Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DI DUSUN GEBLAGAN TAMANTIRTO
KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta
Disusun Oleh :
RIA ANITA NPM: 3208098
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA 2012
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DI DUSUN GEBLAGAN TAMANTIRTO KASIHAN
BANTUL YOGYAKARTA
Ria Anita1, Induniasih2, Masta Hutasoit3
INTISARI
Latar Belakang : Pada tahun 2010 penduduk lansia di Indonesia mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan hidup menjadi 67,4 tahun. Tahun 2020 perkiraaan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 % dengan usia harapan hidup sekitar 71,1 tahun (Departemen Kesehatan RI, 2005). Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini terdapat 43.800 orang lansia atau hampir 9% dari jumlah penduduk (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2009). Menurut Whinney (1989) bentuk siklus dan fungsi keluarga secara keseluruhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan setiap anggota keluarga terutama keluarga dengan lansia. Studi pendahuluan di Dusun Geblagan menunjukkan jumlah lansia sebanyak 249 jiwa, sebanyak 60 jiwa adalah laki-laki dan 189 jiwa adalah perempuan serta sebagian besar lansia masih produktif Tujuan Penelitian : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara fungsi keluarga dengan kualitas hidup pada lansia di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Metode Penelitian : Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik Cluster random sampling yaitu 89 lansia yang berusia 60 tahun di Dusun Geblagan. Instrumen penelitian adalah kuesioner dan hasil penelitian dianalisis dengan rumus korelasi Kendall Tau. Hasil penelitian : Fungsi keluarga pada lansia di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul sebagian besar adalah baik sebanyak 54 orang (60,7%). Kualitas hidup lansia di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul sebagian besar adalah sedang sebanyak 42 orang (47,2%). Hasil uji korelasi Kendal Tau diperoleh p-value sebesar 0,000 < (0,05). Kesimpulan : Ada hubungan antara fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Kata kunci : Fungsi Keluarga, Kualitas Hidup Lansia
1 Mahasiswa PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen POLTEKES KEMENKES Yogyakarta 3 Dosen PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
v
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
RELATIONSHIP BETWEEN FUNCTION FAMILY WITH QUALITY LIFE OF ELDERLY IN HAMLET GEBLAGAN TAMANTIRTO
KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA
Ria Anita1, Induniasih2, Masta Hutasoit3
ABSTRACT
Background: In 2010 population the elderly in Indonesia reached 23,9 million or 9,77% and life the average expectancy to 67,4 years. The years in 2020 or the estimates of senior citizens in Indonesia reached 28,8 million or 11,34% with life expectancy of about 71,1 years (Ministry of Health RI, 2005). Region Special Yogyakarta (DIY) there are currently 43.800 elderly people, or nearly 9% of the population (Bureau Central of Statistics Indonesia, 2009). According Whinney (1989) forms a cycle and functions of the family as a whole has a considerable influence on the health of every member of the family, especially families with older adults. Hamlet Geblagan preliminary study showed the number as many as 249 elderly people, as many as 60 people were men and 189 souls were women and most elderly are still productive. Research objectives: Knowing the relationship between function family with quality life of elderly in Hamlet Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Research Methods: The method in this is descriptive analytical with approach cross sectional. Samples were taken technique by cluster random sampling that is 89 elderly aged 60 years in the hamlet Geblagan. Instruments research were questionnaire and results were analyzed by formula correlation Kendall Tau. The results: The function of the family of the elderly in the hamlet Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul is good most of the 54 people (60,7%). Quality of life of elderly people in the hamlet of Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul mostly are as many as 42 people (47,2%). Results test correlation Kendall Tau obtained p-value of 0,000 < (0,05). Conclusion: There is a relationship between function family with quality life of elderly in Hamlet Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Keywords: Function Family, Quality of Life of Elderly ----------------------------------------------------------------- 1Students PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Lecturer POLTEKES KEMENKES Yogyakarta 3Lecturer PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
vi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:
HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA
LANSIA DI DUSUN GEBLAGAN TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL
YOGYAKARTA
Yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi sarjana keperawatan pada
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta, sejauh saya ketahui bukan merupakan tiruan atau
duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan atau pernah dipakai untuk
mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi atau instansi
manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagimana
mestinya.
Yogyakarta, Agustus 2012
Ria Anita NPM: 3208098
vii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
8
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum WR.WB. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmad-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyususunan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “ Hubungan Antara Fungsi Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia Di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta”.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah skripsi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta tidak dapat di sangkal butuh usaha yang keras, kegigihan dan kesabaran untuk menyelesaikannya. Namun disadari karya ini tidak akan selesai tanpa orang-orang tercinta di sekeliiling penulis yang telah mendukung dan membantu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada: 1. Bapak dr.Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2. Ibu Dwi Susanti, S.Kep,.Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 3. Ibu Rosa Delima Ekhwantini, S.Kp.,M.Kes selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran yang sangat berguna. 4. Ibu Induniasih, S.Kp.,M.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan pendapat yang sangat berguna. 5. Ibu Masta Hutasoit, S.Kep.,NS., selaku pembimbing II yang telah
memberikan nasehat, bimbingan saran dan pendapat yang berguna. 6. Bapak kepala Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta yang
telah memberikan kesempatan dan ijinnya untuk melakukan penelitian. Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah
dari Allah SWT. Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal skripsi masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis dengan segala kerendahan hati mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan penelitian ini.
Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait, lingkungan akademik Sekola Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, serta para pembaca pada umumnya. Wassalamualikum WR.WB.
Yogyakarta, Agustus 2012
Penulis, Ria Anita
NPM: 3208098
viii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
9
DAFTAR ISI Hal
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iii MOTTO..................................................................................................... iv INTISARI ................................................................................................. v ABSTRACT .............................................................................................. vi PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................. ix DAFTAR TABEL ..................................................................................... x DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ... xii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
1. Tujuan Umum.......................................................................... 4 2. Tujuan Khusus ......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 4 E. Keaslian Penelitian ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Teori ..................................................................................... 7 1. Lansia ......................................................................................... 7 2. Keluarga ................................................................................... 10 3. Kualitas Hidup .......................................................................... 16 4. Hubungan fungsi keluarga dengan kualitas Hidup ..................... 22 5. Landasan Teori ......................................................................... 23
B. Kerangka Teori penelitian ................................................................ 25 C. Kerangka Konsep penelitian ............................................................ 26 D.Hipotesis ......................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ....................................................................................... 28 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 28 C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 28 D. Variabel Penelitian .................................................................................... 30 E. Definisi Operasional .................................................................................. 31 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ............................................................ 3 G. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 34 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................................ 36 I. Etika Penelitian ......................................................................................... 39 J. Jalannya Penelitian .................................................................................... 40
ix
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian.………………………….……...…………………43
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………….……….....…..43 2. Karakteristik Responden………………………...….…………..44 3. Analisa Univariat……………………………..…..…………….45 4. Analisa Bivariat……………………...……………..…………..46
B. Pembahasan……………………………………………...………...47 1. Fungsi Keluarga..………….…………………………..………..47 2. Kualitas Hidup Lansia……………..…………………..……….51 3. Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia..….54
C. Keterbatasan Penelitian………………..……...…………………...56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan…….…………………………………………………..57 B. Saran……………………………………………….………………57
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
11
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 3.1 Definisi
Operasional…………………………………………………….. 31 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Fungsi Keluarga pada Lansia…………….. 32 Tabel 3.3 Formula Untuk Skoring dan Skala Transformasi……………… 33 Tabel 3.4 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien
Korelasi ……………………………………………………….. 39 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Di Dusun Geblagan Tamantirto
Kasihan Bantul Yogyakarta………...…...……………..……… 44 Tabel 4.2 Fungsi Keluarga di Dusun Geblagan Tamntirto Kasihan Bantul
Yogyakarta………………………………...………………….. 45 Tabel 4.3 Kualitas Hidup lansia di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan
Bantul Yogyakarta……………………………………………... 45 Tabel 4.4 Hubungan Fungsi Kelurga Dengan Kualitas Hidup lansia di
Dusun Geblagan Tamntirto Kasihan Bantul Yogyakarta……… 46
xi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Izin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Izin Sort Form 36 Lampiran 4. Surat Izin Validitas dan Izin Penelitian dari Sekretariat Daerah Prop
DIY Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Bantul Lampiran 6. Surat Pengantar Penelitian Dari Kepala Desa Tamantirto Kasihan
Bantul Lampiran 7. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 8. Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 10. Kuisioner Penelitian Fungsi Keluarga Lampiran 11. Kuisioner Short Form-36 Bahasa Indonesia Lampiran 12. Kuisioner Short Form-36 Bahasa Jawa Lampiran 13. Lampiran Hasil uji validitas Lampiran 14. Lampiran Hasil penelitian Lampiran 15. Lembar Bimbingan Skripsi
xiii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
7
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pada pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan salah
satu indikator yang di arahkan pada peningkatan angka harapan hidup manusia
dan masyarakat, termasuk lanjut usia (lansia). Dilihat dari sisi pembangunan
kesehatan Indonesia sudah cukup berhasil, karena angka harapan hidup bangsa
Indonesia telah meningkat secara bermakna. Sedangkan disisi lain dengan
meningkatnya usia harapan hidup ini membawa beban bagi masyarakat, karena
populasi lanjut usia (lansia) meningkat. Hal ini berarti kelompok resiko dalam
masyarakat Indonesia menjadi lebih tinggi lagi. Jumlah lansia dari tahun ke tahun
cenderung meningkat. Kantor Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat
(KESRA) melaporkan, tahun 2006 jumlah penduduk lansia di Indonesia mencapai
19 juta orang (8,90%) dan usia harapan hidup juga meningkat (66,2 tahun). Pada
tahun 2010 penduduk lansia di Indonesia mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia
harapan hidup menjadi 67,4 tahun. Sepuluh tahun kemudian atau tahun 2020
perkiraaan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 % dengan
usia harapan hidup sekitar 71,1 tahun (Departemen Kesehatan RI, 2005).
Proporsi penduduk lansia terbesar berturut–turut adalah mereka yang
tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencapai 14% yang merupakan
jumlah tertinggi di Indonesia. Setelah itu menyusul Jawa Tengah yakni 11,6% dan
Sulewesi Selatan sebesar 9,05%. Jumlah lansia di Indonesia mencapai 18,96 juta
orang atau sekitar 8,2% dari total penduduk Indonesia saat ini (Badan Pusat
Statistik Indonesia, 2009).
Meningkatnya jumlah lansia menimbulkan permasalah diberbagai aspek
kehidupan lansia, baik dari segi individu maupun dalam kaitannya dengan
keluarga dan masyarakat, terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan lansia.
Permasalahan tersebut jika tidak ditangani akan berkembang menjadi masalah
yang komplek dari segi fisik, mental, ekonomi dan sosial yang berkaitan dengan
kesehatan dan kesejahteraan lansia.
1
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
Menurut Sutikno (2011) keluarga mempunyai peranan yang sangat penting
dalam mengembangkan, mencegah, mengadaptasi dan memperbaiki masalah
kesehatan yang ditemukan dalam keluarga. Masalah kesehatan anggota keluarga
saling terkait dengan berbagai masalah anggota keluarga lainnya, jika ada satu
anggota keluarga yang bermasalah kesehatannya pasti akan mempengaruhi
pelaksanaan dari fungsi-fungsi keluarga. Sama halnya dengan adanya lansia akan
mempengaruhi kualitas hidup keluarga secara keseluruhan dan sebaliknya peran
fungsi keluarga akan mempengaruhi kualitas hidup lansia.
Menurut Whinney (1989) bentuk siklus dan fungsi keluarga secara
keseluruhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan setiap anggota
keluarga terutama keluarga dengan lansia baik kesehatan fisik maupun mental.
Setiap anggota mempunyai tugas-tugas tertentu agar setiap tahap dari siklus
keluarga dapat berlangsung dengan baik. Segala potensi yang dimiliki oleh lansia
bisa dijaga, dipelihara, dirawat dan dipertahankan bahkan diaktualisasikan untuk
mencapai kualitas hidup lansia yang optimal. Kualitas hidup lansia yang optimal
dapat diartikan sebagai kondisi fungsional lansia berada pada kondisi maksimum,
sehingga memungkinkan meraka bisa menikmati masa tuanya dengan penuh
makna, membahagiakan, berguna dan berkualitas.
Pada umumnya dipulau jawa kualitas hidup lansia sangat dipengaruhi oleh
fungsi keluarga karena kultur budaya di Jawa lansia biasanya tinggal bersama
anaknya setelah lansia tidak produktif lagi. Pendidikan juga mempengaruhi fungsi
keluarga, pada beberapa penelitian didapatkan hasil bahwa pendidikan yang
rendah, fungsi keluarga tersebut cenderung rendah karena pengetahuannya rendah
dan kualitas hidup anggota keluarga tidak baik. Fungsi keluarga juga dipengaruhi
oleh ekonomi, bila ekonomi rendah maka fungsi keluarga juga tidak akan sehat,
karena anggota keluarga akan kesulitan mendapatkan tempat tingggal yang sehat,
makanan yang bergizi, pendidikan yang memadai dan pelayanan kesehatan yang
maksimal yang akan mengakibatkan kualiats hidup anggota keluarganya tidak
baik. Kesehatan sangatlah penting pengaruhnya terhadap fungsi keluarga, bila
terdapat kesulitan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai maka
fungsi keluarga akan menjadi tidak sehat karena keluarganya tidak sehat dan akan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
menyebabkan angka kesakitan pada keluarga meningkat dan kualitas hidupnya
buruk. Sehingga fungsi keluarga dalam perawatan kesehatan sangatlah penting
pengaruhnya pada peningkatan kualitas hidup lansia.
Dusun Geblagan merupakan salah satu dusun yang berada di Kelurahan
Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta yang terdiri dari 7 RT dengan jumlah
lansia sebanyak 249 jiwa, sebanyak 60 jiwa adalah laki-laki dan 189 jiwa adalah
perempuan serta sebagian besar lansia masih produktif. Latar belakang sosial
lansia yang tinggal di Dusun Geblagan dari bermacam golongan. Sebagian besar
para lansia merasa bahwa kehidupan mereka sudah lengkap yaitu sebagai orang
tua juga sebagai kakek dan nenek yang tinggal dalam keluarga besar. Lansia
merasakan perubahan tentang kehidupannya di masa tua yang telah berbeda
dengan masa muda. Banyak perubahan yang dialami oleh lansia terutama
perubahan fisik dan kesehatan yang sudah menurun serta tidak mampu lagi
bekerja dan mencari uang lagi seperti dulu, ada juga beberapa lansia yang masih
aktif bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Terkadang keadaan tersebut
membuat para lansia mengalami ketakutan. Ada beberapa kegiatan
kemasyarakatan di Dusun Geblagan Tamantirto yang dapat dijadikan tempat
untuk bersosialisasi para lansia. Salah satu kegiatan yang rutin tiap bulan diadakan
adalah posyandu lansia yang dilaksanakan di RT 04 dan RT 05 . Lansia yang aktif
mengikuti posyandu lansia hanya sekitar 50% dengan jumlah sebanyak 100 lansia
dari jumlah keseluruhan lansia sebanyak 249 lansia.
Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan bila fungsi keluarga menurun
maka dapat menyebabkan kualitas hidup lansia menurun pula dan akhirnya akan
mengakibatkan angka kesakitan pada lansia meningkat sehingga angka
kematiannya akan meningkat juga. Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti
ingin meneliti lebih lanjut tentang “Hubungan antara fungsi keluarga dengan
kualitas hidup pada lansia di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul
Yogyakarta ”.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan
peneliti adalah: “Bagaimanakah hubungan antara fungsi keluarga dengan kualitas
hidup pada lansia di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta? ”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara fungsi keluarga dengan kualitas hidup
pada lansia di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya fungsi keluarga yang mempunyai lansia yang ada di Dusun
Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
b. Diketahuinya kualitas hidup lansia di Dusun Geblagan Tamantirto
Kasihan Bantul Yogyakarta.
c. Diketahuinya keeratan hubungan antara fungsi keluarga dengan kualitas
hidup pada lansia di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul
Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan
wawasan serta menambah pengetahuan dalam ilmu keperawatan
khususnya keperawatan komunitas, gerontik dan keluarga terutama yang
berhubungan dengan kualitas hidup lansia.
2. Manfaat praktis
a. Bagi responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi lansia
tentang pentingnya fungsi keluarga untuk meningkatkan kualitas
hidupnya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
b. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memperluas
pengalaman belajar peneliti khususnya tentang fungsi keluarga
dengan kualitas hidup lansia.
c. Bagi keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan gambaran pada
keluarga tentang pentingnya fungsi keluarga terhadap peningkatan
kualitas hidup.
d. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk
menambah bacaan bagi mahasiswa khususnya Stikes A.Yani
Yogyakarta.
e. Bagi petugas kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran tentang
peranan fungsi keluarga dalam peningkatan kualitas hidup pada lansia
di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang usia lanjut sudah banyak dilakukan, dibawah ini
adalah beberapa hasil penelitian:
1. Penelitian Oktavia (2009) melakukan penelitian tentang hubungan
antara bentuk interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di PSTW
Abiyono Pakem Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian ekperimen
dengan pendekatan cross sectional. Analisa data menggunakan korelasi
spearman’s Rho. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti adalah pada variabel bebas dan uji
statistiknya . Variabel bebas yang akan dilakukan oleh peneliti adalah
fungsi keluarga yang berada di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan
Bantul Yogyakarta dan ujinya menggunakan Kendall tau. Sedangkan
variabel bebas pada penelitian yang lalu adalah bentuk interaksi sosial
pada lansia di PSTW Abiyono Pakem Yogyakarta menggunakan uji
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
spearman rho. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang
akan dilakukan ada pada variabel terikatnya yaitu kualitas hidup pada
lansia.
2. Penelitian Putri (2012) dengan judul Hubungan antara fungsi keluarga
dengan kualitas hidup pada lansia di Kelurahan Wirobrajan Yogyakarta.
Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti adalah pada tempat penelitiannya dan
penggunaan ujinya. Tempat penelitian yang akan dilakukan adalah di
Dusun Geblagan Kasihan Bantul Yogyakarta dan ujinya menggunakan
uji Kendal Tau. Sedangkan pada penelitian yang lalu di Kelurahan
Wirobrajan Yogyakarta dan penggunaan ujinya menggunakan Chi
Square test dan Fisher exact test. Persamaan penelitiannya ada pada
pengambilan sampelnya yaitu dengan cluster random sampling dan
random sampling.
3. Penelitian Sutikno (2011) yang berjudul Hubungan fungsi keluarga
dengan kualitas hidup lansia di kelompok jantung sehat Surya Group
Kediri. Penelitian menggunakan desain observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Perbedaan penelitian tersebut dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah pada tempat
penelitiannya. Tempat penelitian yang akan dilakukan adalah di Dusun
Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Sedangkan pada
penelitian lalu di kelompok Jantung Sehat Surya Group Kediri Jawa
Timur. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian yang akan
dilakukan adalah kuantitatif dengan deskriptif analitik, sedangkan
penelitian yang lalu menggunakan metode observasional analitik.
Sedangkan persamaan terdapat pada variabelnya yaitu hubungan fungsi
keluarga dengan kualitas hidup lansia.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul terletak di Wilayah
Kelurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul yang masih
merupakan wilayah kerja puskesmas Kasihan I. Luas wilayah Desa Kasihan
yaitu 6.72 km2. Wilayah Pedusunan Geblagan terdiri dari 7 Rukun Tetangga
(RT) yaitu RT 01, 02, 03, 04, 05, 06 dan 07. Jumlah penduduk di wilayah
Pedusunan Geblagan sebanyak 1822 orang dengan 498 KK (kepala keluarga).
Sedangkan jumlah penduduk yang berusia ≥ 60 tahun berjumlah 249 orang.
Mata pencaharian pokok penduduk Dusun Geblagan sebagian besar adalah
buruh yaitu sebanyak 1.065 orang. Di Dusun Geblagan terdapat dua posyandu
lansia, yang setiap bulan dilakukan pemeriksaan kesehatan (penimbangan dan
pengukuran tekanan darah) oleh kader yang sudah terlatih dengan dihadiri oleh
tenaga kesehatan dari Puskesmas Kasihan I. Kegiatan lain yang ada di Dusun
Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul yaitu perkumpulan ibu PKK, pengajian
dan arisan RT.
Sebagian besar lansia di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul
tinggal bersama keluarga dimana keluarga sangat berperan penting fungsinya
dalam pemenuhan kebutuhan hidup lansia sehari-hari. Sebagian besar tipe
keluarga di Dusun Geblagan mempunyai tipe keluarga besar yang terdiri lebih
dari satu kepala keluarga. Selain itu di Dusun Geblagan masih kental dengan
kebudayaan yang ada yaitu menghargai orang yang lebih tua adalah suatu
kewajiban. Sebagian besar lansia masih banyak yang aktif melakukan kegiatan
seperti berjualan dipasar, mengikuti pengajian, arisan RT dan kumpulan ibu-
ibu PKK. Dari ke 7 RT di Dusun Geblagan diambil semuanya yaitu RT 01, 02,
03, 04, 05, 06 dan 07 sebagai sampel penelitian dengan menggunakan sistem
acak sebagai sampel individu.
43
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
2. Karakteristik Responden Lansia
Dari hasil penelitian, diperoleh karakteristik lansia berdasarkan jenis
kelamin, kelompok usia, pekerjaan dan pendidikan di Dusun Geblagan
Tamantirto Kasihan Bantul sebagai berikut:
Tabel 4.1 Karakteristik Responden di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan
Bantul Yogyakarta (n=89) Karakteristik Responden Frekuensi
(n) Persentase
(%) Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
36 53
40,4 59,6
Total 89 100 Kelompok Usia
60 - 74 tahun 75 - 90 tahun > 90 Tahun
23 66 0
25,8 74,2
0 Total 89 100 Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga Bertani/Buruh PNS/ Pensiunan Pegawai Swasta Lain-lain
48 5 15 1 20
53,9 5,6 16,9 1,1 22,5
Total 89 100 Pendidikan
SD SMP SMU Akademi/S1 Tidak Sekolah
18 6 9 4 52
20,2 6,7 10,1 4,5 58,4
Total 89 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2012
3. Analisa Univariat
a. Fungsi Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, fungsi keluarga
dapat didiskripsikan sebagai berikut:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
Tabel 4.2 Fungsi Keluarga di Dusun Geblagan Tamantirto
Kasihan Bantul Yogyakarta Fungsi Keluarga Frekuensi Presentase (%)
Baik 54 60,7 Cukup 24 27 Kurang 11 13,3 Total 89 100
Sumber: Data Primer, 2012
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan sebagian besar keluarga di
Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul memiliki fungsi keluarga
yang baik yaitu sebanyak 54 responden (60,7%).
b. Kualitas Hidup
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, fungsi keluarga
dapat didiskripsikan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Kualitas Hidup di Dusun Geblagan Tamantirto
Kasihan Bantul Yogyakarta Kulitas Hidup Frekuensi Presentase (%)
Tinggi 35 39,3 Sedang 42 47,2 Rendah 12 13,5 Total 89 100
Sumber: Data Primer, 2012
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan sebagian besar keluarga di
Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul memiliki kualitas hidup
kategori sedang yaitu sebanyak 42 responden (13,5%).
4. Analisa Bivariat
Hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup pada lansia di
Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta dapat dideskrisikan
sebagai berikut:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
Tabel 4.4 Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia
di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
Fungsi Keluarga
Kualitas Hidup Lansia Tinggi Sedang Rendah Total contingency
coefficient P
value f % F % f % f %
Baik 32 36,0 20 22,5 2 2,2 54 60,7 0,569 0,000 Cukup 3 3,4 19 21,3 2 2,2 24 27,0 Kurang 0 0 3 3,4 8 9,0 11 12,4 Jumlah 35 39,3 42 47,2 12 13,5 89 100
Sumber: Data Primer, 2012
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan sebagian besar responden memiliki
fungsi keluarga kategori baik dengan kualitas hidup lansia tinggi, yaitu
sebanyak 32 responden atau 36%. Untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia, telah dilakukan uji statistik
menggunakan uji Kendal Tau dengan bantuan komputer. Berdasarkan hasil
pengujian didapatkan p-value sebesar 0,000 sehingga lebih kecil dari 0,05. Dari
analisis hasil dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara fungsi keluarga
dengan kualitas hidup lansia di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul
Yogyakarta Tahun 2012. Untuk mengetahui kekuatan hubungan tersebut
dilakukan dengan melihat nilai dari koefisien kontingensi. Berdasarkan hasil
analisis dengan SPSS for window versi 17.0 nilai kontingen koefisiensi
(contingency coefficient) diperoleh nilai sebesar 0,569. Angka hasil pengujian
tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel pedoman interpretasi koefisien
kontingensi. Dari pembandingan tersebut (0,569) terdapat diantara 0,400–0,599
yang berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan sedang antara fungsi
keluarga dengan kualitas hidup lansia di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan
Bantul Yogyakarta Tahun 2012.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
B. PEMBAHASAN
1. Fungsi Keluarga di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul
Yogyakarta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
fungsi keluarga yang baik yaitu sebanyak 54 orang atau 60,7%. Keluarga
sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai nilai strategis dalam
pembangunan kesehatan, karena setiap masalah individu merupakan masalah
keluarga, dan sebaliknya. Kesehatan keluarga meliputi kesehatan suami, isteri,
anak, dan anggota keluarga lainnya (UU No.23 tahun 1992). Pada hakekatnya
keluarga diharapkan mampu berfungsi untuk mewujudkan proses
pengembangan timbal balik rasa cinta dan kasih sayang antara anggota
keluarga dan antar kerabat, serta antar generasi yang merupakan dasar keluarga
yang harmonis (Soetjiningsih, 1995). Hal ini juga didukung dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan bahwa sebagian
besar responden memiliki fungsi afektif dan cinta kasih kategori baik, yaitu
sebesar 71 orang atau 79,8%. Menurut Friedman (2010) menyatakan fungsi
afektif yaitu salah satu fungsi keluarga yang sangat penting. Sebagaian besar
keluarga difokuskan pada pemenuhan kebutuhan anggota keluarga akan kasih
sayang dan pengertian. Kemampuan untuk menyediakan kebutuhan ini
merupakan penentu utama apakah suatu keluarga akan harmonis atau tidak.
Keluarga diharapkan dapat memahami apa yang dirasakan oleh anggota
keluarga termasuk lansia, tetap memberikan perhatian, kasih sayang dan rasa
aman serta membantu mengatasi permasalahan yang dialami oleh anggota
keluarga. Keluarga harus bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku semua
anggota keluarga khususnya lansia terutama jangan menganggap lansia sebagai
beban bagi keluarga karena keterbatasan yang dimilikinya.
Pada umumnya di Indonesia khususnya di Pulau Jawa sosial budaya di
masyarakat orang tua cenderung tinggal bersama dengan anaknya dan anaknya
akan merawat orang tuanya bila orang tuanya sudah tidak produktif lagi, hal ini
didukung dengan masih kentalnya kebudayaan yang ada di Pulau Jawa bahwa
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
menghargai orang tua adalah suatu kewajiban atau ibadah yang mempunyai
pahala besar. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Noorkasiani (2009)
menyatakan dalam masyarakat tradisional keberadaan pralansia dan lansia
masih dihormati dan dihargai, sehingga mereka masih dapat berperan dan
berguna bagi masyarakat, tetapi dalam masyarakat industri ada kecenderungan
para lansia kurang dihargai sehingga mereka terisolir dari kehidupan. Hal ini
dikarenakan tidak adanya pengakuan dari lingkungan sosial dapat
menimbulkan hubungan fungsi sosial yang buruk. Namun hal ini berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimana didapatkan 51
orang atau 57,3% fungsi pelestarian lingkungan baik, seperti yang
dikemukakan oleh Undang-Undang No. 10 tahun 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera menyebutkan fungsi
pelestarian lingkungan yaitu membina kesadaran, sikap dan praktik dalam
pelestarian lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang antara
lingkungan keluarga dan lingkungan hidup sekitar. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa fungsi pelestarian lingkungan sangatlah berperan penting
hubungannya dengan kebudayaan yang ada. Kebudayaan yang dianut sangat
berpengaruh terhadap pentingnya peran fungsi keluarga pada suatu keluarga
dalam bermasyarakat, sehingga tercipta interaksi sosial yang baik. Hal ini juga
di dukung oleh hasil penelitian yang dilakukan peneliti bahwa sebagian besar
fungsi kebudayaan adalah baik yaitu sebesar 51 orang atau 57,3%.
Penelitian Putri (2012) menyatakan interaksi sosial adalah kemampuan
berinteraksi dengan orang lain sebagai bagian dari komunitas sosial. Interaksi
sosial dimulai dari keluarga, teman dekat, rekan kerja, hingga komunitas
umum. Interaksi sosial atau dukungan sosial dalam keluarga dapat berjalan
dengan baik apabila keluarga menjalankan fungsi keluarga dengan baik,
terutama dalam fungsi pokok kemitraan (partnership), kasih sayang (affection),
dan kebersamaan (resolve). Hal tersebut dapat mendukung bahwa fungsi
keluarga sangat berperan penting fungsinya dalam kesehatan anggota keluarga
termasuk lansia pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Seperti halnya yang
ditemukan oleh peneliti lingkungan sekitar Dusun Geblagan Tamantirto
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
49
Kasihan Bantul Yogyakarta mempunyai solidaritas yang cukup baik antar
sesame keluarga dan masyarakat. Bentuk solidaritas yang dirasakan seperti
menengok orang sakit, melayat orang meninggal, membantu orang yang punya
hajatan serta mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat antara lain; arisan RT,
pengajian masjid, pengajian yasinan, dan posyandu lansia. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi sosialisasi sangatlah penting terutama bagi lansia,
pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan peneliti
diman sebagian besar fungsi sosialisasi responden adalah baik sebesar 54 orang
atau 60,7%. Terciptanya hubungan sosialisasi yang baik maka akan
berpengaruh besar pada tingkat kesehatan terutama lansia.
Penelitian Santoso (2008) mengatakan kesehatan merupakan hal
terpenting pada semua anggota keluarga terutama lansia, dimana lansia juga
mencoba untuk tetap mempertahankan kesehatan mereka dengan membantu
mengerjakan pekerjaan rumah yang mampu mereka kerjakan. Lansia juga ingin
tetap berguna di usia yang sudah lanjut. Pekerjaan rumah yang masih mampu
mereka kerjakan pada umumnya antara lain adalah menyapu, mengepel,
mencuci baju, mobil, atau montor, menyiram tanaman, menjahit baju dan
bermain dengan cucu-cucu mereka. Lansia mengerjakan dengan suka rela tanpa
dipaksa oleh keluarga, Bahkan lansia mengakatan keluarga malah
mengkhawatirkan kondisinya karena takut kecapaian. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian yang telah dilakukan, dimana pekerjan lansia sebagian besar
adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 48 responden atau 53,9%, sehingga
lansia banyak menghabiskan waktunya di rumah bersama keluarga. Hal
tersebut juga didukung oleh semua anggota keluarga agar lansia tetap dapat
menjalankan peran dan fungsi keluarga dengan baik dengan melakukan
aktivitasnya sehari-hari secara mandiri.
Fungsi keluarga mempunyai peranan penting dalam suatu keluarga.
Kemampuan untuk mengatur dan melaksanakan pembagian tugas pada
dasarnya merupakan salah satu faktor yang menentukan baik atau tidaknya
suatu fungsi keluarga yang dimiliki dalam satu keluarga tersebut. Fungsi
keluarga yang baik akan menyebabkan kualitas hidup anggota keluarga
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
50
menjadi baik. Fungsi keluarga meliputi fungsi keagamaan, budaya,
perlindungan, afektif, sosialisasi, perawatan kesehatan, pelestarian lingkungan,
reproduksi, dan ekonomi.
Hasil penelitian yang menujukkan fungsi keagamaan adalah baik yaitu
sebesar 64 orang atau 71,9%. Fungsi keluarga yang berhubungan dengan
masalah spiritual yang dirasakan oleh semua anggota keluarga termasuk lansia
menunjukkan bahwa semua menikmati kegiatan spiritualnya dengan baik.
Selain itu saat dilakukan penelitian banyak lansia mengungkapkan kalau tujuan
mengikuti kegiatan agama adalah untuk beribadah, menambah ilmu agama,
menambah teman dan bekal untuk di akhirat. Kegiatan yang ikuti hanya
bersifat sukarela dan tidak diharuskan datang jika memang tidak bisa atau tidak
sempat. Fungsi keluarga dalam keagamaan sangatlah penting karena
merupakan salah satu jembatan bagi lansia agar mampu meningkatkan ibadah.
Keluarga harus berperan aktif dalam membimbing, mengajak dan tidak lupa
mengingatkan waktu-waktu ibadah anggota keluarga khususnya lansia. Selain
itu keluarga juga diaharapkan dapat memberikan dorongan atau membantu
lansia dalam meningkatkan ketagwaan.
Selain faktor di atas bentuk keluarga juga mempengaruhi fungsi dari
keluarga seperti dalam penelitian Sutikno (2011) sekarang terdapat perubahan
karakteristik dari keluarga besar menjadi keluarga inti mulai tampak jelas
terjadi di indonesia, dimana keluarga besar jumlahnya mulai menurun dan
keluarga kecil meningkat yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu fungsi reproduksi yang dimulai dari keberhasilan program keluarga
berencana yang disebabkan pemerintah saat ini sedang menggalakkan
perlunya merencanakan dan mengatur kehamilan dan kelahiran demi
terwujudnya keluarga yang sehat dan sejahtera. Hal ini juga didukung hasil
penelitian yaitu sebagian besar fungsi reproduksi adalah cukup yaitu sebesar
67 orang atau 75,3%.
Kemudian faktor lain yang mendukung yaitu keberhasilan emansipasi
perempuan dimana perempuan mendapatkan kesempatan untuk bekerja di luar
rumah sehingga perempuan perlu mengatur kehamilan dan jumlah anaknya
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
51
karena dengan kehamilan dan banyak anak akan mengganggu pekerjaan. Pada
umumnya kaum perempuan biasanya memiliki waktu lebih banyak
dibandingkan dengan kaum laki-laki sehingga perhatian terhadap keluarga
dirasakan dapat lebih erat dan lama. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
dimana sebagian besar jenis kelamin responden adalah perempuan yaitu
sebanyak 66 responden atau 74,2%.
Selain itu juga perubahan corak ekonomi dalam masyarakat dari corak
agraris ke corak industri. Dimana dalam masyarakat agraris semua anggota
keluarga anak, wanita dan lansia dapat turut serta dalam reproduksi pertanian
sehingga seluruh serta keluarganya akan memberikan keuntungan dari segi
ekonomi, sedangkan pada masyarakat industri anak-anak dan lansia tidak dapat
turut serta dalam proses produksi di pabrik sehingga mereka secara otomatis
akan menjadi beban keluarga akibatnya keluarga akan memisahkan diri dari
anggota keluarga yang non produktif untuk mengurangi beban hidup. Banyak
anak-anak yang cenderung pindah ke kota besar demi mendapatkan karir yang
lebih baik. Namun dalam penelitian ini sebagian besar dari lansia mengatakan
bahwa keluarga selalu memenuhi kebutuhan lansia, bahkan keluarga
mendukung lansia untuk tetap produktif sehingga masih banyak lansia yang
masih produktif yang melakukan kegiatannya dengan cara berdagang di pasar
dan membuat suatu karya yang akan menghasilkan uang, dimana kebutuhan
ekonomi dapat terpenuhi dengan baik. Hal ini juga didukung oleh hasil
penelitian dimana sebagian besar responden mempunyai fungsi ekonomi yang
baik yaitu sebesar 43 orang atau 48,3%. Fungsi ekonomi sangat berperan
penting dalam kehidupan keluarga termasuk lansia terutama dalam memelihara
kesehatan.
Semua anggota keluarga khususnya lansia, dimana lansia mengalami
banyak perubahan-perubahan atau proses degeneratife yang sangat
membutuhkan peran dan fungsi keluarga untuk memberikan perawatan
kesehatan baik psikis maupun mental pada lansia, sehingga lansia dapat
mempunyai kualitas hidup yang berguna pada masa tuanya. Hal ini juga
didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu fungsi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
52
perawatan kesehatan pada lansia sebagian besar adalah baik sebesar 39 orang
atau 43,8%. Kesehatan salah satu anggota keluarga juga akan berpengaruh pada
anggota keluarga yang lain sehingga tercipta lingkungan yang sehat.
2. Kualitas Hidup Lansia di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul
Yogyakarta
Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup lansia di Dusun Geblagan
Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta sebagian besar adalah kategori sedang,
yaitu sebanyak 42 responden (47,2%). Selama penelitian banyak dari
responden yang mengatakan bahwa masih mampu untuk melakukan kegiatan
sehari-hari secara mandiri dan tinggal bersama anggota keluarga lain, untuk
kegiatan di Dusun merekapun ikuti seperti posyandu lansia ataupun pertemuan
warga, sehingga interksi sosial dengan orang lain masih terjalin dengan baik.
Menurut Sutikno (2011) kualitas hidup lansia merupakan suatu
komponen yang kompleks dimana mencakup tentang usia harapan hidup,
kepuasan dalam kehidupan, kesehatan psikis dan metal, fungsi kognitif,
kesehatan dan fungsi fisik, pendapatan, kondisi tempat tinggal, dukungan sosial
dan jaringan sosial. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Susilowati (2011) menyatakan bahwa lansia yang tidak mengalami gangguan
kognitif memiliki nilai kualitas hidup di atas nilai rata-rata kualitas hidup
secara keseluruhan, karena fungsi kognitif sangat berperan penting
pengaruhnya dalam kualitas hidup. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan
Susilowati (2011) menyatakan bahwa kualitas hidup yang tinggi pada dimensia
berhubungan dengan skala depresi dan kecemasan yang rendah,
ketidakmampuan fisik rendah, gangguan kognitif rendah, dan gejala
neuropsychiatric lebih sedikit.
Selain itu kualitas hidup lansia yang sedang juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor fisik dan kesehatan yang sudah menurun serta perasaan tidak
berguna karena tidak mampu lagi bekerja dan mencari uang lagi seperti dulu.
Menurut Kuntjoro (2002) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
hidup antara lain umur, jenis kelamin, status nutrisi, terapi, dukungan sosial,
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
53
kesehatan, pendidikan, aktivitas. Hal ini sesuai dengan data penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 76-90 tahun yaitu
sebanyak 66 responden atau 74,2%. Hal tersebut menunjukkan bahwa usia
responden telah memasuki lansia akhir yang sangat membutuhkan perawatan
ekstra. Sejalan dengan bertambahnya umur setiap manusia akan menjadi tua.
Menua berarti mengalami berbagai macam perubahan, baik perubahan organ
biologik (fisik) maupun psikososial. Meningkatnya umur dapat mempengaruhi
kualitas fisik seseorang sehingga kualitas hidupnya menurun (Rapley, 2003).
Nilai rata-rata kualitas hidup pada responden perempuan hampir sama,
Namun perempuan memiliki nilai lebih tinggi dibanding dengan laki-laki. Hal
ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimana
sebagian besar responden adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
53 responden atau 59,6%. Menurut Schulz-Allen (2002) pada umumnya rata–
rata angka harapan hidup telah meningkat yaitu lebih dari 70 tahun untuk laki-
laki dan lebih dari 80 tahun untuk wanita.
Faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup lansia adalah faktor
pendidikan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Susilowati (2011)
menyebutkan bahwa pendidikan yang tinggi mempengaruhi penilaian tentang
kualitas hidup. Selain itu hal ini juga didukung oleh penelitian Putri (2012)
yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi dalam suatu keluarga
dapat berpengaruh positif terhadap fungsi keluarga tersebut. Sebagian besar
tingkat pendidikan responden adalah tidak sekolah yaitu sebanyak 53
responden atau 58,4%. Hal ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan
responden masih sangat rendah. Pendidikan akan mengembangkan kemampuan
yang membantu individu mengontrol kehidupan mereka sendiri, mendorong
dan memungkinkan hidup sehat (Miroswsky, 2003). Selain itu Fleck (2008)
menyatakan bahwa tingkat pendapatan dan pendidikan, kondisi hidup dan
kesehatan yang baik, hubungan yang baik dengan teman-teman dan
pemeliharan hubungan yang baik dengan keluarga merupakan faktor-faktor
yang dapat berkontribusi terhadap kualitas hidup dan kesejahteraan subjektif.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
54
Selain itu pengurangan rasa cemas, rasa tidak berdaya, putus asa dapat
meningkatkan status kesehatan.
Matsuo (2003) menyatakan bahwa lansia yang melakukan banyak
kegiatan sehari-hari memiliki status kesehatan yang lebih baik sehingga
kualitas hidup menjadi lebih tinggi. Sehat adalah kondisi untuk ikut serta dalam
aktivitas dan partisipasi dalam suatu kegiatan yang diadakan seperti dapat
membantu orang lain merasa lebih baik dan lebih sehat. Ketika seorang lansia
berada dirumah tanpa kegiatan rutin sehari-hari, sedikit dari mereka merasa
sehat. Partisipasi dalam aktivitas sehari-hari dapat menghasilkan rasa sehat
dengan cara mengetahui kemampuan mereka untuk bergerak atau
menghasilkan sesuatu karya.
Dalam penelitian ini sebagian besar domain kualitas hidup pada lansia
adalah sedang, terkecuali nyeri tubuh yang tinggi dan kesehatan umum yang
rendah. Dalam penelitian ini nyeri tubuh yang rendah dapat dipengaruhi karena
usia yang lanjut dimana sebagian besar lansia berusia 75-90 tahun yaitu
sebanyak 53 responden atau 59,6%. Seperti dalam penelitian Nugraheni (2008)
menyatakan lansia terjadi proses degeneratif, otot-otot akan berkurang
ukurannya sesuai dengan menurunnya massa otot atau yang sering disebut
dengan atropi otot yang menyebabkan rasa nyeri pada tubuh yang
mengakibatkan perununan pada aktivitas sehari-hari. Hal ini juga sesuai
dengan pernyataan Oktavia (2009) contoh tentang karakteristik nyeri dan
pengaruhnya dalam kualitas hidup lansia di Italia yang membuktikan bahwa
nyeri yang kronis kebanyakan terjadi pada lutut dan nyeri sangat berpengaruh
pada mood, kualitas tidur dan kualitas hidup lansia, sehingga hal tersebut akan
sangat berpengaruh dengan kesehatan umum hidup lansia (Zanocchi, 2008).
Kesehatan umum adalah kesehatan saat ini, ramalan tentang kesehatan
dan daya tahan tubuh. Banyaknya lansia yang memiliki nilai kesehatan umum
baik menunjukkan kepercayaan terhadap kesehatan pribadi yang baik. Namun
sebagian besar lansia sebanyak 35 responden atau 39,3% dalam penelitian ini
kategori kesehatan umum rendah. Hal ini dikarenakan adanya gangguan nyeri
tubuh pada lansia, maka kesehatan umum merupakan hal yang saling berkaitan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
55
dengan komponen fungsi lain dari individu. Sesuai dengan penelitian Oktavia
(2009) yang menyatakan nyeri dapat dikurangi dengan mengembangkan
kemampuan dalam mengontrol diri dapat dilakukan melalui interaksi dengan
keluarga dan lingkungan sekitar. Selain itu olahraga juga sangat mempengaruhi
kualitas hidup lansia diamana dalam penelitian ini banyak lansia yang
mengikuti senam setiap harinya yang dilakukan pada pagi hari. Hal ini juga
ditemukan saat penelitian dimana peran keluarga dalam memberikan dukungan
sangatlah berperan penting terutama untuk memberikan motivasi pada lansia
agar tetap melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa lansia yang tinggal bersama keluarga
mempunyai harapan kualitas hidupnya tinggi.
Hasil peneltian ini berbeda dengan penelitian Oktavia (2009)
menyebutkan bahwa lansia yang tinggal dipanti memiliki kualitas hidup yang
baik, tetapi hasil penelitian ini didukung dengan penelitian Batsi (2008) yang
menyatakan bahwa lansia yang tinggal dengan keluarga cenderung memiliki
kualitas hidup yang baik dikarenakan lansia yang tinggal dengan keluarga akan
mendapatkan perhatian dan kasih sayang dan dukungan secara langsung baik
dukungan informasi, perhargaan dan emosi. Selain itu keluarga juga
mempunyai peranan yang sangat penting dalam merawat dan menjaga lansia,
dimana pada masa usia lanjut banyak terjadi penurunan organ tubuh yang dapat
menyebabkan keterbatasan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Lansia dengan adanya dukungan keluarga diharapkan dapat meningkatkan
kualitas hidupnya.
3. Hubungan Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di Dusun
Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta
Berdasarkan tabel silang, responden yang memiliki fungsi keluarga baik
sebagian besar kualitas hidupnya tinggi yaitu sebesar 32 responden atau 36%.
Hal tersebut menunjukkan adanya kecenderungan fungsi keluarga mempunyai
hubungan dengan kualitas hidup pada lansia di Dusun Geblagan Tamantirto
Kasihan Bantul. Fungsi keluarga yang baik diharapkan kualitas hidup lansia
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
56
pun akan tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Sutikno (2011), dengan judul “Hubungan fungsi keluarga dengan kualitas
hidup lansia di kelompok jantung sehat Surya Group Kediri”, menunjukkan
hasil yang hampir sama dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu ada
hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia di kelompok jantung
sehat Surya Group Kediri. Selain itu didukung juga dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Putri (2012), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
fungsi keluarga dengan kualitas hidup lanjut usia di Kelurahan Wirobrajan,
Yogyakarta. Hal ini semakin memperkuat hasil penelitian ini yang menyatakan
bahwa fungsi keluarga berhubungan dengan kualitas hidup pada lansia di
Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang tinggal di suatu tempat dibawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Effendi, 1998). Pada hakekatnya
keluarga diharapkan mampu berfungsi untuk mewujudkan proses
pengembangan timbal balik rasa cinta dan kasih sayang antara anggota
keluarga dan antar kerabat, serta antar generasi yang merupakan dasar keluarga
yang harmonis (Soetjiningsih, 1995). Keluarga mempunyai peranan penting
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan setiap anggota keluarga karena
keluarga mempunyai arti dan kedudukan tersendiri dalam masalah kesehatan.
Bila fungsi keluarga sehat maka akan dapat menurunkan angka kesakitan dan
angka kematian yang akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup. Hasil
penelitian ini mendukung pendapat Kuntjoro (2002), bahwa untuk
meningkatkan kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
menyebabkan seorang lansia untuk tetap bisa berguna di masa tuanya, yakni
kemampuan menyesuaikan diri dan menerima segala perubahan dan
kemundurunan yang dialami serta adanya penghargaan dan perlakuaan yang
wajar dari lingkungan para lansia.
Penelitian Putri (2012) menyatakan interaksi sosial adalah kemampuan
berinteraksi dengan orang lain sebagai bagian dari komunitas sosial. Interaksi
sosial dimulai dari keluarga, teman dekat, rekan kerja, hingga komunitas
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
57
umum. Interaksi sosial atau dukungan sosial dalam keluarga dapat berjalan
dengan baik apabila keluarga menjalankan fungsi keluarga dengan baik,
terutama dalam fungsi pokok kemitraan (partnership), kasih sayang (affection),
dan kebersamaan (resolve). Hal ini didukung oleh penelitian Raharjo (2008)
yang menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh
lanjut usia, maka semakin tinggi kualitas hidupnya.
Selain itu keluarga juga harus dapat mengembangkan, mencegah,
mengadaptasi dan memperbaiki masalah kesehatan yang ditemukan dalam
keluarga. Adanya lansia akan mempengaruhi kualitas hidup keluarga secara
keseluruhan dan sebaliknya peran fungsi keluarga akan mempengaruhi kualitas
hidup lansia (Sutikno, 2011). Peranan keluarga untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan setiap anggota keluarga dalam menjamin keberhasilan
pelayanan kesehatan anggota keluarga karena keluarga mempunyai arti dan
kedudukan tersendiri dalam masalah kesehatan. Hal di atas juga didukung oleh
penelitian Mahareza (2008) yang menyebutkan bahwa lanjut usia yang tinggal
bersama keluarga memiliki kualitas hidup yang lebih baik daripada lanjut usia
yang tinggal di Panti Werdha. Sesuai dengan pernyataan Putri (2012) dimana
lansia yang tinggal bersama keluarga di rumah tidak hanya mendapatkan
perawatan fisik, namun juga mendapatkan kasih sayang, kebersamaan,
interaksi atau komunikasi yang baik, menerima bantuan dari anggota keluarga
yang semuanya itu merupakan fungsi dari keluarga.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu; Peneliti mengalami kesulitan
ketika menemukan beberapa responden yang sulit berbahasa Indonesia, sehingga
peneliti harus menyusun kembali instrumen penelitian dalam bahasa Jawa untuk
memudahkan pengisian jawaban.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
simpulan sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia di Dusun
Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul,Yogyakarta
2. Fungsi keluarga pada lansia di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul
Yogyakarta sebagian besar adalah baik.
3. Kualitas hidup lansia di Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul
Yogyakarta sebagian besar adalah sedang.
4. Keeratan hubungan antara fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia di
Dusun Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta adalah sedang.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi untuk penelitian yang akan dilakukan.
2. Bagi Institusi Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta
Hasil penelitian ini hendaknya digunakan sebagai data bacaan di perpustakaan
untuk memberikan informasi kepada mahasiswa guna menambah wawasan
tentang hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia.
3. Bagi Petugas Kesehatan Kader Lansia di Dusun Geblagan Tamntirto Kasihan
Bantul Yogyakarta
Para kader hendaknya dapat memberikan penyuluhan tentang kesehatan
reproduksi kepada keluarga dan lansia melalui kegiatan-kegiatan yang ada,
sehingga terwujud fungsi keluarga yang sehat dan sejahtera.
58
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
59
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi
IV. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi
VI. Jakarta: Rineka Cipta. Ali. Z. (2006). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC. Azwar (2008), Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). (2006). Modul Bina
Keluarga Lansia. Yogyakarta. Badan Pusat Statistik Indonesia. (2009). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2009.
CV. Cakrawala Utama: Badan Pusat Statistik: Jakarta – Indonesia. Batsi, W.R. (2008). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup
Lansia Di Dusun Gamping Kidul Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Darmojo, B. (2002). Buku Ajar Geriatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Departemen Kesehatan RI, (2005). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut
Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta. Effendi, N. (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. 2nd.ed.
Jakarta: EGC.
Fleck, M.P.A. (2008). A avaliacao de qualidade de vida: guia para professionais da saude. Porto Alegre: Artmed.
Friedman, M.M., Vicky R.B., Elaine G. J. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: riset, teori dan praktik. Edisi 5. Jakarta : EGC.
Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisi Data.
Jakarta: Salemba Medika. Kuntjoro, Z.S. (2002). Masalah Kesehatan Jiwa Lansia. Diakses 10 februari
2012. Wibsite URL http:// www.e.psikologi.com/usia/160402.htm.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
60
Mahareza, Y. (2008). Perbedaan Kualitas Hidup Lanjut Usia yang Tinggal di Panti Werdha dan yang Tinggal bersama Keluarga. Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Airlangga, Surabaya.
Matsuo, M., Nagasawa, J., Yoshiho, Akiko., Hiramatsu, Kimiko., Keiko. (2003).
Effects of Activity Participation of the Elderly on Quality of Life. Yonago Acta Medica. 46,17-24.
Miroswsky., John and Ross., Catherine E. (2003). Education, Cumulative,
advantage, and health. Aging International. 30,27-62. Noorkasiani, T. S. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. Nugraheni, D.H. (2008). Kualitas Hidup Pasien Post Fraktur Pasca Gempa Di
Kecamatan Jetis Bantul Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Nursalam (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Oktavia, A.R. (2009). Hubungan Antara Bentuk Interaksi Sosial Dengan Kualitas
Hidup Lansia Di PSTW Abiyoso Pakem Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Pangkahila, W. (2009). Anti-Aging Medicine. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Putri, W.A.R. (2011). Hubungan Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia
di Kelurahan Wirobrajan Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Universitas Muhamadiyah Yogyakarta
Raharjo, T. (2008). Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup pada
Lanjut Usia. Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Airlangga, Surabaya.
Rahayu, S. 2009. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kemunduran Fisik
Lansia Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di Dusun Kalitekuk Semin Wonosari Gunungkidul Yogyakarta 2008. (Online) http://skripsistikes. wordpress.com/2009/05/03/ikpiii104/. Diakses pada 23 Agustus 2012.
Rapley, M. (2003). Quality of Life Research. New Delhi: Sage Publications.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
61
Renwick, R., Brown, I. (1996). The Centre Of Health Promotion’s Conceptual Approach to Quality of Life: Being, Belowing, and Becoming in Quality of Life in Health Promotion and Rehabilitation. USA: Sage Publication.
Riwidikdo, H. (2012). Statistik Kesehatan. MITRA CENDIKIA Press.
Yogyakarta. Sanovi-Aventis. (2009). What is Quality of Life. (Makalah).
http://www.Whatisseries.Co.Uk. Diakses pada tanggal 24 Februari 2012. Santoso, A. (2008). Peran Serta Keluarga Pada Lansia Yang Mengalami Post
Power Syndrome. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNDIP.
Setiadi. (2005). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha
Ilmu. Setyowati, S., Murwani, A. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. MITRA
CENDIKIA Press. Yogyakarta. Short Form-36. (2002). SF-36 Health Survey Update. http://www.SF-
36.org/tools/SF-36.Shtml. Diakses Pada tanggal 23 Februari 2012. Schulz-Allen, M.F. (2002). Aging and Human Longevity. Switzerland: Institution
Universitaires Geriatrie. Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Stanley, M,. Beare. P.G. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik
(Gerontological Nursing: A Health Promotion/ Protection Approach). Alih Bahasa: Nety Juniarti & Sari Kurnianingsih. Jakarta. Buku Kedokteran. EGC.
Sugiyono. (2010). Statistika untuk penelitian. Bandung. Alfabeta. Susilowati,L. (2011). Hubungan antara fungsi kognitif dengan kualitas hidup
pada lansia di dusun gamping kidul ambar ketawang gamping sleman Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan JJenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Sutikno, E. (2011). Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia.
Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Ware, J.E. (1990). The short Form 36 Health Survey, In: Measure Health: A
Guide to Rating Scales and Questioneres (Mc Dowell 1, Newell C). 2nd edition. New York: Oxfort University Press.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
62
Zanocchi (2008). Chronic Pain In A Sample Of Nursing Home Resedents: Prevalence Characteristic, Influence On Quality Of Life (Qol). Archives of Gerontology and Geriatric 47 (2008) 121-128.