23
SISTEM KARDIOVASKULER STENOSIS DIAN KUSUMA W

Stenosis Aorta

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kuliah askep stenosis aorta

Citation preview

Page 1: Stenosis Aorta

SISTEM KARDIOVASKULERSTENOSIS

DIAN KUSUMA W

Page 2: Stenosis Aorta

Konsep MedisDefinisi

Stenosis Katup Aorta (Aortic Stenosis) adalah penyempitan pada lubang katup aorta, yang menyebabkan meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta (Stewart WJ and Carabello BA, 2002: 509-516).

Page 3: Stenosis Aorta

Etiologi

Stenosis katup aorta adalah suatu penyempitan katup aorta sehingga menghalangi darah masuk ke aorta. Penyebab atau etiologi dari stenosisi ini bisa bermacam-macam. Namun yang paling sering adalah RHD (Rheumatic Heeart Disease) atau yang biasa kita kenal dengan demam rematik. Berikut etiologi stenosis katup aorta lebih lengkap :•Kelainan kongenital•Penumpukan kalsium pada daun katup•Demam rheumatik

Page 4: Stenosis Aorta

PATOFISIOLOGI

Ukuran normal orifisium aorta 2-3 cm2. Stenosis aorta menyebabkan

tahanan dan perbedaan tekanan selama sistolik antara ventrikel kiri

dan aorta. Peningkatan tekanan ventrikel kiri menghasilkan tekanan

yang berlebihan pada ventrikel kiri, yang dicoba diatasi dengan

meningkatkan ketebalan dinding ventrikel kiri (hipertrofi ventrikel

kiri). Pelebaran ruang ventrikel kiri terjadi sampai kontraktilitas

miokard menurun. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri meningkat.

Kontraksi atrium menambah volume darah diastolik ventrikel kiri.

Page 5: Stenosis Aorta

Hal ini akan mengakibatkan pembesaran atrium kiri. Akhirnya beban ventrikel kiri yang terus menerus akan menyebabkan pelebaran ventrikel kiri dan menurunkan kontraktilitas miokard. Iskemia miokard timbul timbul akibat kurangnya aliran darah koroner ke miokard yang hipertrofi.

Area katup aorta normal berkisar 2-4cm2,Gradien ventrikel kiri dengan aorta mulai trlihat bila area katup aorta <1.5cm2. Bila area katup mitral <1cm2,maka stenosis aorta sudah disebut berat.

Page 6: Stenosis Aorta

Manifestasi klinisBerikut manifestasi klinis dari stenosis katup aorta :1.Nyeri dada2.Pingsan (syncope)3.Sesak napas

Pemeriksaan penunjang1. Electrocardiogram (EKG)EKG adalah suatu perekaman dari aktivitas elektrik jantung. Pola-pola abnormal pada EKG dapat mencerminkan suatu otot jantung yang menebal dan menyarankan diagnosis dari aortic stenosis. Pada kejadian-kejadian yang jarang, kelainan konduksi elektrik dapat juga terlihat.

Page 7: Stenosis Aorta

2. Chest x-ray Chest x-ray (x-ray dada) biasanya menunjukan suatu bayangan jantung yang normal. Aorta diatas klep aortic seringkali membesar. Jika gagal jantung hadir, cairan di jaringan paru dan pembuluh-pembuluh darah yang lebih besar di daerah-daerah paru bagian atas seringkali terlihat.3. Echocardiography Echocardiography menggunakan gelombang-gelombang ultrasound untuk memperoleh gambar-gambar (images) dari ruang-ruang jantung, klep-klep, dan struktur-struktur yang mengelilinginya.

Page 8: Stenosis Aorta

4. Cardiac catheterization Cardiac catheterization adalah standar emas dalam mengevaluasi aortic stenosis. Tabung-tabung plastik berongga yang kecil (catheters) dimasukan dibawah tuntunan x-ray ke klep aortic dan kedalam ventricle kiri. Bersama tekanan-tekanan diukur pada kedua sisi dari klep aortic. Kecepatan dari aliran darah diseluruh klep aortic dapat juga diukur menggunakan suatu kateter khusus.

Page 9: Stenosis Aorta

Komplikasi dan penatalaksanaan

Komplikasi1.Gagal jantung 2.Hipertensi sisitemik 3.Nyeri dada (angina pectoris) 4.Sesak nafas

Berikut beberapa cara penatalaksanaan yang dapat dilakukan antara lain:1.Teknik nonsurgical (tanpa tindakan operatif)2.Balloon Valvuloplasty (valvulotomy).

Page 10: Stenosis Aorta

Pencegahan

Stenosis katup dapat dicegah hanya dengan mencegah terjadinya demam rematik, yaitu penyakit pada masa kanak-kanak yang kadang terjadi setelah strep throat (infeksi tenggorokan oleh streptokokus) yang tidak diobati.

Page 11: Stenosis Aorta

Konsep Keperawatan1. Pengkajian

a. Aktivitas/Istirahat:Gejala : kelelahan, kelemahan.Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas. b. Sirkulasi:Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital, bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan.Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal. c. Eliminasi :Gejala : riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal ; penurunan frekuensi/jumlah urine.Tanda : urin pekat gelap.

Page 12: Stenosis Aorta

d. Nyeri/ketidaknyamananGejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring.Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah. e. PernapasanGejala : napas pendekTanda : dispnea, batuk, pernapasan dangkal.

Page 13: Stenosis Aorta

2. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan penyempitan, iskemia jaringan.2. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan

Page 14: Stenosis Aorta

3. PerencanaanIntervensi dan rasional1. Nyeri dada yang berhubungan dengan ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen ke miokardium•Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam tidak ada keluhan dan terdapat penurunan respons nyeri dada•Kriteria evaluasi : Secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri dada, secara objektif didapatkan tanda vital dalam batas normal, wajah rileks, tidak terjadi penurunan perfusi perifer, urine >600ml/ hari.

Page 15: Stenosis Aorta

Intervensi Rasional

1. Catat karakteristik nyeri, lokasi, lamanya, dan penyebaran

1. Variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian

2. Anjurkan pada klien untuk melaporkan nyerinya dengan segera

2. Lokasi nyeri perikarditis pada bagian substansial menjalar ke leher dan punggung. Tetapi beda dengan nyeri iskemi miokard/ infark, nyeri tersebut akan bertambah pada saat inspirasi dalam, perubahan posisi, dan berkurang pada saat duduk/ bersandar ke depan.

3. Lakukan manajemen nyeri keperawatan:• Atur posisi fisiologis

•Istirahatkan klien

3. Nyeri berat dapat ,menyebabkan syok kardiogenik yang berdampak pada kematian mendadak. •Posisi fisiologis akan meningkatkan suplai oksigen ke jaringan yang mengalami iskemi•Istirahat akan menurunkan kebutuhan oksigen jaringan perifer sehingga akan menurunkan kebutuhan miokardium dan akan meningkatkan suplai darah dan oksigen ke miokardium yang membutuhkan untuk menurunkan iskemik.

Page 16: Stenosis Aorta

4. Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal atau masker sesuai dengan indikasi

4. Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokardium sekaligus mengurangi ketidaknyamanan akibat sekunder dari iskemik.

5. Manajemen lingkungan: Lingkungan tenang dan batasi pengunjung

5. Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan kondisi oksigen ruangan yang akan berkurang apabila banyak pengunjung yang akan berada di ruangan.

6. Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam 6. Meningkatkan suplai oksigen sehingga akan menurunkan nyeri akibat sekunder dan iskemik jaringan otak.

7. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri 7. Distraksi (pengalihan perhatian) dappat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme peningkatan produksi enddorfin dan enkefalin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk tidak dikirimkan ke korteks serebri sehingga menurunkan persepsi nyeri.

Page 17: Stenosis Aorta

Pola napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveoli dan retensi cairan interstitial akibat sekunder dari edema paru.Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjadi perubahan pola napas.Kriteria hasil : Klien tidak sesak napas, RR dalam batas normal (16- 20x/ menit), respons batuk berkurang.

2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveoli dan retensi cairan interstitial akibat sekunder dari edema paru.•Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjadi perubahan pola napas.•Kriteria hasil : Klien tidak sesak napas, RR dalam batas normal (16- 20x/ menit), respons batuk berkurang.

8. Lakukan manajemen sentuhan 8. Manajemen sentuhan pada saat nyeri berupa sentuhan dukungan psikologis dapat membantu menurunkan nyeri. Masase ringan dapat meningkatkan aliran darah dan dengan otomatis membantu suplai darah dan oksigen ke area nyeri dan menurunkan sensasi nyeri.

KolaborasiPemberian terapi farmakologi antiangina (nitrogliserin)

Obat- obat antiangina bertujuan untuk meningkatkan aliran darah baik dengan menambah suplai oksigen atau dengan mengurangi kebutuhan miokardium akan oksigen. Nitrat berguna untuk kontrol nyeri dengan efek vasodilator koroner

Page 18: Stenosis Aorta

Intervensi Rasional

1. Auskultasi bunyi napas (crackles) 1. Indikasi adanya edema paru; sekunder akibat dekompensasi jantung

2. Ukur intake dan output cairan 2. Penurunan curah jantung mengakibatkan tidak efektifnya perfusi ginjal, retensi natrium/ cairan, dan penurunan output urine.

3. Timbang berat badan 3. Perubahan tiba- tiba dari berat badan menunjukkan gangguan keseimbangan cairan.

4. Pertahankan pemasukan total cairan 2000ml/ 24 jam dalam toleransi kardiovaskuler

4. Memenuhi kenutuhan cairan tubuh orang dewasa, tetapi memerlukan pembatasan dengan adanya dekompensasi jantung.

Kolaborasi•Berikan diet tanpa garam

•Berikan diuretik, contoh: Furosemide, sprinolakton, hidronolakton

•Pantau data laboratorium elektrolit kalium

• Natrium meningkatkan retensi cairan dan meningkatkan volume plasma yang berdampak terhadap peningkatan beban kerja jantung dan akan meningkatkan kebutuhan miokardium.

• Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi cairan di jaringan sehingga menurunkan risiko terjadinya edema paru.

• Hipokalemia dapat membatasi keefektifan terapi.

Page 19: Stenosis Aorta

3. Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan penurunan cardiac output sekunder•Data Penunjang : Mengeluh sesak nafas, badan panas, cepat lelah, pusing, mual, nyeri dada, palpitasiO : BP menurun, MAP abnormal, tachichardi, denyut lemah, Dyspnea, dysritmia, pulsus paradoks, JVP > 3 cm H2O, Cyanosis•Kriteria Hasil: Keluhan hilang, ABG normal, pola EKG, isoelektrik, Vital sign dan cardiac isoenzim dalam batas normal , tanda pulsus paradoks hilang, cyanosis hilang

Page 20: Stenosis Aorta

Intervensi Rasional

1. Evaluasi vital sign 1. Indikasi menunjukkan adanya tanda- tanda penyakit

timbul kembali, missal: RR meningkat/ menurun, TD

render atau tinggi,dan lain- lain.

2. Evaluasi bunyi jantung, pericardial friction rub, CVP. 2. Indikasi menunjukkan adanya bunyi jantung yang

tidak normal yang bias menandakan adnya kelainan.

3. Observasi tanda dan gejala yang mungkin merupakan

indikasi berkembangnya kegagalan.

3. Mencegah penyakit memburuk.

4. Observasi tanda – tanda toxicitas digitales 4. Jika ditemukan tanda- tanda tixicitas, segera

dihentikan pengobatan digitalis tersebut agar tidak

memperparah penyakit.5. Pertahankan patensi jalur IV 5. Kebutuhan cairan pasien terpenuhi, tidak

dehidrasi.

6. Bila muncul tanda – tanda tamponade, maka letakkan

klien dalam posisi fowler dan observasi tanda vital sign

secara ketat

6. Posisi semifowler bias memudahkan klien

untuk mendapatkan oksigen untuk bernapas

Kolaborasi dengan team medis untuk tindakan :

Oksigenasi konsentrasi 24 % - 25 % dengan

kecepatan aliran 2 – 3 liter permenit

Digitalis, diuretic, anti disritmia

Antibiotik per parenteral

Pericardiocentesis

• Membantu klien untuk memenuhi oksigenasinya.

• Obat - obat ini dapat mencegah memprburuk keadaan klien.

Page 21: Stenosis Aorta

4. Resiko tinggi terhadap ketidakseimbangan volume cairan (kelebihan) berhubungan dengan peningkatan retensi cairan dan natrium oleh ginjal.

•Data Penunjang : Berat badan meningkat, Adanya Edema•Kriteria Hasil : Keseimbangan output dan input cairan, berat badan stabil, tanda vital dalam rentang normal, dan tidak ada edema

Page 22: Stenosis Aorta

Intervensi Rasional

1. Pantau masukan dan pengeluaran, catat keseimbangan cairan, timbang berat badan tiap hari.

1. Kehilangan berat badan bisa mengindikasi adanya klien kekurangan cairan.

2. Auskultasi bunyi nafas dan jantung 2. Memantau ada atau tidaknya suara jantung abnormal.

3. Kaji adanya distensi vena jugularis 3. Distensi vena jugularis mengindikasi adanya gagal jantung kanan

4. Pantau Tekanan Darah 4. Tekanan darah harus diukur pada waktu yang telah ditentukan untuk menetukan klien syok atau melemahnya kerja jantung.

5. Catat laporan dyspnea, ortopnea, Evaluasi adanya edema

5. Edema menunjukkan ketidakseimbangan cairan.

6. Jelaskan tujuan pembatasan cairan 6. Pembatasan cairan bertujuan agar tidak terjadi retensi cairan.

Page 23: Stenosis Aorta

Evaluasi1.Kebutuhan oksigen klien terpenuhi dan tidak mengalami sakit dada lagi.2.Pola napas menjadi efektif.3.Seimbangnya volume cairan dan cyanosis.4.Seimbangnya iput dan Output cairan.

7. Tindakan Kolaborasi :

1.Berikan diuretik2.Pantau elektrolit serum khususnya kalium3.Berikan cairan IV melalui alat control4.Berikan cairan sesuai indikasi5.Berikan batasan diet natrium sesuai indikasi

7. Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi cairan di jaringan sehingga menurunkan risiko terjadinya edema paru.