SNI 01-3551-2000

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SNI Mie Instan

Citation preview

  • sNl 01-3551-2000

    Standar Nasional lndonesia

    Mi instan

  • Prakata

    Adapun maksud dan tujuan standar tersebut direvisi adalah untuk meningkatkan status daristandar nasional menjadi standar internasional atau standar codex,

    Tim diatas dalam menyusun rumusan SNI ini telah memperhatikan hal -

    hal yang terteradalam:1. Peraturan Pemerintah Rl Nornor6g Tahun 1999 tentang Label dan lklan pangan.

    Standar Nasional lndonesia mengenai mi instan ini disiapkan oleh Tim penyiapan KonsepRevisi SNI 01-3551.1996 "Mi instan" yang dibentuk ot6h Bacan $tandardisasi Nasional(BSN).

    2. CX / ASIA 99 i 3. September 1999, Fesibility of Etabonting a Codex SlandanClnstant Naodle -

    Cadex Atimentarius Cornmsio n, Codex Co6niniting CommitteeAsia.

    Dalam melaksanakan rapat Konsensus untuk membahas hasil kerja tim diatas, BSN telahmendapat persetujuan dari Kepala Pusat Standardisasi dan Akreditasi DepartemenPerindustrian dan Perdagangan Nomor 228lPustan -2lllll2ooo tanggal 15 Maret 2000.

    forfor

  • sNl 01-35s1-2000

    Ml instan

    1 Ruang lingkupStanda.r ini meliputi istilah dan definisi, komposisi, syarat mutu, cara pengambilan contoh,cara uji, higiene, cara pengemasan rian syarat penandaan mi instan.

    2 Acuan normatif- Aocs official method cd.3d,63

    - 1993, Determination of acid vatue

    - CAC i RM 42 -

    1969, the FAO / WHO Codex Alimentarius sampting ptans forprepackaged foods (AeL -

    6.5)- Peraturan Menteri Kesehatan Rl No. 722lMen Kes/pER/lxB7, Bahan tambahan

    makanan- SNI 01-3752-2000, Tepung terigu untuk bahan makanan- SNI 01-2891-1992, Can uji makanan dan minuman- SNI 01-3556-1999, Garam dapur- sNl 19-2896-1998, cara uji cemarcn rogam daram makanan- SNI 19-2897-'1992, cara uji cemaran mikroba- sNl 01-4866-1998, cam uji cemann arsen daram makanan

    3 lstilah dan definisiMi instan dibuat dari adonan terigu atau tepung beras atau tepung lainnya sebagai bahanutama dengan aiau tanpa penambahan bahan lainnya. Dapat iioeri ferlakuan denganbahan alkali' Proses pregelatinisasi dilakukan sebelum mi dikeringkan dengan prosespenggorengan atau proses dehidrasi lainnya.

    CATATAN1' Definisi tersebut meliputimi (dari terigu), bahan (dari beras dan saqu), sohun (dari pati kacanghijau dan atau sagu) dan kwetisu (dari beras dan atau terigu).2. CATATAN

    lnstan dicirikan dengan adanya penambahan bumbu dan memertukan proses rehidrasi untuksiap dikonsumsi.

    1 dari 22

  • sNl 01-3551-2000\

    4 Komposisi

    4.1 Komposisi

    4,1.1 Bahan utamaa. teriEu, tepung berag atau tepung lainnyab. Air

    4.1.2 Bahan baku lain yang dapat ditambahkanpatidan tepung lainnyaGaramHidrokoloidGula dan turunannyaLemak dan minyakBahan tambahan pangan yang diizinkanBahan penyedap rasa dan aroma yang diizinkanRempah

    - rempah dan produk olahannya

    Telur dan produk olahannyaDaging temak, unggas, produk perairan dan produk olahannya$usu dan produk olahannya$ayur dan produk olahannyaBuah dan produk olahannyaVitamin dan mineral

    2 dari 22

  • 4.2 Syarat mutu

    Timbal (Pb)Raksa (Hg)Arsen (As; ztCemaran mikroba 2)

    Angka lempeng totalE. coil

    SalmonelaKapa

    Tabel 1 Syarat mutu

    mg/kgmg/kgmgikg

    koloni / gAPMig

    koloni/

    sNr 01-3551-2000

    Persyaratan

    maks, 2,0maks, 0,05maks, 0,5

    nr aks,,a

    '.J

    negatifnraks

    1,0 x 106

    per 25 g1,0 x 103

    1)

    2)BerlakuBerlaku

    untuk kepinguntuk keol dan

    CATATAN Persyaratan mutu pada tingkat pedagang eceran

    Kriteria uji Satuan1.

    1.1

    1.2

    1.3

    1,4

    2.

    3.

    4.

    4.1

    4.25.

    5.1

    Keadaan 2)

    TeksturAromaRasaWarnaBenda asing 2)

    Keutuhan 1)

    Kadar air 2)

    Proses penggorenganProses pengeringanKadar protein 2l

    Mi dari bukan teriguBilangan asam t)

    Cemaran looam 2)

    :

    %bb

    %bbo/o bb

    o/o bb

    nornral / dapat diterimanornral / dapat diterirnanormal / dapat diterimanormal / dapat diterinratidak boleh adanrin, 90

    maks, 10,0maks, 14,5

    nrin, 8,0rnin, 4,0maks, 2

    o/o bbmgKOH/gminyak

    7.1

    7.2

    8.

    9.

    9.1

    9.2

    9.3

    9.4

    3 dari 22

  • 6.1.1 Persiapan contoh untuk uji kimiaHancurkan mi dengan blender, sampai berbentuk tepung kasar, Khusus untuk analisisbilangan asam perlu dilakukan ekstraksi minyak seoagJi berikut:Timbang S9 g mi yang telah dihancurkan dan tuang kedalam gelas piala S0O ml,tambahkan 200 ml petrolium ether (45oC

    - 55oc b,p) dan"aduk merata, sisihftan selama 10menit' Pisahkan filtrat dengan penyaringln oan' uapian pelarut monggunakan rotaryvapour atau pendingin tegak pada suhu Sooc

    - 55oC sampii r*ngr.,rp JJrprrna. Untukmenghilangkan sisa atau residu pelarut dapat diuapkan dengan oven vakum. Minyak siapdigunakan untuk analisis.

    5 Pengambilan contohCara pengambilan contoh sesuai dengan CAC / RMAlimentaius sampling plans for prepickaged foodspada lampiran 1.

    6 Cara uji

    6.1 Analisis keping mi

    sNr 01-3551-2000

    42 -

    1969, the FAO / WHO Codex(AQL - 6.5/, sebagaimana diuraikan

    Cara uji makanan dan minuman, bulir

    6.1.2 KeutuhanBuka bungkus danhancur dan tirnbang

    Keutuhan =

    timbang berat mi keseruruhan (w gram). Kemudian pisahkan mi yang1W1 gram).

    W-W,x 100%

    W

    6.1.3 Kadar airCara uji kadar air sesuai dengan SNI O1-2g91-1gg2,5.

    6.1.4 Bilangan asamCara uji bilangan asamDete rmi nati on acid va I ue,

    6.2 Analisis keping mi

    sesuai dengan AOCS Officiat Method Cd 3dsebagaimana yang diuraikan pada lampiran 2,

    dan bumbunya

    4 dari 22

    - 63, 1993.

  • sNl 01-3551-2000

    6.2.1 Persiapan contohHancurkan mi bersama bumbu

    - bumbu yang ada dengan blender, sampai berbentuktepung kasar. Khusus untuk uji cemaran mikroba persiapan contoh dila'kukan secara

    aseptis.

    6.2.2 KeadaanCara uji keadaan, sesuai dengan SNI 01-2891-1gg2,Cara uji makanapdan minuman, butir1.2.

    6,2.3 Benda asingCara uji benda asing sesuai dengan SNI O1-2891-1992, cara uji makanan dan minuman,b rrtir 1.3,

    6.2.4 Kadar proteinCara uji kadar protein sesuai clengan SNI O1-2891-1992, cara ttji ntetl;anan dan minuman,burtir 7.1.

    6.2.5 Cemaran logamCara uji cemaran logam Pb dan Hg sesuai dengan SNI 19-2896-19g8, Cara uji cemaranlogam dalam makanan.

    6.2.6 ArsenCara uji arsen sesuai dengan SNI 01'4866-1998, Cara uji cemarcn a/sen dalam makanan

    6.2.7 Cemaran mikrobaCara uji cemaran mikroba sesuai dengan SNI 19-2897-1ggT, Cara uji cemaran mikroba

    7 HigieneCara memproduksi produk yang higienis dan halal termasuk cara penyiapan danpenanganannya mengacu pada peraturan Departemen Kesehatan Rl yang beriaku tentangProgram Cara Produksiyang baik untuk Makanan dan Surat Keputusan M"enteri KesehatanRl yang berlaku tentang pencantuman turisan "halal" pada label makanan.

    5 dari 22

  • sNt 01-3551-2000

    B Cara pengemasanMi instan dikemas dalam wadah yang tertututp rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhiisi, aman selama penyimpanan dan distribusi.

    9 Syarat penandaanSyarat penandaan sesuai dengan peraturan perundang

    - undangan yang berlaku tentanglabel dan periklanan makanan. $yarat penandaan "halal" sisuai o6ngan peraturanperundang

    - undangan yang berlaku tentang pencantuman tulisan "hal6l" pada label

    makanan.

    6 dari 22

  • sNl 01-3551-2000

    Lampiran 1Metode pengambilan contoh FAO / WHO Codex

    Alimentarius untuk sebelum pengemasan makanan

    1 Ruang lingkr"rpi'4etode pengambilan contoh pada lampiran 1a dokumen ini digunakan untuk penerimaan-:nit yang cacat (cacat) didalam lot pada sebelum pengemasan makanan, yang ditetapkancalam Standar Codex, metode pengambilan contoh ini secara spesifik tercantum dalamStandar Codex untuk menentukan penerimaan unit atau sebaliknya. Metode ini haruscigunakan sesuai dengan ketetapan klasifikasi mengenai cacat dan penerimaan lotdidalam Standar Codex, mengenai bagaimana metode pengambilan contoh ini digunakandan batasan

    - batasannya dapat dilihat pada bagian 2 dokr-rmen ini.

    2 Bidang aplikasi

    2.1 Jenis pemeriksaan untuk menggunakan metode pengambilan contohMetode pengambilan corttoh pada lampiran 1a dokumen ini dimaksurdkan untuk rnemenuhiketetapan mutu dalam Standar Codex. Berdasarkan hal tersebut dalam metodepengambilan contoh ini, "mutu" menjadi faktor atau karakteristik produrk yang dievaluasisecara oganoleptik atau pengujian fisik, seperti warna, flavour, tekstur, cacat, ukuran danpenampakan. Pengambilan contoh ini tidak dimaksudkan untuk faktor

    - faktor yarrg dapat

    menimbulkan bahaya bagi kesehatan atau faktor -

    faktor yang sangat ditolak oiehkonsumen. Faktor

    - faktor tersebut adalah residu pestisida, kontaminan, kaleng gembung,

    material asing seperti batu dan serangga. Kriteria dan metode pengambilan contoh lainharus digunakan faktor faktor tersebut diatas. Yang dimaksud dengan metodepengambilan contoh disini berlaku untuk evaluasi mutu, seperti berat bersih, nilai brix, beratisi, yang sesuai dengan kriteria penerimaan dalam AQL 6.5. Dalam kasus ini definisi cacatuntuk ketentuan yang spesifik menjadi persyaratan Standar Codex.

    2.2 Ukuran lot dan tujuan aplikasiMetode pengambilan contoh dan prosedur penerimaan lot yang terdapat pada dokumen inidirancang untuk keperluan lot yang menggambarkan bagian

    - bagian penting dari produksi

    pabrik atau porsi besar barang -

    barang hasil pembelian. MetocJe tersebut dapat jugadigunakan untuk lot yang kecil, tetapi pemerintah dapat memilih prosedur pengambilincontoh terpilih untuk tingkat eceran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui besar rasio ukurancontoh terhadap ukuran lot ketika menetapkan lot yang kecil dan peluang produksi yangcacat atau produk yang tidak sesuai, tidak lagi seragam dalam lot yalg lebih kecil.

    7 dari 22

  • sNt 01-3551-2000

    2.3 Prinsip penerimaan pengambilan contohUntuk keterangan lebih lanjut yang berdasar kepada statistik dari metode pengambilancontoh, lihat lampiran 1b pada dokumen ini.

    3 Deskripsiiuletode pengambilan contoh pada lampiran 1a dokumen ini adalah cara penyampaiancentuk tabel yang tepat dalam penerimaan contoh seburlan pengemasan makanan dimana:'QL 6'5 dapat diterima berdasarkan beberapa karakteristik produk. Metoda pengambilanccntoh mencakup:

    1. Tingkat inspeksi2' Ukuran contoh yang berhubungan dengan ukuran lot dan ukuran kemasan, serta3. Jumlah yang diterima

    Contoh diambil secara acak dari lot menurut jadwal yang telah ditetapkan dalam metodepengambilan contoh' Masing -

    masing unit contoh' di;ji menurut purivuiutun StandarCodex dan diklasifikasikan sebagai "dipat oiterima'; aiau senoagai ,,cacat,,. Berdasarkanjumlah total contoh yang cacat, masing * masing lot dapat dikatakan ,,sesuai,, atau ,,tidaksesuai" persyaratan standar codex, dengan kriteria sebagai berikut:- Sesuai jika jumlah contoh yang cacat sama, atau kurang dari, jumlah contoh yangditerima seperti yang dimaksud metode AeL.- Tidak

    .sesuai jika. jumlah contoh yang cacat melebihi jumlah contoh yang diterimaseperti yang dimaksud metode AeL.

    4 Definisi

    4.1 Tingkat mutu yang dapat diterima (AOL)Persentase maksimum unit yang cacat yang diizinkan terdapat pada lot yang diterima!e1oan selang kepercayaan g5%, Sebagai contoh, metode pengambilan contoh pada AeL6'5 akan menerima lot^atau produksi yang memiliki unit cacat 6,5% dari populasi denganselang kepercayaan g5%.

    4.2 Jumlah yang diterima (c ):umlah yang dapat diterima pada metode:-raksimum contoh cacat yang diizinkan: ersyaratan Standar Codex.

    pengambilan contoh diartikan sebagai jumlahterdapat pada contoh agar lot memenuhi

    8 dari 22

  • sNt 01.3551-2000

    4.3 Resiko pembeliResiko yang cliterima pembeli vaitu lot yang akan diterima berdasarkan pada metodepengambilan contoh sekalipun lot gagal memnuhi persyaratan Standar Codex.

    4-4 Resiko produsenResiko

    . Y.ang diterima produsen yaitu lot yang gagal berdasarkan pada metodepengatnbilan contoh sekalipun lot pada kenyatainn/a sisuai persyaratan Standar Codex.

    4.5 Cacat"Cacat" adalah unit contoh yang tidak memenuhi beberapa persyaratan spesifik Standarcodex (berdasarkan pada totar ;masarah kekurang"n;;ior"rrnsi perorang#;;i..jk;;;F,dan lain

    - lain)' Kriteria tersebut berdasarkan [ada unit contoh yan; diklasifikasikansebagai "cacat" seperti yang ditentukan dalam Standar Kodex yung r*ng;unakan metodepengambilan contoh (lihat juga sub -. bagian 2.1 dan 2.2 do(umin i"ii"ri,reskipun cacatadalah sebuah unit contoh yang tidak se.;yai dengan persyaratan spesifik Standar Codex,ini hanya untuk menegaskan iacat sedikit. dibarierr 'persyaratan dan tidak mengasilkanproduk yang ditolak konsumen sesuai spesifikasi, (2.1), t -'-"-'

    4.6 lnspeksiProses pengukuran, pengujian, pembedaan antar kemasan atau unit produk (unit contoh)dengan persyaratan Standar Codex.

    4.7 Tingkat inspeksiTerminologi yang digunakan untuk menunjukkan jumlah relatif pengambiian contoh dalamlot produk atau kelas produk.

    4.8 Lot atau inpeksi lotKumpulan kemasan utama atau unit contoh yang memiliki ukuran, tipe dan bentuk yangsarna yang telah diproduksiatau diproses, pada kondisi yang sama.

    4,9 Ukuran tot (N)Jumlah kemasan utama, atau unit contoh dalam lot

    9 dari 22

  • sNt 01_3551-2000

    4.10 Unit contoh

    #]'fti:ffiii' XLiil3;r::?i?'" isi kemasan utama atau campuran produk yans diuji4.11 ContohJumlah dari unit contoh.-vang digunakan untuk inpeksi. Umumnya contoh terdiri dari semuakemasan arau unit

    - unif .dt;h";;;glipitin mewakiti tot.

    4.12 Pemeriksaan contohProses memilih atau menyeleksi kemasan atau unit contoh dari lot atau hasil produksi.

    4.13 Ukuran contoh(n)Jumlah kemasan atau unithasil produksi.

    4.14 Rencana atau metode pengambilan contohRencana pengambila,n,contoh yang meliputi ukuran contoh,. tingkat inspeksi, jumlah contohyang diterima atau ditolek serringgi leputusan oupri oiiuat untuk rnenerima atau menoraklot atau hasir produksi becasarlrJtip"o; nasir inJe[J'u]Ju p*ngujian contoh.5 Aplikasi metode pengambilan contoh

    5.1 Persyarataninformasi

    ,?#ilr#;JrtfJiim Jil?llfli,,pensambiran contoh pada rampiran 1a dokumen ini,a. Ukuran kemasan (berat bersih dalam kg atau 1b)b. Tingkat inspeksi (lihat sub _ bagian 4.7)c. Ukuran tot (N) (tihat sub _ bagian 4.9)d' Persvaratan st1!1 codex yang b:llbungan dengan mutu produk (misat, ktisifikasicacat dan persyaratan untuk ienlrimaan lot). rt 'rrutu proouK (mis

    contoh yang terdiri dari totar contoh yang dipilih dari rot atau

    10 dari

  • sNt 01-3s51-2000

    5.2 lnspeksiTahap * tahap berikut dapat dilakukan:a' Penentuan tingkat inspeksi dapat dirakukan sebagai berikut:

    Tingkat inspeksi ITingkat inspeksi ll

    - pengambilan contoh normal- jika terjadi masarah (codex menentukan tr,rjuan pengambrran

    contoh), peraksanaan atau keperiuan untuk pertTraan totyang telah baik.b' Menentukan ukuran lot (N) misaljumlah kemasan utama atau unit contoh.c l\4enentukan jumlah unit contoh (ukuran contoh (n) yang harus diambil dari inspeksi lot,dengan pertimbangan ukuran kemasan, ukuran toidan tingkat inspeksi.c Penrilihan secara acak juntlah unit contoh yang terah ditentukan per lot, memberipertimbangan yang tepat untlrk penandaan atiu id'enti:fikasi datam pemilihan contoh.e Mengrrji produk sesuai persyaratan standar codex. Krasifikasrkan kemasan atau unitcontoh yang tidak mentenuhi spesifikasi tingkat' mutu standar sebagai cacatberdasarkan pada penentuan cacat yang tertera airum Standar codex.f' Lihat rnetode pengambiran contoh yang tepat pada rampiran 1ag Pertimbangkan, lot diterima jika jumlah contoh cacat sama atau kurang dari jumlahcontoh yang dapat diierima (c) dari rencana utu, r.ioor"o-,*"*t1n,l'.fo,on sepertiyang tercantum pada lampiran 1a.h' Pertimbangkan, lot ditolak iika iumlah contoh cacat melebihi iumlah contoh yang dapatditerima (c) dari rencana atai metode pengamoit"r,-.ontoh seperti yang terdantumpada larnpiran 1a.

    5.3 Aplikasi rencana / metocle pengambilan contoha. Tingkat inspeksi I (luhat surb * bagian 5.2 (a).

    Lot terdiri dari 1200 karton yang berisi kemasan berukuran 12 x z,s lb setiap kartonnya.Keputusan harus diarnbil menggunakan Tingkat rnspilsi I karena terjadi rnasalah dantidak diketahui asal usul barai! mau.pun mutunya.'Kemasan ditentukan berdasarkanStandar Codex atau dianggap sibagai'unit contohUkuran lot (N)Ukuran kontainerTingkat inspeksiUkurarr contolr (n)

    : 12.000 x 12 atau 14.400 unit: 2,5 lb: 1 (lihat metode pengambilan contoh, lampiran 1a): 13

    Jumlah yang diterirna (C) :2Dalarn,.contoh ini jika tidak ditemukan contoh yang cacat lebih dari 2 dari 13 kemasanyang diambil maka lot dapat diterima, Jika, teriapJt g .;ton yang cacat atau lebih dari13 contoh tersebut maka lot ditolek atau tid3\ rrjrunrr.ripersyaratan. lstilah cacat yangdigr'inakan dalam metode pengambilan contoh ditetapkan dalam standar codex.

    11 dari 22

  • b. Tingkat inspeksi lt (lihat sub -

    bagian S.2 (a).Jika dalam contoh terdahulu (S.g (a) mutu yang bagussebuah metode alternatif diperlukan untuk menentuiantersebut,. peningkatan ukuran contoh dilakukan padamenyeleksi paling sedikit 21 kemasan.

    I

    sNl 01-3551-2000

    berada dalam masalah danatau menentukan ulang lottingkat inspeksi ll, dengan

    Ukuran lot (N) : 1200 x 12 atau 14.400 unitTingkat inspeksi ; 11 (rihat metode pengambilan contoh z, lampiran 1a)Ukuran contoh (n) :21Jumlah yang diterima : 3

    5.4 Catatan mengenai ukuran contohTidak perlu membatasi ukuran contoh sebagai minimum untuk ukuran lot dan tingkati'rspeksi_y-ang tepat, Dalam semua ka.sus, contoh yang lebih besar dapat dipilih, Dalamcontoh 5.3 (b) perkiraan yang lebih dipercaya mengenai mutu lot oapal oinuat denganmengambil contoh sebanyak 29 atau 48 dan meiggunakan jumlah ketentuan, yingditerima sebanyak 4 clan 2 berturut

    - turut.

    12 dari 22

  • -TsNt 01-3551-2000

    Lampiran 1aMetode pengambilan contoh 1(Tingkat inpeksi l, AeL

    = 6,5)Berat bersih sama atau kurang dari 1 kg (2,2 lbi

    Ukuran lot(N) Ukuran contoh(n)

    Jumlah yang diterima(c)4.800 atau kurano 6 14.801

    - 24.000 13 2

    24.0A1 -

    48.000 21 349,001 - 84,000 29 484.001

    - 144,000 48 6

    144.001- 240.000 84 ILebih dari 240.000 126 13

    Berat bersih tebih dari 1kg (2,2 rb) tapitidak rebih dari 4,5 kg (10 rb)Ukuran lot Jumlah yang diterima

    2.400 atau kura2.401

    - 15,000

    19.001 - 24.AA024.001

    - 42.000

    42.001 -

    72,00072.001 * 120.000Lebih dari 120.000

    Berat bersih lebih dari4,S kg (10 tb)Ukuran lot

    (N)Ukuran contoh

    (n) Jumlah yang diterima{c)600 atau kura 6 1601 * 2..000 13 2

    2.,001 - 7.200 21

    ,!4

    7.2U 15.000 2915.001 24.000 48 624.001 * 42.000 84 9Lebih dari42.000 126 13

    13 dari 22

  • $Nt 01-3551-2000

    Metode pengambilan contoh 2(Tingkat inspeksi ll, AeL = 6,S)Berat bersih sama atau kurang dari 1 kg (Z,Z lb)

    Berat bersih lebih dari 1kg (z,2 rb) tapitidak rebih dari 4,5 kg (10 rb)Ukuran lot

    (N)Ukuran contoh

    (n)Jumlah yang diterima

    (c)?.400 atau kurano 13 22.4A1

    - 15.000 zt J

    15.001 * 24.000 29 424.001

    - 42.000 48 6

    42.001 -

    72.000 84 I72.0u

    - 120.000 126 13

    Lebih dari 120.000 200 19

    Berat bersih lebih dari4,S kg (10 tb)

    Ukuran contoh Jumlah yang diterima

    4,800 atau kura

    ?4.001 -

    48,00048.001

    - 84.000

    84.001 -

    144.000144.001 * 240.000Lebih dari 240.000

    Ukuran lot(N) Ukuran contoh(n) Jumlah yang diterima(c)

    600 atau kuranq 13 2601

    - 2..000 21 3

    2..001 -

    7.20CI 29 47 .201 15.000 48 6

    15.001 -

    24.000 84 I24,001 , 42.000 126 13Lebih dari 42.000 200 19

    14 dari 22

  • :engantbilan contoh::^3antbilan contoh atlalah proses,pena.rikan atau pemilihan kemasan atau unit contoh::'r sebuah lot atau hasil produksi' Hasil otri p"ngur[rlan contoh berupa informasi perihal:'a
  • sNt 01-3551-2A00

    .nt

    3: a satu petunjuk periimbangan dalam mengembangkan statistik penerimaan metode::-3arnbilan contoh adalah menyeleksi AQL yang sesuai atau tingkat penerimaan mutu.-':-a

  • 4-

    Makin besar ukuran contoh, kurva semakin tajam dan semakin menunjukkanperbedaan, misal lot yang memiliki cacat lebih dari6,'5% akan semakin banyak ditolak,Ukuran contoh yang lebih besar tidak secara langsung berpengaruh terhadappenambahan cotttoh. Contohnya, untuk lot yang berukuran O (furva d1 O"ngan cacatsebesar ZQo/o maka lot yang diterima sebesar 65%. Sedangkan untuk ukuran lontoh 4g(kurva L) maka lot yang diterima sebesar 2270. Pacia contoh ini, rasio rniurtkemungkinan dari perrerimaan hanya 3 ; 1.

    yPk menjelaskan penggunaan kurva Oc (AQL 6.5) diasumsikan bahwa lot memiliki cacat10%- .

    Lot dengan cacat 6,5?o akan diterima pada perkiraan gsyo, cimana frekuensipenerimaan akan ditambah seiring dengan penurunan persen cacat. Tetapi, lot denganl*t 10% tidak memenuhi syarat dan jika loi tersebut merupakan tot yang marjinal, mixah tersebut tidak diterima. Pengujian terhadap kurva OC dapat ditihai t"d; contoh yangberukuran 6 (kurva E) akan menerima lot yang marjinal sebesar g8yo, sedangkan contohberukuran 84 (kurva M) lebih baik karena menerima lbt sebesar 6s%.Di&ain pihak, jika lot memiliki cecat 30%, contoh yang berukuran 0nrenerima lot sebesar 4za/0, sedangkan contoh ying"berukuran z.lnnrenerima lot sebesar Bvo dan contoh yang berukuran g4 (kurva M)lot-

    -

    sNt 01-35s1-2000

    (kurva E) hanya akan(kurva J) hanya akantidak akan menerima

    17 dari 22

  • -sNt 01-3551-2000

    !tL6EItaL(,rI!!d>.,

    cl,*n

    {tag}

    ai

    tCI0

    90

    eo

    70

    ss

    so

    4S

    $0

    e0

    IS

    AqL r 6,5Identtllkrll Knrv* OC

    E H .l 1{ L M Nn ct n g{ n cf n sf 11 gl It gr n 0r6 lz rg 2,s er 3{ g,s j[s 88 6? sq 9ro ,x r$ t{

    Kurv* OC*AQL * 6,5

    18 dari 22

  • sNt 01-3551-2000

    Lampiran 2 Bilangan asam

    [lefinisi: Bilangan asam adalah jumlah mgr kalium hidroksida yang yang diperlukan untukm'enetrarkan asam bebas daram t grim contoh. Untuk contoh yang yang tidak''mengandung asam.,- asam bebas yan[ tain asam lemak, bilangan asam dapat secaralengsung dikonversikan dengan faktor yang tepat untuk persentase asam lemak bebas.Ruang lingkup: Digunakan untuk produk hewani mentah dan yang telah dimurnikan,produk nabati, lemak dan minyak ikan laut, aan proork olahan yang o;ra;at oari bahan

    -Sahan tersebut.

    Peralatan:'!. Labu Erlenmeyer 2S0 atau 300 mlPereaksi:1' Kalium hidroksida-(KoH),0,1N

    - secara tepat dibakukan dan bebas karbonat. Lihatspesifikasi AOAcs H * 15

    - 5? sebagai petunjuk, irrn"nran 6 g KoH murni kedalam1 L air didalam labu Erlenmeyer2 L,-didihkan 10 menit sambil oiaout

  • sNt 01-3551-2000

    - ^i3ang sejumlah cairan contoh yang tercampur homogen kedalam labu erlenmeyer.-:rrcahkan 125 nrl campuran pelarut netral. Pastikan bahwa contoh telah melarut::ngan baik sebelum ditirasi. Pada beberapa kasus penghangatan perlu dilakukan::-< contoh dengan cara labu digoyangkan secara kr-rat pada saat titrasi dengan.:=rCar alkali sampai terbentuk pertama kali warna merah muda yang stabil dan-.:miliki instansi yang sama seperti pelarut netral sebelum ditambahkln kedalam::::ch. Warna tersebut harus telap bertahan selama 30 detik.

    : =':.tungan

    ' : ?rgan asam, mg KOI{ / g contoh =

    (A-B) xNx56,1\A/vv

    .:':_:-aan'-

    _ _,.gsr r.

    - ::a,ah ml standar alkali yang digunakan pada titrasi:

    =::iah ml standar alkali yang dugunakan pada titrasi blanko::= ah normalitas standar alkali.::'ah berat sampel

    "- -' -lsnyatakan asam lemak bebas sebagai persentase oleat, laurat, atau palmitat, bagi: .-;:."i asam dengan faktor 1,S9, 2,81 atau 2,19 secara berurutan.

    ':::.:tlan::retapan hasil tunggal dari 2laboratorium yang berbeda seharusnya tidak-:r,mbuikan perbedaan nilai yang lebih dari 0,22 dan ukuran dari 4, serta tidak juga=: r dari 0,36 dalam kisaran 4 -20.

    : ": sedur alternatif untuk sarnpel yang benvarna pekat

    l:.: :tan

    " *::-ng elekti"oda kaiomel pH meter untuk titrasi elektrometri Tipe elektroda kolomel:::ertu harus digunakarr (lihat catatan2).

    -

    :'-3aduk mekanik dengan beberapa kecepatan yang dapat cjratur dilengkapi dengan::-3rat pengaduk.

    " :-':t 10 ml, yang memiliki ketelitian 0,05 ml dan ujung bulat 10 cm ciibawah stopper.- 3= as piala 250 mli -:*:at berdiri dan bantalan untuk elektroda, stirer dan buret.

    l

    I2A dari 22

  • ::-::.sl- !.-': cngan prosedur titrasi phenolphthalein, kecuali

    ::-:3:r titrasi elektrometrik dengan kalium phthalate:--:a.i;ndikator

    --.::- !/

    . -::::'ian ukuran sampel dari prosedur diatas (tabel diatas) dan timbang contoh lalu.- 3S-{,i3n kedalam gelas piala 250 ml.-a-:ahkan 125 ml campuran pelarut.-3:3i(an gelas piala pada tempat titrasi sehingga elektroda tercelup setengahnya.",'

    e a(an pengaduk dan operasikan pada kece-patan tertentu sehingga terbentuk:-:3:an yang banyak tanpa terjadi percikan. celupkan r.rjung nuret iimpai t cm: :r,..an permukaan sampel.

    sNl 01-3551-2000

    stndar alkali harus dibakukanmurni dan tanpa memerlukan

    -:-asr dengan penambahan alkali yang tepat.::-3acaan meteran konstan (biasanya dalam*::s:3ir pembacaan. Batasi penambahan alkali::*:3caan sebesar 0,S r.rnit pH (0,03 volt) atau:--=s lerjadi lalu tambahkarr 0,0b ml alkali,_-t_.t ^:t larutan titrasi, cuci elektroda isoprophil alkohol dan celupkan dalam air-2" -1-)n untuk titrasi blanko, gunakan 12s ml campuran pelarr_rt.

    ! --;ar asam, mg KOH / g sampel

    =

    (A-B) xNx56,1

    : '-3ah terbaltar dilll bcrr)siko tinggi untuk terbakar. Batas lel"r,rk;rr.r cliucJara adalah 27 -

    ' --l terhadap pencerniiiiitt ti;'tn pernapasan. TLV diudara :,tt){rsar 100 ppm. penutup-

    ='-s digunakan pada :;a:rt p*nggunaan toluene.

    Setelah penambahan alkali, sampai2 menit) lalu catat buret dan grafiksehingga perubahan pada meieran

    kurang, ketika perubahan pacla kurva

    W: :':- -:a

    ==n i-:rl alkali standar yang digunakan untuk titrasi sampai bagian pertengahan::- :='-bahan kurva titrasi sampel::::^ rnl standar alkali yang

  • sNl 01-3551-2000

    hdr larutan metanolik kalium hidrksida (0,1 N) (lihat spesifikasi AOCS H15 -

    52), mungkinApa*an sebagai suatu alternatif titrasi dalam standar larutan encer. Metanolik kaliumHrtida dilaporkan memberikan sitem pelarut yang komplit, memilikititik akhir yang tajam dantb.tl meler haris distandarkan pada pH 4 oleh larutan biffer standar. Beberapa saat sebelum{nfan, bersihkan elektroda dengan kai atau tissue dan rendam beberapa menit dalam airffil* Pada sbtiap minggu atau lebih sering, jika perlu elektroda dibersihkan dengan larutanFtd yang tepat. Bersihkan juga elektroda kolomel dan isi ulamg dengan elektrolit kaliummr fiCI) yang baru setiap minggunya. Kedua elektroda harus disimpan dalam air destilasin dgunakan.

    lsc. off. Anl Chem.59:658 (1976)

    22 dari 22