12
STRATEGI BELAJAR UNTUK MENCAPAI TUJUAN PEMBELAJARAN Oleh: WIDOWATTY HANDISOEPARJO*) ABSTRAK Strategi belajar adalah “taktik” yang digunakan oleh seorang Widyaiswara dalam melaksanakan proses pembelajaran agar dapat mempengaruhi peserta diklat mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien. Dalam merencanakan pembelajaran idealnya yakni setiap kegiatan selalu berakhir dengan keberhasilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, sehingga alangkah baiknya jika Widyaiswara merencanakan pembelajaran agar proses belajar- mengajar terarah. Kata Kunci : Strategi belajar, Widyaiswara, tujuan pembelajaran, rencana pembelajaran. I. Pengantaran. Strategi belajar merupakan serangkaian keputusan untuk membuat tata cara proses belajar-mengajar, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Mengatur berbagai faktor yang kompleks guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan di dalam mengambil keputusan-keputusan pengajaran, dilatar belakangi oleh estimasi dampak yang *) WIDYAISWARA UTAMA BALAI DIKLAT KEHUTANAN BOGOR

Strategi Belajar Utk Mencapai Tujuan Pembelajaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

STRATEGI BELAJAR

Citation preview

STRATEGI BELAJAR UNTUK MENCAPAI TUJUAN PEMBELAJARAN Oleh:WIDOWATTY HANDISOEPARJO*)

ABSTRAKStrategi belajar adalah taktik yang digunakan oleh seorang Widyaiswara dalam melaksanakan proses pembelajaran agar dapat mempengaruhi peserta diklat mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.Dalam merencanakan pembelajaran idealnya yakni setiap kegiatan selalu berakhir dengan keberhasilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, sehingga alangkah baiknya jika Widyaiswara merencanakan pembelajaran agar proses belajar-mengajar terarah.Kata Kunci : Strategi belajar, Widyaiswara, tujuan pembelajaran, rencana pembelajaran.I. Pengantaran.Strategi belajar merupakan serangkaian keputusan untuk membuat tata cara proses belajar-mengajar, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Mengatur berbagai faktor yang kompleks guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan di dalam mengambil keputusan-keputusan pengajaran, dilatar belakangi oleh estimasi dampak yang harus dicapai atau dihindarkan merupakan profesionalitas pekerjaan mengajar yang harus digunakan oleh seorang Widyaiswara sebagai seorang pengelola pengajaran sekaligus sebagai desainer pengajaran.Pengertian lain menyatakan bahwa strategi belajar secara umum merupakan garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Apalagi dikaitkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan pola-pola umum kegiatan Widyaiswara dan peserta diklat dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan sebelumnya.Strategi dasar dalam belajar-mengajar meliputi hal-hal sebagai berikut:1. Mengidentifikasi serta menetapkan specifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian peserta diklat sebagaimana yang diharapkan.2. Memilih sistem pendekatan belajar-mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar-mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh Widyaiswara dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya.4. Menetapkan norma-norma serta batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan setelah berlangsungnya proses pembelajaran.

II. Strategi Belajar Untuk Mengaktifkan Kelompok.Proses belajar akan lebih efektif jika Widyaiswara mengkondisikan agar setiap peserta diklat terlibat secara aktif dan terjadi hubungan yang dinamis dan saling mendukung antara peserta diklat yang satu dengan peserta diklat yang lain.Berikut ini beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan Widyaiswara untuk mengaktifkan peserta diklat secara kelompok, yaitu:1. Tim pendengar, strategi ini dimaksudkan untuk mengaktifkan kelompok dan memberikan tugas yang berbeda pada masing-masing kelompok tersebut. Strategi ini dapat dbuat dengan prosedur sebagai berikut, bagilah peserta diklat menjadi 4 kelompok, dimana kelompok pertama bertugas menyusun pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran, kelompok kedua bertugas sebagai kelompok yang menyetujui butir-butir mana saja yang disepakati serta menjelaskan alasannya. Sedangkan kelompok ketiga sebagai kelompok yang tidak menyetujui beberapa butir beserta penjelasannya pula, selanjutnya kelompok keempat membuat contoh aplikasi sesuai materi pelajaran yang sudah disampaikan.2. Catatan terbimbing, strategi ini, Widyaiswara memberikan satu barang yang dipersiapkan untuk mendorong peserta diklat mencatat pada waktu widyaiswara tersebut mengajar. Widyaiswara membuat bahan pelajaran singkat yang didalamnya ada bagian-bagian tertentu yang dikosongkan.3. Pembelajaran terbimbing, strategi ini, widyaiswara menanyakan satu atau lebih pertanyaan orientasi atau pertanyaan membangun untuk membuka proses pembelajarn. Adapun cara ini merupakan modifikasi dari strategi ceramah secara langsung. Sedangkan prosedur untuk melaksanakan strategi ini sebagai berikut:a. Widyaiswara menyusun dan menentukan beberapa pertanyaan baik yang bersifat orientasi maupun membangun untuk membuka pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta diklat, sehingga seorang widyaiswara mempunyai bekal bahwa kemampuan peserta diklat sudah sampai sejauh mana tentang suatu pokok bahasan yang akan disampaikannya. Widyaiswara dapat juga menggunakan dan menerapkan berbagai macam pertanyaan yang mempunyai beberapa alternatif jawaban.b. Widyaiswara memberikan bahan mata diklat pada peserta diklat baik yang ditulis sendiri maupun melalui bahan ajar tentang mata diklat yang akan disampaikan pada saat itu. Widyaiswara menugaskan peserta diklat untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan melalui bahan ajar tersebut.c. Peserta diklat menyampaikan hasil temuan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan.4. Strategi menggabungkan dua kekuatan. Adapun kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong munculnya keuntungan dari dua kekuatan yang sinergi itu, sebab dua orang tentu lebih baik daripada hanya satu orang saja. Sedangkan prosedur untuk melaksanakan strategi ini adalah sebagai berikut:a. Widyaiswara memberikan atau menugaskan peserta diklat berbagai pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan pikiran, sebagai contoh:1) Mengapa terjadinya perubahan iklim, terjadinya penurunan emisi rumah kaca, pohon dan hutan itu semua merupakan peluang atau bencana?2) Bagaimana dampak terjadinya perubahan iklim pada keragaman hayati?b. Widyaiswara meminta peserta diklat untuk menjawab pertanyaan masing-masing.c. Setelah semua melengkapi jawabannya, Widyaiswara meminta kepada peserta diklat untuk berpasangan dan meminta mereka berbagi jawabannya dengan jawabab yang dibuat teman yang lain.d. Widyaiswara menginstruksikan pasangan tersebt untuk membuat jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respon dari setiap individu.e. Ketika semua pasangan selesai meulis jawaban, Widyaiswara membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang lainnya.

Peserta diklat menguraikan jawaban pertanyaan Widyaiswara5. Pertanyaan kelompok, teknik pertanyaan kelomok ini dapat meningkatkan kemamuan tanggung jawab peserta diklat mengenai apa yang dipelajari melalui cara yang menyenangkan. Sedangkan prosesur untuk melaksanakan strategi ini adalah sebagai berikut:a. Widyaiswara memilih topik bahasan yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian, misalnya tentang perubahan iklim dan penurunan emisi rumah kaca serta pohon dan hutan.b. Widyaiswara membagi peserta diklat menjadi 3 (tiga) kelompok sesuai dengan kepastan kemampuan peserta diklat.c. Widyaiswara menjelaskan bentuk sesinya dan mulai presentasi, widyaiswara membatasi waktu presentasi, misalnya 10 15 menit setiap kelompok.d. Widyaiswara menugaskan kelompok pertama menyiapkan pertanyaan yang jawabannya singkat. Pertanyaan ini tidak melebihi waktu 5 menit untuk persiapan, Kelompok kedua dan ketiga memanfaatkan waktu untuk meninjau lagi catatannya.e. Kelompok pertama mengevaluasi anggota kelompok kedua, jika kelompok dua tidak dapat menjawab, maka kelompok ketiga diberikan kesempatan untuk menjawabnya.f. Kelompok pertama melanjutkan pertanyaan berikutnya pada kelompok ketiga dan mengulangi proses yang sama dengan yang diatas.g. Ketika pertanyaan selesai, widyaiswara melanjutkan pada bagian perlajaran yang kedua, dan menunjukkan kelompok kedua sebagai pemimpin presentasi.h. Setelah selesai kelompok kedua menyelesaikan tugas tersebut, maka Widyaiswara melanjutkan pada bagian pelajaran yang ketiga dan selanjutnya menentukan kelompok ketiga sebagai pemimpin presentasi.

III. Strategi Belajar Untuk Mengaktifkan Individu.Proses pembelajaran tidak hanya monoton dari satu arah saja, setiap saat widyaiswara dituntut untuk menerangkan atau menjelaskan peserta diklat mendengarkan kemudian melakukan kegiatan evaluasi.Pembelajaran seperti tersebut diatas merupakan pembelajaran yang berpusat pada widyaiswara saja. Sebaiknya seorang widyaiswara harus membuka strategi baru untuk mengaktifkan individu peserta diklat. Berikut ini beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan Widyaiswara untuk mengaktifkan individu peserta diklat:1. Membaca dengan suara keras, membaca topik pokok bahasan dengan suara keras dapat membantu memfokuskan perhatian dan konsentrasi peserta diklat untuk merangsang atau menstimulir berlangsungnya suatu proses diskusi. Adapun prosedur untuk melaksanakan strategi ini adalah sebagai berikut:a. Widyaiswara memilih topik bahasan yang menarik untuk dibaca dengan keras, misalnya tentang ciri-ciri kasar kayu. Misalnya batasi topik pokok bahasan kurang dari 400 kata atau dua lembar kertas ukuran kuarto atau A4.b. Widyaiswara menjelaskan secara singkat tentang topik pokok bahasan serta menerangkan masalah utama yang akan diangkat.c. Widyaiswara membagi topik pokok bahasan menjadi beberapa alinea, kemudian tunjuklahn peserta diklat untuk membaca dengan suara keras dan jelas.d. Ketika peserta diklat membaca topik pokok bahasan tersebut, widyaiswara menghentikan pada beberapa bagian bacaan tersebut untuk menekankan butir-butir tertentu, kemudian Widyaiswara mengemukakan beberapa pertanyaan, ataupun memberikan contoh-contoh tertentu, ataupun memberikan contoh-contoh kongkrit. Widyaiswara dapat membuat diskusi-diskusi singkat, jika peserta diklat menunjukkan adanya minat pada bagian-bagian tertentu dari satu rangkaian kalimat yang sedang dibacakan oleh peserta diklat. Kemudian widyaiswara melanjutkan dengan melakukan evaluasi apa yang ada dalam topik pokok bahasan tersebut.2. Setiap orang adalah pengajar, strategi ini memberikan kesempatan pada peserta diklat lainnya. Adapun prosedur untuk melaksanakan strategi ini adalah sebagai berikut:a. Widyaiswara membagikan kartu pada setiap peserta diklat, kemudian widyaiswara menugaskan kepada peserta diklat untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang mata diklat yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik pokok bahasan khusus yang akan mereka diskusikan di kelas. Misalnya mata diklat tentang Bina Cinta Alam, maka peserta diklat membuat pertanyaan yang berkaitan dengan Bina Cinta Alam.b. Widyaiswara mengumpulkan kartu, mengocok dan membagikan satu pada setiap peserta diklat. Widyaiswara menugaskan peserta diklat membaca diam-diam pertanyaan atau topik pada kartu dan pikirkan satu jawaban.c. Widyaiswara menawarkan pada peserta diklat tanpa ditunjuk untuk membaca dengan keras kartu yang diperoleh dan memberikan respons.d. Setelah diberi respons, widyaiswara menugaskan pada peserta diklat pada yang lain di dalam kelas untuk menambahkan apa yang telah disumbangkan oleh peserta diklat tanpa ditunjuk tersebut.e. Widyaiswara melanjutkan proses itu selama masih ada peserta lain yang mampu membaca kartu yang dimilikinya dan mengemukakan respon.3. Menceritakan pengalaman dalam bentuk tulisan. Peserta diklat dapat mengungkapkan ide dan gagasan sesuai pengalamannya masing-masing. Adapun prosedut untuk melaksanakan strategi ini adalah sebagai berikut:a. Pilihlah jenis pengalaman untuk dituliskan oleh peserta diklat, misalnya yang dapat diangkat adalah sebagai berikut:1) Membedakan Hutan Tanaman dan Hutan Alam.2) Membedakan Kawasan Suaka Marga Satwa dan Kawasan Taman Buru.b. Widyaiswara menginformasikan pada peserta diklat tentang pengalaman yang sudah dipilih untuk tujuan penulisan reflektif. Widyaiswara memberitahukan peserta diklat bahwa cara yang berharga untuk merefleksikan pengalaman adalah mengalaminya untuk pertama kalinya di kelas saat proses pembelajaran. Dengan demikian tindakan itu menjadikan pengaruh lebih jelas dan riil, daripada menulis tentang sesuatu yang belum pernah dialaminya apalagi yang belum pernah dialaminya.c. Widyaiswara menugaskan peserta diklat untuk menulis, apa yang telah dialaminya saat ini yang telah dipilihnya. Widyaiswara menugaskan kepada peserta diklat untuk memulai pengalamannya dan menuliskan sebanyak-banyaknya peristiwa yang pernah terjadi pada pengalaman tersebut. d. Widyaiswara memberikan waktu yang cukup untuk menulis. Sebaiknya widyaiswara tidak terkesan terburu-buru dalam proses ini sehingga peserta diklat dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kemudian widyaiswara mengajar peserta diklat untuk membacakan hasil refleksinya.e. Widyaiswara mendiskusikan hasil pengalaman peserta diklat secara bersama-sama.

IV. Pengakhiran.Berbagaia strategi belajar yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, yakni:1. Strategi belajar untuk mengaktifkan kelompok, diantaranya adalah tim pendengar, catatan terbimbing,pembelajaran terbimbing dan menggabungkan dua kekuatan serta pertanyaan kelompok.2. Strategi belajar untuk mengaktifkan individu, diantaranya adalah membaca dengan suarar keras, setiap orang adalah pengajar, dan menceritakan pengalaman dalam bentuk tulisan.Rujukan.Djamarah, Syaiful B. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit PT Rineka Cipta.Jakarta.

Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Penerbit PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Subini. N. 2012. Psikologi Pembelajaran. Penerbit Mentari Pustaka, Yogyakarta.

*) WIDYAISWARA UTAMA BALAI DIKLAT KEHUTANAN BOGOR