Upload
june20000
View
252
Download
18
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sterilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat/bahan menjadi bebas hama.Asespis merupakan keadaan bebas hama/bakteri.Antiseptik yaitu tindakan untuk membebas-hamakan suatu bahan, alat maupun ruangan terhadap bakteri/kuman patogen untuk mencegah sepsis.
Citation preview
STERILISASI ASEPTIK DAN ANTISEPTIK
ISTILAH
Sterilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat/bahan menjadi bebas hama.
Asespis merupakan keadaan bebas hama/bakteri.
Antiseptik yaitu tindakan untuk membebas-hamakan suatu bahan, alat maupun ruangan
terhadap bakteri/kuman patogen untuk mencegah sepsis.
Sepsis adalah suatu keadaan masuknya bakteri ke dalam aliran darah.
CARA STERILISASI
Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
Pemanasan yang dilakukan : (1) tanpa tekanan berupa : pemanasan basah, pemanasan
kering, dan ‘flamber’, (2) dengan tekanan, yaitu dengan menggunakan sistem autoclave.
Pemanasan Basah. Dilakukan dengan cara merebus dalam air mendidih, dengan
temperatur >1000C, selama 15-30 menit. Alat-alat yang direbus harus dalam keadaan
bersih, dan seluruh alat harus terendam dalam air. Cara ini dipakai untuk mensterilkan:
(1) instrumen operasi, terutama yang terbuat dari logam tahan karat, (2) kateter karet
dan logam, (3) alat-alat dari plastik atau kaca tahan panas, (4) kain kasa dan ‘tuffer’
yang akan digunakan.
Pemanasan Kering. Pemanasan kering dilakukan tanpa pengatur tekanan udara secara
khusus. Di sini digunakan oven, dengan temperatur 1700C (1600-1800C) dalam waktu 1-
2 jam. Cara ini dipakai untuk mensterilkan: (1) alat bedah (pisau dan gunting dibungkus
agar tidak tumpul), (2) kaca tahan panas (pyrex), (3) kasa, doek, laken, jas operasi.
‘Flamber’. Flamber berarti membakar dengan spiritus atau alkohol 96%. Bahan bakar
harus cukup untuk memberi nhyala minimum selama lima menit. Cara ini mudah
dikerjakan, cepat dan cocok dalam keadaan darurat, dan sterilitasnya terjamin. Alat
yang dibakar harus dalam keadaan bersih dan kering, dan tempat membakar sebaiknya
aluminium atau wadah yang terbuat dari logam tahan karat(stainless steel). Cara ini
1
jangan sering digunakan pada alat dari logam karena alat akan berubah warna dan
rusak; gunting dan pisau mudah menjadi tumpul. Flamber digunakan untuk
mensterilkan: (1) tempat peralatan yang telah disterilkan, (2) kom atau bekken, dan (3)
alat-alat operasi, bila akan digunakan segera pada keadaan mendesak.
Autoclave. Dilakukan dengan memasak dengan uap bertekanan 750 mmHg dan
temberatur 1200C, selama 10-15 menit. Waktu dapat dipersingkat dengan menaikkan
tekanan atau temperatur. Dengan cara ini dalam tempo 13 menit spora dan bakteri akan
mati. Digunakan untuk mensterilkan: (1) kain kasa, (2) doek dan laken operasi, dan (3)
jas operasi.
Kimiawi. Cara sterilisasi kimiawi dilakukan dengan menggunakan tablet formalin, gas
etilen oksida, larutan antiseptik.
Tablet Formalin. Yaitu dengan memanfaatkan uap tablet formalin. Tablet formalin
dibungkus kain kasa, alat dan tablet formalin yang telah dibungkus kasa dimasukkan ke
dalam wadah/tempat yang tertutup rapat minimum selama 24 jam. Dipakai untuk
mensterilkan: (1) sarung tangan operasi, (2) kateter balon (kateter Foley), dan (3) kasa
dan pembalut luka.
Gas Etilen Oksida. Cairan/gas etilen oksida dapat membunuh spora, bakteri serta virus
dan jamur patogen. Sifatnya toksik dan mudah terbakar. Cara ini baik untuk alat tak
tahan panas. Dipakai untuk mensterilkan : (1) alat endoskopi (bronkoskopi, gastroskopi,
dsb.), (2) alat yang terbuat dari karet, plastik (kateter, tuba nasogastrik, spuit plastik,
dsb), (3) gunting dan mata pisau operasi.
Larutan Antiseptik. Dilakukan dengan cara membilas atau merendam alat yang
bersangkutan. Tiap antiseptik berbeda-beda sifat, tujuan dan pemekaiannya. Larutan
antiseptik dipakai untuk mensterilkan: (1) instrumen bedah, (2) alat-alat yang tajam, (3)
kateter, (4) korentang.
Radiasi, yaitu dengan menggunakan sinar X dan sinar ultraviolet.
Radiasi. Digunakan untuk mensterilkan: (1) tabung suntik plastik, (2) sarung tangan, (3)
kateter Foley, (4) infus set, (5) selang sonde, dan (6) kamar operasi.
2
ANTISEPTIK.
Adalah zat-zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman.
Antiseptik ada yang bersifat sporosidal (membunuh spora) dan ada yang non-sporosidal.
Digunakan pada jaringan hidup khusus, yaitu kulit dan selaput lendir. Antiseptik ini
berbeda dari disinfektan karena disinfektan digunakan untuk tujuan yang sama, tetapi
terhadap benda-benda mati, misalnya lantai rumah sakit, peralatan perawatan rumah
sakit, kolam renang, dsb. Penggunaannya meliputi: (1) mensucihamakan kulit sebelum
operasi untuk mencegah infeksi, (2) mencuci tangan sebelum operasi untuk mencegah
infeksi silang, (3) mencuci luka, terutama pada luka kotor, (4) sterilisasi alat bedah, (5)
mencegah infeksi pada perawatan luka, (6) untuk irigasi daerah-daerah terinfeksi, (7)
mengobati infeksi lokal, misalnya pada mulut, telinga, tenggorokan dan kulit.
Antiseptik terdiri atas :
1. Alkohol
2. Halogen dan senyawanya :
Yodium.
Povidon yodium (Polyvinyl pyrrolidone Iodine).
3
Yodoform (obat kuning).
Klorheksidin.
3. Oksidansia :
Kalium permagnat.
Perhidrol.
4. Logam berat dan garamnya :
Merkuri klorida (sublimat).
Merkurokrom (obat merah).
5. Asam :
Asam borat.
6. Turunan fenol :
Trinitrofenol (asam pikrat).
Heksaklorofen (pHisoHex).
7. Basa amonium kuarterner (‘quats’) :
Etakridin (rivanol).
Yadium dan garam-garam merkuri sukar berdifusi ke dalam kulit karena diendapkan
oleh protein.
Khasiat golongan halogen dan fenol dapat ditiadakan oleh cairan tubuh seperti darah,
nanah, dsb.
Alkohol
4
Etanol. Sifatnya bakterisid kuat dan cepat (efektif dalam dua menit), dan kerjanya
meliputi bakteri gram positiv dan negativ tetapi bersifat non-sporosidal (tidak dapat
membunuh spora). Konsentrasi optimum sebagai antiseptik adalah 70%. Kegunaannya
berupa : antiseptik kulit sebelum suntikan, dan mencuci yodium dari kulit.
Halogen dan Senyawanya
Yodium. Merupakan antiseptik yang sangat kuat, berspektrum luas dan kerjanya sangat
cepat. Dalam konsentrasi 2% membunuh spora dalam waktu 2-3 jam. Kerugiannya
adalah sifat iritasi terhadap luka (menimbulkan nyeri), menimbulkan warna coklat dan
kadang-kadang reaksi dermatitis pada kulit yang peka (sensitif). Kegunaannya adalah
sebagai antiseptik kulit sebelum operasi, kecuali untuk daerah wajah dan genitalia
eksterna.
Povidon Yodium. Merupakan kompleks yodium dengan Polyvinylpirrolidone yang
tidak merangsang, mudah dicuci karena larut dalam air dan stabil karena tak menguap.
Masa kerjanya lebih lama dari yodium. Kegunaannya adalah sebagai : antiseptik kulit
menjelang operasi termasuk wajah, genitaia eksterna dan selaput lendir karena tak
merangsang (non-iritatif), serta mencuci luka kotor dan terinfeksi.
Yodoform. Dulu sering digunakan, tetapi sekarang jarang digunakan. Kegunaannya
adalah sebagai antiseptik ulkus.
Klorhesidin. Merupakan senyawa biguanid dengan sifat bakterisid dan fungisid, tidak
berwarna, mudah larut dalam air, tidak merangsang kulit dan mukosa, baunya tidak
menusuk hidung. Kekuatannya sama dengan yodium, tetapi kerjanya lambat.
Kegunaanya, mencuci tangan sebelum operasi, mencuci tangan sebelum memeriksa
pasien yang menderita penyakit menular, mencuci luka bakar baik yang bersih maupun
kotor, mencuci luka kotor dan terinfeksi, dan mensterilkan alat bedah serta alat
perawatan lainnya.
Oksidansia
Kalium Permaganat. Merupakan kristal halus berwarna ungu tua dan berfungsi sebagai
bakterisid serta fungisid agak lemah berdasarkan sifat oksidator. Pemakaiannya dengan
5
melarutkan dalam air dalam konsentrasi tertentu (1:5000 = konsentrasi yang tidak
merangsang kulit). Kegunaannya sebagai antiseptik pembersih abses dan ulkus.
Perhidol (Peroksida/H2O2). Merupakan antiseptik lemah dengan masa kerja pendek.
Digunakan dalam konsentrasi 2-3%. Antiseptik ini ditujukan terutama untuk
mengeluarkan kotoran dari dalam luka dan membunuh kuman-kuman anaerob.
Logam berat dan Garamnya
Merkuri klorida. Berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur (bakteriostatik
dan fungistatik). Pada penggunaan lokal bersifat merangsang dan sering menimbulkan
alergi. Bersifat racun, jangan termakan dan korosif terhadap logam. Kegunaan untuk
mencuci luka operasi pada operasi tumor.
Merkurokrom. Versifat bakteriostatik lemah, mempercepat keringnya luka dengan cara
merangsang timbulnya kerak (‘korts’). Kegunaannya untuk luka-luka bedah plastik dan
luka lec et.
Asam
Asam borat. Bersifat bakteriostatik lemah. Dapat diabsorbsi oleh kulit yang rusak,
terutama pada bayi dan anak, sehingga tertimbun dalam tubuh sebagai racun.
Kegunaannya untuk kompres luka bernanah.
Derivat Fenol
Trinitrofenol. Bersifat bakterisid dan anestesi lokal. Kegunaannya adalah sebagai
antiseptik wajah dan genitalia eksterna sebelum operasi dan pada luka bakar.
Heksaklorofen. Bersifat bakterisid terhadap bakteri gram positif dan mempunyai sifat
fungistatik. Kurang aktif terhadap bakteri gram negatif dan spora. Kerjanya lambat dan
tidak merangsang. Kegunaaannya untuk mencuci tangan sebelum operasi dan mencuci
tangan setelah memeriksa pasien tersangka penyakit menular.
Basa ammonium kuarterner
6
Etakridin.bersifat bakterisid, kecuali terhadap basil TBC, Pseudomonas dan salmonella,
tidak aktif terhadap virus dan spora.
7