s_psi_0800085_chapter3

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    1/25

    49

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Populasi dan Sampel Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Cemara Jalan Gegerkalong Girang No.

    52 Bandung. Hal ini didasari oleh beberapa pertimbangan peneliti, terutama yang

    terkait dengan kemudahan akses untuk menjangkau subjek penelitian, waktu dan

    biaya. Data yang diperoleh dari pihak yayasan menyebutkan bahwa saat ini

    terdapat 40 ODHA yang tergabung dalam program pendampingan Rumah

    Cemara. Dari 40 ODHA yang tergabung dalam program tersebut, data akan

    diambil dari ODHA yang memenuhi kriteria tertentu.

    Adapun kriteria sampel penelitian ini adalah ODHA telah mendapatkan

    diagnosis HIV positif minimal 6 bulan. Kriteria waktu diagnosis ini berasal dari

    hasil penelitian Linley & Joseph (2004) yang menunjukkan bahwa posttraumatic

    growthterus berkembang seiring berjalannya waktu, sebagian besar terjadi antara

    2 minggu hingga 2 bulan pasca kejadian trauma. Tingkat posttraumatic growth

    dilaporkan stabil setelah periode 6-, 12-, 36-bulan.

    Penelitian ini dilakukan terhadap 38 ODHA yang tergabung dalam program

    pendampingan Rumah Cemara Bandung. Teknik pengambilan sampel pada

    penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik untuk

    menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu (Sugiyono,

    2011).

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    2/25

    50

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    B. Desain Penelitian

    Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama, yaitu tipe kepribadian

    sebagai variabel independen danposttraumatic growth sebagai variabel dependen.

    Selain itu terdapat satu variabel mediator yakni trait anxiety. Di antara ketiga

    variabel ini akan dicari hubungannya masing-masing, selain itu variabel mediator

    akan diuji sejauh mana mempengaruhi hubungan antara variabel independen

    dengan variabel dependen. Analisa data yang digunakan untuk mencapai tujuan

    penelitian ini adalah statistik korelasionalproduct momentdan uji model mediasi

    dengan metode causal steps pada data yang dikumpulkan melalui kuesioner

    pengukuran tipe kepribadian, trait anxiety danposttraumatic growth.

    Gambar 3.1

    Desain Penelitian

    Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Posttraumatic Growth

    C. Metode Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan penelitian

    kuantitatif dapat diartikan sebagai sebuah pendekatan yang berlandaskan pada

    filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

    pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data yang bersifat

    Tipe Kepribadian

    (Ekstrovert-Introvert)Posttraumatic Growth

    Trait Anxiety

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    3/25

    51

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    kuantitatif/statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan

    (Sugiyono, 2011).

    Pendekatan kuantitatif dipilih atas dasar pertimbangan bahwa masalah yang

    menjadi titik tolak penelitian sudah cukup jelas, hal ini didukung oleh data

    dokumentasi maupun data hasil penelitian terdahulu. Selain itu sesuai dengan

    rumusan masalah yang telah diungkapkan di Bab I, peneliti ingin mendapatkan

    informasi terkait tipe kepribadian, trait anxiety serta posttraumatic growth dari

    suatu populasi yang belum pernah diteliti sebelumnya, yakni Orang dengan

    HIV/AIDS (ODHA).

    Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Metode

    korelasional dilaksanakan dengan mengumpulkan data berupa dua variabel atau

    lebih dari subjek penelitian, untuk kemudian diuji apakah variabel-variabel

    tersebut memiliki hubungan (Ary et al., 2010). Metode korelasional digunakan

    untuk mencari hubungan diantara variabel tipe kepribadian, trait anxiety dan

    posttraumatic growth.

    D. Definisi Operasional

    Dalam rangka memberikan arah serta kejelasan dalam penelitian, ada

    beberapa variabel yang perlu didefinisikan secara operasional terlebih dahulu.

    1. Tipe Kepribadian

    Pada penelitian ini tipe kepribadian ekstrovert-introvert didefinisikan

    sebagai perbedaan respon-respon dan kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkan

    ODHA dalam melakukan relasi interpersonal. Pembagian tipe kepribadian

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    4/25

    52

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    ekstrovert-introvert dipandang sebagai dua kutub yang membentuk skala sikap

    kontinum. Definisi operasional pada variabel tipe kepribadian ekstrovert-

    introvert menurut Eysenck (1998) bertolak ukur pada tujuh sub dimensi, yaitu

    sebagai berikut.

    a. Activity

    Pada sub dimensi ini tipe kepribadian ODHA yang diukur ialah aktivitas

    secara fisik dan kecepatan dalam bergerak. Nilai tinggi menunjukkan

    kecenderungan ekstrovert dan nilai yang rendah menunjukkan

    kecenderungan introvert.

    b. Sociability

    Sub dimensi ini ditandai dengan adanya rasa membutuhkan kehadiran

    orang lain, menyukai pesta dan bersenang-senang, cepat akrab, merasa

    nyaman dalam situasi-situasi sosial. Nilai tinggi menunjukkan

    kecenderungan ekstrovert dan nilai rendah menunjukkan kecenderungan

    introvert.

    c. Risk Taking

    Risk taking ditandai dengan menunjukkan suka akan kehidupan yang

    menegangkan, suka akan pekerjaan yang penuh dengan resiko. Nilai tinggi

    untuk risk taking menunjukkan kecenderungan ekstrovert dan nilai rendah

    menunjukkan kecenderungan introvert.

    d. Impulsiveness

    Sub dimensi ini ditandai dengan tindakan tergesa-gesa, kurang

    pertimbangan, dan kurang berhati-hati dalam membuat keputusan. ODHA

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    5/25

    53

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    yang memiliki nilai rendah pada sub dimensi ini cenderung introvert,

    sedangkan yang memiliki nilai tinggi cenderung ekstrovert.

    e. Expresiveness

    Expresiveness ditandai dengan kecenderungan umum dari keadaan emosi

    yang terbuka dan dinyatakan keluar. Skor tinggi pada expresiveness

    menunjukkan kecenderungan ekstrovert, sedangkan skor rendah

    menunjukkan kecenderungan introvert.

    f. Reflectiveness

    Reflectiveness ditandai dengan ketertarikan akan ide-ide, mawas diri dan

    bijaksana. Skor yang tinggi pada reflectiveness menunjukkan

    kecenderungan introvert, sedangkan skor rendah menunjukkan ekstrovert.

    g. Responsibility

    Sub dimensi ini ditandai dengan ketelitian, dapat dipercaya, dapat

    diandalkan, dan serius. Responsibility yang tinggi menunjukkan

    kecenderungan introvert, sedangkan responsibility yang rendah

    menunjukkan kecenderungan ekstrovert.

    Kecenderungan tipe kepribadian ekstrovert-introvert dalam penelitian ini

    dilihat dari jumlah skor total ketujuh sub dimensi di atas. ODHA dengan tipe

    kepribadian ekstrovert memperoleh skor yang tinggi pada sub dimensi activity,

    sociability, risk taking, impulsiveness, expresiveness dan memperoleh skor

    yang rendah pada sub dimensi reflectiveness serta responsibility. Sementara itu

    ODHA dengan tipe kepribadian introvert akan memperoleh skor yang tinggi

    pada sub dimensi reflectiveness, responsibility dan memperoleh skor yang

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    6/25

    54

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    rendah pada sub dimensi activity, sociability, risk taking, impulsiveness serta

    expresiveness.

    2. Trait Anxiety

    Dalam penelitian ini trait anxiety didefinisikan sebagai tinggi rendahnya

    kecenderungan individu untuk merasakan cemas atas situasi-situasi yang

    dipersepsikan mengancam dirinya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah skor yang

    diperoleh responden pada item-item kuesioner trait anxiety. ODHA yang

    memiliki trait anxiety yang tinggi umumnya menunjukkan sifat mudah cemas

    dalam menghadapi berbagai permasalahan, khususnya permasalahan-

    permasalahan yang berkaitan dengan status HIV positif dirinya baik dari segi

    fisik maupun psikososial.

    3. Posttraumatic Growth

    Posttraumatic growth pada penelitian ini didefinisikan sebagai seberapa

    besar perubahan positif yang dialami ODHA setelah mendapatkan diagnosis

    HIV positif. Hal ini dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh responden

    pada item-item kuesioner posttraumatic growth. Adapun dimensi perilaku

    individu yang mengalamiposttraumatic growth antara lain terjadi peningkatan

    apresiasi terhadap hidup, menjalin hubungan yang lebih akrab dan lebih

    bermakna dengan orang lain, peningkatan kekuatan diri, identifikasi terhadap

    kemungkinan-kemungkinan baru dan perkembangan spiritual.

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    7/25

    55

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    E. Instrumen Penelitian

    Penelitian ini menggunakan instrumen berupa skala psikologi. Beberapa

    instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tipe

    kepribadian, trait anxiety, danposttraumatic growthpada ODHA.

    1. Instrumen Tipe Kepribadian

    Alat ukur tipe kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    Eysenck Personality Inventory (EPI) yang diadaptasi dari instrumen tipe

    kepribadian oleh Nurishifa (2008). Hans Jungen Eysenck (1963)

    mengembangkan sebuah inventori untuk menentukan kecenderungan tipe

    kepribadian extraversion-introversion dan neuroticism-non neuroticism. EPI

    terdiri atas 70 item dan terbagi ke dalam tiga bagian yaitu: 28 item untuk

    mengukur neuroticism-stabilitas emosi, 31 item untuk mengukur ekstrovert-

    introvert, dan 11 item sebagai lie scale. Item EPI yang digunakan dalam

    penelitian ini hanya difokuskan pada dimensi ekstrovert-introvert sesuai

    dengan area permasalahan yang akan diteliti.

    Tabel 3.1.Kisi-kisi Alat Ukur Eysenck Personali ty I nventory (EPI)

    Dimensi Sub Dimensi Indikator No Item

    Pertanyaan

    Jumlah

    Item

    Ekstrovert

    -Introvert

    Activity - Aktivitas fisik

    - Kecepatan dalam

    bergerak

    1, 12, 22, 33 4

    Sociability - Kesukaan mencari

    teman dan bertemu

    dengan banyak

    orang

    2, 13, 23, 34 4

    Risk Taking - Keberanian 3, 14, 25, 35 4

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    8/25

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    9/25

    57

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    a. ae untuk pertanyaan affiliative extraversion

    b. ne untuk pertanyaan non affiliative extraversion

    Tabel 3.2. Tabel Ketentuan Penilaian Eysenck Personali ty I nventory

    (EPI)

    Poin Ya Tidak

    ae 1 0

    ne 0 1

    Pengolahan data memperhatikan patokan-patokan yang telah ditentukan

    yakni: untuk pertanyaan ekstrovert-introvert, subjek dikatakan memiliki

    kecenderungan ekstrovert bila nilai yang dicapai lebih dari median.

    Sebaliknya, dikatakan memiliki kecenderungan introvert bila nilai yang

    dicapai kurang dari sama dengan nilai median.

    2. Instrumen Trait Anxiety

    Alat ukur trait anxiety yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

    The State-Trait Anxiety Inventory (STAI)Form Y dari Spielberg. STAIForm Y

    ini terdiri atas 2 bagian. Bagian pertama mengukur state anxiety, sementara

    bagian kedua mengukur trait anxiety. Masing-masing bagian memiliki 20

    pernyataan. Dalam penelitian ini STAIForm Y yang digunakan hanya 20 item

    pernyataan yang mengukur trait anxiety. Hal ini sesuai dengan fokus

    permasalahan yang diteliti. Terdapat empat pilihan jawaban untuk setiap

    pernyataan, mulai dari angka 1 hingga 4. Angka 1 mewakili jawaban tidak

    pernah, angka 2 mewakili jawaban kadang-kadang, angka 3 mewakili jawaban

    sering dan angka 4 mewakili jawaban hampir selalu.

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    10/25

    58

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Dari 20 item pernyataan terdapat pernyataan yang mengindikasikan

    keberadaan kecemasan (presence of anxiety) dan pernyataan yang

    mengindikasikan ketiadaan kecemasan (absence of anxiety). Untuk item yang

    mengindikasikan keberadaan kecemasan, tergolong dalamfavorable item.

    Item-item favorable ini diberikan skor sesuai dengan urutan pilihan

    jawaban. Jadi skor 4 diberikan pada pilihan jawaban hampir selalu, skor 3

    diberikan pada pilihan jawaban sering, skor 2 diberikan pada pilihan jawaban

    kadang-kadang, dan skor 1 diberikan pada pilihan jawaban tidak pernah.

    Sementara itu untuk item-item yang mengindikasikan ketiadaan kecemasan

    (unfavorable), penilaian dilakukan secara kebalikannya (reversed). Skor 4

    untuk pilihan jawaban tidak pernah, skor 3 untuk pilihan jawaban kadang-

    kadang, skor 2 untuk pilihan jawaban sering, dan skor 1 untuk pilihan hampir

    selalu.

    Tabel 3.3. Tabel Jenis Item pada Kuesioner Trait Anxiety

    No Jenis Item Nomor Item

    1 Favorable 2, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 15, 17, 18, 20

    2 Unfavorable 1, 3, 6, 7, 10, 13, 14, 16, 19

    Pengukuran trait anxiety pada tiap subjek merupakan skor total dari hasil

    20 item pernyataan ini. Jumlah skor total dari seluruh pernyataan trait anxiety

    minimum 20 dan maksimum 80.

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    11/25

    59

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    3. Instrumen Posttraumatic Growth

    Alat ukur posttraumatic growth yang digunakan dalam penelitian ini

    disusun oleh peneliti berdasarkan teori posttraumatic growth dari Tedeschi &

    Calhoun (2004). Alat ukur disusun berdasarkan lima dimensi yang tercakup

    dalam posttraumatic growth yakni: apresiasi terhadap hidup (appreciation of

    life), hubungan dengan orang lain (relating to others), peningkatan kekuatan

    diri (personal strength), kemungkinan-kemungkinan baru (new possibilities),

    dan perkembangan spiritual (spiritual change).

    Kuesioner ini terdiri atas 37 pernyataan. Pada kuesioner ini semua item

    tergolong favorable. Jawaban pada tiap item dipilih subjek dengan

    membandingkan tingkat perubahan pada pilihan jawaban dengan kondisi

    perubahan yang ia rasakan.

    Tabel 3.4. Kisi-kisi Alat Ukur Posttraumatic Growth

    No Dimensi Indikator No Item

    Pertanyaan

    Jumlah

    Item

    1 Apresiasi

    terhadap Hidup

    Peningkatan apresiasi

    terhadap hidup

    1, 8, 15, 22, 29 5

    Perubahan prioritas 2, 9, 16, 23 4

    2 Hubungan

    dengan Orang

    Lain

    Menjalin hubungan yang

    lebih akrab dan lebih

    bermakna dengan orang

    lain

    3, 6, 10, 13,

    17, 20, 24, 27,

    30, 32, 34, 37

    12

    3 Peningkatan

    Kekuatan Diri

    Perasaan mampu untuk

    menghadapi masalah

    apapun

    4, 11, 18, 25,

    31, 35

    6

    4 Kemungkinan-

    kemungkinan

    Identifikasi individu

    terhadap kemungkinan-

    5, 12, 19, 26,

    33, 36

    6

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    12/25

    60

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Baru kemungkinan baru dalam

    hidupnya

    5 Perkembangan

    Spiritual

    Peningkatan dalam aspek

    spiritual

    7, 14, 21, 28 4

    Jumlah Total Item 37

    Disediakan 6 pilihan jawaban untuk tiap pernyataan, dari 0 sampai 5.

    Angka 0 mewakili jawaban tidak mengalami perubahan pasca peristiwa

    trauma, angka 1 mewakili jawaban mengalami perubahan dalam tingkat yang

    sangat rendah pasca peristiwa trauma, angka 2 mewakili jawaban mengalami

    perubahan dalam tingkat yang rendah pasca peristiwa trauma, angka 3

    mewakili jawaban mengalami perubahan dalam tingkat yang sedang pasca

    peristiwa trauma, angka 4 mewakili jawaban mengalami perubahan dalam

    tingkat yang besar pasca peristiwa trauma, dan angka 5 mewakili jawaban

    mengalami perubahan dalam tingkat yang sangat besar pasca peristiwa trauma.

    Pengukuran posttraumatic growth pada tiap subjek merupakan skor total dari

    hasil 37 item pernyataan ini. Jumlah skor total dari seluruh pernyataan

    posttraumatic growth minimum 0 dan maksimum 185.

    F. Proses Pengembangan Instrumen

    Peneliti melakukan uji coba instrumen untuk mengukur sejauh mana

    instrumen penelitian dapat mengungkap dengan tepat gejala-gejala yang akan

    diukur dan sejauh mana instrumen itu dapat menunjukkan dengan sebenarnya

    gejala yang akan diukur, baik instrumen tipe kepribadian, instrumen trait anxiety

    maupun instrumenposttraumatic growth.

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    13/25

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    14/25

    62

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    bidang Psikologi Klinis yaitu Sitti Chotidjah, M.Psi dan Kustimah, M.Psi serta

    seorang ahli di bidang Bahasa Inggris yaitu Welly Ardiansyah, M.Hum. Setelah

    tahapan di atas dilaksanakan, peneliti melakukan perbaikan terhadap instrumen

    penelitian dan mengujicobakannya kepada 38 orang sampel penelitian.

    Dari ketiga instrumen yang telah dianalisis oleh expert judgement terdapat

    perbaikan beberapa item pada instrumen tipe kepribadian. Instrumen yang

    awalnya berjumlah 31 diperbaiki dan pada akhirnya berkurang jumlahnya menjadi

    29 item. Sementara kedua instrumen lainnya yakni instrumen trait anxiety dan

    posttraumatic growth tidak mengharuskan adanya perbaikan pada item-itemnya.

    2. Uji Reliabilitas Item

    Reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat

    dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

    sudah cukup baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.

    Reliabel artinya dapat dipercaya, sehingga dapat diandalkan (Arikunto, 2006).

    Instrumen yang reliabel cenderung menghasilkan data yang sama dalam waktu

    yang berbeda.

    Pengukuran reliabilitas dihitung dengan koefisien alpha cronbach. Aiken

    (2002) mengatakan bahwa koefisien alpha cronbach sebesar 0.6 sampai 0.8

    dikatakan cukup pada sebuah alat untuk menentukan perbedaan antar kelompok,

    selama alat itu tidak dipergunakan untuk membandingkan tiap individu dengan

    individu lainnya. Pembagian koefisien reliabilitas alpha cronbach pun dapat

    dibedakan sebagai berikut (Guilford 1956: 145).

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    15/25

    63

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Tabel 3.5. Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

    Kriteria Koefisien Reliabilitas

    Sangat Reliabel > 0,900

    Reliabel 0,7000,900

    Cukup Reliabel 0,4000,700

    Kurang Reliabel 0,2000,400

    Tidak Reliabel < 0,200

    Dengan mengacu pada kategorisasi koefisien reliabilitas alpha cronbach di

    atas, diperoleh kesimpulan bahwa ketiga instrumen yang diuji cukup dapat

    dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Adapun hasil pengujian

    reliabiltas ketiga instrumen penelitian ditampilkan dalam tabel-tabel berikut.

    Tabel 3.6. Nilai ReliabilitasEysenck Personali ty I nventory

    Reliability Statistics

    Cronbach's Alpha N of Items

    ,577 29

    Koefisien reliabilitas alpha cronbach instrumen tipe kepribadian Eysenck

    Personality Inventory bernilai sebesar 0,577. Hal ini berarti alat ukur Eysenck

    Personality Inventorycukup reliabel.

    Tabel 3.7. Nilai Reliabilitas State Trait Anxiety Inventory F orm Y-2

    Reliability Statistics

    Cronbach's Alpha N of Items

    ,871 20

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    16/25

    64

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Koefisien reliabilitas alpha cronbach instrumen State Trait Anxiety Inventory

    Form Y-2 untuk menggali variabel trait anxiety bernilai sebesar 0,871. Hal ini

    berarti State Trait Anxiety Inventory Form Y-2 reliabel.

    Tabel 3.8. Nilai Reliabilitas Skala Posttraumatic Growth

    Reliability Statistics

    Cronbach's Alpha N of Items

    ,912 37

    Koefisien reliabilitas alpha cronbach Skala Posttraumatic Growth bernilai

    sebesar 0,912. Hal ini berarti SkalaPosttraumatic Growth sangat reliabel.

    Selain itu tiap item akan dilihat nilai corrected item-total correlation-nya

    untuk menentukan item-item mana saja yang patut dipertahankan untuk kemudian

    diikutsertakan dalam pengolahan data berikutnya. Azwar (2010) menyatakan

    bahwa batas minimal corrected item-total correlation untuk menentukan item

    tersebut dipertahankan atau dibuang adalah sebesar 0.30; namun jika sebuah item

    tidak mencapai nilai corrected item total correlation sebesar 0.30 dan jika dihapus

    akan ada indikator yang terbuang maka kriterianya dapat diturunkan menjadi 0.20.

    Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, diketahui

    bahwa terdapat beberapa item yang tidak layak untuk digunakan. Item-item

    tersebut kemudian tidak diikutsertakan dalam proses pengolahan data berikutnya.

    Berikut ini tabel yang menunjukkan hasil pengembangan instrumen penelitian.

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    17/25

    65

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Tabel 3.9. Hasil Pengembangan Eysenck Personali ty I nventory

    Dimensi Sub Dimensi No Item yangLayak

    No Item yangTidak Layak

    Ekstrovert-

    Introvert

    Activity 1, 12, 22, 33

    Sociability 2, 13, 23, 34

    Risk Taking 3, 14, 25, 35

    Impulsiveness 5, 11, 16, 26, 32, 37 32

    Expressiveness 6, 17, 27, 38 17

    Reflectiveness 7, 18, 20, 29, 39

    Responsibility 9, 19, 30, 40

    Tabel 3.10. Hasil Pengembangan State Trait Anxiety I nventory Form Y-2

    Jenis Item No Item yang Layak No Item yang Tidak Layak

    Favorable 2, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 15, 17,

    18, 20

    17

    Unfavorable 1, 3, 6, 7, 10, 13, 14, 16, 19 7, 19

    Tabel 3.11. Hasil Pengembangan Skala Posttraumatic Growth

    Dimensi No Item yang Layak No Item yang Tidak

    LayakApresiasi terhadap Hidup 1, 8, 15, 22, 29

    2, 9, 16, 23

    Hubungan dengan Orang Lain 3, 6, 10, 13, 17, 20, 24,

    27, 30, 32, 34, 37

    3, 17, 20

    Peningkatan Kekuatan Diri 4, 11, 18, 25, 31, 35 4, 35

    Kemungkinan-kemungkinan

    Baru

    5, 12, 19, 26, 33, 36

    Perkembangan Spiritual 7, 14, 21, 28 21

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    18/25

    66

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

    dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

    responden untuk dijawab (Sugiyono, 2011). Adapun pertimbangan menggunakan

    kuesioner sebagai teknik pengumpulan data didasari oleh beberapa alasan di

    antaranya: jumlah subjek penelitian yang cukup banyak sehingga dalam rangka

    mengefisienkan waktu, digunakanlah kuesioner agar data dapat terkumpul dengan

    lebih efektif. Kuesioner yang dibagikan disertai dengan penjelasan mengenai hal-

    hal yang berkaitan dengan penelitian juga pertanyaan yang berkaitan dengan data

    diri dan data-data demografis responden.

    H. Analisis Data

    Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan

    hasil uji asumsi. Jika hasil asumsi menunjukkan bahwa data berdistribusi normal

    dan linier maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik parametrik.

    Namun jika hasil uji asumsi menunjukkan data tidak berdistribusi normal atau

    linear maka teknik statistik yang digunakan ialah teknik statistik nonparametrik.

    1. Uji Asumsi

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS

    version 15.0 for Windows dengan metode uji One-Sample Kolmogorov-

    Smirnov. Data tersebut dapat dikatakan memiliki sebaran normal apabila

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    19/25

    67

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    memiliki nilaiAssym. Sig (2-tailed) > 0,05. Berikut ini tabel hasil perhitungan

    uji normalitas.

    Tabel 3.12. Hasil Uji Normalitas Data

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    TipeKepribadian

    TraitAnxiety

    PosttraumaticGrowth

    N 38 38 38

    Normal Parameters(a,b) Mean 11,8421 38,1053 111,6842

    Std. Deviation 3,46821 7,01269 20,69091

    Most Extreme Differences Absolute ,219 ,142 ,214

    Positive ,219 ,142 ,130Negative -,088 -,088 -,214

    Kolmogorov-Smirnov Z 1,348 ,873 1,318

    Asymp. Sig. (2-tailed) ,053 ,432 ,062

    a Test distribution is Normal.b Calculated from data.

    Hasil perhitungan di atas menunjukkan nilai signifikansi (Asymp. Sig 2-

    tailed) dari variabel Tipe Kepribadian, Trait Anxietydan Posttraumatic

    Growth masing-masing sebesar 0.053, 0.432, dan 0,062. Ketiganya lebih

    besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data dari ketiga variabel

    berdistribusi normal.

    b. Uji Linearitas

    Uji linearitas bertujuan untuk melihat adakah hubungan secara linier

    antara variabel tipe kepribadian dengan posttraumatic growth, tipe

    kepribadian dengan trait anxiety, dan trait anxiety dengan posttraumatic

    growth.

    Hubungan yang linear menggambarkan bahwa perubahan pada satu

    variabel akan cenderung diikuti oleh perubahan variabel lainnya dengan

    membentuk garis linear. Suatu hubungan dikatakan linear apabila adanya

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    20/25

    68

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    kesamaan variabel, baik penurunan maupun kenaikan yang terjadi pada kedua

    variabel tersebut

    Pada penelitian ini uji linearitas dilakukan dengan bantuan SPSSversion

    15.0 for Windows. Sepasang data dapat dikatakan memiliki hubungan yang

    linear apabila memiliki nilai Sig. Linearity < 0,05. Hasil perhitungan uji

    linearitas variabel dalam penelitian ini ditampilkan dalam tabel berikut.

    Tabel 3.13. Hasil Uji Linearitas antara Tipe Kepribadian dengan

    Posttraumatic Growth

    ANOVA Table

    Sum ofSquares

    dfMean

    SquareF Sig.

    PTG * TIPEKEPRIBADIAN

    BetweenGroups

    (Combined)12099,711 9 1344,412 10,064 ,000

    Linearity 2778,948 1 2778,948 20,802 ,000

    Deviation fromLinearity

    9320,763 8 1165,095 8,721 ,000

    Within Groups 3740,500 28 133,589

    Total15840,211 37

    Hasil perhitungan dalam tabel di atas menunjukkan nilai Sig.Linearity

    sebesar 0,000. Angka ini lebih kecil daripada 0,05 sehingga dapat

    disimpulkan bahwa hubungan antara tipe kepribadian dengan posttraumatic

    growth linier.

    Tabel 3.14. Hasil Uji Linearitas antara Tipe Kepribadian dengan Trait

    Anxiety

    ANOVA Table

    Sum ofSquares

    dfMean

    SquareF Sig.

    TRAIT ANXIETY* TIPE

    KEPRIBADIAN

    BetweenGroups

    (Combined)1414,079 9 157,120 10,849 ,000

    Linearity 569,325 1 569,325 39,312 ,000

    Deviation fromLinearity

    844,754 8 105,594 7,291 ,000

    Within Groups 405,500 28 14,482

    Total 1819,579 37

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    21/25

    69

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Hasil perhitungan dalam tabel di atas menunjukkan nilai Sig.Linearity

    sebesar 0,000. Angka ini lebih kecil daripada 0,05 sehingga dapat

    disimpulkan bahwa hubungan antara tipe kepribadian dengan trait anxiety

    linier.

    Tabel 3.15. Hasil Uji Linearitas antara Trait Anxietydengan

    Posttraumatic Growth

    ANOVA Table

    Sum ofSquares

    dfMean

    SquareF Sig.

    PTG* TRAITANXIETY

    BetweenGroups

    (Combined)13105,877 13 1008,144 8,849 ,000

    Linearity 1998,070 1 1998,070 17,538 ,000

    DeviationfromLinearity

    11107,808 12 925,651 8,125 ,000

    Within Groups 2734,333 24 113,931

    Total 15840,211 37

    Hasil perhitungan dalam tabel di atas menunjukkan nilai Sig.Linearity

    sebesar 0,000. Angka ini lebih kecil daripada 0,05 sehingga dapat

    disimpulkan bahwa hubungan antara trait anxiety dengan posttraumatic

    growth linier.

    2. Uji Korelasi

    Setelah diuji normalitas serta linearitasnya, data menunjukkan distribusi yang

    normal dan linier, maka selanjutnya data dianalisis menggunakan statistika

    parametrik teknik korelasi product moment. Uji korelasi ini digunakan untuk

    menemukan hubungan antara variabel independen, mediator dan dependen. Uji

    korelasi product moment akan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    22/25

    70

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    version 15.0 for Windows. Adapun rumus dari teknik korelasiproduct moment ini

    adalah sebagai berikut.

    rP =

    2 22 2

    Keterangan:

    rp : Koefisien korelasiproduct moment

    N : Jumlah sampel

    X : Skor rata-rata dari X

    Y : Skor rata-rata dari Y

    Setelah diketahui koefision korelasinya, maka langkah selanjutnya ialah

    menginterpretasikan koefisien korelasi tersebut sebagai berikut.

    0.000.199 : sangat rendah

    0.200.399 : rendah

    0.400.599 : sedang

    0.600.799 : kuat

    0.801.000 : sangat kuat

    (Sugiyono, 2011:184)

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    23/25

    71

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    3. Uji Signifikansi

    Uji signifikansi dilakukan untuk menguji apakah hubungan yang ditemukan

    berlaku untuk seluruh populasi atau tidak (Sugiyono, 2011). Pada penelitian ini uji

    signifikansi dilakukan dengan cara mengkonsultasikan angka Sig. Dengan tingkat

    kesalahan = 0,05. Apabila nilai Sig. hubungan kedua variabel tersebut < 0,05

    maka dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi tersebut signifikan, artinya

    koefisien korelasi tersebut dapat berlaku pada populasi dimana sampel diambil

    (H1 diterima).

    4. Uji Deteksi Pengaruh Mediasi

    Suatu variabel disebut variabel mediator jika variabel tersebut ikut

    mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

    Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan prosedur causal steps yang

    dikembangkan oleh Baron & Kenny (1986). Dalam pengujian causal steps,

    peneliti harus mengestimasi tiga persamaan regresi sebagai berikut.

    a. Persamaan regresi sederhana variabel mediator (M) pada variabel independen

    (X).

    b. Persamaan regresi sederhana variabel dependen (Y) pada variabel independen

    (X).

    c. Persamaan regresi berganda variabel dependen (Y) pada kedua variabel

    independen (X) dan mediator (M).

    Berdasarkan hasil estimasi ketiga model regresi tersebut, ada beberapa

    persyaratan yang harus dipenuhi untuk tercapainya mediasi. Pertama, variabel

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    24/25

    72

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    independen harus signifikan mempengaruhi variabel mediator pada persamaan

    pertama. Kedua, variabel independen harus signifikan mempengaruhi variabel

    dependen pada persamaan kedua. Ketiga, variabel mediator harus signifikan

    mempengaruhi variabel dependen pada persamaan ketiga. Mediasi terjadi jika

    pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen lebih rendah pada

    persamaan ketiga dibandingkan pada persamaan kedua (Baron & Kenny, 1986).

    Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang

    dikembangkan oleh Sobel yang dikenal dengan Uji Sobel (Sobel Test). Uji Sobel

    dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel

    independen (X) kepada variabel dependen (Y) melalui variabel mediator (M).

    Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur

    X M (a) dengan jalur M Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (cc), dimana c

    adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c adalah

    koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standar error koefisien

    dan ditulis dengan dan , sementara menggambarkan besarnya

    standar error tidak langsung (indirect effect). dihitung dengan rumus berikut.

    = 22 + 22

    Keterangan:

    : Standar error tidak langsung

    : Koefisien regresi tidak terstandar yang menggambarkan pengaruh X

    terhadap M

  • 7/24/2019 s_psi_0800085_chapter3

    25/25

    73

    Santika Andanawari, 2013Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIV/AIDS

    : Koefisien regresi tidak terstandar yang menggambarkan pengaruh M

    terhadap Y

    : Standar error dari koefisien

    : Standar error dari koefisien

    Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita perlu

    menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut.

    t =

    Nilai t hitung ini dibandingkan dengan t tabel dan jika t hitung lebih besar

    dari nilai t tabel (+1,96) atau lebih kecil dari t tabel (-1,96) maka disimpulkan

    bahwa terjadi pengaruh mediasi. Tes Sobel dapat dihitung dengan bantuan

    kalkulator online yang dapat diakses di http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm

    dengan memasukkan angka-angka di atas.

    http://quantpsy.org/sobel/sobel.htmhttp://quantpsy.org/sobel/sobel.htm