Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
SKRIPSI
PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PEMBANGUNAN
DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DI DESA SRIMARTANI
KECAMATAN PIYUNGAN, KABUPATEN BANTUL,
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Disusun Oleh:
YOHUSOA KWALEPA
NIM: 13520032
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
Y O G Y A K A R T A
2020
v
HALAMAN MOTTO
“Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya.
Maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”
(Matius 6:33)
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia
yang memberi kekuatan kepadaku”
(Filipi 4:13)
“Ora et Labora”
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat-Nya penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi banyak orang. Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya, Bapak Daud Kwalepa dan Mama Dorsila Bengkulu.
Terimakasih atas Do’a dan dukungan kalian.
2. Saudara saya Roxy Kwalepa, Bapa Tua: David Bengkulu, Ance Bengkulu,
Alm. Elim Bengkulu, Dan Bengkulu, Nenek Yosina Saptu, Kakek Daud
Bengkulu (Alm)., Mama Tua Dorkas Bengkulu, Embo Mediana Bengkulu,
Mama Ade: Ince Sehentumbage, Bapa Ade: Sepnat Bengkulu, Yusten
Kwalepa, Noke Kwalepa, Egi dan Ano Gardjalay serta bapa dan mama yang
belum saya sebutkan Terimakasih atas do’a dan kasih sayang kalian.
3. Sepupu, adik, kaka, om dan Tente saya: Kaka Amos Bengkulu, Ode Bengkulu,
Iput Bengkulu, Dewi Bengkulu, Maya Bengkulu Pipit Bengkulu, Tini
Moronene, Adiyanto dan Feki Gahinsa, Nando Sehentumbage, Yunita
Ndaingana, Sibun, Adik Frenggi Bengkulu, Sindy Bengkulu, Maria Bengkulu,
Acel Bengkulu, Intan, Trisia dan Kiki Kolowo, Yakop Kwalepa, Novi dan
Marlina Bengkulu, Vera Bengkulu, Osin Bengkulu dan semua kaka beradik
yang tidak sempat saya tuliskan, terimakasih atas do’a dan dukungan kalian.
4. Kepada teman-teman seperjuangan di tanah rantau, Bung Tomy (Alor), Bung
Theo (Alor), Bung Irfanov (Alor), Bung Ary (SBD), Bung Redox (Atambua),
Bung Ijal (Manokwari), Bung Ino, (Nabire), Bung Taufik Alor (Komisaris
vii
GMNI STPMD-APMD) serta Bung dan Sarinah yang belum saya sebutkan.
Merdeka...! dan teman-teman UKM Taekwondo Sabeum Noby Stiles
Numberi, Sabeum Philip Leisubun, Yandri Natto Balan, Sabeum Yoan Siga,
Sabeum Ando, Stefani Rue (Kalimantan), Rimon Mokiri, Libertus Renaldi,
Gabriel Bato, Fiktoranus Bilson, Geto, Lin Mambasar, Lisa Stefani, Tania,
Richard Itang, An, Olivia, Dilan (UKM Musik), Echal (Kep. Sula), (PELA
STPMD-APMD), Pepo (Merauke), Mario (Kei) Riko (Kei) Bernad Nauseni,
Umbu Vian dan Hardin (Sumba), Buzer Sironga (Tobelo), Dolin (Loloda),
Regal (Dobo), Bondan, Peter dan Gendy (Sumba NTT), Kj, Alvin, Agus
(Seira), Tomy dan Ais Lenunduan, Engel (Atambua), Riki (Timika), Ryan dan
Aron Hohakay (PAM), Johanis Paulus, (kisar), everd (kisar), Patrick
Sariwating, Hendrik Anakota (Aspol), Ian Karetji (Brimob Malut), Aklesius
Buria (Kao), Faldo (Kao), Ongen Tuhehay, Welem Ngolngol, Danu Prasetyo
(Kendal), Denny Wicaksono (Solo), Fandsyah (Merauke), Boy (Dobo), Mas
Didut, Wahyu, Efrata, Choirut, Arka, Arsyah, Arifin (Skywalkers), Karel,
Wendy, Danu, Mas Ade, Dares Anthony, Imam, Bagus, Ingrid, Andrew, Graig,
Dian Santyas, Ela, Ricky, Hermawan, Moko, Wulan, (Jogya Bay Waterpark),
Nikson dan Duken (Kei), Yesri Tambahani, Robert dan Ana Kendong, Andre
Iwamony, Agus Lodarmase, Evo, Dani Belian Ali, Ryon Dan Achel
Rahakbauw, Erick dan Ucok Salmon, Del Watimena, Valen Djole, Balti dan
Charles Telapary, Cendy Djumoko, Bili Thomas, Oktorince Medja, Inka
Hormati, Erto Belwawin dan semua teman-teman yang tidak dapat saya urai
satu per satu terimakasih atas pengalaman yang dibagi sama rata sama rasa.
viii
5. Para Senior, Sabum NIM Maklon Hatti, S.E, Ronald Latumanase (KODIM
1508 Tobelo), Ical Kelanit, Bu Erji, Bu Dani, Bu Kece, Bu Edo, Viktor, Ardon,
Dave Jojano, Bu Resnes, Frangki Sehertian, Bu Norjen, Bu Riko, Niki
Kabaresi, Angki Sarkol, Jeki dan Budi Watung, Rudi Lewakabesy, Fiko
Suitela, Apong Sakalesi, Ance Belian Ali, Rifal dan Dolens Lelapary, Chaken
Gardjalay (Y-403), Yudi Aipipideli serta para senior yang tak sempat saya
uraikan, terimakasih atas nasehat kalian.
6. Perempuan-perempuan hebat yang pernah hadir dalam pengalaman hidup saya.
Terimakasih atas do’a nasihat serta pengalaman yang berarti selama
menempuh pendidikan di Kota Yogyakarta. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
menyertai perjalanan hidup kita yang dapat bermanfaat bagi Bangsa dan Negara
Republik Indonesia.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas
berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir studi
dengan Skripsi yang berjudul “PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK
PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA
SRIMARTANI KECAMATAN PIYUNGAN, KABUPATEN BANTUL,
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA” (Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif).
Tugas akhir Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Pemerintahan, di Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa
dalam proses penyelesaian Skripsi ini tidak lepas dari dukungan banyak pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak atas segala dukungan, bantuan, bimbingan dan pengarahan yang telah
diberikan kepada penulis, khusunya kepada:
1. Bapak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, yang telah memberikan izin
penelitian.
2. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto M.Si. Selaku Ketua STPMD “APMD”
Yogyakarta.
3. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M.A. Selaku Ketua Program Studi Ilmu
Pemerintahan STPMD “APMD” Yogyakarta.
4. Bapak Ir. Muhammad Barori M.Si. Selaku dosen Pembimbing saya dalam
proses penyelesaian tugas akhir ini.
x
5. Pemerintah Desa Srimartani, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
yang telah bersedia ikut membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
6. Orang tua saya yang selalu memberikan dukungan serta nasihat dan bantuan
dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dalam isi maupun teknik penyajian. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik yang solutif guna perbaikan selanjutnya. Semoga karya ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 15 April 2020
Penyusun
Yohusoa Kwalepa
13520032
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
INTISARI ..................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 8
D. Kerangka Konseptual ............................................................. 9
1. Desa ................................................................................. 9
2. Kewenangan Pemerintah Desa ......................................... 10
3. Dokumen Rencana Pembangunan Desa ............................ 13
4. Pembangunan Desa .......................................................... 15
5. Pemberdayaan Masyarakat Desa ...................................... 19
E. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 22
F. Metode Penelitian .................................................................. 23
xii
1. Jenis Penelitian ................................................................ 23
2. Unit Analisis .................................................................... 24
3. Metode Pengumpulan Data .............................................. 25
4. Teknik Analisis Data ........................................................ 26
BAB II PROFIL DESA SRIMARTANI DAN KEUANGAN DESA
SRIMARTANI TAHUN 2018 ..................................................... 28
A. Profil Desa Srimartani............................................................ 28
1. Sejarah Desa .................................................................... 28
2. Letak Geografis dan Administratif ................................... 30
3. Keadaan Sosial dan Ekonomi Penduduk ........................... 31
4. Kondisi Sarana dan Prasarana .......................................... 34
5. Kondisi Pemerintahan Desa ............................................. 35
B. Keuangan Desa Srimartani Tahun 2018 ................................. 39
1. APB Desa ........................................................................ 39
2. RKP Desa ........................................................................ 43
BAB III ANALISIS PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK
PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DI DESA SRIMARTANI ............................................................ 52
A. Bidang Pembangunan ............................................................ 53
1. Penggunaan Dana Desa untuk Pembangunan,
pemanfaatan dan pemeliharaan infrastrukur dan
lingkungan Desa. ............................................................. 53
xiii
2. Penggunaan Dana Desa untuk Pembangunan,
pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
kesehatan. ........................................................................ 55
3. Penggunaan Dana Desa untuk Pembangunan,
pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan dan kebudayaan. ............................................ 57
4. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta
pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana ekonomi. .......................................................... 60
5. Penggunaan Dana Desa untuk pelestarian lingkungan
hidup. ............................................................................... 63
B. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa ................................ 64
1. Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan
perdagangan ..................................................................... 64
2. Pelatihan teknologi tepat guna. ......................................... 67
3. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala Desa,
perangkat Desa, dan Badan Pemusyawaratan Desa. .......... 68
4. Peningkatan kapasitas masyarakat. ................................... 70
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 73
A. Kesimpulan............................................................................ 73
B. Saran ..................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Deskripsi Informan ..................................................................... 25
Tabel II-1. Nama-nama Lurah/Kepala Desa sebelum dan sesudah
Berdirinya Desa Srimartani ........................................................ 29
Tabel II-2. Personil Pemerintah Desa Periode 2018-2024 ............................. 29
Tabel II-3. Jumlah Padukuhan, RT dan Luas Padukuhan .............................. 31
Tabel II-4. Rincian APB Desa Srimartani Tahun 2018 ................................. 39
Tabel II-5. Penggunaan Anggaran dan Program Pembangunan .................... 45
Tabel II-6 Rincian Penggunaan Dana Desa dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa tahun 2018 ......................................................................... 46
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur penyusunan dokumen rencana pembangunan Desa .............. 14
Gambar II-2. Struktur Pemerintah Desa Srimartani ....................................... 38
xvi
INTISARI
Penelitian ini membahas tentang penggunaan dana desa di Desa
Srimartani, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Dana Desa dalam Peraturan menteri dalam negeri dan Menteri PDTT
digunakan untuk pelaksanaan program pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat Desa beserta program prioritas bagi Desa dengan masing-masing
tipologi. Namun dalam RPJM Desa Srimartani, tidak memuat beberapa program
kegiatan yang tercantum dalam peraturan menteri dalam negeri dan Menteri
PDTT dengan besaran Dana Desa yang diterima yaitu 1.238.288.000,00 (Rp.
371.486.000,00 untuk Pemberdayaan Masyarakat Desa dan 866.802.000 untuk
Pelaksanaan Pembangunan). Oleh karena itu, rumusan masalah yang diangkat
dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Penggunaan Dana Desa Untuk
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa di Desa Srimartani
Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta?
Penelitian ini bertujusn untuk: (a). Mendiskripsikan Penggunaan Dana Desa tahun
2018 untuk Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, yang dilakukan
oleh Pemerintah Desa Srimartani. (b). Mengetahui kendala-kendala dalam
penggunaan Dana Desa di Desa Srimartani.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan
unit analisis yang meliputi Pemerintah Desa (Kepala Desa dan Perangkat Desa),
BPD, Karangtaruna, Ketua RT. Pemilihan informan menggunakan purposive
yaitu peneliti dalam mengambil informan berdasarkan daerah atau strata yang
berfokus pada tujuan penelitian. Penelti dalam mengambil data menggunakan
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknis analisis data,
peneliti melakukannya dengan cara: mengumpulkan data, mengindentifikasi,
mereduksi data, interpretasi data dan menyimpulkan.
Adapun hasil dalam penelitian ini sebagai berikut: pertama, Dana Desa
dalam Bidang Pembangunan digunakan untuk: (a). Pembangunan dan
peremajaan jalan kampung atau Padukuhan dan Jalan Desa. Memfasilitasi kader
kesehatan Desa untuk pemenuhan alat kesehatan dan pengadaan pengobatan gratis
yang dilakukan oleh Kader kesehatan Desa. (b). Melakukan pelatihan bagi tenaga
pengajar Taman Kanak-Kanak (TK) dan Pendidikan Usia Dini (PAUD) serta
peserta didik. (c). Pemeliharaan Pasar Desa, penyertaan modal tambahan bagi
BUM Desa, serta pengadaan fasilitas bagi kelompok usaha masyarakat yang
berada di Desa Srimartani. Kedua, Dana Desa dalam Bidang Pemberdayaan
Masyarakat Desa digunakan untuk: Dalam hal Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Dana Desa digunakan untuk pelatihan pengolahan hasil pertanian, perikanan,
peternakan dan perdagangan kepada masyarakat Desa yang tergabung dalam
organisasi maupun perseorangan yang terlibat dalam aktivitas tersebut. Sedangkan
program pemberdayaan masyarakat Desa lainnya yang tercantum Peraturan
Menteri Desa Transmigrasi dan Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 19
Tahun 2017 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018, dibiayai
melalui Alokasi Dana Desa.
Kata Kunci: Dana Desa, Pembangunan, Pemberdayaan Masyarakat Desa
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semenjak diterbitkannya Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa serta berbagai aturan turunannya, merubah wajah Desa yang lama dan
kini topik tesebut ramai diperbincangkan berbagai kalangan mulai dari
masyarakat, akademisi hingga kalangan politisi. Undang-Undang tersebut
mengandung dua asas yaitu rekognisi dan subsidiaritas. Rekognisi ialah
pengakuan negara terhadap hak Desa untuk memanfaatkan, mendukung dan
memperkuat Desa dan tidak lagi diintervensi pemerintah supraDesa. Sebelum
Undang-Undang tersebut lahir, Desa diseluruh negeri ini tidak memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus diri sendiri. Hampir semua
kebijakan dan arah pembangunan Desa diatur dan diurus oleh pemerintah
supra Desa. Singkatnya, rekognisi merupakan pengakuan negara terhadap hak
asal usul Desa. Sedangkan asas yang kedua, subsidiaritas yaitu penetapan
kewenangan berskala lokal dan pengambilan keputusan secara lokal untuk
kepentingan masyarakat Desa. Sejak Orde Baru, negara memilih cara
modernisasi-integrasi-korporatisasi dari pada rekognisi (pengakuan dan
penghormatan). Undang-Undang nomor 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan
Desa, Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,
maupun Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sama sekali tidak menguraikan dan menegaskan asas pengakuan dan
2
penghormatan terhadap Desa atau yang disebut nama lain, kecuali hanya
mengakui daerah-daerah khusus dan istimewa. Banyak pihak mengatakan
bahwa desentralisasi hanya berhenti di kabupaten/kota, dan kemudian Desa
merupakan residu kabupaten/kota. Melalui regulasi tersebut pemerintah
selama ini menciptakan Desa sebagai pemerintahan semu (pseudo
government). Posisi Desa tidak jelas, apakah sebagai pemerintah atau sebagai
komunitas. Kepala Desa memang memperoleh mandat dari masyarakat Desa,
dan Desa memang memiliki pemerintahan, tetapi bukan pemerintahan yang
paling bawah, paling depan dan paling dekat dengan masyarakat. Pemerintah
Desa adalah organisasi korporatis yang menjalankan tugas pembantuan dari
pemerintah, mulai dari tugas-tugas administratif hingga pendataan dan
pembagian beras miskin kepada warga masyarakat. Dengan kalimat lain, Desa
memiliki banyak kewajiban dari pada kewenangan, atau Desa lebih banyak
menjalankan tugas-tugas dari atas dari pada menjalankan mandat dari
masyarakat Desa. Karena itu pemerintah Desa dan masyarakat Desa bukanlah
entitas yang menyatu secara kolektif seperti kesatuan masyarakat hukum,
tetapi sebagai dua aktor yang saling berhadap-hadapan (Sutoro Eko, 2015 :
22).
Kehadiran Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 membawa angin
segar bagi Desa di Indonesia. Setiap tahunnya, Desa mendapat kucuran
anggaran (Dana Desa) yang tidak sedikit. Hingga tahun 2018 tahap ke dua,
akumulasi penyaluran Dana Desa telah mencapai 149,31Triliun
(https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/akumulasi-penyaluran-dana-
3
Desa-hingga-tahun-2018-tahap-2-mencapai-rp149-31-triliun/ 24/07/2018).
Setidaknya, setiap Desa mendapatkan kurang lebih Rp. 1.3 Miliyar tiap tahun
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja negara yang ditranfer
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Dalam pengelolaan dan
penggunaan anggaran tersebut, pemerintah telah menerbitkan berbagai aturan
turunan dari UU nomor 6 tahun 2014. Salah satunya ialah Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Penggunaan Dana Desa Tahun 2018.
Pedoman Umum Penetapan Penggunaan Dana Desa Tahun 2018 tersebut
disusun agar dapat dijadikan pedoman oleh kabupaten/kota dalam menyusun
Petunjuk Teknis Penetapan Penggunaan Dana Desa atau dalam rangka
sosialisasi sebelum proses perencanaan pembangunan Desa dimulai, serta
menjadi bahan pertimbangan penyusunan dokumen perencanaan di Desa
khususnya RKPDesa dan APBDesa tahun 2018 dan dapat dikembangkan
secara kontekstual sesuai dengan keragaman Desa-Desa di Indonesia. Dalam
peraturan tersebut, Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai
pelaksanaan program dan kegiatan di bidang pembangunan Desa dan
pemberdayaan masyarakat Desa sesuai tipologi Desa (Desa sangat tertinggal
dan tertinggal, Desa berkembang, dan Desa Maju). Peraturan tersebut pun
memuat beberapa Penggunaan Dana Desa dalam bidang pembangunan dan
pemberdayaan.
Dengan adanya peraturan tersebut, diharapkan penggunaan Dana Desa
lebih terarah guna pengentasan kemiskinan dan percerpatan pembangunan
4
insfrastruktur. Dengan adanya pembangunan infrastruktur, mobilitas ekonomi
masyarakat akan meningkat sehinga akan berdampak pada peningkatan
pendapatan ekonomi masyarakat Pada kenyataannya, Dana Desa belum ada
dampak signifikan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukan bahwa tingkat
kemiskinan di Desa per Maret 2017 mencapai 13,93%. Padahal pada 2017,
pemerintah menargetkan tingkat kemiskinan nasional turun menjadi 9,5%-
10% dari total penduduk (http://mediaindonesia.com/read/detail/122478-
pengelolaan-dana-Desa-terindikasi-belum-tepat-sasaran,14/9/2017). Data
tersebut menunjukan bahwa Dana Desa selama ini belum diprioritaskan untuk
pembangunan Desa sesuai Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi tetang Penggunaan Dana Desa. kajian Kemendes
PDTT diketahui terdapat kesalahan pengelolaan dana Desa secara prosedur
yakni sebanyak 957 kasus. Terdapat Desa yang menggunakan Dana Desa pada
tahun 2018 untuk pembangunan balai Desa serta pengadaan fasilitas kantor
Desa.
Padahal Dana Desa tahun 2018 tidak diprioritaskan untuk hal tersebut
(https://krjogja.com/web/news/read/51508/Pelanggaran_Dana_Desa_Didomi
nasi_Kesalahan_Prosedur22/03/2019). Hal ini menunjukan bahwa,
penggunaan Dana Desa pada tahun 2018 belum sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Selain itu, fenomena penyelewengan Dana Desa pun semakin
terungkap. Pada tahun 2018, terdapat 826 kasus penyalahgunaan Dana Desa
yang ditangani oleh Aparat penegak hukum (https://republika.co.id/
5
berita/ekonomi/Desa-bangkit/18/12/09/pjgfqr368-kasus-penyelewengan-dana-
Desa-menurun, 10/12/2018). Hal ini menunjukan bahwa Dana Desa secara
luas tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Praktek korupsi turut hadir ke
Desa ketika dikurcuri anggaran yang banyak. Berdasarkan hasil pemantauan
Indonesia Corruption Watch (ICW), sepanjang 2015 sampai 2017, kasus
tindak pidana korupsi di tingkat Desa semakin menjamur. Pada 2015
setidaknya ada 17 kasus, jumlah ini meningkat menjadi 41 kasus pada 2016
dan 96 kasus pada 2017. Jika di total, dalam kurun waktu 3 tahun, setidaknya
ada 154 kasus korupsi di tingkat Desa dengan kerugian negara mencapai Rp
47,56 milyar. Data ini memperlihatkan masih buruknya tata kelola Dana Desa
yang tidak sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan
(https://antikorupsi.org/id/news/menangkal-korupsi-dana-Desa , 6/08/2017).
Peraturan Menteri DPDTT Nomor 19 Tahun 2017 merupakan bentuk
regulasi yang jika dicermati telah rinci menjelaskan prioritas penggunaan Dan
Desa pada tahun 2018, mulai dari peruntukan penggunaan dana Desa
berdasarkan tipologi Desa, hingga bentuk program di bidang pembangunan
dan bidang pemberdayaan. Desa Srimartani merupakan salah satu Desa yang
berada di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasarkan tipologi, Desa Srimartani merupakan Desa berkembang
(RPJMDesa Srimartani tahun 2018). Sehingga jika dikaitkan dengan Peraturan
Menteri DPDTT nomor 19 tahun 2017, maka Penggunaan Dana Desa
Srimartani pada tahun 2018 akan diperuntukan dalam bidang pembangunan
dan pemberdayaan serta pembiayaan pelaksana program. Berdasarkan
6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Srimartani tahun 2018
dikelompokan menjadi tiga yaitu: pertama, Pembangunan lingkungan
berupa pembangunan sarana dan prasarana insfrastruktur, tempat pendidikan,
perumahan dan pemukiman, pengembangan sarana dan prasarana industri dan
pengembangan pariwisata. Kedua, Pembangunan Sosial berupa peningkatan
Sumber Daya Manusia (SDM) pendidikan moral atau mental, peningkatan
kesehatan dan sarana olahraga. Ketiga, Pembangunan Ekonomi berupa
Pemberdayaan usaha ekonomi, meningkatkan kemajuan UKM dan LKM
melalui program koperasi, channeling, pembentukan BUM Desa, menjalin
kemitraan usaha ekonomi produktif dengan pihak lain (pemerintah, swasta dan
invesrtor).
Di dalam RPJM Desa maupun dokumen Desa lainnya yang memuat
rencana pembangunan Desa tidak memuat secara spesifik rencana
pembangunan Desa yang didanai dari pos APB Desa yaitu Dana Desa. Secara
spesifik dalam APB Desa Srimartani menjelaskan tentang pendapatan Desa
terbagi dalam Pendapatan Transfer yaitu Dana Desa sebesar Rp.
1.238.288.000 (APB Desa Srimartani: 2018). Masalah yang menjadi rujukan
dalam penelitian ini ialah beberapa jenis kegiatan atau program yang
dianjurkan dalam Permendagri no 114/2014 tidak tercantum dalam RPJMDes
Srimartani yang dianggarkan melalui Dana Desa yaitu pelestarian lingkungan
hidup (Pembangunan) dan pelatihan teknologi tepat guna (Pemberdayaan
Masyarakat Desa). Kedua hal ini, kalau dicermati sangat penting bagi Desa
Srimartani karena pertama, secara geografis di Desa Srimartani terdapat aliran
7
sungai yang pernah meluap pada tahun 2017 dan memakan korban jiwa serta
mengakibatkan kerusakan rumah penduduk dan fasilitas umum lainnya. Selain
itu, kondisi Desa Srimartani terletak di lereng bukit yang mudah terkena benca
alam, sehingga memerlukan pelestarian lingkungan hidup. Kedua, pelatihan
teknologi tepat guna, mengingat rata-rata penduduk Srimartani yang
berprofesi sebagai petani dan peternak. Teknologi tepat guna akan membantu
proses produksi yang lebih efisien agar produksi masyarakat mampu bersaing
di pasar lokal, nasional maupun global. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
taraf kesejahteraan masyarakat dan juga sesuai dengan tujuan UU Desa yaitu
untuk percepatan pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Namun
sayangnya, dalam dokumen pembangunan Desa Srimartani, tidak memasukan
kedua hal tersebut yang nantinya dibiayai dari Dana Desa.
Selain itu, masalah yang terjadi di Desa Srimartani, terkhususnya
untuk pemberdayaan masyarakat Desa ialah minimnya pengetahuan
masyarakat untuk mengelola hasil produksi pertanian menjadi bahan setengah
matang atau jadi ( profesi of farm) serta kendala akan akses penjualan (ekspor)
hasil produksi pertanian dan olahan hasil produksi pertanian. Padahal di dalam
permendagri 114/2014 tentang pedoman pembangunan Desa serta Permendes
PDTT 19/2017 tentang prioritas penggunaan Dana Desa tahun 2018 telah
diatur tentang pemberdayaan masyarakat Desa, agar Dana Desa dapat
membiayai program pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan
perdagangan serta untuk peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa. Namun
tujuan peraturan perundang-undangan serta Dana Desa tersebut belum begitu
8
bermanfaat bagi masyarakat di Desa Srimartani dalam mengembangkan
Sumberdaya Manusia atau Kapasitas masyarakat Desa, serta untuk
mengembangkan usaha produksi pertanian, perdagangan, perikanan dan
peternakan masyarakat Srimartani.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti secara spesifik
penggunaan Dana Desa untuk Pembangunan Desa dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa pada tahun 2018 di Desa Srimartani, dengan judul
“Penggunaan Dana Desa Untuk Pembangunan Dan Pemberdayaan
Masyarakat Di Desa Srimartani Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti mengemukakan
rumusan masalah dalam proposal penelitian ini yaitu “Bagaimana
Penggunaan Dana Desa Untuk Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa di Desa Srimartani Kecamatan Piyungan Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta?”
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk:
9
a. Mendiskripsikan Penggunaan Dana Desa tahun 2018 untuk
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, yang dilakukan
oleh Pemerintah Desa Srimartani;
b. Mengetahui kendala-kendala dalam penggunaan Dana Desa di Desa
Srimartani.
2. Manfaat Penelitian
a. Dengan adanyan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber
informasi Penggunaan Dana Desa untuk Pemabangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa bagi masyarakat Desa Srimartani.
b. Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi
mahasiswa sekaligus peran aktif mahasiswa dalam menjalin kerjasama
dengan pemerintah Desa dan masyarakat.
c. Dengan adanya penelitian ini, dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan Pemerintah Desa dalam penggunaan Dana Desa
selanjutnya di Desa Srimartani.
D. Kerangka Konseptual
1. Desa
Secara etimologi (asal usul kata), kata Desa berasal dari bahasa
sansekerta “deca” yang berarti tanah air, tanah usul atau tanah kelahiran.
Secara geografis, R. Bintarto mendefenisikan Desa, adalah perwujudan
geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis
politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik
10
dengan daerah lain. Menurut Undang-Undang nomor 6 tahun 2014, Desa
adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. (UU No. 6 Tahun 2014).
Dari defenisi-defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa indikator
Desa meliputi: adanya wilayah dengan bata-batas tertentu, memiliki
pemerintah yang mengatur dan mengurus berbagai urusannya sesuai
dengan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional.
2. Kewenangan Pemerintah Desa
Dalam ketentuan Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 Tentang
Desa, Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan
nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan Desa. kepala Desa selaku kepala pemerintahan Desa
berwenang untuk memimpin selama 6 tahun terhitung sejak tanggal
pelantikan. Kepala Desa akan dibantu oleh perangkat Desa yang terdiri
dari: Sekretaris Desa, Pelaksana Kewilayahan dan pelaksana teknis. Dalam
pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat Desa, Kepala Desa selaku pemerintah Desa berwenang untuk:
a) Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
11
b) Mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa;
c) Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa;
d) Menetapkan Peraturan Desa;
e) Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
f) Membina kehidupan masyarakat Desa;
g) Membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;
h) Membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta
mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif
untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa;
i) Mengembangkan sumber pendapatan Desa;
j) Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;
k) Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa;
l) Memanfaatkan teknologi tepat guna;
m) Mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif;
n) Mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
o) Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. (UU. No. 6 Tahun 2014)
Pada ketentuan ayat (4) pasal 16 UU nomor 6 tahun 2014, Kepala
Desa Dalam menjalankan kewenangannya, berkewajiban untuk:
12
a) Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika;
b) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;
c) Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;
d) Menaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan;
e) Melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan gender;
f) Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang akuntabel,
transparan, profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari
kolusi, korupsi, dan nepotisme;
g) Menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku
kepentingan di Desa;
h) Menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa yang baik;
i) Mengelola Keuangan dan Aset Desa;
j) Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Desa;
k) Menyelesaikan perselisihan masyarakat di Desa;
l) Mengembangkan perekonomian masyarakat Desa;
m) Membina dan melestarikan nilai sosial budaya masyarakat Desa;
n) Memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di Desa;
o) Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan
lingkungan hidup; dan
13
p) Memberikan informasi kepada masyarakat Desa. (UU No. 6 Tahun
2014)
3. Dokumen Rencana Pembangunan Desa
Dokumen rencana pembangunan Desa, merupakan hasil proses
tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan
melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara
partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam
rangka mencapai tujuan pembangunan desa. (Permendagri No.114 tahun
2014). Rencana pembangunan Desa disusun secara berjangka yang
meliputi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) dan
Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa). kemudian dari RKP Desa
tersebut diturankan kedalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (RAPB Desa) yang kemudian diubah menjadi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APB Desa).
Menurut Permendagri No. 114 tahun 2014, penyusunan dokumen
rencana pembangunan Desa dapat dijelaskan pada bagan berikut:
14
Gambar 1.1
Alur penyusunan dokumen rencana pembangunan Desa
Dari bagan tersebut, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya
disingkat RPJM Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa
untuk jangka waktu 6 (enam) tahun. RPJM Desa memuat visi dan misi
kepala Desa, arah kebijakan pembangunan Desa, serta rencana
kegiatan yang meliputi bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa,
dan pemberdayaan masyarakat Desa. Kemudian ditetapkan dalam
Peraturan Desa tentang RPJM Desa periode dimaksud.
b) Rencana Kerja Pemerintah Desa
Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disingkat RKP
Desa, adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun. RKP Desa paling sedikit berisi uraian tentang evaluasi
15
pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya, prioritas program, kegiatan,
dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa; Prioritas program,
kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola melalui kerja sama antar-
Desa dan pihak ketiga; rencana program, kegiatan, dan anggaran Desa
yang dikelola oleh Desa, sebagai kewenangan penugasan dari
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota; dan Pelaksana kegiatan Desa yang terdiri atas unsur
perangkat Desa dan/atau unsur masyarakat Desa.
Kemudia RKP Desa ditetapkan melalui Peraturan Kepala Desa dan
dijadikan sebagai acuan untuk menyusun Rencana Kerja dan Anggaran.
c) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut
APB Desa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
APB Desa sendiri merupakan turunan dari prosesn penyusunan RKA
dan proses penyusunan dan pembahasan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa.
4. Pembangunan Desa
Pembangunan Desa merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional, dan merupakan usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia
pedesaan dan masyarakat secara keseluruhan yang dilakukan secara
berkelanjutan berdasarkan potensi dan kemampuan Desa. Dalam
pelaksanaan pembangunan Desa seharusnya mengacu pada pencapaian
tujuan dari pembangunan yaitu mewujudkan kehidupan masyarakat
16
pedesaan yang mandiri, maju, sejahtera, dan berkeadilan. Filosofi
pembangunan yang bertumpu pada paradigma klasik (trickle down effeck)
merupakan mekanisme yang bersifat top down. Konsep tersebut dilandasi
pula oleh sasaran pertumbuhan yang tinggi lewat peningkatan
produktivitas dan kompleksitas produksi atau production development
center (Adisasmita, 2006:3). Berdasarkan defenisi tentang pembangunan
Desa tersebut dapat dimaknai bahwa pembangunan Desa merupakan
sebuah konsep pembangunan yang berbasis pedesaan dengan tetap
memperhatikan ciri khas sosial budaya masyarakat yang tinggal di
kawasan pedesaan. Pembangunan Desa diharapkan menjadi solusi bagi
perubahan sosial masyarakat desa dalam menjadikan Desa sebagai basis
perubahan.
Menurut Arief Budiman, Pembangunan, selalu diidentikan dengan
ekonomi. Pembangunan merupakan usaha meningkatkan taraf hidup
Masyarakat. Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya terencana dan
terprogram yang dilakukan secara terus menerus oleh sutau negara untuk
menciptakan masyarakat yang lebih baik (Arief Budiman, 1995:1).
Dari defenisi tersebut, dapat dijabarkan bahwa Setiap individu
(society) atau negara (state) akan selalu bekerja keras untuk melakukan
pembangunan demi kelangsungan hidupnya untuk masa ini dan masa yang
akan datang. Dan pembangunan merupakan proses dinamis untuk
mencapai peningkatan kualitas hidup dan kesejahtraan masyarakat.
17
Sedangkan menurut Permendagri No. 114 pasal 1, Pembangunan
Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Lebih lanjut pada ayat (3)
pasal 6 menjelaskan bidang pembanguan Desa meliputi:
a. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan
lingkungan Desa antara lain:
1. Tambatan perahu;
2. Jalan pemukiman;
3. Jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian;
4. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro;
5. Lingkungan permukiman masyarakat Desa; dan
6. Infrastruktur Desa lainnya sesuai kondisi Desa.
b. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
kesehatan antara lain:
1. Air bersih berskala Desa;
2. Sanitasi lingkungan;
3. Pelayanan kesehatan Desa seperti posyandu; dan
4. Sarana dan prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi Desa.
c. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan dan kebudayaan antara lain:
1. Taman bacaan masyarakat;
2. Pendidikan anak usia dini;
3. Balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat;
18
4. Pengembangan dan pembinaan sanggar seni; dan
5. Sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai
kondisi Desa.
d. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan,
pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi antara
lain:
1. Pasar Desa;
2. Pembentukan dan pengembangan BUM Desa;
3. Penguatan permodalan BUM Desa;
4. Pembibitan tanaman pangan;
5. Penggilingan padi;
6. Lumbung Desa;
7. Pembukaan lahan pertanian;
8. Pengelolaan usaha hutan Desa;
9. Kolam ikan dan pembenihan ikan;
10. Kapal penangkap ikan;
11. Cold storage (gudang pendingin);
12. Tempat pelelangan ikan;
13. Tambak garam;
14. Kandang ternak;
15. Instalasi biogas;
16. Mesin pakan ternak;
17. Sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai kondisi Desa.
19
e. pelestarian lingkungan hidup antara lain:
1. Penghijauan;
2. Pembuatan terasering;
3. Pemeliharaan hutan bakau;
4. Perlindungan mata air;
5. Pembersihan daerah aliran sungai;
6. Perlindungan terumbu karang; dan
7. Kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa.
5. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses dimana
masyarakat, khususnya mereka yang kurang memiliki akses ke sumber
daya pembangunan, didorong untuk meningkatkan kemandiriannya
didalam mengembangkan peri kehidupan mereka. Pemberdayaan
masyarakat juga merupakan proses siklus terus-menerus, proses
partisipatif di mana anggota masyarakat bekerjasama dalam kelompok
formal maupun informal untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta
berusaha mencapai tujuan bersama (Moh. Ali Aziz, dkk, 2005: 136). Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan merupakan
proses peningkatan kemandirian masyarakat yang tidak dapat mengakses
sumber daya pembangunan dan tentunya harus ada peran serta orang
diluar masyarakat tersebut yang berfungsi untuk mendorong masyarakat
menuju kemandiriannya.
20
Selanjutnya pemaknaan pemberdayaan masyarakat menurut
Madekhan Ali (2007:86) sebagai sebuah bentuk partisipasi untuk
membebaskan diri mereka sebdiri dari ketergantungan mental maupun
fisik. Partisipasi masyarakat menjadi satu elemen pokok dalam strategi
pemberdayaan dan pembangunan masyarakat, dengan alasan: pertama,
partisipasi masyarakat merupakan suatu perangkat ampuh untuk
memobilisasi sumber daya lokal, mengorganisir serta membuka tenaga,
kearifan dan kreativitas masyarakat. Kedua, partisipasi masyarakat juga
membantu upaya identifikasi dini terhadap kebutuhan masyarakat.
Dari defenisi menurut Madekhan Ali tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pemberdayaan meruapakan upaya masyarakat untuk membebaskan
dirinya. Untuk mencapainya, partisipasi merupakan syarat dan tidak
terpisahkan dari pemberdayaan itu sendiri.
Lebih lanjut pada Lebih lanjut pada ayat (3) pasal 6 Permendagri
No. 114 tahun 2014 menjelaskan bidang pemberdayaan Masyarakat Desa
meliputi:
a. Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan;
b. Pelatihan teknologi tepat guna;
c. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat
Desa, dan Badan Pemusyawaratan Desa;
d. Peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain:
1. Kader pemberdayaan masyarakat Desa;
2. Kelompok usaha ekonomi produktif;
21
3. Kelompok perempuan;
4. Kelompok tani;
5. Kelompok masyarakat miskin;
6. Kelompok nelayan;
7. Kelompok pengrajin;
8. Kelompok pemerhati dan perlindungan anak;
9. Kelompok pemuda; dan
10. Kelompok lain sesuai kondisi Desa.
Jadi yang dimaksudkan dengan Penggunaan Dana Desa dalam
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Penelitian ini
merupakan rangkuman dari Permendagri nomor 114/2014. Penggunaan
Dana Desa dalam peraturan tersebut adalah pilihan kegiatan yang
didahulukan dan diutamakan dari pada pilihan kegiatan lainnya untuk
dibiayai dengan Dana Desa. Ini menunjukan bahwa prioritas penggunaan
dana desa merupakan hal yang penting dan harus dikerjakan terlebih
dahulu yang akan dibiayai oleh Dana Desa. Secara rinci penggunaan Dana
Desa untuk Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa meliputi:
Penggunaan Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur
dan lingkungan Desa, Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana kesehatan, Pembangunan, pemanfaatan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan,
Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan
dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi, Penggunaan Dana Desa
22
untuk pelestarian lingkungan hidup. Untuk bidang Pemberdayaan
Masyarakat Desa meliputi: Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan
dan perdagangan, Pelatihan teknologi tepat guna, Pendidikan, pelatihan,
dan penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat Desa, dan Badan
Pemusyawaratan Desa, Peningkatan kapasitas masyarakat.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar pemabahasan tentang Penggunaan Dana Desa Untuk
Pembangunan Desa Srimartani tidak melebar dan dapat terfokus, maka perlu
adanya ruang lingkup guna membatasi uraian masalah-masalah. Berikut
merupakan ruang lingkup penelitian yang meliputi:
1. Bidang Pembangunan:
a. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan
lingkungan Desa.
b. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
kesehatan.
c. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan dan kebudayaan.
d. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan,
pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi
e. Penggunaan Dana Desa untuk pelestarian lingkungan hidup.
2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat:
a. Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan;
23
b. Pelatihan teknologi tepat guna.
c. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat
Desa, dan Badan Pemusyawaratan Desa.
d. Peningkatan kapasitas masyarakat.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian merupakan suatu cara untuk menjawab suatu
pemasalahan secara ilmiah. Di dalam melakukan suatu penelitian harus
menggunakan suatu metode yang sesuai dan berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti. Agar dapat memperoleh data yang relevan
sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti metode penelitian ini yang
mempunyai peran penting. Berkaitan dengan Penggunaan Dana Desa,
bahwa perilaku manusia bersifat jamak atau tidak tunggal, oleh karena itu
keterlibatan langsung peneliti dengan objek penelitian sangat diperlukan
untuk menggali lebih dalam lagi data terkait topik ini. Karena itu, menurut
peneliti, jenis penelitian yang cocok ialah deskriptif kualitatif. Menurut,
Hadari Nawawi, penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggunakan
daftar yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-
angka. (Hadari Nawawi, 2007:63).
Penjelasan yang sama pun datang dari Ruslan (2004) tentang
penelitian deskriptif kualitatif, yakni pengamatan dan penyelidikan secara
kritis untuk mendapatkan keterangan yang tepat terhadap suatu persoalan
24
dan obyek tertentu di daerah kelompok komunitas atau lokasi tertentu akan
ditelaah atau menggambarkan atau uraian atas sesuatu keadaan sejelas
mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti (Ruslan,
2004:55).
2. Unit Analisis
a) Subjek Penelitian,
Subjek penelitian adalah keadaan atau orang, tempat data atau
variabel penelitian melekat dan dipermasalahkan (Suharsimi Arikunto,
2002:116). Penentuan informan dilakukan dengan mengunakan teknik
purposive. Dalam teknik penentuan informan tersebut, jumlah sampel
tidak di tentukan sebelumnya, melainkan tergantung pada kebutuhan
informasi yang ingin dicari. Bila informasi atau data yang diperoleh di
pandang sudah mencakup kebutuhan analisis dan pembahasan, sampel
tidak ditambah lagi dengan demikian proses pengumpulan data selesai.
Sebaliknya, bila informasi yang diperoleh dari sejumlah informen
beleum memenuhi kebutuhan yang diinginkan, jumlah sampel
ditambah lagi sampai kebutuhan data analisis dan pembahasan
terpenuhi. (Moleong, 2006:224- 225).
Subjek dalam penelitian meliputi: Sekretaris Desa, Kepala
Seksi Kesejahteraan, Ketua BPD, Anggota BPDes, Ketua
Karangtaruna, Ketua RT. Keterangan mengenai informan dapat dilihat
pada tabel I-1 berikut ini:
25
Tabel 1
Deskripsi Informan
No Nama Umur Jenis
Kelamin Pekerjaan Jabatan Pendidikan Agama
1. Tri Murdo 54 Laki-Laki PNS Wakil Ketua BPD S1 Islam
2. Suratman 37 Laki-Laki PNS Kasie
Kesejahteraan
S1 Islam
3. M. Sholinurdin 52 Laki-Laki PNS Ketua
Karangtaruna
D-III Islam
4. Subarjo 67 Laki-Laki Petani Ketua RT. 06 SMP Islam
5. Eko Heri P. 39 Laki-Laki PNS Sekretaris Desa S1 Islam
6. Muh. Amin 64 Laki-Laki Petani Anggota BPD D-III Islam
(Sumber: Profil Desa Srimartani tahun 2018)
b) Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah “Penggunaan Dana Desa Untuk
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Srimartani,
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian diperlukan kemampuan memilih dan
menyusun alat pengumpul data yang relevan. Kecermatan dalam memilih
dan menyusun teknik dan alat pengumpul data ini sangat berpengaruh
pada hasil penelitian. Menurut Burhan Bungin (2007:110), metode
pengumpulan data kuslitatif yang paling independen adalah metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi, yang kemudian didefenisikan
sebagai berikut:
a) Observasi
Metode observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian
manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu
utamanya selain pancaindra lainnya, seperti telingga, penciuman,
26
mulut dan kulit. Data yang diperoleh melalui pengamatan, peneliti
lakukan di Kantor Desa Srimartani dan wilayah Desa (area
pembangunan Desa).
b) Wawancara yang mendalam (Interview)
Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai. Data
yang hendak diperoleh telah disusun dalam pedoman wawancara.
Pedoman wawancara tersebut digunakan dalam proses wawancara
secara langsung atau tatap muka antara peneliti dan informan.
c) Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian sosial. Pada intinya metode
dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data
historis. Sebahagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-
surat, catatan harian, cendera mata, laporan dan sebagainya. Data yang
diperoleh berupa penelusuran dokumen Desa berupa RPJMDes
Srimartani periode 2018-2024, APBDes Srimartani dan dokumen lain
yang berhubungan dengan penggunaan Dana Desa dalam
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa di Desa Srimartani.
4. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2008:244), teknik analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Peneliti kemudian akan
27
mengatur urutan data, mengorganisir ke dalam suatu pola, kategori dan
uraian dasar yang membedakan dengan penafsiran, yaitu memberikan arti
yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan uraian-uraian dan mencari
hubungan di antara dimensi-dimensi uraian sehingga mudah dipahami oleh
orang lain. Menurut Miles dan Huberman dalam buku yang sama, terdapat
tiga tahapan analisis data kualitatif:
a) Reduksi data
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang
tinggi. Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas.
b) Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan
data. Penyajian data dalam penelitian ini adalah berbentuk teks yang
bersifat naratif. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami.
c) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan
temuan baru yang belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi
atau gambaran suatu objek yang sebelumnya belum jelas sehingga
menjadi jelas setelah diteliti.
28
BAB II
PROFIL DESA SRIMARTANI DAN KEUANGAN
DESA SRIMARTANI TAHUN 2018
A. Profil Desa Srimartani
1. Sejarah Desa
Kelurahan Srimartani merupakan penggabungan dari tiga
Kelurahan yaitu Kelurahan Gendongan, Kelurahan Daraman, dan
Kelurahan Petir. Kebijakan ini berlaku ketika Sri Sultan
Hamengkubuwono IX mengeluarkan Maklumat Pemerintah Daerah
Istimewa Yogyakarta tentang Penggabungan Daerah-Daerah Kelurahan
pada tahun 1946, yang bertujuan untuk menggabungkan beberapa desa
kecil menjadi satu desa yang cukup besar agar otonomi pemerintahan desa
dapat dijalankan dengan biaya dari kas desa itu sendiri. Proses
penggabungan kelurahan tersebut dikenal dengan istilah blengketan.
Proses penggabungan tersebut baru selesai pada tahun 1948 dan
ditetapkan berdasarkan Maklumat Pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 5/1948 tanggal 19 April 1948 tentang Perubahan
Daerah-Daerah Kelurahan.
Adapun nama-nama Lurah Desa yang pernah memimpin
Kelurahan Srimartani pada tabel di bawah ini:
29
Tabel II-1 Nama-Nama Lurah/Kepala Desa sebelum dan sesudah berdirinya Desa Srimartani
No Periode Nama Lurah/kepala Desa
1. 1946 - .... Raden Sutiman
2. 1990-1998 Suradal
3. 2002-2012 Ruspamuji 4. 2012-2018 H. Mulyana
5. 2018-2024 H. Mulyana
Sumber: https://srimartani.bantulkab.go.id/index.php/first/artikel/2, diakses 21/02/2020
Tabel II-2
Personil Pemerinah Desa Periode 2018-2024
No. Nama Jabatan
1. H. Mulyana Lurah 2. Eko Herri Purwanto Sekretaris Desa
3. Gunanjar Ka. Sie Pemerintahan
4. Suratman Ka. Sie Kesejahteraan 5. Isbandiyo Kaur Tata usaha dan umum
6. Tugito Kaur Keuangan
7. Jumadi Ka. Sie Pelayanan 8. Lilik Raharjo Kaur Perencanaan
9. Mujiyati Dukuh Pos Piyungan
10. Yunianta Dukuh Mandungan
11. Awali Dukuh Kwasen 12. Panggih Raharjo Dukuh Wanujoyo Kidul
13. Syamsul Arifin Dukuh Daraman
14. Jumali Dukuh Kemloko 15. Koco Widagdo Dukuh Mojosari
16. Tony Subagyo Dukuh Piyungan
17. Zainal Arifin Dukuh Wanujoyo Lor
18. Ahmad Mujab Isnadi Dukuh Kembangsari 19. Sumadi Dukuh Petir
20. Syarief Nur Hidayat Dukuh Munggur
21. Suharno Dukuh Mutihan 22. Mugiman Dukuh Sanansari
23. Didik Katoris Dukuh Rejosari
24. Perwoto Dukuh Umbulsari 25. Sauji Alex Dukuh Bulusari
26. Sugeng Raharja Staf
27. Suharna Staf
28. H. Dalijo Staf 29. Agus Ahmad Ahsin, Ch Staf
30. Agus Totok Utoro Staf
31. Maryono Staf
Sumber : Profil Desa Srimartani 2018
30
2. Letak Geografis dan administratif
Keadaan umum wilayah Desa Srimartani berada di wilayah
Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul dengan keadaan sebagai berikut:
a. Keadaan Fisik / Geografis Desa
Batas Wilayah
Sebelah Timur : Desa Ngoro-oro, Patuk
Sebelah Barat : Desa Jogotirto Berbah \
Sebelah Utara : Desa Sumberharjo
Sebelah Selatan : Desa Srimulyo
Luas Wilayah : 857.7375 Ha
Tanah Persawahan : 401.4995 Ha
Tanah Pemukiman : 250.5990 Ha
Tanah Hutan /Tegalan : 131.7670 Ha
Tanah Perkebunan : 73.8720 Ha
Keadaan Topografi Desa
Secara umum keadaan topografi desa merupakan daerah
dataran rendah. dan termasuk kawasan budidaya pertanian,
peternakan, ini merupakan penyangga produksi pertanian serta
berkembang menjadi kawasan wisata perdesaan.
b. Iklim
Iklim Desa Srimartani sebagaimana desa-desa di wilayah
Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan.
31
c. Wilayah Administrasi Pemerintah Desa:
Desa Srimartani terdiri dari 17 Pedukuhan yang meliputi 114
RT. Merupakan kawasan pusat pemerintahan, kawasan ini sebagai
pusat penyelenggaraan pemerintahan yang mampu menarik
perkembangan aktivitas ekonomi / bisnis.
Tabel II-3
Jumlah Dukuh, Rukun Tetangga (RT), dan luas pedukuhan
Di Desa Srimartani Tahun 2019
No Dukuh Jumlah RT Luas ( Ha ) %
1. Mandungan 10 56,4650 6,94
2. Piyungan 10 31,9735 3,93
3. Pos Piyungan 6 84,2190 10,36
4. Wanujoyo Kidul 5 27,2530 3,35
5. Wanujoyo Lor 6 31,4100 3,86
6. Munggur 6 35,9070 4,42
7. Mutihan 5 31,5735 3,88
8. Daraman 7 32,9240 4,05
9. Kwasen 5 60,3900 7,43
10. Mojosari 5 57,4750 7,07
11. Kembangsari 10 48,0100 5,90
12. Petir 9 29,4575 3,62
13. Sanansari 7 37,0900 4,56
14. Bulusari 6 58,7720 7,23
15. Rejosari 7 72,0850 8,86
16. Kemloko 4 29,1552 3,59
17. Umbulsari 4 79,3490 9 4,76
Jumlah 112 813,1960 100%
Sumber : Bagian Pembangunan Pemerintah Desa Srimartani dalam laporan
Database Profil Desa Srimartani 2018.
3. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk
a. Jumlah Penduduk 15.087. jiwa yang terdiiri dari:
Laki-laki : 7.418 jiwa
Perempuan : 8.257 jiwa
32
Jumlah KK : 3.853 KK
b. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat: (dalam KK / Jiwa)
Miskin : 1.370 KK
c. Tingkat Pendidikan
Tidak Tamat SD : - jiwa
SD : 1.105 jiwa
SMP : 1.248 jiwa
SLTA : 1.248 jiwa
Perguruan Tinggi
D3 : 117 jiwa
Sarjana : 116 jiwa
d. Mata Pencaharian
Pertanian : 4.467 jiwa
Pegawai Negeri : 539 jiwa
Pegawai Swasta : 81 jiwa
Pedagang : 92 jiwa
Buruh Kerja : 246 jiwa
Pertukangan : 87 jiwa
Pensiunan : 104 jiwa
ABRI/ POLRI : 72 jiwa
Jasa : 31 jiwa
33
e. Pola Penggunaan Tanah
Penggunaan tanah di Desa Srimartani sebagian besar
diperuntukkan untuk tanah pertanian dan sisanya untuk tanah kering
yang merupakan bangunan dan fasilitasfasilitas lainnya
f. Kepemilikan Ternak
Jumlah kepemilikkan hewan ternak oleh penduduk Desa
Srimartani terdiri dari:
Sapi : 1.225 ekor
Kerbau : 7 ekor
Kuda : -
Kambing : 1.567 ekor
Ayam Ras : 6.000 ekor
Ayam Kampung : 11.255 ekor
g. Potensi sumberdaya alam :
Padi : 12 ton/th/ha
Kedelai : 1.2 ton/th/ha
Jagung : 5.4 ton/th/ha
Ketela : 9.6 ton/th/ha
Kacang tanah : 2.3 ton/th/ha
h. Lainnya :
Home Industri :
Tempe : 10 unit
Tahu : 5 unit
34
Criping : 5 unit
Peyek : 5 unit
Ikan tawar : 6 unit
4. Kondisi Sarana Dan Prasarana
Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Srimartani secara garis
besar adalah sebagai berikut:
Balai Desa : 1 buah
Gedung Serba Guna : 1 buah
PAUD : 10 buah
TK : 13 buah
SD
o Negeri : 5 buah
o Swasta : 1 buah
SMP : 4 buah / Swasta
SLTA : 3 buah / Swasta
Puskesmas pembantu : 1 buah
KORAMIL : 1 buah
KUA : 1 buah
BPP : 1 buah
Insiminator sapi : 1 buah
Kantor pengairan : 1 buah
PDAM : 1 buah
Balai Benih Pembantu : 1 buah
35
SPBU : 1 buah
Jalan Desa : belum terdata
Jalan Kabupaten : 5 Km
Jembatan : 7 buah
Gorong – gorong Saluran Irigasi : 28 buah
Dam / Bendungan : 1 buah
Dam parit : 1 buah
Dam pengendali lereng : 2 buah
Lapangan olah raga : 1 buah
Masjid : 32 buah
Mushola : 61 buah
Madrasyah diniah : 9 buah
TPA : 22 buah
Kantor lembaga agama : 1 buah
Kantor Pos : - buah
Pasar : 1 buah
5. Kondisi Pemerintahan Desa
a. Pengertian Umum
Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan BPD dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kepala Desa
36
adalah sebagai pemimpin desa yang dipilih langsung oleh penduduk
desa dan berwenang untuk menyelenggarakan urusan yang berkaitan
dengan pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat dan dibantu oleh pembantunya yang terdiri
dari unsur staf, unsur pelaksana dan unsur wilayah.
Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD
adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
Di samping itu, Kepala Desa sebagai penyelenggara dan
penanggung jawab di bidang pemerintahan, keuangan, pembangunan
dan kemasyarakatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta mengembang tumbuhkan jiwa kegotong royongan dalam
melaksanakan pembangunan Pemerintahan Desa.
b. Urusan Pemerintahan Desa
Urusan yang menjadi kewenangan Pemerintahan Desa meliputi:
1. Bidang Pemerintahan
2. Bidang Penyelenggaraan Pembangunan
3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
4. Bidang Pemberdayaan Kemasyarakatan.
c. Lembaga Desa dan Lembaga Desa Lainnya.
Desa Srimartani menganut sistim kelembagaan pemerintahaan pola
minimal seperti berikut:
37
Jumlah Pengurus LPMD : 36 Orang
Jumlah Kader Pembangunan Desa : 17 Orang
PKK
Jumlah Tim Penggerak PKK : 60 Orang
Jumlah Kader PKK : 49 Orang
Jumlah Anggota BPD : 9 Orang
Jumlah pengurus Karang taruna : 51 orang
Jumlah pengurus P 3 A ( 2 unit ) : 35 orang
Jumlah pengurus GAPOKTAN : 35 orang
Jumlah pengurus Lansia : 25 orang
Jumlah pengurus IPHI : 20 orang
Kader Jumantik : 105 orang
Kader Posyandu 23 yandu @5 orang : 115 orang
Kader KB 23 yandu @5 Orang : 115 Orang
Jumlah pengurus Normalisasi jalan : 20 orang
Jumlah pengurus PAMSIMAS : 3 kelompok
LKM : 2 unit
d. Struktur Pemerintahan Desa
Desa Srimartani di pimpin oleh seorang Kepala Desa yang di
bantu oleh beberapa orang Pamong desa yang bertanggungjawab
terhadap jalannya pemerintahan di desa, secara umum kondisi struktur
pemerintahan di desa Srimartani dapat di uraikan sebagai berikut:
38
Gambar II-1
Struktur Pemerintahan Desa Srimartani Kecamatan Piyungan
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Sumber Data : Profil Desa Srimartani tahun 2018
Lurah Desa
Sekretaris
Kepala
Urusan Tata
Usaha dan
Umum
Kepala
Urusan
Keuangan
Kepala
Urusan
Perencanaan
Ka. Sie
Pemerintahan
Ka. Sie
Kesejahteraan
Ka. Sie
Pelayanan
Dukuh
39
B. Keuangan Desa Srimartani Tahun 2018
1. APB Desa
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa merupakan dokumen Desa
yang memuat tentang rincian keuangan Desa dan sumber keuangan serta
pengalokasian keuangan tersebut untuk menjalankan program pemerintah
Desa. Berikut merupakan rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Srimartani tahun 2018 pada tabel II-4:
Tabel II-4
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Srimartani tahun 2018.
Keterangan: Huruf yang dicetak miring merupakan kegiatan yang dibiayai dari
Dana Desa
Uraian Anggaran (Rp)
PENDAPATAN DESA
Pendapatan Asli Desa 179.431.250,00
Hasil Aset Desa 174.431.250,00
Lain-lain PADes yang sah 5.000.000,00
Pendapatan Transfer 4.563.378.530,00
Dana Desa 1.238.288.000,00
Bagi Hasil Pajak dan Retribusi 149.741.460,00
Alokasi Dana Desa 1.733.927.000,00
Bantuan Keuangan Kab./Kota 1.441.422.070,00
JUMLAH PENDAPATAN DESA 4.742.809.780,00
BELANJA DESA
Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan 1.777.383.448,00
Pembayaran Penghasilan dan Tunjangan Tetap 520.020.000,00
Kegiatan Operasional Pemerintah Desa 283.062.800,00
Kegiatan Operasional BPD 62.598.900,00
Kegiatan Operasional Rukun Tetangga 42.200.000,00
Kegiatan Operasional Lembaga Kemasyarakatan
Desa
76.298.500,00
Operasional Linmas dan Keamanan Desa 3.000.000,00
Pengisian dan Pelantikan BPD 5.752.700,00
Pemilihan dan Pelantikan Lurah Desa 312.375.000,00
Pengisian staf Desa dan tenaga Lainnya 2.952.000,00
Penyelenggaraan Penjaringan 11.383.100,00
40
Gagasan/Musyawarah Dusun
Penyelenggaraan Musrenbang Desa 11.225.000,00
Penyusunan dan Penetapan RPJM Desa 9.825.000,00
Penyusunan dan Penetapan RKP Desa 3.425.000,00
Penyusunan dan Penetapan APB Desa dan
Perubahan APB
6.850.000,00
Penyusunan dan Penetapan Laporan Realisasi
Pelaksanaan Kegiatan
3.425.000,00
Penyusunan LKPPD dan LPPD 11.475.000,00
Penyusunan dan Sosialisasi Produk Hukum
Desa
6.850.000,00
Pengelolaan Tanah Desa 6.225.000,00
Penyediaan pakaian Dinas dan atributnya 12.250.000,00
Rapat koordinasi pemerintahan umum 8.400.000,00
Penyediaan/pemeliharaan peralatan Kantor 5.000.000,00
Pengelolaan Administrasi dan Informasi Desa 10.696.000,00
Penyusunan/update profi/monografi/data
kependudukan
18.135.500,00
Inventarisasi dan/atau penghapusan aset Desa 3.900.000,00
Updating data kependudukan Desa 17.472.000,00
Pembinaan Kejuaraan 24.230.000,00
Monitoring dan evalusi kegiatan 2.750.000,00
Pembayaran tunjangan Lurah dan Pamong Desa 196.551.948,00
Pembayaran BPD 61.650.000,00
Jaring Aspirasi BPD 6.135.400,00
Penyelenggaraan Musyawarah Pelaksanaan
Pembangunan
16.913.500,00
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa 2.779.236.538,00
Pembangunan/rehabilitasi jalan Desa 946.293.189,00
Pembangunan/rehabilitasi Pasar
Desa/Bangunan Pendukung ekonomi
200.000.000,00
Pembangunan/rehabilitasi Gedung PAUD/TK
Desa/Bangunan Pendidikan
166.061.010,00
Pembangunan/rehabilitasi Gedung serba guna 64.599.000,00
Pembangunan/rehabilitasi sarana prasarana
olahraga
25.000.000,00
Pembangunan/rehabilitasi Gedung pelayanan
Kesehatan
100.000.000,00
Pembangunan/rehabilitasi Gedung
KBM/Perpustakaan
53.500.000
Pembangunan rumah tidak layak huni 125.000.000,00
Pembangunan/rehabilitasi Jembatan Desa 41.263.891,00
Pembangunan/rehabilitasi jalan lingkungan
Pemukiman
170.000.000,00
41
Pembangunan/rehabilitasi Talud/gorong-
gorong/turap/Bangket
238.610.748,00
Pembangunan/rehabilitasi saluran
Drainase/gorong-gorong
243.508.700,00
Rehabilitasi/perbaikan rumah Ibadah 189.400.000,00
Pembangunan/program untuk keluarga miskin 20.000.000,00
Pembangunan/rehabilitasi jaringan air bersih 100.000.000,00
Pembangunan/rehabilitasi Gedung Kantor Desa 96.000.000,00
Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa 881.831.951,00
Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan Desa 13.901.400,00
Pembinaan LINMAS Desa 2.905.400,00
Pembinaan Kaum Rois dan Takmir Masjid 23.045.400,00
Fasilitasi Pelaksanaan Peringatan Hari Besar
Nasional
49.598.100,00
Fasilitasi Kegiatan Peringatan hari besar
keagamaan
31.130.400,00
Pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat 29.700.000,00
Pengelolaan tempat pendidikan Al’quran 8.500.000,00
Pembinaan dalam rangka penangkalan
kenakalan remaja
3.005.400,00
Penyuluhan Penyalahgunaan dan bahaya Napza 3.005.400,00
Penyuluhan bahaya terorisme, aliran sesat dan
organisasi terorisme
2.840.000,00
Penyelenggaraan kompetisi olahraga 17.720.000,00
Fasilitasi keikutsertaan dalam peringatan hari
jadi Kabupaten
11.725.000,00
Pengembangan dan pembinaan kehidupan
sosial keagamaan
43.600.000,00
Pembinaan kader kesehatan PPKBD dan Sub
PPKBD
5.830.000,00
Peningkatan fasilitas pendidikan bagi anak
yatim/piatu/ yatim piatu
23.055.000,00
Peningkatan Kapasitas aparatur Pemrintah Desa 34.393.760,00
Peningkatan Kapasitas Lembaga
Kemasyarakatan Desa
106.323.170,00
Peningkatan Kapasitas tenaga Pendidik 18.977.500,00
Pelatihan Kader kesehatan Masyarakat 25.820.000,00
Pelatihan dan pemberdayaan kelompok Tani 2.289.253,00
Pelatihan dalam bidang ekonomi produktif 4.132.500,00
Pelatihan pemanfaatan pengelolaan sampah 2.600.000,00
Peningkatan sarana dan pra sarana
pengelolaan sampah
50.000.000,00
Pelatihan dan pemberdayaan kelompok
masyarakat
6.195.000,00
42
Pengelolaan dan pengembangan wisata Desa 3.660.000,00
Pelatihan penjualan online 5.240.000,00
Pengembangan benih lokal pertanian,
peternakan dan perikanan
8.325.000,00
Pelatihan dan pemberdayaan bagi warga
difabel/penyandang cacat
14.825.000,00
Pelatihan dan pemberdayaan bagi kaum lansia 92.105.400,00
Pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro 45.000.000,00
Promosi/festival/pameran produk-produk Desa 18.422.500,00
Sosialisasi program kerja pemerintah
Desa/Daerah
6.125.000,00
Pelatihan manajement BUM Desa 3.825.809,00
Fasilitasi kegiatan pembinaan bidang olah raga 33.200.000,00
Fasilitasi penanggulangan tingkat kemiskinan
Desa
12.745.000,00
Fasilitasi posko kesehatan Desa 58.250.000,00
Peningkatan kapasitas LINMAS Desa 14.471.399,00
Pengembangan Kesiapsiagaan masyarakat
menghadapi bencana alam
61.703.160,00
Pemberantasan serangan nyamuk 4.400.000,00
Bidang Tidak Terduga 16.245.342,00
Kegiatan Penanggulangan keadaan darurat 16.245.342,00
JUMLAH BELANJA DESA 5.612.136.179,00
SURPLUS / (DEFISIT) (869.326.399,00)
PEMBIAYAAN DESA
Penerimaan Pembiayaan 869.326.399,00
Sisa lebih penghitungan Anggaran Tahun
sebelumnya
869.326.399,00
JUMLAH PEMBIAYAAN DESA 869.326.399,00
SISA LEBIH / (KURANG) PERHITUNGAN
ANGGARAN
0,00
Sumber : APB Desa Srimartani tahun 2018
Dari tabel tersebut menunjukan dua hal, pertama: bahwa total
pembiayaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa mencapai
angka Rp. 3.661.062.489,00 atau 3.6 Milyar lebih, yang terbagi untuk
Pemberdayaan Masyarakat Desa memakan biaya Rp. 881.831.951,00. Dan
untuk bidang pembangunan mencapai angka Rp. 2.779.236.538,00 atau
2,7 Milyar lebih. Sedangkan jika diperhatikan pada sumber pendanaan
43
khususnya pada pos Dana Desa hanya sebesar Rp. 1.238.288.000,00 atau
1.2 Milyar lebih. Hal ini menunjukan bahwa pembiayaan untuk
pelaksanaan program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa
tidak hanya bersumber dari pos anggaran Dana Desa, namun juga dalam
pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa di Desa
Srimartani, dibiayai juga melalui Alokasi Dana Desa (ADD), Pendapatan
Asli Desa (PADes) dan pos anggaran lain, yang dikelola sesuai
kewenangan Desa. hal tersebut terlihat pada margin anggaran sebesar Rp.
2.422.774.489,00 atau 2,4 Milyar lebih.
Kedua: Selain itu dari tabel tersebut pun menunjukan bahwa, Desa
Srimartani dalam perumusan dan pelaksanaan kegiatan Desa lebih
memprioritaskan Pembangunan Desa. hal tersebut terlihat pada
pengalokasian seluruh anggaran pada tiga bidang yakni Bidang
Pembangunan mencapai angka Rp. 2.779.236.538,00 atau 2,7 Milyar lebih
untuk Pelaksanaan Pemerintahan sebesar Rp. 1.777.383.448,00 atau 1,7
Milyar lebih, sedangkan untuk Pemberdayaan masyarakat Desa mencapai
angka Rp. 881.831.951,00 atau 0,8 Milyar lebih.
2. RKP Desa Srimartani
Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) merupakan
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk
jangka waktu satu tahun. Dokumen RKP Desa menjadi dasar untuk
menyusun dokumen penganggaran Desa atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APB Desa). maksud dari penyusunan RKP Desa untuk
44
mewujudkan sinkronisasi dan sinergitas pembangunan serta untuk
mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan pembangunan
Desa, dengan tujuan agar Menjadi acuan bagi Pemerintah Desa Srimartani
dalam menyusun program dan kegiatan yang dianggarkan melalui
Anggaran dan Belanja Desa.
Untuk memperhatikan dengan baik realisasi penggunaan anggran,
maka dokumen yang diambil ialah RKP Desa tahun 2019, karena di dalam
dokumen RKP Desa Srimartani tahun 2019, memuat evaluasi realisasi
capaian anggaran program kegiatan pada tahun 2018. Dari RKP Desa
Srimartani tersebut dapat dianalisis apakah penyerapan Dana Desa telah
masksimal atau belum. Selain itu perlu diketahui bahwa dalam rangka
pelaksanaan program pembangunan, pemberdayaan masyarakat Desa,
serta kegiatan pemerintahan lainnya dianggarakan dari APB Desa yang
terdiri atas beberapa sumber atau pos anggaran. Sehingga dalam hal
pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa
pun menggunakan pos anggaran yang tidak hanya bersumber dari pos
anggaran Dana Desa. berikut merupakan hasil evaluasi realisasi capaian
anggaran untuk program pelaksanaan kegiatan Pembangunan dan
Pemberdayaan masyarakat Desa seperti pada tabel berikut:
45
Tabel II-5
Penggunaan Anggaran dan Program Pembangunan
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa tahun 2018
Total Dana Desa 1.238.288.000,00
Bidang Kegiatan Jumlah Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp) Surplus/Defisit
(Rp)
Pembangunan 2.779.236.538,00
2.032.851.000,00 746.388.538,00
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
881.831.951,00 703.658.559,00 178.170.392,00
Total 3.661.068.489,00 2.736.509.559,00 924.558.930,00
Sumber: Evaluasi Pelaksanaan Program kegiatan dan Anggaran tahun 2018
Dari tabel tersebut menunjukan dua hal. Pertama, total
keseluruhan Dana Desa telah dimasukan dalam alokasi anggaran untuk
pelaksanaan kegiatan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
yang kemudian ditambahakan dari pos anggaran yang lainnya, sehingga
terlihat pada besaran Dana Desa yang lebih kecil dari pada total
keseluruhan anggaran untuk Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa. Kedua, dalam tabel tersebut menunjukan bahwa penyerapan
keseluruhan anggaran masih kecil guna pelaksanaan pembangunan. Hal
tersebut ditunjukan dengan adanya surplus atau sisa penggunaan anggaran
yang mencapai Rp. 924.558.930,00.
Selain itu, jika merujuk pada peraturan mengenai pembagian Dana
Desa, maka 30% (persen) dari total keseluruhan Dana Desa diperuntukan
bagi pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Sedangkan
70% (persen) lainnya digunakan untuk pelaksanaan Pembangunan Desa
dari total keseluruhan Dana Desa yang diterima oleh Desa Srimartani yang
46
sebesar Rp. 1.238.288.000,00. Dari total keseluruhan Dana Desa
Srimartani tahun 2018, maka dapat diketahui bahwa untuk pelaksanaan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dana Desa yang dialokasikan (30% dari
total keseluruhan), ialah sebesar Rp. 371.486.000,00 sedangkan untuk
pelaksanaan Pembangunan (70% dari total keseluruhan) ialah sebesar
866.802.000.
Secara spesifik, Dana Desa di Desa Srimartani yang digunakan
untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa, dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel II-6
Rincian Penggunaan Dana Desa Uraian Keterangan
(lokasi)
Dana Desa
(Rp)
Anggaran Lain Total
PEMBANGUNAN
Rehabilitasi jalan kampung
Padukuhan Mendungan, RT
03 – 04
25.000.000.00 20.000.000.00 (ADD)
45.000.000.00
Rehabilitasi jalan
kampung
Padukuhan
Umbulsari
25.000.000.00 20.000.000.00
(ADD)
45.000.000.00
Rehabilitasi jalan
kampung
Padukuhan
Sanansari
25.000.000.00 20.000.000.00
(ADD)
45.000.000.00
Rehabilitasi jalan
kampung
Padukuhan
Rejosari
25.000.000.00 20.000.000.00
(ADD)
45.000.000.00
Rehabilitasi jalan
kampung
Padukuhan
Mutihan
25.000.000.00 20.000.000.00
(ADD)
45.000.000.00
Rehabilitasi jalan
kampung
Padukuhan
Munggur
25.000.000.00 20.000.000.00
(ADD)
45.000.000.00
Rehabilitasi jalan
kampung
Padukuhan
Daraman
25.000.000.00 20.000.000.00
(ADD)
45.000.000.00
Rehabilitasi jalan
kampung
Padukuhan
Kemloko
25.000.000.00 20.000.000.00
(ADD)
45.000.000.00
Rehabilitasi jalan
kampung
25.000.000.00 25.000.000.00
(ADD)
50.000.000.00
Rehabilitasi jalan
kampung
Padukuhan Wanu
Joyo Kidul, RT 05
25.000.000.00 25.000.000.00
(ADD)
50.000.000.00
Rehabilitasi pasar
Desa
Pasar Desa
(Kembangsari)
15.000.000.00 185.000.000.00
(ADD + Bantuan dana Daerah
200.000.000.00
47
Kab./Prop)
Pembangunan/reh
abilitasi fasilitas
kesehatan
Desa Srimartani 100.000.000
(ADD+Bantuan
daerah Kab./Prop)
100.000.000.00
Rehabilitasi
PAUD
PAUD Mekar
Melati,
Padukuhan Kwasen
10.000.000.00 43.000.000.00
(ADD)
53.000.000.00
Rehabilitasi TK TK Kwasen 10.000.000.00 43.000.000.00
(ADD)
53.000.000.00
Rehabilitasi Jembatan Desa
Padukuhan Kembangsari, RT
05
30.000.000.00 30.000.000.00 (ADD)
60.000.000.00
Pembangunan
gorong-gorong
Padukuhan
Sanangsari RT 02
30.000.000.00 30.000.000.00
Pembangunan
gorong-gorong
Padukuhan
Daraman, RT 06
30.000.000.00 30.000.000.00
Pembangunan
gorong-gorong
Padukuhan
Bulusari, RT 01
30.000.000.00 30.000.000.00
Rehabilitasi
irigasi
Padukuhan
Bulusari
30.000.000.00 20.000.000.00
(ADD)
50.000.000.00
Rehabilitasi
irigasi
Padukuhan
Piyungan
30.000.000.00 20.000.000.00
(ADD)
50.000.000.00
Rehabilitasi
irigasi
Padukuhan Wanu
Joyo Lor
30.000.000.00 20.000.000.00
(ADD)
50.000.000.00
Rehabilitasi
irigasi
Padukuhan
Rejosari
30.000.000.00 20.000.000.00
(ADD)
50.000.000.00
Program untuk
keluarga miskin
Desa Srimartani 20.000.000.00 20.000.000.00
Pembangunan Jaringan Air
Bersih
Padukuhan Munggur,
Mutihan,
Piyungan, Pos
Piyungan
200.000.000.00 150.000.000.00 (ADD+ Bantuan
dana Daerah
Kab./Prop)
350.000.000.00
Pembangunan
jalan lingkungan
pemukiman
Padukuhan
Kemloko, RT 02,
RT 03 dan RT 04
75.000.000.00 45.000.000.00
(ADD)
120.000.000.00
Rehabilitasi Masjid
Masjid An Nur, Kwasen
95.000.000.00 95.000.000.00
Rehabilitasi
fasilitas olahraga
Lapangan sepak
bola, Padukuhan Petir
16.802.000.00 16.450.000.00 33.252.000.00
Pembangunan
fasilitas olahraga
(Lapangan Volly dan Bulu tangkis
terpadu)
Desa Srimartani 100.000.000.00
(ADD+ Dana
Bantuan Daerah Kab./Prop)
100.000.000.00
Rehabilitasi
gedung kantor
Desa Srimartani 30.000.000.00 10.000.000.00
(ADD)
40.000.000.00
48
Desa
Rehabilitasi
gedung serba
guna
Desa Srimartani 58.599.000.00 58.599.000.00
TOTAL 866.802.000.00 1.166.049.000.00 2.032.851.000.00
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Pembinaan LKMD Desa Srimartani 13.900.000.00
Pembinaan Linmas
Desa
Desa Srimartani 2.905.000.00
Pembinaan Kaum
Rois dan Takmir
Masjid
Desa Srimartani 10.000.000.00 13.045.000.00
Fasilitasi Pelaksanaan Hari
Nasional
Desa Srimartani 20.000.000.00 29.598.000.00
Fasilitasi Kegiatan
peringatan hari besar keagamaan
Desa Srimartani 10.000.000.00 21.130.000.00
Pembinaan
keamanan dan ketertiban
masyarakat
Desa Srimartani 29.700.000
Pengelolaan
tempat pendidikan Al’ quran
Desa Srimartani 8.000.000.00
Pembinaan dalam
rangka
penangkalan kenakalan remaja
Desa Srimartani,
Karangtaruna
3.000.000.00
Penyuluhan
Penyalahgunaan dan bahaya Napza
Desa Srimartani,
SLTP dan SLTA
3.000.000.00
Penyuluhan bahaya
terorisme, aliran
sesat dan organisasi
terorisme
Desa Srimartani 3.000.000.00
Penyelenggaraan kompetisi olahraga
Desa Srimartani 17.720.000.00
Fasilitasi
keikutsertaan
dalam peringatan hari jadi
Kabupaten
Desa Srimartani 11.000.000.00
Pengembangan dan
pembinaan kehidupan sosial
keagamaan
Desa Srimartani 43.000.000.00
Pembinaan kader kesehatan PPKBD
Kader Kesehatan,
5.000.000.00
49
dan Sub PPKBD PPKBD
Peningkatan
fasilitas pendidikan
bagi anak yatim/piatu/ yatim
piatu
Desa Srimartani 23.000.000.00
Peningkatan
Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
Aparatur
Pemerintah Desa
34.393.760.00
Peningkatan
Kapasitas
Lembaga Kemasyarakatan
Desa
Desa Srimartani 106.323.170.00
Peningkatan Kapasitas tenaga
Pendidik
Desa Srimartani 19.000.000.00
Pelatihan Kader
kesehatan Masyarakat
Kader
Kesehatan Desa Srimartani
26.000.000.00
Pelatihan dan
pemberdayaan
kelompok Tani
Gapoktan Desa
Srimartani
3.000.000.00
Pelatihan dalam
bidang ekonomi
produktif
Desa Srimartani 4.000.000.00
Pelatihan pemanfaatan
pengelolaan
sampah
Padukuhan Kembangsari
3.000.000.00
Pelatihan sarana
dan pra sarana
pengelolaan
sampah
Padukuhan
Kembangsari
50.000.000.00
Pelatihan dan
pemberdayaan
kelompok masyarakat
Desa Srimartani 6.200.000.00
Pengelolaan dan
pengembangan
wisata Desa
Desa Srimartani 4.000.000.00
Pelatihan
penjualan online
Desa Srimartani 5.186.000.00
Pengembangan
benih lokal pertaniaan,
peternakan dan
perikanan
Gapoktan Desa
Srimartani
8.000.000.00
Pelatihan dan pemberdayaan bagi
Desa Srimartani 14.000.000.00
50
warga difabel/penyandun
g cacat
Pelatihan dan pemberdayaan bagi
kaum lansia
Desa Srimartani 22.000.000.00 70.100.000.00
Pemberdayaan dan
pengembangan usaha mikro
Desa Srimartani 45.000.000.00
Promosi/festival/pa
meran produk-
produk Desa
Desa Srimartani 18.000.000.00
Sosialisasi
program kerja
pemerintah Desa/Daerah
Desa Srimartani 6.000.000.00
Pelatihan
manajement BUM
Desa
Desa Srimartani 4.000.000.00
Fasilitasi
penanggulangan
tingkat kemiskinan
Desa
Desa Srimartani 12.000.000.00
Fasilitasi posko
kesehatan Desa
Desa Srimartani 29.000.000.00 29.300.000.00
Peningkatan
kapasitas LINMAS Desa
Desa Srimartani 14.000.000.00
Pengembangan
kesiapsiagaan masyarakat
menghadapi
bencana alam
Desa Srimartani 31.000.000.00 31.000.000.00
Pemeberantasan serangan nyamuk
Desa Srimartani 4.100.000.00
TOTAL 371.486.000.00 494.114.000.00 865.600.000.00
Sumber : Laporan Penggunaan Dana Desa Tahun 2018
Dari Tabel tersebut, menunjukan bahwa keseluruhan Pandapatan Desa
yang bersumber dari pos anggaran Dana Desa, secara keseluruhan
dialokasikan untuk pembiayaan program Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa di Desa Srimartani. Selain itu, dari tabel tersebut pun
menunjukan hal yang tidak jauh berbeda dengan tabel sebelumnya, bahwa
51
dalam pembiayaan program pembangunan dan Pemberdayaan masyarakat
Desa, tidak hanya di biayai dari pos anggaran Dana Desa, melainkan dari pos
anggaran lainnya seperti ADD.
76
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Raharjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Ali, Madekhan. 2007. Orang Desa Anak Tiri Perubahan. Lamongan: Prakarsa.
Arief Budiman, 1995. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Aziz, Moh. Ali dkk, 2005, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma aksi
metodologi. Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Nusantara.
Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.
Hadari Nawawi. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Ruslan, Rosady. 2004. Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D. Bandung:
PT Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sutoro Eko. 2015. Regulasi Baru Desa Baru (Ide Misi dan Semangat UU Desa).
Jakarta: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Peraturan Menteri Desa Transmigrasi dan Pembangunan Daerah Tertinggal
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2018
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014
Tentang Pedoman Pembangunan Desa
Peraturan Desa Srimartani Nomor 5 Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa Srimartani Periode 2018-2024
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Srimartani Tahun 2018-2024.
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/akumulasi-penyaluran-dana-Desa-
hingga-tahun-2018-tahap-2-mencapai-rp149-31-triliun/, 24/07/2018.
77
http://mediaindonesia.com/read/detail/122478-pengelolaan-dana-Desa-
terindikasi-belum-tepat-sasaran,14/9/2017.
https://krjogja.com/web/news/read/51508/Pelanggaran_Dana_Desa_Didominasi
_Kesalahan_Prosedur 22/03/2019.
https://republika.co.id/berita/ekonomi/Desa-bangkit/18/12/09/pjgfqr368-kasus-
penyelewengan-dana-Desa-menurun 10/12/2018.
https://antikorupsi.org/id/news/menangkal-korupsi-dana-Desa, 6/08/2017.
78
DAFTAR PERTANYAN
Identitas Informan
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan/Jabatan :
1. Bidang Pembangunan:
a. Bagaimana Penggunaan Dana Desa untuk Pembangunan, pemanfaatan dan
pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan Desa?
b. Bagaimana Penggunaan Dana Desa untuk Pembangunan, pemanfaatan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan?
c. Bagaimana Penggunaan Dana Desa untuk Pembangunan, pemanfaatan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan?
d. Bagaimana Penggunaan Dana Desa untuk Pengembangan usaha ekonomi
produktif serta pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana ekonomi?
e. Bagaimana Penggunaan Dana Desa untuk pelestarian lingkungan hidup?
2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat:
a. Bagaimana Penggunaan Dana Desa untuk Pelatihan usaha ekonomi,
pertanian, perikanan dan perdagangan?
b. Bagaimana Penggunaan Dana Desa untuk Pelatihan teknologi tepat guna?
79
c. Bagaimana Penggunaan Dana Desa untuk Pendidikan, pelatihan, dan
penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat Desa, dan Badan
Pemusyawaratan Desa?
d. Bagaimana Penggunaan Dana Desa untuk Peningkatan kapasitas
masyarakat?
Ket: Anggota BPD, Muhamad Amin.
16/12/2019
Ket : Ketua Karang Taruna, Muhamad
Solinurdin. 16/12/2019
Ket: Wakil ketua, Ilham Tri murdo.
16/12/2019
Ket: Kaur Kesejahteraan, Suratman.
16/12/2019
Ket : Ketua RT 06 Munggur, Subarjo.
17/12/2019
Ket : Sekertaris Desa, Eko Herri Purwanto.
16/12/2019