Status Ujian ISPA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

JJJKJIJIJI

Citation preview

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    1/53

    17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. DATA DASAR

    1.1.1. Peta WilayahPuskesmas Sei Besar terletak di Kelurahan Sei Besar, Kecamatan

    Banjarbaru Selatan, kota Banjarbaru dengan wilayah kerja sebanyak satu

    kelurahan, yaitu kelurahan Sei Besar dengan luas wilayah 480,27 Ha.

    1.1.2. Keadaan Geografis

    Puskesmas

    Gambar 1.1.Peta Wilayah Kerja Puskesmas Sei Besar Banjarbaru

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    2/53

    17

    Kota Banjarbaru secara administratif berada dibawah wilayah Provinsi

    Kalimantan Selatan dengan ibukota Banjarmasin. Kota Banjarbaru memiliki

    8 Puskesmas yaitu Puskesmas Liang Anggang, Puskesmas Landasan Ulin,

    Puskesmas Guntung Payung, Puskesmas Banjarbaru, Puskesmas Banjarbaru

    Utara, Puskesmas Sei Besar, Puskesmas Sei Ulin dan Puskesmas Rawat Inap

    Cempaka.

    Puskesmas Sei Besar terletak di Kelurahan Sei Besar Kecamatan Banjarbaru

    Selatan dengan perbatasan yaitu :

    1. Sebelah Utara : Kelurahan Komet Kec. Banjarbaru Utara

    2. Sebelah Selatan : Kelurahan Cempaka Kec. Cempaka

    3. Sebelah Timur : Kelurahan Sei Ulin Kec. Banjarbaru Utara

    4. Sebelah Barat : Kelurahan Guntung Paikat Kec. Banjarbaru Selatan

    Adapun luas wilayah Kelurahan Sei Besar adalah 480,27 Ha terdiri atas :

    1. Pemukiman : 198,06 Ha

    2. Lahan Belum Terbangun : 15,35 Ha

    3. Industri : 1,13 Ha

    4. Lapangan Olah Raga : 2,86 Ha

    5. Pertambangan : 8,40 Ha

    6. Kebun Campuran : 103,68 Ha

    7. Semak Belukar/Alang-alang : 119,49 Ha

    8. Taman Kota : 0,31 Ha

    9. Infrastruktur & Fas Umum : 30,99 Ha

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    3/53

    17

    Kondisi geografis wilayah puskesmas terletak pada dataran tinggi dengan

    curah hujan yang banyak dan suhu udara yang rata-rata. Adapun orbitasi (jarak

    antara pusat pemerintahan desa/kelurahan) adalah1:

    1. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan 2 km.

    2. Jarak dari Ibukota Kabupaten/Kota 2 km.

    1.1.3. Keadaan DemografiWilayah kerja puskesmas hanya satu kelurahan yaitu Kelurahan Sei

    Besar. Faktor kepadatan penduduk, luas wilayah, keadaan geografi dan keadaan

    struktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan luas wilayah

    kerja puskesmas.

    Daerah binaan merupakan sasaran kegiatan Puskesmas Sei Besar yaitu

    wilayah Kelurahan Sei Besar dengan jumlah penduduk sebesar 18.491 jiwa yang

    terdiri dari :

    a. Laki-laki : 9.750 jiwa

    b. Perempuan : 8.741 jiwa

    Tabel 1.1. Data Penduduk Kelurahan Sei Besar Tahun 2013

    No. RW RT

    Rumah

    Tangga

    Jumlah KK

    Laki-laki Perempuan

    1.

    2.

    3.

    4.

    RW 01

    RW 02

    RW 03

    RW 04

    5

    6

    7

    8

    708

    526

    1284

    1314

    1356

    1029

    1515

    1407

    1178

    1040

    1466

    1537

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    4/53

    17

    5.

    6.

    7.

    RW 05

    RW 07

    RW 08

    5

    7

    8

    813

    601

    767

    1039

    1068

    1468

    929

    1059

    1477

    Jumlah 46 6013 8882 8.686

    (Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)

    Dalam periode 10 tahun terakhir pertambahan penduduk di wilayah

    kerja Puskesmas Sei Besar terus meningkat seiring pembangunan yang sangat

    pesat sehingga kepadatan penduduk juga meningkat. Disamping kepadatan

    penduduk meningkat distribusi dan penyebaran penduduk juga mulai merata

    karena akses jalan dan transportasi cukup memadai1.

    Tabel 1.2. Data Kelompok Umur Penduduk Kelurahan Sei Besar Tahun 2013

    Kelompok Umur

    Jenis Kelamin

    TotalLakilaki Perempuan

    04 tahun

    59 tahun

    1014 tahun

    15 - 19 tahun

    20

    24 tahun

    2529 tahun

    3034 tahun

    3539 tahun

    4044 tahun

    4549 tahun

    742

    756

    702

    1.026

    1.318

    758

    735

    633

    624

    582

    705

    686

    632

    1.073

    1.273

    814

    733

    729

    585

    526

    1.447

    1.442

    1.334

    2.099

    2.591

    1.572

    1.468

    1.362

    1.209

    1.108

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    5/53

    17

    5054 tahun

    55

    59 tahun

    6064 tahun

    65 tahun

    425

    259

    165

    187

    353

    251

    146

    197

    778

    510

    311

    384

    Total 8.912 8.703 17.615

    (Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)

    Dari data diatas disimpulkan bahwa penduduk yang paling banyak di

    wilayah kerja puskesmas Sei Besar berumur antara 20 sampai 24 tahun dengan

    total 2.591 orang dimana jumlah laki-laki sebesar 1.318 orang dan jumlah wanita

    1.273 orang, dimana umur ini adalah masa produktif untuk orang dalam bekerja.

    Sedangkan umur > 65 tahun sebanyak 384 orang dimana jumlah laki-laki sebesar

    187 orang dan jumlah wanita 197 orang, dimana umur ini adalah masa hari tua

    dan sudah tidak seproduktif umur 20 sampai 24 tahun1.

    Tabel 1.3. Data Pemeluk Agama Penduduk Kelurahan Sei Besar Tahun 2013

    Agama

    Jenis Kelamin

    Total

    Laki - laki Perempuan

    Islam

    Protestan

    Khatolik

    Hindu

    Budha

    Khonghucu

    Lainnya

    8.484

    324

    77

    15

    10

    1

    -

    8.302

    322

    64

    10

    4

    -

    1

    16.786

    646

    141

    25

    14

    1

    1

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    6/53

    17

    Total 8.911 8.703 17.614

    (Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)

    Tabel 1.4.Data Pendidikan Penduduk Kelurahan Sei Besar Tahun 2013

    Pendidikan

    Jenis Kelamin

    Total

    Lakilaki Perempuan

    Belum Sekolah

    Tidak / Belum tamat SD

    Tamat SD

    Tamat SLTP

    Tamat SLTA

    Tamat SMK

    Tamat D1

    Tamat D3

    Tamat D4 / S1

    Tamat S2 / S3

    236

    1.044

    1.053

    1.096

    2.804

    291

    69

    260

    1.086

    231

    258

    1.059

    1.103

    1.086

    2.861

    153

    131

    285

    949

    113

    494

    2.103

    2.156

    2.182

    5.665

    444

    200

    545

    2.035

    344

    Total 8.170 7.998 16.168

    (Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)

    Tabel 1.5. Data Lapangan Usaha Penduduk Kelurahan Sei Besar Tahun 2013

    Lapangan Usaha

    Jenis Kelamin

    Total

    Laki - laki Perempuan

    Pertanian Tanaman Padi & Palawija 21 5 26

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    7/53

    17

    Holtikultura

    Perkebunan

    Perikanan

    Peternakan

    Kehutanan & Pertanian Lainnya

    Pertambangan & Penggalian

    Industri Pengolaha

    Listrik & Gas

    Konstruksi

    Perdagangan

    Hotel & Rumah Makan

    Transportasi & Pergudangan

    Informasi & Komunikasi

    Keuangan & Asuransi

    Jasa Pendidikan

    Jasa Kesehatan

    Jasa Kemasyarakatan

    Lainnya

    12

    54

    14

    25

    14

    317

    128

    81

    553

    630

    124

    222

    88

    81

    344

    109

    1.342

    210

    3

    8

    4

    5

    6

    23

    36

    8

    15

    442

    166

    12

    18

    61

    540

    190

    716

    62

    15

    62

    18

    30

    20

    340

    164

    89

    568

    1.072

    290

    234

    101

    142

    884

    299

    2.058

    272

    Total 4.364 2320 6684

    (Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)

    Dalam kehidupan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sei Besar

    mempunyai lapangan usaha antara lain adalah Pertanian Tanaman Padi &

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    8/53

    17

    Palawija, Holtikultura, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Kehutanan &

    Pertanian Lainnya, Pertambangan & Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik &

    Gas, Konstruksi, Perdagangan, Hotel & Rumah Makan, Transportasi &

    Pergudangan, Informasi & Komunikasi, Keuangan & Asuransi, Jasa Pendidikan,

    Jasa Kesehatan, Jasa Kemasyarakatan, dan lainnya. Dimana mayoritas penduduk

    dari wilayah Sei Besar ini banyak menggeluti usaha dibidang jasa

    kemasyarakatan1.

    1.1.4. Gambaran Umum Puskesmas Sei BesarA. Struktur Organisasi Puskesmas Sei Besar

    Struktur organisasi Puskesmas Sei Besar berdasarkan Peraturan Walikota

    Banjarbaru Nomor 21 Tahun 2008 tanggal 28 Nopember 2008 tediri atas :

    1. Kepala Puskesmas (Eselon IV.a)

    2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Eselon IV.b)

    3. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri :

    a. Promosi Kesehatan,

    b. Kesehatan Lingkungan,

    c. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB),

    d. Perbaikan Gizi Masyarakat,

    e. Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular (P3M),

    f. Pengobatan.

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    9/53

    17

    B. Gambaran Sumber Daya Puskesmas Sei Besar

    1. Sarana KesehatanPuskesmas Sei Besar merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan di

    wilayah Kota Banjarbaru mempunyai sarana kesehatan masyarakat seperti :

    a. Puskesmas Induk.

    b. Puskesmas Pembantu (Pustu) Bumi Cahaya Bintang.

    c. Puskesmas Keliling.

    d. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Anak dan Lansia.

    Tabel 1.6. Posyandu Pada Puskesmas Sei Besar Tahun 2013

    No. Nama Posyandu AlamatKader (Org)

    Yang Ada Aktif

    1.2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    Bumi BerkatSri Kandi

    Kelapa Sawit

    Kelapa Gading

    Dahlia

    Strawberry

    Griya Kartika

    Kenanga

    Persada

    Mekar Sari

    Anggrek

    Matahari

    Komplek Bumi BerkatKomplek Kelapa Gading II

    Komplek Kelapa Sawit

    Komplek Kelapa Gading I

    Komplek Kelapa Gading

    Permai

    Komplek Cahaya Bintang

    Jl. Scorpio

    Komplek Wira Pratama III

    Komplek Kehutanan

    Intan Sari

    Gang Kasturi

    Komplek Beringin

    68

    7

    6

    7

    9

    7

    8

    10

    8

    8

    10

    56

    6

    5

    5

    8

    5

    7

    8

    5

    7

    8

    Jumlah 94 75

    (Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    10/53

    17

    Tabel 1.7. Posyandu Lansia Pada Puskesmas Sei Besar Tahun 2013

    No. Nama Posyandu Alamat Kader (Org)

    1.

    2.

    Bumi Berkat

    Anggrek

    Komplek Bumi Berkat

    Gang Kasturi

    5

    5

    Jumlah 10

    (Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)

    Sedangkan sarana yang ada di Puskesmas Sei Besar (inventaris) yaitu :

    a. Sarana Medis

    Peralatan medis puskesmas induk :

    1. Poliklinik set

    2. PHN kit

    3. Bidan kit

    4. Dental unit

    5. Lemari es imunisasi

    6. Alat steril uap dan listrik

    7. Incenerator

    8. Minor set

    Peralatan medis puskesmas pembantu (Pustu) :

    1. Poliklinik set

    2. PHN kit

    3. Bidan set

    Peralatan medis puskesmas keliling :

    1. PHN kit

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    11/53

    17

    2. Phyficians set

    3. Poliklinik set.

    b. Sarana Non Medis

    Tabel 1.8. Sarana Non Medis Pada Puskesmas Sei Besar Tahun 2013

    No. Jenis Sarana Jumlah Asal Ket.

    1.

    2.

    3.

    Bangunan :

    Puskesmas Sei Besar

    Puskesmas Pembantu

    Rumah Paramedis

    1

    1

    2

    Tanah Desa

    Tanah Desa

    Tanah Desa

    Baik

    Baik

    Baik

    1.

    2.

    Peralatan dan mesin :

    Kendaraan roda dua

    Kendaraan roda empat

    5

    2

    Dinkes

    Dinkes

    1 rusak

    Baik

    (Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)

    2. Tenaga Kesehatan

    a. Jumlah PNS dan PTT/tenaga kontrak berdasarkan jenis pendidikan yaitu :

    Tabel 1.9. Jumlah PNS/PTT Berdasarkan Pendidikan Pada Puskesmas Sei

    Besar Tahun 2013

    No. Jenis Tenaga Banyaknya (org)

    1.

    2.

    3.

    4.

    Magister (S-2)

    S-1 Dokter

    S-1 Dokter Gigi

    S-1 Kesehatan Masyarakat

    2

    5

    1

    5

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    12/53

    17

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    13.

    14.

    15.

    16.

    17.

    18.

    19.

    20.

    21.

    22.

    23.

    S-1 Farmasi

    D-IV Gizi

    D-IV Analis

    D-IV Kebidanan

    D-III Gizi

    D-III Keperawatan

    D-III Analis Kesehatan

    D-III Kesehatan Lingkungan

    D-III Kebidanan

    D-III Kesehatan Gigi

    D-III Farmasi

    D-I Bidan

    SPRG

    SPPH

    SMF

    SPK

    Pekarya Kesehatan

    SMA (sederajat)

    Tugas belajar

    1

    1

    1

    2

    1

    8

    1

    1

    8

    1

    1

    2

    3

    2

    2

    1

    1

    4

    1

    Jumlah 55

    (Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    13/53

    17

    Wilayah kerja puskesmas Sei Besar juga telah dibantu dengan sejumlah

    kader kesehatan dari masyarakat yang siap membantu dan mendukung program

    kerja dari puskesmas itu sendiri dalam rangka untuk menyehatkan masyarakat.

    C. Program Pokok Puskesmas Sei Besar

    Dalam pelaksanaan kegiatan Puskesmas Sei Besar melaksanakan program

    kerja Puskesmas secara terpadu, artinya dalam melaksanakan kegiatan yang ada di

    Puskesmas dilaksanakan secara bersama-sama dengan program lain yang terkait

    yang ada di Puskesmas. Program kerja Puskesmas tersebut meliputi1:

    1. Program Upaya kesehatan Wajib :

    a) Promosi Kesehatan Masyarakat (Promkes )

    b) Program Kesehatan Lingkungan ( Kesling )

    c) Program KIA dan KB

    d) Program Perbaikan Gizi

    e) Program Pengobatan Umum

    f) Program Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular (P3M)

    2. Program Upaya Pengembangan :

    a) Program Kesehatan Mata.

    b) Program Kesehatan Jiwa.

    c) Program Perawatan kesehatan Masyarakat ( Perkesmas ).

    d) Program Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ).

    e) Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ( UKGS ).

    f) Program Usaha Kesehatan Masyarakat Desa ( UKMD ).

    g) Program Puskesmas keliling ( Pusling ).

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    14/53

    17

    h) Program Usila ( Posyandu Usila )

    i) Program Kesehatan Kerja

    3. Program Penunjang :

    a) Program Pelayanan Laboratorium Sederhana.

    b) Program Pelayanan Obat ( Apotik ).

    c) Ruang tindakan ( UGD / PPGD )

    4. Pelayanan Administrasi dan Tata Usaha

    1.2 Data Khusus

    Tabel 14. Sepuluh macam penyakit terbanyak di Puskesmas Sungai Besar tahun

    2013

    No Penyakit Jumlah %

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    Commond Cold

    Hypertensi

    Penyakit pulpa dan jaringan periapikal

    Dispepsia

    Demam

    ISPA

    Karies gigi

    Arthritis tidak spesifik

    Penyakit gusi dan jaringan periondental

    Faringitis

    2154

    2.090

    1.533

    992

    913

    858

    810

    746

    731

    715

    18.66

    18.11

    13.28

    8.59

    7.91

    7.43

    7.02

    6.46

    6.33

    6.19

    Total 11542 100

    (Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013)

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    15/53

    17

    Grafik 6.Sepuluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013

    19%

    18%

    13%9%

    8%

    7%

    7%

    7%

    6%6%

    10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas

    Sungai Besar Tahun 2013

    Commond Cold Hypertensi

    Penyakit pulpa dan jaringan periapikal Dispepsia

    Demam ISPA

    Karies gigi Arthritis tidak spesifik

    Penyakit gusi dan jaringan periondental Faringitis

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    16/53

    17

    Tabel 18. Data Penderita Pneumonia Berat yang Dirujuk Ke RS dan KasusKematian Balita Karena Pneumonia Puskesmas Sungai Besar Periode

    Tahun 2013

    No. Bulan

    Jumlah Penderita

    Pneumonia Berat

    Dirujuk ke RS

    (Orang)

    Jumlah Kasus

    Kematian Balita

    Karena Pneumonia

    (Orang)

    1. Januari 0 0

    2. Februari 0 0

    3. Maret 0 0

    4. April 0 0

    5. Mei 0 0

    6. Juni 0 0

    7. Juli 0 0

    8. Agustus 0 0

    9. September 0 0

    10. Oktober 0 0

    11. November 0 0

    12. Desember 0 0

    Total 0 0

    (Sumber : Laporan Program P2 ISPA Puskesmas Sungai Besar tahun 2013)

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    17/53

    17

    Tabel 20. Data Staf Medis dan Paramedis Yang Terlatih untuk program P2 ISPA

    di Puskesmas Sungai Besar Tahun 2013

    No.

    Terlatih

    Tenaga

    Medis/paramedic

    MTBSTatalaksana Kasus

    ISPA

    JumlahNama

    PetugasJumlah

    Nama

    Petugas

    1.Dokter - - - -

    2.Perawat 1 Ikhsiriawati - -

    3.Bidan 1 Rika N - -

    Total 2

    (Sumber : Laporan Program P2 ISPA Puskesmas Sungai Besar tahun 2013)

    Tabel 21. Data Jumlah Tenaga Baru yang Dilatih ISPA/MTBS Puskesmas

    Sungai Besar Periode Januari-Desember 2013

    No. Bulan

    Jumlah Tenaga Baru Yang Dilatih ISPA/MTBS

    Dokter

    (orang)

    Perawat

    (orang)

    Bidan

    (orang)

    Kader

    (orang)

    1. Januari 0 0 0 0

    2. Februari 0 0 0 0

    3. Maret 0 0 0 0

    4. April 0 0 0 0

    5. Mei 0 0 0 0

    6. Juni 0 0 0 0

    7. Juli 0 0 0 0

    Total 0 0 0 0

    (Sumber : Laporan Program P2 ISPA Puskesmas Sungai Besar Januari-

    Desember 2013)

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    18/53

    17

    Tabel 22. Data logistik Program P2 ISPA di Puskesmas Sungai Besar Tahun

    2013

    No. Jenis LogistikJumlah

    seluruhnya

    (buah)

    Berfungsi

    (buah)

    TidakBerfungsi

    (buah)

    Keteranga

    n

    1. Soundtimer 2 2 - -

    2. Z-Nebulizer 1 1 0 -

    3. O2-Concentrator 2 2 0 -

    4.VCD penyuluhan

    ISPA1 1 0 -

    5.

    Buku Panduan

    Program P2-ISPA

    (buku kuning)

    1 - - -

    6.

    Buku Panduan

    Autopsi Verbal

    Balita

    1 - - -

    7.Buku RKJMN

    Program P2-ISPA1 - - -

    8.

    Buku Pedoman

    Tatalaksana Kasus

    ISPA Balita

    1 - - -

    9.Bagan Tatalaksana

    ISPA/MTBS5 - -

    Jlh

    terpasang: 5

    bh

    10.Poster Penyuluhan

    ISPA5 - -

    Jlh

    terpasang: 5

    bh

    11.

    Papan Panel

    Penyajian Data

    ISPA

    1 - -

    Jlh

    terpasang: 1

    bh

    (Sumber : Laporan Program P2 ISPA Puskesmas Sungai Besar tahun 2013)

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    19/53

    17

    Tabel 24. Laporan Kesling Kegiatan Pemeriksaan Rumah Periode Januari-Agustus 2013

    Kegiatan

    Pemeriksaan

    Rumah

    BulanTerdaftar

    / Jumlah

    Target/

    Tahun

    Realisasi

    %Diperiksa

    (buah)

    Memenuhi

    syarat (buah)

    Januari 6116 3536 164 114 61,9%

    Februari6116 3536

    157 120 64,3

    Maret6116 3536

    143 102 60,1

    April6116 3536

    167 99 59,3

    Mei6116 3536

    185 121 69,3

    Juni6116 3536

    155 129 75,2

    Juli6116 3536

    159 119 72,2

    Agustus6116 3536

    167 121 75,1

    September 6116 3536 189 131 74,7

    Oktober6116 3536

    163 132 65,5

    November6116 3536

    192 127 73,7

    Desember6116 3536

    162 115 68,9

    Total 2320 1692 61,2

    (Sumber: Data Kesling Puskesmas Sungai Besar tahun 2013)

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    20/53

    17

    Tabel 25. Laporan Kegiatan Kunjungan Klinik Sanitasi Puskesmas Sungai

    Besar Periode Januari-Desember 2013

    No Bulan

    Jumlah Pasien Jumlah Klien

    Kunjun

    gan

    Kllinik

    sanitasi

    Konsultas

    i penyakit

    ISPA

    %Kunjungan

    Kllinik

    sanitasi

    Konsultas

    i penyakit

    ISPA

    %

    1. Januari 12 5 41,7 2 0 0

    2. Februari 18 7 38,9 1 0 0

    3. Maret 11 6 54,5 3 0 0

    4. April 19 8 42,1 6 0 0

    6. Juni 15 5 33,3 6 0 0

    8. Agustus 12 5 41,7 3 0 0

    9. September 18 7 38,9 1 0 0

    10. Oktober 20 5 25,0 2 0 0

    11. November 10 4 40,0 1 0 0

    12. Desember 8 1 12,5 1 0 0

    Jumlah 114 42 32,9 27 0 0

    (Sumber: Data Kesling Puskesmas Sungai Besar tahun 2013)

    Tabel 26. Data Kegiatan Penyuluhan Kelompok Tentang ISPA dan KeslingPuskesmas Sungai Besar Periode Januari-Agustus 2013

    BulanTangg

    alMetode Masalah Tempat

    Januari

    5 Ceramah KeslingDalam Puskesmas Sungai

    Besar

    12 Ceramah ISPA Posyandu Bumi Berkat

    26 Ceramah ISPA Posyandu Kelapa Sawit

    Februari

    2 Ceramah KeslingDalam Puskesmas Sungai

    Besar

    9 Ceramah ISPA Posyandu Kelapa Gading

    16 Diskusi ISPADalam Puskesmas Sungai

    Besar

    Maret 9 Ceramah ISPADalam Puskesmas Sungai

    Besar

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    21/53

    17

    16 Ceramah Kesling Posyandu Strawberry

    23 Ceramah ISPA Posyandu Griya Kartika

    April

    6 Ceramah Kesling Posyandu Kenanga

    13 Ceramah ISPADalam Puskesmas Sungai

    Besar

    20 Ceramah Kesling Posyandu Persada

    27 Ceramah ISPA Posyandu Mekar Sari

    Mei

    4 Ceramah Kesling Posyandu Anggrek

    11 Ceramah ISPA Posyandu Matahari

    25 Ceramah ISPADalam Puskesmas Sungai

    Besar

    Juni8 Ceramah ISPA

    Dalam Puskesmas Sungai

    Besar

    22 Ceramah ISPA Posyandu Srikandi

    Juli

    6 Ceramah Kesling Posyandu Dahlia

    13 Ceramah ISPA Posyandu Mahoni

    20 Ceramah Kesling SMK Borneo

    Agustus17 Ceramah ISPA

    Dalam Puskesmas Sungai

    Besar

    23 Ceramah Kesling Posyandu Bumi Berkat

    September

    6 Ceramah ISPA Posyandu Srikandi

    12 Ceramah Kesling Posyandu Griya Kartika

    25 Ceramah ISPA Posyandu Anggrek

    Oktober

    4 Ceramah Kesling Posyandu Matahari

    14 Ceramah ISPA Posyandu Dahlia

    23 Ceramah ISPA Posyandu Persada

    November

    3 Ceramah Kesling Posyandu Kelapa Gading

    19 Ceramah ISPA Posyandu Kenanga

    29 Ceramah Kesling Posyandu Mekar Sari

    Desember 2 Ceramah ISPA Posyandu Kelapa Sawit

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    22/53

    17

    14 Ceramah Kesling Posyandu Strawberry

    26 Ceramah Kesling Posyandu Persada(Sumber: Data Kesling Puskesmas Sungai Besar tahun 2013)

    1.3 Latar Belakang

    Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan salah

    satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, hal ini disebabkan tingginya

    angka kesakitan dan kematian pada balita karena ISPA. Di negara berkembang

    setiap tahun kira-kira 12 juta anak meninggal sebelum ulang tahunnya yang

    kelima dan sebagian besar terjadi sebelum tahun pertama kehidupanya. Tujuh dari

    sepuluh kematian itu disebabkan ISPA, terutama pnemonia.1,2

    Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA masih merupakan masalah

    kesehatan masyarakat di Indonesia. Kejadian pnemonia pada balita di Indonesia

    pada tahun 2000 diperkirakan antara 10% - 20%. Angka kematian balita akibat

    pnemonia pada akhir periode 1994 1999 diperkirakan 6/1000 balita yang berarti

    bahwa setiap tahun setiap 1000 balita di Indonesia terdapat 6 orang meninggal

    akibat pnemonia.2

    Arah kebijaksanaan dalam bidang kesehatan yang diamanatkan dalam

    ketetapan MPR R.I No. IV/MPR/1999 tentang GBHN 1999/2004 salah satunya

    adalah meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling

    mendukung dengan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada

    upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan

    rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut.1

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    23/53

    17

    Kesehatan Lingkungan adalah kondisi atau keadaan lingkungan yang

    optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan

    yang optimum pula. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang

    menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang

    mempengaruhi derajat kesehatan.3 Pencemaran udara dapat menjadi pencetus

    infeksi virus pada saluran nafas bagian atas. ISPA dapat ditularkan melalui air

    ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup

    oleh orang sehat kesaluran pernafasannya.

    Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

    lingkungan yang buruk. Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi

    fisik perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi, kepadatan

    penghuni, penerangan dan pencemaran udara dalam rumah. Lingkungan

    perumahan sangat berpengaruh terhadap terjadinya ISPA. Berdasarkan penelitian

    Nur Ahmad dan Lilis S yang dilakukan di daerah kelurahan penjaringan Sari

    Kecamatan Rungkut Kota Surabaya selama Oktober 2003 sampai juli 2004

    diperoleh hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil sanitasi rumah yang kurang

    terdapat sebagian besar responden menderita ISPA (92,6%) dan 7,4 % tidak ISPA.

    Risiko terjadinya ISPA pada rumah yang sanitasinya kurang adalah hampir 12

    lebih banyak dibandingkan yang tidak ISPA.4

    ISPA merupakan salah satu dari penyakit menular berbasis lingkungan

    terbanyak pada tahun 2013 di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar. Pada

    periode bulan Januari-Desember tahun 2013 jumlah penderita ISPA mencapi 3727

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    24/53

    17

    orang. Di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar pada tahun 2013 jumlah rumah

    sehat yang memenuhi syarat masih rendah yaitu 3582 (61,2 %).

    1.4 Tujuan Penulisan

    Penulisan ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan ISPA

    masyarakat, khususnya pada bayi dan balita melalui peranan kesehatan

    lingkungan.

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    25/53

    17

    BAB II

    PERMASALAHAN

    2.1 Identifikasi Masalah

    Adapun permasalahan yang timbul adalah :

    1. Angka kesakitan ISPA yang cukup tinggi di wilayah kerja Puskesmas

    Sungai Besar.

    2. Kasus pneumonia balita di wilayah Puskesmas Sungai Besar cukup

    tinggi.

    3. Peran pogram kesehatan lingkungan dipuskesmas belum optimal

    Masih rendahnya jumlah kunjungan klinik sanitasi untuk klien

    yang mengkonsultasikan penyakit ISPA dibandingkan angka

    morbiditas ISPA di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar

    4. Kurangnya kerja sama lintas sektor dan lintas program di Puskesmas

    Sungai Besar

    Masih rendahnya jumlah kunjungan klinik sanitasi untuk pasien

    yang mengkonsultasikan penyakit ISPA dibandingkan angka

    morbiditas ISPA di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar

    Petugas kesehatan lingkungan Puskesmas Sungai Besar masih

    kurang (hanya 1)

    Polusi udara yang cukup tinggi terutama di kelurahan Sungai Besar

    Rumah sehat yang masih rendah

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    26/53

    17

    Masih rendahnya kesadaran masayarakat tentang pentingnya peran

    Kesling untuk pencegahan ISPA, khususnya pneumonia pada balita

    2.2 Prioritas Masalah

    Untuk menentukan prioritas masalah tersebut di atas dapat ditentukan

    dengan memperhitungkan mengenai :

    a. Besarnya masalah (Magnitude)

    Adalah besarnya pengaruh masalah terhadap derajat kesehatan

    masyarakat yang mencakup seberapa banyak penduduk atau masyarakat yang

    terkena dampak. Diberi skor 1 5 yaitu :

    1. Hanya sebagian kecil masyarakat

    2. Sebagian kecil masyarakat

    3. Hanya sebagian besar masyarakat

    4. Sebagian besar masyarakat

    5. Hampir seluruh masyarakat

    b. Seberapa jauh masalah dapat diselesaikan (Vunerability)

    Adalah tersedianya suatu cara atau metode untuk menyelesaikan

    masalah yang dihadapi. Diberi skor 1 - 2 yaitu :

    1. Tidak ada cara yang efektif

    2. Ada cara yang efektif

    c. Derajat kepentingan diselesaikannya masalah (Importancy)

    Adalah besarnya kepentingan terhadap derajat kesehatan masyarakat

    apabila masalah dapat diselesaikan. Diberi skor 1 5 yaitu :

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    27/53

    17

    1. Tidak ada kepentingan

    2. Kepentingannya sangat rendah

    3. Kepentingannya cukup rendah

    4. Kepentingannya cukup tinggi

    5. Kepentingannya sangat tinggi

    d. Biaya (cost)

    Adalah biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut relatif

    rendah. Diberi skor 1 5 yaitu :

    1. Biaya yang diperlukan sangat banyak

    2. Biaya yang diperlukan banyak

    3. Biaya yang diperlukan cukup banyak

    4. Biaya yang diperlukan sedikit

    5. Tidak perlu biaya

    Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat ditentukan prioritas masalah

    sebagai berikut:

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    28/53

    17

    Tabel 24. Penentuan Prioritas Masalah

    No MasalahKriteria

    Nilai

    komposit Ranking

    prioritasM V I C M x I x V

    C

    1. Masih adanya kasus pneumonia bayi

    dan balita di Puskesmas Sungai

    Besar

    2 2 5 3 6,6 3

    2. Angka kesakitan ISPA yang cukup

    tinggi di wilayah kerja Puskesmas

    Sungai Besar

    5 2 5 4 12,5 1

    3. Peran pogram kesehatan lingkungan

    dipuskesmas belum optimal

    4 2 4 5 6,4 4

    4. Kurangnya kerja sama lintas sektor

    dan lintas program di Puskesmas

    Sungai Besar

    4 2 4 4 8 2

    Berdasarkan pembobotan masalah tersebut di atas, maka dapat diketahui

    prioritas masalah yang adalah Angka kesakitan ISPA yang cukup tinggi di

    wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar.

    2.3 Identifikasi Penyebab Masalah

    Dari hasil penentuan prioritas masalah berdasarkan pembobotan tersebut

    maka didapatkan permasalahan utama angka kesakitan ISPA yang cukup tinggi di

    wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar. Dari permasalahan tersebut kemudian di

    cari lagi akar masalah atau penyebab dari masalah tersebut dengan memakai alat

    pemecahan masalah berupa pohon analisis.

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    29/53

    17

    Grafik 7. Pohon Masalah Angka Kesakitan ISPA dan Kesehatan Lingkungan

    Peran pogram kesehatan

    lingkungan dipuskesmas belum

    optimal

    Tingginya polusi

    udara dan

    kurangnya rumah

    sehat

    Penyuluhan

    rumah sehat dan

    sanitasi yang

    kurang optimal

    AKIBAT

    SEBAB

    Kurangnya kerja sama

    lintas sektor dan lintas

    program di Puskesmas

    Sungai Besar

    Masih rendahnya

    jumlah kunjungan

    klinik sanitasi untuk

    pasien dan klien

    yang

    mengkonsultasikan

    penyakit ISPA

    Masih rendahnya

    kesadaran

    masayarakat tentang

    pentingnya peran

    Kesling untuk

    pencegahan ISPA

    Angka kesakitan ISPA yang

    cukup tinggi di wilayah kerja

    Puskesmas Sungai Besar dan

    Kasus pneumonia balita di

    wilayah Puskesmas Sungai

    Besar cukup tinggi

    Petugas

    kesehatan

    lingkungan

    Puskesmas

    Sungai Besar

    masih kurang

    Tidak adanya

    petugas baru

    yang dilatih

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    30/53

    17

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Puskesmas Sungai Besar berada di wilayah Kecamatan Banjarbaru

    Selatan, Kota Banjarbaru dengan luas wilayah 480,27 Ha terletak pada dataran

    tinggi. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar adalah 18.491

    jiwa.

    Berdasarkan distribusi umur penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sungai

    Besar diketahui bahwa jumlah bayi dan anak berusia sampai 5 tahun sebesar 1447

    anak atau sekitar 10,7%, anak berusia > 5 sampai 15 tahun sebanyak 2776 anak

    atau sekitar 14,8%. Besarnya jumlah bayi, balita dan anak ini memerlukan

    perhatian khusus dari berbagai pihak, termasuk Puskesmas mengingat masalah

    pada bayi, balita dan anak berbeda dengan masalah pada kelompok umur yang

    lain. Masalah pada bayi, balita dan balita berhubungan dengan ukuran tubuh yang

    secara fisik lebih kecil dibandingkan dewasa, daya imunitas tubuh yang masih

    rendah, masih kurangnya kemampuan untuk berkomunikasi dan keadaan

    psikologis (rasa takut) yang masih besar. Hal-hal tersebut harus mendapatkan

    perhatian secara lebih khusus dari Puskesmas.

    Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar

    yang terbanyak adalah tamat SLTA sebesar 5665 ( 55,9%), disusul tamat SLTP ke

    atas sebesar 3784 (28,9%). Selain itu masih cukup banyak yang tidak tamat SD

    yaitu sebesar 2103 (15,2%). Dari data ini bisa kita perkirakan tingkat pemahaman

    dan pengetahuan penduduk tergolong menengah ke atas, khususnya mengenai

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    31/53

    17

    masalah kesehatan dapat dikatakan cukup baik, tidak terkecuali pengetahuan

    tentang ISPA.

    Mata pencarian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar

    sebagian besar adalah jasa kemasyarakatan (23,33%), perdagangan (14,07%), jasa

    pendidikan (8,46%), dan pertambangan/penggalian (2,83%). Hal ini

    menggambarkan tingkat sosial ekonomi penduduk tergolong menengah ke atas.

    Tingkat sosial ekonomi yang baik akan mempermudah penanganan masalah

    kesehatan yang ada di wilayah tersebut. Berdasarkan data sepuluh penyakit

    terbanyak di Puskesmas Sungai Besar, ISPA merupakan salah satu dari penyakit

    menular berbasis lingkungan dengan jumlah. Jumlah penderita ISPA pada periode

    Januari-Desember 2013 mencapai 3727 orang (31,4%).

    Tujuan umum program P2-ISPA, yaitu turunnya angka kesakitan dan

    kematian pneumonia sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.

    Berdasarkan hasil penemuan penderita program P2-ISPA Puskesmas Sungai

    Besar (Table 15) Pada periode bulan Januari-Desember tahun 2013 jumlah

    penderita ISPA mencapai 3727 orang atau sekitar 31,4% dari sepuluh penyakit

    terbanyak di Puskesmas Sungai Besar. Jumlah penderita ISPA (non pneumonia)

    pada bayi (< 1 tahun), balita (1-5 tahun) dan berusia > 5 tahun totalnya sebanyak

    3612 orang. Sedangkan penderita pneumonia pada bayi, balita, dan yang berusia >

    5 tahun adalah totalnya sebesar 117 atau sekitar 6,7% dari total penderita ISPA.

    Pada tabel 16 menggambarkan jumlah bayi dan balita (usia 0-5 tahun)

    yang menderia non pneumonia dan pneumonia pada wilayah kerja puskesmas

    Sungai Besar. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah bayi dan balita yang

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    32/53

    17

    menderita pneumonia mencapai 112 anak atau sekitar 10,4% dari total penderita

    ISPA pada bayi dan balita. Hasil tersebut menunjukkan masih tingginya angka

    pneumonia pada anak bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar.

    Kejadian pneumonia pada balita di Indonesia diperkirakan antara 10% - 20%.

    Jumlah penderita pneumonia balita pada wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar

    dapat dilihat pada tabel 17. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas P2-

    ISPA hal ini dikarenakan di wilayah Sungai Besar tingkat pencemaran udara dan

    kepadatan hunian lebih tinggi serta daerah yang dilalui oleh jalan besar angkutan

    hasil pertambangan.

    Sedangkan untuk penderita pneumonia berat tidak ditemukan pada bayi,

    balita, dan yang berusia > 5 tahun (tabel 18). Begitu pula kematian akibat

    pneumonia tidak ada dilaporkan sehingga tidak ada penderita yang dirujuk ke

    Rumah Sakit karena pneumonia berat pada periode Januari-Desember 2013. Hal

    ini menunjukkan bahwa fungsi puskesmas sebagai pelayanan kuratif sudah cukup

    baik.

    Dinas Kesehatan kota Banjarbaru tahun 2013 menetapkan target cakupan

    penemuan pneumonia balita pertahun sebesar 90%, sedangkan target cakupan

    penemuan pneumonia balita perbulan sebanyak 7,5%.

    Jumlah Bayi + Balita = 11% X jumlah penduduk.

    11 % X 168.100 jiwa = 18.491 jiwa

    Jumlah Sasaran = 10% X (jumlah Bayi + Balita)

    = 10% X 18.491 jiwa = 1849 jiwa

    Target = 10% X Jumlah Sasaran

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    33/53

    17

    = 10% X 1849 jiwa = 185 jiwa.

    Rata-rata target cakupan penderita pneumonia pada bayi dan balita sebesar 2-3

    jiwa.

    Berdasarkan tabel 19 menunjukkan beberapa jenis penyakit ISPA bukan

    pneumonia yang ditemukan di Puskesmas Sungai Besar seperti faringitis akut,

    tonsilitis akut, influensa karena virus ytt, bronchitis dan asma. Berdasarkan tabel

    20 dan 21 staf medis dan paramedis yang terlatih untuk program P2 ISPA di

    Puskesmas Sungai Besar tahun 2013 untuk MTBS yaitu perawat 1 orang dan

    bidan 1 orang, sedangkan untuk tenaga terlatih untuk tatalaksana kasus ISPA

    belum ada. Sementara tenaga baru yang dilatih untuk MTBS/tatalaksana kasus

    ISPA periode Januari- Desember 2013 juga tidak ada. Hal ini menunjukkan masih

    kurangnya jumlah staf medis dan paramedis yang terlatih untuk program P2 ISPA

    dan tatalaksana kasus ISPA mengingat ISPA adalah kasus terbanyak pada wilayah

    kerja Puskesmas Sungai Besar. Dan dari data logistik (Tabel 22) program P2-

    ISPA di Puskesmas Sungai Besar tahun 2013 cukup memadai. Tetapi

    pemanfaatan oleh SDM belum optimal.

    Klinik sanitasi merupakan suatu wahana untuk mengatasi masalah

    kesehatan masyarakat melalui upaya terintegrasi antara kesehatan lingkungan

    pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis dari

    petugas Puskesmas. Klinik Sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri

    sendiri, tetapi sebagai bagian intergral dari kegiatan Puskesmas, bekerjasama

    dengan program yang lain dari sektor terkait di wilayah kerja Puskesmas.

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    34/53

    17

    Berdasarkan data bagian kesehatan lingkungan di Puskesmas Sungai Besar

    pada tahun 2009 (table 11) jumlah rumah sebanyak 6116 buah. Sedangkan rumah

    sehat yang memenuhi syarat masih rendah yaitu 1692. Apabila dirata-ratakan

    jumlah rumah sehat hanya sebesar 61,2%. Salah satu program kerja kesling untuk

    mencegah terjadinya penyakit berbasis lingkungan terutama ISPA dilaksanakan

    kegiatan yaitu penyehatan lingkungan pemukiman melalui penyuluhan rumah

    sehat.

    Berdasarkan hasil kegiatan pemeriksaan rumah (table 12) periode Januari-

    Desember 2013 ditargetkan sebulan sebanyak 294 rumah, hal ini sesuai dengan

    jumlah rumah keseluruhan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar

    yang terdaftar yaitu sebanyak 6116 buah. Berdasarkan hasil pemeriksaan rumah

    yang telah dilakukan tahun 2013 jumlah rumah sehat sebanyak 2116 buah

    (38,2%) dari total rumah 1692 buah yang telah diperiksa. Hasil ini menurun dari

    jumlah rumah sehat pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2012. Berdasarkan hasil

    wawancara dengan pemegang program hal ini dikarenakan dilakukan pemeriksaan

    rumah baru yang memang sebagian tidak memenuhi syarat rumah sehat.

    Menurut ahli kesehatan Blum derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi

    oleh 4 faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan

    Sampai saat ini diketahui bahwa permasalahan penyakit terbanyak yang terdapat

    di wilayah kerja puskesmas di dominasi oleh penyakit-penyakit yang

    berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan, salah satunya yaitu ISPA.

    Pasien adalah penderita penyakit yang diduga berkaitan dengan kesehatan

    lingkungan yang dirujuk oleh petugas medis ke Ruang Klinik Sanitasi. Klien

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    35/53

    17

    adalah masyarakat umum bukan penderita penyakit yang datang ke Puskesmas

    untuk berkonsultasi tentang masalah yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.

    Berdasarkan data kegiatan kunjungan klinik sanitasi Puskesmas Sungai

    Besar periode tahun 2013 (tabel 13) jumlah pasien yang berkunjung sebanyak

    114 orang, sedangkan jumlah kunjungan untuk pasien ISPA hanya berjumlah 42

    orang atau sekitar 32,9%. Hal ini masih rendah dibandingkan total jumlah pasien

    penyakit ISPA yang berkujung ke Puskesmas Sungai Besar yaitu sebanyak 3727

    orang periode tahun 2013. Untuk jumlah kunjungan klien ke klinik sanitasi

    berjumlah 27 orang, sedangkan untuk jumlah klien yang mengkonsultasikan

    penyakit ISPA tidak ada. Hal ini menunjukkan masih kurang optimalnya kinerja

    dari petugas kesling dan kurangnya kerjasama lintas sektor dalam puskesmas

    Sungai Besar serta rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran

    kesling untuk pencegahan penyakit ISPA.

    ISPA merupakan penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian dan

    atau lebih dari saluran nafas, mulai dari hidung (saluran nafas atas) hingga alveoli

    (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga, dan

    pleura.5,6 Pneumonia adalah suatu radang paru atau proses infeksi akut yang

    mengenai jaringan paru-paru (alveoli).6

    Penyakit ISPA merupakan penyakit yang

    sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah.

    Kejadian penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6

    kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek

    sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.7

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    36/53

    17

    Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat

    menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat

    berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh

    bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat sehingga menyebabkan

    penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran

    pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas

    sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran

    pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.7,8

    Menurut WHO, sekresi lendir atau gejala pilek terjadi juga pada penyakit

    common cold disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis rhinovirus dan atau

    coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada anak selama beberapa jam

    sampai tiga hari. Sedangkan pencemaran udara diduga menjadi pencetus infeksi

    virus pada saluran nafas bagian atas. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah,

    darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh

    orang sehat kesaluran pernafasannya.8,9

    Faktor Risiko Pneumonia

    Faktor risiko pneumonia pada bayi dan balita, yaitu:

    a. Pengetahuan Ibu

    Pengetahuan adalah akumulasi dari informasi yang diketahui seseorang.

    Meningkatnya pengetahuan menyebabkan berubahnya perilaku seseorang, banyak

    pengalaman dan penelitian yang membuktikan bahwa perilaku yang didasari oleh

    pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    37/53

    17

    pengetahuan. Pengetahuan tertentu tentang kesehatan mungkin penting sebelum

    suatu tindakan kesehatan pribadi terjadi. Tindakan kesehatan yang diharapkan

    tidak akan terjadi, sebelum seseorang mendapat isyarat yang cukup kuat untuk

    memotivasi tindakannya atas dasar pengetahuan yang dimilikinya.7,10

    b. Polusi Udara

    Penyakit saluran napas dapat disebabkan oleh polusi udara, baik polusi di

    dalam maupun di luar rumah. Pemakaian obat nyamuk bakar yang masih banyak

    digunakan oleh ibu rumah tangga, padahal asapnya mengakibatkan penyakit

    pernapasan terutama pada bayi dan balita. Dan juga asap yang sering terpapar

    dirumah pada bayi dan balita yang digendong ibunya saat memasak.11

    c. Kepadatan Hunian

    Kepadatan hunian menimbulkan efek-efek negatif terhadap kesehatan

    fisik, mental, dan moral. Penyebaran penyakit menular di rumah yang padat

    penghuninya lebih cepat terjadi. Jumlah hunian pada satu keluarga yang terdiri

    dari 5 orang adalah untuk luas rumah minimum 50 m2, untuk kamar tidur

    diperlukan luas lantai minimum 3 m2/orang dan untuk mencegah penularan

    penyakit (misalnya penyakit pernapasan) jarak antara tepi tempat tidur yang satu

    dengan yang lain minimum 90 cm. Apabila ada anggota yang menderita penyakit

    pernapasan sebaiknya tidak tidur sekamar dengan anggota yang lain.4,11

    d. Status sosial Ekonomi

    Pendapatan keluarga sangat erat kaitannya dengan kejadian pneumonia,

    karena pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat hidup layak dan

    memenuhi syaratsyarat kesehatan. Studi di negara maju menunjukkan adanya

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    38/53

    17

    suatu hubungan yang jelas antar status sosial ekonomi yang diukur dengan

    besarnya anggota rumah tangga, banyaknya kamar, banyaknya orang yang

    menghuni tiap kamar, dengan terjadinya infeksi saluran pernapasan. Status sosial

    ekonomi yang rendah dan kepadatan rumah dapat meningkatkan potensi

    terjadinya infeksi saluran pernapasan.

    e. Lingkungan dan Ventilasi perumahan

    Lingkungan perumahan sangat berpengaruh terhadap terjadinya ISPA.

    Berdasarkan penelitian Nur Ahmad dan Lilis S yang dilakukan di daerah

    kelurahan penjaringan Sari Kecamatan Rungkut Kota Surabaya selama Oktober

    2003 sampai juli 2004 diperoleh hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil

    sanitasi rumah yang kurang terdapat sebagian besar responden menderita ISPA

    (92,6%) dan 2,4 % tidak ISPA. Risiko terjadinya ISPA pada rumah yang

    sanitasinya kurang adalah hampir 12 lebih banyak dibandingkan yang tidak

    ISPA.4

    Ventilasi adalah proses pertukaran udara di dalam suatu ruangan dengan

    udara segar dari luar atau ruangan lain. Tidak tersedianya ventilasi yang baik pada

    suatu ruangan dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan karena dalam

    ruangan tersebut dapat terjadi pencemaran oleh bakteri patogen. Kelembaban

    yang tinggi memerlukan pergantian udara yang lancar dengan minimum luas

    lubang ventilasi sebesar 5% dari luas lantai, dan jika ditambah dengan luas udara

    lainnya (celah, pintu, jendela, lubang anyaman bambu dan sebagainya) menjadi

    sebesar 10% dari luas lantai. Kegunaan lain dari ventilasi adalah untuk

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    39/53

    17

    mempertahankan temperatur dan kelembaban di dalam ruangan agar tetap pada

    batas kenyamanan.4,11

    Berdasarkan faktor risiko tersebut diatas, pada wilayah kerja Puskesmas

    Sungai Besar faktor polusi udara yang buruk, kepadatan hunian yang tinggi,

    status sosial ekonomi yang rendah dan lingkungan serta ventilasi perumahan

    yang kurang dapat menjadi pemicu terjadinya pneumonia. Dengan demikian

    untuk menurunkan angka kejadian ISPA khususnya pneumonia pada bayi dan

    balita di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar, kesehatan lingkungan

    memegang peranan penting. Peran Kesehatan Lingkungan dapat ditingkatkan

    melalui penyuluhan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan

    dan kesempatan yang berlandaskan prinsip prinsip belajar untuk mencapai

    suatu keadaan, dimana individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan

    ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa

    dilakukan, secara perorangan ataupun secara kelompok dan meminta pertolongan

    bila perlu.12

    Berdasarkan tabel 26 data kegiatan penyuluhan kelompok tentang ISPA

    dan Kesling Puskesmas Sungai Besar periode tahun 2013. Penyuluhan untuk

    program ISPA cukup sering dilakukan sebanyak 16 kali, rata-rata 2-3 kali.

    Sebagian besar metode yang dilakukan dengan cara ceramah dan dilakukan di

    posyandu. Hal ini secara kuantitas sudah cukup memadai tetapi secara kualitas

    belum optimal. Sedangkan untuk penyuluhan Kesling tahun 2013 hanya dilakukan

    8 kali rata-rata 1 kali perbulan dan itu mencakup Kesling secara umum, sementara

    penyuluhan Kesling khusus pencegahan ISPA belum dilakukan.

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    40/53

    17

    BAB IV

    PEMECAHAN MASALAH

    4.1 Alternatif Pemecahan Masalah

    Dari identifikasi penyebab masalah di atas, maka dapat ditentukan

    beberapa alternatif kegiatan untuk memecahkan masalah tersebut, yaitu:

    1. Meningkatkan peran Kesehatan Lingkungan dalam upaya menurunkan

    angka kesakitan ISPA khususnya pneumonia.

    2. Mengadakan penyuluhan Kesehatan Lingkungan tentang pencegahan

    ISPA.

    3. Mengatasi polusi udara dengan kegiatan penghijauan. Menjauhkan bayi

    dan balita dari asap, debu, serta bahan-bahan lain yang mudah terhirup

    oleh balita seperti asap rokok, asap dari tungku, asap dari obat nyamuk

    bakar, asap dari kendaraan bermotor ataupun pencemaran lingkungan

    udara lainnya

    4. Meningkatkan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar.

    Membersihkan lingkungan rumah terutama ruangan tempat tinggal balita,

    serta usahakan ruangan memiliki udara bersih dan ventilasi.

    5. Melakukan survey masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar

    untuk menemukan penderita ISPA khususnya pneumonia pada balita

    untuk mengidentifikasi faktor risiko dan penyebab.

    6. Mengoptimalkan kinerja dari SDM pemegang program P2 ISPA

    bekerjasama melalui lintas program dengan petugas kesehatan lingkungan

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    41/53

    17

    dan mengoptimalkan SDM yang tersedia (dengan memanfaatkan petugas

    lain untuk diperbantukan dalam program kesehatan lingkungan).

    7. Memberikan pelatihan petugas kesehatan lingkungan tentang pentingnya

    peran penyuluhan dalam meningkatkan sanitasi lingkungan khususnya

    perumahan dan mengurangi polusi udara.

    8. Mengoptimalkan fungsi dari klinik sanitasi yang tersedia dengan

    meningkatkan jumlah kunjungan di Puskesmas Sungai Besar untuk

    pencegahan ISPA.

    9. Meningkatkan peran serta masyarakat yang diharapkan dapat membantu

    pelaksanaan Program Pemberantasan ISPA melalui kesling dalam

    pencegahan ISPA terutama pada balita.

    4.2 Prioritas Pemecahan Masalah

    Kriteria pemecahan masalah menurut metode Bryant yaitu:

    a. Magnitude:

    1.Sangat tidak menyelesaikan masalah

    2.Tidak menyelesaikan masalah

    3.Cukup menyelesaikan masalah

    4.Menyelesaikan masalah

    5.Sangat menyelesaikan masalah

    b. Vunerability1.Alternatif pemecahan masalah tidak efektif digunakan

    2.Alternatif pemecahan masalah efektif digunakan

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    42/53

    17

    c. Importancy1.Tidak ada kepentingan untuk pemecahan masalah

    2.Kepentingannya sangat rendah untuk pemecahan masalah

    3.Kepentingannya cukup rendah untuk pemecahan masalah

    4.Kepentingannya cukup tinggi untuk pemecahan masalah

    5.Kepentingannya sangat tinggi untuk pemecahan masalah

    d. Cost1.Sangat tidak murah

    2.Tidak murah

    3.Cukup murah

    4.Murah

    5.Sangat murah

    Alternatif pemecahan masalah tersebut kemudian diberi pembobotan untuk

    menentukan prioritas pemecahan masalah. Alternatif masalah dapat dilihat pada

    tabel berikut :

    Tabel25. Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

    No Masalah Kriteria Nilai

    komposit

    Ranking

    prioritas

    M V I C M x I x V

    C

    1. Meningkatkan peran Kesehatan

    Lingkungan dengan penyuluhan

    tentang pencegahan ISPA,

    mengatasi polusi udara dengan

    kegiatan penghijauan,

    meningkatkan rumah sehat, dan

    mengoptimalkan fungsi dari klinik

    sanitasi.

    4 2 4 3 10,6 1

    2. Melakukan survey masyarakat di 3 1 3 2 4,5 3

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    43/53

    17

    wilayah kerja Puskesmas Sungai

    Besar untuk menemukan penderita

    ISPA khususnya pneumonia padabalita untuk mengidentifikasi

    faktor risiko dan penyebab.

    3. Mengoptimalkan kinerja dari SDM

    pemegang program P2 ISPA

    bekerjasama melalui lintas

    program dengan petugas kesehatan

    lingkungan dan mengoptimalkan

    SDM yang tersedia

    3 2 2 3 4 4

    4. Memberikan pelatihan petugas

    kesehatan lingkungan tentang

    pentingnya peran penyuluhan

    dalam meningkatkan sanitasi

    lingkungan khususnya perumahan

    dan mengurangi polusi udara

    3 2 3 2 9 2

    Berdasarkan hasil pembobotan dari tabel 22 di atas maka prioritas

    pemecahahan masalah adalah meningkatkan peran Kesehatan Lingkungan dengan

    penyuluhan tentang pencegahan ISPA, mengatasi polusi udara dengan kegiatan

    penghijauan, meningkatkan rumah sehat, dan mengoptimalkan fungsi dari klinik

    sanitasi.

    4.2 Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah

    Prioritas alternatif pemecahan masalah dalam upaya menurunkan angka

    kejadian ISPA, khususnya pneumonia balita adalah dengan peningkatan

    kesehatan lingkungan dan melibatkan peran serta masyarakat yang berkaitan

    dengan usaha promosi kesehatan tentang pencegahan penyakit ISPA,

    khususnya pneumonia pada bayi dan balita. Diutamakan dalam hal melakukan

    kerjasama lintas sektor dan lintas program yang berkaitan dengan usaha

    meningkatkan rumah sehat yang memenuhi kriteria kesehatan, menurunkan

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    44/53

    17

    tingkat pencemaran udara dan meningkatkan peran serta masyarakat yang

    diharapkan dapat membantu pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit

    ISPA.

    1. Rapat Konsolidasi Tingkat Puskesmas

    a. Tujuan

    Meningkatkan pemahaman tentang pentingnya program kesehatan

    lingkungan dan penyuluhan dalam upaya menurunkan angka kejadian

    ISPA, terutama pada balita agar setiap ibu atau keluarga yang memiliki

    balita dapat mencegah dan melakukan tatalaksana pada penderita ISPA

    secara benar.

    a. Pelaksana

    Penyelenggara : Penanggung Jawab Program P2 ISPA

    Pimpinan rapat : Pimpinan Puskesmas Sungai Besar

    Peserta rapat : Seluruh staf Puskesmas Sungai Besar

    Hari/tanggal : Senin, 4 Mei 2014, pukul 12.00-14.00 Wita

    Tempat : Puskesmas Sungai Besar

    b. Materi Rapat

    Laporan dan data tahun 2013 (terakhir), mengenai jumlah penderita

    ISPA pada bayi dan balita.

    Meningkatkan pemahaman staff Puskesmas bahwa setiap petugas

    kesehatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat, dalam hal

    ini petugas Puskesmas harus mempunyai kemampuan di bidang

    penyuluhan.

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    45/53

    17

    Pentingnya dilaksanakan penyuluhan dan pelatihan bagi tenaga

    kesehatan ISPA terutama pneumonia balita.

    d. Target

    Seluruh peserta rapat memahami pentingnya peran program kesehatan

    lingkungan dan peran penyuluhan dalam upaya menurunkan angka

    kejadian ISPA sebagai bagian yang tak terpisahkan dari setiap program

    Puskesmas, dalam hal ini khususnya program P2 ISPA.

    e. Dana

    Dana operasional rutin Puskesmas

    f. Evaluasi

    Laporan bulanan Puskesmas tentang kegiatan PKM dan P2M.

    2. Penyuluhan dan Pelatihan Untuk Petugas Kesehatana. Tujuan

    Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan petugas

    kesehatan/Puskesmas tentang ISPA (nonpneumonia dan pneumonia) serta

    syarat-syarat rumah sehat, bagaimana menungurangi pencemaran udara di

    dalam rumah, menjauhkan bayi dan balita dari asap, debu, serta bahan-

    bahan lain yang mudah terhirup oleh balita seperti asap rokok, asap dari

    tungku, asap dari obat nyamuk bakar, asap dari kendaraan bermotor

    ataupun pencemaran lingkungan udara lainnya

    b. Sasaran

    Seluruh petugas kesehatan masyarakat (Perawat, bidan, pelaksana sanitasi,

    pelaksana gizi).

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    46/53

    17

    c. Pelaksana

    Pemegang Program P2 ISPA bekerjasama dengan sub dinas P2M dan

    Kesling Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar

    d. Materi

    Hari Senin, 11 Mei 2014 materi :

    - Sosialisasi Program P2 ISPA

    - Cara-cara pencegahan dan penanganan ISPA dirumah dan kasus-kasus

    pneumonia yang harus segera dirujuk ke pelayanan kesehatan.

    - Menemukan balita dengan gejala pneumonia sedini mungkin.

    Hari Selasa, 12 Mei 2014 materi :

    - Syarat-syarat rumah sehat,ventilasi, kelembaban dan jarak antar rumah

    - Cara-cara mengurangi tingkat pencemaran udara di dalam rumah.

    - Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

    e. Metode

    Ceramah, diskusi dan demonstrasi

    f. Tempat

    Ruang Pertemuan Puskesmas Sungai Besar

    g. Waktu

    Hari Senin dan selasa, 11-12 Mei 2014 Pukul 10.00 Wita - selesai

    h. Dana

    Dana operasional rutin Puskesmas

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    47/53

    17

    3. Rapat Konsolidasi Tim Pelaksana Penyuluhana. Tujuan

    Menetapkan langkah-langkah yang akan diambil guna meningkatkan

    program kesehatan lingkungan dan melibatkan peran serta masyarakat

    melalui penyuluhan.

    b. Pelaksana

    Penyelenggara : Pemegang program penyuluhan ISPA sebagai

    ketua tim pelaksana

    Peserta rapat : Anggota tim pelaksana (petugas kesehatan yang

    telah diberikan pelatihan)

    Hari/tanggal : Senin, 19 Mei 2014, pukul 11.00-14.00 Wita

    Tempat : Ruang Pertemuan Puskesmas Sungai Besar

    c. Materi Rapat

    Membentuk Tim Pelaksana Penyuluhan di luar gedung.

    Mendiskusikan bentuk pelaksanaan penyuluhan serta evaluasi pasca

    penyuluhan.

    Mempersiapkan segala sarana untuk pelaksanaan penyuluhan.

    Pembagian tugas kerja untuk pelaksanaan penyuluhan di luar gedung.

    Laporan hasil kegiatan anggota tim pelaksana dan kendala/hambatan

    dalam persiapan pelaksanaan penyuluhan.

    d. Dana

    Dana operasional rutin Puskesmas

    g. Evaluasi

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    48/53

    17

    Laporan pelaksanaan kegiatan penyuluhan.

    4. Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (di Dalam Gedung)

    a. Tujuan

    Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terutama ibu

    yang memiliki balita tentang ISPA.

    b. Pelaksana

    Penyelenggara : Dokter Puskesmas, Paramedis (Bidan, dan

    Perawat) dan Petugas Penyuluh ISPA.

    Sasaran : Ibu/keluarga yang

    membawa balitanya berobat ke Puskesmas

    Materi :

    Pesan-pesan terpadu yang berisi :

    1. Pencegahan penyakit ISPA dan pneumonia pada balita:

    Menjauhkan balita dari penderita batuk Melakukan imunisasi lengkap di posyandu atau puskesmas Memberikan ASI pada bayi/anak berusia 0-2 tahun Menjauhkan balita dari asap, debu serta bahan-bahan lain yang

    mengganggu pernapasan.

    Membersihkan lingkungan rumah terutama ruangan tempattinggal balita serta usahakan ruang memiliki udara bersih dan

    ventilasi cukup.

    2. Bagaimana balita dapat tertular pneumonia

    Tertular penderita batuk

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    49/53

    17

    Imunisasi tidak lengkapKondisi kurang gizi serta pemberian ASI yang tidak memadaiMenghirup asap atau debu secara berulang-ulangTinggal di lingkungan tidak sehat

    3. Perawatan di rumah untuk balita

    Tetap berikan ASI pada anak berusia 0-2 tahun Tingkatkan pemberian makanan bergizi Berikan minum lebih banyak dari biasanya Bila badan anak panas, kompres dengan air hangat dan jangan

    memakai selimut atau pakaian tebal

    Jika batuk, berikan obat batuk tradisional seperti campuran 1sendok teh jeruk nipis dengan 2 sendok teh kecap/madu

    diberikan 3-4 kali sehari.

    Jika hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubanghidungnya dengan sapu tangan bersih

    Segera bawa ke petugas kesehatan bila kondisi balitabertambah parah/memburuk.

    c. Metode Penyuluhan

    1. Penyuluhan tidak langsung

    Mempergunakan media penyuluhan, misalnya memasang poster di

    dinding atau dengan memberikan leaflet tentang ISPA dan pnuemonia

    kepada ibu yang memiliki bayi dan balita.

    2. Penyuluhan secara langsung

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    50/53

    17

    a. Dialog di kamar periksa antara dokter atau paramedis dengan

    keluarga/ibu yang membawa bayi atau balitanya berobat.

    (wawancara disertai Tanya jawab)

    b. Dialog dokter atau paramedis dengan keluarga yang memiliki bayi

    dan balita tentang perilaku hidup sehat. (Wawancara yang disertai

    Tanya jawab)

    c. Melakukan penyuluhan kelompok di Puskesmas yang

    direncanakan waktunya (ceramah disertai diskusi/Tanya jawab dan

    demonstrasi).

    d. Waktu

    Setiap hari pelayanan di poli anak/MTBS dilakukan penyuluhan

    perindividu.

    Setiap hari senin dan kamis dilaksanakan ceramah yang disertai Tanya

    jawab dan demonstrasi di ruang penyuluhan atau di ruang pertemuan.

    e. Dana

    Dana mandiri Puskesmas

    5. Penyuluhan Kesehatan Kepada Masyarakat (di Luar Gedung)

    a. Tujuan

    Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang

    pencegahan pneumonia, bagaimana balita dapat tertular pneumonia dan

    perawatan dirumah untuk balita, serta sosilalisasi pentingnya kesehatan

    lingkungan untuk pencegahan ISPA.

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    51/53

    17

    b. Sasaran

    Seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar

    c. Pelaksananaan

    Penyelenggara : Tim Pelaksana Penyuluhan (1 Dokter,

    3 Paramedis, 1 petugas Kesling) bekerjasama

    dengan Kepala Kantor Kelurahan masing masing

    Penanggung jawab : Kepala Puskesmas Sungai Besar

    Waktu dan Tempat :

    - Hari Senin (minggu ke-1 dan ke-3 bulan Mei 2014) di Aula Pertemuan

    Kantor Kelurahan Sungai Besar

    - Hari Senin (minggu ke-1 dan ke-3 bulan Juni 2014) di Aula Pertemuan

    Kantor Kelurahan Sungai Besar

    - Hari Senin (minggu ke-1 dan ke-3 bulan Juli 2014) di Aula Pertemuan

    Kantor Kelurahan Sungai Besar

    Materi

    - Cara-cara pencegahan pneumonia (menjauhkan balita dari penderita

    batuk, melakukan imunisasi, menjauhkan balita dari asap, debu, serta

    bahan-bahan lain yang mengganggu pernapasan, membersihkan

    lingkungan rumah terutama ruangan tempat tinggal balita serta

    usahakan ruangan memiliki udara bersih dan ventilasi cukup)

    - Bagaimana penderita dapat tertular pneumonia ( tertular penserita

    batuk, menghirup asapbatau debu secara berulang-ulang dan tinggal di

    lingkungan tidak sehat)

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    52/53

    17

    - Perawatan di rumah untuk balita

    - Syarat-syarat rumah

    - Bagaimana cara mengurangi polusi udara di dalam dan luar rumah

    d. Metode Penyuluhan

    Ceramah, Tanya jawab dan demonstrasi disertai pemasangan poster dan

    pembagian leaflet tentang diare.

    e. Dana

    Dana operasional dari APBD dan dana proyek peningkatan kesehatan

    masyarakat (PPKM)

    6. Rapat Evaluasi Kegiatan Penyuluhan Masyarakat

    a) Tujuan : - Pelaporan hasil kegiatan oleh tim pelaksana penyuluhan

    - Evaluasi keberhasilan program

    b) Penyelenggara : Tim Pelaksana Penyuluhan

    c) Pimpinan rapat : Kepala Puskesmas Sungai Besar

    d) Waktu : Setiap bulan minggu ke-4

    e) Dana : Dana operasional Puskesmas

    7. Evaluasi Keberhasilan Program Penyuluhan Kesehatan adalah :

    a. Laporan bulanan dan semester (Januari-Desember 2013) tentang jumlah

    ISPA (pneumonia dan bukan pneumonia) pada balita.

    b. Laporan bulanan dan Semester (Januari-Desember 2013) tentang Kegiatan

    Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM) dan P2 ISPA

  • 5/25/2018 Status Ujian ISPA

    53/53

    17

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    V.1. Kesimpulan

    Berdasarkan data Puskesmas Sungai Besar penyakit ISPA menduduki

    jumlah penyakit terbanyak pada periode Januari Desember tahun 2013.

    Selain itu angka pneumonia pada bayi dan balita tahun 2013 masih cukup

    tinggi. Salah satu cara terpenting dalam menurunkan angka kejadian ISPA

    pada balita ini adalah intervensi kesehatan lingkungan dengan penyehatan

    pemukiman dan sanitasi lingkungan yang dilaksanakan melibatkan peran

    serta masyarakat melalui penyuluhan diharapkan dapat menurunkan angka

    kesakitan penyakit ISPA, terutama pneumonia pada balita.

    V.2. Saran

    Program kesehatan lingkungan dan melibatkan peran serta masyarakat

    yang berkala dan berkelanjutan dapat menjadi alternatif pemecahan masalah

    bagaimana upaya menurunkan angka kejadian ISPA.