsung dari Bapak YS selaku Kepala Desa

Ombay mengenai pembiayaan atau iuaran dalam program PAMSIMAS yang

menyatakan bahwa:

“Mengenai pembayaran atau iauran dalam program PAMSIMAS terhadap

masyarakat untuk pemeliharaan program ini belum berjalan secara baik

disebabkan pendapatan masyarakat yang sangat rendah.‟‟ (Wawancara

HK, 07 Oktober 2019)

Berikut ini pemaparan yang serupa terkait pembayaran atau iuran dalam

program PAMSIMAS yang dikatakan oleh salah satu informan yaiu Bapak HK

selaku Bendahara Kelompok Keswadayaan Mayarakat (KKM) Desa Ombay yang

menyatakan bahwa:

“mengenai pembayaran atau iuran masyarakat guna untuk pemeliharaan

program PAMSIMAS belum terlaksana, karena kurangnya kesadaran

masyarakat dalam hal pembayaraan dan minimnya pendapatan masyarakat

di desa ini.” (Wawancara HK, 09 Oktober 2019)

Page 67: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Berdasarkan ke dua informan di atas maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa dalam pembayaran atau iuran dalam pelaksanaan program PAMSIMAS ini

belum berjalan secara efektif dan efesien karena memiliki hambatan yaitu

kurangnya pendapatan masyarakat dan kurangnya kesadaran diri.

Berikut ini pernyataan berbeda terkait pembayaran atau iuran dalam

program PAMSIMAS disampaikan oleh Bapak RS selaku Ketua Kelompok

Keswadayaan Masyarakat (KKM) Desa Ombay yang menyatakan bahwa:

„‟Mengenai pembayaran atau iuran terhadap masyarakat itu belum

terlaksana dengan baik karena terkendala dengan masa era politik yaitu

pemilihan Kepala Desa makanya kami dari Kelompok Keswadayaan

Mayarakat (KKM) belum menanggulangi masalah terkait tentang iuaran

program PAMSIMAS terhadap masyarakat.‟‟ (Wawancara RS, 08 Oktober

2019)

Berdasarkan wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam

pembayaran atau iuran dalam pelaksanaan program PAMSIMAS di Desa Ombay

belum terlaksana secara optimal karena adanya faktor politik berupa dampak

pergantian Kepala Desa Ombay. Dimana, kades terpilih 2019 belum dilantik serta

belum terbentuknya Badan Pengawas Desa (BAPPEDA), sehingga menghambat

Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) untuk mengambil langkah

penanggulangan iuaran untuk kelanjutan pemeliharaan program PAMSIMAS.

Berikut ini kutipan wawancara dengan Bapak MD selaku masyarakat Desa

Ombay yang menyatakan bahwa:

Page 68: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

“Mengenai iuaran masyarakat untuk kelancaran program ini belum

berjalan secara baik, dan jujur saja saya sendiri selaku masyarakat sudah

mengusulkan kepada pemerintah desa atau tim pengelolah program

PAMSIMAS namun pemerintah desa atau tim pengelolah belum

merealisasikan atau menjawab usulan saya demi kelancaran dan

pemeliharaan program ini”. (Wawancara MD, 11 Oktober 2019)

Berdasarkan wawancara di atas maka penulis menyimpulkan bahwa dalam

pembayaran atau iuran terkait program PAMSIMAS di Desa Ombay ini belum

terlaksana dengan baik, karena pihak dari pemerintah baik itu pemerintahan Desa

Ombay maupun Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) belum

merealisasikan usulan dari masyarakat berupa uang iuran demi pemeliharaan dan

kelanjutan program PAMSIMAS di Desa Ombay.

Berdasarkan kutipan dari beberapa informan di atas terkait pembayaran

dan pembiayaan dalam proses pengelolaan program PAMSIMAS yang berada di

Desa Ombay belum berjalan secara efektif dan efesien karena terdapat hambatan

atau kendala, diantarnya adalah:

1. Kurangnya kesadaran diri dari masyarakat dalam membayar iuaran program

PAMSIMAS demi kelangsungan pemeliharaan program itu sendiri.

2. Rendahnya pendapatan masyarakat Desa Ombay.

3. Kondisi pemerintahan Desa Ombay yang belum stabil pasca pergantiaan

kepala desa.

Page 69: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

3. Kolaborasi Antara Masyarakat dan Pemerintah Dalam Mengelolah

PAMSIMAS di Desa Ombay Dalam Bentuk Co-Production.

Air adalah suatu kebutuhan utama dalam kehidupan, oleh karena

pemerintah menyediakan suatu program untuk melayani masyarakat dalam

pelayanan kebutuhan air bersih dan sanitasi melalui program PAMSIMAS. Dalam

suatu kebijakan atau program berbasis masyarakat harus mempunyai komitmen

waktu dalam pengelolaannya sehingga kebijakan tersebut dapat berjalan secara

efektif dan efesien.

Program PAMSIMAS adalah program yang sangat bagus, efektif, dan

efesien, dimana program ini mekanisme kerjanya dan komitmen waktu dalam

pengelolaan tersusun secara sistematis, dimana hal ini sudah diatur dalam buku

pedoman pengelolaan program PAMSIMAS. Oleh karena itu peran pemerintah

desa dan masyarakat dalam menentukan komitmen waktu dalam proses

pengelolaan program PAMSIMAS ini sangatlah penting karena pemerintah desa

dan masyarakat adalah pelaksana dalam pengelolaan program ini.

Berikut ini pemaparan dari Bapak YS selaku Kepala Desa Ombay terkait

komitmen waktu dalam pengelolaan program PAMSIMAS yang menyatakan

bahwa:

“Dalam menentukan waktu dalam program PAMSIMAS maka tim

pengelolah program PAMSIMAS mensosialisasikan kepada masyarakat.

Kemudian masyarakat secara keseluruhan dilibatkan satu minggu dua kali

kerja yang waktunya ini disepekati sendiri oleh kami masyarakat karena

bahan-bahan material cukup banyak dimana jarak dari mata air ke desa

cukup jauh”. (Wawancara YS, 07 Oktober 2019).

Page 70: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Selanjutnya pemaparan yang serupa disampaikan oleh salah satu informan

terkait komiten waktu dalam pengelolaan program PAMSIMAS yaitu Bapak KM

selaku tokoh masyarakat Desa Ombay yang menyatakan bahwa:

“Tim pengelolah program PASMSIMAS mensosialisasikan kepada

masyarakat melalu musrenbang terkait waktu dalam kegiatan program ini,

kemudian mempersilakan masyarakat untuk menentukan sendiri waktu

dalam tahap pengerjaan program ini dikarenakan bahan-bahan material

seperti pipa dan aksesosris lainnya membutuhkan tenaga yang cukup

banyak.”(Wawancara KM, 10 Oktober 2019).

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

dalam proses penentuan waktu dalam pengerjaan program PAMSIMAS dengan

cara Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) mensosialisasikan dan

menjelaskan kepada masyarakat melalu Musrembang desa sesuai dengan

mekanisme kerja yang termuat dalam buku pedoman PAMSIMAS, kemudian

dalam waktu pengerjaan program ini Kelompok Keswadayaan Masyarakat

(KKM) mempersilahkan masyarakat sendiri yang menentukan waktu dalam

tahapan pengerjaan.

Mengenai komitmen waktu dalam proses kegiatan program PAMSIMAS

maka penulis memperoleh keterangan dari Bapak RS selaku Ketua Kelompok

Keswadayaan Masyarakat (KKM) yang menyatakan bahwa:

“Sesuai dengan mekanisme kerja dalam program ini maka kami dari tim

pengelolah PAMSIMAS Desa Ombay mensosialisaikan kepada seluruh

lapisan masyarakat bahwa dalam program PAMSIMAS ini waktu kerja

yang ditentukan yaitu seratus dua puluh hari kerja, kemudian dalam proses

pengadaan barang dan jasa sampai ke desa yaitu empat puluh hari,

Page 71: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

kemudian mengenai pengerjaannya waktu itu ditentuakn oleh Masyarakat

yaitu satu minggu dua kali kerja. Alhamdulillah masyarakat tidak

mengeluh tetapi justru sangat berantosias dan senang dalam menyambut

program ini sehingga sebelum waktu seratus dua puluh hari kerja program

ini sudah selesai dan masyarakat bisa menikmati”. (Wawancara RS, 08

Oktober 2019).

Berikut ini pemaparan yang serupa yang disampaikan oleh salah satu

informan yaitu Bapak HK selaku Bendahara Kelompok Keswadayaan Masyarakat

(KKM) yang menyatakan bahwa:

“Waktu dalam pengelolaan program PAMSIMAS ini sudah ditentukan

sesuai dengan mekanisme program ini sendiri yaitu waktu dalam

pengerjaan tiga bulan kerja, pengadaan barang empat puluh hari. Karena

waktu yang sangat terbatas maka kami langsung mensosialisaikan kepada

masyarakat dan menyuruh masyarakat sendiri yang menentukan waktu

dalam pengerjaannya yaitu satu minggu dua hari kerja. Alhamdulillah

waktu dalam pengerjaan program ini berjalan secara baik karena sebelum

waktu yang ditentukan yaitu seratus dua puluh hari kerja, program ini

sudah terlaksana”. (Wawancara HK, 09 Oktober 2019).

Berdasarkan wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pemerintah dan masyarakat dalam menentukan waktu dalam kegiatan program

PAMSIMAS ini berjalan secara efektif dan efesien, karena sebelum waktu yang

ditentukan pengerjaannya sudah selesai terlaksana, adapun proses dalam

menentukan waktu pelaksanaan program PAMSIMAS di Desa Ombay adalah

sebagai berikut:

Page 72: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

1. Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) mensosialisaikan atau

menjelaskan kepada masyarakat melalui Musrembang tentang waktu

pengelolaan program PAMSIMAS sesuai dengan buku panduan pelaksanaan

program PAMSIMAS itu sendiri.

2. Masyarakat sendirilah yang menentukan waktu dalam tahapan pengerjaan

program PAMSIMAS.

Page 73: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

1. Kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam mengelolah Program

PAMSIMAS dalam bentuk Co- determination berjalan efektif dan efesien,

hal ini ditandai dengan adanya sosialisasi dan pembentukan Kelompok

Keswadayaan Masyarakat (KKM) yang selanjutnya melakukan pelatihan

untuk menemukan solusi dan mengatasi masalah yang timbul secara

keseluruhan terkait pengelolaan program PAMSIMAS di Desa Ombay

Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor.

2. Kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam mengelolah Program

PAMSIMAS dalam bentuk Co-financing berupa pembiayaan belum berjalan

secara efektif disebabkan tidak adanya biaya dari pemerintah setempat. dan

pembayaran juga belum efektif, disebabkan oleh faktor pendapatan yang

masih rendah, serta kondisi politik Desa Ombay yang belum stabil.

3. Kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam mengelolah Program

PAMSIMAS dalam bentuk Co-production berjalan secara efektif dan efisien,

hal ini ditandai dengan adanya komitmen waktu dalam pelaksanaan program

secara bersama yaitu antara pemerintah dan masyarakat, serta dalam tahap

pengerjaannya program ditentukan secara terbuka oleh masyarakat didukung

dari pemerintah setempat.

Page 74: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

B. Saran.

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Perlu adanya rancangan jangka panjang dalam program PAMSIMAS di Desa

Ombay sehingga kestabilan program tetap terjaga sesuai dengan mekanisme

program ini sendiri.

2. Perlu adanya peran pemerintah desa berupa bantuan biaya dalam pengelolaan

program PAMSIMAS di Desa Ombay Kecamatan Pantar Timur Kabupaten

Alor.

Perlu adanya sikap tegas dan konsisten dari Kelompok Keswadayaan Masyarakat

(KKM) untuk menindaklanjuti pemungutan iuran dari masyarakat untuk

kelanjutan pemeliharaan program PAMSIMAS demi kepentingan bersama

Page 75: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 76: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Wawancara Bersama Bapak Kepala Desa Ombay

Wawancara Bersama Bendahara Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM)

Desa Ombay

Page 77: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Wawancara Bersama Tokoh Masyarakat Desa Ombay

Wawancara Bersama Masyarakat Desa Ombay

Page 78: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

Wawancara Bersama Ketua Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) Desa

Ombay

Page 79: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo.

Agronaf and Mc Guire, 2003. Collaborative Public Management; New Strategies

for Local Government.

Ansell, C. & Gash, A (2008). Collaborative Governance in Theory and Practice.

Journal of Public Administration Research and Theory: J-PART, Vol. 18,

No.4 (Oct. 2008).

Dokumen Kabupaten Alor Tahun 2016. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK).

Donahue, J., Richard Z. 2011. Collaborative Governance (Private Roles for

Public Goals in Turbulent Times). Princeton University Press: Princeton

and Oxford.

Emerson, K. Nabatchi, T. Balogh, S. 2011. An Integrative Framework for

Collaborative Governance. The Journal of Public Administration Resarch

and Theory.

Goldsmith S dan Donald F. K. 2009. Unlocking The Power Of Networks: Keys

To HighPerformance Government. Brookings Institution Press:

Wachington, D.C.

Mc Guire, M. 2006. Collaborative Public Management: Assessing What We

Know and How We Know it. Public Aministration Review, Vol. 66, Special

Issue: Collaborative Public Management.

Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku

Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UIP.

Moleong, Lexi J. (1995). Metode Penelitian. Bandung: Remaja Rosda Karya.

O'Flynn, J., dan John W. 2008. Collaborative Governance: A New Era Of Public

Policy In Australia. Australia: E Press.

Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Alor Tahun

2014-2019, hlm. 13.

Ratner. 2012. Collaborative Governance Assessment. Malaysia: CGIAR.

Relay, Jhon M. 2003. “Stakeholder in Rural Devolepment; Critical

Collaboration in State-NGO Partnership”.

Thomson, A. M. & Perry, J. L. 2006. Collaboration Processes: Inside the Black

Box. Public Administration Review, Vol. 66, Special Issue Collaborative

Public Management. Hal 20-30.

Thomson, Ann Marie and Miller, Ted. 2002. “Knowledge for Practice: The

Meaning and Measurement of Collaboration.” Paper presented at the

2002 ARNOVA Conference. Montreal, Canada. Hal 14-16

Weber, EP et al. 2005. “Colaboratio Enforcement and Endangered Species; A

Framework for Assessing Colaborative Problem-Solving Capicity”

Journal Society and Natural Resources, 18; 677-698

Page 80: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

White, Gordon and Mark Robinson, 1998. “Toward Synergy in Social Provision;

Civic Organizations and State” dalam martin Minoque, David Hulme and

Charles Pidano (ed), Beyond the New Publik Management; Changing

Ideas and Practices in Governance.

Page 81: SKRIPSI KOLABORASI ANTARA MASYARAKAT DAN …

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 13 Mei 1996 di

Desa Ombay, Kecamatan Pantar Timur,

Kabupaten Alor. Anak pertama dari empat

bersaudara yang merupakan anak dari

pasangan Bapak Zaid Bay dan Ibu Jamila

Lema. Penulis memulai pendidikan dasar pada

sekolah Mis Ta‟lamul Huda Kabir, Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor

pada tahun 2002 dan menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2007.

Setelah tamat dari sekolah dasar penulis melanjutkan pendidikan ke MTS

Negeri Pantar, Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor dan tamat pada tahun

2010. Selepas tamat dari MTS kemudian penulis melanjutkan pendidikan

ke SMA N 1 Pantar, Kecamatan Pantar Kabupaten Alor dan tamat pada

tahun 2013.

3. Selepas tamat dari pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)

pada tahun 2013 kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan

Tinggi Universias Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Negara.

.