SNI 06-1903-2000

  • Upload
    lukmpi

  • View
    277

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    1/60

    SNI 06-1903-2000

    Standar Nasional Indonesia

    ICS 83.060 Badan Standardisasi Nasional

    Standard Indonesian Rubber (SIR)

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    2/60

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    3/60

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    4/60

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    5/60

    SNI 06-1903-2000

    1 dari 53

    Standard Indonesian Rubber (SIR)

    1 Ruang Iingkup

    Standar ini meliputi ruang Iingkup, definisi, penggolongan, bahan olah, syarat ukuran, syarat

    mutu, pengambilan contoh, cara uji, pengemasan, syarat penandaan dan catatan umum

    Standard Indonesian Rubber (SIR).

    2 Definisi

    Standard Indonesian Rubber adalah karet alam yang diperoleh dengan pengolahan bahan

    olah karet yang berasal dari getah batang pohon Hevea Brasiliensis secara mekanis dengan

    atau tanpa kimia, serta mutunya ditentukan secara spesifikasi teknis.

    3 Penggolongan

    SIR digolongkan dalam 6 jenis mutu yaitu

    - SIR 3 CV ( Constant Viscosity )

    - SIR 3 L ( Light )

    - SIR 3 WF ( Whole Field )

    - SIR 5

    - SIR 10 SIR 20

    4 Bahan olah

    SIR 3 CV, SIR 3 L dan SIR 3 WF dari Lateks.

    SIR 5, SIR 10 dan SIR 20 dari koagulum lateks

    Untuk memilih jenis bahan olah yang sesuai dengan rencana produksi, produsen SIR dapat

    berpedoman kepada SNI 06-2047 revisi terakhir ( Standar Bahan Olah Karat ).

    5 Syarat ukuran

    Standard Indonesian Rubber disajikan dalam bentuk bandela yang dikempa dengan berat

    dan ukuran tertentu, Ukuran bandela SIR yang diperdagangkan adalah panjang 675 25

    mm Iebar 355 10 mm, dapat mempunyai berat sebesar 33 1/3 kg atau 35 kg atau sesuai

    permintaan pembeli.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    6/60

    SNI 06-1903-2000

    2 dari 53

    6 Syarat Mutu

    Tabel : 1

    Skema Persyaratan Mutu

    Keterangan :

    *) Tanda Pengenal Tingkatan Batasan Viskositas Mooney :

    CV50 4555

    CV 60 55 65

    CV70 6575

    '*) Informasi mengenai cure dibenkan daiam bentuk Rheograph sebagai Standard non

    mandatory.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    7/60

    SNI 06-1903-2000

    3 dari 53

    7 Cara Pengambilan Contoh

    7.1 Petugas Pengambi l Contoh ( PPC )

    Petugas Pengambil Contoh adalah petugas dari laboratorium yang sudah diakui danteregistrasi pada Lembaga Sertifikasi Personil. Petugas Pengambil Contoh ( PPC ) tersebut

    dapat dari laboratorium pabrik atau laboratorium independen yang diakui.

    7.2. Cara Pengambilan Contoh

    Pengambilan Contoh dilakukan terhadap bandela SIR yang keluar dari mesin kempa ( bale

    press) sebelum bandela tersebut dibungkus plastik polietilen dengan interval maksimum 9

    bandela dan disesuaikan dengan jumlah bandela didalam setiap pallet. Misalnya dapat

    dilakukan terhadap bandela nomor 2, 11, 20 dan seterusnya atau bandela nomor 5, 14, 23

    dan seterusnya atau yang lazim dilakukan adalah bandela nomor 9, 18, 27 dan seterusnya.

    7.3. Cara Pemotongan dan Penanganan Contoh

    - Letakkan bandela terpilih diatas meja yang bersih dengan posisi mendatar dan sisi

    terpendek kearah vertikal.

    - Potong salah satu sudut bandela dengan ukuran kira-kira 5 cm x 5 cm x tebal bandela

    kearah sisi vertikal.

    - Potongan lainnya diambil dengan cara yang sama pada sudut yang berlawanan arah

    diagonal.

    - Untuk jelasnya lihat gambar berikut :

    Berat satu potongan contoh (A atau B) adalah 150 sampai 200 gram.

    Satukan kedua contoh tersebut kemudian dimasukan kedalam kantong plastik.

    Setelah diberi label contoh yang menerangkan mengenai Tanggal produksi, nomor

    pallet / contoh. nomor potongan / bandela dan keterangan tambahan lain bila

    diperlukan, kemudian kantong plastik yang berisi contoh ditutup selanjutnya dikirim ke

    laboratorium untuk diuji.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    8/60

    SNI 06-1903-2000

    4 dari 53

    CATATAN :

    Saat ini dalam praktek, digunakan beberapa ukuran kemasan / pallet. Ukuran kemasan I

    pallet tersebut didasarkan pada jumlah bandela yang dapat ditampung didalamnya.

    Janis ukuran kemasan / pallet yang lazim digunakan untuk pengemasan SIR yaitu :

    - Kemasan/Pallet Standar berisi : 30 bandela

    - Kemasan/Pallet Jumbo berisi : 36 bandela

    - Kemasan/Pallet Super Jumbo berisi : 42 bandela

    - Kemasan/Pallet lain sesuai permintaan pembeli

    Untuk itu maka jumlah minimum contoh yang dapat mewakili bandela didalam setiap

    kemasan / pallet ditentukan sebagal berikut :

    - Untuk Kemasan/Pallet Standar : 3 contoh

    - Untuk Kemasan/Pallet Jumbo : 4 contoh

    - Untuk Kemasan/Pallet Super Jumbo : 5 contoh

    - Kemasan/Pallet lain sesuai permintaan pembeli : 1 contoh untuk setiap 9 bandela

    - Untuk Peti Kemas/Container : 1 contoh untuk setiap 9 bandela

    8 Cara Uji

    8.1 Penyeragaman Contoh [ ISO 1795: 1992 (E) Modif ikasi oleh RRIM I

    Sebelum pengujian mutu SIR dilaksanakan, kedua belah potongan contoh karat disatukan

    dan digiling untuk penyeraga man. Selanjutnya contoh uji diambil dart contoh karat yang

    telah diseragamkan ini.

    8.1.1 Peralatan

    8.1.1.1 Gilingan Laboratorlum

    - Ukuran rol minimum diameter 150 mm x 300 mm panjang

    - Perbandingan kecepatan putaran rol depan dan rol belakang

    1 dengan gesekan : 1 : 1,4 0,1

    2 tanpa gesekan : 1 : 1

    - Kecepatan berputar : 30 1 rpm- Diiengkapi sistem pendingin dengan air mengalir.

    8.1.1.2 Neraca : Kapasitas mencapai 500 1 gr

    8.1.1.3 Saki atau lembaran plastik

    8.1.1.4 Gunting

    8.1.1.5 Kantong plastlk/wadah yangsesuai untuk menghidari penguapan : (Untuk contoh uji zat menguap )

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    9/60

    SNI 06-1903-2000

    5 dari 53

    8.1.2 Cara Kerja

    - Satukan kedua belah contoh karet tersebut pada butir 8.1 dan giling 6 kali melalui

    gilingan laboratorium dengan celah rol : 1,65 mm. Rol gilingan dijalankan dengan

    kecepatan 1 : 1,4 dan didinginkan dengan aliran air pada suhu kamar.

    - Setelah tiap kali penggilingan, lembaran karet digulung dan salah satu ujung gulungan

    dimasukkan kembali ke gilingan pada penggilingan berikutnya, letakkan baki atau

    lembaran plastik yang bersih dibawah rol gilingan guna menampung remahan atau

    kotoran karet yang jatuh selama penggilingan.

    - Remahan dan kotoran karet tersebut dikembalikan pada lembaran karet sebelum

    penggilingan berikutnya.

    - Pada penggilingan yang ke 6 kali, lembaran karet tidak digulung melainkan dilipat dua,

    lembaran karet yang telah diseragamkan tersebut digunting menjadi contoh uji untuk

    Penetapan kadar kotoran : 20 - 25 gram

    Penetapan kadar abu : 10 - 15 gram

    Penetapan kadar zat menguap : 20 - 25 gram

    Penetapan PRI : 15 - 25 gram

    Penentuan warna (Untuk SIR 3 L) : 15 - 25 gram

    Penetapan kadar nitrogen : 5 - 10 gram

    - Khususnya untuk penetapan kadar zat menguap contoh uji disimpan didalam kantong

    plastik 1 wadah yang sesuai dan ditutup rapat segera setelah penyeragaman dan

    pengguntingan.

    - haI tersebut tidak segera dilaksanakan, maka kelembaban pada karet dan kelembaban

    pada udara akan berada dalam keseimbangan sehingga pengujian yang dilakukan

    tidak akan menunjukkan hasil yang sebenarnya.

    - Untuk penetapan ujl tambahan bila dikehendaki :

    Penetapan ASHT SIR 3 CV : 1,5 - 25 gram

    Penetapan Viskositas Mooney SIR 3 CV : 100 - 150 gram.

    8.2 Penetapan Kadar Kotoran [ISO 249 1987 ( E ) J

    Kotoran adalah bends asing yang tidak larut dan tidak dapat melalui saringan 325 mesh.

    Adanya kotoran didalam karet yang relafrf tinggi dapat mengurangi sifat dinamika yang

    unggul darl vulkanisat karet alam antara lain kalor timbul dan ketahanan retak lenturnya.

    Kotoran tersebut juga mengganggu pada pembuatan vulkanisat tipis

    Potongan uji untuk penetapan k adar kotoran perlu ditipiskan lagi untuk memudahkan

    pelarutan. Potongan uji yang telah digiling ulang, dilarutkan didalam pelarut yang mempunyai

    titik didih tinggi, disertai penambahan suatu zat untuk memudahkan larutnya karet ( rubber

    peptiser ). Larutan kotor yang tertinggal kemudian dituangkan melalui saringan 325 mesh.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    10/60

    SNI 06-1903-2000

    6 dari 53

    Kotoran yang tertinggal pada saringan setelah dikeringkan didalam oven, kemudian

    ditimbang setelah didinginkan.

    Hasil pelaksanaan pengujian yang balk, dapat dilihat dari mudah bergeraknya kotoran kering

    didalam saringan.

    8.2.1 Peralatan dan Bahan

    8.2.1. 1 Neraca Analitis : pembacaan mencapai 0,1 mg

    8.2.1. 2 Thermometer : 200 C

    8.2.1. 3 Wadah : kapasitas 20 liter untuk menyimpan terpentin

    8.2.1. 4 Buret Otomatis : 50 ml untuk peptiser

    8.2.1. 5 Wadah : 600 ml untuk mencuci saringan

    8.2.1.6 Labu Erlenmeyer : 500 ml

    8.2.1. 7 Desikator : diameter minimum 20 cm

    8.2.1. 8 Pemanas ( Infra merah atau alat

    lain yang setara : lampu infra merah (masing masing 250

    watt ) disusun menurut baris dan kolom. Jarak

    antara dasar labu dengan ujung lampu sekitar

    1020 cm Tiap kolom mempunyai sakelar

    listrik tersendiri yang dapat dimatikan bila

    terjadi pendidihan dari larutan di dalam tabu

    yang terletak diatas kolom lampu tersebut.

    8.2.1. 9 Pemegang Saringan :

    8.2.1.10Gilingan laboratorium : uraian pada 8.1.1.1.

    8.2.1.11Neraca : kapasitas mencapai 500 1 gr

    8.2.1.12Baki / lembaran plastic :

    8.2.1.13Gunting :

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    11/60

    SNI 06-1903-2000

    7 dari 53

    8.2.1.14Penjepit : untuk contoh uji kadar zat menguap

    8.2.1.150 v e n : untuk penggunaan pada suhu sekitar 100 C

    dianjurkan oven tanpa kipas. (fan).

    8.2.1.16 Pemegang labu Erlenmeyer :

    8.2.1.17Sarung tangan asbes :

    8.2.1.18Saringan : saringan baja tahan karat dengan diameter

    luar 30 mm tebal 2 3 mm dan tinggi 13 mm

    dan kasa fosfor kuningan atau baja tahan

    karat dart 325 410 (ASTM) .atau berukuran 44

    u (BS) yang dipatri pada saringan tersebut.

    8.2.1.19Slide proyektor : disarankan Elmo CV - 11 atau yang sejenis

    8.2.1.20Pemegang untuk :

    memeriksa saringan

    8.2.1.21Botol semprot

    8.2.1.22Pembersih saringan : ultrasonic bath atau yang sejenis

    8.2.1.23Terpentin mineral : titik didih 155 - 196 C

    8.2.1.24Peptiser : Cureo IS. Kempep atau Rupepa

    8.2.1.25Silica gel : dengan indikator warna biru

    8.2.1.26Teepol atau pembersih : Iarutan 0, 5 % berativolume dalam

    lain yang sesuai air.

    8.2.2 Cara Kerja

    - Giling contoh uji untuk penetapan kadar kotoran sebesar 20 - 25 gram 2 kali melalui

    gilingan laboratorium ( setelah penggilingan pertama,lembaran karet dilipat dua),

    kedua rol berputar dengan kecepatan yang sama (1 : 1 ), dan celah rol diatur 0,33 mm.

    - Timbang kira - kira 10 gram lembaran contoh karet dengan ketelitian mendekati 0,1

    mg.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    12/60

    SNI 06-1903-2000

    8 dari 53

    - Kemudian digunting kecil-kecil menjadi 12-15 potongan atau ditipiskan.

    - Masukan kedalam labu Erlenmeyer 500 ml yang telah berisi terpentin mineral 250 ml

    dan 1 - 2 ml peptiser.

    Panaskan diatas pemanas ( 8.2.1.8.) selama 1,5 - 2,5 jam pada suhu 120 C 5C.

    - Kocok sekali - sekali untuk mempercepat pelarutan.

    - Jika karet telah larut sempurna saving dalam keadaan panas secara dekantasi melalui

    saringan yang bersih.

    - Saringan yang akan digunakan, sebelumnya harus dikeringkan didalam oven selama

    lebih kurang 1 jam pada suhu 100 C dan setelah didinginkan didalam desikator

    sampai suhu kamar 30 menit, kemudian ditimbang.

    - Blarkan kotoran mengendap sebanyak mungkln didasar labu Erlenmeyer untuk

    pencucian selanjutnya. Cuci kotoran didalam labu 2 kali rnasing

    - masiilg dengan 30 50 ml terpentin panas.

    - Tuangkan cucian kedalam saringan dengan memiringkan labu sehingga mulut labu

    mengendap kebawah, semprotkan terpentin dingin kedalamnya dengan menggunakan

    botol semprot

    - Usahakan agar seluruh sisa kotoran terbawa kedalam saringan.

    - Pencucian diakhiri dengan menyemprotkan terpentin panas pada sekeliling dinding

    bagian dalam saringan dengan hatshats.

    - Keringkan saringan berisi kotoran didalam oven pada suhu 90 100 C selama 1 jam

    dinginkan dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbang dengan ketelitian

    mendekati 0,1 mg.

    A = bobot saringan berikut kotoran

    B = bobot saringan kosong

    C = bobot potortigan uji

    CATATAN

    Terpentin mineral dan peptiser harus bebas kotoran dan air. Air dan terpentin tidak dapat

    bercampur menyebabkan sukarnya penyaringan. Bagian yang berada didalam fasa air tidak

    akan larut dan akan melekat pada dasar labu.

    Larutan karet yang dibiarkan mendidih, dapat menghasilkan zat yang menyerupai gel,

    sehingga menyukarkan penyaringan dan akan memberikan kadar kotoran yang tinggi.

    Karat diusahakan agar terlarut sempurna dalam terpentin. Setelah iarut, lalu digoyang-

    goyangkan untuk mengamati apakah butir kotoran dapat bergerak bebas dan akan

    mengendap pada bagian tengah dan dasar tabu. Bila pengamatan tersebut tidak dilakukan,

    maka kemungkinan ada butir karet yang tidak larut dan melekat pada labu kemudian tercuci

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    13/60

    SNI 06-1903-2000

    9 dari 53

    dan masuk kedalam saringan, sehingga setelah pengeringan akan memberikan basil yang

    Ie6ih tinggi.

    Labu Erlenmeyer sebelum digunakan harus selalu diperiksa. Labu yang telah rusak atau

    retak sangat berbahaya, karena dapat menimbulkan letusan dan kebakaran.

    Pencucian saringan dengan alat pencuci ultrasonic memberikan hasil yang memuaskan.

    Dalam pekerjaan sehari had 70 saringan selama kira kira 15 menit didalam alat

    pencuci untrasonic yang berisi terpentin, perendaman dilanjutkan didalam iarutan pembersih

    selama 15 menit. Akhirnya saringan direndam dan dicuci dengan air bersih didalam galas

    piala. Setelah itu dikeringkan didalam oven kira kira 1 jam pada suhu 100 C, dinginkan

    didalam desikator sampai suhu kamar ( 30 menit) lalu ditimbang.

    Dengan mengikuti cara pencucian ini, maka setiap saringan dapat digunakan untuk kira

    kira 50 kali pengujian. Penyemprotan dengan deras air untuk membersihkan saringan

    sedapat mungkin dihindarkan, karena hal ini akan merusak saringan sehingga kemungkinan

    saringan itu hanya dapat digunakan untuk 20 25 kali pengujian saja. Saringan hendaknya

    diperiksa setiap minggu dengan menggunakan slide projector. Saringan yang telah rusak

    tidak boleh digunakan lagi.

    8.3 Penetapan Kadar Abu [ ISO 247 1990 (E) )

    Abu didalam karet terjadi dari Oksida, Karbonat dan Fosfat dari Kalium, Magnesium,

    Kalsium, Natrium dan beberapa unsur lain dalam jumlah yang berbeda beda. Abu dapat

    pula mengandung silicat yang berasal dari karet atau benda asing yang jumlah

    kandungannya bergantung pada pengolahan bahan mentah karet.

    Abu dari karet memberikan sedikit gambaran mengenai jumlah bahan mineral didalam karet.

    Beberapa bahan mineral didalam karet yang meninggalkan abu dapat mengurangi sifat

    dinamika yang unggul seperti kalor timbul ( heat build up) dan ketahanan retak Ientur (

    flex cracking resistance) dari vulkanisat karet slam.

    Ada dua cara menetapkan kadar abu :

    Cara 1

    Potongan uji dibungkus dengan kertas saving lalu dipijarkan didalam mufle furnace pada

    suhu 550 C selama 2 4 jam.

    Cara 2

    Potongan uji dipijarkan perlahan lahan diatas pembakar listrik/gas. Kemudian pemijaran

    dilanjutkan didalam mufle furnace pada suhu 550 C selama kira kira 2 jam.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    14/60

    SNI 06-1903-2000

    10 dari 53

    8,3.1 Peralatan dan Bahan

    8.3.1.1. Neraca : Pembacaan mencapai 0,1 mg

    8.3.1.2 Pembakar listrik/gas : diperlukan untuk pengabuan pendahuluan (

    cara II )

    8.3.1.3 Tang : Ukuran yang sesuai untuk keamanan

    pekerja.

    8.3.1.4 Mufe Furnace : Lengkap dengan pirometer dan alat

    pengatur suhu.

    8.3.1.5 Cawan silica/porselin : Kapasitas 50 ml

    8.3.1.6 Kertas saring babas abu . Whatman No. 542 (cara I)

    8.3.1.7 Desikator memakai carat :

    8.3.1.8 Silica gel : Dengan indicator warna biru.

    8.3.1.9 Lemari asam :

    8.3.2 Cara Karla

    - Potong dan timbang 5 gram contoh uji untuk penetapan kadar abu tersebut pada (

    8.1.2.) dengan ketelitian mendekati 0,1 mg

    Cara I

    - Bungkus potongan uji tersebut dengan kertas saring babas abu.

    - Masukkan kedalam cawan yang sebelumnya telah dipijarkan didalam mufle furnace

    pada suhu 550 C selama 2 jam dan setelah didinginkan kembali didalam desikator

    sampai mencapai suhu kamar ( 30 menit) kemudian ditimbang

    - Masukan cawan berisi potongan uji kedalam mufle furnace dalam le mad asam dan

    pijarkan pada suhu 550 20 C selama 2 4 jam sampai abu tidak mengandung

    jelaga ( carbon) lagi. Dinginkan didalam desikator sampai suhu kamar kemudian

    timbang dengan ketelitian mendekati 0,1 mg

    Cara II

    - Gunting potongan uji tersebut menjadi kecilkecii.

    - Masukkan kedalam cawan yang sebelumnya telah dipijarkan dan telah diketahui

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    15/60

    SNI 06-1903-2000

    11 dari 53

    bobotnya.

    - Cawan berisi karat kemudian dipijarkan diatas pembakar listrik / gas sampai tidak

    keluar asap selanjutnya pemijaran diteruskan didalam mufle furnace pada suhu 550

    20 C selama kira kira 2 jam, yaitu sampai tidak mengandung jelaga lagi.

    - Dinginkan cawan yang berisi abu didalam desikator sampal suhu kamar ( 30 menit).

    - Kemudian ditimbang dengan ketelitian 0, 1 mg.

    Perhitungan :

    A = bobot cawan berikut abu

    B = bobot kosong

    C = bobot potongan uji.

    CATATAN :

    Sebelum masuk muffle cawan hares kering.

    8.4 Penetapan Kadar Zat Menguap [ ISO 248 1991 (E ) )

    Zat menguap didalam karat sebagian besar terdiri dari uap air dan sisanya adalah zat zat

    lain seperti serum yang mudah menguap pada suhu 100 C. Kadar zat menguap adalahbobot yang hilang dari potongan uji setelah pengeringan.

    Adanya zat yang mudah menguap didalam karat, selain dapat menyebabkan bau busuk,

    memudahkan tumbuhnya jamur yang dapat menimbulkan kesulitan pada waktu

    mencampurkan bahanbahan kimia kedalam karat pada waktu pembuatan kompon

    tersebut terutama untuk pencampuran karbon black pada suhu rendah.

    Potongan uji untuk menetapkan kadar zat menguap ditimbang lalu ditipiskan dan digunting

    menjadi potongan kecil kecil untuk memperluas permukaan guna memudahkanpengeringan pada suhu 100 C.

    8.4.1 Peralatan dan Bahan

    8.4.1.1 Neraca : Pembacaan mencapai 0,1 mg

    8.4.1.2 Cawan porselin : Kapasitas 50 60 ml

    8.4.1.3 Tang : Panjang kirakira 20 cm

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    16/60

    SNI 06-1903-2000

    12 dari 53

    8.4.1.4 Desikator : Diameter 20 25 cm

    8.4.1.5 0 v e n : Dapat digunakan pada suhu 100 3 C

    dilengkapi dengan alat pengontrol suhu, kipas

    angin (fan) dan sistem sirkulasi udara

    8.4.1.6 Gunting :

    8.4.1.7 Silica gel : Dengan indikator warna biru

    8.4.2 Cara Kerja

    - Keluarkan contoh uji untuk penetapan kadar zat menguap (seperti yang disebutkan

    pada butir 8.1.2.

    - Potong dan timbang 10 gram dengan ketelitian mendekati 0,1 mg.

    - Tipiskan dengan gilingan laboratorium hingga tebalnya mencapai maksimum 1,5 mm

    - Gunting lembaran tipis contoh uji tersebut menjadi potongan kecil berukuran 2,5 x 2,5

    mm, selanjutnya dimasukkan kedalan cawan yang telah dipanaskan kedalam oven

    pada suhu 100 C dan telah diketahui bobotnya.

    - Cawan berikut karet kemudian dipanaskan didalam oven pada suhu 100 3 C

    selama 2 3 jam ( sampai bobot tetap ). Dinginkan didalam desikator sampai suhu

    kamar ( 30 menit) kemudian ditimbang kembali.

    Perhitungan :

    A = bobot cawan berikut contoh sebelum dipanaskan

    B = bobot cawan berikut contoh setelah dipanaskan

    C = bobot potongan uji

    8.5 Penetapan Plastic ity Retention Index [ ISO 2930 1991 (E) j

    Penentuan Plasticity Retention Index ( PRI) adalah cara pengujian yang sederhana dan

    cepat untuk mengukur ketahanan karet terhadap degradasi oleh oksidasi pada suhu tinggi.

    Pengujian ini meiiputi pengujian plastisitas Wallace dari potongan uji sebelum dan sesudah

    pengusangan didalam oven dengan suhu 140 C.

    Suhu dan waktu pengusangan diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan

    perbedaan yang nyata dari berbagai jenis karet mentah

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    17/60

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    18/60

    SNI 06-1903-2000

    14 dari 53

    8.5.2 Cara Kerja

    - Giling contoh uji seberat 1525 gram (uraian 8.1.2.) maksimum 3 kali dengan gilingan

    Iaboratorium yang telah diatur sehingga kedua rolnya berputar tanpa fiksi.

    - Celah rol diatur sedemikian rupa sehingga lembaran karat yang dihasilkan

    mempunyai:ketebalan antara 1,6 1,8 mm. Apabila setelah 3 kali gilingan diperoleh

    lembaran karat dengan ketehalan tidak sesuai dengan syarat yang telah ditentukan,

    maka atur kembali celah roll dan gunakan contoh uji barn untuk digiling.

    Lembaran karat yang dihasilkan tidak boleh berlubang dan mempunyai ketebalan yang

    merata setiap bagian. Lembaran tersebut kemudian dilipat 2 dan ditekan dengan telapak

    tangan. Selanjutnya dipotong dengan wallace punch sebanyak 6 potongan uji dengan urutan

    seperti gambar 2.

    Gambar : 2

    Contoh Potongan Uji Untuk Plastisitas

    - Potongan uji (1) untuk pengukuran plastisitas awal dan potongan uji (2 ) untuk

    pengukuran plastisitas setelah pengusangan. Potongan uji hares mempunyai

    ketebalan antara 3,2 3,6 mm (ketelitian 0,01 mm) dengan garis tengah 13 mm.

    - Letakkan potongan uji untuk pengukuran plastisitas setelah pengusangan diatas

    tatakan contoh dan masukkan kedalam oven pada suhu 140 C 0,2 C selama tepat

    30 menit.

    - Setelah dikeluarkan kemudian didinginkan sampai suhu kamar.

    - Pada pengukuran platisitas wallace, letakan potongan uji diantara 2 lembar kertas

    sigaret yang berukuran 40 mm x 35 mm diatas piringan plastimeter, kemudian tutup

    piringan plastimeter tersebut. Setelah ketukan pertama piringan bawah akan bergerak

    keatas selama 15 detik dan menekan piringan atas, dan setelah ketukan kedua

    berakhir dicatat sebagai nilai pengukuran plastisitas.

    - Angka yang dicatat adalah angka yang ditunjuk oleh mikrometer/display pada waktu

    berhenti begerak.

    Perhitungan

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    19/60

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    20/60

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    21/60

    SNI 06-1903-2000

    17 dari 53

    Cara Kerja

    - Giling contoh uji untuk pengujian warna yang diuraikan pada butir 8.1.2. maksimum

    sebanyak tiga kali dengan gilingan laboratorium, 8.1.1.

    - Setiap kali penggilingan contoh dilipat dua.

    - Kedua roll giling berputar dengan kecepatan yang sama dan celah rol diatur

    sedemikian rupa sehingga lembaran karet mempunyai ketebalan 1,6 1,8 mm.

    - Lembaran karet tersebut kemudian dilipat dua dan ditekan perlahan lahan dengan

    telapak tangan.

    - Lembaran contoh yang rata dan tidak berlubang akhirnya mempunyai ketebalan 3,2

    3,6 mm Potong dua buah potongan uji dengan wallace punch, satukan dan pipihkan

    dua potongan uji tersebut perlahanlahan dengan jari.

    - Letak potongan uji kedalam lobang cetakan diantara dua lembaran poliester atau

    solulosa.

    - Kemudian dikempa dengan mesin kempa bertekanan 500 psi setelah contoh dalam

    cetakan tersebut diletakan diantara dua lembar plat.

    - Pengempaan dilakukan pada suhu 150 3 C selama 5 0,2 menit.

    - Keluarkan potongan uji yang terlapisi film poliester dan potongan uji ini harus

    mempunyai ketebalan 1,6 0,2 mm dan bebas dad benda lain yang berwarna atau

    dapat mengganggu warna dari karet.

    - Bandingkan warna potongan uji dengan warna standar, yang dilakukan dibawah sinar

    terpencar dan berlatar belakang putih keruh (putih susu) dengan menggunakan bingkai

    komparator pemegang cetakan contoh uji berikut potongan uji dan warna standar.

    - Letakkan potongan uji sedemikian rupa sehingga berada paling dekat dengan warna

    standar agar perbandingan warna mudah dilakukan. Jika menggunakan bingkai

    komparator, selembar kertas putih ( dengan lubang menyesuaikan proyeksi) diletakan

    diatas alas. Letakkan berturut - turut piringan warna standar dan cetakan yang berisi

    potongan uji pada proyeksi.

    - Pasang bingkai dan satu per satu warna potongan uji dibandingkan dengan warna

    standar.

    Index warna potongan uji ditentukan dari warna standar yang paling mendekati dengan

    warna potongan uji.

    CATATAN :

    Kadang - kadang ada warn karet yang tidak dapat dibandingkan karena terlampau kuning,

    kehijau - hijauan atau abu - abu. Jika ha! ini terjadi, maka karet tersebut dianggap sebagai

    karet yang mempunyai warna tidak normal dan harus dicatat pada laporan pengujian.

    Warna yang tidak normal dapat terjadi karena pemisahan fraksi - fraksi kedalam lateks,

    sehingga mengakibatkan terkontamina slnya pig men alam.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    22/60

    SNI 06-1903-2000

    18 dari 53

    8.7 Uji Pengerasan Dalam Penyimpanan yang Dipercepat ( Accelerated Storage

    Hardening Test) : [ BRIM Bulletin No. 7. 1970 ]

    Pengerasan karena penyimpanan ( Storage Hardening) menunjukan kecenderungan

    meningkatnya viskositas karet aiam selama penyimpanan akibat terbentuknya ikatan silang (

    cross links) antar molekul karet lkatan silang ini umumnya disebabkan oleh reaksi

    kondensasi gugusan aldehida yang terdapat secara alamiah didalam molekul karet dan

    kemungkinan adanya sejumlah kecil gugusan peroksida didalam karet

    Accelerated Storage Hardening Test (ASHT) merupakan cara yang dipercepat yaitu dengan

    pengujian plastisitas wallace dari potongan uji sebelum dan sesudah penyimpanan dalam

    waktu singkat dengan kondisi yang dapat mempercepat reaksi pengerasan.

    Pengerasan potongan uji dipercepat dengan cara meletakkan contoh diatas foscpen tao

    ksida pada tekanan udara dan suhu 60 0 C selama 24 jam. Selisih nilai plastisitas ( P ) yang

    diperoleh dinyatakan sebagai Accelerated Storage Hardening ( ASH ).

    8.7.1 Peralatan dan Bahan

    8.7.1.1 Gilingan laboratorium : Uraian ( 8.1.1.1. )

    8.7.1.2 Wallace Rapid Plastimeter : Uraian 8.5.1.4. digunakan piringan atas

    yang berdiameter 10 mm

    8.7.1.3 Wallace Punch :

    8.7.1.4 ----0 v e n : Keseragaman dan perubahan suhu

    didalam oven yang diperkenankan 1

    C selama pengusangan selama 24

    jam. oven harus mampu mencapal

    suhu awal kurang dari 10 menit

    setelah botol timbang berisi contoh

    dimasukan.

    8.7.1.5 Pengukur tebal : Uraian 8.5.1.2.

    8.7.1.6 Botol timbang :

    8.7.1.7 Tatakan kasa : Dibuat dari kasa baja tahan karat 40

    mesh, Tatakan digunakan , bersama-

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    23/60

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    24/60

    SNI 06-1903-2000

    20 dari 53

    8.8 Penentuan Kadar Nitrogen [ ISO 1656 1988 (E) ]

    Nitrogen terdapat didalam karet terutama berasal dari protein dan dapat digunakan sebagai

    petunjuk besarnya kadar protein. Walaupun banyaknya nitrogen bergantung pada jenis

    protein, diperkirakan kadar protein = 6,25 x kadar nitrogen. tetapi tidak dapat dianggap

    sebagai kadar protein yang sebenarnya. Karet Skim mengandung kadar nitrogen yang tinggi.

    Nitrogen ditetapkan dengan cara semi mikro Kjeldahl. Karet dioksidasi dengan pemanasan

    oleh campuran katalis dan asam sulfat pekat, yang merubah senyawaan nitrogen menjadi

    ammonium hidrogensulfat. Setelah suasana dirubah menjadi basa amonia dipisahkan

    dengan destilasi uap dan diikat oleh larutan standar asam borat, kemudian dititer dengan

    larutan standar asam sulfat.

    8.8.1 Peralatan dan Bahan

    8.8.1.1 Alat destruksi Mikro Kjeldahl :

    8.8.1.2 Alat destilasi ( Markham ) :

    8.8.1.3 Labu mikro Kjeldahl : (30 50 ml) dibuat dari borosilikat

    8.8.1.4 Mikro Buret : Kapasitas 10 ml dengan skala 0,01 ml

    8.8.1.5 Pemanas listrik :

    8.8.1.6 Labu penampung : Erlenmeyer 100 ml

    8.8.1.7 Asamsulfat pekat : p.a. (b.j = 1,84 )

    8.8.1.8 Larutan asamsulfat 0,01 N : Distandardisasi dengan natrium

    karbonat p.a.

    8.8.1.9 Larutan natrium hidroksida : (67 % W / V )

    8.8.1.10 Campuran katalis : Campur dengan baik :

    15 bagian anhidrida kalsium sulfat

    2 bagian tembaga sulfat pentahidrat

    1 bagian serbuk silenium.

    8.8.1.11 Larutan indikator

    ( 0,15 % W / V) : Larutan 0,1 gr merah metil dan 0,05 gr

    biru metilen didalam 100 ml etil alkohol

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    25/60

    SNI 06-1903-2000

    21 dari 53

    96 % ( larutan ini akan rusak jika

    disimpan lama, gunakan larutan baru

    tiap kali penetapan ).

    8.8.1.12 Larutan asam borak : Larutkan 40 gr asam borak dengan air

    suling, jika perlu dipanaskan.'Tambahkan air suling hingga menjadi 2

    liter.

    8.8.2 Cara Kerja

    - Timbang dengan teliti kira-kira 0,1 gram contoh karet yang telah diseragamkan,

    masukan kedalam labu mikro kjeldahl, tambahkan kirakira 0,65 gr campuran katalis

    dan 3- 5 ml asam sulfat pekat.

    - Didihkan perlahan - lahan sampai timbul warna hijau (atau tak berwarna ) dan tidak

    terdapat bintik - bintik warna kuning. Biasanya memerlukan waktu 1 jam.

    - Dinginkan dan encerkan dengan 10 ml air suling.

    - Pindahkan larutan diatas kedalam alat destilasi dan bilas dua atau tiga kali dengan 3

    ml air suling. Alat destilasi sebelumnya telah dialiri uap selama 30 menit.

    - Masukan 10 ml asam borak dan 2 atau 3 tetes indikator kedalam labu penampung 100

    ml.

    - Letakan labu tersebut sedemikian rupa sehingga ujung kondensor tercelup dibawah

    permukaan larutan asam borak.

    - Tambahkan 10 ml larutan natrium hidroksida 67 % kedalam alat destilasi, bilas dengan

    5 ml air suling.

    - Alirkan uap melewati alat destilasi selama 5 menit. mulai saat itu destilat mulai keluar.

    - Turunkan labu penampung sehingga kondensor tepat diatas larutan dan destilasi

    dilanjutkan beberapa menit lagi. Bilas ujung kondensor dengan air suling.

    - Destilat segera dititrasi dengan larutan standar asam sulfat 0,01 N menggunakan

    pnikroburet 10 ml, Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari hijau

    menjadi ungu muda.

    - Untuk membuat blanko, lakukan cara yang sama dengan semua pereaksi tanpa

    contoh karet.

    Perhitungan :

    V1 = ml H2SO4 untuk titrasi larutan berisi contoh

    V2 = ml H2SO4 untuk titrasi larutan blanko N = Normalitas H2SO4

    W = Bobot contoh ( gram )

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    26/60

    SNI 06-1903-2000

    22 dari 53

    8.9 Pengujian Viskositas Mooney [ ISO 289 1985 (E ) I

    Viskositas dari karat pada umumnya di uji dengan alat ' Mooney Viscometer' yang prinsip

    kerjanya adalah memutarkan sebuah rotor yang berbentuk silinder didalam karat tersebut.

    Makin besar viskositas karat, makin besar pula perlawanan yang diberikan oleh karat

    tersebut kepada rotor. Besarnya torak yang dialami oleh sumbu rotor diukur oleh sebuah

    pegas yang berbentuk dan dihubungkan dengan dengan mikrometer yang mempunyai

    skala 0 100.

    8.9.1 Peralatan

    8.9.1.1 Alat utama yang digunakan adalah viscometer Mooney atau biasa disebut der,gan'

    Shearing Disk Viscometer', alat ini terdiri dari :

    - Sebuah ruang yang dibentuk oleh dua buah pelat stator yaitu stator atas dan stator

    bawah yang dapat dipanaskan oleh elemen listrik yang suhunya dapat diamati pada 2

    buah termometer.

    - Sebuah rotor yang berputar didalam ruangan tersebut diatas dengan kecepatan 2 rpm

    yang digerakan oleh sebuah motor listrik. Rotor tersedia dalam 2 macam ukuran yaitu'

    L ( Large, 38,i mm ) dan ukuran ' S ' (Small, 30,48 mm ) Rotor' L' biasanya digunakan

    untuk pengujian karat. Sedangkan Rotor S' digunakan untuk pengujian kompon karat.

    - Sebuah mikrometer yang dihubungkan dengan pegas berbentuk huruf ' U ' yang

    bergerak menurut besarnya torak pada sumbu rotor. ,

    - Sebuah rotor, pull, bingkai dan beban khusus untuk kalibrasi alai.

    8.9.1.2 Stopwath yang digunakan untuk pengukuran waktu pemanasan pendahuluan dan

    selang pengamatan.

    8.9.1.3 Kompresor yang sanggup menghasilkan tekanan udara sebesa' 75 psi ( 5,27

    kglcm2 )

    8.9.2 Persiapan Contoh

    - Contoh diambil dari contoh yang telah disiapkan untuk pengujian kadar kotoran, kadar

    abu, kadar zat menguap, maupun PRl yaitu contoh yang telah digiling ( Lab Mill)

    sebanyak 6 kali dengan celah roll 1,65 mm.

    - Lembaran contoh diambil 2 buah potongan uji dengan menggunakan alat pemotong

    khusus sehingga ukuran diameter sama dengan diameter rotor.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    27/60

    SNI 06-1903-2000

    23 dari 53

    8.9.3 Cara Pengujian

    - Hidupkan alat viskometer sekurang-kurangnya 1 jam untuk pemanasan

    - Hidupkan kompressor dan buka krannya hingga tekanan mancapai 75 psi

    - Tutup plat stator atas dengan menekan kedua tombol hijau sampai lampu indikator

    menyala.

    - Hidupkan kontrol heater ( pada posisi on )

    - Hidupkan boost heater ( pada posisi on )

    - Aturlah regulator sehingga suhu stator atas dan stator bawah stabil pada 1000,5C

    - Buka stator atas dengan menekan tombol merah.

    - Gunakan rotor ' L untuk pengujian karat mentah yang kemudian dimasukan kedalam

    lubang yang terdapat pada stator bawah. selanjutnya tutup kembali stator atas.

    - Tunggu selama 5 - 10 menit sampal suhu stabil kembali.

    - Motor dijalankan dan diperiksa titik 0 pada skala mikrometer. Bila tidak tepat atur titik

    nol tersebut.

    - Buka plat stator atas dengan menekan tombol merah.

    - Keluarkan rotor dengan menekan handle kebawah dan gunakan sarung tangan untuk

    mengambil rotor yang panas tersebut.

    - Tusukkan rotor ke contoh karet pertama yang telah diberi Iubang dengan gunting atau

    alat lain, kemudian rotor bersama dengan contoh karet dimasukan ke stator bawah.

    - Contoh kedua diletakkan tepat diatas rotor.

    - Tutup stator atas dan setelah tertutup stopwatch dijalankan.

    - Setelah tepat satu menit jalankan motor.

    - Nilai viskositas dibaca pada alat penunjuk setelah 4 menit ( menit ke 5 ).

    - Matikan motor kemudian buka stator atas dan rotor beserta contoh karet dikeluarkan.

    8.9.4 Pencatatan Hasil Pengujian

    Nilai Viskositas Mooney dinyatakan sebagai berikut :

    Bila mikrometer menunjukkan skala mis : 63, maka viskositas mooney dilaporkan sebagai

    berikut : 63 ML (1 + 4 )' 100 C.

    - Angka Viskositas Mooney (M )

    - Ukuran Rotor yang digunakan untuk karet mentah ( L )

    - Waktu pemanasan pendahuluan ( preheating) selama satu menit (1').

    - Waktu pengujian selama empat menit (4 ') .

    - Suhu pengujian (I00 C )

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    28/60

    SNI 06-1903-2000

    24 dari 53

    8.10 Pengujian Pemasakan ( Cure ) I Vulkanisasi ( Practical Manual for Rubber Analysis,

    by Malaysian Rubber Producers Research Association, 1981/ISO. 3417 and ISO 1658 ).

    Dengan alat viskometer mooney pengujian karakteristik vulkanisasi sebenarnya dapat juga

    dilakukan, tetapi j;embacaan yang lebih besar dari 35 satuan diatas nilai viskositas minimum

    sudah tidak teliti lagi. Hal ini disebabkan oleh karena diatas 35 satuan, contoh karet

    (kompon) yang diuji telah matang dan elastis atau sudah tidak plastis lagi. Rotor visko meter

    mooney yang hanya berputar pada satu arah saja kini mengalami pengurangan tahanan dari

    karat karena terjadi' slip.

    Untuk pengujian karakterlstik vulkanisasi yang lengkap dan teliti maka viskometer mooney

    telah dim odifikasi terutama pada bentuk rotor dan putaran rotor serta suhu pengujian yang

    digunakan lebih tinggi.

    8.10.1 Peralatan dan Bahan

    8.10.1.1Mat yang digunakan adalah Conical Disk Viscometer atau Rheometer yang prinsip

    kerjanya hampir sama dengan viskometer mooney. Alat tersebut terdiri dari :

    - Sebuah ruang yang dibentuk oleh dua bush pelat stator yaitu stator bawah dan stator

    atas yang dipanaskan dengan elemen listrik dan suhunya dapat diamati pada alat

    pengukur suhu.

    - Sebuah rotor berbentuk' bi conical' yang terletak didalam ruang tersebut diatas yang

    berputar bolak batik dan membentuk sudut oskilasi yang dapat diatur yaitu sebesar

    1 , 3 dan 5 . Oleh sebab itu Rheometer biasa juga disebut dengan nama '

    Oscillating Disk Curemeter' Rotor tersedia dalam dua macam ukuran yaitu Standard

    Rotor dan Micro Rotor.

    - Sebuah alat pencatat ( recorder) yang dapat mendeteksi hasil pengukuran yang dicatat

    dalam kertas grafik dalam bentuk kurva.

    - Kompresor yang dapat menghasilkan tekanan udara sebesar 60 psi ( 4.2 kg / cm2 )

    8.10.1.2 Seng Oksida (ZnO )

    8.10.1.3 Asam Stearat

    8.10.1.4 Mercaptobenzothiazole ( MBT )

    8.10.1.5 Belerang (S )

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    29/60

    SNI 06-1903-2000

    25 dari 53

    8.10.2 Persiapan Contoh

    Seperti telah diutarakan bahwa untuk pengujian karakteristik vulkanisasi digunakan suatu

    kompon Standard ACS I yang susunannya adalah sebagai berikut :

    - Karat 100 Bagian berat

    - Seng Oksida 6 Bagian berat

    - Asam stearat 0,5 Bagian berat

    - MBT ( mrcaptobenzothiazole) 0,5 Bagian berat

    - Belerang 3,5 Bagian berat

    8.10.3 Cara Pembuatan Kompon

    8.10.3.1 Cara Langsung

    Kompon dibuat dalam mesin giling (lab, mill) yang kedua rolnya telah dipanaskan sampai

    suhu 70 C.

    Cara Kerja :

    - Masukan karat kedatam mesin giling sebanyak dua kali metalui celah rot 0,2 mm.

    - Kemudian celah rot diatur menjadi 1,4 mm dan lebar dirubah menjadi 0,75 bagian lebar

    semula dengan cara menggeser sekatnya.

    - Karat digiiing sampai menjadi plastis dan diusahakan agar karat tersebut melekat pada

    rot depan.

    - Celah rol diatur lagi sehingga menjadi 1,9 mm kemudian tambahkan sedikit demi

    sedikit dengan urutan :

    Asam stearat

    Seng oksida

    M B T

    Belerang

    Selama pencampuran dengan bahan kimia keratlah karat yang melekat pada rot sebanyak

    tiga kali selebar 0,75 bagian dari lebar rot sampai terjadi gulungan kompon diatas celah rot.

    - Setetah kompon menjadi homogen, kemudian dipotong dan dikeluarkan dalam bentuk

    gutungan.

    - Aturlah celah rot menjadi 0,8 mm dan kompon kemudian digiling lagi sebanyak enam

    kali dengan memasukan ujung gutungan kompon terlebih dahuiu pada setiap

    penggilingan.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    30/60

    SNI 06-1903-2000

    26 dari 53

    - ailing satu kali dengan celah rot 1,4 mm dengan memasukan gulungan rol memanjang

    sejajar dengan celah rol dan karat tangsung dikeluarkan dalam bentuk lembaran.

    Selama pembuatan kompon, suhu rot harus dijaga tetap pada 70 C dan pembuatan

    kompon tersebut harus selesai dalam waktu 3 3,5 menit karena penggilingan yang

    berlangsung lebih lama akan menurunkan nllal vlskosltasnya.

    Campuran kompon kemudian siap di uji dengan Rheo meter.

    8.10.3.2 Cara Tidak Langsung

    Untuk mempermudah dan mempercepat pembuatan kompon ACS I, bahan bahan dapat

    dicampurkan dalam bentuk campuran induk (masterbatch ).

    Untuk mencegah terjadinya pravulkanisasi didalam campuran induk, maka dibuat dua

    macam campuran induk masing-masing campuran induk MBT dan campuran induk

    belerang. Untuk campuran induk ini digunakan karet yang berwarna kuning atau karet yang

    sejenis dengan contoh. Pada umumnya digunakan karet jenis mutu SIR 5 L, SIR 5 atau RSS

    I.

    Susunan Campuran Induk adalah sebagai berikut :

    Janis Campuran Induk :

    MBT Belerang

    Karat 100 100

    Sang oksida 120 120

    Asam stearat 10 10

    MBT 20 --

    Belerang 140

    ______ ________

    Jumlah .... 250 370

    Cara Pembuatan Campuran Induk ( Master Batch )

    - Pengerjaan dilakukan dengan mesin giling ( lab, mill ). Pada suhu kamar (alirkan air

    sebagai pendingin roll )

    - Atur celah roll pada 0 dan masukan karet sedikit demi sedikit

    - Lebarkan celah roll tahap demi tahap sampai diperoleh gulungan karet yang Iembut

    (plastis ).

    - Tambahkan bahan kimia dan atur kembali celah roll sampai terjadi gulungan kompon

    diatas celah roll.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    31/60

    SNI 06-1903-2000

    27 dari 53

    - Setelah 3/4 dari bahan kimia ditambahkan, keratlah kompon yang melekat pada roll

    satu kali setiap sisi.

    - Tambahkan sisa bahan kimia sampai habis

    - Keratlah kompon sampai campuran homogen

    - Setelah homogen, potong dan keluarkan kompon tersebut Atur celah roll ke posisi 0

    - Masukan / lewatkan kompon sebanyak 3 kali dan setiap kali kompon tersebut harus

    digulung.

    - Atur celah roll pada 1,4 mm dan masukan kompon sebanyak 1 kaii.

    Campuran induk yang diperoleh harus disimpan dalam desikator agar tetap kering pada

    suhu 25 2 C. Campuran induk dapat disimpan selama tidak Iebih dari 3 bulan.

    8.10.3.3 Cara Persiapan Contoh (kompon )

    - Timbang 95 gram contoh uji ( karat yang akan diuji )

    - Timbang 6,25 gram campuran induk MBT

    - Timbang 9,25 gram campuran induk belerang

    - Panaskan roll dari mesin giling pada suhu 70 t 5 C

    - Pengerjaan selanjutnya adalah sesuai dengan urutan sebagai berikut :

    8.10.4 Cara Pengujian

    8.10.4.1 Persiapan Pengujian

    - HIdupkan slat Rheometer dan panaskan hingga mencapai suhu 160 0,3 C pelatstator atas dalam keadaan tertutup

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    32/60

    SNI 06-1903-2000

    28 dari 53

    - Aiur suhu oksilasi pada posisi 3

    - Letakan kertas grafik pada alat pencatat ( recorder )

    - Atur ' Chart Motor' sesuai dengan kebutuhan, umpamanya pada posisi 30 (30 menit ).

    - Peralatan pencatat pada posisi' UP servo dan Time pada posisi 'OFF'

    - Hidupkan kompresor dan krannya dibuka

    - Tunggu selama kurang Iebih 45 menit sampai suhu stabil yang ditandai dengan lampu

    indikator menyala berkedipkedip dengan cepat

    - Periksa suhu kedua stator pada' Recorder Meter' dengan cara :

    a) Letakan tombol pada posisi' OFF ' atur jarum meter sehingga tepat pada skala 100.

    b) Letakan tombol pada posisi 'LO' jarum meter harus menunjukan pada skala 100

    c) Letakan tombol pada posisi 'Hi' jarum meter harus menunjukan pada skala 200

    d) Letakkan tomboi pada posisi ' Upper' jarum meter harus menunjukan pada skala 160

    0,3 C

    e) Letakan tombol pada posisi ' Lower' jarum meter harus menunjukan pada skala 160

    0,3 C

    - Aturlah titik nol dari pen pencatat dengan menekan'resert botton' Resert botton baru

    akan berfungsi apabila pen pencatat telah melewati 1 (satu) skala dan apabila pen

    belum dapat kembali ketitik nol aturlah posisi Chart Motor' pada kecepatan yang tinggi

    dan setelah pen melewati 1 skala barulah' resert botton' ditekan.

    - Setelah suhu stabil, stator atas dibuka kemudian rotor diletakan didalamnya.

    Selanjutnya stator ditutup kembali untuk memanaskan rotor sela ma 2 menit.

    8.10.4.2 Pelaksanaan Pengujian

    - Timbarig contoh kompon seberat 9-10 gram. Bentuk potongan uji tidak begitu panting,

    tetapi disarankan agar ukurannya sesuai dengan diameter rotor

    - Hidupkan motor Stator dibuka

    - ' Servo dan Time' dinyalakan yaitu pada posisi' on' dan tunggu sampai pen terletak

    pada torak 0

    - ' On / Off / Auto' pada posisi " Auto'

    - Pen pada posisi' Down'

    - Letakan potongan uji diatas rotor

    - Selanjutnya stator ditutup dan pencatatan berjalan secara otomatis.

    8.10.4.3 Selesai Pengujian

    - Pen dipindahkan pada posisi' UP'

    - ' Servo dan Time ' pada posisi' OFF' dan matikan motor.

    - Pengunci rotor dikendurkan

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    33/60

    SNI 06-1903-2000

    29 dari 53

    - Stator atas dibuka

    - Rotor berikut contoh karat dlkeluarkan

    - Bersihkan rotor dan statornya sebelum pemakaian selanjutnya.

    8.10.5 Hasil Pengujian

    Hasil pengujian yang diperoleh berupa kurva pada kertas grafik, yang kemudian dicari dan

    dievaluasi berturut-turut :

    Torak minimum (T.min) yang dinyatakan dalam lb.in

    Torak maksimum (T.mak) yang dinyatakan dalam !bin

    Torak optimum (T.90 ) yang dinyatakan dalam !bin

    T.90 = 9/10 (TmakTmin)+T.min

    Waktu pemasakan optimum (t. 90) dalam menit

    Waktu " Scorch " (t.2) yaitu waktu pada kenaikan torak sebesar 2 ib.in dari torak

    minimum. dinyatakan dalam menit. Kecepatan pamasakan ( Cure Rate) : (t. 90 t. 2)

    menit

    Contoh :

    Dari kurva yang diperoleh ternya bahwa hasil pengujian menunjukkan :

    T Min : 6,3 lb. in T Mak : 43, 0 lb. in

    T 90 : 9/10 ( 43,06,3) + 6,3 lb in = 39,3 lb. in

    t 90 : 9,6 menit ( dicari pada grafik )

    t 2 : 1,7 menit ( dicari pada grafik ).

    Cure rate = 9,6 - 1,7 = 7,9 menit

    9 Cara Pengemasan

    9.1 Kemasan Dalam ( Bandela )

    Setiap bandela harus dibungkus plastik dengan spesifikasi sebagai berikut :

    Jenis : polietilen transparan

    Ketebalan : 0,03 mm 0,005 mm

    Titik leleh : maksimum 108 C

    Berat jenis : 0,92

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    34/60

    SNI 06-1903-2000

    30 dari 53

    Apabila ketebalan plastik yang digunakan lebih dari 0,10 mm agar dicantumkan tulisan "

    Strip Polythene Before Use " pada plastik tersebut.

    Disamping menggunakan plastik pembungkus bandela, produsen dapat pula melengkapi

    dengan pita bandela dengan spesifikasi sebagai berikut :

    Jenis : polietilen

    Lebar : 70 mm

    Tebal : 0,05 mm

    Titik leleh : maksimum 108 C

    Berat jenis : 0,92

    9.2 Kemasan Luar

    Pengemasan luar dari Standard Indonesian Rubber ada 2 cara yaitu

    Menggunakan pallet

    Menggunakan peti kemas ( container) berupa loose bale

    9.2.1 Jenis Pallet

    9.2.1.1 Pallet kayu ( wooden pallet )

    9.2.1.2 Pallet plastic disebut Shrink Wrap Unit ( SW )

    9.2.1.3 Pallet metal disebut metal box, metal crate atau metal basket

    9.2.2 Ukuran Kemasan

    Pallet standar berisi 30 bandela

    Pallet jumbo dapat menampung 36 bandela

    Pallet super jumbo dapat menampung 42 bandela

    Pallet lain sesuai permintaan pembeli

    Peti kemas ( container) 20 feets dapat menampung 612 624 bandela

    Peti kemas ( container) 40 feets dapat menampung 1.2241248 bandela

    9.2.3 Persyaratan Bahan Kemasan

    9.2.3.1 Kayu untuk wooden pallet

    Kayu untuk pallet, kayu yang mempunyai kelas awet minimum III dan kelas kuat minimum II.

    Harus tahan terhadap serangga, tidak mengandung jamur biru/lapuk dan tidak bermata /

    pecah, kadar air maksimum 15 %.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    35/60

    SNI 06-1903-2000

    31 dari 53

    9.2.3.2 Plastik Lapisan Antara ( inter layer )

    Plastik lapisan antara dipotong untuk tiap lapisan bandela, dan dapat juga digunakan

    continous interleaf

    - Jenis : polietilen transparan atau warna lain sesuai

    kesepakatan dengan pembeli

    - Tebal minimum : 0,10 mm 0,02 mm

    - Titik leleh : maks. 108 C

    - Berat jenis : 0,92

    6.2.1.1 Plastik Lapisan Luar ( Outer Wrapping )

    - Jenis : polietilen transparan atau warna lain sesuai

    dengan kesepakatan dengan pembeli.

    - Tebal : 0,14 mm 0,01 mm

    - Berat jenis : 0,92

    9.2.3.4Kantong Plastik SW ( Shrink Wrap bag) dan topi plastik penutup pallet metal ( shrink

    wrap cap) :

    - Jenis : polietilen transparan

    - Tebal minimum : 0,2 mm

    - Tegangan tarik minimum : 80 kg / cm2

    - Ketahanan sobek ( tear strenght) minimum : 30 kg / cm

    - Impact strenght minimum 1.050 gr per P. 50 (height )

    - Penyusutan (elongation) minimum : 60 %

    - Titik leleh maksimum : 108 C

    - Berat jenis : 0,92

    9.2.3.5Plastik pengikat bagian dalam ( internal plastik straps) khususnya untuk metal pallet :

    a. Cyclop M 1.400 W + 16 atau pengikat pol iester yang setara.

    ukuran : lebar 12,7 mm tebal 0,65 mm

    break strenght : minimum 400 Ibs

    joint holding strenght : minimum 280 lbs

    warna : putih

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    36/60

    SNI 06-1903-2000

    32 dari 53

    b. Cyclop 401100 BK 6 atau pengikat pol iester lain yang setara.

    ukuran : lebar 12,7 mm tebal 0,71 mm

    break strenght : minimum 1.100 lbs

    joint holding strenght : minimum 770 lbs

    warna : hitam

    9.2.4 Bentuk Pallet Kayu

    Bentuk pallet kayu yang digunakan adalah bentuk Good Year ( gambar 3 ) bentuk Fire

    Stone/Bridgestone (gambar 4) atau bentuk lain sesuai permintaan pembeli.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    37/60

    SNI 06-1903-2000

    33 dari 53

    Gambar : 3

    Bentuk Pallet Model Good Year

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    38/60

    SNI 06-1903-2000

    34 dari 53

    Gambar : 4

    Bentuk Pallet Model Firestone / Bridgstone

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    39/60

    SNI 06-1903-2000

    35 dari 53

    9.2.5 Ukuran Pallet Kayu

    Ukuran pallet kayu adalah sebagai berikut

    Panjang/mm Lebar / mm Tinggi (termasuk kaki) !mm

    Pallet Standar : 1.422 1.092 940

    Pallet Jumbo : 1.422 1.092 1.092

    Pallet Super Jumbo : 1.422 1.092 1.244

    Berat pallet kayu kosong termasuk seluruh komponennya maksimum 90 kg.

    9.2.6 Cara Penyusunan Bandela

    9.2.6.1 Pallet Kayu

    - Sebelum bandela-bandela dimasukan, sisi dan alas bagian dalam dari pallet terlebih

    dahulu dilapisi dengan plastik lapisan luar ( outer wrapping) lihat ( 9.2.3.3.) dengan

    ukuran panjang dan lebar sedemikian rupa sehingga dapat menutupi seluruh bandela.

    - Bandela individual yang telah dibungkus dengan plastik pembungkus yang diberi tanda

    lambang SIR harus disusun dalam keadaan rapat (tidak berongga) satu dengan lain

    secara teratur dengan susunan yang terdiri atas 6 bandela untuk setup lapisan. Contoh

    penyusunan bandela dapat dilihat pada (gambar 5 lay out A ).

    - Setelah 6 bandela disusun pada peti pallet dan merupakan satu lapisan, diatasnya

    diberi plastik lapisan antara ( inter layer) lihat ( 9.2.3.2. ).

    - Lapisan kedua terdiri dari 6 bandela yang disusun diatas plastik lapisan antara dengan

    susunan seperti ( gambar 5 lay out B )

    - Diatas lapisan susunan 6 bandela tersebut diberi pula plastik lapisan antara, demikian

    selanjutnya hingga lapisan ke 5 untuk pallet standar, ke 6 untuk jumbo dan ke 7 untuk

    super jumbo dengan susunan bandela lay out A dan lay out B secara selang seling.

    Diatas lapisan paling atas ditutup dengan plastik lapisan luar ( outer layer) dan

    akhirnya ditutup dengan konstruksi kayu.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    40/60

    SNI 06-1903-2000

    36 dari 53

    Gambar : 5

    Lay Out Penyusunan Bandela

    9.2.6.2 Pallet Plastik (Shrink Wrap Unit )

    - Bandela SIR disusun diatas alas pets yang dibuat dart kayu yang konstruksinya sama

    seperti untuk pallet kayu, karena hanya tersedia alas peti saja, maka untuk menyusun

    bandela-bandela tersebut diperlukan adanya forming box yang dapat dipasang pada

    alas peti.

    - Mula -mula alas peti dialasi plastik polietilen dengan ketebalan 0,10 mm - 0,15 mm.

    - Kemudian bandela-bandela disusun diatas alas peti.

    - Penyusunan bandela sama dengan susunan pallet kayu, antara susunan bandela

    lainnya diberi alas plastik interlayer.

    - Sesudah seluruh bandela tersusun dalam forming box, maka diatas susunan bandela

    diletakan tutup plat besi yang ukurannya sama persis dengan ukuran forming box

    sehingga apabila ditekan dapat masuk kedalam forming box

    - Diatas tutup tersebut diletakkan beban seberat 2 ton selama maks 48 jam sehingga

    apabila beban tersebut diangkat, maka akan diperoleh suatu susunan bandela yang

    padat dan rapih.

    - Susunan bandela tersebut kemudian diberi tanda I label pada keempat sisinya, dan

    kemudian diselubungi dengan kantong plastik polietilen Iihat ( 9.2.3.4. )

    - Plastik.,pengemas dalam bentuk kantong diselubungkan pada susunan bandela yang

    telah padat dan rapih tersebut selanjutnya dipanaskan / disemprotkan dengan brander

    khusus dengan bahan bakar elpiji sehingga plastik akan menyusut dengan rapat.

    - Disamping Itu dapat digunakan cars penyusutan dengan memakai oven khusus.

    CATATAN :

    Apabila disepakati dengan pembeli, penyusunan bandela untuk pallet kayu dan SW dapat

    digunakan lay out D sebagai pengganti lay out B.

    9.2.6.3 Pallet Metal

    - Sebelum pallet metal diisi dengan bandela-bandela SIR terlebih dahulu dipasang label

    penandaan pada keempat sisi pallet yang ditempatkan pada bagian luar dad lapisan

    dalam pallet.

    - Pasang plastik pengikat ( 9.2.3.5.a ) sebanyak 4 buah, dua sejajar lebar pallet dan dua

    sejajar panjang pallet ( gambar 6 )

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    41/60

    SNI 06-1903-2000

    37 dari 53

    - Pemakaian plastik pengikat ini bisa juga hanya dua buah yaitu sejajar lebar pallet (

    sesuai per mintaan pembeli ).

    - Pasang plastik bagian luar / outer wrapping ( 9.2.3.3. ) pada dasar pallet (diatas plastik

    pengikat) dengan ukuran sesuai, sehingga bisa menutupi sebagian kecil dinding

    dindingpallet.

    - Susun bandela SIR ( lapisan 1) sesuai gambar 5 lay out A dengan label bandela

    menghadap kebawah

    - Setelah selesai penyusunan bandela lapisan pertama, tutup dengan plastik interlayer (

    9.2.3.2.) dan selanjutnya disusun lapisan kedua dengan susunan seperti gambar 5 lay

    out B dan label bandela menghadap keatas

    - Setiap penyusunan bandela tiap lapisan, tarik ujung kedelapan plastik pengikat untuk

    mengencangkannya

    - Lakukan penyusunan bandela sampai lapisan keenam dimana untuk lapisan 1 s/d 5

    menggunakan lay out A dan B secara selang sang dan lapisan ke 6 menggunakan lay

    out C ( lay out lapisan ke 6 dapat juga disesuaiakan dengan permintaan pembeli )

    - Lapisan 2 s/d 6 label bandelanya menghadap keatas.

    Contoh penggunaan plastik pengikat pada pallet meta! adalah seperti gambar 6.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    42/60

    SNI 06-1903-2000

    38 dari 53

    Gambar : 6

    Cara Penempatan PlasQ,Pengikat Pada Pallet Metal

    - Pasang plastik outer wrapping ( 9.2,3.3, ) diatas lapisan ke 6 dan selanjutnya ikatkan

    plastik pengikat dengan rinienggunakan alai Cyklop CF 95 atau yang setara

    - Pasang pengikat atas metal pallet dengan menggunakan plastik penglkat ( 9.2.3,5.b )

    dengan bantuan alat Cyklop CF 95 atau yang setara

    - Terakhir pasang topi plastik / shrink wrap cap ( 9.2.3.4. ) pada bagian atas pallet metal

    dan selanjutnya top! tersebut dipanaskan / disemprot dengan brander khusus sehingga

    menyusut dengan rapat

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    43/60

    SNI 06-1903-2000

    39 dari 53

    9.2.6.4 Peti Kemas (Container)

    - Pertama pasang alas plastik pada dasar peti kemas menggunakan plastik lapisan luar

    ( 9.2.3.3. )

    - Selanjutnya susun bandela muiai dari baris pertama dengan posisi dimana tebal

    bandela menghadap lantal dan posisi panjang bandela sejajar dengan panjang pet!

    kemas ( satu baris beris! 12 bandela ) sebanyak 6 lapis dan pada lapis ketujuh disi 6

    bandela yang terdiri darl dua baris ( masing-masing tiga bandela ) dengan posisi

    melintang dan label bandela menghadap keatas.

    - Lakukan penyusunan dengan cara yang sama untuk baris kedua s/d kedelapan (

    container 20 feets ) atau keenambelas ( container 40 feets )

    - Pasang label pada pintu bagian dalam dan selanjutnya ditutup dan dikunci

    - Lay out penyusunan bandela ini adalah seperti gambar 7.

    CATATAN

    Dalam penyusunan bandela, baik untuk pallet maupun untuk container perlu diperhatikan

    agar bekas solderan plastik tidak bertemu / bersentuhan saba sama lainnya.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    44/60

    SNI 06-1903-2000

    40 dari 53

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    45/60

    SNI 06-1903-2000

    41 dari 53

    9.2.7 Cara Pengaturan Lot

    Produsen Standard Indonesian Rubber harus mengatur pengemasan produknya sehingga

    memenuhi ketentuan

    Satu lot/ partai Standard Indonesian Rubber mempunyai berat

    Netto : Minimum 5 ton :

    Maksimum 25 ton

    10 Syarat Penandaan

    10.1 Lambang / Simbol

    10.1.1 Bentuk dan Ukuran Lambang /Simbol

    Lambang SIR terdiri Bari gambar berbentuk segi empat bersisi lengkung dengan 3 (tiga)

    lingkaran terdiri dari lingkaran luar,lingkaran tengah dan lingkaran dalam, dengan garis

    mendatar yang menghubungkan lingkaran tengah, dan lingkaran dalam. Jarak antara sudut

    yang berhadapan 20 cm, sedangkan garis lingkaran luar, lingkaran tengah dan lingkaran

    dalam berturut turut 16,5 cm, 11 cm dan 4 cm. Jarak antara sumbu lingkaran kemasing

    masing sudut adalah 10 cm.

    Besar / Ukuran lambang dapat disesuaikan dengan tujuan penggunaan dan ketersediaantempat ( space ) dengan merubah angka angka tersebut diatas menjadi angkaangka

    perbandingan.

    10.1.2 Huruf pada Lambang / Simbol

    Diantara lingkaran tengah dengan lingkaran luar dibubuhkan tullsan Standard Indonesian

    Rubber, diatas lingkaran dalam terdapat huruf SIR dart dibawah lingkaran dalam

    dicantumkan Tanda Pengenal Produsen SIR dari perusahaan yang bersangkutan, dan

    didalamnya dicantumkan jenis mutu SIR yang bersangkutan.

    10.1.3 Warna Lambang / Simbol

    Warna lambang SIR dibedakan menurut jenis mutu yaitu

    Warna hijau untuk SIR 3 CV, SIR 3 L dan SIR 3 WF

    Warna hijau dengan garis mendatar coklat untuk SIR

    Warna coklat untuk SIR.10

    Warna merah untuk SIR 20

    Contoh lambang / simbol beserta ukurannya adalah seperti Gambar 8. dan contohcontohlambang SIR berdasarkan jenis mutunya adalah seperti Gambar 9.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    46/60

    SNI 06-1903-2000

    42 dari 53

    10.1.4 Tanda Pengenal Produsen (TPP )

    Tanda Pengenal Produsen ( TPP) adalah tanda pengenal yang hares dimiliki masing -

    masing produsen SIR yang diberikan oleh pemerintah, yang dalam ini adalah Departemen (

    Ministry ) yang menangani bidang Perdagangan. Tanda Pengenal Produsen ( TPP ) terdiri

    dari 3 (tiga) huruf dimana huruf pertama menunjukkan daerah / wilayah lokasi produsen yaitu

    - S untuk daerah Sumatera

    - D untuk daerah Jawa

    - K untuk daerah Kalimantan

    - C untuk daerah Sulawesi

    - M untuk daerah Maluku

    - P untuk daerah Irian Jaya

    Sedangkan huruf kedua dan ketiga menunjukkan perusahaannya.

    Menurut urutan masuknya permohonan, untuk produsenprodusen SIR diberi Tanda

    Pengenal Produsen :

    - Dari Sumatera SAA; SAB; SAC -----------------------------------------SZZ

    - Dari Jawa DAA; DAB; SAC. ----------------------------------------------DZZ

    - Dari Kalimantan KAA; KAC; ----------------------------------------------KZZ

    - Dari Sulawesi CAA; CAB; CAC -----------------------------------------CZZ

    - Dari Maluku MAA; MAB; MAC -------------------------------------------MZZ

    - Dari Irian Jaya ; PAA; PAB; PAC - - - - 7 -----------------------------PZZ

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    47/60

    SNI 06-1903-2000

    43 dari 53

    Gambar : 8

    Contoh Dan Ukuran Lambang SIR

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    48/60

    SNI 06-1903-2000

    44 dari 53

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    49/60

    SNI 06-1903-2000

    45 dari 53

    10.2 Penandaan Dan Pembungkus Bandela

    Penandaan pada plastik pembungkus bandela minimal mencantumkan

    - Lambang SIR sesuai jenis mutunya tepat ditengah plastik

    - Warna lmbang oesuai jenis mutunya

    - Tanda Pengenal Produsen ( TPP )

    - Berat Netto bandela

    - Nama Produsen

    - Tanda SNI bags yang sudah dapat Sertifikat Produk penggunaan tanda SNI

    - Tanda lain sesual permintaan dan kesepakatan dengan pembeli.

    Gambar 10

    Contoh Penandaan Pembungkus Bandela

    10.3 Penandaan Pada Pita Pembungkus

    Pemakaian pita polietilen tidak merupakan keharusan tetapi merupakan aiternatif untuk

    penandaan bandela.

    Yang dimaksud dengan pita polietilen adalah pica bandela dengan spesifikasi sebagaimana

    diuraikan pada butir 9.1. dengan warna adalah

    - Jingga untuk SIR 3 CV

    - Taansparan untuk SIR 3 L

    - Putih susu / transparan untuk SIR 3 WF, SIR 5, SIR 10 dan SIR 20.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    50/60

    SNI 06-1903-2000

    46 dari 53

    Penandaan pada pita polietilen adalah dengan mencantumkan lambang SIR sesuai jenis

    mutu ditengah -tengah pita dan dilengkapi dengan TPP, Nama Perusahaan, Produce of

    Indonesia dan ukuran berat bersih 33 1/3 kg atau 35 kg dapat juga ditambahkan tanda lain.

    Seperti tanda SNI bagi yang sudah mendapatkan Sertifikat Produk penggunaan tanda SNI

    atau tanda lain sesuai permintaarVkesepakatan dengan pembeli.

    Warna lambang SIR atau tulisan-tulisan lain pada pita polietilen dibedakan menurut

    penggolongan jenis mutu SIR yang dikemasnya.

    Pita polietilen diliiitkan pada bandela Standard Indonesian Rubber sebelum bandela tersebut

    dimasukkan kedalam kantong plastik polietilen polos.

    Pita tanda pengenai tersebut tidak boleh berbentuk selubung (tabung ) ataupun berlapis

    ganda serta harus disolder pada setiap ujungnya setelah dililitkan, oleh karena itu sama

    sekali tidak boleh ditalikan.

    Contoh penandaan pada pita polietilen adalah seperti pada gambar 11.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    51/60

    SNI 06-1903-2000

    47 dari 53

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    52/60

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    53/60

    SNI 06-1903-2000

    49 dari 53

    Bahan plastik untuk label adalah lembaran polietilen dengan warna putih susu untuk SIR 3

    CV. Transparan untuk SIR 3 L, putih susu untuk SIR 3 WF, SIR 5, SIR 10 dan SIR 20.

    10.6 Penandaan pada Pallet Metal

    Penandaan pada pallet metal adalah dengan menggunakan label seperti yang digunakan

    pada Shrink Wrap Unit label ditempatkan pada bagian luar lapisan dalam pallet pada

    keempat sisi pallet.

    10.7 Penandaan pada Peti Kemas (Container)

    Penandaan pada peti kemas adalah dengan menggunakan label seperti yang digunakanuntuk Shrink Wrap Unit dan pallet metal. Label ditempatkan pada bagian dalam dari pintu

    peti kemas.

    Contoh

    - contoh label yang dapat digunakan pada pallet SW, Metal dan container adalah seperti

    pada gambar 12.

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    54/60

    SNI 06-1903-2000

    50 dari 53

    Gambar : 12

    Contoh Label Pallet / Container

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    55/60

    SNI 06-1903-2000

    51 dari 53

    Gambar : 12

    Contoh Label Pallet / Container

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    56/60

    SNI 06-1903-2000

    52 dari 53

    Gambar : 12

    Contoh Label Pallet / Container

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    57/60

    SNI 06-1903-2000

    53 dari 53

    11 Catatan Umum

    11.1 Yang dimaksud dengan nilai minimum Plasticity Retention Index (PRI) tercantum

    pada standar ini adalah nilai minimum yang dipersyaratkan oleh pembeii ( consumer's )

    sedangkan nilai minimum PRI yang harus dicapai oleh produsen adalah lebih tingqi 10 point

    untuk setiap jenis SIR, terkecuali SIR 3 WF, SIR 3 L dan SIR 5. Sebagai contoh untuk SIR

    20 nilai minimum PRI yang harus dicapai oleh produsen adalah 60. Hai ini agar mengurangi

    kemungkinan turunnya nilai PRI dalam batas consumer's limit setelah diterima oleh

    konsumen.

    11.2 Yang dimaksud dengan kadar zat menguap (volatile matter ) maksimum yang

    tercantum pada pasal !n! adalah kadar maksimum yang dipersyaratkan oleh pembeli

    (consumer's limit) sedangkan maksimum zat menguap yang dihasilkan oleh produsen adalah

    0,50 % ( b/b ) ( produser's limit). Hal ini mengurangi kemungkinan naiknya kadar zat

    menguap selama perjalanan.

    11.3 WASHT adalah singkatan dari Wallace Accelerated Storage Hardening Test yaitu

    pengujian ASHT dengan menggunakan Wallace Plastimeter.

    11.4 Untuk karakteristik kadar Nitrogen, pengujian dilakukan terhadap 1 contoh mewakill

    1 lot.

    11.5 Untuk karakteristik kadar Zat Menguap, pengujian dilakukan terhadap 1 contoh

    mewrakili 1 pallet atau 1 contoh mewakili 36 bandela (bagi yang menggunakan kemasan

    Container berupa loose bale ).

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    58/60

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    59/60

  • 8/11/2019 SNI 06-1903-2000

    60/60