22
i PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII DALAM MENGGUNAKAN MICROSOFT POWER POINT PADA MAPEL TIK Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Pendidikan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Disusun oleh: Rizqi Edma Nugroho (702010079) Mila Chrismawati Paseleng, S.Si. , M.Pd. Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Januari 2015

Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

i

PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII

DALAM MENGGUNAKAN MICROSOFT POWER POINT

PADA MAPEL TIK

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Pendidikan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun oleh:

Rizqi Edma Nugroho (702010079)

Mila Chrismawati Paseleng, S.Si. , M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Januari 2015

Page 2: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

i

Page 3: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

ii

Page 4: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

iii

Page 5: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

iv

Page 6: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

v

Page 7: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

vi

PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII

DALAM MENGGUNAKAN MICROSOFT POWER POINT

PADA MAPEL TIK

1) Rizqi Edma Nugroho,

2) Mila Chrismawati Paseleng, S.Si., M.Pd.

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)

[email protected],2)

[email protected]

ABSTRACT

Issues in ICT learning in SMAN 2 Salatiga related to learning methods that are

not organized in pairs, so that learning is not smooth. Use of ICT in schools of learning

in groups or in pairs due to the limited means available computers. In accordance with

these problems, researchers used a method of peer tutoring in small groups consisting of

3 students. Selection is done by the tutor written test to all students. Then, subject

teachers make distributions groups. Subject teachers also provide a verbal briefing in

accordance with the grating material and provide textbooks to tutor in preparation for

the next lesson. The conclusion of this study is the application of methods of peer tutoring

in ICT learning in class XII IPS 3 SMAN 2 Salatiga can improve learning outcomes.

Key words: Peer Lessons Method, Learning Outcomes, Microsoft Power Point

ABSTRAK

Masalah dalam pembelajaran TIK di SMAN 2 Salatiga berkaitan dengan

metode pembelajaran berpasangan yang tidak terorganisir, sehingga pembelajaran tidak

lancar. Pembelajaran TIK di sekolah menggunakan pembelajaran berkelompok atau

berpasangan karena keterbatasan sarana komputer yang tersedia. Sesuai dengan

permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode tutor sebaya dalam kelompok kecil

yang terdiri dari 3 siswa. Pemilihan tutor dilakukan dengan tes tertulis kepada semua

siswa. Kemudian, guru mata pelajaran melakukan pembagian kelompok. Guru mata

pelajaran juga memberikan pembekalan secara lisan sesuai dengan kisi-kisi materi dan

memberikan buku paket kepada tutor sebagai persiapan dalam pembelajaran selanjutnya.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan metode tutor sebaya dalam

pembelajaran TIK di kelas XII IPS 3 di SMAN 2 Salatiga dapat meningkatkan hasil

belajar.

Kata kunci: Metode Tutor Sebaya, Hasil Belajar, Microsoft Power Point

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan

Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga 2)

Staf pengajar Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan

Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Page 8: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

1

1. Pendahuluan

Masalah yang terjadi dalam pembelajaran TIK di SMAN 2 Salatiga

berkaitan dengan keterbatasan jumlah komputer didalam lab yang tidak

sebanding dengan jumlah siswa. Di labotaorium komputer hanya tersedia

20 unit komputer, sehingga tidak sebanding dengan jumlah siswa yang rata

– rata 36 anak di setiap kelasnya. Selain itu, dari 20 unit komputer ada

beberapa yang tidak berfungsi untuk pembelajaran. Sesuai dengan kondisi

tersebut, maka guru menggunakan metode belajar kelompok dengan

kelompok kecil yang belum terorganisir dimana siswa menggunakan

komputer berpasangan. Dari hasil pengamatan pada prasiklus, juga terlihat

ada siswa yang berminat dan terampil dalam pembelajaran, namun ada

juga siswa yang tidak perhatian pada materi yang disampaikan, misalnya

browsing internet, bermain game dan sering bercanda selama

pembelajaran. Dalam pembelajaran tersebut, minat dan perhatian serta

keterampilan siswa juga beragam. Kondisi seperti ini menyebabkan

pembelajaran tidak lancar karena pasangan siswa yang belum terorganisir

dengan baik, sering kesulitan dalam praktik dan belum berani berkreasi

dalam praktik. Begitu juga dengan hasil evaluasi tertulis pada Prasiklus

diperoleh nilai rata-rata sebesar 67,36 dan ketuntasan sebesar 25%.

Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk memaksimalkan

belajar kelompok pada siswa dengan karakteristik yang beragam adalah

menggunakan metode tutor sebaya. Penggunaan metode tutor sebaya dapat

digunakan untuk memanfaatkan dan memaksimalkan kemampuan siswa

yang aktif selama pembelajaran dengan memperhatikan keterangan guru,

mencatat materi dan bertanya lebih lanjut serta memperoleh nilai yang

baik atau termasuk tertinggi. Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang

telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa

yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang

dipelajarinya [1]. Penggunaan metode tutor sebaya dilakukan dalam

kelompok kecil, terdiri dari 3 siswa. Tutor tidak hanya mengikuti

pembelajaran tetapi juga membantu anak tutor dalam kelompoknya,

sehingga menguasai materi, baik teori maupun praktik.

Berdasarkan permasalahan yang ada dan melihat keunggulan

metode tutor sebaya, maka dilakukan penelitian tentang metode tutor

sebaya dalam pembelajaran TIK. Melalui penerapan metode tutor sebaya

dalam penelitian ini diharapkan hasil belajar siswa kelas XII IPS 3 dalam

menggunakan Microsoft Power Point di SMAN 2 Salatiga dapat

meningkat.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai pembelajaran mengunakan metode tutor

sebaya sudah dilakukan oleh Dedi Herianto yaitu Efektifitas Model

Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Belajar

Microsoft Excel Di Kelas VIII SMP Dua Mei Banjaran. Penelitian ini

merupakan penelitian eksperimen dengan melibatkan dua kelas, yaitu

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pemilihan tutor sesuai dengan data

Page 9: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

2

nilai dan tutor diberikan pelatihan sesuai dengan materi. Masing-masing

tutor disebar pada tiap-tiap kelompok dan membantu teman-temannya

yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan lembar kerja. Hasil

penelitian menunjukan adanya pengaruh penerapan metode tutor sebaya di

dalam pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

perubahan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah

menggunakan model pembelajaran tutor sebaya dalam belajar Microsoft

Excel [2].

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Dedi Herianto adalah

pemilihan tutor berdasarkan nilai. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian Dedi Herianto adalah nilai prasiklus dan nilai tes pemilihan

tutor. Sesuai dengan nilai tes pemilihan tutor, ada jumlah tutor yang lebih

banyak daripada kelompok yang telah terbentuk, sehingga ada dua

kelompok dengan dua tutor.

Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Desy Puspa Rahayu, yaitu

Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Tipe Peer Asissted Learning

Strategies (PALS) pada Komunitas Belajar Online terhadap Hasil Belajar

Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penelitian ini merupakan penelitian

tindakan kelas. Pemilihan tutor sesuai dengan data nilai dan tutor diberikan

pendekatan personal. Setiap tutor diberi sebuah modul pembelajaran yang

dikirim melalui email. Masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 siswa.

Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan hasil belajar dan respon

baik dalam pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran tutor sebaya tipe PALS berpengaruh terhadap hasil belajar

dan sikap positif siswa dalam pembelajaran [3].

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Desy Puspa Rahayu

adalah jenis metode tutor sebaya sesuai dengan kelompok umur yang

sama. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Desy Puspa Rahayu

adalah jumlah anggota dalam setiap kelompok dan fasilitas bagi tutor.

Sesuai dengan jumlah siswa dalam satu kelas, maka terdapat duabelas

kelompok, terdiri dari tiga anggota dalam setiap kelompok.

Tutor Sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang

ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan

terhadap kawan sekelas [4]. Ciri-ciri kelompok dalam pembelajaran

dengan metode tutor sebaya adalah a) Mempunyai keanggotaan yang jelas,

b) Ada kesadaran kelompok, c) Mempunyai tujuan bersama, d) Saling

bergantung dalam memenuhi kebutuhan, e) Ada interaksi dan komunikasi

antar anggota, f) Ada tindakan bersama [5].

Kriteria tutor dalam metode tutor sebaya adalah a) Memiliki

kemampuan akademis diatas rata-rata siswa satu kelas, b) Mampu

menjalin kerjasama dengan sesama siswa, c) Memiliki motivasi tinggi

untuk meraih prestasi akademis yang baik, d) Memiliki sikap toleransi dan

tenggang rasa dengan sesama, e) Memiliki motivasi untuk

menjadikan kelompok diskusinya yang terbaik, f) Bersikap rendah

hati, pemberani dan bertanggung jawab, g) Suka membantu sesama

temannya yang mengalami kesulitan belajar. Tugas tutor dalam metode

Page 10: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

3

tutor sebaya adalah a) Memberikan tutorial kepada anggota terhadap

materi ajar yang sedang dipelajari, b) Mengkoordinir proses diskusi agar

berlangsung kreatif dan dinamis, c) Menyampaikan permasalahan

kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang belum

dikuasai, d) Menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik

pada saat tatap muka dikelas maupun diluar kelas untuk

memecahkan masalah yang dihadapi [6].

Langkah-langkah metode pembelajaran Tutor Sebaya menurut

Hisyam Zaini (dalam Beti Riawati, 2012: 2) adalah sebagai berikut: (a)

memiilih materi, (b) membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil,

(c) setiap kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi, (d) beri

mereka waktu yang cukup, (e) setiap kelompok menyampaikan sub

materi, dan (f) kesimpulan dan klarifikasi [7]. Bersamaan dengan hal

tersebut, tutor dipilih melalui 2 tahap. Tahap pertama adalah tutor dipilih

berdasarkan nilai yang diperoleh dari guru pengajar TIK. Tutor memiliki

nilai diatas KKM dan diurutkan berdasarkan nilai tertinggi. Tahap kedua

adalah pendekatan personal (personal approach) terhadap calon tutor.

Seorang tutor harus mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu

memimpin sebuah diskusi [8].

Kelebihan metode tutor sebaya adalah a) Tutoring sebaya

menghilangkan ketakutan yang sering disebabkan oleh perbedaan umur,

status, dan latar belakang antara peserta didik dengan guru. Antar peserta

didik lebih mudah kerja sama dan komunikasi, b) Lebih mungkin terjadi

pembelajaran personal, antara teman dengan teman, c) Si tutor sendiri akan

mendapatkan pengertian lebih dalam dan juga menaikkan harga dirinya

karena mampu membantu teman, d) Tutor teman akan lebih sabar dari

pada guru terhadap peserta didik yang lamban dalam belajar, e) Lebih

efektif dari pada pembelajaran biasa karena peserta didik yang lemah akan

dibantu tepat pada kekurangannya. Kekurangan metode tutor sebaya

adalah a) Peserta didik yang dipilih menjadi tutor dan prestasinya baik

belum tentu mempunyai hubungan baik dengan peserta didik yang lain, b)

Peserta didik yang dipilih menjadi tutor belum tentu bisa menyampaikan

materi dengan baik [9].

Dalam proses belajar mengajar dikelas untuk mengetahui berhasil

atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa harus dilakukan evaluasi

yang hasilnya berupa prestasi belajar siswa. Evaluasi terhadap penilaian

hasil dan proses belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta

didik dalam mengusai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dari hasil

evaluasi terhadap penilaian tersebut dapat diketahui kompetensi dasar dan

materi yang belum dikuasai peserta didik. Nana Syaodih Sumadinata,

(2003) menyatakan bahwa “Prestasi belajar dapat disebut juga sebagai

hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan

potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat dari

perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir

maupun ketrampilan motorik” [10].

Page 11: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

4

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mencakup

kemampuan kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan kemampuan

psikomotorik (bertindak) [11]. Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir

dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Dengan

pencapaian hasil belajar yang semakin membaik akan mampu membentuk

pribadi individu siswa. Dalam penelitian ini peneliti hanya akan

menekankan pada peningkatan tipe hasil belajar kognitif siswa yang dilihat

dari hasil test evaluasi akhir pelajaran.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas atau sering

disebut dengan CAR (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan

kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersama [12]. Penelitian ini menggunakan desain tindakan

model Kemmis & Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep

dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja komponen acting

(tindakan) dengan obserfing (pengamatan) dijadikan sebagai suatu

kesatuan karena keduanya merupakan kegiatan yang tak terpisahkan

terjadi dalam waktu yang sama. Model yang dikemukakan oleh Kemmis &

Mc Taggart terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut

dipandang sebagai suatu siklus. Pengertian siklus dalam hal ini adalah

putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

refleksi [13]. Pelaksanaan tindakan dilakukan sampai target yang

diinginkan tercapai. Desain penelitian tersebut divisualisasikan dalam

bentuk gambar 1.

Gambar 1 Siklus PTK menurut Kemmis & Taggart [13]

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian terdiri dari siklus pertama

dan siklus kedua, masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu

Page 12: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

5

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Tahap perencanaan disusun

oleh peneliti dan guru mata pelajaran sebagai kolaborator, perencanaan

yang di lakukan berisi tentang hal–hal apa saja yang dibutuhkan saat

pelaksanaan persiklus yang berisi menyiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan metode tutor sebaya, menyiapkan instrumen lembar

pengamatan, dokumentasi, wawancara dan tes hasil belajar. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran yang akan diamati saat

observasi. Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru mengatur tempat

duduk secara berkelompok sesuai metode tutor sebaya.

Pada tahap tindakan, rancangan model dan sekenario di terapkan

dalam pembelajaran di kelas. Dalam Pelaksanaan tindakan guru

mempunyai dua peranan, yaitu sebagai pengajar dan kolaborator dikarena

penelitian ini bersifat kolaboratif. Pelaksanaan persiklus dilakukan dalam

dua kali pertemuan yang dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

Tiap siklus pembelajaran dilakukan dengan materi yang berbeda. Tahap-

tahap yang dilakukan dalam implementasi tindakan adalah sebagai berikut:

Tahap pertama pendahuluan, guru membuka pelajaran dengan mengucap

salam dilanjutkan berdoa dan memotivasi siswa, guru melakukan

pembagian kelompok sesuai dengan metode tutor sebaya, guru

menyampaikan tujuan pembelajaran. Tahap kedua kegiatan inti,

menyiapkan materi dan memberikan contoh video penggunaan power

point dalam presentasi dan memberikan contoh powerpoint yang sudah

jadi untuk diamati secara berkelompok sesuai pembelajaran tutor sebaya

guna untuk mengetahui manfaat program presentasi dan fungsi menu,

tools, ikon pada Microsoft Power Point, kemudian guru memberikan

latihan dan tugas kepada setiap kelompok untuk mencoba menggunakan

setiap fungsi menu, tools dan ikon yang ada pada progam pembuat

presentasi sesuai dengan yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya lebih lanjut kepada

guru apa yang belum dimengerti dan menyimpulkan pembelajaran yang

telah dilakukan. Tahap ketiga penutup, Guru memberikan gambaran

tentang materi selanjutnya dan memberikan tugas rumah untuk mencari

artikel yang berkaitan dengan materi selanjutnya yaitu tentang pembuatan

presentasi dengan template dan wizard dan guru merefleksi, selanjutnya

menutup pembelajaran dengan doa.

Observasi atau pengamatan dilakukan saat pelaksanaan tindakan.

Observasi dilakukan untuk mengetahui perubahan yang merupakan

dampak dari adanya tindakan. Ada tidaknya perubahan dipantau sejak

tindakan diberikan. Hal-hal yang diamati meliputi: pengamatan dalam

pembelajaran dengan metode tutor sebaya dan kemampuan praktik.

Refleksi dilakukan untuk mengetahui pembelajaran dan hasil belajar siswa

dengan menggunakan metode tutor sebaya. Peneliti dan guru melakukan

refleksi untuk mengetahui apakah yang terjadi sesuai dengan rancangan

sekenario, apakah tidak terjadi penyimpangan atau kesalahan prosedur dan

apakah prosesnya sesuai yang diharapkan. Hasil pemikiran refleksi ini

Page 13: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

6

selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam menentukan putaran atau

siklus berikutnya, apakah tindakan yang diberikan akan diteruskan,

dimodifikasi, atau diubah secara keseluruhan jika ternyata belum mencapai

kriteria yang di harapkan sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan

yang telah ditentukan.

Pada siklus kedua perencanaan tindakan sangat tergantung pada

refleksi siklus pertama. Jika sudah terjadi peningkatan sesuai dengan

ketercapaian indikator keberhasilan, siklus kedua hanya sebagai

pemantapan pada siklus pertama. Namun, jika peningkatan belum sesuai

dengan indikator keberhasilan, maka siklus kedua tahap kerjanya seperti

siklus pertama. Siklus ini juga dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan

pembelajaran pada siklus pertama.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari lembar pengamatan digunakan untuk melihat proses

pembelajaran siswa dalam tutor sebaya dan melihat keterampilan siswa

dalam praktik sesuai dengan materi pada setiap siklusnya. Dokumentasi,

peneliti melakukan dokumentasi dalam pembelajaran sesuai dengan

tindakan dengan dokumen foto. Kemudian wawancara dilakukan secara

lisan untuk mengetahui sejauh mana respon siswa dan guru terhadap

pembelajaran dengan tutor sebaya dan untuk memperkuat hasil dari

pengamatan dan hasil tes. Selanjutnya tes digunakan untuk mengukur

pencapaian siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Pengamatan dilaksanakan dengan mengamati proses pembelajaran

dikelas saat siswa berkelompok. Pengamatan hanya dilakukan sebatas

mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan kelebihan

dalam proses pembelajaran. Data yang dihasilkan dari kegiatan

pengamatan berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses

pembelajaran saat pengamatan awal, siklus I dan siklus II dilakukan, yang

dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Aspek Pengamatan

No Kegiatan Aspek yang diamati

1 Praktek Siswa terampil dalam praktek sesuai materi

yang didapat dikelas

2 Tanya-jawab

dengan guru

Siswa melakukan tanya jawab lebih lanjut

dengan guru

3 Interaksi dalam

kelompok

Siswa berinteraksi dalam kelompok

4 Menjawab

pertanyaan dari

guru

Siswa menjawab dengan jelas pertanyaan

dari guru

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah

Analisis kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data kualitatif mengacu

Page 14: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

7

pada metode analisis dari Miles dan Huberman, yang menjelaskan

langkah-langkahnya sebagai berikut: a) reduksi data yaitu mengumpulkan

data sesuai tujuan penelitian kemudian data tersebut di seleksi sehingga

membentuk pola yang terarah. b) penyajian data merupakan upaya

menyusun informasi secara sistematis agar mudah dipahami. c) penarikan

kesimpulan merupakan proses pengambilan intisari dari sajian data yang

telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula

yang singkat dan padat [14].

Hasil data yang diperoleh dari lembar praktek sesuai dengan materi

dan lembar pengamatan pada setiap siklus dianalisis menurut nilai rata-rata

sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. Kategori yang digunakan

dalam penelitian ini dapat diperhatikan pada tabel 2.

Tabel 2. Konversi Skor [15].

No Angka 100 Huruf Keterangan

1 80-100 A Baik Sekali

2 66-79 B Baik

3 56-65 C Cukup

4 40-55 D Kurang

5 30-39 E Gagal

Data hasil evaluasi tertulis dianalisis menurut nilai terendah, nilai

rata-rata, nilai tertinggi, jumlah siswa yang tuntas, jumlah siswa yang tidak

tuntas dan persentase ketuntasan.

Dalam penelitian, indikator keberhasilan merupakan ketentuan atau

patokan suatu penelitian dikatakan berhasil atau tidak. Dalam penelitian ini

yang menjadi indikator keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan adalah

sebagai berikut:

a. Siswa terampil dalam praktik sesuai dengan materi yang disampaikan.

b. Siswa melakukan tanya-jawab dengan guru.

c. Siswa berinteraksi dalam kelompoknya.

d. Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

e. Nilai terendah dari hasil evaluasi tertulis mengalami kenaikan.

f. Nilai rata - rata dari hasil evaluasi tertulis mengalami kenaikan.

g. Nilai tertinggi dari hasil evaluasi tertulis mengalami kenaikan.

h. Jumlah siswa yang tuntas dari hasil evaluasi tertulis mengalami

kenaikan.

i. Jumlah siswa yang tidak tuntas dari hasil evaluasi tertulis mengalami

penurunan.

j. Persentaase ketuntasan dari hasil evaluasi tertulis memenuhi 75%.

Desain pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pada metode tutor sebaya.

Pemilihan calon tutor berdasarkan nilai yang diperoleh pada saat prasiklus,

serta berdasarkan hasil diskusi dengan guru matapelajaran TIK. Calon

tutor yang diperoleh sebanyak 9 anak dan dianggap masih kurang sehingga

Page 15: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

8

perlu pencarian tutor tambahan. Pencarian tutor tambahan serta

pemantapan seleksi calon tutor dilakukan dengan pemberian diberikan tes

kembali pada seluruh siswa. Hasil tes ini kemudian didiskusikan lagi

dengan guru dan diperoleh 14 orang tutor yang akan disebar ke dalam

kelompok kecil. Pembagian kelompok menjadi 12 kelompok yang terdiri

dari 1 tutor dan 2 anak tutor. Setelah terbentuk kelompok guru dan peneliti

mengadakan pembekalan kepada tutor diluar KBM, meliputi kisi – kisi

materi dan sikap dalam pembelajaran.

Tabel 3. Desain Tutor Sebaya

No. Langkah - langkah

Kegiatan

1. Pembekalan tutor Pembekalan tutor dilakukan oleh guru

matapelajaran TIK yang didampingi

peneliti sebelum KBM berlangsung,

pembekalan meliputi materi yang akan

disampaikan dan sikap tutor dalam

membimbing anak tutor.

2. Penjelasan materi dari

guru

Guru dan peneliti hanya memberikan

penjelasan inti materi yang akan

dipelajari pada setiap pertemuan dan

memberikan bahan - bahan belajar yang

akan dipelajari dalam kelompok sesuai

dengan materi pada setiap pertemuan.

3. Belajar kelompok Tutor membimbing anak tutor dalam

memahami bahan ajar yang diberikan

oleh guru, didalam memberikan

bimbingan tutor menjelaskan dan

memparaktikan secara langsung kepada

anak tutor. Selanjutnya dalam

membimbing, tutor juga memberikan

kesempatan kepada anak tutor untuk

mencoba mempraktikan. Pada setiap

bimbingan yang kurang jelas, anak tutor

wajib bertanya kepada tutor dan apabila

masih belum paham tutor bisa bertanya

lebih lanjut kepada guru.

4. Tanya jawab dengan

guru

Guru memberikan pertanyaan kepada

anak tutor seputar materi yang diperoleh

dari proses pembelajaran. Dalam hal ini

tutor maupun anak tutor juga diberikan

kesempatan untuk bertanya dan

menyampaikan hal – hal yang diperoleh

selama proses pembelajaran sesuai

Page 16: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

9

materi pada pertemuan itu.

5. Kesimpulan

pembelajaran oleh guru

Guru menyimpulkan proses

pembelajaran, merefleksi dan memberi

penghargaan kepada kelompok

pembelajaran yang sudah berhasil

dalam praktik dan penguasaan materi

dengan pembelajaran berkelompok tutor

sebaya.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pembelajaran pada Siklus I berlangsung selama dua kali

pertemuan, yaitu tanggal 23 dan 30 Oktober 2014. Sebelum Siklus I,

peneliti bersama dengan guru mata pelajaran melakukan pengamatan pada

pembelajaran dan menganalisis hasil nilai evaluasi tertulis pada prasiklus

menyatakan bahwa beberapa siswa berpotensi menjadi tutor. Sesuai

dengan hasil tes pemilihan tutor, guru melakukan pembagian kelompok

yang terdiri dari 3 anak/kelompok dan memberikan pembekalan kepada

tutor.

Pada pertemuan pertama, guru memotivasi siswa dengan

memberikan gambaran umum tentang penggunaan dan manfaat dari media

presentasi dalam berkomunikasi untuk masa yang akan datang, kemudian

menampilkan contoh video presentasi dengan power point untuk

mengetahui manfaat Microsoft Power Point dan mengidentifikasi menu,

tools dan ikon secara klasikal. Hasil dari kegiatan tersebut, siswa menjadi

termotivasi untuk belajar tentang power point dan menindaklanjuti dengan

menjelaskan metode tutor sebaya dalam pembelajaran.

Sesuai dengan hasil pembagian kelompok, dalam pembelajaran

dengan metode tutor sebaya, guru mengatur tempat duduk masing-masing

kelompok dimana tutor duduk paling kanan. Dalam pembelajaran tersebut,

tutor membimbing anak tutor dalam kelompoknya masing-masing dalam

mengidentifikasi menu, tools dan ikon. Sebelum pembelajaran berakhir,

guru memberikan pembekalan kepada tutor tentang materi yang akan

disampaikan pada pertemuan berikutnya.

Pada pertemuan kedua, guru memberikan contoh power poin yang

sudah jadi untuk membuat presentasi dengan template dan wizard kepada

setiap kelompok. Selanjutnya, tutor membimbing kelompoknya masing-

masing untuk menguasai materi tersebut. Dalam pembelajaran tersebut,

guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya lebih

lanjut sesuai dengan materi dan kesulitan yang masih dialami. Pada akhir

pembelajaran, guru membimbing penarikan kesimpulan dan

menginformasikan tes praktik dan tes tertulis pada pertemuan berikutnya.

Pada pertemuan ketiga (6 November 2014), guru melakukan tes

praktik dan tes tertulis. Siswa dengan nomor absen ganjil melakukan tes

praktik dan siswa dengan nomor absen genap melakukan tes tertulis,

Page 17: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

10

masing-masing dengan waktu selama 30 menit dan dilakukan secara

bergantian sesuai dengan tempat duduk yang urut absen. Setelah tes

praktik dan tes tertulis, guru menyampaikan materi tentang tentang

pengaturan layout, format teks, efek transisi dan menentukan durasi

presentasi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya. Dari hasil

analisis nilai tertulis diketahui nilai rata-rata sebesar 74,16 dengan

ketuntasan sebesar 38,89% pada siklus I.

Sesuai dengan refleksi pada Siklus I, maka diperoleh beberapa

kekurangan dan perbaikan pada tabel 4.

Tabel 4. Refleksi pada Siklus I

No Kekurangan Perbaikan

1 Pembekalan pada tutor hanya

pada materi yang akan

disampaikan dan kisi-kisi

Guru memberikan pembekalan

yang lebih lengkap dan terstruktur

kepada tutor meliputi buku paket

dan sikap dalam pembelajaran

kelompok

2 Pembelajaran dalam

kelompok masih ada anak

tutor yang kurang perhatian

dalam berlatih dan belajar

bersama dengan tutor

Guru memperhatikan siswa yang

kurang perhatian selama

pembelajaran dengan metode tutor

sebaya, termasuk dalam

pembahasan

3 Pembelajaran dalam

kelompok yang sudah

berhasil tidak mendapat

perhatian karena dianggap

berhasil

Guru memberikan penghargaan

kepada kelompok-kelompok yang

sudah berhasil

Pembelajaran pada Siklus II berlangsung selama dua kali

pertemuan, yaitu tanggal 13 dan 20 November 2014. Sebelum Siklus II,

peneliti menyampaikan kekurangan yang masih terjadi dalam

pembelajaran dan perbaikan yang dapat dilakukan. Sesuai dengan

keterangan tersebut, guru mata pelajaran memberikan pembekalan kepada

tutor dengan fasilitas buku paket dan perbaikan sikap dalam pembelajaran

kelompok.

Pada pertemuan pertama, guru hanya mengumpulkan tutor di

laboratorium untuk mendapat pembekalan, meliputi fasilitas buku paket

dan perbaikan sikap dalam pembelajaran kelompok, dilakukan pada awal

pembelajaran. Pada saat pembekalan dilakukan, anak tutor masih berada

dikelas. Selanjutnya, anak tutor bergabung dengan tutor sesuai dengan

tempat duduk yang telah ditentukan.

Pada awal pembelajaran pertemuan pertama, guru mengawali

pembelajaran dengan menyampaikan perbaikan bagi tutor dan anak tutor

sesuai dengan kekurangan dalam pembelajaran terdahulu. Dalam

pembelajaran tersebut, guru memberikan contoh power poin yang sudah

jadi dengan materi pengaturan layout dan format teks, kemudian tutor

membimbing anak tutor dalam kelompoknya masing-masing untuk

Page 18: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

11

menguasai materi tersebut. Dalam pembelajaran tersebut, guru

memperhatikan siswa yang kurang perhatian dan mengalami kesulitan

selama pembelajaran dengan menghampiri dan membantu kelompok-

kelompok tersebut. Selain itu, guru juga memberikan penghargaan kepada

kelompok-kelompok yang sudah berhasil dengan pujian.

Pada pertemuan kedua, pembelajaran hampir sama dengan

pembelajaran terdahulu. Guru memberikan pembekalan kepada tutor pada

awal pembelajaran. Selanjutnya, guru memberikan contoh power poin

yang sudah jadi dengan materi tentang efek transisi dan menentukan durasi

presentasi. Dalam pembelajaran tersebut, siswa semakin terampil dalam

menggunakan Microsoft Power Point sesuai dengan materi yang

disampaikan. Pada akhir pembelajaran, guru membimbing penarikan

kesimpulan dan menginformasikan tes praktik dan tes tertulis pada

pertemuan berikutnya. Pembelajaran diakhiri dengan wawancara antara

guru dengan anak tutor untuk mengetahui pendapat dan pengalamannya

dalam pembelajaran dengan metode tutor sebaya.

Pada pertemuan ketiga (27 November 2014), guru melakukan tes

praktik dan tes tertulis. Siswa dengan nomor absen genap melakukan tes

praktik dan siswa dengan nomor absen ganjil melakukan tes tertulis,

masing-masing dengan waktu selama 30 menit dan dilakukan secara

bergantian sesuai dengan tempat duduk yang urut absen. Dari hasil analisis

nilai tertulis diketahui nilai rata-rata sebesar 80,69 dengan ketuntasan

sebesar 66,67% pada siklus II.

Sesuai dengan refleksi pada Siklus II diperoleh beberapa hal yg

bermanfaat diantaranya 1) guru memberikan perhatian kepada siswa yang

kurang perhatian dan mengalami kesulitan selama pembelajaran, 2) guru

memberikan pujian kepada kelompok yang berhasil mencapai tujuan

pembelajaran, 3) pembelajaran dalam kelompok dengan metode tutor

sebaya dapat meningkatkan hasil belajar.

Selama proses pembelajaran berlangsung pengamatan dilakukan

untuk melihat bagaiamana kemampuan dan interaksi siswa yang terbentuk

dalam kegiatan belajar dengan metode tutor sebaya. Hasil pengamatan

ditunjukkan pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Pengamatan dalam KBM

No Aspek Pengamatan Siklus I Siklus II

1 Siswa terampil dalam praktek

sesuai materi yang didapat

dikelas

69,31 % 72,64 %

2 Siswa melakukan tanya jawab

lebih lanjut dengan guru

70,14 % 75,42 %

3 Siswa berinteraksi dalam

kelompok

68,75 %

75,14 %

4 Siswa menjawab dengan jelas

pertanyaan dari guru

69,03 %

74,86 %

Page 19: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

12

Dari tabel 5 dapat dianalisis bahwa masing-masing aspek

pengamatan mengalami kenaikan. Hasil di atas berkaitan dengan siswa

yang semakin terbiasa dengan metode tutor sebaya. Selain itu didalam

proses pembelajaran siswa dapat lebih leluasa dalam berlajar dengan

tutornya dibanding dengan guru, sehingga terjadi pembelajaran personal

pada setiap kelompok antar tutor dengan anak tutor. Selain itu, tutor juga

semakin siap dalam membimbing anak tutor sesuai dengan pembekalan

dari guru.

Dari hasil wawancara pada awal siklus II diketahui bahwa tutor

semakin menguasai materi yang disampaikan, terampil dalam praktik,

masih canggung dalam memberikan bimbingan dan anak tutor fokus dan

mudah mengikuti pembelajaran, semakin aktif bertanya, menjadi

tergantung pada tutor dan enggan bertanya lebih lanjut kepada guru.

Sedangkan hasil wawancara pada akhir siklus II diketahui bahwa anak

tutor semakin akrab dengan tutor, semakin aktif dalam bertanya dan

mencatat, terbiasa dengan pembelajaran kelompok, terampil dalam praktik

dan berani bertanya maupun berpendapat dalam pembahasan.

Perubahan hasil belajar siswa selama menggunakan metode tutor

sebaya ditunjukkan oleh kemampuan siswa dalam melakukan praktik dan

hasil tes tertulis. Sesuai dengan tindakan yang dilakukan dalam penelitian,

diperoleh hasil pengamatan praktik dalam pembelajaran, hasil pengamatan

per siklus dan hasil evaluasi tertulis pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Pengamatan Praktik dalam Pembelajaran Pada Siklus I.

No Materi Siklus I Keterangan

1 Mendiskripsikan manfaat program

presentasi

72,64 % B

2 Mengidentifikasi fungsi menu, tools

dan ikon

69,03 % B

3 Membuat presentasi dengan template

dan wizard

68,19 % B

Dari tabel 6 dapat dianalisis bahwa praktik mendiskripsikan

manfaat program presentasi, mengidentifikasi fungsi menu, tools dan ikon

dan membuat presentasi dengan template dan wizard termasuk baik. Hasil

di atas berkaitan dengan materi yang termasuk masih mudah dan pengaruh

tutor dalam pembelajaran yang membimbing anak tutor.

Tabel 7. Hasil Pengamatan Praktik dalam Pembelajaran pada Siklus II.

No Materi Siklus II Keterangan

1 Mengatur layout presentasi 83,05 % A

2 Mengatur format teks 79,31 % B

3 Mengatur efek transisi 75,97 % B

4 Menentukan durasi presentasi 75,83 % B

Page 20: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

13

Dari tabel 7 dapat dianalisis bahwa praktik mengatur layout

presentasi termasuk sangat baik dan praktik mengatur format teks,

mengatur efek transisi dan menentukan durasi presentasi termasuk baik.

Hasil di atas berkaitan dengan pembekalan berupa kisi-kisi dan sikap

dalam pembelajaran dan pemberian fasilitas pada tutor berupa buku paket,

sehingga pembelajaran dalam kelompok dengan materi yang semakin sulit

pun tetap mendapat hasil yang baik.

Tabel 8. Hasil Evaluasi Tertulis

No Aspek Penilaian Prasiklus Siklus I Siklus II

1 Nilai rata-rata 67,36 74,16 84,02

2 Nilai tertinggi 85 90 100

3 Nilai terendah 50 55 65

4 Jumlah siswa

yang tuntas

9 14 24

5 Jumlah siswa

yang tidak tuntas

27 22 12

6 Persentase

ketuntasan

25 38,89 66,67

Dari tabel 8 dapat dianalisis bahwa hasil evaluasi tertulis

mengalami kenaikan. Nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah dan

jumlah siswa yang tuntas mengalami kenaikan. Sedangkan jumlah siswa

yang tidak tuntas berkurang. Hasil di atas berkaitan dengan hasil evaluasi

tertulis pada tutor yang lebih tinggi daripada anak tutor. Dengan metode

tutor sebaya, siswa yang menjadi tutor semakin menguasai materi,

sehingga tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan evaluasi tertulis.

Persentase ketuntasan juga mengalami kenaikan, namun kurang

dari 75%. Hasil ini berkaitan dengan sikap tutor yang kurang terampil

dalam membimbing anak tutor dalam kelompoknya. Selain itu,

kemampuan pada anak tutor yang terbatas dalam menguasai materi juga

mempengaruhi keberhasilan bimbingan dari tutor dalam pembelajaran

kelompok. Hal ini berkaitan dengan anak tutor yang belum tuntas dikarena

tidak memiliki komputer dirumah untuk belajar sendiri, anak tutor yang

belum tuntas rata – rata malas dalam belajar, dan sering menghabiskan

waktu belajar untuk bermain. Kemudian dalam hal ini guru

menindaklanjuti dengan memberikan pendampingan khusus terhadap 12

siswa yang belum tuntas pada siklus II dan selanjutnya diberikan remedial

agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

5. Kesimpulan

Didalam proses pembelajaran siswa dapat lebih leluasa dan akrab

dalam berlajar dengan tutornya, sehingga terjadi pembelajaran personal

pada setiap kelompok antar tutor dengan anak tutor. Selain itu, anak tutor

juga lebih berani dalam tanya jawab dengan tutor maupun guru. Anak tutor

Page 21: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

14

semakin terampil dalam praktik, karena pembekalan tutorpun semakin

lengkap. Dan hasil pengamatan praktik dalam pembelajaran setiap

siklusnya mengalami kenaikan sesuai dengan materi pada tiap siklus.

Selain itu dari pemberian evaluasi tes tertulis pada setiap siklus mengalami

kenaikan. Kesimpulan dalam penelitian adalah penerapan metode tutor

sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPS 3 dalam

menggunakan Microsoft Power Point.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan proses pembelajaran

dengan metode Tutor Sebaya, maka dapat diajukan saran, agar guru dapat

menerapkan Metode Tutor sebaya dalam pembelajaran TIK khususnya,

sehingga dapat meningkatan hasil belajar siswa. Bagi peneliti selanjutnya,

pembelajaran tutor sebaya memerlukan pendekatan khusus kepada siswa

yang bertindak sebagai tutor, karena dalam proses belajar, keberhasilan

tutor dalam memimpin diskusi sangat diharapkan. Tutor memegang

peranan yang sangat penting dalam model pembelajaran ini. Tutor

diharapkan adalah siswa yang tidak hanya memiliki kemampuan akademik

yang bagus, tetapi mampu memimpin sebuah diskusi kelompok kecil dan

mampu berkomunikasi dengan baik.

6. Daftar Pustaka

[1] Suherman, E dkk. 2003. “Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer”. Bandung. UPI

[2] Dedi Herianto, 2010, Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya

Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Belajar Microsoft Excel di Kelas

VIII SMP Dua Mei Banjaran, http://cs.upi.edu. Diakses tanggal 10

Oktober 2014

[3] Desy Puspa Rahayu, Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Tipe

Peer Assisted Learning Strategies (Pals) Pada Komunitas Belajar

Online Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi Dan Komunikasi,

http://cs.upi.edu. Diakses tanggal 10 Oktober 2014

[4] Arikunto, S. 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”

Edisi Revisi VI, Jakarta: Rineka Cipta

[5] Anonym, 2014, Wawasan Pendidikan, pengertian dan ciri-ciri serta

peran serta guru dalam metode pembelajaran tutor sebaya,

http://www.wawasanpendidikan.com. Diakses tanggal 10 Oktober

2014

[6] Sawali Suhesetya, 2007, Diskusi Kelompok Terbimbing Metode Tutor

Sebaya, http://sawali.info. Diakses tanggal 10 Oktober 2014

[7] Yuvitta Indriani, Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk

Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Pecahan Bagi Siswa

Kelas V SDN 1 Bojongsari Tahun 2012/2013,

http://download.portalgaruda.org. Diakses tanggal 10 Oktober 2014

[8] Desy Puspa Rahayu, Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Tipe

Peer Assisted Learning Strategies (Pals) Pada Komunitas Belajar

Page 22: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

15

Online Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi Dan Komunikasi,

http://cs.upi.edu. Diakses tanggal 10 Oktober 2014

[9] Suparno, Paul, 2007, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik

& Menyenangkan, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

[10] Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses

Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

[11] Nana Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Rosdakarya.

[12] Suharsimi Arikunto, Suhardjono & Supardi. 2011. Penelitian

Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.

[13] Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian

Tindakan Kelas, Edisi Kedua. Yogyakarta: PT. Indeks.

[14] Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

[15] Suharsimi Arikunto. 2007. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta. Bumi Aksara