Upload
la-mone
View
19
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Edy Putra Kelana
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masa pemerintahan Presiden Abdulrahman Wahid (Gus Dur), mengalami
kesulitan besar. Dimana pemerintahannya adalah suatu pemerintahaan yang
tidak dapat merubah sistem yang telah dibentuk oleh Rezim Soeharto selama 32
tahun. Yang dapat diharapkan oleh Pemerintahan Gus Dur pada masa 5 tahun
kedepan ini hanya dapat mengerjakan perbaikan-perbaikan atau menata ulang
seluruh sektor dan sistem pemerintahan. Dalam hal ini tidak terlepas dari
peranan/kekuatan birokrasi yang makin melemahkan kekuatan sistem
pemerintahan, padahal kekuatan tersebut sangat diharapkan peranannya dalam
mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Dominasi pemerintah dalam
mewujudkan tujuan pembangunaan dan kehidupan masyarakat telah membuat
sistem administrasi negara menjadi kurang responsif dalam dalam
mengkoordinir serta menghadapi tantangan baru yang muncul dalam
lingkungannya. Adanya ketidakmampuan tersebut akan menyebabkan
administrasi negara tertinggal dari kemajuan dan pembangunan.
Jadi dalam Pemerintahan Gus Dur dapat dikatakan berhasil apabila
sistem pemerintahan yang ditinggalkan oleh rezim Soeharto dapat diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Dalam mencapai solusi penataan ulang sistem pemerintahan. Sistem
Reinventing Government merupakan salah satu jawaban yang dapat dianalisa
penerapannya pada pemerintahan Gus Dur. Untuk terciptanya Sistem
Reinventing Government, merupakan negara yang menjembatani dan didorong
oleh rakyat (Civil Society).
B. Permasalahan
Dalam hal ini Reinventing Government yang telah diterapkan di Amerika
Serikat. Membuahkan hasil yang amat mengesankan dan membawah Amerika
Serikat kearah kemajuan. Dimana mereka benar-benar menata ulang
pemerintahan dengan jalan memecahkan masalah-masalah yang mereka alami.
Sehingga Amerika Serikat menemukan dunia baru dengan cara yang berbeda
untuk menjalankan pemerintahan.
Didalam paper ini penulis mencoba membahas sistem Reinventing
Government dengan mengkaitkannya dengan sistem politik pemerintahan
Indonesia. Disini ditekankan dapatkah Indonesia dengan sistem politiknya,
menerima gaya Reinventing Government yang telah diterapkan di Amerika
Serikat.
BAB IIKERANGKA TIORI
A. Ide Reinventing Government
Ide reinventing government lahir di Amerika Serikat pada saat
pemerintahaan berada dalam kesulitan besar. Kemudian muncul ide untuk
menata ulang pemerintahan yang merupakan hal yang sangat berani, pada akhir
awal abad ke 20, kira-kira tahun 1900 sampai dengan tahun 1940 yang
diprakarsai oleh Presiden D.Roosevelt.
Adapun ide reinventing government secara garis besar secara sederhana
dan merupakan cara baru menjalankan urusan pemerintahaan. Penulis akan
mengutip gambaran pemerintahan wirausaha (entrepreneurial) dari buku
reinventing government “David Osborne” dengan menguraikan 10 prinsip
sederhana yang terstruktur sebagai berikut :
1. Pemerintahan Katalis :
Kata pemerintahan (government) berasal dari sebuah kata Yunani yang
berarti “mengarahkan.” Tugas pemerintah adalah mengarahkan, bukan
mengayuh perahu. Memberi Pelayanan adalah mengayuh, dan pemerintah
tidaklah pandai mengayuh.
Dimana upaya pemerintah dalam mengarahkan membutuhkan orang yang
mampu melihat seluruh visi dan kemungkinan serta mampu menyimbangi
berbagai tuntutan yang saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya.
Upaya mengayuh membutuhkan orang yang secara sungguh-sungguh
memfokuskan pada suatu misi dan melakukannnya dengan baik.
2. Pemerintahan milik masyarakat :
Pemerintah merupakan milik dari pada masyarakat artinya memberikan
wewenang ketimbang melayani. Dalam pencapaian semua program
pemerintahan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang
direncanakan, maka semua program tersebut harus dimiliki oleh masyarakat.
Sehingga bagi masyarakat akan timbul rasa memiliki akan program
dimaksud.
3. Pemerintahan yang kompetitif : menyuntikan persaingan ke dalam
pemberian pelayanan.
Dalam pemberian peningkatan mutu pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat, maka harus dilahirkan kompetisi dalam pemberian layanan
tersebut. Sebab dalam pemberian kegiatan pelayanan bukan hanya monopoli
pemerintah, tetapi juga dapat dilaksanakan oleh pihak swasta. Jadi
persoalannya bukanlah negeri versus swasta, melainkan kompetisi versus
monopoli.
4. Pemerintahan yang digerakkan oleh misi : mengubah organisasi yang
digerakkan oleh peraturan.
Organisasi yang digerakkan oleh misi memberikan kebebasan kepada
karyawannya dalam mencapai misi organisasi dengan metode paling efektif
yang dapat mereka temukan.
5. Pemerintahan yang berorientasi hasil : Membiayai hasil, bukan masukan.
Program birokratis adalah semua peraturan atau presedurnya sedikit sekali
mencatat kejadian sebenarnya mengenai masyarakat yang dilayani.
Kebiasaan ini harus dihapuskan, seharusnya mencatat hasil-hasilnya
sehingga dapat membuang banyak prosedur yang rumit.
6. Pemerintahan yang berorientasi pelanggan : memenuhi kebutuhan
pelanggan, bukan birokrasi.
7. Pemerintahan wirausaha: menghasilkan ketimbang membelanjakan.
8. Pemerintahan antisipatif: mencegah daripada mengobati
9. Pemerintahan desentalisasi
10. Pemerintahan berorientasi pasar: Mendongkrak perubahan melalui pasar.1
Reinventing Government suatu prinsip yang lahir atas tidak
menghendaki peran pemerintahan yang kuat dan monopoli didalam dinamika
kehidupan masyarakat. Posisi pemerintah disini hanya berperan sebagai
menjembatani keinginan dari pada masyarakat. Program-program pemerintah
diberikan kewenangan kepada masyarakat sehingga hal ini akan menimbulkan
rasa memiliki dan tercapailah program yang diingini pemerintah tersebut.
Dalam pemberian pelayanan pada masyarakat pemerintahan menciptakan
kompotisi layanan. Hal ini bukan pemerintahan monopoli tetapi diserahkan
kepada pihak swasta dan bukan pula pemerintahan berkompotisi dengan pihak
swasta tapi pihak swastalah yang berkompotisi dengan monopoli. Didalam
suatu organisasi pihak karyawan diberikan kebebasan dalam menyampaikan
misinya untuk tercapainya tujuan dari pada organisasi itu sendiri.
B. Prinsip Utama Reinventing Government
Dari sepuluh prinsip Reinventing Government yang disampaikan oleh
David Osborne. Maka terkandung empat prinsip yang merupakan inti dari pada
prinsip Reinventing Government itu sendiri antara lain ;
1. Steering, dalam hal ini pemerintah memfasilitasi atau menjembati
keinginan dari pada masyarakat. Jadi tugas pemerintah disini
mengarahkan bukan intervensi terhadap keingginan dari pada
masyarakat itu sendiri.
2. Empowering, pemerintah merupakan milik dari pada masyarakat dan
memberikan wewenang ketimbang melayani masyarakat. Disini titik
beratnya adalah memberdayakan anggota masyarakat sehingga
masyarakat merasa memiliki program-program pemerintah
1 David Osborne-Ted Gaebler, Mewirausahakan Birokrasi (Reinventing Government) Mentransformasi Semangat Wirausaha Ke Dalam Sektor Publik (PT Pustaka Binaman Pressindo,1999)p.29-113
3. Meeting the needs of the costumer, not the bureaucracy, pemerintah
berorientasi pada pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Sehingga kualitas harus ditentukan oleh pelanggan bukan oleh birokrasi.
4. Earning, dalam pemerintahan yang wirausaha mengutamakan
menghasilkan dari pada membelanjakan.
5. Prevention, pemerintah antisipatif dimana lebih baik mencegah dari pada
mengobati.
C. Sistem Politik Indonesia
Hal yang terkandung dalam unsur-unsur politik yaitu negara (state),
kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decisionmaking), kebijaksanaan
(policy, beleid) dan pembangian (distribution) atau dapan dikatakan dengan
alokasi (allocation) 2
Melihat perkembangan yang terjadi di Indonesia semenjak pemerintahan
rezim Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun. Telah menimbulkan atau
berhasil membangun sistem politik di Indonesia yang gememonik Dimana rezim
Soeharto menawarkan program pembangunan yang effektif dengan
mengandalkan minyak bumi. Pada saat itu perkembangan dunia internasinal,
muncul perang dingin dan mencapai puncak. Sehingga negara-negara kapitalis
mencari kawan untuk bersama-sama menyelesaikan hal yang menjadi hambatan
bagi perkembangan ekonomi negara tersebut. Bersamaan pada saat itu harga
minyak bumi melambung tinggi karena alternatif-alternatif yang dikembangkan
sebagai pengganti minyak bumi belum ditemukan seperti alternatif-alternatif
tenaga matahari dan pemanfaatan teknologi nuklir. Ini menimbulkan impian
rakyat Indonesia segera menikmati kemakmuran yang dilontarkan oleh rezin
Soeharto ada saat itu.
2 Prof.Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1993)p.9
Paradigma pembangunan yang diberlakukan pada dunia ketiga pada saat
itu khususnya di Indonesia. Menciptalkan stabilitas politik untuk mencapai
pembangunan. Agar stabilitas politik terjaga maka Soeharto memasukan meliter
dalam politik disamping menjaga kelanjutan kekuasan Soeharto. Kemudian
menerapkan sistem monopoli, dimana menciptakan indutsri yang besar dan bias
dari industri besar tersebut dapat mengembangkan industri yang kecil serta
sukses memanipulasi simbol-simbol politik dalam pembangunan, utamanya
yang berkaitan dengan nilai-nilai politik dalam kultur jawa. Kemudian
keberhasilan rezim Soeharto mendramatisir stigma politik dan menyatakan
sebagai instrumen dari pada pembangunan yang kepatuhan.
D. Civil Society
Masyarakat yang dalam batas-batas tertentu mampu memajukan dirinya
sendiri melalui penciptaan aktivitas mandiri dalam suatu ruang gerak yang tidak
memungkinkan negara melakukan intervensi.3
Civil Society atau sering disebut Masyarakat Madani merupakan konsep
tentang keberadaan satu masyarakat yang dalam batas-batas tertentu mampu
memajukan dirinya sendiri melalui penciptaan aktivitas mandiri, dalam satu
ruang gerak yang tidak memungkinkan Negara melakukan intervensi.
Penekanan diberikan pada hak-hak dasar individual sebagai manusia maupun
warga negara. Penekanan ini yang membuat konsep Civil Society sangat erat
terkait dengan demokrasi dan demokratisasi. Demokrasi hanya mungkin
tumbuh dalam dalam Civil Society dan Civil Society hanya mungkin
berkembang dalam iklim yang demokratis.4
Berdasarkan atas pendapat ahli ini, dimana masyarakat madani mampu
untuk mengambangan aktivitas-aktivitasnya dimana negara mungkin tidak
dapat melakukanya. Sehingga hal ini akan memukan konsep demokrasi dan
3 Riswandha Imawan, Hand Out Kuliah Sistem Politik dan Pemerintahan RI4 Riswandha Imawan, Hand Out Kuliah Sistem Politik dan Pemerintahan RI
demokratisasi yang tumbuh dalam Civil Society. Hal ini tidak akan
menimbulkan fungsi pemerintaha menjadi hilang dan lenyap tetapi membantu
pemerintah dalam penyelenggaraan negara.
Bila kehadiran Civil Society difahami oleh penyelenggara negara dan
tidak merupakan penghambat bagi penyelengara negara. Sehingga tugas dari
pada penyelenggara negara dapat dikatakan semakin ringan dalam melayani
kepentingan publik itu sendiri. Oleh Civil Society hanya mengharapkan kepada
negara hal-hal sebagai berikut :
1. Negara manjamin hak-hak azasi warga negara.
2. Negara menghormati aksistensi ruang dan wacana publik.
3. Negara melaksanakan hal-hal yang telah disepakati sebagai batas
kewenangan masing-masing.
BAB IIIPEMBAHASAN
Ide reinventing government yang berasal dari Amerika Serikat, atas dasar
sejarah disana ide reinventing government dapat menyelamatkan negara
tersebut dari kehancuran. Indonesiaa pada saat sekarang hampir persis sama
dengan bagaimana posisi Amerika Serikat pada saat itu. Maka jalan satu-satunya
menyelamatkan Indonesia dari masalah yang komplek ini dengan menerapkan
ide reinventing government.
Untuk dapat menjalankan ide reinventing government pemerintah harus
dapat melaksanakan sistem demokratisasi. Dalam mencapai sistem
demokratisasi di Indonesia maka harus menerapkan Civil Society. Dimana Civil
Society tersebut membangun hubungan yang konsultatif antara negara dengan
warga negaranya. Serta konsep Civil Society ini menggambarkan keberadaan
satu masyarakat dalam batas-batas tertentu yang mampu mejalankan dirinya
sendiri melalui penciptaan aktivitas mandiri, dalam satu ruang gerak yang tidak
mungkin diintervensi oleh negara.
Demi tercapai Civil Society tersebut harus ada jaminan dari pemerintah.
Untuk melindunggi hak-hak kodrati sehingga seorang manusia bisa benar-benar
tampil sebagai manusia (perlindungan HAM). Dengan memahami hak-haknya
masyarakat diharapkan mampu mengelola dinamika kehidupan yang
berlangsung disekitarnya, hingga tidak setiap saat meminta bantuan oleh negara
yang menghasilkan nantinya negara menjadi superior terhadap rakyatnya.
Dengan tercapai Civil Society maka dapat diterapkan ide reinventing
government yang dapat diterapkan dalam masyarakat perlindungan sebagai hak
mereka. Sehingga dapat menuju aktivitas pemerintah yang Good Governance
dengan memenuhi aspek antara lain ;
1. Keadilan sosial, penghormatan terhadap HAM, peradilan yang
independen, kebebasan berpendapat termasuk pers yang indenpenden
2. Kebebasan ekonomi, perlindungan terhadap kekayaan pribadi,
mengusahakan pemerintaan hasil pertumbuhan ekonomi secara lebih
merata.
3. Kemajemukan politik, hak rakyat berpartisipasi, desentralisasi kekuasaan,
dan prinsip kesamaan (equality) dalam ajaran demokrasi
4. Akuntabilitas pemerintah5
BAB IVKESIMPULAN
5 Riswandha Imawan, Hand Out Bahan Kuliah Sistem Dan Pemerintahan RI
Berdasarkan atas uraian diatas tentang “Kaitan Reinventing Government
dengan Sistim Politik Indonesia Yang Demokratis” dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemerintahan Gus Dur dapat dikatakan berhasil apabila sistem
pemerintahan yang ditinggalkan oleh rezim Soeharto dapat diperbaiki
sebagaimana mestinya.
2. Sistem Reinventing Government merupakan salah satu jawaban yang
dapat dianalisa penerapannya pada pemerintahan Gus Dur.
3. Ide reinventing government lahir di Amerika Serikat pada saat
pemerintahaan berada dalam kesulitan besar
4. Ide reinventing government secara garis besar secara sederhana dan
merupakan cara baru menjalankan urusan pemerintahaan.
5. Reinventing Government suatu prinsip yang lahir atas tidak
menghendaki peran pemerintahan yang kuat dan monopoli didalam
dinamika kehidupan masyarakat.
6. Menciptalkan stabilitas politik untuk mencapai pembangunan. Agar
stabilitas politik terjaga maka Soeharto memasukan meliter dalam politik
disamping menjaga kelanjutan kekuasan Soeharto.
7. Untuk dapat menjalankan ide reinventing government pemerintah harus
dapat melaksanakan sistem demokratisasi. Dalam mencapai sistem
demokratisasi di Indonesia maka harus menerapkan Civil Society.
8. Demi tercapai Civil Society tersebut harus ada jaminan dari pemerintah.
Untuk melindunggi hak-hak kodrati sehingga seorang manusia bisa
benar-benar tampil sebagai manusia (perlindungan HAM).
9. Maka ide reinventing government dapat diterapkan dalam masyarakat
untuk perlindungan sebagai hak mereka. Sehingga dapat menuju
aktivitas pemerintah yang Good Governance.
DAFTAR PERPUSTAKAAN
David Osborne-Ted Gaebler, Mewirausahakan Birokrasi (Reinventing
Government) Mentransformasi Semangat Wirausaha Ke Dalam Sektor
Publik (PT Pustaka Binaman Pressindo,1999) p.29-113
Prof.Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta 1993)p.9
Riswandha Imawan, Hand Out Kuliah Sistem Politik dan Pemerintahan RI
Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Administrasi
Dosen : Drs. Ana Nadya Abrar.N a m a : Rizma AmininN I M : 10008/PS/MAP/02
A. Tema Penelitian : Proses Formulasi Kebijakan
B. Pertanyaan Penelitian: 1. Bagaimana Proses Formulasi Kebijakan
Pembentukan Pemerintahan Kampung?
2. Bagaimana Masa Depan Kebijakan
Pemerintahan Kampung?.
3. Bagaimana Peran Aktor dalam proses
Formulasi Kebijakan Pembentukan
Pemerintahan Kampung?
4. Bagaimana Konflik Nilai yang terjadi
dalam proses formulasi kebijakan
Pembentukan Pemerintahan Kampung?
C. Objek Penelitian/Unit
Analisis :
Pemerintahan Kampung
Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama
Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.
Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.
Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.
Perkimpoian Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.
Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).
Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima SuratPerintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua,
Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998.
residen RI Kedua HM Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Jenderal Besar yang oleh MPR dianugerahi penghormatan sebagai Bapak Pembangunan Nasional, itu meninggal dalam usia 87 tahun setelah dirawat selama 24 hari (sejak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta.
Berita wafatnya Pak Harto pertama kali diinformasikan Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol. Dicky Sonandi, di Jakarta, Minggu (27/1). Kemudian secara resmi Tim Dokter Kepresidenan menyampaikan siaran pers tentang wafatnya Pak Harto tepat pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008 di RSPP Jakarta akibat kegagalan multi organ.
Kemudian sekira pukul 14.40, jenazah mantan Presiden Soeharto diberangkatkan dari RSPP menuju kediaman di Jalan Cendana nomor 8, Menteng, Jakarta. Ambulan yang mengusung jenazah Pak Harto diiringi sejumlah kendaraan keluarga dan kerabat serta pengawal. Sejumlah wartawan merangsek mendekat ketika iring-iringan kendaraan itu bergerak menuju Jalan Cendana, mengakibatkan seorang wartawati televisi tertabrak.
Di sepanjang jalan Tanjung dan Jalan Cendana ribuan masyarakat menyambut kedatangan iringan kendaraan yang membawa jenazah Pak Harto. Isak tangis warga pecah begitu rangkaian kendaraan yang membawa jenazah mantan Presiden Soeharto memasuki Jalan Cendana, sekira pukul 14.55, Minggu (27/1).
Seementara itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri yang tengah mengikuti rapat kabinet terbatas tentang ketahanan pangan, menyempatkan mengadakan jumpa pers selama 3 menit dan 28 detik di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (27/1). Presiden menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden RI Kedua Haji Muhammad Soeharto.