Upload
doanquynh
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI DIFERENSIASI PRODUK KARTU KREDIT SYARIAH ANTAR
BANK SYARIAH DI INDONESIA
(Studi Kasus Pada Bank BNI Syariah dan CIMB Niaga Syariah)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Disusun Oleh:
Willy Fahmi Azis
1110046100102
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015 M/1436 H
i
ABSTRAK
Willy Fahmi Azis, 1110046100102. Studi Diferensiasi Produk Kartu Kredit
Syariah Antar Bank Syariah di Indonesia (Studi Kasus pada Bank BNI
Syariah dan CIMB Niaga Syariah). Strata satu (S1), Konsentrasi Perbankan
Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H / 2015 M.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui macam-macam kartu kredit syariah
yang ada di Indonesia, dan menganalisa tentang diferensiasi produk kartu kredit
syariah tersebut sehingga dapat diketahui perbedaan atau ciri khas dari masing-
masing produk. Jenis penelitian ini adalah kualitatif analisis deskriptif yang
sumber datanya adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung
dengan melakukan wawancara terhadap bank terkait, yaitu BNI Syariah dan
CIMB Niaga Syariah. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui website milik
bank, website terkait yang membahas produk kartu kredit syariah, dan dokumen-
dokumen serta literatur terkait yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan
data menggunakan lima level diferensiasi Graham McInnes.
Hasil analisis deskriptif ini menggunakan 5 level diferensiasi Graham
McInnes mengenai diferensiasi produk, yaitu diferensiasi teknologi, tarif/biaya,
diferensiasi produk, diferensiasi layanan, dan diferensiasi user experience. Dari
diferensiasi teknologi, kartu kredit syariah sudah memiliki kecanggihan yang
sama seperti kartu kredit pada umumnya. Dari diferensiasi harga, didapat bahwa
tarif atau biaya yang timbul dari BNI Hasanah Card lebih murah dibanding
dengan CIMB Niaga Syariah Gold Card, namun dari biaya membership fee CIMB
Niaga Syariah lah yang unggul karena free for life time. Dari diferensiasi produk,
layanan, dan user experience, didapat bahwa perbedaan diantara kedua produk
tersebut terlihat dari segi tarif dan penggunaannya serta peningkatan jumlah
pengguna melalui pengalaman yang dirasakan oleh pengguna kartu kredit
tersebut.
Kata Kunci: Diferensiasi Produk, Kartu Kredit Syariah, Analisis Deskriptif.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya serta solawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “STUDI DIFERENSIASI
PRODUK KARTU KREDIT SYARIAH ANTAR BANK SYARIAH DI
INDONESIA (STUDI KASUS PADA BANK BNI SYARIAH DAN CIMB NIAGA
SYARIAH) dengan baik. Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam
penyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Ah. Azharuddin Lathif , M. Ag, M. H, Ketua Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Bapak Abdurrauf Lc, MA, selaku sekretaris prodi Muamalat (Ekonomi
Islam).
3. Bapak Sofyan Rizal, MM. selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa
meluangkan waktu mencurahkan segala perhatian untuk memberikan arahan
dan masukan yang berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
dengan ikhlas dan baik memberikan ilmunya kepada penulis selama masa
kuliah. Serta Staff karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan
Perpustakaan Utama.
iii
5. Kepada Bagian Humas Bank BNI Syariah Pusat, Bapak Awaludin, yang telah
memfasilitasi saya dalam mengadakan wawancara di Bank BNI Syariah. Dan
karyawan bank CIMB Niaga Syariah yang bersedia untuk di wawancara.
6. Ayahanda tercinta Bapak Andang Murdoko dan Ibu tercinta Ibu Sri Endhy
Supriyani serta Mas Dudit dan adik tercinta Debbie dan Aan yang selalu
mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Untuk Bebsy yang baik banget orangnya, tapi pemalas. Terima kasih telah
memberikan semangat dengan cara yang sangat spesial.
8. Sahabat-sahabat DPR (Dibawah Pohon Rindang) Listio, Uthe, Azis, Razzaq,
Dio, Temi, Hakim, Dauz, Zada, Faqih, Rahman, Apoy, Jawa, Putra, Ade,
Jimmy, Amy, Ari, dan manusia lucu, Sinyo(Roman Pearce), yang selalu
bercanda kapan pun dimana pun tanpa henti.
9. Teman-teman KKN, Lord Umam, Makin, Rezza, Yoggi, dan lain-lain yang
sangat membantu dengan cara yang biasa dan dengan metode yang sangat
standar.
10. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah 2010 B yang berjuang bersama
selama perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 30 April 2015
Willy Fahmi Azis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi masalah.......................................................................... 6
C. Pembatasan dan perumusan masalah ............................................... 7
D. Manfaat dan tujuan penelitian .......................................................... 7
E. Sistematika penulisan ....................................................................... 8
BAB II Landasan Teori
A. Diferensiasi....................................................................................... 10
1. Pengertian Diferensiasi .............................................................. 10
2. Pengertian Produk ...................................................................... 12
3. Diferensiasi Produk .................................................................... 13
4. Parameter Diferensiasi ............................................................... 14
5. Tahap-tahap Diferensiasi............................................................ 17
6. Syarat dan Kriteria Diferensiasi ................................................. 20
v
7. Mempertahankan Diferensiasi.................................................... 24
8. Manfaat dan Resiko Diferensiasi Produk ................................... 25
9. Tujuan Diferensiasi Produk ........................................................ 28
B. Kartu Kredit Syariah ........................................................................ 28
1. Pengertian Kartu Kredit dan Debit ............................................. 28
2. Pengertian Kartu Kredit Syariah ............................................... 30
3. Persamaan dan Perbedaan Kartu Kredit dan Kartu Kredit
Syariah ....................................................................................... 32
4. Keunggulan Kartu Kredit Syariah .............................................. 33
5. Hukum Fiqh Kartu Kredit Syariah/Syariah Card ...................... 34
6. Mekanisme Umum Kartu Kredit Syariah .................................. 37
7. Ketentuan Umum Menurut Fatwa DSN MUI NO:
54/DSN-MUI/X/2006................................................................. 39
C. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 44
D. Kerangka Teori dan Konseptual ....................................................... 46
BAB III Metode Penelitian
A. Pendekatan Penelitian ....................................................................... 50
B. Jenis Penelitian .................................................................................. 51
C. Sumber Data Penelitian ..................................................................... 52
1. Data Primer ................................................................................. 52
2. Data Sekunder ............................................................................. 52
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 53
E. Metode Analisis ................................................................................. 54
vi
F. Subjek Objek Penelitian .................................................................... 55
G. Teknik Penulisan Skripsi ................................................................... 55
BAB IV Gambaran Umum dan Pembahasan Penelitian
A. Gambaran Umum Bank ..................................................................... 56
1. Profil Bank BNI Syariah ............................................................. 56
a. Sejarah Singkat Berdirinya BNI Syariah .............................. 56
b. Visi dan Misi ......................................................................... 57
2. Profil Bank CIMB Niaga Syariah ............................................... 58
a. Sejarah Singkat ...................................................................... 58
b. Visi dan Misi ........................................................................ 59
3. Gambaran Umum Produk ............................................................ 61
a. Hasanah Card BNI Syariah ................................................... 61
b. CIMB Niaga Syariah Gold Card ........................................... 64
B. Pembahasan ....................................................................................... 67
1. Diferensiasi antara Kartu Kredit Syariah dengan Kartu
Kredit Konvensional ................................................................... 67
2. Diferensiasi Produk BNI Hasanah Card dengan CIMB
Niaga Syariah Gold Card ............................................................ 73
3. Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Tingkat Minat Nasabah
Pengguna Kartu ........................................................................... 84
4. Pendekatan Terhadap Diferensiasi Produk BNI Hasanah dan
CIMB Niaga Syariah Gold ......................................................... 86
5. Kelemahan Kartu BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga
vii
Syariah Gold Card ....................................................................... 92
BAB V Penutup
A. Kesimpulan ........................................................................................ 94
B. Saran .................................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mekanisme Berfungsinya Kartu Kredit Syariah
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Gambar 4.1 Mekanisme Berfungsinya Kartu Kredit
Gambar 4.2 Mekanisme Akad Ijarah
Gambar 4.3 Mekanisme Akad Kafalah
Gambar 4.4 Mekanisme Akad Qardh
Gambar 4.5 5 Level Diferensiasi Menurut Graham McInnes
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Peningkatan Jumlah Kartu
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Syarat Umum Permohonan BNI Hasanah Card
Tabel 4.2 Dokumen Pendukung
Tabel 4.3 Syarat Umum Permohonan CIMB Niaga Syariah Gold Card
Tabel 4.4 Dokumen Pendukung Yang Harus Dilengkapi
Tabel 4.5 Diferensiasi Kartu Kredit Syariah dengan Kartu Kredit Konvensional
Tabel 4.6 Teknologi Kartu Kredit Syariah
Tabel 4.7 Diferensiasi Harga (Tarif/Biaya)
Tabel 4.8 Aspek-Aspek Diferensiasi Produk
Tabel 4.9 Diferensiasi Customer Services
Tabel 4.10 Keunggulan dan Kelemahan Kartu
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan bisnis berubah cepat dengan intensitas yang tinggi,
perusahaan harus mampu mengidentifikasikan dengan akurat kompetisi yang
terjadi di pasar dan bagaimana harus memenangkannya. Dengan dihadapkan pada
perubahan lingkungan yang cepat, maka kesesuaian antara lingkungan strategi
juga semakin penting.
Guna mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan
internal maupun eksternal perusahaan, diperlukan strategi yang merupakan suatu
rencana yang bersifat menyatu, komprehensif dan terpadu yang mengkaitkan
keunggulan strategis badan usaha dengan kesempatan serta ancaman yang datang
dari luar. Agar perusahaan dapat terus hidup dalam suatu industri, diperlukan
formulasi strategi yang tepat, yang mencakup falsafah, visi, misi, pengkajian
terhadap lingkungan eksternal dan internal bisnis, penentuan kesempatan dan
ancaman terhadap bisnis, dan masalah yang dihadapi serta tujuan sekaligus
anggaran badan usaha.
Dalam perkembangannya, ilmu ekonomi terutama perbankan syariah
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan
manusia yang semakin tidak terbatas sehingga menjadi suatu tantangan bagi
produsen untuk selalu memberikan inovasi-inovasi terbaru yang mampu
memberikan kepuasan bagi para konsumen. Adapun tantangan lain yang
2
mempengaruhi kinerja perbankan syariah, yaitu sumber daya alam yang terbatas
dan keragaman keadaan konsumen antara satu dengan yang lain.
Bank Syariah dewasa ini harus mampu beroperasi dalam lingkungan bisnis
yang berat, adanya kemajuan teknologi, hukum atau kebijakan pemerintah yang
terus berubah-ubah secara cepat diharapkan perusahaan mampu bertahan dan terus
bersaing dengan harapan gerak langkah perusahaan sesuai keinginan dan harapan
konsumen.
Dengan menggunakan teknik promosi atau pemasaran yang baik
diharapkan perusahaan dapat mengatasi persaingan dengan perusahaan sejenis,
sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan perusahaan. Dalam
dunia bisnis, ada ungkapan yang mengatakan bahwa suatu kegiatan promosi yang
berhasil adalah kegiatan yang mampu menggugah naluri ingin memiliki suatu
produk tertentu.1
Untuk dapat meningkatkan dan mempertahankan konsumen, salah satu
yang harus diperhatikan konsumen salah satunya dengan memberikan nilai dan
kepuasan yang berbeda dengan perusahaan lain dan memberikan suatu ciri yang
berbeda pada produk dengan produk-produk pesaing. Diferensiasi yang
merupakan salah satu strategi terpenting dalam rencana pemasaran suatu
perusahaan, hal ini dikarenakan suatu perusahaan harus memiliki suatu pembeda
yang menjadi ciri khas bagi perusahaan itu sendiri yang mungkin menjadi daya
tarik tersendiri bagi para konsumen.
1 Sondang P. Siagian, manajemen strategik, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), cet. 1, hal.
212.
3
Menurut Boulding, Lee dan Staelin (1994) serta Carpenter (1994) bahwa
salah satu metode untuk mengembangkan dan menjalankan rencana pemasaran
agar produk yang ditawarkan oleh perusahaan berbeda dan lebih baik daripada
pesaing sehingga perusahaan bisa lebih unggul dalam persaingan adalah membuat
produk dengan atribut yang memiliki keistimewaan atau keunikan.
Porter menyimpulkan bahwa strategi bisnis berdasarkan pada aktivitas
yang dikenal dengan strategi generik. Lebih lanjut menurut Porter tiga strategi
bisnis generik adalah low cost, differentiation dan focus (niche). Dalam strategi
low cost perusahaan cenderung mengurangi cost dan meningkatkan profit
penjualan serta skala ekonomi. Dalam strategi diferensiasi, perusahaan
menekankan pada pengembangan cara untuk membuat produk unik dan berbeda.
Dan dalam strategi fokus (niche) perusahaan memfokuskan pada pengembangan
produk dan usaha-usaha pemasaran dalam segmen pasar sebagian yang mana
perusahaan memiliki keuntungan dari cost atau keuntungan diferensiasi.
Perusahaan yang menerapkan dan mengadopsi diferensiasi produk sebagai
bisnis strategi pemasarannya menghasilkan kinerja pemasaran yang baik. Hal ini
yang melatarbelakangi untuk mengadakan penelitian analisis strategi diferensiasi
dalam mempengaruhi kepuasan konsumen. Pada penelitian mengenai diferensiasi
produk terhadap kepuasan konsumen, semakin sedikit kemiripan antara barang
dan jasa prusahaan dengan pesaingnya, semakin perusahaan itu dapat bertahan
dari tindakan-tindakan pesaingnya. Diferensiasi produk itu sendiri merupakan
sebuah bentuk strategi pemasaran yang bertujuan agar sebuah perusahaan
mempunyai keunggulan bersaing di pasar. Keunggulan bersaing (Porter : 1986)
4
adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis atas
laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama.
Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki
kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan mampu memilih
strategi pemasaran yang efektif. Bagi perusahaan jasa, perlu dilakukan diferensiasi
melalui inovasi yang bersifat pre-emptive dalam jangka panjang. Pre-emptive ini
maksudnya adalah implementasi suatu strategi yang baru bagi suatu bisnis
tertentu. Karena merupakan yang pertama, maka dapat menghasilkan
keterampilan atau aset yang dapat merintangi, mencegah, atau menghalangi para
pesaing untuk melakukan duplikasi atau membuat tandingannya.2
Bank syariah yang saat ini sedang menemukan tempatnya pada persaingan
di pasar ekonomi, harus memiliki strategi yang baik dalam melakukan diferensiasi
produk terhadap perusahaan-perusahaan lain sejenis yang menjadi pesaing.
Teknik diferensiasi produk yang dilakukan juga harus berdasarkan pada
kebutuhan konsumen agar tidak terlampau jauh untuk fokus kepada produk
pesaing namun melupakan kebutuhan konsumen.
Kebanyakan dari masyarakat saat ini menggunakan produk pembiayaan
seperti kredit card dan debit card untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Hal ini
disebabkan oleh semakin tingginya harga kebutuhan namun tidak diiringi dengan
tingkat pendapatan masyarakat, sehingga masyarakat semakin bergantung dengan
kartu kredit sebagai produk bank yang memberikan kemudahan bagi masyarakat
2 Tjiptono, Fandy. Brand Management & Strategy. (Yogyakarta : Andi, 2005), hal. 145.
5
untuk bertransaksi dengan menggunakan I-Money. Dengan kata lain,
ketergantungan masyarakat terhadap kartu kredit merupakan celah positif bagi
bank dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk dapat meningkatkan
produktivitas dan pendapatan bank.
Keragaman produk yang di pasarkan seperti kartu kredit syariah ini perlu
diketahui perbedaannya oleh konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen sudah
banyak mengetahui tentang produk kartu kredit namun tidak untuk kartu kredit
yang menggunakan sistem syariah ini, sehingga banyak sekali pertanyaan yang
timbul akibat kemunculan produk ini. Terutama terhadap perbedaan serta
keunggulan yang signifikan dan benar-benar menjadi keunikan tersendiri bagi
produk ini.
Oleh karena itu Studi Diferensiasi terhadap produk kartu kredit syariah
perlu dilakukan guna memberikan pengetahuan lebih kepada nasabah/konsumen
agar mereka dapat memilih atau menggunakan produk ini dengan tepat. Sehingga
tidak terjadi penyesalan terhadap penggunaan produk oleh konsumen akibat
ketidaksesuaian terhadap kebutuhan konsumen. Studi Diferensiasi juga perlu
dilakukan agar konsumen mengetahui benar-benar mengetahui keunggulan
masing-masing produk sehingga arah penggunaan terhadap produk ini dapat
menguntungkan antara bank dengan konsumen.
Untuk itu, maka perlu sekali dilakukan diferensiasi untuk menimbulkan
perbedaan serta keunikan masing-masing produk, sehingga timbul ciri khas
perusahaan, dan kepuasan konsumen semakin meningkat. Dari hal tersebut, maka
6
akan tercermin kualitas atau mutu layanan bank syariah yang baik dan benar-
benar maksimal. Berdasarkan uraian dari latar belakang keingintahuan tersebut,
untuk itu penulis mencoba menelusuri bentuk skripsi dengan judul “STUDI
DIFERENSIASI PRODUK KARTU KREDIT SYARIAH ANTAR BANK
SYARIAH DI INDONESIA (Studi Kasus pada Bank BNI Syariah, dan
CIMB Niaga Syariah)”.
B. Identifikasi Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Diferensiasi Produk?
2. Mengapa Diferensiasi Produk dibutuhkan oleh perusahaan?
3. Apakah yang dimaksud dengan Kartu Kredit Syariah?
4. Apakah hal-hal yang membedakan Kartu Kredit Syariah dengan kartu
kredit biasa pada umumnya?
5. Bagaimanakah prosedur yang dilakukan untuk dapat memiliki dan
menggunakan Kartu Kredit Syariah?
6. Mengapa Bank Syariah perlu menerbitkan produk Kartu Kredit Syariah?
7. Apa sajakah produk-produk Kartu Kredit Syariah yang dikeluarkan oleh
Bank Syariah di Indonesia?
8. Apakah keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing
produk Kartu Kredit Syariah tersebut?
9. Adakah keunikan atau perbedaan yang signifikan dan dimiliki oleh
produk-produk tersebut?
7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan diatas, agar penelitian ini lebih terarah dan tidak
melebar maka penulis membatasinya pada Studi diferensiasi untuk produk Kartu
Kredit Syariah pada bank yang memiliki produk tersebut. Diantaranya Bank BNI
Syariah, dan Bank CIMB Niaga Syariah.
Dari pembatasan masalah tersebut penulis merumuskan pokok masalah
pada skripsi ini, yaitu sebagai berikut :
1. Apa saja diferensiasi produk yang ada antara produk kartu kredit Syariah
milik BNI Syariah dengan CIMB Niaga Syariah?
2. Apakah diferensiasi produk tersebut mempengaruhi tingkat minat
pengguna terhadap kedua kartu tersebut?
3. Adakah keunikan tersendiri baik keunggulan atau kelemahan yang dimiliki
oleh masing-masing produk tersebut?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dan tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui diferensiasi produk-produk kartu kredit syariah
milik BNI Syariah dan CIMB Niaga Syariah.
b. Mengetahui pengaruh diferensiasi produk tersebut terhadap tingkat
minat nasabah sebagai pengguna kartu.
8
c. Mengetahui perbedaan yang signifikan, yaitu keunikan tersendiri yang
dimiliki oleh masing-masing produk baik keunggulan maupun
kelemahan produk-produk itu sendiri.
2. Manfaat penelitian
a. Menambah wawasan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para
pihak yang menggunakan penelitian ini sebagai perbandingan.
b. Agar para masyarakat khususnya Umat Islam sadar akan pentingnya
berbisnis syariah dengan menggunakan produk yang disediakan oleh
lembaga-lembaga yang berperan pada kelangsungan perkembangan
perbankan syariah.
c. Memberikan inspirasi bagi perusahaan, khususnya lembaga keuangan
dalam mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menerapkan
strategi yang baik bagi produk-produk yang ditawarkan kepada
nasabah.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penyusunan penulisan skripsi ini, maka penulis
membaginya dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut :
9
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, review studi terdahulu, kerangka
teori,dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis akan membahas pengertian Studi diferensaisi,
pengertian kartu kredit syariah, dan jenis-jenis kartu kredit syariah yang
dikeluarkan oleh bank.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan tentang metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian terhadap produk-produk kartu kredit syariah.
BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan membahas hasil dari penelitian yaitu studi
diferensiasi terhadap produk kartu kredit syariah yang dikeluarkan oleh
bank-bank syariah di Indonesia berdasarkan data yang didapat dari hasil
penelitian.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang Kesimpulan dan saran dari penelitian yang
menjadi pembahasan singkat atau rangkuman dari hasil penelitian.
10
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Diferensiasi
1. Pengertian Diferensiasi
Menurut Porter, secara umum terdapat tiga strategi yang secara
potensial berhasil untuk mengungguli perusahaan dalam suatu industri.
Strategi-strategi tersebut antara lain strategi keunggulan biaya (low cost
strategy), strategi diferensiasi (differentiation strategy) dan strategi fokus
(focus strategy).1
Dari ketiga strategi tersebut, menurut Mac Millan dan Mc Grath
strategi diferensiasi merupakan strategi yang paling menguntungkan.
Karena strategi diferensiasi dibuat berdasarkan penawaran kepada
pelanggan terhadap sesuatu yang bernilai yang tidak dimiliki oleh para
pesaing.2
Di dalam pemasaran bukanlah hanya pertarungan produk,
melainkan merupakan persepsi dalam ingatan pelanggan atau calon
pelanggan.3 Pelanggan sering membuat keputusan untuk membeli
berdasarkan persepsi mereka sendiri, oleh karena itu dibutuhkannya
diferensiasi. Menurut Philip Kotler, definisi pembedaan atau diferensiasi
(differentiation) adalah tindakan untuk menetapan sekumpulan perbedaan-
1 Bernard Edwin Silaban, ANALISIS STRATEGI PT. XYZ DENGAN MODEL MICHAEL
PORTER, (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusantara : Journal ESENSI, 2006), Vol. No. 1, Hal. 2 2 MacMillan, Ian C. dan Rita Gunther McGrath, Discovering New Points of
Differentiation, (Harvard Business Review, 1997) Hal, 137 3 Al Ries & Jack Trout, 22 Hukum Tetap Pemasaran, (Jakarta: Gramedia, 1994), Hal. 31.
11
perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari
para pesaingnya.4
Jadi diferensiasi adalah penciptaan suatu citra rancangan yang
cukup berbeda dengan hasil rancangan yang telah beredar dengan maksud
untuk menarik konsumen.5 Secara tradisional, diferensiasi didefenisikan
sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan yang bermakna
didalam tawaran perusahaan.
Menurut John A Pearce dan Richard B Robinson diferensiasi
adalah suatu strategi bisnis yang berusaha untuk membangun keunggulan
kompetitif dengan produk atau jasa dengan membedakannya dengan
produk-produk lain yang tersedia, berdasarkan pada features kinerja, atau
faktor-faktor lainnya yang tidak secara langsung terkait dengan biaya dan
harga. Sehingga perbedaan tersebut akan menjadi sesuatu yang susah
untuk dirancang atau sesuatu yang susah untuk ditiru.6
Sedangkan menurut Michael Porter yang dikutip oleh Hermawan
Kartajaya diferensiasi adalah “A firm differentiates itself from its
competitors if it can be unique at something that is valuable to buyers.”7
Diferensiasi yang diungkapkan oleh Porter dalam strategi generiknya
adalah Strategi perbedaan (diferensiasi) menghasilkan keunggulan yang
didasarkan pada keunggulan teknis, pelayanan, dan kualitas.
4 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran 1, (Jakarta: Prehallindo, 2002), h. 20.
5 Jill Griffin, Customer Loyalty: Menumbuhkan Dan Mempertahankan Pelanggan,
(Jakarta : Airlangga, 2003), Hal 357. 6 John A Pearce dan Richard B Robinson. Manajemen Strategi : Formulasii,
Implementasi, dan Pengendalian. (Jakarta : Salemba Empat : 2009). Hal 247. 7 Hermawan Kartajaya, Positioning, Diferensiasi, dan Brand, (Jakarta: Gramedia, 2005),
h. 128.
12
Menurut Macmillan dalam Aaker yang dikutip oleh Fandy
Tjiptono, perusahaan jasa perlu melakukan diferensiasi melalui inovasi
bagi suatu bisnis tertentu. Karena merupakan yang pertama, inovasi dapat
menghasilkan keterampilan atau asset yang dapat merintangi, mencegah
atau menghalangi para pesaing untuk melakukan duplikasi atau membuat
tandingannya. 8
Dari beberapa pengertian tersebut dapat simpulkan bahwa
diferensiasi merupakan suatu alat atau rancangan baru yang sangat berbeda
dari pesaing untuk memberikan sesuatu yang unggul dan memiliki
keunikan tersendiri bagi perusahaan di mata konsumen untuk
meningkatkan daya saing terhadap perusahaan lain.
2. Pengertian Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang
dapat memenuhi suatu keinginan kebutuhan termasuk produk adalah objek
fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan.9
Produk dalam pemasaran menurut Fandy Tjiptono, merupakan
bentuk pemasaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam
konteks ini, produk bisa berupa apa saja (baik berwujud fisik maupun non
fisik) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi
8 Fandy Tjiptono, Strategi pemasaran - edisi II cet. 6, (Yogyakarta: Andi, 2002), h. 145.
9 Philip Kotler & Keller, Marketing Management, (Prentice Hall: Pearson Education
International, 2009), Edisi 13, hal. 139.
13
kebutuhan dan keinginan tertentu. Keputusan bauran produk yang
dihadapi pemasar jasa bisa sangat berbeda dengan yang dihadapi pemasar
barang. Aspek pengembangan produk fisik sangat mudah diproteksi
dengan paten.
Jadi menurut penulis, produk adalah barang yang ditawarkan untuk
dibeli, digunakan atau dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan. Produk
yang didukung oleh keunikan yang solid dan kuat maka akan dengan
sendirinya menciptakan brand image yang kuat dan solid pula.
3. Diferensiasi Produk
Dalam pemasaran, diferensiasi produk adalah kegiatan
memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi ini
memerlukan penelitian pasar yang cukup serius karena agar dapat benar-
benar berbeda, diperlukan pengetahuan tentang produk pesaing.
Diferensiasi produk ini biasanya hanya mengubah sedikit dari karakter
produk, antara lain kemasan dan tema promosi tanpa mengubah spesifikasi
fisik produk, meskipun itu diperbolehkan.
Diferensiasi produk adalah tindakan merancang serangkaian
perbedaan pada produk yang berarti untuk membedakan tawaran
perusahaan dengan tawaran pesaing.10
Menurut Kasumbogo Untung yang dikutip oleh Bobby Yudhiarina,
diferensiasi produk yang bersifat inovasional biasanya ditanggapi positif
10
Philip Kotler & Keller, Marketing Management, (Prentice Hall: Pearson Education
International, 2009), Edisi 13, hal. 9.
14
oleh pihak pembeli karena dianggap mempunyai mutu lebih baik dan lebih
memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berbeda-beda
setiap waktunya.
Menurut Simamora, diferensiasi produk adalah upaya dari sebuah
perusahaan untuk membedakan produknya dari produk pesaing dalam
suatu sifat yang membuatnya lebih diinginkan oleh pelanggan.
Jadi menurut penulis diferensiasi produk adalah karakteristik yang
unik dengan kualitas yang berbeda dimana produk tersebut juga
dipengaruhi oleh selera harga pelanggan. Dan cara diferensiasi produk
dengan cara mengembangkan produk baru, mengembangkan variasi
kualitas, dan menambahkan tambahan serta ukuran model.
4. Parameter Diferensiasi
Diferensiasi memiliki beberapa konsep yang menjadi pola prinsip
dan tolak ukur dimana strategi diferensiasi tersebut dapat mencapai
kesuksesan maksimal untuk kemajuan suatu perusahaan.
Kotler menjelaskan bahwa keunggulan bersaing sebuah perusahaan
salah satunya dengan perbedaan (differentiation) tawaran perusahaan yang
akan memberikan nilai lebih kepada konsumen ketimbang yang
dibawakan pesaing. Penawaran perusahana kepada pasar dapat
didiferensiasikan, diantaranya:
Penentuan posisi yang lebih umum untuk merek adalah sebagai
“mutu terbaik” yang akan tergantung pada kinerja produk yang aktual,
15
akan tetapi hal ini juga dikomunikasikan oleh pemilihan tanda dan
petunjuk fisik. Banyak parameter rancangan diferensiasi produk yang bisa
digunakan, seperti: bentuk, keistimewaan/fungsi, kualitas kerja, kualitas
kesesuaian, daya tahan, keandalan, mudah diperbaiki, gaya, dan design.11
Berikut Penjelasan dari masing-masing parameter tersebut:
a) Bentuk (Form)
Produk bisa dideferensiasikan dalam bentuk, ukuran atau struktur fisik
produk.
b) Keistimewaan/fungsi (Feature)
Produk dapat ditawarkan dengan beberapa keistimewaan, karakteristik
yang melengkapi fungsi dasar produk.
c) Kualitas kinerja (Performance Quality)
Kualitas kinerja mengacu pada tingkat dimana karakteristik produk itu
beroperasi.Yang ditetapkan sebagai satu dari empat tingkatan kualitas;
rendah, rata-rata, tinggi, atau sangat tinggi. Kebanyakan produk
bermutu baik memperoleh harga yang baik pula, lebih banyak
pembelian ulang, konsumen lebih loyal, dan kesan yang lebih baik.
d) Kualitas kesesuaian (Conformance Quality)
Kualitas kesesuaian mengacu pada tingkat dimana semua unit yang
diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan.
Hal ini menunjuk pada produk yang yang diproduksi sesuai oleh
selera pada pelanggan.
11
Philip Kotler penerjemah A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis
Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 391-394.
16
e) Daya Tahan (Durability)
Adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam
kondisi normal dan atau berat, yang menjadikan atribut bernilai bagi
beberapa produk. Namun dengan syarat selisih harganya tidak boleh
terlalu mahal dan juga produk tersebut tidak tergantung pada
teknologi yang unjuk kerjanya berkembang cepat karena bisa terkesan
kuno.
f) Keandalan (Reliability)
Adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal
dalam suatu periode waktu tertentu. Untuk menghindari biaya
kerusakan yang mahal dan waktu perbaikan biasanya pelanggan mau
membayar lebih mahal untuk produk yang lebih handal.
g) Mudah diperbaiki (Repairability)
Adalah ukuran kemudahan memperbaiki suatu produk yang rusak atau
gagal. Idealnya barang dapat diperbaiki oleh pemakai sendiri dengan
mudah dan cepat.
h) Gaya (Style)
Menggambarkan penampilan dan perasaan produk itu bagi pembeli.
Gaya memiliki keunggulan kompetitif yang sukar ditiru. Disisi
negatif, gaya yang menarik tidak selalu menciptakan kinerja yang
tinggi.
i) Rancangan (Design)
17
Adalah totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi cara
penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan pelanggan.
Dengan semakin ketatnya persaingan, rancangan akan menjadi salah
satu cara yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan suatu produk.
Dari penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa produk fisik
merupakan hal yang potensial untuk dijadikan pembeda. Untuk itu,
perusahaan dapat membedakan produknya berdasarkan keistimewaan,
kualitas kinerja, kualitas kesesuaian, daya tahan, keandalan, mudah
diperbaiki, gaya, dan rancangan.
5. Tahap-tahap Diferensiasi
Untuk melakukan diferensiasi suatu produk, ada beberapa tahap
yang harus diperhatikan. Tahap-tahap tersebut diantaranya :
a. Menemukan model nilai konsumen. Perusahaan harus membuat
semua daftar produk dan jasa yang mempengaruhi persepsi konsumen
yang menjadi target market terhadap value.
b. Membangun hirarki nilai pelanggan, perusahaan harus menyusun
setiap faktor kedalam satu kelompok dari empat kelompok yaitu:
Basic (dasar), expected (harapan), desired (keinginan) dan
unanticipated (kejutan).
18
c. Menemukan sepaket nilai konsumen. Perusahaan harus memilih
kombinasi antara faktor yang intangible dan tangible untuk
membedakan dengan pesaing dan menciptakan konsumen yang loyal.
Menurut Kartajaya dalam membangun diferensiasi secara kokoh
dan sustainable, maka harus melakukan beberapa tahap untuk
membangunnya, diantaranya :
a. Segmentasi, Targetting dan Positioning
Langkah pertama untuk membangun diferensiasi adalah melakukan
segmentasi targeting yang kemudian diikuti dengan perumusan
positioning produk, merek dan perusahaan. Segmentasi merupakan
proses pemetaan pasar dan konsumen secara kreatif, setelah konsumen
dibagi-bagi menjadi berbagai kelompok maka yang akan dijadikan
pasar sasaran. Dengan mengetahui pasar sasaran yang ingin dituju,
maka dapat diketahui lebih jelas segala hal yang ada di dalam benak
konsumen. Sehingga perusahaan dapat menentukan positioning di
dalam benak konsumen tersebut akan membedakan dengan pesaing.12
b. Analisa Diferensiasi
Dari positioning tersebut, proses pengorganisasian dengan baik pada
sumber-sumber diferensiasi yang memungkinkan, baik yang telah ada
saat ini maupun yang memiliki potensi untuk menjadi dasar
diferensiasi di masa yang akan datang. Proses tersebut dilakukan
12
Hermawan Kartajaya, Positioning, Diferensiasi, dan Brand, (Jakarta: Gramedia, 2005),
h. 9.
19
dengan melihat sejauh mana sumber daya perusahaan memiliki
kelebihan dan kekurangan dari sumber diferensiasi melalui konten,
konteks, dan infrastruktur untuk menjadikan diferensiasi yang unggul
dibandingkan pesaing.
c. Uji Sustainable Diferensiasi
Uji diferensiasi apakah sustainable atau tidak dengan melakukan
analisis kemungkinan dasar diferensiasi yang dapat dihasilkan oleh
perusahaan baik itu dari segi konten, konteks dan infrastruktur.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menilai sejauh mana
sustainable diferensiasi, yaitu : tidak mudah ditiru dan memiliki
keunikan. Apabila produk dan merek perusahaan memiliki keunikan
maka akan bertahan karena tidak mudah untuk disamakan dengan
pesaing.
d. Komunikasi
Tahap keempat yaitu mengkomunikasikan diferensiasi yang
ditawarkan untuk membangun persepsi yang lebih baik, setiap aspek
dari program komunikasi perusahaan harus menunjukan diferensiasi
yang ditawarkan oleh perusahaan.13
Dengan kata lain, atau dengan bahasa yang lebih sederhana dan
bermakna, perusahaan yang ingin menggunakan strategi diferensiasi harus
memiliki cara mereka sendiri, baik dalam membentuk produk, menentukan
13
Hermawan Kartajaya, Positioning, Diferensiasi, dan Brand, (Jakarta: Gramedia, 2005),
h. 156.
20
sasaran, mengatur organisasi, dan mengkomunikasikan strategi diferensiasi
itu sendiri. Sehingga memiliki peluang yang lebih besar untuk
memenangkan persaingan.
Menurut Kotler yang dikutip oleh Bambang Hariadi, cara
melakukan diferensiasi produk adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan Produk Baru
a. Adaptasi (terhadap ide lain)
b. Modifikasi (mengubah warna, gerak suara, bentuk, dan bau)
c. Memperbesar (membuat lebih besar/ berat/ kuat/ panjang/ tebal)
d. Memperkecil (menjadikan lebih kecil/ simple/ ringan/ pendek/
tipis/ ramping)
e. Substitusi (dari proses, power, dan ramuan)
f. Menata ulang (terhadap pola, layout, komponen, dan rangkaian)
g. Membalik (membuat terbalik)
h. Mengkombinasi (mencampur, mengombinasi unit)
2. Mengembangkan variasi kualitas
3. Mengembangkan tambahan serta ukuran model 14
6. Syarat dan Kriteria Diferensiasi
Diferensiasi merupakan upaya menciptakan pembedaan baik dari
sisi konten, kontek maupun infrastruktur dan diferensiasi dibentuk tidak
hanya berbeda tetapi harus memiliki diferensiasi yang kokoh dalam jangka
14
Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis,
(Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 108.
21
panjang. Menurut Kartajaya, terdapat tiga syarat sebagai acuan penentuan
diferensiasi, antara lain :
a. Menciptakan excellent value
Sebuah diferensiasi harus mampu menciptakan excellent value kepada
pelanggan sehingga perbedaan tersebut memiliki makna dimata
pelanggan.
b. Keunggulan bersaing
Diferensiasi perusahaan harus merupakan keunggulan dibandingkan
pesaing. Sebuah diferensiasi akan kokoh jika mencerminkan
perbedaan dengan pesaing dan perbedaan tersebut mencerminkan
keunggulan dari penawaran perusahaan.
c. Memiliki keunikan
Agar diferensiasi kokoh dan sustainable, maka harus memiliki
uniqueness sehingga tidak mudah untuk ditiru oleh pesaing. Untuk
tidak mudah ditiru maka seperti yang dikemukakan Michael Porter
maka diferensiasi harus tersusun atas sekumpulan sistem aktivitas
(activity system) yang saling terkait dimana antar aktivitas-aktivitas
tersebut saling menunjang secara konstruktif satu sama lain.15
Menurut Kotler yang dikutip oleh Rambat Lupiyoadi, keunggulan yang
ditampilkan harus memenuhi kriteria :
a. Penting
15
Hermawan Kartajaya, Positioning, Diferensiasi, dan Brand, (Jakarta: Gramedia, 2005),
h. 148.
22
Keunggulan yang dimiliki dianggap sangat penting oleh kebanyakan
pembeli.
b. Berbeda
Belum ada pesaing yang menawarkan keunggulan atau sudah ada yang
menawarkannya namun dengan cara yang lebih umum.
c. Superior (Unggul)
Keunggulan yang dimiliki harus lebih baik dibandingkan dengan
produk atau jasa lain yang dimiliki pesaing.
d. Dapat dikomunikasikan
Keunggulan yang dikomunikasikan akan menjadi perhatian lebih bagi
pembeli atau calon pembeli.
e. Pelopor
Membuat suatu keunggulan yang sulit untuk ditiru oleh pesaing.
f. Harga terjangkau
Pembeli mampu membayar biaya keunggulan yang ditambahkan dalam
produk tersebut.
g. Menguntungkan
Perusahaan atau lembaga dapat memperoleh laba dari pemberian
keunggulan tersebut.16
David A. Aker berpendapat bahwa salah satu kriteria untuk
mencapai suksesnya strategi diferensiasi adalah dengan membangun brand
(identitas yang kuat) untuk menciptakan batas/hambatan yang kompetitif
16
Rambat Lupiyoadi & A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba
Empat, 2001), h. 59.
23
(competitive barriers). Dengan membangun suatu identitas yang kuat dari
sebuah produk, maka akan menciptakan ekuitas (equity) dari identitas
tersebut. Seperti :
a. Brand Awareness, merupakan garansi bagi suatu produk karena
menyediakan bentuk :
- Kepopuleran (familiar) dari produk
- Merupakan sinyal komitmen, presence, dan substansi
- Recalled buying atau suatu bentuk keinginan untuk membeli
kembali
b. Brand Association, merupakan suatu bentuk hubungan langsung atau
tidak langsung dari memori konsumen.
c. Brand Loyality, merupakan suatu bentuk kesetiaan seorang konsumen
bagi suatu produk atau perusahaan.17
Strategi diferensiasi berhasil apabila dapat menciptakan sesuatu
yang berbeda, sulit ditiru atau disamai oleh pesaing, dan mempunyai nilai
lebih dimata konsumen. Beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan
untuk melindungi strategi diferensiasinya dari risiko kegagalan adalah:
1) Membuat produk yang benar-benar eksklusif dengan kualitas jauh
melebihi kebutuhan konsumen sehingga harga jualnya sangat mahal
dibandingkan pesaing.
17
Diakses pada tanggal 14 Desember 2014 pukul 10.14
http://books.google.co.id/books?id=hxHeUei4vWgC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=fa
lse
24
2) Menetapkan harga jual yang mahal karena akan ada konsumen
tertentu yang menangkap sinyal bahwa harga jual mahal identik
sengan kualitas yang tinggi dan mereka enggan untuk turun level ke
harga dibawahnya.
3) Membuat produk yang benar-benar berbeda dengan produk yang
mempunyai harga lebih rendah.
Strategi diferensiasi sesungguhnya didasarkan konsep inovasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang bisa bertahan hidup
dan mampu memimpin pasar serta melipatgandakan penjualan adalah
mereka yang terus-menerus melakukan inovasi. Perubahan yang tiada
henti memang membuat perusahaan awet muda dan hal itu yang membuat
perusahaan lain sulit meniru dan selalu ketinggalan.
7. Mempertahankan Diferensiasi
Mencapai kesuksesan lebih mudah dibandingkan dengan
mempertahankan. Mungkin hal tersebut merupakan kalimat yang sering
kita dengar, karena setelah diferensiasi yang kokoh terbentuk maka
langkah selanjutnya adalah mempertahankannya. Hanya sedikit dari
beberapa perusahaan yang berhasil dalam mempertahankan diferensiasi
yang telah mereka bangun untuk waktu yang lama. Namun, perusahaan
jasa yang meriset dan memperkenalkan inovasi jasa secara teratur akan
memperoleh serangkaian keuntungan temporer melebihi pesaingnya, dan
25
dengan memperoleh reputasi untuk inovasi dapat menahan pelanggan yang
menginginkan yang terbaik.18
Dalam hal ini, Hermawan Kartajaya mengungkapkan cara untuk
menjaga diferensiasi, sebagai berikut:
1) Fokus pada inti Diferensiasi
2) Konsisten
3) Selalu mengembangkan Diferensiasi 19
Jadi berdasarkan penjelasan diatas, diferensiasi merupakan segala
tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai pelaku pemasaran untuk
membuat keunikan bagi dirinya agar berbeda dengan para pesaing dalam
bidang yang sama. Dengan strategi diferensiasi, maka suatu perusahaan
dapat berasumsi bahwa pelanggan akan mendapatkan produk yang lebih
bernilai daripada produk lainnya.
8. Manfaat Dan Risiko Diferensiasi Produk
Strategi diferensiasi jika berhasil mempunyai dua mata pisau yang
tajam, yaitu pertama dapat menghalangi masuknya para pendatang baru ke
dalam pasar, bertahan terhadap persaingan sesama penjual yang
menawarkan produk serupa tidak serupa atau barang substitusi,
menumbuhkan loyalitas pembeli karena produsen menawarkan produk
yang sulit ditiru atau sulit disamai. Kedua, jika perusahaan sekaligus dapat
18
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis Perencanaan,
Implementasi, dan Pengendalian, penerjemah A.B Susanto, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.
613. 19
Hermawan Kartajaya, Positioning, Diferensiasi, dan Brand, (Jakarta: Gramedia, 2005),
h. 161.
26
berproduksi secara efisien maka akan dapat menghasilkan profit margin
diatas normal sehingga mempunyai bergaining position yang kuat
terhadap supplier karena mampu melakukan pembelian yang saling
menguntungkan.20
a. Keuntungan Diferensiasi
Dalam bukunya, John A Pearce dan Richard B Robinson
membahas keuntungan yang akan didapat pelaku bisnis apabila
menjalankan diferensiasi kompetitif antara lain:21
1) Persaingan berkurang ketika suatu bisnis berhasil mendiferensiasikan
dirinya. Seperti contohnya pendidikan yang ditawarkan oleh Harvard
tidak bersaing dengan pendidikan yang ditawarkan oleh suatu
universitas teknik lokal. Dari hal ini terlihat bahwa suatu bisnis telah
mendiferensiasikan dirinya dari yang lain dalam benak para pembeli.
Dengan melakukan hal ini masing-masing pihak tidak harus merespon
secara kometitif terhadap pesaing tersebut.
2) Pembeli kurang sensitif terhadap harga untuk produk yang
terdiferensiasi secara efektif. Pembeli akan toleransi terhadap kenaikan
harga untuk suatu produk terdeferensiasi. Seperti contohnya Highlands
Inn di Carmel, California yang mengenakan tarif minimum $600 per
malam untuk sebuah kamar dengan dapur, perapian, bak mandi air
panas, dan pemandangan. Walaupun tersedia banyak tempat lain di
20
Bambang Hariadi. Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis.
(Malang : Bayumedia Publishing : 2005). Hal 103. 21
John A Pearce dan Richard B Robinson. Manajemen Strategi : Formulasii,
Implementasi, dan Pengendalian. (Jakarta : Salemba Empat : 2009). Hal 248-249.
27
sepanjang pantai California, namun tingkat hunian penginapan ini
bertahan pada tingkat diatas 90%. Mengapa demikian? Karena tidak
akan mendapat pemandangan yang lebih baik serta suasana yang lebih
rileks untuk menghabiskan beberapa hari di Pasific Coast.
3) Loyalitas terhadap merek sulit ditandingi oleh pendatang baru.
Loyalitas atau kepercayaan pembeli terhadap suatu merk akan
menyulitkan para pendatang baru memasuki pasar, sehingga meskipun
banyak pendatang baru, produk yang terdeferensiasi akan terus
mengalami kenaikan pangsa pasar karena loyalitas pembeli terhadap
merk tersebut.
b. Risiko Diferensiasi
John A Pearce dan Richard B Robinson juga menyebuttkan resiko
yang harus dialami ketika perusahaan mengikatkan bisnisnya pada
keunggulan diferensiasi antara lain:22
1) Adanya imitasi yang mempersempit diferensiasi yang ada di benak
pelanggan, hal ini akan membuat diferensiasi menjadi tidak berarti.
2) Perubahan teknologi yang meniadakan investasi atau pembelajaran
yang lalu.
3) Perbedaan biaya antar pesaing berbiaya rendah dengan bisnis
terdiferensiasi menjadi terlalu besar sehingga sulit bagi diferensiasi
untuk mempertahankan loyalitas terhadap merk. Para pembeli
mungkin akan mengorbankan beberapa fitur, layanan, atau citra yang
22
John A Pearce dan Richard B Robinson. Manajemen Strategi : Formulasii,
Implementasi, dan Pengendalian. (Jakarta : Salemba Empat : 2009). Hal 249.
28
dimiliki oleh bisnis terdiferensiasi guna menghemat biaya dalam
jumlah besar.
9. Tujuan Diferensiasi Produk
Tujuan dilakukannya diferensiasi produk adalah untuk
meningkatkan keuntungan dengan cara menghasilkan lini produk baru
agar mendapatkan laba yang maksimal serta meminimalisir risiko kerugian
dari produk terdahulu yang mengalami penurunan nilai.
Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi yang mampu
mengalihkan basis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti
karakteristik produk, strategi distribusi, atau variabel-variabel promotif
lainnya. Kelemahan dari diferensiasi adalah perlunya biaya tambahan dan
promosi berupa iklan besar-besaran.
B. Kartu Kredit Syariah
1. Pengertian Kartu Kredit dan Debit
Pada dasarnya kredit dan pembiayaan memiliki kesamaan.
Beberapa pengertian Kredit secara universal menurut undang-undang
Perbankan Indonesia, yaitu : “Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam
antara bank dengan pihak lain dalam hal dimana pihak peminjam
29
berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
kesepakatan yang telah ditetapkan.23
Kartu Kredit adalah alat pembayaran pengganti uang tunai atau
cek.24
Kartu kredit adalah uang plastik yang diterbitkan oleh suatu institusi
yang memungkinkan pemegang kartu (card holder) untuk memperoleh
kredit atas transaksi yang dilakukannya dan pembayarannya dapat
dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga (finance
charge) atau sekaligus pada waktu yang telah ditentukan.25
Kartu kredit adalah suatu jenis alat pembayaran sebagai pengganti
uang tunai, dimana kita sewaktu-waktu dapat menukarkan apa saja yang
kita inginkan yakni ditempat-tempat dimana saja ada cabang yang dapat
menerima credit card dari bank, atau perusahaan yang mengeluarkan atau
dapat juga menguangkan kepada bank yang mengeluarkan atau pada
cabang yang mengeluarkan.26
Jadi, menurut penulis Kartu Kredit merupakan kartu kecil yang
dikeluarkan oleh bank yang menjamin pemegangnya untuk dapat
berbelanja tanpa bayar kontan dan pengeluaran belanja itu akan
diperhitungkan di rekening pemilik kartu di bank tersebut.
23
Buku Undang-undang Perbankan No. 10, 1998. 24
Hermansyah, SH. M. Hum, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2007), h. 90. 25
Ibrahim, Johannes. Kartu Kredit: Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan. (Bandung:
PT. Refika Aditama, 2004), hlm. 11. 26
Prayogo S. & Djoko Prakoso, Surat Berharga alat Pembayaran dalam Masyarakat
Modern (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), hal. 335.
30
Sedangkan Kartu Debit berbeda dengan Kartu Kredit, pembayaran
transaksi jual beli barang atau jasa dengan menggunakan kartu ini, pada
prinsipnya adalah transaksi tunai dengan tidak menggunakan uang tunai
tetapi pelunasan dan pembayarannya dilakukan dengan cara mendebet
(mengurangi) secara langsung saldo rekening simpanan pemegang kartu
yang bersangkutan sebesar jumlah nilai transaksi pada merchant atau
penjual.27
Menurut penulis, kartu debit merupakan alat pembayaran untuk
transaksi jual beli atas barang atau jasa yang pelunasannya dilakukan
dengan cara mengurangi saldo rekening simpanan sang pemegang kartu
sesuai dengan jumlah nilai transaksi.
2. Pengertian Kartu Kredit Syariah
Syariah secara etimologis berakar dari kata Syar’a yang berarti
“sesuatu yang dibuka secara lebar kepadanya”. Dari sinilah terbentuk kata
syari’ah yang berarti “sumber air minum”. Kata ini kemudian
dikonotasikan oleh bangsa Arab dengan jalan yang lurus yang harus
diikuti seperti syariat, ajaran, undang, hukum.28
27
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2002), hal. 195. 28
Munir Baalbaki dan Rohi Baalbaki, Kamus AlMaurid, (Surabaya: Halim Jaya, 2006), h.
509.
31
Syariah Card adalah kartu yang berfungsi seperti kartu kredit yang
hubungan hukum (berdasarkan sistem yang sudah ada) antara para pihak
berdasarkan prinsip Syariah.29
Meskipun fungsi pada Syariah Card sama seperti kartu kredit,
namun pada Syariah Card tidak diberlakukan bunga yang identik dengan
riba. Oleh karenanya, pada Syariah Card menggunakan mekanisme akad
yang berdasarkan prinsip syariah. Akad yang digunakan dalam Syariah
Card adalah kafalah, qardh, dan ijarah. Didalam Syariah Card juga
terdapat ketentuan tentang batasan (dwabith wa hudud), yakni tidak
menimbulkan riba; tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai
dengan syariah; tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan (israf),
dengan cara antara lain menetapkan pagu maksimal pembelanjaan;
pemegang kartu harus memiliki kemampuan financial untuk melunasi
pada waktunya; dan tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan
syariah.30
Dari beberapa uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa kartu
kredit syariah atau Syariah Card adalah alat pembayaran yang pada
dasarnya berfungsi seperti kartu kredit, namun memiliki mekanisme yang
sesuai dengan prinsip syariah yaitu tidak diberlakukan bunga yang identik
dengan riba. Adapun akad-akad yang digunakan pada kartu kredit syariah
yaitu kafalah, ijarah, dan qardh.
29
Fatwa DSN No. 54/DSN-MUI/X/2006 tentang Syariah Card, h. 1 30
Fatwa DSN No. 54/DSN-MUI/X/2006 tentang Syariah Card, h. 2
32
3. Persamaan dan Perbedaan Kartu Kredit dengan Kartu Kredit
Syariah
Kartu kredit syariah dengan kartu kredit konvensional memiliki
beberapa persamaan dan perbedaan, diantaranya:
a. Persamaan kartu kredit syariah dengan kartu kredit konvensional
- Iuran tahunan (biaya per-tahun yang ditanggung nasabah)
- Pagu limit (berdasarkan jenis kartu)
- Menggunakan jasa layanan kartu Internasional atau kartu Global
(Master Card)
- Dapat digunakan untuk kegiatan dasar, yaitu pembayaran secara
kredit di merchant penyedia kartu global tersebut dan pembayaran
tagihan bulanan, seperti listrik, telepon, dan air.31
b. Perbedaan kartu kredit syariah dengan kartu kredit konvensional
- Tidak ada prinsip penggunaan bunga atau riba seperti pada kartu
kredit konvensional
- Menggunakan prinsip syariah
- Menggunakan akad kafalah, ijarah, dan qardh
- Tidak terdapat pembayaran minimum seperti pada kartu kredit
konvensional, jadi ketika jatuh tempo tagihan dibayarkan secara
keseluruhan
31
http://amir.karimuddin.com/kartu-kredit-syariah-vs-konvensional.html Amir
Karimuddin, “Kartu Kredit Syariah vs Konvensional”. Artikel diakses pada 30 Desember 2014
pukul 01.00
33
- Untuk penggunaan tidak seperti pada kartu kredit konvensional,
kartu kredit syariah hanya memberikan fasilitas terhadap transaksi
yang sesuai dengan prinsip syariah
4. Keunggulan Kartu Kredit Syariah
Keunggulan dari kartu kredit syariah antara lain:
- Bebas Bunga
Karena menggunakan prinsip syariah dan akad-akad yang
digunakan pun sesuai dengan syariat Islam.
- Lebih Murah
Konsep biaya yang timbul dari Kartu Kredit Syariah lebih murah
dibandingkan dengan kartu kredit biasa/konvensional.
- Berfungsi sama seperti Kartu Kredit
Kartu Kredit Syariah atau Syariah Card pada dasarnya memiliki
fungsi yang sama dengan Kartu Kredit, yaitu dapat digunakan
untuk berbelanja berbagai macam keperluan, barang-barang, dan
pelayanan tertentu bagi pengguna kartu dengan jaringan Master
Card Worldwide, yang menjadikan kartu kredit syariah dapat
diterima diseluruh merchant mastercard di seluruh dunia.
- Peduli dengan sesama
Hal ini ditunjukkan dengan bentuk keterlambatan denda atas
pembayaran yang tidak dibukukan sebagai keuntungan bank.
34
Namun dana tersebut disalurkan untuk kepentingan sosial dan
kemanusiaan melalui lembaga-lembaga sosial terkemuka.
5. Hukum Fiqh Kartu Kredit Syariah/Syariah Card
Landasan hukum penerbitan kartu kredit syariah yang dijadikan
sebagai acuan umum adalah:
QS. Al-Ma’idah Ayat 1
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang
demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum
menurut yang dikehendaki-Nya.”
Berdasarkan ayat diatas, dalam kegiatan muamalat terdapat akad-
akad dan ketentuan yang diterapkan, dan seluruh pihak yang terkait dalam
kegiatan muamalat itu harus memenuhi ketentuan tersebut. Begitu juga
35
pada kartu kredit syariah, terdapat akad-akad yang harus dipenuhi oleh
bank sebagai penerbit kartu dan nasabah sebagai pengguna kartu.
QS. Al-Ma’idah Ayat 2
Artinya:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran.”
Maksud dari ayat ini adalah untuk mengajak saudara sesama
muslim untuk mengerjakan perbuatan halal dan menghindari perbuatan
dosa yaitu perbuatan memakan riba. Kaitan ayat ini dengan kartu kredit
syariah adalah
QS. Al-Baqarah Ayat 275
Artinya:
...”Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”...
36
Ayat diatas mengatakan bahwa setiap transaksi yang mengandung
riba hukumnya haram , serta boleh mengambil keuntungan dari transaksi
tersebut tentunya dengan cara yang tidak bathil. Kaitannya dengan kartu
kredit syariah adalah bahwa selama transaksi dalam kartu kredit tersebut
tidak mengandung riba maka hukumnya boleh.
QS. Al-Baqarah Ayat 282
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya.”
Ayat diatas mengatakan bahwa dalam bermuamalah boleh
dilakukan dengan tidak secara tunai, demikian juga dengan aplikasi kartu
kredit syariah yang transaksinya tidak dilakukan secara tunai sehingga
diperbolehkan dengan syarat menuliskannya agar dapat mengingat untuk
melunasinya.
37
6. Mekanisme Umum Kartu Kredit Syariah
Gambar 2.1 Mekanisme Berfungslnya Kartu Kredit Syariah
Sumber : Kasmir, 2001:305, dengan sedikit modifikasi
1) Nasabah (customer) mengajukan permohonan sebagai pemegang
kartu (card holder) dengan Memenuhi segala persyaratan dan
peraturan yang telah dibuat oleh bank syariah (credit center). Pada
tahap ini terjadi wa'ad (janji) dari bank syariah kepada nasabah
untuk memberikan pembiayaan, sehingga akad yang dilakukan
adalah jual beli.
2) Bank atau lembaga pembiayaan akan menerbitkan kartu apabila
'clisetujui' setelah melalui penelitian terhadap kredibilitas dan
capabilitas calon nasabah, terjadilah akad jual beli.
3) Dengan kartu kredit yang telah dipegangnya, nasabah dapat
melakukan transaksi pembelanjaan barang atau jasa di tempat-tempat
yang telah mengikat perjanjian dengan bank dengan menunjukkan
Islamic card tersebut sebagai bukti transaksi. Pada tahap ini nasabah
38
bertindak sebagai wakalah dari bank untuk menggunakan Islamic
card dalam transaksi pembelian barang.
4) Bank kemudian menjual kembali barang yang dibeli kepada nasabah
pemegang. Dari penjualan cicilan inilah bank syariah mendapatkan
ribhi atau sejumlah margin.
5) Pihak pedagang (merchant) akan menagih ke bank atau lembaga
pembiayaan berdasarkan bukti transaksi dengan nasabah pemegang
kartu.
6) Bank atau lembaga pembiayaan akan membayar kembali kepada
pedagang sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati termasuk
fee dan biaya-biaya lainnya.
7) Bank atau lembaga pembiayaan akan menagih kepada pemegang
kartu bersarkan bukti pembelian sampai pada batas tertentu
sebagaimana kesepakatan dalam perjanjian.
8) Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang tertera
dimana di dalamnya sudah termasuh ribhi, sampai pada batas waktu
yang telah ditentukan dan apabila terjadi keterlambatan, maka
pemegang kartu akan dikenakan denda sejumlah tertentu sesuai
kesepakatan dalam akad.
Demikian pula jika yang terjadi adalah pembelian jasa, maka
prosesnya adalah sama, hanya saja margin yang diperoleh dinamakan
ujrah. Permasalahan yang mungkin muncul, sebagaimana dalam bentuk
skim murabahah dalam mekanisme perbankan syariah adalah seberapa
39
besar margin ditetapkan oleh bank. Indikasi adanya kecenderungan bank
syariah untuk mengambil margin dengan benchmark tingkat bunga rata-
rata kredit konsumsi bank konvensional masih banyak dilakukan oleh
bank syariah pada umumnya.
Untuk mengatasi masalah margin, maka mekanisme yang dipilih
dapat dilakukan melalui skim bai bitsaman ajil. Skim ini memiliki
mekanisme hampir sama, perbedaannyaadalah dalam pembayaran nasabah
pemegang kartu kepada penyedia kartu (bank syariah) dengan melalui
cicilan, sehingga ribhi yang diambil oleh penyedia kartu adalah atas biaya
tangguh akibat cicilan. Meski dengan prinsip bat bitsaman pertanyaan
tentang wakalah masih belum terjawab dan masih diperdebatkan
dikalangan ulama dan dewan syariah di Indonesia.
7. Ketentuan Umum Menurut Fatwa DSN MUI NO: 54/DSN-
MUI/X/2006
Mengenai kartu kredit syariah, Dewan Syariah Nasional telah
menetapkan fatwa tentang bagaimana produk kartu kredit syariah
dijalankan NO: 54/DSN-MUI/X/2006 dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Ketentuan Umum
Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan:
1) Syariah Card adalah kartu yang berfungsi seperti Kartu Kredit
yang hubungan hukum (berdasarkan sistem yang sudah ada) antara
40
para pihak berdasarkan prinsip Syariah sebagaimana diatur dalam
fatwa ini.
2) Para pihak sebagaimana dimaksud dalam butir a adalah pihak
penerbit kartu (mushdir al-bithaqah), pemegang kartu (hamil al-
bithaqah) dan penerima kartu (merchant, tajir atau qabil al-
bithaqah).
3) Membership Fee (rusum al-'udhwiyah) adalah iuran keanggotaan,
termasuk perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang kartu,
sebagai imbalan izin menggunakan kartu yang pembayarannya
berdasarkan kesepakatan.
4) Merchant Fee adalah fee yang diberikan oleh merchant kepada
penerbit kartu sehubungan dengan transaksi yang menggunakan
kartu sebagai upah/imbalan (ujrah) atas jasa perantara (samsarah),
pemasaran (taswiq) dan penagihan (tahsil al-dayn);
5) Fee Penarikan Uang Tunai adalah fee atas penggunaan fasilitas
untuk penarikan uang tunai (rusum sahb al-nuqud).
6) Ta'widh adalah ganti rugi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan
oleh penerbit kartu akibat keterlambatan pemegang kartu dalam
membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo.
7) Denda keterlambatan (late charge) adalah denda akibat
keterlambatan pembayaran kewajiban yang akan diakui seluruhnya
sebagai dana sosial.
41
b) Hukum
Syariah Card dibolehkan, dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam
fatwa ini.
c) Ketiga : Ketentuan Akad
Akad yang digunakan dalam Syariah Card adalah :
1) Kafalah; dalam hal ini Penerbit Kartu adalah penjamin (kafil) bagi
Pemegang Kartu terhadap Merchant atas semua kewajiban bayar
(dayn) yang timbul dari transaksi antara Pemegang Kartu dengan
Merchant, dan/atau penarikan tunai dari selain bank atau ATM
bank Penerbit Kartu. Atas pemberian Kafalah, penerbit kartu
dapat menerima fee (ujrah kafalah).
2) Qardh; dalam hal ini Penerbit Kartu adalah pemberi pinjaman
(muqridh) kepada Pemegang Kartu (muqtaridh) melalui penarikan
tunai dari bank atau ATM bank Penerbit Kartu.
3) Ijarah; dalam hal ini Penerbit Kartu adalah penyedia jasa sistem
pembayaran dan pelayanan terhadap Pemegang Kartu. Atas Ijarah
ini, Pemegang Kartu dikenakan membership fee.
d) Keempat : Ketentuan tentang Batasan (Dhawabith wa Hudud)
Syariah Card
1) Tidak menimbulkan riba.
2) Tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan syariah.
42
3) Tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan (israf), dengan cara
antara lain menetapkan pagu maksimal pembelanjaan.
4) Pemegang kartu utama harus memiliki kemampuan finansial untuk
melunasi pada waktunya.
5) Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah
e) Kelima : Ketentuan Fee
1) Iuran keanggotaan (membership fee)
Penerbit Kartu berhak menerima iuran keanggotaan (rusum al-
'udhwiyah) termasuk perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang
Kartu sebagai imbalan (ujrah) atas izin penggunaan fasilitas kartu.
2) Merchant fee
Penerbit Kartu boleh menerima fee yang diambil dari harga objek
transaksi atau pelayanan sebagai upah/imbalan (ujrah) atas perantara
(samsarah), pemasaran (taswiq) dan penagihan (tahsil al-dayn).
3) Fee penarikan uang tunai
Penerbit kartu boleh menerima fee penarikan uang tunai (rusum
sahb al-nuqud) sebagai fee atas pelayanan dan penggunaan fasilitas
yang besarnya tidak dikaitkan dengan jumlah penarikan.
4) Fee Kafalah
Penerbit kartu boleh menerima fee dari Pemegang Kartu atas
pemberian Kafalah. Semua bentuk fee tersebut di atas (a s-d d) harus
43
ditetapkan pada saat akad aplikasi kartu secara jelas dan tetap, kecuali
untuk merchant fee.
f) Ketentuan Ta'widh dan Denda
1) Ta'widh
Penerbit Kartu dapat mengenakan ta'widh, yaitu ganti rugi terhadap
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Penerbit Kartu akibat keterlambatan
pemegang kartu dalam membayar kewajibannya yang telah jatuh
tempo.
2) Denda keterlambatan (late charge)
Penerbit kartu dapat mengenakan denda keterlambatan pembayaran
yang akan diakui seluruhnya sebagai dana sosial.
C. Penelitian Terdahulu
Tinjauan Kajian Terdahulu
Adapun kajian yang berkaitan dengan masalah yang ingin dibahas oleh
penulis yang diambil dari redaksi terdahulu yang dilakukan oleh mahasiswa
Fakultas Syariah & Hukum atau dari referensi lain yang pernah melakukan
penelitian terlebih dahulu, antara lain :
No. Judul karya Ilmiah Subtansi Perbedaan dengan
penulis
44
1. Puji Isyanto, SE.,
MM dkk (Jurnal
Manajemen Vol. 09
No.04, Juli 2012)
“Pengaruh
Diferensiasi Produk
Terhadap Kepuasan
Pelanggan Pada
Restoran Pecel Lele
Lela Cabang
Karawang”
Jurnal ini membahas
dan menganalisis
tentang hubungan
antara diferensiasi
produk terhadap
kepuasan pelanggan
pada restoran pecel
lele lela. Metode
penelitian yang
digunakan yaitu
penelitian kuantitatif
berdasarkan kuesioner
dan alat bantu SPSS.
Pada skripsi ini, penulis
lebih menekankan pada
studi diferensiasi
produk yaitu
mempelajari lebih
tentang produk-produk
kartu kredit syariah
yang ada di indonesia.
Baik dilihat dari
perbedaan, keunggulan,
maupun keunikan
tersendiri yang dimiliki
oleh masing-masing
produk.
2. Reza Pramudya Putra
(206046103867)
“Analisis Produk
Shar’e dan Dirham
Card dalam Konteks
Transaksi Nasabah”
Membahas tentang
produk shar’e bank
muamalat dan dirham
card bank danamon
syariah. Berisi tentang
analisis produk shar’e
dan dirham card
dalam hal transaksi
Pada skripsi ini, penulis
lebih menekankan pada
studi diferensiasi
produk yaitu
mempelajari lebih
tentang produk-produk
kartu kredit syariah
yang ada di indonesia.
45
nasabah. Terdapat
saran yang diberikan
mengenai kedua
produk tersebut dalam
hal kelebihan,
kekurangan, inovasi
dan perkembangan
produk agar lebih
baik.
Baik dilihat dari
perbedaan, keunggulan,
maupun keunikan
tersendiri yang dimiliki
oleh masing-masing
produk.
3. Arif Pujiyono (Jurnal
Dinamika
Pembangunan Vol. 2
No.1, Juli 2005)
“Islamic Credit Card
(Suatu Kajian
Terhadap Sistem
Pembayaran Islam
Kontemporer”
Jurnal ini membahas
tentang perkembangan
sistem keuangan
modern yang telah
melahirkan kartu
kredit, hal ini lah yang
menimbulkan polemik
pada produk bank
syariah dengan
munculnya kartu
kredit islami sebagai
alat aktifitas ekonomi
manusia yang lebih
efisien.
Pada skripsi ini, penulis
lebih menekankan pada
studi diferensiasi
produk yaitu
mempelajari lebih
tentang produk-produk
kartu kredit syariah
yang ada di indonesia.
Baik dilihat dari
perbedaan, keunggulan,
maupun keunikan
tersendiri yang dimiliki
oleh masing-masing
produk.
46
D. Kerangka Teori dan Konseptual
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, studi adalah penelitian ilmiah,
kajian, telaahan, ia melakukan, suku-suku terasing di Indonesia; kasus pendekatan
untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisis satu kasus secara mendalam dan
utuh.
Menurut Kamus Sosiologi, diferensiasi adalah klasifikasi atau
penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau
sejenis. Begitu pula menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi adalah
penggolongan sesuatu atas perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sejajar
atau sama.
Diferensiasi adalah pengelompokkan sesuatu ke dalam atribut secara
horizontal, bentuk, jenis, dan keunikan yang memiliki kesamaan namun memiliki
ciri khas masing-masing.
Diferensiasi merupakan tindakan merancang serangkaian perbedaan yang
berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengna tawaran pesaing. Disini
perusahaan membuat perbedaan melalui ukuran dengan pesaing.32
Menurut Mowen dan Minor, diferensiasi adalah proses manipulasi bauran
pemasaran untuk menempatkan sebuah merek sehingga para konsumen dapat
merasakan perbedaan yang berarti antara merek tersebut dengan pesaing.33
32
Kotler, Philip. Marketing Management. (Jakarta: Salemba Empat, 2000), Edisi 7, hal. 328. 33
John C. Mowen dan Michael Minor, Consumer Behavior: A Framework, (New Jersey:
Prentice Hall) Ed. 2, Hal 55.
47
Menurut Griffin, diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau
citra suatu produk yang berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan
maksud untuk menarik minat konsumen.34
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kartu berdasarkan “kata benda”
merupakan kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan
seperti karcis).
Pada dasarnya kredit dan pembiayaan memiliki kesamaan. Beberapa
pengertian Pembiayaan secara universal menurut undang undang Perbankan
Indonesia, yaitu : “Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain dalam hal dimana pihak peminjam berkewajiban melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan kesepakatan yang telah
ditetapkan.35
Kartu pembiayaan/kredit adalah suatu jenis alat pembayaran sebagai
pengganti uang tunai, dimana kita sewaktu-waktu dapat menukarkan apa saja
yang kita inginkan yakni ditempat-tempat dimana saja ada cabang yang dapat
menerima credit card dari bank, atau perusahaan yang mengeluarkan atau dapat
juga menguangkan kepada bank yang mengeluarkan atau pada cabang yang
mengeluarkan.36
34
Jill Griffin, Customer Loyalty: Menumbuhkan Dan Mempertahankan Pelanggan,
(Jakarta : Airlangga, 2003), Hal 357. 35
Buku Undang-undang Perbankan No. 10, 1998. 36
Prayogo S. & Djoko Prakoso, Surat Berharga alat Pembayaran dalam Masyarakat
Modern ( Jakarta : Rineka Cipta, 1991), hal. 335.
48
Jadi, Kartu kredit merupakan kartu kecil yang dikeluarkan oleh bank yang
menjamin pemegangnya untuk dapat berbelanja tanpa bayar kontan dan
pengeluaran belanja itu akan diperhitungkan di rekening pemilik kartu di bank
tersebut.
Syariah secara etimologis berakar dari kata Syar’a yang berarti “sesuatu
yang dibuka secara lebar kepadanya”. Dari sinilah terbentuk kata syari’ah yang
berarti “sumber air minum”. Kata ini kemudian dikonotasikan oleh bangsa Arab
dengan jalan yang lurus yang harus diikuti.
Menurut Faruq Nabhan, secara istilah syari’ah berarti segala sesuatu yang
disyariatkan Allah kepada hamba-hamba-Nya baik menyangkut akidah, ibadah,
akhlak, maupun muamalat.
Jadi kartu kredit syariah atau kartu kredit syariah menurut UU Perbankan
dan Fatwa Dewan Syariah Nasional, merupakan kartu yang dalam hal
perjanjiannya, pembayaran tidak dilakukan berdasarkan bunga tetapi akad
kafalah, qardh, dan ijarah. Selain itu hanya dapat digunakan untuk transaksi yang
sesuai syariah.
Dari banyak pembahasan diatas, menurut penulis studi diferensiasi produk
kartu kredit syariah merupakan suatu studi atau penelitian yang mempelajari
tentang berbagai perbedaan yang menjadi ciri khas produk kartu kredit syariah,
sehingga dapat diketahui keunggulan dari masing-masing produk kartu kredit
syariah yang dikeluarkan oleh bank-bank syariah tersebut.
49
Kerangka Konseptual
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
50
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut
Indriarto, studi kasus merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang
berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari objek yang diteliti, serta
interaksinya dengan lingkungan. Objek yang diteliti dapat berupa individu,
kelompok, lembaga atau komunitas tertentu. Tujuan studi kasus adalah melakukan
penyelidikan secara mendalam mengenai subjek tertentu. Lingkup penelitian
kemungkinan terkait dengan suatu siklus kehidupan atau hanya mencakup bagian
tertentu yang memfokuskan pada faktor-faktor tertentu atau unsur-unsur dan kejadian
secara keseluruhan.51
Ruang lingkup dari penelitian ini akan membahas diferensiasi
produk Kartu Kredit Syariah yang dimiliki oleh bank-bank syariah yang ada di
Indonesia (studi kasus pada bank syariah yang memiliki produk Kartu Kredit
Syariah).
51
Marlena Irena, skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2014. h.27.
51
B. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Jenis penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun
tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.52
Riset kualitatif merupakan suatu penelitian yang mendalam (in-depth),
berorientasi pada kasus dari sejumlah kecil kasus, termasuk dari satu studi kasus.
Riset kualitatif berupaya menemukan data secara terperinci dari kasus tertentu,
seringkali dengan tujuan menemukan bagaimana sesuatu terjadi.53
Kemudian penelitian kualitatif ini merupakan proses penelitian yang
berkesinambungan sehingga tahap pengumpulan data, pengolahan data dan analisis
data dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian.54
Maka penulis melakukan
penelitian dengan terjun langsung di lapangan mengenai diferensiasi produk Kartu
Kredit Syariah yang dimiliki oleh bank-bank syariah yang ada di Indonesia (studi
kasus pada Bank BNI Syariah dan CIMB Niaga Syariah).
52
Bagong Suyanto dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan.
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. VI, h. 166. 53
Morissan. Metode Penelitian Survei (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2012) h.22. 54
Bagong Suyanto dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan,
h.172.
52
C. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian adalah subjek dimana data didalam skripsi ini
didapatkan. Dalam skripsi ini penulis menggunakan sumber data berikut:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil
pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti.55
Dalam penelitian ini
penulis memperoleh data dari hasil wawancara dengan pihak yang terkait
dengan diferensiasi produk Kartu Kredit Syariah yang dimiliki oleh bank-
bank syariah yang ada di Indonesia (studi kasus pada bank syariah yang
memiliki produk Kartu Kredit Syariah).
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.56
Dalam hal ini
diperoleh adalah catatan-catatan dan literatur-literatur kepustakaan seperti
buku-buku serta sumber lainnya yang berkaitan dengan diferensiasi
55
Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2004, cet.VI). h. 42. 56
Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, h. 35.
53
produk, produk kartu kredit syariah, dan data lain yang berhubungan
dengan penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Pustaka (Library Research)
Studi kepustakaan yang digunakan untuk mencapai
pemahaman yang lebih jelas tentang konsep-konsep yang dikaji.
Dengan menggunakan bahan seperti buku-buku, artikel, media cetak
atau elektronik, skripsi, jurnal serta kepustakaan lainnya yang
mendukung serta berkaitan dengan penelitian ini.
b. Studi Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan yang digunakan penulis yaitu dengan cara
melakukan observasi langsung ke tempat penelitian dan melakukan
wawancara dengan pihak terkait, sehingga mendapatkan informasi
langsung mengenai diferensiasi produk kartu kredit syariah pada
Bank BNI Syariah, dan CIMB Niaga Syariah.
c. Wawancara
Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu oleh dua
pihak, pewawancara (interviewer) sebagai pengaju atau pemberi
54
pertanyaan dan yang diwawancarai (Interviewee) sebagai pemberi
jawaban atas pertanyaan itu.57
E. Metode Analisis
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan
lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar dan sebagainya.58
Analisis data menurut Patton adalah proses mengatur urutan data
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Bogolan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci
usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide)
seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan
pada utama dan hipotesis itu. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data.59
Dalam mengolah dan menganalisis data, digunakan metode yang bersifat
deskriptif, yaitu dengan menggambarkan tentang diferensiasi produk dan produk
57
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) h.
158. 58
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990).
h.190 59
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, h.91.
55
kartu kredit syariah serta keunggulan yang dimilikinya. Dan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan metode analisis 5 level diferensiasi menurut Graham McInnes.
F. Subjek Objek Penelitian
Subjek Penelitian adalah narasumber yang diberikan kewenangan untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara (penulis). Sedangkan objek
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank BNI Syariah, dan CIMB
Niaga Syariah. Penelitian hanya diarahkan kepada diferensiasi produk kartu kredit
syariah pada Bank BNI Syariah, dan CIMB Niaga Syariah.
G. Teknik Penulisan Skripsi
Adapun teknik penulisan laporan penelitian skripsi ini menggunakan buku
pedoman penulisan skripsi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2015 M.
56
56
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Bank
1. Profil Bank BNI Syariah
a. Sejarah Singkat Berdirinya BNI Syariah1
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan
ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3
(tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu
menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang
lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10
Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit
Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta,
Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS
BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor
Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan
syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling)
dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI
Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.
Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai
1 http://www.bnisyariah.co.id diakses pada 29 Januari 2015 pukul 21.05
57
oleh KH.Ma‟ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui
pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian
izin usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate
Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat
temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut
terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI
Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin
off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa
aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU
No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping
itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan
syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk
perbankan syariah juga semakin meningkat.
Pada Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65
Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22
Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point.
b. Visi dan Misi
Visi BNI Syariah adalah “Menjadi bank syariah pilihan
masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja”
Misi BNI Syariah adalah :
58
1. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli
pada kelestarian lingkungan.
2. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa
perbankan syariah.
3. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
4. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan
ibadah.
5. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
2. Profil Bank CIMB Niaga Syariah2
a. Sejarah Singkat
CIMB Niaga Syariah merupakan Unit Usaha Khusus CIMB
Niaga yang didirikan untuk memberikan respon terhadap
perkembangan Sharia banking business di Indonesia dan demand
nasabah terhadap transaksi perbankan secara Syariah yang semakin
besar. Keunggulan teknologi dipadukan dengan excellent service
quality merupakan konsep modern yang diterapkan CIMB Niaga
Syariah. Transaksi perbankan secara Syariah yang ditawarkan oleh
CIMB Niaga Syariah, Insya Allah, memberikan rasa aman,
nyaman, adil dan tentram bagi seluruh stakeholder.
2 www.cimbniagasyariah.com diakses pada 20 Februari 2015 pukul 07.01
59
Segmentasi pasar yang dipilih lebih memfokuskan layanan
CIMB Niaga Syariah pada segmen Individual Menengah &
Menengah Atas - Floating Mass (Moderat) yang menghendaki
service quality yang tinggi dan segmen Business Banking melalui
penyediaan produk yang inovatif dan dengan kualitas yang prima.
b. Visi dan Misi
Dalam mengembangkan bisnis perbankan syariah dan
memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, Unit Usaha Syariah
PT Bank CIMB Niaga Tbk memiliki visi dan misi sebagai berikut;
Visi :
1. Menjadi pelaku perbankan syariah terkemuka di Indonesia
dan regional yang memiliki kekhasan dalam budaya
layanan, proses dan sumber daya manusia (SDM) dengan
proposisi perbankan universal yang kuat di tingkat
domestik, dan menjadi model percontohan dalam
penerapan dual banking system di Indonesia.
2. Menjadikan Indonesia sebagai basis perkembangan bisnis
perbankan syariah sebagai bagian dari visi PT Bank CIMB
Niaga Tbk, CIMB Islamic dan Grup CIMB.
3. Unggul dalam pengembangan bisnis dan akselerasi agenda
integrasi ASEAN menuju bank umum syariah terkemuka
sebagai anchor dalam pengembangan perbankan di
60
Indonesia melalui inovasi berkelanjutan, layanan konsumen
berkualitas, dan praktik terbaik (best practices).
Misi:
1. Fokus kepada Visi 2015, yaitu akselerasi Pengembangan
Bisnis Perbankan Syariah di lingkungan CIMB Niaga,
CIMB Islamic, dan Grup CIMB dengan
menjadikan Indonesia sebagai pasar perbankan syariah
dengan potensi terbesar. Hal ini akan direfleksikan melalui
proposisi dan pendekatan pengembangan produk dan
layanan konsumen yang dapat dipasarkan oleh Grup CIMB.
2. Implementasi dual banking system secara penuh dengan
menjadikan bisnis perbankan syariah sebagai
indikator kinerja utama (key performance indicator/KPI)
bagi seluruh unit bisnis dan pendukung serta memperkuat
infrastruktur, teknologi informasi, sistem informasi
manajemen (management information system), dan model
bisnis leverage (leverage business model) berbasis dual
system banking.
3. Penguatan kebijakan sumber daya manusia (SDM)
berorientasi dual banking system.
4. Penyelarasan bisnis dengan mengkapitalisasi kekuatan PT
Bank CIMB Niaga dan CIMB Group secara regional, serta
optimalisasi produktifitas, penguatan diversifikasi produk
61
dan layanan syariah untuk menjangkau seluruh nasabah
CIMB Niaga dan pengembangan pasar.
5. Penekanan berkelanjutan mengenai pentingnya Indonesia
sebagai basis pengembangan bisnis perbankan syariah agar
CIMB Niaga Syariah dapat menjadi pelaku industri
perbankan syariah terkemuka dan terbesar di Indonesia.
3. Gambaran Umum Produk
a. Hasanah Card BNI Syariah
BNI Hasanah Card merupakan kartu pembiayaan berbasis
syariah yang memiliki kesamaan fungsi dengan kartu kredit, namun
menggunakan prinsip syariah dengan ketentuan syariah dari Dewan
Syariah Nasional No. 54/DSN-MUI/X/2005, dimana tidak terdapat
bunga atas transaksi yang terjadi. Kartu ini dibuat dengan tujuan
untuk memudahkan sistem pembayaran serta sebagai jaminan atas
setiap transaksi pembelian barang dan jasa yang berfungsi di setiap
tempat bertanda MasterCard.
BNI Hasanah Card diterbitkan karena berbagai macam
kegiatan sistem pembayaran dengan kartu kredit telah berkembang
di setiap sektor bisnis. Keinginan masyarakat akan kartu kredit
berbasis syariah pun cukup tinggi sehingga pertumbuhan industri
keuangan syariah pun meningkat dengan rata-rata 60% per-tahun
dalam 5 tahun terakhir. Hal ini juga ditandai dengan telah terbitnya
kartu kredit berbasis syariah sebelumnya.
62
1) Jenis BNI Hasanah Card
Ada tiga jenis kartu BNI Hasanah Card, yaitu :
a) Syariah Card Classic
b) Syariah Card Gold
c) Syariah Card Platinum
2) Prinsip-prinsip BNI Hasanah Card
Nilai-nilai sharia compliance pada BNI Hasanah Card, yaitu :
a) Tidak menimbulkan riba
b) Tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai syariah
c) Tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan (israf), dengan
cara menetapkan pagu maksimal pembelanjaan.
d) Pemegang kartu utama harus memiliki kemampuan finansial
untuk melunasi pembayaran pada waktunya
e) Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah
f) Syariah Card lebih difungsikan sebagai alat pembayaran yang
memberikan kemudahan dan kenyamanan, bukan semata-mata
sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan konsumsi
masyarakat.
3) Jenis-jenis akad yang digunakan pada BNI Hasanah Card
a) Ijarah, penerbit kartu adalah penyedia jasa sistem pembayaran
dan pelayanan terhadap pemegang kartu. Atas Ijarah ini,
pemegang kartu dikenakan biaya keanggotaan.
63
b) Kafalah, penerbit kartu adalah penjamin bagi pemegang kartu
terhadap merchant atas semua kewajiban bayar yang timbul
dari transaksi atas pemegang kartu dengan merchant, dan atau
penarikan tunai selain bank atau ATM bank penerbit kartu.
Atas pemberian Kafalah, penerbit kartu dapat menerima fee.
c) Qardh, penerbit kartu adalah pemberi jaminan kepada
pemegang kartu melalui penarikan tunai dari bank atau ATM
bank penerbit kartu.
4) Persyaratan untuk memiliki BNI Hasanah Card
Kriteria yang dibutuhkan untuk dapat memiliki Hasanah Card :
a) Pegawai dengan penghasilan diatas Rp 25 Juta /tahun, dengan
masa kerja minimal 1 tahun.
b) Dokter/Profesional dengan penghasilan diatas Rp 25
Juta/tahun, dengan syarat dokumen lengkap.
c) Pengusaha dengan penghasilan minimal Rp 25 Juta /tahun,
dengan syarat memiliki kelengkapan dokumen.
Tabel 4.1 Syarat Umum Permohonan BNI Hasanah Card
BNI
Hasanah
Card
Minimun
Penghasilan
Pemegang kartu
utama
Pemegang kartu
tambahan
Hasanah
Gold Rp. 60 Juta/tahun 21 - 65 tahun 17 – 65 tahun
Hasanah
Classic RP. 25 Juta/tahun 21 - 65 tahun 17 – 65 tahun
Dokumen pendukung yang harus dilampirkan bersama dengan
formulir isian aplikasi BNI Hasanah Card adalah :
64
Tabel 4.2 Dokumen Pendukung
Status Pemohon Fotokopi
KTP/Paspor
Bukti
Penghasilan
Asli
Fotokopi
Akte
Pendirian/
SIUP/TDP
Surat Ijin
Profesi
Karyawan
TNI/Polisi X X
Dokter/Profesion
al X X X
Pengusaha X X X
*Untuk Dokter/Profesional lainnya dapat berupa fotokopi Tabungan/SPT dan
untuk Pengusaha fotokopi Rekening Koran 3 bulan terakhir/SPT. Bila Anda
mendapat limit kartu Rp. 50 juta atau lebih akan diperlukan NPWP.
b. CIMB Niaga Syariah Gold Card
CIMB Niaga Syariah MasterCard Gold adalah kartu atau
alat pembayaran atas barang dan jasa yang mengakomodir gaya
hidup syariah sehingga seluruh transaksi yang dilakukan oleh
nasabah sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Kartu CIMB Niaga Syariah Gold Card bekerja sama dengan
jaringan MasterCard yang memungkinkan CIMB Syariah Gold
Card dapat digunakan di seluruh merchant berlogo MasterCard di
dalam dan luar negeri. Namun, kartu tidak bisa digunakan pada
merchant yang bertentangan dengan prinsip syariah. Kartu CIMB
Niaga Syariah Gold Card merupakan bagian dari upaya perseroan
dalam memberikan solusi beragam transaksi pembayaran berupa
kartu berbasis akad syariah sesuai Fatwa Dewan Syariah Nasional
(DSN) no.54/DSN-MUI/X/2006 mengenai Syariah Card.
Kartu pembiayaan ini diterbitkan oleh bank niaga atas dasar
keinginan untuk mengembangkan sistem perbankan syariah di
65
Indonesia, sehingga masyarakat semakin tertarik untuk beralih pada
sistem keuangan syariah. Kartu pembiayaan syariah ini merupakan
satu-satunya Syariah Card yang mampu bersaing hingga saat ini
dengan BNI Hasanah Card. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan
perkembangan bank syariah yang menjadi pelopor dari kartu kredit
syariah ini, yaitu Bank Danamon Syariah dengan produk Dirham
Card-nya. Sehingga CIMB Niaga Syariah Gold Card lah satu-
satunya pesaing dari BNI Hasanah Card saat ini.
1) Prinsip-prinsip syariah yang digunakan
a) Hanya digunakan untuk berbagai transaksi yang sesuai dengan
syariah
b) Tidak menimbulkan riba
c) Pemilik kartu utama wajib memiliki kemampuan finansial
untuk membayar tagihan pada waktunya
d) Menetapkan pagu maksimal agar tidak terjadi perilaku
konsumtif yang berlebihan (israf)
e) Biaya kartu jelas dan tetap di depan (clear and fixed at front)
yang tidak ditentukan dari jumlah transaksi dan persentase.
2) Akad-akad yang digunakan pada CIMB Niaga Syariah
Gold Card
i. Melalui akad Kafalah, bank sebagai penjamin (kafil) bagi
pemegang kartu terhadap merchant atas semua kewajiban bayar
(dayn) yang timbul dari transaksi antara pemegang kartu
66
dengan merchant dan atau penarikan tunai dari selain bank atau
ATM bank penerbit kartu. Atas pemberian Kafalah ini, bank
dapat menerima fee (ujrah Kafalah).
ii. Dalam akad Qardh, bank bertindak sebagai pemberi pinjaman
(muqridh) kepada pemegang kartu (muqtaridh) melalui
penarikan tunai dari bank atau ATM bank.
iii. Sedangkan pada akad Ijarah, bank bertindak sebagai penyedia
jasa sistem pembayaran dan pelayanan terhadap pemegang
kartu. Atas Ijarah ini, pemegang kartu dikenakan membership
fee. Namun kartu ini bebas iuran tahunan seumur hidup dan
tidak memerlukan setoran jaminan.
3) Prosedur permohonan CIMB Niaga Syariah Gold Card
Tabel 4.3 Syarat Umum Permohonan CIMB Niaga Syariah
Gold Card
CIMB Niaga
Syariah Gold Card
Minimum
Penghasilan
Pemegang kartu
Utama
Pemegang Kartu
Tambahan
Gold Rp. 36
Juta/tahun 21 - 65 tahun 17 - 70 tahun
Berikut ini adalah dokumen-dokumen yang harus dilengkapi
bersamaan dengan formulir permohonan CIMB Niaga Syariah
Gold Card :
67
Tabel 4.4 Dokumen Pendukung Yang Harus Dilengkapi
Status
Pemohon
Copy
KTP/
Paspor
Bukti
Penghasilan
Asli/Copy
SPT PPH 21
Fotokopi
Rekening
Koran/
Tabungan
(3 bulan
terakhir)
Fotokopi
Akta
Perusahaan
dan/atau
SIUP/Surat
Ijin Praktek
Fotokopi
KITAS/
KITAP
Personal/
Company
Guarantee
Karyawan V
Profesional V V V V
Pengusaha V
V V V V
Ekspatriat V V
Kartu
Tambahan V
B. Pembahasan
1. Diferensiasi antara Kartu Kredit Syariah dengan Kartu Kredit
Konvensional
a. Berdasarkan Konsep
Dalam hal ini, penulis mengambil dua buah produk kartu
kredit konvensional sebagai bahan pertimbangan agar dapat
memperoleh informasi mengenai perbedaan antara kartu kredit
syariah dengan kartu kredit pada umumnya.
Tabel 4.5 Diferensiasi Kartu Kredit Syariah dengan Kartu Kredit
Konvensional
BNI Hasanah
Card
Kartu Kredit
BNI
Konvensional
CIMB Niaga
Syariah Gold
Card
Kartu Kredit
CIMB Niaga
Konvensional
Landasan
Hukum
Fatwa DSN-MUI,
UU Perbankan
Syariah, UU
Perbankan
UU Perbankan
Fatwa DSN-MUI,
UU Perbankan
Syariah, UU
Perbankan
UU Perbankan
Perjanjian
Menggunakan
prinsip syariah
dimana tidak ada
Riba (Bunga)
Menggunakan
prinsip Bunga
Menggunakan
prinsip syariah
dimana tidak ada
Riba (Bunga)
Menggunakan
prinsip Bunga
68
dengan
menggunakan
akad ijarah,
kafalah, dan
qardh.
dengan
menggunakan
akad ijarah,
kafalah, dan
qardh.
Pengguna
an
Hanya dapat
digunakan pada
tempat dan
transaksi yang
sesuai dengan
syariah
Dapat
digunakan di
berbagai tempat
dan berbagai
transaksi
Hanya dapat
digunakan pada
tempat dan
transaksi yang
sesuai dengan
syariah
Dapat
digunakan di
berbagai tempat
dan berbagai
transaksi
Provider MasterCard MasterCard dan
Visa MasterCard
MasterCard dan
Visa
Fasilitas
- SMART
Spending
- SMART Reload
- Perlindungan
Asuransi bebas
premi
- Perisai Plus
- SMART Bill
Payment
- BNI Teletravel
- Newsletter
AKSEN
- Merchandising
- Email Info
- BNI Mobile
Service
- Airport Lounge
- Fixed Cost
Payment
- Check in &
Bagage Handling
- Kartu
tambahan
dengan nomor
yang berbeda
- BNI dana tunai
- BNI isi pulsa
- Perlindungan
Asuransi bebas
premi
- Perisai Plus
- BNI Bill
Payment
- BNI Teletravel
- Newsletter
AKSEN
- Merchandising
- Email Info
- BNI Mobile
Service
- Airport
Lounge
- Reward Points
- Fixed Cost
Payment
- Check in &
Bagage
Handling
- POIN XTRA
(Poin Rewards)
- Regional Golf &
Dining Privileges
- Fixed Cost
Payment
- Quick Pay
- Otopay
- Purchase
Protection
- Travel
Insurance (Travel
Accident
Insurance &
Travel
Inconvenience
Insurance)
- Medical Facility
- Airport Lounge
- Conciegre
Service (Travel
Assistance
&Concierge
Program)
- POIN XTRA
(Poin Rewards)
- Regional Golf
& Dining
Privileges
- Fixed Cost
Payment
- Quick Pay
- Otopay
- Purchase
Protection
- Travel
Insurance
(Travel
Accident
Insurance &
Travel
Inconvenience
Insurance)
- Medical
Facility
- Airport
Lounge
- Conciegre
Service (Travel
Assistance
&Concierge
Program)
Pendapata
n Bank
Annual fee,
monthly fee,
collection fee,
merchant fee, dan
late charge fee
sebagai dana
sosial
Annual fee,
Bunga atas
transaksi,
merchant fee,
dan late charge
fee
Collection fee,
merchant fee,
annual fee (untuk
kartu tambahan),
dan late charge
fee sebagai dana
sosial
Annual fee,
merchant fee,
overlimit
payment, Bunga
atas transaksi,
dan late charge
fee
70
persyaratan dan peraturan yang dibuat oleh bank penerbit
kartu (credit center).
2. Bank atau lembaga pembiayaan akan menerbitkan kartu
apabila „disetujui‟ setelah melalui penelitian terhadap
kredibilitas dan capabilitas calon nasabah.
3. Dengan kartu kredit yang telah dipegangnya, nasabah
dapat melakukan transaksi pembelanjaan barang atau jasa
di tempat-tempat yang telah mengikat perjanjian dengan
bank dengan menunjukkan kartu kredit tersebut sebagai
bukti transaksi.
4. Pihak pedagang (merchant) akan menagih ke bank atau
lembaga pembiayaan berdasarkan bukti transaksi dengan
nasabah pemegang kartu.
5. Bank atau lembaga pembiayaan akan membayar kembali
kepada pedagang sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati termasuk fee dan biaya-biaya lainnya.
6. Bank atau lembaga pembiayaan akan menagih kepada
pemegang kartu berdasarkan bukti pembelian sampai pada
batas tertentu sebagaimana kesepakatan dalam perjanjian.
7. Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang
tertera sampai pada batas waktu yang telah ditentukan dan
apabila terjadi keterlambatan pembayaran, maka
pemegang kartu akan dikenakan bunga dan denda.
71
2) Mekanisme Kartu Kredit Syariah Berdasarkan Akad
a) Akad Ijarah
Gambar 4.2 Mekanisme Akad Ijarah
i. Penerbit kartu menyediakan jasa pembayaran dan
layanan bagi pemegang kartu baik layanan/penyediaan
infrastruktur dan jaringan MasterCard atas transaksi
tunai ATM/Teller, retail EDC, maupun layanan
produk fitur.
ii. Implementasinya akad Ijarah.
iii. Penerbit kartu berhak mendapatkan annual
membership fee dan merhant/fitur fee.
72
Card Issuer
(Pemberi Pinjaman)
ATM Bank
Penerbit Kartu
Card Holder
(Penerima Pinjaman)
Merchant
(Penerima Jaminan)
Card Holder
(Pemegang Kartu)
ATM Bank Lain
(Penerima Jaminan)
Card Issuer
(Penjamin)
b) Akad Kafalah
Gambar 4.3 Mekanisme Akad Kafalah
i. Penerbit kartu menjamin pemegang kartu terhadap
merchant atas semua kewajiban bayar yang timbul dari
transaksi menggunakan kartu.
ii. Penerbit kartu juga menjamin penarikan tunai selain
bank atau ATM Bank Penerbit Kartu.
iii. Implementasi akad kafalah dan Ijarah.
iv. Penerbit kartu berhak mendapat monthly membership
fee dan fee penarikan tunai.
c) Akad Qardh
Gambar 4.4 Mekanisme Akad Qardh
i. Penerbit kartu memberikan pinjaman melalui
penarikan tunai dari bank dan atau cash advance
melalui ATM milik bank penerbit kartu.
73
ii. Implementasi akad Qardh
iii. Penerbit kartu hanya mengenakan biaya administrasi
(fee penarikan tunai) yang besarnya disesuaikan
dengan biaya operasional yang sewajarnya.
2. Diferensiasi Produk BNI Hasanah Card dengan CIMB Niaga
Syariah Gold Card
Dalam pembahasan ini, penulis menggunakan metode diferensiasi
menurut Graham McInnes. Menurutnya, setiap brand menghadapi
tantangan dual untuk secara positif mempengaruhi pertumbuhan dan
melakukannya dengan cara meningkatkan kesetiaan terhadap brand.
Setiap brand diharuskan memiliki perbedaan, dan strategi diferensiasi
adalah cara yang tepat. Lima strategi diferensiasi pasar primer dapat
dipetakan untuk perbandingan berdasarkan penetrasi pasar dan
kedewasaan pasar yaitu :
a) Diferensiasi Teknologi
b) Diferensiasi Harga/Kualitas
c) Diferensiasi Produk
d) Diferensiasi Customer Service
e) Diferensiasi Pengalaman Pengguna
77
Tabel 4.7 Diferensiasi Harga (Tarif/Biaya)
Tarif dan
Biaya BNI Hasanah Card
CIMB Niaga Syariah
Gold Card
Membership fee
Kartu Utama : Kartu Utama :
- Classic = Rp 120.000
- Gold = Rp 240.000 Free for life
- Platinum = Rp 600.000
Kartu Tambahan : Kartu Tambahan :
- Classic = Rp 60.000
- Gold = Rp 120.000 Rp 150.000
- Platinum = Rp 300.000
Biaya penarikan
tunai Rp 80.000 per penarikan
Biaya fixed Rp 50.000
per penarikan
Merchant fee
Disesuaikan berdasarkan
kesepakatan dengan
merchant
Disesuaikan
berdasarkan
kesepakatan dengan
merchant
Denda Ta‟widh
x-29 hari
Classic = Rp 15.000 Rp 75.000 untuk
setiap keterlambatan
pembayaran atau
pembayaran dibawah
minimum payment
Gold = Rp 35.000
Platinum = Rp 110.000
Denda overlimit
Classic = Rp 30.000
Rp100.000 Gold = Rp 50.000
Platinum = Rp 75.000
Biaya
penggantian
kartu
Rp 45.000 willy
Rp 75.000 per kartu
(free untuk
penggantian pertama
dalam 1 tahun)
Biaya
permintaan copy
sales draft
Rp 30.000 per transaksi Rp 40.000 per
transaksi
Dari tabel diatas, dapat diliihat bahwa perbedaan tarif dari
kedua produk ini sangat ditunjukkan dari masing-masing biaya
yang harus dikeluarkan pengguna kartu. BNI Hasanah Card
diunggulkan dengan banyak kartu yang dimilikinya, namun tetap
ada biaya tahunan atau annual membership fee bagi kartu utama
78
dan kartu tambahan sebagai keuntungan bagi bank. Sedangkan
CIMB Niaga Syariah Gold Card hanya dikenakan biaya tahunan
pada kartu tambahan saja.
Pada biaya penarikan tunai, CIMB Niaga Syariah Gold Card
lebih menguntungkan bagi nasabah karena biaya yang ditimbulkan
atas transaksi penarikan tunai lebih murah dibandingkan dengan
BNI Hasanah Card. Namun untuk biaya lainnya seperti, biaya
keterlambatan, biaya overlimit, biaya penggantian kartu dan biaya
copy sales draft, BNI Hasanah Card lebih menguntungkan bagi
nasabah dibandingkan dengan CIMB Niaga Syariah Gold Card.
c. Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga
Syariah ini sangat berguna untuk mengetahui bagaimana cara
kedua bank penerbit kartu kredit syariah tersebut dapat menguasai
konsumen dengan spesifikasi dan fitur kartu kredit syariah untuk
menyediakan proposisi nilai bagi nasabah, sehingga nasabah
pengguna kartu kredit syariah dapat menggunakannya dalam
jangka panjang.
Berikut adalah diferensiasi produk antara BNI Hasanah Card
dan CIMB Niaga Syariah Gold Card.
Faktor
Penentu BNI Hasanah Card
CIMB Niaga Syariah
Gold Card
79
1. Bentuk dan
Jenis Produk
Bentuk yang elegan
dan berkelas
memberikan tampilan
yang menarik bagi
nasabah, di dukung
dengan 3 jenis kartu
yang disesuaikan
dengan kemampuan
nasabah/consumer
capability.
Memberikan
keunggulan yang lebih
dibanding kartu Niaga
Syariah.
Bentuk kartu cukup
elegan dan didukung
dengan kemewahan dari
tampilan kartu. Namun
sangat disayangkan karna
hanya memiliki satu jenis
kartu saja yaitu Gold
Card sehingga
masyarakat kelas
menengah-atas saja yang
dapat memilikinya.
2. Fungsi
Fungsi dari kartu BNI
Hasanah sudah
disesuaikan dengan
kartu kredit pada
umumnya, dapat
dilakukan untuk
berbagai transaksi,
namun hanya yang
sesuai dengan syariah
dan halal.
Fungsi dari kartu CIMB
Niaga Syariah Gold
sudah didukung dengan
prinsip syariah sehingga
keamanan dalam
transaksi yang halal
sudah dijamin dengan
kartu ini.
3. Akad
Akad yang digunakan
yaitu Ijarah, Kafalah,
dan Qardh. Dan
masing-masing
transaksi telah
diberikan
keistimewaan
tersendiri dari bank
terhadap nasabah.
Akad yang digunakan
yaitu Ijarah, Kafalah, dan
Qardh. Dan masing-
masing transaksi telah
diberikan keistimewaan
tersendiri dari bank
terhadap nasabah.
80
4. Fitur/Feature
Dari fitur yang
diberikan bank
terhadap kartu BNI
Hasanah sudah
dilengkapi dengan
fitur SMART Spending,
SMART Reload,
SMART Bill Payment
dimana nasabah
diberikan kemudahan
dan banyak pilihan
dalam melakukan
transaksi serta
mengatur pembayaran
hutang atas transaksi
yang terjadi.
CIMB Niaga Syariah
Gold telah didukung
dengan adanya fitur
POIN Rewards dimana
dalam setiap transaksi
nasabah mendapatkan
poin yang nantinya dapat
ditukarkan dengan
berbagai hadiah sesuai
dengan jumlah poin yang
didapatkan. Lalu
didukung juga dengan
fasilitas Regional Golf
dan Dining Privileages
bagi nasabah yang gemar
bermain Golf.
5. Strategi
Pemasaran
BNI Hasanah Card
memasarkan
produknya dengan
menjual program,
maksudnya disini
adalah bank BNI
sebagai penerbit kartu
tidak menjual produk,
branda bekerjasama
dengan merchant yang
sudah menjadi mitra
branda untuk
membuat program
seperti memberikan
promo terhadap
barang ataupun jasa,
sehingga bukan BNI
Syariah yang mencari
nasabah, tetapi
masyarakatlah yang
mencari tahu tentang
BNI Hasanah Card.
Lain halnya dengan
CIMB Niaga Syariah
Gold Card, karna bank
penerbit kartu kredit ini
yaitu CIMB Niaga
Syariah yang
notabenenya masih UUS
atau masih dibawah
bantuan dari bank
utamanya yaitu CIMB
Niaga, maka pemasaran
terhadap produk ini pun
dirasa lebih mudah
dengan menggunakan
dual banking system
dimana setiap nasabah
yang meng-apply kartu
kredit CIMB Niaga maka
dapat memiliki kartu
CIMB Niaga Syariah
secara langsung dengan
beberapa akumulasi dan
kriteria yang ditetapkan
oleh bank terhadap
nasabah.
Tabel 4.8 Aspek-aspek Diferensiasi Produk
81
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masing-masing produk
memiliki keistimewaan masing-masing. Dari diferensiasi produk
tersebut dapat dilihat bahwa BNI Hasanah memiliki lebih banyak
jenis kartu dibandingkan dengan CIMB Niaga Syariah Gold
sehingga hal ini dapat diunggulkan oleh BNI Syariah. Namun
CIMB Niaga Syariah tidak kalah dari segi fitur yang memberikan
POIN Rewards bagi nasabahnya sehingga menambah gairah
nasabah dalam bertransaksi.
d. Diferensiasi Customer Services
Skala diferensiasi yang bergerak naik dan berfokus pada
Customer Services yang unggul adalah cara untuk menghindari
keterbatasan bermain pada produk/jasa. Strategi ini sering
digunakan oleh industri asuransi dan investasi, khususnya bank.
Membuat diferensiasi pada layanan pelanggan mungkin lebih
mahal untuk brand yang memerlukan dukungan infrastruktur dan
iklan atau pesan secara terus menerus untuk menargetkan layanan
terhadap pelanggan yang potensial.
Begitu juga untuk layanan terpercaya untuk nasabah yang di
sediakan oleh BNI Syariah dan CIMB Niaga Syariah, dengan
membedakan layanan pada masing-masing produk, baik dari segi
prioritas pelanggan maupun keluhan-keluhan yang diterima harus
memperhatikan bentuk layanan yang diberikan. Berikut adalah
82
layanan pelanggan yang di aplikasikan pada BNI Hasanah Card
dan CIMB Niaga Syariah Gold Card.
BNI Hasanah Card CIMB Niaga
Syariah Gold Card
ATM Gallery Rekening Ponsel
SMS Banking
Go Mobile
CIMB Clicks
BNI Call 500046 ATM Gallery
Internet Banking Preffered Phone
Banking
Services Rates
Phone Banking
14041
Octopay
BNI e-Secure/m-
Secure
Self Service
Terminal
BNI Convenience Cash Deposit
Machine
Tabel 4.9 Diferensiasi Customer Services
Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa pelayanan yang
diberikan oleh CIMB Niaga Syariah lebih banyak dibandingkan
dengan BNI Syariah. Hal ini menunjukkan bahwa kemudahan
layanan CIMB Niaga Syariah terhadap nasabah lebih unggul,
karena layanan yang diberikan bisa dikatakan memenuhi kebutuhan
nasabah terutama bagi nasabah yang memiliki banyak kesibukan
sehingga nasabah dapat melakukan transaksi dalam waktu singkat.
Namun kedua bank ini menyediakan layanan yang sama yaitu yang
didukung dengan kemudahan transaksi melalui
handphone/smartphone yaitu seperti BNI Syariah yang
83
menyediakan SMS Banking, BNI Call dan Internet Banking serta
CIMB Niaga Syariah yang menyediakan Rekening Ponsel, Go
Mobile, Phone Banking/Preffered Phone Banking dan CIMB
Clicks.
e. Diferensiasi Pengalaman Pengguna Kartu
Di pasar komoditi, diferensiasi berdasarkan ikatan emosional
dengan pelanggan sangat kuat dan sulit untuk mencapai hasil yang
maksimal. Brand yang mampu membangun hubungan emosional
atau sosial akan memiliki pelanggan yang sangat setia dengan
churn yang rendah. Hal ini yang menjadikan Pengalaman
pengguna sebagai alat pertimbangan suatu perusahaan terhadap
produk, jasa, atau sistem yang mereka miliki. Pengalaman
pengguna tersebut menyoroti pada aspek-aspek pengalaman,
pengaruh, arti dan nilai dari interaksi manusia dan kepemilikan
sebuah produk, juga termasuk persepsi seseorang mengenai aspek-
aspek praktis seperti kegunaan, kemudahan penggunaan, dan juga
efisiensi dari sebuah produk atau jasa.
Dalam hal ini penulis mengukur pengalaman pengguna kartu
dengan melihat peningkatan penggunaan/outstanding dari masing-
masing kartu. Pertumbuhan outstanding dari penggunaan BNI
Hasanah Card meningkat setiap tahunnya, dari 52 milliar pada
awal tahun diterbitkannya, hingga mencapai 408,80 milliar pada
akhir 2013. Hal ini menunjukkan peningkatan laba yang sangat
84
pesat dari BNI Syariah melalui BNI Hasanah Card. Begitu juga
halnya dengan CIMB Niaga Syariah, yang menjadikan produk
CIMB Niaga Syariah Gold Card sebagai produk unggulannya.
CIMB Niaga Syariah Gold Card ini juga menunjukkan peningkatan
yang cukup besar, baik dari segi jumlah kartu hingga outstanding
dari kartu tersebut. Terhitung dari awal periode hingga 2013,
peningkatan outstanding yang dicapai oleh CIMB Niaga Syariah
melalui Niaga Syariah Gold Card ini sudah mencapai 61 milliar.
Dari penggunaan terhadap kedua produk tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pengalaman nasabah dalam menggunakan
masing-masing kartu sangat memberikan kesan yang positif.
Terjadinya transaksi terus-menerus dan peningkatan laba yang
terjadi terhadap kedua bank syariah tersebut telah menunjukkan
pengalaman yang sangat baik bagi nasabah dalam menggunakan
kartu kredit syariah.
3. Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Tingkat Minat Nasabah
Pengguna Kartu
Dalam hal ini, penulis mengukur pengaruh diferensiasi
produk terhadap tingkat minat nasabah pengguna kartu dengan
seberapa banyak jumlah pengguna kartu kredit syariah bank BNI
Syariah dan CIMB Niaga Syariah setiap tahunnya, sehingga dapat
diketahui seberapa besar nilai minat nasabah terhadap kartu kredit
85
0
50000
100000
150000
200000
250000
2010 2011 2012 2013Pen
yeb
ara
n K
art
u
2010 2011 2012 2013
CIMB Niaga Syariah
Gold Card0 32.842 59.712 71.772
BNI Hasanah Card 25.000 50.000 152.311 200.380
Perbandingan Jumlah Kartu
syariah. Semakin baik minat pengguna kartu dalam menggunakan
kartu kredit maupun kartu kredit syariah, maka akan semakin
meningkatkan jumlah pengguna kartu kredit tersebut. Hal ini
didasari dengan sifat pengguna kartu yang harus memiliki minat
terlebih dahulu untuk menggunakan kartu kredit syariah dengan
memberikan kesan yang positif terhadap kartu kredit syariah
tersebut. Berikut adalah jumlah pengguna kartu BNI Hasanah Card
dan CIMB Niaga Syariah Gold Card setiap tahunnya.
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Peningkatan Jumlah Kartu
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah kartu beredar
dari BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold Card
meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa
masyarakat mulai percaya dan menggunakan kartu kredit syariah
sebagai alat transaksi mereka, karena pertambahan jumlah kartu
tersebut menunjukkan tingginya minat nasabah untuk
menggunakan kartu kredit syariah. Dilihat dari tahun peredaran
86
kartu kredit syariah, BNI Hasanah Card lebih unggul karena
produk ini sudah dikeluarkan terlebih dahulu sejak tahun 2009,
sedangkan CIMB Niaga Syariah Gold Card baru diluncurkan pada
tahun 2010. Namun dilihat dari angka peredaran kedua kartu kredit
syariah tersebut, CIMB Niaga Syariah tidak kalah dalam
penyebarannya. Dapat dilihat dari tabel diatas, bahwa peningkatan
jumlah kartu di tahun pertama dari tahun awal diluncurkannya
sudah mencapai 32.842, sedangkan BNI Hasanah Card hanya
mencapai 25.000 kartu. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan
antara kedua produk ini sangat ketat. Meskipun BNI Hasanah Card
diluncurkan terlebih dahulu, namun CIMB Niaga Syariah Gold
Card sudah mampu menyaingi distribusi kartu kredit syariah milik
BNI Syariah.
4. Pendekatan Terhadap Diferensiasi Produk BNI Hasanah dan
CIMB Niaga Syariah Gold
Diferensiasi produk terhadap BNI Hasanah Card dan CIMB
Niaga Syariah Gold tidak hanya ditujukan untuk mengetahui
perbedaan produk, melainkan ditujukan untuk mengetahui nilai
bersaing masing-masing produk. Dalam hal ini, dibutuhkan beberapa
pendekatan lebih lanjut terhadap faktor-faktor dan nilai-nilai yang
menjadi ciri khas dari masing-masing produk. Sehingga dapat
diketahui segala dampak baik positif maupun negatif dari ciri khas
87
produk BNI Hasanah dan CIMB Niaga Syariah Card terhadap
penilaian nasabah. Menurut Michael P. Porter, terdapat 4 pendekatan
diferensiasi yang dalam menciptakan nilai produk bagi nasabah,
diantaranya :
a. Atribut produk dan feature pembelian harus lebih rendah dari
biaya yang dikeluarkan oleh pembeli
Atribut produk dan feature pembelian dalam usaha bersaing
antar perusahaan harus lebih rendah dibandingkan dengan biaya
yang dikeluarkan oleh konsumen. Sehingga keuntungan yang
didapatkan oleh perusahaan sangat dipengaruhi oleh biaya
produksi. Dalam hal ini, atribut produk dan feature pembelian yang
ditawarkan oleh BNI Hasanah Card dapat dikatakan lebih rendah
dari biaya yang dikeluarkan pembeli karena peningkatan
pendapatan yang terjadi pada bank BNI Syariah melalui Hasanah
Card ini meningkat setiap tahunnya. Dan perkembangan BNI
Syariah pun cukup signifikan, dapat dilihat dari semakin
banyaknya cabang bank, dan semakin meluasnya merchant-
merchant yang dijadikan mitra oleh bank ini. Pertumbuhan
outstanding dari penggunaan BNI Hasanah Card pun meningkat
setiap tahunnya, dari 52 milliar pada awal tahun diterbitkannya,
hingga mencapai 408,80 milliar pada akhir 2013. Hal ini
menunjukkan peningkatan laba yang sangat pesat dari BNI Syariah
melalui BNI Hasanah Card.
88
Begitu juga halnya dengan CIMB Niaga Syariah, yang
menjadikan produk CIMB Niaga Syariah Gold Card sebagai
produk unggulannya. CIMB Niaga Syariah Gold Card ini juga
menunjukkan peningkatan yang cukup besar, baik dari segi jumlah
kartu hingga outstanding dari kartu tersebut. Terhitung dari awal
periode hingga 2013, peningkatan outstanding yang dicapai oleh
CIMB Niaga Syariah melalui Niaga Syariah Gold Card ini sudah
mencapai 61 milliar. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
terhadap kartu kredit syariah ini memiliki tingkat keuntungan yang
cukup besar bagi bank CIMB Niaga Syariah. Namun dilihat dari
hal tersebut, BNI Hasanah Card jauh lebih unggul dibandingkan
dengan CIMB Niaga Syariah Gold Card. Hal ini disebabkan oleh
sosialisasi produk yang lebih baik dari BNI Hasanah Card
dibandingkan dengan CIMB Niaga Syariah Gold Card.
b. Feature yang ditonjolkan harus dapat meningkatkan kinerja
produk
Untuk menarik minat konsumen dalam menggunakan suatu
produk, maka produsen harus memberikan feature yang dapat
menonjolkan keunggulan dari produk itu sendiri. Maksudnya
adalah, feature yang diberikan oleh produsen ini, harus dapat
meningkatkan kinerja dari produk itu sendiri. Dalam hal ini, feature
yang diberikan pada BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah
Gold Card dapat dikatakan sudah meningkatkan kinerja dari produk
89
itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan penggunaan dari
masing-masing produk, sehingga fungsi dari berbagai macam
feature yang diberikan terhadap kedua kartu kredit syariah tersebut
dapat dikatakan telah berfungsi dengan baik. Dari berbagai feature
yang diberikan oleh BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah
Gold Card, dapat dikatakan milik CIMB Niaga Syariah Gold Card
lah yang terus menunjang kinerja produk dari kartu tersebut, seperti
feature Otopay dan Quick Pay. Dengan Otopay, nasabah akan lebih
leluasa untuk menentukan jumlah pembayaran Kartu Kredit
Syariah setiap bulannya, sebesar minimum payment (10%) atau full
payment (100%). Untuk memudahkan nasabah menikmati fasilitas
Otopay ini, nasabah harus memiliki rekening tabungan Bank CIMB
Niaga. Pembayaran tagihan Kartu Kredit tidak perlu nasabah
lakukan sendiri karena rekening tabungan mereka akan secara
otomatis menstransfer sejumlah dana yang telah ditetapkan setiap
bulannya untuk pembayaran tagihan Kartu Kredit nasabah tersebut.
Dan dengan Quick Pay, nasabah dapat melakukan pembayaran
untuk tagihan bulanan dengan mudah dalam satu lembar tagihan.
Nasabah hanya perlu mengingat tanggal jatuh tempo tagihan tanpa
perlu khawatir ada tagihan yang terlewat. Kedua feature tersebut
sangat cocok dengan nasabah saat ini yang rata-rata memiliki
tingkat kesibukan yang padat dan tingkat pendapatan yang normal.
90
c. Feature yang dimasukkan harus dapat memuaskan pembeli
Kepuasan pembeli, juga dipengaruhi oleh feature yang
ditawarkan oleh suatu perusahaan pada produknya sebagai
keistimewaan dari produk itu sendiri. Karena pembeli sebagai
konsumen sangat menginginkan suatu produk yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Penulis menilai bahwa pada Tabel 4.5 terlihat
bahwa feature yang diberikan terhadap BNI Hasanah Card lebih
banyak dibandingkan dengan CIMB Niaga Syariah Gold Card.
Namun, keduanya bisa dikatakan telah menjawab kebutuhan
nasabah meski tidak semuanya. Dari segi kepuasan nasabah, untuk
pilihan feature yang diberikan BNI Hasanah lebih baik
dibandingkan dengan CIMB Niaga Syariah Gold dengan adanya
fitur SMART Bill, SMART Spending, dan SMART Reload yang
dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dalam memilih transaksi.
Adapun fasilitas Transfer Balance bagi nasabah yang ingin
mentransfer tagihan kartu mereka ke kartu kredit bank lain
sehingga tidak bergantung pada satu kartu. Maka dari itu, tingkat
kepuasan yang didapatkan dari feature yang diberikan, masih
diunggulkan oleh BNI Hasanah Card dengan peningkatan setiap
periodenya.
91
d. Feature yang digunakan harus dapat memberikan nilai bagi
konsumen
Selain tingkat kepuasan terhadap feature, suatu produk juga
harus memberikan nilai bagi penggunanya. Maksudnya adalah
feature yang diberikan haruslah bernilai bagi nasabah sebagai
konsumen, sehingga menguntungkan bagi produk itu sendiri dalam
pertumbuhannya. Dalam hal ini, penulis menilai bahwa feature
yang diberikan oleh BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah
Gold Card sudah cukup bernilai bagi nasabah. Karena hanya
dengan memiliki kartu kredit syariah tersebut, nasabah sudah
diberikan fasilitas yang banyak dan bernilai, baik dari segi
kenyamanan, keamanan, kepuasan dan kemudahan dalam
bertransaksi. Namun, setiap produk memiliki keunggulannya
masing-masing yang ditonjolkan dari feature yang diberikan.
Penulis menilai bahwa dari segi keamanan dan kenyamanan, BNI
Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold sudah cukup
memberikan rasa aman bagi nasabah dalam bertransaksi dengan
adanya feature Asuransi PerisaiPlus dan perlindungan asuransi
perjalanan gratis milik BNI Syariah serta Purchase Protection,
Travel Insurance (Travel Accident Insurance & Travel
Inconvenience Insurance), dan Medical Facility milik CIMB Niaga
Syariah. Namun dari segi nilai feedback terhadap nasabah, CIMB
Niaga Syariah Gold Card dapat lebih unggul dibandingkan dengan
92
BNI Hasanah Card. Misalnya dari feature Poin Rewards, pada saat
ini banyak masyarakat yang mencari suatu produk yang dapat
memberikan hadiah yang bernilai bagi nasabah dalam bertransaksi.
Melalui Poin Reward ini, nasabah pengguna CIMB Niaga Syariah
Gold Card akan mendapat poin dari setiap transaksi. Sehingga dari
akumulasi poin reward tersebut, nasabah dapa menukarkannya
dengan berbagai hadiah menarik termasuk Frequent Flyer Miles
(KrisFlyer Mileage, Garuda Frequent Flyer), voucher belanja dan
barang lainnya.
5. Keunggulan dan Kelemahan Kartu BNI Hasanah Card dan CIMB
Niaga Syariah Gold Card
Dari segala aspek keistimewaan yang diberikan oleh produk BNI
Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold Card, terdapat pula
berbagai kelemahan yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam
memilih kartu kredit syariah tersebut. Berikut adalah kelemahan dari
masing-masing produk.
Tabel 4.10 Keunggulan dan Kelemahan Kartu
Faktor Penentu
Kelemahan BNI Hasanah Card
CIMB Niaga
Syariah Gold Card
1. Proses penerbitan
kartu
Terbilang lebih rumit
karena kehati-hatian
bank dalam memilih
nasabah sangat tinggi
Terbilang mudah
karena nasabah hanya
perlu memiliki kartu
Niaga Konvensional
2. Sosialisasi Masih kurangnya
sosialisasi
Masih kurangnya
sosialisasi
3. POIN
REWARDS
Tidak memiliki poin
rewards
Memiliki poin
rewards
4. Pemasaran Kerjasama dengan Pemasaran masih
93
merchant cukup baik
dengan membuat
program yang
diselenggarakan oleh
kedua pihak.
diunggulkan dengan
dual banking system
yang menunjukkan
bahwa peoses
pemasaran masih
mengandalkan CIMB
Niaga Konvesional
5. Segmentasi
penggunaan
Hanya dapat
digunakan pada
tempat yang
transaksinya sesuai
dengan prinsip syariah
Hanya dapat
digunakan pada
tempat yang
transaksinya sesuai
dengan prinsip
syariah
6. Pemilihan produk
Pembatasan
penggunaan Hasanah
Card hanya terfokus
pada tempat
penggunaan dan
belum terfokus
kepada produknya.
Sehingga nasabah
masih dapat membeli
khamar pada
departement store
yang menyediakan.
Pembatasan
penggunaan Niaga
Syariah Gold Card
hanya terfokus pada
tempat penggunaan
dan belum terfokus
kepada produknya.
Sehingga nasabah
masih dapat membeli
khamar pada
departement store
yang menyediakan.
94
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada penelitian mengenai diferensiasi produk antara kartu
kredit syariah di Indonesia, yaitu BNI Hasanah Card dengan CIMB Niaga
Syariah. Adapun beberapa pertanyaan yang terjawab berdasarkan dengan
perumusan masalah penelitian, diantaranya:
1. Apa saja diferensiasi produk yang ada antara produk kartu kredit syariah
milik BNI Syariah dengan CIMB Niaga Syariah? Jawaban dari pertanyaan
ini adalah banyak terdapat perbedaan antara kedua kartu tersebut, baik
dilihat dari bentuknya, tarif, layanan, fitur/fasilitas, dan lain-lain.
Banyaknya diferensiasi produk kedua kartu kredit syariah ini
menunjukkan keunggulan dan kelemahan dari masing-masing produk
tersebut.
2. Apakah diferensiasi produk tersebut mempengaruhi tingkat minat
pengguna terhadap kedua kartu tersebut? Jawaban dari pertanyaan ini
adalah diferensiasi produk tersebut sangat mempengaruhi tingkat minat
nasabah. Hal ini ditunjukkan dengan semakin bertambahnya pengguna
dari masing-masing kartu baik BNI Hasanah Card maupun CIMB Niaga
Syariah Gold. Peningkatan minat juga didukung dengan semakin
meningkatnya outstanding atau penggunaan dari masing-masing kartu dari
tahun ke tahun.
95
3. Adakah keunikan tersendiri baik keunggulan atau kelemahan yang dimiliki
oleh masing-masing produk tersebut? Jawaban dari pertanyaan ini yaitu,
perbedaan diantara kedua produk ini tidaklah begitu berbeda. Yaitu tidak
adanya bunga, dan prinsip syariah yang digunakan sebagai perbedaan yang
mencolok. Perbedaan juga terletak pada penggunaan, tarif/biaya yang
timbul dari transaksi dan beberapa fasilitas yang diberikan. Dalam hal fitur
CIMB Niaga Syariah diunggulkan dengan adanya POIN Rewards yang
sangat diminati oleh setiap nasabah. Sedangkan BNI Hasanah Card
diunggulkan dengan pemasaran produk yang lebih murah di berbagai
merchant yang menjadi mitra kerjasama.
B. Saran
1. Dalam perkembangan produk kartu kredit syariah, bank BNI Syariah
dan Bank CIMB Niaga Syariah harus lebih memperhatikan tentang
sosialisasi terhadap masyarakat, baik dari segi akad, keterbukaan bank,
konsep kartu kredit syariah, dan lain-lain sehingga tidak muncul
keraguan dari masyarakat untuk menggunakan kartu ini.
2. BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold Card, dalam hal ini
harus dibekali dengan fasilitas/fitur yang seharusnya banyak yang
tidak dimiliki kartu kredit pada umumnya. Sehingga kartu kredit
syariah dapat terlihat lebih memiliki karakteristik di mata masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Affif. Strategi Pemasaran. Bandung: Angka. 1984.
Al Ries & Jack Trout, 22 Hukum Tetap Pemasaran. Jakarta: Gramedia, 1994.
Al Ries & Jack Trout. 22 Hukum Tetap Pemasaran. Jakarta: Gramedia, 1994.
Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Alvabet,
2003.
Bambang Hariadi. Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis.
Malang: Bayumedia Publishing, 2005.
Bambang Hariadi. Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis.
Malang: Bayumedia Publishing, 2005.
Basu Swastha dan Irawan. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty,
1990.
Basu Swastha DH., dan Hani Handoko. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku
Konsumen. Edisi Pertama, Cetakan Kedua. Yogyakarta: Liberty. 1997.
Berry, Leonard. Strategi dan Konsep-konsep Pemasaran. Jakarta: Erlangga. 1996.
Buku Undang-undang Perbankan No. 10, 1998.
Dahlan Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2002.
Fandy Tjiptono. Strategi Pemasaran Edisi ke-3. Yogyakarta: Andi, 2008.
Fandy Tjiptono. Strategi pemasaran - edisi II cet. 6. Yogyakarta: Andi, 2002.
Griffin, Jill. Costumer Loyalty: How to earn it, how to keep it. New York:
Lexington books, 1995.
Hermansyah, SH. M. Hum. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2007.
Hermawan Kartajaya. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: Gramedia,
2005.
Hermawan Kartajaya. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: Gramedia,
2005.
Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial, cet 1, edisi 2.
Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Ibrahim, Johannes. Kartu Kredit: Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan.
Bandung: PT. Refika Aditama, 2004.
Jill Griffin. Customer Loyalty: Menumbuhkan Dan Mempertahankan Pelanggan.
Jakarta: Airlangga, 2003.
John A Pearce dan Richard B Robinson. Manajemen Strategi : Formulasii,
Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat, 2009.
John A Pearce dan Richard B Robinson. Manajemen Strategi : Formulasii,
Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat. 2009.
Kotler & Armstrong. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 2001.
Kotler Philip. Manajemen Pemasaran : Analisis, Implementasi, dan Pengendalian.
Jakarta: Salemba Empat, 1995.
Kotler Philip. Marketing Management, edisi 7. Jakarta: Salemba Empat, 2000.
Kotler, Philip & Kevin Lan Keller. Manajemen Pemasaran (edisi 12) jilid 1
Benyamin Molan., alih bahasa. Jakarta: Indeks, 2007
MacMillan, Ian C, dan Rita Gunther McGrath. Discovering New Points of
Differentiation. Harvard: Bussiness Review, 1997.
Marius P. Angipora. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002.
Munir Baalbaki dan Rohi Baalbaki. Kamus AlMaurid. Surabaya: Halim Jaya,
2006.
Philip Kotler & Keller. Marketing Management. Prentice Hall: Pearson Education
International, 2009.
Philip Kotler penerjemah A.B Susanto. Manajemen Pemasaran di Indonesia:
Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba
Empat, 2001.
Philip Kotler. Manajemen Pemasaran 1. Jakarta: Prehallindo, 2002.
Prayogo S. & Djoko Prakoso. Surat Berharga alat Pembayaran dalam
Masyarakat Modern. Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Rambat Lupiyoadi & A. Hamdani. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba
Empat, 2001.
Rekno Widhiasih. “Analisis Strategi Pemasaran Dalam Rangka Peningkatan
Volume Penjualan (Studi Kasus Pada Griya Belanja Mekar Yogyakarta)”.
Skripsi. Yogyakarta : FIS Universitas Negeri Yogyakarta, 2000.
Sofyan Assauri. Manajemen Strategi Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004.
Sondang P. Siagian, manajemen strategik. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Sukristono, Perencanaan Strategi Bank. Jakarta: PT. Phasa Warna, 1992.
Suyanto, Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta: ANDI, 2007.
B. Website
www.books.google.co.id
www.bnisecurities.co.id
www.cimbniaga.com
www.cimbniagasyariah.com
www.bnisyariah.co.id
www.bi.go.id
1. Apa yang dimaksud dengan hasanah card?
Hasanah card merupakan kartu pembiayaan yang menggunakan prinsip syariah
dan bertujuan untuk memudahkan sistem pembayaran serta sebagai jaminan atas
setiap transaksi pembelian barang dan jasa oleh nasabah. Hasanah Card ini adalah
kartu berbasis syariah yang pada umumnya memiliki fungsi yang sama dengan
kartu kredit sehingga diterima di seluruh tempat bertanda MasterCard dan semua
ATM yang bertanda Cirrus di dunia.
2. Bagaimana awal mula diciptakannya Hasanah Card?
Dasar pemikiran awal kami menciptakan Hasanah Card adalah ketika kegiatan
sistem pembayaran dengan menggunakan kartu saat ini sudah berkembang di
berbagai sektor bisnis, begitupun di bidang bisnis syariah. tingginya pertumbuhan
keuangan syariah, dan meningkatnya keinginan masyarakat untuk kebutuhan akan
kartu kredit syariah mengharuskan kami, pihak BNI Syariah, untuk tetap
berkomitmen dalam menjawab kebutuhan nasabah. Karena itulah kami
menerbitkan kartu BNI Hasanah yang diharapkan dapat menunjang perkembangan
sistem keuangan syariah kedepan.
3. Akad apa saja yang digunakan pada produk Hasanah Card?
Untuk akad, kami menggunakan 3 macam akad sebagai landasan dari transaksi
kami dengan nasabah, diantaranya Ijarah, Kafalah, dan Qardh.
4. Apakah landasan hukum yang digunakan pada produk Hasanah Card?
Untuk landasan hukun, kami telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia
No.10/337/DPbs dan Fatwa DSN No. 54/DSN-MUI/X/2006 serta UU Perbankan
No. 10 tahun 2008. Lalu untuk landasan hukum fiqh, kami mendasarinya dengan
Surah Al-Baqarah ayat 280.
5. Ada berapa jenis Hasanah Card?
Dari jenis kartu, kami memiliki 3 jenis kartu Hasanah, yaitu Classic, Gold, dan
Platinum
6. Adakah Syarat-syarat tertentu untuk dapat memiliki Hasanah Card?
Untuk syarat-syarat tertentu dalam memiliki kartu Hasanah ini, kami hanya
menghimbau kepada nasabah untuk melengkapi dokumen persyaratan yang sudah
di cantumkan pada formulir. Dalam menerbitkannya pun kami harus lebih selektif
dan berhati-hati dalam memilih kualitas nasabah baik dari segi kemampuan
materil dan riwayat hidup, hal ini kami lakukan agar tidak menimbulkan transaksi
yang gharar dan tidak menyulitkan nasabah di kemudian hari.
7. Bagaimanakah strategi pemasaran yang diterapkan oleh BNI Syariah terhadap
Hasanah Card?
BNI syariah dalam praktek pemasaran produk Hasanah Card, kami mengklaim
bahwa kami lah saat ini satu2nya yang mampu mengembangkan produk kartu
kredit syariah/syariah card. Hal ini dibuktikan berdasarkan semakin
berkembangnya produk ini dikalangan masyarakat baik dilihat dari pertumbuhan
jumlah kartu dan keistimewaan yang diberikan oleh produk ini dengan menambah
merchant-merchant yang begitu banyak sebagai rekan kerja. BNI syariah tidak
menjual produk ini seperti hal nya pada bank lain baik konvensional maupun bank
syariah. Pihak BNI syariah dalam memasarkan Hasanah Card mengaku tidak
menjual produk, melainkan mereka menjual program. Hal ini dikarenakan
pengalaman yang cukup mumpuni dalam pengembangan strategi perusahaan
dalam memasarkan produk yang sebelumnya memperkenalkan Hasanah Card ke
berbagai kalangan masyarakat. Tidak terlalu banyak respon yang kami dapatkan,
oleh karena itu kami berupaya untuk bekerjasama dengan merchant-merchant
andalan kami dalam membuat program sehingga masyarakat sendiri lah yang
mencari tahu tentang Hasanah Card dan keistimewaan yang diberikan. Dan
terbukti bahwa strategi tersebut sangat efektif bagi perkembangan Hasanah Card.
8. Siapa saja sasaran produk Hasanah Card?
Untuk sasaran pemasaran, dari 3 jenis kartu sudah terlihat bahwa kami sangat
berupaya menyesuaikan produk kami dengan berbagai kalangan masyarakat, baik
kalangan menengah keatas maupun masyarakat kalangan menengah kebawah.
Dan kami memberikan keistimewaan khusus bagi masyarakat kalangan menengah
kebawah yang meng-apply kartu Hasanah Classic dengan memberikan good will
investment.
9. Bagaimana strategi diferensiasi produk yang diterapkan pada produk Hasanah
Card?
Yang membuat Hasanah Card berbeda dengan yang lain, adalah kartu ini tidak
memberikan layanan transaksi yang gharar. Dalam memilih merchant sebagai
mitra kerjasama, BNI Syariah saat ini memiliki merchant dengan kedudukan
tertinggi yang dimiliki oleh merchat grocery. Kami, pihak BNI syariah sangat
mengerti kebutuhan nasabahnya dalam menggunakan Hasanah Card. Karena
kebanyakan masyarakat saat ini sangat membutuhkan fasilitas kartu kredit yang
memberikan keistimewaan bagi card holder dalam berbelanja baik pakaian,
kebutuhan sehari-hari, dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Teknologi yang
digunakan oleh kartu hasanah card ini telah bekerjasama dengan MasterCard,
sehingga card holder dapat menggunakannya baik didalam maupun di luar negeri.
Untuk kualitas harga yang ditawarkan oleh hasanah card, kami tidak menjanjikan
berbagai macam hal kepada nasabah, karena didalam islam tidak boleh
mengumbar janji terhadap transaksi perdagangan yang mengakibatkan terjadinya
gharar. Hasanah Card memberikan keistimewaan bagi para pengguna lewat
program yang kami adakan dengan memberikan diskon yang lebih tinggi dari
kartu kredit lain pada merchant tertentu.
Dalam menjaga loyalitas pelanggan yang menjadi kekhawatiran utama bagi BNI
syariah, maka mereka sangat berusaha menjaga loyalitas pelanggan dengan cara
memberikan suatu keistimewaan bagi pemegang kartu, mereka pun menarik
berbagai komunitas-komunitas sebagai mitra kerjasama. Pihak BNI syariah
mengatakan bahwa dikarenakan loyalitas suatu komunitas sangatlah tinggi
terhadap komunitasnya, sehingga hal ini lah yang menjadi acuan BNI syariah
dalam memilih mitra untuk bekerjasama. Mereka membeirkan fasilitas yang
istimewa terhadap komunitas tersebut apabila mereka menyetujui untuk memiliki
hasanah card.
10. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari produk tersebut?
Keunggulan yang ditawarkan oleh Hasanah Card pun begitu banyak, sama hal nya
dengan kartu kredit pada umumnya. Hanya saja tidak dapat digunakan untuk
transaksi yang tidak sesuai syariah. Kelemahan produk ini, transaksi yang tidak
sesuai syariah hanya difokuskan terhadap tempat penggunaan kartu ini. Bukan
terpaku terhadap berbagai macam produk yang dapat dikatakan haram.
Contohnya: nasabah tidak dapat menggunakan kartu ini untuk transaksi pada
tempat2 klub malam, pijat plus-plus, dan tempat2 yang secara terang2an
menawarkan produk haram. Namun jika nasabah melakukan transaksi untuk
membeli khamar pada departement store yang menjual groceries, maka nasabah
dapat secara leluasa membelinya. Hal ini lah yang masih menjadi kekurangan
pada produk ini. Adapun kelemahan lain pada produk ini yaitu POIN REWARD
yang tidak Hasanah Card miliki.
1. Apa yang dimaksud dengan CIMB Niaga Syariah Gold Card?
Kartu kredit CIMB Niaga Syariah Master Card Gold adalah kartu yang
mengakomodir gaya hidup syariah sehingga seluruh transaksi yang dilakukan oleh
nasabah sudah di cover dengan prisip-prinsip syariah dari Dewan Syariah
Nasional No. 54/DSN-MUI/X/2005. CIMB Niaga Syariah Gold Card ini adalah
kartu berbasis syariah yang pada umumnya memiliki fungsi yang sama dengan
kartu kredit sehingga diterima di seluruh tempat bertanda MasterCard dan semua
ATM yang bertanda Cirrus di dunia.
2. Bagaimana awal mula diciptakannya CIMB Niaga Syariah Gold Card?
Dasar pemikiran awal kami menciptakan CIMB Niaga Syariah Gold Card adalah
untuk menciptakan perkembangan yang pesat bagi sistem keuangan syaraiah saat
ini. Caranya dengan ikut berkontribusi memunculkan produk CIMB Niaga
Syariah Gold Card ini.yang menjadi produk andalan kami sebagai pesaing dengan
bank syariah lain. Kami memandang bahwa kegiatan sistem pembayaran dengan
menggunakan kartu saat ini sudah berkembang pesat di berbagai sektor bisnis,
begitupun di bidang bisnis syariah, tingginya pertumbuhan keuangan syariah, dan
meningkatnya keinginan masyarakat untuk kebutuhan akan kartu kredit syariah
mengharuskan kami, pihak CIMB Niaga Syariah, untuk tetap berkomitmen dalam
menjawab kebutuhan nasabah.
3. Akad apa saja yang digunakan pada produk CIMB Niaga Syariah Gold Card?
Untuk akad, kami menggunakan 3 macam akad sebagai landasan dari transaksi
kami dengan nasabah, diantaranya Ijarah, Kafalah, dan Qardh.
4. Apakah landasan hukum yang digunakan pada produk CIMB Niaga Syariah Gold
Card?
Untuk landasan hukun, kami telah mendapat persetujuan dari Fatwa DSN No.
54/DSN-MUI/X/2006 serta UU Perbankan No. 10 tahun 2008 dan surat Bank
Indonesia No.10/337/DPbs. Lalu untuk landasan hukum fiqh, kami mendasarinya
dengan Surah Al-Baqarah ayat 280, al-maidah ayat 1 dan 2..
5. Ada berapa jenis CIMB Niaga Syariah Gold Card?
Dari jenis kartu, kami hanya menerbitkan satu jenis kartu yaitu Gold. Hal ini
dimaksudkan agar nasabah sasaran kami tepat, sehingga kapabilitas nasabah untuk
bertransaksi dengan kartu ini tidak menimbulkan gharar dan menyulitkan salah
satu pihak.
6. Adakah Syarat-syarat tertentu untuk dapat memiliki CIMB Niaga Syariah Gold
Card?
Untuk syarat-syarat tertentu dalam memiliki kartu CIMB Niaga Syariah Gold
Card ini, kami sudah menyediakan berbagai persyaratan yang dibutuhkan, dan
dapat langsung diakses pada website www.cimbniagasyariah.com
7. Bagaimanakah strategi pemasaran yang diterapkan oleh CIMB Niaga Syariah
terhadap CIMB Niaga Syariah Gold Card?
CIMB Niaga Syariah dalam praktek pemasaran produk CIMB Niaga Syariah Gold
Card, kami mengandalkan dual banking system yang kami terapkan. Hal ini
dimaksudkan agar masyarakat yang telah menjadi nasabah kami pada bank CIMB
Niaga dapat mengenal CIMB Niaga Syariah dan produk Gold Card ini. Dan
peningkatan yang terjadi pada pertumbuhan kartu ini pun cukup signifikan,
ditandai dengan pertumbuhan jumlah kartu dan penggunaan nasabah terhadap
kartu ini.
8. Siapa saja sasaran produk CIMB Niaga Syariah Gold Card?
Untuk sasaran pemasaran, kami pihak CIMB Niaga Syariah masih mengandalkan
pada nasabah kalangan menengah-keatas. Hal ini dikarenakan kami masih
menjaga kehati-hatian kami dalam memilih nasabah, khususnya pada kartu kredit
syariah ini. Agar masyarakat pengguna tidak mengalami kesulitan dalam
pembayaran tagihan, maka dari itu kami hanya menempatkan sasaran pada
masyarakat kalangan menengah-keatas yang memiliki riwayat dan kapabilitas
yang cukup baik.
9. Bagaimana strategi diferensiasi produk yang diterapkan pada produk CIMB Niaga
Syariah Gold Card?
Yang membuat CIMB Niaga Syariah Gold Card berbeda dengan yang lain, yaitu
produk ini menawarkan poin rewards yang dapat diakumulasi melalui penggunaan
kartu Gold Card ini oleh nasabah di setiap transaksi. Setelah poin terkumpul,
nasabah dapat menukarkannya dengan berbagai hadiah dan keistimewaan lain
yang telah kami sediakan. Kami pun memberikan keistimewaan dengan gratis
iuran tahunan seumur hidup bagi pemegang kartu utama Gold Card ini. Dalam
memilih merchant sebagai mitra kerjasama, CIMB Niaga Syariah saat ini
memiliki merchant dengan kedudukan tertinggi yang dimiliki oleh merchant
grocery dan privileages. Kami, pihak CIMB Niaga Syariah sangat mengerti
kebutuhan nasabahnya dalam menggunakan CIMB Niaga Syariah Gold Card.
Karena kebanyakan masyarakat saat ini sangat membutuhkan fasilitas kartu kredit
yang memberikan keistimewaan bagi card holder dalam berbelanja baik pakaian,
kebutuhan sehari-hari, dan kebutuhan rumah tangga lainnya serta kebutuhan untuk
bersantai saat rekreasi. Teknologi yang digunakan oleh kartu CIMB Niaga Syariah
Gold Card ini telah bekerjasama dengan MasterCard, sehingga card holder dapat
menggunakannya baik didalam maupun di luar negeri.
10. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari produk tersebut?
Keunggulan yang ditawarkan oleh CIMB Niaga Syariah Gold Card pun begitu
banyak, sama hal nya dengan kartu kredit pada umumnya baik dari segi fitur,
penggunaan, teknologi, dan layanan yang diberikan kepada nasabah. Hanya saja
tidak dapat digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai syariah. Kelemahan
produk ini, adalah dengan adanya konsep dual banking system memang
meningkatkan produk ini, namun saya menemukan bahwa banyak masyarakat
yang memberikan keluhan karena penerbitan kartu syariah ini kami lakukan saat
nasabah meng-apply kartu kredit cimb niaga. Banyak masyarakat menilai bahwa
kartu ini hanya menjadi pelengkap saja. Sehingga kami harus menyusun strategi
baru dalam pemasaran produk ini.