93
Jakarta, Oktober 2004 Jakarta, Oktober 2004 PT. TRI DEWI PRAKARSA PT. TRI DEWI PRAKARSA Jl. Persada I No. 30 Menteng Dalam – Jakarta Jl. Persada I No. 30 Menteng Dalam – Jakarta Selatan 12870 Selatan 12870 Telp. (021) 83794813, 9108552, Fax. (021) Telp. (021) 83794813, 9108552, Fax. (021) 83794813 83794813

SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Jakarta, Oktober 2004Jakarta, Oktober 2004

PT. TRI DEWI PRAKARSAPT. TRI DEWI PRAKARSAJl. Persada I No. 30 Menteng Dalam – Jakarta Selatan Jl. Persada I No. 30 Menteng Dalam – Jakarta Selatan

1287012870Telp. (021) 83794813, 9108552, Fax. (021) 83794813Telp. (021) 83794813, 9108552, Fax. (021) 83794813

Page 2: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Permasalahan persampahan di Indonesia selama ini Permasalahan persampahan di Indonesia selama ini kurang memperhatikan aspek lingkungan dan peran serta kurang memperhatikan aspek lingkungan dan peran serta masyarakat.masyarakat.

Permasalahan ini diperkirakan akan terus dirasakan Permasalahan ini diperkirakan akan terus dirasakan karena timbulan sampah akan terus meningkat baik dari karena timbulan sampah akan terus meningkat baik dari segi kuantitas maupun jenis sampah yang dihasilkan, segi kuantitas maupun jenis sampah yang dihasilkan, karena jumlah penduduk yang semakin meningkat.karena jumlah penduduk yang semakin meningkat.

Di sisi lain kemampuan pelayanan pemerintah masih Di sisi lain kemampuan pelayanan pemerintah masih terbatas.terbatas.

Minimasi timbulan sampah menjadi sesuatu hal yang Minimasi timbulan sampah menjadi sesuatu hal yang mendesak dilakukan.mendesak dilakukan.

Page 3: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Memberikan dukungan dan fasilitasi terhadap Memberikan dukungan dan fasilitasi terhadap pemerintah kota dan kabupaten di kawasan pemerintah kota dan kabupaten di kawasan Metropolitan Palembang dalam meningkatkan Metropolitan Palembang dalam meningkatkan pengelolaan persampahan secara regional dan pengelolaan persampahan secara regional dan menyeluruh dengan meningkatkan kerjasama menyeluruh dengan meningkatkan kerjasama antar kota antar kota

Membangun persamaan visi dan misi, serta Membangun persamaan visi dan misi, serta rintisan kerjasama regional pengelolaan rintisan kerjasama regional pengelolaan persampahan di pemerintah kota/kabupaten persampahan di pemerintah kota/kabupaten dalam kawasan Metropolitan Palembang.dalam kawasan Metropolitan Palembang.

Page 4: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

1.1. Review terhadap laporan-laporan terdahulu terkait Review terhadap laporan-laporan terdahulu terkait dengan kebijakan pengelolaan persampahan di dengan kebijakan pengelolaan persampahan di kawasan Metropolitan Palembang.kawasan Metropolitan Palembang.

2.2. Identifikasi kondisi pengelolaan persampahan yang Identifikasi kondisi pengelolaan persampahan yang sedang berjalan, meliputi :sedang berjalan, meliputi :

Aspek Teknis OperasionalAspek Teknis Operasional Aspek Keuangan Aspek Keuangan Aspek KelembagaanAspek Kelembagaan Aspek Pengaturan/HukumAspek Pengaturan/Hukum Aspek Peran Serta MasyarakatAspek Peran Serta Masyarakat

4.4. Evaluasi dan analisa sistem pengelolaan sampah.Evaluasi dan analisa sistem pengelolaan sampah.5.5. Penentuan strategi dan kebijakan.Penentuan strategi dan kebijakan.

Page 5: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt
Page 6: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Luas Wilayah Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Luas Wilayah Kota Metropolitan PalembangKota Metropolitan Palembang

Jumlah Pdd. Jumlah RT Luas Wilayah Kepadatan No. Kecamatan (Jiwa) (ha) Penduduk (Jiwa/ha)

1 Ilir Barat II 60.582 12.311 622,4 97 2 Gandus 47.043 9.889 6.877,6 7 3 Seberang Ulu I 141.545 29.213 1.744,5 81 4 Kertapati 73.541 15.223 4.255,5 17 5 Seberang Ulu II 81.576 17.277 1.069,0 76 6 Plaju 77.500 16.138 992,0 78 7 Ilir Barat I 104.814 21.111 1.977,0 53 8 Bukit Kecil 45.245 9.967 900,0 50 9 Ilir Timur I 76.060 17.009 650,0 117

10 Kemuning 77.532 15.364 2.792,0 28 11 Ilir Timur II 153.292 31.371 2.558,0 60 12 Kalidoni 81.873 16.425 4.250,0 19 13 Sako 87.561 18.390 9.856,0 9 14 Sukarami 154.521 33.273 1.517,0 102

Jumlah/Rata-rata 1.262.685 262.961 40.061,0 57

Sumber: Kota Palembang Dalam Angka tahun 2002, BPS

Page 7: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Potensi Arah Pengembangan Kota-kota SatelitPotensi Arah Pengembangan Kota-kota Satelit

No.No. KotaKota Fungsi Primer/RegionalFungsi Primer/RegionalFungsi Fungsi

Sekunder/Kota Sekunder/Kota dan Lokaldan Lokal

1.1. Pangkalan Pangkalan BalaiBalai

Perkantoran/ Pusat Pemerintahan Perkantoran/ Pusat Pemerintahan Kab.Banyuasin Kab.Banyuasin

Perdagangan dan JasaPerdagangan dan Jasa Jalan lintas timur Jakarta – MedanJalan lintas timur Jakarta – Medan

PermukimanPermukiman Ruang TerbukaRuang Terbuka

2.2. GasingGasing Jalan Ke Pelabuhan Tanjung Api-apiJalan Ke Pelabuhan Tanjung Api-api Pusat Industri KecilPusat Industri Kecil PergudanganPergudangan

PermukimanPermukiman PertanianPertanian

3.3. MarianaMariana Pusat Agro IndustriPusat Agro Industri PermukimanPermukiman4.4. RambutanRambutan Pusat PertanianPusat Pertanian PertanianPertanian

5.5. PemulutanPemulutan Perdagangan dann JasaPerdagangan dann Jasa Pusat PertanianPusat Pertanian

PermukimanPermukiman Ruang TerbukaRuang Terbuka PertanianPertanian

6.6. InderalayaInderalaya Pusat PendidikanPusat Pendidikan IndustriIndustri

PermukimanPermukiman PertanianPertanian

Sumber: Diolah dari RTRW Kota Palembang, Tahun 1998 (evaluasi)

Page 8: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

NoNo.. PUSAT SIMPUL PUSAT SIMPUL PELAYANANPELAYANAN FUNGSI PRIMER/REGIONALFUNGSI PRIMER/REGIONAL FUNGSI SEKUNDER/KOTA DAN FUNGSI SEKUNDER/KOTA DAN

LOKALLOKAL1.1. PALEMBANGPALEMBANG

Pusat KotaPusat Kota Perdagangan & Jasa Perdagangan & Jasa PerkantoranPerkantoran

Permukiman Permukiman Perdagangan & JasaPerdagangan & Jasa

LemabangLemabang Pelabuhan Boom BaruIndustriPelabuhan Boom BaruIndustri PermukimanPermukimanPerdagangan & JasaPerdagangan & Jasa

GandusGandus Pariwisata / RekreasiPariwisata / Rekreasi PermukimanPermukimanPerdagangan & JasaPerdagangan & JasaRuang TerbukaRuang TerbukaPertanianPertanian

SukaramiSukarami Bandara SMB IIBandara SMB IITerminal Tipe BTerminal Tipe B

PermukimanPermukimanPerdagangan & JasaPerdagangan & JasaRuang TerbukaRuang TerbukaPertanianPertanian

SakoSako Industri non polutifIndustri non polutif PermukimanPermukimanPerdagangan & JasaPerdagangan & Jasa

Sei LaisSei Lais Pelabuhan Sei. LaisPelabuhan Sei. LaisIndustriIndustriPariwisataPariwisata

PermukimanPermukimanRuang TerbukaRuang TerbukaPertanianPertanian

KertapatiKertapati Terminal terpadu tipe ATerminal terpadu tipe AIndustri & PergudanganIndustri & PergudanganStasiun Kereta ApiStasiun Kereta ApiPerdaganganPerdagangan

PermukimanPermukimanPerdagangan & JasaPerdagangan & JasaRuang TerbukaRuang TerbukaPertanianPertanian

AmperaAmperaSeberang UluSeberang Ulu

PerkantoranPerkantoranPerdagangan & JasaPerdagangan & Jasa

PermukimanPermukimanPerdagangan & JasaPerdagangan & Jasa

PlajuPlaju Industri MigasIndustri MigasTerminal tipe BTerminal tipe B

PermukimanPermukimanPerdagangan & JasaPerdagangan & Jasa

Sumber : Diolah dari RTRW Kota Palembang, Tahun 1998 (evaluasi)

Arah Pengembangan Struktur Ruang Kota Metropolitan PalembangArah Pengembangan Struktur Ruang Kota Metropolitan Palembang

Page 9: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

NoNo Institusi Pengelola PersampahanInstitusi Pengelola Persampahan Prosentase (%)Prosentase (%)

11 Dinas Kebersihan dan Keindahan KotaDinas Kebersihan dan Keindahan Kota 8080

22 Masyarakat Masyarakat 33

33 Dinas PasarDinas Pasar 1414

44 Swasta Swasta 33

A. Sub Sistem Kelembagaan Pengelola Sampah Institusi Pengelola

Pengelolaan sampah di Kota Metropolitan Palembang secara keseluruhan dibawah tanggung jawab Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota (DKK) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah No.9/1980 Jo. No. 9/1989.

Tabel 4. Persentase Institusi Pengelola Sampah Kota Palembang

Sumber: DKK Kota Palembang 2002

Page 10: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Gambar. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Palembang

KEPALA DINAS

JABATAN FUNGSIONAL

Bendaharawan RutinBendaharawan BarangPengurus BarangBendaharawan KhususBendaharawan Brg BerhargaBendaharawan ProyekJuru Bayar Gaji

KASUBAG UMUM KASUBAGKEPEGAWAIAN

KASUBAGKEUANGAN

KASUBDINANGKUTAN &PERAWATAN

KASUBDINPEMAKAMAN

KASUBDINKEINDAHAN. PERT.

PERH.

KASI ANGKUTAN KASI PENYEDIAANLAHAN & PENATAAN KASI KEINDAHAN

KASI PERAWATANDAN KENDARAAN

KASI PEMELIHARAANKUBURAN

KASI PERTAMANANDAN PENGHIJAUAN

KOTA

KASUBDINKEBERSIHAN UMUM

KASI KEBERSIHANDAN PEMBUANGAN

KASI AIR LIMBAH DANWC JAMBAN

KASUBDIN PROGRAM

KASI PENYUSUNANPROGRAM

KASI PEMBINAANDAN PENYULUHAN

KASI EVALUASIPELAPORAN &

RETRIBUSI

CAB. DIN UPTD

K3Seberang Ulu I

K3Seberang Ulu II

K3Ilir Timur I

K3Ilir Timur II

K3Ilir Barat I

K3Il ir Barat II

K3SAKO

K3Sukarame

KEPALA BAGIANTATA USAHA

KETERANGAN ;K3 : Koordinator Keberishan

Page 11: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

PersonaliaPersonalia yang terlibat dalam pengelolaan persampahan di Kota Palembang, khususnya yang berada di Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota adalah sebanyak 820 orang (tidak termasuk petugas pemakaman) seperti pada tabel berikut ini:

NoNo KlasifikasiKlasifikasi Jumlah Personil Jumlah Personil (Orang)(Orang)

11 Pegawai Negeri sipilPegawai Negeri sipil 585822 Pegawai Harian Lepas:Pegawai Harian Lepas:

Penyapu JalanPenyapu Jalan TamanTaman SopirSopir CrewCrew BengkelBengkel TPA I dan TPA IITPA I dan TPA II Taman tasik dan Sektor , Taman tasik dan Sektor , sekretariatsekretariat

Kolektor dan SatpamKolektor dan Satpam Kolam retensiKolam retensi Retribusi KebersihanRetribusi Kebersihan

284284747499

8080208208

77

202088

19193636

JumlahJumlah 820820

Tabel 5. Personil Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Palembang

Sumber: DKK Kota Palembang 2003

Page 12: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

B. B. Sub Sistem Teknis OperasionalSub Sistem Teknis Operasional

Tingkat PelayananTingkat Pelayanan

Tingkat pelayanan saat ini telah mencapai 36% terhadap Tingkat pelayanan saat ini telah mencapai 36% terhadap timbulan sampah atau terhadap jumlah penduduk. Jumlah timbulan sampah atau terhadap jumlah penduduk. Jumlah sampah yang terangkut ke TPA berasal dari:sampah yang terangkut ke TPA berasal dari:

1. DKK sebesar 1.146 m3/hari (29 %)1. DKK sebesar 1.146 m3/hari (29 %)2. Swasta sebesar 276 m3/hari (7 %)2. Swasta sebesar 276 m3/hari (7 %)

Dengan demikian total sampah yang masuk ke TPA adalah Dengan demikian total sampah yang masuk ke TPA adalah sebesar 1.422 m3/hari (36 %).sebesar 1.422 m3/hari (36 %).

Timbulan sampah Kota Palembang pada saat ini adalah Timbulan sampah Kota Palembang pada saat ini adalah sebesar 3.993 m3/hari (519.194 m3/th), timbulan sampah sebesar 3.993 m3/hari (519.194 m3/th), timbulan sampah berikut dapat dilihat pada tabel berikut ini: berikut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 13: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

NoNo Jenis Sumber Jenis Sumber SampahSampah

SasaranSasaran TimbulanTimbulan Total Total TimbulanTimbulan(m3/hari)(m3/hari)

Sampah Sampah TerangkutTerangkut

(m3)(m3)

Tingkat Tingkat PelayananPelayanan

(%)(%)UnitUnit JumlahJumlah UnitUnit VolumeVolume

11 PemukimanPemukiman orgorg 1.262.6851.262.685 l/or/hrl/or/hr 2,32,3 2.9042.904 1.0161.016 353522 PertokoanPertokoan unitunit 2.7682.768 l/unit/hrl/unit/hr 3535 9797 3939 404033 PerkantoranPerkantoran unitunit 1.2451.245 l/unit/hrl/unit/hr 3030 3737 1111 303044 IndustriIndustri unitunit 6.5936.593 l/unit/hrl/unit/hr 4040 264264 2626 101055 Fas. KesehatanFas. Kesehatan unitunit 262262 l/unit/hrl/unit/hr 3535 99 22 202066 Fas. UmumFas. Umum unitunit 2.7622.762 l/unit/hrl/unit/hr 3535 9797 3434 353577 Pasar/KiosPasar/Kios unitunit 8.0958.095 l/unit/hrl/unit/hr 3535 283283 9999 353588 Pasar Kaki limaPasar Kaki lima unitunit 5.5115.511 l/unit/hrl/unit/hr 3535 193193 116116 606099 R. Makan/restoranR. Makan/restoran unitunit 647647 l/unit/hrl/unit/hr 6060 3939 2323 6060

1010 HotelHotel unitunit 6262 l/unit/hrl/unit/hr 5050 33 22 50501111 Penyapuan JalanPenyapuan Jalan (1,5-(1,5-

5)%5)%22 %% 6767 5454 8080

JUMLAHJUMLAH 3.9933.993 1.4221.422 3636

Tabel 6. Timbulan Sampah Kota Palembang Tahun 2004

Sumber: Studi Kelayakan “Pengadaan Peralatan Pengelolaan Sampah Palembang “ Maret 2004

Page 14: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Daerah PelayananDaerah PelayananPelayanan sampah yang dilakukan oleh DKK diprioritaskan pada daerah perkotaan yang Pelayanan sampah yang dilakukan oleh DKK diprioritaskan pada daerah perkotaan yang tercakup dalam 9 kecamatan Kota Palembang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel tercakup dalam 9 kecamatan Kota Palembang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :berikut :

No.No. Daerah Daerah PelayananPelayanan

Jml.Pdd Jml.Pdd (Jiwa)(Jiwa)

Luas (ha)Luas (ha) Kepdtan.pdd Kepdtan.pdd (jiwa/ha(jiwa/ha

Luas daerahLuas daerahPelayanan Pelayanan

(ha)(ha)

% Daerah% DaerahPelayananPelayanan

11 Ilir Barat IIIlir Barat II

60.58260.582 622,4622,4 97,3497,34 224,1224,1 2222

22 Seberang Ulu ISeberang Ulu I 141.545141.545 1.744,5 1.744,5 81,1481,14 628,0628,0 2222

33 Seberang Ulu IISeberang Ulu II 81.57681.576 1.069,01.069,0 76,3176,31 384,8384,8 6060

44 PlajuPlaju 77.50077.500 992,0992,0 78,1378,13 357,1357,1 606055 Ilir Barat IIlir Barat I 104.814104.814 1.977,01.977,0 53,0253,02 711,7 711,7 222266 Bukit KecilBukit Kecil 45.24545.245 900,0900,0 50,2750,27 324,0324,0 222277 Ilir Timur IIlir Timur I 76.06076.060 650,0650,0 117,02117,02 234,0234,0 878788 Ilir Timur IIIlir Timur II 153.292153.292 2.558,02.558,0 59,9359,93 920,9920,9 575799 SukaramiSukarami 154.521154.521 1.517,01.517,0 101,19101,19 546,1546,1 2020

TotalTotal 895.135 895.135 12.03012.030 5151 47164716 3939

Tabel 7. Daerah Pelayanan Pengelolaan sampah di Kota Palembang

Sumber : Palembang Dalam Angka, 2002 dan Hasil Perhitungan Konsultan

Page 15: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Komposisi SampahKomposisi Sampah

Di Kota Palembang komposisi sampah pada umumnya adalah sampah organik Di Kota Palembang komposisi sampah pada umumnya adalah sampah organik yang besarnya sekitar 74 %. Komposisi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :yang besarnya sekitar 74 %. Komposisi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :

Sumber: DKK Kota Palembang, 2002

Komposisi Sampah

74%

6% 1%

4% 4% 3%

1% 2% 5%

Organik Kertas Kaca Plastik Logam Kayu Kain Karet Lain-lain

Page 16: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Pola Operasional Pengelolaan PersampahanPola Operasional Pengelolaan Persampahan Secara keseluruhan pola operasional persampahan di Kota Palembang meliputi pewadahan, Secara keseluruhan pola operasional persampahan di Kota Palembang meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan dan pembuangan ke TPA.pengumpulan, pemindahan dan pembuangan ke TPA.

1. Pewadahan1. Pewadahan Data yang diperoleh dari DKK pada tabel berikut, dapat dilihat besaran sarana pewadahan dan Data yang diperoleh dari DKK pada tabel berikut, dapat dilihat besaran sarana pewadahan dan pengumpulan yang ada di Kota Palembang:pengumpulan yang ada di Kota Palembang:

NoNo PenggunaanPenggunaan Besaran (%)Besaran (%)PEWADAHANPEWADAHAN

11 Kantong plastikKantong plastik 454522 Tong sampahTong sampah 383833 Bak sampah permanenBak sampah permanen 5544 Lain-lain (Keranjang, drum)Lain-lain (Keranjang, drum) 1212

PENGUMPULANPENGUMPULAN11 Diambil gerobakDiambil gerobak 343422 Diangkut trukDiangkut truk 6633 Dibuang langsung ke TPSDibuang langsung ke TPS 8844 Dibakar, dibuang ke lahan kosong dan lain-Dibakar, dibuang ke lahan kosong dan lain-

lainlain5252

Tabel 9. Tempat Pewadahan dan Pengumpulan Sampah di Kota Palembang

Sumber: DKK Kota Palembang, 2002

Page 17: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

2. Pengumpulan2. PengumpulanPola pengumpulan sampah yang dilakukan secara umum adalah sampah Pola pengumpulan sampah yang dilakukan secara umum adalah sampah dikumpulkan dari rumah ke rumah dan pola komunal. Pada tabel berikut dikumpulkan dari rumah ke rumah dan pola komunal. Pada tabel berikut disajikan pola operasional pengumpulan sampah.disajikan pola operasional pengumpulan sampah.

NoNo ParameterParameter SatuanSatuan BesaranBesaran

11 Volume sampah terangkut oleh DKKVolume sampah terangkut oleh DKK M3/hariM3/hari 1.4221.422

22 Jumlah Armroll truck (6 m3)Jumlah Armroll truck (6 m3) unitunit 2121

Jumlah ritasiJumlah ritasi rit/haririt/hari 33

Jumlah Dump truck (8 m3)Jumlah Dump truck (8 m3) unitunit 4444

Jumlah ritasiJumlah ritasi rit/haririt/hari 22

Jumlah Truck Mercy (12 m3)Jumlah Truck Mercy (12 m3) unitunit 22

Jumlah ritasiJumlah ritasi rit/haririt/hari 22

Mobil Kecamatan Dump Truck (8 m3)Mobil Kecamatan Dump Truck (8 m3) unitunit 33

Jumlah ritasiJumlah ritasi rit/haririt/hari 33

33 Jumlah container tersebar (6 m3)Jumlah container tersebar (6 m3) unitunit 9292

Frekwensi pengosongan containerFrekwensi pengosongan container Kali/hariKali/hari 33

Jumlah TPS (7 m3)Jumlah TPS (7 m3) unitunit 296296

Frekwensi pengosongan TPSFrekwensi pengosongan TPS Kali/hariKali/hari 22

Jumlah Transfer DepoJumlah Transfer Depo unitunit 1212

Frekwensi pengosonganFrekwensi pengosongan Kali/hariKali/hari 22

Tabel 10. Pola Operasional Pengumpulan Sampah

Sumber: DKK Kota Palembang Januari 2004

Page 18: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

3. Pemindahan3. PemindahanSarana pemindahan yang ada saat ini berupa TPS dan transfer depo, dimana Sarana pemindahan yang ada saat ini berupa TPS dan transfer depo, dimana sarana ini merupakan tempat sampah dipindahkan ke dalam truk untuk diangkut sarana ini merupakan tempat sampah dipindahkan ke dalam truk untuk diangkut ke TPA.ke TPA.

4. Pengangkutan4. PengangkutanSarana pengangkutan sampah dari sumbernya menuju TPA yang digunakan Sarana pengangkutan sampah dari sumbernya menuju TPA yang digunakan oleh DKK Kota Palembang berupa Arm roll truck dan dump truck.oleh DKK Kota Palembang berupa Arm roll truck dan dump truck.

5. Pembuangan Akhir5. Pembuangan AkhirLokasi TPA yang ada di Kota Palembang saat ini ada 2 lokasi, yaitu :Lokasi TPA yang ada di Kota Palembang saat ini ada 2 lokasi, yaitu :

TPA 1 : TPA KaryajayaTPA 1 : TPA Karyajaya Luas: 40 haLuas: 40 ha Jarak lokasi: 15 km dari pusat kotaJarak lokasi: 15 km dari pusat kota Umur TPA : Tidak digunakan rencana September 2004Umur TPA : Tidak digunakan rencana September 2004 TPA 2 : TPA Sukajaya (Sukarami)TPA 2 : TPA Sukajaya (Sukarami) Luas: 25 haLuas: 25 ha Jarak lokasi: 15 km dari pusat kotaJarak lokasi: 15 km dari pusat kota Sisa pakai TPA: Sudah penuhSisa pakai TPA: Sudah penuh

Peta lokasi TPA dapat dilihat pada gambar berikut :Peta lokasi TPA dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 19: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Gambar 2. Peta Lokasi TPAGambar 2. Peta Lokasi TPA

LOKASI TPA KARYAJAYA

(40 Ha)

LOKASI TPA SUKAJAYA,SUKARAMI

(25 Ha)

Page 20: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Gambar 3. Gambar 3. SITUASI TPA SUKARAMI (SUKAJAYA)SITUASI TPA SUKARAMI (SUKAJAYA)

Page 21: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Gambar 4. Gambar 4. SITUASI TPA KARYAJAYASITUASI TPA KARYAJAYA

Page 22: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

C. Sub Sistem PembiayaanC. Sub Sistem Pembiayaan

Sumber DanaSumber DanaBiaya pengelolaan persampahan di Kota Palembang dibedakan atas :Biaya pengelolaan persampahan di Kota Palembang dibedakan atas : Biaya operasionalBiaya operasional Biaya investasiBiaya investasi

Sedangkan sumber dananya berasal dari :Sedangkan sumber dananya berasal dari : Penerimaan retribusi sampahPenerimaan retribusi sampah APBD Kota PalembangAPBD Kota Palembang Pemerintah pusatPemerintah pusat Pinjaman luar negeriPinjaman luar negeri

Struktur Tarif RetribusiStruktur Tarif RetribusiTarif retribusi sampah yang berlaku sampai saat ini adalah struktur tarif retribusi Tarif retribusi sampah yang berlaku sampai saat ini adalah struktur tarif retribusi berdasarkan Perda No. 11 Tahun 1998. Struktur tarif retribusi DKK Kota Palembang berdasarkan Perda No. 11 Tahun 1998. Struktur tarif retribusi DKK Kota Palembang dapat dilihat pada gambar berikut :dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 23: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Tabel 11. Struktur Tarif Retribusi Sampah Kota Palembang Tahun Tabel 11. Struktur Tarif Retribusi Sampah Kota Palembang Tahun 20022002

No.No. KlasifikasiKlasifikasi Tarif (Rp/bln)Tarif (Rp/bln)11 Rumah TanggaRumah Tangga 1.000 – 5.0001.000 – 5.00022 AsramaAsrama 10.00010.00033 HotelHotel 20.000-100.00020.000-100.00044 Penginapan/Losmen/MessPenginapan/Losmen/Mess 25.00025.00055 Restoran/rumah MakanRestoran/rumah Makan 15.000-30.00015.000-30.00066 Fasilitas KesehatanFasilitas Kesehatan 10.000-30.00010.000-30.00077 Gerobak JualanGerobak Jualan 2.500-7.5002.500-7.50088 BioskopBioskop 10.000-40.00010.000-40.00099 GudangGudang 30.000-60.00030.000-60.000

1010 KantorKantor 5.000-15.0005.000-15.0001111 PertokoanPertokoan 10.000-25.00010.000-25.0001212 Persh.Pertukangan/Bahan bangunanPersh.Pertukangan/Bahan bangunan 10.000-20.00010.000-20.0001313 Industri/BengkelIndustri/Bengkel 10.000-50.00010.000-50.0001414 WarungWarung 1.000-5.0001.000-5.0001515 Shopping Centre dan sejenisShopping Centre dan sejenis 500/m500/m22

1616 Usaha lainnya/JasaUsaha lainnya/Jasa 5.000-10.0005.000-10.0001717 Tempat HiburanTempat Hiburan 20.000 / hari20.000 / hari1818 Sampah Perorangan/khususSampah Perorangan/khusus 30.000 / rit30.000 / rit1919 BankBank 40.000-60.00040.000-60.0002020 Pembuangan/Penggunaan Jasa TPAPembuangan/Penggunaan Jasa TPA 5.000 / m5.000 / m33

Sumber : DKK Kota Palembang, 2002

Page 24: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Realisasi penerimaan retribusi dari tahun 1995/1996 sampai dengan tahun 2003 Realisasi penerimaan retribusi dari tahun 1995/1996 sampai dengan tahun 2003 dapat dilihat pada tabel berikut :dapat dilihat pada tabel berikut :

NoNo TahunTahun TargetTarget RealisasiRealisasi %%

11 1995/19961995/1996 778.560.000778.560.000 250.967.611250.967.611 32,2332,23

22 1996/19971996/1997 1.000.000.0001.000.000.000 608.273.500608.273.500 60,8360,83

33 1997/19981997/1998 1.000.000.0001.000.000.000 606.208.545606.208.545 60,6260,62

44 1998/19991998/1999 1.000.000.0001.000.000.000 505.213.850505.213.850 50,5250,52

55 1999/20001999/2000 1.000.000.0001.000.000.000 728.292.250728.292.250 72,8372,83

66 20002000 755.625.000755.625.000 605.097.500605.097.500 80,0880,08

77 20012001 1.211.030.0001.211.030.000 933.070.500933.070.500 77,2677,26

88 20022002 1.215.000.0001.215.000.000 1.002.931.0001.002.931.000 82,5582,55

99 20032003 1.336.500.0001.336.500.000 886.882.600886.882.600 66,3666,36

Tabel 12. Realisasi Penerimaan Retribusi Sampah DKK Kota Palembang Tahun 1995/1996 - 2003

Sumber: DKK Kota Palembang 2003

Page 25: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Mekanisme Penarikan RestribusiMekanisme Penarikan Restribusi

Berdasarkan hasil komposisi PDS penarikan retribusi yang dilakukan di Berdasarkan hasil komposisi PDS penarikan retribusi yang dilakukan di daerah adalah sebagai berikut :daerah adalah sebagai berikut :

Oleh warga yang ditunjukOleh warga yang ditunjuk : 8,9%: 8,9% LKMDLKMD : 28%: 28% RTRT : 61,9%: 61,9% LainnyaLainnya : 1,2%: 1,2%

Page 26: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Biaya Operasional dan PemeliharaanBiaya Operasional dan Pemeliharaan

Rencana pengeluaran rutin DKK Kota Palembang anggaran tahun 2003 dan realisasi Rencana pengeluaran rutin DKK Kota Palembang anggaran tahun 2003 dan realisasi belanja pelayanan publik DKK tahun 2003 diuraikan dalam tabel berikut :belanja pelayanan publik DKK tahun 2003 diuraikan dalam tabel berikut :

Tabel 13. Rencana Anggaran Biaya dan Realisasi Belanja Pelayanan DKK Tahun 2003

No.No. UraianUraian Jumlah ( Rp )Jumlah ( Rp )11 PengeluaranPengeluaran::

Biaya administrasi umumBiaya administrasi umum Biaya Operasi & PemeliharaanBiaya Operasi & Pemeliharaan TOTALTOTAL

1.322.404.0441.322.404.044 61.654.43561.654.4351.384.058.4791.384.058.479

22 Penerimaan:Penerimaan: Penarikan Retribusi SampahPenarikan Retribusi Sampah

886.882.600886.882.600

Sumber: Laporan Akuntabilitas Kinerja DKK Tahun 2003

Page 27: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Kinerja Operasional Pengelolaan PersampahanKinerja Operasional Pengelolaan Persampahan

Pencapaian kinerja dalam meningkatkan retribusi kebersihan baru mencapai Pencapaian kinerja dalam meningkatkan retribusi kebersihan baru mencapai 66,35%. Rendahnya tingkat retribusi ini dikarenakan sistem mekanisme penagihan 66,35%. Rendahnya tingkat retribusi ini dikarenakan sistem mekanisme penagihan retribusi yang dilakukan oleh pihak swasta (LMD) belum optimal, dan pembayaran retribusi yang dilakukan oleh pihak swasta (LMD) belum optimal, dan pembayaran retribusi yang dilakukan komersial/perdagangan masih sifatnya mencicil.retribusi yang dilakukan komersial/perdagangan masih sifatnya mencicil.Dalam tabel berikut terlihat pencapaian kinerja peningkatan retribusi: Dalam tabel berikut terlihat pencapaian kinerja peningkatan retribusi:

No.No. Indikator KinerjaIndikator Kinerja TargetTarget(Rp)(Rp)

RealisasiRealisasi(Rp)(Rp) %%

11 Penerimaan/Pemasukan PADPenerimaan/Pemasukan PADKebersihanKebersihan

1.336.500.000,001.336.500.000,00 886.882.000886.882.000 66,3566,35

Sumber: Laporan Akuntabilitas Kinerja DKK Tahun 2003

Tabel 14. Pencapaian Kinerja Dalam Meningkatkan Retribusi

Page 28: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

D. D. Sub Sistem Pengaturan ( Aspek Legal )Sub Sistem Pengaturan ( Aspek Legal )

Dasar hukum yang mengatur pengelolaan persampahan di Kota Palembang Dasar hukum yang mengatur pengelolaan persampahan di Kota Palembang adalah:adalah:• Peraturan Daerah nomor 9/1980 Jo Nomor 9/1989 tahun 2001 tentang Peraturan Daerah nomor 9/1980 Jo Nomor 9/1989 tahun 2001 tentang

pembentukan Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota.pembentukan Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota.• Peraturan Daerah Nomor 02 tahun 2001 tentang Struktur Organisai DKKPeraturan Daerah Nomor 02 tahun 2001 tentang Struktur Organisai DKK• Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 1998 tentang Struktur Tarif Retribusi.Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 1998 tentang Struktur Tarif Retribusi.• Surat Keputusan Walikota Palembang Nomor 407 tahun 2004 tentang Surat Keputusan Walikota Palembang Nomor 407 tahun 2004 tentang

Pembentukan tim pelaksana gerakan kebersihan Kota.Pembentukan tim pelaksana gerakan kebersihan Kota.• Surat keputusan walikota Palembang Nomor 12 tahun 2004 tentang Surat keputusan walikota Palembang Nomor 12 tahun 2004 tentang

Mekanisme dan prosedur tetap pengawasan, penertiban dan tindakan Mekanisme dan prosedur tetap pengawasan, penertiban dan tindakan hokum terhadap pelanggaran peraturan daerah dan peraturan hokum terhadap pelanggaran peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.perundang-undangan yang berlaku.

Page 29: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

E. E. AspekAspek Peran Serta Masyarakat dan SwastaPeran Serta Masyarakat dan Swasta Kenyataan di Kota Palembang peran serta dari masyarakat dan swasta baik Kenyataan di Kota Palembang peran serta dari masyarakat dan swasta baik

dalam hal kebersihan maupun dalam hal pembiayaan belum optimal. dalam hal kebersihan maupun dalam hal pembiayaan belum optimal. Dalam hal kebersihan dapat ditunjukkan masih banyaknya masyarakat Dalam hal kebersihan dapat ditunjukkan masih banyaknya masyarakat

terutama masyarakat miskin di yang bertempat tinggal di kawasan kumuh terutama masyarakat miskin di yang bertempat tinggal di kawasan kumuh yang masih rendah tingkat kesadarannya dalam menjaga kebersihan, hal ini yang masih rendah tingkat kesadarannya dalam menjaga kebersihan, hal ini terlihat dengan adanya TPS-TPS liar dengan tumpukan sampah yang tidak terlihat dengan adanya TPS-TPS liar dengan tumpukan sampah yang tidak terkelola.terkelola.

Pihak swasta yang mengelola sampahnya sendiri adalah daerah perumahan Pihak swasta yang mengelola sampahnya sendiri adalah daerah perumahan Pertamina (Plaju) dan daerah perumahan industri Pusri.Pertamina (Plaju) dan daerah perumahan industri Pusri.

Dalam hal pembiayaan, belum adanya kerjasama dengan pihak swasta Dalam hal pembiayaan, belum adanya kerjasama dengan pihak swasta dalam hal penarikan retribusi maupun investasi untuk pengelolaan dalam hal penarikan retribusi maupun investasi untuk pengelolaan kebersihan kota.kebersihan kota.

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam hal kebersihan, Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam hal kebersihan, maka Pemerintah Kota telah mengeluarkan Surat Keputusan Walikota maka Pemerintah Kota telah mengeluarkan Surat Keputusan Walikota No.407 Tahun 2004 tentang Pembentukan Tim Pelaksana gerakan No.407 Tahun 2004 tentang Pembentukan Tim Pelaksana gerakan Kebersihan Kota Palembang.Kebersihan Kota Palembang.

Page 30: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

A. Sub Sistem Organisasi dan Manajemen1. Bentuk badan / Institusi

Menurut UU No.5 tahun 1974 bentuk institusi pengelolanya dapat berbentuk ”DINAS” atau ”PERUSAHAAN DAERAH”

Sesuai dengan ”NUDS” (National Urban Development Strategy), untuk kota Metropolitan dan kota besar, bentuk unit pengelola persampahan/kebersihan disarankan sebaiknya suatu ”PERUSAHAAN DAERAH”.

2. Struktur OrganisasiStruktur organisasi harus mencerminkan pola kerja yang jelas yang mempunyai fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian (khusus untuk bentuk organisasi Dinas dan Perusahaan Daerah).

I. KRITERIA PERENCANAAN

Page 31: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

3. PersonaliaJumlah personil unit pengelolaan persampahan harus cukup memadai sesuai dengan lingkup tugasnya, termasuk pembersihan/penyapuan jalan, taman dan saluran-saluran tertier drainase yang ada. Untuk sub sistem pengumpulan jumlah personil minimal 1 orang / 1000 penduduk yang dilayani ; sedangkan untuk sub sistem angkutan, sub sistem pembuangan akhir dan staff minimal 1 orang / 1000 penduduk yang dilayani

4. Tata Laksana Kerja

Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun tata laksana kerja yang baik adalah:

1. Menciptakan pengendalian otomatis.2. Tingkat pembebanan yang merata.3. Pendelegasian wewenang yang proporsional dan berimbang.4. Birokrasi yang pendek.5. Penugasan yang jelas dan terukur.

Page 32: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

B. Sub Sistem Operasional / Teknik1. Tingkat Pelayanan

Tingkat pelayanan terbagi dalam 2 kelompok, yaitu: kualitas dan kuantitas. Sasaran Pelita IV (tahun 1990) adalah terlayaninya 60% penduduk dengan perincian:- 100% daerah komersil dan pasar- 50% daerah pemukiman (100% untuk daerah dengan kepadatan > 150 orang/Ha)

Sasaran untuk 5 tahun berikutnya adalah:- 100% untuk daerah komersil dan pasar- 80% untuk daerah pemukiman (100% untuk daerah dengan kepadatan > 100 orang/Ha).

Sasaran 5 tahun berikutnya :- 100% untuk daerah komersil, pasar dan pemukiman dengan kepadatan > 50 orang/Ha).

Tingkat pelayanan ditingkatkan secara bertahap, sehingga memerlukan sasaran antara. Tingkat pelayanan dari segi kualitas operasional terdapat beberapa kriteria yaitu :- Tingkatan manajemen, meliputi : efisiensi waktu, minimasi jarak, minimasi tingkat ketergantungan antara fase satu dengan lainnya, dan pembebanan merata.- Tingkatan teknik, meliputi : sampah terisolasi dari lingkungan dan peralatan mudah dan murah secara operasional dan perawatannya.

Page 33: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

2. Daerah PelayananDaerah pelayanan terdiri atas:- Daerah pemukiman, yang terbagi atas: pemukiman belum teratur

(penghasilan rendah) dan pemukiman teratur (penghasilan menengah / tinggi).

- Daerah komersil, yang meliputi: pertokoan, pasar dan industri.- Fasilitas umum, yang meliputi: gelanggang olah raga, hotel,

pendidikan, taman.- Penyapuan jalan dan pembersihan saluran.

3. Sistem Pengumpulana. Penampungan

Merupakan awal dari sistem pengelolaan persampahan

- Pengumpulan sampah dari rumah ke rumah dengan alat angkut jarak pendek contoh: gerobak untuk diangkut ke Stasiun Trabsfer terdekat.- Pengumpulan sampah dari rumah ke rumah dengan truk untuk dibawa ke TPA

b. PengumpulanDilaksanakan dengan 2 cara yaitu :

1. Pola Individual (door to door)

- Pengumpulan sampah beberapa rumah dilakukan pada satu titik pengumpulan.- Pengumpulan sampah untuk beberapa lokasi pada satu titik pengumpulan

2. Pola Komunal

Page 34: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Tabel 15. Kebutuhan Peralatan / Bangunan Utama

No.No. PERALATANPERALATAN KAPASITASKAPASITAS PELAYANANPELAYANAN KETERANGANKETERANGAN

1.1.2.2.

3.3.

4.4.

5.5.6.6.

SUB-SUB SISTEM PENGUMPULAN :SUB-SUB SISTEM PENGUMPULAN :Bin plastik / kantong plastikBin plastik / kantong plastikKontainerKontainer

GerobakGerobak

Station transferStation transfer

SUB-SUB SISTEM ANGKUTAN :SUB-SUB SISTEM ANGKUTAN :Truk biasaTruk biasaDump truckDump truckArm roll truckArm roll truckSUB-SUB SISTEM PEMBUANGAN :SUB-SUB SISTEM PEMBUANGAN :BulldozerBulldozer

40 / 60 Lt40 / 60 Lt5000 Lt5000 Lt1000 Lt1000 Lt1 m31 m3

0,5 m30,5 m3200 m2200 m250 m250 m2

2 – 10 m22 – 10 m2

6 m36 m38 m38 m310 m310 m3

80 HP80 HP

1 KK (8-10 jiwa)1 KK (8-10 jiwa)100 KK100 KK200 KK200 KK200 KK200 KK100 KK100 KK4000 KK4000 KK1000 KK1000 KK200 KK200 KK

600 KK600 KK1000 KK1000 KK1100 KK1100 KK

15000 KK15000 KK

KomunalKomunalKomunalKomunal

Sumber: Pengolahan Konsultan

c. PemindahanMerupakan fase antara yang dapat melepas ketergantungan antara fase pengumpulan dengan fase pengangkutan dengan tujuan meningkatkan efektifitas masing-masing.Fase pemindahan ini tidak diperlukan untuk pola pengmpulan langsung.

Page 35: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

4. Sistem PengangkutanMengingat biaya investasi dan operasi/pemeliharana untuk pengolahan sampah hingga saat ini masih tinggi (diluar kemampuan Pemda), maka sampai saat ini pengelolaan sampah masih belum dipertimbangkan

5. Sistem Pembuangan Akhir

Pembuangan di darat : · Open dumping : tidak dianjurkan · Controlled landfill : minimal untuk dilaksanakan · Sanitary landfill : untuk kota besar / metropolitan · Improved sanitary landfill : untuk kota metropolitan

Pembuangan di laut : · Di sekitar pantai · Di tengah laut

Pemenuhan kriteria teknik untuk controlled landfill sebagai berikut : · Jauh dari permukaan · Terletak di luar rencana perluasan kota ( + 10 km) · Muka air tanah cukup dalam, jenis tanah cukup kedap air · Daerah yang tidak produktif untuk pertanian dan sebagainya · Dapat dipakai minimal untuk 5 - - 10 tahun · Bekas lokasi landfill dapat digunakan untuk taman atau lapangan olah raga

tetapi bukan untuk pemukiman. Analisa dampak lingkungan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dampak lokasi pembuangan akhir yang direncanakan terhadap lingkungan fisik, biologi, serta sosial budaya daerah sekitarnya.

Page 36: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

C. Sub Sistem Pembiayaan dan Retribusi1. Sumber Dana

Dana untuk pengelolaan sampah besarnya 10 % dari APBD.Diusahakan biayanya dari masyarakat = 80% dan dari pemerintah = 20%.

2. Struktur PembiayaanStruktur biaya oprasional adalah : 40 % pengumpulan; 50 % pengangkutan; 10 % pembuangan akhir

3. RetribusiBesarnya 1% dari penghasilan per rumah tangga.

4. Pelaksanaan Penarikan Retribusi- Disusun sistem pengendalian pemungutan yang efektif antara lain bersama-sama

rekening air minum/listrik- Dibagi dalam wilayah penagihan- Didasrakan pada target (terutama yang sulit dikendalikan)- Penagihan mulai dilaksanakan setelah pelayanan berjalan teratur- Struktur tarif dalam Perda perlu dipublikasikan merata pada masyarakat.

Page 37: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

1. Dasar Hukum Pelaksanaan Operasional dan Retribusi

D. Sub Sistem Pangaturan (Aspek Legal)

Untuk pelaksanaan pengelolaan persampahan diperlukan dasar hukum yang mengatur antara lain :

- Peraturan Daerah tentang ketentuan-ketentuan pembuangan sampah / kebersihan termasuk buangan industri.

- Peraturan Daerah tentang pembentukan badab pengelolanya.]- Peraturan Daerah tentang tarif retribusi sampah.

Page 38: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

1. Aspek Peran Serta Masyarakat sebagai Sub Sistem

E. Peran Serta Masyarakat

2. Program Peran Serta Masyarakat

Program untuk meningkatkan peran serta masyarakat meliputi :- Penerangan tentang pentingnya kebersihan dan pengelolaan persampahan

yang dilaksanakan.- Peran masyarakat dan organisasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Bentuk peran serta masyarakat dapat dinyatakan sebagai :1. Turut memperhatikan kebersihan rumah dan lingkungannya.2. Turut terlibat aktif dalam program-program kebersihan.3. Secara informal turut menerangkan arti kebersihan pada anggota masyarakat lainnya.4. Mengikuti prosedur / tata cara kebersihan yang ditetapkan pemerintah.5. Membayar retribusi secara aktif.

Page 39: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

1. Target Pencapaian MDG (Millenium Development Goal) dan Indikator Pengelolaan Persampahan di Indonesia

II. Kebijakan Nasional Bidang Persampahan

2. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Persampahan NasionalA. Tujuan Pengelolaan Persampahan Nasional

B. Kebijakan Umum

C. Kebijakan KelembagaanD. Kebijakan Teknis

E. Kebijakan Pembiayaan

F. Kebijakan dalam Bidang Hukum

G. Kebijakan dalam Bidang Peran Serta Masyarakat dan swasta

Page 40: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Kebijakan Nasional Bidang PersampahanDalam rangka mencapai target MDG khususnya dalam bidang persampahan di Indonesia, berikut ini dikemukakan indikator-indikator persampahan dan target yang harus dicapai.

A. ASPEK TEKNIS1. Tingkat Pelayanan - Penduduk Terlayani : 40 % - Sampah Terangkut : 45 %2. Efisiensi Penggunaan Sarana & Prasarana - Ritasi alat pengangkut : 6 rit/hr - Kapasitas pengolahan : 75 % - Diangkut petugas : 40 % - Ditimbun : 8 % - Dibuat kompos : 2 % - Dibakar : 35 % - Lainnya : 15 %3. Laju Timbulan Sampah: TinggiB. ASPEK KELEMBAGAAN1. Status institusi pengelola - Pemerintah Daerah : 95 % - Swasta BUMD : 5 %2. Penyediaan SDM - Ratio Petuga/penduduk : 16003. Kualitas personil : 10C. ASPEK PEMBIAYAAN1. Prioritas pendanaan - Alokasi anggaran : 8 %2. Cost recovery (pemulihan biaya) - Penerimaan retribusi : 10 % - Tarif retribusi : Ada3. Biaya Unit Pengelolaan : AdaD. ASPEK HUKUM - Ketersediaan Perda : 70 %E. ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT1. Masyarakat - Program Pembinaan * Kegiatan per tahun : ada - Kapasitas masyarakat *Penanganan sampah setempat : 30%

Indikator 2003A. ASPEK TEKNIS1. Tingkat Pelayanan - Penduduk Terlayani : 70 % - Sampah Terangkut : 75 %2. Efisiensi Penggunaan Sarana & Prasarana - Ritasi alat pengangkut : 3 rit/hr - Kapasitas pengolahan : 100 % - Diangkut petugas : 75 % - Ditimbun : 30 % - Dibuat kompos : 10 % - Dibakar : 30 % - Lainnya : 30 %3. Laju Timbulan Sampah: TinggiB. ASPEK KELEMBAGAAN1. Status institusi pengelola - Pemerintah Daerah : 70 % - Swasta BUMD : 30 %2. Penyediaan SDM - Ratio Petuga/penduduk : 10003. Kualitas personil : 50C. ASPEK PEMBIAYAAN1. Prioritas pendanaan - Alokasi anggaran : 20 %2. Cost recovery (pemulihan biaya) - Penerimaan retribusi : 80 % - Tarif retribusi : Tingkatkan3. Biaya Unit Pengelolaan : TingkatkanD. ASPEK HUKUM - Ketersediaan Perda : 100 %E. ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT1. Masyarakat - Program Pembinaan * Kegiatan per tahun : Perbanyak - Kapasitas masyarakat *Penanganan sampah setempat : 50%

Target MDG ( 2015 )

Page 41: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

I. Evaluasi Pengelolaan Persampahan Metropolitan Palembang

1. Permasalahan Umum yang dihadapi Pengelola Kebersihan

a. Masyarakat

Permasalahan :

i. Masih rendahnya kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan.

ii. Masih rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan

iii. Penggunaan kantung plastik yang berlebihaniv. Masyarakat biasanya akan menolak terhadap pembukaan

lahan TPA atau TPS.

Page 42: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

b. PemerintahPermasalahan :

i. Perkembangan penduduk yang tinggi, sehingga pertumbuhan jumlah sampah semakin tinggi,

ii. Masih rendahnya tingkat pelayanan terhadap masyarakat iii. Keterbatasan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan iv. Keterbatasan SDM yang ahli dan terampil dalam pengelolaan

persampahan v. Anggaran yang dialokasikan untuk pengelolaan persampahan

masih rendah vi. Masih kurangnya dukungan pemerintah pada kegiatan

masyarakat dalam kebersihan vii. Kurangnya peraturan-peraturan teknis yang mendukung dalam

pengelolaan persampahan viii.Belum optimalnya mekanisme koordinasi dan kerja sama ix. Belum adanya insentif dan disentif x. Teknis pengolahan sampah berwawasan lingkungan

membutuhkan biaya yang tinggi xi. Sarana TPA terbatas dan merupakan satu-satunya cara

pengolahan sampah xii. Sampah masih dianggap tanggung jawab pemerintah, sedangkan

tanggung jawab masyarakat adalah membayar retribusi sampah

Page 43: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

c. Pelaku Usaha

Permasalahan :

i. Masih rendahnya jumlah industri, pusat perdagangan yang menerapkan konsep teknologi bersih.

ii. Masih rendahnya jumlah industri, pusat perdagangan yang memanfaatkan sistem dan teknologi daur ulang sampah dan memproduksi sampah biodegradable.

iii. Masih rendahnya peran dunia usaha dalam bisnis persampahan domestik.

Kendala lain yang menjadi permasalahan adalah dalam pengoperasian TPA dengan Metode Sanitary Landfill adalah :

• Kurangnya alat berat yang dimiliki,• Sulit dan mahalnya tanah penutup sampah,• Tidak ada atau tidak berfungsinya kolam pengolah lindi,• Sumber daya manusia tidak memadai.

Page 44: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

2. Identifikasi Permasalahan Persampahan DKK Palembang

a. Sub Sistem Kelembagaan

Permasalahan :

• Belum adanya mekanisme pengawasan, monitoring dan evaluasi• Belum adanya SOP yang terinci sebagai acuan kerja personil,• Ketrampilan SDM terbatas, karena kurangnya pelaksanaan program pelatihan secara periodik.• Belum optimalnya koordinasi baik dengan organisasi masyarakat atau RT/Rw dan swasta dalam hal pengelolaan persampahan.

Page 45: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

b. Sub Sistem Teknis Operasional

Permasalahan :

• Cakupan pelayanan masih rendah yakni 36 % sampah yang terangkut ke TPA. Hal ini disebabkan karena jumlah sarana dan prasarana persampahan masih terbatas, • Ritasi truck pengangkut sampah belum optimal (2-3 trip/hari)• Pemeliharaan peralatan dan kendaraan terbatas;• Keterbatasan ketrampilan dari tenaga teknis;• Jangkauan daerah pelayanan terbatas;• Kurangnya keterpaduan antara pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan sampah ke TPA;• Keterbatasan metoda pengolahan sampah di TPA yakni masih menggunakan metoda open dumping, dan belum menjangkau teknologi alternatif seperti

control landfill, proses daur ulang/composting yang lebih memenuhi syarat lingkungan yang sehat

• Kesulitan mendapat tanah penutup sampah di TPA.

Page 46: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

c. Sub Sistem Pembiayaan

Permasalahan :

• Hasil penarikan retribusi belum optimal padahal biaya operasional tinggi; hal ini disebabkan kurang efektifnya mekanisme penarikan retribusi yang dilakukan oleh masyarakat (RT/RW) maupun organisasi masyarakat.

• Sumber dana masih subsidi dari APBD dan alokasinya masih kecil, belum dari masyarakat langsung yang berasal dari retribusi;

• Prioritas investasi persampahan porsinya masih rendah dibandingkan sektor lainnya;

• Keterbatasan pengelolaan pendanaan;• Biaya pemeliharaan sangat kecil;• Efisiensi penarikan retribusi masih rendah, karena mekanisme penarikan

retribusi belum tepat /belum efektif karena kurangnya koordinasi antara DKK dengan pengelola kebersihan ditingkat RT/RW /Orhganisasi masyarakat dan swasta..

Page 47: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

e. Aspek Peran serta Masyarakat dan SwastaPermasalahan :

• Pengertian, pemahaman dan keterlibatan masyarakat terhadap kebersihan dan pembuangan sampah yang baik dan benar masih kurang (ide/gagasan, kontribusi fisik dan kontribusi dalam pembayaran retribusi);

• Peran serta masyarakat dan organisasi di masyarakat belum optimal dalam pengelolaan sampah;

• Belum optimalnya keterlibatan pihak swasta yang bekerjasama dalam pengelolaan sampah.

d. Sub Sistem Peraturan / Aspek LegalPermasalahan :

• Secara substansial Perda yang ada baru memuat tentang Struktur organisasi dan pembentukan kelembagaan, Kebersihan bagi masyarakat luas dan Struktur tarif retribusi;

• Perda tersebut sebagian sudah kadaluwarsa dan harus disesuaikan;• Perda tidak mempunyai payung yang jelas;• Belum adanya peraturan yang memuat materi pokok untuk menegakan

peraturan tentang kebersihan dengan memebrikan sanksi;• Produk hukum sering tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis yang diperlukan;

Page 48: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

II. Analisa Kependudukan

Jml. Pdd. Jml. Pdd. Jml. Pdd. Jml. Pdd. Jml. Pdd. Jml. Pdd. Jml. Pdd. Jml. Pdd. Jml. Pdd. Jml. Pdd. Jml. Pdd. Jml. Pdd. Jml. Pdd. Jml. Pdd. No. Kecamatan (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Ilir Barat II 60,582 61,921 63,289 64,688 66,118 67,579 69,072 70,599 72,159 73,754 75,384 77,050 78,752 80,493

2 Gandus 47,043 48,083 49,145 50,231 51,342 52,476 53,636 54,821 56,033 57,271 58,537 59,830 61,153 62,504

3 Seberang Ulu I 141,545 144,673 147,870 151,138 154,479 157,892 161,382 164,948 168,594 172,320 176,128 180,020 183,999 188,065

4 Kertapati 73,541 75,166 76,827 78,525 80,261 82,034 83,847 85,700 87,594 89,530 91,509 93,531 95,598 97,711

5 Seberang Ulu II 81,576 83,379 85,222 87,105 89,030 90,997 93,009 95,064 97,165 99,312 101,507 103,750 106,043 108,387

6 Plaju 77,500 79,213 80,963 82,753 84,581 86,451 88,361 90,314 92,310 94,350 96,435 98,566 100,745 102,971

7 Ilir Barat I 104,814 107,130 109,498 111,918 114,391 116,919 119,503 122,144 124,844 127,603 130,423 133,305 136,251 139,262

8 Bukit Kecil 45,245 46,245 47,267 48,312 49,379 50,470 51,586 52,726 53,891 55,082 56,299 57,544 58,815 60,115

9 Ilir Timur I 76,060 77,741 79,459 81,215 83,010 84,844 86,719 88,636 90,595 92,597 94,643 96,735 98,873 101,058

10 Kemuning 77,532 79,245 80,997 82,787 84,616 86,486 88,398 90,351 92,348 94,389 96,475 98,607 100,786 103,014

11 Ilir Timur II 153,292 156,680 160,142 163,682 167,299 170,996 174,775 178,638 182,586 186,621 190,745 194,961 199,269 203,673

12 Kalidoni 81,873 83,682 85,532 87,422 89,354 91,329 93,347 95,410 97,519 99,674 101,877 104,128 106,429 108,781

13 Sako 87,561 89,496 91,474 93,496 95,562 97,674 99,832 102,039 104,294 106,599 108,954 111,362 113,823 116,339

14 Sukarami 154,521 157,936 161,426 164,994 168,640 172,367 176,176 180,070 184,049 188,117 192,274 196,524 200,867 205,306

Jumlah/Rata-rata 1,262,685 1,290,590 1,319,112 1,348,265 1,378,061 1,408,517 1,439,645 1,471,461 1,503,980 1,537,218 1,571,191 1,605,914 1,641,405 1,677,680

Sumber : Hasil Proyeksi Konsultan

Tabel 16. Proyeksi Penduduk Kota Metropolitan Palembang Tahun 2002 - 2015

Page 49: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

III. Analisa terhadap Perkembangan KotaTabel 17. Skenario Pengembangan Ruang Kota Palembang

No bagaian wilayah Struktur,Peran dan Fungsi Strategisosial-ekonomiBWK prioitasKota (BWK) 2000 2006 Dikendalikan Dipacu

1 2 3 4 5 6 7 8

1 BWK-Pusatkota 580 749

2 BWK-2 Lemabang

134 173

3 BWK-3 Gandus 110 142

4 BWK-4 Sukarame143 185

5 BWK-5 Sako 85 110

6 BWK-6Industri 37 48

7 BWK-7 Kertapati 83 107

8 BWK-Ampera Seberang ulu 224 289

9 BWK-9 Plaju, Seberang ulu II 110 142

Kp.Kapite & Perkim dg KIP MIIP

Industri migas,olah raga skala regional Perdagangan,permukiman skala lokal

Terminal A dg jalan akses, lahan perkim, suprastruktur, kramasan dg akses infra & suprastruktur.

Pemenuhan kebutuhan dasar

Distr,Pend Strategi Kawasan Prioritas

Perdaganagn,jasa,perkantoran,olah raga dantransportasi skala Regional Home industr,pariwisata,rekreasi Skala Lokal

Pelabuhan laut,perdaganagn,jasa dan olah raga skala regiona l Permukiman,perdaganagn dan jasa skala lokal

Bandara Internasional, permukiman perdaganagn danjasa Skala Lokal

Industri poluti skala regional permukiman,perdagangan danjasa skala lokal

Industri Polutip Skala regional Industri Pupuk Skala regional

Stasiun KA,Perdagangan,Jasa,Terminal-A skala Regional Industri Kecil Skala Lokal

Perdagangan jasa, perkantoran permukiman skala regional Permukiman skala lokal

Permukiman,jasaperdaganagan,pariwisata rekreasi dan pertamanan Skala Lokal

Mengurangi beban kota dgn mengendalikanpemanfaatan ruang kota & mengembangkan wisata budaya yang ada

Mengurangi beban kota dgn mengendalikanpemanfaatan ruang kota & mengembangkan wisata budaya yang adaMeningkatkan taraf hidup masy. Melalui pengembangan industri rakyat & wisata budaya

Pemenuhan kebutuhan dasar

Distribusi kegiatan ekonomi dengan menyediakan akses masy. Kota & Hinterland ke bandara dan pelabuhan laut serta sarana peralihan moda angkutan

Pemenuhan kebutuhan dasar

Pemenuhan kebutuhan dasar

Distribusi kegiatan ekonomi regional dgn menyediakan sarana peralihan moda angkutan objek wisata terpadu skala nasional dan meningkatkan industri rakyat

Menurangi beban kota dgn maengarahkan perkembangan kota kearah selatan

CBD dgn perijian,larangan & sangsi pelapoan,pantau,evaluasi daya dukung

Benteng Kuto Besak dengan asset wisata

1 & 3 dg KIP,MIIP,perijinan,konservasi,urban revitalisasi

Talang,Kelapa dg Kasiba/lisiba,ionfra struktur perkim,jalanakses,promosi,insentif

KW Reklamasi dg incentif,promosiInfrastruktur

Page 50: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

IV. Analisa Kondisi DKK

Dilakukan dengan menggunakan Metode SWOT.Faktor-faktor yang dianalisis merupakan :- Analisis diagnostik internal yang meliputi :

• kekuatan (Strength)• Kelemahan (Weakness)

- Analisis diagnostik eksternal, meliputi :• Peluang (Opportunities)• Tantangan (Threats).

Perkembangan dan kekuatan eksternal menggambarkan berbagai ancaman dan peluang bagi kelangsungan dan keberhasilan DKK. Analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dimaksudkan untuk mengidentifikasi berbagai kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang ada dan yang sedang dihadapi DKK, agar dapat segera mengevaluasi kinerja dan kemampuan DKK serta dapat menentukan strategi yang sesuai dengan target yang harus dicapai untuk meningkatkan pengembangan pengelola dari setiap aspek supaya merumuskan prioritas sasaran dan program DKK sampai dengan tahun 2015 sesuai target pencapaian MDG.

Page 51: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Analisa SWOT1. Identifikasi SWOTA. Kondisi Internal

Kekuatan (Strength) 1. Kelembagaan

Bentuk institusi pegelola sudah berbentuk dinas yaitu dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Keindahan (DKK).

Memiliki uraian kerja & tata laksana kerja yang jelas.2. Teknik operasional

Sebagian besar wilayah kecamatan di kota Metropolitan Palembang sudah dilayani oleh DKK

Pola operasional sesuai dengan ketentuan yang meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir.

Sarana pengumpulan TPS-TPS cukup banyak Pola Pengumpulan : sesuai dengan ketentuan yaitu secara

individual (dari rumah ke rumah dengan gerobak) dan komunal yang dikumpulkan di TPS.

Pemindahan : sesuai dengan ketentuan yaitu melalui transfer depo. Mempunyai sarana pengangkut sampah (dump truck dan arm roll truck) Pembuangan akhir : Mempunyai 2 lokasi TPA yang jarak tempuhnya

relatif dekat.(masih dalam kota)

Page 52: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

3. Pembiayaan

Mekanisme penarikan retribusi sudah dilakukan secara kolektif yakni daerah industri oleh DKK sedangkan daerah pemukiman oleh RT/RW setempat.

4. Sistem pengaturan

• Bentuk Pengelola persampahan memiliki dasar hukum yang jelas.

• Struktur tarif retribusi sudah memiliki dasar hukum yang jelas.

5. Peran serta masyarakat

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat, pemerintah setempat telah mengeluarkan surat keputusan yang mengatur adanya gerakan kebersihan massal dan gotong-royong.

Page 53: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Kelemahan (Weakness)1. Kelembagaan

Pengelolaan persampahan belum sepenuhnya dilakukan oleh DKK, misalnya : masih terlibatnya dinas Pasar dan dinas Pekerjaan Umum.

Belum terdapat suatu struktur organisasi yang mencerminkan pola kerja yang jelas sesuai dengan fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.

Jumlah petugas kebersihan (personalia) yang jumlahnya kurang, hanya 820 orang. Artinya 1 petugas melayani 1.200 penduduk (Syarat minimal yaitu 1 orang petugas per 1000 penduduk).

Belum adanya SOP yang terperinci sebagai acuan kerja personil. Kurangnya pelaksanaan program pelatihan secara periodik.

2. Teknik operasional Tingkat pelayanan masih rendah yaitu 36%. Keterbatasan metoda pengolahan sampah di TPA yakni masih

menggunakan metode open dumping, belum saniter (control landfill). Kapasitas sarana dan prasarana pengangkutan masih terbatas. Jangkauan daerah pelayanan terbatas. Kurangnya keterpaduan antara pengumpulan, pemindahan dan

pengangkutan sampah ke TPA. Belum ada sistem 4R : recycle, reuse, recovery dan reduce.

Page 54: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

3. Aspek Peraturan/ Legal Secara substansial Perda yang ada baru memuat tentang Struktur

organisasi dan pembentukan kelembagaan, Kebersihan bagi masyarakat luas dan Struktur tarif retribusi.

Perda tersebut sebagian sudah kadaluwarsa dan harus disesuaikan. Perda tidak mempunyai payung yang jelas. Belum adanya peraturan yang memuat materi pokok untuk menegakan

peraturan tentang kebersihan dengan memberikan sanksi. Produk hukum sering tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis yang

diperlukan.4. Sistem pembiayaan

Hasil penarikan retribusi belum optimal karena kurangnya koordinasi antara DKK dengan masyarakat (RT/RW, organisasi masyarakat).

Sumber dana masih subsidi dari APBD dan alokasinya sangat kecil. Biaya operasional dan pemeliharaan sangat kecil.

5. Peran serta masyarakat Tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam memelihara

kebersihan masih rendah. Kerjasama antara masyarakat dan pengelola dalam pelaksanaan

retribusi belum ada.

Page 55: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

B. Kondisi EksternalPeluang (Opportunities)

Luas lahan untuk TPA yang baru masih tersedia dan masih ada TPA yang belum dimanfaatkan.

Terbuka kemungkinan kerjasama pengelolaan kebesihan dengan pihak swasta. Jumlah penduduk yang semakin bertambah menjadi modal besar dalam

penerimaan retribusi. Terbuka kesempatan bagi masyarakat untuk melaksanakan 4R. Kerjasama dengan pihak swasta dalam hal penarikan retribusi. Penyesuaian dari Perda-perda yang ada berdasarkan pengembangan dan

peningkatan pelayanan.

Tantangan (Threats) Muncul pengelola-pengelola swasta yang profesional di daerah pemukiman yang

potensial dapat memberikan retribusi, misalnya di perumahan mewah. Tingkat kepadatan penduduk yang semakin bertambah menyebabkan proses

pengumpulan dan pengangkutan menjadi tidak efisien. Makin bertambahnya pemukiman-pemukiman kumuh. Kesadaran dan kepedulian masyarakat yang rendah terhadap kebersihan

lingkungannya. Kesadaran DKK/peminjam yang rendah untuk mengangsur utang ke luar negeri. Bertumbuhnya usaha-usaha daur ulang, pengomposan oleh pihak swasta.

Page 56: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

2. Analisis Multi Faktor dalam SWOT

NILAI URGENSI (NU) BOBOT ( B % )

KEKUATAN ( STRENGHT)1. Institusi pengelola sudah berbentuk dinas (DKK). 5 16.672. Memiliki uraian kerja dan tata laksana kerja yang jelas. 2 6.673. Sebagian besar kecamatan sudah dilayani oleh DKK 2 6.67

4. Pola operasional sudah sesuai dengan ketentuan yangmeliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan,pengangkutan dan pembuangan akhir.

1 3.33

5. Jumlah sarana pengangkutan (truk) sudah mencukupi 2 6.676. Memiliki dasar hukum yang jelas dalam kelembagaan dan

struktur tarif. 2 6.67

KELEMAHAN ( WEAKNESSES )1. Struktur organisasi belum mencerminkan pola kerja yang

sesuai dengan fungsi perencanaan,pelaksanaan dan pengendalian.

2 6.67

2. Jumlah petugas masih kurang untuk melayani jumlah penduduk yang ada. 3 10.00

3. Tingkat pelayanan masih rendah yaitu 36%. 2 6.674. Kapasitas sarana dan prasarana pengangkutan belum

memadai (jumlah & kondisinya). 3 10.00

5. Penerimaan retribusi pada tahun 2003 hanya sebesar 66,36%.

2 6.67

6. Tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam memelihara kebersihan masih rendah. 4 13.33

JUMLAH 30 100

URGENSI

Tabel 18. MATRIKS URGENSI FAKTOR INTERNAL

NO FAKTOR INTERNAL

Page 57: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

NILAI URGENSI ( NU ) BOBOT ( B % )

PELUANG ( OPPURTUNITIES )1. Jumlah penduduk yang semakin bertambah menjadi

modal besar dalam penerimaan retribusi. 4 13.33

2. Luas lahan untuh TPA yang baru masih tersedia danmasih ada TPA yang belum dimanfaatkan. 3 10.00

3. Terbuka kemungkinan pengelolaan kebersihan denganpihak swasta. 2 6.67

4. Kerjasama dengan pihak swasta dalam penarikanretribusi. 2 6.67

5. Penyesuaian dari Perda-perda yang ada berdasarkanpengembangan dan peningkatan pelayanan. 1 3.33

6.Terbuka kesempatan bagi masyarakat untukmelaksanakan 4R (Reuse, Recycle, Recovery, Reduce). 3 10.00

TANTANGAN ( TREAT )1. Muncul pengelola-pengelola swasta yang profesional di

daerah pemukiman tertentu, misal : pemukimanmenengah ke atas.

3 10.00

2. Tingkat kepadatan penduduk yang semakin bertambahmenyebabkan proses pengumpulan dan pengangkutanmenjadi tidak efisien.

4 13.33

3. Makin bertambahnya pemukiman-pemukiman kumuh. 2 6.674.

Sanitasi dan kebersihan lingkungan semakin memburuk. 3 10.00

5. Kesadaran DKK/peminjam untuk mengangsur utang keluar negeri masih rendah. 2 6.67

6. Bertumbuhnya usaha-usaha daur ulang, pengomposan oleh pihak swasta. 1 3.33

JUMLAH 30 100

Tabel 19 MATRIKS URGENSI FAKTOR EKSTERNAL

NO FAKTOR EKSTERNAL

URGENSI

Page 58: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Tabel 20. Evaluasi Faktor Internal dan EksternalTabel 20. Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal

Page 59: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

3. Hasil Kajian Analisis SWOT

Berdasarkan hasil evaluasi kondisi internal dan kondisi eksternal di atas (Tabel

5.6) dapat dibuat suatu peta kekuatan organisasi dalam hal ini Dinas Kebersihan

dan Keindahan (DKK). Peta kekuatan organisasi dibuat berdasarkan

perbandingan Total Nilai Bobot (TNB) Strengths dan TNB Weaknesses (TNB

kondisi internal) dan perbandingan TNB Opportunities dengan TNB Threats.

TNB Strengths = 2,154 dan TNB Weaknesses = 2,357 ; TNB Opportunities =

1,816 dan TNB Threats = 2,194

Page 60: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Gambar 5. Posisi Kekuatan Organisasi

T = 2,194

0,203

0,378

I

IV III

II

Ket: 0,203 = W - S (2,357 – 2,154) 0,378 = T – O (2,194 – 1,816)

O = 1,816

S = 2,154

W = 2,357

Page 61: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

4. Pemecahan Masalah dengan Analisis SWOT

A. Faktor Kunci Sukses

Faktor Kunci Sukses (FKS) ditentukan dengan melihat Total Nilai Bobot (TNB) dari masing-masing faktor atau indikator.

Pemilihan FKS dilaksanakan berdasarkan urutan:1. TNB faktor yang paling besar.2. Jika TNB sama, dipilih Nilai Bobot Urgensi (NBU) terbesar.3. Jika NBU sama, dipilih Nilai Bobot Keterkaitan (NBK) yang

terbesar.4. Kalau NBK sama, dipilih bobot faktor (B) terbesar.5. Jika B sama, ditentukan berdasarkan pertimbangan konsultan

(ahli yang berpengalaman) yang terlibat.

Page 62: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

FKS yang dipilih untuk analisa SWOT untuk masing-masing faktor adalah dua indikator.Indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut:

Kekuatan (Strengths):1. Institusi pengelola sudah berbentuk dinas, DKK (indikator ke-1).2. Sebagian besar kecamatan sudah dilayani oleh DKK (indikator ke-3).

Kelemahan (Weaknesses):1. Tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam memelihara kebersihan masih

rendah (indikator ke-12).2. Jumlah petugas masih kurang dalam melayani jumlah penduduk yang ada (indikator ke-8).

Peluang (opportunities):1. Jumlah penduduk yang semakin bertambah menjadi modal besar dalam penerimaan

retribusi (indikator ke-13).2. Terbuka kesempatan bagi masyarakat untuk melaksanakan 4R (Reuse, Recycle,

Recovery, Reduce), (indikator ke-18).

Ancaman (Threaths):1. Tingkat kepadatan penduduk yang semakin bertambah menyebabkan proses

pengumpulan dan pengangkutan menjadi tidak efisien (indikator ke-20).2. Sanitasi dan kebersihan lingkungan semakin memburuk (Indikator ke- 22).

Page 63: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

B. Penyusunan Strategi SWOT

FAKTORFAKTOREKSTERNALEKSTERNAL

StreStrengths ngths (S(S))::1.1. Institusi pengelola sudah Institusi pengelola sudah

berbentuk dinas (DKK).berbentuk dinas (DKK).2.2. Sebagian besar kecamatan sudah Sebagian besar kecamatan sudah

dilayani oleh DKK.dilayani oleh DKK.

Weaknesses Weaknesses (W(W))::1.1. Tingkat kesadaran dan Tingkat kesadaran dan

kepedulian masyarakat dalam kepedulian masyarakat dalam memelihara kebersihan masih memelihara kebersihan masih rendah.rendah.

2.2. Jumlah petugas masih kurang Jumlah petugas masih kurang untuk melayani jumlah penduduk untuk melayani jumlah penduduk yang ada.yang ada.

OpportunitiesOpportunities (O) (O)::1.1. Jumlah penduduk yang semakin Jumlah penduduk yang semakin

bertambah menjadi modal besar bertambah menjadi modal besar dalam penerimaan retribusi.dalam penerimaan retribusi.

2.2. Terbuka kesempatan bagi Terbuka kesempatan bagi masyarakat untuk melaksanakan masyarakat untuk melaksanakan 4R.4R.

Strategi SOStrategi SO:: Optimalkan sosialisasi 4R Optimalkan sosialisasi 4R

(Recycle, Reuse, Recover dan (Recycle, Reuse, Recover dan Reduce)Reduce)

Meningkatkan penarikan retribusi Meningkatkan penarikan retribusi oleh DKK dengan mengefektifkan oleh DKK dengan mengefektifkan SDM yang adaSDM yang ada

Meningkatkan kualitas kinerja Meningkatkan kualitas kinerja pegawai DKK melalui pelatihan yg pegawai DKK melalui pelatihan yg intensif.intensif.

Strategi WOStrategi WO:: Meningkatkan kesadaran Meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk membuang masyarakat untuk membuang sampah pada tempat yg telah sampah pada tempat yg telah ditentukan.ditentukan.

Meningkatkan dan Meningkatkan dan mengoptimalkan kualitas kinerja mengoptimalkan kualitas kinerja pegawai DKK serta menambah pegawai DKK serta menambah jumlah personil.jumlah personil.

ThreatsThreats (T) (T)::1.1. Tingkat kepadatan penduduk Tingkat kepadatan penduduk

yang semakin byang semakin bertambah ertambah menyebabkan proses menyebabkan proses pengumpulan dan pengangkutan pengumpulan dan pengangkutan menjadi tidak efisien.menjadi tidak efisien.

2.2. Sanitasi dan kebersihan Sanitasi dan kebersihan lingkungan semakin memburuk.lingkungan semakin memburuk.

Strategi STStrategi ST:: Meningkatkan kemampuan dan Meningkatkan kemampuan dan

meminimalkan keterlambatan meminimalkan keterlambatan angkutan sampah melalui angkutan sampah melalui program pelayanan program pelayanan pengangkutan sampah.pengangkutan sampah.

Program gotong-royong antara Program gotong-royong antara DKK dan masyarakat dalam DKK dan masyarakat dalam menjaga kebersihan.menjaga kebersihan.

Strategi WTStrategi WT:: Meningkatkan peran masyarakat Meningkatkan peran masyarakat

untuk ikut membiayai program untuk ikut membiayai program DKK.DKK.

Program penambahan armada Program penambahan armada angkutan dan pemeliharaan atau angkutan dan pemeliharaan atau perbaikan sarana dan prasarana perbaikan sarana dan prasarana yang ada.yang ada.

Tabel 20. Formulasi Strategi SWOT

FAKTOR FAKTOR INTERNALINTERNAL

Page 64: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Proyeksi Timbulan Sampah

Mengacu kepada kriteria perencanaan dan target pencapaian Millenium Development Goals (MDG), tingkat pelayanan yang harus dicapai sampai akhir tahun proyeksi yaitu Tahun 2015 adalah sebesar 70 – 80 % atau dapat mengcover 50 % dari sisa sampah yang belum terlayani saat ini. Berdasarkan data yang didapat diketahui bahwa tingkat pelayanan DKK saat ini baru mencapai 36 %, sedangkan untuk mencapai target MDG maka tingkat pelayanan kebersihan yang harus dicapai adalah sebesar 70 % atau mengalami peningkatan sebesar 34 % atau ada peningkatan 56 % dari sisa pelayanan sudah tercover.

Page 65: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Kebutuhan Penambahan Sarana dan PrasaranaKebutuhan Penambahan Sarana dan Prasarana

No Uraian Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1

2

3

4

5

6

7

Jumlah Penambahan Amrol Truk (6m3)

Penambahan Dum Truk (8 M3)

Penambahan Truk 12 m3

Penambahan Container

Penambahan Transfer depo

Penambahan Gerobak Sampah

Perbaikan Zone di TPA

1 unit

14 unit

74 unit

21 unit

23 unit

2 unit

53 unit

17 unit

2.303 unit

Perbaikan Zone

18 unit

10 unit

2 unit

326 unit

18 unit

5.826 unit

Page 66: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Kebutuhan Kelembagaan1. Organisasi dan Manajemen2. Personalia

Petugas yang dibutuhkan untuk menjalankan system pengelolaan akan terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Harian Lepas (PHL).

Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Berdasarkan Studi PJM 2001, dan Laporan LIDAP, dalam rangka pemantapan Kinerja Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Palembang akan diperlukan penambahan karyawan PNS.

Kebutuhan Pegawai Harian Lepas (PHL)

Dalam rangka peningkatan pelayanan dan peningkatan cakupan pelayanan , berdasarkan perhitungan terhadap ratio petugas yang ada saat ini terhadap jumlah penduduk yang dilayani masih kecil, dimana saat ini ratio 1 petugas baru dapat melayani penduduk sebanyak 600 jiwa, padahal berdasarkan ktarget pencapaian ratio yang harus dicapai adalah 1 petugas melayani 1.000 – 1.600 jiwa.

Page 67: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Kebutuhan Sub Sistem Pembiayaan

Komponen sub sistem pembiayaan terdiri dari :

Biaya Investasi

Biaya Investasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian atau pembangunan sarana dan prasarana.Kebutuhan Investasi secara umum adalah :-Penambahan Arm Roll (6m3)-Penambahan Truk, Container, Transfer Depo, dan Gerobak-Relokasi TPA

Biaya Operasional dan Pemeliharaan

Biaya yang dibutuhkan untuk keperluan rutin, meliputi biaya gaji/upah, biaya operasi kendaraan dan biaya pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana serta biaya pelatihan, pendidikan, pengendalian dan administrasi kantor/lapangan.

Page 68: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Kebutuhan Biaya InvetasiKebutuhan Biaya Invetasi

No Uraian Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1

2

3

4

5

6

7

Jumlah Penambahan Amrol Truk

Penambahan Dum Truk (8 M3)

Penambahan Truk 12 m3

Penambahan Container

Penambahan Transfer depo

Penambahan Gerobak Sampah

Perbaikan Zone di TPA

Rp. 146,0

Ro

Rp.

Rp.

Rp. 1.519,0

Rp 140,6

Rp. 1.500,0

Rp. 2.109,0

Rp. .2.871,7

Rp. 374,6

Rp. 719,5

Rp. 1.845,7

Rp. 4,4

Rp.

Rp. 1.807,7

Rp. 1.248,6

Rp. 374,6

Rp. 4.424,1

Rp. 1.954,3

Rp. 11,1

Rp.

Jumlah Investasi Rp. 3.295,6 Rp. 7.924,6 Rp. 9.445,8

Page 69: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Asumsi Dasar Analisa KeuanganAsumsi Dasar Analisa Keuangan

Inflasi 10,0 % per tahun Peningkatan Tarif 125,0 % per 3 tahun Efisiensi Penagihan (eks) 66,3 % per tahun

meningkat pada tahun 2011 70,0 % pertahun Pinjaman 50,0 % Bunga Pinjaman 11,5 % pertahun

Page 70: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Eksisting dan Asumsi PendapatanEksisting dan Asumsi Pendapatan Eksisting tahun 2003:Eksisting tahun 2003: Pendapatan sebesar Rp. 886,9 jutaPendapatan sebesar Rp. 886,9 juta Subsidi Pemda Rp. 497,2 jutaSubsidi Pemda Rp. 497,2 juta

• Asumsi :No Uraian Jangka

Pendek Jangka

Menengah Jangka Panjang

1 2

Pendapatan dari KK

Pendapatan Dari Swasta

Rp. 229,7 Rp. 40,5

Rp. 5.144,1 Rp. 907,8

Rp.36.306,2 Rp. 6.4069

Jumlah Pendapatan Rp. 270,197,0 Rp.6.051,9 Rp. 42.713,1

Page 71: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Asumsi Biaya O&MAsumsi Biaya O&M

Biaya tenaga Kerja Rp. 500.000/orangBiaya Bahan Bakar Rp. 10 lt\hari\trukBiaya adm & Umum Rp. 750 / KKBiaya Penyusutan Menggunakan metode

straitgh line

Page 72: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Hasil Analisa KeuanganHasil Analisa Keuangan

Internal rate of return (IRR) 14,6%Net Present Value (NPV) PositifBenefit Cost Rasio 1,73catatan : Bila Kenaikan tarif tidak tercapai atau tetap

seperti semula maka Pemda harus menambahsubsidi sebesar Rp 885,3 juta per bulan

Page 73: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Aspek Peran Serta Masyarakat dan Swasta• Memberi peluang kepada pihak swasta dan masyarakat untuk turut

berpartisipasi untuk bekerjasama dalam pengelolaan sampah, misalnya untuk pengumpulansampah, pengangkutan sampah, proses daur ulang sampah/pengomposan, pengelolaan TPA dan dalam penarikan retribusi sampah Secara garis besar kerjasama dengan pihak swasta dalam bidang manajemen, teknologi maupun dukungan investasi.

• Menempatkan DKK sebagai perencana dan pengendali sedangkan pelaksanaan pengelolaan kebersihan dapat diberikan kepada swasta dan masyarakat untuk terlibat dan berpartisipasi.

• memberikan peluang kepada pihak swasta dan masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah pada daerah-daerah pelayanan tertentu /Konsesi daerah pelayanan ( Perumahan baru menengah keatas, Daerah Perdagangan dsb).

• Melakukan penyuluhan kepada masyarakat umum melalui media cetak dan elektronik

• Penerapan hokum dengan dasar hokum yang dipersiapkan terlebih dahulu yang dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan, bentuk sanksi dan aparat pelaksananya.

Page 74: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Sasaran Peningkatan dalam Pengelolaan Persampahan

Dibagi dalam 3 Tahapan Peningkatan, yaitu :

a. Jangka Pendek/Mendesakb. Jangka Menengahc. Jangka Panjang

Page 75: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

a. Jangka Pendek/Mendesak (2005)

1. Tingkat pelayanan dari 36 % menjadi 38 % penduduk kota.2. Efisiensi pengoperasian dump truck (8 m3) hingga 3 trip/hari serta arm roll truck (6 m3)

3 trip/hari, truk terbuka (12 m3) 3 rit/hari.3. Penambahan angkutan sampah antara lain; arm roll truk sebanyak 1 armada

sedangkan untuk dump truk dan truk terbuka tidak ada penambahan.4. TPA dilaksanakan dengan metode Sanitary Landfill untuk Kota besar, serta control

Landfill untuk kota lainnya dengan penutupan sampah paling lambat setiap bulan sekali.

5. Status pengelola dipertahankan berupa PD/Dinas atau minimal Sub Dinas untuk kota Metropolitan/besar.

6. Fungsi pengawasan dijalankan disamping fungsi pelaksanaan.7. Kemampuan SDM meningkat dalam aspek manajemen dan teknis.8. Rasio personil mengarah pada besaran 1/1000 penduduk dilayani.9. Alokasi anggaran minimal 4 % terhadap total APBD.10. Penarikan retribusi melalui PLN dilaksanakan dan mencapai 25 % pelanggan secara

bertahap.11. Dasar hukum nasional pengelolaan persampahan diselesaikan minimal berupa

Peraturan Pemerintah.12. Pembinaan dan pendidikan masyarakat diprogramkan.13. Kapasitas pelayanan swasta dari 7 % menjadi 8 %.14. Sistem informasi/database persampahan nasional tersedia.15. Penilaian kinerja pengelolaan diperkenalkan dan di ujicobakan.

Page 76: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

b. Jangka Menengah (sampai Tahun 2010)

1. Tingkat pelayanan dari 40 % menjadi 55 % dari jumlah penduduk kota.

2. Penambahan arm roll (6m3) sebanyak 21 buah, dump truk (8 m3) sebanyak 12 buah dan truk terbuka (12 m3) sebanyak 2 buah.

3. Sanitary Landfill untuk kota metropolitan/besar, control landfill untuk kota sedang dan kecil dengan penutupan paling lambat setiap minggu sekali.

4. Fungsi perencanaan dijalankan disamping fungsi pelaksanaan dan pengawasan.

5. Rasio personil mengarah pada besaran 1,5/1000 penduduk yang dilayani.

6. Alokasi anggaran minimal 6 % terhadap total APBD.

7. Penarikan retribusi melalui PLN menjangkau 50 % pelanggan.

8. Dasar hukum nasional terealisir berupa Undang-Undang.

9. Kapasitas pelayanan swasta dari 8 % menjadi 11 %.

10.Sistem informasi/database persampahan nasional ditingkatkan.

11.Penilaian kinerja pengelolaan dilaksanakan secara nasional.

Page 77: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

c. Jangka Panjang (sampai Tahun 2015)

1. Tingkat pelayanan dari 58 % menjadi 70 % dari jumlah pendudukkota.

2. Penambahan jumlah sarana dan prasarana angkutan sampah yakni arm roll truk sebanyak 18 buah, dump truk sebanyak 9 buah dan truk terbuka sebanyak 2 buah.

3. Rasio personil mengarah pada besaran 2/1000 penduduk yang dilayani.

4. Alokasi anggaran mencapai 8 % terhadap total APBD.

5. Penarikan retribusi melalui PLN menjangkau 75 % pelanggan.

6. Penerapan dasar hukum nasional nerupa UU secara konsisten

7. Kapasitas pelayanan swasta dari 12 % menjadi 14 %.

Page 78: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Action Plan Pengelolaan Persampahan

Action Plan dibidang Persampahan akan meliputi berbagai aspek pengelolaan persampahan .

Action Plan ini merupakan program-program yang merupakan acuan baik oleh Pemerintah Pusat secara Nasional maupun oleh Instansi Pengelola Kebersihan di Daerah.

Page 79: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Evaluasi KinerjaTabel 21. Program Evaluasi Kinerja

No Program Tahun Indikator kinerja

I Program Nasional

1 Penyusunan pedoman evaluasi kinerja pengelola persampahan

2004 - 2006 Tersedianya pedoman evaluasi kinerja bidang persampahan

2 Pelaksanaan evaluasi kinerja bidang persampahan

2006 - 2010 Adanya pelaksanaan evaluasi kinerja bidang persampahan setahun sekali.

II Program Daerah

1 Sosialisasi pedoman evaluasi kinerja bidang persampahan

2005 - 2006 Tersebarnya informasi dan pedoman evaluasi kinerja oleh daerah.

2 Pelaksanaan evaluasi kinerja bidang persampahan

2007 -2015 Adanya pelaksanaan evaluasi kinerja bidang persampahan.

Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2004

Page 80: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Manajemen Asset

Tabel 22. Program Peningkatan Manajemen AssetNo Program Tahun Indikator Kinerja

1 Pembuatan pedoman peningkatan manajemen aset

2004 - 2006 Adanya pedoman peningkatan manajemen dari aset yang dimiliki

2 Sosialisasi pedoman manajemen aset 2006 -2008 Adanya informasi yang jelas tentang pedoman manajemen aset

3 Pelaksanaan peningkatan manajemen aset 2007 - 2015 Adanya pelaksanaan peningkatan manajemen aset-aset

4 Evaluasi pelaksanaan manajemen aset 2008 -2015 Adanya evaluasi manajemen aset untuk perbaikan

Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2004

Page 81: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Pelatihan SDM Tingkat Manajerial dan Teknis OperasionalTabel 23. Peningkatan SDMNo Program Tahun Indikator Kinerja

1 Program sosialisasi teknis pengelolaan sampah (3 R, kompos, gas, ebnerji listrik dll)

2004 - 2005 Penyamaan persepsi tentang teknis pengelolaan sampah dari sumber sampah sampai pengolah sampah dengan melibatkan stakeholder dari berbagai lapisan, melalui lokakarya, seminar dan kampanye sampah.

2 Program percontohan tentang teknis pengelolaan sampah

2004 - 2006 Percontohan yang mengintegrasikan aspek teknis dan pengelolaan sampah yang merupakan referensi.

3 Pelatihan teknis dan manajemen pengeloaan sampah

2004 - 2005 Dicapainya standar mutu pengetahuan dan keterampilan dari SDM operator pengelola sampah

4 Penyusunan rencana teknis dan anggaran penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah

2004 – 2005 Tersusunnya rancangan teknis dari pengembangan sarana dan prasarana yang dibutuhkan serta alokasi anggaran yang dapat digunakan.

5 Pelaksanaan teknis penyediaan sarana dan prasarana

2006 - 2010 Penjabaran teknis pengadaan yan terukur dengan realisasi serta kebutuhan yang diperlukan

6 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyediaan sarana dan prasarana dan efektifitas pengelolaan

2007 -2015 Terselenggaranya pengadaan sarana dan prasarana dan pemanfaatannya secara efektif.

Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2004

Page 82: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Program Minimasi Sampah

Tabel 24. Program Minimasi SampahNo Program Tahun Indikator Kinerja

1 Sosialisasi kegiatan minimasi sampah 2004 - 2005 Tersebarnya informasi tentang minimasi sampah, dan adanya panduan untuk sosialisasi minimasi sampah

2 Melakukan seminar, lokakarya dan diskusi tentang minmasi sampah

2006 -2008 Terse4dianya poster, buklet, spanduk, leflet mengenai minimasi sampah

3 Program evaluasi kegiatan minimasi sampah 2008 - 2010 Adanya panduan operasional dan kegiatan minimasi sampah

4 Penerapan pemantapan minimasi sampah menuju MDG

2010 - 2015 Terwujudnya kegiatan minimasi sampah sesuai dengan yang diharapkan.

Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2004

Page 83: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Pengembangan TPA

Tabel 25. Pengembangan TPANo Program Tahun Indikator Kinerja

1 Pengembangan TPA 2004 - 2015 Tersedianya TPA dimasing-masing daerah secara baik dan benar

2 Evaluasi TPA 2004 -2015 Adanya evaluasi TPA

Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2004

Page 84: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Penyesuaian Tarif dan Cost RecoveryTabel 26. Program Penyesuaian Tarif

No Program Tahun Indikator Kinerja

1 Program pengembangan metode penarikan retribusi

2004 - 2005 Panduan metode penarikan retribusi dan sistem penarikan retribusi yang sudah ada. Bekerjasama dengan instansi lain (PLN), PDAM) dilihat yang lebih efektif dan efisien.

2 Program sosialisasi tarif retribusi sampah 2005 - 2006 Tarif retribusi yang ada, atau tarif yang sudah ada penyesuaian.

3 Program pengelolaan biaya teknologi sampah yang lebih efisien

2006 - 2008 Hasil-hasil studi mengenai model biaya teknologi sampah yang efisien.

Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2004

Page 85: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Kerjasama Peningkatan RetribusiTabel 27. Program Kerjasama Peningkatan Retribusi

No Program Tahun Indikator Kinerja

1 Penyusunan pedoman peningkatan kerjasama dan peningkatan retribusi

2004 - 2006 Sosialisasi peningkatan kerjasama dalam peningkatan retribusi.

2 Melakukan seminar, lokakarya atau diskusi tentang kerjasama peningkatan retribusi

2006 - 2008 Tersedianya buklet, leaflet, poster, spanduk mengenai peningkatan kerjasama retribusi.

3 Program perintisan dan evaluasi kegiatan peningkatan kerjasama retribusi

2008 - 2010 Tersedianya panduan operasional dan kegiatan pengelolaan sampah.

4 Penerapan dan pemantapan kerjasama pemerintah dan swasta dalam hal penarikan retribusi.

2010 - 2015 Terwujudnya peningkatan kerjasama dalam peningkatan retribusi dan dalam kegiatan pengelolaan sampah.

Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2004

Page 86: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Penyusunan Peraturan Persampahan

Tabel 29. Program Penyusunan Peraturan PersampahanNo Program Tahun Indikator Kinerja

1 Program pengembangan dan pembaharuan perangkat peraturan daerah tentang persampahan

2004 - 2010 Terbentuknya peraturan yang lebih rinci dan operasional serta sesuai dengan dinamika masyarakat yaitu lebih partisipatif, transparan dan demokratis.

2 Program sosialisasi peraturan daerah di bidang persampahan

2004 - 2015 Adanya panduan sosialisasi peraturan daerah.Adanya penyuluhan tentang peraturan daerah tentang kebersihan kepada instansi pemerintah, LSM, swasta dan perguruan tinggi.

3 Program penegakan hukum peraturan daerah kebersihan

2005 -2015 - Adanya panduan operasional penegakan hukum tentang persampahan.

- Tersedianya aparat penegak hukum yang memadai baik dari kepolisian, kejaksaan maupun PNS.

- Adanya pelatihan peningkatan aparat penegak hukum.

- Adanya peningkatan kesadaran hukum dalam hal persampahan.

- Ada bagian yang menangani penegakanhukummelalui operasi khusus.

- Tersedianya layanan dan pos bantuan hukum bagi stakeholders didaerah.

Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2004

Page 87: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Peningkatan Kerjasama Pemerintah dan Swasta

Tabel 29. Kerjasama Pemerintah dan SwastaNo Program Tahun Indikator Kinerja

1 Program penyusunan pedoman kerjasama pemerintah dan swasta

2004 - 2006 Dicapainya pedoman kerjasama pemerintah dan swasta dalam pengelolaan sampah.

2 Sosialisasi kegiatan kerjasama pemerintah dan swasta 2004 - 2006 Tersebarnya informasi kerjasama pemerintah dan swasta dalam pengelolaan sampah.

3 Melakukan seminar, lokakarya atau diskusi dalam hal kerjasama pemerintah dan swasta.

2006 - 2008 Tersedianya buklet, leaflet, poster, spanduk tentang kerjasama pengelolaan sampah antara pemerintah dan swasta.

4 Uji coba pelaksanaan kerjasama dengan pihak swasta. 2008 -2010 Pembentukan tim persiapan yang terdiri dari multistakeholders tentang uji coba perintisan kerjasama pemerintah dan swasta.

5 Evaluasi kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh swasta

2008 - 2010 Adanya panduan operasional dan kegiatan pengelolaan sampah.

6 Penerapan dan pemantapan kerjasama pemerintah dan swasta

2010 - 2015 Terwujudnya kerjasama pemerintah dan swasta dalam pengelolaan sampah

Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2004

Page 88: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Kesimpulan dan Rekomendasi1. Peran Pemerintah Pusat

a. Merumuskan dan melaksanakan Action Plan Nasionalb. Mengkoordinasikan rencana yang disusun di tingkjat lebih rendah

agar terpadu dan optimal.c. Menetapkan Peraturan, Standar, Pedoman dan Ketentuan Teknis

maupun administrasi lainnya untuk tercapainya standar pelayanan minimal.

d. Menyediakan bimbingan dan bantuan teknise. Memberikan bantuan finansial kepada Pemerintah Kota/Kabupaten

untuk kegiatan-kegiatan proyek yang bersifat strategis.f. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan

kemampuan manajerial dan teknis aparat di kota/kabupateng. Menciptakan atmosfer yang kondusif bagi pihak swasta untuk

berpartisipasi dalam kerjasama pengelola pelayanan.h. Melaksanakan kerjasama internasional untuk mendapatkan bantuan

teknis dan finansial.i. Melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang persampahanj. Merumuskan dan melaksanakan evaluasi periodik atas kinerja

pengelolaan persampahan secara nasional.

Page 89: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

2. Peran Pemerintah Provinsi

a. Melaksankaan pembinaan dan bimbingan kepada pemerintah Kota/Kabupaten dalam peningkatan kemampuan institusi dan pembiayaan.

b. Membantu koordinasi penyediaan, pembangunan dan pengelolaan fasilitas yang bersifat inter regional misalnya TPA terpadu untuk beberapa Kota/kabupaten.

c. Melaksanakan pemantauan terhadap kinerja pengelolaan persampahan di Kota/Kabupaten dan bila diperlukan dapat menyarankan langkah-langkah penyelesaian atas permasalahan yang terjadi.

Page 90: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

3. Peran Pemerintah Kota/Kabupaten

a. Melaksanakan pelayanan kebersihan di wilayahnya baik secara langsung maupun dengan bantuan pihak ketiga.

b. Melaksanakan pembuangan akhir sampah secara aman dan sehat.c. Menyediakan alokasi dana yang mencukupi untuk dapat

melaksanakan kegiatan pelayanan dengan baik.d. Melaksanakan pembinaan dan pendidikan kepada masyarakat melalui

kerjasama dengan pihak terkait misalnya Departemen/Dinas Pendidikan.e. Menyusun dan melaksanakan rencana induk pengelolaan persampahan

diwilayahnya.f. Mengawasi kinerja pengelolaan sampah

Page 91: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

4. Peran Pihak Swasta

a. Bekerjasama dengan Pemerintah Kota/Kabupaten secara profesional dalam pengelolaan persampahan baik sebagai konsultan perencana//pengawas, Kontraktor pembangunan sarana dan prasarana, Kontraktor Pelaksanaan, Pengadaaan Barang dan lain-lain.

Page 92: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

5. Peran Masyarakat

a. Bekerjasama dengan Pemerintah Kota/Kabupaten dengan melakukan ketentuan penanganan sampah yang sudah diatur dalam Peraturan Daerah maupun pembinaan misalnya dalam hal penyediaan dan penempatan wadah sampah.

b. Membayar retribusi pelayanan kepada pemerintah Kota/Kabupaten, dan iuran kepada lingkungan setempat sesuai ketentuan/musyawarah yang ada.

c. Melaksanakan upaya minimalisasi dan daur ulang sampah di tempat.

Page 93: SMPH PLB EXPOSE-ATJE DKK1.ppt

Terima Kasih