Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
STUDI KASUS GASTROENTERITIS DENGAN MASALAHRISIKO DEFISIT NUTRISI PADA KLIEN DEWASA
DI RUMAH SAKIT L MALANGWiwik Hidayati
Program Studi D-III Keperawatan Program RPLSTIKes Panti Waluya Malang
ABSTRAK, Gastroenteritis adalah suatu kondisi dimana seseorang buang airbesar dengan konsistensi cair, bahkan dapat berupa air saja, dan frekuensinyalebih sering (biasanya 3 kali atau lebih) dalam satu hari. TerjadinyaGastroenteritis menyebabkan peningkatan motilitas usus sehingga menimbulkangangguan gastrointestinal mengakibatkan diare, mual, muntah, kembung, dananoreksia yang mengakibatkan asupan nutrisi tidak adekuat sehinggamemungkinkan kondisi pasien mengalami terjadinya risiko defisit nutrisi. Tujuanpenulis adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalamigastroenteritis dengan masalah risiko defisit nutrisi. Desain penelitian yangdigunakan adalah studi kasus pada satu pasien dewasa yang mengalami risikodefisit nutrisi. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga hari pada bulan juli2020. Pada hasil pengkajian didapatkan pasien terdiagnosa gastroenteritis ,dengan tanda dan gejala adanya diare 5x sehari dan muntah 10x sehari. Padapasien dilakukan intervensi dan implementasi manajemen nutrisi dan manajemenmual. Hasil evaluasi pada pasien sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan.Dalam memberikan tindakan keperawatan guna mengatasi masalah risjko defisitnutrisi dianjurkan untuk mengetahui faktor penyebab utama dan memperhatikanfaktor penyebab lain pada pasien. Hal tersebut bertujuan untuk mengatasimasalah risiko defisit nutrisi yang terjadi pada pasien gastroenteritis.Kata Kunci : Gastroenteritis, Risiko defisit nutrisi
ABSTRACT, Gastroenteritis is a condition in which a person defecates with aliquid consistency, even in the form of water alone, and the frequency is morefrequent (usually 3 or more times) in one day. The occurrence of gastroenteritiscauses an increase in intestinal motility causing gastrointestinal disturbancesresulting in diarrhea, nausea, vomiting, bloating, and anorexia which results ininadequate nutritional intake, allowing the patient's condition to experience therisk of nutritional deficits. The aim of the authors is to carry out nursing care inpatients with gastroenteritis with a risk of nutritional deficits. The research designused is a case study in one adult patient who is at risk of nutritional deficits. Thestudy was conducted for three days in July 2020. The results of the study showedthat the patient was diagnosed with gastroenteritis, with signs and symptoms ofdiarrhea 5 times a day and vomiting 10 times a day. In patients with interventionand implementation of nutritional management and management of nausea. Theresults of the evaluation in patients match the established outcome criteria. Inproviding nursing actions to overcome the risk of nutritional deficits, it isrecommended to identify the main causative factors and pay attention to othercausative factors in the patient. It aims to overcome the problem of the risk ofnutritional deficits that occur in gastroenteritis patients.Keywords: Gastroenteritis, Risk of nutritional deficits
PENDAHULUAN
Gastroenteritis adalah suatu kondisi
dimana seseorang buang air besar
dengan konsistensi cair, bahkan dapat
berupa air saja, dan frekuensinya lebih
sering (biasanya 3 kali atau lebih) dalam
satu hari (Depkes RI, 2011). Penyebab
utama adalah beberapa kuman usus
penting, rotavirus, Escherichia coli,
shigella, cryptosporidium, vibrio
cholerea, dan salmonella dapat
menyebabkan pasien mengalami hal-hal
seperti kehilangan air dan elektrolit
(terjadi dehidrasi), hipoglikemia,
gangguan gizi, gangguan sirkulasi, dan
komplikasi (Rosari et al, 2013).
Terjadinya Gastroenteritis menyebabkan
peningkatan motilitas usus sehingga
menimbulkan gangguan gastrointestinal
mengakibatkan diare, mual, muntah,
kembung, dan anoreksia yang
mengakibatkan asupan nutrisi tidak
adekuat sehingga memungkinkan
kondisi pasien mengalami terjadinya
risiko defisit nutrisi.
Menurut World Health Organization
(WHO, 2018) saat ini penyakit
Gastroenteritis diderita 66 juta orang di
dunia. Dari 66 juta kasus 78% kematian
terjadi di Asia dan Afrika. World
Organization Southeast Asia Region
(WHO SEAR) tahun 2012 menyatakan
bahwa gastroenteritis di Asia Tenggara
merupakan penyebab 10% - 11%
kematian yang sekitar 10% terjadi pada
orang dewasa. Di Indonesia terdapat
33.832 orang menderita Gastroenteritis
ditemukan dan di tangani di Provinsi
Jawa Timur 2018 adalah 28.869 sehinga
cakupan kasus diare yang ditemukan dan
ditangani sebesar 85,3% (Reno, 2017).
Di Kota Malang pada tahun 2013 jumlah
kasus gastroenteritis mencapai 12.716
kasus atau 70,64% dari jumlah kasus
yang meningkat menjadi 13.744 kasus
atau 75,8% (Dinkes Kota Malang, 2014).
Sedangkan di RS L Malang penderita
gastroenteritis pada tahun 2019 terjadi
159 kasus dengan presentase sebesar
2,24% (RM L, 2019).
Awal terjadinya gastroenteritis hingga
mengakibatkan risiko defisit nutrisi
dikarenakan adanya invasi virus dan
bakteri ke saluran Gastrointestinal,
toksisitas makanan, efek obat, dan
minuman lalu akan menginvasi pada
mukosa, memproduksi enterotoksin dan
atau memproduksi sitotoksin hingga
terjadi Gastroenteritis dan meningkatkan
motilitas sehingga mengakibatkan
gangguan absorbsi nutrisi dan cairan
oleh mukosa intestinal dan terjadilah
gangguan intestinal yang biasanya
didapati adanya mual, muntah, kembung,
dan anoreksia sehingga menyebabkan
asupan nutrisi tidak adekuat sehingga
akan mengakibatkan resiko defisit
nutrisi. Muntah dan diare yang dialami
penderita gastroenteritis menyebabkan
tubuh kehilangan banyak cairan dan
nutrisi. Kondisi ini dapat memicu
munculnya gejala defisit nutrisi.
Peranan perawat juga meliputi
manajemen mual yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya resiko defisit
nutrisi yang akan berdampak menjadi
defisit nutrisi yaitu mengidentifikasi
pengalaman mual, mengidentifikasi
dampak mual pada kualitas hidup (misal
nafsu makan), mengidentifikasi faktor
penyebab mual, dan memberikan
makanan dalam jumlah kecil dan
menarik (PPNI, 2018). Berdasarkan
uraian tersebut, maka peneliti tertarik
untuk menyusun karya tulis ilmiah
dalam bentuk Studi Kasus
Gastroenteritis Dengan Masalah Risiko
Defisit Nutrisi Pada Klien Dewasa di
Rumah Sakit L Malang.
Ada beberapa hal yang perlu dikaji pada
klien gastroenteritis dengan masalah
risiko defisit nutrisi ; kaji pola nutrisi
pasien dan perubahan yang terjadi,
timbang berat badan pasien, kaji faktor
penyebab gangguan pemenuhan nutrisi,
lakukan pemeriksaan fisik abdomen
(palpasi, perkusi, dan auskultasi)
(Mardalena, 2018).
Metode Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian
ini adalah studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami
risiko defisit nutrisi di Rumah Sakit L
Malang.
Studi kasus pada pasien dewasa yang
menderita Gastroenteritis dengan
masalah risiko defisit nutrisi di Rumah
Sakit L Malang. Pada studi kasus ini,
yang dimaksud adalah asuhan
keperawatan yang dilakukan pada satu
klien dengan diagnosa medis
gastroenteritis, dengan ketidakmampuan
menelan makanan, dengan
ketidakmampuan mencerna makanan,
yang ditandai dengan mual dan muntah
lebih dari 3x sehari, dengan kondisi
asupan kurang dan output berlebih,
dengan kondisi mual, muntah, kembung,
dan anoreksia, dengan diare lebih dari
3x sehari, dan dengan berat badan
menurun.
Pada studi kasus ini yang menjadi
partisipan adalah klien Ny. Y dengan
masalah risiko defisit nutrisi di ruang
inap Rumah Sakit L Malang, dengan
karakteristik pasien yang mengalami
diare lebih dari 10x sehari karena pada
kondisi ini pasien pasien sudah dalam
kondisi terjadi gangguan di fungsi
gastrointestinal, pasien dengan diagnosa
medis gastroenteritis, pasien dengan
kondisi ketidakmampuan menelan dan
mencerna makanan, pasien dengan
kondisi asupan kurang dan output
berlebih, dan pasien yang mengalami
mual, muntah karena penyakit
gastroenteritis.
Studi kasus ini dilaksanakan di ruang
unit PII lantai 3 Rumah Sakit L Malang
yang dilaksanakan selama 3 hari pada
tanggal 29 Agustus - 31 Agustus 2020.
Pelaksanaan studi kasus pada pasien
yang mengalami gastroenteritis dengan
risiko defisit nutrisi di Rumah Sakit L
Malang, penulis menggunakan teknik
data sekunder yang diperoleh dari
pembimbing klinik. Etika penelitian
yang mendasari penyusunan studi kasus
ini meliputi: anonimity (tanpa nama) dan
confidentiality (kerahasiaan).
HASIL
Pada hasil studi kasus ini didapatkan
hasil bahwa pada pengkajian pasien
mengeluhkan diare 5x sejak 27 Agustus
pukul 18.00, muntah 10x berwarna
kuning, merasakan nyeri perut yang
dirasakan setelah makan makanan yang
pedas. Tanggal 28 Agustus 2020 pukul
03.30 WIB klien berobat ke IGD RS L
Malang. kemudian dilakukan pengkajian
dan pemeriksaan fisik, saat pengkajian
klien mengeluh diare muntah,
merasakan nyeri perut dan kondisi
pasien tampak lemas. Tampak dari
kondisi klien status nutrisi mengalami
penurunan. Dilakukan pemeriksaan
laboratorium darah lengkap dengan
jumlah trombosit yaitu 614.000 sel/ʯL
(N: 150.000-440.00 sel/ʯL) dan klien
disarankan untuk rawat inap. GCS 456
dan dilakukan pengukuran TTV: TD:
128/74 mmHg,S: 36,9°C, N: 107x/menit,
RR: 20x/menit, dilakukan pemeriksaan
laboratorium dengan hasil Hemoglobin
8.3g/dl,Hematokrit 28,4 %, Natrium
darah 133.0 mmol/L, klien mendapat
terapi cairan infus RL 500ml 20tpm,
serta injeksi IV Sitas 20 mg,Omeprazole
40mg dan Ondansetron 8 mg. Pada
pukul 05.00 klien di pindahkan ke ruang
rawat inap. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan bahwa pasien tampak
keadaan umum lemah, kesadaran
composmentis, GCS 456, TD : 123/77
mmHg, N : 107x/menit, RR : 20
x/menit (reguler,spontan), S : 36,6 °C,
Sat O2 : 95%.
Setelah dilakukan pengkajian data
kepada pasien maka ditemukan diagnosa
keperawatan yaitu Risiko defisit nutrisi
berhubungan dengan adanya
ketidakmampuan menelan makanan,
ketidakmampuan mencerna makanan,
dan ketidakmampuan mengabsorbsi
makanan.
Setelah ditemukan diagnosa
Keperawatan maka pada pasien tersebut
ditetapkan rencana keperawatan yaitu
manajeman nutrisi dan manajemen mual
sesuai dengan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia tahun 2018.
Intervensi tersebut meliputi :
Manajemen Nutrisi
Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
2.Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan
3.monitor asupan makan (mengukur
intake dan output makanan)
4.Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrient
5. Monitor asupan makanan
6.Pengukuran berat badan setiap pagi
hari
Terapeutik
1. Lakukan oral higiene sebelum makan,
jika perlu
2.Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
3. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
4.Berikan makanan yang disukai
Edukasi
1.Menganjurkan pasien makan sedikit
tapi sering
2.Anjurkan posisi duduk, jika mampu
3.Ajarkan diit yang diprogramkan
Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis : antiemetic) jika
perlu
2.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan.
Manajemen mual
1)Identifikasi pengalaman mual
2)Identifikasi dampak mual pada
kualitas hidup (misal: nafsu makan)
3)Identifikasi faktor penyebab mual
4)Monitor asupan nutrisi dan kalori
5)Berikan makanan dalam jumlah kecil
dan menarik
6)Anjurkan istirahat dan tidur cukup
7)Anjurkan makanan tinggi karbohidrat
dan rendah lemak
8)Kolaborasi pemberian antiemetik, jika
perlu
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian, klien
mempunyai faktor risiko defisit nutrisi,
hal ini dikarenakan, adanya mual dan
muntah 5x sehari yang membuat
kurangmya nutrisi dalam tubuh
dikarenakan ketidakmampuan menelan
makanan, mencerna makanan, dan
mengabsorbsi nutrien, serta dari hasil
pemeriksaan penunjang klien juga
mengalami berat badan underweight
Pada klien pengkajian secara langsung
dilakukan melalui perantara
pembimbing 3 karena suatu kondisi
tertentu. Hal ini menyebabkan ada
beberapa data yang kurang lengkap
sehingga harus melengkapi data melalui
rekam medik dan wawancara keluarga
via online.
Data yang didapatkan klien, berusia 60
tahun, terdiagnosa medis Gastroenteritis
(GE). Saat dilakukan pengkajian
didapatkan data bahwa klien mengalami
diare 5x sehari, nyeri perut, BAB cair
dan bahkan muntah sebanyak 10x,
hemoglobin rendah dan didapatkan hasil
pemeriksaan fisik tampak mukosa bibir
kering dan tampak lemas,berat badan
underweight
Gastroenteritis adalah suatu kondisi
dimana seseorang buang air besar
dengan konsistensi cair, bahkan dapat
berupa air saja, dan frekuensinya lebih
sering (biasanya 3 kali atau lebih) dalam
satu hari (Depkes RI, 2011). Penyebab
utama adalah beberapa kuman usus
penting, rotavirus, Escherichia coli,
shigella, cryptosporidium, vibrio
cholerea, dan salmonella dapat
menyebabkan pasien mengalami hal-hal
seperti kehilangan air dan elektrolit
(terjadi dehidrasi), hipoglikemia,
gangguan gizi, gangguan sirkulasi, dan
komplikasi (Rosari et al, 2013).
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang ditemukan pada
klien dapat ditegakkan diagnosa masalah
risiko defisit nutrisi berhubungan
dengan ketidakmampuan menelan
makanan, mencerna makanan, dan
mengabsorbsi makanan. Diagnosa yang
ditegakkan pada klien dapat didukung
dengan adanya kondisi klien yang
mengalami diare 5x sehari dan mual
muntah 10x sehari dengan kondisi klien
tampak lemas. Klien makan dalam porsi
kecil sehingga jika tidak ditata laksana
lebih lanjut dapat menyebabkan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan. Kondisi ini adalah akibat
dari output berlebih dan intake yang
kurang dari kebutuhan.memiliki
diagnosa risiko defisit nutrisi dengan
etiologi yaitu asupan nutrisi yang tidak
adekuat, karena pada klien
Gastroenteritis yang mengalami gejala
mual,muntah, dan diare akan
mengalami risiko defisit nutrisi jika
tidak ditatalaksana lebih lanjut maka
dapat menyebabkab ketidakseimabangan
nutrisi kurang dari kebutuhan. Kondisi
ini adalah akibat dari output yang
berlebih dengan intake yang kurang dari
kebutuhan dan kedaan ini harus segera
di lakukan tidakan keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang dapat
terjadi pada klien Gastroenteritis
adalah risiko defisit nutrsi b.d asupan
nutrisi yang tidak adekuat. Definisi
risiko defisit nutrisi adalah kondisi
keadaan dimana klien berisiko
mengalami asupan nutrisi tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme (SDKI, 2017).
3. Tujuan
Tujuan yang ditetapkan pada klien
adalah klien dapat terhindar dari risiko
defisit nutrisi menjadi defisit nutrisi
yang terdiri dari keadekuatan asupan
nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme, frekuensi makan membaik,
bising usus membaik, status nutrisi
membaik, berat badan membaik atau
berat badan tidak turun, eliminasi fekal
membaik, fungsi gastrointestinal
membaik, nafsu makan membaik. Untuk
menghindari terjadinya risiko defisit
nutrisi yang disebabkan oleh asupan
nutrisi tidak adekuat, yang jika tidak
ditatalaksana lebih lanjut akan
mengakibatkan terjadinya penurunan
badan ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan.
Tujuan yang telah ditetapkan pada klien,
sesuai dengan teori Tim Pokja SLKI
DPP PPNI (2018) yang memaparkan
bahwa penetapan tujuan rencana
keperawatan bagi klien Gastroenteritis
dengan masalah risiko defisit nutrisi
tidak terjadi defisit nutrisi setelah
diberikan asuhan keperawatan kepada
klien dalam jangka waktu tertentu.
4. Kriteria Hasil
Berdasarkan data yang ditemukan,
kriteria hasil yang ditetapkan pada klien
yaitu keadekuatan asupan nutrisi untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme,
frekuensi makan membaik, bising usus
membaik, status nutrisi membaik, berat
badan membaik, eliminasi fekal
membaik, fungsi gastrointestinal
membaik, nafsu makan membaik
bertujuan untuk mengevaluasi apakah
pada setiap tindakan atau asuhan
keperawatan pada klien dapat
meningkatkan kondisi klien serta
mencegah terjadinya masalah menjadi
aktual
Kriteria yang telah ditetapkan pada klien
sesuai dengan teori penulis pada tinjauan
pustaka. Menurut penulis denga klien
mengatakan sudah tidak mual dan
muntah lagi,frekuensi makan membaik
dan status nutrisi membaik keadaan ini
membuktikan jika kondisi klien berhasil
dengan dilakukannya intervensi dan
implementasi keperawatan. dalam 3 hari,
dan keadaan defisit nutrisi dapat
dicegah.
Kriteria hasil yang ditetapkan pada
klien sesuai dengan Tim POKJA SLKI
DPP PPNI (2018) yang menyatakan
bahwa klien yang berisiko defisit nutrisi
harus mencapai kriteria hasil frekuensi
makan membaik,status nutrisi
membaik,fungsi gasrointestinal
membaik,berat badan membaik.
5. Intervensi
Pada klien dilakukan tindakan
keperawatan dan asuhan keperawatan.
Peneliti merencanakan 14 intervensi
untuk klien karena setiap intervensi yang
akan dilakukan disesuaikan dengan
keadaan dan kondisi terkini klien yang
didapat saat pengkajian. Intervensi
tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kebutuhan status nutrisi klien serta
menghindarkan klien dari terjadinya
defisit nutrisi. Dengan dilakukan
manajemen nutrisi dan manajemen mual
yaitu: manajemen nutrisi: identifikasi
status nutrisi, identifikasi alergi dan
intoleransi makanan, monitor asupan
makan, identifikasi kebutuhan kalori dan
jenis nutrient, monitor asupan makanan,
lakukan oral higiene sebelum makan,
jika perlu, sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai, berikan
makanan tinggi kalori dan tinggi protein,
berikan makanan yang disukai, anjurkan
posisi duduk, jika mampu, ajarkan diit
yang diprogramkan, Kolaborasi
pemberian medikasi sebelum makan
(mis : antiemetic) jika perlu, kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan.Manajemen
mual :Identifikasi pengalaman mual,
identifikasi dampak mual pada kualitas
hidup (misal: nafsu makan), identifikasi
faktor penyebab mual, monitor asupan
nutrisi dan kalori , berikan makanan
dalam jumlah kecil dan menarik,
anjurkan istirahat dan tidur cukup,
anjurkan makanan tinggi karbohidrat
dan rendah lemak.
Intervensi yang telah ditetapkan bagi
klien telah sesuai dengan teori menurut
TIM POKJA SIKI DPP PPNI (2017)
yaitu dengan manajemen ntutrisi,
manajemen mual.
6. Implementasi
Pada klien intervensi yang telah
direncakan berjumlah 8, peneliti dalam
melaksanakan implementasi
keperawatan sesuai dengan intervensi
yang telah direncanakan. dilakukan
implementasi melalui perantara dari
pembimbing 3.
Menurut penulis, tujuan yang ditetapkan
pada klien adalah klien dapat mengatasi
masalah mual dan muntah yang dialami.
Karena dampak defisit nutrisi adalah
klien beresiko mengalami ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan dan jika keadaan ini
dibiarkan berkelanjutan klien akan
mengalami defisit nutrisi. Selama
implementasi penulis tidak mengalami
hambatan dan respon klien baik selama
dilakukan tindakan keperawatan.
Hal diatas sesuai dengan teori menurut
Setiadi (2012) Implementasi
keperawatan merupakan pengelolaan
dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada
tahap perencanaan. Adapun pedoman
implementasi keperawatan menurut
Dermawan (2012), yaitu tindakan
keperawatan yang dilakukan kosisten
dengan rencana dan dilakukan setelah
memvalidasi rencana keperawatan,
keamanan fisik dan psikologis klien
dilindungi, serta selama tahap
implementasi perawat, terus melakukan
pengumpulan data dan memilih asuhan
keperawatan yang paling sesuai dengan
kebutuhan klien. Semua implementasi
didokumentasikan kedalam format yang
telah ditetapkan institusi.
7. Evaluasi
Pada Klien setelah 3 hari dilakukan
asuhan keperawatan, masalah Risiko
defisit nutrisi yang dialami klien
belum dapat teratasi namun tidak terjadi
defisit nutrisi. Hal ini disebabkan karena
jumlah asupan nutrisi mulai
membaik.Setelah dilakukan tindakan
tersebut, terbukti bahwa asupan nutrisi
klien membaik, klien tidak mengalami
tanda gejala defisit nutrisi, serta tidak
terjadi perubahan tanda-tanda vital yang
berarti. Selama tindakan keperawatan
seluruh implementasi efektif dilakukan
agar tidak terjadi masalah risiko defisit
nutrisi menjadi aktual.
Menurut Manurung (2011) evaluasi
keperawatan merupakan kegiatan yang
perlu dilakuka secara berkelanjutan
untuk mengukur tingkat efektivitas dan
keberhasilan rencana keperawatan serta
bagaimana rencana keperawatan
dilanjutkan, direvisi atau bahkan
dihentikan. Hal ini sesuai teori menurut
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2018)
bahwa hasil yang diharapkan setelah
dilakukan tindakan keperawatan adalah;
keadekuatan aasupan nutrisi untuk
memenuhi kebutuhan
metabolisme,frekuensi makan
membaik,status nutrisi membaik,brat
badan membaik,nafsu makan
membaik,fungsi gastrointestinal
membaik.
DAFTAR PUSTAKA
Ali. (2011). Gastritis. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. (2015). Buku AjarIlmu Penyakit Dalam. Jakarta :EGC.
Haryono. (2012). Keperawatan MedikalBedah Sistem Pencernaan.Yogyakarta : GosyenPublishing.
Herdman & Shigemi. (2012). Diagnosiskeperawatan Definisi danKlasifikasi. Jakarta : ECG
Mardalena, Ida. (2018). AsuhanKeperawatan pada Pasiendengan gangguan Sistem
Pencernaan. Yogyakarta :Pustaka Baru Press
Kemenkes RI. (2017). Laporan DataAngka Kasus Gastritis.Jakarta:DepartemenKesehatan Republik IndonesiaDinas.
Mutaqqin & Sari. (2013). GangguanGantrointestinal AplikasiAsuhan Keperawatan MedikalBedah. Jakarta : SalembaMedika
Nugroho, T. (2011). AsuhanKeperawatan Penyakit DalamCetakan I . Yogyakarta : NuhaMedika
PPNI. (2017). Standart DiagnosaKeperawatan Indonesia Edisi 1.Jakarta:DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standart IntervensiKeperawatan Indonesia Edisi 1.Jakarta : DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standart LuaranKeperawatan Indonesia :Definisi dan Kriteria HasilKeperawatan Edisi1 .Jakarta :DPP PPNI.
Rekam Medik Rumah Sakit Lavalette.(2019). Malang: Rumah SakitLavelette
Rosari, A., Rini, E.A., & Masrul. (2013).Hubungan Diare denganStatus Gizi. Jurnal KesehatanAndalas,2013;2(3). Juli 17,2020 http://jurnal.Fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/138.
Sampul, M. P. K., Ismanto, A.Y., &Pondaag, L. (2015). HubunganDiare dengan KejadianMalnutrisi .EjournalKeperawatan (e- Kp) Vol. 3,No. 1,2015 : 17.
Tarwoto & Wartonah. (2015).Kebutuhan Dasar Manusia
dan Proses Keperawatan Ed 4.Jakarta: Saelamba Medika
Thomas, J. & Monaghan,T. (2012).Pemeriksaan Fisik danKeterampilan Praktis BukuSaku. Jakarta : EGC
WHO. (2016). World Health Statistics.Mei 5, 2020.
Mardiana, Y. (2019). ASUHANKEPERAWATAN PADAKLIEN GASTROENTERITISDENGAN MASALAHKEPERAWATAN GANGGUANKESEIMBANGAN CAIRANDAN ELEKTROLIT DIRUANG ASOKA RSUDBANGIL PASURUAN.Jombang:STIKes InsanCendekia Medika.
Departemen Kesehatan RI. (2011).Buku Saku Petugas KesehatanLima Langkah TuntaskanDiare. Jakarta:DirektoratJenderal PengendalianPenyakit dan PenyehatanLingkungan. Pp,288-390.
Reno. (2017). Presentase KesehatanIndonesia. Retrieved frompresentase kesehatan JawaTimur.
Syaiful, Y. dan Wibowo, S. (2014).Pengetahuan dan SikapPerawat Memenuhi KebutuhanSpiritual Pasien Kritis denganImplementasi Keperawatan.Journals of NersCommunity.Vol.5,No.1.
Riyadi, Sujono dan Suharsono. (2010).Asuhan Keperawatan AnakSakit. Yogyakarta:GosyenPublishing.
Kardiyudiani dan Susanti. (2019).Keperawatan Medikal Bedah 1.Yogyakarta: PT Pustaka Buku
Wijaya, A.S. dan Putri, Y.M.(2013).Keperawatan Medikal Bedah.Yogyakarta: Nuha Medika.