181
i STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG Fascal Risistio 11150920000022 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/1442 H

STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

i

STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN

DALAM PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG

Fascal Risistio

11150920000022

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/1442 H

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

ii

STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN

DALAM PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG

Fascal Risistio

11150920000022

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pertanian Pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/1442

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Sub Sektor Pertanian Unggulan

dalam Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang”, yang ditulis oleh Fascal

Risistio NIM 11150920000022 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam siding

munaqosyah Falkutas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Pada hari Rabu, 15 Juli 2020. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program

Studi Agribisnis

Menyetujui,

Mengetahui,

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

iv

SURAT PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI

ADALAH BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI I ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 15 Juli 2020

NIP 11150920000022

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Fascal Risistio

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 08 November 1996

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Rumah Susun Bumi Cengkareng Indah Blok Melati 7 lantai

2 No 6 RT/RW 020/016 Cengkareng Timur, Cengkareng,

Jakarta Barat

No. Telp/HP : 0878-7259-1510

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2003-2009 : SDN 03 Kapuk Pagi

2009-2012 : SMPN 45 Jakarta

2012-2015 : SMAN 33 Jakarta

2015-2020 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

2016-2018 : Anggota Mentor Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Agribisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

vi

2017 : Sekertaris Divisi Penelitian dan Pengembangan Profesi DEMA

Fakultas Sains dan Teknologi

Pengalaman Pelatihan

2016 : Pelatihan Kepemimpinan oleh POPMASEPI (Perhimpunan Profesi

Mahasiswa Pertanian Indonesia) di Bandung

2018 : Pelatihan Kelas Legislatif oleh SEMA-U (Senat Mahasiswa Universitas)

UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta.

Pengalaman Kerja

2018 : Balai Riset Penelitian Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan

Bogor

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Model Komprehensif Manajemen Strategis ............................................... 19

2. Kerangka Berfikir ....................................................................................... 31

3. Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian ...................................... 39

4. Matrik SWOT ............................................................................................. 45

5. Matrik Internal Eksternal ............................................................................ 46

6. Grafik Perkembangan Penduduk Kabupaten Pemalang ............................. 52

7. Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pemalang ............................. 54

8. Grafik Konstribusi Sub Sektor Tanaman Pangan Terhadap PDRB

Kabupaten Pemalang Tahun 2013 – 2017 .................................................. 60

9. Grafik Kontribusi Sub Sektor Tanaman Hortikultura Terhadap PDRB

Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017 ..................................................... 61

10. Grafik Kontribusi Sub Sektor Tanaman Perkebunan Terhadap PDRB

Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017 .................................................... 62

11. Grafik Kontribusi Sub Sektor Perternakan Terhadap PDRB

Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017 ..................................................... 63

12. Grafik Kontribusi Sub Sektor Perikanan Terhadap PDRB

Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017 ..................................................... 64

13. Laju Pertumbuhan Sub Sektor Tanaman Pangan

Kabupaten Pemalang .................................................................................. 66

14. Laju Pertumbuhan Sub Sektor Tanaman Holtikultuta

Kabupaten Pemalang .................................................................................. 67

15. Laju Pertumbuhan Sub Sektor Tanaman Perkebunan

Kabupaten Pemalang .................................................................................. 68

16. Laju Pertumbuhan Sub Sektor Perikanan Kabupaten Pemalang ................ 69

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

viii

17. Profil Pertumbuhan Sub Sektor Pertanian Kabupaten Pemalang

Tahun 2013-2017 ........................................................................................ 71

18. Diagram Persentase Penyaluran Kredit menurut Kelompok

Bank Desember 2018 .................................................................................. 75

19. Grafik Pemberian Kredit Pada Sektor Pertanian dan

Perikanan pada tahun 2013-2018 ................................................................ 76

20. Konsumsi Buah dan Sayur Per Kapita Sehari di Daerah

Perkotaan dan Pedesaan Tahun 2016 (dalam Gram) .................................. 85

21. Rencana Tapak TP/KST Pemalang di Kecamatan Randudongkal ............. 86

22. Peta Daerah Strategis Kabupaten Pemalang ............................................... 91

23. Kontribusi Tenaga Kerja yang Bekerja pada Setiap Sektor

di Kabupaten Pemalang Tahun 2018 ......................................................... 95

24. Posisi Strategis Pengembangan Sub Sektor

Hortikultura Pada Kuadran SWOT ............................................................. 114

25. Peta Lokasi Pembangunan Techno Park dan

Persebaran Komoditas Nanas, Mangga dan Durian ................................... 117

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang telah Allah berikan tetapi sedikit

sekali yang dapat kita ingat. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas berkat, rahmat dan karunia-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Sub Sektor

Pertanian Unggulan dalam Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang”. Shalawat

serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan

keluarga beliau serta semua kaum muslimin semoga kita selalu mendapatkan

kebahagiaan dunia dan akhirat serta diberikan syafa’at oleh beliau.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh

banyak bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan arahan yang

diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini. Oleh karena itu

perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Kedua orang tua penulis (Bapak dan Ibu) terima kasih tak terhingga teruntuk

kalian atas cinta dan kasih sayang yang telah kalian berikan selama ini serta

do’a yang selalu kalian panjatkan untuk putramu ini, juga semangat yang tiada

henti- hentinya diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan

dengan baik.

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

x

2. Ibu Rizki Adi Puspita M.M Sari dan Ibu Agustina Senjayani M.Si M.Si selaku

dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang tiada henti selalu

memberikan banyak pengarahan dan bimbingannya disela-sela kesibukannya.

3. Bapak Prof. Dr Ujang Maman M.Si selaku dosen penguji I yang telah

meluangkan waktunya dan tenaganya dalam sidang munaqosyah serta

memberikan saran dan mengarahkan penulis.

4. Ibu Titik Inayah M.Si selaku dosen penguji II yang telah meluangkan waktunya

dan tenaganya dalam sidang munaqosyah serta memberikan saran bagi penulis.

5. Ibu Dr Siti Rochaeni M.Si selaku Ketua Prodi Agribisnis dan Dosen

Pembimbing Akademik yang telah bersedia memberikan waktunya dan

mengarahkan penulis.

6. Bapak/Ibu dosen Prodi Agribisnis yang telah membagi ilmunya dan

memberikan pengarahan.

7. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi yang telah bersedia memberikan waktunya.

8. Bapak Urip Basuki, Bapak Surharno, Bapak Samhudi, Bapak Sukardi dan

Bapak Arif Fajar Riyanto sebagai narasumber telah memberikan bantuan dan

informasi dalam pelaksanaan penelitian.

9. Teman-teman Agribisnis 2015 terima kasih banyak atas kebersamaan, do’a dan

bantuannya. Mudah-mudahan silaturahmi kita tidak pernah putus.

10. Nuryanti Pratami yang selalu setia menyemangati, membantu dan menemani

selama pembuatan skripsi.

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

xi

11. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik

yang dapat membangun dari seluruh pembaca. Semoga skripsi ini dapat berguna

bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta,15 Juli 2020

Penulis

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

xii

ABSTRAK

Fascal Risistio, Strategi Pengembangan Sub Sektor Pertanian Unggulan dalam

Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang. Di bawah bimbingan Rizki Adi

Puspita Sari dan Agustina Senjayani.

Kabupaten Pemalang memiliki sektor ekonomi yang berkontribusi besar

terhadap PDRB yaitu sektor pertanian. Sektor ini didukung oleh sumber daya alam

Kabupaten Pemalang dan sumber daya manusia yang dominan berkerja pada sektor

pertanian. Hal ini didukung juga dengan adanya strategi yang dibuat pemerintah

yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Pemalang.

Strategi yang dibuat belum sepenuhnya dapat menjawab permasalahan

pembangunan pertanian pada tingkat petani. Permasalahan tersebut dibagi menjadi

dua yaitu permasalahan non teknis dan teknis salah satunya masalah anggaran dana

yang dikeluarkan untuk membangun sub sektor pertanian terbatas. Berdasarkan

masalah yang ada tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis kontribusi,

pertumbuhan, daya saing sub sektor pertanian, (2) Menganalisis sub sektor

pertanian yang menjadi unggulan., (3) Mengidentifikasi fakor-faktor eksternal

yang menjadi peluang dan ancaman serta fakor-faktor internal yang menjadi

kekuatan dan kelemahan (4) Merumuskan alternatif dan prioritas strategi yang

dapat dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Pemalang.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer

dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara, kuesioner

terbuka dan kuesioner tertutup. Metode pemilihan narasumber menggunakan

metode purposive (sengaja) kepada pihak-pihak yang memahami kondisi pertanian

Kabupaten Pemalang. Sumber data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik

dan berbagai instansi yang terkait yang mendukung untuk memperkuat teori

sebagai dasar dalam penelitian ini. Data kuantitatif diolah menggunakan

menggunakan alat bantu software komputer yaitu Microsoft Excel 2013.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa berdasarkan nilai LQ dan SSA terdapat

dua sektor pertanian unggulan Kabupaten Pemalang yaitu sektor perikanan dan

sektor tanaman hortikultura. Nilai share Pergeseran bersih sektor tanaman

hortikultura memiliki nilai terbesar, sehingga dipilih sub sektor tanaman

hortikultura sebagai sub sektor unggulan Kabupaten Pemalang. Berdasarkan hasil

Matrik SWOT dan matrik IE terdapat 3 alternatif strategi yang akan di

perioritaskan menggunakan QSPM. Hasil prioritas strategi dalam pengembangan

sub sektor hortikultura yaitu Strategi pengembangan produk dengan menerapkan

teknologi tepat guna dalam budidaya hingga pasca panen.

Kata Kunci : Sub Sektor pertanian unggulan,, SWOT, QSPM , Pemalang

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7

1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7

1.5. Ruang Lingkup .............................................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi .................................. 10

2.2. Otonomi Daerah........................................................................................... 11

2.3. Pembangunan Daerah .................................................................................. 12

2.4. Pembangunan Pertanian dan Peran Sektor Petanian ................................... 14

2.5. Metode Analisis Potensi Relatif Perekonomian Wilayah ........................... 15

2.5.1. Location Quotient ........................................................................... 16

2.5.2. Shift-Share ....................................................................................... 17 2.6. Model Manajemen Strategi.......................................................................... 18

2.6.1. Identifikasi Eksternal ...................................................................... 20

2.6.2. Identifikasi Internal ......................................................................... 22

2.6.3. Jenis Alternatif Strategi ................................................................... 23 2.7. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 24

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

xiv

2.8. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 32

3.2. Jenis dan Sumber Data................................................................................. 32

3.3. Metode Analisis Data .................................................................................. 34

3.3.1. Analisis LQ (Location Quotient) .................................................... 34

3.3.2. Analisis SS (Shift-Share) ................................................................. 35

3.3.3. Matrik Eksternal (EFE) dan Matrik Internal (IFE) ......................... 41

3.3.4. Matrik SWOT ................................................................................. 44

3.3.5. Matrik Quantitative Strtagic Planning (QSPM) ............................. 46 3.4. Definisi Operasional .................................................................................... 47

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN PEMALANG

4.1. Kondisi Geografi dan Batas Administrasi ................................................... 50

4.2. Kondisi Sosial dan Ekonomi ....................................................................... 52

4.2.1. Kondisi Sosial ................................................................................. 52

4.2.2. Kondisi Perekonomian .................................................................... 54 4.3. Penggunaan Lahan ....................................................................................... 55

4.4. Kondisi Pertanian Kabupaten Pemalang ..................................................... 56

4.4.1. Tanaman Pangan dan Hortikultura.................................................. 56

4.4.2. Tanaman Perkebunan ...................................................................... 56

4.4.3. Peternakan ....................................................................................... 57

4.4.4. Perikanan ......................................................................................... 57

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Location Quotient (LQ) ................................................................. 59

5.1.1 Sub Sektor Tamanan Pangan ........................................................... 60

5.1.2 Sub Sektor Tanaman Hortikultura ................................................... 61

5.1.3 Sub Sektor Tanaman Perkebunan .................................................... 62

5.1.4 Sub Sektor Peternakan ..................................................................... 62

5.1.5 Sub Sektor Perikanan ....................................................................... 64 5.2 Analisis Shift-Share ..................................................................................... 65

5.2.1 Sub Sektor Tanaman Pangan ........................................................... 66

5.2.2 Sub Sektor Tanaman Hortikultura ................................................... 67

5.2.3 Sub Sektor Tanaman Perkebunan .................................................... 68

5.2.4 Sub Sektor Perikanan ....................................................................... 69

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

xv

5.3 Perumusan Sub Sektor Unggulan Pertanian ................................................ 70

5.4 Identifikasi Faktor Eksternal Sub Sektor Hortikultura ................................ 73

5.4.1 Peluang Pengembangan Sub Sektor Hortikultura ............................ 74

5.4.2 Ancaman Pengembangan Sub Sektor Hortikultura ......................... 86 5.5 Identifikasi Faktor Internal Sub Sektor Hortikultura ................................... 89

5.5.1 Kekuatan Pengembangan Sub Sektor Hortikultura ......................... 90

5.5.2 Kelemahan Pengembangan Sub Hortikultura .................................. 95 5.6 Perumusan Strategi .................................................................................... 100

5.6.1 Analisis Matrik EFE dan IFE ......................................................... 100

5.6.2 Analisis Matrik SWOT .................................................................. 104

5.6.3 Penentuan Prioritas Strategi dengan Matrik QSPM ...................... 114

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan ................................................................................................ 120

6.2. Saran .......................................................................................................... 122

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 123

LAMPIRAN ....................................................................................................... 125

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

1. PDRB Kabupaten Pemalang Tahun 2017 Atas Dasar Harga

Konstan Tahun 2010 .................................................................................... 4

2. Penilaian Bobot Faktor Eksternal dan Internal

Pengembangan Sub Sektor Pertanian Unggulan Kabupaten Pemalang ....... 42

3. Penilaian Matrik EFE dan IFE Pengembangan

Sub Sektor Pertanian Unggulan Kabupaten Pemalang ................................ 44

4. Penilaian Matrik QSPM Pengembangan Sub Sektor

Pertanian Unggulan Kabupaten Pemalang ................................................... 47

5. Jumlah Desa dan Ketinggian di Atas Permukaan Laut

pada Setiap Kecamatan di Kabupaten Pemalang ......................................... 51

6. Luas Penggunaan Lahan Di Kabupaten Pemalang Tahun 2018 .................. 55

7. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017 .... 59

8. Hasil Perhitungan Analisis Shif-Share Sub Sektor

Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017 ...................................... 65

9. Target dan Capaian Produksi Sub Sektor Perikanan

dalam RPJMD Kabupaten Pemalang Tahun 2016-2018 ............................. 72

10. Produksi Pertanian Tanaman Hortikultura Utama Tahun 2016-2018 ......... 73

11. Laju Pertumbuhan PDB Indonesia ADHK 2010 Periode 2014-2018 ......... 77

12. Perbandingan Laju Inflasi Kabupaten Pemalang,

Provinsi Jawa Tengah dan Indonesia pada Tahun 2014 – 2018 .................. 79

13. Perbandingan Tingkat Pengangguran Kabupaten Pemalang,

Provinsi Jawa Tengah dan Indonesia Tahun 2014-2018 ............................. 81

14. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kegiatan

Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Pemalang, 2018 ...................... 81

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

xvii

15. Jumlah Produksi dan Kelompok Tani yang Bermitra

dengan PT Indofood dan PT wings, ............................................................. 82

16. Rata-Rata Konsumsi per Kapita Seminggu Beberapa

Macam Bahan Makanan Penting, 2016-2018 .............................................. 84

17. Jumlah Penduduk Kabupaten Pemalang Berdasarkan

jenis kelamin dan Kepadatan penduduk tahun 2018 .................................... 87

18. Tingkatan Kelompok Tani di Kecamatan Pemalang,

Warungpring dan Belik 2018 ....................................................................... 96

19. Matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE) pada

Kabupaten Pemalang dalam Pengembangan Sub Sektor Hortikultura ........ 101

20. Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) pada

Kabupaten Pemalang dalam Pengembangan Sub Sektor Hortikultura ........ 103

21. Faktor Eksternal dan Internal dalam Pengembangan

Sub Sektor Hortikultura Kabupaten Pemalang ............................................ 105

22. Hasil Perumusan Strategi S-O pada Matrik SWOT ..................................... 106

23. Hasil Perumusan Strategi W-O pada Matrik SWOT ................................... 109

24. Hasil Perumusan Strategi S-T pada Matrik SWOT ..................................... 111

25. Hasil Penetuan Prioritas Strategi Pengembangan

Sub Sektor Hortikultura Kabupaten Pemalang pada Matrik QSPM ............ 115

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Nilai, Distribusi dan Ranking PDRB ADHK menurut

Lapangan Usaha Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah 2017 ............................ 126

2. Data Narasumber Terpilih dalam Penelitian Strategi

Penembangan Sub Sektor Unggulan Pertanian

dalam Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang ..................................... 127

3. Pengambilan Data Wawancara dan Kuesioner dalam

Penelitian Strategi Pengebangan Sub Sektor Unggulan

Pertanian dalam Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang. .................... 128

4. Kuesioner dalam Formulasi Strategi Pengembangan

Sub Sektor Unggulan Pertanian dalam Pembangunan

Daerah Kabupaten Pemalang ..................................................................... 129

5. Startegi Pengembangan Sub Sektor Unggulan Pertanian

dalam Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang

Data Primer Point Wawancara ..................................................................... 141

6. Rekap Laporan Penggunaan Lahan Pertanian

Kabupaten Pemalang Tahun 2018 ............................................................... 145

7. Produksi , Produktivitas dan Luas Lahan Komoditas

Nanas, Mangga, dan Durian Tahun 2018 ................................................... 146

8. Rekap Data Bantuan Alat dan Mesin Pertanian

Kabupaten Pemalang Tahun 2018 ............................................................. 148

9. Program dan Kegiatan Berdasarkan Sumber Pendanaan

(APBD Kota, APBD Propinsi, APBN) Tahun 2017-2019 ......................... 150

10. Laporan Tanaman Buah – Buahan Dan Sayuran

Kabupaten Pemalang Tahun 2018 ............................................................... 152

11. Hasil Pembobotan dan Rating Faktor Eksternal dan Internal ..................... 154

12. Dokumetasi .................................................................................................. 159

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan suatu daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional

dengan prinsip otonomi daerah. Tujuan dari otonomi daerah adalah untuk

meningkatkan perekonomian daerah. Pada dasarnya otonomi daerah memiliki 3

misi utama yaitu meningkatkan pelayanan publik, kesejahteraan masyarakat, dan

mengelola sumberdaya manusia secara efisien dan efektif (Kurniawan, 2016: 1).

Pemeritah pusat memberikan kebebasan kepada daerah masing-masing

untuk membangun daerahnya. Hal ini tercatum pada Undang-undang RI No 32

tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang-Undang RI no 33 tahun 2004

tentang keuangan pusat dan daerah. Namun Pemerintah pusat tidak sepenuhnya

membebaskan Pemeritah daerah mengatur dalam daerah tetapi pembangunan

daerah harus tetap memperhatikan pembangunan tingkat atasnya. Pembangunan

daerah dapat berjalan baik atau tidak dapat dilihat dengan mengetahui pertumbuhan

ekonomi daerah.

Pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun dapat dilihat dari Atas Dasar

Harga Konstan (ADHK). Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHK

lebih menggambarkan perkembangan produksi riil barang dan jasa yang dihasilkan

oleh kegiatan ekonomi daerah tersebut. ADHK merupakan harga rata-rata yang

tidak mungkin berubah untuk tahun tertentu. Oleh karena itu PDRB ADHK dapat

digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi daerah selama 10 tahun terakhir.

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

2

Besar nilai PDRB ADHK Jawa Tengah di tahun 2017 memiliki

keragamanan di setiap daerahnya. Hal ini dipengaruhi oleh sektor-sektor yang

berada di dalam kegiatan perekonomian masing-masing daerah. Daerah yang

memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif pada sektor tertentu akan lebih

maju dari pada daerah lainnya. Hal ini dapat dilihat pada nilai PDRB ADHK

Provinsi Jawa Tengah Lampiran 1.

Berdasarkan Lampiran 1 Kabupaten Pemalang hanya menempati posisi ke

23 dari 35 Kabupaten/Kota. Besar PDRB Kabupaten Pemalang hanya 16,29 triliun

rupiah dengan kontribusi 1.83 persen dalam PDRB Jawa Tengah. Namun secara

geografis, Kabupaten Pemalang memiliki posisi yang strategis karena sebelah utara

Kabupaten Pemalang adalah daerah pesisir pantai utara dan bagian selatan

Pemalang adalah daerah dataran tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan

terhadap sektor pertanian dan sektor-sektor yang memiliki potensi untuk

dikembangkan sehingga dapat dijadikan prioritas dalam pembangunan daerah

Kabupaten Pemalang.

Visi pembangunan suatu daerah merupakan gambaran umum dalam suatu

perencanaan pembangunan yang menjelaskan sasaran hasil pembangunan yang

akan dicapai melalui strategi, program dan kegiatan daerah. Demikian halnya

menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN), pengertian visi adalah rumusan umum mengenai

keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, sedangkan yang disebut

misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk

mewujudkan visi. Visi pembangunan daerah sangat penting karena akan dijadikan

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

3

sebuah target dari kondisi yang diinginkan. Penyusunan visi pembangunan daerah

Kabupaten Pemalang periode 2016-2021 memperhatikan visi yang termuat pada

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pemalang

tahun 2005-2025 yaitu “Pemalang yang Maju, Mandiri dan Sejahtera”. Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pemalang 2016-

2021 mengikuti pelaksanaan pembangunan daerah berdasarkan pada Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Pemalang tahun 2005-2025 (PERDA

Kabupaten Pemalang, 2016).

Pembangunan daerah Kabupaten Pemalang disokong oleh sektor ekonomi

daerah. Sektor ekonomi tersebut dapat dilihat pada Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Kabupaten Pemalang menurut lapangan usaha. Tiap sektor akan

dilihat nilai kontribusi secara keseluruhan. Nilai kontribusi yang besar dapat

dijadikan fokus pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan data pada Tabel 1 terdapat tiga sektor yang berkontribusi

dalam perekonomian Kabupaten Pemalang tahun 2017 yaitu: 1) sektor pertanian

berkontribusi terhadap PDRB sebesar 24,62%. Pada Sektor pertanian terdapat 3

(Tiga) sub sektor pertanian yang berkontribusi besar dalam sektor pertanian

Kabupaten Pemalang diantaranya sub sektor tanaman pangan, sub sektor tanaman

hortikultura dan sub sektor tanaman perkebunan; 2) Sektor Industri yang memiliki

kontribusi sebesar 20,23%; 3) Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor memiliki kontribusi sebesar 17,16 %.

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

4

Tabel 1. PDRB Kabupaten Pemalang Tahun 2017 Atas Dasar Harga Konstan Tahun

2010

Lapangan Usaha

PDRB

Juta

(Rupiah)

(%)

Pertanian 4.012.917 24.62

1. Tanaman Pangan 1.410.380 8,65

2. Tanaman Hortikultura 1.294.005 7,94

3. Tanaman Perkebunan 622.082 3,82

4. Perternakan 399.526 2,45

5. Perikanan 286.924 1,76

Pertambangan dan Penggalian 752.008 4,61

pengadaan listrik dan gas 24.391 0,15

pengadaan air, pengolahan sampah ,limbah dan daur

ulang 13.794 0,08

Industri Pengolahan 3.296.225 20,23

Konstruksi 701.170 4,30

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor 2.796.272 17,16

Transportasi dan Pergudangan 506.632 3,11

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 912.238 5,60

Informasi dan Komunikasi 411.732 2,53

Jasa Keuangan dan Asuransi 488.977 3,00

Jasa Perusahaan 59.864 0,37

Real Estate 303.692 1,86

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib 522.124 3,20

Jasa Pendidikan 862.194 5,29

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 167.634 1,03

Jasa lainnya 465.788 2,86

PDRB 16.297.654 100,0 Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2017 (diolah)

Sektor pertanian merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja paling besar

di Kabupaten Pemalang. Di tahun 2017 angkatan kerja yang bekerja di daerah

Pemalang sebesar 587.819 jiwa. Angkatan kerja yang bekerja tersebut terbagi di

setiap sektor diantaranya; sektor pertanian sebesar 154.676 jiwa dengan memiliki

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

5

kontribusi sebesar 26,31 persen dari angkatan kerja yang bekerja, sektor

perdagangan sebesar 104.947 jiwa, sektor industri sebesar 117.851 jiwa, sektor jasa

sebesar 117.382 jiwa dan sektor lainnya sebesar 92.963 jiwa (Badan Pusat Statisik,

2018: 90).

sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang menjadi perhatian dari

setiap pembangunan daerah. Sektor pertanian memiliki pengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi sehingga jika kinerja sektor pertanian tidak produktif maka

pertumbuhan ekonomi akan menurun (Clement dalam Daryanto 2003: 23).

Pemerintah daerah tentunya memiliki strategi dan kebijakan masing-

masing untuk membangun sektor pertanian. Salah satunya terdapat dalam Rencana

Pemerintah Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pemalang priode 2016-

2021 dalam misi ke-3 yaitu mengembangkan ekonomi kerakyatan dan kedaulatan

pangan yang berbasis sumber daya lokal serta menanggulangi kemiskinan. Pada

misi ke 3 terdapat strategi-strategi dalam mengembangkan sub sektor pertanian di

Kabupaten Pemalang. Strategi-strategi tersebut diantaranya :

1) Mengoptimalisasikan Sapta Usaha Tani didukung pemanfaatan teknologi dan

modernisasi alsintan tepat guna; melakukan pengembangan pola dan sistem

pertanian terutama pada jenis komoditas pertanian unggulan lokal.

2) Meningkatkan pemantauan pasokan dan harga pangan pokok masyarakat;

penanganan wilayah rawan pangan; dan penyediaan cadangan pangan.

3) Meningkatkan produksi perikanan tangkap melalui pemberdayaan nelayan

serta penyediaan sarana dan prasarana perikanan tangkap; intensifikasi

perikanan budidaya dengan Cara Budidaya Ikan yang Benar (CBIB).

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

6

Strategi-strategi di atas diharapkan berjalan sesuai dengan yang

direncanakan. Hal ini dapat dilihat pada capaian target produksi pada setiap sub

sektor, namun strategi yang dibuat belum sepenuhnya dapat menjawab

permasalahan pembangunan pertanian pada tingkat petani. Berdasarkan hasil

observasi awal peneliti pada kondisi di lapangan terdapat permasalahan pada sektor

pertanian. Permasalahan tersebut dibagi menjadi dua yaitu permasalahan non teknis

seperti kondisi kesuburan lahan pertanian kabupaten yang mulai berkurang dan

cuaca yang tidak menentu. Permasalahan teknis seperti sumberdaya manusia

pertanian, pembiayaan pertanian, pemasaran serta masalah anggaran dana yang

dikeluarkan untuk membangun sub sektor pertanian terbatas. Pembangunan sektor

pertanian harus mampu menjawab permasalahan saat ini dan yang akan mendatang

sehingga diperlukan strategi jangka pendek, menengah dan panjang dalam

pembangunan sektor pertanian. sub sektor pertanian Kabupaten Pemalang

memerlukan perumusan strategi jangka menengah yang mampu mengembangkan

sub sektor pertanian unggulan Kabupaten Pemalang. Oleh sebab itu perlu dilakukan

penelitian “Strategi Pengembangan Sub Sektor Pertanian Unggulan dalam

Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka rumusan masalah penelitian

adalah:

1. Bagaimana kontribusi, pertumbuhan dan daya saing sub sektor pertanian dalam

pembangunan daerah di Kabupaten Pemalang?

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

7

2. Apa yang menjadi sub sektor pertanian unggulan dalam pembangunan daerah

di Kabupaten Pemalang?

3. Apa faktor-faktor eksternal yang dapat menjadi peluang dan ancaman serta

faktor-faktor internal yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan dalam

pengembangan sub sektor unggulan di Kabupaten Pemalang?

4. Apa alternatif dan prioritas strategi yang mendukung pengembangan sub sektor

pertanian unggulan di Kabupaten Pemalang?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis kontribusi, pertumbuhan, daya saing sub sektor pertanian dalam

pengembangan sub sektor unggulan pertanian di Kabupaten Pemalang.

2. Menganalisis sub sektor pertanian yang menjadi unggulan untuk menjadi fokus

dalam pembangunan daerah Kabupaten Pemalang.

3. Mengidentifikasi fakor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman

serta fakor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam

pengembangan sub sektor pertanian unggulan di Kabupaten Pemalang.

4. Merumuskan alternatif dan prioritas strategi yang dapat dilakukan oleh

pemerintah Kabupaten Pemalang.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara praktis teoritis dan

akademis.

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

8

1. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi:

a. Pemerintah, diharapkan dapat menjadi acuan dan informasi dalam

merumuskan strategi untuk perencanaan pembangunan pertanian di

Kabupaten Pemalang.

b. Petani, diharapkan dapat memberi informasi dan membantu menyelesaikan

masalah-masalah pada tingkat petani.

c. Penulis, diharapkan dapat memenuhi persyaratan untuk lulus strata satu di

Prodi Agribisnis FST UIN Jakarta.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkuat landasan teori

mengenai sektor unggulan, daya saing, pertumbuhan perekonomian dan

perumusan strategi di Kabupaten Pemalang.

3. Secara akademik, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

perbandingan dan acuan bagi pihak lain untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup digunakan untuk membatasi penelitian yang akan

dilaksanakan. Ruang lingkup penelitian terdiri dari:

1. Alat pengukur yang digunakan adalah location Quotient (LQ) dan Shift Share

Analysisis (SSA). LQ digunakan untuk mengetahui kontribusi sub sektor

pertanian dan SSA digunakan untuk mengetahui daya saing dan pertumbuhan

sub sektor pertanian.

2. Alat dalam perumusan strategi dan alternatif strategi yang digunakan adalah

SWOT dan QSPM

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

9

3. Periode tahun analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah periode tahun

2013 hingga 2017. Karena di tahun 2013 sektor pertanian memiliki laju

pertumbuhan yang tinggi dan berkontribusi tertinggi terhadap PDRB

Kabupaten Pemalang. Tahun dasar yang digunakan adalah Atas Dasar Harga

Konstan Tahun 2010.

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi

Sebagian pendapat ada yang mengatakan bahwa pembangunan ekonomi

(economic development) sama dengan pertumbuhan ekonomi (economic growth)

meskipun pada kenyataannya mempunyai perbedaan. Pembangunan ekonomi

adalah suatu konsep luas yang mencangkup modrenisasi kelembagaan yang

berkaitan dengan tujuan untuk memproduksi secara produktif dan efisien. Hal ini

dapat membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang

(Adisasmita, 2010: 270).

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah darat dan

laut dengan begitu Indonesia sangatlah cocok dengan konsep pembangunan

ekonomi archipelago. Menurut Adisasmita (2006: 16-17), pembangunan ekonomi

archipelago merupakan kegiatan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan

penduduk yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Pembangunan

ekonomi archipelago memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam, manusia

dan ekonomi lainnya dalam ruangan wilayah perairan dan daratan atau kawasan

kepulauan secara efektif dan produktif.

Pertumbuhan Ekonomi adalah peningkatan kapasitas pada suatu negara

dalam jangka waktu tertentu untuk memproduksi aneka barang dan jasa bagi

masyarakat. Kapasitas ini bertumpu pada kemajuan teknologi secara konvesional.

Pertumbuhan ekonomi nasional diukur dengan kenaikan pendapatan nasional per

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

11

kapita atau PDB per kapita. Pertumbuhan ekonomi diperlukan dan untuk

mengukurnya memerlukan indikator tertentu (Adisasmita, 2010: 269).

Menurut Budiono dalam Tarigan (2005: 45), pertumbuhan ekonomi adalah

suatu proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Hal ini

menyebabkan persentase output lebih besar dibandingkan dengan persentase

peningkatan jumlah penduduk. Pada jangka panjang terdapat kecenderungan akan

berlanjut.

2.2. Otonomi Daerah

Pemerintah Republik Indonesia secara resmi menyatakan dimulainya

pelaksanaan otonomi daerah pada tanggal 1 Januari 2001. Hal ini sesuai dengan UU

No 22 tahun 1999, yang kemudian direvisi menjadi UU No.33 Tahun 2004 tentang

pertimbangan keuangan pusat dan daerah. Otonomi dalam bahasa yunani

outonomous yang berarti peraturan sendiri atau kepemerintahan sendiri. Pengertian

otonomi menyangkut dalam 2 (dua) hal pokok yaitu kewenangan untuk membuat

hukum sendiri dan bebas mengatur pemerintahan sendiri.

Menurut Sarundajang dalam Sjafrizal (2017: 106) otonomi daerah pada

hakikatnya adalah hak dan wewenang kebebasan untuk mengatur pemerintahanya

sendiri sebagai daerah otonomi hak dan wewenang tersebut meliputi peraturan

pemerintah dan pengelolaan pembangunan yang diserahkan pemerintah pusat

kepada daerah. Menurut Syarif dalam Sjafrizal (2017: 106) terdapat 3 alasan pokok

pentingnya otonomi daerah yaitu diantaranya :

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

12

1) Political Equality, yaitu meningkatkan demokritas dalam pengolahan

pemerintah dan partisipasi politik masyarakat tingkat daerah.

2) Local Accountability yaitu meningkatkan kemampuan dan tanggung jawab

pemerintah daerah dalam mewujudkan hak dan aspirasi masyarakat di daerah.

3) Local Responsive yaitu meningkatkan respon pemerintah terhadap masalah-

masalah yang terjadi di daerah.

2.3. Pembangunan Daerah

Menurut Adisasmita (2010: 272) terdapat indikator dalam pembangunan

ekonomi regional, diantaranya yaitu pendapatan regional per kapita, kesenjangan

pendapatan, perubahan struktur ekonomi melalui pendekatan sektor, struktur

industri, pertumbuhan kesempatan kerja dan tingkat penyebaran. Hal ini dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Pendapatan Regional per kapita

Konsep Produk Pertumbuhan Domestik Regional Bruto merupakan hal

yang penting dalam pembangunan ekonomi daerah. PDRB merupakan ukuran

prestasi ekonomi dari seluruh kegiatan ekonomi dalam suatu daerah. PDRB

dapat dihitung dengan pendekatan arus barang dan jasa penghasil yang

diperlukan untuk memproduksi output.

2) Kesenjangan Pendapatan

Analisis kesenjangan pendapat merupakan analisis yang melihat

persentase pendapatan dari setiap lapisan masyarakat. Alat untuk mengukur

kesenjangan pendapatan menggunakan grafik lorenz. Grafik ini digunakan

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

13

untuk mengukur tingkat ketidakseimbangan distribusi pendapatan. Di negara-

negara pendapatan rendah terdapat ketidakseimbangan yang sangat besar

sebagian masyarakat sangat kaya dan sebagian lagi sangat miskin.

3) Perubahan Struktur dengan Pendekatan Sektor

Peningkatan pendapatan per kapita akan diikuti penurunan dalam

proposi sumber daya yang dimanfaatkan dalam sektor pertanian dan

peningkatan industri manufaktur. Meningkatnya sumbangan sektor pertanian

dan industri mencerminkan perubahan sektor ekonomi yang makin seimbang

dan kokoh.

4) Struktur Industri

Interpretasi pertumbuhan dapat dikaitkan pula dengan struktur

industrinya. Dua analisis yang digunakan diantaranya analisis sumbangan dan

analisis pergeseran. Pergeseran proporsional mengukur dampak komposisi

industri, sektor mana yang tumbuh lebih cepat dengan yang lain. Pergeseran

diferensial membandingkan industri-industri di beberapa daerah tumbuh lebih

cepat dengan lainnya.

5) Pertumbuhan Kesempatan Kerja

Upaya pencapaian trilogi pembangunan yaitu pemerataan,

pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabilitas nasional yang dinamis,

perluasan lapangan kerja dapat menyerap pertambahan angkatan kerja dan

mengurangi tingkat pengangguran.

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

14

6) Tingkat dan Penyebaran Kemudahan

Tingkat kemudahan adalah kemudahan bagi masyarakat dalam

memperoleh kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan sandang dan pangan,

pelayanan publik. Tingkat kemudahan ini dicerminkan oleh tingkat

ketersediaan fasilitas.

2.4. Pembangunan Pertanian dan Peran Sektor Petanian

Pembangunan ekonomi yang memberikan proritas pertama pada sektor

Pertanian merupakan garis besar kebijakan yang telah ada sejak tahun enam puluh.

Pada pembangunan pertanian yang sedang berkembang terdapat model-model

diantaranya Model Jepang, Model Mexico, Model Stalin, dan Model Israel.

Masing- masing memiliki ciri khas dan kelebihannya masing-masing dan diambil

sebagai contoh untuk ditiru oleh negara-negara berkembang lainnya (Rochaeni,

2010 :27).

Menurut Mosher dalam Rochaeni (2010: 32-34) terdapat lima syarat

mutlak dan lima syarat tidak mutlak pada pembangunan pertanian. Syarat mutlak

adalah syarat yang wajib ada dalam pembangunan pertanian karena jika ada satu

saja yang tidak ada maka pembangunan pertanian akan terhenti. Syarat-syarat itu

adalah:

1) Adanya pasar untuk menghasilkan usahatani.

2) Teknologi yang senantiasa berkembang.

3) Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.

4) Adanya perangsang produksi petani.

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

15

5) Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu.

Lima syarat tidak mutlak tetapi jika syarat ini ada akan memperlancar

pembangunan pertanian syarat-syarat tersebut adalah:

1) Pendidikan pembangunan.

2) Kredit produksi.

3) Kegiatan gotong royong petani.

4) Perbaikan dan perluasan tanah pertanian.

5) Perancanaan nasional pembangunan pertanian.

Menurut Soekartawi (2016: 3), bahwa sektor pertanian memiliki peran

penting dalam pembangunan karena beberapa alasan di antaranya :

1) Sektor pertanian masih menjadi kontribusi pertama dalam penyumbang Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB).

2) Sektor pertanian merupakan sektor yang mampu menyediakan lapangan

pekerjaan.

3) Sektor pertanian mempengaruhi konsumsi dan gizi masyarakat.

4) Sektor pertanian mendukung sektor industri baik hulu maupun hilir.

5) Ekspor pertanian yang semakin meningkat menjadi penyumbang devisa

negara.

2.5. Metode Analisis Potensi Relatif Perekonomian Wilayah

Teori basis ekonomi melihat bahwa laju pertumbuhan wilayah ditentukan

oleh peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan

atas kegiatan basis dan non basis. Kegiatan yang mampu mendorong pertumbuhan

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

16

ekonomi adalah kegiatan basis. Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat

exogenous artinya tidak terikat pada kondisi internal perekonomian wilayah

sekaligus dan berfungsi mendorong pertumbuhan jenis pekerjaan lainnya.

sedangkan non basis adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat itu

sendiri sehingga sektor ini bersifat endogenous (Tarigan, 2005: 55-56).

Analisis potensi ekonomi wilayah merupakan analisis yang dilakukan

untuk mengetahui sektor sektor-sektor rill yang perlu yang perlu dikembangkan

agar perekonomian daerah tumbuh cepat dan disisi lain hal ini mampu

mengidentifikasi faktot-faktor yang membuat potensi ekonomi tersebut rendah atau

tinggi. kemampuan pemerintah daerah untuk melihat sektor yang memiliki

unggulan/ non unggulan di daerahnya menjadi penting. Ada beberapa alat analisis

untuk menentukan potensi relatif perekonomian suatu wilayah yaitu location

quotient dan shift-share (Tarigan, 2005: 79).

2.5.1. Location Quotient

Suatu alat analisis yang membandingkan peranan sektor disuatu daerah

terhadap sektor yang berada di daerah atasnya. Apabila hasil LQ > 1 maka peran

sektor daerah itu lebih menonjol dari pada peran sektor itu secara nasional.

Sebaliknya apabila LQ < 1 maka peran sektor di daerah lebih kecil dari pada peran

sektor secara nasional. Nilai LQ > 1 menandakan bahwa daerah tersebut memiliki

surplus sehingga dapat mengekspor ke daerah lainnya. secara tidak langsung sektor

yang memiliki nilai LQ > 1 memiliki keunggulan komperatif. Analisis LQ sesuai

dengan rumusnya tidak memiliki pengaruh yang begitu besar karena hanya melihat

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

17

apakah LQ di atas 1 atau tidak. Namun secara time series akan lebih menarik untuk

dianalisis. Hal ini dapat melihat kekuatan dan kelemahan wilayah dibandingkan

dengan wilayah yang lebih luas. Potensi positif digunakan dalam strategi

pengembangan wilayah (Tarigan, 2005: 62-63).

Analisis LQ memiliki dua asumsi dalam menghitung sektor basis yaitu

pada konsumsi dan produktivitas yang identik sama antara daerah bawah dan

atas. Namun demikan, selama data pendapatan dan tenaga kerja sub sektor di suatu

daerah tersedia secara lengkap metode ini cukup akurat untuk diterapkan. Selain itu

perhitungan yang digunakan juga relatif sederhana dan tidak membutuhkan biaya

yang besar dan waktu yang lama dalam mengklasifikasikan sektor basis dan non

basis di suatu daerah (Priyarsono,et al, 2007: 6.17).

2.5.2. Shift-Share

Metode shift-share adalah salah satu teknik analisis dalam ekonomi

regional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor utama yang mempengaruhi

dan menentukan pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah. Faktor tersebut dapat

berasal dari dalam daerah maupun luar daerah. Faktor luar daerah dapat berasal dari

perkembangan kegiatan ekonomi nasional maupun internasional yang memiliki

hubungan yang cukup erat. Faktor dalam daerah biasanya timbul dari struktur

perekonomian daerah serta potensi khusus dari dalam daerah bersangkutan

(Sjafrizal, 2017: 189).

Terdapat dua komponen yang diperhatikan dalam analisis yaitu komponen

shift dan komponen share. Komponen share adalah banyaknya penambahan

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

18

lapangan pekerjaan regional, seandainya perubahannya sama dengan laju

pertambahan nasional selama periode studi. Hal ini bisa menjadi kriteria bagi

daerah bersangkutan untuk mengukur cepat atau lambatnya pertumbuhan daerah

terhadap nasional. Komponen shift terbagi kembali menjadi dua yaitu : Propotional

shift component adalah komponen struktural atau industrial mix. Komponen ini

mengukur besar shift regional netto yang diakibatkan oleh sektor-sektor industri

daerah yang berspesialisasi dalam sektor-sektor. Jika nilai komponen ini postif

maka daerah-daerah yang berspesialisasi secara nasional tumbuh cepat dan

sebaliknya. Differential shift component adalah komponen regional. Komponen ini

mengukur shift regional netto yang diakibatkan oleh sektor-sektor industri tertentu

yang tumbuh lebih cepat atau lambat di daerah yang bersangkutan dari pada tingkat

nasional yang disebabkan oleh faktor-faktor internal sehingga daerah yang

memiliki sumberdaya yang melimpah/efisien akan memiliki nilai positif dan

sebaliknya (Tarigan, 2005: 86-87).

2.6. Model Manajemen Strategi

Manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan dalam merumuskan,

mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan-keputusan yang dibuat agar

sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen selalu merespon tindakan

sehingga kegiatan-kegiatan yang berjalan menyesuaikan perubahan lingkungan

sekitarnya sacara terus-menerus (David, 2016: 3).

Manajemen menurut Prahald dan Hamel dalam Umar (2003: 31) adalah

proses kegiatan yang terkoordinasi secara efisien dan efektif melalui orang lain.

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

19

Sedangkan strategi adalah tindakan yang terus-menerus dan senatiasa meningkat,

serta dilakukan bedasarkan sudut pandang yang diharapkan pelanggan dimasa

depan. Model manajemen strategi merupakan cara untuk belajar dan

mengaplikasikan proses manajemen strategi. Model manajemen startegi

komprerhensif merupakan model yang menunjukan manajemen praktis untuk

memformulasi , mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi. Model tersebut

dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 : Model Komprehensif Manajemen Strategis Sumber : David (2016 : 80)

Model manjemen menurut David (2016: 12), terdiri dari mengidentifikasi

misi dan visi di tahap awal, memasukan faktor lingkungan untuk menentukan

tujuan jangka panjang, merumuskan dan mengevaluasi strategi, melakukan

pengembangan manajemen sistem informasi hingga evaluasi kinerja. Proses

manajemen strategis ini merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan. Perubahan

dalam satu komponen utama akan merubah keseluruhan komponen yang ada.

Audit

Eksterna

l

Audit

internal

Visi

dan

Misi

Menetapkan

tujuan

jangka

panjang

Merumuskan, mengevaluasi dan memilih

strategi

Imp

lem

enta

si

Stra

tegi

Isu-isu

pemasaran,

keuangan ,

akutansi,

penelitian

dan

pengembangan

, Sistem

informasi manajemen

Mengukur

dan

evaluasi

kinerja

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

20

2.6.1. Identifikasi Eksternal

Identifikasi lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui ancaman dan

peluang . lingkungan eksternal terbagi menjadi dua lingkungan eksternal jauh dan

lingkungan industri. Menurut David (2016: 45-55) lingkungan jauh terdiri dari

kekuatan ekonomi, kekuatan sosial, budaya dan lingkungan, kekuatan politik,

hukum dan pemerintahan serta kekuatan teknologi. Hal ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Kekuatan ekonomi

Ekonomi setiap negara tentu berbeda-beda di karenakan setiap negara

memiliki sumber daya yang berbeda-beda. Kondisi ekonomi daerah atau negara

dapat mempengaruhi kegiatan usaha. Semakin buruk kondisi ekonomi maka

semakin buruk kegiatan bisnis yang terdapat didalamnnya. Kekuatan ekonomi

juga dapat menarik investasi luar untuk masuk kedalam.

2. Kekuatan sosial, budaya dan lingkungan

Perusahaan dan organisasi harus memperhatikan sosial dan budaya

sekitarnya. Kondisi sosial dan budaya setiap saat dapat berubah. Adat istiadat,

gaya hidup dan kebiasaan-kebiasaan orang sekitar termasuk kedalam sosial,

budaya dan lingkungan.

3. Kekuatan politik, hukum dan pemerintahan

Kebijakan pemerintah dan kestabilan politik menjadi faktor penting

dalam para pengusaha untuk berusaha atau menanamkan modalnya. Tidak hanya

itu kemudahan dalam birokrasi dalam legalitas hukum juga merupakan hal

penting dalam menjalankan sebuah usaha.

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

21

4. Kekuatan teknologi

Perkembangan teknologi setiap tahunya selalu meningkat secara pesat.

Setiap kegiatan bisnis diharapkan mengikuti perkembangan teknologi. Semakin

kegiatan bisnis menerapkan strategi maka kegiatan bisnis tersebut berjalan

efektif dan efisien.

Lingkungan Industri merupakan eksternal yang dekat dengan daerah atau

perusahaan. Lingkungan ini berkaitan dengan persaingan antara industri. Menurut

Porter dalam David (2016: 59-62) hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat

dari kombinasi 5 kekuatan bersaing yaitu :

1. Pesaing produk sejenis

Pesaing merupakan salah satu kekuatan terbesar dalam kelima kekuatan

bersaing. Strategi dikatakan baik jika memiliki keunggulan kompetitif dengan

pesaingnya. Perubahan strategi akan terus berganti untuk mempu bertahan dan

bersaing dengan pesaingnya. Mulai dari menurunkan harga, meningkatkan

kualitas maupun memperluas jaringan pasar.

2. Kemungkinan masuk pesaing baru

Masuknya pesaing baru dalam industri tentunnya meningkatkan

intensitas menjadi tinggi. Setiap daerah atau perusahaan harus memperhatikan

pesaing baru yang masuk dengan strateginya masing-masing. Hal ini bertujuan

untuk bertahan dalam industri. Masuk didalam suatu industri tidak mudah dan

harus dapat menghadapi berbagai hambatan seperti, kurangnya pengetahuan

dan teknologi, kurangnya akses bahan mentah dapat menjadi serangan belasan

dari perusahaan yang sudah mapan dan lain-lain.

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

22

3. Barang subtitusi

Barang subtitusi menciptakan batas tertinggi harga yang ditawarkan

kekonsumen sebelum konsumen tersebut beralih ke barang subtitusinya. Cara

terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif barang subtitusi adalah dengan

cara memantau pangsa pasar produk-produk tersebut dan membuat rencana

untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar.

4. Kekuatan pemasok

Pemasok adalah kekuatan yang penting dalam sebuah perusahaan atau

daerah dalam menjalankan sebuat bisnis. Pemasok yang baik dalam kinerja dan

bahan bakunya akan membatu dalam perkembangan suatu produk menjadi lebih

baik.

5. Kekuatan konsumen

Konsumen akan memiliki kekuatan untuk utama untuk tawar menawar

ketika konsumen berada dalam jumlah yang besar atau membeli dalam jumlah

yang banyak. Hal ini dapat mempengaruhi intensitas persaing dalam industri.

Kekuatan konsumen juga lebih tinggi ketika barang yang dibelinya adalah

barang yang standard dan terdiferensiasi.

2.6.2. Identifikasi Internal

Identifikasi internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan

pada suatu organisasi dan perusahaan. Menurut David (2016: 82),Identifikasi

internal terdiri dari manajemen, pemasaran, keuangan, sumber daya manusia serta

penelitian dan pengembangan.

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

23

1. Manjemen

Fungsi manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan merupakan hal yang diperlukan

sebuah organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan.

2. Keuangan

Dana merupakan hal yang dibutuhkan dalam oprasional suatu

organisasi atau perusahaan sehingga keuangan yang sehat sangat diperhatikan

agar dapat mencapai tujuan. Alokasi dana suatu organisasi digunakan untuk

kebutuhan invetasi, modal kerja, biaya tetap dan variabel serta kegiatan dalam

organisasi.

3. Sumber daya manusia

Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam organisasi. Semakin

sumber daya manusia berkualitas maka dapat mendukung kemajuan pada suatu

perusahaan atau organisasi.

4. Penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembangan merupakan hal yang harus dilakukan

oleh setiap organisasi dan perusahaan demi menjawab kondisi lingkungan yang

selalu berubah dan mempertahankan posisi.

2.6.3. Jenis Alternatif Strategi

Alternatif ditetapkan ketika para pengambil keputusan telah menganalisis

Strenghs, weaknesses, Opportunities dan Threats SWOT. Hasil dari analisis

tersebut mendorong untuk pengambilan keputusan bahwa strategi apa yang tepat

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

24

untuk digunakan. Menurut David (2016, 127), membagi alternatif strategi menjadi

5 bagian yaitu:.

1. Strategi pertumbuhan terdiri dari kegiatan yang berupa penetrasi pasar,

pengembangan pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar merupakan

strategi menangkap pangsa pasar dengan pemasaran yang gencar,

pengembangan pasar adalah strategi memperkenalkan produk atau jasa ke

wilayah baru. Dan pengembangan produk adalah strategi dalam memperbaiki

dan memodifikasi barang atau jasa sehingga dapat meningkatkan penjualan.

2. Strategi diversifikasi merupakan strategi yang bertujuan membuat produk

barang dan jasa baru. Strategi ini dilakukan karena pengembangan perusahaan

sudah bagus.

3. Strategi penghematan adalah strategi bertahan di karenakan sasaran yang

dihendaki tidak dapat direalisasikan dengan tujuan efesien kinerja. Biasanya

strategi ini dilakukan secara terpaksa.

4. Strategi akusisi dan marger, Akusis merupakan strategi dalam menambah unit

kerja di luar lingkup oprasionalnya sedangkan marger adalah strategi

penggabungan dua atau lebih organisasi menjadi satu.

5. Strategi likuidasi adalah strategi dalam menghentikan segala aktivitas dalam

organisasi atau perusahaan. Biasanya hal ini dilakukan ketika perusahaan

mengalami kemunduran.

2.7. Penelitian Terdahulu

Hasfiandi (2014) Analisis Penentuan Sektor unggulan Kota Subulussalam

Provinsi Acah: Pendekatan Analisis Tipology Klassen, Location Quotion (LQ), dan

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

25

Shif Share analysis (SSA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dan

struktur pertumbuhan ekonomi Kota Subulussalam dengan pendekatan Tipology

Klassen, mengidentifikasi sektor basis dan non basis Kota Subulussalam dengan

analisis LQ, mengidentifikasi dan menganalisis kinerja sektor-sektor ekonomi

terutama untuk mengetahui sektor yang mempunyai daya saing kompetitif dan

spesialisasi berdasarkan pendekatan shift share, dan menentukan sektor unggulan

Kota Subulussalam.

Hasil dari analisis Tipology Klassen menunjukkan bahwa sektor

konstruksi dan sektor perdagangan merupakan sektor yang maju dan tumbuh

dengan pesat karena konstribusi dan laju pertumbuhan rata-ratanya di Kota

Subulussalam lebih besar dibandingkan Provinsi Aceh. Hasil analisis Location

Quotion (LQ) mengGambarkan bahwa sektor pertanian; sektor konstruksi; dan

sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor basis dengan nilai indeks

LQ>1. Hasil analisis Shift Share menunujukkan bahwa sektor yang memiliki

tingkat daya saing tinggi adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor

industri pengolahan, sektor listrik gas dan air bersih, sektor perdagangan hotel dan

restoran, sektor pengangkutan, dan sektor keuangan real estate dan jasa perusahaan.

Sektor unggulan Kota Subulussalam adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran,

karena berdasarkan hasil ketiga analisis menunjukkan nilai positif.

Sofiyanto (2015) Analisis Peran Sektor Pertanian Dalam Pembangunan

Daerah Kabupaten Batang (Pendekatan Location Quotient dan Shift-Share

Analysis). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan dan daya saing

sektor pertanian, serta posisi sektor pertanian serta sub sektornya dalam

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

26

perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, dan menganalisis rumusan

prioritas pengembangan sub sektor pertanian dalam memajukan sektor pertanian di

Kabupaten Batang.

Hasil dari penelitian tersebut ialah bahwa sektor pertanian di Kabupaten

Batang merupakan sektor unggulan dengan nilai LQ (1,37) dan sektor pertanian

mengalami pertumbuhan yang lambat namun daya saingnya lemah hal ini dapat

dilihat pada nilai PP sebesar (-33,16) dan PPW (-2,28). Untuk membangun sektor

pertanian di Kabupaten Batang pemerintah dapat memperiritaskan pada sub sektor

perikanan yang memiliki nilai PP sebesar (-8,72) pertumbuhan lambat namun nilai

PPW (69,72) daya saingnya kuat dan nilai PB > 0 sebesar (61,00) memiliki

pertumbuhan yang progessive.

Defi Nurdiana, Agus Lutfhi dan Zainuri (2015), Analisis Potensi Ekonomi

dan Pengembangan Sektor Potensial Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini bertujuan

untuk menentukan sektor prioritas yang dapat dikembangkan, mengetahui

pergeseran antar sektor dari kontribusi PDRB, menganalisis klasifikasi wilayah

dilihat dari indikator pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita. Metode

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan

menggunakan analisis Location Quotient (LQ), Model Rasio Pertumbuhan (MRP),

Shift-Share (SS), Tipologi Klassen dan Basis Service Rasio (BSR) dan Regional

Employment Multiplier (REM).

Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa terdapat sembilan sektor basis dan

delapan sektor non basis. Analisis Shift Share menunjukkan berspesialisasi sama

dengan sektor yang masih tumbuh di Jawa Timur. Hasil analisis tipologi klassen

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

27

diperoleh empat kualifikasi wilayah, Analisis BSR menunjukkan bahwa sektor-

sektor ekonomi yang potensial dari perhitungan LQ dapat menyerap tenaga kerja

lebih besar dibandingkan pada sektor non basis. Analisis REM menunjukkan nilai

REM > 1 artinya setiap 100 lapangan kerja pada sektor ekonomi basis dapat

menciptakan lapangan kerja pada sektor non basis.

Joko Mulyono (2016) Strategi Pembangunan Pertanian di Kabupaten

Bantul dengan Pendekatan AHP dan SWOT. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pembangunan

pertanian dan menyusun strategi pembangunan pertanian di Kabupaten Bantul.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan SWOT dan

Analytical Hierarchy Process (AHP).

Hasil penelitian menunjukkan faktor yang menjadi kekuatan utama dalam

pembangunan pertanian adalah aksesibilitas dan infrastruktur yang baik, kelemahan

utamanya adalah posisi tawar petani rendah, peluang utamanya adalah frekuensi

penyuluhan yang tinggi, dan ancaman utamanya adalah harga input produksi

meningkat. Prioritas utama strategi pembangunan pertanian di Kabupaten Bantul

adalah dengan membudidayakan komoditas unggulan, yaitu padi sawah, jagung,

kedelai, kacang tanah dan meningkatkan kapasitas dan frekuensi penyuluhan

dengan melibatkan kelompok tani.

Aditya Gufron Romadhan (2017) Strategi Pengembangan Sub Sektor

Pertanian di Kabupaten Bogor Dengen menggunakan Metode Analitical Hierarchy

process (AHP). Penelitian ini bertujuan untuk Menentukan sektor basis dan non

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

28

basis di Kabupaten Bogor dan Menentukan strategi pengembangan sub sektor

prioritas untuk dikembangkan dari sektor pertanian di Kabupaten Bogor.

Hasil dari penelitian ini adalah berdasarkan analisis gabungan LQ dan

DLQ Kabupaten Bogor terdapat 7 sektor yang awalnya merupakan sektor non basis

akan berubah menjadi sektor basis pada masa yang akan datang. Ketujuh sektor

tersebut adalah; Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Sektor Pengadaan

Listrik dan Gas, Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor, Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Sektor Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum, Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib, Sektor Jasa Pendidikan, Sektor Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial. Dan hasil perhitungan AHP, dalam pengembangan subsektor

pertanian Kabupaten Bogor, hal yang perlu diperhatikan dan menjadi fokus utama

adalah pertumbuhan sub sektor. Kemudian untuk mencapai pertumbuhan sub sektor

sub kriteria bahan baku merupakan hal yang harus diprioritaskan. Kemudian

alternatif yang bisa digunakan berdasarkan sub-kriteria bahan baku adalah Sub

sektor Tanaman Pangan.

2.8. Kerangka Pemikiran

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kontribusi, pertumbuhan dan

daya saing sub sektor pertanian Kabupaten Pemalang dalam menentukan sub sektor

pertanian unggulan di Kabupaten Pemalang, mengidentifikasi faktor- faktor

eksternal dan internal dalam pengembangan sub sektor pertanian unggulan di

Kabupaten Pemalang dalam merumuskan alternatif strategi dan perioritas strategi.

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

29

Kabupaten Pemalang dalam pembangunan daerah mengalami beberapa

permasalahan diantaranya adalah Permasalahan kompleks pada sektor pertanian

dan Dana pembangunan daerah Kabupaten Pemalang yang terbatas. Pembangunan

sektor pertanian akan efesien jika memprioritaskan sub sektor pertanian pada sub

sektor unggulan Kabupaten Pemalang dan dalam menjawab permasalahan

pertanian yang kompleks memerlukan strategi yang tepat. Oleh karena itu

diperlukanlah strategi pada sub sektor unggulan yang sesuai dengan permasalahan

di tingkat petani.

Selanjutnya untuk menganalisis kontribusi, pertumbuhan dan daya saing

sub sektor pertanian Kabupaten Pemalang memelukan data PDRB Sektor Pertanian

Kabupaten Pemalang pada periode 2013 – 2017. Data tersebut dianalisis

mengunakan Locatiot Quotient dan Shift Share untuk mengetahui Sub Sektor

Unggulan di Kabupaten Pemalang.

Bedasarkan visi dan misi Rencana Pemerintah Jangka Menegah Daerah

(RPJMD) daerah Kabupaten Pemalang 2016-2021 dan sub sektor pertanian

unggulan dapat dianalisis faktor –faktor lingkungan eksternal dan internal

Kabupaten Pemalang dengan cara mengidentifkasi faktor-faktor internal dan

eksternal untuk mengetahui kekuatan, kelamahan, ancaman dan peluang dalam

mengembangan sub sektor pertanian unggulan di Kabupaten Pemalang. Hasil

identifikasi lingkungan eksternal dan internal akan dipetakan pada matriks EFE dan

IFE. Kedua matriks tersebut diberikan bobotan dan rating dalam pengembangan

sub sektor unggulan di Kabupaten Pemalang. Hasil Pembobotan akan dikalikan

rating untuk mendapatkan skor. Selanjutnya faktor yang terdapat pada matrik EFE

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

30

dan IFE dipetakan pada matrik SWOT untuk membuat alternatif strategi. setelah

itu dalam memilih alternatif strategi menggunakan skor EFE dan IFE yang

dipetakan pada matrik IE. Selanjutnya tahap terakhir memasukan faktor yang

terdapat pada matrik EFE , IFE dan alternatif strategi dipetakan pada matrik QSPM.

Hasil dari perhitungan dalam Matrik QSPM adalah prioritas strategi Pengembangan

Sub Sektor Pertanian Unggulan Kabupaten Pemalang. Gambar Kerangka

Pemikiran dapat dilihat Pada Gambar 2.

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

31

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

1. Pengembangan Sektor Pertanian

2. Permasalahan Kompleks pada sektor Pertanian

3. Dana Pembangunan Daerah yang Terbatas

Kontribusi Pertumbuhan dan Daya Saing

PDRB ADHK tahun 2010 Sub Sektor Pertanian

Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017

LQ SSA

Sub Sektor Pertanian Unggulan

RPJMD Kabupaten

Pemalang 2016-2021

Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal dalam pengembangan

sub sektor Pertanian Unggulan Kabupaten Pemalang

Identifikasi Faktor

Eksternal

Identifikasi Faktor

Internal

EFE IFE

Alternatif Strategi

QSPM

Prioritas Strategi Pengembangan Sub Sektor Unggulan Kabupaten Pemalang

Analisis SWOT

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Pemilihan lokasi penelitian di Kabupaten Pemalang di karenakan sektor pertanian

Kabupaten Pemalang memiliki potensi untuk dikembangkan. Hal ini ditunjukan

dengan kondisi geografis yang mendukung.

Adapun waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan, mulai dari bulan

Oktober 2019 hingga Desember 2019. Pada bulan pertama akan dilakukan

penentuan sub sektor unggulan Kabupaten Pemalang, bulan kedua mengidentifikasi

faktor eksternal dan internal dan merumuskan strategi pengembangkan sub sektor

pertanian unggulan dan bulan ketiga memilih prioritas strategi pengembangkan sub

sektor pertanian unggulan dan menyusun hasil dan pembahasan skripsi.

3.2.Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

Data primer didapatkan oleh peneliti secara langsung. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh dari narasumber yang sudah terpilih. Narasumber tersebut

dipilih secara purposive Sampling atas pertimbangan tujuan penelitian. Narasumber

ini terdiri dari :

1) Kepala Bappeda Kabupaten Pemalang

2) Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

33

3) Kepala Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Pemalang

4) Kepala Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Belik

5) Kepala Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Warung Pring

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data primer

diantarnya sebagai berikut:

a. Metode Kuesioner adalah salah satu teknik pengumpulan data primer dengan

pengisian form kuesioner oleh para narasumber yang nantinya akan diolah dan

akan dianalisis sesuai dengan kondisi Kabupaten Pemalang. Kuesioner pada

penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 3.

b. Metode Wawancara salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan

melakukan tanya jawab dengan narasumber secara langsung dan mendalam

untuk mengetahui kondisi pertanian Kabupaten Pemalang. Poin dalam

wawancara dapat dilihat pada Lampiran 4. Informasi tersebut dapat digunakan

untuk memperkuat menganalisis poin kuesioner yang menjadi jawaban

narasumber.

c. Metode Observasi merupakan metode pengamatan secara langsung kegiatan

petani dan instansi pertanian daerah Kabupaten Pemalang untuk memperoleh

informasi lebih detail saat wawancara. Observasi yang dilakukan adalah

observasi non partisipan sehingga peneliti hanya melihat kondisi pertanian

Kabupaten Pemalang secara langsung dan sepesifik.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan secara tidak langsung oleh

peneliti. Data tersebut diperoleh dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dengan

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

34

kebenaran data tersebut. Penelitian ini menggunakan data Produk Domestik

Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010 menurut lapangan usaha

Provinsi Jawa Tengah priode tahun 2013 – 2017 dan Produk Domestik Regional

Bruto menurut lapangan usaha Kabupaten Pemalang priode tahun 2013 – 2017.

Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Bsdan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pemalang dan instansi lainnya

terkait penelitian ini serta berbagai litertur, internet dan sumber lainnya.

Selanjutnya, pengolahan datanya penulis menggunakan Microsoft Excel 2013.

3.3.Metode Analisis Data

3.3.1. Analisis LQ (Location Quotient)

Metode ini digunakan untuk melihat sektor-sektor yang memiliki potensi

untuk menjadi sektor basis. Selain itu analisis ini merupakan salah satu indikator

yang menyajikan besar kecilnya peranan suatu sektor dalam suatu daerah

dibandingkan dengan Provinsi. Variabel yang bisa dibandingkan ada banyak,

namun pada umumnya menggunakan pendapatan dan jumlah lapangan pekerjaan

berikut adalah rumus yang menggunakan pendapatan.

xi/ pdrb

LQ =

Xi/PDRB

Keterangan :

xi = Pendapatan sektor i pada daerah bawah (Kabupaten Pemalang)

pdrb = Pendapatan total semua sektor daerah bawah (Kabupaten Pemalang)

Xi = Pendapatan sektor i pada daerah atas (Provinsi Jawa Tengah)

PDRB = Pendapatan total semua sektor daerah atas (Provinsi Jawa Tengah)

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

35

Ketentuan dalam metode ini adalah jika nilai LQ > 1 maka sektor i

dikategorikan sebagai sektor basis atau sektor unggulan. Nilai LQ yang lebih dari

satu artinya peranan suatu sektor dalam perekonomian daerah bawah atau

Kabupaten Pemalang lebih besar dari pada peranan sektor tersebut dalam

perekonomian daerah atasnya atau Provinsi Jawa Tengah. Apabila nilai LQ < 1

maka sektor i dikategorikan sebagai sektor non-basis atau sektor non unggulan.

Nilai LQ yang kurang dari satu artinya, peranan suatu sektor dalam perekonomian

daerah bawah atau Kabupaten Pemalang lebih kecil daripada peranan sektor

tersebut dalam perekonomian daerah atas atau Provinsi Jawa Tengah.

Menurut Priyarsono (2007 : 6.17) Terdapat asumsi yang digunakan dalam analisis

LQ yaitu :

1. Pola konsumsi rumah tangga yang identik sama antara daerah atas dengan

daerah bawahnya.

2. Setiap daerah di Jawa Tengah memiliki pola dan selera pengeluaran yang

identik sama.

3. Pola Permintaan terhadap barang dan jasa identik sama antara daerah bawah

dengan daerah atasnya.

3.3.2. Analisis SS (Shift-Share)

Pada umumnya analisis Shift-Share (SS) digunakan untuk mengetahui laju

pertumbuhan sektor-sektor dalam perkonomian pada periode tertentu namun lebih

tajam dibandingkan dengan LQ, analisis Shift-Share memperinci penyebab

perubahan atas berapa variabel. Analisis ini menggunakan metode pengisolasian

berbagai faktor yang menyebabkan perubahan struktur industri suatu daerah dalam

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

36

pertumbuhannya dalam kurun waktu tertentu. analisis ini juga biasa disebut dengan

Industrial mix karena komposisi industri yang ada sangat mempengaruhi laju

pertumbuhan wilayah tersebut (Tarigan 2005: 85-86)

Menurut Priyarsono (2007 : 7.5-7.6) langkah-langkah utama dalam

analisis Shift-Share (SS), yaitu sebagai berikut :

1) Menentukan wilayah yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini, wilayah yang

akan dianalisis adalah wilayah Kabupaten Pemalang.

2) Menentukan indikator kegiatan ekonomi dan periode analisis. Indikator

kegiatan ekonomi yang digunakan disini adalah pendapatan yang dicerminkan

dari nilai PDRB Kabupaten Pemalang dan PDRB Provinsi Jawa Tengah.

Sedangkan periode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari

tahun 2013 sampai dengan tahun 2017.

3) Menentukan sektor ekonomi yang akan dianalisis. Sektor ekonomi yang akan

dianalisis dalam penelitian ini adalah terfokus hanya pada sub sektor Pertanian

ekonomi berdasarkan lapangan usahanya yang terdiri dari 5 Sub sektor

Pertanian yaitu: Sub sektor Tanaman pangan, Sub sektor Tanaman Hortikultura,

Sub sektor Tanaman perkebunan, Sub sektor Perternakan, Sub sektor

Perikanan,

4) Menghitung komponen pertumbuhan wilayah

Menurut Tarigan (2005 : 88) Dalam menghitung komponen pertumbuhan

wilayah dibagi menjadi 3 diantaranya yaitu:

a. Komponen Pertumbuhan Regional (PR) / National Share

Nsi,t = Er,i,t-n (E N,t / E N, t-n) - Er,i,t-n

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

37

Atau

Nsi,t = ((E N,t - E N, t-n)/ E N, t-n) Er,i,t-n

Keterangan:

Nsi,t = Nasional Share atau Pertumbuhan Regional sektor i untuk wilayah

Kabupaten Pemalang

Er,i,t-n = PDRB sektor i untuk wilayah Kabupaten Pemalang tahun awal

analisis

EN,t = Total PDRB pada wilayah Provinsi Jawa Tengah Pada tahun akhir

analisis

EN, t-n = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Pemalang pada tahun awal

anlisis

b. Komponen Pertumbuhan Proposional (PP) atau Proportional Share

Pr,i,t = ΔEN,i,t _ ΔEN,t x Er,i, t-n

EN,I,t-n EN,t-n

Keterangan:

Pr,i,t = Proportional Share atau pertumbuhan proposional sektor i untuk

wilayah Kabupaten Pemalang

ΔEN,i,t = Selisih PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun

awal dan akhir anlisis

ΔEN,t = Selisih Total PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jawa Tengah

tahun awal dan akhir analisis

EN,i,t-n = PDRB sektor i wilayah Provinsi Jawa Tengah pada tahun awal

analisis

EN,t-n = Total PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jawa Tengah tahun awal

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

38

analisis

Er,i, t-n = PDRB sektor i untuk wilayah Kabupaten Pemalang tahun awal

analisis

Ketentuan setelah menghitung komponen PP, yaitu sebagai berikut:

1. Jika, Pr,i,t < 0 maka menunjukan bahwa sektor i pada wilayah Kabupaten

Pemalang laju pertumbuhannya lambat.

2. Jika, Pr,i,t > 0 maka menunjukan bahwa sektor i pada wilayah Kabupaten

Pemalang laju pertumbuhannya cepat.

c. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW)/ Differential Shift

Dr,i,t = ΔEr,i,t _ ΔEN,i,t x Er,i, t-n

Er,i,t-n EN,i,t-n

Keterangan:

Dr,i,t = Differential Shift atau pertumbuhan pangsa wilayah sektor i untuk

wilayah Kabupaten Pemalang

ΔEr,i,t = Selisih PDRB sektor i pada wilayah Kabupaten Pemalang Tahun

awal dan akhir anlisis

ΔEN,i,t = Selisih PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun

awal dan akhir anlisis

Er,i,t-n = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Pemalang pada tahun awal

analisis

EN,i,t-n = PDRB sektor i wilayah Provinsi Jawa Tengah pada tahun awal

analisis

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

39

Ketentuan setelah menghitung komponen PPW, yaitu sebagai berikut:

Dr,i,t > 0, maka sektor i pada wilayah Kabupaten Pemalang mempunyai daya

saing yang tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya.

Dr,i,t < 0, maka sektor i pada wilayah Kabupaten Pemalang mempunyai daya

saing yang rendah dibandingkan dengan wilayah lainnya.

5) Menganalisis profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian

Untuk menganalisis profil pertumbuhan sektor-sektor

perekonomiannya dapat dilakukan dengan cara menggunakan bantuan empat

kuadran yang terdapat pada garis bilangan yaitu :

Gambar 3. Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian Sumber : Priyarsono,et al. (2007)

Pada Gambar di atas, terdapat garis yang memotong Kuadran II dan

Kuadran IV yang membentuk 45°. Garis tersebut merupakan garis yang

menunjukkan nilai pergeseran bersih. Pada garis tersebut pergeseran bersih

bernilai nol (PBj =0), secara matematis nilai Pergeseran Bersih (PB) sektor i

pada wilayah j dapat dirmuskan sebagai berikut :

PBij = PPij + PPWij

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

40

Keterangan :

PBij = Pergeseran bersih sektor i pada wilayah Kabupaten Pemalang.

PPij = Komponen Pertumbuhan Proposional sektor i pada wilayah

Kabupaten Pemalang.

PPWij = Komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i pada wilayah

Kabupaten Pemalang.

PBj > 0 maka pertumbuhan sektor i pada wilayah Kabupaten Pemalang

termasuk ke dalam kelompok progresif maju.

PBj < 0 maka pertumbuhan sektor i pada wilayah Kabupaten Pemalang

termasuk ke dalam kelompok lamban.

Dalam Gambar tersebut tedapat Kuadran I, II, III dan IV, maka

penjelasannya sebagai berikut :

a. Kuadran I, merupakan kuadran dimana PP dan PPW sama-sama bernilai

positif. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor di wilayah yang

bersangkutan memiliki petumbuhan yang cepat (dilihat dari nilai PP-nya)

dan memiliki daya saing yang lebih baik apabila dibandingkan dengan

wilayah-wilayah lainnya (dilihat dari nilai PPW-nya).

b. Kuadran II, menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi yang ada di

wilayah yang bersangkutan pertumbuhannya cepat (PP-nya bernilai

positif), tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut

dibandingkan dengan wilayah lainnya kurang baik (dilihat dari PPW yang

bernilai negatif)

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

41

c. Kuadran III, merupakan kuadran dimana PP dan PPW nya bernilai

negatif. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi di wilayah

yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat dengan daya saing

yang kurang baik jika dibandingkan dengan wilayah lain.

d. Kuadran IV, menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi pada wilayah

yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat (dilihat dari PP

yang bernilai negatif), tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor

tersebut baik jika dibandingkan dengan wilayah lainnya (dilihat dari PPW

yang bernilai positif).

3.3.3. Matrik Eksternal (EFE) dan Matrik Internal (IFE)

Matrik Eksternal dan Internal Faktor Evaluasi merupakan input dasar

dalam merumuskan sebuah strategi. Analisis matrik EFE dan IFE dapat melalui

analisis lingkungan eksternal dan internal. Analisis eksternal terdiri dari analisis

Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya, serta Teknologi (PEST) dan analisis internal

terdiri dari analisis manajemen, Pemasaran, Produksi, Penelitian dan

pengembangan serta Sistem Informasi Menejemen.

1) Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal Organisasi

Identifikasi faktor eksternal dapat dilakukan dengan mendaftarkan semua

peluang dan acaman dalam mengembangkan sub sektor pertanian unggulan

Pemalang. Mendaftarkan semua peluang terlebih dahulu selanjutnya mendaftarkan

semua ancaman (David, 2016 :65). Sedangkan untuk identifikasi faktor internal

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

42

dapat dilakukan dengan mendaftarkan semua Kekuatan dan Kelamahan dalam

mengembangkan sub sektor pertanian unggulan Pemalang. Mendaftarkan semua

Kekuatan terlebih dahulu selanjutnya mendaftarkan semua kekurangan (David,

2016: 111). Hasil dari kedua identifikasi faktor-faktor tersebut selanjutnya akan

diberikan bobot dan rating.

2) Pemberian Bobot Setiap Variabel

Menurut Kinnear (1991 : 231) metode yang digunakan dalam pemberian

bobot terhadap pada identifikasi eksternal dan internal adalah metode Paired

Comparison. Penentuan bobot pada metode ini menggunakan skala 1, 2 dan 3.

Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal

2 = Jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal

Bentuk Penilaian Pembobotan terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Penilaian Bobot Faktor Eksternal dan Internal Pengembangan Sub Sektor

Pertanian Unggulan Kabupaten Pemalang

Faktor Eksternal A B … Keterangan

A

B

Total

Faktor Internal A B … Keterangan

A

B

Total

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap

jumlah nilai keseluruhan variabel dengan rumus :

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

43

αi =

𝑥𝑖

∑ 𝑖𝑛𝑖=𝑖

Keterangan : αi = Bobot variabel ke i

X= Nilai variabel ke i

i = 1,2,3…..,n

n= Banyakan variabel

3) Penentuan Peringkat

Pengukuran peringkat masing-masing variabel terhadap kondisi

lingkungan menggunakan skala 1,2,3 dan 4 terdapat masing-masing faktor sehingga

dapat dilihat seberapa efektif strategi organisasi saat ini.

Skala yang digunakan pada matrik EFE adalah :

1 = Rendah, Respon Kurang 3 = Tinggi, Respon diatas rata-rata

2 = Sedang, Respon sama dengan rata-rata 4 = Sangat Tinggi, Respon superior

Skala yang digunakan pada matrik IFE adalah :

1 = Kelemahan Utama 3 = Kekuatan Kecil

2 = Kelemahan Kecil 4 = Kekuatan Utama

Nilai dari pembobotan akan dikalikan dengan nilai peringkat pada setiap faktor.

Hasil dari perkalian tersebut dijumlahkan secara keseluruhan faktor secara vertikal

dan hasil akhir tersebut akan dibaca menggunakan matrik EFE dan IFE.

Pada matrik EFE dan IFE Terdapat nilai bobot sebesar 1 hingga 4 dan rata-rata

sebesar 2,5. Pada matrik EFE jika nilai bobot diatas rata-rata maka organisasi dapat

memanfaatkan peluang dan memanfaatkan ancaman. Pada matrik IFE jika nila

bobot di atas rata-rata maka organisasi dalam posisi yang kuat.Tabel matrik EFE

dan matrik IFE dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

44

Tabel 3. Penilaian Matrik EFE dan IFE Pengembangan Sub Sektor Pertanian

Unggulan Kabupaten Pemalang

Faktor Eksternal Bobot Rating Total Nilai

Peluang

1.

2. dst

Ancaman

1.

2, dst

Jumlah

Faktor Internal Bobot Rating Total Nilai

Kekuatan

1.

2. dst

Kelemahan

1.

2, dst

Jumlah

3.3.4. Matrik SWOT

Analisis Strenghs, weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT) adalah

suatu analisis yang mendalam terkait faktor-faktor yang dihasilkan dan nantinya

akan menghasilkan 4 strategi yaitu : Strategi S-O, Strategi W-O, Strategi S-T,

Strategi W-T. Menurut David (2016: 172), terdapat delapan langkah untuk

menyusun matrik SWOT diantaranya :

1) Membuat daftar kesempatan eksternal kunci.

2) Membuat daftar ancaman eksternal kunci.

3) Membuat daftar kekuatan internal kunci.

4) Membuat daftar kelemahan internal kunci.

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

45

5) Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatatnya di

kolom S-O.

6) Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatatnya di

kolom W-O.

7) Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatatnya di

kolom S-T.

8) Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatatnya di

kolom W-T.

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan – S

Daftar kekuatan

Kelemahan - W

Daftar kelemahan

Peluang – O

Daftar peluang

Strategi SO

Gunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang

Strategi WO

Atasi kelemahan

dengan menggunakan

peluang

Ancaman – T

Daftar ancaman

Strategi ST

Gunakan kekuatan

untuk menghindari

ancaman

Strategi WT

Meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

Gambar 4. Matrik SWOT Sumber: David (2016 :173)

Tahapan Selanjutnya adalah melakukan analisis Matrik Internal Eksternal

(IE) menggunakan hasil skor pada matrik EFE dan IFE. Matrik IE ini memiliki 9

alternatif Strategi level korporat yang terdapat pada 9 (Sembilan) sel yang

dikelompokan menjadi 3 (tiga) alternatif strategi utama di antaranya: Pada sel I, II

dan IV merupakan posisi tumbuh dan dibangun pada perusahan atau daerah,

sehingga strategi yang sesuai adalah strategi intensif (Penetrasi pasar, Integrasi ke

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

46

depan, Kebelakang dan Horizontal. Pada sel III, V dan VII merupakan posisi stabil,

sehingga pada posisi ini perushaan atau daerah menggunakan strategi pertahankan

dan pelihara (strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan

Produk). Pada sel VI, VIII dan IX merupakan posisi strategi panen dan divestasi.

Perusahan menggunakan strategi bertahan (divestasi dan Retrenchment ). Matrik IE

dapat dilihat pada Gambar 5

Strong 3.0 to 4.0 Average 2.0 to 2.99 Weak 1.0 to 1.99 IFE

Gambar 5. Matrik Internal Eksternal Sumber : David (2016 : 182)

3.3.5. Matrik Quantitative Strtagic Planning (QSPM)

Menurut David (2016: 186), matrik QSPM adalah suatu matrik yang

digunakan untuk memilih alternatif strategi yang sebelumnya telah dihasilkan dari

matrik SWOT dan matrik IE untuk dijadikan prioritas strategi. Adapun langkah-

langkah mengembangkan matrik QSPM :

1) Mendaftarkan kunci eksternal dan kunci internal dalam kolom kiri. Informasi

ini diambil dari mariks EFE dan IFE.

2) Memberikan bobot untuk setiap faktor internal dan eksternal. Bobot ini identik

dengan alternatif matrik EFE dan IFE.

I II III

IV V VI

VII VIII IX

High

3.0 to 4.0 Medium

2.0 to 2.99 Low

1.0 to 1.99

EFE

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

47

3) Memeriksa tahap-tahap pencocokan matrik dan mengidentifikasi strategi

alternatif yang di pertimbangkan oleh organisasi untuk di implementasikan.

4) Menetapkan nilai daya tarik relative atau Atrractiveness Skor (AS) dari setiap

strategi terhadap strategi lainnya.

5) Menghitung perkalian antara bobot dan nilai daya tarik.

6) Menghitung jumlah total nilai daya tarik atau Total Atrractiveness Skor (TAS).

Nilai ini akan menjadi petunjuk bahwa strategi mana yang paling menarik dan

alternatif strategi.

Tabel 4. Penilaian Matrik QSPM Pengembangan Sub Sektor Pertanian Unggulan

Kabupaten Pemalang

no Faktor kunci Alternatif Strategi 1 Alternatif Strategi 2

Bobot AS TAS Bobot AS TAS

Kekuatan

1

2

1,00 1,00

Kelemahan

1

2

1,00 1,00

Peluang

1

2

1,00 1,00

Ancaman

1

2

1,00 1,00

3.4. Definisi Operasional

1. Visi dan Misi

Visi adalah suatu gagasan atau ide yang dimiliki setiap organisasi atau

individu yang bertujuan untuk mencapai suatu di masa yang akan datang, visi

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

48

dimuat dalam tulisan, yang singkat, jelas dan fokus terhadapai sesuatu yang

diginginkan. Misi adalah penjabaran dari suatu visi dari organiasi atau pribadi

yang berisi tentang strategi, tindakan serta tahapan yang harus dilalui sebuah

organisasi atau individu untuk merealisasikan sebuah misi.

2. Strategi

Strategi adalah suatu gagasan atau ide yang dibuat untuk pedoman dalam

menjalankan aktifitas sebuah organisasi atau induvidu dan bertujuan untuk

menjawab fenomena lingkungan yang berubah-ubah.

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan indikator dari perekonomian suatu daerah yang dapat

dilihat berdasarkan harga konstan. PDRB dapat dibagi menjadi dua yaitu menurut

lapangan usaha (produksi) dan pengeluaran (pendapatan). PDRB yang digunakan

dalam penelitian ini adalah PDRB atas harga konstan tahun 2010 menurut lapangan

usaha.

4. Sektor – Sektor Ekonomi

PDRB menurut produksi memiliki sektor-sekor ekonomi yang

menghasilkan barang dan jasa. Sektor-sektor tersebut adalah : Pertanian,

Pertambangan dan Penggalian, Industri Pengolahan ,Listrik, Gas dan Air Bersih,

Konstruksi, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi,

Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan, Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan

pemerintah.

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

49

5. Sub Sektor Pertanian

Pada sub sektor pertanian pada PDRB Tahun Dasar 2010 terdapat 5 sub

sektor pertanian yaitu : Sub sektor Tanaman pangan, Sub sektor Tanaman

Hortikultura, Sub sektor Tanaman perkebunan, Sub sektor Perternakan, dan Sub

sektor Perikanan,

6. Sektor Unggulan

Sektor unggulan adalah sektor yang dominan dari pada sektor lainnya.

sektor tersebut memiliki kontribusi besar terhadap pendapatan daerah tersebut.

sektor unggulan memiliki pengaruh terhadap pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi suatu daerah.

7. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada jauh dan diluar

perusahaan atau organisasi. Lingkungan ini dibagi menjadi dua lingkuangan jauh

dan lingkungan industri. Lingkungan jauh terdiri dari Politik dan Hukum, Ekonomi,

Sosial dan Budaya serta Teknologi (PEST) .Sedangkan Lingkungan industri terdiri

dari 5 kekuatan bersaing porter yaitu : Pesaing, Pelanggan, Pendatang Baru,

Pemasok dan Barang Pengganti.

8. Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam perusahaan

atau organiasi itu sendiri. Lingkungan tersebut terdiri dari manajemen, pemasaran,

produksi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen.

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

50

BAB IV

KONDISI UMUM KABUPATEN PEMALANG

4.1. Kondisi Geografi dan Batas Administrasi

Kabupaten Pemalang merupakan salah satu daerah yang terdapat pada

Provinsi Jawa Tengah. Secara Astronomis, Kabupaten Pemalang terletak pada

koordinat antara 80 52’30“ - 70 20’ 11“ Lintang Selatan (LS) dan antara 1090 17’

30“ − 1090 40’30“ Bujur Timur (BT). Secara Geografi, Kabupaten Pemalang

terletak pada jalan pantura yang menghubungkan antara Jakarta dan Surabaya

sehingga sebelah Utara Kabupaten Pemalang adalah Laut Jawa. Kabupaten

Pemalang dihimpit oleh 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Tegal, Pekalongan dan

Purbalingga. Berikut adalah Batas geografis Kabupaten Pemlang :

1. Sebelah Utara : Laut Jawa

2. Sebelah Barat : Kabupaten Tegal

3. Sebelah Timur : Kabupaten Pekalongan

4. Sebelah Selatan : Kabupaten Purbalingga

Luas Wilayah Kabupaten Pemalang sebesar 1.115,30 km2. Kabupaten

Pemalang memiliki 14 Kecamatan yang terdiri dari 222 Desa/Kelurahan yang

memiliki dua kerakteristik topografi yaitu 54 Desa/Kelurahan berada di daerah

lereng. Desa/Kelurahan ini sebagian besar berada di Selatan . 168 Desa/Kelurahan

berada di daerah dataran. Desa/Kelurahan ini sebagian besar berada di Utara,

Jumlah Desa dan Ketinggian di atas Permukaan Laut Pada setiap Kecamatan di

Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

51

Tabel 5. Jumlah Desa dan Ketinggian di Atas Permukaan Laut pada Setiap

Kecamatan di Kabupaten Pemalang

No Kecamatan Jumlah Desa Luas (km2) Tinggi dari

Permukaan air laut

(m)

1 Moga 10 41,40 497

2 Warungpring 6 26,31 213

3 Pulosari 12 87,52 914

4 Belik 12 124,54 738

5 Watukumpul 15 129,02 559

6 Bodeh 19 85,98 15

7 Bantarbolang 17 139,19 34

8 Randudongkal 18 90,32 212

9 Pemalang 20 101,93 6

10 Taman 21 67,41 6

11 Paturukan 20 81,29 8

12 Ampelgading 16 53,30 13

13 Comal 18 26,54 9

14 Ulujami 18 60,55 6 Sumber : Pemalang dalam Angka 2019

Berdasarkan pada tabel 5 Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan

Bantar Bolang dengan luas 139,19 km2 dan ketinggian 34 mdpl dan di bawahnya

ada Kecamatan Watukumpul dan Belik dengan luas 129,02 km2 dan 124,54 km2

dengan ketinggian 559 mdpl dan 738 mdpl. Kecamatan yang memiliki topografi

Desa/Kelurahan dengan karakteristik lereng adalah Kecamatan Moga, Pulosari,

Watukumpul, Dan Kecamatan yang memiliki topografi Desa/Kelurahan dengan

karakteristik dataran adalah Kecamatan Warungpring, Bantar Bolang,

Randudongkal, Pemalang, Taman, Paturukan, Ampelgading, Comal dan Ulujami.

Kecamatan Bodeh memiliki 2 topografi Desa/Kelurahan dengan karakteristik

lereng dan daratan, 5 Desa/Kelurahan berada di lereng dan 14 Desa/Kelurahan

berada di dataran.

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

52

4.2. Kondisi Sosial dan Ekonomi

4.2.1. Kondisi Sosial

Jumlah penduduk Kabupaten Pemalang pada tahun 2018 sebesar 1.299.432

jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 99,95%. Jumlah penduduk laki-laki di

tahun 2018 sebesar 642,992 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 656.440 jiwa.

Data penduduk disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik Perkembangan Penduduk Kabupaten Pemalang. Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018 : 78

Pada Gambar 8, terlihat bahwa pertumbuhan penduduk pada 5 tahun

terakhir di Kabupaten Pemalang selalu meningkat hingga tahun 2018. Laju

pertumbuhan penduduk di Kabupaten Pemalang tidak begitu pesat di tiap tahunnya.

Laju Pertumbuhan penduduk laki-laki dan perempuan di tahun 2018 sebesar

0,221% dan 0,266%.

Kabupaten Pemalang memiliki tingkat pengangguran di tahun 2018 sebesar

6,21%. Tingkat pengangguran tersebut meningkat sebesar 1% dari tahun

sebelumnya. Tenaga kerja yang bekerja di Kabupaten Pem]alang sebesar 582.895

2014 2015 2016 2017 2018

laki-laki 635746 637858 639797 641572 642992

perempuan 648490 650708 652776 654700 656440

625000

630000

635000

640000

645000

650000

655000

660000

JIW

A

TAHUN

laki-laki perempuan

Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

53

jiwa. Angkatan kerja tersebut terbagi pada setiap sektor ekonomi diantaranya:

sektor pertanian sebesar 25,82% dari angkatan kerja yang bekerja, sektor

perdagangan sebesar 18,97% sektor industri sebesar 20,54%, sektor jasa sebesar

18,83% dan sektor lainnya sebesar 15,84%.

Angkatan kerja yang bekerja dari tingkat pendidikan yang ditamatkan

diantaranya. Tidak tamat SD sebesar 125.981 jiwa , tamat SD sebesar 208.784 jiwa,

tamat SMP sebesar 108.266 jiwa, tamat SMA sebesar 62.816 jiwa, tamat SMK

sebesar 48.614 jiwa dan tamat kuliah sebesar 28.434 jiwa.

Banyaknya sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan adalah sebagai berikut:

Taman Kanak-kanak Negeri 12 buah, Taman Kanak-kanak Swasta 403 buah

Sekolah Dasar Negeri 718 buah, Sekolah Dasar Swasta 22 buah, SMP Negeri 66

Buah, SMP Swasta 49 Buah, SMA/SMK Negeri 15 buah, SMA/SMK Swasta 61

buah sedangkan di lingkungan Departeman Agama terdapat, Madrasah Ibtidaiyah

sebanyak 97 buah, Madrasah Tsanawiyah 47 buah, dan Madrasah Aliyah 17 buah.

Sarana kesehatan pada Kabupaten Pemalang tahun 2018 terdiri dari 7 buah

RSUD Pemalang, Puskesmas 25 buah, Puskemas pembantu 65 buah, Puskesmas

keliling 47 buah , Klinik dan rumah bersalin 21 buah dan posyandu 1.192 buah.

Tenaga medis yang terdapat di Kabupaten Pemalang tahun 2018 sebanyak 227 jiwa

diantranya, Dokter spesialis sebanyak 73 jiwa, Dokter umum sebanyak 130 jiwa,

Dokter gigi sebanyak 24 jiwa, dan ditambah dengan tenaga keperawatan, tenaga

kebidanan, tenaga farmasi, dan tenaga kesehatan lainnya.

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

54

4.2.2. Kondisi Perekonomian

Pertumbuhan perekonomian daerah dilihat dari Laju Pertumbuhan Produk

Domestik Bruto Daerah. Laju PDRB menurut harga konstan 2010 pada Kabupaten

Pemalang priode tahun 2010-2017 dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pemalang. Sumber : Badan Pusat Statistik, 2019

Berdasarkan Grafik tersebut bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Pemalang di tahun 2010 - 2012 selalu mengalami peningkatan. namun di tahun

2012 – 2017 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pemalang berflaktuatif dengan laju

pertumbuhan tertinggi di tahun 2018 sebesar 6,07%. Laju pertumbuhan ekonomi

pada tahun 2017 sebesar 5,39%. Laju pertumbuhan ekonomi dipercepat oleh

adanya investasi dan perbaikan kinerja dengan memanfaatkan teknologi dan

informasi. Investasi yang dimaksud adalah pembangunan jalan menuju pusat

perkotaan Pemalang dan Pantura, dan pembangunan saluran irigasi serta jalan raya.

Pertumbuhan teknologi juga bertambah pesat seiring pertumbuhan tertinggi di

tahun 2018 terdapat pada sektor informasi dan komunikasi sebesar 12,87%. Salah

5.01 5.32

5.57 5.52 5.58 5.38 5.39

6.07

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Pertumbuhan kota Pemalang

Page 73: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

55

satu penyebabnya adalah banyak masyarakat yang menggunakan layanan bisnis dan

transportasi secara online.

4.3. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan merupakan hal yang utama dalam melakukan produksi

pada sektor pertanian. Penggunaan lahan di Kabupaten Pemalang dibagi menjadi 2

(dua) yaitu sawah dan bukan sawah. Pada tahun 2018 penggunahan lahan masih

didominasi oleh penggunaan lahan bukan sawah yaitu sebesar 533,70 km2,

sedangkan luas lahan yang digunakan untuk sawah sebesar 363,35 km2.

Penggunaan lahan Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Pemalang Tahun 2018

No Jenis Luas(km2)

1 Sawah 363,35

a. Sawah irigasi 295,32

b. Tadah Hujan 68,02

2. Bukan Sawah 533,70

a. Tegalan 161,95

b. Tambak 15,78

c. Hutan Rakyat 20,91

d. Hutan Negara 326,21

e. Sementara Tidak Diusahakan 0.80

f. Perkebunan 8,50

g. Lainnya 15,30

3. Bukan Lahan Pertanian 218,25

Total 1.115,30 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang

Pada penggunaan lahan sawah di Kabupaten Pemalang didominasi oleh

penggunaan sawah irigasi. Penggunaan sawah irigasi banyak digunakan pada

Kecamatan patarukan sebesar 52,30 km2. Penggunaan lahan bukan sawah

didominasi dengan Hutan Negara seluas 326,21 km2. Disusul dengan Tegalan dan

Hutan Rakyat seluas 161,95 km2 dan 20,91 km2. Penggunan lahan untuk Hutan

Page 74: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

56

negara paling luas pada Kecamatan Bantar Bolang dengan luas 68,58km2 dan

penggunaan lahan untuk tegalan/kebun paling luas pada kecamatan pulosari sebesar

41,29 km2.

4.4. Kondisi Pertanian Kabupaten Pemalang

4.4.1. Tanaman Pangan dan Hortikultura

Produksi padi di Kabupaten Pemalang terbagi menjadi 2 yaitu padi sawah

dan padi ladang. Produktivitas padi sawah dan padi ladang sebesar 62,87 Kw/Ha

dan 60,75 Kw/Ha. Produksi padi tahun 2018 sebesar 623.894 ton dengan luas panen

sebesar 99.248 Ha. Produksi jagung sebesar 58.397 ton dengan luas panen sebesar

9.338 Ha. Sedangkan produksi dan luas panen ubi-ubian dan kacang-kacangan

sebesar 1.866 ton dan 7.811 ton dengan luas panen seluas 147 Ha dan 5.741 Ha.

Pada tahun 2018 jumlah produksi tanaman pangan dan tanaman hortikultura

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Produksi padi sawah meningkat

sebesar 10,03%, sedangkan padi ladang turun sebesar 9,89%. Pada tanaman

hortikultura sayuran ikut menurun kecuali kubis dan ketang dengan produksi

sebesar 15.869 kwintal dan 8.928 Kwintal. Sedangkan tanaman hortikultura buah

juga ikut menurun kecuali komoditas nanas dengan produksi 37.926 Ton.

4.4.2. Tanaman Perkebunan

Pada tahun 2018 tanaman perkebunan secara keseluruhan mengalami

penurunan dari tahun sebelumnya. Namun produksi tanaman perkebunan rakyat

selama tahun 2018 mengalami bervariasi. Beberapa komoditi perkebunan rakyat

yang mengalami peningkatan produksi yaitu, kelapa sayur sebesar 3.350 ton,

Page 75: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

57

cengkeh sebesar 1.215 ton, kopi robusta sebesar 288,30 ton, teh sebesar 752,20 ton,

kelapa deres sebesar 177,55 Ton dan casiavera sebesar 85,55 ton.

Kabupaten Pemalang tahun 2018 memiliki komoditas yang memiliki potensi

untuk dikembangkan. Komoditas tersebut adalah kopi robusta Kabupaten

Pemalang. Komoditas kopi ditanam di daerah Pulosari yang merupakan dataran

tinggi Kabupaten Pemalang.

4.4.3. Peternakan

Perternakan Kabupaten Pemalang dibagi menjadi 2 yaitu ternak kecil dan

ternak besar . ternak besar terdiri dari kuda, sapi potong, kerbau, kambing dan

domba. Pada tahun 2018 jumlah ternak besar mengalami peningkatkan kecuali kuda

masih tetap dengan jumlah 112 ekor Sedangkan perternakan kecil terdiri dengan

unggas dan kelinci. Pada tahun 2018 semua jumlah ternak kecil mengalami

peningkatan, Perternak Unggas membudidayakan ternak ayam buras sebanyak

2.862.790 ekor, itik sebanyak 335.492 ekor. Puyuh sebanyak 44.028 ekor, kelinci

sebanyak 7.352 ekor dan unggas lainnya sebesar 74.095 ekor.

Pada tahun 2018 Jumlah sapi dan kerbau yang dipotong sebanyak 5.078

ekor dan 130 ekor, produksi telur di tahun 2018 mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya. Penigkatan produksi sebesar 7 ribu ton dengan persentase sebesar 1,89

persen.

4.4.4. Perikanan

Perikanan Kabupaten Pemalang mengalami peningkatan produksi pada tahun

2018. Hal ini dikarenakan letak geografis Kabupaten Pemalang yang memiliki batas

Page 76: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

58

laut. Pemerintah Kabupaten Pemalang menyadari itu dan membuat strategi dan

memberikan bantuan pada nelayan dan pembudidaya perikanan air tawar.

Perikanan Kabupaten Pemalang dibagi menjadi dua yaitu perikanan laut dan

dan darat. Produksi perikan laut di tahun 2018 terdapat 3 jenis di antaranya pelagis,

demersal dan ikan lainya dengan jumlah produksi sebanyak 21.039.039 Kg.

sedangkan budidaya perikanan darat di tambak dengan produksi tebesar adalah

ikan bandeng sekitar 9.060.000 Kg dengan sentra produksi terdapat di Kecamatan

Ulujami.

Page 77: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

59

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Location Quotient (LQ)

Analisis LQ Kabupaten Pemalang dihitung dengan menggunakan PDRB

ADHK tahun 2013-2017. Berikut adalah Sub sektor unggulan dan non unggulan

Kabupaten Pemalang berdasarkan hasil perhitungan analisis LQ dapat dilihat pada

Tabel 7.

Tabel 7. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017

Lapangan Usaha

LQ Kabupaten Pemalang

2013 2014 2015 2016 2017 Rata Keterangan

Tanaman Pangan 2,070 1,941 1,790 1,830 1,917 1,910 unggulan

Tanaman Hortikultura 2,203 2,348 2,433 2,413 2,456 2,370 unggulan

Tanaman Perkebunan 2,390 2,425 2,440 2,409 2,493 2,432 unggulan

Peternakan 1,056 0,998 0,984 0,985 0,974 0,999 non unggulan

Perikanan 1,722 1,819 1,924 1,862 1,883 1,841 unggulan Sumber: Badan Pusat Statisik Pemalang, 2018 (diolah)

Berdasarkan hasil analisis perhitungan LQ sub sektor pertanian Kabupaten

Pemalang menunjukan terdapat 4 (empat) sub sektor pertanian Kabupaten

Pemalang yang termasuk dalam sub sektor unggulan. Sub sektor peternakan

Kabupaten Pemalang menjadi salah satu sub sektor non unggulan pertanian dengan

nilai LQ sebesar 0,999. Hal ini dikarenakan peternakan pada Kabupaten Pemalang

didominasi oleh peternak skala kecil. Namun dilihat pada hasil LQ keseluruhan

bahwa Kabupaten Pemalang memiliki keunggulan pada sektor pertanian di Provinsi

Jawa Tengah.

Page 78: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

60

5.1.1 Sub Sektor Tamanan Pangan

Sub sektor Tanaman Pangan Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017

merupakan sub sektor unggulan pertanian. Hal ini ditunjukan dengan rata-rata nilai

LQ sebesar 1,910 > 1 sesuai dengan grafik kontribusi PDRB Pemalang dan Jawa

Tengah dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Grafik Kontribusi Sub Sektor Tanaman Pangan terhadap PDRB

Kabupaten Pemalang Tahun 2013 – 2017. Sumber: BPS Kabupaten Pemalang dan Jawa tengah, 2018 (diolah)

Grafik Kontribusi tersebut juga menunjukan bahwa, kontribusi sub sektor

tanaman pangan Kabupaten Pemalang lebih besar dibandingkan dengan kontribusi

sub sektor tanaman pangan Provinisi Jawa Tengah. Komoditas utama tanaman

pangan Kabupaten Pemalang adalah padi, jagung dan kedelai. Komuditas padi

merupakan penyumbang produksi terbanyak pada tanaman pangan. Kabupaten

pemalang merupakan salah satu daerah yang menjadi lumbung padi Jawa Tengah.

Hal ini didukung oleh lahan pertanian pangan berkelanjutan yang ada di kabupaten

pemalang. Pada tahun 2018 Jumlah luas lahan pertanian pangan berkelanjutan atau

sawah irigasi di Kabupaten sebesar 30,301 Ha. Luas lahan tersebut masih lebih luas

jika dibandingan dengan lahan yang bukan pertanian seperti bangunan, jalan dan

pemukiman yang hanya memiliki luas sebesar 21,905 Ha.

2013 2014 2015 2016 2017

Pemalang 11.489 9.251 8.902 8.773 8.654

Jawa Tengah 5.548 4.766 4.974 4.794 4.513

11.489

9.251 8.902 8.773 8.654

5.548 4.766 4.974 4.794 4.513

0.0002.0004.0006.0008.000

10.00012.00014.000

Tanaman Pangan

Page 79: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

61

5.1.2 Sub Sektor Tanaman Hortikultura

Sub sektor tanaman hortikultura Kabupaten Pemalang tahun 2013-2017

merupakan sub sektor unggulan pertanian. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata nilai

LQ sebesar 2,370 > 1 sesuai dengan grafik kontribusi PDRB Pemalang dan Jawa

Tengah dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Grafik Kontribusi Sub Sektor Tanaman Hortikultura terhadap PDRB

Kabupaten Pemalang Tahun 2013 – 2017. Sumber: BPS Kabupaten Pemalang dan Jawa tengah, 2018 (diolah)

Berdasarkan grafik kontribusi sub sektor tanaman hortikultura selalu

meningkat. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2015. Hal ini dikarenakan

harga komoditas tanaman hortikultura seperti bawang merah dan cabe merah lebih

menguntungkan petani dibandingkan tanaman pangan seperti padi. Selain itu

Grafik tersebut menunjukan kontribusi sub sektor tanaman hortikultura Kabupaten

Pemalang lebih besar dibandingkan dengan kontribusi sub sektor tanaman

hortikultura Provinisi Jawa Tengah.

2013 2014 2015 2016 2017

Pemalang 7.937 8.373 8.436 8.071 7.940

Jawa Tengah 3.602 3.566 3.467 3.344 3.232

7.9378.373 8.436

8.071 7.940

3.602 3.566 3.467 3.344 3.232

0.000

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

Tanaman Hortikultura

Page 80: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

62

5.1.3 Sub Sektor Tanaman Perkebunan

Sub sektor Tanaman perkebunan Kabupaten Pemalang tahun 2013-2017

merupakan sub sektor unggulan pertanian. Hal ini dapat dilihat pada rata- rata nilai

LQ sebesar 2,432 > 1 sesuai dengan grafik kontribusi PDRB Pemalang dan Jawa

Tengah dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Grafik Kontribusi Sub Sektor Tanaman Perkebunan terhadap PDRB

Kabupaten Pemalang Tahun 2013 – 2017. Sumber: BPS Kabupaten Pemalang dan Jawa tengah, 2018 (diolah)

Berdasarkan grafik kontribusi sub sektor tanaman perkebunan

menunjukan kontribusi sub sektor tanaman perkebunan Kabupaten Pemalang lebih

besar dibandingkan dengan kontribusi sub sektor tanaman perkebunan Provinsi

Jawa Tengah.

5.1.4 Sub Sektor Peternakan

Sub sektor Peternakan Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017 merupakan

sub sektor non unggulan pertanian. Hal ini dapat dilihat pada rata- rata nilai LQ

2013 2014 2015 2016 2017

Pemalang 3.427 3.484 3.458 3.315 3.306

Jawa Tengah 1.433 1.436 1.417 1.376 1.326

3.427 3.484 3.4583.315 3.306

1.433 1.436 1.417 1.376 1.326

0.000

0.500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

Tanaman Perkebunan

Page 81: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

63

sebesar 0,999 < 1 sesuai dengan grafik kontribusi PDRB Pemalang dan Jawa

Tengah dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Grafik Kontribusi Sub Sektor Peternakan terhadap PDRB Kabupaten

Pemalang Tahun 2013 – 2017.

Sumber: BPS Kabupaten Pemalang dan Jawa tengah, 2018 (diolah)

Berdasarkan grafik, kontribusi sub sektor peternakan Kabupaten Pemalang

cenderung turun. Penurunan yang sangat signifikan pada tahun 2014 dikarenakann

terjadinya banjir, sehingga mengakibatkan meningkatkan kematian ribuan unggas

di Pemalang, Pati dan Tegal. Sub sektor pertenakan Kabupaten memiliki kontribusi

di bawah provinsi Jawa Tengah selama 4 tahun beturut. hal ini dikarenakan

produksi dari komoditas perternakan masih sebagian diperuntukan untuk

memenuhi kebutuhan di Kabupaten pemalang, namun ada sebagiam komoditas

peternakan yang sudah melebihi kebutuhan konsumsi di kabupaten pemalang.

Komoditas tersebut ialah ayam potong dan kerbau. Pada tahun 2017 jumlah ayam

potong kabupaten pemalang sebanyak 9.330.000 ekor dan kerbau sebanyak 8,235

2013 2014 2015 2016 2017

Pemalang 2.653 2.512 2.465 2.461 2.451

Jawa Tengah 2.511 2.518 2.506 2.496 2.516

2.653

2.512

2.465 2.461 2.451

2.511 2.5182.506 2.496

2.516

2.350

2.400

2.450

2.500

2.550

2.600

2.650

2.700

Peternakan

Page 82: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

64

ekor. Hal ini yang membuat sub sektor perternakan Kabupaten Pemalang hampir

menjadi sub sektor pertanian unggulan.

Sub Sektor Perikanan

Sub sektor perikanan Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017 merupakan

sub sektor unggulan pertanian. Hal ini dapat dilihat pada rata- rata nilai LQ sebesar

1,841 > 1 sesuai dengan grafik kontribusi PDRB Pemalang dan Jawa Tengah dapat

dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Grafik Kontribusi Sub Sektor Perikanan terhadap PDRB Kabupaten

Pemalang Tahun 2013 – 2017. Sumber: BPS Kabupaten Pemalang dan Jawa tengah, 2018 (diolah)

Berdasarkan grafik kontribusi sub sektor perikanan Kabupaten Pemalang

cenderung meningkat sedangkan Provinsi Jawa Tengah cenderung menurun. Grafik

tersebut menunjukan kontribusi sub sektor perikanan Kabupaten Pemalang lebih

besar dibandingkan dengan kontribusi sub sektor perikanan Provinsi Jawa Tengah.

Perkembangan yang signifikan Sub sektor perikanan kabuapten pemalang

mendapatkan bantuan investor dari pihak suwsta berupa bantuan pendanaan untuk

alat-alat tangkap dan perahu untuk nelayan melalui dinas perikanan. Hal ini pun

2013 2014 2015 2016 2017

Pemalang 1.735 1.767 1.831 1.768 1.761

Jawa Tengah 1.008 0.972 0.952 0.950 0.935

1.735 1.767 1.831 1.768 1.761

1.008 0.972 0.952 0.950 0.935

0.000

0.200

0.400

0.600

0.800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

2.000

Perikanan

Page 83: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

65

menjadi fokus strategi sub sektor perikanan yang termuat dalam RPJMD untuk

meningkat produksi perikanan tangkap. Pada tahun 2017 perikanan laut yang

memiliki nilai produksi dan penangkap tertinggi adalah ikan tembang, ikan tenggiri,

ikan tigawaja dan udang krosok Pada tahun 2017 produksi ikan darat atau ikan

budidaya Kabupaten Pemalang didominasi oleh ikan bandeng sebesar 8.150.000

Kg.

5.2 Analisis Shift-Share

Analisis shift-share merupakan alat analisis untuk mengetahui sektor

unggulan dengan melihat pergeseran struktur sub sektor pertanian. Pergeseran

struktur tersebut dibagi menjadi dua yaitu pertumbuhan dan daya saing sub sektor

pertanian Kabupaten Pemalang. Suatu pembangunan wilayah dipengaruhi oleh

komponen pertumbuhan wilayah. Komponen tersebut terdiri dari 3 yaitu

Komponen Pertumbuhan Regional (PR), Komponen Pertumbuhan Proposional

(PP) dan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW). Hasil perhitungan

analisis shift-share dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Perhitungan Analisis Shift-Share Sub Sektor Pertanian Kabupaten

Pemalang Periode 2013-2017

Lapangan Usaha PN PP PPW PB

Tanaman Pangan 348.003 (347.235) (103.767) (451.003)

Tanaman Hortikultura 240.421 (131.923) 139.974 8.051

Tanaman Perkebunan 103.806 (41.784) 25.322 (16.462)

Perikanan 52.563 (20.471) 26.245 5.774

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang, 2018 (Diolah)

Berdasarkan perhitungan analisis shift-share sub sektor pertanian

Kabupaten Pemalang tahun 2013-2017. Kabupaten Pemalang memiliki nilai

pertumbuhan nasional yang positif pada seluruh sub sektor pertanian. Hal ini

Page 84: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

66

mengartikan bahwa laju pertumbuhan Kabupaten Pemalang identik sama dengan

laju pertumbuhan Provinsi Jawa Tengah. Hasil perhitungan komponen

pertumbuhan proposional sub sektor pertanian Kabupaten Pemalang bernilai

negatif. Ini menunjukan ke empat sub sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan

yang lambat dibandingkan sub sektor lainnya. Hasil perhitungan komponen

pertumbuhan pangsa wilayah Kabupaten Pemalang menujukan terdapat 3 (tiga) sub

sektor pertanian yang memiliki nilai positif yaitu sub sektor tanaman hortikultura,

tanaman perkebunan dan perikanan. Hal ini mengartikan bahwa ketiga sub sektor

tersebut memiliki daya saing yang kuat dibandingkan wilayah lainnya di Provinsi

Jawa Tengah.

5.2.1 Sub Sektor Tanaman Pangan

Hasil perhitungan Shift-Share sub sektor tanaman pangan Kabupaten

Pemalang memiliki nilai negatif pada komponen pertumbuhan proposional sebesar

(347.235). Hal ini mengartikan bahwa sub sektor pertanian memiliki pertumbuhan

yang lambat. Laju pertumbuhan sub sektor tanaman pangan Kabupaten Pemalang

dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Laju Pertumbuhan Sub Sektor Tanaman Pangan Kabupaten Pemalang Sumber: BPS Kabupaten Pemalang, 2018 (diolah)

(15.04)

1.60 3.86 3.96

(20.00)

(15.00)

(10.00)

(5.00)

-

5.00

2014 2015 2016 2017

Tanaman pangan

Page 85: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

67

Berdasarkan perhitungan Shift-Share pada komponen Pertumbuhan Pangsa

Wilayah (PPW) sub sektor tanaman pangan Kabupaten Pemalang memiliki nilai

negatif sebesar (103.767), yang mengartikan bahwa sub sektor ini memiliki daya

saing yang lemah. Hal ini menunjukan bahwa pada produksi tanaman pangan

Provinsi Jawa Tengah hanya tanaman padi sawah Kabupaten Pemalang masuk

dalam 10 besar produksi tertinggi se-Provinsi Jawa Tengah. Produksi tanaman padi

Kabupaten Pemalang berada dalam peringkat 6 dengan luas tanaman dan produksi

sebesar 90.420 Ha dan 454.502 Kw. Jika dilihat dari nilai Pergeseran Bersih (PB).

Sub sektor ini memiliki nilai PB negatif (451.002) yang artinya sub sektor tanaman

pangan di Kabupaten Pemalang memiliki pertumbuhan yang tidak maju.

5.2.2 Sub Sektor Tanaman Hortikultura

Hasil perhitungan Shift-Share sub sektor tanaman hortikultura Kabupaten

Pemalang memiliki nilai negatif pada komponen pertumbuhan proposional sebesar

(131.923). Hal ini mengartikan bahwa sub sektor tanaman hortikultura memiliki

pertumbuhan yang lambat. Laju pertumbuhan sub sektor tanaman hortikultura

Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Laju Pertumbuhan Sub Sektor Tanaman Hortikultura Kabupaten

Pemalang Sumber: BPS Kabupaten Pemalang, 2018 (diolah)

11.30

6.37

0.83

3.68

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

2014 2015 2016 2017

Tanaman hortikultura

Page 86: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

68

Berdasarkan perhitungan Shift-Share pada komponen Pertumbuhan

Pangsa Wilayah (PPW) sub sektor tanaman hortikultura Kabupaten Pemalang

memiliki nilai positif sebesar 139.974 yang mengartikan bahwa sub sektor ini

memiliki daya saing yang kuat. Hal ini menunjukan bahwa Pemalang memiliki

komoditas nanas sebagai komoditas unggulan dengan luas panen dan produksi

ditahun 2017 sebesar 25.373.750 Ha dan produksi sebesar 593.692 Kw. Jika dilihat

dari nilai Pergeseran Bersih (PB). Sub sektor ini memiliki nilai PB positif sebesar

8.051 yang artinya sub sektor Tanaman Hortikultura hasilnya di Kabupaten

Pemalang memiliki pertumbuhan yang progressive (maju).

5.2.3 Sub Sektor Tanaman Perkebunan

Hasil perhitungan Shift-Share Sub Sektor tanaman perkebunan Kabupaten

Pemalang memiliki nilai negatif pada komponen pertumbuhan proposional sebesar

(41.784). Hal ini mengartikan bahwa sub sektor tanaman perkebunan memiliki

pertumbuhan yang lambat. Laju pertumbuhan sub sektor Tanaman perkebunan

Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar15. Laju Pertumbuhan Sub Sektor Tanaman Perkebunan Kabupaten

Pemalang Sumber: BPS Kabupaten Pemalang, 2018 (diolah)

7.27

4.77

1.04

5.10

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

2014 2015 2016 2017

Tanaman Perkebunan

Page 87: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

69

Berdasarkan perhitungan Shift-Share pada komponen Pertumbuhan Pangsa

Wilayah (PPW) sub sektor tanaman perkebunan Kabupaten Pemalang memiliki

nilai positif sebesar 25.322 mengartikan bahwa sub sektor ini memiliki daya saing

yang kuat. Hal ini menunjukan dengan sebagian daerah Pemalang adalah daerah

lereng sehingga Kabupaten Pemalang memiliki keunggulan komperatif. Jika dilihat

dari nilai Pergeseran Bersih (PB). Sub sektor ini memiliki nilai PB negatif sebesar

(30.302) yang artinya sub sektor tanaman perkebunan di Kabupaten Pemalang

memiliki pertumbuhan yang tidak maju.

5.2.4 Sub Sektor Perikanan

Hasil perhitungan Shift-Share sub sektor perikanan Kabupaten Pemalang

memiliki nilai negatif pada komponen pertumbuhan proposional sebesar (20.471).

Hal ini mengartikan bahwa sub sektor perikanan memiliki pertumbuhan yang

lambat. Laju pertumbuhan sub sektor perikanan Kabupaten Pemalang dapat dilihat

pada Gambar 16.

Gambar 16. Laju Pertumbuhan Sub Sektor Perikanan Kabupaten Pemalang Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2018 (diolah)

7.45

9.39

1.75

4.94

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

2014 2015 2016 2017

Perikanan

Page 88: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

70

Berdasarkan perhitungan Shift-Share pada komponen Pertumbuhan Pangsa

Wilayah (PPW) sub sektor perikanan Kabupaten Pemalang memiliki nilai positif

sebesar 26.245 yang mengartikan bahwa sub sektor ini memiliki daya saing yang

kuat. Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Pemalang memiliki geografis di pesisir

pantai. Sehingga memiliki potensial untuk dikembangkan secara strategis. Daerah

pesisir pantai merupakan daerah yang memiliki kekayaaan laut melimpah. Jika

dilihat dari nilai Pergeseran Bersih (PB). Sub sektor ini memiliki nilai PB positif

5.773 yang artinya sub sektor perikanan di Kabupaten Pemalang memiliki

pertumbuhan yang progressive.

5.3 Perumusan Sub Sektor Unggulan Pertanian

Berdasarkan hasil perhitungan (Location Quotient) bahwa sub sektor

pertanian Kabupaten Pemalang merupakan sub sektor unggulan kecuali sub sektor

perternakan. Hal ini mengartikan bahwa masing masing sub sektor pertanian

unggulan dalam Kabupaten Pemalang memiliki kontribusi lebih besar dengan

kontribusi Provinsi Jawa Tengah. Upaya meningkatkan peran sektor pertanian pada

perekonomian Kabupaten Pemalang perlu adanya analisis lebih lanjut kembali

dengan menentukan sub sektor pertanian unggulan Kabupaten Pemalang. Hal ini

dapat dilakukan dengan membandingkan pertumbuhan pangsa wilayah dengan

pergeseran bersih.

Berdasarkan hasil diatas bahwa terdapat 3 (tiga) sub sektor pertanian yang

terdapat pada kuadaran 4 (empat) yaitu: sub sektor tanaman hortikultura, sub sektor

tanaman perkebunan dan sub sektor perikanan. Sub sektor tersebut memiliki daya

saing yang kuat namun memiliki pertumbuhan lambat. Sub sektor tanaman pangan

Page 89: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

71

masuk pada kuadran 3 (tiga), sehingga sub sektor ini memiliki partumbuhan yang

lambat dan daya saing yang lemah.

Berdasarkan hasil keseluruhan dalam kuadran terdapat sub sektor pertanian

yang dapat dijadikan sub sektor unggulan pertanian untuk pembangunan

perekonomian daerah Kabupaten Pemalang adalah sub sektor Tanaman hortikultura

dan perikanan. Sub sektor tersebut berada di atas garis pergeseran bersih.

Sehinggamemiliki pertumbuhan yang maju. Tidak hanya itu sub sektor tersebut

memiliki daya saing yang kuat. Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada

Gambar 17.

Gambar 17. Profil Pertumbuhan Sub Sektor Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun

2013-2017

Pembangunan daerah Kabupaten Pemalang memiliki pendanaan APBD

yang terbatas. Pembangunan daerah yang berfokus pada sub sektor unggulan

pertanian diharapkan menjadi pilihan untuk meningkatkan peran sektor pertanian

20

15

10

5

25

(15)

(20)

(25)

(5)

(10)

(5) (20) (15) (10) (5) 25 20 15105

PPW

PP

Tanamann Pangan

Tanamann Hortikultura

Tanamann Perkebunan

Perikanan

Page 90: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

72

dan sektor perekonomian lainnya. Berdasarkan analisis perhitungan LQ dan Shift

Share terdapat dua sub sektor yang menjadi prioritas dalam pembangunan daerah

Kabupaten Pemalang di antaranya adalah sub sektor tanaman hortikultura dan sub

sektor perikananan. Hal ini diperlukan perencanaan strategis yang tepat untuk

mengembangkan kedua sub sektor tesebut. Pemerintah sudah memiliki strategi

pada sektor pertanian yang termuat dalam RPJMD Kabupaten Pemalang tahun

2016-2021. Pemerintah juga sudah membuat strategi pada sub sektor perikanan

sebagai strategi pembangunan perekonomian di Kabupaten Pemalang. Strategi

tersebut dinilai berjalan dengan baik dikarenakan produksi perikanan yang selalu

meningkat tiap tahunnya dan mencapai target produksi yang ditetapkan target dan

capaian sub sektor perikanan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Target dan Capaian Produksi Sub Sektor Perikanan dalam RPJMD

Kabupaten Pemalang 2016-2018

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang 2016-2018

Berdasarkan Tabel diatas menunjukan bahwa capaian produksi sub sektor

perikananan pada tahun 2016-2018 sudah tercapai. Sehingga ini

mengidentifikasikan bahwa sub sektor perikanan sudah tercapai. Oleh karena itu,

sub sektor yang akan dipilih dan dibuatkan strategi dalam pembangunan daerah

Kabupaten Pemalang adalah sub sektor hortikultura.

Sub sektor tanaman hortikultura di Kabupaten Pemalang terdapat 4 jenis

tanaman yaitu: tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan biofarmaka.

Tahun Target Capaian Keterangan

2016 28.654 32.167 Tercapai

2017 30.344 36.388 Tercapai

2018 31.731 36.220 Tercapai

Page 91: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

73

Pada tahun 2018 tanaman buah-buah memiliki produksi terbesar pada dari jenis

tanaman hortikultura lainnya dengan jumlah 1.269.176 Kw. Kabupaten Pemalang

memiliki 23 jenis tanaman buah diantaranya terdapat 3 jenis tanaman buah yang

menjadi komoditas utama tanaman hortikultura Kabuapaten Pemalang ialah

Durian, Mangga Istana dan Nanas yang terdapat dalam RPJMD Kabupaten

Pemalang 2016-2021. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Produksi Pertanian Tanaman Hortikultura Utama pada Tahun 2016-2018

Komoditas 2016 2017 2018

- Bawang Merah 7.615 22.065 4.921

- Cabe Besar 9.520 7.306 2.923

- Nanas 247.491 227.248 37.926

- Mangga 20.008 60.913 25.816

- Durian 1.463 1.404 292

Produksi Pertanian Tanaman

Hortikultura Utama (Ton) 286.096 318.935 71.878

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang

Berdasarkan Tabel di atas menunjukan bahwa tanaman hortikultura yang

dihasilkan oleh masyarakat kebanyakan adalah tanaman buah-buahan. Ketiga

komoditas buah tersebut merupakan komoditas unggulan lokal Kabupaten

Pemalang sehingga untuk mempermudah observasi saat penelitian dipilihlah buah

nanas, mangga dan durian. Tahapan selanjutnya adalah mengidentifikasi faktor

eksternal dan internal sub sektor tanaman hortikultura dalam pembangunan daerah

Kabupaten Pemalang.

5.4 Identifikasi Faktor Eksternal Sub Sektor Hortikultura

Identifikasi Faktor Eksternal dilakukan untuk mengetahui acaman dan

peluang dalam mengembangkan sub sektor Hortikultura. Identifikasi faktor

Eksternal yang dilakukan dalam penelitian ini didapat dengan pengisian kuesioner

Page 92: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

74

dan wawancara oleh narasumber pada penelitian ini. Identifikasi eksternal juga

didukung oleh beberapa data sekunder yang dapat membantu memperkuat hasil dari

wawancara. Adapun faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang atau

Opportunities (O) sub sektor hortikultura Kabupaten Pemalang:

1) Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan Menengah Tersedia (O1)

2) Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional Meningkat (O2)

3) Kebijakan Pemerintah Daerah yang Mendukung Pertanian (O3)

4) Tingkat Inflasi Cenderung Menurun (O4)

5) Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pertanian (O5)

6) Pengembangan Teknologi Pertanian Meningkat (O6)

7) Kemitraan yang Mendukung Pertanian (O7)

8) Konsumsi Masyarakat terhadap Produk Pertanian Tinggi (O8)

Adapun faktor-faktor eksternal yang menjadi sub sektor Acaman atau Threarts (T)

Hortikultura Kabupaten Pemalang:

1) Kepadatan Penduduk Meningkat (T1)

2) Daya Saing Produk Pertanian Pemalang Masih Lemah (T2)

3) Pesaing baru pada komoditas Pertanian Mudah Masuk (T3)

5.4.1 Peluang Pengembangan Sub Sektor Hortikultura

1) Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan Menengah tersedia ( O1)

Penyaluran kredit usaha merupakan salah satu bantuan dalam permodalan

UMKM dalam menjalankan usahanya. Penyaluran kredit biasanya disalurkan

melalui instansi perbankan. Persentase kredit melalui perbankan dapat dilihat pada

Gambar 18.

Page 93: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

75

Gambar 18 Diagram Persentase Penyaluran Kredit Menurut Kelompok Bank

Desember 2018. Sumber: Bank Indonesia, 2019 (diolah)

Menurut diagram diatas bahwa bank persero paling besar menyalurkan

kredit kepada UMKM sebesar Rp 555,6Trilun (51,2%). Bank persero terdiri Bank

Mandiri, Bank BRI, Bank BNI dan Bank BTN. Bank BUMN tersebut sudah lama

menyalurkan dan membantu dalam pemberian kredit UMKM . Terutama dalam

pemberian kredit pada sektor Pertanian.

Pada Grafik 19 menunjukan pemberian kredit pada sektor pertanian dan

perikanan mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pemberian kredit ini dipengaruhi

oleh kerja sama antara pemerintah dengan bank persero melalui Kredit Usaha

Rakyat. Di Kabupaten Pemalang, Bank BRI sudah banyak memberikan KUR

kepada kelompok tani dan UMKM sebagai modal usaha di Kabupaten Pemalang.

Namun untuk petani yang tidak memiliki anggunan dapat meminjam di tiap

Gakpoktan masing-masing desa.

51%

32%

4%

7%1%

0% 5%

Bank Persero

Bank Swasta NasionalDevisa

Bank Swasta NasionalNon Devisa

BPD

Bank Campuran

Bank Asing

BPR-BPRS

Page 94: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

76

Gambar 19. Grafik Pemberian Kredit Pada Sektor Pertanian dan Perikanan pada

Tahun 2013-2018. Sumber: Bank Indonesia, 2019 (diolah)

Berdasarkan grafik di atas pemberian kredit pada sektor pertanian dan

perikanan mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pemberian kredit ini dipengaruhi

oleh kerjasama antara pemerintah dengan bank persero melalui Kredit Usaha

Rakyat. Di Kabupaten Pemalang, Bank BRI sudah banyak memberikan KUR

kepada kelompok tani dan UMKM sebagai modal usaha di Kabupaten Pemalang,

namun untuk petani yang tidak memiliki anggunan dapat meminjam di tiap

Gakpoktan masing-masing desa. Dana yang diberikan oleh Gakpoktan kepada

petani adalah Dana PUAP atau Dana Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan.

Dana ini diberikan tiap tahunya kepada gabungan kelompok tani tiap desa. Hal ini

menjadikan peluang untuk mengembangkan sub sektor hortikultura di Kabupaten

Pemalang. Walau demikian masih ada masalah juga dalam pengembalian kredit

pada beberapa petani namun hal tersebut tetap dikembalikan kepada kelompok tani

yang bersangkutan.

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Perikanan 3,842.9 4,685.9 5,274.0 5,715.7 6,762.4 8,142.0

Pertanian 52,420. 61,997. 69,100. 75,566. 88,441. 99,956.

0.00

20,000.00

40,000.00

60,000.00

80,000.00

100,000.00

120,000.00

Page 95: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

77

2) Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional Meningkat (O2)

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dapat dilihat pada Produk Domestik

Bruto (PDB) harga konstan tahun 2010. Laju pertumbuhan Indonesia pada tahun

2014–2018 berfluktuatif. Pada tahun 2015 laju pertumbuhan melambat sebesar

3,61%. Pada tahun berikutnya selalu meningkat hingga di tahun 2018 sebesar

3,93%. Laju PDB dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Laju Pertumbuhan PDB Indonesia ADHK 2010 Periode 2014-2018

Sumber: BPS Indonesia, 2018 (Diolah)

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia merupakan peluang terciptanya usaha

kecil menengah yang mendorong meluasnya lapangan pekerjaan. Disamping itu

laju pertumbuhan Kabupaten Pemalang cederung stabil selama lima tahun terakhir.

Pada tahun 2018 laju pertumbuhan Kabuapaten Pemalang sebesar 5,09%. Laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Pemalang lebih cepat dibandingkan laju

pertumbuhan PDB Indonesia. Laju Kabupaten Pemalang yang lebih cepat dan

cenderung stabil di karenakan beberapa faktor seperti, politik yang stabil, keamanan

yang terkendali dan kemauan kuat pemerintah dalam mengembangkan wilayah.

Pengembangan sub sektor hortikultura merupakan salah satu cara untuk pemerintah

dalam menumbuhkan perekonomian daerah Kabupaten Pemalang.

Tahun INDONESIA (PDB)/(GDP) Kabuapaten Pemalang

2014 3,61 5,15

2015 3,52 5,14

2016 3,72 5,22

2017 3,79 5,06

2018 3,97 5,09

Page 96: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

78

3) Kebijakan Pemerintah Daerah yang Mendukung Pertanian (O3)

Kepemimpinan daerah Kabupaten Pemalang setiap 5 tahun sekali

mengalami pergantian. Setiap bupati baru memiliki fokus yang berbeda terhadap

sektor ekonomi tertentu. Kabupaten Pemalang sudah sejak lama menjadi daerah

penyumbang komoditas pertanian di Jawa Tengah dikarenakan posisi yang strategis

dan sumber daya alam yang mendukung. Hal ini menjadi warisan dari pemimpin

daerah Kabupaten Pemalang sebelumnya untuk tetap memperhatikan sektor

pertanian.

Pemerintah daerah Kabupaten Pemalang saat ini masih memperhatikan

sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat pada PERDA Kabupaten Pemalang No 1

tahun 2017 tentang perlindungan dan Pemberdayaan petani serta PERDA

Kabupaten Pemalang No 4 Tahun 2017 tentang perlindungan lahan pertanian

lestari. Berdasarkan peraturan daerah pemberdayaan petani tersebut saat ini

pemerintah sedang berupaya melakukan peremajaan pada petani. Peremajaan ini

bertujuan untuk mengajak generasi muda untuk mengenal dan terjun pada sektor

pertanian. Sejalan dengan hal tersebut di Kabupaten Pemalang terdapat kelompok

tani muda yang berada di Kecamatan Belik. Mayoritas petani muda tersebut masih

membudidayakan komoditas sayur-sayuran. Pemerintah mengharapkan pemuda

tani dapat memngembangkan komoditas unggulan Kabupaten Pemalang.

Selain itu, upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam melindungi

lahan pertanian adalah dengan cara memberikan kebijakan untuk petani yang

memiliki lahan pertanian lestari mendapatkan keringanan pajak jika petani tetap

mempertahankan lahannya untuk sektor pertanian. Lahan pertanian lestari ini

Page 97: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

79

adalah lahan yang memang memiliki potensi untuk pertanian sehingga cocok untuk

bercocok tanam. Dengan begitu tentunya petani dapat tetap mempertahankan

lahannya dibandingkan mengkonversi lahannya menjadi bangunan. Berdasarkan

peraturan daerah tersebut dapat dilihat bahwa pemerintah daerah Pemalang

memperhatikan sektor pertanian sehingga hal ini menjadi peluang dalam

pengembangan Sub Sektor Hortikultura Kabupaten Pemalang.

4) Tingkat Inflasi di Kabupaten Pemalang Rendah (O4)

Inflasi suatu negara dipengaruhi oleh kenaikan harga-harga barang pokok

secara umum, sehingga laju inflasi tiap tahunnya perlu diperhatikan. Berdasarkan

Tabel 12, Laju inflasi Kabupaten Pemalang pada tahun 2014 hingga 2018

berfluktuaktif. Inflasi tertinggi di Kabupaten Pemalang terjadi di tahun 2014

sebesar 7,38. Hal ini disebabkan terjadinya kenaikan BBM bersubsidi secara

nasional. Komoditas cabe merah dan beras ikut menyumbangkan inflasi. Namun

hingga tahun 2018 inflasi Kabupaten Pemalang mengalami penurunan kembali

hingga menuju angka 2,95. Jika dibandingkan inflasli Kabupaten Pemalang 5 tahun

terakhir dengan Provinsi Jawa Tengah dan Indonesia. Bahwa inflasi Kabupaten

Pemalang selalu berada dibawah Provinsi Jawa Tengah atau Indonesia.

Tabel 12. Perbandingan Laju Inflasi Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah

dan Indonesia pada Tahun 2014 – 2018

Sumber: BPS Kabupaten Pemalang, 2018

Tahun Pemalang Jawa Tengah Indonesia

2014 7,38 8,22 8,36

2015 3,52 2,73 3,35

2016 2,33 2,36 3,02

2017 3,64 3,71 3,61

2018 2,95 2,82 3,13

Page 98: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

80

Inflasi rendah sangat membantu pelaku agribisnis Kabupaten Pemalang

dalam usahanya karena harga barang dan jasa relatif stabil dan tidak adanya

peningkatan. Hal ini menjadikan peluang pelaku agribisnis hortikultura

mendapatkan keuntungan dalam usahanya.

5) Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pertanian (O5)

Kemampuan baca tulis dan melek huruf merupakan ukuran mendasar

dalam mengukur tingkat pendidikan suatu daerah. Pada Kabupaten Pemalang tahun

2018 persentase kemampuan melek huruf sebesar 93,43% dan hanya 6,57%

penduduk yang masih belum bisa baca tulis. Laki-laki memiliki persentase melek

huruf lebih tinggi dibandingkan perempuan. Angka pratisipasi sekolah penduduk

Kabupaten Pemalang tahun 2018 menunjukan bahwa penduduk usia SD (7-12

tahun) sudah mencapai titik maksimal sebesar 100%. Usia SMP (13-15) sebesar

92,32% dan Usia SMA (16-18) sebesar 59,83%. Hal ini menunjukan bahwa

kesadaran masyarkat terhadap pendidikan lebih tinggi masih rendah. Karena

umunya penduduk hanya bersekolah pada tingkat SD.

Ketenagakerjaan pada setiap daerah berasal dari penduduk usia 15 tahun

keatas. Penduduk ini dibagi menjadi 2 golongan angkatan kerja dan bukan angkatan

kerja. Angkatan kerja terdiri atas penduduk yang bekerja dan yang sedang mencari

pekerjaan. Bukan angkatan kerja terdiri atas penduduk yang sekolah, mengurus

rumah tangga dan lainnya. Pada tahun 2018, usia 15 tahun keatas di Kabupaten

Pemalang terdapat 621.508 jiwa yang tergolong angkatan kerja dengan persentase

tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 65,01%. Pasar tenaga kerja di Kabupaten

Pemalang ditandai dari tingginya kesempatan kerja atau tingkat pengangguranya.

Page 99: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

81

Perbandingan tingkat pengangguran Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah

dan Indonesia dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Perbandingan Tingkat Pengangguran Kabupaten Pemalang, Provinsi

Jawa Tengah dan Indonesia Tahun 2014-2018

Tahun Pemalang (%) Jawa Tengah (%) Indonesia (%)

2014 7,440 5,565 5,824

2015 6,530 5,150 5,994

2016 6,120 4,415 5,556

2017 5,590 4,360 5,411

2018 6,210 4,370 5,235 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018

Namun Walaupun tingkat pengangguran masih tinggi di daerah atasnya.

Tetapi Kualitas Sumber Daya Manusia dilihat pada keterampilan dan tingkat

pendidikan yang ditempuh, Angkatan Kerja di Kabupaten Pemalang beragam dari

yang tidak tamat SD hingga Sarjana perguruan tinggi negeri. Hal ini dapat dilihat

pada Tabel 14.

Tabel 14. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan

Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang

Lalu di Kabupaten Pemalang, 2018

Sumber: BPS Kabupaten Pemalang, 2018

Berdasarkan tingkat pendidikan diatas bahwa angkatan kerja yang tidak

memiliki ijazah hingga memiliki ijazah mendominasi dalam bekerja, sehingga hal

Pendidkan Terakhir

Angkatan Kerja

Bekerja Pengangguran

Terbuka

tidak ada ijazah 125.891 2.518

SD/MI 208.784 6.861

SMP/MTS 108.266 9.783

SMA 62.816 668

SMK 48.614 15.129

Diploma 2.852 0

Universitas 25.582 3.654

Page 100: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

82

ini menjadi peluang bagi Kabupaten Pemalang untuk mengembangkan sub sektor

holtikulttura Kabupaten Pemalang.

6) Kemitraan yang mendukung pertanian (O6)

Mengembangkan agribisnis ketingkat lebih besar memerlukan permodalan

yang cukup besar, sehingga petani lebih senang bermitra atau berkerjasama dengan

pihak swasta atau lainnya. Pihak yang memberi modal seperti perusahaan besar

yang bergerak dalam bidang pertanian dapat menjadi penyedia sarana produksi,

pemasaran hasil panen dan membimbing para petani.

Kemitraan ini bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah dalam

pertanian seperti kekurangan modal, penerapan teknologi, pemasaran hasil panen

dan lainnya. Bermitra dengan pihak swasta dan lainnya tentu dapat mempermudah

dan mempercepat pengembangan usaha. Kelompok tani yang sudah berkerja

dengan pihak swasta dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Jumlah Produksi dan Kelompok Tani yang Bermitra dengan PT Indofood

dan PT wings

Kelompok Tani Kecamatan Komoditas Produksi (Kw)

Guyub rukun Pulosari Kentang 2.133

Madu sari pulosari Kentang 1.223

Harapan maju Pulosari Kentang 1.144

Sumbersari Pulosari Cabe 1.033

Setia tani Pulosari Cabe 1.462

Guyup lestari Pulosari Cabe 1.261

Tumpang sari Pulosari Cabe 1.544

Selaras 2 Belik Cabe 1.017

Tunas Muda Belik Cabe 777

Selaras I Belik Cabe 847

Barokah Belik Cabe 647

Cahaya Slamet Belik Cabe 832

Sumber Rezki Belik Cabe 702

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang, 2019 (diolah)

Page 101: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

83

Berdasarkan Tabel di atas bahwa terdapat Nama kelompok tani kecamatan

Pulosari dan Belik. Petani tersebut merupakan kelompok petani madya. Pola

Kemitraan yang berlaku adalah pola kemitraan dagang sehingga pihak perusahaan

akan membeli hasil panen petani sesuai spesifikasi yang diminta perusahaan dan

selanjutnya perusahaan yang akan menjual produk tersebut. Perusahaan juga

menyediakan benih unggulan dan pembinaan dalam masa pra-produksi hingga

budidaya. Perusahaan dan petani pun memiliki kontrak yang jelas dan tercantum

dalam dokumen kerjasama yang telah di tanda tanganin dan disepakati. Kerjasama

yang telah dilakukan oleh petani Kabupaten Pemalang dengan pihak Indofood dan

wings pada komoditas sayuran di antarannya cabe dan kentang. Namun untuk

komoditas buah belum ada kemitraan, sehingga ini dapat menjadi peluang untuk

komoditas buah-buah khusunya nanas, mangga dan durian.

7) Konsumsi masyarakat terhadap produk pertanian Tinggi (O7)

Kesadaran masyarakat akan mengkonsumsi produk makan yang bergizi

semakin tinggi sejalan dengan rata-rata pendapatan masyarakat kota yang

meningkat. Namun di samping itu kesibukan masyarakat perkotaan ikut meningkat

sehingga masyarakat perkotaan membutuhkan makanan mudah diproses, siap saji

dan bergizi. Produk Pertanian yang baik menjadi salah satu pilihan untuk

kebutuhan pokok masyarakat dalam memenuhi konsumsi gizi sehari-hari. Berikut

adalah Rata-Rata Konsumsi per Kapita Seminggu Beberapa Macam Bahan

Makanan Penting yang dapat dilihat pada Tabel 16.

Page 102: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

84

Tabel 16. Rata-rata konsumsi per Kapita Seminggu Beberapa Macam Bahan

Makanan Penting, 2016-2018

Jenis Bahan Makanan Satuan 2016 2017 2018

Beras lokal/ketan kg 1,668 1,565 1,551

Jagung basah dengan kulit kg 0,035 0,026 0,029

Jagung pocelan/pipilan kg 0,021 0,019 0,019

Ketela pohon kg 0,073 0,122 0,091

Ketela rambat kg 0,069 0,070 0,060

Gaplek kg 0,003 0,002 0,002

Ikan dan udang segar 1 kg 0,302 0,326 0,324

Ikan dan udang diawetkan ons 0,301 0,408 0,429

Daging sapi/kerbau kg 0,008 0,009 0,009

Daging ayam ras/kampung kg 0,111 0,124 0,121

Telur ayam ras/kampung 2 kg 1,983 2,119 2,152

Telur itik/manila/asin butir 0,038 0,040 0,039

Susu kental manis (397

gr) 0,079 0,089 0,088

Susu bubuk bayi kg 0,013 0,013 0,013

Bawang merah ons 0,542 0,493 0,529

Bawang putih ons 0,339 0,313 0,330

Cabe merah Ons 0,044 0,034 0,034

Cabe rawit Ons 0,047 0,029 0,035

Kacang kedelai Kg - 0,001 0,001

Tahu Kg 0,151 0,157 0,158

Tempe Kg 0,141 0,147 0,146

Minyak kelapa/jagung/goreng lainnya liter 0,230 0,221 0,227

Kelapa butir 0,126 0,100 0,092

Gula pasir Ons 1,432 1,333 1,309

Gula merah Ons 0,149 0,129 0,124 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018

Rata-rata konsumsi terhadap macam bahan makanan penting tahun 2014-

2018 cenderung meningkat untuk tiap bahan makanan. Konsumsi daging sapi ,

daging ayam, ikan dan udang segar, serta susu kental manis dan susu bayi

mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya. Peningkatan ini menunjukan bahwa

tingginya permintaan terhadap produk pertanian. Selain itu jika dilihat untuk

Page 103: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

85

konsumsi buah dan sayur penduduk di perkotaan lebih tinggi jika dibandingkan

penduduk desa. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20. Konsumsi Buah dan Sayur per Kapita Sehari di Daerah Perkotaan dan

Pedesaan Tahun 2016 (dalam Gram) Sumber : Badan Pusat Statistik (2016)

Berdasarkan Gambar 20 konsumsi buah dan sayur penduduk kota dapat

menjadi sebuah peluang bagi Kabupaten Pemalang untuk menjadi pemasok atau

penyedia buah dan sayur.

8) Pengembangan Teknologi Sektor Pertanian meningkat (O8)

Kabupaten Pemalang saat ini baru menggunakan teknologi tepat guna pada

budidaya seperti sistem tanaman yang meningkatkan hasil, penggunakan pupuk

berimbang, penyemprotan foliar pada nanas agar mendapatkan hasil yang baik dan

sesuai dengan waktu panen yang diinginkan, namun demikian masih belum adanya

penggunaan teknologi tepat guna dalam penanganan pasca panen dan penggunaan

teknologi informasi dalam bidang pertanian. Hal ini yang menjadi fokus pemerintah

mencoba untuk terus meningkatkan teknologi tersebut. Salah satu langkah awal

dalam peningkatan teknologi dalam bidang pertanian adalah membuat sarana

Taman Teknologi. Lokasi rencana tapak technopark dapat dilihat pada Gambar 21.

K O T A D E S A

7552

104110

buah sayur

Page 104: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

86

Gambar 21. Rencana Tapak TP/KST Pemalang di Kecamatan Randudongkal Sumber: Dinas Kabupaten Pemalang (2018)

Lokasi tersebut berada di dekat kantor BPP Kecamatan Randudongkal

Kabupaten Pemalang. Sarana ini yang akan menjadi pusat pengembangan teknologi

dan komoditas unggulan seperti, Nanas Madu, Mangga, dan Kopi. Hal ini akan

menjadikan peluang kedepan untuk pengembangan sub sektor hortikultura

Kabupaten Pemalang.

5.4.2 Ancaman Pengembangan Sub Sektor Hortikultura

1) Kepadatan Penduduk Kabupaten Pemalang Meningkat (T1)

Jumlah Penduduk Kabupaten Pemalang tahun 2018 sebanyak 1.299.432

jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 642.992 jiwa dan perempuan sebanyak 656.440

jiwa. Jumlah penduduk ini meningkat dibandingkan tahun 2017 sebanyak

1.296.272 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 0,24%. Jumlah Penduduk

Kabupaten Pemalang selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Laju

pertumbuhan penduduk dalam sepuluh tahun terakhir yakni pada tahun 2010-2018

sebesar 0,35%. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan

Page 105: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

87

penduduk tahun 2000-2010 hanya sebesar 0.004%. Jumlah penduduk terbanyak di

Kabupaten Pemalang terdapat pada kecamatan Pemalang dan Taman 178.391 jiwa

dan 162.483 jiwa. Penduduk penduduk paling sedikit terdapat pada Kabupaten

warungpring sebanyak 39.085 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten Pemalang dan

Kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Jumlah Penduduk Kabupaten Pemalang Bedasarkan Jenis Kelamin dan

Kepadatan Penduduk Tahun 2018

Kecamatan Laki-laki Perempuan Total Kepadatan (Jiwa/km2)

Moga 31.633 32..137 63.770 1.539,97

Warungpring 19.280 19.805 39.085 1.485,56

Pulosari 27.871 28.325 56.196 642,09

Belik 52.695 52.313 105.008 843,17

Watukumpul 32.378 32.710 65.088 504,48

Bodeh 27.245 27.595 54.840 637,82

Bantarbolang 34.858 37.516 72.374 519,97

Randudongkal 47.817 50.313 98.130 1.086,47

Pemalang 88.271 90.120 178.391 1.750,13

Taman 80.578 81.905 162.483 2.410,37

Petarukan 73.030 74.518 147.548 1.815,08

Ampelgading 32.875 33.933 66.808 1,253.43

Comal 44.369 44.857 89.226 3,361.94

Ulujami 50.092 50.393 100.485 1,659.54 Sumber: BPS Kabupaten Pemalang, 2018

Kepadatan Kabupaten Pemalang pada tahun 2018, sebesar 1.165,09

Jiwa/km2 dengan luas 1.115,30 km2 dan jumlah penduduk sebanyak 1.299.432 jiwa.

Kepadatan penduduk ini sering meningkat untuk setiap tahunnya. Kecamatan yang

memiliki penduduk paling padat pada Kecamatan Comal, Taman dan Petarukan

sebesar 3.361,94 Jiwa/km2, 2.410,37 Jiwa/km2 dan 1,815,08 Jiwa/km2. Kecamatan

Taman merupakan setra mangga di Kabupaten Pemalang. Kepadatan kecamatan

Page 106: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

88

Taman hal ini tentu menjadi ancaman terhadap lahan komoditas mangga di

Kecamatan Taman dan akan mempengaruhi pengembangan sub sektor hortikultura.

2) Daya Saing Produk Pertanian masih lemah (T2)

Daya saing produk beberapa produk pertanian Kabupaten Pemalang di

Jawa Tengah sudah kuat namun di pasar nasional daya saing beberapa produk

pertanian Kabupaten Pemalang masih lemah hal ini di karenakan masih rendahnya

standarisasi produk pertanian. Banyak masyarakat yang belum mengenal beberapa

produk unggulan Pemalang lainnya sehingga ini yang menjadikan kurang dapat

bersaing. Kegiatan agribisnis di Kabupaten Pemalang didominasi pada kegiatan On

Farm.

Sebagai upaya meminimalkan persaingan komoditas pada tingkat nasional

maka Kabupaten Pemalang mengadakan kerjasama dengan daerah di luar Jawa

Tengah. Salah satu bentuk kerja sama yang dilakukan antara lain pada sub sistem

pemasaran, seperti halnya pada komoditas mangga istana Pemalang. Mangga istana

adalah sejenis mangga harum manis yang dihasilkan oleh Kabupaten Pemalang.

Dikarenakan para konsumen sudah lebih mengenal bahwa mangga harum manis

yang enak berasal dari Kabupaten Probolinggo maka jika dijual ke daerah lain

dengan nama mangga harum manis Pemalang maka konsumen akan jarang

membelinya. Oleh karena itu tiap musim panen truk-truk dari Kabupaten

Probolinggo selalu datang untuk membawa hasil panen mangga Kabupaten

Pemalang dengan kardus yang berlabel mangga Probolinggo. Hal ini menjadi

ancaman dalam pengembangan sub sektor hortikultura Kabupaten Pemalang.

Page 107: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

89

3) Pesaing baru pada komoditas pertanian mudah masuk pasar (T3)

Komoditas Pertanian merupakan suatu produk yang bersikap homogen.

Komoditas pertanian dapat diproduksi dengan baik berdasarkan kondisi alam dan

ketinggian. Hal ini menyebabkan munculnya produk pertanian pada daerah lainnya.

produk-produk tersebut yang dihasilkan memiliki rasa yang berbeda sehingga dapat

memunculkan pesaing baru di pasar.

Di Kabupaten Pemalang terdapat komoditas unggulan dataran tinggi.

seperti nanas madu Pemalang. Kecamatan Belik merupakan sentra produksi nanas

Pemalang. Nanas madu Pemalang sudah memiliki Hak Kekayaan Intelektual atas

nama produk tersebut sejak nanas madu Pemalang terkenal. Banyak daerah sekitar

Pemalang juga menanam nanas dan hasil tanaman nanas diatas namakan nanas

madu Pemalang. Namun hasil nanas yang ditanam selain di Kabupaten Pemalang

kebanyakan rasanya asam. Hal ini yang mengakibatkan image para konsumen dari

nanas madu Pemalang menurun. Dan saat ini juga sudah bermunculan nanas madu

daerah Lampung. Mudahnya pesaing baru masuk ini dapat menjadi ancaman dalam

mengembangkan sub sektor hortikultura di Kabupaten Pemalang.

5.5 Identifikasi Faktor Internal Sub Sektor Hortikultura

Identifikasi Faktor Internal dilakukan untuk mengetahui Kekuatan dan

Kelemahan dalam mengembangkan sub sektor hortikultura. Identifikasi faktor

Internal yang dilakukan dalam penelitian ini didapat dengan pengisian kuisioner

dan wawancara oleh narasumber pada penelitian ini. Identifikasi internal juga

didukung oleh beberapa data sekunder yang dapat membantu memperkuat hasil dari

Page 108: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

90

wawancara. Adapun faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan atau Strenghts

(S) sub sektor hortikultura Kabupaten Pemalang :

1) Posisi geografis dalam mengembangkan sektor pertanian (S1)

2) Lahan pertanian yang cukup luas (S2)

3) Koordinasi yang baik antara instansi pertanian terkait (S3)

4) Sarana dan prasarana pertanian yang memadai (S4)

Adapun faktor-faktor internal yang menjadi sub sektor kelemahan atau

Weaknesses (W) hortikultura Kabupaten Pemalang :

1) SDM pertanian Kabupaten Pemalang yang lemah (W1)

2) Dana pengembangan sektor pertanian yang kurang (W2)

3) Harga produk pada tingkat petani rendah (W3)

4) Teknologi informasi sektor pertanian belum berjalan dengan baik (W4)

5) Kualitas produk pertanian masih rendah (W5)

6) Lembaga penelitian dan pengembangan belum tersedia (W6)

5.5.1 Kekuatan Pengembangan Sub Sektor Hortikultura

1) Posisi Geografis dalam Mengembangan Sektor Pertanian (S1)

Kabupaten Pemalang memiliki luas daerah sebesar 1.115,30 km2 yang

didalamnya terdapat pantai, puncak gunung, rawa-rawa, perbukitan, dataran dan

lereng. Dengan kondisi lengkap seperti ini Kabupaten Pemalang menghasilkan

beraneka ragam produk seperti ikan laut, palawija, tanaman hortikultura,

perkebunan hingga kehutanan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 22

Page 109: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

91

Gambar 22. Peta Daerah Strategis Kabupaten Pemalang Sumber : Dinas Kabupaten Pemalang (2018)

Kondisi tanah yang subur menjadi alasan Kabupaten Pemalang untuk

bercocok tanam. Kabupaten Pemalang hanya dilalui oleh 2 iklim musim hujan dan

kering. Hal ini menjadi kekuatan untuk mengembangkan sub sektor hortikultura

Kabupaten Pemalang.

2) Lahan Pertanian yang Cukup Luas (S2)

Luas lahan pertanian adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk

sebagian tanaman karena luas lahan pertanian akan berbanding lurus dengan

produksi. Luas lahan pertanian dibagi menjadi 2 (dua) yaitu luas lahan sawah dan

bukan sawah. Lahan sawah di Kabupaten Pemalang hanya terdiri dengan sawah

irigasi dan sawah tadah hujan sedangkan lahan bukan sawah tediri dari tegal/lebun,

Page 110: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

92

perkebunan, ditanami pohon rakyat, hutan negara, sementara tidak diusahakan dan

lainnya. luas lahan pertanian Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada Lampiran 5.

Berdasarkan Tabel yang terdapat pada lampiran 5. Pada tahun 2018 total

luas wilayah kecamatan 111.530 Ha yang terdiri dari 80,36% adalah lahan pertanian

dan 19,64% bukan lahan pertanian (Jalan, pemukiman, perkantoran, sungai, DSB).

Luas Lahan pertanian menurun pada tahun 2018 sebesar 0,67%. Walaupun

penurunannya hanya sedikit namun hal ini harus terus diperhatikan.

Komoditas yang ditanam pada Kabupaten Pemalang beragam. Namun

terdapat beberapa produk unggulan hortikultura untuk komoditas buah yaitu Buah

Mangga, Nanas dan Durian. Ketiga buah ini memiliki sentra masing dalam

kecamatan di Kabupaten Pemalang. Sentra buah mangga terdapat di kecamatan

Taman dan Pemalang, sentra buah nanas terdapat pada Kecamatan Belik dan sentra

buah durian terdapat di Warungpring. Luas Tanaman baru, Luas panen dan

produksi untuk komoditas buah mangga, nanas dan durian di seluruh kecamatan

dapat dilihat pada Lampiran 6.

Data Lampiran 6 jumlah produk pada komoditas mangga dan durian

menurun dikarenakan berkurangnya produktivitas pada pohon mangga dan durian.

Namun untuk komoditas nanas memiliki nilai produksi yang tinggi dan meningkat

tiap tahunnya. Dinas pertanian Kabupaten Pemalang selalu memberi bantuan

berupa bibit mangga, durian dan nanas serta pupuk kepada petani. Hal ini

mendorong pengembangan tiga komoditas unggulan Kabupaten Pemalang.

Page 111: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

93

3) Koordinasi yang Baik antara Instansi Pertanian Terkait (S3)

Koordinasi antara instansi pertanian di Kabupaten Pemalang cukup baik.

Mulai dari tingkat Bappeda (Badan Perencana dan Pembangunan Daerah) hingga

tingkat BPP per Kecamatan. Hal ini ditunjukan dengan adanya kerja sama dan

penyelarasan program pertanian tiap instansi. Rapat koordinasi yang diikuti seluruh

instansi pertanian tidak selalu sering dilakukan, namun setiap instansi tetap

mengadakan rapat dan menjalankan Tugas,Pokok dan Fungsinya masing-masing

dengan baik. Seperti contoh Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang yang sering

mengadakan rapat satu bulan sekali dengan seksi bidang dibawahnya yaitu

Tanaman Holtikutura dan Tanaman pangan. Pada bulan Oktober 2019, diadakan

rapat koordinasi dari tingkat Bappeda, Dinas-dinas Pertanian hingga BPP per

Kecamatan untuk membahas masterplan Pembangunan kawasan teknologi (Techno

Park), Kajian Kelayakan Pembangunan kawasan teknologi (Techno Park),

Penyusunan Dokumen Lingkungan dan Penyusunan Kelembagaan dan rencana aksi

kawasan teknologi (Techno Park) Kabupaten Pemalang.

Saat ini keberadaan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah bidang

ekonomi dalam pembangunan kawasan teknologi (Techno Park) menjadi fasilitator

untuk menyusun program-program terkait pembangunan dengan masterplan dan

profil investasi untuk pihak swasta yang ingin menanamkan modal. Sedangkan

Dinas pertanian menyalurkan bantuan sarana dan prasarana dan melakukan

pelatihan pada petani di kawasan teknologi. Balai Penyuluh Pertanian sebagai

penghubung antara petani dengan dinas serta menjadi cabang pengembangan sentra

produksi unggulan di kecamatan masing-masing yang nantinya kawasan teknologi

Page 112: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

94

sebagai pusatnya. Koordinasi dan rapat selanjutnya terkait pertemuan-pertemuan

akan dilakukan dengan rapat forum daerah. Hal ini diadakan sesuai kondisi saat

berjalannya pembangunan dan pengembangan kawasan teknologi.

4) Sarana dan Prasarana Pertanian yang Memadai (S4)

Setiap kegiatan pada sektor pertanian membutuhkan sarana dan prasarana

yang mendukung untuk mempelancar kegiatan tersebut. Ketersediaan fasilitas

Sarana Produksi Pertanian (SAPROTAN) dan infrastruktur merupakan faktor

pendukung infrastruktur fisik. Pada Kabupaten Pemalang memiliki infastruktur

fisik yang sudah cukup baik, mulai dari jalan raya, kuantitas dan kualitas lahan,

sarana irigasi dan air bersih. SAPROTAN dan mesin pertanian lainnya juga

memadai. Hal ini dikarenakan bantuan alat mesin pertanian yang diberkan secara

bertahap kepada kelompok-kelompok tani. Data bantuan tahun 2018 untuk alat

mesin pertanian dapat dilihat pada lampiran 7.

Selain bantuan alat mesin pertanian terdapat 30 buah kios yang menjual

sarana produksi pertanian pada sentra komoditas nanas, durian dan mangga di

Kecamatan Pemalang, Belik dan Warungpring. Sarana dan prasarana pada sub

sistem pemasaran tahun 2018 di Kabupaten Pemalang menunjukan terdapat 22

pasar di Kabupaten Pemalang yang terdiri dari 20 Pasar Tradisonal dan 2 Pasar

grosir, 14 diantaranya adalah pasar umum dan sisanya adalah pasar hewan. Di

Kecamatan Belik, Desa Gombong terdapat pasar tradisional yang merupakan pasar

dari agropolitan menjual produk-produk pertanian seperti nanas. Hal ini menjadi

kekuatan untuk mengembangan sub sektor hortikultura Kabupaten Pemalang.

Page 113: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

95

5.5.2 Kelemahan Pengembangan Sub Hortikultura

1) Sumber Daya Manusia Pertanian yang Masih Lemah (W1)

Sumber Daya Manusia dalam suatu daerah merupakan salah satu potensi

yang dimiliki daerah. Membahas sumber daya manusia berarti juga membahas

tentang penduduk dari dua aspek yaitu kuantitas dan kualitas. Kuantitas penduduk

dilihat dari seberapa banyak penduduk yang bekerja dan kualitas melihat dari

tingkat pendidikan dan keterampilan. Di Kabupaten Pemalang jumlah angkatan

kerja yang bekerja sebanyak 582.895 jiwa. Sektor pertanian merupakan sektor yang

menyerap tenaga kerja tertinggi dengan jumlah sebanyak 150.521 Jiwa dan disusul

oleh sektor industri pengolahan dan perdagangan. Kontribusi tenaga kerja yang

bekerja pada tiap sektor dapat dilihat pada Gambar 23.

Gambar 23. Kontribusi Tenaga kerja yang bekerja pada setiap sektor di Kabupaten

Pemalang Tahun 2018 Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2018 (diolah)

Kualitas sumber daya manusia Pertanian Kabupaten Pemalang dilihat pada

tingkat pendidikan dan keterampilannya. Tingkat pendidikan Kabupaten Pemalang

masih dikatakan rendah namun ketermpilan penduduk Kabupaten Pemalang dalam

Page 114: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

96

petani bisa dikatakan cukup terampil. Hal ini dapat ditujukan masih banyaknya

tenaga kerja yang bekerja dibandingkan menganggur walau tidak memiliki ijazah.

Kesadaran berkelompok pada usaha tani masih kurang. Setiap daerah

seperti tiga sentra tanaman nanas, durian dan mangga memiliki banyak kelompok

namun hanya beberapa kelompok saja yang masih aktif. Tingkatan kelompok tani

yang terdapat di Kecamatan Pemalang, Warungpring, dan Belik pada tahun 2018

dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Tingkatan Kelompok Tani di Kecamatan Pemalang, Warungpring, dan

Belik tahun 2018

Kecamatan Tingkatan Kelompok

Jumlah Pemula Lanjut Madya Utama

Pemalang 24 37 17 9 87

Belik 66 33 22 6 127

Warung Pring 25 12 - - 37

115 82 39 15 241 Sumber: Programa BPP Kecamatan Belik, Pemalang dan Warungppring, 2018

Berdasarkan Tabel 18 terdapat 241 kelompok tani pada tiga Kecamatan di

Kabupaten Pemalang, namun hanya terdapat 15 kelompok tani saja yang

merupakan kelompok tani tingkat utama. Tingkat kelompok petani ini dinilai

berdasarkan keaktifan kelompok, kelembagaan yang berjalan dengan baik dari

pengelolaan keuangan kelompok dan program kelompok. Kelembagaan pada

tingkat petani masih menjadi masalah dan kelemahan pada sumber daya manusia

pertanian Kabupaten Pemalang.

2) Dana Pengembangan sektor Pertanian yang Kurang (W2)

Anggaran untuk membangun daerah Kabupaten Pemalang bersumber pada

tiga anggaran yaitu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN),

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi (APBDP) dan Anggaran

Page 115: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

97

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Anggaran APBDP merupakan anggaran

yang diberikan untuk Kabupaten tertentu untuk digunakan dalam membangun

Provinsi. Sedangkan APBD merupakan anggaran khusus untuk daerah dalam

mengembangkan daerah itu sendiri. Rencana penggunaan APBD Kabupaten

Pemalang akan dibagikan kepada sektor ekonomi Kabupaten Pemalang terutama

sektor pertanian. APBD untuk sektor pertanian diturunkan oleh BAPPEDA dengan

menilai rencana dan strategi pembangunan pertanian yang akan dilakukan oleh

Dinas Pertanian, BAPPEDA dan tim konsultan akan menilai serta mengganalisis

anggaran yang dapat diturunkan. Namun dana anggaran yang diturunkan terbatas

untuk sektor pertanian. Dinas Pertanian pun akan membagi kembali pada setiap sub

bidang seperti tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan.

Rekapitulasi pemberian bantuan anggaran pada sub sektor hortikultura dapat dilihat

pada lampiran 8.

Pada lampiran 8 dana anggaran yang digunakan daerah bersumber pada

APBD Kabupaten Pemalang. Anggaran tersebut dialokasikan untuk pengembangan

kawasan sentra nanas, mangga, durian serta tanaman buah lainnya. Anggaran

tersebut tiap tahunnya mengalami pengurangan hingga alokasi dana untuk tahun

2019 hanya sebesar Rp 394.750.000 untuk bantuan bibit Tanaman. Dana anggaran

yang digunakan untuk sub sektor hortikultura relatif kecil dan hanya dapat

dibelanjakan untuk pembelian bibit tanaman. Dalam pengembangan tanaman

hortikultura lebih lanjut tentu Kabupaten Pemalang masih membutuhkan dana dari

pihak investor untuk mempercepat pengembangan sub sektor hortikultura

Kabupaten Pemalang sehingga perlu adanya perbaikan infrastruktur dan

Page 116: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

98

penyediaan sarana, prasarana untuk menarik investor yang terlibat dalam

pengembangan sub sektor hortikultura.

3) Teknologi informasi Sektor Pertanian Belum Baik (W3)

Pada era industri 4.0 penggunaan sistem informasi secara online adalah

suatu keharusan agar tidak kalah bersaing. Pada era industri 4.0 akses informasi

sudah tersebar secara online melalui koneksi internet. Informasi pada sektor

pertanian sangat penting untuk pelaku usaha atau penanam modal investasi melihat

potensi dan mengambil keputusan dalam analisisnya. Namun saat ini basis data

informasi sektor pertanian masih bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik dan

data selebihnya masih offline.

Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang sudah pernah membuat website

untuk memasarkan komoditas pertanian Kabupaten Pemalang. Namun sampai saat

ini tidak berjalan karena kendala dalam pendataan petani dan tidak ada penanggung

jawab dalam bidangTeknlogi Informasi untuk mengelola website tersebut sehingga

informasi pasar masih didapatkan secara langsung dari pasar. Saat ini Dinas

Pertanian kembali membuat website untuk mempublikasikan database komoditas

pertanian secara online. Namun masih ada kendala perizinan di Kementrian

Komunikasi dan Informatika sehingga sampai saat ini website belum dapat diakses.

Hal ini yang menjadi kelemahan dalam mengembangkan sub sektor hortikultura

Kabupaten Pemalang.

4) Harga Produk pada tingkat Petani masih Rendah (W4)

Harga produk beberapa produk agribisnis di tingkat petani masih rendah.

Hal ini dikarenakan sebagian petani kurang paham dengan penanganan pasca panen

Page 117: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

99

dan sebagian petani tidak mau memanen sendiri sehingga banyak para petani

menjual kepada para tengkulak atau pedagang dengan sistem tebas. Untuk data

harga jual komoditas buah di Kabupaten Pemalang tahun 2018 dapat dilihat pada

lampiran 9.

Komoditas unggulan seperti mangga belum dapat dikendalikan. Harga

komoditas mangga bisa menjadi 20.000 per kilonya saat musim sulit berbuah,

namun saat panen raya harga menjadi 3.000 per kilonya. Tentu harga yang jatuh

sangat merugikan petani Kabupaten Pemalang, namun untuk komoditas nanas

sudah memiliki solusinya yaitu saat panen raya berlangsung produk nanas tidak

dijual langsung ke pasar, namun dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk

meningkatkan nilai tambah pada produk. Saat ini belum terdapat pengolahan pada

komoditas mangga dan beberapa komoditas buah lainnya, sehingga ini menjadi

kelemahan dalam pengembangan sub sektor hortikultura Kabupaten Pemalang.

5) Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah (W5)

Pemasaran produk agribisnis Kabupaten Pemalang baru tersebar di pasar

domestik. Pemasaran mangga dan nanas Kabupaten Pemalang ke daerah

Purbalingga, Banjanegara, Pekalongan dan daerah lainnya. Produk pertanian

unggulan Kabupaten Pemalang belum dapat menembus pasar internasional. Hal ini

dikarenakan faktor kualitas produk yang masih rendah.

Kualitas produk agribisnis masih rendah pada Kabupaten Pemalang

dikarenakan masih rendahnya teknik budaya perawatan yang sesuai standar dan

penangan pasca panen. Sebagai contoh masih bercampur antara produk bermutu

baik dengan produk yang bermutu kurang baik menjadikan kualitas produk menjadi

Page 118: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

100

jelek. Produk olahan masih dalam skala industri rumah tangga sehingga kualitasnya

masih rendah dalam hal kemasan dan lamanya daya simpan produk agribisnis.

6) Lembaga penelitian dan Pengembangan belum tersedia (W6)

Kajian dalam Penelitian dan Pengembangan dalam komoditas pertanian

Kabupaten Pemalang sangat penting untuk mempercepat berkembangnya sub

sektor pertanian Kabupaten Pemalang. Kegiatan penelitian dan pengembangan

dilakukan seperti perbaikan pembibitan dan budidaya sedang dilakukan oleh

Kabupaten Pemalang.

Saat ini Kabupaten Pemalang belum memiliki balai penelitian khusus

untuk komoditas pertanian Kabupaten Pemalang. Kajian yang sedang dilakukan

saat ini untuk komoditas unggulan Kabupaten Pemalang yaitu baru kepada

komoditas nanas madu. Judul Kajian tersebut ialah Kesesuaian Lahan untuk

Menanam Nanas Madu oleh Bappeda Kabupaten Pemalang dengan dibantu oleh

Universitas Jendral Soedirman pada tahun 2018. Tujuan kajian ini adalah untuk

melihat lahan yang cocok untuk menghasilkan nanas madu yang baik dan

berkualitas.

5.6 Perumusan Strategi

5.6.1 Analisis Matrik EFE dan IFE

Analisis Matrik External Factor Evaluation (EFE ) dan Internal Factor

Evaluation (IFE) merupakan hasil identifikasi lingkungan eksternal dan internal

yang berpengaruh dalam pengembangan sub sektor hortikultura di Kabupaten

Pemalang. Faktor di dalam matrik EFE dan IFE memiliki bobot dan rating. Pentuan

bobot menggunakan metode paired comparison sehingga bobot dapat diperoleh.

Page 119: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

101

Penentuan bobot dan rating ini dilakukan menggunakan kuesioner yang diisi oleh

5 (lima) orang narasumber yang memiliki kapasitas, serta pelaksana dalam

pengembangan sub sektor hortikultura. Nilai bobot dan rating merupakan rata-rata

dari 5 (lima) orang narasumber. Perhitungan nilai rata-rata bobot dan rating tiap

narasumber dapat dilihat pada lampiran 10. Hasil Analisis Matrik EFE pada

Kabupaten Pemalang dapat dilihat

pada Tabel 19.

Tabel 19. Matrik External Factor Evaluation (EFE) pada Kabupaten Pemalang

dalam Pengembangan Sub Sektor Hortikultura.

Faktor Eksternal Bobot Rating Skor

Peluang ( Opportunities)

Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan Menengah

Tersedia (O1)

0,094 2,4 0,225

Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional Meningkat

(O2)

0,075 2,4 0,181

Kebijakan Pemerintah Daerah yang Mendukung

Pertanian (O3)

0,109 3,4 0,371

Tingkat Inflasi Cenderung Menurun (O4) 0,072 2,4 0,172

Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan

Pertanian (O5)

0,093 2,6 0,241

Pengembangan Teknologi Pertanian Meningkat

(O6)

0,100 3,0 0,300

Kemitraan yang Mendukung Pertanian (O7) 0,098 2,4 0,236

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk Pertanian

Tinggi (O8)

0,095 2,8 0,265

Ancaman ( Treaths)

Kepadatan Penduduk Meningkat (T1) 0,079 2,6 0,206

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang Masih

Lemah (T2)

0,094 2,6 0,243

Pesaing baru pada komoditas Pertanian Mudah

Masuk (T3)

0,092 2,6 0,239

Total 1,000 0,688

EFE 2,678

Page 120: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

102

Hasil matrik EFE menunjukan bahwa Kabupaten Pemalang memiliki

peluang yang cukup besar dibandingkan ancaman dalam pengembangan sub sektor

hortikultura. Skor Peluang sebesar 1,991 dan ancaman sebesar 0,688. Hal ini

ditunjukan dengan nilai EFE sebesar 2,678. yang artinya Kabupaten Pemalang

memiliki peluang untuk menghindari ancaman dalam pengembangan sub sektor

hoktikultura. Kabupaten Pemalang memiliki faktor peluang paling tinggi yaitu

kebijakan pemerintah daerah yang mendukung pertanian.

Semua capaian dalam sektor pertanian Kabupaten Pemalang tidak lepas

dari kebijakan Pemerintah Daerah yang memperhatikan dan mendukung pada

sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat pada peraturan daerah yang mendukung

pertanian seperti pemberdayaan petani Kabupaten Pemalang dan perlindungan

lahan pertanian berkelanjutan dan juga kegiatan pembangunan kawasan technopark

sebagai pusat pengembangan teknologi pertanian, namun untuk faktor ancaman

yang paling tinggi yaitu daya saing produk pertanian pemalang masih lemah. Pada

kondisi lapangan sebagian produk unggulan pertanian memiliki daya saing yang

cukup kuat pada pasar domestik, namun pada pasar internasional semua produk

unggulan pertanian Kabupaten Pemalang masih rendah. Hal ini dikarenakan belum

adanya standarisasi produk yang dilakukan pada setiap produk unggulan Pemalang.

namun acaman tersebut dapat dihadapi dengan memanfaatkan peluang dari

perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah terhadap sektor pertanian.

Pada tabel 20 menunjukan bahwa hasil matrik IFE Kabupaten Pemalang

memiliki Kekuatan yang cukup besar dibandingkan kelemahan dalam

pengembangan sub sektor hortikultura dengan Skor kekuatan sebesar 1,560 dan

Page 121: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

103

kelemahanhanya sebesar 0,795. Hai ini ditunjukan dengan nilai IFE sebesar 2,356.

yang artinya Kabupaten Pemalang memiliki kekuatan untuk mengatasi kelemahan

dalam pengembangan sub sektor hoktikultura Pemalang. Kabupaten Pemalang

memiliki faktor kekuatan paling tinggi yaitu pada kondisi geografis yang cocok

untuk mengembangkan sektor pertanian.

Tabel 20. Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) pada Kabupaten Pemalang

dalam Pengembangan Sub Sektor Hortikultura

Faktor Internal Bobot Rating Skor

Kekuatan (Stranght)

Posisi Geografis dalam Mengembangkan Sektor

Pertanian (S1)

0,102 4,0 0,409

Lahan Pertanian yang Cukup Luas (S2) 0,099 4,0 0,396

Koordinasi yang baik antara Instansi Pertanian

Terkait (S3)

0,097 3,6 0,348

Sarana dan Prasarana Pertanian yang Memadai

(S4)

0,113 3,6 0,408

Total 1,560

Kelemahan (Weaknesses)

SDM Pertanian Kabupaten Pemalang yang

Lemah (W1)

0,093 1.2 0,112

Dana Pengembangan sektor Pertanian yang

Kurang (W2)

0,106 1,4 0,148

Harga Produk pada Tingkat Petani Rendah(W3) 0,113 1,0 0,113

Teknologi informasi Sektor Pertanian Belum

Berjalan dengan Baik (W4)

0,091 1,6 0,146

Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah (W5) 0,100 1,4 0,140

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Belum

Tersedia (W6)

0,086 1,6 0,137

Total 1,000 0,796

IFE 2,356

Hal ini dapat dilihat bahwa Kabupaten Pemalang terdapat pantai, puncak

gunung, rawa-rawa, perbukitan, dataran dan lereng. Kondisi lengkap seperti ini

Page 122: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

104

Kabupaten Pemalang menghasilkan beraneka ragam produk seperti ikan laut,

palawija, tanaman hortikultura, perkebunan hingga kehutanan. Kondisi tanah yang

subur menjadi alasan Kabupaten Pemalang untuk bercocok tanam. Namun

kelemahan paling tinggi yaitu pada dana pengembangan sektor pertanian yang

kurang. Penggunaan dana APBD terbatas untuk sub sektor hortikultura sehingga

membutuhkan dukungan investor dan pihak swasta dalam menanamkan modal,

sehingga dapat mempercepat perkembangan sub sektor hortikultura. Berdasarkan

faktor kekuatan yang dimiliki Kabupaten Pemalang faktor kelemahan paling tinggi

dapat dikurangi.

5.6.2 Analisis Matrik SWOT

Faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan dan faktor

eksternal yang terdiri dari peluang dan acaman. Analisis dari faktor internal dan

eksternal merupakan tujuan untuk mengetahui strategi atau langkah ke depan dalam

mengembangkan sub sektor hortikultura Kabupaten Pemalang. Melalui analisis

SWOT akan disusun alternatif strategi dalam pengembangan sub sektor hortikultura

Kabupaten Pemalang. Proses penggabungan matrik SWOT akan menghasilkan

Alternatif Strategi S-O, Strategi S-T, Strategi W-O dan strategi W-T. Berikut adalah

daftar faktor internal dan eksternal dalam pengembangan sub sektor hortikultura

Kabupaten Pemalang yang dapat dilihat pada Tabel 21 dan dilanjutkan dengan hasil

alternatif strategi.

Page 123: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

105

Tabel 21. Faktor Eksternal dan Internal dalam Pengembangan Sub Sektor

Hortikultura Kabupaten Pemalang.

Faktor Eksternal

Peluang Ancaman

Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan

Menengah Tersedia (O1)

Kepadatan Penduduk Meningkat (T1)

Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Meningkat (O2)

Daya Saing Produk Pertanian

Pemalang Masih Lemah (T2)

Kebijakan Pemerintah Daerah yang

Mendukung Pertanian (O3)

Pesaing Baru pada Komoditas

Pertanian Mudah Masuk (T3)

Tingkat Inflasi Cenderung Menurun

(O4)

Tingkat Pendidikan dan

Ketenagakerjaan Pertanian (O5)

Pengembangan Teknologi Pertanian

Meningkat (O6)

Kemitraan yang Mendukung

Pertanian(O7)

Konsumsi Masyarakat terhadap

Produk Pertanian Tinggi (O8)

a. Strategi S-O

Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan Peluang yang ada. Beberapa alternatif S-O yang terbentuk dapat

dilihat Pada Tabel 22.

Faktor Internal

Kekuatan Kelamahan

Posisi Geografis dalam

Mengembangkan Sektor Pertanian

(S1)

SDM Pertanian Kabupaten Pemalang

yang Lemah (W1)

Lahan Pertanian yang Cukup Luas

(S2)

Dana Pengembangan Sektor Pertanian

yang Kurang (W2)

Koordinasi yang Baik Antara Instansi

Pertanian Terkait (S3)

Harga Produk pada Tingkat Petani

Rendah (W3)

Sarana dan Prasarana Pertanian yang

Memadai (S4)

Teknologi Informasi Sektor Pertanian

Belum Berjalan dengan Baik (W4)

Kualitas Produk Pertanian Masih

Rendah (W5)

Lembaga Penelitian dan

Pengembangan Belum Tersedia (W6)

Page 124: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

106

Tabel 22. Hasil Perumusan Strategi S-O pada Matrik SWOT

No Strategi SO

1 Strategi pengembangan pasar dengan dukungan kemitraan dengan pihak

swasta (S1, S2, S4, O6, O7)

2 Strategi peningkatan eksistensi taruna tani melalui relawan tani (S3, O3,

O5)

3 Pengembangan produk dengan menerapkan teknologi tepat guna dalam

budidaya hingga pasca panen (S1, S2, S3, O3,O6)

1) Strategi pengembangan pasar dengan dukungan kemitraan dengan pihak

swasta. Strategi ini merupakan rekomendasi dari kekuatan yang dimiliki oleh

Kabupaten Pemalang yaitu, memiliki daerah yang strategis untuk sektor

pertanian, memiliki luas lahan pertanian yang cukup, saran dan prasarana yang

memadai, memiliki kesempatan dalam bermitra dan konsumsi masyarakat

yang meningkat pada produk agribisnis. Pengembangan pasar yang dilakukan

ialah dengan cara kerjasama sebagai pemasok bahan baku hasil komoditas

pertanian dengan perusahaan besar swasta. Pihak perusahaan sebagai pengolah

hasil pertanian, memberikan bantuan saprotan, serta bimbingan dalam

budidaya hingga pasca panen, dalam jangka panjangnya dapat memperpendek

rantai tataniaga pertanian dan petani dapat memasarkan produknya secara

mandiri. Saat ini Kabupaten Pemalang sudah bekerja sama dengan PT

Indofood dan PT Wings dalam memasok komoditas cabe dan kentang. Strategi

sama diharapkan dapat diterapkan pihak pihak swata lainnya dapat bermitra

dengan Kabupaten Pemalang dalam komoditas unggulannya seperti nanas,

mangga, durian, melati dan Kopi. Strategi ini dapat berjalan dengan baik jika

dinas-dinas daerah seperti Dinas Pertanian, Dinas perindustrian, serta

Page 125: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

107

BAPPEDA Kabupaten Pemalang bertindak aktif untuk pembuatan MoU

kerjasama dengan pihak swasta.

2) Strategi peningkatan eksistensi taruna tani melalui relawan tani. Strategi ini

direkomendasikan dengan kekuatan Pemalang yaitu, koordinasi yang baik

antara instansi pertanian terkait, serta memanfaatkan peluang kebijakan

pemerintah daerah yang mendukung pertanian dan tingkat pendidikan dan

ketenagakerjaan Pertanian. Strategi ini dibuat didasari Peraturan Daerah No 1

Tahun 2017 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani. Pemerintah

Kabupaten Pemalang dalam melakukan pemberdayaan petani berupaya

melakukan peremajaan petani. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

sektor pertanian secara kuantitas sektor pertanian menyerap tenaga kerja

terbanyak jika dibandingan dengan sektor lainnya. Namun sebagian besar

tenaga kerja tersebut memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Kebanyakan

dari mereka adalah tenaga kerja yang sudah berumur tua, namun sedikit juga

dari mereka berumur muda. Hal ini dikarenakan beberapa rumah tangga petani

menawarkan anaknya untuk mengurus pertaniannya dibandingkan melanjutkan

sekolahnya. Pada strategi ini dalam meningkat eksistensi pertanian dikalangan

pemuda maka diperlukan relawan petani. Relawan petani ini adalah petani

muda yang berasal dari sekolah lulusan jurusan pertanian yang ada di

Kabupaten Pemalang. Relawan pemuda ini dibentuk untuk mengajak para

pemuda lainya untuk bertani dan membantu petani untuk mengembangkan

sektor pertaniannya dan membantu pemerintah dalam upaya peremajaan petani.

Strategi yang dilakukan ini membutuhkan bantuan dari pihak instansi pertanian

Page 126: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

108

terkait seperti Pihak akademisi, Dinas Pertanian, Badan Penyuluh Pertanian dan

BAPPEDA.

3) Pengembangan produk dengan menerapkan teknologi tepat guna dalam

budidaya hingga pasca panen. Strategi direkomendasikan dengan kekuatan

yang dimiliki Kabupaten Pemalang yaitu memiliki daerah yang strategis untuk

sektor pertanian, memiliki luas lahan pertanian yang cukup, sarana dan

prasarana yang memadai, serta memanfaatkan peluang kebijakan pemerintah

daerah yang mendukung pertanian dan teknologi sektor pertanian yang

meningkat. Petani Kabupaten Pemalang sudah menerapakan teknologi tepat

guna dalam budidaya beberapa komoditas tanaman seperti padi, jagung, nanas,

mangga dan lainnya. Namun dalam segi pasca panen petani belum

menggunakan teknologi tepat guna dan penanganan yang baik, sehingga ini

yang menyebabkan harga yang rendah di tingkat petani. Pemerintah daerah

dalam mewujudkan kepedulian dan tekad membangun pertanian mulai

mendirikan kawasan techno park untuk menjadi pusat dalam penelitian dan

pengembangan produk pertanian sehingga Komoditas unggulan Pemalang

terstandarisasi baik dari tingkat budidaya hingga pemanenan. Selanjutnya

memberikan hak paten pada komoditas unggulan pertanian Pemalang sehingga

konsumen mengetahui asal produk tersebut dan komoditas pertanian Pemalang

akan memiliki daya saing yang kuat pada tingkat pasar domestik dan

International.

Page 127: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

109

b. Strategi W-O

Strategi W-O merupakan stategi yang meminimalkan kekurangan dan

memanfaatkan peluangan yang ada. Strategi W-O merupakan strategi Turn-around

sehingga alternatif strategi yang dibuat untuk meninjau kembali kelemahan yang

memungkinkan dapat memanfaatkan peluang dalam megembangkan sub sektor

hortikultura Kabupaten Pemalang. Beberapa alternatif W-O yang terbentuk dapat

dilihat Pada Tabel 23.

Tabel 23. Hasil Perumusan Strategi W-O pada Matrik SWOT

No Strategi WO

1 Penerapan teknologi informasi dalam sektor pertanian (W1, W4, O3, O5,

O8)

2 Pendekatan langsung produk pertanian dari petani ke konsumen

mamangkas rantai tataniaga untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

(W3, W4, O3, O7)

3 Membuat profil investasi daerah terkait pembangunan pertanian untuk

menarik investor dalam menanamkan modalnya(W2, O1, O2, O6)

1) Penerapan teknologi informasi dalam sektor pertanian strategi ini

direkomendasikan dari kelemahan yang dimiliki Kabupaten Pemalang yaitu

SDM pertanian Kabupaten Pemalang yang lemah dan teknologi informasi

sektor pertanian belum berjalan dengan baik. Strategi ini memanfaatkan

peluang kebijakan pemerintah daerah yang mendukung pertanian, tingkat

pendidikan dan ketenagakerjaan pertanian serta konsumsi masyarakat terhadap

produk pertanian tinggi. Pemerintah daerah melalui dinas pertanian memberi

pelatihan kepada sumber daya manusia pertanian khususnya petani muda agar

mengetahui dan dapat menggunakan sistem informasi pada sektor pertanian.

Strategi ini bertujuan memperkuat SDM pertanian dan bekerja sama antara

Page 128: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

110

petani dan penyuluh untuk membantu dinas pertanian untuk mengumpulkan

data. Dinas pertanian akan menyusun dan menampilkan database melalui

website.

2) Pendekatan langsung produk pertanian dari petani ke konsumen mamangkas

rantai tataniaga untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Strategi ini

direkomendasikan untuk meninjau kembali kelemahan pada harga produk pada

tingkat petani dan teknologi informasi sektor pertanian belum berjalan dengan

baik. Strategi ini dilakukan oleh Dinas Pertanian bekerjasama dengan

kelompok petani untuk memproduksi komoditas unggulan Pemalang dan

menjualnya di pasar. Dinas pertanian dan instansi lainnnya membantu

menciptakan pasar untuk petani menjual hasil produk pertanian secara

langsung kepada konsumen. Hal ini tentu akan meningkatkan kesejahteraan

petani.

3) Membuat profil investasi daerah terkait pembangunan pertanian untuk menarik

investor dalam menanamkan modalnya strategi ini direkomendasikan dengan

meninjau kembali kelemahan dana pengembangan sub sektor hortikultura

dengan memanfaatkan peluang kondisi ekonomi yang stabil seperti inflansi

rendah dan laju pertumbuhan ekonomi daerah yang cenderung meningkat dan

lebih cepat dibandingkan dengan laju pertembuhan ekonomi nasional. Strategi

ini bertujuan untuk mendata dan membuat profil biaya investasi yang

dibutuhkan dan keuntungan jangka panjang dalam pengembangan sub sektor

hortikultura untuk menarik para investor ke Kabupaten Pemalang.

Page 129: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

111

c. Strategi S-T

Strategi S-T merupakan strategi yang memanfaatkan kekuatan yang

dimiliki untuk menghadapi ancaman. Strategi S-T merupakan strategi diversifikasi

dalam megembangkan sub sektor hortikultura Kabupaten Pemalang. Beberapa

alternatif S-T yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Hasil Perumusan Strategi S-T pada Matrik SWOT

No Strategi ST

1 Melakukan kerjasama antara daerah pada produk pertanian (S1, S2, S3, T2,

T3)

2 Pembangunan Wilayah Pertanian Berdasarkan tata letak kota yang baik dan

tepat (S2, S3, T1)

1) Melakukan kerjasama antar daerah pada produk pertanian. Strategi ini

direkomendasikan dengan kekuatan Kabupaten Pemalang yaitu posisi

geografis strategis dalam mengembangkan sektor pertanian, Lahan pertanian

yang cukup luas, dan Koordinasi yang baik antara instansi pertanian terkait

untuk menghindari ancaman yaitu daya saing produk pertanian Pemalang

masih lemah dan pesaing baru pada komoditas pertanian mudah masuk.

Strategi ini dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan daerah yang

memiliki rantai nilai pada komoditas pertanian yang lebih baik. Kerjasama

yang dilakukan bertujuan untuk memperkuat daya saing produk pertanian

Kabupaten Pemalang, seperti melakukan transfer teknologi dan keterampilan

dalam on farm hingga off farm dan menjalankan operasi tunggal atau bersama

sehingga memiliki biaya produksi rendah. Pemerintah daerah khususnya Dinas

Pertanian memperbanyak melakukan kerja sama dengan dinas pertanian daerah

Page 130: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

112

yang memiliki keunggulan dalam komoditas pertanian dan pada segi rantai

nilainya sehingga Kabupaten Pemalang mengalami peningkatan nilai tambah.

2) Pembangunan wilayah pertanian berdasarkan tata letak kota yang baik dan

tepat. Strategi ini direkomendasikan dari kekuatan yang dimiliki Kabupaten

Pemalang yaitu lahan pertanian yang cukup luas dan koordinasi yang baik

antara instansi pertanian terkait. Strategi dilakukan untuk menghindari

ancaman kepadatan penduduk meningkat. Berdasarkan PERDA Kabupaten

Pemalang tahun No 4 Tahun 2017 tentang perlindungan lahan pertanian lestari.

Pemerintah Kabupaten Pemalang berupaya melindungi lahan pertanian yang

merupakan kekuatan Kabupaten Pemalang dari ancaman konversi lahan.

Namun tiap tahunnya jumlah penduduk semakin meningkat walau pun laju

pertumbuhannya melambat. Strategi ini dilakukan dengan bekerjasama antara

instasi pertanian seperti dinas pertanian, BAPPEDA dan Dinas tata letak

daerah. instansi terkait diharapkan memegang teguh peraturan daerah tentang

perlindungan kawasan pertanian berkelanjutan, namun jika ada perlu

pembangunan diharapkan berkerjasama dengan dinas tata letak. Untuk

membangun kawasan pertanian dan perkotaan secara seimbang.

d. Strategi W-T

Strategi W-T yang direkomendasikan oleh W1, W2, T1 dan T2

menghasilan rumusan stategi menumbuhkan kesadaran bertani berkelompok untuk

menciptakan SDM pertanian yang handal dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Strategi ini dilakuakan dengan cara memperkuat dan mengaktifkan kelompok tani

setiap Kecamatan, sehingga dengan kuatnya kelompok petani akan menciptakan

Page 131: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

113

organisasi dan menejemen yang baik yang dapat memudahkan dalam transfer

teknologi dan penyerapan modal. Dukungan hal tersebut akan mengsukseskan

kegiatan on farm hingga off farm, sehingga produk pertanian Kabupaten Pemalang

memiliki harga yang cukup tinggi dan dapat mensejahterakan petani.

Tahap selanjutnya adalah menganalisis matrik IE. Berdasarkan matrik

EFE diatas Tabel 19 skor EFE sebesar 2,678 yang merupakan hasil perjumlahan

dari skor peluang sebesar 1,991 dan skor ancaman sebesar 0,688. Sedangkan matrik

IFE diatas Tabel 20 memiliki skor IFE 2,356 sebesar yang merupakan hasil

perjumlahan dari skor kekuatan sebesar 1,560 dan Skor kelemahan sebesar 0,796.

Setelah itu skor EFE dan IFE di petakan dalam Matrik Ekstrnal dan Internal (IE)

yang dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24. Posisi Strategis Pengembangan Sub Sektor Hortikultura Pada Matrik

Eksternal dan Internal

Berdasarkan Matrik Eksternal Internal di atas bahwa Posisi strategis

pengembangan sub sektor Hortikultura berada di sel 5 yaitu yang mengartikan

bahwa posisi daerah Kabupaten Pemalang sedang menahan dan menjaga. Alternatif

Page 132: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

114

strategi yang sesuai adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar atau produk. Pada

matrik SWOT alternatif strategi ini terdapat pada strategi S-O.

5.6.3 Penentuan Prioritas Strategi dengan Matrik QSPM

Alternatif strategi yang terpilih dalam matrik QSPM didasari dengan

kondisi lingkungan dalam pengembangan sub sektor hortikultura Kabupaten

Pemalang dan hasil wawancara dengan narasumber. Pada Tabel 25 bahwa

menunjukan terdapat 3 (tiga) alternatif strategi yaitu strategi pertahankan dan

pelihara. Alternatif strategi ini dipilih karena sesuai dengan kondisi lingkungan

internal dan eksternal pada Kabupaten Pemalang, jumlah dalam matrik QSPM pada

masing-masing strategi menunjukan hasil prioritas strategi sebagai berikut:

1. Strategi pengembangan pasar dengan dukungan Kemitraan dengan pihak

swasta memiliki nilai TAS sebesar 6,086

2. Strategi peningkatan eksistensi taruna tani melalui relawan tani memiliki nilai

TAS sebesar 5,685

3. Strategi pengembangan produk dengan menerapkan teknologi tepat guna

dalam budidaya hingga pasca panen memiliki nilai TAS sebesar 6,229.

Berdasarkan Hasil QSPM terpililah prioritas strategi dalam pengembangan sub

sektor hortikultura. Strategi tersebut ialah Strategi pengembangan produk dengan

menerapkan teknologi tepat guna dalam budidaya hingga pasca panen memiliki

nilai TAS sebesar 6,229. Strategi ini dapat mengkapitalisasi kekuatan yang dibantu

oleh dinas pertanian termasuk dengan melakukan grading dan sortasi terhadap hasil

pertanian, sehingga dapat mengurangi kelemahan yang dimiliki Kabupaten

Pemalang yaitu kualitas produk yang masih rendah.

Page 133: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

115

Tabel 25. Hasil Penetuan Prioritas Strategi Pengembangan Sub Sektor Hortikultura

Kabupaten Pemalang pada matrik QSPM

Faktor Internal dan Eksternal

Total Atrractiveness Skor

Alternatif

Strategi 1

Alternatif

Strategi 2

Alternatif

Strategi 3

Peluang (Opportunities)

Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan Menengah

Tersedia (O1)

0.375 0.281 0.187

Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional Meningkat

(O2)

0.302 0.226 0.151

Kebijakan Pemerintah Daerah yang Mendukung

Pertanian (O3)

0.436 0.218 0.327

Tingkat Inflasi Cenderung Menurun (O4) 0.287 0.144 0.215

Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pertanian

(O5)

0.185 0.371 0.278

Pengembangan Teknologi Pertanian Meningkat

(O6)

0.200 0.300 0.400

Kemitraan yang Mendukung Pertanian (O7) 0.393 0.196 0.295

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk Pertanian

Tinggi (O8)

0.284 0.189 0.378

Acaman (Treaths)

Kepadatan Penduduk Meningkat (W1) 0.158 0.237 0.316

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang Masih

Lemah (W2)

0.375 0.187 0.281

Pesaing baru pada komoditas Pertanian Mudah

Masuk (W3)

0.367 0.184 0.275

Kekuatan (Stranght)

Posisi Geografis dalam mengembangkan sektor

pertanian (S1)

0.204 0.409 0.307

Lahan pertanian yang cukup luas (S2) 0.297 0.198 0.396

Koordinasi yang Baik antara Instansi Pertanian

Terkait (S3)

0.290 0.387 0.193

Sarana dan Prasarana Pertanian yang Mendukung

(S4)

0.227 0.340 0.453

Kelemahan (Weaknesses)

SDM Pertanian Kabupaten Pemalang yang Lemah

(W1)

0.187 0.373 0.280

Dana Pengembangan sektor Pertanian yang Kurang

(W2)

0.422 0.211 0.317

Harga Produk pada Tingkat Petani Rendah (W3) 0.453 0.227 0.340

Teknologi informasi Sektor Pertanian Belum

Berjalan dengan Baik (W4)

0.273 0.364 0.182

Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah (W5) 0.200 0.300 0.400

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Belum

Tersedia (W6)

0.171 0.342 0.257

QSPM 6,086 5,685 6,229

Page 134: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

116

Strategi ini juga sejalan dengan rencana pemerintah dalam membangun

Taman Teknologi (TechnoPark). Tempat ini akan dijadikan pusat pengembangan

teknologi untuk komoditas unggulan pertanian. Lokasi pembangunan technopark

dan sentra komoditas nanas, mangga dan duran Kabupaten Pemalang dapat dilihat

pada Gambar 25.

Gambar 25. Peta lokasi Pembangunan Techno Park dan Persebaran Komoditas

Nanas, Mangga dan Durian

Taman Teknologi

Sentra Mangga

Sentra Durian

Sentra Nanas

Page 135: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

117

Terdapat tiga sentra produksi buah nanas, mangga dan durian. Sentra buah

nanas berada di Kecamatan Belik, Sentra buah durian berada di Kecamatan

Warungpring dan Sentra buah mangga berada di Kecamatan Taman dan Pemalang.

Rencana lokasi pembangunan taman teknologi berada di Kecamatan Randuongkal.

Lokasi ini dipilih karena akan dijadikan pusat pengembangan teknologi pertanian

untuk meningkatkan kualitas komoditas unggulan Kabupaten Pemalang.

Komoditas buah nanas madu Kabupaten Pemalang memiliki syarat untuk

bisa tumbuh dan berbuah. Pada peta diatas terdapat beberapa Kecamatan yang

mampu menghasilkan nanas seperti, Moga, Belik, Pulosari dan watukumpul.

Kecamatan Belik merupakan sentra buah nanas di Kabupaten Pemalang. Luas lahan

tanaman nanas di Kecamatan belik sebesar 632 Ha dengan produksi buah nanas

sebsesar 355.818 Kw.

Kecamatan Belik terdapat kelompok petani muda dan tua. Mayoritas

petani muda pada Kecamatan Belik membudidayakan Sayur-sayuran dan sedikit

dari mereka membudidayakan komditas nans. Diharapkan kelompok petani muda

dapat berperan aktif dalam membudidayakan komoditas unggulan Kabupaten

Pemalang. Produksi komoditas nanas di Kecamatan Belik didukung oleh 12

kelompok tani. Mayoritas kelompok tani komoditas nanas di Kabupaten Pemalang

sudah menerapkan beberapa teknologi tepat guna dalam budidaya nanas yakni

penentuan dan menyeragaman waktu panen buah nanas. Teknologi tepat guna

dalam budidaya ini dilakukan penyemprotan foliar. Teknologi budidaya ini dapat

menjawab kebutuhan kualitas dan kuantitas tetapi dapat menjawab kebutuhan dari

sisi kontinunitas, namun masih diperlukan perbaikan karena hanya beberapa saja

Page 136: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

118

kelompok yang melakukan grading pada pemanenan buah nanas. Komoditas nanas

di Kabupaten Pemalang sudah dapat dijadikan banyak produk olahan nanas seperti,

kripik, dodol dan manisan. Olahan nanas tersebut dibuat oleh beberapa UMKM

yang aktif.

Komoditas mangga Kabupaten Pemalang dapat tumbuh di seluruh lahan

di Kabupaten Pemalang. Kecamatan yang belum menghasilkan mangga di

Kabupaten Pemalang hanya Kecamatan Belik. Sentra dari tanaman mangga adalah

kecamatan Taman dan Pemalang. Luas lahan tanaman mangga di Kecamatan

Pemalang sebesar 229 Ha dengan produksi sebanyak 30.950 Kw, dan Kecamatan

Taman memiliki luas lahan sebesar 372 Ha dengan produksi sebanyak 167.544

Kw.

Jumlah kelompok tani komoditas mangga Kecamatan pemalang terdapat

9 kelompok yang terdiri dari 2 kelompok pemula, 6 kelompok lanjut dan 1

kelompok madya.2 Pada komoditas buah mangga Kabupaten Pemalang dapat

memenuhi kebutuhan dari sisi kualitas dan kuantintas yang baik namun sisi

kontiniunitas belum ada seperti komoditas tanaman nanas. Komoditas mangga juga

belum adanya produk olahan mangga sehingga hal ini masih menjadi masalah

ketika panen raya. Penerapan teknologi pada komditas mangga hanya dilakukan

pada saat budidaya mangga dengan seadanya. Pada pasca panen komoditas mangga

jarang dan tidak pernah melakukan grading dan sortasi.

Komoditas durian kabupaten Pemalang hanya terdapat pada Belik,

Warungpring, Randudongkal, Pulosari, Comal dan Bantarbolang. Sentra komoditas

buah durian berada di Kecamatan Warungpring. luas lahan tanaman durian di

Page 137: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

119

Kabupaten Pemalang 29 Ha dengan produksi sebesar14.860 Kw. Tanaman durian

merupakan tanaman yang berbuah tahunan sehingga berbeda dengan tanaman

mangga dan nanas. Tanaman durian Kabupaten Pemalang belum memilik

parameter kualitas, kuantitas dan kontiniunitas yang jelas. Komoditan tanaman

durian ini juga memiliki daya saing yang rentan. Terdapat 4 kelompok tani durian

di Kecamatan warungpring. teknologi yang digunakan pada budidaya tanaman

durian masih seadanya sehingga belum adanya penanganan pasca panen pada

komoditas ini.

Berdasarkan hasil kondisi lapangan menunjukan bahwa ketiga komoditas

belum melakukan penanganan pasca panen. Namun komoditas yang memilik

potensi dan bisa menjalani prioritas strategi yang terpilih QSPM saat ini adalah

komoditas nanas dan mangga. Hal ini dikarenakan tanaman mangga dan nanas

memiliki parameter kualitas dan kuantias dan harga yang jelas. Manajemen

budidaya tanaman tersebut juga telah diterapkan. Strategi yang terpilih diharapkan

dapat meningkatkan kualitas produk komoditas buah nanas dan mangga Kabupaten

Pemalang.

Page 138: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

120

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan Hasil dari penelitian ini, mengenai Strategi pengembangan

sub sektor pertanian unggulan dalam pembangunan daerah Kabupaten Pemalang,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil analisis LQ menunjukan Kabupaten Pemalang memiliki 4 (empat) sub

sektor pertanian unggulan yakni sub sektor tanaman pangan, tanaman

hortikultura, tanaman perkebunan dan perikanan. Hasil analisis Shift-Share

menunjukan bahwa keempat sub sektor pertanian memiliki nilai laju

pertumbuhan lambat. namun 3 (tiga) sub sektor pertanian selain sub sektor

tanaman pangan memiliki daya saing yang kuat

2. Nilai Pergeseran Bersih (PB) menunjukan bahwa sub sektor perikanan dan

tanaman hortikultura merupakan sub sektor yang Progressive dan berkembang.

Sejalan dengan hal tersebut Kabupaten Pemalang telah memiliki strategi

termuat dalam RPJMD tahun 2016-2020 yang berfokus pada sub sektor

perikanan dan dinilai berhasil merealisasikan produksi yang melampaui target

pada tiap tahunnya Oleh karena itu, sub sektor unggulan yang perlu

dikembangkan lagi ialah sub sektor tanaman hortikultura. Komoditas utama

tanaman hortikultura adalah buah Nanas Madu, Mangga dan Durian.

3. Hasil identifikasi faktor eksternal menunjukan terdapat 8 peluang dan 3

ancaman dalam pengembangan sub sektor tanaman hortikultura Kabupaten

Pemalang. Evalusasi melalui pembobotan dan rating menunjukan peluang

Page 139: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

121

tertinggi yaitu kebijakan pemerintah daerah yang mendukung pertanian.

Ancaman tertinggi yaitu daya saing produk pertanian Pemalang masih lemah.

Hasil identifikasi faktor internal menunjukan terdapat 4 kekuatan dan 6

kelemahan dalam pengembangan sub sektor tanaman hortikultura Kabupaten

Pemalang. Evaluasi melalui pembobotan dan rating menunjukan kekuatan

paling tertinggi yaitu kondisi geografis yang cocok untuk mengembangkan

sektor pertanian. Kelemahan tertinggi yaitu dana pengembangan sektor

pertanian yang kurang

4. analisis Matrik SWOT menghasilkan 9 alternatif strategi yang selanjutnya di

petakan dalam matrik IE dan menunjukan posisi pada sel 5 hal tersebut

bermakana bahwa pengembangan sub sektor unggulan Kabupaten Pemalang

menggunakan strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar atau produk.

sehingga altermatif strategi yang sesuai didalam matrik SWOT terdapat pada

strategi S-O sebagai berikut: (1) Strategi pengembangan produk dengan

menerapkan teknologi tepat guna dalam budidaya hingga pasca panen; (2)

Strategi pengembangan pasar dengan dukungan kemitraan dengan pihak

swasta; (3) Strategi peningkatan eksistensi taruna tani melalui relawan tani.

Hasil QSPM menunjukan perioritas strategi terpilih adalah strategi

pengembangan produk dengan menerapkan teknologi tepat guna dalam

budidaya hingga pasca panen.

Page 140: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

122

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, mengenai Strategi

pengembangan sub sektor pertanian unggulan dalam pembangunan daerah

Kabupaten Pemalang, maka penulis memberi saran sebagai berikut:

1. Mengutamakan pembangunan pertanian pada sub sektor unggulan Kabupaten

Pemalang yaitu sub sekor tanaman hortikultura tanpa melupakan sub sektor

pertanian lainnya.

2. Meninjau kembali hasil perioritas alternatif strategi yang terpilih dengan

kondisi lingkungan Kabupaten Pemalang sebagai pertimbangan dalam

penyusunan strategi sektor pertanian Kabupaten Pemalang.

3. Melakukan penangan pasca panen seperti grading dan sortasi untuk

meningkatkan kualitas produk pertanian dan harga jual produk di tingkat petani

4. Melakukan peremajaan petani dan mengembangkan kelompok tani yang aktif

agar menjadi contoh dan daya tarik petani lainnya untuk melakukan bertani

secara berkelompok.

Page 141: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

123

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R. Pembangunan Kelautan dan Kewilayahaan, Ed ke-1 (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2006).

Adisasmita, R. Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang, Ed ke-1 (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2010).

BPS. Kabupaten Pemalang Dalam Angka 2018. BPS Kabupaten Pemalang, 2018.

BPS. Produk Domistik Regional Bruto Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017.

BPS Kabupaten Pemalang, 2018.

BPS. Statistik Daerah Kabupaten Pemalang. BPS Kabupaten Pemalang, 2016.

David, F.R. Manajemen Strategi : Konsep. Ed ke-15 (Jakarta: Salemba Empat,

2016).

Daryanto, A. Disparitas Pembangunan Perkotaan-Pedesaan di Indonesia.

Agrimedia, 2003; 8(2): 30-39.

Hasfiandi. Analisis Penentuan Sektor unggulan Kota Subulussalam Provinsi Acah:

Pendekatan Analisis Tipology Klassen, Location Quotion (LQ), dan Shif

Share analysis (SSA). Bappeda Aceh. 2015; 5(1): 41-50

JDIH BPK. PERDA Kabupaten Pemalang No 12 Tahun 2016. 2016: 1.

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/26570. 26 April 2019 pk. 10.30

WIB.

Kinnear. Marketing Reaserch : An Applied Apporch. Ed ke-4 (New York: Mc Graw

Hill, 1991).

Kurniawan,B. Analsis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Kerinci Provinsi

Jambi. El-Jizya, 2016; 4: 1.

Mulyono, J & Khursatul M. Strategi Pembangunan Pertanian di Kabupaten Bantul

dengan Pendekatan AHP dan A’WOT. Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016: 199-211

Nurdiana, D, Agus L & Zainuri. Analisis Potensi Ekonomi dan Pengembangan

Sektor Potensial Kabupaten Ponorogo, 2015: 1-5

Priyarsono, D.S, Sahara, & Muhammad F. Ekonomi Regional. Ed ke-1 (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2007).

Page 142: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

124

Ramadhan, A.G. Strategi Pengembangan Sub Sektor Pertanian di Kabupaten Bogor

Dengan mengunakan Metode Analitical Hierarchy process (AHP).

[Skripsi]. Jakarta: Universitasi Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis; 2017.

Rangkuti, F. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2015).

Rochaeni, S. Pembangunan Pertanian Indonesia. Ed ke-1 (Jakarta: Graha Ilmu,

2010).

Sjafrizal. Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Era Otonomi. Ed ke-1

(Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2017).

Soekartawi. Agribisnis Teori dan Aplikasi. Ed ke-1 (Depok: PT Rajagrafindo

Persada, 2016).

Sofiyanto. Analisis Peran Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Daerah

Kabupaten Batang (Pendekatan Location Quotient dan Shift Share

Analysis) [Skripsi]. Jakarta: Universitasi Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains Dan Teknologi; 2015.

Tarigan, R. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Ed rev (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2005).

Umar, H. Strategic Manajement In Action (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2003).

Page 143: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

125

LAMPIRAN

Page 144: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

126

Lampiran 1 Nilai, Distribusi dan Ranking PDRB ADHK menurut Lapangan Usaha

Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah 2017

*Kota

Sumber :Badan Pusat Stattistik Jawa Tengah, 2017

Rank Kabupaten/Kota PDRB kontribusi

1 Semarang* 122,000,440 13.70

2 Cilacap 95,103,847 10.68

3 Kudus 68,649,054 7.71

4 Banyumas 35,147,313 3.95

5 Semarang 31,939,250 3.59

6 Surakarta* 31,562,980 3.54

7 Brebes 29,450,229 3.31

8 Kendal 27,586,097 3.10

9 Pati 27,532,168 3.09

10 Klaten 24,920,303 2.80

11 Sukoharjo 24,152,939 2.71

12 Sragen 23,933,252 2.69

13 Karanganyar 23,665,952 2.66

14 Tegal 22,322,100 2.51

15 Magelang 20,882,801 2.34

16 Boyolali 20,188,700 2.27

17 Jepara 19,001,041 2.13

18 Wonogiri 18,788,398 2.11

19 Kebumen 17,743,915 1.99

20 Grobogan 17,617,254 1.98

21 Blora 16,843,361 1.89

22 Demak 16,537,579 1.86

23 Pemalang 16,297,654 1.83

24 Purbalingga 15,564,284 1.75

25 Pekalongan 14,652,179 1.65

26 Temanggung 13,724,465 1.54

27 Banjarnegara 13,630,385 1.53

28 Batang 13,627,280 1.53

29 Wonosobo 12,292,805 1.38

30 Rembang 12,123,469 1.36

31 Purworejo 12,005,095 1.35

32 Tegal* 9,955,593 1.12

33 Salatiga* 8,589,010 0.96

34 Pekalongan* 6,706,279 0.75

35 Magelang* 5,804,312 0.65

890,541,783 100

25,444,051 2.86

Page 145: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

127

Lampiran 2 . Data Narasumber Terpilih dalam Penelitian Strategi Pengembangan Sub Sektor Unggulan Pertanian Dalam

Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang

No Nama Narasumber Jabatan Instansi Keterangan

1. Urip Basuki Analisi Perencanaan sub

bidang pertanian

BAPPEDA Kabupaten

Pemalang

Narasumber terpilih mengantikan Kepala BAPPEDA,

Dikarenakan adanya pergantian Kepala BAPPEDA di saat

penelitian. Narasumber terpilih berdasarkan rekmendasi Kepala

BAPPEDA dan narasumber memahami kondisi Pertanian

Kabupaten Pemalang

2. Sukardi Kepala Dinas Tanaman

pangan dan Hortikultura

Dinas Pertanian Kabupaten

Pemalang

Narasumber terpilih di karenakan narasumber merupakan

penanggung jawab pada dinas pertanian Kabupaten Pemalang

dalam bidang Tanaman pangan dan Hltikultura Kabupaten

pemalang.

3. Suharjo Kepala BPP Warungpring Dinas Pertanian Kabupaten

Pemalang

Narasumber terpilih di karena narasumber merupakan kepala

petugas Penanggung Jawab Lapang di Kecamatan Warungpring

yang menjadi sentra komoditas durian Kabupaten Pemalang

4. Samhudi Kepala BPP Pemalang Dinas Pertanian Kabupaten

Pemalang

Narasumber terpilih di karena narasumber merupakan kepala

petugas Penanggung Jawab Lapang di Kecamatan Pemalang

yang menjadi sentra komoditas Mangga Kabupaten Pemalang

5. Arif Fajar Priyono Kepala BPP Belik Dinas Pertanian Kabupaten

Pemalang

Narasumber terpilih di karena narasumber merupakan kepala

petugas Penanggung Jawab Lapang di Kecamatan Belik yang

menjadi sentra komoditas Nanas Kabupaten Pemalang

12

7

Page 146: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

128

Lampiran 3 Pengambilan Data Wawancara dan Kuesioner Narasumber dalam Penelitian Strategi Pengembangan Sub

Sektor Unggulan Pertanian dalam Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang.

No Data Narasumber Tanggal Waktu Tempat

1. Kuesioner Identifikasi lingkungan Urip Basuki 9-Oktober-2019 13.00 WIB Kantor BAPPEDA Kab Pemalang

2 Wawancara Identifikasi lingkungan Urip Basuki 9-Oktober-2019 13.30 WIB Kantor BAPPEDA Kab Pemalang

3. Kuesioner Identifikasi lingkungan Sukardi 10-Oktober-2019 15.00 WIB Kantor Dinas Pertanian

4 Wawancara Identifikasi lingkungan Sukardi 10-Oktober-2019 15.30 WIB Kantor Dinas Pertanian

5 Kuesioner Identifikasi lingkungan Suharjo 14-Oktober-2019 13.00 WIB Kantor BPP Warungpring

6. Wawancara Identifikasi lingkungan Suharjo 14-Oktober-2019 13.30 WIB Kantor BPP Warungpring

7. Kuesioner Identifikasi lingkungan Samhudi 15-Oktober-2019 08.30 WIB Kantor BPP Pemalang

8. Wawancara Identifikasi lingkungan Samhudi 15-Oktober-2019 09.00 WIB Kantor BPP Pemalang

9. Kuesioner Identifikasi lingkungan Arif Fajar P 11-Oktober-2019 10.00 WIB Kantor BPP Belik

10. Wawancara Identifikasi lingkungan Arif Fajar P 11-Oktober-2019 10.30 WIB Kantor BPP Belik

11. Kuesioner Bobot dan Rating Urip Basuki 17-Oktober-2019 10.00 WIB Kantor BAPPEDA Kab Pemalang

12. Kuesioner Bobot dan Rating Sukardi 17-Oktober-2019 13.00 WIB Kantor Dinas Pertanian

13. Kuesioner Bobot dan Rating Suharjo 18-Oktober-2019 15.00 WIB Kantor BPP Warungpring

14. Kuesioner Bobot dan Rating Samhudi 18-Oktober-2019 08.30 WIB Kantor BPP Pemalang

15. Kuesioner Bobot dan Rating Arif Fajar P 19-Oktober-2019 10.00 WIB Kantor BPP Belik

16 Kuesioner QSPM Sukardi 30-Oktober-2019 09.00 WIB Kantor Dinas Pertanian

12

8

Page 147: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

129

Lampiran 4. Kuesioner dalam Formulasi Strategi Pengembangan Sub Sekto

Unggulan Pertanian dalam Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang

Nama Narasumber :………………………………………………………….

Instansi :……………………………………………………..……..

Jabatan :……………………………………………………………..

Petunjuk Pengisian

1. isikan data diri anda secara lengkap dan jelas sebelum menjawab kuesioner ini

2. Tujuan kuesioner ini adalah Mengedepankan penilaian narasumber terhadap

kepentingan faktor-faktor eksternal dan internal dalam pengembangan sub

sektor hortikultura di Kabupaten Pemalang. Tingkat kepentinggan yang di

maksud adalah pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor Eksternal dan

Internal dalam menentukan keberhasilan pembangunan Kabupaten Pemalang.

3. Cara pengisian adalah membandingkan faktor Pertama dengan faktor Kedua,

dan menilai faktor dianggap lebih penting dengan faktor lain. Silangkan (X) pada

salah satu kolom tanda jika faktor Pertama lebih penting dari faktor kedua dan

sebaliknya. Jika kedua faktor sama pentingnya maka silangkan (X) pada kedua

kolom tanda.

Contoh :

No Faktor Internal Tanda Tanda Faktor Internal

1 Faktor A X Faktor B

Artinya faktor A lebih penting diperhatikan di badingkan faktor B dalam

mengembangkan sub sektor hortikultura di Kabupaten Pemalang. Dan sebaliknya

No Faktor Internal Tanda Tanda Faktor Internal

1 Faktor A X X Faktor B

Artinya faktot A dan B sama pentingnya dalam mengembangkan sub sektor

hortikultura di Kabupaten Pemalang.

Page 148: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

130

No Faktor Internal Tanda Tanda Faktor Internal

1 Posisi strategis dalam

Mengembangkan Sektor Pertanian Lahan pertanian yang cukup luas

2 Posisi strategis dalam

Mengembangkan Sektor Pertanian

Koordinasi yang Baik antara Instansi

Pertanian Terkait

3 Posisi strategis dalam

Mengembangkan Sektor Pertanian

Sarana dan Prasarana Pertanian yang

Memadai

4 Posisi strategis dalam

Mengembangkan Sektor Pertanian

SDM Pertanian Kabupaten Pemalang yang

Lemah

5 Posisi strategis dalam

Mengembangkan Sektor Pertanian

Dana Pengembangan sektor Pertanian

yang Kurang

6 Posisi strategis dalam

Mengembangkan Sektor Pertanian

Harga produk pada Tingkat Petani Masih

Rendah

7 Posisi strategis dalam

Mengembangkan Sektor Pertanian

Teknologi Informasi Sektor Pertanian yang

Belum Berjalan dengan Baik

8 Posisi strategis dalam

Mengembangkan Sektor Pertanian Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah

9 Posisi strategis dalam

Mengembangkan Sektor Pertanian

Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Belum Tersedia

10 Lahan pertanian yang cukup luas Koordinasi yang Baik antara Instansi

Pertanian Terkait

11 Lahan pertanian yang cukup luas Sarana dan Prasarana Pertanian yang

Memadai

12 Lahan pertanian yang cukup luas SDM Pertanian Kabupaten Pemalang yang

Lemah

13 Lahan pertanian yang cukup luas Dana Pengembangan sektor Pertanian

yang Kurang

14 Lahan pertanian yang cukup luas Harga produk pada Tingkat Petani Masih

Rendah

15 Lahan pertanian yang cukup luas Teknologi Informasi Sektor Pertanian yang

Belum Berjalan dengan Baik

16 Lahan pertanian yang cukup luas Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah

17 Lahan pertanian yang cukup luas Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Belum Tersedia

18 Koordinasi yang Baik antara Instansi

Pertanian Terkait

Sarana dan Prasarana Pertanian yang

Memadai

19 Koordinasi yang Baik antara Instansi

Pertanian Terkait

SDM Pertanian Kabupaten Pemalang yang

Lemah

20 Koordinasi yang Baik antara Instansi

Pertanian Terkait

Dana Pengembangan sektor Pertanian

yang Kurang

21 Koordinasi yang Baik antara Instansi

Pertanian Terkait

Harga produk pada Tingkat Petani Masih

Rendah

22 Koordinasi yang Baik antara Instansi

Pertanian Terkait

Teknologi Informasi Sektor Pertanian yang

Belum Berjalan dengan Baik

23 Koordinasi yang Baik antara Instansi

Pertanian Terkait Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah

24 Koordinasi yang Baik antara Instansi

Pertanian Terkait

Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Belum Tersedia

25 Sarana dan Prasarana Pertanian yang

Memadai

SDM Pertanian Kabupaten Pemalang yang

Lemah

26 Sarana dan Prasarana Pertanian yang

Memadai

Dana Pengembangan sektor Pertanian

yang Kurang

27 Sarana dan Prasarana Pertanian yang

Memadai

Harga produk pada Tingkat Petani Masih

Rendah

28 Sarana dan Prasarana Pertanian yang

Memadai

Teknologi Informasi Sektor Pertanian yang

Belum Berjalan dengan Baik

29 Sarana dan Prasarana Pertanian yang

Memadai Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah

Page 149: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

131

30 Sarana dan Prasarana Pertanian yang

Memadai

Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Belum Tersedia

31 SDM Pertanian Kabupaten Pemalang

yang Lemah

Dana Pengembangan sektor Pertanian

yang Kurang

32 SDM Pertanian Kabupaten Pemalang

yang Lemah

Harga produk pada Tingkat Petani Masih

Rendah

33 SDM Pertanian Kabupaten Pemalang

yang Lemah

Teknologi Informasi Sektor Pertanian yang

Belum Berjalan dengan Baik

34 SDM Pertanian Kabupaten Pemalang

yang Lemah Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah

35 SDM Pertanian Kabupaten Pemalang

yang Lemah

Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Belum Tersedia

36 Dana Pengembangan sektor Pertanian

yang Kurang

Harga produk pada Tingkat Petani Masih

Rendah

37 Dana Pengembangan sektor Pertanian

yang Kurang

Teknologi Informasi Sektor Pertanian yang

Belum Berjalan dengan Baik

38 Dana Pengembangan sektor Pertanian

yang Kurang Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah

39 Dana Pengembangan sektor Pertanian

yang Kurang

Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Belum Tersedia

40 Harga produk pada Tingkat Petani

Masih Rendah

Teknologi Informasi Sektor Pertanian yang

Belum Berjalan dengan Baik

41 Harga produk pada Tingkat Petani

Masih Rendah Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah

42 Harga produk pada Tingkat Petani

Masih Rendah

Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Belum Tersedia

43 Teknologi Informasi Sektor Pertanian

yang Belum Berjalan dengan Baik Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah

44 Teknologi Informasi Sektor Pertanian

yang Belum Berjalan dengan Baik

Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Belum Tersedia

45 Kualitas Produk Pertanian Masih

Rendah

Lembaga penelitian dan Pengembangan

Belum Tersedia

No Faktor Eksternal Tanda Tanda Faktor Eksternal

1 Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan

Menengah Tersedia

Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Meningkat

2 Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan

Menengah Tersedia

Kebijakan Pemerintah Daerah yang

Mendukung Pertanian

3 Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan

Menengah Tersedia Tingkat Inflasi Cenderung Menurun

4 Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan

Menengah Tersedia

Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan

Pertanian

5 Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan

Menengah Tersedia

Pengembangan Teknologi Pertanian

Meningkat

6 Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan

Menengah Tersedia Kemitraan yang Mendukung Pertanian

7 Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan

Menengah Tersedia

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk

Pertanian Tinggi

8 Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan

Menengah Tersedia Kepadatan Penduduk Meningkat

9 Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan

Menengah Tersedia

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang

Masih Lemah

10 Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan

Menengah Tersedia

Pesaing baru pada komoditas Pertanian

Mudah Masuk

Page 150: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

132

11 Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Meningkat

Kebijakan Pemerintah Daerah yang

Mendukung Pertanian

12 Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Meningkat Tingkat Inflasi Cenderung Menurun

13 Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Meningkat

Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan

Pertanian

14 Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Meningkat

Pengembangan Teknologi Pertanian

Meningkat

15 Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Meningkat Kemitraan yang Mendukung Pertanian

16 Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Meningkat

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk

Pertanian Tinggi

17 Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Meningkat Kepadatan Penduduk Meningkat

18 Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Meningkat

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang

Masih Lemah

19 Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Meningkat

Pesaing baru pada komoditas Pertanian

Mudah Masuk

20 Kebijakan Pemerintah Daerah yang

Mendukung Pertanian Tingkat Inflasi Cenderung Menurun

21 Kebijakan Pemerintah Daerah yang

Mendukung Pertanian

Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan

Pertanian

22 Kebijakan Pemerintah Daerah yang

Mendukung Pertanian

Pengembangan Teknologi Pertanian

Meningkat

23 Kebijakan Pemerintah Daerah yang

Mendukung Pertanian Kemitraan yang Mendukung Pertanian

24 Kebijakan Pemerintah Daerah yang

Mendukung Pertanian

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk

Pertanian Tinggi

25 Kebijakan Pemerintah Daerah yang

Mendukung Pertanian Kepadatan Penduduk Meningkat

26 Kebijakan Pemerintah Daerah yang

Mendukung Pertanian

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang

Masih Lemah

27 Kebijakan Pemerintah Daerah yang

Mendukung Pertanian

Pesaing baru pada komoditas Pertanian

Mudah Masuk

28 Tingkat Inflasi Cenderung Menurun Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan

Pertanian

29 Tingkat Inflasi Cenderung Menurun Pengembangan Teknologi Pertanian

Meningkat

30 Tingkat Inflasi Cenderung Menurun Kemitraan yang Mendukung Pertanian

31 Tingkat Inflasi Cenderung Menurun Konsumsi Masyarakat terhadap Produk

Pertanian Tinggi

32 Tingkat Inflasi Cenderung Menurun Kepadatan Penduduk Meningkat

33 Tingkat Inflasi Cenderung Menurun Daya Saing Produk Pertanian Pemalang

Masih Lemah

34 Tingkat Inflasi Cenderung Menurun Pesaing baru pada komoditas Pertanian

Mudah Masuk

35 Tingkat Pendidikan dan

Ketenagakerjaan Pertanian

Pengembangan Teknologi Pertanian

Meningkat

36 Tingkat Pendidikan dan

Ketenagakerjaan Pertanian Kemitraan yang Mendukung Pertanian

37 Tingkat Pendidikan dan

Ketenagakerjaan Pertanian

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk

Pertanian Tinggi

38 Tingkat Pendidikan dan

Ketenagakerjaan Pertanian Kepadatan Penduduk Meningkat

39 Tingkat Pendidikan dan

Ketenagakerjaan Pertanian

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang

Masih Lemah

40 Tingkat Pendidikan dan

Ketenagakerjaan Pertanian

Pesaing baru pada komoditas Pertanian

Mudah Masuk

Page 151: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

133

41 Pengembangan Teknologi Pertanian

Meningkat Kemitraan yang Mendukung Pertanian

42 Pengembangan Teknologi Pertanian

Meningkat

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk

Pertanian Tinggi

43 Pengembangan Teknologi Pertanian

Meningkat Kepadatan Penduduk Meningkat

44 Pengembangan Teknologi Pertanian

Meningkat

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang

Masih Lemah

45 Pengembangan Teknologi Pertanian

Meningkat

Pesaing baru pada komoditas Pertanian

Mudah Masuk

46 Kemitraan yang Mendukung

Pertanian

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk

Pertanian Tinggi

47 Kemitraan yang Mendukung

Pertanian Kepadatan Penduduk Meningkat

48 Kemitraan yang Mendukung

Pertanian

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang

Masih Lemah

49 Kemitraan yang Mendukung

Pertanian

Pesaing baru pada komoditas Pertanian

Mudah Masuk

50 Konsumsi Masyarakat terhadap

Produk Pertanian Tinggi Kepadatan Penduduk Meningkat

51 Konsumsi Masyarakat terhadap

Produk Pertanian Tinggi

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang

Masih Lemah

52 Konsumsi Masyarakat terhadap

Produk Pertanian Tinggi

Pesaing baru pada komoditas Pertanian

Mudah Masuk

53 Kepadatan Penduduk Meningkat Daya Saing Produk Pertanian Pemalang

Masih Lemah

54 Kepadatan Penduduk Meningkat Pesaing baru pada komoditas

Pertanian Mudah Masuk

55 Daya Saing Produk Pertanian

Pemalang Masih Lemah

Pesaing baru pada komoditas

Pertanian Mudah Masuk

Page 152: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

134

Nama Narasumber :…………………………………………………………….

Instansi :…………………..…………………………………………..

Jabatan :……………………………………………………………..

Petunjuk Pengisian

1. isikan data diri anda secara lengkap dan jelas sebelum menjawab kuesioner ini

!

2. Penentuan rating ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing masing

faktor –faktor eksternal terhadap kondisi lingkungan dalam pengembangan Sub

Sektor Hortikultura di Kabupaten Pemalang. Untuk mengukur variabel tersebut

menggunakan skala 1-4.

1 = rendah, Kurang respon

2 = Sedang, Respon sama dengan rata-rata

3 = Tinggi, Respon diatas rata-rata

4 = Sangat Tinggi, respon superior

3. Berikan tanda silang (x) pada salah satu sekala sesuai dengan pengaruh masing-

masing faktor-faktor eksternal

Faktor Eksternal 4 3 2 1

Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan Menengah Tersedia

Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional Meningkat

Kebijakan Pemerintah Daerah yang Mendukung

Pertanian

Tingkat Inflasi Cenderung Menurun

Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pertanian

Pengembangan Teknologi Pertanian Meningkat

Kemitraan yang Mendukung Pertanian

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk Pertanian Tinggi

Kepadatan Penduduk Meningkat

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang Masih Lemah

Pesaing baru pada komoditas Pertanian Mudah Masuk

Page 153: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

135

Petunjuk Pengisian

1. isikan data diri anda secara lengkap dan jelas sebelum menjawab kuesioner ini

!

2. Penentuan rating ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing masing

faktor –faktor internal terhadap kondisi lingkungan dalam pengembangan Sub

Sektor Hortikultura di Kabupaten Pemalang. Untuk mengukur variabel tersebut

menggunakan skala 1-4.

1 = Kelemahan Utama

2 = Kelemahan Kecil

3 = Kekuatan Kecil

4 = Kekuatan Utama

3. Berikan tanda silang (x) pada salah satu sekala sesuai dengan pengaruh

masing-masing faktor-faktor internal !

Faktor Internal 4 3 2 1

Posisi Geografis dalam mengembangkan sektor pertanian

Lahan pertanian yang cukup luas

Koordinasi yang Baik antara Instansi Pertanian Terkait

Sarana dan Prasarana Pertanian yang Memadai

SDM Pertanian Kabupaten Pemalang yang Lemah

Dana Pengembangan sektor Pertanian yang Kurang

Harga produk pada Tingkat Petani Masih Rendah

Teknologi Informasi Sektor Pertanian yang Belum

Berjalan dengan Baik

Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Belum Tersedia

Page 154: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

136

Nama Narasumber :………………………………………………………………………………………………………………….

Instansi :…………………………………………………………………………………………………………………

Jabatan :………………………………………………………………………………………………………………….

Petunjuk Pengisian

1. Isi data diri terlebih dahulu secara lengkap dan jelas sebelum menjawab kuesioner ini

2. Tujuan dari Kuesioner ini adalah untuk adalah mencocokan antara faktor-faktor internal dan eksternal serta membandingkannya

dengan alternatif strategi untuk menentukan strategi yang menjadikan prioritas dalam pengembangan sub sektor hortikultura di

Kabupaten Pemalang

3. Kerjakan kuesioner baris demi baris faktor Eksternal atau Internal secara perlahan dan tepat.

4. Cocokan faktor Eksternal dan Internal dengan alternatif strategi.Apabila faktor Internal dan Eksternal mempengaruhi ke tiga

alternatif strategi maka jawabanya “Ya” maka lanjut ketahap berikutnya (5) . Dan jika jawabannya “Tidak” maka langsung kebaris

berikutnya.

5. Penentuan skor bertujuan untuk melihat sejauh mana alternatif strategi tersebut dapat mengapitalisasi kekuatan, mengurangi

kelemahan, mengeskploritasi peluang dan menghindari ancaman dalam pengembangan sub sektor hortikultura di Kabupaten

Pemalang. Untuk mengukur varibel menggunakan skala 1-4

1 = tidak menarik

2 = cukup menarik

3 = menarik

4 = sangat menarik

6. Tiap skor alternatif strategi pada satu baris faktor Eksternal atau Internal tidak boleh memiliki skor yang sama Hal ini bertujuan

untuk menentukan alternatif strategi yang paling baik dibandingkan alternatif strategi lainnya.

7. Berikan alasan yang rasional dan dapat dipertahankan pada skor alternatif strategi tertinggi tiap baris faktor internal dan eksternal.

136

Page 155: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

137

Faktor Internal Tidak Ya alternatif

Strategi Skor Alasan

Posisi Geografis dalam

mengembangkan sektor

pertanian (S1)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Lahan pertanian yang cukup

luas (S2)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Koordinasi yang Baik antara

Instansi Pertanian Terkait (S3)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Sarana dan Prasarana Pertanian

yang Memadai (S4)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

SDM Pertanian Kabupaten

Pemalang yang Lemah (W1)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Dana Pengembangan sektor

Pertanian yang Kurang (W2)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Harga Produk pada Tingkat

Petani Rendah (W3)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Teknologi informasi Sektor

Pertanian Belum Berjalan

dengan Baik (W4)

Strategi 1

Strategi 2

13

7

Page 156: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

138

Strategi 3

Kualitas Produk Pertanian

Masih Rendah (W5)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Lembaga Penelitian dan

Pengembangan Belum

Tersedia (W6)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Catatan :

Strategi 1 : Strategi pengembangan pasar dengan dukungan Kemitraan dengan pihak swasta

Strategi 2 : Strategi peningkatan eksistensi taruna tani melalui relawan tani

Strategi 3 : Pengembangan Produk dengan menerapkan teknologi tepat guna dalam budidaya hingga pasca panen

138

Page 157: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

139

Faktor Eksternal Tidak Ya alternativ

Strategi Skor alasan

Penyaluran Kredit Usaha Kecil

dan Menengah Tersedia (O1)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Nasional Meningkat (O2)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Kebijakan Pemerintah Daerah

yang Mendukung Pertanian

(O3)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Tingkat Inflasi Cenderung

Menurun (O4)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Tingkat Pendidikan dan

Ketenagakerjaan Pertanian

(O5)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Pengembangan Teknologi

Pertanian Meningkat (O6)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Kemitraan yang Mendukung

Pertanian (O7)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 1 13

9

Page 158: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

140

Konsumsi Masyarakat

terhadap Produk Pertanian

Tinggi (O8)

Strategi 2

Strategi 3

Kepadatan Penduduk

Meningkat (T1)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Daya Saing Produk Pertanian

Pemalang Masih Lemah (T2)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Pesaing baru pada komoditas

Pertanian Mudah Masuk (T3)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Catatan :

Strategi 1 : Strategi pengembangan pasar dengan dukungan Kemitraan dengan pihak swasta

Strategi 2 : Strategi peningkatan eksistensi taruna tani melalui relawan tani

Strategi 3 : Pengembangan Produk dengan menerapkan teknologi tepat guna dalam budidaya hingga pasca panen

14

0

Page 159: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

141

Lampiran 5 Strategi Pengembangan Sub Sektor Unggulan Pertanian dalam Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang Data Primer

Point Wawancara

No Faktor Eksternal Point Wawancara

1 Ekonomi Apakah isu strategis yang menjadi pada faktor Ekonomi ?

a. Kredit Usaha Kecil Menengah Bagaimana permodalan untuk petani menjalankan usahanya?

Adakah lembaga perbankan yang memberi pinjaman kredit ke petani?

, Bagaimana cara petani untuk mendapatkan pinjaman kredit tersebut?

Adakah lembaga non perbankan yang memberi pinjaman ke petani?

Adakah lembaga penjamin kredit di Kabupaten Pemalang?

b. Pertumbuhan Ekonomi Nasional Apakah laju pertumbuhan daerah Kabupaten Pemalang stabil?

Faktor apa yang menyebabkan laju pertumbuhan Kabupaten pemalang menjadi

stabil?

Adakah yang dirasakan oleh masyarakat khususnya petani terkait pertumbuhan

ekonomi nasional yang maju?

c. Tingkat inflasi dan suku bunga Bagaimana kondisi laju inflasi Kabupaten Pemalang?

Bagaimana kondisi harga komoditas pokok pertanian dalam satu tahun terakhir?

Adakah lonjakan harga pada komoditas pokok pertanian dalam tahun satu tahun

terakhir?

2.. Sosial, budaya dan Demografis Apakah isu strategis yang menjadi pada faktor Sosial ?

Apakah isu strategis yang menjadi pada faktor Budaya?

Apakah isu strategis yang menjadi pada faktor Demografis?

a. Kepadatan Penduduk Bagaimana Pertambahan Penduduk di Kabupaten Pemalang?

Dampak yang di rasakan Kabupaten Pemalang dengan pertumbuhan Penduduk

Kecamatan apa yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi di Kabupaten

Pemalang

141

Page 160: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

142

b. Angka pengangguran dan Tingkat

pendidikan penduduk

Berapa persen kemampuan baca tulis pada masyarakat di Kabupaten Pemalang?

khususnya untuk para petani?

Apa sektor yang memiliki kontribusi dalam menyerap tenaga kerja terbanyak di

Kabupaten Pemalang?

Apa tingkat pendidikan yang diterakhir para petani di Kabupaten Pemalang?

3 Politik, Hukum dan Pemerintahan Apakah isu strategis yang menjadi pada faktor Politik, Hukum dan Pemerintahan ?

Apakah isu strategis yang menjadi pada faktor Hukum

Apakah isu strategis yang menjadi pada faktor Pemerintahan ?

b. Kebijakan pemerintah dalam sub

sektor unggulan

Bagaimana arah pembangunan yang dilakukan pada masa kepemimpinan Bupati

Kota Kabupaten Pemalang saat ini?

Kebijakan apa saja yang dibuat oleh pemerintah daerah pada sektor pertanian?

Jelaskan langkah selanjutnya pemerintah dalam membangun pertanian Kabupaten

Pemalang?

4. Teknologi Apakah isu strategis yang menjadi pada faktor Teknologi?

a. Teknologi usaha budidaya sektor

Pertanian Apakah teknologi yang digunakan sektor pertanian di Kabupaten Pemalang?

Apa teknologi tepat guna yang direalisasikan pada budidaya komoditas pertanian

Kabupaten Pemalang?

Adakah teknologi tepat guna dalam kegiatan pertanian pasca panen di Kabupaten

Pemalang?

5 Pesaing Apakah isu strategis yang menjadi pada faktor pesaing?

a Persaingan antara wilayah terkait

produk pertanian

Bagaimana daya saing produk tanaman hortikultura Kabupaten Pemalang dalam

wilayah Jawa Tengah?

Bagaimana daya saing produk tanaman hortikultura Kabupaten Pemalang dalam

tingkat nasional dan Internasional?

Bagaimana Kabupaten Pemalang mengatasi persaingan dalam tingkat nasional?

b. Pesaing baru mudah masuk pasar

Bagaimana Kabupaten Pemalang menghadapi pesaing dari wilayah lain mudah

masuk ? kerena produk pertanian bersifat homogen 14

2

Page 161: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

143

Adakah hak paten yang dimiliki Kabupaten Pemalang untuk melindungi

komoditas Unggulan Kabupaten Pemalang?

8 Pemasok Apakah isu strategis yang menjadi pada faktor Pemasok?

a. Kemitraan Agribisnis Adakah Kemitraan yang bekerja sama dengan pertanian Kabupaten Pemalang?

Bagaimana kondisi kemitraan yang dilakukan Kabupaten Pemalang dengan

perusahaan?

Bagaimana cara Kabupaten Pemalang dapat bermitra dengan Perusahaan tersebut?

9. Pelanggan Apakah isu strategis yang menjadi pada faktor Pelanggan?

a. Konsumsi masyarakat terhadap

Produk agribisnis

Bagaimana konsumsi masyarakat Pemalang terhadap produk pertanian Kabupaten

Pemalang?

Bagaimana tingkat konsumsi masyarakat Kabupaten Pemalang pada komoditas

sayur dan Buah?

Bagaimana komoditas buah dan sayur Kabupaten Pemalang di mata konsumen ?

10. Manajemen Apakah isu strategis yang menjadi pada faktor Manajemen?

a. Koordinasi dinas terkait Adakah Koordinasi yang baik antara instansi pertanian di Kabupaten Pemalang?

Bagaimana Koordinasi antara instansi pertanian di Kabupaten Pemalang?

Kegiatan apa saja yang dilakukan saat ini dan melibatkan instansi pertanian daerah

Kabupaten Pemalang?

11. Pemasaran Apakah isu strategis yang menjadi pada faktor Pemasaran?

a. Informasi pasar Bagaimana masyarakat mendapatkan informasi produk pertanian Kabupaten

Pemalang?

Bagaimana kondisi infrastruktur jaringan komunikasi di Kabupaten Pemalang?

Adakah website untuk menampilkan Produk pertanian Kabupaten Pemalang?

b. Harga produk pertanian

Bagaimana kondisi harga produk pertanian khusunya tanaman hortikultura

Kabupaten Pemalang?

14

3

Page 162: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

144

Bagaimana kondisi harga pada tingkat petani Kabupaten Pemalang untuk tanaman

Hortikultura?

Adakah cara petani untuk menghadapi fluktuasi harga pada produk pertanian?

12 Produksi Apakah isu strategis yang menjadi pada faktor Produksi?

a. Posisi Kabupaten Pemalang

Apakah cocok dilakukan pembangunan pertanian berdasarkan kondisi geografis

Kabupaten Pemalang?

Bagaimana kondisi tanah untuk budidaya tanaman hortikultura pada Kabupaten

Pemalang?

b. Luas Lahan pertanian Bagaimana kondisi luas lahan pertanian Kabupaten Pemalang saat ini?

Adakah perlindungan dari pemerintah daerah terhadap lahan pertanian di

Kabupaten Pemalang?

Bagaimana cara pemerintah mengtasi permasalahan lahan pertanian yang mulai

berkurang?

c Sarana dan Prasarana Pertanian Bagaimana sarana dan prasarana yang dimiliki Kabupaten Pemalang?

Adakah bantuan dinas dalam sarana produksi tani?

Bagaimana dinas pertanian dalam menyalurkan bantuan alsintan ?

13 Penelitian dan Pengembangan Apakah isu strategis yang menjadi pada faktor Penelitian dan Pengembangan?

a. Lembaga penelitian dan

Pengembangan Pertanian Adakah kajian yang sedang dilakukan peneliti daerah saat ini?

Adakah balai penelitian pertanian Kabupaten Pemalang?

Bagaimana cara Kabupaten Pemalang melakukan penelitian dan pengembangan

komoditas Pertanian ?

144

Page 163: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

145

Lampiran 6. Rekap Laporan Penggunaan Lahan Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang

IRIGASI TADAH

HUJAN

JUMLAH

LAHAN

SAWAH

TEGAL/KEB

UNLADANG

PERKEBU

NAN

HUTAN

RAKYAT

PADANG

RUMPUT

HUTAN

NEGARA

SEMENTAR

A TIDAK

DIUSAHKA

N

LAINNYA

JUMLAH

LAHAN

BUKAN

SAWAH

1 Moga 1,169.0 81.4 1,250.4 1,711.6 700.4 - 189.8 54.5 - 518.5 - 248.4 1,711.6 1,178.0 4,140.0

2 Warungpring 879.6 6.4 886.0 843.1 384.6 - 65.0 181.0 - 124.5 - 88.0 843.1 901.9 2,631.0

3 Pulosari 166.8 73.3 240.1 7,499.9 4,129.2 - 75.0 123.7 - 3,104.0 - 68.0 7,499.9 1,012.0 8,752.0

4 Belik 1,247.0 1,227.0 2,474.0 7,630.8 2,811.1 - 112.0 384.2 - 4,320.0 - 3.0 7,630.3 2,349.2 12,454.0

5 Watukumpul 1,209.3 2,116.5 3,325.8 7,878.2 1,861.5 - - 627.0 - 5,385.2 - 4.5 7,878.2 1,698.0 12,902.0

6 Bodeh 1,672.5 977.4 2,649.9 4,425.1 740.5 - - - - 3,439.6 - 245.0 4,425.1 1,523.0 8,598.0

7 Bantarbolang 2,041.0 655.0 2,696.0 9,329.9 2,106.0 - - 365.0 - 6,858.9 - - 9,329.9 1,893.1 13,919.0

8 Randudongkal 3,130.0 232.9 3,362.9 4,289.8 983.0 - 100.9 94.1 - 3,111.9 - - 4,289.9 1,379.3 9,032.0

9 Pemalang 3,788.0 335.0 4,123.0 4,362.4 681.5 - - - - 3,466.9 - 214.0 4,362.4 1,707.6 10,193.0

10 Taman 3,628.8 133.0 3,761.8 1,239.8 145.0 - 7.0 - - 786.8 - 301.0 1,239.8 1,739.4 6,741.0

11 Petarukan 5,230.0 22.0 5,252.0 399.0 310.0 - - - - - - 89.0 399.0 2,478.0 8,129.0

12 Comal 1,215.0 - 1,215.0 113.0 76.0 - - 37.0 - - - - 113.0 1,326.0 2,654.0

13 Ampelgading 1,915.6 942.6 2,858.2 1,559.0 54.1 - - - - 1,504.9 - - 1,559.0 912.8 5,330.0

14 Ulujami 2,240.0 - 2,240.0 2,008.0 1,213.0 - 300.0 225.0 - - 80.0 270.0 2,088.0 1,807.0 6,055.0

-

29,532.6 6,802.5 36,335 53,289.6 16,195.9 - 849.7 2,091.5 - 32,621.2 80.0 1,530.9 53,369.2 21,905.3 111,530.0 Jumlah

NO KECAMATAN

LAHAN

BUKAN

PERTANIAN

( JALAN ,

PEMUKIMA

N,

TOTAL

(LUAS

WILAYAH

KECAMAT

AN)

LAHAN SAWAH JUMLAH

LAHAN

BUKAN

SAWAH

LAHAN PERTANIAN

Lahan Bukan Pertanian

14

5

Page 164: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

146

Lampiran 7 Produksi , Produktivitas dan Luas Lahan Komoditas Nanas, Mangga, dan Durian

No Kecamatan

Mangga

Jumlah tanaman

seluruhnya (Ha)

Luas Tanaman

Baru (Ha)

Tanaman yg menghasilkan

(Ha)

Produksi (Ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Moga 32.3 3.0 16.4 6.6

2 Warungpring 20.4 0.0 13.3 33.2

3 Pulosari 2.2 0.9 1.3 24.5

4 Belik 48.8 0.0 15.0 0.0

5 Watukumpul 121.5 17.5 39.0 208.9

6 Bodeh 144.4 0.0 17.5 77.4

7 Bantarbolang 129.1 7.0 32.3 78.1

8 Randudongkal 10.9 0.0 10.9 43.7

9 Pemalang 345.0 105.0 229.0 3095.0

10 Taman 532.3 10.0 372.3 16754.4

11 Petarukan 325.0 10.0 290.0 2520.0

12 Ampelgading 135.7 0.5 126.4 995.9

13 Comal 253.0 0.3 125.0 1052.5

14 Ulujami 481.9 15.0 268.0 926.0

Jumlah 2018 2582.4 169.2 1556.5 25816.2

2017 2509.3 72.3 1283.3 43112.2

2016 2500.8 39.4 1576.3 52920.4

2015 2521.2 40.6 1971.1 105306.0

No Kecamatan

Durian

Jumlah tanaman

seluruhnya (Ha)

Luas Tanaman Baru (Ha)

Tanaman yg menghasilkan

(Ha)

Produksi (Ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Moga 25.5 0.0 0.00 0.0

2 Warungpring 116.6 30.0 29.73 148.6

3 Pulosari 9.6 0.6 1.08 9.2

4 Belik 5.9 0.5 2.55 21.0

5 Watukumpul 139.9 35.0 3.15 66.0

6 Bodeh 1.2 0.0 0.00 0.0

7 Bantarbolang 141.8 0.0 0.45 0.5

8 Randudongkal 3.0 0.0 0.73 1.2

9 Pemalang 1.6 1.0 0.00 0.0

10 Taman 1.0 0.0 0.02 0.4

11 Petarukan 0.0 0.0 0.00 0.0

12 Ampelgading 0.0 0.0 0.00 0.0

13 Comal 0.9 0.2 0.00 0.0

14 Ulujami 0.0 0.0 0.00 0.0

Jumlah 2018 447.1 67.3 37.7 291.7

2017 390.3 65.4 37.9 348.0

2016 436.4 30.7 50.3 628.0

2015 452.0 52.1 105.8 586.0

146

Page 165: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

147

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang

No Kecamatan

Nanas

Jumlah tanaman seluruhnya (Ha)

Luas Tanaman Baru (Ha)

Tanaman yg menghasilkan (Ha)

Produksi (Ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Moga 11.2 0.1 11.2 171.7

2 Warungpring 0.0 0.0 0.0 0.0

3 Pulosari 53.1 31.3 25.6 2087.5

4 Belik 869.3 11.9 632.9 35581.9

5 Watukumpul 13.5 9.0 1.9 84.9

6 Bodeh 0.0 0.0 0.0 0.0

7 Bantarbolang 0.0 0.0 0.0 0.0

8 Randudongkal 0.0 0.0 0.0 0.0

9 Pemalang 0.0 0.0 0.0 0.0

10 Taman 0.0 0.0 0.0 0.0

11 Petarukan 0.0 0.0 0.0 0.0

12 Ampelgading 0.0 0.0 0.0 0.0

13 Comal 0.0 0.0 0.0 0.0

14 Ulujami 0.0 0.0 0.0 0.0

Jumlah 2018 947.1 52.2 671.7 37926.0

2017 899.4 36.9 634.3 22724.8

2016 857.8 292.4 560.7 28945.7

2015 565.4 125.3 319.5 22847.1

14

7

Page 166: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

148

Lampiran 8. Rekap Data Bantuan Alat dan Mesin Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun 2018

No Kecamatan Traktor Pompa Air Power Rice Power Hand Paddy

Cult R-2 R-4 2" 3" 4" 6" >8" Sprayer Transp Wedder Sprayer Mower

1 AMPELGADING 2

174

2

3

4

293

3

-

- 3 -

882 -

2 BANTARBOLANG 1

129

2

3

265

4

-

5

- 5 -

1,060 -

3 BELIK 6

73

-

15

3

3

-

5

- 1 2

1,388 -

4 BODEH -

81

1

2

13

125

3

3

- 1 -

225 -

5 COMAL -

95

-

6

139

1

4

5

- 5 -

337 9

6 MOGA 1

44

-

1

-

4

-

-

- - -

396 -

7 PEMALANG 3

256

9

7

401

277

149

52

- 7 -

2,169 1

8 PETARUKAN 2

361

1

145

590

28

2

39

- 12 -

5,376 29

9 PULOSARI 14

18

-

1

2

-

-

3

- - 8

1,141 -

10 RANDUDONGKAL 5

141

-

3

7

12

16

1

- 2 -

696 -

11 TAMAN 2

166

2

369

22

140

-

52

- 10 -

1,332 10

12 ULUJAMI -

148

-

17

7

86

-

-

- 6 -

709 3

13 WARUNGPRING 3

71

-

-

5

9

-

-

- 1 -

445 -

14 WATUKUMPUL 1

49

-

22

10

-

-

-

- - -

172 1

JUMLAH 40

1,806

17

594

1,468

982

177

165

- 53 10

16,328 53 14

8

Page 167: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

149

Lanjutan

Reaper Pedal Threser Power Threser Comb Dryer Corn Prosesing

APPO Manual Mesin Dorong Mobil Harvest Bad Verticak Seller RMU Husker Poliser One Pass Mobile

-

249

37

8

-

1 -

- - 23

1 1 1 2

-

-

214

6

1

-

- -

- 2 44

44 44 44 1

1

-

15

3

55

-

- -

- 8 45

9 9 - -

-

-

36

12

-

-

- -

- 4 27

- - - -

-

-

208

23

4

-

2 -

- 1 26

2 - 1 5

-

-

30

-

1

-

- -

- - 43

24 24 19 -

1

-

603

43

8

-

1 -

- 3 68

- 18 - 1

-

-

444

150

14

-

6 -

- - 79

- 15 - 4

3

-

2

-

-

-

- -

- 1 2

- 36 - 2

5

-

80

6

-

-

- -

- 2 67

- - - -

-

-

303

8

4

1

3 -

- 1 45

29 29 8 2

1

-

189

19

-

-

3 -

- - 49

68 88 1 23

-

-

20

-

5

-

- -

1 - 34

33 27 - -

-

-

10

-

-

-

- -

- - 80

79 79 3 1

-

-

2,403

307

100

1

16 -

1 22 632

289 370 77 41

11

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang

149

Page 168: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

150

Lampiran 9. Program dan Kegiatan Berdasarkan Sumber Pendanaan (APBD Kota, APBD Propinsi, APBN) Tahun 2017-2019

Tahun 2017

APBN APBD Propinsi APBD Kabupaten

1 Penelitian dan pengembangan teknologi

pertanian perkebunan tepat guna

Pengembangan sentra nanas Bibit (100 batang / ha) 8 Kelompok tani 185,000,000Rp Belik , Pulosari ,

Moga

Pengembangan sentra durian Bibit (100 batang / ha) 6 Kelompok tani 195,250,000Rp Warungpring

Pengembangan sentra mangga Bibit (100 batang / ha) 7 kelompok tani 173,250,000Rp Taman, Petarukan ,

Bantarbolang

553,500,000Rp Total

No Program/Kegiatan Satuan Indikator Jumlah Penerima

Manfaat

Sumber Anggaran Lokasi OPD

15

0

Page 169: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

151

Tahun 2018

APBN APBD Propinsi APBD Kabupaten

1 Peningkatan produksi , produktivitas dan

mutu produk tanaman buah dan sayuran

berkelanjutan

Pengembangan Kawasan Mangga Bibit (100 batang / ha) 3 Kelompok tani 56,000,000Rp

Ampelgading,

Randudongkal,

Bodeh

Pengembangan Kawasan Durian Bibit (100 batang / ha) 5 Kelompok tani 80,000,000Rp Warungpring ,

Randudongkal

Pengembangan Kawasan Nanas Bibit (100 batang / ha) 3 Kelompok tani 93,750,000Rp Belik , Pulosari

Pengembangan Kawasan Kelengkeng Bibit (100 batang / ha) 3 Kelompok tani 45,000,000Rp Belik , Pulosari

Pengembangan Kawasan Mangga (APBDP) Bibit (100 batang / ha) 3 Kelompok tani 35,000,000Rp Taman, Bantarbolang

Pengembangan Kawasan Nanas (APBDP) Bibit (100 batang / ha) 2 Kelompok tani 85,000,000Rp Belik , Pulosari

394,750,000Rp Total

No Program/Kegiatan Satuan Indikator Sumber Anggaran

Lokasi OPDJumlah Penerima

Manfaat

151

Page 170: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

152

Tahun 2019

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang

APBN APBD Propinsi APBD Kabupaten

1 Peningkatan produksi , produktivitas dan

mutu produk tanaman buah dan sayuran

berkelanjutan

Pengembangan Kawasan Mangga Bibit (100 batang / ha) 3 Kelompok tani 56,000,000Rp

Ampelgading,

Randudongkal,

Bodeh

Pengembangan Kawasan Durian Bibit (100 batang / ha) 5 Kelompok tani 80,000,000Rp Warungpring ,

Randudongkal

Pengembangan Kawasan Nanas Bibit (100 batang / ha) 3 Kelompok tani 93,750,000Rp Belik , Pulosari

Pengembangan Kawasan Kelengkeng Bibit (100 batang / ha) 3 Kelompok tani 45,000,000Rp Belik , Pulosari

Pengembangan Kawasan Mangga (APBDP) Bibit (100 batang / ha) 3 Kelompok tani 35,000,000Rp Taman, Bantarbolang

Pengembangan Kawasan Nanas (APBDP) Bibit (100 batang / ha) 2 Kelompok tani 85,000,000Rp Belik , Pulosari

394,750,000Rp Total

T Program/Kegiatan Satuan Indikator Sumber Anggaran

Lokasi OPDJumlah Penerima

Manfaat

152

Page 171: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

153

Lampiran 10 Laporan Tanaman Buah – Buahan Dan Sayuran Kabupaten

Pemalang Tahun 2018

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang

Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman Produksi Harga jual

dibingkar / Baru / yang rusak / Petani

ditebang Penanaman belum Yang tua (Kw intal) ( Rp./

baru menghasilkan menghasilkan Kg )

1 4 5 6 7 9 11 12

1 Alpukat 571 1,337 33,128 29,262 122 6,330 11,000 21.63 kg / pohon

2 Belimbing 74 579 3,540 13,163 167 5,584 8,000 42.42 kg / pohon

3 Duku/Langsat/Kokosan 83 1,450 3,824 265 196 39 7,000 14.75 kg / pohon

4 Durian 976 6,732 108,515 4,226 323 2,470 10,000 58.44 kg / pohon

5 Jambu Biji 161 1,966 4,904 7,647 307 2,463 4,000 32.21 kg / pohon

6 Jambu Air 101 780 3,232 6,723 209 2,073 3,500 30.83 kg / pohon

7 Jeruk Siam/Keprok 131 500 17,126 5,367 61 867 12,000 16.15 kg / pohon

8 Jeruk Besar 4 - 1,521 621 10 264 8,000 42.48 kg / pohon

9 Mangga 9,527 16,920 141,933 531,437 1,421 258,162 3,000 48.58 kg / pohon

10 Manggis - 920 5,042 1,815 22 386 6,000 21.26 kg / pohon

11 Nangka/Cempedak 1,802 2,537 12,553 158,373 166 60,130 4,000 37.97 kg / pohon

12 Nanas 5,750 2,089,750 34,196,562 88,581,268 - 379,260 5,000 0.43 kg / buah

13 Pepaya 8,706 8,083 15,006 25,653 1,513 4,896 4,000 19.08 kg / pohon

14 Pisang 56,295 27,358 1,690,287 1,309,283 4,501 150,785 4,000 11.52 kg / rumpun

15 Rambutan 1,127 690 80,791 20,497 194 3,621 4,500 17.67 kg / pohon

16 Salak 16 - 15,900 2,601 66 76 4,500 2.91 kg / pohon

17 Saw o 42 406 4,469 8,090 228 6,585 7,500 81.40 kg / pohon

18 Markisa/Konyal - - - - - - - - kg / pohon

19 Sirsak 47 646 34,816 4,714 83 867 4,500 18.39 kg / pohon

20 Sukun 842 797 13,930 3,737 12 1,610 4,500 43.09 kg / pohon

21 Apel - - - - - - - - -

22 Anggur - - - - - - - - -

23 Melinjo 1,860 100 25,799 17,211 5,478 2,771 3,500 16.10 kg / pohon

24 Petai 721 2,170 111,011 45,513 8 21,663 5,000 47.60 kg / pohon

25 Jengkol 416 220 15,305 7,799 - 1,034 17,500 13.26 kg / pohon

2 13

No

NamaTanaman Produktif

KeteranganAneka Tanaman

(tanaman

Obat-obatan)

Page 172: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

154

Lampiran 11. Hasil Pembobotan dan Rating Faktor Eksternal dan Internal

Narasumber 1 : BAPPEDA Bagian Perencanaan Sub Bidang Pertanian

Respoden 2 : Kepala Seksi Bidang Tanama Pangan dan Hortikultura

Faktor Internal A B C D E F G H I J Total Bobot

Posisi strategis dalam Mengembangkan Sektor Pertanian (A) 2 2 1 3 3 3 1 3 3 21 0.117

Luas Lahan Pertanian yang Cukup Luas (B) 2 2 1 3 1 1 1 1 3 15 0.083

Koordinasi yang Baik antara Instansi Pertanian Terkait (C ) 2 2 2 2 3 3 1 1 1 17 0.094

Sarana dan Prasarana Pertanian yang Memadai (D) 3 3 2 1 3 1 3 3 3 22 0.122

SDM Pertanian Kabupaten Pemalang yang Lemah (E) 1 1 2 3 1 3 1 3 1 16 0.089

Dana Pengembangan sektor Pertanian yang Kurang (F) 1 3 1 1 3 2 2 2 2 17 0.094

Harga Produk pada Tingkat Petani Rendah (G) 1 3 1 3 1 2 2 2 3 18 0.100

Teknologi informasi Sektor Pertanian Belum Berjalan dengan Baik (H) 3 3 3 1 3 2 2 3 3 23 0.128

Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah (I) 1 3 3 1 1 2 2 1 3 17 0.094

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Belum Tersedia (J) 1 1 3 1 3 2 1 1 1 14 0.078

15 21 19 14 20 19 18 13 19 22 180 1

Faktor Eksternal A B C D E F G H I J K Total Bobot

Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan Menengah Tersedia (A) 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 24 0.109

Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional Meningkat (B) 2 1 2 2 3 3 2 1 1 1 18 0.082

Kebijakan Pemerintah Daerah yang Mendukung Pertanian ( C) 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 23 0.105

Tingkat Inflasi Cenderung Menurun (D) 2 2 2 2 1 1 1 3 2 3 19 0.086

Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pertanian € 1 2 2 2 2 3 2 2 1 3 20 0.091

Pengembangan Teknologi Pertanian Meningkat (F) 1 1 2 3 2 2 2 2 1 3 19 0.086

Kemitraan yang Mendukung Pertanian (G) 2 1 2 3 1 2 2 2 1 1 17 0.077

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk Pertanian Tinggi (H) 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 20 0.091

Kepadatan Penduduk Meningkat (I) 1 3 2 1 2 2 2 2 3 1 19 0.086

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang Masih Lemah (J) 1 3 1 2 3 3 3 2 1 3 22 0.100

Pesaing baru pada komoditas Pertanian Mudah Masuk (K) 3 3 1 1 1 1 3 2 3 1 19 0.086

16 22 17 21 20 21 23 20 21 18 21 220 1

Faktor Eksternal A B C D E F G H I J K Total Bobot

Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan Menengah Tersedia (A) 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 28 0.127

Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional Meningkat (B) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.045

Kebijakan Pemerintah Daerah yang Mendukung Pertanian ( C) 2 3 1 3 1 2 3 3 3 3 24 0.109

Tingkat Inflasi Cenderung Menurun (D) 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 14 0.064

Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pertanian € 1 3 1 3 1 2 2 3 1 1 18 0.082

Pengembangan Teknologi Pertanian Meningkat (F) 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 24 0.109

Kemitraan yang Mendukung Pertanian (G) 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 24 0.109

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk Pertanian Tinggi (H) 1 3 1 3 2 3 2 3 2 2 22 0.100

Kepadatan Penduduk Meningkat (I) 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 14 0.064

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang Masih Lemah (J) 1 3 1 3 3 1 2 2 3 3 22 0.100

Pesaing baru pada komoditas Pertanian Mudah Masuk (K) 1 3 1 3 3 1 2 2 3 1 20 0.091

12 30 16 26 22 16 16 18 26 18 20 220 1.000

Page 173: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

155

Narasumber 3 : Kepala BPP Kecamatan Pemalang 3

Faktor Internal A B C D E F G H I J Total Bobot

Posisi strategis dalam Mengembangkan Sektor Pertanian (A) 2 2 2 1 1 1 1 1 1 12 0.067

Luas Lahan Pertanian yang Cukup Luas (B) 2 3 2 2 3 3 3 3 3 24 0.133

Koordinasi yang Baik antara Instansi Pertanian Terkait (C ) 2 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.056

Sarana dan Prasarana Pertanian yang Memadai (D) 2 2 3 2 2 2 2 2 3 20 0.111

SDM Pertanian Kabupaten Pemalang yang Lemah (E) 3 2 3 2 2 2 3 3 3 23 0.128

Dana Pengembangan sektor Pertanian yang Kurang (F) 3 1 3 2 2 3 3 3 3 23 0.128

Harga Produk pada Tingkat Petani Rendah (G) 3 1 3 2 2 1 3 2 3 20 0.111

Teknologi informasi Sektor Pertanian Belum Berjalan dengan Baik (H) 3 1 3 2 1 1 1 1 1 14 0.078

Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah (I) 3 1 3 2 1 1 2 3 3 19 0.106

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Belum Tersedia (J) 3 1 3 1 1 1 1 3 1 15 0.083

24 12 26 16 13 13 16 22 17 21 180 1.000

Faktor Eksternal A B C D E F G H I J K Total Bobot

Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan Menengah Tersedia (A) 3 1 1 1 2 2 3 1 1 1 16 0.073

Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional Meningkat (B) 1 1 2 2 2 3 3 1 1 1 17 0.077

Kebijakan Pemerintah Daerah yang Mendukung Pertanian ( C) 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 27 0.123

Tingkat Inflasi Cenderung Menurun (D) 3 2 2 2 3 3 1 1 1 1 19 0.086

Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pertanian € 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 24 0.109

Pengembangan Teknologi Pertanian Meningkat (F) 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 21 0.095

Kemitraan yang Mendukung Pertanian (G) 2 1 1 1 1 2 3 1 1 1 14 0.064

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk Pertanian Tinggi (H) 1 1 1 3 1 1 1 2 2 2 15 0.068

Kepadatan Penduduk Meningkat (I) 3 3 1 3 2 1 3 2 1 2 21 0.095

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang Masih Lemah (J) 3 3 1 3 1 2 3 2 3 1 22 0.100

Pesaing baru pada komoditas Pertanian Mudah Masuk (K) 3 3 2 3 1 2 3 2 2 3 24 0.109

24 23 13 21 16 19 26 25 19 18 16 220 1

Faktor Internal A B C D E F G H I J Total Bobot

Posisi strategis dalam Mengembangkan Sektor Pertanian (A) 2 1 1 1 3 3 3 2 3 19 0.106

Luas Lahan Pertanian yang Cukup Luas (B) 2 2 2 1 3 3 3 2 2 20 0.111

Koordinasi yang Baik antara Instansi Pertanian Terkait (C ) 3 2 3 2 2 1 2 2 2 19 0.106

Sarana dan Prasarana Pertanian yang Memadai (D) 3 2 1 1 1 1 2 3 3 17 0.094

SDM Pertanian Kabupaten Pemalang yang Lemah (E) 3 3 2 3 1 2 2 2 3 21 0.117

Dana Pengembangan sektor Pertanian yang Kurang (F) 1 1 2 3 3 1 3 3 3 20 0.111

Harga Produk pada Tingkat Petani Rendah (G) 1 1 3 3 2 3 2 2 3 20 0.111

Teknologi informasi Sektor Pertanian Belum Berjalan dengan Baik (H) 1 1 2 2 2 1 2 1 1 13 0.072

Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah (I) 2 2 2 1 2 1 2 3 2 17 0.094

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Belum Tersedia (J) 1 2 2 1 1 1 1 3 2 14 0.078

17 16 17 19 15 16 16 23 19 22 180 1

Page 174: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

156

Narasumber 4 :Kepala BPP Belik

Narasumber 5 : Kepala BPP Warungpring

Faktor Eksternal A B C D E F G H I J K Total Bobot

Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan Menengah Tersedia (A) 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 12 0.055

Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional Meningkat (B) 3 2 2 1 1 1 2 2 1 1 16 0.073

Kebijakan Pemerintah Daerah yang Mendukung Pertanian ( C) 3 2 3 2 2 1 1 2 3 3 22 0.100

Tingkat Inflasi Cenderung Menurun (D) 1 2 1 1 3 1 2 1 1 1 14 0.064

Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pertanian € 3 3 2 3 2 1 1 2 2 1 20 0.091

Pengembangan Teknologi Pertanian Meningkat (F) 3 3 2 1 2 1 1 2 3 3 21 0.095

Kemitraan yang Mendukung Pertanian (G) 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 28 0.127

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk Pertanian Tinggi (H) 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 26 0.118

Kepadatan Penduduk Meningkat (I) 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 22 0.100

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang Masih Lemah (J) 3 3 1 3 2 1 1 1 2 2 19 0.086

Pesaing baru pada komoditas Pertanian Mudah Masuk (K) 3 3 1 3 3 1 1 1 2 2 20 0.091

28 24 18 26 20 19 12 14 18 21 20 220 1

Faktor Internal A B C D E F G H I J Total Bobot

Posisi strategis dalam Mengembangkan Sektor Pertanian (A) 2 2 2 3 2 2 3 3 3 22 0.122

Luas Lahan Pertanian yang Cukup Luas (B) 2 2 2 3 1 1 3 1 3 18 0.100

Koordinasi yang Baik antara Instansi Pertanian Terkait (C ) 2 2 2 3 2 1 3 3 2 20 0.111

Sarana dan Prasarana Pertanian yang Memadai (D) 2 2 2 3 3 1 3 3 3 22 0.122

SDM Pertanian Kabupaten Pemalang yang Lemah (E) 1 1 1 1 2 1 3 2 3 15 0.083

Dana Pengembangan sektor Pertanian yang Kurang (F) 2 3 2 1 2 1 3 3 2 19 0.106

Harga Produk pada Tingkat Petani Rendah (G) 2 3 3 3 3 3 3 2 3 25 0.139

Teknologi informasi Sektor Pertanian Belum Berjalan dengan Baik (H) 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 0.056

Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah (I) 1 3 1 1 2 1 2 3 2 16 0.089

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Belum Tersedia (J) 1 1 2 1 1 2 1 2 2 13 0.072

14 18 16 14 21 17 11 26 20 23 180 1

Faktor Eksternal A B C D E F G H I J K Total Bobot

Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan Menengah Tersedia (A) 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 23 0.105

Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional Meningkat (B) 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 22 0.100

Kebijakan Pemerintah Daerah yang Mendukung Pertanian ( C) 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 24 0.109

Tingkat Inflasi Cenderung Menurun (D) 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 13 0.059

Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pertanian € 2 2 1 3 1 1 1 3 3 3 20 0.091

Pengembangan Teknologi Pertanian Meningkat (F) 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 25 0.114

Kemitraan yang Mendukung Pertanian (G) 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 25 0.114

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk Pertanian Tinggi (H) 2 2 2 3 3 2 2 3 1 1 21 0.095

Kepadatan Penduduk Meningkat (I) 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 11 0.050

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang Masih Lemah (J) 1 1 1 3 1 1 1 3 3 3 18 0.082

Pesaing baru pada komoditas Pertanian Mudah Masuk (K) 1 2 2 3 1 1 1 3 3 1 18 0.082

17 18 16 27 20 15 15 19 29 22 22 220 1

Page 175: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

157

Rata rata Bobot Faktor Eksternal dan Internal

Faktor Internal A B C D E F G H I J Total Bobot

Posisi strategis dalam Mengembangkan Sektor Pertanian (A) 2 1 1 3 2 2 1 3 3 18 0.100

Luas Lahan Pertanian yang Cukup Luas (B) 2 1 1 3 1 1 1 1 1 12 0.067

Koordinasi yang Baik antara Instansi Pertanian Terkait (C ) 3 3 2 3 2 2 2 2 2 21 0.117

Sarana dan Prasarana Pertanian yang Memadai (D) 3 3 2 3 2 2 2 2 2 21 0.117

SDM Pertanian Kabupaten Pemalang yang Lemah (E) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0.050

Dana Pengembangan sektor Pertanian yang Kurang (F) 2 3 2 2 3 1 1 1 1 16 0.089

Harga Produk pada Tingkat Petani Rendah (G) 2 3 2 2 3 3 1 1 2 19 0.106

Teknologi informasi Sektor Pertanian Belum Berjalan dengan Baik (H) 3 3 2 2 3 3 3 2 1 22 0.122

Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah (I) 1 3 2 2 3 3 3 2 2 21 0.117

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Belum Tersedia (J) 1 3 2 2 3 3 2 3 2 21 0.117

18 24 15 15 27 20 17 14 15 15 180 1

1 2 3 4 5 Rata-Rata

Kekuatan

Posisi strategis dalam Mengembangkan Sektor Pertanian 0.117 0.067 0.106 0.122 0.100 0.102

Luas Lahan Pertanian yang Cukup Luas 0.083 0.133 0.111 0.100 0.067 0.099

Koordinasi yang Baik antara Instansi Pertanian Terkait 0.094 0.056 0.106 0.111 0.117 0.097

Sarana dan Prasarana Pertanian yang Memadai 0.122 0.111 0.094 0.122 0.117 0.113

Kelemahan

SDM Pertanian Kabupaten Pemalang yang Lemah 0.089 0.128 0.117 0.083 0.050 0.093

Dana Pengembangan sektor Pertanian yang Kurang 0.094 0.128 0.111 0.106 0.089 0.106

Harga Produk pada Tingkat Petani Rendah 0.100 0.111 0.111 0.139 0.106 0.113

Teknologi informasi Sektor Pertanian Belum Berjalan dengan Baik 0.128 0.078 0.072 0.056 0.122 0.091

Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah 0.094 0.106 0.094 0.089 0.117 0.100

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Belum Tersedia 0.078 0.083 0.078 0.072 0.117 0.086

RespondenFaktor Internal

1 2 3 4 5 Rata-Rata

Peluang

Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan Menengah Tersedia 0.109 0.127 0.073 0.055 0.105 0.094

Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional Meningkat 0.082 0.045 0.077 0.073 0.100 0.075

Kebijakan Pemerintah Daerah yang Mendukung Pertanian 0.105 0.109 0.123 0.100 0.109 0.109

Tingkat Inflasi Cenderung Menurun 0.086 0.064 0.086 0.064 0.059 0.072

Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pertanian 0.091 0.082 0.109 0.091 0.091 0.093

Pengembangan Teknologi Pertanian Meningkat 0.086 0.109 0.095 0.095 0.114 0.100

Kemitraan yang Mendukung Pertanian 0.077 0.109 0.064 0.127 0.114 0.098

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk Pertanian Tinggi 0.091 0.100 0.068 0.118 0.095 0.095

Acaman

Kepadatan Penduduk Meningkat 0.086 0.064 0.095 0.100 0.050 0.079

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang Masih Lemah 0.100 0.100 0.100 0.086 0.082 0.094

Pesaing baru pada komoditas Pertanian Mudah Masuk 0.086 0.091 0.109 0.091 0.082 0.092

Faktor EksternalResponden

Page 176: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

158

Rata-Rata Rating Faktor Eksternal dan Internal

1 2 3 4 5 Rata-Rata

Kekuatan

Posisi strategis dalam Mengembangkan Sektor Pertanian 4 4 4 4 4 4

Luas Lahan Pertanian yang Cukup Luas 4 4 4 4 4 4

Koordinasi yang Baik antara Instansi Pertanian Terkait 4 4 2 4 4 3.6

Sarana dan Prasarana Pertanian yang Memadai 4 4 2 4 4 3.6

Kelemahan

SDM Pertanian Kabupaten Pemalang yang Lemah 1 1 1 2 1 1.2

Dana Pengembangan sektor Pertanian yang Kurang 2 1 2 1 1 1.4

Harga Produk pada Tingkat Petani Rendah 1 1 1 1 1 1

Teknologi informasi Sektor Pertanian Belum Berjalan dengan Baik 1 2 2 1 2 1.6

Kualitas Produk Pertanian Masih Rendah 2 2 1 1 1 1.4

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Belum Tersedia 2 2 1 1 2 1.6

Faktor InternalResponden

1 2 3 4 5 Rata-Rata

Peluang

Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan Menengah Tersedia 4 2 3 2 1 2.4

Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional Meningkat 2 2 3 3 2 2.4

Kebijakan Pemerintah Daerah yang Mendukung Pertanian 3 3 4 4 3 3.4

Tingkat Inflasi Cenderung Menurun 2 2 3 3 2 2.4

Tingkat Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pertanian 3 2 3 3 2 2.6

Pengembangan Teknologi Pertanian Meningkat 3 2 4 4 2 3

Kemitraan yang Mendukung Pertanian 3 1 2 4 2 2.4

Konsumsi Masyarakat terhadap Produk Pertanian Tinggi 2 2 3 4 3 2.8

Acaman

Kepadatan Penduduk Meningkat 2 3 2 4 2 2.6

Daya Saing Produk Pertanian Pemalang Masih Lemah 3 2 3 3 2 2.6

Pesaing baru pada komoditas Pertanian Mudah Masuk 2 2 3 4 2 2.6

Faktor EksternalResponden

Page 177: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

159

Lampiran 12 Dokumentasi

1. Lahan Tanaman Mangga di Kecamatan Pemalang (21 Oktober 2019)

2. Lahan Tanaman Nanas di Kecamatan Belik (29 Oktober 2019)

Page 178: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

160

3. wawancara bersama ketua kelompok tani durian (22 Oktober 2019)

4. Melakukan pemanenan tanaman mangga kelompok tani mangga

Kecamatan Pemalang (21 Oktober 2019)

Page 179: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

161

5. Grading dan pengemasan buah nanas (29 Oktober 2019)

6. penyemprotan foliar pada tanaman nanas (29 Oktober 2019)

Page 180: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

162

7. Pengantaran buah nanas dari Kabupaten Pemalang Ke Provinsi Jakarta

(29 Oktober 2019)

8. Kondisi salah satu UMKM olahan nanas di Kecamatan Belik (22 Oktober

2019)

Page 181: STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERTANIAN …

163

9. Olahan komoditas Buah nanas Kabupaten Pemalang (22 Oktober 2019)