7
Stenosis Spinal Stenosis tulang belakang lumbal (penyempitan pada ruang saraf) adalah penyakit yang terutama mengenai usia paruh baya dan usia lebih tua, dan terjadi akibat penyempitan kanal spinal secara perlahan, mulai dari gangguan akibat penebalan ligamen kuning, sendi faset yang membesar, dan diskus yang menonjol. Penyempitan yang cukup signifikan dapat menyebabkan kompresi saraf, yang menyebabkan gejala nyer, termasuk nyeri punggung bawah, nyeri pantat, dan rasa sakit di kaki dan mati rasa yang semakin memburuk saat berjalan dan berkurang saat istirahat. Biasanya seseorang dengan stenosis tulang belakang memiliki keluhan khas nyeri yang luar biasa pada tungkai atau betis dan punggung bagian bawah bila berjalan. Hal ini biasanya terjadi berulang kali dan hilang dengan duduk atau bersandar. Saat tulang belakang dibungkukkan, akan tersedia ruang yang lebih luas bagi kanal spinal, sehingga gejala berkurang. Meskipun gejala dapat muncul akibat penyempitan kanal spinal, tidak semua pasien mengalami gejala. Belum diketahui mengapa sebagian pasien mengalami gejala dan sebagian lagi tidak. Karena itu, istilah stenosis tulang belakang bukan merujuk pada ditemukannya penyempitan kanal spinal, namun lebih pada adanya nyeri tungkai yang disebabkan oleh penekanan saraf yang terkait. Penyebab

Stenosis Spinal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat

Citation preview

Page 1: Stenosis Spinal

Stenosis Spinal

Stenosis tulang belakang lumbal (penyempitan pada ruang saraf) adalah penyakit yang

terutama mengenai usia paruh baya dan usia lebih tua, dan terjadi akibat penyempitan kanal

spinal secara perlahan, mulai dari gangguan akibat penebalan ligamen kuning, sendi faset

yang membesar, dan diskus yang menonjol.

Penyempitan yang cukup signifikan dapat menyebabkan kompresi saraf, yang menyebabkan

gejala nyer, termasuk nyeri punggung bawah, nyeri pantat, dan rasa sakit di kaki dan mati

rasa yang semakin memburuk saat berjalan dan berkurang saat istirahat. Biasanya seseorang

dengan stenosis tulang belakang memiliki keluhan khas nyeri yang luar biasa pada tungkai

atau betis dan punggung bagian bawah bila berjalan. Hal ini biasanya terjadi berulang kali

dan hilang dengan duduk atau bersandar. Saat tulang belakang dibungkukkan, akan tersedia

ruang yang lebih luas bagi kanal spinal, sehingga gejala berkurang.

Meskipun gejala dapat muncul akibat penyempitan kanal spinal, tidak semua pasien

mengalami gejala. Belum diketahui mengapa sebagian pasien mengalami gejala dan sebagian

lagi tidak. Karena itu, istilah stenosis tulang belakang bukan merujuk pada ditemukannya

penyempitan kanal spinal, namun lebih pada adanya nyeri tungkai yang disebabkan oleh

penekanan saraf yang terkait.

Penyebab

Penyebab paling umum dari stenosis tulang belakang lumbar adalah arthritis degeneratif dan

penyakit degeneratif diskus. Seperti sendi lain dalam tubuh, arthritis biasanya terjadi di tulang

belakang sebagai bagian dari proses penuaan yang normal dan sebagai akibat osteoarthritis.

Hal ini dapat menyebabkan hilangnya tulang rawan antara tulang pada sendi, pembentukan

taji tulang (osteofit), hilangnya ketinggian normal dari diskus antara vertebrae tulang

belakang (penyakit degeneratif diskus, juga dikenal sebagai spondylosis), dan pertumbuhan

berlebih (hipertrofi) dari struktur ligamen. Degenerasi lebih lanjut dari diskus lumbar dapat

menyebabkan pergeseran dari satu vertebra ke vertebra yang lain, sebuah proses disebut

sebagai spondylolesthesis. Masing-masing proses dapat mengurangi ruang normal yang

tersedia bagi saraf di kanal tulang belakang dan mengakibatkan tekanan langsung pada

jaringan syaraf untuk menyebabkan gejala stenosis tulang belakang lumbar.

Page 2: Stenosis Spinal

Stenosis tulang belakang lumbar juga dapat disebabkan oleh kondisi lain yang mengurangi

ruang dari kanal tulang belakang atau foramen vertebra. Ini dapat termasuk :

Tumor

Infeksi

Gangguan metabolisme tulang yang menyebabkan pertumbuhan tulang, seperti

penyakit tulang Paget.

Gejala dan Tanda

Stenosis tulang belakang lumbar dapat menyebabkan :

Nyeri punggung bawah

Kelemahan (kelumpuhan)

Mati rasa / baal

Nyeri

Kesemutan

Dalam kebanyakan situasi, gejala membaik ketika pasien duduk atau bersandar ke depan.

Biasanya, sensasi nyeri yang menjalar dengan cepat ke kaki (shooting sensation) muncul saat

berjalan dan berkurang dengan istirahat. Berdiri dan membungkuk ke belakang dapat

membuat gejala lebih buruk. Hal ini terjadi karena pada saat membungkuk ke depan

menyebabkan meningkatnya ruang di kanal tulang belakang dan foramina tulang belakang,

sementara membungkuk ke belakang mempersempit ruang ini. Oleh karena itu lebih nyaman

bagi pasien untuk duduk atau bersandar ke depan. Pasien sering tidak bisa berjalan untuk

jarak jauh dan sering menyatakan bahwa gejala mereka membaik saat membungkuk sambil

berjalan.

Gejala biasanya memburuk dengan waktu. Hal ini karena arthritis degeneratif adalah penyakit

progresif yang secara bertahap menjadi lebih parah dengan waktu. Jika tidak diobati,

kompresi pada saraf dari stenosis tulang belakang lumbar dapat menyebabkan kelemahan dan

hilangnya fungsi sensasi dari kaki. Hal ini juga dapat menyebabkan hilangnya kontrol usus

dan kandung kemih dan hilangnya fungsi seksual.

Faktor Resiko

Risiko terjadinya stenosis tulang belakang meningkat pada orang yang:

Page 3: Stenosis Spinal

Terlahir dengan kanal spinal yang sempit

Berjenis kelamin wanita

Berusia 50 tahun atau lebih (osteofit atau tonjolan tulang berkaitan dengan

pertambahan usia)

Pernah mengalami cedera tulang belakang sebelumnya

Diagnosis

Diagnosis spinal stenosis biasanya ditegakkan secara klinis. Penting selama evaluasi klinis

untuk menyingkirkan adanya penyakit pembuluh darah perifer (berkurangnya aliran darah ke

tungkai) sebagai kemungkinan diagnosis. Pemeriksaan untuk memastikan stenosis tulang

belakang mencakup penggunakan sinar x. Pemeriksaan khusus seperti MRI akan

menunjukkan tingkat ketinggian dan penyebab, serta beratnya stenosis spinal.

Dalam beberapa kasus, tes saraf khusus termasuk electromyogram (EMG) atau studi

konduksi saraf dapat dilakukan. Tes ini dapat mengidentifikasi kerusakan atau iritasi saraf

yang disebabkan oleh kompresi jangka panjang dari stenosis tulang belakang. Tes-tes ini juga

dapat membantu menentukan dengan tepat mana saraf yang terlibat.

Penatalaksanaan

Apabila tidak terdapat keterlibatan saraf berat atau progresif, kita dapat menangani stenosis

tulang belakang menggunakan tindakan konservatif berikut ini:

Obat antiinflamasi nonsteroid untuk mengurangi inflamasi dan menghilangkan nyeri.

Analgesik untuk menghilangkan nyeri.

Blok akar saraf dekat saraf yang terkena untuk menghilangkan nyeri sementara.

Program latihan dan/atau fisioterapi untuk mempertahankan gerakan tulang belakang,

memperkuat otot perut dan punggung, serta membangun stamina, semua hal tersebut

membantu menstabilkan tulang belakang. Beberapa pasien dapat didorong untuk

mencoba aktivitas aerobik dengan gerak progresif perlahan seperti berenang atau

menggunakan sepeda latihan.

Korset lumbal untuk memberikan dukungan dan membantu pasien mendapatkan

kembali mobilitasnya. Pendekatan ini terkadang digunakan pada pasien dengan otot

perut yang lemah atau pasien berusia lanjut dengan degenerasi beberapa tingkat.

Korset hanya dapat digunakan sementara, karena penggunaan jangka panjang dapat

melemahkan otot punggung dan perut.

Page 4: Stenosis Spinal

Akupunktur dapat menstimulasi lokasi-lokasi tertentu pada kulit melalui berbagai

teknik, sebagian besar dengan memanipulasi jarum tipis dan keras dari bahan metal

yang memenetrasi kulit.

Pada banyak kasus, keadaan yang menyebabkan stenosis spinal tidak dapat diatasi secara

permanen melalui terapi nonbedah, meskipun usaha ini dapat menghilangkan nyeri selama

beberapa waktu.

Operasi mungkin dapat dipertimbangkan untuk dilakukan sesegera mungkin apabila pasien

mengalami rasa baal atau kelemahan yang mengganggu proses berjalan, gangguan fungsi

usus besar (buang air besar) atau kandung kemih (buang air kecil). Efektivitas terapi

nonbedah, beratnya nyeri yang dialami pasien, dan pilihan pasien, semua dapat merupakan

faktor yang mempengaruhi apakah operasi akan dilakukan atau tidak.

Tujuan operasi adalah untuk menghilangkan tekanan pada saraf, serta mengembalikan dan

mempertahankan kesegarisan tulang belakang. Hal ini dapat dilakukan dengan laminektomi

dekompresi, yakni pengangkatan lamina (atap) pada satu atau lebih tulang belakang untuk

memberikan ruang bagi saraf. Apabila segmen tulang belakang yang terkena juga dianggap

tidak stabil (misalnya spondilolistesis atau subluksasi lateral pada skoliosis degeneratif) atau

menjadi penyebab yang signifikan dari nyeri punggung yang dialami pasien, fusi mungkin

juga akan dilakukan pada saat yang bersamaan. Fusi seringkali melibatkan penggunaan

tulang pasien sendiri dari lamina atau faset yang diangkat, ditambah dengan sekrup pedikel

dari titanium.

Sumber :

Adam RD, Victor M, Ropper AH. Principles of neurology. 7th ed. McGraw Hill co. New York. 2005: 194-212.

Frohna WJ, Della-Giustina D. Chapter 276. Neck and Back Pain. In: Tintinalli JE, Stapczynski JS, Cline

DM, Ma OJ, Cydulka RK, Meckler GD, eds. Tintinalli's Emergency Medicine: A Comprehensive Study

Guide. 7th ed. New York: McGraw-Hill; 2011. http://www.accessmedicine.com/content.aspx?

aID=6392280. Accessed September 21, 2012.

Luke A, Ma C. Chapter 41. Sports Medicine & Outpatient Orthopedics. In: Papadakis MA, McPhee SJ,

Rabow MW, eds. CURRENT Medical Diagnosis & Treatment 2013. New York: McGraw-Hill; 2013.

http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=8953637. Accessed September 21, 2012.