29
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang. Segala puji dan syukur bagi Allah yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Tak lupa pula shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikut beliau hingga akhir zaman. Pada kesempatan ini, terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr.H.Syahidin,M.Pd selaku dosen dan Ibu Dina Siti Logayah, M.Pd selaku asisten dosen mata kuliah Pendidikan Sosial Budaya jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan kesempatan untuk membuat makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, serta jauh dari kata sempurna. Demikian kata pengantar dari kami sebagai penulis, semoga makalah ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana semestinya. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan makalah ini. Wassalamu’alaikumWr. Wb. 1

Studi Kasus Kabut Asap Riau

Embed Size (px)

DESCRIPTION

apa penyebab kabut asap?agaimana cara penanggulangan kabut asap?apa solusi yang tepat untuk menghilangkan kabut asap?

Citation preview

Page 1: Studi Kasus Kabut Asap Riau

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang.

Segala puji dan syukur bagi Allah yang telah memberikan rahmat, taufik, serta

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Tak

lupa pula shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi besar

Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikut beliau

hingga akhir zaman.

Pada kesempatan ini, terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak

Dr.H.Syahidin,M.Pd selaku dosen dan Ibu Dina Siti Logayah, M.Pd selaku asisten

dosen mata kuliah Pendidikan Sosial Budaya jurusan Pendidikan Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan kesempatan untuk

membuat makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat

kekurangan dan kesalahan, serta jauh dari kata sempurna.

Demikian kata pengantar dari kami sebagai penulis, semoga makalah ini

bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana semestinya.

Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

kelancaran pembuatan makalah ini.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Bandung, 25 November 2015

Penulis

1

Page 2: Studi Kasus Kabut Asap Riau

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................3

B. Rumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan...........................................................................................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................5

A. Pengertian Kabut Asap (Asbut)....................................................................5

B. Penyebab Terjadinya Kabut Asap.................................................................5

C. Dampak dari Kabut Asap..............................................................................6

D. Dalang Dibalik Krisis Kabut Asap................................................................6

E. Solusi.............................................................................................................9

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................13

A. Pendekatan Krosdisipliner..........................................................................13

B. Metode Problem Solving............................................................................13

C. Dampak dari Kabut Asap............................................................................15

D. Solusi...........................................................................................................16

BAB IV PENUTUP...............................................................................................18

Kesimpulan.........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

2

Page 3: Studi Kasus Kabut Asap Riau

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang kaya akan sumber daya

alam. Salah satu kekayaan Indonesia tersebut adalah keadaan alam yaitu wilayah

hutan.Indonesia memili beraneka ragam jenis flora dan fauna.Kemudian

disamping kekayaan alam tersebut negara Indonesia juga sambil mengembangkan

sektor industrinya untuk bisa bersaing dengan negara-negara lainnya.Memang

sudah seharusnya kemajuan industri suatu negara harus disertai juga dengan

pengelolaan lingkungan yang memadai.

Namun realitanya fakta saat ini di negara Indonesia sendiri sampai sekarang

sudah lahan hutan yang semakin sedikit dan sumber daya yang semakin

berkurang.Seperti yang terjadi sekarang yaitu bencana kebakaran hutan yang

melanda wilayah pulau Kalimantan dan juga Sumatera.Dan dampak dari

kebakaran tersebut menyebabkan permasalahan yang semakin krisis hingga saat

ini. Mulai dari masalah polusi udara, masalah kesehatan, transportasi dan juga

yang lainnya.

Kabut asap disini merupakan suatu masalah yang harus mendapatkan

penanganan yang serius dan juga membutuhkan bantuan semua pihak. Tidak

hanya pemerintah tapi semua pihak. Jika masalah ini terus dibiarkan akan

menimbulkan masalah-masalah baru yang lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Penyebab terjadinya Kabut Asap?

2. Apa Dampak yang ditimbulkan dari Kabut Asap?

3. Bagaimana solusi dan pendekatan pemecahan masalah terbaik untuk

mengatasi bencana kabut asap ini?

4. Pendekatan apa yang dapat dipakai untuk kasus Kabut Asap?

5. Metode apa yang digunakan untuk kasus Kabut Asap?

3

Page 4: Studi Kasus Kabut Asap Riau

C. Tujuan

1. Mengetahu apa itu Kabut Asap melalui pengertiannya

2. Mengetahui penyebab terjadinya kabut asap

3. Mengetahui dampak apa saja yang timbul dari kabut asap

4. Mengetahui siapa dalang dibalik krisis kabut asap yang terjadi

5. Mengetahui solusi untuk mengatasi masalah yang terjadi dari kabut asap

6. Mengetahui apa pendekaan dan metode yang harus digunakan untuk kasus

kabut asap

4

Page 5: Studi Kasus Kabut Asap Riau

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kabut Asap (Asbut)

Tentunya kita sudah tak asing lagi mendengar kata kabut asap. Kabut Asap

yang biasa kita jumpai adalah campuran kabut dan asap yang muncul di kota-

kota dan daerah industri. Penyebab utamanya adalah partikel-partikel

berukuran sangat kecil dari asap buangan mobil dan cerobong pabrik. Kabut

asap dapat bertahan hingga beberapa hari. Kabut asap terutama berbahaya

bagi orang yang memiliki penyakit asma serta gangguan pernapasan lain.

(Ford & Barnham, 2003, hal. 21).

Dalam Wikipedia Indonesia, Kabut Asap atau Asbut juga merupakan

kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga hitungan

bulan.Di bawah keadaan cuaca yang menghalang sirkulasi udara, asbut bisa

menutupi suatu kawasan dalam waktu yang lama. Perkataan "asbut" adalah

singkatan dari "asap" dan "kabut", walaupun pada perkembangan selanjutnya

asbut tidak harus memiliki salah satu komponen kabut atau asap. Asbut juga

sering dikaitkan dengan pencemaran udara.Asbut sendiri merupakan koloid

jenis aerosol padat dan aerosol cair.

B. Penyebab Terjadinya Kabut Asap

Jika udara berada di atas daerah perindustrian, udara itu mungkin juga

mengandung asap yang bercampur kabut membentuk kabut berasap, campuran

yang mencekik dan pedas yang menyebabkan orang terbatuk. Di kota-kota

besar, asap pembuangan mobil dan polutan lainnya mengandung hidrokarbon

dan oksida-oksida nitrogen yang dirubah menjadi kabut berasap fotokimia

oleh sinar matahari. Ozon dapat terbentuk di dalam kabut berasap ini

menambah racun lainnya di dalam udara. Kabut berasap ini mengiritasikan

mata dan merusak paru-paru.Seperti hujan asam, kabut berasap dapat dicegah

dengan mengehentikan pencemaran atmosfer(academia, 2014).

5

Page 6: Studi Kasus Kabut Asap Riau

Setiap musim kemarau, kebakaran di beberapa kawasan Indonesia

menimbulkan bencana kabut asap. Sumber kebakaran berasal dari titik api

alamiah serta perbuatan manusia yang sengaja membakar lahan untuk

pertanian. Kebakaran ini menyebabkan gangguan kesehatan pada organ

pernafasan. Di samping itu, kebakaran hutan juga mengganggu roda

perekonomian karena jalur transportasi terhambat. (Surya, 2006, hal. 296)

C. Dampak dari Kabut Asap

Kondisi kebakaran hutan dan lahan yang berimbas ke ranah domestik

hingga luar negeri menyebabkan pemerintah Indonesia terpojok, menurut

kalangan pegiat.Rendi Khasmi, pegiat dari Aliansi Gerakan Rakyat Riau

melawan Asap, mengatakan situasi di sejumlah provinsi di Sumatra dan

Kalimantan sudah sedemikian parah sehingga pemerintah Indonesia perlu

meminta bantuan asing. Menurutnya, situasi yang terjadi sekarang ini sangat

kritis. Di Pekanbaru saja, banyak warga yang terkena Infeksi Saluran

Pernapasan Atas (ISPA). Ini sudah mendesak tidakhanya di Riau, Jambi,

Sumatra Selatan serta Kalimantan, tapi juga di negara-negara tetangga yang

sudah terkena dampak kabut asap. Sudah sangat terpojok(Liputan6, 2015).

Menurut Luthfi Rauf, duta besar Indonesia untuk Thailand kepada

wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan, Kementerian Luar Negeri

Thailand menyatakan prihatin dengan kabut asap kiriman Indonesia yang

melanda sejumlah provinsi di bagian selatan negera tersebut.Mereka

menyampaikan concern mengenai dampak asap yang sudah sampai di

beberapa provinsi di Thailand selatan yang berbatasan dengan

Malaysia.Menlu Singapura menyatakan bahwa Indonesia menunjukkan

perilaku yang sangat tidak memikirkan keselamatan warga Singapura, dan

warga Indonesia sendiri.Kemudian, Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak,

telah mendesak Indonesia segera menindak pihak yang bertanggung jawab

atas kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan, menyusul kembali

ditutupnya sekolah-sekolah di negeri itu pada 5-6 Oktober akibat kabut asap

yang semakin tebal(Kompas, 2015).

6

Page 7: Studi Kasus Kabut Asap Riau

D. Dalang Dibalik Krisis Kabut Asap

Dikutip dari harian detik.com (2015) bahwa ada kejanggalan dibalik

peristiwa kabut asap yang terjadi di Riau. Diperkirakan ada beberapa dalang

penyebab terjadinya krisis kabut asap yang sedang terjadi di Riau dan wilayah

sekitarnya, diantaranya:

1. Perusahaan Perkebunan

Mengambil data dari rilisan Greenpeace Indonesia, ratusan perusahaan

korporat dari sektor perkebunan telah menciptakan peluang besar tersulutnya

bara api yang akhirnya tak bisa terkontrol dan meluas menjadi ribuan titik api

di berbagai lahan. Banyak dari perusahaan perkebunan itu bergerak dalam

bidang produksi bubur kertas dan kelapa sawit.Mereka membakar lahan

gambut untuk membersihkan lahan sebelum ditanam kembali.

Lantas siapa saja yang bertanggung jawab di balik krisis kabut asap ini?

Perusahaan perkebunan adalah tersangka utama yang menciptakan krisis kabut

asap tak bisa dipungkiri, banyak bukti mengarah kepada puluhan perusahaan

pengelola perkebunan di atas lahan gambut yang telah menciptakan krisis

kabut asap ini. Terlepas dari faktor kesengajaan atau tidak, perusahaan

perkebunan yang bergerak di sekitar lahan hutan Sumatera dan Kalimantan

telah menciptakan kondisi kebakaran hutan dan lahan gambut. Jika memang

tak sengaja, bisa saja lahan gambut kering sisa perkebunan mereka tersambat

petir atau tersulut api rokok karena kecerobohan, atau mungkin dilakukan

dengan sengaja dengan membakarnya untuk membersihkan lahan dan

menyuburkan tanah. Apapun alasannya, api yang tercipta di atas lahan gambut

kering kini telah berubah menjadi sangat tidak terkendali. Minimnya hujan

dan kemarau panas terik makin memperburuk kondisinya.

Pemerintah telah memberikan pengelolaan hutan dan lahan gambut rentan

terbakar pada perusahaan, sekian tahun menutup mata pada tindakan

pengrusakan hutan secara ilegal.

Kebakaran hutan bukanlah kejadian yang menyesakkan penduduk Riau,

Palangkaraya, Jambi, Palembang ataupun Pontianak di tahun ini saja. Belasan

7

Page 8: Studi Kasus Kabut Asap Riau

tahun di musim kemarau selalu dilewati oleh masyarakat Sumatera dan

Kalimantan dengan derita kabut asap. Kenyataan ini membuktikan bahwa

selama belasan tahun pemerintah telah lalai.Tanggung jawab pemerintah

untuk menjaga hutan dan lahan gambut dari kehancuran oleh oknum

perusahaan swasta tak dijalankan selama sekian dekade. Pejabat pemerintah

bahkan semakin menambah besar masalah dengan memberikan surat izin

terhadap pengelolaan konsesi di atas lahan hutan dan gambut.

Ketika pemerintah gagal mengatasi praktik pengrusakan sektor

perkebunan, maka pembakaran hutan dan kabut asap parah seperti sekarang

ini hanya akan menyiksa warga dan menampar keras muka pemerintah.

2. Perusahaan Asing

Polisi telah turun tangan mengusut pelaku yang harus bertanggung jawab

dalam bencana kabut asap. Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti

menyebutkan, hingga saat ini ada 244 laporan terkait tindak pidana

pembakaran hutan dan lahan.

Menurut Badrodin, ada 244 laporan tindak pidana pembakaran hutan dan

lahan dari 6 Polda, yakni Sumsel, Riau, Jambi, Kalteng, Kalbar, dan Kalsel.

Kemudian yang masih penyelidikan 26, sisanya penyidikan 218.Dari total itu,

113 penyidikan perorangan, 48 perusahaan, dan 57 sudah P21 (berkas

lengkap).

Badrodin mengungkapkan, ada 221 perusahaan dan perorangan yang

sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.Untuk korporasi tercatat

12 perusahaan, sedangkan perorangan 209 orang.Dari 12 perusahaan tersebut,

2 di antaranya milik Asing. Namun mantan Wakapolri itu enggan

membeberkan identitas korporasi itu, ia hanya menyebutkan asal

negaranya.Perusahaan yang jadi tersangka ada yang dalam negeri ada yang

investor asing. Asing ada dari Malaysia dan China. Sedangkan Singapura

masih dalam penyelidikan. Para tersangka tersebut dijerat Pasal 108 Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pelestarian dan Pengelolaan

8

Page 9: Studi Kasus Kabut Asap Riau

Lingkungan Hidup.Mereka terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara dan

denda Rp 10 miliar.

E. Solusi

1. Solusi dari Pemerintah

Dikutip dari dakwatuna.com(2015), bencana akibat kebakaran

lahan dan hutan sangat sulit diakhiri dalam sistem kapitalis saat ini.

Pasalnya, demi kepentingan ekonomi, jutaan hektar hutan dan lahan

diberikan konsesinya kepada swasta.Padahal itulah yang menjadi salah

satu akar masalahnya. Bencana kebakaran hutan dan lahan hanya akan bisa

diakhiri secara tuntas dengan sistem islam melalui dua pendekatan:

pendekatan tasyrî’i (hukum) dan ijrâ’i (praktis). Secara tasyrî’i, Islam

menetapkan bahwa hutan termasuk dalam kepemilikan umum (milik

seluruh rakyat). Rasul saw. bersabda:

Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput,

air dan api (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Sebagai milik umum, hutan haram dikonsesikan kepada swasta,

baik individu maupun perusahaan.Dengan ketentuan ini, akar masalah

kasus kebakaran hutan dan lahan bisa dihilangkan.Dengan dikelola penuh

oleh negara, tentu mudah menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi,

kepentingan rakyat dan kelestarian hutan.Negara juga harus mendidik dan

membangun kesadaran masyarakat untuk mewujudkan kelestarian hutan

dan manfaatnya untuk generasi demi generasi.

Adapun secara ijrâ’i, pemerintah harus melakukan langkah-

langkah, manajemen dan kebijakan tertentu, dengan menggunakan iptek

mutakhir serta dengan memberdayakan para ahli dan masyarakat umum

dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan dampak kebakaran

yang terjadi.

Mengakhiri kebakaran hutan dan lahan secara tuntas dengan dua

pendekatan, tasyrî’i dan ijrâ’i, hanya bisa diwujudkan dengan penerapan

syariah islam secara menyeluruh. Dengan itu berbagai bencana akibat ulah

manusia, termasuk bencana kabut asap, bisa diakhiri.

9

Page 10: Studi Kasus Kabut Asap Riau

Dengan perubahan iklim global el nino, kebakaran hutan telah

menimbulkan dampak terhadap pencemaran udara yang mengganggu

berbagai sendi kehidupan masyarakat termasuk kesehatan bahkan sampai

lintas batas Negara. Pengendalian kebakaran hutan dan lahan dilakukan

melalui berbagai upaya baik yang bersifat pencegahan, pemadaman dan

kegiatan paska pemadaman, maupun pemulihan dan penegakkan

hukum.Kemudian upaya lainnya dalam menanggulangi bencana kabut

asap ini yaitu dengan adanya program pencegahan kebakaran hutan yang

memang menjadi faktor utama penyebab terjadinya masalah kabut asap

ini. Adapun program tersebut, yaitu program perlindunagn kebakaran

hutan (forest fire protection program) di bawah salah satu institusi di

wilayah kebakaran hutan tersebut(Suyanto, 2013).

Tujuan dari program ini adalah upaya untuk melakukan

pencegahan kebakaran di dalam huatan dan kalaupun terjadi kebakaran,

mampu mengontrol mereka dengan akibat seminimum mungkin. Landasan

kebijakan dari program ini yaitu berasal dari internal maupun perautaran

pemerintah, yaitu UU Kehutanan No. 41/1999 yang pada pasal 48 ayat 38

menyebutkan “…kewajiban melindungi hutan”, pasal 49 yang

menyebutkan “bertanggung jawab atas kebkaran yang terjadi di satu

kawasan”, dan pasal 50 ayat 3d yang menyebutkan. “tidak seotrang pun

diijinkan membakar hutan”.Kebijakan tersebut menjadi legitimasi yang

tepat untuk melaksanakn program penceghan ini.Adapun langkah yang

ditempuh dalam pelkasanaan program ini, diantaranya peningkatan

kapasitas pemadam kebakaran, pencegahan kebakaran, dan pengembangan

masyarakat.Langkah peningkatan kapasitas dan pencegahan kebkaran

dilaksanakan secara simultan di bawah kebijakan tidak membakar (no

burn policy).Lalu langkah pengembangan kemasyarakatan juga dipandang

penting. Prinsip “kebijakan tidak membakar” coba ditawarkan, dengan

memberikan cara alternatif pembersihan lahan(Suyanto, 2013).

Pemerintah menegaskan bahwa untuk mengatasi kebakaran hutan

yang memicu kabut asap tahun 2015 ini, BNPB sudah mengkoordinasikan

ribuan personel TNI dan Polri, tugasnya adalah untuk bahu membahu

10

Page 11: Studi Kasus Kabut Asap Riau

memadamkan ribuan titik api, sementara itu penyidik dari Polri bertugas

mengusut tuntas dari hulu hingga hilir siapa penyebab masifnya

pembakaran hutan di lahan gambut Sumatera dan Kalimantan.Selain

menjerat para pelaku pembakaran hutan dengan UU, untuk mengatasi

kebakaran lahan dan hutan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo

meminta setiap kepala daerah segera mengambil langkah-langkah tegas.Di

antaranya meminta gubernur dan walikota segera menginvetarisir

kepemilikan lahan hutan.Tjahjo juga meminta agar menambah kriteria

dalam perizinan untuk penyiapan sarana antisipasi kebakaran lahan.Guna

mencegah terjadinya kebakaran hutan, para pemerintah daerah juga harus

intens berkoordinasi dengan penegak hukum setempat.Pemda juga harus

mempertegas regulasi yang menunjang bersama otoritas terkait.Lalu

perbanyak pembuatan sumur bor dan embung.Tingkatkan koordinasi

dengan Kepolisian serta Departemen Kehutanan dan instrusikan kepada

para camat dan kepala desa, ditambah pengawasan keliling diintensifkan

(Liputan6.com, 2015).

Untuk memperkuat penanggulangan bencana kebakaran hutan,

Pemerintahmembentuk Satuan Tugas Operasi Darurat Kabut Asap. Di

samping itu, Presiden telah menginstruksikan empat hal, yaitu: (1) TNI

harus melakukan pemadaman api dengan hujan buatan dan water

bombing,(2) kepolisian serta satuan dari Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan bersama dengan Kementerian Dalam Negeri wajib

melakukan tindakan hukum kepada pelaku pembakaran hutan (3) presiden

menginstrusikan penanganan masalah kesehatan, karena banyak warga

yang terserang infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat kabut asap,

(4) Kementerian Kesehatan melakukan sosialisasi bahaya bencana kabut

asap dan dampaknya bagi kesehatan. Presiden juga meminta pendirian

posko-posko di wilayah-wilayah yang terkena dampak kabut asap dan

mengajak masyarakat berpartisipasi untuk memadamkan api(berkasdpr,

2015).

Kemudian di zaman yang pengembangan teknologinya semakin

pesat ini maka bebrapa ahli atau peneliti berupaya menemukan inovasi

11

Page 12: Studi Kasus Kabut Asap Riau

dalam hal penangan masalah kabut asap ini. Sebagai contoh adanya

teknologi modifikasi cuaca (TMC). Teknologi ini merupakan upaya

manusia untuk memicu turunnya hujan dengan cara menyemai awan atau

cloud seeding. Penyemaian dilakukan dengan menggunakan bahan baku

yang bersifat higroskopik atau menyerap air. Awan yang telah ditaburi

bahan baku ini diharapkan dapat memicu terhadinya pertumbuhan butir-

butir hujan dalam awan dan selanjutnya mempercepat terjadinya

hujan.Pemanfaatan TMC untuk kepentingan penanggulangan

bencana,Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama

dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).TMC yang

dilakukan oleh BNPB bersama BPPT adalah untuk menghambat

pertumbuhan awan, dan menjatuhkan hujan di luar daerah rawan banjir.Di

samping pemanfaatannya dalam penanggulangan bencana, TMC

dimaksudkan untuk meningkatkan intensitas curah hujan sebagai upaya

dalam menjaga ketersediaan air pada waduk yang berfungsi sebagai

sumber air untuk irigasi dan pembangkit listrik(BNPB, Tanpa Tahun).

2. Solusi

Solusi dari kelompok, kita harus banyak berdo’a semoga Allah

memberikan hujan dan kabut asap cepat teratasi dengan adanya hujan.

Mengakhiri kebakaran hutan dan lahan secara tuntas dengan dua

pendekatan, tasyrî’i dan ijrâ’i, hanya bisa diwujudkan dengan penerapan

syariah Islam secara menyeluruh.Hal itu hanya bisa diwujudkan melalui

penerapan syariah Islam dalam sistem Khilafah Rasyidah yang mengikuti

manhaj kenabian. Inilah yang harus sesegera mungkin diwujudkan oleh

seluruh kaum muslim negeri ini. Dengan itu berbagai bencana akibat ulah

manusia, termasuk bencana kabut asap, bisa diakhiri. Pada akhirnya,

masyarakat akan bisa merasakan hidup tenang tanpa merasa khawatir

terhadap bencana yang disebabkan oleh ulah manusia. WalLâh a’lam bi

ash-shawâb.

12

Page 13: Studi Kasus Kabut Asap Riau

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pendekatan Krosdisipliner

Crossdisiplinary Approach ialah pendekatan dalam pemecahan masalah

dengan menggunakan tinjauan dua atau lebih ilmu dalam dua atau lebih

rumpun ilmu yang relevan (Warlim Isya, 2015, hal. 7-8).

Dalam membahas permasalahan kabut asap ini, maka dapat menggunakan

rumpun Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) dan Ilmu-Ilmu Kealaman (IIK), seperti ilmu

geografi yang mempelajari tentang terjadinya cuaca dan pergerakkan angin

yang berhubungan dengan kabut asap yang tengah terjadi saat ini dan ilmu

biologi yang dapat menjelaskan apa efek yang ditimbulkan pada lingkungan

juga manusia sehingga dapat menemukan solusi yang tepat untuk

menanganinya.

B. Metode Problem Solving

Tahap pemecahan masalah melalui metode ini ialah langkah-langkah

pengambilan keputusan secara ilmiah. Keputusan dalam arti menentukan

pilihan dari kemungkinan banyak pilihan sebagai tujuan akhir proses pemikiran

suatu masalah(Majid dalam Isya, 2015, hal. 9). Adapun langkah problem

solving untuk masalah kali ini yaitu:

1. Adanya masalah yang penting untuk dipecahkan.

Masalah : Kabut Asap

2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah tersebut. Melalui diskusi, studi kepustakaan, dan sebagainya.

Data yang didapat : kebakaran hutan dan perkebunan kelapa sawit di Riau

yang mengakibatkan kabut asap dengan volume yang besar, menyebar

hingga menutupi wilayah terjadi kebkaran (Riau) dan sekitar bahkan

asapnya sampai ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

3. Menetapkan jawaban sementara

13

Page 14: Studi Kasus Kabut Asap Riau

Jawaban sementara : Penyebab terjadinya kabut asap di Riau dan sekitarnya

tak lain karena adanya pembakaran lahan di sejumlah wilayah. Selain itu,

musim kemarau adalah musim yang cocok untuk melakukan pembakaran.

Terdapat unsur kesengajaan pada kebakaran ini yang pastinya dilakukan

oleh para pengusaha perkebunan kelapa sawit.

4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Seseorang harus bisa

memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut

benar-benar sesuai.

Jawaban yang telah diuji : Pasalnya, pembakaran lahan merupakan salah

satu cara mudah dan murah dalam membuka lahan.Pada musim ini,

kurangnya pasokan air pada tumbuhan juga menunjang mudahnya

terjadinya pembakaran pada tumbuhan-tumbuhan.Lebih parahnya lagi

pembakaran lahan ini dilakukan secara masal. Baik dari kalangan petani

lokal ataupun perusahaan-perusahaan perkebunan menerapkan metode

pembakaran lahan. Sadar ataupun tidak, pembakaran lahan menjadi

penyebab bencana kabut asap yang dialami Indonesia setiap tahunnya.

Setelah diselidiki, ternyata ada 221 perusahaan dan perorangan yang sudah

ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.Untuk korporasi tercatat 12

perusahaan, sedangkan perorangan 209 orang. Dari 12 perusahaan tersebut,

2 di antaranya milik Asing. Bagi yang terlibat dalam masalah kabut asap ini

akan dijerat oleh hukum yang telah ditetapkan negara.

5. Menarik kesimpulan

Krisis kabut asap yang terjadi saat ini bukanlah hal yang bisa disepelekan

karena banyak dampak buruk yang timbul dari kabut asap ini. Semua pihak

yang yang terlibat harus dapat bertanggung jawab setelah apa yang terjadi.

Untuk kedepannya, pemerintah setempat seharusnya tidak memberi izin

sembarangan kepada pengusaha perkebunan kelapa sawit demi kentungan

pribadi. Masyarakat pun tetap harus menjaga lingkungan teutama menjaga

hutan yang berperan sebagai pemasok oksigen untuk manusia. Jika hutan

habis terbakar, dari mana kita akan mendapat oksigen untuk bernapas? Dan

untuk memberi efek jera kepada para tersangka kebakaran hujan yang

menyebabkan tebalnya kabut asap yang berlangsung cukup lama, agar

14

Page 15: Studi Kasus Kabut Asap Riau

diberi hukuman yang berat seberat-beratnya sehingga nantinya tak akan ada

lagi kejadian semacam ini.

C. Dampak dari Kabut Asap

1. Dampak Negatif

Banyak dampak negatif yang disebabkan oleh kebakaran lahan ini

terutama dampak kabut asap. Mulai dari dampak ekonomi hingga dampak

kesehatan. Dari sisi ekonomi, kabut asap tentu akan menghambat dan

mengurangi aktivitas masyarakat di luar rumah sehingga dapat berdampak

pada perputaran roda ekonomi daerah. Banyak tanaman rusak, hewan yang

menjadi sakit ataupun mati. Bahkan biaya untuk mengatasi gangguan asap

cukup besar meliputi pembelian air untuk memadamkan api, biaya transportasi

pemadaman serta biaya ekstra tenaga pemadaman kebakarannya.

Dampak negatif kabut asap bagi kesehatan diantaranya:

Menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta

menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.

Memperburuk penyakit asma dan penyakit paru kronis lain, seperti

bronkitis kronik, PPOK dan sebagainya.

Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan seseorang

mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.

Bagi mereka yang berusia lanjut (lansia) dan anak-anak maupun yang

mempunyai penyakit kronik, dengan kondisi daya tahan tubuh yang

rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.

Kemampuan dalam mengatasi infeksi paru dan saluran pernapasan

menjadi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.

Berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.

Bahan polutan pada asap kebakaran hutan dapat menjadi sumber polutan

di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.

15

Page 16: Studi Kasus Kabut Asap Riau

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, terutama

karena ketidak seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus

penyebab penyakit (agent) serta buruknya lingkungan (environment).

2. Dampak Positif

Selain dampak negatif yang timbul yang tentunya merugikan banyak

pihak, ada juga pihak-pihak yang merasa diuntungkan dari krisis kabut asap

ini diantaranya:

a. Perusahaan yang memproduksi masker

Dengan adanya kejadian seperti kabut asap ini, permintaan masker dari

konsumen meningkat drastis yang menguntungkan perusahaan masker ini.

b. Rumah Sakit

Semakin banyak warga yang terkena dampak buruk dari kabut asap

terutama yang terganggu kesehatannya, semakin banyak masyarakat yang

datang ke Rumah Sakit yang tentnya menguntungkan pihak Rumah Sakit

itu sendiri.

c. Pengusaha Perkebunan

Karena kabut asap yang sangat lebat ini merupakan akibat dari

kebakaran hutan, maka tanah bekas kebakaran akan subur dan tentunya

menguntungkan pengusaha perkebunan yang hendak menanam kembali

seperti perkebunan kelapa sawit.

D. Solusi

Adapun upaya yang dilakukan dalam proses pencegahan ataupun

penganggulanagn bencana ini, diantaranya upaya pemerintah dalam menangani

kebakaran hutan dan lahan dengan berbagai langkah, seperti membentuk

kelembagaan pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang melibatkan

berbagai instansi terkait. Tugas-tugas dari kelembagaan tersebut yaitu

melakukan rapat koordinasi dan evaluasi, penyuluhan dan peningkatan peran

serta masyarakat, peningkatan kapasitas kelembagaan, pemantauan lapangan

16

Page 17: Studi Kasus Kabut Asap Riau

dan tindakan pencegahan, pemadaman kebakaran, pemantauan kualitas udara,

pembentukan pos siaga serta penyuluhan kesehatan hutan dan lahan.

Salah satunya, bantuan alat berat dan tim yang mendampingi masyarakat

pada saat pembersihan lahan. Selain itu, organisasi pemadam kebakaran juga

memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat sekitar.Meski

demikian penegakan hukum tetap harus dilakukan.

Dalam kasus kebakaran hutan, lahan dan kabut asap dengan instrumen

hukum yang sudah lengkap maka penegakan hukum atas kebakaran hutan dan

lahan yang berulang, kemungkinan besar dipengaruhi oleh faktor penegakan

hukum yang lain seperti kelembagaan, terutama pemerintah pusat dan daerah,

sarana dan fasilitas penanggulangan kebakaran hutan, faktor masyarakat yang

diharapkan tidak menjadi peneyebab kebakaran, serta faktor aparatur

penegakan hukum.

Sebagai milik umum, hutan haram dikonsesikan kepada swasta, baik

individu maupun perusahaan.Dengan ketentuan ini, akar masalah kasus

kebakaran hutan dan lahan bisa dihilangkan.Dengan dikelola penuh oleh

negara, tentu mudah menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi,

kepentingan rakyat dan kelestarian hutan.Negara juga harus mendidik dan

membangun kesadaran masyarakat untuk mewujudkan kelestarian hutan dan

manfaatnya untuk generasi demi generasi.

17

Page 18: Studi Kasus Kabut Asap Riau

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Kabut Asap menjadi masalah bagi banyak kota di dunia dan terus

mengancam lingkungan. Dampak yang ditimbulkan dari asap kabut ini sangat

luas mulai dari aspek kesehatan, ekonomi, sosial budaya, hubungan

internasional dan lain sebagainya. Karena besarnya dampak yang ditimbulkan

tersebut maka perlu langkah yang serius dalam penanganan masalah asap kabut

ini.

Pada hakikatnya kita sebagai manusia harus dapat menjaga alam dan

lingkungan. Jangan karena keserakahan kita mengorbankan alam demi

keuntungan pribadi tanpa memperhatikan dampak yang terjadi pada saat ini

ataupun di masa depan nanti.

18

Page 19: Studi Kasus Kabut Asap Riau

DAFTAR PUSTAKA

Academia. (2014). Penyebab Terjadinya Kabut Asap. Dipetik 2015, dari

Academia: http://www.academia.edu

Berkasdpr. (2015, September 6). penkajian. Dipetik November 9, 2015, dari

Berkas DPR: http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info

%20Singkat-VII-17-I-P3DI-September-2015-6.pdf

BNPB. (Tanpa Tahun). Diambil kembali dari BNPB:

http://bnpb.go.id/uploads/migration/pubs/587.pdf

Cal. (2015, Nopember 8). 2 Pengusaha Asing Dibalik Kabut Asap. Diambil

kembali dari Liputan6: http://www.liputan6.com/read/2-pengusaha-asing-di-balik-

kabut-asap.com

Ford, H., & Barnham, K. (2003). Cuaca. PT Gelora Aksara Pratama.

Kompas. (2015). Thailand Prihatin Terhadap Kabut Asap. Diambil kembali dari

Kompas: http://www.kompas.com

Liputan6. (2015). Efek Kabut Asap Bagi Pribui dan Negara Tetangga. Diambil

kembali dari Liputan6: http://www.liputan6.com

Surya, Y. (2006). IPA Fisika Gasing. Jakarta: Erlangga.

Suyanto. (2013). publication. Dipetik 2015, dari cifor:

http://www.cifor.org/publications/pdf_files/Books/BSuyanto0301I4.pdf

Warlim Isya, C. S. (2015). Pendidikan Sosial Budaya. Bandung: CV.Maulana

Media Grafika.

Wikipedia. (2009). Kabut Asap. Dipetik November 10, 2015, dari Wikipedia

Indonesia: http://wikipedia.co.id/kabut-asap

19