42
Tri Tri Tri Tri Widodo Widodo Widodo Widodo W. W. W. W. Utomo Utomo Utomo Utomo, SH., , SH., , SH., , SH.,MA MA MA MA Strategi & Teknik Pembelajaran Prajabatan Golongan III

Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Disampaikan pada TOT dan Settifikasi Widyaiswara, Diklat Prajabatan Golongan III, Mata Diklat "Pemberantasan Korupsi" Jakarta, 19-24 Oktober 2012

Citation preview

Page 1: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Tri Tri Tri Tri WidodoWidodoWidodoWidodo W. W. W. W. UtomoUtomoUtomoUtomo, SH.,, SH.,, SH.,, SH.,MAMAMAMA

Strategi & Teknik Pembelajaran Prajabatan Golongan III

Page 2: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Nama : Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA

TTL : Yogyakarta, 15-07-1968

NIP : 19680715 199401 1 001

Jabatan : Kepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan/

Peneliti Utama Bidang Administrasi Publik

Gol/Pangkat : IV-c / Pembina Utama Muda

Alamat Ktr : Jl. Veteran No. 10 Jakarta

Telp. 021-3868202 ext. 179;Fax. 3800187

Alamt Rmh : Villa Melati Mas Blok M6/12A, Serpong

Tangerang Selatan, HP. 0813-1786-9936

Page 3: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

A.A. PerangkatPerangkat & & PrinsipPrinsip PembelajaranPembelajaran;;

B.B. MetodeMetode//TeknikTeknik PembelajaranPembelajaran::

1.1. Film/Film/MusikMusik;;

2.2. BedahBedah KasusKasus;;

3.3. Pro Pro dandan KontraKontra;;

4.4. MengenalMengenal FotoFoto dandan KasusnyaKasusnya;;

5.5. MelemparMelempar PolemikPolemik;;

6.6. Humor Humor KorupsiKorupsi;;

7.7. KarikaturKarikatur KorupsiKorupsi;;

8.8. DongengDongeng//Story tellingStory telling;;

9.9. Seminar.Seminar.

Page 4: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi
Page 5: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

RBPMDRBPMD

RencanaRencanaPembelaPembela--jaranjaran

MODULMODULMPMMPM

BahanBahanTayangTayang

Page 6: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi
Page 7: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

RBPMDRBPMDRBPMDRBPMDRBPMDRBPMDRBPMDRBPMD

NamaNamaNamaNamaNamaNamaNamaNama DiklatDiklatDiklatDiklatDiklatDiklatDiklatDiklat :::::::: DiklatDiklatDiklatDiklatDiklatDiklatDiklatDiklat PrajabatanPrajabatanPrajabatanPrajabatanPrajabatanPrajabatanPrajabatanPrajabatan GolonganGolonganGolonganGolonganGolonganGolonganGolonganGolongan IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

Mata Mata Mata Mata Mata Mata Mata Mata DiklatDiklatDiklatDiklatDiklatDiklatDiklatDiklat :::::::: PemberantasanPemberantasanPemberantasanPemberantasanPemberantasanPemberantasanPemberantasanPemberantasan KorupsiKorupsiKorupsiKorupsiKorupsiKorupsiKorupsiKorupsi

Alokasi WaktuAlokasi WaktuAlokasi WaktuAlokasi WaktuAlokasi WaktuAlokasi WaktuAlokasi WaktuAlokasi Waktu :::::::: 30 Jam Pelajaran @ 45 menit = 1.350 menit30 Jam Pelajaran @ 45 menit = 1.350 menit30 Jam Pelajaran @ 45 menit = 1.350 menit30 Jam Pelajaran @ 45 menit = 1.350 menit30 Jam Pelajaran @ 45 menit = 1.350 menit30 Jam Pelajaran @ 45 menit = 1.350 menit30 Jam Pelajaran @ 45 menit = 1.350 menit30 Jam Pelajaran @ 45 menit = 1.350 menit

Deskripsi Singkat:Deskripsi Singkat:Deskripsi Singkat:Deskripsi Singkat:Deskripsi Singkat:Deskripsi Singkat:Deskripsi Singkat:Deskripsi Singkat: Mata Diklat ini membahas pengertian korupsi dan penyebabnya, Mata Diklat ini membahas pengertian korupsi dan penyebabnya, Mata Diklat ini membahas pengertian korupsi dan penyebabnya, Mata Diklat ini membahas pengertian korupsi dan penyebabnya, Mata Diklat ini membahas pengertian korupsi dan penyebabnya, Mata Diklat ini membahas pengertian korupsi dan penyebabnya, Mata Diklat ini membahas pengertian korupsi dan penyebabnya, Mata Diklat ini membahas pengertian korupsi dan penyebabnya, peraturan dan perundangperaturan dan perundangperaturan dan perundangperaturan dan perundangperaturan dan perundangperaturan dan perundangperaturan dan perundangperaturan dan perundang--------undangan tentang korupsi, dampak negatif undangan tentang korupsi, dampak negatif undangan tentang korupsi, dampak negatif undangan tentang korupsi, dampak negatif undangan tentang korupsi, dampak negatif undangan tentang korupsi, dampak negatif undangan tentang korupsi, dampak negatif undangan tentang korupsi, dampak negatif korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi serta penjelasan korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi serta penjelasan korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi serta penjelasan korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi serta penjelasan korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi serta penjelasan korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi serta penjelasan korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi serta penjelasan korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi serta penjelasan prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.

TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Kompetensi Dasar:Kompetensi Dasar:Kompetensi Dasar:Kompetensi Dasar:Kompetensi Dasar:Kompetensi Dasar:Kompetensi Dasar:Kompetensi Dasar: Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta sebagai aparatur Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta sebagai aparatur Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta sebagai aparatur Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta sebagai aparatur Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta sebagai aparatur Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta sebagai aparatur Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta sebagai aparatur Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta sebagai aparatur pemerintah diharapkan mampu menjelaskan tentang korupsi dan pemerintah diharapkan mampu menjelaskan tentang korupsi dan pemerintah diharapkan mampu menjelaskan tentang korupsi dan pemerintah diharapkan mampu menjelaskan tentang korupsi dan pemerintah diharapkan mampu menjelaskan tentang korupsi dan pemerintah diharapkan mampu menjelaskan tentang korupsi dan pemerintah diharapkan mampu menjelaskan tentang korupsi dan pemerintah diharapkan mampu menjelaskan tentang korupsi dan penyebabnya, menjelakskan peraturan dan perundangan tentang penyebabnya, menjelakskan peraturan dan perundangan tentang penyebabnya, menjelakskan peraturan dan perundangan tentang penyebabnya, menjelakskan peraturan dan perundangan tentang penyebabnya, menjelakskan peraturan dan perundangan tentang penyebabnya, menjelakskan peraturan dan perundangan tentang penyebabnya, menjelakskan peraturan dan perundangan tentang penyebabnya, menjelakskan peraturan dan perundangan tentang korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi, serta korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi, serta korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi, serta korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi, serta korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi, serta korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi, serta korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi, serta korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi, serta penjelasan prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.penjelasan prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.penjelasan prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.penjelasan prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.penjelasan prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.penjelasan prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.penjelasan prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.penjelasan prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.

IndikatorIndikatorIndikatorIndikatorIndikatorIndikatorIndikatorIndikator KeberhasilanKeberhasilanKeberhasilanKeberhasilanKeberhasilanKeberhasilanKeberhasilanKeberhasilan////////HasilHasilHasilHasilHasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajarBelajarBelajarBelajarBelajar: : : : : : : : SetelahSetelahSetelahSetelahSetelahSetelahSetelahSetelah mengikutimengikutimengikutimengikutimengikutimengikutimengikutimengikuti pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaran iniiniiniiniiniiniiniini, , , , , , , , diharapkandiharapkandiharapkandiharapkandiharapkandiharapkandiharapkandiharapkanpesertapesertapesertapesertapesertapesertapesertapeserta mampumampumampumampumampumampumampumampu::::::::

1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. MenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskan korupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsi dandandandandandandandan penyebabnyapenyebabnyapenyebabnyapenyebabnyapenyebabnyapenyebabnyapenyebabnyapenyebabnya;;;;;;;;2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. MenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskan pearaturanpearaturanpearaturanpearaturanpearaturanpearaturanpearaturanpearaturan perundanganperundanganperundanganperundanganperundanganperundanganperundanganperundangan tentangtentangtentangtentangtentangtentangtentangtentang korupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsi;;;;;;;;3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. MenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskan dampakdampakdampakdampakdampakdampakdampakdampak negatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatif korupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsi;;;;;;;;4. 4. 4. 4. 4. 4. 4. 4. BersikapBersikapBersikapBersikapBersikapBersikapBersikapBersikap anti anti anti anti anti anti anti anti korupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsi;;;;;;;;5. 5. 5. 5. 5. 5. 5. 5. MengidentifikasiMengidentifikasiMengidentifikasiMengidentifikasiMengidentifikasiMengidentifikasiMengidentifikasiMengidentifikasi tindakantindakantindakantindakantindakantindakantindakantindakan korupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsi;;;;;;;;6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. MenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskanMenjelaskan prosedurprosedurprosedurprosedurprosedurprosedurprosedurprosedur pelaporanpelaporanpelaporanpelaporanpelaporanpelaporanpelaporanpelaporan terjadinyaterjadinyaterjadinyaterjadinyaterjadinyaterjadinyaterjadinyaterjadinya tindaktindaktindaktindaktindaktindaktindaktindak pidanapidanapidanapidanapidanapidanapidanapidana korupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsikorupsi........

Page 8: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

PRINSIPPRINSIPPRINSIPPRINSIPPRINSIPPRINSIPPRINSIPPRINSIP22222222 PEMBELAJARANPEMBELAJARANPEMBELAJARANPEMBELAJARANPEMBELAJARANPEMBELAJARANPEMBELAJARANPEMBELAJARAN

�� PatikanPatikanPatikanPatikanPatikanPatikanPatikanPatikan bahwabahwabahwabahwabahwabahwabahwabahwa tujuantujuantujuantujuantujuantujuantujuantujuan pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaran tercapaitercapaitercapaitercapaitercapaitercapaitercapaitercapai secarasecarasecarasecarasecarasecarasecarasecaraefektifefektifefektifefektifefektifefektifefektifefektif........

�� PerhatikanPerhatikanPerhatikanPerhatikanPerhatikanPerhatikanPerhatikanPerhatikan betulbetulbetulbetulbetulbetulbetulbetul Time ManagementTime ManagementTime ManagementTime ManagementTime ManagementTime ManagementTime ManagementTime Management, , , , , , , , janganjanganjanganjanganjanganjanganjanganjangan sampaisampaisampaisampaisampaisampaisampaisampai waktuwaktuwaktuwaktuwaktuwaktuwaktuwaktuhabishabishabishabishabishabishabishabis sementarasementarasementarasementarasementarasementarasementarasementara materimaterimaterimaterimaterimaterimaterimateri belumbelumbelumbelumbelumbelumbelumbelum selesaiselesaiselesaiselesaiselesaiselesaiselesaiselesai........

�� PilihlahPilihlahPilihlahPilihlahPilihlahPilihlahPilihlahPilihlah metodemetodemetodemetodemetodemetodemetodemetode////////teknikteknikteknikteknikteknikteknikteknikteknik pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaran ygygygygygygygyg sesuaisesuaisesuaisesuaisesuaisesuaisesuaisesuai dengandengandengandengandengandengandengandenganmaterimaterimaterimaterimaterimaterimaterimateri/sub/sub/sub/sub/sub/sub/sub/sub--------materimaterimaterimaterimaterimaterimaterimateri ygygygygygygygyg disampaikandisampaikandisampaikandisampaikandisampaikandisampaikandisampaikandisampaikan, , , , , , , , baikbaikbaikbaikbaikbaikbaikbaik jumlahjumlahjumlahjumlahjumlahjumlahjumlahjumlah maupunmaupunmaupunmaupunmaupunmaupunmaupunmaupunjenisnyajenisnyajenisnyajenisnyajenisnyajenisnyajenisnyajenisnya........

�� LakukanLakukanLakukanLakukanLakukanLakukanLakukanLakukan evaluasievaluasievaluasievaluasievaluasievaluasievaluasievaluasi diakhirdiakhirdiakhirdiakhirdiakhirdiakhirdiakhirdiakhir sesisesisesisesisesisesisesisesi untukuntukuntukuntukuntukuntukuntukuntuk meyakinimeyakinimeyakinimeyakinimeyakinimeyakinimeyakinimeyakini bahwabahwabahwabahwabahwabahwabahwabahwamaterimaterimaterimaterimaterimaterimaterimateri cukupcukupcukupcukupcukupcukupcukupcukup dimengertidimengertidimengertidimengertidimengertidimengertidimengertidimengerti oleholeholeholeholeholeholeholeh pesertapesertapesertapesertapesertapesertapesertapeserta. . . . . . . . JikaJikaJikaJikaJikaJikaJikaJika mungkinmungkinmungkinmungkinmungkinmungkinmungkinmungkin, , , , , , , , buatbuatbuatbuatbuatbuatbuatbuatjugajugajugajugajugajugajugajuga rencanarencanarencanarencanarencanarencanarencanarencana implementasiimplementasiimplementasiimplementasiimplementasiimplementasiimplementasiimplementasi didididididididi tempattempattempattempattempattempattempattempat kerjakerjakerjakerjakerjakerjakerjakerja........

�� JanganJanganJanganJanganJanganJanganJanganJangan lupalupalupalupalupalupalupalupa bahwabahwabahwabahwabahwabahwabahwabahwa strategistrategistrategistrategistrategistrategistrategistrategi belajarbelajarbelajarbelajarbelajarbelajarbelajarbelajar padapadapadapadapadapadapadapada DiklatDiklatDiklatDiklatDiklatDiklatDiklatDiklat AparaturAparaturAparaturAparaturAparaturAparaturAparaturAparaturadalahadalahadalahadalahadalahadalahadalahadalah AndragogiAndragogiAndragogiAndragogiAndragogiAndragogiAndragogiAndragogi, , , , , , , , bukanbukanbukanbukanbukanbukanbukanbukan PaedagogiPaedagogiPaedagogiPaedagogiPaedagogiPaedagogiPaedagogiPaedagogi. . . . . . . . MakaMakaMakaMakaMakaMakaMakaMaka, , , , , , , , caracaracaracaracaracaracaracara andaandaandaandaandaandaandaandabicarabicarabicarabicarabicarabicarabicarabicara, , , , , , , , caracaracaracaracaracaracaracara menjawabmenjawabmenjawabmenjawabmenjawabmenjawabmenjawabmenjawab, , , , , , , , hinggahinggahinggahinggahinggahinggahinggahingga caracaracaracaracaracaracaracara mengevaluasimengevaluasimengevaluasimengevaluasimengevaluasimengevaluasimengevaluasimengevaluasi janganjanganjanganjanganjanganjanganjanganjanganmencerminkanmencerminkanmencerminkanmencerminkanmencerminkanmencerminkanmencerminkanmencerminkan polapolapolapolapolapolapolapola toptoptoptoptoptoptoptop--------downdowndowndowndowndowndowndown dandandandandandandandan knowledge transfer knowledge transfer knowledge transfer knowledge transfer knowledge transfer knowledge transfer knowledge transfer knowledge transfer ygygygygygygygygsearahsearahsearahsearahsearahsearahsearahsearah........

Page 9: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi
Page 10: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

1. FILM / 1. FILM / MUSIKMUSIK

(Apakah kasus diatas termasuk dalam kategori korupsi?)

Page 11: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

(Menganalisis kasus baik secara kronologis, materi kasus, aspek yuridis, dsb)

Page 12: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Nama Terdakwa

Suwarna Abdul Fatah

Jabatan

Gubernur Kalimantan Timur Periode 1998-2006

Kasus

Saat menjabat sebagai Gubernur Kaltim, ia terbukti melakukan tindak

pidana korupsi di sektor kehutanan dan perkebunan.

Waktu Kejadian

Tahun 1999 – 2002

Kerugian Negara

Rp. 346,8 Miliar.

Vonis

Pengadilan Tinggi TIPIKOR menjatuhkan vonis kepada Suwarna Abdul

Fatah berupa pidana penjara selama 4 tahun dikurangi selama berada

dalam tahanan, dan denda sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima

puluh juta rupiah) subsidiair 6 (enam) bulan kurungan.

Page 13: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

» Ia lahir di Bogor, 1 Januari 1944. Saat menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Timur periode1998-2006, ia terbukti melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dalam rentangwaktu 1999-2002 atas kasus di sektor kehutanan dan perkebunan. Akibat perbuatannya itu, mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp. 346,8 Miliar. Pada 19 Juni 2006, ia ditahan PenyidikKPK di Rutan Bareskrim Polri, hingga akhirnya dijatuhi vonis oleh Pengadilan Tinggi TIPIKOR berupa pidana penjara 4 tahun.

Suwarna terbukti melakukan perbuatan melawan hukum yaitu telah memberikan rekomendasiareal perkebunan sawit, memberikan persetujuan sementara Hak Pengusahaan HutanTanaman Perkebunan (HPHTP Sementara) dan Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK), memberikanPersetujuan prinsip pembukaan lahan dan pemanfaatan kayu dan memberikan DispensasiKewajiban Penyerahan Jaminan Bank (Bank Garansi) PSDH- DR IPK kepada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group yang dikendalikan Martias alias PungKian Hwa, tanpa mengindahkan atau bertentangan dengan ketentuan teknis di bidangkehutanan dan perkebunan.

Beberapa peraturan yang telah dilanggar antara lain PP Nomor 6 tahun 1999 tentangPengusahaan Hutan dan Pemungutan Hasil Hutan pada Hutan Produksi, Keputusan MenteriKehutanan dan Perkebunan Nomor 538/Kpts-II/1999 tanggal 12 Juli 1999 tentang IjinPemanfaatan Kayu serta Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 107/Kpts-II/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan Keputusan Bersama MenteriKehutanan, Menteri Pertanian, dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 364/Kpts-II/1990. 519/Kpts/HK.050/7/90 23-VII-1990 tanggal 23 Juli 1990 tentang ketentuan pelepasankawasan hutan dan pemberian hak guna usaha untuk pengembangan usaha pertanian, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 376/Kpts-II/1998 tanggal 8 April 1998 tentang Kriteria Penyediaan Hutan Untuk Perkebunan Budidaya Kelapa Sawit dan Surat EdaranDirektorat Jenderal Pengusahaan Hutan Produksi Nomor : 1709/VI-PHH/1999 tanggal 27 Juli1999 tentang Kewajiban penyerahan Bank Garansi dana reboisasi (DR) dan provinsi sumberdaya hutan (PSDH) bagi pemegang Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK).

Page 14: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

» 1999-2002Rekomendasi Pembangunan Areal Perkebunan SawitDi tahun 1999, Suwarna memberikan rekomendasi untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit kepada 10 (sepuluh) perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group, yaitu PT. Kaltim Bhakti Sejahtera seluas 30.000 ha, PT. Marsam Citra Adiperkasa seluas 20.000 ha, PT. Bumi Simanggaris Indah seluas 20.000 ha, PT. Tirta Madu Sawit Perkasa seluas 9.900 ha, PT. Sebuku Sawit Perkasa seluas 20.000 ha, PT. Bulungan Argo Jaya seluas 17.700 ha, PT. Repenas Bhakti Utama seluas 20.000 ha, PT. Bulungan Hijau Perkasa seluas 6.000 ha, PT. Borneo Bhakti Sejahtera seluas 20.000 ha, PT. Bumi Sawit Perkasa seluas 19.250 ha. Pemberian rekomendasi itu berlanjut hingga tahun 2000, dengan memberikannya kepada 1 perusahaan yaitu PT. BerauPerkasa Mandiri seluas 18.000 ha.

Keseluruhan rekomendasi areal perkebunan kelapa sawit yang diberikan oleh Suwarna kepada Surya Dumai Group telahmelebihi 20.000 ha (dalam satu group untuk satu provinsi), yang mana bertentangan dengan Keputusan Menteri Kehutanandan Perkebunan Nomor : 107/Kpts-II/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan (luas maksimum lahanusaha perkebunan berskala besar untuk satu perusahaan atau group perusahaan adalah 20.000 ha dalam satu provinsi atau100.000 ha untuk seluruh Indonesia).

Persetujuan Prinsip Pemanfaatan KayuSelanjutnya Surya Dumai Group mengajukan permohonan Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK) langsung kepada Dirjen PengusahaanHutan Produksi (PHP) Departemen Kehutanan dan Perkebunan yang dijabat oleh Waskito Suryodibroto dan Soegeng Widodotanpa melalui Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu, dalam pengajuan tersebuttidak dilengkapi dengan areal tata batas kebun, belum ada Ijin Usaha Perkebunan (IUP), tidak ada studi kelayakan kebunsebagaimana disyaratkan dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 538/Kpts-II/1999 tanggal 12 Juli1999 tentang Ijin pemanfaatan kayu dan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 107/Kpts-II/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan.

Suwarna pun tak ingin berlama-lama. Ia bahkan melakukan percepatan proses diperolehnya Ijin Pemanfaatan kayu (IPK) bagiperusahaan-perusahaan dengan meminta Waskito Suryodibroto selaku Dirjen Pengusahaan Hutan Produksi (PHP) agar segeramemberikan persetujuan prinsip pemanfaatan kayu kepada perusahaan-perusahaan tersebut. Tak berapa lama, secarabertahap antara bulan Agustus -Desember 1999, Waskito telah memberikan persetujuan prinsip pemanfaatan kayu kepada 8 perusahaan diantaranya PT. Kaltim Bhakti Sejahtera, PT. BUMI Simanggaris Indah, PT. Tirta Madu Sawit Perkasa, PT. BulunganArgo Jaya, PT. Repenas Bhakti Utama, PT. Bulungan Hijau Perkasa, PT. Borneo Bhakti Sejahtera, PT. Bumi Sawit Perkasa. Selanjutnya, di bulan Mei-Juli 2000 Soegeng Widodo selaku Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi (PHP) yang menggantikanWaskito Suryodibroto juga melanjutkan memberikan persetujuan prinsip pemanfaatan kayu kepada 4 perusahaan yaitu PT. Berau Perkasa Mandiri, PT. Sebuku Sawit Perkasa, PT. Marsam Citra Adiperkasa, dan PT. Bulungan Hijau Perkasa.

Keseluruhan perusahaan-perusahaan yang diberikan persetujuan prinsip pemanfaatan kayu tersebut belum memenuhipersyaratan sebagaimana yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 538/Kpts-II/1999 tanggal12 Juli 1999 tentang Ijin pemanfataan kayu dan belum memperoleh Ijin Usaha Perkebunan (IUP) sebagaimana diatur dalamKeputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 107/Kpts-II/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan.

Page 15: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

» Persetujuan Sementara Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Perkebunan (HPHTP Sementara)

» Suwarna selanjutnya memberikan Persetujuan Sementara Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Perkebunan (HPHTP Sementara) dan Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK) kepada PT. Bulungan Hijau Perkasa seluas 6.750 Ha sesuai dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No.522/332 /Proda.2.2 /EK tanggal 7 Januari 2000, padahal areal tersebut tumpang tindih dengan areal kerja PT. INHUTANI sebagaimana dinyatakan dalamSurat Kepala Badan Planologi Departemen Kehutanan dan Perkebunan Nomor; 513/VIII-PW/2000 tanggal 6 Juni 2000, sehingga perbuatan Suwarna bertentangan dengan PP No. 6 Tahun 1999 tentang PengusahaanHutan Dan Pemungutan Hasil Hutan pada Hutan Produksi yang menyatakan: HPH tidak dapat diberikandalam areal hutan yang telah diberikan Hak yang sudah ada sebelumnya.

Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK)Dari Januari hingga November 2000, Suwarna memerintahkan (secara lisan) kepada Uuh Aliyudin selakuKakanwil Departemen Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur untuk menerbitkan 11 (sebelas) Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK) dan Ijin Pemanfaatan Kayu Perpanjangan kepada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group.

Persetujuan Prinsip Pembukaan Lahan dan Pemanfaatan KayuSuwarna selanjutnya memberikan Persetujuan Prinsip Pembukaan Lahan dan Pemanfaatan Kayu kepadaperusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group antara lain PT. Berau Perkasa Mandiriseluas 18.000 Ha dengan Surat Gubernur Kalimantan Timur No.521/10094/Proda.2.2/EK tanggal 20 September 2000, PT. Sebuku Sawit Perkasa seluas 20.000 Ha dengan Surat Gubernur Kalimantan Timur No. 521/10095/Proda.2.2/EK tanggal 21 September 2000, PT. BUMI Simanggaris Indah seluas 12.500 ha, denganSurat Gubernur Kalimantan Timur No. 521/10097/Proda.2.2/EK tanggal 21 September 2000.

Padahal Persetujuan Prinsip Pembukaan lahan bukanlah kewenangan seorang Gubernur, melainkankewenangan Menteri Kehutanan dan Perkebunan (Menhutbun) berdasarkan Surat Keputusan MenteriKehutanan dan Perkebunan No. 107/Kpts-II/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang PerizinanUsaha Perkebunan.

Page 16: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

» Dispensasi Kewajiban Penyerahan Jaminan Bank (Bank Garansi) PSDH-DR IPKDalam rangka memberikan kemudahan Surya Dumai Group, Suwarna memberikan dispensasi yaitudibebaskan dari kewajiban penyerahan Bank garansi PSDH-DR dalam setiap IPK yang diterbitkan dan IPK perpanjangan, padahal penyerahan jaminan bank (bank garansi) PSDH-DR IPK tersebut wajib dipenuhi olehperusahaanperusahan tersebut sesuai dengan SK Menhutbun No. 538/Kpts-II/1999 tanggal 12 Juli 1999 tentang Ijin Pemanfaatan Kayu dan Surat Edaran Direktorat Jenderal PHP Nomor : 1709/VI-PHH/1999 tanggal27 Juli 1999 tentang kewajiban penyerahan Bank garansi dana reboisasi (DR) dan Provisi Sumber Daya Hutan(PSDH) bagi pemegang Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK).

Dengan surat dispensasi yang dikeluarkan oleh Suwarna tersebut, serta perintah lisannya kepada Robianselaku PLT Kakanwil Departemen Kehutanan dan Perkebunan Kaltim dan Kepala Dinas Kehutanan Kaltim, tanpa adanya penelitian dan pengamatan di lapangan terlebih dahulu tentang realisasi pekerjaanperusahaan-perusahaan Surya Dumai Group dalam melakukan pembangunan perkebunan kelapa sawit, Robian pun menyetujui dan menerbitkan IPK yang baru dan perpanjangan IPK yang lama kepadaperusahaan-perusahaan Surya Dumai Group - padahal perusahaan-perusahaan tersebut sama sekali tidakmelakukan penanaman perkebunan kelapa sawit.

» 2006-2007

» Pada 4 April 2006, Penuntut Umum KPK menyatakan bahwa Suwarna terbukti bersalah melakukan tindakpidana korupsi sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 2 Ayat (1) Jo. Pasal 18 Undang-undangNomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah danditambah dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

Atas perbuatannya itu, Suwarna dituntut pidana penjara selama 7 (tujuh) tahun dikurangi selama beradadalam tahanan dan denda sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah ) subsidiair 6 ( enam) bulan kurungan.

Dan pada 2007, Pengadilan Tinggi TIPIKOR menjatuhkan vonis kepada Suwarna Abdul Fatah berupa pidanapenjara selama 4 tahun dikurangi selama berada dalam tahanan, dan denda sebesar Rp. 250.000.000,- (duaratus lima puluh juta rupiah) subsidiair 6 (enam) bulan kurungan.

Page 17: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Nama Terdakwa

Mulyana Wira Kusumah

Kasus

Pengadaan kotak suara pemilihan umum 2004 dan percobaan

penyuapan BPK

Waktu Kejadian

2004-2005

Vonis

pidana penjara kepada terdakwa selama 3 tahun dan denda

sebesar Rp 50 Juta subsidair pidana kurungan selama 3 bulan

Page 18: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

» Mulyana Wira Kusumah adalah mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menjabat sebagaiKetua Panitia Pengadaan Kotak Suara Pemilu pada tahun 2004. Mulyana lahir di Bogor, 23 Nopember 1948.

» 2005. Sekitar bulan Januari atau Februari tahun 2005, bertempat di kantor KPU Pusat, Mulyana mengadakanpertemuan dengan Susongko Suhardjo ( Wakil Sekjen KPU dan Penanggungjawab Kontrak Pengadaan KotakSuara KPU ) untuk membahas kekhawatiran adanya kemungkinan hasil laporan pemeriksaan investigasi BPK tentang pengadaan kotak suara pemilu 2004 yang menunjukkan adanya indikasi KKN dalam proses pengadaan barang / jasa di KPU. Dari pertemuan tersebut, muncul kesepakatan untuk melakukanpendekatan dengan Tim Pemeriksaan Investigasi BPK.

» Tanggal 3 Februari 2005, terdakwa mengadakan pertemuan dengan Khairiansyah Salman ( Tim PemeriksaanInvestigasi BPK ) di kantor KPU Pusat. Terdakwa berjanji akan memenuhi permintaan Tim PemeriksaInvestigasi KPK untuk menyerahkan dokumen yang berhubungan dengan proses pengadaan kotak suara.

» Tanggal 25 Februari 2005, terdakwa menyerahkan tanggapan tertulis kepada Tim Pemeriksaan InvestigasiBPK terhadap permasalahan yang berkaitan dengan proses lelang pengadaan kotak suara. Pada kesempatanyang sama, Richard Manusun Purba ( Sekretaris Panitia Pengadaan Kotak Suara ) meminta Tim PemeriksaanInvestigasi BPK untuk memberikan "bantuan" dalam proses pemeriksaan.

» Tanggal 10 Maret 2005, terdakwa bersama dengan Susongko Suhardjo dan Mubari mengadakan pertemuandengan Khairiansyah Salman di sebuah restaurant di Jakarta. Mereka meminta agar Khairiansyah Salman mau menghilangkan temuan tentang indikasi penyimpangan dalam pengadaan kotak suara dan mereka akanmemberikan imbalan sebesar Rp 200 Juta hingga Rp 300 Juta.

» Tanggal 3 April 2005, terdakwa bertemu dengan Khairiansyah Salman di sebuah hotel di daerah Slipi. Terdakwa menyerahkan uang senilai Rp 150 Juta kepada Khairiansyah Salman dengan maksud agar Khairiansyah membantu untuk membuat hasil laporan investigasi terlihat bersih dari segala hal yang berhubungan dengan KKN.

» Tanggal 8 April 2005, terdakwa kembali bertemu dengan Khairiansyah Salman di hotel yang sama. Terdakwamenyerahkan uang senilai Rp 100 Juta kepada Khairiansyah dalam bentuk uang tunai senilai Rp 50 Juta dan 4 lembar Travellers Cheque yang masing-masing bernilai Rp 25 Juta. Sesaat setelah penyerahan uang olehterdakwa, petugas KPK yang sedari awal telah melakukan pemantauan, masuk ke dalam kamar hotel danmenangkap terdakwa.

» Terdakwa bersalah karena telah melakukan tindak pidana korupsi dan diancam pidana dengan Pasal 5 ayat(1) huruf a Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsisebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 tahun 1999.

» Pada tanggal 8 September 2005, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusatmenjatuhkan hukuman pidana penjara kepada terdakwa selama 3 tahun dan denda sebesar Rp 50 Jutasubsidair pidana kurungan selama 3 bulan.

Page 19: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

(Mengembangkan pemikiran terbuka, seimbang,

dan obyektif tentang korupsi)

Page 20: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Penalangan dana Rp 6,7 triliun ke Bank Century oleh LPS dianggap merugikankeuangan negara. Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia saat itu dituntutbanyak pihak harus bertanggungjawab. Apakah Anda pro atau kontra dengantuntutan ini? (46 responden)

Boediono bertanggungjawab dalamkasus Bank Century?

Pro (73.91%) Kontra (26.09%)

Hasil Pansus Bank Century jelas-jelasmembuktikan keterlibatannya.

Pertanyaan yg sampai saat ini belum bisadijawab oleh PANSUS ialah kalau saat itumereka ada diposisi ini kebijakan sepertiapakah yg benar.

Suatu keputusan pastilah dilakukanoleh petinggi di tempat tsb; mustahilpetinggi tsb tidak tahu tentang rencanapengucuran dana yg demikian besar.

Perlu dicari tahu apa latar belakangkeputusan Boediono. Sepengakuan dia, ituuntuk menyelamatkan dari kerugiannegara yg lebih besar.

Tuntutan pertanggungjawaban inisebenarnya merupakan tuntutanRAKYAT INDONESIA melaluiperwakilannya di DPR.

Langkah Budiono sangat tepat sehinggaIndonesia bukan hanya terbebas dari krisistapi menjadi negara yg pertumbuhanekonominya terbaik disaat krisis dibawahChina dan India.

Page 21: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Apakah polisi bisa mengungkap motif pembunuhan saksi korupsi PT RNI?

Kasus pembunuhan saksi korupsi PT Rajawali Nasional Indonesia Nasrudin Zulkarnaenpada 14 Maret 2009 menyeret Ketua KPK Antasari Azhar. Ia ditahan di Polda Metro Jaya karena disangka sebagai otak pembunuhan. Berita tentang kasus itu masih simpang siur, mulai dari cinta segi tiga, korupsi, hingga jebakan. Menurut Anda, apakah polisi bisaberhasil mengungkap motif sesungguhnya di balik kasus itu? (13 responden).

Pro (15.38%) Kontra (84.62%)

Optimis bisa terungkap

Kasus AA tidak bisa dilanjutkan karena satu saksi bukansaksi. Kalaupun dilanjutkan merusak tatanan hukumkarena pasal hukum kita seperti karet penafsirannya.

Imposible! Lha wong polisi kita mayoritas doyan amaKORUPSI, gimana mau nangkap... namanya juga POL-ISI. Udah POL yah diISI Lagi... RAKUS gak tuh?

Page 22: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

4. Mengenali Foto dan Kasusnya(Mengecek perhatian/kepedulian publik thd kasuskorupsi dan tingkat kemudahan melupakan korupsi)

Page 23: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Matan anggota Banggar DPR-RI, Wa Ode Nurhayati, divonis 6 tahun penjaraoleh majelis hakim pengadilan Tipikor, setelah terbukti secara sah dan

meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi dan pencucian uang (TPPU) terkait alokasi Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID) untuk 3

Kabupaten di Provinsi Aceh.

Page 24: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Mantan Gubernur Jabar, Danny Setiawan,dituntut hukuman empat tahun penjara atas

kasus dugaan korupsi pengadaan mobil pemadamkebakaran, ambulans, dan alat berat di Provinsi

Jabar tahun 2003-2004.

Mantan Dirjen Otda, Oentarto SindungMawardi, tersangka dalam kasus dugaan korupsipenerbitan radiogram terkait pengadaan mobil

pemadam kebakaran yg berisi keharusanmenggunakan pompa bermerk Tohatsu type v

80 asm. Tipe alat pemadam kebakaran itu hanyadimiliki oleh perusahaan Hengky Samuel Daud,

PT Istana Sarana Raya.

Page 25: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi
Page 26: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Al Amin Nasution tersangka kasus korupsihutan lindung di Kabupaten Bintan

Jaksa Urip Tri Gunawan digiring dalam kasussuap BLBI

Anggota DPR dari F-PDIP, Emir Moeis, diperiksasbg saksi dlm kasus dugaan korupsi pemb.

dermaga & bandara di Indonesia Timur.

Mantan Gubernur Akpol, Djoko Susilo,tersangka utama dugaan korupsi proyek

Simulator SIM tahun 2011

Page 27: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

5. Melempar Polemik (1)

• Apakah mengembalikan uang suap akan menghilangkanpidananya?

(Wa Ode Nurhayati akan melakukan banding atas putusan MajelisHakim Tipikor, 18/10/2012. Ia tetap bersikukuh tak bersalah dalamkasus itu, karena sudah mengembalikan uang pada penyuapnya).

• Siapakah yg harus bertanggungjawab terhadap sebuah dugaankorupsi: pejabat tertinggi dalam organisasi, atasan langsung, pelaku, ketua panitia? Apakah pertanggungjawaban bersifatkolektif (renteng) atau tunggal (individual)?

(Mantan Karo Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora, DeddyKusdinas, mengatakan bahwa dirinya selaku PPK bertanggungjawabkepada Menteri melalui Sesmen. Dalam hal ini, mantan Sesmen, Wafid Muharam, bertindak selaku KPA, sedangkan AndiMalarangeng sebagai PA).

Page 28: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

5. Melempar Polemik (2)

• Layaknya mantan terpidana diangkat menjadi pejabat publik?

(Azirwan, terpidana kasus penyuapan terhadap anggota DPR-RI, Al Amin Nasution pada tahun 2008, diangkat menjadi Kepala DinasKelautan dan Perikanan Prov. Kepulauan Riau).

• Apakah kebijakan dapat dipidana?

(Pasal 50 KUHP: “Barang siapa melakukan perbuatan untukmelaksanakan ketentuan Undang-Undang, tidak dipidana”).

Page 29: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

(Mencari & menemukan esensimasalah korupsi dari sindiran / satire)

Page 30: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Setelah proyek milyaran selesai, seorang Pejabat Departemen kedatangan tamukonsultan merangkap kontraktor.Konsultan: “Pak, ada hadiah dari kami untuk bapak. Saya parkir dibawah Toyota

Innova.”Pejabat: “Anda mau menyuap saya? Ini apa-apaan? Tender dah kelar kok. Jangan

gitu ya, bahaya tau haree genee ngasih-ngasih hadiah.”Konsultan: “Tolonglah pak diterima. kalau gak, saya dianggap gagal membina relasi

oleh atasan.”Pejabat: “Ah, jangan gitu dong. saya gak sudi!!”Konsultan (mikir): “Gini aja, pak. gimana kalau bapak beli saja mobilnya…”Pejabat: “Mana saya ada uang beli mobil mahal gitu!!” Saya kan PNS?

Konsultan menelpon atasannya..Konsultan: “Saya ada solusi, Pak.. Bapak beli mobilnya dg harga Rp.10.000,- saja.”Pejabat: “Bener ya? OK, saya mau.. Tapi ini bukan suap, ya?. Pake kwitansi ya..”Konsultan: “Tentu, Pak..”Konsultan menyiapkan dan menyerahkan kwitansi.

Pejabat membayar dengan uang Rp 50 ribuan. Mereka pun bersalaman.Konsultan (sambil membuka dompet): “Oh, maaf Pak. Ini kembaliannya Rp.40.000,-. “Pejabat: “Gak usah pakai kembalian segala. Saya pake beli lagi aja. Tolong kirim

4 mobil lagi kerumah saya ya…”Konsultan: @#$%^&*(+!”}|?<)>&%$#@

http://infokorupsi.com/id/humor.php?ac=6&l=pejabat-anti-korupsi

Page 31: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Tahun 2003 dan 2004, China ditetapkan oleh para peneliti dan para aktivis anti korupsi menjadi negara paling korup di dunia disusul kemudian Indonesia, India, Brasildan Peru.

Tahun 2005 China masih menduduki tempat teratas dan disusul oleh India, Brasil, Peru dan Filipina.

Atas hasil penelitian itu, ketika Konferensi Asia Afrika Amerika di Taman Mini, seorangpejabat/delegasi China menyatakan keheranannya kepada seorang pejabat Indonesia yang menemuinya bersama beberapa pejabat negara-negara itu.

Delegasi China, "Hai, Pak Pejabat, sepertinya korupsi di Indonesia hampir menyamai di negeri kami, tapi kok negara Anda bisa keluar dari lima besar, apakah sudah adagerakan anti korupsi besar-besaran di pemerintahan Anda?".

Delegasi India, Brasil, Peru, dan Filipina, "Iya nih kita juga terkejut deh mendengaritu, bagaimana bisa?".

Dengan senyum ramah dan nada ceria sang pejabat Indonesia menjawab, "Ooo... mudah saja, itu semua gampang diatur.".

Delegasi China, "Caranya Bagaimana?".

Pejabat Indonesia, "Caranya, siapkan uang sepantasnya dan berikan pada para penelitiitu dengan permintaan supaya negara saya diturunkan dari peringkat lima besar...".

Delegasi China, "Oooo... Hebat, itu baru namanya koruptor hebat... masuk akal... hasilpenelitian pun bisa di korupsi..."

http://infokorupsi.com/id/humor.php?ac=8&l=peringkat-korupsi-dunia

Page 32: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Perampok: "Berikan semua uangmu!"

Korban: "Tidak! Kamu tahu aku ini seorang anggota DPR!"

Perampok: "Kalau begitu, berikan semua uangKU sekarang!!!"

http://infokorupsi.com/id/humor.php?ac=7&l=perampokan-pejabat

Senayan sempat gempar, ketika terdengar isu mengenai reorganisasi yang akandilakukan disana. Menurut rencana akan dibentuk Komisi baru, dan ternyata banyakdiantara mereka yang mau pindah bagian. Komisi yang dimaksud adalah :

- Komisi BENERAN

http://infokorupsi.com/id/humor.php?ac=2&l=komisi-beneran

Page 33: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi
Page 34: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Deklarasi Anti Korupsi Partai Politik Pemilu 2009http://infokorupsi.com/id/karikatur.php?ac=3&l=deklarasi-anti-korupsi-partai-politik-pemilu-2009

Page 35: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Kapolda Jawa Barat teriak berantas korupsihttp://infokorupsi.com/id/karikatur.php?ac=1&l=kapolda-jawa-barat-teriak-berantas-korupsi

Page 36: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Tragedi Keadilan KPK dan Polrihttp://infokorupsi.com/id/karikatur.php?ac=9&l=tragedi-keadilan-kpk-dan-polri

Page 37: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi
Page 38: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi
Page 39: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

((MengasahMengasah kemampuankemampuan berpikirberpikiranalitisanalitis, , sistematissistematis, , dandan solutifsolutif))

Page 40: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

��KelasKelas dibagidibagi kedalamkedalam 3 3 KelompokKelompok ((atauatau sesuaisesuai kebutuhankebutuhan), ), dandan harusharus mengidentifikasimengidentifikasi masalahmasalah kebijakankebijakan terkaitterkait

korupsikorupsi (problem formulation(problem formulation))..

��Dari Dari rumusanrumusan masalahmasalah tsbtsb, , dikembangkandikembangkan lagilagi dengandenganmenggalimenggali data data pendukungpendukung, , teoriteori ygyg relevanrelevan, , kebijakankebijakanterkaitterkait, , kemudiankemudian dilakukandilakukan analisisanalisis, , pengembanganpengembanganalternatifalternatif, , penyimpulanpenyimpulan, , dandan penyusunanpenyusunan rekomendasirekomendasi..

��Dari Dari rumusanrumusan masalahmasalah hinggahingga rekomendasirekomendasi kebijakankebijakandituangkandituangkan dalamdalam sebuahsebuah ““kertaskertas kerjakerja” ” ygyg siapsiap

diseminarkandiseminarkan..

��KelompokKelompok ygyg tidaktidak kenakena gilirangiliran presentasipresentasi, , bertindakbertindak selakuselakupembahaspembahas atauatau naranara sumbersumber..

��HasilHasil seminar “seminar “kertaskertas kerjakerja” ke” ke--3 3 kelompokkelompok digeneralisasidigeneralisasimenjadimenjadi rekomendasirekomendasi kelaskelas//angkatanangkatan. .

Page 41: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

SEBAGIAN BESAR MATERI

DIOLAH DARI:

http://infokorupsi.com

http://acch.kpk.go.id

Page 42: Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi