21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parasitisme adalah hubungan timbal balik atau yang bersifat permanen atau sementara antara dua organisme hidup dimana salah satu organisme (disebut parasite) dan tergantung sepenuh hidupnya pada organisme lain (disebut inang atau hospes). Sesuai cara hidupnya dikenal dengan parasite fakultatif jika parasite selain hidup parasitic pada tubuh hospes, mampu hidup bebas diluar tubuh hospes. Sedangkan yang disebut parasite obligat ialah jika parasite ini harus selalu hidup parasitic pada hospes karena selama hidupnya tergantung pada makanan yang didapatnya dari hospes. Parasite yang hidup parasitic pada hospes yang sebenarnya bukan hospes alaminya disebut parasite incidental. Keberadaan dan penyebaran suatu parasite disuatu daerah tergantung pada berbagai hal, yaitu adanya hospes yang peka, dan terdapatnya kondisi lingkungan yang sesuai bagi kehidupan parasite. Parasite yang memiliki daur hidup yang sederhana, penyebarannya akan lebih luas dibanding parasite yang daurnya Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia 1

Sporozoa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

D-4 MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGIST UNIVERSITAS NU SURABAYA

Citation preview

Page 1: Sporozoa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Parasitisme adalah hubungan timbal balik atau yang bersifat permanen

atau sementara antara dua organisme hidup dimana salah satu organisme

(disebut parasite) dan tergantung sepenuh hidupnya pada organisme lain

(disebut inang atau hospes). Sesuai cara hidupnya dikenal dengan parasite

fakultatif jika parasite selain hidup parasitic pada tubuh hospes, mampu hidup

bebas diluar tubuh hospes. Sedangkan yang disebut parasite obligat ialah jika

parasite ini harus selalu hidup parasitic pada hospes karena selama hidupnya

tergantung pada makanan yang didapatnya dari hospes. Parasite yang hidup

parasitic pada hospes yang sebenarnya bukan hospes alaminya disebut parasite

incidental.

Keberadaan dan penyebaran suatu parasite disuatu daerah tergantung

pada berbagai hal, yaitu adanya hospes yang peka, dan terdapatnya kondisi

lingkungan yang sesuai bagi kehidupan parasite. Parasite yang memiliki daur

hidup yang sederhana, penyebarannya akan lebih luas dibanding parasite yang

daurnya sanagat kompleks, misalnya memerlukan perantara. Faktor sosial

ekonomi hospes, terutama manusia sangat mempengaruhi penyebaran parasite.

Protozoa adalah parasite yang terdiri atas satu sel yang memiliki fungsi

lengkap makhluk hidup, yaitu mempunyai alat reproduksi, sistem pernafasan,

organ ekskresi, dan organ untuk hidup lainnya. Berdasarkan tingkat

pergerakannya protozoa dibagi menjadi, Rhizopoda bergerak menggunakan

kaki semu, Mastigophora bergerak dengan menggunakan flagel, Cilliata

bergerak menggunakan silia, Sporozoa tidak memiliki alat gerak.

Sporozoa terdiri dari beberapa subkelas, salah satu subkelas dari

sporozoa yaitu Telesporidia. Pada subkelas Telesporidia dibagi menjadi tiga

ordo yaitu Homeosporidia, Gregarinida, dan Coccidia. Setiap ordo mempunyai

Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia 1

Page 2: Sporozoa

jenis parasite yang berbeda-beda. Pada makalah ini penulis akan menjelaskan

beberapa parasite yang masuk dalam ordo Coccidia. Oleh karena itu penulis

membuat makalah dengan judul “Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia”,

pada makalah ini akan dijelaskan beberapa jenis parasite dari ordo Coccidia

beserta daur hidup, anatomi morfologi, gejala infeksi, dan pengobatannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Sporozoa ?

2. Apa saja parasite yang masuk dalam ordo Coccidia dan bagaimana daur

hidup dan pengobatannya ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari Sporozoa.

2. Memahami jenis parasite yang masuk dalam ordo Coccidia dan memahami

daur hidup dan pengobatannya.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Mampu memahami pengertian dari Sporozoa.

2. Mampu memahami jenis parasite yang masuk dalam ordo Coccidia dan

memahami daur hidup dan pengobatannya.

Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia 2

Page 3: Sporozoa

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sporozoa

Sporozoa merupakan golongan protista yang dapat membentuk spora

untuk menginfeksi inangnya. Spora tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga

gerakannya dilakukan dengan mengubah kedudukan tubuhnya. Sporozoa hidup

secara parasit pada hewan dan manusia dan mengambil makanan dengan

menyerap dari tubuh inangnya. Respirasi dan ekskresi terjadi secara difusi. Cara

mendapatkan makannya dengan menyerap nutrisi inangnya, misalnya

Plasmodium yang merupakan anggota Sporozoa paling terkenal. Cara

perkembangbiakannya dengan pembelahan diri (Schizogoni) dan pembelahan

spora (Sporogoni).

Struktur tubuh Sporozoa yaitu tubuhnya berbentuk bulat panjang.

Ukuran tubuhnya hanya beberapa mikron, tetapi dalam usus manusia atau

hewan dapat mencapai 10 nm. Tubuh terbentuk dari kumpulan tropozoit

memanjang. Di bagian anterior terdapat kompleks apikal berupa kait,

penghisap, atau filamen sederhana untuk melekatkan diri pada inang. Kompleks

apikal hanya terlihat dengan mikroskop electron.

Ciri – ciri umum dari Sporozoa yaitu bersifat parasite, bentuk tubuh

biasanya bulat panjang, tidak memiliki alat gerak, respirasi dan ekskresi

berlangsung secara difusi, dan cara perkembangbiakannya dengan cara

membelah diri dan pembelahan spora.

Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia 3

Page 4: Sporozoa

2.2 Jenis Parasit dari Ordo Coccidia

Beberapa jenis parasite yang masuk dalam ordo Coccidia antara lain :

1. Coccidia

a. Definisi

Coccidia hidup intraseluler di dalam sel epitel mukosa usus di

daerah ileum di bagian bawah. Protozoa ini jarang menimbulkan

penyakit pada manusia.

b. Daur Hidup

Daur hidup lengkap Coccidia berlangsung di dalam maupun di

luar tubuh hospes. Proses reproduksi Coccidia yang berlangsung

melalui dua cara yaitu secara aseksual maupun seksual terjadi di dalam

satu macam hospes.

Bentuk tropozoit yang terjadi di dalam sel epitel usus manusia

mula – mula berubah menjadi bentuk schizont dan berubah bentuk

menjadi bentuk merozoit. Bentuk merozoit ini sebagian akan masuk

dalam lumen usus untuk melanjutkan siklus aseksual, sedangkan

sebagian lain akan melanjutkan siklus hidup seksual. Setiap merozoit

yang masuk dalam lumen usus akan memasuki satu sel epitel usus dan

melanjutkan siklus aseksual (schinzogony). Siklus seksual terjadi pada

merozoit lainnya yang mengadakan diferensiasi menjadi gamet jantan

(mikrogametosit) dan gamet betina (makrogametosit). Melalui proses

fertilisasi mikrogametosit dan makrogametosit akan menghasilkan

zigot yang kemudian keluar dari tubuh manusia bersama tinja.

Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia 4

Page 5: Sporozoa

Pada tinja yang terdapat di luar tubuh manusia zigot berubah

bentuk menjadi ookista yang berukuran sekitar 16x32 mikron. Ookista

kemudian berubah menjadi sporoblas yang kemudian berubah menjadi

sporokista yang berisi sporozoit. Jika manusia tertelan sporokista

infektif yang terdapat dalam makanan yang tercemar tinja, maka dapat

terjadi koksidiosis.

c. Gambar Coccidia

Gambar 1. Coccidia

Sumber : www.cdc.gov/parasite/coccidia

2. Isospora

a. Definisi

Isospora belli atau Crytoisospora belli tersebar luas di seluruh

dunia terutama di Indonesia, Jepang, Cina, Amerika Selatan yang

merupakan daerah – daerah endemis.

b. Anatomi dan Morfologi

Isospora belli dan Isospora hominis adalah dua spesies yang

dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia. Ukuran

Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia 5

Page 6: Sporozoa

masing – masing spesies adalah 12 – 16 mikron x 25 – 33 mikron

(Isospora belli) dan Isospora hominis berukuran 10 x 16 mikron.

Isospora belli mempunyai tiga jenis ookista yaitu ookista

uniseluler, ookista yang mengandung dua sporoblas, dan ookista yang

mengandung dua spora yang masing – masing yang mengandung

empat sporozoit.

c. Gejala Klinis dan Diagnosis

Parasite ini tidak banyak menimbulkan kerusakan jaringan.

Masa inkubasi yang lainnya sekitar satu minggu akan diikuti gejala

klinis berupa demam, malaise, diare, dan sakit perut. Perjalanan

penyakit umumnya tidak diikuti oleh komplikasi dan penyakit akan

sembuh dengan sendirinya.

Untuk melakukan diagnosis pasti dilakukan pemeriksaan tinja

untuk menemukan ookista di dalam tinja penderita.

d. Pengobatan dan Pencegahan

Pada umumnya gejala klinis dan keluhan penderita sifatnya

ringan, sehingga tidak diperlukan pengobatan terhadap parasitnya.

Pada infeksi yang kronis atau keluhan agak berat, penderita dapat

diobati dengan preparat sulfa, misalnya trimetroprim –

sulfametoksazol sebagai obat pilihan. Penderita yang alergi terhadap

sulfa dapat diganti dengan pirimetamin.

Untuk mencegah penularan penyakit akibat infeksi Isospora

belli atau Isospora hominis, harus dilakukan dengan cara menjaga

kebersihan makanan dan pada saat memasak dengan baik. Sedangkan

bagi penderita yang sudah terinfeksi harus diobati dengan baik.

Pencemaran oleh tinja juga harus dicegah.

Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia 6

Page 7: Sporozoa

e. Gambar Isospora

Gambar 2. Isospora belli

Sumber : www.cdc.gov/parasit/isospora

3. Clycospora

a. Definisi

Cyclospora tersebar luas di seluruh dunia terutama di daerah

tropis dan subtropis. Spesies parasite ini yang infektif untuk manusia

adalah cayetanensis.

b. Anatomi dan Morfologi

Cyclospora mempunyai bentuk ookista yang berbentuk sferis,

yang didalamnya terdapat struktur seperti morula yang mengandung

sejumlah benda inklusi. Bentuk ookista berspora (sporulated oocyst)

mengandung dua sporokista yang bentuknya lonjong. Setiap

sporokista mengandung dua sporozoit yang berukuran 1.2 x 9 mikron.

c. Daur Hidup dan Cara Infeksi

Cyclospora mempunyai daur hidup yang berlangsung pada satu

hospes. Terdapat dua stadium parasite yaitu stadium endogen yang

hidup dalam vakuol sitoplasma dan stadium infektif yaitu ookista yang

dikeluarkan bersama tinja penderita. Ookista yang jatuh ke tanah akan

Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia 7

Page 8: Sporozoa

mengalami proses sporulasi sehingga terbentuk sporulated oocyst

yang infektif. Proses sporulasi berlangsung pada suhu 220 – 320C.

Manusia terinfeksi parasite ini dengan masuknya sporulated

oocyst melalui makanan dan minuman yang tercemar. Proses ekskitasi

kemudian terjadi di usus, dengan lepasnya sporozoit yang menginvasi

sel epitel usus halus. Multiplikasi aseksual dan perkembangan seksual

menjadi ookista terjadi di dalam epitel usus. Ookista ini kemudian

dapat ditemukan didalam tinja penderita.

d. Gejala Klinis

Cyclospora menginfeksi usus halus sehingga dapat

menyebabkan terjadinya eritema duodenum bagian distal, atrofi vili

usus dan heperplasi kripta usus. Masa inkubasi berlangsung sekitar

satu minggu dan diikuti gejala berupa diare cair yang kadang – kadang

diselingi konstipasi, mual, muntah, dan kejang perut. Demam yang

berlangsung sekitar 10 – 12 minggu, dapat kambuh berulang – ulang.

Infeksi ini dapat sembuh dengan sendirinya tetapi penderita mengalami

penurunan imunitas dan mengalami diare dalam waktu yang lama.

e. Diagnosis

Untuk menentukan diagnosis dapat ditemukan melalui

pemeriksaan tinja. Dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis biasa

dan mikroskopis fluoresen. Untuk lebih meningkatkan hasil dilakukan

pewarnaan dengan safranin atau tahan asam.

Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia 8

Page 9: Sporozoa

f. Pengobatan dan Pencegahan

Obat yang dianjurkan untuk mengobati parasite ini adalah

trimetroprim – sulametoxazole. Penderita juga diberikan terapi suportif

dan mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit serta istirahat yang

cukup dengan hidup sehat.

g. Gambar Cyclospora

Gambar 3. Cyclospora

Sumber : www.cdc.gov/parasit/cyclocpora

4. Cryptosporidium

a. Definisi

Pada manusia Cryptosporidium menyebabkan penyakit

Kriptosporidiosis. Parasite yang menyebabkan penyakit

Kriptosporidiasis yaitu Cryptosporidium parvum dan Cryptosporidium

hominis.

b. Anatomi dan Morfologi

Crytosporidium mempunyai ookista yang berbentuk sferis,

dengan diameter sekitarn 4 – 6 mikron. Terdapat dua jenis ookista

yaitu ookista yang berdinding tebal dan ookista yang berdinding tipis.

Di dalam tubuh hospes ookista yang berdinding tipis mengadakan

Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia 9

Page 10: Sporozoa

ekskistasi dan mengadakan daur hidup baru, sedangkan yang

berdinding tebal di ekskresi melalui tinja penderita.

c. Daur Hidup

Kriptosporidiosis terjadi dengan masuknya ookista parasite

melalui mulut atau pernafasan. Proses ekskistasi terjadi dengan

lepasnya sporozoit yang kemudian masuk ke dalam sel – sel epitel

usus, lalu berkembang secara aseksual dan diikuti oleh reproduksi

secara seksual yang membentuk mikrogamet dan makrogamet.

Fertilisasi mikrogamet dan makrogamet akan diikuti dengan

pembentukan ookista berdinding tebal yang mampu mengadakan

sporulasi di dalam tubuh hospes. Kemudian ookista yang berdinding

tebal ini dikeluarkan bersama tinja penderita atau menimbulkan

autoinfeksi karena berlangsung pada tubuh host.

d. Gejala Klinis

Sporozoit yang masuk ke dalam sel epitel usus akan

menimbulkan kerusakan atau kematian sel – sel epitel usus. Akibatnya

menimbulkan peradangan pada usus.

Gejala yang terjadi yaitu diare cair, mual, sakit perut, demam

ringan, dan berat badan menurun. Pada penderita yang mempunyai

daya tahan tubuh yang baik tidak akan menimbulkan gejala yang

nyata, namun bagi penderita yang mempunyai daya tahan tubuh yang

rendah akan menimbulkan gejala yang berat.

e. Diagnosis

Diagnosis Kriptosporidiosis dapat ditentukan berdasar adanya

gejala klinis dan keluhan penderita yang dibantu pemeriksaan

Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia 10

Page 11: Sporozoa

mikroskopis, pemeriksaan imunologis, dan pemeriksaan biologi

molekuler.

Pewarnaan tahan asam yang dimodifikasi atas tinja penderita

dapat menunjukkan adanya ookista kriptosporidial parasite ini.

Pemeriksaan imunologi atas anti- IgM, IgG, dan IgA.

Untuk menegakkan diagnosis Kriptosporidiasis dapat juga

dilakukan pemeriksaan biologi molekuler PCR (Polymerase Chain

Reaction) dan metode deteksi DNA.

f. Pengobatan dan Pencegahan

FDA menganjurkan penggunaan Nitazoxanide untuk

mengobati diare Kriptosporidiosis pada penderita sistem imun yang

normal. Karena infeksi pada orang normal, penyakit ini bisa sembuh

dengan sendirinya. Antibiotika misalnya spiramisin dan paronomisin

pada immunocompromised patients, meskipun sering terjadi

kekambuhan.

Pencegahannya yaitu dengan cara sering mencuci tangan

sebelum makan dan menjaga kebersihan makanan serta memasaknya

sebelum dikonsumsi.

Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia 11

Page 12: Sporozoa

g. Gambar Cryptosporidium

Gambar 4. Cryptosporidium parvum

Sumber : www.cdc.gov/parasit/cryptosporidium

Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia 12

Page 13: Sporozoa

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

1. Sporozoa merupakan golongan protista yang dapat membentuk spora untuk

menginfeksi inangnya. Spora tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga

gerakannya dilakukan degan mengubah kedudukan tubuhnya. Sporozoa

hidup secara parasit pada hewan dan manusia dan mengambil makanan

dengan menyerap dari tubuh inangnya. Respirasi dan ekskresi terjadi secara

difusi. Cara perkembangbiakannya dengan pembelahan diri (Schizogoni)

dan pembelahan spora (Sporogoni).

2. Jenis parasite dari ordo Coccidia ada empat yaitu Coccidia, Isospora,

Cyclospora, dan Cryptosporidium. Masing – masing memiliki anatomi

morfologi, daur hidup, gejala infeksi, diagnosis, dan pengobatan yang

berbeda – beda. Untuk pencegahannya kebanyakan, jika tidak ingin

terinfeksi harus selalu menjaga kebersihan.

3.2 Saran

Mohon maaf bila terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini, karena penulis masih dalam proses pembelajaran. Masukan yang

membangun dari teman-teman yang membaca makalah ini sangat penulis

harapkan demi kemudahan untuk menjadi yang lebih baik lagi.

Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia 13

Page 14: Sporozoa

DAFTAR PUSTAKA

Bariah, I. dan Pusarawati, S. 2009. Penuntun Praktis Parasitologi Kedokteran.

Surabaya : Airlangga University Press.

Soedarto. 2011. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Sagung Seto

Atlas Parasitology. www.cdc.gov

(di akses tanggal 31 Maret 2015)

Identifikasi Jenis Parasit dari Ordo Coccidia 14