39
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA TN. D DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RSJD SURAKARTA DI SUSUN OLEH: BAGUS WICAKSONO NIM. P.09008 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA TN. D

DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

DI RUANG MAESPATI RSJD

SURAKARTA

DI SUSUN OLEH:

BAGUS WICAKSONO

NIM. P.09008

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA TN. D

DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

DI RUANG MAESPATI RSJD

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH:

BAGUS WICAKSONO

NIM. P.09008

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Bagus Wicaksono

NIM : P. 09008

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI

PADA TN. D DENGAN RESIKO PERILAKU

KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RSJD

SURAKARTA

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 25 April 2012

Yang membuat Pernyataan

Bagus Wicaksono

NIM. P09008

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

Nama : Bagus Wicaksono

NIM : P. 09008

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI

PADA TN. D DENGAN RESIKO PERILAKU

KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RSJD

SURAKARTA

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan : SURAKARTA

Hari / Tanggal : KAMIS / 26 MEI 2012

Pembimbing : Amalia Senja S.Kep., Ns (…………………….)

NIK. 201189090

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

Nama : Bagus Wicaksono

NIM : P. 09008

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI

PADA TN. D DENGAN RESIKO PERILAKU

KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RSJD

SURAKARTA

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan : SURAKARTA

Hari / Tanggal : RABU/ 02 MEI 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Amalia Senja, S.Kep., Ns (…………………….)

NIK 201189090

Penguji II : Setiyawan, S.Kep.,Ns (…………………….)

NIK 201084050

Penguji III : Nurul Devi Ardiani, S.Kep., Ns (…………………….)

NIK 201186080

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S.Kep., Ns.

NIK. 201084050

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA TN. D DENGAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RSJD

SURAKARTA.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Bapak Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII keperawatan

yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes

Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi

DIII keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba

ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Amalia Senja S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

vi

4. Bapak Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku penguji II yang telah memberikan

masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta

memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Ibu Nurul Devi Ardiani, S.Kep., Ns, selaku penguji III yang telah

memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan

serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan program pendidikan.

8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril

dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 25 April 2012

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………... ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................

A. Latar Belakang ..................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................. 3

C. Manfaat penulisan ................................................ 4

BAB II LAPORAN KASUS ................................................

A. Pengkajian............................................................ 5

B. Perumusan Masalah Keperawatan................... .... 8

C. Perencanaan Keperawatan................................. ... 9

D. Implementasi Keperawatan................................ .. 13

E. Evaluasi Keperawatan........................................ .. 14

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ......................................................... 16

B. Simpulan ............................................................. 24

C. Saran ................................................................... 25

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Pohon Masalah ................................................... 8

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Lembar Konsultasi

Lampiran 3. Log Book

Lampiran 4. Format Pendelegasian

Lampiran 5. Surat Selesai Pengambilan Kasus

Lampiran 6. Asuhan Keperawatan

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa
Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam kehidupan modern yang semakin kompleks, maka akan

terjadi peningkatan stress apabila seseorang kurang mengadaptasi

keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang dimiliki, baik

kenyataan yang ada di dalam maupun di luar dirinya. Gaya hidup dan

persaingan hidup menjadi semakin tinggi, hal ini disebabkan karena

tuntutan akan kebutuhan ekonomi, sandang, pangan dan papan, pemenuhan

kebutuhan kasih sayang, rasa aman, dan aktualisasi diri dapat berakibat

tingginya tingkat stress di kalangan masyarakat. Jika individu kurang atau

tidak mampu dalam menggunakan mekanisme koping dan gagal dalam

beradaptasi maka individu akan mengalami berbagai penyakit baik fisik

maupun mental (Rasmun, 2004 ).

Menurut hasil Survei Kesehatan Mental 2005 ditemukan 185 per 1000

penduduk di Indonesia menunjukan adanya gejala gangguan jiwa. Hal ini

didukung data dari Depkes RI yang melaporkan bahwa di Indonesia jumlah

penderita penyakit jiwa berat sekitar 6 juta orang atau sekitar 2,5% dari total

penduduk di Indonesia. Perilaku kekerasan merupakan salah satu penyakit

jiwa yang ada di Indonesia, dan hingga saat ini diperkirakan jumlah

penderitanya mencapai 2 juta orang. Hal ini didukung oleh data dari catatan

medical record RSJD Surakarta tahun 2002 (Lukmanul, 2009 ).

1

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

2

Tingkah laku perilaku kekerasan dipengaruhi oleh berbagai faktor

antara lain model teori importation yang mencerminkan kedudukan klien

dalam membawa atau mengadopsi nilai-nilai tertentu. Model teori yang

kedua yaitu model situasionism, amuk adalah respon terhadap keunikan,

kekuatan dan lingkungan rumah sakit yang terbatas yang membuat klien

merasa tidak berharga dan tidak diperlakukan secara manusiawi. Model

selanjutnya yaitu model interaksi, model ini menguraikan bagaimana proses

interaksi yang terjadi antara klien dan perawat dapat memicu atau

menyebabkan terjadinya tingkah laku amuk. Amuk merupakan respon

marah terhadap adanya stress, cemas, harga diri rendah, rasa bersalah,

putusasa dan ketidak berdayaan. Respon ini dapat diekspresikan secara

internal maupun eksternal. Secara internal dapat berperilaku yang tidak

asertif dan merusak diri, sedangkan secara eksternal dapat berupa perilaku

destruktif agresif. Adapun respon marah diungkapkan melalui 3 cara yaitu

secara verbal, menekan dan menantang. (Keliat, 2006)

Menurut kebutuhan Maslow, maslow menentukan prioritas diagnosa

yang akan direncanakan berdasarkan kebutuhan di antaranya kebutuhan

fisiologi, keselamatan dan keamanan, mencintai dan dicintai, harga diri dan

aktualisasi diri. Kebutuhan mencintai dan dicintai meliputi masalah kasih

sayang, seksualitas, afiliasi dalam kelompok, hubungan dengan teman ,

keluarga, teman sebaya, dan masyarakat. Sehingga pada perilaku kekerasan

kebutuhan mencintai dan memiliki kurang terpenuhi. (Hidayat, 2008).

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

3

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis akan

melakukan asuhan keperawatan dengan studi kasus pemenuhan kebutuhan

mencintai dan memiliki pada Tn.D dengan resiko perilaku kekerasan di

RSJD Surakarta.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan mencintai dan memiliki

pada Tn. D dengan resiko perilaku kekerasan di bangsal Maespati

RSJD Surakarta.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini adalah agar

penulis mampu :

a. Melakukan pengkajian pemenuhan kebutuhan mencintai dan

memiliki pada Tn.D dengan resiko perilaku kekerasan.

b. Menentukan diagnosa keperawatan pemenuhan kebutuhan

mencintai dan memiliki pada Tn.D dengan resiko perilaku

kekerasan.

c. Menyusun rencana asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan

mencintai dan memiliki pada Tn.D dengan resiko perilaku

kekerasan.

d. Melakukan implementasi pemenuhan kebutuhan mencintai dan

memiliki pada Tn.D dengan resiko perilaku kekerasan.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

4

e. Melakukan evaluasi pemenuhan kebutuhan mencintai dan

memiliki pada Tn.D dengan resiko perilaku kekerasan.

f. Menganalisa pemenuhan kebutuhan mencintai dan memiliki

pada Tn.D dengan resiko perilaku kekerasan.

C. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Penulis

Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai kebutuhan

mencintai dan memiliki dengan resiko perilaku kekerasan sehingga

penulis mampu memberikan asuhan keperawatan pemenuhan

kebutuhan mencintai dan memiliki pada pasien dengan resiko perilaku

kekerasan.

2. Bagi Profesi

Menambah ilmu pengetahuan bagi tenaga kesehatan sehingga dapat

memberikan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan

memiliki pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan dengan tepat

sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

5

BAB II

LAPORAN KASUS

Dalam laporan kasus ini, penulis akan mengulas tentang asuhan

keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan memiliki pada klien

dengan resiko perilaku kekerasan yang terdiri dari pengkajian pada klien,

analisa dari data yang diperoleh, intervensi yang akan dilakukan untuk

mengatasi resiko perilaku kekerasan, implementasi keperawatan serta

evaluasi dari hasil implementasi keperawatan.

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan di RSJD Surakarta pada tanggal 02 April 2012

11.00 WIB. Dari pengkajian pada rekam medik didapatkan data klien Tn.D,

umur 54 tahun, beragama Islam, jenis kelamin laki-laki, tanggal masuk 28

Februari 2012, No.RM : 046xxx, tingkat pendidikan SMP, klien tidak

bekerja, cara masuk lewat IGD, diagnosa medis skizofrenia, alamat Dusun

Playaran Rt 05/ Rw 05, Kendal-Ngawi. Yang menjadi penanggung jawab

klien adalah Tn.K alamat Dusun Playaran Rt 05/ Rw 05, Kendal-Ngawi,

pekerjaan swasta, hubungan dengan klien adalah tetangga klien.

Klien dibawa oleh tetangganya dengan alasan klien di rumah ngamuk-

ngamuk, memukul orang, mudah tersinggung, bicara kotor, mengamuk dan

merusak barang – barang di rumahnya. Keluarga tidak pernah membawa

klien kontrol sehingga klien sering marah dan mengamuk. Klien

sebelumnya sudah memiliki riwayat gangguan jiwa dimasa lalu.

5

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

6

Sebelumnya pernah dirawat di RSJD Surakarta sebanyak 2 kali ini, yang

pertama sekitar bulan Oktober 2011 dengan masalah yang sama yaitu klien

mengamuk dan memukul orang karena siomay yang di jualnya di tuduh

memakai daging babi. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil kerena klien

kurang mampu beradaptasi di masyarakat dan masih ada gejala gangguan

jiwa. Klien mengatakan di rumah sering merasa bingung dan marah karena

di tinggal cerai istrinya sekitar 2 bulan yang lalu. Tidak ada anggota

keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

Klien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, klien gagal

berumah tangga (cerai) dan masih tinggal bersama ibunya, bapaknya telah

meninggal. Dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit jiwa.

Pengkajian yang penulis lakukan meliputi pengkajian fungsional 11

pola gordon tetapi penulis hanya fokus pada pola koping-toleransi stress.

Hasil pengkajian pola koping-toleransi stress adalah sebagai berikut koping

adaptif: klien kadang membantu ibunya menyapu dan mencuci baju.

Sedangkan koping maladaptif: klien mengatakan masih sering merasa kesal,

marah, merasa mudah tersinggung dan dirinya tidak berguna karena di

tinggal cerai oleh istrinya. Di rumah sering membanting kursi, piring. Klien

merasa bingung dalam cara menyelesaikan masalahnya. Klien kurang aktif

dalam berinteraksi di lingkungan masyarakat maupun di Rumah Sakit.

Orang yang sangat berarti dalam hidupnya yaitu ibu klien. Klien tidak

mempunyai peran dalam bermasyarakat atau berkelompok karena merasa

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

7

malu. Klien ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain karena

sering mengamuk sehingga klien di kucilkan di masyarakat.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu TD: 130/90 mmHg,

N: 80 x/menit, RR : 24 x/menit, TB : 168 cm, BB : 58 kg. Tidak ada

kenaikan dan penurunan berat badan selama di rumah sakit. Klien tidak

mengalami keluhan fisik dan klien mengatakan badannya baik-baik saja.

Rambut pendek, hitam, bersih (tidak berketombe). Mata simetris kanan-kiri,

sklera putih, conjungtiva tidak anemis. Hidung simetris, bersih, tidak ada

polip. Mulut simetris, tidak sianosis dan tidak ada stomatitis. Telinga

simetris kanan-kiri, serumen sedikit. Leher tidak kaku kuduk, tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid. Dinding dada simetris kanan-kiri. Ektremitas

lengkap dan tidak ada oedema.

Dari hasil pengkajian status mental didapatkan pembicaraan klien

cepat dan keras, pembicaraan koheren, dan pandangan matanya tajam dan

terlihat gelisah. Klien terlihat sedih dan mengatakan bosan di rumah sakit.

Data penunjang diagnosa medis mendapat terapi Heloperidol 2 x 1

mg, Trihexypenidile 3 x 1 mg dan Chlorpormazine 100 mg. Salah satu

gejala skizofrenia adalah gangguan proses pikir, emosional, dan cemas.

Didukung terapi obat Heloperidol yang mempunyai indikasi memperbaiki

gejala positif skizofrenia seperti kecurigaan dan rasa permusuhan,

sedangkan Trihexypenidile menetralkan efek dari Halloperidol dan

Chlorpormazine.

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

8

Pemeriksaan penunjang, hasil laboratorium 27 maret 2012. Gula darah

sewaktu 120 mg/dl , nilai normal < 130. Cholesterol total 150 mg/dl , nilai

normal < 200 mg/dl. Triglycerid 59 mg/dl , nilai normal < 200 mg/dl.

Ureum 24 mg/dl , nilai normal 10-50 mg/dl. Creatinine 1.1 mg/dl , nilai

normal 0.7-1.1 mg/dl. SGOT 30 U/L , nilai normal < 37 U/L. SGPT 37 U/L

, nilai normal < 42

B. Daftar Perumusan Masalah.

Setelah melakukan pengkajian, penulis merumuskan diagnosa

keperawatan. Penulis mengangkat prioritas diagnosa resiko perilaku

kekerasan dengan data subyektif : Klien mengatakan merasa ingin marah

dan bingung karena di tinggal cerai istrinya. Sedangkan data obyektif :

pembicaraan cepat dan keras, pandangan mata tajam, terlihat gelisah.

Penulis menyusun pohon masalah dari satu kasus yaitu sebagai

berikut:

Gambar.1. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Resiko perilaku kekerasan

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

(akibat)

(core problem)

(penyebab)

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

9

Klien mengalami harga diri rendah di sebabkan karena tidak

mempunyai istri lagi, merasa malu dan tidak berharga sehingga timbul core

problem resiko perilaku kekerasan, klien merasa bingung, ingin marah,

ingin memukul orang dan barang di sekitarnya. Akibatnya klien mengalami

kerusakan interaksi sosial yaitu kadang menyendiri di lingkungan

masyarakat.

C. Intervensi

Berdasarkan hasil pengkajian, dirumuskan rencana keperawatan

pada Tujuan Umum (TUM): Klien tidak melakukan tindakan kekerasan.

Tujuan Khusus (TUK 1): Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Dengan kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien tampak: Menunjukan

tanda - tanda percaya pada perawat, wajah cerah (tersenyum), mau

berkenalan, bersedia menceritakan perasaannya. Intervensi yang akan

dilakukan bina hubungan saling percaya dengan, memberi salam setiap

berinteraksi, perkenalkan nama perawat dan tujuan perawat berinteraksi,

tanyakan dan panggil nama kesukaan klien, tunjukan sikap empati jujur dan

menepati janji setiap kali berinteraksi, tanyakan perasaan klien dan masalah

yang dihadapi klien, buat kontrak interaksi yang jelas, dengarkan dengan

penuh perhatian ungkapan perasaan klien.

TUK 2: Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

yang dilakukannya. Dengan kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien

menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya,

menceritakan penyebab perasaan kesal (jengkel), baik dari diri sendiri

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

10

maupun lingkungannya. Intervensi yang akan dilakukan, bantu klien

mengungkapkan perasaan marahnya, motivasi klien untuk menceritakan

penyebab rasa kesal (jengkel), dengarkan tanpa mencela atau memberi

penilaian setiap ungkapan perasaan klien.

TUK 3: Klien dapat mengidentifikasi tanda - tanda perilaku

kekerasaan. Dengan kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien

menceritakan tanda - tanda saat terjadi perilaku kekerasan, tanda fisik mata

merah, tangan mengepal, ekspresi wajah tegang, tanda emosional, perasaan

marah jengkel marah bicara kasar, tanda sosial bermusuhan yang dialami

saat terjadi perilaku kekerasan. Intervensi yang akan dilakukan, bantu klien

mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya, motivasi

klien menceritakan kondisi fisik saat perilaku kekerasan terjadi, motivasi

klien menceritkan kondisi emosinya saat terjadi perilaku kekerasan,

motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain saat

terjadi perilaku kekerasan.

TUK 4: Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang

pernah dilakukanya. Dengan kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien

menjelaskan, jenis - jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah

dilakukanya, perasaannya saat melakukan kekerasan, efektifitas cara yang

dipakai dalam menyelesaikan masalah. Intervensi yang akan dilakukan,

diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukan selama ini,

motivasi klien menceritakan jenis - jenis tindakan kekerasan yang selama ini

pernah dilakukannya, motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

11

tindakan kekerasan tersebut terjadi, diskusikan apakah dengan tindakan

kekerasan yang dilakukanya masalah yang dialami teratasi.

TUK 5: Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

Dengan kriteria evaluasi setelah 1x pertemun klien menjelaskan akibat

tindakan kekerasan yang dilakukannya, diri sendiri (luka, dijauhi teman),

orang lain (keluarga luka, tersinggung, ketakutan), lingkungan (barang atau

benda rusak). Intervensi yang akan dilakukan, diskusikan dengan klien

akibat negatif (kerugian) cara yang dilakukan pada, diri sendiri, orang lain,

keluarga, lingkungan.

TUK 6: Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam

mengungkapkan kemarahan. Dengan kriteria evaluasi 2x pertemuan klien,

menjelaskan cara sehat mengungkapkan marah, Intervensi diskusikan

dengan klien apakah klien mau mempelajari cara mengungkapkan marah

yang sehat, jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan

marah, jelaskan cara sehat untuk mengungkapkan marah, cara fisik: nafas

dalam pukul bantal dan olahraga, verbal mengungkapkan bahwa dirinya

sedang kesal pada orang lain, sosial: latihan asertif dengan orang lain.

TUK 7: Klien dapat mendemontrasikan cara mengontrol perilaku

kekerasan. Dengan kriteria evaluasi setelah 2X pertemuan klien

memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan, fisik: tarik nafas

dalam, memukul bantal, verbal: mengungkapkan perasaan kesal pada orang

lain tanpa menyakiti, spiritual zikir doa. Intervensi diskusikan cara mungkin

dipilih untuk mengungkapkan kemarahannya, latih klien memperagakan

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

12

cara yang dipilih, jelaskan manfaat cara tersebut, anjurkan klien menirukan

peragaan yang sudah dilakukan, anjurkan klien menggunakan cara yang

sudah dilatih saat jengkel muncul.

TUK 8: Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk mengontrol

perilaku kekerasan. Dengan kriteria evaluasi setelah 3x pertemuan keluarga:

menjelaskan cara merawat klien dengan perilaku kekerasan,

mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien. Intervensi diskusikan

pentingnya paran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatakan

perilaku kekerasaan, jelaskan pengertian penyebeb, akibat, dan cara

merawat klien perilaku kekerasan, peragakan klien menangani parilaku

kekerasan, beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang, beri

pujian kepada keluarga setelah peragakan, tanyakan perasaan keluarga

setelah mencoba cara yang dilatih.

TUK 9: Klien menggunakan obat sesuai program yang telah

ditetapkan. Dengan kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien

menjelaskan: manfaat minum obat, keinginan tidak minum obat, nama obat,

bentuk dan warna obat, dosis yang diberikan kepadanya, waktu penakaran,

cara penakaran, efek yang dirasakan, setelah 1x pertemuan klien

mengungkapkan obat sesusi program. Intervensi jelaskan manfaat

menggunaan obat secara teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat,

jelaskan kepada klien: jenis obat (nama, warna dan bentuk obat), dosis yang

tepat untuk klien, waktu pemakain, efek yang dirasakan klien, anjurkan

klien: minta dan menggunakan obat tepat waktu, lapor keperawat atau

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

13

dokter jika mengalami efek yang tidak biasa, beri pujian terhadap

kedisiplinan klien menggunakan obat.

D. Implementasi

Proses keperawatan yang dilakukan selama 3 hari pada klien Tn.D

dengan masalah utama resiko perilaku kekerasan mencakup tindakan

keperawatan yang diberikan antara lain di bawah ini :

Pada tanggal 02 April 2012 melakukan implementasi diagnosa

keperawatan resiko perilaku kekerasan yaitu pada pukul 11.00 WIB

melakukan membina hubungan saling percaya dengan/ menerapkan prinsip

komunikasi terapeutik, mengidentifikasi penyebab marah, mengidentifikasi

tanda - tanda perilaku kekerasan, mengidentifikasi perilaku kekerasan yang

biasa dilakukan, mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan yang

dilakukan oleh klien dengan cara membicarakan akibat dari perilaku

kekerasan, mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap

kernarahan.

Pada tanggal 03 April 2012 melakukan implementasi pada pukul

09.00 WIB melakukan Strategi Pelaksanaan ( SP I ) yaitu membantu klien

dalam mendemonstrasikan cara yang konstruktif dengan cara yang pertama

yaitu tehnik nafas dalam, yaitu dengan ambil nafas melalui hidung lalu

tahan sebentar kemudian keluarkan melalui mulut dan ulangi sampai 5 kali,

menganjurkan klien untuk dilakukan 3 kali sehari terutama jika klien sedang

marah.

Pada tanggal 4 April 2012 melakukan implementasi pada pukul 09.00

WIB melakukan SP II yaitu membantu klien dalam mendemonstrasikan cara

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

14

yang konstruktif dengan cara yang kedua yaitu memukul bantal, yaitu

dengan ambil nafas melalui hidung lalu tahan sebentar kemudian keluarkan

melalui mulut bersamaan itu sambil meluapkan rasa emosi dengan cara

memukul bantal, menganjurkan klien untuk dilakukan 3 kali sehari terutama

jika klien sedang marah.

E. Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi atau tindakan keperawatan, maka

langkah selanjutnya dalam proses keperawatan adalah evaluasi. Adapun

evalusi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 2-4

April 2012 adalah dibawah ini.

Evaluasi pada tanggal 2 April 2012 pukul 12.00 WIB dengan

melakukan tindakan keperawatan diagnosa keperawatan resiko perilaku

kekerasan, evaluasi secara subyektif: klien menyebutkan nama dan mau

berjabat tangan. Klien mengatakan sering marah dan bingung karena di

tinggal cerai istrinya Klien mengatakan saat marah klien memukul orang

dan merusak barang disekitarnya. Klien mengatakan akibat jika klien marah

tangannya sakit karena memukul dan barang-barang di sekitarnya menjadi

rusak. Klien mengatakan cara yang di gunakan mengontrol marah dengan

cara tarik nafas dalam, memukul bantal dan berbincang-bincang dengan

teman. Evaluasi obyektif klien mau berkenalan dengan berjabat tangan,

ekspresi wajah tegang, pandangan tajam, mata sedikit melotot. Dari evaluasi

subyektif dan obyektif maka penulis menganalisa bahwa klien mampu

mengungkapkan terjadinya perilaku kekerasan, sehingga rencana

selanjutnya SP I, yaitu mengajarkan ,mengontrol marah dengan cara nafas

dalam.

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

15

Evaluasi pada tanggal 3 April 2012 pukul 09.30 WIB dengan

melakukan tindakan keperawatan diagnosa keperawatan resiko perilaku

kekerasan, evaluasi SP I secara subyektif klien mengatakan mau mencoba

cara mengontrol marah dengan nafas dalam. Dari evaluasi obyektif klien

mampu mendemonstrasikan cara konstrutif yang pertama yaitu dengan tarik

nafas dalam, klien tampak tenang. Dari evaluasi subyektif dan obyektif

maka penulis menganalisa bahwa SP I tercapai yaitu klien mampu

mendemonstrasikan cara konstruktif dalam mengontrol kemarahan dan klien

mau berlatih SP I tarik nafas dalam, sehingga rencana selanjutnya adalah

melanjutkan SP II yaitu mendemonstrasikan cara konstrutif dengan cara

yang kedua, dengan cara memukul bantal dan evaluasi SP I.

Evaluasi pada tanggal 4 April 2012 pukul 09.30 WIB dengan

melakukan tindakan keperawatan diagnosa keperawatan resiko perilaku

kekerasan, evaluasi SP II secara subyektif klien mengatakan kemarin telah

mencoba sendiri SP I tehnik nafas dalam, klien mengatakan bersedia di ajari

cara mengontrol marah dengan cara memukul bantal. Dari evaluasi obyektif

klien mampu mendemonstrasikan cara konstrutif yang ke dua yaitu dengan

memukul bantal. Dari evaluasi subyektif dan obyektif maka penulis

menganalisa bahwa SP II tercapai yaitu klien mampu mendemonstrasikan

cara konstruktif dalam mengontrol kemarahan dan klien mau berlatih SP II

memukul bantal, sehingga rencana selanjutnya adalah melanjutkan SP III

yaitu mendemonstrasikan cara konstrutif dengan cara yang ke tiga, dengan

melakukan kegiatan positif dan memasukkan ke jadwal harian dan evaluasi

SP II.

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

16

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

Pada bab pembahasan penulis akan membahas mengenai kesenjangan

yang terdapat pada konsep dasar (teori) dan studi kasus pada klien dengan

resiko perilaku kekerasan yang dimulai dengan membahas pengkajian,

intervensi, implementasi dan evaluasi.

A. Pembahasan

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan

perumusan kebutuhan, atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi

data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Data pada pengkajian jiwa

dapat dikelompokkan menjadi faktor predisposisi, faktor presipitasi,

penilaian terhadap, stressor, sumber koping dan kemampuan koping yang

dimiliki klien. Cara pengkajian lain berfokus pada 5 (lima) dimensi, yaitu

fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual (Keliat, 2005, : 3). Dalam

pengkajian pasien, penulis menggunakan teori proses perawatan jiwa yaitu

pengkajian identitas klien, identitas penanggung jawab, alasan masuk, faktor

predisposisi, pemeriksaaan fisik, psikososial, status mental, kebutuhan

persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan,

data penunjang dan terapi medis. Menurut Nursalam. (2002, : 19) data dapat

dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu : Data subyektif adalah data yang

didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan

16

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

17

kejadian. Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur.

Adapun data yang diperoleh setelah melakukan pengkajian pada klien Tn.D

Yang berupa data subyektif antara lain klien mengatakan merasa inign

marah dan bingung karena di tinggal cerai istrinya, klien mengatakan saat

merasa marah rasanya ingin memukul orang dan barang di sekitarnya dan

data obyektifnya antara lain : tampak tegang, bingung, nada bicara agak

tinggi, mata sedikit melotot, bicara kotor. Klien terlihat gelisah, emosi klien

akan tampak bila ada stimulus yang kuat. Disini yang dimaksud stimulus

yang kuat adalah pada saat mengingatkan klien pada masa lalu (Keliat,

2005, : 21). Dalam pembahasan penulis akan mempertegas lagi yang

menjadi faktor pencetus dan pendukung gangguan jiwa yang dialami klien

Tn.D yaitu sebagai pencetusnya klien merasa kesal, marah, mudah

tersinggung, sering mengamuk karena tidak mempunyai istri lagi.

Sedangkan faktor pendukungnya adalah klien pernah mengalami gangguan

jiwa sebelumnya dan ini merupakan ke dua kalinya klien dirawat di RSJ.

Selain itu klien mengalami putus obat. Peran keluarga disini tidak terlaksana

dengan baik.

Dari pohon masalah menurut Keliat (2005, : 27) disebutkan bahwa

perilaku kekerasan disebabkan oleh faktor psikologis, sosial budaya,

bioneurologis, faktor klien dan lingkungan. Pada kasus nyata yang terjadi

pada klien yaitu disebabkan faktor dari klien, lingkungan dan sosial budaya.

Faktor dari klien yaitu klien merasa tidak berguna karena di tinggalkan oleh

istrinya. Faktor sosial budaya yaitu klien merasa diejek, diremehkan dan di

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

18

kucilkan. Faktor lingkungan yaitu lingkungan keluarga yang tidak

mendukung kesembuhan klien, dan lingkungan masyarakat yang

menganggap rendah klien. Pada pohon masalah bahwa yang menjadi core

problem resiko perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu

mengalami perilaku yang dapat membahayakan orang lain, diri sendiri dan

lingkungan serta penyebab dari resiko perilaku kekerasan adalah harga diri

rendah (Stuard dan Sudden, 2005). Data yang diperoleh dari Tn.D sesuai

dengan teori yang ada diatas yaitu resiko perilaku kekerasan yang dilakukan

Tn.D disebabkan oleh harga diri rendah yang dapat menimbulkan kerusakan

interaksi sosial, hal ini berkaitan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan

mencintai dan memiliki yaitu keadaan pasien yang sudah tidak mempunyai

istri lagi dan menyebabkan resiko perilaku kekerasan pada Tn.D dapat

muncul ketika dirinya sedang marah.

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan

respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu

atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi

dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga statu kesehatan

menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah. (Nursalam, 2002, : 35).

Diagnosa keperawatan dirumuskan setelah data – data yang didapat

dikumpulkan dari tahap pengkajian. Menurut Gordon, diagnosa

keperawatan adalah diagnosis yang dibuat oleh perawat profesional yang

menggambarkan tanda dan gejala yang menunjukkan masalah kesehatan

yang dirasakan klien dimana perawat yang berdasarkan pendidikan dan

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

19

pengalaman mampu menolongnya (Ali Z, 2002). Schultz dan Videbeck

(dalam Intansari Nurjannah, 2004) menyatakan bahwa diagnosa

keperawatan berbeda dari diagnosa psikiatrik medis dimana diagnosa

keperawatan adalah respon klien terhadap masalah medis atau bagaimana

masalah mempengaruhi fungsi klien sehari – hari yang merupakan perhatian

utama diagnosa keperawatan. Pernyataan diagnosa terdiri dari masalah atau

respon klien dan satu atau lebih faktor yang berhubungan yang

mempengaruhi atau berkontribusi pada masalah atau respon klien. Tanda

dan gejala atau batasan karakteristik adalah pengkajian subyektif dan

obyektif yang mendukung diagnosa keperawatan, ini biasanya ditulis

sebagai bagian dari pernyataan diagnosis. Bagian kedua dari pernyataan

diagnosa ditulis untuk mengkomunikasikan persepsi perawat dari faktor

yang berhubungan atau berkontribusi untuk etiologinya (Intansari

Nurjannah, 2004). Tetapi pada kasus penulis sudah menggunakan diagnosa

tunggal yang telah disepakati sejak Konas III di Semarang yang menyatakan

rumusan diagnosa keperawatan jiwa hanya menyebutkan problem tanpa

perlu dituliskan etiologi. Rumusan diagnosa tanpa menyebutkan etiologi

atau dikenalkan sebagai diagnosa tunggal keperawatan jiwa ini mengacu

pada North American Diagnosis Association (NANDA) 2005-2006. Data

yang memperkuat penulis mengangkat diagnosa resiko perilaku kekerasan

yaitu data subyektif : Klien mengatakan merasa ingin marah dan bingung

karena di tinggal cerai istrinya. Klien mengatakan saat merasa marah

rasanya ingin memukul orang dan barang di sekitarnya. Sedangkan data

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

20

obyektif : tampak tegang, bingung, nada bicara agak tinggi, mata sedikit

melotot, bicara kotor. Kebutuhan mencintai dan memiliki merupakan salah

satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi berdasarkan hirarki

maslow. Kebutuhan mencintai dan memiliki meliputi masalah kasih sayang,

seksualitas, afiliasi dalam kelompok, hubungan dengan teman, keluarga,

teman sebaya, dan masyarakat. (Hidayat, 2008). Sehingga dalam kasus ini

penulis akan menyusun perencanaan, implementasi dan evaluasi untuk

mengatasi core problem yaitu resiko perilaku kekerasan dengan alasan

apabila resiko perilaku kekerasan dapat teratasi maka masalah yang dialami

klien akan berkurang sehingga dapat memenuhi/mencapai kebutuhan

mencintai dan memiliki.

Rencana keperawatan ditulis atau dibuat setelah diagnosa

keperawatan. Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian

tindakan yang dapat mencapai tiap tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian

asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian agar

masalah kesehatan dan keperawatan klien dapat diatasi (Ali Z, 2002).

Rencana tindakan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan jiwa

Indonesia atau standar keperawatan Amerika yang membagi karakteristik

tindakan berupa : tindakan konseling/psikoterapeutik, pendidikan kesehatan,

perawatan mandiri dan aktivitas hidup sehari – hari, terapi modalitas

keperawatan, perawatan berkelanjutan (continuity – care), tindakan

kolaborasi (terapi somatik dan psikofarmaka). Pada dasarnya tindakan

keperawatan terdiri dari tindakan observasi dan pengawasan (monitoring),

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

21

terapi keperawatan, pendidikan kesehatan dan tindakan kolaborasi

(Kurniawati, 2004). Namun pada rencana yang dibuat oleh penulis tidak

mencantumkan pendidikan kesehatan, yang penulis cantumkan meliputi

observasi dan pengawasan (monitoring), terapi keperawatan dan tindakan

kolaborasi. Rencana keperawatan yang penulis lakukan sama dengan

landasan teori yang sudah penulis jabarkan dalam BAB II, hal ini karena

rencana tindakan keperawatan tersebut telah sesuai dengan SOP (Standart

Operasional Prosedur) yang telah ditetapkan. Kekuatan dari intervensi pada

SOP menurut keliat (2006) tersebut telah disusun untuk memudahkan

penulis dalam melaksanakan intervensi tersebut dimana tahap perencanaan

yang ada pada konsep dasar sudah sesuai dengan kondisi klien.

Implementasi adalah tahap dimana perawat memulai kegiatan dan

melakukan tindakan – tindakan perawatan dalam mengatasi masalah klien,

tugas perawat pada saat ini adalah melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan pada tahap pra interaksi dan melanjutkan tahap orientasi

(Erlinafsiah, 2010). Untuk diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan,

implementasi yang dapat dilaksanakan adalah: Implementasi tanggal 02

April 2012 pukul 11.00 WIB Melakukan interaksi untuk TUK I yang

mempunyai tujuan klien dapat membina hubungan saling percaya. Penulis

melakukan kontak dengan klien, duduk berhadapan dengan klien,

mempertahankan kontak mata, mengucapkan salam dan berjabat tangan,

memperkenalkan diri, menanyakan nama klien dan nama panggilannya yang

disukai. Melakukan interaksi untuk TUK 2 yang mempunyai- tujuan klien

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

22

dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan. Klien dalam interaksi

dengan klien kemampuan cukup kooperatif dalam mendiskusikan tentang

penyebab marah yang dialami klien hal ini dikarenakan penulis

menggunakan teknik pertanyaan terbuka menurut Stuart (2006, : 16) yaitu

mendorong pasien untuk memilih topik diskusi. Melakukan interaksi untuk

TUK 3 yang mempunyai tujuan klien dapat mengidentifikasi tanda – tanda

perilaku kekerasan. Dalam interaksi ini klien mampu mengungkapkan tanda

– tanda saat klien marah atau jengkel karena penulis menggunakan teknik

komunikasi pengulangan pernyataan yaitu mengulangi pikiran utama yang

telah diungkapkan klien.(Stuart, 2006, : 16) Selanjutnya penulis melakukan

TUK 4 yang mempunyai tujuan klien dapat mengidentifikasi perilaku

kekerasan yang biasa dilakukan. Selanjutnya penulis melakukan interaksi

untuk TUK 5 yang mempuyai tujuan klien dapat mengidentifikasi akibat

perilaku kekerasan Melakukan interaksi untuk TUK 6 yang mempunyai

tujuan klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon

terhadap kemarahan. Implementasi tanggal 03 April 2012 pukul 09.00 WIB

Pada TUK 7 ( SP I ) klien kooperatif karena bersedia mendemonstrasikan

cara mengontrol marah yaitu dengan tarik nafas dalam sebanyak lima kali.

Dengan memberi contoh terlebih dahulu dan memberi kesempatan klien

untuk mencoba. Implementasi tanggal 04 April 2012 pukul 09.00 WIB ( SP

II ) klien kooperatif karena bersedia mendemonstrasikan cara mengontrol

marah yaitu dengan cara memukul bantal. Dengan memberi contoh terlebih

dahulu dan memberi kesempatan klien untuk mencoba. Sedangkan

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

23

intervensi dan implementasi yang belum dapat dilaksanakan adalah TUK 8

dan 9 yang mempunyai tujuan yaitu klien mendapat duk ungan keluarga

dalam mengontrol perilaku kekerasan dan dapat menggunakan obat dengan

benar sesuai program pengobatan. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan

waktu penulis dalam melakukan proses keperawatan. Alasan lain yang

menyebabkan tindakan keperawatan TUK 8 dan 9 tidak dapat dilaksanakan

karena selama penulis melakukan proses keperawatan keluarga klien tidak

menjenguk klien sehingga tindakan keperawatan ini belum dapat dilakukan

karena sasaran utamanya adalah keluarga. Tindakan keperawatan pada

keluarga sangat penting untuk dilakukan karena keterlibatan keluarga sangat

mendukung terhadap proses perubahan perilaku klien. Keluarga berperan

penting dalam peristiwa terjadinya gangguan jiwa dan proses penyesuaian

kembali setiap klien. Oleh karena itu peran serta keluarga dalam proses

pemulihan dan pencegahan kambuh kembali klien gangguan jiwa sangat

diperlukan. (Keliat 2005, : 2)

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari

tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus-menerus pada

respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

(Keliat, 2005, : 15)

Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP sebagai

berikut: S: Respon subyektif klien terhadap tindakan keperawatan yang

telahdilaksanakan. O: Respon obyektif klien terhadap tindakan keperawatan

yang telah dilaksanakan. A: Analisa data subyektif dan obyektif untuk

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

24

menyimpulkan apakah masalah masih tetap muncul atau muncul masalah

baru atau data-data yang kontra indikasi dengan masalah yang ada. P:

Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien.

Keliat ( 2005, : 15). Dalam proses evaluas penulis sudah melakukan

evaluasi sesuai dengan teori yang di atas. Karena keterbatasan waktu penulis

dalam melakukan asuhan keperawatan maka untuk TUK 8 dan 9 diagnosa

keperawatan resiko perilaku kekerasan didelegasikan pada perawat ruangan

untuk melanjutkan proses keperawatan pada klien Tn.D. Hal tersebut

penulis lakukan agar asuhan keperawatan yang penulis terapkan pada klien

terdapat kesinambungan, sehingga asuhan keperawatan tersebut dapat

terselesaikan. Menurut Nursalam (2002) delegasi dapat diartikan,

penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain dan sebagai kolaborasi

untuk mencapai suatu tujuan ( p. 105 ). Yang dimaksud disini yaitu

melakukan pendelegasian kepada perawat ruangan untuk melanjutkan

tindakan keperawatan.

B. Kesimpulan

Kesimpulan penulis dapatkan setelah melakukan asuhan keperawatan

pemenuhan kebutuhan mencintai dan memiliki pada Tn.D dengan resiko

perilaku kekerasan, dari hasil pengkajian didapatkan data meliputi data

subyektif dan data obyektif. Data subyektif Klien mengatakan merasa ingin

marah dan bingung karena di tinggal cerai istrinya. Klien mengatakan saat

merasa marah rasanya ingin memukul orang dan barang di sekitarnya.

Sedangkan data obyektif : tampak tegang, bingung, nada bicara agak tinggi,

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

25

mata sedikit melotot, bicara kotor. Sehingga dapat diambil diagnosa

keperawatan resiko perilaku kekerasan. Rencana keperawatan meliputi TUM:

Klien tidak melakukan tindakan kekerasan. TUK 1: Klien dapat membina

hubungan saling percaya. TUK 2: Klien dapat mengidentifikasi penyebab

perilaku kekerasan yang dilakukannya. TUK 3: Klien dapat mengidentifikasi

tanda - tanda perilaku kekerasaan. TUK 4: Klien dapat mengidentifikasi jenis

perilaku kekerasan yang pernah dilakukanya. TUK 5: Klien dapat

mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan. TUK 6: Klien dapat

mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan. TUK 7:

Klien dapat mendemontrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan. sedangkan

untuk implementasi hanya bisa dilakukan penulis dari TUK 1 – TUK 7 karena

keterbatasan waktu sehingga tidak semua TUK bisa dilakukan. Setelah

dilakukan implementasi didapatkan hasil/evaluasi, klien mampu

mengungkapkan resiko perilaku kekerasan yang dialami dan klien mampu

mengontrol resiko perilaku kekerasan dengan cara tarik nafas dalam dan

memukul bantal. Analisa pemenuhan kebutuhan mencintai dan memiliki pada

Tn.D dengan resiko perilaku kekerasan sudah dapat terpenuhi sebagian.

C. Saran

Penulis memberikan saran yang mungkin dapat diterima sebagai

bahan pertimbangan guna meningkatkan kualitas asuhan keperawatan

pemenuhan kebutuhan mencintai dan memiliki pada klien dengan resiko

perilaku kekerasan berikut :

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

26

1. Bagi Perawat

a. Perawat mampu meningkatkan kualitas dalam memberikan asuhan

keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan memiliki pada klien

dengan resiko perilaku kekerasan karena banyak perawat yang

melakukan tindakan keperawatan bukan berdasarkan rencana

keperawatan tetapi berdasarkan intuisi.

b. Perawat mampu melakukan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan

mencintai dan memiliki pada klien dengan resiko perilaku kekerasan

sesuai dengan SOP (Standart Operasional Prosedur).

2. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan Rumah Sakit mampu memberikan pelayanan yang baik kepada

setiap pasien, khususnya pada penderita gangguan jiwa dengan gangguan

resiko perilaku kekerasan.

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

DAFTAR PUSTAKA

Ali Z. 2002. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Penerbit Airlangga University

Press.

Erik Saut H Hutahaean. 2008. Jurnal Psikologi Volume 2, No. 1.

http://www.ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/viewFile/246/187.

Diakses tanggal 06 April 2012

Erlinafsiah. 2010. Modal Perawat Dalam Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta: CV

Trans Info Media

Hakim, Lukmanul. (2009 ). Asuhan Keperawatan Jiwa. (http: //www. Jurnal

Penelitian Sains & Teknologi.com, diakses tanggal 09 April 2012)

Julianto Saleh. 2003. Hirarki Kebutuhan Manusia. Menurut Abraham Maslow :

Aplikasi terhadap Klasifikasi Mad'u dalam Proses Dakwah. Al – Bayan,

Vol 7 No 7. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/77035774.pdf------jurnal.

Diakses tanggal 06 April 2012

Keliat. 2005 . Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa (terjemahan). Jakarta EGC

Keliat, Budi Anna. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

Kurniawati. (2004). Pelatihan Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Jiwa.

Semarang : RSJ dr. Amino gondo hutomo

Nurjannah, Intansari. 2004. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa

Manajemen, Proses Keperawatan Dan Hubungan Terapeutik Perawat –

Klien. Yogyakarta: Penerbit Mocomedia

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta : Salernba, Medika

Rasmun. 2005. Keperawatan Kesehatan Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga.

Jakarta : CV. Sagung Seto

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005 – 2006

Definisi Dan Klasifikasi. Bandung: Penerbit Prima Medika

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN ... model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara klien dan perawat ... analisa

Sheila L. Videbeck. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Sundeen dan Stuart. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC