Upload
hathu
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI KOMUNIKASI PENGAJAR TERHADAP ANAK
DIDIK PEMULUNG DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR DI YAYASAN WAKAF
AL-HAKIM
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S. Kom. I)
Oleh :
Noor Aisyah
NIM: 1110051000094
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang diajukan untuk
memenuhi syarat salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1)
di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau
merupakan tiruan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tangerang,15 Agustus 2014
Noor Aisyah
i
ABSTRAK
Noor Aisyah 1110051000094 Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap Anak Didik Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan Wakaf Al-Hakim
Komunikasi tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila terjadi antara satu orang dengan orang lain atau lebih. Dalam berkomunikasi dengan anak didik pemulung memerlukan strategi demi terciptanya tujuan dan kegiatan belajar mengajar yang sudah di rencanakan sesuai dengan strategi karena pada dasarnya anak didik pemulung lebih cenderung agresif dengan anak seusia mereka.
Berdasarkan latar belakang di atas maka pertanyaannya adalah bagaimana perumusan strategi komunikasi pengajar terhadap anak didik pemulung dalam meningkatkan motivasi belajar di Yayasan Wakaf Al-Hakim? Bagaimana penerapan strategi komunikasi pengajar terhadap anak didik pemulung dalam meningkatkan motivasi belajar di Yayasan Wakaf Al-Hakim? Bagaimana penilaian strategi komunikasi pengajar terhadap anak didik pemulung dalam meningkatkan motivasi belajar di Yayasan Wakaf Al-Hakim?
Teori yang digunakan dalam skripsi ini menggunakan teori Strategi konsep Fred R David, dimana teori ini terdiri dari tahapan-tahapan strategi tersebut, diantaranya ialah perumusan strategi, penerapan strategi dan penilaian strategi.
Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif, yang dapat menghasilkan data yang lebih mendalam, baik berupa kata-kata tertulis, data, lisan (wawancara), observasi dan dokumentasi. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif penelitian menyatakan bahwa metode ini merupakan proses pencarian fakta, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti.
Berdasarkan hasil analisis data perumusan strategi ditentukan dengan merumuskan strategi yang akan dilaksanakan, penerpan sesuai dengan strategi yang sudah dirumuskan, dan penilaian strategi sesuai dengan kegiatan yang sudah dilakukan yaitu pemberian santunan, program kakak asuh, belajar agama islam, jambore, dan kegiatan futsal.
Dengan demikin dapat di simpulkan bahwa strategi yang dilakukan pengajar terhadap anak didik pemulung di Yayasan Wakaf Al-Hakim berhasil sudah di aplikasikan dan di terapkan dengan baik.
Keyword: Strategi Komunikasi, Anak Didik Pemulung, dan Meningkatkan
Motivasi Belajar.
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirohim, Alhamdulillahirabil alamin, Puji syukur hanya
bagi Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar Sarjana Strata Satu pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul yang
penulis ajukan adalah “STRATEGI KOMUNIKASI PENGAJAR
TERHADAP ANAK DIDIK PEMULUNG DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR DI YAYASAN WAKAF AL-HAKIM” yang di
harapkan dapat menambah wawasan serta ilmu mengenai strategi komunikasi di
suatu organisasi maupun di perusahaan.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarief Hidayatullah
Jakarta, Bapak Dr. Arief Subhan, MA, beserta Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D
selaku Pudek I, Bapak Drs. Jumroni, M. Si selaku Pudek II, Bapak Dr. H.
Sunandar Ibnu Nur, M. Ag selaku Pudek III.
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Bapak Rachmat Baihaky, MA dan Sekertaris Jurusan
iii
Komunikasi Penyiaran Islam, Ibu Fita Fathurrokmah, SS, M. Si yang banyak
membantu peneliti dalam menyelesaikan birokrasi penelitian skripsi.
3. Bapak Drs. S. Hamdani, MA selaku dosen pembimbing, yang telah
membimbing memberikan arahan, nasihat dan ilmu bagi peniliti untuk
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Hj. Umi Musyarofah MA selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membantu saya mengingatkan dan mengarahkan akan pentingnya penilaian
selama kurang lebih empat tahun.
5. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syareif
Hidayatullah Jakarta, atas semua ilmu yang telah diberikan kepada peneliti.
6. Seluruh staf perpustakaan baik staf di perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi maupun staf perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang mana peneliti dapat melihat referensi dari penelitian terdahulu.
7. Bapak Umar Hamdani S. Sos I selaku pimpinan Yayasan Wakaf Al-Hakim
yang sangat membantu peneliti dalam mengumpulkan informasi akurat untuk
penelitian ini, serta kepada dewan jajaran pengajar Yayasan Wakaf Al-Hakim
terimakasih atas segala bantuan, dan informasinya sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan.
8. Kepada kedua orang tua bapak Suwasdi dan Ibu Sumiyatun terimakasih atas
dukungan, materi, doa, kasih sayang, dan semangat sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan.
9. Kepada adik Rella Oktaviyanti, Alm. Mba Wulan Febrianie, Kak Anti, dan
Mba Mayrina terima kasih atas motivasi dan doa sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penelitian ini.
iv
10. Teman-teman seperjuangan kelas KPI C 2010.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan Arum, Sinta, Anita, Pipit, Alfa, Indah, Syta,
Icha, Eva, Iyos, Endah, Manda.
12. Keluarga KKN PELANGI 2013, Muhammad Abdul Latif, Muhammad
Syukri, Muhammad Ickwan Santoso, Ega Saptahadi, Gilang Ramadhan, Irfan
Nursandie, Pandu Priambodo, Fikri Anugrah, Ulul Azmi, Asri Sukowati,
Nida Rasula, Rika Ardiyani, Sinta Taryas Putri, Sarah Eka Aprilia, Tanti
Oktari, Yulita Rosalina, Deri Indrya Shanti serta dosen pembimbing KKN
Umi Kulsum, MA, yang senantiasa memberi dukungan untuk kita.
13. Tim Tari Tradisional Bentara Budaya Jakarta khususnya untuk Tika, Kak
Hanna, Kak Cipa, Nia acil dan Tim Bentara Muda Nana.
14. Sahabat-sahabatku Nur Indah, Elvinta yang selalu memotivasi, memberi
semangat, mendampingi dan membantu disaat susah maupun senang.
15. Serta pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun tidak
mengurangi rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada mereka semua.
Harapan penulis, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya.
Tangerang, 15 Agustus 2014
Noor Aisyah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………… 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ……………………………….. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………... 6
D. Metodologi Penelitian …………………………………………. 8
E. Tinjauan Pustaka………………………………………………. 11
F. Kerangka Teori ……………………………………………….. 13
G. Sistematika Penulisan ………………………………………... 14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi Komunikasi ………………………………………….. 16
1. Pengertian Strategi ……………………………………….. 16
2. Pengertian Komunikasi ……….…………………………... 20
3. Strategi Komunikasi ………………………………………. 21
4. Strategi Komunikasi Pengajar …………………………….. 28
vi
B. Anak Didik Pemulung ……………………………….…………29
1. Pengertian Anak Didik …………………………………….. 29
2. Pengertian Pemulung ………………………………………. 32
3. Pengertian Anak Didik Pemulung ……………...………….. 32
C. Meningkatkan Motivasi Belajar …………………..…………… 33
1. Pengertian Meningkatkan ………….……………………… 33
2. Pengertian Motivasi ……………………………………….. 34
3. Jenis-Jenis Motivasi …………………………………….... 37
4. Fungsi Motivasi …………………………………………... 40
5. Meningkatkan Motivasi Belajar …………………………... 42
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Pengajar Yayasan Wakaf Al-Hakim …………………………... 45
B. Anak didik Yayasan Wakaf Al-Hakim …..………………….… 47
C. Profil Yayasan Wakaf Al-Hakim ……………………………… 48
1. Lokasi, denah, dan letak penelitian Yayasan Wakaf Al-
Hakim……………………………………...…………….. 49
2. Sejarah Berdirinya Yayasan Wakaf Al-Hakim …………. 50
3. Visi Misi dan Tujuan Yayasan Wakaf Al-Hakim ………. 51
4. Program Kerja Yayasan Wakaf Al-Hakim ……………… 52
vii
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Perumusan Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap Anak Didik
Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan
Wakaf Al-Hakim ……………………………………………..... 56
B. Penerapan Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap Anak Didik
Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan
Wakaf Al-Hakim …………………………………………….... 59
C. Penilaian Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap Anak Didik
Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan
Wakaf Al-Hakim ……………………………………………… 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………… 70
B. Saran-saran ……………………………………………………. 71
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………….. 74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak bisa terlepas dari adanya kebutuhan terhadap orang lain,
karenanya komunikasi menjadi aktivitas dasar manusia dalam kehidupan.
Sejak lahir manusia sudah dapat berinteraksi dengan lingkungan yang ada
disekitarnya. Karena dengan berkomunikasi, manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain, baik dalam kehidupan sehari-hari dirumah
tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat, atau dimana saja
manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam
komunikasi, karena itu manusia makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
Hampir setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang
lainnya, dan kebutuhan ini melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai
jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi
akan terisolasi.1
Komunikasi adalah suatu bagian dari segala sesuatu yang kita lakukan,
banyak problema terjadi disekeliling kita. Di sadari atau tidak dikarenakan
pada komunikasi yang buruk, karena hambatan-hambatan yang terjadi pada
1 Deddy Mulyana, Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2005), Cet ke-9, h. 12
2
komunikasi. Berhasil tidaknya interaksi antar manusia adalah sebagai akibat
langsung dari kesanggupan atau tidaknya kita dalam berkomunikasi.
Komunikasi sangat penting bagi makhluk hidup di bumi ini, salah satu
di antaranya komunikasi akan dirasa sangat penting didalam lingkungan
pendidikan. Tujuan dari komunikasi pendidikan akan tercapai apabila nuansa-
nuansa komunikasi sangat hidup di dalamnya. Baik itu komunikasi
lingkungan internal maupun eksternal. Tentunya tujuan pendidikan dari
sebuah lembaga pendidikan akan tercapai apabila adanya komunikasi antara
pengajar dan siswa atau anak didik .
Keterlibatan siswa atau anak didik dalam belajar erat kaitannya dengan
sifat-sifat anak didik, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat
maupun yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri, dan
minatnya. Seperti yang kita ketahui bahwa tujuan pendidikan meliputi tiga
aspek kognitif (penguasaan intelektual), afektif (sikap dan nilai), psikomotorik
(kemampuan/ keterampilan dan berindak/berperilaku). Ketiga aspek tersebut
merupakan suatau kesatuan yang saling berkaitan dan harus dimiliki oleh
siswa atau anak didik. Berkaitan dengan ini sekolah harus memiliki langkah-
langkah yang harus dilakukan agar siswa atau anak didik dapat mencapai
ketiga aspek tersebut.
Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi edukatif antara
pengajar dan anak didik, yang mana komunikasi ini termasuk kedalam
komunikasi kelompok kecil, proses belajar mengajar merupakan salah satu
3
cara seseorang dapat memperoleh pengetahuan dan pendidikan, pendidikan
berfungsi sebagai basis dari suatu modal pengembangan produktifitas kerja.
Baiknya relasi pengajar dan siswa atau anak didik menjadi prasyarat
utama terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Relasi yang baik antara
pengajar dan siswa atau anak didik dapat berpengaruh terhadap prestasi
akademik siswa, juga berpengaruh terhadap prestasi dan motivasi belajar
siswa.
Motivasi merupakan bagian penting dalam setiap kegiatannya, tanpa
motivasi tidak akan ada kegiatan nyata. Motivasi merupakan salah satu faktor
penunjang keberhasilan belajar siswa atau anak didik. Olehkarena itu,
seharusnya siswa atau anak didik diberikan pengetahuan serta pengajaran. 2
Pengajar perlu mengetahui lebih jelas interaksi antara tingkat motivasi
dengan pembelajaran agar dapat melakukan intervensi pengajaran yang tepat
dalam proses pembelajaran. Pengajar perlu mencari strategi yang tepat untuk
dapat membantu anak didik dalam meningkatkan motivasi belajar. Komu
nikasi akan berjalan dengan baik, jika pesan yang disampaikan komunikator
(pengajar) sampai pada komunikan (anak didik), maka dibutuhkan strategi
yang baik. Strategi pada hakikatnya adalah perpaduan antara planning
(perencanaan) dan management (manajemen) untuk mencapai suatu tujuan.
2 Sardiman A.M. Interaksi&Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007), h. 75
4
Strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta arah saja melainkan harus mampu
menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. 3
“Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan aksesbilitas dalam bidang pekerjaan juga rendah, disamping itu cakrawala pemikiran relatif sempit. Pendidikan rendah juga adalah salah satu ciri penduduk miskin. Penduduk miskin adalah suatu keadaan dimana orang tidak mempunyai harta benda, dan pendidikan, maka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maka sebagian dari mereka memilih untuk memulung.”4
Pemulung adalah sosok yang setiap hari memunguti barang bekas di
tempat sampah, jalanan, selokan, dan lain-lain. Tempat yang merupakan area
untuk membuang barang bekas. Pekerjaan memulung adalah pekerjaan yang
berjasa pada lingkungan, serta pekerjaan yang memiliki keuletan luar biasa
besarnya. Karena memunguti barang bekas bukanlah perkara mudah. Selaian
harus bergelut dengan sampah, mereka juga harus berangkat pagi agar
mendaparkan barang bekas. Bila tidak, barang pun sudah lenyap karena telah
di angkat ke tempat pembuangan sampah akhir atau dipungut oleh pemulung
lainnya.
Kondisi kehidupan sehari-hari pemulung sangat memprihatinkan.
Kehidupan mereka diperkotaan cenderung kumuh, mereka tinggal di tempat
yang sangat tidak layak untuk dihuni seperti di kolong jembatan, pinggir kali,
lokasi pembuangan sampah atau bahkan ada yang tidur di gerobak sampah
bersama keluarga. Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan
3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2007), h. 300 4 http://psycologymania.com/2012/12/pengertian-pemulung.html diakses pada 26 februari
2014.
5
keterampilan yang kurang memadai serta minimnya pengalaman kerja.
Tumbuh di lingkungan kumuh yang tidak kondusif berdampak pada
psikologis anak-anak pemulung dan pendidikannya.
Dari fonemena di atas maka Yayasan Wakaf Al-Hakim membuat
taman pendidikan pemulung demi meningkatkan tingkat pendidikan agar
mereka yang menjadi pemulung mengenal dan mengetahui pendidikan yang
seharusnya mereka alami, Yayasan Wakaf Al-Hakim juga ingin mengangkat
derajat martabat kaum pemulung yang nantinya dapat meningkatkan
produktifitas kerja yang lebih baik.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik ingin menarik
judul “STRATEGI KOMUNIKASI PENGAJAR TERHADAP ANAK
DIDIK PEMULUNG DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR DI YAYASAN WAKAF AL-HAKIM”.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas agar penelitian lebih terarah dan
terperinci, maka penulis membatasi penelitian ini pada Strategi
Komunikasi Pengajar Terhadap Anak Didik Pemulung Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan Wakaf Al-Hakim. Alasan
penelitian ini dilakukan karena penulis ingin mengetahui bagaimana
6
strategi komunikasi yang dilakukan dilihat dari perumusan strategi,
penerapan strategi dan penilaian strateginya.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana Perumusan Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap Anak
Didik Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan
Wakaf Al-Hakim?
b. Bagaimana Penerapan Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap Anak
Didik Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan
Wakaf Al-Hakim?
c. Bagaimana Penilaian Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap Anak
Didik Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan
Wakaf Al-Hakim?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mengetahui bagaimana perumusan strategi komunikasi pengajar
terhadap anak didik pemulung dalam meningkatkan motivasi belajar di
Yayasan Wakaf Al-Hakim.
b. Mengetahui bagaimana penerapan strategi komunikasi pengajar
terhadap anak didik pemulung dalam meningkatkan motivasi belajar di
Yayasan Wakaf Al-Hakim.
7
c. Mengetahui bagaimana penilaian strategi komunikasi pengajar
terhadap anak didik pemulung dalam meningkatkan motivasi belajar
di Yayasan Wakaf Al-Hakim.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan
bagi mahasiswa/mahasiswi bidang ilmu komunikasi khususnya
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarief Hidayatullah
Jakarta agar mengetahui Strategi Komunikasi yang dilakukan pengajar
terhadap anak didik pemulung dalam meningkatkan motivasi belajar di
Yayasan Wakaf Al-Hakim.
b. Manfaat Praktis
Adapun secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan saran bagi calon praktisi komunikasi dalam
berkomunikasi dengan kalangan pemulung dan mengetahui bagaimana
strategi komunikasi mengajar dalam meningkatkan motivasi belajar
disekolah pemulung dan memberikan masukan kepada Yayasan
Wakaf Al-Hakim tentang strategi komunikasi yang dilakukan
berdasarkan tahapan-tahapan manajemen strategi.
8
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
menggunakan pendekatan kualitatif, karena dapat menghasilkan data yang
deskriptif dan lebih mendalam, baik berupa kata-kata tertulis yaitu data
atau secara lisan (wawancara).5 Dengan pendekatan kualitatif ini, penulis
mengharapkan dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat. Ditinjau
dari sifat penyajian datanya, penulis menggunakan metode deskriptif.
Menurut M. Nazir dalam buku metodologi penelitian menyatakan,
bahwa metode penelitian deskriptif merupakan proses pencarian fakta,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
sifat-sifat serta hubugan antara fenomena yang diteliti.6 Berdasarkan
metode penelitian tersebut maka penulis mendapatkan data penelitian
bersifat deskriptif sehingga penulis dapat menganalisis dan menelaah lebih
dekat, mendalam, dan menyeluruh tentang Strategi Komunikasi Pengajar
Terhadap Anak Didik Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Di Yayasan Wakaf Al-Hakim.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah kepala yayasan dan tenaga pengajar di
Yayasan Wakaf Al-hakim. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini
5 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 3 6 M. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Galia Indonesia, 1998), cet ke-3, h. 63
9
adalah Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap Anak Didik Pemulung
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan Wakaf Al-Hakim.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data dan informasi sesuai dengan
permasalahan penelitian ini, penulis mengadakan komunikasi secara
langsung dan tidak langsung, dengan menggunakan alat (instrument)
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan
secara sistematis dari fenomena yang di teliti.7 Dengan penelitian
langsung yang penulis lakukan terhadap kegiatan yang dilakukan
Yayasan Wakaf Al-Hakim untuk mendapatkan data mengenai Strategi
Komunikasi Pengajar Terhadap Anak Didik Pemulung Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar, dengan observasi langsung ke lokasi
dimana diadakannya proses belajar mengajar yaitu di Jl. Kubur,
Cempaka Putih, Ciputat Timur, Sehingga penulis dapat mendapatkan
jawaban dan bukti atas pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk
mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan Yayasan Wakaf Al-
Hakim terhadap anak didik pemulung dalam meningkatkan motivasi
belajar.
7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Sebuah Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h.117.
10
b. Wawancara
Wawancara adalah sebuah pengumpulan data dengan cara
mengadakan tanya jawab secara langsung antara pewawancara
(interviewer) dengan terwawancara (interviewe).8 Penulis melakukan
wawancara langsung dengan ketua Yayasan Wakaf Al-Hakim Bapak
Umar Hamdani S. Sos I, selaku ketua yayasan dan pengajar di
Yayasan Wakaf Al-Hakim.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan dan pengambilan data yang
di peroleh melalui pengumpulan dokumen-dokumen untuk memperkuat
informasi.9 Dalam hal ini peneliti melakukan penelusuran dengan melihat
langsung cara mengajar dan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan
di Yayasan Wakaf Al-hakim. Tujuannya untuk mendapatkan informasi
yang mendukung analisis dan interpretasi data.
4. Teknik Mengolah Data
Teknik olah data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan cara
mengumpulkan data-data yang diperoleh melalui wawancara, tinjauan
lokasi, kegiatan belajar mengajar, serta dokumen yang berhubungan
dengan objek penelitian kemudian peneliti menjabarkan, menerangkan,
menginterpretasikan data-data secara apa adanya. Kemudian memberi
kesimpulan.
8 Ibid.,h.145. 9 Ibid., h. 110.
11
5. Teknik Analisa Data
Peneliti melakukan analisis data menggunakan analisis deskriptif,
yaitu suatu metode dalam penulisan sekelompok manusia, suatu objek,
suatu kondisi, suatu pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang.10 Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode
analisis deskriptif kualitatif terhadap Strategi Komunikasi Pengajar
Terhadap Anak Didik Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Di Yayasan Wakaf Al-Hakim. Yaitu suatu analisis data dimana penulis
terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh kemudian
menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber-sumber tertulis dalam
bentuk kalimat-kalimat.
6. Pedoman Penulisan
Teknik dan metode penulisan laporan penelitian ini, penulis mengacu
kepada “Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi)” yang ditertibkan oleh CeQDA UIN JakartaTahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan tinjauan
pustaka ke Perpustakaan yang terdapat di Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Menurut
pengamatan penulis dari hasil observasi yang telah penulis lakukan sampai
10 M. Nazsir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indo, 1998), h. 63.
12
saat ini tidak menemukan judul yang serupa dengan judul yang penulis ajukan
dan perbedaan antara judul penulis dengan judul sebelumnya :
1. “Strategi Komunikasi Keagamaan Republika Dalam Meningkatkan
Motivasi Kerja Karyawan” karya Siti Aisyah Pratiwi 108051000033
Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
2. “Strategi Komunikasi Stasiun TV Lokal Dalam Meningkatkan Eksistensi
(Study Pada Cahaya Televisi Banten (CTV) Banten)” karya Ummul
Fauziah Rahmah 108051000100 Fakultas Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
3. “Strategi Komunikasi Public Realation PT. Music Studios Dalam
Mempromosikan Lagu Religi” karya Agus Mana 107051000604 Fakultas
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
Meskipun penulis menggunakan tema yang sama dengan skripsi di
atas, namun penelitian yang dilakukan penulis tetaplah beda. Walau
memliki kesamaan dari strategi komunikasi tetapi dalam objek kajian
berbeda, karena penulis menggunakan kajian Strategi Komunikasi
Pengajar Terhadap Anak Didik Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Di Yayasan Wakaf Al-Hakim.
13
F. Kerangka Teori
Adapun teori yang dikemukakan menurut Fred. R. David tentang
manjemen strategi konsep adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1.
Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap, pertama perumusan
strategi, kedua penerapan strategi, dan ketiga penilaian strategi. Perumusan
strategi mencangkup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan
ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran antara kekuatan dan kelemahan
internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif
Tahapan- Tahapan Strategi
Perumusan Strategi
Penerapan Strategi
Penilaian Strategi
14
dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.11 Penerapan strategi
berarti mobilitasi karyawan dan manajer untuk melaksanakan strategi yang
telah dirumuskan. Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen
strategi. Manajer mesti tahu kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan
dengan baik.12
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari Latar Belakang, Rumusan dan Batasan Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Kerangka Teori, Tinjauan
Pustaka, Sistematika Penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Strategi Komunikasi yang meliputi Pengertian Strategi, Pengertian
Komunikasi, Strategi Komunikasi dan Strategi Komunikasi Pengajar, Anak
Didik Pemulung yang meliputi Pengertian Anak Didik, Pengertian Pemulung,
Pengertian Anak Didik Pemulung, Meningkatkan Motivasi Belajar yang
meliputi Pengertian Meningkatkan, Pengertian Motivasi, Jenis-Jenis Motivasi,
Fungsi Motivasi, Meningkatkan Motivasi Belajar.
11Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta:Salemba Empat, 2012), Cet. ke-12,h.
6. 12 Ibid. h. 7.
15
BAB III : GAMBARAN UMUM
Bab ini memuat tentang Pengajar di Yayasan Wakaf Al-Hakim, Anak
didik pemulung di Yayasan Wakaf Al-Hakim, Profil Yayasan Wakaf Al-
Hakim yang terdiri dari lokasi dan letak Yayasan Wakaf Al-Hakim, sejarah,
visi misi dan tujuan, program kerja.
BAB IV : HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA
Hasil Penelitian Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap Anak Didik
Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar di Yayasan Wakaf Al-
Hakim, yang terdiri dari Perumusan Strategi, Penerapan Strategi dan Penilaian
Strategi.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan rangkaian akhir dari penulisan skripsi, yang berisi
kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian akhir ini penulisan skripsi, penulis
menyajikan daftar pustaka yang menjadi referensi dalam penulisan skripsi ini
dan lampiran-lampiran yang terkait.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Strategos” (sratus yakni
militer atau memimpin) yang berarti “Generalship” atau sesuatu yang
dikerjakan oleh para jendral perang dalam membuat rencana untuk
memenangkan perang, konsep ini relavan dengan situasi pada zaman
dahulu yang sering diwarnai perang dimana jendral dibutuhkan untuk
memimpin suatu angkatan perang.1
Sedangkan dalam buku Management Strategi (Strategic Management)
dapat di definisikan sebagai seni pengetahuan dalam merumuskan,
mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas
fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “strategi” adalah :
a. Taktik tipuan dalam pertempuran atau peperangan.
b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh
dalam perang, dalam kondisi yang menguntungkan.
1 Hendrawan Supratikno, Advance Strategic Management, Back to Basic Approach, (Jakarta:
PT. Grafindo Utama, 2003) h. 19 2 Fred R. David, Strategic Management, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), Buku 1, Edisi 12, h.
5
17
c. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran.
Definisi mengenai strategi juga di utarakan oleh Din Syamsudin,
menurut beliau strategi mengandung arti, diantaranya:
a. Rencana dan cara seksama untuk mencapai tujuan.
b. Seni dalam menyiasati pelaksanaan rencana atau program untuk
mencapai tujuan.
c. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan
fungsi dan peran penting dalam keberhasilan.3
“Strategi adalah sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan perusahaan, strategi memiliki beberapa sifat yaitu Menyatu (unified), yaitu menyatu dengan bagian-bagian dalam perusahaan. Menyeluruh (comprehensive), yaitu mencangkup seluruh aspek dalam perusahaan. Dan Intergral (integerated), yaitu strategi akan cocok/ sesuai dari seluruh tingkatan”. 4
Adapun tahapan-tahapan yang dibutuhkan dalam melakukan
strategi, secara garis besar tahapan-tahapan strategi adalah sebagi
berikut:
3 Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos,
2000), h. 127 4 Agustini Sri Wahyuni, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Strategik, (Jakarta:
Binarupa Aksara, 1996), cet ke-1, h. 16.
18
Gambar 2.1
a. Perumusan Strategi
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan strategi
yang akan dilakukan. Perumusan strategi mencangkup pengembangan
visi dan misi, identifikasi peluang, dan ancaman eksternal suatu
organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal,
penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif,
dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.
b. Penerapan Strategi
Setelah merumuskan strategi maka langkah selanjutnya adalah
penerapan strategi. Penerapan strategi mengharuskan perusahaan
untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi
Tahapan- Tahapan Strategi
Perumusan Strategi
Penerapan Strategi
Penilaian Strategi
19
kerja karyawan, dan mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi-
strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan. Penerapan strategi
mencangkup pengembangan budaya yang suportif pada strategi,
penciptaan struktur organisasional yang efektif, pengerahan ulang
upaya-upaya pemasaran, penyiapan anggaran pengembangan serta
pemanfaatan sistem informasi, dan pengaitan kompensasi karyawan
dengan kinerja organisasi.
c. Penilaian Strategi
Tahap terakhir adalah penilaian strategi. Manajer mesti tahu
kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan dengan baik , penilain atau
evaluasi strategi merupakan cara utama untuk memperoleh informasi
semacam ini. Semua strategi terbuka untuk dimodifikasi dimasa yang
akan datang karena berbagai faktor eksternal dan internal yang
menjadi landasan bagi strategi saat ini, pengukuran kinerja dan
pengambilan langkah korektif. Penilaian strategi diperlukan, karena
apa yang berhasil saat ini tidak selalu berhasil nanti. Keberhasilan
senantiasa menciptakan persoalan baru dan berbeda, perusaan atau
organisasi yang cepat berpuas diri akan mengalami kegagalan. 5
Secara historis manfaat utama dari manajemen strategi untuk
membantu organisasi merumuskan strategi-strategi yang lebih baik
5 Fred R. David, Strategic Management, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), Buku 1, Edisi 12,h.
6-7.
20
melalui penggunaan pendekatan terhadap pilihan strategi yang lebih
sistematis, logis dan rasional. 6
2. Pengertian Komunikasi
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi
berasal dari bahasa Latin communication, dan perkataan ini bersumber
pada kata communis. Arti communis disini adalah sama, dalam arti kata
sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi
berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan
makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.
Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas
bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang
menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi yang terlibat dalam
komunikasi itu adalah manusia. Karena itu komunikasi yang dimaksud
disini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human
communication, yang sering kali pula disebut komunikasi sosial atau
social communication.
Secara umum komunikasi adalah proses peyampaian suatau
pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai
konsekuensi dan hubungan sosial.
6 Ibid, h. 23.
21
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk
mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan,
maupun tak langsung melalui media. Tujuannya yakni memberitahu
atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku
(behavior). 7
Jadi secara menyeluruh komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain yang sama makna secara
langsung maupun tidak langsung dengan tujuan untuk mengubaha
sikap, pendapat, atau perilaku.
3. Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan
(planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu
tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi
sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus
menunjukan taktik operasionalnya.
Demikian pula strategi komunikasi merupakan paduan dari
perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen
komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu
tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus
dapat menunjukan bagaimana operasinalnya secara taktis harus
7 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2004), h. 3-5.
22
dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi.8
Tujuan sentral dari stategi komunikasi terdiri atas tiga tujuan
utama, yaitu to secure understanding, to estabilish acceptance, to
motivate action. To sucure understanding memastikan bahwa
komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata sudah
mengerti dan menerima, maka penerimaanya itu harus dibina (to
estabilish acceptane). Dan pada akhirnya kegiatan di motivasikan (to
motivate action).9
Strategi komunikasi sudah tentu bersifat makro yang dalam
prosesnya berlangsung secara vertikal piramidal. Akan tetapi
bagaimana pun memang ada baiknya apabila tujuan komunikasi itu di
nyatakan secara tegas-tegas sebelum komunikasi di lancarkan. Sebab
ini menyangkut khalayak sasaran (target audience) yang dalam
strategi komunikasi secara makro perlu di bagi-bagi lagi menjadi
kelompok sasaran (target groups). Berdasarkan target audience atau
target group ini, mungkin pesan yang sama harus berbeda
formulasinya.
Dengan demikian, orang orang yang menyampaikan pesan, yaitu
komunikator, ikut menentukan berhasilnya komunikasi. Dalam
8 Onong Uchjan Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2007), h. 300-301. 9 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2006), h. 32.
23
hubungan ini faktor soure credibility komunikator memegang peranan
yang sangat penting. Istilah kredibilitas ini adalah istilah yang
menunjukan nilai terpadu dari keahlian dan kelayakan dipercaya.
Seorang komunikator memiliki kredibilitas disebabkan oleh etos
pada dirinya dan yang hingga kini tetap dijadikan pedoman adalah
good sense, good moral, good character, dan kemudian oleh para
cendekiawan modern diformulasikan menjadi itikad baik (good
intentions), kelayan untuk dipercaya (trustworthiness), serta
kecakapan atau keahlian (competence or expertness).10
Dalam menjalankan strategi komunikasi memerlukan langkah-
langkah yang perlu dijalankan. Langkah-langkah ini berhubungan
dengan komponen-komponen komunikasi dan faktor pendukung
maupun penghambatnya. Seperti komponen dalam komunikasi
meliputi lima unsur, yakni komunikator, komunikan, pesan, media dan
efek.
A. Mengenali Sasaran Komunikasi
Mengenali sasaran komunikasi, perlu melihat dan mempelajari
siapa-siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi. Hal ini berkaitan
dengan tujuan dari komunikasi yang dilakukan, apakah agar
komunikan hanya sekedar mengetahui (dengan metode informatif)
atau dengan komunikan melakukan tindakan tertentu (metode
persuasive dan intrusif) apapun tujuannya, metodenya, dan banyak
10 Ibid, h. 33-34.
24
sasaran, pada diri komunikan perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut: 11
1. Faktor kerangka referensi
Pesan yang dikomunikasikan harus sesuai dengan
kerangka referensi (frame of refrence). Kerangka referensi ses
eorang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dari paduan
pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status sosial,
ideologi, cita-cita dan sebagainya. 12 berbeda dengan komunikasi
antarpersonal, dalam komunikasi skala besar kita perlu
membedakan komunikan yang satu dengan lainnya, terlebih jika
dalam komunikasi kelompok dan komunikasi massa.
Langkah awal dalam komunikasi kelompok,
mengklasifikasikan komunikan berdasarkan latar belakang,
pekerjaan, pendidikan, dan sebagainya. Sedangkan dalam
komunikasi massa, pesan yang disampaikan kepada khalayak
melalui media massa hanya yang bersifat informatif dan umum,
yang dapat dimengerti semua orang, dan menyangkut kepentingan
orang.
2. Faktor situasi dan kondisi
Yang dimaksudkan dengan situasi disini adalah situasi
komunikasi pada saat komunikan menerima pesan yang
11 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1992), h. 35 12 Ibid, h. 36
25
disampaikan oleh komunikator. Agar komunikasi berjalan efektif,
terkadang kita perlu mengatur tempat dan ruangan sehingga
hambatan yang datang dapat diminimalisir. Sedangkan yang
dimaksud dengan kondisi disini adalah state of personality
communication, yaitu keadaan mental dan fisik komunikan saat ia
menerima pessan komunikasi. Komunikasi tidak akan efektif jika
komunikan merasa sedih, marah, sakit, atau lapar. Kita dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan terlebih dahulu
sebelum berkomunikasi. Disini faktor komunikator berperan
sangat penting. 13
B. Pemilihan Media Komunikasi
Pemilihan media komunikasi sangat tergantung dari komunikasi
yang akan kita tuju. Tentunya berkomunikasi pada masyarakat perkotaan
akan lebih efektif jika kita menggunakan media cetak dan audio visual.
Kemudian untuk masyarakat pedesaan kita dapat menggunakan media
papan pengumuman, mendekati tokoh masyarakat setempat ataupun
membungkus pesan komunikasi dengan mengadakan pergelaran kesenian
sesuai adat lingkungan sosial mereka.
13 Syaiful Rohim, Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2009), cet ke-1, h. 8
26
C. Pengkajian Tujuan Pesan
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan
teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi
atau teknik industri.14 Menentukan tujuan komunikasi dilakukan
dengan melihat sasaran dari komunikasi kita. Jika kita mengharapkan
komunikan hanya sekedar mengetahui, maka menggunakan teknik
informatif. Namun menghadapkan komunikan melakukan tindakan
tertentu maka menggunakan teknik persuasif atau instruksif.
D. Peranan Komunikator dalam Komunikasi
Adapun faktor yang penting pada diri komunikator bila ia
melancarkan komunikasi, yaitu dengan daya tarik sumber (source
attractiveness) dan kredibilias sumber (source credibility).15
1. Daya Tarik Sumber
Seperti yang sudah dikatakan sebelumya daya tarik
komunikator berperan penting dalam menentukan berhasilnya
berkomunikasi yang akan mampu mengubah sikap, opini, dan
perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik jika pihak
komunikator merasa bahwa komunikan ikut serta dengannya.
Dengan kata lain perkataan komunikator merasa ada kesamaan
antara komunikan, sehingga komunikan bersedia taat pada isi
pesan yang dilancarkan oleh komunikator.
14 Ibid, h. 36-37 15 Ibid, h. 38
27
2. Kredibilitas Sumber
Faktor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil
adalah kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan
ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang
dimiliki seseorang komunikator.
Berdasarkan kedua fakor tersebut, seorang komunikator dalam
menghadapi komunikan harus bersikap empatik, yaitu seseorang untuk
memproyeksikan dirinya kepadaa peranan orang lain. Dengan kata lain
perkataan dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
Seorang komunikator harus bersikap empatik ketika ia berkomunikasi
dengan komunikan yang sedang sibuk, marah, bingung, sedih, sakit,
kecewa, dan sebagainya.16
Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam proses
komunikasi, karena berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi secara
efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Terutama jika
dilakukan lewat media massa yang memiliki khalayak lebih luas dan
beragam, maka kita memerlukan perencanaan lebih matang dalam
menyampaikan pesan yang ingin kita sosialisasikan. Strategi
komunikasi baik secara makro maupun mikro mempunyai fungsi
ganda, yaitu untuk menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat
informatif, persuasif dan intruksif secara sistematik kepada sasaran
16 Ibid, h. 39
28
untuk memperoleh hasil optimal, kemudian untuk menjembatani
“cultural gap” akibat kemudahan diperoleh dan dioperasikannya
media massa yang begitu ampuh, jika yang dibiarkan akan merusak
nilai-nilai budaya.17
4. Strategi Komunikasi Pengajar
Dalama dunia pendidikan merupakan dunia yang juga memerlukan
kegiatan dalam proses komunikasi. Ada komunikasi guru dengan siswa
diruang kelas, ada komunikasi diantara sesama guru, ada komunikasi
lembaga pendidikan dan orang tua siswa atau warga masyarakat secara
umum.18
Dalam berkomunikasi antara guru dengan siswa (pengajar dan anak
pemulung), memerlukan taktik operasional cara mengajar atau strategi
komunikasi dalam proses belajar mengajar agar terciptanya tujuan yang
di kehendaki, komunikasi yang baik, dan efektif. Karena komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberi tahu, mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung
maupun tak langsung.
Pengajar perlu mencari strategi yang tepat untuk dapat membantu anak
didik dalam meningkatkan motivasi belajar. Komunikasi akan berjalan
dengan baik, jika pesan yang disampaikan komunikator (pengajar) sampai
17 Ibid, h. 300 18 Yosal Iriantara, Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2013), h. 4.
29
pada komunikan (anak didik), maka dibutuhkan strategi yang baik.
Strategi pada hakikatnya adalah perpaduan antara planning (perencanaan)
dan management (manajemen) untuk mencapai suatu tujuan. Strategi tidak
hanya berfungsi sebagai peta arah saja melainkan harus mampu
menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.
B. Anak Didik Pemulung
1. Pengertian Anak Didik
Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat
pengajaran ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau
individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih
memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta
sebagai bagian dari struktural proses pendidikan.
Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah
mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan
mental maupun fikiran. Dilihat dari segi kedudukannya, anak didik adalah
makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan
bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal
kemampuan fitrahnya.
Dalam pandangan yang lebih modern, anak didik tidak hanya
dianggap sebagai obyek atau sasaran pendidikan sebagaimana disebutkan
diatas, melainkan juga harus diperlakukan sebagai subyek pendidikan. hal
30
ini antara lain dilakukan dengan cara melibatkan mereka dalam
memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar.
Anak didik dalam pendidikan islam adalah anak yang sedang tumbuh
dan berkembang baik secara fisik maupun psikologis untuk mencapai
tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan.
Definisi tersebut memberi arti bahwa anak didik merupakan anak yang
belum dewasa yang memerlukan orang lain untuk menjadi dewasa. murid
adalah anak didik di sekolah. Syamsul Nizar mendiskripsikan enam
kriteria peserta didik, yaitu:
1. Anak didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia
sendiri, sehingga metode belajar-mengajar tidak boleh disamakan
dengan orang dewasa.
2. Anak didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan
mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya.
Implikasi dalam pendidikan adalah bagaimana proses pendidikan
itu dapat disesuaikan dengan pola dan tempo, serta irama
perkembangan anak didik.
3. Anak didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi
kebutuhan itu semaksimal mungkin.
4. Anak didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu
yang lain, baik perbedaan yang disebabkan dari faktor endogen
(firah) maupun eksogen (lingkungan) yang meliputi segi jasmani,
31
intelegensi, sosial, bakat, minat, dan lingkungan yang
mempengaruhinya.
5. Anak didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia. Sesuai
dengan hakikat manusia, maka pribadi anak didik walaupun terdiri
dari banyak segi merupakaan satu kesatuan jiwa-raga.
6. Anak didik merupakan obyek pendidikan yang aktif dan kreatif
serta produktif. Setiap anak memiliki aktivitas sendiri dan
kreativitas sendiri (daya cipta), sehingga dalam pendidikan tidak
memandang anak sebagai objek pasif yang biasanya hanya
menerima, mendengarkan saja.
Anak didik merupakan individu yang akan dipenuhi kebutuhan
ilmu pengetahuan, sikap dan tingkah lakunya, sedangkan pendidik
adalah individu yang akan memenuhi kebutuhan tadi. Akan tetapi,
dalam proses kehidupan dan pendidikan secara umum, batas antara
keduanya sulit ditentukan, karena adanya saling mengisi dan saling
membantu, saling meniru dan ditiru, saling memberi dan menerima
informasi yang dihasilkan, akibat dari komunikasi yang dimulai dari
kepekaan indra, pikiran, daya aspersepsi, dan ketrampilan untuk
melakukan sesuatu yang mendorong internalisasi dan individualisasi
pada diri individu sendiri.19
19 http://yunirokhayah.wordpress.com/2011/05/12/anak-didik/ diakses pada 11 May 2014.
32
2. Pengertian Pemulung
Kata “pemulung” berasal dari kata “Pulung” yang artinya
mengumpulkan barang bekas (limbah) yang terbuang (sampah) untuk di
manfaatkan sebagai bahan produksi. Sedangkan pemulung adalah orang
yang mencari nafkah dengan jalan mencari dan memungut serta
memanfaatkan barang bekas dengan menjualnya kepada pengusaha atau
pengepul barang bekas yang akan mengolahnya lagi menjadi barang
komoditas dari orang yang memulung.20
Pemulung bekerja mengumpulkan barang-barang bekas dengan cara
mengerumuni muatan truck sampah yang tengah di bongkar, sebagian
pemulung lainnya berputar-putar mangais barang bekas dari tumpukan-
tumpukan sampah. Beberapa dari mereka ada juga yang mencari
barang-barang bekas di pemukiman warga. Barang-barang yang mereka
ambil adalah barang yang di anggap berguna dan memiliki nilai jual,
sehingga barang tersebut bisa di tukar dengan uang.
3. Pengertian Anak Didik Pemulung
Anak didik pemulung adalah anak yang bekerja mencari nafkah
sebagai pemulung mengumpulkan barang bekas, selain bekerja sebagai
pemulung mereka juga mengenyam pendidikan, dimana mereka juga
mengalami perubahan, perkembangan, sehingga masih memerlukan
bimbingan dan arahan dalam pendidikan. Seorang individu yang tengah
20 Pusat Bahasa Departmen Pendidikan Nasioanal, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2002), edisi ke-3, h. 906.
33
mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik
dan mental maupun fikiran.
C. Meningkatkan Motivasi Belajar
1. Pengertian Meningkatkan
Kata “meningkatkan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
kata kerja dengan arti antara lain:
1. Menaikan (derajat, taraf, dsb); mempertinggi; memperhebat (produksi
dsb)
2. Mengangkat diri; memegahkan diri.21
Sedangkan menurut moelino seperti yang dikutip sawiwati,
“peningkatan adalah sebuah cara atau usaha yang dilakukan untuk
mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik.” 22
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa di
dalam makna kata meningkatkan tersirat adanya unsur proses yang bertahap,
dari tahap rendah, tengah menengah, dan tahap akhir atau tahap puncak untuk
meningkatkan kemampuan menjadi lebih baik.
Sedangkan meningkatkan atau peningkatan yang penulis maksudkan
dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar anak didik yang
21 http://kbbi.web.id/tingkat di akses pada 24 juni 2014. 22 Sawiwati , Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SDN Makarti Jaya, Ciri-Ciri
Makhluk Hidup Melalui Metode Demonstrasi”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Palembang: Perpustakaan UT, 2009), h. 4. t. d
34
semula masih rendah ditingkatkan motivasinya agar kemampuan anak didik
menjadi lebih baik.
2. Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.23 Dalam psikologi
disamping istilah motif dikenal pula dengan istilah motivasi.
Motivasi merupakan keadaan dalam individu atau organisme yang
mendorong perilaku ke arah tujuan. 24 Dalam pengertian motivasi ini
hanya ditujukan pada motivasi instrinsik. Motivasi merupakan kekuatan
terbesar yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu yang ingin di
capainya.
Beberapa pengertian motivasi yang di kemukakan oleh para ahli,
diantaranya adalah:
a. Menurut Fillmore H. Standford “Motivation as an energizing
condition of the organism that serves to direct that organism
toward the goal of a certain class” (Motivasi sebagai suatu kondidi
yang menggerakan manusia kearah suatu tujuan tertentu).” 25
23 Sardiman A.M., Interaksi&Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Gravindo
Persada, 2007), h. 73. 24 Bimo Wagito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), edisi ke-4, h.
220. 25 A.A Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), h. 93.
35
b. Menurut Drs. H.M. Alisufi Sabri Motivasi adalah segala sesuatu
yang menjadi pendorong tingkah laku, yang menuntut/mendorong
orang untuk memenuhi suatu kebutuhan”. 26
c. Menurut Mc. Donald Motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.27
d. Menurut T Hani Handoko Keadaan dalam diri pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.” 28
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah suatau dorongan yang memiliki kekuatan besar yang dapat merubah
seseorang untuk melakukan sesuatu demi tercapainya tujuan, meskipun
tindakan tidak tampak tetapi secara tidak langsung seseorang yang telah
memotivasi akan sanggup untuk melakukana apa saja meskipun melalui
banyak rintangan.
Belajar merupakan suatu kebutuhan bagi setiap manusia. Oleh karena
itu belajar menjadi kewajiban bagi siapa saja yang ingin meraih kesuksesan.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang paling sempurna.
26 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum&Perkembangan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu
Jaya, 2001), cet-3, h. 129. 27 Sardiman A.M., Interaksi& Motivasi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
h.73 28 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: IKAPI, 1999), Cet ke-14, h. 252.
36
Yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akhlaknya.
Dengan akal manusia dapat mengetahui isi bumi ini, dan itu bisa didapatkan
dengan belajar. Sebagaimana yang telah difirmankan Allah SWT dalam surat
Az-Zumar ayat 9:
Katakanlah : “adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” sesungguhnya orang yang barakallah yang mendapatkan pelajaran.”
Kewajiban belajar diperuntukan bagi siapa saja didunia yang ingin
masa depannya menjadi cerah. Itulah salah satu alasan mengapa nabi
Muhammad saw dan para tokoh pendidikan lainnya mengemukakan
pendapatnya mengenai makna dari belajar seperti pengertian-pengertian
belajar yang akan diuraikan di bawah ini:
1. Menurut Ahmad Muzakir dan Joko Sutisna belajar dapat
didefinisikan suatau usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, perubahan
tersebut diantaranya tingkah laku seseorang, sikap, kebiasaan, ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.” 29
29 Ahmad Muzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pusaka Setia, 1997), h.
34.
37
2. Menurut M. Alisufi Sabri belajar adalah proses perubahan tingkah
laku sebagai akibat pengalaman atau latihan.”30
3. Menurut Skinner belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian
tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.” 31
Dari pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
kegiatan yang mengacu pada perubahan diri seseorang yang berasal dari
proses latihan serta melihat pengalaman yang telah dilaluinya. Belajar akan
menjadi efektif apabila penerima pesan menginterpretasikan pesan yang
diterimanya sebagaimana yang dimaksudkan oleh pengirim pesan.
Pengertian motivasi dan belajar telah dikemukakan dengan jelas. Dan
dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi
belajar adalah suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk merubah
dirinya menjadi lebih baik, dan dengan belajar manusia dapat berubah
menjadi orang yang terhormat serta pribadi yang berpendidikan.
3. Jenis-Jenis Motivasi
Dalam masalah belajar motifasi merupakan salah satu faktor yang
sangat penting yang dapat menentukan tingkat keberhasilan siswa (anak
didik). Motivasi yang dimiliki siswa (anak didik) merupakan energi untuk
melakukan perbuatan menuju tujuan atau cita-cita yang di harapkan.
Dilihat dari jenisnya terdapat dua jenis motivasi, yaitu motivasi
instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
30 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet ke-2, h.
60 31 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), cet ke-1, h. 60.
38
1. Motivasi Instrinsik
Motivasi Instrinsik adalah hal atau keadaan yang berasal dari
dalam diri siswa (anak didik) sendiri yang dapat mendorongnya
melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi instrinsik
siswa (anak didik) adalah perasaan menyenangi, materi, dan
kebutuhan terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan
masa depan siswa yang bersangkutan.32
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri
seseorang yang erat hubungannya dengan tujuan belajar. Misalnya
ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh suatu
pengetahuan, ingin memperoleh kemampuan dan sebagainya.
Bila seseorang telah memiliki motivasi instrinsik dalam
dirinya, maka secara sadar kita akan melakukan suatu kegiatan
yang tidak memerlukan motivasi dari luar. Dalam aktivitas belajar,
motivasi instrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri.
Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin mau
dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang
positif, bahwa semua pelajaran yang dipelajari sekarang akan
dibutuhkan dan sangat berguna kini dan masa mendatang.33 Siswa
(anak didik) yang termotivasi secara instrinsik dalam proses
32 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2002), h. 136-137. 33 Syaiful Bahri Djamrah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2002), cet ke-1, h.
56
39
belajar pembelajaran dapat dilihat dari kegiatan yang tekun dalam
mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin
mencapai tujuan belajar.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang berdasarkan
keberadannya karena pengaruh rangsangan dari luar. Motivasi
ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan sebenarnya
yang ada di dalam diri siswa (anak didik) melainkan karena adanya
dorongan dari luar. Pujian dan hadiah, peraturan/ tata tertib
sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan seterusnya merupakan
contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong
siswa untuk belajar.34
Tanpa adanya motivasi dalam belajar, tidak akan memberikan
hasil yang diinginkan. Olehkarena itu perlu adanya motivator-
motivator seperti kenaikan tingkat, penghargaan, pemberian
umpan balik. Skor, pujian dan reward yang dipergunakan untuk
mendorong siswa (anak didik) agar bersemangat dalam belajar.
Membangkitkan motivasi itu tidak mudah, oleh karena itu pengajar
perlu mengenal anak didik, mempunyai kesanggupan kreatif,
mempunyai strategi untuk menghubungkan pelajran dengan
kebutuhan dan minat anak.
34 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2002), h.
40
Meskipun kedua motivasi ini timbul dari arah yang
berbeda, keduanya memiliki keterkaitan. Pada dasarnya dalam diri
manusia sudah terdapat motivasi untuk mencapai sesuatu, dan
untuk menjadikan tujuannya tercapai manusia juga butuh dorongan
yang datang dari luar dirinya agar lebih bersemangat. Seperti
halnya manusia tidak akan bisa hidup tanpa manusia lainnya.
Namun sebaliknya agar aktivitas dalam belajar mengajar
memberikan kepuasan diakhir kegiatannya, motivasi instrinsik
menjadi yang utama dalam mendorong siswa untuk belajar.
4. Fungsi-Fungsi Motivasi
Ada empat fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar yaitu fungsi
membangkitkan, fungsi harapan, fungsi intensif, dan fungsi displin.35
a. Fungsi Membangkitkan
Fungsi ini menyangkut tanggung jawab yang terus menerus
untuk mengatur tingkat yang membangkitkan untuk menghindari
siswa dari luapan emosional. Untuk itu, maka pengajaran harus
menentukan derajat kebebasan tertentu dalam mengajar agar bisa
menjelajahi dari suatu aspek ke aspek pelajaran lainnya.
b. Fungsi Harapan
Fungsi ini menghendaki agar guru memelihara atau mengubah
harapan keberhasilan atau kegagalan siswa dalam mencapai tujuan
35 Abd Rahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993), h. 115-116.
41
instruksional. Ia menghendaki agar menguraikan secara konkrit
kepada siswa apa yang harus ia lakukan setelah berakhirnya
pelajaran.
c. Fungsi Intensif
Fungsi menghendaki agar guru memberikan hadiah kepada
siswa berprestasi dengan cara seperti mendorong usaha lebih lanjut
dalam mengejar tujuan intraksional. Jadi intensif merupakan objek
atau simbol tujuan yang digunakan untuk menambah kegiatan.
d. Fungsi Disiplin
Fungsi ini menghendaki agar guru mengontrol tingkah laku
yang menyimpang dengan menggunakan hukuman dan hadiah.
Hukuman merupakan suatu perangsang yang ingin siswa hindari.
Drs. Alisuf Sabri juga mengemukakan beberapa fungsi
motivasai dalam belajar, yaitu sebagai berikut:
1. Motivasi sebagai motor atau penggerak yang mendorong
orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan.
2. Motivasi sebagai penentu arah dalam tujuan yang hendak di
capai.
3. Motivasi sebagai penyeleksi perbuatan, sehingga perbuatan
orang mempunyai motivasi selalu selektif dan terarah pada
tujuan yang ingin dicapai. 36
36 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet ke-2, h.
86.
42
5. Meningkatkan Motivasi Belajar
Allah SWT telah menjanjikan sebuah hadiah yang tak ternilai
harganya agar umat manusia dimuka bumi ini semangat untuk belajar,
seperti sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Muslim:
“Barang siapa yang menjalani satu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan, maka allah memudahkan baginya jalan ke surga”.
Syaiful Bahri Djamarah dalam buku psikologi belajar mengemukakan
bahwa untuk memotivasi siswa (anak didik) supaya giat belajar adalah
sebagai berikut:
a. Memberi angka (nilai) hasil pekerjaan siswa (anak didik) yang akan di
maksud adalah nilai presatasi yang baik. Karena kebanyakan siswa
belajar untuk berlomba-lomba mendapatkan nilai yang tinggi.
b. Memberi hadiah dalam setiap prestasi yang di dapat oleh siswa (anak
didik). Seperti mendapatkan nilai yang tertinggi atau mampu
menjawab ketika diberi pertanyaan oleh guru (pengajar). Agar
nantinya akan lebih semangat lagi untuk belajar.
c. Persaingan antar siswa (anak didik) dalam belajar merupakan salah
satu faktor yang menyebabkan anak bergairah belajar. Dengan
persaingan yang sehat akan saling berkompetensi untuk mendapatkan
nilai terbaik di kelas.
43
d. Ego- involvement yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa (anak
didik) agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan sehingga bekerja keras dengan sungguh-sungguh. Dengan
adanya kesadaran bahwa belajar itu penting, makan akan timbul minat
untuk belajar. Pada awalnya menumbuhkan kesadaran pada diri siswa
(anak didik) mamang sulit. Namum dengan kesabaran tanpa adamya
paksaan maka semakin lama kesadaran tersebut akan timbul dengan
dirinya.
e. Memberi ulangan, melalui ulangan guru (pengajar) akan mengevaluasi
setiap materi yang telah di ajarkannya dan dengan ulangan guru
(pengajar) akan mengetahui sampai sejauh mana siswa mampu
memahami keterangan-keterangan guru (pengajar), dengan harapan
siswa (anak didik) akan lebih semangat belajar lagi untuk menghadapi
ulangan tersebut. Jika siswa (anak didik) mengetahui hasil
pekerjaanya, apalagi kalau ada kemajuan pada nilainya, maka akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar lagi.
f. Memberi pujian atas hal-hal yang dilakukan siswa seperti apabila
siswa (anak didik) mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dan
dengan hasil yang baik. Karena dengan pujian pula siswa (anak didik)
akan menjadi lebih senang dan giat untuk belajar.
g. Memberikan hukuman bagi yang melanggar peraturan sekolah,
meskipun bentuknya positif akan tetapi jika dilakukan dengan cara
yang benar maka akan dapat berubah menjadi motivasi.
44
h. Ada baiknya diadakan kerja kelompok pada saat-saat tertentu, untuk
menumbuhkan hasrat siswa (anak didik) untuk belajar. Dalam kerja
kelompok siswa (anak didik) yang sebelumnya tidak belajar akan
menjadi aktif belajar dihdapan temannya.
i. Untuk membuat anak bergairah dalam belajar, guru (pengajar) harus
pintar menarik minat belajar. Minat ini besar sekali pengaruhnya
terhadap proses belajar, sebab dengan minat seseorang akan
melakukan sesuai yang diinginkan dan dengan minat belajar bukan
lagi suatu keterpaksaan akan tetapi sesuatu kebutuhan.
j. Tujuan dalam setiap pelajaran yang akan dipelajari siswa. Mempelajari
sesuatu tanpa tujuan yang jelas sama dengan orang berjalan tanpa
arah.37
37 Syaiful Bahri Djamrah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2002), cet ke-1, h.
125-134.
45
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Pengajar Yayasan Wakaf Al-Hakim
Jumlah tenaga pengajar yang ada di Yayasan Wakaf Al-Hakim
berjumlah 23 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, berikut daftar
nama tenaga pengajar yang terdapat di Yayasan Wakaf Al-Hakim.
No Nama Pengajar Pendidikan Terakhir Jenis Kelamin
1 Abdul Basyir Lulus Kuliah L 2 Burhan Cokro Semester 7 L 3 Heri Handoko Semester 5 L 4 Ilham Semester 5 L 5 Wawan Semester 5 L 6 Yudi Semester 4 L 7 Kiki Semester 4 L 8 Zhani Semester 4 L 9 Shoffie Semester 11 P 10 Nina Semester 11 P 11 Deri indrya Semester 9 P 12 Eka dewi Semester 11 P 13 Santi Semester 9 P 14 Teti anggraeni Semester 3 P 15 Ani Semester 9 P 16 Safitri Semester 3 P 17 Desi Semester 3 P 18 Yonia Semester 5 P 19 Iyos Semester 7 P 20 Diah Semester 7 P 21 Matha Semester 5 P 22 Fitri Semester 5 P 23 Dewi Semester 7 P
Tabel 3.1
46
Adapun susunan pengurus yang terdiri dari pengajar dan non pengajar
di Yayasan Wakaf Al-Hakim adalah sebagai berikut:
Perintis : Umar Hamdani, S. Sos. I dan Ibu Novi
Dewan Pendiri : Bpk. Umar Hamdani, S. Sos. I
Ibu Novi, Bpk. Budi, Bpk. Aan Rukmana, Bpk
Ahmad Syakir, Bpk. Zaenuddin, Bpk. Saliman, Bpk.
Hans SB, Ibu Tia, Ust. Taryudi, Ibu Isnawati rais, Ibu
Betty Nurbaety, Bpk. Dhuha hadiansyah, Abdullah
Nuri, Abdul Basyir, A.Mustomi I. Q, Eka Dewi F,
Heri F, Abdul Aziz Sarwoto.
Dewan Pembina : Bpk. Aan Rukmana (Ketua), Ibu Novi, Bpk. Budi,
Bpk. Saliman, Bpk. Zaenuddin, Bpk. Hans SB, Ibu
Tia, Ust. Taryudi, Ibu Isnawati rais.
Pengawas : Bpk Ahmad Syakir
Ketua Umum : Umar Hamdani, S. Sos I
Sekertaris Umum : Ahmad Mustomi Inal Qirom
Bendahara Umum : Dhuha hadiansyah (Bid. Fundrising)
Betty Nurbaety (Bid. Pembukuan)
Departemen Pendidikan
Ketua : Eka Dewi F.
Anggota : Abdul Basyir (Koord. Kepala TPA), Ina Nurhasanah, Nina
Nurmilah, Sofi Afrianur, Burhani CH.
47
Departemen Pengembangan Ekonomi dan SDM
Ketua : Abdullah Nuri.
Anggota : Heri Fajrin, Fadillah.1
B. Anak Didik Yayasan Wakaf Al-Hakim
Anak didik pemulung di Yayasan Wakaf Al-Hakim berjumlah 32
orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, dengan berdasarkan jenis
kelamin sebagai berikut.
Laki-Laki : 14 anak didik
Perempuan : 18 anak didik
No Nama Anak Didik Pemulung Usia Jenis Kelamin 1 M. Adhi 8 tahun L 2 Bagus 7 tahun L 3 Sofyan 10 tahun L 4 Riyanto 7 tahun L 5 Wawang 9 tahun L 6 Asep 8 tahun L 7 Balul 8 tahun L 8 Aldi 9 tahun L 9 Ryo 7 tahun L
10 Hadi 6 tahun L 11 Rifcqi 9 tahun L 12 Ilham 10 tahun L 13 Syahrul 12 tahun L 14 Nanang 6 tahun L 15 Angel 9 tahun P 16 Meti 10 tahun P 17 Arum 8 tahun P 18 Fitri 9 tahun P 19 Feby 9 tahun P
1 Dokumen Pribadi Yayasan Wakaf Al-Hakim.
48
20 Wulan 7 tahun P 21 Dea 6 tahun P 22 Ayu 6 tahun P 23 Meti 8 tahun P 24 Nesa 9 tahun P 25 Gina 8 tahun P 26 Vike 11 tahun P 27 Novi 12 tahun P 28 Wenti 11 tahun P 29 Fauziah 10 tahun P 30 Armi 10 tahun P 31 Dewi 9 tahun P 32 Widia 7 tahun P
Tabel 3. 2
C. Profil Yayasan Wakaf Al-Hakim
Yayasan ini bernama “YAYASAN WAKAF AL-HAKIM”.
Sifat Yayasan ini adalah Yayasan terbuka milik Umat Islam.
Yayasan Wakaf Al-Hakim dibentuk dan didirikan pada tanggal 3 Maret 2010
sampai waktu yang tidak ditentukan.
Yayasan Wakaf Al-Hakim berkedudukan di Ciputat, Tangerang Selatan,
Banten.
Moto : Yayasan Wakaf Al Hakim adalah “Membantu Umat Seikhlas Hati”.
Logo Yayasan Wakaf Al Hakim: 2
2 Dokumen pribadi Yayasan Wakaf Al-Hakim.
49
Gambar 3.1
1. Lokasi Denah dan Letak Penelitian Yayasan Wakaf Al Hakim
3
Gambar 3.2
3 Sumber gambar: Google Maps.
50
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Wakaf Al-Hakim yang terletak di
Jalan Kubur Rt002/ Rw 05, Cempaka Putih, Ciputat Timur.
Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini di dasari oleh
pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Lokasi penelitian cukup strategis, sehingga mudah di jangkau,
disamping itu juga hemat biaya dan tenaga.
2. Yayasan Wakaf Al-Hakim merupakan yayasan yang peduli
terhadap anak pemulung di sekitar dengan mayoritas tenaga
pengajarnya adalah mahasiswa UIN Jakarta.
3. Yayasan Wakaf Al-Hakim merupakan sarana yang signifikan
untuk menumbuhkan motivasi belajar anak didik pemulung demi
produktifitas kehidupan yang jadi lebih baik.
2. Sejarah Singkat Berdirinya Yayasan Wakaf Al Hakim
Yayasan Wakaf Al-Hakim didirikan di Ciputat, Tangerang Selatan
pada tanggal 3 Maret 2010 oleh Bapak Umar Hamdani dan Ibu Novi atas
dasar keprihatinan pada kaum bawah yang tertinggal dalam segala hal
termasuk pendidikan dan kesejahteraan. Di awal bergerak, Yayasan Al-Hakim
mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) “Aku Anak Shaleh” (A2S)
dan Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Hakim dengan tujuan memberi
pengetahuan agama, baca tulis huruf dan menghitung bagi anak-anak yatim,
dhuafa dan para pemulung. Ke depan Yayasan Wakaf Al-Hakim juga akan
dikembangkan sebagai lembaga pemberdayaan ekonomi umat yang berbasis
51
kemasyarakatan yang pernah dipraktekan oleh Mohammad Yunus (peraih
nobel ekonomi). Pada awal Juli 2010, Yayasan Wakaf Al-Hakim
mendapatkan bantuan staf pengajar dari Ikatan Remaja Mesjid Fathullah UIN
Jakarta (IRMAFA) hingga sekarang. Kemudian ada pula mitra-mitra yang
membantu seperti KATALOGUE, PRAMUKA UIN, HIMKA dan juga
perorangan. Saat ini Yayasan Wakaf Al-Hakim memiliki tiga cabang, yaitu di
Gg Kubur Cempaka putih, Gg. Jambu di Mushola Kelurahan Cempaka Putih,
dan Gg. Mawar (belakang POM bensin fly over Ciputat) Legoso.4
3. Visi Misi dan Tujuan Yayasan Wakaf Al Hakim
1. Visi Yayasan Wakaf Al Hakim
Menciptakan generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan Mandiri berdasarkan
Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
2. Misi Yayasan Wakaf Al Hakim
Membangun dan mengembangkan sistem pendidikan yang Integratif antara
Jasmani dan Rohani, Umum dan Agama, Ilmu Pengetahuan dan Kepribadian
yang dijalankan secara Profesional dan Terbuka.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui wirausaha mandiri yang
dijalankan dengan Preofesional dan Amanah.
4 Hasil wawancara dengan ketua Yayasan Wakaf Al-Hakim serta dokumen pribadi Yayasan
Wakaf Al-Hakim.
52
Tujuan Yayasan Wakaf Al-Hakim adalah melahirkan sarjana atau
pegiat pendidikan dari kalangan kaum bawah seperti pemulung. 5
4. Program Kerja Yayasan Wakaf Al Hakim
PROGRAM KERJA
YAYASAN WAKAF AL-HAKIM 2 014-2015
1. Ketua
Memastikan visi misi Yayasan Wakaf Al-Hakim tercapai
Melakukan revormasi, trial, and error, kontroling terhadap management
kepengurusan Yayasan Wakaf Al-Hakim
Mencari bentuk management yang pas dan terbaik bagi kepengurusan,
evaluasi pencapaian kepengurusan setiap bulan, instruksi-instruksi dan
mangingatkan kepengurusan jajaran di bawahnya
Tabel 3.3
2. Sekretaris
Merapikan kegitan dan pencatatan surat menyurat Yayasan Wakaf Al-Hakim
dan mencatat ulang daftar inventaris, data jumlah pengajar dan anak didik.
5 Hasil wawancara dengan ketua Yayasan Wakaf Al-Hakim serta dokumen pribadi milik
Yayasan Wakaf Al-Hakim.
53
3. Bendahara
Melakukan pengaturan dan pencatatan keuangan Yayasan Wakaf Al-Hakim,
memetakan jaringan, strategi dan kegiatan penghimpunan dana.
4. Bidang Pendidikan
Merumuskan kurikulum, kalender, pendidikan dan pengaturan penempatan
kepala TPA serta melakukan evaluasi kepengurusan dan pencapaian tiap TPA
sebulan sekali. Mengadakan ujian umum TPA untuk mengukur ktetercapaian
materi.
5. Bidang Sumber Daya Manusia (SDM)
Mengadakan perekrutan relawan Yayasan Wakaf Al-Hakim, menggelar
pelatihan untuk meningkatkan kapasitas relawan, dan mengadakan
kunjungan-kunjungan ke organisai lain dalam rangka studi banding. 6
6 Ibid.
54
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA
Strategi komunikasi dalam meningkatkan motivasi belajar anak didik
pemulung sangat di butuhkan oleh pengajar, agar kegiatan belajar yang akan
dilaksankan dapat memenuhi tujuan yang telah di tentukan. Adapun tujuan
dari strategi komunikasi yang di lakukan pengajar Yayasan Wakaf Al-Hakim
dalam meningkatkan motivasi belajar anak didik pemulung yaitu penciptakan
sarjana sarjana dari kaum pemulung, dan melahirkan pegiat pendidikan dari
kaum pemulung.
Komunikasi yang terjalin dalam kegiatan belajar mengajar yang di
lakukan Yayasan Wakaf Al-Hakim dalam meningkatkan motivasi belajar
termasuk ke dalam komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok terdiri dari
dua jenis, yakni kelompok kecil (small group, micro group) dan kelompok
besar (large group, macro group). Perkataan kecil dan besar dalam pengertian
di atas bukan menunjukan kecil atau besarnya jumlah orang yang bersama-
sama berkumpul di suatu tempat, melainkan faktor psikologis yang saling
mengikat. Komunikasi kelompok berarti komunikasi yang berlangsung antara
seseorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari
dua orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu jumlahnya bisa
sedikit bisa banyak. Jika jumlah orang dalam komunikasi itu sedikit berarti
55
termasuk dalam komunikasi kelompok kecil, jika jumlah orang dalam
komunikasi itu banyak berarti termasuk ke dalam komunikasi kelompok
besar.
Komunikasi yang dilakukan oleh pengajar Yayasan Wakaf Al-hakim
dalam meningkatkan motivasi belajar anak didik pemulung termasuk kedalam
komunikasi kelompok kecil karena semua kegiatan strategi yang dilakukan
ditujukan kepada kognisi komunikan dan proses komunikai berlangsung
secara dialogis. Pengajar sebagai komunikator menunjukan pesannya kepada
benak atau fikiran anak didik pemulung sebagai komunikan. Dalam
komunikasi seperti ini logika sangat berperan penting, anak didik pemulung
atau komunikan akan dapat menilai logis atau tidaknya uraian dari pengajar
atau komunikator disaat sedang melakukan kegiatan strategi yang di lakukan.
Komunikasi yang dilakukan berlangsung juga secara dialogis, tidak
linier maksudnya umpan balik terjadi secara verbal. Ketika pengajar atau
komunikator sedang mengajar anak didik pemulung atau komunikan dapat
bertanya apabila tidak mengerti, dapat menyanggah bila tidak setuju dan
sebagainya.
Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar kepada anak didik
pemulung dalam meingkatkan motivasi belajarnya mereka Yayasan Wakaf
Al-Hakim mempunyai strategi yang mereka lakukan demi terciptanya
motivasi belajar.
56
“Kita mengadakan program kakak asuh dimana setiap kakak asuh di tugaskan untuk menghandle anak didik pemulung dalam kegiatan sekolah di sekolah formal, ada juga kegiatan jambore yang diadakan setiap satu tahun sekali yang bareng sama milad nya al hakim, anak anak yang cowo juga diadakan kegiatan futsal itu juga salah satu kegiatan yang memotivsi mereka biasanya mau belajar, kemudian ada juga kegiatan santuna rutin, sama kegiatan rutin belajar agam isalm seperti mengaji, baca quran, aqidah dan akhlak”.1
Adapun penjelasan dari semua strategi yang dilakukan oleh Yayasan
Wakaf Al-Hakim adalah sebagai berikut:
A. Perumusan Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap Anak Didik
Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan Wakaf Al-
Hakim
1. Kegiatan Pemberian Santunan
Perumusan strategi komunikasi Yayasan Wakaf Al-Hakim dalam
meningkatkan motivasi belajar anak didik pemulung yang pertama adalah
dengan cara memberi santunan rutin kepada anak didik pemulung dengan
mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
- Menentukan jenis santunan yang terdiri dari beras, Iqra dan al-Quran.
- Membuat daftar list siapa saja yang akan menerima santunan yaitu
anak didik pemulung.
- Menentukan waktu dan tempat kapan dan dimana akan dilakukan
pemberian santunan tersebut yang biasanya di adakan di jl. Kubur
Cempaka Putih, Ciputat Timur.
1 Wawancara kepada ketua Yayasan Wakaf Al-Hakim
57
2. Program Kakak Asuh
Perumusan strategi komunikasi Yayasan Wakaf Al-Hakim dalam
meningkatkan motivasi belajar anak didik pemulung yang kedua adalah
dengan mengadakan program kakak asuh kepada anak didik pemulung
dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut sebagai berikut:
- Menentukan kakak asuh
- Membagi tugas per kakak asuh untuk mengkoordinir anak didik
pemulung
- Mengklasifikasikan anak didik berdasarkan kebutuhan per individu
- Berkomunikasi secara rutin kepada anak didik pemulung memalui hp
(jika mempunyai hp) atau turun langsung ke rumah anak didik
tersebut. 2
3. Belajar Agama Islam
Perumusan strategi komunikasi Yayasan Wakaf Al-Hakim dalam
meningkatkan motivasi belajar anak didik pemulung yang ke tiga adalah
dengan mengadakan kegiatan belajar agama Islam kepada anak didik
pemulung dengan mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
- Menetukan jenis pelajaran yang akan di bahas setiap harinya, jenis
pelajaran tersebut diantaranya belajar Fiqih, Aqidah Akhlak, baca
tulis Iqra dan al-Quran dan tajwid.
- Menentukan pengajar
- Mengklasifikasikan level akademis setiap anak didik 3
2 Ibid.
58
4. Jambore
Perumusan strategi komunikasi Yayasan Wakaf Al-Hakim dalam
meningkatkan motivasi belajar anak didik pemulung yang ke empat
adalah dengan mengadakan kegiatan jambore kepada anak didik
pemulung dengan mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
- Mementukan waktu dan tempat kapan dan dimana akan di
laksanakannya kegiatan jambore yang biasanya di adakan di alam
terbuka, tahun ini di selenggarakan pada tanggal 21-22 juni 2014, hari
Sabtu sampai Minggu yang bertempat di Taman Situ Gintung, Ciputat.
- Menentukan jenis-jenis kegiatan acara jambore
- Pembentukan panitia acara jambore
- Menyiapkan dana acara
- Mempersiapkan acara yang akan dilakukan
- Mempersiapkan kebutuhan acara serta perlengkapan untuk jambore
- Mempersiapkan acara-acara yang akan di tampilkan
- Mempersiapkan pemateri yang akan hadir di acara jambore
5. Kegiatan Futsal
Perumusan strategi komunikasi Yayasan Wakaf Al-Hakim dalam
meningkatkan motivasi belajar anak didik pemulung yang terakhir adalah
dengan mengadakan kegiatan futsal kepada anak didik pemulung dengan
mempersiapkan hal-hal tersebut sebagai berikut:
3 Hasil wawancara dan pengamatan secara langsung di Yayasan Wakaf Al-Hakim.
59
- Mempersiapkan dana
- Mempersiapkan waktu dan tempat
- Memberikan informasi kepada anak didik pemulung untuk melakukan
kegiatan futsal
B. Penerapan Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap Anak Didik
Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan Wakaf Al-
Hakim
1. Kegiatan Pemberian Santunan
Penerapan strategi komunikasi yang dilakukan Yayasan Wakaf Al-
Hakim dalam meningkatkan motivasi belajar anak didik pemulung adalah
dengan memberikan santukan kepada anak didik pemulung. Penerapan
strategi Yayasan Wakaf Al-Hakim dalam kegiatan pemberian santunan
diberikan kepada semua anak didik pemulung dan yang dilakukan di Jl.
Kubur, Cempaka putih, Ciputat timur.
Tahap selanjutnya adalah menetukan jenis santunan apa yang akan di
berikan kepada anak didik pemulung mempunyai pesan agar penerima
santunan dapat memanfaatkannya dengan baik, biasanya jenis santunan
berupa beras, Iqra, al-Quran. Kegiatan ini dilakukan oleh ketua, pengajar,
serta pengurus Yayasan Wakaf Al-Hakim memberikan santunan dari
penerima donasi kepada anak didik pemulung berupa hal tersebut di atas
harus yang berbasis Islam karena dengan hal tersebut mereka dapat
60
mengenal bacaan Iqra serta al-Quran demi tercapainya visi misi dan
tujuan yang hendak di capai oleh Yayasan Wakaf Al-Hakim.
Langkah terakhir adalah dengan menentukan daftar list siapa saja yang
berhak menerima santunan tersebut diklasifikasikan berdasarkan prestasi
anak didik pemulung, anak didik yang mempunyai prestasi bagus biasanya
yang mendapatkan santunan berupa beasiswa yang diberikan Yayasan
Wakaf Al-Hakim kepada anak didik tersebut.
2. Program Kakak Asuh
Penerapan strategi komunikasi yang kedua adalah dengan mengadakan
program kakak asuh, dimana program ini bertujuan untuk memberikan
perhatian lebih dan membantu mereka yang membuthkan arahan dalam
setiap kegiatan yang bersangkutan dengan pendidikan formal. Program
kakak asuh juga memperhatikan daya tarik dan kredibilitas komunikator,
daya tarik komunikator atau dalam hal ini adalah pengajar sangat berperan
penting dalam menentukan berhasilnya komunikasi yang di laksanakan
yang akan mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku komunikan atau
anak didik pemulung. Dalam kegiatan kakak asuh yang di tugaskan untuk
menjadi kakak asuh adalah Deri indrya, Eka dewi fitronissa, Shoffie
aftianur, Ina, dan Heri handoko.
Dalam hal ini komunikan atau kakak asuh yaitu Deri Indrya Shanti,
Eka dewi fitronissa, Shoffie aftianur, Ina, dan Heri Hendoko berusaha
memahami setiap kebutuhan yang anak didik perlukan, kemudian para
61
kakak asuh juga merupakan bagian dari tenaga pengajar tertap dengan
begitu kedekatan antara pengajar dengan anak didik sudah mempunyai
kedekatan personal yang dapat dikatakan baik, karena setiap harinya
mereka bertemu langsung dengan pengajar, kemudian kredibilitas sumber
juga sangat di perhatikan. Kredibilitas sumber dapat menyebabkan
komunikasi berhasil dengan kepercayaan pada komunikator, kepercayaan
disini sendiri berkaitan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki oleh
seorang komunikator. Misalnya komunikator atau pengajar adalah seorang
yang mempunyai latar belakang pribadi yang berpendidikan serta
mempunyai pengalaman mengajar dan bisa untuk membimbing anak didik
pemulung dalam bidang pendidikanya, mengklasifikasikan kakak asuh
sesuai dengan jarak kedekatan pribadi anak didik dengan pengajar, serta
jarak tempuh yang memudahkan bagi setiap kakak asuh untuk
mengkoordinir kegiatan pendidikan setiap anak didiknya dan dipastikan
kakak asuh yang di tugaskan adalah kakak asuh dimana mereka adalah
pengajar tetap dari setiap cabang yayasan wakaf al-hakim sehingga
kedekatan secara pribadi lebih di pahami oleh kakak asuh tersebut.
Tahap yang kedua setiap kakak asuh di tugaskan untuk mengkoordinir
anak didik, karena setiap anak didik mendapatkan kakak asuh sebanyak
dua orang jadi per kakak asuh membagi tugas untuk mengkoordinir setiap
anak didik yang sudah di tetapkan. Tahap yang ketiga yaitu
mengklasifikasikan anak didik berdasarkan kebutuhan per-individu,
karena disini setiap anak didik mempunyai kebutuhan yang berbeda beda
62
walaupun mereka sama anak didik pemulung, misalnya anak didik
tersebut kesulitan dalam hal pelajaran tugas kakak asuh disini membantu
anak didik tersebut mengajarkan mengenai pelajaran dan memenuhi setiap
apa yang dibutuhkan anak didik tersebut, kakak asuh datang kerumah anak
didik pemulung lalu kakak asuh di tugaskan untuk menanyakan, dan
membantu anak didik pemulung apabila ada kesulitan dalam kegiatan
belajarnya. Selian itu kakak asuh juga menanyakan bagaimana
perkembangan sekolah anak didik pemulung dalam sekolah formalnya,
membahas naik atau tidaknya anak didik pemulung tersebut, bagaimana
hasil rapor di sekolah formal, ada kendala apa serta butuh biaya berapa
untuk sekolah formal tersebut. Biasanya juga orang tua dari anak didik
pemulung tersebut langsung bercerita kepada kakak asuh kebutuhan apa
saja yang digunakan untuk disekolah formal, seperti membeli buku paket
pelajaran.
Tahap terakhir mempunyai pesan yang dimaksudkan agar anak didik
terkoordinasi dengan baik mengenai kegiatan belajar mengajar disekolah
formal yang mereka lakukan, selalu berkomunikasi dengan anak didik via
sms jika kepada anak didik pemulung yang orangtuanya sudah mampu
mempunyai media komunikasi seperti handphone.
3. Belajar Agama Islam
Penerapan strategi komunikasi ke tiga yang di lakukan Yayasan Wakaf
Al-Hakim dalam meningkatkan motivasi belajar anak didik pemulung
adalah dengan memberi pelajaran agama Islam, seperti fiqih, aqidah
63
akhlak, baca tulis Iqra al-Quran dan Ilmu Tajwid. Pada pelajaran fiqih
pengajar yaitu Iyos dan Shoffie memberikan materi tentang shalat, mulai
dari rukun solat, gerakan-gerakan sholat, bacaan-bacaan sholat dan doa-
doa setelah sholat kepada anak didik pemulung tersebut dengan tujuan
agar anak didik pemulung mengenal sholat serta dapa t menerapkannya
dengan baik untuk kehidupan mereka yang lebih baik lagi.
Kemudian pada pada pelajaran aqidah akhlak materi ini di sampaikan
oleh kak burhan, teti, yonia, dewi, dan handoko. Pemberian materi ini
bertujuan untuk membentuk pribadi anak didik pemulung yang luhur dan
mulia dan bertingkah laku terpuji. Seperti yang kita ketahui anak didik
pemulung adalah anak-anak yang pola hidupnya lebih agresif dari pada
anak-anak pada umumnya oleh karena itu disini hendak menerapkan
aqidah akhlak anak didik pemulung agar menjadi lebih baik serta
berperilaku terpuji baik itu yang berhubungan dengan Allah SWT, dengan
sesama manusia ataupun dengan lingkungan disekitarnya. Mengubah pola
fikir anak didik dari fikiran yang tidak baik ataupun menyesatkan.
Misalnya dengan mengajarkan tentang adab sopan santun terhadap orang
tua, sesama teman, mapun di lingkungan sekitar.
Setelah mempelajari fiqih, aqidah akhlak anak didik pemulung juga
diberikan materi baca tulis iqra quran dan tajwidnya, tujuannya agar anak
didik pemulung tau bagaimana tata cara membaca al-Quran yang baik dan
benar serta mengetahui bagaimana hukum-hukum dari setiap bacaan yang
mereka baca, karena mempelajari tajwid sangatlah penting agar setiap
64
bacaan yang di baca benar jika bacaan hanya enak di dengar dan hukum
bacaan dari setiap ayatnya salah akan tidak ada gunanaya karena tidak ada
arti dari setiap bacannya.
Dalam kegiatan baca tulis Iqra dan al-Quran anak didik pemulung
membaca Iqra dan membaca al-Quran sesuai dengan level atau tingkatan
yang mereka baca kemudian Abdul Basyir, Ilham, Desi, Nina, Safitri,
Diah, Matha, Yudi, Kiki, Santi dan Wawan menyimak, jika sudah selesai
membaca anak didik pemulung mempunyai berkas laporan yang akan
dinilai setiap habis membaca oleh pengajar untuk mengetahui bagaimana
perkembangan bacaan Iqra dan al-Quran setiap anak didik pemulung
tersebut, berkas laporan yang di isi oleh pengajar di isi dengan keterangan
sudah sampai surat apa, ayat berapa dan halaman berapa anak didik
pemulung membaca Iqra dan al-Qurannya, kemudian hasil dari membaca
yang di isi dengan keterangan lanjut atau ulang dari bacaan yang sudah
anak didik pemulung baca.
Setelah kegiatan baca Iqra dan al-Quran biasanya anak didik pemulung
ditugaskan untuk menulis satu sampai dua ayat Iqra atau al-Quran yang
telah mereka baca untuk melatih kemampuan mereka dalam menulis huruf
hijaiyah, dengan tujuan agar anak didik pemulung terbiasa dan terlatih
dalam menulis huruf arab dan yang setelahnya akan dinilai oleh pengajar.
Dalam tahap belajar agama islam tersebut diatas Yayasan Wakaf al-
Hakim menentukan pengajar siapa saja yang akan mengajar dalam
kegiatan tersebut, pengajar yang mengisi materi di sampaikan oleh Abdul
65
Basyir, Ilham, Desi, Nina, Safitri, Diah, Matha, Yudi, Kiki, Santi dan
Wawan.
4. Jambore
Penerapan strategi komunikasi ke empat yang di lakukan Yayasan
Wakaf Al-Hakim dalam meningkatkan motivasi belajar anak didik
pemulung adalah melakukan kegiatan rutin jambore setahun sekali. Pada
kegiatan jambore ini di lakukan alam terbuka dengan tujuan untuk
menumbuhkan solidaritas terhadap sesama anak didik pemulung dan
kepada pengajarnya, dalam kegiatan jambore ini juga di maksudkan untuk
memberikan nilai-nilai moral yang baik karena pada dasarnya anak
pemulung kurang berpendidikan jadi moralnya kurang baik, dengan di
adakannya acara seperti ini para tenaga pengajar bisa mengajarkan sopan
santun dan hal apapun yang menunjang perubahan perilaku, dan sikap
mereka serta menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.
Sebelum melakukan kegiatan jambore yang di lakukan Yayasan Wakaf
Al-hakim terlebih dahulu membentuk susuanan panita pelaksana acara
agar acara dapat terlaksana dengan baik, adapun jenis-jenis kegiatan dan
susunan panita yang telah di susun dalam rapat acara jambore. Pada
jambore tahun ini dilaksanakan di Taman Situ Gintung pada tanggal 21-
22 juni 2014, dana kegiatan jamboree ini menghabiskan biaya sebesar
Rp.22.068.000; anggran dana ini di peroleh dengan menyebarkan
proposal ke sejumlah perusahaan dan donatur tetap di Yayasan Wakaf Al-
66
Hakim. Peniliti melihat bahwa kepanitian kegiatan jambore tersebut ada
tahapan yang mereka lalui. Sebelum kegiatan jambore berlangsung
panitia menyiapkan beberapa peralatan yang dibutuhkan seperti tenda,
akomodasi, dan alat-alat untuk aoutbond dan menghubungi serta
mengkonformasi tempat yang akan di gunakan untuk kegiatan jambore.
Panitia juga membuat dan menyebarkan proposal kegiatan ke beberapa
perusahaan demi berlangsungnya acara tersebut. Pada saat kegitan
jambore berlangsung ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh anak
didik pemulung berupa pentas seni Islam diantaranya menari, yel-yel
Islam, membaca puisi dan outbond. Anak didik pemulung juga di beri
hadiah atas apa prestasi yang sudah mereka dapatkan. Setelah
berlangsungnya kegiatan jambore, anak didik pemulung mendapatkan
motivasi untuk lebih giat dalam belajar serta mendekatkan diri kepada
para pengajar. Kegiatan jambore tersebut juga mendapatkan apresiasi
tersendiri dari anak didik pemulung, karena dengan adanya kegiatan
tersebut mereka seperti mendapatkan hiburan yang tidak sering mereka
dapatkan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Kegiatan Futsal
Penerapan strategi komunikasi tahap ke lima yang di lakukan Yayasan
Wakaf Al-Hakim dalam meningkatkan motivasi belajar anak didik
pemulung adalah melakukan kegiatan futsal bersama anak didik pemulung
dengan tujuan untuk melakukan pendekatan dan pengakraban anatara anak
67
didik pemulung dengan tenaga pengajar. Ini dilakukan untuk
menumbuhkan motivasi belajar anak didik pemulung terutama anak laki-
laki karena anak laki-laki lebih malas untuk belajar, jadi strategi kegiatan
futsal ini di tambahkan antara pengajar laki-laki kepada anak didik
pemulung laki-laki.
Hal yang biasanya di lakukan dalam kegiatan futsal ini adalah dengan
menyiapkan anggran dana untuk menyewa lapangan bersama anak didik
pemulung, kemudian menginformasikan kepada anak didik pemulung
kapan dan dimana akan di laksanakan kegiatan futsal tersebut.
C. Penilaian Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap Anak Didik
Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan Wakaf Al-
Hakim
1. Kegiatan Pemberian Santunan
Pada tahap penilaian staretegi komunikasi Yayasan Wakaf Al-Hakim
pada kegiatan pemeberian santunan biasanya evaluasi terkait dengan
pelaksanaan kegiatan santunan tersebut, dengan mendata siapa saja yang
sudah menerima santunan tersebut, lalu bila bentuk bantuannya sarana
seperti iqra dan al-quran di cari tempat mana atau TPA mana yang paling
banyak membutuhkan.
2. Program Kakak Asuh
Pada tahap penilaian strategi komunikasi selanjutnya adalah program
kakak asuh yang di lakukan oleh Yayasan Wakaf Al-Hakim adalah
68
dengan cara memberi tahu kepada anak didik pemulung apabila masih ada
pelajaran yang belum mengerti langsung saja di tanyakan kepada kakak
asuh yang bersangkutan ataupun ada kebutuhan yang kurang segera
beritahu ke kakak asuh, biasanya ini di lakukan setelah melakukan
kunjungan kepada anak didik pemulung.
3. Belajar Agama Islam
Pada tahap penilaian strategi komunikasi yang ketiga adalah dengan
belajar mengajar yang dilakukan oleh Y ayasan Wakaf Al-Hakim dengan
memberikan ujian kepada anak didik pemulung untuk mengukur seberapa
mengerti pemahaman tentang apa yang sudah di pelajari selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
4. Jambore
Tahap keempat dalam penilaian strategi yang dilakukan oleh Yayasan
Wakaf Al-Hakim adalah dengan rapat oleh panitia pelaksana acara
kegiatan jambore. Membahas tentang bagaimana kinerja para panitia per
divisinya, dalam rapat mengevaluasi dari semua kegiatan yang sudah
dilakukan, misalnya membicarakan tentang bagaimana panitia jambore
tahun ini berantakan, ketua panitia bisa memegang beberapa acara,
kemudian divisi acara kurang kreatif dalam membikin acara, acara jadi
kondisional banyak yang melenceng dari rundown,sie acara hanya aktif
satu sampai dua orang saja, komunikasi di antara panitia kurang baik oleh
sebab itu banyak pengoreksian kepanitiaan.
69
Kemudian anak didik pemulung tidak terarah sesuai dengan acara
yang ada, lebih banyak bermain sendiri tanpa arahan yang pas sesuai acara
dan sesuai dengan arahan panitia.
5. Kegiatan Futsal
Tahap yang terakhir dalam penilian strategi yang dilakukan oleh
Yayasan Wakaf Al-Hakim adalah kegiatan futsal, tidak banyak penilaian
atau evaluasi setelah kegiatan ini berlangsung, setelah futsal pengajar dan
anak didik hanya sekedar mengobrol dan memberi pesan supaya
mengikuti kegiatan-kegiatan selanjutnya dan tetap mengikuti proses
belajar mengajar karena kegiatan ini hanyalah kegiatan tambahan tetapi
memang dengan diadakannya kegiatan futsal ini anak didik pemulung
lebih mau belajar dan meningkatkan motivasi belajar mereka.
70
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan perumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka
kesimpulan yang di dapat dalam penilitain ini adalah:
1. Perumusan strategi komunikasi yang di lakukan Yayasan Wakaf Al-
Hakim dalam meningkatkan motivasi belajar anak didik pemulung adalah
dengan menyiapkan hal-hal yang akan dilakukan sebelum penerapan
strategi di lakukan.
2. Penerapan startegi komunikasi yang di lakukan Yayasan Wakaf Al-Hakim
dalam meningkatkan motivasi belajar anak didik pemulung adalah dengan
menerapkan hal-hal yang sudah dipersiapkan di perumusan strategi.
3. Penilaian strategi komunikasi yang dilakukan Yayasan Wakaf Al-Hakim
dalam meningkatkan motivasi belajar anak didik pemulung adalah dengan
mengadakan rapat evaluasi di setiap kegiatan yang dilakukan setelah acara
tersebut berlangsung.
4. Strategi komunikasi berperan penting di Yayasan Wakaf Al-Hakim untuk
menambah motivai belajar untuk anak didik pemulung.
5. Starategi komunikasi yang dilakukan Yayasan Wakaf Al-Hakim dalam
meningkatkan motivasi belajar anak didik pemulung adalah dengan cara
71
melakukan kegiatan seperti Pemberian Santunan, Program Kakak Asuh,
Belajar Agama Islam, Jambore, dan Kegiatan Futsal.
B. SARAN-SARAN
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian di
Yayasan Wakaf Al-Hakim ada beberapa saran yang inin penulis utarakan:
1. Kepada tenaga pengajar agar lebih totalitas dalam melakukan kegiatan
yang sudah dirumuskan dalam perumusan strategi.
2. Kepada tenaga pengajar harus menanamkan semangat kepada pribadi anak
didik pemulung supaya mereka ma uterus belajar demi meningkatkan
produktifitas mereka yang lebih baik kedepannya.
3. Kegiatan agar lebih bervariasi supaya tidak menimbukan kebosanan yang
di rasakan anak didik pemulung.
72
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd Rahman. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993. A.M, Sudirman. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007.
Arikunto, Suharsimi. Prosesur Penelitian Sebuah Pendekatan Praktek, Jakarta: Rieneka Cipta, 2002.
Djamrah, Bahri Syaiful. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2002. Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2004. Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2006.
Iriantara, Yosal, syaripudin, Usep. Komunikasi Pendidikan, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2013.
Mulyana, Deddy. Komunikasi Antar Budaya, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005.
Muzakir, Ahmad dan Sutrisno, Joko. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pusaka Setia, 1997.
Nazir, M. Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998.
Prabu Mangkunegara Anwar, A.A. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004.
Pusat Bahasa Departmen Pendidikan Nasioanal. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
R, David, Freud. Manajemen Strategi Konsep, Jakarta: Salemba Empat, 2012.
Rohim, Syaiful Rohim. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009.
Sabri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum&Perkembangan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 2001.
Sawiwati. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SDN Makarti Jaya “Ciri-
Ciri Makhluk Hidup Melalui Metode Demonstrasi”, Skripsi Sarjana Pendidikan, Palembang: Perpustakaan UT, 2009.
73
Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005.
Supratikno, Hendrawan. Advance Strategic Management, Back to Basic Approach, Jakarta: PT. Grafindo Utama, 2003.
Sri Wahyuni, Agustini. Manajemen Strategik: Pengantar Proses Strategik, Jakarta: Binarupa Aksara, 1996.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Jakarta: Logos, 1999. Syamsudin, Din. Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, Jakarta:
Logos, 2000. T. Hani Handoko. Manajemen, Yogyakarta: IKAPI, 1999. Wagito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset, 1994. Internet:
http://psycologymania.com/2012/12/pengertian-pemulung.html diakses pada 26 februari 2014.
http://yunirokhayah.wordpress.com/2011/05/12/anak-didik/ diakses pada 11 May 2014.
http://kbbi.web.id/tingkat di akses pada 24 juni 2014.
Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap Anak Didik Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan Wakaf Al-Hakim
Waktu Wawancara : 11.00 WIB
Tanggal Wawancara : Kamis, 5 Juni 2014
Tempat Wawancara : Tempat Berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar,
Jl. Kubur rt002/05 Cempaka Putih, Ciputat Timur.
Narasumber : Umar Hamdani S. Sos. I
Jabatan : Ketua Yayasan Wakaf Al-Hakim
Pewawancara : Noor Aisyah
1. Bagaimana sejarah berdirinya yayasan wakaf al hakim?
Awalnya itu niatnya bagaimana caranya kaum pemulung mengangkat
martabatnya, cara yang paling ampuh ialah melalui pendidikan tidak melalui
apa apa hanya mealui pendidikan dengan memberikan pengetahuan agama,
baca tulis huruf dan menghitung. Bertahap mendirikan yayasan ini, karan
dana engga ada, bertahap paket A, B, TK, TPA, ada relasi terbuka dengan
lembaga lain, ada yang bayar spp nya, atau buku. Lebih lengkapnya yah bisa
liat yang sudah di emailkan.
2. Mengapa diberi nama yayasan wakaf al hakim?
Al hakim artinya bijaksana latar belakang filsafat , senang filsafat jadi cinta
keijaksanaan. Terbawa bawa kesadaran saya, kesadaran akan kebijaksanaan.
3. Apa visi misi didirikannya yayasan wakaf al hakim?
Intinya deh ya, mengangkat kaum bawah bisa terangkat derajatnya melalui
pendidikan, punya akhlak yang baik, dan bisa mandiri dengan iman dan takwa
yang baik dan kedepannya akan bicara soal perekonomian dll.
4. Apa tujuan yayasan wakaf al hakim mendirikan yayasan ini untuk para
anak didik pemulung?
Saya fikir sama aja ya, intinya mengangkat harkat martabat pemulung, anak
yatim, kaum duafa melalui pendidikan, memberi mereka pengetahuan agama,
baca tulis, menghitung, pokoknya sasarannya hanya itu. Tujuannya
pendidikan. Ingin menjadikan mereka sebagai sarjana- sarjana dan pegiat
pendidikan dari kaum bawah atau pemulung.
5. Peluang apa yang akan mereka dapatkan setelah di didik dan
mendapatkan pelajaran di yayasan wakaf al hakim ini?
Agama, mental, materi agama, mentalnya, udah di didik harus ada gedung
sekolah formal, kami semua di al hakim gak fokus karna sibuk relawan
sesempetnya. Maka dari itu di sini terbentuk bagaimana al hakim mah tetep
bisa eksis dan masyarakat menikmati, kalo di lihat masalah gedung formal
kita tuh gak begitu tapi sudah merasa bangga dengan eksis,ngasih buku,
mengkoneksikan seluruh potensi untuk berbuat baik untuk siapa aja yang
ingin berbuat baik. Outputnya jelas anak bisa sekolah, yang berprestasi sudah
mulai muncul, mental minder sudah tidak ada sudah sangat terminimalisir,
yang penting mental dulu, yang di bangun di al hakim itu seperti itu.
6. Apakah ada faktor internal maupun eksternal yang mendukung
berdirinya yayasan wakaf al-hakim?
Faktor eksternal lembaga lembaga lain terkoneksi dengan lembaga lain
maksudnya, tanpa minder adapun lembaga yang sedikit jaga batas , misalkan
sudah beberapa kali mau bekerja sama dengan al hakim tapi di minta tolong
pake nama al hakim untuk di cantumkan tapi ternyata gak di cantumin, ini
seharusnya di beri pelajaran agak menahan sedikit. Tapi lembaga yang lainnya
enjoy aja dan saya sendiri membangun ini dengan santai enjoy tidak terlalu
yang gegabah. Dari dalem atau internal tenaga pengajarnya ada irmafa, himka,
pramuka, membantu rutin. Supaya kita sama sama enak tendensi al hakim
terjaga, jadi yang sudah terekrut di al hakim itu sudah menjadi pengurus, ada
yang menjadi anggota.
7. Apakah ada faktor eksternal dan internal yang menghambat proses
belajar mengajar di yayasan wakaf al-hakim?
Hambatan eksternal gak ada, internal nya ada kedispinan, tapi itu kembali ke
diri saya karna dulu pernah saya sibuk kuliah jadi semangat relawannya
pada turun, saya menyadarinya. Tapi ketika saya turun semangat mereka
timbul lagi, itu mungkin tradisi warga indonesia ya masih terini kan sosok
gitunya, jadi saya melihat masalah ini bukan hanya satu diri saya aja itu tidak,
kadang di diri relawan juga tidak, ternyata itu saling berkaitan ya jadi
sistemya belum jalan jadi belum bagus.
8. Menurut anda apakah ada kekuatan dan kelemahan internal dalam
yayasan wakaf al-hakim ini?
Kelemahan nya komunikasi, komunikasi di pengurusnya masih belum solid,
jadi imbasnya itu cuma beberapa persen relawannya di al hakim yang bersedia
mengajar rutin, tetapi harus ada celah dari kekurangan itu, saya mengambil
celahnya lebih tetap mengurusi anak anak. Terkadang pengurusnya juga sibuk
jadi saya ngasih celah atau mensiasatinya dengan datang ke tempat tempat
yang sedang di adakannya proses belajar mengajar, ke TPA TPA masih tetep
mengajar di TK, supaya keteladanan itu turun karna ketuanya sendiri terjun
langsung ke TPA TPA.
9. Apa tujuan jangka panjang yang ingin di capai yayasan wakaf al-hakim
kedepannya?
Tujuan jangka panjang yang ingin di capai adalah apa namanya melahirkan
sarjana sarjana atau pegiat pendidikan yaitu berasal dari kalangan yang tidak
mampu dan anak pemulung ini.
10. Apa strategi yang digunakan yayasan wakaf al-hakim untuk mencapai
tujuan tersebut?
Selain berkomunikasi dengan murid kita juga berkomunikasi dengan orang
tua, jadi melalui orang tua supaya mendukung dan menyemangati anak-anak
untuk berkependidikan. Dulu rata-rata anak-anak tidak sekolah, lalu kita
sekolahkan tapi baru sebentar sudah keluar, tapi Alhamdulillah lambat laun
sekarang kita dengan bekerja sama dengan orang tua sehingga anak-anak mau
bersekolah dan prestasi meningkat. Kita juga mengadakan program kakak
asuh dimana setiap kakak asuh di tugaskan untuk menghandle anak didik
pemulung dalam kegiatan sekolah di sekolah resmi, ada juga kegiatan jambore
yang diadakan setiap satu tahun sekali yang bareng sama milad nya al hakim,
anak anak yang cowo juga diadakan kegiatan futsal itu juga salah satu
kegiatan yang memotivsi mereka biasanya mau belajar, kemudian ada juga
kegiatan santuna rutin, sama kegiatan rutin belajar mengajar seperti mengaji,
baca quran, aqidah dan akhlak. Biasanya sebelum melakukan kegiatan-
kegiatan yang tadi saya sebutkan itu biasnya kita panitia merencanakan dulu
hal-hal yang mau dilakukan sebelum acara itu di mulai ya. Kaya nyiapin
tempat, terus di mana mau di laksanain acara nya ya seperti itu kurang
lebihnya.
11. Kebijakan dan motivasi apa yang ada pada yayasan wakaf al-hakim
demi terciptanya tujuan yang ada?
Kebijakan dan motivasi pokoknya saya sangat percaya dengan apa namanya
keseimbangan sosial dengan artian bahwa kita ini bertugas untuk berjasa
untuk menutupi kepulungan dalam struktur sosial, nah ketika kita menutupi
maka disitu kita akan paham mengenai berkah, ketenangan hidup, pokonya ke
diri kita pun jadi paham kesimbangan. Dengan dana yang Cuma 3 juta
perbulan bisa mengaover ke 3 tempat itu, bisa untuk mewakafkan tanah
misalkan.
12. Apakah setiap yayasan seperti ini membutuhkan strategi komunikasi
untuk berkomunikasi kepada anak didik pemulung? Bagaimana cara
berkomunikasi dengan mereka?
Saya sangat yakin komunikasi itu dalam rangka kemerdekaan jiwa ya
makanya yang sangat tanamkan itu, pokoknya di didik semua untuk
memberantas mental minder mereka dan menumbuhkan keinginan untuk
belajar. Dimana membangun mental anak anak dengan masalah diri
sendirinya dulu kaya minder, pemalu, yang seperti itu di berantas dulu gitu.
Jadi dia selesai dengan masalah masalah dirinya, yang seperti tu saya atasi
dulu. Kalo untuk pengajarnya sama dengan di lembaga lain tapi kita sudah
melalakukan dan menerapkan bahwa anak didik jangan di jadikan objek tapi
di jadikan teman supaya mereka mengerti paham dengan apa yang di ajarkan
sudah terarah. Di masukin doktrin anak murid itu bukan objek.
13. Adakah evaluasi pekerjaan setelah melakukan strategi yang telah di
rencanakan?
Evaluasi pekerjaan itu ada setiap bulan, yang di bahas dalam rapat evaluasi
bulanan biasanya membahas kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan
seperti santunan, belajar agama islam, lalu kemudian ada kakak asuh, terus
kita juga ada acar jambore, dan anak-anak yang laki-laki biasnya asuka
ngadain futsalan. Disetiap acara itu kita melakukan evaluasi setelah
kegiatannya.
14. Bagaimana ukuran tingkat keberhasilan strategi dalam proses belajar
mengajar anak didik pemulung pada yayasan wakaf al-hakim?
Dengan mengadakan ujian umum TPA untuk mengukur ketercapaian materi
yang sudah di ajarkan di kegiatan belajar mengajarnya.
15. Apa harapan kedepan yayasan wakaf al-hakim dari kegiatan belajar
mengajar anak didik pemulung ini?
Harapan kedepan sarana harus lebih nyaman, pembinaan guru guru tenaga
pengajarnya anak didik, saran yang lebih di tekankan masih banyak
kekurangannya.
Ciputat, 5 Juni 2014
Pewawancara Narasumber
Noor Aisyah Umar Hamdani, S. Sos. I
Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap Anak Didik Pemulung Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan Wakaf Al-Hakim
Waktu Wawancara : 13.00 WIB
Tanggal Wawancara : Sabtu, 30 Agustus 2014
Tempat Wawancara : Kediaman Pengajar, Komp. Batan Indah, Serpong
Narasumber : Deri Indrya Shanti
Jabatan : Pengajar Yayasan Wakaf Al-Hakim
Pewawancara : Noor Aisyah
1. Sudah berapa lama mengajar di Al-Hakim? Aku udah ngajar dari tahun 2012 sampai sekarang
2. Mengajar materi apa di Al-Hakim? Materinya itu mengaji yang lebih dominan, tapi kalo untuk awal-awal semepet aku ngajarin bahasa inggris tapi karena dari mereka kurang tertarik jadi aku ngajar ngaji aja.
3. Mengajarnya berapa kali dalam satu minggu? Jadwal ngajarnya itu hanya satu kali dalam satu minggu.
4. Apakah kamu sudah menerapkan strategi yang di gunakan untuk meningkatkan motivasi belajarnya anak didik pemulung? Kalo aku sendiri jambore, kakak asuh, sama mengaji itu yang udh pernah aku jalanin. Kalo acara Jamboree di sini peran ak lebih dominan sebagai kakak pendamping meskipun aku punya peran kepanitiaan gitu ibaratnya yaa, semua kakak panitia pasti di wajibkan untuk mendampingi adik-adiknya karena kan kita tau basic anak pemulung anak yang pendidikannya kurang jadi moral sama ankhlaknya juga kurang baik nah jadi gimana caranya kita untuk
membimbing dia nurut sama orang, cara ngomongnya berperilakunya sopan sama kita, tapi kita gak mengajarkan dengan kekerasan, kita mengajrkannya dengan asik dan santai, terus gimana caranya supaya kita jadi temen sama mereka, mereka bisa deket sama kita, nah di setiap aaaa acara acar di dalam jamboree kita gak pernah sama sekali bener bener ngelapas dia pasti kita dampingin, bahkan untuk ke toilet aja itu harus kita dampingin, bukan atas karna takut mereka kenapa kenapa doing tapi ya karna itu dia ngebangun kedekatan itu juga sama mereka. Terus kakak asuh , mungkin kalo kaka asuh agak lebih personal kali ya, soalnya itu agak lebih berhubungan dengan materi gitu jadi agak sensitive, jadi kalo misalkan di humbar, jadi kita gak pernah ngebahas dia mampu atau engga nya jadi setiap melakukan santunan yang kita tekankan itu kaya nyemangatin dan ngingetin ayok sekolah, ayok belajar mumpung ada yang bantu nih, gitu. Terus juga setiap kunjungan kakak asuh itu aku dan orang tua si anak sih selalu cerita ngobrol share gitu tentang perkembangan si anak ini gimana, terus ada masalah atau engga dengan sekolah formalnya, bahasannya mulai dari biaya sekolah, pr sekolah si anak pemulung ini, dan keseharian anak pemulung ini sendiri gimana, gitu. Belajar agama islam itu tuh ngaji gitu ya jadi kalo mengaji itu umum lah, jadi disini pertama kita ngejalanin apa itu tugas al-hakim jadi al hakim itu terbentuk yaa karena mau ada supaya mereka ada kegiatan positifnya gitu, yaitu mengaji, nah disini kita berkegiatan sambil berinteraksi sama mereka ya dengan cara dari agam bukan dari segi pendidikan formal jadi lebih dapet gitu ngajarin agama baut akhlaknya mereka.
5. Bagaimana cara kamu mengatasi anak didik yang keinginan belajarnya susah? Kalo lagi kegiatan belajar mengajar di kelas itu kalo lagi ngaji gitu ya banyak anak-anak yang suka nawar gitu, ah kak maunya sampe sini aja maunya sampe yang ini aja gitu, sebenernya sih kita tidak pernah memaksakan mereka, yang penting mereka ngaji, yang penting mereka belajar. Terkadang kalo memang mereka anaknya enak suka aku turutin , tapi kalo anaknya nakal ngelunjak, cara ngomongnya kasar, terus lebih banyak mainnya gitu dari pada belajar terus juga dia mengganggu teman teman yang lain itu aku tegesin sama mereka gitu jadi mereka ikut kata aku. Intinya nerapin sistem dimana
mereka tuh nurut sama kita bukan karena takut tapi karena tau kewajiban mereka itu apa, kita harus tetap control mereka tapi tidak galak gitu.
6. Apa harapan kedepan kamu untuk anak didik pemulung disini? Semoga anak didik pemulung bisa punya kualitas pendidikan dan mempunyai kualitas ilmu yang sama dengan anak anak yang lebih beruntung di luar sana, semoga mereka bisa lebih dewasa dalam arti bisa memanfaatkan apa yang mereka dapatkan selama belajar di Al-Hakim ini dengan sebaik mungkin dan kesempatan yang lebih banyak dapat merubah hidup mereka di masa depan mereka. Tangerang, 30 Agustus 2014 Noor Aisyah Deri Indrya Shanti Pewawancara Narasumber
Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap Anak Didik Pemulung Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan Wakaf Al-Hakim
Waktu Wawancara : 15.00 WIB
Tanggal Wawancara : 7 September 2014
Tempat Wawancara : Yayasan Wakaf Al-Hakim
Narasumber : Burhan Cokro
Jabatan : Pengajar Yayasan Wakaf Al-Hakim
Pewawancara : Noor Aisyah
1. Sudah berapa lama mengajar di Al-Hakim?
Saya udah ngajar dari tahun 2012 sampai sekarang
2. Mengajar materi apa di Al-Hakim?
Materinya itu mengaji yang sama akiqah akhlaq.
3. Mengajarnya berapa kali dalam satu minggu?
Kalo saya ngajarnya dua kali dalam seminggu.
4. Apakah kamu sudah menerapkan strategi yang di gunakan untuk
meningkatkan motivasi belajarnya anak didik pemulung?
Ya sudah , kan disini saya ngajar juga, terus ikut jambore juga, tapi saya gak
ikut kakak asuh, karena kalo kakak asuh lebih banyak pengajar cewe yang
megang. Saya paling kegiatan jambore, ngajar anak-anak, terus sama futsal.
Futsal yang lebih dominan sama ngajar. Kalo ngajar saya ngajarain aqidah
akhlak ke anak, terus kalo futsal itu emang salah satu program buat numbuhin
semagat belajarnya mereka, karena anak didik yang cowo disini males banget
belajarnya, terus nakal, aktif banget gitu, jadi dengan kegiatan ini tuh anak-
anak mau buat di suruh belajar, dan pasti saya kasih masukan gitu supaya
mereka mau terus belajar, komunikasi nya itu ngomong ke mereka dan kasih
masukan sama mereka nya ya lewat kegiatan futsalan ini sama anak didik
yang cowo gitu. dan karena tenaga pengajar cowonya disini itu jarang banget
makanya saya bener-bener ngatasin mereka mereka ini yang lebih aktif dan
nakal.
5. Bagaimana cara kamu mengatasi anak didik yang keinginan belajarnya
susah?
Karena anak anak disini sih saya suka agak tegas kalo mereka udah mulai
susah di atur dan males belajar, dan terkadang saya suka kaya ngasih tau ke
mereka kalo emang mereka susah di atur saya gak akan mau lagi urusin
mereka dan ajak main futsal lagi seperti apa yang udah biasnya di lakuin.
6. Apa harapan kedepan kamu untuk anak didik pemulung disini?
Semoga kedepannya pengajar lebih konsisten, dan murid muridnya juga tetep
semangat belajar.
Tangerang, 7 September 2014
Noor Aisyah Burhan Cokro Pewawancara Narasumber
LAMPIRAN-LAMPIRAN
SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN JAMBORE “ANAK SOLEH…CERIA, SANTUN, DAN
MANDIRI” TAHUN 2014
A. Penanggung Jawab : - Umar Hamdani
B. Steering Committee : - Beti Nurbaeti
: - Duha Ardiansyah
C. Organizing Committee
1. Ketua : - Yudhi Al-Hamdi
2. Sekretaris : - Deri Indrya Santhi
3. Bendahara : - Holisah
D. Seksi-Seksi
1. Acara : - Heri Fajrin (Koord)
- Eka Dewi Fithrotunnisa
- Shoffie Afrianur
- Abdul Basyir
- Nurlia Indah Adhari
- *Novi Melani - *Burhani Cokro
- *Heri Handoko - *Nina Nurlilah
- *Rini - *Renita
- *Ayif - *Zubaidah
- *Rendi Marli - *Zhani
- *Rizky - *Rifnida
- *Nunung -*Burhan
2. Perlengkapan : - Diah Yuniardi (Koord)
- Jajang
- Asnawi Rija
- Irot Rosita
3. Konsumsi : - SitiAisyah (Koord)
- Dede Rihana
- Santhi Meutiya
- Wawan Sholihin
4. Humas : - A. Mustomi I.Q (Koord)
- IlhamHabibi
- Ina Nur Hasanah
- Adi
Ciputat, 21 Juni 2014
PANITIA PELAKSANA JAMBORE I
YAYASAN WAKAF AL-HAKIM
YUDHI ALHAMDI DERI INDRYA SANTI
KetuaPelaksana Sekretaris
Mengetahui,
UMAR HAMDANI S.Sos. I
Ketua Yayasan Wakaf Al-Hakim
RUNDOWN ACARA JAMBORE “ANAK SOLEH.. CERIA, SANTUN, DAN
MANDIRI”
Sabtu, 21 Juni 2014
Waktu Kegiatan Penanggung Jawab
06.00 – 07.00 Mengumpulkan anak didik pengajar dari masing-
masing cabang
07.00 – 08.00 Registrasi di Masjid Fathullah Acara
08.00 – 09.30 Menuju Situ Gintung dengan
berjalan kaki
Acara dan kakak
pendamping
09.30-10.00 Pembagian regu per tenda Acara
10.00 – 11.30 Pendirian Tenda Panitia dari Pramuka dan
acara
11.30 – 12.00 Pembukaan dan Pembacaan doa Acara dan Ketua pelaksana
12.00 – 13.00 ISHOMA Keamanan
13.00 – 13.30 Pembagian grup pentas seni Acara
13.30 – 14.00 Latihan persiapan Pentas Seni
Pergrup
Pendamping
14.00 - 15.00 Penampilan pentas seni Acara dan kakak
pendamping
15.00 – 16.10 ISHOMA Keamanan
16.10 – 17.00 Melanjutkan acara pentas seni Acara dan kakak
pendamping
17.00 – 18.00 ISHOMA Keamanan
18.00 – 18.30 Persiapan Api Unggun Acara
18.30 – 19.30 ISHOMA Keamanan dan konsumsi
19.30 – 20.00 Persiapan Api Unggun Acara dan Keamanan
20.00 – 21.00 Perlombaan : Acara
1. LombaYel-yel
2. Baca puisi
21.00 – 21.15 Pesiapan untuk beristirahat Keamanan
Ahad, 22 Juni 2014
Waktu Kegiatan PenanggungJawab
05.00 - 05.30 Persiapan solat subuh Keamanan dan acara
05.30 – 06.00 Bermain bebas Keamanan
06.00 – 08.30 Olahraga dan outbound pagi Acara dan kakak mentor
08.30 – 10.00 Mandi pagi dan sarapan Keamanan dan kakak
pendamping
10.00 – 11.00 Persiapan penampilan dari HIMKA HIMKA
11.00 – 12.00 Beres-beres copot tenda Keamanan
12.00 – 13.00 Pemberian hadiah anak didik
berprestasi
Ketua Yayasan Al-Hakim
13.00 – 13.30 ISHOMA dan persiapan pulang Keamanan dan Acara
Pemberian Santunan
Santunan berupa iqra kepada anak didik pemulung
Santunan berupa beras
Program Kakak Asuh
Kakak asuh yang sedang mengunjungi anak didik pemulung
Kunjungan bersama pengajar dalam menjalankan program kakak asuh ke rumah anak
didik pemulung
Belajar Agama Islam
Kegiatan Belajar Mengajar anak didik pemulung
Jambore
Anak didik yang sedang mengikuti kegiatan jambore rutin di Situ Gintung
Acara pentas seni Islam yang di adakan oleh Yayasan Wakaf Al-Hakim untuk
menumbuhkan rasa percaya diri serta meminimalisir rasa minder di dalam pribadi
anak didik.
Kegiatan mendirikan tenda ini di maksudkan untuk menumbuhkan rasa saling kerja
sama, gotong royong, dan menambah ilmu baru bagaimana cara mendirikan tenda.
Wawancara bersama ketua Yayasan Wakaf Al-Hakim