Upload
anatasia-florentine
View
27
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sosiologi pertanian universitas brawijaya
Citation preview
Kelompok Sosial dan Organisasi Sosial dalam komunitas Pedesaan / Pertanian
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaan dan saling berinteraksi Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat.
Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.
Ciri-ciri Kelompok Sosial
Kriteria himpunan manusia dapat disebut kelompok sosial menurut Soerjono
Soekanto:
Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok
yang bersangkutan.
Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka
bertambah erat, misalnya: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang
sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
Bersistem dan berproses.
Macam Kelompok Sosial
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan
berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan
kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan
sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun
di sebuah kecamatan.
Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak
mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan
berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi.
Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan
ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi,
para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki
ikatan organisasi formal. Contoh:Negara, sekolah.
Klasifikasi Kelompok Sosial
Klasifikasi kelompok sosial menurut erat longgarnya ikatan antar anggota menurut
Ferdinand Tonnies:
Paguyuban (gemeinschaft) [sunting]
Paguyuban atau gemeinschaft adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki
ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Ciri-ciri kelompok paguyuban :
Terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota
Hubungan antar anggota bersifat informal
Tipe paguyuban
Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood)
Kelompok genealogis adalah kelompok yang terbentuk berdasarkan hubungan
sedarah. Kelompok genealogis memiliki tingkat solidaritas yang tinggi karena adanya
keyakinan tentang kesamaan nenek moyang.
Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.
Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place)
Komunitas adalah kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan lokalitas. Contoh:
Beberapa keluarga yang berdekatan membentuk RT(Rukun Tetangga), dan
selanjutnya sejumlah Rukun Tetangga membentuk RW (Rukun Warga).
Contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga.
Paguyuban karena ideologi (gemeinschaft of mind)
Contoh: partai politik berdasarkan agama
Patembayan (gesellschaft) [sunting]
Patembayan atau gesellschaft adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya
memiliki ikatan lahir yang pokok untuk jangka waktu yang pendek. Ciri-ciri
kelompok patembayan :
hubungan antaranggota bersifat formal
memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal
memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
lebih didasarkan pada kenyataan sosial
Contoh: ikatan antara pedagang, organiasi dalam suatu pabrik atau industri.
Faktor Pembentuk
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau
juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada
juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan
pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan
seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain
dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.
Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak
geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara,
dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk
kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan
menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya
kelompok pertemanan.
Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi
juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka
berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang
dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau
karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih
calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.
Pembentuk Norma Kelompok
Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh
norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada
umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki
suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para
anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.
Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota
kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau
ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau
tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika
seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu
norma kelompok.
Dinamika Kelompok Sosial
Dinamika kelompok sosial dapat didefinisikan sebagai proses perubahan dan perkembangan
akibat adanya interaksi dan interdependensi, baik antar anggota kelompok maupun antara
anggota suatu kelompok dengan kelompok lain.
Kelompok sosial yang terbentuk dalam masyarakat, berupa kelompok sosial kecil
( pertemanan dan kekerabatan ) dan kelompok sosial besar ( masyarakat desa, kota, dan
bangsa ). Kelompok sosial tersebut bersifat dinamis, dalam arti selalu mengalami
perkembangan dan perubahan. Perkembangan dan perubahan dalam kelompok tersebut
memunculkan pengaruh terhadap kehidupan kelompok pada masa berikutnya.
Aspek Dinamika Kelompok Sosial
Menurut Floyd D, dinamika kelompok atau group dynamics merupakan analisis hubungan
kelompok-kelompok sosial di mana tingkah laku dalam kelompok adalah hasil interaksi yang
dinamis antara individu dalam situasi sosial tertentu. Kehidupan kelompok akan ditandai
dengan pembentukan struktur, norma, solidaritas, rasa memiliki dan internalisis.
Ruth Benedict, mengemukan pendapat bahwa aspek yang dipelajari dalam dinamika
kelompok sosial adalah sebagai berikut.
a. Kohesi atau Persatuan
Aspek kohesi akan Nampak jelas dari tingkah laku para anggota kelompok, missal
proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, dan nilai-nilai dalam
kelompok.
b. Motif atau Dorongan
Aspek motif berkaitan erat dengan perhatian anggota terhadap kehidupan
kelompok, missal kesatuan kelompok, tujuan bersama, dan orientasi diri terhadap
kelompok.
c. Struktur
Aspek ini nampak sekali pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan
kedudukan antaranggota dan pembagian tugas.
d. Pimpinan
Aspek pimpinan memiliki peran penting dalam kehidupan kelompok sosial. Hal ini
nampak dari bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, dan sistem kepemimpinan.
e. Perkembangan Kelompok
Aspek perkembangan kelompok dapat diamati dari perubahan dalam kelompok dan
sebagainya.
Perkembangan masyarakan yang makin lama makin kompleks, mempengaruhi
keberadaan kelompok sosial yang ada. Oleh karena memiliki peran penting, maka
banyak pihak menyadari peran penting mempelajari dinamika kelompok sosial
dengan alas an sbb :
Kelompok sosial merupakan kesatuan sosial yang selalu ada dalam setiap
masyarakat.
Dinamika kelompok sosial berkaitan dengan perubahan sosial dan kebudayaan
masyarakat, sehingga relevan dengan kebijakan pemerintah dalam proses
pembangunan daerah.
FAKTOR PENDORONG DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL
Dinamika kelompok sosial dalam masyarakat menyebabkan perubahan dan perkembangan
kelompok sosial yang makin kompleks. Perkembangan tersebut tidak lepas dari factor
pendorong yaitu sebagai berikut.
1. Faktor Pendorong dari Luar
Faktor pendorong dari luar atau ekstern merupakan pengaruh dari luar yang menyebabkan
dinamisnya suatu kelompok sosial, yang meliputi berikut.
a. Perubahan Situasi Sosial
Terjadinya situasi sosial yang berubah, missal pembentukan kabupaten baru atau provinsi
baru, industrialisasi, ruralisasi, dan sebagainya dapat mendorong perkembangan kelompok
sosial. Misal akibat industrialisasi, pola masyarakat paguyuban yang berdasarkan nilai
kebersamaan/gotong royong bergeser menjadi kelompok patembayan yang berpegang
pada nilai individualistis.
b. Perubahan Situasi Ekonomi
Situasi ekonomi masyarakat yang berubah, mendorong pula terjadinya perubahan pada
kelompok sosial. Misal perubahan dari masyarakat pedesaan dengan segala karakterya
menjadi masyarakat perkotaan yang memiliki karakteristik yang beerlainan.
c. Perubahan situasi politik
terjadinya pergantian pemegang kekuasaan atau sekitar elite kekuasaan atau perubahan
kebijaksanaan penguasa dapat menyebabkan perkembangan kelompok sosial dalam
masyarakat.
2. Faktor Pendorong dari Dalam
Faktor dari dalam (intern) kelompok yang menyebabkan timbulnya dinamika kelompok
sosial adalah sebagai berikut.
a. Konflik Antarangggota Kelompok
Konfik yang terjadi antar anggota dalam kelompok sosial dapat membawa pengaruh
keretakan dan berubahnya pola hubungan sosial. Akibat konflik teersebut akan
menyebabkan teerpecahnya sebuah kelompok sosial.mial seseorang yang menjadi anggota
kelompok sosial, karena merasatidak cocok dengan angggota lain (in group) maka menjadi
out group dari kelompok sosial tersebut.
b. Perbedaan kepentingan
Dasar terbentuknya kelompok sosial adalah kepentingan yang sama. Begitu terjadi
perbedaan kepentingan, maka kelangsunganhidup kelompok soaial tersebut akan
teerpecah.anggota kelompok yang merasa tidak lagi sepaham berusaha memisahkan diri
dan bergabung dengan kelompok lain yang sepaham.
c. Perbedaan Paham
Perbedaan paham diantara anggota kelomp-ok sosial dapat mempengaruhi kelangsungan
kelompok tersebut. Perbedaan paham tersebut akan berpengaruh terhadap keberadaan
kelompok sosial dalam mayarakat.
PERKEMBANGAN BERBAGAI KELOMPOK SOSIAL
1. Kelompok Kekerabatan
Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat. Kelompok keluarga
dapat dijumpai dalam setiap masyarakat didunia. Keluarga inti atau keluarga batih terdiri
atas ayah, ibu, dan anak-anaknya yang belum menikah. Keluarga inti berfungsi memberikan
sosialisasi dan perlindungan kepada anak-anak, dan mendidik mereka sampai mandiri. Dari
keluarga inti berkembang menjadi keluarga besar ( extended family) yang dinamakan
kelompok kekerabatan. Dalam kekerabatan terdapat hubungan darah atau persaudaraan.
Kelompok tersebut menjadi awal terbentuknya masyarakat. Pada dasarya kelompok
kekerabatan merupakan masyarakat homogin yang menganut nilai, norma ataupun tingkah
laku yang relatif sama, sehingga pembagian kerja dilakukan secara sederahana berlandaskan
pada tradisi dan perbedaan jenis kelamin. Dalam kelompok kekerabatan, nilai tradisional
masih dijunjung tinggi. Kehidupan kelompok berpusat pada tradisi kebudayaan yang telah
dipelihara secara turun temurun. Soerjono soekanto menyatakan, kemungkinnan untuk
mengubah tradisi kebudayaan yang telah dipelihara turun temurun memang sulit. Namun,
melalui inovasi secara bertahap, perubahan dalam kelompok kekerabatan dapat terjadi
meskipun dalam waktu yang cukup lama.
2. Kelompok Okupasional
Semula kelompok okupasional terbentuk dalam masyarakat yang bersifat homogen. Dalam
masyarakat, seseorang individu kemungkinan melakukan berbagai pekerjaan. Spesialisasi
pekerjaan yang mulai tumbuh dalam masyarakat sejalan dengan pengaruh dunia luar dan
berakibat masyarakat menjadi heterogen. Spesialisasi pekerjaan makin berkembang sejalan
dengan perkembangan masyarakat. Hal ini diimbangi dengan perkembangan lembaga
pendidikan sehingga menghasilkan orang yang ahli dalam ilmu tertentu (professional).
Dalam masyarakat yang heterogen tersebut, muncul kelompok okupasional. Kelompok
okupasional merupakan kelompok anggota masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang
ahli dan dari kalangan profesional yang memiliki etika profesi. Misal Ikatan Dokter Indonesia
(IDI), PERsatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), serikat buruh, Parfi, dan sebagainya.
3. Kelompok Volunter
Berkembangnya sarana komunikasi secara luas dan cepat menyebabkan tidak ada
masyarakat yang benar-benar tertutup terhadap dunia luar. Heterogenitas masyarakat
semakin luas. Makin berkembangnya masyarakat berakibat tidak semua kebutuhan anggota
masyarakat dapat terpenuhi. Oleh karena itu muncullah kelompok volunteer.
Kelompok volunteer terdiri atas individu yang memiliki kepentingan yang sama, tetapi tadak
mendapat perhatian dari masyarakat yang semakin luas daya jangkauannya. Kelompok
volunter berusaha memenuhi kebutuhan anggotanya secara mandiri tanpa mengganggu
kepentingan masyarakat umum. Kelompok volunter dapat berkembang menjadi kelompok
yang mantap karena diakui keberadaannya oleh masyarakat umum. Missal lembaga
pemantau pemilu di Indonesia, lembaga quick count pemilu, dan sebagainya.
Masyarakat Perdesaan
a. Pengertian
Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang sebagian besar/keseluruhan
aktivitasnya berkaitan erat dengan tradisi, baik yang berkaitan dengan religi maupun
nonreligi. Masyarakat tradisional pada umumnya hidup di perdesaan, sehingga dapat
diidentikkan dengan masyarakat perdesaan.
H. Landis mengemukan desa dari aspek statistic, psikologi sosial, dan ekonomi. Dari
statistic, perdesan adalah tempat dengan penduduk kurang dari 2.500 orang. Psikologi
sosial, perdesaan adalah daerah di mana pergaulannya ditandai dengan derajat intemasi/
keakrabannya yang sangat tinggi. Sedangkan kota adalah tempat di mana hubungan sesame
individu sangat impersonal/longer. Aspek ekonomi, perdesaan adalah daerah di mana pusat
perhatian/ kepentingan adalah pertanian dalam arti yang luas.
Bintarto mendefinisikan perdesaan sebagai suatu hasil perpaduan antara kegiatan kelompok
manusia dengan lingkungan. Hasil dari perpaduan berupa bentuk di muka bumi yang di
timbulkan oleh unsure fisiografi, sosial dan ekonomi, politik dan cultural yang saling
berinteraksi antarunsur serta dalam hubungan dengan daerah lain. Unsure desa meliputi
daerah, penduduk, dan tata kehidupan. Ketiganya dikatakan sebagai living unit atau satu
kesatuan hidup yang tidak dapat dilepaskan satu sama lain.
Secara sosiologis, pengertian desa memberikan penekanan pada kesatuan masyarakat
pertanian dalam suatu masyarakat yang jelas menurut susunan pemerintahannya.
Kehidupan di desa sering dinilai sebagai kehidupan yang tentram, damai, selaras, jauh dari
perubahan yang dapat menimbulkan konfik.
Perlu ditandaskan bahwa tidak semua masyarakat desa dapat disebut masyarakat
tradisional, sebab ada sebagian desa yang sedang mengalami perubahan ke arah kemajuan
dengan meninggalkan kebiasaan lama. Sehingga lebih ditekankan pada masyarakat desa
yang begada di perdalaman dan kurang memahami perubahan/pengaruh dari kehidupan
kota.
Ciri masyarakat desa
Menurut Redfield, cirri masyarakat pra industry atau primitive meliputi berikut
1) Agak rendah perkembangan pengetahuan dan teknologinya
2) Komunitasnya kecil (sampai ratusan jiwa)
3) Belum banyak mengenal pembagiaan kerja dan spesialisasi.
4) Masih tidak banyak deferensiasi kemasyarakatan.
5) Tidak ada heterogenitas kebudayaan.
6) Terdapat cirri orde moral yaitu prinsip hidup yang mengikat.
Sedangkan ciri masyarakat desa di Indonesia meliputi berikut.
1) Berkaitan dengan tradisi masyarakat
2) Memiliki rangkaian sistem teknologi yang sederhana.
3) Bersifat tetap/tidak banyak mengalami perubahan.
4) Memiliki sifat sederhana dan daya pakai serta produktivitas yang relatif rendah.
5) Dalam beberapa hal memiliki sifat rasional.
6) Tingkat buta huruf relatif tinggi.
7) Hukum yang berlaku tidak tertulis, tidak kompleks.
8) Ekonomi produksi untuk keperluan keluarga.
c. Dinamika dalam Masyarakat Pedesaan
Secara sosiologis, mentalitas individu dominan dibentuk oleh situasi tata pergaulan dalam
masyarakat, termasuk di dalamnya tekanan hidup. Masyarakat tradisional yang tinggal di
desa pada umumnya masih lugu, polos, jujur, lemah dan pamrih, semangat solidaritas tinggi
dan murni. Adapun factor yang mempengaruhi mentalitas tersebut adalah sbb.
1) Tekanan hidup terasa lebih ringan.
2) Masih memiliki waktu yang cukup dan seimbang antara rohaniah dengan keduniawian.
3) Letaknya di perdalaman berakibat belum banyak dicemari pengaruh media masa.
4) Kehidupan paguyuban menjadikan warga saling mengenal dan akrab.
Masyarakat perdesaan atau rural community merupakan masyarakat yang pada umumnya
memiliki mata pencaharian bertani, berkebun, berladang. System kehidupan biasanya
berkelompok atas dasar kekeluargaan dan mempunyai hubungan yang erat serta mendalam
di antara anggotanya.
Cara bertani masih dilakukan dengan tradisional dan tidak efisien karena belum dikenal
mekanisasi dalam pertanian. Kegiatan bertani hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga atau masyarakatnya sendiri, bukan untuk dijual.
Ditinjau dari aspek kepemimpinan, hubungan antara pemimpin dan rakyat berlangsung
secara informal. Seorang pimpinan memiliki beberapa kedudukan dan peranan yang sulit
dipisahkan, sehingga segala sesuatu dipusatkan pada seorang kepala desa.
Perubahan pada masyarakat pedesaan sulit dilakukan karena pola piker masyarakat
(terutama generasi tua) masih didasarkan pada tradisi. Disamping itu juga kurang meratanya
proses pembangunan dan informasi sehingga menimbulkan kondisi ang kontras antara
masyarakat perdesaan dengan masyarakat perkotaan.
Dengan berkembangnya iptek, informasi melalui media masa mulai masuk ke masyarakat
perdesaan. Hal ini berakibat perubahan karakter/watak, bahkan menghilangkan karakter
masyarakat perdesaan. Meskipun pengaruh media masa tidak selalu negatif.
Di Indonesia, desa memiliki peran penting, mengingat mayoritas penduduk tinggal di
perdesaan. Menurut bintarto, desa memiliki fungsi berikut.
1) Hinterland atau daerah dukung yang berperan sebagau daerah pemberi makanan
pokok yang tidak dapat dihasilkan kota.
2) Dari sudut ekonomi, berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan
tenaga kerja (man power).
3) Dari segi kegiatan/okupasi, desa merupakan desa agraris, manufaktur, industry, dan
sebagainya.
Masyarakat perdesan memiliki keyakinan yang mendalam terhadap norma sosial, sehingga
mereka memiliki sifat sulit berubah. Hal ini menguntungkan dalam pembakuan akhlak dan
budi perkerti, namum merugikan dalam perkembangan iptek. Kepatuhan warga bukan
karena takut terhadap sanksi sosial, melainkan keyakinan mendalam akan kebenaran nilai
sosial dalam norma. Factor yang mendukung kepatuhan murni yaitu :
1) Kehidupan rohani lebih tebal dan berkembang lebih subur.
2) Tuntutan hidup relative ringan.
3) Letaknya yang terpencil dan komunikasi tertutup menghambat masuknya pengaruh
negative.
4) Jumlah penduduk relative sedikit dan saling mengenal.
5. Mayarakat Perkotaan
a. Pengertian
Masyarakat modern merupakan masyarakat yang sebagian besar warganya memiliki
orientasi budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Masyarakat
perkotaan merupakan sekelompok orang yang hidup bersama pada suatu wilayah tertentu
yang menjadi suatu pusat politik pemerintahan dan atau industri, perdagangan, kebudayaan
dengan memperlihatkan sifat atau ciri corak pergaulan dan tata kehidupan yang berbeda
dengan masyarakat desa. Sedangkan secara sosiologis, pengertian kota terletak pada sifat
dan cirri kehidupan dan bukan ditentukan oleh menetapnya sejumlah penduduk di suatu
wilayah perkotaan.
Di berbagai Negara berkembang, seperti Indonesia, masyarakat modern disebut juga
masyarakat kota.
b. Ciri masyarakat Modern/Kota
Selo Soemardjan mengemukakan sbb :
Hubungan antar manusia di dasarkan atas kepentingan pribadi.
Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dan saling memengaruhi.
Percaya pada fungsi iptek untuk meningkatkan kesejahteraan.
Masyarakat tergolong menurut bermacam-macam profesi dan keahlian.
Tingkat pendidikan formal merata dan tinggi.
Hokum tertulis yang sangat kompleks.
Dominan ekonomi pasar berdasarkan penggunaan uang.
Soerjono Soekanto mengemukakan ciri manusia modern adalah sebagai berikut.
Orang yang bersikap terbuka terhadappengalaman dan penemuan baru (tidak ada
prasangka).
Siap untuk menerima perubahan setelah menilai kekurangan yang dihadapinya.
Peka terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya.
Memiliki informasi yang lengkap mengenai pendiriannya.
Lebih banyak berorientasi ke masa kini dan mendatang.
Senantiasa menyadari potensi yang ada pada dirinya dan yakin dapat dikembangkan.
Tidak pasrah pada nasib.
Percaya pada manfaat iptek.
Menyadari dan menghormati hak, kewajiban, dan kehormatan orang pihak lain.
c. Dinamika Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan atau urban community merupakan kelompok social yang mendiami
wilayah yang luas, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian disektor industry,
jasa, dan perdagangan. Keanggotaan masyarakat kota tidak saling mengenal, lebih terikat
kontrak dan mulai meninggalkan tradisi.
Kehidupan kota yang sangat kompetitif dan selektif dapat meruntuhkan kesetiakawanan,
silidaritas social yang dapat menggeser nilai social dalam masyarakat. Agak rendahnya
mentalitas masyarakat perkotaan disebabkan oleh berikut.
1) Tekanan hidup yang keras, di mana kehidupan makin kompetitif.
2) Kemajuan iptek menghasilkan barang yang serba menarik dan mendorong untuk
memilikinya.
3) Kehidupan banyak kegiatan dan kesibukan, sehingga orang tidak ramah, masa bodoh
dan egoistis.
4) Jumplah penduduk yang besar membuat hidup sulit, sehingga muncul perbuatan
curang.
Mentalitas masyarakat perkotaan dapat dilihat dari cirri-ciri struktur sosialnya yaitu sbb :
1) Heterogenitas social dalam berbagai aspek kehidupan.
2) Hubungan antar penduduk bersifat sekunder/pengenalan serba terbatas pada
kehidupan tertentu.
3) Pengawasan sekunder, di mana secara fisik berdekatan, namun secara social
berjauhan.
4) Mobilitas sosial sangat tinggi dan didasarkan pada profesi.
5) Ikatan perkumpulan bersifat sukarela.
6) Individualism, sebaiknya gotong royong melemah.
Mentalitas masyarakat modern berorientasi pada system nilai budaya yang didasarkan alam
pikiran dan alam jiwa yang rasional. Cirri system nilai budaya ini diantaranya : sikap
menghargai karya orang lain, menghargai waktu, menghargai mutu, berfikir kreatif, efisien
dan produktif, percaya pada diri sendiri, berdisiplin dan bertanggungjawab.
Berkebalikan dengan masyarakat pedesaan, masyarakat perkotaan memiliki tatanan nilsi
yang heterogen. Masyarakat kota terdiri atas berbagai suku bangsa, agama, adat istiadat,
menjalankan fungsi pusat administratif dan pusat komersial, bahkan pusat konsentrasi
kegiatan yang menjadi indikator modernisasi. Hal ini menyebabkan kota menjadi daya tarik
bagi masyarakat desa untuk melakukan urbanisasi.
Faktor penyebab dinamika sosial dalam masyarakat perkotaan adalah sebagai berikut.
1. Faktor pendidikan.
2. Faktor urbanisasi.
3. Faktor komunikasi.
4. Industrialisasi dan mekanisasi.
5. Ekonomi.
6. Sosial.
7. Politik.
8. Budaya.
Dampak dari dinamika masyarakat perkotaan adalah sebagai berikut :
Dampak positif
a. Tingkat pendidikan lebih merata.
b. Komunikasi dan informasi lebih cepat dan mudah.
c. Profesionalitas lebih terjaga.
d. Pembangunan dalam berbagai bidang lebih terjamin.
Dampak negative
Munculnya sikap individualitas.
Memudarnya nilai kebersamaan.
Munculnya sikap kurang mempercayai pihak lain.
Memudarnya perhatian terhadap budaya lokal dan budaya nasional, terutama di kalanan
generasi muda.
Lembaga
Dalam sosiologi, lembaga merupakan suatu sistem norma untuk mencapai tujuan
tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting. Sistem norma tersebut mencakup
gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi
Lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang hidup dimasyarakat. Norma-
norma tersebut mengalami pelembagaan, yaitu proses menjadi bagian dari dari kehidupan
masyarakat sehingga dikenal, diakui, dihargai, dan ditaati. Setelah proses pelembagaan ,
berlangsung internalisasi, yaitu proses penyerapan norma-norma oleh masyarakat
sehinngga norma-norma atau telah berakar sebagai pedoman cara berfikir, bersikap,
berprilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Lembaga sosial mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Menjaga ketentuan masyarakat.
2. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagaimana bertingkah laku atau
bersikap dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang
menyangkut kebutuhan-kebutuhan manusia
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian
sosial terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
Lembaga pemerintahan saat ini
Lembaga tinggi negara
Kementerian negara
Lembaga pemerintah nonkementerian
Lembaga nonstruktural
Lembaga struktural di bawah kementerian negara.
Lembaga pemerintahan yang telah dibubarkan
Lembaga tinggi negara
Kementerian negara
Lembaga Pemerintah Non Departemen
Lembaga nonstruktural.
Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang
selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Berdasarkan sifat resmi tidaknya,
dikenal ada dua jenis organisasi sebagai berikut :
Organisasi Formal
Organisasi formal sifatnya lebih teratur, mempunyai struktur organisasi yang resmi,
serta perencanaan dan program yang akan dilaksanakan secara jelas.
contohnya : OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia), LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dan lain-lain.
Organisasi Informal
Karena sifatnya tidak resmi, pada organisasi ini kadangkala struktur organisasi tidak
begitu jelas/bahkan tidak ada. Begitu juga dengan perencanaan dan program-program yang
akan dilaksanakan tidak dirumuskan secara jelas dan tegas, kadang-kadang terjadi secara
spontanitas.
Contohnya : kelompok pecinta puisi disekolah, fans club suatu Idol grup, dan lain
sebagainya.
Interaksi Sosial
A. Pegertian Interaksi social
Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbale balik yang dilakukan oleh
individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan
individu,antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social. Dalam
kamus Bahasa Indonesia Innteraksi didifinisikan sebagai hal saling melalkukan
akasi ,berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi adalah hubungan
timbale balik (social) berupa aksi salaing mempengaruhi antara indeividu dengan individu,
antara individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan kelompok. Gillin
mengartikan bahwa interaksi social sebagai hubungan-hubungan social dimana yang
menyangkut hubungan antarandividu , individu dan kelompok antau antar kelompok.
Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
jumlah pelakunya dua orang atau lebih
adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbul atau lambing-
lambang
adanya suatu demensi waktu yang meliputi ,asa lalu, masa kini, dan masa yang
akan dating .
adanya tujuan yang hendak dicapai.
B. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
1. adanya kontak sosial
Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contack”, dari bahasa lain “con” atau “cum” yang
artinya bersama-sama dan “tangere” yang artinya menyentuh . Jadi kontak berarti sama-
sama menyentuh.Kontak social ini tidak selalu melalui interaksi atau hubungan fisik, karena
orang dapat melakuan kontak social tidak dengan menyentuh,misalnya menggunakan HP,
telepon dsb
2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain
dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Ada lima unsure pokok dalam komunikasi yaitu
komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau perasaan
atau pemikiran pada pihak lain.
Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran,
informasi.
Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan
Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada
komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator.
Tiga tahapan penting dalam komunikasi
Encoding . Pada tahap ini gagssaan atau program yang akan dikomunikasikan
diwujudkan dalam kalimat atau gambar . dalam tahap ini komunikator harus memilih
kata atau istilah ,kalimat dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan.
Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan
komunikan.
Penyampaian. Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam
bentuk kalimat dan gambar disampaiakan . Penyampaian dapat berupa lisan dan
dapat berupa tulisan atau gabungan dari duanya.
Decoding Pada tahap ini dilakukan proses mencerna fdan memahami kalimat serta
gambar yang diterima menuruy pengalaman yang dimiliki.
Kondisi Umum Interaksi Pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang
biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu,
sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa.
Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era
informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”.
Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat
sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang
hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk
berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena
beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati,
mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan
bersama di dalam masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar
batas wilayahnya.
Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt
istiadat, dan sebagainya
Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya
tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab
bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial.
Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan konflik, kontraversi, kompetisi.
PERUBAHAN MASYARAKAT DALAM MASYARAKAT DESA
Ahli ilmu sosial yang bernama William F Ogburn, dalam mengembangkan teori
evolusi sosialnya, ia menggunakan faktor-faktor biologis dan kebudayaan sebagai faktor-
faktor terjadinya perubahan sosial. Kebudayaan non-material atau dalam hal ini teknologi
adalah salah satu faktor penting dalam mempengaruhi perubahan sosial. Kebudayaan
menurutnya tidak berubah tetapi semakin berkembang ke arah yang lebih tinggi,
kebudayaan saat ini begitu hebat karena banyaknya penemuan atau penciptaan baru
(inventions).
1.Kebudayaan material tetap disebut juga kebudayaan inertia
Kebudayaan ini berubah secara lamban dan kelihatannya tidak berubah atau bentuknya
tetap seperti semula. Misalnya bentuk kebudayaan bisa saja hilang, dibuang atau tidak
digunakan lagi.
2. Kebudayaan baru dapat dinamakan Inventions
Biasanya bentuk kebudayaan yang hilang tidak sebesar bentuk-bentuk budaya baru.
Hilangnya bentuk-bentuk yang lama karena diganti oleh bentuk-bentuk kebudayaan yang
baru untuk memperbaiki kebudayaan yang lama.
Kebudayaan non-material seperti agama, ilmu pengetahuan, seni, huku atau kebiasaan
mengalami suatu akumulasi perubahan dari bentuk yang lama kebentuk yang baru.
Moderenisasi menurut Neil J. Smelser merupakan suatu konsep yang erat sekai
hubungannya dengan pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi berkembang melalui 4 proses yaitu :
1. Proses modernisasi teknologi
2. Proses komersialisasi pertanian
3. Proses Industrialisasi
4. Urbanisasi
Perubahan yang diharapkan dapat terjadi akibat dari proses pembangunan mencakup 5
bidang menurut smelser yaitu :
1. Politik
2. Pendidikan
3. Agama
4. Keluarga
5. Sertifikasi
Desa dianggap mempunyai kedudukan yang fundamental dalam rangka pembangunan
nasional bukan saja karena desa dihuni oleh kurang lebih 70 persen dari penduduk
Indonesia, tetapi desa mempunyai ciri-ciri yang mendukung Pembangunan Nasional yaitu :
1. Desa sebagai sumber produsen pertanian yang mengahsilkan pangan maupun sumber
defisa.
2. Desa sebagai sumber tenaga kerja untuk industri.
3. Desa sebagai konsumen dari hasil industri.
Desa yang sulit untuk mengadakan perubahan
Dibeberapa daerah pedesaan sampai saat ini masih banyak masyarakat yang tetap
terikat dengan tradisi-tradisi yang masih dipertahankan. Norma-norma yang dianut sering
terlalu mengikat sehingga sulit untuk mengadakan perubahan yang cukup drastis.
Masyarakat desa yang tradisional cendrung mempunyai kepercayaan yang fatalistik.
Kepercayaan fatalistik ini tidak dapat memecahkan persoalan-persoalan sosisal karena ada
anggapan sudah menjadi nasibnya demikian.
Desa yang menerima perubahan
Perkembangan industri terutama industri yang berlokasi didaerah pedesaan
membawa teknologi modern ke daerah pedesaan sehingga telah banyak mengubah wajah
pedesaan. Industrialisasi yang banyak menggunakan teknologi modern sanagat
membutuhkan prasarana-prasarana seperti sarana koomunikasi dan transportasi.
Perubahan yang terjadi akibat adanya usaha pembangunan pedesaan tidak hanya
pengaruh positif, tetapi jg pengaruh negatif. Pengaruh negatif ini berkembang menjadi
masalah sosial dan ketegangan sosial. Contohnya pengganguran, kriminalitas dan imitasi
gaya hidup.