4
Perspektif global dan pendekatan nasional telah mendominasi dalam studi komunikasi perubahan iklim, hal ini mencerminkan sifat global perubahan iklim yang berfokus pada penelitian tradisional danpada sistem media nasional. Dengan tidak adanya ruang publik global,meskipun isu transnasional sebagian besar tergantung pada sistem media regional,namun peran yang dimainkan dalam dimensi regional ini sebagian besar telah diabaikan. Dalam artikel yang berjudul The Reginoal Dimension: How Regional Media Systems Condition Global Climate-Changeinimenyajikan tentang studi banding cakupan perubahan iklim di tiga wilayah geo-kultural yaitu Timur Tengah, Skandinavia, dan Amerika Utara, serta mengeksplorasi hubungan antara komunikasi perubahan iklim globaldan sistem media regional. Selain itu artikel tersebut juga menjelaskantentangvariasi daerahdalam komunikasi perubahan iklim yang membawa implikasi komunikatif yang penting mengenai persepsi relevansi dan urgensi perubahan iklim dunia. Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan iklim telah menjadi topik yang penting dalam berita internasional. Hal ini tidak mengherankan lagi karena mengingat munculnya perhatian yang cukup serius secara politik terhadap perubahan iklim baikperhatian yang diberikan oleh sistem PBB (seperti laporan yang disampaikan oleh IPCC, KTT COP, laporan UNDP), politik global(G8), IGO (Bank Dunia, OECD) maupun dari NGO. Dengan demikian, dimensi global perubahaniklimterkaitmengenai konsekuensi lingkungan dan sosial serta politik danrespon budaya, yang semakin memposisikan isuperubahan iklim ini sebagai topik utama dalam politik internasionaldan komunikasi internasional.

Studi Komunikasi Internasional dalam Perubahan Iklim

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perspektif global dan pendekatan nasional telah mendominasi dalam studi komunikasiperubahan iklim, hal ini mencerminkan sifat global perubahan iklim yang berfokus padapenelitian tradisional danpada sistem media nasional. Dengan tidak adanya ruang publikglobal,meskipun isu transnasional sebagian besar tergantung pada sistem mediaregional,namun peran yang dimainkan dalam dimensi regional ini sebagian besar telahdiabaikan

Citation preview

  • Perspektif global dan pendekatan nasional telah mendominasi dalam studi komunikasiperubahan iklim, hal ini mencerminkan sifat global perubahan iklim yang berfokus padapenelitian tradisional danpada sistem media nasional. Dengan tidak adanya ruang publikglobal,meskipun isu transnasional sebagian besar tergantung pada sistem mediaregional,namun peran yang dimainkan dalam dimensi regional ini sebagian besar telahdiabaikan. Dalam artikel yang berjudul The Reginoal Dimension: How Regional MediaSystems Condition Global Climate-Changeinimenyajikan tentang studi banding cakupanperubahan iklim di tiga wilayah geo-kultural yaitu Timur Tengah, Skandinavia, dan AmerikaUtara, serta mengeksplorasi hubungan antara komunikasi perubahan iklim globaldan sistemmedia regional. Selain itu artikel tersebut juga menjelaskantentangvariasi daerahdalamkomunikasi perubahan iklim yang membawa implikasi komunikatif yang penting mengenaipersepsi relevansi dan urgensi perubahan iklim dunia.

    Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan iklim telah menjadi topik yang pentingdalam berita internasional. Hal ini tidak mengherankan lagi karena mengingat munculnyaperhatian yang cukup serius secara politik terhadap perubahan iklim baikperhatian yangdiberikan oleh sistem PBB (seperti laporan yang disampaikan oleh IPCC, KTT COP, laporanUNDP), politik global(G8), IGO (Bank Dunia, OECD) maupun dari NGO. Dengan demikian,dimensi global perubahaniklimterkaitmengenai konsekuensi lingkungan dan sosial sertapolitik danrespon budaya, yang semakin memposisikan isuperubahan iklim ini sebagai topikutama dalam politik internasionaldan komunikasi internasional.

  • Sejakperubahan iklim smenjadi risiko global, hal tersebut telah memunculkanspekulasi tentang era baru dalamkerjasama internasional dan interaksi lintas budaya. Tidakhanya itu, perubahan iklim bahkan pernah diprediksi akan memunculkanpotensiadanyamomen kosmopolitikal''(Beck, 2007), yang mana keasyikan nasional dansolusi yang dihasilkanini mendorong munculnya respon dan kerjasama internasional.

    Menurut perspektif komunikatif, meskipun studi media sedikitskeptis tentang adanyapotensi ''kosmopolitikal'' ini yang menunjukkan bagaimana media nasionalmasihmendominasi liputan dan perdebatan internasional (Hafez, 2005). Beberapapenelitianmemang telah menunjukkan bagaimana pemberitaan internasional yang seringdisaring olehprisma nasional (Lee, Chan, Pan, & Jadi, 2005).

    Akibatnya, perspektif global dan pendekatan nasional telah mendominasi studikomunikasi perubahan iklim. Dimensi regional dan sistem media regional, sekarang mulaikurang mendapatkan perhatian, meskipun perhatian baru dalam perbandingansistem mediatelah membingkai kembali pertanyaan tentang globalisasi sebagai salah satu komunikasiregionalising. Namun, dalam penelitiannya Mikkel Eskjaer terbatas hanya membahaspadakonteks dunia Barat. Meskipun Eskajer membahas tentang sudi media ''de-westernisasi

  • (Curran& Park, 1990)namun, studi banding dari sistem media Barat dan non-Barat masihagak terbatas, dan hampir tidak ada dalam konteks komunikasi perubahan iklim internasional.

    Namun, perlu diingat bahwa dalam menjelajahi keragaman komunikasi internasionalbukan hanya mengadopsi perspektif regional, tetapi juga memungkinkan kita untukmengatasitantangan yang dihadapi dalam komunikasi perubahan iklim internasional. Dengantidak adanya suaturuang publik global (Schafer, Ivanova, & Schmidt, 2011), perhatian isutransnasionalsebagian besar tergantung pada sistem media regional dan mekanisme yangmendasari dalam memunjukkan bagaimana dan mengapa media regional bisa menghadirkanrisiko global sepertiperubahan iklim.

    Dengan demikian, Mikkel Eskjaer melalui artikel yang berjudul The ReginoalDimension: How Regional Media Systems Condition Global Climate-Change inimenawarkan sebuah analisis isi perbandingan dalamulasan perubahan iklimdi tiga wilayahgeo-kultural yaitu Timur Tengah, Skandinavia, dan Amerika Utara,yang mewakili tiga sistemmedia yang berbeda. PenelitianMikkel Eskjaer ini didasarkan pada sampelartikel surat kabarmengenai perubahan iklim yang diterbitkan antara tahun 2008 dan 2009oleh KonferensiPerubahan Iklim PBB (UNCCC). Dengan demikian, ruang lingkup penelitianMikkelEskjaerbertujuan untuk mengeksplorasi dan menyelidiki hubungan antara komunikasiperubahan iklim global dansistem media regional.

    Media merupakan sumber utama informasi perubahan iklim bagi publik umum(Nisbet & Myers, 2007; UNDP, 2007), pengetahuan tentangperubahan iklim memangrumityang mana berkaitan dengan bagaimana perubahan iklim disajikan dalam dan olehmedia. Pemberitaan perubahan iklim lokal dan regional berperan dalam penyusunanbahayaperubahan iklim yang berkaitan denganpenduduk setempat. Penelitian Mikkel Eskjaerinimenemukan bahwa perubahan iklim telah menjadi topik utamaberita internasional, yangmana juga ditandai dengan variasi regional. Dalam penelitiannya, Mikkel Eskjaermenyatakanbahwa variasi regional tersebut membawa implikasi komunikatif yang pentingtentangpersepsi regional terhadap perubahan iklim dalam hal relevansi dan urgensi.Pemberitaan lokaldan perspektif regional merupakan sumber komunikatif, yang tidakterdistribusikan secara meratapada sistem media yang berbeda. Pemberitaan lokal danperspektif regional hampir tidak ada di tigadokumen Timur Tengah karena perbedaan tradisidan prioritas dalam berita media Arab sertakendala politik seperti risiko dalampersimpangantajuk rencana. Untuk mengeksplorasi mengapa danbagaimanaperbedaan bisaterjadi, terdapat lima aspek cakupan perubahan iklim yang dikhususkan untukmenggambarkan pengaruh sistem media regional dan implikasi komunikatifterhadap persepsi

  • masyarakat mengenai perubahan iklim. Dengan demikian, konsepsistem media regionalmemiliki tujuan ganda yaitu sebagai sarana analitis untuk mengidentifikasiperbedaan regionaldalam komunikasi perubahan iklim global, dan sebagai kerangka teoritis yang menjelaskanvariasi antar daerah.