Upload
ajo-radhitya
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Skenario 2
Status Pasien
Nama : anita (P)
Umur : 14 tahun
Tgl. Masuk RS : 27 april 2006
Tgl. Pemeriksaan : 28 april 2006
Pasien, 14 tahun, datang ke RS dengan keluhan perut membesar. Sejak dua bulan
sebelum masuk rumah sakit. Anita sering mengalami mimisan, lemah badan, pusing, gusi
berdarah, nyeri perut dan nyeri tulang. Keluhan tidak disertai bengkak di kaki maupun bagian
tubuh lain.
Sejak dua dua minggu sebelum masuk rumah sakit, penderita merasa cepat kenyang,
perut terasa penuh serta terdapat benjolan yang mula-mula ada di perut kiri atas yang
membesar sampai memenuhi perut. Penderita sering merasakan sesak nafas sejak perutnya
membesar.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : tampak sakit berat
Kesadraran : somnolen
Tanda vital : tekanan darah :110/60 mmHg, nadi=HR: 104x/menit, regularm equal,
isi cukup, RR (respirasi rate): 28x/menit, S:36,5 C TB :145 cm, BB: 35 kg, gizi: cukup.
Abdomen
Cembung,tegang,venektasi (-)
Hepar terasa membesar, tajam, rata, kenyal.
Lien : schuffner III, ruang tube kosong, pekak pindah (-), pekang samping (-)
Ekstremitas: - kelenjar getah bening inguinal kiri teraba membesar, edema piting pretibial
dan dorum pedis (-/-), sianosis (-), akral hangat, ptekie (+) pada punggung dan kedua lengan,
hematom (+) pada tungkai baawah kanan
VI. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin tanggal 28 april 200+
Hb : 5,3 gr/dl
Leukosit : 55.700/mm3
Trombosit :90.000/mm3
Ht : 15%
STEP 1 :
Schuffner III : Garis yang menghubungkan dari arcus costarum kiri sampai SIAS kanan
(spina iliaca anterior superior). terdiri dari garis 1-8, garis kedelapan tepat sejajar pada
umbilicus.
Ruang traube : bagian lapang di lambung yang berada di belakang iga dengan batas-
batasnya di medial pada pinggir kiri sternum, di atas pada garis rawan iga VI ke pinggir
bawah rawan iga IX pada linea midclavicularis dan di bawah pada arcus costarum.
Venektasi : pembuluh darah yang melebar terletak pada abdomen.
STEP II :
1. Diagnosis banding kasus?
2. Bagaimana terbentuknya gejala tersebut?
3. Interprestasi dari pemeriksaan pada kasus?
4. Bagaimana pengobatan dan penatalaksanaan pada kasus?
5. Penegakan diagnosis?
STEP 3 :
1. – leukimia akut
- Leukimia kronik
- Leukopenia
- Trombositosis
- Anemia
- Hepatomegali
- Trombositopeni (gangguan hemofilik)
2. Etiologi : idiopatik,lingkungan,paparan senyawa benzene.
Patofisiologi :
- Adanya perubahan sel-sel pembuluh darah kemudian terjadi aktivasi sel-sel tumor
di dalam sumsum tulang
- Trombosit kurang akan mengakibatkan gusi berdarah karena trombosit berfungsi
untuk penyembuhan luka/pembekuan darah
- Migrasi sel-sel sumsum tulang akan terjadi gangguan daerah infiltrasi
ekstramedula sel-sel belum matur berinfiltrasi ke organ limfoid timbulah
pembesaran kelenjar getah bening
- Sesak nafas dan perut membesar pada diafragma
- Nyeri tulang karena sel-sel blas meninfiltrasi
- Lemah,pusing karena Hemoglobin yang rendah
- Mimisan karena Hematokrit yang rendah
3. Somnolen : tidak berespon pada respon ringan (mengantuk)
Ptekie dan gusi berdarah karena trombosit rendah
Pusing,lemah,hilang konsentrasi karena Hb rendah
Tekanan darah sistol normal dan diastol rendah
Nadi dan suhu normal
Pemeriksaan abdomen ; hepatomegali
Trombosit rendah,hemoglobin rendah,leukosit meningkat,hemotokrit rendah
4. –- Fase induksi remisi
- Fase konsodilasi ; 6 bulan lanjutan dari fase remisi
- Fase profilaksis susunan saraf pusat (SSP)
- Fase pemeliharaan jangka panjang
- Aspirasi dan biopsi sumsum tulang
Syarat pada pasien kurang lebih sama dengan umur 60 tahun dan memiliki faktor
resiko rendah
- Hidroxyurea
- Transfusi
- Kemoterapi
- Terapi radiasi
- Obat-obatan antikanker
5. – anamnesis
- Alloanamnesis ; umur,aonset gejala,riwayat keluarga,riwayat obat-
obatan serta paparan radiasi
- Pemeriksaan fisik ; abdomen,ekstremitas
- Pemeriksaan penunjang ; apusan darah lengkap,CBC,CT abdomen,aspirasi dan
biopsi sumsum tulang
STEP IV :
1. Leukemia
Klasifikasi
Leukemia dapat diklasifikasikan atas dasar:
Perjalanan alamiah penyakit: akut dan kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat,
mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat
meninggal dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki
perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang
lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun.
limfoid dan mieloid
Kemudian, penyakit diklasifikasikan dengan jenis sel yang ditemukan pada sediaan
darah tepi.
Jumlah leukosit dalam darah
Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal,
terdapat sel-sel abnormal
Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari
normal, terdapat sel-sel abnormal
Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal,
tidak terdapat sel-sel abnormal
Dengan mengombinasikan dua klasifikasi pertama, maka leukemia dapat dibagi
menjadi:
(LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak.
Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun
atau lebih
(LMA) lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak.Tipe ini
dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
(LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun.
Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada
anak-anak
(LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak,
namun sangat sedikit
Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA sering
terjadi pada anak-anak.
Patogenesis
Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang
muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk darah yang tidak terkontrol.
Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya
perubahan pada kode yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan
pertubuhan sel dan diferensiasi.
Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel
normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lanbar dan
bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yang normal.
Etiologi
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui beberapa faktor
yang dapat memengaruhi frekuensi leukemia, seperti:
Radiasi
dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan mengenai
hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang mendukung:
Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia
Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia
Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian
Herediter
Penderita sindrom down memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari
orang normal.
Virus
dapat menyebabkan leukemia seperti virus leukemia feline, HTLV-1
Leukemia akut
Manifestasi klinik
Manifestasi leukemia akut merupakan akibat dari yang terjadi pada neoplasma
hematopoetik secara umum. Namun setiap leukemia akut memiliki ciri khasnya
masing-masing. Secara garis besar, leukemia akut memiliki 3 tanda utama yaitu:
Jumlah sel di perifer yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan terjadinya
infiltrasi jaringan atau
Penggantian elemen sumsum tulang normal yang dapat menghasilkan
komplikasi sebagai akibat dari, dan
Pengeluaran faktor faali yang mengakibatkan yang signifikan
Alat diagnosa
Leukemia akut dapat melalui beberapa alat, seperti:
Pemeriksaan morfologi: aspirasi sumsum tulang, sumsum tulang
Pewarnaan sitokimia
Diagnostis molekuler
2. DEFENISI :
• Leukimia adalah proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk
leukosit yang tidak normal, jumlahnya berlebihan, dapat menyebabkan amenia,
trombositotemia, dan diakhiri dengan kematian
• Suatu proliferasi abnormal sel lekosit
• Suatu akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen
sumsum tulang normal
• LEUKIMIA MIELOGENUS AKUT
• Suatu kondisi leukimia yang mengenai sel stem hemapoetik yang kelak
berdiferensiasi ke semua sel mieloid
• Insiden ; mengenai semua usia sesuai dengan pertambahan usia
• Mrp leukimia nonlimfositik yang paling sering terjadi
Manifestasi klinis :
– Gejala timbul tanpa peringatan dalam periode 1 – 6 bulan
– Penurunan produksi eritrosit
•Gejala : sama dengan anemia
– Granulositopenia
•Kepekaan terhadap infeksi >>>
– Trombositepenia
•Kecendrungan terjadinya perdarahan
– Nyeri limfa dan sumsum tulang
– Nyeri kepala, muntah
• LEUKIMIA MIELOGENUS KRONIS
• Akibat adanya keterlibatan genetik, yaitu kromosom Philadelphia (90 – 95 %)
• Menyerang usia > 20 tahun dan insiden meningkat seiring pertambahan usia
• MANIFESTASI KLINIS
– Gambaran klinis mirip dengan AML tetapi lebih ringan
– Leukositosis
– Pembesaran limfe
• LEUKIMIA LIMFOSITIK AKUT (ALL)
• Suatu proliferasi ganas limfoblast
• Insidensi :
– Sering mengenai anak-anak
– Puncak insidensi 4 – 15 tahun
• MANIFESTASI KLINIS :
– Gangguan hematopoesis
•Anemia
•Leukopenia
•Trombositopenia
– Hepatomegali
– Splenomegali
– Nyeri kepala, muntah
– Nyeri tulang
• LEUKIMIA LIMFOSITIK KRONIK
• Suatu kelainan limfositik yang lebih ringan
• MANIFESATASI KLINIS
– Anemia
– Infeksi
– Perdarahan
– Pembesaran nodus limfe
– Pembesaran organ abdominal
– Limfositopenia
3. Somnolen : tidak berespon pada respon ringan (mengantuk)
Ptekie dan gusi berdarah karena trombosit rendah
Pusing,lemah,hilang konsentrasi karena Hb rendah
Tekanan darah sistol normal dan diastol rendah
Nadi dan suhu normal
Pemeriksaan abdomen ; hepatomegali
Trombosit rendah,hemoglobin rendah,leukosit meningkat,hemotokrit rendah
4. • PENATALAKANAAN
– Kemoterapi
Kombinasi awal :
•Vincristine
•Prednison
•Daunorubicine
•Aparaginase
Kombinasi lanjut :
•Mercaptopurine
•Methotrexate
•Vincristine
•Prednison
– Radioterapi
5. LO
STEP V :
1. Penegakan diagnosa?
2. Terapi dan kemoterapi?
3. Kelainan trombosit (gangguan hemostasis)?