8
STERILISASI ASEPTIK DAN ANTISEPTIK ISTILAH Sterilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat/bahan menjadi bebas hama. Asespis merupakan keadaan bebas hama/bakteri. Antiseptik yaitu tindakan untuk membebas-hamakan suatu bahan, alat maupun ruangan terhadap bakteri/kuman patogen untuk mencegah sepsis. Sepsis adalah suatu keadaan masuknya bakteri ke dalam aliran darah. CARA STERILISASI Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu: Pemanasan yang dilakukan : (1) tanpa tekanan berupa : pemanasan basah, pemanasan kering, dan ‘flamber’, (2) dengan tekanan, yaitu dengan menggunakan sistem autoclave. Pemanasan Basah. Dilakukan dengan cara merebus dalam air mendidih, dengan temperatur >100 0 C, selama 15-30 menit. Alat-alat yang direbus harus dalam keadaan bersih, dan seluruh alat harus terendam dalam air. Cara ini dipakai untuk mensterilkan: (1) instrumen operasi, terutama yang terbuat dari logam tahan karat, (2) kateter karet dan logam, (3) alat-alat dari plastik atau kaca tahan panas, (4) kain kasa dan ‘tuffer’ yang akan digunakan. Pemanasan Kering. Pemanasan kering dilakukan tanpa pengatur tekanan udara secara khusus. Di sini digunakan oven, dengan temperatur 170 0 C (160 0 -180 0 C) dalam waktu 1-2 jam. Cara ini 1

Sterilisasi Aseptik Dan Antiseptik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sterilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat/bahan menjadi bebas hama.Asespis merupakan keadaan bebas hama/bakteri.Antiseptik yaitu tindakan untuk membebas-hamakan suatu bahan, alat maupun ruangan terhadap bakteri/kuman patogen untuk mencegah sepsis.

Citation preview

Page 1: Sterilisasi Aseptik Dan Antiseptik

STERILISASI ASEPTIK DAN ANTISEPTIK

ISTILAH

Sterilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat/bahan menjadi bebas hama.

Asespis merupakan keadaan bebas hama/bakteri.

Antiseptik yaitu tindakan untuk membebas-hamakan suatu bahan, alat maupun ruangan

terhadap bakteri/kuman patogen untuk mencegah sepsis.

Sepsis adalah suatu keadaan masuknya bakteri ke dalam aliran darah.

CARA STERILISASI

Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:

Pemanasan yang dilakukan : (1) tanpa tekanan berupa : pemanasan basah, pemanasan

kering, dan ‘flamber’, (2) dengan tekanan, yaitu dengan menggunakan sistem autoclave.

Pemanasan Basah. Dilakukan dengan cara merebus dalam air mendidih, dengan

temperatur >1000C, selama 15-30 menit. Alat-alat yang direbus harus dalam keadaan

bersih, dan seluruh alat harus terendam dalam air. Cara ini dipakai untuk mensterilkan:

(1) instrumen operasi, terutama yang terbuat dari logam tahan karat, (2) kateter karet

dan logam, (3) alat-alat dari plastik atau kaca tahan panas, (4) kain kasa dan ‘tuffer’

yang akan digunakan.

Pemanasan Kering. Pemanasan kering dilakukan tanpa pengatur tekanan udara secara

khusus. Di sini digunakan oven, dengan temperatur 1700C (1600-1800C) dalam waktu 1-

2 jam. Cara ini dipakai untuk mensterilkan: (1) alat bedah (pisau dan gunting dibungkus

agar tidak tumpul), (2) kaca tahan panas (pyrex), (3) kasa, doek, laken, jas operasi.

‘Flamber’. Flamber berarti membakar dengan spiritus atau alkohol 96%. Bahan bakar

harus cukup untuk memberi nhyala minimum selama lima menit. Cara ini mudah

dikerjakan, cepat dan cocok dalam keadaan darurat, dan sterilitasnya terjamin. Alat

yang dibakar harus dalam keadaan bersih dan kering, dan tempat membakar sebaiknya

aluminium atau wadah yang terbuat dari logam tahan karat(stainless steel). Cara ini

1

Page 2: Sterilisasi Aseptik Dan Antiseptik

jangan sering digunakan pada alat dari logam karena alat akan berubah warna dan

rusak; gunting dan pisau mudah menjadi tumpul. Flamber digunakan untuk

mensterilkan: (1) tempat peralatan yang telah disterilkan, (2) kom atau bekken, dan (3)

alat-alat operasi, bila akan digunakan segera pada keadaan mendesak.

Autoclave. Dilakukan dengan memasak dengan uap bertekanan 750 mmHg dan

temberatur 1200C, selama 10-15 menit. Waktu dapat dipersingkat dengan menaikkan

tekanan atau temperatur. Dengan cara ini dalam tempo 13 menit spora dan bakteri akan

mati. Digunakan untuk mensterilkan: (1) kain kasa, (2) doek dan laken operasi, dan (3)

jas operasi.

Kimiawi. Cara sterilisasi kimiawi dilakukan dengan menggunakan tablet formalin, gas

etilen oksida, larutan antiseptik.

Tablet Formalin. Yaitu dengan memanfaatkan uap tablet formalin. Tablet formalin

dibungkus kain kasa, alat dan tablet formalin yang telah dibungkus kasa dimasukkan ke

dalam wadah/tempat yang tertutup rapat minimum selama 24 jam. Dipakai untuk

mensterilkan: (1) sarung tangan operasi, (2) kateter balon (kateter Foley), dan (3) kasa

dan pembalut luka.

Gas Etilen Oksida. Cairan/gas etilen oksida dapat membunuh spora, bakteri serta virus

dan jamur patogen. Sifatnya toksik dan mudah terbakar. Cara ini baik untuk alat tak

tahan panas. Dipakai untuk mensterilkan : (1) alat endoskopi (bronkoskopi, gastroskopi,

dsb.), (2) alat yang terbuat dari karet, plastik (kateter, tuba nasogastrik, spuit plastik,

dsb), (3) gunting dan mata pisau operasi.

Larutan Antiseptik. Dilakukan dengan cara membilas atau merendam alat yang

bersangkutan. Tiap antiseptik berbeda-beda sifat, tujuan dan pemekaiannya. Larutan

antiseptik dipakai untuk mensterilkan: (1) instrumen bedah, (2) alat-alat yang tajam, (3)

kateter, (4) korentang.

Radiasi, yaitu dengan menggunakan sinar X dan sinar ultraviolet.

Radiasi. Digunakan untuk mensterilkan: (1) tabung suntik plastik, (2) sarung tangan, (3)

kateter Foley, (4) infus set, (5) selang sonde, dan (6) kamar operasi.

2

Page 3: Sterilisasi Aseptik Dan Antiseptik

ANTISEPTIK.

Adalah zat-zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman.

Antiseptik ada yang bersifat sporosidal (membunuh spora) dan ada yang non-sporosidal.

Digunakan pada jaringan hidup khusus, yaitu kulit dan selaput lendir. Antiseptik ini

berbeda dari disinfektan karena disinfektan digunakan untuk tujuan yang sama, tetapi

terhadap benda-benda mati, misalnya lantai rumah sakit, peralatan perawatan rumah

sakit, kolam renang, dsb. Penggunaannya meliputi: (1) mensucihamakan kulit sebelum

operasi untuk mencegah infeksi, (2) mencuci tangan sebelum operasi untuk mencegah

infeksi silang, (3) mencuci luka, terutama pada luka kotor, (4) sterilisasi alat bedah, (5)

mencegah infeksi pada perawatan luka, (6) untuk irigasi daerah-daerah terinfeksi, (7)

mengobati infeksi lokal, misalnya pada mulut, telinga, tenggorokan dan kulit.

Antiseptik terdiri atas :

1. Alkohol

2. Halogen dan senyawanya :

Yodium.

Povidon yodium (Polyvinyl pyrrolidone Iodine).

3

Page 4: Sterilisasi Aseptik Dan Antiseptik

Yodoform (obat kuning).

Klorheksidin.

3. Oksidansia :

Kalium permagnat.

Perhidrol.

4. Logam berat dan garamnya :

Merkuri klorida (sublimat).

Merkurokrom (obat merah).

5. Asam :

Asam borat.

6. Turunan fenol :

Trinitrofenol (asam pikrat).

Heksaklorofen (pHisoHex).

7. Basa amonium kuarterner (‘quats’) :

Etakridin (rivanol).

Yadium dan garam-garam merkuri sukar berdifusi ke dalam kulit karena diendapkan

oleh protein.

Khasiat golongan halogen dan fenol dapat ditiadakan oleh cairan tubuh seperti darah,

nanah, dsb.

Alkohol

4

Page 5: Sterilisasi Aseptik Dan Antiseptik

Etanol. Sifatnya bakterisid kuat dan cepat (efektif dalam dua menit), dan kerjanya

meliputi bakteri gram positiv dan negativ tetapi bersifat non-sporosidal (tidak dapat

membunuh spora). Konsentrasi optimum sebagai antiseptik adalah 70%. Kegunaannya

berupa : antiseptik kulit sebelum suntikan, dan mencuci yodium dari kulit.

Halogen dan Senyawanya

Yodium. Merupakan antiseptik yang sangat kuat, berspektrum luas dan kerjanya sangat

cepat. Dalam konsentrasi 2% membunuh spora dalam waktu 2-3 jam. Kerugiannya

adalah sifat iritasi terhadap luka (menimbulkan nyeri), menimbulkan warna coklat dan

kadang-kadang reaksi dermatitis pada kulit yang peka (sensitif). Kegunaannya adalah

sebagai antiseptik kulit sebelum operasi, kecuali untuk daerah wajah dan genitalia

eksterna.

Povidon Yodium. Merupakan kompleks yodium dengan Polyvinylpirrolidone yang

tidak merangsang, mudah dicuci karena larut dalam air dan stabil karena tak menguap.

Masa kerjanya lebih lama dari yodium. Kegunaannya adalah sebagai : antiseptik kulit

menjelang operasi termasuk wajah, genitaia eksterna dan selaput lendir karena tak

merangsang (non-iritatif), serta mencuci luka kotor dan terinfeksi.

Yodoform. Dulu sering digunakan, tetapi sekarang jarang digunakan. Kegunaannya

adalah sebagai antiseptik ulkus.

Klorhesidin. Merupakan senyawa biguanid dengan sifat bakterisid dan fungisid, tidak

berwarna, mudah larut dalam air, tidak merangsang kulit dan mukosa, baunya tidak

menusuk hidung. Kekuatannya sama dengan yodium, tetapi kerjanya lambat.

Kegunaanya, mencuci tangan sebelum operasi, mencuci tangan sebelum memeriksa

pasien yang menderita penyakit menular, mencuci luka bakar baik yang bersih maupun

kotor, mencuci luka kotor dan terinfeksi, dan mensterilkan alat bedah serta alat

perawatan lainnya.

Oksidansia

Kalium Permaganat. Merupakan kristal halus berwarna ungu tua dan berfungsi sebagai

bakterisid serta fungisid agak lemah berdasarkan sifat oksidator. Pemakaiannya dengan

5

Page 6: Sterilisasi Aseptik Dan Antiseptik

melarutkan dalam air dalam konsentrasi tertentu (1:5000 = konsentrasi yang tidak

merangsang kulit). Kegunaannya sebagai antiseptik pembersih abses dan ulkus.

Perhidol (Peroksida/H2O2). Merupakan antiseptik lemah dengan masa kerja pendek.

Digunakan dalam konsentrasi 2-3%. Antiseptik ini ditujukan terutama untuk

mengeluarkan kotoran dari dalam luka dan membunuh kuman-kuman anaerob.

Logam berat dan Garamnya

Merkuri klorida. Berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur (bakteriostatik

dan fungistatik). Pada penggunaan lokal bersifat merangsang dan sering menimbulkan

alergi. Bersifat racun, jangan termakan dan korosif terhadap logam. Kegunaan untuk

mencuci luka operasi pada operasi tumor.

Merkurokrom. Versifat bakteriostatik lemah, mempercepat keringnya luka dengan cara

merangsang timbulnya kerak (‘korts’). Kegunaannya untuk luka-luka bedah plastik dan

luka lec et.

Asam

Asam borat. Bersifat bakteriostatik lemah. Dapat diabsorbsi oleh kulit yang rusak,

terutama pada bayi dan anak, sehingga tertimbun dalam tubuh sebagai racun.

Kegunaannya untuk kompres luka bernanah.

Derivat Fenol

Trinitrofenol. Bersifat bakterisid dan anestesi lokal. Kegunaannya adalah sebagai

antiseptik wajah dan genitalia eksterna sebelum operasi dan pada luka bakar.

Heksaklorofen. Bersifat bakterisid terhadap bakteri gram positif dan mempunyai sifat

fungistatik. Kurang aktif terhadap bakteri gram negatif dan spora. Kerjanya lambat dan

tidak merangsang. Kegunaaannya untuk mencuci tangan sebelum operasi dan mencuci

tangan setelah memeriksa pasien tersangka penyakit menular.

Basa ammonium kuarterner

6

Page 7: Sterilisasi Aseptik Dan Antiseptik

Etakridin.bersifat bakterisid, kecuali terhadap basil TBC, Pseudomonas dan salmonella,

tidak aktif terhadap virus dan spora.

7