Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PENINGKATANKUALITAS PENDIDIKAN
Didik Suprayogo
Senin, 12 Agustus 2019, 12.45 -14.15
Sumber: Abdul Hakim Halim, 2015, Hans de Wit , 2016, Intan Ahmad, 2016, LPM Atma Jaya, 2018, Kemenristek Dikti, 2017
Alur presentasi
Pertanyaan 1. Siapa itu Dosen dan apa itu Perguruan Tinggi?
Pertanyaan 2. Apa yang dimaksud Kualitas di Perguruan Tinggi?
Pertanyaan 3. Apa yang dimaksud dengan Jaminan Mutu PT?, Apa Perbedaan antara Jaminan
Mutu Internal dan Jaminan Mutu Eksternal?
Pertanyaan 4. Apa itu Peningkatan Kualitas?
Pertanyaan 5. Bagaimana Standar Digunakan dalam Jaminan Mutu?
Pertanyaan 6. Siapa Pemangku Kepentingan dalam Penjaminan Mutu?
Pertanyaan 7. Bagaimana Menjamin Kualitas dalam Internasionalisasi dan Kerjasama
Internasional?
8. Peningkatan Kualitas Perguruan Tinggi
Dosen(2)
Pengabdiankepada
masyarakat
Dosen
Pendidikan Penelitian
Three in one
Tridharma Perguruan Tinggi
Dosen
JabatanFungsional
JenjangPendidikan
Penunjang
Networking
Academic integrity
Sertifikatdosen
• Jabatan akademik
Kedudukan yang menunjukkantugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorangDosen dalam suatu satuanpendidikan tinggi yang dalampelaksanaannya didasarkanpada keahlian tertentu sertabersifat mandiri
Dosen(4)
No.Jabatan Aakademik
DosenKualifikasiPendidikan
Program Studi
Diploma/Sarjana
Magister Doktor
1 Asisten AhliMagister Melaksanakan
Doktor Melaksanakan Membantu Membantu
2 LektorMagister Melaksanakan - -
Doktor Melaksanakan Melaksanakan Membantu
3 Lektor Kepala Doktor Melaksanakan Melaksanakan Melaksanakan
4 Profesor Doktor Melaksanakan Melaksanakan Melaksanakan
Wewenang dan tanggungjawab dosen dalam mengajar
Dosen(5)
No.Jabatan Aakademik
DosenKualifikasiPendidikan
Bimbingan Tugas Akhir
Skripsi/TA Tesis Disertasi
1 Asisten AhliMagister Melaksanakan - -
Doktor Melaksanakan Membantu Membantu
2 LektorMagister Melaksanakan Membantu* -
Doktor Melaksanakan Melaksanakan Membantu
3 Lektor Kepala Doktor Melaksanakan MelaksanakanMembantu/
Melaksanakan**
4 Profesor Doktor Melaksanakan Melaksanakan Melaksanakan
Wewenang dan tanggungjawab dosen dalam membimbing
* = Golongan III/d
** = Sebagai penulis utama pada jurnal ilmiah internasional bereputasi
Dosen(6)
S1 S2
S3
Asisten Ahli – Lektor – Lektor Kepala – Guru Besar
Sekprodi – Kaprodi – Dekan – PR – Rektor
Posisi
Waktu
Masa lalu
Batas usiapensiun
Where will your academic staff be in the next 10, 15, and 30 years?
S2, Asisten
Ahli
S2, Lektor,
SekprodiS3, GB, Rektor
Issue “Pendidikan”
Discovery Integration
ApplicationTeaching and learning
Scholar-ship
Scholarship
Boyer, E. L., 1990, Scholarship reconsidered: priorities of the professoriate, the Carnegie Foundation for Advancement of Teaching, New York, USA
Scholars are academics who
conduct research, publish, and
then perhaps convey their
knowledge to students or apply
what they have learned.
Kadang-kadang diperlukan enforcement
• Setiap dosen wajib untuk memiliki account Sinta
• Setiap dosen wajib tahu & memiliki Google Scholar ID
• Setiap dosen didorong untuk memiliki Author ID (ID Scopus)
Langkah-langkah apa ?
• Meningkatkan mutu SDM
• Proses pembangunan reputasi dosen (reputasi UB bisa tercapai jika dosenbereputasi baik)
• Peningkatan jejaring dengan dunia akademik & masyarakat
• Menjaga rasio optimum dosen-mahasiswa
Peningkatan mutu SDM
• Studi lanjut S3 : adalah hak & sekaligus tanggung jawab. Studi lanjut didorong, tetapi pada suatu keadaan bisa menjadi keharusan karena tuntutan external
• Tingkatkan kapasitas keahlian• Orientasikan riset dengan roadmap research university, faculty, jurusan, kelompok
• Perkuat kemampuan mengeksekusi kegiatan riset dalam tim & secara individu
• Orientasikan pada kualitas penelitian
• Orientasikan untuk output & outcome
Dampak dari SDM yang baik
• Rasio mutu meningkat (pendidikan S3 meningkatkan rasio, & probabilitas sbgAssociate Professor & Professor)
• Meningkatkan kepercayaan diri (tetapi sekaligus harus rendah hati)
• Peningkatan kepercayaan pihak luar
• Peningkatan produktivitas ilmiah
• Semakin dikenal oleh masyarakat ilmiah & pengguna karena kredibilitas dosen
• Meningkatkan kerjasama (penelitian & implementasi/penerapan)
Reputasi Dosen
• Peningkatan penelitian yang berkualitas• Research group
• Research equipment
• Peningkatan publikasi ilmiah
• Peningkatan kerjasama dengan akademisi & masyarakat
• Penyebarluasan produk iptek
• Peningkatan mutu pembelajaran
Peningkatan jejaring
• Penguatan expert pool & technological product
• Peningkatan penerapan keahlian & penerapan teknologi
• Meningkatkan keterlibatan dalam komunitas ilmiah nasional & internasional
Rethinking
Mahasiswa sbgkonsumen
Dosen & tendiksebagai penjual jasa
Mahasiswasebagaipartner untuk
menghasilkan luaran
Universitas harus mampu mengintegrasikan mahasiswa dalam proses penyelenggaraan Tri Dharma PT sebagai partner & agent perubahan
Catatan: bukan berarti mahasiswa menjadi pekerjanya dosen (bukan sebagai sub pelaksana)
Model Mahasiswa sebagai partner
En
gag
em
ent
thro
ug
h p
artn
ersh
ip: s
tud
ents
as
par
tner
s in
le
arn
ing
an
d t
each
ing
in h
igh
er e
du
cati
on
; Mic
k H
eale
y,
Ab
bi F
lint
and
Kat
hy
Har
rin
gto
n, 2
014
Mahasiswa sebagai agent perubahan
Dunne, E. and Zandstra, R. (2011) Students as change agents – new ways of engaging with learning and teaching in higher education [Internet]. Bristol: A joint University of Exeter/ESCalate/Higher Education Academy Publication.
Perguruan Tinggi(1)The university is an intellectual collectivity, and not just a collection of stimulating individualand necessary services provided by the university; it is not a legal construct and it is not an epiphenomenon. It is a general pattern of attitudes and activities which molds the activities of the individual members of the university. If this pattern is dissipated, it has a debilitating effect on the relation of teachers and students and colleagues and colleagues. It is a pattern which is sustained by academic citizenship
Shils (1997: 86) dalam Macfarlane(2007)
Citizenship = participation and commitment
Universitas adalah kolektivitas intelektual, dan bukan sekedar kumpulan stimuasiindividu dan layanan kebutuhan yang diberikan oleh universitas; ini bukan sekedarkonstruksi hukum dan bukan sekdar epifenomenon. Ini adalah pola umum dari sikap dankegiatan yang membentuk pergerakan kolektif dari masing-masing anggota di universitas. Jika pola ini hilang, ia memiliki efek melemahkan hubungan dosen danmahasiswa serta kolega dan kolega. Ini adalah pola yang didukung oleh citizenship
akademik
Perguruan Tinggi(2)
Element of citizenship Implications for academic life
Political literacy Memahami proses pengambilan keputusan di semuatingkatan dalam universitas
Social and moral responsibility
Menghargai atas tanggung jawab terhadapmahasiswa, teman sejawat, universitas, badanprofesional, komunitas lokal, dan masyarakat luas
Community involvement Keterampilan dalam membimbing mahasiswa, mendukung teman sejawat akademik dan profesional, mengembangkan dan menerapkan pengetahuan, berkomunikasi dengan publik
(Mc Farlane, 2007)
Perguruan Tinggi(3)• Education – that is teaching in all its forms – is the primary task of higher education
• Scholars are academics who conduct research, publish and convey their knowledge to students or apply what they have learned
• To be a scholar is to be a researcher – and publication is primary yardstick by which scholarly productivity is measured
• All efforts are directed to have better education
• Scholarship is the main issue of education
(Boyer, 1990)
Reputasi(1)• Reputasi (= recognition) seseorang adalah persepsi orang lain, pihak lain atau masyarakat
tentang diri orang tersebut dalam waktu panjang
• Reputasi ini biasanya didasarkan kepada kinerja
• Kinerja ini ditentukan oleh modal insani (kompetensi) yang dimiliki
• Reputasi tidak tumbuh secara instan tetapi dalam waktu panjang dan akanditentukan oleh konsistensi dalam menghasilkan kinerja terbaik
• Reputasi institusi (= perguruan tinggi) adalah persepsi orang lain, pihak lain atau masyarakat tentang institusi tersebut dalam waktu panjang
• Kinerja institusi ditentukan oleh kapasitas yang dimiliki
Reputasi(2)
Modal Insani
Observasistakeholders
Waktupanjang
Kinerja Persepsi
Integritas Akademik
ReputasiKapasitasInstitusi
Reputasi(3)• Apa integritas akademik? Jujur
Academic integrity is the moral code or ethical policy of academia. This
includes values such as avoidance of cheating or plagiarism; maintenance
of academic standards; honesty and rigor in research and academic
publishing. [Alison Kirk, 1996]
Integritas akademik adalah kode moral atau kebijakan etis akademisi. Ini termasuk nilai-nilai seperti menghindari kecurangan atauplagiarisme; pemeliharaan standar akademik; kejujuran dan ketelitiandalam penelitian dan penerbitan karya akademis.
Why is Having a Good Reputation Important?• Reputation is important in business because it isn’t just one aspect of our
business. It is made up of all of the aspects of our business. It doesn’t affect one area of our business, it permeates and influences all aspects of our business. Our business reputation is an interconnected system that fuels itself. As a result, a good reputation is a must for businesses that want to continue to grow.
https://thrivehive.com/why-is-having-a-good-reputation-important/
Reputation for sustainability
• “Real value doesn’t just depend on returns and growth rates, but how long a business can keep growing” (Lord Browne of Madingley is the former Chief Executive of BP. He is currently Chairman of the Independent Review of UK Higher Education and Student Finance, UK)
• If we lose trust, we lose reputation. We need to have good reputation to get trust.
• "Terkenal sulit dipahami" (Gibson, 1986; Neave, 1986; Scott, 1994)
• "Licin" (Pfeffer dan Coot, 1991)
• "Relatif" (Baird, 1998; Harvey dan Green, 1993; Middlehurst, 1992;
Vroeijenstijn, 1992; Westerheijden, 1990)
• "Dinamis" (Boyle dan Bowden, 1997)
• "Multidimensi" (Campbell dan Rozsnyai, 2002)
• "Konsep filosofis yang tidak memiliki teori umum dalam literatur“ (Green,
1994; Westerheijden, 1999).
Gambaran Kualitas
“Mungkin tidak akan sulit untuk mendapatkan konsensus di sekitar proposisi bahwa
universitas harus bertujuan untuk kualitas tinggi dalam pengajaran dan penelitian
mereka. Tetapi jauh lebih sulit untuk mengidentifikasi apa sebenarnya kualitas itu,
bagaimana itu dapat dikenali dan bagaimana itu dapat diukur. Ini diilustrasikan oleh
fakta bahwa beberapa dokumen kebijakan utama tentang penjaminan mutu untuk
universitas menjelaskan secara terperinci tentang proses di mana kualitas harus
dijamin tanpa pernah sekalipun mengatakan apa yang sebenarnya merupakan
'kualitas.'
Ferdinand von Prondzynski, Principal and Vice-Chancellor of
Robert Gordon, University of Aberdeen in Scotland
Arti yang tepat dari kualitas pendidikan dan jalan menuju peningkatan kualitasseringkali tidak dapat dijelaskan. Diperiksa dalam konteks, kualitas pendidikantampaknya dapat merujuk pada input (jumlah dosen, jumlah pelatihan dosen,jumlah buku teks), proses (jumlah waktu pengajaran langsung, tingkat pembelajaranaktif), output (skor tes, tingkat kelulusan), dan hasil (kinerja dalam pekerjaanberikutnya).Selain itu, pendidikan yang berkualitas dapat menyiratkan pencapaian target dansasaran yang ditentukan.Pandangan yang lebih komprehensif juga ditemukan, dan interpretasi kualitasmungkin didasarkan pada reputasi lembaga atau program, sejauh mana PT telahmempengaruhi perubahan dalam pengetahuan, sikap, nilai, dan perilakumahasiswa, atau teori atau ideologi lengkap tentang akuisisi dan aplikasi belajar(Adams 1998).
• Kualitas sebagai hal yang luar biasa / keunggulan - pandangan ini mengacu pada kualitassebagai hal yang luar biasa berkaitan dengan standar dan keunggulan akademik tertinggi. Menurut definisi, kualitas semacam ini tidak dapat dicapai oleh semua.
• Kualitas sebagai kesempurnaan atau konsistensi - pendekatan ini memandang kualitassebagai proses untuk menghilangkan cacat dan bertujuan untuk hasil yang konsisten atausempurna. Dalam pandangan ini, kualitas dapat dicapai oleh semua dengan berfokus padakonsistensi (terus-menerus memperbaiki dan menghilangkan kelemahan).
• Kualitas sebagai kesesuaian untuk tujuan - dalam pandangan ini kualitas diukur dengantingkat pemenuhan tujuan, misi atau tujuan yang dinyatakan - baik oleh lembaga atau program akademik; makna yang tepat akan bervariasi tergantung pada tujuan aktual yang dibayangkan.
• Kualitas sebagai nilai ekonomi - fokus di sini adalah pada rasio output per input, dengan tujuanmendapatkan lebih banyak efisiensi. Dengan kata lain, ini mirip dengan pengembalian atasinvestasi. Kualitas dicapai ketika hasil yang lebih baik atau lebih tinggi dapat dicapai denganbiaya yang sama, atau jika biaya dapat dikurangi ketika tingkat hasil dipertahankan.
• Kualitas sebagai transformasi - pendekatan ini terlihat pembelajaran yang terpusat padamahasiswa; memandang kualitas sebagai nilai tambah dan transformasi dan pemberdayaanmahasiswa melalui proses pembelajaran. Dalam skema ini, kualitas dicapai ketika pembelajaranterbukti transformatif bagi mahasiswa....
Accontable• Kesiapsiagaan mahasiswa untuk bekerja• Pengadaan sumber daya yang berkualitas• Fasilitas yang memadai• Fokus pada peningkatan yang berkelanjutan
Pencapaian yang Luar biasa• Kredibilitas• Legitimasi• Reputasi• Peringkat• Prestige
Pencapaian Tujuan:• Pemenuhan misi dan visi• Transparan dalam tujuan :
Proses• Pencapaian standar• Pencapaian tujuan
institusionalTransformatif
• Pendekatan pembelajaran berpusat padamahasiswa
• Kompetensi perkuliahan• Kejelasan hasil (outcome based education)• Pengembangan berpikir kritis• Keterlibatan mahasiswa dengan konten
1. Dengan kondisi UB saat ini, apa arti kualitas di PT-UB? Apa fokus utama
peningkatan kualitas yang saudara rekomendasikan di UB?
2. Mengapa kualitas dan jaminan kualitas penting untuk UB?
3. Bagaimana strateginya agar kualitas dirasakan oleh pemangku kepentingan
yang berbeda? Oleh mahasiswa? Pengguna lulusan? Pembuat kebijakan?
Orangtua mahasiswa? Akademisi?
4. Apakah ada hubungan antara otonomi PT (PTN-BH) dan kualitas?
Diskusi
PERTANYAAN 3. APA YANG DIMAKSUD DENGAN JAMINAN MUTU
PERGURUAN TINGGI?, APA PERBEDAAN ANTARA JAMINAN MUTU
INTERNAL DAN JAMINAN MUTU EKSTERNAL?
DASAR HUKUM SPM DIKTI
UNDANG-UNDANG NO 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI (Pasal 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57)
PP No 4 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pendidikantinggi
Permenristekdikti 44 tahun 2015Permenristekdikti no 62 tahun 2016 Permenristekdikti no 32 tahun 2016Permenristekdikti no 139 tahun 2014Permenristekdikti no 61 tahun 2016
52
Dasar Hukum SPM Dikti
1. Pasal 51 UU Dikti, Pendidikan Tinggi yang bermutu merupakan pendidikan tinggi
yang menghasilkan lulusan yang mampu secara aktif mengembangkan potensinya
dan menghasilkan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi yang berguna bagi
masyarakat, bangsa, dan negara.
1. Pasal 52 UU Dikti dinyatakan bahwa SPM Dikti ditetapkan oleh menteri dan
merupakan kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara
berencana dan berkelanjutan. Telah diterbitkan Permenristekdikti No 44 tahun
2015
53
3. Pasal 53 UU Dikti dan telah diterbitkan Permenristekdikti no 62 tahun 2016
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM Dikti) yang terdiri
atas:
a. sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
b. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME)/Akreditasi
c. Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti)
4. Pasal 54 UU Dikti tentang
a. SN Dikti
b. Standar Dikti
Lanjutan …
54
5. Pasal 55 UU Dikti tentang Sistem penjaminan mutu eksternal dan telah diterbitkan
Permenristekdikti No 32 tahun 2016
a. Akreditasi merupakan kegiatan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan berdasarkan SN Dikti
b. Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan Program Studi dan
Perguruan tinggi
c. Pemerintah membentuk Badan Akreditasi Nasional PT
d. Pemerintah dan masyarakat membentuk Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM)
6. Pasal 56 UU Dikti tentang PD Dikti yang seluruh Indonesia yang terintegrasi
secara nasional dan telah diterbitkan Permenristekdikti No 61 tahun 2016
7. Pasal 57 UU Dikti mengatur Lembaga Layanan Pendidikan
Tinggi (L2 Dikti)
Lanjutan …
55
Pengertian SPM Dikti
Kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara
berencana dan berkelanjutan.
Mutu Pendidikan yang dimaksud adalah tingkat kesesuaian antara
penyelenggaraan pendidikan tinggi dengan Standar Dikti yang terdiri atas
SN Dikti dan Standar Dikti yang ditetapkan oleh PT masing-masing.
56
Tujuan dan Fungsi SPM Dikti
Tujuan SPM Dikti
Menjamin pemenuhan Standar Dikti secara sistemik dan berkelanjutan , sehingga
tumbuh dan berkembang Budaya Mutu di setiap perguruan tinggi di Indonesia
Fungsi SPM Dikti
Mengendalikan penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi untuk
mewujudkan pendidikan tinggi yang bermutu
57
Struktur SPM Dikti
1. SPMI, kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi
secara otonom atau mandiri untuk mengendalikan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan
pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan. SPMI direncanakan , dilaksanakan,
dievaluasi, dikendalikan, dan dikembangkan oleh setiap perguruan tinggi
2. SPME, yaitu kegiatan penilaian melalui akreditasi oleh LAM dan/atau BAN-PT untuk
menentukan kelayakan program studi dan perguruan tinggi , yang direncanakan, dievaluasi,
dilaksanakan, dikendalikan, dan dikembangkan oleh BAN PT dan/atau LAM melalui akreditasi
sesuai dengan kewenangan masing-masing
3. PDPT, kumpulan data dan informasi penyelenggaraan pendidikan tinggi seluruh perguruan
tinggi di Indonesia yang terintegrasi secara nasional. Data, informasi pelaksanaan, serta luaran
SPMI dan SPME dilaporkan dan disimpan oleh perguruan tinggi dalam PD Dikti
59
SPT
SNPTPermenristekdikti No. 44 Tahun 2015
SPTDitetetapkan oleh perguruan tinggi
Standar Nasional Pendidikan
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Isi Pembelajaran
Standar Proses Pembelajaran
Standar Penilaian Pembelajaran
Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan
Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Standar Pengelolaan Pembelajaran
Standar Pembiayaan Pembelajaran.
Bagan Struktur Standar Pendidikan Tinggi
Standar Nasional Penelitian
Standar Hasil Penelitian
Standar Isi Penelitian
Standar Proses Penelitian
Standar Penilaian Penelitian
Standar Peneliti
Standar Sarana dan Prasarana Penelitian
Standar Pengelolaan Penelitian
Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian
Standar Nasional PKM
Standar Hasil PKM
Standar Isi PKM
Standar Proses PKM
Standar Penilaian PKM
Standar Pelaksana PKM
Standar Sarana dan Prasarana PKM
Standar Pengelolaan PKM
Standar Pendanaan dan Pembiayaan PKM
Standar Bidang Akademik
Standar …
Standar …
dst
Standar Bidang Non-Akademik
Standar …
Standar …
dst
SPT(Standar Minimal)
SPT(Melampaui SNPT)
Ditetapkan Perguruan TinggiPermenristek-dikti No. 44 Tahun 2015
PT
Prodi
Mek
anis
me
SP
M D
ikti
Aspek SPMI SPME
Aktivitas Direncanakan , dilaksanakan,dikendalikan, dikembangkan olehPerguruan Tinggi
Direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dandikembangkan oleh BAN PT/LAM
Acuan Standar Pendidikan Tinggi :1. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti)2. Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh PT
Sumber data/Informasi Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti):1. PD Dikti tingkat PT yang dibentuk dan dikelola oleh setiap PT 2. PD Dikti tingkat Nasional yang dikelola oleh Dikti (Iptek Dikti)
Siklus Kegiatan 1. Penetapan2. Pelaksanaan3. Evaluasi4. Pengendalian5. Peningkatan
1. Evaluasi data dan informasiPT/Prodi
2. Penetapan status danperingkat akreditasi
3. Pemantauan status danperingkat akreditasi
62
Sumber: Kementerian Riset, Teknologi, dan PendidikanTinggi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Direktorat Penjaminan Mutu
Mekanisme SPM DIkti
63
Mekanisme SPM DiktiMekanisme SPMI. PT mengimplementasikan SPMI dengan siklus PPEPP.
Penetapan (P) Standar Dikti yaitu kegiatan penetapan standar yang terdiri dari SN Dikti
dan Standar Dikti yang telah ditetapkan oleh PT
Pelaksanaan (P) Standar Dikti yaitu kegiatan pemenuhan standar yang terdiri dari SN Dikti dan
Standar Dikti yang telah di tetapkan oleh PT
Evaluasi (E) pelaksanaan standar Dikti, yaitu kegiatan pembandingan antara luaran
kegiatan pemenuhan standar dengan standar yang terdiri atas SN Dikti dan Standar Dikti
yang telah ditetapkan oleh PT
Pengendalian (P) pelaksanaan standar Dikti, yaitu kegiatan analisis penyebab standar yang
terdiri atas SN Dikti dan standar Dikti yang telah ditetapkan oleh PT yang tercapai untuk
dilakukan tindakan koreksi dan,
Peningkatan (P) standar dikti, yaitu kegiatan perbaikan standar yang terdiri atas SN Dikti
dan standar Dikti agar lebih tinggi daripada standar
yang terdiri atas SN Dikti dan Standar Dikti yang telah
ditetapkan oleh PT
1
64
Mekanisme SPM Dikti
2Mekanisme SPME atau Akreditasi
Evaluasi (E) data dan informasi, yaitu LAM dan/atau BAN-PT melakukan evaluasi kecukupan atas
data dan informasi program studi dan/atau perguruan tinggi dengan menggunakan data dan
informasi pada PD Dikti dan yang disampaikan oleh perguruan tinggi melalui instrumen akreditasi
Penetapan (P) status akreditasi dan peringkat terakreditasi, yaitu dengan mengolah dan
menganalisis data dan informasi dari perguruan tinggi pemohon akreditasi, LAM dan/atau BAN PT
menetapkan status akreditasi dan peringkat terakreditasi Program Studi dan/atau Perguruan Tinggi
Pemantauan dan Evaluasi (P) status akreditasi dan peringkat berakreditasi, yaitu LAM dan/atau BAN
PT melakukan pemantauan dan evaluasi atas pemenuhan syarat status akreditasi dan peringkat
terakreditasi program studi dan/atau perguruan tinggi yang telah ditetapkan berdasarkan data dan
informasi dari PD Dikti, fakta hasil asesmen lapangan,
Dirjen kelembagaan, Dirjen Belmawa, Dirjen Penguatan Riset
dan Pengembangan
65
Fasilitasi Akreditasi
untuk Prodi Baru dan
Terakreditasi C
S-1 Pendidikan
Teknologi Informasi
S-1 Teknologi
Bioproses
S-2 Patologi
Tumbuhan
S-2 Entomologi
Pertanian
D-4 Desain Grafis
…………………..
21 Prodi
Akselerasi Akreditasi
Prodi dari B ke A
S-1 Sistem
Informasi
S-1 Teknik Kimia
S-2 Matematika
S-2 Keteknikan
Pertanian
S-3 Teknologi
Industri Pertanian
………………
27 Prodi
Proses Akreditasi
ABET
S-1 Teknik Mesin
S-1 Teknik Elektro
S-1 Teknik Sipil
S-1 Teknik Industri
S-2 Teknik ElektroBerpotensi Akreditasi
ASIIN
S-1 Fisika
S-1 Kimia
S-2 Teknologi
Industri Pertanian
S-1 Teknik
Lingkungan
………………
24 Prodi
Berpotensi Sertifikasi
AUN-QA
S-2 Ilmu Hukum
S-1 Ekonomi Islam
S-1 Ilmu
Perpustakaan
S-1 Statistika
S-1 Sastra Inggris
………………
16 Prodi
Proses Sertifikasi
AUN-QA
S-2 Ilmu Ternak
S-1 Budidaya
Perairan
S-1 Ilmu Komunikasi
S-1 Sastra Jepang
Program
BIMTEK ASIIN
S-1 Fisika
Cluster Accreditation
ASIIN
S-1 Teknik
Lingkungan
S-2 Biologi
S-2 Teknik Elektro
S-1 Kimia
Telah Terakreditasi/
Tersertifikasi Internasional
S-1 Ilmu dan Teknologi
Pangan (IFT)
S-2 Manajemen (ABEST21)
S-2 Akuntansi (ABEST21)
S-2 Ilmu Ekonomi (ABEST21)
S-1 Administrasi Bisnis
(AASBI)
S-1 Biologi (AUN-QA)
S-1 Ekonomi Pembangunan
(AUN-QA)
S-1 Keteknikan Pertanian
(AUN-QA)
S-1 Teknologi Industri
Pertanian (AUN-QA)
S-2 Ilmu Biomedik (AUN-QA)
S-1 Administrasi Publik (AUN-
QA)
S-1 Ilmu Hukum (AUN-QA)
S-1 Teknik Pengairan (AUN-
QA)
S-1 Peternakan (AUN-QA)
S-1 Pendidikan Dokter (AUN-
QA)
S-1 Agribisnis (AUN-QA)
S-1 Agroekoteknologi (AUN-
QA)
S-2 Administrasi Publik (AUN-
QA)
S-1 Akuntansi (ACCA)
PENGUATAN
AKSELERASI
AKREDITASI DALAM PROSESCONTINUOUS QUALITY
IMPROVEMENT
FASILITASI PRODI
TERAKREDITASI “A”
Status akreditasi dan peringkat terakreditasi program studi / PT dapat dicabut sebelum masa berlaku
habis jika terbukti sudah tidak lagi memenuhi syarat status akreditasi dan peringkat terakreditasi
Status Akreditasi :
-Terakreditasi
- Tidak terakreditasi
Peringkat Akreditasi :
-Terakreditasi baik
-Terakreditasi baik sekali
- Terakreditasi unggul
Lihat permenristekdikti no 32 tahun 2016 tentang akreditasi PS dan PT
69
Mekanisme SPM Dikti
3 Pengelolaan PD Dikti
Tujuan PD Dikti menurut permenristekdikti no 61 tahun 2016 antara lain :
1) Menyediakan data, informasi penerapan, dan luaran SPMI yang dilakukan
oleh PT
2) Menyediakan data, informasi penerapan dan luaran SPME atau akrediasi
program studi PS/PT yang dilakukan oleh BAN PT / LAM
Laporan PD Dikti dilakukan setiap semester ganjil dan genap dan semester
antara.
70
PT mengelola PD Dikti yang memiliki struktur data dan informasi yang identik
dengan struktur data dan informas pada PD Dikti di tingkat nasional. Data dan
informasi digunakan oleh PT mengimplementasikan SPMI di PS maupun PT
Kemristekdikti (Pusdatin Iptek Dikti) mengelola data dan informasi pada PD Dikti di
tingkat nasional. Data dan informasi diperoleh dari pelaporan PS/PT digunakan
oleh LAM dan/atau BANPT untuk mengimplementasikan SPME / akreditasi PS/PT
71
Implementasi dan Pembagian Tugas SPM Dikti
Institut, satuan kerja, badan, dan lembaga yang terlibat dala implementasi
SPM Dikti :
1. Perguruan tinggi
2. Direktorat Penjaminan Mutu – Dirjen Pembelajaran dan
Kemahasiswaan
3. BAN PT
4. Pusat data dan informasi Iptek Dikti
5. Badan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (BSN Dikti)
72
Mekanisme Implementsi SPM Dikti
Sumber: Kementerian Riset, Teknologi, dan PendidikanTinggi Direktorat Jenderal Pembelajaran danKemahasiswaan Direktorat Penjaminan Mutu
73
1. Perguruan Tinggi bertugas menerapkan PPEPP (penetapan, pelaksanaan, evaluasi
(pelaksanaan), pengendalian) Standar Dikti melalui implementasi SPMI. Luaran
SPMI dimintakan akreditasi kepada LAM/ BAN PT untuk memperoleh status
akreditasi dan peringkat akreditasi PS / PT
2. Direktorat Penjaminan Mutu – Ditjen Belmawa bertugas melaksanakan
(1)penyiapan perumusan kebijakan, (2)fasilitasi, (3)pegawasan dan (4)
pengendalian dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
3. LAM bertugas mengevaluasi data, visitasi ke PS/PT dan penetapan status
akreditasidan peringkat terakreditasi PS/PT
4. BAN-PT bertugas mengevaluasi data, visitasi ke PS/PT dan penetapan status
akreditasidan peringkat terakreditasi PT dan PS yang belum dilakukan oleh LAM
5. BSN Dikti bertugas menyusun rancangan peraturan menristek dikti tentang SN
Dikti untuk disahkan oleh menteri, mengembangkan SN Dikti sesuai dengan
perkembangan Ilmu dan teknologi74
Sumber: Kementerian Riset, Teknologi, dan PendidikanTinggi Direktorat Jenderal Pembelajaran danKemahasiswaan Direktorat Penjaminan Mutu
75
Prinsip Pembelajaran dalam SNPT (Pasal 11 Permenristekdikti No 44 Tahun 2015)
• Interaksi Mahasiswa-DosenCapaian Pembelajaran
• Praktek Mengajar yang EfektifInteraktif
• Mendorong pola pikir komprehensif
• Internalisasi keunggulan kearifan lokal-internasional, pendekatan inter-multi disiplin
Holistik, Integratif
• Pembelajaran Kolaboratif
• DiskusiEfektif, Saintifik
• High Order Learning
• Strategi pembelajaran
• Pembelajaran reflektif dan integratif
• Penalaran kuantitatif
Berpusat pada mahasiswa
• Kualitas Interaksi
• Lingkungan yang mendukungKontekstual, Tematik
kaitan antara matakuliah yang diberikan(proses pembelajarandengan learning outcomes/CP). Dosendan mahasiswa dapatmenyesuaikan matakuliah yang harus danperlu diambil olehmahasiswa. Agar para mahasiswamengetahui betulbahwa yang akanmembuat mahasiswalulus terutamaditentukan olehlearning outcomes (CP)dan bukan oleh jumlahSKS
Lingkup Pembelajaran dan Kemahasiswaan
PembinaanKemahasiswaan
BSNP
Incoming Students Graduates
AksesKurikulum
SPMI-BAN PT
Penjaminan Mutu
Penyelarasan
Output
Standar Kompetensi
StandarKompetensiKerja
Sulit Mendapat Pekerjaan
BNSPOutcome
KKNI
Teaching Learning Process
Cat: Perlu dipahami (berdasarkanCP/KKNI) perbedaan pendidikan danterutama proses untuk tingkatsarjana, magister dan doktor.
OBE
Strategi PembelajaranKurikulum
Buku Ajar
Belajar & Pembelajaran
Pendidikan Dosen
PenilaianSemuanya
HarusHarmoni
Instruction refers to any effort
to stimulate learning by the
deliberate arrangement of
experiences to help learners
achieve a desirable change in
capability (Smaldino, 2008)
Tidak ada satupun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua situasi dan kondisi yang berbeda walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama.
Ekstra dan ko -kurikuler
Menghasilkan a well rounded graduates
Keterlibatan mahasiswa dan kehidupan kampus dipandang penting karena mendukung pengembangan:
• Kemampuan berpikir kritis
• Kemampuan menyelesaikan masalah
• Kemampuan bekerja dalam tim, dan
• Kemampuan berkomunikasi secara efektif
Martha Nussbaum, an American philosopher, “Education is not just about the passive assimilation of facts and cultural traditions, but about challenging the mind to become active, competent, and thoughtfully critical in a complex world…”
Image: istockphoto
Catatan Akhir
-Sebaik apapun kurikulum dirancang, tidak akan efektif bila para dosen tidak
memberikan perhatian yang baik dalam proses mengajar, dan bagaimana mahasiswa
belajar. Dengan demikian, untuk menghasilkan SLO (students’ Learning Outcomes)
atau capaian pembelajaran yang disepakati adalah amat penting untuk memikirkan
bagaimana proses belajar terjadi dalam kelas maupun di luar kelas dan peran dosen
pengajar, termasuk ketersediaan berbagai pendukung.
-Kurikulum yang dibuat dapat memenuhi harapan dan aspirasi masyarakat
“Inti dari semua kegiatan jaminan mutu adalah
berpasangannya tujuan pertanggungjawaban dan
peningkatan kualitas. Secara bersama-sama, ini
menciptakan kepercayaan pada kinerja lembaga
pendidikan tinggi. Sistem penjaminan mutu yang
dilaksanakan dengan sukses akan memberikan informasi
untuk memastikan lembaga pendidikan tinggi dan publik
tentang kualitas kegiatan lembaga pendidikan tinggi
(akuntabilitas) serta memberikan saran dan rekomendasi
tentang bagaimana hal itu dapat meningkatkan apa yang
dilakukannya (peningkatan). Jaminan kualitas dan
peningkatan kualitas dengan demikian saling terkait.
Mereka dapat mendukung pengembangan budaya kualitas
yang dianut oleh semua: mulai dari mahasiswa dan staf
akademik hingga kepemimpinan dan manajemen
kelembagaan.
• Evaluasi Pembelajaran
• Teman Sejawat
• Peer Reviews
• Grant and Awards
• Pengembangan akademik
• Tool perancangan Pembelajaran
Membangun Budaya MutuPola pikir, Pola Sikap, Pola Perilaku berdasarkan Standar Dikti yang dilaksanakan
oleh semua pemangku kepentingan (internal stakeholder) di perguruan tinggi
Prinsip yang melandasi pola pikir, pola sikap dan pola perilaku :
Quality first : Semua pikiran dan tindakan pengelola pendidikan tinggi
harus memprioritaskan mutu
Stakeholder-in : semua pikiran dan tindakan pengelola pendidikan
tinggi ditujukan pada kepuasan stakeholders
The next process is our stakeholder : Setiap orang yang melaksanakan tugas
dalam proses pendidikan tinggi, harus menganggap orang
lain yang menggunakan hasil pelaksanaan tugasnya sebagai
stakeholder-nya yang dipuaskan
Speak with data : setiap orang pelaksana pendidikan tinggi harus
melakukan tindakan dan mengambil keputusan
berdasarkan analisis data yang telah diperolehnya,
bukan berdaarkan pengandaian atau rekayasa88
Penjaminan Mutu(1)
STANDAR DIKTENDIK
STANDAR SARPRAS
STANDAR PROSES
STANDAR ISI
STANDAR PENILAIAN
STANDAR PENGELO-
LAAN
STANDAR PEMBIAYAAN
CA
PAIA
N P
EM
BE
LA
JAR
AN
SISTEM PENJAMINAN MUTU DAN BENCH MARKING
KEPUASAAN PEMANGKU KEPENTINGAN
STANDAR DIKTENDIK
Penjaminan Mutu(2)
STANDAR PENELITI
STANDAR SARPRAS
STANDAR PROSES
STANDAR ISI
STANDAR PENILAIAN
STANDAR PENGELO-
LAAN
STANDAR PEMBIAYAAN
HA
SIL
PE
NE
LIT
IAN
SISTEM PENJAMINAN MUTU DAN BENCH MARKING
KEPUASAAN PEMANGKU KEPENTINGAN
ST
AN
DA
R H
AS
IL P
EN
EL
ITIA
N
Penjaminan Mutu(3)
STANDAR PELAKSANA
ABDIMAS
STANDAR SARPRAS
STANDAR PROSES
STANDAR ISI
STANDAR PENILAIAN
STANDAR PENGELO-
LAAN
STANDAR PEMBIAYAAN
HA
SIL
PE
NG
AB
DIA
N K
EPA
DA
M
AS
YA
RA
KA
T
SISTEM PENJAMINAN MUTU DAN BENCH MARKING
KEPUASAAN PEMANGKU KEPENTINGAN
ST
AN
DA
R H
AS
IL
PE
NG
AB
DIA
N K
EPA
DA
M
AS
YA
RA
KA
T
Penjaminan Mutu(6)
Dokumen SPMI
• Buku Kebijakan Mutu (quality policy), yang memuat antara lain:• Visi, misi, latar belakang, lingkup kebijakan, daftar dan definisi istilah, tujuan, strategi,
prinsip, mekanisme, SOTK, standar
• Buku/dokumen manual SPMI (quality manual)
• Buku/dokumen standar (quality standard)
• Buku/dokumen SOP/ formulir (quality documents)
SistemPenjaminanMutu Internal (SPMI)
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi(PD Dikti)
SistemPenjaminanMutu Eksternal(SPME)
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi
MMUTU
Penjaminan Mutu(7)
Tim Belmawa Dikti
94
Penjaminan Mutu(4)
MutuPendidikanTinggi
Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Standar PT
Sasaran Kinerja PT
Kinerja PT rata-rata nasional
Standar PT
1. Penyedia (mis., Lembaga donor dan
masyarakat, pembayar pajak);
2. Pengguna produk (mis., Mahasisiswa);
3. Pengguna Lulusan (mis., Pengusaha); dan
4. Tenaga akademik dan pendukung akademik
(mis., Dosen, tenaga laboran, teknisi,
pustakawan dan administrator)
1. Growing importance of internationalization at all levels
2. Increase in institutional strategies
3. Challenges of funding everywhere
4. Trend towards increased privatization through revenue generation
5. Competitive pressures of globalization, global rankings
6 Evident shift from (only) co-operation to (more) competition
7 Emerging regionalization, with Europe often a model
8 Numbers rising everywhere, with challenge of quantity versus quality
NEASC, Boston, December 7, 2016
Elemen Transformasi UB
Elemen institusi Dari Nasional Ke Internasional Misi Mendidik mahasiswa reguler; pendidikan
internasional bukan merupakan prioritas Mendidik mahasiswa reguler dan mengekspos mereka ke dimensi internasional dari matakuliah yang diajarkan
Kurikulum Beberapa matakuliah dan program pendidikan dan penelitian tertentu bertaraf internasional
Dimensi internasional diintegrasikan kedalam banyak mata kuliah dan program pendidikan dan penelitian
Maha-siswa
Penerimaan Sebagian kecil dari mahasiswa asing Persentase tinggi mahasiswa asing, tapi mahasiswa regular tetap dominan
Mobilitas Jumlah terbatas untuk studi-keluar negeri dan program pertukaran mahasiswa
Belajar di luar negeri dan program pertukaran mahasiswa yang ekstensif
Ketenaga kerjaan
Direkrut oleh instansi / pengusaha lokal Direkrut oleh instansi /pengusaha lokal, beberapa bekerja di anak perusahaan di LN dari perusahaan lokal
Elemen Transformasi UB
Elemen institusi Dari Nasional Ke Internasional
Dosen
Penerimaan Mayoritas dosen direkrut adalah Alumni PT Nasional
Beberapa anggota pengajar / dosen direkrut dari masyarakat internasional
Studi lanjut 1. Gelar pendidikan di peroleh dari PT Nasional, 2. Gelar pendidikan bisa diperoleh dari PT sendiri
1. Gelar pendidikan dapat di peroleh dari PT Nasional, 2. Gelar pendidikan sebagian diperoleh dari PT LN yang bereputasi internasional
Mobilitas Sangat terbatas; beberapa dapat melakukan sabatical di luar negeri
1. melakukan sabatical di luar negeri 2. Melakukan kunjungan ke LN sebagai dosen tamu baik sebagian atau penuh waktu dalam semester
Penelitian 1. topik penelitian memiliki atau tidak memliki dimensi internasional 2. Beberapa kerjasama penelitian internasional
1. topik penelitian mungkin akan memiliki penonjolan dimensi internasional 2. kerjasama penelitian internasional lebih menonjol
Evaluasi Kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dievaluasi tanpa mempertimbangkan kegiatan internasional
Kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dievaluasi dengan mempertimbangkan kegiatan internasional
Internationalization policies and strategies
• The Why, based on Internal and External Context analysis
• The What
• The How
• And the Outcomes/Impact (What will be the impact of the strategy in 5-10 years time on the quality of education and research?)
NEASC, Boston, December 7, 2016
To answer the why question, CONTEXT ANALYSIS is essential
• Context is both external: global, regional, national and local
• Context is also internal: by stakeholders
• Context analysis is essential for both strategy development and assessment of strategies
NEASC, Boston, December 7, 2016
• MOBILITY: students, academics, administrators, programs, projects, institutions
• PARTNERSHIPS: bilateral, multilateral, strategic
• CURRICULUM: knowledge, skills and attitudes
NEASC, Boston, December 7, 2016
The What: Two components
• Internationalization Abroad
• Student Degree Mobility
• Student Credit Mobility
• Student short term Mobility
• Staff Mobility
• Program mobility
• Internationalization at Home
• Campus internationalization
• Internationalization of the Curriculum
• Teaching and Learning
• Joint Programs
• Intercultural and international competences and learning outcomes
NEASC, Boston, December 7, 2016
Mobility Short and/or long term economic gain Talent recruitment International positioning
Incorporate approaches into more comprehensive strategies
Focus on internationalization of the curriculum and learning outcomes to enhance quality of education and research
NEASC, Boston, December 7, 2016
Internationalization at Home, including Internationalization of the Curriculum, and Global citizenship
Comprehensive Internationalization
NEASC, Boston, December 7, 2016
• “Internationalization at Home is the purposeful integration of international and intercultural dimensions into the formal and informal curriculum for all students within domestic learning environments.”
(Beelen and Jones, 2015)
NEASC, Boston, December 7, 2016
• “Internationalization of the curriculum is the process of incorporating international, intercultural and global dimensions into the content of the curriculum as well as the learning outcomes, assessment tasks, teaching methods and support services of a program of study.”
(Leask, 2015)
NEASC, Boston, December 7, 2016
Two components: the social and professional are seen as key aspects of living and working in a global society
Although global citizenship is a highly contested and multifaceted term, three key dimensions seem to be commonly accepted: global competence, social responsibility,, and civic engagement (Morais and Ogden 2011)
NEASC, Boston, December 7, 2016
Comprehensive Internationalization
• A Commitment and Action to Infuse International, Global and Comparative Content and Perspective throughout the Teaching, Research and Service Missions of Higher Education
• It shapes Institutional Ethos and Values and touches the Entire Higher Education Enterprise
• It not only impacts all of Campus Life, but the Institution’s External Frameworks of Reference, Partnerships and Relationships. (Hudzik, 2011)
NEASC, Boston, December 7, 2016
Meaning
• The process of integrating an international, intercultural or global dimension into the purpose, functions and delivery of post-secondary education.
• (Jane Knight)
NEASC, Boston, December 7, 2016
a revised definition of Internationalizationof Higher Education
Reflects increased awareness that
IoHE must become more inclusive and less elitist
Mobility must become an integral part of the internationalized curriculum that ensures internationalisation for all
Re-emphasises that
Internationalization is not a goal in itself, but a means to enhance quality
Should not focus solely on economic rationales
NEASC, Boston, December 7, 2016
• “The intentional process of integrating an international, intercultural or global dimension into the purpose, functions and delivery of post-secondary education, in order to enhance the quality of education and research for all students and staff and to make a meaningful contribution to society”
• (de Wit et al, 2015, European Parliament Study)
NEASC, Boston, December 7, 2016
Key Barriers Lack of funding, increased dependence on short-term
external funding sources, over-focus on revenue generation, bureaucratic obstacles, disharmony of HE funding models, outsourcing to commercial entities
Increasing numbers of unethical practices, fraud, corruption by different stakeholders
Insufficient foreign language learning provision, dominance of English as language for education and research
Over-dominant focus on mobility, accessible only to small elite, not integrated into curriculum/teaching and learning, lack of engagement and reward of faculty and staff
Lack of integration of institutional, national and supranational policies
NEASC, Boston, December 7, 2016
THE HOW: WHAT ARE KEY ENABLERS
Technological opportunities for virtual exchange and blended learning (enhanced international student interactivity)
Further development of joint and double degrees
Better mutual recognition of credits and degrees
Enhancement of qualitative indicators for quality assurance and classification systems
Greater commitment to equal partnerships
Stronger fostering of public-private initiatives
More alignment between education and research policies
More alignment with other education levels (primary, secondary, vocational, adult)
NEASC, Boston, December 7, 2016
THE IMPACT: WHERE IS THIS NEW INTERNATIONALISATION GOING?
Perceived Desirable Outcomes
• A higher education system capable of producing global citizens and professionals
• Respectful and appreciative of other cultures
• Able to contribute to the development of knowledge economies and socially inclusive societies.
• Better positioned to address global issues
• To compete and cooperate, with the rest of the world, including the emerging regions
NEASC, Boston, December 7, 2016
Perceptions and practices
• Internationalization has become a mainstream point of focus and reference in the Higher Education Sector
• Big Words are used to make this clear: Soft Power, Reputation, Internationalization of the Curriculum, Global Citizenship, Sustainable Development Goals, Comprehensive internationalization
• The Practice is still more on: Income Generation, Recruitment of International Students and Staff, Study Abroad and Teaching and Research in English
• And Rankings measure only these last ones
NEASC, Boston, December 7, 2016
Rankings’ approach to Internationalization• Focus is on outputs, not on outcomes
• Limited number of outputs: international students, international staff, internationally co-authored publications, study abroad (U-Multirank only)
• There is no common agreement on the definition of these used indicators
• And these indicators do not reflect the broader scope and outcomes/impact of internationalization
NEASC, Boston, December 7, 2016
Quality and rankings
• It is important to state that rankings like accreditations, must be the outcome of quality not direct the way quality assurance processes should be done.
• National, Regional and International Rankings measure their concept and indicators of quality not your quality
• There are too many universities aspiring to be high in the rankings than there are places in the top.
• And it is easier to stay on the top than to get there.
• So be realistic and stick to your own mission and qualitative indicators, do not let yourself driven by those of the rankers and be critical about those of accreditors.
NEASC, Boston, December 7, 2016
2. KEMENRISTEK DIKTI
INDIKATOR Kualitas dosen berdasar jumlah dosen
berpendidikan doktor, lektor kepala dan guru besar (12%),
Rasio dosen tetap terhadap mahasiswa (18%).
Akreditasi institusi dan prodi terakreditasi A/B (30%)
Kualitas atau prestasi kegiatankemahasiswaan (10%),
Kualitas kegiatan penelitian (30%) denganmenghitung capaian kinerja penelitian sesuaikreteria yang ditentukan serta jumlahdokumen yang terindeks scopus.
65
8
123456789
2015 2016 2017
Cluster I
# 8 PT Indonesia
Cluster I
I n d i k a t o r K i n e r j a U t a m a( K e p m e n r i s t e k d i k t i N o 1 4 2 / M / K P T / 2 0 1 9 )12
5No. IKU PTN-BLU IKU PTN-BH LP3M Unit
Terkait1 Jumlah mahasiswa berwirausaha Jumlah mahasiswa berwirausaha UPKK2 Persentase lulusan bersertifikat
kompetensi dan profesiPersentase lulusan bersertifikat kompetensi dan profesi
UPKK
3 Persentase lulusan PT yang langsungbekerja
Persentase lulusan PT yang langsung bekerja
UPKK
4 Persentase program studi terakreditasi“A”
Persentase program studi terakreditasi“A”
PJM
5 Akreditasi institusi PJM6 Ranking PT Nasional PP7 Peringkat PT dalam QS University
RankingPP
8 Persentase dosen berkualifikasi doktor Persentase dosen berkualifikasi doktor P2MP BUK9 Persentase dosen dengan jabatan lektor
kepalaP2MP BUK
10 Persentase dosen dengan jabatan guru besar
Persentase dosen dengan jabatan guru besar
P2MP BUK
11 Jumlah mahasiswa berprestasi BAK
I n d i k a t o r K i n e r j a U t a m a( K e p m e n r i s t e k d i k t i N o 1 4 2 / M / K P T / 2 0 1 9 )
12
6No. IKU PTN-BLU IKU PTN-BH LP3M Unit Terkait
12 Jumlah Pusat Unggulan IPTEK LPPM13 Jumlah publikasi internasional Jumlah publikasi internasional LPPM14 Jumlah kekayaan intelektual yang
didaftarkanJumlah kekayaan intelektual yang didaftarkan
LPPM
15 Jumlah prototipe penelitian dan pengembangan (R&D)
LPPM
16 Jumlah prototipe industri Jumlah prototipe industri LPPM17 Jumlah produk inovasi LPPM18 Jumlah sitasi karya ilmiah Jumlah sitasi karya ilmiah PPIKID19 Jumlah jurnal bereputasi terindeks
nasionalJumlah jurnal bereputasi terindeksnasional
PPIKID
20 Jumlah jurnal bereputasi terindeks global
Jumlah jurnal bereputasi terindeksglobal
PPIKID
21 Opini penilaian laporan keuangan oleh auditor publik
Opini penilaian laporan keuangan oleh auditor publik
BKSPI
22 Persentase kuantitas tindaklanjut temuan BPK
SPI
23 Persentase tindaklanjut bernilai rupiah temuan BPK
SPI
24 Tingkat Maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
SPI
Indikator Klasterisasi PerguruanTinggi untuk UBAQA 2019
Input Proses Output Outcome
15% 25% 25% 35%
1 Dosen Berpendidikan S3 1
Jumlah Program studi
terakreditasi
internasional
1
Jumlah Artikel Ilmiah
Teridek Scopus Per
Dosen
1 Kinerja Inovasi
2Dosen Lektor Kepala dan
Guru Besar2
Akreditasi Institui BAN-
PT2 Kinerja Penelitian 2
% lulusan yang telah
bekerja dalam waktu 6
bulan
3Rasio jumlah mahasiswa
terhadap dosen3
Akreditasi Program Studi
BAN-PT3 Kinerja Kemahasiswaan 3
Jumlah Sitasi per
dosen
4 Jumlah mahasiswa asing 4 Pembelajaran Daring 4Jumlah paten per
dosen
5 Jumlah dosen asing 5Kerjasama Perguruan
Tinggi5
Kinerja Pengabdian
Kepada Masyarakat
6Kelengkapan Laporan PD
Dikti
7 Laporan Keuangan
127
1. Q
S –
QuacquarelliSym
onds -
WU
RIndicator
Bobot
Metode Penilaian
AcademicReputation
40%
Hasil survei penilaianindividu terkemuka duniaterhadap kualitas RISET di UB
Employer Reputation 10%Hasil survei penilaianEmployer terkemuka duniaterhadap kualitas Alumni UB
Citations per Faculty
20% Data dari Scopus
Faculty Student Ratio
20% Data dari UB
International Faculty 5% Data dari UB
International Students
5% Data dari UB
Subjektif
Objektif
QS - AUR
• Academic Reputation 30%
• Employer Reputation 20%
• Faculty/student ratio 15%
• Citation per paper 10%
Paper per faculty 10%
• Staff with a Ph.D. 5%
• Proportion of International faculty 2.5%
Proportion of International student 2.5%
• Proportion of inbound exchange student 2.5%
Proportion of outbound exchange student 2.5%
QS - Bobot Indikator secarakeseluruhan
No IndikatorBobot pada Pemeringkatan
QS WUR QS ASIA QS By Subject QS by Faculty
1 Academic Reputation 40% 30% 40% 40%
2 Employer Reputation 10% 10% 10% 10%
3 Paper per Faculty (paper/dosen) 15%
4 Citation Per Faculty (sitasi/dosen) 20%
5 Citation Per Paper (sitasi/paper) 15% 15%-25% 15%-25%
6 H-Index (research impact) 15%-25% 15%-25%
7 Student to Faculty Ratio 20% 20%
8 International Faculties (Dosen Asing) 5% 2.50%
9 International Student (Mahasiswa Asing) 5% 2.50%
10 Student Exchange: Outbound 2.50%
11 Student Exchange: Inbound 2.50%Total 100% 100% 100% 100%
QS Survey *Scopus/ SJR
Data**SubmitSumber Data :
* Responden diusulkan universitas** data lima tahun terakhir
QS - Employability
No IndikatorBobot pada Pemeringkatan
QS Employbility
1 Employer Reputation 30%
2 Alumni Outcomes 25%
3 Partnerships with Employers per Faculty (25%) 25%
4 Employer/Student Connections (10%) 10%
5 Graduate employment rate (10%) 10%
Total 100%
Aspek Indikator Bobot Total
Base Line
2018
Teaching (The Learning Environtment) 30
Reputation Survey 15
Staff to Student Ratio 4.5
Doctorate to Bachelor's ratio 2.25
Doctorates awarded to academic staff ratio 6
Institutional Income 2.25
Research (volume, income, and reputation) 30
Reputation Survey 18
Research Income 6
Research Productivity 6
Citations (research Influence) 30
International Outlook (Staff, Students, research) 7.5
International to domestic student ratio 2.5
International to domestic staff ratio 2.5
International Collaboration 2.5
Industri Income (Knowledge Transfer) 2.5
4. 4ICU – 4 International Colleges and University
4ICU melakukan peringkat perguruan tinggiberdasarkan popularitas websitenya terkaitdengan traffic dan popularitas link, denganharapan dapat membantu mahasiswa ataustaff negara lain dalam melihat popularitassuatu perguruan tinggi tersebut.
Tidak ada indikator akdemik, hanyaberdasarkan informasi traffic website danseberapa banyak domain lain mencantumkanlink perguruan tinggi tersebut (backlink)
# 4 Dari 500 PT Indonesia
# 1614 dari 6000 PT Dunia
5. Webometrics
# 457 Dari 11400 PT ASIA
# 9 Dari 500 PT Indonesia
# 2647 dari 26000 PT Dunia
• Ranking ditujukan untuk promosi publikasi menggunakanwebsite, mendukung open akses untuk publikasi scientific.
• Indikator penilaian:
Indikator Faktor Yang diukur BobotPresent Jumlah link dalam domain UB menurut Google 10%
Visibility Jumlah external website yang mempunyai link ke web UB
50%
Transparency or Openness
Jumlah sitasi paper peneliti yang masuk top author berdasar Google Scholar
10%
Excellence or Scholar
Jumlah paper yang masuk dalam top 10% tersitasi pada 26 disiplin ilmu berdasar Google Scholar
30%
Indikator Deskripsi Sumber Bobot
Base Line
2018
PRESENCE
Jumlah halaman (page) yang tersedia pada
domain web perguruan tinggi, termasuk page
yang berada sub domain dan dokumen-
dokumen yang disediakan misalkan yang
bertype pdf. Google 10%
VISIBILITY
Jumlah external backlink untuk page-page
yang tersedia di dalam domain perguruan
tinggi. Yang dimaksud external backlink
adalah tautan yang dipasang pada sebuah
halaman web lain yang menuju alamat page
yang berada pada domain kita.
Ahrefs,
Majestic 50%
TRANSPARENCY
(or OPENNESS)
Jumlah sitasi dari penulis-penulis paling
produktif berdasarkan google scholar.
Scholar
Citations 10%
EXCELLENCE (or
Scholar)
Jumlah paper diantara 10% yang paling
dikutip pada 26 disiplin ilmu berdasarkan
Scimago. Data diambil pada periode 2010-
2014. Scimago 30%
# 119 PT Dunia
# 7 PT Indonesia 6. Green Metrics Penilaian terhadap kebijakan, tindakan, dan
kampanye kelestarian lingkungan hidup:◦ Lokasi dan ukuran kampus◦ Penyediaan area hijau◦ Konsumsi listrik dan air◦ Carbon Footprint ◦ Transportasi di kampus◦ Manajemen sampah dan limbah◦ Perhatian terhadap perubahan iklim◦ Isu lingkungan dalam Kurikulum
22
12
7
2014 2015 2016
Indonesia
330
224
119
2014 2015 2016
Dunia
No Categories & Indicators Points Baseline
1 SETTING & INFRASTRUCTURE 15%
SI 1 The ratio of open space area towards total area 300
SI 2 The ratio of open space area towards campus population 300
SI 3 Area on campus covered in forested vegetation 200
SI 4 Area on campus covered in planted vegetation 200
SI 5 Area on campus covered in non-retentive surfaces 300
SI 6 University budget for sustainable effort 200
2 ENERGY & CLIMATE CHANGE 21%
EC 1a Energy efficient appliances usage 200
EC 1b Smart building program implementation 100
EC 2 Renewable energy usage policy 300
EC 3The ratio of total electricity usage towards campus
200population
EC 4 Energy conservation program 300
EC 5 Element of green building implementation 300
EC 6 Climate change adaptation and mitigation program 300
EC 7a Greenhouse gas emission reduction policy 100
EC 7b Carbon footprint policy 100
EC 7c The ratio of total carbon footprint towards campus open space area and population 200
3 WASTE 18%
WS 1 Recycling program for university waste 300
WS 2 Toxic waste recycling 300
WS 3 Organic waste treatment (garbage) 300
WS 4 Inorganic waste treatment (rubbish) 300
WS 5 Sewerage disposal 300
WS 6 Policy to reduce the use of paper and plastic in campus 300
No Categories & Indicators Points Baseline
4 WATER 10%
WR 1 Water conservation program 300
WR 2 Water recycling program 300
WR 3 The use of water efficient appliances 200
WR 4 Treated water consumed 200
5 TRANSPORTATION 18%
TR 1 The ratio of vehicles (cars and motorcycles) towards campus population 200
TR 2 The ratio of campus bus services towards campus population 200
TR 3 The ratio of bicycles found towards campus population 200
TR 4 Transportation policy on limiting vehicles on campus 300
TR 5 Transportation policy on limiting parking space on campus 300
TR 6 Campus bus service 300
TR 7 Bicycle and pedestrian policy on campus 300
6 EDUCATION 18%
ED 1 The ratio of sustainability courses towards total courses 300
ED 2 The ratio of sustainability research funding towards total research funding 300
ED 3 Sustainability publications 300
ED 4 Sustainability events 300
ED 5 Sustainability organizations (student) 300
ED 6 Sustainability website 300
7. ARWU• ARWU (Academic Ranking of World Universities –
Shanghai Ranking - 2003Criteria Indicator Code Weight
Quality of Education
Alumni of an institution winning Nobel Prizes and Fields Medals
Alumni 10%
Quality of Faculty
Staff of an institution winning Nobel Prizes and Fields Medals
Award 20%
Highly cited researchers in 21 broad subject categories
HiCi 20%
Research Output
Papers published in Nature and Science* N&S 20%
Papers indexed in Science Citation Index-expanded and Social Science Citation Index
PUB 20%
Per Capita Performance
Per capita academic performance of an institution
PCP 10%
Total 100%* For institutions specialized in humanities and social sciences such as London School of Economics, N&S is not considered, and the weight of N&S is relocated to other indicators.
Indicators and Weights for ARWU Definition of Indicators
Kemampuan PT untukTumbuh/Berkembang(1)
Kondisi 1
Kondisi 2Kondisi 3
PT
PT
PT
Growth: pertumbuhan padasuatu kondisi tertentu (padakapasitas yang sama): efisiensi
Growth and Development
Development: pengembangan dari kondisitertentu ke kondisi baru, pada kapasitas yang lebih besar/baik: efektivitas
143
Visi Misi Value
S= strengths
W= Weaknesses
O= Opportunities
T=Threats
Menjadi … Tridharma PT
kerja keras,
budaya
akademik
SWOT Analysis
Faktor
Internal
Faktor
Eksternal
S
W
O
T
Rencana
Strategis
Program
Kegiatan
Kemampuan PT untuk Tumbuh/Berkembang(2)
Opportunity Threat
O1 O2 … O… T1 T2 … T…
Strengths
S1 S1O1 S1O2
S2
…
S..
Weaknesses
W1
W2
…
W…
Internal Factors
External FactorStrategi
Strategi Program Kegiatan
Kemampuan PT untukTumbuh/Berkembang(3)
Prioritas Sasaran Strategis Dikti2010-2014 2015-2019
AKSES
MUTU
RELEVANSI
DAYA SAING
TATA KELOLA
MUTU
RELEVANSI
AKSES
DAYA SAING
TATA KELOLA
Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi Merupakan PrioritasPertama Dari Rencana Strategis Dikti 2015 - 2019
146
Pengembangan Pendidikan Tinggi
PeningkatanMutu
AKREDITASI
B KE A
WC PROFESOR
REVITALISASI LPTK
AKREDITASI INTERNASIONAL
PengingkatanRelevansi
INOVASI
PUI
STP
VOKASI
PeningkatanAkses
PT BARU
PJJ
PeningkatanDaya Saing
WCU
PerbaikanTata Kelola
NIDK
ONLINE
OUTPUT BASE
PIN
1. Peningkatan akses dan mutu calon mahasiswa
2. Peningkatan kualitas program studi
3. Pembukan program studi baru
4. Perbaikan nisbah mahasiswa/dosen
5. Perbaikan sarana dan prasarana PBM termasuk layanan
disabilitas
6. Penyelesaian pembangunan Rumah Sakit Pendidikan dan
Poliklinik UB
7. Pengembangan Kampus UB di luar kampus utama.
8. Pengembangan sarana dan prasarana Kampus UB menuju
Green Campus
9. Pengembangan prasarana laboratorium lapang UB
Strategi dan Program UB 2015-2019
10. Peningkatan sumber dan media pendidikan
11. Peningkatan kualitas dosen
12. Pengembangan pendidikan berkarakter dan kewirausahaan
13. Pemantapan implementasi kurikulum KBK berstandar KKNI
14. Pendirian dan pengembangan technopark di UB
15. Peningkatan daya saing lulusan
16. Peningkatan daya saing internasional
17. Peningkatan efisiensi proses PBM
18. Peningkatan sistem informasi untuk layanan akademik
pascasarjana
19. Peningkatan kualitas dosen
20. Percepatan guru besar
I. Peningkatan akses dan pemerataan pendidikan,
II. Peningkatan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
1. Peningkatan kapasitas sumberdaya untuk penelitian
2. Peningkatan kapasitas kelembagaan penelitian di
universitas (LPPM) dan fakultas
3. Pembinaan dan peningkatan mutu penelitian
4. Peningkatan kerjasama penelitian
5. Peningkatan jumlah publikasidi jurnal nasional
terakreditasi dan international
yang berreputasi.
6. Pengembangan penerbit jurnal nasional yang
terakreditasi
7. Peningkatan kualitas publikasi
8. Peningkatan publikasi internasional
9. Penumbuhan dan pengembangan pusat penelitian taraf
internasional
10. Pensinergian penelitian-penelitian unggulan fakultas
bercorak lokal dalam satu
unit bertaraf internasional yang mampu menarik peneliti dunia
11. Penumbuhan dan pengembangan penerbit jurnal
internasional
12. Kerjasama dengan lembaga internasional
13. Peningkatan nilai guna penelitian
14. Peningkatan jumlah kegiatan pengabdian pada masyarakat
15. Peningkatan sosial kemasyarakatan
16. Pengembangan entrepreneurship masyarakat
III. Peningkatan kualitas kemahasiswaan dan alumni
1. Peningkatan prestasi mahasiswa
2. Pencitraan kegiatan kemahasiswaan di tingkat
internasional
3. Pengembangan karir mahasiswa
4. Pembentukan jatidiri lulusan
5. Peningkatan inovasi dan kreativitas mahasiswa
6. Peningkatan jiwa kewirausahaan mahasiswa
7. Peningkatan daya saing global lulusan
8. Peningkatan peran kegiatan di internasional
9. Peningkatan partisipasi mahasiswa dalam asosiasi
mahasiswa internasional sesuai dengan bidang
studi/profesi yang terkait.
10. Peningkatan sarana dan prasarana kemahasiswaan
11. Pembentukan inovasi dan kreativitas mahasiswa
IV. Peningkatan kualitas kelembagaan dan kerjasama
1. Peningkatan kualitas daya tampung
2. Pengembangan ragam dan akses layanan pendidikan
3. Peningkatan kemandirian anggaran
4. Pengembangan menjadi Universitas Berbadan Hukum
5. Pengembangan kualitas akreditasi institusi
6. Peningkatan daya saing kelembagaan di tingkat
internasional
7. Peningkatan kerjasama internasional untuk pendidikan
dengan modelsister
university dalam bentuk lecturer and/or student exchange,
double degree,
sandwich program atau program lain yang representatif
8. Peningkatan dana riset dari Corporate Social Responsibility
(CSR) perusahaan
BUMN/swasta/PMA untuk peneliti dosen muda dan mahasiswa
pascasarjana
9. Peningkatan dana-dana riset internasional dari international
agencies.
1. Dengan kondisi UB saat ini, mana strategi dan program yang relevan / tidak
relan di Renstra UB 2015-2019 untuk ditetapkan sebagai Program
Peningkatan Kualitas UB?
2. Buat usulan Baru Rencana Strategi dan Program untuk peningkatan Kualitas
UB yang dapat dimasukan dalam Renstra UB 2020-2024?
Diskusi
Tatakelola Perguruan Tinggi(1)
• Corporate Governance refers to the process and structure by which the business and affairs of the company are directed and managed, in order to enhance long term shareholder value through enhancing corporate performance and accountability, whilst taking into account the interests of other stakeholders
Report of the committee and the code of Corporate Governance (Singapore), 2001 (MakYuen Teen, SAICSA Dinner talk, Dec 8, 2006)
• University Governance refers to the process and structure by which the business and affairs of the university are directed and managed, in order to enhance long term stakeholder value through enhancing university performance and accountability (whilst taking into account the interests of other stakeholders)
Tatakelola Perguruan Tinggi(2)
• Tujuan Tatakelola• Kinerja maksimum
• Akses ke sumberdaya (dosen, dana dan fasilitas)
• Alokasi dana secara efektif dan efisien
• Tidak terjadi penyalahgunaan wewenang, korupsi
• Penjaminan mutu dan integritas
• Networking
Tatakelola Perguruan Tinggi(3)
• Prinsip Tatakelola• Akuntabilitas
• Transparansi: akademik dan non akademik (keuangan, manajemen SDM, laporan, website)
• Integritas (termasuk sanksi atas pelanggaran)
• Komitmen dan tanggungjawab (setiap unit kerja: yayasan, pimpinanPT/Fakultas/prodi, lembaga): SOP, program kerja dan anggaran, laporan danevaluasi
• Adil
• Efisiensi
• Efektivitas
• Kepuasan pemangku kepentingan (stakeholders)
Tatakelola Perguruan Tinggi(4)
• Kerangka Tatakelola• Prinsip tatakelola
• Aturan (internal dan pemerintah)
• Etika
• Hubungan dengan pemangku kepentingan
• Manajemen risiko
Tatakelola Perguruan Tinggi(5)• Struktur
• Badan Penyelenggara
• Senat: Ketua, Sekretaris dan anggota
• Pimpinan PT: Rektor, Pembantu Rektor, Dekan, Pembantu Dekan, Ketua Program Studi, Sekretaris Prodi Ketua Lembaga, unit kerja manajerial
• Majelis Guru Besar
• Unit Kegiatan Mahasiswa/Sosial
• Statuta: Kejelasan peran, wewenang dan tanggungjawab bagi setiap unit kerja dan jabatan; kejelasan struktur; kelengkapan fungsi
• Kejelasan visi dan misi; renstra; rencana induk pengembangan, RKAT; prosedur (SOP)
• Mekanisme evaluasi diri dan pelaporan
• Kendali internal: SPMI, SPI, regulasi, sanksi
• Kendali eksternal: aturan pemerintah, tuntutan stakeholder
Tatakelola Perguruan Tinggi(6)
Visi/Misi
Core Value
Strategi
RencanaKerja danAnggaran
Operasional
BadanPenyelenggara
PerguruanTinggi
Stake holder
Tatakelola Perguruan Tinggi(7)
Standar MutuInternasional
Standar Mutu Nasional
Organisasi Profesi Industri
Standar MutuPerguruan
Tinggi
Tatakelola Perguruan Tinggi(8)
Manajemen/leadership
Tatakelola(Govern-
ance)
Statuta
Penanganankonflik
SPMI
StandarPerguruan
Tinggi
SN PendidikanTinggi
Penyeleng-garaan
MisiPerguruan
Tinggi
RencanaStrategis
Visi, misi, SWOT
analysis
Tatakelola Perguruan Tinggi(9)
SistemAkademik
SistemKeuangan
SistemPengembangan
SDM
SistemPerencanaan
SistemSarpras
SasaranKinerja PT
Sistem PenjaminanMutu Internal (SPMI)
Tatakelola Perguruan Tinggi(10)• Sistem Perencanaan
• Menetapkan rencana pencapaian sasaran kinerja: Renstra dan RKAT; integrasiantar sasaran kinerja
• Well planned
•Sistem Pengembangan SDM• Kontribusi efektif, sinergis, dan produktif
• Budaya kerja, kompensasi berbasis kinerja, pendidikan lanjut/pelatihan, keselamatan dan keamanan kerja, kesehatan dan administrasi pegawai
• Sistem penggajian berbasis kinerja
• Keberlanjutan
Tatakelola Perguruan Tinggi(11)
•Sistem Keuangan• Pencatatan sumber dan penggunaan dana, transaksi, laporan keuangan
• Akuntabel dan transparan
•Sistem Keuangan• Pencatatan sumber dan penggunaan dana, transaksi, laporan keuangan
• Akuntabel dan transparan
• Sarana/Prasarana:• Pengadaan, pengoperasian, dan pemeliharaan yang efektif
Tatakelola Perguruan Tinggi(12)
• Sistem akademik:Subsistem pendidikan (pembelajaran)
Subsistem penelitian
Subsistem pengabdian kepada masyarakt
Kerjasama(1)
Perguruan Tinggi
Dosen MahasiswaLab/fasili
-tas
ProyekIndustri
Perguruantinggi mitra
Masyarakat
Pemerintah
Kerjasama(2)
Management knowledge for profit
Confidentiality limited public disclosure
Academic freedom and open discourse
Commerciali-zation of new
and useful technologies
Teaching
Research
Service
Economic development
Profit
Product R &D
Knowledge for knowledge’s sake
University Industry
A model on university-enterprise cooperation: Turkish ExperienceEUE-Net Kick-off Meeting, February 7, 2008, Transilvania University of Brasov, Romania
Taken from the presentation “Models of University- Industry Cooperation” by James A. Severson, Ph.D.,
Vice Provost for Intellectual Property and Technology Transfer, University of Washington on December 13, 2004.
Training
Kerjasama(3)
Teaching
Research Service
Economic development
Teaching
Research Service
Economic development
Cooperation and
collaboration
University University
Kerjasama(4)
Teaching
Research
Service
Economic development
Policy study, design and evaluation
University Government
Policy, design, planning, evaluation
Training
Public service, birokrasi
Management and leadership(1)
• Manajemen adalah kemampuan untuk melakukan pengorganisasian sumberdaya, dan koordinasi pelaksanaan tugas-tugas dan fungsi dalam rangka pencapaiantujuan tepat pada waktunya dan efektivitas biaya
• Proses manajemen:• Planning, organizing, actuating, controlling
• Manajemen fungsional:• Produksi/pelayanan
• Personalia
• Keuangan
• “Pemasaran”
Management and Leadership(2)
• Leadership: the lifting of people’s vision to a higher sight, the raising of their performance to a higher standard, the building of their personality beyond its normal limitations (Drucker, 1985)
• The ability to lead, including inspiring others in shared vision. Leaders have clear visions and they communicate these visions to their employees. They foster an environment within their companies that encourages risk taking, recognition and rewards, and empowerment allowing other leaders to emerge (strategis.ic.gc.ca/epic/interest/instco-levc.nsf/en/hqw00037e.html)
Management and Leadership(3)
• Manager mencari stabilitas dan keteraturan
• Leader mencari perbaikan dengan melakukan perubahan
• Manager menjalankan konsep “do things right”
• Leader menjalankan konsep “do the right thing”