10
Sumber yona : Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Bandung : Tarsito 1. Pertumbuhan dan perkembangan orofasial pada masa prenatal Gambaran perkembangan telinga Dimulai pada minggu ke-3 Tampaknya pkalode auditori yang berinvaginasi membentuk lubang (pit) auditori Minggu ke-4 Kemudian menjadi vesikula auditori. Indikasi pertama perkembangan telingan dapat ditemukan pada usia janin kira-kira 22 hari. Terdapat tampilan penebalan ektoderma di masing-masing sisi rhombencephalon. Gambar A memaparkan hasil mikrograf elektron embrio manusia yang berusia 28 hari. Tanda panah H : jantung; tanda * : mandibulare prominenence Gambar B menunjukkan invaginasi otic placode dari otic pits

Sumber Yona

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sumber

Citation preview

Sumber yona : Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Bandung : Tarsito1. Pertumbuhan dan perkembangan orofasial pada masa prenatalGambaran perkembangan telinga Dimulai pada minggu ke-3 Tampaknya pkalode auditori yang berinvaginasi membentuk lubang (pit) auditori Minggu ke-4 Kemudian menjadi vesikula auditori. Indikasi pertama perkembangan telingan dapat ditemukan pada usia janin kira-kira 22 hari. Terdapat tampilan penebalan ektoderma di masing-masing sisi rhombencephalon.

Gambar A memaparkan hasil mikrograf elektron embrio manusia yang berusia 28 hari. Tanda panah H : jantung; tanda * : mandibulare prominenence Gambar B menunjukkan invaginasi otic placode dari otic pits

Gb A dab B menunjukkan perkembangan otocyst, duktus endolimpatik dan ventral saccular pada bagian dorsal ulticular. Gambar C-E adalah gambaran duktus kokles pada minggu kehamilan ke 6,7, dan 8 masing-masing. Perhatikan pembentukan duktus reuniens dan duktus urtolosaccular.

Memperlihatkan perkembangan skala timpani dan skala vestibule. Gambar A menunjukkan duktus koklea dikelilingi suatu siput kartilago. Gambar B menunjukkan perbesaran vakuola pada minggu ke 10 kehamilan didalam siput kartilago tersebut. Gmabar C menunjukkan duktus koklea (skala media) dipisahkan dari skala timpani dan skala vestibule oleh membran basilar dan vestibular masing-masing.

Gambar A menunjukkan perkembangan organ korti pada minggu ke 10 kehamilan. Gambar B menunjukkan perkembangan organ korti pada bulan ke 5 Gambar C menunjukkan perkemangan sepenuhnya pada akhir trisemester kehamilan.

Memaparkan perkembangan semisirkular canal pada A minggu ke 5 kehamilan ; C, minggu ke 6 hehamilan; E, minggu ke 8 kehamilan 2 Pertumbuhan dan perkembangan orofasial pada masa postnatal Pertumbuhan MaksilaTerbentuk pada pertengahan masa kehamilan akan menunjukan semua elemen dewasa, berbeda dalam berbagai aspek dengan tulang dewasa. Perbedaan utama terletakpada ukuran procesuss alveolaris yang kecil, kurangnya kedalaman sinus maksilaris.Procesuss alveolaris mandibula dan maksila berkembang di sekitar benih gigi yangsedang tumbuh semasa fetus. Bila pembentukan gigi terganggu dan gigi gagal bererupsi,procesussessus alveolaris tidak dapat berkembang. Bersama dengan erupsi gigi geligi,alveolus dan cryptus tempat berkembangnya gigi di dalam procesussessus alveolarisakan digantikan dengan socket . Perubahan tinggi vertikal mandibula, maksila dan tinggiwajah secara keseluruhan terutama disebabkan karena pertumbuhan procesuss alveolarisyang berlangsung setelah usia 3 tahun dan hampir seluruhnya merupakan hasil dariproses tsb setelah dekade pertama kehidupan. Pertumbuhan selanjutnya dari cavum orisumumnya disebabkan deposisi tulang disepanjang regio alveolaris, pada permukaanbawah palatum dan pada fasies facialis mandibula serta maksila. Fasies lingualisprocesuss alveolaris umumnya teresorpsi dlm batasan tertentu tetapi penambahan lebarpalatum biasanya diakibatkan karena pertumbuhan procesuss alveolaris ke arah bawahdan keluar. Setelah bayi lahir procesuss alveolaris dan rangka wajah pendukung akantumbuh dengan cepat dan pada saat gigi geligi susu sudah tumbuh sempurna, linguatentunya sudah mempunyai ruangan yang cukup di dalam arcus dentalis. Gigi geligi dangingiva Gigi geligi atas dan bawah, didukung oleh procesuss alveolaris tempatterletaknya soket gigi, umumnya membentuk arcus yang sesuai dengan bentuk lengkung.Tiap gigi terbentuk dari jaringan kalsifikasi , enamel, dentin, cementum dan cavum pulpayang terdiri dari jaringan ikat, pembuluh darah, dan saraf. Tiap gigi melekat padaprocesuss alveolaris melalui ligamentum periodontal.Pertumbuhan maxila mulai terjadi melalui 2 cara, yaitu aposisi sutura-sutura yang menghubungkan maxila dengan kranium dan basis kranial serta remodeling tulang. Sementara maksila tumbuh kebawah dan kedepan permukaan anterior maxila mulai mengalami resorpsi , kecuali daerah kecil disekitar spina nasalis anterior.Pertumbuhan maksila dipengaruhi oleh pertumbuhan otak, pertumbuhan tulang cranial, dan nasalseptal guidance, yang memberikan pengaruh signifikan terhadap pergerakan maju mundur maksila dari lahir hingga umur 7 tahun. Setelah umur 7 tahun hingga dewasa pengaruh-pengaruh tersebut berkurang secara dramatis seiring pertumbuhan sutural dan pertumbuhan permukaan intramembranosa mengambil alih. 3 Faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan orofasial Faktor Lingkungan (ekternal)1. Toksin, zat kimia --- Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap obat-obatan kimia karena dapat menyebabkan kelainan bawaan. Ibu hamil yang perokok atau peminum alkohol akan melahirkan bayi yang cacat.2. Infeksi --- Infeksi pada trimester pertama dan kedua kehamilan oleh TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, herpes Simplex), PMS (Penyakit Menular Seksual), dan penyakit virus lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada janin..3. Radiasi. Seperti radiasi dari bom atom dan bocornya pipa gas beracun.4. Infeksi Intrauterine. Seperti varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus influenza. Faktor dalam (internal)1. GenetikPengaruh genetik bersifat heredo-konstitusional yang artinya bahwa bentuk untuk konstitusi seseorang ditentukan oleh faktor keturunan. Faktor genetik akan berpengaruh pada kecepatan pertumbuhan, kematangan tulang, gizi, alat seksual, dan saraf.2. Pengaruh hormonPengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal yaitu saat janin berumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang cepat dan kelenjar pituitary dan tiroid mulai bekerja. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary.3. Gizi Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) atau lahir mati. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya.4. Kelainan imunologi Kelainan imunologi akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin karena dapat menyebabkan terjadinya abortus, selain itu juga kekurangan oksigen pada janin juga akan mempengaruhi gangguan dalam plasenta yangdapat menyebabkan bayi berat lahir rendah.5. Psikologi ibuStres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin yang terdapat di dalam kandungan karenajanin dapat ikut merasakan apabila ibunya sedang sedih. Ibu hamil yang mengalami gangguan psikologi, maka dia tidak akan memperhatikan kondisi kandungannya dan akan berakibat pada kelahiran bayi yang tidak sehat.6. MekanisKelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan yang kurang. Demikian posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai kelainan pada bayi yang dilahirkan dan pertumbuhan terhambat. Pencegahannya:1. Menghindari merokokIbu yang merokok mungkin merupakan faktor risiko lingkungan terbaik yang telah dipelajari untuk terjadi celah orofacial. Ibu yang memnggunakan tembakau selama kehamilan dapat meningkatkan resiko terjaadinya celah orofacial2. Menghindari alkoholPeminum alkohol berat selama kehaamilan diketahui dapat meningkatkan tumbuh kembang embrio dan langit-langit mulut sumbing memiliki hubungan dengan terjadinya defek sebanyak 10% kasus pada sindrom alkohol fetal.4 Kelainan pertumbuhan dan perkembangan orofasial

1. Aniridia Aniridia adalah suatu kelainan kongenital, herediter, bilateral, kelainan bentuk dari iris yang mengalami hipoplasia dan dapat memungkinkan keterkaitannya dengan cacat mata lainnya. Aniridia menggambarkan keadaan dari iris yang mengalami hipoplasia (lihat gambar 8), sehingga tampak terjadinya absensi atau ketidakadaan iris pada pemeriksaan klinis secara superfisial. Namun, bila pemeriksaan dengan menggunakan gonioscopy dapat menunjukkan adanya akar iris. Aniridia bukan hanya cacat tunggal dalam perkembangan iris, tetapi merupakan gangguan panocular dimana dapat ditemukan juga kelainan hipoplasia pada makula dan saraf optik, katarak dan perubahan kornea dimana malformasi lain dapat berdampak pada penurunan visus penglihatan mata dan dapat terjadi nystagmus.2. AFAKIA (tidak terbentuknya lensa) : Lensa terbentuk dari penebalan ectoderm (plakodalentis) di dekat cawan optic. Jika cawan optic gagal menempel ke ectoderm atau jika sinyal moekular dan selular yang esensial untuk perkembangan lensa terganggu, maka lensa tidak akan terbentuk.

Pasien dengan aniridia yang disertai dengan aphakia (tanpa lensa)