Upload
phungnga
View
235
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
(Studi Quasi Eksperimen di SMPN 48 Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
DINI RAHMAWATI
105016300581
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ABSTRACT
Dini Rahmawati, "The influence of Project-Based Learning Model to the StudentPhysics Achievement.", Physics education Studies Program, Departement ofNatural Science Education, Faculty of Tarbiya’ and Teacher Training, StateIslamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
The aims of this research was to determine the influence of project-basedlearning model to the student physic achievement. This research has been done atSMPN 48 Jakarta, on March-April 2010. The method in the this research is quasi-experiment. We used sample divided into experiment and control classes.Experiment class used multiple choice test instrument (0-1 score), with 20question and 4 alternative answers.The results of this research are tasted througha statistical tes of “t”. Based on calculations obtained for tcount value was 2.79greater than 2.00 at ttable level L = 0.05 of significance. It can be concluded thatHa stating that there is influence between project based-learning to the studentphysic achievement. It means that alternative hypothesis (Ha).
Keyword : Project Based-Learning Model, Student’s Physics Achievement
ABSTRAK
Dini Rahmawati, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap HasilBelajar Fisika Siswa”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, JurusanPendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasisproyek terhadap hasil belajar fisika siswa. Penelitian ini telah dilaksanakan padabulan Maret – April 2010 di SMPN 48 Jakarta. Metode Penelitian yang digunakanadalah Kuasi-Eksperimen. Sampel diambil dua kelas, menggunakan clustersampling dan dibagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yangdigunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda dengan skor 0-1 sebanyak20 soal dan 4 pilihan jawaban. Hasil penelitian ini diuji dengan melalui statistikuji “t”. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,79 ternyatalebih besar dari t tabel sebesar 2.00 pada taraf signifikasi L= 0,05. SehinggaHipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan terdapat pengaruh model pembelajaranberbasis proyek terhadap hasil belajar fisika siswa diterima.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbasis Proyek, Hasil Belajar Fisika Siswa.
i
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas terucap selain syukur hanyalah untuk Allah SWT
yang telah banyak mengaruniai penulis dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat terselesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Tak lupa shalawat beserta
salam tercurah kepada Rasulullah SAW, sang pembuka gerbang gelap jahiliahan
menuju jalan yang penuh cahaya dengan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan
dan hambatan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun, atas bimbingan
dan motivasi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan
kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, diantaranya:
1. Bapak Prof Dr. Dede Rosyada, M.A., Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA.
3. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, pembimbing I dan Ibu Diah Mulhayatiah,
M.Pd., pembimbing II yang penuh kesabaran dan keikhlasan dalam
membimbing penulis selama ini.
4. Seluruh dosen Jurusan IPA yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan
serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu
yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT.
5. Kepala Sekolah, Guru, dan Staf di SMP Negeri 48 Jakarta yang telah
memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.
6. Teristimewa untuk kedua orang tua saya Lukman Hadi Purnomo dan Tutun
Hasanah yang telah memberikan segalanya kepada penulis baik moril maupun
materil serta curahan kasih sayang yang tiada henti sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi ini. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga
penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.
ii
7. Saudara-saudaraku, aa dan ade yang selalu memberikan motivasi kepada
penulis.
8. Teman-teman VDA (Vian,Dian,Ari, Arum, Ana, Ela) dan teman-temanku di
kelas IPA Fisika angkatan 2005, yang tidak bisa penulis sebutkan namanya
satu persatu, terimakasih atas persahabatan dan dukungannya, semoga kita
kompak selalu
9. Yang jauh disana, Mas Lilik Hernawan, terimakasih dukungannya selama ini.
10. Teman seperjuangan, Dian, Sunarto, Sulaeman, terimakasih dukungannya.
Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya tiada untaian kata yang berharga kecuali ucapan
Alhamdulillahirabbil’alamin atas rahmat, karunia, dan ridha-Nya. Semoga skripsi
ini bermanfaat khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amiin.
Jakarta, Mei 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………….......................... i
Daftar Isi ……………………………………………………………………… iii
Daftar Tabel …………………………………………………………………... vi
Daftar Gambar ………………………………………………………………... vii
Daftar Lampiran ……………………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………... 3
C. Pembatasan Masalah………………………………………….. 4
D. Perumusan Masalah…………………………………………… 4
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………... 4
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………. 4
BAB II DESKRIPSI TEORETIK, KERANGKA PIKIR DAN
PENGUJIAN HIPOTESIS ……………………………………... 6
A. Deskripsi Teoretik ...………………………………………….. 6
1. Konstruktivisme…………. ………………………………... 6
2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek …………………….. 9
a. Definisi Pembelajaran Berbasis Proyek ………………... 9
b. Landasan Teori Pembelajaran Berbasis Proyek ………… 12
c. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek …………… 13
d. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ……………. 15
e. Peranan Pengajar dalam Pembelajaran Berbasis Proyek .. 21
f. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Proyek ………. 20
g. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek ……………. 22
h. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan
Pembelajaran Konvensional ……………………………... 24
3. Hakikat Hasil Belajar Fisika ……………………………….. 24
a. Hakikat Belajar …………………………………………. 26
b. Definisi Hasil Belajar …………………………………... 27
iv
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar…………….. 28
d. Pengertian Hasil Belajar Fisika………………………….. 31
4. Hakikat Bunyi………………………………………………. 31
a. Pengertian Bunyi………………………………………... 31
b. Sifat-sifat Bunyi …………………………………........... 32
c. Cepat Rambat Bunyi……… …………………………… 32
d. Pengaruh Suhu Terhadap Cepat Rambat Bunyi…………. 32
e. Perambatan Bunyi Pada Berbagai Zat…………………… 33
f. Jenis-jenis Bunyi…………………………………………. 33
g. Resonansi Bunyi………………………………………… 34
h. Manfaat Pemantulan Bunyi……………………………… 35
B. Penelitian yang Relevan……………………………………... 35
C. Kerangka Pikir………………………………………………… 38
D. Pengajuan Hipotesis ………………………………………….. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………. 41
A. Waktu dan Tempat Penelitian ………………………………... 41
B. Metode Penelitian …………………………………………….. 41
C. Populasi dan Sampel …………………………………………. 42
D. Variabel Penelitian …………………………………………… 42
E. Prosedur Penelitian …………………………………………… 43
F. Instrumen Penelitian ………………………………………….. 44
G. Teknik Analis Data …………………………………………… 49
H. Hipotesis Statistik …………………………………………….. 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………. 53
A. Deskripsi Data ………………………………………………... 53
B. Teknik Analis Data …………………………………………… 58
C. Pembahasan …………………………………………………... 61
D. Keterbatasan Penelitian ………………………………………. 63
BAB V PENUTUP ………….……………………………………………. 64
A. Kesimpulan ………. ………………………………………….. 64
B. Saran ……………… …………………………………………. 64
v
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 66
LAMPIRAN ………………………………………………………………... 67
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian………………………………………………….. 41
Tabel 3.2 Klasifikasi Tingkat Kesukaran……………………………………. 45
Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Beda……………………………………………. 48
Tabel 3.4 Klasifikasi N-Gain……………………………………………….. 52
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest……………. 53
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest…………... 55
Tabel 4.3 Data Mean N-Gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen…………... 56
Tabel 4.4 Kategori Nilai N-Gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen……….. 57
Tabel 4.5 Uji Normalitas Hasil Pretest……………………………………….. 58
Tabel 4.6 Uji Normalitas Hasil Posttest………………………………………. 58
Tabel 4.7 Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Pretest……………………….. 59
Tabel 4.8 Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Posttest………………………. 59
Tabel 4.9 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest dan Posttest…………… 60
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Tahapan dalam Prosedur Penelitian……………………………... 44
Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pretest…………….. 54
Gambar 4.2 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Posttest……………. 55
Gambar 4.3 Diagram Batang Perbandingan Presentase Normal Gain………... 57
viii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Instrumen Penelitian dan Uji Coba Instrumen penelitian
A.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar…………………………………. 68
A.2 Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar……………….. 83
A.3 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar. 92
A.4 Validitas Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar……………………... 93
A.5 Realibilitas Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar…………………... 94
A.6 Tingkat Kesukaran Instrumen penelitian Tes Hasil Belajar…………... 97
A.7 Distribusi Daya Pembeda Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar……. 98
A.8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar…. 99
A.9 Soal instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar yang Dipakai dalam
Penelitian……………………………………………………………… 100
A.10 Kunci Jawaban Soal Penelitian Tes Hasil Belajar………………….... 105
B. Perangkat Pembelajaran
B.1 RPP Kelompok Eksperimen…………………………………………… 106
a. RPP Pertemuan Pertama……………………………………………. 106
b. RPP Pertemuan Kedua……………………………………………... 109
c. RPP Pertemuan Ketiga……………………………………………... 112
d. RPP Pertemuan Keempat…………………………………………... 115
B.2 RPP Kelompok Kontrol……………………………………………….. 118
a. RPP Pertemuan Pertama……………………………………………. 118
b. RPP Pertemuan Kedua……………………………………………... 121
c. RPP Pertemuan Ketiga……………………………………………... 123
d. RPP Pertemuan Keempat…………………………………………... 125
B.3 Lembar Kerja Siswa
a. LKS Pertemuan Pertama………………………………………………… 126
a. LKS Pertemuan Kedua………………………………………………….. 127
b. LKS Pertemuan ketiga…………………………………………………... 129
c. LKS Pertemuan Keempat……………………………………………….. 131
ix
C. Uji Analisis Data
C.1 Hasil Penelitian Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen…………. 133
a. Data Hasil Penelitian Skor Pretest Kelompok Kontrol…………….. 133
b. Tahapan pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok
Kontrol…………………………………………………………....... 134
c. Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Pretest Kelompok
Kontrol……………………………………………………………... 135
d. Tabel Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol…….. 136
e. Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Pretest Kelompok
Kontrol……………………………………………………………... 137
f. Data Hasil Penelitian Skor Pretest Kelompok Eksperimen………… 138
g. Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok
Eksperimen………………………………………………………… 139
h. Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Pretest Kelompok
Eksperimen………………………………………………………… 140
i. Tabel Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen… 141
j. Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Pretest Kelompok
Eksperimen………………………………………………………… 142
k. Uji Homogenitas Pretest…………………………………………… 143
l. Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Uji-t Pretest…………………. 144
C.2 Hasil Penelitian Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
a. Data Hasil Penelitian Skor Posttest kelompok Kontrol………………. 145
b. Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok
Kontrol…………………………………………………………………. 146
c. Persiapan Uji Normalitas dan UJi Homogenitas Posttest Kelompok
Kontrol…………………………………………………………............. 147
d. Tabel Perhitungan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Posttest
Kelompok Kontrol……………………………………………………... 148
e. Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Posttest Kelompok
Kontrol…………………………………………………………………. 149
f. Data Hasil Penelitian Skor Posttest Kelompok Eksperimen…………... 150
x
g. Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok
Eksperimen…………………………………………………………….. 152
h. Persiapan Uji Normalitas dan UJi Homogenitas Posttest Kelompok
Eksperimen…………………………………………………………….. 153
i. Tabel Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen…... 154
j. Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Posttest Kelompok
Eksperimen…………………………………………………………….. 155
k. Uji Homogenitas Posttest……………………………………………... 157
l. Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Uji-t Posttest…………………… 158
C.3 Hasil Penelitian N-Gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen
a. Data Hasil Penelitian Skor N-Gain Kelompok Kontrol……………….. 159
b. Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi N-Gain Kelompok
Kontrol…………………………………………………………………. 160
c. Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas N-Gain Kelompok
Kontrol…………………………………………………………………. 161
d. Tabel Perhitungan Uji Normalitas N-Gain Kelompok Kontrol……….. 162
e. Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors N-Gain Kelompok
Kontrol…………………………………………………………………. 163
f. Data Hasil Penelitian Skor N-Gain Kelompok Eksperimen…………… 164
g. Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi N-Gain Kelompok
Eksperimen…………………………………………………………….. 165
h. Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas N-Gain Kelompok
Eksperimen…………………………………………………………….. 166
i. Tabel Perhitungan Uji Normalitas N-Gain Kelompok Eksperimen…… 167
j. Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors N-Gain Kelompok
Eksperimen…………………………………………………………….. 168
k. Uji Homogenitas N-Gain……………………………………………… 169
l. Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Uji-t N-Gain……………………. 170
D. Daftar Tabel
D.1 Tabel Harga Kritik dari r Product Moment…………………………... 171
D.2 Tabel Luas di bawah Lengkungan Kurva Normal dari O ke Z………. 173
xi
D.3 Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors………………………………... 174
D.4 Tabel Distribusi F…………………………………………………….. 175
D.5 Tabel Nilai “t”………………………………………………………... 177
E. Surat Keterangan
E.1 Surat Bimbingan Skripsi………………………………………………. 178
E.2 Surat Permohonan Izin Penelitian……………………………………... 179
E.3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian………………………... 180
E.4 Surat Pernyataan Karya Sendiri………………………………………... 181
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan merupakan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung terus
menerus. Kegiatan mengajar tersebut diselenggarakan pada semua jenis dan
jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Jalur yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui
jalur pendidikan. Oleh sebab itu sudah sepantasnya pembangunan di bidang
pendidikan menjadi prioritas utama yang dilakukan oleh pemerintah agar dapat
melahirkan generasi bangsa yang memiliki tingkat intelektual yang tinggi.
Salah satu bentuk evaluasi yang dipakai untuk mengukur tercapainya tujuan
belajar adalah melalui Ujian Akhir Nasional (UAN) yang berganti nama menjadi
Ujian Nasional (UN). Sejak diberlakukannya sistem ini pada tahun 2003, standar
nilai kelulusan terus meningkat. Tahun 2007 standar kelulusan UN sebesar 5,0
menjadi 5,5 pada tahun 2009. Dalam konferensi pers pada Mei 2010 lalu,
Mendiknas menyebutkan bahwa angka kelulusan UN di Sekolah Menengah
(SMP) tahun 2010 menurun cukup signifikan dibanding UN 2009. DKI Jakarta
yang selama ini menjadi barometer pendidikan nasional pun mencatat hasil UN
tidak menggembirakan dan masuk dalam salah satu propinsi yang memiliki angka
ketidaklulusan yang tertinggi (28,97%). Kecenderungan penurunan angka
kelulusan salah satunya adalah karena adanya proses belajar yang tidak efektif
yang diakibatkan oleh ketidakmampuan guru dalam menjelaskan materi pelajaran,
fasilitas pendidikan minim, juga ketidakmampuan siswa dalam menyerap
pelajaran.1
Hingga kini ilmu fisika masih dinilai sebagai pelajaran yang sulit untuk
dikuasai dan membosankan. Oleh karena itu, perlu ada suatu strategi yang dapat
1 Suryana, Hasil UN Tingkat SMP Juga Jeblok, http://suryana77.wordpress.com/2010/05/06/hasil-un-tingkat-smp-juga-jeblok/, 6 Mei 2010.
menimbulkan minat para siswa untuk mempelajari ilmu fisika serta
menumbuhkan satu kesadaran bahwa fisika merupakan pelajaran yang mudah dan
menyenangkan.
Hakikat belajar sains tentu saja tidak cukup sekadar mengingat dan
memahami konsep seperti yang ditemukan atau dilakukan oleh para ilmuwan.
Akan tetapi, yang sangat penting adalah pembiasaan perilaku ilmuwan dalam
menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan dan penelitian ilmiah.
Proses penemuan konsep yang melibatkan keterampilan-keterampilan yang
mendasar melalui percobaan ilmiah dapat dilaksanakan dan ditingkatkan melalui
kegiatan laboratorium.
Pembelajaran fisika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah selama
ini ditandai dengan pembelajaran yang lebih didominasi oleh aktivitas guru
dibandingkan aktivitas siswa (teacher centered). Pembelajaran yang terjadi hanya
melakukan perpindahan pengetahuan dari guru ke siswa dan terkadang guru lebih
terfokus pada penghapalan rumus-rumus saja. Akibatnya, siswa menjadi terbebani
dan tidak mampu mengaplikasikan rumus tersebut untuk memecahkan persoalan.
Selama ini guru hanya mengenal metode ceramah saja yang bisa dilakukan untuk
semua tipe atau karakteristik materi pelajaran. Padahal tidaklah demikian, materi
fisika berbeda-beda, untuk mengatasi permasalahan tersebut guru sebaiknya
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang berfokus
pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama dari suatu disiplin, melibatkan
siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainya,
memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruk belajar mereka
sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai, dan realistik.2
Menurut the buck institute yang dikutip dalam Project-Based Learning for
health careers pathway, the san mateo county office of education dalam challenge
2000 multimedia project website, memberikan beberapa alasan bagi guru untuk
menerapkan pembelajaran proyek:
2 Waras Khamdi, Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial Untuk Meningkatkan MutuPembelajaran, http//lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/23/pembelajran-berbasis-proyek-model-potensial-yntuk-peningkatan-mutu-pembelajaran/,h4
1. Project based learning, mengajarkan siswa untuk bertanggung jawabterhadap pembelajaran mereka,
2. Project based learning, memberikan kesempatan kepada siswa untukbelajar secara interdisiplinaritas dimana siswa menerapkan danmengintegrasikan isi dari setiap disiplin dan segala spek dalam dunianyata
3. Project based learning, memberikan kesempatan bagi guru dan siswauntuk mengembankan hubungan mereka, dimana guru berperansebagai fasilitator.
4. Project based learning Memberikan kesempatan kepada siswa untukmembangun hubungan satu sama lain.3
Salah satu materi yang dibahas dalam fisika adalah ’Bunyi’ yang membahas
mengenai pengertian bunyi. Proses pembelajaran materi tersebut dapat
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek karena dalam proses
pembelajaran siswa dapat berinteraksi langsung dengan objek pembelajaran, yang
selama ini hanya diajarkan teori-teori saja tetapi praktek langsung.
Dari uraian di atas, penulis dapat melihat keunggulan pembelajaran fisika
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek memegang peranan penting
dalam keberhasilan pembelajaran fisika. Berdasarkan latar belakang di atas,
penulis tertarik membahas model pembelajaran berbasis proyek untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika terutama mengenai
materi pelajaran yang terkait dengan ’Bunyi’, Maka dari latar belakang masalah
tersebut, skripsi ini diberikan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Proyek Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Masih banyak siswa menilai bahwa ilmu fisika merupakan pelajaran yang sulit
untuk diketahui dan dipahami.
2. Pembelajaran fisika masih ditandai dengan pembelajaran yang lebih didominasi
oleh aktivitas guru dibandingkan aktivitas siswa (teacher centered).
3 http://www.health-careers.org/resources/project handbook.pdf, 3 Juni 2010
3. Pembelajaran fisika hanya menekankan pada perpindahan pengetahuan dari
guru ke siswa tidak sesuai dengan prinsip dan hakikat fisika itu sendiri
(transfer of knowledge).
C. Pembatasan Masalah
Hasil belajar ada tiga aspek yaitu aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek
psikomotorik. Dalam penelitian ini dibatasi pada aspek kognitif yang meliputi
jenjang ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3) dan analisis (C4).
D. Rumusan Masalah
Mengacu pada identifikasi masalah maka masalah dalam penelitian ini
adalah: Bagaimana pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil
belajar fisika siswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil
belajar fisika siswa pada konsep bunyi.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya
sebagai berikut:
1. Bagi guru, agar dapat membuka wawasan dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dalam pencapaian hasil
belajar siswa.
2. Bagi siswa, diharapkan dapat mengalami perubahan paradigma tentang belajar
sehingga memunculkan semangat dalam dirinya yang berakibat pada
pencapaian hasil belajar yang optimal.
3. Bagi peneliti, sebagai pengalaman dalam melakukan perbaikan-perbaikan
pendekatan pembelajaran guna meningkatkan mutu pembelajaran karena
keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari peran serta guru.
4. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran fisika di sekolah.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA PIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teorotik
1. Pengertian Konstruktivisme
Konstruktivisme muncul sebagai alternatif terhadap pendekatan
objektivitas yang kurang melibatkan, mengikutsertakan dan membimbing peserta
didik untuk aktif belajar. Dasar dari pandangan konstruktivisme adalah anggapan
bahwa dalam proses belajar (a) murid-murid tidak menerima begitu saja
pengetahuan yang didapatkan mereka dan menyimpannya di kepala, melainkan
mereka menerima informasi dari dunia sekelilingnya, kemudian membangun
pandangan mereka sendiri tentang pengetahuan yang mereka dapatkan, dan (b)
semua pengetahuan disimpan dan digunakan oleh setiap orang melalui
pengalaman yang berhubungan dengan ranah pengetahuan tertentu.
Konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai. Bagi
siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
memecahkan masalah dalam menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha
dengan susah payah dengan ide-ide.4
Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dengan
menggunakan pengalaman dan struktur kognitif yang sudah dimiliki. Konsep
dasar dari konstruktivisme adalah bahwa pengetahuan itu tidak dapat dialihkan
dari pikiran guru ke pikiran siswa secara utuh tetapi dibangun sendiri oleh peserta
didik di dalam kepalanya lebih tepatnya dalam struktur kognitifnya.
Konstruktivisme menganggap bahwa peserta didik mulai dari usia kanak-kanak
4 Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistis. (Jakarta: Tim PrestasiPustaka, 2007), h 13
sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan tentang
lingkungan danperistiwa (gejala) yang terjadi di lingkungan sekitarnya.5
Model konstruktivisme menjelaskan bahwa, pengetahuan tidak pernah
dapat diamati secara leluasa. Kenyataannya pengetahuan mestilah diperoleh dari
kesadaran seseorang; pengetahuan tidak dapat ditransfer (dipindahkan) dari
seseorang kepada orang lain seperti ketika orang mengisi sebuah tong kosong.
Pengetahuan tidak seperti kegiatan psikologis lainnya yang dapat digambarkan
secara kimia. Selain itu pengetahuan membutuhkan satu kepercayaan (comitment)
seseorang dalam mempertanyakan, menjelaskan, dan uji penjelasan sebagai
pengabsahannya.6
Menurut konsep konstruktivisme, pengetahuan seseorang bersifat
temporer, terus berkembang dengan lingkungan sekitarnya. Pengetahuan itu tidak
pernah berhenti berkembang. Pengetahuan dalam diri seseorang terbentuk ketika
mengalami berbagai macam konflik. Melalui perspektif ini belajar dapat dipahami
sebagai proses terbentuknya konflik kognitif yang bergulir dengan sendirinya
dalam diri seseorang ketika yang bersangkutan memperoleh pengalaman konkrit,
wacana kolaborasi dan kegiatan melakukan refleksi.
Salah satu teori belajar konstruktivisme yang terkenal adalah teori
perkembangan Piaget. Teori ini biasa disebut dengan teori perkembangan kognitif.
Menurut Piaget, tingkat perkembangan intelektual atau kognitif anak meliputi
empat tingkatan, yaitu: a) tingkat sensorik motoris (0-2 tahun), b) tingkat pra-
operasional (2-7 tahun), c) tingkat operasional konkret (7-11 tahun), dan d) tingkat
operasi formal (11 tahun – ke atas).7
Berdasarkan kategori di atas siswa pada jenjang pendidikan SMP berada
pada tingkat operasi formal, yang memiliki sifat antara lain: pola berpikirnya
sudah sistematis, mampu memecahkan masalah dengan berpikir secara hipotesis,
deduktif, rasional, abstrak, dan reflektif mengevaluasi informasi. Dari pandangan
5 Paulina Pannen, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, (Jakarta: PAU-PPAI, UniversitasTerbuka, 2001), h.36 Marja Sinurat, Jurnal Teknologi Pendidikan, vol.5, no.3, Desember 2005 , PendekatanKonstruktivisme Dalam Pembelajaran, h.867 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1989), h. 152
Piaget tentang tahap perkembangan kognitif anak, dapat dipahami bahwa pada
tahap tertentu cara maupun perkembangan anak mengkonstruksi ilmu berbeda-
beda berdasarkan kematangan intelektual anak.8
Konstruktivisme merupakan teori yang paling mendasar tentang
bagaimana siswa mempelajarinya. Siswa membangun pemahaman dan
pengetahuan mereka melalui pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, ketika siswa mengalami pengalaman yang baru, siswa harus menerima
itu dengan ide sebelumnya dan pengalaman yang mereka dapat. Untuk itu, siswa
harus membangun pikiran mereka dan menilai tentang apa yang mereka ketahui.
Menurut konstruktivisme belajar merupakan proses aktif siswa
mengkonstruksi arti, wacana, dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar juga
merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau informasi
yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki siswa sehingga
pengetahuannya berkembang. Proses tersebut bercirikan:
a. Belajar berarti membentuk makna.b. Konstruksi berarti merupakan proses terus menerus.c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta melainkan lebih
merupakan suatu proses pengembangan pemikiran dengan membuatpengertian yang baru.
d. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorangdalam kesenjangan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.
e. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman siswa dengan dunia fisikdan lingkungannya.
f. Hasil belajar siswa tergantung pada apa yang telah diketahui siswa:konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi interaksidengan bahan yang dipelajari.9
Dengan demikian belajar menurut konstruktivisme bukanlah kegiatan
memindahkan dari guru kepada siswa, melainkan suatu kegiatan yang
memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Pengetahuan yang
berasal dari pemahaman dan konteks dibangun oleh siswa sendiri bukan guru.
8 Muhammad Bani Sukron, Jurnal Widyatama, vol.2, no.4, Desember 2005Pengembangan ModelPembelajaran Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains,h.219 Paulina Pannen, Op.Cit, h. 19
2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
a. Definisi Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project-Based learning (PBL)
merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan berdasarkan
pengalaman siswa dalam beraktifitas secara nyata. PBL dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam melakukan
investigasi dan memahaminya.
Berikut pengertian Project-Based Learning menurut beberapa ahli adalah :
1) PBL adalah model pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman
pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan
pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupan siswa.
2) PBL adalah model komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang
dirancang agar siswa melakukan riset terhadap permasalahan nyata.
3) PBL adalah model yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan
permasalahan sebagai stimulus dan berfokus kepada aktifitas siswa.
4) PBL adalaha model pembelajaran yang berpusat pada aktifitas siswa,
mengajak siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap
suatu topik.10
Model pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu
model penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa mengkonstruk
pengetahuan dan keterampilan secara personal. Adanya peluang untuk
menyampaikan ide, mendengarkan ide-ide orang lain, dan mereflesikan ide sendiri
pada ide-ide orang lain, adalah suatu bentuk pengalaman pemberdayaan
pengetahuan (meaning making process). Selain itu siswa juga untuk mengalami
tahap pembelajaran yang disebut sebagai “Interactive Research Cycle” yang
10 Michael M. Grant, Getting A Grip on Project Based-Learning: Theory, cases andrecomandations, (North Carolina: Meredian A middle School Computer Technologies Journal, vol5, 2002), h. 1-3.
terdiri dari tahap pertanyaan, perencanaan, pengumpulan data, mensintesis
pengetahuan, dan evaluasi.11
Jadi, dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada
aktivitas siswa untuk dapat memahami suatu konsep dan prinsip dengan
melakukan investigasi yang mendalam tentang suatu masalah dan mencari suatu
solusi yang relevan serta diimplementasikan dalam pengerjaan proyek, sehingga
siswa mengalami proses pembelajarn yang bermakna dengan membangun
pengetahuannya sendiri.
Pembelajaran berbasis proyek juga dikatakan sebagai model pembelajaran
yang inovatif dan lebih menekankan pada pembelajaran kontekstual melalui
kegiatan-kegiatan yang kompleks. Dalam pembelajaran berbasis proyek ini
berfokus pada pembelajaran yang terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu
disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi dalam pemecahan masalah dan
kegiatan tugas-tugas yang bermakna lainnya, dan memberi kesempatan siswa
bekerja secara otonom dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan
puncaknya untuk menghasilkan produk nyata. Pembelajaran berbasis proyek
memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih
menarik dan bermakna bagi siswa.
Model Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran fisika atau sains
dimana siswa dalam kelompok diminta membuat atau melakukan suatu proyek
bersama, dan mempresentasikan hasil dari proyek itu. Dan proyek ini sendiri
diharapkan lebih bersifat membuat sesuatu yang berguna bagi masyarakat dengan
prinsip fisika. Biasanya proyeknya lebih baik bersifat interdisipliner; bukan hanya
konsep fisika, tetapi juga sains yang lain yang terkait dan nilai kemanusiaan yang
lain.12
Model proyek ini adalah gabungan dari berbagai model pembelajaran
seperti belajar bersama, dan lain-lain. Pembelajaran model proyek ini bersifat
11 Agus Sampurno, Penerapan Metode Belajar Aktif dan Pembelajaran Berbasis Proyek,( Jakarta :PT.Rineka Cipta),h.5212 Agus Sampurno, http:guru kreatif.wordpress.com 2007/09/18/penerapan-metode-belajar-aktif-dalam-pembelajaran-berbasis-proyek/#more-22,h.1
kontruktivis, yaitu siswa, juga bersifat multiple intelligence, karena siswa
menggunakan berbagai intelegensi dalam melakukan proyek yang dilakukan
seperti intelegensi matematis-logis, ruang-visual, kinestetik, interpersonal,
linguistik, lingkungan, dan lain-lain.13
Model ini biasanya menarik untuk siswa karena biasanyan dilakukan
diluar kelas bahkan di luar sekolah, dan berlaku untuk beberapa waktu; bukan
terbatas pada satu jam sekolah. Banyak hal dapat didapat dari proyek ini antara
lain :
1) Mengerti prinsip fisika lebih mendalam karena melakukan sesuatu
2) Kerjasama dengan teman lebih baik karena melakukan bersama
3) Ada keuntungan yaitu memperoleh hasil dari proyek sendiri.14
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model pembelajaran yang
didukung oleh atau berpijak pada teori belajar konstruktivistik. Strategi
pembelajaran yang menonjol dalam pembelajaran konstruktivistik antara lain
adalah strategi belajar kolaboratif, mengutamakan aktivitas siswa daripada
aktivitas guru, mengenai kegiatan laboratorium, pengalaman lapangan, studi
kasus, pemecahan masalah, panel diskusi, diskusi, brainstorming, dan simulasi.
Model Pendekatan proyek merupakan salah satu dari model-model
pembelajaran yang membantu siswa menggali informasi, ide-ide, keterampilan,
nilai-nilai, cara berpikir, dan cara-cara menepresikan diri sendiri dengan melihat
proyek-proyek yang telah disediakan oleh guru. Selain itu guru juga mengajari
bagaimana cara menemukan ide-ide yang berkaitan dengan proyek yang tersedia.
Salah satu strategi mengajar yang menekankan keaktifan siswa adalah metode
pendekatan proyek. Menurut teori belajar ini, siswa di dalam proses belajar
membangun pengetahuaanya sendiri melalui interaksi atas apa yang sudah
dimiliki dengan lingkungannya pada situasi baru. Model pembelajaran pendekatan
proyek memberi kesempatan kepada siswa untuk menguji gagasannya,
13 Martins yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. (Pamulang : Gaung PersadaPers),2004, h.7614Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika. (Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma),h.126-127
mengemukakan pendapat berdasarkan pengetahuan awal yang sudah dimiliki
sebelumnya dan pengetahuan yang di dapat selama proses belajar berlangsung.
Dari berbagai karakteristiknya, Pembelajaran Berbasis Proyek didukung
teori-teori belajar konstruktivistik. Dalam konteks pembaruan di bidang teknologi
pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dipandang sebagai pendekatan
penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong pebelajar mengkonstruksi
pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman langsung. Proyek dalam
Pembelajaran Berbasis Proyek dibangun berdasarkan ide-ide pebelajar sebagai
bentuk alternatif pemecahan masalah riil tertentu, dan pebelajar mengalami proses
belajar pemecahan masalah itu secara langsung.15
b. Landasan Teori Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek dilandaskan pada teori yang dipaparkan oleh
beberapa ahli, yaitu :
1) John Dewey dan kelas demokratis
Metode proyek berasal dari gagasan John Dewwey tentang konsep
“Learning by doing” yakni proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan
tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan
anak tentang bagaimana melakukan sesuatu tujuan. Pada John Dewwey
menggambarkan suatu pandangan tentang pendidikan di mana sekolah seharusnya
mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium
untuk memecahkan masalah kehidupan nyata. Dewwey menganjurkan guru untuk
mendorong siswa terlibat dalam proyek atau tugas berorientasi masalah dan
membantu mereka menyelidiki masalah-masalah intelektual dan soaial. Dewwey
dan kill Patrick mengemukakan bahwa pembelajaran di sekolah seharusnya lebih
memiliki manfaat daripada dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok kecil
untuk menyelesaikan proyek yang menarik dan pilihan mereka sendiri.16
15 http://waraskamdi.com/content/view/52/16,3 Juni 201016 Michael M. Grant, loc.cit
2) Peaget, Vygotsky dan Kontuktrivisme
Jean Piaget dan Lev Vygotsky adalah tokoh dalam pengembangan konsep
konstruktivisme. Pada konsep inilah dasar pijak pembelajaran berbasis proyek
diletakkan. Piaget mengemukakan bahwa siswa dalam segala usia secara aktif
terlibat dalam perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri.
Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus menerus tumbuh dan berubah pada
saat siswa menghadapi pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan
memodifikasi pengetahuan awal mereka. Vygotsky, seperti halnya Piaget percaya
bahwa perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan
pengalaman baru dan menantang, ketika mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang dimunculkan oleh pengalaman tersebut. Dalam upaya mendapatkan
pemahaman, individu mengaitkan pengetahuan baru. Namun berbeda dengan
Piaget tentang perkembangan intelektual setiap individu yang tanpa memandang
latar konteks social. Vygotsky percaya bahwa interaksi sosial dengan orang lain
memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual
siswa.17
c. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek memiliki lima karakteristik yang merupakan
ciri yang dapat membedakan pembelajaran berbasis proyek dengan model
pembelajaran lain, yaitu :
1) Centrality, proyek sebagai pusat atau sentral.
2) Driving Question, Project-Based Learning difokuskan pada pertanyaan atau
permasalahan yang memicu siswa untuk menyelesaikan permasalahan dengan
konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.
3) Conscrutive Investigations, proyek harus disesuaikan dengan kemampuan
siswa dan proyek yang dijalankan harus memberikan keterampilan dan
pengetahuan baru bagi siswa.
17 H.S. Wrigley, Knowledge in Action :The Promise of Project-Based Learning, Focus and Basic,vol.2,Th.2003, h.3
4) Autonomy, aktifitas siswa sangat penting, siswa sebagai pemberi keputusan
dan berperan sebagai pencari solusi ( Problem solver ).
5) Realisme, kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan
situasi yang sebenarnya atau dunia nyata. Aktifitas ini mengintegrasikan
tugas otentik dan menghasilkan sikap professional.18
Lima karakteristik dari pembelajaran berbasis proyek yaitu Centrality,
Driving Questions, Constructive Investigations, Autonomy, dan Realisme adalah
karakter yang harus ada dalam model pembelajaran ini. Karakter ini
menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek mengutamakan
aktivitas siswa dalam menghimpun konsep dan pengetahuannya. Lima karakter ini
membedakan pembelajaran berbasis proyek dengan model pembelajaran lainnya.
Model pembelajaran berbasis proyek sering disamakan dengan model lain,
seperti model pembelajaran berbasis masalah. Antara dua model tersebut memang
memiliki tahap pembelajaran yang hampir sama. Namun, yang membedakan
adalah dalam Project Based-learning harus ada proses pembuatan atau
pelaksanaan proyek yang sifatnya autentik, konstruktif, dan siswa harus
mempelajari keterampilan dasar yang baru dan mengalami peningkatan
pengetahuan.19
Proyek merupakan pusat atau sentral dari model pembelajaran ini, oleh
karena itu pengerjaan proyek harus terlebih dahulu direncanakan dengan matang.
Selain itu, proyek juga harus memiliki karakteristik seperti dibawah ini :
1) Authenticity, proyek harus sesuai dengan permasalahan dan realistik.
2) Academy rigor, proyek harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk
meningkatkan dan mengaplikasikan penegtahuan dan keterampilannya, siswa
menggunakan metode penelitian ilmiah untuk meningkatkan kemampuan
berpikir dan kemampuan menyelesaikan masalah.
18 John W. Thomas, A Review of Research on Project-Based Learning, (California : The AutodeskFoundation,2000),h.3-919 Regie Stites, Evaluation of Project Based Learning, (Illnois : Mathematics and ScienceAcademy, 2009), h.3
3) Applied Learning, proyek dikembangkan tidak hanya pada keterampilan
pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada
peningktan keterampilan menyelesaikan masalah.
4) Adult Relationship, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertemu dan
mengobservasi dari ahli yang sesuai dengan bidang masalah.
5) Assesment, penilaian dilakukan pada proses pembelajaran dan hasil atau
produk pembelajaran. Hasil akhir dapat berupa presentasi, pameran,
portofolio atau laporan.20
Menurut The Buck Institutu yang dikutip dalam Project Based-Learning for
Health Carees Pathway pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik :
1) Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerjas.
2) Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya.
3) Siswa merancang proses untuk mencapai hasil
4) Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang
dikumpulkan.
5) Siswa yang mwlakukan evaluasi secara kontinu.
6) Siswa secara teratur melihat kembali apa yang meraka kerjakan.
7) Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.21
d. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, dijalankan dengan melalui
beberapa tahap pembelajaran atau langkah-langkah kerja. Belum ada ketetapan
baku untuk menjalankan tahap-tahap pembelajaran berbasis proyek, namun pada
umumnya didasarkan dan mencontoh pada tahap pembelajaran konstruktivisme.
Langkah-langkah pembelajaran dalam Project-Based Learning atau pembelajaran
Berbasis Proyek sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas
Educational Foundation (2005) terdiri dari :
21 Kabba E. Cooley, http://www.radicalpedagogy.content/html,h.2. 5 Juni 2010
1) Start With the Essential Question
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan essensial, yaitu pertanyaan yang
dapat mengeksplorasi pengetahuan awal siswa serta memberi penugasan siswa
dalam melakukan suatu aktivitas.
2) Design a Plan for the Project
Perencanaan proyek yang dilakukan secara kolaboratif antara guru dan
siswa, dalam menentukan aturan main pengerjaan proyek. Pada tahap ini guru
membantu siswa untuk menentukan judul proyek yang sesuai dengan materi dan
permasalahannya.
3) Create a Schedule
Tahap ketika guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam meneyelesaikan proyek.
4) Monitor the Students and the Progress of the Project
Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
siswa selama menyelesaikan proyek.
5) Assess the Outcome
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standard an tujuan belajar.
6) Evaluasi the Experince
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil akhir proyek yang
sudah dijalankan.22
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan proses
evaluasi baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta
untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan
proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki
kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu
22 The George Lucas Educational Foun dation, Instructional Module Project-BasedLearning,htpp//www.edutopia.org.modules/PBL/whatpbl.php.2005
temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada
tahap pembelajaran.
Tahapan pembelajaran yang dikemukakan di atas menunjukan kerja sama
antara guru dan siswa, yang saling memberikan kontribusi dalam proses
pembelajaran. Tahapan dalam model pembelajaran berbasis proyek memang
belum ada bentuk bakunya. Tahapan pembelajaran berbasis proyek juga
didasarkan pada tahap pembelajaran berbasis masalah, yang terdiri dari tujuh fase,
yaitu :
1) Good Description, fase dalam menampilkan masalah untuk dipecahkan dan
menetapkan tujuan.
2) Specify Criteria, fase dalam menentukan kriteria memecahkan masalah solusi,
dan menetukan fokus yang akan dicapai, dan kemampuan apa yang akan
dicapai.
3) Background Knowledge, fase untuk menentukan pengetahuan atau konsep yang
dibutuhkan, dan mencari informasi kepada ahlinya.
4) Generate ideas, generalisasi konsep dan menyusun hipotesis.
5) Implement Solution, fase dalam mencari dan mengimplementasikan solusi serta
membandingkannya dengan solusi lain.
6) Reflect, mengevaluasi seluruh proses pembelajaran mulai dari proses, solusi,
dan produk.
7) Generalize, fase untuk menyusun konsep, mengeeralisasi fakta dan
pengetahuan menjadi teori.23
Tahap pembelajaran berbasis masalah di atas merupakan salah satu teori
yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun tahapan pembelajaran
berbasis proyek. Dalam tahapan pembelajaran berbasis masalah, siswa lebih
difokuskan untuk merumuskan solusi dan mengimplementasikannya terhadap
konsep lain. Tahapan yang digunakan oleh peneliti adalah tahapan secara umum,
yang digunakan dan dicontohkan juga oleh Mike Carbonaro dalam proses
pembelajaran proyek lingkungan, yaitu :
23 Frank Kurzel and Michelle Rath, Project Based Learning and Learning Enviroments,(University of South Australia: Informing Science Institute, 2003), h. 505
1) Engage, tahap awal untuk menstimulus siswa dalam mengetahui konsep yang
sudah dipahami dan tahap ketika guru memberikan pertanyaan essensial yang
memacu siswa untuk berfikir.
2) Explore, kegiatan untuk mencari materi dan sumber informasi sebagai
referensi dalam menyelesaikan masalah dan membuat jadwal kerja.
3) Investigate, membandingkan dan memfokuskan solusi yang akan digunakan
dalam memecahkan masalah.
4) Create, tahap pembuatan atau pengimplementasian solusi dan tahap dalam
menghasilkan suatu produk atau karya.
5) Share, tahap presentasi produk atau karya.
6) Evaluation, tahap evaluasi atau penilaian proses dan hasil belajar.24
Tahap pembelajaran yang terdiri dari engage, explore, investigate, create,
share, dan evaluation menekankan proses belajar pada aktivitas siswa. Dalam tiap
tahap pelaksanaannya siswa harus lebih aktif dalam proses belajar. Siswa
merumuskan informasi dan solusi serta harus dapat menyelesaikan hasil akhir,
bisa dalam bentuk produk, presentasi, dan lainnya.
e. Peranan Pengajar dalam Pembelajaran Berbasis Proyek
Selama berlangsungnya proses pembelajaran berbasis proyek siswa akan
mendapat bimbingan dari guru ataupun narasumber lain, yang peranannya adalah
sebagai berikut :
1) Mengajar kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman.2) Memastikan bahwa sebelum mulai setiap kelompok telah memiliki
seorang anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman-temannya mendengarkan, dan seseorang anggota yang bertugas mencatatinformasi yang penting sepanjang jalannya diskusi.
3) Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai denganperkembangan kelompok.
4) Memastikan bahwa sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self-evaluation.
5) Menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaiantujuan.
6) Memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagaimasalah yang munculdalam proses belajar, serta mengajar agar proses
24 Mike Carbonaro, Using LEGO Robotics in Project-Based Learning Enviroment,2005,h.1-2
belajar terus berlangsung, agar tidak ada tahapan dalam proses belajaryang dilewati atau diabaikan dan agar tiap tahapan dilakukan dalamurutan yang tepat.
7) Menjaga motivasi siswa dengan mempertahankan unsure tantangandalam penyelesaian tugas dan juga mempertahankan untuk mendorongsiswa keluar dari kesulitannya.25
Peranan pengajar dalam proses pembelajaran berbasis proyek dari
penjelasan yang dijabarkan diatas menunjukkan bahwa pengajar lebih diutamakan
berperan sebagai pendamping dan fasilitator. Pengajar harus dapat menjaga proses
pembelajaran tetap berlangsung aktif dan terkontrol, walaupun pengajar tidak
memiliki otoritas penuh terhadap pengerjaan proyek. Pengajar harus memiliki
kemampuan dalam memberikan bimbingan dan saran yang membangunserta
membuat proses evaluasi yang baik dan autentik.26
f. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Penggunaan model pemebelajaran berbasis proyek dapat memberikan
keuntungan bagi siswa, guru, dan perkembangan kualitas sekolah, seperti yang
disebutkan dibawah ini :
1) Mempersiapkan siswa menghadapi dan berkembang sesuai dengan dunia
nyata.
2) Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, dan mendorong kemampuan
mereka untuk melakukan pekerjaan penting.
3) Menghubungkan pembelajaran di sekolah dengan dunia nyata. Dengan
melaksanakan proyek siswa tidak hanya menghafal fakta, namun
menghubungkan dan berpikir bagaimana mengaplikasikan ilmu yang dimiliki
ke dalam dunia nyata.
4) Membentuk sikap kerja siswa. Dalam mengerjakan proyek siswa diajak untuk
saling mendengarkan pendapat dan bernegosiasi untuk mencari solusi.
5) Meningkatkan kemampuan kemampuan komunikasi dan social.
6) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
25 Jennifer Railsback, Project Based-Instruction : Creating Excitement for Learning, (Oregon :Northwest Regional educational Laboratory, 2002), h.23-2426 Ibid, h.25
7) Meningkatkan keterampilan siswa untuk menggunakan informasi dengan
beberapa disiplin ilmu yang dimiliki.
8) Meningkatkan kepercayaan diri siswa.
9) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan teknologi dalam belajar.27
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan model
pembelajaran berbasi proyek. Guru di Whasington State menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek dalam kelas matematika dan sains melaporkan
bahwa muridnya lebih memiliki semangat belajar ketika mengerjakan proyek.
Namun, masih ada kelemahan dan kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan
pembelajaran berbasis proyek, seperti wauktu dan biaya yang lebih banyak
dibutuhkan. Bahkan untuk mencapai proses pembelajaran yang maksimal dalam
mengimplementasikan Project-Based Learning, diperlukan desain khusus untuk
kelas atau sekolah yang menggunakannya. Tahap pembelajaran dalam model
pembelajaran proyek ini selalu mengikutsertakan presentasi atau performance,
maka dibutuhkan disain sekolah dan kelas yang lebih efektif dan dinamis.28
Penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat diterapkan dan disesuaikan
dengan kondisi yang ada pada kelas atau sekolah. Desain khusus untuk sekolah
dapat diwujudkan jika keadaan memang ideal. Namun, jika sekolah belum bisa
mewujudkan desain kelas atau sekolah yang sesuai dengan karakter pembelajaran
berbasis proyek, maka guru atau staf sekolah yang lain dapat memaksimalkan
fasilitas yang ada ataupun menyesuaikan dengan kemampuan sekolah dan
kemampuan murid. Peran guru sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis proyek, walaupun keadaan terbatas, guru dapat memotivasi siswa dan
bermotivasi agar pembelajaran yang bermakna dapat terwujud.29
27 Ibid, h.26-2728 Mike Carbonaro, Op Cit,h.529 Frank Kurzel and Michelle Rath, Op Cit,h.503
g. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Foundation for the road ahead, keuntungan menggunakan
pembelajaran proyek adalah :
1) Meningkatkan motivasi. Sebelum menggunakan pembelajaran proyek
kebanyakan sisa menolak menggunakan banyak waktu dan sulit untuk
dimintai partisipasinya untuk melakukan proyek.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian untuk
meningkatkan keterampilan kognitif siswa amat dibutuhkan dalam tugas-tugas
yang memerlukan pemecahan masalah dan instruksional yang spesifik tentang
bagaimana memecahkan masalah.
3) Meningkatkan keterampilan penelitian kepustakaan. Kebanyakn proyek yang
dikerjakan siswa membutuhkan sejumlah sumber informasi seperti buku-buku
teks, dan kamus-kamus. Informasi teknologi termasuk sumber informasi
utama yaitu komputer, cd rom, dan internet.
4) Meningkatkan kemampuan kolaborasi. Yang dibutuhkan bekerja dalam
sebuah kelompok bagi siswa adalah keterampilan dan berkomunikasi.
5) Meningkatkan sumber keterampilam manajemen. Bagian yang menjadikan
pembelajaran bebas adalah dalam mengambil tanggung jawab untuk
melengkapi tugas-tugas yang kompleks. Pelaksanaan pembelajaran proyek
yang baik memberikan kegiatan instruksi siswa dalam mengatur proyek
mereka, dan mengalokasi waktu dan sumber-sumber lainnya seperti
perlengkapan untuk melengkapi tugas-tugas yang sudah terjadwal.30
Agar proyek sungguh menarik siswa untuk melakukan dan dapat
menambah kedalaman dari pengetahuan mereka, maka beberapa sifat proyek
perlu diperhatikan dalam memilih.
1) Proyek harus menantang siswa untuk melakukan dan menyelesaikan.
2) Hasilnya memang sungguh ada gunanya baik untuk masyarakat dan untuk
siswa sendiri.
30Anonim, Fondation for the road ahead : Project Based-Learning and information technology.h.5
3) Proyek itu tidak terlalu mudah sehingga menantang; tetapi tidak terlalu sulit
sehingga dapat diselesaikan.
4) Proyek itu ada unsurnya membuat sesuat atau meneliti sesuatu yang belum
biasa dilakukan.
5) Dalam proyek sendiri dimungkinkan beberapa siswa bekerja sama secara
intensif.
6) Tentu proyek mengandung prinsip atau nilai fisika, diutamakan membutuhkan
beberapa ata banyak pendekatan.
7) Sebaiknya proyeknya bersifat multidisiplin, interdisipliner, sehingga lebih
kaya dan siswa dapat mengerti persoalannya secara menyeluruh.31
h. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Pembelajaran
Konvensional
Pembelajaran berbasis proyek memiliki perbedaan yang nyata dengan
pembelajaran bersifat konvensional, antra lain :
Tabel 1. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan
Pembelajaran Konvensional
ASPEK
PENDIDIKAN
PEMBELAJARAN
BERBASIS PROYEK
PEMBELAJARAN
KONVENSIONAL
Fokus kurikulum Kedalaman pemahaman Cakupan isi
Pemahaman konsep-konsep
dan prinsip-prinsip
Pengetahuan tentang
fakta-fakta
Pengembangan
keterampilan pemecahan
masalah kompleks
Belajar keterampilan
“building-block” dalam
isolasi
Lingkup dan
Urutan
Mengikuti minat siswa Mengikuti urutan
kurikulum secara ketat
Unit-unit besar terbentuk
dari problem dan isu yang
Berjalan dari blok ke blok
atau unit ke unit
31 Paul Suparno, Op Cit, h.128-129
kompleks
Meluas, fokus
interdisipliner
Memuat, fokus berbasis
disiplin
Peranan guru Penyedia sumber belajar
dan partisipan di dalam
kegiatan belajar
Penceramah dan direktur
pembelajaran
Pembimbing/partner Ahli
Fokus pengukuran Proses dan produk Produk
Pencapaian yang nyata Skor tes
Unjuk kerja standard dan
kemauan dari waktu ke
waktu
Membandingkan dengan
yang lain
Demonstrasi pemahaman Reproduksi informasi
Bahan-Bahan
Pembelajaran
Langsung sumber-sumber
asli : bahan-bahan tercetak,
interview, dokumen, dll
Teks, ceramah, dan
presentasi
Data dan bahan
dikembangkan oleh siswa
Kegiatan dan lembar
latihan dikembangkan
guru
Penggunaan
teknologi
Utama integral Penyokong, periferal
Diarahkan siswa Dijalankan guru
Kegunaan untuk
memperluas persentasi
siswa atau penguatan
kemampuan siswa
Kegunaan untuk
perluasaan persentasi guru
Konteks kelas Siswa bekerja dalam
kelompok
Siswa bekerja sendiri
Siswa kolaboratif satu
dengan yang lainnya
Siswa berkompetisi satu
dengan yang lainnya
Siswa mengkonstruksi, Siswa menerima informasi
berkonstribusi, dan
melakukan sintesis
informasi
dan guru
Peranan siswa Melakukan kegiatan belajar
yang diarahkan oelh diri
sendiri
Menjalankan perintah
guru
Pepenyaji, integrator, dan
penyaji ide
Pengingat dan pengulang
fakta
Siswa menentukan tugas
mereka sendiri dan bekerja
secara independen dalam
waktu yang besar
Siswa menerima dan
menyelesaikan tugas-
tugas laporan pendek
Tujuan jangka
pendek
Pemahaman dan aplikasi
ide dan proses yang
kompleks
Pengetahuan tentang
fakta, istilah, dan isi
Tujuan jangka
panjang
Dalam pengetahuan Luas pengetahuan
Lulusan yang berwatak dan
terampil m engembangkan
diri, mandiri, dan belajar
sepanjang hayat.
Lulusan yang memiliki
pengertahuan yang
berhasil pada tes standard
pencapaian belajar
Perbedaan model pembelajaran berbasis proyek dengan pendeketan
pembelajaran yang bersifat tradsional terlihat dalam beberapa aspek, antara lain
dari aspek peranan guru dan siswa, dalam pembelajaran berbasis proyek siswa
dan guru bekerja sama dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai partner
bagi siswa. Kemudian dalam pembelajaran berbasis proyek proses pembelajaran
ditekankan pada aktifitas siswa untuk berhasil menyelesaikan tes atau ujian, tetapi
menyiapkan siswa kepada dunia nyata, dan memberikan kesempetan siswa untuk
mengembangkan diri dan pengetahuannya32
32 Waras Khamdi, Op.cit, h.12-14
3. Hakikat Hasil Belajar Fisika
a. Hakikat Belajar
Belajar adalah “perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat”.33.
Belajar adalah “hasil perubahan mental yang terus menerus sebagaimana
kita membuat makna dari pengalaman kita”34.
Belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah
mampu, terjadi dalam jangka waktu. Perubahan yang terjadi harus secara relatif
bersifat menetap dan tidak hanya terjadi pada prilaku yang saat ini nampak, tetapi
perilaku yang mungkin terjadi dimasa mendatang.35 belajar merupakan suatu
proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.
Dalam psikologi proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah
khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan
tertentu.36 Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan
dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif,
afektif dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa.
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di mana perubahan
itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Menurut
pengertian ini, belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan.
Menurut Slameto belajar adalah “peoses memanusiakan manusia, dimana
hanya belajarlah manusia menemukan dirinya dalam relasinya dengan sesame,
lingkungan dan juga dengan sang pencipta”.37
33 Tata Sudjana, Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, di akses pada 22 Januari 2010,Di http: // Belajar.htm34 Depdiknas, Strategi Pembelajaran MIPA.( Direktorat tenaga kependidikan Direktorat jenderalPeningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Departemen pendidikan nasional, 2008.), h.24.35 Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s,2006), Cet. 1, h.7636 Muhibbin Syah, Op.Cit., h.11137 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semeste, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991,h. 5
M. Dalyono mendefinisikan belajar adalah “suatu usaha perbuatan yang
dilakukan sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi
yang dimiliki, baik fisik, mental, dana, panca indra, otak dan anggota tubuh
lainnya”.38
Belajar adalah “kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.39
Dengan demikian berhasil atau tidaknya tujuan dari belajar tesebut sangat
tergantung terhadap proses dalam pembelajaran yang dilaksanakn oleh guru.
Dalam bukunya berjudul Psikologi Pengajaran, W. S. Winkel menyebutkan
bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai serta sikap”.
Dengan demikian, perubahan-perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan
fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan adalah
tidak termasuk sebagai belajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu usaha seseorang dengan
menggunakan potensi yang dimilikinya untuk mengadakan perubahan fisik,
mental juga tingkah laku yang harus didukung oleh lingkungannya. Belajar
merupakan kewajiban bagi setiap manusia, karena sebagai mahluk sosial dan
berbudaya memerlukan perkembangan yang baik antara dirinya dan
lingkungannya, sehingga dengan belajar manusia bisa mengembangkan dirinya.
Sebelum menguraikan definisi belajar, maka dijelaskan dahulu konsep belajar.
Dalam kamus bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan belajar adalah berusaha
(berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian.
Menurut Zikri Neni Iska ”belajar adalah perubahan yang secara relatif
berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman”.40
Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini akan membentuk sifat dan juga
38 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta 1997), Cet. 1, h. 49.39 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004). Cet 1, h. 5940 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkunga, (Kizi Brother’s:Jakarta, 2006), h. 76
sikap siswa yang nantinya akan di aplikasikan oleh siswa kedalam masyarakat
tempat dimana siswa tinggal dan menjalankan aktifitasnya sehari-hari.
Belajar dapat juga diartikan sebagai proses membangun makna dan
pemahaman terhadap informasi atau pengalaman, di mana proses tersebut disaring
dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa. Selain itu,
sesorang yang semula tidak tahu menjadi tahu dan akan mengalami
perkembangan dalam arah kognitif dalam proses belajar. Kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok, Ini berarti berhsil atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan hanya bergantung pada proses belajar yang dialami
siswa sebagai anak didik. Belajar merupakan proses pengumpulan atau suatu fakta
dan bentuk informasi atau materi pelajaran, belajar merupakan latihan seperti
membaca dan menulis.41
Dari beberapa pendapat tentang definisi belajar tersebut dapat disimpulkan
bahwa dalam proses belajar mengajar mengharuskan perubahan pada diri
seseorang tersbut, karena belajar merupakan kegiatan yang kompleks dengan
melalui proses, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep, sehingga terjadi
perubahan pada diri seseorang tersebut kearah yang lebih baik yang meliputi
pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan tingkah laku.
b. Definisi Hasil Belajar
Setelah siswa melaksanakan kegiatan atau proses belajar, maka
dilaksanakanlah suatu evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar ini
dilaksanakan untuk melihat apakah terdapat perubahan atau tidak pada diri siswa,
atau pembelajaran yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Hal ini seperti yang
telah diungkapkan oleh Bloom yang dikutip oleh Daryanto, Evaluasi adalah
pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam
kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana
tingkat perubahan dalam pribadi siswa.42 Sedangkan menurut Muhibin Syah
41 Muhibin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Ed ke 3 h. 64.42Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), h. 1
evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam sebuah program.43
Adapun tujuan diadakanya evaluasi hasil belajar yaitu:
1) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswadalam kurun waktu proses belajar tertentu.
2) Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalamkelompok kelasnya.
3) Untuk mengetahui tigkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.4) Untuk mngetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan
kapasitas kognitifnya untuk keperluan belajar.5) Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar
yang telah digunakan guru dalam proses mengajar-belajar.44
Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar,
yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.45
Hasil belajar adalah pola-pola perubahan nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Bloom, hasil belajar adalah
mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil pembelajaran yang
dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak
dilihat secara fragmentaris atau terpisah,melainkan komprehensif.
Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil yang dicapai siswa,
tentunya mengharapkan bahwa semua hasil yang diperoleh itu membentuk suatu
sistem nilai (value sistem) yang dapat membentuk kepribadian siswa, sehingga
memberi warna dan arah dalam semua perbuatannya.
Prosedur hasil belajar membantu guru dalam beberapa hal :
1) Menolong siswa dalam memberikan pengetahuan tentang enter behavior
siswa.
2) Menolong dalam menetapkan, memperbaiki dan memperjelas tujuan yang
realistis bagi tiap siswa.
43 Muhibin Syah, Op.Cit., h. 17544 Ibid, h. 176-17745 Trimo dan Rusatiningsih. Artikel Meningkatan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi MetodeQuantum Teaching dan Snowball Throwing. 22 Januari 2010. http://Artikel-PendidikanNetworking.htm
3) Menolong dalam mengevaluasi tingkat pencapaian tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.
4) Menolong dalam menentukan, mengevaluasi dan memperbaiki teknik-teknik
mengajarnya.
5) Membantu memperbaiki informasi tentang kesulitan-kesulitan belajar siswa,
kemudian dapat dijadikan petunjuk untuk memperbaikinya.46
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dalam belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut
Muhibbin Syah dalam bukunya, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1) Faktor Intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari
dalam diri siswa ssendiri.
2) Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari
luar siswa.
Dari berbagai penjelasan di atas motivasi belajar dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang menjadi pendorong proses perubahan tingkah laku individu
yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungannya untuk mencapai tujuan tertentu.
Jadi, secara umum, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan
prestasi belajar terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini
penulis akan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan kedua faktor tersebut.47
1) Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang dalam hal ini
dalam diri siswa. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a) Faktor Fisiologis
Faktor ini ditinjau berdasarkan keadaan jasmani. Kondisi umum
jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran
46 Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2001), h.346Muhibin Syah. Op.47 Muhibbin Syah. Op Cit, h.165
organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang
lemah, apalagi jika disertai pusing- pusing kepala misalnya, dapat
menurunkan ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya
kurang atau tidak berbekas.
Jadi orang yang sehat akan berbeda dengan pengaruhnya terhadap
belajar dibandingkan dengan jasmani yang kurang sehat. Kondisi fisiologi
siswa terdiri atas kondisi kesehatan dan kebugaran fisik serta kondisi
panca inderanya, terutama sekali indera penglihatan dan pendengaran.
Apabila seseorang siswa memiliki kondisi fisiologi yang kurang baik
seperti indera pendengaran dan penglihatannya kurang baik, maka hampir
dapat dipastikan siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam belajar,
sebagaimana telah disebutkan pada awal penulisan. Jika hal tersebut tidak
segera di tindak lanjuti maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajar
yang akan diperoleh siswa tersebut.
b) Faktor Psikologis
Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi belajar menyebutkan, yang
termasuk ke dalam faktor psikologis diantaranya adalah: motivasi, minat,
dan bakat. Apabila seseorang memiliki motivasi, minat, dan bakat maka ia
akan terpacu untuk terus belajar. Dengan kata lain ia memiliki semangat
yang luar biasa untuk terus belajar. Akan tetapi sebaliknya apabila keadaan
individunya seperti kurang sehat, gangguan pada inderanya, dan lain-lain,
maka hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi kegiatan
belajarnya.48
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini
terdiri dari faktor-faktor lingkungan.
a) Faktor-Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu49:
48 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. 1, h.131-13849 Muhibbin Syah, Op.Cit., h.138
(1) Lingkungan Sosial
Faktor linkingan sosial juga bisa berwujud manusia dan
reprentasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses belajar dan
hasil belajar siswa. Lingungan sekolah seperti guru, para staf administrasi,
dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang
siswa. Para guru yang selalu menunjukan sikap dan prilaku yang simpatik
dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal
belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya
dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.
Selanjutnya juga yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah
masyarakat dan tetangga serta teman-teman sepermainan disekitar
perkampungan siswa tersebut. Kondisi masarakat dilingkungan kumuh
yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur misalnya akan sangat
mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Paling tidak siswa tersebut akan
menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi
atau meminjam alat- alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimiliki.
(2) Lingkungan Non Sosial
Lingkungan non sosial yang dimaksud adalah hal-hal yang
dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa yang tak
terhitung jumlahnya misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu
(pagi, siang atau malam), gedung sekolah dan letaknya, alat-alat sekolah
yang digunakan siswa untuk belajar, tempat tinggal siswa dan letak tempat
tinggal tersebut.
3) Faktor-Faktor Instrumental
Faktor Instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas,
sarana/alat pengajaran, guru, dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi
belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil
belajar siswa. Banyak psikolog beranggapan bahwa belajar merupakan
suatu proses yang asosiatif, yaitu asosiasi atau koneksi antara suatu
rangsang tertentu.
d. Pengertian Hasil Belajar Fisika.
Fisika/IPA adalah studi mengenai alam sekitar, dalam hal ini berkaitan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. 50
Mengingat hal tersebut, fisika bukanlah ilmu pengetahuan statis, akan tetapi
sebagai ilmu pengetahuan dinamis. Fisika merupakan pengetahuan fisik yang
tidak dapat secara utuh dipindahkan dari pikiran guru kepikiran siswa, dengan
kata lain tidak dapat diteruskan dalam bentuk jadi. Setiap siswa harus
membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan itu dan mengalaminya secara
langsung. Pada pelajaran fisika harus dikembangkan keterampilan proses IPA,
sehingga proses belajar harus fokus pada keterampilan intelektual.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitin ini yang dimaksud hasil
belajar fisika siswa adalah pengetahuan yang dicapai siswa pada mata pelajaran
fisika setelah melalui proses pengajaran disekolah dari hasil tes atau ujian yang
diberikan setelah melalui proses belajar pada akhir materi. Asumsinya adalah
pengetahuan yang diajar oleh guru pada mata pelajaran fisika dapat diserap
secara optimal oleh siswa sehingga hasil belajar siswa dapat menggambarkan
hasil pengajaran.
4. Bunyi
a. Pengertian Bunyi
Bunyi yang dapat didengar senantiasa datang dari suatu sumber bunyi
yang melakukan getaran dan merambat berupa gelombang bunyi sampai ke
telinga kita. Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal, karena terdiri
atas rapatan dan regangan. Bunyi ditimbulkan oleh benda yang bergetar atau
bunyi merupakan hasil getaran.
50 Depdiknas. Ibid., h. 21
b. Sifat-Sifat Bunyi
Bunyi memiliki beberpa sifat diantaranya :
1) Bunyi merupakan hasil getaran
2) Bunyi memerlukan zat perantara untuk merambat
3) Bunyi dapat merambat dalam zat padat, zat cair, dan gas
4) Bunyi dapat dipantulkan51
c. Cepat Rambat Bunyi
Cepat rambat bunyi diartikan sebagai hasil bagi antara jarak sumber bunyi
ke pendengar dan selang waktu yang dibutuhkan bunyi untuk merambat sampai ke
pendengar.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
v =
Keterangan : v = cepat rambat bunyi (m/s)
s = jarak sumber bunyi ke pendengar (m)
t = selang waktu yang diperlukan bunyi untuk merambat sampai ke
pendengar
Seperti halnya berlaku untuk gelombang lain, pada gelombang bunyi juga berlaku
rumus:
d. Pengaruh Suhu pada Cepat Rambat Bunyi
Cepat rambat bunyi bergantung pada suhu udara. Semakin tinggi suhu udara,
semakin besar cepat rambat bunyi, sebaliknya semakin rendah suhu udara
semakin kecil cepat rambat bunyi.
Berlaku rumus :
e. Perambatan Bunyi pada Berbagai Zat
51 Nunung Nurhayati, Ringkasan dan Bank Soal Sains Fisika Untuk SMP,(Bandung :YramaWidya),h.101-102
Bunyi dapat merambat pada zat padat, zat cair, dan gas. Bunyi merambat
paling baik dalam zat padat dan yang paling buruk dalam gas.
f. Jenis-Jenis Bunyi
Antara frekuensi dan amplitudo terhadap bunyi mempunyai hubungan
yang erat, karena :
1) Frekuensi yang besar akan menghasilkan bunyi yang tinggi, sedangkan
frekuensi yang kecil akan menghasilkan bunyi yang rendah.
2) Amplitudo yang bear akan menghasilkan bunyi yang keras, sedangkan
amplitudo yang kecil akan menghasilkan bunyi lemah.
Berdasarkan frekuensinya, bunyi dapat digolongkan atas :
(1) Bunyi Infrasonik
Bunyi Infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya kurang ari 20 Hz (kurang
dari 20 getaran tiap detik). Bunyi infrasonik tidak dapat didengar oleh telinga
manusia, melainkan hanya dapat didengar oleh beberapa jenis hewan,
misalnya : anjing dan jangkrik.
(2) Bunyi Ultrasonik
Bunyi ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya lebih besar dari 20.000 Hz.
Bunyi ini tidak dapat didengarkan oleh telinga manusia. Jenis hewan tertentu
misalnya kelelawar, ikan lumba-lumba dapat menimbulkan dan menerima
bunyi ultrasonik.
Ultrasonik bayak dimanfaatkan manusia, antara lain untuk :
(1) Mertakan campuran logam, pada industri logam
(2) Memusnahkan bakteri pada makanan yang akan diawetkan
(3) Meratakan campuran susu agar homogen, pabrik susu
(4) Alat kontrol jarak jauh (remote control) pada televisi
b) Bunyi Audiosonik
Bunyi audiosonik adalah bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia,
yaitu yang frekuensinya antara 20-20.000 Hz.
c) Desah (bunyi tak beraturan)
Desah adalah bunyi yang jumlah getaran tiap detiknya (frekuensinya) tidak
sama. Contoh: suara daun yang ditiup angin, suara air terjun, suara ombak,
suara angin
d) Dentum (bunyi keras)
Dentum adalah buyi yang frekuensinya tinggi tetapi masih dapet didengar
oleh telinga manusia. Contoh : meriam, bunyi bom, dan bunyi senapan.
e) Nada ( bunyi beraturan)
Nada adalah bunyi yang frekuensinya selalu sama dan tetap. Nada pada
umunya dihasilkan oleh alat-alat musik, Menurut Marsenne faktor-faktor yang
mempengaruhi frekuensi alamiah sebuah senar, dawai, atau kawat adalah :
(1) Panjang senar, semakin panjang senarnya semakin rendah frekuensinya
(2) Luas penampang, senar, semakin tebal senarnya, semakin rendah
frekuensinya
(3) Tegangan senar, semakiun tegang(kencang) senarnya, semakin tinggi
frekuensinya
(4) Massa jenis senar, semakin kecil massa jenis senar semakin tinggi
frekuensinya.
f) Resonansi Bunyi
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya sesuatu benda karena
pengaruh benda lain.
Syarat-syarat terjadinya bunyi adalah frekuensinya sama dengan frekuensi sumber
getar, terdiri dari selaput lapis.
Jika suatu sumber bunyi melakukan getaran, kemudian diikuti oleh benda-
benda lain yang beresonansi maka akibatnya bunyi yang dihasilkan oleh sumber
bunyi itu kedengaran lebih keras. Oelh karena itu supaya suatu alat dapat
menghasilkan bunyi yang keras biasanya ditambahkan bahan yang mudah
beresonansi, misalnya : kentongan, alat-alat musik petik, gamelan atau alat musik
pukul lainnya.
g) Pemantulan Bunyi
Pemantulan bunyi akan mengikuti hukum pemantulan bunyi, yang berbunyi :
(1) Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu bidang
datar.
(2) Sudut datang sama dengan sudut pantul
Berdasarkan letak sumber bunyi dan dinding pemantulannya, maka bunyi
pantul dapat berupa : bunyi pantul yang bersamaan dengan bunyi aslai, gaung atau
kerdam, gema.
h) Manfaat Pemantulan Bunyi
Pemantulan bunyi dapat dimanfaatkan antara lain untuk :
(1) Buyi pantul yang bersamaan dengan bunyi asli, dapat memperkeras bunyi
asli.
(2) Gema dapat dimanfaatkan untuk mengukur dalamnya laut. Sebuah kapal
yang akan digunakan untuk mengukur kedalamannya laut dilengkapi
dengan sumber getaran(osilator) dan hidrofon sebagai penerima pantulan
bunyi yang keduanya diapsang pada bagian bawah kapal.
(3) Menentukan cepat rambat bunyi di udara.
(4) Melakukan survei geofisika untuk mendeteksi lapisan-lapisan batuan yang
mengandung minyak bumi.
(5) Mendeteksi cacat dan retak pada logam.
(6) Mengukur kedalaman pelat logam52
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penggunaan model pembelajaran
berbasis proyek, antara lain sebagai berikut :
1. Menurut Putri Rahmawati pada skripsinya berjudul ”pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based-Learning) Terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa”, memberikan kesimpulan bahwa peningkatan
penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran, pada kelas yang
52 Joko Untoro, Buku Pintar Fisika SMP, (Jakarta :Wahyu Media), h.155-156
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek lebih baik dari kelas yang
menggunakan model pembelajaran konvensional.53
2. Menurut Noer Azizah dalam skripsinya berjudul”Pengaruh Metode Proyek
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Pada Konsep Pencemaran
Lingkungan”, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan
penguasaan konsep yang signifikan baik pada siswa yang belajar dengan
metode ceramah maupun siswa yang belajar dengan metode proyek (Proyek
Method) sebelum dan sesudah pembelajaran.54
3. Pada penelitian ini Dwi Yuliaanti menunjukkan metode proyek yang dapat
mengembangkan tanggung jawab, etos kerja, kreativitas, serta dapat
mengembangkan kemampuan kemampuan berinteraksi dengan orang lain
dalam kelompok yang dapat menimbulkan kecenderungan berpikir.55
Menurutnya metode proyek merupakan keterampilan dalam memecahkan
masalah. Dalam pemecahan masalah diperlukan aktivitas daya pikir atau
keterampilan berpikir dan bernalar.
4. Menurut Tri Susanto pada skripsi yang berjudul ”Perbandingan Metode Proyek
dengan Metode CTL terhadap hasil belajar biologi siswa” menyatakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode proyek lebih baik dari
pembelajaran dengan menggunakan CTL.56
5. Menurut Sabar nurohman pada skripsinya yang berjudul ”Pendekatan Project-
Based Learning Sebagai Upaya Internalisasi Scientific Method Bagi Siswa
Calon Guru Fisika”. Menyatakan bahwa pendekatan Project-Based Learning
memiliki tahap-tahap pembelajaran yang selaras dengan proses Scientific
53Rahmawati, Putri Maesaroh “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based-Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”, Skripsi, (Jakarta:UIN Syahid,2009), h.4354 Azizah, Noer, “Pengaruh Metode Proyek Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X PadaKonsep Pencemaran Lingkungan”, Skripsi, (Jakarta :UIN Syahid,2008)55 Yulianti, Dwi, “Penerapan Metode Proyek Pada Pembelajaran Siswa Taman Kanak-kanak :Untuk Pengembangan Kemampuan Berpikir”, Jurnal Ilmu Kependidikan Universitas NegeriSemarang, No.3,Th.200256 Tri Susanto, “Pengaruh Metode Proyek dengan Metode CTL terhadap Hasil Belajar BiologiSiswa”, Skripsi (Jakarta :UNJ,2008),h.49
Method. Oleh karena itu, pendekatan Project-Based Learning secara teoritis
dapat digunakan sebagai sarana internalisasi.57
6. Menurut Elly Ika Susanti pada skripsinya yang berjudul ”Pengaruh Metode
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) terhadap Kualitas
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Karang Binangun,
Lamongan”. Menyatakan bahwa metode pembelajaran berbasis proyek
memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap peningkatan kualitas
pembelajaran di sekolah.58
7. Nancy Sussiana dalam jurnal ini pembelajarn IPA yang bertolak dari konsep
pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model
pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi bertitik tolak dari
prinsip-prinsip pengolahan informasi yang diterima individu. Model ini
menjelaskan bagaimana cara individu member respon yang datang dari
lingkungannya : yakni dengan cara mengorganisaikan data, memformulasikan
masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan maslah serta
menggunakan simbol-simbol verbal dan non verbal.59 Dari kutipan ini bila
kita hubungkan dengan metode proyek, dari kriteria yang disebutkan tepat bila
kita terapkan metode proyek karena didalam pembelajarn proyek siswa
dilibtkan dalam kegiatan investigasi dan penrapan konsep-konsep antar mata
pelajaran untuk menemukan konsep baru serta pemecahan masalah.
8. Menurut Staroula Kaldi pada penelitian yang berjudul “The Effectiveness of
Project-Based Learning in Primary School Mainstream Classes”. Membahas
tentang pengaruh project-based learning terhadap hasil akademik, sikap
57 Sabar Nurohman, “Pendekatan Project-Based Learning Sebagai Upaya Internalisasi ScientificMethod Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika”, Skripsi, (Yogyakarta : Universitas NegeriYogyakarta,2007)58 Elly Ika Susanti, “Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)Terhadap Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Karang BinangunLamongan”,Skripsi, (Surabaya :IAIN Sunan Ampel, 2008)59 Nancy Sussiana, “Model Pembelajaran Berbasis Kegiatan Laboratorium Untuk MeningkatkanPenguasaan Konsep Sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP”, seminar nasional pendidikanmatematika dan IPA, (juli, 2004),h.4
kerjasama, dan persepsi siswa terhadap pembelajaran, baik siswa yang dimiliki
kesulitan belajar ataupun tidak.60
9. Menurut Stevani Indah Purworini pada penelitian yang berjudul “Pembelajaran
Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan Habbit of Mind Studi Kasus
di SMP Nasional KPS Balikpapan”. Memberikan hasil penelitian yaitu data
kuantitatif yang diperoleh rata-rata 76,94 jika dibandingkan dengan siswa tahun
ajaran sebelumnya dimiliki kemampuan setara, diperoleh rata-rata yang cukup
signifikan.61
10. Menuru Waras Khamdi pada penelitian ini menyatakan bahwa “pembelajaran
berbasis proyek dibandingkan dengan metode pembelajaran lain, memiliki
nilai tinggi dalam peningkatan kualitas belajar siswa”. Kesimpulan tersebut
diperoleh dengan memberikan karakteristik pembelajaran berbasis proyek dan
dukungan teoritik.62
C. Kerangka Pikir
Keberhasilan pembelajaran fisika tidak hanya tergantung pada satu faktor
saja. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal seluruh faktor yang mendukung
proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan maksimal. Pendekatan
keterampilan proses sains tidak akan berhasil bila penunjang yang lain misalkan,
perencanaan belajar, pengelolaan dan pemilihan metode yang tepat tidak
dilakukan dengan maksimal
Pelaksanaan pembelajaran yang merupakan peristiwa interaksi antara
siswa dengan guru dalam suasana dalam yang telah dirancang dan didukung
dengan model pembelajaran berbasis proyek, dapat menghasilkan perubahan hasil
belajar pada siswa. Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa diajak untuk
8. Stavroula Kaldi, “The Effectiveness of Project-Based Learning in Primary School MainstreamClass”, (European Educational Research Association, 2008)61 Stevani Indah Purworini, “Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya MengembangkanHabit of Mind Studi Kasus di SMP Nasional KPS Balikpapan”, Jurnal Pendidikan Inovatif,vol.2,200262 Waras Khamdi,”Pembelajaran Berbasis Proyek Model Potensial Untuk Meningkatkan MutuPembelajaran”, http//lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/23/pembelajaran-berbasis-proyek-model-potensial-untuk-peningkatan-mutu-pembelajaran/
merancang sebuah proyek dan sensitif terhadap isu-isu yang sedang berkembang
yang dapat diaplikasikan dalam proyek tersebut
Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa melakukan kegiatan belajar
mengajar yang bermakna, siswa merancang proses dan kerangka kerja untuk
mencapai hasil. Siswa diharapkan dapat mengelola informasi yang dikumpulkan
dan menyusun proyek yang realistis. Sehingga dengan penggunaan model
pembelajaran berbasis proyek dapat mempengaruhi hasil belajar fisika siswa,
pemahaman terhadap materi fisika diharapkan semakin meningkat, dan proses
pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif.
Ilmu fisika merupakan ilmu yang mempelajari fenomena alam yang
meliputi peristiwa-peristiwa yang menyebabkan perubahan-perubahan serta
mekanismenya, akan lebih mudah dipahami bila diberikan melalui model dan
metode pengajaran yang sesuai, dimana akan lebih tertanam dalam ingatan siswa,
apabila siswa diikutsertakan dalam membuktikan kebenaran dari konsep-konsep
fisika. Pembuktian kebenaran konsep fisika dapat dilakukan melalui eksperimen,
disini siswa dapat dilatih melakukan percobaan-percobaan sampai diperoleh
kesimpulan dari konsep fisika tersebut.
Di dalam pemilihan strategi pengajaran harus diperhatikan karakteristik
bidang studi dan kendalanya. Karakteristik bidang studi perlu menjadi
pertimbangan khusus ketika memilih media pengajaran yang akan digunakan
menyampaikan pengajaran. Terutama dikaitkan dengan tingkat kecermatan suatu
media dalam penyampaian pengajaran, kemampuan khusus yang dimiliki oleh
suatu media serta pengaruh motivasi yang ditimbulkan.
Dalam pembelajaran proyek, guru berperan penting dalam kegiatan
perencanaan dan penilaian secara meneyeluruh, maksudnya guru sebagai fasilitatir
dan salah satu sumber informasi mengatur bagaimana berjalannya pembelajaran
agar efektif. Oleh sebab itu, dibutuhkan kecakapan dan keterampilan dalam
menjalankan model pembelajaran ini. Sedangkan siswa berperan sebagai
pelaksana dalam kegiatan proyek yang dituntut harus mampu berkolaborasi antar
siswa dalam kelompok .
Dalam pembelajaran proyek, siswa diprogramkan agar selalu aktif, secara
mental maupun fisik. Materi yang disajikan guru, bukan begitu saja diberikan dan
diterima oleh siswa. Siswa diusahakan sedemikian rupa hingga memperoleh
pengalaman dalam rangka menemukan dan menerapkan sendiri konsep-konsep
tersebut sehingga terdapat pengaruh atau tidaknya hasil belajar dalam kegiatan
pembelajaran.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas dapatlah diputuskan untuk dijadikan
hipotesis penelitian yang dirumuskan sebagai berikut: Terdapat pengaruh
penggunaan model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar fisika
siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, bulan Maret – April
tahun ajaran 2009-2010. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan di SMPN 48
Jakarta, Kebayoran Lama.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi
experiment, yaitu metode eksperimen yang pengontrolannya dilakukan terhadap
satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.63 Dalam quasi
eksperimen, kontrol atau pengendalian variabel tidak bisa dilakukan secara penuh.
Desain yang digunakan dalam eksperimen semu ini yaitu Control Group Prestest-
Posttest. Adapun desain dan rancangan penelitiaanya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Desain Penelitian64
Kelompok Pretest Variabel Bebas Posttest
Eksperimen Y1 XE Y2
Kontrol Y1 XK Y2
Keterangan :
XE : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek
XK : Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional
63 Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya,2007). H. 5964 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT RinekaCipta,2002), Cet. Ke-12, h.86
Y1 : Tes awal (pretest) yang sama pada kedua kelompok
Y2 : Tes akhir (posttest) yang sama pada kedua kelompok
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian.65 Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa-siswi SMPN 48 Jakarta. Untuk lebih rinci mengenai populasi dapat
diuraikan sebagai berikut :
Populasi target : Seluruh siswa SMPN 48 Jakarta
Populasi terjangkau : Siswa kelas VIII SMPN 48 Jakarta
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.66 Sampel
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 48 Jakarta sebanyak dua kelas.
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah cluster
sampling atau disebut juga dengan sampel kelompok. Pengambilan sampel
dilakukan dengan mengambil seluruh siswa di kelas tertentu sebagai sampel
penelitian.67
Untuk menentukan kelas mana yang diajarkan dengan strategi
pembelajaran berbasis proyek, dilakukan secara random dengan teknik undian
karena semua kelas dianggap memiliki kemampuan yang sama sehingga memiliki
kesempatan yang sama pula untuk menjadi kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol dan didapat kelas VIIIA sebagai kelompok eksperimen dan
kelas VIIIB sebagai kelompok kontrol.
D. Variabel Penelitian
65 Ibid, h. 130.66 Ibid, h. 13167 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan PendidikanIPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2008).
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah
strategi pembelajaran berbasis proyek. Sedangkan variabel terikat pada penelitian
ini adalah hasil belajar fisika siswa.
E. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
1. Tahap persiapan sebelum penelitian
Langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah
pengurusan surat ijin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, langkah selanjutnya meliputi:
a. Menetapkan materi dan alokasi waktu
b. Menyusun RPP sesuai dengan pokok materi yang telah ditentukan
c. Menyusun instrumen penelitian
d. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yang akan diteliti
e. Menentukan sampel penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap yang kedua setelah tahap
persiapan, tahap pelaksanaan meliputi:
a. Menguji coba instrumen penelitian
b. Mengolah dan menganalisis data uji coba instrumen
c. Memberi pretest pada kelas yang telah ditentukan sampelnya, yaitu sampel
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
d. Menyampaikan pembelajaran dengan strategi pembelajaran berbasis proyek
pada kelas eksperimen
e. Memberikan posttest untuk kedua kelompok.
3. Tahap penyelesaian penelitian
Tahap penyelesaian penelitian merupakan tahap terakhir, tahap ini
meliputi:
a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian
b. Menguji hipotesis penelitian.
Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat
lebih jelas pada gambar berikut ini:
Tahap Persiapan SebelumPenelitian
Survei tempat penelitiandan uji coba instrumen
Penyusunan instrumenpenelitian dan RPP
Uji coba instumen
Analisis data hasil uji cobainstrumen
Tahap Persiapan SebelumPenelitian
Tes awal (pretest)
Kegiatan belajar mengajar
Tes akhir (posttest)
Tahap akhir penelitian
Analisis data hasil penelitian
Penarikan kesimpulan
Kelompok eksperimen
(pembelajaran dengan modelberbasis proyek)
Kelompok kontrol
(pembelajaran denganpendekatan konvensional/metode
ceramah )
Gambar 3.1. Alur Penelitian
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar fisika siswa
yang berupa tes pencapaian (achievement test) terdiri dari tes obyektif bentuk
pilihan ganda sebanyak 40 soal, dengan penskoran jika benar diberi skor 1 dan
jika salah diberi skor 0. Tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen sama
dengan tes yang diberikan kepada kelompok kontrol. Hasil belajar yang diukur
adalah aspek kognitif yang meliputi pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman
(C2), aplikasi atau penerapan (C3), dan analisis (C4).
Tabel 3.2 kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Fisika
Standar
kompetensi
(SK)
Kompetensi
Dasar
Tingkat KognitifJumla
hC1 C2 C3 C4
6. Memahami
konsep dan
getaran,
gelombang dan
6.2
mendeskripsikan
konsep bunyi
dalam kehidupan
1*
5*
2*
26*
7*
11*
4*
28*
20
optika dalam
produk
teknologi
sehari-hari
sehari-hari 9*
13*
17*
21*
37*
27* 12*
19*
20*
23*
24*
32*
Jumlah 7 3 8 2 20
Keterangan : *soal valid
Sebelum digunakan untuk penelitian instrumen, instrumen terdiri dari 40
soal terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa di kelas lain yang tidak termasuk
kelompok kontrol ataupun kelompok eksperimen guna mengukur validitas dan
reabilitas.
1. Pegujian Validitas Instrumen
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan atau dengan kata lain suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat
mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi tersebut. Uji validitas adalah
uji kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang sebenarnya. Uji coba ini
dilakukan dengan mengkorelasikan skor masing-masing item dengan skor total.
Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian digunakan rumus ”point
biserial”. yaitu :68
q
P
SD
MMr
t
tppbi
Keterangan :
68 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h.79.
rpbi : Koefisien korelasi poin biserial
Mp : Mean skor pada tes yang memiliki jawaban benar
Mt : Mean skor total
Sdt : Standar deviasi dari skor total
pi : Proporsi peserta tes yang menjawab benar
qi : Proporsi peserta tes yang menjawab salah, q = 1 – p
Berdasarkan uji tes dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, maka harga
koefisien korelasi untuk n=30 dan α=5% adalah 0.349. Soal dikatakan valid jika
rhitung ≥ rtabel yaitu jika rhitung ≥ 0.349. Dari uji coba tes sebanyak 40 soal dengan
jumlah siswa sebanyak 30 orang, diperoleh soal yang valid sebanyak 20 soal. 69
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Uji ini dilakukan dengan menggunakan
rumus Spearman-brown, yaitu :70
21
21
21
21
11 1
2
r
rr
Keterangan :
r11 : Koefisien realibilitas instrument
r1/21/2 : rxy yang disebutkan indeks korelasi antara dua belahan instrumen.
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes
pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:71
69 Lihat Lampiran, h.93-9570 Ibid., h.93
a. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari 0.70 berarti tes yang sedang
diuji telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable)
b. Apabila r11 lebih kecil dari 0.70 berarti bahwa tes yang sedang diuji belum
memiliki reliabilitas yang tinggi (unreliable)
Hasil analisis instrumen diperoleh reliabilitas tes sebesar 0.72. Hal ini
berarti bahwa tes memiliki reliabilitas yang tinggi sebab r11 lebih kecil dari
0.70.72
3. Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran dari suatu tes digunakan untuk mengetahui apakah tiap
butir soal termasuk dalam kategori mudah, sedang atau sukar. Tingkat kesukaran
soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal.73
Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran yaitu :
N
BP
Keterangan :
P : Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N : Jumlah peserta tes
Klasifikasi tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2. Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Rentang Keterangan
71 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 209
72 Lihat Lampiran,h.9673 Suharsimi Arikunto., Op cit, h.208
> 0.75 Mudah
0.25 – 0.75 Cukup/sedang
<0.25 Sukar/sulit
Dari uji coba tes sebanyak 20 soal, diperoleh 16 soal bersifat sedang/cukup,
1 soal bersifat mudah dan 3 soal bersifat sulit. 74
4. Daya Pembeda Soal
Analisis daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal
dan membedakan siswa yang pandai (tinggi prestasinya) dengan siswa yang
kurang pandai (rendah prestasinya).75 Rumus yang digunakan untuk menghitung
daya pembeda soal yaitu :
N
BBD BA
5.0
Keterangan :
D : Daya pembeda
BA : Jumlah skor benar dari kelompok atas
BB : Jumlah skor benar dari kelompok bawah
N : Jumlah responden (jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah)
Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.3. Klasifikasi Daya Beda76
74 Lihat lampiran, h.9775 Suharsimi Arikunto., Op cit, h.21376 Suharsimi Arikunto, Op Cit., h. 218
Rentang Keterangan
0.00 < DP ≤ 0.20 Jelek (poor)
0.20 < DP ≤0.40 Cukup (satisfactory)
0.41 < DP ≤ 0.70 Baik (good)
0.71 < DP ≤ 1.00 Baik sekali (excellent)
-(negatif) Semuanya tidak baik
Dari uji coba tes sebanyak 20 soal diperoleh 4 soal bersifat baik sekali, 7
soal bersifat baik, 8 soal bersifat cukup, 1 soal bersifat jelek.77
G. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, maka dilakukan penelitian. Data
penelitian yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan tujuan supaya
hasilnya dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji
hipotesis. Pengolahan dan penganalisasian data penelitian menggunakan statistik.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh antara lain:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah sampel yang sedang
diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Liliefors78 dengan rumus:
)()(0 ZiSZiFL
Keterangan :
L0 = Harga mutlak terbesar
77 Lihat Lampiran, h.9878 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 2001), hal. 466
F(Zi) = Peluang angka baku
S(Zi) = Proporsi angka baku
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar
b. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan menggunakan rumus:
SD
XXiZi
Keterangan :
Zi = skor baku
Xi = data yang diperoleh
X = nilai rata-rata
SD = standar deviasi
c. Tentukan nilai Ztabel berdasarkan nilai Zi.
d. Tentukan nilai F(Zi) berdasarkan Ztabel.
Jika Zi negatif (-), maka 0,5 – Ztabel
Jika Zi positif (+), maka 0,5 + Ztabel
e. Tentukan nilai S(Zi) dengan rumus :
n
ZnZZBanyaknyaZZiS
...3,2,1)(
f. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
g. Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan L0
h. Memberikan interpretasi L0, dengan membantingkan dengan Lt. Lt adalah
harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors.
i. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L0 dan Lt yang telah didapat.
apabila Lhitung < Ltabel, maka H0 diterima atau data berdistribusi normal. Dan
apabila Lhitung > Ltabel, maka H0 ditolak atau data tidak berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui kesamaan antara dua
keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan
kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher79,
dengan rumus:
22
21
S
SF
Dimana :
F = Uji Fisher
S1 = Varian terbesar
S2 = Varian terkecil
Apabila Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, berarti data berasal dari data
yang homogen. Dan apabila Fhitung > Ftabel, maka H0 diterima, berarti data tidak
berasal dari data yang homogenya
.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh strategi
pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar fisika siswa. Uji hipotesis ini
dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan
kontrol. Karena data homogen dan berdistribusi normal maka uji yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan rumus ”t” test. ”t” test adalah salah satu tes
statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis
79 Sudjana, Op cit, h. 249
nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil tidak
terdapat perbedaan yang signifikan.80 Adapun rumus dari ”t” test adalah:
21
21
11
nndsg
XXt
, dengan
2
)1()1(
21
222
211
nn
SnSndsg
Keterangan:
X1 : Rata-rata kelompok eksperimen
X2 : Rata-rata kelompok kontrol
n1 : Jumlah sampel pada kelompok eksperimen
n2 : Jumlah sampel pada kelompok kontrol
S12 : Varians kelompok eksperimen S2
2 : Varians kelompok
Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% ( =
0,05), dengan derajat kebebasan sebesar n1 + n2 – 2. Apabila harga t hasil
perhitungan lebih kecil dari harga ttabel, maka H0 diterima. Sebaliknya jika harga
perhitungan lebih besar atau sama dengan harga ttabel, berarti H0 ditolak.
4. Uji N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest. Gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan oleh guru81.
etestSkorSkorideal
etestSkorstskorPostteGainN
Pr
Pr
Dengan kategori perolehan sebagai berikut:
80 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007), h.278.81 Yanti Herlanti, “Science education Research”. 2006 all right reserved, h.70.
Tabel 3.7. Kategori N-Gain
Nilai N-Gain Kategori
g > 0.7 Tinggi
0.3 ≤ g ≤ 0.7 Sedang
g < 0.3 Rendah
H. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 > µ2
Keterangan :
H0 = Hipotesis nihil atau hipotesis nol
Ha = Hipotesis alternatif
µ1 = Hasil belajar siswa kelompok eksperimen
µ2 =Hasil belajar siswa kelompok kontrol
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan disajikan deskripsi data, analisis data, interpretasi
data dan pembahasan dari hasil penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian
ini ialah data yang terkumpul dari tes yang diberikan kepada siswa-siswi SMPN
48 Jakarta berupa pretest dan posttest yang diberikan pada dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
A. Deskripsi Data
1. Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Hasil pretest kelompok kontrol dari 30 siswa yang dijadikan sampel
penelitian diperoleh nilai tertinggi 64 dan nilai terendah 28, nilai rata-rata (mean)
sebesar 44.10, dan standar deviasi (SD) sebesar 10.02. Sedangkan hasil pretest
kelompok eksperimen dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh
nilai tertinggi 68 dan nilai terendah 28, nilai rata-rata (mean) sebesar 42.40, dan
standar deviasi (SD) sebesar 9.81. Dan data tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.1. Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelompok
Kontrol dan Eksperimen
Pemusatan dan Penyebaran
Data
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Nilai Terendah 28 28
Nilai Tertinggi 64 68
Rata-rata (Mean) 44.10 42.40
Standar Deviasi (SD) 10.02 9.81
Adapun hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada
diagram batang berikut:
Gambar 4.1. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok
Kontrol dan Eksperimen
Dari diagram batang di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa pada
kelompok kontrol memperoleh nilai antara 42-48 sebanyak 8 siswa atau sebesar
26.67%, sedangkan yang terletak pada interval antara 56-62 yakni nilai yang
paling sedikit diperoleh siswa sebanyak 1 siswa atau sebesar 3.33%. Siswa yang
mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 13 siswa atau 43.33%. Siswa yang
mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 17 siswa atau sebesar 56.67%.
Pada kelompok eksperimen sebagian besar siswa memperoleh nilai antara
42-48 sebanyak 9 siswa atau sebesar 30%, sedangkan yang terletak pada interval
antara 63-69 yakni nilai yang paling sedikit diperoleh siswa sebanyak 1 siswa atau
sebesar 3.33%. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 14 siswa atau
46.67%. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 16 siswa atau
sebesar 53.33%.
2. Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Hasil posttest kelompok kontrol dari 30 siswa yang dijadikan sampel
penelitian diperoleh nilai tertinggi 82 dan nilai terendah 46, nilai rata-rata (mean)
sebesar 66.70, dan standar deviasi (SD) sebesar 11.29. Sedangkan hasil posttest
kelompok eksperimen dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh
nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 50, nilai rata-rata (mean) sebesar 75.40, dan
standar deviasi (SD) sebesar 12.59. Dan data tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.2. Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelompok
Kontrol dan Eksperimen
Pemusatan dan Penyebaran
Data
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Nilai Terendah 46 50
Nilai Tertinggi 82 93
Rata-rata (Mean) 66.70 75.40
Standar Deviasi (SD) 11.29 12.59
Adapun hasil posttest kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada
diagram batang berikut:
Gambar 4.2. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Posttest
Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Dari diagram batang di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa pada
kelompok kontrol memperoleh nilai antara 67-73 sebanyak 7 siswa atau sebesar
23.33%, dan tidak ada satupun siswa kelompok kontrol yang mendapat nilai pada
interval antara 88-94. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 16
siswa atau 53.33%. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 14
siswa atau sebesar 46.67%.
Pada kelompok eksperimen sebagian besar siswa memperoleh nilai antara
74-80 sebanyak 8 siswa atau sebesar 26.67%, sedangkan yang terletak pada
interval antara 60-66 yakni nilai yang paling sedikit diperoleh siswa sebanyak 1
siswa atau sebesar 3.33%. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 16
siswa atau 53.33%. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 14
siswa atau sebesar 46.67%.
3. Hasil N-gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan, maka perlu diadakan
perbandingan hasil pretest dan posttest dari kedua kelompok serta
membandingkan normal gain dari kedua kelompok tersebut. Adapun hasil
perhitungan mean normal gain dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Data Mean N-gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen
KelompokJumlah
Siswa (n)
Mean
N-gain
Kriteria
N-gain
Kontrol 30 0.39 Sedang
Eksperimen 30 0.58 Sedang
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada kelompok kontrol diperoleh mean N-
gain sebesar 0.39 yang tergolong sedang. Sedangkan pada kelompok eksperimen
diperoleh mean N-gain sebesar 0.58 yang juga tergolong sedang. Adapun
perbandingan hasil belajar antara kelompok kontrol dan eksperimen yang
tergolong rendah, sedang, dan tinggi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4. Kategori Nilai N-gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Normalitas Gain
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Kriteria Jumlah Persentase Kriteria Jumlah Persentase
Rendah 13 43.33% Rendah 2 6.67%
Sedang 16 53.33% Sedang 19 63.33%
Tinggi 1 3.33% Tinggi 9 30%
Untuk lebih jelasnya perbandingan prosentase nilai normal gain dapat
dilihat pada diagram batang dibawah ini:
Gambar 4.3. Diagram Batang Perbandingan Prosentase Normal Gain
Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Dari diagram di atas terlihat bahwa siswa pada kelompok eksperimen yang
memperoleh kategori N-gain rendah lebih sedikit dibandingkan dengan siswa
pada kelompok kontrol, pada kategori N-gain sedang siswa pada kelompok
eksperimen lebih banyak dibandingan dengan siswa pada kelompok kontrol dan
pada kategori N-gain tinggi siswa pada kelompok eksperimen lebih banyak
dibandingkan dengan siswa pada kelompok kontrol.
B. Analisis Data
1. Uji Persyaratan Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan
pengujian persyaratan analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi
berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji Liliefors. Kriteria uji
normalitas adalah H0 ditolak jika L0 lebih besar dari Ltabel, dan H0 diterima jika L0
lebih kecil dari Ltabel. Dengan diterimanya H0 berarti data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal, sedangkan jika H0 ditolak berarti data penelitian
berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
1) Uji Normalitas Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors, dan hasilnya
tampak pada tabel berikut:
Tabel 4.5. Uji Normalitas Hasil Pretest
NL0
Ltabel KesimpulanKontrol Eksperimen
30 0.13 0.14 0.16 Normal
Dari tabel 4.3 diperoleh L0 Kontrol = 0.13 dan L0 Eksperimen = 0.14, sedangkan
Ltabel = 0.16 dengan n = 30. karena L0 Ltabel maka H0 yang menyatakan bahwa
populasi berdistribusi normal diterima.
2) Uji Normalitas Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors, dan hasilnya
tampak pada tabel berikut:
Tabel 4.6. Uji Normalitas Hasil Posttest
NL0
Ltabel KesimpulanKontrol Eksperimen
30 0.14 0.11 0.16 Normal
Dari tabel 4.4 diperoleh L0 Kontrol = 0.14 dan L0 Eksperimen = 0.11, sedangkan
Ltabel = 0.16 dengan n = 30. karena L0 Ltabel maka H0 yang menyatakan bahwa
populasi berdistribusi normal diterima.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F (Fisher). Kriteria
uji homogenitas adalah H0 ditolak jika Fhitung lebih besar dari Ftabel dan H0
diterima jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel. Dengan diterimanya H0 berarti sampel
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen.
1) Uji Homogenitas Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Hasil pengujian homogenitas hasil pretest tampak pada tabel berikut:
Tabel 4.7. Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Pretest
Kelompok Jumlah Fhitung Ftabel Kesimpulan
Eksperimen 301.04 1.85 Homogen
Kontrol 30
Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1.04, sedangkan Ftabel = 1.85 pada
taraf signifikansi 5% untuk derajat kebebasan penyebut 29 dan derajat kebebasan
pembilang 29. Karena Fhitung Ftabel, maka H0 diterima yang berarti sampel hasil
pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen.
2) Uji Homogenitas Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Hasil pengujian homogenitas hasil posttest tampak pada tabel berikut:
Tabel 4.8. Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Posttest
Kelompok Jumlah Fhitung Ftabel Kesimpulan
Eksperimen 301.24 1.85 Homogen
Kontrol 30
Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1.24, sedangkan Ftabel = 1.85 pada
taraf signifikansi 5% untuk derajat kebebasan penyebut 29 dan derajat kebebasan
pembilang 29. Karena Fhitung Ftabel, maka H0 diterima yang berarti sampel hasil
posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan persyaratan analisis, ternyata data yang diperoleh
memenuhi persyaratan, yaitu datanya berdistribusi normal baik pada kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen, kemudian homogenitasnya juga terpenuhi
karena kedua sampel tersebut berdasarkan perhitungan ternyata termasuk pada
kriteria sampel homogen.
Dengan demikian maka pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus
yang ditetapkan yaitu uji-t disa dilanjutkan. Dengan kriteria:
H0 ditolak jika thitung ttabel
H0 diterima jika thitung ttabel
Adapun hasil perhitungan tampak pada tabel berikut:
Tabel 4.9. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest dan Posttest
Keterangan Pretest Posttest
Kelompok Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
X 42.4 44.1 75.4 66.7
S2 96.25 100.48 158.6 127.5
thitung -0.65 2.79
ttabel 2.00
Kesimpulan Tidak Berbeda Berbeda
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung pada hasil pretest sebesar -0.65
dan ttabel 2.00. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil thitung
ttabel atau -0.65 2.00. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak pada tingkat
kepercayaan 95% hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
Sedangkan uji kesamaan dua rata-rata hasil posttest. Dari perhitungan
diperoleh nilai thitung sebesar 2.79 dan ttabel 2.00. Hasil pengujian yang diperoleh
menunjukkan bahwa hasil thitung ttabel atau 2.79 2.00. Dengan demikian H0
ditolak dan Ha diterima pada tingkat kepercayaan 95% hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai posttest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pretest dan posttest yang diberikan pada kelompok
kontrol dan eksperimen diketahui selisih skor pretest dan posttest pada kelompok
kontrol sebesar 27.02 dan selisih skor pretest dan posttest pada kelompok
eksperimen sebesar 62.35. Dengan demikian, kelompok eksperimen yang dalam
pembelajaran menggunakan model berbasis proyek (project based-learning)
memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol yang
dalam pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional. Dari hasil analisis
tampak pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based-learning)
terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi.
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ini keduanya berada pada
distribusi normal, baik hasil uji pretest dan posttestnya, hal tersebut terbukti pada
hasil uji persyaratan analisis yang menyatakan bahwa L0 Ltabel dimana Ltabel
pada taraf kepercayaan 95% dengan n=30 sebesar 0.1610. Selain itu kedua
kelompok ini juga bersifat homogen, terbukti berdasarkan hasil uji pretest dan
posttestnya yang menyatakan bahwa Fhitung Ftabel dimana Ftabel pada taraf
kepercayaan 95% sebesar 1.85.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t, pada taraf
kepercayaan 95%. Hasil uji kesamaan dua rata-rata pretest dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest
kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen, diperoleh nilai thitung =
-0.65 dan nilai ttabel = 2.00. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa
nilai thitung tidak berbeda di daerah penerimaan H0, yaitu thitung ttabel atau -0.65
2.00. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak pada taraf kepercayaan 95%
hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-
rata skor pretest kelompok kontrol dengan rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen. Sedangkan berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest
dilakukan untuk mengetahui apakah skor posttest kelompok eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based-learning) lebih
besar dibandingkan dengan skor posttest yang menggunakan pembelajaran
konvensional, diperoleh thitung = 2.79 dan nilai ttabel= 2.00. Hasil pengujian yang
diperoleh menunjukkan bahwa thitung ttabel atau 2.79 2.00. Dengan demikian H0
ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 95% hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok
eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji
normal gain diketahui bahwa nilai rata-rata normal gain dari hasil belajar fisika
siswa kelompok eksperimen sebesar 0.58 dan kelompok kontrol sebesar 0.39.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri Rahmawati,
bahwa peningkatan penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran, pada kelas
yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek lebih baik dari kelas
yang menggunakan model pembelajaran konvensional82
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dwi Yulianti, penggunaan metode
proyek merupakan keterampilan dalam memecahkan masalah. Dalam pemecahan
masalah diperlukan aktivitas daya piker atau kemampuan berpikir dan bernalar.83
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman siswa dalam
beraktifitas secara nyata.
Model pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktivitas siswa untuk dapat memahami suatu konsep dan
prinsip dengan melakukan investigasi yang mendalam tentang suatu masalah dan
mencari suatu solusi yang relevan serta diimplementasikan dalam pengerjaan
proyek, sehingga siswa mengalami proses pembelajaran yang bermakna dengan
pengetahuannya sendiri.
Hasil penelitian model berbasis proyek pada kelompok eksperimen ini
menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek (project based learning)
dalam konsep bunyi pada kelompok eksperimen pada taraf kepercayaan 95% (α=
0.05) berpengaruh terhadap hasil belajar fisika dibandingkan dengan kelompok
kontrol yang dalam pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional.
82 Rahmawati, Putri Maesaroh “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based-Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”, Skripsi, (Jakarta:UIN Syahid,2009), h.4383 Yulianti, Dwi, “Penerapan Metode Proyek Pada Pembelajaran Siswa Taman Kanak-kanak :Untuk Pengembangan Kemampuan Berpikir”, Jurnal Ilmu Kependidikan Universitas NegeriSemarang, No.3,Th.2002
Model Pembelajaran Berbasis Proyek adalah penggerak yang unggul
untuk membatu siswa belajar melakukan tugas-tugas otentik dan multidisipliner,
mengelola bujet, menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efektif, dan
bekerja dengan orang lain. Ada bukti langsung maupun tidak langsung, baik dari
guru maupun siswa, bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek menguntungkan dan
efektif sebagai metode pembelajaran. Yang lebih penting, ada beberapa bukti
bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek, dibandingkan dengan metode pembelajaran
yang lain, memiliki nilai tinggi dalam peningkata kualitas belajar siswa.
Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek mengajak siswa untuk
bekerjasama dalam kelompok, seperti yang diungkapkan oleh Stavroula Kaldi
dalam penelitiannya yang berjudul ”The Effectiveness of Project-Based
Learningin Primary School Mainstream Classes” menyatakan pembelajaran
berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta kemampuan bekerja
sama siswa, karena siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan ide dan
belajar unyuk mencari solusi dari masalah nyata.84
D. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama satu bulan, peneliti
menyadari bahwa terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Penelitian
ini hanya ditujukan untuk mata pelajaran fisika pada konsep bunyi saja sehingga
tidak digeneralisasikan untuk konsep yang lain pada mata pelajaran yang sama,
ataupun pada mata pelajaran lainnya dan tingkat pendidikan lainya.
84 Stavroula Kaldi, The Effectiveness of Project-Based Learning in Primary School MainstreamClasses, European Educational Research Association,2008.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
mengenai pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar
fisika siswa, menunjukkan pencapaian yang baik. Kesimpulan yang dapat diambil
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan penguasaan hasil belajar siswa setelah pembelajaran, pada kelas
yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek lebih baik dari kelas
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
2. Pembelajaran berbasis proyek memberikan pengaruh yang positif terhadap
hasil belajar fisika siswa, yaitu peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa
dalam proses belajar mengajar.
B. Saran
Berdasarkan temuan pada penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai
berikut :
1. Model pembelajaran berbasis proyek dijadikan salah satu alternatif model
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran fisika.
2. Manajemen waktu yang baik dalam penerapan setiap model, khususnya
pembelajaran berbasis proyek akan memberikan dampak yang positif terhadap
hasil belajar yang ingin dicapai.
3. Perumusan masalah dan langkah kerja proyek harus diinformasikan kepada
siswa secara jelas dan terarah, agar siswa dapat menjalani proses pembelajaran
dengan baik.
4. Untuk guru fisika hendaknya selalu meningkatkan kualitas pembelajarannya,
dengan menerapkan pendekatan, metode ataupun model yang bervariasi dalam
proses belajar mengajar sehingga siswa pun menjadi senang untuk mengikuti
pelajaran.
66
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarata : BumiAksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Azizah, Noer. 2008. Pengaruh Metode Proyek Terhadap Hasil Belajar BiologiSiswa Kelas X Pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Jakarta :UINSyahid
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Grant, Michael.M. 2002. Getting A Grip on Project Based-Learning : Theory,Cases and Recomandations. North Carolina : Meredian A middle SchoolComputer Technologies. Journal vol.5.
Herlanti, Yanti. 2006. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta:Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu pengetahuan alam (3 juni 2010)
http://id.wikipedia.org/wiki/fisika (3 juni 2010)
http://goeroendeso.wordpress.com/2009/11/09/belajar-dan-hasil-belajar/(3juni2010)
http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/model-pembelajaran-berbasis-proyek.html.
http://waras khamdi.com/contect/view/52/16
http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatPBL.php.2005
Kurzel, Frank and Michelle Rath. 2003. Project Based-Learning and LearningEnviroments. University of South Australia : Informing Science Institute.
Panen, Paulina. 2001. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Jakarta : UniversitasTerbuka.
Purwanto, Ngalim. 2004. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan.Bandung : Remaja Rosdakarya.
Rahmawati, Putri. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (ProjectBased-Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Skripsi. Jakarta :UIN Syahid.
67
Sinurat, Marja. Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. JurnalTeknologi Pendidikan, Vol.5, No.3, Desember 2003.
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Sudijono, Anas . 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT GrafindoPersada.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :Remaja Rosdakarya.
Sukron, Muhammad Bani. Pengembangan Model Pembelajaran KonstruktivismeUntuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Widyatama,Vol.2, No.4, Desember 2005.
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta :UniversitasSanata Dharma.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik.Jakarta : Tim Prestasi Pustaka
Yulianti, Dwi. Penerapan Metode Proyek Pada Pengemabangan PembelajaranSiswa Taman Kanak-kanak: Untuk Pengembangan Kemampuan Berpikir.Jurnal Ilmu Kependidikan Universitas Negeri Semarang, No.3,Th.2002
68
Lampiran A.1
INSTRUMEN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari
Kompetensi Dasar : 6.2 Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari
Materi Indikator Soal Jawaban Aspek
Kognitif
Bunyi Menyebutkan jenis gelombang
bunyi di udara
Menjelaskan pengaruh frekuensi
getaran
1. Gelombang bunyi di udara merupakan jenis
gelombang…..
a. Transversal
b. Longitudinal
c. Elektromagnetik
d. Sebagian longitudinal dan sebagian transversal
2. Frekuensi getaran mempengaruhi…
a. Tinggi rendah bunyi
b. Kuat lemah bunyi
c. Waktu bunyi
B
A
C1
C2
69
Menerapkan perambatan bunyi
Menganalisis data untuk
mendapatkan sifat bunyi
Mengidentifikasi sifat bunyi
d. Cepat rambat bunyi
3. Bunyi kereta api sudah terdengar jika telinga di
dekatkan pada rel sekalipun kereta masih jauh. Hal ini
membuktikan bahwa…
a. Bunyi dapat merambat melalui besi
b. Udara tidak dapat merambatkan bunyi kereta api
c. Bunyi kereta sangat nyaring
d. Rel kereta terbuat dari besi
4. Perhatikan tabel dibawah ini !
Suhu (ºC) 0 15 25
Cepat Rambat
bunyi
332 340 347
Dari data di atas menerangkan bahwa sifat bunyi di
pengaruhi oleh…
a. Keadaan
b. Derajat Celcius
c. Lamanya Merambat
d. Suhu
5. Di bawah ini yang termasuk sifat bunyi adalah…
A
D
A
C2
C4
C1
70
Mendeskripsikan pernyataan
yang benar tentang bunyi
Mengaplikasikan rumus cepat
rambat bunyi
a. Bunyi merambat memerlukan medium
b. Bunyi merupakan gelombang longitudinal
c. Bunyi dikatakan keras jika frekuensi tinggi
d. Cepat rambat bunyi diudara bergantung pada suhu
udara
6. Dibawah ini yang termasuk pernyataan yang benar
adalah…
a. bunyi merambat memerlukan waktu
b. bunyi merambat tidak baik pada zat padat
c. sambil menyelam memukul-mukul batu, maka bunyi
tidak dapat terdengar
d. persamaan dengan adanya kuat terjadi guntur
7. Seekor kelelawar yang sedang terbang dalam sebuah
gua memancarkan suatu bunyi dan menerima
pantulannya 1,5 sekon kemudian. Jika cepat rambat
bunyi 340 m/s. Maka jarak dinding ke gua dari
kelelawar saat itu adalah…
a. 225 m
b. 255m
c. 240 m
A
B
C2
C3
71
Menganalisis panjang
gelombang
Mengidentifikasi frekuensi bunyi
supersonik
Menjelaskan contoh dari bunyi
ultrasonik
Mengaplikasikan rumus untuk
d. 280 m
8. Bunyi yang dihasilkan RRI Jakarta memiiliki frekuensi
2 Hz, jika cepat rambat bunyi di udara 300 m/s, maka
panjang gelombang RII Jakarta adalah…
a. 600m/s
b. 606 m/s
c. 100 m/s
d. 500 m/s
9. Bunyi diatas frekuensi 20000 Hz disebut…
a. Bunyi supersonik
b. Bunyi infrasonik
c. Bunyi hipersonik
d. Bunyi ultrasonik
10.Hewan yang dapat menimbulkan dan mendengar
ultrasonik di antaranya …
a. Manusia dan kelelawar
b. Kelelawar dan ikan lumba-lumba
c. Anjing dan ikan
d. Ikan dan jangkrik
11. Seorang peneliti sedang mengukur kedalaman laut
A
D
B
B
C3
C1
C1
C3
72
mencari kedalaman laut
Menganalisis soal untuk mencari
kedalaman laut
Menyebutkan bentuk rambatan
bunyi di udara
menembakkan bunyi ultrasonik ke dasar laut. Jika
cepat rambat bunyi 340 m/s dan selang waktu pantulan
bunyi yang diterima adalah 0,2 s, maka kedalaman laut
adalah...
a. 1630 m
b. 1360 m
c. 1330 m
d. 1660 m
12. Sebuah alat mengirimkan pulsa ultrasonik ke dasar
laut. Bila gema diterima setelah 2 sekon dan cepat
rambat rata-rata dalm air laut 1.400 m/s maka
kedalaman lautan…
a. 700
b. 1400
c. 2.800
d. 3.500
13. Gelombang bunyi merambat di udara dalam bentuk…
a. Bukit dan lembah gunung
b. Rapatan dan renggangan
c. Gelombang transversal
A
B
C3
C1
73
Mendeskripsikan syarat
terjadinya bunyi
Mengurutkan kecepatan medium
rambatan bunyi
Menganalisis kejadian sehari-
hari pada peristiwa bunyi
d. Bukit dan renggangan
14. Dibawah ini adalah syarat agar terjadi bunyi di dengar
kecuali..
a. Ada sumber bunyi
b. Ada pembicaraan yang perlu di sampaikan
c. Ada zat pewarna
d. Ada telinga yang normal
15. Medium perambatan bunyi dari yang paling cepat
sampai yang paling rambat berbentuk…
a. Padat, cair dan gas
b. Gas, cair dan padat
c. Cair, padat dan gas
d. Padat, gas dan cair
16. Pada siang hari, bunyi dapat didengar lebih nyaring
daripada malam hari karena…
a. Suhu udara dipermukaan bumi lebih dingin di
bandingkan suhu udara diatasnya.
b. Pada malam hari tidak terdapat sinar matahari
c. Suhu udara dipermukaan bumi lebih panas di
bandingkan suhu udara diatasnya
C
A
A
C2
C2
C4
74
Mengidentifikasi pengaruh cepat
rambat bunyi
Menjelaskan pengaruh kuat
bunyi
Mengaplikasikan rumus
kecepatan bunyi
d. Pada malam hari sumber bunyi yang lebih sedikit
17. Kecepatan rambat bunyi di udara di pengaruhi oleh…
a. Suhu udara
b. Ketinggian Udara
c. Tekanan udara
d. Sumber bunyi
18. Hal yang dapat mempengaruhi kuat bunyi adalah
sebagai berikut, kecuali...
a. Jarak
b. Dinding pemantul
c. Zat perantara
d. Resonansi
19. Tono berteriak didepan tebing yang jaraknya dari
tempat dia berdiri adalah 75 m. Jika bunyi pantulan
terdengar 0,5 sekon setelah bunyi aslinya, berapa
kecepatan bunyi di udara pada saat itu adalah…
a. 300 m/s
b. 340 m/s
c. 320 m/s
d. 360 m/s
C
D
C
C1
C2
C3
75
Menganalisis soal untuk mencari
kedalaman laut
Menyebutkan frekuensi bunyi
supersonik
Menjelaskan perbedaan sumber
bunyi
20. Getaran osilator pada kapal diterima kembali oleh
hidrofon 0,4 detuk setelah dipancarkan. Apabila cepat
rambat bunyi didalam laut 1.400 m/detik, Maka
kedalaman laut yang dapat diukur…
a. 140 m
b. 280 m
c. 560 m
d. 1.120 m
21. Bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz-20 KHz
disebut…
a. Infrasonik
b. Supersonik
c. Sonik
d. Audiosonik
22. Dua sumber bunyi di bunyikan bersamaan sumber
bunyi pertama frekuensi 640 Hz dan sumber bunyi
kedua berfrekuensi 1.280 Hz. Pernyataan yang benar
adalah…
a. Kecepatan bunyi pertama lebih besar daripada
kecepatan bunyi pertama
A
D
D
C3
C1
C4
76
Mengaplikasikan rumus untuk
mencari kedalaman laut
Menganalisis soal untuk
mengetahui kedalaman laut
b. Kecepatan bunyi pertama lebih kecil daripada
kecepatan bunyi pertama
c. Kecepatan bunyi pertama dan kedua sama besar
d. Gelombang bunyi keduanya sama
23. Suatu alat yang disebut fathometer mengirimkan pulsa
ultrasonik ke dasar laut. Bila gema di terima setelah 1
sekon dan kecepatan rambat bunyi dalam air laut 1400
m/s. kedalaman laut adalah…
a. 700 m
b. 1000 m
c. 1400 m
d. 2000 m
24. Kedalaman laut akan diukur dengan teknik pantulan
ultrasonic. Getaran pulsa ultrasonik yang dipancarkan
dari kapal, diterima kembali oleh penerima di kapal 4
detik kemudian. Jika cepat rambat bunyi dalam air laut
1.400 m/s, maka kedalaman laut adalah…
a. 350 m
b. 700 m
c. 2.800 m
C
A
C3
C3
77
Mengidentifikasi sifat bunyi
Menjelaskan perambatan
gelombang bunyi
Menerapkan konsep bunyi pada
garpu tala
Menghubungkan konsep bunyi
d. 5.600 m
25. Sifat bunyi memiliki beberapa sifat salah satunya
adalah…
a. Bunyi dapat merambat dalam ruang hampa udara
b. Bunyi dapat merambat tanpa medium
c. Bunyi merupakan gelombang longitudinal
d. Bunyi merupakan gelombang transversal
26. Gelombang bunyi tidak dapat merambat melalui…
a. Air dingin
b. Ruang hampa
c. Besi panas
d. Udara di pegunungan
27.Garpu tala dipukul, maka daunnya itu bergetar dan
bunyi terdengar. Maka kesimpulannya …
a. Bunyi ditimbulkan oleh benda bergetar
b. Bunyi ditimbulkan oleh benda yang dipukuli
c. Bunyi ditimbulkan dari garpu tala yang dipukuli
d. Bunyi ditimbulkan dari semua benda
28. Bunyi petir dapat kita dengar setelah beberapa saat kita
A
B
B
C
C1
C2
C2
C4
78
dalam kehidupan sehari-hari
Menyebutkan contoh sumber
bunyi
Menghubungkan suhu dengan
kecepatan bunyi
Mengaplikasikan soal untuk
mencari panjang gelombang
melihat cahaya petir. hal ini disebabkan…
a. Bunyi dan cahaya tidak terjadi secara bersamaan
b. Bunyi merupakan gelombang longitudinal
sedangkan cahaya merupakan gelombang tranversal
c. Cahaya merambat lebih cepat dari bunyi
d. Cahaya mengikuti aliran udara
29. Garpu tala, gitar, angklung, dan gong merupakan …
a. Alat pembantu bunyi
b. Sumber bunyi
c. Pemantul bunyi
d. Perambat bunyi
30. Pada suhu yang lebih tinggi kecepatan bunyi
menjadi…
a. Sama saja
b. Semakin kecil
c. Semakin besar
d. Tidak menentu
31. Sejenis garpu tala dapat mengeluarkan frekuensi
sebesar 200 Hz. Kalau kecepatan rambat bunyi di udara
= 340 m/detik,maka besarnya panjang gelombang….
B
C
C
C1
C1
C3
79
Menganalisis soal untuk mencari
jarak antara roket dengan
pengamat
Menyebutkan faktor yang
membedakan desah, dentum dan
nada
a. 1,7 m
b. 140 m
c. 10 m
d. 540 m
32. Seorang pengamat melihat sebuah roket terbakar di
angkasa dalam 5 detik kemudian terdengar bunyi
dentuman. Jika cepat rambat bunyi diudara kemudian
320 m/s, jarak roket yang meledak dari pengamat
adalah…
a. 64 m
b. 325 m
c. 1.600 m
d. 3.200 m
33. Faktor yang membedakan desah, dentum dan nada
adalah…
a. Frekuensi
b. Amplitudo
c. Periode
d. Panjang gelombang
A
C
C3
C1
80
Menjelaskan contoh dari
ultrasonik
Menghubungkan amplitudo
dengan frekuensi bunyi
Menganalisis frekuensi dasar
pada dawai
34. Pesawat yang kecepatannya melebihi cepat rambat
suara diudara dinamakan…
a. Infrasonik
b. Ultrasonik
c. Supersonik
d. Suprasonik
35. Apabila amplitudo dari suatu sumber bunyi diperbesar
maka…
a. Frekuensinya akan lebih tinggi
b. Nadanya akan lebih lemah
c. Frekuensinya akan lebih rendah
d. Nadanya akan lebih keras
36. Sebuah senar yang terikat ujung-ujungnya dipetik
sehingga menghasilkan frekuensi nada dasar. Jika
senar dasar diperpanjang dua kali semula maka
frekuensi dasarnya menjadi….
a. 4 semula
b. 2 kali semula
c. ½ kali semula
d. ¼ kali semula
B
A
D
C2
C2
C4
81
Mengidentifikasikan gelombang
bunyi
Mendeskripsikan tentang gema
Menerapkan konsep bunyi dalam
kehidupan sehari-hari
37. Gelombang bunyi termasuk gelombang…
a. Teransversal
b. Longitudinal
c. Elektromagnetik
d. Longitudinal dan transversal
38. Pernyataan dibawah ini yang salah berkitan dengan
gema adalah…
a. bunyi pantul dating setelah bunyi asli
b. terjadi di tempat terbuka
c. bunyi asli terdengar jelas
d. bunyi asli mengikut bunyi pantul
39. Bila kita memukul gong terjadilah perapatan dan
peregangan udara di sekelilingnya, akhirnya
gelombang sampai ketelinga kita, gelombang yang
terjadi di atas ini dinamakan
gelombang…
a. Transversal
b. Longitudinal
B
B
A
C1
C2
C4
82
Menganalisis suatu peristiwa
yang terjadi pada garpu tala
c. Elektromagnetik
d. Radiasi
40. Sebuah benda yang sedang bergetar didekatkan pada
sebuah garputala, tetapi garputala tidak pernah ikut
bergetar. Hal ini menunjukkan bahwa antara
benda dan garputala tidak memiliki…
a. Jenis yang sama
b. Amplitudo yang sama
c. Panjang gelombang yang sama
d. Frekuensi yang sama
D C4
83
Lampiran A.2
SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
TES HASIL BELAJAR
Nama :
Kelas :
1. Gelombang bunyi di udara merupakan jenis gelombang....
a. transversal
b. longitudinal
c. ektromagnetik
d. sebagian longitudinal dan sebagian transversal
2. Frekuensi getaran mempengaruhi….
a. tinggi rendah bunyi
b. kuat lemah bunyi
c. waktu bunyi
d. cepat rambat bunyi
3. Bunyi kereta api sudah terdengar jika telinga di dekatkan pada rel sekalipun
kereta masih jauh. Hal ini membuktikan bahwa….
a. bunyi dapat merambat melalui besi
b. udara tidak dapat merambatkan bunyi kereta api
c. bunyi kereta sangat nyaring
d. rel kereta terbuat dari besi
4. Perhatikan tabel dibawah ini !
Suhu (ºC) 0 15 25
Cepat Rambat
bunyi
332 340 347
Dari data di atas menerangkan bahwa sifat bunyi di pengaruhi oleh….
a. keadaan
b. derajat Celcius
c. lamanya Merambat
d. suhu
5. Di bawah ini yang termasuk sifat bunyi adalah….
a. bunyi merambat memerlukan medium
b. bunyi merupakan gelombang longitudinal
c. bunyi dikatakan keras jika frekuensi tinggi
d. cepat rambat bunyi diudara bergantung pada suhu udara
6. Dibawah ini yang termasuk pernyataan yang benar adalah….
a. bunyi merambat memerlukan waktu
b. bunyi merambat tidak baik pada zat padat
c. sambil menyelam memukul-mukul batu, maka bunyi tidak dapat terdengar
d. persamaan dengan adanya kuat terjadi guntur
7. Seekor kelelawar yang sedang terbang dalam sebuah gua memancarkan suatu
bunyi dan menerima pantulannya 1,5 sekon kemudian. Jika cepat rambat
bunyi 340 m/s. Maka jarak dinding ke gua dari kelelawar saat itu adalah….
a. 225
b. 255
c. 240
d. 280
8. Bunyi yang dihasilkan RRI Jakarta memiiliki frekuensi 2x10 Hz, jika cepat
rambat bunyi di udara 3x10 m/s, maka panjang gelombang RII Jakarta
adalah….
a. 440 m/s
b. 200 m/s
c. 100 m/s
d. 50 m/s
9. Bunyi diatas frekuensi 20000 Hz disebut….
a. bunyi supersonik
b. bunyi infrasonik
c. bunyi hipersonik
d. bunyi ultrasonik
10.Hewan yang dapat menimbulkan dan mendengar ultrasonik di antaranya ….
a. manusia dan kelelawar
b. kelelawar dan ikan lumba-lumba
c. anjing dan ikan
d. ikan dan jangkrik
11. Seorang peneliti sedang mengukur kedalaman laut menembakkan bunyi
ultrasonik ke dasar laut. Jika cepat rambat bunyi 340 m/s dan selang waktu
pantulan bunyi yang diterima adalah 0,8 s, maka kedalaman laut adalah....
a. 1630 m
b. 1360 m
c. 1330 m
d. 1660 m
12. Sebuah alat mengirimkan pulsa ultrasonik ke dasar laut. Bila gema diterima
setelah 2 sekon dan cepat rambat rata-rata dalm air laut 1.400 m/s maka
kedalaman lautan….
a. 700
b. 1400
c. 2.800
d. 3.500
13. Gelombang bunyi merambat di udara dalam bentuk….
a. bukit dan lembah gunung
b. rapatan dan renggangan
c. gelombang transversal
d. bukit dan renggangan
14. Dibawah ini adalah syarat agar terjadi bunyi di dengar kecuali....
a. ada sumber bunyi
b. ada pembicaraan yang perlu di sampaikan
c. ada zat pewarna
d. ada telinga yang normal
15. Medium perambatan bunyi dari yang paling cepat sampai yang paling rambat
berbentuk….
a. padat, cair dan gas
b. gas, cair dan padat
c. cair, padat dan gas
d. padat, gas dan cair
16. Pada siang hari, bunyi dapat didengar lebih nyaring daripada malam hari
karena….
a. suhu udara dipermukaan bumi lebih dingin di bandingkan suhu udara
diatasnya.
b. pada malam hari tidak terdapat sinar matahari
c. suhu udara dipermukaan bumi lebih panas di bandingkan suhu udara
diatasnya
d. pada malam hari sumber bunyi yang lebih sedikit
17. Kecepatan rambat bunyi di udara di pengaruhi oleh….
a. suhu udara
b. ketinggian Udara
c. tekanan udara
d. sumber bunyi
18. Hal yang dapat mempengaruhi kuat bunyi adalah sebagai berikut, kecuali....
a. jarak
b. dinding pemantul
c. zat perantara
d. resonansi
19.Tono berteriak didepan tebing yang jaraknya dari tempat dia berdiri adalah 75
m. Jika bunyi pantulan terdengar 0,5 sekon setelah bunyi aslinya, berapa
kecepatan bunyi di udara pada saat itu adalah….
a. 300 m/s
b. 340 m/s
c. 320 m/s
d. 360 m/s
20.Getaran osilator pada kapal diterima kembali oleh hidrofon 0,4 detuk setelah
dipancarkan. Apabila cepat rambat bunyi didalam laut 1.400 m/detik, Maka
kedalaman laut yang dapat diukur….
a. 140 m
b. 280 m
c. 560 m
d. 1.120 m
21.Bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz-20 KHz disebut….
a. infrasonik
b. supersonik
c. sonik
d. audiosonik
22. Dua sumber bunyi di bunyikan bersamaan sumber bunyi pertama frekuensi
640 Hz dan sumber bunyi kedua berfrekuensi 1.280 Hz. Pernyataan yang
benar adalah….
a. kecepatan bunyi pertama lebih besar daripada kecepatan bunyi pertama
b. kecepatan bunyi pertama lebih kecil daripada kecepatan bunyi pertama
c. kecepatan bunyi pertama dan kedua sama besar
d. gelombang bunyi keduanya sama
23. Suatu alat yang disebut fathometer mengirimkan pulsa ultrasonik ke dasar
laut. Bila gema di terima setelah 1 sekon dan kecepatan rambat bunyi dalam
air laut 1400 m/s. kedalaman laut adalah….
a. 700 m
b. 1000 m
c. 1400 m
d. 2000 m
24. Kedalaman laut akan diukur dengan teknik pantulan ultrasonic. Getaran pulsa
ultrasonik yang dipancarkan dari kapal, diterima kembali oleh penerima di
kapal 4 detik kemudian. Jika cepat rambat bunyi dalam air laut 1.400 m/s,
maka kedalaman laut adalah….
a. 350 m
b. 700 m
c. 2.800 m
d. 5.600 m
25. Sifat bunyi memiliki beberapa sifat salah satunya adalah….
a. bunyi dapat merambat dalam ruang hampa udara
b. bunyi dapat merambat tanpa medium
c. bunyi merupakan gelombang longitudinal
d. bunyi merupakan gelombang transversal
26.Gelombang bunyi tidak dapat merambat melalui….
a. air dingin
b. ruang hampa
c. besi panas
d. udara di pegunungan
27.Garpu tala dipukul, maka daunnya itu bergetar dan bunyi terdengar. Maka
kesimpulannya ….
a. bunyi ditimbulkan oleh benda bergetar
b. bunyi ditimbulkan oleh benda yang dipukuli
c. bunyi ditimbulkan dari garpu tala yang dipukuli
d. bunyi ditimbulkan dari semua benda
28.Bunyi petir dapat kita dengar setelah beberapa saat kita melihat cahaya petir.
hal ini disebabkan….
a. bunyi dan cahaya tidak terjadi secara bersamaan
b. bunyi merupakan gelombang longitudinal sedangkan cahaya merupakan
gelombang tranversal
c. cahaya merambat lebih cepat dari bunyi
d. cahaya mengikuti aliran udara
29.Garpu tala, gitar, angklung, dan gong merupakan ….
a. alat pembantu bunyi
b. sumber bunyi
c. pemantul bunyi
d. perambat bunyi
30.Pada suhu yang lebih tinggi kecepatan bunyi menjadi….
a. sama saja
b. semakin kecil
c. semakin besar
d. tidak menentu
31. Sejenis garpu tala dapat mengeluarkan frekuensi sebesar 200 Hz. Kalau
kecepatan rambat bunyi di udara = 340 m/detik,maka besarnya panjang
gelombang….
a. 1,7 m
b. 140 m
c. 10 m
d. 540 m
32.Seorang pengamat melihat sebuah roket terbakar di angkasa dalam 5 detik
kemudian terdengar bunyi dentuman. Jika cepat rambat bunyi diudara
kemudian 320 m/s, jarak roket yang meledak dari pengamat adalah….
a. 64 m
b. 325 m
c. 1.600 m
d. 3.200 m
33. Faktor yang membedakan desah, dentum dan nada adalah….
a. frekuensi
b. amplitudo
c. periode
d. panjang gelombang
34. Pesawat yang kecepatannya melebihi cepat rambat suara diudara
dinamakan….
a. infrasonik
b. ultrasonik
c. supersonik
d. suprasonik
35. Apabila amplitudo dari suatu sumber bunyi diperbesar maka….
a. frekuensinya akan lebih tinggi
b. nadanya akan lebih lemah
c. frekuensinya akan lebih rendah
d. nadanya akan lebih keras
36. Sebuah senar yang terikat ujung-ujungnya dipetik sehingga menghasilkan
frekuensi nada dasar. Jika senar dasar diperpanjang dua kali semula maka
frekuensi dasarnya menjadi….
a. 4 semula
b. 2 kali semula
c. ½ kali semula
d. ¼ kali semula
37. Gelombang bunyi termasuk gelombang….
a. transversal
b. longitudinal
c. elektromagnetik
d. longitudinal dan transversal
38. Pernyataan dibawah ini yang salah berkitan dengan gema adalah….
a. bunyi pantul dating setelah bunyi asli
b. terjadi di tempat terbuka
c. bunyi asli terdengar jelas
d. bunyi asli mengikut bunyi pantul
39. Bila kita memukul gong terjadilah perapatan dan peregangan udara di
sekelilingnya, akhirnya gelombang sampai ketelinga kita. Gelombang yang
terjadi diatas dinamakan gelombang....
a. transversal
b. longitudinal
c. elektromagnetik
d. radiasi
40. Sebuah benda yang sedang bergetar didekatkan pada sebuah garputala, tetapi
garputala tidak pernah ikut bergetar. Hal ini menunjukkan bahwa antara
benda dan garputala tidak memiliki….
a. jenis yang sama
b. amplitudo yang sama
c. panjang gelombang yang sama
d. frekuensi yang sama
92
Lampiran A.3
Kunci Jawaban soal uji coba instrumen penelitian tes hasil belajar
1. B 11. B 21. D 31. C
2. A 12. A 22. D 32. A
3. A 13. B 23. C 33. C
4. D 14. C 24. A 34. B
5. A 15. A 25. A 35. A
6. A 16. A 26. B 36. D
7. B 17. C 27. B 37. B
8. A 18. D 28. C 38. B
9. D 19. C 29. B 39. A
10. B 20. A 30. C 40. D
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 401 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 14 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 102 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 12 1 14 10 140 196 1003 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 7 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 2 8 12 96 64 1444 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 8 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 11 3 7 4 28 49 165 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 9 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 11 4 8 11 88 64 1216 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 8 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 6 5 9 11 99 81 1217 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 9 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 6 8 6 48 64 368 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 5 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 7 9 5 45 81 259 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 9 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 10 8 5 4 20 25 16
10 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 8 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 11 9 9 10 90 81 10011 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 8 10 8 11 88 64 12112 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 6 11 7 8 56 49 6413 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 10 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 10 12 5 6 30 25 3614 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 8 13 10 10 100 100 10015 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 5 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 8 14 4 8 32 16 6416 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 6 15 5 8 40 25 6417 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 7 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 8 16 5 6 30 25 3618 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 9 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 8 17 7 8 56 49 6419 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 9 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 10 18 9 8 72 81 6420 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 10 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 9 19 9 10 90 81 10021 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 8 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 6 20 10 9 90 100 8122 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 7 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 9 21 8 6 48 64 3623 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 8 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 13 22 7 9 63 49 8124 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 8 23 8 13 104 64 16925 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 6 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 6 24 5 8 40 25 6426 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 10 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 9 25 6 6 36 36 3627 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 13 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 10 26 10 9 90 100 8128 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 13 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 12 27 13 10 130 169 10029 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 13 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 15 28 13 12 156 169 14430 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 9 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 8 29 13 15 195 169 22531 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 7 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 10 30 9 8 72 81 64
Jumlah 16 28 16 16 28 12 12 2 10 16 2 10 11 17 17 3 9 2 12 16 255 8 25 13 8 27 13 23 14 8 10 19 13 12 16 14 13 8 4 7 16 271 31 7 10 70 49 100Jumlah 255 271 2342 2295 2573
r1/21/2 0.562202r11 0.719756
Y2
ANALISIS BUTIR SOAL
Perhitungan Reliabilitas
INSTRUMEN TES
Jumlah (X)NO SUBJEKX2
Reliabilitas : 0.72
ANALISIS BUTIR SOALINSTRUMEN TES
Perhitungan Reliabilitas
ANALISIS BUTIR SOALINSTRUMEN TES
Perhitungan ReliabilitasKorelasi Product Moment
XYJumlah (Y)
X Y
Nomor Butir Soal Ganjil Nomor Butir Soal Ganjil Nomor Butir Soal Genap
NO SUBJEK
Nomor Butir Soal Genap
Lampiran A.8
REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN
NoSoal
Validitas Realibilitas TingkatKesukaran
DayaPembeda
Keputusan
1 Invalid Tinggi Sedang Cukup Digunakan2 Valid Tinggi Sukar Baik Digunakan3 Invalid Tinggi Mudah Buruk Dibuang4 Invalid Tinggi Mudah Cukup Digunakan5 Invalid Tinggi Sedang Cukup Digunakan6 Invalid Tinggi Sedang Buruk Dibuang7 Invalid Tinggi Sedang Baik Digunakan8 Invalid Tinggi Sukar Cukup Dibuang9 Invalid Tinggi Mudah Cukup Digunakan10 Invalid Tinggi Mudah Buruk Dibuang11 Valid Tinggi Sedang Cukup Digunakan12 Valid Tinggi Sedang Baik sekali Digunakan13 Invalid Tinggi Sedang Cukup Digunakan14 Invalid Tinggi Sedang Buruk Dibuang15 Invalid Tinggi Sukar Buruk Dibuang16 Invalid Tinggi Sedang Buruk Dibuang17 Valid Tinggi Sedang Baik Digunakan18 Invalid Tinggi Sukar Cukup Dibuang19 Valid Tinggi Sedang Baik Digunakan20 Valid Tinggi Sukar Baik sekali Digunakan21 Valid Tinggi Sukar Buruk Digunakan22 Invalid Tinggi Sedang Buruk Dibuang23 Valid Tinggi Sukar Cukup Digunakan24 Valid Tinggi Sedang Cukup Digunakan25 Invalid Tinggi Sedang Buruk Dibuang26 Valid Tinggi Sedang Baik sekali Digunakan27 Valid Tinggi Sedang Baik Digunakan28 Invalid Tinggi Sedang Cukup Digunakan29 Invalid Tinggi Sedang Cukup Dibuang30 Invalid Tinggi Sedang Cukup Dibuang31 Invalid Tinggi Sukar Buruk Dibuang32 Invalid Tinggi Sedang Baik Digunakan33 Invalid Tinggi Sukar Buruk Dibuang34 Invalid Tinggi Sukar Drop Dibuang35 Invalid Tinggi Sukar Buruk Dibuang36 Invalid Tinggi Sukar Drop Dibuang37 Valid Tinggi Sedang Baik sekali Digunakan38 Invalid Tinggi Sukar Buruk Dibuang39 Invalid Tinggi Sedang Cukup Dibuang40 Invalid Tinggi Sedang Buruk Dibuang
Lampiran A.9
Nama :
Kelas :
Pretest
Posttest
1. Frekuensi getaran mempengaruhi…
a. Tinggi rendah bunyi
b. Kuat lemah bunyi
c. Waktu bunyi
d. Cepat rambat bunyi
2. Di bawah ini yang termasuk sifat bunyi adalah…
a. Bunyi merambat memerlukan medium
b. Bunyi merupakan gelombang longitudinal
c. Bunyi dikatakan keras jika frekuensi tinggi
d. Cepat rambat bunyi diudara bergantung pada suhu udara
3. Bunyi yang dihasilkan RRI Jakarta memiiliki frekuensi 2x10 Hz, jika cepat
rambat bunyi di udara 3x10 m/s, maka panjang gelombang RII Jakarta
adalah…
a. 440 m/s
b. 200 m/s
c. 100 m/s
d. 50 m/s
4. Seorang peneliti sedang mengukur kedalaman laut menembakkan bunyi
ultrasonik ke dasar laut. Jika cepat rambat bunyi 340 m/s dan selang waktu
pantulan bunyi yang diterima adalah 0,2 s, maka kedalaman laut adalah...
a. 1630 m
b. 1360 m
c. 1330 m
d. 1660 m
5. Sebuah alat mengirimkan pulsa ultrasonik ke dasar laut. Bila gema diterima
setelah 2 sekon dan cepat rambat rata-rata dalm air laut 1.400 m/s maka
kedalaman lautan…
a. 700
b. 1400
c. 2.800
d. 3.500
6. Bunyi diatas frekuensi 20000 Hz disebut…
a. Bunyi supersonik
b. Bunyi infrasonik
c. Bunyi hipersonik
d. Bunyi ultrasonik
7. Seorang peneliti sedang mengukur kedalaman laut menembakkan bunyi
ultrasonik ke dasar laut. Jika cepat rambat bunyi 340 m/s dan selang waktu
pantulan bunyi yang diterima adalah 0,2 s, maka kedalaman laut adalah...
a. 1630 m
b. 1360 m
c. 1330 m
d. 1660 m
8. Sebuah alat mengirimkan pulsa ultrasonik ke dasar laut. Bila gema diterima
setelah 2 sekon dan cepat rambat rata-rata dalm air laut 1.400 m/s maka
kedalaman lautan…
a. 700
b. 1400
c. 2.800
d. 3.500
9. Gelombang bunyi merambat di udara dalam bentuk…
a. Bukit dan lembah gunung
b. Rapatan dan renggangan
c. Gelombang transversal
d. Bukit dan renggangan
d. Sumber bunyi
11. Tono berteriak didepan tebing yang jaraknya dari tempat dia berdiri adalah 75
m. Jika bunyi pantulan terdengar 0,5 sekon setelah bunyi aslinya, berapa
kecepatan bunyi di udara pada saat itu adalah…
a. 300 m/s
b. 340 m/s
c. 320 m/s
d. 360 m/s
12. Getaran osilator pada kapal diterima kembali oleh hidrofon 0,4 detuk setelah
dipancarkan. Apabila cepat rambat bunyi didalam laut 1.400 m/detik, Maka
kedalaman laut yang dapat diukur…
a. 140 m
b. 280 m
c. 560 m
d. 1.120 m
13. Bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz-20 KHz disebut…
a. Infrasonik
b. Supersonik
c. Sonik
d. Audiosonik
14. Suatu alat yang disebut fathometer mengirimkan pulsa ultrasonik ke dasar
laut. Bila gema di terima setelah 1 sekon dan kecepatan rambat bunyi dalam
air laut 1400 m/s. kedalaman laut adalah…
a. 700 m
b. 1000 m
c. 1400 m
d. 2000 m
10. Kecepatan rambat bunyi di udara di pengaruhi oleh…
a. Suhu udara
b. Ketinggian Udara
c. Tekanan udara
15. Kedalaman laut akan diukur dengan teknik pantulan ultrasonic. Getaran pulsa
ultrasonik yang dipancarkan dari kapal, diterima kembali oleh penerima di
kapal 4 detik kemudian. Jika cepat rambat bunyi dalam air laut 1.400 m/s,
maka kedalaman laut adalah…
a. 350 m
b. 700 m
c. 2.800 m
d. 5.600 m.
16. Gelombang bunyi tidak dapat merambat melalui…
a. Air dingin
b. Ruang hampa
c. Besi panas
d. Udara di pegunungan
17. Garpu tala dipukul, maka daunnya itu bergetar dan bunyi terdengar. Maka
kesimpulannya …
a. Bunyi ditimbulkan oleh benda bergetar
b. Bunyi ditimbulkan oleh benda yang dipukuli
c. Bunyi ditimbulkan dari garpu tala yang dipukuli
d. Bunyi ditimbulkan dari semua benda
18. Bunyi petir dapat kita dengar setelah beberapa saat kita melihat cahaya petir.
hal ini disebabkan…
a. Bunyi dan cahaya tidak terjadi secara bersamaan
b. Bunyi merupakan gelombang longitudinal sedangkan cahaya merupakan
gelombang tranversal
c. Cahaya merambat lebih cepat dari bunyi
d. Cahaya mengikuti aliran udara
19. Seorang pengamat melihat sebuah roket terbakar di angkasa dalam 5 detik
kemudian terdengar bunyi dentuman. Jika cepat rambat bunyi diudara
kemudian 320 m/s, jarak roket yang meledak dari pengamat adalah…
a. 64 m
b. 325 m
c. 1.600 m
d. 3.200 m
20. Gelombang bunyi termasuk gelombang…
a. Teransversal
b. Longitudinal
c. Elektromagnetik
d. Longitudinal dan transversal
Lampiran A.10
Kunci Jawaban Soal Instrumen
Penelitian Tes Hasil Belajar
1. A 11. C
2.B 12. A
3.D 13. B
4.C 14. C
5.A 15. A
6.A 16. C
7.B 17. B
8.A 18. C
9.B 19. A
10.C 20. C
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : VIII
Semester : II
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
1. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari
2. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari
3. Materi
Bunyi
4. Indikator
- Menjelaskan pengertian bunyi
- Menyelidiki timbulnya bunyi
- Menjelaskan pengertian cepat rambat bunyi
- Menentukan cepat rambat bunyi pada beberapa medium
5. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
- Menjelaskan pengertian bunyi
- Menyelidiki timbulnya bunyi
- Menjelaskan pengertian cepat rambat bunyi
- Menentukan cepat rambat bunyi pada beberapa medium
- Menunjukan percobaan tentang perambatan gelombang melalui zat padat
6. Metode/Pendekatan/Model
Model proyek dengan metode eksperimen dan diskusi
7. Skenario Pembelajaran
- Pertemuan pertama : pre-test
- Pertemuan kedua :
a. Kegiatan Awal (15 menit)
- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)
- Guru menjelaskan pendekatan pembelajaran yang digunakan dan memberikan
gambaran proyek serta pembagian kelompok dan menjelaskan tugas-tugas yang harus
dikerjakan tiap kelompok dan proses penilaian serta membagikan lembar rancangan
kegiatan kelompok. (5 menit)
- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang bunyi
dan perambatan bunyi. (5 menit)
b. Kegiatan Inti (55 menit)
- Siswa secara berkelompok mengumpulkan alat dan bahan yang telah diberitahu pada
pertemuan sebelumnya (5 menit)
- Guru memberikan tugas proyek berupa LKS tentang “pembuatan telepon untuk
mengamati perambatan bunyi pada zat padat” kepada setiap kelompok dan setiap
kelompok diberi waktu untuk mengerjakan proyek tersebut. (25 menit)
- Selama pengerjaan proyek, guru memantau perkembangan pengerjaan proyek siswa.
- Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan
tugasnya yang dipilih secara random (kocokan). (10 menit)
- Siswa dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang
presentasi. (5 menit)
- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (5 menit)
- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa
yang belum paham untuk bertanya (5 menit)
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
- Guru memberitahukan materi dan proyek yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya dan menyuruh siswa untuk membaca dan mempelajarinya di rumah. (5
menit)
- Di bawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)
8. Sumber/alat/bahan
a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah,
teknologi informasi (TV, Internet, dll).
b. Alat dan bahan : 2 buah kaleng minuman, paku, benang sepanjang 10 m dan
Media presentasi
9. Penilaian dan Bentuk instrumen
a. Penilaian : Proyek dan tes tertulis
b. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)
Soal instrumen:
1. Apa yang dimaksud dengan bunyi?
2. Berdasarkan arahnya, bunyi merupakan gelombang?
3. Apa buktinya bahwa bunyi merambat memerlukan medium?
4. Urutkan medium perantara bunyi yang dilalui bunyi dari yang tercepat sampai yang
terlambat!
5. Apakah faktor yang mempengaruhi kecepatan perambatan gelombang bunyi?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : VIII
Semester : II
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
1. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari
2. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari
3. Materi
Bunyi
4. Indikator
- Merencanakan percobaan untuk mengetahui tinggi rendahnya bunyi
5. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
- Menjelaskan pengertian frekuensi bunyi
- Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bunyi
- Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kuat lemahnya bunyi
6. Metode/Pendekatan/Model
Model proyek dengan metode eksperimen dan diskusi
7. Skenario Pembelajaran
- Pertemuan ketiga :
a. Kegiatan Awal (15 menit)
- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)
- Siswa secara berkelompok mengumpulkan alat dan bahan yang telah diberitahu pada
pertemuan sebelumnya (5 menit)
- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang
frekuensi bunyi (5 menit)
b. Kegiatan Inti (55 menit)
- Guru memberikan tugas proyek berupa LKS tentang “pembuatan seruling untuk
mengetahui tinggi dan rendahnya frekuensi” kepada setiap kelompok dan setiap
kelompok diberi waktu untuk mengerjakan proyek tersebut. (30 menit)
- Selama pengerjaan proyek, guru memantau perkembangan pengerjaan proyek siswa.
- Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan
tugasnya berdasarkan random (kocokan). (10 menit)
- Siswa dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang
presentasi. (5 menit)
- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (5 menit)
- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa
yang belum paham untuk bertanya (5 menit)
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
- Guru memberitahukan materi dan proyek yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya dan menyuruh siswa untuk membaca dan mempelajarinya di rumah. (5
menit)
- Di bawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)
8. Sumber/alat/bahan
a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah,
teknologi informasi (TV, Internet, dll).
b. Alat dan bahan : 1 buah sedotan, cutter dan media presentasi
9. Penilaian dan Bentuk instrumen
a. Penilaian : Proyek dan tes tertulis
b. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)
Soal instrumen:
1. Apa yang dimaksud dengan frekuensi bunyi?
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bunyi?
3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kuat lemahnya bunyi?
4. Sebutkan beberapa macam frekuensi bunyi beserta contohnya?
5. Sebutkan frekuensi bunyi yang tidak dapat didengar oleh alat pendengaran manusia?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : VIII
Semester : II
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
1. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari
2. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari
3. Materi
Bunyi
4. Indikator
- Merencanakan percobaan untuk mengetahui resonansi bunyi dalam kehidupan sehari-
hari.
- Memberikan contoh pemanfaatan dan dampak pemantulan bunyi dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
- Menjelaskan pengertian resonansi
- Menjelaskan masalah yang ditimbulkan resonansi
- Menjelaskan syarat terjadinya pemantulan bunyi
- Menjelaskan manfaat pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
6. Metode/Pendekatan/Model
Model proyek dengan metode eksperimen dan diskusi
7. Skenario Pembelajaran
- Pertemuan keempat :
a. Kegiatan Awal (15 menit)
- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)
- Siswa secara berkelompok mengumpulkan alat dan bahan yang telah diberitahu pada
pertemuan sebelumnya (5 menit)
- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang
resonansi bunyi (5 menit)
b. Kegiatan Inti (55 menit)
- Guru memberikan tugas proyek berupa LKS tentang untuk mengetahui ada tidaknya
resonansi kepada setiap kelompok dan setiap kelompok diberi waktu untuk
mengerjakan proyek tersebut. (30 menit)
- Selama pengerjaan proyek, guru memantau perkembangan pengerjaan proyek siswa.
- Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan
tugasnya berdasarkan random (kocokan). (10 menit)
- Siswa dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang
presentasi. (5 menit)
- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (5 menit)
- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa
yang belum paham untuk bertanya (5 menit)
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
- Guru memberitahukan materi dan proyek yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya dan menyuruh siswa untuk membaca dan mempelajarinya di rumah. (5
menit)
- Di bawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)
8. Sumber/alat/bahan
a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah,
teknologi informasi (TV, Internet, dll).
b. Alat dan bahan : 7 buah cincin (ring), benang, statif.
9. Penilaian dan Bentuk instrumen
a. Penilaian : Proyek dan tes tertulis
b. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)
Soal instrumen:
1. Apa yang dimaksud dengan resonansi?
2. Sebutkan syarat terjadinya resonansi pada kedua benda?
3. Sebutkan 5 manfaat pemantulan bunyi?
4. Jelaskan bagaimana terjadinya resonansi?
5. Sebutkan macam-macam bunyi pantul?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : VIII
Semester : II
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
1. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari
2. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari
3. Materi
Bunyi
4. Indikator
- Memaparkan karakteristik gelombang bunyi
- Membedakan infrasonik, ultrasonik, audiosonik
5. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
- Memaparkan karakteristik gelombang bunyi.
- Menjelaskan pengertian infrasonik dan contohnya.
- Menjelaskan pengertian ultrasonik dan contohnya.
- Menjelaskan pengertian audiosonik dan contohnya.
- Membedakan infrasonik, ultrasonik, dan audiosonik.
6. Metode/Pendekatan/Model
Model proyek dengan metode diskusi
7. Skenario Pembelajaran
- Pertemuan kelima
a. Kegiatan Awal (15 menit)
- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)
- Memberitahukan tujuan pembelajaran (5 menit)
- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang
karakteristik bunyi (5 menit)
b. Kegiatan Inti (55 menit)
- Guru meminta setiap kelompok mengumpulkan tugas proyek yang telah dikerjakan di
rumah. (5 menit)
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa secara berkelompok memahami tugas
mereka dan langkah selanjutnya. (10 menit)
- Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan
tugasnya berdasarkan random (kocokan). (25 menit)
- Siswa dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang
presentasi. (5 menit)
- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (5 menit)
- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa
yang belum paham untuk bertanya (5 menit)
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
- Guru memberitahukan materi dan proyek yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya dan menyuruh siswa untuk membaca dan mempelajarinya di rumah. (5
menit)
- Di bawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)
8. Sumber/alat/bahan
a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah,
teknologi informasi (TV, Internet, dll).
b. Alat dan bahan : Media presentasi
9. Penilaian dan Bentuk instrumen
a. Penilaian : Proyek dan tes tertulis
b. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)
Soal instrumen:
1. Sebutkan karakteristik dari gelombang bunyi?
2. Apakah yang dimaksud dengan gelombang infrasonik? Berikan contohnya!
3. Apakah yang dimaksud dengan gelombang ultrasonik? Berikan contohnya!
4. Apakah yang dimaksud dengan gelombang audiosonik? Berikan contohnya!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK KONTROL
Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : VIII
Semester : II
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
1. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari
2. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari
3. Materi
Bunyi
4. Indikator
- Menjelaskan pengertian bunyi
- Menyelidiki timbulnya bunyi
- Menjelaskan pengertian cepat rambat bunyi
- Menentukan cepat rambat bunyi pada beberapa medium
5. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
- Menjelaskan pengertian bunyi
- Menyelidiki timbulnya bunyi
- Menjelaskan pengertian cepat rambat bunyi
- Menentukan cepat rambat bunyi pada beberapa medium
- Menunjukan percobaan tentang perambatan gelombang melalui zat padat
6. Metode/Pendekatan/Model
Ceramah
7. Skenario Pembelajaran
- Pertemuan pertama : pre-test
- Pertemuan kedua :
a. Kegiatan Awal (15 menit)
- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)
- Guru memberitahukan tujuan pembelajaran (5 menit)
- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang bunyi (5
menit)
b. Kegiatan Inti (55 menit)
- Guru menjelaskan pengertian bunyi, cepat rambat bunyi dan perambatan bunyi. (30
menit)
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham untuk bertanya. (10
menit)
- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (10 menit)
- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa
yang belum paham untuk bertanya (5 menit)
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
- Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)
- Guru menutup pelajaran (5 menit)
8. Sumber/alat/bahan
a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah,
teknologi informasi (TV, Internet, dll).
9. Penilaian dan Bentuk instrumen
a. Penilaian : Tes tertulis
b. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)
Soal instrumen:
1. Apa yang dimaksud dengan bunyi?
2. Berdasarkan arahnya, bunyi merupakan gelombang?
3. Apa buktinya bahwa bunyi merambat memerlukan medium?
4. Urutkan medium perantara bunyi yang dilalui bunyi dari yang tercepat sampai yang
terlambat!
5. Apakah faktor yang mempengaruhi kecepatan perambatan gelombang bunyi?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK KONTROL
Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : VIII
Semester : II
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
1. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari
2. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari
3. Materi
Bunyi
4. Indikator
- Merencanakan percobaan untuk mengetahui tinggi rendahnya bunyi
5. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
- Menjelaskan pengertian frekuensi bunyi
- Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bunyi
- Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kuat lemahnya bunyi
6. Metode/Pendekatan/Model
Ceramah.
7. Skenario Pembelajaran
- Pertemuan ketiga :
a. Kegiatan Awal (15 menit)
- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)
- Siswa secara berkelompok mengumpulkan alat dan bahan yang telah diberitahu pada
pertemuan sebelumnya (5 menit)
- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang
frekuensi bunyi (5 menit)
b. Kegiatan Inti (55 menit)
- Guru menjelaskan pengertian frekuensi bunyi, faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya bunyi, dan kuat lemahnya bunyi. (30 menit)
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham untuk bertanya. (10
menit)
- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (10 menit)
- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa
yang belum paham untuk bertanya (5 menit)
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
- Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)
- Guru menutup pelajaran (5 menit).
8. Sumber/alat/bahan
a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah,
teknologi informasi (TV, Internet, dll).
9. Penilaian dan Bentuk instrumen
c. Penilaian : Tes tertulis
d. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)
Soal instrumen:
1. Apa yang dimaksud dengan frekuensi bunyi?
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bunyi?
3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kuat lemahnya bunyi?
4. Sebutkan beberapa macam frekuensi bunyi beserta contohnya?
5. Sebutkan frekuensi bunyi yang tidak dapat didengar oleh alat pendengaran manusia?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK KONTROL
Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : VIII
Semester : II
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
1. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari
2. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari
3. Materi
Bunyi
4. Indikator
- Merencanakan percobaan untuk mengetahui resonansi bunyi dalam kehidupan sehari-
hari.
- Memberikan contoh pemanfaatan dan dampak pemantulan bunyi dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
- Menjelaskan pengertian resonansi
- Menjelaskan masalah yang ditimbulkan resonansi
- Menjelaskan syarat terjadinya pemantulan bunyi
- Menjelaskan manfaat pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
6. Metode/Pendekatan/Model
Ceramah.
7. Skenario Pembelajaran
- Pertemuan keempat :
a. Kegiatan Awal (15 menit)
- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)
- Siswa secara berkelompok mengumpulkan alat dan bahan yang telah diberitahu pada
pertemuan sebelumnya (5 menit)
- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang
resonansi bunyi (5 menit)
b. Kegiatan Inti (55 menit)
- Guru menjelaskan tentang resonansi, masalah yang ditimbulkan, pemantulan bunyi
dan manfaatnya (30 menit)
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham untuk bertanya. (10
menit)
- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (10 menit)
- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa
yang belum paham untuk bertanya (5 menit)
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
- Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)
- Guru menutup pelajaran (5 menit).
8. Sumber/alat/bahan
a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah,
teknologi informasi (TV, Internet, dll).
b. Penilaian dan Bentuk instrumen
c. Penilaian : Tes tertulis
d. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)
Soal instrumen:
1. Apa yang dimaksud dengan resonansi?
2. Sebutkan syarat terjadinya resonansi pada kedua benda?
3. Sebutkan 5 manfaat pemantulan bunyi?
4. Jelaskan bagaimana terjadinya resonansi?
5. Sebutkan macam-macam bunyi pantul?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK KONTROL
Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : VIII
Semester : II
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
1. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari
2. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari
3. Materi
Bunyi
4. Indikator
- Memaparkan karakteristik gelombang bunyi
- Membedakan infrasonik, ultrasonik, audiosonik
5. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
- Memaparkan karakteristik gelombang bunyi.
- Menjelaskan pengertian infrasonik dan contohnya.
- Menjelaskan pengertian ultrasonik dan contohnya.
- Menjelaskan pengertian audiosonik dan contohnya.
- Membedakan infrasonik, ultrasonik, dan audiosonik.
6. Metode/Pendekatan/Model
Ceramah.
7. Skenario Pembelajaran
- Pertemuan kelima
a. Kegiatan Awal (15 menit)
- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)
- Memberitahukan tujuan pembelajaran (5 menit)
- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang
karakteristik bunyi (5 menit)
b. Kegiatan Inti (55 menit)
- Guru menjelaskan tentang karakteristik gelombang bunyi, infrasonik, ultrasonik, dan
audiosonik. (30 menit)
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham untuk bertanya. (10
menit)
- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (10 menit)
- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa
yang belum paham untuk bertanya (5 menit)
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
- Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)
- Guru menutup pelajaran (5 mwnit).
8. Sumber/alat/bahan
a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah, teknologi
informasi (TV, Internet, dll).
9. Penilaian dan Bentuk instrumen
a. Penilaian : Tes tertulis
b. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)
Soal instrumen:
1. Sebutkan karakteristik dari gelombang bunyi?
2. Apakah yang dimaksud dengan gelombang infrasonik? Berikan contohnya!
3. Apakah yang dimaksud dengan gelombang ultrasonik? Berikan contohnya!
4. Apakah yang dimaksud dengan gelombang audiosonik? Berikan contohnya!
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Kelmpok ( ) : 1
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan : Mengetahui ada tidaknya resonansi
B. Alat dan Bahan :
7 buah cincin (ring)
Benang
Statif
C. Langkah Kerja :
1. Ikat 7 cincin dengan benang dengan panjang seperti berikut :
Cincin 1 = 20 cm
Cincin 2 = 15 cm
Cincin 3 = 20 cm
Cincin 4 = 15 cm
Cincin 5 = 5 cm
Cincin 6 = 10 cm
Cincin = 15 cm
2. Ayunlah cincin no 7. Apa yang terjadi dengan cincin yang lain?
3. Apa yang terjadi dengan cincin 2 dan cincin 4?
4. Apa yang terjadi dengan cincin 1, cincin 3, cincin 5 dan cicin 6?
5. Cincin manakah yang ikut bergetar, jika cincin 1 digetarkan? Mengapa hal tersebut terjadi?
D. Kesimpulan
Apa yang dapat kamu simpulkan dari percobaan diatas?
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Kelmpok ( ) : 1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan : Mengetahui tinggi rendahnya frekuensi
B. Alat dan Bahan :
1 buah sedotan
Cutter
C. Langkah Kerja :
1. Buatlah 7 lubang pada sedotan dengan menggunakan cutter
2. Lalu potonglah dan ratakanlah ujung sedotan seperti tampak pada gambar
3. Tutup semua lubang yang ada pada sedotan dengan jari tangan
4. Lalu tiuplah suling sedotan tersebut
5. Perhatikanlah nada yang dihasilkan
6. Kemudian, buka beberapa lubang secara berurutan
7. Perhatikanlah perbedaan nada yang dihasilkan
8. Lalu, tutuplah beberapa lubang secara berurutan dan amati nada yang dihasilkan
9. Manakah lubang yang memiliki bunyi yang terdengar paling keras?
10. Manakah lubang yang memiliki bunyi yang terdengar paling rendah?
D. Kesimpulan
Apa yang dapat kamu simpulkan dalam percobaan diatas?
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Kelmpok ( ) : 1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan : Mengamati perambatan gelombang bunyi pada zat padat
B. Alat dan Bahan :
2 buah kaleng bekas minuman
Paku
Palu
Benang
C. Langkah kerja :
1. Siapkan 2 buah kaleng minuman yang tutupnya telah dibuang sehingga merupakan
silinder tanpa tutup
2. Lubangi alas kedua kaleng bekas dengan paku.
3. Siapkan benang sepanjang 10 m.
4. Dengan bantuan temanmu, aturlah posisi benang sedemikian rupa sehingga benang
tidak kendor.
5. Gunakan kaleng sebagai corong untuk berbicara dan kaleng yang lain yang dipegang
temanmu digunakan untuk mendengarkan ucapanmu.
6. Apakah temanmu dapat mendengar suaramu?
7. Mengapa suara bisa terdengar ketika kita bicara lewat lubang ini?
8. Lakukan kegiatan tersebut secara bergiliran sehingga alat ini berfungsi seperti
telepon.
C. Kesimpiulan
Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan ini?
Lembar Kerja Siswa
1. Waktu :
90 menit
2. Pembelajaran Siswa :
Selama kegiatan ini berlangsung, siswa akan mampu :
Membedakan infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik
Memberikan contoh bunyi infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik
3. Konsep
Bunyi
4. Jenis Kegiatan
Mengetahui perbedaan bunyi infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik
5. Materi
Per-kelas Per-siswa Per-kelompok
Mengajukan format
rancangan kegiatan
proyek
Mengakses internet
Melaporkan hasil
kegiatan proyek
Mempresentasikan hasil
kegiatan proyek
Data Hasil Penelitian Skor Pretest
Kelompok Kontrol
No Responden SkorX1 46X2 39X3 32X4 42X5 42X6 46X7 46X8 64X9 28
X10 39X11 36X12 57X13 29X14 61X15 36X16 61X17 46X18 39X19 57X20 32X21 32X22 42X23 54X24 28X25 43X26 50X27 36X28 50X29 54X30 36
Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi
Pretest Kelompok Kontrol
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi
frekuensi berdasarkan data skor tes hasil belajar adalah:
1. Urutkan data terkecil sampai data terbesar
28 28 29 32 32 32 36 36 36 36
39 39 39 42 42 42 43 46 46 46
46 50 50 54 54 57 57 61 61 64
2. Banyaknya data (n)
n = 30
3. Menentukan rentang (R)
R = skor terbesar – skor terkecil
R = 64 - 28
R = 36
4. Menentukan banyaknya kelas (K)
K = 1 + 3.3 Log n
K = 1 + 3.3 Log 30
K = 5.87 ≈ 6
5. Menentukan panjang kelas interval (P)
P =K
R
P =6
36= 6
6. Tabel distribusi frekuensi
Interval NilaiTengah Batas Nyata fabs fka fkb Frel(%)
28 – 34 31 27.5 – 34.5 6 30 6 2035 – 41 38 34.5 – 41.5 7 24 13 23.342 – 48 45 41.5 – 48.5 8 17 21 26.749 – 55 52 48.5 – 55.5 4 9 25 13.356 – 62 59 55.5 – 62.5 4 5 29 13.363 – 69 66 62.5 – 69.5 1 1 30 3.3 30 100
Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
Pretest Kelompok Kontrol
Interval Nilai Tengah(xi)
Frekuensi(fi)
Fixi Xi2 Fixi2
28 – 34 31 6 186 961 576635 – 41 38 7 266 1444 1010842 – 48 45 8 360 2025 1620049 – 55 52 4 208 2704 1081656 – 62 59 4 236 3481 1392463 – 69 66 1 66 4356 4356
30 1322 611701. Mean/rata-rata (X)
X =fi
fixi
X =30
1322= 44.1
2. Median (me)
Me =
f
Fnpb 2
1=
8
133021
65.41 = 43
3. Modus (mo)
Mo=
21
1
bb
bpb =
)48()78(
7865.41 = 42.7
4. Varians
St2 =
)1(
)( 22
nn
fixifixin=
)130(30
)1322(61170.30 2
St2 =
870
87416= 100.48
5. Simpangan Baku (SD)
St =)1(
)( 22
nn
fixifixin= 48.100 = 10.02
Tabel Perhitungan Normalitas
Pretest Kelompok Kontrol
No. Xi Zi Zt F(Zi) S(Zi) )()( ZiSZiF
1 28 -1.6068 0.4505 0.0495 0.03 0.01952 28 -1.6068 0.4505 0.0495 0.07 0.02053 29 -1.507 0.4394 0.0606 0.10 0.03944 32 -1.2076 0.3944 0.1056 0.13 0.02445 32 -1.2076 0.3944 0.1056 0.17 0.06446 32 -1.2076 0.3944 0.1056 0.20 0.09447 36 -0.8084 0.3023 0.1977 0.23 0.03238 36 -0.8084 0.3023 0.1977 0.27 0.07239 36 -0.8084 0.3023 0.1977 0.30 0.102310 36 -0.8084 0.3023 0.1977 0.33 0.132311 39 -0.509 0.2088 0.2912 0.37 0.078812 39 -0.509 0.2088 0.2912 0.40 0.108813 39 -0.509 0.2088 0.2912 0.43 0.138814 42 -0.2096 0.0987 0.4013 0.47 0.068715 42 -0.2096 0.0987 0.4013 0.50 0.098716 42 -0.2096 0.0987 0.4013 0.53 0.128717 43 -0.1098 0.0596 0.4404 0.57 0.129618 46 0.18962 0.0987 0.5987 0.60 0.001319 46 0.18962 0.0987 0.5987 0.63 0.031320 46 0.18962 0.0987 0.5987 0.67 0.071321 46 0.18962 0.0987 0.5987 0.70 0.101322 50 0.58882 0.2422 0.7422 0.73 0.012223 50 0.58882 0.2422 0.7422 0.77 0.027824 54 0.98802 0.3749 0.8749 0.80 0.074925 54 0.98802 0.3749 0.8749 0.83 0.044926 57 1.28743 0.4115 0.9115 0.87 0.041527 57 1.28743 0.4115 0.9115 0.90 0.011528 61 1.68663 0.4599 0.9599 0.93 0.029929 61 1.68663 0.4599 0.9599 0.97 0.010130 64 1.98603 0.4798 0.9798 1.00 0.0202 1303
Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors
Pretest Kelompok Kontrol
H0 = Populasi berdistribusi normal
H1 = Populasi berdistribusi tidak normal
Kriteria Hipotesis : Tolak H0 jika L0 Lt , Terima H0 jika L0 Lt
1. Kolom Xi
Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar
Contoh : Xi = 28
2. Kolom Zi
S
XXiZi
=
02.10
1.4428 = -1.6068
3. Kolom Zt
Nilai Zi dikonsultasikan pada Ftab, misalnya : cari -1.61 diperoleh Zt = 0.4505
4. Kolom F(Zi)
Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0.5 - Zt
Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0.5 + Zt
Karena nilai Zi = -1,61 maka F(Zi) = 0.5 – 0.4505 = 0.0495
5. Kolom S(Zi)
S(Zi) =spondenJumlah
spondenNomor
Re
Re=
30
1=0.03
6. Kolom )()( ZiSZiF
Merupakan selisih harga mutlak dan selisih F(Zi) dan S(Zi)
)()( ZiSZiF = )03.00495.0( = 0.0195
7. Menentukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih tersebut untuk
mendapatkan L0
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1388. Kemudian bandingkan L0 dengan Lt
yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel dapat harga Lt untukn=30 pada taraf signifikansi = 0.05 adalah 0.1610. Dengan demikian H0
diterima karena L0 kurang dari Lt (0.1388 0.1610). Hal ini berarti data nilaipretest kelompok eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal).
Data Hasil Penelitian Skor Pretest
Kelompok Eksperimen
No Responden SkorX1 68X2 29X3 43X4 36X5 57X6 39X7 54X8 28X9 32
X10 46X11 39X12 42X13 50X14 39X15 28X16 46X17 39X18 54X19 32X20 32X21 68X22 43X23 29X24 43X25 39X26 39X27 43X28 46X29 43X30 39
Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi
Pretest Kelompok Eksperimen
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi
frekuensi berdasarkan data skor tes hasil belajar adalah:
1. Urutkan data terkecil sampai data terbesar
28 28 29 29 32 32 32 36 39 39
39 39 39 39 39 42 43 43 43 43
43 46 46 46 50 54 54 57 68 68
2. Banyaknya data (n)
n = 30
3. Menentukan rentang (R)
R = skor terbesar – skor terkecil
R = 68 - 28
R = 40
4. Menentukan banyaknya kelas (K)
K = 1 + 3.3 Log n
K = 1 + 3.3 Log 30
K = 5.87 ≈ 6
5. Menentukan panjang kelas interval (P)
P =K
R
P =6
40= 6.7 ≈ 7
6. Tabel distribusi frekuensi
Interval NilaiTengah Batas Nyata fabs fka fkb Frel(%)
28 – 34 31 27.5 – 34.5 7 30 7 23.335 – 41 38 34.5 – 41.5 8 23 15 26.742 – 48 45 41.5 – 48.5 9 15 24 3049 – 55 52 48.5 – 55.5 3 6 27 1056 – 62 59 55.5 – 62.5 1 3 28 3.363 – 69 66 62.5 – 69.5 2 2 30 6.7 30 100
Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
Pretest Kelompok Eksperimen
Interval Nilai Tengah(xi)
Frekuensi(fi)
Fixi Xi2 Fixi2
28 – 34 31 7 217 961 672735 – 41 38 8 304 1444 1155242 – 48 45 9 405 2025 1822549 – 55 52 3 156 2704 811256 – 62 59 1 59 3481 348163 – 69 66 2 132 4356 8712
30 1273 568091. Mean/rata-rata (X)
X =fi
fixi
X =30
1273= 42,4
2. Median (me)
Me =
f
Fnpb 2
1=
8
73021
65.34 = 40.5
3. Modus (mo)
Mo=
21
1
bb
bpb =
98()78(
7865.34 = 40.5
4. Varians
St2 =
)1(
)( 22
nn
fixifixin=
)130(30
)1273(56809.30 2
St2 =
870
83741= 96.25
5. Simpangan Baku (SD)
St =)1(
)( 22
nn
fixifixin= 25.96 = 9.81
Tabel Perhitungan Normalitas
Pretest Kelompok Eksperimen
No. Xi Zi Zt F(Zi) S(Zi) )()( ZiSZiF
1 28 -1.4694 0.4394 0.0606 0.03 0.03062 28 -1.4694 0.4394 0.0606 0.07 0.00943 29 -1.3673 0.4265 0.0735 0.10 0.02654 29 -1.3673 0.4265 0.0735 0.13 0.05655 32 -1.0612 0.3749 0.1251 0.17 0.04496 32 -1.0612 0.3749 0.1251 0.20 0.07497 32 -1.0612 0.3749 0.1251 0.23 0.10498 36 -0.6531 0.2734 0.2266 0.27 0.04349 39 -0.3469 0.1368 0.3632 0.30 0.0632
10 39 -0.3469 0.1368 0.3632 0.33 0.033211 39 -0.3469 0.1368 0.3632 0.37 0.006812 39 -0.3469 0.1368 0.3632 0.40 0.036813 39 -0.3469 0.1368 0.3632 0.43 0.066814 39 -0.3469 0.1368 0.3632 0.47 0.106815 39 -0.3469 0.1368 0.3632 0.50 0.136816 42 -0.0408 0.0199 0.4801 0.53 0.049917 43 0.06122 0.0596 0.5596 0.57 0.010418 43 0.06122 0.0596 0.5596 0.60 0.040419 43 0.06122 0.0596 0.5596 0.63 0.070420 43 0.06122 0.0596 0.5596 0.67 0.110421 43 0.06122 0.0596 0.5596 0.70 0.140422 46 0.36735 0.1736 0.6736 0.73 0.056423 46 0.36735 0.1736 0.6736 0.77 0.096424 46 0.36735 0.1736 0.6736 0.80 0.126425 50 0.77551 0.3023 0.8023 0.83 0.027726 54 1.18367 0.3944 0.8944 0.87 0.024427 54 1.18367 0.3944 0.8944 0.90 0.005628 57 1.4898 0.4394 0.9394 0.93 0.009429 68 2.61224 0.496 0.996 0.97 0.02630 68 2.61224 0.496 0.996 1.00 0.004 1265
Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors
Pretest Kelompok Eksperimen
H0 = Populasi berdistribusi normal
H1 = Populasi berdistribusi tidak normal
Kriteria Hipotesis : Tolak H0 jika L0 Lt , Terima H0 jika L0 Lt
1. Kolom Xi
Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar
Contoh : Xi = 28
2. Kolom Zi
S
XXiZi
=
81.9
4.4228 = -1.4694
3. Kolom Zt
Nilai Zi dikonsultasikan pada Ftab, misalnya : cari -1.47 diperoleh Zt = 0.4394
4. Kolom F(Zi)
Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0.5 - Zt
Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0.5 + Zt
Karena nilai Zi = -1,47 maka F(Zi) = 0.5 – 0.4394 = 0.0606
5. Kolom S(Zi)
S(Zi) =spondenJumlah
spondenNomor
Re
Re=
30
1=0.03
6. Kolom )()( ZiSZiF
Merupakan selisih harga mutlak dan selisih F(Zi) dan S(Zi)
)()( ZiSZiF = )03.00606.0( = 0.0306
7. Menentukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih tersebut untuk
mendapatkan L0
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1404. Kemudian bandingkan L0 dengan Lt
yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel dapat harga Lt untukn=30 pada taraf signifikansi = 0.05 adalah 0.1610. Dengan demikian H0
diterima karena L0 kurang dari Lt (0.1404 0.1610). Hal ini berarti data nilaipretest kelompok eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal).
Uji Homogenitas Pretest
Uji Homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Menetapkan Hipotesis
H0 = Varians populasi kedua variabel yang homogen
Ha = Varians populasi kedua variabel yang tidak homogen
2. Bagi data menjadi dua kelompok
3. Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya
4. Tentukan Fhitung dengan rumus :
Keterangan :
F : Homogenitas
Vb : Varians terbesar
Vk : Varians terkecil
5. Tentukan kriteria pengujiannya :
a. Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians populasi dari
kedua variabel homogen.
b. Jika Fhitung Ftebel maka Ha diterima, yang berarti varians populasi dari
kedua variabel tidak homogen.
Dari langkah-langkah diatas diperoleh :
1. Mencari db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil),diperoleh :Db1 (pembilang) = n-1 = 30-1 = 29Db2 (penyebut) = n-1 = 30-1 = 29
2. Menentukan nilai Fhitung :Berdasarkan tabel persiapan homogenitas diperoleh varians terbesar adalahvarians dari kelompok kontrol dan varians terkecil dari kelompok eksperimen,maka Vb =100.48 dan Vk = 96.25
k
b
V
VF =
25.96
48.100= 1.043
3. Menentukan nilai Ftabel :Dengan menggunakan tabel distribusi F dengan signifikansi 5% didapat Ftabel
= 1.85. Dengan demikian 1.043 1.85, maka data homogen.
k
b
V
VF
Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Uji-t Pretest
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-
langkah perhitungan :
1. Merumuskan hipotesis
H0 : 1 : 2
Ha : 1 2
Keterangan :
1 = Rata-rata pretest siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis
proyek (kelompok eksperimen)
1 = Rata-rata pretest siswa yang diajar dengan konvensional
(kelompok kontrol)
2. Menentukan kriteria penguji
Thitung Ttabel H0 ditolak dan H0 diterima jika Thitung Ttabel
3. Menentukan uji statistik
21
21
11
nndsg
xxt
dengan
2
)1()1(
21
2211
nn
VnVndsg
Keterangan :
x1 = rata-rata kelompok eksperimen
x2 = rata-rata kelompok kontrol
dsg= nilai standar deviasi gabungan
n1 = jumlah siswa kelompok eksperimen
n2 = jumlah siswa kelompok kontrol
2
)1()1(
21
2211
nn
VnVndsg =
23030
48.100)130(25.96)130(
= 9.917
21
21
11
nndsg
xxt
=
30
1
30
192.9
1.444.42
= -0.65
4. Menentukan Ttabel
Dengan menggunakan tabel distribusi t didapat Ttabel = 2.00 pada derajat
kebebasan (dk) = (n1+n2)-2 = (30+30)-2 = 58
Dengan demikian thitung ttabel (-0.65 2.00) maka H0 diterima berarti rata-rata
pretest siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek sama
dengan rata-rata siswa yang menggunakan konvensional.
Data Hasil Penelitian Skor Posttest
Kelompok Kontrol
No. Responden SkorX1 61X2 64X3 46X4 54X5 78X6 68X7 50X8 82X9 64X10 54X11 71X12 68X13 68X14 64X15 82X16 71X17 64X18 46X19 68X20 50X21 78X22 75X23 82X24 75X25 54X26 54X27 57X28 75X29 82X30 71
Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi
Posttest Kelompok Kontrol
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi
frekuensi berdasarkan data skor tes hasil belajar adalah:
1. Urutkan data terkecil sampai data terbesar
46 46 50 50 54 54 54 54 57 64
61 64 64 64 68 68 68 68 71 71
71 75 75 75 78 78 82 82 82 82
2. Banyaknya data (n)
n = 30
3. Menentukan rentang (R)
R = skor terbesar – skor terkecil
R = 82 - 46
R = 36
4. Menentukan banyaknya kelas (K)
K = 1 + 3.3 Log n
K = 1 + 3.3 Log 30
K = 5.87 ≈ 6
5. Menentukan panjang kelas interval (P)
P =K
R
P =6
36= 6
6. Tabel distribusi frekuensi
Interval NilaiTengah Batas Nyata fabs fka fkb Frel(%)
46 – 52 49 45.5 – 52.5 4 30 4 13.353 – 59 56 52.5 – 59.5 5 26 9 16.760 – 66 63 59.5 – 66.5 5 21 14 16.767 – 73 70 66.5 – 73.5 7 16 21 23.374 – 80 77 73.5 – 80.5 5 9 26 15.781 – 87 84 80.5 – 87.5 4 4 30 13.3 30 100
Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
Posttest Kelas Kontrol
Interval Nilai Tengah(xi)
Frekuensi(fi)
Fixi Xi2 Fixi2
46 – 52 49 4 196 2401 960453 – 59 56 5 280 3136 1568060 – 66 63 5 315 3969 1984567 – 73 70 7 490 4900 3430074 – 80 77 5 385 5929 2964581 – 87 84 4 336 7056 28224
30 2002 1372981. Mean/rata-rata (X)
X =fi
fixi
X =30
2002= 66.7
2. Median (me)
Me =
f
Fnpb 2
1=
7
143021
65.66 = 67.4
3. Modus (mo)
Mo=
21
1
bb
bpb =
)57()57(
5765.66 = 69.5
4. Varians
St2 =
)1(
)( 22
nn
fixifixin=
)130(30
)2002(137298.30 2
St2 =
870
110936= 127.5
5. Simpangan Baku (SD)
St =)1(
)( 22
nn
fixifixin= 5.127 = 11.29
Tabel Perhitungan Normalitas
Posttest Kelompok Kontrol
No. Xi Zi Zt F(Zi) S(Zi)
1 46 -1.8335 0.4678 0.0322 0.03 0.00222 46 -1.8335 0.4678 0.0322 0.07 0.03783 50 -1.4792 0.4394 0.0606 0.10 0.03944 50 -1.4792 0.4394 0.0606 0.13 0.06945 54 -1.1249 0.3749 0.1251 0.17 0.04496 54 -1.1249 0.3749 0.1251 0.20 0.07497 54 -1.1249 0.3749 0.1251 0.23 0.10498 54 -1.1249 0.3749 0.1251 0.27 0.14499 57 -0.8592 0.3289 0.1711 0.30 0.1289
10 61 -0.5049 0.2088 0.2912 0.33 0.038811 64 -0.2391 0.0987 0.4013 0.37 0.031312 64 -0.2391 0.0987 0.4013 0.40 0.001313 64 -0.2391 0.0987 0.4013 0.43 0.028714 64 -0.2391 0.0987 0.4013 0.47 0.068715 68 0.11515 0.0596 0.5596 0.50 0.059616 68 0.11515 0.0596 0.5596 0.53 0.029617 68 0.11515 0.0596 0.5596 0.57 0.010418 68 0.11515 0.0596 0.5596 0.60 0.040419 71 0.38087 0.1736 0.6736 0.63 0.043620 71 0.38087 0.1736 0.6736 0.67 0.003621 71 0.38087 0.1736 0.6736 0.70 0.026422 75 0.73516 0.2734 0.7734 0.73 0.043423 75 0.73516 0.2734 0.7734 0.77 0.003424 75 0.73516 0.2734 0.7734 0.80 0.026625 78 1.00089 0.3531 0.8531 0.83 0.023126 78 1.00089 0.3531 0.8531 0.87 0.016927 82 1.35518 0.4265 0.9265 0.90 0.026528 82 1.35518 0.4265 0.9265 0.93 0.003529 82 1.35518 0.4265 0.9265 0.97 0.043530 82 1.35518 0.4265 0.9265 1.00 0.0735 1973
)()( ZiSZiF
Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors
Posttest Kelompok Kontrol
H0 = Populasi berdistribusi normal
H1 = Populasi berdistribusi tidak normal
Kriteria Hipotesis : Tolak H0 jika L0 Lt , Terima H0 jika L0 Lt
1. Kolom Xi
Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar
Contoh : Xi = 46
2. Kolom Zi
S
XXiZi
=
29.11
7.6646 = -1.8335
3. Kolom Zt
Nilai Zi dikonsultasikan pada Ftab, misalnya : cari -1.8 diperoleh Zt = 0.4768
4. Kolom F(Zi)
Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0.5 - Zt
Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0.5 + Zt
Karena nilai Zi = -1,8 maka F(Zi) = 0.5 – 0.4768 = 0.0322
5. Kolom S(Zi)
S(Zi) =spondenJumlah
spondenNomor
Re
Re=
30
1=0.03
6. Kolom )()( ZiSZiF
Merupakan selisih harga mutlak dan selisih F(Zi) dan S(Zi)
)()( ZiSZiF = )03.00322.0( = 0.0022
7. Menentukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih tersebut untuk
mendapatkan L0
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1449. Kemudian bandingkan L0 dengan Lt
yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel dapat harga Lt untukn=30 pada taraf signifikansi = 0.05 adalah 0.1610. Dengan demikian H0
diterima karena L0 kurang dari Lt (0.1449 0.1610). Hal ini berarti data nilaiposttest kelas kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal).
Data Hasil Penelitian Skor Posttest
Kelompok Eksperimen
No. Responden SkorX1 93X2 50X3 86X4 50X5 78X6 68X7 89X8 57X9 71X10 89X11 75X12 68X13 75X14 78X15 54X16 82X17 78X18 82X19 61X20 57X21 93X22 68X23 68X24 86X25 75X26 82X27 86X28 93X29 78X30 78
Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi
Posttest Kelompok Eksperimen
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi
frekuensi berdasarkan data skor tes hasil belajar adalah:
1. Urutkan data terkecil sampai data terbesar
50 50 54 57 57 61 68 68 68 68
71 75 75 75 78 78 78 78 78 82
82 82 86 86 86 89 89 93 93 93
2. Banyaknya data (n)
n = 30
3. Menentukan rentang (R)
R = skor terbesar – skor terkecil
R = 93 - 50
R = 43
4. Menentukan banyaknya kelas (K)
K = 1 + 3.3 Log n
K = 1 + 3.3 Log 30
K = 5.87 ≈ 6
5. Menentukan panjang kelas interval (P)
P =K
R
P =6
43= 7.2 ≈ 7 atau 8, diambil 8
6. Tabel distribusi frekuensi
Interval NilaiTengah Batas Nyata fabs fka fkb Frel(%)
50 – 57 53.5 49.5 – 57.5 5 30 5 16.758 – 65 61.5 57.5 – 65.5 1 25 6 3.366 – 73 69.5 65.5 – 73.5 5 24 11 16.774 – 81 77.5 73.5 – 81.5 8 19 19 26.782 – 89 85.5 81.5 – 89.5 8 11 27 26.690 – 97 93.5 89.5 – 97.5 3 3 30 10 30 100
Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
Posttest Kelompok Eksperimen
Interval Nilai Tengah(xi)
Frekuensi(fi)
Fixi Xi2 Fixi2
50 – 57 53.5 5 267.5 2862.25 14311.2558 – 65 61.5 1 61.5 3782.25 3782.2566 – 73 69.5 5 347.5 4830.25 24151.2574 – 81 77.5 8 620 6006.25 4805082 – 89 85.5 8 684 7310.25 5848290 – 97 93.5 3 280.5 8742.25 26226.75
30 2261 175003.51. Mean/rata-rata (X)
X =fi
fixi
X =30
2261= 75.4
2. Median (me)
Me =
f
Fnpb 2
1=
8
113021
65.73 = 76.5
3. Modus (mo)
Mo=
21
1
bb
bpb =
)88()58(
5865.73 = 79.5
4. Varians
St2 =
)1(
)( 22
nn
fixifixin=
)130(30
)2261(5.175003.30 2
St2 =
870
137984= 158.6
5. Simpangan Baku (SD)
St =)1(
)( 22
nn
fixifixin= 6.158 = 12.59
Tabel Perhitungan Normalitas
Posttest Kelompok Eksperimen
No. Xi Zi Zt F(Zi) S(Zi) )()( ZiSZiF
1 50 -2.0175 0.4798 0.0202 0.03 0.00982 50 -2.0175 0.4798 0.0202 0.07 0.04983 54 -1.6998 0.4599 0.0401 0.10 0.05994 57 -1.4615 0.4394 0.0606 0.13 0.06945 57 -1.4615 0.4394 0.0606 0.17 0.10946 61 -1.1438 0.3749 0.1251 0.20 0.07497 68 -0.5878 0.2422 0.2578 0.23 0.02788 68 -0.5878 0.2422 0.2578 0.27 0.01229 68 -0.5878 0.2422 0.2578 0.30 0.042210 68 -0.5878 0.2422 0.2578 0.33 0.072211 71 -0.3495 0.1368 0.3632 0.37 0.006812 75 -0.0318 0.0199 0.4801 0.40 0.080113 75 -0.0318 0.0199 0.4801 0.43 0.050114 75 -0.0318 0.0199 0.4801 0.47 0.010115 78 0.20651 0.0987 0.5987 0.50 0.098716 78 0.20651 0.0987 0.5987 0.53 0.068717 78 0.20651 0.0987 0.5987 0.57 0.028718 78 0.20651 0.0987 0.5987 0.60 0.001319 78 0.20651 0.0987 0.5987 0.63 0.031320 82 0.52423 0.2088 0.7088 0.67 0.038821 82 0.52423 0.2088 0.7088 0.70 0.008822 82 0.52423 0.2088 0.7088 0.73 0.021223 86 0.84194 0.3023 0.8023 0.77 0.032324 86 0.84194 0.3023 0.8023 0.80 0.002325 86 0.84194 0.3023 0.8023 0.83 0.027726 89 1.08022 0.3749 0.8749 0.87 0.004927 89 1.08022 0.3749 0.8749 0.90 0.025128 93 1.39793 0.4265 0.9265 0.93 0.003529 93 1.39793 0.4265 0.9265 0.97 0.043530 93 1.39793 0.4265 0.9265 1.00 0.0735 2248
Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors
Posttest Kelompok Eksperimen
H0 = Populasi berdistribusi normal
H1 = Populasi berdistribusi tidak normal
Kriteria Hipotesis : Tolak H0 jika L0 Lt , Terima H0 jika L0 Lt
1. Kolom Xi
Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar
Contoh : Xi = 50
2. Kolom Zi
S
XXiZi
=
59.12
4.7550 = -2.0174
3. Kolom Zt
Nilai Zi dikonsultasikan pada Ftab, misalnya : cari -2.02 diperoleh Zt = 0.4798
4. Kolom F(Zi)
Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0.5 - Zt
Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0.5 + Zt
Karena nilai Zi = -2.02 maka F(Zi) = 0.5 – 0.4798 = 0.0202
5. Kolom S(Zi)
S(Zi) =spondenJumlah
spondenNomor
Re
Re=
30
1=0.03
6. Kolom )()( ZiSZiF
Merupakan selisih harga mutlak dan selisih F(Zi) dan S(Zi)
)()( ZiSZiF = )03.00202.0( = 0.0098
7. Menentukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih tersebut untuk
mendapatkan L0
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1094. Kemudian bandingkan L0 dengan Lt
yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel dapat harga Lt untukn=30 pada taraf signifikansi = 0.05 adalah 0.1610. Dengan demikian H0
diterima karena L0 kurang dari Lt (0.1094 0.1610). Hal ini berarti data nilaiposttest kelompok eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal).
Uji Homogenitas Posttest
Uji Homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Menetapkan Hipotesis
H0 = Varians populasi kedua variabel yang homogen
Ha = Varians populasi kedua variabel yang tidak homogen
2. Bagi data menjadi dua kelompok
3. Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya
4. Tentukan Fhitung dengan rumus :
Keterangan :
F : Homogenitas
Vb : Varians terbesar
Vk : Varians terkecil
5. Tentukan kriteria pengujiannya :
a. Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians populasi dari
kedua variabel homogen.
b. Jika Fhitung Ftebel maka Ha diterima, yang berarti varians populasi dari
kedua variabel tidak homogen.
Dari langkah-langkah diatas diperoleh :
1. Mencari db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil),diperoleh :Db1 (pembilang) = n-1 = 30-1 = 29Db2 (penyebut) = n-1 = 30-1 = 29
2. Menentukan nilai Fhitung :Berdasarkan tabel persiapan homogenitas diperoleh varians terbesar adalahvarians dari kelompok kontrol dan varians terkecil dari kelompok eksperimen,maka Vb =158.6 dan Vk = 127.5
k
b
V
VF =
5.127
6.158= 1.24
3. Menentukan nilai Ftabel :Dengan menggunakan tabel distribusi F dengan signifikansi 5% didapat Ftabel
= 1.85. Dengan demikian 1.24 1.85, maka data homogen.
k
b
V
VF
Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Uji-t Posttest
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-
langkah perhitungan :
1. Merumuskan hipotesis
H0 : 1 : 2
Ha : 1 2
Keterangan :
1 = Rata-rata posttest siswa yang diajar demgan model pembelajaran
berbasis proyek (kelompok eksperimen)
1 = Rata-rata posttest siswa yang diajar dengan konvensional
(kelompok kontrol)
2. Menentukan criteria penguji
Thitung Ttabel H0 ditolak dan H0 diterima jika Thitung Ttabel
3. Menentukan uji statistik
21
21
11
nndsg
xxt
dengan
2
)1()1(
21
2211
nn
VnVndsg
Keterangan :
x1 = rata-rata kelompok eksperimen
x2 = rata-rata kelompok kontrol
dsg= nilai standar deviasi gabungan
n1 = jumlah siswa kelompok eksperimen
n2 = jumlah siswa kelompok kontrol
2
)1()1(
21
2211
nn
VnVndsg =
23030
5.127)130(6.158)130(
= 11.96
21
21
11
nndsg
xxt
=
30
1
30
196.11
7.664.75
= 2.79
4. Menentukan Ttabel
Dengan menggunakan tabel distribusi t didapat Ttabel = 2.00 pada derajat
kebebasan (dk) = (n1+n2)-2 = (30+30)-2 = 58
Dengan demikian thitung ttabel (2.79 2.00) maka H0 ditolak berarti rata-rata
posttest siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek lebih
besar daripada rata-rata siswa yang menggunakan konvensional.
Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
No. Pretest Postes N-gain Kategori1 68 93 0.78 Tinggi2 29 50 0.29 Rendah3 43 86 0.75 Tinggi4 36 50 0.22 Rendah5 57 78 0.49 Sedang6 39 68 0.48 Sedang7 54 89 0.76 Tinggi8 28 57 0.40 Sedang9 32 71 0.57 Sedang10 46 89 0.80 Tinggi11 39 75 0.59 Sedang12 42 68 0.45 Sedang13 50 75 0.50 Sedang14 39 78 0.64 Sedang15 28 54 0.36 Sedang16 46 82 0.67 Sedang17 39 78 0.64 Sedang18 54 82 0.61 Sedang19 32 61 0.43 Sedang20 32 57 0.37 Sedang21 68 93 0.78 Tinggi22 43 68 0.44 Sedang23 29 68 0.55 Sedang24 43 86 0.75 Tinggi25 39 75 0.59 Sedang26 39 82 0.70 Tinggi27 43 86 0.75 Tinggi28 46 93 0.87 Tinggi29 43 78 0.61 Sedang30 39 78 0.64 Sedang
Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi
N-gain Kelompok Eksperimen
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi
frekuensi berdasarkan data skor tes hasil belajar adalah:
1. Urutkan data terkecil sampai data terbesar
0.22 0.29 0.36 0.37 0.40 0.43 0.44 0.45 0.48 0.49
0.50 0.55 0.57 0.59 0.59 0.61 0.61 0.64 0.64 0.64
0.67 0.70 0.75 0.75 0.75 0.76 0.78 0.78 0.80 0.87
2. Banyaknya data (n)
n = 30
3. Menentukan rentang (R)
R = skor terbesar – skor terkecil
R = 0.87 – 0.22
R = 0.65
4. Menentukan banyaknya kelas (K)
K = 1 + 3.3 Log n
K = 1 + 3.3 Log 30
K = 5.87 ≈ 6
5. Menentukan panjang kelas interval (P)
P =K
R
P =6
65.0= 0.108 ≈ 0.11
6. Tabel distribusi frekuensi
Interval NilaiTengah
fabs fka fkb Frel(%)
0.22 - 0.32 0.27 2 30 2 6.70.33 – 0.43 0.38 4 28 6 13.30.44 – 0.54 0.49 5 24 11 16.70.55 - 0.65 0.60 9 19 20 300.66 - 0.76 0.71 6 10 26 200.77 - 0.87 0.82 4 4 30 13.3
30 100
Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
N-gain Kelompok Eksperimen
Interval Nilai Tengah(xi)
Frekuensi(fi)
Fixi Xi2 Fixi2
0.22 - 0.32 0.27 2 0.54 0.0729 0.14580.33 – 0.43 0.38 4 1.52 0.1444 0.57760.44 – 0.54 0.49 5 2.45 0.2401 1.20050.55 - 0.65 0.60 9 5.40 0.3600 3.24000.66 - 0.76 0.71 6 4.26 0.5041 3.02460.77 - 0.87 0.82 4 3.28 0.6724 2.6896
30 17.45 10.87811. Mean/rata-rata (X)
X =fi
fixi
X =30
45.17= 0.58
2. Varians
St2 =
)1(
)( 22
nn
fixifixin=
)130(30
)45.17(8781,10.30 2
St2 =
870
8405.21= 0.025
3. Simpangan Baku (SD)
St =)1(
)( 22
nn
fixifixin= 025.0 = 0.16
Tabel Perhitungan Normalitas
N-gain Kelompok Eksperimen
No. Xi Zi Zt F(Zi) S(Zi) )()( ZiSZiF
1 0.22 -2.25 0.4906 0.0094 0.03 0.02062 0.29 -1.8125 0.4678 0.0322 0.07 0.03783 0.36 -1.375 0.4265 0.0735 0.10 0.02654 0.37 -1.3125 0.4115 0.0885 0.13 0.04155 0.4 -1.125 0.3749 0.1251 0.17 0.04496 0.43 -0.9375 0.3289 0.1711 0.20 0.02897 0.44 -0.875 0.3289 0.1711 0.23 0.05898 0.45 -0.8125 0.3023 0.1977 0.27 0.07239 0.48 -0.625 0.2422 0.2578 0.30 0.0422
10 0.49 -0.5625 0.2422 0.2578 0.33 0.072211 0.5 -0.5 0.2088 0.2912 0.37 0.078812 0.55 -0.1875 0.0987 0.4013 0.40 0.001313 0.57 -0.0625 0.0596 0.4404 0.43 0.010414 0.59 0.0625 0.0596 0.5596 0.47 0.089615 0.59 0.0625 0.0596 0.5596 0.50 0.059616 0.61 0.1875 0.0987 0.5987 0.53 0.068717 0.61 0.1875 0.0987 0.5987 0.57 0.028718 0.64 0.375 0.1736 0.6736 0.60 0.073619 0.64 0.375 0.1736 0.6736 0.63 0.043620 0.64 0.375 0.1736 0.6736 0.67 0.003621 0.67 0.5625 0.2422 0.7422 0.70 0.042222 0.7 0.75 0.3023 0.8023 0.73 0.072323 0.75 1.0625 0.3749 0.8749 0.77 0.104924 0.75 1.0625 0.3749 0.8749 0.80 0.074925 0.75 1.0625 0.3749 0.8749 0.83 0.044926 0.76 1.125 0.3749 0.8749 0.87 0.004927 0.78 1.25 0.4115 0.9115 0.90 0.011528 0.78 1.25 0.4115 0.9115 0.93 0.018529 0.8 1.375 0.4265 0.9265 0.97 0.043530 0.87 1.8125 0.4678 0.9678 1.00 0.0322 17.48
Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors
N-gain Kelompok Eksperimen
H0 = Populasi berdistribusi normal
H1 = Populasi berdistribusi tidak normal
Kriteria Hipotesis : Tolak H0 jika L0 Lt , Terima H0 jika L0 Lt
1. Kolom Xi
Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar
Contoh : Xi = 0.22
2. Kolom Zi
S
XXiZi
=
16.0
58.022.0 = -2.25
3. Kolom Zt
Nilai Zi dikonsultasikan pada Ftab, misalnya : cari -2.25 diperoleh Zt = 0.4906
4. Kolom F(Zi)
Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0.5 - Zt
Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0.5 + Zt
Karena nilai Zi = -2.25 maka F(Zi) = 0.5 – 0.4906 = 0.0094
5. Kolom S(Zi)
S(Zi) =spondenJumlah
spondenNomor
Re
Re=
30
1=0.03
6. Kolom )()( ZiSZiF
Merupakan selisih harga mutlak dan selisih F(Zi) dan S(Zi)
)()( ZiSZiF = )03.00094.0( = 0.0206
7. Menentukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih tersebut untuk
mendapatkan L0
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1049 Kemudian bandingkan L0 dengan Lt
yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel dapat harga Lt untukn=30 pada taraf signifikansi = 0.05 adalah 0.1610. Dengan demikian H0
diterima karena L0 kurang dari Lt (0.1049 0.1610). Hal ini berarti data nilaiN-gain kelompok eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal.
Data Hasil Belajar Kelompok Kontrol
No. Pretest Postes N-gain Kategori1 46 61 0.28 Rendah2 39 64 0.41 Sedang3 32 46 0.21 Rendah4 42 54 0.21 Rendah5 42 78 0.62 Sedang6 46 68 0.41 Sedang7 46 50 0.07 Rendah8 64 82 0.50 Sedang9 28 64 0.50 Sedang10 39 54 0.25 Rendah11 36 71 0.55 Sedang12 57 68 0.26 Rendah13 29 68 0.55 Sedang14 61 64 0.08 Rendah15 36 82 0.78 Tinggi16 61 71 0.23 Rendah17 46 64 0.33 Sedang18 39 46 0.11 Rendah19 57 68 0.25 Rendah20 32 50 0.26 Rendah21 32 78 0.68 Sedang22 42 75 0.57 Sedang23 54 82 0.61 Sedang24 28 75 0.65 Sedang25 43 54 0.19 Rendah26 50 54 0.08 Rendah27 36 57 0.33 Sedang28 50 75 0.50 Sedang29 54 82 0.61 Sedang30 36 71 0.55 Sedang
Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi
N-gain Kelompok Kontrol
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi
frekuensi berdasarkan data skor tes hasil belajar adalah:
1. Urutkan data terkecil sampai data terbesar
0.07 0.08 0.08 0.11 0.19 0.21 0.21 0.23 0.25 0.25
0.26 0.26 0.28 0.33 0.33 0.41 0.41 0.50 0.50 0.50
0.55 0.55 0.55 0.57 0.61 0.61 0.62 0.65 0.68 0.78
2. Banyaknya data (n)
n = 30
3. Menentukan rentang (R)
R = skor terbesar – skor terkecil
R = 0.78 – 0.07
R = 0.71
4. Menentukan banyaknya kelas (K)
K = 1 + 3.3 Log n
K = 1 + 3.3 Log 30
K = 5.87 ≈ 6
5. Menentukan panjang kelas interval (P)
P =K
R
P =6
71.0= 0.118 ≈ 0.12
6. Tabel distribusi frekuensi
Interval NilaiTengah
fabs fka fkb Frel(%)
0.07-0.18 0.125 4 30 4 13.30.19-0.30 0.245 9 26 13 33.30.31-0.42 0.365 4 17 17 100.43-0.54 0.485 3 13 20 100.55-0.66 0.605 8 10 28 26.70.67-0.78 0.725 2 2 30 6.6
30 100
Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
N-gain Kelompok Kontrol
Interval Nilai Tengah(xi)
Frekuensi(fi)
Fixi Xi2 Fixi2
0.07-0.18 0.125 4 0.5 0.015625 0.06250.19-0.30 0.245 9 2.205 0.060025 0.5402250.31-0.42 0.365 4 1.46 0.133225 0.53290.43-0.54 0.485 3 1.455 0.235225 0.7056750.55-0.66 0.605 8 4.84 0.366025 2.92820.67-0.78 0.725 2 1.45 0.525625 1.05125
30 11.91 5.820751. Mean/rata-rata (X)
X =fi
fixi
X =30
91.11= 0.39
2. Varians
St2 =
)1(
)( 22
nn
fixifixin=
)130(30
)91.11(82075,5.30 2
St2 =
870
7744.32= 0.038
3. Simpangan Baku (SD)
St =)1(
)( 22
nn
fixifixin= 038.0 = 0.194
Tabel Perhitungan Normalitas
N-gain Kelompok Kontrol
No. Xi Zi Zt F(Zi) S(Zi)
1 0.07 -1.6495 0.4505 0.0495 0.03 0.01952 0.08 -1.5979 0.4505 0.0495 0.07 0.02053 0.08 -1.5979 0.4505 0.0495 0.10 0.05054 0.11 -1.4433 0.4265 0.0735 0.13 0.05655 0.19 -1.0309 0.3531 0.1469 0.17 0.02316 0.21 -0.9278 0.3531 0.1469 0.20 0.05317 0.21 -0.9278 0.3531 0.1469 0.23 0.08318 0.23 -0.8247 0.3023 0.1977 0.27 0.07239 0.25 -0.7216 0.2734 0.2266 0.30 0.0734
10 0.25 -0.7216 0.2734 0.2266 0.33 0.103411 0.26 -0.6701 0.2422 0.2578 0.37 0.112212 0.26 -0.6701 0.2422 0.2578 0.40 0.142213 0.28 -0.567 0.2088 0.2912 0.43 0.138814 0.33 -0.3093 0.1368 0.3632 0.47 0.106815 0.33 -0.3093 0.1368 0.3632 0.50 0.136816 0.41 0.10309 0.0596 0.5596 0.53 0.029617 0.41 0.10309 0.0596 0.5596 0.57 0.010418 0.50 0.56701 0.2088 0.7088 0.60 0.108819 0.50 0.56701 0.2088 0.7088 0.63 0.078820 0.50 0.56701 0.2088 0.7088 0.67 0.038821 0.55 0.82474 0.3023 0.8023 0.70 0.102322 0.55 0.82474 0.3023 0.8023 0.73 0.072323 0.55 0.82474 0.3023 0.8023 0.77 0.032324 0.57 0.92784 0.3289 0.8289 0.80 0.028925 0.61 1.13402 0.3749 0.8749 0.83 0.044926 0.61 1.13402 0.3749 0.8749 0.87 0.004927 0.62 1.18557 0.3944 0.8944 0.90 0.005628 0.65 1.34021 0.4115 0.9115 0.93 0.018529 0.68 1.49485 0.4394 0.9394 0.97 0.030630 0.78 2.01031 0.4798 0.9798 1.00 0.0202 11.63
)()( ZiSZiF
Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors
N-gain Kelompok Kontrol
H0 = Populasi berdistribusi normal
H1 = Populasi berdistribusi tidak normal
Kriteria Hipotesis : Tolak H0 jika L0 Lt , Terima H0 jika L0 Lt
1. Kolom Xi
Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar
Contoh : Xi = 0.07
2. Kolom Zi
S
XXiZi
=
194.0
39.007.0 = -1.6495
3. Kolom Zt
Nilai Zi dikonsultasikan pada Ftab, misalnya : cari -1.64 diperoleh Zt = 0.4505
4. Kolom F(Zi)
Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0.5 - Zt
Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0.5 + Zt
Karena nilai Zi = -1.64 maka F(Zi) = 0.5 – 0.4505 = 0.0495
5. Kolom S(Zi)
S(Zi) =spondenJumlah
spondenNomor
Re
Re=
30
1=0.03
6. Kolom )()( ZiSZiF
Merupakan selisih harga mutlak dan selisih F(Zi) dan S(Zi)
)()( ZiSZiF = )03.00495.0( = 0.0195
7. Menentukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih tersebut untuk
mendapatkan L0
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1368 Kemudian bandingkan L0 dengan Lt
yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel dapat harga Lt untukn=30 pada taraf signifikansi = 0.05 adalah 0.1610. Dengan demikian H0
diterima karena L0 kurang dari Lt (0.1368 0.1610). Hal ini berarti data nilaiN-gain kelompok kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal.
Uji Homogenitas N-gain
Uji Homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Menetapkan Hipotesis
H0 = Varians populasi kedua variabel yang homogen
Ha = Varians populasi kedua variabel yang tidak homogen
2. Bagi data menjadi dua kelompok
3. Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya
4. Tentukan Fhitung dengan rumus :
Keterangan :
F : Homogenitas
Vb : Varians terbesar
Vk : Varians terkecil
5. Tentukan kriteria pengujiannya :
a. Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians populasi dari
kedua variabel homogen.
b. Jika Fhitung Ftebel maka Ha diterima, yang berarti varians populasi dari
kedua variabel tidak homogen.
Dari langkah-langkah diatas diperoleh :
1. Mencari db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil),diperoleh :Db1 (pembilang) = n-1 = 30-1 = 29Db2 (penyebut) = n-1 = 30-1 = 29
2. Menentukan nilai Fhitung :Berdasarkan tabel persiapan homogenitas diperoleh varians terbesar adalahvarians dari kelompok kontrol dan varians terkecil dari kelompok eksperimen,maka Vb =0.040 dan Vk = 0.038
k
b
V
VF =
038.0
040.0= 1.05
3. Menentukan nilai Ftabel :Dengan menggunakan tabel distribusi F dengan signifikansi 5% didapat Ftabel
= 1.85. Dengan demikian 1.05 1.85, maka data homogen.
k
b
V
VF
Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Uji-t N-gain
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-
langkah perhitungan :
1. Merumuskan hipotesis
H0 : 1 : 2
Ha : 1 2
Keterangan :
1 = Rata-rata N-gain siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis
proyek (kelompok eksperimen)
1 = Rata-rata N-gain siswa yang diajar dengan konvensional
(kelompok kontrol)
2. Menentukan kriteria penguji
Thitung Ttabel H0 ditolak dan H0 diterima jika Thitung Ttabel
3. Menentukan uji statistik
21
21
11
nndsg
xxt
dengan
2
)1()1(
21
2211
nn
VnVndsg
Keterangan :
x1 = rata-rata kelompok eksperimen
x2 = rata-rata kelompok kontrol
dsg= nilai standar deviasi gabungan
n1 = jumlah siswa kelompok eksperimen
n2 = jumlah siswa kelompok kontrol
2
)1()1(
21
2211
nn
VnVndsg =
23030
038.0)130(040.0)130(
= 0.19
21
21
11
nndsg
xxt
=
30
1
30
119.0
39.058.0
= 3.877
4. Menentukan Ttabel
Dengan menggunakan tabel distribusi t didapat Ttabel = 2.00 pada derajat
kebebasan (dk) = (n1+n2)-2 = (30+30)-2 = 58
Dengan demikian thitung ttabel (3.877 2.00) maka H0 diterima berarti rata-rata
N-gain siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek sama
dengan rata-rata siswa yang menggunakan konvensional.