22
http://alhada-fisip11.web.u nair.ac.id/

Sosialisasi dalam Keluarga

  • Upload
    vanlien

  • View
    226

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 2: Sosialisasi dalam Keluarga

Pengertian SosialisasiSosialisasi dapat didefinisikan sebagai suatu

proses sosial yang dilakukan oleh seseorang dalam menghayati (mendarahdagingkan) norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga menjadi bagian dari kelompoknya

Page 3: Sosialisasi dalam Keluarga

Proses sosialisasi biasanya disertai dengan enkulturasi

Enkulturasi merupakan proses pembudayaan, yakni mempelajari kebudayaan yang dimiliki oleh kelompok, seperti mempelajari adat istiadat, bahasa, kesenian, kepercayaan, sistem kemasyarakatan.

Page 4: Sosialisasi dalam Keluarga

Proses sosialisasi dan enkulturasi dilakukan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui tahapan tertentu.

Proses sosialisasi dan enkulturasi mempunyai peranan penting karena sangat membantu dalam pembentukan kepribadian.

Kepribadian seseorang merupakan paduan dari unsur biologis, psikologis dan sosiologis

Page 5: Sosialisasi dalam Keluarga

Pembentukan KepribadianKepribadian: keseluruhan perilaku individu

dengan sistem kecenderungan tertentu yang diikuti dengan interaksi pada serangkaian situasi.

Sistem kecenderungan perilaku berkembang melalui interaksi manusia dengan berbagai macam pengalaman sosial dan kebudayaannya

Page 6: Sosialisasi dalam Keluarga

Faktor-faktor Pembentuk KepribadianKeteladanan dari orangtua (keluarga)Lingkungan fisikLingkungan pergaulanKeyakinan terhadap agamaKebudayaan khusus atau faktor

kedaerahanCara hidup di kota dan di desa yang

berbedaPekerjaan dan keahlian

Page 7: Sosialisasi dalam Keluarga

Media SosialisasiKeluargaSekolahTeman sepermainanLingkungan kerjaMedia massa

Page 8: Sosialisasi dalam Keluarga

Sosialisasi Sebagai Suatu Proses Charles Horton Cooley sebagaimana dikutip

Horton dan Hunt memperkenalkan konsep “looking glass self”, bahwa dalam individu terjadi proses yang ditandai oleh tiga tahap:

Persepsi, dalam tahap ini orang membayangkan bagaimana orang lain melihat dirinya

Interpretasi dan definisi, seseorang membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilannya

Respon, berdasarkan persepsi dan interpretasi individu tersebut kemudian menyusun respon

Page 9: Sosialisasi dalam Keluarga

Sosialisasi dalam KeluargaSosialisasi pada Masa Kanak-kanakSosialisasi pada Masa RemajaSosialisasi pada Masa DewasaSosialisasi pada Masa Tua

Page 10: Sosialisasi dalam Keluarga

SosialisasiPada Masa Kanak-kanakProses sosialisasi pada tahap ini digambarkan

melalui konsep AGIL Talcott Parsons dalam menganalisis tindakan sosial

Adaptasi: anak menyesuaikan diri dengan lingkungannya

Pada fase pencapaian tujuan, anak bertindak dengan tujuan tertentu dan lebih terarah

Pada fase integrasi perbuatan seorang anak sudah lebih mendalam, yaitu setiap tindakan yang dilakukannya merupakan bagian dari hidupnya

Pada fase laten, perbuatan seorang anak banyak didasarkan atas respon orang lain di luar dirinya

Page 11: Sosialisasi dalam Keluarga

Sosialisasi pada Masa RemajaMasa transisi yaitu meninggalkan masa kanak-

kanak dan memasuki usia remajaMasa ini disebut juga Reserve Socialization,

yaitu orang yang lebih muda dapat menggunakan pengaruh mereka kepada orang yang lebih tua

Agen sosialisasinya bukan orangtua melainkan teman sebaya, kelompok sepermainan dan mungkin juga lawan jenisnya

Pada masa ini sangat sedikit ketergantungan kepada orangtua sebab dia mendapatkan nilai-nilai baru secara lebih luas di luar orangtuanya

Page 12: Sosialisasi dalam Keluarga

Sosialisasi pada Masa DewasaProses sosialisasi dialami oleh orang

dewasa pada saat mereka mendapatkan peran yang baru

Bagi orang dewasa, peran baru itu dapat berupa mendapatkan pekerjaan, menikah, dan memiliki anak

Tiga peran itu menuntut seseorang melakukan pembelajaran

Semua peran baru tersebut menuntut orang dewasa memulainya lagi dari nol sebab ia belajar bersosialisasi kembali

Page 13: Sosialisasi dalam Keluarga

Sosialisasi pada Masa TuaOrang lanjut usia sama seperti seorang remaja

yang mengalami transisi, yaitu dari masa orangtua yang produktif ke masa menuju kematian

Pada masa ini banyak bergantung dengan yang lainTampak seperti anak-anak yang secara fisik

bergantung dengan anak atau saudaraKadang-kadang orangtua lanjut usia dianggap

sebagai nonperson yang berarti ada tetapi keberadaannya tidak banyak memiliki arti

Proses sosialisasi bagi mereka dilakukan secara bertahap

Page 14: Sosialisasi dalam Keluarga

Peran Orangtua Dalam SosialisasiPada usia balita, peran seorang ibu relatif

besarSemakin anak tumbuh besar, pengendalian

atau pengawasan dari orangtua perlu semakin ditingkatkan sebagai agent of social control

Pengendalian Sosial merupakan segala proses, baik yang direncanakan atau tidak, yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah dan nilai sosial yang berlaku.

Page 15: Sosialisasi dalam Keluarga

Pengendalian SosialBisa dilakukan oleh individu kepada individu lainnyaSifat pengendalian yang dilakukan orangtua

terhadap keluarganya dapat dilihat dari dua sifat, yaitu preventif dan represif atau bahkan kedua-duanya

Preventif:usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan pada keserasian antara kepastian dengan keadilan, misalnya dijalankan melalui proses sosialisasi, pendidikan formal dan informal

Represif: bertujuan mengembalikan keserasian yang pernah mengalami gangguan, misalnya penjatuhan sanksi terhadap masyarakat yang melanggar atau menyimpang dari kaidah yang berlaku

Page 16: Sosialisasi dalam Keluarga

Proses Pengendalian SosialProses pengendalian sosial yang dilakukan

orangtua dapat dilakukan dengan berbagai cara,baik dengan cara-cara tanpa kekerasan (persuasif) atau pun dengan paksaan (coersive).

Penggunaan cara tersebut bergantung tujuan pengendalian sosial tadi dilakuan

Paksaan dapat dilakukan pada suatu keluarga yang berubah karena dalam keadaan seperti itu pengendalian sosial berfungsi membentuk kaidah baru yang menggantikan kaidah lama yang telah goyah.

Page 17: Sosialisasi dalam Keluarga

Wujud pengendalian sosial dalam keluarga dapat berupa terapi atau pun konsiliasi. Adapun wujudnya dalam masyarakat adalah ditambah dengan pemidanaan dan kompensasi.

Terapi dan konsiliasi bertujuan mengembalikan situasi ke keadaan semula, yakni sebelum terjadinya perkara atau sengketa

Standar pada terapi dan konsiliasi adalah normalitas dan keserasian atau harmoni

Pada terapi, korban mengambil inisiatif untuk memperbaiki dirinya dengan bantuan pihak tertentu

Pada konsiliasi, setiap pihak yang bersengketa mencari upaya untuk menyelesaikannya, baik secara kompromistis atau pun dengan mengundang pihak ketiga

Peran orangtua dalam sosialisasi meliputi bagaimana cara pengendalian sosial dan bagaimana mewujudkan pengendalian sosial

Page 18: Sosialisasi dalam Keluarga

Keluarga Sebagai Sumber Nilai, Sikap dan NormaKeluarga merupakan media pertama dalam

menanamkan nilai-nilaiNilai ialah gagasan mengenai suatu

perbuatan atau pengalaman yang mempunyai arti atau tidak

Keluarga merupakan sumber utama dan pertama dalam proses penanaman nilai dan norma

Penanaman ini dilakukan lewat interaksi sosial

Dalam interaksi, kemudian terjadi proses internalisasi

Page 19: Sosialisasi dalam Keluarga

Faktor yang Memberikan Pengaruh terhadap Seseorang dari hasil interaksi sosial Imitasi

Kecenderungan meniru merupakan naluri yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial

SugestiFaktor sugesti berlangsung bila seseorang memberi pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya kemudian sikap itu diterima pihak lain

IdentifikasiMerupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain

SimpatiKesenangan seseorang untuk langsung merasakan sesuatu dengan orang lain

Page 20: Sosialisasi dalam Keluarga

Macam-macam NormaNorma AgamaNorma KesusilaanNorma KesopananNorma Hukum

Page 21: Sosialisasi dalam Keluarga

Keluarga merupakan media dalam menanamkan nilai dan norma

Pranata keluarga merupakan sumber yang bernilai dan bernorma

Page 22: Sosialisasi dalam Keluarga

Bagaimana Nilai dan Norma dalam Keluarga Terbentuk

Interaksi antaranggota keluarga

Nilai-nilai positif dan negatif

Bentuk berpikir

Internalisasi nilai positif dan negatif

Tingkah laku

Kaidah-kaidah(Kepercayaan, kesusilaan, kesopanan dan hukum)