SPA IV (Alfreno dkk).pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    1/24

    STUDIO

    PERANCANGAN

    ARSITEKTUR IV

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    2/24

     

    STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR IV

    PROGRAMING

    Objek Desain : Kantor Sewa

    Dosen Pembimbing :

    Dr. Ir. Lalu Mulyadi, ST. MTIr. Daim Triwahyono, MSA

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    3/24

    PENDAHULUAN

    1. 

    Latar BelakangPada zaman sekarang, kota sangat identik dengan kemajuan teknologi di semua

    bidang termasuk dunia arsitektur. Berbagai rancangan dibuat untuk mewadahi berbagai

    aktivitas yang ada di berbagai belahan dunia. Salah satunya dalam pelayanan dan

    penyediaan layanan jasa, baik yang komersil mau pun non komersil.

    Dengan semakin mahalnya lahan di perkotaan dan diikuti oleh banyaknya

    tumbuh unit-unit usaha baik kecil maupun besar membuat kebutuhan akan suatu tempat

    untuk mewadahi aktivitas tersebut semakin mendesak.

    Kota Malang yang kini berangsur tumbuh dan berkembang menjadi salah satu

    kota besar di Indonesia, berbagai masalah pun timbul dalam perkembangan ini, salah

    satunya terkait dengan ketersediaan perkantoran yang terpadu, strategis, murah, aman

    dan nyaman. Namun akibat semakin mahalnya lahan yang ada dan juga tidak

    tersedianya lahan yang memadai dalam area tertentu sehingga kerap kali menghambat

    pertumbuhan di sektor ekonomi.Di lain sisi kemacetan di kota Malang juga disebabkan oleh pertumbuhan di sektor

    ini, tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah kota Malang dalam

    mengatasi pertumbuhan ekonomi yang subur dan kemacetan yang kerap kali menjadi

    imbas dari kegiatan ekomoni tersebut.

    Dengan adanya suatu area yang terpadu, strategis, murah, aman dan nyaman

    kiranya dapat menjadi solusi dalam mewadahi pertumbuhan ekonomi yang ada namun

    tidak memberikan dampak memperburuk kemacetan yang telah ada.

    2.  Identifikasi Masalah

    Meningkatnya jumlah unit usaha kerja sehingga kebutuhan akan area perkantoran yang

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    4/24

    terhadap kondisi ekonomi yang ada di masyarakat tanpa mengabaikan dampak

    lingkungan yang hadir setelah dan saat pembangunan area tersebut?

    4. 

    Tujuan

    Tujuan kami dalam merancang sebuah Kantor Sewa (Rental Office) pada semester

    ini adalah untuk mewadahi aktivitas perkantoran yang terpusat dan lebih profesional

    sehingga lebih mudah untuk diakses baik oleh penyewa (tenant) maupun client.

    Tentunya dalam perancangan ini didasari oleh faktor ekonomi (menyangkut kebutuhan

    ruang terkait dengan jumlah penduduk, daya serap kantor yang dibangun, permodalan

    dan pengembalian modal) di suatu kawasan, faktor kontruksi (teknologi, modul ruangsewa, jenis kegiatan dan sasaran konsumen/tenant), faktor ekologi dan faktor estetika.

    5.  Manfaat

    Manfaat yang kami harapkan dalam perancangan sebuah Kantor Sewa (Rental

    Office) pada semester ini adalah dapat memberikan wadah bagi aktivitas perkantoran

    yang terpusat dan lebih profesional sehingga lebih mudah untuk diakses baik oleh

    penyewa (tenant) maupun client yang terkait dengan perkantoran jasa, keuangan dan

    industri kreatif. Tentunya dalam objek perancangan ini diharapkan mampu memenuhi

    tuntutan faktor ekonomi masyarakat kota Malang (menyangkut kebutuhan ruang terkait

    dengan jumlah penduduk, daya serap kantor yang dibangun, permodalan dan

    pengembalian modal), faktor kontruksi (teknologi, modul ruang sewa, jenis kegiatan dan

    sasaran konsumen/tenant), faktor ekologi yang ramah lingkungan dan faktor estetika

    sebagai indentitas terhadap keberadaan Kantor Sewa di kota Malang.

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    5/24

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    6/24

    a. Faktor Ekonomi

    -  Analisis kebutuhan ruang kantor yaitu perkiraan kebutuhan ruang kantor

    disesuaikan dengan jumlah penduduk serta perkiraan daya serap kantor sewa

    yang dibangun.

    -  Pemodalan dan pengembalian modal seperti harga tanah keseluruhan,harga

    konstruksi,biaya praoperasi,biaya operasi perusahaan,biaya administrasi

    perkantoran atau pengelola,dan biaya-biaya tak terduga. Fungsi penting dalam

    kantor sewa seperti pemasaran dan pengembangan.

    - Penyewaan kantor sewa seperti kemampuan penyewa disesuikan dengan jenisusaha. Penggunaan bangunan dapat digunakan oleh penyewa/konsumen kantor

    sewa,pengunjung bangunan atau tamu,dan pengelola bangunan. Berdasarkan

    penyewanya dapat dibedakan menjadi kantor sewa yang disewa hanya oleh

    perusahaan yang sejenis dan disewa oleh bermacam-macam perusahaan.

    b. Faktor Konstruksi

    Dua hal penting yang perlu diperhatikan yang terkait dengan konstruksi kantor

    sewa adalah :

    -  Teknologi, meliputi teknologi pembangunan itu sendiri, teknologi infrastruktur

    bangunan, serta teknologi pengelolaan bangunan.

    -  Modul ruang, dibagi menjadi small space, medium space, dan large space.

    Yang berdampak pada :

    -  Perancangan yang efisien dari segi pembiayaan

    - Penataan ruang yang efesien

    -  Efektif

    -  Penataan ruang

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    7/24

    b.  Studi Banding

    Dalam studi banding yang kami lakukan di Graha Pangeran di Surabaya,

    merupakan sebuah kantor sewa yang memiliki banyak lantai yang mana pada tiap

    lantai nya disewakan dan digunakan oleh sebuah atau sejumlah perusahaan dengan

    batasan jenis kegiatan serta dengan kapasitas tertentu. Dalam penerapannya sistem

    sewa yang digunakan dengan sistem luasan per m2 serta sistem sewa per lantai dengan

     jangka waktu tertentu sesuai kebijakan menagement.

    Letak Gedung Graha Pangeran sangat strategis karena terletak pada Jl A. Yani

    yang merupakan lahan khusus ekonomi dan bisnis serta pintu masuk di kotaSurabaya dari arah selatan.

    Gedung Graha Pangeran ini merupakan gedung dengan fungsi tunggal berupa

    perkantoran administrasi dengan ukuran Medium-Space yang mana sistem sewanya

    dengan lantai majemuk (satu lantai dipakai beberapa penyewa/unit). Untuk sistem

    pengelolaannya menggunakan konsep Tenant Owned Office Building dengan layout

    ruang Sel (Cellular System) yang berupa Shallow Space yang dicapai melalui menara.

    Pada bangunan ini terdapat beberapa jenis kegiatan, dimana setiap kegiatan

    tersebut memiliki fungsi yang berbeda dan kebutuhan ruang yang berbeda pula.

    Misalnya pada lantai 1-6 digunakan oleh bank BNI, lantai 7 digunakan sebagai

    building management, lantai 7-11 digunakan oleh beberapa penyewa sesuai

    kebutuhan ruang dan fungsi, lantai 12 digunakan sebagai sebuah restoran dan lantai

    13 sebagai ruang auditorium.

    Sistem transportasi yang digunakan berupa lift yang mana pengungjung bankBNI menggunakan 2 buah lift dari lantai basement hingga lantai 6, sedangkan bagi

    pengunjung di lantai 7 hingga 13 menggunakan 3 buah lift yang juga berasal dari

    b b h lif di k kh b i lif b

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    8/24

    3. 

    Site

    a. Kriteria Pemilihan Site: 

    • 

    Site terletak di sisi jalan protokol

    • Site berupa lahan kosong yang belum terbangun atau lahan terbangun yang

    bangunannya sudah tidak layak pakai

    • Luasan site 1.000 –  1.500 m2 

    • Site terletak pada kawasan bisnis yang memang menjadi tujuan dibangunnya

    kantor sewa.

    b. 

    Pemilihan Site :

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    9/24

    e.  Potensi Lingkungan

    Site yang terletak pada jalan protokol yaitu pada Jalan Jendral A. Yani

    Malang termasuk dalam zona bisnis yang menjadi gerbang kawasan kota Malang,

    serta menjadi penghubung dengan kota lainnya dan berdekatan dengan fasilitas

    umum seperti Masjid Sabillilah, pasar Blimbing dan food court. Selain itu, kawasan di

    Jalan Jendral A. Yani Malang juga terletak dalam jangkauan jalan hijau, sehingga

     jalan dari dan menuju kawasan tersebut sejuk dan teduh dengan banyaknya pohon

    yang ada di sepanjang jalan tersebut.

    f. 

    Eksisting Tapak

    Batas-batas site

    Utara : Food Court, Plasa Telkom Group Malang

    Timur : Jl. Jendral Ahmad Yani

    Selatan : Tanah kosong

    Barat : SDN 3 Blimbing

    View to Site

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    10/24

    4. 

    Tujuan, Batasan, Fungsi dan Kapasitas 

    a. 

    Tujuan

    Tujuan kami dalam merancang sebuah Kantor Sewa (Rental Office) pada

    semester ini adalah untuk mewadahi aktivitas perkantoran yang terpusat dan lebih

    profesional sehingga lebih mudah untuk diakses baik oleh penyewa (tenant) maupun

    client. Tentunya dalam perancangan ini didasari oleh faktor ekonomi (menyangkut

    kebutuhan ruang terkait dengan jumlah penduduk, daya serap kantor yang

    dibangun, permodalan dan pengembalian modal) di suatu kawasan, faktor kontruksi

    (teknologi, modul ruang sewa, jenis kegiatan dan sasaran konsumen/tenant), faktorekologi dan faktor estetika.

    b. 

    Batasan:

    • Luasan lahan 1.500 m2.

    • Tema (arsitektur teknologi, terkait dengan sistem bangunan dan cara membangun).

    • Teknologi bahan & cara membangun.

    • Garis sempadan jalan 15 meter.

    • 

    BC/KDB 60%.

    • KLB 8 lantai.

    • Ketentuan peraturan pembangunan kota Malang.

    c. 

    Fungsi Bangunan : sasaran

    a.  Fungsi Utama

    • Kantor Jasa (Asuransi, Travel, Properti, Pengacara, Notaris)

    • 

    Kantor Ekonomi dan Keuangan (Bank, Koperasi, Pasar Saham)• Kantor Industri Kreatif (Wedding Organizer/WO, Event Organizer/EO,

    Dekorasi)

    b F i P d k

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    11/24

    5. 

    Tema dan Kajian Pendekatan Desain

    Ada pun tema desain yang akan kami terapkan dalam Perancangan Arsitektur IV

    ini adalah Arsitektur Teknologi yang berkaitan dengan sistem bangunan (utilitas,

    struktur, dan sebagainya) dan metode membangun.

    Kemudian, pendekatan desain yang kami gunakan terhadap arsitektur teknologi 

    pada sistem bangunan adalah penggunaan sistem otomatis pada sistem utilitas

    bangunannya sehingga memudahkan dalam pengoperasian pada panel-panel kontrol pada

    utilitas bangunan tersebut. Sementara metode pembangunannya akan menggunakan

    pendekatan arsitektur teknologi berbasis ramah lingkungan.a.  Pengertian arsitektur teknologi menurut COLIN DAVIES :

    Arsitektur teknologi adalah suatu istilah yang dipakai untuk menandai cirri-ciri

    gedung yang menggunakan hasil kemajuan teknologi yang terakhir dan termutakhir

    tercanggih serta dirancang dengan menggunakan konsep-konsep terbaru.

    Dari pengertian di atas Arsitektur Teknologi dapat diartikan sebagai Arsitektur

    yang berkembang dengan menggunakan kecanggihan teknologi terbaru dan

    menggunakan elemen-elemen structural yang sangat dominan dengan penggunaan

    bahan-bahan terbaru yaitu pada menggunaan material yang dipakai serta struktur dan

    utilitasnya.

    b. Ciri-ciri arsitektur teknologi menurut COLIN DAVIES :

    Karakteristik arsitektur berteknologi tinggi menurut Colin Davies bervariasi tapi

    semua telah menekankan unsure-unsur teknis. Termasuk di antaranya tampilan

    menonjol dari komponen bangunan teknis dan fungsional, dan susunan yang teraturdalam penggunaan elemen fabrikasi seperti penggunaan kaca dan rangka baja yang

    sangat popular untuk digunakan pada bangunan.

    U k b fi k i l k i di k dil b b

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    12/24

    elemen pra-fabrikasi seperti dinding kaca dan rangka baja yang sangat popular

    untuk diterapkan secara terus menerus.

     

    Elemen-elemen teknis diekspos diluar bangunan bersama dengan beban strukturyang diperlihatkan secara terbuka.

    c.  Dasar pemikiran dan filosofis arsitektur teknologi COLIN DAVIES

    1) Terciptanya ruang yang lebih fleksibel

    Penggunaan elemen yang bervariasi dalam sebuah Arsitektur Teknologi

    seperti struktur rangka baja berpadu dengan pipa service yang diekspos, seringkali

    mengeskpresikan fungsi secara teknis. Tetapi bentuk keseluruhan bangunan tidak

    mengekspresikan penggunaan bangunan. Ruang telah dirubah kepada penekanan

    rancangan ruang yangsecara teknis lebih fleksibel. Dalam pengertian bahwa

    bangunan yang dihasilkan akan cenderung mendapatkan ruang bagi aktivitas

    manusia secara lebih umum dan tidak parsial. Keberadaan ruang lebih fleksibel,

    mudah disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

    2) Arsitektur teknologi dalam lingkup perancangan kerja

    Arsitektur teknologi adalah moment in park. Ungkapan ini bukan ungkapankosong tanpa makna, karena mudah sekali melihat perbedaan antara arsitektur

    teknologi dengan keadaan lingkungan sekelilingnya. Perbedaan iti begitu menonjol,

    begitu kontras. Akibatnya seringkali arsitektur teknologi menjadi landmark dari

    sebuah kota.

    3) Kompleksitas dalam kesederhanaan (complexity in simplicit)

    Kompleksitas dalam kesederhanaan merupakan sifat tampilan dari arsitektur

    teknologi. Dalam perancangan bangunan, ide bentuknya merupakan bentuk dasar

    yang sederhana, tetapi dikembangkan dalam kompleksitas yang sangat tinggi dalam

    detail elemen bangunan. Estetika mekanik merupakan pembaruan yang diterapkan

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    13/24

    d. Prinsip-prinsip perancangan arsitektur teknologi

    Prinsip-prinsip perancangan arsitektur teknologi menurut Colin Davies (dalam

    bukunya High-Tech Architecture) mempunyai prinsip yang mendasari arsitektur

    teknologi yaitu:

    1) Menggunakan fungsi fleksibititas dan kemudahan operasional ruang

    Berbagai elemen dari suatu bangunan arsitektur teknologi, seperti struktur

    baja yang kekar, kulit bangunan yang licin, pipa-pipa ducting yang diekspose, dan

    sebagainya adalah suatu ekspresi dalam memenuhi fungsi teknisnya, tetapi bentuk

    keseluruhan dari bangunan tersebut bisanya kurang mampu untuk mengekspresikanfungsi kegiatan yang ada didalamnya. Tampak bangunan dilihat dari luar rumit,

    tetapi bentuk ruang dan pembagian denah ruang sederhana.

    Pada arsitektur teknologi ide fleksibilitas dikembangkan lebih lanjut. Elemen-

    elemen yang lebih permanen seperti dinding, atap, rangka struktur harus bisa di

    bongkar ulang. Penerapan konsep ini adalah bentuk bangunan yang berkesan tidak

    selesai (incomplete form).

    Bangunan tidak akan menjadi suatu artefak tungggal yang bisa kadaluarsa,

    tapi kumpulan dari berbagai macam artifak dengan masing-masing masa

    kadaluarsanya. Jika salah satu rusak atau kadaluarsa, maka dengan mudah dapat

    diperbaiki atau diganti. Kolom baja akan bertahan lama, tetapi seperti AHU,

    ducting-ducting dan kabel biasanya bertahan 15-20 tahun. Jika tempat service

    berada diluar bangunan maka penggantian/perbaikan tidak akan menggangu

    kegiatan didalamnya. Inilah latar belakang penempatan service di luar bangunan.2) Penggunaan plug-in pod

    Merupakan perpaduan fleksibilitas, bisa dibongkar pasang dan diperbaharui,

    t di d k i i l Pl i d b ti l / d h bi

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    14/24

    bahan lebih sedikit, system penerangan alami, system pencahayaan dan

    penanggulangan bahaya kebakaran, dan lain-lain. Dan tentu saja akan merupakan

    suatu hal yang ironi,jika bahan-bahan yaqng digunakan canggih tetapi system-

    sistem bangunannya statis, dan tidak berkembang.

    5) Berdasarkan teknologi indudtri bukan sekedar tradisi dalam berarsitektur

    Teknologi industry menghasilkan produk-produk yang dibuat secara massal

    dengan mutu yang tinggi dan hasil akhir yang seragam. Sedangkan teknologi

    bangunan nyaris tidak beranjak dari zaman dahulu. Tidak ada bangunan yang di

    produksi secara massal kecuali komponen-komponennya. Inilah yang menjadi dasarpertama perancangan arsitektur teknologi yang kemudian menjadi arsitektur seperti

    hasilatau produksi industry.

    Jadi bangunan/arsitektur yang dihasilkan seyogyanya memiliki kesan

    produksi massal. Tentunya langgam yang tepat adalah langgam pabrik, industry.

    Dan untuk mengikuti kemajuan zaman, digunakan material-material yang

    mencerminkan kemajuan teknologi. Menampilkan struktur bangunan dan bagian

    service.

    e.  Cara/ Metode dalam Menerapkan Arsitektur Teknologi

    - Eksoskelton

    Adalah sebuah cara untuk memperlihatakan sebuah bentuk bangunan dimana

    sistem strukturnya adalah berada diluar bangunan dan biasanya dibuat dari bahan

    baja. Itilah tersebut tidak bisa digunakan pada bangunan kuno dan moderen. Sistem

    struktur eksoskeleton dikembangkan pada tahun 1970 an sebagai bagian dariteknologi pada struktur dan digunakan untuk ruang interior yang sangat besar

    dimana fleksibekitas maksimum adalah hal penting. Peletakan struktur pendukung

    d k i b di ki k k i i fl k ib l hi

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    15/24

    1.  Mempunyai bentuk detail misalkan saja dari struktur / utilitas bangunan yang

    mengandung estetika

    2. 

    Menggunakan bahan meterial baja dan kaca sebagai bahan yang lebih sukai karena

    mudah untuk diproduksi secara massal dan lebih mudah untuk penerapannya.

    3.  Penggunaan teknologi yang inovatif, karena teknologi selalu mengalami pembaruan

    maka seyogyanya jika dipergunakan teknologi yang terbaru

    4.  Artikulasi dan mempunyai ekspresi yang menonjolkan detail bahan meaterial,

    struktur dan utilitas.

    Pra-PabrikasiTeknologi bangunan dikenal sebagai “pra-fabrikasi” mulai setelah perang dunia 1

    untuk merespon kekurangan perumahan dan merupakan sebuah metode di mana

    bagian dari bangunan difabrikasi di luar lokasi dan dipasang di lokasi. Pra-fabrikasi

    bukan merupakan sistem struktural, sebagai sebuah sistem akurat atau trabeated,

    tetapi sebuah metode kontruksi.

    Dengan metode konstruksi ini, bagian-bagian struktur difabrikasi di pabrik di mana

    di sana memiliki kepresisian yang lebih tinggi dan potensi penghematannya yang lebih

    besar dalam pembuatannya, bagian-bagian tersebut dikirim kelokasi gedung baru yang

    akan dibangun dan dipasang ditempat. Metode konstruksi ini menguntungkan karena

    lokasi bangunan dalam area urban yang padat dan tidak ada area “penumpukan” atau

    tempat untuk semua material yang akan pergunakan serta mesin konstruksi.

    g.  Kesimpulan

    Arsitektur Tekonologi dituntut untuk mampu menampilkan karakter bangunan ygmemiliki ciri khas yaitu sebagai berikut:

    1. Menampilkan sebuah rencana Arsitektur yang fleksibel dalam arti mudah untuk

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    16/24

    8.  Menampilkan sebuah bangunan yang mampu bergerak layaknya robot dengan

    teknologi tinggi.

    Kesimpulan yang dapat digunakan untuk memperkuat perancangan kantor sewa

    adalah :

    a.  Arsitektur Teknologi yang diterapkan pada beberapa contoh penerapan Arsitektur

    teknologi, merupakan sebuah inspirasi bagi penulis untuk dapat mengapresiasikan

    pada perancangan studio yaitu dengan berawal dari fungsi yang didukung oleh tema

    Arsitektur Teknologi sehingga fungsi tersebut dapat dipenuhi secara baik dengan

    menggunakan ciri-ciri serta cara / metode penerapan Arsitekutur Teknologi padakantor sewa yang akan dirancang

    b. Berdasarkan tema yang dipilih dalam perancangan Kantor Sewa yaitu Arsitektur

    Teknologi. Maka konsep dasar yang diterapkan juga tidak akan keluar dari ciri-ciri

    Arsitektur Teknologi menurut Colin Davis. Sehingga ketentuan peletakan massa

    bangunan juga merupakan pertimbangan-pertimbangan dari tema Arsitektur

    Teknologi tersebut.

    h. 

    Dengan adanya konsep Arsitektur Teknologi Colin Davies diharpakan tema tersebut

    mampu menyampaikan prinsip-prinsip serta metode/ penerapan tema yang dapat

    diambil atau diterapkan sebagai pendukung proses peracangan pada kantor sewa

    sehingga dapat menciptakan bangunan yang menarik dan mampu memenuhi

    fungsinya serta memberikan kesan dan ciri bentuk tersendiri dalam hal ini adalah

    untuk bentuk yang (ekspresionisme).

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    17/24

    6. 

    Rumusan Masalah

    Ada pun rumusan masalah yang ada, yaitu sebagai berikut :

    a. 

    Rumusan masalah terkait dengan fungsi

    1.  Bagaimana menata ruang agar aktivitas yang menamoung berbagai fungsi yang

    ada dalam bangunan tidak saling terganggu namun mudah diakses?

    b. Rumusan masalah terkait dengan lokasi

    1.  Bagaimana cara mengatasi akses pencapaian ke lokasi agar tidak menggangu arus

    lalu lintas di sekitarnya?

    2. 

    Bagaimana memvisualisasikan bangunan yang estetik dan respresentatif dengankeberadaan site yang dipilih, namun tidak menyebakan kesenjangan dengan

    lingkungan sekitarnya?

    c.  Rumusan masalah terkait dengan tema

    1.  Bagaimana cara menerapkan tema Arsitektur Teknologi yang ada dalam proses

    pembangunan dan pada penerapan pada bangunan yang dirancang?

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    18/24

    7. 

    Rumusan Aktivitas:

    • Kantor Jasa

    1. Penyewa : a. Negoisasi, ruang negoisasi (semiformal, interaktif, komunikatif)

    b. Transaksi, ruang transaksi (semiformal)

    c. Buang air besar/kecil, KM/WC (nonformal)

    d. Ibadah, ruang ibadah (nonformal)

    e. Istirahat, ruang istirahat (nonformal, santai, rekreatif)

    f. Memarkir kendaraan, ruang parkir (nonformal, terkontrol)

    2. Tamu/Pengunjung : a. Mencari informasi, lobby/ruang resepsionis (semiformal,interaktif, komunikatif)

    b. Negoisasi, ruang negoisasi (semiformal, interaktif,

    komunikatif)

    c. Transaksi, ruang transaksi (semiformal)

    d. Istirahat, ruang istirahat (nonformal, santai, rekreatif)

    e. Interaksi sosial, ruang santai (nonformal, santai, rekreatif)

    f. Buang air besar/kecil, KM/WC (nonformal)

    g. Ibadah, ruang ibadah (nonformal)

    h. Istirahat, ruang istirahat (nonformal, santai, rekreatif)

    i. Memarkir kendaraan, ruang parkir (nonformal, terkontrol)

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    19/24

    • Kantor Keuangan

    1. Penyewa : a. Negoisasi, ruang negoisasi (semiformal, interaktif, komunikatif)

    b. Transaksi, ruang transaksi (semiformal)

    c. Buang air besar/kecil, KM/WC (nonformal)

    d. Ibadah, ruang ibadah (nonformal)

    e. Istirahat, ruang istirahat (nonformal, santai, rekreatif)

    f. Memarkir kendaraan, ruang parkir (nonformal, terkontrol)

    2. Tamu/Pengunjung : a. Mencari informasi, lobby/ruang resepsionis (semiformal,

    interaktif, komunikatif)b. Negoisasi, ruang negoisasi (semiformal, interaktif,

    komunikatif)

    c. Transaksi, ruang transaksi (semiformal)

    d. Istirahat, ruang istirahat (nonformal, santai, rekreatif)

    e. Interaksi sosial, ruang santai (nonformal, santai, rekreatif)

    f. Buang air besar/kecil, KM/WC (nonformal)

    g. Ibadah, ruang ibadah (nonformal)

    h. Istirahat, ruang istirahat (nonformal, santai, rekreatif)

    i. Memarkir kendaraan, ruang parkir (nonformal, terkontrol)

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    20/24

    • Kantor Industri Kreatif

    1. Penyewa : a. Negoisasi, ruang negoisasi (semiformal, interaktif, komunikatif)

    b. Transaksi, ruang transaksi (semiformal)

    c. Buang air besar/kecil, KM/WC (nonformal)

    d. Ibadah, ruang ibadah (nonformal)

    e. Istirahat, ruang istirahat (nonformal, santai, rekreatif)

    f. Memarkir kendaraan, ruang parkir (nonformal, terkontrol)

    2. Tamu/Pengunjung : a. Mencari informasi, lobby/ruang resepsionis (semiformal,

    interaktif, komunikatif)b. Negoisasi, ruang negoisasi (semiformal, interaktif,

    komunikatif)

    c. Transaksi, ruang transaksi (semiformal)

    d. Istirahat, ruang istirahat (nonformal, santai, rekreatif)

    e. Interaksi sosial, ruang santai (nonformal, santai, rekreatif)

    f. Buang air besar/kecil, KM/WC (nonformal)

    g. Ibadah, ruang ibadah (nonformal)

    h. Istirahat, ruang istirahat (nonformal, santai, rekreatif)

    i. Memarkir kendaraan, ruang parkir (nonformal, terkontrol)

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    21/24

     Pengelola Bangunan : a. Koordinasi, ruang rapat (semiformal, interaktif, komunikatif)

    b. Administrasi, ruang kerja/administrasi (semiformal,

    interaktif, komunikatif)

    c. Promosi ruang sewa, ruang kerja (semiformal, interaktif,

    komunikatif)

    d. Layanan kebersihan, gudang ruang cleaning service

    (nonformal, disiplin, terkontrol)

    e. Layanan keamanan, ruang kontrol dan ruang security

    (nonformal, disiplin, terkontrol)f. Buang air besar/kecil, KM/WC (nonformal)

    g. Ibadah, ruang ibadah (nonformal)

    h. Memarkir kendaraan, ruang parkir (nonformal, terkontrol)

    i. Istirahat, ruang istirahat (nonformal, santai, rekreatif)

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    22/24

    8.  Jenis dan Luasan Ruang

    Nama Ruang Sifat FasilitasLuasan Perabot

    (m/m2)

    Sumber Sirkulasi

    (50%)Luasan Ruang

    Rg. Sewa Tipe 1

    60 unit

       S  e  m   i  -  p  r   i  v  a   t  e

     Bangku tamu

    (1 buah/4 orang)

     Meja Operator

    (2 buah)

     Locker  

    (2 buah)

     Kursi Operator

    (2 buah)

     Kursi tamu

    (4 buah)

    1 (0,45 x 2) = 0,90

    2 (0,8 x 1,5) = 2,4

    2 (0,6 x 0,6) = 0,72

    2 (0,5 x 0,5) = 0,50

    4 (0,5 x 0,5) = 1,00

    Total 5,52

    Data

    Arsitek 1-3

    & Asusmsi

    2,76 m2 

    8,28 m2 

     9 m2 

    60 x 9 m2 

    = 540 m2 

    Rg. Sewa Tipe 230 unit

     Direktur

       S  e  m   i  -  p  r   i  v  a   t  e

     

    Meja Kerja(1 buah)

     Kursi kerja

    (1 buah)

     

    Kursi tamu

    (2 buah)

     Sofa + Meja

    (1 set)

     Lemari

    (1 buah)

    1 (0,8 x 1,5) = 1,2

    1 (0,6 x 0,6) = 0,36

    2 (0,5 x 0,5) = 0,50

    1 (1,2 x 2,8) = 3,36

    1 (0,6 x 1,2) = 0,72

    Data

    Arsitek 1-3

    & Asusmsi

    11,69 m2 

    35,08 m2

     36 m2 

    30 x 36 m2 

    = 1.080 m2  Staf

    (7 orang)

       S  e  m   i  -  p  r   i  v  a   t  e

     Meja Kerja

    (10 buah)

     Kursi

    (10 buah)

     Lemari

    (10 buah)

    10 (0,8 x 1,5) = 12

    10(0,45 x 0,5)= 2,25

    10 (0,4 x 0,7) = 2,8

    Total 23,39

    Data

    Arsitek 1-3

    & Asusmsi

    Rg. Meeting Tipe 1    i  -   p  r   

    Meja 15 (0,6 x 1,2) = 10,8 DataArsitek 1-3

    9,72 m2  29,16 m2

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    23/24

    (Model O)

    10 unit

    (15 buah)

     Kursi

    (1 buah)

    1 (2,4 x 3,6) = 8,64

    Total 19,44

    & Asusmsi  30 m2 

    10 x 30 m2 

    = 300 m2 

    Rg. Meeting Tipe 2

    (Model Bar)

    2 unit    S  e  m   i

      -

      p  r   i  v  a   t  e

     Meja

    (25 buah) Kursi

    (50 buah)

    25 (0,6 x 1,2) = 18,0

    50 (0,5 x 0,5) = 12,5

    Total 30,5

    DataArsitek 1-3

    & Asusmsi

    15,25 m2 

    45,75 m2

     48 m

    2

     

    2 x 48 m2 

    = 96 m2 

    Lobi

       P  u   b   l   i  c

     Sofa

    (10 buah)

     Meja

    (10 buah)

     Tempat Koran

    (5 buah)

    10 (0,8 x 0,9) = 7,2

    10 (0,6 x 0,6) = 3,6

    5 (0,3 x 1,2) = 1,8

    Total 12,6

    Data

    Arsitek 1-3

    & Asusmsi

    12,6 m2 

    (100 %) 

    25,2 m2

     30 m2 

    Ballroom

       S  e  m   i  -

      p  r   i  v  a   t  e

     Panggung

    (1 unit)

     Kursi

    (500 buah)

    1 ( 8 x 14) = 112

    500 (0,5 x 0,5) = 125

    Total 237

    Data

    Arsitek 1-3

    & Asusmsi

    118,5 m2 

    355,5 m2

     360 m2 

    Kantin

       S  e  m   i  -  p  r   i  v  a   t  e

     Dapur

    (5 set)

     

    Etalase

    (5 buah)

     

    Meja Kasir

    (5 buah)

     Meja Makan

    (40 buah)

     

    Kursi Makan

    (200 buah)

    5 (2,1 x 0,6) = 6,3

    5 (2,1 x 0,6) = 6,3

    5 (0,9 x 0,6) = 2,7

    40 ( 1,2 x 1,2) =

    57,6

    200 (0,5 x 0,5) = 50

    Total 122,9

    Data

    Arsitek 1-3

    & Asusmsi

    61,45 m2 

    184,35 m2 

     225 m2 

  • 8/16/2019 SPA IV (Alfreno dkk).pdf

    24/24

    Parkir

       P  u   b   l   i  c

     

    Ruang parkir

    mobil

    (150 buah)

     Ruang parkir

    sepeda motor

    (100 buah)

    150 (5,0 x 2,5) =

    1.875

    100 (2,0 x 0,5) = 100

    Total 1.975

    Data

    Arsitek 1-3

    & Asusmsi

    691, 25 m2 

    2.666,25 m2 

     2.700 m2 

    Front Office

       P  u   b   l   i  c

     Meja Penerima

    (1 set)

     

    Kursi

    (2 buah)

    1 (0,75 x 2,4) = 1,8

    2 (0,5 x 0,6) = 0,6

    Total 2,4

    Data

    Arsitek 1-3

    & Asusmsi

    1,2 m2 

    3,6 m2 

     4 m2 

    Ruang Pemasaran

       S  e  m   i  -  p  r   i  v  a   t  e

     Meja

    (1 buah)

     Kursi

    (3 buah)

     Sofa

    (1 set)

     Locker

    (2 buah) 

     Lemari Arsip

    (3 buah)

    1 (1,2 x 0,8) = 0,96

    3 (0,5 x 0,5) = 0,75

    1 (1,2 x 2,8) = 3,36

    2 (0,6 x 0,4) = 0,48

    3 (1,2 x 0,4) = 1,08

    Total 6,63

    3,3

    9,93 m2 

     12 m2 

    Ruang Kontrol

       P  r   i  v  a   t  e

     

    Meja(2 buah)

     Kursi

    (2 buah)

     

    Rak Kontrol

    (16 buah)

    2 (1,5 x 0,75) = 2,25

    2 (0,5 x 0,5) = 0,5

    16 (2,4 x 0,6) =

    23,04

    Total 25,79

    12,9

    38,69 m2 

     39 m2 

    JUMLAH LUAS KESELURUHAN 5.386 m2