59
Jl. D. I. Panjaitan Kav. 11 website : ww E E T T I I K K A A ( C 1 Jakarta Timur 13340, Telp (021) 819-4807, Fax (021) ww.perumnas.co.id, email : [email protected] S S T T A A N N D D A A R R A A P P E E R R U U S S A A H H A A A A Code of Conduct ) ) 819-3825 d A A N N

STANDAR ETIKA PERUSAHAAN · benturan kepentingan yang tercantum dalam Pedoman Etika Perusahaan ini. 1.4 Tujuan Pedoman ini bertujuan untuk menjadi pedoman bagi perilaku pada aspek-aspek

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Jl. D. I. Panjaitan Kav. 11 Jakarta Timur 13340, Telp (021) 819website : www.perumnas.co.id

EETTIIKKAA( Code of Conduct

Jl. D. I. Panjaitan Kav. 11 Jakarta Timur 13340, Telp (021) 819-4807, Fax (021) 819www.perumnas.co.id, email : [email protected]

SSTTAANNDDAARRAA PPEERRUUSSAAHHAAAACode of Conduct )

4807, Fax (021) [email protected]

AANN

Code Of Conduct

DAFTAR ISI

Lembar Pemberlakuan dan Maklumat KomitmenDewan Komisaris dan Direksi Perum Perumnas 1

DAFTAR ISTILAH 3

1. PENDAHULUAN 71.1 Latar Belakang 71.2 Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai Perusahaan 71.3 Komitmen Perusahaan 81.4 Tujuan 91.5 Manfaat 91.6 Prinsip-Prinsip GCG 101.7 Objek Standar Etika Perusahaan 141.8 Tanggung Jawab Insan Perumnas 151.9 Tanggung Jawab Para Pimpinan Perumnas 15

2. KEBIJAKAN PERILAKU PERUSAHAAN 182.1 PEDOMAN ETIKA USAHA 182.1.1 Hubungan dengan Pelanggan 182.1.2 Hubungan dengan Pemasok 192.1.3 Hubungan dengan Pesaing 202.1.4 Hubungan dengan Regulator 212.1.5 Hubungan dengan Masyarakat 222.1.6 Hubungan dengan Karyawan 232.1.7 Hubungan dengan Kementerian BUMN 242.1.8 Hubungan dengan Kreditur 252.1.9 Hubungan dengan Anak Perusahaan 262.1.10 Hubungan dengan Media 26

2.2 PEDOMAN ETIKA KERJA 282.2.1 Kepatuhan terhadap Hukum 282.2.2 Benturan Kepentingan 292.2.3 Memberi dan Menerima 302.2.4 Persamaan dan Penghormatan pada Hak Asasi Manusia 322.2.5 Kesempatan Kerja yang Adil 332.2.6 Pembayaran Tidak Wajar 342.2.7 Kerahasiaan Informasi 35

Code Of Conduct

2.2.8 Pengawasan dan Penggunaan Aset 362.2.9 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 372.2.10 Hak atas Kekayaan Intelektual 382.2.11 Perilaku Etis terhadap Sesama Karyawan 40

3. PETUNJUK PELAKSANAAN 433.1 Pelanggaran 433.2 Pelaporan Pelanggaran 433.3 Sanksi atas Pelanggaran 433.4 Pernyataan Komitmen 433.5 Sosialisasi 443.6 Pengukuran Pemahaman Standar Etika Perusahaan 44

4. PERNYATAAN KOMITMEN 45Pernyataan Komitmen Pribadi Insan Perumnas 45

LAMPIRANPedoman dan Prosedur PenangananPelaporan Pelanggaran (whistleblowing)Perum Perumnas 46

DAFTAR GAMBARFlow Chart Whistle Blower System Perumnas 56

Code Of Conduct

1

LEMBAR PEMBERLAKUAN DAN MAKLUMAT KOMITMEN DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSI PERUM PERUMNAS

Kami yang bertandatangan di bawah ini, dengan tekad yang bulat menyatakan bahwa :

Insan Perum Perumnas berkomitmen untuk mengimplementasikan GCG secara

konsisten yang salah satunya dilakukan melalui implementasi Pedoman Etika

Perusahaan (Code of Conduct). Perum Perumnas juga berkomitmen untuk mencapai

level yang lebih baik dari pelaksanaan nilai-nilai budaya dan etika bisnis yang ada.

Untuk mencapai hal tersebut maka seluruh Insan Perum Perumnas dan stakeholder

Perusahaan harus menjunjung tinggi, berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan standar

perilaku, serta tidak mengedepankan kepentingan pribadi diatas kepentingan

perusahaan untuk mencegah situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan

yang tercantum dalam Pedoman Etika Perusahaan ini.

Code Of Conduct

2

Jakarta, Februari 2015

DIREKSI DEWAN PENGAWAS

1.

Himawan Arief SugotoDirektur Utama

1.

Pangihutan MarpaungKetua Dewan Pengawas

2.

Herry IrwantoDirektur Korporasi & Pertanahan

2.

TumiyoAnggota Dewan Pengawas

3.

Muhammad NawirDirektur Pemasaran

3.

Miftah FaqihAnggota Dewan Pengawas

4.

M. Kamal KusmantoroDirekturProduksi

4.

Gumilang HardjakoesoemaAnggota Dewan Pengawas

5.

Hakiki SudrajatDirekturKeuangan& SDM

5.

Yuswanda A. TumenggungAnggota Dewan Pengawas

Code Of Conduct

3

DAFTAR ISTILAH / GLOSSARY

1. Aset = Aktiva tetap perusahaan, yaitu baik yang

bergerak dan maupun yang tidak bergerak.

2. Aset Informasi = Semua informasi yang dikumpulkan,

diklasifikasikan dan disimpan dalam berbagai

media penyimpanan dan memiliki nilai bagi

perseroan.

3. Benturan Kepentingan = Situasi/kondisi yang memungkinkan Insan

perusahaan memanfaatkan kedudukan dan

wewenang yang dimilikinya dalam perusahaan

untuk kepentingan pribadi, keluarga atau

golongan, sehingga tugas yang diamanatkan

tidak dapat dilakukan secara objektif.

4. Code of Conduct = Pedoman perilaku yang berisi pernyataan

mengenai aturan-aturan, apa yang harus dan apa

yang dilarang untuk dikerjakan.

5. Donasi = Sumbangan.

6. Diskriminasi = Perbedaan perlakuan berdasarkan latar belakang

seseorang atau suatu kelompok.

7. Etika = Sekumpulan norma atau nilai yang diyakini oleh

sekelompok orang sebagai suatu standar

perilaku kelompok tersebut.

Code Of Conduct

4

8. Etika Kerja = Norma-norma atau nilai-nilai yang harus dipatuhi

oleh para karyawan dalam melaksanakan

pekerjaan.

9. Etika Usaha = Norma-norma atau nilai-nilai yang harus dipatuhi

perusahaan dalam menjalankan kegiatan

usahanya.

10. Good Corporate

Govarnance

= Komitmen, aturan main, serta praktek

penyelenggaraan bisnis secara sehat dan

beretika.

11. Infrastruktur = Perangkat pendukung.

12. Insan Perum

Perumnas

= Segenap Karyawan, jajaran manajemen, Dewan

Direksi, dan Dewan Pengawas yang bekerja di

lingkungan Perum Perumnas.

13. Kekayaan Intelektual = Hak yang secara hukum melekat pada

nama/merek, media cetak/rekam, dan

penemuan tertentu.

14. Kreditur = Pihak-pihak yang memberikan pendanaan dalam

bentuk pinjaman.

15. Pencucian Uang

(Money Laundring)

= Tindakan menyamarkan dana yang diperoleh

secara ilegal sehingga seolah-olah merupakan

penghasilan yang sah.

16. Peraturan Disiplin

Karyawan

= Peraturan yang mengatur kewajiban, larangan

dan sanksi, apabila kewajiban tidak ditaati atau

larangan dilanggar oleh Karyawan.

Code Of Conduct

5

17. Perjanjian Kerja

Bersama

= Pedoman yang mengatur tentang syarat-syarat

kerja, tata tertib kerja dan hak-hak serta

kewajiban.

18. Perusahaan = Perum Perumnas/Perumnas.

19. Pihak Eksternal = Pihak-pihak di luar perusahaan

20. Property = Terminologi legal yang merujuk kepada tanah

dan segenap bangunan permanen yang berdiri di

atasnya.

21. SPIRIT FOR Perumnas = Nilai-nilai yang berlaku dalam perusahaan untuk

mencapai Visi dan menjalankan Misi perusahaan.

(Service Excellence, Passion, Integrity, Innovative,

Focus)

22. Soft Skills = Keahlian yang bersifat non teknis, seperti

kepemimpinan.

23. Stakeholders = Pihak-pihak secara langsung atau tidak langsung

menerima keuntungan atau menderita beban

yang disebabkan tindakan-tindakan perusahaan.

24. Standar Operating

Procedure

= Serangkaian langkah-langkah/tindakan/aturan

yang telah terstandarisasi atas suatu kegiatan

operasi.

25. Supplier = Pemasok.

Code Of Conduct

6

26. Suap = Adalah suatu perbuatan memberi/menerima,

menjanjikan/dijanjikan sesuatu kepada

seseorang atau pejabat secara ilegal dengan

maksud agar dia berbuat atau tidak berbuat

sesuatu dalam pekerjaan yang bertentangan

dengan kewajibannya.

27. Trend = Kecenderungan.

28. Tata Ruang Kota = Rancangan pembangunan phisik atau wilayah,

yang meliputi pembagian lokasi-lokasi dalam

wilayah tersebut sesuai dengan peruntukkannya.

29. Teknologi Informasi = Rancangan pengembangan, penerapan dan

pengelolaan sistem informasi yang berbasis

komputer, terutama dalam bentuk aplikasi

perangkat lunak dan perangkat keras komputer.

30. Whistle Blowing

System

= Sistem pelaporan pelanggaran yang

memungkinkan setiap orang di lingkungan

Perum Perumnas maupun stakeholder untuk

melaporkan adanya dugaan kecurangan,

pelanggaran hukum dan etika serta misconduct

lainnya yang dilakukan oleh insan Perum

Perumnas.

Code Of Conduct

7

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pedoman Perilaku disusun sejalan dengan budaya Perusahaan yang diperlukan

guna mewujudkan visi, misi dan tujuan Perusahaan. Penerapan perilaku dan

budaya Perusahaan bersama-sama dapat menciptakan iklim yang sehat dan

kondusif bagi lingkungan kerja Perusahaan.

Perum Perumnas menyadari dan mempunyai komitmen untuk melaksanakan

praktik-praktik yang baik (Good Corporate Governance) atau Tata Kelola

Perusahaan yang baik sebagai bagian dari usaha untuk pencapaian Visi dan Misi

Perusahaan.

Namun, Perusahaan juga menyadari bahwa setiap Insan Perum Perumnas yang

terdiri dari Karyawan, Direksi, dan Dewan Pengawas memiliki nilai-nilai dasar

perilaku yang beragam, sehingga perlu penyamaan komitmen agar efektivitas

dalam penerapan tata kelola Perusahaan dapat tercapai.

Agar setiap Insan Perum Perumnas dapat memiliki petunjuk (guidance) yang

sama dalam bertindak dan berperilaku, selain dibutuhkan pedoman tata kelola

Perusahaan, juga diperlukan pedoman perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

yang berlaku dan harus ditaati.

1.2 Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai Perusahaan

Visi Perusahaan

Menjadi pengembang permukiman dan perumahan terpercaya di Indonesia.

Misi Perusahaan

a. Mengembangkan perumahan dan permukiman yang bernilai tambah untuk

kepuasan Pelanggan.

b. Meningkatkan profesionalitas, pemberdayaan dan kesejahteraan Karyawan.

c. Memaksimalkan nilai bagi Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan lain.

Code Of Conduct

8

d. Mengoptimalkan sinergi dengan Mitra Kerja, Pemerintah, BUMN dan Instansi

lain.

e. Meningkatkan kontribusi positif kepada Masyarakat dan Lingkungan.

Tujuan Perusahaan

Mewujudkan perumahan dan pemukiman yang layak dan terjangkau

berdasarkan rencana tata ruang yang mendukung pengembangan wilayah secara

berkelanjutan.

Tata Nilai Perusahaan

Tata nilai Perusahaan merupakan faktor pendukung utama di dalam mendukung

kinerja Perusahaan, sebab tata nilai Perusahaan merupakan norma pengikat dan

pemersatu jalinan kerja para karyawan suatu Perusahaan. Tata nilai Perusahaan

berperan untuk mengintegrasikan seluruh fungsi-fungsi manajemen baik di

tingkat Pusat, Regional/Kawasan maupun Cabang agar dalam mengelola sumber

daya yang sangat terbatas dilakukan secara optimal.

Dalam rangka menggapai Visi dan Misi Perusahaan serta melaksanakan Strategi

dan Kebijakan yang ditetapkan Perusahaan berdasarkan penerapan prinsip-

prinsip Good Corporate Govarnance (GCG).

1.3 Komitmen Perusahaan

Perum Perumnas berkomitmen untuk mengimplementasikan GCG secara

konsisten yang salah satunya dilakukan melalui implementasi Pedoman Etika

Perusahaan (Code of Conduct). Perum Perumnas juga berkomitmen untuk

mencapai level yang lebih baik dari pelaksanaan nilai-nilai budaya dan etika bisnis

yang ada.

Untuk mencapai hal tersebut maka Seluruh Insan Perum Perumnas dan

stakeholders Perusahaan harus menjunjung tinggi, berperilaku sesuai dengan

nilai-nilai dan standar perilaku, serta tidak mengedepankan kepentingan pribadi

Code Of Conduct

9

diatas kepentingan Perusahaan untuk mencegah situasi yang dapat menimbulkan

benturan kepentingan yang tercantum dalam Pedoman Etika Perusahaan ini.

1.4 Tujuan

Pedoman ini bertujuan untuk menjadi pedoman bagi perilaku pada aspek-aspek

etika bisnis Perusahaan dan etika kerja, Karyawan, Direksi dan Dewan Pengawas

dalam melaksanakan tugas baik di Perusahaan maupun di luar Perusahaan.

Pedoman ini juga sebagai bentuk kebijakan Perusahaan dalam menghargai dan

menghormati kemajemukan sehingga terjalin kerjasama dan kebersamaan

dengan menciptakan etos dan lingkungan kerja yang sehat dan kondusif agar

produktifitas dan kualitas terjaga.

Perusahaan berkeyakinan bahwa penerapan sikap dan perilaku yang konsisten

dengan budaya Perusahaan akan berpengaruh terhadap kinerja Perusahaan.

1.5 Manfaat

Pedoman ini secara konsisten diharapkan akan dapat memberikan manfaat

jangka panjang, bagi :

1. Karyawan :

Memberikan pedoman kepada Karyawan tentang tingkah laku yang

diinginkan dan yang tidak diinginkan oleh Perusahaan.

Menciptakan lingkungan kerja yang menjunjung tinggi nilai-nilai

kejujuran, etika dan keterbukaan sehingga akan meningkatkan kinerja

dan produktifitas Karyawan secara menyeluruh.

2. Perusahaan :

Mendorong kegiatan operasional Perusahaan agar lebih efisien dan

efektif mengingat hubungan dengan pelanggan, masyarakat,

Pemerintah dan Stakeholders lainnya memiliki standar etika yang harus

diperhatikan.

Code Of Conduct

10

Meningkatkan nilai-nilai Perusahaan dengan memberikan kepastian dan

perlindungan kepada para Stakeholders dalam berhubungan dengan

Perusahaan sehingga menghasilkan reputasi yang baik, yang pada

akhirnya mewujudkan keberhasilan usaha dalam jangka panjang.

3. Pemegang Saham (Kementerian BUMN) :

Menambah keyakinan bahwa Perusahaan dikelola secara hati-hati, efisien,

transparan, akuntabel, dan fair untuk mencapai tingkat profitabilitas yang

diharapkan oleh Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan

kepentingan Perusahaan.

4. Stakeholders Perusahaan :

Menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan

Perusahaan. Meningkatnya nilai Perusahaan akan memberikan kepastian

dan perlindungan kepada Stakeholders dalam berhubungan dengan

Perusahaan yang pada akhirnya akan menciptakan kesejahteraan ekonomi-

sosial bagi masyarakat dan pihak lain yang terkait.

1.6 Prinsip – Prinsip GCG

Perusahaan senantiasa berupaya melaksanakan kegiatan dengan cara yang dapat

dipertanggungjawabkan sebagai perwujudan loyalitas Perusahaan terhadap

kepentingan Pemilik Modal dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

aktivitas Perusahaan.

Perusahaan senantiasa mematuhi undang-undang dan peraturan terkait dan

meningkatkan kepatuhan dan praktik yang baik dalam pengelolaan bisnis di

lingkungan Perusahaan berada.

Perusahaan mendukung inisiatif berkaitan dengan praktik good corporate

governance di Indonesia antara lain panduan yang disusun oleh Komite Nasional

Kebijakan Good Corporate Governance dan menerapkannya sesuai dengan

kondisi yang berlaku bagi Perusahaan.

Code Of Conduct

11

Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance

yang berlaku umum sebagai berikut:

1. Transparansi dan Pengungkapan Informasi

Perusahaan mematuhi peraturan perundang-undangan yang mengatur

masalah keterbukaan informasi yang berlaku bagi Badan Usaha Milik Negara,

khususnya Perusahaan umum. PengungkapanPerusahaanatas transaksi-

transaksi penting yang berkaitan dengan Perusahaan, risiko-risiko yang

dihadapi, rencana atau kebijakan Perusahaan (corporate action) yang akan

dijalankan serta struktur kepemilikan Perusahaan dan perubahan-perubahan

yang terjadi dilakukan sesuai peraturan yang berlaku.

Pengungkapan tersebut tidak menghilangkan komitmen Perusahaan untuk

menjaga kerahasiaan informasi yang diatur oleh hukum dan perundangan

serta praktik terbaik dalam good corporate governance. Kerahasiaan

informasi tersebut menyangkut perlindungan terhadap hak-hak individu,

dan/atau hal yang menyangkut hasil penelitian dan pengembangan serta

berbagai informasi lainnya yang akan mempunyai pengaruh negatif terhadap

kinerja Perusahaan, persaingan pasar, keamanan negara dan keamanan

politik.

Perusahaan menerapkan sistem yang memungkinkan bagi Pemilik Modal

untuk mengakses informasi dengan kesempatan yang sama, serta

mendapatkan informasi secara cukup, tepat waktu, akurat dan dapat

diandalkan.

Perusahaan juga akan mengungkapkan berbagai informasi relevan yang

dibutuhkan publik berkaitan dengan produk, jasa, dan aktivitas operasional

Perusahaan yang secara potensial dapat mempengaruhi perilaku pelanggan,

masyarakat dan lingkungan. Informasi tersebut dapat diakses secara

memadai demi kepentingan masyarakat terkait.

Code Of Conduct

12

Perusahaan akan memberikan penjelasan yang memadai kepada semua pihak

atas kejadian atau masalah yang diakibatkan aktivitas Perusahaan misalnya

masalah lingkungan, kecelakaan, kekurangan produk dan jasa Perusahaan.

Pengungkapan tersebut sebagai wujud komitmen Perusahaanguna

mengurangi dampak yang lebih buruk bagi para pemangku kepentingan dan

lingkungan.

2. Kewajaran

Kewajaran dan kesetaraan adalah perlakuan Perusahaan di dalam memenuhi

hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan Perusahaan.

Perusahaan menjamin bahwa setiap Pemilik Modal mendapatkan perlakuan

yang wajar, setara, serta dapat menggunakan hak-haknya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perusahaan juga akan senantiasa berlaku jujur dan adil di dalam mengambil

kebijakan yang berkaitan dengan isu-isu gender, agama, suku dan politik.

3. Akuntabilitas

Perusahaan meyakini bahwa akuntabilitas berhubungan dengan keberadaan

sistem yang mengendalikan hubungan antara individu dan/atau organ yang

ada di Perusahaan. Perusahaan menerapkan akuntabilitas dengan

mendorong seluruh individu dan/atau organ Perusahaan menyadari

tanggungjawab, wewenang, hak serta kewajiban.

Perusahaan meyakini bahwa penerapan akuntabilitas akan menjamin adanya

(tapi tidak terbatas) pada pemberdayaan Dewan Pengawas, Perlindungan Hak

Pemilik Modal dan tanggung jawab serta kewenangan yang jelas dalam

jajaran Direksi.

Code Of Conduct

13

Akuntabilitas Perusahaanjuga didasarkan kepada kewajiban individu atau

organ Perusahaan berkaitan dengan pelaksanaan wewenang yang dimiliki

dan/atau pelaksanaan tanggung jawab yang dibebankan oleh Perusahaan

kepadanya. Kewajiban ini meliputi: (a) memberikan penjelasan atau justifikasi

atas pelaksanaan wewenang atau pelaksanaan tugas, (b) pelaporan hasil atas

pelaksanaan wewenang atau tugas tersebut, dan (c) pertangungjawaban atas

setiap beban atau kewajiban yang berasal dari aktivitas tersebut.

Dalam kaitan dengan pihak yang berkepentingan, penerapan akuntabilitas

Perusahaan dalam aktivitas bisnis yang baik, memenuhi kewajiban terhadap

Pemerintah sesuai dengan hukum yang berlaku, menghormati budaya

setempat serta dalam kerangka good corporate governance.

4. Kemandirian

Perusahaan meyakini bahwa independensi diperlukan dalam membuat

keputusan terbaik bagi Perusahaan. Keputusan terbaik hanya dapat

dihasilkan jika Perusahaan dan pengambil keputusan bebas dari pengaruh

atau tekanan pihak lain yang tidak sesuai dengan mekanisme Perusahaan.

Independensi akan diwujudkan dalam aktivitas bisnis yang sejalan dengan

etika bisnis yang berlaku umum serta dalam kerangka good corporate

governance.

Kemandirian juga berarti pengelolaan Perusahaan secara profesional tanpa

benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-

prinsip pengelolaan Perusahaan yang sehat.

Kemandirian diterapkan dengan cara menghormati peran dan fungsi organ

Perusahaan dan kejelasan mekanisme untuk mencegah benturan

kepentingan sehingga dapat dengan mandiri, objektif dan bebas dari tekanan

pihak manapun dalam mengambil keputusan terbaik bagi Perusahaan.

Code Of Conduct

14

5. Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban adalah kesesuaian di dalam pengelolaan Perusahaan

terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip

Perusahaan yang sehat.

Perusahaan berupaya untuk melaksanakan kegiatan Perusahaan secara

profesional yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan prinsip pengelolaan Perusahaan yang sehat.

Pertanggungjawaban diwujudkan melalui kepatuhan terhadap peraturan

perundangan yang berlaku dan berupaya meningkatkan standar kerja dengan

etika yang tinggi dengan paradigma yang ingin dicapai yaitu menjadi warga

Perusahaan yang baik (good corporate citizen).

1.7 Objek Standar Etika Perusahaan

Pihak-pihak yang wajib mematuhi dan melaksanakan Pedoman ini adalah :

1. Seluruh insan Perum Perumnas di semua level, termasuk di dalamnya mereka

bertindak atas nama Perum Perumnas.

2. Anak Perusahaan dan afiliasi di bawah pengendalian. Afiliasi dibawah

pengendalian adalah Anak Perusahaan atau badan usaha lain yang dimiliki

Perum Perumnas, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan lebih

dari 50% hak suara (saham) atau Perum Perumnas memiliki kemampuan

untuk mengendalikan badan usaha tersebut.

3. Pemegang Saham (Kementerian BUMN).

4. Seluruh Mitra Kerja Perum Perumnas.

Code Of Conduct

15

1.8 Tanggung Jawab Insan Perumnas

a) Mempelajari secara detail pedoman perilaku yang terkait dengan

pekerjaannya. Setiap insan Perum Perumnas harus memahami pedoman

perilaku yang dituangkan dalam pedoman ini.

b) Segera melaporkan kepada pihak-pihak yang telah ditetapkan oleh Direksi

setiap menjumpai masalah mengenai kemungkinan pelanggaran terhadap

pedoman perilaku.

c) Memahami prosedur yang dipakai untuk memberitahukan atau melaporkan

kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap pedoman perilaku.

1.9 Tanggung Jawab Para Pemimpin Perum Perumnas

a) Membangun dan menjaga budaya kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku

melalui :

Secara pribadi mendorong kepatuhan terhadap pedoman perilaku.

Melakukan pengawasan untuk mendorong secara teratur mengenai

program-program yang bertujuan untuk mendorong kepatuhan insan

Perum Perumnas .

Memberikan contoh yang baik dalam cara bersikap maupun dalam

bertindak sehari-hari.

b) Memastikan bahwa setiap Insan Perum Perumnas mengerti bahwa ketaatan

atas pedoman perilaku sama pentingnya dengan pencapaian untuk kerja.

c) Mempertimbangkan masalah kepatuhan terhadap pedoman perilaku dalam

mengevaluasi dan memberikan penghargaan pada insan Perum Perumnas.

d) Mencegah kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap pedoman perilaku

melalui upaya :

Code Of Conduct

16

Memastikan bahwa resiko kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap

pedoman perilaku yang berhubungan dengan proses bisnis dapat

diidentifikasi secara dini dan sistematis.

Melakukan identifikasi dan melaporkan sesuai prosedur yang ditetapkan

terhadap anak Perusahaan, afiliasi serta mitra kerja yang dapat

menimbulkan kemungkinan pelanggaran terhadap pedoman perilaku.

Memastikan dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan tentang pedoman

perilaku bagi seluruh insan Perum Perumnas, anak Perusahaan, afiliasi

dan melakukan sosialisasi kepada mitra kerja agar pihak-pihak tersebut

mengerti dan memahami pedoman perilaku secara menyeluruh.

e) Melakukan deteksi atas kemungkinan pelanggaran terhadap pedoman

perilaku melalui :

Menerapkan pengawasan untuk memperkecil resiko kemungkinan

terjadinya pelanggaran atas pedoman perilaku.

Menciptakan sistem pelaporan atas kemungkinan yang sesuai untuk

melindungi kerahasiaan dari insan Perum Perumnas yang melaporkan.

Memastikan dilaksanakannya evaluasi secara berkala terhadap

dilaksanakannya pedoman perilaku oleh Satuan Pengawas Intern untuk

menilai efektifitas pelaksanaan dan cara memperbaiki kelemahan-

kelemahan yang ada.

f) Menindaklanjuti laporan kemungkinan terjadinya pelanggaran pedoman

perilaku dengan :

Memperbaiki secara cepat kekurangan yang dijumpai dalam penilaian

kepatuhan atas pelaksanaan pedoman perilaku.

Memberikan tindakan indisipliner yang sesuai.

Code Of Conduct

17

Melakukan konsultasi dengan Satuan Pengawas Intern atau Divisi Hukum

jika pelanggaran terhadap pedoman perilaku yang terjadi memerlukan

campur tangan penegak hukum atau pihak yang berwajib.

Code Of Conduct

18

2. KEBIJAKAN PERILAKU PERUSAHAAN

2.1 PEDOMAN ETIKA USAHA

Etika Usaha merupakan sistem nilai atau norma yang dianut oleh Perusahaan

sebagai acuan Karyawan, Direksi, Komite-Komite dan Dewan Pengawas untuk

berhubungan dengan Stakeholders dengan berpegang teguh pada nilai-nilai

Perusahaan.

Dalam pelaksanaan tugasnya, segenap Insan Perum Perumnas berpedoman

kepada Etika Usaha sebagai berikut:

2.1.1 Hubungan dengan Pelanggan

Kesuksesan Perusahaan tergantung kepada terbentuknya hubungan yang

harmonis serta produktif dengan pelanggan berdasarkan integritas, perilaku

etis, profesional, nama baik, dan hubungan saling percaya.

Perusahaan mempunyai komitmen untuk secara terus menerus

mengembangkan budaya pelayanan yang profesional dengan selalu berusaha

mengutamakan kepuasan pelanggan serta membangun hubungan jangka

panjang yang saling menguntungkan bagi kedua pihak.

2.1.1.1 Standar Etika

1. Mengutamakan kualitas dalam setiap produk dan jasa yang dijual kepada

pelanggan, termasuk di dalamnya pemenuhan standar spesifikasi,

ketepatan waktu penyerahan serta harga yang wajar dengan pelayanan

yang optimal.

2. Mengutamakan faktor keselamatan dalam setiap produk atau jasa yang

dijual kepada pelanggan.

3. Dalam setiap interaksi dengan pelanggan, selalu mengutamakan

kepuasan pelanggan, sejak dari awal perencanaan pekerjaan,

penyelesaian pekerjaan sampai dengan tahap purna jual.

Code Of Conduct

19

4. Memberikan informasi yang relevan kepada pelanggan secara transparan,

akurat, dan tepat waktu mengenai segala syarat, kondisi, hak, dan

kewajibannya.

5. Mematuhi setiap kesepakatan bisnis yang disusun dalam dokumen

tertulis berdasarkan itikad baik serta saling menguntungkan.

6. Memastikan bahwa promosi produk/jasa Perusahaan dilakukan secara

transparan dan tidak menyesatkan publik.

2.1.1.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Sikap dan hubungan kemitraan dengan pelanggan.

2. Perubahan harga produk dan nilai tukar.

3. Kontrol terhadap proses perencanaan, produksi dan pemasaran yang

berpengaruh terhadap kualitas produk.

4. Proses dan legalitas perjanjian kontrak penjualan.

2.1.2 Hubungan dengan Pemasok

Prinsip-prinsip hubungan dengan Pemasok dan Penyedia Barang dan Jasa

adalah terwujudnya pengadaan barang dan jasa secara efisien, efektif, dan

ekonomis, sehingga akan diperoleh barang maupun jasa yang bermutu tinggi

dan berkualitas sesuai dengan persyaratan teknis yang diinginkan.

Pemasok merupakan mitra usaha penting bagi Perusahaan. Perusahaan

menerapkan kepentingan yang seimbang dengan pemasok melalui informasi

yang terbuka mengenai pengadaan barang/jasa kepada calon pemasok dan

memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon pemasok.

2.1.2.1 Standar Etika

1. Menghindari praktik Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN).

2. Melaksanakan prosedur lelang sesuai dengan kebijakan maupun Standar

Operating Procedure (SOP) pengadaan barang dan jasa.

Code Of Conduct

20

3. Menjamin terlaksananya prosedur pembayaran sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

4. Mencegah terjadinya mark-up harga.

2.1.2.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Pemilihan pemasok yang tidak melalui pelelangan yang terbuka.

2. Potensi konflik kepentingan dalam pemilihan pemasok, termasuk

penerimaan uang, hadiah, hiburan atau barang lain yang berharga.

3. Pemilihan pemasok yang dimiliki atau dikelola keluarga atau teman.

4. Pemasok tidak memenuhi persyaratan Perusahaan mengenai

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan peraturan ketenagakerjaan.

5. Lemahnya kontrol terhadap proses pengadaan Perusahaan.

6. Praktek mark-up harga dan kuantitas, kolusi diantara pemasok dalam

penetapan harga maupun pembagian pekerjaan dan ketergantungan

kepada suatu pemasok dalam jangka panjang.

2.1.3 Hubungan dengan Pesaing

Perum Perumnas berkomitmen untuk melakukan kegiatan uasaha dengan

tata cara yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga Perusahaan selalu

berkomitmen untuk menerapkan persaingan yang sehat dan menganggap

pesaing sebagai pemacu Perusahaan untuk selalu memberikan yang terbaik.

2.1.3.1 Standar Etika

1. Menciptakan produk dan jasa yang inovatif dan berkualitas agar tetap

bertahan dan unggul dalam persaingan usaha.

2. Menghindari melakukan kesepakatan yang tidak wajar atau

persekongkolan dengan pelaku industri lainnya, untuk mendapatkan

keuntungan dengan mengorbankan kepentingan konsumen.

Code Of Conduct

21

3. Mendukung perilaku kompetitif yang sehat dan menunjukan sikap saling

menghargai antar pesaing.

4. Mencegah upaya atau partisipasi pada pembayaran-pembayaran yang

tidak wajar atau penggunaan praktek-praktek yang tidak terpuji untuk

dapat mempertahankan keunggulan bersaing.

5. Menghargai hak cipta dan hak atas kekayaan intelektual dengan tidak

mencuri dan memanfaatkan informasi usaha secara ilegal.

2.1.3.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Memiliki hubungan dengan pihak tertentu dalam Perusahaan pesaing

yang berpotensi memberikan kerugian bagi salah satu pihak.

2. Promosi negatif dengan maksud untuk menjatuhkan pesaing.

3. Penyampaian informasi rahasia terkait Perusahaan pesaing oleh pihak

yang tidak memiliki wewenang untuk memperoleh informasi tersebut.

2.1.4 Hubungan dengan Regulator

Perum Perumnas berkomitmen membangun hubungan dengan semua

instansi dan pejabat Pemerintah sebagai regulator diantaranya Kementerian

BUMN, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, BPN, serta

instansi Pemerintah lainnya yang berhubungan dengan Perum Perumnas.

2.1.4.1 Standar Etika

1. Tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya

mengenai hubungan dengan Pemerintah.

2. Membangun hubungan harmonis dengan Pemerintah selaku pihak

regulator.

3. Mengharuskan semua mitra kerja Perum Perumnas untuk mematuhi

pedoman perilaku dengan Pemerintah yang ditetapkan Perum Perumnas.

Code Of Conduct

22

4. Jujur dan transaparan dalam berhubungan dengan semua instansi dan

pejabat Pemerintah.

5. Setiap pelaporan, pernyataan, sertifikat dan permohonan yang ditujukan

kepada Pemerintah harus transaparan, jelas, akurat, lengkap serta tidak

mengandung hal-hal yang dapat disalahtafsirkan.

2.1.4.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Pesyaratan khusus atau pengenaan biaya yang tidak sah sehubungan

dengan proses perijinan yang dikeluarkan oleh pemerinatah.

2. Penyerahan informasi atau data Perusahaan yang tidak akurat atau tidak

lengkap yang dibutuhkan oleh Pemeriantah.

3. Pelanggaran atas peraturan Pemerintah mengenai larangan pemberian

hadiah dan peraturan menegenai pemberian hiburan.

2.1.5 Hubungan dengan Masyarakat

Mendukung proses penegakan hukum dengan memberikan informasi yang

lengkap dan relevan kepada penegak hukum. Perusahaan menyadari

pentingnya tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.

2.1.5.1 Standar Etika

1. Dalam menjalankan aktivitas usaha, berusaha mengurangi seminimal

mungkin dampak negatif terhadap lingkungan hidup.

2. Mendukung program Pemerintah dalam mengurangi dampak pemanasan

global, dengan melakukan program penghematan energi dan sumber

daya alam.

3. Berkomitmen untuk turut menjaga warisan budaya dan mendorong anak

Perusahaan serta para rekanan memiliki komitmen yang sama.

4. Menghormati peraturan hukum, nilai-nilai lokal, dan norma-norma yang

berlaku di wilayah dimana Perusahaan melakukan usaha.

Code Of Conduct

23

5. Turut memberikan kontribusi terhadap kegiatan kemanusiaan dan

perbaikan lingkungan, baik secara moral maupun finansial.

2.1.5.1 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Sensitivitas atas masalah yang dialami masyarakat sekitar operasi

Perusahaan.

2. Prinsip keterbukaan informasi dan kemitraan secara aktif.

3. Ketimpangan tingkat ekonomi masyarakat sekitar operasi Perusahaan.

4. Keseimbangan lingkungan.

2.1.6 Hubungan dengan Karyawan

Perusahaan memandang bahwa karyawan adalah merupakan aset dan mitra

utama bagi Perusahaan, sehingga Perusahaan berkomitmen untuk mengelola

hak, kewajiban dan kompetensi karyawan dengan sebaik-baiknya.

2.1.6.1 Standar Etika

1. Perusahaan menghormati hak asasi karyawan serta hak dan kewajiban

karyawan sesuai ketentuan perundang-undangan, dan PKB.

2. Dalam setiap kebijakannya, Perusahaan menghindari perlakuan

diskriminatif terhadap karyawan berdasarkan suku, agama, ras, jenis

kelamin, usia, status perkawinan, kecacatan fisik, dan penggolongan-

penggolongan lain yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan.

3. Perusahaan memastikan bahwa setiap kinerja positif selalu memperoleh

imbalan, dan setiap pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai dengan

peraturan yang berlaku di Perusahaan.

4. Perusahaan mendorong dan memfasilitasi pengembangan kemampuan

profesional karyawan, baik berupa peningkatan keahlian teknis maupun

non teknis (soft-skills).

Code Of Conduct

24

5. Perusahaan berkomitmen untuk memberikan kesempatan kerja dan

pengembangan karir yang fair kepada seluruh karyawan.

6. Perusahaan berkomitmen untuk menciptakan suasana kerja yang terbuka,

partisipatif, dan komunikatif diantara karyawan dan antara karyawan

dengan Manajemen, sehingga dapat menumbuhkan sinergi dan iklim

kerja sama di Perusahaan.

7. Perusahaan memastikan diterapkannya prosedur kesehatan dan

keselamatan kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2.1.6.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

1. Hak dan kewajiban Perusahaan maupun karyawan sebagaimana

tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

2. Budaya kerja yang tidak mendukung terciptanya hubungan yang dinamis

dan harmonis.

3. Fungsi serikat pekerja yang kurang aktif dalam menjembatani hubungan

antara Perusahaan dan karyawan.

4. Adanya intervensi pihak eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku

Perusahaan terhapap karyawan tertentu.

5. Undang-undang yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.

2.1.7 Hubungan dengan Kementerian BUMN

Komitmen Perusahaan dalam melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate

Governance akan mendorong peningkatan nilai Perusahaan bagi Kementerian

BUMN dan Stakeholders lainnya.

2.1.7.1 Standar Etika

1. Perusahaan meningkatkan kinerja dalam rangka menghasilkan nilai yang

maksimal bagi Menteri BUMN;

2. Menumbuhkembangkan Perusahaan dan menjaga kesinambungan usaha;

Code Of Conduct

25

3. Mengelola investasi Menteri BUMN melalui tingkat pengembalian

investasi/dividen yang wajar;

4. Memberikan informasi yang lengkap, akurat, dan tepat waktu;

5. Dalam menjalankan Perusahaan senantiasa menegakkan transparansi,

kejujuran, dan bertanggung jawab kepada Menteri BUMN.

2.7.1.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Transformasi dan akunbilitas informasi yang diterbitkan Perusahaan.

2. Penyebaran informasi atau data Perusahaan yang tidak akurat atau tidak

lengkap yang dibutuhkan oleh Kementerian BUMN.

3. Pelanggaran atas peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian BUMN.

2.1.8 Hubungan dengan Kreditur

Perusahaan bekerjasama dengan kreditur dalam memperoleh dana untuk

meningkatkan kemampuan modal kerja Perusahaan yang akan digunakan

untuk mengembangkan usaha.

2.1.8.1 Standar Etika

1. Senantiasa menyampaikan informasi yang relevan kepada Bank, lembaga

keuangan, pemegang obligasi dan kreditur lainnya secara benar, akurat,

dan menggambarkan kondisi Perusahaan yang sebenarnya.

2. Menggunakan dana yang diperoleh dari kreditor secara amanah,

transparan, dan tepat guna.

3. Memenuhi semua ketentuan-ketentuan yang ada dalam Perjanjian

dengan pihak Kreditur.

2.1.8.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Penyebaran informasi Perusahaan yang tidak akurat ataupun tidak

lengkap yang dibutuhkan kreditur.

Code Of Conduct

26

2. Kemampuan yang dimiliki Perusahaan untuk memenuhi hak kreditur.

2.1.9 Hubungan dengan Anak Perusahaan

Dalam mengembangkan bisnis Perusahaan dapat membentuk anak

Perusahaan maupun bekerja sama membentuk Perusahaan patungan.

Hubungan dengan anak Perusahaan maupun Perusahaan patungan

dilaksanakan dalam rangka membangun sinergi dan citra yang lebih baik serta

dapat meningkatkan kinerja Perusahaan.

2.1.9.1 Standar Etika

1. Insan Perum Perumnas menjaga agar setiap hubungan bisnis dengan anak

Perusahaan maupun Perusahaan Patungan dilaksanakan dalam kerangka

hubungan bisnis yang wajar sebagaimana layaknya hubungan bisnis yang

dikembangkan dengan pihak yang terafiliasi.

2. Saling menghormati kepentingan masing-masing pihak melalui perjanjian

kerjasama yang saling menguntungkan.

2.1.9.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Intervensi terhadap kegiatan operasional anak Perusahaan.

2. Perjanjian kerjasama yang kurang seimbang dan cacat hukum.

3. Transaksi keuangan yang dapat menyimpang dari peraturan

perbendaharaan negara.

2.1.10 Hubungan dengan Media

Perum Perumnas meyakini bahwa dengan membangun dan mengembangkan

relasi dengan media maka Perusahaan dapat menjangkau publik guna

meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan tercapaiknya tujuan-tujuan

Perusahaan. Untuk itu, Perusahaan berusaha untuk selalu memberikan

informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

Code Of Conduct

27

2.1.10.1 Standar Etika

1. Perum Perumnas menjadikan media massa sebagai mitra kerja dengan

mengedepankan hubungan berlandaskan keterbukaan dan saling

menghormati sehingga Perusahaan akan selalu berusaha menyampaikan

informasi yang relevan dan akurat sesuai dengan ketentuan di

Perusahaan dan tidak melanggar kode etik jurnalistik.

2. Perum Perumnas menerima dan menindaklanjuti kritik-kritik membangun

yang disampaikan melalui media dengan tetap mempertimbangkan aspek

resiko dan biaya.

3. Penyampaian seluruh materi informasi kepada media haruslah informasi

yang berfifat material dan harus merupakan informasi yang sudah

dipublikasikan sesuai dengan kebijakan Perusahaan.

4. Insan Perum Perumnas yang dapat menyampaikan informasi kepada

media merupakan insan Perum Perumnas yang telah mendapat

persetujuan atau ditunjuk oleh manajemen ataupun pihak lain yang

memiliki otorisasi.

5. Setiap informasi yang disampaikan kepada media nasional baik di Kantor

Pusat, Kantor Regional maupun Kantor Cabang/Proyek harus

berkoordinasi dengan Sekretariat Perusahaan (Departemen Humas), yang

selanjutnya disampaikan kepada media daerah oleh Departemen Bagian

Pemasaran Kantor Regional (Asman KSO & Humas).

2.1.10.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Kontrol yang lemah terhadap penyebaran informasi melalui media daerah

yang merugikan Perusahaan, terutama terkait unit bisnis yang terletak

jauh dari Kantor Pusat.

2. Prosedur yang memastikan penyampaian informasi kepada media

dilakukan oleh orang dan tata cara yang tepat.

Code Of Conduct

28

3. Segala bentuk pemberian hadiah dari media yang didalamnya berisi

kepentinagan pribadi ataupun golongan dan berpotensi merugikan

Perusahaan.

4. Penyebaran informasi yang tidak tepat oleh oknum tertentu namun

mengatas namakan media.

2.2 PEDOMAN ETIKA KERJA

Etika kerja adalah sistem nilai atau norma yang digunakan oleh Insan Perum

Perumnas yaitu seluruh karyawan, Direksi, Komite-komite dan Dewan

Pengawas Perum Perumnas dalam pelaksanaan kerja sehari-hari. Dalam

menjalankan tugasnya Insan Perum Perumnas selalu berpedoman kepada

Etika Kerja sebagai berikut:

2.2.1 Kepatuhan Terhadap Hukum

Perum Perumnas menyadari bahwa kepatuhan terhadap hukum dan

peraturan perundang-undangan merupakan standar bagi Perusahaan untuk

dapat menjalankan bisnis dengan cara yang wajar sehingga seluruh hukum

dan peraturan yang berlaku haruslah dilaksanakan dalam setiap kegiatan

bisnis Perusahaan.

2.2.1.1 Standar Etika

1. Mematuhi ketentuan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam

seluruh aktivitas usaha Perusahaan.

2. Mengedepankan penyelesaian melalui jalur musyawarah untuk mencapai

mufakat dalam setiap perselisihan dengan pihak lain, menempuh jalur

hukum bila musyawarah tersebut tidak membuahkan hasil, dan

menghormati hasil dari proses hukum tersebut.

3. Melarang seluruh Insan Perum Perumnas melakukan kegiatan yang

bertentangan dengan hukum dan peraturan perundangan.

Code Of Conduct

29

4. Melarang transaksi usaha dengan pihak-pihak yang dananya diduga

berasal dari kegiatan pencucian uang (money laundring).

2.2.1.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Kebijakan Perusahaan untuk menghadapi kasus ataupun pelanggaran

hukum yang dilakukan oleh Insan Perum Perumnas.

2. Kontrol terhadap kepatuhan hukum Insan Perum Perumnas diluar jam

kerja terkait kegiatan Perusahaan.

3. Insan Perum Perumnas yang memiliki hubungan dengan pihak-pihak yang

terlibat masalah hukum.

2.2.2 Benturan Kepentingan

Benturan kepentingan merupakan suatu kondisi yang dilematis yaitu adanya

pertentangan kepentingan antara pribadi dan Perusahaan yang secara

langsung maupun tidak langsung berpotensi merugikan Perusahaan.

2.2.2.1 Standar Etika

1. Mengklarifikasi kapan seseorang berbicara secara pribadi atau sebagai

seorang Insan Perum Perumnas.

2. Tidak memanfaatkan atau menggunakan informasi penting dan rahasia

bagi keuntungan pribadi.

3. Menghindari kepentingan keuangan dalam organisasi mitra ataupun

rekanan;

4. Menghindari situasi yang dapat menyebabkan spekulasi adanya

kecurigaan akan adanya benturan kepentingan.

5. Mengungkapkan setiap kemungkinan benturan kepentingan sebelum

kontrak/kesepakatan disetujui.

Code Of Conduct

30

6. Tidak bekerja pada institusi atau lembaga lain yang memiliki lingkup

usaha yang sama, pesaing, ataupun setiap pekerjaan lain yang dapat

menimbulkan benturan kepentingan.

2.2.2.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Insan Perum Perumnas tidak diperkenankan menempatkan diri pada

posisi atau situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.

2. Apabila benturan terjadi, Insan Perum Perumnas wajib memastikan

adanya perlakuan adil kepada Perusahaan dan/atau Stakeholders dengan

memberikan pengungkapan yang cukup atau sementara berhenti

melaksanakan tugas yang terkait dengan benturan kepentingan tersebut.

3. Insan Perum Perumnas tidak diperkenankan secara tidak wajar

menempatkan kepentingan pribadi di atas kepentingan Stakeholders.

2.2.3 Memberi dan Menerima

Donasi, jamuan dan hadiah yang diberikan kepada pihak ketiga merupakan

praktik bisnis yang dapat diterima sejauh hal tersebut dilakukan sesuai

dengan kebijakan Perusahaan.

Perusahaan harus memandang donasi, hadiah, hiburan dikaitkan dengan

suatu tujuan bisnis yang jujur dan tidak boleh dimaksudkan untuk

mempengaruhi pengambilan keputusan atau tindakan. Hal-hal tersebut juga

harus dijaga dalam konteks sosial dan budaya masyarakat yang berlaku.

Pemberian donasi, jamuan dan hadiah tersebut tidak dapat dibenarkan

apabila terdapat kepentingan atau motif terselubung yang bermaksud

mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak lain dan/atau dapat

menimbulkan benturan kepentingan.

Code Of Conduct

31

2.2.3.1 Standar Etika

1. Melarang keras untuk memberikan atau menjanjikan, baik langsung

maupun tidak langsung hadiah kepada para pihak yang berhubungan

dengan Perusahaan.

2. Dilarang keras menerima hadiah dari pihak manapun, yang diketahui dan

patit diduga bahwa hadiah tersebut diberikan untuk menggerakan agar

melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya.

3. Donasi tidak diperkenankan untuk kepentingan perseorangan, politik atau

kegiatan partai politik tertentu.

4. Semua pengeluaran yang berhubungan dengan donasi harus

mendapatkan otoritas yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan

dengan jelas.

5. Insan Perum Perumnas dilarang menjamu tamu pribadi atas beban

keuangan Perusahaan.

6. Insan Perum Perumnas dapat menerima jamuan dari pihak luar sepanjang

tidak mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.

2.2.3.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Segala bentuk hadiah, pemberian khusus maupun hiburan yang bersifat

tidak resmi.

2. Donasi untuk tujuan lain hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dengan mengedepankan prinsip

akuntabilitas.

3. Penyelenggaraan jamuan harus bersifat wajar dan atas persetujuan dari

pihak manajemen Perusahaan, serta harus dicatat sebagai beban

Perusahaan berdasarkan prosedur standar pengeluaran dan pencatatan di

Perum Perumnas.

Code Of Conduct

32

2.2.4 Persamaan dan Penghormatan pada Hak Asasi Manusia

Perusahaan percaya bahwa hak asasi manusia adalah sesuatu yang bersifat

universal. Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat, Perusahaan

mendorong usaha-usaha untuk menjamin terpenuhinya hak asasi manusia.

Perusahaan berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap kegiatan operasi

Perusahaan tidak melanggar prinsip hak asasi manusia.

2.2.4.1 Standar Etika

1. Memastikan seluruh Insan Perum Perumnas memahami peraturan

perundang-undangan mengenai hak asasi manusia.

2. Memastikan bahwa masyarakat sekitar turut merasakan kesejahteraan

yang diciptakan Perusahaan serta menghormati hak-hak asasi yang

dimilikinya.

3. Mengedepankan prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam menangani

konflik yang mungkin terjadi dengan masyarakat, serikat pekerja atau

karyawan.

4. Mengembangkan sikap-sikap menghargai hak asasi manusia pada pihak

ketiga yang bekerjasama dengan atau yang mewakili Perusahaan.

2.2.4.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Dampak negatif dari kegiatan operasi Perusahaan terhadap kesejahteraan

masyarakat sekitar.

2. Memburuknya hubungan atau munculnya konflik dengan masyarakat

sekitar Pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat.

3. Keterlibtan aparat keamanan yang kontra-produktif.

4. Pelanggaran hak-hak yang terkait dengan kepemilikan dari masyarakat

sekitar.

Code Of Conduct

33

5. Penggunaan kekerasan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan masalah ketenagakerjaan atau masyarakat sekitar.

2.2.5 Kesempatan Kerja yang Adil

Perusahaan berkomitmen untuk menciptakan kesempatan kerja yang adil,

termasuk didalamnya larangan terhadap segala bentuk diskriminasi.

Perusahaan memberikan kesempatan yang sama dan perlakuan yang adil

kepada seluruh Insan Perum Perumnas.

2.2.5.1 Standar Etika

1. Mentaati peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, termasuk peraturan

kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan mengemukakan pendapat.

2. Melakukan rekrutmen tenaga kerja, memberikan pelatihan, promosi,

pemberhentian, kompensasi secara adil tanpa memandang agama,

ras/suku bangsa, hubungan pribadi, warna kulit, jenis kelamin atau

karakteristik lain yang dilindungi oleh hukum.

3. Menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari pelecehan, seperti

pelecehan terhadap seseorang karena latar belakang agama, ras/suku

bangsa, hubungan pribadi, warna kulit, jenis kelamin atau karakteristik

lain yang dilindungi oleh hukum.

4. Menghormati hak pribadi Insan Perum Perumnas dengan menggunakan,

menjaga dan menyimpan data probadi mereka sesuai dengan petunjuk

dan prosedur yang berlaku.

5. Perusahaan berhak memonitor penggunaan aset Perusahaan seperti

komputer, email, telepon, informasi mengenai hak kekayaan intelektual

milik Perusahaan dan sebagainya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Code Of Conduct

34

2.2.5.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Suasana kerja yang tidak nyaman seperti menceritakan lelucon atau

memperlihatkan barang yang mengejek atau menyinggung anggota

masyarakat dari etnis atau ras tertentu.

2. Mempertimbangkan ras, hubungan prbadi (pertemanan dan kekerabatan)

warna kulit, agama, asal negara, jenis kelamin atau karakteristik yang

dilindungi hukum sebagai faktor dalam mempekerjakan, mempromosikan

atau keputusan lain yang berkaitan dengan Insan Perum Perumnas.

3. Membicarakan hal-hal yang berkonotasi seks yang tidak menyenangkan

dengan Insan Perum Perumnas lain.

4. Melakukan pelanggaran terhadap hukum ketenagakerjaan.

5. Menolak bekerjasama dengan individu tertentu karena ras, agama, jenis

kelamin dan sebagainya.

6. Memberitahukan data Insan Perum Perumnas kepada orang yang tidak

memiliki kepentingan usaha, kewenangan atau persetujuan dari subjek

yang bersangkutan.

2.2.6 Pembayaran Tidak Wajar

Suap adalah suatu perbuatan memberi/menerima, menjanjikan/dijanjikan

sesuatu kepada seseorang atau pejabat secara ilegal dengan maksud agar dia

berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam pekerjaan yang bertentangan

dengan kewajibannya.

Perusahaan juga melarang segala bentuk pemberian yang material baik

secara langsung maupun tidak langsung, kepada semua pihak eksternal

dengan tujuan mempengaruhi mereka untuk kepentingan Perusahaan, baik

untuk mendapatkan kemudahan, keunggulan bersaing atau untuk

mendapatkan prioritas.

Code Of Conduct

35

2.2.6.1 Standar Etika

1. Dilarang melakukan segala bentuk penyuapan yang dilakukan baik secara

langsung maupun tidak langsung.

2. Insan Perum Perumnas dilarang menerima suap dalam keadaan dan/atau

bentuk apapun.

3. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut akan dikenakan sanksi sesuai

peraturan yang berlaku di Perusahaan.

2.2.6.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Kepatuhan terhadap ketentuan pembayaran tidak wajar.

2. Pembayaran komisi yang besarnya dianggap signifikan dibandingkan

dengan nilai jasa yang diberikan.

3. Pemerikasaan secara seksama terhadap kepatuhan pihak ketiga atas

standar etika mengenai pembayaran tidak wajar.

2.2.7 Kerahasian Informasi

Setiap Insan Perum Perumnas, sesuai dengan kewenangan dan lingkup

pekerjaannya memiliki akses terhadap informasi Perusahaan, baik yang

bersifat umum maupun yang bersifat rahasia.

2.2.7.1 Standar Etika

1. Memastikan seluruh aset informasi Perusahaan dikelola dengan baik.

2. Menjaga informasi Perusahaan yang bersifat rahasia.

3. Memberikan informasi yang relevan dan proporsional kepada

Stakeholders dengan tetap mempertimbangkan kepentingan Perusahaan.

4. Menghindari penyebarluasan data dan informasi kepada pihak lain yang

tidak berkepentingan.

Code Of Conduct

36

5. Menyembunyikan data dan dokumen Perusahaan selama menjabat

dan/atau setelah yang bersangkutan menyelesaikan masa tugas dan

jabatannya.

6. Memanfaatkan dan/atau menggunakan informasi rahasia termasuk dan

tidak terbatas pada teknologi informasi Perusahaan di luar kepentingan

Perusahaan.

7. Melanggar ketentuan yang berkaitan dengan pengakuan dan penggunaan

hak atas kekayaan intelektual seperti hak cipta, paten dan pengetahuan.

2.2.7.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Pengendalian yang tidak mencukupi seperti hal-hal yang memungkinkan

akses oleh orang yang tidak berwenang terhadap informasi Perum

Perumnas.

2. Penyampaian atau permintaan penyampaian informasi rahasia Perum

Perumnas atau informasi mengenai pelangggan dan pemasok Perum

Perumnas oleh pihak yang tidak memiliki wewenang.

2.2.8 Pengawasan dan Penggunaan Aset

Aset Perusahaan dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak

bergerak. Aset Perusahaan harus dijaga status kepemilikan dan

keberadaannya. Standar etika pengawasan dan penggunaan aset ditujukan

untuk memastikan seluruh aset fisik, keuangan, hak milik intelektual dan aset

yang lain digunakan dan dilindungi secara optimal.

2.2.8.1 Standar Etika

1. Memanfaatkan aset dan sumber daya Perusahaan lainnya secara efisien

dan efektif, serta mendapat perlindungan secara optimal sesuai dengan

aturan penggunaan yang berlaku, dalam rangka mencapai tujuan

Perusahaan;

Code Of Conduct

37

2. Tidak menggunakan aset Perusahaan untuk tujuan-tujuan pribadi

dan/atau di luar kepentingan Perusahaan;

3. Melaporkan setiap kehilangan atau dugaan penyalahgunaan aset

Perusahaan kepada atasan langsung.

2.2.8.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Aset fisik atau sumber daya lainnya yang digunakan secara berlebihan

dipindahtangankan atau dihapusbukukan secara tidak sah.

2. Kontrol yang lemah terhadap unit bisnis yang terletak jauh dari Kantor

Pusat.

3. Tidak adanya kontrol yang efektif untuk melindungi aset Perusahaan dari

kerugian dan kecurangan.

4. Catatan keuangan yang tidak akurat.

2.2.9 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya perlindungan yang dilakukan

oleh Manajemen bersama karyawan baik tersedianya peralatan yang

memadai maupun suasana tempat kerja yang dapat memberikan rasa aman,

tenteram, terlindungi, tercegah dari musibah, sehingga karyawan bersama

unsur manajemen selalu dalam kondisi selamat dan sehat.

2.2.9.1 Standar Etika

1. Menyediakan alat dan sarana yang dapat dipergunakan untuk

mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja antara lain pintu tangga

darurat, alat pemadam kebakaran, (tabung pemadam, kran air pemadam

beserta alarm bahaya), alat pelindung dan pengamanan sesuai dengan

peraturan Pemerintah.

2. Setiap karyawan yang melaksanakan tugas dari Perusahaan, apabila

terjadi risiko hukum maupun fisik dari pihak ketiga, Perusahaan

Code Of Conduct

38

memberikan fasilitas bantuan hukum dan biayanya sebagaimana diatur

dalam Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-19/MBU/2008 tanggal 9

Desember 2008.

3. Manajemen wajib menyediakan ruang Laktasi dan tempat

penyimpanannya serta ruang khusus untuk merokok.

4. Mematuhi dan melaksanakan aturan-aturan tentang keselamatan dan

kesehatan kerja yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

5. Menggunakan sarana pelindung keselamatan dan kesehatan kerja yang

disediakan Perusahaan secara benar dan optimal.

2.2.9.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Penyuluhan dan pelatihan tentang Keselamatan, Keamanan Kerja (K3).

2. Berperan aktif dalam menerapkan budaya Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) di Perusahaan untuk mencegah sumber bahaya kebakaran

termasuk penyakit akibat kerja.

3. Keluhan-keluhan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja yang

muncul dari Insan Perum Perumnas.

4. Bahaya atau kecelakaan kerja serta kerusakan lingkungan yang timbul.

5. Kelalaian untuk mematuhi peraturan dan prosedur mengenai

keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan.

2.2.10 Hak Atas Kekayaan Intelektual

Hak atas kekayaan intelektual (meliputi paten, rahasia dagang, merek dagang,

hak cipta, dan kepemilikan informasi lainnya yang dimiliki Perusahaan)

merupakan salah satu aset yang paling berharga bagi setiap Perusahaan.

Code Of Conduct

39

2.2.10.1 Standar Etika

1. Insan Perum Perumnas harus menghormati kekayaan intelektual pihak

lain karena setiap penggunaan yang tidak sah atas hak milik intelektual

orang lain dapat mengakibatkan Perusahaan menanggung gugatan hukum

secara perdata dan ganti rugi.

2. Seluruh Insan Perum Perumnas harus berpartisipasi secara aktif untuk

melindungi hak atas kekayaan intelektual milik Perusahaan.

3. Insan Perum Perumnas yang turut serta/bekerja dalam pengembangan

suatu proses atau produk yang akan digunakan oleh Perusahaan, atau

Insan Perum Perumnas yang memiliki atas hasil karya tersebut, harus

memperlakukan informasi yang terkait dengan proses atau produk

tersebut sebagai milik Perusahaan baik selama masa kerja maupun

setelah Insan Perum Perumnas tidak bekerja lagi untuk Perusahaan.

4. Seluruh Insan Perum Perumnas harus menginformasikan hasil karya yang

dihasilkan baik selama maupun di luar jam kerja, jika hasil karya tersebut

terkai dengan bisnis atau operasi Perusahaan. Perusahaan berhak atas

seluruh manfaat dari paten dan lain-lain yang terkait dengan hasil karya

dimaksud di atas.

5. Seluruh Insan Perum Perumnas harus menandatangani pernyataan untuk

menjaga kerahasian maupun kesedian untuk membantu Perusahaan

dalam proses memperoleh hak kekayaan intelektual atas nama

Perusahaan.

2.2.10.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Menerima informasi mengenai yang terkait hak atas kekayaan intelektual

dari pihak luar tanpa mengkonsultasikan terledih dahulu dengan Divisi

Legal & Compliance, dimana terdapat kondisi kerahasiaan yang harus

dijaga.

Code Of Conduct

40

2. Mempekerjakan seseorang yang sebelumnya bekerja di kompetitor tanpa

memberikan perlindungan dan pencegahan agar orang tersebut tidak

akan membocorkan atau menggunakan hak milik informasi kompetitor.

3. Memperkenalkan produk atau jasa baru, atau nama produk sebelum

pengecekan mengenai pelanggaran paten atau merek dagang.

4. Membicarakan hak kekayaan intelektual maupun informasi yang terkait

dengan hak kekayaan intelektual Perum Perumnas dengan pelanggan

atau pemasok tanpa melalui prosedur resmi yang telah ditetapkan

Perusahaan.

5. Menyampaikan atau membocorkan informasi mengenai suatu produk

baru atau jasa sebelum permohonan paten dilakukan atau keputusan

untuk tidak membuat permohonan dilakukan secara resmi oleh

Perusahaan.

2.2.11 Perilaku Etis terhadap Sesama Karyawan

Perusahaan berkomitmen penuh untuk menciptakan suasana kerja yang

harmonis dan nyaman dalam lingkungan Perusahaan melalui upaya

pembentukan karakter Insan Perum Perumnas yang disiplin dan beretika

dalam berinteraksi sehari-hari baik antar sesama karyawan maupun

hubungan atasan dan bawahan melalui berbagai bentuk komunikasi.

2.2.11.1 Standar Etika

Hubungan Sesama Karyawan

1. Tidak melakukan penekanan atau intimidasi terhadap sesama rekan kerja,

atasan atau bawahan untuk kepentingan tertentu.

2. Insan Perum Perumnas tidak diijinkan untuk melakukan tindakan ataupun

ucapan yang didalamnya mengandung unsur pelecehan terhadap suku,

agama, ras, adat dan kata-kata kasar terhadap sesama karyawan.

Code Of Conduct

41

3. Insan Perum Perumnas dilarang melakukan tindakan ancaman fisik

maupun non-fisik terhadap sesama karyawan.

4. Tidak melakukan permusuhan ataupun provokasi terhadap rekan kerja,

atasan dan bawahan untuk kepentingan pribadi ataupun golongan yang

dapat merugikan Perusahaan.

5. Menghindari segala bentuk persaingan tidak sehat dan pemanfaatan

jabatan untuk kepentingan tertentu.

Hubungan Atasan dan Bawahan

1. Atasan dan bawahan selalu berusaha bersikap terbuka dan menjalin

hubungan yang harmonis.

2. Atasan memberikan contoh bersikap dan berperilaku baik sehingga

menjadi suri tauladan bagi bawahannya.

3. Atasan dan bawahan akan saling menghormati terhadap ide-ide maupun

perbedaan pendapat yang disampaikan.

4. Memiliki integritas, loyalitas dan dedikasi yang tinggi untuk kepentingan

dan kemajuan Perusahaan.

5. Menggunakan bahasa yang sopan dan tidak mengandung unsur

diskriminasi.

2.2.11.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Interaksi sesama karyawan ataupun atasan bawahan yang mengutamakan

kepentingan pribadi ataupun golongan tertentu diatas kepentingan

perusahaaan.

2. Keikutsertaan karyawan dalam organisasi ataupun perkumpulan yang

tidak diakui pemerinatah dan mneganut nilai-nilai yang tidak sesuai

dengan nilai-nilai yang dianut Perusahaan.

Code Of Conduct

42

3. Aktivitas-aktivitas yang berpengaruh terhadap pengurangan jam kerja dan

atau konsentrasi kerja karyawan serta tidak memprioritaskan tugas dan

tanggung jawab sebagai karyawan.

Code Of Conduct

43

3. PETUNJUK PELAKSANAAN

3.1 Pelanggaran

Pelanggaran merupakan setiap ucapan, tulisan atau perbuatan karyawan yang

melanggar ketentuan Peraturan Disiplin Karyawan, baik yang dilakukan didalam

maupun diluar jam kerja.

3.2 Pelaporan Pelanggaran

Setiap Insan Perum Perumnas bertanggung jawab untuk melaporkan pelanggaran

terhadap pedoman perilaku ini. Penegakkan Pedoman Perilaku merupakan

komitmen bersama dan tanggung jawab setiap Insan Perum Perumnas.

Laporan tersebut dapat disampaikan langsung kepada Dewan Pengawas/

Direksi/Pimpinan Unit Kerja yang membidangi masalah PSDM untuk

ditindaklanjuti.

Perusahaan akan melindungi dan menjamin kerahasiaan Insan Perum Perumnas

yang telah melaporkan pelanggaran.

3.3 Sanksi atas Pelanggaran

Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran Pedoman Perilaku Perusahaan ini

dilakukan sebagai upaya menegakkan Pedoman Perilaku Perusahaan.

Sanksi dikenakan terhadap setiap insan Perum Perumnas yang terbukti

melakukan pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku Perusahaan.

Pengenaan sanksi akan diatur dengan peraturan tersendiri yang ditetapkan

sesuai kebijakan Perusahaan.

3.4 Pernyataan Komitmen1. Pernyataan kepatuhan ini didokumentasikan oleh Direksi dan Sekretaris

Perusahaan sebagai bagian dari dokumen kesepakatan antara Perusahaan

dengan Insan Perum Perumnas.

Code Of Conduct

44

2. Setiap Insan Perum Perumnas menerima satu salinan Pedoman Perilaku

(Code of Conduct) dan menandatangani Surat Pernyataan bahwa yang

bersangkutan telah menerima, memahami dan setuju untuk mematuhi

Pedoman Perilaku (Code of Conduct);

3. Surat pernyataan harus diperbaharui dan ditandatangani apabila terjadi

perubahan Pedoman Perilaku.

3.5 Sosialisasi

Direksi dan Dewan Pengawas berkewajiban untuk mensosialisasikan Pedoman

ini ke seluruh jajaran Insan Perum Perumnas di Perusahaan, termasuk kepada

karyawan-karyawan baru. Setiap Insan Perum Perumnas dapat meminta

penjelasan kepada atasan langsungnya apabila terdapat ketidakjelasan pedoman

ini dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.

3.6 Pengukuran Pemahaman Standar Etika Perusahaan

Pengukuran atas pemahaman standar etika Perusahaan dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana Insan Perum Perumnas telah menyadari dan

memahami implementasi Standar Etika Perusahaan di unit kerja masing-masing

serta bagaimana Insan Perum Perumnas memahami mekanisme pelaporan atas

pelanggaran terhadap Standar Etika Perusahaan. Internalisasi pemahaman

terhadap Standar Etika Perusahaan harus tetap dilakukan secara konsisten ke

seluruh unit Perusahaan baik melalui mekanisme sosialiasi, focus groups

discussion (FGD), poster ataupun media cetak lainnya serta updating informasi

terkait Standar Etika Perusahaan di website Perusahaan.

Code Of Conduct

45

4. PERNYATAAN KOMITMEN

Pernyataan Komitmen Pribadi Insan Perumnas

PERUM PERUMNAS

Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct)

SURAT PERNYATAAN KOMITMEN PRIBADI INSAN PERUM PERUMNAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya telah menerima, membaca dan

memahami isi Buku Standar Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) Perum

Perumnas.

Pada hari ini tertanggal ................................................, saya memahami bahwa

setiap insan Perum Perumnas harus bersedia untuk mematuhi dan melaksanakan

semua ketentuan yang tercantum di dalamnya dalam upaya meningkatkan dan

memaksimalkan hasil pekerjaan untuk kemajuan Perusahaan.

Apabila saya mempunyai permasalahan mengenai kemungkinan pelanggaran

terhadap standar etika yang tercantum dalam buku tersebut, saya akan menerima

sanksi atas pelanggaran yang saya lakukan.

......................, ........................................

Pembuat Pernyataan,

..........................................(Nama, Tanda Tangan dan Jabatan)

Yang Menyaksikan

..........................................(Nama, Tanda Tangan dan Jabatan)

Code Of Conduct

46

PEDOMAN DAN PROSEDUR PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN (Whistleblowing)

PERUM PERUMNAS

PENDAHULUANLatar Belakang

Perum Perumnas sebagai Perusahaan BUMN terus berupaya menerapkan asas – asas

GCG secara konsisten dan berkelanjutan dalam mengelola serta menjalankan

Perusahaan sesuai dengan Peraturan

Menteri BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) Pada BUMN. Dalam mengelola bisnisnya,

Perusahaan harus memastikan bahwa asas – asas GCG diterapkan dalam setiap aspek

bisnis dan disemua jajaran Perusahaan. Penerapan asas – asas GCG yang meliputi

transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan kewajaran serta

kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha perusahaan dengan

memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders).

Mewujudkan Perusahaan yang bersih dan bebas dari KKN sesuai dengan yang

diamanatkan dalam asas – asas GCG merupakan upaya yang terus dilakukan oleh

Perum Perumnas demi mencapai Visi dan Misi Perusahaan serta meningkatkan Citra

Perusahaan dikalangan stakeholders dan masyarakat. Untuk mencapai keberhasilan

dalam jangka panjang tersebut, pelaksanaan GCG perlu dilandasi dengan integritas

yang tinggi. Namun dalam pelaksanaannya, seringkali muncul hambatan-hambatan

yang ironisnya dilakukan oleh oknum – oknum internal itu sendiri yang justru

mengakibatkan kerugian Perusahaan. Sebuah mekanisme standar dalam penanganan

Pengaduan Pelanggaran mutlak diperlukan dalam upaya mengawal kinerja

Perusahaan, agar tidak terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh seluruh insan

Perusahaan serta menghindari perselisihan atau sengketa yang berlarut-larut antara

Code Of Conduct

47

pihak stakeholders dan Perusahaan. Sehingga persoalan tersebut tidak berlanjut

pada persoalan turunnya reputasi dan kepercayaan masyarakat terhadap Perusahaan.

Kebijakan Pengelolaan Pengaduan Pelanggaran (Whistleblowing Policy) merupakan

sistem yang dapat dijadikan media bagi saksi pelapor untuk menyampaikan informasi

mengenai tindakan pelanggaran yang diindikasi terjadi di dalam suatu Perusahaan.

Pengaduan yang diperoleh dari mekanisme Pengaduan Pelanggaran (Whistleblowing)

ini perlu mendapatkan perhatian dan tindak lanjut, termasuk juga pengenaan

hukuman yang tepat agar dapat memberikan efek jera bagi pelaku pelanggaran dan

juga bagi mereka yang berniat melakukan hal tersebut. Untuk itu maka perlu

dirumuskan kebijakan, sistem dan prosedur penanganan yang selaras untuk

mengatur penyelesaian Pengaduan Pelanggaran bagi stakeholder dalam suatu

Kebijakan Pengelolaan Pengaduan Pelanggaran.

Tujuan

1. Sebagai dasar atau pedoman pelaksanaan Penanganan Pengaduan Pelanggaran

dari seluruh insan Perum Perumnas dan stakeholders.

2. Menjamin terselenggaranya mekanisme Penyelesaian Penanganan Pengaduan

Pelanggaran yang efektif dalam jangka waktu yang memadai.

3. Menghindari publikasi negatif terhadap Perusahaan.

4. Mendukung asas kesetaraan (fairness) dalam hubungan antara Perusahaan

dengan stakeholders sebagai pelaku usaha dan mitra Perusahaan.

5. Sebagai salah satu upaya dalam pengungkapan berbagai permasalahan dalam

perusahaan yang tidak sesuai dengan standar etika yang berlaku di Perusahaan.

Code Of Conduct

48

BAB I

Ketentuan Umum

Pasal 1

Definisi

1. Perusahaan adalah Perusahaan Umum (Perum) Pembangunan Perumahan Nasional (PERUMNAS), merupakan Badan Usaha Milik Negara sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004, yang seluruh modalnya dimiliki negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham;

2. Dewan Pengawas adalah organ Perusahaan yang bertugas melakukan pengawasandan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan kepengurusan Perusahaan;

3. Direksi adalah organ Perusahaan yang bertanggung jawab atas kepengurusan Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan;

4. Organ Penunjang Dewan Pengawas adalah organ yang membantu Dewan Pengawas dalam melaksanakan fungsi pengawasan Perusahaan, seperti Komite-komite dan Sekretaris Dewan Pengawas;

5. Karyawan Perusahaan merupakan pekerja Perusahaan yang pengangkatan, pemberhentian, hak dan kewajibannya ditetapkan oleh Direksi berdasarkan perjanjian kerja bersama (PKB) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan;

6. Penerima Pengaduan Pelanggaran adalah Direksi dan Dewan Pengawas;

7. Pelaporan Pelanggaran adalah:

a. Pengungkapan tindakan pelanggaran atau perbuatan melawan hukum;

b. Perbuatan tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain yang dapatmerugikan organisasi maupun para pemangku kepentingan (pelanggaran codeof conduct), yang dilakukan oleh karyawan atau pimpinan organisasi kepada pimpinan organisasi atau lembaga lain yang dapat mengambiltindakan atas pelanggaran tersebut. Pengungkapan ini umumnya dilakukansecara rahasia (confidential);

Code Of Conduct

49

8. Pelapor Pelanggaran adalah pihak internal yaitu karyawan dari organisasi itu sendiri dan juga perwakilan dari stakeholder. Pelapor seyogyanya memberikan bukti, informasi, atau indikasi yang jelas atas terjadinya pelanggaran yang dilaporkan, sehingga dapat ditelusuri atau ditindaklanjuti. Tanpa informasi yang memadai laporan akan sulit untuk ditindaklanjuti;

9. Perwakilan stakeholders adalah perseorangan, lembaga dan atau badan hukum yang bertindak untuk dan atas nama stakeholders dengan berdasarkan surat kuasa khusus dari stakeholders;

10. Stakeholders adalah para pihak yang berkepentingan dengan Perusahaan;

11. Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran adalah tim yang terdiri dari Sekretaris Perusahaan, anggota Satuan Pengawasan Internal (SPI), Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan unit kerja lain yang berada di bawah kewenangan Direksi berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direksi. Tim tersebut bertugas untuk menindaklanjuti Pengaduan Pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Karyawan Perumnas. Adapun Pengaduan Pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Direksi akan ditindaklanjuti oleh Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran yang berada di bawah kewenangan Dewan Pengawas berdasarkan Surat Keputusan (SK) Dewan Pengawas.

Pasal 2

Perusahaan wajib menerima dan menyelesaikan Pengaduan Pelanggaran baik daripelapor yang mencantumkan identitasnya maupun yang tidak mencantumkan.

Pasal 3

1. Dewan Pengawas, Direksi, dan Tim Pengelola Pelanggaran bertanggung jawab atas terlaksananya Kebijakan Penanganan Pengaduan Pelanggaran sebagaimana diatur dalam surat keputusan nomor DIRUT/722/KPTS/10/2013 tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) Perum Perumnas.

2. Tim Whistleblowing beranggotakan beranggotakan Sekretaris Perusahaan, Satuan Pengawas Internal (SPI), Divisi PSDM dan pihak lain yang diperlukan sesuai dengan kewenangan, kompetensi dan keahliannya sebagaimana diatur dalam surat keputusan nomor DIRUT/722/KPTS/10/2013 tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) Perum Perumnas.

Code Of Conduct

50

3. Ketua Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran melalui Electronic Mail (Email) adalah Sekretaris Perusahaan.

Pasal 4

Perusahaan wajib mempublikasikan Pedoman Dan Prosedur Penanganan Pelaporan Pelanggaran melalui media Perusahaan kepada karyawan dan Stakeholders.

BAB II

Penerima Pelaporan PelanggaranPasal 5

1. Pelaporan pelanggaran ditujukan kepada Sekretaris Perusahaan sebagai admin sekaligus Ketua Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran melalui Electronic Mail(Email).

2. Sekretaris Perusahaan akan meneruskan pelaporan pelanggaran kepada Direksi dan Dewan Pengawas sesuai dengan jenjang pihak yang dilaporkan yang diatur dalam surat keputusan nomor DIRUT/722/KPTS/10/2013 tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) Perum Perumnas.

3. Pelaporan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada pasal ini dilakukan dalam jam kerja.

4. Pelaporan pelanggaran yang disampaikan wajib dilengkapi dengan data (bukti pendukung).

5. Perusahaan wajib menyampaikan bukti tanda terima Pengaduan Pelanggarankepada stakeholders dan/atau perwakilan stakeholders yang mengajukan pengaduan.

BAB III

Penanganan dan Penyelesaian Pelaporan Pelanggaran

Pasal 6

1. Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran melakukan verifikasi atas laporan yangmasuk berdasarkan catatan tim. Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran akan memutuskan perlu tidaknya dilakukan investigasi atas Pengaduan Pelanggarandalam periode 30 (tiga puluh) hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga

Code Of Conduct

51

puluh) hari kerja;

2. Apabila hasil verifikasi sebagaimana poin 1 (satu) menunjukkan bahwa pengaduan tidak benar dan tidak ada bukti maka tidak akan dilakukan pemrosesan lebih lanjut;

3. Apabila hasil verifikasi menunjukkan adanya indikasi pelanggaran yang disertai bukti-bukti yang cukup, maka pengaduan dapat diproses ke tahap investigasi;

4. Terkait Pengaduan Pelanggaran yang melibatkan karyawan – karyawati yang memerlukan investigasi wajib ditindaklanjuti dan diinvestigasi oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan pihak lain yang berkompeten;

5. Direksi akan memutuskan tindak lanjut hasil investigasi yang dapat dibuktikan;

6. Dalam hal hasil investigasi yang dapat dibuktikan menyangkut karyawan, maka tindak lanjut diselesaikan oleh Direksi tanpa melibatkan pihak-pihak yang terlibat.

7. Dalam hal hasil investigasi yang dapat dibuktikan menyangkut anggota Direksi, anggota Dewan Pengawas dan Organ Penunjang Dewan Pengawas, maka tindak lanjut diselesaikan oleh Dewan Pengawas tanpa melibatkan pihak-pihak yang terlibat.

8. Pelaku Pelanggaran yang telah terbukti berdasarkan hasil investigasi, akan diproses sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pasal 7

1. Perusahaan melalui Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran dapat menginformasikan dan/atau memberikan tanggapan atas status proses penyelesaian Pengaduan Pelanggaran kepada stakeholders dan/atau perwakilan stakeholders yang meminta penjelasan kepada Perusahaan mengenai Pengaduan Pelanggaran yang diajukannya;

2. Untuk Pengaduan Pelanggaran tanpa identitas, tidak ada kewajiban Perusahaan untuk memberikan tanggapan.

Code Of Conduct

52

BAB IV

Kerahasiaan dan Penghargaan Bagi Pelapor

Pasal 8

1. Perusahaan berkewajiban untuk melindungi pelapor pengaduan beserta isi laporannya.

2. Perusahaan dapat memberikan penghargaan kepada pelapor atas pelanggaran yang dapat dibuktikan dan menyelamatkan aset dan keuangan Perusahaan.

BAB V

Pemantauan Tindak Lanjut Pelaporan Pelaporan Pelanggaran

Pasal 9

1. Pemantauan tindak lanjut Pengaduan Pelanggaran dilakukan oleh Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran.

2. Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran dibawah pimpinan Sekretaris Perusahaan harus menginformasikan Pengaduan Pelanggaran yang masuk, yang diinvestigasi, dan yang dianggap selesai, kepada Direksi setiap saat diperlukan.

3. Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran dibawah pimpinan Sekretaris Perusahaan harus menginformasikan Pengaduan Pelanggaran yang masuk, yang diinvestigasi, dan yang dianggap selesai, kepada Dewan Pengawas setiap saat diperlukan.

BAB VI

Administrasi Pelaporan Pelanggaran

Pasal 10

1. Seluruh dokumentasi Pengaduan Pelanggaran diadministrasikan secara baik oleh Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran.

2. Catatan penerimaan dan status Pengaduan Pelanggaran memuat sekurangnya :

a. Nomor registrasi.

b. Tanggal penerimaan.

c. Petugas penerima.

d. Deskripsi singkat.

Status penyelesaian yang disertai penjelasan.

Code Of Conduct

53

MEKANISME PELAPORAN PELANGGARAN (Whistleblowing)

PERUM PERUMNASPerusahaan senantaiasa memperhatikan kepentingan Stakeholders berdasarkan asa

kewajaran dan kesetaraan. Perusahaan juga menyadari bahwa tidak adanya mekanisme

standar dalam penanganan pelaporan pelanggaran oleh Stakeholders dapat berakibat

menurunkan reputasi dan kepercayaan masyarakat pada Perusahaan. Ketentuan-

ketentuan dalam pedoman dan prosedur pelaporan pelanggaran ini merupakan salah

satu bentuk peningkatan perlindungan terhadap nama baik Perusahaan. Berkaitan

dengan hal tersebut di atas, dalam rangka pelaksanaan pedoman dan prosedur,

Perusahaan menganggap perlu adanya mekanisme pelaporan pelanggaran

sebagaimana diuraikan di bawah ini.

Cara Menyampaikan Pelaporan Pelanggaran ke Perusahaan

1. Pelaporan pelanggaran dilakukan secara tertulis

a. Menyampaikan surat resmi yang ditujukan kepada yang Perusahaan c.q Sekretaris Perusahaan, dengan cara diantar langsung, dikirim melalui facsimile, atau melalui pos ke Perusahaan.

b. Melalui email [email protected]

c. Melalui KM Perum Perumnas untuk internal :http://km.perumnas.co.id/whistleblowers-system/

d. Disampaikan ke alamat resmi :

Kantor Pusat Perum Perumnas

Wisma Perum Perumnas

JL. DI Pandjaitan Kav.11

Jakarta 13340

d. Pengaduan Pelanggaran secara tertulis beridentitas wajib dilengkapi fotokopiidentitas dan bukti pendukung seperti : dokumen yang berkaitan dengantransaksi yang dilakukan dan/atau Pengaduan Pelanggaran yang akandisampaikan.

e. Pengaduan Pelanggaran secara tertulis tanpa identitas wajib dilengkapi bukti

Code Of Conduct

54

pendukung seperti : dokumen yang berkaitan dengan transaksi yang dilakukandan/atau Pengaduan Pelanggaran yang akan disampaikan.

2. Apabila Pengaduan Pelanggaran diajukan oleh perwakilan stakeholders, makaselain dokumen di atas juga diserahkan dokumen lainnya yaitu:

a. Bukti identitas stakeholders dan perwakilan stakeholders.

b. Surat Kuasa dari stakeholders kepada perwakilan stakeholders yangmenyatakan bahwa stakeholders memberikan kewenangan bertindak untuk danatas nama stakeholders; Jika perwakilan stakeholders adalah lembaga ataubadan hukum, maka harus dilampiri dengan dokumen yang menyatakanbahwa pihak yang mengajukan pengaduan berwenang untuk mewakili lembagaatau badan hukum tersebut.

3. Penerima pelaporan pelanggaran oleh Perusahaan

a. Perusahaan menerima setiap pelaporan pelanggaran yang diajukan oleh Stakeholders dan/atau perwakilan Stakeholders baik secara lisan maupun tertulis.

b. Perusahaan melalui Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran dapatmenginformasikan dan/atau memberikan tanggapan atas status proses penyelesaian Pengaduan Pelanggaran kepada stakeholders dan/atau perwakilan stakeholders yang meminta penjelasan kepada Perusahaanmengenai Pengaduan Pelanggaran yang diajukannya.

c. Perusahaan wajib menyampaikan bukti tanda terima Pengaduan Pelanggarankepada stakeholders dan/atau perwakilan stakeholders yang mengajukan pengaduan.

Penerima pelaporan pealnggaran adalah Sekretaris Perusahaan.

Code Of Conduct

55

TANDA TERIMA

PELAPORAN PELANGGARAN

Dengan ini diterangkan bahwa

Nama : ………………………………………………………………………………………

Alamat : ………………………………………………………………………………………

No. Telp : ………………………………………………………………………………………

Fax : ………………………………………………………………………………………

HP : ………………………………………………………………………………………

Email : ………………………………………………………………………………………

Nama Organisasi/Lemabaga :

Telah Menyampaikan laporan pelanggaran tentang

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

Jakarta,

Pelapor,

……………………………………..

Penerima,

……………………………………..

Code Of Conduct

56