Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PUBLIC RELATIONS
RADIO REPUBLIK INDONESIA
DALAM MENDAPATKAN LISENSI PENYIARAN
FIFA WORLD CUP 2018 SECARA GRATIS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.sos)
Oleh:
NUR HIDAYATI FAUZIAH
NIM: 11140510000147
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019
i
ABSTRAK
Nur Hidayati Fauziah
Strategi Public Relations Radio Republik Indonesia dalam
Mendapatkan Lisensi Penyiaran FIFA World Cup 2018
Secara Gratis
Sepakbola adalah salah satu bidang olahraga yang sangat
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Sehingga bukanlah
suatu hal yang aneh jika pertandingan sepakbola berhasil menarik
banyak minat dan antusiasme masyarakat, salah satunya adalah
pertandingan Piala Dunia atau FIFA World Cup. Hal ini membuat
banyak perusahaan media berlomba-lomba untuk mendapatkan
lisensi penyiaran ajang pertandingan sepakbola tersebut.
Radio Republik Indonesia atau RRI adalah satu-satunya
lembaga penyiaran radio yang merupakan Lembaga Penyiaran
Publik dan berskala nasional. Meskipun terlihat lebih formal
dibandingkan dengan perusahaan media radio lainnya, RRI
berhasil mendapatkan lisensi penyiaran Piala Dunia yang
mendapatkan perhatian dan minat yang tinggi dari masyarakat.
Sehingga munculah pertanyaan mengenai strategi apa yang
dilakukan RRI sehingga berhasil mendapatkan lisensi penyiaran
tersebut.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori strategi
public relations dari Cutlip dan Centre. Dalam teori tersebut
terdapat empat tahapan yang harus dilakukan dalam sebuah
strategi public relations yaitu, mendefinisikan problem atau
peluang, merencanakan dan memprogram, melakukan tindakan
atau berkomunikasi, dan mengevaluasi.
RRI telah berhasil melakukan empat tahapan yang terdapat
dalam teori strategi public relations milik Cutlip dan Centre
dalam upayanya mendapatkan lisensi penyiaran FIFA Worlds
Cup 2018. Diawali dengan menentukan lisensi penyiaran Piala
Dunia sebagai tujuan dan dilanjutkan dengan upaya pendekatan,
hingga akhirnya berhasil mendapatkan lisensi tersebut untuk
pertandingan periode 2018.
Dengan berhasilnya didapatkan lisensi tersebut, RRI pun
berhasil meningkatkan jumlah pendengar yang signifikan
termasuk di antaranya adalah masyarakat dari kalangan tuna
rungu.
Kata Kunci: RRI, FIFA World Cup, strategi public relations,
manajemen strategi, Lembaga Penyiaran Publik, lisensi.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puja dan puji bagi Allah
Subhanahu wa Ta’ala Sang Tuhan Maha Pencipta yang dengan
kehendak-Nya senantiasa memberikan segala nikmat, nikmat
Iman, Islam dan nikmat kesehatan sehingga memberikan
kemampuan dalam menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini.
Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang semoga
memberikan syafa’at nya di yaumil akhir nanti beserta
keluarganya.
Alhamdulillah, skripsi dengan judul “Strategi Public
Relations Radio Republik Indonesia dalam Mendapatkan
Lisensi Penyiaran FIFA World Cup 2018 Secara Gratis” ini
telah selesai disusun guna memenuhi sebagian persyaratan yang
telah ditentukan dalam menempuh program strata satu (S1) di
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Segala ucapan terimakasih peneliti ucapkan kepada semua
pihak yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan
berupa saran, masukan, kritikan dan apresiasi selama proses
penyusunannya. Dengan segenap ketulusan hati, peneliti ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A.,
selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
2. Suparto, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Dr. Armawati Arbi, M.Si., selaku Ketua Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam sekaligus Dosen Pembimbing
Akademik.
4. Dr. H. Edy Amin, M.A., selaku Sekretaris Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam.
5. Drs. Helmi Hidayat, M.A., selaku Dosen Pembimbing
yang senantiasa membimbing dan mengarahkan,
memberikan masukan dan saran serta kritik kepada peneliti
selama berjalannya proses penyusunan skripsi ini dari awal
hingga akhir.
6. Seluruh jajaran Dosen Pengajar Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi yang senantiasa mendidik dan
memberikan ilmu kepada peneliti selama masa
perkuliahan.
7. Seluruh jajaran staff perpustakaan fakultas dan
perpustakaan utama yang telah membantu menyediakan
sumber referensi dan buku yang dibutuhkan peneliti.
8. Pak Bugi Hidayat selaku Kepala Bidang LPU RRI, Pak
Yanto selaku Kepala Bidang Penyiaran Pro3 RRI, Ceu Iin
selaku staff SDM RRI, Pak Didi selaku staff Pro3 RRI,
serta segenap staff RRI yang telah mengizinkan dan
banyak membantu peneliti dalam mendapatkan data
selama melakukan penelitian.
9. Orangtua peneliti, Bapak Ahmad dan Mama Empah yang
selalu memberikan dukungan dan do’a nya setiap waktu
iv
serta restunya sehingga peneliti mampu menyelesaikan
penelitian ini.
10. Segenap keluarga besar K.H. Tb. Zainuddin yang selalu
memberikan do’a dan bantuannya dari awal masa
perkuliahan.
11. Segenap kawan dan sahabat KPI C 2014 yang menemani
segala kegiatan dan memberikan warna sepanjang masa
perkuliahan.
12. Teruntuk Sanela Rahma dan Rahmad yang seringkali
menemani peneliti menyusun penelitian di luar kampus.
13. Teruntuk yang spesial Citra, Tamya, dan Nowe yang
berjuang bersama peneliti dalam menyelesaikan penelitian.
14. Ucapan spesial untuk kawan-kawan ours dan wansol
Dillah, Zahro, Ikah, Diya, dan teh May yang selalu
memberikan warna kebahagiaan.
15. Segenap adik-adikku dari anggota internship
Muslimahdaily.com Destut, Aca, Riska, Diva, Nadya,
Alya, dan Mega beserta keluarga besar
Muslimahdaily.com khususnya mbak ros yang selalu
mendoakan peneliti.
16. KKN Nawasta 098 yang seringkali mengajak peneliti
berdiskusi.
17. Dan segala sesuatu diluar yang disebutkan namun
memberikan bantuan dan do’anya, semoga segala kebaikan
dan dukungannya akan diberikan balasan kebaikan yang
lebih banyak oleh Allah S.W.T
v
Semoga apa yang sudah disusun dalam penelitian ini dapat
menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi peneliti dan semua yang
membaca. Apabila terdapat kekurangan, peneliti memohon maaf
atas segala kekurangan dan kesalahan.
Ciputat, Juli 2019
Nur Hidayati Fauziah
6
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... 6
BAB I ..................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Batasan Masalah ...................................................................... 7
C. Rumusan Masalah .................................................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 7
E. Tinjauan Kajian Terdahulu .................................................... 9
F. Metode Penelitian ................................................................... 11
G. Jadwal Penelitian.................................................................... 16
BAB II .................................................................................................. 17
KAJIAN TEORITIS ............................................................................. 17
A. Strategi Public Relations ....................................................... 17
1. Strategi ................................................................................ 17
2. Public Relation .................................................................... 19
3. Strategi Public Relations .................................................... 26
B. Lisensi Gratis ...................................................................... 29
1. Lisensi .................................................................................. 29
2. Gratis ................................................................................... 31
C. Kerangka Berpikir ................................................................. 32
BAB III................................................................................................. 35
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN .................................. 35
7
A. Radio ....................................................................................... 35
B. Radio Republik Indonesia ..................................................... 36
BAB IV ................................................................................................ 43
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .............................................. 43
A. Mendefinisikan Problem atau Peluang ................................ 43
B. Merencanakan dan Memprogram ....................................... 47
C. Mengambil Tindakan dan Berkomunikasi .......................... 49
D. Mengevaluasi .......................................................................... 52
BAB V ................................................................................................. 55
PEMBAHASAN .................................................................................. 55
A. Mendefinisikan problem atau peluang ................................ 55
B. Merencanakan dan Memprogram ................................... 57
C. Mengambil tindakan dan berkomunikasi ........................ 60
D. Mengevaluasi ...................................................................... 64
BAB VI ................................................................................................ 69
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .......................................... 69
A. Simpulan ................................................................................. 69
B. Implikasi ................................................................................. 70
C. Saran ....................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 72
8
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepakbola adalah salah satu bidang olahraga yang banyak
diminati oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan selalu
menjadi program andalan, baik itu dalam media swasta maupun
nasional. Tidak hanya sebatas turnamen dalam negeri, ajang
pertandingan sepakbola tingkat dunia pun serta merta menjadi
menu utama media, salah satunya adalah FIFA World Cup.
Sebagai ajang pertandingan sepakbola terbesar di dunia,
perhelatan yang diadakan setiap empat tahun sekali ini selalu
dinantikan oleh semua penggemar olahraga, tidak tertinggal
masyarakat dari kalangan kaum diffable. Hal ini dapat dibuktikan
dengan rating tinggi siaran FIFA World Cup dengan jumlah
penonton rata-rata jumlah 120-150 juta penonton TV secara
kumulatif.1
Dengan tingginya rating siaran FIFA World Cup, tidak
mengherankan jika berbagai perusahaan media televisi, radio
hingga media cetak seperti koran dan majalah saling berupaya
untuk mendapatkan lisensi dan hak siar program olahraga
tersebut. Salah satu media informasi yang berhasil mendapatkan
lisensi penyiaran FIFA World Cup 2018 adalah Radio Republik
1 Diakses dari https://tirto.id/bagaimana-rantai-hak-siar-piala-dunia-
2018-bekerja-cNjt ( Pada 23 Oktober 2018 pukul 14.04 WIB.)
1
2
Indonesia. Jika dari media televisi perusahaan Transmedia
memegang hak siar, maka RRI adalah satu-satunya perusahaan
radio yang memegang hak siar. Namun, berbeda dengan
perusahaan media lainnya yang harus mengeluarkan dana besar
demi mendapatkan lisensi tersebut, maka RRI mendapatkan hak
siar secara gratis tanpa mengeluarkan dana sepeserpun.
RRI adalah satu-satunya radio di Indonesia yang bergelar
tingkat nasional, mengingat keterkaitan antara RRI dengan
sejarah Indonesia di masa awal kemerdekaan. Hal ini bertujuan
agar RRI mampu menjadi lembaga penyiaran publik yang dapat
memberikan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol
sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia Internasional.2
Selain itu, RRI juga memiliki tugas dan fungsi RRI yang
diberikan oleh negara melalui UU no 32 tahun 2002 tentang
Penyiaran, PP 11 tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik,
serta PP 12 tahun 2005, RRI dikukuhkan sebagai satu-satunya
lembaga penyiaran yang dapat berjaringan secara nasional dan
dapat bekerja sama dalam siaran dengan lembaga penyiaran
Asing.3
Oleh karena itulah RRI memegang peran yang sangat penting
dalam menjaga citra positif dari Negara Indonesia di mata dunia
Internasional. Dengan tujuan tersebut maka tidak mengherankan
jika RRI memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya
2 Diakses dari http://rri.co.id/profil.html (Pada tanggal 13 Juli 2018,
pukul 20.01 WIB.) 3 Diakses dari http://rri.co.id/profil.html pada tanggal 13 Juli 2018,
pukul 20.01 WIB.
3
dengan lembaga-lembaga radio lainnya, khususnya radio
komersil.
Dalam penyiarannya, radio komersil banyak memutarkan
lagu-lagu hits kekinian yang sedang booming dan tentunya
banyak disukai oleh kalangan remaja. Hal ini menyebabkan
tingginya request untuk pemutaran lagu yang dilakukan
pendengar radio komersil. Penggunaan bahasa dalam penyiaran
radio komersil pun terhitung mengikuti perkembangan zaman,
para announcer sering menggunakan istilah-istilah bahasa gaul
yang tentunya lebih akrab dengan kalangan remaja. Tidak hanya
itu, konten yang dibahas pun selalu mengangkat tema-tema
kekinian yang sedang ramai dibahas di kalangan remaja baik itu
mengenai trend masa kini yang sedang hits, seputar selebriti
tanah air atau Internasional, info kekinian dan lainnya.
Berbeda dengan radio komersil, RRI cenderung lebih formal
dalam penyiarannya. Bahasa yang digunakan saat siaran
cenderung formal mengikuti aturan tata bahasa penyiaran,
sehingga tidak ada penggunaan bahasa informal atau hits yang
justru lebih akrab di telinga kalangan masyarakat, khususnya
remaja. Pemutaran lagu-lagu hits yang sedang booming pun
terhitung jarang, hal ini menyebabkan tidak terlalu tingginya
requesting lagu di RRI. Konten yang dibahas dalam siaran RRI
pun lebih fokus kepada informasi publik yang sedang terjadi atau
hot news, berita politik, budaya, dan lain-lain yang berkaitan
dengan nasional.
Beberapa perbedaan antara RRI dengan radio komersil lainnya
inilah yang membuat RRI tidak terlalu diminati oleh pendengar
4
radio di kalangan masyarakat khususnya remaja dan membuat
rating RRI tidak setinggi radio komersil lainnya. Dengan hal
tersebut, maka sedikit mengherankan jika RRI mampu
mendapatkan lisensi dan hak siar FIFA World Cup 2018 secara
gratis, mengingat bahwa tingginya minat dan kesukaan
masyarakat dari kalangan remaja yang menyukai ajang
pertandingan sepakbola dunia ini. Selain itu, berbeda dengan RRI
yang mendapatkan hak siar secara gratis, media lainnya harus
mengeluarkan biaya besar demi hak siar tersebut. Di antaranya
adalah China Central Television atau CCTV yang membayar
sebesar $300-$400 juta untuk satu paket hak siar FIFA World
Cup 2018 dan 2022 mendatang.4 Begitupun dengan perusahaan
media di Indonesia yang berlomba mendapatkan hak siar FIFA
World Cup, tentu harus mengeluarkan dana yang sangat besar.
Contohnya saja adalah perusahaan Transmedia sebagai salah satu
media televisi yang mendapatkan lisensi penyiaran FIFA World
Cup 2018 mengadakan perlombaan bertemakan piala dunia
dengan hadiah total 500 juta rupiah mengingat betapa tingginya
antusias masyarakat.
Keberhasilan RRI dalam mendapatkan lisensi penyiaran FIFA
World Cup 2018 setara dengan upaya mereka konsisten dalam
menjaga kualitas penyiaran dan upaya pendekatan dengan pihak-
pihak yang berkaitan dengan FIFA. Hal ini sesuai dengan firman
Allah SWT dalam surat Al-Hasyr ayat 18:
4 Diakses dari https://tirto.id/bagaimana-rantai-hak-siar-piala-dunia-
2018-bekerja-cNjt ( Pada 23 Oktober 2018 pukul 14.04 WIB.)
5
قال تعال في القرآن الكريم: )يآأيها الذيه
مت أمىىا اتقىا هللا ولتىظر وفس ما قد
(81لغد...)الحشر :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)” (Q.S Al-
Hasyr:18).
RRI merupakan radio dengan pendengar dari kalangan
kaum diffable terbanyak.5 Sehingga dibuatlah kerjasama ini
sebagai apresiasi bagi para penyandang tuna netra yang juga
merupakan pecinta olahraga, sehingga mereka bisa menikmati
jalannya pertandingan FIFA World Cup 2018 tanpa kesulitan
dan ditambah dengan didapatkannya hak siar tersebut oleh RRI
secara cuma-Cuma atau gratis. Bagi kalangan tuna netra, radio
adalah media informasi yang sangat penting bagi mereka
mengingat radio menggunakan komunikasi berbentuk audio
sebagai penyalur informasi. Sehingga dengan didapatkannya
lisensi tersebut dapat membuat RRI menjadi media penyalur
informasi bagi para penyangdang tunarungu. Hal ini sesuai
dengan perintah Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 2 bagi
manusia untuk saling membantu:
والتقىي ول تعاووىا قال تعال في القرآن الكريم: )وتعاووىا عل البر
(2عل اإلثم والعدوان...)المآئدة :
5 Wawancara dengan Bapak Yanto, Kepala Bidang Siaran Berita Pro
3 RRI, 18 September 2018 di kantor pusat Radio Republik Indonesia.
6
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Q.s. Al-
Maidah: 2).
Didaulatnya RRI sebagai satu-satunya radio yang
menyiarkan perhelatan FIFA World Cup 2018 secara gratis,
tentu tidak luput dari hasil kerja keras segenap tim dan crew,
khususnya tim public relation. Hal ini dikarenakan eratnya
kinerja tim public relation dalam bidang kerjasama dengan
pihak luar. Dengan dijadikannya RRI sebagai lembaga penyiar
FIFA World Cup 2018 sangatlah dipengaruhi oleh strategi dan
kinerja tim public relation. Tim public relation haruslah
merancang dan menyusun strategi yang akan dilakukan dalam
menghadapi setiap persoalan. Karena tim public relation yang
akan langsung terlibat dengan pihak-pihak yang berkaitan
dengan perusahaan atau organisasi baik internal maupun
eksternal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
mengangkatnya menjadi sebuah penelitian yang berjudul
“Strategi Public Relations Radio Republik Indonesia dalam
Mendapatkan Lisensi Penyiaran FIFA World Cup 2018 Secara
Gratis”.
7
B. Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian diadakan agar penelitian ini tidak
melebar luas kepada topik permasalahan yang lain. Adapun
batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebatas mengenai
usaha dan strategi yang dilakukan tim public relation Radio
Republik Indonesia sehingga bisa mendapatkan lisensi sebagai
radio penyalur informasi seputar FIFA World Cup 2018 secara
gratis.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan konteks di atas, maka peneliti menyusun rumusan
masalah untuk penelitian ini sebagai berikut:
1. Apa yang dilakukan pihak RRI untuk mendefinisikan
peluang dalam pelaksanaan FIFA World Cup?
2. Bagaimana proses perencanaan yang dilakukan RRI dalam
upayanya mendapatkan lisensi penyiaran FIFA World Cup
2018?
3. Apa tindakan yang dilakukan pihak RRI setelah perumusan
perencanaan?
4. Bagaimana hasil dari pelaksanaan strategi yang dilakukan
pihak RRI tersebut?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas,
maka tujuan dan manfaat akan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
8
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui langkah yang dilakukan pihak RRI
dalam mendefinisikan peluang dalam pelaksanaan FIFA
World Cup.
b. Untuk mengetahui proses perencanaan yang dilakukan
RRI dalam upayanya medapatkan lisensi penyiaran
FIFA World Cup 2018.
c. Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan pihak RRI
setelah perumusan perencanaan.
d. Untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan strategi yang
dilakukan pihak RRI tersebut.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi dan
pengetahuan bagi segenap civitas akademik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya dari kalangan Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam mengenai Radio Republik
Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan
penyiaran bersertifikasi nasional. Hal ini dilakukan agar
peneliti bisa memberikan informasi seputar strategi apa
saja yang dilakukan Radio Republik Indonesia sehingga
mampu menarik dan mendapatkan kepercayaan FIFA
sebagai radio penyiar yang legal menginformasikan
seputar kegiatan dari pelaksanaan perhelatan sepakbola
akbar tersebut secara gratis.
9
b. Manfaat Praktis
Dari segi praktik, diharapkan penelitian ini bisa menjadi
acuan bagi masyarakat luas khususnya civitas akademik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam mengembangkan
kemampuan dan aktivitas akademik yang dilakukan ke
depannya. Diharapkan pula agar penelitian ini bisa
menjadi acuan bagi komunitas atau organisasi lainnya
dalam melaksanakan program-program kerja dan juga
dalam menyusun strategi untuk mendapatkan kercayaan
dari pihak luar secara luas.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
1. Bianda Ludwianto, NIM : 1110051000015, skripsi Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitiannya membahas
tentang strategi public relation PT. Tunas Bola dalam
membangun citra perusahaan melalui media sosial.6
Adapun kesamaan dengan penelitian adalah pada konsep
yang digunakan yaitu konsep strategi public relation. Dan
perbedaan dengan penelitian ini adalah pada subjeknya
yaitu PT. Tunas Bola, dan juga teori yang digunakan yaitu
teori citra.
2. Natasha Anissa, NIM: 1112051000114, skripsi Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan
6 Bianda Ludwianto, Strategi Public Relation PT. Tunas Bola dalam
Membangun Citra Perusahaan. (Jakarta : 2015), hal: 8.
10
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitiannya membahas
seputar strategi public relation RRI dalam menjaga citra
lembaga nasional sebagai radio nasional.7 Kesamaan yang
terdapat dalam penelitian ini adalah pada konsep yang
digunakan yaitu konsep strategi public relation dan juga
pada subjek pembahasan yang mengangkat RRI. Sedangkan
perbedaan dengan penelitian ini adalah pada pembatasan
masalahnya yang berfokus pada perihal citra RRI sebagai
lembaga radio nasional, serta teori yang digunakan yaitu
teori citra.
3. Wahyu Ridha, NIM: 109051000083, skripsi Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitiannya membahas
mengenai strategi public relation dalam membangun citra
perusahaan pada Excellent Islamic School (Exiss) A BA TA
Srengseng, Jakarta Barat.8 Adapun kesamaan dengan
penelitian ini adalah pada konsep yang digunakan yaitu
konsep strategi public relation. Adapun perbedaan dengan
penelitian ini adalah pada subjek yang diangkat yaitu
Excellent Islamic School (Exiss) A BA TA Srengseng,
Jakarta Barat, dan teori yang digunakan yaitu teori citra.
7 Natasha Anissa, Strategi Public Relation RRI Jakarta dalam
Mempertahankan Citra Lembaga RRI Jakarta, Jakarta: 2016. Hal: 4. 8 Wahyu Ridha, Strategi Public Relations dalam Membangun Citra
Perusahaan Pada Excellent Islamic School (EXISS) A BA TA Srengseng
Jakarta Barat, Jakarta: 2014. Hal: 6.
11
4. Anggi Herlangga, NIM: 1111051000012, skripsi Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini membahas mengenai
strategi public relation dalam pre-launching Radio Hitz fm,
serta sosialisasi mengenai program radio tersebut.9
Kesamaan yang terdapat penelitian ini adalah dalam
pembahasan konsep yang digunakan, yaitu konsep strategi
public relation. Adapun perbedaan dengan penelitian ini
adalah pada subjek penelitian yang diangkat yaitu Radio
Hitz fm, dan teori yang digunakan yaitu teori citra.
5. Rifka Ayu Pertiwi, NIM: D2C009078, skripsi Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Dipenogoro. Penelitian ini membahas mengenai
strategi public relations Rumah Sakit Telogorejo dalam
upaya membangun branding sebagai medical centre.
Persamaan dengan penelitian ini adalah pada konsep yang
digunakan yaitu konsep strategi public relations. Adapun
perbedaan dengan penelitian ini adalah pada subjek
penelitian yang diangkat yaitu Rumah Sakit Telogorejo.
F. Metode Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian
adalah paradigma fenomenologi. Paradigma fenomenologi
9 Anggi Herlangga, Strategi Public Relations Radio 96,7 Hitz FM
dalam Membangun Citra Positif., Jakarta: 2016. Hal: 8.
12
adalah paradigma yang mengkaji penampakan atau
fenomena dan beranggapan bahwa fenomena dan kesadaran
adalah satu kesatuan yang tidak bisa terpisah. Dalam
penelitian ini, strategi yang dilakukan pihak RRI adalah
suatu hal yang dilakukan secara sadar yang kemudian
berdampak dengan didapatkannya lisensi penyiaran FIFA
World Cup 2018 secara gratis.
2. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif. Hal ini dikarenakan peneliti akan
meneliti seputar bagaimana strategi yang dilakukan tim
public relation Radio Republik Indonesia dalam upaya
mendapatkan hak lisensi penyiaran FIFA World Cup 2018
secara gratis. Keputusan ini diambil karena penelitian
kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati manusia dalam
lingkungan hidup, berinteraksi dengan mereka, berusaha
memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia
sekitar.10
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat
memperoleh informasi.11
Subjek penelitian ini adalah crew
atau anggota tim dari Radio Republik Indonesia khususnya
dari Tim public relation selaku pelaksana dari berbagai
kegiatan strategi yang dilakukan tim public relation sebagai
10
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: PT.
Tarsito Bandung, 2002), hal: 5. 11
Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: PT.
Rajawali Press, 1968), hal: 92).
13
upaya untuk mendapatkan hak lisence broadcaster FIFA
World Cup 2018 secara gratis.
Adapun yang menjadi objek pada penelitian ini adalah
strategi public relation yang dilakukan segenap tim public
relation dalam mendapatkan hak lisence broadcaster FIFA
World Cup 2018 secara gratis.
4. Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi
Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data
yang melalui proses pencatatan secara sistematik
segala hal yang berkaitan dengan objek penelitian,12
baik itu suatu perilaku, kegiatan atau hal-hal lain yang
diperlukan untuk mendukung penelitian.
2) Wawancara
Teknik wawancara adalah salah satu teknik
pengumpulan data dengan cara memperoleh
informasi atau keteranagn dari informan yang
dilakukan oleh sang peneliti dengan melakukan tanya
jawab seputar objek penelitian yang sedang
dilakukan.13
3) Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data
melalui pengumpulan data atau informasi dengan cara
12
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hal:224. 13
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2007),
hal: 111.
14
membaca surat-surat, pengumuman, ikhtisar rapat,
pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-
bahan tulisan lainnya yang berkaitan dengan objek
penelitian yang sedang dilakukan.14
b. Teknik Pengolahan Data
1) Reduksi Data
Reduksi data adalah teknik pengolahan data dengan
memilih, menyederhanakan, melakukan abstraksi,
dan transformasi data “kasar” dari proses
pengumpulan data dan informasi di lapangan.15
Pada
teknik ini, peneliti memisahkan data-data yang sangat
penting dan yang kurang penting untuk memudahkan
peneliti saat mencari data yang diperlukan.
2) Penyajian Data
Penyajian data adalah proses mengumpulkan data dan
informasi dan kemudian data tersebut disusun
berdasarkan kategori atau kelompok yang diperlukan
oleh peneliti.16
Adapun pengelompokan ini dapat
dilakukan dalam bentuk naratif atau uraian singkat
seperti bagan, hubungan antar kategori, flowchart,
grafik atau bentuk lainnya.
14
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hal: 225. 15
Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta: Calpulis, 2015), hal: 64. 16
Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta: Calpulis, 2015), hal: 65.
15
3) Menarik Kesimpulan
Menarik kesimpulan adalah tahapan terakhir dalam
teknik pengolahan data. Tahapan ini adalah tahapan
yang berupa perumusan makna dengan menggunakan
bahasa atau ungkapan yang dipahami oleh peneliti
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.17
c. Teknik Analisis Data
Setelah mendapatkan data atau informasi seputar
penelitian, maka peneliti haruslah menganalisa data
tersebut, baik secara bersaman dengan pengumpulan
data atau setelah semua data terkumpul dari pelaksanaan
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi yang
dilakukan. Data yang didapatkan tersebut selanjutnya
akan diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori yang
diinginkan, dan kemudian dianalisa sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan secara garis besar
terhadap data yang telah didapatkan tersebut dengan
menggunakan metode analisis tersebut.
17
Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta: Calpulis, 2015), hal: 68.
16
G. Jadwal Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Jl. Medan Merdeka Barat 4-5,
Jakarta 10270, Indonesia.
Tanggal
Kegiatan
Nama Kegiatan Keterangan
18 September
2018
Menyerahkan surat izin
penelitian
Bertemu dengan
Divisi Sumber Daya
Manusia RRI
18 September
2018
Wawancara untuk
pengumpulan data
Bertemu dengan
Kepala Penyiaran
PRO 3 RRI
31 Januari
2019
Wawancara untuk
pengumpulan data
Bertemu dengan
Kepala Layanan dan
Pengembangan Usaha
RRI
13 Maret 2019 Wawancara untuk
pengumpulan data
Bertemu dengan
Divisi Program PRO 3
RRI
17
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Strategi Public Relations
1. Strategi
Secara etimologis strategi berasal dari bahasa Yunani
strategos, kata ini berasal dari kata stratos yang
memiliki arti militer dan agein yang berarti memimpin.1
Kata strategis pada awalnya digunakan untuk istilah
yang berkaitan dengan kemiliteran sebelum digunakan di
berbagai bidang keilmuan dan kajian. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan bahwa kata strategis lebih kental
dengan konteks kemiliteran dibanding dengan konteks
bahasa, sebagaimana yang terdapat dalam Oxford
English Dictionary. Kata strategy menurut Oxford
English Dictionary memiliki arti sebagai „the art of
commander-in-chief: the art of projecting and directing
the larger military movement and operations of a
campaign” dengan terjemahan “seni seorang panglima
tertinggi: seni memproyeksikan dan mengarahkan
gerakan-gerakan militer yang lebih besar dari
pengoperasian suatu kampanye”.2 Secara terminologis
strategi bisa diartikan sebagai seni pada jenderal.
1 Triton PB, Manajemen Strategis, (Jakarta: ORYZA, 2011), hal: 13.
2 Triton PB, Manajemen Strategis, (Jakarta: ORYZA, 2011), hal: 13-
14.
17
18
Menurut Chandler, strategi adalah penetapan tujuan dasar
jangka panjang, dan sasaran perusahaan, dan penerapan
serangkaian tindakan, serta alokasi sumber daya yang
penting untuk melaksanakan sasaran ini.3 Menurut Child,
strategi adalah sekumpulan pilihan dasar atau kritis
mengenai tujuan dan cara dari bisnis.4 Menurut Jhonson
dan Scholes, strategi adalah arah dan cakupan organisasi
yang secara ideal untuk jangka yang lebih panjang, yang
menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan yang
berubah, dan secara khusus, dengan pasarnya, dengan
pelanggan dan kliennya untuk memenuhi harapan
stakeholder.5
Berdasarkan beberapa definisi mengenai strategi tersebut,
dapat disimpulkan secara garis besar bahwa strategi adalah
tahapan dasar dalam menentukan tujuan utama dan sebagai
langkah awal untuk pelaksanaan demi mencapai tujuan
yang diinginkan dengan menyesuaikan keadaan internal
dengan lingkungan dan pasar yang akan dihadapi. Sangat
jelas bahwa sebuah strategi adalah satu hal yang sangat
utama dan penting dalam menentukan suatu keputusan,
khususnya jika menyangkut banyak pihak. Ketika sebuah
perusahaan ingin mendapatkan suatu pencapaian, sebuah
strategi haruslah dirumuskan demi memudahkan
pencapaian tersebut. Tanpa adanya sebuah strategi, tujuan
3 Triton PB, Manajemen Strategis, (Jakarta: ORYZA, 2011), hal: 15.
4 Triton PB, Manajemen Strategis, (Jakarta: ORYZA, 2011), hal: 15.
5Triton PB, Manajemen Strategis, (Jakarta: ORYZA, 2011), hal: 15.
19
yang ingin dicapai bisa mengalami kesulitan di tengah
proses karena tidak adanya kesiapan strategi. Bukan hanya
dalam melaksanakan kegiatan organisasi, komunikasi yang
akan dibangun demi tujuan tertentu sangatlah
membutuhkan strategi. Strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan atau planning dan manajemen untuk mencapai
suatu tujuan. 6 Bisa disimpulkan bahwa strategi adalah
senjata yang mampu mengarahkan penggunanya agar bisa
menjalankan missi demi mencapai tujuan yang
diinginkannya.
2. Public Relation
Berdasarkan susunan kata, public relations terdiri dari dua
kata yakni „public‟ dan „relations‟. Kata „public‟ dalam
bahasa Indonesia juga dikenal dengan istilah „publik‟ yang
memiliki pengertian secara umum sebagai sekelompok
orang yang mempunyai minat dan perhatian yang sama
terhadap suatu hal.7 Sedangkan kata „relations‟ jika
diartikan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti
hubungan dalam bentuk jamak, mengingat public relations
selalu berkaitan dengan banyak orang. Jika digabungkan,
maka public relations memiliki pengertian secara umum
sebagai hubungan hubungan publik atau hubungan
masyarakat.
6 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2004), hal: 29. 7 Neni Yulianita, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung: LLPM
UNISBA, 2007), Hlm. 17.
20
Scott M. Cutlip dan Allen H. Centre mengatakan bahwa
public relations adalah fungsi manajemen yang menilai
sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan, dan tata
cara organisasi demi kepentingan publiknya, serta
merencanakan suatu program kegiatan dan komunikasi
untuk memperoleh pengertian dan dukungan publiknya.8
Berdasarkan pengertian ini, public relations memiliki
pengertian sebagai bagian yang bertanggung jawab atas
perencanaan yang akan dilakukan suatu perusahaan agar
bisa mendapatkan dukungan pihak lain demi tercapainya
suatu tujuan.
Pada buku yang dituliskan oleh Cutlip dan Centre,
dikatakan bahwa public relations adalah fungsi manajemen
yang membangun dan mempertahankan hubungan yang
baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang
memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi
tersebut.9
Public relations secara garis besar memiliki pengertian
sebagai jembatan penghubung komunikasi antara sebuah
organisasi atau perusahaan dengan pihak lainnya demi
terciptanya sebuah kesuksesan untuk mencapai tujuan.
Sangat jelas dalam hal ini betapa pentingnya public
relations dalam suatu pencapaian sebuah organisasi atau
perusahaan.
8 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2005), hal: 25. 9 Cutlip, Center, dan Broom. Effective Public Relations Edisi
Kesembilan. (Jakarta: KENCANA, 2016), hal: 1.
21
Dalam teori ini, Cutlip dan Centre menjelaskan bahwa
public relations memiliki sebuah model sebagai proses
manajemen yang digunakan, yang terdiri atas empat
tahapan, yaitu mendefinisikan problem atau peluang,
merencanakan dan memrogram, mengambil tindakan dan
komunikasi, dan mengevaluasi. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut:
a. Mendefinisikan problem atau peluang
Sebagai tahap awal, mendefinisikan problem atau
peluang menjadi dasar dari segala proses. Sebelum
menetapkan tahap strategi, pihak perusahaan yang
berkaitan haruslah merumuskan terlebih dahulu
permasalahan apa yang akan diangkat. Hal ini
dilakukan agar tujuan dari strategi tersebut bisa
diketahui secara jelas dan mempermudah pelaksanaan
strategi tersebut. Langkah awal dalam tahap ini bisa
dilakukan dengan mengumpulkan data yang berkaitan
di sekitar lingkungan. Data-data yang dikumpulkan
dapat berupa pengetahuan, opini, sikap dan perilaku
subjek atau pihak yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan diangkat. Pada dasarnya,
tahap awal ini adalah berupa penjelasan dari
pertanyaan “ Apa yang sedang terjadi saat ini? ”
b. Merencanakan dan memprogram
Tahap merencanakan dan memprogram adalah
kelanjutan dari tahap awal yang sudah menghasilkan
objek kajian atau permasalahan yang akan diangkat
22
sebagai tujuan dari pelaksanaan kegiatan public
relations. Data objek yang sudah didapatkan di tahap
awal akan menjadi landasan untuk kelanjutan
penyusunan strategi yang akan dilakukan. Pada tahap
ini pihak perusahaan akan menyusun rancangan
langkah atau strategi yang akan dilakukan, sehingga
secara garis besar tahap ini menjawab pertanyaan “
Apakah yang harus dilakukan dan dikatakan dan
mengapa? ”
c. Mengambil tindakan dan berkomunikasi
Setelah menyusun rencana atau strategi di tahap
sebelumnya, pihak perusahaan haruslah mengambil
tindakan dan berkomunikasi sebagai
pengimplementasian dari tahap kedua. Segala
susunan rencana yang sudah dirancang akan
dilaksanakan dalam tahap ini. Pelaksanaan dalam
bentuk kegiatan atau komunikasi akan dieksekusi dan
dilaksanakan, sehingga tahap ini dapat menjawab
pertanyaan “ Bagaimana kita melakukannya dan
kapan kita akan mengatakannya? ”
d. Mengevaluasi
Tahap mengevaluasi adalah tahapan terakhir dari
model public relations milik Cutlip dan Centre.
Setelah pelaksanaan segala urutan rencana atau
strategi yang sudah ditentukan, pihak pelaksana
haruslah melaksanakan evaluasi. Dalam evaluasi ini
akan dibahas segala hal yang sudah dilaksanakan dari
23
mulai tahap awal hingga akhir. Hal ini dilakukan
sebagai tujuan untuk mengetahui apa saja kesalahan
atau kekurangan dari segala tahapan yang sudah
dilakukan, sebagai rujukan seberapa besar efektifitas
yang dihasilkan segala strategi yang sudah dilakukan
sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk strategi
selanjutnya. Secara garis besar tahap ini menjawab
pertanyaan “ Bagaimana keadaan kita sekarang atau
seberapa baik langkah yang telah kita lakukan? “
Jika dilihat dari keseluruhan, maka public relations adalah
suatu kegiatan yang pelaksanaannya dijadikan sebagai
jembatan penghubung antara satu pihak dengan pihak
lainnya demi pencapaian sebuah tujuan yang diinginkan.
Adapun pelaksanaan ini dilakukan dengan 4 model langkah
utama, yaitu mendefinisikan problem atau peluang,
merencanakan dan memrogram, mengambil tindakan dan
komunikasi, dan mengevaluasi.
Adapun ruang lingkup atau tugas public relations dalam
sebuah organisasi atau perusahaan adalah antara lain untuk
membina hubungan, baik hubungan dengan pihak yang
berada di dalam organisasi atau pihak luar organisasi.
Sehingga ruang lingkup public relations terbagi menjadi
dua, yaitu internal public relations (hubungan publik
24
internal) dan eksternal public relations (hubungan publik
eksternal).10
a. Publik internal
Publik internal adalah pihak-pihak yang berkaitan
langsung dengan perusahaan atau organisasi tersebut,
contohnya saja seperti pihak yang masuk di bidang atau
divisi perusahaan. Sebelum menjalankan perannya di
luar lingkungan perusahaan, kegiatan public relations
harus dilakukan di dalam lingkungan perusahaan itu
sendiri, mengingat kenyamanan pihak dalam juga akan
mempengaruhi kinerja perusahaan di lingkungan luar.
Dalam ruang lingkup publik internal, proses pelaksanaan
public relations terdiri dari tiga tingkatan:11
1) Hubungan dengan pekerja atau karyawan (employee
relations), hal ini biasanya berkaitan dengan
kesejahteraan karyawan dan juga bersangkutan
dengan pihak keluarga karyawan.
2) Hubungan dengan pihak jajaran pimpinan dalam
manajemen perusahaan (management relations),
3) Hubungan dengan pemilik perusahaan atau pemegang
saham (stock holder relations).
10
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2005), hal: 23. 11
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2005), hal: 268.
25
b. Publik eksternal
Adapun publik eksternal adalah pihak yang berada di
luar lingkungan perusahaan, namun masih saling
berkaitan. Kepada publik eksternal, perusahaan memiliki
kewajiban sebagai informan yang juga dapat berupa
persuasi. Hal ini dilakukan agar pihak luar dapat
mengetahui apa saja prestasi yang dimiliki perusahaan
sehingga dapat menjalin kerjasama atau keterikatan
lainnya. Tentu saja hal ini dilakukan berdasarkan tujuan
perusahaan yang ingin dicapai.
Sebagai bagian dari pelaksana segala kegiatan yang
menunjang perusahaan mencapai tujuannya, Cutlip dan
Centre menjelaskan bahwa public relations memiliki
beberapa tugas dan fungsi, yaitu:
1) Membantu dan menunjang aktivitas utama
manajemen untuk mencapai tujuan bersama
perusahaan atau organisasi.
2) Menjadi jembatan penghubung dan menjalin
hubungan serta kerjasama yang baik dengan pihak-
pihak luar yang bersangkutan yang menjadi sasaran.
3) Mengumpulkan data dan mengidentifikasi segala
sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan
tanggapan masyarakat terhadap perusahaan.
4) Melayani publik dan menyampaikan saran atau opini
pihak dalam dan luar kepada pihak manajemen.
5) Menciptakan dan menjalankan komunikasi dua arah
timbal balik demi citra perusahaan yang baik.
26
3. Strategi Public Relations
Strategi adalah bagian terpadu dari sebuah rencana.
Sedangkan suatu rencana adalah produk dari perencanaan
yang merupakan salah satu dari proses manajemen.12
Strategi ditentukan oleh masalah yang muncul dari analisis
terhadap informasi yang tersedia, strategi tidak sama
dengan tujuan dan muncul sebelum taktik. Strategi adalah
prinsip yang menggerakkan anda dari titik awal ke arah
yang anda inginkan. Maka, strategi public relations adalah
bagian dari rencana public relations yang diarahkan untuk
membentuk presepsi yang menguntungkan sehingga
menghasilkan citra yang baik.
Ahmad S. Adnanputra , Presiden Institut Bisnis dan
Manajemen Jayakarta mengatakan bahwa batasan
pengertian dari strategi public relations adalah alternative
optimal ynag dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan
public relations dalam kerangka suatu rencana public
relations (public relatios plan).13
Sebagai bagian yang
sangat erat kaitannya dengan pelaksanaan pencapaian
tujuan sebuah perusahaan, maka public relations haruslah
dibangun berdasarkan suatu rencana atau strategi yang
diharapkan mampu mempermudah saat pelaksanaannya.
12
Rosady Ruslan, Manajemen Public relations dan Media
Komunikasi, Hal. 133. 13
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2005), hal: 124.
27
Menurut Cutlip, Centre dan Broom pelaksanaan strategi PR
dalam berkomunikasi dikenal dengan istilah „7-Cs PR
Communications‟ yakni sebagai berikut:14
a. Credibility (Kredibilitas)
Sebagai jalan atau jembatan yang mempermudah
pelaksanaan kegiatan public relations, komunikasi
haruslah didasari dengan adanya komunikasi yang baik
dan kepercayaan yang dibangun atar komunikator atau
pelaksana kegiatan public relations tersebut. Dengan
adanya komunikasi yang baik maka akan membangun
suatu pemikiran yang sama untuk mendapatkan
kepercayaan dari pihak customer atau pihak luar yang
tentunya akan memiliki dampak terhadap perusahaan.
b. Context (Konteks)
Sebagai sebuah perusahan yang tentunya memiliki
hubungan atau kaitan dengan lingkungan sekitarnya,
baiknya sebuah strategi public relations dilakukan
berdasarkan lingkungan di sekitarnya, dan adapun
komunikasi yang disampaikan haruslah dilakukan
dengan penyesuaian yang ada pada lingkungan tersebut.
14
Diakses dari Jurnal STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT.
TELKOMSEL BRANCH MANADO DALAM MEMPERTAHANKAN
CITRA PERUSAHAAN, Oleh: AGNES DATUELA
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=155
13 ( Perpustakaan Fakultas FIDIKOM UIN Jakarta. Jumat, 26 Oktober
2018, pukul 14.41 WIB)
28
c. Content (Isi)
Adapun isi pesan yang akan disampaikan haruslah
berisikan pesan yang bermanfaat bagi khalayak banyak
agar mampu diterima dengan baik oleh masyarakat.
d. Clarity (Kejelasan)
Selain berisikan pesan yang memiliki kaitan atau
manfaat bagi masyarakat luar, pesan yang disampaikan
juga haruslah memiliki kejelasan. Hal ini dapat
dilakukan dengan penyusunan kalimat yang mudah dan
dapat dipahami pihak sasaran.
e. Continuity and Consistency (Kontinuitas dan
Konsistensi)
Komunikasi yang dibangun sebagai strategi, haruslah
dilakukan dengan berulang-ulang. Hal ini diharapkan
agar dengan adanya kontinuitas penyampaian akan dapat
memberikan kesan yang baik.
f. Channels (Saluran)
Dalam penyampaiannya, sebaiknya dilakukan dengan
memilih media yang tepat sebagai media penyemapai
informasi atau pesan tersebut.
g. Capability of The Audience (Kapabilitas Khalayak)
Dan hal yang tidak kalah penting adalah
memperhitungkan kemampuan khalayak yang menjadi
sasaran dari pelaksanaan strategi tersebut. Hal ini
sangatlah mempengaruhi pelaksanaan strategi juga hasil
akhirnya.
29
B. Lisensi Gratis
1. Lisensi
Jika dalam kehidupan sehari-hari kata lisensi mungkin saja
jarang terdengar, namun di dunia professional kata lisensi
bukanlah kata yang asing. Pada dasarnya lisensi adalah
suatu hal yang berkaitan erat dengan persoalan hak
kepemilikan atau hak cipta yang termasuk dalam bagian
hak kekayaan intelektual. Hak kekayaan intelektual terbagi
menjadi dua bagian, yaitu hak cipta dan hak kekayaan
industri seperti hak paten (paten/paten sederhana), rahasia
dagang, merk, desain industri, perlindungan varietas
tanaman, desain tata letak sirkuit terpadu, indikasi
geografis dan indikasi asal serta kompetisi terselubung.15
Jika hak kekayaan industry meliputi kepemilikan akan
suatu hal yang nyata dan dapat dipegang, maka hak cipta
adalah hak kepemilikan akan suatu hal yang bersifat non-
materil yang tidak dapat diraba dan dipegang namun dapat
dimiliki, contohnya adalah sebuah ide, karya, inspirasi
atau imajinasi.16
Meskipun tidak dapat diraba secara nyata,
namun hak cipta haruslah dilindungi mengingat betapa
mahalnya sebuah ide. Beberapa contoh hak cipta adalah
hak cipta atas buku novel seri Harry Potter yang ditulis
oleh J.K. Rowling atau karya ciptaan lainnya.
15 Muhammad Ahkam Subroto dan Suprapedi, Pengenalan HKI
(Hak Kekayaan Intelektual) Konsep dasar kekayan Intelektual untuk
Pertumbuhan Inovasi,( Jakarta: PT Indeks, 2008), hal: 14. 16
Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual
Property Rights) (,Jakarta: Rajawali Press, 1995), hal: 26.
30
Pada hak cipta terdapat sub-hak yaitu lisensi, dalam pasal
1 angka 14 Undang-undang No. 19 Tahun 2002
disebutkan, lisensi adalah izin yang diberikan oleh
pemegang hak cipta atau pemegang hak tekait kepada
pihak lain untuk mengumukan atau memperbanyak
ciptaannya atau terkaitnya dengan persyaratan tertentu.
Dari rumusan tersebut yang menjadi objek lisensi bukan
hanya hak cipta tetapi juga hak lain yang terkait
dengan hak cipta.17
Sehingga jika dilihat dari pengertian
tersebut, lisensi memilki pengertian sebagai perpanjangan
hak kuasa yang dimiliki oleh pemegang hak cipta untuk
memberikan sub-kuasa hak cipta tersebut kepada pihak
lain.
Dalam hak kekayaan intelektual, lisensi terbagi kedalam
tiga jenis, yaitu:18
a. Lisensi teknologi; dapat mencakup lisensi paten,
penemuan yang dapat dimintakan paten, rahasia
dagang, know how, informasi rahasia, hak cipta dalam
bentuk teknik (software, database).
b. Lisensi penerbitan dan pertunjukkan; meliputi hak
cipta buku, sandiwara, film, video tape, produksi untuk
televisi, musik dan multimedia.
c. Lisensi merek dagang dan penjualan (trademarks and
merchandising licneses); contohya merek dagang,
17
Gatot Supranomo, Hak Cipta dan aspek-aspek Hukumnya,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal: 47.
31
merek nama, merek baju, merek produk, dan hak
publisitas.
Sehingga jika melihat dari penjelasan mengenai lisensi di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa lisensi adalah suatu
proses pemberian sub-kuasa oleh seserang atau perusahaan
yang memegang hak cipta akan suatu kepemilikan yang
bersifat immaterial kepada pihak lain sehingga pihak lain
dapat menggunakan karya atau kepemilikan tersebut
sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
2. Gratis
Dalam kehidupan sehari-hari kata lisensi bukanlah kata
yang sering didengar, hal ini berbeda dengan kata gratis.
Penggunaan kata gratis sering dipergunakan di kegiatan
keseharian, mulai dari saat di kawasan sekolah, kawasan
perbelanjaan, dan lain-lain. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, gratis memiliki pengertian sebagai sesuatu yang
cuma-cuma atau tanpa dipungut bayaran.19
Banyak hal
yang berkaitan dengan gratis, contohnya adalah pelayanan
pengobatan gratis yang diberikan oleh pemerintah kepada
masyarakat. Hal ini memiliki pengertian bahwa
masyarakat dapat melakukan pengobatan secara Cuma-
cuma atau tanpa berbayar di balai pengobatan tertentu
yang sudah disediakan oleh pihak pemerintah.
Penjelasan mengenai lisensi dan gratis di atas dapat
19
Diakses dari https://kbbi.web.id/gratis, pada Minggu, 04 November
2018, pukul 22.28 WIB.
32
memberikan kesimpulan akan pengertian lisensi gratis.
Secara gratis besar, lisensi gratis adalah suatu hak
kepemilikan akan sesuatu barang atau lainnya yang
didapatkan secara cuma-cuma atau tanpa bayar sedikitpun.
Jika dikaitkan dengan penelitian ini, dapat diartikan bahwa
RRI mendapatkan hak kepemilikan untuk menyiarkan
segala informasi dan pemberitaan yang berkaitan dengan
FIFA World Cup 2018 secara gratis tanpa perlu
mengeluarkan biaya kepada pihak FIFA itu sendiri.
C. Kerangka Berpikir
Dalam sub-bab kerangka berpikir ini, peneliti akan
menjelaskan mengenai latar belakang atau alasan peneliti
mengangkat judul Strategi Public Relations Radio Republik
Indonesia dalam Mendapatkan Lisensi Lembaga Penyiar
FIFA World Cup 2019 Secara Gratis dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat judul tersebut
sebagai tema utama dikarenakan beberapa hal yang menarik
untuk dikaji. Radio Republik Indoneisa atau yang lebih
dikenal dengan RRI adalah satu-satunya lembaga penyiaran
radio yang berstatus milik pemerintah dan berskala
Internasional. Dengan status ini RRI memiliki beberapa ciri
khas yang sedikit berbeda dengan radio komersil pada
umumnya. Banyak hal yang dilakukan perusahaan radio
komersil untuk menarik minat pendengar, di antaranya seperti
diadakannya sesi request lagu dengan deretan lagu ter-hits
dan ter-update yang tentunya akan sangat disukai oleh
33
kalangan remaja. Dengan semakin tingginya rating pendengar
pada radio komersil akan bertambah pula sponsorship atau
iklan yang dapat memberikan keuntungan finansial bagi
mereka. Bukan hanya itu, gaya komunikasi dan bahasa yang
dibawakan oleh para penyiar mereka akan selalu mengikuti
trend yang sedang up di kalangan masyarakat agar berkesan
seolah-olah para penyiar ini sedang berbincang secara
langsung dengan pendengar.
Dengan statusnya sebagai lembaga penyiaran radio milik
pemerintah, RRI dikelola oleh lembaga pemerintahan
sehingga terikat langsung dengan undang-undang dan
peraturan yang dibuat oleh pemerintah. RRI secara tidak
langsung merupakan perwakilan pemerintah dalam bidang
penyiaran dan penyampaian informasi Nasional dan
Internasional kepada masyarakat, sehingga RRI terkesan
lebih formal dibanding radio komersil pada umumnya.
Penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa selama
penyiaran dan tidak adanya penggunaan bahasa gaul yang
trend membuat RRI kurang diketahui dan diminati oleh
beberapa kalangan masyarakat khususnya kalangan remaja.
Dan lagu yang diputarkan pun jarang yang merupakan lagu
hits membuat RRI jarang didengarkan oleh kalangan remaja.
Saat terdapat informasi yang memberitakan bahwa RRI
adalah satu-satunya lembaga penyiaran radio di Indonesia
yang mendapatkan lisensi penyiaran FIFA World Cup 2018,
hal ini membuat saya tertarik untuk meneliti fenomena ini.
Hal ini dikarenakan FIFA World Cup adalah ajang
34
pertandingan sepakbola Internasional yang sangat disukai dan
diminati oleh kalangan remaja Indonesia yang kurang tertarik
dan berminat untuk mendengarkan siaran di RRI. Sehingga
peneliti sangat tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih
dalam akan strategi yang digunakan oleh RRI sehingga
berhasil mendapatkan lisensi penyiaran tersebut.
35
BAB III
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
Dalam bab tiga ini, peneliti akan menjelaskan mengenai
gambaran umum latar penelitian, yaitu Radio Republik Indonesia
yang merupakan subjek penelitian. Radio merupakan bagian dari
aktivitas komunikasi, yakni sebagai salah satu jenis media
penyalur komunikasi. Sehingga sebelum membahas mengenai
RRI, peneliti akan terlebih dahulu menjelaskan mengenai
Komunikasi, media saluran komunikasi, dan pembagian jenis-
jenis radio.
A. Radio
Setelah menjelaskan mengenai Komunikasi dan Media Massa
dalam sub-bab sebelumnya, pada sub-bab ini akan dijelaskan
mengenai radio yang merupakan bagian dari media massa
elektronik. Radio adalah salah satu media komunikasi yang
mengirimkan pesan atau informasi melalui gelombang
elektromagnetik yang dapat melintas di udara dan ruang hampa
udara.20
Sejarah perkembangan radio berawal dari usaha yang
dilakukan oleh James Maxwell (1865) hingga menemukan
rumus untuk mewujudkan gelombang elektromagnetik yang
digunakan pada radio dan televisi. Rumus tersebut kemudian
20
Asep Syamsul M. Romli. Dasar-dasar Siaran radio. (Bandung:
Nuansa. 2009). Hal: 21.
35
36
dibuktikan oleh Heinrich Hertz pada 1884 yang kemudian
digunakan untuk tujuan praktis oleh Guglemo Marconi.21
Perkembangan radio bermula di Amerika Serikat saat Dr. Lee
De Forest menemukan pengembangan Marconi mengenai
gelombang elektromagnetik pada 1906, sehingga ia dijuluki
sebegai The Father of Radio.22
Sejak saat itu radio mengalami
perkembangan, hingga pada tahun 1933 Prof. E. H. Amstrong
dari Universitas Columbia memperkenalkan sistem Frequensy
Modulation (FM) sebagai penyempurnaan dari Amplitudo
Modulation (AM).
Radio merupakan media massa yang bersifat auditif, hal ini
dikarenakan informasi yang disampaikan melalui radio hanya
bisa dapat didengar dalam bentuk suara dan tidak ada tampilan
visual, sehingga penyiar radio haruslah menyampaikan informasi
dengan jelas agar pendengar mampu memahami apa yang
disampaikan.
B. Radio Republik Indonesia
Radio Republik Indonesia adalah satu-satunya media penyalur
informasi berbasis audio yang bertaraf nasional. RRI didirikan
oleh Jusuf Ronodipuro, Abdurrahman Saleh dan Maladi pada 11
September 1945. Sebagai media penyalur informasi dengan gelar
nasional, RRI memiliki fungsi sebagai penyalur informasi,
pendidikan, pelestari budaya, hiburan yang sehat, perekat dan
21
Diakses dari situs www.kpi.go.id pada hari Sabtu, 13 April 2019 di
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, pukul 11:32 WIB. 22
Diakses dari situs www.kpi.go.id pada hari Sabtu, 13 April 2019 di
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, pukul 12.06 WIB.
37
kontrol sosial, dan juga menjaga citra positif bangsa di dunia
Internasional. Besarnya tugas dan fungsi RRI yang diberikan oleh
negara melalui UU no 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, PP 11
tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik, serta PP 12 tahun
2005, RRI dikukuhkan sebagai satu-satunya lembaga
penyiaran yang dapat berjaringan secara nasional dan dapat
bekerja sama dalam siaran dengan lembaga penyiaran Asing.23
RRI memiliki 84 cabang di Ibukota provinsi dan kabupaten/kota
di seluruh Indonesia dengan klasifikasi Stasiun Penyiaran Tipe A
di Ibukota Negara (1 stasiun), Stasiun Penyiaran Tipe B di
Ibukota provinsi (13 stasiun), Stasiun Penyiaran Tipe C di
Ibukota provinsi dan Kabupaten/Kota (51 stasiun), Pusat
Pemberitaan di Jakarta (Programa 3/Kantor Berita Nasional) dan
Stasiun Siaran Luar Negeri di Jakarta (Voice of Indonesia), serta
Studio Produksi RRI di daerah perbatasan/daerah terpencil (16
studio produksi).24
Dengan kekuatan 62 stasiun penyiaran termasuk Siaran Luar
Negeri dan 5 (lima) satuan kerja (satker) lainnya yaitu Pusat
Pemberitaan, Pusat Penelitian dan Pengembangan
(Puslitbangdiklat) Satuan Pengawasan Intern, serta diperkuat 16
studio produksi serta 11 perwakilan RRI di Luar negeri RRI
memiliki 61 (enampuluh satu) programa 1, 61 programa 2, 61
programa 3, 14 programa 4 dan 7 studio produksi maka RRI
23
Diakses melalui http://rri.co.id/profil.html pada 13 Juli 2018, pukul
20.01 WIB. 24
Diakses melalui http://rri.co.id/profil.html pada 13 Juli 2018, pukul
20.01 WIB.
38
setara dengan 205 stasiun radio. Adapun Lembaga Penyiaran
Publik RRI memiliki prinsip-prinsip dasar, yaitu:25
1. LPP adalah lembaga penyiaran untuk semua warga Negara.
2. Siarannya harus menjangkau seluruh wilayah Negara.
3. Siarannya harus merefleksikan keberagaman.
4. Siarannya harus berbeda dengan lembaga penyiaran lainnya.
5. LPP harus menegakkan independensi dan netralitas.
6. Siarannya harus bervariasi dan berkualitas tinggi.
7. Menjadi flag carrier dari bangsa Indonesia.
8. Mencerminkan identitas bangsa.
9. Perekat dan pemersatu bangsa.
Tugas LPP RRI dalam melayani seluruh lapisan masyarakat di
seluruh wilayah NKRI tidak bisa dilayani dengan satu programa
saja, oleh karena itu RRI menyelenggarakan siaran dengan 4
programa:26
1. Pro 1: Pusat siaran pemberdayaan masyarakat
2. Pro 2: Pusat siaran kreatifitas anak muda
3. Pro 3: Pusat siaran jaringan berita nasional dan kantor berita
radio
4. Pro 4: Pusat siaran budaya dan pendidikan
5. VOI: Citra & Martabat bangsa didunia internasional siaran
setiap hari dengan 8 bahasa asing
25
Diakses melalui http://rri.co.id/profil.html pada 13 Juli 2018, pukul
20.01 WIB. 26
Diakses melalui http://rri.co.id/profil.html pada 13 Juli 2018, pukul
20.01 WIB
39
6. Studio Produksi LN: Jembatan informasi Indonesia - LN dan
LN – Indonesia
Sebagai sumber informasi terpercaya sesuai dengan prinsip
lembaga penyiaran publik, dalam menyelenggaran siaran RRI
berpedoman pada nilai-nilai standar penyiaran.27
1. Siaran bersifat independet dan netral
2. Siaran harus memihak pada kebenaran
3. Siaran member pemahaman
4. Siaran mengurangi ketidakpastian
5. Siaran berpedoman pada pancasila, UUD 1945 dan kebenaran,
serta peraturan yang lainnya.
6. Siaran harus memihak hanya kepada kepentingan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
7. Siaran harus menjaga persatuan, kesatuan dan Kedaulatan
NKRI
Selain itu, LPP RRI juga memiliki beberapa peran utama yang
menjadi dasar dalam pelaksanaan kewajiban dan tugas LPP RRI,
yaitu:28
1. Peran dalam Pemberdayaan Masyarakat: RRI
menyelenggarakan siaran pemberdayaan masyarakat di semua
lapisan masyarakat melalui siaran pedesaan, nelayan, wanita,
anak-anak, siaran lingkungan hidup, kewirausahaan, teknologi
27
Diakses melalui http://rri.co.id/profil.html pada 13 Juli 2018, pukul
20.01 WIB 28
Diakses melalui http://rri.co.id/profil.html pada 13 Juli 2018, pukul
20.01 WIB
40
tepat guna, kerajinan, perdagangan, pertanian, koperasi,
industri kecil dll.
2. Peran RRI sebagai Pelestari Budaya Bangsa: Seluruh RRI
wajib menyelenggarakan siaran seni dan budaya daerah
seluruh indonesia secara konsisten dan tidak pernah berhenti
seperti siaran ketoprak,wayang orang, wayang golek, madihin,
saluang dan budaya minang lainnya, budaya bugis, dan budaya
daerah-daerah lainnya.
3. Peran RRI sebagai pelestari lingkungan: RRI
menyelenggarakan siaran Green Radio untuk penanaman
kembali dan Re Use, Reduce dan Recycling dengan berbagai
format dan variasi bentuk acara.
4. Peran RRI sebagai media pendidikan: RRI
menyelenggarakan siaran pendidikan dari Taman Kanak-
Kanak sampai Mahasiswa. RRI menyelenggarakan Pekan
Kreatif dengan mengadakan lomba kreatif remaja seperti
lomba cipta lagu, lomba cipta design , lomba IT, lomba band
indie, bintang radio, pekan tilawatil quran. Disamping itu juga
menyelenggarakan siaran pendidikan social masyarakat,
seperti siaran wanita, siaran pedesaan, siaran KB dll.
5. Peran RRI sebagai Media Diplomasi: RRI
menyelenggarakan siaran radio diplomasi melalui siaran luar
negeri untuk membangun citra positif bangsa didunia
internasional bekerjasama dengan kedutaan dan radio luar
negeri dengan siaran yang bersifat reciprocal . kerjasama
siaran dengan ABC , NHK, RTM, RTB, KBS, RTH, SR,
BBC, Radio Jedah, Radio Turki, RCI, DW dll.
41
6. Peran RRI sebagai media terdepan tanggap bencana: RRI
menyelenggarakan siaran langsung dari tenda darurat melalui
Radio Based Disaster Management. Setiap ada bencana dalam
waktu tidak lebih dari 24 jam RRI harus sudah melaporkan,
kemudian diikuti program Pelipur Lara korban bencana dan
trauma healing dengan mendirikan studio darurat.
7. Peran RRI dalam menghubungkan tenaga kerja di Luar
Negeri: RRI menyelenggarakan siaran rutin dan terkoneksi
dengan 7 negara yaitu Hongkong, Malaysia, Brunei
Darusalam, Jepang, Taiwan, Korea dan Arab Saudi untuk
mendekatkan TKI dengan kampung halaman. Pendengar RRI
di luar negeri khususnya TKI berjumlah puluhan ribu orang
yang mendengar melalui audio streaming. Dalam rangka
mewujudkan peran second track diplomacy menyelenggarakan
acara Diplomatic Forum. Untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat Indonesia di Luar negeri khususnya tenaga
kerja Indonesia antara lain diselenggarakan acara bilik sastra
yang diperlrlombakan dan 2 pemenang dihadirkan oleh SLN
untuk menghadiri acara uapacara kenegaraan 17 Agusdtus di
Istana negara dan sidang DPR dan DPD di Senayan.
8. Peran RRI sebagai media hiburan: RRI menyelenggarakan
siaran hiburan berupa siaran music dan kata, pagelaran musik
klasik yaitu orkes symphony Jakarta dan orkes symphony yang
dimiliki RRI daerah. Pagelaran kesenian dan budaya, lawak,
Quiz dll.
9. Peran RRI dalam sabuk pengaman informasi (Information
Safety Belt): selama tahun 2009 - 2010 RRI telah mendirikan
42
studio di wilayah perbatasan dan daerah terpencil atau
blankspot, antara lain: Entikong, Batam, Nunukan, Putusibaou,
Malinau, Atambua, Ampana, Boven Digoel, Kaimana, Skow,
Oksibil, Takengon, Sabang dan Sampang. Siaran melalui
studio-studio produksi ini ditujukan untuk meningkatkan rasa
nasionalisme dan memberikan akses informasi yang
berimbang bagi masyarakat di daerah perbatasan maupun di
daerah-daerah yang sebelumnya tidak dapat menerima siaran
RRI atau blankspot.
43
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Pada bab ini, peneliti akan memaparkan data yang sudah
didapatkan selama melakukan penelitian pada Radio Republik
Indonesia, baik itu melalui proses wawancara, observasi atau
studi dokumentasi. Adapun data ini berkaitan dengan RRI
sebelum atau sesudah mendapatkan lisensi penyiaran FIFA
World Cup 2018.
A. Mendefinisikan Problem atau Peluang
Sebagai pelopor media penyiaran radio di Indonesia, RRI
menjadi satu-satunya media yang berstatus nasional dengan
pelaksanaan dan pengawasannya berada di bawah pengawasan
DPR-RI. Sehingga RRI menjadi media penyalur yang
menjembatani antara pemerintah dengan rakyat. Hal ini membuat
RRI menjadi salah satu lembaga radio dengan sistem pelaksanaan
siarannya terkesan lebih formal dan sangat terikat dengan kaidah
penyiaran dan UUD yang berlaku. Tidak jarang, sebagian besar
kalangan remaja lebih sering mendengarkan radio komersil
lainnya yang cenderung lebih fleksibel dan mengikuti arus
zaman.
44
Gambar 4.3 (Tangkapan layar artikel mengenai survey
pendengar RRI)
Namun, meskipun terkesan lebih formal dalam konten
siarannya RRI memiliki rating pendengar yang cukup tinggi.
Berdasarkan hasil riset dari AC Nielsen, RRI memiliki pendengar
dengan jumlah 4 juta dari jumlah keseluruhan pendengar
sebanyak 7 juta.1 Tidak hanya itu, siaran RRI juga banyak
didengarkan oleh masyarakan dari kalangan tunanetra yang
memiliki keterbatasan untuk mendapatkan informasi secara
1 Diakses dari https://kominfo.go.id/content/detail/14352/dirjen-ikp-
minta-rri-jadi-media-terpercaya-perangi-konten-negatif/0/berita_satker (pada
14 Juni 2019, pukul 12.31 WIB).
45
visual, bahkan jumlah pendengar RRI dari kalangan tunatretra
mencapai sekitar 1,5 juta pendengar.2
Gambar 4.4 (Tangkapan layar artikel seputar RRI
dengan pendengar yang banyak dari kalangan diffable)
RRI adalah satu-satunya lembaga penyiaran radio nasional
yang pelaksanaannya diawasi langsung oleh pemerintah. Dalam
pelaksanaan penyiarannya, RRI sangatlah terikat dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Hal ini membuat RRI cenderung terdengar lebih formal jika
dibandingkan dengan radio komersil. Penggunaan tata bahasa
yang sesuai dengan kaidah bahasa juga menjadi ciri khas yang
membedakan RRI. Dengan statusnya inilah RRI memiliki tugas
dan fungsi sebagai lembaga penyiaran publik yang informatif,
edukatif, netral, dan sebagai kontrol sosial. Besarnya tugas dan
2 Diakses dari https://www.pssi.org/news/apresiasi-untuk-rri (pada 14
Juni 2019, pukul 12.47 WIB).
46
fungsi RRI yang diberikan oleh negara melalui UU no 32 tahun
2002 tentang Penyiaran, PP 11 tahun 2005 tentang Lembaga
Penyiaran Publik, serta PP 12 tahun 2005, RRI dikukuhkan
sebagai satu-satunya lembaga penyiaran yang dapat berjaringan
secara nasional dan dapat bekerja sama dalam siaran dengan
lembaga penyiaran Asing.3
Dengan hal tersebut, penyiar RRI pun terlatih dan terbiasa
melakukan siaran dengan konsep dan gaya yang teratur sesuai
dengan tata cara dan kaidah siaran. Meskipun terkesan formal,
namun hal ini memberikan dampak yang baik terhadap hasil
siarannya, dimana penyiar RRI mampu membawa pendengar
untuk ke dalam suasana yang diciptakan oleh penyiar. Hal ini
seperti data yang didapatkan saat wawancara dengan Yanto,
selaku Kepala Bidang Siaran Berita Pro 3 RRI:
“Meskipun kita hanya radio, tapi saat siaran kita
membawakan beritanya seolah-olah sedang benar-benar
merasakan. Agar imajinasi pendengar seakan-akan mereka
sedang menonton. Namanya kalau di teori jurnalistik seperti
theatre mind. Dan ternyata saat ini gaya siaran yang seperti
itu diikuti oleh para komentator bola di televisi. Meskipun
kalau menurut RRI ada beberapa bahasa yang tidak sesuai,
tapi ya karena ini kan sosial ya jadi kita juga tidak bisa
melarang”.4
3 Diakses dari http://rri.co.id/profil.html (pada 13 Juli 2018, pukul
20.01 WIB). 4 Wawancara dengan Yanto, Kepala Bidang Siaran Berita Pro 3 RRI,
18 September 2018 di kantor pusat Radio Republik Indonesia.
47
B. Merencanakan dan Memprogram
Sebelum mendapatkan lisensi penyiaran FIFA World Cup
2018, RRI juga menjadi salah satu media yang berhasil
mendapatkan hak siar untuk program olahraga nasional yaitu
Indonesia Super League (Liga Gojek) untuk pertandingan musim
2015/2016.5 Sebagai salah satu program pertandingan olahraga
nasional, merupakan sebuah kebanggan tersendiri bagi RRI untuk
menjadi salah satu bagian dari media yang berhak menayangkan
program pertandingan tersebut secara langsung.
Gambar 4.1 (Tangkapan artikel seputar media pemegang
lisensi penyiaran Indonesia Super League 2015-2016)
5Diakses dari laman https://bolalob.com/read/37640/hak-siar-
indonesia-super-league-milik-siapa (Pada Senin, 10 Juni 2019, pukul 13.20
WIB).
48
Bersama dengan beberapa perusahaan media lainnya yaitu
MNC Group dan NET TV untuk segmen televisi tidak berbayar,
BIG TV dan Matrix Garuda untuk segmen televisi berbayar, dan
CBL 91,7 FM Bandung untuk radio, RRI menayangkan program
Liga Gojek tersebut selama dua pekan sebelum dibekukan oleh
PSSI karena suatu masalah.6
FIFA World Cup bukanlah suatu hal yang baru bagi RRI,
pasalnya program ini sudah menjadi incaran bagi RRI semenjak
periode 2010 yang saat itu diberlangsungkan di Afrika. Tidak
langsung berhasil mendapatkan hak siar, pada saat itu RRI hanya
berhasil mendapatkan izin untuk memperoleh dan menayangkan
highlight seputar FIFA World Cup dari pihak Electronic City
sebagai pemegang hak siar pada masa itu.7 Bahkan RRI juga
melakukan workshop yang diisi oleh pihak Electronic City untuk
menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan FIFA World Cup
2010.
Hal ini pun berlanjut hingga periode FIFA World Cup 2014 di
Brazil. Masih sama dengan periode sebelumnya, RRI juga belum
berhasil mendapatkan lisensi penyiaran yang saat itu diperoleh
oleh Grup Emtek untuk televisi dan FMA untuk radio.8 Dan
dengan beragam upaya RRI pun kembali mendapatkan izin untuk
6Diakses dari laman https://bolalob.com/read/37640/hak-siar-
indonesia-super-league-milik-siapa (Pada Senin, 10 Juni 2019, pukul 13.20
WIB).
7 Wawancara dengan Yanto, Kepala Bidang Siaran Berita Pro 3 RRI,
18 September 2018 di kantor pusat Radio Republik Indonesia. 8 Wawancara dengan Yanto, Kepala Bidang Siaran Berita Pro 3 RRI,
18 September 2018 di kantor pusat Radio Republik Indonesia.
49
memperoleh dan menayangkan highlight seputar pertandingan
yang didapatkan dari pihak Grup Emtek.
C. Mengambil Tindakan dan Berkomunikasi
Setelah penanda tanganan antara pihak FMA dan RRI pada
tanggal 30 Januari 2018 di Lobby Galeri Tri Prasetya RRI
Jakarta, RRI pun resmi menjadi salah satu pemegang hak siar
ajang pertandingan FIFA World Cup 2018. Dengan hak dan
legalitas yang didapatkan, RRI diperbolehkan untuk meliput dan
menyiarkan program pertandingan ini secara langsung. Bahkan
RRI mengirimkan dua penyiar untuk live report dari lokasi
pertandingan, Rusia. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh
M. Bugi Hidayat selaku Kepala Bidang Pengembangan Usaha
Direktorat LPU:
“Ini kita sampai dikirim ke Rusia loh reporter kita dua orang
untuk live report, dan ada satu beberapa match yang mereka
live langsung dari stadionnya. Waktu pembukaan itu live
langsung dari sana.”9
Siaran pertandingan yang diliput langsung di Rusia oleh tim
liputan akan dikirimkan ke pusat pemberitaan Pro 3 RRI yang
kemudian akan di-relay oleh RRI daerah. Sekitar 70 stasiun RRI
daerah yang me-relay siaran dari Pro 3 RRI sehingga bisa
dinikmati oleh pendengar RRI sekaligus pecinta pertandingan
9 Wawancara dengan Bugi Hidayat, Kepala Bidang Pengembangan
Usaha Direktorat LPU, 31 Januari 2019 di kantor pusat Radio Republik
Indonesia.
50
FIFA World Cup. Tidak hanya itu, bahkan ada beberapa RRI
daerah yang juga melakukan nonton bareng melalui RRI Play
yang merupakan aplikasi terbaru RRI yang menggabungkan
audio-visual dalam penyiaran yang dilakukan RRI. Hal ini seperti
data yang didapatkan saat wawancara dengan Yanto, selaku
Kepala Bidang Siaran Berita Pro 3 RRI:
“Jadi, kita siaran itu pusatnya disini di Pro 3, tapi daerah-
daerah itu me-relay. Sebanyak hampir lebih dari 70 stasiun
RRI me-relay siaran kita sekaligus nonton bareng. Jadi, di
RRI daerah itu ada layar besar, mereka audionya dari siaran
disini di Pro 3, visualnya melalui televisi disana jadi ada layar
lebar.”10
Adapun siaran pertandingan yang disiarkan oleh RRI tidak
hanya bisa didengarkan melalui siaran radio saja, tetapi juga
dapat ditonton secara live streaming melalui fitur RRINet yang
terdapat dalam aplikasi RRIPlay Go sebagaimana yang telah
dijelaskan pada sub-bab selanjutnya.
Setelah berhasil mendapatkan dan menayangkan highlight
seputar FIFA World Cup selama dua musim pertandingan, RRI
pun berhasil mendapatkan hak siar atau lisensi untuk menyiarkan
program pertandingan Internasional bergengsi tersebut secara
langsung. Hal ini ditandai dengan ditandatanganinya
Memorandum Of Understanding (MOU) antara FMA sebagai
10
Wawancara dengan Yanto, Kepala Bidang Siaran Berita Pro 3 RRI,
18 September 2018 di kantor pusat Radio Republik Indonesia.
51
perpanjangan tangan FIFA dengan RRI pada tanggal 30 Januari
2018 di Lobby Galeri Tri Prasetya RRI, Jakarta.11
Gambar 4.2 (Foto Penandatanganan MOU antara RRI
dengan FMA)
Bahkan RRI mengirimkan dua reporter untuk live report dari
Rusia.12
Tidak hanya itu, RRI juga mendapatkan hak dan izin
untuk mengadakan nonton bareng pertandingan piala dunia
dengan masyarakat yang dilakukan oleh beberapa stasiun RRI di
daerah pedalaman dengan me-relay siaran visual dari RRI pusat
melalui RRI Play.Bahkan di antaranya ada yang mengadakan
11
Diakses dari https://tirto.id/bagaimana-rantai-hak-siar-piala-dunia-
2018-bekerja-cNjt ( Pada 23 Oktober 2018 pukul 14.04 WIB.) 12
Wawancara dengan Bugi Hidayat, Kepala Bidang Pengembangan
Usaha Direktorat LPU, 31 Januari 2019 di kantor pusat Radio Republik
Indonesia.
52
doorprize di sela-sela nonton bareng dengan membagiakan
beberapa hadiah yang menarik.13
D. Mengevaluasi
Sebagai bentuk kemajuan RRI dalam bidang teknologi, RRI
yang sebelumnya hanya bisa didengarkan melalui perangkat radio
kini dapat didengarkan di mana saja oleh masyarakat. Dalam
bentuk sebuah aplikasi yang dinamakan RRI Play, aplikasi yang
dapat didownload melalui Playstore dan Appstore ini menyajikan
RRI dalam bentuk digital dengan tambahan visualisasi. Aplikasi
ini diluncurkan pada 7 September 2013 dengan jumlah
pendownload saat ini berkisar lebih dari seratus ribu
pendownload. Bahkan inovasi RRI Play telah mendapatkan dua
kali penghargaan Internasional sebagai aplikasi radio
terlengkap.14
13
Wawancara dengan Bugi Hidayat, Kepala Bidang Pengembangan
Usaha Direktorat LPU, 31 Januari 2019 di kantor pusat Radio Republik
Indonesia. 14
Diakses dari https://kominfo.go.id/content/detail/14354/rri-net-
hadir-melengkapi-kebutuhan-publik/0/berita (pada 14 Juni 2019, pukul 14.14
WIB).
53
Gambar 4.5 (Tangkapan layar aplikasi RRIPlay Go)
RRI Play menyediakan beberapa fitur menarik, di antaranya
adalah National Network yang berisikan siaran Pro3, Voice of
Indonesia, Channel Lima untuk kalangan muda, RRI Radio untuk
siaran Pro1, Pro2 dan Pro3, RRI Net untuk live streaming, RRI
Online dengan berisikan kumpulan berita, Beyoung dengan
kumpulan lagu-lagu hits, Primagz, dan Editorial.
54
Gambar 4.6 (Tangkapan layar konten aplikasi RRIPlay Go)
Selain itu, RRI juga memiliki poin lebih lainnya yang menjadi
salah satu alasan dibalik berhasilnya RRI mendapatkan lisensi
penyiaran FIFA World Cup 2018. Melalui seleksi eksklusif yang
diberikan pihak FMA, penyiar RRI mampu melakukan theatre
mind saat diperintahkan untuk melakukan live reporting pada
sebuah tayangan pertandingan sepakbola. Bukanlah suatu hal
yang mudah bagi penyiar untuk membuat penonton atau
pendengar menjadi ikut serta terbawa suasana yang diciptakan,
terkecuali jika penyiar tersebut sudah terbiasa dan terlatih dalam
melakukannya. Dan hal itulah yang dilakukan secara rutin oleh
penyiar RRI sebagai satu-satunnya lembaga penyiar radio
nasional.
55
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan hasil pembahasan yang
didapatkan setelah mengolah dan menganalisa data dengan teori
yang sudah dijelaskan pada bab 2, yaitu teori public relations dari
Cutlip dan Centre serta teori manajemen.
A. Mendefinisikan problem atau peluang
Pelaksanaan strategi menurut Cutlip dan Centre haruslah
dimulai dengan mendefinisikan problem atau peluang. Tahap ini
bisa dilakukan dengan pengumpulan data objek atau pihak lain
yang berkaitan dengan objek yang dituju.
Sesuai dengan namanya, FIFA World Cup atau Piala Dunia
adalah sebuah ajang pertandingan sepakbola terbesar di dunia.
Sebagai ajang pertandingan sepakbola terbesar di dunia, Piala
Dunia bukanlah sebuah pertandingan yang diikuti oleh sedikit
Negara. Hampir Seluruh Negara saling berlomba demi dapat ikut
serta dalam ajang tersebut. Mereka berupaya agar tim sepakbola
nasionalnya lolos seleksi sehingga dapat bertanding di ajang
bergengsi tersebut. Tidak hanya bergengsi, ajang pertandingan ini
sudah dilaksanakan sejak lama, dengan pertandingan pertama
yang dilaksanakan pada 1930.15
Sebagai ajang pertandingan yang
15
Diakses dari https://pialadunia.tempo.co/read/1051773/kisah-piala-
dunia-pertama-1930-sejarah-bermula-di-montevideo/full&view=ok (pada 17
Juni 2019, pukul 13.14 WIB).
55
56
sudah dilaksanakan sejak lama, tentunya Piala Dunia memiliki
penonton setia dengan jumlah besar dalam setiap
pertandingannya.
Dengan banyaknya penonton setia Piala Dunia, tentunya
berbagai perusahaan media akan berupaya untuk dapat
menampilkan program tersebut dalam siarannya yang tentunya
akan meningkatkan presentase penonton. Semakin tingginya
rating penonton bagi suatu media, maka akan semakin tinggi pula
nilai plus media tersebut sehingga bisa menarik perhatian
perusahaan iklan yang nantinya dapat memberikan tambahan
secara kommersil.
Sama halnya dengan perusahaan media lainnya, RRI juga
tertarik dengan program pertandingan FIFA World Cup. Terlebih
lagi dalam program siaran PRO3 RRI, segmen olahraga menjadi
segmen yang paling tinggi pendengarnya. Hal ini seperti data
yang didapatkan saat wawancara dengan Yanto, selaku Kepala
Bidang Siaran Berita Pro 3 RRI:
“Saat ini kita lebih cenderung ke siaran-siaran olahraga
seperti bola karen ternyata hasil survey, pendega radio itu
yang paling tertinggi itu di hiburan dan olahraga. Politik itu
hanya sekitar 10%. Jadi kalau kita memperebutkan yang 10%
kan tidak menarik juga. Nah yang 90 % itu ada hiburan,
budaya, pendidikan, agama, dan yang paling besar itu
hiburan dan olahraga”.16
16
Wawancara dengan Yanto, Kepala Bidang Siaran Berita Pro 3 RRI,
18 September 2018 di kantor pusat Radio Republik Indonesia.
57
Banyaknya jumlah pecinta program pertandingan Piala Dunia
ditambah dengan tingginya pendengar segmen olahraga di Pro3
RRI tentunya membuat RRI semakin tinggi atusiasnya untuk
mendapatkan lisensi penyiaran program tersebut. Terlebih lagi
RRI memiliki 1,5 juta pendengar yang merupakan kalangan
tunanetra, yang tentunya akan sangat terbantu dan lebih mudah
untuk turut serta mendengarkan siaran pertandingan Piala Dunia
melalui siaran radio. Dengan beberapa pertimbangan tersebut,
RRI menjadikan lisensi penyiaran program pertandingan FIFA
World Cup sebagai target yang ingin dituju dan didapatkan.
B. Merencanakan dan Memprogram
Tahap merencanakan dan memprogram adalah tahap yang
harus dilakukan selanjutnya setelah subjek menetapkan objek
yang ingin dituju dengan menyusun strategi yang akan dilakukan.
Dalam penelitian ini, setelah RRI menetapkan lisensi penyiaran
program pertandingan Piala Dunia sebagai objek yang ingin
dituju, untuk selanjutnya RRI melakukan penyusunan strategi.
Adapun RRI sudah melakukan tahap ini sejak pelaksanaan Piala
Dunia periode 2010 yang saat itu dilaksanakan di Afrika.
Bukanlah suatu kebetulan RRI berhasil mendapatkan lisensi
penyiaran FIFA World Cup 2018. Sebelum mendapatkan lisensi
penyiaran tersebut, Dimulai dari perhelatan FIFA World Cup
2010 yang berlangsung di Afrika Selatan, RRI sudah memulai
usaha untuk mendapatkan lisence broadcaster. Namun, saat itu
RRI belum berkesempatan untuk mendapatkan hak siar yang saat
itu didapatkan oleh Grup Elektronik City.
58
Meskipun saat itu RRI belum berkesempatan untuk memegang
hak siar, RRI terus berupaya untuk bisa mendapatkan highlight
seputar FIFA World Cup 2010 untuk disiarkan. Hingga pada
akhirnya RRI berhasil melakukan kerjasama dengan pihak
Elektronic City sebagai pemegang hak siar FIFA pada saat itu,
kerjasama ini berupa pelaksanaan workshop yang diisi oleh pihak
Elektronic City untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan
FIFA World Cup 2010. Tidak hanya itu, kerjasama ini juga
berupa dengan diizinkannya RRI untuk menyiarkan highlight dari
pertandingan FIFA World Cup 2010. Hal ini seperti data yang
didapatkan saat wawancara dengan Yanto, sebagai Kepala
Bidang Siaran Berita Pro 3 RRI:
“ Indonesia itu baik radio maupun televisi itu Elektronic City
di 2010. Nah, akhirnya dia menggandeng grupnya RCTI,
termasuk radionya Sindo, MNC, radio dangdutnya di 2010,
akhirnya ya kita minta izin untuk siaran. Jadi, waktu itu kita
buat workshop dan kita undang pihak pemegang siarnya untuk
menyampaikan semua tentang piala dunia. Jadi semua
kegiatan kita dia dukung, seperti kita buat highlight
pertandingan, isi pertandingan, serba-serbi pertandingan,
atau profil pemain, dia dukung semua dia berikan
kesempatan”.17
Dengan terjalinnya kerjasama tersebut, RRI berhasil
mendapatkan izin atas data seputar highlight pertandingan untuk
17
Wawancara dengan Yanto, Kepala Bidang Siaran Berita Pro 3 RRI,
18 September 2018 di kantor pusat Radio Republik Indonesia.
59
disiarkan kepada pendengar RRI tentunya dengan menyebutkan
sumber data tersebut berasal, yakni dari pihak media Electronic
City.
Usaha ini pun dilanjutkan saat menjelang pelaksanaan FIFA
World Cup 2014 di Brazil, dengan pemegang hak siar saat itu
adalah Grup Emtek untuk televisi dan FMA untuk radio. Masih
sama dengan periode sebelumnya, RRI belum berhasil
mendapatkan lisensi penyiaran Piala Dunia 2014 yang berhasil
didapatkan oleh Emtek Grup untuk televisi dan Footbal
Momentum Asia (FMA) untuk radio. Hingga akhirnya RRI
mencari cara untuk menjalin kerjasama dengan Emtek Grup agar
mendapatkan highlight seputar pertandingan. RRI pun berhasil
mendapatkan izin untuk menyiarkan highlight seputar Piala
Dunia 2014 yang didapatkan melalui pihak Emtek Grup.
Melalui pengalaman yang dialami sejak perhelatan Piala
Dunia 2010 hingga periode 2014, sedikitnya RRI sudah mulai
mengetahui serba-serbi pelaksanaan ajang sepakbola
Internasional tersebut. Setelah dua kali berhasil mendapatkan izin
dan menyiarkan highlight seputar pertandingan, membuat RRI
mulai dikenal pihak yang bersangkutan dengan Piala Dunia dan
tentunya memberikan angka kenaikan jumlah pendengar RRI
dengan siaran highlight tersebut sebagai nilai plus. Hal ini sesuai
dengan pelaksanaan tahap kedua dalam menyusun strategi public
relations setelah menetapkan lisensi penyiaran FIFA World Cup
sebagai sebuah tujuan yang ingin dicapai. Meskipun tidak serta
merta langsung berhasil mendapatkan lisensi tersebut, tetapi RRI
berhasil membuka peluang dengan upaya yang dilakukan hingga
60
berhasil mendapatkan kerjasama dan izin untuk menampilkan
highlight seputar pertandingan dari pihak pemegang lisensi
penyiaran.
Dengan berhasilnya RRI mendapatkan izin untuk menyiarkan
highlight seputar pertandingan, RRI pun mulai dikenal dan
mengenal beberapa pihak yang berkaitan dengan Piala Dunia.
Tentunya hal ini menjadi bahan pertimbangan dan nilai plus RRI
dalam pelaksanaan FIFA World Cup selanjutnya. Pada
pelaksanaan FIFA World Cup 2014, meskipun RRI juga belum
berhasil mendapatkan lisensi penyiaran, namun seperti
sebelumnya RRI berhasil mendapatkan izin untuk menyiarkan
highlight pertandingan. Tentunya hal ini berkaitan dengan usaha
dan kinerja RRI pada periode pertandingan sebelumnya.
C. Mengambil tindakan dan berkomunikasi
Setelah berhasil melakukan kerjasama dan mendapatkan izin
untuk menyiarkan highlight pertandingan FIFA World Cup 2010
dan 2014, RRI pun mulai dikenal oleh pihak-pihak yang
berkaitan dengan pelaksanaan pertandingan Internasional ini.
Tidak hanya dikenal sebagai radio nasional, namun RRI juga
dikenal atas upaya dan kinerjanya selama pelaksanaan Piala
Dunia 2010 dan 2014. Dengan hal ini, tentunya RRI memiliki
peluang besar untuk pelaksanaan tahap ketiga dari strategi public
relations yaitu tahap mengambil tindakan dan berkomunikasi.
Pelaksanaan tahap ketiga dilakukan RRI saat Football
Momentum Asia (FMA) sebagai perpanjangan tangan pihak
FIFA membuat sebuah kompetisi yang diadakan bagi
61
perusahaan-perusahaan media terpilih untuk mendapatkan lisensi
penyiaran secara gratis, dan RRI menjadi salah satu lembaga
penyiaran yang mendapatkan undangan untuk seleksi tersebut.
Adapun seleksi ini berupa testing yang diberikan kepada reporter
dari masing-masing media yang diundang. Masing-masing
reporter akan diberikan tayangan berupa siaran pertandingan
sepakbola dan diharuskan untuk memperagakan seolah-olah
sedang melakukan live reporting. Hal ini sebagaimana yang
disampaikan oleh M. Bugi Hidayat selaku Kepala Bidang
Pengembangan Usaha Direktorat LPU:
“waktu kita mendapatkan lisensi itu sebenarnya waktu itu kita
dikonteslah sama beberapa tempat ya. Itu kita dikontesnya tuh
gini, jadi waktu itu kami itu dipanggil sama, sama ada FMA
namanya Football Momentum Asia, itu kepanjangan
tangannya FIFA disini, kita ke kantor mereka di Imperium
sana itu, itu mereka minta tunjukin gimana sih RRI kalau
mereportase sepakbola. Jadi kita bawa beberapa reporter dan
mereka running disana. Jadi, orang FIFA itu dia kasih video 3
menit, reporter kita running live report.”18
Dalam tahap testing tersebut, pihak FMA memilih media
dengan reporter yang mampu melakukan running live report
siaran bola dengan baik dan mampu membawa suasana
pendengarnya. Dan RRI adalah satu-satunya media penyiaran
18
Wawancara dengan Bugi Hidayat, Kepala Bidang Pengembangan
Usaha Direktorat LPU, 31 Januari 2019 di kantor pusat Radio Republik
Indonesia.
62
radio yang berhasil lolos dalam tahap testing tersebut. Hal ini
sebagaimana yang disampaikan oleh M. Bugi Hidayat selaku
Kepala Bidang Pengembangan Usaha Direktorat LPU:
“Jadi orang FIFA itu dia kasih video 3 menit, reporter kita
running live report. Mereka tutup matalah ya, mereka disitu
bilang bahwa, ya waktu itu salah satu orang FIFA nya bilang
„saya gak ngerti bahasa kalian, tapi saya tau itu permainan
sepakbola‟, karena bagusnya reporter kita mereport itu, gitu.
Berarti kan dari situ juga mereka kan ingin piala dunia ini
dinikmati oleh semua kalangan, ya kan sekarang ya mohon
maaf kalau yang diffable yang tidak bisa melihat dan hanya
bisa mendengar. Nah, disitu salah satunya FIFA tuh wah, ini
RRI nih yang bisa jadi orang merem pun, dia tahu bahwa
orang ini tuh lagi main bola gitu loh‟”.19
Hingga akhirnya, pada awal tahun 2018 RRI mendapatkan
kesempatan yang diberikan oleh Federasi Sepakbola Internasional
atau FIFA melalui FMA sebagai satu-satunya media penyiaran
radio yang mendapatkan lisensi penyiaran FIFA World Cup 2018
yang berlangsung pada 14 Juni – 15 Juli 2018. Hal ini ditandai
dengan ditanda tanganinya Memorandum Of Understanding
(MOU) pada tanggal 30 Januari 2018 di Lobby Galeri Tri
Prasetya RRI, Jakarta.20
19
Wawancara dengan Bugi Hidayat, Kepala Bidang Pengembangan
Usaha Direktorat LPU, 31 Januari 2019 di kantor pusat Radio Republik
Indonesia. 20
Diakses dari https://tirto.id/bagaimana-rantai-hak-siar-piala-dunia-
2018-bekerja-cNjt ( Pada 23 Oktober 2018 pukul 14.04 WIB.)
63
Dengan terpilihnya RRI sebagai salah satu media yang
diundang oleh pihak FMA untuk mengikuti seleksi reporting, hal
ini menandakan bahwa strategi membuka peluang yang telah
dilakukan oleh pihak RRI sebagaimana yang telah dijelaskan
pada sub-bab sebelumnya sudah berhasil. Dengan strategi yang
dilakukan oleh RRI melalui pendekatan selama pelaksanaan Piala
Dunia 2010 dan 2014 telah menciptakan kepercayaan dari pihak
FIFA maupun FMA terhadap RRI, sehingga dipercaya untuk
kembali terjun secara langsung dalam pertandingan sepakbola
Internasional ini. Setelah berhasil mendapatkan undangan
eksklusif dari FMA, RRI pun menjalankan tahap ketiga dari
strategi public relations yaitu mengambil tindakan dan
berkomunikasi. Hal ini dibuktikan dengan sikap RRI yang berani
menerima undangan seleksi tersebut, karena ada beberapa media
yang menolak undangan dan mengundurkan diri dari seleksi
tersebut. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh M. Bugi
Hidayat selaku Kepala Bidang Pengembangan Usaha Direktorat
LPU:
“yang lain ketika diminta itu langsung mundur, gak sanggup.
Karena mereka gak punya tenaga reportase untuk sepakbola
tuh mereka gak punya. Ya kalo nonton di tv kan begitu-begitu
aja kan? Sementara kalo radio kan, yang susah tuh gimana sih
kita gak ngeliat tapi kita tahu bola tuh dimana, kejadiannya
lagi seperti apa gitu kan”.21
21
Wawancara dengan Bugi Hidayat, Kepala Bidang Pengembangan
Usaha Direktorat LPU, 31 Januari 2019 di kantor pusat Radio Republik
Indonesia.
64
Dengan sikap RRI untuk mengikuti seleksi eksklusif ini, hal
ini menandakan bahwa RRI telah melakukan tindakan dan
berkomunikasi melalui seleksi ini yang tentunya akan membuat
RRI memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan lisensi
penyiaran Piala Dunia 2018 .
D. Mengevaluasi
Tahap terakhir dari pelaksanaan strategi public relations
adalah mengevaluasi. Setelah melaksanakan tiga tahapan
sebelumnya, subjek kemudian melakukan tahap evaluasi, yaitu
membahas segala sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya dari
awal hingga akhir. Tahap ini membahas bagaimana keadaan
setelah pelaksanaan strategi yang disepakati dan apa yang akan
dilakukan ke depannya.
Pada kasus ini setelah mendapatkan hak siar Piala Dunia 2018,
RRI mengalami peningkatan jumlah pendengar yang cukup
signifikan untuk program olahraga. Tingginya minat masyarakat
terhadap program pertandingan sepakbola Internasional ini
membuat banyak kalangan masyarakat mulai mendengarkan
siaran program RRI. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh
M. Bugi Hidayat selaku Kepala Bidang Pengembangan Usaha
Direktorat LPU:
“Memang sih ya kita belum punya hasil survey yang khusus
tentang pendengar piala dunia ini ya, tapi asumsi kita
pendengar RRI selama piala dunia itu cukup meningkat.
Cuman memang belum ada survey yang mengkhususkan. Tapi
65
kalau dilihat dari efek di masyarakat yang di daerah itu cukup
besar. Salah satu contohnya adalah nonton bareng dan saya
juga dapat masukan dari teman-teman di daerah gitu, mereka
sangat-sangat antusias. Cuma memang tidak ada patokan
dasar. Kita belum melakukan survey di bulan berlangsungnya
piala dunia, berapa besar naiknya atau berapa besar
turunnya. Karena survey ini kan biayanya mahal sekali”.22
Dengan meningkatnya jumlah pendengar RRI, menandakan
bahwa strategi public relations yang telah dilaksanakan demi
tujuan mendapatkan lisensi penyiaran FIFA World Cup 2019
memberikan dampak yang sangat baik dan signifikan bagi RRI,
selain bisa memberikan kenyamanan kepada masyarakat di
pelosok yang tidak dapat menjangkau siaran televisi dan juga
kalangan tunanetra yang mengalami keterbatasan dalam
penglihatan.
Selain evaluasi mengenai dampak yang timbul setelah
pelaksanaan strategi, RRI juga mengevaluasi mengenai hal yang
harus diperhatikan untuk ke depannya. Beberapa di antaranya
adalah mengenai pelaksanaan survey akan grafik pendengar dan
jangkauan siar rri yang tentunya akan sangat berdampak terhadap
kualitas RRI.
22
Wawancara dengan Bugi Hidayat, Kepala Bidang Pengembangan
Usaha Direktorat LPU, 31 Januari 2019 di kantor pusat Radio Republik
Indonesia.
66
Tabel Data Temuan dan Pembahasan
No. Teori Temuan Data Analisis
1. Mendefinisikan
Problem atau
Peluang
1. RRI memiliki 1,5
juta pendengar dari
kalangan tunarungu
2. Segmen olahraga
adalah segmen yang
memiliki rating
tinggi di antara
segmen lainnya
dalam siaran Pro3
RRI
FIFA World
Cup adalah
salah satu ajang
pertandingan
sepakbola
Internasional
yang paling
banyak diminati
oleh masyarakat,
termasuk dari
kalangan
tunarungu. Hal
ini membuat
RRI tertarik
dengan program
olahraga ini dan
berupaya untuk
mendapatkan
lisensi
penyiarannya.
2. Merencanakan
dan
Memprogram
1. Pemegang lisensi
penyiaran Indonesia
Super League
periode 2015-2016.
2. Berhasil
menyiarkan
highlight
pertandingan FIFA
World Cup 2010 dan
2014 secara legal.
Setelah
menetapkan
tujuan yaitu
mendapatkan
lisensi penyiaran
FIFA World
Cup, RRI pun
berusaha
mendapatkan
perhatian pihak-
pihak yang
berkaitan
dengan
pertandingan
sepakbola
Internasional
tersebut, salah
67
satunya adalah
dengan
bekerjasama
untuk
mendapatkan
izin menyiarkan
highlight
pertandingan
dari pihak
pemegang
lisensi penyiaran
pada periode
tersebut.
3. Mengambil
tindakan dan
Berkomunikasi
1. RRI menerima
undangan FMA
sebagai
perpanjangan tangan
FIFA untuk
mengikuti audisi
penyeleksian media
pemegang lisensi
penyiaran FIFA
World Cup 2018
2. RRI
menandatangani
MOU dengan FMA
pada 30 Januari
2018 di Lobby
Galeri Tri Prasetya
RRI.
setelah
melakukan
beragam upaya,
akhirnya RRI
berhasil
mendapatkan
lisensi penyiaran
FIFA World
Cup 2018 secara
gratis melalui
seleksi yang
diadakan oleh
FMA dan FIFA.
Bahkan RRI
mengirim dua
reporter untuk
melakukan
siaran langsung
dari stadion
pertandingan di
Rusia.
4. Mengevaluasi 1. RRI memiliki
sebuah aplikasi yaitu
RRIPlay yang dapat
memberikan
tampilan audio-
visual.
Dengan adanya
aplikasi
RRIPlay, RRI
menunjukan
peningkatan
kualitasnya,
68
2. Dalam
penyiarannya, para
penyiar RRI mampu
melakukan theatre
mind.
3. RRI mengalami
peningkatan dalam
grafik pendengar
siaran, namun belum
memiliki data survey
yang pasti.
sehingga untuk
ke depannya
RRI harus selalu
memperhatikan
kualitasnya.
Selain itu, RRI
juga diharapkan
melakukan
survey untuk
mengetahui
peningkatan
atau penurunan
jumlah
pendengar
siaran RRI
secara factual.
69
BAB VI
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, peneliti
dapat mengambil suatu kesimpulan mengenai strategi public
relations yang dilakukan pihak Radio Republik Indonesia hingga
berhasil mendapatkan lisensi penyiaran FIFA World Cup 2018
secara gratis. Dalam kasus ini, RRI telah berhasil menerapkan
empat tahapan strategi public relations versi Cutlip dan Centre.
Sebagai langkah awal, mengingat program segmen olahraga
adalah salah satu program yang sangat diminati oleh pendengar,
RRI menganggap bahwa lisensi penyiaran Piala Dunia adalah
sebuah peluang yang sangat baik bagi RRI itu sendiri maupun
bagi pendengar di kalangan masyarakat.
Setelah menetapkan peluang dan menentukan tujuan yang
ingin dicapai, RRI mulai merencanakan strategi yang akan
dilakukan. Tidak serta merta langsung berhasil mendapatkan
tujuannya yakni lisensi penyiaran, RRI memulai dengan usaha
mendapatkan kerjasama dan izin untuk menayangkan highlight
pertandingan dari pihak pemegang lisensi. Hal ini pun berhasil
dilakukan oleh RRI untuk pertandingan periode 2010 dan 2014.
Dengan keberhasilannya menyiarkan highlight pertandingan
secara legal, RRI pun mulai mendapatkan perhatian dari pihak
FMA selaku perpanjangantangan FIFA. Hingga akhirnya, RRI
69
70
mendapatkan undangan eksklusif untuk mengikuti seleksi bagi
media untuk mendapatkan lisensi penyiaran FIFA World Cup
2018 secara gratis. Dengan keberhasilannya mendapatkan lisensi
tersebut, RRI pun mengalami peningkatan grafik pendengar
secara signifikan. Dan tahapan strategi yang dilakukan tersebut
sangatlah berkaitan dengan manajemen strategi yang diterapkan
oleh RRI. Secara garis besar, RRI telah menerapkan sistem
manajemen yang cukup baik, hal ini dapat dibuktikan dengan
beberapa karya dan penghargaan yang didapatkan. Selain itu,
dengan manajemen penyiaran yang diterapkan secara sistematis
itulah RRI berhasil menjadi satu-satunya media penyiar radio
yang mendapatkan lisensi penyiaran Piala Dunia 2018 secara
gratis.
B. Implikasi
Secara garis besar, Radio Republik Indonesia telah
menggunakan dan menerapkan empat tahapan dalam strategi
public relations yang dicetuskan oleh Cutlip dan Centre, yaitu
mendefinisikan problem atau peluang, merencanakan dan
memprogram, melakukan tindakan atau berkomunikasi, dan
mengevaluasi.
Dan adapun strategi public relations tidaklah terlepas dari
manajemen strategi yang merupakan sebuah seni untuk mengatur
sesuatu atau seseorang atau lebih untuk memiliki tujuan yang
sama. Dimulai dengan sistem manajemen inilah yang membuat
RRI memiliki kesamaan untuk berupaya mendapatkan lisensi
penyiaran Piala Dunia 2018.
71
C. Saran
Setelah melakukan penelitian terhadap Radio Republik
Indonesia, peneliti memiliki beberapa saran yang diharapkan
dapat menjadi masukan yang baik bagi RRI.
1. Tetaplah mempertahankan strategi maupun manajemen
strategi yang telah dilakukan selama berupaya mendapatkan
lisensi Piala Dunia. Dengan manajemen dan strategi yang
sistematis tersebut, untuk ke depannya tentunya akan
memudahkan RRI dalam mencapai tujuannya.
2. Selalu menjadikan landasan prinsip sebagai salah satu
pijakan dalam menentukan kebijakan atau dalam
melakukan suatu pembaharuan. Salah satu contohnya
adalah dengan selalu aktif memperbarui website yang
dimiliki RRI untuk menjadi referensi bagi masyarakat agar
lebih mengenal RRI.
72
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Agustibnova, D. E. (2015). Memahami Metode Penelitian
Kualitatif. Yogyakarta: Calpulis.
Arifin, T. M. (1968). Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT.
Rajawali Press.
Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Cangara, H. (2010). Perencanaan dan Strategi Komunikasi.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Cutlip, C. d. (2016). Effective Public Relations . Jakarta:
Kencana.
Effendy, O. U. (2004). Dinamika Komunikasi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Effendy, O. U. (2006). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan
Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasbiansyah, O. (2005). Pendekatan Fenomenologi: Pengantar
Praktik Penelitian dalam Ilmu Sosial dan Komunikasi.
166.
Mulyana, D. (2010). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution. (2002). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif.
Bandung: PT. Tarsito Bandung.
Noor, J. (2013). Penelitian Ilmu Manajemen. Jakarta:
Prenadamedia Group.
PB, T. (2011). Manajemen Strategis. Jakarta: ORYZA.
Rahardjo, M. (2018). Studi Fenomenologi itu Apa? 2.
Romli, A. S. (2009). Dasar-dasar Siaran radio. Bandung:
Nuansa.
Ruslan, R. (2005). Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Saidin. (1995). Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual
(Intellectual Property Rights). Jakarta: Rajawali Press.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Supranomo, G. (2010). Hak Cipta dan aspek-aspek Hukumnya.
Jakarta: Rineka Cipta.
72
73
Suprapedi, M. A. (2008). Pengenalan HKI (Hak Kekayaan
Intelektual) Konsep dasar kekayan Intelektual untuk
Pertumbuhan Inovasi. Jakarta: PT. Indeks.
Susanto, E. H. (2010). Komunikasi Manusia Esensi dan Aplikasi
dalam Dinamika Sosial Ekonomi Politik. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Yulianita, N. (2007). Dasar-Dasar Public Relations. Bandung:
LLPM UNISBA.
Zakiyudin, A. (2013). Teori dan Praktek Manajemen. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Internet
https://tirto.id/bagaimana-rantai-hak-siar-piala-dunia-2018-
bekerja-cNjt. (2018). Retrieved Oktober 23, 2018
https://www.kompasiana.com/crizkaalifah/5ac74ab65e1373450c
1b4052/semarak-warga-indonesia-jelang-piala-dunia-
2018. (2018). Retrieved Oktober 23, 2018
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&artic
le=15513. (n.d.). Retrieved Oktober 26, 2018
http://rri.co.id/profil.html. (n.d.). Retrieved Juli 13, 2018
https://bolalob.com/read/37640/hak-siar-indonesia-super-league-
milik-siapa . (n.d.). Retrieved Juni 10, 2019
https://kbbi.web.id/gratis. (n.d.). Retrieved November 4, 2018
https://kominfo.go.id/content/detail/14352/dirjen-ikp-minta-rri-
jadi-media-terpercaya-perangi-konten-
negatif/0/berita_satker . (n.d.). Retrieved Juni 14, 2019
https://kominfo.go.id/content/detail/14354/rri-net-hadir-
melengkapi-kebutuhan-publik/0/berita . (n.d.). Retrieved
Juni 14, 2019
https://pialadunia.tempo.co/read/1051773/kisah-piala-dunia-
pertama-1930-sejarah-bermula-di-
montevideo/full&view=ok . (n.d.). Retrieved Juni 17, 2019
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.mdhugoltech.
rrimobile&hl=en . (n.d.). Retrieved Juni 14, 2019
https://www.pssi.org/news/apresiasi-untuk-rri . (n.d.). Retrieved
Juni 14, 2019
www.ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id . (n.d.). Retrieved April
2019, 13
www.ilmuti.org . (n.d.). Retrieved April 13, 2019
www.kpi.go.id . (n.d.). Retrieved April 13, 2019
74
www.nagaswarafm.com . (n.d.). Retrieved April 13, 2019
Skripsi
1. Bianda Ludwianto, Strategi Public Relation PT. Tunas Bola
dalam Membangun Citra Perusahaan. (Skripsi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, 2015).
2. Natasha Anissa, Strategi Public Relation RRI Jakarta dalam
Mempertahankan Citra Lembaga RRI Jakarta. (Skripsi, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, 2016).
3. Wahyu Ridha, Strategi Public Relations dalam Membangun
Citra Perusahaan Pada Excellent Islamic School (EXISS) A BA
TA Srengseng Jakarta Barat. (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2014).
4. Anggi Herlangga, Strategi Public Relations Radio 96,7 Hitz
FM dalam Membangun Citra Positif. (Skripsi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, 2016).
5. Rifka Ayu Pertiwi, Strategi Public Relations Rumah Sakit
Telogorejo dalam Upaya Membangun Branding Sebagai Medical
Centre (Skripsi, Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Dipenogoro).
Wawancara
1. Wawancara dengan Yanto, Kepala Bidang Siaran Berita Pro 3
RRI
2. Wawancara dengan Bugi Hidayat, Kepala Bidang
Pengembangan Usaha Direktorat LPU
Nama Narasumber: Yanto
Jabatan: Kepala Bidang Siaran Berita Pro 3
Tanggal Wawancara: 18 September 2018
1. Bagaimana awal mula bisa terjalinnya MOU antara RRI
dengan FIFA World Cup?
Ya sebetulnya ini bukan yang pertama kali ya kita
menjadi media partner untuk FIFA World Cup. Nah, pada
tahun World Cup 2014 di Brazil kita sudah mendapat
kesempatan dari FIFA melalui FMA, kita mendapat hak
siarlah istilahnya. Cuma pada waktu itu kita memang belum
melakukan semacam publish yang luar biasa gitu. Tapi kita
sudah melakukan siaran-siarannya. Jadi, siarannya sudah kita
lakukan. Nah, mungkin kita dinilai punya peran penting
dalam siaran-siaran World Cup 2014 dan dianggap mampu
melaksanakan sebagai pemegang hak siar di Indonesia, nah di
2018 kita ditawarkan kembali artinya diajak kembali,
dipercayakan kembali menjadi lisence broadcaster di
Indonesia. dan ini memang disambut baik oleh direksi. Kalau
2014 kita hanya punya hak siar saja, tapi di 2018 kemarin kita
selain berhak menyiarkan artinya punya hak siar, kita juga
diberikan hak untuk nonton bareng yang dilakukan oleh RRI
sebagai host nonton bareng di RRI masing-masing. Jadi, kita
siaran itu pusatnya disini di Pro 3, tapi daerah-daerah itu me-
relay. Sebanyak hampir lebih dari 70 stasiun RRI me-relay
siaran kita sekaligus nonton bareng. Jadi, di RRI daerah itu
ada layar besar, mereka audionya dari siaran disini di Pro 3,
visualnya melalui televisi disana jadi ada layar lebar.
Nah, itulah yang membuat RRI untuk 2018 ini menjadi
besar menjadi booming-lah ya. Kalau saya boleh cerita, jadi
pada saat FIFA World Cup 2010 di Afrika Selatan kalau gak
salah kita tidak mendapatkan hak siar. Tapi akhirnya kita
diizinkan. Pada waktu itu pemegang hak siarnya adalah
Elektronic City. Kalau kemarin kan pemegang hak siar
televisi itu adalah Grup Emtek, tapi dia hanya televisi. Dan
kalau radionya itu FMA di 2014. Indonesia itu baik radio
maupun televisi itu Electronic City, nah akhirnya dia
menggandeng grupnya RCTI, termasuk radionya Sindo,
MNC, radio dangdutnya di 2010. Akhirnya ya kita minta izin
untuk siaran. Jadi waktu itu kita buat workshop dan kita
undang pihak pemegang siarnya untuk menyampaikan semua
tentang piala dunia. Jadi semua kegiatan kita dia dukung,
seperti kita buat highlight pertandingan, isi pertandingan,
serba-serbi pertandingan, atau profil pemain, dia dukung
semua dia berikan kesempatan. Tapi yang dia tidak izinkan
adalah saat siaran langsung di saat pertandingan itu kita tidak
boleh menyiarkan, kita hanya boleh ambil sisi berita dari
pertandingan itu. Akhirnya kita berusaha melakukan
pendekatan akhirnya menjelang beberapa jam pembukaan
pertandingan di jam 5 sore kita dikasih izin untuk menyiarkan
dengan beberapa persayaratan seperti bahwa saat menyiarkan
kita harus mencantumkan sumber bahwa kita mendapatkan
siaran ini dari televisi atau media mereka. kita juga tidak
boleh beriklan. Jadi saat itu kita mendapatkan infonya dari
televisi, tapi tahun ini kita combine karena kita sudah dapat
hak siarnya. Istilahnya semua isi gambarnya ya semua
langsung dari lokasi pertandingan.
2. Apakah ada hal tertentu yang dilakukan RRI sehingga
bisa mendapat kepercayaan dari pihak FIFA dan FMA?
Nah, kepercayaannya tentu kenapa FIFA memilih RRI,
kenapa FMA memilih RRI karena jumlah dari pendengar RRI
ternyata hasil survey itu pendengar RRI merupakan
pendengar radio terbanyak di Indonesia. Hampir mencapai
angka tujuh jutaanlah. Jadi kita sudah survey lebih dulu.
Dan yang kedua adalah bahwa ada sesuatu yang khusus yaitu
RRI itu didengar sekitar 1,5 juta kaum diffable. Jadi itu juga
salah satu pertimbangan FMA kenapa memilih RRI . Jadi,
sebenarnya semuanya tidak terlepas dari survey mereka juga.
Dan saat ini kita juga memiliki pendengar yang tinggi. Ada
juga satu lagi hasil indo-barometer 40% dari seluruh
pendengar radio adalah milik RRI. . Saat ini kita lebih
cenderung ke siaran-siaran olahraga seperti bola karen
ternyata hasil survey, pendega radio itu yang paling tertinggi
itu di hiburan dan olahraga. Politik itu hanya sekitar 10%.
Jadi kalau kita memperebutkan yang 10% kan tidak menarik
juga. Nah yang 90 % itu ada hiburan, budaya, pendidikan,
agama, dan yang paling besar itu hiburan dan olahraga.
Hiburan itu adalah seperti musik-musik ya, ada pop, rock,
dangdut. Cuman ya yang paling tinggi dangdutlah, karena
telinga orang Indonesia itu ya kembali ke dangdut.
Tapi, memang saya fikir mendapatkan hak siar di piala dunia
ini itu sebuah hal yang luar biasa. Dan RRI tidak keluar uang
sedikitpun. Kalau yang lainnya bayar, bahkan bukan bayar
lagi tapi belinya mahal. Karenanya hak siar itu kan dijual
karena mahal, bahkan bisa sampai milyaran rupiah.
3. Bagaimana proses siaran yang dilakukan RRI selama
masa penyiaran tersebut?
Kita disini selaku tim penyiarannya kita melakukan siaran
di sana. Kalau nonton barengnya itu di RRI daerah. Jadi
mereka sudah tinggal relay, terus mereka pasang layar lebar
dan diberikan kesempatan kepada masyarakat pecinta bola
untuk untuk menonton gratis, bahkan dikasih makan gratis
atau snack-snack apalah gitu. Juga ada doorprize nya,
hadiahnya bahkan ada yang sepeda motor di Batam itu. Jadi
saking animo masyarakat terhadap acara itu sangat tertarik.
Ada reporter juga kita kirim ke Rusia, ada 2 reporter
melakukan report langsung, dan kita juga disini membantu.
Meskipun kita hanya radio, tapi saat siaran kita
membawakan beritanya seolah-olah sedang benar-benar
merasakan. Agar imajinasi pendengar seakan-akan mereka
sedang menonton. Namanya kalau di teori jurnalistik seperti
theatre mind. Dan ternyata saat ini gaya siaran yang seperti
itu diikuti oleh para komentator bola di televisi. Meskipun
kalau menurut RRI ada beberapa bahasa yang tidak sesuai,
tapi ya karena ini kan sosial ya jadi kita juga tidak bisa
melarang. Ada beberapa yang mereka katakana tidak ada
dalam kaidah bahasa gitu, cuma selama masyarakat
memahami itu yaudah bisa aja. Tapi kami RRI sebagai media
Negara yang artinya siarannya pun harus sesuai dengan kaida
bahasa. Jadi, kami seperti itu. Kalaupun di swasta ya silahkan,
itu kan kreasi mereka.
4. Apakah ada peningkatan grafik pendengar yang cukup
intens semenjak RRI menjadi lisence broadcaster FIFA
World Cup 2014 dan 2018?
Memang sih ya kita belum punya hasil survey yang
khusus tentang pendengar piala dunia ini ya, tapi asumsi kita
pendengar RRI selama piala dunia itu cukup meningkat.
Cuman memang belum ada survey yang mengkhususkan.
Tapi kalau dilihat dari efek di masyarakat yang di daerah itu
cukup besar. Salah satu contohnya adalah nonton bareng dan
saya juga dapat masukan dari teman-teman di daerah gitu,
mereka sangat-sangat antusias. Cuma memang tidak ada
patokan dasar. Kita belum melakukan survey di bulan
berlangsungnya piala dunia, berapa besar naiknya atau berapa
besar turunnya. Karena survey ini kan biayanya mahal sekali.
Nama Narasumber: M. Bugi Hidayat
Jabatan: Kepala Bidang Pengembangan Usaha Direktorat
LPU
Tanggal Wawancara: 31 Januari 2019
1. Apakah ada lisensi penyiaran program pertandingan
olahraga besar yang didapatkan oleh RRI sebelumnya
selain FIFA World Cup 2018?
Ada, kita pernah dapet, sebelum bubar ya ISL. ISL,
pernah dengar kan? Indonesia Super League sepakbola PSSI
itu. Itu kita dapat untuk dua musim. Tapi kan ISL terus
diganti sama Liga ya, Liga Gojek ya kemarin ini. Itu kita
juga dapat juga. Jadi dasarnya tuh gini, karena kita kan
lembaga penyiaran publik, terus kita jaringan kita terluas,
akhirnya langsung aja ini kenapa piala dunia tuh tapi kurang
langsung intinya seperti sama saja ya. Yang lainnya itu,
waktu kita mendapatkan lisensi itu sebenarnya waktu itu kita
itu dibiding, dikonteslah sama beberapa tempat ya. Jadi saya
ceritakan sedikit, jadi waktu itu sebenarnya awalnya tuh
2014 berhasil juga kita dapat tapi non-ekslusif, masih hanya
subscribe saja. Yang benar-benar eksklusif itu di 2018, cuma
RRI yang dapat waktu itu di Indonesia. Itu kita dibidingnya
tuh gini, jadi waktu itu kami itu dipanggil sama, sama ada
FMA namanya Football Momentum Asia, itu kepanjangan
tangannya FIFA disini, kita ke kantor mereka di Imperium
sana itu, itu mereka minta tunjukin gimana si RRI kalau
mereportase sepakbola. Jadi kita bawa beberapa reporter dan
mereka running disana. Jadi orang FIFA itu dia kasih video 3
menit, reporter kita running live report. Mereka tutup
matalah ya, mereka disitu bilang bahwa, ya waktu itu salah
satu orang FIFA nya bilang “saya gak ngerti bahasa kalian,
tapi saya tau itu permainan sepakbola”, karena bagusnya
reporter kita mereport itu, gitu. Berarti kan dari situ juga
mereka kan ingin piala dunia ini dinikmati oleh semua
kalangan, ya kan sekarang ya mohon maaf kalau yang
diffable yang tidak bisa melihat dan hanya bisa mendengar.
Nah, disitu salah satunya FIFA tuh “wah, ini RRI nih yang
bisa jadi orang merem pun, dia tahu bahwa orang ini tuh lagi
main bola gitu loh”. Itu sih intinya, jadi yang satu jaringan
kita paling luas, mereka anggap kita yang mampu
membangun suasana walaupun tanpa melihat hanya dengan
mendengar orang tahu bahwa itu satu pertandingan, dimana
salah satu kemauannya FIFA tuh bahwa itu bisa dinikmati
oleh semua kalangan.
2. Apakah biding itu sendiri merupakan audisi khusus
dimana yang berhasil lolos seleksi akan mendapatkan
lisensi secara gratis atau hanya sekedar untuk
memberikan lisensi penyiaran saja?
Itu salah satu faktor saja, tidak dominan sih. Tapi, faktor
terbesarnya tuh itu, karena yang lain ketika diminta itu
langsung mundur, gak sanggup. Karena mereka gak punya
tenaga reportase untuk sepakbola tuh mereka gak punya. Ya
kalo nonton di tv kan begitu-begitu aja kan? Sementara kalo
radio kan, yang susah tuh gimana sih kita gak ngeliat tapi
kita tahu bola tuh dimana, kejadiannya lagi seperti apa gitu
kan, itu salah satu faktornya gitu. Dimana terus pendengar
kita terbanyak, secara nasional yah. Secara nasional stasiun
kita juga yang paling luas jangkauannya. Itu, itu penilaiannya
sih disitu.
3. Sudah sejak kapankah RRI berencana untuk
mendapatkan lisensi penyiaran pertandingan FIFA
World Cup?
2014, ketika di Brazil itu, sebelumnya itu kan Fifa itu
sendiri memang tidak konsen untuk radio di Indonesia. Jadi
ketika 2014 itu ada satu pertemuan, RRI sendiri yang
memberanikan diri untuk turut di 2014, untuk ngasih
pandanganlah bahwa kenapa gak coba sekarang ini pake
radio gitu loh. Dengan gambar kita reportase. Nah, waktu itu
dapat, ya itu tadi tapi tidak eksklusi. Nah, 2018 karena
mereka sudah mulai tahu sama RRI, langsung diundang RRI
nya. Coba deh kita yakinkan lagi, tapi untuk pembanding
mereka juga undang pesaing. Tidak usah saya sebut
stasiunnyadan yang lainnya ya. Tetapi ketika mereka lihat
seperti itu, situasi semacam tesnya lah ya, ya mereka udah ah
enggak deh kalaupun nanti mau kita relay dari RRI aja.
Mereka sudah jelas tenaga gak punya, lain-lainnya lah kalah,
bukan kalah sih tapi kita lebih mampu karena kan satu bulan
penuh, satu hari tiga kali pertandingan, berarti tiga kali
sembilan puluh menit kan, dengan jeda waktu satu jam -satu
jam - satu jam, bayangin berapa reporter yang harus. Ya satu
kali empat puluh lima menit aja itu satu orang saja gak akan
sanggup nafasnya, paling gak dua orang. Ini kita sampai
dikirim ke Rusia loh reporter kita dua orang untuk live
report, dan ada satu beberapa match yang mereka live
langsung dari stadionnya. Waktu pembukaan itu live
langsung dari sana.
4. Apakah ada strategi khusus yang digunakan RRI untuk
mendapatan lisesni FIFA World Cup 2018?
Ya managemennya kan ya salah satunya kan kita layanan
publik, lantas kita harus memberikan sesuatu terhadap publik
yah. Kan kita ada edukasi, ada entertainment, ada apa macem-
macem lah ya. Berita informasi, itu kan kewajiban kita sesuai
undang-undang penyiaran. Makanya tuh kita minta ibarat kata
FIFA untuk itu, karena itu salah satu kewajiban RRI. Nah,
kenapa mereka kasih free? Sebenarnya sih kalau secara
bisnis, ya mereka tidak free juga, yang free nya ke kami. Tapi
ketika ada spot atau iklan, itu kan mereka ya urusan mereka
gitu bukan urusan kita. Dan jaringan kita terluas, sampai ke
pelosok, itu yang membuat mereka tertarik gitu, dimana
daerah yang belum ada tv kita masuk. Dan pendengar kita
secara nasional juga berdasarkan Asian Neilsen kan paling
atas. Tapi intinya FIFA itu tadi, reportase dan kita lembaga
penyiaran publik, jaringan kita paling luas gitu, jadi semua
orang bisa tanpa harus repot kan kadang-kadang kalau orang
mau nonton boola dia harus beli ini beli ini dulu, pasang
parabola tapi kan ini tidak. Memang dasarnya mereka sudah
punya radio kan. Ya jadi tinggal denger aja gitu.
5. Berapa banyak perusahaan media yang mendapatkan
undangan audisi dari pihak FMA dan FIFA?
Saya gak tahu jmlah persisnya karena kan kita dipisah
jadwal, saya gak tahu persis berapa tapi yang jelas lebih dari
tiga. Ada juga radio lain, itu lebih dari tiga atau empatlah tapi
saya tidak tahu karena mereka juga dipanggilnya di jadwal
masing-masing.
6. Selama menjalani audisi tersebut, apakah ada strategi
khusus yang dilakukan? Dan bagaimanakah proses
pelaksanaan strategi tersebut?
Adalah pasti meeting, isinya seperti siapa yang akan kita
kirim gitu, dan untuk teknis lapangannya ya. Tapi kan
sebenarnya untuk hal seperti itu kita sudah biasa, jadi
persiapannya pun gak perlu yang harus tiba-tiba orang harus
training, enggak, biasa aja. Cuman ya kita kirim ya tanda
kutip paling the best nya kita ini nih siapa nih dua orang, itu
yang kita perhatikan itu untuk ikut beeding. Tapi karena
mereka sudah terbiasa, kan kita sudah pernah dapat ISL, kita
pernah dapat Liga Gojek, jadi ya memang mereka sudah biasa
gitu loh. Ya persiapannya cuma penentuan orang, dan ya kan
sudah dikasih tau akan diputarin video tiga menit gitu kan,
yaudah kita cuma liat-liat pertandingan-pertandingan yang
luar negeri lah itu aja, gak perlu ini juga. Karena memang
udah rutin yah, sudah terbiasa. Jadi kalau ada gitu-gitu ya
sebenarnya sudah hal yang biasa, cuma ya supaya lebih
karena ini memperebutkan sesuatu gitu kan, jadi lebih
dimatengin aja gitu. Tapi secara ini pun mereka ditelfon
mendadak pun, sana berangkat udah oke aja. Ya yang penting
sih mereka pada sehat gitu.
7. Sebenarnya, apakah pihak RRI yang mengajukan untuk
mendapatkan lisensi tersebut secara gratis atau memang
hal tersebut diberikan secara cuma-cuma oleh pihak
FMA?
Bukan hadiah juga, kan kita sebenarnya ada. Ya itu tadi
karena kan kita lembaga penyiaran publik ya, jadi yang free
itu kalau yang lain kan membeli, lisensi dia beli. Tapi kalau
RRI itu kan penyiaran publik, gak mungkin beli. Darimana
uangnya gitu. Ya tapi kan kita untuk kepentingan publik gitu
ya, tapi se free nya itu tadi, free nya tuh ke kita gitu loh yang
dapat lisensi. Tapi secara komersial, FMA tuh dia punya
cara lain terserah gitu loh. Dan itu tidak ada korelasinya,
bukan tidak ada korelasi, tidak ada urusannya dengan RRI
gitu loh. Yang penting kita dapat lisensi free ya kita jalankan
itu semua. Nah, mungkin dia ada sisi komersialnya ya tapi
kita gak tahu. Itu di luar kita. Di luar MOU nya kita gitu. Ya
mereka juga kan orang bisnis kan. Tapi saling
menguntungkan aja yang penting buat kita.
8. Apakah ada persyaratan tertentu yang diberikan FMA
dan FIFA selaku pemberi lisensi FIFA World Cup 2018
kepada pihak RRI? Misalkan, apakah ada pembatasan
wewenang dalam menerima sponsor?
Ya, seperti itulah kira-kira. Ya sebenarnya sih dibolehkan.
Tapi harus mereka yang urus. Cuma kita kan lebih konsen ke
siarannya. Yasudah, terserah FMA aja ya uruslah kalau
memang ada iklan gitu.
9. Bagaimana respon pendengar RRI saat disiarkannya
FIFA World Cup 2018? apakah meningkat atau stagnan?
Uh naik, naik jauh. Cuman saya gak tau datanya. Yang
pegang datanya adalah direktorat program ya. Karena kan
saya tambahkan, satu disana selain kita dapat lisensi untuk
siaran, kita kan juga dapat lisensi untuk off air, pesta bola
namanya. Boleh nonton publik viewing yah, nontong
bersama. Itu kan kita dapat lisensi juga. Tonton itu juga harus
ada lisensinya. Kalau orang membeli kan itu lisensi nonton
bersama itu, public viewing, kalo kita kan enggak karena kita
free, karena pelayanan publik tadi, itu kita dikasih gratis juga.
Itu cukup lumayanlah selama FIFA itu.
10. Apakah ada feedback lainnya yang didapatkan RRI
setelah mendapatkan lisensi FIFA World Cup 2018
tersebut?
Ya, adalah kita dapat beberapa penghargaan kan dari asian
broadcasting, lebih ke karena kita bisa mengakomodir kaum-
kaum diffable kayak gitu. Sedangkan itu kan sebenarnya
bukan termarginalkan ya mereka, tapi kadang-kadang orang
kan tidak terfikir ya, yang penting kan komersilisasi saja, kalo
RRI kan tidak. Jelas-jelas itu darimana nilai komersilnya.
Tapi kalo RRI kan enggak, apalagi lembaga kita kan lembaga
LPP, ya harus masuk ke golongan seperti itu kan.
11. Jika belajar dari pengalaman keberhasilan RRI dalam
mendapatkan lisensi penyiaran FIFA World Cup 2018,
menurut bapak apa sajakah unsur penting yang harus
dilakukan RRI dalam menjalin hubungan yang baik
dengan pihak lain?
Ya kan kita punya hasil survey ya, berapa banyak
pendengar kita dan kekuatan jaringan kita. Nah, itu paling
yang biasanya kita kenal. Jangkauan siaran kita sampai
dimana, jumlah pendengarnya seperti apa, dan salah satu ini,
ini udah beda ya konteksnya, kita kita juga jualan ke orang
program di kita ya kita juga ke orang lain bisa bilang, FIFA
aja bisa percaya sama kita kok, ya itulah kira-kira. Ya
dampaknya setelah FIFA itu lumayan bagus.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Proses wawancara dengan M. Bugi Hidayat, Kepala Bidang
Pengembangan Usaha Direktorat LPU
Berfoto dengan M. Bugi Hidayat
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Wawancara dengan salah satu tim Pro3 RRI
Logo RRI Play
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Logo Lisensi RRI sebagai Lembaga Penyiaran Radio dalam
pelaksanaan pertandingan FIFA World Cup 2018
Penandatanganan MOU oleh pihak RRI dan FMA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Penampilan beranda website resmi RRI