55
SURAT KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/SK/I-VIII.3/8/2006 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN, KEPUTUSAN DAN NASKAH DINAS PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai lembaga negara yang mempunyai tugas dan wewenang sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 23 E Undang- Undang Dasar 1945, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dapat membentuk peraturan yang diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sebagai pelaksanaan tugas dan wewenangnya; b. bahwa selain peraturan sebagaimana disebut pada huruf a, maka untuk mendukung terselenggaranya tugas pokok organisasi dan tata kerja Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia serta dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dibentuk keputusan dan naskah dinas; c. bahwa pembentukan peraturan, keputusan dan naskah dinas tersebut harus didukung oleh cara dan metode yang pasti, baku dan standar sesuai dengan sistem, asas, tata cara penyiapan dan pembahasan, teknik penyusunan maupun pemberlakuannya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan, Keputusan dan Naskah Dinas pada Badan Pemeriksa Keuangan. Mengingat : 1. Pasal 23 E Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan; 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

SURAT KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK ... · SURAT KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/SK/I-VIII.3/8/2006 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN,

  • Upload
    others

  • View
    28

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

SURAT KEPUTUSAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/SK/I-VIII.3/8/2006

TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN, KEPUTUSAN DAN

NASKAH DINAS PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sebagai lembaga negara yang mempunyai tugas dan wewenang sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 23 E Undang-Undang Dasar 1945, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dapat membentuk peraturan yang diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sebagai pelaksanaan tugas dan wewenangnya;

b. bahwa selain peraturan sebagaimana disebut pada huruf a, maka untuk mendukung terselenggaranya tugas pokok organisasi dan tata kerja Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia serta dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dibentuk keputusan dan naskah dinas;

c. bahwa pembentukan peraturan, keputusan dan naskah dinas tersebut harus didukung oleh cara dan metode yang pasti, baku dan standar sesuai dengan sistem, asas, tata cara penyiapan dan pembahasan, teknik penyusunan maupun pemberlakuannya;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan, Keputusan dan Naskah Dinas pada Badan Pemeriksa Keuangan.

Mengingat : 1. Pasal 23 E Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa

Keuangan; 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan;

Memperhatikan : Keputusan Sidang Badan pada tanggal 1 Agustus 2006

M E M U T U S K A N

Menetapkan : KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN, KEPUTUSAN DAN NASKAH DINAS PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Surat Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan adalah aturan hukum yang dikeluarkan oleh

Badan Pemeriksa Keuangan yang diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat setiap orang atau badan, dan dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

2. Keputusan BPK-RI adalah penetapan/pengaturan yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan disahkan secara kolegial sebagai pelaksanaan dari Peraturan BPK-RI dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

3. Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI adalah penetapan yang dikeluarkan oleh Ketua/Wakil Ketua BPK-RI sebagai pelaksanaan dari Peraturan BPK-RI, Keputusan BPK-RI dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

4. Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI adalah penetapan/pengaturan yang dikeluarkan oleh Sekretaris Jenderal BPK-RI sebagai pelaksanaan dari Peraturan BPK-RI, Keputusan BPK-RI, Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

5. Keputusan Kepala Perwakilan BPK-RI adalah penetapan yang dikeluarkan oleh Kepala Perwakilan BPK-RI mengenai rincian bidang teknis operasional di lingkungan kewenangannya sebagai pelaksanaan dari Peraturan BPK-RI, Keputusan BPK-RI, Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI, Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

6. Naskah Dinas adalah naskah yang dibuat oleh pejabat dalam melaksanakan tugas jabatannya guna menyampaikan informasi kedinasan mengenai apa dan bagaimana melakukan suatu kegiatan baik berupa naskah yang bersifat bimbingan, pemberitahuan maupun naskah yang bersifat perintah melaksanakan tugas kepada para pegawai di lingkungan kerjanya.

7. Instruksi Dinas adalah naskah dinas yang memuat arahan atau perintah sekretaris jenderal atau kepala perwakilan tentang pelaksanaan kebijakan.

8. Surat Edaran adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak, yang memuat pemberitahuan kepada semua

pegawai di lingkungan Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia atau instansi di luar Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

9. Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan yang ditujukan kepada semua pegawai di lingkungan pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan atau perorangan dan golongan tentang pelaksanaan suatu kegiatan.

10. Pengundangan adalah penempatan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia.

11. Materi Muatan adalah materi yang dimuat dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan, Keputusan dan Naskah Dinas.

Pasal 2

(1) Bentuk legislasi Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia adalah sebagai

berikut : a. Peraturan b. Keputusan c. Naskah Dinas

(2) Peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, adalah Peraturan sebagaimana ditetapkan pada Pasal 1 angka 1 Keputusan ini.

(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi : a. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan

b. Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI c. Keputusan Sekretaris Jenderal d. Keputusan Kepala Perwakilan e. Lain-Lain Keputusan

(4) Naskah Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi : a. Instruksi Dinas Sekretaris Jenderal b. Surat Edaran Sekretaris Jenderal/Irtama/Tortama c. Instruksi Dinas Kepala Perwakilan d. Surat Edaran Kepala Perwakilan e. Pengumuman f. Lain-Lain Naskah Dinas

BAB II MATERI MUATAN

Pasal 3

Materi Muatan Peraturan BPK-RI adalah berisi materi untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya dan melaksanakan kewenangan lainnya di bidang keuangan negara.

Pasal 4

Materi muatan Keputusan BPK-RI adalah:

a. Keputusan BPK-RI yang bersifat mengatur, materi muatannya berisi ketentuan-ketentuan yang mengatur pelaksanaan tugas pemeriksaan untuk menjalankan Peraturan BPK-RI sebagaimana mestinya.

b. Keputusan BPK-RI yang bersifat menetapkan, materi muatannya berisi penetapan yang menimbulkan hak atau kewajiban atas diri seseorang yang harus diperoleh atau dilaksanakan.

Pasal 5

Materi muatan Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI berisi penetapan yang menimbulkan hak atau kewajiban atas diri seseorang pegawai di lingkungan Pelaksana BPK-RI atau perorangan yang harus diperoleh atau dilaksanakan.

Pasal 6

Materi muatan Keputusan Sekretaris Jenderal adalah:

a. Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI yang bersifat mengatur, materi muatannya berisi ketentuan-ketentuan yang mengatur lebih lanjut tentang bidang-bidang yang berada di dalam kewenangan Sekretaris Jenderal, pokok kebijakan, program kerja dan anggaran, dan pendelegasian wewenang yang bersifat tetap untuk menjalankan Peraturan BPK-RI, Keputusan BPK-RI, Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI, dan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

b. Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI yang bersifat menetapkan, materi muatannya berisi ketentuan-ketentuan yang menimbulkan hak atau kewajiban atas diri seseorang pegawai dilingkungan Pelaksana BPK-RI atau perorangan di luar instansi Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia yang harus diperoleh atau dilaksanakan.

Pasal 7

Materi muatan Keputusan Kepala Perwakilan berisi materi untuk menjalankan Peraturan BPK, Keputusan BPK-RI, Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI, Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI, dan peraturan perundang-undangan lainnya yang lebih tinggi, dalam lingkup kewenangan Perwakilan.

Pasal 8

Materi muatan Lain-Lain Keputusan berisi materi/keputusan yang tidak termasuk ke dalam Keputusan BPK-RI, Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI, Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI, dan Keputusan Kepala Perwakilan.

Pasal 9

Materi muatan Instruksi Dinas Sekretaris Jenderal berisi arahan atau perintah kepada pejabat atau pegawai di lingkungan Pelaksana BPK-RI tentang pelaksanaan kebijakan atau pelaksanaan suatu kegiatan.

Pasal 10

Materi muatan Surat Edaran Sekretaris Jenderal/Irtama/Tortama berisi rincian petunjuk dan atau penjelasan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan berdasarkan Peraturan BPK-RI, atau peraturan perundang-undangan lain yang lebih tinggi.

Pasal 11

Materi muatan Instruksi Dinas Kepala Perwakilan berisi arahan atau perintah kepada pejabat atau pegawai di lingkungan Kantor Perwakilan BPK-RI tentang pelaksanaan kebijakan atau pelaksanaan suatu kegiatan.

Pasal 12

Materi muatan Surat Edaran Kepala Perwakilan berisi rincian petunjuk dan atau penjelasan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan berdasarkan Peraturan BPK-RI, Keputusan BPK-RI, Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI, Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI atau peraturan perundang-undangan lain yang lebih tinggi.

Pasal 13

Materi muatan Pengumuman berisi ketentuan-ketentuan yang bersifat menyampaikan informasi atau pemberitahuan, tidak memuat cara pelaksanaan teknis suatu peraturan.

Pasal 14

Materi muatan Lain-lain Naskah Dinas berisi ketentuan-ketentuan naskah dinas yang belum diatur dalam Instruksi Dinas, Surat Edaran dan Pengumuman.

BAB III

PENGESAHAN

Pasal 15

(1) Rancangan Peraturan BPK-RI yang telah disetujui oleh Sidang Badan, ditandatangani oleh Ketua, Wakil Ketua BPK-RI dan Para Anggota BPK-RI untuk disahkan menjadi Peraturan BPK-RI.

(2) Rancangan Keputusan BPK-RI yang telah disetujui oleh Sidang Badan, ditandatangani oleh Ketua dan Wakil Ketua BPK-RI untuk disahkan menjadi Keputusan BPK-RI.

(3) Rancangan Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI disetujui dan ditandatangani oleh

Ketua/Wakil Ketua BPK-RI. Apabila Ketua BPK-RI berhalangan, penandatanganan dilakukan oleh Wakil Ketua BPK-RI sesuai dengan kewenangannya.

(4) Rancangan Keputusan Sekretaris Jenderal disetujui dan ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal atau Pejabat yang ditunjuk sesuai dengan penugasan.

(5) Rancangan Keputusan Kepala Perwakilan BPK-RI disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Perwakilan BPK-RI atau Pejabat yang ditunjuk sesuai dengan penugasan.

BAB IV

TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN, KEPUTUSAN DAN NASKAH DINAS

Pasal 16

(1) Teknik penyusunan Peraturan BPK-RI, Keputusan BPK-RI, Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI, Keputusan Sekretaris Jenderal dan Keputusan Kepala Perwakilan BPK-RI dilakukan dengan memperhatikan asas peraturan perundang-undangan dan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

(2) Proses penyusunan Rancangan Peraturan, Keputusan dan Naskah Dinas di Lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan dilakukan melalui Biro Hukum.

(3) Proses penyusunan Keputusan, Instruksi Dinas, Surat Edaran Kepala Perwakilan dan Naskah Dinas lainnya pada Perwakilan BPK-RI, dilakukan melalui Sekretariat Perwakilan setelah terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Sekretaris Jenderal dengan disertai penjelasan mengenai Konsep Keputusan, Instruksi Dinas, Surat Edaran Kepala Perwakilan dan Naskah Dinas lainnya.

(4) Dalam menyusun Peraturan, Keputusan dan Naskah Dinas bagi satuan kerja di lingkungan Pelaksana BPK-RI berpedoman pada lampiran keputusan ini.

BAB V

PENGUNDANGAN

Pasal 17

Agar setiap orang mengetahui, Peraturan BPK-RI harus diundangkan dengan menempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia.

Pasal 18

Peraturan BPK-RI, Keputusan BPK-RI, Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI, Keputusan Sekretaris Jenderal dan Keputusan Kepala Perwakilan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat pada tanggal diundangkan atau ditetapkan, kecuali ditentukan lain.

BAB VI

PENUTUP

Pasal 19

Pada saat Keputusan ini mulai berlaku maka ketentuan yang mengatur mengenai tata cara penyusunan, bentuk, dan susunan Surat Keputusan, Instruksi Dinas, Surat Edaran, dan Pengumuman sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 03/SK/VIII-VIII.3/1/2004 tentang Pedoman Administrasi Umum di Lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia sebagaimana Telah Dua Kali Diubah Terakhir dengan Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 151/SK/VIII-VIII.3/6 2005 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 20

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : J a k a r t a Pada tanggal : 31 Agustus 2006

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA KETUA,

Prof. Dr. Anwar Nasution Tembusan Surat Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Wakil Ketua BPK-RI; 2. Para Anggota BPK-RI; 3. Para Pejabat Eselon I-IV di Lingkungan BPK-RI.

LAMPIRAN I : SURAT KEPUTUSAN BPK-RI NOMOR : 31 /SK/I-VIII.3/8/2006 TANGGAL : 31 AGUSTUS 2006

PRODUK LEGISLASI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENGANTAR

Sebagai sebuah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan

amanat Undang-Undang Dasar 1945, Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia (BPK-RI) mempunyai kewajiban untuk

melaksanakan tugas dan wewenangnya dalam melakukan pemeriksaan

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dengan baik dan

menyelenggarakan organisasi dan tata kerja kelembagaan secara

independen.

Untuk dapat melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar

1945 tersebut, BPK-RI sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (4)

mempunyai kewenangan untuk membuat dan menetapkan peraturan

sebagai tindak lanjut dan pelaksanaan dari Undang-Undang Bidang

Keuangan Negara yang mempunyai materi muatan untuk melaksanakan

dan menyelenggarakan kebijakan serta menjalankan tugas dan

kewajiban berdasarkan peraturan perundang-undangan yang lebih

tinggi, yang diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum

mengikat baik internal maupun eksternal BPK.

Agar dalam pembentukan produk legislasi Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia dapat dilakukan secara tertib dan efektif

sesuai tatanan yang berlaku, hendaknya produk legislasi BPK tersebut

mempunyai ketentuan-ketentuan / aturan-aturan yang pasti, baik

menyangkut jenis, kriteria, sumber kewenangan, materi / isi dan bentuk /

susunan, kekuatan mengikat, tata cara pembentukan / penyusunan,

maupun pengesahannya.

Pengklasifikasian produk legislasi Badan Pemeriksa Keuangan

terdiri atas: I. Peraturan, II. Keputusan, dan III. Naskah Dinas. Uraian

masing-masing adalah sebagai berikut :

I. PERATURAN

Jenis PERATURAN di lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan

hanya satu, yaitu PERATURAN Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia.

a) Pengertian

Peraturan BPK adalah aturan hukum yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat setiap orang atau badan, dan dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia . Peraturan BPK mempunyai hierarki yang setingkat dengan Peraturan Pemerintah, dibuat dan ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dalam kapasitasnya sebagai badan yang bersifat kolegial. Peraturan ini memiliki kekuatan mengikat internal dan atau eksternal BPK-RI. Materi muatan Peraturan BPK-RI berisi materi untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya, sebagai contoh adalah Peraturan BPK-RI tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Rugi Negara/Daerah Terhadap Bendahara, Tata Cara Pemanggilan, Tata Cara Penunjukan Akuntan Publik.

b) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani

Peraturan adalah BPK-RI secara kolegial, yaitu Ketua, Wakil

Ketua dan Para Anggota BPK-RI.

c) Kerangka Peraturan

(1) Kepala

(a) Kop Peraturan terdiri dari gambar lambang negara, kata

”Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan” dan ”Republik

Indonesia” yang seluruhnya ditulis dengan dengan

huruf kapital, dan diletakan di tengah marjin;

(b) Nomor Peraturan dan tahun penetapan, seluruhnya

ditulis dengan huruf kapital, dan diletakan di tengah

marjin;

(c) Kata penghubung ”tentang” seluruhnya ditulis huruf

kapital, dan diletakan di tengah marjin.

(d) Judul Peraturan seluruhnya ditulis dengan huruf kapital,

diletakkan di tengah marjin;

(e) Kalimat Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

seluruhnya ditulis dengan huruf kapital yang diletakkan

di tengah marjin;

(f) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia ditulis

dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca

”koma”.

(2) Konsiderans

(a) Konsiderans diawali dengan kata ”Menimbang.”

(b) Konsiderans memuat uraian singkat yang menjadi

alasan/tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang

perlunya ditetapkan peraturan.

(c) Konsiderans Peraturan BPK-RI pada dasarnya cukup

memuat satu pertimbangan yang berisi uraian

ringkas mengenai perlunya melaksanakan ketentuan

pasal atau beberapa pasal dari Undang-undang yang

menjadi dasar.

(d) Pokok-pokok pikiran yang hanya menyatakan bahwa

’peraturan tersebut dianggap perlu untuk dibuat’

adalah kurang tepat, karena tidak mencerminkan

tentang latar belakang dan alasan dibuatnya

peraturan tersebut.

(e) Apabila diperlukan, dalam konsiderans dapat dimuat

pertimbangan-pertimbangan lain yang diawali

dengan kata ”Memperhatikan”, diletakkan setelah

dasar hukum ”Mengingat”.

(3) Dasar Hukum

(a) Dasar hukum diawali dengan kata ”Mengingat.”

(b) Dasar hukum ”Mengingat” memuat peraturan

perundang-undangan sebagai dasar pengeluaran

peraturan. Peraturan perundang-undangan yang

digunakan sebagai dasar hukum hanya peraturan

perundang-undangan yang tingkatannya sama atau

lebih tinggi.

(4) Diktum

(a) Diktum terdiri atas (i) kata ”Memutuskan” (ii) kata

”Menetapkan” (iii) nama Peraturan BPK-RI;

(b) Kata ”memutuskan” seluruhnya ditulis dengan huruf

kapital, diikuti kata ”menetapkan” di tepi kiri. Huruf awal

kata ”menetapkan” ditulis dengan huruf kapital dan

diakhiri dengan tanda baca titik dua;

(c) Judul peraturan yang ditetapkan dicantumkan setelah

kata ”menetapkan”, ditulis seluruhnya dengan huruf

kapital.

(5) Batang Tubuh

(a) Batang tubuh memuat semua materi pengaturan;

(b) Dicantumkan saat berlakunya peraturan, perubahan,

pembatalan atau pencabutan peraturan; dan

(c) Materi pengaturan dapat dibuat sebagai lampiran

peraturan, dan pada halaman terakhir ditandatangani

oleh BPK-RI secara kolegial.

(6) Penutup

(a) Tempat (kota sesuai dengan alamat BPK-RI) dan

tanggal ditetapkannya peraturan;

(b) Nama Instansi Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia dan nama jabatan pejabat yang menetapkan

peraturan (Ketua, Wakil Ketua dan Para Anggota BPK-

RI), ditulis seluruhnya dengan huruf kapital, dan diakhiri

dengan tanda baca koma;

(c) Tanda tangan Ketua, Wakil Ketua dan Para Anggota

BPK-RI yang menetapkan peraturan;

(d) Nama lengkap Ketua, Wakil Ketua dan Para Anggota

BPK-RI yang menandatangani, ditulis dengan huruf

awal kapital;

(e) Setelah dibubuhi tandatangan, Peraturan BPK-RI diberi

stempel Badan Pemeriksa Keuangan.

d). Pengabsahan dan Pendistribusian

(1) Peraturan BPK-RI yang sudah ditandatangani,

pengundangannya terlebih dahulu diabsahkan oleh

Sekretaris Jenderal BPK-RI;

(2) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum

digandakan dan distribusikan dengan sah, suatu peraturan

telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh

Sekretaris Jenderal BPK-RI;

(3) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda - tangan

sebelah kiri bawah, terdiri atas kata-kata ”salinan sesuai

dengan aslinya” dan dibubuhi tanda tangan Sekretaris

Jenderal dan stempel Sekretaris Jenderal BPK-RI;

(4) Salinan Peraturan BPK – RI yang telah diabsahkan oleh

Sekretaris Jenderal BPK-RI, disampaikan kepada Kepala

Biro Hukum Sekretariat Negara untuk mendapatkan Nomor

dalam Lembaran Negara (LN) dan Tambahan Lembaran

Negara (TLN).

e) Hal yang Perlu Diperhatikan

(1) Peraturan BPK - RI yang bersifat mengikat eksternal dan

diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

(2) Naskah asli Peraturan BPK-RI yang diparaf harus disimpan

sebagai pertinggal.

II. KEPUTUSAN

KEPUTUSAN di lingkungan BPK-RI terdiri dari:

1. KEPUTUSAN BPK-RI

2. KEPUTUSAN KETUA / WAKIL KETUA BPK-RI

3. KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BPK-RI

4. KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BPK-RI

5. LAIN-LAIN KEPUTUSAN

1) KEPUTUSAN BPK-RI Keputusan BPK-RI ada 2 (dua) jenis, yaitu :

1). Keputusan BPK-RI yang bersifat mengatur

2). Keputusan BPK-RI yang bersifat menetapkan.

Uraiannya adalah sebagai berikut :

1). Keputusan BPK-RI yang bersifat mengatur

a) Pengertian

Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

yang bersifat mengatur adalah Keputusan yang ditetapkan oleh

BPK-RI, berisi ketentuan-ketentuan yang mengatur pelaksanaan

tugas pemeriksaan untuk menjalankan Peraturan BPK-RI

sebagaimana mestinya.

b) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

Pejabat yang berwenang mengatur dan menandatangani

Keputusan BPK-RI adalah Ketua dan Wakil Ketua BPK-RI.

c) Kerangka Keputusan

(1) Kepala

(a) Kop Keputusan terdiri dari gambar lambang negara,

kata ”Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan” dan

“Republik Indonesia” yang seluruhnya ditulis dengan

dengan huruf kapital, dan diletakan di tengah marjin;

(b) Nomor Keputusan dan tahun penetapan, seluruhnya

ditulis dengan huruf kapital, dan diletakan di tengah

marjin;

(c) Kata penghubung ”tentang” seluruhnya ditulis huruf

kapital, dan diletakan di tengah marjin.

(d) Judul Keputusan seluruhnya ditulis dengan huruf

kapital, diletakkan di tengah marjin;

(e) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia ditulis

dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca

”koma”.

(2) Konsiderans

(a) Konsiderans diawali dengan kata ”Menimbang.”

(b) Konsiderans memuat uraian singkat yang menjadi alasan /

tujuan / kepentingan / pertimbangan tentang perlunya

ditetapkan keputusan;

(c) Apabila diperlukan, dalam konsiderans dapat dimuat

pertimbangan-pertimbangan lain yang diawali dengan kata

”Memperhatikan”, diletakkan setelah dasar hukum

”Mengingat”.

(3) Dasar Hukum

(a) Dasar hukum diawali dengan kata ”Mengingat.”

(b) Dasar hukum ”Mengingat” memuat peraturan perundang-

undangan sebagai dasar pengeluaran keputusan.

Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai

dasar hukum hanya peraturan perundang-undangan yang

tingkatannya sama atau lebih tinggi.

(4) Diktum

(a) Diktum terdiri atas (i) kata ”Memutuskan” (ii) kata

”Menetapkan” (iii) nama Keputusan BPK-RI;

(b) Kata ”memutuskan” seluruhnya ditulis dengan huruf kapital,

diikuti kata ”menetapkan” di tepi kiri. Huruf awal kata

”menetapkan” ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri

dengan tanda baca titik dua;

(c) Judul keputusan yang ditetapkan dicantumkan setelah kata

”menetapkan”, ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.

(5) Batang Tubuh

(a) Batang tubuh memuat semua materi pengaturan;

(b) Dicantumkan saat berlakunya keputusan, perubahan,

pembatalan atau pencabutan keputusan; dan

(c) Materi pengaturan dapat dibuat sebagai lampiran

keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani

oleh Ketua dan Wakil Ketua BPK-RI

(6) Penutup

(a) Tempat (kota sesuai dengan alamat BPK-RI) dan tanggal

ditetapkannya keputusan;

(b) Nama Instansi Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia dan nama jabatan pejabat yang menetapkan

keputusan (Ketua dan Wakil Ketua BPK-RI), ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda

baca koma;

(c) Tanda tangan Ketua dan Wakil Ketua BPK-RI yang

menetapkan keputusan;

(d) Nama lengkap Ketua dan Wakil Ketua BPK-RI yang

menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital;

(e) Setelah dibubuhi tandatangan, Keputusan BPK-RI diberi

stempel Badan Pemeriksa Keuangan;

(f) Tembusan.

d) Pengabsahan dan Pendistribusian

(1) Keputusan BPK - RI yang sudah ditandatangani apabila

digandakan perlu diabsahkan oleh Sekretaris Jenderal BPK-

RI;

(2) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum

digandakan dan distribusikan dengan sah, suatu keputusan

telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh

Sekretaris Jenderal BPK-RI;

(3) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda - tangan

sebelah kiri bawah, terdiri atas kata-kata ”salinan sesuai

dengan aslinya” dan dibubuhi tanda tangan Sekretaris

Jenderal BPK-RI dan stempel Sekretaris Jenderal BPK-RI;

(4) Salinan Keputusan BPK-RI yang telah diabsahkan oleh

Sekretaris Jenderal BPK-RI, didistribusikan kepada yang

berkepentingan.

e) Hal yang Perlu Diperhatikan

Naskah asli keputusan yang diparaf harus disimpan sebagai

pertinggal.

2). Keputusan BPK-RI yang bersifat menetapkan

a) Pengertian

Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

yang bersifat menetapkan adalah keputusan yang bersifat

konkrit, individual dan final yang dikeluarkan oleh BPK-RI

sebagai pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan

pemeriksaan.

Materi muatan berupa penetapan yang menimbulkan hak atau

kewajiban atas diri seseorang yang harus diperoleh atau

dilaksanakan oleh seseorang tersebut atau instansi terkait.

Contohnya adalah Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan

tentang Pengenaan Ganti Kerugian terhadap Saudara....,

Bendaharawan pada ...

b) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani

Keputusan adalah Ketua dan Wakil Ketua BPK-RI.

c) Kerangka Keputusan

(1) Kepala

(a) Kop Keputusan terdiri dari gambar lambang negara, kata

”Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan” dan “Republik

Indonesia” yang seluruhnya ditulis dengan dengan huruf

kapital, dan diletakan di tengah marjin;

(b) Nomor Keputusan dan tahun penetapan, seluruhnya ditulis

dengan huruf kapital, dan diletakan di tengah marjin;

(c) Kata penghubung ”tentang” seluruhnya ditulis huruf kapital,

dan diletakan di tengah marjin.

(d) Judul Keputusan seluruhnya ditulis dengan huruf kapital,

diletakkan di tengah marjin;

(e) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia ditulis

dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca ”koma”.

(2) Konsiderans

(a) Konsiderans diawali dengan kata ”Menimbang.”

(b) Konsiderans memuat uraian singkat yang menjadi alasan /

tujuan / kepentingan / pertimbangan tentang perlunya

ditetapkan keputusan;

(c) Apabila diperlukan, dalam konsiderans dapat dimuat

pertimbangan-pertimbangan lain yang diawali dengan kata

”Memperhatikan”, diletakkan setelah dasar hukum

”Mengingat”.

(3) Dasar Hukum

(a) Dasar hukum diawali dengan kata ”Mengingat.”

(b) Dasar hukum ”Mengingat” memuat peraturan perundang-

undangan sebagai dasar pengeluaran keputusan.

Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai

dasar hukum hanya peraturan perundang-undangan yang

tingkatannya sama atau lebih tinggi.

(4) Diktum

(a) Diktum terdiri atas (i) kata ”Memutuskan” (ii) kata

”Menetapkan” (iii) nama Keputusan BPK-RI;

(b) Kata ”memutuskan” seluruhnya ditulis dengan huruf kapital,

diikuti kata ”menetapkan” di tepi kiri. Huruf awal kata

”menetapkan” ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri

dengan tanda baca titik dua;

(c) Judul keputusan yang ditetapkan dicantumkan setelah

kata ”menetapkan”, ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.

(5) Batang Tubuh

(a) Batang tubuh memuat semua materi keputusan;

(b) Materi keputusan dituangkan dalam Diktum PERTAMA,

KEDUA, KETIGA, dan seterusnya, yang keseluruhan

Diktum ditulis dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda

baca titik dua. Diktum diisi dengan materi keputusan,

seperti susunan keanggotaan, tugas, dan masa kerja tim,

pembebanan biaya, mulai berlaku keputusan, dan lain-lain

yang merupakan materi keputusan.

(c) Materi keputusan dapat dibuat sebagai lampiran

keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh

Ketua dan Wakil Ketua BPK-RI.

(6) Penutup

(a) Tempat (kota sesuai dengan alamat BPK-RI) dan tanggal

ditetapkannya keputusan;

(b) Nama Instansi Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia dan nama jabatan pejabat yang menetapkan

keputusan (Ketua dan Wakil Ketua BPK-RI), ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda

baca koma;

(c) Tanda tangan Ketua dan Wakil Ketua BPK-RI yang

menetapkan keputusan;

(d) Nama lengkap Ketua dan Wakil Ketua BPK-RI yang

menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital;

(e) Setelah dibubuhi tandatangan, Keputusan BPK-RI diberi

stempel Badan Pemeriksa Keuangan;

(f) Tembusan.

d) Pengabsahan dan Pendistribusian

(1) Keputusan BPK - RI yang sudah ditandatangani apabila

digandakan perlu diabsahkan oleh Sekretaris Jenderal BPK-

RI;

(2) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum

digandakan dan distribusikan dengan sah, suatu keputusan

telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh

Sekretaris Jenderal BPK-RI;

(3) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda - tangan

sebelah kiri bawah, terdiri atas kata-kata ”salinan sesuai

dengan aslinya” dan dibubuhi tanda tangan Sekretaris

Jenderal BPK-RI dan stempel Sekretaris Jenderal BPK-RI;

(4) Salinan Keputusan BPK-RI yang telah diabsahkan oleh

Sekretaris Jenderal BPK-RI, didistribusikan kepada yang

berkepentingan.

e) Hal yang Perlu Diperhatikan

Naskah asli keputusan yang diparaf harus disimpan sebagai

pertinggal.

2) KEPUTUSAN KETUA / WAKIL KETUA BPK-RI

a) Pengertian

Pengertian Keputusan Ketua / Wakil Ketua BPK-RI adalah

keputusan yang bersifat konkrit, individual dan final yang

dikeluarkan oleh Ketua/ Wakil Ketua BPK-RI sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan pemeriksaan.

Materi Muatan Keputusan Ketua / Wakil Ketua Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia adalah penetapan yang

menimbulkan hak atau kewajiban atas diri seseorang di lingkungan

Pelaksana BPK-RI yang harus diperoleh atau dilaksanakan oleh

seseorang tersebut.

b) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani

Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI adalah Ketua dan atau Wakil

Ketua BPK-RI sesuai dengan pembagian tugasnya.

c) Kerangka Keputusan

(1) Kepala

(a) Kop Keputusan terdiri dari gambar lambang negara, kata

”Keputusan Ketua / Wakil Ketua” , ”Badan Pemeriksa

Keuangan” dan “Republik Indonesia” yang seluruhnya ditulis

dengan dengan huruf kapital, dan diletakan di tengah marjin;

(b) Nomor Keputusan dan tahun penetapan, seluruhnya ditulis

dengan huruf kapital, dan diletakan di tengah marjin;

(c) Kata penghubung ”tentang” seluruhnya ditulis huruf kapital,

dan diletakan di tengah marjin.

(d) Judul Keputusan seluruhnya ditulis dengan huruf kapital,

diletakkan di tengah marjin;

(e) Ketua / Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia ditulis dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda

baca ”koma”.

(2) Konsiderans

(a) Konsiderans diawali dengan kata ”Menimbang.”

(b) Konsiderans memuat uraian singkat yang menjadi alasan /

tujuan / kepentingan / pertimbangan tentang perlunya

ditetapkan keputusan;

(c) Apabila diperlukan, dalam konsiderans dapat dimuat

pertimbangan-pertimbangan lain yang diawali dengan kata

”Memperhatikan”, diletakkan setelah dasar hukum

”Mengingat”.

(3) Dasar Hukum

(a) Dasar hukum diawali dengan kata ”Mengingat.”

(b) Dasar hukum ”Mengingat” memuat peraturan perundang-

undangan sebagai dasar pengeluaran keputusan. Peraturan

perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar

hukum hanya peraturan perundang-undangan yang

tingkatannya sama atau lebih tinggi.

(4) Diktum

(a) Diktum terdiri atas (i) kata ”Memutuskan” (ii) kata

”Menetapkan” (iii) nama Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-

RI;

(b) Kata ”memutuskan” seluruhnya ditulis dengan huruf kapital,

diikuti kata ”menetapkan” di tepi kiri. Huruf awal kata

”menetapkan” ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri

dengan tanda baca titik dua;

(c) Judul keputusan yang ditetapkan dicantumkan setelah kata

”menetapkan”, ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.

(5) Batang Tubuh

(a) Batang tubuh memuat semua materi keputusan;

(b) Materi keputusan dituangkan dalam Diktum PERTAMA,

KEDUA, KETIGA, dan seterusnya, yang keseluruhan

Diktum ditulis dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda

baca titik dua. Diktum diisi dengan materi keputusan,

seperti susunan keanggotaan, tugas, dan masa kerja tim,

pembebanan biaya, mulai berlaku keputusan, dan lain-lain

yang merupakan materi keputusan.

(c) Materi keputusan dapat dibuat sebagai lampiran

keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh

Ketua/Wakil Ketua BPK-RI.

(6) Penutup

(a) Tempat (kota sesuai dengan alamat BPK-RI) dan tanggal

ditetapkannya keputusan;

(b) Nama Instansi Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia dan nama jabatan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI,

ditulis seluruhnya dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan

tanda baca koma;

(c) Tandatangan Ketua / Wakil Ketua BPK - RI yang

menetapkan keputusan;

(d) Nama lengkap Ketua / Wakil Ketua BPK - RI yang

menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital;

(e) Setelah dibubuhi tandatangan, Keputusan Ketua / Wakil

Ketua BPK-RI diberi stempel Badan Pemeriksa Keuangan;

(f) Tembusan.

d) Pengabsahan dan Pendistribusian

(1) Keputusan Ketua / Wakil Ketua BPK - RI yang sudah

ditandatangani apabila digandakan perlu diabsahkan oleh

Sekretaris Jenderal BPK-RI;

(2) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum

digandakan dan distribusikan dengan sah, suatu keputusan

telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh

Sekretaris Jenderal BPK-RI;

(3) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda - tangan

sebelah kiri bawah, terdiri atas kata-kata ”salinan sesuai

dengan aslinya” dan dibubuhi tanda tangan Sekretaris

Jenderal BPK-RI dan stempel Sekretaris Jenderal BPK-RI;

(4) Salinan Keputusan BPK-RI yang telah diabsahkan oleh

Sekretaris Jenderal BPK-RI, didistribusikan kepada yang

berkepentingan.

e) Hal yang Perlu Diperhatikan

Naskah asli Keputusan Ketua/ Wakil Ketua BPK-RI yang diparaf

harus disimpan sebagai pertinggal.

3) KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI ada 2 (dua) jenis, yaitu :

1). Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI yang bersifat mengatur

2). Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI yang bersifat menetapkan.

Uraiannya adalah sebagai berikut :

1). Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI yang bersifat mengatur

a) Pengertian

Keputusan Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

yang bersifat mengatur adalah keputusan yang ditetapkan oleh

Sekretaris Jenderal BPK-RI yang berisi ketentuan-ketentuan

yang mengatur lebih lanjut tentang bidang-bidang yang berada

di dalam kewenangan Sekretaris Jenderal -misalnya tentang

kepegawaian- untuk menjalankan Peraturan BPK-RI, Keputusan

BPK-RI, Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI, dan peraturan

perundang-undangan lain yang lebih tinggi.

b) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

Pejabat yang berwenang mengatur dan menandatangani

Keputusan adalah Sekretaris Jenderal BPK-RI.

c) Kerangka Keputusan

(1) Kepala

(a) Kop Keputusan terdiri dari gambar lambang instansi, kata

”Keputusan Sekretaris Jenderal” , “Badan Pemeriksa

Keuangan” dan “Republik Indonesia” yang seluruhnya

ditulis dengan dengan huruf kapital, dan diletakan di

tengah marjin;

(b) Nomor Keputusan dan tahun penetapan, seluruhnya

ditulis dengan huruf kapital, dan diletakan di tengah

marjin;

(c) Kata penghubung ”tentang” seluruhnya ditulis huruf

kapital, dan diletakan di tengah marjin.

(d) Judul Keputusan seluruhnya ditulis dengan huruf kapital,

diletakkan di tengah marjin;

(e) Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia ditulis dengan huruf kapital, diakhiri

dengan tanda baca ”koma”.

(2) Konsiderans

(a) Konsiderans diawali dengan kata ”Menimbang.”

(b) Konsiderans memuat uraian singkat yang menjadi alasan

/ tujuan / kepentingan / pertimbangan tentang perlunya

ditetapkan keputusan;

(c) Apabila diperlukan , dalam konsiderans dapat dimuat

pertimbangan-pertimbangan lain yang diawali dengan

kata ”Memperhatikan”, diletakkan setelah dasar hukum

”Mengingat”.

(3) Dasar Hukum

(a) Dasar hukum diawali dengan kata ”Mengingat.”

(b) Dasar hukum ”Mengingat” memuat peraturan perundang-

undangan sebagai dasar pengeluaran keputusan.

Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai

dasar hukum hanya peraturan perundang-undangan yang

tingkatannya sama atau lebih tinggi.

(4) Diktum

(a) Diktum terdiri atas (i) kata ”Memutuskan” (ii) kata

”Menetapkan” (iii) nama Keputusan Sekretaris Jenderal;

(b) Kata ”memutuskan” seluruhnya ditulis dengan huruf

kapital, diikuti kata ”menetapkan” di tepi kiri. Huruf awal

kata ”menetapkan” ditulis dengan huruf kapital dan

diakhiri dengan tanda baca titik dua;

(c) Judul keputusan yang ditetapkan dicantumkan setelah

kata ”menetapkan”, ditulis seluruhnya dengan huruf

kapital.

(5) Batang Tubuh

(a) Batang tubuh memuat semua materi pengaturan;

(b) Dicantumkan saat berlakunya keputusan , perubahan ,

pembatalan atau pencabutan keputusan; dan

(c) Materi pengaturan dapat dibuat sebagai lampiran

keputusan dan pada halaman terakhir ditandatangani

oleh Sekretaris Jenderal.

(6) Penutup

(a) Tempat (kota sesuai dengan alamat BPK-RI) dan tanggal

ditetapkannya keputusan;

(b) Nama Instansi Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia dan nama jabatan Sekretaris Jenderal, ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan

tanda baca koma;

(c) Tanda tangan Sekretaris Jenderal BPK-RI yang

menetapkan keputusan;

(d) Nama lengkap Sekretaris Jenderal BPK-RI yang

menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital;

(e) Setelah dibubuhi tandatangan, Keputusan Sekretaris

Jenderal diberi stempel Sekretariat Jenderal BPK-RI;

(f) Tembusan.

d) Pengabsahan dan Pendistribusian

(1) Keputusan Sekretaris Jenderal yang sudah ditandatangani

apabila digandakan perlu diabsahkan oleh Kepala Biro

Hukum;

(2) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum

digandakan dan distribusikan dengan sah, suatu keputusan

telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh

Kepala Biro Hukum;

(3) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda - tangan

sebelah kiri bawah, terdiri atas kata-kata ”salinan sesuai

dengan aslinya” dan dibubuhi tanda tangan Kepala Biro

Hukum dan stempel Sekretariat Jenderal BPK-RI;

(4) Salinan Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI yang telah

diabsahkan oleh Kepala Biro Hukum, didistribusikan kepada

yang berkepentingan.

e) Hal yang Perlu Diperhatikan

Naskah asli keputusan yang diparaf harus disimpan sebagai

pertinggal.

2) Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI yang bersifat menetapkan.

a) Pengertian

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI yang bersifat

menetapkan adalah keputusan yang bersifat konkrit, individual,

dan final, yang dikeluarkan oleh Sekretaris Jenderal Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan pemeriksaan atau

tugas kesekretariatan lembaga.

Materi muatan Keputusan Sekretaris Jenderal yang bersifat

menetapkan adalah penetapan yang menimbulkan hak atau

kewajiban atas seseorang di lingkungan Pelaksana Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia yang harus diperoleh

atau dilaksanakan oleh seseorang tersebut.

b) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani

Keputusan adalah Sekretaris Jenderal BPK-RI.

c) Kerangka Keputusan

(1) Kepala

(a) Kop Keputusan terdiri dari gambar lambang instansi, kata

”Keputusan Sekretaris Jenderal” , “Badan Pemeriksa

Keuangan” dan “Republik Indonesia” yang seluruhnya

ditulis dengan dengan huruf kapital, dan diletakan di

tengah marjin;

(b) Nomor Keputusan dan tahun penetapan, seluruhnya

ditulis dengan huruf kapital, dan diletakan di tengah

marjin;

(c) Kata penghubung ”tentang” seluruhnya ditulis huruf

kapital, dan diletakan di tengah marjin;

(d) Judul Keputusan seluruhnya ditulis dengan huruf kapital,

diletakkan di tengah marjin;

(e) Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia ditulis dengan huruf kapital, diakhiri

dengan tanda baca ”koma”.

(2) Konsiderans

(a) Konsiderans diawali dengan kata ”Menimbang.”

(b) Konsiderans memuat uraian singkat yang menjadi alasan

/ tujuan / kepentingan / pertimbangan tentang perlunya

ditetapkan keputusan;

(c) Apabila diperlukan , dalam konsiderans dapat dimuat

pertimbangan-pertimbangan lain yang diawali dengan

kata ”Memperhatikan”, diletakkan setelah dasar hukum

”Mengingat”.

(3) Dasar Hukum

(a) Dasar hukum diawali dengan kata ”Mengingat.”

(b) Dasar hukum ”Mengingat” memuat peraturan perundang-

undangan sebagai dasar pengeluaran keputusan.

Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai

dasar hukum hanya peraturan perundang-undangan

yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.

(4) Diktum

(a) Diktum terdiri atas (i) kata ”Memutuskan” (ii) kata

”Menetapkan” (iii) nama Keputusan Sekretaris Jenderal;

(b) Kata ”memutuskan” seluruhnya ditulis dengan huruf

kapital, diikuti kata ”menetapkan” di tepi kiri. Huruf awal

kata ”menetapkan” ditulis dengan huruf kapital dan

diakhiri dengan tanda baca titik dua;

(c) Judul keputusan yang ditetapkan dicantumkan setelah

kata ”menetapkan”, ditulis seluruhnya dengan huruf

kapital.

(5) Batang Tubuh

(a) Batang tubuh memuat semua materi keputusan;

(b) Materi keputusan dituangkan dalam Diktum

PERTAMA, KEDUA, KETIGA, dan seterusnya, yang

keseluruhan Diktum ditulis dengan huruf kapital, diakhiri

dengan tanda baca titik dua. Diktum diisi dengan materi

keputusan, seperti susunan keanggotaan, tugas, dan

masa kerja tim, pembebanan biaya, mulai berlaku

keputusan, dan lain-lain yang merupakan materi

keputusan.

(c) Materi keputusan dapat dibuat sebagai lampiran

keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani

oleh Sekretaris Jenderal BPK-RI.

(6) Penutup

(a) Tempat (kota sesuai dengan alamat BPK-RI) dan tanggal

ditetapkannya keputusan;

(b) Nama Instansi Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia dan nama jabatan Sekretaris Jenderal, ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan

tanda baca koma;

(c) Tanda tangan Sekretaris Jenderal BPK-RI yang

menetapkan keputusan;

(d) Nama lengkap Sekretaris Jenderal BPK-RI yang

menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital;

(e) Setelah dibubuhi tandatangan, Keputusan Sekretaris

Jenderal diberi stempel Sekretariat Jenderal BPK-RI;

(f) Tembusan.

d) Pengabsahan dan Pendistribusian

(1) Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI yang sudah

ditandatangani apabila digandakan perlu diabsahkan oleh

Kepala Biro Hukum;

(2) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum

digandakan dan distribusikan dengan sah, suatu keputusan

telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh

Kepala Biro Hukum;

(3) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda - tangan

sebelah kiri bawah, terdiri atas kata-kata ”salinan sesuai

dengan aslinya” dan dibubuhi tanda tangan Kepala Biro

Hukum dan stempel Sekretariat Jenderal BPK-RI;

(4) Salinan Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI yang telah

diabsahkan oleh Kepala Biro Hukum, didistribusikan kepada

yang berkepentingan.

e) Hal yang Perlu Diperhatikan

Naskah asli keputusan yang diparaf harus disimpan sebagai

pertinggal.

4) KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN

a) Pengertian

Keputusan Kepala Perwakilan adalah keputusan yang dibuat oleh

Kepala Perwakilan yang mengatur rincian bidang teknis operasional

di lingkungan kewenangannya. Memiliki kekuatan mengikat Internal

seluruhnya atau sebagian dalam kewenangannya.

Materi muatan berisi materi untuk menjalankan Keputusan BPK-RI,

Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI , Keputusan Sekretaris

Jenderal BPK-RI, dan peraturan perundang-undangan lainnya yang

lebih tinggi , dalam lingkup kewenangan Perwakilan.

b) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani

keputusan ini adalah Kepala Perwakilan BPK-RI.

c) Kerangka Keputusan

(1) Kepala

(a) Kop Keputusan terdiri dari gambar lambang instansi, kata

”Keputusan Kepala Perwakilan”, ”Badan Pemeriksa

Keuangan” dan ”Republik Indonesia Di..” yang seluruhnya

ditulis dengan huruf kapital, dan diletakan di tengah marjin;

(b) Nomor keputusan dan tahun penetapan, ditulis dengan huruf

kapital;

(c) Kata penghubung ”tentang” ditulis dengan huruf kapital;

(d) Judul keputusan seluruhnya ditulis dengan huruf kapital; dan

(e) Nama jabatan ”Kepala Perwakilan Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia” di ....” yang menetapkan

keputusan ditulis dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda

baca ”koma”.

(2) Konsiderans

(a) Konsiderans diawali dengan kata ”Menimbang”

(b) Konsiderans memuat alasan / tujuan / kepentingan /

pertimbangan tentang perlunya ditetapkan keputusan;

(c) Apabila diperlukan, dalam konsiderans dapat dimuat

pertimbangan-pertimbangan lain yang diawali dengan kata

”Memperhatikan”, diletakkan setelah dasar hukum

”Mengingat”.

(3) Dasar Hukum

(a) Dasar hukum diawali dengan kata ”Mengingat;”

(b) Dasar Hukum memuat uraian singkat yang menjadi peraturan

perundang-undangan sebagai dasar pengeluaran keputusan.

Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai

dasar hukum hanya peraturan perundang-undangan yang

tingkatannya sama atau lebih tinggi.

(4) Diktum

(a) Diktum terdiri atas (i) kata Memutuskan (ii) kata Menetapkan

(iii) nama Keputusan. Kata ”Memutuskan seluruhnya ditulis

dengan huruf kapital, diikuti kata ”menetapkan” di tepi kiri.

Huruf awal kata ”menetapkan” ditulis dengan huruf kapital dan

diakhiri dengan tanda baca titik dua;

(b) Judul keputusan yang ditetapkan, dicantumkan setelah kata

menetapkan, ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.

(5) Batang Tubuh

(a) Batang tubuh memuat semua materi keputusan;

(b) Materi keputusan dituangkan dalam Diktum PERTAMA,

KEDUA, KETIGA, dan seterusnya, yang keseluruhan Diktum

ditulis dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca titik

dua. Diktum diisi dengan materi keputusan, seperti susunan

keanggotaan, tugas, dan masa kerja tim, pembebanan biaya,

mulai berlaku keputusan, dan lain-lain yang merupakan materi

keputusan.

(c) Materi keputusan dapat dibuat sebagai lampiran keputusan,

dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh Kepala

Perwakilan.

(6) Penutup

(a) Tempat (kota sesuai dengan alamat Kantor Perwakilan

BPK- RI) dan tanggal ditetapkannya keputusan;

(b) Nama Instansi ”Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia di...”, ditulis seluruhnya dengan huruf

kapital, kemudian diikuti dengan kata ”Kepala” dan diakhiri

dengan tanda baca koma;

(c) Tanda tangan Kepala Perwakilan BPK-RI yang menetapkan

keputusan; dan

(d) Nama lengkap Kepala Perwakilan BPK-RI yang

menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital.

(e) Setelah dibubuhi tandatangan, Keputusan Kepala

Perwakilan BPK-RI diberi stempel Kantor Perwakilan;

(f) Tembusan.

d) Pengabsahan dan Pendistribusian

(1) Keputusan Kepala Perwakilan BPK - RI yang sudah di

tandatangani apabila digandakan perlu diabsahkan oleh

Kepala Sekretariat Perwakilan BPK-RI;

(2) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum

digandakan dan distribusikan dengan sah, suatu keputusan

telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh

Kepala Sekretariat Perwakilan BPK-RI;

(3) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda - tangan

sebelah kiri bawah, terdiri atas kata-kata ”salinan sesuai

dengan aslinya” dan dibubuhi tanda tangan Kepala Sekretariat

Perwakilan BPK-RI dan stempel Sekretariat Perwakilan BPK-

RI;

(4) Salinan Keputusan Kepala Perwakilan BPK-RI yang telah

diabsahkan oleh Kepala Sekretariat Perwakilan BPK-RI,

didistribusikan kepada yang berkepentingan.

e) Hal yang Perlu Diperhatikan

Naskah asli keputusan yang diparaf harus disimpan sebagai

pertinggal.

5) LAIN-LAIN KEPUTUSAN Lain-Lain Keputusan dimaksudkan untuk memberi ruang, apabila di

kemudian hari harus dibentuk suatu keputusan yang mempunyai

materi yang tidak termasuk ke dalam Keputusan BPK-RI, Keputusan

Ketua/Wakil Ketua BPK-RI, Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI,

dan Keputusan Kepala Perwakilan BPK-RI. Hal tersebut mungkin

saja terjadi, mengingat perkembangan kebutuhan instansi.

III. NASKAH DINAS Di samping Peraturan dan Keputusan, Badan Pemeriksa Keuangan dan

Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan dapat mengeluarkan

Naskah Dinas yang tidak termasuk ke dalam peraturan maupun

keputusan, bersifat teknis dan merupakan penjabaran lebih lanjut.

Jenis-jenis Naskah Dinas dimaksud adalah sebagai berikut :

1. INSTRUKSI DINAS SEKRETARIS JENDERAL

2. SURAT EDARAN SEKRETARIS JENDERAL/IRTAMA/TORTAMA

3. INSTRUKSI DINAS KEPALA PERWAKILAN

4. SURAT EDARAN KEPALA PERWAKILAN

5. PENGUMUMAN

6. LAIN-LAIN NASKAH DINAS

1) INSTRUKSI DINAS SEKRETARIS JENDERAL

a) Pengertian

Instruksi Dinas Sekretaris Jenderal adalah naskah dinas yang berisi

perintah kepada pejabat atau pelaksana di lingkungan Pelaksana

Badan Pemeriksa Keuangan yang dikeluarkan oleh Sekretaris

Jenderal BPK-RI.

Materi muatan Instruksi Dinas Sekretaris Jenderal BPK-RI memuat

tentang perintah kepada pejabat atau pelaksana di lingkungan

Pelaksana BPK-RI untuk melaksanakan suatu kegiatan yang

penting atau mendesak.

b) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani

Instruksi adalah Sekretaris Jenderal BPK-RI.

c) Kerangka Instruksi

(1) Kepala

(a) Kop Instruksi Dinas terdiri dari lambang instansi, nama

Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia” yang seluruhnya ditulis dengan dengan huruf

kapital, dan diletakan di tengah marjin;

(b) Kata Instruksi Dinas ditulis dengan huruf kapital dan diletakkan

ditengah marjin;

(c) Nomor Instruksi Dinas dan tahun penetapan, ditulis dengan

huruf kapital dan diletakkan ditengah marjin, setelah kata

”Instruksi Dinas”;

(d) Kata penghubung ”tentang” ditulis dengan huruf kapital;

(e) Judul Instruksi Dinas seluruhnya ditulis dengan huruf kapital;

dan

(f) Nama ”Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia” ditulis dengan huruf kapital, diakhiri

dengan tanda baca ”koma”.

(2) Konsiderans

(a) Konsiderans diawali dengan kata ”Menimbang.”

(b) Konsiderans memuat uraian singkat yang menjadi alasan /

tujuan / kepentingan / pertimbangan tentang perlunya

diterbitkannya Instruksi Dinas;

(c) Apabila diperlukan , dalam konsiderans dapat dimuat

pertimbangan-pertimbangan lain yang diawali dengan kata

”Memperhatikan”, diletakkan setelah dasar hukum

”Mengingat”.

(3) Dasar Hukum

(a) Dasar hukum diawali dengan kata ”Mengingat.”

(b) Dasar hukum ”Mengingat” memuat peraturan perundang-

undangan sebagai dasar penerbitan Instruksi.

(4) Batang Tubuh

(a) Batang Tubuh dimulai dengan kata ”menginstruksikan”

seluruhnya ditulis dengan huruf kapital, diikuti kata

”kepada” di tepi kiri. Huruf awal kata ”kepada” ditulis

dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik

dua. ”Kepada” ditujukan bagi pihak yang diinstruksikan

untuk melakukan sesuatu/daftar pejabat yang menerima

instruksi.

(b) Di bawah ”Kepada” , ditulis ”Untuk”. Huruf awal kata

”Untuk” ditulis dengan huruf kapital.

(c) Kemudian substansi arahan yang diinstruksikan, dituang

kan dalam Diktum PERTAMA, KEDUA, KETIGA, dan

seterusnya. Kata ”PERTAMA” dan seterusnya, seluruhnya

ditulis dengan menggunakan huruf kapital dan diakhiri

dengan tanda baca titik dua.

(d) Setelah kata ”PERTAMA” dan seterusnya dituangkan

substansi-substansi arahan yang diinstruksikan, seperti

deskripsi kegiatan (untuk pendidikan), jangka waktu, biaya,

perintah membayar, dan sebagainya.

(5) Penutup

(a) Tempat (kota sesuai dengan alamat BPK-RI) dan tanggal

diterbitkannya Instruksi Dinas;

(b) Nama Instansi Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia dan nama jabatan Sekretaris JenderaI ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda

baca koma;

(c) Tanda tangan Sekretaris Jenderal BPK-RI yang

menetapkan Instruksi Dinas;

(d) Nama lengkap Sekretaris Jenderal BPK-RI ditulis dengan

huruf awal kapital.

(e) Setelah dibubuhi tandatangan, Instruksi Dinas Sekretaris

Jenderal BPK-RI diberi stempel Sekretaris Jenderal BPK-

RI;

(f) Tembusan.

d) Pengabsahan dan Pendistribusian

(1) Instruksi Dinas Sekretaris Jenderal BPK-RI yang sudah

ditandatangani apabila digandakan perlu diabsahkan oleh

Kepala Biro Hukum;

(2) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum

digandakan dan distribusikan dengan sah, suatu Instruksi

Dinas telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh

Kepala Biro Hukum;

(3) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda - tangan

sebelah kiri bawah, terdiri atas kata-kata ”salinan sesuai

dengan aslinya” dan dibubuhi tanda tangan Kepala Biro

Hukum dan stempel Sekretariat Jenderal BPK-RI;

(4) Salinan Instruksi Dinas Sekretaris Jenderal BPK-RI yang telah

diabsahkan oleh Kepala Biro Hukum, didistribusikan kepada

yang berkepentingan.

e) Hal yang Perlu Diperhatikan

(1) Naskah asli Instruksi Dinas yang diparaf harus disimpan sebagai

per tinggal.

(2) Meskipun kata Instruksi Dinas mengandung arti perintah,

tetapi Instruksi yang dimaksudkan dalam pedoman ini bukan

perintah melainkan suatu petunjuk/arahan pelaksanaan suatu

keputusan;

(3) Instruksi Dinas merupakan pelaksanaan kebijakan pokok,

sehingga, suatu Instruksi Dinas harus menunjuk pada suatu

keputusan; dan

(4) Wewenang penetapan dan penandatanganan Instruksi Dinas

tidak dapat dilimpahkan kepada pejabat lain.

2) SURAT EDARAN SEKRETARIS JENDERAL/IRTAMA/TORTAMA

a) Pengertian

Surat Edaran adalah Naskah Dinas yang dibuat oleh Sekretaris

Jenderal/Irtama/Tortama yang menjabarkan secara rinci

pelaksanaan dari Peraturan BPK-RI yang berkaitan dengan teknis

pemeriksaan atau peraturan lain yang berkaitan dengan tugas-

tugas kesekretariatan lembaga negara.

Materi muatan Surat Edaran adalah rincian petunjuk dan atau

penjelasan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan

berdasarkan Peraturan BPK-RI, atau peraturan perundang-

undangan lain yang lebih tinggi.

b) Wewenang penetapan dan penandatanganan

Kewenangan untuk menetapkan dan menandatangani Surat

Edaran oleh Sekretaris Jenderal/Irtama/Tortama pada BPK-RI.

c) Kerangka Surat Edaran

(1) Kepala

(a) Kop Surat Edaran yang terdiri atas gambar lambang instansi

dan nama Instansi ”Sekretariat Jenderal

/Inspektorat/Auditorat Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia” yang seluruhnya ditulis dengan huruf kapital, dan

diletakan di tengah marjin;

(b) Tulisan ”Surat Edaran” di bawah nama jabatan, ditulis

menggunakan huruf kapital;

(c) Nomor Surat Edaran dan tahun penerbitan, ditulis dengan

huruf kapital;

(d) Kata ”tentang” yang ditulis dibawah ”Surat Edaran”

seluruhnya menggunakan huruf kapital; dan

(e) Rumusan judul Surat Edaran ditulis di bawah tulisan

”tentang” , seluruhnya menggunakan huruf kapital, yang

diletakkan di tengah marjin.

(2) Batang Tubuh

(a) Batang Tubuh terdiri dari Pendahuluan dan Isi.

(b) Pendahuluan terdiri atas Bagian Umum, Bagian Maksud dan

Tujuan, Bagian Ruang Lingkup, dan Bagian Dasar.

Bagian Umum, Bagian Maksud dan Tujuan dan Bagian

Ruang Lingkup memuat alasan tentang perlunya diterbitkan

Surat Edaran.

Sedangkan Bagian Dasar memuat peraturan yang menjadi

dasar penerbitan Surat Edaran.

(c) Isi memuat pengaturan secara rinci hal-hal teknis yang

berkenaan dengan pelaksanaan tugas pemeriksaan baik di

lingkungan unit kerja teknis, penunjang, maupun pendukung.

(3) Penutup

(a) Tempat (kota sesuai dengan alamat BPK-RI) dan tanggal

diterbitkannya Surat Edaran;

(b) Nama Instansi Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia dan nama jabatan Sekretaris Jenderal / Irtama /

Tortama yang menerbitkan, ditulis dengan huruf kapital,

diakhiri dengan tanda baca koma;

(c) Tanda tangan Sekretaris Jenderal/Irtama/Tortama yang

menerbitkan;

(d) Nama lengkap Sekretaris Jenderal/Irtama/Tortama yang

menanda tangani ditulis dengan huruf kapital;

(e) Daftar pejabat yang menerima Surat Edaran, atau kepada

siapa Surat Edaran tersebut ditujukan, diletakkan di bagian

kiri bawah, sebelum tembusan;

(f) Tembusan.

d) Distribusi

Surat Edaran didistribusikan kepada pejabat dan pihak terkait

lainnya, sesuai tembusan.

3) INSTRUKSI DINAS KEPALA PERWAKILAN

a) Pengertian

Instruksi Dinas Kepala Perwakilan adalah naskah dinas yang berisi

perintah kepada pejabat atau pelaksana di lingkungan Kantor

Perwakilan BPK-RI yang dikeluarkan oleh Kepala Perwakilan BPK-

RI.

Materi muatan Instruksi Dinas Kepala Perwakilan memuat tentang

perintah kepada pejabat atau pelaksana di lingkungan Kantor

Perwakilan BPK-RI untuk melaksanakan suatu kegiatan yang

penting atau mendesak.

b) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani

Instruksi adalah Kepala Perwakilan.

c) Kerangka Instruksi

(1) Kepala

(a) Kop Instruksi terdiri dari lambang instansi, nama ”Perwakilan

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia di...” yang

seluruhnya ditulis dengan dengan huruf kapital, dan diletakan

di tengah marjin;

(b) Kata Instruksi Dinas ditulis dengan huruf kapital dan diletakkan

ditengah marjin;

(c) Nomor Instruksi dan tahun penetapan, ditulis dengan huruf

kapital dan diletakkan ditengah marjin, setelah kata ”Instruksi

Dinas”;

(d) Kata penghubung ”tentang” ditulis dengan huruf kapital;

(e) Judul Instruksi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital; dan

(f) Nama ”Kepala Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia di...” ditulis dengan huruf kapital, diakhiri

dengan tanda baca ”koma”.

(2) Konsiderans

(a) Konsiderans diawali dengan kata ”Menimbang.”

(b) Konsiderans memuat uraian singkat yang menjadi alasan /

tujuan / kepentingan / pertimbangan tentang perlunya

diterbitkannya Instruksi;

(c) Apabila diperlukan , dalam konsiderans dapat dimuat

pertimbangan-pertimbangan lain yang diawali dengan kata

”Memperhatikan”, diletakkan setelah dasar hukum

”Mengingat”.

(3) Dasar Hukum

(a) Dasar hukum diawali dengan kata ”Mengingat.”

(b) Dasar hukum ”Mengingat” memuat peraturan perundang-

undangan sebagai dasar pengeluaran Instruksi.

(4) Batang Tubuh

(a) Batang Tubuh dimulai dengan kata ”menginstruksikan”

seluruhnya ditulis dengan huruf kapital, diikuti kata

”kepada” di tepi kiri. Huruf awal kata ”kepada” ditulis

dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik

dua. ”Kepada” ditujukan bagi pihak yang diinstruksikan

untuk melakukan sesuatu/daftar pejabat yang menerima

instruksi.

(b) Di bawah ”Kepada” , ditulis ”Untuk”. Huruf awal kata

”Untuk” ditulis dengan huruf kapital.

(c) Kemudian substansi arahan yang diinstruksikan, dituang

kan dalam Diktum PERTAMA, KEDUA, KETIGA, dan

seterusnya. Kata ”PERTAMA” dan seterusnya, seluruhnya

ditulis dengan menggunakan huruf kapital dan diakhiri

dengan tanda baca titik dua.

(d) Setelah kata ”PERTAMA” dan seterusnya dituangkan

substansi-substansi arahan yang diinstruksikan, seperti

deskripsi kegiatan (untuk pendidikan), jangka waktu, biaya,

perintah membayar, dan sebagainya.

(5) Penutup

(a) Tempat (kota sesuai dengan alamat BPK-RI) dan tanggal

diterbitkannya Instruksi Dinas;

(b) Nama Instansi ”Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia di...”, ditulis seluruhnya dengan huruf

kapital, kemudian diikuti dengan kata ”Kepala” dan diakhiri

dengan tanda baca koma;

(c) Tandatangan Kepala Perwakilan BPK-RI yang menerbitkan

Instruksi Dinas;

(d) Nama lengkap Kepala Perwakilan BPK-RI yang

menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital.

(e) Setelah dibubuhi tandatangan, Instruksi Dinas Kepala

Perwakilan BPK-RI diberi stempel Kepala Sekretariat

Perwakilan BPK-RI;

(f) Tembusan.

d) Pengabsahan dan Pendistribusian

(1) Instruksi Dinas Kepala Perwakilan BPK-RI yang sudah

ditandatangani apabila digandakan perlu diabsahkan oleh

Kepala Sekretariat Perwakilan BPK-RI;

(2) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum

digandakan dan distribusikan dengan sah, suatu Instruksi

Dinas telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh

Kepala Sekretariat Perwakilan BPK-RI;

(3) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda - tangan

sebelah kiri bawah, terdiri atas kata-kata ”salinan sesuai

dengan aslinya” dan dibubuhi tanda tangan Kepala Sekretariat

Perwakilan BPK-RI dan stempel Kantor Perwakilan BPK-RI;

(4) Salinan Instruksi Dinas Kepala Perwakilan BPK-RI yang telah

diabsahkan oleh Kepala Sekretariat Perwakilan BPK-RI,

didistribusikan kepada yang berkepentingan.

e) Hal yang Perlu Diperhatikan

(1) Naskah asli Instruksi Dinas yang diparaf harus disimpan sebagai

per tinggal.

(2) Meskipun kata Instruksi Dinas mengandung arti perintah,

tetapi Instruksi yang dimaksudkan dalam pedoman ini bukan

perintah melainkan suatu petunjuk/arahan pelaksanaan suatu

keputusan;

(3) Instruksi Dinas merupakan pelaksanaan kebijakan pokok,

sehingga, sehingga suatu instruksi harus menunjuk pada suatu

keputusan; dan

(4) Wewenang penetapan dan penandatanganan Instruksi tidak

dapat dilimpahkan kepada pejabat lain.

4) SURAT EDARAN KEPALA PERWAKILAN

a) Pengertian

Surat Edaran Kepala Perwakilan adalah Naskah Dinas yang dibuat

oleh Kepala Perwakilan yang menjabarkan secara rinci pelaksanaan

dari Peraturan BPK-RI, Keputusan BPK-RI, Keputusan Ketua/Wakil

Ketua BPK-RI, Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI, dan

Keputusan Perwakilan yang berkaitan dengan teknis pemeriksaan

atau tugas-tugas kesekretariatan di lingkungan pelaksana Kantor

Perwakilan yang bersangkutan.

Materi muatan Surat Edaran adalah rincian petunjuk dan atau

penjelasan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan

berdasarkan Peraturan BPK-RI, Keputusan BPK-RI, Keputusan

Ketua/Wakil Ketua BPK-RI, Keputusan Sekretaris Jenderal BPK-RI,

Keputusan Kepala Perwakilan atau peraturan perundang-undangan

lain yang lebih tinggi.

b) Wewenang penetapan dan penandatanganan

Kewenangan untuk menetapkan dan menandatangani Surat Edaran

Kepala Perwakilan oleh Kepala Perwakilan.

c) Kerangka Surat Edaran

(1) Kepala

(a) Kop Surat Edaran yang terdiri atas gambar lambang instansi

dan nama Instansi ”Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia di....” yang seluruhnya ditulis dengan huruf

kapital, dan diletakan di tengah marjin;

(b) Tulisan ”Surat Edaran” di bawah nama jabatan, ditulis

menggunakan huruf kapital;

(c) Nomor Surat Edaran dan tahun penerbitan, ditulis dengan

huruf kapital;

(d) Kata ”tentang” yang ditulis dibawah ”Surat Edaran” seluruhnya

menggunakan huruf kapital; dan

(e) Rumusan judul Surat Edaran ditulis di bawah tulisan ”tentang”

, seluruhnya menggunakan huruf kapital, yang diletakkan di

tengah marjin.

(2) Batang Tubuh

(a) Batang Tubuh terdiri dari Pendahuluan dan Isi.

(b) Pendahuluan terdiri atas Bagian Umum, Bagian Maksud dan

Tujuan, Bagian Ruang Lingkup, dan Bagian Dasar.

Bagian Umum, Bagian Maksud dan Tujuan dan Bagian Ruang

Lingkup memuat alasan tentang perlunya diterbitkan Surat

Edaran.

Bagian Dasar memuat peraturan yang menjadi dasar

penerbitan Surat Edaran.

(c) Isi Surat Edaran memuat pengaturan secara rinci hal-hal

teknis yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas

pemeriksaan baik di lingkungan unit kerja teknis, penunjang,

maupun pendukung.

(3) Penutup

(a) Tempat (kota sesuai dengan alamat BPK-RI) dan tanggal

diterbitkannya Surat Edaran;

(b) Nama Instansi ”Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia di...”, ditulis seluruhnya dengan huruf

kapital, kemudian diikuti dengan kata ”Kepala” dan diakhiri

dengan tanda baca koma;

(c) Tandatangan Kepala Perwakilan yang menerbitkan;

(d) Nama lengkap Kepala Perwakilan yang menandatangani

ditulis dengan huruf kapital;

(e) Daftar pejabat yang menerima Surat Edaran, atau kepada

siapa Surat Edaran tersebut ditujukan, diletakkan di bagian kiri

bawah, sebelum tembusan;

(f) Tembusan.

d) Distribusi

Surat Edaran didistribusikan kepada pejabat dan pihak terkait

lainnya, sesuai tembusan.

5) PENGUMUMAN

a) Pengertian

Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan

yang ditujukan kepada semua pegawai, bersifat menyampaikan

informasi, tidak memuat cara pelaksanaan teknis suatu peraturan.

b) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

Pengumuman dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang

mengumumkan atau pejabat lain yang ditunjuk.

c) Kerangka Pengumuman

(1) Kepala

(a) Kop Pengumuman yang terdiri atas gambar lambang instansi

dan ”Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia” yang

seluruhnya ditulis dengan huruf kapital, dan diletakan di

marjin sebelah kiri atas;

(b) Kepada siapa Pengumuman tersebut ditujukan, diletakkan di

marjin sebelah kanan atas;

(c) Tulisan ”Pengumuman”, ditulis menggunakan huruf kapital,

serta nomor dan tahun dikeluarkannya Pengumuman

dibawahnya diletakkan ditengah marjin.

(2) Batang Tubuh

Batang Tubuh Pengumuman terdiri dari isi / Substansi

Pengumuman yang ingin disampaikan kepada seluruh pegawai.

(3) Penutup

(a) Tempat ( kota sesuai dengan alamat BPK - RI ) dan

tanggal dikeluarkannya Pengumuman;

(b) Nama Instansi ”Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia” dan nama jabatan pejabat yang menetapkan,

ditulis dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca

koma;

(c) Tanda tangan Pejabat yang menetapkan;

(d) Nama lengkap Pejabat yang menandatangani ditulis

dengan huruf kapital;

(e) Catatan, yaitu hal-hal penting yang harus diperhatikan;

(f) Tembusan.

d) Distribusi

Pengumuman didistribusikan kepada pejabat dan pihak terkait

lainnya, sesuai tembusan.

e) Hal yang perlu diperhatikan

Pengumuman tidak memuat alamat, kecuali yang ditujukan kepada

kelompok/golongan tertentu.

6) LAIN-LAIN NASKAH DINAS Lain-Lain Naskah Dinas dimaksudkan untuk memberi ruang, apabila di

kemudian hari harus dibentuk suatu naskah dinas yang mempunyai

materi yang tidak termasuk ke dalam Instruksi Dinas Sekretaris

Jenderal, Surat Edaran Sekretaris Jenderal/Irtama/Tortama, Instruksi

Dinas Kepala Perwakilan, Surat Edaran Kepala Perwakilan, dan

Pengumuman. Hal tersebut mungkin saja terjadi, mengingat

perkembangan kebutuhan instansi.

Ditetapkan di : J a k a r t a

Pada tanggal : 31 Agustus 2006

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KETUA,

Prof. Dr. Anwar Nasution

LAMPIRAN II : SURAT KEPUTUSAN BPK-RI NOMOR : 31 /SK/I-VIII.3/8/2006 TANGGAL : 31 AGUSTUS 2006

Contoh 1 Format Peraturan BPK-RI

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR……..TAHUN……..

TENTANG (Nama Peraturan BPK)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa.........................................................................;

Mengingat : 1. ..................................................................................; 2. ..................................................................................; 3. dan seterusnya.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TENTANG (Nama Peraturan BPK)

BAB I ..........

Pasal 1 ...........

BAB II ...........

Pasal 1 ...........

BAB.....

(dan seterusnya)

Disahkan di : ........................ Pada tanggal : ........................

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KETUA, WAKIL KETUA, PARA ANGGOTA BPK-RI (Tanda tangan dan cap jabatan)

NAMA LENGKAP

Lambang Negara

Lambang Negara telah dicetak

Penomoran berurutan dalam satu tahun takwim

Judul Peraturan ditulis dengan huruf kapital

Memuat alasan tentang perlunya ditetapkannya Peraturan

Memuat peraturan yang menjadi dasar penetapan Peraturan

Memuat substansi Peraturan yang ditetapkan

Kota sesuai alamat instansi dan tanggal penandatanganan

Contoh 2 Format Keputusan BPK-RI

(Bersifat Mengatur)

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR: ...../...../...../2006

TENTANG .......................................................................

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa.........................................................................

b. bahwa......................................................................... ....................................................................................

Mengingat : 1. .................................................................................. 2. ..................................................................................

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Ditetapkan di : ........................ Pada tanggal : ........................

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KETUA, WAKIL KETUA BPK-RI

(Tanda tangan dan cap jabatan)

NAMA LENGKAP Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. 2.

Lambang Negara

Lambang Negara telah dicetak

Penomoran berurutan dalam satu tahun takwim

Judul Keputusan ditulis dengan huruf kapital

Memuat alasan tentang perlunya ditetapkannya keputusan

Memuat peraturan yang menjadi dasar penetapan Keputusan

Memuat substansi kebijakan yang ditetapkan

Kota sesuai alamat instansi dan tanggal penandatanganan

Contoh 3 Format Keputusan BPK-RI

(Bersifat Menetapkan)

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR: ...../...../...../2006

TENTANG .......................................................................

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa.........................................................................

b. bahwa......................................................................... ....................................................................................

Mengingat : 1. .................................................................................. 2. ..................................................................................

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERTAMA : KEDUA : dst

Ditetapkan di : ........................ Pada tanggal : ........................

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KETUA, WAKIL KETUA BPK-RI

(Tanda tangan dan cap jabatan)

NAMA LENGKAP Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. 2.

Lambang Negara

Lambang Negara telah dicetak

Penomoran berurutan dalam satu tahun takwim

Judul Keputusan ditulis dengan huruf kapital

Memuat alasan tentang perlunya ditetapkannya keputusan

Memuat peraturan yang menjadi dasar penetapan Keputusan

Memuat substansi keputusan yang ditetapkan

Kota sesuai alamat instansi dan tanggal penandatanganan

Contoh 4 Format Keputusan Ketua/Wakil Ketua BPK-RI

KEPUTUSAN KETUA/WAKIL KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR: ...../...../...../2006

TENTANG .......................................................................

KETUA / WAKIL KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa.........................................................................

b. bahwa......................................................................... ....................................................................................

Mengingat : 1. .................................................................................. 2. ..................................................................................

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERTAMA : KEDUA : dst.

Ditetapkan di : ........................ Pada tanggal : ........................

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KETUA / WAKIL KETUA BPK-RI

(Tanda tangan dan cap jabatan)

NAMA LENGKAP Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. 2.

Lambang Negara

Lambang Negara telah dicetak

Penomoran berurutan dalam satu tahun takwim

Judul Keputusan ditulis dengan huruf kapital

Memuat alasan tentang perlunya ditetapkannya keputusan

Memuat peraturan yang menjadi dasar penetapan Keputusan

Memuat substansi keputusan yang ditetapkan

Kota sesuai alamat instansi dan tanggal penandatanganan

Contoh 5 Format Keputusan Sekretaris Jenderal

(Bersifat Mengatur)

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR: ...../...../...../2006

TENTANG .......................................................................

SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa......................................................................... b. bahwa......................................................................... ....................................................................................

Mengingat : 1. .................................................................................. 2. ..................................................................................

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Ditetapkan di : ........................ Pada tanggal : ........................

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIS JENDERAL,

(Tanda tangan dan cap jabatan)

NAMA LENGKAP

Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. 2.

Lambang Instansi

Lambang Instansi telah dicetak

Penomoran berurutan dalam satu tahun

Judul Keputusan ditulis dengan huruf kapital

Memuat alasan tentang perlunya ditetapkannya keputusan

Memuat peraturan yang menjadi dasar penetapan Keputusan

Memuat substansi kebijakan yang ditetapkan

Kota sesuai alamat instansi dan tanggal penandatanganan

Contoh 6 Format Keputusan Sekretaris Jenderal

(Bersifat Menetapkan)

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR: ...../...../...../2006

TENTANG .......................................................................

SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa......................................................................... b. bahwa......................................................................... ....................................................................................

Mengingat : 1. .................................................................................. 2. ..................................................................................

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERTAMA : KEDUA : dst.

Ditetapkan di : ........................ Pada tanggal : ........................

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIS JENDERAL,

(Tanda tangan dan cap jabatan)

NAMA LENGKAP

Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. 2

Lambang Instansi

Lambang Instansi telah dicetak

Penomoran berurutan dalam satu tahun

Judul Keputusan ditulis dengan huruf kapital

Memuat alasan tentang perlunya ditetapkannya keputusan

Memuat peraturan yang menjadi dasar penetapan Keputusan

Memuat substansi keputusan yang ditetapkan

Kota sesuai alamat instansi dan tanggal penandatanganan

Contoh 7 Format Keputusan Kepala Perwakilan

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DI .......

NOMOR: ...../...../...../2006

TENTANG .......................................................................

KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA di.......,

Menimbang : a. bahwa......................................................................... b. bahwa......................................................................... ....................................................................................

Mengingat : 1. .................................................................................. 2. ..................................................................................

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERTAMA : KEDUA : dst.

Ditetapkan di : ........................ Pada tanggal : ........................

PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA di.... KEPALA, (Tanda tangan dan cap jabatan)

NAMA LENGKAP

Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. 2.

Lambang Instansi

Lambang Instansi telah dicetak

Penomoran berurutan dalam satu tahun takwim

Judul Keputusan ditulis dengan huruf kapital

Memuat alasan tentang perlunya ditetapkannya keputusan

Memuat peraturan yang menjadi dasar penetapan Keputusan

Memuat substansi keputusan yang ditetapkan

Kota sesuai alamat instansi dan tanggal penandatanganan

Contoh 8 Format Instruksi Dinas Sekretaris Jenderal

SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI DINAS NOMOR: ...../...../...../2006

TENTANG

.......................................................................

SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa........................................................................ .................................................................................

b. bahwa........................................................................ ................................................................................

Mengingat : 1. ................................................................................ 2. ................................................................................

MENGINSTRUKSIKAN

Kepada : 1. 2. 3. Untuk PERTAMA : 1. ...................... dan seterusnya.

Ditetapkan di : ........................ Pada tanggal : ........................

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIS JENDERAL,

(Tanda tangan dan cap jabatan)

NAMA LENGKAP

Tembusan Instruksi Dinas ini disampaikan kepada : 1. 2.

Lambang Instansi

Lambang Instansi telah dicetak

Penomoran berurutan dalam satu tahun takwim

Judul instruksi ditulis dengan huruf kapital

Memuat alasan tentang perlunya ditetapkan instruksi

Memuat peraturan yang menjadi dasar pengeluaran instruksi

Daftar Pejabat yang menerima Instruksi

Memuat substansi arahan yang diinstruksikan

Kota sesuai alamat instansi dan tanggal penandatanganan

Contoh 9 Format Surat Edaran Sekretaris Jenderal/ Irtama/ Tortama

SEKRETARIAT JENDERAL/INSPEKTORAT/AUDITORAT BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARAN

NOMOR: ...../...../...../2006

TENTANG .....................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum ............................................................................................................

2. Maksud dan Tujuan ............................................................................................................

3. Ruang Lingkup ............................................................................................................

4. Dasar ............................................................................................................

BAB II

ISI 5. ............................................................................................................ 6. dan seterusnya

Ditetapkan di : .............................. Pada tanggal : ..............................

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIS JENDERAL/IRTAMA/TORTAMA,

(Tanda tangan dan cap jabatan)

NAMA LENGKAP

Kepada :

1. 2. 3. Tembusan 1. .………………………… 2. .…………………………

Lambang Instansi

Lambang Instansi telah dicetak

Penomoran berurutan dalam satu tahun takwim

Judul SE ditulis dengan huruf kapital

Memuat alasan tentang perlunya dikeluarkan SE

Memuat peraturan yang menjadi dasar pengeluaran SE

Memuat pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak

Kota sesuai alamat Instansi dan tanggal penandatanganan

Daftar Pajabat yang menerima SE.

Contoh 10 Format Instruksi Dinas Kepala Perwakilan

PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DI ...

INSTRUKSI DINAS

NOMOR: ...../...../...../2006

TENTANG .......................................................................

KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA DI ...,

Menimbang : a. bahwa........................................................................ .................................................................................

b. bahwa........................................................................ ................................................................................

Mengingat : 1. ................................................................................ 2. ................................................................................

MENGINSTRUKSIKAN

Kepada : 1. 2. 3. Untuk PERTAMA : 1. ...................... dan seterusnya.

Ditetapkan di : ........................ Pada tanggal : ........................

PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA di..... KEPALA,

(Tanda tangan dan cap jabatan)

NAMA LENGKAP

Tembusan Instruksi Dinas ini disampaikan kepada : 1. 2.

Lambang Instansi

Lambang Instansi telah dicetak

Penomoran berurutan dalam satu tahun takwim

Judul instruksi ditulis dengan huruf kapital

Memuat alasan tentang perlunya ditetapkan instruksi

Memuat peraturan yang menjadi dasar pengeluaran instruksi

Daftar Pejabat yang menerima Instruksi

Memuat substansi arahan yang diinstruksikan

Kota sesuai alamat instansi dan tanggal penandatanganan

Contoh 11 Format Surat Edaran Kepala Perwakilan

PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DI

SURAT EDARAN

NOMOR: ...../...../...../2006

TENTANG .....................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum ............................................................................................................

2. Maksud dan Tujuan ............................................................................................................

3. Ruang Lingkup ............................................................................................................

4. Dasar ............................................................................................................

BAB II

ISI 5. ............................................................................................................ 6. dan seterusnya

Ditetapkan di : .............................. Pada tanggal : ..............................

PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA di ... KEPALA,

(Tanda tangan dan cap jabatan)

NAMA LENGKAP

Kepada :

1. 2. 3. Tembusan 1. .………………………… 2. ..…………………………

Lambang Instansi

Lambang Instansi telah dicetak

Penomoran berurutan dalam satu tahun takwim

Judul SE ditulis dengan huruf kapital

Memuat alasan tentang perlunya dikeluarkan SE

Memuat peraturan yang menjadi dasar pengeluaran SE

Memuat pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak

Kota sesuai alamat Instansi dan tanggal penandatanganan

Daftar Pajabat yang menerima SE.

Contoh 12 Format Pengumuman BPK-RI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Kepada Yth. ...

...

PENGUMUMAN NOMOR: ...../...../...../2006

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

Ditetapkan di : .............................. Pada tanggal : ..............................

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA PEJABAT,

(Tanda tangan dan cap jabatan)

NAMA LENGKAP

Catatan :

1. 2.

Tembusan : 1. .………………………… 2. .…………………………

Ditetapkan di : J a k a r t a

Pada tanggal : 31 Agustus 2006

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KETUA,

Prof. Dr. Anwar Nasution

Lambang Instansi

Lambang Instansi telah dicetak

Penomoran berurutan dalam satu tahun takwim

Isi / Substansi Pengumuman

Kota sesuai alamat Instansi dan tanggal penandatanganan

Daftar Pejabat yang menerima Pengumuman.

Kepada siapa Pengumuman ditujukan

Hal-hal penting yang harus diperhatikan.