Upload
mahliyanfurqani
View
30
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
JJJKJIJIJI
Citation preview
5/25/2018 Status Ujian ISPA
1/53
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. DATA DASAR
1.1.1. Peta WilayahPuskesmas Sei Besar terletak di Kelurahan Sei Besar, Kecamatan
Banjarbaru Selatan, kota Banjarbaru dengan wilayah kerja sebanyak satu
kelurahan, yaitu kelurahan Sei Besar dengan luas wilayah 480,27 Ha.
1.1.2. Keadaan Geografis
Puskesmas
Gambar 1.1.Peta Wilayah Kerja Puskesmas Sei Besar Banjarbaru
5/25/2018 Status Ujian ISPA
2/53
17
Kota Banjarbaru secara administratif berada dibawah wilayah Provinsi
Kalimantan Selatan dengan ibukota Banjarmasin. Kota Banjarbaru memiliki
8 Puskesmas yaitu Puskesmas Liang Anggang, Puskesmas Landasan Ulin,
Puskesmas Guntung Payung, Puskesmas Banjarbaru, Puskesmas Banjarbaru
Utara, Puskesmas Sei Besar, Puskesmas Sei Ulin dan Puskesmas Rawat Inap
Cempaka.
Puskesmas Sei Besar terletak di Kelurahan Sei Besar Kecamatan Banjarbaru
Selatan dengan perbatasan yaitu :
1. Sebelah Utara : Kelurahan Komet Kec. Banjarbaru Utara
2. Sebelah Selatan : Kelurahan Cempaka Kec. Cempaka
3. Sebelah Timur : Kelurahan Sei Ulin Kec. Banjarbaru Utara
4. Sebelah Barat : Kelurahan Guntung Paikat Kec. Banjarbaru Selatan
Adapun luas wilayah Kelurahan Sei Besar adalah 480,27 Ha terdiri atas :
1. Pemukiman : 198,06 Ha
2. Lahan Belum Terbangun : 15,35 Ha
3. Industri : 1,13 Ha
4. Lapangan Olah Raga : 2,86 Ha
5. Pertambangan : 8,40 Ha
6. Kebun Campuran : 103,68 Ha
7. Semak Belukar/Alang-alang : 119,49 Ha
8. Taman Kota : 0,31 Ha
9. Infrastruktur & Fas Umum : 30,99 Ha
5/25/2018 Status Ujian ISPA
3/53
17
Kondisi geografis wilayah puskesmas terletak pada dataran tinggi dengan
curah hujan yang banyak dan suhu udara yang rata-rata. Adapun orbitasi (jarak
antara pusat pemerintahan desa/kelurahan) adalah1:
1. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan 2 km.
2. Jarak dari Ibukota Kabupaten/Kota 2 km.
1.1.3. Keadaan DemografiWilayah kerja puskesmas hanya satu kelurahan yaitu Kelurahan Sei
Besar. Faktor kepadatan penduduk, luas wilayah, keadaan geografi dan keadaan
struktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan luas wilayah
kerja puskesmas.
Daerah binaan merupakan sasaran kegiatan Puskesmas Sei Besar yaitu
wilayah Kelurahan Sei Besar dengan jumlah penduduk sebesar 18.491 jiwa yang
terdiri dari :
a. Laki-laki : 9.750 jiwa
b. Perempuan : 8.741 jiwa
Tabel 1.1. Data Penduduk Kelurahan Sei Besar Tahun 2013
No. RW RT
Rumah
Tangga
Jumlah KK
Laki-laki Perempuan
1.
2.
3.
4.
RW 01
RW 02
RW 03
RW 04
5
6
7
8
708
526
1284
1314
1356
1029
1515
1407
1178
1040
1466
1537
5/25/2018 Status Ujian ISPA
4/53
17
5.
6.
7.
RW 05
RW 07
RW 08
5
7
8
813
601
767
1039
1068
1468
929
1059
1477
Jumlah 46 6013 8882 8.686
(Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)
Dalam periode 10 tahun terakhir pertambahan penduduk di wilayah
kerja Puskesmas Sei Besar terus meningkat seiring pembangunan yang sangat
pesat sehingga kepadatan penduduk juga meningkat. Disamping kepadatan
penduduk meningkat distribusi dan penyebaran penduduk juga mulai merata
karena akses jalan dan transportasi cukup memadai1.
Tabel 1.2. Data Kelompok Umur Penduduk Kelurahan Sei Besar Tahun 2013
Kelompok Umur
Jenis Kelamin
TotalLakilaki Perempuan
04 tahun
59 tahun
1014 tahun
15 - 19 tahun
20
24 tahun
2529 tahun
3034 tahun
3539 tahun
4044 tahun
4549 tahun
742
756
702
1.026
1.318
758
735
633
624
582
705
686
632
1.073
1.273
814
733
729
585
526
1.447
1.442
1.334
2.099
2.591
1.572
1.468
1.362
1.209
1.108
5/25/2018 Status Ujian ISPA
5/53
17
5054 tahun
55
59 tahun
6064 tahun
65 tahun
425
259
165
187
353
251
146
197
778
510
311
384
Total 8.912 8.703 17.615
(Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)
Dari data diatas disimpulkan bahwa penduduk yang paling banyak di
wilayah kerja puskesmas Sei Besar berumur antara 20 sampai 24 tahun dengan
total 2.591 orang dimana jumlah laki-laki sebesar 1.318 orang dan jumlah wanita
1.273 orang, dimana umur ini adalah masa produktif untuk orang dalam bekerja.
Sedangkan umur > 65 tahun sebanyak 384 orang dimana jumlah laki-laki sebesar
187 orang dan jumlah wanita 197 orang, dimana umur ini adalah masa hari tua
dan sudah tidak seproduktif umur 20 sampai 24 tahun1.
Tabel 1.3. Data Pemeluk Agama Penduduk Kelurahan Sei Besar Tahun 2013
Agama
Jenis Kelamin
Total
Laki - laki Perempuan
Islam
Protestan
Khatolik
Hindu
Budha
Khonghucu
Lainnya
8.484
324
77
15
10
1
-
8.302
322
64
10
4
-
1
16.786
646
141
25
14
1
1
5/25/2018 Status Ujian ISPA
6/53
17
Total 8.911 8.703 17.614
(Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)
Tabel 1.4.Data Pendidikan Penduduk Kelurahan Sei Besar Tahun 2013
Pendidikan
Jenis Kelamin
Total
Lakilaki Perempuan
Belum Sekolah
Tidak / Belum tamat SD
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Tamat SMK
Tamat D1
Tamat D3
Tamat D4 / S1
Tamat S2 / S3
236
1.044
1.053
1.096
2.804
291
69
260
1.086
231
258
1.059
1.103
1.086
2.861
153
131
285
949
113
494
2.103
2.156
2.182
5.665
444
200
545
2.035
344
Total 8.170 7.998 16.168
(Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)
Tabel 1.5. Data Lapangan Usaha Penduduk Kelurahan Sei Besar Tahun 2013
Lapangan Usaha
Jenis Kelamin
Total
Laki - laki Perempuan
Pertanian Tanaman Padi & Palawija 21 5 26
5/25/2018 Status Ujian ISPA
7/53
17
Holtikultura
Perkebunan
Perikanan
Peternakan
Kehutanan & Pertanian Lainnya
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolaha
Listrik & Gas
Konstruksi
Perdagangan
Hotel & Rumah Makan
Transportasi & Pergudangan
Informasi & Komunikasi
Keuangan & Asuransi
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan
Jasa Kemasyarakatan
Lainnya
12
54
14
25
14
317
128
81
553
630
124
222
88
81
344
109
1.342
210
3
8
4
5
6
23
36
8
15
442
166
12
18
61
540
190
716
62
15
62
18
30
20
340
164
89
568
1.072
290
234
101
142
884
299
2.058
272
Total 4.364 2320 6684
(Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)
Dalam kehidupan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sei Besar
mempunyai lapangan usaha antara lain adalah Pertanian Tanaman Padi &
5/25/2018 Status Ujian ISPA
8/53
17
Palawija, Holtikultura, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Kehutanan &
Pertanian Lainnya, Pertambangan & Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik &
Gas, Konstruksi, Perdagangan, Hotel & Rumah Makan, Transportasi &
Pergudangan, Informasi & Komunikasi, Keuangan & Asuransi, Jasa Pendidikan,
Jasa Kesehatan, Jasa Kemasyarakatan, dan lainnya. Dimana mayoritas penduduk
dari wilayah Sei Besar ini banyak menggeluti usaha dibidang jasa
kemasyarakatan1.
1.1.4. Gambaran Umum Puskesmas Sei BesarA. Struktur Organisasi Puskesmas Sei Besar
Struktur organisasi Puskesmas Sei Besar berdasarkan Peraturan Walikota
Banjarbaru Nomor 21 Tahun 2008 tanggal 28 Nopember 2008 tediri atas :
1. Kepala Puskesmas (Eselon IV.a)
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Eselon IV.b)
3. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri :
a. Promosi Kesehatan,
b. Kesehatan Lingkungan,
c. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB),
d. Perbaikan Gizi Masyarakat,
e. Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular (P3M),
f. Pengobatan.
5/25/2018 Status Ujian ISPA
9/53
17
B. Gambaran Sumber Daya Puskesmas Sei Besar
1. Sarana KesehatanPuskesmas Sei Besar merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan di
wilayah Kota Banjarbaru mempunyai sarana kesehatan masyarakat seperti :
a. Puskesmas Induk.
b. Puskesmas Pembantu (Pustu) Bumi Cahaya Bintang.
c. Puskesmas Keliling.
d. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Anak dan Lansia.
Tabel 1.6. Posyandu Pada Puskesmas Sei Besar Tahun 2013
No. Nama Posyandu AlamatKader (Org)
Yang Ada Aktif
1.2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Bumi BerkatSri Kandi
Kelapa Sawit
Kelapa Gading
Dahlia
Strawberry
Griya Kartika
Kenanga
Persada
Mekar Sari
Anggrek
Matahari
Komplek Bumi BerkatKomplek Kelapa Gading II
Komplek Kelapa Sawit
Komplek Kelapa Gading I
Komplek Kelapa Gading
Permai
Komplek Cahaya Bintang
Jl. Scorpio
Komplek Wira Pratama III
Komplek Kehutanan
Intan Sari
Gang Kasturi
Komplek Beringin
68
7
6
7
9
7
8
10
8
8
10
56
6
5
5
8
5
7
8
5
7
8
Jumlah 94 75
(Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)
5/25/2018 Status Ujian ISPA
10/53
17
Tabel 1.7. Posyandu Lansia Pada Puskesmas Sei Besar Tahun 2013
No. Nama Posyandu Alamat Kader (Org)
1.
2.
Bumi Berkat
Anggrek
Komplek Bumi Berkat
Gang Kasturi
5
5
Jumlah 10
(Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)
Sedangkan sarana yang ada di Puskesmas Sei Besar (inventaris) yaitu :
a. Sarana Medis
Peralatan medis puskesmas induk :
1. Poliklinik set
2. PHN kit
3. Bidan kit
4. Dental unit
5. Lemari es imunisasi
6. Alat steril uap dan listrik
7. Incenerator
8. Minor set
Peralatan medis puskesmas pembantu (Pustu) :
1. Poliklinik set
2. PHN kit
3. Bidan set
Peralatan medis puskesmas keliling :
1. PHN kit
5/25/2018 Status Ujian ISPA
11/53
17
2. Phyficians set
3. Poliklinik set.
b. Sarana Non Medis
Tabel 1.8. Sarana Non Medis Pada Puskesmas Sei Besar Tahun 2013
No. Jenis Sarana Jumlah Asal Ket.
1.
2.
3.
Bangunan :
Puskesmas Sei Besar
Puskesmas Pembantu
Rumah Paramedis
1
1
2
Tanah Desa
Tanah Desa
Tanah Desa
Baik
Baik
Baik
1.
2.
Peralatan dan mesin :
Kendaraan roda dua
Kendaraan roda empat
5
2
Dinkes
Dinkes
1 rusak
Baik
(Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)
2. Tenaga Kesehatan
a. Jumlah PNS dan PTT/tenaga kontrak berdasarkan jenis pendidikan yaitu :
Tabel 1.9. Jumlah PNS/PTT Berdasarkan Pendidikan Pada Puskesmas Sei
Besar Tahun 2013
No. Jenis Tenaga Banyaknya (org)
1.
2.
3.
4.
Magister (S-2)
S-1 Dokter
S-1 Dokter Gigi
S-1 Kesehatan Masyarakat
2
5
1
5
5/25/2018 Status Ujian ISPA
12/53
17
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
S-1 Farmasi
D-IV Gizi
D-IV Analis
D-IV Kebidanan
D-III Gizi
D-III Keperawatan
D-III Analis Kesehatan
D-III Kesehatan Lingkungan
D-III Kebidanan
D-III Kesehatan Gigi
D-III Farmasi
D-I Bidan
SPRG
SPPH
SMF
SPK
Pekarya Kesehatan
SMA (sederajat)
Tugas belajar
1
1
1
2
1
8
1
1
8
1
1
2
3
2
2
1
1
4
1
Jumlah 55
(Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)
5/25/2018 Status Ujian ISPA
13/53
17
Wilayah kerja puskesmas Sei Besar juga telah dibantu dengan sejumlah
kader kesehatan dari masyarakat yang siap membantu dan mendukung program
kerja dari puskesmas itu sendiri dalam rangka untuk menyehatkan masyarakat.
C. Program Pokok Puskesmas Sei Besar
Dalam pelaksanaan kegiatan Puskesmas Sei Besar melaksanakan program
kerja Puskesmas secara terpadu, artinya dalam melaksanakan kegiatan yang ada di
Puskesmas dilaksanakan secara bersama-sama dengan program lain yang terkait
yang ada di Puskesmas. Program kerja Puskesmas tersebut meliputi1:
1. Program Upaya kesehatan Wajib :
a) Promosi Kesehatan Masyarakat (Promkes )
b) Program Kesehatan Lingkungan ( Kesling )
c) Program KIA dan KB
d) Program Perbaikan Gizi
e) Program Pengobatan Umum
f) Program Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular (P3M)
2. Program Upaya Pengembangan :
a) Program Kesehatan Mata.
b) Program Kesehatan Jiwa.
c) Program Perawatan kesehatan Masyarakat ( Perkesmas ).
d) Program Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ).
e) Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ( UKGS ).
f) Program Usaha Kesehatan Masyarakat Desa ( UKMD ).
g) Program Puskesmas keliling ( Pusling ).
5/25/2018 Status Ujian ISPA
14/53
17
h) Program Usila ( Posyandu Usila )
i) Program Kesehatan Kerja
3. Program Penunjang :
a) Program Pelayanan Laboratorium Sederhana.
b) Program Pelayanan Obat ( Apotik ).
c) Ruang tindakan ( UGD / PPGD )
4. Pelayanan Administrasi dan Tata Usaha
1.2 Data Khusus
Tabel 14. Sepuluh macam penyakit terbanyak di Puskesmas Sungai Besar tahun
2013
No Penyakit Jumlah %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Commond Cold
Hypertensi
Penyakit pulpa dan jaringan periapikal
Dispepsia
Demam
ISPA
Karies gigi
Arthritis tidak spesifik
Penyakit gusi dan jaringan periondental
Faringitis
2154
2.090
1.533
992
913
858
810
746
731
715
18.66
18.11
13.28
8.59
7.91
7.43
7.02
6.46
6.33
6.19
Total 11542 100
(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)
5/25/2018 Status Ujian ISPA
15/53
17
Grafik 6.Sepuluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013
19%
18%
13%9%
8%
7%
7%
7%
6%6%
10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas
Sungai Besar Tahun 2013
Commond Cold Hypertensi
Penyakit pulpa dan jaringan periapikal Dispepsia
Demam ISPA
Karies gigi Arthritis tidak spesifik
Penyakit gusi dan jaringan periondental Faringitis
5/25/2018 Status Ujian ISPA
16/53
17
Tabel 18. Data Penderita Pneumonia Berat yang Dirujuk Ke RS dan KasusKematian Balita Karena Pneumonia Puskesmas Sungai Besar Periode
Tahun 2013
No. Bulan
Jumlah Penderita
Pneumonia Berat
Dirujuk ke RS
(Orang)
Jumlah Kasus
Kematian Balita
Karena Pneumonia
(Orang)
1. Januari 0 0
2. Februari 0 0
3. Maret 0 0
4. April 0 0
5. Mei 0 0
6. Juni 0 0
7. Juli 0 0
8. Agustus 0 0
9. September 0 0
10. Oktober 0 0
11. November 0 0
12. Desember 0 0
Total 0 0
(Sumber : Laporan Program P2 ISPA Puskesmas Sungai Besar tahun 2013)
5/25/2018 Status Ujian ISPA
17/53
17
Tabel 20. Data Staf Medis dan Paramedis Yang Terlatih untuk program P2 ISPA
di Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013
No.
Terlatih
Tenaga
Medis/paramedic
MTBSTatalaksana Kasus
ISPA
JumlahNama
PetugasJumlah
Nama
Petugas
1.Dokter - - - -
2.Perawat 1 Ikhsiriawati - -
3.Bidan 1 Rika N - -
Total 2
(Sumber : Laporan Program P2 ISPA Puskesmas Sungai Besar tahun 2013)
Tabel 21. Data Jumlah Tenaga Baru yang Dilatih ISPA/MTBS Puskesmas
Sungai Besar Periode Januari-Desember 2013
No. Bulan
Jumlah Tenaga Baru Yang Dilatih ISPA/MTBS
Dokter
(orang)
Perawat
(orang)
Bidan
(orang)
Kader
(orang)
1. Januari 0 0 0 0
2. Februari 0 0 0 0
3. Maret 0 0 0 0
4. April 0 0 0 0
5. Mei 0 0 0 0
6. Juni 0 0 0 0
7. Juli 0 0 0 0
Total 0 0 0 0
(Sumber : Laporan Program P2 ISPA Puskesmas Sungai Besar Januari-
Desember 2013)
5/25/2018 Status Ujian ISPA
18/53
17
Tabel 22. Data logistik Program P2 ISPA di Puskesmas Sungai Besar Tahun
2013
No. Jenis LogistikJumlah
seluruhnya
(buah)
Berfungsi
(buah)
TidakBerfungsi
(buah)
Keteranga
n
1. Soundtimer 2 2 - -
2. Z-Nebulizer 1 1 0 -
3. O2-Concentrator 2 2 0 -
4.VCD penyuluhan
ISPA1 1 0 -
5.
Buku Panduan
Program P2-ISPA
(buku kuning)
1 - - -
6.
Buku Panduan
Autopsi Verbal
Balita
1 - - -
7.Buku RKJMN
Program P2-ISPA1 - - -
8.
Buku Pedoman
Tatalaksana Kasus
ISPA Balita
1 - - -
9.Bagan Tatalaksana
ISPA/MTBS5 - -
Jlh
terpasang: 5
bh
10.Poster Penyuluhan
ISPA5 - -
Jlh
terpasang: 5
bh
11.
Papan Panel
Penyajian Data
ISPA
1 - -
Jlh
terpasang: 1
bh
(Sumber : Laporan Program P2 ISPA Puskesmas Sungai Besar tahun 2013)
5/25/2018 Status Ujian ISPA
19/53
17
Tabel 24. Laporan Kesling Kegiatan Pemeriksaan Rumah Periode Januari-Agustus 2013
Kegiatan
Pemeriksaan
Rumah
BulanTerdaftar
/ Jumlah
Target/
Tahun
Realisasi
%Diperiksa
(buah)
Memenuhi
syarat (buah)
Januari 6116 3536 164 114 61,9%
Februari6116 3536
157 120 64,3
Maret6116 3536
143 102 60,1
April6116 3536
167 99 59,3
Mei6116 3536
185 121 69,3
Juni6116 3536
155 129 75,2
Juli6116 3536
159 119 72,2
Agustus6116 3536
167 121 75,1
September 6116 3536 189 131 74,7
Oktober6116 3536
163 132 65,5
November6116 3536
192 127 73,7
Desember6116 3536
162 115 68,9
Total 2320 1692 61,2
(Sumber: Data Kesling Puskesmas Sungai Besar tahun 2013)
5/25/2018 Status Ujian ISPA
20/53
17
Tabel 25. Laporan Kegiatan Kunjungan Klinik Sanitasi Puskesmas Sungai
Besar Periode Januari-Desember 2013
No Bulan
Jumlah Pasien Jumlah Klien
Kunjun
gan
Kllinik
sanitasi
Konsultas
i penyakit
ISPA
%Kunjungan
Kllinik
sanitasi
Konsultas
i penyakit
ISPA
%
1. Januari 12 5 41,7 2 0 0
2. Februari 18 7 38,9 1 0 0
3. Maret 11 6 54,5 3 0 0
4. April 19 8 42,1 6 0 0
6. Juni 15 5 33,3 6 0 0
8. Agustus 12 5 41,7 3 0 0
9. September 18 7 38,9 1 0 0
10. Oktober 20 5 25,0 2 0 0
11. November 10 4 40,0 1 0 0
12. Desember 8 1 12,5 1 0 0
Jumlah 114 42 32,9 27 0 0
(Sumber: Data Kesling Puskesmas Sungai Besar tahun 2013)
Tabel 26. Data Kegiatan Penyuluhan Kelompok Tentang ISPA dan KeslingPuskesmas Sungai Besar Periode Januari-Agustus 2013
BulanTangg
alMetode Masalah Tempat
Januari
5 Ceramah KeslingDalam Puskesmas Sungai
Besar
12 Ceramah ISPA Posyandu Bumi Berkat
26 Ceramah ISPA Posyandu Kelapa Sawit
Februari
2 Ceramah KeslingDalam Puskesmas Sungai
Besar
9 Ceramah ISPA Posyandu Kelapa Gading
16 Diskusi ISPADalam Puskesmas Sungai
Besar
Maret 9 Ceramah ISPADalam Puskesmas Sungai
Besar
5/25/2018 Status Ujian ISPA
21/53
17
16 Ceramah Kesling Posyandu Strawberry
23 Ceramah ISPA Posyandu Griya Kartika
April
6 Ceramah Kesling Posyandu Kenanga
13 Ceramah ISPADalam Puskesmas Sungai
Besar
20 Ceramah Kesling Posyandu Persada
27 Ceramah ISPA Posyandu Mekar Sari
Mei
4 Ceramah Kesling Posyandu Anggrek
11 Ceramah ISPA Posyandu Matahari
25 Ceramah ISPADalam Puskesmas Sungai
Besar
Juni8 Ceramah ISPA
Dalam Puskesmas Sungai
Besar
22 Ceramah ISPA Posyandu Srikandi
Juli
6 Ceramah Kesling Posyandu Dahlia
13 Ceramah ISPA Posyandu Mahoni
20 Ceramah Kesling SMK Borneo
Agustus17 Ceramah ISPA
Dalam Puskesmas Sungai
Besar
23 Ceramah Kesling Posyandu Bumi Berkat
September
6 Ceramah ISPA Posyandu Srikandi
12 Ceramah Kesling Posyandu Griya Kartika
25 Ceramah ISPA Posyandu Anggrek
Oktober
4 Ceramah Kesling Posyandu Matahari
14 Ceramah ISPA Posyandu Dahlia
23 Ceramah ISPA Posyandu Persada
November
3 Ceramah Kesling Posyandu Kelapa Gading
19 Ceramah ISPA Posyandu Kenanga
29 Ceramah Kesling Posyandu Mekar Sari
Desember 2 Ceramah ISPA Posyandu Kelapa Sawit
5/25/2018 Status Ujian ISPA
22/53
17
14 Ceramah Kesling Posyandu Strawberry
26 Ceramah Kesling Posyandu Persada(Sumber: Data Kesling Puskesmas Sungai Besar tahun 2013)
1.3 Latar Belakang
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, hal ini disebabkan tingginya
angka kesakitan dan kematian pada balita karena ISPA. Di negara berkembang
setiap tahun kira-kira 12 juta anak meninggal sebelum ulang tahunnya yang
kelima dan sebagian besar terjadi sebelum tahun pertama kehidupanya. Tujuh dari
sepuluh kematian itu disebabkan ISPA, terutama pnemonia.1,2
Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Kejadian pnemonia pada balita di Indonesia
pada tahun 2000 diperkirakan antara 10% - 20%. Angka kematian balita akibat
pnemonia pada akhir periode 1994 1999 diperkirakan 6/1000 balita yang berarti
bahwa setiap tahun setiap 1000 balita di Indonesia terdapat 6 orang meninggal
akibat pnemonia.2
Arah kebijaksanaan dalam bidang kesehatan yang diamanatkan dalam
ketetapan MPR R.I No. IV/MPR/1999 tentang GBHN 1999/2004 salah satunya
adalah meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling
mendukung dengan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan
rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut.1
5/25/2018 Status Ujian ISPA
23/53
17
Kesehatan Lingkungan adalah kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan
yang optimum pula. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan.3 Pencemaran udara dapat menjadi pencetus
infeksi virus pada saluran nafas bagian atas. ISPA dapat ditularkan melalui air
ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup
oleh orang sehat kesaluran pernafasannya.
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk. Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi
fisik perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi, kepadatan
penghuni, penerangan dan pencemaran udara dalam rumah. Lingkungan
perumahan sangat berpengaruh terhadap terjadinya ISPA. Berdasarkan penelitian
Nur Ahmad dan Lilis S yang dilakukan di daerah kelurahan penjaringan Sari
Kecamatan Rungkut Kota Surabaya selama Oktober 2003 sampai juli 2004
diperoleh hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil sanitasi rumah yang kurang
terdapat sebagian besar responden menderita ISPA (92,6%) dan 7,4 % tidak ISPA.
Risiko terjadinya ISPA pada rumah yang sanitasinya kurang adalah hampir 12
lebih banyak dibandingkan yang tidak ISPA.4
ISPA merupakan salah satu dari penyakit menular berbasis lingkungan
terbanyak pada tahun 2013 di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar. Pada
periode bulan Januari-Desember tahun 2013 jumlah penderita ISPA mencapi 3727
5/25/2018 Status Ujian ISPA
24/53
17
orang. Di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar pada tahun 2013 jumlah rumah
sehat yang memenuhi syarat masih rendah yaitu 3582 (61,2 %).
1.4 Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan ISPA
masyarakat, khususnya pada bayi dan balita melalui peranan kesehatan
lingkungan.
5/25/2018 Status Ujian ISPA
25/53
17
BAB II
PERMASALAHAN
2.1 Identifikasi Masalah
Adapun permasalahan yang timbul adalah :
1. Angka kesakitan ISPA yang cukup tinggi di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Besar.
2. Kasus pneumonia balita di wilayah Puskesmas Sungai Besar cukup
tinggi.
3. Peran pogram kesehatan lingkungan dipuskesmas belum optimal
Masih rendahnya jumlah kunjungan klinik sanitasi untuk klien
yang mengkonsultasikan penyakit ISPA dibandingkan angka
morbiditas ISPA di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar
4. Kurangnya kerja sama lintas sektor dan lintas program di Puskesmas
Sungai Besar
Masih rendahnya jumlah kunjungan klinik sanitasi untuk pasien
yang mengkonsultasikan penyakit ISPA dibandingkan angka
morbiditas ISPA di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar
Petugas kesehatan lingkungan Puskesmas Sungai Besar masih
kurang (hanya 1)
Polusi udara yang cukup tinggi terutama di kelurahan Sungai Besar
Rumah sehat yang masih rendah
5/25/2018 Status Ujian ISPA
26/53
17
Masih rendahnya kesadaran masayarakat tentang pentingnya peran
Kesling untuk pencegahan ISPA, khususnya pneumonia pada balita
2.2 Prioritas Masalah
Untuk menentukan prioritas masalah tersebut di atas dapat ditentukan
dengan memperhitungkan mengenai :
a. Besarnya masalah (Magnitude)
Adalah besarnya pengaruh masalah terhadap derajat kesehatan
masyarakat yang mencakup seberapa banyak penduduk atau masyarakat yang
terkena dampak. Diberi skor 1 5 yaitu :
1. Hanya sebagian kecil masyarakat
2. Sebagian kecil masyarakat
3. Hanya sebagian besar masyarakat
4. Sebagian besar masyarakat
5. Hampir seluruh masyarakat
b. Seberapa jauh masalah dapat diselesaikan (Vunerability)
Adalah tersedianya suatu cara atau metode untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Diberi skor 1 - 2 yaitu :
1. Tidak ada cara yang efektif
2. Ada cara yang efektif
c. Derajat kepentingan diselesaikannya masalah (Importancy)
Adalah besarnya kepentingan terhadap derajat kesehatan masyarakat
apabila masalah dapat diselesaikan. Diberi skor 1 5 yaitu :
5/25/2018 Status Ujian ISPA
27/53
17
1. Tidak ada kepentingan
2. Kepentingannya sangat rendah
3. Kepentingannya cukup rendah
4. Kepentingannya cukup tinggi
5. Kepentingannya sangat tinggi
d. Biaya (cost)
Adalah biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut relatif
rendah. Diberi skor 1 5 yaitu :
1. Biaya yang diperlukan sangat banyak
2. Biaya yang diperlukan banyak
3. Biaya yang diperlukan cukup banyak
4. Biaya yang diperlukan sedikit
5. Tidak perlu biaya
Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat ditentukan prioritas masalah
sebagai berikut:
5/25/2018 Status Ujian ISPA
28/53
17
Tabel 24. Penentuan Prioritas Masalah
No MasalahKriteria
Nilai
komposit Ranking
prioritasM V I C M x I x V
C
1. Masih adanya kasus pneumonia bayi
dan balita di Puskesmas Sungai
Besar
2 2 5 3 6,6 3
2. Angka kesakitan ISPA yang cukup
tinggi di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Besar
5 2 5 4 12,5 1
3. Peran pogram kesehatan lingkungan
dipuskesmas belum optimal
4 2 4 5 6,4 4
4. Kurangnya kerja sama lintas sektor
dan lintas program di Puskesmas
Sungai Besar
4 2 4 4 8 2
Berdasarkan pembobotan masalah tersebut di atas, maka dapat diketahui
prioritas masalah yang adalah Angka kesakitan ISPA yang cukup tinggi di
wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar.
2.3 Identifikasi Penyebab Masalah
Dari hasil penentuan prioritas masalah berdasarkan pembobotan tersebut
maka didapatkan permasalahan utama angka kesakitan ISPA yang cukup tinggi di
wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar. Dari permasalahan tersebut kemudian di
cari lagi akar masalah atau penyebab dari masalah tersebut dengan memakai alat
pemecahan masalah berupa pohon analisis.
5/25/2018 Status Ujian ISPA
29/53
17
Grafik 7. Pohon Masalah Angka Kesakitan ISPA dan Kesehatan Lingkungan
Peran pogram kesehatan
lingkungan dipuskesmas belum
optimal
Tingginya polusi
udara dan
kurangnya rumah
sehat
Penyuluhan
rumah sehat dan
sanitasi yang
kurang optimal
AKIBAT
SEBAB
Kurangnya kerja sama
lintas sektor dan lintas
program di Puskesmas
Sungai Besar
Masih rendahnya
jumlah kunjungan
klinik sanitasi untuk
pasien dan klien
yang
mengkonsultasikan
penyakit ISPA
Masih rendahnya
kesadaran
masayarakat tentang
pentingnya peran
Kesling untuk
pencegahan ISPA
Angka kesakitan ISPA yang
cukup tinggi di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Besar dan
Kasus pneumonia balita di
wilayah Puskesmas Sungai
Besar cukup tinggi
Petugas
kesehatan
lingkungan
Puskesmas
Sungai Besar
masih kurang
Tidak adanya
petugas baru
yang dilatih
5/25/2018 Status Ujian ISPA
30/53
17
BAB III
PEMBAHASAN
Puskesmas Sungai Besar berada di wilayah Kecamatan Banjarbaru
Selatan, Kota Banjarbaru dengan luas wilayah 480,27 Ha terletak pada dataran
tinggi. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar adalah 18.491
jiwa.
Berdasarkan distribusi umur penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sungai
Besar diketahui bahwa jumlah bayi dan anak berusia sampai 5 tahun sebesar 1447
anak atau sekitar 10,7%, anak berusia > 5 sampai 15 tahun sebanyak 2776 anak
atau sekitar 14,8%. Besarnya jumlah bayi, balita dan anak ini memerlukan
perhatian khusus dari berbagai pihak, termasuk Puskesmas mengingat masalah
pada bayi, balita dan anak berbeda dengan masalah pada kelompok umur yang
lain. Masalah pada bayi, balita dan balita berhubungan dengan ukuran tubuh yang
secara fisik lebih kecil dibandingkan dewasa, daya imunitas tubuh yang masih
rendah, masih kurangnya kemampuan untuk berkomunikasi dan keadaan
psikologis (rasa takut) yang masih besar. Hal-hal tersebut harus mendapatkan
perhatian secara lebih khusus dari Puskesmas.
Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar
yang terbanyak adalah tamat SLTA sebesar 5665 ( 55,9%), disusul tamat SLTP ke
atas sebesar 3784 (28,9%). Selain itu masih cukup banyak yang tidak tamat SD
yaitu sebesar 2103 (15,2%). Dari data ini bisa kita perkirakan tingkat pemahaman
dan pengetahuan penduduk tergolong menengah ke atas, khususnya mengenai
5/25/2018 Status Ujian ISPA
31/53
17
masalah kesehatan dapat dikatakan cukup baik, tidak terkecuali pengetahuan
tentang ISPA.
Mata pencarian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar
sebagian besar adalah jasa kemasyarakatan (23,33%), perdagangan (14,07%), jasa
pendidikan (8,46%), dan pertambangan/penggalian (2,83%). Hal ini
menggambarkan tingkat sosial ekonomi penduduk tergolong menengah ke atas.
Tingkat sosial ekonomi yang baik akan mempermudah penanganan masalah
kesehatan yang ada di wilayah tersebut. Berdasarkan data sepuluh penyakit
terbanyak di Puskesmas Sungai Besar, ISPA merupakan salah satu dari penyakit
menular berbasis lingkungan dengan jumlah. Jumlah penderita ISPA pada periode
Januari-Desember 2013 mencapai 3727 orang (31,4%).
Tujuan umum program P2-ISPA, yaitu turunnya angka kesakitan dan
kematian pneumonia sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Berdasarkan hasil penemuan penderita program P2-ISPA Puskesmas Sungai
Besar (Table 15) Pada periode bulan Januari-Desember tahun 2013 jumlah
penderita ISPA mencapai 3727 orang atau sekitar 31,4% dari sepuluh penyakit
terbanyak di Puskesmas Sungai Besar. Jumlah penderita ISPA (non pneumonia)
pada bayi (< 1 tahun), balita (1-5 tahun) dan berusia > 5 tahun totalnya sebanyak
3612 orang. Sedangkan penderita pneumonia pada bayi, balita, dan yang berusia >
5 tahun adalah totalnya sebesar 117 atau sekitar 6,7% dari total penderita ISPA.
Pada tabel 16 menggambarkan jumlah bayi dan balita (usia 0-5 tahun)
yang menderia non pneumonia dan pneumonia pada wilayah kerja puskesmas
Sungai Besar. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah bayi dan balita yang
5/25/2018 Status Ujian ISPA
32/53
17
menderita pneumonia mencapai 112 anak atau sekitar 10,4% dari total penderita
ISPA pada bayi dan balita. Hasil tersebut menunjukkan masih tingginya angka
pneumonia pada anak bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar.
Kejadian pneumonia pada balita di Indonesia diperkirakan antara 10% - 20%.
Jumlah penderita pneumonia balita pada wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar
dapat dilihat pada tabel 17. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas P2-
ISPA hal ini dikarenakan di wilayah Sungai Besar tingkat pencemaran udara dan
kepadatan hunian lebih tinggi serta daerah yang dilalui oleh jalan besar angkutan
hasil pertambangan.
Sedangkan untuk penderita pneumonia berat tidak ditemukan pada bayi,
balita, dan yang berusia > 5 tahun (tabel 18). Begitu pula kematian akibat
pneumonia tidak ada dilaporkan sehingga tidak ada penderita yang dirujuk ke
Rumah Sakit karena pneumonia berat pada periode Januari-Desember 2013. Hal
ini menunjukkan bahwa fungsi puskesmas sebagai pelayanan kuratif sudah cukup
baik.
Dinas Kesehatan kota Banjarbaru tahun 2013 menetapkan target cakupan
penemuan pneumonia balita pertahun sebesar 90%, sedangkan target cakupan
penemuan pneumonia balita perbulan sebanyak 7,5%.
Jumlah Bayi + Balita = 11% X jumlah penduduk.
11 % X 168.100 jiwa = 18.491 jiwa
Jumlah Sasaran = 10% X (jumlah Bayi + Balita)
= 10% X 18.491 jiwa = 1849 jiwa
Target = 10% X Jumlah Sasaran
5/25/2018 Status Ujian ISPA
33/53
17
= 10% X 1849 jiwa = 185 jiwa.
Rata-rata target cakupan penderita pneumonia pada bayi dan balita sebesar 2-3
jiwa.
Berdasarkan tabel 19 menunjukkan beberapa jenis penyakit ISPA bukan
pneumonia yang ditemukan di Puskesmas Sungai Besar seperti faringitis akut,
tonsilitis akut, influensa karena virus ytt, bronchitis dan asma. Berdasarkan tabel
20 dan 21 staf medis dan paramedis yang terlatih untuk program P2 ISPA di
Puskesmas Sungai Besar tahun 2013 untuk MTBS yaitu perawat 1 orang dan
bidan 1 orang, sedangkan untuk tenaga terlatih untuk tatalaksana kasus ISPA
belum ada. Sementara tenaga baru yang dilatih untuk MTBS/tatalaksana kasus
ISPA periode Januari- Desember 2013 juga tidak ada. Hal ini menunjukkan masih
kurangnya jumlah staf medis dan paramedis yang terlatih untuk program P2 ISPA
dan tatalaksana kasus ISPA mengingat ISPA adalah kasus terbanyak pada wilayah
kerja Puskesmas Sungai Besar. Dan dari data logistik (Tabel 22) program P2-
ISPA di Puskesmas Sungai Besar tahun 2013 cukup memadai. Tetapi
pemanfaatan oleh SDM belum optimal.
Klinik sanitasi merupakan suatu wahana untuk mengatasi masalah
kesehatan masyarakat melalui upaya terintegrasi antara kesehatan lingkungan
pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis dari
petugas Puskesmas. Klinik Sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri
sendiri, tetapi sebagai bagian intergral dari kegiatan Puskesmas, bekerjasama
dengan program yang lain dari sektor terkait di wilayah kerja Puskesmas.
5/25/2018 Status Ujian ISPA
34/53
17
Berdasarkan data bagian kesehatan lingkungan di Puskesmas Sungai Besar
pada tahun 2009 (table 11) jumlah rumah sebanyak 6116 buah. Sedangkan rumah
sehat yang memenuhi syarat masih rendah yaitu 1692. Apabila dirata-ratakan
jumlah rumah sehat hanya sebesar 61,2%. Salah satu program kerja kesling untuk
mencegah terjadinya penyakit berbasis lingkungan terutama ISPA dilaksanakan
kegiatan yaitu penyehatan lingkungan pemukiman melalui penyuluhan rumah
sehat.
Berdasarkan hasil kegiatan pemeriksaan rumah (table 12) periode Januari-
Desember 2013 ditargetkan sebulan sebanyak 294 rumah, hal ini sesuai dengan
jumlah rumah keseluruhan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar
yang terdaftar yaitu sebanyak 6116 buah. Berdasarkan hasil pemeriksaan rumah
yang telah dilakukan tahun 2013 jumlah rumah sehat sebanyak 2116 buah
(38,2%) dari total rumah 1692 buah yang telah diperiksa. Hasil ini menurun dari
jumlah rumah sehat pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2012. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pemegang program hal ini dikarenakan dilakukan pemeriksaan
rumah baru yang memang sebagian tidak memenuhi syarat rumah sehat.
Menurut ahli kesehatan Blum derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi
oleh 4 faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan
Sampai saat ini diketahui bahwa permasalahan penyakit terbanyak yang terdapat
di wilayah kerja puskesmas di dominasi oleh penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan, salah satunya yaitu ISPA.
Pasien adalah penderita penyakit yang diduga berkaitan dengan kesehatan
lingkungan yang dirujuk oleh petugas medis ke Ruang Klinik Sanitasi. Klien
5/25/2018 Status Ujian ISPA
35/53
17
adalah masyarakat umum bukan penderita penyakit yang datang ke Puskesmas
untuk berkonsultasi tentang masalah yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.
Berdasarkan data kegiatan kunjungan klinik sanitasi Puskesmas Sungai
Besar periode tahun 2013 (tabel 13) jumlah pasien yang berkunjung sebanyak
114 orang, sedangkan jumlah kunjungan untuk pasien ISPA hanya berjumlah 42
orang atau sekitar 32,9%. Hal ini masih rendah dibandingkan total jumlah pasien
penyakit ISPA yang berkujung ke Puskesmas Sungai Besar yaitu sebanyak 3727
orang periode tahun 2013. Untuk jumlah kunjungan klien ke klinik sanitasi
berjumlah 27 orang, sedangkan untuk jumlah klien yang mengkonsultasikan
penyakit ISPA tidak ada. Hal ini menunjukkan masih kurang optimalnya kinerja
dari petugas kesling dan kurangnya kerjasama lintas sektor dalam puskesmas
Sungai Besar serta rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran
kesling untuk pencegahan penyakit ISPA.
ISPA merupakan penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian dan
atau lebih dari saluran nafas, mulai dari hidung (saluran nafas atas) hingga alveoli
(saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga, dan
pleura.5,6 Pneumonia adalah suatu radang paru atau proses infeksi akut yang
mengenai jaringan paru-paru (alveoli).6
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang
sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah.
Kejadian penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6
kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek
sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.7
5/25/2018 Status Ujian ISPA
36/53
17
Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat
menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat
berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh
bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat sehingga menyebabkan
penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran
pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas
sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran
pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.7,8
Menurut WHO, sekresi lendir atau gejala pilek terjadi juga pada penyakit
common cold disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis rhinovirus dan atau
coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada anak selama beberapa jam
sampai tiga hari. Sedangkan pencemaran udara diduga menjadi pencetus infeksi
virus pada saluran nafas bagian atas. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah,
darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh
orang sehat kesaluran pernafasannya.8,9
Faktor Risiko Pneumonia
Faktor risiko pneumonia pada bayi dan balita, yaitu:
a. Pengetahuan Ibu
Pengetahuan adalah akumulasi dari informasi yang diketahui seseorang.
Meningkatnya pengetahuan menyebabkan berubahnya perilaku seseorang, banyak
pengalaman dan penelitian yang membuktikan bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh
5/25/2018 Status Ujian ISPA
37/53
17
pengetahuan. Pengetahuan tertentu tentang kesehatan mungkin penting sebelum
suatu tindakan kesehatan pribadi terjadi. Tindakan kesehatan yang diharapkan
tidak akan terjadi, sebelum seseorang mendapat isyarat yang cukup kuat untuk
memotivasi tindakannya atas dasar pengetahuan yang dimilikinya.7,10
b. Polusi Udara
Penyakit saluran napas dapat disebabkan oleh polusi udara, baik polusi di
dalam maupun di luar rumah. Pemakaian obat nyamuk bakar yang masih banyak
digunakan oleh ibu rumah tangga, padahal asapnya mengakibatkan penyakit
pernapasan terutama pada bayi dan balita. Dan juga asap yang sering terpapar
dirumah pada bayi dan balita yang digendong ibunya saat memasak.11
c. Kepadatan Hunian
Kepadatan hunian menimbulkan efek-efek negatif terhadap kesehatan
fisik, mental, dan moral. Penyebaran penyakit menular di rumah yang padat
penghuninya lebih cepat terjadi. Jumlah hunian pada satu keluarga yang terdiri
dari 5 orang adalah untuk luas rumah minimum 50 m2, untuk kamar tidur
diperlukan luas lantai minimum 3 m2/orang dan untuk mencegah penularan
penyakit (misalnya penyakit pernapasan) jarak antara tepi tempat tidur yang satu
dengan yang lain minimum 90 cm. Apabila ada anggota yang menderita penyakit
pernapasan sebaiknya tidak tidur sekamar dengan anggota yang lain.4,11
d. Status sosial Ekonomi
Pendapatan keluarga sangat erat kaitannya dengan kejadian pneumonia,
karena pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat hidup layak dan
memenuhi syaratsyarat kesehatan. Studi di negara maju menunjukkan adanya
5/25/2018 Status Ujian ISPA
38/53
17
suatu hubungan yang jelas antar status sosial ekonomi yang diukur dengan
besarnya anggota rumah tangga, banyaknya kamar, banyaknya orang yang
menghuni tiap kamar, dengan terjadinya infeksi saluran pernapasan. Status sosial
ekonomi yang rendah dan kepadatan rumah dapat meningkatkan potensi
terjadinya infeksi saluran pernapasan.
e. Lingkungan dan Ventilasi perumahan
Lingkungan perumahan sangat berpengaruh terhadap terjadinya ISPA.
Berdasarkan penelitian Nur Ahmad dan Lilis S yang dilakukan di daerah
kelurahan penjaringan Sari Kecamatan Rungkut Kota Surabaya selama Oktober
2003 sampai juli 2004 diperoleh hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
sanitasi rumah yang kurang terdapat sebagian besar responden menderita ISPA
(92,6%) dan 2,4 % tidak ISPA. Risiko terjadinya ISPA pada rumah yang
sanitasinya kurang adalah hampir 12 lebih banyak dibandingkan yang tidak
ISPA.4
Ventilasi adalah proses pertukaran udara di dalam suatu ruangan dengan
udara segar dari luar atau ruangan lain. Tidak tersedianya ventilasi yang baik pada
suatu ruangan dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan karena dalam
ruangan tersebut dapat terjadi pencemaran oleh bakteri patogen. Kelembaban
yang tinggi memerlukan pergantian udara yang lancar dengan minimum luas
lubang ventilasi sebesar 5% dari luas lantai, dan jika ditambah dengan luas udara
lainnya (celah, pintu, jendela, lubang anyaman bambu dan sebagainya) menjadi
sebesar 10% dari luas lantai. Kegunaan lain dari ventilasi adalah untuk
5/25/2018 Status Ujian ISPA
39/53
17
mempertahankan temperatur dan kelembaban di dalam ruangan agar tetap pada
batas kenyamanan.4,11
Berdasarkan faktor risiko tersebut diatas, pada wilayah kerja Puskesmas
Sungai Besar faktor polusi udara yang buruk, kepadatan hunian yang tinggi,
status sosial ekonomi yang rendah dan lingkungan serta ventilasi perumahan
yang kurang dapat menjadi pemicu terjadinya pneumonia. Dengan demikian
untuk menurunkan angka kejadian ISPA khususnya pneumonia pada bayi dan
balita di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar, kesehatan lingkungan
memegang peranan penting. Peran Kesehatan Lingkungan dapat ditingkatkan
melalui penyuluhan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan
dan kesempatan yang berlandaskan prinsip prinsip belajar untuk mencapai
suatu keadaan, dimana individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan
ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa
dilakukan, secara perorangan ataupun secara kelompok dan meminta pertolongan
bila perlu.12
Berdasarkan tabel 26 data kegiatan penyuluhan kelompok tentang ISPA
dan Kesling Puskesmas Sungai Besar periode tahun 2013. Penyuluhan untuk
program ISPA cukup sering dilakukan sebanyak 16 kali, rata-rata 2-3 kali.
Sebagian besar metode yang dilakukan dengan cara ceramah dan dilakukan di
posyandu. Hal ini secara kuantitas sudah cukup memadai tetapi secara kualitas
belum optimal. Sedangkan untuk penyuluhan Kesling tahun 2013 hanya dilakukan
8 kali rata-rata 1 kali perbulan dan itu mencakup Kesling secara umum, sementara
penyuluhan Kesling khusus pencegahan ISPA belum dilakukan.
5/25/2018 Status Ujian ISPA
40/53
17
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
4.1 Alternatif Pemecahan Masalah
Dari identifikasi penyebab masalah di atas, maka dapat ditentukan
beberapa alternatif kegiatan untuk memecahkan masalah tersebut, yaitu:
1. Meningkatkan peran Kesehatan Lingkungan dalam upaya menurunkan
angka kesakitan ISPA khususnya pneumonia.
2. Mengadakan penyuluhan Kesehatan Lingkungan tentang pencegahan
ISPA.
3. Mengatasi polusi udara dengan kegiatan penghijauan. Menjauhkan bayi
dan balita dari asap, debu, serta bahan-bahan lain yang mudah terhirup
oleh balita seperti asap rokok, asap dari tungku, asap dari obat nyamuk
bakar, asap dari kendaraan bermotor ataupun pencemaran lingkungan
udara lainnya
4. Meningkatkan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar.
Membersihkan lingkungan rumah terutama ruangan tempat tinggal balita,
serta usahakan ruangan memiliki udara bersih dan ventilasi.
5. Melakukan survey masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar
untuk menemukan penderita ISPA khususnya pneumonia pada balita
untuk mengidentifikasi faktor risiko dan penyebab.
6. Mengoptimalkan kinerja dari SDM pemegang program P2 ISPA
bekerjasama melalui lintas program dengan petugas kesehatan lingkungan
5/25/2018 Status Ujian ISPA
41/53
17
dan mengoptimalkan SDM yang tersedia (dengan memanfaatkan petugas
lain untuk diperbantukan dalam program kesehatan lingkungan).
7. Memberikan pelatihan petugas kesehatan lingkungan tentang pentingnya
peran penyuluhan dalam meningkatkan sanitasi lingkungan khususnya
perumahan dan mengurangi polusi udara.
8. Mengoptimalkan fungsi dari klinik sanitasi yang tersedia dengan
meningkatkan jumlah kunjungan di Puskesmas Sungai Besar untuk
pencegahan ISPA.
9. Meningkatkan peran serta masyarakat yang diharapkan dapat membantu
pelaksanaan Program Pemberantasan ISPA melalui kesling dalam
pencegahan ISPA terutama pada balita.
4.2 Prioritas Pemecahan Masalah
Kriteria pemecahan masalah menurut metode Bryant yaitu:
a. Magnitude:
1.Sangat tidak menyelesaikan masalah
2.Tidak menyelesaikan masalah
3.Cukup menyelesaikan masalah
4.Menyelesaikan masalah
5.Sangat menyelesaikan masalah
b. Vunerability1.Alternatif pemecahan masalah tidak efektif digunakan
2.Alternatif pemecahan masalah efektif digunakan
5/25/2018 Status Ujian ISPA
42/53
17
c. Importancy1.Tidak ada kepentingan untuk pemecahan masalah
2.Kepentingannya sangat rendah untuk pemecahan masalah
3.Kepentingannya cukup rendah untuk pemecahan masalah
4.Kepentingannya cukup tinggi untuk pemecahan masalah
5.Kepentingannya sangat tinggi untuk pemecahan masalah
d. Cost1.Sangat tidak murah
2.Tidak murah
3.Cukup murah
4.Murah
5.Sangat murah
Alternatif pemecahan masalah tersebut kemudian diberi pembobotan untuk
menentukan prioritas pemecahan masalah. Alternatif masalah dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel25. Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
No Masalah Kriteria Nilai
komposit
Ranking
prioritas
M V I C M x I x V
C
1. Meningkatkan peran Kesehatan
Lingkungan dengan penyuluhan
tentang pencegahan ISPA,
mengatasi polusi udara dengan
kegiatan penghijauan,
meningkatkan rumah sehat, dan
mengoptimalkan fungsi dari klinik
sanitasi.
4 2 4 3 10,6 1
2. Melakukan survey masyarakat di 3 1 3 2 4,5 3
5/25/2018 Status Ujian ISPA
43/53
17
wilayah kerja Puskesmas Sungai
Besar untuk menemukan penderita
ISPA khususnya pneumonia padabalita untuk mengidentifikasi
faktor risiko dan penyebab.
3. Mengoptimalkan kinerja dari SDM
pemegang program P2 ISPA
bekerjasama melalui lintas
program dengan petugas kesehatan
lingkungan dan mengoptimalkan
SDM yang tersedia
3 2 2 3 4 4
4. Memberikan pelatihan petugas
kesehatan lingkungan tentang
pentingnya peran penyuluhan
dalam meningkatkan sanitasi
lingkungan khususnya perumahan
dan mengurangi polusi udara
3 2 3 2 9 2
Berdasarkan hasil pembobotan dari tabel 22 di atas maka prioritas
pemecahahan masalah adalah meningkatkan peran Kesehatan Lingkungan dengan
penyuluhan tentang pencegahan ISPA, mengatasi polusi udara dengan kegiatan
penghijauan, meningkatkan rumah sehat, dan mengoptimalkan fungsi dari klinik
sanitasi.
4.2 Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah
Prioritas alternatif pemecahan masalah dalam upaya menurunkan angka
kejadian ISPA, khususnya pneumonia balita adalah dengan peningkatan
kesehatan lingkungan dan melibatkan peran serta masyarakat yang berkaitan
dengan usaha promosi kesehatan tentang pencegahan penyakit ISPA,
khususnya pneumonia pada bayi dan balita. Diutamakan dalam hal melakukan
kerjasama lintas sektor dan lintas program yang berkaitan dengan usaha
meningkatkan rumah sehat yang memenuhi kriteria kesehatan, menurunkan
5/25/2018 Status Ujian ISPA
44/53
17
tingkat pencemaran udara dan meningkatkan peran serta masyarakat yang
diharapkan dapat membantu pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit
ISPA.
1. Rapat Konsolidasi Tingkat Puskesmas
a. Tujuan
Meningkatkan pemahaman tentang pentingnya program kesehatan
lingkungan dan penyuluhan dalam upaya menurunkan angka kejadian
ISPA, terutama pada balita agar setiap ibu atau keluarga yang memiliki
balita dapat mencegah dan melakukan tatalaksana pada penderita ISPA
secara benar.
a. Pelaksana
Penyelenggara : Penanggung Jawab Program P2 ISPA
Pimpinan rapat : Pimpinan Puskesmas Sungai Besar
Peserta rapat : Seluruh staf Puskesmas Sungai Besar
Hari/tanggal : Senin, 4 Mei 2014, pukul 12.00-14.00 Wita
Tempat : Puskesmas Sungai Besar
b. Materi Rapat
Laporan dan data tahun 2013 (terakhir), mengenai jumlah penderita
ISPA pada bayi dan balita.
Meningkatkan pemahaman staff Puskesmas bahwa setiap petugas
kesehatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat, dalam hal
ini petugas Puskesmas harus mempunyai kemampuan di bidang
penyuluhan.
5/25/2018 Status Ujian ISPA
45/53
17
Pentingnya dilaksanakan penyuluhan dan pelatihan bagi tenaga
kesehatan ISPA terutama pneumonia balita.
d. Target
Seluruh peserta rapat memahami pentingnya peran program kesehatan
lingkungan dan peran penyuluhan dalam upaya menurunkan angka
kejadian ISPA sebagai bagian yang tak terpisahkan dari setiap program
Puskesmas, dalam hal ini khususnya program P2 ISPA.
e. Dana
Dana operasional rutin Puskesmas
f. Evaluasi
Laporan bulanan Puskesmas tentang kegiatan PKM dan P2M.
2. Penyuluhan dan Pelatihan Untuk Petugas Kesehatana. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan petugas
kesehatan/Puskesmas tentang ISPA (nonpneumonia dan pneumonia) serta
syarat-syarat rumah sehat, bagaimana menungurangi pencemaran udara di
dalam rumah, menjauhkan bayi dan balita dari asap, debu, serta bahan-
bahan lain yang mudah terhirup oleh balita seperti asap rokok, asap dari
tungku, asap dari obat nyamuk bakar, asap dari kendaraan bermotor
ataupun pencemaran lingkungan udara lainnya
b. Sasaran
Seluruh petugas kesehatan masyarakat (Perawat, bidan, pelaksana sanitasi,
pelaksana gizi).
5/25/2018 Status Ujian ISPA
46/53
17
c. Pelaksana
Pemegang Program P2 ISPA bekerjasama dengan sub dinas P2M dan
Kesling Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar
d. Materi
Hari Senin, 11 Mei 2014 materi :
- Sosialisasi Program P2 ISPA
- Cara-cara pencegahan dan penanganan ISPA dirumah dan kasus-kasus
pneumonia yang harus segera dirujuk ke pelayanan kesehatan.
- Menemukan balita dengan gejala pneumonia sedini mungkin.
Hari Selasa, 12 Mei 2014 materi :
- Syarat-syarat rumah sehat,ventilasi, kelembaban dan jarak antar rumah
- Cara-cara mengurangi tingkat pencemaran udara di dalam rumah.
- Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
e. Metode
Ceramah, diskusi dan demonstrasi
f. Tempat
Ruang Pertemuan Puskesmas Sungai Besar
g. Waktu
Hari Senin dan selasa, 11-12 Mei 2014 Pukul 10.00 Wita - selesai
h. Dana
Dana operasional rutin Puskesmas
5/25/2018 Status Ujian ISPA
47/53
17
3. Rapat Konsolidasi Tim Pelaksana Penyuluhana. Tujuan
Menetapkan langkah-langkah yang akan diambil guna meningkatkan
program kesehatan lingkungan dan melibatkan peran serta masyarakat
melalui penyuluhan.
b. Pelaksana
Penyelenggara : Pemegang program penyuluhan ISPA sebagai
ketua tim pelaksana
Peserta rapat : Anggota tim pelaksana (petugas kesehatan yang
telah diberikan pelatihan)
Hari/tanggal : Senin, 19 Mei 2014, pukul 11.00-14.00 Wita
Tempat : Ruang Pertemuan Puskesmas Sungai Besar
c. Materi Rapat
Membentuk Tim Pelaksana Penyuluhan di luar gedung.
Mendiskusikan bentuk pelaksanaan penyuluhan serta evaluasi pasca
penyuluhan.
Mempersiapkan segala sarana untuk pelaksanaan penyuluhan.
Pembagian tugas kerja untuk pelaksanaan penyuluhan di luar gedung.
Laporan hasil kegiatan anggota tim pelaksana dan kendala/hambatan
dalam persiapan pelaksanaan penyuluhan.
d. Dana
Dana operasional rutin Puskesmas
g. Evaluasi
5/25/2018 Status Ujian ISPA
48/53
17
Laporan pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
4. Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (di Dalam Gedung)
a. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terutama ibu
yang memiliki balita tentang ISPA.
b. Pelaksana
Penyelenggara : Dokter Puskesmas, Paramedis (Bidan, dan
Perawat) dan Petugas Penyuluh ISPA.
Sasaran : Ibu/keluarga yang
membawa balitanya berobat ke Puskesmas
Materi :
Pesan-pesan terpadu yang berisi :
1. Pencegahan penyakit ISPA dan pneumonia pada balita:
Menjauhkan balita dari penderita batuk Melakukan imunisasi lengkap di posyandu atau puskesmas Memberikan ASI pada bayi/anak berusia 0-2 tahun Menjauhkan balita dari asap, debu serta bahan-bahan lain yang
mengganggu pernapasan.
Membersihkan lingkungan rumah terutama ruangan tempattinggal balita serta usahakan ruang memiliki udara bersih dan
ventilasi cukup.
2. Bagaimana balita dapat tertular pneumonia
Tertular penderita batuk
5/25/2018 Status Ujian ISPA
49/53
17
Imunisasi tidak lengkapKondisi kurang gizi serta pemberian ASI yang tidak memadaiMenghirup asap atau debu secara berulang-ulangTinggal di lingkungan tidak sehat
3. Perawatan di rumah untuk balita
Tetap berikan ASI pada anak berusia 0-2 tahun Tingkatkan pemberian makanan bergizi Berikan minum lebih banyak dari biasanya Bila badan anak panas, kompres dengan air hangat dan jangan
memakai selimut atau pakaian tebal
Jika batuk, berikan obat batuk tradisional seperti campuran 1sendok teh jeruk nipis dengan 2 sendok teh kecap/madu
diberikan 3-4 kali sehari.
Jika hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubanghidungnya dengan sapu tangan bersih
Segera bawa ke petugas kesehatan bila kondisi balitabertambah parah/memburuk.
c. Metode Penyuluhan
1. Penyuluhan tidak langsung
Mempergunakan media penyuluhan, misalnya memasang poster di
dinding atau dengan memberikan leaflet tentang ISPA dan pnuemonia
kepada ibu yang memiliki bayi dan balita.
2. Penyuluhan secara langsung
5/25/2018 Status Ujian ISPA
50/53
17
a. Dialog di kamar periksa antara dokter atau paramedis dengan
keluarga/ibu yang membawa bayi atau balitanya berobat.
(wawancara disertai Tanya jawab)
b. Dialog dokter atau paramedis dengan keluarga yang memiliki bayi
dan balita tentang perilaku hidup sehat. (Wawancara yang disertai
Tanya jawab)
c. Melakukan penyuluhan kelompok di Puskesmas yang
direncanakan waktunya (ceramah disertai diskusi/Tanya jawab dan
demonstrasi).
d. Waktu
Setiap hari pelayanan di poli anak/MTBS dilakukan penyuluhan
perindividu.
Setiap hari senin dan kamis dilaksanakan ceramah yang disertai Tanya
jawab dan demonstrasi di ruang penyuluhan atau di ruang pertemuan.
e. Dana
Dana mandiri Puskesmas
5. Penyuluhan Kesehatan Kepada Masyarakat (di Luar Gedung)
a. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang
pencegahan pneumonia, bagaimana balita dapat tertular pneumonia dan
perawatan dirumah untuk balita, serta sosilalisasi pentingnya kesehatan
lingkungan untuk pencegahan ISPA.
5/25/2018 Status Ujian ISPA
51/53
17
b. Sasaran
Seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar
c. Pelaksananaan
Penyelenggara : Tim Pelaksana Penyuluhan (1 Dokter,
3 Paramedis, 1 petugas Kesling) bekerjasama
dengan Kepala Kantor Kelurahan masing masing
Penanggung jawab : Kepala Puskesmas Sungai Besar
Waktu dan Tempat :
- Hari Senin (minggu ke-1 dan ke-3 bulan Mei 2014) di Aula Pertemuan
Kantor Kelurahan Sungai Besar
- Hari Senin (minggu ke-1 dan ke-3 bulan Juni 2014) di Aula Pertemuan
Kantor Kelurahan Sungai Besar
- Hari Senin (minggu ke-1 dan ke-3 bulan Juli 2014) di Aula Pertemuan
Kantor Kelurahan Sungai Besar
Materi
- Cara-cara pencegahan pneumonia (menjauhkan balita dari penderita
batuk, melakukan imunisasi, menjauhkan balita dari asap, debu, serta
bahan-bahan lain yang mengganggu pernapasan, membersihkan
lingkungan rumah terutama ruangan tempat tinggal balita serta
usahakan ruangan memiliki udara bersih dan ventilasi cukup)
- Bagaimana penderita dapat tertular pneumonia ( tertular penserita
batuk, menghirup asapbatau debu secara berulang-ulang dan tinggal di
lingkungan tidak sehat)
5/25/2018 Status Ujian ISPA
52/53
17
- Perawatan di rumah untuk balita
- Syarat-syarat rumah
- Bagaimana cara mengurangi polusi udara di dalam dan luar rumah
d. Metode Penyuluhan
Ceramah, Tanya jawab dan demonstrasi disertai pemasangan poster dan
pembagian leaflet tentang diare.
e. Dana
Dana operasional dari APBD dan dana proyek peningkatan kesehatan
masyarakat (PPKM)
6. Rapat Evaluasi Kegiatan Penyuluhan Masyarakat
a) Tujuan : - Pelaporan hasil kegiatan oleh tim pelaksana penyuluhan
- Evaluasi keberhasilan program
b) Penyelenggara : Tim Pelaksana Penyuluhan
c) Pimpinan rapat : Kepala Puskesmas Sungai Besar
d) Waktu : Setiap bulan minggu ke-4
e) Dana : Dana operasional Puskesmas
7. Evaluasi Keberhasilan Program Penyuluhan Kesehatan adalah :
a. Laporan bulanan dan semester (Januari-Desember 2013) tentang jumlah
ISPA (pneumonia dan bukan pneumonia) pada balita.
b. Laporan bulanan dan Semester (Januari-Desember 2013) tentang Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM) dan P2 ISPA
5/25/2018 Status Ujian ISPA
53/53
17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan data Puskesmas Sungai Besar penyakit ISPA menduduki
jumlah penyakit terbanyak pada periode Januari Desember tahun 2013.
Selain itu angka pneumonia pada bayi dan balita tahun 2013 masih cukup
tinggi. Salah satu cara terpenting dalam menurunkan angka kejadian ISPA
pada balita ini adalah intervensi kesehatan lingkungan dengan penyehatan
pemukiman dan sanitasi lingkungan yang dilaksanakan melibatkan peran
serta masyarakat melalui penyuluhan diharapkan dapat menurunkan angka
kesakitan penyakit ISPA, terutama pneumonia pada balita.
V.2. Saran
Program kesehatan lingkungan dan melibatkan peran serta masyarakat
yang berkala dan berkelanjutan dapat menjadi alternatif pemecahan masalah
bagaimana upaya menurunkan angka kejadian ISPA.