Upload
ewik-satmi
View
3
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
stetoskop dari berbagai sumber
Citation preview
PRAKTEK DIAGNOSTIK
STETOSKOP
Dosen Pembimbing :
M. Ridha Ma’ruf, ST, MT
Sumber, ST, MT
Oleh :
Arnoldus Y.W Tage (P27838113014)
Ida Ayu Dwi Satmi H (P27838113020)
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Jurusan Teknik Elektromedik
2015
1. Teori Dasar
Stetoskop di dunia kedokteran semakin meningkat dari waktu ke waktu untuk
menangani pasien yang seiring semakin meningkat juga. Stetoskop pasti
digunakan oleh seorang dokter untuk mendeteksi kondisi pasien lewat detak
jantung yang didengar. (Amin, 2013) Stetoskop digunakan sebagai alat untuk
mendiagnosa suatu penyakit tertentu. Karena dengan stetoskop dokter bisa
untuk memeriksa tekanan darah pasien, gangguan perut, paru-paru, prenatal
dan terutama jantung. Stetoskop dapat menyalurkan suara tertentu dan
menghilangkan suara yang lain. Sebelum stetoskop ditemukan dokter
menaruh telinganya ke dekat badan pasien dengan harapan untuk
mendengarkan sesuatu. Mungkin itu salah satu cara agar dokter bisa
mendengar suara detak jantung pasien. (Amin, 2013) Dari jaman ke jaman
stetoskop selalu digunakan oleh dokter untuk mendiagnosa penyakit tetapi
belum ada pengembangan dari pembuatan stetoskop itu sendiri. Mungkin
seorang dokter sekalipun belum mempunyai ide untuk pengembangan
stetoskop. Stetoskop ini sering dianggap simbol pekerjaan dokter karena
sering terlihat atau digambarkan bahwa seorang dokter pasti akan
menggantungkan stetoskop di lehernya. (Maruf, 2013)
Stetoskop (bahasa Yunani: stethos, dada dan skopeein, memeriksa)
adalah sebuah alat medis akustik untuk memeriksa suara dalam tubuh. Dia
banyak digunakan untuk mendengar suara jantung dan pernapasan, meskipun
dia juga digunakan untuk mendengar intestine dan aliran darah dalam arteri
dan “vein”. Stetoskop ditemukan di Perancis pada 1816 oleh René-
Théophile-Hyacinthe Laennec. Dia terdiri dari tabung kayu kosong. Konon
dia menciptakan stetoskop sehingga ia tidak perlu menaruh telinganya di buah
dada wanita Perancis. Tidak jelas apakah Laennec mencoba menghindarinya,
atau untuk menghindari rasa malu pasien. Namun begitu, orang mengatakan
bahwa “Kebutuhan adalah ibu dari penemuan”.
2. Prinsip Kerja stetoskop
dalam stetoskop terdapat Sungkup terbuka (open bell) berfungsi untuk
menyesuaikan/menyamakan impedansi antara kulit dan udara. Bagian ini
menghimpun suara dari daerah yang berkontak. Kulit pasien yang bersentuhan
dengan sungkup terbuka berfungsi seperti diafragma. Kulit pasien memiliki
frekuensi resonan alami yang efektif untuk menghantarkan bunyi jantung.
Frekuensi resonan ditentukan oleh diameter sungkup dan tekanan sungkup
pada kulit. Semakin kencang kulit tertarik, semakin tinggi frekuensi resonan.
Semakin besar diameter sungkup, semakin rendah frekuensi resonan kulit.
Rentang suara yang diinginkan dapat diperluas dengan mengubah ukuran
sungkup dan mengubah-ubah tekanan sungkup terbuka terhadap kulit
(sehingga ketegangan pada kulit juga berbeda). Murmur jantung berfrekuensi
rendah tidak akan terdengar apabila stetoskop terlalu kencang ditekan ke kulit.
Sungkup tertutup (closed bell) sebenarnya hanyalah sebuah sungkup yang
memiliki diafragma dengan frekuensi resonan tertentu, biasanya tinggi, dan
menghambat suara-suara berfrekuensi rendah. Frekuensi resonannya
dikendalikan oleh faktor-faktor yang sama dengan faktor yang mengatur
frekuensi sungkup terbuka yang ditekankan ke kulit. Stetoskop sungkup
tertutup terutama digunakan untuk mendengarkan bunyi paru yang
frekuensinya lebih tinggi daripada bunyi jantung.
Apa bentuk sungkup yang terbaik? Karena kita menghadapi suatu sistem yang
tertutup di salah sate ujung jauhnya oleh diafragma peka tekanan—gendang
telinga—sebaiknya digunakan sungkup yang volumenya sekecil mungkin.
Semakin kecil volume gas di dalam sungkup, semakin besar perubahan
tekanan yang ditimbulkan oleh gerakan diafragma di ujung lonceng yang lain.
Volume selang juga harus kecil, dan seyogianya suara yang hilang akibat
gesekan dengan dinding selang sedikit. Restriksi oleh volume yang kecil
menunjukkan selang pendek berdiameter kecil, sedangkan restriksi oleh
gesekan yang kecil menunjukkan selang berdiameter besar. Oleh karena itu,
apabila diameter selang terlalu kecil, banyak suara yang akan hilang akibat
gesekan. Apabila diameter terlalu besar, maka volume udara yang
dipindahkan menjadi terlalu banyak. Pada keduanya, efisiensi berkurang. Di
bawah sekitar 100 Hz, panjang selang tidak banyak memengaruhi efisiensi,
tetapi• di atas frekuensi ini, efisiensi berkurang seiring dengan semakin
panjangnya selang. Pada 200 Hz, perubahan selang dari panjang 7,5 cm
menjadi 66 cm menyebabkan kehilangan 15 dB. Suatu keputusan yang
disepakati adalah selang dengan panjang sekitar 25 cm dan berdiameter 0,3
cm.
Earpiece harus terpasang pas di telinga karena kebocoran udara mengurangi
suara yang terdengar. Semakin rendah frekuensi, semakin bermakna
kebocoran tersebut. Kebocoran juga menyebabkan suara bising di sekitar kita
masuk ke telinga. Earpiece biasanya dirancang untuk mengikuti arah saluran
telinga yang sedikit condong ke depan.
3. Bagian dan Fungsinya
Ear Tip: Untuk mendengar bunyi dari dalam tubuh
Diafrgama: memperbesar bunyi jantung
Chestpiece: sebua silinder (media rambat) yang diletakkan di
permukaan kulit pasien yang akan didengar suara dalam tubuhnya
4. Perkembangan
Stetoskop adalah alat kedokteran yang hampir selalu bisa kita lihat jika kita
memeriksakan diri ke dokter. Sejarah menunjukkan bahwa stetoskop telah
dikembangkan sejak abad ke-17 di Perancis, yaitu oleh seorang Dokter
Perancis bernama René Théophile Hyacinthe Laënnec pada tahun 1816.
Namun demikian konsep analisa mealui suara detak jantung ternyata sudah
dikenal sejak lama di literature Mesir Sejarah Medis dari Mesir dan Awal
Abad 15 Mendiagnosa melalui suara dari tubuh manusia telah dilaporkan
dalam literatur medis kuno. Hippocrates, Bapak Kedokteran, menganjurkan
untuk mencari instrumen yang praktis untuk dunia kedokteran di tahun 350
SM. Hippocrates menggunakan metode untuk menggunakan telinga secara
langsung ke dada dan menemukan bahwa hal itu berguna untuk mendeteksi
akumulasi cairan yang ada di dalam dada. Pada abad 16, ahli bedah terkenal
Ambroise Pare mencatat bahwa “jika ada materi lain di dalam dada, kita bisa
mendengar suaranya dari botol yang diisi setengah”.
Perkembangan Awal Alat Stetoskop
Seperti yang telah disebutkan di atas, stetoskop ditemukan pada tahun 1816
ketika seorang dokter Prancis muda bernama Rene Theophile Hyacinthe
Laennec sedang memeriksa seorang pasien perempuan muda. Laennec malu
untuk menempatkan telinganya di dada, yang merupakan metode auskultasi
yang digunakan oleh dokter pada saat itu. Dia teringat sebuah trik yang ia
pelajari sebagai pada saat dia masih anak-anak yang bermain suara melalui
suatu padatan, kemudian ia menggulung 24 lembar kertas, ditempatkan satu
ujung ke telinga dan ujung lainnya ke dada wanita itu. Ia senang menemukan
bahwa dari kerucut kertas itu ia bisa mendengar suara dengan keras dan jelas.
Itulah kali pertama yang tercatat dalam dokumentasi naskah auskultasi
menggunakan stetoskop (Mediate Auskultasi) di 8 Maret, 1817 ketika
Laennec memeriksa Marie-Melanie Basset, yang berumur 40 tahun.
Laennec menyebut alatnya dengan sebutan “Le Cylindre,” yang kemudian
berubah menjadi “Stetoskop”, yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti
‘saya lihat’ dan ‘dada.’ Dia menciptakan sebuah stethoscope dari sepotong
kayu (seperti pada gambar di atas). Salah satu ujung memiliki lubang untuk
menempatkan di dekat telinga dan ujung lainnya berbentuk cekung. Laennec
menerbitkan hal tersebut pada risalah klasik pada auskultasi di tahun 1819 di
mana di sana ia membahas tentang stetoskop serta diilustrasikan desainnya.
Edisi kedua diterbitkan pada tahun 1826, setelah Laennec meninggal akibat
penyakit Tuberculosis. Stetoskop itu digambarkan memiliki panjang 12 inci
dan 1,5 inci dengan diameter lubang 3/8 inci. Pada saat itu, Stetoskop bisa
dibeli dengan harga 2 franc. Dalam perkembangan selanjutnya, stetoskop
sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu stetoskop Monaural dan Stetoskop
Binaural.
5. SOP
Pastikan posisi pasien tidak tegang dan tetap tenang
Pasang stetoskop pada telinga pemeriksa
Letakkan stetoskop di atas kulit, pada area intercostal (otot antar
tulang rusuk)
Gunakan diafragma untuk dewasa dan bell untuk anak-anak
Instruksikan pada pasien untuk bernafas perlahan dengan mulut sedikit
tertutup
Dengarkan inspirasi dan ekspirasi pasien
Catat hasil Auskultasi (Auskultasi, adalah sebuah istilah kedokteran di
mana seorang dokter mendengarkan suara di dalam tubuh pasien untuk
mendapatkan informasi fungsinya)
6. Pemeliharaan
Copot eartip dan bersihkan. Kalau sulit, bisa tanya ke petugas toko saat
kita membeli stetoskop. Atau saat membeli, kita harus tahu juga cara
mencopot dan memasang setoskop dengan baik dan benar.Untuk
perawatan dan pembersihan, yang harus diperhatikan adalah
melakukannya dengan rutin 1 bulan sekali, jika memang dipakai setiap
hari. Agar performa akustik tetap baik. Untuk pembersihan, alat dan
bahan yang dibutuhkan adalah pembersih untuk vinil, plastik dan karet,
pembersih logam, pelumas, tisu.
Usap seluruh permukaan diafragma dan bell dengan alcohol isopropyl
70%. Cuma diagfragma dan bell yaa… Hal ini bisa mengurangi jumlah
bakteri hingga 94%. Lalu beri sedikit pelumas khusus di lubang suara,
putar-putar agar pelumas tersebar, di lubang suara ya, bukan di
batangnya.
Untuk pipa karet, bersihkan dengan pembersih vinil, plastic, dan karet.
Kayaknya ada tuh di toko alat kesehatannya..
Jangan pernah mencelupkan stetoskop ke dalam cairan apapun, atau
terkena proses sterilisasi, misalnya menggunakan alcohol. Jika
desinfektan diperluikan, pakailah larutan alcohol isopropil 70%.
Jauhkan dari panas dan dingin yang ekstrim, minyak, dan pelarut lainnya.
Pipa stetoskop biasanya terbuat dari PVC (polyvinylchloride). PVC ini
lama-lama akan menjadi kaku bila bersentuhan dengan kulit, karena ada
minyak yang keluar dari sana. Jadi, bila mau digantungkan di leher,
jangan langsung kena kulit leher, gantungkan di kerah baju atau jas. Hal
ini memang tidak mencegah kekakuan, tapi bisa memperlama terjadinya
kekakuan tersebut.
REFRENSI
1. http://blog.umy.ac.id/arsasih/cara-merawat-stetoskop/
2. http://mitaunair-fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-67012-Mata%20Kuliah
%20Biomedik-SEJARAH%20DAN%20CARA%20KERJA
%20STETOSKOP.html
3. Fisika Tubuh Manusia Ed. 2
4. http://informasitips.com/penemu-stetoskop-ketahui-sejarah-perkembangannya
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Stetoskop
6. https://salmahayaty70.wordpress.com/2013/11/22/stetoskop/
7. PRESTYA ROSITA IN SAINS & TEKNOLOGI
8. http://www.slideshare.net/oechant/stetoskop
9. http://www.amazine.co/17166/monoaural-binaural-jenis-bahan-pembuat-
stetoskop/
10. http://www.deskripsi.com/s/stetoskop