29
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN i TINGKAT KECEMASAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI MEJING II PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun oleh: MARDANI NURUL HIDAYAH 1112184 PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2015

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/234/1/Mardani N Hidayah_1112184_nonfull resize.pdf · Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan atas bimbingan,

  • Upload
    doanbao

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

i

TINGKAT KECEMASAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI MEJING II PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan

STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh:

MARDANI NURUL HIDAYAH 1112184

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

2015

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Kecemasan Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche di SD Negeri Mejing II Ambarketawang Gamping Yogyakarta”.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada : 1. Bapak Kuswanto Hardjo, dr., M., Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad

Yani Yogyakarta. 2. Ibu Reni Merta Kusuma, M.Keb, selaku Ketua Program Studi D-3 Kebidanan di

Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 3. Ibu Ekawati, S.SiT., M.Kes, selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang

telah memberikan arahan dan bimbingan pada penulis. 4. Ibu Haniek Farida.,M.Si selaku penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah

meluangkan waktu untuk menguji, mengkoreksi, dan memberikan masukan serta saran terhadap Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,

sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua.

Yogyakarta, Agustus 2015

Penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi

TINGKAT KECEMASAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI MEJING II PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING YOGYAKARTA

Mardani Nurul Hidayah1 , Ekawati2

INTISARI

Latar Belakang : Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10 – 16 tahun. Perasaan bingung, gelisah dan tidak nyaman selalu menyelimuti perasan seorang wanita yang mengalami menstruasi pertama kali.Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SD Negeri Mejing II Patukan Ambarketawang Gamping Yogyakarta diddapatkan 7 dari 8 siswi belum mengalami menarche, dan rata-rata merasa takut, malu dan cemas saat membicarakan tentang menstruasi.

Tujuan : Diketahui tingkat kecemasan remaja putri dalam menghadapi menarche di SD Negeri Mejing II Patukan Ambarketawang Gamping Yogyakarta..

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan Penelitian non eksperimental dengan rancangan survey dan bersifat Diskriptif Kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas V dan VI di SD Negeri Mejing II Patukan berjumlah 46 siswi dengan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling.

Hasil Penelitian : Hasi Penelitian menunjukkan bahwa remaja putri yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 10 responden (21.7%), mengalami kecemasan ringan sebanyak 21 responden (45.7%), mengalami kecemasan sedang sebanyak 15 responden (32.6%) dan yang mengalami kecemasan berat dan berat sekali/panik sebanyak 0 responden (0%).

Kesimpulan : Tingkat kecemasan remaja putri dalam menghadapi menarche di SD Negeri Mejing II Patukan Ambarketawang Gamping Yogyakarta yaitu pada tingkat kecemasan ringan sebanyak 21 responden (45.7%).

Kata Kunci : Tingkat Kecemasan, Menarche

1 Mahasiswa D-3 Kebidanan Stikes Jend. A.Yani Yogyakarta

2 Dosen Prodi D-3 Kebidanan Stikes Jend. A.Yani Yogyakarta

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

THE ANXIETY LEVEL OF FEMALE ADOLESCENTS IN DEALING WITH MENARCHE IN STATE ELEMENTARY SCHOOL MEJING II PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING YOGYAKARTA

ABSTRACT

Mardani Nurul Hidayah1 , Ekawati2

Background : Menarche is the first menstruation that usually occurs in the age interval of 10-16 years old. The feeling of confusion, worry, and discomfort, always embrace a woman’s mood who experiences her first menstruation. The result of preliminary study in state elementary school Mejing II Patukan Ambarketawang Gamping Yogyakarta identified 7 among 8 female students who had not got any menarche yet, and most of them felt afraid, embarrassed, and anxious while in conversation about menstruation. Objective : To find out the anxiety level of female adolescents in dealing with menarche in state elementary school Mejing II Patukan Ambarketawang Gamping Yogyakarta Method : This was a non experimental study with quantitative descriptive survey design and cross sectional approach. Population in this study was fifth and sixth grade female students in state elementary school Mejing II Patukan as many as 46 female students with total sampling technique to select samples.

Result : The result of this study implied that female adolescents who did not experience any anxiety were 10 respondents (21,7%), who experienced minor anxiety were 21 respondents (45,7%), who experienced moderate anxiety were 15 respondents (32,6%), and who experienced severe anxiety and panic were 0 respondent (0%).

Conclusion : The anxiety level of female adolescents in dealing with menarche in state elementary school Mejing II Patukan Ambarketawang Gamping Yogyakarta was in minor anxiety category as many as 21 respondents (45,7%).

Keyword : The anxiety level, Menarche.

[1] A student of Diploma III Midwifery Study Program of A.Yani Yogyakarta High School of Health Science [2] A counseling lecturer of Diploma III Midwifery Study Program of A.Yani Yogyakarta High School of Health Science

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii PERNYATAAN.................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv INTISARI.............................................................................................................. v ABSTRACT.......................................................................................................... vi DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii DAFTAR TABEL................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah..................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 5 E. Keaslian Penelitian....................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori .................................................................................... 8 B. Kerangka Teori .................................................................................. 25 C. Kerangka Konsep ............................................................................... 26 D. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ................................................................................ 28 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 28 C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 28 D. Variabel Penelitian ............................................................................. 29 E. Definisi Operasional .......................................................................... 30 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ................................................. 31 G. Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 33 H. Etika Penelitian .................................................................................. 34 I. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 35

BAB IV Hasil dan Pembahasan ........................................................................... 38 BAB V Penutup.................................................................................................... 47 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Definisi operasional Variabel............................................................ 30 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Kecemasan.......................................... 32 Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan umur pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua.....................................................................

39

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi tingkat kecemasan ........................................... 40 Tabel 4.3 Distribusi frekuensi cross tabel 41

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Teori.............................................................................. 25 Gambar 2.2 Kerangka Konsep.......................................................................... 26

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Populasi remaja merupakan kelompok penduduk yang cukup besar,

Menurut World Health Organization (WHO), sekitar seperlima dari penduduk

dunia dari remaja berumur 10 - 19 tahun. Sekitar Sembilan ratus juta berada

dinegara sedang berkembang. Di indonesia jumlah remaja berusia 10-24 tahun

mencapai sekitar 64 juta atau 27,6 % dari total jumlah penduduk indonesia

(BKKBN, 2013).

Pada tahun 2013 Populasi remaja di DIY yang berumur 10-19 tahun

sebesar 102.325,715 orang yang terdiri dari remaja perempuan sebesar 49.258.579

orang dan remaja laki-laki sebesar 53.101.136 orang (Dinkes, 2013). Sedangkan

populasi penduduk di kabupaten Sleman sebesar 139.401 orang yang terdiri dari

remaja perempuan sebesar 65.512 orang dan laki-laki sebesar 73.889 orang (BPS,

2013). Data ini menunjukkan bahwa kelompok remaja yang besar penting dan

harus diperhatikan, karena remaja merupakan aset untuk terciptanya generasi

yang baik.

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai dengan adanya perubahan

fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu

periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut dengan

pubertas. Kejadian yang penting dalam pubertas adalah perubahan badan yang

cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche dan perubahan psikis

(Setiyaningrum, 2014) . Tahapan perkembangan remaja dibagi menjadi 3 yaitu

1

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

remaja awal (10-13 tahun), remaja tengah (14-16 tahun), remaja akhir (17-19

tahun). Remaja akan mengalami perubahan ciri seks primer yaitu menarche pada

perempuan dan mimpi basah pada laki-laki, serta perubahan ciri seks sekunder

yaitu tumbuhnya kumis dan jakun pada laki-laki dan membesarnya payudara

pada perempuan (Setiyaningrum, 2014). Peristiwa paling penting dalam masa

pubertas perempuan adalah gejala menstruasi atau haid , yang menjadi pertanda

biologis dari kematangan seksual (Kartono, 2006).

Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang

usia 10 – 16 tahun atau pada masa awal remaja ditengah masa pubertas sebelum

memasuki masa reproduksi (Proverawati, 2009). Perubahan psikologi pada masa

remaja awal diantaranya mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya,

memperhatikan penampilan, sikapnya tidak menentu atau plin-plan dan suka

berkelompok dengan teman sebaya (Setiyaningrum, 2014). Pengetahuan tentang

menstruasi sangat dibutuhkan oleh remaja putri dalam menghadapi menarche jika

sebelumnya belum pernah mengetahui atau membicarakan baik dengan teman

sebaya atau dari ibu mereka Selama ini sebagian masyarakat merasa tabu untuk

membicarakan tentang masalah menstruasi dalam keluarga, sehingga remaja awal

kurang memiliki pengetahuan dan sikap yang cukup baik tentang perubahan –

perubahan fisik dan psikologis terkait menarche (Proverawati, 2009).

Gambaran-gambaran khayal yang serba menakutkan dan keliru mengenai

menstruasi mulai timbul pada masa kanak-kanak. Gambaran-gambaran tersebut

merupakan produk dari fantasi dan pengertian-pengertian yang salah atau

merupakan interpretasi yang keliru terhadap informasi-informasi yang tidak riil,

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

yaitu informasi dari orang tua atau kenalan lain penuh takhayul menakutkan

mengenai perdarahan atau haid (Kartono, 2006). Masalah lain yang sering

muncul pada menarche hampir sama dengan menstruasi, hanya saja faktor

ketidaksiapan remaja menghadapi menarche menyebabkan masalah yang muncul

lebih berat. Menurut Kartini Kartono (2006) gejala psikologis yang mencolok

pada menarche adalah kecemasan dan ketakutan yang kuat oleh keinginan untuk

menolak proses fisiologis tersebut, hal ini dapat dikurangi dengan adanya peran

orang tua maupun guru disekolah untuk memberikan informasi yang benar

tentang kondisi perubahan pada masa-masa remaja, pemberian informasi

Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) khususnya tentang menstruasi , karena

informasi KRR masih sangat kurang (BKKBN, 2013).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 7 Februari 2015 di

Sekolah Dasar Negeri Mejing II dilakukan wawancara terhadap 8 siswi kelas V

dan VI, dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa 7 remaja yang belum

mengalami menarche mengalami perasaan takut, malu, jantung berdebar-debar,

ketika membicarakan tentang menstruasi sedangkan 1 diantaranya mengatakan

biasa saja karena sudah mendapatkan informasi dari ibunya.

Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk meneliti “Tingkat

Kecemasan Remaja Putri Dalam Menghadapi Menarche Di SDN Mejing II

Patukan Ambarketawang Gamping Yogyakarta.”

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada

peneltian ini adalah”Bagaimana Tingkat Kecemasan Remaja Putri Dalam

Menghadapi Menarche Di SDN Mejing II”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Tingkat Kecemasan Remaja Putri Dalam Menghadapi

Menarche Di SDN Mejing II

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik siswi berdasarkan umur, pendidikan orang tua,

pekerjaan orang tua.

b. Mengetahui prosentase siswi kelas V dan VI di SDN Mejing II yang

tidak mengalami kecemasan dalam menghadapi menarche.

c. Mengetahui prosentase siswi kelas V dan VI di SDN Mejing II yang

mengalami kecemasan ringan dalam menghadapi Menarche.

d. Mengetahui prosentase siswi kelas V dan VI di SDN Mejing II yang

mengalami kecemasan sedang dalam menghadapi Menarche.

e. Mengetahui prosentase siswi kelas V dan VI di SDN Mejing II yang

mengalami kecemasan berat dalam menghadapi Menarche.

f. Mengetahui prosentase siswi kelas V dan VI di SDN Mejing II yang

mengalami kecemasan sangat berat dalam menghadapi Menarche.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai pertimbangan masukan,

menambah wawasan dan pengalaman khususnya dibidang kesehatan

reproduksi berkaitan dengan kecemasan remaja putri dalam menghadapi

menarche.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis

Penulis mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat selama menempuh

kegiatan perkuliahan dan menambah wawasan tentang kesehatan

reproduksi khususnya menarche.

b. Bagi institusi

Dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan

acuan perbandingan untuk menambah referensi.

c. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan kepada

tenaga kesehatan untuk memberikan perhatian terhadap remaja dalam

menghadapi menarche.

d. Bagi masyarakat khususnya remaja

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan tambahan informasi

bagi remaja dalam menghadapi menarche

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

e. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sarana belajar, menambah

pengetahuan dan wawasan serta informasi untuk penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

Peneliti mengenai Tingkat Kecemasan Remaja Putri Dalam Menghadapi

Menarche Di SDN Mejing II belum pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain.

Namun terdapat beberapa penelitian yang berhubungan dengan judul penelitian

ini diantaranya adalah :

No Aspek Peneliti

Utami Sri (2008) Budiarti Ambar (2013)

Grhasta Dian Perestroika (2011)

1. Judul Hubungan Antara Dukungan Sosial (ibu) dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Pra Pubertas”

Evektivitas Penyuluhan Menstruasi Terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi Menarche pada Siswi di SDIT Ibnu Abbas I Yogyakarta tahun 2013

Pengaruh Penyuluhan Menstruasi Terhadap Kecemasan Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Kelas VII SMP Negeri 2 Punggelan Banjarnegara

2. Jenis Penelitian

Diskriptif kuantitatif

Pre experiment dengan pendekatan prospektif

e non equivalent control group.

3. Desain Penelitian

Korelasional One group pretest posttest

Cross Sectional

4. Populasi Siswi SD berusia 9-13 tahun yang belum mengalami menarche yang berada di kabupaten sleman tahun 2008 sebanyak 107

Siswi Usia 9-11 tahun di SDIT Ibnu Abbas I Sleman YK, sebanyak 66 Siswi

remaja putri kelas VII SMP N 2 Punggelan Banjarnegara tahun 2011 yang berjumlah 60 siswi,

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

responden.

5. Sampel Siswi SD berusia 9-13 tahun yang belum mengalami menarche yang berada di kabupaten sleman tahun 2008 sebanyak 107 responden

Siswi Usia 9-11 tahun di SDIT Ibnu Abbas I Sleman YK, dengan jumlah sampel 48 siswi.

30 siswi dan kelompok kontrol 30 siswi.

6. Teknik Sampling

Total Sampling Total Sampling systematic sampling

7. Uji Statistik

Pearson Product Moment dan Moment

Paired sampel t-test Analisis data menggunakan uji beda t-test yaitu independent t-test.

8. Teknik Pengambilan Data

Kuesioner Kuesioner HRSA Kuesioner HRSA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Mejing II yang berada di

Kabupaten Sleman Yogyakarta, memiliki luas bangunan 600 m2 , berdiri

sejak tahun 1990. SD Negeri Mejing II memiliki 12 ruang kelas, ruang guru,

ruang kepala sekolah, perpustakaan, dapur, kamar mandi guru, kamar mandi

siswa, UKS, ruang ibadah, ruang TU dan ruang tamu.

SD Negeri Mejing II memiliki guru dan karyawan dengan jumlah yang

memadai sehingga sangat menunjang dalam proses belajar mengajar.

Ketenagaan di SD Negeri Mejing II mempunyai kepala sekolah, 23 guru, dan

mempunyai tenaga administrator. total siswa di SD Negeri Mejing II

berjumlah 295 siswa.

SD Negeri Mejing II memiliki berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti

pramuka dan TPA. Kegiatan petugas kesehatan Puskesmas Gamping 1 di SD

Negeri Mejing II antara lain memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi,

dan belum ada penyuluhan tentang kesehatan reproduksi khususnya

menarche dan mata pelajaran yang membahas tentang kesehatan reproduksi

remaja.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

39

2. Karakteristik Respondan

Hasil penelitian terhadap karakteristik remaja putri kelas V dan VI di SD

Negeri Mejing II Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta

disajikan pada tabel berikut

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Remaja Putri Berdasarkan

Umur, Pendidikan orang tua, dan Pekerjaan orang tua.

Karakteristik Responden

Frekuensi Prosentase

Umur : 1. 10 Tahun 2. 11 Tahun 3. 12 Tahun 4. 13 Tahun

2 22 21 1

4.3 47.8 45.7 2.2%

Pendidikan orang tua: 1. SD 2. SLTP 3. SLTA 4. PT

4 9 22 11

8.7 19.6 47.8 23.9

Pekerjaan orang tua: 1. Buruh 2. Swasta 3. Wiraswasta 4. PNS 5. IRT

12 8 13 4 9

26.1 17.4 28.3 8.7 19.6

Jumlah 46 100 % (Sumber : Data Primer tahun 2015)

Tabel 4.1 Menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 11 tahun,

sebanyak 22 orang (47.8%), dengan sebagian besar pendidikan orang tua

responden adalah tingkat SLTA sebanyak 22 orang (47.8%), dan sebagian

besar orang tua responden berprofesi sebagai wiraswasta sebanyak 13 orang

(28.3%).

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

40

3. Analisa Hasil Penelitian

a. Tingkat kecemasan remaja putri mrnghadapi menarche di SD Negeri

Mejing II Patukan Ambarketawang Gamping Yogyakarta.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche di SDN Mejing II Ambarketawang Yogyakarta

No. Tingkat Kecemasan Frekuensi Prosentase

1 Tidak ada kecemasan 10 21.7 2 Kecemasan Ringan 21 45.7 3 Kecemasan Sedang 15 32.6 4 Kecemasan Berat 0 0

5 Kecemasan berat sekali/panik

0 0

Jumlah 46 100%

(Sumber : Data primer tahun 2015)

Tabel 4.2 Menunjukkan bahwa remaja putri di SD Negeri Mejing II

Patukan Ambarketawang Gamping Yogyakarta dalam menghadapi

menarche sebagian besar mengalami kecemasan pada tingkat ringan

yaitu sebanyak 21 siswi (45,7%).

b. Tingkat Kecemasan Remaja Putri Dalam Menghadapi Menarche

Berdasarkan Karakteristik (Umur, Pendidikan orang tua dan Pekerjaan

orang tua di SD Negri Meijing II Patukan Ambarketawang Gamping

Yogyakarta

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan berdasarkan karakteristik (umur, pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua)

(Sumber: Data Primer Tahun 2015)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

mengalami kecemasan tingkat ringan pada umur 12 tahun sebanyak 12 (26.1%)

dari pendidikan terakhir orang tua mayoritas mengalami kecemasan ringan

sebanyak 10 (21.7%) responden dan dari pendidikan orangtua mayoritas

responden mengalami kecemasan ringan sebanyak 7(15.2%).

Karakteristik Kecemasan Jumlah Tidak ada kecemasan

Cemas ringan

Cemas sedang

f % f % f % f % Umur : 10 tahun 1 2.2 0 0 1 2.2 2 4.3 11 tahun 7 15.2 8 17.4 7 15.2 22 47.8 12 tahun 2 4.3 12 26.1 7 15.2 21 45.7 13 tahun 0 0 1 2.2 0 0 1 2.2 Pendidikan orangtua

SD 1 2.2 2 4.3 1 2.2 4 8.7 SLTP 2 4.3 4 8.7 3 6.5 9 19.6 SLTA 5 10.9 10 21.7 7 15.2 22 47.8 PT 2 4.3 5 10.9 4 8.7 11 23.9 Pekerjaan orangtua

Buruh 3 6.5 5 10.9 4 8.7 12 26.1 Swasta 1 2.2 3 6.5 4 8.7 8 17.4 Wiraswasta 3 6.5 7 15.2 3 6.5 13 28.3 PNS 1 2.2 2 4.3 1 2.2 4 8.7 IRT 2 4.3 4 8.7 3 6.5 9 19.6 Jumlah 10 21.7 21 45.7 15 32.6 46 100

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

42

B. Pembahasan

Hasil dari penelitian menunjukkan dari 46 responden yang diteliti

dapat diketahui bahwa sebagian besar remaja putri di SD Negeri Mejing II

mengalami kecemasan tingkat ringan sebanyak 21 (45.7%) responden,

sedangkan pada tingkat tidak ada kecemasan 10 (21.7%) responden, dan

pada tingkat kecemasan sedang sebanyak 15 (32.6%). Sejalan dengan

penelitian Santoso (2008) dengan sampel sejumlah 35 menunjukkan ada

hubungan yang signifikan antara umur dan tingkat kecemasan, Hal

tersebut didukung oleh karakteristik responden dimana sebagian besar

remaja putri yang mengalami kecemasan ringan pada umur 12 tahun

sebanyak 12 (26.1%) responden, sesuai dengan pendapat Suliswati, dkk

(2005) umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan.

Kecemasan dapat terjadi pada wanita yang usianya tergolong muda karena

berhubungan dengan kestabilan emosional dan kedewasaan seseorang

dalam menghadapi masalah (Hawari, 2011). Golongan umur yang lebih

muda lebih mudah menderita stress daripada yang tua (Soewandi, 2005).

Kecemasan dalam menghadapi menarche juga didukung tingkat

pendidikan mereka yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 5

dan 6. Menurut Notoatmojo (2011) semakin tinggi pendidikan seseorang,

maka semakin mudah menerima informasi dan semakin banyak pula

pengetahuan yang dimilikinya, sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang

diperkenalkan. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun

media massa (Ariani, 2014). Pendidikan dalam penelitian ini mengarah

pada pengetahuan dan dukungan dari orang tua terhadap anaknya.

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar

pendidikan orang tua responden di SD Negeri Mejing II Patukan

Ambarketawang Gamping Yogyakarta adalah tingkat SLTA sebanyak 22

responden (47.8%).

Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, ide, gagasan, konsep

dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala

isinya,termasuk manusia dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan apa

yang dikemukakan oleh Conel (2006) yang menyatakan bahwa kecemasan

akan berkurang apabila individu memiliki dukungan sosial. Peran ibu

sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak,

terutama pada masa remaja. Remaja mulai mengenal berbagai proses

seksual yang sedang terjadi pada tubuh dan jiwanya pertama kali melalui

ibu (Sarwono, 2008). Sejalan dengan penelitian Fajri dan Khairani (2010),

menemukan bahwa komunikasi ibu-anak memberikan peran sebesar 30%

pada kesiapan siswi SMP Muhammadiyah Banda Aceh dalam menghadapi

menstruasi pertama (menarche), Komunikasi antar ibu dan anak akan

memberikan informasi yang lebih dipahami oleh anak sehingga dapat

menimbulkan kesiapan yang positif pada diri anak dalam menghadapi

menarche.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

44

Kecemasan remaja putri dalam menghadapi menarche juga

didukung oleh pekerjaan orang tua, mayoritas mengalami kecemasan pada

katagori cemas ringan sebanyak 7 responden (15.2%). Menurut

Notoatmojo (2012), pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan

setiap harinya, seseorang yang bekerja akan sering berinteraksi dengan

orang lain sehingga akan memiliki pengetahuan yang baik.

Hasil dari penelitian menunjukkan dari 46 responden yang diteliti

dapat diketahui bahwa sebagian besar remaja putri di SD Negeri Mejing II

mengalami kecemasan tingkat ringan sebanyak 21 (45.7%) responden,

sedangkan pada tingkat tidak ada kecemasan 10 (21.7%) responden, dan

pada tingkat kecemasan sedang sebanyak 15 (32.6%)

Berdasarkan tabel 4.2 dari 46 responden yang diteliti dapat

diketahui bahwa 10 (21.7%) responden tidak mengalami kecemasan, 21

(45.7%) responden mengalami kecemasan tingkat ringan, dan 15 (32.6%)

responden mengalami kecemasan tingkat sedang. Kecemasan adalah

respon emosional yang tidak menyenangkan terhadap ancaman yang akan

datang terhadap berupa perasaan tidak pasti atau tidak berdaya karena

kekhawatiran yang tidak jelas yang dapat ditandai dengan gejal fisik yang

menegangkan serta tidak diinginkan. Sehingga tingkat kecemasan dapat di

definisikan sebagai tingkat respon emosi yang tidak menyenangkan

terhadap perasaan yang akan datang berupa perasaan tidak pasti atau tidak

berdaya karena kekhawatiran yang tidak jelas (Stuart, 2013). Masalah

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45

yang sering muncul dalam menarche adalah kecemasan dan ketakutan

serta diperkuat oleh keinginan untuk menolak proses fisiologi tersebut

(Kartono, 2006). Munculnya kecemasan akan mendorong seseorang untuk

melakukan suatu tindakan tertentu agar tegangan yang dirasakan dapat

dihilangkan, seperti lari dan menjauhkan diri dari tempat yang

menimbulkan kecemasan. Menurut Stuart (2013), kecemasan ringan

menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang

persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan

pertumbuhan serta kreatifitas.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Destri (2013),

dengan hasil sebagian responden mengalami kecemasan ringan sebanyak

17 siswi (48,6%) dari 35 sampel.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan hasilnya belum

sesuai yang diharapkan . Keterbatasan tersebut meliputi :

1. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah variabel penelitian ini merupakan

variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat kecemasan

2. Belum dilakukan pengontrolan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

kecemasan seperti : keadaan fisik dan sosial budaya.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

46

Adapun kendala pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Pada saat responden mengisi kuisioner seringkali responden terburu-buru

karena keterbatasan waktunya sehingga diduga dalam menjawab pertanyaan

kurang optimal yang disebabkan kurangnya konsentrasi.

2. Ruang kelas yang sempit sehingga responden dibagi dalam 2 ruangan yang

terpisah dengan tujuan agar lebih nyaman dan tidak saling mencontek.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

47

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian di SD Negeri Mejing II Patukan

Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta dan pembahasan di atas

maka kesimpulan yang yang dapat diambil adalah :

1. Umur responden mayoritas berusia 11 tahun sebanyak 22 responden

(47.8%), Pendidikan orang tua responden mayoritas adalah SLTA

sebanyak 22 responden(47.8%) dan Pekerjaan orang tua responden

mayoritas adalah wiraswasta sebanyak 13 responden (28.3%).

2. Remaja putri yang tidak mengalami kecemasan dalam manghadapi

menarche sebanyak 10 responden (21.7%).

3. Remaja putri yang mengalami kecemasan ringan dalam menghadapi

menarche sebanyak 21 responden (45.7%).

4. Remaja putri yang mengalami kecemasan sedang dalam menghadapi

menarche sebanyak 15 responden (32.6%).

5. Tidak ada reponden yang mengalami kecemasan berat.

6. Tidak ada responden yang mengalami kecemasan sangat berat/panik.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

48

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-

saran sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Dengan hasil penelitian ini diharapkan penulis mampu

mengaplikasikan ilmu yang didapat selama menempuh kegiatan

perkuliahan dan menambah wawasan tentang kesehatan reproduksi

khususnya menarche.

2. Bagi Institusi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

kepustakaan bagi yang membutuhkan acuan perbandingan untuk

menambah referensi.

3. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan kepada

tenaga kesehatan untuk memberikan perhatian terhadap remaja dalam

menghadapi menarche.

4. Bagi masyarakat khususnya remaja

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan tambahan

informasi bahi remaja dalam menghadapi menarche.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana belajar,

menambah pengetahuan dan wawasan serta informasi untuk penelitian

selanjutnya.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik . Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2013.

BKKBN . Program Kependudukan dan KB Nasional tahun 2013. Yogyakarta.

Budiarti.2013. Evektivitas Penyuluhan Menstruasi Terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi Menarche pada Siswi di SDIT Ibnu Abbas I Yogyakarta tahun 2013.Skripsi. Stikes Jenderal Achmad Yani : Yogyakarta

Clerq.L.D.2005.Tingkah Laku Abnormal. Semarang: Grasindo.

Conel, dkk. 2006. Impact Of Social Support, Social Cognitif Variabels and Perceived Threat On Depression Among Adult With Diabetes. Journal Of Health Psychology. Volume 13, Nomor 13 (263-273). Diakses pada tanggal 23 juli 2015 pukul 11.30 WIB.

Dinkes. 2013. Profil Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta 2013. Yogyakarta.

Fajri.A. dkk. 2010. hubungan antara komunikasi ibu-anak dengan kesiapan menghadapi menstruasi pertama (menarche) pada siswi smp muhammadiyah banda aceh . Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011. Diakses pada tanggal 23 juli 2015 pukul 11.30 WIB.

Hawari, D. 2011. Manajemen Cemas Stress dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Hidayat, A. 2010. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Medika

Kartono, K. 2006. Psikologi Wanita: Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Bandung: Bandar Maju

Munda, S.S., Wagey, W.F., & Wantania J. 2013. Hubungan Antara Imt Dengan Usia Menarche Pada Siswi Sd Dan Smp Di Kota Manado. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-arifkurnia-6660-3-babii.pdf. Diakses pada tanggal 12 juni 2015 pukul 19.00 WIB.

Nasution, N.S. 2001. Penelitian Pendidikan Menstruasi oleh Orang Tua pada Remaja Putri. Universitas Sumatera Utara. http://digilib.unsu.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-mahfudhisi-6109-3-babii.pdf. Diakses pada tanggal 12 juni 2015 pukul 19.15 WIB.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Notoatmojo, S. 2012. Metodologi penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Jakarta

__________. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta

__________. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT Rineka Cipta: Jakarta

Perestroika.2011.” Pengaruh Penyuluhan Menstruasi Terhadap Kecemasan Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Kelas VII SMP Negeri 2 Punggelan Banjarnegara” . Skripsi. Universitas Sebelas Maret : Surakarta.

Proverawati A dan Misaroh S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika

REMAJA DAN PERMASALAHANNYA JADI PERHATIAN DUNIA. http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=840 Senin, 15 Juli 2013. , bkkbn online. Diunduh tanggal 10 maret 2015.

Santoso.B. 2009.Hubungan antara karakteristik demografi dengan kecemasan remaja menghadapi pubertas. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-mahfudhisi-6109-3-babii.pdf

Sarwono, S.W. (2008) Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Setiyaningrum, E dkk . 2014. Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media.

Stuart, W. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suliswati, Dkk. 2005. Konsep Dasar keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Utami.2008. Hubungan Antara Dukungan Sosial (ibu) dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Pra Pubertas di Sekolah Dasar Negeri yang ada di kabupaten Sleman tahun 2008” . Skripsi. Universitas Islam Indonesia : Yogyakarta.

Widyastuti, Y dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.

Wiknjosastro,H. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo