49
SKRIPSI PENGARUH MODEL SYNDICATE GROUP TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DONGGO TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata satu (S1) Pada Pendidikan Fisika Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram Oleh: YUSTINA YUYUN NIM. 11517A0009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM 2020

SKRIPSI PENGARUH MODEL SYNDICATE GROUP TERHADAP

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

SKRIPSI

PENGARUH MODEL SYNDICATE GROUP TERHADAP PENINGKATAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VIII

SMPN 2 DONGGO TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Strata satu (S1) Pada Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Mataram

Oleh:

YUSTINA YUYUN

NIM. 11517A0009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2020

2

ii

3

iii

4

iv

5

v

6

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sebab Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanMu, Dia sendiri akan menyertai Engkau. Dia tidak akan membiarkan Engkau dan tidak akan meninggalkan

Engkau; Janganlah Takut dan janganlah Patah Hati. (ulangan 31:8).

Ketika kita jatuh, jangan tetap di bawah. Jatuh bukan berarti kalah, itu hanya berarti kita harus bangkit dan kembali mencoba.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini akan ku persembahkan untuk semua yang telah berjasa dalam

perjuangan hidupku ini yaitu :

1. Special thank’s for Jesus Christ, berkat dan cinta kasih-Nya sehingga penulis

dapat merasakan arti dari perjuangan hidup.

2. Keluarga besar ku, khususnya Ayahku tercinta Herman Usman dan ibuku

Martina Ihya, Adikku tercinta Erson, Goris, Novita, Dita dan Misel yang tidak

henti-hentinya selalu memberikan bantuan dan dukungan berupa moril

maupun materil sehingga penulis dapat merasakan kebahagiaan tak

terhingga ini dan menyelesaikan studiku ini.

3. Almarhum Kakekku Yokobus Tihi dan Nenekku Karolina Gesa, Bibi Marta,

Hadijah dan Elisabet, paman Safrudin, paman matius, paman suharman dan

ua Hamid dan Sepupuku Agnes, Sirma, Farrel, Wahyu, Irfan, Faujan, Cahaya,

Muliati, Nining. Maupun dari pihak Ayah dan Ibu yang tidak bisaku sebutkan

satu persatu terima kasih atas Doa dan Dukungan dan yang selalu

memberikanku dorongan ketika penulis merasa putus asa.

4. Teruntuk Kaprodi Fisika Selaku Dosen Pembimbing saya (Bapak Islahudin,

S.Pd.,M.Pfis dan Bapak M.Isnaini, M.Pd) yang selalu sabar membimbing dan

memberikan arahan selama mengerjakan tugas akhir ini.

5. Dosen–dosen tercinta, seluruh keluarga besar program studi pendidikan fisika,

(Bapak Islahudin, S.Pd.,M.Pfis dan Bapak M.Isnaini, M.Pddan Bapak

ZulkarnainM.Si dan Bunda Linda Sekar Utami, M.Pfis dan Bunda Johri

Sabanyanti, M.Pfis dan bunda Darma), dan masih banyak lagi yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dedikasi dan

kesabarannya dalam mengajar dan membimbing penulis.

vi

7

6. Untuk Seseorang (PAR) yang selalu setia mendampingi di saat penulis

berjuang menyelesaikan skripsi ini.

7. Untuk teman sekaligus kk Ade Putri yang memberikan dukungan dan motivasi.

Thank you, GBU.

8. Untuk Teman-teman fisika angkatan 2015 (KK Ade Putri, tria, Ningsih, Yuni,

Ida, Rum, Fatoni, Miji, Daus dan Ilham) yang selalu memberikan dukungan dan

kebersamaan selama ini. Thank you and fighting.

9. Untuk Almamater kebanggaanku Universitas Muhammadiyah Mataram

10. Untuk semua yang telah mendukung dan memotivasiku yang tak bisa ku

sebutkan satu-persatu namanya. Thank you semuanya, GBU.

vii

8

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang

memberikan kasih dan karunianya, sehingga skripsi yang berjudul

“Pengaruh Model Syndicate Group Terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil

Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Donggo Tahun Pelajaran

2019/2020” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini sebagai syarat

dalam menyelesaikan studi Strata Satu (S-1) Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram.

Penulismenyadaribahwaselesainyaskripsiiniatasbantuandariberbagaipihak.

Olehkarenaitu, penulismengucapkanterimakasih yang mendalamkepada:

1. Bapak Drs. Mustamin H. Idris, MS selaku Rektor UM Mataram

2. Ibu Dr. Hj. Maemunah, S.Pd., MH selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram.

3. Bapak Islahudin, S.Pd., M.Pfis selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika Universitas Muhammadiyah Mataram.

4. BapakIslahudin, S.Pd., M.Pfis selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak memberikan masukan-masukan guna kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Muhammad Isnaini, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah

banyak membimbing sejak awal dan masukan guna kesempurnaan skripsi

ini.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini

viii

9

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan.

Akhirnya peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan dunia pendidikan.

Mataram, 8 Februari 2020

Penulis

ix

10

Yuyun Yustina. 2020 Pengaruh Model Syndicate Group Terhadap

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VIII SMPN

2 Donggo Tahun Pelajaran 2020 Skripsi. Mataram: Universitas Muhammadiyah

Mataram

Pembimbing I : Islahudin, S.Pd., M.Pfis

Pembimbing II: M. Isnaini, S.Pd.,M.Pd

ABSTARK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh Pengaruh Model

Syndicate Group Terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Fisika

Siswa Kelas VIII SMPN 2 Donggo Tahun Pelajaran2019/2020. Jenis dari

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah

siswa kelas VIII SMPN 2 Donggo sebanyak dua kelas yaitu kelas eksperimen

kelas VIII C dan kelas control kelas VIII B jumlah siswa sebanyak 52 siswa.

Jenis instrument pada penelitian ini adalah tes dan bentuk soalnya berupa soal

uraian. Data diperoleh melalui tes soal. Teknik analisis data yang digunakan

adalah statistic Uji t. Adapun hasil penelitian menunjukan (thitung10.4295) >

(ttabel2.0462). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa adanya

pengaruh yang signifikan terhadap Model Syndicate Group Terhadap Peningkatan

Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Donggo Tahun

Pelajaran 2019/2020.

Kata Kunci :Model Syndicate Group.

x

11

xi

12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv

PUBLIKASI KARYA ILMIAH.................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

ABSTRACT .................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................. 4

1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................... 4

1.5 Lingkup Penelitian ........................................................................... 5

1.6 Definisi Operasional ........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7

1.1 Penelitian yang Relevan ................................................................... 7

1.2 Kajian Teori ..................................................................................... 8

1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran .......................................... 8

1.2.2 Model Syndicate Group ....................................................... 9

1.2.3 Aktivitas Belajar .................................................................. 14

1.2.4 Hasil Belajar ........................................................................ 18

1.3 Kerangka Berpikir ........................................................................... 20

1.4 Hipotesis .......................................................................................... 22

xii

13

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 23

3.1 Rancangan Penelitian ...................................................................... 23

3.1.1 Jenis Penelitian .................................................................... 23

3.1.2 Pendekatan Penelitian .......................................................... 23

3.1.3 Rancangan Penelitian .......................................................... 23

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 24

3.3 Penentuan Subjek Penelitian ........................................................... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 26

3.5 Variabel Penelitian .......................................................................... 27

3.6 Instrumen Penelitian ........................................................................ 28

3.6.1 Uji Coba Instrumen Penelitian ............................................ 29

3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................... 30

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian ................................................................ 35

4.2 Hasil Penelitian ............................................................................... 35

4.2.1 Hasil Studi Pendahuluan ...................................................... 35

4.3 Analisis Data Hasil Penelitian ......................................................... 36

4.3.1 Hasil Pre test (Instrumen Soal) ........................................... 36

4.3.2 Hasil Post-Test ..................................................................... 37

4.3.3 Analisis keterlaksanaan proses pembelajaran...................... 37

4.3.4 Analisis Data Hasil belajar .................................................. 39

4.4 Pembahasan ..................................................................................... 41

4.4.1 Aktivitas guru pada kelas eksperimen dan kelas kontrol .... 44

4.4.2 Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol .................................................................. 45

4.4.3 Hasil Belajar Siswa .............................................................. 45

BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 47

5.2 Saran ................................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii

14

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Pre-Test Siswa ........................................................................ 36

Tabel 4.2 DataPost-Test Siswa ........................................................................ 37

Tabel 4.3 Data hasil observasi aktivitas guru Pertemuan pertama .................. 37

Tabel 4.4 Data hasil observasi aktivitas guru Pertemuan kedua ..................... 37

Tabel 4.5 Data hasil observasi aktivitas siswa Pertemuan pertama................. 38

Tabel 4.6 Data hasil observasi aktivitas siswa Pertemuan kedua .................... 38

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 39

Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis menggunakan data post test kelas eksperimen dan

kelas kontrol .................................................................................... 40

Tabel 4.9 Hasil Uji Gain ................................................................................. 41

xiv

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus

Lampiran 2. RPP

Lampiran 3. Analisis Data Hasil Penelitian

(Hasil Pre-Test)

Lampiran 4. Hasil Post-Test

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

(Kelas Eksperimen)

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

(Kelas Kontrol)

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

(Kelas Eksperimen)

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

(Kelas Kontrol)

Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

(Kelas Eksperimen)

Lampiran 10. Lembar Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

(Kelas Kontrol)

Lampiran 11. Lembar Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

(Kelas Eksperimen)

Lampiran 12. Lembar Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

(Kelas Kontrol)

Lampiran 13. Uji Homogenitas Nilai Hasil Tes Awal Peningkatan Aktivitas Dan

Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 14. Uji Normalitas Tes Akhir Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 15. Perhitungan Uji Hipotesis

Lampiran 16. Uji N-Gain

Lampiran 17. Foto Kegiatan Penelitan

xv

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada pendidikan formal

khususnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) perlu dilaksanakan secara

bervariasi misalnya dengan inkuiri ilmiah (scientific inquiry). Hal tersebut

bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap

ilmiah serta mengkomunikasikan sebagai aspek penting kecakapan hidup di

kalangan siswa. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan

pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan

pendekatan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh

sebagian besar siswa karena banyak konsep yang memuat tentang ilmu

hafalan baik teori maupun rumus. Belajar IPA merupakan proses aktif, namun

keaktifan secara fisik saja tidak cukup untuk belajar IPA, siswa juga harus

memperoleh pengalaman berpikir melalui kebiasaan berpikir dalam belajar

IPA. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan

kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri, IPA merupakan

ilmu yang mendasari kemajuan teknologi, sehingga harus disajikan secara

merangsang dan menarik, sifat ingin tahu pada siswa supaya terus dipupuk

dan dikembangkan. Siswa memerlukan kegiatan sehingga terlibat dalam

proses belajar. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar akan

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.

2

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi

IPA FISIKA SMPN 2 Donggo diperoleh informasi yang menyatakan bahwa

sebagian siswa cenderung bermain dari pada mendengarkan penjelasan dari

guru, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran dikelas sebagian masih

rendah, hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain: siswa didalam kelas

hanya mencatat, mendengar dan jarangnya siswa yang bertanya dan

mengeluarkan pendapat atau ide-ide, karena siswa belum siap menerima

pelajaran pada setiap pertemuan. Hal ini disebabkan karena sebagian siswa

tidak mempelajari materi yang akan dibahas sebelum proses belajar mengajar

sehingga partisipasi siswa untuk menemukan sendiri pemecahan masalah

masih kurang.

Data nilai murni ujian semester gasal siswa kelas VIII B, C pada mata

pelajaran IPA Fisika yang dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1 Daftar Nilai Rata-Rata UTS Kelas VIII Semester 1 SMPN 2

Donggo Tahun Pelajaran 2018/2019

Kelas

Jumlah

Nilai

Nilai

Rata-

Rata

Jumlah

Siswa

KKM

( ) Tuntas Ti TidakTuntas

VIII B

1.061 48,23 25 10 15

VIII C

887 40,32 27 11 16

Sumber : Daftar Nilai Guru IPA Fisika SMPN 2 Donggo

Berdasarkan data di atas, secara umum dapat dikatakan hasil belajar

siswa kelas VIII B dan VIII C SMPN 2 Donggo termasuk dalam kategori

kurang memuaskan. Hal tersebut dari hasil pengamatan disebabkan oleh: (1)

rendahnya minat belajar siswa; (2) rendahnya pemahaman siswa dalam

3

menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga sulit menjawab

pertanyaan-pertanyaan; (3) belum terjadi suasana aktif dalam diskusi; (4)

kurangnya pengetahuan siswa tentang manfaat belajar kelompok; (5) tidak

biasa mengeluarkan pendapat dalam belajar kelompok; dan (6) kurangnya

keterlibatan siswa secara langsung, sehingga siswa pasif dalam menerima

pelajaran.

Untuk itu diharapkan adanya peningkatan proses pembelajaran IPA di

sekolah, dengan cara menggunakan model-model pembelajaran yang

bervariasi, yaitu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Hal

ini penting dilakukan karena model pembelajaran merupakan salah satu

komponen pengajaran yang sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar.

Salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif,

guna menunjang kelancaran belajar mengajar adalah model syndicate group.

Pembelajaran model syndicate group ini memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berpartisipasi secara langsung, berpikir secara kritis, pemecahan

masalah, pertukaran gagasan, fakta dan pendapat antar siswa, sehingga

suasana belajar lebih semangat. Pembelajaran dengan menggunakan model

syndicate group diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam

proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena siswa langsung

melakukan kegiatan, hingga siswa menemukan sendiri hukum-hukum fisika.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimanakah pengaruh model Syndicate Group terhadap

4

peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA Fisika siswa kelas VIII SMPN 2

Donggo Tahun Pelajaran 2019/2020?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model

Syndicate Group terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA Fisika

siswa kelas VIII SMPN 2 Donggo Tahun Pelajaran 2019/2020.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangan pola pikir dan daya

kreativitas bagi pembaca dan peneliti selanjutnya dalam mengembangkan

model pembelajaran yang inovatif, menarik, dan kreatif sebagai salah satu

upaya meningkatkan kualitas pengajaran.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Pembelajaran dengan menggunakan model syndicate group dapat

menjadikan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

b. Bagi Guru

Untuk menemukan model pembelajaran yang lebih efektif sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Gerak.

c. Bagi SMPN2 Donggo

Untuk mengembangkan profesionalisme guru dengan memberikan

sumbangan yang berarti dalam rangka meningkatkan kualitas proses

5

belajar mengajar melalui strategi pembelajaran yang telah diteliti yang

sesuai dengan masalah-masalah yang ada sehingga dapat menjadikan

SMPN 2 Donggo sebagai lembaga pendidikan yang dinamis dan

inisiatif.

d. Bagi Peneliti

Peneliti mendapat pengalaman langsung dalam pelaksanaan

pembelajaran di dalam kelas dan menambah pengetahuan tentang

strategi pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran,

sehingga dapat memberikan bekal agar peneliti sebagai calon guru

mata pelajaran fisika siap melaksanakan tugas sesuai kebutuhan dan

perkembangan zaman.

1.5 Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian ini meliputi model Syndicate Group serta

kemampuan siswa dalam memahami pelajaran fisika pada sub pokok bahasan

Gerak. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kelas VIII SMPN 2

Donggo.

1.6 Definisi Operasional

Adapun istilah-istilah yang akan diteliti agar dapat dipahami dan

dinilai serta untuk memperjelas fokus penelitian adalah sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran syndicate group merupakan suatu model

pembelajaran dimana siswaa dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa

kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang. Setiap kelompok mengerjakan

6

tugas yang sama atau berbeda antara satu kelompok dengan kelompok

yang lain.

2. Aktivitas Siswa dalam pembelajaran merupakan segala kegiatan yang

dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani. Aktivitas siswa dalam

pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keingintahuan siswa

untuk belajar.

3. Hasil Belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri seseorang

setelah menjalani suatu proses belajar yang dicapai dalam bentuk

perubahan pengetahuan dan pemahaman terhadap ilmu yang dipelajari

dan ditunjukkan dengan nilai untuk mencapai tingkat pendidikan yang

telah ditetapkan.

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang Relevan

Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa SMP kelas VIII dengan menggunakan model Syndicate

Group, terdapat banyak penelitian relevan yang mendukung dan yang lebih

relevan yaitu:

1. Hasil penelitian Susetiyono & Hinduan (2011), tentang penerapan model

Syndicate Group untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar zat dan

wujudnya untuk siswa kelas VII SMP dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Dari nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dengan

menggunakan model Syndicate Group dapat meningkatkan hasil belajar

sebesar 33,33%. Sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan metode

Ceramah dapat meningkatkan hasil belajar sebesar 21,56%. Jadi

pembelajaran dengan model syndicate group dapat meningkatkan hasil

belajar sebesar 11,77 % dibandingkan dengan metode ceramah.

2. Hasil penelitian Rajulaini (2013), tentang pengaruh Model Syndicate

Group terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMPNegeri 26

Makassar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kategorisasi skor hasil

belajar siswa pada kelas eksprimen untuk pre-test dari 23 siswa, tidak

terdapat siswa yang hasil belajarnya berada pada kategori sangat rendah,

10 siswa pada kategori rendah, 6 siswa pada kategori sedang, 7 siswa pada

kategori tinggi dan tidak ada siswa pada kategori sangat tinggi. Dan untuk

8

posttest nya tidak terdapat siswa yang skor hasil belajarnya berada pada

kategori sangat rendah, 3 siswa pada kategori sedang, 12 siswa pada

kategori tinggi dan 8 siswa pada hategori sangat tinggi. sedangkan

kategorisasi skor hasil belajar siswa pada kelas kontrol untuk pre - test

tidak terdapat siswa yang hasil belajarnya berada pada kategori sangat

rendah 10 siswa berada pada kategori rendah, 7 siswa pada kategori

sedang, 7 siswa pada kategori tinggi dan tidak ada siswa pada kategori

sangat tinggi sedangkan untuk post-testnya tidak ada siswa berada pada

kategori sangat rendah, 1 siswa pada kategori rendah, 10 siswa pada

kategori sedang,11 siswa siswa pada kategori tinggi dan 1 siswa pada

kategori sangat Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat

disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa SMP

Negeri 26 Makassar yang diajar dengan model syndicate group dengan

hasil belajar siswa yang diajar dengan model konvensional.

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran pada dasarnya adalah bentuk pembelajaran

yang tergambar sejak awal sampai akhir dan disajikan secara khas oleh

guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau

bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran

(Ahmadi, 2011). Menurut Bahtiar (2010), model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur dalam

mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan

9

pembelajaran. Sedangkan menurut Usman Samatawo (2011) model

pembelajaran merupakan suatu rencana atau kerangka yang dapat

digunakan untuk merancang mekanisme pembelajaran yang bermakna.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu perencanaan atau pola yang

dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka

didalam kelas. Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai sarana

komunikasi serta pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan

aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian, penggunaan model

pembelajaran dapat membangun serta meningkatkan pengetahuan siswa

dan memungkinkan guru dapat mencapai tujuan tertentu.

2.2.2 Model Syndicate Group

1. Pengertian Model Syndicate Group

Syndicate Group adalah suatu kelas dibagi menjadi beberapa

kelompok kecil terdiri dari 3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil

melaksanakan diskusi dengan masalah tertentu. Guru menjelaskan garis

besar masalah dalam kelas, guru menggambarkan aspek-aspek masalah,

kemudian tiap-tiap kelompok (Syndicate) diberi topik masalah yang sama

atau yang berbeda selanjutnya masing-masing kelompok bertugas untuk

menemukan kesepakatan jawaban penyelesaiannya. Untuk memudahkan

diskusi anak, guru dapat menyediakan referensi atau sumber-sumber

informasi yang relevan. Setiap syndicate bersidang sendiri-sendiri atau

membaca bahan, berdiskusi dan menyusun kesimpulan syndicate. Tiap-

10

tiap kelompok mempresentasikan kesimpulan hasil diskusinya dalam

sidang pleno untuk didiskusikan secara klasikal (Bahtiar, 2010).

Kegiatan diskusi selalu diwarnai tanya jawab antar peserta. Hal

ini memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta untuk

menyampaikan pendapat dalam diskusi, menambah bukti dan alasan,

menolak suatu gagasan, memberi pendapat dalam diskusi, memberi

tanggapan dan saran, dan partisipasi aktif lain. Di pihak lain, peserta juga

dapat memperoleh informasi lengkap dan terperinci mengenai masalah

yang didiskusikan. Dengan demikian, kalau kegiatan diskusi itu

menghasilkan kesimpulan atau kesepakatan itu merupakan kesepakatan

bersama.

2. Langkah-langkah Model Syndicate Group

Menurut Modjiono dan Dimyati (1992) langkah-langkah pada

model Syndicate Group adalah:

1) Menjelaskan tujuan pembelajaran

2) Menjelaskan materi pembelajaran

3) Menjelaskan metode yang akan digunakan

4) Mengelompokkan materi pembelajaran

5) Mengelompokkan siswa

6) Menjelaskan pembagian waktu dalam kegiatan pembelajaran

7) Mengadakan diskusi di syndicate (diskusi kelompok)

8) Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya atau diskusi kelas

9) Dievaluasi

11

10) Melaksanakan tindak lanjut

Guru membagi tugas yang harus dikerjakan oleh kelompok

syndicate, tugas tersebut tiap kelompok berbeda, namun masih

merupakan satu kesatuan dari materi yang telah direncanakan.

Tujuan digunakannya kelompok syndicate adalah agar anggota

kelompok mempelajari kebiasaan belajar bersama, agar siswa mampu

memanfaatkan pustaka atau sumber belajar selain guru, serta agar setiap

anggota kelompok dapat menghargai pendapat atau gagasan anggota

kelompok yang lain, dan juga mampu memberikan hasil belajar secara

kelompok serta menerima hasil belajar dari kelompok lain.

3. ManfaatModel Syndicate Group

1) Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada padasiswa

2) Memberi kesempatan pada siswa untuk menyalurkan kemampuannya

3) Mendapatkan umpan balik dari siswa untuk mengetahui ketercapaian

tujuan pembelajaran

4) Membantu siswa belajar berpikirkritis untuk bisa mengeluarkan ide-

ide baru

5) Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan dirisendiri

maupun teman-temannya (orang lain)

6) Membantu siswamenyadari dan mampu merumuskan berbagai

masalah yang dilihat, baik daripengalaman sendiri maupun dari

pelajaran sekolah

7) Mengembangkan keaktivan untuk belajar lebih lanjut

12

4. Ciri-ciri Model Syndicate Group

1) Guru membagi kelompok kecil 3-6 orang

2) guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan suatu subyek tertentu

3) Guru menjelaskan tema umum tentang masalah

4) Guru memberikan topik materi yang berbeda-beda pada setiap

kelompok

5) Siswa mendiskusikan topik yang berbeda-beda.

6) Diskusi dipimpin oleh moderator dan setiap anggota kelompok wajib

menyuarakan gagasannya yang dicatat oleh seorang

sekretaris/notulen.

7) Setiap kelompok menarik kesimpulan dari hasil diskusinya dan

memaparkannya

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Syndicate Group

a. Kelebihan Model Syndicate Group

Beberapa kelebihan dari model Syndicate Group antara lain:

1) Membiasakan kerjasama menurut paham demokrasi, Memberi

kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan sikap

musyawarah dan bertanggung jawab.

2) Kesadaran akan adanya kelompok menimbulkan rasa kompetitif

yang sehat sehingga membangkitkan kemauan belajar yang

sungguh-sungguh.

13

3) Guru tidak perlu mengawasi masing-masing siswa secara individu

cukup hanya dengan memperhatikan kelompok saja atau ketua-

ketua kelompoknya.

4) Melatih ketua kelompok menjadi pemimpin bertangggung jawab

dan membiasakan anggota-anggotanya untuk melaksanakan tugas

kewajiban sebagai warga yag patuh pada aturan.

b. Kekurangan Model Syndicate Group

Beberapa kelemahan model syndicate group dalam

pembelajaran antara lain:

1) Dari segi pembentukan group atau kelompok, sulit untuk membuat

kelompok yang homogen, baik intelgensi, bakat dan minat atau

daerah tempat tinggal.

2) Dari segi kerja kelompok, pemimpin kelompok kadang-kadang

sukar untuk memberi pengertian kepada anggota, sulit untuk

menjelaskan dan pembagian kerja, anggota kadang-kadang tidak

mematuhi.

Ada beberapa cara mengatasi kelemahan-kelemahan model

kelompok syndicate antara lain guru haruslah berusaha memperoleh

pengetahuan yang luas dalam hal menyusun kelompok, kumpulan data

tentang siswa untuk menunjang tugas-tugas guru, bimbingan terhadap

kelompok harus dilakukan terus menerus, usahakan agar ukuran

kelompok itu tidak terlalu besar dan anggotanya dalam kelompok

14

tertentu berganti-ganti, dan dalam memberikan motivasi haruslah guru

menuju kepada kompetisi yang sehat.

6. Ciri Khusus Dari Model Syndicate Group

a) Siswa mendiskusikan subtopik yang berbeda-beda, sehingga

pembahasan mereka tidak monoton dan membuat antusias siswa

semakin meningkat.

b) Siswa berperan aktif dalam kegiatanpembelajaran tersebut

c) Siswa mengemukakan pendapatsecara konstruktif sehingga dapat

diperoleh keputusan yang lebih baik

d) Siswa diberi kesempatan mempelajari masalah dan bahan-bahan

dari berbagai sumber berusaha menguasainya sehingga menjadi

miliknya dan menumbuhkan tanggung jawab perseorangan untuk

mendukung kelompoknya karena subtopik yang dibahas tiap

kelompok berbeda.

2.2.3 Aktivitas Belajar

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran merupakan hal

yang sangatpenting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses

pembelajaran yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal.

Dengan bekerja siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan

keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dannilai. Proses

pembelajaran yang berlangsung di kelas, sebetulnya sudah banyak

melibatkan akademik aktivitas siswa di dalam kelas. Siswa sudah banyak

dituntut aktivitasnya untuk mendengarkan, memperhatikan dan mencerna

15

pelajaran yang diberikan oleh guru. Serta dimungkinkan siswa aktif

bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum jelas.

Menurut Sardiman A.M (2016), yang dimaksud dengan aktivitas

belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Aktivitas fisik

dapat berbetuk latihan, membaca, menulis mendengarkan dan

bereksperimen. Sedangkan aktivitas mental dapat berbentuk penalaran dan

penarikan kesimpulan.

Jika kegiatan belajar mengajar bagi siswa diorientasikan

padaketerlibatan intelektual, emosional, fisik dan mental maka(Sardiman

A.M. 2016) menggolongkan aktivitas belajar siswa sebagai berikut:

a. Visual activities, seperti: membaca, memperhatikan gambar,

demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.

b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi,

interupsi dan sebagainya.

c. Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,

musik, pidato dan sebagainya.

d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket,

menyalin dan sebagainya.

e. Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta,

diagram, pola dan sebagainya.

16

f. Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan

sebagainya.

g. Mental activities, seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya.

h. Emosional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,

berani, tenang, gugup dan sebagainya.

Berdasarkan pengertian aktivitas belajar di atas dapat disimpulkan

bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan belajar yang harus dilaksanakan

dengan giat, rajin, selalu berusaha dengan sungguh-sungguh melibatkan

fisik maupun mental secara optimal supaya mendapat prestasi yang

gemilang.

Aktivitas belajar seperti di atas dapat dialami seorang siswa di

sekolah maupun pada waktu belajar di rumah. Bentuk aktivitas belajar yang

lain adalah diskusi di antara teman, mengerjakan pekerjaan rumah yang

diberikan oleh guru, dan lain sebagainya dimana semua aktivitas itu

bertujuan untuk memberikan peran aktif kepada siswa dalam proses

pembelajaran. Oleh sebab itu, besar harapannya seorang siswa yang benar-

benar aktif akan memperoleh hasil belajar yang baik.

Pengertian aktivitas belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa

aktivitas belajar IPA adalah kegiatan belajar IPA yang melibatkan

kemampuan intelektual, emosional, fisik dan mental, baik melalui kegiatan

17

mengalami, menganalisis, berbuat maupun pembentukan sikap secara

terpadu supaya tercapai prestasi belajar IPA yang baik.

Hamalik (2003), mengatakan penggunaan asas aktivitas besar

nilainya bagi pengajaran siswa, oleh karena:

a. Para siswa mencapai pengalaman sendiri dan langsung mengalami

sendiri.

b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa

secara integral.

c. Memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa.

d. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.

e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan susunan belajar menjadi

demokratis.

f. Mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat dan hubungan orang

tua dengan guru.

g. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan kongkrit sehingga

mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindari

verbalisasi.

h. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana kehidupan di

masyarakat.

Jadi, aktivitas belajar berasal dari aktif yang artinya giat, bergerak

terus. Dalam proses belajar mengajar sangat perlu adanya keaktifan siswa,

karena akan mempengaruhi situasi belajar. Disamping itu, kesungguhan

siswa sangat menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar.

18

2.2.4 Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Purwanto (2009),hasil belajar adalah tingkat

penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Hasil

belajar juga adalah perilaku yang dapat diamati yang menunjukkan

kemampuan yang dimiliki seseorang.

Mengenai perubahan status abilitas itu, Menurut Bloom,

meliputi tiga ranah. Secara garis besar membagi hasil belajar menjadi

tiga ranah, yaitu :

1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

meliputi:

a) Knowledge (pengetahuan dan ingatan)

b) Comprehension(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh)

c) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan)

d) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk

bangunan baru)

e) Evaluation (menilai)

f) Application (menerapkan)

2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek

yaitu:

a) Receiving (sikap menerima)

b) Responding (memberikan respon)

19

c) Valuing (menilai)

d) Organization (organisasi)

e) Characterization (karakterisasi)

3) Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar berupa

keterampilan dan kemampuan bertindak meliputi:

a) Initiatory level.

b) Pre-routine level.

c) Rountinized level.

Ketiga ranah tersebutlah yang akan menjadi objek penilaian

hasil belajar, dan diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang

mendapat perhatian paling besar bagi seorang guru atau guru. Karena

pada ranah kognitif inilah siswa akan terlihat kemampuannya dalam

menguasai bahan pelajaran atau tidak.

Hasil belajar merupakan pencapaian yang diperoleh peserta

didik baik melalui ujian tertulis maupun lisan, melalui tugas kelompok

atau melalui analisa kerja sama dalam kelompok.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto

(2014)antara lain adalah sebagai berikut:

1) Faktor internal meliputi:

a) Faktor jasmani meliputi: Kesehatan dan cacat tubuh

b) Faktor psikologis meliputi: Intelegensi, Perhatian, Minat,

Bakat, Motivasi, Kematangan dan Kesiapan.

c) Faktor kelelahan meliputi: Kelelahan jasmani dan Kelelahan

rohani.

20

2) Faktor eksternal meliputi:

a) Faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah meliputi: metode pengajaran, kurikulum, relasi

guru dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran,

waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode

belajar, tugas rumah, Sumber Belajar/Literatur, Kegiatan

Ekstrakurikuler dan Sarana dan prasarana kelas.

c) Faktor masyarakat, meliputi kegiatan peserta didik dalam

masyarakat, media masa, teman bergaul, serta bentuk

kehidupan bermasyarakat.

2.3 Kerangka Berfikir

Pada saat berlangsungnya proses pembelajaran sering terjadi miss

conection antar guru dan siswa. Hal ini terjadi karena sebagian besar proses

pembelajaran didominasi oleh guru dan siswa cenderung tidak aktif atau diam

saja pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa merupakan objek dalam

tujuan pembelajaran di mana siswa seharusnya dapat memenuhi kompetensi-

kompetensi yang terangkum dalam tujuan pembelajaran baik dalam ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik. Guru seharusnya dapat membuat siswa

menjadi subjek belajar yang aktif dalam kelas bukan menjadikan objek

penerimaan informasi secara searah sehingga siswa cenderung menjadikan

materi pembelajaran hanya sebuah hafalan dan sebuah pengetahuan yang

bersifat abstrak tanpa manfaat atau aplikasi nyata dari konsep yang dipelajari.

21

Untuk mengatasi kesulitan pada siswa diperlukan suatu model yang mampu

membantu meningkatkan pemahaman terhadap konsep-konsep tersebut.

Model Syndicate Group ini dianggap memiliki keunggulan. Oleh

karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh model

Syndicate Group terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar ipa siswa.

Gambar 2.1. Diagram Alir Kerangka Berpikir

Masalah pembelajaran di SMPN 2

Donggo

Siswa cenderung pasif Aktivitas siswa kurang

Pembelajaran Syndicate Group

Siswa masih suka bermain-main di

dalam kelas

Solusi

Harapan

Dapat berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa

Dapat berpengaruh terhadap

aktivitas belajar siswa

22

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat

dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,

belum jawaban yang empiris dengan data (Sugiyono, 2014).

Adapun hipotesis yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:

Ha : Ada pengaruh model Syndicate Group terhadap aktivitas dan hasil

belajar IPA fisika siswa kelas VIII SMPN 2 Donggo Tahun Pelajaran

2019/2020.

Ho: Tidak ada pengaruh model Syndicate Group terhadap aktivitas dan hasil

belajar IPA fisika siswa kelas VIII SMPN 2 DonggoTahun Pelajaran

2019/2020.

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Menurut

Riduwan (2014) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang

berusaha mencari pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dalam

kondisi yang terkontrol secara ketat.

3.1.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dimana pendekatan kuantitatif yaitu data yang diperoleh peneliti

dalam bentuk angka dan pendekatan kuantitatif berkaitan dengan mengukur

hasil belajar siswa sebagai hasil pembelajaran. Sedangkan pendekatan

kualitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk kalimat.(Sugiyono,

2014).

3.1.3 Rancangan Penelitian

Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah Pretest

Posttest Control Group Design, dimana pada rancangan ini sampel dibagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok pertama sebagai kelas eksperimen

dan kelompok kedua sebagai kelas kontrol. Dalam hal ini dapat dilihat

perbedaan pencapaian antara kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol.

24

Tabel 3.1 Rancangan penelitian Pretest Posttest Control Group Design

Kelompok Pre test Treatment Post test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 Tidak O4

(Sugiyono, 2014)

Keterangan

X : Pembelajaran dengan model Syndicate Group

O1 : Pretest yang dikenakan pada kelas eksperimen (pemberian tes

sebelum materi gerak).

O2 : Posttest yang dikenakan pada kelas eksperimen (pemberian tes

setelah kelas eksperimen mendapat pembelajaran dengan model

Syndicate Group).

O3 : Pretest yang dikenakan pada kelas kontrol (pemberian tes sebelum

materi gerak).

O4 : Posttestyang dikenakan pada kelas kontrol (pemberian tes setelah

kelas kotrol mendapat pembelajarn tanpa model Syndicate Group).

Tes awal bertujuan mengetahui kemampuan awal siswa dari sampel

yang diambil untuk mengetahui homogenitas sampel. Tes akhir dilakukan

untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan kepada kelas

eksperimen.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksakan di SMP Negeri 2 Donggo siswa kelas VIII.

25

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember2019 pada

semester genap Kelas VIII SMP Negeri 2 DonggoTahun Pelajaran

2019/2020.

3.3 Penentuan Subjek Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2019: 61), yang dimaksud dengan populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi adalah seluruh wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Dalam

penelitian ini yang menjadi populasinya adalah semua siswa kelas VIII

semester II SMP Negeri 2 DonggoTahun pelajaran 2019/2020.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik

Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2014) Purposive Sampling

merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan

tertentu, dan berdasarkan rekomendasi dari guru. Pada penelitian ini akan

digunakan kelas VIII-B dan kelas VIII-C sebagai kelas sampel karena

direkomendasikan oleh guru mata pelajaran.

26

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian eksperimen ini dilakukan

pengumpulan data berdasarkan tekniknya yaitu sebagai berikut :

1. Observasi

Data yang diukur berupa data aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung dan data aktivitas guru selama proses belajar

mengajar dengan menerapkan model Syndicate Group. Instrument yang

digunakan yaitu lembar observasi untuk mengukur aktivitas siswa selama

proses pembelajaran dan lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru

selama proses belajar mengajar.

Lembar observasi aktivitas siswa dengan menggunakan model

Syndicate Group ini bertujuan untuk melihat bagaimana aktivitas siswa

pada saat proses pembelajaran berlangsung dan lembar observasi aktivitas

guru dengan menggunakan model Syndicate Group ini bertujuan untuk

melihat bagaimana aktivitas guru selama proses belajar mengajar.

Observasi ini dibuat dalam bentuk checklist.

Selanjutnya format observasi yang telah disusun tidak

diujicobakan, tetapi dikoordinasi kepada observer yang akan mengikuti

dalam proses penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap format

observasi tersebut.

2. Tes

Menurut Arikunto (2006) “tes merupakan alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,

27

dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.” Data tes yang

dihasilkan berupa rata-rata gain skor pretes dan postes kemampuan hasil

belajar.

Tes yang dibuat berupa soal esay (terlampirkan) yang dilaksanakan

sebelum dan sesudah treatment diberikan.

Soal yang digunakan pada tes awal sama dengan soal yang akan

digunakan pada tes akhir. Hal ini dimaksudkan supaya tidak ada pengaruh

perbedaan instrumen terhadap perubahan hasil belajar fisika yang terjadi.

3.5 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:38) menjelaskan bahwa variabel penelitian

adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi atau

menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel dependen/terikat

(Sugiyono, 2014:39). Biasanya variabel bebas akan dimanipulasi, diamati

dan diukur dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya

terhadap variabel lainnya.Jadi, variabel bebas adalah model Syndicate

Group.

2. Variabel Terikat

Dalam sebuah penelitian variabel tergantung diamati dan diukur

untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas. Disini variabel dependen

28

juga disebut dengan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel tergantung

berfungsi untuk mengetahui pengaruh dari variabelbebas (sugiyono,

2014:39).Jadi, variabel terikatnya adalah aktivitas dan hasil belajar.

3.6 Instrument Penelitian

Menurut Sugiyono (2014), Instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.Dalam

penelitian data yang dihubungkan pada suatu kegiatan penelitian, maka

diperlukan alat pengumpulan data. Alat pengumpulan data dalam penelitian

ini disebut instrument penelitian. Instrument dalam penelitian ini adalah alat

yang akan digunakan.

Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini digunakan instrumen

sebagai berikut :

1. Lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru dalam kegiatan belajar

mengajar dan lembar observasi untuk mengukur aktivitas siswa pada saat

proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model syndicate

group yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang disajikan (Terlampir).

Skala pengukuran yang digunakan dalam lembar observasi adalah

Semantic Defferensial dengan memberikan tanda checklist pada kolom

yang sesuai dengan keterangan pilihan jawaban dan penentuan skala dapat

dilakukan secara berurutan. Bagi yang berarah positif akan mempunyai

29

kemungkinan skor 4 Sangat Baik, skor 3 Baik, skor 2 Cukup Baik, dan

skor 1 Kurang Baik, (Sugiyono, 2014).

2. Hasil belajar diukur dengan tes formatif berupa soal pretest dengan

materiyang akan diajarkan yakni materi gerak dan postest dengan

materiyang sudah diajarkan selama perlakuan dengan kisi-kisi yang telah

dirancang.

3.6.1 Uji Coba Instrument penelitian

1. Uji Validitas

Valid dan tidaknya soal dan angketdapat dihitung dengan

korelasi pearson product moment:

.......................................(3. 1)

Keterangan:

xyr

= koefisien validitas (r hitung)

X = jumlah skor item soal tes

Y = skor total peserta

N = jumlah peserta tes

Hasil r hitung/ rxy yang didapat kemudian dibandingkan dengan

table rproduct moment yang disesuaikan dengan jumlah responden,

dimana penggunaan rtabel dengan pilihan taraf signifikansi.(M.Isnaini

dkk, 2017).

})(}{)({

))((

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

30

3.7 Teknik Analisis Data

1. Teknik Anilisis Hasil Belajar

a. Uji Normalitas

Sebelum data hasil belajar siswa yang diperoleh dari lapangan

dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu diuji normalitas. Tujuan dari uji

normalitas adalah untuk mengetahui apakah data post test atau

kemampuan akhirsiswapada kedua kelas berasal dari populasi normal

atau tidak.

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan rumus Chi-

kuadrat.

)6.3.......(............................................................

1

2

2

k

i h

ho

f

ff

Keterangan: 2x : hargachi-kuadrat

of : frekuensi data hasil observasi

hf : frekuensi yang diharapkan

k : banyaknya kelas interval

(Sugiyono, 2014)

Pengujian normalitas dengan Chi-Kuadrat memiliki kriteria

pengujian, jika χ² hitung ≤ χ²tabel pada taraf sinifikan 5 % maka distribusi

data nilai hasil belajar (post test) dinyatakan berdistribusi secara normal

sedangkan jika χ² hitung ≥ χ²tabel maka dinyatakan tidak terdistribusi

secara normal.

31

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data

yang digunakan dalam penelitian ini homogen atau tidak homogen.

Pengujian homogenitas menggunakan uji-F dengan rumus sebagai

berikut:

................................................................(3.7)

(Sugiyono, 2014)

c. UjiHipotesis (uji-t)

Untuk membuktikan signifikansi perbedaan hasil belajar siswa

yang diajarkan menggunakan model Syndicate Groupdengan siswa yang

diajarkan menggunakan metode ceramah bervariasi, perlu diuji secara

statistik dengan t-test berkorelasi (related). Rumus yang digunakan

adalah berikut (Sugiyono, 2014):

Keterangan :

1X =Nilai rata - rata kelompok eksperimen

2X =Nilai rata-rata kelompok kontrol

2

1S =Standar deviasi nilai kelompok eksperimen

2

2S =Standar deviasi nilai kelompok kontrol

1n = Jumlah siswa dalam kelompok eksperimen

)8.3...(........................................11

2

)1()1(

2121

2

22

2

11

21

nnnn

snsn

xxt

32

2n = Jumlah siswa dalam kelompok kontrol

Dengan ketentuan jika thitung> ttabel maka hipotesis Ha diterima

dan Ho ditolak dan jika thitung< ttabel maka hipotesis nol (Ho) diterima

dan Ha ditolak.

d. Uji Gain

Untuk melihat besarnya peningkatan hasil belajar siswa

digunakan uji gain dengan persamaan :

( )

Keterangan:

g(gain) = gain

Spre = skor awal

Spost = skor akhir

Smaks = skor maksimum

Untuk menentukan kategori hasil belajar siswa, maka

digunakan gain standar sebagai berikut:

Tabel 3.7 Nilai Indeks Gain Standar

Nilai gain standar Keterangan

≥ 0,7 Tinggi

0,7 ≥ g ≥ 0,3 Sedang

≤ 0,3 Rendah

(Hake, 1998: 65)

2. Teknik Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa dan Data Aktivitas Guru

Analisis data merupakan proses yang merinci secara formal untuk

menentukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh

data-data sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis

(Sugiyono, 2014).

33

a) Data Aktivitas Guru

Adapun skor yang digunakan dalam penilaian untuk setiap

deskriptor kegiatan guru pada penelitian ini mengikuti aturan sebagai

berikut.

Skor 4 diberikan jika deskriptor sangat baik

Skor 3 jika deskriptor baik

Skor 2 jika deskriptor cukup baik

Skor 1 jika deskriptor kurang baik

Untuk mengetahui hasil aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran, maka data hasil observasi yang berupa skor diolah

dengan rumus:

Deskriptor-deskriptor yang belum terpenuhi oleh guru

dijadikan bahan refleksi pada siklus berikut.

Tabel 3.5.Indikator Aktivitas Guru

PresentaseAktivitas Guru Kategori

81 % - 100 % Sangat Baik

61 % - 80 % Baik

41 % - 60 % Cukup Baik

21 % - 40 % Kurang Baik

0 % - 20 % Sangat Kurang Baik

(Riduwan, 2010)

b) Data Aktivitas Siswa

Setiap indikator aktivitas siswa pada penelitian ini

berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Skor 4 diberikan jika deskriptor sangat baik

34

Skor 3 jika deskriptor baik

Skor 2 jika deskriptornya cukup baik

Skor 1 jika deskriptornya kurang baik

Untuk mengetahui hasil aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran, maka data hasil observasi yang berupa skor diolah

dengan rumus:

Untuk menentukan kategori hasil aktivitas Guru dan siswa,

maka digunakan indikator seperti tertera pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.6. Indikator Aktivitas Siswa

PresentaseAktivitas Guru Kategori

81 % - 100 % Sangat Baik

61 % - 80 % Baik

41 % - 60 % Cukup Baik

21 % - 40 % Kurang Baik

0 % - 20 % Sangat Kurang Baik

(Riduwan, 2010)