44
SNI 03-6389-2000 Standar Nasional Indonesia ICS 91.040.01 Badan Standardisasi Nasional Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung

SNI 03-6389-2000

Embed Size (px)

DESCRIPTION

standar kenyamanan termal untuk ruangan

Citation preview

Page 1: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

Standar Nasional Indonesia

ICS 91.040.01 Badan Standardisasi Nasional

Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung

Page 2: SNI 03-6389-2000
Page 3: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

i

Daftar isi Daftar isi ................................................................................................................................. i

Prakata .................................................................................................................................. ii

Pendahuluan .........................................................................................................................iii

1 Ruang Iingkup................................................................................................................ 1

2 Acuan............................................................................................................................. 1

3 Istilah dan definisi........................................................................................................... 1

4 Kriteria perancangan...................................................................................................... 3

5 Prosedur perancangan................................................................................................. 17

6 Konservasl energi. ....................................................................................................... 22

7 Rekomendasi ............................................................................................................... 23

Bibliografi............................................................................................................................. 29

Lampiran A .......................................................................................................................... 30

Page 4: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

ii

Prakata Standar konservasi energi pada selubung bangunan dari bangunan gedung, dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengelolaan bangunan gedung, untuk mencapai penggunaan energi yang effisien. Konservasi energi pada selubung bangunan bertujuan mengidentif ikasi dan mencari peluang penghematan energi dari selubung bangunan. Pembahasan konservasi energi selubung bangunan meliputi : kriteria perancangan, prosedur perancangan, konservasi energi dan rekomendasi.

Page 5: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

iii

Pendahuluan Konservasi energi pada bangunan gedung di Indonesia dimulai sejak tahun 1985 dengan diperkenalkannya program DOE (Department Of Energy, USA) oleh Departemen Pekerjaan Umum. Perkembangan selanjutnya nyaris tidak terdengar sampai tahun 1987. Tahun 1987, ASEAN bekerjasama dengan USAID sekaligus memperkenalkan program ASEAM (A Simplified Energy Analysis Method). Sejak itu mulailah masalah konservasi energi terangkat kembali ke permukaan di Indonesia. Dalam rangka lebih meningkatkan usaha konservasi energi, Direktorat Pengembangan Energi, Departemen Pertambangan dan Energi mewakili pemerintah, asosiasi profesi, perguruan tinggi, suplier, konsultan, kontraktor dan pengelola bangunan gedung, bersama-sama menyusun , beberapa buku petunjuk teknis konservasi energi, diantaranya "Petunjuk Teknis Konservasi Energi – Selubung Bangunan pada bangunan gedung". Melihat perkembangannya, Petunjuk Teknis ini selanjutnya disarikan menjadi "SNI Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung". Dengan demikian antara "SNI Konservasi Energi Selubung Bangunan pada bangunan gedung" dan "Petunjuk Teknis Konservasi Energi Selubung Bangunan pada bangunan gedung" merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Diharapkan kedua buku tersebut dapat dimanfaatkan oleh perencana, pelaksana, pengawas, dan pengelola bangunan gedung dalam menerapkan konsep-konsep konservasi energi selubung bangunan, sehingga sasaran hemat energi dapat tercapai.

Page 6: SNI 03-6389-2000
Page 7: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

1 dari 38

Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung

1 Ruang Iingkup 1.1 Standar ini memuat kriteria perancangan, prosedur perancangan, konservasi

energi dan rekomendasi dari selubung bangunan pada bangunan gedung yang optimal, sehingga penggunaan energi dapat effisien tanpa harus mengurangi dan atau mengubah fungsi bangunan, kenyamanan dan produktivitas kerja penghuni, serta mempertimbangkan aspek biaya.

1.2 Standar ini diperuntukkan bagi semua pihak yang terlibat dalam perancangan,

pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan bangunan gedung untuk mencapai penggunaan energi yang effisien.

2 Acuan - ASHRAE, Standard on Energy Conservation in New Building Design, 1980. - ASEAN-USAID, Building Energy Conservation Project, ASEAN = Lawrence

Berkeley Laboratory, 1992.

- The Development & Building Control Division (PWD) Singapore : "Handbook on Energy Conservation in Buildings and Building Services", 1992.

- BOCA : International Energy Conservation Code, 2000. 3 Istilah dan definisi Istilah dan definisi berikut berlaku untuk pemakaian standar ini. 3.1 absorbtansi radiasi matahari nilai penyerapan energi termal akibat radiasi matahari pada suatu bahan dan yang ditentukan pula oleh warna bahan tersebut. 3.2 beda temperatur ekuivalen (Equivalent Temperature Difference = TDEk )

beda antara temperatur ruangan dan temperatur dinding luar.atau atap yang diakibatkan oleh

Page 8: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

2 dari 38

efek radiasi matahari dan temperatur udara Iuar untuk keadaan yang dianggap quasistatik yang menimbulkan aliran kalor melalui dinding atau atap, yang ekuivalen dengan aliran kalor sesungguhnya. 3.3 faktor radiasi matahari (Solar Factor= SF) laju rata-rata setiap jam dari radiasi matahari pada selang waktu tertentu yang sampai pada suatu permukaan. 3.4 fenestrasi bukaan pada selubung bangunan. Fenestrasi dapat berlaku sebagai hubungan fisik dan/atau visual ke bagian Iuar gedung, serta menjadi jalan masuk radiasi matahari. Fenestrasi dapat dibuat tetap atau dibuat dapat dibuka. 3.5 koeffisien peneduh (Shading Coefficient= SC) angka perbandingan antara perolehan kalor melalui fenestrasi, dengan atau tanpa peneduh, dengan perolehan kalor melalui kaca biasa/bening setebal 3 mm tanpa peneduh yang ditempatkan pada fenestrasi yang sama. 3.6 konservasi energi upaya mengeffisienkan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan energi dapat dihindarkan. 3.7 nilai perpindahan termal atap (Roof Thermal Transfer Value = RTTV) suatu nilai yang ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk penutup atap yang dilengkapi dengan skylight. 3.8 nilai perpindahan termal menyeluruh (Overall Thermal Transfer Value = OTTV) suatu nilai yang ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk dinding dan kaca bagian luar bangunan gedung yang dikondisikan. 3.9 selubung bangunan elemen bangunan yang menyelubungi bangunan gedung, yaitu dinding dan atap tembus atau yang tidak tembus cahaya dimana sebagian besar energi termal berpindah melalui elemen tersebut.

Page 9: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

3 dari 38

3.10 sudut bayangan horisontal sudut proyeksi dari sirip vertikal terhadap orientasi dinding di mana positip bila di sebelah kanan dinding dan negatip bila di sebelah kiri dinding. 3.11 sudut bayangan vertikal sudut proyeksi dari sirip horisontal terhadap bidang horisontal dan selalu dianggap positip. 3.12 transmitansi tampak transmitansi dari suatu bahan kaca khusus terhadap bagian yang tampak dari spektrum radiasi matahari. 3.13 transmitansi termal Koeffisien perpindahan kalor dari udara pada satu sisi bahan ke udara pada sisi lainnya. 4 Kriteria perancangan 4.1 Persyaratan Selubung bangunan harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: 4.1.1 Berlaku hanya untuk komponen dinding dan atap pada bangunan gedung yang

dikondisikan. 4.1.2 Perolehan panas radiasi matahari total untuk dinding dan atap tidak boleh

melebihi nilai perpindahan panas menyeluruh sebagaimana tercantum di dalam standar ini.

4.1.3 Untuk membatasi perolehan panas akibat radiasi matahari lewat selubung

bangunan, yaitu dinding dan atap, maka ditentukan nilai perpindahan termal menyeluruh untuk selubung bangunan tidak melebihi 45 Watt/m2.

4.2 Dinding luar 4.2.1 Nilai perpindahan termal menyeluruh.

Page 10: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

4 dari 38

4.2.1.1 Nilai perpindahan termal menyeluruh atau OTTV untuk setiap bidang dinding luar bangunan gedung dengan orientasi tertentu, harus dihitung melalui persamaan :

dimana : OTTV = nilai perpindahan. termal menyeluruh pada dinding luar yang

memiliki arah atau orientasi tertentu (Watt/m2). a = absorbtansi radiasi matahari. (tabel 1 dan 2). UW = transmitansi termal dinding tak tembus cahaya (Watt/m2.K). WWR = perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar

pada orientasi yang ditentukan. TDEk = beda temperatur ekuivalen (K).(lihat tabel 8) SC = koeffisien peneduh dari sistem fenestrasi. SF = faktor radiasi matahari (W/m2). Uf = transmitansi termal fenestrasi (W/m2.K). OT = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian

dalam (diambil 5K).

4.2.1.2 Untuk menghitung OTTV seluruh dinding luar, digunakan persamaan sebagai Berikut :

dimana : Ao, = luas dinding pada bagian dinding luar i (m2). Luas ini termasuk

semua permukaan dinding tak tembus cahaya dan luas permukaan jendela yang terdapat pada bagian dinding tersabut.

OTTV, = nilai perpindahan termal menyeluruh pada bagian dinding i sebagai hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan (4.2.1.1)

4.2.2 Absorbtansi termal (a) Nilai absorbtansi termal ( a ) untuk beberapa jenis permukaan dinding tak tembus cahaya dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.

Page 11: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

5 dari 38

Tabel 1 Nilai absorbtansi radiasi matahari untuk dinding luar dan atap

tak tembus cahaya

Tabel 2 Nilai absorbtansi radiasi matahari untuk cat permukaan dinding luar

Page 12: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

6 dari 38

4.2.3 Transmitansi termal (U) 4.2.3.1 Untuk dinding tak tembus cahaya dan fenestrasi yang terdiri dari beberapa lapis

komponen bangunan, maka besarnya U dihitung dengan rumus :

4.2.3.2 Resistansi termal, terdiri dari: a) Resistansi lapisan udara Iuar (Rug) Besarnya nilai RuLditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 3 Nilal R lapisan udara permukaan untuk dinding dan atap

Keterangan : 1) Emisifitas tinggi adalah permukaan halus yang tidak mengkilap (non reflektif) 2) Emisifitas rendah adalah permukaan dalam yang sangat reflektif, seperti alumunium foil. b) Resistansi termal bahan (RK)

dimana : t = tebal bahan (m ). k = nilai konduktifitas termal bahan (Watt/m.K) Besarnya harga k untuk berbagai jenis bahan dapat dilihat pads tabel 4.

Page 13: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

7 dari 38

c) Resistansi termal rongga udara (RRu) Nilainya ditunjukkan pada tabel 5

Tabel 5 Nilai R lapisan rongga udara.

Page 14: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

8 dari 38

d) Resistansi termal lapisan udara permukaan (Rup) Nilainya seperti ditunjukkan pada tabel 3 4.2.4 Beda temperatur ekuivalen. Beda temperatur ekuivalen (TDEk) dipengaruhi oleh : - tipe, massa dan densitas konstruksi. - intensitas radiasi dan Iamanya penyinaran. - lokasi dan orientasi bangunan. - kondisi perancangan. Untuk menyederhanakan perhitungan OTTV, nilai TDEk untuk berbagai tipe konstruksi tercantum pada tabel 6.

Tabel 6 Beda temperatur ekuivalen untuk dinding

4.2.5 Faktor rerata radiasi matahari Faktor radiasi matahari dihitung antara jam 07.00 sampai dengan jam 18.00. Untuk bidang vertikal pada berbagai orientasi dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7 Faktor radiasi matahari (SF, W/m2) untuk berbagai orientasi.')

Keterangan : Rata-rata untuk seluruh orientasi SF = 147 U = utara TL = timur taut T = timur TG = tenggara S = selatan BD = barat daya B = barat BL = barat taut

Page 15: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

9 dari 38

4.2.6 Koeffisien peneduh (SC) 4.2.6.1 Koeffisien peneduh tiap sistem fenestrasi dapat diperoleh dengan cara

mengalikan besaran SC kaca dengan SC effektif dari kelengkapan peneduh luar, sehingga persamaannya menjadi:

dimana : SC = koeffisien peneduh sistem fenestrasi. SC = koeffisien peneduh kaca. SCE, = koeffisien peneduh effektif alat peneduh. 4.2.6.2 Angka koeffisien peneduh kaca didasarkan atas nilai yang dicantumkan oleh

pabrik pembuatnya, yang ditentukan berdasarkan sudut datang 45° terhadap garis normal. Sebagai contoh, besarnya koeffisien peneduh kaca seperti ditunjukkan dalam gambar 1, berdasarkan data pabrik pembuat adalah SCk= 0,5.

Gambar 1 Sinar matahari jatuh pada bidang normal dengan sudut 45°

4.2.6.3 Pengaruh tirai dan atau korden di dalam bangunan gedung, khususnya untuk perhitungan OTTV, tidak termasuk yang diperhitungkan.

4.2.6.4 Perhitungan koeflsien peneduh effektif.

Page 16: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

10 dari 38

a) Bila sebuah jendela dilindungi atau diteduhi sebagian oleh sarana peneduh

luar, maka: Bagian yang ekspos dari jendela, menerima radiasi total IT . Bagian yang diteduhi, menerima radiasi difus ID

b) Perolehan panas radiasi matahari dinyatakan dalam persamaan berikut:

dimana : I~ = perolehan panas radiasi matahari. AEK = luas bagian jendela yang terekspos (exposed area). AS = luas bagian jendela yang terlindungi (shaded area). IT = radiasi total (= ID+ IL ). ID = radiasi difus. IL = radiasi langsung. A = luas jendela (= AEK + As). Persamaan 4.2.6.4.2a, dapat ditulis menjadi :

c) Untuk kaca bening dengan ketebalan 3 mm dan tidak terlindung,

perolehan panas radiasi matahari adalah:

d) Besarnya koeffisien peneduh tiap jam, dinyatakan dengan persamaan:

dimana :

e) Nilai koeffisien peneduh (SC) dari suatu sarana peneduh untuk sehari

penuh, harus dihitung dari perolehan panas radisi setiap jamnya, kemudian dijumlahkan untuk seluruh waktu 12 jam slang hari. Perolehan panas total ini kemudian dibagi dengan jumlah radiasi total IT, yang melalui kaca bening tak terlindungi setebal 3 mm untuk seluruh jam slang hari yang sama; guna mendapatkan harga SC pada hari tersebut

Page 17: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

11 dari 38

f) Secara matematis, perhitungan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :

g) Untuk menyederhanakan perhitungan, nilai SC suatu sarana peneduh

untuk bulan-bulan tertentu dapat ditentukan berdasarkan data matahari yang berlaku pada hari-hari yang mewakili untuk bulan tersebut.

h) Dalam menentukan SC effektif dari suatu sarana peneduh, diperlukan untuk seluruh 12 bulan setahun.

i) Untuk tidak memakan waktu dan karena tingkat ketelitian bukanlah faktor yang sangat kritis, maka perhitungan SC cukup didasarkan atas bulan-bulan representatif dalam setahun, yakni bulan Maret, Juni, September dan Desember. Hari-hari representatif dari keempat bulan tersebut adalah tanggal : 21 Maret, 22 Juni. 23 September dan 22 Desember.

j) Secara matematis, koeffisien peneduh effektif suatu sarana peneduh dapat dinyatakan sebagai berikut :

4.2.6.5 Menentukan nilai faktor "G". a) Fraksi Iuar bagian jendela yang ekspos oleh matahari, G, pada setiap

waktu untuk suatu orientasi tertentu dapat ditentukan dengan geometri matahari.

b) Dengan mengetahui nilai SBV (Sudut Bayangan Vertikal) dan SBH (Sudut Bayangan Horisontal), nilai G untuk sirip horisontal, sirip vertikal dan pelindung matahari bentuk kotak segiempat dapat dihitung, dengan ketentuan sebagai berikut:

Page 18: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

12 dari 38

Page 19: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

13 dari 38

d) Sirip vertikal menerus Untuk sirip vertikal menerus dalam suatu deret seperti

pada gambar 3.

Gambar 3

Denah jendela serta lubang cahaya dengan sirip vertikal menerus

Page 20: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

14 dari 38

e) Peneduh.berbentuk Kotak Sarana peneduh berbentuk kotak segiempat dan sirip kombinasi vertikal dan

horisontal, seperti ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4 Peneduh dengan sirip hoiisontal dan vertikal

Karena G, dan G2 bebas satu sama lainnya, maka efek kombinasi dari kedua komponen dapat dinyatakan sebagai berikut :

4.3 Penutup atap 4.3.1 Nilai perpindahan termal atap 4.3.1.1 Nilai perpindahan termal dari penutup atap bangunan gedung dengan orientasi

tertentu, harus dihitung melalui persamaan :

Page 21: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

15 dari 38

4.3.1.2 Bila digunakan Iebih dari satu jenis bahan penutup atap, maka transmitansi

termal rata-rata untuk seluruh Iuasan atap dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut :

4.3.1.3 Bila digunakan Iebih dari satu jenis bahan penutup atap, maka berat atap rata-

rata dapat dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut :

Page 22: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

16 dari 38

4.3.2 Transmitansi termal atap (Ur) Nilai transmitansi termal rnaksimal penutup atap (Ur), ditunjukkan pada tabel 8 dibawah ini.

Tabel 8 ilai transmitansi termal atap (Ur ) maksimal

4.3.3 Beda temperatur ekuivalen atap (TDEk) Untuk menyederhanakan perhitungan nilai perpindahan termal atap , maka beda temperatur ekuivalen untuk berbagai penutup atap ditentukan sesuai tabel 9.

4.3.4 Faktor radiasi matahari atap (SF) Nilai faktor radiasi matahari untuk bidang horisontal yang dihitung antara jam 07.00 sampai dengan 18.00 adalah : SF = 316 Watt/m2. 4.3.5 Koeffisien peneduh atap (SC) Koeffisien peneduh (SC) untuk skylight Bari bahan plastik, tercantum pada tabel 10.

Page 23: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

17 dari 38

Tabel 10 Koeffisien peneduh (SC) untuk skylight

5 Prosedur perancangan 5.1 Pada gambar 6 ditunjukkan diagram aliran proses perancangan OTTV, dan

pada gambar 7 dan 8 diagram aliran proses perancangan RTTV. 5.2 Menentukan niiai OTTV

Page 24: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

18 dari 38

Page 25: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

19 dari 38

5.2.1 Tentukan nilai OTTV pada setiap orientasi seperti pada diagram aliran proses perancangan OTTV pada gambar 5-2. dengan cara sebagai berikut:

a) tentukan nilai WWR (perbandingan antara luas jendela dan luas total dinding

luar; b) tentukan nilai UW dan U,; c) tentukan nilai SC; d) tentukan nilai TDEk dan .T; e) hitung nilai SF. 5.2.2 Hitung nilai OTTV sesuai rumus 4.2.1.1. 5.2.2 Periksa apakah nilai OTTV total lebih besar atau lebih kecil atau sama dengan

45 Watt/m2. a) bila nilai OTTV kurang dari 45 Watt/m2, maka perhitungan selesai; b) bila nilai OTTV tersebut lebih besar dari 45 Watt/m2, maka perlu dikurangi

dengan cara sebagai berikut: - menurunkan angka absorbtivitas; - mengurangi angka koeffisien peneduh; - ulangi perhitungan dengan nilai-nilai faktor yang baru tersebut sehingga nilai

OTTV kurang dari 45 Watt/m2. 5.3 Menentukan nilai RTTV 5.3.1 Menentukan RTTV atap dengan skylight. 5.3.1.1 Tentukan nilai RTTV pada setiap orientasi seperti pada diagram aliran proses

perancangan pada gambar 7, dengan cara sebagai berikut:

a) tentukan luas skylight As ; b) tentukan Iuas atap A, ; c) tentukan nilai Ur clan U,; d) tentukan nilai TDEk dan OT; e) tentukan nilai SC; f) hitung nilai SF.

Page 26: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

20 dari 38

Gambar 7 Diagram aliran proses perancangan atap

Page 27: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

21 dari 38

5.3.1.2 Hitung nilai RTTV sesuai rumus 4.3.1.1 5.3.1.3 Periksa apakah nilai RTTV total lebih besar atau lebih kecil atau sama dengan 45

Watt/m2. a) bila nilai tersebut kurang dari 45 Watt/m2, maka perhitungan selesai; b) bila nilai tersebut lebih besar dari 45 Watt/m2, maka perlu dikurangi dengan cara

sebagai berikut: - menurunkan angka absorbtivitas; - mengurangi angka koeffisien peneduh; - ulangi perhitungan dengan nilai-nilai faktor yang baru tersebut sehingga nilai

RTTV kurang dari 45 Watt/m2. 5.3.2 Menentukan RTTV atap tanpa skylight. 5.3.2.1 Tentukan nilai RTTV pada setiap orientasi seperti pada diagram proses aliran

perancangan pada gambar 8 dengan rumus : 5.3.2.2 Tentukan nilai U, . 5.3.2.3 Bila nilai U, kurang dari U, maksimal, perhitungan selesai.

Gambar 8 Diagram aliran proses perancangan atap tanpa skylight.

Page 28: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

22 dari 38

6 Konservasl energi. 6.1 Konservasi energi pada selubung bangunan, pengamatannya harus

dilakukan dalam jangka waktu setahun. Pengaruhnya terutama pada penghematan pemakaian beban chiller.

6.2 Pengukuran dan pencatatan terhadap pemakaian beban chiller harus

dilakukan secara teratur dalam jangka waktu setahun, sebelum dan sesudah dilakukan konservasi energi

6.3 Hubungan antara OTTV dan beban chiller secara umum dinyatakan

dengan persamaan :

6.4 Dari hasil penelitian negara tetangga terdekat dengan Indonesia,

persamaan tersebut telah Iebih dispesifikasikan menjadi bentuk :

6.5 Selama belum dilakukan penelitian Iebih lanjut di Indonesia, persamaan

6.4 mungkin dapat dipertimbangkan untuk digunakan di Indonesia.

Page 29: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

23 dari 38

6.6 Penghematan energi pada selubung bangunan bisa diperoleh dengan: - Mengganti warna cat dinding luar dari warna gelap ke warna yang Iebih

terang, (misalnya dengan mengganti warna cat dinding luar dari abu-abu tua menjadi warna putih) (modifikasi nilai a );

- Memasang jendela dengan kaca ganda (modiflkasi U,); - Memasang Isolasi pada dinding dan atap (modifikasi U,,, dan Ur); - Mengurangi angka perbandingan jendela Iuar dan dinding luar (modifikasi

WWR); Memasang alat peneduh pada jendela Iuar (modifikasi SC).

7 Rekomendasi 7.1 Umum Untuk dinding konstruksi; atap, lantai, kaca dan plat baton yang merupakan bagian dari selubung bangunan untuk bangunan gedung yang luas jendela dan pintu kacanya lebih besar dari 50% dari luas total dinding, harus memenuhi ketentuan seperti ditunjukkan pada butir 7.2.1 sampai 7.2.3. 7.2 Klasifikasi dinding Dinding yang berhubungan dengan selubung bangunan diklasifikasikan sesuai butir 7.2.1, 7.2.2, atau 7.2.3. 7.2.1 Dinding di atas permukaan tanah Dinding pada bagian Iuar bangunan dan seluruhnya di atas permukaan tanah atau bagian di atas permukaan tanah dari besmen atau dinding lantai satu yang lebih dari 15% berada di atas permukaan tanah. 7.2.2 Dinding di bawah permukaan tanah Bagmen atau dinding di bawah permukaan tanah yang berhubungan dengan dinding luar dan tidak kurang 85% berada di bawah permukaan tanah. 7.2.3 Dinding dalam Dinding yang bukan dinding luar bangunan gedung dan yang memisahkan antara bagian ruang yang dikondisikan dan ruang yang tidak dikondisikan.

Page 30: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

24 dari 38

7.3 Kriteria Komponen selubung bangunan harus memenuhi ketentuan sesuai tabel 11, 12, 13 dan 14, didasarkan pada prosentase dinding yang di kaca. Prosentase bagian dinding yang di kaca harus ditentukan dengan membagi total luas bukaan atau kaca (jendela dan pintu kaca) dari seluruh dinding di atas permukaan tanah dengan total luas selubung bangunan. 7.4 Susunan atap Resistansi termal minimum (R) dari bahan isolasi yang dipasang antara rangka atap atau yang melekat pada penutup atap, mengikuti tabel 11, 12, 13 atau 144, didasarkan pada bahan konstruksi yang digunakan untuk susunan atap. 7.5 Lantai terhadap udara luar atau ruang yang tidak dikondisikan Resistansi termal minimal (R) dari bahan isolasi yang dipasang antara rangka lantai maupun yang langsung melekat pada lantai harus mengikuti persyaratan seperti ditunjukkan dalam tabel 11, 12, 13 atau 14, didasarkan pads konstruksl bahan yang digunakan untuk lapisan lantai. 7.6 Dinding dalam Resistansi termal minimal (R) dari bahan isolasi yang dipasang pada rongga dinding atau yang melekat menerus pada dinding dalam harus dipersyaratkan sesuai tabel 11, untuk dinding di atas permukaan tanah, tanpa memperhitungkan luasan kaca, didasarkan pada jenis rangka dan bahan konstruksi yang digunakan pada lapisan dinding. Sambungan yang ditutup rapat harus mempunyai kelonggaran untuk mengembang dan rhenyusutnya bahan konstruksi.

Page 31: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

25 dari 38

Tabel 11 Rekomendasi selubung bangunan jendela dan pintu kaca yang empunyai luas 10% atau lebih kecil dari luas didinding diatas permukaan tanah

Page 32: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

26 dari 38

Tabel 12 Rekomendasi Selubung Bangunan Jendela dan pintu kaca yang mempunyai luas 1 diatas 0% tetapi tidak Iebih besar dari pada 25% dari Iuas didinding diatas permukaan tanah

Page 33: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

27 dari 38

Tabel 13 Rekomendasi Selubung Bangunan Jendela dan pintu kaca yang mempunyai Iuas diatas 25% tetapi tidak Iebih besar dari 40% dari luas didinding diatas permukaan tanah

Page 34: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

28 dari 38

Tabel 14 Rekomendasi Selubung Bangunan Jendela dan pintu kaca yang mempunyai luas diatas 40% tetapi tidak Iebih besar dari 50% dari luas didinding diatas permukaan tanah

Page 35: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

29 dari 38

Bibliografi [1] ASEAN-USAID, Building Energy Conservation Project, ASEAN – Lawrence

Berkeley Laboratory, 1992. [2] ASHRAE, Standard on Energy Conservation in New Building Design, 1980. [3] The Development & Building Control Division (PWD) Singapore: "Handbook on

Energy Conservation in Buildings and Building Services", 1992. [4] BOCA, International Energy Conservation Code, 2000 [5] ASHRAE, ASHRAE Handbook, Fundamentals, 1993.

Page 36: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

30 dari 38

Lampiran A Contoh menghitung OTTV selubung bangunan pada bangunan gedung

A.1 Sketsa

Page 37: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

31 dari 38

A.2 Menghitung nilai U A.2.1 Untuk balok baton

A.2.2 Untuk dinding bata

Page 38: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

32 dari 38

Page 39: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

33 dari 38

A.2.3 Jendela kaca

A.3 Perhitungan Iuas A.3.1 Untuk dinding menghadap utara

A.3.2 Untuk dinding menghadap Selatan

Page 40: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

34 dari 38

A.3.3 Untuk dinding menghadap Timur.

A.3.4 Untuk din ding menghadap Barat. Luasnya sama seperti dinding menghadap timur A.4 Perhitungan OTTV. A.4.1 Untuk dinding menghadap Utara

A.4.2 Untuk dinding menghadap Selatan.

A.4.3 Untuk dinding menghadap Timur dan Barat.

A.4.4 Untuk keseluruhan bangunan.

Page 41: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

35 dari 38

A.5 Formulir isian perhitungan OTTV a) Untuk mempermudah perhitungan OTTV dari selubung bangunan, dibuat

formulir seperti ditunjukkan pada Formulir A.1 dibawah ini. b) Hasil perhitungan dari contoh diatas dengan menggunakan Formulir A.1,

ditunjukkan pada Formulir A.2. Formulir A.1 PERHITUNGAN OTTV TOTAL

Page 42: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

36 dari 38

Page 43: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

37 dari 38

Formulir A.2 PERHITUNGAN OTTV TOTAL

KACA : PENAMBAHAN KALOR TRANSMISI

Page 44: SNI 03-6389-2000

SNI 03-6389-2000

38 dari 38