Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
SKRIPSI
PENGARUH MODEL SYNDICATE GROUP TERHADAP PENINGKATAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VIII
SMPN 2 DONGGO TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Strata satu (S1) Pada Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Mataram
Oleh:
YUSTINA YUYUN
NIM. 11517A0009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2020
6
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sebab Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanMu, Dia sendiri akan menyertai Engkau. Dia tidak akan membiarkan Engkau dan tidak akan meninggalkan
Engkau; Janganlah Takut dan janganlah Patah Hati. (ulangan 31:8).
Ketika kita jatuh, jangan tetap di bawah. Jatuh bukan berarti kalah, itu hanya berarti kita harus bangkit dan kembali mencoba.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini akan ku persembahkan untuk semua yang telah berjasa dalam
perjuangan hidupku ini yaitu :
1. Special thank’s for Jesus Christ, berkat dan cinta kasih-Nya sehingga penulis
dapat merasakan arti dari perjuangan hidup.
2. Keluarga besar ku, khususnya Ayahku tercinta Herman Usman dan ibuku
Martina Ihya, Adikku tercinta Erson, Goris, Novita, Dita dan Misel yang tidak
henti-hentinya selalu memberikan bantuan dan dukungan berupa moril
maupun materil sehingga penulis dapat merasakan kebahagiaan tak
terhingga ini dan menyelesaikan studiku ini.
3. Almarhum Kakekku Yokobus Tihi dan Nenekku Karolina Gesa, Bibi Marta,
Hadijah dan Elisabet, paman Safrudin, paman matius, paman suharman dan
ua Hamid dan Sepupuku Agnes, Sirma, Farrel, Wahyu, Irfan, Faujan, Cahaya,
Muliati, Nining. Maupun dari pihak Ayah dan Ibu yang tidak bisaku sebutkan
satu persatu terima kasih atas Doa dan Dukungan dan yang selalu
memberikanku dorongan ketika penulis merasa putus asa.
4. Teruntuk Kaprodi Fisika Selaku Dosen Pembimbing saya (Bapak Islahudin,
S.Pd.,M.Pfis dan Bapak M.Isnaini, M.Pd) yang selalu sabar membimbing dan
memberikan arahan selama mengerjakan tugas akhir ini.
5. Dosen–dosen tercinta, seluruh keluarga besar program studi pendidikan fisika,
(Bapak Islahudin, S.Pd.,M.Pfis dan Bapak M.Isnaini, M.Pddan Bapak
ZulkarnainM.Si dan Bunda Linda Sekar Utami, M.Pfis dan Bunda Johri
Sabanyanti, M.Pfis dan bunda Darma), dan masih banyak lagi yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dedikasi dan
kesabarannya dalam mengajar dan membimbing penulis.
vi
7
6. Untuk Seseorang (PAR) yang selalu setia mendampingi di saat penulis
berjuang menyelesaikan skripsi ini.
7. Untuk teman sekaligus kk Ade Putri yang memberikan dukungan dan motivasi.
Thank you, GBU.
8. Untuk Teman-teman fisika angkatan 2015 (KK Ade Putri, tria, Ningsih, Yuni,
Ida, Rum, Fatoni, Miji, Daus dan Ilham) yang selalu memberikan dukungan dan
kebersamaan selama ini. Thank you and fighting.
9. Untuk Almamater kebanggaanku Universitas Muhammadiyah Mataram
10. Untuk semua yang telah mendukung dan memotivasiku yang tak bisa ku
sebutkan satu-persatu namanya. Thank you semuanya, GBU.
vii
8
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang
memberikan kasih dan karunianya, sehingga skripsi yang berjudul
“Pengaruh Model Syndicate Group Terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil
Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Donggo Tahun Pelajaran
2019/2020” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini sebagai syarat
dalam menyelesaikan studi Strata Satu (S-1) Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram.
Penulismenyadaribahwaselesainyaskripsiiniatasbantuandariberbagaipihak.
Olehkarenaitu, penulismengucapkanterimakasih yang mendalamkepada:
1. Bapak Drs. Mustamin H. Idris, MS selaku Rektor UM Mataram
2. Ibu Dr. Hj. Maemunah, S.Pd., MH selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram.
3. Bapak Islahudin, S.Pd., M.Pfis selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika Universitas Muhammadiyah Mataram.
4. BapakIslahudin, S.Pd., M.Pfis selaku dosen pembimbing I yang telah
banyak memberikan masukan-masukan guna kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Muhammad Isnaini, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak membimbing sejak awal dan masukan guna kesempurnaan skripsi
ini.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini
viii
9
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan.
Akhirnya peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Mataram, 8 Februari 2020
Penulis
ix
10
Yuyun Yustina. 2020 Pengaruh Model Syndicate Group Terhadap
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VIII SMPN
2 Donggo Tahun Pelajaran 2020 Skripsi. Mataram: Universitas Muhammadiyah
Mataram
Pembimbing I : Islahudin, S.Pd., M.Pfis
Pembimbing II: M. Isnaini, S.Pd.,M.Pd
ABSTARK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh Pengaruh Model
Syndicate Group Terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Fisika
Siswa Kelas VIII SMPN 2 Donggo Tahun Pelajaran2019/2020. Jenis dari
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VIII SMPN 2 Donggo sebanyak dua kelas yaitu kelas eksperimen
kelas VIII C dan kelas control kelas VIII B jumlah siswa sebanyak 52 siswa.
Jenis instrument pada penelitian ini adalah tes dan bentuk soalnya berupa soal
uraian. Data diperoleh melalui tes soal. Teknik analisis data yang digunakan
adalah statistic Uji t. Adapun hasil penelitian menunjukan (thitung10.4295) >
(ttabel2.0462). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan terhadap Model Syndicate Group Terhadap Peningkatan
Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Donggo Tahun
Pelajaran 2019/2020.
Kata Kunci :Model Syndicate Group.
x
12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
PUBLIKASI KARYA ILMIAH.................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................. 4
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................... 4
1.5 Lingkup Penelitian ........................................................................... 5
1.6 Definisi Operasional ........................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7
1.1 Penelitian yang Relevan ................................................................... 7
1.2 Kajian Teori ..................................................................................... 8
1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran .......................................... 8
1.2.2 Model Syndicate Group ....................................................... 9
1.2.3 Aktivitas Belajar .................................................................. 14
1.2.4 Hasil Belajar ........................................................................ 18
1.3 Kerangka Berpikir ........................................................................... 20
1.4 Hipotesis .......................................................................................... 22
xii
13
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 23
3.1 Rancangan Penelitian ...................................................................... 23
3.1.1 Jenis Penelitian .................................................................... 23
3.1.2 Pendekatan Penelitian .......................................................... 23
3.1.3 Rancangan Penelitian .......................................................... 23
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 24
3.3 Penentuan Subjek Penelitian ........................................................... 25
3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 26
3.5 Variabel Penelitian .......................................................................... 27
3.6 Instrumen Penelitian ........................................................................ 28
3.6.1 Uji Coba Instrumen Penelitian ............................................ 29
3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................... 30
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Penelitian ................................................................ 35
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................... 35
4.2.1 Hasil Studi Pendahuluan ...................................................... 35
4.3 Analisis Data Hasil Penelitian ......................................................... 36
4.3.1 Hasil Pre test (Instrumen Soal) ........................................... 36
4.3.2 Hasil Post-Test ..................................................................... 37
4.3.3 Analisis keterlaksanaan proses pembelajaran...................... 37
4.3.4 Analisis Data Hasil belajar .................................................. 39
4.4 Pembahasan ..................................................................................... 41
4.4.1 Aktivitas guru pada kelas eksperimen dan kelas kontrol .... 44
4.4.2 Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol .................................................................. 45
4.4.3 Hasil Belajar Siswa .............................................................. 45
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 47
5.2 Saran ................................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
14
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Pre-Test Siswa ........................................................................ 36
Tabel 4.2 DataPost-Test Siswa ........................................................................ 37
Tabel 4.3 Data hasil observasi aktivitas guru Pertemuan pertama .................. 37
Tabel 4.4 Data hasil observasi aktivitas guru Pertemuan kedua ..................... 37
Tabel 4.5 Data hasil observasi aktivitas siswa Pertemuan pertama................. 38
Tabel 4.6 Data hasil observasi aktivitas siswa Pertemuan kedua .................... 38
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 39
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis menggunakan data post test kelas eksperimen dan
kelas kontrol .................................................................................... 40
Tabel 4.9 Hasil Uji Gain ................................................................................. 41
xiv
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus
Lampiran 2. RPP
Lampiran 3. Analisis Data Hasil Penelitian
(Hasil Pre-Test)
Lampiran 4. Hasil Post-Test
Lampiran 5. Lembar Aktivitas Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(Kelas Eksperimen)
Lampiran 6. Lembar Aktivitas Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(Kelas Kontrol)
Lampiran 7. Lembar Aktivitas Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(Kelas Eksperimen)
Lampiran 8. Lembar Aktivitas Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(Kelas Kontrol)
Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(Kelas Eksperimen)
Lampiran 10. Lembar Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(Kelas Kontrol)
Lampiran 11. Lembar Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(Kelas Eksperimen)
Lampiran 12. Lembar Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(Kelas Kontrol)
Lampiran 13. Uji Homogenitas Nilai Hasil Tes Awal Peningkatan Aktivitas Dan
Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 14. Uji Normalitas Tes Akhir Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 15. Perhitungan Uji Hipotesis
Lampiran 16. Uji N-Gain
Lampiran 17. Foto Kegiatan Penelitan
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada pendidikan formal
khususnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) perlu dilaksanakan secara
bervariasi misalnya dengan inkuiri ilmiah (scientific inquiry). Hal tersebut
bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap
ilmiah serta mengkomunikasikan sebagai aspek penting kecakapan hidup di
kalangan siswa. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan
pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pendekatan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh
sebagian besar siswa karena banyak konsep yang memuat tentang ilmu
hafalan baik teori maupun rumus. Belajar IPA merupakan proses aktif, namun
keaktifan secara fisik saja tidak cukup untuk belajar IPA, siswa juga harus
memperoleh pengalaman berpikir melalui kebiasaan berpikir dalam belajar
IPA. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri, IPA merupakan
ilmu yang mendasari kemajuan teknologi, sehingga harus disajikan secara
merangsang dan menarik, sifat ingin tahu pada siswa supaya terus dipupuk
dan dikembangkan. Siswa memerlukan kegiatan sehingga terlibat dalam
proses belajar. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar akan
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.
2
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi
IPA FISIKA SMPN 2 Donggo diperoleh informasi yang menyatakan bahwa
sebagian siswa cenderung bermain dari pada mendengarkan penjelasan dari
guru, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran dikelas sebagian masih
rendah, hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain: siswa didalam kelas
hanya mencatat, mendengar dan jarangnya siswa yang bertanya dan
mengeluarkan pendapat atau ide-ide, karena siswa belum siap menerima
pelajaran pada setiap pertemuan. Hal ini disebabkan karena sebagian siswa
tidak mempelajari materi yang akan dibahas sebelum proses belajar mengajar
sehingga partisipasi siswa untuk menemukan sendiri pemecahan masalah
masih kurang.
Data nilai murni ujian semester gasal siswa kelas VIII B, C pada mata
pelajaran IPA Fisika yang dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Daftar Nilai Rata-Rata UTS Kelas VIII Semester 1 SMPN 2
Donggo Tahun Pelajaran 2018/2019
Kelas
Jumlah
Nilai
Nilai
Rata-
Rata
Jumlah
Siswa
KKM
( ) Tuntas Ti TidakTuntas
VIII B
1.061 48,23 25 10 15
VIII C
887 40,32 27 11 16
Sumber : Daftar Nilai Guru IPA Fisika SMPN 2 Donggo
Berdasarkan data di atas, secara umum dapat dikatakan hasil belajar
siswa kelas VIII B dan VIII C SMPN 2 Donggo termasuk dalam kategori
kurang memuaskan. Hal tersebut dari hasil pengamatan disebabkan oleh: (1)
rendahnya minat belajar siswa; (2) rendahnya pemahaman siswa dalam
3
menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga sulit menjawab
pertanyaan-pertanyaan; (3) belum terjadi suasana aktif dalam diskusi; (4)
kurangnya pengetahuan siswa tentang manfaat belajar kelompok; (5) tidak
biasa mengeluarkan pendapat dalam belajar kelompok; dan (6) kurangnya
keterlibatan siswa secara langsung, sehingga siswa pasif dalam menerima
pelajaran.
Untuk itu diharapkan adanya peningkatan proses pembelajaran IPA di
sekolah, dengan cara menggunakan model-model pembelajaran yang
bervariasi, yaitu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Hal
ini penting dilakukan karena model pembelajaran merupakan salah satu
komponen pengajaran yang sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif,
guna menunjang kelancaran belajar mengajar adalah model syndicate group.
Pembelajaran model syndicate group ini memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berpartisipasi secara langsung, berpikir secara kritis, pemecahan
masalah, pertukaran gagasan, fakta dan pendapat antar siswa, sehingga
suasana belajar lebih semangat. Pembelajaran dengan menggunakan model
syndicate group diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena siswa langsung
melakukan kegiatan, hingga siswa menemukan sendiri hukum-hukum fisika.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Bagaimanakah pengaruh model Syndicate Group terhadap
4
peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA Fisika siswa kelas VIII SMPN 2
Donggo Tahun Pelajaran 2019/2020?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
Syndicate Group terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA Fisika
siswa kelas VIII SMPN 2 Donggo Tahun Pelajaran 2019/2020.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangan pola pikir dan daya
kreativitas bagi pembaca dan peneliti selanjutnya dalam mengembangkan
model pembelajaran yang inovatif, menarik, dan kreatif sebagai salah satu
upaya meningkatkan kualitas pengajaran.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Pembelajaran dengan menggunakan model syndicate group dapat
menjadikan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
b. Bagi Guru
Untuk menemukan model pembelajaran yang lebih efektif sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Gerak.
c. Bagi SMPN2 Donggo
Untuk mengembangkan profesionalisme guru dengan memberikan
sumbangan yang berarti dalam rangka meningkatkan kualitas proses
5
belajar mengajar melalui strategi pembelajaran yang telah diteliti yang
sesuai dengan masalah-masalah yang ada sehingga dapat menjadikan
SMPN 2 Donggo sebagai lembaga pendidikan yang dinamis dan
inisiatif.
d. Bagi Peneliti
Peneliti mendapat pengalaman langsung dalam pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas dan menambah pengetahuan tentang
strategi pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga dapat memberikan bekal agar peneliti sebagai calon guru
mata pelajaran fisika siap melaksanakan tugas sesuai kebutuhan dan
perkembangan zaman.
1.5 Lingkup Penelitian
Lingkup penelitian ini meliputi model Syndicate Group serta
kemampuan siswa dalam memahami pelajaran fisika pada sub pokok bahasan
Gerak. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kelas VIII SMPN 2
Donggo.
1.6 Definisi Operasional
Adapun istilah-istilah yang akan diteliti agar dapat dipahami dan
dinilai serta untuk memperjelas fokus penelitian adalah sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran syndicate group merupakan suatu model
pembelajaran dimana siswaa dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang. Setiap kelompok mengerjakan
6
tugas yang sama atau berbeda antara satu kelompok dengan kelompok
yang lain.
2. Aktivitas Siswa dalam pembelajaran merupakan segala kegiatan yang
dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani. Aktivitas siswa dalam
pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keingintahuan siswa
untuk belajar.
3. Hasil Belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri seseorang
setelah menjalani suatu proses belajar yang dicapai dalam bentuk
perubahan pengetahuan dan pemahaman terhadap ilmu yang dipelajari
dan ditunjukkan dengan nilai untuk mencapai tingkat pendidikan yang
telah ditetapkan.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian yang Relevan
Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa SMP kelas VIII dengan menggunakan model Syndicate
Group, terdapat banyak penelitian relevan yang mendukung dan yang lebih
relevan yaitu:
1. Hasil penelitian Susetiyono & Hinduan (2011), tentang penerapan model
Syndicate Group untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar zat dan
wujudnya untuk siswa kelas VII SMP dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Dari nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dengan
menggunakan model Syndicate Group dapat meningkatkan hasil belajar
sebesar 33,33%. Sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan metode
Ceramah dapat meningkatkan hasil belajar sebesar 21,56%. Jadi
pembelajaran dengan model syndicate group dapat meningkatkan hasil
belajar sebesar 11,77 % dibandingkan dengan metode ceramah.
2. Hasil penelitian Rajulaini (2013), tentang pengaruh Model Syndicate
Group terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMPNegeri 26
Makassar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kategorisasi skor hasil
belajar siswa pada kelas eksprimen untuk pre-test dari 23 siswa, tidak
terdapat siswa yang hasil belajarnya berada pada kategori sangat rendah,
10 siswa pada kategori rendah, 6 siswa pada kategori sedang, 7 siswa pada
kategori tinggi dan tidak ada siswa pada kategori sangat tinggi. Dan untuk
8
posttest nya tidak terdapat siswa yang skor hasil belajarnya berada pada
kategori sangat rendah, 3 siswa pada kategori sedang, 12 siswa pada
kategori tinggi dan 8 siswa pada hategori sangat tinggi. sedangkan
kategorisasi skor hasil belajar siswa pada kelas kontrol untuk pre - test
tidak terdapat siswa yang hasil belajarnya berada pada kategori sangat
rendah 10 siswa berada pada kategori rendah, 7 siswa pada kategori
sedang, 7 siswa pada kategori tinggi dan tidak ada siswa pada kategori
sangat tinggi sedangkan untuk post-testnya tidak ada siswa berada pada
kategori sangat rendah, 1 siswa pada kategori rendah, 10 siswa pada
kategori sedang,11 siswa siswa pada kategori tinggi dan 1 siswa pada
kategori sangat Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa SMP
Negeri 26 Makassar yang diajar dengan model syndicate group dengan
hasil belajar siswa yang diajar dengan model konvensional.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya adalah bentuk pembelajaran
yang tergambar sejak awal sampai akhir dan disajikan secara khas oleh
guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran
(Ahmadi, 2011). Menurut Bahtiar (2010), model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur dalam
mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan
9
pembelajaran. Sedangkan menurut Usman Samatawo (2011) model
pembelajaran merupakan suatu rencana atau kerangka yang dapat
digunakan untuk merancang mekanisme pembelajaran yang bermakna.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu perencanaan atau pola yang
dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka
didalam kelas. Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai sarana
komunikasi serta pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian, penggunaan model
pembelajaran dapat membangun serta meningkatkan pengetahuan siswa
dan memungkinkan guru dapat mencapai tujuan tertentu.
2.2.2 Model Syndicate Group
1. Pengertian Model Syndicate Group
Syndicate Group adalah suatu kelas dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil terdiri dari 3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil
melaksanakan diskusi dengan masalah tertentu. Guru menjelaskan garis
besar masalah dalam kelas, guru menggambarkan aspek-aspek masalah,
kemudian tiap-tiap kelompok (Syndicate) diberi topik masalah yang sama
atau yang berbeda selanjutnya masing-masing kelompok bertugas untuk
menemukan kesepakatan jawaban penyelesaiannya. Untuk memudahkan
diskusi anak, guru dapat menyediakan referensi atau sumber-sumber
informasi yang relevan. Setiap syndicate bersidang sendiri-sendiri atau
membaca bahan, berdiskusi dan menyusun kesimpulan syndicate. Tiap-
10
tiap kelompok mempresentasikan kesimpulan hasil diskusinya dalam
sidang pleno untuk didiskusikan secara klasikal (Bahtiar, 2010).
Kegiatan diskusi selalu diwarnai tanya jawab antar peserta. Hal
ini memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta untuk
menyampaikan pendapat dalam diskusi, menambah bukti dan alasan,
menolak suatu gagasan, memberi pendapat dalam diskusi, memberi
tanggapan dan saran, dan partisipasi aktif lain. Di pihak lain, peserta juga
dapat memperoleh informasi lengkap dan terperinci mengenai masalah
yang didiskusikan. Dengan demikian, kalau kegiatan diskusi itu
menghasilkan kesimpulan atau kesepakatan itu merupakan kesepakatan
bersama.
2. Langkah-langkah Model Syndicate Group
Menurut Modjiono dan Dimyati (1992) langkah-langkah pada
model Syndicate Group adalah:
1) Menjelaskan tujuan pembelajaran
2) Menjelaskan materi pembelajaran
3) Menjelaskan metode yang akan digunakan
4) Mengelompokkan materi pembelajaran
5) Mengelompokkan siswa
6) Menjelaskan pembagian waktu dalam kegiatan pembelajaran
7) Mengadakan diskusi di syndicate (diskusi kelompok)
8) Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya atau diskusi kelas
9) Dievaluasi
11
10) Melaksanakan tindak lanjut
Guru membagi tugas yang harus dikerjakan oleh kelompok
syndicate, tugas tersebut tiap kelompok berbeda, namun masih
merupakan satu kesatuan dari materi yang telah direncanakan.
Tujuan digunakannya kelompok syndicate adalah agar anggota
kelompok mempelajari kebiasaan belajar bersama, agar siswa mampu
memanfaatkan pustaka atau sumber belajar selain guru, serta agar setiap
anggota kelompok dapat menghargai pendapat atau gagasan anggota
kelompok yang lain, dan juga mampu memberikan hasil belajar secara
kelompok serta menerima hasil belajar dari kelompok lain.
3. ManfaatModel Syndicate Group
1) Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada padasiswa
2) Memberi kesempatan pada siswa untuk menyalurkan kemampuannya
3) Mendapatkan umpan balik dari siswa untuk mengetahui ketercapaian
tujuan pembelajaran
4) Membantu siswa belajar berpikirkritis untuk bisa mengeluarkan ide-
ide baru
5) Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan dirisendiri
maupun teman-temannya (orang lain)
6) Membantu siswamenyadari dan mampu merumuskan berbagai
masalah yang dilihat, baik daripengalaman sendiri maupun dari
pelajaran sekolah
7) Mengembangkan keaktivan untuk belajar lebih lanjut
12
4. Ciri-ciri Model Syndicate Group
1) Guru membagi kelompok kecil 3-6 orang
2) guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan suatu subyek tertentu
3) Guru menjelaskan tema umum tentang masalah
4) Guru memberikan topik materi yang berbeda-beda pada setiap
kelompok
5) Siswa mendiskusikan topik yang berbeda-beda.
6) Diskusi dipimpin oleh moderator dan setiap anggota kelompok wajib
menyuarakan gagasannya yang dicatat oleh seorang
sekretaris/notulen.
7) Setiap kelompok menarik kesimpulan dari hasil diskusinya dan
memaparkannya
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Syndicate Group
a. Kelebihan Model Syndicate Group
Beberapa kelebihan dari model Syndicate Group antara lain:
1) Membiasakan kerjasama menurut paham demokrasi, Memberi
kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan sikap
musyawarah dan bertanggung jawab.
2) Kesadaran akan adanya kelompok menimbulkan rasa kompetitif
yang sehat sehingga membangkitkan kemauan belajar yang
sungguh-sungguh.
13
3) Guru tidak perlu mengawasi masing-masing siswa secara individu
cukup hanya dengan memperhatikan kelompok saja atau ketua-
ketua kelompoknya.
4) Melatih ketua kelompok menjadi pemimpin bertangggung jawab
dan membiasakan anggota-anggotanya untuk melaksanakan tugas
kewajiban sebagai warga yag patuh pada aturan.
b. Kekurangan Model Syndicate Group
Beberapa kelemahan model syndicate group dalam
pembelajaran antara lain:
1) Dari segi pembentukan group atau kelompok, sulit untuk membuat
kelompok yang homogen, baik intelgensi, bakat dan minat atau
daerah tempat tinggal.
2) Dari segi kerja kelompok, pemimpin kelompok kadang-kadang
sukar untuk memberi pengertian kepada anggota, sulit untuk
menjelaskan dan pembagian kerja, anggota kadang-kadang tidak
mematuhi.
Ada beberapa cara mengatasi kelemahan-kelemahan model
kelompok syndicate antara lain guru haruslah berusaha memperoleh
pengetahuan yang luas dalam hal menyusun kelompok, kumpulan data
tentang siswa untuk menunjang tugas-tugas guru, bimbingan terhadap
kelompok harus dilakukan terus menerus, usahakan agar ukuran
kelompok itu tidak terlalu besar dan anggotanya dalam kelompok
14
tertentu berganti-ganti, dan dalam memberikan motivasi haruslah guru
menuju kepada kompetisi yang sehat.
6. Ciri Khusus Dari Model Syndicate Group
a) Siswa mendiskusikan subtopik yang berbeda-beda, sehingga
pembahasan mereka tidak monoton dan membuat antusias siswa
semakin meningkat.
b) Siswa berperan aktif dalam kegiatanpembelajaran tersebut
c) Siswa mengemukakan pendapatsecara konstruktif sehingga dapat
diperoleh keputusan yang lebih baik
d) Siswa diberi kesempatan mempelajari masalah dan bahan-bahan
dari berbagai sumber berusaha menguasainya sehingga menjadi
miliknya dan menumbuhkan tanggung jawab perseorangan untuk
mendukung kelompoknya karena subtopik yang dibahas tiap
kelompok berbeda.
2.2.3 Aktivitas Belajar
Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran merupakan hal
yang sangatpenting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses
pembelajaran yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal.
Dengan bekerja siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dannilai. Proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas, sebetulnya sudah banyak
melibatkan akademik aktivitas siswa di dalam kelas. Siswa sudah banyak
dituntut aktivitasnya untuk mendengarkan, memperhatikan dan mencerna
15
pelajaran yang diberikan oleh guru. Serta dimungkinkan siswa aktif
bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum jelas.
Menurut Sardiman A.M (2016), yang dimaksud dengan aktivitas
belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Aktivitas fisik
dapat berbetuk latihan, membaca, menulis mendengarkan dan
bereksperimen. Sedangkan aktivitas mental dapat berbentuk penalaran dan
penarikan kesimpulan.
Jika kegiatan belajar mengajar bagi siswa diorientasikan
padaketerlibatan intelektual, emosional, fisik dan mental maka(Sardiman
A.M. 2016) menggolongkan aktivitas belajar siswa sebagai berikut:
a. Visual activities, seperti: membaca, memperhatikan gambar,
demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.
b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi,
interupsi dan sebagainya.
c. Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,
musik, pidato dan sebagainya.
d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket,
menyalin dan sebagainya.
e. Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta,
diagram, pola dan sebagainya.
16
f. Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan
sebagainya.
g. Mental activities, seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya.
h. Emosional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
berani, tenang, gugup dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian aktivitas belajar di atas dapat disimpulkan
bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan belajar yang harus dilaksanakan
dengan giat, rajin, selalu berusaha dengan sungguh-sungguh melibatkan
fisik maupun mental secara optimal supaya mendapat prestasi yang
gemilang.
Aktivitas belajar seperti di atas dapat dialami seorang siswa di
sekolah maupun pada waktu belajar di rumah. Bentuk aktivitas belajar yang
lain adalah diskusi di antara teman, mengerjakan pekerjaan rumah yang
diberikan oleh guru, dan lain sebagainya dimana semua aktivitas itu
bertujuan untuk memberikan peran aktif kepada siswa dalam proses
pembelajaran. Oleh sebab itu, besar harapannya seorang siswa yang benar-
benar aktif akan memperoleh hasil belajar yang baik.
Pengertian aktivitas belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar IPA adalah kegiatan belajar IPA yang melibatkan
kemampuan intelektual, emosional, fisik dan mental, baik melalui kegiatan
17
mengalami, menganalisis, berbuat maupun pembentukan sikap secara
terpadu supaya tercapai prestasi belajar IPA yang baik.
Hamalik (2003), mengatakan penggunaan asas aktivitas besar
nilainya bagi pengajaran siswa, oleh karena:
a. Para siswa mencapai pengalaman sendiri dan langsung mengalami
sendiri.
b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa
secara integral.
c. Memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa.
d. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan susunan belajar menjadi
demokratis.
f. Mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat dan hubungan orang
tua dengan guru.
g. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan kongkrit sehingga
mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindari
verbalisasi.
h. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana kehidupan di
masyarakat.
Jadi, aktivitas belajar berasal dari aktif yang artinya giat, bergerak
terus. Dalam proses belajar mengajar sangat perlu adanya keaktifan siswa,
karena akan mempengaruhi situasi belajar. Disamping itu, kesungguhan
siswa sangat menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar.
18
2.2.4 Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Purwanto (2009),hasil belajar adalah tingkat
penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Hasil
belajar juga adalah perilaku yang dapat diamati yang menunjukkan
kemampuan yang dimiliki seseorang.
Mengenai perubahan status abilitas itu, Menurut Bloom,
meliputi tiga ranah. Secara garis besar membagi hasil belajar menjadi
tiga ranah, yaitu :
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
meliputi:
a) Knowledge (pengetahuan dan ingatan)
b) Comprehension(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh)
c) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan)
d) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk
bangunan baru)
e) Evaluation (menilai)
f) Application (menerapkan)
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek
yaitu:
a) Receiving (sikap menerima)
b) Responding (memberikan respon)
19
c) Valuing (menilai)
d) Organization (organisasi)
e) Characterization (karakterisasi)
3) Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar berupa
keterampilan dan kemampuan bertindak meliputi:
a) Initiatory level.
b) Pre-routine level.
c) Rountinized level.
Ketiga ranah tersebutlah yang akan menjadi objek penilaian
hasil belajar, dan diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang
mendapat perhatian paling besar bagi seorang guru atau guru. Karena
pada ranah kognitif inilah siswa akan terlihat kemampuannya dalam
menguasai bahan pelajaran atau tidak.
Hasil belajar merupakan pencapaian yang diperoleh peserta
didik baik melalui ujian tertulis maupun lisan, melalui tugas kelompok
atau melalui analisa kerja sama dalam kelompok.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto
(2014)antara lain adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal meliputi:
a) Faktor jasmani meliputi: Kesehatan dan cacat tubuh
b) Faktor psikologis meliputi: Intelegensi, Perhatian, Minat,
Bakat, Motivasi, Kematangan dan Kesiapan.
c) Faktor kelelahan meliputi: Kelelahan jasmani dan Kelelahan
rohani.
20
2) Faktor eksternal meliputi:
a) Faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah meliputi: metode pengajaran, kurikulum, relasi
guru dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar, tugas rumah, Sumber Belajar/Literatur, Kegiatan
Ekstrakurikuler dan Sarana dan prasarana kelas.
c) Faktor masyarakat, meliputi kegiatan peserta didik dalam
masyarakat, media masa, teman bergaul, serta bentuk
kehidupan bermasyarakat.
2.3 Kerangka Berfikir
Pada saat berlangsungnya proses pembelajaran sering terjadi miss
conection antar guru dan siswa. Hal ini terjadi karena sebagian besar proses
pembelajaran didominasi oleh guru dan siswa cenderung tidak aktif atau diam
saja pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa merupakan objek dalam
tujuan pembelajaran di mana siswa seharusnya dapat memenuhi kompetensi-
kompetensi yang terangkum dalam tujuan pembelajaran baik dalam ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik. Guru seharusnya dapat membuat siswa
menjadi subjek belajar yang aktif dalam kelas bukan menjadikan objek
penerimaan informasi secara searah sehingga siswa cenderung menjadikan
materi pembelajaran hanya sebuah hafalan dan sebuah pengetahuan yang
bersifat abstrak tanpa manfaat atau aplikasi nyata dari konsep yang dipelajari.
21
Untuk mengatasi kesulitan pada siswa diperlukan suatu model yang mampu
membantu meningkatkan pemahaman terhadap konsep-konsep tersebut.
Model Syndicate Group ini dianggap memiliki keunggulan. Oleh
karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh model
Syndicate Group terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar ipa siswa.
Gambar 2.1. Diagram Alir Kerangka Berpikir
Masalah pembelajaran di SMPN 2
Donggo
Siswa cenderung pasif Aktivitas siswa kurang
Pembelajaran Syndicate Group
Siswa masih suka bermain-main di
dalam kelas
Solusi
Harapan
Dapat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa
Dapat berpengaruh terhadap
aktivitas belajar siswa
22
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum jawaban yang empiris dengan data (Sugiyono, 2014).
Adapun hipotesis yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:
Ha : Ada pengaruh model Syndicate Group terhadap aktivitas dan hasil
belajar IPA fisika siswa kelas VIII SMPN 2 Donggo Tahun Pelajaran
2019/2020.
Ho: Tidak ada pengaruh model Syndicate Group terhadap aktivitas dan hasil
belajar IPA fisika siswa kelas VIII SMPN 2 DonggoTahun Pelajaran
2019/2020.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Menurut
Riduwan (2014) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang
berusaha mencari pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dalam
kondisi yang terkontrol secara ketat.
3.1.2 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dimana pendekatan kuantitatif yaitu data yang diperoleh peneliti
dalam bentuk angka dan pendekatan kuantitatif berkaitan dengan mengukur
hasil belajar siswa sebagai hasil pembelajaran. Sedangkan pendekatan
kualitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk kalimat.(Sugiyono,
2014).
3.1.3 Rancangan Penelitian
Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah Pretest
Posttest Control Group Design, dimana pada rancangan ini sampel dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok pertama sebagai kelas eksperimen
dan kelompok kedua sebagai kelas kontrol. Dalam hal ini dapat dilihat
perbedaan pencapaian antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol.
24
Tabel 3.1 Rancangan penelitian Pretest Posttest Control Group Design
Kelompok Pre test Treatment Post test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 Tidak O4
(Sugiyono, 2014)
Keterangan
X : Pembelajaran dengan model Syndicate Group
O1 : Pretest yang dikenakan pada kelas eksperimen (pemberian tes
sebelum materi gerak).
O2 : Posttest yang dikenakan pada kelas eksperimen (pemberian tes
setelah kelas eksperimen mendapat pembelajaran dengan model
Syndicate Group).
O3 : Pretest yang dikenakan pada kelas kontrol (pemberian tes sebelum
materi gerak).
O4 : Posttestyang dikenakan pada kelas kontrol (pemberian tes setelah
kelas kotrol mendapat pembelajarn tanpa model Syndicate Group).
Tes awal bertujuan mengetahui kemampuan awal siswa dari sampel
yang diambil untuk mengetahui homogenitas sampel. Tes akhir dilakukan
untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan kepada kelas
eksperimen.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksakan di SMP Negeri 2 Donggo siswa kelas VIII.
25
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember2019 pada
semester genap Kelas VIII SMP Negeri 2 DonggoTahun Pelajaran
2019/2020.
3.3 Penentuan Subjek Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2019: 61), yang dimaksud dengan populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi adalah seluruh wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasinya adalah semua siswa kelas VIII
semester II SMP Negeri 2 DonggoTahun pelajaran 2019/2020.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2014) Purposive Sampling
merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan
tertentu, dan berdasarkan rekomendasi dari guru. Pada penelitian ini akan
digunakan kelas VIII-B dan kelas VIII-C sebagai kelas sampel karena
direkomendasikan oleh guru mata pelajaran.
26
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian eksperimen ini dilakukan
pengumpulan data berdasarkan tekniknya yaitu sebagai berikut :
1. Observasi
Data yang diukur berupa data aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung dan data aktivitas guru selama proses belajar
mengajar dengan menerapkan model Syndicate Group. Instrument yang
digunakan yaitu lembar observasi untuk mengukur aktivitas siswa selama
proses pembelajaran dan lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru
selama proses belajar mengajar.
Lembar observasi aktivitas siswa dengan menggunakan model
Syndicate Group ini bertujuan untuk melihat bagaimana aktivitas siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung dan lembar observasi aktivitas
guru dengan menggunakan model Syndicate Group ini bertujuan untuk
melihat bagaimana aktivitas guru selama proses belajar mengajar.
Observasi ini dibuat dalam bentuk checklist.
Selanjutnya format observasi yang telah disusun tidak
diujicobakan, tetapi dikoordinasi kepada observer yang akan mengikuti
dalam proses penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap format
observasi tersebut.
2. Tes
Menurut Arikunto (2006) “tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
27
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.” Data tes yang
dihasilkan berupa rata-rata gain skor pretes dan postes kemampuan hasil
belajar.
Tes yang dibuat berupa soal esay (terlampirkan) yang dilaksanakan
sebelum dan sesudah treatment diberikan.
Soal yang digunakan pada tes awal sama dengan soal yang akan
digunakan pada tes akhir. Hal ini dimaksudkan supaya tidak ada pengaruh
perbedaan instrumen terhadap perubahan hasil belajar fisika yang terjadi.
3.5 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:38) menjelaskan bahwa variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi atau
menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel dependen/terikat
(Sugiyono, 2014:39). Biasanya variabel bebas akan dimanipulasi, diamati
dan diukur dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya
terhadap variabel lainnya.Jadi, variabel bebas adalah model Syndicate
Group.
2. Variabel Terikat
Dalam sebuah penelitian variabel tergantung diamati dan diukur
untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas. Disini variabel dependen
28
juga disebut dengan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel tergantung
berfungsi untuk mengetahui pengaruh dari variabelbebas (sugiyono,
2014:39).Jadi, variabel terikatnya adalah aktivitas dan hasil belajar.
3.6 Instrument Penelitian
Menurut Sugiyono (2014), Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.Dalam
penelitian data yang dihubungkan pada suatu kegiatan penelitian, maka
diperlukan alat pengumpulan data. Alat pengumpulan data dalam penelitian
ini disebut instrument penelitian. Instrument dalam penelitian ini adalah alat
yang akan digunakan.
Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini digunakan instrumen
sebagai berikut :
1. Lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru dalam kegiatan belajar
mengajar dan lembar observasi untuk mengukur aktivitas siswa pada saat
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model syndicate
group yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang disajikan (Terlampir).
Skala pengukuran yang digunakan dalam lembar observasi adalah
Semantic Defferensial dengan memberikan tanda checklist pada kolom
yang sesuai dengan keterangan pilihan jawaban dan penentuan skala dapat
dilakukan secara berurutan. Bagi yang berarah positif akan mempunyai
29
kemungkinan skor 4 Sangat Baik, skor 3 Baik, skor 2 Cukup Baik, dan
skor 1 Kurang Baik, (Sugiyono, 2014).
2. Hasil belajar diukur dengan tes formatif berupa soal pretest dengan
materiyang akan diajarkan yakni materi gerak dan postest dengan
materiyang sudah diajarkan selama perlakuan dengan kisi-kisi yang telah
dirancang.
3.6.1 Uji Coba Instrument penelitian
1. Uji Validitas
Valid dan tidaknya soal dan angketdapat dihitung dengan
korelasi pearson product moment:
.......................................(3. 1)
Keterangan:
xyr
= koefisien validitas (r hitung)
X = jumlah skor item soal tes
Y = skor total peserta
N = jumlah peserta tes
Hasil r hitung/ rxy yang didapat kemudian dibandingkan dengan
table rproduct moment yang disesuaikan dengan jumlah responden,
dimana penggunaan rtabel dengan pilihan taraf signifikansi.(M.Isnaini
dkk, 2017).
})(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
30
3.7 Teknik Analisis Data
1. Teknik Anilisis Hasil Belajar
a. Uji Normalitas
Sebelum data hasil belajar siswa yang diperoleh dari lapangan
dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu diuji normalitas. Tujuan dari uji
normalitas adalah untuk mengetahui apakah data post test atau
kemampuan akhirsiswapada kedua kelas berasal dari populasi normal
atau tidak.
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan rumus Chi-
kuadrat.
)6.3.......(............................................................
1
2
2
k
i h
ho
f
ff
Keterangan: 2x : hargachi-kuadrat
of : frekuensi data hasil observasi
hf : frekuensi yang diharapkan
k : banyaknya kelas interval
(Sugiyono, 2014)
Pengujian normalitas dengan Chi-Kuadrat memiliki kriteria
pengujian, jika χ² hitung ≤ χ²tabel pada taraf sinifikan 5 % maka distribusi
data nilai hasil belajar (post test) dinyatakan berdistribusi secara normal
sedangkan jika χ² hitung ≥ χ²tabel maka dinyatakan tidak terdistribusi
secara normal.
31
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data
yang digunakan dalam penelitian ini homogen atau tidak homogen.
Pengujian homogenitas menggunakan uji-F dengan rumus sebagai
berikut:
................................................................(3.7)
(Sugiyono, 2014)
c. UjiHipotesis (uji-t)
Untuk membuktikan signifikansi perbedaan hasil belajar siswa
yang diajarkan menggunakan model Syndicate Groupdengan siswa yang
diajarkan menggunakan metode ceramah bervariasi, perlu diuji secara
statistik dengan t-test berkorelasi (related). Rumus yang digunakan
adalah berikut (Sugiyono, 2014):
Keterangan :
1X =Nilai rata - rata kelompok eksperimen
2X =Nilai rata-rata kelompok kontrol
2
1S =Standar deviasi nilai kelompok eksperimen
2
2S =Standar deviasi nilai kelompok kontrol
1n = Jumlah siswa dalam kelompok eksperimen
)8.3...(........................................11
2
)1()1(
2121
2
22
2
11
21
nnnn
snsn
xxt
32
2n = Jumlah siswa dalam kelompok kontrol
Dengan ketentuan jika thitung> ttabel maka hipotesis Ha diterima
dan Ho ditolak dan jika thitung< ttabel maka hipotesis nol (Ho) diterima
dan Ha ditolak.
d. Uji Gain
Untuk melihat besarnya peningkatan hasil belajar siswa
digunakan uji gain dengan persamaan :
( )
Keterangan:
g(gain) = gain
Spre = skor awal
Spost = skor akhir
Smaks = skor maksimum
Untuk menentukan kategori hasil belajar siswa, maka
digunakan gain standar sebagai berikut:
Tabel 3.7 Nilai Indeks Gain Standar
Nilai gain standar Keterangan
≥ 0,7 Tinggi
0,7 ≥ g ≥ 0,3 Sedang
≤ 0,3 Rendah
(Hake, 1998: 65)
2. Teknik Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa dan Data Aktivitas Guru
Analisis data merupakan proses yang merinci secara formal untuk
menentukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh
data-data sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis
(Sugiyono, 2014).
33
a) Data Aktivitas Guru
Adapun skor yang digunakan dalam penilaian untuk setiap
deskriptor kegiatan guru pada penelitian ini mengikuti aturan sebagai
berikut.
Skor 4 diberikan jika deskriptor sangat baik
Skor 3 jika deskriptor baik
Skor 2 jika deskriptor cukup baik
Skor 1 jika deskriptor kurang baik
Untuk mengetahui hasil aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran, maka data hasil observasi yang berupa skor diolah
dengan rumus:
Deskriptor-deskriptor yang belum terpenuhi oleh guru
dijadikan bahan refleksi pada siklus berikut.
Tabel 3.5.Indikator Aktivitas Guru
PresentaseAktivitas Guru Kategori
81 % - 100 % Sangat Baik
61 % - 80 % Baik
41 % - 60 % Cukup Baik
21 % - 40 % Kurang Baik
0 % - 20 % Sangat Kurang Baik
(Riduwan, 2010)
b) Data Aktivitas Siswa
Setiap indikator aktivitas siswa pada penelitian ini
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Skor 4 diberikan jika deskriptor sangat baik
34
Skor 3 jika deskriptor baik
Skor 2 jika deskriptornya cukup baik
Skor 1 jika deskriptornya kurang baik
Untuk mengetahui hasil aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran, maka data hasil observasi yang berupa skor diolah
dengan rumus:
Untuk menentukan kategori hasil aktivitas Guru dan siswa,
maka digunakan indikator seperti tertera pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.6. Indikator Aktivitas Siswa
PresentaseAktivitas Guru Kategori
81 % - 100 % Sangat Baik
61 % - 80 % Baik
41 % - 60 % Cukup Baik
21 % - 40 % Kurang Baik
0 % - 20 % Sangat Kurang Baik
(Riduwan, 2010)