93
TUGAS AKHIR STUDI KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI PADA TAHUN 2007 DI DAERAH BELITUNG Diajukan Kepada Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana Strata 1 ( S1 ) Teknik Sipil Disusun oleh : GESTI LEONDA 03511191 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

Studi Keterlambatan

  • Upload
    eko-winn

  • View
    2.042

  • Download
    22

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Studi Keterlambatan

TUGAS AKHIR

STUDI KETERLAMBATAN PENYELESAIAN

PROYEK KONSTRUKSI PADA TAHUN 2007 DI

DAERAH BELITUNG

Diajukan Kepada Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana Strata 1 ( S1 ) Teknik Sipil

Disusun oleh :

GESTI LEONDA

03511191

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: Studi Keterlambatan

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

TUGAS AKHIR

STUDI KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK

KONSTRUKSI PADA TAHUN 2007 DI DAERAH BELITUNG

Diajukan Kepada Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 ( S1 ) Teknik Sipil

Disusun oleh :

GESTI LEONDA

03 511 191

Mengetahui, Telah Diperiksa danDisetujui

Ketua Jurusan Teknik Sipil, OlehDosen Pembimbing,

Ir. H. Faisol AM, MS Zaenal arifin, ST.MT.H.

Tgl : Tgl :

Page 3: Studi Keterlambatan

iii

MOTTO

“Allah SWT tidaklah membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kemampuannya”

Q.S Al-Baqarah: 286

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila engkau telah

selesai (dari urusan}, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain

dan hanya kepada Tuhan lah engkau berharap”

Q.S Al-Insyirah: 6

“Mereka itu orang yang beriman, yang berhati tenang karena selalu ingat kepada

Allah, ketahuilah, dengan dzikir kepada Allah hati menjadi tenang”

Q.S Ar-ra’d: 29

Page 4: Studi Keterlambatan

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan:

� Untuk kedua orang tua ku tersayang, kakak ku, dan adik – adik

ku terima kasih atas semua dukungan dan kasih sayang yang

telah diberikan

� Untuk Cen Q Undut, akhirnya selesai juga masa studi kita,

semoga ilmu ini bermanfaat buat kita dan orang lain

Page 5: Studi Keterlambatan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

mencurahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga

penyusun dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul “ Studi

Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Pada Tahun 2007 Di Daerah

Belitung ” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusun tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

kesarjanaan Strata-1 pada Jurusan Teknik sipil, Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan, Universitas Islam Indonesia.

Pada kesempaan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Allah SWT, Yang telah memberikan Kehidupan, Rahmat serta

Ampunan kepada seluruh Mahluk.

2. Junjungan Kita Nabi Muhammad SAW, Berkat perjuangan dan

keteladanan Beliau kita dapat Mengenal dan menjalankan agama

islam.

3. Kedua orang tua saya, terima kasih atas dukungannya moril, materi

Do’a dan, semua pengorbanan selama ini serta segala daya dan

upayanya dalam memenuhi segala keinginan kami. Kakak ku “

Melda”, adik-adikku “Winda, Ita”, bg baba, ipan, serta ponakan ku

“cinta” dan yang masih didalam kandungan moga kalian sehat –

sehat aja. Kalian adalah harta yang berharga yang aku punya

didunia ini.

4. Bapak Dr. Ir. Ruzardi, MS, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil

dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia.

Page 6: Studi Keterlambatan

vi

5. Bapak Ir. H. Faisol AM, MS, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil

dan selaku dosen penguji laporan tugas akhir.

6. Bapak Ir. H. Zaenal MT, selaku Dosen Pembimbing tugas akhir,

terima kasih atas bantuan, bimbingan, masukan dan waktunya

dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.

7. Bapak Setyo Winarno, ST, MT, Ph.D, selaku dosen penguji

laporan tugas akhir.

8. Bapak dan Ibu pengurus GAPENSI Belitung, terima kasih atas

izinnya dan waktunya kepada saya sehingga saya mendapatkan

data dan bisa menyelesaiakan tugas akhir ini.

9. Kepala PU Belitung yang telah banyak membantu saya sehingga

saya bisa memperoleh informasi tentang data skripsi.

10. Semua keluarga di Belitung yang tidak bisa disebutkan satu-

persatu, terima kasih atas dukungan, do’a, bantuan selama

pengambilan data laporan tugas akhir

11. Bapak Idris Saman, terima kasih atas bantuannya dan masukannya.

12. Bapak Susantoro dan Bapak Heri yang telah membantu semua

urusan di kampus.

13. Seorang yang aku sayangi ”Cun Q”, yang sudah banyak membantu

dalam penyelesaian tugas akhir ini, sudah nganterin, nemenin,

perhatian, ngasih masukan, sabar dan ikhlas mendampingi sampai

terselesaikannya tugas akhir ini,thank banget lo. Buat ibu di

Pekanbaru makasih ya dukungan dan do’anya.

14. Teman – teman ku Ados, Elis, Eko, Cristy, Jon, Rifa, Jojon, Rindu,

Lisa, Arna dan lainnya yang gak bisa disebutkan satu – persatu,

makasih ya dah bantu dan makasih dukungannya..

15. Teman – temen seangkatan Danin, Rina, Firma, Yogi, Rio, Buge,

Ttitik, Gigih, Rangga, Ade, Attar, Rina Putih, Abay, Oji, pokoknya

temen-temen 03 sipil, Do’a kan saya ya

16. Anak – anak kost condong, kapan ya kita jalan – jalan lagi, hehehe.

Page 7: Studi Keterlambatan

vii

17. Dan dari lubuk hati yang paling dalam , hanya ucapan Terima

Kasih yang tulus yang dapat saya persembahkan kepada semua

pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu – persatu, dimana telah

banyak membantu kami dalam menyelesaikan penelitian ini.

Semoga seluruh amal dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan

ridho dari ALLAH SWT. Akhir kata saya berharap tugas akhir ini bermanfaat

bagi kita semua. Amin.

Wabillahitaufiqwalhidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, November 2008

Penyusun

Page 8: Studi Keterlambatan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ii

HALAMAN MOTO............................................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN.........................................................................iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI .....................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii

ABSTRAK .........................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ...............................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

1.4 Batasan Penelitian .............................................................................. 3

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Oleh Farida & Yulia .......................................................... 4

2.2 Penelitian Oleh Luson & Djafari ........................................................4

2.3 Penelitian Oleh Maulana & Arif ........................................................ 5

2.4 Penelitian Oleh Mohammad & Andri .................................................5

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Proyek Konstruksi .............................................................................. 7

3.2 Manajemen Konstruksi .......................................................................7

3.2.1 Perencanaan ...............................................................................8

Page 9: Studi Keterlambatan

ix

3.2.2 Pengorganisasian .......................................................................10

3.2.3 Pelaksanaan ...............................................................................14

3.2.4 Pengawasan ...............................................................................15

3.3 Sasaran Proyek Konstruksi ................................................................16

3.4 Pengertian Keterlambatan Proyek .....................................................16

3.5 Dampak Keterlambatan .....................................................................17

3.6 Penyebab Keterlambatan ...................................................................17

3.7 Rancangan Kuisioner .........................................................................18

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................................22

4.1.1 Metode Pengumpulan Data .......................................................22

4.1.2 Pengisian Kuisioner...................................................................23

4.2 Pengolahan Data Penelitian .................................................................23

4.2.1 Analisis Responden....................................................................24

4.2.2 Analisis Rangking......................................................................24

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Responden............................................................................27

5.1.1 Identitas dan Latar Belakang Responden..................................27

5.2 Hasil Penelitian...................................................................................34

5.3 Analisis Rangking Faktor – Faktor Keterlambatan............................35

5.3.1 Analisis Data SPSS Dengan Analisis deskriptif dan mean

rank............................................................................................35

5.4 Pembahasan........................................................................................47

5.4.1 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Bahan.............................48

5.4.2 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Tenaga Kerja................49

5.4.3 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Peralatan.......................49

5.4.4 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Keuangan.....................50

5.4.5 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Lingkungan..................52

5.4.6 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Perubahan....................53

Page 10: Studi Keterlambatan

x

5.4.7 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Hubungan

Dengan Pemerintah.................................................................54

5.4.8 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Kontrak.......................55

5.4.9 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Waktu

Dan Kontrol............................................................................57

5.5 Analisis Rangking Secara Keseluruhan............................................58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan.......................................................................................62

6.2 Saran.................................................................................................62

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................64

LAMPIRAN

Page 11: Studi Keterlambatan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Data Responden Daerah Belitung

Tabel 5.2 Keterlambatan Pekerjaan Konstruksi

Tabel 5.3 Pengaruh Keterlambatan Akibat Biaya

Tabel 5.4 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap

Koefisien Korelasi

Tabel 5.5 Faktor Keterlambatan Akibat Bahan dari Analisis Data

SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis Korelasi

Kendall’s W

Tabel 5.6 Faktor Keterlambatan Akibat Tenaga Kerja dari Analisis

Data SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis

Korelasi Kendall’s W

Tabel 5.7 Faktor Keterlambatan Akibat Peralatan dari Analisis Data

SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis Korelasi

Kendall’s W

Tabel 5.8 Faktor Keterlambatan Akibat Keuangan dari Analisis Data

SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis Korelasi

Kendall’s W

Tabel 5.9 Faktor Keterlambatan Akibat Lingkungan dari Analisis

Data SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis

Korelasi Kendall’s W

Tabel 5.10 Faktor Keterlambatan Akibat Perubahan dari Analisis Data

SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis Korelasi

Kendall’s W

Tabel 5.11 Faktor Keterlambatan Akibat Hubungan dengan

Pemerintah dari Analisis Data SPSS dengan Mean Rank

Dan Metode Analisis Korelasi Kendall’s W

Page 12: Studi Keterlambatan

xii

Tabel 5.12 Faktor Keterlambatan Akibat Kontrak dari Analisis Data

SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis Korelasi

Kendall’s W

Tabel 5.13 Faktor Keterlambatan Akibat Waktu dan Kontrol dari

Analisis Data SPSS dengan Mean Rank Dan Metode

Analisis Korelasi Kendall’s W

Tabel 5.14 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Bahan

Tabel 5.15 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Tenaga

Kerja

Tabel 5.16 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Peralatan

Tabel 5.17 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Keuangan

Tabel 5.18 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Lingkungan

Tabel 5.19 Rangking Faktor Keterlambatan Akibat Perubahan

Tabel 5.20 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Hubungan

dengan Pemerintah

Tabel 5.21 Rangking Faktor Keterlambatan Akibat Kontrak

Tabel 5.22 Rangking Keterlambatan Akibat Waktu dan Kontrol

Tabel 5.23 Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keterlambatan Secara

Keseluruhan Diambil Data sepuluh terbesar

Page 13: Studi Keterlambatan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Flowchart Penelitian

Gambar 5.1 Jabatan Responden Dalam Proyek

Gambar 5.2 Lama Bekerja Responden Dalam Bidang Konstruksi

Gambar 5.3 Usia Responden

Gambar 5.4 Pendidikan Terakhir Responden

Gambar 5.5 Nilai Proyek Yang Dikerjakan Responden

Gambar 5.6 Persentase Keterlambatan

Gambar 5.7 Persentase Biaya Keterlambatan

Page 14: Studi Keterlambatan

xiv

ABSTRAK

Pada pekerjaan proyek konstruksi biasanya terjadi kendala pada pekerjaan

proyek tersebut, baik kendala yang memang sudah diperhitungkan maupun

kendala yang di luar perhitungan perencana. Kendala tersebut menjadi penyebab

terlambatnya penyelesaian proyek, sehingga proyek tersebut tidak berlangsung

sesuai dengan rencana.

Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan atau mengetahui

faktor–faktor utama pendukung yang mempengaruhi keterlambatan tersebut.

Penelitian ini dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner dengan responden

(proyek di Daerah Belitung). Pengolahan data kuisioner menggunakan program

SPSS 11.5 for windows dengan metode analisis deskriftif dan analisis rangking.

Dari hasil penelitian didapatkan urutan rangking – rangking tiap faktor yang

menjadi penyebab keterlambatan penyelesaian proyek.Faktor – faktor yang

menjadi penyebab utama yang mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek

pembangunan di daerah Belitung adalah keterlambatan pengiriman bahan,

kerusakan peralatan, situasi perekonomian Nasional, fluktuasi nilai tukar rupiah

terhadap dollar, keterlambatan pengiriman peralatan, pengaruh hujan pada

aktififtas proyek, perubahan material, kesalahan manajemen peralatan,

ketersediaan keuangan, dan kekurangan tenaga kerja.

Page 15: Studi Keterlambatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekarang ini pembangunan di berbagai bidang sedang giat dilaksanakan oleh

bangsa Indonesia. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran

dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil pembangunan harus dapat

dinikmati oleh seluruh masyarakat sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan

batin secara adil dan merata. Sejalan dengan kepesatan pembangunan fisik

tersebut, maka mulai berdiri pula perusahaan-perusahaan yang bekerja sebagai

pelaksana maupun perencana, baik untuk pembangunan gedung, jalan maupun

irigasi. Hal ini dilatarbelakangi harapan untuk mendapatkan keuntungan yang

besar.

Di daerah Belitung, perkembangan perusahaan yang bergerak di bidang

konstruksi tidak menunjukkan angka penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa

pembangunan di daerah Belitung tidak terpengaruh oleh adanya situasi

perekonomian nasional yang sedang mengalami krisis (krisis moneter). Pada

kenyataannya pelaksanaan pekerjaan proyek fisik selalu mendapatkan kendala,

baik kendala yang sudah diperhitungkan, maupun yang di luar perhitungan

Perencana. Kendala itu menjadi penyebab terhambatnya pekerjaan proyek,

sehingga pekerjaan proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana.

Oleh karena itu, dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi selalu ada

kemungkinan, bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek, akan

melebihi waktu yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak pekerjaan, dengan

kata lain bahwa waktu penyelesaian proyek menjadi terhambat. Bermacam-

macam masalah penyebab keterlambatan proyek, antara lain masalah bahan,

tenaga kerja, peralatan, keuangan,lingkungan, dan masalah manajemen yang

kurang baik.

Keterlambatan pekerjaan konstruksi akan menyebabkan kerugian baik moril

maupun material. Pihak yang terkena dampak kerugian tersebut adalah pihak yang

Page 16: Studi Keterlambatan

2

berhubungan langsung dengan proyek yaitu Kontraktor. Kontraktor akan

mengalami kerugian waktu dan biaya, karena keuntungan yang diharapkan oleh

Kontraktor berkurang, dan tidak mencapai target yang diharapkan bahkan tidak

mendapat keuntungan sama sekali. Selain itu, adanya keterlambatan berakibat

kehilangan peluang pekerjaan proyek lain. Adapun bagi Owner, keterlambatan

penyelesaian pekerjaan proyek akan menyebabkan kerugian terhadap waktu

operasi hasil proyek, sehingga penggunaan hasil pembangunan proyek menjadi

mundur atau terlambat.

Kontraktor yang mengerjakan proyek tepat waktu, tentu akan

menguntungkan kedua belah pihak. Dalam rangka mendapatkan posisi sebagai

perusahaan yang baik dan selalu tepat waktu dalam penyelesaian proyek, selalu

diupayakan suatu metode untuk menghindari keterlambatan yang terjadi di dunia

usaha konstruksi. Berbagai cara telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan

konstruksi untuk menghindari keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi,

misalnya mengerjakan keseluruhan pekerjaan konstruksi (tanpa dikerjakan oleh

sub-kontraktor), maupun memberdayakan sumber daya manusia.

Dalam menghadapi Otonomi Daerah, para pekerja konstruksi dituntut untuk

dapat meningkatkan mutu hasil pekerjaan dan dapat menyelesaikan pekerjaan

proyek sesuai dengan dokumen kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah

pihak yaitu Owner dan Kontraktor, agar perusahaan konstruksi yang berada di

Daerah Belitung dapat berkompetisi dan memajukan usahanya.

Dari kasus tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab keterlambatan proyek di Daerah

Belitung. Dengan memperkecil keterlambatan pada usaha konstruksi, berarti pula

membantu Negara dalam hal pembangunan fisik maupun non fisik, karena

keduanya saling terkait.

1.2 Rumusan Masalah

Pokok masalah yang akan diteliti adalah faktor – faktor yang

menyebabkan keterlambatan pekerjaan proyek konstruksi. Pemecahan masalah

Page 17: Studi Keterlambatan

3

tersebut dilakukan dengan memproses dan menyimpulkan data yang didapatkan

dari proyek yang pernah dikerjakan.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan menganalisis faktor

– faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek, mencari urutan rangking

dari tiap faktor serta mencari faktor utama yang mempengaruhi keterlambatan

penyelesaian proyek pada daerah belitung.

1.4 Batasan Penelitian

Agar penulisan Tugas Akhir ini tidak menyimpang dari tujuan awal

penulisan maka dilakukan pembatasan penelitian berikut ini yaitu:

1. Obyek penelitian adalah proyek pembangunan di Daerah Belitung yang

diselesaikan pada tahun 2007.

2. Faktor-faktor yang diteliti adalah yang berkaitan langsung dengan penyebab

keterlambatan penyelesaian proyek.

3. Metoda pengumpulan data dengan cara kuisioner.

4. Analisis data dengan cara pemprograman komputer SPSS 11.5 for windows.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang bergerak dibidang

konstruksi dan Pemerintah Daerah Belitung untuk dapat menghindari

keterlambatan proyek dimasa yang akan datang

2. Memberikan motivasi kepada perusahaan konstruksi untuk lebih

memperhitungkan kegiatan-kegiatan penelitian, yang bertujuan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan

3. Hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi input bagi penelitian yang

selanjutnya.

Page 18: Studi Keterlambatan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Farida Rahmi dan Yulia Elida (Universitas Islam Indonesia,

2001)

Farida dan Yulia melakukan Penelitian tetang ”Analisis Faktor – Faktor

Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Dari Persepsi Pemilik Proyek Pada Proyek

Jalan Dan Jembatan Di Kabupaten Lombok Timur” Mempunyai tujuan untuk

mengidentifikasi keterlambatan penyelesaian pekerjaan konstruksi yang berada

didaerah Lombok Timur.

Untuk menganalisa tujuan tersebut Farida dan Yulia menggunakan

penyebaran kuisioner dan wawancara. Untuk pengolahan data dengan

menggunakan Program SPSS 9.01 for Windows, dengan Metode Analisis

Rangking.

Hasil dari penelitian Farida dan Yulia adalah Proyek konstruksi di

Kabupaten Lombok timur didapat bahwa jumlah tenaga kerja merupakan faktor

utama penyebab keterlambatan proyek jalan dan jembatan di Kabupaten Lombok

Timur, sedangkan untuk faktor lainnya adalah faktor terlambatnya pengiriman

barang, kondisi lapangan yang didominasi oleh pegunungan, dan kekurangan

peralatan.

2.2 Penelitian Luson Mangidi dan M.Djafari (Universitas Islam Indonesia

2005)

Luson dan Djafari melakukan penelitian tentang “Studi Keterlambatan

Penyelesaian Proyek Konstruksi Pada Tahun 2005 Di Kota Kendari Sulawesi

Tenggara”. Mempunyai tujuan untuk mengetahui kinerja waktu pelaksanaan

proyek serta mengetahui prediksi waktu penyelesaian proyek di Kota Kendari

Sulawesi Tenggara tahun 2005.

Untuk menganalisa tujuan tersebut Luson dan Djafari menggunakan Metode

Konsep Nilai Akhir, Earned Value Concept.

Page 19: Studi Keterlambatan

5

Hasil dari penelitian Luson dan Djafari adalah kinerja waktu pekerjaan

proyek secara keseluruhan di kota Kendari kurang baik dengan nilai rata-rata

kurang dari 1 (<1) yaitu 0,9568, serta dari segi waktu, seluruh proyek pada

minggu terakhir dari rencana mengalami keterlambatan dan prediksi waktu akhir

rencana proyek mengalami keterlambatan selama 7 hari.

2.3 Penelitian Maulana Fahrizal Zulkarnain dan Arif Wahyu Haryadi

(Universitas Islam Indonesia 2003)

Maulana dan Arif melakukan penelitian tentang “Evaluasi Keterlambatan

Proyek Dengan Percepatan Waktu Pada Pekerjaan Beton Bertulang”. Mempunyai

tujuan mengevaluasi waktu pelaksanaan proyek pada pekerjaan beton-bertulang.

Proyek terlambat 96 hari. Untuk mengurangi keterlambatan diadakan usaha

percepatan dengan menambah waktu kerja, yaitu menambah hari kerja dari 6 hari

kerja menjadi 7 hari kerja per minggu atau hari minggu masuk dan jam kerja

selama 3 jam per hari (lembur) dengan upah 2 kali hari kerja biasa (normal).

Percepatan tersebut dapat mempersingkat waktu sebanyak 49 hari kalender dan

dengan metode tersebut keterlambatan waktu penyelesaian proyek dapat

diminimalkan sampai dengan 47 hari kalender.

Biaya yang diperlukan untuk memperbaiki keterlambatan proyek sebesar

Rp. 55.006.868,00 sehingga dengan metode percepatan tersebut diperoleh

pengurangan kerugian sebesar Rp. 10.513.132,00

2.4 Penelitian Mohammad Ichsan dan Andri Bobonaro (Universitas Islam

Indonesia 2003)

Mohammad dan Andri melakukan penelitian tentang ”Persepsi Tenaga

Pelaksana Proyek Terhadap Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek dan

Faktor Percepatan Jadwal”. Mempunyai tujuan mengetahui faktor-faktor yang

menyebabakan keterlambatan dan cara untuk menghindari keterlambatan dengan

menerapkan metoda Crashing atau percepatan.

Page 20: Studi Keterlambatan

6

Untuk menganalisa tujuan tersebut Mohammad dan Andri menggunakan

program SPSS for Window`s versi 10.05, dengan Metoda Analisis Rangking dan

Kendall`s w.

Hasil dari penelitian Mohammad dan Andri didapatkan bahwa faktor-faktor

pendukung utama penyebab keterlambatan proyek yang menggunakan metoda

percepatan adalah tenaga kerja yang tidak memiliki keahlian dan kemampuan,

mobilisasi bahan dan peralatan yang tidak terencana, organisasi yang buruk,

kondisi cuaca yang kurang mendukung, serta kesiapan dan ijin shop drawing

dalam pelaksanaan proyek.

Yang membedakan dengan penelitian ini adalah pada analisis datanya dan

juga pada pengambilan sampelnya yaitu penelitian ini dilakukan di Daerah

Belitung, sedangkan Penelitian di atas dilakukan di masing-masing tempat

penelitiannya yang mengambil dari beberapa proyek yang berlangsung di lokasi

dan tahun penelitian tersebut.

Page 21: Studi Keterlambatan

7

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Proyek Konstruksi

Di dalam suatu proyek konstruksi terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan

oleh orang-orang yang terlibat di dalam proyek itu sendiri. Menurut Soeharto

(1995), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang

berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber dana tertentu

dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan

dengan tegas. Banyak kegiatan dan pihak-pihak yang terlibat di dalam

pelaksanaan proyek konstruksi menimbulkan banyak permasalahan yang bersifat

kompleks. Kompleksitas proyek tergantung dari :

1. Jumlah macam kegiatan di dalam proyek.

2. Macam dan jumlah hubungan antar kelompok (organisasi) di dalam proyek

itu sendiri.

3. Macam dan jumlah hubungan antar kegiatan (organisasi) di dalam proyek

dengan pihak luar.

Kompleksitas ini tergantung pada besar kecilnya ukuran suatu proyek.

Proyek kecil dapat saja bersifat lebih kompleks dari pada proyek dengan ukuran

yang lebih besar. Kompleksitas memerlukan pengaturan dan pengendalian yang

sedemikian rupa sehingga tidak terjadi benturan-benturan dalam pelaksanaan

proyek dan perlu juga adanya manajemen proyek yang handal dan tangguh untuk

menopang pelaksanaan proyek.

3.2 Manajemen Konstruksi

Menurut James AF Stoner, manajemen adalah proses perencanaan,

pengarahan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap usaha-usaha para

anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya, agar

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Page 22: Studi Keterlambatan

8

Menurut George R. Terry, manajemen merupakan suatu proses yang khas,

yang terdiri dari tindakan perencana (planning), pengorganisasian (organizing),

penggerakan atau pelaksana (actuating), dan pengawasan (controlling), yang

dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui

sumber daya manusia dan sumber daya lain. Keberhasilan dalam pengendalian

proyek antara lain ditentukan oleh ketersediaan pihak manajemen puncak (top

management) untuk mengerahkan orang dan sumber daya lain dalam perencanaan

dan pengendalian proyek.

Manajemen konstruksi memiliki ruang lingkup yang cukup luas, karena

mencakup tahap kegiatan sejak awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir

pelaksanaan yang berupa hasil pembangunan. Tahap kegiatan tersebut pada

umumnya dibagi menjadi empat tahap yaitu perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan

(controlling).

Manajemen konstruksi juga dapat diartikan, bagaimana suatu metode sistem

proses atau prosedur dalam pengolahan suatu proyek konstruksi secara terpadu,

sistematis, efektif, dan efisisen untuk mencapai tujuan pembangunan proyek

konstruksi tersebut dimulai dari perencanaan, perancangan, pelelangan, atau

pengadaan dan pelaksanaan.

3.2.1 Perencanaan ( Planning )

Perencanaan salah satu fungsi penting dalam manajemen konstruksi, yaitu

memilih dan menentukan langkah – langkah kegiatan yang akan datang dan

diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Tindakan yang pertama dilakukan

adalah pengumpulan data yang berkaitan dengan proyek yang akan dilaksanakan,

antara lain : ketentuan umum, kebijaksanaan dan keputusan, hasil – hasil survey,

hasil studi kelayakan, dokumen perencanaan lengkap dengan persyaratan teknis

yang diperlukan.

Tahap selanjutnya adalah apabila pelaksanaan fisik proyek telah berjalan,

data dan informasi ini kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan data – data

perencanaan dasar. Kegiatan ini meliputi analisis dan membandingkan hasil

Page 23: Studi Keterlambatan

9

pelaksanaan fisik di lapangan terhadap perencanaan dasar, kemudian dilakukan

pembetulan yang diperlukan agar pekerjaan selalu terkontrol menuju sasaran yang

disebut perencanaan untuk pengendalian.

Menurut Soeharto (1995), unsur – unsur pelaksanaan erat hubungannya

dengan pengolahan suatu proyek adalah jadwal, anggaran, prakiraan dan sasaran.

Suatu perencanaan yang baik memerlukan keterangan – keterangan yang jelas

mengenai hubungan antara unsur – unsur yang menjadi bagian dari perencanaan,

sehingga seluruh bagian organisasi dan personal yang terlibat dapat mengetahui

tindakan yang akan dituju.

1. Jadwal

Adalah penjabaran perencanaan proyek yang menjadi urutan langkah

– langkah kegiatan yang sistematis untuk mencapai satu sasaran.

Pendekatan yang dipakai jadwal adalah pembuatan jaringan kerja

yang menggambarkan suatu grafik hubungan urutan pekerjaan

proyek. Pekerjaan mana yang harus didahulukan dari pekerjaan yang

lain harus diidentifikasikan secara jelas dalam kaitannya dengan

waktu pelaksanaan pekerjaan.

2. Anggaran

Merupakan suatu bentuk perencanaan yang tidak dapat dipisahkan

dalam kegiatan proyek. Anggaran menunjukkan perencanaan

penggunaan biaya untuk pelaksanaan pekerjaan dalam kurun waktu

tertentu. Anggaran dikaitkan dengan rencana jadwal pekerjaan, yang

akan menjadi patokan dasar atau pembandimg dalam kegiatan

pengendalian.

3. Prakiraan

Adalah suatu usaha yang dilakukan secara sistematis untuk melihat

keadaan masa depan dengan data yang tersedia. Tujuan prakiraan

adalah memberikan informasi untuk dipakai sebagai salah satu dasar

perencanaan.

4. Sasaran

Page 24: Studi Keterlambatan

10

Sasaran proyek ada tiga, yaitu mutu, waktu atau jadwal, dan

anggaran atau biaya. Ketiga sasaran proyek mempunyai hubungan

yang erat dan saling terkait, dalam arti mengubah sasaran yang satu

pada umumnya berpengaruh terhadap yang lain, yaitu :

a) Mempertinggi standar mutu akan menaikkan biaya.

b) Mempercepat jadwal penyelesaian, pada umumnya menaikkan

biaya.

c) Mengurangi biaya tanpa mengubah lingkup proyek, akan

menurunkan mutu atau hasil akhir.

Pendekatan yang sistematis dari suatu perencanaan ditandai dengan adanya

langkah – langkah sebagai berikut :

1. Menetukan sasaran proyek secara jelas.

2. Menganalisis, mengkaji dan menyusun langkah – langkah kegiatan dalam

usaha mencapai sasaran.

3.2.2 Pengorganisasian ( Organizing )

Menurut Djojowirono (1984), pengorganisasian adalah penentuan,

pengelompokkan dan pengaturan berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian

suatu tujuan, meliputi penugasan kepada orang – orang dalam kegiatan serta

menunjukkan hubungan kewenangan yang dilimpahkan kepada setiap orang yang

ditugaskan untuk melaksanakan tugas tersebut, dituangkan dalam bentuk struktur

formal. Penyusunan organisasi akan melibatkan unsur – unsur pelaksanaan

pembangunan sebagai berikut ini:

1. Pemberi tugas / Prinsipal ( Owner, Employer, Clien, Bouwheer )

Orang atau badan yang memberikan atau menyuruh untuk mengerjakan

bangunan dan yang membayar pekerjaan bangunan. Pemberi tugas dapat

berupa perseorangan, badan, atau instansi atau lembaga pemerintahan

ataupun swasta. Tugas dan wewenang pemberi tugas meliputi :

Page 25: Studi Keterlambatan

11

a) Menyediakan atau membayar sejumlah biaya yang diperlukan untuk

terwujudnya suatu pekerjaan bangunan.

b) Menerima suatu jenis pekerjaan apabila sudah layak dan tidak

berkeberatan untuk menyetujui dan mensyahkan pekerjaan maupun

perubahan.

c) Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan proyek serta fasilitas –

fasilitas yang diperlukan guna kelancaran proyek.

d) Mengadakan perubahan dalam pekerjaan bila diperlukan.

e) Memberikan instruksi serta saran – saran kepada Kontraktor melalui

pengawas pelaksanaan proyek.

f) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan bersama dengan pengawas

pelaksana proyek

2 Perencana ( Desaigner, Architect )

Orang atau badan yang membuat perencanaan lengkap dari suatu

pekerjaan bangunan. Perencanaan dapat berupa perseorangan atau

badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan

bangunan.

Tugas dan wewenang Perencana proyek adalah :

a) Membuat perencanaan bangunan dan gambar – gambar detail yang

lengkap (bestek), rencana kerja dan syarat – syarat (RKS), perhitungan

struktur dan arsitektur yang disetujui oleh pemilik proyek.

b) Mengumpulkan data dan mencari semua data lapangan untuk

mendukung perencanaan proyek.

c) Memberikan penjelasan pada waktu pelaksanaan pekerjaan dan

pengawasan berkala.

d) Memberikan persetujuan apabila terdapat modifikasi dari rancangan

semula.

e) Berhak meminta dilakukan pengujian pekerjaan secara khusus dalam

menjamin pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak

melalui pelaksanaan proyek.

Page 26: Studi Keterlambatan

12

3 Kontraktor ( Contractor )

Orang atau badan hukum yang menerima dan menyelenggarakan

pekerjaan bangunan menurut biaya yang tersedia dan melaksanakan sesuai

dengan peraturan dan syarat – syarat serta gambar – gambar rencana yang

telah ditetapkan. Tugas dan wewenang Kontraktor adalah :

a) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak dengan

sesungguhnya serta menjamin kualitas pekerjaan.

b) Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum dimulainya

pelaksanaan pekerjaan yang bersangkutan, dalam upayanya untuk

memudahkan pelaksanaan pekerjaan pengawasan.

c) Memindahkan petunjuk, teguran, dan perintah tertulis oleh team

pengawas.

d) Wajib meneliti dokumen kontrak, sehingga apabila terdapat perbedaan

perencanaan dengan pelaksanaan proyek, akan memudahkan dalam

pengambilan keputusan.

e) Membuat laporan kemajuan pekerjaan mingguan yang harus disetujui

dan diserahkan kepada pengawas pelaksanaan proyek.

f) Kontraktor diwajibkan menyerahkan berkas – berkas kepada pengawas

pelaksanaan proyek, setelah turun surat perintah kerja untuk disahkan.

Berkas – berkas tersebut adalah :

1) Jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedulle)

beserta jaringan kerja diagram panah (network

planning).

2) Prakiraan persentase setiap pembayaran.

3) Skema organisasi pelaksana proyek beserta nama

penanggung jawab dan tenaga ahlinya.

g) Bertanggung jawab atas segala perawatan, penjagaan, dan pengawasan

selama pelaksanaan pembangunan sampai penyerahan pekerjaan.

h) Wajib memelihara kesejahteraan dan keselamatan pekerja serta

menyediakan pertolongan pertama terhadap kecelakaan.

Page 27: Studi Keterlambatan

13

j) Wajib melakukan perbaikan atas segala kerusakan maupun

ketidaksempurnaan suatu pekerjaan akibat kelalaian selama

pelaksanaan, semuanya merupakan tanggung jawab kontraktor.

j) Menyerahkan hasil pekerjaan kepada Owner, bila persentase setiap

termin telah selesai dikerjakan dan menerima pembayaran sesuai

dengan prosedur kontrak.

Menurut Soeharto (1995) proses pemilihan perusahaan konstruksi

merupakan kegiatan yang cukup komplek. Kegiatan dimulai dari

mengidentifikasikan keperluan jasa Kontraktor oleh Owner, mempersiapkan paket

lelang, melakukan pelelangan sampai dengan penandatanganan dokumen kontrak

untuk menangani implementasi fisik proyek.

Kontraktor adalah perusahaan, baik perseorangan maupun badan hukum

yang bidang usahanya adalah menerima tugas, melaksanakan pekerjaan atau

melaksanakan pengadaan barang dan menerima pembayaran yang telah disetujui

bersama. Berdasarkan bentuk perusahaannya. Kontraktor dibagi menjadi 4 yaitu :

1) Kontraktor Perseorangan

Adalah Kontraktor yang pemiliknya menjalankan perusahaan dan

bertanggung jawab sepenuhnya dengan kekayaan pribadinya untuk

segala resiko yang terjadi di dalam perusahaan.

2) Kontraktor berbentuk Firma ( Fa )

Adalah Kontraktor yang pemiliknya terdiri dari dua orang atau lebih

yang menjalankan tugas secara bersama dan seluruh pemiliknya

mempunyai tanggung jawab sepenuhnya terhadap kekayaan

pribadinya untuk segala resiko yang terjadi dalam perusahaan

tersebut.

3) Kontraktor berbentuk Perseroan Komanditer ( CV )

Adalah Kontraktor yang terbentuk dari kerjasama orang – orang

yang bersedia menjalankan perusahaan serta bertanggung jawab

penuh dengan kekayaan pribadinya dan orang – orang yang bersedia

memberikan modal sebagai pinjaman, tetapi tidak bersedia

menjalankan perusahaan serta hanya bertanggung jawab secara

Page 28: Studi Keterlambatan

14

terbatas pada modal yang dipinjamkan. Jenis perusahaan CV

diwajibkan untuk mendaftarkan akta pendirian perusahaan pada

seorang Notaris.

4) Kontraktor berbentuk Perseroan Terbatas ( PT )

Adalah Kontraktor yang berbentuk badan hukum yang terdiri dari

para Pemegang saham (Persero/Stockholder) yang mempunyai

tanggung jawab secara terbatas untuk segala resiko yang terjadi

dalam perusahaan tersebut, sesuai dengan jumlah saham yang

dibelinya, sedangkan perusahaan tersebut dijalankan oleh orang –

orang yang dipilih oleh para pemegang saham. Jenis perusahaan PT

mendaftarkan perusahaannya pada seorang Notaris dan Departemen

Kehakiman.

3.2.3 Pelaksanaan ( Actuating )

Kegiatan – kegiatan pelaksanaan harus menuju kepada arah tujuan yang

hendak dicapai dan tetap dalam arah kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Dalam

rangka pelaksanaan ini unsur pimpinan dan pengendalian merupakan alat untuk

menjamin bahwa pelaksanaan diarahkan kepada tujuannya.

1. Pimpinan akan bertanggung jawab terhadap gerak organisasi menuju

sasaran yang telah ditetapkan, dimana pimpinan harus mampu

mempengaruhi dan menggerakkan orang bawahannya untuk

bekerjasama dalam hubungan usaha bersama.

2. Pengendalian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari proses

kepemimpinan. Pengendalian adalah kegiatan untuk menjamin sesuai

tidaknya hasil karya dengan rencana yang telah ditetapkan, termasuk

tindakan koreksi terhadap kesalahan dan penyimpangan.

3. Koordinasi adalah suatu proses yang menghubungkan rangkaian,

kegiatan yang bertujuan untuk menserasikan setiap langkah dan kegiatan

dalam organisasi, agar tercapai gerak yang cepat untuk mencapai sasaran

dan tujuan. Koordinasi yang baik memerlukan saling pengertian antara

semua anggota organisasi tentang tugas wewenang cara kerja, serta

Page 29: Studi Keterlambatan

15

tanggung jawab masing – masing dan mempunyai peranan

menghubungkan bagian – bagian dengan Pimpinan dan Pelaksana.

3.2.4 Pengawasan ( Controlling )

Pengawasan adalah suatu proses penilaian selama pelaksanaan kegiatan

dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan

agar semua anggota kelompok melaksanakan kegiatan berpedoman pada

perencanaan, serta mengadakan tindakan korektif dan perbaikan atau penyesuaian

apabila terjadi penyimpangan. Unsur pengawasan ini sangat erat hubungannya

dengan pengendalian, karena sebenarnya pengendalian selalu memerlukan

pengawasan, yang merupakan umpan balik yang diperlukan untuk menjaga proses

pelaksanaan tetap pada jalur yang benar menuju sasaran yang hendak dicapai.

Tugas dan wewenang team Pengawas adalah :

1. Mengkoordinasikan serta memberikan pengarahan kepada Kontraktor

tentang seluruh paket pekerjaan, sehingga terbentuk organisasi

pelaksanaan yang terpadu.

2. Membantu pimpinan bagian proyek sebagai atasan langsung dalam

menyelenggarakan urusan pengawasan teknis pelaksanaan pekerjan di

lapangan.

3. Membuat laporan mingguan, bulanan, triwulan, dan tahunan.

4. Bertindak atas nama Pimpinan Proyek untuk mengadakan pengawasan

sehari – hari, terhadap kegiatan proyek dan meninjau dari segi kuantitas

dan kualitas.

5. Bertindak atas nama Pimpinan Proyek untuk mengatasi persoalan teknik /

non teknik di lapangan yang bersifat darurat.

6. Menampung persoalan yang terjadi di lapangan yang membutuhkan

penanganan oleh Pimpinan Proyek.

Page 30: Studi Keterlambatan

16

3.3 Sasaran Proyek Konstruksi

Menurut Soeharto (1995), sasaran adalah tujuan yang spesifik dimana semua

kegiatan diarahkan dan diusahakan untuk mencapainya. Setiap proyek mempunyai

tujuan yang berbeda-beda, misalnya pembuatan rumah tinggal, jalan dan

jembatan, maupun instalasi pabrik, dapat pula produk hasil kerja penelitian dan

pengembangan. Selama proses mencapai tujuan tersebut terdapat tiga sasaran

pokok proyek, yaitu besarnya biaya anggaran yang dialokasikan, jadwal kegiatan,

dan mutu yang harus dipenuhi.

Ketiga sasaran tersebut erat hubungannya dan bersifat saling terkait.

Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja, produk yang telah disepakati dalam

kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu yang berakibat

pada naiknya biaya rencana. Sebaliknya apabila ingin menekan biaya, maka akan

menurunkan mutu hasil akhir, dan waktu pelaksanaanya. Dari segi teknis, ukuran

keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut

terpenuhi.

3.4 Pengertian Keterlambatan Proyek

Menurut R. Amperawan Kusjadmikahadi (1999) bahwa, keterlambatan

proyek konstruksi berarti bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian proyek

yang telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen kontrak. Penyelesaian

pekerjaan tidak tepat waktu adalah merupakan kekurangan dari tingkat

produktifitas dan sudah barang tentu kesemuanya ini akan mengakibatkan

pemborosan dalam pembiayaan, baik berupa pembiayaan langsung yang

dibelanjakan untuk proyek-proyek Pemerintah, maupun berwujud pembengkakan

investasi dan kerugian-kerugian pada proyek-proyek swasta.

Peran aktif manajemen merupakan salah satu kunci utama keberhasilan

pengelolaan proyek. Pengkajian jadwal proyek diperlukan untuk menentukan

langkah perubahan mendasar agar keterlambatan penyelesaian proyek dapat

dihindari atau dikurangi.

Page 31: Studi Keterlambatan

17

3.5 Dampak Keterlambatan

Keterlambatan proyek akan menimbulkan kerugian pada pihak Kontraktor,

Konsultan, dan Owner, yaitu :

1. Pihak Kontraktor

Keterlambatan penyelesaian proyek berakibat naiknya overhead, karena

bertambah panjangnya waktu pelaksanaan. Biaya overhead meliputi biaya

untuk perusahaan secara keseluruhan, terlepas ada tidaknya kontrak yang

sedang ditangani.

2. Pihak Konsultan

Konsultan akan mengalami kerugian waktu, serta akan terlambat dalam

mengerjakan proyek yang lainnya, jika pelaksanan proyek mengalami

keterlambatan penyelesaian.

3. Pihak Owner

Keterlambatan proyek pada pihak pemilik/Owner, berarti kehilangan

penghasilan dari bangunan yang seharusnya sudah dapat digunakan atau

disewakan. Apabila pemilik adalah pemerintah, untuk fasilitas umum

misalnya rumah sakit tentunya keterlambatan akan merugikan pelayanan

kesehatan masyarakat, atau merugikan program pelayanan yang telah

disusun. Kerugian ini tidak dapat dinilai dengan uang tidak dapat dibayar

kembali. Sedangkan apabila pihak pemilik adalah non pemerintah,

misalnya pembangunan gedung, pertokoan, atau hotel, tentu jadwal

pemakaian gedung tersebut akan mundur dari waktu yang direncanakan,

sehingga ada waktu kosong tanpa mendapatkan uang.

3.6 Penyebab Keterlambatan

Menurut Antill (1989), bahwa keterlambatan proyek disebabkan oleh

beberapa faktor yang berasal dari Kontraktor , Owner, dan selain dari kedua belah

pihak.

1. Keterlambatan akibat kesalahan Kontraktor, antara lain:

a. Terlambatnya memulai pelaksanaan proyek

b. Pekerja dan Pelaksana kurang berpengalaman.

Page 32: Studi Keterlambatan

18

c. Terlambat mendatangkan peralatan.

d. Mandor yang kurang aktif.

e. Rencana kerja yang kurang baik

2. Keterlambatan akibat kesalahan Owner

a. Terlambatnya angsuran pembayaran oleh Kontraktor.

b. Terlambatnya penyediaan lahan.

c. Mengadakan perubahan pekerjaan yang besar.

d. Pemilik menugaskan Kontraktor lain untuk mengerjakan proyek

tersebut.

3. Keterlambatan yang diakibatkan selain kedua belah pihak diatas, antara

lain:

a. Akibat kebakaran yang bukan kesalahn Kontraktor, Konsultan,

Owner.

b. Akibat perang, gempa, banjir, ataupun bencana lainnya.

c. Perubahan moneter.

3.7 Rancangan Kuisioner

Tujuan pokok pembuatan kuisioner adalah untuk :

a. Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian

b. Memperoleh informasi dengan reabilitas dan validitas yang setinggi

mungkin

Kuisioner dirancang dalam tiga kelompok seperti dijelaskan dibawah ini

(Farida dan Yulia, 2001)

1. Data pribadi, yaitu pertanyaan terhadap responden mengenai

kedudukan atau jabatan, lama pengalaman responden bekerja pada

bidang konstruksi, serta pendidikan responden.

2. Data proyek, yaitu tentang penanganan proyek mengenai

keterlambatan, besar keterlambatan yang terjadi.

3. Faktor keterlambatan, yaitu poin-poin tentang faktor-faktor yang

sering kali terjadinya keterlambatan, disini dibedakan menjadi

sembilan jenis, yaitu:

Page 33: Studi Keterlambatan

19

a. Faktor bahan ( material ) terdiri dari:

1) Kekurangan bahan konstruksi

2) Perubahan material pada bentuk, fungsi, dan spesifikasi

3) Keterlambatan pengiriman bahan

4) Kerusakan bahan di tempat penyimpanan

5) Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan

6) Kelangkaan karena kekhususan

7) Ketidaktepatan waktu pemesanan

8) Dan lain-lain

b. Faktor tenaga kerja ( man power ) terdiri dari:

1) Kekurangan tenaga kerja

2) Kemampuan tenaga kerja

3) Kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja

4) Dan lain-lain

c. Faktor peralatan ( equipment ) terdiri dari:

1) Kerusakan peralatan

2) Kekurangan peralatan

3) Kemampuan mandor atau operator yang kurang

4) Keterlambatan pengiriman peralatan

5) Produktifitas peralatan

6) Kesalahan manajemen peralatan

7) Dan lain-lain

d. Faktor keuangan ( financing ) terdiri dari:

1) Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan

2) Keterlambatan proses pembayaran oleh owner

3) Tidak adanya uang intensif untuk kontraktor, apabila waktu

penyelesaian lebih cepat dari jadwal

4) Situasi perekonomian nasional (krisis moneter)

5) Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar

6) Dan lain-lain

e. Faktor lingkungan ( environment ) terdiri dari:

Page 34: Studi Keterlambatan

20

1) Faktor sosial dan budaya

2) Pengaruh udara panas pada aktifitas konstruksi

3) Pengaruh hujan pada aktifitas konstruksi

4) Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan

proyek

5) Dan lain-lain

f. Faktor perubahan ( change ) terdiri dari:

1) Terjadi perubahan desain oleh owner

2) Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana

3) Kesalahan dalam penyelidikan tanah

4) Kondisi permukaan air bawah tanah di lapangan

5) Masalah geologi di lokasi

6) Dan lain-lain

g. Faktor hubungan dengan Pemerintah ( goverment reletion )

terdiri dari:

1) Perolehan ijin dari Pemerintah

2) Perolehan ijin tenaga kerja

3) Birokrasi yang berbelit – belit dalam operasi proyek

4) Dan lain-lain

h. Faktor kontrak (contractual relationship) terdiri dari:

1) Konflik antara kontraktor dan konsultan

2) Tidak adanya kerja sama antara kontraktor dengan owner

3) Keterlambatan owner dalam pembuatan keputusan

4) Negosiasi dan perijinan pada kontrak

5) Perselisihan pekerjaan antara bagian-bagian yang berbeda

dalam proyek

6) Komunikasi yang kurang antara owner dengan perencana

pada perencanaan

7) Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian

proyek

8) Organisai yang jelek pada kontraktor dan konsultan

Page 35: Studi Keterlambatan

21

9) Kontrol kontraktor utama terhadap sub-kontraktor dalam

pelaksanaan pekerjaan

10) Dan lain-lain

i. Faktor waktu dan kontrol (schedulling and controlling

thechniques) terdiri dari:

1) Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika

konstruksi sedang berjalan

2) Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek

3) Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam

lokasi proyek

4) Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk

mendukung pelaksanaan konstruksi

5) Masalah yang terjadi selama pelaksanaan

6) Tidak memenuhi perencanaan awal proyek

7) Persiapan dan ijin shop drawing

8) Menunggu ijin untuk kontrol material

9) Dan lain-lain

Page 36: Studi Keterlambatan

22

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, sampel diperoleh dari perusahaan konstruksi yang

bekerja dan menyelesaikan proyek konstruksi di daerah Belitung pada tahun 2007.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data primer, yaitu suatu

cara mengumpulkan data yang langsung berhubungan dengan responden, tanpa

melalui perantara atau pihak lain, misalnya dari suatu badan satistik atau referensi

data lainnya. Kuisioner digunakan sebagai alat pengumpul data. Nama – nama

Kontraktor dan jenis proyek yang diperoleh melalui daftar rekanan dari Gapensi

daerah Belitung. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan sistem random

sampling yaitu setiap individu dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama

untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pada umumnya penelitian atau studi

tentang masalah hubungan faktor-faktor keterlambatan pelaksanaan proyek dari

persepsi Kontraktor pada proyek pembangunan daerah Belitung.

Selain itu, data pada penelitian ini merupakan data kuantitaif, yaitu suatu

data yang dikumpulkan dan diolah untuk mencari atau mendapatkan berapa besar

faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pekerjaan dan kerugian yang di

derita perusahaan konstruksi dalam pelaksanaan proyek tersebut.

4.1.1 Metode Pengumpulan Data

Sebelum menyusun kuisioner peneliti melakukan studi dahulu dengan

mempelajari teori-teori sebagai dasar pembahasan dan pemecahan masalah yang

berupa buku dan bacaan-bacaan lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Daftar pertanyaan atau kuisioner ini telah disusun sedemikian sehingga

diharapkan dapat memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang ada. Daftar pertanyaan atau kuisioner tersebut dibagikan kepada

responden untuk diisi dengan jalan mendatangi langsung ke kantor Gapensi

daerah Belitung. Karena jawaban masih bersifat kualitaif maka perlu

Page 37: Studi Keterlambatan

23

dikuantitatifkan dengan jalan memberi nilai / skor masing-masing variabel,

adapun nilai / skor sebagai berikut:

a) Untuk jawaban tidak berpengaruh diberi skor 1

b) Untuk jawaban agak berpengaruh diberi skor 2

c) Untuk jawaban berpengaruh diberi skor 3

d) Untuk jawaban sangat berpengaruh diberi skor 4

Kuisioner ini diantar langsung oleh peneliti ke lokasi yang dituju serta

memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan peneliti.

4.1.2 Pengisian Kuisioner

Pengisian kuisioner dibagikan kepada responden dengan cara diantar

langsung oleh peneliti, dengan maksud meminta pihak responden mengisi

kuisioner tersebut. Apabila pihak responden cukup sibuk, maka peneliti

meninggalkan kuisioner tersebut, kemudian meminta agar diisi langsung oleh

Kontraktor yang langsung bekerja pada proyek yang dikerjakan dan akan diambil

setelah selang beberapa hari.

4.2 Pengolahan Data Penelitian

Setelah seluruh data yang diperoleh melalui kuisioner terkumpul,

kemudian diadakan tahapan berikutnya, yaitu analisis data. Analisis studi ini

menggunakan metode kuantitatif, yang dioperasikan dengan menggunakan

program SPSS 11.5 for windows, untuk mencari beberapa besar faktor-faktor yang

diberikan berpengaruh terhadap keterlambatan pelaksanaan proyek, serta faktor-

faktor yang mempengaruhi dan paling menentukan berdasarkan urutan rangking

dalam setiap penilaian dari masing-masing perusahaan yang diteliti. Langkah

untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 38: Studi Keterlambatan

24

4.2.1 Analisis Responden

Data yang telah diberikan oleh responden dalam kuisioner yang telah

disebar, akan diolah dan digunakan untuk memberikan gambaran atau penjelasan.

Gambaran atau penjelasan akan disajikan dalam bentuk diagram batang.

4.2.2 Analisis Rangking

Metode analisis ini berguna untuk menentukan ranking para responden dan

memberikan prioritas terhadap variabel studi. Setelah pengumpulan data yang

diperoleh dari responden, maka hasil data analisis dengan mean rank, yang

merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan dari nilai rata – rata

tersebut. Nilai rata – rata akan digunakan untuk menentukan faktor – faktor yang

sangat berpengaruh dalam keterlambatan pekerjaan proyek konstruksi.

Mean ini didapat dengan cara menjumlahkan data seluruh individu dalam

kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok

tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan rumus berikut :

∑=

=

ni

i

Xi1

Me = --------------------

n

Dimana:

Me = nilai rata-rata (mean)

n = jumlah responden

Xi = frekuensi pada (i) yang diberikan responden, sebagai

persentase pada jumlah responden terhadap masing-masing

permasalahan.

i = kategori index responden (i= 1,2,3,...)

X1 = frekuensi jwaban ”sangat berpengaruh”

X2 = frekuensi jawaban ”berpengaruh”

X3 = frekuensi jawaban ”agak berpengaruh”

X4 = frekuensi jawaban ”tidak berpengaruh”

Page 39: Studi Keterlambatan

25

Dari hasil data kuisioner tersebut diperbandingkan sebagai koefisien

rangking, kemudian dapat dientukan rangking dari masing – masing faktor dengan

cara mengurutkan nilai mean dari nilai yang paling tinggi sebagai rangking 1.

Page 40: Studi Keterlambatan

26

Gambar 4.1 Flowchart Penelitian

Mulai

Studi Pendahuluan

Tujuan Masalah

Studi Pustaka

1.Sasaran proyek

2.Penyebab

keterlambatan

Pengumpulan Data

1.Survei lapangan

2.kuisioner

Pengolahan Data

Metode SPSS

11.5

Analisis dan Pengujian Data

1.Analisis Deskriftif :

• .Analisis Rangking

• .Analisis responden

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Page 41: Studi Keterlambatan

27

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Responden

Analisis responden dalam laporan ini adalah analisis mengenai pengolahan

data yang digunakan untuk memberi gambaran dari hasil jawaban yang diberikan

oleh responden terhadap butir – butir pertanyaan pada kuisioner, dalam bentuk

grafik diagram batang.

5.1.1 Identitas dan Latar Belakang Responden

Dalam penelitian ini, Kontraktor yang melaksanakan dan menyelesaikan

proyek konstruksi pada tahun 2007 di Daerah Belitung, diminta partisipasinya

dalam pengisian kuisioner penelitian. Data nama proyek, jumlah proyek, dan

Kontraktor yang menyelesaikan proyek diperoleh dari kantor Gapensi Daerah

Belitung.

A. Data Kontraktor Daerah Belitung

Dari sejumlah 50 eksemplar kuisioner yang disebarkan kepada responden,

diperoleh jawaban dari responden yang diminta partisipasinya untuk pengisian

kuisioner peneliti ini. Dengan memberikan jangka waktu selama 3 minggu kepada

responden untuk mengisi kuisioner, maka yang kembali sebanyak 30 eksemplar.

Dari kuisioner yang telah disebarkan, dapat diketahui bahwa jawaban dari

responden adalah dapat dilihat dari pembahasan dibawah yaitu :

Tabel 5.1 Data Responden Daerah Belitung

Keterangan Jumlah Persentase (%)

Kontraktor yang menjawab kuisioner 30 60

Kontraktor yang tidak menjawab kuisioner 20 40

Jumlah Kontraktor yang menerima kuisioner 50 100

Page 42: Studi Keterlambatan

28

B. Jenis Perusahaan Responden

Dari jawaban responden, perusahaan yang berpartisipasi dalam pengisian

kuisioner berjumlah 30 perusahaan dan dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

12

18

0

5

10

15

20

PT CV

Grafik 5.1 Jenis Perusahaan yang mengerjakan proyek

Keterangan:

CV : Comanditaire Vennootshop

PT : Perseroan Terbatas

Pada Grafik 5.1 menunjukkan jenis perusahaan responden yang

berpartisipasi dalam pengisian kuisioner ini. Adapun jenis perusahaan dalam

penelitian ini adalah terdiri dari PT yang berpartisipasi sebanyak 12 Kontraktor,

dan CV sebanyak 18 Kontraktor.

C. Jabatan Responden Dalam Proyek

Pada Grafik 5.2 menunjukkan jabatan para responden yang ikut

berpartisipasi di dalam pengisian kuisioner peneliti ini. Hasil jawaban kuisioner

lebih banyak diperoleh dari para Manajer Lapangan, sehingga jawaban yang

diperoleh diasumsikan cukup akurat, karena Manajer Lapangan adalah orang yang

paling mengetahui keadaan proyek yang sesungguhnya dan mengetahui penyebab

yang utama keterlambatan proyek. Manajer Lapangan mempunyai tugas

mengkoordinasi semua kegiatan proyek, seperti hubungan dengan masyrakat

dengan instansi setempat., engineering dan pembelian bahan yang dilakukan di

Page 43: Studi Keterlambatan

29

lapangan, konstruksi instalasi permanen dan sementara. Tugas yang lain adalah

menjaga keselamatan kerja, mengatur keuangan dan akutansi, sebagai

administrasi umum dan personalia, serta berperan sebagai Pengawas dan

pengendali mutu. Di samping itu, Manajer Lapangan mewakili perusahaan dalam

hubungan dengan pihak ketiga, seperti instansi pemerintah dan perusahaan swasta

di lokasi proyek.

78

15

0

5

10

15

20

Direktur Kepala

Proyek

Manajer

Lapangan

Grafik 5.2 Jabatan Responden Dalam Proyek yang Dikerjakan

Keterangan:

Direktur :

Orang yang mengevaluasi secara umum laporan pelaksanaan dan memberikan

petunjuk pada masalah yang amat prinsip, misalnya perlu penambahan biaya atau adanya

keterlambatan yang substansial yang membahayakan komitmen perusahaan

Kepala Proyek :

Orang yang mengawasi kegiatan konstruksi, memantau apakah sudah berjalan

sesuai rencana dan memberikan koreksi yang diperlukan, tetapi bukan pemimpin

pekerjaan konstruksi sehari – hari

Manajer Lapangan :

Orang yang memimpin dan mengkoordinasikan semua kegiatan proyek

dilapangan

Pemimpin proyek juga mengetahui hal – hal yang berhubungan dengan

proyek, tetapi tidak secara langsung, Pimpinan proyek hanya memimpin kegiatan

dalam menetukan garis besar perencanaan dan meletakkan dasar sistem

Page 44: Studi Keterlambatan

30

pengawasan pengendalian. Pimpinan Proyek mengetahui keterlambatan proyek

dari hasil laporan dan evaluasi hasil kemajuan pelaksanaan proyek.

Direktur proyek mengetahui keterlambatan penyelesaian pekerjaan

proyek setelah ada laporan dari Pimpinan proyek. Direktur proyek akan

memberikan petunjuk kebijaksanaan umum dalam menanggulangi keterlambatan

penyelesaian proyek.

D. Pengalaman Responden Bekerja

Salah satu pertanyaan dalam kuisioner sebagai pelengkap data responden

adalah pengalaman bekerja responden dalam bidang konstruksi, yang jawabannya

dapat dilihat dalam grafik dibawah ini :

3

9

18

0

5

10

15

20

25

< 1 tahun 1 - 5 tahun > 5 tahun

Grafik 5.3 Pengalaman Responden Bekerja dalam Proyek

Pada Grafik 5.3 terlihat bahwa sebagian besar responden yang ikut

berpartisipasi dalam pengisian kuisioner ini telah berpengalaman di bidang

konstruksi lebih dari 5 tahun, hal ini menunjukkan bahwa responden sudah

berpengalaman bekerja dalam bidang pekerjaan konstruksi dan mengetahui faktor

– faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek terutama proyek yang

dilaksanakan di daerah Belitung.

E. Usia Responden

Dibawah ini dijelaskan dalam Grafik usia responden yang berpartisipasi

dalam pengisian kuisioner yaitu :

Page 45: Studi Keterlambatan

31

0

17

13

0

5

10

15

20

< 20 Tahun 20 - 50 Tahun > 50 Tahun

Grafik 5.4 Usia Responden

Grafik 5.4 menunjukkan responden yang mempunyai usia antara 20 tahun

sampai 50 tahun sebanyak 17 orang, sedangkan yang berusia di atas 50 tahun

sebanyak 13 orang.

F. Pendidikan Terakhir Responden

Data lain pelengkap responden adalah mengetahui pendidikan terakhir

responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Dibawah ini dapat diketahui

rata – rata pendidikan terakhir responden yaitu :

5

14

10

10

5

10

15

20

Sederajat

SMA

Diploma S1 S2

Grafik 5.5 Pendidikan Terakhir Responden

Pada Grafik 5.5 menunjukkan pendidikan terakhir di bawah SMA sebanyak

5 orang, yang mempunyai pendidikan terakhir Diploma sebanyak 14 orang,

Page 46: Studi Keterlambatan

32

sedangkan yang mempunyai pendidikan S1 sebanyak 10 orang dan yang

mempunyai pendidikan S2 adalah sebanyak 1 orang.

G. Nilai Proyek

Dibawah ini adalah nilai – nilai proyek yang dikerjakan Kontraktor –

Kontraktor yang mengisi kuisioner yaitu :

.

0

14

5

11

0

5

10

15

20

< 200

juta

250 juta -

600 juta

650 juta -

1 milyar

> 1

milyar

Grafik 5.6 Nilai Proyek Yang Dikerjakan Responden

Pada Grafik 5.6 menunjukkan rata – rata nilai proyek yang dikerjakan

responden setiap tahun yang mempunyai nilai kontrak antara 250 juta sampai

dengan 600 juta sebanyak 14 orang, yang mempunyai nilai proyek antara 650 juta

sampai dengan 1 milyar sebesar 5 orang, dan yang mempunyai nilai kontrak di

atas 1 milyar sebanyak 11 orang.

H. Persentase Keterlambatan Proyek

Dalam penelitian ini juga ditinjau waktu lama keterlambatan yang dialami

oleh responden dalam penyelesaian konstruksi di daerah Belitung. Adapun

penyelesaian yang mengalami keterlambatan dapat dilihat pada grafik dibawah ini

:

Page 47: Studi Keterlambatan

33

20

8

20

0

5

10

15

20

25

< 1 % 1 % - 3 % 3 % - 5 % > 5 %

Grafik 5.7 Persentase Keterlambatan

Pada Grafik 5.7 menunjukkan seberapa jauh besar persentase keterlambatan

yang pernah dialami oleh responden dalam pelaksanaan proyek. Adapun

persentase keterlambatan kurang dari 1 % sebanyak 66.67 %, untuk persentase

keterlambatan dari 1 % sampai dengan 3 % sebanyak 26.67 %, dan untuk

persentase keterlambatan dari 3 % sampai dengan 5 % sebanyak 6.66 %.

Tabel 5.2 Keterlambatan Pekerjaan Konstruksi

No Keterangan responden Persentase ( % ) Jumlah

1 Mengalami keterlambatan 80 24

2 Tidak mengalami keterlambatan 20 6

Menurut hasil dari data kuisioner yang disebarkan, rata – rata pelaksanaan

proyek yang dikerjakan oleh responden, yang selalu mengalami keterlambatan

sebesar 80 % dan yang tidak mengalami keterlambatan sebesar 20 % data ini

dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Akibat terjadinya keterlambatan pelaksanaan proyek tersebut sangat

berpengaruh terhadap biaya yang telah direncanakan dari awal proyek, hal ini

dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Page 48: Studi Keterlambatan

34

Tabel 5.3 Pengaruh Keterlambatan Akibat Biaya

No Keterangan responden Persentase ( % ) Jumlah

1 Berpengaruh terhadap biaya semula 90 % 27

2 Tidak berpengaruh terhadap biaya semula 10 % 3

3 Tidak menjawab 0 0

I. Persentase Biaya Keterlambatan Proyek

Pada umumnya keterlambatan pelaksanaan proyek akan mempengaruhi

biaya yang telah ditetapkan dan peneliti ingin mengetahui seberapa jauh besarnya

biaya yang dikeluarkan pada proyek yang dikerjakan responden.

17

13

0 00

5

10

15

20

< 0.5 % 0.5 % - 1 % 1 % - 2 % > 2 %

Grafik 5.8 Persentase Kenaikan Biaya Keterlambatan

Pada Grafik 5.8 menunjukkan penambahan keuangan di luar biaya yang

direncanakan adalah sebagai berikut kurang dari 0.5 % sebesar 56.67 %, antara

0.5 % sampai denga 1 % sebesar 43.33 % %.

5.2 Hasil Penelitian

Pengolahan data hasil dari penelitian ini diambil secara keseluruhan dari

semua data yang masuk, yaitu sebanyak 30 responden. Tetapi sebelum diambil

analisis data secara keseluruhan terlebih dahulu dilihat data berdasarkan item

pekerjaan yang mempengaruhi keterlambatan penyelesaian pelaksanaan proyek

yang meliputi beberapa faktor, yaitu faktor bahan, tenaga kerja, peralatan,

Page 49: Studi Keterlambatan

35

perubahan, hubungan dengan Pemerintah, kontrak, lingkungan, keuangan dan

faktor waktu dan kontrol. Sehingga akan terlihat faktor utama yang

mempengaruhi keterlambatan penyelesaian pada proyek pembangunan Daerah

Belitung.

5.3 Analisis Rangking Faktor – Faktor Keterlambatan

Dari hasil pengisian kuisioner oleh responden, maka didapat data mengenai

keterlambatan pekerjaan proyek. Dari pengisian tersebut dihasilkan suatu data

statistik mengenai fakor penyebab keterlambatannya.

Keluaran dari pengolahan data SPSS 11.5 for windows berisi hasil antara

lain :

1. Mean rank menunjukkan nilai tingkat rata – rata dari masing – masing

variabel. Variabel berisi tentang faktor–faktor yang berpengaruh terhadap

keterlambatan suatu proyek.

2. N menunjukkan jumlah nilai yang dikorelasikan.

3. Peringkat menunjukkan urutan sub-faktor penyebab keterlambatan. Pada

analisis faktor keterlambatan secara keseluruhan, nilai peringkat diperoleh

dari mean rank yang dihasilkan dari analisis SPSS, hal ini dapat dilihat pada

pembahasan.

Untuk mengetahui lebih jauh dari masing – masing faktor keterlambatan

proyek, dibawah ini akan diuraikan hasil penelitian yang ditinjau dari masing –

masing faktor penyebab keterlambatan proyek yang terjadi di Daerah Belitung.

5.3.1 Analisis Data SPSS dengan analisis deskriftif Mean Rank

Adapun hasil dari pengisian kuisioner oleh responden dari butir – butir

pertanyaan dapat dilihat dalam tabel – tabel dibawah ini yang merupakan faktor –

faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek, yaitu :

Page 50: Studi Keterlambatan

36

A. Faktor keterlambatan akibat bahan :

FB1 : Kekurangan bahan konstruksi

FB2 : Perubahan material pada bentuk, fungsi, dan spesifikasi

FB3 : Keterlambatan pengiriman bahan

FB4 : Kerusakan bahan ditempat penyimpanan

FB5 : Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan

FB6 : Kelangkaan karena kekhususan

FB7 : Ketidaktepatan waktu pemesanan

Tabel 5.5 Faktor Keterlambatan Akibat Bahan

No FB 1 FB 2 FB 3 FB 4 FB 5 FB 6 FB 7

1 4 4 4 4 3 4 4

2 4 4 4 4 4 3 3

3 4 4 4 3 4 4 3

4 4 4 4 4 4 3 4

5 4 4 3 4 4 3 3

6 4 3 4 4 3 4 4

7 4 4 4 4 4 3 4

8 4 3 4 3 4 4 3

9 4 3 4 4 4 4 4

10 4 4 4 4 3 4 4

11 3 4 4 3 4 4 4

12 4 3 4 3 3 2 4

13 4 4 4 4 4 4 4

14 4 4 4 3 3 4 4

15 3 4 4 3 4 4 3

16 4 4 4 4 3 3 4

17 4 4 4 4 4 4 4

18 4 4 4 4 4 4 3

19 4 4 4 4 4 4 4

20 4 4 4 4 4 4 4

21 4 4 4 4 4 4 4

22 4 4 4 4 4 4 3

23 4 4 4 4 4 4 4

24 4 4 4 3 4 3 4

25 3 4 4 4 4 4 4

26 3 4 4 4 4 4 3

27 4 3 4 4 3 3 4

28 4 4 4 3 4 4 2

29 3 4 4 4 4 4 4

30 3 4 4 4 4 4 4

Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan

menghasilkan data – data seperti berikut :

Page 51: Studi Keterlambatan

37

Hasil pengolahan data faktor akibat bahan dengan analisis deskriftif mean rank

adalah

No Faktor Keterlambatan Mean rank

1 Kekurangan bahan konstruksi 3.80

2 Perubahan material pada bentuk, fungsi, dan spesifikasi 3.83

3 Keterlambatan pengiriman bahan 3.97

4 Kerusakan bahan ditempat penyimpanan 3.73

5 Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan 3.77

6 Kelangkaan karena kekhususan 3.70

7 Ketidaktepatan waktu pemesanan 3.67

B. Faktor keterlambatan akibat tenaga kerja

FTk1 : Kekurangan tenaga kerja

FTk2 : Kemampuan tenaga kerja

FTk3 : Kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja

Tabel 5.6 Faktor Keterlambatan Akibat Tenaga Kerja

No FTk1 FTk2 FTk3

1 4 4 3

2 4 4 2

3 3 4 4

4 4 4 4

5 4 4 3

6 3 3 4

7 4 4 3

8 3 4 3

9 4 3 4

10 3 4 2

11 4 3 4

12 3 4 3

13 3 4 4

14 4 3 2

15 4 4 2

16 4 4 3

17 4 4 2

18 4 3 4

19 4 3 4

20 4 4 3

21 4 4 4

22 4 4 4

23 4 3 4

24 4 4 4

25 4 4 4

26 4 4 4

Page 52: Studi Keterlambatan

38

No FTk1 FTk2 FTk3

27 4 4 3

28 4 4 4

29 4 4 4

30 4 4 4

Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan

menghasilkan data – data seperti berikut :

Hasil pengolahan data faktor akibat tenaga kerja dengan analisis deskriftif mean

rank adalah :

No Faktor Keterlambatan Mean rank

1 Kekurangan tenaga kerja 3.80

2 Kemampuan tenaga kerja 3.77

3 Kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja 3.40

C. Faktor keterlambatan akibat peralatan

FP1 : Kerusakan peralatan

FP2 : Kekurangan peralatan

FP3 : Kemampuan mandor atau operator yang kurang

FP4 : Keterlambatan pengiriman peralatan

FP5 : Produktifitas peralatan

FP6 : Kesalahan manajemen peralatan

Tabel 5.7 Faktor Keterlambatan Akibat Peralatan

No FP1 FP2 FP3 FP4 FP5 FP6

1 4 3 3 4 4 4

2 4 4 3 3 4 4

3 3 4 4 4 3 4

4 4 3 3 4 3 4

5 4 4 3 3 4 3

6 4 2 4 4 3 4

7 4 4 4 4 4 4

8 4 3 4 4 4 4

9 4 4 4 4 3 4

10 4 4 3 4 4 4

11 4 4 3 3 4 4

12 3 4 4 4 4 3

13 4 4 3 4 3 4

14 4 3 4 4 4 4

Page 53: Studi Keterlambatan

39

No FP1 FP2 FP3 FP4 FP5 FP6

15 4 3 3 3 4 4

16 4 4 4 4 4 4

17 4 4 4 4 4 3

18 4 4 3 4 4 4

19 4 4 4 4 4 4

20 4 4 4 4 4 4

21 4 4 4 4 4 4

22 4 3 4 4 4 3

23 4 4 4 4 4 4

24 4 3 4 4 4 4

25 4 4 4 4 3 4

26 4 3 4 4 4 4

27 4 4 4 4 4 3

28 4 4 4 4 4 4

29 4 4 4 4 4 4

30 4 4 4 4 4 4

Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan

menghasilkan data – data seperti berikut :

Hasil pengolahan data faktor akibat peralatan dengan analisis deskriftif mean rank

adalah :

No Faktor Keterlambatan Mean rank

1 Kerusakan peralatan 3.93

2 Kekurangan peralatan 3.67

3 Kemampuan mandor atau operator yang kurang 3.70

4 Keterlambatan pengiriman peralatan 3.87

5 Produktifitas peralatan 3.80

6 Kesalahan manajemen peralatan 3.83

D. Faktor keterlambatan akibat keuangan

FK1 : Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan

FK2 : Keterlambatan proses pembayaran oleh owner

FK3 :Tidak adanya uang intensif untuk kontraktor, apabila waktu

penyelesaian lebih cepat dari jadwal

FK4 : Situasi perekonomian nasional (krisis moneter)

FK5 : Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar

Page 54: Studi Keterlambatan

40

Tabel 5.8 Faktor Keterlambatan Akibat Keuangan

No FK1 FK2 FK3 FK4 FK5

1 4 3 2 4 4

2 4 4 4 4 4

3 4 4 2 4 4

4 4 4 4 3 4

5 4 4 2 4 4

6 4 3 3 4 4

7 4 4 4 4 4

8 3 4 4 4 4

9 4 4 4 3 4

10 4 4 4 4 4

11 4 4 4 4 3

12 4 4 3 4 3

13 4 3 4 4 4

14 4 4 2 4 4

15 4 4 3 4 4

16 4 4 4 4 4

17 4 4 4 4 3

18 4 4 4 4 4

19 4 4 4 4 4

20 4 3 3 4 4

21 4 4 4 4 4

22 3 4 4 4 4

23 3 3 4 4 4

24 4 4 4 4 4

25 4 4 3 4 4

26 4 4 4 4 4

27 4 3 4 4 4

28 3 4 4 4 4

29 3 4 3 4 4

30 4 4 4 4 4

Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan

menghasilkan data – data seperti berikut :

Hasil pengolahan data faktor akibat keuangan dengan analisis deskriftif mean rank

adalah :

No Faktor Keterlambatan Mean rank

1 Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan 3.83

2 Keterlambatan proses pembayaran oleh owner 3.80

3 Tidak adanya uang intensif untuk kontraktor, apabila waktu

penyelesaian lebih cepat dari jadwal 3.53

4 Situasi perekonomian nasional (krisis moneter) 3.93

5 Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar 3.90

Page 55: Studi Keterlambatan

41

E. Faktor keterlambatan akibat lingkungan

FL1 : Faktor sosial dan budaya

FL2 : Pengaruh udara panas pada aktifitas konstruksi

FL3 : Pengaruh hujan pada aktifitas konstruksi

FL4 : Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan proyek

Tabel 5.9 Faktor Keterlambatan Akibat Lingkungan

No FL1 FL2 FL3 FL4

1 4 4 4 4

2 3 3 4 2

3 4 4 4 4

4 4 4 4 4

5 4 4 3 3

6 4 3 4 4

7 3 4 4 4

8 4 4 4 4

9 3 3 3 3

10 4 4 4 4

11 4 3 3 4

12 4 4 4 3

13 4 2 4 4

14 3 3 4 3

15 4 4 4 2

16 4 4 4 3

17 4 4 4 4

18 4 3 4 4

19 4 4 3 3

20 2 4 4 4

21 4 4 4 2

22 4 4 4 3

23 4 3 4 4

24 4 4 4 3

25 4 4 4 4

26 3 4 4 4

27 4 4 4 4

28 3 4 4 3

29 4 4 4 4

30 4 4 4 4

Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan

menghasilkan data – data seperti berikut :

Hasil pengolahan data faktor akibat lingkungan dengan analisis deskriftif mean

rank adalah :

Page 56: Studi Keterlambatan

42

No Faktor Keterlambatan Mean rank

1 Faktor sosial dan budaya 3.73

2 Pengaruh udara panas pada aktifitas konstruksi 3.70

3 Pengaruh hujan pada aktifitas konstruksi 3.87

4 Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan

proyek 3.50

F. Faktor keterlambatan akibat perubahan

FPrb1 : Terjadi perubahan desain oleh owner

FPrb2 : Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana

FPrb3 : Kesalahan dalam penyelidikan tanah

FPrb4 : Kondisi permukaan air bawah tanah di lapangan

FPrb5 : Masalah geologi di lokasi

Tabel 5.10 Faktor Keterlambatan Akibat Perubahan

No FPrb1 FPrb2 FPrb3 FPrb4 FPrb5

1 4 4 4 2 2

2 4 4 3 2 2

3 4 4 4 3 4

4 3 3 4 4 4

5 4 4 3 3 3

6 3 3 4 2 4

7 4 4 3 4 2

8 3 3 4 2 3

9 4 4 3 3 3

10 4 3 4 4 2

11 4 4 2 4 4

12 4 3 3 3 2

13 4 3 4 4 4

14 3 3 3 3 3

15 4 4 2 2 2

16 3 3 3 3 3

17 4 4 4 4 4

18 4 4 4 3 4

19 4 3 3 4 3

20 4 2 4 4 4

21 3 2 2 2 2

22 4 2 3 3 3

23 3 4 4 4 4

24 4 3 3 3 3

25 3 4 4 4 4

26 4 4 4 4 4

27 4 4 4 4 4

Page 57: Studi Keterlambatan

43

No FPrb1 FPrb2 FPrb3 FPrb4 FPrb5

28 4 4 3 3 3

29 3 4 4 4 4

30 4 4 4 4 4

Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan

menghasilkan data – data seperti berikut :

Hasil pengolahan data faktor akibat perubahan dengan analisis deskriftif mean

rank adalah :

No Faktor Keterlambatan Mean rank

1 Terjadi perubahan desain oleh owner 3.70

2 Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana 3.47

3 Kesalahan dalam penyelidikan tanah 3.43

4 Kondisi permukaan air bawah tanah di lapangan 3.27

5 Masalah geologi di lokasi 3.23

G. Faktor keterlambatan akibat Hubungan dengan Pemerintah

FHP1 : Perolehan ijin dari Pemerintah

FHP2 : Perolehan ijin tenaga kerja

FHP3 : Birokrasi yang berbelit – belit dalam operasi proyek

Tabel 5.11 Faktor Keterlambatan Akibat Hubungan dengan Pemerintah

No FHP1 FHP2 FHP3

1 2 2 3

2 2 2 4

3 3 3 4

4 3 3 4

5 3 3 3

6 2 2 2

7 3 4 3

8 3 3 4

9 2 2 3

10 2 2 4

11 4 4 3

12 3 3 4

13 3 3 3

14 3 3 3

15 4 4 3

16 4 4 3

17 2 2 4

18 2 2 4

19 4 4 3

20 4 4 3

Page 58: Studi Keterlambatan

44

No FHP1 FHP2 FHP3

21 4 4 4

22 3 3 3

23 3 3 4

24 4 4 3

25 3 3 3

26 4 4 4

27 2 2 3

28 4 4 4

29 2 2 3

30 4 4 4

Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan

menghasilkan data – data seperti berikut :

Hasil pengolahan data faktor akibat hubungan dengan Pemerintah dengan analisis

deskriftif mean rank adalah :

No Faktor Keterlambatan Mean rank

1 Perolehan ijin dari Pemerintah 3.03

2 Perolehan ijin tenaga kerja 3.07

3 Birokrasi yang berbelit – belit dalam operasi proyek 3.40

H. Faktor keterlambatan akibat kontrak

FKr1 : Konflik antara kontraktor dan konsultan

FKr2 : Tidak adanya kerja sama antara kontraktor dengan owner

FKr3 : Keterlambatan owner dalam pembuatan keputusan

FKr4 : Negosiasi dan perijinan pada kontrak

FKr5 : Perselisihan pekerjaan antara bagian-bagian yang berbeda dalam

proyek

FKr6 : Komunikasi yang kurang antara owner dengan perencana pada

perencanaan

FKr7 : Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek

FKr8 : Organisai yang jelek pada kontraktor dan konsultan

FKr9 : Kontrol kontraktor utama terhadap sub-kontraktor dalam

pelaksanaan pekerjaan

Page 59: Studi Keterlambatan

45

Tabel 5.12 Faktor Keterlambatan Akibat Kontrak

No FKr1 FKr2 FKr3 FKr4 FKr5 FKr6 FKr7 FKr8 FKr9

1 4 4 4 4 4 4 4 4 3

2 4 4 4 3 3 4 3 3 3

3 4 4 3 4 3 3 4 3 3

4 4 4 3 4 4 3 4 4 4

5 3 4 4 3 3 3 3 3 3

6 4 4 3 4 4 4 4 3 3

7 3 4 4 3 3 3 3 4 4

8 4 4 3 3 2 3 4 3 4

9 3 3 4 3 3 4 3 4 4

10 4 3 3 4 4 4 4 3 4

11 3 1 4 2 4 4 2 4 3

12 4 3 4 3 3 3 3 3 4

13 3 3 4 4 4 4 4 4 3

14 3 4 4 3 3 3 3 3 3

15 3 3 4 2 4 4 2 4 4

16 3 3 4 3 3 4 3 3 1

17 4 4 3 4 4 4 4 3 4

18 4 3 4 4 4 4 4 4 4

19 3 4 4 3 3 4 3 3 3

20 3 4 4 4 4 4 4 3 4

21 4 3 4 2 2 4 2 4 2

22 3 3 4 4 3 4 3 4 4

23 4 4 4 4 4 4 4 4 4

24 3 4 4 3 3 4 3 4 2

25 3 1 4 4 4 3 4 3 3

26 4 2 4 4 4 4 4 4 4

27 3 4 4 4 4 4 4 4 3

28 4 2 3 3 3 4 3 4 2

29 3 4 4 4 4 4 4 4 4

30 4 2 4 3 4 4 4 3 4

Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan

menghasilkan data – data seperti berikut :

Hasil pengolahan data faktor akibat kontrak dengan analisis deskriftif mean rank

adalah :

Page 60: Studi Keterlambatan

46

No Faktor Keterlambatan Mean rank

1 Konflik antara kontraktor dan konsultan 3.50

2 Tidak adanya kerja sama antara kontraktor dengan owner 3.30

3 Keterlambatan owner dalam pembuatan keputusan 3.77

4 Negosiasi dan perijinan pada kontrak 3.40

5 Perselisihan pekerjaan antara bagian-bagian yang berbeda dalam

proyek 3.47

6 Komunikasi yang kurang antara owner dengan perencana pada

perencanaan

3.73

7 Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek 3.43

8 Organisai yang jelek pada kontraktor dan konsultan 3.53

9 Kontrol kontraktor utama terhadap sub-kontraktor dalam

pelaksanaan pekerjaan 3.33

I. Faktor keterlambatan akibat waktu dan kontrol

FKW1 : Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika konstruksi

sedang berjalan

FKW2 : Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek

FKW3 : Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam lokasi

proyek

FKW4 : Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk mendukung

pelaksanaan konstruksi

FKW5 : Masalah yang terjadi selama pelaksanaan

FKW6 : Tidak memenuhi perencanaan awal proyek

FKW7 : Persiapan dan ijin shop drawing

FKW8 : Menunggu ijin untuk kontrol material

Tabel 5.13 Faktor Keterlambatan Akibat Waktu dan Kontrol

No FKW1 FKW2 FKW3 FKW4 FKW5 FKW6 FKW7 FKW8

1 4 4 4 4 3 4 3 4

2 3 4 3 3 3 4 4 3

3 4 4 3 3 4 3 4 3

4 4 4 4 3 4 3 4 4

5 3 3 3 4 3 3 4 3

6 4 3 3 4 4 4 4 3

7 3 4 4 4 3 3 3 2

8 4 3 3 3 3 3 4 4

9 3 4 3 4 3 3 3 3

10 4 3 4 3 4 4 3 4

11 2 4 3 4 2 4 1 3

12 3 3 4 4 3 3 3 4

Page 61: Studi Keterlambatan

47

No FKW1 FKW2 FKW3 FKW4 FKW5 FKW6 FKW7 FKW8

13 4 4 4 4 4 4 3 3

14 3 3 3 4 4 3 4 3

15 2 4 4 3 2 4 3 4

16 3 3 2 4 3 4 3 1

17 4 3 4 3 4 4 4 4

18 4 4 4 4 4 4 3 4

19 3 3 3 4 3 4 4 3

20 4 3 4 4 4 4 4 4

21 2 4 2 4 2 4 3 2

22 3 4 4 4 4 4 3 4

23 4 4 4 4 4 4 4 4

24 3 4 2 4 3 4 4 3

25 4 3 3 4 4 3 1 3

26 4 4 4 4 4 4 3 4

27 4 4 3 4 4 4 4 3

28 3 4 2 3 3 4 2 3

29 4 4 4 4 4 4 4 4

30 4 3 4 4 3 4 2 4

Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan

menghasilkan data – data seperti berikut :

Hasil pengolahan data faktor akibat waktu dan kontrol dengan analisis deskriftif

mean rank adalah :

No Faktor Keterlambatan Mean rank

1 Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika

konstruksi sedang berjalan 3.43

2 Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek 3.60

3 Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam lokasi

proyek 3.37

4 Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk mendukung

pelaksanaan konstruksi

3.73

5 Masalah yang terjadi selama pelaksanaan 3.40

6 Tidak memenuhi perencanaan awal proyek 3.70

7 Persiapan dan ijin shop drawing 3.27

8 Menunggu ijin untuk kontrol material 3.33

5.4 Pembahasan

Setelah didapat nilai mean rank dari pengolahan diatas maka didapat urutan

rangking dari masing – masing faktor penyebab keterlambatan penyelesaian

proyek. Untuk mengetahui lebih jauh dari masing – masing faktor keterlambatan

proyek, dibawah ini diuraikan hasil penelitian yang ditinjau dari aspek – aspek

yang mempengaruhi faktor – faktor keterlambatan proyek di lapangan, yaitu :

Page 62: Studi Keterlambatan

48

5.4.1. Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Bahan

Pembelian dan pengadaan bahan merupakan salah satu unsur dari sistem

perencanaan dan pengendalian yang saling berhubungan pada suatu proyek, yang

harus selalu sesuai antara yang satu dengan yang lainnya. Keterlambatan proyek

akibat bahan yang terjadi pada proyek adalah akibat dari kesalahan dalam

perencanaan dan penjadwalan pengadaan bahan konstruksi. Pengadaan bahan

konstruksi mencakup kegiatan perencanaan jumlah dan jenis bahan yang

digunakan. Pembelian, pengangkutan, dan pengiriman, penentuan rute untuk

pengangkutan dan pengiriman, mengatur persediaan bahan serta penyimpanan

bahan konstruksi yang tepat. Sebelum melaksanakan proyek disarankan untuk

mengadakan survey di lokasi proyek dan daerah sekitar proyek, sehingga

perencana mengetahui keadaan lokasi untuk selanjutnya menjadi bahan

pertimbangan dalam merencanakan bahan material yang akan digunakan pada

proyek.

Dengan mengadakan survey di lokasi, maka perencana dapat mengetahui

kebijakan – kebijakan yang dapat menghindari keterlambatan proyek akibat

bahan, sehingga masalah keterlambatan pengiriman bahan, ketidaktepatan waktu

pemesanan, kekurangan bahan, kerusakan bahan ditempat penyimpanan,

perubahan material, kelangkaan karena kekhususan, dan keterlambatan pabrikasi

dapat di hindari sedikit mungkin.

Tabel 5.14 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Bahan

No Faktor Mean Peringkat

1 Kekurangan bahan konstruksi 3.80 3

2 Perubahan material pada bentuk, fungsi dan spesifikasi. 3.83 2

3 Keterlambatan pengiriman bahan 3.97 1

4 Kerusakan bahan ditempat penyimpanan 3.73 5

5 Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan 3.77 4

6 Kelangkaan karena kekhususan 3.70 6

7 Ketidaktepatan waktu pemesanan 3.67 7

Sumber : Data primer, diolah

Page 63: Studi Keterlambatan

49

5.4.2 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan

dari suatu pelaksanaan proyek. Untuk menghindari keterlambatan proyek yang

diakibatkan oleh tenaga kerja, maka diperlukan suatu perencanaan tenaga kerja

proyek yang menyeluruh dan terperinci dan harus mengikuti jenis dan kapan

keperluan tenaga.

Dengan mengetahui dari awal perencanaan tentang perkiraan jumlah tenaga

kerja dan jadwal kebutuhannya, maka dapat dimulai kegiatan pengumpulan

informasi perihal sumber penyediaan tenaga kerja baik kuantitas maupun

kualitasnya. Dengan solusi diatas, tentu dapat menjadi sedikit masukan bagi

perusahaan konstruksi, sebab keterlambatan proyek yang terjadi adalah salah satu

akibat dari keterbatasan jumlah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan

dibidangnya, sementara itu permintaan jumlah tenaga kerja meningkat akibat dari

banyaknya proyek – proyek yang harus dilaksanakan.

Pada tabel 5.15 dapat kita lihat rangking faktor – faktor yang menyebabkan

keterlambatan proyek akibat tenaga kerja konstruksi, dimana dengan

memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean

rank yang terbesar.

Tabel 5.15 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Tenaga Kerja

No Faktor Mean Peringkat

1 Kekurangan tenaga kerja 3.80 1

2 Kemampuan tenaga kerja 3.77 2

3 Kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja 3.40 3

Sumber : Data primer, diolah

5.4.3 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Peralatan

Peralatan merupakan salah satu sarana penunjang untuk kelancaran

pelaksanaan proyek, sehingga alat yang baik dengan Operator yang mampu akan

sangat mempengaruhi kecepatan pelaksanaan proyek. Pada tabel 5.16 dapat

diketahui ranking faktor keterlambatan proyek yang disebabkan oleh hal – hal

Page 64: Studi Keterlambatan

50

yang berkaitan dengan peralatan, dimana dengan memperhatikan nilai mean

ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar.

Tabel 5.16 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Peralatan

No Faktor Mean Peringkat

1 Kerusakan peralatan 3.93 1

2 Kekurangan peralatan 3.67 6

3 Kemampuan mandor atau operator yang kurang 3.70 5

4 Keterlambatan pengiriman peralatan 3.87 2

5 Produktifitas peralatan 3.80 4

6 Kesalahan manajemen peralatan 3.83 3

Sumber : Data primer, diolah

Perencanaan alat yang akan digunakan dalam proyek merupakan suatu hal

yang penting, karena dengan merencanakan peralatan proyek, setidaknya alat

yang akan dipergunakan akan dipersiapkan baik itu kualitas maupun kuantitas dari

alat itu sendiri, juga mempersiapkan tenaga kerja yang ahli dalam

mengoperasikannya, sehingga masalah kerusakan peralatan, produktifitas

peralatan, keterlambatan pengiriman peralatan, kekurangan peralatan, kemampuan

Operator yang kurang dan kesalahan manajemen peralatan yang salah dapat

dihindari sedikit mungkin.

5.4.4 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Keuangan

Selain bahan, tenaga kerja, dan peralatan, keuangan juga merupakan faktor

yang sangat menentukan kelancaran proyek konstruksi, karena jika terjadi

kemacetan keuangan akan mempengaruhi seluruh kegiatan proyek. Pada tabel

5.17 dapat diketahui ranking faktor – faktor yang menyebabkan keterlambatan

akibat masalah keuangan, dimana dengan memperhatikan nilai mean ranknya.

Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar.

Page 65: Studi Keterlambatan

51

Tabel 5.17 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Keuangan

No Faktor Mean Peringkat

1 Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan 3.83 3

2 Keterlambatan proses pembayaran oleh owner 3.80 4

3 Tidak adanya uang intensif untuk kontraktor, apabila waktu

penyelesaian lebih cepat dari jadwal

3.53 5

4 Situasi perekonomian nasional. ( krisis moneter ) 3.93 1

5 Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar 3.90 2

Sumber : Data primer, diolah

Dalam suatu pekerjaan proyek perencanaan biaya proyek adalah hal yang

penting. Semua perusahaan konstruksi memang sudah membuat perencanaan

biaya proyek, tetapi situasi perekonomian di negara Indonesia pada saat ini tidak

menentu, sehingga harga – harga bahan material mengalami perubahan yang tidak

stabil.

Pada saat penerimaan dan pelaksanaan proyek, harga bahan material, upah

tenaga kerja dan biaya sewa peralatan mengalami perbedaan. Hal yang menjadi

masalah, bila harga perencanaan lebih rendah dari harga setelah pelaksanaan

proyek. Untuk saat ini, mungkin hanya dapat diatasi dengan cara merubah strategi

kontrak yang akan digunakan, sehingga apabila Kontraktor menggunakan sistem

kontrak harga tetap, mungkin harus digantikan dengan tipe kontrak biaya tidak

tetap. Walaupun masing – masing jenis kontrak memiliki keuntungan dan

kerugian bagi Kontraktor dan Owner, tetapi pemilihan tipe kontrak biaya tidak

tetap untuk saat ini dapat mengurangi kerugian seminimum mungkin bagi

Kontrator maupun Owner.

Pada akhir pelaksanaan kontrak harga tetap, umumnya pada akhir proyek

Owner menahan untuk beberapa waktu sejumlah uang pembayaran kepada

Kontraktor berdasarkan kemajuan atau prestasi pekerjaan yang sudah berhak

menerimanya. Jumlah yang ditahan tersebut besarnya 10 % dari jumlah tagihan

yang terakhir. Tindakan Owner ini maksudnya untuk menjamin bahwa Kontraktor

masih terikat kontrak untuk mengerjakan pekerjaan yang tersisa, yang saat itu

belum diketahui. Kontraktor tidak senang dengan cara itu, sehingga untuk

Page 66: Studi Keterlambatan

52

menghindarinya, maka dalam pembuatan dokumen kontrak harus dijabarkan dan

dirundingkan dahulu berapa besar jumlah uang yang ditahan dan kapan batas

pembayaran.

Pembayaran yang terlambat juga membuat Kontraktor kesulitan dalam

kegiatan pembelian peralatan dan mobilisasi tenaga kerja, dimana Kontraktor

membutuhkan banyak dana untuk pemesanan, sebelum barang sampai dilokasi

proyek, yang akibatnya tidak ada kemajuan fisik. Apabila perusahaan konstruksi

memiliki sumber dana yang kurang, hal ini dapat diatasi dengan cara

menghentikan proyek sampai dana dari Owner dibayar atau mencari sumber dana

yang lain, misalnya pinjaman kredit dari Bank.

Di proyek ini penyelesainnya dilaksanakan lebih cepat dari waktu yang telah

ditentukan dalam satuan per-hari, tidak biasa diberikan uang intensif kepada

Kontraktor, karena proyek yang dilaksanakan adalah proyek Pemerintah yang

umumnya dalam perjanjian kontraknya tidak membahas masalah itu. Uang

intensif yang dimaksud adalah bonus, sehingga pemberian uang intensif memang

tidak harus ada dalam suatu proyek, tetapi hal itu juga sebagian diberikan kepada

Kontraktor sebagai perangsang dan pemberi semangat dalam mengerjakan

pekerjaan yang berikutnya.

5.4.5 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Lingkungan

Wilayah Belitung dilihat dari letak geografisnya, wilayah Belitung sebagian

terletak di daerah pesisir pantai, sehingga hal ini berpengaruh sekali terhadap

cuacanya, karena daerah pantai mempunyai cuaca yang cukup panas, dan

sebagian lagi adalah daerah pegunungan. Jika dilihat dari masalah tersebut, maka

wajar bila aktifitas proyek sedikit terganggu. Walaupun udara yang panas bukan

merupakan faktor utama penyebab keterlambatan penyelesaian proyek di daerah

Belitung.

Musim penghujan terjadi pada bulan Oktober hingga April, sehingga waktu

pelaksaan proyek terpengaruh dan terhambat penyelesaiannya, sehingga dalam

proyek ini musim hujan sangat berpengaruh dan merupakan salah satu faktor

utama penyebab keterlambatan penyelesaian proyek di Daerah Belitung.

Page 67: Studi Keterlambatan

53

Selama ini di Belitung jarang sekali terjadi masalah yang meresahkan dalam

pelaksanaan pembangunan, karena masyarakat sadar bahwa pembangunan

merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai alat penunjang dalam

pelaksanaan kehidupan, walaupun saat sekarang ini sering sekali terjadi

demonstrasi. Jadi, para Kontraktor yang akan melaksanakan proyek tidak perlu

khawatir terhadap masalah keamanan.

Pada tabel 5.18 dapat diketahui ranking faktor – faktor yang menyebabkan

keterlambatan akibat masalah lingkungan, dimana dengan memperhatikan nilai

mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar.

Tabel 5.18 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Lingkungan

No Faktor Mean Peringkat

1 Faktor sosial dan budaya 3.73 2

2 Pengaruh udara panas pada aktifitas konstruksi 3.70 3

3 Pengaruh hujan pada aktifitas konstruksi 3.87 1

4 Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan

proyek

3.50 4

Sumber : Data primer, diolah

5.4.6 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Perubahan

Perubahan pekerjaan yang terjadi selama pelaksanaan proyek konstruksi

dapat menyulitkan pihak Kontraktor, sehingga kadang menyebabkan waktu

pelaksanaan proyek menjadi terganggu. Dampak perubahan yang terjadi karena

perubahan desain yang dibuat oleh Owner, masalah geologi di lokasi, kesalahan

desain oleh Perencana, kesalahan dalam penyelidikan tanah dan kondisi

permukaan air bawah tanah di lapangan akan berpengaruh terhadap perintah

pekerjaan. Perubahan perintah pekerjaan dapat menyebabkan perubahan biaya,

baik itu terhadap biaya lansung akibat waktu yang terlambat, dan biaya – biaya

dampak yang besarnya tidak terdeteksi. Data – data rangking keterlambatan waktu

penyelesaian proyek akibat perubahan dapat dilihat pada tabel 5.19, dimana

dengan memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari

nilai mean rank yang terbesar.

Page 68: Studi Keterlambatan

54

Tabel 5.19 Rangking Faktor Keterlambatan Akibat Perubahan

No Faktor Mean Peringkat 1 Terjadi perubahan desain oleh owner 3.70 1

2 Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana 3.47 2

3 Kesalahan dalam penyelidikan tanah 3.43 3

4 Kondisi permukaan air dibawah tanah di lapangan 3.27 4

5 Masalah geologi di lokasi 3.23 5

Sumber :Data primer, diolah

Biaya lansung adalah beban biaya tenaga kerja dan Overhead material

kontrak dan sementara, peralatan konstruksi dan bahkan waktu – waktu pengawas

dan staf yang secara jelas terkait pada pekerjaan yang berhubungan dengan suatu

pekerjaan.

Bila suatu perubahan menunjukkan keterlambatan waktu penyelesaian

proyek, maka para pihak yang terkait pada kontrak kemungkinan besar

mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar tenaga kerja dan fasilitas yang

mendukung perubahan waktu.

5.4.7 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Hubungan dengan Pemerintah

Sistem birokrasi yang ditetapkan dalam proyek konstruksi yang ada

hubungannya dengan Pemerintah sering kali berbelit – belit, sehingga sering pula

menyebabkan ketidaklancaran proyek. Dalam penelitian dapat diketahui rangking

faktor penyebab keterlambatan yang disebabkan hal – hal yang berhubungan

dengan Pemerintah yang ditunjukan pada Tabel 5.20.

Pemerintah memberikan ijin pada proyek pembangunan yang tidak

mengganggu kepentingan umum dan tidak digunakan untuk mencari keuntungan

pribadi, karena itu proyek yang tidak sesuai dengan Undang – Undang Pemerintah

yang berlaku, yaitu Keputusan Presiden no 55 tahun 1993 tentang Pengadaan

Tanah bagi pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, tidak dapat

melaksanakan proyek. Perijinan tenaga kerja dari Pemerintah yang dikeluarkan

oleh Menteri Tenaga Kerja RI nomor : PER-02/MEN/1993 tetang Kesepakatan

Page 69: Studi Keterlambatan

55

Kerja Waktu Tertentu, diberikan pada proyek pembangunan yang jenis

kegiatannya akan selesai dalam waktu tertentu, seperti :

1. Proyek yang sekali selesai atau sementara sifatnya

2. Proyek yang dalam penyelesaiannya dalam waktu tidak terlalu lama dan

paling lama 3 ( tiga ) tahun

3. Proyek yang bersifat musiman atau yang berulang kembali

4. Proyek yang bukan merupakan kegiatan yang bersifat tetap dan tidak

terputus

5. Proyek yang berhubungan dengan produk baru atau tambahan yang masih

dalam percobaan atau penjajakan

Jadi, apabila suatu proyek tidak memenuhi ketentuan Pemerintah tentang ijin

pembangunan dan tenaga kerja, tentu akan mengalami proses birokrasi yang

berbelit – belit.

Tabel 5.20 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Hubungan

dengan Pemerintah

No Faktor Mean Peringkat

1 Perolehan ijin dengan Pemerintah 3.03 3

2 Perolehan ijin tenaga kerja 3.07 2

3 Birokrasi yang berbelit – belit dalam operasi proyek 3.40 1

Sumber : Data primer, diolah

5.4.8 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Kontrak

Dalam penyelenggaraan proyek, kesepakatan yang dicapai dari hasil

perundingan dan negosiasi antara Kontraktor dan Owner dinyatakan dan

dituangkan dalam suatu dokumen kontrak yang merupakan pegangan Kontraktor

dalam pelaksanaan proyek, sehingga merupakan faktor yang sangat menentukan.

Dokumen menjadi landasan pokok yang memuat peraturan tentang hubungan

kerja, hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing – masing pihak, serta

penjelasan – penjelasan perihal lingkup kerja dan syarat – syarat yang lain yang

berkaitan dengan implementasi proyek.

Owner, Konsultan Perencana dan Kontraktor memiliki tanggung jawab

terhadap hasil keputusan yang dibuat atas hasil rancangan desain oleh Konsultan,

Page 70: Studi Keterlambatan

56

dan keputusan tender, karena Owner sudah membubuhkan tanda tangan sebagai

tanda persetujuan pada hasil perencanaan, sehingga apabila terjadi misalnya,

peralatan yang akan digunakan tidak berfungsi dengan baik, maka Owner harus

segera membuat keputusan yang terbaik agar tidak menghambat jalannya

pelaksanaan proyek. Tidak adanya kerja sama yang baik antar Owner, Konsultan

dan Kontraktor dapat menyebabkan kegiatan proyek menjadi terganggu, salah

satu contohnya adalah dalam pengambilan keputusan yang tidak dikonfirmasikan

masing – masing pihak yang berkaitan, sehingga informasi yang didapatkan oleh

Owner, Konsultan, dan Kontraktor tidak jelas. Rapat koordinasi adalah saat yang

paling tepat dalam menyampaikan informasi kemajuan proyek dan kesulitan yang

dihadapi, sehingga masalah tentang perselisihan dalam organisasi keterlambatan

pemberian keputusan oleh Owner, masalah perijinan kontrak serta permasalahan

antara Kontraktor dan Sub-kontraktor yang dihadapi dapat cepat teratasi secara

musyawarah.

Tabel 5.21 Rangking Faktor Keterlambatan Akibat Kontrak

No Faktor Mean Peringkat 1 Konflik antara kontraktor dan konsultan 3.50 4

2 Tidak adanya kerjasama antara kontraktor dengan owner 3.30 9

3 Keterlambatan owner dalam pembuatan keputusan 3.77 1

4 Negosiasi dan perijinan pada kontrak 3.40 7

5 Perselisihan pekerjaan antara bagian – bagian yang berbeda

dalam proyek

3.47 5

6 Komunikasi yang kurang antar owner dengan perencana

pada perencanaan

3.73 2

7 Perbedaan jadwal sub kontraktor dalam penyelesaian

proyek

3.43 6

8 Organisasi yang jelek pada kontraktor dan konsultan 3.53 3

9 Kontrol Kontraktor utama terhadap sub kontraktor dalam

pelaksanaan pekerjaan

3.33 8

Sumber : Data primer, diolah

Page 71: Studi Keterlambatan

57

Pada tabel 5.21 dapat kita ketahui rangking penyebab keterlambatan proyek

akibat kontrak, dimana dengan memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking

tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar.

5.4.9 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Waktu dan Kontrol

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, waktu yang telah dijadwalkan untuk

pengawasan rutin berkala sangat penting, terutama proyek – proyek besar atau

yang membutuhkan ketelitian tinggi. Dalam penelitian dapat diketahui rangking

faktor yang menyebabkan keterlambatan yang diakibatkan hal – hal yang

berhubungan dengan waktu dan kontrol yang terdapat pada tabel 5.22. Urutan

rangking ditentukan dengan melihat nilai mean rank yang terbesar merupakan

rangking yang tertinggi.

Tabel 5.22 Rangking Keterlambatan Akibat Waktu Dan Kontrol

No Faktor Mean Peringkat 1 Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika

konstruksi sedang berjalan

3.43 4

2 Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek 3.60 3

3 Tanda – tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam

lokasi proyek

3.37 7

4 Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk mendukung

pelaksanaan konstruksi

3.73 1

5 Masalah yang terjadi selama pelaksanaan 3.40 5

6 Tidak memenuhi perencanaan awal proyek 3.70 2

7 Persiapan dan ijin shop drawing 3.27 8

8 Menunggu ijin untuk kontrol material 3.33 6

Sumber : Data primer, diolah

Penyebab keterlambatan proyek akibat waktu dan kontrol yang tidak tepat

adalah merupakan kesalahan manajemen konstruksi, sebab dalam manajemen

konstruksi terdiri kegiatan perencanaan proyek yang termasuk didalamnya adalah

perencanaan kebutuhan tenaga kerja, material, biaya, waktu pelaksana, bahkan

perencanaan mutu dari hasil pelaksanaan pekerjaan, misalnya mutu beton yang

diperlukan.

Page 72: Studi Keterlambatan

58

Kegiatan pengorganisasian adalah pelaksanaan manajemen konstruksi yang

termasuk didalamnya adalah kegiatan pembagian seluruh pekerjaan yang sesuai

dengan keahliannya. Pengorganisasian yang baik merupakan salah satu cara agar

kegiatan manajemen selanjutnya yaitu pelaksanaan proyek lebih mudah, karena

masing – masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda.

Proses manajemen selanjutnya adalah pengawasan terhadap hasil

pelaksanaan proyek, apakah sudah sesuai atau belum dengan perencanaan proyek.

Selain itu pengawasan mengadakan tindakan koreksi dan perbaikan terhadap

penyimpangan, sehingga pengawasan erat kaitannya dengan usaha pengendalian.

Jadi, jelaslah bahwa pengawasan atau kontrol itu seharusnya tidak boleh menjadi

penyebab dalam keterlambatan, tetapi menjadi alat untuk tercapainya proyek

secara lancar dan bermutu.

5.5 Analisis rangking secara keseluruhan

Analisis ini diambil secara keseluruhan dari semua data yang masuk yaitu

sebanyak 30 responden. Pengolahan data secara keseluruhan memperlihatkan

hasil secara umum yang dilaksanakan pada tahun 2007 Daerah Belitung. Data

rangking sepuluh faktor – faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek

secara keseluruhan terdapat dalam tabel 5.23.

Tabel 5.23 Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keterlambatan Secara

Keseluruhan Diambil Data sepuluh terbesar

No Faktor keterlambatan Mean Rangking

1 Keterlambatan pengiriman bahan 3.97 1

2 Kerusakan peralatan 3.93 2.5

3 Situasi perekonomian Nasional 3.93 2.5

4 Fluktuasi nilai tukar rupiah erhadap dollar 3.90 4

5 Pengaruh hujan pada aktifitas konstruksi 3.87 5.5

6 Keterlambatan pengiriman peralatan 3.87 5.5

Page 73: Studi Keterlambatan

59

No Faktor keterlambatan Mean Rangking

7 Perubahan material 3.83 8

8 Kesalahan manajemen peralatan 3.83 8

9 Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan proyek 3.83 8

10 Kekurangan tenaga kerja 3.80 10

Sumber : Data primer, diolah

Dari analisis secara keseluruhan didapat urutan rangking diatas maka terlihat

bahwa urutan rangking fakor – faktor yang menyebabkan terjadinya

keterlambatan pada pelaksanaan proyek pembangunan di Daerah Belitung.

Seperti yang sudah dibahas pada sub-bab 5.3.1 tentang, faktor keterlambatan

akibat bahan, semua masalah pengiriman bahan yang terlambat adalah kesalahan

dari perencanaan yang semestinya Perencana mengadakan survey ke lokasi

proyek yang akan dilaksanakan. Dari survey lokasi didapatkan informasi yang

langsung diketahui oleh perencana Kontraktor dan Owner. Survey lokasi proyek

meliputi survey kondisi lokasi yang datanya berhubungan dengan topografi,

keadaan tanah, dan penyediaan air. Selain survey kondisi lokasi, dilakukan survey

logistik dan komunikasi yang terdapat dilokasi, survey akomodasi dan fasilitas

sementara, serta survey sumber tenaga kerja dan fasilitas pabrikasi. Dengan

adanya survey lokasi, maka masalah keterlambatan pengiriman bahan dapat

diatasi sedikit mungkin.

Perencana harus dapat merencanakan kegiatan proyek yang sesuai dengan

keadaan pada saat perencanaan dan memperkirakan hal – hal yang kira – kira akan

terjadi pada masa yang akan datang, sehingga keadaan yang berubah pada saat

pelaksanaan tidak terlalu mempengaruhi pelaksanaan kegiatan proyek walaupun

dapat juga terjadi perubahan desain yang dikehendaki oleh Owner. Perubahan

desain oleh Owner adalah hak dari Owner itu sendiri, tetapi jika perubahan itu

menyebabkan keterlambatan proyek, maka Kontraktor dapat menerima

perpanjangan waktu kepada Owner. Waktu perpanjangan yang diberikan oleh

Owner dapat diputuskan dengan cara berunding antara kedua belah pihak

sehingga hasil keputusan yang dihasilkan tidak merugikan kedua belah pihak.

Page 74: Studi Keterlambatan

60

Kekurangan jumlah tenaga kerja dan kemampuan tenaga kerja termasuk

manajemen yang terlatih terjadi karena kegiatan proyek yang dinamis, sehingga

kebutuhan akan tenaga kerja berubah selama siklus proyek berjalan baik kualitas

maupun kuantitasnya.

Salah satu faktor lain penyebab dari keterlambatan adalah kerusakan

peralatan yang terjadi karena pemeliharaan yang tidak teratur, serta biaya

penawaran yang mahal, yang berakibat produktifitas peralatan menjadi menurun

karena tidak dapat digunakan dengan baik. Dulu pemeliharaan dipusatkan pada

perbaikan bila terjadi kerusakan, sekarang hal tersebut sangat tidak efektif untuk

menjaga kinerja dan produktifitas peralatan. Pendekatan sekarang ini adalah

dengan cara mengusahakan peralatan selalu dalam keadaan kondisi prima dan siap

pakai, yaitu dengan cara melakukan pemeliharaan preventif, yang terdiri dari

mencari dan membetulkan kerusakan – kerusakan kecil sebelum menjadi besar.

Bila dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa perbaikan besar perlu dilakukan,

segera disusun jadwal untuk peralatan pengganti dan waktu pelaksanaan

perbaikannya.

Masalah yang terjadi selama pelaksanaan proyek sangatlah komplek,

sehingga hendaknya diusahakan diselesaikan secara musyawarah, oleh pihak –

pihak yang berkaitan dalam proyek itu sendiri. Salah satu masalah yang sering

terjadi misalnya perbedaan pendapat antara Kontraktor dengan Owner tentang

desain yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Apabila ditangani dengan tepat

konflik dapat menjadi sarana perubahan yang positif dan dapat menjadi bagian

yang tak terpisahkan dari proses pemecahan masalah yaitu mencari titik temu dan

memunculkan alternatif yang terbaik dari gagasan yang berbeda. Dengan adanya

konflik masalah yang timbul dapat memunculkan masalah yang selama ini

terpendam menjadi terbuka dan memungkinkan pihak – pihak lain dapat

membantu memecahkan masalah dan mencari jalan keluar yang terbaik, sehingga

menghasilkan gagasan yang baru dan memperoleh pelajaran yang berharga yaitu

menghargai pendapat orang lain. Jadi, konflik yang timbul dalam proyek

sebetulnya bukan merupakan penyebab keterlambatan proyek tetapi seharusnya

menjadi sarana untuk menuju perbaikan yang lebih baik.

Page 75: Studi Keterlambatan

61

Dari hasil pembahasan diatas dapat diambil lima ( 5 ) rangking yang terbesar

yang merupakan faktor utama penyebab keterlambatan proyek pembangunan di

Daerah Belitung yaitu faktor keterlambatan pengiriman bahan, terjadi perubahan

desain oleh Owner, dan kekurangan tenaga kerja dan manajemen terlatih untuk

mendukung pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

Page 76: Studi Keterlambatan

62

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari data penelitian analisis dan pembahasan dapat ditarik beberapa

kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Didalam pembahasan pada bab v didapatkan urutan rangking – rangking tiap

faktor yang menjadi penyebab keterlambatan penyelesaian proyek

pembangunan di Daerah Belitung.

2. Faktor – faktor yang menjadi penyebab utama yang mempengaruhi

keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan di daerah Belitung adalah

keterlambatan pengiriman bahan, kerusakan peralatan, situasi perekonomian

Nasional, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar, keterlambatan

pengiriman peralatan, pengaruh hujan pada aktififtas proyek, perubahan

material, kesalahan manajemen peralatan, ketersediaan keuangan, dan

kekurangan tenaga kerja.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penyusun mencoba memberikan saran

yang mungkin dapat bermanfaat sebagai kemungkinan solusi pencegahan

keterlambatan pekerjaan konsruksi yang berada di Daerah Belitung :

1. Perusahaan jasa konstruksi yang akan melaksanakan proyek, hendaknya

memperhatikan masalah perencanaan pengadaan bahan material (schedulle,

volume, dll), sehingga keterlambatan pengiriman bahan yang terjadi pada

proyek dapat diatasi. Perencanaan dan penjadwalan pengadaan bahan

konstruksi yang tepat mencakup kegiatan perencanaan jumlah dan jenis

bahan konstruksi yang akan digunakan, pembelian, pengangkutan, dan

pengiriman, penentuan rute untuk pengangkutan dan pengiriman mengatur

persediaan bahan serta penyimpanan bahan konstruksi yang tepat.

Page 77: Studi Keterlambatan

63

2. Perubahan desain oleh Owner hendaknya menjadi perhatian bagi Kontraktor

yang akan melaksanakan proyek, sehingga dalam penyusunan dokumen

kontrak kerja memuat pasal – pasal tentang masalah perubahan desain oleh

Owner. Apabila dalam pengerjaan proyek terjadi perubahan desain oleh

Owner, maka Kontraktor dapat meminta perpanjangan waktu pada Owner.

Waktu perpanjangan yang diberikan oleh Owner dapat diputuskan dengan

cara berunding antara kedua belah pihak, sehingga hasil keputusan yang

dihasilkan tidak merugikan kedua belah pihak.

3. Perusahaan konstruksi yang akan melaksanakan proyek hendaknya

memperhatikan kebutuhan tenaga kerja, sehingga tidak terjadi kekurangan

tenaga kerja. Kekurangan tenaga kerja dapat diatasi dengan cara pelatihan

atau pembinaan mengenai manajemen konstruksi baik pada stafnya sendiri

maupun kepada pelaksana di lapangan agar tidak kekurangan tenaga terlatih

yang mendukung pelaksanaan proyek atau dengan cara meratakan tenaga

kerja.

Page 78: Studi Keterlambatan

64

DAFTAR PUSTAKA

Antill, JM., Critical Part Method in Construction Pratical, A Wiley Inter Science

Publication.

Azwar S., Metode Penelitian, Pustaka Pelajar Offset.

Dipuhusodo, 1996, Manajemen Proyek & Konstruksi jilid 1 & 2 ,Kanisius.

Faisol, 1998, Diktat Kuliah Manajemen Konstruksi, JTS FTSP UII , Yogyakarta.

Farida Rahmi dan Yulia Elida, Analisis Faktor – Faktor Keterlambatan

Pelaksanaan Proyek Dari Persepsi Pemilik Proyek Pada Proyek Jalan Dan

Jembatan Di Kabupaten Lombok Timur, TA FTSP UII, Yogyakarta.

Luson Mangidi dan M. Djafari, Studi Keterlambatan Penyelesaian Proyek

Konstruksi Pada Tahun 2005 Di Kota Kendari Sulawesi Tenggara. TA FTSP

UII, Yogyakarta.

Maulana Fahrizal Zulkarnain dan Arif Wahyu Haryadi, Evaluasi Keterlambatan

Proyek Dengan Percepatan Waktu Pada Pekerjaan Beton Bertulang. TA

FTSP UII, Yogyakarta.

Mohammad Ichsan dan Andri Bobonaro, Persepsi Tenaga Pelaksana Proyek

Terhadap Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek dan Faktor

Percepaan Jadwal. TA FTSP UII, Yogyakarta.

Santoso S, Masalah Statistik Dengan SPSS Versi 11.5, PT Elex Media

Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Soedibyo Ir, 1984, Pihak-pihak Yang Melaksanakan Pembangunan, Pradnya

Paramitra, Jakarta.

Soeharto I, 1995, Manajemen Proyek dan Konseptual Sampai Operasional,

Earlangga, Jakarta.

Sugiono Dr, dan Wibowo Eri S.Pd, 2000, Statistik Non Parametris (Aplikasi

Program SPSS), Alva Beta, Bandung.

Page 79: Studi Keterlambatan

65

Lampiran

Page 80: Studi Keterlambatan

66

Pertanyaan-pertanyaan kuisioner

Mohon diberikan tanda (X) pada pertanyaan dibawah ini yang dianggap paling

sesuai:

I. Data Responden

1. Nama Kontraktor tempat anda bekerja :

a...................................... d......................................

b...................................... e......................................

c...................................... f......................................

2. Kontraktor tempat anda bekerja termasuk dalam klasifikasi Kontraktor :

a. Kontraktor Grade 1 d. Kontraktor Grade 4

b. Kontraktor Grade 2 e. Kontraktor Grade 5

c. Kontraktor Grade 3 f. Kontraktor Grade 6

3. Jabatan anda dalam Kontraktor adalah:

a...................................... d......................................

b...................................... e......................................

c...................................... f......................................

4. Sudah berapa lama anda bekerja dalam bidang industri konstruksi

a. < 1 Th b. 1-5 Th c. > 5 Th

5. Usia anda pada saat ini adalah :

a. < 20 tahun b. 20-50 tahun c. > 50 tahun

6. Pendidikan terakhir anda adalah :

a. Sederajat SMA b.Diploma c. S1 d. S2

II. Data Proyek

7. Jenis Proyek yang dikerjakan pada tahun 2007-2008 ?

a. Perkantoran jumlah proyek :....................

b. Perumahan jumlah proyek :....................

c. Jalan dan Jembatan Jumlah proyek :....................

d. Pertokoan jumlah proyek :....................

e. Lain – lain jumlah proyek :....................

Page 81: Studi Keterlambatan

67

8. Jabatan Anda dalam proyek yang dikerjakan pada pertanyaan nomor 7 ?

a...........................................................

b...........................................................

c...........................................................

d...........................................................

9. Berapa rata-rata nilai proyek yang dikerjakan setiap tahun :

a. < 100 juta b. 100-500 jt c. 500 jt-1milyar d. >1 milyar

10.Berapa presentase (%) keterlambatan yang terjadi pada proyek yang Bapak /

Ibu / Saudara pernah kerjakan :

a. < 1 % b. 1 % - 3 % c. 3 % - 5 % d. > 5 %

11.Apakah keterlambatan yang terjadi pada proyek yang telah dikerjakan Bapak

/ Ibu / Saudara berpengaruh terhadap biaya yang telah

direncanakan pada awal proyek

a. ya b. tidak

12.Menurut Bapak / Ibu / Saudara, apakah dalam suau pekerjaan konstruksi selalu

mengalami keterlambatan pekerjaan :

a. ya b. tidak

13.Berapa prosentase ( % ) kenaikan biaya akibat keterlambatan proyek yang

terjadi :

a. < 0,5 % b. 0,5 % - 1 % c. 1 % - 2 % d. > 2 %

III. Faktor – faktor keterlambatan.

Dibawah ini ada pertanyaan yang merupakan faktor penyebab

keterlambatan pada proyek yang Bapak / Ibu / Saudara kerjakan. Mohon Bapak /

Ibu / Saudara memberikan penilaian untuk masing – masing faktor dengan

ketentuan memberikan tanda ” √ ” pada huruf :

A. bila ” sangat berpengaruh ” ( 4 ).

B. bila ” berpengaruh ” ( 3 )

C. bila ” agak berpengaruh ” ( 2 )

D. bila ” tidak berpengaruh ” ( 1 )

Page 82: Studi Keterlambatan

68

14. Faktor bahan ( material )

NO Faktor keterlambatan A B C D Rangking

1. Kekurangan bahan konstruksi

2. Perubahan material pada bentuk, fungsi

dan spesifikasi.

3. Keterlambatan pengiriman bahan

4. Kerusakan bahan ditempat penyimpanan

5. Keterlambatan pabrikasi khusus bahan

bangunan

6. Kelangkaan karena kekhususan

7. Ketidaktepatan waktu pemesanan

15. Faktor tenaga kerja ( man power )

NO Faktor Keterlambatan A B C D Rangking

1. Kekurangan tenaga kerja

2. Kemampuan tenaga kerja

3. Kesukuan atau nasionalisme atau

kultur tenaga kerja

16. Faktor peralatan ( equipment )

NO Faktor Keterlambatan A B C D Rangking

1. Kerusakan peralatan

2. Kekurangan peralatan

3. Kemampuan mandor atau operator

yang kurang

4. Keterlambatan pengiriman

peralatan

Page 83: Studi Keterlambatan

69

5. Produktifitas peralatan

6. Kesalahan manajemen peralatan

17. Faktor keuangan (financing)

NO Faktor Keterlambatan A B C D Rangking

1. Ketersediaan keuangan selama

pelaksanaan

2. Keterlambatan proses pembayaran

oleh owner

3. Tidak adanya uang intensif untuk

kontraktor, apabila waktu

penyelesaian lebih cepat dari jadwal

4. Situasi perekonomian nasional. (

krisis moneter )

5. Fluktuasi nilai tukar rupiah

terhadap dollar

18. Faktor lingkungan (environment)

NO Faktor Keterlambatan A B C D Rangking

1. Faktor sosial dan budaya

2. Pengaruh udara panas pada aktifitas

konstruksi

3. Pengaruh hujan pada aktifitas

konstruksi

4. Pengaruh keamanan lingkungan

terhadap pembangunan proyek

19. Faktor perubahan (change)

Page 84: Studi Keterlambatan

70

NO Faktor Keterlambatan A B C D Rangking

1. Terjadi perubahan desain oleh

owner

2. Kesalahan desain yang dibuat oleh

perencana

3. Kesalahan dalam penyelidikan

tanah

4. Kondisi permukaan air dibawah

tanah di lapangan

5. Masalah geologi di lokasi

20. Faktor hubungan dengan Pemerintah (goverment reletion)

NO Faktor Keterlambatan A B C D Rangking

1. Perolehan ijin dari Pemerintah

2. Perolehan ijin tenaga kerja

3. Birokrasi yang berbelit – belit

dalam operasi proyek

21. Faktor kontrak (contractual relationship)

NO Faktor Keterlambatan A B C D Rangking

1. Konflik antara kontraktor dan

konsultan

2. Tidak adanya kerjasama antara

kontraktor dengan owner

3. Keterlambatan owner dalam

pembuatan keputusan

4. Negosiasi dan perijinan pada

kontrak

5. Perselisihan pekerjaan antara

bagian – bagian yang berbeda

Page 85: Studi Keterlambatan

71

dalam proyek

6. Komunikasi yang kurang antar

owner dengan perencana pada

perencanaan

7. Perbedaan jadwal sub kontraktor

dalam penyelesaian proyek

8. Organisasi yang jelek pada

kontraktor dan konsultan

9. Kontrol Kontraktor utama terhadap

sub kontraktor dalam pelaksanaan

pekerjaan

22. Faktor waktu dan kontrol (schedulling and controlling thechniques)

NO Faktor Keterlambatan A B C D Rangking

1. Persiapan jadwal kerja dan revisi

oleh konsultan ketika konstruksi

sedang berjalan

2. Prosedur pemeriksaan dan

pengetesan dalam proyek

3. Tanda – tanda pengontrolan praktisi

pada pekerjaan dalam lokasi proyek

4. Kekurangan tenaga dan manajemen

terlatih untuk mendukung

pelaksanaan konstruksi

5. Masalah yang terjadi selama

pelaksanaan

6. Tidak memenuhi perencanaan awal

proyek

7. Persiapan dan ijin shop drawing

Page 86: Studi Keterlambatan

72

8. Menunggu ijin untuk kontrol

maerial

Page 87: Studi Keterlambatan

73

ANALISIS RESPONDEN

Frequency Table

Kontraktor

12 40.0 40.0 40.0

18 60.0 60.0 100.0

30 100.0 100.0

PT

CV

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Jabatan

7 23.3 23.3 23.3

8 26.7 26.7 50.0

15 50.0 50.0 100.0

30 100.0 100.0

Direktur

Kepala Proyek

Manajer Proyek

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Lama Kerja

3 10.0 10.0 10.0

9 30.0 30.0 40.0

18 60.0 60.0 100.0

30 100.0 100.0

< 1 Tahun

1 - 5 Tahun

> 5 Tahun

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Usia

17 56.7 56.7 56.7

13 43.3 43.3 100.0

30 100.0 100.0

20 - 50 Tahun

>50 Tahun

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 88: Studi Keterlambatan

74

Pendidikan

5 16.7 16.7 16.7

14 46.7 46.7 63.3

10 33.3 33.3 96.7

1 3.3 3.3 100.0

30 100.0 100.0

sederajat SMA

Diploma

S1

S2

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Nilai proyek

14 46.7 46.7 46.7

5 16.7 16.7 63.3

11 36.7 36.7 100.0

30 100.0 100.0

250 - 600 Juta

650 jt - 1 m

> 1 M

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Prosentase keterlambatan

20 66.7 66.7 66.7

8 26.7 26.7 93.3

2 6.7 6.7 100.0

30 100.0 100.0

<1 %

1 % - 3%

3% - 5 %

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Pengaruh keterlambatan terhadap biaya

27 90.0 90.0 90.0

3 10.0 10.0 100.0

30 100.0 100.0

Ya

Tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 89: Studi Keterlambatan

75

Keterlambatan pekerjaan kontruksi

24 80.0 80.0 80.0

6 20.0 20.0 100.0

30 100.0 100.0

Ya

Tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Presentase kenaikan biaya akibat keterlambatan proyek

17 56.7 56.7 56.7

13 43.3 43.3 100.0

30 100.0 100.0

< 0.5 %

0.5% - 1 %

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 90: Studi Keterlambatan

76

Descriptives

Descriptive Statistics

30 3 4 3.80 .407

30 3 4 3.83 .379

30 3 4 3.97 .183

30 3 4 3.73 .450

30 3 4 3.77 .430

30 2 4 3.70 .535

30 2 4 3.67 .547

30

Kurang bahan konstruksi

Perubahan material

keterlambatan

pengiriman bahan

kerusakan bahan

keterlambatan pabrikasi

kelangkaan

ketidaktepatan waktu

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Descriptives

Descriptive Statistics

30 3 4 3.80 .407

30 3 4 3.77 .430

30 2 4 3.40 .770

30

kekurangan tenaga kerja

kemampuan tenaga kerja

kesukuan

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Descriptives

Descriptive Statistics

30 3 4 3.93 .254

30 2 4 3.67 .547

30 3 4 3.70 .466

30 3 4 3.87 .346

30 3 4 3.80 .407

30 3 4 3.83 .379

30

kerusakan peralatan

kekurangan peralatan

kemampuan mandor

keterlambatan

pengiriman

produktivitas peralatan

kesalahan

manajemen peralatan

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Descriptives

Descriptive Statistics

30 3 4 3.83 .379

30 3 4 3.80 .407

30 2 4 3.53 .730

30 3 4 3.93 .254

30 3 4 3.90 .305

30

ketersediaan keuangan

keterlambatan proses

tidak adanya uang

situasi perekonomian

fluktuasi nilai tukar rupiah

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 91: Studi Keterlambatan

77

Descriptives

Descriptive Statistics

30 2 4 3.73 .521

30 2 4 3.70 .535

30 3 4 3.87 .346

30 2 4 3.50 .682

30

faktor sosial dan budaya

pengaruh udara panas

pengaruh hujan

pengaruh keamanan

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Descriptives

Descriptive Statistics

30 3 4 3.70 .466

30 2 4 3.47 .681

30 2 4 3.43 .679

30 2 4 3.27 .785

30 2 4 3.23 .817

30

terjadi perubahan

kesalahan desain

kesalahan dalam

penyelidikan

kondisi permukaan air

masalah geologi

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Descriptives

Descriptive Statistics

30 2 4 3.03 .809

30 2 4 3.07 .828

30 2 4 3.40 .563

30

perolehan ijin pemerintah

perolehan ijin tenaga

kerja

birokrasi dalam proyek

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Descriptives

Descriptive Statistics

30 3 4 3.50 .509

30 1 4 3.30 .915

30 3 4 3.77 .430

30 2 4 3.40 .675

30 2 4 3.47 .629

30 3 4 3.73 .450

30 2 4 3.43 .679

30 3 4 3.53 .507

30 1 4 3.33 .802

30

konflik antara kontraktor

tidak adanya kerjasama

keterlambatan owner

negoisasi dan perijinan

perselisihan pekerjaan

komunikasi yang kurang

perbedaan jadwal

organisasi yang jelek

kontrol kontraktor

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 92: Studi Keterlambatan

78

Descriptives

Descriptive Statistics

30 2 4 3.43 .679

30 3 4 3.60 .498

30 2 4 3.37 .718

30 3 4 3.73 .450

30 2 4 3.40 .675

30 3 4 3.70 .466

30 1 4 3.27 .868

30 1 4 3.33 .758

30

persiapan jadwal

prosedur pemeriksaan

tanda-tanda pengontrolan

kekurangan tenaga dan

manajemen

masalah yang terjadi

tidak memenuhi

perencaan

persiapan dan ijin

menunggu ijin

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 93: Studi Keterlambatan

79

DescriptivesDescriptive Statistics

30 2 4 3.43 .679

30 3 4 3.60 .498

30 2 4 3.37 .718

30 3 4 3.73 .450

30 2 4 3.40 .675

30 3 4 3.70 .466

30 1 4 3.27 .868

30 1 4 3.33 .758

30 3 4 3.80 .407

30 3 4 3.83 .379

30 3 4 3.97 .183

30 3 4 3.73 .450

30 3 4 3.77 .430

30 2 4 3.70 .535

30 2 4 3.67 .547

30 3 4 3.80 .407

30 3 4 3.77 .430

30 2 4 3.40 .770

30 3 4 3.93 .254

30 2 4 3.67 .547

30 3 4 3.70 .466

30 3 4 3.87 .346

30 3 4 3.80 .407

30 3 4 3.83 .379

30 3 4 3.83 .379

30 3 4 3.80 .407

30 2 4 3.53 .730

30 3 4 3.93 .254

30 3 4 3.90 .305

30 2 4 3.73 .521

30 2 4 3.70 .535

30 3 4 3.87 .346

30 2 4 3.50 .682

30 3 4 3.70 .466

30 2 4 3.47 .681

30 2 4 3.43 .679

30 2 4 3.27 .785

30 2 4 3.23 .817

30 2 4 3.03 .809

30 2 4 3.07 .828

30 2 4 3.40 .563

30 3 4 3.50 .509

30 1 4 3.30 .915

30 3 4 3.77 .430

30 2 4 3.40 .675

30 2 4 3.47 .629

30 3 4 3.73 .450

30 2 4 3.43 .679

30 3 4 3.53 .507

30 1 4 3.33 .802

30

persiapan jadwal

prosedur pemeriksaan

tanda-tanda pengontrolan

kekurangan tenaga dan

manajemen

masalah yang terjadi

tidak memenuhi

perencaan

persiapan dan ijin

menunggu ijin

Kurang bahan konstruksi

Perubahan material

keterlambatan

pengiriman bahan

kerusakan bahan

keterlambatan pabrikasi

kelangkaan

ketidaktepatan waktu

kekurangan tenaga kerja

kemampuan tenaga kerja

kesukuan

kerusakan peralatan

kekurangan peralatan

kemampuan mandor

keterlambatan

pengiriman

produktivitas peralatan

kesalahan manajemen

peralatan

ketersediaan keuangan

keterlambatan proses

tidak adanya uang

situasi perekonomian

fluktuasi nilai tukar rupiah

faktor sosial dan budaya

pengaruh udara panas

pengaruh hujan

pengaruh keamanan

terjadi perubahan

kesalahan desain

kesalahan dalam

penyelidikan

kondisi permukaan air

masalah geologi

perolehan ijin pemerintah

perolehan ijin tenaga

kerja

birokrasi dalam proyek

konflik antara kontraktor

tidak adanya kerjasama

keterlambatan owner

negoisasi dan perijinan

perselisihan pekerjaan

komunikasi yang kurang

perbedaan jadwal

organisasi yang jelek

kontrol kontraktor

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation