98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS IIIA SD NEGERI KEPATIHAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh : NUR AFIFAH K5107028 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Skripsi Matematika Tutor Sebaya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tutor sebaya

Citation preview

Page 1: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS IIIA

SD NEGERI KEPATIHAN SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

NUR AFIFAH

K5107028

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS IIIA

SD NEGERI KEPATIHAN SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

NUR AFIFAH

K5107028

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Nur Afifah. STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANAK

BERKESULITAN BELAJAR KELAS IIIA SD NEGERI KEPATIHAN

SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Maret. 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan Hasil Belajar Matematika

Anak Berkesulitan Belajar melalui Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya. Penelitian

ini dilaksanakan di kelas IIIA SD Negeri Kepatihan Surakarta tahun pelajaran

2010/2011.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan

kelas. Subjek yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berjumlah 5

siswa berkesulitan belajar terdiri atas 3 laki-laki dan 2 perempuan. Teknik

pengumpulan data menggunakan teknik tes. Teknik analisis data yang digunakan

adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Penggunaan

Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Matematika pokok

bahasan Pecahan Sederhana dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada

Anak Berkesulitan Belajar kelas IIIA SD Negeri Kepatihan Surakarta Tahun

Pelajaran 2010/2011.

Page 6: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Nur Afifah. PEER TUTORING LEARNING STRATEGY TO IMPROVE THE

MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT IN LEARNING

DISABILITY IIIA GRADERS OF SD NEGERI KEPATIHAN SURAKARTA

IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Teacher Training

and Education Faculty of Sebelas Maret University. March. 2011.

The objective of this research is to improve The Mathematics Learning

Achievement In Learning Disability with Peer Tutoring Learning Strategy. This

research was taken place in IIIA graders of SD Negeri Kepatihan Surakarta in the

school year of 2010/2011.

This study employed classroom action research. The subjects of research

in this classroom action research were 5 students with learning disability

consisting of 3 boys and 2 girls. The method of data collection was technique test.

The technique of analyzing data was a descriptive quantitative analysis.

Considering the result of research it can be concluded that the use of Peer

Tutoring Learning Strategy in Simple Fraction Subject Matter of Mathematics

Learning can improve the mathematics learning achievement in IIIA Graders with

Learning Disability of SD Negeri Kepatihan Surakarta in the school year of

2010/2011.

Page 7: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Membina serta Meningkatkan Selendang Persaudaraan

(Bayu Wardhanu)

Page 8: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk:

Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan

segalanya, semoga Allah SWT memberikan

kebaikan dan kemuliaan di dunia dan akhirat

Mas Gita Setyawan Uma

Kak Ari, Kak Intan, Kak Iyo, Kak Danang, Kak

Ninda, Kak Arif

Sahabatku Rahma, Christin, Winda, Ita

Kak Maya dan semua saudaraku

Rekan-rekan PPL di SLB E Bhina Putera: Anjar,

Dhita, Maria, Dini, Aji, Abas

Teman-teman PKh angkatan 2007

Almamater

Page 9: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan berkah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk

memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya

kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk

bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan

ijin penelitian guna menyusun skripsi ini

2. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si, Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan

ijin penelitian guna menyusun skripsi ini

3. Drs. Amir Fuady, M.Hum, Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin

penelitian guna menyusun skripsi ini.

4. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS

Surakarta, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi

5. Drs. Abdul Salim Choiri, M.Kes, Ketua Program Studi Pendidikan Khusus

FKIP UNS yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi

6. Drs. Gunarhadi, M.A, Ph.D, Pembimbing I yang dengan sabar telah

memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan

7. Sugini, M.Pd, Pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan dorongan selama penulis menyelesaikan skripsi

ini

8. Drs. Sudakiem, M.Pd, pembimbing akademik yang telah memberikan

bimbingan serta pengarahan

Page 10: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

9. Marji Astuti, S.Pd, Kepala Sekolah SD Negeri Kepatihan Surakarta yang telah

memberikan ijin penelitian

10. Jamiati, A.Ma, selaku Guru Kelas IIIA SD Negeri Kepatihan Surakarta yang

selalu meluangkan waktu guna terselesaikannya penelitian

11. Dumadimarning,A.Ma. Pd, selaku Guru Kelas IIIB SD Negeri Kepatihan

Surakarta yang telah membantu jalannya penelitian ini

12. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Pendidikan Khusus yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan

penulisan skripsi ini

13. Berbagai pihak yang telah membantu penulis demi lancarnya penulisan skripsi

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun

penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena

keterbatasan penulis. Dengan segala rendah hati penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan juga dunia pragmatika.

Surakarta, 10 Maret 2011

Penulis

Page 11: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT..................................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xv

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3

D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Kajian tentang Anak Berkesulitan Belajar

a. Pengertian Anak Berkesulitan Belajar ........................... 5

b. Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar ....................... 8

c. Klasifikasi Anak Berkesulitan Belajar ........................... 12

d. Faktor Penyebab Anak Berkesulitan Belajar .................. 18

Page 12: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

e. Hambatan dan Kebutuhan Khusus Anak Berkesulitan

Belajar ............................................................................. 23

2. Kajian tentang Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar ................................................. 25

b. Faktor Pengaruh Strategi Pembelajaran .......................... 28

c. Hasil Belajar Anak Berkesulitan Belajar ........................ 29

3. Kajian tentang Strategi Pembelajarn Tutor Sebaya dalam

Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Strategi Pembelajaran .................................. 30

b. Pengertian Tutor Sebaya ............................................... 33

c. Pembelajaran Matematika ............................................. 41

4. Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Matematika Anak Berkesulitan Belajar ......... 48

B. Hasil-hasil Penelitian Sebelumnya ............................................. 50

C. Kerangka Berfikir ....................................................................... 51

D. Hipotesis Tindakan...................................................................... 52

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 53

B. Subjek Penelitian ..................................................................... 55

C. Data dan Sumber Data ............................................................... 56

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 56

E. Uji Validitas ............................................................................... 59

F. Teknik Analisis Data .................................................................. 61

G. Indikator Keberhasilan ............................................................... 61

H. Prosedur Penelitian ..................................................................... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 63

B. Hasil Penelitian .......................................................................... 71

C. Pembahasan ............................................................................... 73

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................... 81

Page 13: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

B. Implikasi .................................................................................... 81

C. Saran .......................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82

LAMPIRAN .................................................................................................... 86

Page 14: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal penelitian dan waktu penelitian ............................................ 55

Tabel 2. Rancangan Pelaksanaan Siklus ......................................................... 62

Tabel 3. Daftar Hasil Belajar Sementara Tutee (ABB) ................................... 64

Tabel 4. Daftar Hasil Belajar Sementara Tutor ............................................... 65

Tabel 5. Daftar Hasil Belajar Siklus I ............................................................. 71

Tabel 6. Daftar Hasil Belajar Siklus II ............................................................ 72

Tabel 7. Daftar Hasil Belajar Siklus III ......................................................... 72

Tabel 8. Peningkatan Hasil Belajar Tutee (ABB) ........................................... 73

Tabel 9. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ad ............................................... 74

Tabel 10. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kn .............................................. 75

Tabel 11. Peningkatan Hasil Belajar Siswa D ................................................ 77

Tabel 12. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Rk ............................................... 78

Tabel 13. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Fn ............................................... 79

Page 15: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ..................................................... 48

Bagan 2. Kerangka Berfikir ............................................................................ 52

Bagan 3. Skema Siklus Penelitian ................................................................... 62

Page 16: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Siklus I ............................................................................................. 71

Grafik 2. Siklus II ............................................................................................ 72

Grafik 3. Siklus III .......................................................................................... 72

Grafik 4. Peningkatan Hasil Belajar Tutee (ABB) .......................................... 73

Grafik 5. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ad ............................................... 75

Grafik 6. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kn ............................................... 76

Grafik 7. Peningkatan Hasil Belajar Siswa D ................................................. 77

Grafik 8. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Rk ............................................... 78

Grafik 9. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Fn ................................................ 79

Page 17: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. KKM ........................................................................................... 87

Lampiran 2. Daftar kelompok tutorial ............................................................ 88

Lampiran 3. Kisi-kisi soal tes ......................................................................... 89

Lampiran 4. Rencana Proses Pembelajaran (RPP) ......................................... 91

Lampiran 5. Soal Evaluasi Siklus I ................................................................. 95

Lampiran 6. Soal Evaluasi Siklus II ................................................................ 101

Lampiran 7. Soal Evaluasi Siklus III .............................................................. 107

Lampiran 8. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ................................................ 113

Lampiran 9. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II .............................................. 115

Lampiran 10. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus III ........................................... 117

Lampiran 11. Foto Kegiatan Penelitian .......................................................... 119

Lampiran 12. Permohonan ijin research / try out kepada rektor

UNS di Surakarta................ ....................................................... 123

Lampiran 13. Permohonan ijin menyusun skripsi kepada dekan c.q

pembantu dekan 1 FKIP-UNS di Surakarta ............................. 124

Lampiran 14. Surat keputusan dekan FKIP tentang ijin penyusunan

skripsi/ makalah ........................................................................ 125

Lampiran 15. Surat kepada kepala sekolah SD Negeri Kepatihan untuk

mengadakan research .............................................................. 126

Lampiran 16. Surat keterangan telah mengadakan research di SD Negeri

Kepatihan Surakarta ................................................................ 127

Page 18: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat diperlukan bagi

kehidupan. Matematika berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam berbagai

ilmu dan kehidupan. Jika dicermati pada setiap aspek kehidupan manusia tidak

lepas dari asas yang berlaku atau dipelajari dalam matematika dan pada gilirannya

akan mempermudah dalam pemecahannya. Salah satu contohnya saat kita

berbelanja di supermarket atau saat belajar mata pelajaran fisika pasti akan

menemukan penggunaan simbol matematika. Penggunaan simbol yang bervariasi

dan rumus yang beragam akan menuntut siswa untuk lebih berfikir menemukan

cara bagaimana menguasai semua konsep dalam matematika. Begitu pentingnya

mata pelajaran matematika untuk kehidupan, maka banyak dibuka Bimbingan

Belajar khusus Matematika seperti kumon dan berbagai cara jitu untuk

mempermudah penguasaan konsep matematika seperti jarimatika, sempoa, dsb.

Banyak siswa tidak suka dengan mata pelajaran matematika. Dari hasil

pembagian angket pada siswa kelas 3 SD Negeri Kepatihan Surakarta menyatakan

70% tidak menyukai mata pelajaran matematika. Berbagai alasan siswa

diantaranya adalah siswa menganggap matematika tidak bermanfaat karena

matematika hanya berlaku dengan penyajian yang berbentuk angka-angka. Selain

itu, siswa merasa bosan saat pembelajaran matematika berlangsung. Guru hanya

menuntut siswa untuk tenang dan diam selama proses pembelajaran berlangsung

sehingga tidak terjadi pola interaksi antara guru dan siswa.

Selain proses pembelajaran Matematika yang kurang menyenangkan,

kemampuan siswa dalam memahami, mengerti, dan menganalisis suatu materi

(khususnya matematika) sangat berbeda-beda sehingga menyebabkan hasil belajar

matematika siswa rendah. Hasil kajian dokumen dan wawancara dengan guru

kelas IIIA SD Negeri Kepatihan Surakarta, peneliti menemukan beberapa siswa

dengan hasil belajar rendah serta tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

1

Page 19: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

(KKM). Bahkan ada siswa yang membutuhkan bantuan orang lain atau

membutuhkan pelayanan khusus dalam proses pembelajaran untuk memahami

suatu materi. Anak tersebut masuk di dalam kategori anak berkesulitan belajar.

Anak berkesulitan belajar dapat ditemui pada kelas-kelas awal, salah satunya

adalah kelas 3 SD. Seperti yang disa

dari siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran terdapat di kelas-

kelas awal adalah anak secara pedagogis disebut Berkesulitan Belajar Spesifik

k berkesulitan belajar

dapat ditemui hampir di setiap sekolah, bahkan setiap kelas bisa dipastikan

menemukan anak berkesulitan belajar.

Prevalensi anak berkesulitan belajar yang ditemukan mencapai 6,2% dari

populasi yang ada. Hal tersebut merupakan hasil analisis berdasarkan penelitian

yang dilakukan Sunardi di tahun 2000. Sedangkan Anton Sukarno (2006: 45)

anak berkesulitan belajar dapat dengan cara melihat nilai atau hasil belajar dalam

kurun waktu tertentu.

Alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

matematika anak berkesulitan belajar adalah dengan mengubah strategi

pembelajaran saat pembelajaran matematika berlangsung. Guru hanya perlu

mengubah strategi yang awalnya ceramah menjadi strategi yang dapat

menciptakan pola interaksi edukasi yang sesuai dengan kondisi yang ada. Salah

satu cara yang bisa digunakan adalah dengan menerapkan strategi tutor sebaya.

Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu

memenuhi kebutuhan peserta didik dengan pendekatan kooperatif, dimana

terdapat rasa saling menghargai dan mengerti dibina diantara peserta didik yang

bekerja sama sehingga Anak Berkesulitan Belajar dapat mengikuti pembelajaran

dengan hasil belajar sesuai harapan.

Tutor Sebaya merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif.

Menurut Eggen dan Kauchak dalam Isjoni (2010: 10) mendefinisikan

pembelajaran kooperatif sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan

Page 20: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

guru agar siswa saling membantu dalam mempelajari sesuatu. Maheady, Harper

dan Mallete menyebutkan Class-Wide Peer Tutoring (CWPT) adalah suatu

strategi pembelajaran dimana siswa diajari oleh teman sebaya yang dilatih dan

diawasi oleh guru kelas (Tina Diandani : 2009).

Dengan demikian, Tutor Sebaya sebagai strategi pembelajaran

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika Anak Berkesulitan

Belajar. Dari penjelasan di atas, maka peneliti mengangkat penelitian yang

berjudul Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Matematika Anak Berkesulitan Belajar Kelas IIIA SD Negeri

Kepatihan Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

masalah pokok dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sbb:

Apakah penggunaan Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Pembelajaran

Matematika di kelas IIIA SD Negeri Kepatihan Surakarta dapat meningkatkan

Hasil Belajar Anak Berkesulitan Belajar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

Untuk meningkatkan Hasil Belajar Matematika Anak Berkesulitan Belajar melalui

Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya di kelas IIIA SD Negeri Kepatihan Surakarta

tahun Pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

a. Sebagai alternatif strategi pembelajaran bagi Anak Berkesulitan Belajar

Page 21: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

b. Untuk menambah pengetahuan dan informasi bagi guru maupun calon

guru agar memperhatikan Strategi yang digunakan dalam pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Untuk menambah referensi kajian mengenai Anak Berkesulitan Belajar

bagi perkembangan Ilmu Pendidikan pada umumnya dan Ilmu Pendidikan

Khusus pada khususnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa:

1) Untuk menambah pengalaman variasi strategi dalam pembelajaran

matematika di kelas IIIA SD Negeri Kepatihan Surakarta tahun

pelajaran 2010/2011.

2) Untuk mencari solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa di

kelas IIIA SD Negeri Kepatihan Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

b. Bagi guru:

1) Untuk menambah pengalaman guru dan meningkatkan hasil belajar

Matematika dengan Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya.

2) Untuk meningkatkan kepedulian guru terhadap Anak Berkesulitan

Belajar.

Page 22: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Kajian tentang Anak Berkesulitan Belajar

a. Pengertian Anak Berkesulitan Belajar

ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan,

sehingga diperlukan usaha untuk mengatasinya. Anak yang mengalami

kesulitan dalam kegiatan belajar sering disebut anak berkesulitan belajar.

ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan

anak didik. Dalam keadaan di mana anak didik/ siswa tidak dapat belajar

Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 77)

Definisi kesulitan belajar khusus (specific learning disability) yang

telah disetujui oleh pemerintah federasi adalah suatu gangguan pada satu atau

lebih proses psikologi dasar yang meliputi pemahaman atau penggunaan

bahas, lisan atau tulisan, yang dapat diwujudkan dengan kemampuan yang

tidak sempurna dalam mendengar, berfikir, berbicara, membaca, menulis,

mengeja, atau melakukan perhitungan matematis. (Smith, 2006: 75)

Namun, definisi Federal tersebut tidak dapat diterima begitu saja.

National Joint Committee on Learning Disability (NJCLD), suatu kelompok

yang terdiri dari perwakilan beberapa organisasi profesional,

learning

disability) adalah suatu istilah umum yang mengacu pada beragam kelompok

gangguan yang terlihat pada kesulitan dalam menguasai dan menggunakan

kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, berfikir, atau

5

Page 23: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Banyak pihak yang ingin mendefinisikan Anak Berkesulitan Belajar,

salah satunya Balitbang Dikbud. Anak berkesulitan belajar didefinisikan

sebagai anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas

akademik khusus maupun umum, baik disebabkan oleh adanya disfungsi

neurologis, proses psikologis dasar maupun sebab-sebab lain sehingga prestasi

(Munawir

Yusuf, 2005: 59)

diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai

adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-

hambatan ini mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh orang

yang mengalaminya, dan dapat bersifat sosiologis, psikologis, ataupun

Sedangkan Kamus Merriam Webster mendefinisikan anak berkesulitan

belajar sebagai berikut:

"any of various conditions (as dyslexia) that interfere with an

individual's ability to learn and so result in impaired functioning in

language, reasoning, or academic skills and that are thought to be

caused by difficulties in processing and integrating information"

Public Law juga mendefinisikan kesulitan belajar (learning diabilities),

sebagai gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang

terlibat dalam memahami atau menggunakan bahasa lisan atau tertulis. Hasil

gangguan tersebut dalam masalah dalam keterampilan tersebut dan

kemampuan seperti mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis,

ejaan, atau melakukan perhitungan matematis.

Public Law, the Education for All Handicapped Childrend Act of 1975,

provides the most widely used definition of a learning disability.

Within this law, a learning disability is defined as the disorder in one

or more of the basic psychological processes involved in

understanding or in using spoken or written language. The disorder

results in problems in such skills and abilities as listening, thinking,

speaking, reading, writing, spelling, or doing mathematical

calculations. (Strichart, Stephen dan Mangrum II, Charles., 1993: 1)

Page 24: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Smith dan Dowdy dalam Strichart, Stephen dan Mangrum II, Charles

(1993: 1) menggambarkan ketidakmampuan belajar sebagai kegagalan

pemecahan dalam urutan pengambilan informasi (input), membuat informasi

(proses), dan menggunakan informasi (output). Siswa dengan

ketidakmampuan belajar mungkin mengalami kerusakan pada suatu titik

dalam urutan ini.

Tidak kurang dari 40 istilah dan 40 definisi untuk menjelaskan/

mengartikan istilah Anak Berkesulitan Belajar. Bahkan setiap istilah diartikan

berbeda oleh setiap ahli, salah satunya Mulyadi (2010: 6-7) memilih beberapa

istilah dan mendefinisikannya untuk menggambarkan kesulitan belajar

mempunyai pengertian luas, diantaranya:

1) Learning Disorder (ketergangguan belajar)

Suatu keadaan yang dialami seseorang saat proses belajar mengajar,

timbul gangguan karena respon yang bertentangan. Akibat dari

gangguan tersebut adalah hasil belajar yang dicapai lebih rendah dari

potensi yang dimiliki sehingga terganggunya prestasi belajar.

2) Learning Disabilities (ketidakmampuan belajar)

Suatu keadaan yang dialami seorang siswa menunjukkan

ketidakmampuan dalam belajar bahkan menghindari belajar, sehingga

hasil belajarnya di bawah potensi intelektualnya.

3) Learning Disfunction (ketidakfungsian belajar)

Suatu keadaan siswa yang menunjukkan gejala tidak berfungsinya

proses belajar dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-

tanda subnormalitas mental, gangguan alat indera, atau gangguan-

gangguan psikologis lainnya.

4) Under Achiever (prestasi di bawah kemampuan)

Suatu keadaan siswa yang memiliki tingkat potensi intelektual di atas

normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.

5) Slow Learner (lambat belajar)

Page 25: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Suatu keadaan siswa yang lambat dalam proses belajarnya sehingga

membutuhkan waktu dibandingkan dengan murid yang lain yang

memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

Dalam penelitian Sunardi (2000: 70) kesulitan belajar merupakan

istilah umum yang menunjuk kepada kelompok kelainan heterogen, ditandai

dengan kesulitan penguasaan dan penggunaan kemampuan mendengar,

berbicara, membaca, menulis, bernalar, dan berhitung. Kelainan ini bersifat

instrinsik, diduga disebabkan oleh disfungsi sistem syaraf pusat dan bukan

merupakan akibat langsung dari kecacatan lain ataupun dari faktor lingkungan

meskipun terjadi secara bersamaan. Disebutkan pula bahwa anak berkesulitan

belajar sebagian besar ditemukan di kelas-kelas awal/ kelas rendah.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat penulis simpulkan anak

berkesulitan belajar adalah suatu kondisi yang dialami siswa berupa hambatan

dalam menerima pelajaran sehingga hasil belajar mereka rendah. Anak

Berkesulitan belajar ini sering ditemui di kelas rendah ditandai dengan

kesulitan dalam penggunaan kemampuan mendengar, berbicara, membaca,

menulis, berfikir dan berhitung sehingga memerlukan usaha tertentu untuk

mengatasinya.

b. Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar

Karakteristik utama kesulitan belajar menurut Sunardi (2000: 70)

ini perbedaan antara hasil tes prestasi dengan hasil tes intelegensi.

Ada banyak ahli yang menyebutkan karakteristik siswa dengan

ketidakmampuan belajar. Salah satunya Taylor, et al (2009: 99) menyebutkan

ada 10 karakteristik umum yang tampak dari seorang anak berkesulitan

belajar, diantaranya sebagai berikut:

1) Hiperaktif (hyperactivity)

2) Gangguan persepsi motorik (perceptual-motor impairments)

3) Emosi labil (emotional lability)

Page 26: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

4) Lemah dalam mengoordinasi secara umum (general coordination

deficits)

5) Gangguan pemusatan perhatian (disorder of attention)

6) Impulsif (impulsivity)

7) Gangguan berfikir dan mengingat (disorders of memory and thinking)

8) Kesulitan belajar spesifik (specific learning disabilities)

9) Gangguan wicara dan pendengaran (disorders of speech and hearing)

10) Tanda neorologi tampak samar (neurological signs)

Sedangkan Munawir Yusuf (2005: 43) menyebutkan beberapa

karakteristik Anak Berkesulitan Belajar dilihat dari gejala yang tampak,

sebagai berikut:

1) Tidak dapat mengikuti proses pembelajaran seperti teman yang lain

2) Sering terlambat bahkan tidak mau menyelesaikan tugas

3) Menghindari tugas-tugas yang agak berat

4) Ceroboh dan kurang teliti dalam menyelesaikan tugas khususnya

5) Acuh tak acuh atau masa bodoh

6) Menampakkan semangat belajar rendah

7) Tidak mampu berkonsentrasi

8) Perhatian terhadap suatu objek singkat

9) Suka menyendiri, sulit menyesuaikan diri

10) Murung

11) Suka memberontak, agresif

12) Hasil belajar rendah

Berbeda lagi dengan Anton Sukarno (2006: 75) ia mengatakan

karakteristik kesulitan belajar tampak pada beberapa symtom diantaranya

sebagai berikut:

1) Gangguan perhatian: hiperaktif dan mudah beralih perhatian

2) Ketidakmampuan menentukan strategi untuk belajar dan

mengorganisasikan belajar

Page 27: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3) Lemah dalam kemampuan gerak: antara koordinasi gerakan baik dan

kasar serta persoalan spasial

4) Permasalahan persepsi: perbedaan stimulus pendengaran, penglihatan,

closure dan cequensi pendengaran dan penglihatan

5) Kesulitan bahasa lisan, pendengaran dan kemampuan linguistik

6) Kesulitan membaca: pengkodean, keterampilan dasar membaca dan

membaca komprehensif

7) Kesulitan menulis: mengeja, mengarang

8) Kesulitan matematika dalam berhitung, menentukan waktu dan ruang

9) Tingkah laku sosial yang kurang pantas, seperti: persepsi sosial dan

tingkah laku emosi

Beberapa penjelasan tentang karakteristik Anak Berkesulitan Belajar

belum dapat diterapkan pada seluruh anak yang teridentifikasi sebagai anak

berkesulitan belajar karena aspek perkembangan. Karakteristik Anak

Berkesulitan Belajar menurut Sutjihati Somantri (2007: 200-201)

dikelompokkan menjadi 4 berdasarkan aspek perkembangan, diantaranya:

1) Aspek kognitif

Masalah-masalah kemampuan bicara, membaca, menulis,

mendengarkan, berpikir, dan matematis semuanya merupakan

penekanan terhadap aspek akademik atau kognitif. Tidak jarang anak

yang mengalami kesulitan membaca menunjukan kemampuan

berhitung yang tinggi. Hal tersebut membuktikan bahwa anak

berkesulitan belajar memiliki kemampuan kognitif yang normal, akan

tetapi kemampuan tersebut tidak berfungsi secara optimal sehingga

terjadi keterbelakangan akademik yakni terjadinya kesenjangan antara

apa yang mestinya dilakukan anak dengan apa yang dicapainya secara

nyata.

2) Aspek bahasa

Masalah bahasa anak berkesulitan belajar menyangkut bahasa reseptif

maupun ekspresif. Bahasa reseptif adalah kecakapan menerima dan

Page 28: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

memahami bahasa. Sedangkan bahasa ekspresif adalah kemampuan

mengekspresikan diri secara verbal. Di dalam proses belajar

kemampuan berbahasa merupakan alat untuk memahami dan

menyatakan pikiran.

3) Aspek motorik

Masalah motorik anak berkesulitan belajar biasanya menyangkut

keterampilan motorik-perseptual yang diperlukan untuk

mengembangkan keterampilan meniru pola. Kemampuan ini sangat

diperlukan untuk menggambar, menulis atau menggunakan gunting.

Keterampilan tersebut sangat memerlukan koordinasi yang baik antara

tangan dan mata yang dalam banyak hal koordinasi tersebut tidak

dimiliki anak berkesulitan belajar.

4) Aspek sosial dan emosi

Terdapat 2 karakteristik sosial-emosional anak berkesulitan belajar

ialah: kelabilan emosional dan ke-impulsif-an. Kelabilan emosional

ditunjukakan oleh sering berubahnya suasana hati dan temperamen.

Ke-impulsif-an merujuk kepada lemahnya pengendalian terhadap

dorongan-dorongan untuk berbuat sesuatu.

Meskipun belum ada kesepakatan dalam merumuskan karakteristik

anak berkesulitan belajar, penulis dapat menyimpulkan dari beberapa

pandangan menurut para ahli bahwa karakteristik anak berkesulitan belajar

sebagai berikut:

1) Mengalami gangguan pemusatan perhatian (perhatian terhadap satu

objek singkat)

2) Mengalami gangguan dalam berfikir dan mengingat

3) Mengalami gangguan dalam emosi

4) Hiperaktif dan impulsif

5) Mengalami kesulitan belajar spesifik seperti membaca, menulis dan

berhitung

6) Tidak dapat mengikuti proses pembelajaran sebagaimana mestinya

Page 29: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

7) Terlambat bahkan tidak menyelesaikan tugas

8) Sering menghindari tugas

9) Ceroboh dan kurang teliti

10) Hasil belajar rendah

c. Klasifikasi Anak Berkesulitan Belajar

Munawir Yusuf (2005: 58) kembali mengelompokkan Anak

Berkesulitan Belajar berdasarkan faktor penyebab menjadi 4 jenis diantaranya:

1) Anak yang sebenarnya IQ nya rata-rata atau di atas rata-rata tetapi

hasil belajarnya rendah karena faktor eksternal, disebut sebagai anak

yang mengalami hambatan belajar

2) Anak yang sebenarnya IQ nya rata-rata atau di atas rata-rata tetapi

mengalami kesulitan dalam bidang akademik tertentu (misal:

membaca, menulis, berhitung) tidak seluruh mata pelajaran, diduga

karena faktor neurologis, disebut sebagai anak yang mengalami

kesulitan belajar spesifik

3) Anak yang prestasi belajarnya rendah tetapi IQ nya sedikit di bawah

rata-rata disebut dengan anak lamban belajar

4) Anak yang prestasi belajarnya rendah disertai adanya hambatan-

hambatan komunikasi sosial, sedangkan IQ nya jauh di bawah rata-rata

disebut retardasi mental atau tunagrahita

Sutjihati Somantri (2007: 202-205) juga mengklasifikasikan Anak

Berkesulitan Belajar berdasarkan sebab-sebab kesulitan belajar akan tetapi

sedikit berbeda dengan pendapat Yusuf diantaranya sebagai berikut:

1) Minimal Brain Dysfunction (ketidakfungsian otak secara minimal)

Merupakan kondisi gangguan syaraf minimal yang dialami anak

menunjukkan pada kesulitan dalam persepsi, konseptualisasi, bahasa,

memori, pengendalian perhatian, impulsive (dorongan), fungsi

motorik. Dengan kondisi yang dialami anak tersebut menyebabkan

anak mengalami kesulitan belajar.

Page 30: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2) Aphasia

Merupakan kondisi yang dialami anak dalam penguasaan bahasa.

Sering dilihat (didengar) anak gagal menguasai ucapan-ucapan bahasa

yang bermakna pada usia sekitar 3 tahun. Kegagalan bicara tersebut

dapat dikarenakan dari faktor ketulian, keterbelakangan mental,

gangguan organ bicara atau faktor lingkungan.

3) Dyslexia

Merupakan kondisi yang dialami anak dalam kecakapan membaca.

Disleksia atau ketidakcakapan membaca adalah jenis lain gangguan

belajar.

4) Kelemahan Perseptual/ perseptual motorik

Merupakan kondisi anak yang mengalami kesulitan dalam menyatakan

ide.

Sedangkan Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, (2004: 78)

mengklasifikasi anak berkesulitan belajar menjadi empat macam, yaitu

sebagai berikut:

1) Dilihat dari jenis kesulitan belajar

a) berat

b) sedang

2) Dilihat dari bidang studi yang dipelajari

a) sebagian bidang studi

b) seluruh bidang studi

3) Dilihat dari sifat kesulitannya

a) bersifat permanen

b) bersifat sementara

4) Dilihat dari segi faktor penyebabnya

a) Faktor intelegensi

b) Faktor non-intelegensi

Page 31: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Secara garis besar, Mulyono Abdurrahman (2003: 11) dan Munawir

Yusuf (2005: 60-66) mengklasifikasikan kesulitan belajar ke dalam dua

kelompok, yaitu:

1) Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan

(developmental learning disabilities). Mencakup:

a) Gangguan perkembangan motorik dan persepsi

b) Gangguan perkembangan bahasa dan komunikasi

c) Gangguan penyesuaian perilaku sosial

d) Kesulitan belajar kognitif

2) Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities).

Menunjuk kepada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi

akademik sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kesulitan belajar

jenis ini sangat berkaitan erat dengan mata pelajaran yang didapat di

bangku sekolah. Meskipun sekolah mengajarkan berbagai mata

pelajaran atau bidang studi, klasifikasi kesulitan belajar akademik

tidak dikaitkan dengan semua mata pelajaran atau bidang studi

tersebut. Berbagai literatur yang mengkaji kesulitan belajar hanya

menyebutkan tiga jenis kesulitan belajar akademik sebagai berikut:

a) Kesulitan belajar membaca (Disleksia)

Kesulitan belajar membaca sering disebut disleksia. Jamila

Muhammad (2008: 140) mengemukakan anak penderita disleksia

adalah anak yang menghadapi kesulitan dalam membaca, menulis

dan mengeja. Sedangkan menurut Gearheart dalam Shodig (tanpa

disertai oleh gangguan persepsi visual dan problem-problem dalam

t Le Fanu, James (2006: 53) disleksia terjadi

pada 5 sampai 10 persen dari seluruh anak di dunia dan cenderung

dialami oleh anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan.

Anak yang mengalami disleksia menurut Le Fanu, James (2006:

53) dan Shodig (tanpa tahun: 5) akan menunjukkan tanda-tanda

sebagai berikut:

Page 32: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(1) Membaca dengan amat sangat lambat dan terkesan tidak yakin

atas apa yang ia ucapkan;

(2) Menggunakan jarinya untuk mengikuti pandangan matanya

yang beranjak dari satu teks ke teks berikutnya;

(3) Melewatkan beberapa suku kata, kata, frasa atau bahkan baris-

baris dalam teks;

(4) Menambahkan kata-kata atau frasa-frasa yang tidak ada dalam

teks yang dibaca;

(5) Membolak-balik susunan huruf atau suku kata dengan

memasukkan huruf-huruf lain;

(6) Salah melafalkan kata-kata yang sedang ia baca, walaupun

kata-kata tersebut sudah akrab;

(7) Mengganti suku kata dengan kata lainnya, sekalipun kata yang

diganti tidak memiliki arti yang penting dalam teks yang

dibaca;

(8) Membuat kata-kata sendiri yang tidak mempunyai arti;

(9) Mengabaikan tanda-tanda baca.

Sedangkan menurut Ott dalam Jamila Muhammad (2008: 142)

menguraikan ciri-ciri disleksia:

(1) Perkembangan penuturan dan bahasa lambat

(2) Kemampuan mengeja lemah

(3) Kemampuan membaca lemah

(4) Keliru membedakan kata yang hampir sama

(5) Sulit mengikuti arahan

(6) Sulit dalam menyalin tulisan

(7) Sulit mengeja dengan benar

(8) Sering melupakan huruf yang ada pada awal kata

(9) Sering menambah huruf pada akhir kata

(10) Bermasalah dalam penyusunan huruf

(11) Sulit untuk memahami perkataan

Page 33: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

(12) Daya ingat lemah

(13) Sulit membuat abstraksi terhadap suatu kata

(14) Selalu menggerakkan tangan dengan terlampau cepat

(15) Lambat dalam menulis

(16) Tulisan buruk dan sulit dibaca

(17) Koordinasi lemah

(18) Sulit memegang pensil dengan benar

b) Kesulitan belajar menulis (Disgrafia)

Kesulitan belajar menulis disebut juga disgrafia. Menurut Jamila

Muhammad (2008: 137) disgrafia adalah masalah pembelajaran

spesifik yang berdampak terhadap kesulitan dalam menyampaikan

hal yang ada dalam pikiran dalam bentuk tulisan, yang akhirnya

menyebabkan tulisannya menjadi buruk. Tanda-tanda anak yang

mengalami masalah disgrafia:

(1) Anak-anak dapat berkomunikasi dengan baik tetapi

menghadapi masalah dalam kemampuan menulis

(2) Menggunakan tanda baca yang tidak benar, ejaan yang salah,

mengulang kalimat atau perkataan yang sama

(3) Salah dalam mengartikan pertanyaan yang diberikan

(4) Sulit menulis nomor menurut urutannya

(5) Tidak konsisten dalam membuat tulisan yang berfariasi dalam

kemiringan huruf dan ukuran tulisan

(6) Kalimat atau kata tidak ditulis lengkap dan sering terdapat

huruf atau kata yang terlewat

(7) Garis dan batas halaman kertas tidak sama antara satu halaman

dengan halaman yang lain

(8) Jarak antar kata tidak konsisten

(9) Menggenggam alat tulis dengan sangat erat

(10) Sering bicara sendiri saat menulis

(11) Selalu memperhatikan tangan jika sedang menulis

(12) Lambat dalam menulis

Page 34: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c) Kesulitan belajar menghitung (Diskalkulia)

Kesulitan belajar berhitung disebut juga diskalkulia. Masalah

diskalkulia menurut Jamila Muhammad (2008: 134) adalah

masalah yang memberi dampak terhadap operasi penghitungan

dalam matematika. Mereka mengalami kelemahan dalam proses

pengamatan dan mengingat fakta dan rumus untuk menyelesaikan

perhitungan matematika. Tanda-tanda diskalkulia menurut Jamila

Muhammad (2008: 134) adalah:

(1) Sulit menyusun nomer berdasarkan orientasi ruang dan tidak

bisa membedakan antara kiri dan kanan

(2) Sulit memahami konsep matematika dalam kalimat

(3) Keliru mengenali yang bentuknya hampir sama

(4) Mengalami masalah dalam menggunakan kalkulator

(5) Tidak mengalami masalah dalam membaca dan biasanya pintar

dalam mata pelajaran ilmu pasti dan seni

(6) Sulit mengingat dan memahami konsep waktu dan arah

(7) Sulit untuk mengingat nama orang lain

(8) Kemampuan matematika rendah dan memiliki kesulitan dalam

aktifitas yang berhubungan dengan penghitungan uang

(9) Tidak dapat mengingat konsep matematika, seperti rumus dan

faktor dasar dalam operasi hitung matematika

Sedangkan menurut Lerner dalam Mulyono Abdurrahman (2003:

259-262) kekeliruan umum yang dilakukan oleh anak berkesulitan

belajar matematika adalah:

(1) Kekurangan pemahaman tentang simbol

Kondisi ini dialami anak saat mengahadapi soal seperti

atau 4=7. Kesulitan semacam ini umum

karena anak tidak memahami simbol-simbol seperti sama

sebagainya.

Page 35: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

(2) Nilai tempat

Anak belum memahami nilai tempat seperti satuan,

puluhan, ratusan, dan seterusnya. Ketidakpahaman tentang nilai

tempat akan semakin mempersulit anak jika anak berhadapan

dengan lambang bilangan basis bukan sepuluh.

(3) Penggunaan proses yang kelir

Kekeliruan dalam penggunaan proses perhitungan dapat

dilihat pada:

(a) Mempertukarkan simbol-simbol

(b) Jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan

nilai tempat

(c) Semua digit ditambahkan bersama

(d) Digit ditambahkan dari kiri ke kanan dan tidak

memperhatikan nilai tempat

(e) Dalam menjumlahkan puluhan digabungkan dengan

satuan

(f) Bilangan yang besar dikurangai bilangan yang kecil tanpa

memperhatikan nilai tempat

(g) Bilangan yang telah dipinjam nilai tempatnya

(4) Perhitungan

Anak yang belum mengenal dengan baik konsep

perkalian tetapi akan mencoba menghafalkan perkalian maka

timbul kekeliruan jika hafalannya salah.

(5) Tulisan yang tidak terbaca

Ada anak yang tidak dapat membaca tulisannya sendiri

karena bentuk tulisan yang tidak tepat atau tidak lurus

mengikuti garis akibatnya anak mengalami kekeliruan karena

tidak mampu lagi membaca tulisannya sendiri.

Page 36: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

d. Faktor Penyebab Anak Bekesulitan Belajar

Menentukan penyebab kesulitan belajar tidaklah mudah karena

memiliki parameter yang sangat luas. Penyebab yang paling sering dikenal

dan diteliti saat ini dapat dikelompokkan menjadi 3 neurologi, genetik, dan

faktor penyebab lingkungan (Taylor, et al 2009: 98).

Lask dan Reber dalam Muhibbin Syah (2009: 186) menyebutkan

kesulitan belajar siswa tidak hanya disebabkan oleh minimal brain disfungsi,

yaitu gangguan ringan pada otak melainkan masih banyak penyebab lainnya.

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 77) juga menyebutkan bahwa

kesulitan belajar tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah

(kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non-

intelegensi, dengan kata lain IQ tinggi belum tentu menjamin keberhasilan.

Ada beberapa faktor menurut Munawir Yusuf (2005: 44-51) yang

menjadi penyebab anak mengalami problem belajar. Secara umum dijelaskan

sebagai berikut: (digolongkan menjadi faktor perbedaan individual)

1) Perbedaan tingkat kecerdasan

Perbedaan tingkat kecerdasan yang dapat dilihat dari IQ dengan

standart pengukuran dan alat ukur tertentu

2) Perbedaan kreativitas

Seperti halnya kecerdasan (IQ), kreativitas juga dapat diukur dengan

menggunakan tes tertentu

3) Perbedaan kelainan atau cacat fisik

Kelainan atau cacat fisik dapat menyebabkan anak menjadi kesulitan

belajar.

4) Perbedaan kebutuhan khusus

Setiap anak yang memiliki kebutuhan khusus sering kali juga

mengalami kesulitan dalam belajar.

5) Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan kognisi

Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan kognisi dapat dilihat dari

hasil belajar siswa.

6) Perbedaan ekonomi dan budaya

Page 37: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Perbedaan ekonomi dan budaya seseorang dapat menyebabkan anak

mengalami kesulitan belajar.

Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2009: 184-185) anak yang

mengalami kesulitan belajar berawal dari keterabaiannya anak yang termasuk

kategori di luar rata-rata. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah pada

umumnya hanya ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan rata-rata,

sehingga siswa yang berkemampuan kurang menjadi terabaikan. Dengan

demikian, siswa- -

kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya.

Dari sini kemudian muncul anak berkesulitan belajar yang tidak hanya

menimpa siswa berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa

yang berkemampuan tinggi juga. Berikut ini faktor-faktor tertentu yang

menjadi penyebab terhambatnya pencapaian kinerja akademik sesuai harapan.

1) Faktor Intern Siswa

Faktor intern siswa yaitu keadaan yang muncul dari dalam diri siswa

sendiri, meliputi gangguan psiko-fisik siswa diantaranya:

a) Bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya

kapasitas intelektual/ intelegensi siswa

b) Bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan

sikap

c) Bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti

tergangguanya alat-alat indera pengelihat dan pendengar

2) Faktor Ekstern Siswa

Faktor ekstern siswa yaitu keadaan yang datang dari luar diri siswa

meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak

mendukung aktivitas belajar siswa, diantaranya:

a) Lingkungan keluarga, contohnya ketidakharmonisan hubungan

antara ayah dan ibu dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga

b) Lingkungan masyarakat, contohnya wilayah perkampungan kumuh

dan teman bermain yang nakal

Page 38: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

c) Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah

yang buruk (dekat pasar) dan kondisi guru serta alat-alat belajar

yang berkualitas rendah.

Faktor tersebut merupakan faktor umum, sedangkan faktor khusus

menurut Reber dalam Muhibbin Syah (2009: 186) berupa sindrom psikologis

learning disability (ketidakmampuan belajar). Sindrom (syndrome) yang

berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan

psikis yang menimbulkan kesulitan belajar disleksia, disgrafia, dan

diskalkulia.

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 78-79) juga

menggolongkan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar ke dalam dua

golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Akan tetapi berbeda

penjelasan dengan apa yang dikemukakan Syah diatas. Antara lain sebagai

berikut:

1) Faktor intern, merupakan faktor yang muncul dari dalam diri manusia

itu sendiri yang meliputi:

a) Faktor fisiologis, yang disebabkan oleh kondisi fisik. Seperti :

sakit, kurang sehat, dan cacat tubuh

b) Faktor psikologis, yang disebabkan karena rohani seseorang.

Seperti: intelegensi, bakat, minat, motivasi, kesehatan mental, dan

tipe khusus siswa.

2) Faktor ekstern, merupakan faktor yang muncul dari luar manusia,

meliputi:

a) Faktor-faktor non-sosial

(1) Keluarga

(a) Orang tua: cara mendidik anak, Hubungan anak-orang tua,

contoh dan bimbingan dari oran tua

(b) Suasana rumah

(c) Ekonomi keluarga

(2) Sekolah

Page 39: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

(a) Guru: pemilihan strategi dan metode pembelajaran

(b) Fasilitas sekolah

(c) Kondisi gedung

(d) Kurikulum

(e) Waktu dan tingkat kedisiplinan sekolah

b) Faktor-faktor sosial

(1) Mass Media: bioskop, TV, surat kabar, majalah, komik, dsb

(2) Lingkungan Sosial: pemilihan teman bergaul, tetangga, dan

aktifitas masyarakat

Sedangkan menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 13) faktor

penyebab kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor internal dan

faktor eksternal.

1) Faktor internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis

2) Faktor eksternal, diantaranya:

a) kekeliruan/ ketidaktepatan guru dalam pemilihan strategi

pembelajaran

b) pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi

belajar anak, dan

c) pemberian penguatan (reinforcement) yang tidak tepat

Akan tetapi, Mulyono Abdurrahman menegaskan bahwa penyebab utama

kesulitan belajar datang dari faktor eksternal.

Lain halnya yang disampaikan oleh Anton Sukarno (2006: 85-87)

menyebutkan ada empat faktor yang menyebabkan anak mengalami kesulitan

belajar. Faktor-faktor tersebut adalah:

1) Neurologis

Bermacam-macam faktor dapat menyebabkan kerusakan syaraf

sehingga menimbulkan kesulitan belajar. Kerusakan disebabkan oleh

beberapa hal yaitu: posisi janin yang tidak normal, anoxia (kekurangan

oksigen), infeksi dan luka di otak.

Page 40: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2) Hambatan Kematangan (maturation delay)

3) Genetik

Abnormalisasi genetik yang diwariskan oleh orang tua kepada anak

merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar.

4) Lingkungan

Dari beberapa faktor penyebab yang telah disebutkan di atas, dapat

penulis simpulkan bahwa faktor penyebab anak berkesulitan belajar dibagi

menjadi dua yaitu: faktor internal yang datang dari diri individu anak sendiri

salah satunya disfungsi minimal otak dan faktor eksternal yang datang dari

luar atau lingkungan contohnya keluarga.

e. Hambatan dan Kebutuhan Khusus Anak Berkesulitan Belajar

National Joint Committe on Learning Disabilities (NJCLD) dalam Mulyono

Abdurrahman (2003: 7) menetapkan bahwa Hambatan Perkembangan Belajar adalah

yang benar-benar mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan

Menurut Mulyadi (2010: 8) dalam bukunya Diagnosis Kesulitan

Belajar menyebutkan hambatan pada anak berkesulitan belajar dapat

ditunjukkan dan dilihat dari tingkah laku. Tingkah laku yang dimaksud dalam

proses pembelajaran baik langsung maupun tidak langsung. Ciri-ciri tingkah

laku yang merupakan pernyataan menifestasi gejala kesulitan belajar antara

lain:

1) Menunjukkan hasil belajar rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai

oleh kelompokknya atau di bawah potensi yang dimiliki.

2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.

Mungkin ada murid yang sudah berusaha untuk belajar dengan giat,

tetapi nilai yang dicapainya selalu rendah.

Page 41: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3) Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Selalu

tertinggal dari teman-temannya dalam meyelesaikan tugas sesuai

dengan waktu yang ditentukan.

4) Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti: acuh tak acuh,

menentang, berpura-pura, dusta, dsb.

5) Menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar seperti: membolos,

datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di

dalam maupun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak tertib

dalam kegiatan belajar-mengajar, mengasingkan diri, tidak mau

bekerjasama, dsb.

6) Menunjukkan gelaja emosional yang kurang wajar seperti: pemurung,

mudah tersinggung, pemarah, kurang gembira, tidak sedih dan

menyesal dalam menghadapi nilai rendah, dsb.

Sedangkan Smith, D. J (2006: 80) menyebutkan masalah-masalah yang

ditemukan pada anak berkesulitan belajar sebagai berikut:

1) Masalah bahasa (language problem)

2) Masalah perhatian dan aktifitas (attention and activity problem)

3) Masalah ingatan (memory problem)

4) Masalah kognitif (cognitive problem)

5) Masalah sosial emosi (social and emotional problem)

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa Anak

berkesulitan belajar memiliki banyak hambatan khususnya dalam proses

pembelajaran diantaranya sebagai berikut:

1) Hambatan dalam memahami dan menggunakan kemampuan

mendengar, berbicara, membaca, menulis, berfikir atau berhitung.

2) Hambatan dalam berbahasa, perhatian, mengingat, kognitif, sosial

atau emosional.

Page 42: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3) Hambatan yang ditunjukkan dengan hasil belajar rendah, lambat

dalam menyelesaikan tugas, menunjukkan sikap, tingkah laku dan

emosi yang tidak wajar.

2. Kajian tentang Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

1) Pengertian Belajar

proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu

Pandangan Skinner tentang belajar dalam Dimyati dan Mujiono

(2009: 9) adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya

menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya

menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:

a) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons

pebelajar

b) Respons si pebelajar, dan

c) Konsekuensi yang bersifat menguatkan konsekuensi tersebut.

Sedangkan pengertian belajar menurut Gagne masih dalam

Dimyati dan Mujiono (2009: 10) merupakan kegiatan yang kompleks.

Belajar terdiri atas 3 komponen penting, yaitu: kondisi eksternal, kondisi

internal, dan hasil belajar. Dan terdiri atas 3 tahap yang meliputi 9 fase.

Tahapan tersebut diantaranya:

a) Persiapan untuk belajar

b) Pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi)

c) Alih belajar

Tak ketinggalan, Piaget juga mengartikan belajar sebagai

pengetahuan yang dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan

Page 43: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut

mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka

fungsi intelek semakin berkembang. (Dimyati dan Mujiono, 2009: 9)

Menurut Aunurrahman (2009: 33) belajar merupakan sebagian

besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bukunya

menyebutkan pengertian belajar dari beberapa ahli sebagai berikut:

a) Burton merumuskan belajar sebagai perubahan tingkah laku pada

diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan

individu dan individu dengan lingkungannya.

b) H.C. Witherington mengemukakan bahwa belajar adalah suatu

perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai

suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,

kepribadian atau pengertian.

c) James O. Whittaker mengemukakan belajar adalah proses dimana

tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman.

d) Abdillah berpendapat bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang

dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui

latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,

afektif dan psikomotirik untuk memperoleh tujuan tertentu.

Lain halnya dengan Syaiful Bahri dan Azwan Zain (2002: 13) yang

iatan jiwa raga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut

Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat penulis simpulkan

bahwa belajar merupakan kegiatan sehari-hari yang mempunyai tahapan-

tahapan tersendiri dilakukan dengan sadar sehingga terjadi perubahan

tingkah laku yang merupakan hasil interaksi diri sendiri dengan

lingkungannya.

Page 44: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2) Pengertian Hasil Belajar

Kegiatan yang dilakukan seseorang dengan sadar sehingga

menimbulkan perubahan tingkah laku disebut belajar. Dalam segi

pendidikan, perubahan tingkah laku tersebut salah satunya adalah nilai,

merupakan hasil belajar yang dicapai setelah proses pembelajaran.

Seperti halnya yang disampaikan oleh Herman Panoe (2007: 725)

menyebutkan pengertian dari beberapa ahli, seperti:

a) Dick dan Reiser, Gronlund dalam menyatakan bahwa hasil belajar

adalah sejumlah kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil

kegiatan pembelajaran.

b) Gagne yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah kapasitas atau

kemampuan yang diperoleh dari belajar.

belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat belajar yang

mencakup aspek kognitif, afektif dan ps

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan mencakup beberapa jenjang

yaitu:

a) Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual yang mencakup

jenjang:

(1) Pengetahuan

(2) Pemahaman

(3) Penerapan

(4) Analisis

(5) Sintesis

(6) evaluasi

b) Aspek afektif adalah perasaan, emosi, atau nilai. Afektif memiliki

jenjang:

(1) Penerimaan

(2) Tanggapan

(3) Penilaian

Page 45: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

(4) Pengorganisasian

(5) pemeran

c) Aspek psikomotor adalah kemampuan yang mengutamakan gerak

perilaku yang melibatkan pemahaman yang dimiliki. Aspek

psikomotor memiliki jenjang:

(1) Persepsi

(2) Kesiapan

(3) Respon

(4) Mekanisme

(5) respon kompleks

(6) penyesuaian

(7) kreatifitas

Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat penulis

simpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang

diperoleh siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran berupa perubahan

tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

b. Faktor Pengaruh Strategi Pembelajaran

Hasil belajar juga disebut prestasi belajar diperoleh dari proses belajar

yang terungkap melalui evaluasi belajar. Hasil belajar dipengaruhi dan

tergantung beberapa faktor. Menurut Carrol dalam Aziz Sappe (2006: 142)

hasil belajar dalam suatu bidang bergantung kepada ketabahan atau

kesempatan untuk belajar dan relatif terhadap bakat pada suatu bidang studi,

di samping itu dipengaruhi pula oleh beberapa hal yang minat, sikap, perhatian

dan motivasi. Motivasi belajar biasanya sangat tergantung pula pada

pendekatan dan model belajar yang digunakan dalam proses belajar, karena itu

pendekatan berkaitan erat pula dengan hasil belajar yang dicapai. Salah satu

pendekatan yang diyakini dapat meningkatkan hasil belajar adalah cooperative

learning.

Dalam kegiatan pembelajaran, guru hendaknya memilih dan

menggunakan strategi yang melibatkan siswa secara aktif dalam

belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial terutama dalam proses

Page 46: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

pembelajaran Matematika. Dalam mengaktifkan siswa, guru dapat

memberikan bentuk-bentuk soal yang mengarah pada jawaban

konvergen, disvergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban)

dan penyelidikan. (Parwoto, 2007: 176)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan

strategi pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh dan menunjang

peningkatan hasil belajar siswa.

c. Hasil Belajar Anak Berkesulitan Belajar

Berdasarkan Hambatan dan Kebutuhan khusus Anak Berkesulitan

menunjukkan beberapa ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan

manifestasi gejala kesulitan belajar di antaranya hasil belajar rendah di bawah

rata-

data yang penulis peroleh dari SD Negeri Kepatihan Surakarta pada tahun

2008 dimana menunjukkan 10% dari populasi mempunyai hasil belajar rendah

dan juga data dari SD Negeri Petoran Surakarta pada tahun pelajara 2010/2011

terdeteksi 54 siswa (sekitar 11%) yang mengalami kesulitan dalam belajar dan

kesemuanya mempunyai nilai yang lebih rendah dari teman lainya atau di

bawah KKM SD Negeri Petoran Surakarta. Selain itu, sebuah penelitian yang

dilakukan Anton Sukarno (2006: 70) menunjukkan hasil 50% anak

berkesulitan belajar berprestasi di bawah hasil belajar yang diharapkan.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, dapat penulis simpulkan

bahwa hasil belajar anak berkesulitan belajar lebih rendah dibandingkan

dengan teman yang lain (teman sekelas) maka sesuai dengan karakteristik

anak berkesulitan belajar yang mana menyebutkan bahwa salah satu

karakteristik anak berkesulitan belajar adalah mempunyai hasil belajar yang

rendah dengan berbagai faktor penyebab yang salah satu di antaranya adalah

pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam

proses pembelajaran.

Page 47: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3. Kajian tentang Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya

dalam Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Made Wena (2009: 2) mengartikan strategi pembelajaran berarti cara

dan seni untuk menggunakan semua sumber dalam upaya membelajarkan

siswa. Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran dikembangkan dengan

kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang pengetahuan

tersendiri. Sebagai suatu bidang pengetahuan, strategi pembelajaran dapat

dipelajari dan kemudian diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan sebagai suatu seni, strategi pembelajaran kadang-kadang secara

implisit dimiliki oleh seorang tanpa pernah belajar secara formal tentang ilmu

strategi pembelajaran.

Sedangkan Strichart, Stephen dan Mangrum II, Charles (1993: 1)

mengatakan, strategi belajar membantu siswa menguasai informasi materi

pelajaran dan membantu mereka menunjukkan penguasaan mereka dalam

berbagai cara. study strategies help student master subject matter

information and help them demonstrate their mastery in a variety of ways .

Hamzah Uno (2007: 1) dalam bukunya Model Pembelajaran

mengemukakan beberapa pengertian strategi pembelajaran menurut beberapa

ahli, diantaranya sebagai berikut:

a) Kozna secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat

diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat

memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju

tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

b) Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan

cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran

dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan

bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifat lingkup dan

urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman

belajar peserta didik.

Page 48: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

c) Gropper mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan

pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ia menegaskan bahwa setiap

tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam

kegiatan belajarnya harus dapat dipraktekkan.

Lain halnya dengan Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2008: 8)

dalam bukunya Strategi Pembelajaran Bahasa mengemukakan beberapa

pengertian strategi pembelajaran menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai

berikut:

a) Menurut Subyantoro dkk, strategi belajar mengacu pada perilaku dan

proses berfikir yang digunakan oleh peserta didik, yang

mempengaruhi apa yang dipelajari, termasuk proses mememori dan

metakognitif.

b) Menurut Mujiono mengatakan bahwa strategi pembelajaran memiliki

dua dimensi sekaligus. Pertama, strategi pembelajaran pada dimensi

perancangan. Kedua, strategi pembelajaran pada dimensi pelaksanaan.

c) Menurut Zaini dan Bahri strategi pembelajaran mempunyai

pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha

mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan

pembelajaran, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan

pengajar dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Ada empat strategi dasar dalam pembelajaran, yaitu:

(1) mengidentifikasi apa yang diharapkan,

(2) memilih system pendekatan,

(3) memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik

pembelajaran,

(4) menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan.

Page 49: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Menurut Deshler dan Schumaker dalam Parwoto (2007: 95) tentang

strategi pembelajaran adalah teknik-teknik, prinsip-prinsip, atau aturan-aturan

yang memungkinkan siswa untuk belajar, memecahkan masalah, dan

menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri. Seel dan Richey mendefinisikan

strategi pembelajaran sebagai rincian (spesifikasi) dari seleksi pengurutan

peristiwa dan kegiatan dalam pelajaran. Sedangkan Dick dan Carey

mengatakan bahwa strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen

umum dari suatu set materi pembelajaran dan prosedur yang akan digunakan

bersama materi tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa.

Jika dikaitkan dengan konteks pembelajaran, strategi pembelajaran

dapat diartikan sebagai berikut:

a) Sistem pendekatan belajar-mengajar utama yang dipandang paling

efektif guna mencapai sasaran tersebut, sehingga dapat dijadikan

pegangan oleh para guru dalam merencanakan dan mengorganisasikan

kegiatan belajar-mengajar atau pengalaman belajar (learning

experience) siswa

b) Prosedur, metode dan teknik pembelajaran (teaching method) yang

dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran (Parwoto, 2007: 95).

Strategi pembelajaran berkenaan dengan bagaimana penyajian materi

pelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar. Suatu pembelajaran harus

memenuhi kriteria:

a) Daya tarik

b) Daya guna (efektivitas)

c) Hasil guna (efisiensi)

Strategi pembelajaran adalah suatu cara yang dipilih pendidik untuk

membantu peserta didik dalam mencapai tujuan seperti memecahkan masalah

dan menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri.

Page 50: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

b. Pengertian Tutor Sebaya

Sebelum membahas tutor sebaya alangkah baiknya kita membahas

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) karena tutor sebaya termasuk

dalam pembelajaran kooperatif.

Lie dalam buku Isjoni (2010: 16) menyebutkan:

Cooperative learning dengan istilah gotong royong, yaitu sistem

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Lebih

jauh dikatakan, cooperative learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk

suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara

terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah

anggota kelompok pada umumnya terdiri atas 4-6 orang saja.

Pembelajaran Kooperatif merupakan pendekatan alternatif baru dalam

sistem kelas reguler yang mendukung penyerapan antara siswa berkebutuhan

khusus dengan siswa normal lainnya dalam pembelajaran yang mana kedua-

duanya juga sama berpeluang mengalami kesulitan belajar. Pembelajaran

kooperatif melibatkan sebuah pendekatan tim untuk mendukung siswa yang

Hal ini disampaikan oleh Parwoto (2007: 107).

cooperative learning

merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, di mana pada

saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam

kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya

(peer tutoring

Dari segi bahasa, sesuai yang dimuat dalam Kamus Besar Bahasa

Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 184)

membantu

temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara guru dan

Page 51: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Kata sebaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti

sama umurnya (tuanya). Istilah tutor sebaya karena yang menjadi tutor adalah

siswa yang mempunyai umur atau usia yang hampir sama atau sebaya. Istilah

orang tua, kakak atau anggota keluarga yang lain yang bertempat tinggal

serumah dengan siswa tersebut. Selain itu dapat juga untuk membedakan

dengan tutor yang dilakukan oleh staf pengajar yang lain bukan dari siswa.

yang memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang mengalami kesulitan

para siswa yang mengalami kesulitan dalam

memahami bahan yang dipelajarinya, mendapat bantuan dari teman

sekelasnya sendiri yang telah tuntas (mastery) terhadap bahan tersebut.

peer tutoring is

assignment of students to help one another on a one-to-one basis or in small

groups in a variety of situations

menugaskan seorang siswa untuk menolong temannya. Siswa yang ditugasi

untuk menolong siswa lain (temannya) merupakan siswa yang sudah paham

materi (spesifik)/ sudah tahu pelajaran sepenuhnya (tuntas) dan telah

memahami pelajaran yang telah diajarkan akan dipasangkan dengan siswa

A student who has mastered specific material

or who has completed a lesson and has shown understanding of the material

is paired with a student who needs help

Sejalan dengan pemikiran yang lain, Orlich et al (1998: 267)

mendefinisikan Tutor sebaya sebagai strategi yang paling sering digunakan

untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar atau kesulitan dalam

pengolahan informasi dengan setingan kelompok sangat kecil (biasanya empat

atau lebih sedikit) dan berfokus pada kisaran yang sempit bahan. Dijelaskan

juga bahwa strategi tutor sebaya banyak digunakan guru seperti mata pelajaran

membaca, matematika, ekonomi rumah, seni, dan bisnis untuk instruksi

perbaikan.

Page 52: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Dari beberapa pengertian diatas, dapat penulis simpulkan bahwa

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak

digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada

siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang

ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, tidak dapat bekerja sama dengan

orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Tutor sebaya

merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif termasuk dalam salah satu

model pembelajaran cooperative learning, jigsaw, yang mana pelaksanaannya

dalam bentuk kelompok yang terdiri dari 4-6 orang dengan kemampuan

akademik yang heterogen. Tutor sebaya lebih menekankan kerja sama,

antarsiswa, kelas dibagi menjadi kelompok belajar yang terdiri dari siswa-

siswa yang bekerja sama dalam suatu perencanaan kegiatan mengajar dengan

tutor sebaya. Setiap kelompok diharapkan dapat saling bekerja sama secara

sportif satu sama lain dan bertanggung jawab kepada dirinya maupun kepada

anggota dalam satu kelompok. Tujuannya untuk membantu memenuhi

kebutuhan siswa dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang

memiliki daya serap tinggi untuk melatih teman-teman yang belum faham.

Istilah tutor digunakan untuk anak yang berperan sebagai guru sedangkan

tutee adalah siswa lain yang berkesulitan belajar.

1) Macam-macam Tutor Sebaya

Menurut Ornstein et al (2000: 320) ada 3 jenis peer tutoring, yaitu:

a) Students tutor other whithin the same class

Tipe ini baik tutor maupun tutee dalam satu kelas yang sama.

b) Older students tutor students in lower grades outsiteof class

Tipe ini mempunyai ciri tutor lebih tua usia/ jenjang

sedangkan tutee usia/ jenjang di bawah tutor

c) Two student work together and help each other as equals whit

learning activities

Jenis ini dua siswa bekerja sama untuk saling membantu

Page 53: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Lain halnya dengan Miller, April. D et al (tanpa tahun),

mengelompokkan peer tutoring menjadi lima jenis diantaranya:

a) Classwide peer tutoring

Jenis ini menggambarkan sebuah kelas besar (siswa/ tutee

banyak) dengan satu orang tutor.

b) Cross-aged tutoring

Jenis ini mempunyai ciri tutor lebih tua dua tahun atau lebih

dari sekolah yang sama

c) One-to-one tutoring

Jenis ini merupakan pasangan tutor dan tutee, dimana satu

tutor membimbing satu tutee

d) Small group instruction

Jenis ini berbentuk kelompok (mengelompok)

e) Home-based tutoring

Bimbingan ini dilaksanakan di rumah. Bisa orang tua

sendiri atau saudara maupun orang lain dianggap sebagai pengajar.

2) Syarat Tutor

Adapun persyaratan yang harus diperhatikan sebelum menunjuk

siswa menjadi seorang tutor menurut Soekarwati (1995: 22) syarat-syarat

tersebut meliputi :

a) Menguasai bahan yang akan disampaikan atau ditutorkan

b) Mengetahui cara mengajarkan bahan tersebut

c) Memiliki hubungan emosional yang baik, bersahabat dan

menjunjung situasi tutoring

d) Siswa yang berprestasi akan lebih menunjang pelajaran dengan

metode ini karena siswa yang menjadi tutor tersebut lebih

mempunyai kepercayaan diri.

Page 54: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Menurut Suharsimi Arikunto (1992: 62-63) untuk menentukan

siswa yang menjadi tutor perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai

berikut :

a) Dapat diterima atau disetujui oleh siswa yang mendapat program

perbaikan, sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan

untuk bertanya kepadanya

b) Dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa

yang menerima program perbaikan

c) Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati sesama kawan

d) Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan

bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya

Sejalan dengan Soekarwati dan Suharsimi Arikunto, Ishack, S. W

dan Warji (1982: 44) juga memiliki persyaratan dalam menentukan tutor.

Sebaiknya siswa mempunyai kriteria:

a) Mendapat skor 75% atau lebih

b) Menguasai bahan yang akan ditutorkan

c) Menguasai cara penyampaian bahan yang ditutorkan

d) Mempunyai hubungan yang baik, bersahabat, dan menunjang

situasi tutoring

e) Diterima dan disetujui oleh siswa yang akan ditutorkan

f) Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberi bantuan/

bimbingan.

Dari penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan syarat siswa yang

dapat dijadikan tutor sebagai berikut:

a) Diterima dan disetujui oleh semua pihak yang terlibat

b) Menguasai bahan yang akan ditutorkan

c) Berprestasi

d) Tutor adalah siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata di

dalam kelas tersebut. Dapat dilihat dari prestasi/ hasil belajar yaitu

rangking 1-5.

Page 55: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

e) Mempunyai daya kreatifitas

f) Dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik

3) Kebaikan dan kelemahan Strategi Tutor Sebaya

Setiap metode ataupun strategi pasti memiliki kelebihan dan

kekurangan, begitu juga dengan strategi tutor sebaya. Dalam Taylor et al

(2009: 122) menyatakan bahwa lebih banyak keuntungan dari pada

kerugian ketika pembelajaran dilaksanakan dengan strategi tutor sebaya.

Adapun beberapa yang dapat ditangkap, diantaranya:

a) Tutor sebaya terlihat efektif untuk anak yang berkesulitan belajar,

baik di sekolah dasar ataupun di sekolah lanjutan.

b) Tutor sebaya terbukti dapat meningkatkan nilai akademik untuk

anak berkesulitan belajar dalam hal membaca, berbicara, berhitung,

bersosialisasi, penggunaan tanda baca dan huruf kapital.

c) Tutor sebaya juga dapat meningkatkan tingkah laku sosial (positif)

dan memberi pengaruh positif untuk tutor sendiri maupun para

tutee.

d) Tutor sebaya dapat mengembangkan hubungan yang posifit dengan

anak berkesulitan belajar dan mengembangkan komunikasi serta

interaksi.

Masih banyak orang yang mengakui bahwa tutor sebaya dapat

membawa manfaat. Seperti yang disebutkan Mulyadi (2010: 86)

menyebutkan beberapa keuntungan dari tutor sebaya sebagai berikut:

a) Tutor sebaya dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan

kepercayaan diri

b) Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrap antara murid yang

dibantu dan tutor yang membantu

c) Manfaat bagi tutor sendiri adalah mendapat kesempatan utuk

pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah motivasi

belajar

Page 56: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Donald dan Roger dalam Ornstein et al (2000: 319-320)

menyebutkan manfaat dari pelaksanaan peer tutoring.

They find these advanteges in peer tutoring:

a) Peer tutors are often effective in teaching students who do not

respond well to aduls.

b) Peer tutoring can develop a bond of friendship between the

tutor and tutee, which is important for integrating slow

learners into the group.

c) Peer tutoring allows the teacher to teach a large group of

student, but still give slow learners the individuals attention

they need

d) Tutors benefit by learning to teach, a general skill that can be

useful in an adult society

Manfaat atau kebaikan dari pembelajaran yang menggunakan

model tutor sebaya menurut Syaiful Bahri dan Azwan Zain (2002: 29)

adalah :

a) Ada kala hasilnya lebih baik beberapa anak yang mempunyai

perasaan takut atau enggan terhadap gurunya

b) Bagi siswa yang menjadi tutor, kegiatan tutoring ini akan

mempunyai akibat memperkuat konsep yang sedang dibahas

dengan memberitahukan kepada siswa lain maka seolah-olah ia

menelaah serta menghafal kembali

c) Bagi siswa yang menjadi tutor, kegiatan tutoring merupakan

kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam

mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran

d) Mempercepat hubungan antar sesama siswa sehingga mempertebal

perasaan sosial

Kelemahan atau kesulitan metode tutor sebaya menurut Syaiful

Bahri dan Azwan Zain (2002):

a) Siswa yang dibantu sering kali belajar kurang serius karena hanya

berhadapan dengan kawannya sehingga hasilnya kurang

memuaskan

Page 57: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

b) Ada beberapa anak yang malu bertanya karena takut rahasianya

diketahui oleh kawannya

c) Pada kelas-kelas tertentu model ini sukar dilaksanakan karena

perbedaan kelamin antar tutor dengan siswa yang diberi materi

pelajaran

d) Tidak semua siswa yang pandai atau cepat tempo belajarnya dapat

mengajarkan kembali kepada kawan-kawannya

Dari kebaikan dan kelemahan metode tutor sebaya di atas, dapat

penulis simpulkan bahwa setiap metode atau strategi pembelajaran

mempunyai kelemahan dan kelebihan. Tutor sebaya mempunyai kelebihan

sebagai berikut:

a) Efektif dalam pembelajaran

b) Meningkatkan hasil belajar, rasa tanggung jawab dan kepercayaan

diri

c) Mengembangkan hubungan yang positif

d) Bagi siswa yang menjadi tutor, dapat memperkuat konsep dan

melatih kepemimpinan

e) Mempertebal perasaan sosial

f) Interaksi antarsiswa lebih baik serta siswa lebih aktif.

Adapun kelemahan dari strategi tutor sebaya

a) Siswa yang dibantu (tutee) sering mengabaikan karena berhadapan

dengan teman sendiri

b) Malu bertanya karena tidak ingin rahasia diketahui temannya

c) Jarang dilaksanakan karena sulit menemukan siswa yang loyal

4) Pelaksanaan Tutor Sebaya

kemampuan di atas teman yang lainnya, serta memiliki persyaratan

Page 58: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

kepribadian yang baik, luwes, menyenangkan, ulet, sabar, dan ikhlas

.

melaksanakan tutoring (bimbingan), guru hendaknya memberikan

Strategi tutor sebaya dapat berjalan efektif apabila dalam

pelaksanaannya jika disusun secara hati-hati, tutor dilatih, materi

disiapkan, lokasi didesain sesuai agar efektif. Terbukti dalam banyak

carefully structured, with tutors trained, materials prepared, and an

appr (Taylor et al, 2009: 122)

Menurut Titik Setiyaningsih, (2008: 13) pelaksanaan metode tutor

sebaya sebagai berikut :

a) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok

terdiri dari 10 siswa masing-masing kelompok terdapat 1-2

siswa yang menjadi tutor yang nantinya akan menjelaskan

kepada temannya tentang materi yang belum mereka pahami

b) Melakukan diskusi untuk membahas materi yang menjadi

permasalahannya

c) Penegasan dan penambahan materi oleh guru terhadap

persoalan yang belum terpecahkan

d) Guru bersama siswa menyimpulan hasil belajar

c. Pembelajaran Matematika

1) Pengertian Matematika

Russel dalam Herman Paneo (2007: 724) menyatakan bahwa

Mathematics is the queen dan server of the sciences

adalah ratu dan pelayan ilmu-

struktur yang terorganisasikan yang didasarkan pada unsur-unsur yang

tidak terdefinisi, terdefinisi, aksioma atau postulat dan dapat diturunkan

menjadi teorema atau dalil yang pembuktiannya dapat diterima secara

Page 59: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pengetahuan tentang pola keteraturan, pengetahuan tentang struktur yang

terorganisasi mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke unsur

yang didefinisikan ke aksioma-aksioma dan postulat dan akhirnya ke

Ruseffendi dalam Heruman (2008: 1) mengemukakan bahwa

pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur

yang terorganisasi mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat penulis simpulkan

bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan tentang struktur yang

terorganisasi dan merupakan ilmu deduktif, tentang pola dan hubungan

dengan penyajian berupa simbol dan angka. Matematika adalah bahasa

simbol untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan

keruangan yang memudahkan manusia berfikir dalam memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari-hari.

2) Prinsip Pembelajaran Matematika

Susento dan M. Andy Rudhito (2008) menyebutkan prinsip

pembelajaran matematika yang terkandung di kurikulum 2004 diantaranya

sebagai berikut:

a) Prinsip pedagogis (pendidikan) secara umum

Pembelajaran diwali dari kongkrit menuju ke abstrak, dari

sederhana menuju ke kompleks (rumit), dan dari mudah menuju ke

sulit dengan menggunakan berbagai sumber belajar.

b) Konstruktivisme

Belajar akan bermakna bagi siswa apabila mereka aktif dengan

berbagai cara untuk mengkonstruksi (membangun) sendiri

pengetahuannya. Dalam hal ini tugas guru adalah menciptakan

Page 60: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

lingkungan belajar yang memungkinkan siswa melakukan

penemuan ulang konsep, rumus, atau prinsip matematika di bawah

bimbingan guru (proses reinvensi terbimbing/ guided reinvention).

c) Pendekatan pemecahan masalah

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam

pembelajaran matematika. Siswa diberi kesempatan untuk banyak

memecahkan masalah dengan cara sendiri. Selain masalah tertutup

(hanya mempunyai satu solusi), siswa juga perlu menghadapi

masalah terbuka (mempunyai lebih dari satu solusi).

d) Variasi strategi pembelajaran

Dalam pembelajaran matematika, guru perlu

mengkombinasikan berbagai strategi pembelajaran, seperti

ekspositori (pemberian penjelasan), inkuiri (penyelidikan),

penugasan, dan permainan.

e) Variasi pengelolaan siswa

Dalam pembelajaran matematika, guru perlu

mengkombinasikan berbagai pengelolaan siswa, seperti kerja

individual (perseorangan), kerja kelompok (cooperative learning),

dan diskusi klasikal (melibatkan semua siswa di kelas secara

bersama-sama).

f) Lingkungan fisik, sosial, dan budaya

Setiap sekolah memiliki ciri khas lingkungan belajar,

kelompok siswa, orang tua dan masyarakat yang berbeda-beda dari

segi fisik (alam, sosial dan budaya). Guru perlu mengenali hal ini

untuk menetapkan strategi pembelajaran, organisasi kelas, dan

pemanfaatan sumber belajar yang efektif.

g) Masalah kontekstual sebagai titik pangkal (starting point)

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika

dimulai dengan pengenalan dan pemecahan masalah kontekstual

(mengandung situasi yang sudah dikenal siswa dari

Page 61: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pengalamannya), dan kemudian secara bertahap dibimbing untuk

menguasai konsep atau prinsip matematika.

h) Kelompok siswa normal, sedang, dan tinggi

Dalam pembelajaran matematika, guru melayani semua

kelompok siswa, baik yang normal, sedang, mau pun tinggi. Dalam

hal ini guru perlu mengenal dan mengidentifikasi kelompok-

kelompok tersebut. Kelompok normal adalah kelompok yang

memerlukan waktu belajar relatif lebih lama dari kelompok sedang,

sehingga perlu diberikan pelayanan dalam bentuk menambah

waktu belajar atau memberikan remediasi (kegiatan pembelajaran

untuk membantu siswa mengatasi kesulitan belajar). Sedangkan

kelompok tinggi adalah kelompok yang memiliki kecepatan belajar

lebih cepat dari kelompok sedang, sehingga guru dapat

memberikan pelayanan dalam bentuk akselerasi (percepatan)

belajar atau pemberian materi pengayaan.

Prinsip Pembelajaran Matematika menurut Mulyono Abdurrahman

dalam Mulyadi (2010: 185) sebagai berikut:

a) Mempersiapkan siswa untuk belajar matematika

b) Mengawali materi dengan sesuatu kongkret ke yang abstrak

c) Menyediakan kesempatan kepada anak untuk berlatih dan

mengulang

d) Mengeneralisasikan ke dalam situasi belajar

e) Memperhatikan kekuatan dan kelemahan siswa

f) Membangun pondasi yang kuat tentang konsep dan keterampilan

g) Menyediakan program matematika yang seimbang

h) Menggunakan kalkulator

Sedangkan menurut Ari Dwi Haryono (2008) prinsip mengajar

matematika sebagai berikut:

Page 62: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

a) Mengajar matematika yang efektif memerlukan pemahaman

pengetahuan siswa dan kebutuhan untuk belajar sehingga menarik

serta mendukung mereka untuk belajar baik

b) Pembelajaran efektif memerlukan pengetahuan dan pemahaman

matematika, siswa sebagai pebelajar dan startegi pendidikan

c) Pembelajaran efektif membutuhkan suatu kelas dan lingkungan

yang mendukung pembelajaran

d) Pembelajaran yang efektif, secara terus menerus mencari

peningkatan

Sejalan dengan Suseno, Mulyono Abdurrahman dan Ari Dwi

Haryono, NN (2010) menyebutkan ada empat prinsip pembelajaran

matematika, diantaranya sebagai berikut:

a) Pemecahan Masalah

Untuk menemukan penyelesaiannya, siswa harus memberdayakan

pengetahuannya dan melalui proses ini mereka akan sering

mengembangkan pemahaman baru. Pemecahan masalah tidak

hanya merupakan tujuan dari pembelajaran matematika tetapi juga

sebuah upaya besar untuk melakukan kegiatan matematika. Siswa

akan mempunyai kesempatan untuk merumuskan, berpikir keras,

dan memecahkan masalah rumit yang memerlukan usaha besar.

Pemecahan masalah merupakan sebuah bagian integral dari seluruh

pembelajaran matematika.

b) Penalaran dan Pembuktian

Pembuktian matematika adalah sebuah langkah formal dalam

mengekspresikan penalaran dan pembenaran. Dapat diterima

dengan nalar adalah penting untuk pemahaman matematika.

c) Komunikasi

Komunikasi pemikiran dan nalar matematika adalah bagian penting

dari pengembangan pemahaman. Ini merupakan sebuah jalan

memadukan dan mengklarifikasi ide-ide. Dengan komunikasi, ide-

Page 63: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

ide menjadi objek refleksi, diskusi, dan terjadi proses pengujian

dan penghalusan pemikiran. Ketika siswa ditantang untuk berpikir

dan bernalar tentang topik dalam matematika dan

mengkomunikasikan hasil pemikirannya kepada yang lain, mereka

belajar memperjelas dan meyakinkan orang lain. Mendengar

penjelasan dari yang lain juga memberikan siswa kesempatan untuk

mengembangkan pemahaman mereka sendiri. Diskusi ide-ide

matematika membantu siswa mempertajam kemampuannya untuk

bernalar, menduga, dan membuat hubungan-hubungan.

d) Hubungan-hubungan

Begitu banyak individu yang mempersepsikan matematika sebagai

kumpulan fakta-fakta dan prosedur yang terisolasi. Melalui

kurikuler dan pengalaman setiap hari, siswa akan mengenal dan

menggunakan hubungan-hubungan antara ide-ide matematika,

terutama hubungan antara aljabar dengan geometri. Hubungan yang

demikian membangun pemahaman konsep matematika secara

komprehensif.

Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat penulis simpulkan

bahwa prinsip-prinsip pembelajaran pada mata pelajaran matematika guru

sebaiknya:

a) Mengawali materi dengan sesuatu kongkret ke yang abstrak

b) Memperhatikan kebutuhan siswa baik kelemahan maupun kekuatan

c) Mempersiapkan dan memberi kesempatan siswa untuk berlatih

agar siswa dapat memahami materi matematika

d) Menyediakan program matematika yang seimbang didukung

dengan kelas dan lingkungan yang mendukung pembelajaran

matematika

e) Mengkombinasi strategi pembelajaran matematika

f) Menjelaskan salah satu fungsi matematika adalah untuk pemecahan

masalah.

Page 64: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3) Langkah-langkah Pembelajaran Matematika

Dalam mengembangkan kreatifitas dan kompetensi siswa, maka

guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien,

sesuai dengan kurikulum dan pola piker siswa. Dalam mengajarkan

matematika, guru harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa

berbeda-beda, serta tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran

matematika. Konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi

menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasa, pemahaman

konsep, dan pembinaan ketrampilan. Berikut ini penjabaran pembelajaran

yang ditekankan pada konsep-konsep matematika.

a) Penanaman konsep dasar (penanaman konsep) yaitu pembelajaran

suatu konsep baru matematika. Pembelajaran penanaman konsep

dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan

kemampuan kognitif siswa yang konkrit dengan konsep baru

matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep

dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk

membantu kemampuan pola pikir siswa.

b) Pemahaman konsep bertujuan agar siswa lebih memahami suatu

konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri dari atas dua

pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran

penanaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua,

dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan

lanjutan dari penanaman konsep.

c) Pembinaan ketrampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam

menggunakan berbagai konsep matematika. Pembinaan

ketrampilan juga memiliki dua pengertian. Pertama, merupakan

kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman

konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, dilakukan pada

pertemuan yang berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari

penanaman dan pemahaman konsep.

Page 65: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Sejalan dengan Syarif, Heruman (2008: 3) juga menjelaskan

langkah-langkah pembelajaran Matematika yang harus ditempuh guru

antara lain:

a) Penanaman konsep dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru

matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep

tersebut.

b) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari pemahaman

konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep

matematika

c) Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari

penanaman konsep dan pemahaman konsep

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dijelaskan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran matematika yang baik

meliputi:

a) Penanaman konsep dasar

b) Pemahaman konsep

c) Pembinaan keterampilan

4. Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Anak Berkesulitan Belajar

Menurut Leshin mengatakan bahwa strategi

pembelajaran merupakan sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan hasil

belajar .

perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai

Made Wena, 2009: 3). Berikut bagan peningkatan

hasil belajar siswa.

Page 66: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Bagan 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Bagan tersebut menjelaskan bahwa strategi pembelajaran sangat berguna

bagi guru dan siswa. Bagi guru, siswa dapat dijadikan pedoman dan acuan

bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa,

penggunaan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran,

karena setiap strategi pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses

pembelajaran siswa.

pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada

pengajaran oleh guru. Hal ini disebabkan oleh latar belakang pengalaman dan

pengetahuan (dikenal dengan istilah skemata dalam bidang pendidikan) para siswa

Ada sejumlah alasan mengapa program tutoring (tutor sebaya) disarankan

untuk pembelajaran bagi anak berkesulitan belajar,seperti yang disampaikan

Parwoto (2007: 114) sebagai berikut:

a. Meningkatkan waktu anak melewati tugas-tugas

b. Meningkatkan jumlah peluang bagi anak, selalu berhubungan, dan

jumlah balikan dan penguatan yang mereka peroleh

c. Membiarkan anak bekerja dengan siswa yang mungkin sama-sama

respek menjadi model yang baik

d. Memfasilitasi sosialisasi antara tutor dah tutee

e. Membantu tutor untuk menemukan informasi pada subjek yang

mereka tutori

Bagi Siswa

Peningkatan

Hasil Belajar

Siswa

Strategi

Pembelajaran

Bagi Guru

Page 67: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

f. Membantu tutor untuk belajar bagaimana mengajar

g. Menaikkan penghargaan tutor, dan juga siswa yang nonhandicapped

atau handicapped.

Dapat penulis simpulkan bahwa strategi tutor sebaya dapat digunakan

dalam pembelajaran matematika dalam upaya meningkatkan hasil belajar anak

berkesulitan belajar.

B. Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian Tri Rachmiati tentang Penggunaan Metode Pembelajaran

Tutor Sebaya dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Akuntasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta menunjukkan secara

keseluruhan penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya dalam kelompok kecil

dapat meninngkatkan kualitas pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IS 3 SMA

Negeri 3 Surakarta. Secara rinci penerapan metode pembelajaran tutor sebaya

dalam kelompok kecil dapat meningkatkan motivasi belajar ditandai dengan

partisipasi belajar meningkat sehingga mengarah pada peningkatan hasil belajar

akuntansi.

Menurut Maryani tentang Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya

untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas 1 SMK Batik 2

Surakarta berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah Maryani lakukan

disimpulkan bahwa penerapan Metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan prestasi

Belajar dilihat dari:

1. Siswa semakin antusias dan bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran akuntansi, keaktifan siswa dalam apersepsi meningkat

66,7% (pada siklus I) menjadi 75,6% (pada siklus II)

2. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru dilihat dari

hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pecapaian hasil belajar

dari 84,4% menjadi 93,3%

Page 68: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3. Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam

kelompok untuk menyelesaikan tugas bersama.

Penelitian juga dilaksanakan oleh Lisdiana (2001: 23) yang termuat

dalam Jurnal Penelitian Pendidikan, tentang Pembelajaran Kooperatif dengan

Preparat Mikroanatomi pada Mata Kuliah Struktur Jaringan Hewan,

menyimpulkan bahwa:

1. Model Pembelajaran Kooperatif dapat digunakan sebagai alternatif

untuk men

2. Model Pembelajaran Kooperatif dapat digunakan untuk mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana di dalam suatu kegiatan praktikum.

3. Penggunaan tutor sebaya dalam pembelajaran kooperatif dapat

membantu

mikroanatomi hewan.

Dari 3 sumber penelitian di atas ada persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang penulis susun. Adapun persamaannya pada penggunaan Tutor

Sebaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan perbedaan dari kedua

penelitian di atas adalah subjek penelitian.

Dari sumber-sumber di atas, terdapat perbedaan yang penulis lakukan

yaitu pada subjek penelitian yang mana tutor sebaya biasanya dilakukan oleh

kelas atas, peneliti lakukan pada kelas bawah, Tutor Sebaya dipandang penulis

sebagai strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa

terutama anak berkesulitan belajar.

C. Kerangka Pikir

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar

adalah pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran yang tepat. Strategi

pembelajaran tutor sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat

Page 69: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

diterapkan dalam mata pelajaran matematika, karena strategi pembelajaran tutor

sebaya membantu keterampilan sosial dalam diri siswa. Pembelajaran ini sangat

menekankan keaktifan siswa selama menyampaikan materi pelajaran kepada

teman-temannya. Sehingga jika siswa dapat membantu teman-temannya

menyampaikan materi dengan baik diharapkan hasil belajar matematika yang akan

dicapai akan lebih meningkat. Untuk lebih jelasnya, dapat diperhatikan bagan

kerangka berpikir berikut:

Bagan 2. Kerangka Berpikir

D. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir tersebut di atas maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Anak Berkesulitan Belajar di kelas IIIA SD Negeri Kepatihan

Surakarta.

Page 70: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) adalah cara

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Menurut

Sunardi (2000), ada tiga macam penelitian berdasarkan jenis data dan analisisnya

yaitu: penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, dan penelitian tindakan kelas.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan, yang disengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi 2008:

3). Sedangkan Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, dkk (2008: 58)

mempertegas bahwa penelitian tindakan kelas dilakukan di kelas dengan tujuan

memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Adapun beberapa

pertimbangan penulis memilih metode penelitian tindakan kelas karena penulis

ingin memecahkan masalah hasil belajar matematika anak yang terdeteksi

kesulitan belajar di kelas IIIA SD Negeri Kepatihan dengan menerapkan strategi

pembelajaran tutor sebaya dalam pembelajaran matematika.

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri atas

tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, monitoring, evaluasi/ refleksi dan

perencanan ulang untuk siklus kedua dan selanjutnya. Adapun penjelasan lebih

lanjut mengenai metode penelitian yang diterapkan penulis sebagai berikut:

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kepatihan Surakarta

dengan alamat di Jln. Arifin No. 58 Jebres Surakarta 57128. Pemilihan tempat itu

didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:

53

Page 71: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

1. Pada tahun 2008 penulis pernah mengadakan Identifikasi dan Assesment

di Sekolah Dasar Negeri Kepatihan Surakarta dan hasilnya menunjukkan

10% dari populasi yang diambil mengalami kesulitan belajar.

2. Dan atas dasar observasi singkat serta wawancara tidak terencana kepada

Kepala Sekolah SD Negeri Kepatihan dimana memberi informasi bahwa

kelas IIIA merupakan kelas yang terdeteksi banyak anak berkesulitan

belajar. Terdapat hambatan dalam proses pembelajaran khususnya mata

pelajaran matematika dengan hassil belajar yang rendah. Dipertegas

dengan pengakuan wali kelas IIIA.

3. Lokasi penelitian terjangkau oleh peneliti sehingga mempermudah

pemantauan atau kontrol serta tindak lanjut dalam penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini berlangsung selama kurang lebih lima

bulan, yaitu dimulai pada bulan Oktober sampai dengan bulan Februari 2011.

Rincian kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut: persiapan, penelitian,

koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan dengan 3 siklus (masing-masing

siklus terdiri atas: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan evaluasi dan atau

refleksi), penyusunan laporan penelitian, seminar hasil penelitian, penyempurnaan

laporan berdasarkan masukan seminar, serta penggandaan dan pengiriman laporan

penelitian. Adapun perincian jadwal kegiatan dan waktu penelitian sebagai

berikut:

Page 72: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel. 1 Jadwal Kegiatan dan Waktu Penelitian

N

O Keterangan

Waktu Penelitian Tahun 2010

Oktober November Desember Januari Februari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Observasi

Awal

2. Pengajuan

Judul

3. Penyusunan

Proposal

4. Perijinan

Penelitian

5. Pelaksanaan

Penelitian

6. Pengolahan

Data

7. Laporan

Hasil

Penelitian

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini terdiri atas 5 siswa dari 24 siswa di

kelas IIIA SD Negeri Kepatihan Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Kelima

siswa tersebut terdeteksi sebagai Anak Bekesulitan Belajar ditinjau dari hasil

belajar setiap hari dan nilai rapot pada mata pelajaran matematika masih rendah.

Tiga siswa diantaranya berjenis kelamin laki-laki yaitu dan dua siswa lainnya

berjenis kelamin perempuan. Dari kelima siswa tersebut membunyai riwayat

pendidikan dan usia yang relatif sama. Siswa Kn, Siswa Rk, Siswa Fn, Siswa Ad

dan Siswa D memiliki riwayat tinggal kelas semua. Usia mereka rata-rata 9 tahun

dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah.

Page 73: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

C. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan berbagai data sebagai

berikut:

1. Nilai rapot kelas II

2. Nilai tengah semester gasal kelas IIIA

3. Nilai tengah semester gasal kelas IIIB

4. Nilai ulangan harian matematika kelas IIIA

5. Nilai ulangan harian matematika kelas IIIB

Data-data tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:

1. Siswa kelas III A dan kelas III B

2. Guru kelas III A dan guru kelas III B.

3. Dokumen atau arsip nilai

4. Buku rapot

D. Teknik Pengumpulan Data

Sarwiji Suwandi (2008: 65-68) berpendapat bahwa teknik pengumpulan

data meliputi:

1. Pengamatan

Pengamatan biasanya dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan

kegiatan belajar mengajar. Pengamatan sering juga dilakukan

terhadap siswa dalam mengikuti pelajaran. Pengamatan pada guru

difokuskan pada kegiatan mengelola kelas, memilih strategi,

melakukan penilaian, pemberian umpan balik, dsb. Sementara

pengamatan pada siswa difokuskan pada partisipasi siswa dalam

proses pembelajaran. Peneliti dapat dengan leluasa melakukan

pengamatan terhadap aktifitas proses pembelajaran siswa dan guru di

kelas.

Page 74: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

2. Wawancara atau diskusi

Wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di

kelas maupun kajian dokumen. Wawancara dilakukan antara peneliti

dan guru untuk mendapat informasi yang lebih mendalam.

3. Kajian dokumen

Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang

ada seperti: kurikulum, RPP, buku ajar, nilai, dsb.

4. Angket

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket diberikan

kepada siswa untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan

aktifitas pembelajaran.

5. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil

yang diperoleh siswa sebelum dan sesudah kegiatan pemberian

tindakan.

Menurut Anas Sudijono (2008: 99-107) tes hasil belajar dapat

digolongkan menjadi sebagai berikut:

a. Tes Uraian

Tes uraian dikenal juga sebagai tes subjektif, merupakan

salah satu jenis hasil belajar yang memiliki karakteristik

berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban

uraian atau kalimat yang cukup panjang atau menuntut

penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan dan juga

membedakan.

b. Tes Objektif

Tes objektif sering dikenal sebagai tes jawaban pendek,

merupakan salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari

butir-butir soal yang dapat dijawab dengan cara memilih salah

satu kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada

masing-masing items, atau dengan jalan menuliskan/

Page 75: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

mengisikan jawabannya berupa kata-kata pada tempat yang

telah disediakan.

Tes Objektif dapat dibedakan menjadi lima golongan,

yaitu:

1) Tes Objektif Bentuk Benar-Salah

Tes Objektif Bentuk Benar-Salah adalah salah satu

tes objektif di mana butir-butir soal yang diajukan dalam tes

hasil belajar itu berupa pertanyaan dan pertanyaan tersebut

ada yang benar dan ada yang salah. Tugas testee adalah

membubuhkan tanda/ simbol tertentu. Simbol B untuk

jawaban yang benar sedangkan S untuk jawaban yang salah.

2) Tes Objektif Bentuk Menjodohkan

Tes objektif bentuk matching menyediakan dua

kelompok bahan dan testee harus mencari pasangan yang

sesuai antara yang terdapat pada kelompok pertama dengan

yang terdapat pada kelompok kedua.

3) Tes Objektif Bentuk Melengkapi

Tes bentuk ini biasanya berbentuk cerita atau

karangan. Kata-kata penting dalam cerita itu beberapa

diantaranya dikosongkan dan tugas testee adalah mengisi

bagian yang kosong.

4) Tes Objektif Bentuk Isian

Tes ini berupa kalimat yang mana ada bagian yang

dihilangkan dan bagian yang dihilangkan tersebut diberi

tanda titik-titik (....) kemudian testee menjawab/ melengkapi

kalimat pada tempat yaitu titik-titk.

5) Tes Objektif Bentuk Pilihan Ganda

Tes ini sering disebut juga multiple choice items.

Tes ini terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang belum

selesai dan untuk menyelesaikannya testee telah disediakan

Page 76: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

beberapa jawaban dan kemudian testee memilih salah satu

jawaban yang dianggap paling tepat.

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan Teknik Tes

karena tujuan penelitian ini adalah mengetahui peningkatan hasil belajar yang

mana dapat dikumpulkan melalui tes. Bentuk tes yang peneliti gunakan adalah

bentuk tes pilihan ganda, bentuk tes menjodohkan, bentuk tes isian dan bentuk tes

uraian. Jumlah soal tes yang peneliti gunakan adalah 30 soal. Tes tersebut

diterapkan untuk mata pelajaran matematika karena pada penelitian ini dalam

pembelajaran matematika. Tes matematika diberikan pada akhir kegiatan

pembelajaran, dilaksanakan tiga kali selama 3 siklus. Tes pertama diberikan pada

siklus I yang mana proses pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu guru

menjelaskan materi dengan teknik ceramah. Sedangkan tes kedua dilaksanakan

pada siklus II dimana pada siklus II sudah diterapkan strategi tutor sebaya.

Namun, tutor (dari kelas IIIB) tidak dibekali, langsung melaksanakan tugas

menggunakan media yang telah disiapkan. Tes terakhir diberikan saat siklus III

yang mana strategi tutor sebaya diterapkan dan dengan persiapan tutor yang

matang yaitu tutor telah dibekali dan diberi pedoman pelaksanaan pembelajaran.

Ketiga tes matematika yang telah diberikan akan menunjukkan peningkatan hasil

belajar matematika khususnya kelima anak yang terdeteksi kesulitan belajar.

E. Uji Validitas

Nana Sudjana (2005: 12) keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses

belajar siswa sebagaimana adanya, sangat tergantung pada kualitas alat

penilainnya di samping pada cara pelaksanaannya. Suatu alat penilaian dikatakan

mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki ketepatan atau

validitas.

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep

yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Dalam

penelitian ini, peneliti ingin mengetahui peningkatan hasil belajar matematika

Page 77: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

setelah tindakan. Untuk menilai kemampuan siswa dalam matematika, siswa

diberikan soal dengan bahasa atau kalimat yang singkat serta jelas sehingga siswa

dapat menjawab. Namun validitas tidak berlaku universal sebab tergantung pada

situasi dan tujuan tertentu.

Ada empat jenis validitas yang sering digunakan, diantaranya:

1) Validitas Isi

Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur

isi yang seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu

konsep atau variable yang hendak diukur.

Validitas isi dari suatu tes hasil belajar menurut Anas Sudijono (2008: 164-

165) adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisisan,

penelusuran, atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil

belajar tersebut. Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu

sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu sejauh mana tes hasil belajar

sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili

secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang

seharusnya diteskan (diujikan).

2) Validitas bangun pengertian

Validitas bangun pengertian berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian

untuk mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang

diukurnya.

3) Validitas ramalan

Dalam validitas ini yang diutamakan bukan isi tes, melainkan kriterianya,

apakah alat penilaian tersebut dapat digunakan untuk meramalkan suatu ciri,

perilaku tertentu, atau kriteria yang diinginkan. Dengan kata lain, validitas ini

mengandung cirri adanya relevansi dan keajegan atau reliabilitas.

4) Validitas kesamaan

Validitas kesamaan suatu tes artinya membuat tes yang memiliki persamaan

dengan tes sejenis yang telah ada atau yang telah dibakukan. (Nana Sudjana,

2005: 13-16)

Page 78: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi, yang mana

teknik tes yang akan diberikan kepada siswa sudah sesuai dengan isi yang

seharusnya diberikan. Tes yang menggunakan validitas isi akan disusun

menggunakan kisi-kisi soal. (terlampir)

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dari penelitian ini adalah dengan cara diskriptif kuantitatif,

yaitu dengan cara menganalisis data perkembangan siswa dari siklus I sampai

siklus III. Teknik analisis ini akan menggambarkan/ mendeskripsikan suatu

diagram batang dimana akan terjadi kenaikan jika hipotesis tindakan benar serta

indikator keberhasilan tercapai. Penulis tidak menghitung rata-rata nilai, sehingga

tidak menggunakan statistik. Penulis ingin melihat peningkatan nilai masing-

masing anak dari kelima subjek.

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sesuai dengan KKM SD

Negeri Kepatihan. Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) untuk mata

pelajaran Matematika adalah 63.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan kelas terbagi ke dalam

beberapa siklus. Prosedur dan langkah dalam melaksanakan siklus dilakukan

melalui tahap-tahap yang disusun secara sistematis yaitu tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap evaluasi/ refleksi. Dapat

diperhatikan Skema Siklus Penelitian di bawah ini:

Page 79: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008:74)

Bagan 3. Skema Siklus Penelitian

Adapun rancangan yang penulis susun untuk dijadikan pedoman

penelitian dapat diperhatikan tabel berikut:

Tabel 2. Rancangan Pelaksanaan Siklus

Siklus I

1. Persiapan

2. Deskripsi Awal Masalah prestasi belajar

(hasil belajar matematika)

3. Penyusunan

Rencana

Tindakan

a. Mengajukan permohonan ijin

b. Menelaah permasalahan

c. Mengkaji SK SD

d. Mempersiapkan bahan ajar

e. Mempersiapkan RPP

f. Membuat intrument/ soal

g. Membuat kisi-kisi soal

4. Pelaksanaan

Tindakan

Proses Pembelajaran dengan metode

konvensiolal (pembelajaran yang biasa

diterapkan

5. Monitoring/

Pengamatan

a. Memperhatikan aktivitas siswa saat PBM

b. Mencatat hal-hal yang berpengaruh

terhadap tindakan yang diberikan

Perencanaan

tindakan I Pelaksanaan

tindakan I permasalahan

Pengamatan /

pengumpulan

data I

Siklus I Refleksi I

Permasalahan

Baru hasil

refleksi

Perencanaan

tindakan II Pelaksanaan

tindakan II Refleksi II

Siklus II

Pengamatan /

pengumpulan

data II

Apabila

permasalahan

Belum

terselesaikan

Dilanjutkan ke

siklus

berikutnya

Page 80: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

6. Evaluasi/ Refleksi a. Melakukan evaluasi secara kritis untuk

mengetahui kekurangan, kesalahan dan

kebenaran pembelajaran.

b. Menganalisis hasil tingkat ketercapaian

indikator

c. Mencari faktor penyebab serta alternatif

dari hal-hal yang telah ditemukan saat

pelaksanaan dan pengamatan

Siklus II

7. Perencanaan Menerapkan alternatif pemecahan pada

siklus I

8. Pelaksanaan

Tindakan

Melaksanakan perencanaan dalam siklus II

(proses pembelajaran melalui strategi tutor

sebaya)

9. Monitoring/

Pengamatan

Mengamati jalannya pembelajaran

10. Evaluasi/ Refleksi Evaluasi tahap II

Siklus

III

11. Perencanaan dan

Penyempurnaan

Tindakan

Atas dasar siklus II, dilakukan

penyempurnaan tindakan yaitu dengan

membekali tutor. 12. Pelaksanaan

Tindakan

Pelaksaan program tindakan III

13. Monitoring/

Pengamatan

Pengumpulan data tindakan III

14. Evaluasi/ Refleksi Evaluasi tindakan III (berdasarkan indikator

keberhasilan.

Page 81: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Deskripsi Awal

Sekolah Dasar Negeri Kepatihan Surakarta membagi kelas III menjadi

dua kelas yaitu kelas IIIA dan kelas IIIB. Penggolongan kelas tersebut didasarkan

atas prestasi belajar yang siswa dan siswi peroleh di kelas II. Kelas IIIA

mempunyai lebih banyak siswa yang berprestasi rendah. Jumlah siswa kelas IIIA

sama dengan jumlah kelas IIIB yaitu 24 siswa. Subjek penelitian yang peneliti

gunakan berjumlah 5 siswa diambil dari kelas IIIA terdiri atas 3 siswa laki-laki

dan 2 siswa perempuan. Adapun inti permasalahan mereka adalah siswa dan siswi

tersebut memiliki hasil belajar yang rendah sehingga tidak tercapainya Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) sehingga mereka dapat digolongkan sebagai Anak

Berkesulitan Belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai sementara

yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. Daftar Nilai Hasil Belajar Sementara Tutee

No.

Urut

Nama

(inisial)

KKM Nilai Ul.

Harian

Nilai

UTS

Nilai

UAS

Rata-rata

(KA)

1. Ad 63 60 30 62 51

2. Kn 63 65 50 62 59

3. D 63 60 22 60 49

4. Rk 63 70 34 61 57

5. Fn 63 40 36 60 47

Metode pembelajaran yang diterapkan di kelas IIIA adalah metode

ceramah. Metode ceramah dianggap paling mudah dilaksanakan guru kelas untuk

menyampaikan materi dalam proses pembelajaran. Akan tetapi peneliti

menemukan kelemahan dari metode ceramah dalam kelas reguler yang mana

terdapat Anak Berkesulitan Belajar diantaranya adalah anak yang tergolong

64

Page 82: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

berkesulitan belajar kurang mendapat perhatian kelas didominasi oleh anak-anak

yang berkemampuan tinggi. Selain itu peneliti menganggap adanya anak

berkesulitan belajar di kelas reguler karena kurang tepatnya pemilihan metode dan

strategi dalam proses pembelajaran sehingga peneliti memilih mencobakan

strategi tutor sebaya di kelas IIIA.

Strategi pembelajaran tutor sebaya melibatkan dua tipe siswa yang

berbeda. Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah 5 siswa di kelas IIIA

dengan kategori anak berkesulitan belajar disebut tutee dan siswa 5 siswa kelas

IIIB yang menjadi pembimbing disebut tutor. Siswa yang dipilih menjadi tutor

harus memenuhi prasaratan yang telah disebutkan pada bab 2, salah satunya

adalah telah menguasai bahan materi dan telah memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimal. Berikut daftar nilai yang telah diberikan guru kelas IIIB dan kemudian

dijadikan acuan peneliti untuk memilih kelima anak tersebut sebagai tutor:

Tabel 4. Daftar Nilai Hasil Belajar Sementara Tutor

No.

Urut

Nama

(inisial)

KKM Nilai Ul.

Harian

Nilai UTS Nilai UAS

1. Fr 63 90 68 89

2. Rd 63 82 65 75

3. Mr 63 92 70 85

4. Sa 63 80 64 78

5. Yo 63 78 72 82

2. Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama kurang lebih 4 minggu yaitu

dimulai pada tanggal 24 Desember 2010 sampai 21 Januari 2011. Adapun

tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahapan ini dilakukan penelaahan permasalahan setelah

perijinan disetujui. Penelaahan permasalahan dilakukan di kelas IIIA dengan

cara melakukan observasi terhadap proses pembelajaran Matematika serta

wawancara yang peneliti lakukan kepada kepala sekolah dan guru kelas IIIA

Page 83: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

maupun guru kelas IIIB untuk menemukan dan mengetahui permasalahan

yang dihadapi di kelas IIIA. Setelah peneliti mengadakan penelaahan

permasalahan, peneliti mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

serta menyiapkan bahan ajar dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai

dengan materi pokok Matematika yang sedang berlangsung. Langkah terakhir

dalam perencanaan tindakan penelitian kelas ini adalah menyusun instrumen

atau soal dan kisi-kisi soal untuk validitas data.

b. Tindakan

Dalam tahapan ini, peneliti berperan sebagai peneliti pasif karena

dalam penelitian ini dilakukan oleh guru kelas IIIA saat proses pembelajaran

matematika dengan materi pokok pecahan menggunakan metode

pembelajaran ceramah. Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dilakukan satu

pertemuan dengan cara guru menjelaskan materi pecahan sederhana dan

penggunaannya dalam kegiatan sehari-hari. Siklus I berlangsung 2 jam

pelajaran yaitu 35 menit x 2.

c. Observasi

Tahapan ketiga dalam siklus I yaitu observasi. Dalam tahapan ini

peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran di kelas IIIA dengan

metode ceramah yang dilakukan oleh guru kelas IIIA. Peneliti menggunakan

alat bantu perekam dan kamera untuk melaksanakan observasi. Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata proses pembelajaran yang

dilaksanakan di kelas IIIA dengan menerapkan metode ceramah. Peneliti

memfokuskan pengamatan pada subjek peneliti yaitu kelima anak

berkesulitan belajar.

d. Evaluasi dan refleksi

Tahapan akhir dalam siklus yaitu evaluasi dan refleksi. Evaluasi

dilakukan untuk mengetahui keberhasilan suatu tindakan yang dilakukan pada

siklus I. Peneliti menyiapkan 30 soal untuk evaluasi siklus I. Evaluasi

dilakukan setelah guru kelas selesai menyampaikan materi pembelajaran.

Siswa mengerjakan soal secara mandiri.

Page 84: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Refleksi dilakukan peneliti untuk memperbaiki tindakan dengan cara

menghilangkan hambatan-hambatan yang terjadi di kelas IIIA setelah

dilakukan tindakan pada siklus I. Hambatan yang peneliti dapatkan dengan

cara pengamatan dalam siklus I adalah sebagai berikut:

1) Anak yang mengalami kesulitan belajar tidak maksimal dalam menerima

pelajaran

2) Hanya sebagian siswa yang memperoleh perhatian dalam proses

pembelajaran

3) Ruangan kelas yang kurang tepat untuk diadakan diskusi kelompok

karena tipe meja bergandenga dengan kursi

3. Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2011. Pada

siklus ini, peneliti sudah menerapkan Strategi tutor sebaya sebagai alternatif

pemecahan dari siklus I. Selain itu, peneliti juga harus merencanakan jalanya

siklus II agar hambatan yang terdapat pada siklus I terpecahkan. Adapun tahapan-

tahapan yang dilakukan di siklus II adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahapan ini dilakukan perencanaan untuk menghilangkan

hambatan yang terjadi di siklus I yaitu kelas yang tidak sesuai untuk diskusi

kelompok, dengan cara mengajak siswa kelas IIIA belajar di luar kelas. Guru

menggunakan ruangan multi-media untuk melakukan proses pembelajaran

dengan strategi pembelajaran tutor sebaya. Guru membagi sisa kelas IIIA

menjadi 5 kelompok yang mana setiap kelompok terdapat 1 siswa

berkesulitan belajar dan 1 siswa yang bertugas sebagai tutor. Sedangkan

peneliti melakukan pertemuan dengan para tutor sebelum proses

pembelajaran berlangsung untuk menjelaskan sedikit banyak proses

pembelajaran yang akan berlangsung.

b. Tindakan

Page 85: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Siswa dibantu guru kelas untuk berkelompok dan kemudian guru

kelas menjelaskan proses pembelajaran yang akan berlangsung menggunakan

strategi tutor sebaya. Proses pembelajaran berlangsung sekitar 70 menit di

bagi menjadi dua tahap. Tahap pertama sekitar 50 menit siswa melakukan

proses pembelajaran dengan menerapkan strategi tutor sebaya dan tahap

kedua sekitar 20 menit siswa mengerjakan evaluasi. Dalam tahapan pertama,

tutor bertugas menjelaskan materi pecahan kepada tutee dengan bantuan

media visual yaitu berupa ringkasan materi dalam selembar kertas karton

berukuran 61 cm x 43 cm yang telah disiapkan oleh peneliti. Sedangkan guru

dan peneliti bertanggung jawab atas jalannya proses pembelajaran.

c. Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan peneliti untuk mengetahui

kelancaran jalannya proses pembelajaran kelas IIIA menggunakan strategi

tutor sebaya yang mana menggabungkan beberapa siswa dari kelas IIIB untuk

dijadikan sebagai tutor. Peneliti menggunakan alat bantu perekam dan kamera

untuk melaksanakan observasi. Peneliti mengamati keantusiasan tutee dalam

mendengarkan penjelasan tutor maupun tutor dalam menyampaikan materi

kepada tutee.

d. Evaluasi dan refleksi

Evaluasi dilakukan setelah dilakukan diskusi berkelompok dengan

bantuan para tutor. Evaluasi dilaksanakan sekitar 20 menit dengan mandiri.

Jumlah soal evaluasi 30 nomer dibagi menjadi empat tipe soal yaitu pilihan

ganda, menjodohkan, melengkapi dan uraian. Soal evaluasi yang digunakan

untuk siklus II ini sama bentuk dengan evaluasi yang di berikan pada siklus I,

akan tetapi peneliti hanya mengganti angka dan gambar agar siswa tidak

hanya menjawab soal dengan cara menghafal sehingga hasilnya akan sangat

efektif.

Tahapan akhir ini selalu dilanjutkan dengan refleksi oleh peneliti

maupun guru kelas dan merupakan hasil dari pengamatan yang telah

dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung. Refleksi dilakukan

peneliti untuk memperbaiki tindakan dengan cara menghilangkan hambatan-

Page 86: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

hambatan yang terjadi saat proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran

tutor sebaya yang berlangsung di ruang multi-media. Hambatan yang peneliti

peroleh dengan cara pengamatan dalam siklus II adalah sebagai berikut:

1) Tutor masih ragu dan bingung dalam menyampaikan materi

2) Penyesuaian jadwal dan kelas kosong karena melibatkan dua kelas

4. Siklus III

Siklus III dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2011. Pada siklus ini,

peneliti sudah menerapkan Strategi pembelajaran tutor sebaya sebagai alternatif

pemecahan dari siklus II yaitu dengan memberi bimbingan khusus terlebih dahulu

kepada para tutor sebelum melaksanakan tugas membimbing teman-teman kelas

IIIA. Selain itu, peneliti juga harus merencanakan jalanya siklus III agar hambatan

yang terdapat pada siklus II terpecahkan yaitu dengan menyesuaikan jadwal

dengan mengambil jam tambahan pada pukul 12.00 WIB sehingga tidak

mengganggu jalannya pembelajaran pada jam lain. Adapun tahapan-tahapan yang

dilakukan di siklus III tidak jauh berbeda dengan siklus II adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Tahap yang paling terpenting dalam setiap siklus adalah tahap

perencanaan. Apabila tindakan direncanakan dengan baik, maka hasil yang

diperoleh akan jauh lebih baik. Pada tahapan ini dilakukan perencanaan untuk

menghilangkan hambatan yang terjadi di siklus II dengan cara selalu

mengkomunikasikan setiap rencana dengan guru kelas IIIA dan guru kelas

IIIB. Selain itu, peneliti juga harus memperhatikan ruang yang kosong dan

sesuai dengan pengelolaan kelas yang akan diterapkan pada silkus III.

Rencana awal adalah memberi bimbingan kepada para tutor agar

dapat menyampaikan materi dengan baik kepada para teman-temannya. Para

tutor dikumpulkan dan diberi pengarahan secara lengkap oleh peneliti tentang

materi yang akan di berikan dan cara menjelaskan kepada teman-teman

mereka. Para tutor juga diinformasikan bahwa prioritas mereka adalah siswa-

siswa yang termasuk sebagai tutee.

Page 87: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Selanjutnya peneliti merencanakan ruangan yang akan digunakan

untuk tindakan atau proses pembelajaran menggunakan strategi tutor sebaya.

Ruangan yang akan digunakan untuk melaksanakan siklus III yaitu ruang

perpustakaan yang berada di lantai dua SD Negeri Kepatihan Surakarta.

Ruang perpustakaan di SD Negeri Kepatihan Surakarta tidak dilengkapi

dengan meja dan kursi sehingga siswa dapat belajar secara berkelompok di

lantai yang bersih dan berporselin.

b. Tindakan

Para tutor dikumpulkan untuk pengarahan oleh peneliti selama 30

menit di ruang multi-media. Peneliti memberi contoh dalam menjelaskan

suatu materi kepada teman dan kemudian para tutor mencoba secara

bergantian. Peneliti juga memberi motivasi kepada para tutor agar mereka

mempunyai percaya diri dan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang

diembannya. Setelah bimbingan selesai dilakukan dan sekiranya cukup

membantu memantapkan konsep, peneliti membagikan materi yang akan

mereka gunakan untuk menjelaskan kepada teman-teman mereka agar di

bawa dan siap untuk memulai proses pembelajaran yang akan berlangsung di

ruang perpustakaan.

Siswa kelas IIIA bersama guru kelasnya menuju ruang perpustakaan

dan membentuk kelompok seperti yang telah dijalankan pada siklus II. Para

tutor masuk dalam kelompok masing-masing dan memulai menjelaskan

kepada teman-temannya. Tahapan ini berlangsung sekitar 50 menit.

c. Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan peneliti untuk mengetahui

kelancaran jalannya proses pembelajaran kelas IIIA menggunakan strategi

tutor sebaya yang mana menggabungkan beberapa siswa dari kelas IIIB untuk

dijadikan sebagai tutor. Peneliti menggunakan alat bantu perekam dan kamera

untuk melaksanakan observasi. Peneliti mengamati keantusiasan tutee dalam

mendengarkan penjelasan tutor maupun tutor dalam menyampaikan materi

kepada tutee.

Page 88: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

d. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan sekitar 20 menit dengan mandiri dengan

jumlah dan bentuk soal sama dengan siklus sebelumnya. Evaluasi ini

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar anak berkesulitan belajar dan

telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Evaluasi pada siklus III ini tidak

diadakan refleksi karena siklus III ini merupakan siklus terakhir dalam

penelitian yang dilakukan peneliti.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui penggunaan Strategi

Pembelajaran Tutor Sebaya dalam upaya meningkatkan Hasil Belajar Anak

Berkesulitan Belajar pada Pembelajaran Matematika kelas IIIA SD Negeri

Kepatihan Surakarta. Hasil penelitian setiap siklus dibandingkan dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 63. Penilaian setiap siklus hasil belajar

matematika pada materi pecahan sederhana siswa kelas IIIA SD Negeri Kepatihan

Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Siklus I

Tabel 5. Hasil Belajar Siklus I

No.

Urut

Nama

(inisial)

KKM Nilai Siklus I

1. Ad 63 55

2. Kn 63 58

3. D 63 55

4. Rk 63 60

5. Fn 63 50

55

58

55

60

50

45

50

55

60

65

Ad Kn D Rk Fn

Grafik 1. Siklus I

Siklus I

KKM 63

Page 89: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

2. Siklus II

Tabel 6. Hasil Belajar Siklus II

No.

Urut

Nama

(inisial)

KKM Nilai Siklus II

1. Ad 63 60

2. Kn 63 60

3. D 63 60

4. Rk 63 65

5. Fn 63 60

3. Siklus III

Tabel 7. Hasil Belajar Siklus III

No.

Urut

Nama

(inisial)

KKM Nilai Siklus III

1. Ad 63 65

2. Kn 63 70

3. D 63 65

4. Rk 63 75

5. Fn 63 73

60 60 60

65

60

56

58

60

62

64

66

Ad Kn D Rk Fn

Grafik 2. Siklus II

SIKLUS II

KKM 63

65

70

65

75

73

60

65

70

75

80

Ad Kn D Rk Fn

Grafik 3. Siklus III SIKLUS III

KKM 63

Page 90: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

C. Pembahasan

Pembahasan dalam skripsi ini meliputi penjabaran mengenai peningkatan

hasil belajar anak berkesulitan belajar pada pembelajaran matematika kelas IIIA

SD Negeri Kepatihan Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah disebutkan di atas, penulis akan membahas hasil penelitian

pada setiap anak yang akan disajikan dalam bentuk Grafik batang karena penulis

ingin mengetahui peningkatan hasil belajar pada masing-masing anak. Sebelum

membahas peningkatan masing-masing anak, penulis akan menyajikan tabel serta

Grafik peningkatan kelima anak sebagai berikut:

Tabel 8. Peningkatan hasil belajar anak berkesulitan belajar

NO NAMA KKM KA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

1. Ad 63 51 55 60 65

2. Kn 63 59 58 60 70

3. D 63 49 55 60 65

4. Rk 63 57 60 65 75

5. Fn 63 47 50 60 73

Grafik 4. Peningkatan hasil belajar anak berkesulitan belajar

51

59

49

57

47

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ad Kn D Rk Fn

KA

Siklus I

Siklus II

Siklus III

KKM 63

Page 91: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Pembahasan Grafik1:

Grafik1 menyajikan hasil belajar matematika setiap siklus yang

dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Mininal (KKM) yang berlaku di kelas

IIIA yaitu 63. Indikator keberhasilan penelitianyaitu KKM dengan skor 63 berupa

garis merah putus-putus. Keadaan Awal (KA) yang diperoleh dari rerata antara

hasil ulangan harian, ulangan tengah semester gasal dan ulangan akhir sekolah

semester I ditunjukkan pada garis berwarna biru. Pada garis merah disebutkan

hasil belajar siklus I yang mana dalam pembelajaran siklus pertama metode yang

digunakan guru kelas adalah metode ceramah. Garis hijau merupakan hasil belajar

dari evaluasi siklus II dengan menerapkan strategi pembelajaran tutor sebaya.

Garis biru yang merupakan garis terakhir yaitu menyajikan hasil belajar

matematika anak berkesulitan belajar pada siklus III.

Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan penelitian hingga siklus ketiga

karena hasil belajar matematika siklus kedua belum terjadi peningkatan hasil.

Untuk itu peneliti mengadakan refleksi dan menemukan pengaruh yang kuat

mengenai kesiapan para tutor dalam hal penyampaikan. Sehingga peneliti

merencanakan dan melaksanakan bimbingan khusus terhadap para tutor agar

terjadi penguatan konsep dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika para

tutee. Setelah membahas secara umum mengenai peningkatan hasil belajar

matematika yang diperoleh oleh kelima anak berkesulitan belajar, peneliti akan

membahas hasil penelitian masing-masing anak.

1. Siswa Ad

Tabel 7. Peningkatan hasil belajar Siswa Ad

KKM KA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

63 51 55 60 65

Page 92: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Grafik 5. Peningkatan hasil belajar Siswa Ad

Pembahasan Grafik 5:

Grafik5 menyajikan hasil belajar matematika siswa Ad yang

dibandingkan dengan KKM. Titik yang pertama adalah keadaan awal siswa Ad

yang merupakan hasil rerata dari ulangan harian matematika, ujian tengah

semester gasal dan ulangan akhir sekolah semester I menunjukkan belum ada

ketercapaian oleh KKM yaitu 51. Siswa Ad dikenal sebagai siswa yang pendiam

dan enggan bertanya dengan guru maupun teman jika dia kurang paham dengan

materi yang diajarkan. Pada titik yang kedua menunjukkan hasil belajar

matematika yang diperoleh siswa Ad dalam siklus I yaitu menunjukkan nilai 55.

Jika dibandingkan dengan KKM maka siswa Ad belum mencapai KKM pada

siklus. Siklus II guru kelas sudah menerapkan strategi pembelajaran tutor sebaya.

Siswa Ad mendapatkan skor 60 pada evaluasi siklus II akan tetapi masih belum

juga mencapai KKM, maka diadakan siklus ketiga. Siswa Ad mendapatkan hasil

belajar 65. Sehingga dapat disimpulkan Siswa Ad telah mencapai KKM pada

siklus ketiga.

2. Siswa Kn

Tabel 10. Peningkatan hasil belajar siswa Kn

KKM KA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

63 59 58 60 70

5155

60

65

0

10

20

30

40

50

60

70

KA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

1. Siswa Ad

1. Ad

KKM 63

Page 93: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Grafik 6. Peningkatan hasil belajar siswa Kn

Pembahasan Grafik 6:

Grafik 6 menyajikan hasil belajar matematika siswa Kn yang

dibandingkan dengan KKM. Garis merah putus-putus adalah batang KKM yaitu

63 sedangkan garis putus-putus berwarna hitam adalah garis pembatas Keadaan

Awal siswa Kn yang merupakan hasil rerata dari ulangan harian matematika, ujian

tengah semester gasal dan ulangan akhir sekolah semester I menunjukkan belum

ada ketercapaian oleh KKM yaitu 59 ditunjukkan dengan titik yang pertama.

Siswa Kn sering sekali tidak masuk sekolah sehingga banyak sekali materi yang

tertinggal. Siswa Kn juga sering tidak menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Titik yang kedua menunjukkan hasil belajar matematika yang diperoleh siswa Kn

dalam siklus I yaitu menunjukkan nilai 58. Jika dibandingkan dengan KKM maka

siswa Kn belum mencapai KKM pada siklus bahkan terjadi penurunan dari

keadaan awal. Siklus II guru kelas sudah menerapkan strategi pembelajaran tutor

sebaya. Siswa Kn mendapatkan skor 60 pada evaluasi siklus II akan tetapi masih

belum juga mencapai KKM, maka diadakan siklus ketiga dan siswa Kn

mendapatkan hasil belajar 70. Sehingga dapat disimpulkan siswa Kn telah

mencapai KKM pada siklus ketiga.

59 58 60

70

0

10

20

30

40

50

60

70

80

KA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

2. Siswa Kn

2. Kn

KKM 63

Page 94: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

3. Siswa D

Tabel 11. Peningkatan hasil belajar siswa D

KKM KA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

49 55 60 65

Grafik 7. Peningkatan hasil belajar siswa D

Pembahasan Grafik 7:

Grafik 7 menyajikan hasil belajar matematika siswa D yang

dibandingkan dengan KKM. Titik yang pertama adalah keadaan awal siswa D

merupakan hasil rerata dari ulangan harian matematika, ujian tengah semester

gasal dan ulangan akhir sekolah semester I menunjukkan belum ada ketercapaian

oleh KKM yaitu 49. Siswa D termasuk anak yang cuek dan belum mempunyai

rasa tanggung jawab. Pada titik yang kedua menunjukkan hasil belajar matematika

yang diperoleh siswa D dalam siklus I yaitu menunjukkan nilai 55. Jika

dibandingkan dengan KKM maka siswa D belum mencapai KKM pada siklus.

Siklus II guru kelas sudah menerapkan strategi pembelajaran tutor sebaya. Siswa

D mendapatkan skor 60 pada evaluasi siklus II akan tetapi masih belum juga

mencapai KKM, maka diadakan siklus ketiga dan siswa D mendapatkan hasil

belajar 65 dinyatakan dalam garis keempat. Sehingga dapat disimpulkan siswa D

telah mencapai KKM pada siklus ketiga.

49

55

60

65

0

10

20

30

40

50

60

70

KA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

3. D

3. D

KKM 63

Page 95: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

4. Siswa Rk

Tabel 12. Peningkatan hasil belajar siswa Rk

KKM KA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

63 57 60 65 75

Grafik 8. Peningkatan hasil belajar siswa Rk

Pembahasan Grafik 8:

Grafik 8 menyajikan hasil belajar matematika siswa Rk yang

dibandingkan dengan KKM. Keadaan awal siswa Rk merupakan hasil rerata dari

ulangan harian matematika, ujian tengah semester gasal dan ulangan akhir sekolah

semester I menunjukkan belum ada ketercapaian oleh KKM yaitu 57 disajikan

pada titik pertama. Siswa Rk termasuk anak yang memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi dan kreatif. Akan tetapi siswa Rk kurang diperhatikan oleh orang tuanya.

Pada titik yang kedua menunjukkan hasil belajar matematika yang diperoleh siswa

siswa Rk dalam siklus I yaitu menunjukkan nilai 60. Jika dibandingkan dengan

KKM maka siswa Rk belum mencapai KKM pada siklus. Siklus II guru kelas

sudah menerapkan strategi pembelajaran tutor sebaya, siswa Rk mendapatkan

skor 65 pada evaluasi siklus II artinya siswa Rk sudah mencapai KKM. Dalam

Siklus ketiga siswa Rk mendapatkan hasil belajar 70 disajikan pada titik keempat.

Sehingga dapat disimpulkan siswa Rk telah mencapai KKM.

5760

65

75

0

10

20

30

40

50

60

70

80

KA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

4. Rk

4. Rk

KKM 63

Page 96: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

4750

60

73

0

10

20

30

40

50

60

70

80

KA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

5. Fn

5. Fn

KKM 63

5. Siswa Fn

Tabel 13. Peningkatan hasil belajar siswa Fn

KKM KA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

63 47 50 60 73

Grafik 9. Peningkatan hasil belajar siswa Fn

Pembahasan Grafik 9:

Garis putus-putus berwarna merah menunjukkan indikator keberhasilan

dari penelitian ini yaitu KKM dengan skor 63. Titik yang pertama adalah keadaan

awal siswa Fn yang merupakan hasil rerata dari ulangan harian matematika, ujian

tengah semester gasal dan ulangan akhir sekolah semester I menunjukkan belum

ada ketercapaian oleh KKM yaitu 47. Siswa Fn dikenal sebagai siswa yang

pendiam dan enggan bertanya dengan guru maupun teman jika dia kurang paham

dengan materi yang diajarkan. Pada titik kedua menunjukkan hasil belajar

matematika yang diperoleh siswa Fn dalam siklus I yaitu menunjukkan nilai 50.

Jika dibandingkan dengan KKM maka siswa Fn belum mencapai KKM pada

siklus. Siklus II guru kelas sudah menerapkan strategi pembelajaran tutor sebaya.

Siswa Fn mendapatkan skor 60 pada evaluasi siklus II akan tetapi masih belum

juga mencapai KKM, maka diadakan siklus ketiga. Siswa Fn mendapatkan hasil

Page 97: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

belajar 73. Sehingga dapat disimpulkan siswa Fn telah mencapai KKM pada

siklus ketiga.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan di atas, bahwa hasil

belajar yang diperoleh siswa berkesulitan belajar terjadi peningkatan pada setiap

siklus setelah diterapkan strategi pembelajaran tutor sebaya dan akhirnya mereka

semua mencapai KKM. Maka teori yang dikemukakan oleh Made Wena (2009: 3)

terbukti bahwa pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dalam

kegiatan pembelajaran sangat perlu karena karena untuk mempermudah proses

pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Selain itu,

penggunaan strategi pembelajaran tutor sebaya harus memperhatikann prasyarat

pemilihan dan penggunaan tutor.

Salah satu syarat yang dikemukakan oleh Soekarwati (1995: 22) bahwa

seorang tutor memang harus mengetahui cara mengajarkan bahan sependapat

dengan Suharsimi Arikunto (1992: 62-63), seorang tutor harus mempunyai daya

kreatifitas yang cukup untuk memberikan bimbingan yaitu dapat menerangkan

pelajaran kepada kawannya. Hal tersebut dapat dianalisis dari hasil refleksi siklus

II yang merupakan hambatan baru yang muncul akibat tutor belum dapat

membimbing kawannya sehingga peneliti merencanakan siklus III dengan

memberikan bimbingan terlebih dahulu kepada tutor sebelum mereka

mambimbing teman-teman mereka dan hasilnya para tutor lebih mempunyai rasa

percaya diri dalam melaksanakan tanggung jawabnya yaitu membimbing teman-

temannya.

Page 98: Skripsi Matematika Tutor Sebaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Adapun simpulan yang dapat diambil dari penelitian tindakan kelas ini

adalah bahwa Penggunaan Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya dalam

Pembelajaran Matematika pokok bahasan Pecahan Sederhana dapat meningkatkan

hasil belajar Matematika pada Anak Berkesulitan Belajar kelas IIIA SD Negeri

Kepatihan Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Implikasi

Merujuk dari hasil penelitian yang telah dijelaskan di atas, bahwa terjadi

peningkatan hasil belajar setelah strategi pembelajaran tutor sebaya diterapkan

dalam pembelajaran matematika, maka Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya

dapat diadopsi atau diterapkan pada situasi siswa yang sama.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan

saran-saran bagi siswa sebagai berikut:

a. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan pemahaman terhadap

materi dalam pembelajaran Matematika, sebaiknya siswa mengikuti

proses pembelajaran dengan baik sesuai dengan strategi pembelajaran

tutor sebaya yang telah direncanakan.

b. Dalam proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran tutor

sebaya, siswa disarankan untuk meningkatkan komunikasi dan kerja

sama positif antar teman.

81