Upload
others
View
25
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jl. D. I. Panjaitan Kav. 11 Jakarta Timur 13340, Telp (021) 819website : www.perumnas.co.id
EETTIIKKAA( Code of Conduct
Jl. D. I. Panjaitan Kav. 11 Jakarta Timur 13340, Telp (021) 819-4807, Fax (021) 819www.perumnas.co.id, email : [email protected]
SSTTAANNDDAARRAA PPEERRUUSSAAHHAAAACode of Conduct )
4807, Fax (021) [email protected]
AANN
Code Of Conduct
DAFTAR ISI
Lembar Pemberlakuan dan Maklumat KomitmenDewan Komisaris dan Direksi Perum Perumnas 1
DAFTAR ISTILAH 3
1. PENDAHULUAN 71.1 Latar Belakang 71.2 Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai Perusahaan 71.3 Komitmen Perusahaan 81.4 Tujuan 91.5 Manfaat 91.6 Prinsip-Prinsip GCG 101.7 Objek Standar Etika Perusahaan 141.8 Tanggung Jawab Insan Perumnas 151.9 Tanggung Jawab Para Pimpinan Perumnas 15
2. KEBIJAKAN PERILAKU PERUSAHAAN 182.1 PEDOMAN ETIKA USAHA 182.1.1 Hubungan dengan Pelanggan 182.1.2 Hubungan dengan Pemasok 192.1.3 Hubungan dengan Pesaing 202.1.4 Hubungan dengan Regulator 212.1.5 Hubungan dengan Masyarakat 222.1.6 Hubungan dengan Karyawan 232.1.7 Hubungan dengan Kementerian BUMN 242.1.8 Hubungan dengan Kreditur 252.1.9 Hubungan dengan Anak Perusahaan 262.1.10 Hubungan dengan Media 26
2.2 PEDOMAN ETIKA KERJA 282.2.1 Kepatuhan terhadap Hukum 282.2.2 Benturan Kepentingan 292.2.3 Memberi dan Menerima 302.2.4 Persamaan dan Penghormatan pada Hak Asasi Manusia 322.2.5 Kesempatan Kerja yang Adil 332.2.6 Pembayaran Tidak Wajar 342.2.7 Kerahasiaan Informasi 35
Code Of Conduct
2.2.8 Pengawasan dan Penggunaan Aset 362.2.9 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 372.2.10 Hak atas Kekayaan Intelektual 382.2.11 Perilaku Etis terhadap Sesama Karyawan 40
3. PETUNJUK PELAKSANAAN 433.1 Pelanggaran 433.2 Pelaporan Pelanggaran 433.3 Sanksi atas Pelanggaran 433.4 Pernyataan Komitmen 433.5 Sosialisasi 443.6 Pengukuran Pemahaman Standar Etika Perusahaan 44
4. PERNYATAAN KOMITMEN 45Pernyataan Komitmen Pribadi Insan Perumnas 45
LAMPIRANPedoman dan Prosedur PenangananPelaporan Pelanggaran (whistleblowing)Perum Perumnas 46
DAFTAR GAMBARFlow Chart Whistle Blower System Perumnas 56
Code Of Conduct
1
LEMBAR PEMBERLAKUAN DAN MAKLUMAT KOMITMEN DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSI PERUM PERUMNAS
Kami yang bertandatangan di bawah ini, dengan tekad yang bulat menyatakan bahwa :
Insan Perum Perumnas berkomitmen untuk mengimplementasikan GCG secara
konsisten yang salah satunya dilakukan melalui implementasi Pedoman Etika
Perusahaan (Code of Conduct). Perum Perumnas juga berkomitmen untuk mencapai
level yang lebih baik dari pelaksanaan nilai-nilai budaya dan etika bisnis yang ada.
Untuk mencapai hal tersebut maka seluruh Insan Perum Perumnas dan stakeholder
Perusahaan harus menjunjung tinggi, berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan standar
perilaku, serta tidak mengedepankan kepentingan pribadi diatas kepentingan
perusahaan untuk mencegah situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
yang tercantum dalam Pedoman Etika Perusahaan ini.
Code Of Conduct
2
Jakarta, Februari 2015
DIREKSI DEWAN PENGAWAS
1.
Himawan Arief SugotoDirektur Utama
1.
Pangihutan MarpaungKetua Dewan Pengawas
2.
Herry IrwantoDirektur Korporasi & Pertanahan
2.
TumiyoAnggota Dewan Pengawas
3.
Muhammad NawirDirektur Pemasaran
3.
Miftah FaqihAnggota Dewan Pengawas
4.
M. Kamal KusmantoroDirekturProduksi
4.
Gumilang HardjakoesoemaAnggota Dewan Pengawas
5.
Hakiki SudrajatDirekturKeuangan& SDM
5.
Yuswanda A. TumenggungAnggota Dewan Pengawas
Code Of Conduct
3
DAFTAR ISTILAH / GLOSSARY
1. Aset = Aktiva tetap perusahaan, yaitu baik yang
bergerak dan maupun yang tidak bergerak.
2. Aset Informasi = Semua informasi yang dikumpulkan,
diklasifikasikan dan disimpan dalam berbagai
media penyimpanan dan memiliki nilai bagi
perseroan.
3. Benturan Kepentingan = Situasi/kondisi yang memungkinkan Insan
perusahaan memanfaatkan kedudukan dan
wewenang yang dimilikinya dalam perusahaan
untuk kepentingan pribadi, keluarga atau
golongan, sehingga tugas yang diamanatkan
tidak dapat dilakukan secara objektif.
4. Code of Conduct = Pedoman perilaku yang berisi pernyataan
mengenai aturan-aturan, apa yang harus dan apa
yang dilarang untuk dikerjakan.
5. Donasi = Sumbangan.
6. Diskriminasi = Perbedaan perlakuan berdasarkan latar belakang
seseorang atau suatu kelompok.
7. Etika = Sekumpulan norma atau nilai yang diyakini oleh
sekelompok orang sebagai suatu standar
perilaku kelompok tersebut.
Code Of Conduct
4
8. Etika Kerja = Norma-norma atau nilai-nilai yang harus dipatuhi
oleh para karyawan dalam melaksanakan
pekerjaan.
9. Etika Usaha = Norma-norma atau nilai-nilai yang harus dipatuhi
perusahaan dalam menjalankan kegiatan
usahanya.
10. Good Corporate
Govarnance
= Komitmen, aturan main, serta praktek
penyelenggaraan bisnis secara sehat dan
beretika.
11. Infrastruktur = Perangkat pendukung.
12. Insan Perum
Perumnas
= Segenap Karyawan, jajaran manajemen, Dewan
Direksi, dan Dewan Pengawas yang bekerja di
lingkungan Perum Perumnas.
13. Kekayaan Intelektual = Hak yang secara hukum melekat pada
nama/merek, media cetak/rekam, dan
penemuan tertentu.
14. Kreditur = Pihak-pihak yang memberikan pendanaan dalam
bentuk pinjaman.
15. Pencucian Uang
(Money Laundring)
= Tindakan menyamarkan dana yang diperoleh
secara ilegal sehingga seolah-olah merupakan
penghasilan yang sah.
16. Peraturan Disiplin
Karyawan
= Peraturan yang mengatur kewajiban, larangan
dan sanksi, apabila kewajiban tidak ditaati atau
larangan dilanggar oleh Karyawan.
Code Of Conduct
5
17. Perjanjian Kerja
Bersama
= Pedoman yang mengatur tentang syarat-syarat
kerja, tata tertib kerja dan hak-hak serta
kewajiban.
18. Perusahaan = Perum Perumnas/Perumnas.
19. Pihak Eksternal = Pihak-pihak di luar perusahaan
20. Property = Terminologi legal yang merujuk kepada tanah
dan segenap bangunan permanen yang berdiri di
atasnya.
21. SPIRIT FOR Perumnas = Nilai-nilai yang berlaku dalam perusahaan untuk
mencapai Visi dan menjalankan Misi perusahaan.
(Service Excellence, Passion, Integrity, Innovative,
Focus)
22. Soft Skills = Keahlian yang bersifat non teknis, seperti
kepemimpinan.
23. Stakeholders = Pihak-pihak secara langsung atau tidak langsung
menerima keuntungan atau menderita beban
yang disebabkan tindakan-tindakan perusahaan.
24. Standar Operating
Procedure
= Serangkaian langkah-langkah/tindakan/aturan
yang telah terstandarisasi atas suatu kegiatan
operasi.
25. Supplier = Pemasok.
Code Of Conduct
6
26. Suap = Adalah suatu perbuatan memberi/menerima,
menjanjikan/dijanjikan sesuatu kepada
seseorang atau pejabat secara ilegal dengan
maksud agar dia berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam pekerjaan yang bertentangan
dengan kewajibannya.
27. Trend = Kecenderungan.
28. Tata Ruang Kota = Rancangan pembangunan phisik atau wilayah,
yang meliputi pembagian lokasi-lokasi dalam
wilayah tersebut sesuai dengan peruntukkannya.
29. Teknologi Informasi = Rancangan pengembangan, penerapan dan
pengelolaan sistem informasi yang berbasis
komputer, terutama dalam bentuk aplikasi
perangkat lunak dan perangkat keras komputer.
30. Whistle Blowing
System
= Sistem pelaporan pelanggaran yang
memungkinkan setiap orang di lingkungan
Perum Perumnas maupun stakeholder untuk
melaporkan adanya dugaan kecurangan,
pelanggaran hukum dan etika serta misconduct
lainnya yang dilakukan oleh insan Perum
Perumnas.
Code Of Conduct
7
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pedoman Perilaku disusun sejalan dengan budaya Perusahaan yang diperlukan
guna mewujudkan visi, misi dan tujuan Perusahaan. Penerapan perilaku dan
budaya Perusahaan bersama-sama dapat menciptakan iklim yang sehat dan
kondusif bagi lingkungan kerja Perusahaan.
Perum Perumnas menyadari dan mempunyai komitmen untuk melaksanakan
praktik-praktik yang baik (Good Corporate Governance) atau Tata Kelola
Perusahaan yang baik sebagai bagian dari usaha untuk pencapaian Visi dan Misi
Perusahaan.
Namun, Perusahaan juga menyadari bahwa setiap Insan Perum Perumnas yang
terdiri dari Karyawan, Direksi, dan Dewan Pengawas memiliki nilai-nilai dasar
perilaku yang beragam, sehingga perlu penyamaan komitmen agar efektivitas
dalam penerapan tata kelola Perusahaan dapat tercapai.
Agar setiap Insan Perum Perumnas dapat memiliki petunjuk (guidance) yang
sama dalam bertindak dan berperilaku, selain dibutuhkan pedoman tata kelola
Perusahaan, juga diperlukan pedoman perilaku Perusahaan (Code of Conduct)
yang berlaku dan harus ditaati.
1.2 Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai Perusahaan
Visi Perusahaan
Menjadi pengembang permukiman dan perumahan terpercaya di Indonesia.
Misi Perusahaan
a. Mengembangkan perumahan dan permukiman yang bernilai tambah untuk
kepuasan Pelanggan.
b. Meningkatkan profesionalitas, pemberdayaan dan kesejahteraan Karyawan.
c. Memaksimalkan nilai bagi Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan lain.
Code Of Conduct
8
d. Mengoptimalkan sinergi dengan Mitra Kerja, Pemerintah, BUMN dan Instansi
lain.
e. Meningkatkan kontribusi positif kepada Masyarakat dan Lingkungan.
Tujuan Perusahaan
Mewujudkan perumahan dan pemukiman yang layak dan terjangkau
berdasarkan rencana tata ruang yang mendukung pengembangan wilayah secara
berkelanjutan.
Tata Nilai Perusahaan
Tata nilai Perusahaan merupakan faktor pendukung utama di dalam mendukung
kinerja Perusahaan, sebab tata nilai Perusahaan merupakan norma pengikat dan
pemersatu jalinan kerja para karyawan suatu Perusahaan. Tata nilai Perusahaan
berperan untuk mengintegrasikan seluruh fungsi-fungsi manajemen baik di
tingkat Pusat, Regional/Kawasan maupun Cabang agar dalam mengelola sumber
daya yang sangat terbatas dilakukan secara optimal.
Dalam rangka menggapai Visi dan Misi Perusahaan serta melaksanakan Strategi
dan Kebijakan yang ditetapkan Perusahaan berdasarkan penerapan prinsip-
prinsip Good Corporate Govarnance (GCG).
1.3 Komitmen Perusahaan
Perum Perumnas berkomitmen untuk mengimplementasikan GCG secara
konsisten yang salah satunya dilakukan melalui implementasi Pedoman Etika
Perusahaan (Code of Conduct). Perum Perumnas juga berkomitmen untuk
mencapai level yang lebih baik dari pelaksanaan nilai-nilai budaya dan etika bisnis
yang ada.
Untuk mencapai hal tersebut maka Seluruh Insan Perum Perumnas dan
stakeholders Perusahaan harus menjunjung tinggi, berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai dan standar perilaku, serta tidak mengedepankan kepentingan pribadi
Code Of Conduct
9
diatas kepentingan Perusahaan untuk mencegah situasi yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan yang tercantum dalam Pedoman Etika Perusahaan ini.
1.4 Tujuan
Pedoman ini bertujuan untuk menjadi pedoman bagi perilaku pada aspek-aspek
etika bisnis Perusahaan dan etika kerja, Karyawan, Direksi dan Dewan Pengawas
dalam melaksanakan tugas baik di Perusahaan maupun di luar Perusahaan.
Pedoman ini juga sebagai bentuk kebijakan Perusahaan dalam menghargai dan
menghormati kemajemukan sehingga terjalin kerjasama dan kebersamaan
dengan menciptakan etos dan lingkungan kerja yang sehat dan kondusif agar
produktifitas dan kualitas terjaga.
Perusahaan berkeyakinan bahwa penerapan sikap dan perilaku yang konsisten
dengan budaya Perusahaan akan berpengaruh terhadap kinerja Perusahaan.
1.5 Manfaat
Pedoman ini secara konsisten diharapkan akan dapat memberikan manfaat
jangka panjang, bagi :
1. Karyawan :
Memberikan pedoman kepada Karyawan tentang tingkah laku yang
diinginkan dan yang tidak diinginkan oleh Perusahaan.
Menciptakan lingkungan kerja yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kejujuran, etika dan keterbukaan sehingga akan meningkatkan kinerja
dan produktifitas Karyawan secara menyeluruh.
2. Perusahaan :
Mendorong kegiatan operasional Perusahaan agar lebih efisien dan
efektif mengingat hubungan dengan pelanggan, masyarakat,
Pemerintah dan Stakeholders lainnya memiliki standar etika yang harus
diperhatikan.
Code Of Conduct
10
Meningkatkan nilai-nilai Perusahaan dengan memberikan kepastian dan
perlindungan kepada para Stakeholders dalam berhubungan dengan
Perusahaan sehingga menghasilkan reputasi yang baik, yang pada
akhirnya mewujudkan keberhasilan usaha dalam jangka panjang.
3. Pemegang Saham (Kementerian BUMN) :
Menambah keyakinan bahwa Perusahaan dikelola secara hati-hati, efisien,
transparan, akuntabel, dan fair untuk mencapai tingkat profitabilitas yang
diharapkan oleh Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan
kepentingan Perusahaan.
4. Stakeholders Perusahaan :
Menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan
Perusahaan. Meningkatnya nilai Perusahaan akan memberikan kepastian
dan perlindungan kepada Stakeholders dalam berhubungan dengan
Perusahaan yang pada akhirnya akan menciptakan kesejahteraan ekonomi-
sosial bagi masyarakat dan pihak lain yang terkait.
1.6 Prinsip – Prinsip GCG
Perusahaan senantiasa berupaya melaksanakan kegiatan dengan cara yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagai perwujudan loyalitas Perusahaan terhadap
kepentingan Pemilik Modal dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
aktivitas Perusahaan.
Perusahaan senantiasa mematuhi undang-undang dan peraturan terkait dan
meningkatkan kepatuhan dan praktik yang baik dalam pengelolaan bisnis di
lingkungan Perusahaan berada.
Perusahaan mendukung inisiatif berkaitan dengan praktik good corporate
governance di Indonesia antara lain panduan yang disusun oleh Komite Nasional
Kebijakan Good Corporate Governance dan menerapkannya sesuai dengan
kondisi yang berlaku bagi Perusahaan.
Code Of Conduct
11
Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance
yang berlaku umum sebagai berikut:
1. Transparansi dan Pengungkapan Informasi
Perusahaan mematuhi peraturan perundang-undangan yang mengatur
masalah keterbukaan informasi yang berlaku bagi Badan Usaha Milik Negara,
khususnya Perusahaan umum. PengungkapanPerusahaanatas transaksi-
transaksi penting yang berkaitan dengan Perusahaan, risiko-risiko yang
dihadapi, rencana atau kebijakan Perusahaan (corporate action) yang akan
dijalankan serta struktur kepemilikan Perusahaan dan perubahan-perubahan
yang terjadi dilakukan sesuai peraturan yang berlaku.
Pengungkapan tersebut tidak menghilangkan komitmen Perusahaan untuk
menjaga kerahasiaan informasi yang diatur oleh hukum dan perundangan
serta praktik terbaik dalam good corporate governance. Kerahasiaan
informasi tersebut menyangkut perlindungan terhadap hak-hak individu,
dan/atau hal yang menyangkut hasil penelitian dan pengembangan serta
berbagai informasi lainnya yang akan mempunyai pengaruh negatif terhadap
kinerja Perusahaan, persaingan pasar, keamanan negara dan keamanan
politik.
Perusahaan menerapkan sistem yang memungkinkan bagi Pemilik Modal
untuk mengakses informasi dengan kesempatan yang sama, serta
mendapatkan informasi secara cukup, tepat waktu, akurat dan dapat
diandalkan.
Perusahaan juga akan mengungkapkan berbagai informasi relevan yang
dibutuhkan publik berkaitan dengan produk, jasa, dan aktivitas operasional
Perusahaan yang secara potensial dapat mempengaruhi perilaku pelanggan,
masyarakat dan lingkungan. Informasi tersebut dapat diakses secara
memadai demi kepentingan masyarakat terkait.
Code Of Conduct
12
Perusahaan akan memberikan penjelasan yang memadai kepada semua pihak
atas kejadian atau masalah yang diakibatkan aktivitas Perusahaan misalnya
masalah lingkungan, kecelakaan, kekurangan produk dan jasa Perusahaan.
Pengungkapan tersebut sebagai wujud komitmen Perusahaanguna
mengurangi dampak yang lebih buruk bagi para pemangku kepentingan dan
lingkungan.
2. Kewajaran
Kewajaran dan kesetaraan adalah perlakuan Perusahaan di dalam memenuhi
hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan Perusahaan.
Perusahaan menjamin bahwa setiap Pemilik Modal mendapatkan perlakuan
yang wajar, setara, serta dapat menggunakan hak-haknya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perusahaan juga akan senantiasa berlaku jujur dan adil di dalam mengambil
kebijakan yang berkaitan dengan isu-isu gender, agama, suku dan politik.
3. Akuntabilitas
Perusahaan meyakini bahwa akuntabilitas berhubungan dengan keberadaan
sistem yang mengendalikan hubungan antara individu dan/atau organ yang
ada di Perusahaan. Perusahaan menerapkan akuntabilitas dengan
mendorong seluruh individu dan/atau organ Perusahaan menyadari
tanggungjawab, wewenang, hak serta kewajiban.
Perusahaan meyakini bahwa penerapan akuntabilitas akan menjamin adanya
(tapi tidak terbatas) pada pemberdayaan Dewan Pengawas, Perlindungan Hak
Pemilik Modal dan tanggung jawab serta kewenangan yang jelas dalam
jajaran Direksi.
Code Of Conduct
13
Akuntabilitas Perusahaanjuga didasarkan kepada kewajiban individu atau
organ Perusahaan berkaitan dengan pelaksanaan wewenang yang dimiliki
dan/atau pelaksanaan tanggung jawab yang dibebankan oleh Perusahaan
kepadanya. Kewajiban ini meliputi: (a) memberikan penjelasan atau justifikasi
atas pelaksanaan wewenang atau pelaksanaan tugas, (b) pelaporan hasil atas
pelaksanaan wewenang atau tugas tersebut, dan (c) pertangungjawaban atas
setiap beban atau kewajiban yang berasal dari aktivitas tersebut.
Dalam kaitan dengan pihak yang berkepentingan, penerapan akuntabilitas
Perusahaan dalam aktivitas bisnis yang baik, memenuhi kewajiban terhadap
Pemerintah sesuai dengan hukum yang berlaku, menghormati budaya
setempat serta dalam kerangka good corporate governance.
4. Kemandirian
Perusahaan meyakini bahwa independensi diperlukan dalam membuat
keputusan terbaik bagi Perusahaan. Keputusan terbaik hanya dapat
dihasilkan jika Perusahaan dan pengambil keputusan bebas dari pengaruh
atau tekanan pihak lain yang tidak sesuai dengan mekanisme Perusahaan.
Independensi akan diwujudkan dalam aktivitas bisnis yang sejalan dengan
etika bisnis yang berlaku umum serta dalam kerangka good corporate
governance.
Kemandirian juga berarti pengelolaan Perusahaan secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip pengelolaan Perusahaan yang sehat.
Kemandirian diterapkan dengan cara menghormati peran dan fungsi organ
Perusahaan dan kejelasan mekanisme untuk mencegah benturan
kepentingan sehingga dapat dengan mandiri, objektif dan bebas dari tekanan
pihak manapun dalam mengambil keputusan terbaik bagi Perusahaan.
Code Of Conduct
14
5. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban adalah kesesuaian di dalam pengelolaan Perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
Perusahaan yang sehat.
Perusahaan berupaya untuk melaksanakan kegiatan Perusahaan secara
profesional yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan prinsip pengelolaan Perusahaan yang sehat.
Pertanggungjawaban diwujudkan melalui kepatuhan terhadap peraturan
perundangan yang berlaku dan berupaya meningkatkan standar kerja dengan
etika yang tinggi dengan paradigma yang ingin dicapai yaitu menjadi warga
Perusahaan yang baik (good corporate citizen).
1.7 Objek Standar Etika Perusahaan
Pihak-pihak yang wajib mematuhi dan melaksanakan Pedoman ini adalah :
1. Seluruh insan Perum Perumnas di semua level, termasuk di dalamnya mereka
bertindak atas nama Perum Perumnas.
2. Anak Perusahaan dan afiliasi di bawah pengendalian. Afiliasi dibawah
pengendalian adalah Anak Perusahaan atau badan usaha lain yang dimiliki
Perum Perumnas, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan lebih
dari 50% hak suara (saham) atau Perum Perumnas memiliki kemampuan
untuk mengendalikan badan usaha tersebut.
3. Pemegang Saham (Kementerian BUMN).
4. Seluruh Mitra Kerja Perum Perumnas.
Code Of Conduct
15
1.8 Tanggung Jawab Insan Perumnas
a) Mempelajari secara detail pedoman perilaku yang terkait dengan
pekerjaannya. Setiap insan Perum Perumnas harus memahami pedoman
perilaku yang dituangkan dalam pedoman ini.
b) Segera melaporkan kepada pihak-pihak yang telah ditetapkan oleh Direksi
setiap menjumpai masalah mengenai kemungkinan pelanggaran terhadap
pedoman perilaku.
c) Memahami prosedur yang dipakai untuk memberitahukan atau melaporkan
kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap pedoman perilaku.
1.9 Tanggung Jawab Para Pemimpin Perum Perumnas
a) Membangun dan menjaga budaya kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku
melalui :
Secara pribadi mendorong kepatuhan terhadap pedoman perilaku.
Melakukan pengawasan untuk mendorong secara teratur mengenai
program-program yang bertujuan untuk mendorong kepatuhan insan
Perum Perumnas .
Memberikan contoh yang baik dalam cara bersikap maupun dalam
bertindak sehari-hari.
b) Memastikan bahwa setiap Insan Perum Perumnas mengerti bahwa ketaatan
atas pedoman perilaku sama pentingnya dengan pencapaian untuk kerja.
c) Mempertimbangkan masalah kepatuhan terhadap pedoman perilaku dalam
mengevaluasi dan memberikan penghargaan pada insan Perum Perumnas.
d) Mencegah kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap pedoman perilaku
melalui upaya :
Code Of Conduct
16
Memastikan bahwa resiko kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap
pedoman perilaku yang berhubungan dengan proses bisnis dapat
diidentifikasi secara dini dan sistematis.
Melakukan identifikasi dan melaporkan sesuai prosedur yang ditetapkan
terhadap anak Perusahaan, afiliasi serta mitra kerja yang dapat
menimbulkan kemungkinan pelanggaran terhadap pedoman perilaku.
Memastikan dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan tentang pedoman
perilaku bagi seluruh insan Perum Perumnas, anak Perusahaan, afiliasi
dan melakukan sosialisasi kepada mitra kerja agar pihak-pihak tersebut
mengerti dan memahami pedoman perilaku secara menyeluruh.
e) Melakukan deteksi atas kemungkinan pelanggaran terhadap pedoman
perilaku melalui :
Menerapkan pengawasan untuk memperkecil resiko kemungkinan
terjadinya pelanggaran atas pedoman perilaku.
Menciptakan sistem pelaporan atas kemungkinan yang sesuai untuk
melindungi kerahasiaan dari insan Perum Perumnas yang melaporkan.
Memastikan dilaksanakannya evaluasi secara berkala terhadap
dilaksanakannya pedoman perilaku oleh Satuan Pengawas Intern untuk
menilai efektifitas pelaksanaan dan cara memperbaiki kelemahan-
kelemahan yang ada.
f) Menindaklanjuti laporan kemungkinan terjadinya pelanggaran pedoman
perilaku dengan :
Memperbaiki secara cepat kekurangan yang dijumpai dalam penilaian
kepatuhan atas pelaksanaan pedoman perilaku.
Memberikan tindakan indisipliner yang sesuai.
Code Of Conduct
17
Melakukan konsultasi dengan Satuan Pengawas Intern atau Divisi Hukum
jika pelanggaran terhadap pedoman perilaku yang terjadi memerlukan
campur tangan penegak hukum atau pihak yang berwajib.
Code Of Conduct
18
2. KEBIJAKAN PERILAKU PERUSAHAAN
2.1 PEDOMAN ETIKA USAHA
Etika Usaha merupakan sistem nilai atau norma yang dianut oleh Perusahaan
sebagai acuan Karyawan, Direksi, Komite-Komite dan Dewan Pengawas untuk
berhubungan dengan Stakeholders dengan berpegang teguh pada nilai-nilai
Perusahaan.
Dalam pelaksanaan tugasnya, segenap Insan Perum Perumnas berpedoman
kepada Etika Usaha sebagai berikut:
2.1.1 Hubungan dengan Pelanggan
Kesuksesan Perusahaan tergantung kepada terbentuknya hubungan yang
harmonis serta produktif dengan pelanggan berdasarkan integritas, perilaku
etis, profesional, nama baik, dan hubungan saling percaya.
Perusahaan mempunyai komitmen untuk secara terus menerus
mengembangkan budaya pelayanan yang profesional dengan selalu berusaha
mengutamakan kepuasan pelanggan serta membangun hubungan jangka
panjang yang saling menguntungkan bagi kedua pihak.
2.1.1.1 Standar Etika
1. Mengutamakan kualitas dalam setiap produk dan jasa yang dijual kepada
pelanggan, termasuk di dalamnya pemenuhan standar spesifikasi,
ketepatan waktu penyerahan serta harga yang wajar dengan pelayanan
yang optimal.
2. Mengutamakan faktor keselamatan dalam setiap produk atau jasa yang
dijual kepada pelanggan.
3. Dalam setiap interaksi dengan pelanggan, selalu mengutamakan
kepuasan pelanggan, sejak dari awal perencanaan pekerjaan,
penyelesaian pekerjaan sampai dengan tahap purna jual.
Code Of Conduct
19
4. Memberikan informasi yang relevan kepada pelanggan secara transparan,
akurat, dan tepat waktu mengenai segala syarat, kondisi, hak, dan
kewajibannya.
5. Mematuhi setiap kesepakatan bisnis yang disusun dalam dokumen
tertulis berdasarkan itikad baik serta saling menguntungkan.
6. Memastikan bahwa promosi produk/jasa Perusahaan dilakukan secara
transparan dan tidak menyesatkan publik.
2.1.1.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Sikap dan hubungan kemitraan dengan pelanggan.
2. Perubahan harga produk dan nilai tukar.
3. Kontrol terhadap proses perencanaan, produksi dan pemasaran yang
berpengaruh terhadap kualitas produk.
4. Proses dan legalitas perjanjian kontrak penjualan.
2.1.2 Hubungan dengan Pemasok
Prinsip-prinsip hubungan dengan Pemasok dan Penyedia Barang dan Jasa
adalah terwujudnya pengadaan barang dan jasa secara efisien, efektif, dan
ekonomis, sehingga akan diperoleh barang maupun jasa yang bermutu tinggi
dan berkualitas sesuai dengan persyaratan teknis yang diinginkan.
Pemasok merupakan mitra usaha penting bagi Perusahaan. Perusahaan
menerapkan kepentingan yang seimbang dengan pemasok melalui informasi
yang terbuka mengenai pengadaan barang/jasa kepada calon pemasok dan
memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon pemasok.
2.1.2.1 Standar Etika
1. Menghindari praktik Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN).
2. Melaksanakan prosedur lelang sesuai dengan kebijakan maupun Standar
Operating Procedure (SOP) pengadaan barang dan jasa.
Code Of Conduct
20
3. Menjamin terlaksananya prosedur pembayaran sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
4. Mencegah terjadinya mark-up harga.
2.1.2.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Pemilihan pemasok yang tidak melalui pelelangan yang terbuka.
2. Potensi konflik kepentingan dalam pemilihan pemasok, termasuk
penerimaan uang, hadiah, hiburan atau barang lain yang berharga.
3. Pemilihan pemasok yang dimiliki atau dikelola keluarga atau teman.
4. Pemasok tidak memenuhi persyaratan Perusahaan mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan peraturan ketenagakerjaan.
5. Lemahnya kontrol terhadap proses pengadaan Perusahaan.
6. Praktek mark-up harga dan kuantitas, kolusi diantara pemasok dalam
penetapan harga maupun pembagian pekerjaan dan ketergantungan
kepada suatu pemasok dalam jangka panjang.
2.1.3 Hubungan dengan Pesaing
Perum Perumnas berkomitmen untuk melakukan kegiatan uasaha dengan
tata cara yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga Perusahaan selalu
berkomitmen untuk menerapkan persaingan yang sehat dan menganggap
pesaing sebagai pemacu Perusahaan untuk selalu memberikan yang terbaik.
2.1.3.1 Standar Etika
1. Menciptakan produk dan jasa yang inovatif dan berkualitas agar tetap
bertahan dan unggul dalam persaingan usaha.
2. Menghindari melakukan kesepakatan yang tidak wajar atau
persekongkolan dengan pelaku industri lainnya, untuk mendapatkan
keuntungan dengan mengorbankan kepentingan konsumen.
Code Of Conduct
21
3. Mendukung perilaku kompetitif yang sehat dan menunjukan sikap saling
menghargai antar pesaing.
4. Mencegah upaya atau partisipasi pada pembayaran-pembayaran yang
tidak wajar atau penggunaan praktek-praktek yang tidak terpuji untuk
dapat mempertahankan keunggulan bersaing.
5. Menghargai hak cipta dan hak atas kekayaan intelektual dengan tidak
mencuri dan memanfaatkan informasi usaha secara ilegal.
2.1.3.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Memiliki hubungan dengan pihak tertentu dalam Perusahaan pesaing
yang berpotensi memberikan kerugian bagi salah satu pihak.
2. Promosi negatif dengan maksud untuk menjatuhkan pesaing.
3. Penyampaian informasi rahasia terkait Perusahaan pesaing oleh pihak
yang tidak memiliki wewenang untuk memperoleh informasi tersebut.
2.1.4 Hubungan dengan Regulator
Perum Perumnas berkomitmen membangun hubungan dengan semua
instansi dan pejabat Pemerintah sebagai regulator diantaranya Kementerian
BUMN, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, BPN, serta
instansi Pemerintah lainnya yang berhubungan dengan Perum Perumnas.
2.1.4.1 Standar Etika
1. Tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya
mengenai hubungan dengan Pemerintah.
2. Membangun hubungan harmonis dengan Pemerintah selaku pihak
regulator.
3. Mengharuskan semua mitra kerja Perum Perumnas untuk mematuhi
pedoman perilaku dengan Pemerintah yang ditetapkan Perum Perumnas.
Code Of Conduct
22
4. Jujur dan transaparan dalam berhubungan dengan semua instansi dan
pejabat Pemerintah.
5. Setiap pelaporan, pernyataan, sertifikat dan permohonan yang ditujukan
kepada Pemerintah harus transaparan, jelas, akurat, lengkap serta tidak
mengandung hal-hal yang dapat disalahtafsirkan.
2.1.4.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Pesyaratan khusus atau pengenaan biaya yang tidak sah sehubungan
dengan proses perijinan yang dikeluarkan oleh pemerinatah.
2. Penyerahan informasi atau data Perusahaan yang tidak akurat atau tidak
lengkap yang dibutuhkan oleh Pemeriantah.
3. Pelanggaran atas peraturan Pemerintah mengenai larangan pemberian
hadiah dan peraturan menegenai pemberian hiburan.
2.1.5 Hubungan dengan Masyarakat
Mendukung proses penegakan hukum dengan memberikan informasi yang
lengkap dan relevan kepada penegak hukum. Perusahaan menyadari
pentingnya tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.
2.1.5.1 Standar Etika
1. Dalam menjalankan aktivitas usaha, berusaha mengurangi seminimal
mungkin dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
2. Mendukung program Pemerintah dalam mengurangi dampak pemanasan
global, dengan melakukan program penghematan energi dan sumber
daya alam.
3. Berkomitmen untuk turut menjaga warisan budaya dan mendorong anak
Perusahaan serta para rekanan memiliki komitmen yang sama.
4. Menghormati peraturan hukum, nilai-nilai lokal, dan norma-norma yang
berlaku di wilayah dimana Perusahaan melakukan usaha.
Code Of Conduct
23
5. Turut memberikan kontribusi terhadap kegiatan kemanusiaan dan
perbaikan lingkungan, baik secara moral maupun finansial.
2.1.5.1 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Sensitivitas atas masalah yang dialami masyarakat sekitar operasi
Perusahaan.
2. Prinsip keterbukaan informasi dan kemitraan secara aktif.
3. Ketimpangan tingkat ekonomi masyarakat sekitar operasi Perusahaan.
4. Keseimbangan lingkungan.
2.1.6 Hubungan dengan Karyawan
Perusahaan memandang bahwa karyawan adalah merupakan aset dan mitra
utama bagi Perusahaan, sehingga Perusahaan berkomitmen untuk mengelola
hak, kewajiban dan kompetensi karyawan dengan sebaik-baiknya.
2.1.6.1 Standar Etika
1. Perusahaan menghormati hak asasi karyawan serta hak dan kewajiban
karyawan sesuai ketentuan perundang-undangan, dan PKB.
2. Dalam setiap kebijakannya, Perusahaan menghindari perlakuan
diskriminatif terhadap karyawan berdasarkan suku, agama, ras, jenis
kelamin, usia, status perkawinan, kecacatan fisik, dan penggolongan-
penggolongan lain yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan.
3. Perusahaan memastikan bahwa setiap kinerja positif selalu memperoleh
imbalan, dan setiap pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Perusahaan.
4. Perusahaan mendorong dan memfasilitasi pengembangan kemampuan
profesional karyawan, baik berupa peningkatan keahlian teknis maupun
non teknis (soft-skills).
Code Of Conduct
24
5. Perusahaan berkomitmen untuk memberikan kesempatan kerja dan
pengembangan karir yang fair kepada seluruh karyawan.
6. Perusahaan berkomitmen untuk menciptakan suasana kerja yang terbuka,
partisipatif, dan komunikatif diantara karyawan dan antara karyawan
dengan Manajemen, sehingga dapat menumbuhkan sinergi dan iklim
kerja sama di Perusahaan.
7. Perusahaan memastikan diterapkannya prosedur kesehatan dan
keselamatan kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2.1.6.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
1. Hak dan kewajiban Perusahaan maupun karyawan sebagaimana
tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
2. Budaya kerja yang tidak mendukung terciptanya hubungan yang dinamis
dan harmonis.
3. Fungsi serikat pekerja yang kurang aktif dalam menjembatani hubungan
antara Perusahaan dan karyawan.
4. Adanya intervensi pihak eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku
Perusahaan terhapap karyawan tertentu.
5. Undang-undang yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.
2.1.7 Hubungan dengan Kementerian BUMN
Komitmen Perusahaan dalam melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance akan mendorong peningkatan nilai Perusahaan bagi Kementerian
BUMN dan Stakeholders lainnya.
2.1.7.1 Standar Etika
1. Perusahaan meningkatkan kinerja dalam rangka menghasilkan nilai yang
maksimal bagi Menteri BUMN;
2. Menumbuhkembangkan Perusahaan dan menjaga kesinambungan usaha;
Code Of Conduct
25
3. Mengelola investasi Menteri BUMN melalui tingkat pengembalian
investasi/dividen yang wajar;
4. Memberikan informasi yang lengkap, akurat, dan tepat waktu;
5. Dalam menjalankan Perusahaan senantiasa menegakkan transparansi,
kejujuran, dan bertanggung jawab kepada Menteri BUMN.
2.7.1.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Transformasi dan akunbilitas informasi yang diterbitkan Perusahaan.
2. Penyebaran informasi atau data Perusahaan yang tidak akurat atau tidak
lengkap yang dibutuhkan oleh Kementerian BUMN.
3. Pelanggaran atas peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian BUMN.
2.1.8 Hubungan dengan Kreditur
Perusahaan bekerjasama dengan kreditur dalam memperoleh dana untuk
meningkatkan kemampuan modal kerja Perusahaan yang akan digunakan
untuk mengembangkan usaha.
2.1.8.1 Standar Etika
1. Senantiasa menyampaikan informasi yang relevan kepada Bank, lembaga
keuangan, pemegang obligasi dan kreditur lainnya secara benar, akurat,
dan menggambarkan kondisi Perusahaan yang sebenarnya.
2. Menggunakan dana yang diperoleh dari kreditor secara amanah,
transparan, dan tepat guna.
3. Memenuhi semua ketentuan-ketentuan yang ada dalam Perjanjian
dengan pihak Kreditur.
2.1.8.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Penyebaran informasi Perusahaan yang tidak akurat ataupun tidak
lengkap yang dibutuhkan kreditur.
Code Of Conduct
26
2. Kemampuan yang dimiliki Perusahaan untuk memenuhi hak kreditur.
2.1.9 Hubungan dengan Anak Perusahaan
Dalam mengembangkan bisnis Perusahaan dapat membentuk anak
Perusahaan maupun bekerja sama membentuk Perusahaan patungan.
Hubungan dengan anak Perusahaan maupun Perusahaan patungan
dilaksanakan dalam rangka membangun sinergi dan citra yang lebih baik serta
dapat meningkatkan kinerja Perusahaan.
2.1.9.1 Standar Etika
1. Insan Perum Perumnas menjaga agar setiap hubungan bisnis dengan anak
Perusahaan maupun Perusahaan Patungan dilaksanakan dalam kerangka
hubungan bisnis yang wajar sebagaimana layaknya hubungan bisnis yang
dikembangkan dengan pihak yang terafiliasi.
2. Saling menghormati kepentingan masing-masing pihak melalui perjanjian
kerjasama yang saling menguntungkan.
2.1.9.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Intervensi terhadap kegiatan operasional anak Perusahaan.
2. Perjanjian kerjasama yang kurang seimbang dan cacat hukum.
3. Transaksi keuangan yang dapat menyimpang dari peraturan
perbendaharaan negara.
2.1.10 Hubungan dengan Media
Perum Perumnas meyakini bahwa dengan membangun dan mengembangkan
relasi dengan media maka Perusahaan dapat menjangkau publik guna
meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan tercapaiknya tujuan-tujuan
Perusahaan. Untuk itu, Perusahaan berusaha untuk selalu memberikan
informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Code Of Conduct
27
2.1.10.1 Standar Etika
1. Perum Perumnas menjadikan media massa sebagai mitra kerja dengan
mengedepankan hubungan berlandaskan keterbukaan dan saling
menghormati sehingga Perusahaan akan selalu berusaha menyampaikan
informasi yang relevan dan akurat sesuai dengan ketentuan di
Perusahaan dan tidak melanggar kode etik jurnalistik.
2. Perum Perumnas menerima dan menindaklanjuti kritik-kritik membangun
yang disampaikan melalui media dengan tetap mempertimbangkan aspek
resiko dan biaya.
3. Penyampaian seluruh materi informasi kepada media haruslah informasi
yang berfifat material dan harus merupakan informasi yang sudah
dipublikasikan sesuai dengan kebijakan Perusahaan.
4. Insan Perum Perumnas yang dapat menyampaikan informasi kepada
media merupakan insan Perum Perumnas yang telah mendapat
persetujuan atau ditunjuk oleh manajemen ataupun pihak lain yang
memiliki otorisasi.
5. Setiap informasi yang disampaikan kepada media nasional baik di Kantor
Pusat, Kantor Regional maupun Kantor Cabang/Proyek harus
berkoordinasi dengan Sekretariat Perusahaan (Departemen Humas), yang
selanjutnya disampaikan kepada media daerah oleh Departemen Bagian
Pemasaran Kantor Regional (Asman KSO & Humas).
2.1.10.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Kontrol yang lemah terhadap penyebaran informasi melalui media daerah
yang merugikan Perusahaan, terutama terkait unit bisnis yang terletak
jauh dari Kantor Pusat.
2. Prosedur yang memastikan penyampaian informasi kepada media
dilakukan oleh orang dan tata cara yang tepat.
Code Of Conduct
28
3. Segala bentuk pemberian hadiah dari media yang didalamnya berisi
kepentinagan pribadi ataupun golongan dan berpotensi merugikan
Perusahaan.
4. Penyebaran informasi yang tidak tepat oleh oknum tertentu namun
mengatas namakan media.
2.2 PEDOMAN ETIKA KERJA
Etika kerja adalah sistem nilai atau norma yang digunakan oleh Insan Perum
Perumnas yaitu seluruh karyawan, Direksi, Komite-komite dan Dewan
Pengawas Perum Perumnas dalam pelaksanaan kerja sehari-hari. Dalam
menjalankan tugasnya Insan Perum Perumnas selalu berpedoman kepada
Etika Kerja sebagai berikut:
2.2.1 Kepatuhan Terhadap Hukum
Perum Perumnas menyadari bahwa kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan perundang-undangan merupakan standar bagi Perusahaan untuk
dapat menjalankan bisnis dengan cara yang wajar sehingga seluruh hukum
dan peraturan yang berlaku haruslah dilaksanakan dalam setiap kegiatan
bisnis Perusahaan.
2.2.1.1 Standar Etika
1. Mematuhi ketentuan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam
seluruh aktivitas usaha Perusahaan.
2. Mengedepankan penyelesaian melalui jalur musyawarah untuk mencapai
mufakat dalam setiap perselisihan dengan pihak lain, menempuh jalur
hukum bila musyawarah tersebut tidak membuahkan hasil, dan
menghormati hasil dari proses hukum tersebut.
3. Melarang seluruh Insan Perum Perumnas melakukan kegiatan yang
bertentangan dengan hukum dan peraturan perundangan.
Code Of Conduct
29
4. Melarang transaksi usaha dengan pihak-pihak yang dananya diduga
berasal dari kegiatan pencucian uang (money laundring).
2.2.1.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Kebijakan Perusahaan untuk menghadapi kasus ataupun pelanggaran
hukum yang dilakukan oleh Insan Perum Perumnas.
2. Kontrol terhadap kepatuhan hukum Insan Perum Perumnas diluar jam
kerja terkait kegiatan Perusahaan.
3. Insan Perum Perumnas yang memiliki hubungan dengan pihak-pihak yang
terlibat masalah hukum.
2.2.2 Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan merupakan suatu kondisi yang dilematis yaitu adanya
pertentangan kepentingan antara pribadi dan Perusahaan yang secara
langsung maupun tidak langsung berpotensi merugikan Perusahaan.
2.2.2.1 Standar Etika
1. Mengklarifikasi kapan seseorang berbicara secara pribadi atau sebagai
seorang Insan Perum Perumnas.
2. Tidak memanfaatkan atau menggunakan informasi penting dan rahasia
bagi keuntungan pribadi.
3. Menghindari kepentingan keuangan dalam organisasi mitra ataupun
rekanan;
4. Menghindari situasi yang dapat menyebabkan spekulasi adanya
kecurigaan akan adanya benturan kepentingan.
5. Mengungkapkan setiap kemungkinan benturan kepentingan sebelum
kontrak/kesepakatan disetujui.
Code Of Conduct
30
6. Tidak bekerja pada institusi atau lembaga lain yang memiliki lingkup
usaha yang sama, pesaing, ataupun setiap pekerjaan lain yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan.
2.2.2.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Insan Perum Perumnas tidak diperkenankan menempatkan diri pada
posisi atau situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
2. Apabila benturan terjadi, Insan Perum Perumnas wajib memastikan
adanya perlakuan adil kepada Perusahaan dan/atau Stakeholders dengan
memberikan pengungkapan yang cukup atau sementara berhenti
melaksanakan tugas yang terkait dengan benturan kepentingan tersebut.
3. Insan Perum Perumnas tidak diperkenankan secara tidak wajar
menempatkan kepentingan pribadi di atas kepentingan Stakeholders.
2.2.3 Memberi dan Menerima
Donasi, jamuan dan hadiah yang diberikan kepada pihak ketiga merupakan
praktik bisnis yang dapat diterima sejauh hal tersebut dilakukan sesuai
dengan kebijakan Perusahaan.
Perusahaan harus memandang donasi, hadiah, hiburan dikaitkan dengan
suatu tujuan bisnis yang jujur dan tidak boleh dimaksudkan untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan atau tindakan. Hal-hal tersebut juga
harus dijaga dalam konteks sosial dan budaya masyarakat yang berlaku.
Pemberian donasi, jamuan dan hadiah tersebut tidak dapat dibenarkan
apabila terdapat kepentingan atau motif terselubung yang bermaksud
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak lain dan/atau dapat
menimbulkan benturan kepentingan.
Code Of Conduct
31
2.2.3.1 Standar Etika
1. Melarang keras untuk memberikan atau menjanjikan, baik langsung
maupun tidak langsung hadiah kepada para pihak yang berhubungan
dengan Perusahaan.
2. Dilarang keras menerima hadiah dari pihak manapun, yang diketahui dan
patit diduga bahwa hadiah tersebut diberikan untuk menggerakan agar
melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya.
3. Donasi tidak diperkenankan untuk kepentingan perseorangan, politik atau
kegiatan partai politik tertentu.
4. Semua pengeluaran yang berhubungan dengan donasi harus
mendapatkan otoritas yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan
dengan jelas.
5. Insan Perum Perumnas dilarang menjamu tamu pribadi atas beban
keuangan Perusahaan.
6. Insan Perum Perumnas dapat menerima jamuan dari pihak luar sepanjang
tidak mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
2.2.3.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Segala bentuk hadiah, pemberian khusus maupun hiburan yang bersifat
tidak resmi.
2. Donasi untuk tujuan lain hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan mengedepankan prinsip
akuntabilitas.
3. Penyelenggaraan jamuan harus bersifat wajar dan atas persetujuan dari
pihak manajemen Perusahaan, serta harus dicatat sebagai beban
Perusahaan berdasarkan prosedur standar pengeluaran dan pencatatan di
Perum Perumnas.
Code Of Conduct
32
2.2.4 Persamaan dan Penghormatan pada Hak Asasi Manusia
Perusahaan percaya bahwa hak asasi manusia adalah sesuatu yang bersifat
universal. Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat, Perusahaan
mendorong usaha-usaha untuk menjamin terpenuhinya hak asasi manusia.
Perusahaan berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap kegiatan operasi
Perusahaan tidak melanggar prinsip hak asasi manusia.
2.2.4.1 Standar Etika
1. Memastikan seluruh Insan Perum Perumnas memahami peraturan
perundang-undangan mengenai hak asasi manusia.
2. Memastikan bahwa masyarakat sekitar turut merasakan kesejahteraan
yang diciptakan Perusahaan serta menghormati hak-hak asasi yang
dimilikinya.
3. Mengedepankan prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam menangani
konflik yang mungkin terjadi dengan masyarakat, serikat pekerja atau
karyawan.
4. Mengembangkan sikap-sikap menghargai hak asasi manusia pada pihak
ketiga yang bekerjasama dengan atau yang mewakili Perusahaan.
2.2.4.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Dampak negatif dari kegiatan operasi Perusahaan terhadap kesejahteraan
masyarakat sekitar.
2. Memburuknya hubungan atau munculnya konflik dengan masyarakat
sekitar Pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat.
3. Keterlibtan aparat keamanan yang kontra-produktif.
4. Pelanggaran hak-hak yang terkait dengan kepemilikan dari masyarakat
sekitar.
Code Of Conduct
33
5. Penggunaan kekerasan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan masalah ketenagakerjaan atau masyarakat sekitar.
2.2.5 Kesempatan Kerja yang Adil
Perusahaan berkomitmen untuk menciptakan kesempatan kerja yang adil,
termasuk didalamnya larangan terhadap segala bentuk diskriminasi.
Perusahaan memberikan kesempatan yang sama dan perlakuan yang adil
kepada seluruh Insan Perum Perumnas.
2.2.5.1 Standar Etika
1. Mentaati peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, termasuk peraturan
kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan mengemukakan pendapat.
2. Melakukan rekrutmen tenaga kerja, memberikan pelatihan, promosi,
pemberhentian, kompensasi secara adil tanpa memandang agama,
ras/suku bangsa, hubungan pribadi, warna kulit, jenis kelamin atau
karakteristik lain yang dilindungi oleh hukum.
3. Menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari pelecehan, seperti
pelecehan terhadap seseorang karena latar belakang agama, ras/suku
bangsa, hubungan pribadi, warna kulit, jenis kelamin atau karakteristik
lain yang dilindungi oleh hukum.
4. Menghormati hak pribadi Insan Perum Perumnas dengan menggunakan,
menjaga dan menyimpan data probadi mereka sesuai dengan petunjuk
dan prosedur yang berlaku.
5. Perusahaan berhak memonitor penggunaan aset Perusahaan seperti
komputer, email, telepon, informasi mengenai hak kekayaan intelektual
milik Perusahaan dan sebagainya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Code Of Conduct
34
2.2.5.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Suasana kerja yang tidak nyaman seperti menceritakan lelucon atau
memperlihatkan barang yang mengejek atau menyinggung anggota
masyarakat dari etnis atau ras tertentu.
2. Mempertimbangkan ras, hubungan prbadi (pertemanan dan kekerabatan)
warna kulit, agama, asal negara, jenis kelamin atau karakteristik yang
dilindungi hukum sebagai faktor dalam mempekerjakan, mempromosikan
atau keputusan lain yang berkaitan dengan Insan Perum Perumnas.
3. Membicarakan hal-hal yang berkonotasi seks yang tidak menyenangkan
dengan Insan Perum Perumnas lain.
4. Melakukan pelanggaran terhadap hukum ketenagakerjaan.
5. Menolak bekerjasama dengan individu tertentu karena ras, agama, jenis
kelamin dan sebagainya.
6. Memberitahukan data Insan Perum Perumnas kepada orang yang tidak
memiliki kepentingan usaha, kewenangan atau persetujuan dari subjek
yang bersangkutan.
2.2.6 Pembayaran Tidak Wajar
Suap adalah suatu perbuatan memberi/menerima, menjanjikan/dijanjikan
sesuatu kepada seseorang atau pejabat secara ilegal dengan maksud agar dia
berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam pekerjaan yang bertentangan
dengan kewajibannya.
Perusahaan juga melarang segala bentuk pemberian yang material baik
secara langsung maupun tidak langsung, kepada semua pihak eksternal
dengan tujuan mempengaruhi mereka untuk kepentingan Perusahaan, baik
untuk mendapatkan kemudahan, keunggulan bersaing atau untuk
mendapatkan prioritas.
Code Of Conduct
35
2.2.6.1 Standar Etika
1. Dilarang melakukan segala bentuk penyuapan yang dilakukan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
2. Insan Perum Perumnas dilarang menerima suap dalam keadaan dan/atau
bentuk apapun.
3. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut akan dikenakan sanksi sesuai
peraturan yang berlaku di Perusahaan.
2.2.6.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Kepatuhan terhadap ketentuan pembayaran tidak wajar.
2. Pembayaran komisi yang besarnya dianggap signifikan dibandingkan
dengan nilai jasa yang diberikan.
3. Pemerikasaan secara seksama terhadap kepatuhan pihak ketiga atas
standar etika mengenai pembayaran tidak wajar.
2.2.7 Kerahasian Informasi
Setiap Insan Perum Perumnas, sesuai dengan kewenangan dan lingkup
pekerjaannya memiliki akses terhadap informasi Perusahaan, baik yang
bersifat umum maupun yang bersifat rahasia.
2.2.7.1 Standar Etika
1. Memastikan seluruh aset informasi Perusahaan dikelola dengan baik.
2. Menjaga informasi Perusahaan yang bersifat rahasia.
3. Memberikan informasi yang relevan dan proporsional kepada
Stakeholders dengan tetap mempertimbangkan kepentingan Perusahaan.
4. Menghindari penyebarluasan data dan informasi kepada pihak lain yang
tidak berkepentingan.
Code Of Conduct
36
5. Menyembunyikan data dan dokumen Perusahaan selama menjabat
dan/atau setelah yang bersangkutan menyelesaikan masa tugas dan
jabatannya.
6. Memanfaatkan dan/atau menggunakan informasi rahasia termasuk dan
tidak terbatas pada teknologi informasi Perusahaan di luar kepentingan
Perusahaan.
7. Melanggar ketentuan yang berkaitan dengan pengakuan dan penggunaan
hak atas kekayaan intelektual seperti hak cipta, paten dan pengetahuan.
2.2.7.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Pengendalian yang tidak mencukupi seperti hal-hal yang memungkinkan
akses oleh orang yang tidak berwenang terhadap informasi Perum
Perumnas.
2. Penyampaian atau permintaan penyampaian informasi rahasia Perum
Perumnas atau informasi mengenai pelangggan dan pemasok Perum
Perumnas oleh pihak yang tidak memiliki wewenang.
2.2.8 Pengawasan dan Penggunaan Aset
Aset Perusahaan dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak
bergerak. Aset Perusahaan harus dijaga status kepemilikan dan
keberadaannya. Standar etika pengawasan dan penggunaan aset ditujukan
untuk memastikan seluruh aset fisik, keuangan, hak milik intelektual dan aset
yang lain digunakan dan dilindungi secara optimal.
2.2.8.1 Standar Etika
1. Memanfaatkan aset dan sumber daya Perusahaan lainnya secara efisien
dan efektif, serta mendapat perlindungan secara optimal sesuai dengan
aturan penggunaan yang berlaku, dalam rangka mencapai tujuan
Perusahaan;
Code Of Conduct
37
2. Tidak menggunakan aset Perusahaan untuk tujuan-tujuan pribadi
dan/atau di luar kepentingan Perusahaan;
3. Melaporkan setiap kehilangan atau dugaan penyalahgunaan aset
Perusahaan kepada atasan langsung.
2.2.8.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Aset fisik atau sumber daya lainnya yang digunakan secara berlebihan
dipindahtangankan atau dihapusbukukan secara tidak sah.
2. Kontrol yang lemah terhadap unit bisnis yang terletak jauh dari Kantor
Pusat.
3. Tidak adanya kontrol yang efektif untuk melindungi aset Perusahaan dari
kerugian dan kecurangan.
4. Catatan keuangan yang tidak akurat.
2.2.9 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya perlindungan yang dilakukan
oleh Manajemen bersama karyawan baik tersedianya peralatan yang
memadai maupun suasana tempat kerja yang dapat memberikan rasa aman,
tenteram, terlindungi, tercegah dari musibah, sehingga karyawan bersama
unsur manajemen selalu dalam kondisi selamat dan sehat.
2.2.9.1 Standar Etika
1. Menyediakan alat dan sarana yang dapat dipergunakan untuk
mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja antara lain pintu tangga
darurat, alat pemadam kebakaran, (tabung pemadam, kran air pemadam
beserta alarm bahaya), alat pelindung dan pengamanan sesuai dengan
peraturan Pemerintah.
2. Setiap karyawan yang melaksanakan tugas dari Perusahaan, apabila
terjadi risiko hukum maupun fisik dari pihak ketiga, Perusahaan
Code Of Conduct
38
memberikan fasilitas bantuan hukum dan biayanya sebagaimana diatur
dalam Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-19/MBU/2008 tanggal 9
Desember 2008.
3. Manajemen wajib menyediakan ruang Laktasi dan tempat
penyimpanannya serta ruang khusus untuk merokok.
4. Mematuhi dan melaksanakan aturan-aturan tentang keselamatan dan
kesehatan kerja yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
5. Menggunakan sarana pelindung keselamatan dan kesehatan kerja yang
disediakan Perusahaan secara benar dan optimal.
2.2.9.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Penyuluhan dan pelatihan tentang Keselamatan, Keamanan Kerja (K3).
2. Berperan aktif dalam menerapkan budaya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di Perusahaan untuk mencegah sumber bahaya kebakaran
termasuk penyakit akibat kerja.
3. Keluhan-keluhan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja yang
muncul dari Insan Perum Perumnas.
4. Bahaya atau kecelakaan kerja serta kerusakan lingkungan yang timbul.
5. Kelalaian untuk mematuhi peraturan dan prosedur mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan.
2.2.10 Hak Atas Kekayaan Intelektual
Hak atas kekayaan intelektual (meliputi paten, rahasia dagang, merek dagang,
hak cipta, dan kepemilikan informasi lainnya yang dimiliki Perusahaan)
merupakan salah satu aset yang paling berharga bagi setiap Perusahaan.
Code Of Conduct
39
2.2.10.1 Standar Etika
1. Insan Perum Perumnas harus menghormati kekayaan intelektual pihak
lain karena setiap penggunaan yang tidak sah atas hak milik intelektual
orang lain dapat mengakibatkan Perusahaan menanggung gugatan hukum
secara perdata dan ganti rugi.
2. Seluruh Insan Perum Perumnas harus berpartisipasi secara aktif untuk
melindungi hak atas kekayaan intelektual milik Perusahaan.
3. Insan Perum Perumnas yang turut serta/bekerja dalam pengembangan
suatu proses atau produk yang akan digunakan oleh Perusahaan, atau
Insan Perum Perumnas yang memiliki atas hasil karya tersebut, harus
memperlakukan informasi yang terkait dengan proses atau produk
tersebut sebagai milik Perusahaan baik selama masa kerja maupun
setelah Insan Perum Perumnas tidak bekerja lagi untuk Perusahaan.
4. Seluruh Insan Perum Perumnas harus menginformasikan hasil karya yang
dihasilkan baik selama maupun di luar jam kerja, jika hasil karya tersebut
terkai dengan bisnis atau operasi Perusahaan. Perusahaan berhak atas
seluruh manfaat dari paten dan lain-lain yang terkait dengan hasil karya
dimaksud di atas.
5. Seluruh Insan Perum Perumnas harus menandatangani pernyataan untuk
menjaga kerahasian maupun kesedian untuk membantu Perusahaan
dalam proses memperoleh hak kekayaan intelektual atas nama
Perusahaan.
2.2.10.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Menerima informasi mengenai yang terkait hak atas kekayaan intelektual
dari pihak luar tanpa mengkonsultasikan terledih dahulu dengan Divisi
Legal & Compliance, dimana terdapat kondisi kerahasiaan yang harus
dijaga.
Code Of Conduct
40
2. Mempekerjakan seseorang yang sebelumnya bekerja di kompetitor tanpa
memberikan perlindungan dan pencegahan agar orang tersebut tidak
akan membocorkan atau menggunakan hak milik informasi kompetitor.
3. Memperkenalkan produk atau jasa baru, atau nama produk sebelum
pengecekan mengenai pelanggaran paten atau merek dagang.
4. Membicarakan hak kekayaan intelektual maupun informasi yang terkait
dengan hak kekayaan intelektual Perum Perumnas dengan pelanggan
atau pemasok tanpa melalui prosedur resmi yang telah ditetapkan
Perusahaan.
5. Menyampaikan atau membocorkan informasi mengenai suatu produk
baru atau jasa sebelum permohonan paten dilakukan atau keputusan
untuk tidak membuat permohonan dilakukan secara resmi oleh
Perusahaan.
2.2.11 Perilaku Etis terhadap Sesama Karyawan
Perusahaan berkomitmen penuh untuk menciptakan suasana kerja yang
harmonis dan nyaman dalam lingkungan Perusahaan melalui upaya
pembentukan karakter Insan Perum Perumnas yang disiplin dan beretika
dalam berinteraksi sehari-hari baik antar sesama karyawan maupun
hubungan atasan dan bawahan melalui berbagai bentuk komunikasi.
2.2.11.1 Standar Etika
Hubungan Sesama Karyawan
1. Tidak melakukan penekanan atau intimidasi terhadap sesama rekan kerja,
atasan atau bawahan untuk kepentingan tertentu.
2. Insan Perum Perumnas tidak diijinkan untuk melakukan tindakan ataupun
ucapan yang didalamnya mengandung unsur pelecehan terhadap suku,
agama, ras, adat dan kata-kata kasar terhadap sesama karyawan.
Code Of Conduct
41
3. Insan Perum Perumnas dilarang melakukan tindakan ancaman fisik
maupun non-fisik terhadap sesama karyawan.
4. Tidak melakukan permusuhan ataupun provokasi terhadap rekan kerja,
atasan dan bawahan untuk kepentingan pribadi ataupun golongan yang
dapat merugikan Perusahaan.
5. Menghindari segala bentuk persaingan tidak sehat dan pemanfaatan
jabatan untuk kepentingan tertentu.
Hubungan Atasan dan Bawahan
1. Atasan dan bawahan selalu berusaha bersikap terbuka dan menjalin
hubungan yang harmonis.
2. Atasan memberikan contoh bersikap dan berperilaku baik sehingga
menjadi suri tauladan bagi bawahannya.
3. Atasan dan bawahan akan saling menghormati terhadap ide-ide maupun
perbedaan pendapat yang disampaikan.
4. Memiliki integritas, loyalitas dan dedikasi yang tinggi untuk kepentingan
dan kemajuan Perusahaan.
5. Menggunakan bahasa yang sopan dan tidak mengandung unsur
diskriminasi.
2.2.11.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Interaksi sesama karyawan ataupun atasan bawahan yang mengutamakan
kepentingan pribadi ataupun golongan tertentu diatas kepentingan
perusahaaan.
2. Keikutsertaan karyawan dalam organisasi ataupun perkumpulan yang
tidak diakui pemerinatah dan mneganut nilai-nilai yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai yang dianut Perusahaan.
Code Of Conduct
42
3. Aktivitas-aktivitas yang berpengaruh terhadap pengurangan jam kerja dan
atau konsentrasi kerja karyawan serta tidak memprioritaskan tugas dan
tanggung jawab sebagai karyawan.
Code Of Conduct
43
3. PETUNJUK PELAKSANAAN
3.1 Pelanggaran
Pelanggaran merupakan setiap ucapan, tulisan atau perbuatan karyawan yang
melanggar ketentuan Peraturan Disiplin Karyawan, baik yang dilakukan didalam
maupun diluar jam kerja.
3.2 Pelaporan Pelanggaran
Setiap Insan Perum Perumnas bertanggung jawab untuk melaporkan pelanggaran
terhadap pedoman perilaku ini. Penegakkan Pedoman Perilaku merupakan
komitmen bersama dan tanggung jawab setiap Insan Perum Perumnas.
Laporan tersebut dapat disampaikan langsung kepada Dewan Pengawas/
Direksi/Pimpinan Unit Kerja yang membidangi masalah PSDM untuk
ditindaklanjuti.
Perusahaan akan melindungi dan menjamin kerahasiaan Insan Perum Perumnas
yang telah melaporkan pelanggaran.
3.3 Sanksi atas Pelanggaran
Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran Pedoman Perilaku Perusahaan ini
dilakukan sebagai upaya menegakkan Pedoman Perilaku Perusahaan.
Sanksi dikenakan terhadap setiap insan Perum Perumnas yang terbukti
melakukan pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku Perusahaan.
Pengenaan sanksi akan diatur dengan peraturan tersendiri yang ditetapkan
sesuai kebijakan Perusahaan.
3.4 Pernyataan Komitmen1. Pernyataan kepatuhan ini didokumentasikan oleh Direksi dan Sekretaris
Perusahaan sebagai bagian dari dokumen kesepakatan antara Perusahaan
dengan Insan Perum Perumnas.
Code Of Conduct
44
2. Setiap Insan Perum Perumnas menerima satu salinan Pedoman Perilaku
(Code of Conduct) dan menandatangani Surat Pernyataan bahwa yang
bersangkutan telah menerima, memahami dan setuju untuk mematuhi
Pedoman Perilaku (Code of Conduct);
3. Surat pernyataan harus diperbaharui dan ditandatangani apabila terjadi
perubahan Pedoman Perilaku.
3.5 Sosialisasi
Direksi dan Dewan Pengawas berkewajiban untuk mensosialisasikan Pedoman
ini ke seluruh jajaran Insan Perum Perumnas di Perusahaan, termasuk kepada
karyawan-karyawan baru. Setiap Insan Perum Perumnas dapat meminta
penjelasan kepada atasan langsungnya apabila terdapat ketidakjelasan pedoman
ini dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
3.6 Pengukuran Pemahaman Standar Etika Perusahaan
Pengukuran atas pemahaman standar etika Perusahaan dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana Insan Perum Perumnas telah menyadari dan
memahami implementasi Standar Etika Perusahaan di unit kerja masing-masing
serta bagaimana Insan Perum Perumnas memahami mekanisme pelaporan atas
pelanggaran terhadap Standar Etika Perusahaan. Internalisasi pemahaman
terhadap Standar Etika Perusahaan harus tetap dilakukan secara konsisten ke
seluruh unit Perusahaan baik melalui mekanisme sosialiasi, focus groups
discussion (FGD), poster ataupun media cetak lainnya serta updating informasi
terkait Standar Etika Perusahaan di website Perusahaan.
Code Of Conduct
45
4. PERNYATAAN KOMITMEN
Pernyataan Komitmen Pribadi Insan Perumnas
PERUM PERUMNAS
Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct)
SURAT PERNYATAAN KOMITMEN PRIBADI INSAN PERUM PERUMNAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya telah menerima, membaca dan
memahami isi Buku Standar Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) Perum
Perumnas.
Pada hari ini tertanggal ................................................, saya memahami bahwa
setiap insan Perum Perumnas harus bersedia untuk mematuhi dan melaksanakan
semua ketentuan yang tercantum di dalamnya dalam upaya meningkatkan dan
memaksimalkan hasil pekerjaan untuk kemajuan Perusahaan.
Apabila saya mempunyai permasalahan mengenai kemungkinan pelanggaran
terhadap standar etika yang tercantum dalam buku tersebut, saya akan menerima
sanksi atas pelanggaran yang saya lakukan.
......................, ........................................
Pembuat Pernyataan,
..........................................(Nama, Tanda Tangan dan Jabatan)
Yang Menyaksikan
..........................................(Nama, Tanda Tangan dan Jabatan)
Code Of Conduct
46
PEDOMAN DAN PROSEDUR PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN (Whistleblowing)
PERUM PERUMNAS
PENDAHULUANLatar Belakang
Perum Perumnas sebagai Perusahaan BUMN terus berupaya menerapkan asas – asas
GCG secara konsisten dan berkelanjutan dalam mengelola serta menjalankan
Perusahaan sesuai dengan Peraturan
Menteri BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) Pada BUMN. Dalam mengelola bisnisnya,
Perusahaan harus memastikan bahwa asas – asas GCG diterapkan dalam setiap aspek
bisnis dan disemua jajaran Perusahaan. Penerapan asas – asas GCG yang meliputi
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan kewajaran serta
kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha perusahaan dengan
memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders).
Mewujudkan Perusahaan yang bersih dan bebas dari KKN sesuai dengan yang
diamanatkan dalam asas – asas GCG merupakan upaya yang terus dilakukan oleh
Perum Perumnas demi mencapai Visi dan Misi Perusahaan serta meningkatkan Citra
Perusahaan dikalangan stakeholders dan masyarakat. Untuk mencapai keberhasilan
dalam jangka panjang tersebut, pelaksanaan GCG perlu dilandasi dengan integritas
yang tinggi. Namun dalam pelaksanaannya, seringkali muncul hambatan-hambatan
yang ironisnya dilakukan oleh oknum – oknum internal itu sendiri yang justru
mengakibatkan kerugian Perusahaan. Sebuah mekanisme standar dalam penanganan
Pengaduan Pelanggaran mutlak diperlukan dalam upaya mengawal kinerja
Perusahaan, agar tidak terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh seluruh insan
Perusahaan serta menghindari perselisihan atau sengketa yang berlarut-larut antara
Code Of Conduct
47
pihak stakeholders dan Perusahaan. Sehingga persoalan tersebut tidak berlanjut
pada persoalan turunnya reputasi dan kepercayaan masyarakat terhadap Perusahaan.
Kebijakan Pengelolaan Pengaduan Pelanggaran (Whistleblowing Policy) merupakan
sistem yang dapat dijadikan media bagi saksi pelapor untuk menyampaikan informasi
mengenai tindakan pelanggaran yang diindikasi terjadi di dalam suatu Perusahaan.
Pengaduan yang diperoleh dari mekanisme Pengaduan Pelanggaran (Whistleblowing)
ini perlu mendapatkan perhatian dan tindak lanjut, termasuk juga pengenaan
hukuman yang tepat agar dapat memberikan efek jera bagi pelaku pelanggaran dan
juga bagi mereka yang berniat melakukan hal tersebut. Untuk itu maka perlu
dirumuskan kebijakan, sistem dan prosedur penanganan yang selaras untuk
mengatur penyelesaian Pengaduan Pelanggaran bagi stakeholder dalam suatu
Kebijakan Pengelolaan Pengaduan Pelanggaran.
Tujuan
1. Sebagai dasar atau pedoman pelaksanaan Penanganan Pengaduan Pelanggaran
dari seluruh insan Perum Perumnas dan stakeholders.
2. Menjamin terselenggaranya mekanisme Penyelesaian Penanganan Pengaduan
Pelanggaran yang efektif dalam jangka waktu yang memadai.
3. Menghindari publikasi negatif terhadap Perusahaan.
4. Mendukung asas kesetaraan (fairness) dalam hubungan antara Perusahaan
dengan stakeholders sebagai pelaku usaha dan mitra Perusahaan.
5. Sebagai salah satu upaya dalam pengungkapan berbagai permasalahan dalam
perusahaan yang tidak sesuai dengan standar etika yang berlaku di Perusahaan.
Code Of Conduct
48
BAB I
Ketentuan Umum
Pasal 1
Definisi
1. Perusahaan adalah Perusahaan Umum (Perum) Pembangunan Perumahan Nasional (PERUMNAS), merupakan Badan Usaha Milik Negara sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004, yang seluruh modalnya dimiliki negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham;
2. Dewan Pengawas adalah organ Perusahaan yang bertugas melakukan pengawasandan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan kepengurusan Perusahaan;
3. Direksi adalah organ Perusahaan yang bertanggung jawab atas kepengurusan Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan;
4. Organ Penunjang Dewan Pengawas adalah organ yang membantu Dewan Pengawas dalam melaksanakan fungsi pengawasan Perusahaan, seperti Komite-komite dan Sekretaris Dewan Pengawas;
5. Karyawan Perusahaan merupakan pekerja Perusahaan yang pengangkatan, pemberhentian, hak dan kewajibannya ditetapkan oleh Direksi berdasarkan perjanjian kerja bersama (PKB) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan;
6. Penerima Pengaduan Pelanggaran adalah Direksi dan Dewan Pengawas;
7. Pelaporan Pelanggaran adalah:
a. Pengungkapan tindakan pelanggaran atau perbuatan melawan hukum;
b. Perbuatan tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain yang dapatmerugikan organisasi maupun para pemangku kepentingan (pelanggaran codeof conduct), yang dilakukan oleh karyawan atau pimpinan organisasi kepada pimpinan organisasi atau lembaga lain yang dapat mengambiltindakan atas pelanggaran tersebut. Pengungkapan ini umumnya dilakukansecara rahasia (confidential);
Code Of Conduct
49
8. Pelapor Pelanggaran adalah pihak internal yaitu karyawan dari organisasi itu sendiri dan juga perwakilan dari stakeholder. Pelapor seyogyanya memberikan bukti, informasi, atau indikasi yang jelas atas terjadinya pelanggaran yang dilaporkan, sehingga dapat ditelusuri atau ditindaklanjuti. Tanpa informasi yang memadai laporan akan sulit untuk ditindaklanjuti;
9. Perwakilan stakeholders adalah perseorangan, lembaga dan atau badan hukum yang bertindak untuk dan atas nama stakeholders dengan berdasarkan surat kuasa khusus dari stakeholders;
10. Stakeholders adalah para pihak yang berkepentingan dengan Perusahaan;
11. Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran adalah tim yang terdiri dari Sekretaris Perusahaan, anggota Satuan Pengawasan Internal (SPI), Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan unit kerja lain yang berada di bawah kewenangan Direksi berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direksi. Tim tersebut bertugas untuk menindaklanjuti Pengaduan Pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Karyawan Perumnas. Adapun Pengaduan Pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Direksi akan ditindaklanjuti oleh Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran yang berada di bawah kewenangan Dewan Pengawas berdasarkan Surat Keputusan (SK) Dewan Pengawas.
Pasal 2
Perusahaan wajib menerima dan menyelesaikan Pengaduan Pelanggaran baik daripelapor yang mencantumkan identitasnya maupun yang tidak mencantumkan.
Pasal 3
1. Dewan Pengawas, Direksi, dan Tim Pengelola Pelanggaran bertanggung jawab atas terlaksananya Kebijakan Penanganan Pengaduan Pelanggaran sebagaimana diatur dalam surat keputusan nomor DIRUT/722/KPTS/10/2013 tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) Perum Perumnas.
2. Tim Whistleblowing beranggotakan beranggotakan Sekretaris Perusahaan, Satuan Pengawas Internal (SPI), Divisi PSDM dan pihak lain yang diperlukan sesuai dengan kewenangan, kompetensi dan keahliannya sebagaimana diatur dalam surat keputusan nomor DIRUT/722/KPTS/10/2013 tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) Perum Perumnas.
Code Of Conduct
50
3. Ketua Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran melalui Electronic Mail (Email) adalah Sekretaris Perusahaan.
Pasal 4
Perusahaan wajib mempublikasikan Pedoman Dan Prosedur Penanganan Pelaporan Pelanggaran melalui media Perusahaan kepada karyawan dan Stakeholders.
BAB II
Penerima Pelaporan PelanggaranPasal 5
1. Pelaporan pelanggaran ditujukan kepada Sekretaris Perusahaan sebagai admin sekaligus Ketua Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran melalui Electronic Mail(Email).
2. Sekretaris Perusahaan akan meneruskan pelaporan pelanggaran kepada Direksi dan Dewan Pengawas sesuai dengan jenjang pihak yang dilaporkan yang diatur dalam surat keputusan nomor DIRUT/722/KPTS/10/2013 tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) Perum Perumnas.
3. Pelaporan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada pasal ini dilakukan dalam jam kerja.
4. Pelaporan pelanggaran yang disampaikan wajib dilengkapi dengan data (bukti pendukung).
5. Perusahaan wajib menyampaikan bukti tanda terima Pengaduan Pelanggarankepada stakeholders dan/atau perwakilan stakeholders yang mengajukan pengaduan.
BAB III
Penanganan dan Penyelesaian Pelaporan Pelanggaran
Pasal 6
1. Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran melakukan verifikasi atas laporan yangmasuk berdasarkan catatan tim. Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran akan memutuskan perlu tidaknya dilakukan investigasi atas Pengaduan Pelanggarandalam periode 30 (tiga puluh) hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga
Code Of Conduct
51
puluh) hari kerja;
2. Apabila hasil verifikasi sebagaimana poin 1 (satu) menunjukkan bahwa pengaduan tidak benar dan tidak ada bukti maka tidak akan dilakukan pemrosesan lebih lanjut;
3. Apabila hasil verifikasi menunjukkan adanya indikasi pelanggaran yang disertai bukti-bukti yang cukup, maka pengaduan dapat diproses ke tahap investigasi;
4. Terkait Pengaduan Pelanggaran yang melibatkan karyawan – karyawati yang memerlukan investigasi wajib ditindaklanjuti dan diinvestigasi oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan pihak lain yang berkompeten;
5. Direksi akan memutuskan tindak lanjut hasil investigasi yang dapat dibuktikan;
6. Dalam hal hasil investigasi yang dapat dibuktikan menyangkut karyawan, maka tindak lanjut diselesaikan oleh Direksi tanpa melibatkan pihak-pihak yang terlibat.
7. Dalam hal hasil investigasi yang dapat dibuktikan menyangkut anggota Direksi, anggota Dewan Pengawas dan Organ Penunjang Dewan Pengawas, maka tindak lanjut diselesaikan oleh Dewan Pengawas tanpa melibatkan pihak-pihak yang terlibat.
8. Pelaku Pelanggaran yang telah terbukti berdasarkan hasil investigasi, akan diproses sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pasal 7
1. Perusahaan melalui Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran dapat menginformasikan dan/atau memberikan tanggapan atas status proses penyelesaian Pengaduan Pelanggaran kepada stakeholders dan/atau perwakilan stakeholders yang meminta penjelasan kepada Perusahaan mengenai Pengaduan Pelanggaran yang diajukannya;
2. Untuk Pengaduan Pelanggaran tanpa identitas, tidak ada kewajiban Perusahaan untuk memberikan tanggapan.
Code Of Conduct
52
BAB IV
Kerahasiaan dan Penghargaan Bagi Pelapor
Pasal 8
1. Perusahaan berkewajiban untuk melindungi pelapor pengaduan beserta isi laporannya.
2. Perusahaan dapat memberikan penghargaan kepada pelapor atas pelanggaran yang dapat dibuktikan dan menyelamatkan aset dan keuangan Perusahaan.
BAB V
Pemantauan Tindak Lanjut Pelaporan Pelaporan Pelanggaran
Pasal 9
1. Pemantauan tindak lanjut Pengaduan Pelanggaran dilakukan oleh Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran.
2. Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran dibawah pimpinan Sekretaris Perusahaan harus menginformasikan Pengaduan Pelanggaran yang masuk, yang diinvestigasi, dan yang dianggap selesai, kepada Direksi setiap saat diperlukan.
3. Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran dibawah pimpinan Sekretaris Perusahaan harus menginformasikan Pengaduan Pelanggaran yang masuk, yang diinvestigasi, dan yang dianggap selesai, kepada Dewan Pengawas setiap saat diperlukan.
BAB VI
Administrasi Pelaporan Pelanggaran
Pasal 10
1. Seluruh dokumentasi Pengaduan Pelanggaran diadministrasikan secara baik oleh Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran.
2. Catatan penerimaan dan status Pengaduan Pelanggaran memuat sekurangnya :
a. Nomor registrasi.
b. Tanggal penerimaan.
c. Petugas penerima.
d. Deskripsi singkat.
Status penyelesaian yang disertai penjelasan.
Code Of Conduct
53
MEKANISME PELAPORAN PELANGGARAN (Whistleblowing)
PERUM PERUMNASPerusahaan senantaiasa memperhatikan kepentingan Stakeholders berdasarkan asa
kewajaran dan kesetaraan. Perusahaan juga menyadari bahwa tidak adanya mekanisme
standar dalam penanganan pelaporan pelanggaran oleh Stakeholders dapat berakibat
menurunkan reputasi dan kepercayaan masyarakat pada Perusahaan. Ketentuan-
ketentuan dalam pedoman dan prosedur pelaporan pelanggaran ini merupakan salah
satu bentuk peningkatan perlindungan terhadap nama baik Perusahaan. Berkaitan
dengan hal tersebut di atas, dalam rangka pelaksanaan pedoman dan prosedur,
Perusahaan menganggap perlu adanya mekanisme pelaporan pelanggaran
sebagaimana diuraikan di bawah ini.
Cara Menyampaikan Pelaporan Pelanggaran ke Perusahaan
1. Pelaporan pelanggaran dilakukan secara tertulis
a. Menyampaikan surat resmi yang ditujukan kepada yang Perusahaan c.q Sekretaris Perusahaan, dengan cara diantar langsung, dikirim melalui facsimile, atau melalui pos ke Perusahaan.
b. Melalui email [email protected]
c. Melalui KM Perum Perumnas untuk internal :http://km.perumnas.co.id/whistleblowers-system/
d. Disampaikan ke alamat resmi :
Kantor Pusat Perum Perumnas
Wisma Perum Perumnas
JL. DI Pandjaitan Kav.11
Jakarta 13340
d. Pengaduan Pelanggaran secara tertulis beridentitas wajib dilengkapi fotokopiidentitas dan bukti pendukung seperti : dokumen yang berkaitan dengantransaksi yang dilakukan dan/atau Pengaduan Pelanggaran yang akandisampaikan.
e. Pengaduan Pelanggaran secara tertulis tanpa identitas wajib dilengkapi bukti
Code Of Conduct
54
pendukung seperti : dokumen yang berkaitan dengan transaksi yang dilakukandan/atau Pengaduan Pelanggaran yang akan disampaikan.
2. Apabila Pengaduan Pelanggaran diajukan oleh perwakilan stakeholders, makaselain dokumen di atas juga diserahkan dokumen lainnya yaitu:
a. Bukti identitas stakeholders dan perwakilan stakeholders.
b. Surat Kuasa dari stakeholders kepada perwakilan stakeholders yangmenyatakan bahwa stakeholders memberikan kewenangan bertindak untuk danatas nama stakeholders; Jika perwakilan stakeholders adalah lembaga ataubadan hukum, maka harus dilampiri dengan dokumen yang menyatakanbahwa pihak yang mengajukan pengaduan berwenang untuk mewakili lembagaatau badan hukum tersebut.
3. Penerima pelaporan pelanggaran oleh Perusahaan
a. Perusahaan menerima setiap pelaporan pelanggaran yang diajukan oleh Stakeholders dan/atau perwakilan Stakeholders baik secara lisan maupun tertulis.
b. Perusahaan melalui Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran dapatmenginformasikan dan/atau memberikan tanggapan atas status proses penyelesaian Pengaduan Pelanggaran kepada stakeholders dan/atau perwakilan stakeholders yang meminta penjelasan kepada Perusahaanmengenai Pengaduan Pelanggaran yang diajukannya.
c. Perusahaan wajib menyampaikan bukti tanda terima Pengaduan Pelanggarankepada stakeholders dan/atau perwakilan stakeholders yang mengajukan pengaduan.
Penerima pelaporan pealnggaran adalah Sekretaris Perusahaan.
Code Of Conduct
55
TANDA TERIMA
PELAPORAN PELANGGARAN
Dengan ini diterangkan bahwa
Nama : ………………………………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………………………………
No. Telp : ………………………………………………………………………………………
Fax : ………………………………………………………………………………………
HP : ………………………………………………………………………………………
Email : ………………………………………………………………………………………
Nama Organisasi/Lemabaga :
Telah Menyampaikan laporan pelanggaran tentang
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
Jakarta,
Pelapor,
……………………………………..
Penerima,
……………………………………..