Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PEMASARAN IKAN LELE MASAMO (Clarias gariepinus) DI KELOMPOK TANI SUMBER LANCAR KECAMATAN
BLIMBING KOTA MALANG
SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
Oleh: HAIDUL FIKI
NIM. 125080401111004
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2017
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PEMASARAN IKAN LELE MASAMO (Clarias gariepinus) DI KELOMPOK TANI SUMBER LANCAR KECAMATAN
BLIMBING KOTA MALANG
SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
OLEH: HAIDUL FIKI
NIM. 125080401111004
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2017
SKRIPSI
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PEMASARAN IKAN LELE MASAMO
(Clarias gariepinus) DI KELOMPOK TANI SUMBER LANCARKECAMATAN
BLIMBINGKOTA MALANG
OLEH:
HAIDUL FIKI
NIM. 125080401111004
Telahdipertahankandidepanpenguji
Padatanggal 21 JULI 2017
Dan dinyatakantelahmemenuhisyarat
Menyetujui,
DosenPenguji I Dosen Pembimbing I
(Dr. Ir. NuddinHarahab, MP) (Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS)
NIP. 19610417 199003 1 001 NIP. 19630820 198802 1 001
Tanggal:.. Tanggal:..
DosenPenguji II Dosen Pembimbing II
(TiwiNurjannatiUtami, S.Pi, MM) (Mochammad. Fattah, S.Pi, M.Si)
NIP. 19750322 200604 2 002 NIK. 20150686 05131 001
Tanggal:.. Tanggal:..
Mengetahui,
Ketua Jurusan
(DR. Ir. NuddinHarahab. MP)
NIP. 19610417 19903 1 001
Tanggal:
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ni saya menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi yang saya
tulis ini benar- benar merupakan hasil karya sendiri, dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang
lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa penelitian ini
hasil penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
Malang, 21 Juli 2017 Mahasiswa
HAIDUL FIKI
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat, dan hidayahnya-Nya penulis dapat menyelesaIkan Laporan Hasil Skripsi.
Penulis mengucapkan terima kasih atas terselesaIkannya penelitian hasil
skripsi ini kepada :
• Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS, selaku Dosen Pembimbing I dan
Mochammad Fattah, S.Pi, M.Si selaku Dosen Pembimbing II atas
segala petunjuk dan bimbingan mulai dari penyusunan usulan
Penelitian sampai selesainya Laporan Hasil Penelitian Skripsi.
• Dr. Ir. Nuddin Harahab, MP selaku dosen penguji I dan Tiwi
Nurjannati Utami, S.Pi, MM selaku dosen penguji II yang
meluangkan waktunya untuk memberi kritik dan saran.
• Bapak Panitia selaku pemilik Usaha Pembesaran Ikan Lele, Bapak
Aji Selaku Tetangga Bapak Pantja yang banyak memberIkan
Ilmunya Kepada Mahasiswa Termasuk penulis.
• Bapak ibu tercinta atas do’a, dukungan serta materi yang telah
diberikan dan teman teman SEPK 2012 yang telah mendukung
dan memberikan do’a dalam laporan hasil penelitian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan skripsi ini masih jauh
dari sempurna.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun sehingga Laporan ini dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Malang,21 Juli 2017
Penulis
vi
RINGKASAN
HAIDUL FIKI (125080401111004). Strategi Pengembangan Usaha Pemasaran Ikan
Lele Masamo (Clarias Gariepinus) Di Kelompok Tani Sumber Lancar kecamatan
Blimbing kota Malang”., Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing. Kota Malang.
(dibawah bimbingan Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS, selaku Dosen Pembimbing I dan
Mochammad Fattah, S.Pi, M,Si selaku Dosen Pembimbing II)
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di
Kelompok Tani Sumber Lancar, Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur.Penelitian dilakukan pada usaha pembesaran dan pemasaran Ikan Lele yang dimiliki oleh Bapak Pantja selaku ketua anggota Kelompok Tani Sumber Lancar.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara langsung bagaimana sistem strategi pemasaran pada usaha pemasaran Ikan Lele di Kelompok Tani Sumber Lancar, Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :1) Menganalisis strategi pemasaran yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sumber Lancar dalam pemasaran ikan lele masamo. 2) Mengidentifikasi dan Menganalisis faktor internal dan eksternal pemasaran ikan lele masamo di Kelompok Tani Sumber Lancar. 3) Menyusun alternatif strategi pemasaran untuk pengembangan usaha ikan lele masamo di Kelompok Tani Sumber Lancar.
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode diantaranya: observasi, wawancara, dan juga pencatatan dan mengunakan metode analisis SWOT untuk mendapatkan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan.Metode tersebut saling berkaitan dan mendukung dalam menjalankan Penelitian. Pengambilan data dimulai dari proses input masuk, proses produksi pembesaran Ikan Lele sampai dengan produk akhir yang dihasilkan dan siap untuk dipasarkan.
Usaha pemasaran Ikan Lele telah dirintis oleh Pembudidaya di berbagai daerah, termasuk di Malang, Jawa Timur. Selain dikenal sebagai Kota wisata, Malang juga dikenal dengan wisata kulinernya yang salah satu bentuk olahannya yaitu dari Ikan Lele, sehingga hal inilah yang dimanfaatkan oleh Pembudidaya di Malang untuk berusaha memenuhi permintaan pasar terhadap Ikan Lele. Salah satunya melalui Kelompok Tani Sumber Lancar, yang terletak di Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Strategi yang tepat merupakan salah satu tindakan yang sangat berpengaruh dalam usaha pemasaran Ikan Lele Masamo karena ketersedian output, sarana dan prasarana tentu saja sangat mendukung ketika dalam proses pemasaran yang akan dilakukan maka dari itu dalam usaha pembesaran dan pemasaran Ikan Lele yang dilakukan oleh Bapak Pantja sangat memperhatIkan faktor-faktor eksternal dan internaldiantaranya:sarana, prasarana, output pemasaran dan proses pemasaran Ikan Lele itu sendiri.
Untuk mengubah output atau menambah nilai kegunaan dari suatu produk tentu saja dibutuhkan yang namanya manjemen pemasaran tidak terkecuali pada usaha pembesaran Ikan Lele milik Bapak Pantja yang berusaha menambah nilai jual dari suatu produk yaitu Ikan lele yang berperan sebagai output yang tentu saja sudah memiliki nilai jual akan tetapi untuk meningkatakan nilai kegunaan maupun nilai jual perlu dilakukan strategi usaha pemasaran yang tepat terhadap
vii
usaha pembesaran Ikan Lele. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahman (2006), yang menyatakan bahwa strategi pemasaran adalah kegiatan pengendalain strategi pemasaran agar dapat menghasilkan atau memberi keuntungan dari suatu barang atau jasa yang kemudian dijalankan sesuai dengan strategi yang tepat seperi penentuan segmentasi pasar, sasaran pasar, posisi pasar dan ciri khas dari produk serta bauran pemasaran yaitu P4 yang mendukung yakni produk yang berkualitas, harga yang bersaing, tempat yang strategis dan promosi yang tepat.
Kelompok tani sumber lancar dalam menjalankan usaha pemasaran ikan lele masamo tentu memperhatikan dan mengendalikan faktor-faktor internal dan eksternal yang terjadi di dalam maupun di luar perusahaan.Faktor-faktor internal yang dapat dikendalikan oleh kelompok tani sumber lancar sehingga menjadi kekuatan den kelemahan yang harus di kelolah yaitu Manajemen, Sumber Daya Manusia, Keuangan, Pemasaran, dan Operasional Atau Produksi.Faktor-faktor eksternal yang harus dihadapi oleh kelompok tani sumber lancar sehingga menjadi peluang dan ancaman untuk keberlangsungan usaha adalah Kondisi Perekonomian, Sosial Dan Budaya, Pemerintah, Teknologi dan Persaingan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada usaha pemasaran Ikan Lele Masamo milik bapak Pantja anggota kelompok Tani Sumber Lancar.Didapat alternatif strategi utama dari analisis SWOT yang harus diterapkan agar usaha pemasaran ikan lele masamo berkembang adalah 1) Meningkatkann jumlah produksi ikan lele untuk memenuhi target pasar serta membuka pasar baru baik di dalam kota malang maupun diluar kota malang agar. 2) Melakukan promosi yang lebih gencar melalui media sosial agar informasi ikan lele masamo dapat tersebar dengan luas serta ikan lele masamo dapat dipasarkan secara cepat. 3) Meningkatkan kualitas ikan lele dan menambah kerja sama dengan tengkulak lain dan 4) Meningkatkan kerja sama dengan pemerintah dalam mengembangkan pemasaran ikan lele. Serta pengendalian faktor eksternal dan internal agar strategi pemasaran dapat diterapkan dengan baik.
Jika dilihat dari hasil prioritas strategi yang didapat dari analisis SWOT maka disarankan kepada pihak Kelompok Tani Sumber Lancar untuk terus meningkatkan dan mengembangkan usahanya agar dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar lagi dengan cara meningkatkan mutu, fasilitas, kualitas dan kuantitas jumlah produksi dan penjualan ikan lele per siklus produksinya agar permintaan ikan lele untuk wilayah kota malang dapat terpenuhi, mengingat tingginya permintaan dari konsumen dan produksinya sendiri belum bisa menampung semua permintaan tersebut serta mengadakan pelatian-pelatihan budidaya ikan lele kepada masyarakat sekitar selain itu juga harus memperluas daerah pemasaran dengan cara memperbesar volume produksi sehingga permintaan di wilayah malang dapat terpenuhi dan dapat memenuhi permintaan di kota-kota atau wilayah lain.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat, dan hidayahnya-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian
skripsi dengan judul Penelitian Skripsi Tentang “Strategi Pengembangan
Usaha Pemasaran Ikan Lele Masamo (ClariaS Gariepinus) Di Kelompok
Tani Sumber Lancar kecamatan Blimbing kota Malang”.
Penelitian dilaksanakan di Kelompok Tani Sumber Lancar bersama rekan
atas nama Ahmad Muchlis Sanjaya NIM 125080400111095 dengan
pembahasan “strategi pengembangan usaha pembesaran ikan lele” yang
dibimbing oleh Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS sebagai pembimbing I dan Mochammad
Fattah, S.Pi, M,Si sebagai pembimbing II serta penulis sendiri yang dibimbing
oleh Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS sebagai pembimbing I dan Mochammad Fattah,
S.Pi, M,Si
Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang
dimiliki penulis, walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti,
tetapi masih dirasakan banyak kekurangan, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan saran yang membangun agar laporan ini
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Malang, 21 Juli 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii
HALAMAN ORISINALITAS ................................................................................. iv
UCAPAN TERIMAKASIH....................................................................................... v
RINGKASAN.......................................................................................................... vi
KATA PENGATAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii
1.PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 3
1.5 Waktu dan Tempat ........................................................................................... 4
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pemasaran .................................................................................... 5
2.2 Strategi Pemasaran ......................................................................................... 6
2.2.1 Segmentasi ........................................................................................... 6
2.2.2 Targetting .............................................................................................. 8
2.2.3 Positioning ............................................................................................ 8
2.2.4 Defferensiasi ........................................................................................ 9
2.3 Bauran Pemasaran ........................................................................................... 9
2.4 Penyusunan Rencana Strategi Pengembangan Usaha Pemasaran ............. 10
2.4.1 Analisis Situasi Lingkungan Eksternal dan Internal .......................... 11
2.4.2Matriks SWOT ..................................................................................... 12
2.4.3Analisis SWOT .................................................................................... 14
2.5 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 17
2.6 Kerangka Berfikir ........................................................................................... 18
3. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Lokasi Penelitian ......................................................................... 22
3.2 Jenis Penelitian .............................................................................................. 22
3.3 Jenis Dan Sumber Data ................................................................................ 23
3.4 Metode Penentuan Sampel Responden ........................................................ 24
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 24
x
3.6 Metode Analisis Data .................................................................................... 25
3.6.1 Identifikasi Dan Analisis Faktor Internal Dan Eksternal .................... 26
3.6.1.1 Alat Analisis IFAS (Internal Strategi Factors Analysis Summary) . 26
3.6.1.2 Alat Analisis EFAS (EXternal Strategi Factors Analysis Summary)28
3.6.2 Strategi Pengembangan Pemasaran ................................................ 29
3.6.3 Penyusunan Strategi Pemasaran ..................................................... 32
4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian ................................................................ 34
4.1.1 Letak Geografis dan Topografis Wilayah ........................................... 34
4.2 Keadaan Umum Kelompok Tani Sumber Lancar........................................... 35
4.2.1 Lokasi Usaha ...................................................................................... 35
4.2.2 Sejarah Berdirinya Kelompok Tani Sumber Lancar ......................... 36
4.3 Keadaan Umum Penduduk Kelurahan Balearjosari ...................................... 36
4.3.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................... 36
4.3.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ...................... 37
4.3.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 38
4.4 Keadaan Umum Perikanan ........................................................................... 39
5.HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Strategi Pemasaran ........................................................................................ 40
5.2 Bauran Pemasaran ......................................................................................... 45
5.3 ProsesPemasaran .......................................................................................... 50
5.3.1 Sarana Pemasaran............................................................................. 52
5.3.2 Prasarana Pemasaran ....................................................................... 54
5.4 Analisis Lingkungan ....................................................................................... 56
5.4.1 Analisis Lingkungan Internal ............................................................ 56
5.4.2 Analisis Lingkungan External ........................................................... 60
5.4.3 Analisis SWOT ................................................................................. 68
5.5 Alternative Strategi Pemasaran ...................................................................... 71
6. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 73
5.2 Saran .............................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 75
LAMPIRAN .......................................................................................................... 78
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halamam
1. Model Analisis Matrik SWOT ....................................................................... 14
2. Matrik IFAS ................................................................................................. 28
3. Matrik EFAS ............................................... ................................................ 29
4. Matrik SWOT............................................... ................................................ 32
5. Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Balearjosari ..................... ........ 37
6. Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian....................................... 38
7. Data Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ……...................................... 39
8. Kriteria Pembobotan dan Rating Pada Faktor Kekuatan........................... 56
9. Kriteria Pembobotan dan Rating Pada Faktor Kelemahan........................ 58
10. Matrik IFAS (Internal Strategi Factors Analysis Summary) ........................ 60
11. Kriteria Pembobotan dan Rating Pada Faktor Peluang …......................... 61
12. Kriteria Pembobotan dan Rating Pada Faktor Ancaman .......................... 63
13. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Indonesia Tahun 2011-2015…… 66
14. Matrik EFAS (External Strategi Factors Analysis Summary) ...................... 68
15. Matrik SWOT Pada Kelompok Tani Sumber Lancar Malang .................... 69
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan analisis SWOT………………………… ............................................. 16
2. Kerangka Berfikir.................................................... .................................. 19
3. Analisis Diagram SWOT....................................................... ...................... 33
4. Saluran Pemasaran Ikan Lele Masamo ................................................... . 42
5. Proses pemasaran di Kelompok Tani Sumber Lancar............................... 52
6. Timbangan ............................................................... .................................. 52
7. Bak Sortir ............................................................... .................................... 53
8. Keranjang ............................................................... .................................... 53
9. Jaring Serok ............................................................... ................................ 54
10. Drum ........................................................................................................... 54
11. Alat Komunikasi ............................................................... .......................... 55
12. Infrastruktur Jalan............................................................... ........................ 55
13. Infrastruktur Jaringan Listrik ............................................................... ....... 55
14. Matrik Grand Strategi ............................................................... ................. 70
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Peta Kota Malang ......................................................................................... 78
2. Layout usaha pembesaran Ikan Lele ......................................................... 79
3. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 80
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan terluas didunia dengan jumlah
pulau sebanyak 17.504 pulau dan panjang sekitar 104.000 km, sedangkan total
luas lautan mencapai 3,544 juta km2atau sekitar 70% dari wilayah indonesia. Untuk
Produksi Perikanan budidaya tercatat sebesar 2.718.000 ton, dan Poduksi
Perikanan tangkap tercatat sebesar 5.707.700 ton pada tahun 2011. Dibandingkan
tahun 2010, produksi perikanan mengalami kenaikan di perikanan budidaya
dengan produksi sebesar 2.305.000 ton, Sedangkan sektor perikanan tangkap
sebesar 5.380.200 ton (FAO, 2012).
Produksi ikan lele dunia pada tahun 2013 sebesar 663.274 ton dengan
kenaikan rata-rata pertahunnya sebesar 26,49 persen. Peningkatan pesat
produksi ikan lele dunia disebabkan oleh meningkatnya produksi lele Indonesia.
Indonesia memiliki peran besar terhadap naik turunnya produksi lele dunia. Hal ini
karena Indonesia berkontribusi besar terhadap produksi lele dunia. Kontribusi
indonesia terhadap lele dunia adalah sebesar 81,98 persen (FAO, 2015).
Peningkatan produksi perikanan tersebut harus diimbangi dengan adanya
pemasaran yang efisien mengingat sifat dari hasil perikanan yang mudah rusak
(perishable). Karena sifat hasil perikanan yang mudah rusak tersebut, diperlukan
penanganan khusus dalam proses pemasaran guna mempertahankan mutu,
seperti penyimpanan dengan alat pendingin dan pengangkutan dengan alat
angkutyang dilengkapi alat pendingin (Kottler, 2008).
Menurut Kusumastanto (2004), pemasaran merupakan hal yang paling
penting dalam menjalankan sebuah usaha perikanan karena pemasaran
merupakan tindakan ekonomi yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya
pendapatan usaha. Produksi yang baik akan sia-sia karena harga pasar yang
2
rendah, sehingga tingginya produksi tidak mutlak memberikan keuntungan yang
tinggi tanpa pemasaran yang baik dan efisien. Sehingga dapat diartikan bahwa
pemasaran merupakan suatu proses yang berperan untuk tingkat efisiensi yang
tinggi dan juga secara tidak langsung mempengaruhi pendapatan dalam sebuah
usaha.
Pemasaran produk adalah satu komponen pasca produksi yang perlu
mendapatkan perhatian lebih karena pemasaran merupakan salah satu kunci
dalam pengembangan usaha. Sebagai komoditas yang mudah rusak (perisable),
pemasaran lele harus mendapatkan perhatian yang serius. Panjang pendeknya
saluran pemasaran akan menentukan kualitas lele sehingga akan berpengaruh
terhadap besar kecilnya biaya, keuntungan, margin pemasaran serta efisiensinya
(Riesti Triyanti, 2012)
Pemasaran ikan budidaya di Indonesia biasanya tidak dilakukan oleh satu
tangan tetapi dilaksanakan oleh beberapa perantara, baik besar maupun kecil,
sehingga membentuk mata rantai yang panjang. Mata rantai yang panjang akan
mengakibatkan biaya pemasaran menjadi tinggi karena tiap perantara ingin
mendapatkan keuntungan untuk menutup biaya pemasaran yang telah
dikeluarkan. Besarnya keuntungan pemasaran dan biaya pemasaran di tingkat
perantara merupakan komponen dalam pembentukan harga akhir (harga eceran)
di tingkat konsumen. Hal ini akan berpengaruh pada harga ditingkat produsen,
bahkan dapat menekan harga ditingkat produsen karena daya beli sebagian
konsumen masih terbatas (Ramli, 2009).
Kelompok Tani Sumber Lancar merupakan salah satu usaha perikanan
budidaya yang fokus dalampembesaran dan pemasaran. Hasil usaha budidaya
ikan masamoinitelah berhasil menguasai pasar lokal yaitu kota malang dan
sekitarnya. Lokasi Kelompok Tani Sumber Lancar ini sendiri terletak di Kelurahan
Balearjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur.
3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun peneliti merumuskan masalah yang dikaji dalam penelitian yaitu
meliputi :
1. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sumber
Lancar dalam pemasaran ikan lele masamo?
2. Apa sajakah faktor internal dan eksternal pemasaran ikan lele masamo di
Kelompok Tani Sumber Lancar?
3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran untuk pengembangan usaha ikan lele
masamo di Kelompok Tani Sumber Lancar?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis strategi pemasaran yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sumber
Lancar dalam pemasaran ikan lele masamo.
2. Mengidentifikasi dan Menganalisis faktor internal dan eksternal pemasaran ikan
lele masamo di Kelompok Tani Sumber Lancar
3. Menyusun alternatif strategi pemasaran untuk pengembangan usaha ikan lele
masamo di Kelompok Tani Sumber Lancar.
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian, maka hasil penelitian nantinya diharapkan memberikan
manfaat antara lain bagi :
a. Lembaga Akademis (Perguruan Tinggi dan Mahasiswa)
Sebagai sarana informasi dan untuk menambah pengetahuan dalam bidang
manjemen pemasaranserta sebagai reverensi yang dapat digunakaan untuk
penelitian lebih lanjut tentang manajemen pemasaran.
4
b. Instansi Perusahaan
Sebagai sarana informasi untuk usaha dalam memanajemen pemasaran yang
lebih baik guna meningkatkan segmentasi pasar dan sebagai sarana kerjasama
antara instansi dengan perguruan tinggi terkait.
c. Pemerintah
Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan dan pembuatan
kebijakan yang terkait dengan pembangunan perikanan di Kota Malang
Provinsi Jawa Timur.
1.5 Waktu dan Tempat
Penelitian dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Pemasaran Ikan
Lele Masamo (Clarias gariepinus) di Kelompok Tani Sumber Lancar Kecamatan
Blimbing Kota Malang yang telah dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus 2016
di Kelompok Tani Sumber Lancar Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing,
Kota Malang, Jawa Timur.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh
individu ataupun kelompok untuk memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka,
dengan cara mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak-pihak lain (Kotler and
Gary (1997) dalam Setiati, 2005)
Usaha perbaikan dibidang pemasaran memegang peranan penting karena
usaha peningkatan produksi saja tidak akan meningkatkan pendapatan
pembudidaya ikan lele bila tidak didukung dan dihubungkan dengan situasi pasar.
Pemasaran dianggap efisien apabila mampu menyampaikan hasil dari produsen
ke konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan mampu mengadakan
pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen akhir
kepada semua pihak yang terlibat dalam produksi dan pemasaran barang tersebut
(Kotler, 2002 dalam Apriono, 2012).
Untuk mencapai tujuan pemasaran yang efisien maka para pembudidaya
Kelompok Tani Sumber Lancar Kecamatan Blimbing harus memperhatikan
beberapa konsep pemasaran ikan lele di Kelompok Tani Sumber Lancar agar
hubungan antara pembesaran dan pemasaran berjalan dengan seimbang.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Gates and McDaniel (2001) yang
menyatakan bahwa konsep pemasaran yang efisien mengandung: 1). Orientasi
konsumen, 2) Orientasi tujuan, dan 3) Orientasi sistem. Orientasi konsumen berati
mengidentifikasi dan fokus pada orang-orang dan perusahaan yang kemungkinan
besar akan membeli produk dan produksi barang dan jasa yang akan memberi
kebutuhan mereka yang lebih efektif. Orientasi tujuan fokus pada pencapaian
tujuan perusahaan yaitu memenuhi kebutuhan konsumen. Orientasi sistem
6
ditekankan pada pengawasan lingkungan eksternal dan mengirimkan bauran
pemasaran ke pasar sasaran.
2.2 Strategi Pemasaran
Strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh danterpadu yang
mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan.
Strategi dirancang untuk memastikan tujuan utama perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanan yang tepat oleh organisasi tersebut, dengan memberikan
respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari dari lingkungan eksternal,
dan kekuatan serta kelemahan yang dimiliki (Purwanto, 2008).
Aspek pasar dan pemasaran penting dilakukan karena tidak ada proyek
bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan
proyek tersebut. Pada dasarnya analisis pasar dan pemasaran bertujuan untuk
mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar
(market share) produk bersangkutan (Umar,2003).
Menurut kotler (1995), dalam strategi pemasaran unsur yang penting dan
saling berhubungan adalah segmentasi, targeting, positioning, dan diferensiasi.
2.2.1 Segmentasi
Segmentasi adalah pengelompokan konsumen kedalam golongan
yang berbeda-beda dengan tujuan agar perusahaan dapat memasarkan
produknya agar sampai pada konsumen dengan hasil yang maksimal.
Kebiasaan konsumen sehari-hari, jenis kelamin dan lainnya.
Peranan segmentasi dalam marketing antara lain :
a. Meningkatkan kita untuk lebih fokus untuk masuk ke pasar sesuai
keunggulan kompetitif perusahaan kita.
b. Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar.
c. Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita
selanjutnya
7
d. Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut
unik dan cara yang berbeda.
Pengklasifikasian jenis-jenis variable segmentasi pasar pasar menurut
kotler dan Gary (2008), sebagai berikut:
a. Segmentasi geografi
Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda
seperti Negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah ataupun
kawasan. Jadi dengan segmen ini, pemasar memperoleh kepastian
kemana atau dimana produk ini akan dipasarkan.
b. Segmentasi demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk
ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat
berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota kluarga, anak-anak,
remaja, dewasa atau manula. Dapat pula berkonotasi pada tingkat
penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama, serta
keturunan.
c. Segmentasi psikografi
Pada segmen ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan,
status social (pemimpin masyarakat, pendidikan, golongan elit, golongan
menengah, golongan rendah), gaya hidup (modern, tradisional, kuno,
boros, hemat, mewah dan sebagainya), kepibadian (penggemar, pecandu,
atau pemerhati suatu produk)
d. Segmentasi tingkah laku
Segmentasi ini mengelompokkan pembeli berdasarkan pada
pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu
produk. Banyak pemasar yakin fariabel tingkahlaku merupakan awal paling
baik untuk membentuk sementasi pasar.
8
2.2.2 Targetting
Targeting adalah penentuan target konsumen yang akan membeli
produk suatu perusahaan dan Targeting merupakan langkah selanjutnya dari
segmentasi. Dalam hal ini, targeting lebih menentukan secara detail siapa yang
akan menjadi calon konsumen produk suatu perusahaan itu. Targeting sangat
penting untuk menetapkan secara jelas tujuan suatu produk yang akan dijual
dipasaran.
Target pasar merupakan satu atau beberapa segmen pasar yang akan
menjadi focus kegiatan pemasaran. Kadang-kadang targeting juga disebut
selecting karena marketer atau pelaku kegiatan pemasaran harus menyeleksi.
Menyeleksi disini berarti pelaku pemasaran tersebut harus memiliki keberanian
pada beberapa bagian pasar saja (segmen) dan meninggalkan bagian lainnya.
2.2.3 Positioning
Positionong adalah suatu usaha atau strategi yang dilakukan suatu
perusahaan untuk menguasai benak konsumen mengenai produk yang akan
ditawarkan. Positioning adalah salah satu faktor yang sangat menentukan
untuk target pemasaran suatu perusahaan. Keuntungan dari positionong ini
adalah jika positionong ini berhasil dan mendapat citra yang baik di
masyarakat, biasanya produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut akan
terus diingat dan akan dibeli secara terus menerus oleh konsumen.
Syarat positioning yang baik adalah sebagai berikut :
a. Positioning mencerminkan keunggulan positif
b. Positioning harus mendapat persepsi positif oleh konsumen agar menjadi
alasan konsumen untuk membeli
c. Positioning harus bersifat unik sehingga dapat dengan mudah
membedakan diri dengan pesaing
9
d. Positioning harus berkelanjutan dan relevan dengan berbagai perubahan
dalam lingkungan bisnis, baik itu perubahan persaingan, perubahan
prilaku pelanggan, sosial budaya dan lainnya.
2.2.4 Differensiasi
Diferensiasi adalah usaha suatu perusahaan untuk membuat
perbedaan terhadap perusahaan lainnya. Perbedaan tersebut dibuat agar
perusahaan dapat menampilkan ciri khas tersendiri yang berbeda dengan
produk dari perusahaan lainnya. Makadari itu diperlukan staregi differensiasi
yang bertujuan untuk menciptakan seperangkat perbedaan yang berarti untuk
membedakan tawaran yang diberi oleh perusahaan dengan tawaran yang
diberikan oleh perusahaan lain
2.3 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan tahapan selanjutnya setelah strategi
pemasaran diterapkan maka perusahaan diharapkan untuk menerapkan dan
merencanakan rincian bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan kumpulan
alat pemasaran yang meliputi produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan
perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan di pasar sasaran (Kotler
dan Gary, 2008)
Menurut Kotler dan Gary (2008), Bauran pemasaran terdiri dari semua hal
yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan akan
produknya yang terdiri dari “P empat” yaitu:
1. Produk (Product), adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan kepada pasar sasaran meliputi: ragam, kualitas, desain, fitur,
nama merek dan kemasan.
2. Harga (Price), adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk
memperoleh produk meliputi: daftar harga, diskon potongan harga, periode
pembayaran dan persyaratan kredit.
10
3. Tempat (Place), adalah kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia
bagi konsumen sasaran meliputi: lokasi, saluran distribusi, persediaan,
transportasi dan logistik
4. Promosi (Promotion), adalahaktivitas yang menyampaikan manfaat produk
dan pembujukan konsumen untuk membelinya meliputi: iklan dan promosi
penjualan.
Program pemasaran yang efektif harus dapat memadukan semua elemen
bauran pemasaran kedalam suatu program pemasaran terintegrasi yang
dirancang untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan dengan memberi
kepuasan untuk konsumen.
2.4 Penyusunan Rencana Strategi Pengembangan Usaha Pemasaran
Perencanaan strategis merupakan bagian dari manajemen strategis
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating),
penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating)keputusan-keputusan
strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuahorganisasi mencapai tujuan di
masa datang. Jadi, perencanaan strategis lebih terfokus pada bagimana
manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan jangka panjang (Umar, 2002).
Tujuan dilakukan perumusan strategi adalah mengurangi resiko, untuk
bertahan, dan atau berkembang untuk memperoleh profit. Kegiatan dalam
perumusan strategi adalah mengembangkan visi & misi bisnis, mengenali
peluang-ancaman eksternal, menetapkan kekuatan-kelemahan internal,
menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi dan
menetapkan strategi (Harisudin, 2009).
Menurut Sudrajat (2010), berikut merupakan tahapan dalam menyusun
perumusan perencanaan strategi yang dapat diuraikan sebagai berikut:
11
a. Menganalisis kondisi usaha saat ini dan peluang pasar
b. Merumuskan tujuan dan misi usaha
c. Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) dari
usaha yang dijalankan
d. Menentukan arah, sasara, dan strategi untuk pengembangan usaha
e. Mengidentifikasi program dan proyeksi keuangan sebelum usaha dijalankan
2.4.1 Analisis Situasi Lingkungan Eksternal dan Internal
a) Analisis Situasi Eksternal
Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel(kesempatan dan
ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam
pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut
membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini hidup. Lingkungan
eksternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja dan lingkungan sosial
(Hunger and Wheelen, 2003).
Peluang dan ancaman eksternal merujuk pada peristiwa dan tren ekonomi,
sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintahan, teknologi,
dan persaingan yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu organisasi
secara berarti di masa depan. Peluang dan ancaman sebagian besar di luar
kendali suatu organisasi. Perusahaan harus merumuskan strategi untuk
memanfaatkan peluang-peluang eksternal dan untuk menghindari atau
mengurangi dampak ancaman eksternal (David, 2006).
Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan
perencana strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan
peluang dan ancaman perusahaan sampai kepada pangkalnya. Kemudian
memastikan pengaruh eksternal dapat disalurkan melalui arah yang positif dan
dapat memberikankontribusi optimal kepada perusahan (Harisudin, 2009).
12
b) Analisis Situasi Internal
Kekuatan dan kelemahan internal adalah segala kegiatandalam kendali
organisasi yang bisa dilakukan dengan sangat baik atau buruk. Kekuatan dan
kelemahan tersebut ada dalam kegiatanmanajemen, pemasaran,
keuangan/akutansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem
informasi manajemen di setiap perusahaan. Setiap organisasi berusaha
menerapkan strategi yang menonjolkan kekuatan internal dan berusaha
menghapus kelemahan internal (David, 2006).
Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan)
yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka
pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut merupakan bentuk
suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu meliputi struktur,
budaya, dan sumber daya organisasi (Hunger and Wheelen, 2003).
Tujuan akhir dilakukannya analiasis internal adalah terumuskannya faktor-
faktor strategis kekuatan dan kelemahan. Faktor-faktor internal yang perlu
dianalisis adalah manejemen internal, bauran pemasaran, keuangan, produksi,
dan penelitian dan pengembangan (litbang) (Harisudin, 2009).
2.4.2 Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan matching tool yang pentinguntuk membantu para
manajer mengembangkan 4 tipe strategi.Keempat strategi yang dimaksud adalah
strategi SO (Strength-Opportunity), strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi
ST(Strength-Threat) dan strategi WT (Weakness-Threat). Padamatriks ini,
menentukan key success factors untuk lingkungan internal dan eksternal
merupakan bagian yang sulit sehinggadibutuhkan judgement yang baik (Umar,
2002).
Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakankekuatan internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluangeksternal. Strategi WO atau strategi
13
kelemahan-peluang bertujuanuntuk memperbaiki kelemahan dengan
memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman
menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak
ancaman eksternal. Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman merupakan
taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan
menghindari ancaman eksternal (David, 2006).
Matrik SWOT merupakan alat analisis situasi dengankelebihan mampu
memberikan hasil atau implementasi yang sangat beragam jika diaplikasikan oleh
satu pihak dengan pihak yang lain meskipun dengan faktor-faktor yang sama.
Selain itu, matrik SWOT juga menghasilkan banyak alternatif strategi yanglayak
sesuai dengan kondisi internal, dapat untuk memaksimal kekuatan dan peluang,
mengurangi kelemahan dan ancaman, dan adanya keleluasaan pengguna untuk
mengintegrasikan berbagai sumber informasi yang terkait (Harisudin, 2009).
Matrik SWOT digunakan untuk menyusun strategi pengembangan agribisnis
pembenihan ikan lele dumbo di Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten. Metode
analisis matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dihadapi
sehingga dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam
sistem agribisnis pembenihan ikan lele dumbo di Kecamatan Ceper Kabupaten
Klaten. Matrik ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi,
yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T model analisis
matrik SWOT dapat dilihat pada tabel 1 :
14
Tabel 1. Model Analisis Matrik SWOT
Sumber : (Rangkuti, 2002)
2.4.3 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaandapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(threats).Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan
denganpengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.Dengan
demikian perencana strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor
strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam
kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang
paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT (Rangkuti, 2005).
Analisis SWOT merupakan teknik histiris yang terkenal dimana para manajer
menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif
diturunkan dari “kesesuaian” yang baik antara sumber daya internal perusahaan
(kekuatan dan kelemahan) dengan strategi eksternalnya (peluang dan ancaman).
15
Kesesuaian yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jika diterapkan secara akurat, asusmsi
sederhana ini memiliki implikasi yang bagus dan mendalam bagi desain dari
strategi yang berhasil (Robinson, 2008) definisi dari masing-masing elemen SWOT
sebagai berikut :
a. Peluang
Peluang merupakan situasi utama yang sangat menguntungkan dalam
lingkungan suatu perusahaan.
b. Ancaman
Ancaman merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan suatu perusahaan.
c. Kekuatan
Kekuatan merupakan sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh
perusaan yang tersedia sehingga membuat perusahaan relatif lebih unggul
dibandingkan persaingan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang
dilayaninya.
d. Kelemahan
Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam suatu atau
lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap
pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan secara efektif.
16
Bagan analisis SWOT dapat dapat dilihat pada gambar 1 :
3. Mendukung 1. Mendukung Strategi Turn-around Strategi Agresif
4. Mendukung 2. Mendukung Strategi Defensif Strategi Diversifikasi
Gambar 1. Bagan analisis SWOT
Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy)
Kuadran 2 : meskipun meghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan
cara strategi diversifikasi (produk/pasar)
Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi
dialin pihak perusahaan menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat menciptakan peluang pasar yang elbih baik.
Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan perusahaan
dimana suatu perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan
kelemahan internal.
BERBAGAI PELUANG
KELEMAHAN INTERNAL KEKUATAN INTERNAL
BERBAGAI ANCAMAN
17
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian Riesti Triyanti (2012) dengan judul “Kajian Pemasaran Ikan Lele
(Clarias Sp) Dalam Mendukung Industri Perikanan Budidaya (Studi Kasus di
Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah)”Saluran pemasaran lele di Kabupaten Boyolali
terdiri dari 4 (empat) pola saluran pemasaran. Sifat produk yang dijual mulai
daripembudidaya hingga ke pedagang pengecer sama (homogen) pada saluran I-
III sedangkan untuk saluran IV bersifat berbeda karakteristik (deferensiasi).
Sementara untuk mendukung industri perikananbudidaya yang maju dan bernilai
tambah maka strategi kebijakan yang dapat dipertimbangkan antara lain : (1)
Memastikan setiap unit industri pengolahan lele mempunyai pasokan bahan baku
yang kontinu dan sesuai kebutuhan; (2) Pengembangan diversifikasi produk
olahan hasil perikanan yang berdaya saing; (3) Sertifikasi mutu produk olahan
perikanan berdasarkan konsep Hazard Analytic Critical Control Point (HACCP);
dan (4) Penyempurnaan sistem informasi pemasaran perikanan budidaya.
Penelitian Cecep Suhardedi (2010) dengan judul “Strategi Pengembangan
Usaha Pembenihan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) Di Kabupaten Boyolali”
dengan hasil penelitian bahwa usaha pembenihan lele dumbo di Kabupaten
Boyolali. Kekuatan utama dalam mengembangkan usaha pembenihan lele dumbo
yaitu kualitas lele dumbo yang bagus dan sudah diakui masyarakat. Sedangkan
kelemahan yang paling mendasar yaitu kemampuan mengakses pasar masih
rendah. Peluang utama dalam mengembangkan usaha pembenihan lele dumbo
permintaan benih lele dumbo yang semakin meningkat. Sedangkan ancaman yang
paling besar yaitu kenaikan harga pakan. Serta alternatif strategi yang dapat
diterapkan dalam mengembangkan usaha pembenihan lele dumbo di Kabupaten
Boyolali yaitu mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk benih lele
dumbo dan mempererat kemitraan untuk mempertahankan pelanggan dan
membuka pasar baru.
18
Penelitian di atas dijadikan sebagai referensi dalam penelitian Strategi
Pengembangan Usaha Pemasaran Ikan Lele Masamo (Clarias gariepinus) di
Kelompok Tani Sumber Lancar Kecamatan Blimbing Kota Malang dengan alasan
adanya kesamaan dalam metode pendekatan analisis yaitu menggunakan
pendekatan analisis SWOT dan memberikan alternatif strategi dalam menghadapi
permasalahan yang sedang dihadapi usaha pemasaran.
2.6 Kerangka Berfikir
Lele Masamo merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang telah
dibudidayakan secara luas oleh masyarakat Indonesia karena nilai ekonomisnya
dan telah dapat diterima dan dikonsumsi oleh masyarakat karena dagingnya enak
dan gurih dengan tekstur yang empuk. Selain itu daging lele Masamo memiliki
kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan gizi daging Lele Masamo
antara lain protein 18, 2 %, lemak 12,7 %, dan karbohidrat 9,7 %.
Kegiatan pemasaran lele Masamo sangat penting untuk mendukung
budidaya Lele Masamo dalam peningkatan ekonomi dan memenuhi kebutuhangizi
masyarakat. Pengembangan pemasaran Lele Masamo diawali dengan identifikasi
lingkungan internal maupun eksternal. Identifikasi tersebut perlu dilakukan untuk
menentukan faktor-faktor yang dianggap berpotensi untuk terjadi.
Penelitian ini dimulai dengan menganalisis keadaan usaha pemasaran Lele
Masamo di Kelompok Tani Sumber Lancar yang terletak di Kelurahan Balearjosari,
Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Keadaan usaha dalam hal ini
menyangkut perhitungan biaya yang benar-benar dikeluarkan selama pemasaran
lele Masamo, penerimaan serta pendapatan yang diperoleh. Kemudian
menganalisis lingkungan internal dan eksternal, selanjutnya mengidentifikasi
lingkungan tersebut meliputi kekuatan dan kelemahan (faktor internal) serta
peluang dan acaman (faktor eksternal) yang mendukungdan menghambat
pertumbuhan usaha pemasaranLele Masamo.
19
Langkah selanjutnya adalah memasukkan faktor-faktor internal dan
eksternal tersebut ke dalam matrik SWOT. Matrik SWOT dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yangdihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yangdimilikinya.
Matrik SWOT ini akan menghasilkan beberapa alternatif strategis yang dapat
diterapkan dalam pengembangan usaha pemasaran lele Masamo diKelompok
Tani Sumber Lancar.
Dari uraian di atas dapat disusun dalam bagan kerangka teori pendekatan
masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Berfikir
a) Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel
1. Strategi pengembangan adalah merupakan respon secara terus-menerus
maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman dari faktor eksternal serta
PEMASARAN LELE MASAMO
Strategi Pemasaran Segmentation, Tergeting,
Positioning Dan Differensiasi
Bauran Pemasaran Product, price, place dan promotion
Product, price, place, promotion
Faktor Eksternal dan Faktor InternalUsaha Pemasaran
di Kelompok Tani Sumber Lancar
Analisis SWOT
(Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman)
Matriks SWOT
(Alternatif Strategi Pengembangan Pemasaran Lele Masamo)
20
kekuatan dan kelemahan dari faktor internal yang dapat mempengaruhi
pengembangan usaha di masa yang akan datang.
2. Pengembangan usaha pemasaran lele Masamo adalah proses perubahan
secara positif dari segi kualitas dan kuantitas pada usaha pemasaran lele
Masamo yang terjadi pada stakeholder usaha pemasaran lele Masamo.
3. Pelaku Pemasaran Lele Masamo atau responden adalah seseorang yang
mengusahakan pemasaran Lele Masamo sampai ketangan konsumen
4. Permintaan, penawaran dan peluang didapatkan dari dinas terkait dikota
malang serta dapat mendukung untuk perancangan strategi pemasaran
5. Strategi pemasaran STPD (Segmentation, Tergeting, Positioning Dan
Differensiasi) merupakan strategi yang akan dianalisis di kelompok tani
sumber lancar
6. Bauran pemasaran adalah strategi untuk menarik minat konsumen yaitu
dengan menerapkan modifikasi dari produk, harga, tempat, dan promosi
agar mendapatkan hasil pemasaran yang efektif.
7. Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dari dalam yang
mempengaruhi usaha pemasaran Lele Masamo secara keseluruhan dan
pada umumnya dapat dikendalikan. Meliputi kondisi keuangan, sumber
daya manusia, pemasaran, produksi/operasional, manajemen.
8. Faktor eksternal adalah faktor-faktor dari yang mempengaruhi usaha
pemasaran Lele Masamo dan pada umumnya belum dapat dikendalikan
sepenuhnya. Meliputi kondisi perekonomian, sosial dan budaya,
pemerintah, konsumen dan pemasok, teknologi, dan persaingan.
9. Analisis SWOT adalah merupakan suatu analisis situasi yang mencakup
kondisi internal dan eksternal pengembangan usaha pemasaran Lele
Masamo.
21
10. Kekuatan dari faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
dan merupakan keunggulan bagi pelaksanaan pengembangan usaha
pemasaran Lele Masamo dumbo.
11. Kelemahan dari faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
dan merupakan keterbatasan atau kekurangan bagi pelaksanaan
pengembangan usaha pemasaran Lele Masamo.
12. Peluang dari faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar dan
bersifat menguntungkan bagi pelaksanaan pengembangan usaha
pemasaran Lele Masamo.
13. Ancaman dari faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar
dan bersifat mengganggu keberlangsungan pelaksanaan pengembangan
usaha pemasaran Lele Masamo.
14. Matriks SWOT (Matriks Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman)
adalah matriks yang akan digunakan untuk menyusun berbagai alternatif
strategi pengembangan usaha pemasaran Lele Masamo melalui strategi
SO, WO, ST, dan WT.
15. Menentukan alternatif strategi pemasaran yang tepet untuk diterapkan oleh
di Kelompok Tani Sumber Lancar Kecamatan Blimbing Kota Malang
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Pemasaran Ikan
Lele (Clarias gariepinus) di Kelompok Tani Sumber Lancar Kecamatan Blimbing
Kota Malang akan dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus 2016 di Kelompok Tani
Sumber Lancar Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa
Timur. Alasan memilih lokasi tersebut berdasarkan besarnya potensi usaha
budidaya ikan lele yang ada di tempat tersebut, sedangkan ikan lele merupakan
komoditas ikan yang sangat digemari oleh semua kalangan masyarakat. Dengan
adanya penelitian ini diharapkan mampu memberi alternatif-alternatif baru
khususnya dalam strategi pemasaran ikan lele yang dapat dijalankan oleh
Kelompok Tani Sumber Lancar Kecamatan Malang untuk pengembangan
budidaya serta pasar ikan lele dan juga untuk memperluas lapangan pekerjaan,
khususnya di kota malang.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,
serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat dalam situasi-situasi tertentu,
termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-
pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dalam pengaruh-
pengaruh dalam suatu fenomena. Penelitian deskriptif digunakan untuk
mengetahui nilai variebel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel lain.
Menurut marzuki (2003), penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan dengan melukiskan keadaan atau obyek persoalannya, yang tidak
23
dimaksudkan untuk mengambil atau menarik kesimpulan yang berlaku umum.
Jenis penelitian deskriptif merupakan metode yang menggambarkan dan
menafsirkan data mengenai keadaan saat ini dan kecenderungan yang akan
terjadi pada masa yang akan datang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk
membuat gambaran secara umum mengenai fakta, sifat, dan hubungan antara
fenomena yang diteliti.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang akan dilakukan pada penelitian Strategi
Pengembangan Usaha Pemasaran Ikan Lele Masamo (Clarias gariepinus) di
Kelompok Tani Sumber Lancar Kecamatan Blimbing Kota Malang meliputi
pengambilan data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh darisumber data
oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden
maupun pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini melalui wawancara
langsung dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah terlebih dahulu dikumpulkandan
dilaporkan oleh orang di luar peneliti. Data dicatat secara sistematis dan dikutip
secara langsung dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga yang terkait
dengan penelitian ini. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),
dan Dinas peternakan bidang perikanan kotamadya malang serta Kelurahan
Balearjosari kota malang untuk memperoleh data permintaan, penawaran dan
peluang pasar ikan lele di kota malang.
24
3.4 Metode Penentuan Sampel Responden
Teknik penentuan responden atau cara pengambilan sampel dibedakan
menjadi dua, yaitu rendom sampling dan teknik non rendom sampling. Teknik
rendom sampling merupakan cara pengambilan sampel yang memungkinkan
setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi
anggota sampel. Sedangkan teknik non rendom sampling yang terjadi pada
anggota populasi tidak memiliki kesempatan/peluang yang sama untuk diambil
menjadi sampel (Marzuki, 2003)
Teknik penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
teknik non rendom sampling dengan jenis purposive sampling. Menurut Marzuki
(2003), purposive samplingadalah teknik penentuan sampel dengan sengaja,
namun dengan catatan bahwa sampel tersebut harus representatif atau mewakili
populasi.
Sampel yang diambil dalam penelitian di kelompok Tani Sumber Lancar
Malang adalah pemilik usaha ikan lele masamo yang menjabat sebagai ketua
kelompok, kepala bagian pemasaran, dan beberapa adalah anggota kelompok.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitia ini dengan menggunakan 3 cara
yaitu observasi, wawancara dan pencatatan. Cara pelaksanaan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsungterhadap objek
yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelasmengenai objek
yang akan diteliti.
25
2. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer melaluiwawancara
langsung kepada responden berdasarkan daftar pertanyaan(kuisioner) yang
telah dipersiapkan sebelumnya.
3. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu dengan
mencatat data yang ada pada instansi pemerintah atau lembagayang terkait
dengan penelitian ini.
3.6 Metode Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dan data yang sudah terkumpul diolah dan disajikan dalam
bentuk tabel atau uraian. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan yaitu
deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Menurut Rangkuti (2005), metode analisis data dalam penelitian dengan
menggunakan analisis SWOT dilakukan dengan dua metode yaitu :
1. Metode kuantitatif
Metode kuantitatif adalah serangkaian kegiatan dalam menganalisis data
dengan cara mengklasifikasi, melakukan perhitungan, membandingkan dan
mengaplikasikan dalam bentuk angka-angka. Metode ini digunakan untuk
menganalisis penentuan alternatif strategi pemasaran perusahaan meliputi
pemberian bobot dan skor pada strategi internal (IFAS) dan faktor strategi
eksternal (EFAS), matrik internal eksternal dan penentuan posisi pada kuadran
matrik SWOT serta penentuan alternatif strategi pemasaran perusahaan
dengan analisis SWOT.
2. Metode kualitatif
Metode kualitatif adalah serangkaina kegiatan menganalisis data dari
obyek peneliti dan bersifat bukan angka, membandingkan dengan teori-teori
26
tertentu untuk memperoleh hasil yang bukan angka serta memperoleh
kesimpulan. Metode ini meliputi identifikasi faktor internal – eksternal,
penentuan dan penyusutan faktor strategi dan penentuan alternatif strategi
SWOT.Faktor internal perusahaan terdiri dari keuangan, sumberdaya
manusia, produksi dan operasi serta pemasaran dan manajemen. Fakrotr
eksternal perusahaan meliputi kondisi perekonomian, sosial dan budaya,
pemerintah, teknologi, dan persaingan.
3.6.1 Identifikasi dan Analisis Faktor Internal dan Eksternal
3.6.1.1 Alat Analisis IFAS (Internal Strategi Factors Analysis Summary)
Analisis IFAS yang digunakan untuk menganalisis faktor internal
perusahaan, yaitu mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Hasilnya
digunakan untuk mengelola peluang dalam menghadapi ancaman dari lingkungan
eksternal perusahaan. Kekuatan perusahaan dapat digunakan sebagai senjata
dalam bersaing dan kelemahan perusahaan harus diperbaiki agar dapat
menghadapi perubahan lingkungan.
Setelah faktor-faktor strategi internal perusahaan teridentifikasi, suatu tabel
IFAS disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut dalam
kerangka Strengths dan Weaknesses perusahaan. Tahapnya adalah:
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dalam skala mulai dari 1 (tidak
penting) sampai 4 (sangat penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor
tersebut terdapat posisi strategis perusahaan. (semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi nilai total relatif 1,000).
c. Nilai relatif terlatak pada kolom 3 yang diperoleh dari nilai bobot setiap
indikator kekuatan dan kelemahan yang dibagi dengan total nilai
27
kelemahan untuk indikator kelemahan dan total nilai kekuatan untuk
indikator kekuatan sehingga total nilai relatif 1,000.
d. Hitung rating (dalam kolom 4) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan.
e. Kalikan nilai relatif pada kolom 3 dengan rating pada kolom 4, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 5. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor nilainya bervariasi muli dari 4,0
(outstanding) sampai 1,00 (poor).
f. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 5), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagimana perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-faktor
strategis internalnya.
g. Nilai score diperoleh berdasarkan hasil nilai relatif dikali nilai rating. Total
nilai score untuk internal factor menunjukkan bahwa semakin nilainya
mendekati 1, semakin banyak kelemahan internal dibandingkan
kekuatannya. Sedangkan semakin nilainya mendekati 4, semakin banyak
kekuatan dibandingkan kelemahannya.
28
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2. Matrik IFAS
Faktor-faktor strategi
Iksternal bobot Relatif Rating Score
Tentukan 4-5 variabel
Kekuatan
- - - -
Tentukan 4-5 variabel
Kelemahan
- - - -
(Rangkuti, 2005)
3.6.1.2 Alat Analisis EFAS (External Strategi Factors Analysis Summary)
Mengingat keterkaitan yang erat antara perusahaan dengan faktor
lingkungan eksternalnya, maka perlu dilakukan suatu analisis lingkungan yang
merupakan proses untuk memantau sekor lingkungan dalam menentukan peluang
dan ancaman terhadap keberadaan perusahaan. Berikut ini adalah cara-cara
penentuan faktor strategi eksternal (EFAS) :
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang ancaman)
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulain dari 1 (tidak
penting) sampai 4 (sangat penting), Faktor-faktor tersebut kemungkinan
memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c. Nilai relatif terlatak pada kolom 3 yang diperoleh dari nilai bobot setiap
indikator peluang dan ancaman yang dibagi dengan total nilai peluang
untuk indikator kpeluang dan total nilai ancaman untuk indikator ancaman
sehingga total nilai relatif 1,000.
d. Hitung rating (dalam kolom 4) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan.
29
e. Kalikan nilai relatif pada kolom 3 dengan rating pada kolom 4, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 5. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor nilainya bervariasi muli dari 4,0
(outstanding) sampai 1,00 (poor).
f. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 5), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagimana perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-faktor
strategis eksternalnya.
g. jika total nilai score untuk faktor eksternal. Semakin total nilai score
mendekati nilai 1, semakin banyak ancamannya dibandingkan dengan
peluang. Sedangkan apabila total nilai mendekati 4, artinya semakin
banyak peluag dibandingkan ancaman.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3. Matrik EFAS
Faktor-faktor strategi
eksternal
bobot Relatif Rating score
Tentukan 4-5 variabel
Peluang :
-
-
-
-
Tentukan 4-5 variabel
Ancaman :
-
-
-
-
(Rangkuti, 2005)
3.6.2 Strategi Pengembangan Pemasaran
Analisis SWOT merupaksn tekhnik historis yang terkenal diman para
manajer menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategis
pemasaran. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif
diturunkan dari “kesesuaian” yang baik antara sumber daya internal perusahaan
dan sumber daya eksternal perusahaan. Kesesuaian yang baik akan
30
memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan
ancaman perusahaan. Jika diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini
memiliki implikasi yang bagus dan mendalam bagi desain dari strategi yang
bergasil (Robinson, 2008).
Hasil analisis SWOT akan diperoleh empat alternatif strategi (Rangkuti,
2005) yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh manajemen
perusahaan, yaitu :
1. Strategi SO (Strenght-Opportunity)
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih
peluang-peluang yang ada diluar perusahaan. Jadi jika perusahaan
memiliki kelemahan maka perusahaan harus mampu mengatasi
kelemahan tersebut, sedangkan jika perusahaan mengalami ancaman
maka perusahaan harus berusaha menghindarinya dan berusaha
berkonsentrasi pada peluang-peluang yang ada.
2. Strategi WO (Weakness-Opportunity)
Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal
perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.
Kadangkala perusahaan menghadapi kesulitan dalam memanfaatkan
peluang karena adanya kelemahan-kelemahan internal, oleh karen itu
tergantung bagaimana manajemen perusahaan untuk menggunakan
strategi tersebut.
3. Strategi ST (Strenght-Threat)
Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau
mengurani dampak dari ancaman-ancaman eksternal.
4. Strategi WT (Weakness-Threat)
Starategi ini merupakan teknik untuk bertahan dengan cara mengurangi
kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang
31
dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal
sesungguhnya berada pada posisi yang berbahaya, ia harus berjuang
untuk tetep hidup bertahan.
Cara kerja analisis SWOT disini menggunakan matrik dengan
memasukkan faktor-faktor lingkungan internal (IFAS) serta memasukkan
faktor-faktor lingkungan eksternal pada sel vertikal yang berupa peluang
dan ancaman yang dapat diketahui dari hasil analisis lingkungan eksternal
(EFAS). Kemudian dari sisa sel yang mempertemukan antara faktor-faktor
internal dan eksternal tersebut dapat diketahui alternatif-alternatif strategi
yang dihasilkan analisis SWOT.
Dimana sel yang mempertemukan antara kekuatan-kekuatan
internal dengan peluang-peluang eksternal perusahaan akan
menghasilkan sel strategi SO. Sel yang mempertemukan antara
kelemahan-kelemahan internal dengan peluang-peluang eksternal akan
menghasilakn strategi WO. Sel yang mempertemukan kekuatan-kekuatan
internal dan ancaman-ancaman eksternal akan menghasilkan sel strategi
ST. Sedangkan sel yang akan mempertemukan kelemahan-kelemahan
internal perusahaan dengan ancaman-ancaman eksternal perusahaan
akan menghasilkan sel startegi WT.
32
Untuk mengetahui matrik SWOT dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. Matrik SWOT
Analisis Faktor
Internal
Analisisi Faktor
Eksternal
Strenghts (S)
Tentukan beberapa faktor
kekuatan
Weakness (W)
Tentukan beberapa
faktor kelemahan
Opportunity (O)
Tentukan beberapa
faktor peluang
Strategi SO
Ciptakan strategi untuk
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi WO
Ciptakan staregi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Threats (T)
Tentukan beberapa
faktor ancaman
Strategi ST
Ciptakan stretegi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Strategi WT
Ciptakan stretegi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
3.6.3 Penyusunan Strategi Pemasaran
Analisis diagram SWOT yang dilakukan oleh Pearce dan Robinson (2008)
dibagi atas beberapa strategi dalam empat sel yang berbeda yaitu sei satu strategi
agresif, sel dua strategi diversifikasi, sel tiga strategi bertahan diri, dan sel empat
strategi defensife yang dapat dilihat pada gambar 2 :
a. Sel 1: Strategi AgresifMerupan strategi yang paling disukai, dimana
perusahaan menghadapi beberapa peluang lingkungan dan banyak kekuatan
yang mendorong pemanfaatan peluang tersebut. Strategi ini menyarankan
strategi yang berorientasi pada pertumbuhan untuk memanfaatkan situasi
yang menguntungkan ini.
b. Sel 2: Strategi Diversifikasi Perusahaan dengan kekuatan tertentu menghadapi
lingkungan yang tidak menguntungkan. Dalam strategi ini akan dimanfaatkan
peluang jangka panjang atas produk atau pasar lain.
33
c. Sel 3: Strategi Bertahan DiriPerusahaan menghadapi lingkungan yang
kondusif, tetapi dikendalikan oleh kelemahan internal perusahaan. Strategi ini
memfokuskan perusahaan untuk mengatasi kelemahan tersebut agar dapat
lebih efektif dan efisien dalam menhasilkan produk dan melayani pasar.
d. Sel 4: Strategi DefensifStrategi ini digunakan bagi perusahaan yang
menghadapi ancaman lingkungan yang besar, sementara posisi perusahaan
relatif lemah. Situasi ini jelas menuntut strategi yang dapat mengurangi atau
membatasi keterlibatan dalam produk atau pasar agar dapat bertahan.
Banyak peluang lingkungan
Strategi bertahan diri Strategi agresif
Kelemahan intern III I Kekuatan intern
yang kritis yang penting
IV II
Strategi defersife Strategi difersifikasi
Ancaman lingkungan yang besar
Gambar 3. Analisis Diagram SWOT
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada Usaha Pembesaran dan Pemasaran Ikan
Lele Masamo di Kelompok Tani Sumber Lancar, Kelurahan Balearjosari,
Kecamatan Blimbing.Kota Malang. Jawa Timur. Padabulan april 2016yang
dilakukan oleh 2 (dua) orang dengan topik yang berbeda-beda, Muchlis lebih
mengarah ke manajemen produksi dan aspek-aspek yang mempengaruhi usaha
tersebut, sedangkan penulis sendiri Haidul Fiki lebih kearah strategi
pengembangan usaha pemasaran ikan lele masamo tersebut, sehingga untuk
beberapa isi dari laporan jika ada yang kebetulan sama dikarenakan kedua orang
ditempat penelitian memperoleh dan mengolah data secara bersama.
4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Letak Geografis dan Topografis Wilayah
Lokasi Penelitian tentangStrategi Pengembangan Usaha Pemasaran Ikan
Lele Masamo (Clarias Gariepinus) Di Kelompok Tani Sumber Lancar kecamatan
Blimbing kota Malang. Untuk sampai ke lokasi ini dapat ditempuh dengan waktu
15 menit dari arah kota malang atau dengan jarak 8 Km, Secara geografis
Kelurahan Balearjosari merupakan Kelurahan yang berada diposisi paling utara
sekaligus sebagai pintu gerbang masuk ke kota Malang dan berada didalam
wilayah Kecamatan Blimbing Kota Malang. Dengan letak geografis 112o63’ –
112o65’ BT dan 7o92’ – 7o98’ LS dengan batas Utara Kabupaten Malang dan batas
Timur Kecamatan Kedungkandang. Luas lahan yang ada di Kelurahan
Balearjosari adalah 151,1 Ha. Lahan terbangun yang ada adalah seluas 78,7 Ha
dan lahan tidak terbangunnya mencapai 72,4 Ha. Kelurahan Balearjosari memiliki
kepadatan penduduk yang tergolong rendah yaitu 292 penduduk/Ha. Prosentase
35
perbandingan lahan terbangun dan tidak terbangun adalah 52,02% : 47,98
%(Kelurahan Balearjosari, 2015).
Menurut data yang diperoleh dari Kantor Kelurahan Balearjosari (2015).
Pusat pemerintahan Kelurahan Balearjosari terletak di Jalan Raya Balearjosari 9
Malang. Terdiri dari 6 (enam) Rukun Warga (RW) dan 41 (empat puluh satu)
Rukun Tetangga (RT), berada di ketinggian 417 m dari permukaan laut, suhu
udara 27 ºC dan curah hujan sebanyak 202 mm/tahun.
Kelurahan Balearjosari berbatasan wilayah dengan :
Sebelah utara : Kec. Singosari Kab. Malang
Sebelah seletan : Kel. Polowijen Kec. Blimbing
Sebelah Barat : Kel. Tasikmadu Kec. Lowokwaru
Sebelah Timur : Kel. Arjosari Kec. Blimbing
4.2 Keadaan Umum Kelompok Tani Sumber Lancar
4.2.1 Lokasi Usaha
Lokasi usaha pemasaran Ikan Lele di kelompok Pembudidaya Ikan Sumber
Lancar ini berada di Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Lahan tempat pembesaran Lele berstatus kepemilikan PJKA (Perusahaan
Jawatan Kereta Api), dengan sistem sewa lahan kepada Lurah, selaku
penanggung jawab yang diberi amanah oleh pihak PJKA.
Adanya usaha pembesaran Ikan Lele dikelompok Pembudidaya Ikan
Sumber Lancar dapat memberikan dan menyumbangkan dampak positif bagi
pemilik dan perkembangan usaha pembesaran Ikan Lele di Kota Malang. Serta
dengan adanya pelaku usaha pembesaran Ikan Lele di Kota Malang, menjadian
Kota Malang mandiri akan kebutuhan Ikan, khususnya komoditas Ikan Lele yang
begitu besar permintaannya. Untuk denah lokasi Penelitian ini dapat dilihat pada
Lampiran 1.
36
4.2.2 Sejarah Berdirinya Kelompok Tani Sumber Lancar
Kelompok Tani Sumber Lancar merupakan suatu organisasi masyarakat
yang bergerak dalam bidang usaha budidaya ikan lele yang bertempat
diKelurahan Balearjosari kecamatan blimbing kota malang, kelompok ini Berdiri
pada tanggal 23 agustus 2013 yang di gagas oleh bapak aji dan bapak panca
dengan dilandasi hobby dan minat yang sama beliau mencoba membuat wadah
yang dapat memenuhi akan hasrat hobby mereka di bidang budidaya ikan lele
dan juga ingin meningkatkan pendapatan karena tidak dapat dipungkiri bahwa
budidaya ikan lele ini dapat membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga
dengan adanya sebuah organisasi maka akan mempermudah hubungan dengan
swasta maupun pemerintah terkait.
Sebelumnya bapak panca sudah lebih dulu bergerak dalam usaha
budidaya ikan lele namun masih menggunakan sistem tradisional yang tidak
memperhatikan kualitas ikan sehingga ikan lele memiliki citra yang jelek
dikalangan masyarakat dan seiring berjalanya waktu permintaan ikan lele semakin
meningkat di kawasan kota malang dari situ bapak panca sering mengikuti
pelatihan budidaya ikan lele yang dilaksanakan oleh instansi terkait dan dari
kegiatan itulah awalmula bapak panca bertemu bertemu bapak aji yang sudah
mengenal sistem budidaya lele NWS sehingga mereka berdua yang merumuskan
terbentuknya kelompok tani sumberlancar agar dapat meningkat kualitas
sumberdaya manusia di Kelurahan Balearjosari khususnya dalam bidang
budidaya ikan lele.
4.3 Keadaan Umum Penduduk Kelurahan Balearjosari
4.3.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kelurahan Balearjosari jumlah
penduduk 7.610 jiwa dan 2.208 KK yang terdiri dari 3.779 jiwa penduduk laki-laki
serta 3.831 jiwa penduduk perempuan sebagian besar penduduknya berasal dari
37
suku jawa dan bahasa yang digunkan adalah bahasa jawa dilihat dari Agamanya
sebagian besar penduduk Kelurahan Balearjosari beragama islam.
Keadaan penduduk Kelurahan Balearjosari berdasarkan tingkat
pendidikannya yang didominasi oleh lulusan SMA/SMU sebesar 2.690 sedangkan
untuk lulusan sarjana sebesar 337 jiwa untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada data
Tabel 5.
Tabel 5. Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Balearjosari
No Tingkat PendidIkan Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 TK 697 orang 11,1
2 SD 845 orang 13,4
3 SMP 1.435 orang 22,9
4 SMA/SMU 2.690 orang 42,9
5 Akademi/D1-D3 243 orang 3,8
6 Sarjana 337 orang 5,3
7 Pasca Sarjana 16 orang 0,2
Total 6.263 orang 100
(sumber : Kelurahan Balearjosari, 2016)
Sehingga kemungkinan besar konsumen ikan lele pada Kelompok Tani
Sumber Lancar milik Bapak Pantja banyak didominasi oleh konsumen dengan
tingkat pendidikan SMA/SMU sebesar 2.690 orang.
4.3.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan, penduduk di Kelurahan
Balearjosari sebagian besar bermata pencaharian sebagai karyawan yaitu
sebanyak 969 orang yang teridri dari PNS, Karyawan BANK, dan ABRI, sisanya
sebagai pedagang dan juga petani, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada data
Tabel 6.
38
Tabel 6.Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 Pegawai negeri sipil 263 orang 10,8
2 ABRI 253 orang 10,4
3 Pegawai Swasta 453 orang 18,7
4 Wiraswasta/pedagang 657 orang 27,1
5 Tani 130 orang 5,3
6 Pertukangan 212 orang 8,7
7 Buruh Tani 29 orang 1,1
8 Jasa 215 orang 8,8
9 Pensiunan 210 orang 8,6
Total 2.422 orang 100
(sumber :Kelurahan Balearjosari, 2016)
Tabel diatas menarik kesimpulan bahwa mata pencaharian penduduk
Kelurahan Balearjosari yang mendominasi adalah wiraswasta dan pedagang,
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa mata pencaharian penduduk di
Kelurahan Balearjosari sebagian besar bermata pencaharian sebagaiwiraswasta
dan pedagangnamun dalam menentukan makanan apa yang harus dikonsumsi
pada hari itu akan lebih selektif, sehingga penduduk yang bermata pencaharian
sebagai wiraswasta dan pedagang merupakan pasar yang potensial untuk
komuditas perikanan dalam kondisi ini lebih tepatnya adalah ikan lele.
4.3.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data dari profil Kelurahan Balearjosari tahun 2016 diperoleh
data total jumlah penduduk sebanyak 7.610 jiwa, dengan perincian jumlah laki-laki
sebanyak 3.779 jiwa dan jumlah perempuan 3.831 jiwa, yang terbagi dalam 2.208
kepala keluarga, dengan usia 0-15 tahun sebanyak 2.025 jiwa, usia 15-65 tahun
sebanyak 5.029 jiwa dan usia 65 ke atas tahun sebanyak 556 jiwa. Keadaan
penduduk Kelurahan Balearjosari berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 7.
39
Tabel 7. Data Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 Laki-laki 3.779 49,6
2 Perempuan 3.831 50,1
Total 7.610 100
(sumber : Kelurahan Balearjosari, 2016)
4.4 Keadaan Umum Perikanan
Kelurahan Balearjosari merupakan daerah perkotaan yang padat dengan
pemukiman dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
karyawan, baik swasta maupun negeri dan sebagian besar juga seorang
pedagang. Perkembangan usaha perikanan di Kelurahan Balearjosari menurut
data yang didapat dari Kelurahan Balearjosari untuk pelaku usaha dibidang
perikanan belum terdata.Keadaan dilapangan dan dari wawancara warga
setempat di Kelurahan Balearjosari ada 1 kelompok Pembudidaya Ikan Lele yang
fokus terhadap pembesaran Ikan Lele dengan luasan lahan 630 m²dan memiliki
kolam bulat yang berjumlah 57 buah. Sedangkan usaha pembesaran Ikan Lele
yang dikelolah perorangan ada 3 masyarakat yang menggelutinya dengan luasan
kolam 70-100 m2 dengan kegiatan pembesaran Ikan Lele, tetapi kurang begitu
instensif.Terdapat juga 1 kolam pemancingan yang sekarang keadaannya kurang
begitu diperhatikan oleh pemiliknya dan yang 1 sudah tidak aktif karena merugi.
V. HASILDAN PEMBAHASAN
Kegiatan usaha pemasaran Ikan Lele masamo yang dilakukan oleh
Bapak Pantja anggota Kelompok Tani Sumber Lancar tergolong masih dalam
tahap berkembang memulai usaha pada tahun 2012 yang diawali dengan 12
kolam yang ber diameter 2 meter dan sekarang sudah berkembang menjadi 29
kolam tentu saja dengan bertambahanya jumlah kolam ini akan menambah
penghasilan dari pembudidaya tersebut serta sarana dan prasarana yang
mendukung berjalannya kegiatan pemasaran ikan lele masmo, sarana yang
digunakan seperti fasiliotas transportasi motor atau mobil, peralatan pemasaran
seperti timbangan, tong penampung, bak grade, keranjang dan jaring serok.
Sedangkan untuk prasarana yaitu bangunan kumbung, kolam kecil yang kosong,
jalan dan etalase listrik. Dalam pemasaran Ikan Lele ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan agar kegiatan pemasaran dapat berlangsung sesuai dengan
yang telah direncanakan antara lain; strategi pemasaran, faktor ekternal dan
internal perusahaan dan juga strategi yang tepat untuk diterapkan yang tentu
saja dapat digunakan sebagai evaluasi usaha budidaya Lele ini mengalami
perubahan yang positif yaitu untung atau merugi. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada pembahasan tentang aspek-aspek yang berperan penting dalam
kegiatan pemasaran sebagai berikut:
5.1 Strategi Pemasaran
Strategi Pemasaran adalah usaha menjuruskan dana dan daya milik
perusahaaan ke arah pemberian keputusan kepada para pembeli, dengan
maksud agar perusahaan dapat menjual hasil produksi, memperoleh laba dan
mencapai tujuan perusahaan yang lain (Sutojo, 2003).
41
Penerapan strategi segmentasi pasar, sasaran pasar, posisi pasar dan
diferensiasi produk yang di terpakan oleh kelompok tani sumber lancar produk
dapat terjual dipasaran dan mendapat citra baik di mata konsumen.
1. Segmentasi pasar (segmentation)
Segmentasi pasar yang dimiliki olek kelompok tani sumber lancar adalah
berdasarkan jenis segmentasi geografis. Karena usaha pemasaran ikan lele
masamo ini mendistribusikan produknya sesuai dengan lokasi strategis yaitu
masih dalam lingkup provinsi jawa timur pada kota malang tepatnmya dan
mengikuti pasar budaya di lapangan rampal setiap hari minggu pagi.
Namun ada beberapa karakteristik konsumen dalam membeli ikan lele
yaitu nerdasarka ukuran ikan lele per kilonya dan berdasarkan kebutuhan
dan keinginan pedagang eceran atau tengkulak dengan isi ikan lele 8-12
ekor per kilogram dan untuk konsumen olahan ikan lele dengan ukuran 5-8
ekor ikan/kg serta konsumen kolam pancingan 2-3 ekor ikan/kg, perbedaan
ini dikarenakan permintaan yeng berbeda dari pangsa pasar yang berbeda.
Panjang-pendeknya saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu produk
perikanan tergantung jarak antara produsen ke konsumen, semakin jauh
jarak antara produsen ke konsumen maka biasanya semakin panjang saluran
yang ditempuh oleh produk dan harga produk sampai ke konsumen akan
lebih tinggi (Hanafiah, 2004). Adapun lembaga-lembaga yang ikut ambil
bagian dalam penyaluran barang adalah:
1. Produsen
2. Perantara (pedagang dan agen)
3. Konsumen akhir
Adapun saluran pemasaran yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sumber
Lancar ada 4 macam dapat dilihat pada gambar 4.
42
Saluran I
Saluran II
Saluran III
Saluran IV
Gambar 4.Saluran Pemasaran ikanLele Masamo
Adapun Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran ikan lele pada
Kelompok Tani Sumber Lancer antara lain :
a. Kelompok Pembudidaya
Organisasi pembudi daya ikan lele di Kelurahan Bale Arjosari
bernama KELOMPOK TANI SUMBER LANCAR. Tujuan dibentuknya
organisasi pembudidaya ini adalah sebagai wadah aspirasi dalam melakukan
kegiatan budidaya maupun pemasaran. Dalam proses budidaya kelompok ini
memberikan beberapa informasi maupun pengetahuan tentang teknologi
budidaya ikan lele. Informasi dan pengetahuan ini di berikan oleh Bapak Aji
selaku penggagas budidaya ikan lele dan sekertaris dari kelompok ini.
Selain informasi dan pengetahuan tentang teknik budidaya organisasi
ini juga memberikan informasi pemasaran untuk anggota pembudidaya.
Informasi-informasi yang diberikan antara lain tengkulak, harga jual sehingga
dalam pemasarannya pembudidaya dapat memiliki kekuatan penawaran.
Jumlah pembudidaya dalam organisasi ini berjumlah 13 orang akan tetapi
yang aktif dalam kegiatan budidaya hanya ada 6 pembudidaya saja. Harga
jual lele dari pembudidaya yang ada di organisasi ini semua sama, yakni
sebesar Rp. 16.000 – Rp. 17.000
Kelompok Pembudidaya
Sumber
Lancar
KONSUMEN TENGKULAK
Industri Olahan
Kolam Pancing
KONSUMEN
43
b. Tengkulak
Dalam memasarkan hwasil lele masamo, pembudidaya menggunakan
tengkulak sebagai pembelinya, hal ini dikarenakan sistim pembelian
tengkulak yakni sistim tebas semua hasil panen. Selain itu permintaan
tengkulak seperti ukuran ikan lelejuga tidak seberapa dipermasalahkan.
Jumlah tengkulak yang membeli ikan lele di kelompok ini ada tiga, dimana
dua tengkulak berlokasi didaerah sekitar lokasi kelompok budidaya yakni
daerah Polowijen dan yang satunya di daerah Pasar Gadang. Harga jual lele
pada Kelompok Tani Sumber Lancar dengan lele lainya yang didapatkan
tengkulak dari tempat lain samasaja yakni, Rp.16.000/kg dengan ukuran 8-12
ikan lele untuk 1 kg-nya.Adapun konsumen yang menjadi langganan dari
produkikan lele pada Kelompok Tani Sumber Lancer antara lain :
c. Industri Olahan Lele
Pembudidaya pada Kelompok Tani Sumber Lancar ini menjual ke
industri pengolahan. Industri pengolahan yang membeli di Kelompok
budidaya ini ada 2 industri pengolahan antara lain pengolahan nugget lele
dan pengolahan dawet lele. Permintaan yang dingginkan industri pengolahan
biasanya meminta ukuran ikan yang lebih besar yakni kurang lebih ukuran 1
kg isi 5-8ikan lele.
d. Kolam pancingan
Selain memenuhi permintaan ikan lele dari industri olahan, Kelompok
Tani Sumber Lancar juga memenuhi permintaan ikan lele dari kolam
pancingan.Permintaan yang dingginkan kolam pancingan biasanya meminta
ukuran ikan yang lebih besar yakni kurang lebih ukuran 1 kg isi 2-3 ikan lele
agar dapat segera dimasukkan dalam kolam pancingan .
Dimana tak jarang hampir semua pembeli termasuk konsumen
langsung datang ke lokasi budidaya untuk mengambil pesanan ikan lelenya,
44
begitu pula dengan tengkulak, kolam pancingan dan industri olahan agar
dapat negosiasi harga dengan pembudidaya dan melakukan pendekatan
dengan pemilik kolam.
2. Tujuan pasar (tergetting)
Target yang menjadi prioritas dari usaha pemasaran ini adalah memperluas
daerah pemasaran, karena selama ini yang menjadi target pemasaran dari
produk ikan lele masamo ini hanya terbatas di daerah kota malang saja, lebih
tepatnya di pasar budaya dan lokasi usaha saja. Karena pasar konsumen
lokal semakin meningkat kebutuhan ikan lele dari waktu kewaktu dan sampai
saat ini belum dapat terpenuhi secara maksimal. Hal ini yang dijadikan acuan
oleh pihak kelompok tani sumber lancar untuk terus mengembangkan
usahanya dengan meningkatkan kualitas dan produktivitas produk yang
dipasarkan untuk lebih bisa baik lagi, karena dengan meningkatnya
produktivitas budidaya dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin
meningkat dan dapat menembus pasar luar kota malang terutama Surabaya.
Kelompok Tani Sumber Lancarmemiliki segmentasi pasar antara lain industri
olahan lele, kolam pancingan dan tengkulak atau dapat disebut dalam
kelompok masyarakat menengah kebawah karena volume pembelian ikan
lele pada Kelompok Tani Sumber Lancar terbilang masih sedang.
3. Posisi pasar (positioning)
Positioning yang dilakukan kelompok tani sumber lancar adalah posisi pasar
menurut harga atau kualitas karena produk yang dihasilkan dari kelompok
tani sumber lancar diposisikan sebagai nilai (harga dan kualitas) terbaik.Hal
ini dilakukan karena ingin menjaga kepercayaan dari para pelanggan
mengenai kualitas produk yang dihasilkan.Posisi pasar dari usaha ini dapat
dikatakan baik karena memiliki pelanggan tetap dan selalu dapat memenuhi
permintaan pasar sesuai dengan jumlah permintaan konsumen.
45
Harga maupun kualitas juga dapat dinilai baik, hal ini dapat dilihat dengan
ikan lele yang dihasilkan, yakni memiliki rasa gurih, kesat saat penggorengan
dan tidak berbau anyir, karena menggunakan pakan yang baik dengan
sistem budaya yang sangat moderen.
4. Ciri khas produk (differensiation)
Differensiationatau ciri khas produk yang dihasilkan pada kelompok tani
sumber lancar terletak pada nama species ikan lele baru yaitu ikan lele
masamo yang merupakan persilangan dari ikan lele sangkuriang dengan ikan
lele phyton. Nama ikan lele masamo sangat diterima dengan baik oleh
konsumen dan memiliki nilai jual yang tinggi karena sangat berkualitas dilihat
dari daging ikan yang kenyal, tidak anyir dan menggunakan pakan yang
berkualitas tinggi sehingga menghasilkan ikan lele yang berkualitas.
Perbedaan yang sangat menonjol inilah yang lantas dijadikan ciri khas dari
produk hasil budidaya kelompok tani sumber lancar yang akan dipasarkan
dan menjani nilai jual serta dapat diingat oleh konsumen.
Strategi Pemasaran ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperolehkeuntungan sehingga dapat mengembangkan usaha
pembesaranikan lele pada kelompok tani sumber lancar, agar dapat memperluas
lapangan kerja dan menciptakan sumber daya manusia yang terampil serta
berpengalaman di dalam dunia usaha baik pembesaran maupun pemasaran ikan
lele masamo.
5.2 Bauran Pemasaran
Strategi bauran pemasaran merupakan tahapan selanjutnya setelah
strategi pemasaran diterapkan maka perusahaan diharapkan untuk menerapkan
dan merencanakan rincian bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan
kumpulan alat pemasaran yang meliputi produk, harga, tempat, dan promosi
46
yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan di
pasar sasaran (Kotler dan gary, 2008)
Adapun strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Kelompok Tani
Sumber Lancar Malang berdasarkan konsep bauran pemasaran (P4 yaitu
Product, Price, Place, dan Promotion). Sehingga diperoleh hasil dari wawancara
saat penelitian di Kelompok Tani Sumber Lancar dengan pengusaha atau
pembudidaya ikan lele masamo adalah sebagai berikut :
a. Produk (Product)
Menurut kasmir (2012), produk merupakan sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga konsumen
merasa diuntungkan karena telah menggunakan produk tersebut.
Ikan lele yang dipasarkan oleh Kelompok Tani Sumber Lancar ini
adalah ikan lele jenis baru yaitu persilangan ikan lele jenis sangkuriang
dan jenis phyton, sehingga menghasilkan ikan lele jenis baru yaitu ikan
lele masamo yang memiliki keunggulan yaitu dengan ketahanan terhadap
penyakit yang sangat kuat dan tingkat konsumsi pakan yang sangat besar
dan dalam usia kurang dari 3 bulan ikan lele masamo sudah di panen dan
dapat dijual untuk dipasarkan kepada konsumen.
b. Harga (Price)
Menurut kasmir (2012), harga merupakan salah satu aspek penting
dalam kegiatan marketing mix.Harga adalah sejumlah uang yang
diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang dan jasa.
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam menetapkan harga yang
tepat terhadap suatu produk adalah :
1. Menentukan tujuan penetapan harga
2. Memperkirakan permintaan, biaya dan laba
3. Memilih strategi harga untuk membantu menentukan harga dasar
47
4. Menyesuaikan harga dasar dengan taktik penetapan harga
Penentuan harga ikan lele masamo dipengaruhi oleh kondisi ikan lele
masamo itu sendiri dan mengikuti harga pasar. Jika kualitas ikan lele
masamo bagus maka harga akan tinggi begitu pula sebaliknya.
Kesetabilan harga pasar juga sangat mempengaruhi tinggi rendahnya
harga ikan lele itu sendiri. Jika permintaan dipasar akan Ikan lele melebihi
penawaran maka harga ikan lele dipasaran akan naik dan begitu pula
sebaliknya.
Kesetabilan harga pasar akan terganggu jika ada oknum tertentu
yang dengan sengaja mempermainkan harga pasar dengan tujuan
merusak harga untuk mendapatkan keuntungan lebih atau dengan tujuan
menjatuhkan para pesaing. Perbedaan harga ikan yang ada di
pembudidaya dengan harga ikan yang ada di pasar memiliki kualitas
bagus sangat terpaut jauh yaitu Rp 16.000/kg untuk harga di
pembudidaya dan Rp 23.000/kg untuk harga di pasar ikan dengan
ukuran panen 6-7 ekor dalam satu kilonya.
c. Tempat (Place)
Menurut sutawi (2002), beberapa factor ekonomi yang harus
dipertimbangkan dalam penentuan lokasi usaha antara lain adalah
kedekatan dengan pasar, ketersediaan sumber energi, ketersediaan
tenaga kerja, iklim yang mendukung, dan ketersediaan capital, serta
ketersediaan sarana transportasi dan komunikasi.
Pembeli hasil produksi pembesaran ikan lele milik Kelompok Tani
Sumber Lancar masih di sekitar kota dan kabupaten malang saja, karena
permintaan ikan lele untuk daerah sekitar malang masih belum terpenuhi
secara keseluruhan mengingat konsumsi ikan lele masyarakat kota dan
kabupaten malang yang cukup tinggi.
48
Usaha tempat budidaya ikan lele masamo yang nantinya akan di
pasarkan pada konsumen berada di pinggir rel kereta api dan deket
dengan jalan raya. Pemilik usaha ikan lele ini memiliki tempat khusus
untuk memasarkan ikan lele hasil produksinya di tempat
budidaya.Sehingga dekat dengan sarana transportasi dan memudahkan
konsumen secara langsung untuk dating dan membeli ikan lele masamo
untuk dikunsumsi.
Menurut Sutawi (2002), Penentuan lokasi dan distribusi sangat
penting agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada untuk
mendistribusikan barang maupun jasa. Strategi distribusi digunakan untuk
menentukan bagaimana tercapainya target pasar dan bagaimana
menyelenggarakan fungsi-fungsi distribusi. Factor-faktor yang
mempengaruhi distribusi barang dan jasa antara lain adalah :
1. Pertimbangan pembeli atau factor pasar
2. Karakteristik produk
3. Faktor produsen atau pertimbangan pengawasan dan keuangan
Pendistribusian ikan lele masamo dari pembudidaya ke konsumen
bias dilakukan secara menjual langsung kepada konsumen dan ada juga
yang memesan melalui telephone atau media social lainnya misalnya
facebook, black berry masengger, toko online dan masih banyak lainnya.
Selain itu juga melalui pedagang pengepul atau pengecer yang dibeli
untuk dijual kembali kepada konsumen.
d. Promosi ( Promotion)
Menurut Kasmir (2012), promosi adalah merupakan kegiatan
perusahaan untuk mempromosikan atau menginformasikan segala jenis
produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon konsumen yang
baru.
49
Promosi yang dilakukan pada kelompok tani sumber lancar ini antara
lain :
1. Promosi personal
Promosi yang dilakukan adalah dengan melayani pembeli seramah
mungkin dan bias berdiskusi bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut
tentang ikan lele masamo. Dengen seperti itu pembeli merasa
diperhatikan dan dihargai sehingga membangun kepercayaan
terhadap penjual.
2. Mengikuti pasar budaya
Pasar budaya biasanya dilakukan setiap hari minggu di lapangan
rampal malang pada pagi hari, menjual ikan lele di pasar budaya
dilakukan agar masyarakat kota malang dapat secara langsung
membeli saat selesai senam atau olahraga di sana. Tidak hanya ikan
lele yang di jual di sana ada juga produk olahan ikan lele seperti
dawet lele dan produk lainnya.
3. Periklanan
Sekarang yang lagi gencar gencarnya adalah promosi melalui media
sosial melalui facebook, olx atau media soaial lainnya, pengiklanan
dilakukan dengan cara memasang foto dan harga ikan lele masamo
yang bersaing sehingga dapat menarik minat konsumen untuk
membeli.
Faktor keberhasilan perluasan daerah pemasaran untuk kedepannya
sangat dipengaruhi oleh pelayanan yang baik, ikan lele yang berkualitas,
dan ketepatan pengiriman barang sehingga pelanggan merasa puas dan
bagus untuk dijadikan rekan dalam berbisnis untuk pemasaran yang lebih
efisien adalah sesama pembudidaya ikan lele atau dalam kata lain dari
mulut ke mulut, juga melalui media sosial berupa grup facebook.
50
5.3 Proses Pemasaran
Proses pemasaran adalah semua kegiatan usaha (business actifities) yang
berkaitan dengan arus penyerahan barang dan jasa baik barang siap pakai atau
setengah jadi dari produsenke konsumen (Menurut Lupiyoadi, 2001).
Proses pemasaran ikan lele yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sumber
Lancar meliputi:
1. Produk yang dipasarkan
Produk yang dipasarkan oleh Kelompok Tani Sumber Lancar adalah ikan lele ber
jenis masamo, pyhton dan sangkuriang dengan ukuran 8-12/kgdengan harga
Rp.16.000/kg dalam satu siklus panen menghasilkan 5.400 kg per 4 bulan,
dimana standar yang berlaku ketika ikan lele akan dipasarkan yaitu ikan tidak
dalam keadaan hidup, tidak sakit, bergerak lincah, dan tahan beradaptasi
terhadap lingkungan yang baru dengan tujuan menarik konsumen dan
memperluasjaringan pasar melalui kualitas dan pelayanan.
2. Pemilihan dan Pengambilan Produk
Memilih ikan lele yang memiliki kualitas atau mutu yang baik merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sumber Lancar guna
mempertahankan para pelanggan dan konsumen yang membeli ikan lele secara
langsung di kolam. Hal ini dilakukan dengan cara ikan lele dengan ukuran yang
tidak seragam dipasarkan dimana ukuran bisa dipilih atas permintaan dari
pembeli dan selanjutnya ikan lele akan ditimbang untuk menghetahui berapa
jumlah ikan lele per kilonya yang akan dipasarkan.
3. PackingProduk
Setelah disortir dan ditimbang maka tahap selanjutnya adalah proses
pengepakan atau packing produk, dimana ikan lele dipindahkan kedalam wadah
berupa beberapa tong atau jerigen, namun ada beberapa pembeli membawa
51
kendaraannya sendiri untuk langsung dibawa pulang seperti pick-up atau sepeda
motor.
4. Penentuan Harga
Pada komuditas lele yang sudah siap dipasarkan di Kelompok Tani Sumber
Lancar memiliki keputusan penentuan harga berdasarkan kesepakatan antara
penjual dan pembeli dilokasi budidaya dan juga menyesuaikan harga pasar ikan
lele per kilonya, namun jika tengkulak atau pembeli memesan dalam volume
yang besar harga akan lebih miring lagi.
5. Cara Pembayaran
Kelompok Tani Sumber Lancar melayani jual beli ikan lele baik secara langsung
maupun secara tidak langsung, artinya dapat dengan bertemu dan melakukan
transaksi secara langsung atau dengan hanya melalui pesan singkat dan telepon
baik dengan pelanggan tetap ataupun pembeli baru. Hal tersebut tidak menutup
kemungkinan melakukan pembayaran dengan cara transfer terlebih dahulu
menggunakan jasa perbankan. Selain mudah pembayaran dengan cara transfer
terlebih dahulu sebelum produk dikirim juga lebih aman mengingat transaksi
pembayaran yang dilakukan kebanyakan dalam jumlah yang banyak.
6. Pengiriman
Untuk proses pengiriman sendiri Kelompok Tani Sumber Lancar sangat memiliki
informasi pasar dan strategi memikat konsumen yang sangat baik, sehingga ikan
yang sudah di panen tidak perlu dikirim melalui jalur darat atau udara karen para
pengepul atau konsumen datang secara langsung di tempat budidaya ikan lele
sehingga dapat memotong biaya pengiriman dan memperkecil biaya pemasaran.
Adapun proses pemasaran ikan lele yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sumber
Lancar dapat dilihat pada gambar 5 :
52
Gambar 5 : Proses pemasaran di Kelompok Tani Sumber Lancar
Aspek teknis merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
usaha pemasaran Ikan Lele karena ketersedian input, sarana dan prasarana
tentu saja sangat mendukung ketika dalam proses pemasaran. Bapak Pantja
sangat memperhatIkan aspek-aspek teknis diantaranya: sarana dan prasarana.
5.3.1 Sarana Pemasaran
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat di pakai sebagai alat mencapai
maksud dan tujuan dengan kata lain sarana lebih ditunjukan untuk benda-benda
atau peralatan yang bergerak. Dalam usaha pemasaran Lele tentu sarana
merupakan faktor yang sangat penting sebagai penunjang kesuksesan usaha ini.
Sarana yang digunakan dalam usaha pemasaran Ikan Lele diantaranya sebagai
berikut:
1. Timbangan
Timbangan digunakan pada saat proses panen dan juga pada saat
sampling serta menimbang pakan yang akan diberIkan terhadap Ikan sehingga
tidak akan terjadi kelebihan pakan pada saat pemberian pakan ke Ikan.
Gambar 6. Timbangan
PENGEPAKAN PEMILIHAN PRODUK PRODUK
PENGIRIMAN PEMBAYARAN PENENTUAN HARGA
53
2. Bak sortir
Bak sortir digunakan pada saat sortir Ikan setelah panen agar sesuai
ukuran sehingga memudahkan Pembudidaya dalam memisahkan Ikan yang
akan dipasarkan dan bak sortir yang digunakan memiliki ukuran yang berbeda
ada.
Gambar 7. Bak Sortir
3. Keranjang
Dalam proses pemanenan tentu saja membutuhkan keranjang yang
digukan untuk menampung Ikan dan juga untuk proses penimbangan selain itu
Pembudidaya juga dimudahkan dalam proses pemanenan karena keranjang
dapat langsung dimasukan kekolam sehingga Ikan tinggal diserok dan
dimasukan kekeranjang.
Gambar 8. Keranjang
4. Jaring serok
Jaring serok digunakan pada saat sampling, sortir dan juga pemanenan
alat ini meiliki fungsi yang sangat besar dalam proses pemasaran karena dapat
memudahkan Pembudidaya dalam melakukan kegiatan-kegiatanya.
54
Gambar 9. Jaring Serok
5. Drum
Drum digunakan pada saat ikan setelah di panen namun konsumen atau
pembeli belum datang untuk mengambil pesanannya sehingga ikan yang sudah
dipanen dimasukkan kedalam drum dan diisi dengan air bersih sehingga ikan
akan tetap segar dan hidup saat pembeli datang untuk mengambil pesanannya
dan dapat meningkatkan nilai jual dalam proses pemasaran ikan lele.
Gambar 10. Drum
5.3.2 Prasarana Pemasaran
Prasarana sangat penting dalam usaha pemasaran terutama dalam hal
pengiriman produk kepada konsumen. Prasarana yang digunakan dalam usaha
pemasaran Ikan Lele diantaranya sebagai berikut :
1. Alat Komunikasi
Alat komunikasi digunakan untuk komunikasi baik secara sms atau telfon
dengan pembeli atau tengkulak untuk memperluas jaringan pasar serta terjadi
kesepakatan harga dan jumlah pesanan dalam kegiatan tersebut.
55
Gambar 11.Alat komunikasi
2. Infrastruktur Jalan
Jalan sangat berperan penting dalam prasarana untuk menunjang
kelancaran distribusi ikan lele yang diambil secara langsung oleh pembeli atau
tengkulak sehingga proses pemasaran berjalan lebih efisien.
Gambar 12.Infrastruktur Jalan
3. Insfrastruktur Jaringan Listrik
Arus listrik berperan penting dalam pemasaran yaitu digunakan sebagai
pengisi baterai alat komunikasi saat daya hampir habis sehingga komunikasi
kepada pembeli atau tengkulak dapat berlangsung dengan baik.
Gambar 13.Infrastruktur Jaringan listrik
56
5.4 Analisis Lingkungan
5.4.1 Analisis Lingkungan Internal
MenurutRangkuti (2005), analisis internal dilakukan untuk mendapatkan
factor kekuatan yang akan digunakan dan faktor kelemahan yang akan
diantisipasi. Untuk mengevaluasi faktor tersebut digunakan matriks IFAS (Internal
Strategi Factors Analysis Summary).Penentuan faktor strategi internal dilakukan
sebelum membuat matrik IFAS.
Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pemilik usaha, diketahui
beberapa kekuatan dan kelemahan yang ada dalam usaha ini. Kekuatan tersebut
adalah sistem pembayaran yang fleksibel, sumberdaya manusia, lokasi dan
produk.
1. Kekuatan
Kekuatan merupakan sumberdaya, keterampilan atau kebutuhan lain
yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani oleh
perusahaan. Adapun kriteria pembobotan dan rating fada faktor kekuatan
yang dimiliki oleh pemasaran ikan lele masamo dapat dilihat pada tabel 8 :
Tabel 8. Kriteria Pembobotan dan Rating Pada Faktor Kekuatan
Bobot Kriteria Rating Kriteria
0.06 Jika variabel kekuatan tidak penting terhadap pengembangan usaha
1 Jika variabel kekuatan tidak berpengaruh terhadap pengembangan usaha
0.10 Jika variabel kekuatan cukup penting terhadap pengembangan usaha
2 Jika variabel kekuatan cukup berpengaruh terhadap pengembangan usaha
0.12 Jika variabel kekuatan penting terhadap pengembangan usaha
3 Jika variabel kekuatan berpengaruh terhadap pengembangan usaha
0.14 Jika variabel kekuatan sangat penting terhadap pengembangan usaha
4 Jika variabel kekuatan sangat berpengaruh terhadap pengembangan usaha
57
a. Sumber Daya Manusia
SDM atau tenaga kerja merupakan aset yang sangat penting bagi
perusahaan dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Oleh karina
itu, perlu diambil langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kualitas
karyawan serta menciptakan iklim kerja yang kondusif. Manajemen
perusahaan selama ini menciptakan hubungan baik antara pimpinan dengan
karyawan dan antara karyawan dengan karyawan.Hal ini bertujuan agar
karyawan dapat bekerja secara efektif, efisien, dan meningkatkan loyalitas.
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Kelompok Tani Sumber Lancar
Malang berjumlah 6 pekerja yang terbagi menjadi tiga yaitu tenaga kerja
tetap dengan jumlah 2 orang, tenaga kerja herian berjumlah 2 orang dan
tenaga kerja borongan yang berjumlah 2 orang atau lebih tergantung dari
pelaksanaan proses produksi dan pemasaran.
b. System Pembayaran Yang Flexible
System pembayaran yang diberlakukan menyediakan pembayaran
dengan cara membayar uang muka terlebih dahulu dan sisanya akan
dibayarkan setelah barang dagangan mereka laku sangat mempermudah
konsumen yang merupakan pedagang pengepul.
c. Lokasi Yang Strategis
Lokasi yang mendukung karena letak usaha pemasaran ikan lele ini dekat
dengan jalan raya sehingga memudahkan akses saat mendistribusikan
produk yang dipasarkan dan juga mendapatkan bahan baku.
d. Produk Yang Berkualitas
Kekuatan dari usaha ini salah satunya juga karena kualitas dari produk
ikan lele masamo yang baik. Salah satu alasannya adalah Karena letak
tempat produksi dekat dengan pedagang pengepul, sehingga produk tetap
segar dan dapat terjaga kualitasnya serta pakan yang berkualitas pabrik.
58
Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pemilik usaha, diketahui
beberapa kekuatan dan kelemahan yang ada dalam usaha ini. Kelemahan
tersebut adalah sistem kemampuan promosi,manajemen, sarana transportasi
keluar daerah dan tingkat pendidikan.
2. Kelemahan
Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam suatu atau
lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap
pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan
secara efektif.Adapun kriteria pembobotan dan rating fada faktor kelemahan
yang dimiliki oleh pemasaran ikan lele masamo dapat dilihat pada tabel 9 :
Tabel 9. Kriteria Pembobotan dan Rating Pada Faktor Kelemahan
Bobot Kriteria Rating Kriteria
0.06 Jika variabel kelemahan tidak penting terhadap pengembangan usaha
1 Jika variabel kelemahan tidak berpengaruh terhadap pengembangan usaha
0.10 Jika variabel kelemehan cukup penting terhadap pengembangan usaha
2 Jika variabel kelemahan cukup berpengaruh terhadap pengembangan usaha
0.12 Jika variabel kelemahan penting terhadap pengembangan usaha
3 Jika variabel kelemahan berpengaruh terhadap pengembangan usaha
0.14 Jika variabel kelemahan sangat penting terhadap pengembangan usaha
4 Jika variabel kelemahan sangat berpengaruh terhadap pengembangan usaha
a. Kemampuan promosi
Kurangnya inisiatif Kelompok Tani Sumber Lancar dalam
memasarkan produknya menggunakan media promosi yang ada
membuat pemasaran ikan lele kurang berkembang. Untuk saat ini masih
menggunakan personal selling dalam menawarkan produk kepada para
distributor atau pedagang serta mengikuti pasar budaya yang
diselenggrakan oleh pemerintah kota malang. Cara ini menjadi alternatif
dalam menekan biaya pemasaran
59
b. Manajemen
Masih menggunakan manajemen sederhana artinya semua kegiatan
pelaksanaan dan perencanaan dilakukan hamper keseluruhan oleh
pemilik sendiri, sehingga pelaksanaan pada aspek pemasaran ikan lele
masamo sering kurang maksimal.
c. Sarana transportasi distribusi keluar daerah
Dalam melakukan kegiatan ekspor kemajuan teknologi transportasi
memiliki peranan yang sangat penting, mengingat produk perikanan
merupakan komoditas yang cepat rusak. Kelompok Tani Sumber Lancar
kurang memiliki saran transportasi didalam pengiriman ikan lele
khususnya pada area luar jawa timur. Sehingga Kelompok Tani Sumber
Lancar selalu menggunakan mobil dinas atau layanan jasa penyewaan
alat transportasi (ekspedisi) didalam pengiriman ikan lele yang ada diluar
jawa timur. Dalam hal ini dibutuhkan bantuan dari pemerintah setempat
untuk pemberian mobil khusus untuk pengiriman hasil perikanan.
Sehingga tidak mempengaruhi pengeluaran hasil pemasaran.
d. Tingkat pendidikan
Kelompok Tani Sumber Lancar memiliki SDM pada tingkat pendidikan
dibawah rata-rata pada tingkat pendidikan SD, SMP DAN SMA banyak
pada bagian produksi dan teknik. Sedangkan pada tingkat S1 pada
bagian administrasi dan pemasaran, hal ini dapat mengganggu dalam
proses produksi berkaitan dengan segi kualitas dan kuantitas yang
dihasilkan, maka diperlukan suatu pelatihan dan pengembangan dalam
meningkatkan SDM yang sudah ada.
Setelah mengetahui analisis faktor-faktor internal dari Kelompok Tani
Sumber Lancar data dimasukkan kedalam matrik IFAS. Untuk melihat matrik
IFAS dapat dilihat pada tabel 10 :
60
Tabel 10. Matrik IFAS (Internal Strategi Factors Analysis Summary)
No Faktor Strategi Internal Bobot (B) Relatif Rating (R) Score
1 Kekuatan
a. Sumberdaya manusia
3
0,107
2
0,214
b. System pembayaran
yang flexible
3 0,107 3 0.321
c. Lokasi yang strategis 4 0,143 3 0.429
d. Produk yang
berkualitas
4
0,143
3 0.429
Jumlah nilai kekuatan 14 0,5 1,393
2 Kelemahan
a. Kemampuan promosi
4 0,143 3 0,429
b. Manajemen 3 0,107 2 0,214
c. Saranatransportasi
distribusi keluar daerah
4
0,143
3
0,429
d. Tingkat pendidikan 3 0,107 3 0,321
Jumlah nilai kelemahan 14 0,5 1,393
Total 28 1,00 2,79
Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2016
Sekor total 2,79 menunjukan bahwa usaha ini telah berupaya
memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan-kekuatan yang ada serta
mengupayakan untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada.
5.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal
MenurutRangkuti (2005), analisis eksternal dilakukan untuk mendapatkan
factor peluang yang akan digunakan dan faktor ancaman yang akan diantisipasi.
Untuk mengevaluasi faktor tersebut digunakan matriks EFAS (eksternal Strategi
Factors Analysis Summary).Penentuan faktor strategi internal dilakukan sebelum
membuat matrik EFAS.
Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pemilik usaha, diketahui
beberapa peluang dan ancaman yang ada dalam usaha ini. Peluang tersebut
61
adalah Permintaan pasar, Dukungan pemerintah terhadap perikanan, Perubahan
pola konsumsiserta Sarana dan prasarana yang mudah diperoleh
1. Peluang
Peluang merupakan situasi utama yang sangat menguntungkan dalam
lingkungan suatu perusahaan.Adapun kriteria pembobotan dan rating fada faktor
peluang yang dimiliki oleh usaha ini dapat dilihat pada tabel 11 :
Tabel 11. Kriteria Pembobotan dan Rating Pada Faktor Peluang
Bobot Kriteria Rating Kriteria
0.06 Jika variabel peluang tidak penting terhadap pengembangan usaha
1 Jika variabel peluang tidak berpengaruh terhadap pengembangan usaha
0.10 Jika variabel peluang cukup penting terhadap pengembangan usaha
2 Jika variabel peluang cukup berpengaruh terhadap pengembangan usaha
0.12 Jika variabel peluang penting terhadap pengembangan usaha
3 Jika variabel peluang berpengaruh terhadap pengembangan usaha
0.14 Jika variabel peluang sangat penting terhadap pengembangan usaha
4 Jika variabel peluang sangat berpengaruh terhadap pengembangan usaha
a. Permintaan pasar
Konsumsi ikan lele mengalami peningkatan yang signifikan, tetapi
peningkatan jumlah konsumsi tersebut tidak diimbangi oleh peningkatan
produksi. Berdasarkan data KKP, konsumsi ikan per kapita masyarakat
indonesia dari tahun 2014 sampai 2015 rata-rata naik hingga 5,44%
dimana pada tahun 2014 tingkat konsumsi ikan mencapai 3-.48 kilogram
per kapita per tahun pada tahun 2015 sebanyak 32,25 kilogram per kapita
pertahun, artinya masyarakat indonesia semakin melek dan mengalami
kenaikan dalam negkonsumsi ikan sehingga membuka peluang pasar
yang besar dalam produksi dan pemasaran perikanan khususnya ikan lele.
Meningkatnya konsumsi ikan membuat Kelompok Tani Sumber Lancar
semakin memperbesar produksinya sehingga dapat memenuhi permintaan
pasar yang sangat besar.Untuk saat ini Kelompok Tani Sumber Lancar
62
hanya memproduksi ikan lele serta memasarkannya, namun ada beberapa
pedagang yang membuat olahan dari ikan lele yang dibeli di Kelompok
Tani Sumber Lancar.
b. Dukungan pemerintah terhadap perikanan
Dukungan positif dari pihak pemerintah terhadap sektor perikanan
merupakan peluang yang baik untuk mengembangkan usaha.
Sebagaimana visi-misi perikanan indonesia saat ini adalah industrialisasi
perikanan sebagai program peningkatan nilai tambah pelaku usaha
perikanan. Kebijakan-kebijakan pemerintah di sektor perikanan sangat
membantu terhadap pengembangan pemasaran iken lele, salah satu
bentuk yang disarankan lengsung oleh KelompokTani Sumber Lancar
adalah adanya keseriusan pemerintah Pusat untuk melakukan
penambahan jumlah kolam untuk budidaya ikan lele. Dengan ditambahnya
jumlah kolam Kelompok Tani Sumber Lancar dapat memenuhi permintaan
pasar yang besar sehungga pemasaran ikan lele dapat berkelanjutan.
Kegiatan promosi dibidang perikanan yang dilakukan pemerintah untuk
memajukan perikanan yang ada di Malang dapat dijadikan sebagai
kesempatan bagi Kelompok Tani Sumber Lancar untuk menjalin kerja
sama dan lebih memperkenalkan Kelompok Tani Sumber Lancar bagi
pelaku usaha dalam bidang perikanan.
c. Perubahan pola konsumsi
Salah satu bahan makanan yang baik untuk dikonsumsi karena nilai
gizi yang terkandung di dalamnya adalah ikan.Masyarakat dinegara maju
sangat memperhatikan masalah kesehatan, jenis, mutu, dan kualitas
produk yang dikonsumsi.Menyebarnya jenis-jenis penyakit yang
menyerang ternak di dunia, seperti penyakit mulut pada sapi, flu burung
pada ternak unggas dan flu babi, menyebabkan masyarakat negara meju
63
beralih dari ret meat ke white meat hal ini menyebabkan permintaan
terhadap produk perikanan termasuk ikan lele meningkat. Perubahan
konsumsi masyarakat merupakan peluang bagi Kelompok Tani Sumber
Lancar untuk memasarkan ikan lele.
d. Sarana dan prasarana yang mudah diperoleh
Ketersediaan sarana dan prasarana yang mudah diperoleh di daerah
setempat dapat dikatakan merupakan salah satu peluang penting bagi
usaha ini baik dalam kegiatan produksi terutama pemasaran.Peluang ini
membuat pemilik usaha tidak perlu jauh-jauh ke daerah lain untuk
melengkapi dan mencukupi kebutuhan pada usaha ini.
Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pemilik usaha, diketahui
beberapa peluang dan ancaman yang ada dalam usaha ini.Ancaman tersebut
adalah Pengaruh musim, Kondisi Ekonomi, Kebijakan Pemerintah dan Pesaing
2. Ancaman
Ancaman merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan suatu perusahaan.Adapun kriteria pembobotan dan rating fada faktor
ancaman yang dimiliki oleh usaha ini dapat dilihat pada tabel 12 :
Tabel 12. Kriteria Pembobotan dan Rating Pada Faktor Ancaman
Bobot Kriteria Rating Kriteria
0.06 Jika variabel ancaman tidak penting terhadap pengembangan usaha
1 Jika variabel ancaman tidak berpengaruh terhadap pengembangan usaha
0.10 Jika variabel ancaman cukup penting terhadap pengembangan usaha
2 Jika variabel ancaman cukup berpengaruh terhadap pengembangan usaha
0.12 Jika variabel ancaman penting terhadap pengembangan usaha
3 Jika variabel ancaman berpengaruh terhadap pengembangan usaha
0.14 Jika variabel ancaman sangat penting terhadap pengembangan usaha
4 Jika variabel ancaman sangat berpengaruh terhadap pengembangan usaha
64
a. Pengaruh musim
Perubahan musim yang tidak stabil menyebabkan ancaman langsung
terhadap proses berlangsungnya budidaya ikan lele, musim hujan adalah
musim-musim yang rentan dengan berubahnya suhu secara drastis.
Dengan pengaruh musim yang tidak menentu dapat mengganggu
kelangsungan suatu proses produksi ikan lele dan pemasarannya disini
kontinuitas pelanggan akan permintaan ikan lele tidak terpenuhi.
Sehingga akan berdampak kepasar yang tidak stabil akan target yang
harus dipenuhi.
Kendala terbesar usaha pemasaran ikan lele yaitu pada musim hujan
yang menyebabkan suhu fluktuatif sehingga banjir serta menyebabkan
usia panen lebih lama. Melihat kondisi tersebut dibutuhkan saluran kolam
ikan lele yang bagus agar ikan tidak keluar saat hujan. Saat ini sudah
dilakukan saluran yang sangat baik namun dinding pelindung kolam
masih belum permanen sehingga masih ada beberapa kolam yang dicuri
beberapa hari sebelum panen, sehingga dapat menghambat jalannya
proses produksi dan mengurangi hasil produksi ikan lele yang akan di
pasarkan.
b. Kebijakan Pemerintah
Kondisi politik sangat berpengaruh terciptanya stabilitas ekonomi
suatu negara.Pemerintah sebagai wadah regulator dan eksekutor
pembangunan sangat penting untuk diperhatikan.Berbagai kebijakan dan
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah memberi pengaruh yang
sangat besar terhadap bagaimana suatu bisnis dilakukan.
Salah satu bentuk dukungan pemerintah yang tercantum pada UU
No. 31 tahun 2004 secara umum tujuan pemanfaatan dan pengolahan
65
sumber daya perikanan diantaranya meningkatnkan ketersediaan dan
konsumsi sumber protein ikan, mengoptimalkan sumber daya ikan,
meningkatkan produktivitas, mutu nilai tambah, dan daya saing,
meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan ikan.
Ketegangan politik yang terjadi di Indonesia belakangan ini cukup
mempengaruhi kegiatan industri perikanan, dengan adanya kerusuhan-
kerusuhan dan terjadinya bencana banjir yang hampir melanda sebagian
besar kota-kota besar di indonesia khususnya kota Jakarta telah
menghambat proses pengiriman keluar negeri yang akhirnya berdampak
pada pembatalan pemasaran oleh negara pengimpor. Hal ini cukup
memberikan kerugian bagi industri perikanan apabila secepatnya tidak di
tanggulangi oleh pemerintah Indonesia.
c. Kondisi ekonomi
Faktor ekonomi berhubungan erat dengan keberhasilan program
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.Sebab pola konsumsi
masyarakat dalam hal ini konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh tren
sektor ekonomi dan pasar.Program pemasaran yang ada harus bisa
mempertimbangkan kecenderungan pasar yang dapat mempengaruhi
keberhasilan program pemasaran tersebut.
Adapun faktor-faktor ekonomi yang dianalisis antara lain pertumbuhan
ekonomi, inflasi dan harga bbm.
1. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang positif sangat menguntungkan bagi
dunia usaha. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang negatif akan
menyebabkan kemacetan bagi perkembangan dunia usaha pada
negara tersebut. Adapun laju pertumbuhan ekonomi indonesia dapat
dilihat pada tabel 13. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
66
pertumbuhan ekonomi indonesia mengalami penurunan setiap
tahunnya hal ini dikarenakan keadaan indonesia yang telah pulih
paska kritis ekonomi beberapa tahun yang lalu.
2. Inflasi
Inflasi merupakan gejala kenaikan rata-tara semua harga dan
penurunan daya beli masyarakat, tingkat inflasi akan mempengaruhi
harga barang di pasaran. Dengan naiknya harga barang, maka
masyarakat cenderung tidak membelanjakan uang nya dan begitu
pula sebaliknya.Tingkat inflasi yang tinggi menjadi penyebab turunnya
pendapatan riil dan daya beli masyarakat. Tinggi tingkat inflasi akan
merugikan bagi perekonomian negara karena menimbulkan resesi
ekonomi yang berkepanjangan yang akan menghambat pertumbuhan
pada sektor usaha dan jasa nasional.
Tabel 13.Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Indonesia Tahun 2011-2015
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Pertumbuhan
ekonomi
6.5 % 6.2 % 5.80 % 5.02 % 4.79 %
Laju inflas 3.79 % 4.3 % 8.38 % 8.36 % 6.96 %
Sumber : badan pusat statistik 2016
3. Harga BBM
Kebijakan pemerintah Joko Widodo dalam menaikan harga
bahan bakar minyak (BBM) memang tidak dapat dihindarkan lagi
karena pemerintah akan semakin sulit memberikan subsidi terhadap
masyarakat ditengah naiknya harga minyak dunia. Namun dampak
dari kenaikan ini ternyata sangat signifikan bagi usaha pemasaran ini,
ketika biaya BBM naik maka biaya pemasaran akan naik untuk proses
pengiriman ke konsumen secara langsung.
67
d. Pesaing
Persaingan dalam suatu usaha sangat mempengaruhi kebijakan dan
kinerja Kelompok Tani Sumber Lancar. Ikan hasil produk perikanan
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi devisa negar, sehingga
perkembangan usaha budidaya perikanan khususnya di Indonesia
menjadi semakin banyak, yang secara tidak langsung akan menyebabkan
tingginya tingkat persaingan pada industri perikanan di indonesia.
Semakin tinggi tingkat persaingan maka pangsa pasar yang tersedia
semakin sempit, dan begitu pula sebaliknya.Tingginya tingkat persaingan
merupakan ancaman besar bagi Kelompok Tani Sumber Lancar.
Persaingan yang terjadi di Kelompok Tani Sumber Lancar tidak terlalu
berpengaruh, karena dalam saluran pemasaran ikan lele sudah
mempunyai jaringan sendiri-sendiri dengan pedagang atau pembeli ikan
lele. Sedangkan dalam menjaga hubungan baik pada pedagang dan
pembeli Kelompok Tani Sumber Lancar berupaya memenuhi permintaan
ikan lele yang besar yaitu dengan cara memperbanyak jumlah kolam dan
menjaga kualitas mutu dan gizi pada pakan serta dilakukan pengawasan
secara intensif pada ikan lele.
Setelah diketahui analisis eksternal dari Kelompok Tani Sumber Lancar
data dimasukkan kedalam matrik EFAS. Matrik EFAS dapat dilihat pada tabel 14:
68
Tabel 14. Matrik EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary)
No Faktor Strategi Eksternal Bobot (B) Relatif Rating (R) Score
1 Peluang
a. Permintaan pasar
2 0,111 2 0.222
b. Dukungan pemerintah
terhadap perikanan
3 0,167 3 0.501
c. Perubahan pola konsumsi 3 0,167 2 0.334
d. Sarana dan prasarana
yang mudah diperoleh
2 0.111 2 0.222
Jumlah nilai kekuatan 10 0,556 1,279
2 Ancaman
a. Pengaruh musim
2 0,111 1 0.111
b. Kondisi Ekonomi 3 0,167 2 0,334
c. Kebijakan Pemerintah 1 0,055 2 0,11
d. Pesaing 2 0,111 2 0,222
Jumlah nilai kelemahan 8 0,444 0,777
Total 18 1.00 2,056
Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2016
Sekor total 2,058 menunjukan bahwa usaha ini telah berupaya
memanfaatkan semaksimal mungkin peluang-peluang yang ada serta
mengupayakan untuk mengurangi ancaman-ancaman yang ada.
5.4.3 Analisis SWOT
Setalah melakukan tahap input yang terdiri dari analisis matrik faktor
strategi eksternal maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis SWOT
dengan menggunakan matrik SWOT untuk mengetahui posisi lokasi Kelompok
Tani Sumber Lancar terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
dimilikinya.
Matrik SWOT merupakan analisis lanjutan yang penting dalam
menentukan dan mengembangkan alternatif strategi yang tepat, dalam hal ini
adalah penentuan strategi yang tepat bagi Kelompok Tani Sumber Lancar.
69
Dengan menggunakan faktor strategi (internal dan eksternal)
sebagaimana yang telah dijelaskan pada tabel IFAS dan EFAS kemudian
dimasukkan kedalam matrik SWOT.Berdasarkan pendekatan tersebut, kita dapat
membuat berbagai kemungkinan alternative strategi (SO, ST, WO, WT). Analisis
matrik SWOT dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 15. Matrik SWOT Pada Kelompok Tani Sumber Lancar Malang
IFAS EFAS
KEKUATAN (S) ➢ Sumberdaya manusia ➢ System pembayaran yang
flexible ➢ Lokasi yang strategis ➢ Produk yang berkualitas
KELEMAHAN (W) ➢ Kemampuan promosi ➢ Manajemen ➢ Saranatransportasi distribusi
keluar daerah ➢ Tingkat pendidikan
PELUANG (O) ➢ Permintaan pasar ➢ Dukunganpemerintah
terhadap perikanan ➢ Perubahan pola
konsumsi ➢ Sarana dan prasarana
yang mudah diperoleh
STRATEGI SO ➢ Meningkatkan jumlah ikan lele
yang dipasarkan untuk memenuhi permintaan pasar
➢ Meningkatkan kerja sama dengan pemerintah dalam mengembangkan pemasaran ikan lele
➢ Melakukan promosi yang sangat gencar serta Meningkatkan hubungan baik dengan pedagang
➢ Meningkatkan kualitas ikan lele yang dipasarkan dan menambah kerja sama dengan pedagang lain
STRATEGI WO ➢ Pemanfaatan teknologi
informasi dalam melakukan promosi
➢ Perbaikan dan pembaruan peralatan produksi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ikan lele
➢ Mengoptimalkan dukungan pemerintah untuk kemajuan pemasaran ikan lele
➢ Mengadakan pelatihan dan pembinaan untuk mengembangkan produksi ikan lele
ANCAMAN (T) ➢ Pengaruh musim ➢ Kondisi Ekonomi ➢ Kebijakan Pemerintah ➢ Pesaing
STRATEGI ST ➢ Memenfaatkan bantuan dari
pemerintah dengan tepat untuk mencapai target produksi
➢ Menambah area kolam budidaya agar proses usaha budidaya ikan lele bisa kontinyu
➢ Menjalin hubungan yang lebih baik dengan pemasok benih ikan lele
➢ Membuat kebijakan mengenai kesepakatan harga antara pihak terkait
STRATEGI WT ➢ Memperluas hubungan kerja
sama dengan perusahaan lain yang bergerak dibidang yang berbeda untuk memperkuat posisi produk
➢ Mengantisipasi hambatan sebaik mungkin dan lebih memperhatikan target pemasaran
➢ Saling menjaga dan membangun kepercayaan
➢ Menjaga stabilitas pemasaran ikan lele
70
Selain dengan menggunakan analisis SWOT juga dapat dilakukan
analisis faktor internal dan eksternal dengan menggunakan diagram matrik
SWOT. Berdasarkan hasil pengurangan nilai IFAS (x) yaitu sebesar 2.79 dengan
hasil pengurangan nilai EFAS (y) yaitu sebesar 2.056 sehingga, apabila ditarik
garis lurus didapatkan titik kordinat (2.79;2,056) yang berada pada kuadran I
seperti “matriks grand strategi” yang dapat dilihat pada gambar 14 :
Peluang
Conservatif Agresif
(2.79: 2,056)
Sel III Sel I
Kelemahan Kekuatan _
Sel IV Sel II
Devensif Difersifikasi
_
Ancaman Keterangan : : Posisi Kelompok Tani Sumber Lancar
Gambar 14. Martik Grand Strategi
Hasil dari gambar lima (14) disimpulkan bahwa matrik grand strategi pada
posisi (x,y) pada kuadran I adalah strategi agresif. Hal ini disebabkan karena
peluang dan kekuatan berpengaruh dominan dibandingkan dengan kelemahan
dan ancaman, hasil ini sesuai dengan perhitungan analisis SWOT, dimana faktor
71
strategi internal nilai kekuatan = kelemahan ( 1,393 = 1.393 ) dan faktor strategi
eksternal nilai peluang > ancaman ( 1.279 > 0.777 ).
5.5Alternative Strategi Pemasaran
Berdasarkan hasil analisis SWOT pada gambar 14 menunjukan bahwa
Kelompok Tani Sumber Lancar berada pada posisi kuadran I ini merupakan
situasi yang sangat menguntungkan dimana pemasaran memiliki peluang dan
kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk mendapatkan
keuntungan. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).
Berdasarkan hasil analisis matrik SWOT, maka alternatif strategi yang
dapat diterapkan oleh Kelompok Tani Sumber Lancar Malang sebagai berikut :
1. Meningkatkann jumlah ikan lele yang dipasarkan
Ketersediaan ikan lele yang dipasarkan harus di tingkatkan, mengingat
permintaan pasar yang belum terpenuhi. Dalam meningkatkan kuantitas ikan
lele kelompok tani sumber lancar memiliki cara tersendiri yaitu dengan cara
Meningkatkan jumlah produksi denagn penambahan jumlah kolam budidaya
dari 12 kolam menjadi 29 kloam agar produksi meningkat dapat memenuhi
target pasarserta menambah kerja sama dengan pembudidaya lain untuk
membeli ikan lele yang ada di wilayah Malang dengan harga yang lebih
murah dari harga jual agarmemberi nilai tambah dari ikan lele yang
dipasarkan hal ini dapat terwujud jika fasilitas transportasi pengiriman yang
memadai agar ikan lele tetap segar saat sampai pada tempat pengiriman
mengingat kekurangan dari produk perikanan yang mudah rusak.
2. Melakukan promosi yang lebih gencar
Kelompok tani sumber lancar telah melakukan promosi yang baik, terlihat
dari partisipasi dalam mengikuti pasar budaya yang ada di lapangan rampal
72
kota malang, namun untuk mencapai pasar luar kota haruslah melakukan
promosi yang lebih gencar, dapat dilakukan melalui media sosial seperti
facebook, instagram, serta media sosial lainnya, agar informasi ikan lele
masamo dapat tersebar dengan luas serta ikan lele masamo dapat
dipasarkan secara cepat baik dalam kota terlebih di luar kota, hal ini dapat
terwujud jikamengoptimalkan bantuan dari perikanan kotaMalang untuk
pengembangan pemasaran ikan lele masamo yang agresif
3. Meningkatkan kualitas ikan lele yang di pasarkan
Kelompok tani sumber lancar memiliki cara untuk mempertahankan
kualitas ikan yang dipasarkan, yakni dengan cara melakukan kerja sama
dengan perusahaan lain dengan bidang yang berbeda seperti perusahaan
pakan yang memiliki kadar nutrisi yang tinggi agar menghasilkan ikan yang
berkualitas serta melakukan penanganan panen dengan tepat agar ikan tidak
rusak serta menerapakan sistem budidaya bioflok untuk menjaga kualitas air
kolam budidaya. Produk yang berkualitas akan membuat komsumen
memberi kepercayaan terhadap produk yang dijual dan menjadi langganan
4. Meningkatkan kerja sama dengan pemerintah
Mengembangkan pemasaran ikan lele tidak lepas dari campur tangan
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, sebaiknya
dengan adanya peraturan pemerintah tentang perikanan, kelompok tani
sumber lancar kota Malang dapat memanfaatkan bantuan dari pemerintah
dengan maksimal, baik berupa fisik seperti prasarana tranfortasi yang
digunakan untuk pemasaran serta modal usaha untuk mengembangkan
usaha pemasaran ikan lele masamo yang sedang berkembang agar dapat
meningkatkan kuantitas komoditi ikan lele masamo serta mampu memenuhi
permintaan pasar, baik pasar dalam kota malang sendiri maupun luar kota
malang.
73
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitia tentang strategi
pengembangan usaha pemasaran ikan lele masamo di Kelompok Tani Sumber
Lancar adalah sebagai berikut:
1. Penerapan strategi STPD (segmentation, tergettin, positionin dan differensiation)
yang saat ini diterapkan oleh kelompok tani sumber lancar. 1. Segmentasiuntuk
ikan lele yang dipasrkan disini dibagi menjadi dua yaitu untuk konsumen dengan
isi ikan lele 8-12 ekor per kilogram dan untuk konsumen olahan ikan lele dengan
ukuran 5-8 ekor per kilogram serta 2-3 ekor untuk konsumen kolampancingan. 2.
Sasaran pasar yang dituju dan dianggap paling berpotensi menurut pihak
kelompok tani sumber lancar adalah konsumen lokal yaitu Kota Malang. 3. Posisi
pasar yang dilakukan kelompok tani sumber lancar adalah posisi pasar menurut
harga atau kualitas karena produk yang dihasilkan dari kelompok tani sumber
lancar diposisikan sebagai nilai (harga dan kualitas) terbaik. 4. Ciri khas
produkyang dihasilkan pada kelompok tani sumber lancar terletak pada nama
species ikan lele baru yaitu ikan lele masamo yang merupakan persilangan dari
ikan lele sangkuriang dengan ikan lele phyton.
2. Dari analisis IFAS dan EFAS usaha pemasaran ini memiliki faktor peluang dan
kekuatan lebih dominan sehingga usaha pemasaran ini berada pada kuadran I
yang berarti usaha dapat dikembangkan dengan melakukan strategi Agresif yaitu
usaha harus dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus
diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth Oriented Strategy)
3. Alternatif strategi untuk kelompok tani sumber lancar yang harus diterapkan yaitu
strategi agresif yang sanagt cocok setelah dilihat dari hasil analisis SWOT.
74
Artinya strategi yang tepat adalah strategi SO, dengan kekuatan dan peluang
yang dimiliki usaha pemasaran ikan lele masamo akan mendukung strategi
agresif agar usaha pemasaran ikan lele masamo lebih cepat berkembang.
6.2 Saran
Peneliti memberi beberapa saran yang bersifat membangun guna sebagai
bahan pertimbangan dalam meningkatkan usaha, diantaranya yaitu:
1. Jika dilihat dari strategi yang saat ini diterapkan oleh kelompok tani sumber
lancar, peneliti menyarankan untuk melalukan promosi yang lebih luas
termasuk dengan menggunakan media sosial sebagai alat promosi agar
dapat tersebar luas dengan cepat dan meminimalisir biaya promosi.
2. Mengadakan pelatian-pelatihan budidaya ikan lele kepada masyarakat
sekitar sehingga masyarakat dapat menerapkannya di rumahnya masing-
masing dan dapat memenuhi permintaan ikan lele yang tinggi namun belum
terpenuhi
3. Memperluas daerah pemasaran dengan cara memperbesar volume produksi
sehingga permintaan di wilayah malang dapat terpenuhi dan dapat
memenuhi permintaan di kota-kota lain.
75
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Abu dan Narbuko, Cholid. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT
Bumi Askara.
Ahman, E. dan E. Indriani. 2006. Membina Kompetensi Ekonomi. Grafindo
Media Pratama. Jakarta
Bank Indonesia. 2015. Suku Bunga Dasar Pinjaman. Jakarta. Default.aspx. 1
hlm.http://www.bi.go.id/id/perbankan/suku-bunga-dasar/Default.aspx.
html.Diakses tanggal 1 November 2015.
David, F R. 2006. Manajemen Strategis Konsep-Konsep. Terjemahan. PT.
Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta
FAO. 2012. Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya Dunia. Bappenas.
Jakarta.
FAO. 2015. Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya Dunia. Bappenas.
Jakarta.
Gates, Roger and Carl McDaniel. 2001. RisetPemasaranKontemporer.
Terjemahan SumiyartodanRambatLupiyoadi.SalembaEmpat. Jakarta.
Hal 5
Hanafiah.2004.Analisis Usaha Dan Alternatif Strategi Pengembangan
Agribisnis Pembenihan Ikan Lele Dumbo Di Kecamatan Ceper
Kabupaten Klaten.Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Perpustakaan.uns.ac.id
Handoko, T. H. 2009. Manajemen.BPFE.Yogyakarta.
Harisudin, M. 2009. Manajemen Strategi. Handout Kuliah Fakultas Pertanian
UNS. Surakarta
Hasan, M Iqbal. 2002. Pokok-
PokokMateriMetodelogiPenelitian&Aplikasinya.Jakarta; Ghalia
Indonesia.
Hunger and Wheelen, E.Y. 2003. Analisis Efisiensi Tataniaga pada Kelompok
Usaha Budidaya Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp.) di Kecamatan
Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Kasmir.2012.Analisis Pemasaran Lele di Kabupaten Klaten. Jurnal Sains
Peternakan 9 (1) Jurusan Peternakan Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
76
Kota malang. 2015. Gambran Umum Kelurahan Balearjosari. Malang.
Tentang kami.2 hlm.http://kelbalearjosari.malangkota.go.id/tentang/. Html.
Diakses tanggal 1 November 2015.
Kottler, Philip, Susanto AB. 2008. Manajemen pemasaran di Indonesia.
Jakarta: salemba empat.
Kusumastanto.T dan Hiariey, J. 2004.Pengembangan Bisnis Perikanan Dalam
RangkaPemulihan Ekonomi Bangsa. Jurnal Ichthyos, Vol 3 No. 2, 45-
50.
Lupiyoadi. 2001. Pemasaran Pertanian. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Marzuki. 2003. MetodologiRiset. Yogyakarta: FakultasEkonomiUniversitas Islam
Indonesia.
Primyastanto, M dkk. 2005. BukuPanduanEvaluasiProyek. Malang:
UniversitasBrawijaya.
Primyastanto, Mimit. 2014. Aplikasi Teori Pemasaran. Malang; Universitas
Brawijaya Press (UB press).
Purwanto. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. PT.Agromedia
Pustaka. Jakarta
Ramli, M. 2009. Perkembangan Perikanan Budidaya dan Kontribusinya di
SektorPertanian Dalam Perekonomian Kabupaten Lima Puluh Kota,
Sumbar. Jurnal Perikanan dan Kelautan 14,1 : 93-103
Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Reinaldo.2012.Pengembangan Bisnis Perikanan Dalam Rangka Pemulihan
EkonomiBangsa. JurnalIchthyos, Vol 3 No. 2, 45-50.
Robinson danNarbuko, Cholid. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi
Askara.
Sahada, N.A. 2013. Analisis Usaha Pemasaran ikanKoi (Cyprinus carpio)
Pada UD.Kelud Koi di DesaKuwutKecamatanKuwutKabupatenBlitar.
PraktekKerjaLapang.FakultasPerikanandanIlmuKelautan.UniversitasBra
wijaya. Malang.
Setiati, Eni. 2005. Memenangkan Pasar dengan Produk Unggulan.Edisi I.
PenerbitAndi.Yogyakarta.
77
Soekartawi. 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Malang: Universitas
Brawijaya.
Sudrajat.2010. Analisis Pemasaran Lele di Kabupaten Klaten. Jurnal Sains
Peternakan 9 (1) Jurusan Peternakan Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Sugiyono.2013. MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D. Alfabeta.
Bandung
Suhardedi, cecep. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Pembenihan Lele
Dumbo (Clarias gariepinus) Di Kabupaten Boyolali. Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Sutawi. 2002.Pemasaran Pertanian. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Sutojo, Siswanto. 2003. Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT.
Darma Aksara Perkasa Jakarta.
Triyanti, Riesti dan Shafitri, Bensyana. 2012. KAJIAN PEMASARAN IKAN
LELE(Clariassp) DALAM MENDUKUNG INDUSTRI PERIKANAN
BUDIDAYA(StudiKasus di KabupatenBoyolali, Jawa Tengah). Balai
besar penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan. J. Sosek KP Vol.
7 No. 2.
Umar, H. 2003. Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Waluyo, S. A. Feryanto dan T. Haryanto.2008. Ilmu Pengaetahuan Sosial.
2008. Pusat Pembinaan Departemmen PendidIkan Naisonal. Gramedia:
Jakarta.
Wibowo, S. Joko. 2007. Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil. Penebar
Swadaya : Jakarta.
78