Upload
michael-williams
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
B A B I . P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya,
sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup
bersama dalam satu komunitas yang teratur.Masyarakat (society) merupakan istilah yang
digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga
dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara berbagai individu. Dari
segi perlaksaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat - atau tidak dibuat - oleh kumpulan orang
itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
Perkataan society datang dari pada bahasa Latin societas, "perhubungan baik dengan
orang lain". Perkataan societas diambil dari socius yang bererti "teman", maka makna
masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini bermakna telah
tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya mempunyai kepentingan dan matlamat
yang sama. Maka, masyarakat selalu digunakan untuk menggambarkan rakyat sesebuah
negara.
Masyarakat pertanian yang bertempat tinggal di pedesaan dalam kehidupan sehari-hari selalu
melakukan hubungan satu dengan lainya. Pola hubungan yang terjadi pada masyarakat desa
dapat diketahui melalui hubungan antar kelompok, individu dengan individu, dan individu
dengan kelompok. Secara konkret landasan utama untuk mempelajari sosiologi pertaniaan
adalah terjadinya proses sosial di dalam masyarakat. Proses sosial yangterjadi pada
masyarakat desa memiliki esensi yang sangat penting dalam menciptakan suasana hubungan
yang harmonis antarwarga.
B. Tujuan Praktikum
Tugas lapangan yang dilakukan merupakan salah satu pengalaman untuk mendukung
kompetensi sebagai mahasiswa pertanian yang sangat berharga dan sangat menarik untuk
dikaji secara sosiologi. Secara langsung kita dapat mengetahui tentang petani, kel.ompok tani
maupun masyarakat, mengungkapkan permasalahan konkret yang dihadapi para petani serta
mencari solusi terbaik. Teori yang diperoleh selama proses pembelajaran telah cukup sebagia
dasar untuk memahami dinamika masyarakat pertanian secara faktual
Dari hasil pengamatan di lapang serta analisis peristiwa secara diskriptif dijadikan sebagai
bahan guna untuk menyusun laporan praktikum. Di samping itu dengan tugas lapang ini
diharapkan mahasiswa dapat memahami gambaran masyarakat pertanian secara baik dan
benar. Laporan praktikum yang dibuat secara kelompok merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban yang terkait dengan cara-cara pengamatan,analisis peristiwa dan
implikasi terhadap masalah yang ada pada mastarakat pertanian.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum sosiologi dilakukan di desa Tumpang, kecamatan Tumpang, kabupaten
Malang pada hariKamistanggal 06 Desember 2012.
BAB II. PEMBAHASAN
ASPEK SOSIOLOGIS PETANI
Diskripsi Keluarga dan Usahatani Pak Muhidin oleh mahasiswa :
Nama : Mohammad Ilyas Fanani
NIM : 125040100111229
Kelas : Agribisnis F
Salah satu rumah petani yang kami kunjungi di desa Tumpang adalah rumah dari Bapak
Muhidin. Bapak Muhidin berusia 56 tahun. Bapak Muhidin memiliki seorang istri yang
bernama Susiati dan 1 orang anak.Kedua orang anak lainnya telah berumah tangga dan
tinggal bersama suami dan istrinya. Pekerjaan utama bapak Muhidin adalah sebagaipedagang.
Pekerjaan sampingannya adalah sebagai petani. Pendidikan terakhir yang ditempuh pak
Muhidin adalah SD kelas 6. Bapak Muhidin bekerja sebagai petani sejak tahun 2000.Bapak
Muhidi memiliki lahan pertanian sendiri dengan luas 200 m2. Setelah memiliki lahan
pertanian, pak Muhidin langsung mengolah lahan tersebut untuk dijadikan lahan
pertanian.Pak Muhidin menanami lahan pertaniannya dengan menggunakan sistem
monokultur. Dalam satu tahun, lahan sawah pak sudir ditanami jagung, timun, tomat, kubis.
Tanamanjagungbisadipanensetelah 100 haripenanaman.Pak Muhidin memilih tanaman
tanaman-tanamantersebut karena nilai jualnya yang tinggi. Dalam satu tahun pak sudir dapat
memanen padi sampai 2 kali. Pada tanaman sayuran pak sudir dapat memanen hasil sebanyak
3 kali. Pak Muhidin menggunakan cangkul dan bajak dalam mengolah sawahnya. Pak
Muhidin tidak memiliki hewan ternak sehingga hanya menggunakan cangkul dan bajak.
Pengolahan lahan biasanya dilakukan setelah 1 bulan panen. Pak Muhidin memperoleh bibit
dari toko pertanian setempat karena bibit yang di peroleh dari kelompok tani biasanya
memiliki kualitas yang kurang baik dan tidak unggul dan jumlah bibit yang diberikan oleh
kelompok tani pun sedikit. Dahulu, pak Muhidin memperoleh bibit padi dari kelompok tani.
Setiap satu bulan sekali kelompok tani mengadakan pertemuan. Jarak tanam untuk jagung
adalah 80 cm per 100 m nya.Lubangnya di buat per 30 cm. Jumlah bibit padi dalam satu
lubang yang biasa di berikan oleh pak Muhidin secukupnya. Perairan di peroleh dari aliran
sungai yang berasal dari daerah tumpang. Sistem pengairan di atur oleh HIPPA yang ada di
desa tersebut. HIPPA disini disebut dengan waker. Setiap panen pak Sudir memberikan
imbalan kepada himpunan pengatur air tersebut berupa uang atau padi. Jenis pupuk yang
biasa di gunakan oleh pak Muhidin adalah jenis pupuk organik, kandang yang berasal dari
kotoran sapi, kimia, urea, phonska. Pemupukan diberikan secukupnya.Tidak terdapat aturan
pasti dalam cara pemberian pupuk. Untuk tanaman cabai dan jagung biasanya diberkan jenis
pupuk campuran antara KNO 29 2 kg dan phonska. Untuk penyiangan pak Muhidin
menggunakan arit dan tangan. Hama yang ditemukan dalam usaha tani pak Muhidin adalah
hama trip. Trip sangat mendominasi. Untuk mengendalikan hama trip pakMuhidin
menggunakan obatdupon. Hasil panen langsung di jual karena biasanya jika waktu panen
tiba, para pembeli sudah berada di tempat untuk membeli hasil panen. Pak Sudir memperoleh
pengetahuan tentang cara bercocok tanam dari tetanggasetempat yang
berbagiinformasimengenaitatacarapenanaman.
Sejak awal membeli lahan pertanian sampai sekarang, luas lahan pertanian milik pakMuhidin
tidak pernah mengalami perubahan. Status Rumah yang ditempati oleh keluarga pak Muhidin
adalah milik sendiri. Dengan luas rumah 60-70 m2. lantai rumah pak Muhidin sudah
menggunakan keramik dengan dinding tembok. Jenis atap yang digunakan adalah genteng.
Keluarga pak Muhidin memiliki 1 sepeda motor dan 1 televisi 14 inc. Keluarga pak Sudir
tidak memiliki telepon rumah namun handphone.
Di desa Tumpang, terdapat gabungan kelompok tani yang di ketuai oleh bapak Imron. Bapak
Muhidin bukanlah anggota aktif anggota dari gapoktan. Salah satu kegiatan yang dilakukan
oleh gaboktan di desa Tumpang adalah mengadakan suatu musyawarah untuk membicarakan
masalah-masalah yang muncul dalam bidang pertanian di desa Tumpang. Pak Muhidin
adalah anggota yang tidakaktif dalam mengikuti kegiatan kelompok tani tersebut.
Di desa Tumpang juga terdapat HIPPA, himpunan petani pemakai air yang di ketuai oleh
bapak Paito. Pak Muhidin termasuk kedalam anggota HIPPA di desa tersebut. Kegiatan
HIPPA di desa tersebut adalah mengatur pembagian air setiap harinya. Pak Muhidin aktif
dalam HIPPA. Manfaat yang diperoleh selama pak Muhidin menjadi anggota HIPPA adalah
banyak mendapatkan bantuan dalam pembagian air secara merata.
Selama menjalankan usahatani, pak Muhidin tidak pernah membutuhkan modal dari luar. Pak
Muhidin dalam melakukan kegiatan usaha taninya tidak pernah menggunakan tenaga kerja
tambahan dari. Semua sarana produksi usahatani pak Sudir seperti bibit, pupuk kimia, pupuk
organik dan pestisida didapatkan, beli secara pribadi, membuat sendiri, dan sebagian dari
hasil panen sebelumnnya. Hasil panen yang diperoleh oleh bapak Muhidin setiap musim
panen, lebih dari 50% di jual selebihnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Hasil panen
biasanya langsung di jual kepada pembeli setelah dikeringkan.
Menurutpernyataan pak Muhidin, desa setempat pernah terdapat penyuluhan dari lembaga
tani setempat namun pak Muhidin jarang mengikuti acaratersebut.Hal inidikarenakan
kebanyakan saran yang diberikan tidak begitu mempengaruhi hasil pertanian untuk
mengalami peningkatan. Pak Muhidin mengatakan bahwapernah diadakan proyek jagung
pioneer namun hasilnya jugatidak maksimal. Kondisi pertanian di desa Tumpang yang
sekarang dengan kondisi pertanian sebelum reformasi atau masa orde baru jika dibandingkan
mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan karena harga jual tidak sebanding dengan harga
penanaman dan perawatan. Pada masa Suharto harga-harga seperti bibit, pestisida, obat
kimia, dan lain-lain sangant murah dan harga jualnya pun cukup tinggi. Namun pada masa
reformasi terjadi sebaliknya, harga bibit, pestisida, dan obat kimia sangat tinggi namun harga
jual sangat rendah.Menurut pendapat pak Muhidin mengenai pemerintah yang sekarang
menggalakkan penggunaan pupuk organik dari pada pupuk kimia itu sama saja. Karena
menurut pak Muhidin hasil yang di dapatkan dari penggunaan pupuk kimia maupun pupuk
organik untuk hasil pertaniannya sama saja hasilnya, tidak ada perbedaan. Jika berbicara
tentang kondisi kesuburan tanah pertanian yang ada di desa Tumpang itu tergantung pada
iklim dan sifat tanah tersebut. Untuk mengantisipasi perubahan iklim yang memepengaruhi
tingkat kesuburan tanah, pak Muhidinmengantisipasi dengan menanam tanaman yang
memiliki sifat yang sesuai dengan kondisi lahan pertaniannya tersebut atau dengan
pengolahan tanah lebih lanjut dengan memperhatikan sistem irigasi.
Diskripsi Keluarga dan Usahatani Pak Kustono oleh mahasiswa :
Nama : ShendyNasrul Putra
NIM : 125040100111
Kelas : Agribisnis F
Nama : BapakKustono
Umur : 57 tahun
Tingkat pendidikan formal : SD
Pekerjaan KK : petani (utama)
Sejak kapan menjadi petani : sejak tahun 80,an
Jumlah anggota keluarga : 1 orang istridan 1 orang anak
Luas lahan pertanian sawah : seperempathektar (milik sendiri)
I. Deskripsi keluarga
Di desa Tumpang, sebuah keluarga dengan kepala keluarga yang bekerja sebagai petani yang
bernama Bapak Kustono. Beliau berumur 57 tahun, mempunyai seorang istridanseoranganak.
Beliau ber pendidikan terakhir SD, beliau belajar bercocoktanam sejak kecil, beliau belajar
dari umur 15 tahun.
II. Kebudayaan Petani
Pada saat ditanami cabaikecil, beliau dalam pengolahan lahan menggunakan bajak, persiapan
benih pun sudah di siap kan sebelum penanaman. Benih yang digunakan biasanya benih 16
kg dengan waktu tanam berumur18-20 hari. Jumlah bibit per lubang diperlukansecukupnya
bibit. Pupuk yang biasanya digunakanSP-36, Phonska, ZA, dan urea. Pemupukan dilakuakan
3X, setelah 20 hari pupuk yang diberikan adalah ZA, SP-36, dan urea.Pupuk ZA
digunakansaathujanterusmelanda. Penyiangan yang dilakukan beliau dengan menggunakan
manual atau dengan tangan, dan lahan beliau pengairanya dengan cara dialiri air. Hama yang
sering dijumpai adalah lalatbuah. Pengendaliannya dengan menggunakan obat burdock.
Dosisi yang digunakanadalahsecukupnya. Caranyaadalahdisemprot. Pengetahuan bercocok
tanam diperoleh dari pertanian dan juga dari PPL. Penegetahuan dalam bercocok tanam
berubah mulai dari cara penanaman,pemupukan dan pengolahan.
III. Stratifikasi Sosial
Luas lahan yang dimiliki beliau tetap tidak ada perubahan, tidak berkurang ataupun
bertambah. Kondisi rumah yang beliau tinggali sekarang sudah berkecukupankarenabaru di
bangundengangayarumahzamansekarangmestibelomselesai di renovasi.Status rumah milik
pribadi. Luas lahan rumah 7 m x 15 m, lantai rumahpun sudah tegel/keramik,sudah
bertembok, dan atap sudah genteng. Di lihat dari segi rumah beliau, beliau sudah termasuk
orang yang mampu atau berkecukupan.
Alat taransportasi yang beliau miliki adalah sebuah sepeda motor, sudah memiliki televisi
berukuran 14 inc. Alat komunikasi yang dimiliki adalah HP. Kedudukan beliau dalam
masyarakat hanyalah anggota masyarakat biasa.
IV. Kelembagaan
Di desa Tumpang terdapat kelompok tani yang diketuai oleh pakImron . Menurut
pakKustono, kegiatan yang dilakukan kelompok tani yaitu membahas masalah pertanian di
desa tersebut sehingga masalah tersebut dapat diatasi dengan musyawarah bersama. Banyak
manfaat yang dirasakan oleh beliau, salah satunya yaitu menambah kemajuan khususnya
dalam hal penanganan pertanian yang baik serta menambah pengalaman.
V. Jaringan Sosial
Hubungan bapak Ridwan dengan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) di desa Tumpang yaitu
pernah konsultasi dan diskusi, tetapi jarang bahkan sudah tidak pernah lagi, karena
kebanyakan saran yang diberikan ketika diterapkan dalam lahan tidak berhasil sehingga
membuat rugi (menurunkan produksi). Dalam pemasaran hasil pertanian, kelompok tani
mengadakan kerjasama yaitu berupa pemantauan terhadap harga produksi tiap tahunnya dan
selain harga dipantau juga kualitas/mutu hasil produksinya.
VI. Pengaruh Sosial dan Globalisasi
Pengamatan dan pengalaman yang telah beliau alami, kondisi pertanian di desa ini sekarang
dibandingkan dengan kondisi pertanian sebelum reformasi atau masa orde baru mengalami
penurunan dalam segi kondisi dan mengalami peningkatan dalam segi kulitas. Kemajuan ini
dapat dilihat dari teknologi yang semakin berkembang . Tingkat kesuburan pun beberapa
tahun terakhir telah mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan kondisi cuaca yang tidak
menentu serta pengairan yang tidak terkontrol. Untuk mencegah kemunduran tingkat
kesuburan tanah tersebut, beliau menggunakan antonik dengan cara penyemprotan atau biasa
dikenal dengan istilah pengompresan.
VII. Kesimpulan
Kesimpulannya bahwa bapak Kustono yang sudah sejak kecil belajar bertani dari toko
pertanian beliau hingga sampai sekarang yang masih bekarja sebagai petani. Dengan adanya
kelompok tani tersebut pertanian beliau menjadi selangkah lebih maju. Sarana produksi
usahatani baik benih, pupuk dan pestisida beliau dapatkan dengan cara membeli kontan. Hasil
panennya dijualdansisanya di konsumsisendiri.
Menurut beliau kondisi pertanian di desa ini sekarang dibandingkan dengan kondisi pertanian
sebelum reformasi atau masa orde baru mengalami penurunan dalam segi kondisi dan
mengalami peningkatan dalam segi kulitas. Kemajuan ini dapat dilihat dari teknologi yang
semakin berkembang . Tingkat kesuburan pun beberapa tahun terakhir telah mengalami
kemunduran.
Diskripsi Keluarga dan Usahatani Pak Miseri oleh mahasiswa :
Nama : HendrawanSetyanto
NIM : 125040100111201
Kelas : Agribisnis F
I. IDENTIFIKASI PETANI
Nama petani : BapakMiseri
Umur : 60 Tahun
Tingkat pendidikan formal : SD
Pekerjaan : a. Utama: Buruh tani b. Sampingan: --
Lama menjadi buruh tani : Sejak tahun 1966
Jumlah anggota keluarga : 4 orang, dengan 2 orang anak dan 1 orang istri
Luas lahan : --
Luas lahan tegal : --
Jumlah ternak : 3 ekorsapi
II. KEBUDAYAAN PETANI
1. Dalam satu tahun lahan sawah yang digarap biasanya ditanami padi dan jagung. Dalam
satu tahun tersebut dua kali ditanam padi dan dua kali ditanam jagung. Hal tersebut dilakukan
atas dasar permintaan pemilik sawah.
2. Cara bercocok tanam padi adalah sebagai berikut :
Sebelum bibit padi ditanam maka terlebih dahulu benih padi ( gabah ) di buat pembenihan
dahulu. Setelah umur sekitar satu bulan maka tanaman bibit padi siap untuk di tanam. Sambil
menunggu tanaman padi yang di buat bibitnya maka tanah yang akan ditanami dipacul
terlebih dahulu dengan dibuat bedengan-bedengan,serta tidak lupa diberi pupuk kandang atau
daun-daunan untuk pupuk alami. Bila semuanya sudah siap maka tanah yang akan ditanami
dialiri dengan air kemudian tanahnya dipaculi kembali agar gembur serta bila ada tanaman
penggangggu dicabuti. Bibit padi dari persemaian dicabuti dan dibersihkan akar-akarnya dari
tanah yang menempel kemudian diikat dengan tali. Tali bsa dari tutus bambu atau daun
kelapa. Bila bibit sudah siap dan lahan sudah dialiri dengan air maka bibit padi mulai ditanam
di petak-petak sawah secara mudur agar penanam tidak menginjak bibit padi yang sudah
ditanam. Selesai penanaman maka kotak-kotak tanah yang sudah ditanami diberi air sampai
penuh agar tanah tidak kering. Jarak skitar satu minggu diberi pupuk buatan Urea untuk
merangsang pertumbuhan padi tersebut. Setelah sebulan bibit padi yang sudah ditanami akan
terlihat hijau dan kemudian di bersihkan dari rumput-rumput yang mengganggu,dan kita
tinggal menunggu hasil panennya.
a. Pengolahan tanah menggunakan bajak berupa hewan yaitu sapi
b. Cara mempersiapkan benih untuk persemaian yaitu benih terlebih dahulu direndam dalam
air. Benih yang terapung dibuang. Lama perendaman benih sekitar 24 jam, lalu diperam.
Lama benih diperam sekitar 48 jam. Setalah terjadi perkecambahan, pada persemaian tersebut
dilakukan perawatan yaitu dengan menggenangi bedengan dengan air selama 24 jam. Setelah
24 jam digenangi air, jumlah air dalam bedengan dikurangi agar benih tidak membusuk. Pada
persemaian juga diberi pupuk yaitu dapat berupa pupuk urea dll.
c. Membuat persemaian di bedengan sawah, varietas unggul seperti varietas genjah, jumlah
benih 25kg untuk 1 ha sawah, umur persemaiannya sekitar 17-25 hari.
d. Cara tanamnya yaitu dengan jarak tanam sekitar 25 cm, jumlah bibit perlubang untuk
varietas unggul sekitar dua bibit dan untuk varietas biasa sekitar 10 bibit per lubang tanam,
dan kondisi airnya diatur sesuai keadaan dan kebutuhan.
e. Jenis pupuk yang digunakan yaitu urea, Phonska, TSP, dan pupuk organik. Dilakukan dua
kali sehari pada pagi hari dan sore hari.
f. Penyiangan dilakukan secara menual menggunakan arit atau sabit selama 10 hari pertama
masa tanam awal padi. Cara pengairannya bila pada musim hujan cukup dibiarkan dengan
menggunakan air hujan, bila pada musim kemarau pada malam hari diberi air sebanyak dua
kali dalam 10 hari, atau lima hari sekali.
g. Jenis hama yang menyerang yaitu tikus, belalang, burung pipit, ulat dan wereng. Bila
terjadi serangan hama menggunakan pestisida yaitu sekor dan poliku.
h. Ciri-cici padi sudah siap di panen yaitu warnanya kuning dan umurnya sudah tua. Padi
dipanen dengan menggunakan sabit lalu dibersihkan dan disimpan.
3. Cara mengetahui bercocok tanam padi yaitu belajar sendiri atau otodidak.
4. Sejak pertama menjadi buruh tani pernah terjadi perubahan cara budidaya padi yaitu
dengan penggunaan bajak singkal sejak tahun 2007. Yang mendorong terjadinya perubahan
ialah dari orang-orang sekitar terutama kelompok tani yang telah banyak menggunakan bajak
singkal.
III. STRATIFIKASI SOSIAL
1. Tidak terjadi perubahan luas lahan yang dimiliki karena sejak dulu tidak memiliki lahan
sawah sendiri.
2. Tidak ada perubahan luas lahan.
3. Kondisi rumah saat ini
a. Status rumah yang ditempati : milik sendiri
b. Ukuran rumah : 6 m x 10 m
c. Jenis lantai : Tegel/keramik
d. Jenis dinding : Tembok
e. Jenis atap : Genteng biasa
4. Pemilikan alat transportasi
a. Kendaraan yang dimiliki : Sepeda motor
b. Pemilikan tv : Memiliki 14 inchi
c. Pemilikan telpon : Tidak ada
5. Kedudukan dalam masyarakat
a. Sebagai pamong desa : Tidak
b. Pengurus kelompok tani : Hanya anggota
c. Tokoh masyarakat : Tidak
d. PNS : Tidak ada
IV. KELEMBAGAAN
Kelompok tani
1. Dalam desa ada kelompok tani
2. Ketua kelompok tani Bapak Ridwan
3. Menjadi anggota kelompok tani
4. Kegiatan kelompok tani antara lain membahas tentang pengendalian hama tikus dan sosialisasi pembuatan pupuk organik.
5. Aktif dalam kegiatan kelompok tani.
6. Manfaat dalam mengikuti kegiatan kelompok tani ialah mendapat pengalaman dan pengetahuan yang lebih banyak.
Himpunan petani pemakai air (HIPPA)
1. Di desa ada HIPPA
2. Ketua tidak tau
3. Tidak menjadi anggota
Lembaga Keuangan/Perkreditan
1. Pernah membutuhkan modal dari luar keluarga.
2. Mendapat dari orang yang bekerja khusus memberi modal/hutang dalam jangka waktu 3 bulan dengan bunga 20%.
Lembaga lain/pranata sosial dalam usaha pertanian
1. Tidak pernah menggunakan tenaga kerja dari luar karena pekerjaan utamanya adalah buruh tani
2. Cara mendapatkan sarana produksi usaha tani;
a. Benih : Dari hasil panen sebelumnya
b. Pupuk kimia : Beli kontan
c. Pupuk organik : Beli kontan
d. Pestisida : Beli kontan
3. Hasil panen semua atau lebih dari 50% dijual dan sisanya dikonsumsi sendiri.
4. Yang dijual dalam bentuk gabah kepada pedagang yang datang.
V. JARINGAN SOSIAL
1. Hubungan dengan PPL di desa yaitu pernah datang konsultasi dan diskusi tetapi jarang.
2. Tidak pernah ada hubungan dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
3. Tidak ada kerjasama dengan Kios Sarana Produksi Pertanian karena pemenuhan sarana produksi pertanian seperti bibit dapat menggunakan dari hasil panen sebelumnya, pestisida dan pupuk yang digunakan juga dibeli secara kontan.
4. Tidak ada kerjasama antar anggota kelompok tani dalam hal pemasaran karena pemasaran hasil pertanian dilakukan secara langsung oleh masing-masing petani kepada para pedagang.
5. Tidakpernahpinjam modal dari bank.
VI. PERUBAHAN SOSIAL DAN GLOBALISASI
1. Kondisi pertanian sekarang dengan masa orde baru lebih mengalami kemunduran karena dirasa semua sarana produksi pertanian semakin mahal dibanding pada saat masa orde baru.
2. Faktor yang menyebabkan kemunduran kondisi pertanian adalah dengan dibukanya pasar bebas dunia sehingga semua bahan pertanian berasal dari luar negeri dan harganya mahal.
3. Harga hasil pertanian sekarang dengan masa orde baru sama saja. Dulu semua sarana produksi pertanian harganya murah dan harga jual hasil pertaniannya juga rendah. Sekarang sarana produksi pertanian harganya mahal dan harga jual hasil pertanian juga tinggi.
4. Setuju dengan penggalakan penggunaan pupuk organik yang dilakukan oleh pemerintah karena pupuk organik lebih alami sehingga tidak menyebabkan efek samping yang buruk kepada hasil pertanian.
5. Sawah mengalami kemunduran tingkat kesuburan karena akibat dari penggunaan pupuk anorganik seperti urea dll. Tanda-tanda terjadi kemunduran kesuburan adalah dengan kondisi tanahnya yang menjadi tidak gembur lagi setelah menggunakan pupuk anorganik, tanaman yang ditanam juga tidak dapat tumbuh dengan subur.
6. Upaya untuk mencegah kemunduran kesuburan tanah adalah dengan pemakaian pupuk organik dalam setiap kegiatan budidaya tanaman.
Diskripsi Keluarga dan Usahatani Pak Paito oleh mahasiswa :
Nama : AnggiRahmawati M.
NIM : 125040100111207
Kelas : Agribisnis F
II.1 Deskripsi Keluarga
BapakPaito adalah petani yang berumur 50 tahun.BapakPaitomendapatkan pendididkan
hanya sampai batas SD saja,karena pada zaman dahulu orang yang bertamatkan SDsudah
dikatakan mengecam pendidikan yang layak dan bagus untuk dikalangan desa tempat lahir.
Pekerjaanutama bapakPaito ialah Petani,selain dari itu ia mengambil pekerjaan sampingan
lainnyasebagaiwakerataupengurusaliran air. Wakerbertugassebagai orang yang
membagialiran air.Beliaumulaimenjalanipekerjaansebagaiwakermulaitahun 2006.Adapun
luas lahan yang dimiliki bapakPaito ialahseperlimabagiansemenjak tahun
2000.BapakPaitohanyamenggunakansapisebagaisaranamengolahtanah di sawah (bajak).
II.2 Kebudayaan Petani
Kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan bapakPaito dalam bertani dan menggunakan
teknologi pertanian yang diaplikasikan sebagai petani selama ini. Dalam hal penanaman
tanaman bapakPaito sudah dikatakan baik,karena ia menggunakan sistem tanaman
“bergilir”.Maksud tanaman bergilir ialah dalam satu tahun tanaman yang di tanam diganti
setiap 3 atau 4 bulan sekali,sehingga dengan sistem penanaman seperti ini unsur hara pada
lahan akan kembali lagi.Untuk penanaman secara bergilir ini bapak ini menggunakan
pengolahan tanah secara Tradisional dengan membajak sawahnya,dan untuk benih yang ingin
ditanam bapak tersebut langsung membeli yang jadi dengan varietas yang unggul dan
jumlahnya secukupnya dengan jarak tanam 10 cm dan 2 bibit perlubang.Untuk pengairan
sendiri karena pakPaitoadalahsebagaiwaker,maka pakPaito mengairi sawahnya dengan
irigasi.Dalam hal pemupukan hanya menggunakan pupuk organik yaitu Urea,yang dilakukan
pada awal penanaman.Penyiangan dilakukan dengan menggunakan Gasrok,agar penyiangan
baik maka penyiangan harus digenangi terus dan jangan dibiarkan kering.Kesulitan yang
sering dialami dalam bercocok tanam ialah ketika hama sudah menyerang yaitu hama
wereng,tikus,belalang,dsb.Hal pertama yang dilakukan ialah menyemprot dengan
pestisida,karena menurut bapak ini,hal ini adalah salah satu cara yang berguna sebagai
pencegahan tanaman mati.Jika ingin panen bapak ini terlebih dahulu melihat dari ciri
fisiknya,seperti daun yang berwarna kuning,dan mengetahui bulirnya.Dalam melakukan
pemanenan bapakPaito menggunakan alat yaitu sabit.Untuk hal pengetahuan cara bercococok
tanami bapak Paitohanya belajar otodidak tanpa ada penyuluhan,orang tua,dan pihak lain
manapun sehingga sampai saat ini pengetahuannya tidak pernah berubah.
II.3 Status Sosial dan Posisinya dalam Lapisan sosial
BapakPaito mulai bertani hingga saat ini hanya memiliki lahanseperlimabagian saja dan tidak
ada perubahan.Keadaan dan kondisi rumah bapakPaito terbilang kategori Sederhana dengan
ukuran rumah 5m×8 m,dengan lantai Plester/semen,jenis dinding tembok dan jenis atap
asbes/seng,fasilitas yang dimiliki sepeda motor,TV sebanyak 1 buah,HP.Kedudukan dapat
dikatakan sebagai lapisan nomor 2,karena lapisan nomor 1 dapat dikatakan yaitu
Guru,PNS,Tokoh agama,Kades.dan lapisan nomor 2 yaitu ketua kelompok tani,ketua
RT,ketua dusun,dan petani.Sedangkan untuk lapisan nomor 3 yaitu pengangguran,pengemis.
II.4 Kelembagaan Yang Berkaitan dengan Usahatani
Salah satu kelembagaan usaha tani di desa Tumpang ialah adanya kelompok tani yaitu
Gapoktan. Adapun ketua Gapoktan tersebut ialah Pak Imron. Dalam kelompok tani tersebut
bapakPaitobukan merupakan anggota kelompok tani.MenurutbapakPaito kelompok tani ini
tidakbanyak berperan dan melakukan kegiatan. Dalam hal ini bapakPaitotidak merasakan
manfaatdariadanyagapoktan.
II.5 Jaringan sosial
Hubungan bapakPaito sangatbersahabat. BapakPaitoada hubungan kerjasama denga kios
produksi pertanian dan juga dengan pemasaran ada karena hasil pertanianmayoritasdijual.
II.6 Perubahan sosial
Menurut bapakPait, Pertanian sekarang mengalami kemunduran,karena pada Zaman dahulu
penyakit masih jarang dan mudah diatasi dan penanggulangannya cepat,jika pada saat ini
lahan bertani saja sudah banyak dijadikan sebagai perumahan,hotel,dll.Juga pada Zaman
sekarang sangat banyak penyakit pada tanaman karena terlalau yakin pada hal-hal yang baru.
II.7 Kesimpulan
Kesimpulan dari hal ini bahwa bapak Paito sudah mampu beradaptasi dengan keadaan zaman
sekarang. Mampu searah dengan perkembangan pertanian masa sekarang.