37
STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO – KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN YANG BERKELANJUTAN

STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO – KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN YANG BERKELANJUTAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

disampaikan oleh Dirjen SDA Kementerian Pekerjaan Umum

Citation preview

Page 1: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO – KAPUAS

DALAM RANGKA

MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN YANG BERKELANJUTAN

Page 2: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

Outline:Outline:Outline:Outline:

- Kondisi Umum SDA di Indonesia

- Visi, Misi dan Azas Pengelolaan SDA

- Lingkup Pengelolaan SDA menurut UU

- Gambaran Umum WS Barito – Kapuas

- Identifikasi masalah WS Barito – Kapuas

- Strategi dan Kebijakan Operasional Pengelolaan

SDA WS Barito - Kapuas

- Kesimpulan

Page 3: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

KONDISI UMUM SDA DI INDONESIA

Page 4: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

1. Ketersediaan air di daratan sangat dipengaruhi oleh musim, letak geografis, kondisi geologis.

2. Sebaran curah hujan tahunan di berbagai pulau sangat variatif, ada pulau yg sangat kaya hujan (4.000 mm/th), dan ada pulau yg kurang hujan (800 mm/th).

3. Sebaran curah hujan dalam satu tahun terkonsentrasi selama 5 bulan (bahkan ada yg hanya 3 bulan).

4. Banjir dan kekeringan datang silih berganti.

5. Banjir dan kekeringan sangat berpengaruh terhadap sistem ketahanan pangan nasional (gagal panen akibat banjir pd th 1999/2000 tercatat 73.900 Ha & musim kemarau th 1997/1998 tercatat 128.610 Ha)

1. Ketersediaan air di daratan sangat dipengaruhi oleh musim, letak geografis, kondisi geologis.

2. Sebaran curah hujan tahunan di berbagai pulau sangat variatif, ada pulau yg sangat kaya hujan (4.000 mm/th), dan ada pulau yg kurang hujan (800 mm/th).

3. Sebaran curah hujan dalam satu tahun terkonsentrasi selama 5 bulan (bahkan ada yg hanya 3 bulan).

4. Banjir dan kekeringan datang silih berganti.

5. Banjir dan kekeringan sangat berpengaruh terhadap sistem ketahanan pangan nasional (gagal panen akibat banjir pd th 1999/2000 tercatat 73.900 Ha & musim kemarau th 1997/1998 tercatat 128.610 Ha)

KONDISI UMUM SDA DI INDONESIA

Page 5: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

1. Jumlah rumah tangga di perdesaan tanpa akses ke sumber air minum 30,88% th 2003 dan tanpa akses ke sanitasi 36,04%

2. Sistem air bersih yang terbangun baru dpt melayani 45 juta penduduk perkotaan (40 %) dan 7 juta di perdesaan (8 %)

3. Pada beberapa kota besar, 73% kebutuhan air untuk rumah tangga diperoleh dari air tanah.

4. Total Daerah Irigasi sebesar 7.2 juta Ha, sebagian besar pasokan airnya sangat rentan terhadap faktor aliran sungai secara musiman (hanya 800.000 Ha yg airnya terjamin oleh waduk)

5. Tingginya laju sedimentasi pd waduk–waduk besar (40-50% volume dead storage)

6. Adanya hunian di bantaran sungai dan terjadinya degradasi dasar sungai akibat galian Gol.C tak berizin

7. Jar. hidrologi belum memperoleh perhatian yg cukup memadai

1. Jumlah rumah tangga di perdesaan tanpa akses ke sumber air minum 30,88% th 2003 dan tanpa akses ke sanitasi 36,04%

2. Sistem air bersih yang terbangun baru dpt melayani 45 juta penduduk perkotaan (40 %) dan 7 juta di perdesaan (8 %)

3. Pada beberapa kota besar, 73% kebutuhan air untuk rumah tangga diperoleh dari air tanah.

4. Total Daerah Irigasi sebesar 7.2 juta Ha, sebagian besar pasokan airnya sangat rentan terhadap faktor aliran sungai secara musiman (hanya 800.000 Ha yg airnya terjamin oleh waduk)

5. Tingginya laju sedimentasi pd waduk–waduk besar (40-50% volume dead storage)

6. Adanya hunian di bantaran sungai dan terjadinya degradasi dasar sungai akibat galian Gol.C tak berizin

7. Jar. hidrologi belum memperoleh perhatian yg cukup memadai

KETERSEDIAAN & KINERJA PRASARANA & SARANA SDA

Page 6: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN
Page 7: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN
Page 8: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

Visi, Misi dan Azas Pengelolaan SDAVisi, Misi dan Azas Pengelolaan SDA

Page 9: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

Terwujudnya kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutanuntuk sebesar-besar kemakmuran rakyat

1. Konservasi SDA secara berkelanjutan.2. Pendayagunaan SDA yg adil bagi berbagai kebutuhan masyrkt3. Pengendalian dan penanggulangan daya rusk air4. Pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat,

dunia usaha dan pemerintah dalam pengelolaan SDA 5. Peningkatan ketersediaan dan keterbukaan data & informasi SDA

1. Kelestarian2. Keseimbangan3. Kemanfaatan umum4. Keterpaduan dan keserasian5. Keadilan6. Kemandirian7. Transparansi dan akuntabilitas

MISI

VISI

AZAS

Visi, Misi dan Azas Pengelolaan SDAVisi, Misi dan Azas Pengelolaan SDA

Page 10: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

Lingkup Pengelolaan SDALingkup Pengelolaan SDA

Page 11: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

U p a y aMerencanakan Melaksanakan Memantau Mengevaluasi

P e n y e l e n g g a r a a n

Konservasi SDA:

1. Perlindungan dan pelestarian SA

2. Pengawetan air3. Pengelolaan kualitas

air dan pengendalian pencemaran air

Pendayagunaan SDA:

1. Penatagunaan

2. Penyediaan

3. Penggunaan

4. Pengembangan

5. Pengusahaan

Pengendalian Daya Rusak Air:

1.Pencegahan

2.Penanggulangan

3.Pemulihan

Menjaga kelangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung, dan fungsi SDA

Memanfaatkan SDA secara berkelanjutan dg mengutamakan pem. kebututuhan pokok kehidupan masy secara adil

Mencegah, menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan akibat daya rusak air T

UJU

AN

:

Page 12: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

KETERPADUAN DALAM PENGELOLAAN SDAKETERPADUAN DALAM PENGELOLAAN SDAKETERPADUAN DALAM PENGELOLAAN SDAKETERPADUAN DALAM PENGELOLAAN SDA

1. Daerah hulu & Daerah hilir

2. Kuantitas & kualitas air

3. Air hujan, air permukaan & air tanah

4. Land use & water use

5. Antar sektor

6. Antar kelompok pengguna

7. Antar Daerah.

Keberhasilan harus terukur berdasarkan:

KEADILAN

EFISIENSI

EKONOMI

KEBERLANJUTAN FUNGSI LH

Page 13: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

KEBIJAKAN NASIONAL

KEBIJAKAN PROPINSI

KEBIJAKAN KABUPATEN/ KOTA

Berbasis Wilayah Administrasi

POLA

RENCANA

PROGRAM

KEGIATAN

Berbasis Wilayah Hidrologis (WilayahSungai)

UU No. 7/2004 (Psl 14, 15, 16 )

UU No. 7/2004 (Ps 11 ay 2, Ps 59 ay 3, Ps 62 ay 6)

ACUAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

Page 14: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

Gambaran Umum WS Barito - KapuasGambaran Umum WS Barito - Kapuas

Page 15: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

S. B

arito

PETA PETA WS BARITO-KAPUASWS BARITO-KAPUAS

S. Kapuas

LUAS WS BARITO

LETAK GEOGRAFIS :

0o 95' LU s/d 3

o 35' LS

113o 15' BT s/d 115

o 45' BT

LUAS DAS :

DAS BARITO, KALTENG 46,997 KM2

DAS BARITO, KALSEL 18,634 KM2

DAS KAPUAS 16,044 KM2

WS BARITO 81,675 KM2LUAS DAS : LEBAR (m) PANJ (Km) DILAYARI (Km) H (m)

DAS BARITO, KALTENG

DAS BARITO, KALSEL

DAS KAPUAS 500 600 420 6

WS BARITO

650 900 780 8

Page 16: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

PETA ADMINISTRASIPETA ADMINISTRASI WS BARITO- WS BARITO-KAPUASKAPUAS

Kab. KapuasKab. Kapuas

Kab. Barito UtaraKab. Barito Utara

Kab. Barito SelatanKab. Barito Selatan

Kab. Barito TimurKab. Barito Timur

Kab. TabalongKab. Tabalong

Kab. HSUKab. HSU

Kab. HSTKab. HST

Kab. HSSKab. HSS

Kab. TapinKab. Tapin

Kab. BanjarKab. Banjar

Kota BanjarbaruKota Banjarbaru

Kota BanjarmasinKota Banjarmasin

Kota Barito KualaKota Barito Kuala

Kab. Murung RayaKab. Murung Raya

KALTENGKALTENG

KALSELKALSEL

Page 17: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

Karakteristik aspek sumber daya air : banyaknya sungai dengan kuantitas besar yang secara umum mampu mengakomodir kebutuhan wilayah.

Sementara itu pertumbuhan kepadatan di wilayah lokasi kajian ini relatif kecil, yaitu rata-rata untuk kedua propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah adalah 1,25%/tahun. Tingkat kepadatan untuk di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 300 jiwa / km2 sementara di Kalimantan Tengah hanya sebesar 20 jiwa / km2.

Potensi wilayah adalah pada aspek pertambangan, ketersediaan prasarana transportasi air sungai, dan ketersediaan lahan rawa yang memerlukan prasarana dan pemeliharaan (saluran dan pintu air) serta pengelolaan untuk mendukung produktivitas pangan,

(1)

Page 18: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

Kekayaan mineral di kawasan ini memungkinkan terjadinya permasalahan yang terkait dengan aspek kualitas air akibat aktivitas pertambangan rakyat di hulu.

Juga masalah sedimentasi, penanganan hutan dan konservasi yang mempengaruhi transportasi air di hulu sungai, serta pengelolaan kawasan pertanian rawa.

Selain itu, sistem penyediaan listrik yang terbaharukan (dengan pendekatan clean energy) juga masih memerlukan pengembangan.

(2)(1)

Page 19: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

Iklim dan Curah Hujan

Iklim tropika basah, dengan curah hujan rata-rata tahunan 2.700 mm. Musim hujan : Oktober – MaretMusim kemarau : Juni - Agustus

No UNSUR UNIT

1 Suhu udara oC 26.72 Kelembaban Nisbi % 823 Kecepatan Angin knt 4.64 Penyinaran matahari Jam/hr 49.25 Evapotranspirasi Mm/hr 4.6

324

293

228

92

132

235

316319

125114

197

941.5

2.9

3.8

4.7

2.7

2.1

2.5

1.9

1.7

1.4

5.05.1

0

50

100

150

200

250

300

350

400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Month

Cura

h H

uja

n R

era

ta B

ula

nan (m

m)

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

Evapora

si h

arian (

mm

/day)

Monthy RF

Evapotranspirasi

Page 20: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

30.7

10.4

379.3 32.3

30.9

78.4

20.0

15.7

85.1

18.5

369.2 15.9

16.7

76.8

40.8

0 50 100 150 200 250 300 350 400

Debit Rata-rata (m3/sec)

Ayuh

Berioi

Joloi

Karau

Napu

Lahei / Ngerayan

SubLami

Lampuyat

Laung

Montalat

Murung

Puring

Temparak

Teweh

Tuhai (Tuhup) Debit Rata-rata Sungai SWS Barito di KaltengDebit Rata-rata

Sungai Barito di Kalteng

3.0

14.0

48.0

29.0

150.0

54.0

7.0

8.0

55.3

200.0

17.2

15.0

27.5

15.0

7.2

38.0

22.0

100.0

10.1

7.5

8.0

30.0

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

Debit Rata-rata (m3/sec)

S. Uya

S. Ayu

S. Tabalong Kanan

S. Tabalong Kiri

S. Tabalong

S. Hanyar

S. Ninian

S. Pitap

S. Balangan

S. Negara

S. Batang Alai

S. Barabai

S. Amandit

S. Tapin

S. Mangkauk

S. Riam Kiwa

S. Riam Kanan

S. Martapura

S. Tabanio

S. Sawarangan

S. Asam-asam

S. Kintap Debit Rata-rata Sungai DAS Barito di Kalsel

Debit Rata-rata

Sungai Barito di Kalsel

Page 21: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

ISU STRATEGISISU STRATEGIS WS BARITO - WS BARITO - KAPUASKAPUAS

1. Pendangkalan Sungai Barito

2. Pemanfaatan lahan gambut sejuta hektar

3. Kerusakan lingkungan bekas area pertambangan

4. Pengembangan Lahan Rawa

5. Kekurangan Energi Listrik

6. Kondisi Kualitas Air

7. Penambangan Tanpa Izin (PETI)

8. Penebangan Liar (PELI) / Illegal Logging

9. Transportasi Sungai

Page 22: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN
Page 23: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

a. PROPINSI KALIMANTAN TENGAH

1)Permasalahan eksploitasi hutan yang tidak terkontrol 2)Penambangan bahan galian3)Pencemaran air sungai akibat proses pemisahan emas dengan

air raksa (amalgram).4)Perubahan profil sungai akibat sedimentasi menyebabkan

hambatan transportasi yg menghambat distribusi pangan5)Banjir berfluktuasi tinggi di Kota Muara Teweh, Buntok,

Pendang, Murung Raya6)Adanya desa-desa yang rawan pangan saat kemarau 7)Kualitas dan distribusi air minum

(1)

Page 24: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

b. PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

1) Permasalahan Ambang Barito (pendangkalan alur sungai)2) Intrusi air asin di kota Banjarmasin3) Banjir di Kab. Batola (Kec. Mandastana, Kec. Sakalagun & Kec Tabukan)

4) Banjir di Kab. Banjar (daerah Gambut, S. Aluh-aluh)5) Banjir di Kota Barabai, Kota Amuntai & Banjarmasin 6) Banjir di Kab. Tabalong, Kota Tanjung 7) Kerusakan hutan di daerah hulu Sungai Barito 8) Kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan di daerah hulu S.

Barito 9) Masalah kualitas air baku untuk Kota Banjarmasin dan sekitarnya

(2)

Page 25: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

Neraca AirNeraca Air

• SKENARIO : Penambahan Luas Irigasi Upland Baru Di Kalteng Dan Kalsel, • Penambahan Kapasitas PDAM,• Investasi PLTA Muara Juloi

Potensi Air di WS Barito-Kapuas = 5497 m3/det

40.0

45.0

50.0

55.0

60.0

65.0

70.0

75.0

80.0

85.0

2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024 2026 2028 2030

Periode Tahun

Deb

it K

ebu

tuh

an d

an P

eman

faat

an A

ir (

m3/

det

)

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

Po

ten

si A

ir d

i W

S (

m3/

det

)

Termanfaatkan

Kebutuhan

Potensi Air

SKENARIO 2:Neraca Irigasi , RKI, dan Industri2010-2015 :Irigasi :Berfungsinya DI Karau 7000 Ha, DI Amandit 6000Ha, DI Temparah 5400Ha, DI Batang Alai 6800HaRKI: penambahan kapasitas PDAM 500l/detPLTA: Operasi Waduk Muara Juloi2015-2020:Irigasi : DI Muara Singan 10279RKI: Penambahan Kapasitas PDAM 300 liter/det,PLTA: Operasi Waduk Muara Juloi2020-2025:Irigasi : Operasi DI Barabai 3000HaRKI: Penambahan Kapasitas PDAM 300 liter/detKET: Terjadi tahun kritis pada 2014-2015

Page 26: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

STRATEGI & KEBIJAKAN OPERASIONAL PENGELOLAAN SDA

WS BARITO - KAPUAS

Page 27: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

ASPEK KONSERVASI SDA

No SUB ASPEK SASARAN

STRATEGI

KEBIJAKAN OPERASIONAL Pendek

(2010-2014) Menegah

(2010-2019) Panjang

(2010-2029)

1 Perlindungan dan pelestarian sumber air

i) Terciptanya lahan hijau dalam rangka keberlanjutan sumber air, pengendalian erosi lahan dan pengurangan debit puncak (rehabilitasi lahan kritis)

ii) Mempertahankan fungsi hutan sebagai kawasan konservasi

i) Konservasi pada lahan bekas pertam-bangan sekitar 20%. Pembangunan Bangunan Pengendali Sedimen (BPS) di pegunungan bererosi ii) Konservasi lahan gambut, zoning, perencanaan dan pelaksanaan 20%

i) Konservasi pada lahan bekas pertam-bangan sekitar 50%. Pembangunan BPS di pegu-nungan berosi tinggi ii) Konservasi lahan gambut, zoning, perencanaan dan pelaksanaan 50%

i) Konservasi pada lahan bekas pertam-bangan sekitar 100%. Pembangunan BPS di pegunungan berosi tinggi ii) Konservasi lahan gambut, zoning, perencanaan dan pelaksanaan 100%

i) Melakukan kon-servasi secara vegetatif dan struktural

ii) Membuat bangunan resapan air

Melakukan konservasi rawa, sehingga membawa dampak positif terhadap rawa yang produktif

Zoning kawasan konservasi dan pelaksanaan konservasi rawa 20%

Zoning kawasan konservasi dan pelaksanaan konservasi rawa 50%

Zoning kawasan konservasi dan pelaksanaan konservasi rawa 100%

Penetapan lahan rawa konservasi, dan kebijakan pelaksanaan teknis konservasi rawa

STRATEGI & KEBIJAKAN OPERASIONAL PENGELOLAAN SDA WS BARITO - KAPUAS

Page 28: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

ASPEK KONSERVASI SDA

No SUB ASPEK SASARAN

STRATEGI

KEBIJAKAN OPERASIONAL Pendek

(2010-2014) Menegah

(2010-2019) Panjang

(2010-2029)

Pengawetan air Mengurangi kegiatan illegal logging dan terciptanya kawasan untuk pengawetan air

i) Pengawasan ilegal logging 25% ii) perencanaan dan pelaksanaan revegetasi di hulu sungai anak sungai 20%

i) Pengawasan ilegal logging 50% ii) perencanaan dan pelaksana-an revegetasi di hulu sungai anak sungai 50%

i) Pengawasan ilegal logging 100% ii) perencanaan dan pelaksana-an revegetasi di hulu sungai anak sungai 70%

i) law enforcement terhadap ilegal logging ii) melakukan Kon-servasi vegetatif pada kawasan hulu sungai

Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air

Mencegah pencemaran air yang membaha-yakan masyarakat

i) Pemantauan kualitas air pada lokasi potensi tercemar dan lokasi pengam-bilan air baku ii) Pengelolaan limbah, 50%

i) Pemantauan kualitas air pada lokasi potensi tercemar dan lokasi pengam-bilan air baku ii) Pengelolaan limbah, 80%

i) Pemantauan kualitas air pada lokasi potensi tercemar dan lokasi pengambilan air baku ii) Pengelolaan limbah, 100%

i) Pemeliharaan & Penambahan alat pemantau kualitas air

ii) Pembangunan IPAL terpadu di kawasan Industri di hilir Barito

STRATEGI & KEBIJAKAN OPERASIONAL PENGELOLAAN SDA WS BARITO - KAPUAS

(LANJUTAN)

Page 29: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

Batikap I, II & III : 740,375 Ha (Hutan Lindung, Cagar Alam)

Parawen I & II : 6,200 Ha(Cagar Alam)

Bukit Tangkling : 2,594Ha

Muara Uya : 25,000 Ha

Meratus Hulu Tanjung : 46,250 Ha

Sungai Nagara : 150,000 HaMeratus Hulu Barabai : 200,000 Ha

Pelaihari Martapura : 30.000 HaPerluasan :125.000 HaHutan Gmbut Liang anggang : 6000 HaPelai Hari tanah laut : 35,000 Ha

PETA TEMATIK KEBIJAKAN OPERASIONAL KONSERVASI SDA

PETA TEMATIK KEBIJAKAN OPERASIONAL KONSERVASI SDA

Melakukan konservasi secara vegetatif dan struktural

i) Penguatan hukum terhadap ilegal loggingii) melakukan konservasi vegetatif pada kawasan hulu sungai

i) Pemeliharaan & Penambahan alat pemantau kualitas airii) Pembangunan IPAL terpadu di kawasan Industri di hilir Barito

Page 30: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

ASPEK PENDAYAGUNAAN SDAASPEK PENDAYAGUNAAN SDA

STRATEGI & KEBIJAKAN OPERASIONAL PENGELOLAAN SDA WS BARITO - KAPUAS

No SUB ASPEK SASARAN

STRATEGI

KEBIJAKAN OPERASIONAL Pendek

(2010-2014) Menegah

(2010-2019) Panjang

(2010-2029)

2 Penatagunaan sumber daya air

Mengurangi kepadatan permukiman di sepanjang sungai

i) sosialisasi aturan hukum sempadan sungai dan tata ruang wilayah ii) penerapan sanksi iii) pengembang-an kawasan permukiman

i) sosialisasi aturan hukum sempadan sungai dan tata ruang wilayah ii) penerapan sanksi iii) pengembang-an kawasan permukiman

i) sosialisasi aturan hukum sempadan sungai dan tata ruang wilayah ii) penerapan sanksi iii) pengembangan kawasan permukiman

i) Pembuatan Perda ii) Penataan kawasan sempadan iii) Relokasi

Penyediaan sumber daya air

Pemenuhan air bersih kepada masyarakat

i) Review dan optimalisasi jar distribusi 50% ii) Penambahan kapasitas IPA 20% iii) Penambah-an pelanggan 20%

i) Review dan optimalisasi jar distribusi 50% ii) Penambahan kapasitas IPA 30% iii) Penambah-an pelanggan 30%

i) Review dan optimalisasi jar distribusi 50% ii) Penambahan kapasitas IPA 40% iii) Penambah-an pelanggan 40%

i) Mengoptimal kan jaringan distribusi Air Minum

ii) Penambahan IPA bersih

iii) Menambah kapasitas IPA & memperluas daerah layanan

Page 31: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

ASPEK PENDAYAGUNAAN SDAASPEK PENDAYAGUNAAN SDA

STRATEGI & KEBIJAKAN OPERASIONAL PENGELOLAAN SDA WS BARITO – KAPUAS

No SUB ASPEK SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN OPERASIONAL

Pendek (2010-2014)

Menegah (2010-2019)

Panjang (2010-2029)

Penggunaan sumber daya air

i) Meningkatkan produksi pangan dan menambah penyediaan pangan ii) Optimalisasi sektor peternakan untuk pemenuhan kebutuhan di wilayah Kalteng dan Kalbar

i) Rehabilitasi saluran dan bangunan 30% ii) Pembangun-an jar irrigáis baru 30%

i) Rehabilitasi saluran dan bangunan 70% ii) Pembangun-an jar irrigáis baru 70%

i) Rehabilitasi saluran dan bangunan 100% ii) Pembangun-an jar irrigáis baru 100%

i) Melakukan pemeliharaan, rehabilitasi

ii) Peningkatan effisiensi saluran dan pintu air di jasira

iii) Pembangunan daerah irigasi baru

Pengembangan sumber daya air

Terpenuhi kebutuhan listrik masyarakat

Perencanaan dan investasi pemba-ngunan PLTA

Pembangunan dan Operasi PLTA

Operasi dan Pemeliharaan PLTA

Membangun waduk dengan manfaat PLTA

Pengusahaan sumber daya air

Menjaga kondisi air yang melalui kawasan konservasi

Penetapan dan pemberlakuan zona pemanfaatan air

Penetapan dan pemberlakuan zona pemanfaatan air

Penetapan dan pemberlakuan zona pemanfaatan air

Pembuatan Perda

(LANJUTAN)

Page 32: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

DI Desa RarawaDI TandraheanDI Trinsing

DI MajangkauDI Montalat

DI MajondreDI Takwam

DI NatampinDI TampaDI KarauDI Talohen

DI Baruh Rintis

Amuntai Polder Irr. Prj

North Banjarmasin Irr.Prj.

Riam Kanan Irr.Prj.

Bati-bati Irr.Prj.

PENDAYAGUNAAN SDA

Penetapan Perda dan Penataan Kawasan Sempadan Sungai

i) Mengoptimal kan jaringan distribusi air minumii) Penambahan IPA bersihiii) Menambah kapasitas IPA & memperluas daerah layanan

i) Melakukan pemeliharaan, rehabilitasiii) Peningkatan effisiensi saluran dan pintu air di jasiraiii) Pembangunan daerah irigasi baru

Membangun waduk dengan manfaat PLTA

PETA TEMATIK KEBIJAKAN OPERASIONAL PENDAYAGUNAAN SDA

PETA TEMATIK KEBIJAKAN OPERASIONAL PENDAYAGUNAAN SDA

Page 33: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

ASPEK PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR SDAASPEK PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR SDA

STRATEGI & KEBIJAKAN OPERASIONAL PENGELOLAAN SDA WS BARITO - KAPUAS

No SUB ASPEK SASARAN

STRATEGI

KEBIJAKAN OPERASIONAL Pendek

(2010-2014) Menegah

(2010-2019) Panjang

(2010-2029)

3 Pencegahan Mengurangi sedimen yang masuk ke sungai

Pembangunan BPS dan penurunan erosi

Pembangunan BPS dan penurunan erosi

Pembangunan BPS dan penurunan erosi

i) Konservasi di bagian hulu

ii) Pembangunan bangunan Pengendali sedimen

Penanggulangan Mengurangi dampak kerugian banjir

Pembangunan bangunan perkuatan tebing dan waduk pengendali banjir

Pembangunan bangunan perkuatan tebing dan waduk pengendali banjir

Pembangunan bangunan perkuatan tebing dan waduk pengendali banjir

i) Bangunan tang-gul dan perku-atan tebing,

ii) Membangun waduk pengen-dali banjir

iii) Peraturan ele-vasi minimal bangunan

Pemulihan Menstabilkan kembali ekonomi masyarakat

Pembangunan fasum tahap-1

Pembangunan fasum tahap-2

Pembangunan fasum tahap-3

i) Pembuatan Perda

ii) Pembangunan kembali fasilitas umum yang rusak

(tahap-1) (tahap-2) (tahap-3)

(tahap-1) (tahap-2)

(tahap-3)

Page 34: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

S. Tab

along

S. Balangan

S. Jaing

S. T

abal

ong

Kiw

a

S. K

arau

S. Tuy au

S. Ayuh

S. Amandit

S. Riam Kanan

S. Riam Kiwa II

Kec. Dusun HilirKec. Dusun HilirKec. Dusun HilirKec. Dusun HilirKec. Dusun HilirKec. Dusun HilirKec. Dusun HilirKec. Dusun HilirKec. Dusun Hilir

Kec. Dusun TengahKec. Dusun TengahKec. Dusun TengahKec. Dusun TengahKec. Dusun TengahKec. Dusun TengahKec. Dusun TengahKec. Dusun TengahKec. Dusun Tengah

S. BarabaiS. BarabaiS. BarabaiS. BarabaiS. BarabaiS. BarabaiS. BarabaiS. BarabaiS. Barabai

S. KandanganS. KandanganS. KandanganS. KandanganS. KandanganS. KandanganS. KandanganS. KandanganS. Kandangan

S. TapinS. TapinS. TapinS. TapinS. TapinS. TapinS. TapinS. TapinS. Tapin

S. MartapuraS. MartapuraS. MartapuraS. MartapuraS. MartapuraS. MartapuraS. MartapuraS. MartapuraS. Martapura

AMUNTAIAMUNTAIAMUNTAIAMUNTAIAMUNTAIAMUNTAIAMUNTAIAMUNTAIAMUNTAI

TAMIANG LAYANGTAMIANG LAYANGTAMIANG LAYANGTAMIANG LAYANGTAMIANG LAYANGTAMIANG LAYANGTAMIANG LAYANGTAMIANG LAYANGTAMIANG LAYANG

PURUK CAHUPURUK CAHUPURUK CAHUPURUK CAHUPURUK CAHUPURUK CAHUPURUK CAHUPURUK CAHUPURUK CAHU

BARABAIBARABAIBARABAIBARABAIBARABAIBARABAIBARABAIBARABAIBARABAI

KANDANGANKANDANGANKANDANGANKANDANGANKANDANGANKANDANGANKANDANGANKANDANGANKANDANGAN

MARTAPURAMARTAPURAMARTAPURAMARTAPURAMARTAPURAMARTAPURAMARTAPURAMARTAPURAMARTAPURA

BANJARBARUBANJARBARUBANJARBARUBANJARBARUBANJARBARUBANJARBARUBANJARBARUBANJARBARUBANJARBARU

D. Bangkau

D. Riamkanan

40

S. Djulai

S. Lahung

S. Busang

S. Pamelu

S. Julai

S. AlalakS. Terusan

S. M

angk

ook

A.Tamban

S. Lupak

S. M

aluka

S. Kala

an

S. Tabonto

S. Barito

S. Kapuas

S. M

angk

utu

p

S . P

etai

S. Nap

u

S. Men

tang

aik

S. Tabal

S. Negara

S. Mengkatip

S. M

unin

g

S. Teweh

S. Lemu

S. A

lar

sS. K

uant

an

S. Mantangin S. Temparak

S. T

utui

S. M

issim

S. M

urui

S. M

alu

S. Murung

S. Landaun

S. UseiS. Laung S

. Mar

uw

ei

S. L

ahai

S. BumbanS. Tuhup

S. Pari

S. B

erioi

S. B

elat

ung

S. Tapanuh

S. B

urak

S. H

alon

g

S. Pitap

S. Luang

S. Pasuang

S. Tabalong Kanan

S. K

apua

s M

uru

ng

S. P

ulau

Pet

ak

S. Ayu

S. Kumap

S. S

amu

Anjir Serapat

S. Lami

S. Lampuyat

S. Puring

S. Tondan

S. T

eweh

Besa

r

S . Danumbui

S. Bebem

S. H

iang

S.Segian

Kelampar

PendangPendangPendangPendangPendangPendangPendangPendangPendang

Muara LaheiMuara LaheiMuara LaheiMuara LaheiMuara LaheiMuara LaheiMuara LaheiMuara LaheiMuara Lahei

TimpahTimpahTimpahTimpahTimpahTimpahTimpahTimpahTimpah

TaniranTaniranTaniranTaniranTaniranTaniranTaniranTaniranTaniran

BangkuangBangkuangBangkuangBangkuangBangkuangBangkuangBangkuangBangkuangBangkuang

HayapingHayapingHayapingHayapingHayapingHayapingHayapingHayapingHayaping

Tabak KanilanTabak KanilanTabak KanilanTabak KanilanTabak KanilanTabak KanilanTabak KanilanTabak KanilanTabak Kanilan

Tumpung LaungTumpung LaungTumpung LaungTumpung LaungTumpung LaungTumpung LaungTumpung LaungTumpung LaungTumpung Laung

LampeongLampeongLampeongLampeongLampeongLampeongLampeongLampeongLampeong

Tumbang LahungTumbang LahungTumbang LahungTumbang LahungTumbang LahungTumbang LahungTumbang LahungTumbang LahungTumbang Lahung

SaripoiSaripoiSaripoiSaripoiSaripoiSaripoiSaripoiSaripoiSaripoiTumbang KunyiTumbang KunyiTumbang KunyiTumbang KunyiTumbang KunyiTumbang KunyiTumbang KunyiTumbang KunyiTumbang Kunyi

KetapangKetapangKetapangKetapangKetapangKetapangKetapangKetapangKetapang

Muara LaungMuara LaungMuara LaungMuara LaungMuara LaungMuara LaungMuara LaungMuara LaungMuara Laung

SeihanyuSeihanyuSeihanyuSeihanyuSeihanyuSeihanyuSeihanyuSeihanyuSeihanyu

PujonPujonPujonPujonPujonPujonPujonPujonPujon

PalingkauPalingkauPalingkauPalingkauPalingkauPalingkauPalingkauPalingkauPalingkauSeitatasSeitatasSeitatasSeitatasSeitatasSeitatasSeitatasSeitatasSeitatas

BentotBentotBentotBentotBentotBentotBentotBentotBentot

Pasar PanasPasar PanasPasar PanasPasar PanasPasar PanasPasar PanasPasar PanasPasar PanasPasar Panas

MurungpudakMurungpudakMurungpudakMurungpudakMurungpudakMurungpudakMurungpudakMurungpudakMurungpudak

Aluh-aluhAluh-aluhAluh-aluhAluh-aluhAluh-aluhAluh-aluhAluh-aluhAluh-aluhAluh-aluh

Kertak HanyarKertak HanyarKertak HanyarKertak HanyarKertak HanyarKertak HanyarKertak HanyarKertak HanyarKertak Hanyar

Sungai TabukSungai TabukSungai TabukSungai TabukSungai TabukSungai TabukSungai TabukSungai TabukSungai Tabuk

GambulGambulGambulGambulGambulGambulGambulGambulGambul

PengaronPengaronPengaronPengaronPengaronPengaronPengaronPengaronPengaron

Sungai PinangSungai PinangSungai PinangSungai PinangSungai PinangSungai PinangSungai PinangSungai PinangSungai Pinang

RantauRantauRantauRantauRantauRantauRantauRantauRantau

TambaranganTambaranganTambaranganTambaranganTambaranganTambaranganTambaranganTambaranganTambarangan

MiawaMiawaMiawaMiawaMiawaMiawaMiawaMiawaMiawa

KeseranganKeseranganKeseranganKeseranganKeseranganKeseranganKeseranganKeseranganKeserangan

HaruyanHaruyanHaruyanHaruyanHaruyanHaruyanHaruyanHaruyanHaruyan

IlungIlungIlungIlungIlungIlungIlungIlungIlungBabirikBabirikBabirikBabirikBabirikBabirikBabirikBabirikBabirik

ParinginParinginParinginParinginParinginParinginParinginParinginParingin

JuaiJuaiJuaiJuaiJuaiJuaiJuaiJuaiJuai HalongHalongHalongHalongHalongHalongHalongHalongHalong

Muara UyaMuara UyaMuara UyaMuara UyaMuara UyaMuara UyaMuara UyaMuara UyaMuara Uya

HaruiHaruiHaruiHaruiHaruiHaruiHaruiHaruiHarui

TantaTantaTantaTantaTantaTantaTantaTantaTanta

Muara HarusMuara HarusMuara HarusMuara HarusMuara HarusMuara HarusMuara HarusMuara HarusMuara Harus

PugaanPugaanPugaanPugaanPugaanPugaanPugaanPugaanPugaan

Bati-BatiBati-BatiBati-BatiBati-BatiBati-BatiBati-BatiBati-BatiBati-BatiBati-Bati

BambulungBambulungBambulungBambulungBambulungBambulungBambulungBambulungBambulungAmpahAmpahAmpahAmpahAmpahAmpahAmpahAmpahAmpah

S. TabalongS. TabalongS. TabalongS. TabalongS. TabalongS. TabalongS. TabalongS. TabalongS. Tabalong

S. Batang AlaiS. Batang AlaiS. Batang AlaiS. Batang AlaiS. Batang AlaiS. Batang AlaiS. Batang AlaiS. Batang AlaiS. Batang Alai

S. KarauS. KarauS. KarauS. KarauS. KarauS. KarauS. KarauS. KarauS. Karau

Kec. JenamasKec. JenamasKec. JenamasKec. JenamasKec. JenamasKec. JenamasKec. JenamasKec. JenamasKec. Jenamas

Kec. Karau KualaKec. Karau KualaKec. Karau KualaKec. Karau KualaKec. Karau KualaKec. Karau KualaKec. Karau KualaKec. Karau KualaKec. Karau Kuala

Kec. Bintang AwaiKec. Bintang AwaiKec. Bintang AwaiKec. Bintang AwaiKec. Bintang AwaiKec. Bintang AwaiKec. Bintang AwaiKec. Bintang AwaiKec. Bintang Awai

BUNTOKBUNTOKBUNTOKBUNTOKBUNTOKBUNTOKBUNTOKBUNTOKBUNTOK

MUARA TEWEHMUARA TEWEHMUARA TEWEHMUARA TEWEHMUARA TEWEHMUARA TEWEHMUARA TEWEHMUARA TEWEHMUARA TEWEH

PALANGKARAYAPALANGKARAYA

BANJARMASINBANJARMASIN

NO K OTA /LOK ASI SUNGAI

1 Banjarmasin Main Stream S. Barito & S. Martapura

2 Martapura S. Martapura

3 Amuntai S. Negara

4 Rantau S. Tapin

5 Kandangan S. Amandit

6 Barabai S. Barabai

7 Baruh Batung S. Batang Alai

8 Balangan S. Balangan

9 Tabalong S. Tabalong

10 Kuala Kapuas S. Kapuas Murung dan S. Kapuas

11 Palangkaraya S. Kahayan

12 Buntok Main stream Barito, S. Buntok

13 Muara Teweh Main stream Barito, S. Lahei, S. Benangin

14 Ampah S. Karau

PETA TEMATIK KEBIJAKAN OPERASIONAL PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR

PETA TEMATIK KEBIJAKAN OPERASIONAL PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR

i) Konservasi di bagian hulu ii) Pembangunan bangunan Pengendali sedimen

i) Bangunan tangul dan perkuatan tebing, ii) Membangun waduk pengendali banjiriii) Peraturan elevasi minimal bangunani) Pembuatan Perdaii) Pembangunan kembali fasilitas umum yang rusak

Page 35: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

KESIMPULANKESIMPULAN

Page 36: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN

KESIMPULANKESIMPULAN

Air sebagai sumber kehidupan, ketersediaannya dibatasi ruang dan waktu dan kualitasnya sangat rentan sehingga perlu di jaga kelestariannya.

Pengelolaan SDA yg optimal, efektif dan berkelanjutan perlu didukung program sosialisasi yang konsisten dan menerus.

Berdasarkan evaluasi skenario yang disusun dengan mempertimbangankan kondisi ekonomi & politik dengan skala waktu jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, maka dapat disimpulkan bahwa WS Barito-Kapuas memiliki cara pengelolaan WS yang spesifik sesuai karakterisktik daerah tersebut sehingga diperlukan suatu kebijakan dan strategi pengelolaan sumber daya air yg mengacu pada kondisi daerah ini.

Page 37: STRATEGI & KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI BARITO  –   KAPUAS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN  YANG BERKELANJUTAN