Upload
klisin
View
218
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
surya mitra kediri
Citation preview
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA 1
Makalah ini di susun untuk
memenuhi tugas matakuliah Kebutuhan Dasar Manusia 1
yang dibimbing oleh Prima Dewi Kusumawati, S., Kep,. Ns,. M., Kes.
OLEH :
RIDA FIATUL ISRO’ AINI CHASANAH
1311B0036
IPN 3A
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN NERS
KEDIRI
2014
TUGAS 1
STRESOR YANG DIHADAPI MANUSIA MULAI
DARI ANAK, DEWASA, DAN TUA
A. STRESS
Adalah perasaan tidak enak, tidak nyaman, atau tertekan, baik fisik
maupun psikis sebagai respon atau reaksi individu terhadap stressor (stimulus
yang berupa peristiwa, objek, atau orang) yang mengancam, mengganggu,
membebani, atau membahayakan keselamatan, kepentingan, keinginan, atau
kesejahteraan hidupnya.
1. STRESOR PADA ANAK
Anak-anak dapat mengalami stres dan bila tidak dapat diatasi dengan
baik dapat menyebabkan penyakit secara fisik, emosi maupun mental. Stres pada
anak dapat terjadi pada berbagai usia, bahkan sejak usia dini, sejak dalam
kandungan. Bila ibu yang mengandung mengalami stres, janin yang ada dalam
kandungan juga akan merasakannya. Detak jantung janin menjadi tidak teratur,
sehingga persediaan oksigen dan sari makanan berkurang.
A. Penyebab Stres Anak
Penyebab pemicu stres pada anak, di antaranya:
1. MakananKurangnya kandungan gizi pada makanan dapat menyebabkan
pertumbuhan anak tidak optimal dan suplai gizi yang diperlukan tubuh
tidak tercukupi sehingga dapat menimbulan stres. Begitu juga,
konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan, karena makanan
tersebut memiliki kandungan gula yang berlebih dan minim gizi untuk
tubuh.
2. Kurang tidurTerlalu banyak bermain atau menonton televisi membuat anak
kekurangan jam tidurnya. Untuk anak yang telah bersekolah,
banyaknya tugas dari sekolah, kegiatan ekstrakurikuler atau kursus
yang berlebihan membuat anak kekurangan waktu dan harus
menghabiskan waktu untuk menyelesaikan tugasnya sehingga jam
tidur berkurang. Kurang tidur dapat menyebabkan emosi dan pikiran
anak menjadi tidak stabil dan rentan mengalami stres.
3. Lingkungan keluargaPertengkaran orang tua atau perceraian dapat menyebabkan ketakutan
pada anak. Hal ini wajar, karena seorang anak sangat mendambakan
kasih sayang orang di sekelilingnya, terutama orang tuanya untuk
membuatnya merasa aman dan terlindung.
4. Pola asuh orang tua
Secara umum, pola asuh orang tua terdiri dari 3 macam.
a) Authoritarian di mana orang tua bersikap otoriter, tidak
memberi anak kebebasan dan memaksa anak agar memenuhi
tuntutan orang tua bahkan menganiaya anaknya.
b) Permissive yaitu orang tua sangat membebaskan anaknya
walaupun seorang anak belum dapat membuat keputusan
dengan tepat dan membiarkan kesalahan anak.
c) Authoritative yaitu orang tua menentukan dengan jelas
konsekuensi dari setiap tindakan yang diambil, mereka tidak
mengekang anak secara berlebihan juga tidak
membebaskannya, tetapi terus memberi perhatian pada anak
dan berusaha membentuk anak yang mandiri. Pola
authoritative ini yang paling baik untuk membentu kepribadian
anak. Stres dapat terjadi pada anak apabila dia merasa tidak
dapat memenuhi tuntutan orang tuanya ataupun karena dia
harus mengalami konsekuensi buruk akibat kesalahan
keputusan yang diambilnya.
5. Tekanan dari teman
Dalam pergaulannya, seorang anak tidak ingin berbeda dari anak-anak
lain dari kelompoknya. Perbedaan seorang anak, mungkin karena fisik
atau sifatnya dapat memancing ejekan dari teman-temannya. Ini pula
yang dapat menyebabkan seorang anak merasa stres karena merasa
tidak dapat diterima oleh teman-temannya.
B. Gejala Stres
Seorang anak yang stres dapat diidentifikasi dengan memperhatikan
tingkah lakunya. Reaksi-reaksi psikosomatik, termasuk problem pencernaan, sakit
kepala, kelelahan, gangguan tidur, dan masalah sewaktu buang air, mungkin
merupakan tanda-tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Tanda lainnya seperti
sering menangis, senang menyendiri, rewel, tidak mau berangkat ke sekolah atau
suatu tempat, membuat kenakalan di sekolah atau di lingkungan tempat
bermainnya, penurunan nilai sekolah. Bahkan stres juga dapat menyebabkan
penyakit fisik pada anak, misalnya merasa pusing, mual, diare, kelumpuhan akibat
depresi, atau penyakit lainnya.
Apabila seorang anak mengalami sakit dalam waktu lama dan setelah
dikonsultasikan ke dokter tidak ditemukan penyebab pastinya, maka tidak ada
salahnya bila Anda meminta bantuan seorang psikolog, karena penyakit tersebut
bisa saja bukan disebabkan virus, bakteri atau kerusakan pada tubuh melainkan
disebabkan pikiran anak yang sedang stres.
2. STRESOR PADA REMAJA DAN DEWASA1. PENYEBAB STRES
Menurut psikolog Amelia, penyebab stres pada remaja adalah :
a.Terkait dengan hal-hal yang mereka harapkan. Misalnya, orang tua ingin
anaknya berprestasi di sekolah, tetapi anak tidak mampu memenuhi harapan itu,
maka jadi stres.
b.Dipicu dari beberapa kejadian. Misalnya, kehilangan orang tua atau sesuatu
yang disayangi, konflik keluarga seperti perceraian atau pertengkaran orang tua,
dan lain-lain.
c.Disebabkan oleh penyakit yang menimpa anggota keluarga. Seperti
ketergantungan obat.
d.Perubahan mood atau suasana hati tidak stabil
2. FAKTOR-FAKTOR STRES
Menurut Walker (2002), ada 3 faktor yang menyebabkan remaja menjadi
stres ,yaitu :
a. Faktor Biologis
b. Faktor Kepribadian
c. Faktor Psikologis dan Sosial
3. STRESOR PADA LANSIA
Kondisi stres pada para lansia tersebut bisa diartikan dengan kondisi
yang tak seimbang, adanya tekanan atau gangguan yang tidak menyenangkan
yang biasanya tercipta ketika lansia tersebut melihat ketidaksepadanan antara
keadaan dan sistem sumber daya biologis, psikologis, dan juga sosial yang erat
kaitannya dengan respon terhadap ancaman dan bahaya yang dihadapi pada lanjut
usia. Para lansia juga sangat rentan terhadap gangguan stres karena secara alamiah
mereka telah mengalami penurunan kemampuan dalam mempertahankan hidup,
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, fungsi badan, dan kejiwaan secara
alami.
A. Empat gejala stress
Beberapa contoh dari gejala-gejala stress adalah sebagai berikut :
a. Gejala fisik
Gejala stress yang berkaitan dengan kondisi dan fungsi fisik atau tubuh dari
seseorang. Beberapa gejala yang sering dialami oleh lanjut usia :
Sakit kepala, pusing, pening,
Tidur tidak teratur : Insomnia (susah tidur), bangun terlalu awal,
Sakit punggung, terutama dibagian bawah,
Urat tegang-tegang terutama pada leher dan bahu,
b. Gejala emosional
Gejala stress yang berkaitan dengan keadaan psikis atau mental dari lanjut usia.
Bila tidak ditanggani dengan baik, stress ini dapat membawa orang berurusan
dengan psikiater. Contoh dari gejala emosional:
Gelisah atau cemas,
Sedih, depresi, menangis,
Mood atau suasana hati sering berubah-ubah,
Mudah panas atau cepat marah,
c. Gejala intelektual
Stress juga berdampak pada kerja intelek. Gejala intelektual ini berkaitan dengan
pola piker seseorang. Gejala yang paling sering muncul pada lanjut usia:
Susah berkonsentrasi dan memusatkan pikiran,
Sulit membuat keputusan,
Mudah lupa (pikun),
Daya ingat menurun,
d. Gejala interpersonal
Gejala stress yang mempengaruhi hubungan dengan orang lain, baik di dalam
maupun di luar rumah . gejala-gejala tersebut antara lain :
Kehilangan kepercayaan pada orang lain,
Mudah menyalahkan orang lain,
Mudah membatalkan janji atau tidak memenuhinya,
TUGAS 2
FASE-FASE YANG TERJADI DALAM INFLAMASI
A. INFLAMASI
Adalah respon lokal (reaksi) dari jaringan hidup yang bervaskularisasi
akibat rangsangan endogen dan eksogen. Istilah ini berasal dari "inflammare"
Latin yang berarti membakar. Peradangan pada dasarnya ditakdirkan untuk
melokalisasi dan menghilangkan penyebab agen dan membatasi cedera jaringan.
Dengan demikian, peradangan merupakan respon (pelindung) fisiologis terhadap
cedera, sebuah observasi yang dibuat oleh Sir John Hunter pada 1794
menyimpulkan: "inflammation is itself not to be considered as a disease but as a
salutary operation consequent either to some violence or to some diseases".
Namun radang berpotensi merugikan, menyebabkan reaksi hipersensitifitas yang
mengancam jiwa, kerusakan organ progresif, dan jaringan parut.
B. TANDA KLASIK KARDINAL
Pengetahuan tentang radang berkembang sejalan dengan perkembangan
ilmu kedokeran. Tanda Klinis cardinal. Secara klinis peradangan akut ditandai 5
tanda cardinal
1. Rubor ( Redness ) adalah Kemerahan terjadi karena pelebaran pembuluh
darah pada jaringan yang mengalami gangguan.
2. Kalor ( Heat ) adalah Panas akibat bertambahnya pembuluh darah,
sehingga daerah tersebut memperoleh aliran darah lebih banyak.
3. Tumor ( Swelling ) = Bengkak, akibat edema yaitu cairan yang berlebihan
dalam jaringan interstitial atau rongga tubuh; dapat berupa eksudat atau
transudat.
4. Dolor ( Pain ) = rasa Sakit, akibat penekanan jaringan karena edema serta
adanya mediator kimia pada radang akut diantaranya bradikinin,
prostaglandin.
FASE INFLAMASI
Fase inflamasi adalah adanya respons vaskuler dan seluler yang
terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang
hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area
luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan
dimulainya proses penyembuhan. Pada awal fase ini, kerusakan pembuluh
darah akan menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi hemostasis.
Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot) dan juga
mengeluarkan substansi “vasokonstriksi” yang mengakibatkan pembuluh
darah kapiler vasokonstriksi, selanjutnya terjadi penempelan endotel yang
yang akan menutup pembuluh darah.
Periode ini hanya berlangsung 5-10 menit, dan setelah itu akan
terjadi vasodilatasi kapiler stimulasi saraf sensoris (local sensoris nerve
ending), local reflex action, dan adanya substansi vasodilator: histamin,
serotonin dan sitokins. Histamin kecuali menyebabkan vasodilatasi juga
mengakibatkan meningkatnya permeabilitas vena, sehingga cairan plasma
darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara
klinis terjadi edema jaringan dan keadaan lokal lingkungan tersebut
asidosis.
Eksudasi ini jugamengakibatkan migrasi sel lekosit (terutama
netrofil) ke ekstra vaskuler. Fungsi netrofil adalah melakukan fagositosis
benda asing dan bakteri di daerah luka selama 3 hari dan kemudian akan
digantikan oleh sel makrofag yang berperan lebih besar jika dibanding
dengan netrofil pada proses penyembuhan luka. Fungsi makrofag
disamping fagositosis adalah:
a. Sintesa kolagen
b. Pembentukan jaringan granulasi bersama-sama dengan fibroblas
c. Memproduksi growth factor yang berperan pada re-epitelisasi
d. Pembentukan pembuluh kapiler baru atau angiogenesis
Dengan berhasilnya dicapai luka yang bersih, tidak terdapat infeksi
atau kuman serta terbentuknya makrofag dan fibroblas, keadaan ini dapat
dipakai sebagai pedoman/parameter bahwa fase inflamasi ditandai dengan
adanya: eritema, hangat pada kulit, edema dan rasa sakit yang berlangsung
sampai hari ke-3 atau hari ke-4.
TUGAS 3
TEKNIK MANAJEMEN STERSS
A. MANAJEMEN STRESS
Manajemen stress diartikan sebagai kemampuan penggunaan sumber daya
(manusia) secara efektif untuk mengatasi segala gangguan atau kekacauan mental
serta emosional yang muncul sebagai respon. Mencermati defenisi ini, kita bisa
menyimpulkan bahwa manajemen stress adalah sebuah kecakapan dalam
menghadapi tantangan dengan cara mengendalikan tanggapan (respon) secara
proporsional dengan demikian manusia bisa memperbaiki kualitas hidupnya.
Kemampuan mengolah ini tidak datang begitu saja tetapi didapatkan melalui
sebuah proses. Stress sesungguhnya tidak akan terjadi jika seseorang mampu
membentengi dirinya dari segala macam tekanan eksternal.
B. Tanda dan Gejala Stres
Secara umum gejala stres dapat dikenali sebagai berikut:
1. Gejala fisik
a. Sering merasa sakit kepala
b. Pusing
c. Gangguan telinga (telinga berdenging)
d. Gemetaran
e. Perasaan jantung atau dada terbakar
f. Diare dan susah buang air besar
2. Gejala emosi dan mental
a. Gangguan tidur
b. Ansietas atau merasa ketakutan
c. Depresi ,tidak punya keinginan atau semangat hidup
d. Menangis dengan tiba-tiba
e. Merasa marah secara tiba-tiba
f. Tidak dapat mengambil keputusan
g. Tidak dapat berpikir memecahkan masalah
h. Tidak dapat mengambil keputusan
C. STRATEGI MENGATUR STRES
Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi stress adalah
tindakan positif untuk menurunkan tingkat stress yaitu :
1. Relaksasi
Relaksasi atau berlatih untuk mengatur cara pernafasan dapat dilakukan.
Dengan kegiatan untuk melemaskan otot syaraf seperti meditasi, yoga, latihan
pelemasan, pijat, sambil mendengarkan iringan musik lembut dan tenang atau
alunan ayat suci.
2. Berolahraga
Berolahraga secara teratur membantu anda menurunkan stres dan
meningkatkan kepercayaan diri, selain yang terpenting dapat meningkatkan
kekebalan tubuh dan mencegah penyakit. Penambahan energi untuk beraktifitas,
peningkatan kualitas tidur, daya konsentrasi, rasa bahagia dan keyakinan diri serta
penurunan risiko serangan jantung adalah manfaat penting olahraga. Olahraga
ringan seperti berjalan-jalan santai sambil menghirup udara segar selama 20-30
menit setiap hari akan efektif untuk mengurangi stres.
3. Cerdas Mengatur Ambang Keinginan dan Rencana
Tak pernah ada larangan untuk bermimpi dan menginginkan sesuatu. Cita-
cita dan harapan bahkan dapat menjadi daya hidup yang menganggumkan. Namun
perlu diketahui seringkali stress muncul akibat ketidakmampuan menerima
kenyataan yang berbeda dengan keinginan atau harapan.
Keinginan kuat masa depan seperti menikah, membeli rumah, merenovasi
rumah, memiliki anak, atau berharap pindah dari pekerjaan yang sudah dilakukan
bertahun-tahun, bisa menjadi faktor penyebab stres jika tak diatur dengan baik.
Misalnya : menginginkan semua dalam satu waktu atau seketika tanpa berpijak
pada realita yang ada. Oleh karena itu, penting bagi anda untuk merencanakan dan
membatasi segala rencana yang dibuat dengan mempertimbangkan kemampuan
dan sumber daya atau peluang yang dimiliki hingga lebih siap dalam menghadapi
kenyataan nantinya. Menentukan prioritas apa yang terpenting dalam hidup anda,
membuat rencana realistis serta berlatih untuk berlapang dada menerima
kenyataan yang akan datang nantinya meski tak sesuai dengan keinginan anda
adalah cara cerdas berteman dan mengatur stres.
4. Menjadi pribadi Asertif (Don’t say Yes, if you want to say No..!)
Sungkan dan perasaan hati yang tidak enak untuk menolak atau
mengatakan tidak kerap terjadi pada seseorang Belajar menjadi orang yang asertif,
yang mampu mengatakan No dan bukan Yes, ketika ia memang ingin mengatakan
No, memang sulit. Kita seringkali merasa tidak dapat menolak permintaan dan
akhirnya terpaksa menerima dan kemudian merasa terperangkap dengan
permintaan tersebut. Hal tersebut membuat kita merasa marah dan tidak berdaya,
lalu berujung pada timbulnya stress. Karena itu, belajar untuk menolak
permintaan (jika kita memang tidak sanggup memenuhinya), menjadi sangat
penting jika anda peduli pada kesehatan lahir batin anda.
5. Manajemen Waktu
Waktu yang selalu terasa sempit, juga bisa menyebabkan stress. Oleh
karena itu manajemen waktu menjadi penting. Beberapa hal yang bisa anda
lakukan untuk mengelola waktu dengan baik:
a. Tentukan hasil akhir dan jadikan skala prioritas anda
b. Buat daftar pekerjaan dan prioritaskan tugas dan pekerjaan yang utama terlebih
dahulu
c. Buat perencanaan sebelum anda melakukan pekerjaan tersebut. Satu pekerjaan
yang dikerjakan selama satu jam yang telah direncanakan akan lebih efektif
daripada anda mengerjakan pekerjaan selama 3-4 jam yang tidak anda
rencanakan terlebih dahulu.
d. Kerjakan tugas anda sesuai dengan waktu dimana anda merasa produktif.
Misal, seseorang akan lebih baik melakukan pekerjaan pada pagi hari
dibandingkan sore hari. Batasi pula gangguan seperti adanya tamu serta bunyi
telepon selama waktu-waktu produktif anda.
e. Belajarlah untuk mendelegasikan beberapa tugas anda
f. Buat jadwal waktu untuk beristirahat dan bersantai.
CARA MENLAI STRESS PENGUKURAN TINGKAT STRESS
Tingkat stress dapat dikelompokkan dengan meggunakan criteria
HARS(Hamilton Anxienty ating Scale). Unsur yang dinilai antara lain :perasaan,
ansietas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan
depresi, gejala somatic, gejala respirasi, gejala kardiovakuler, gejala
gastrointestinal, gejala urinaria, gejala otonom, dan gejala tingkah laku. Unsure
yang dinilai dapat menggunakan scoring, dengan ketentuan penilaian sebagai
berikut:
0 : tidak ada gejala dari pilihan yang ada
1 : Satu gejala dari pilihan yang ada
2 : Kurang dari separuh dari pilihan yang ada
3 : Separuh atau lebih dari pilihan yang ada
4 : Semua pilihan ada
Untuk selanjutnya skor yang dicapai dari masing-masing unsur atau item
dijumlahakan sebagai indikasi penilaian derajat stress , dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Skor < 14 tidak ada stress
2. Skor 14-20 stress ringan
3. Skor 21-27 stress sedang
4. Skor 28-41 stress berat
5. Skor 42-56 stress berat sekali
Gejala Stress Yang Dialami Klien Sesuai Dengan Skala HARS :
1. Perasaan cemas
2. Ketegangan
3. Ketakutan
4. Gangguan tidur
5. Gangguan kecerdasan
6. Perasaan depresi/ tertekan
7. Gejala somatic
8. Gejala sensorik
9. Gejala kardiovaskuler
10. Gejala pernafasan
11. Gejala gastrointestinal
12. Gejala urogenital
13. Gejala vegetative otonom