Sumber Tambahan SAP CA Mammae

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ca mammae

Citation preview

BAB I

CA MAMMAE1. DEFINISI CA MAMMAE Kanker payudara atau disebut juga ca mammae adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995) Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995). Ca mammae adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005) Ca mammae adalah kanker yang relatif sering dijumpai pada wanita dan merupakan penyebab kematian utama pada wanita berusia antara 45 dan 64 tahun. Kanker payudara mungkin ditemukan in situ (masih lokal) atau ditemukan sebagai neoplasma maligna (telah menyebar). Kanker payudara hampir selalu merupakan adenokarsinoma dan biasanya timbul di duktus (Corwin, 2008)2. KLASIFIKASI CA MAMMAE

Berdasarkan The World Health Organization (WHO) tahun 2003, Ca mammae dibagi atas karsinoma non invasif dan invasif. Karsinoma Non-invasif

Karsinoma non-infasif sering disebut juga dengan in situ breast cancer.In situ breast cancer adalah type kanker yang mana sel kanker tetap berada dalam selubung tempat asalnya. Jadi sel kanker tidak menyerang jaringan disekitar saluran air susu atau kelenjar air susu. Jenisnya antara lain :

a. Ductal Carsinoma In Situ ( DCIS )Suatu sel abnormal di sepanjang saluran air susu yang tidak menyerang jaringan sekitar payudara. Ini adalah Ca mammae stadium awal.Beberapa ahli menganggap DCIS adalah kondisi sangat awal dari kanker.Hampir semua wanita dengan DCIS ini bisa disembuhkan.Tapi ada juga yang berkembang menjadi Ca mammae yang invasife.Karsinoma duktus in situ dapat terjadi baik pada wanita pre-menopause maupun pasca-menopause, biasanya pada kelompok umur 40-60 tahun.b. Lobular Carsinoma In Situ ( LCIS )Bahwa suatu sel abnormal masih berada dalam kelenjar air susu, dan tidak menyerang jaringan disekitarnya. LCIS terjadi terutama pada wanita pre-menopause.Apabila setelah menopause, biasanya dihubungkan dengan adanya karsinoma infiltratif.LCIS ditemukan pada 6% dari seluruh karsinoma mamae.Masalah utamanya, tumor ini secara klinis tidak teraba, dan ditemukan pada hasil biopsi yang dilakukan atas indikasi adanya kista atau lesi palpabel jinak lainnya. Masih menjadi kontroversi diantara ahli-ahli kanker bahwa apakah LCIS merupakan suatu stadium sangat awal dari kanker ataukah hanya merupakan penanda bahwa itu dimasa datang akan berubah menjadi kanker. Tetapi para ahli juga sepakat bahwa apabila seseorang mempunyai LCIS, berarti di kemudian hari dia mempunyai resiko untuk mempunyai kanker pada salah satu payudaranya.Pada payudara yang terdapat LCIS bisa berubah menjadi invasive lobular breast cancer. Bila kanker berkembang pada payudara yang lain, maka bisa jadi menjadi Invasife Lobular atau Invasife Ductal Carsinoma.

Invasive breast cancer ( Ca mammae yang invasive )Invasive ( infiltrating ) breast cancer adalah jenis kanker yang sel kankernya telah keluar/lepas dari mana dia berasal, menyerang jaringan sekitar yang mendukung saluran dan kelenjar- kelenjar payudara. Sel-sel kanker ini bisa menyebar keberbagai bagian tubuh, seperti ke kelenjar getah bening. Jenisnya antara lain :

a. Invasive Ductal Carsinoma ( IDC )Dianggap sebagai penyebab terbesar Ca mammae yang invasive (85%). Jika seorang wanita mempunyai IDC, maka sel kanker yang berada di sepanjang saluran air susu akan keluar dari dinding saluran tersebut dan menyerang jaringan disekitar payudara. Sel kanker bisa saja tetap terlokalisir, berada didekat tempat asalnya atau menyebar ( metastasis ) kebagian tubuh yang lain, terbawa oleh peredaran darah atau system kelenjar getah bening. Untuk jenis IDC solid tubular, meskipun invasive tapi masih lumayan terkendali dibanding jenis invasive lain.

b. Invasive Lobular Carsinoma ( ILC )

Meskipun tidak sebanyak IDC (10%), type ini juga mempunyai sifat yang mirip. ILC, berkembang dari kelenjar yang memproduksi susu dan kemudian menyerang jaringan payudara disekitarnya. Juga bahkan ke tempat yang lebih jauh dari asalnya. Dengan ILC, penderita mungkin tidak akan merasakan suatu benjolan, yang dirasakan hanyalah adanya semacam gumpalan atau suatu sensasi bahwa ada yang berbeda pada payudara. ILC, bisa diditeksi hanya dengan menyentuh, dan kadang juga bisa tidak terlihat dalam mammogram.ILC ini bersifat seperti cermin, kalau payudara kanan ada benjolan, biasanya sebelah kiri juga ada.Tipe tipe yang tidak biasa / Jarang pada Ca mammae:Tidak semua tipe Ca mammae berasal dari saluran air susu atau kelenjar air susu. Beberapa jenis yang tidak umum adalah :a. Inflammatory Breast Cancer

Jenis ini jarang, tapi termasuk type Ca mammae yang agresive.Kulit pada payudara menjadi merah dan bengkak.Atau menjadi tebal / besar.Berbintik-bintik menyerupai jeruk yang terkelupas.Ini dikarenakan oleh sel kanker yang memblock pembuluh getah bening yang letaknya dekat permukaan payudara.b. Medullary Carcinoma.

Tipe spesifik pada invasive breast cancer.Dimana batas tumor jelas terlihat.Sel kanker lebar dan sel system imun terlihat disekitar batas tumor.

c. Tubular carcinoma

Jenis kanker yang jarang ini dinamaidemikian karena bentuk sel kanker ketika dilihat dibawah microscope.Meskipun merupakan invasive breast cancer tapi tampilannya lebih baik dari Invasive Ductal Carcinoma dan Invasive Lobular Carcinoma.

d. Metaplastic carcinoma

Mewakili kurang dari 1% dari seluruh pasien yang baru didiagnosis mempunyai Ca mammae. Perubahan bentuk jaringan biasanya terlokalisir/terbatas dan berisi beberapa sel yang berbeda, yang secara typical tidak ditemui pada Ca mammae yang lain.Harapan kesembuhan dan cara penanganannya sama dengan Invasive Ductal Carcinoma.SarcomaTumor yang tumbuh pada sambungan antara jaringan di payudara. Jenis tumor ini biasanya kemudian menjadi kanker ( malignant).

e. Micropapillary carcinoma

Type ini cenderung untuk menjadi agresive, sering menyebarnya ke kelenjar getah bening, meskipun ukurannya kecil.

f. Adenoid cystic carcinoma

Jenis kanker ini penggolongannya dilihat dari ukurannya, tumor local.Termasuk jenis invasive, tetapi lambat dalam pertumbuhan dan penyebaran.

Klasifikasi Stadium Kanker Payudara

Stadium Klinik: (TNM oleh UICC)

T 1 : Besar tumor kurang dari atau sama dengan 2 cm

a) Tanpa perlekatan (fiksasi) ke pembungkus otot (fasia)

b) Dengan fiksasi ke fasia/otot

T2 : Besar tumor lebih dari 2-5 cmT3 : Besar tumor lebih dari 5 cmT4 : Penjalaran tumor ke dinding dada/kulit

a) Penjalaran ke dinding dada

b) Timbul pembengkakan (edema) kulit/peradangan (infiltrasi)atau terbentuknya borok (ulserasi)

c) Kedua, a dan bN0 : KGB (kelenjar getah bening) ketiak (aksiler) tidak teraba

N1 : KGB aksiler teraba tapi masih bebas digerakkan

a) Tidak diperhitungkan terinfiltrasi

b) Diperhitungkan terinfiltrasi

N2 : KGB aksiler teraba dan terfiksasi

N3 : KGB diatas tulang selangka (supraklavikula) teraba danedema lengan

MO : Tidak terdapat penyebaran (metastase) jauh

M1 : Terdapat metastase jauh

Stadium Kanker Payudara berdasarkan TMN

Stadium IT1a, T1bN0, N1a, N1bM0Tumor terbatas pada payudara dan dapat digerakkan dari otot dinding dada

Stadium II

T0, T1a, T1b

T2a, T2bT2a, T2bN1bN0, N1aN1bM0

M0

M0Tumor terbatas pada payudara, dapat digerakkan dari muskulus

pektoralis dan teraba kelenjar aksiler yang masih dapat digerakkan.

Stadium IIIa

Stadium IIIbT3a, T3b

T1a,b, T2a,b, T3

T1a,b, T2a,b, T3a, b

T4a,b,cN0, N1

N2

N3

Setiap NM0

M0

M0

M0Tumor melekat pada muskulus pektoralis atau dinding dada. Infiltrasi

kulit yang luas atau terdapat "Pear e'orange" (kulit berkerut seperti

kulit jeruk). Kelenjar aksiler tidak dapat digerakkan atau teraba

kelenjar limfe supraklavikuler atau kelenjar limfa aksileryangberlawanan (kontra-lateral).

Stadium IVSetiap TSetiap NMIMetastasis di tulang, paru-paru, hati, otak, dan lain-lain

Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu: 1) Stadium I Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.

2) Stadium IIa

Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.

3) Stadium IIb

Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.

4) Stadium IIIa

Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa penyebaran jauh.

5) Stadium IIIb

Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.

6) Stadium IV

Tumor yang mengalami metastasis jauh.

Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :

0 : Baik, dapat bekerja normal.

1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa. 2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri sendiri 50% dari waktu sadar.3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri, perlu tiduran lebih 50% dari waktu sadar.4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri, hanya tiduran saja.

Status penampilan (performance status) kanker menurut Karnofsky :

100%: Mampu melaksanakan aktivitas normal, keluhan / kelainan tidak ada. 90%: Tidak perlu perawatan khusus, keluhan gejala minimal.80%: Tidak perlu perawatan khusus dengan beberapa keluhan / gejala.70%: Tidak mampu bekerja namun mampu merawat diri.60%: Kadang perlu bantuan tetapi umumnya dapat melakukan untuk keperluan sendiri.50% : Perlu bantuan dan umumnya perlu obat-obatan.40%: Tidak mampu merawat diri, perlu bantuan dan perawatan khusus.30%: Perlu pertimbangan perawatan rumah sakit.

20%: Sakit berat, perlu perawatan rumah sakit.

10%: Mendekati kematian.

0%

: Meninggal. "Rest in peace & no pain".

(Corwin, Elizabeth. 2009) (Dwi, Asti, dkk. 2010) (Mardiana, Lina. 2010) (Mansjoer, dkk, 2000) (Purwastuti, Endang. 2012) (Supandiman, Iman. 1997) (Suzanne. 2002) (Wijayakusuma, H. 2008)3. EPIDEMIOLOGI CA MAMMAEKanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi nomor 2 di Indonesia dan terdapat kecenderungan dari tahun ke tahun insiden ini meningkat, seperti halnya di negara barat. Angka kejadian kanker payudara di Amerika Serikat 92/100.000 wanita per tahun dengan mortalitas uang cukup tinggi 27/100.000 atau 18% dari kematian yang dijumpai pada wanita. Di Indonesia berdasarkan Pathological Based Registration kanker payudara mempunyai insiden relatif 11,5%. Diperkirakan di Indonesia mempunyai insiden minimal 20.000 kasus baru per tahun, dengan kenyataan bahwa lebih dari 50% kasus masih berada dalam stadium lanjut.

Kurva insidens-usia bergerak naik sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia di bawah 20 tahun. Angka tertinggi terdapat pada usia 45-66 tahun. Insidensi karsinoma mammae pada laki-laki hanya 1% dari kejadian pada perempuan. Insidensi tinggi di negara Barat dan lebih banyak pada populasi kulit putih dibandingkan kulit hitam.(Abdul. 2011) ,(Pramudya. 2011)

Grafik insiden Ca Mammae

4. PATOFISIOLOGI MAMMAETerlampir

5. FAKTOR RESIKO CA MAMMAEBelum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko.Faktor ini penting dalam membantu mengembangkan program-program pencegahan.Hal yang harus selalu di ingat adalah bahwa hampir 60 % wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor-faktor resiko yang teridentifikasi kecuali hanya lingkungan hormonal mereka.Dengan demikian, semua wanita dianggap beresiko untuk mengalami kanker payudara selama masa kehidupan mereka. Namun demikian, mengidentifikasi faktor resiko merupakan cara untuk mengidentifikasi wanita yang mungkin diuntungkan dari kelangsungan hidup yang terus meningkat dan pengobatan dini. Selain itu, riset lebih jauh tentang faktor-faktor resiko akanmembantu dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk mencegah atau memodifikasi kanker payudara dimasa mendatang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ca mammae :

a. Usia dan jenis kelaminKurang dari 1% Ca mammae timbul pada pria, dengan demikian jenis kelamin wanita memiliki faktor resiko yang lebih besar. Seperti karsinoma lain, bertambahnya umur juga merupakan faktor resiko yang bermakna. Sampai dengan umur 40-45 tahun, rata-rata peningkatan tajam yang kemudian menurun perlahan-lahan, walaupun insiden Ca mammae terus meningkat sampai usia tua.

b. Riwayat pribadi tentang kanker payudara

Resiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya meningkat hamper 1% setiap tahun.

c. Anak permpuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita dengan kanker payudara. Resikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum berusia 60 tahun; resiko 4 sampai 6 kali jika kanker payudara terjadi pada dua orang saudara langsung.

d. Genetik, Ada 2 jenis gen (BRCA1 dan BRCA2) yang sangat mungkin sebagai resiko sampai dengan 85%.

e. Pemakaian obat-obatan dan bahan kimiaSeorang wanita yang menggunakan therapy obat hormon pengganti {hormone replacement therapy (HRT)} seperti Hormon estrogen akan bisa menyebabkan peningkatan resiko mendapat penyakit Ca mammae. Termasuk alat kontrasepsi yang tinggi estrogen dan DES (dietilstilbestrol).Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko tinggi menderita Ca mammae.

f. Sering menghadapi kondisi stress (goncangan jiwa).g. Menarke dini. Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun.

h. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertamaWanita yang mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama mereka pada usia sebelum 20 tahun.i. Menopause pada usia lanjutMenopause setelah usia 50 tahun meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah menjalani ooforektomi bilateral sebelum usia 30 tahun mempunyai resiko sepergtiganya.

j. Riwayat penyakit tumor payudara jinak

Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel poliferasi mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara; wanita dengan hiperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini.

k. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun beresiko hamper dua kali lipat.

l. Obesitas- resiko terendah diantara wanita pasca menopause

Wanita gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi, yang paling sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat.

m. Kontraseptif oral

Wanita yang menggunakan kontraseptif oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara.Bagaimanapun, risiko tinggi ini menurun dengan cepat setelah penghentian medikasi.

n. Terapi penggantian hormon. Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko kanker payudara pada terapi penggantian hormon. Wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan estrogen suplemen dan menggunakannya untuk jangka panjang (lebih dari 10 sampai 15 tahun) dapat mengalami peningkatan risiko. Sementara penambahan progesteron terhadap penggantian estrogen meningkat insidens kanker endomentrium, hal ini tidak menurunkan resiko kanker payudara.

o. Konsumsi alcohol

Sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alkohol bahkan dengan hanya sekali minum dalam sehari.Risikonya dua kali lipat di antara wanita yang minum alkohol tiga kali sehari.Di Negara dimana minuman anggur dikonsumsi secara teratur (mis Perancis dan Itali), angkanya sedikit lebih tinggi.Beberapa temuan riset menunjukan bahwa wanita muda yang minum alkohol lebih rentan untuk mengalami kanker payudara pada tahun-tahun terakhirnya.

p. Diet tinggi lemak dahulu pernah diduga meningkatkan risiko kanker payudara. Kajian epidemiologi pada wanita berkebangsaan Amerika dan Jepang menunjukan perbedaaan lima kali lipat dalam angka kanker payudara antara dua kelompok, dengan wanita Amerika yang mempunyai insidens yang lebih tinggi. Wanita Jepang yang bermigrasi ke Amerika Serikat juga menunjukan angka kanker payudara yang serupa dengan wanita-wanita Amerika lainnya. Studi kelompok terbaru menunjukan hubungan yang lemah atau tidak menyeluruh antara diet tinggi lemak dan kanker payudara. Namun, karena lemak mempunyai dampak dalam kanker kolon dan penyakit jantung, pasien wanita diuntungkan dari upaya penyuluhan yang difokuskan pada pengurangan masukan kalori yang berasal dari lemak secara keseluruhan.

q. Implan payudara dengan silikon akhir-akhir ini telah dikaitkan dengan kontraksi kapsular fibrosis dang gangguan imun tertentu. Namun, tidak ada bukti yang menunjukan bahwa implant payudara berkaitan dengan peningkatan resiko kanker payudara. (Dixon M., dkk, 2005: Tapan, 2005: Pramudya. 2011: Purwastuti, Endang. 2012: Suzanne, 2002: Wijayakusuma, H. 2008: Dwi, Asti, dkk. 2010) 6. MANIFESTASI KLINIS CA MAMMAEMenurut Anita (2011) tanda dan gejala kanker payudara: Gejala awal Sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri, biasanya memiliki pinggiran tidak teratur. Stadium awalJika didorong oleh jari tangan , benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Stadium lanjut Benjolan melekat pada dinding dada atau kulit sekitarnya, benjolan dapat membengkak, ata borok di kulit payudara, kadang kulit di atas benjolan mengkerut dan nampak seperti kulit jeruk. Gejala lainnyaDitemukan benjolan atau massa di ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau bernanah), perubahanpada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu, maupun aerola, payudara tampak kemerahan, kulit di sekitar puting susu bersisik, puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal, nyeri payudara, atau pembengkakan salah satu payudara. Pada stadium lanjut, bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan, atau ulserasi kulit.Menurut Dwi (2010) manifestasi klinis kanker payudara:a. Penderita merasakan adanya perubahan pada payudara atau puting susunya

Benjolan atau penebalan dalam atau sekitarpayudara atau di daerah ketiak

Puting susu terasa mengeras

b. Penderitamelihat perubahan pada payudara atau puting susunya:

Perubahan ukuran maupun bentuk payudara

Puting susu tertarik ke dalam payudara

Kulit payudara, aerola, atau puting bersisik, merah atau bengkak, kulit mungkin berkerut seperti kulit jeruk

c. Keluarnya sekret atau cairan dari puting susuSecara umum, tanda dan gejala kanker payudara adalah:

a. Terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, dari mulai ukuran kecil menjadi besar dan teraba seperti melekat pada kulit, biasanya memiliki pinggiran yang tidak teraturb. Keluar cairan abnormal dari puting susu

c. Perubahan warna dan tekstur kulit payudara

d. Payudara tampak kemerahan dan kulit sekitar puting susu bersisik

e. Retraksi puting

f. Konsistensi payudara yang padat dan keras

g. Edema dengan peaud orange (keriput seperti kulit jeruk)

h. Pada stadium lanjut timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan.Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:

a. Fase induksi ( 15 30 tahun )Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai dapat merubah jaringan displasia menjadi tumor ganas.

b. Fase insitu (5 10 tahun )Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi pre concerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dn akhirnya juga di payudara.

c. Fase invasi ( 1 5 tahun )Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel ke jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah serta limfa

d. Fase desiminasi ( 1 - 5 tahun )Terjadi penyebaran ke tempat lain

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK CA MAMMAEa. Mammografi

Mammografi adalah foto roentgen payudara yang menggunakan peralatan khusus yang tidak menyebabkan rasa sakit dan tidak memerlukan bahan kontras serta dapat menemukan benjolan yang kecil sekalipun. Mammografi merupakan metode pilihan deteksi kanker pada kasus kecurigaan ganas atau lesi samar. Tanda berupa makrokalsifikasi tidak khas untuk karsinoma, bila secara klinis curiga terdapat tumor dan pada mammografi tidak ditemukan apa-apa maka pemeriksaan dapat dicoba dengan cara biopsi jaringan, demikian juga bila mammografi positif tetapi secara klinis tidak dicuriga adanya tumor maka dapat dilanjutkan dengan biopsi di tempat yang ditunjukkan oleh foto tersebut. Mammogram pada masa pramenopause atau usia kurang dari 35 tahun kurang bermanfaat karena padatnya jaringan kelenjar payudara sehingga menyulitkan nampaknya sel kanker.

b. USG

USG ini sangat menguntungkan karena memiliki keuntungan yaitu tidak mempergunakan sinar pengion sehingga tidak ada bahaya radiasi dan pemeriksaan bersifat non invasif, relatif mudah dikerjakan, serta dapat dipakai berulang-ulang.USG biasanya dapat untuk membedakan tumor padat dan kiste pada payudara serta untuk menentukan metastasis di hati.USG ini berperan terutama untuk payudara yang padat pada wanita muda, jenis payudara ini kadang-kadang sulit dinilai dengan mammografi.

c. Biopsy Aspirasi

Pemeriksaan sitologi biopsy aspirasi jarum sering dipergunakan sebagai prosedur diagnosis berbagai tumor termasuk tumor payudara dengan indikasi :

Diagnosis preoperative tumor klinik diduga maligna.

Diagnosis konfirmatif klinik tumor maligna ataupun tumor rekuren

Diagnosis tumor nonneoplastik ataupun neoplastik

Mengambil bahan aspirat untuk kultur ataupun bahan penelitian.

Teknik dan peralatan sangat sederhana, murah dan cepat serta tidak ada komplikasi yang berarti.d. FNABDengan jarum halus sejumlah kecil jaringan dari tumor diaspirasi keluar lalu diperiksa mikroskopis.Jika tumor dapat terpalpasi dengan mudah, FNAB dapat dilakukan dengan mempalpasi tumor.Jika tumor tak terpalpasi dengan jelas, kombinasi dengan USG dapat dilakukan. Spesimen FNAB kadang tidak dapat menentukan grade tumor dan kadang tidak member diagnosis yang jelas sehingga membutuhkan biopsy lain.e. Core BiopsiDilakukan dengan jarum yang cukup besar, dapat dilakukan sambil fiksasi dengan palpasi, ataupun dipandu USG, mammografi atau MRI.Core biopsy dapat membedakan tumor invasive dan tumor non invasif, serta dapat menentukan grade tumor.Core biopsy membutuhkan biopsy terbuka untuk memberi diagnosis.Juga dapat digunakan untuk membiopsi kelainan yang tidak dapat dipalpasi, tapi terlihat pada mammografi.f. Biopsi terbukaDilakukan billa pada mammografi terlihat kelainan mengarah maligna, namun pada FNAB atau core biopsy meragukan. Bila mammografi (+) tetapi FNAB (-)perlu dilakukan biopsy terbuka. Namun bila mamografi namun gejala klinis pasien mengarah kanker, wajib dilakukan biopsy terbuka.g. Sentinel Lobe BiopsiDilakukan untuk menentukan status keterlibatan kelenjar limfe aksila dan parasternal.Prosedur ini menggunakan kombinasi pelacak radioaktif dan pewarna biru. Apabila tidak dijumpai sentinel lobe, diseksi kelenjar limfe tidak perlu dilakukan. Namun bila dijumpai sentinel lobe, harus dilakukan diseksi kelenjar limfe. h. Ca 15.3Terutama untuk monitoring kanker payudara. Peningkatan kadar Ca 15-3 darah dijumpai pada kurang dari 10 % pasien dengan stadium awal dan sekitar 70 % pasien dengan stadium lanjut. Kadar biasanya turun seiring keberhasilan terapi. Kadar normal biasanya kurang dari 25 U/mL, tapi kadar sampai 100 U/mL kadang dijumpai pada wanita sehat.i. Imunohistokimia

Dilakukan untuk membantu terapi target, yaitu pemeriksaan ER (esterogen reseptor), PR (progesterone reseptor), HER-2.Kanker payudara yang memiliki ER + dan PR + memiliki prognosis lebih baik karena masih peka terhadap terapi hormonal.HER 2 merupakan sejenis protein pemicu pertumbuhan. Pada pemeriksaan 1 dari 5 pasien penderita kanker payudara memiliki gen HER 2. j. MRIMRI menggunakan magnetic, MRI biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan massa yang kecil pada payudara yang mungkin tidak terlihat pada saat USG atau mammogram. Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat. Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan padat yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak bisa menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk memastikan lagi harus dilakukan biopsy.k. TESDARAHTes darah diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Tes-tesyang dilakukan antara lain : Level Hemoglobin ( HB ) : untuk mengetahui jumlah oksigen yang ada di dalam sel darah merah.

Level Hematocrit : untuk mengetahui prosentase dari darah merah didalam seluruh badan Jumlah dari sel darah putih : untuk membantu melawan infeksi Jumlah trombosit ( untuk membantu pembekuan darah ) Differential ( prosentase dari beberapa sel darah putih )l. Jumlah Alkaline PhosphataseJumlah enzyme yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran kanker ke liver, hati dan saluran empedu dan tulang.m. SGOT & SGPTTest ini untuk mengevaluasi fungsi lever. Angka yang tinggi dari salah satu test ini mengindikasikan adanya kerusakan pada liver, bisa jadi suatu sinyal adanya penyebaran ke livern. Tes-Tes LainTes tes lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah : Photo ThoraxUntuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran keparu-paru

BonescanUntuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang.Pada bonescan, pasien disuntikkan radioactive tracer pada pembuluh vena. Yang natinya akan berkumpul pada tulang yang menunjukkan kelainan karena kanker. Jarak antara suntikan dan pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4 jam.Selama itu pasien dianjurkan minum sebanyak-banyaknya. Hasil yang terlihat adalah gambar penampang tulang lengkap dari depan dan belakang. Tulang yang menunjukkan kelainan akan terlihat warnanya lebih gelap dari tulang normal.

Computed Tomography ( CT atau CAT ) ScanUntuk melihat secara detail letak tumor. Disini pasien juga disuntik radioactive tracer pada pembuluh vena, tapi volumenya lebih banyak sehingga sebenarnya samadengan infuse. Setelah disuntik CT-scan bisa segera dilakukan. CT-scan akan membuat gambar tiga dimensi bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut. Hasilnya akan terlihat gambar potongan melintang bagian dari tubuh yang discan 3 dimensi.

Positron Emission Tomography ( PET ) scanUntuk melihat apakah kanker sudah menyebar.Dalam PET scan cairan glukosa yang mengandung radioaktif disuntikkan pada pasien. Sel kanker akan menyerap lebih cepat cairan glukosa tersebut, dibanding sel normal. Sehingga akan terlihat warna kontras pada PET scan. PET scan biasanya digunakan sebagai pelengkap data dari hasil CTscan, MRI dan pemeriksaan secara fisik

(Abdul. 2011) (Corwin, Elizabeth. 2009) (Dwi, Asti, dkk. 2010) (Mardiana, Lina. 2010) (Mansjoer, dkk, 2000) (Sjamsuhidajat R., 1997) (Pramudya. 2011) (Purwastuti, Endang. 2012) (Supandiman, Iman. 1997) (Suzanne. 2002) 8. PENATALAKSANAAN MEDIS CA MAMMAEa. Terapi Kanker Payudara Pengobatan untuk kanker payudara yang terlokalisirUntuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir selalu meliputi pembedahan (yang dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan) untuk mengangkat sebanyak mungkin tumor. Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama adalah mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) atau pembedahan Breast Conserving Therapy (hanya mengangkat tumor dan jaringan normal di sekitarnya). Pembedahan Breast Conserving Therapy

a) LumpektomiPengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan normal di sekitarnya.

b) Eksisi luas atau wide local excisionPengangkatan tumor dan jaringan normal di sekitarnya yang lebih banyak.

c) Tylektomid) Segmental mastektomiPengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya memberikan peluang terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker. Keuntungan utama dari pembedahan breast-conserving ditambah terapi penyinaran adalah kosmetik. Biasanya efek samping dari penyinaran tidak menimbulkan nyeri dan berlangsung tidak lama. Kulit tampak merah atau melepuh.e) Mastektomi

Mastektomi simplek: seluruh jaringan payudara diangkat tetapi otot dibawah payudara dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang cukup untuk menutup luka bekas operasi. Rekonstruksi payudara lebih mudah dilakukan jika otot dada dan jaringan lain dibawah payudara dibiarkan utuh.

Prosedur ini biasanya digunakan untuk mengobati kanker invasif yang telah menyebar luar ke dalam saluran air susu, karena jika dilakukan pembedahan breast-conserving, kanker sering kambuh.

Mastektomi simplek ditambah diseksi kelenjar getah bening atau modified radical mastectomy: seluruh jaringan payudara diangkat dengan menyisakan otot dan kulit, disertai pengangkatan kelenjar getah bening ketiak.

Mastektomi radikal: seluruh payudara, otot dada dan jaringan lainnya diangkat.

f) Rekonstrusi payudara

Untuk rekonstruksi payudara bisa digunakan implan silikon atau salin maupun jaringan yang diambil dari bagian tubuh lainnya. Rekonstruksi bisa dilakukan bersamaan dengan mastektomi atau bisa juga dilakukan di kemudian hari.

Akhir-akhir ini keamanan pemakaian silikon telah dipertanyakan. Silikon kadang merembes dari kantongnya sehingga implan menjadi keras, menimbulkan nyeri dan bentuknya berubah. Selain itu, silikon kadang masuk ke dalam laliran darah.

Terapi Radiasi

Indikasi Terapi Radiasi Pada Kanker Payudara

Terapi radiasi pada kanker payudara diberikan apabila ditemukan keadaan sebagai berikut:

a) Setelah tindakan operasi terbatas (BCS)

b) Tepi sayatan dekat (T T2)/ tidak bebas tumor

c) Tumor sentral/medial

d) KGB (+) dengan ekstensi ekstra kapsulerAcuan pemberian radiasi adalah sebagai berikut:

Pada dasarnya diberikan radiasi lokoregional (payudara dan aksila besertasupraklavikula, kecuali:

Pada keadaan T T2 bila cn = 0 dan pn, maka tidak dilakukan radiasi pada KGB aksila supraklavikula

Pada keadaan tumor di medial/sentral diberikan tambahan radiasi pada mamaria interna

Dosis lokoregional profilaksis adalah 50Gy, booster dilakukan sbb:

Pada potensial terjadi residif ditambahkan 10Gy (misalnya tepi sayatan dekat tumor atau post BCS)

Pada terdapat massa tumor atau residu post op (mikroskopik atau makroskopik) maka diberikan boster dengan dosis 20Gy kecuali pada aksila 15Gy.Cara Terapi RadiasiExternal beam radiation atau radiasi dari luar adalah tipe radiasi paling umum bagi penderita dengan kanker payudara.Radiasi tersebut diarahkan dari mesin ke tubuh bagian luar di area yang terkena kanker.Pada beberapa wanita, payudara menjadi lebih kecil dan keras setelah terapi radiasi.Menjalani radiasi, juga mempengaruhi kesempatan penderita untuk melakukan rekonstruksi payudara.Terapi radiasi pada kelenjar getah bening di daerah ketiak juga dapat, menyebabkan timbulnya lympedema (pembengkakan kelenjar getah bening).Pada beberapa kasus yang jarang, terapi radiasi dapat melemahkan tulang rusuk, sehingga dapat menyebabkan patah tulang.Di masa lalu, bagian dari paru dan jantung juga mendapatkan sinar radiasi, yang pada jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan organ-organ tersebut pada penderita. Peralatan terapi radiasi modern memungkinkan dokter untuk menfokuskan sinar radiasi, sehingga maslah seperti di atas menjadi jarang Pengobatan Sistemik.

a. Kemoterapi Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah, luka terbuka di mulut yang menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang sifatnya sementara.

Pada saat ini muntah relatif jarang terjadi karena adanya obat ondansetron.Tanpa ondansetron, penderita akan muntah sebanyak 1-6 kali selama 1-3 hari setelah kemoterapi. Berat dan lamanya muntah bervariasi, tergantung kepada jenis kemoterapi yang digunakan dan penderita. Selama beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka terhadap infeksi dan perdarahan. Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut akan menghilang.

b. Terapi hormonal TamoxifenAwalnya diindikasikan untuk mengobati pasien pasca menopause dengan reseptor estrogen dan nodus aksilaris positif. Efek samping: mual, muntah, panas, retensi cairan. DiethylstillbestrolMenghambat pelepasan FSH dan LH dengan demikian menurunkan pembentukan estrogen dan ikatan estrogen. Efek samping: penambahan berat badan,mual, retensi cairan

MegestrolMenurunkan jumlah reseptor estrogen. Efek samping: penambahan BB

FluksimesteronMenekan estrogen dengan menekan LH dan FSH. Efek samping: peningkatan libido, peningkatan pertumbuhan rambut di wajah

AminoglutetimidMenghambat aromatase, enzim yang bertanggung jawab terhadap perubahn androgen dan estrogen. Efek samping: gatal, hipofungsi kortikal adrenal.

c. Transplantasi sumsum tulangPengangkatan sumsum tulang dari pasien dan memberikan kemoterapi dosis tinggi, sumsum tulang pasien yang dipisah kan dari efek kemoterapi kemudian diinfuskan kembali secara intravenaProtokol Pengobatan Kanker Payudara

a) Stadium I

MRM sebagai terapi utama.

Bila KGB axilla tidak metastase, maka tidak perlu radiology post operasi

Bila yang dilakukan hanya mastektomi simpel/ BCT harus diikuti radiasi tumor bed dandaerah KGB regional (radiasi local dan regional)

b) Stadium II

MRM sebagai terapi utama.

Radiasi eksterna dan kemoterapi maupun hormonal bila ada metastase ke KGB axilla dapat diberikan sebagai terapi adjuvans.

c) Stadium IIIA

MRM sebagai terapi utama

Terapi adjuvans meliputi radiasi eksterna, kemoterapi dan terapi hormonal.

d) Stadium IIIb

Operable simple mastektomi dan axillary toilet. Terapi adjuvans meliputi radiasi eksterna, hormonal dan kemoterapi.

Kemoterapi 3x kemudian MRM. Terapi adjuvans post op 3x dan bila perlu dilakukan radiasi eksterna.

Inoperable

Radiasi eksterna pre operative, bila operable maka dilakukan mastektomi simpel. Bila tetap inoperable, lanjutkan radiasi 5000-6000cGy. Terapi adjuvans dengan melanjutkan radiasi eksterna 2000-3000 cGy dan bila perlu terapi hormonal dan atau kemoterapi

Kemoterapi neoajuvans 3x. Bila operable(mastektomi simple. Bila inoperable(teruskan sampai 6 kali. Terapi adjuvans meliputi radiasi eksterna dan hormonal terapi.

e) Stadium IV

Prinsip paliatif

Premenopause( Oophorektomi dilanjutkan kemoterapi. Bila perlu dilakukan mastektomi simple atau radioterapi paliatif.

Postmenopause(Terapi hormonal dengan atau tanpa kombinasi kemoterapi. Bila perlu dilakukan mastektomi simple atau radioterapi paliatif.(Abdul. 2011: Dwi, Asti, dkk. 2010: Mardiana, Lina. 2010: Doenges M., 2000: Dixon M., dkk, 2005: Sjamsuhidajat R., 1997: Tapan, 2005: Supandiman, Iman. 1997: Suzanne. 2002) b. PencegahanSADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut. 2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.

3. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.

4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.

5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu.Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.

6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri. Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.

PATOFISIOLOGI CA MAMMAE

DAFTAR PUSTAKAAbdul. 2011. Kaitan Gizi dengan Kanker Payudara pada Wanita. Jakarta : Universitas MuhammadiyahCorwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Dixon M., dkk, 2005, Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.

Doenges M., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta

Dwi, Asti, dkk. 2010. Penyakit Genetika Kanker Payudara. Purwokerto: Universitas Jendral Sudirman

Mansjoer, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta: EGCMardiana, Lina. 2010. Kanker pada Wanita. Jakarta: Niaga Swadaya

Pramudya. 2011. Carsinoma Mammae. Bandung: Sartika

Purwastuti, Endang. 2012. Kanker Payudara. Yogyakarta. Kanisius

Sjamsuhidajat R., 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta

Supandiman, Iman. 1997. Pedoman Terapi Hematolog Onkologi. Bandung: PT.Alumni

Suzanne. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC

Tapan, 2005, Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer.Jakarta :Elex Media Komputindo,.Wijayakusuma, H. 2008.Atasi Kanker dengan Tanaman Obat. Jakarta: Puspaswara

Faktor yang tidak dapat dikontrol:

- Usia, Jenis kelamin

- Riwayat keluarga, Riwayat penyakit

- Riwayat menstruasi

- Ras, genetic

- Kontrasepsi

Faktor yang dapat dikontrol:

- Riwayat melahirkan

- Alkohol

- Obesitas

- Radiasi

- Kontrasepsi

Terpapar zat karsinogenik terus menerus menerus

Karsinoma bereaksi dengan DNA

Sel normal menjadi promaligna (fase inisiasi)

Zat mutagen menaikkan reaksi karsinogen (fase promosi)

Aktivasi, mutasi, danhilangnya gen

Promaligna

Maligna (fase progresi)

Neoplasma ganas pada payudara

Kanker payudara

infiltrasi

Pemb.limfe

Mendesak

Pembuluh darah

Mendesak

Sel syaraf

Mendesak

jaringan sekitar

Suplai nutrisi ke jaringan ca

Bendungan limfe lokal

Aliran darah terhambat

Interupsi sel saraf

Menekan jaringan pada mammae

Hipermetabolis kejaringan

Edema sekitar kanker

MK: Nyeri kronik

Hipoksia

Peningkatan konsistensi mammae

Suplai nutrisi jaringan lain(

Peau de orange

Nekrosis jaringan

Mammae membengkak

Berat badan turun

MK: Nutrisi kurang dari kebutuhan

Bakteri Patogen

MK: Kurang pengetahuan

Ukuran mammae abnormal

Massa tumor mendesak ke jaringan luar

MK: Resiko Infeksi

MK: ansietas

Mammae asimetrik

Infiltrasi pleura parietale

MK: Gg body image

Perfusi jaringan terganggu

Ulkus

Expansi paru menurun

MK: Gg integritas kulit/ jaringan

MK: Gg pola nafas