Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG)
Volume 3 No 2 September 2021
ISSN: 2721-2033
558
SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW: PENGETAHUAN DAN
SIKAP IBU TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT
DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK PRA
SEKOLAH
Wiwi Filman Ningsih1*, Ida Chairanna Mahirawatie2, I.G.A. Kusuma Astuti N.P.3 123Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
ABSTRAK
Masalah : Kesehatan gigi dan mulut pada anak merupakan faktor
yang harus diperhatikan sedini mungkin, karena kerusakan gigi
pada usia anak dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi pada
usia selanjutnya. Pada usia 5-6 tahun prevalensi gigi karies masih
sangat tinggi yakni 93%, artinya hanya 7% anak Indonesia yang
bebas karies gigi. Tujuan : untuk menjelaskan pengetahuan dan
sikap ibu tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian
karies gigi pada anak pra sekolah. Metode : jenis penelitian ini
adalah systematic literature review. Pencarian artikel dilakukan
tahun 2015-2020 pada database Garuda, Google Scholar dan
Research Gate dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Hasil
: berdasarkan hasil literature review pada delapan artikel
menunjukan pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut
dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah dalam
kategori baik dan anak memiliki status kesehatan gigi yang baik
dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan kurang
dan status kesehatan gigi anak buruk. Sikap ibu tentang
kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi pada anak
pra sekolah dalam kategori baik memiliki anak dengan status
kesehatan gigi yang baik, sedangkan ibu yang memiliki sikap
kurang memiliki anak dengan status kesehatan gigi yang kurang
baik.
Kata kunci:
Pengetahuan, Sikap, Ibu,
Karies Gigi
ABSTRACT
Key word:
Knowledge, Attitude, Mother,
Dental Caries
Problem: Dental and oral health in children is a factor that must
be considered as early as possible, because tooth decay at a child's
age can affect tooth growth at a later age. At the age of 5-6 years,
the prevalence of dental caries is still very high, namely 93%,
meaning that only 7% of Indonesian children are free of dental
caries. Objective: to explain the knowledge and attitudes of
mothers about dental and oral health with the incidence of dental
caries in pre-school children. Methods: this type of research is a
systematic literature review. Article searches were conducted in
2015-2020 on the Garuda, Google Scholar and Research Gate
databases in Indonesian or English. Results: based on the results
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
559
of a literature review in eight articles, knowledge about dental
and oral health with the incidence of dental caries in preschool
children was in the good category and children had good dental
health status compared to mothers who had less knowledge and
poor child health status. Mothers' attitudes about dental and oral
health with the incidence of dental caries in preschool children in
the good category have children with good dental health status,
while mothers who have less attitudes have children with poor
dental health status.
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut pada anak merupakan faktor yang harus diperhatikan
sedini mungkin, karena kerusakan gigi pada usia anak dapat memengaruhi pertumbuhan
gigi pada usia selanjutnya. Kesehatan gigi dan mulut untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan yaitu dalam membentuk peningkatan kesehatan gigi,
pencegahan dan pengobatan penyakit gigi serta pemulihan kesehatan gigi secara terpadu,
terintegrasi dan berkesinambungan (Oktarina et al., 2016).
Karies gigi masih merupakan masalah utama kesehatan mulut. Perawatan gigi yang
kurang baik atau tidak adekuat menyebabkan masalah yang paling umum dari seluruh
masalah kesehatan gigi pada masa kanak-kanak. Penyakit gigi masih sering diabaikan
oleh banyak orang tua, mereka menganggap kerusakan gigi merupakan hal yang biasa
terjadi pada anak (Sari et al., 2017).
Kesehatan gigi dan mulut Riskedas 2018 mencatat proporsi masalah gigi dan mulut
sebesar 57,6% dan yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 10,2%.
Berdasarkan kelompok umur, proporsi terbesar dengan masalah gigi dan mulut adalah
kelompok umur 5-9 tahun sebesar 67,3% dan yang mendapatkan perawatan oleh tenaga
medis gigi sebesar 14,6%.
Proporsi terendah dengan masalah gigi dan mulut adalah umur 3-4 tahun sebesar
41,1% dan yang mendapatkan perawatan oleh tenaga medis gigi sebesar 4,3%. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah
gigi dan mulut di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit sebesar 45,3%
(KEMENKES, 2018).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian karies gigi pada anak TK Nurul
Kamka Binjai Timur tahun 2019 mayoritas anak mengalami karies berat yaitu 60%,
sedangkan anak yang mengalami karies sedang yaitu 33,3%, dan yang mengalami karies
ringan sebanyak adalah 6,7% (Sinaga et al., 2020).
Hasil penelitian yang dilakukan di TK Panca Marga Kecamatan Tanete Riattang Barat
Kabupaten Bone. Rata-rata usia pada penelitian ini adalah 5-6 tahun. Sampel yang
mengalami karies gigi mencapai 41 (Empat Puluh Satu) orang (82%) dan yang tidak
mengalami karies gigi hanya mencapai 9 (Sembilan) orang (18%) ketika dilakukan
pemeriksaan secara klinik (Angki et al., 2020).
Hasil observasi menggunakan lembar odontogram yang dilakukan oleh dokter gigi
pada tanggal 29 April 2016 di TK Dharma Wanita Singonegaran I Kota Kediri
menunjukkan bahwa mayoritas anak memiliki status gigi karies, dengan jumlah anak
dengan gigi karies sebesar 64 anak (91%) dan 6 anak (9%) bebas karies (Sari et al., 2017).
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
560
Pada usia 5-6 tahun prevalensi gigi karies masih sangat tinggi yakni 93%, artinya
hanya 7% anak Indonesia yang bebas karies gigi. Dampaknya diperkirakan tingginya
gangguan pengunyahan yang berkontribusi pada hambatan asupan gizi dan gangguan
maloklusi gigi. Target FDI dan WHO anak usia 5-6 tahun setidaknya 50% bebas dari
karies gigi (KEMENKES, 2018).
Karies gigi merupakan penyakit yang terdapat pada jaringan keras gigi yaitu email,
dentin dan sementum yang mengalami proses kronis regresif. Karies gigi terjadi karena
adanya proses interaksi antara bakteri pada permukaan gigi. Komponen karbohidrat
yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan
asam asetat,kondisi asam seperti ini sangat disukai oleh bakteri kariogenik yang berada di
rongga mulut dikenal dengan nama Streptococcus Mutans (SM) (Sari et al., 2017). Karies
Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang multifaktorial artinya adalah karies
dapat terjadi apabila terdapat faktor penyebab yang saling berhubunganya dan
mendukung, yaitu host (gigi dan saliva), mikroorganisme, substrat, dan waktu
(Casamassimo, 2013 dalam Pudyasari et al., 2017).
Penyebab karies yaitu bakteri Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Bakteri speifik
inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui
proses fermentasi. Asam terus diproduksi oleh bakteri dan akhirnya merusak sruktur gigi
sedikit demi sedikit. Kemudian plak dan bakteri mulai bekerja 20 menit setelah makan
(Pratiwi, 2007 dalam Nisita, 2016).
Proses ini ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi dan rusaknya
bahan organik akibat terganggunya keseimbangan email dan sekelilingnya, menyebabkan
terjadinya invasi bakteri yang dapat berkembang ke jaringan periapeks sehingga dapat
membentuk mineral disebut dengan karang gigi yang meningkatkan resiko karies gigi
dan menimbulkan rasa sakit dan nyeri (Sugeng 2008 dalam Sari et al., 2017).
Karies gigi dapat disebabkan oleh beberapa faktor pencetus. Faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi yaitu host (saliva dan gigi), mikroorganisme, substrat,
sebagai faktor tambahan yaitu waktu (Sari et al., 2017).
Banyak faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak, diantaranya adalah
faktor didalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies gigi,
antara lain struktur gigi, morfologi gigi, susunan gigi geligi dirahang, derajat keasaman
saliva, kebersihan mulut yang berhubungan dengan frekuensi dan kebiasaan menggosok
gigi. Selain itu, terdapat faktor luar sebagai faktor predisposisi dan penghambat yang
berhubungan tidak langsung dengan terjadinya karies gigi antara lain, pengetahuan,
sikap, dan perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi seperti kebiasaan menggosok
gigi (Rehena et al., 2020).
Pengetahuan orang tua terutama seorang ibu terhadap bagaimana menjaga
kesehatan gigi dan mulut sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang
mendukung kebersihan gigi dan mulut anak, sehingga kesehatan gigi dan mulut anak
baik. Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status kesehatan
gigi anaknya kelak. Seorang ibu melakukan peran penting dalam keluarganya, baik
sebagai seorang istri maupun sebagai seorang ibu dari anak-anaknya. Figur pertama yang
dikenal anak begitu dia lahir adalah ibu, oleh karena itu perilaku dan kebiasaan ibu dapat
dicontoh oleh anak. Pengetahuan saja tidak cukup, perlu diikuti dengan sikap dan
tindakan yang tepat (Gultom, 2009 dalam Keumala, 2018).
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
561
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis perlu melakukan penulusuran artikel ilmiah
terkait pengetahuan dan sikap ibu tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian
karies gigi pada anak.
METODE
Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai pengetahuan dan
sikap ibu tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi pada anak.
Protokol dan evaluasi literature review akan menggunakan PRISMA checklist untuk
menyeleksi studi yang telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan literature review.
Pencarian artikel dilakukan selama satu bulan yaitu bulan September – Oktober 2020.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data sekunder
yang didapat berupa artikel jurnal berputasi baik nasional maupun internasional dengan
tema yang sudah ditentukan. Artikel didapatkan dari tiga academic database yaitu Garuda,
Google Scholar dan Research Gate. Jumlah artikel minimal yang direncanakan adalah 5
artikel, yang diterbitkan dalam 5 tahun terakhir
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pencarian literatur melalui publikasi di tiga database dan
menggunakan kata kunci yang telah ditentukan, penulis mendapatkan 111 artikel yang
sesuai dengan kata kunci tersebut. Berdasarkan sumbernya, 111 artikel yang telah
didapatkan, dapat dikelompkkan sebagai berikut:
1. Garuda : 13 artikel
2. Google Scholar : 80 artikel
3. Research Gate : 18 artikel
Hasil pencarian yang sudah didapatkan kemudian diskrining duplikasi dan
ditemukan 6 Artikel yang sama, sehingga dikeluarkan dan tersisa 105 artikel. Penulis
kemudian melakukan skrining berdasarkan judul (n=54), abstrak (n=28) dan full text (n=8)
yang disesuaikan dengan tema literature review. Hasil seleksi artikel studi dapat
digambarkan dalam Diagram Flow dibawah ini :
Delapan artikel yang memenuhi kriteria inklusi terbagi menjadi tiga sub pembahasan
berdasarkan topik literature review yaitu pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan
mulut dengan kejadian karies gigi pada anak (2 artikel), sikap ibu tentang kesehatan gigi
dan mulut dengan kejadian karies gigi pada anak (2 artikel) dan studi keduanya (4
artikel). Sebagian besar artikel menggunakan cross sectional study design (6 artikel) dan
selebihnya menggunakan descriptive study design (2 artikel). Jumlah rata-rata responden
lebih dari tiga puluh secara keseluruhan. Seluruh studi dengan kualitas tinggi. Studi yang
sesuai dengan tinjauan sistematis rata-rata dilakuan di Indonesia dengan enam studi
(Fadlilah, 2019), (Afrinis et al., 2020), (Yosa et al., 2018), (Perdani, 2018), (Utami et al., 2018),
(Oktarina et al., 2016), satu studi di India (Nabi et al., 2019) dan satu studi di Iran (Azimi et
al., 2018).
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
562
Tabel 1 Rangkuman Hasil Pencarian Literature
Authors
and Years
Journal Vol.
(No.)
Tittle Method (study
design, sample,
variable,
instrument,
analysis)
Summary of Result Database
(Fadlilah,
2019)
Journal of
Oral Health
Care, 7(1)
Hubungan
Tingkat
Pengetahuan
Orang Tua
Tentang
Kesehatan Gigi
Dengan
Terjadinya
Karies Pada
Anak
Prasekolah Di
TK Aisyiyah
Bustanul
Athfal
D : cross
sectional
S : 64 orang
ibu dan 64
anak
V :
pengetahuan
orang tua
tentang
kesehatan gigi
dengan
terjadinya
karies pada
anak
prasekolah
I : kuesioner
A : spearman
rank
Tingkat
pengetahuan ibu
tentang kesehatan
gigi dalam kategori
baik. Hal ini
menunjukan ada
hubungan tingkat
pengetahuan ibu
dengan kejadian
karies gigi pada
anak prasekolah
Scholar
(Afrinis et
al., 2020)
Jurnal Obsesi
: Jurnal
Pendidikan
Anak Usia
Dini, 5(1)
Analisis Faktor
Yang
Berhubungan
Dengan
Kejadian
Karies Gigi
Anak Usia Dini
D : cross
sectional
S : 98 anak
dan 98 ibu
V :
pengetahuan
ibu, kebiasaan
menggosok
gigi dan
kebiasaan
konsumsi
makanan
manis dengan
kejadian
karies gigi
anak usia dini
I : kuesioner
dan observasi
A : chi-square
Hasil penelitian
didapatkan
sebagian besar
pengetahuan ibu
kurang. Terdapat
hubungan
signifikan antara
pengetahuan ibu
tentang kesehatan
gigi dan mulut,
kebiasaan
menggosok gigi dan
kebiasaan konsumsi
makanan manis
dengan kejadian
karies gigi
Scholar
(Yosa et
al., 2018)
Jurnal Analis
Kesehatan,
7(2)
Hubungan
Sikap Dan
Perilaku Orang
Tua Dalam
Pemberian
Minuman
D : cross
sectional
S : 71 siswa/i
dan orang tua
V : sikap dan
perilaku
Hasil penelitian
menunjukan sikap
ibu negatif.
Terdapat hubungan
sikap dan perilaku
orang tua terhadap
Scholar
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
563
Menggunakan
Botol Susu
Terhadap
Terjadinya
Karies Botol
Pada Siswa TK
Al-Alzhar 2
Bandar
Lampung
orang tua
terhadap
kejadian
karies botol
pada siswa/i
TK
I : kuesioner
A : chi-square
terjadinya karies
botol pada anak
(Perdani,
2018)
MID-Z
Jurnal, 01(1)
Sikap Ibu
Tentang
Pencegahan
Gigi Karies
Pada Anak
Prasekolah Di
TK Al-Qodiri
Kabupaten
Jember
D : deskriptif
pendekatan
survei
S : 32 siswa
dan 32 ibu
V : sikap ibu
tentang
pencegahan
gigi karies
pada anak
prasekolah
I : kuesioner
A : analisis
data
Sikap ibu tentang
pencegahan gigi
karies pada anak
pra sekolah adalah
negatif
Scholar
(Azimi et
al., 2018)
Journal of
Oral Health
& Preventive
Dentistry,
16(3)
Relationship
Between
Mothers'
Knowledge
and Attitude
Towards the
Importance of
Oral Health
and Dental
Status of their
Young
Children
D : cross
sectional
S : 153 2- to 6-
year old
children and
their mothers
V : mothers
knowledge,
attitude and
dental caries
status and
their young
children’s
caries status
I :
questionnaire
A : spearman’s
correlation
The mean (SD)
scores for mothers’s
knowledge and
attitude were 31.5
(4.1) and 24.5 (3.2).
There was a
statistically
significant inverse
correlation between
caries and
knowledge/attitude
scores knowledge
Research
Gate
(Nabi et
al., 2019)
Journal of
Clinical
Dentistry,
XIII
To Evaluate
Knowledge
Attitude And
Practice Of The
Mother For
Their Child's
Oral Health
And Dental
Care In The
D : cross
sectional
S : 150 parents
were selected
who visited
the sub
district
hospital in
Seer, Kashmir
Most of the parents
were lacking dental
knowledge, though
most of them
showed positive
attitude but few
were following the
dental practices
Research
Gate
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
564
Population for their
child’s dental
treatment.
Children in 2
to 12 year age
group were
included
V : evaluate
parents’
knowledge,
attitude and
practice for
their child’s
dental health
I :
questionnaire
A :
demography
(Utami et
al., 2018)
Jurnal
Kesehatan
Aeromedika,
IV (2)
Pengetahuan
Dan Sikap Ibu
Tentang
Kesehatan Gigi
Dan Mulut
Pada Anak TK
Al- Qolam
Ciumbuleuit
D : deskriptif
kuantitatif
S : 60
responden
V :
pengetahuan
dan sikap ibu
tentang
Kesehatan
gigi dan
mulut anak
TK
I : kuesioner
A : analisi
data univariat
Pengetahuan ibu
cukup baik namun
sikap ibu
unfavorable
Scholar
(Oktarina
et al.,
2016)
Buletin
Penelitian
Sistem
Kesehatan,
19(4)
Korelasi Faktor
Ibu Dengan
Status
Kesehatan Gigi
Dan Mulut
Anak Taman
Kanak-Kanak
Di Kelurahan
Kemayoran
Kecamatan
Krembangan,
Kota Surabaya
D : cross
sectional
S : 73 ibu dan
73 anak
V :
pengetahuan,
sikap dan
tindakan ibu
tentang
pemeliharaan
kesehatan gigi
dan mulut
dengan status
kesehatan gigi
dan mulut
anaknya
I : kuesioner
Pengetahuan ibu
mengenai
pemeliharaan
kesehatan gigi dan
mulut cukup baik,
pengetahuan ibu
memiliki korelasi
lemah terhadap
status pemeliharaan
kesehatan gigi dan
mulut. Sedangkan
sikap ibu mengenai
pemeliharaan
kesehatan gigi dan
mulut kurang, sikap
ibu berkorelasi
dengan status
Scholar
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
565
A : spearman’s
correlation
kesehatan gigi dan
mulut anaknya
Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Kejadian Karies Gigi
pada Anak Pra Sekolah
Tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dalam kategori baik yaitu sebanyak
32 orang (50,0%). Mayoritas responden mengalami karies (71,9%). Ha diterima dengan p
value=0,023, koefisien korelasi=0,285. Ada hubungan tingkat pengetahuan orang tua
tentang kesehatan gigi dengan terjadinya karies pada anak pra sekolah dengan keeratan
sedang di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta
(Fadlilah, 2019).
Diketahui bahwa dari 52 ibu yang berpengetahuan kurang tentang kesehatan gigi
dan mulut, terdapat 14 ibu (26,9%) yang anaknya tidak mengalami karies gigi. Sedangkan
dari 46 ibu yang berpengetahuan baik tentang kesehatan gigi dan mulut, terdapat 19 ibu
(41,3%) yang anaknya mengalami karies gigi. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p =
0,00 3 (p < 0,05), sehingga ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang
kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi. Ibu yang memiliki pengetahuan
kurang tentang kesehatan gigi dan mulut cenderung anaknya mengalami karies gigi,
sedangkan ibu dengan pengetahuan baik, anaknya cenderung tidak mengalami karies
gigi (Afrinis et al., 2020).
Pada penelitian Fadlilah (2019) tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi
dalam kategori baik dan status kesehatan gigi anak baik. Tingkat pengetahuan ibu cukup,
tetapi anak masih mengalami karies gigi, sedangkan ibu yang memiliki tingkat
pengetahuan kurang seluruh anaknya mengalami karies gigi.
Pada penelitian Afrinis et al., (2020) didapatkan sebagian besar pengetahuan ibu
kurang tentang kebersihan gigi dan mulut, kebiasaan anak menggosok gigi tidak baik,
anak terbiasa mengkonsumsi makanan manis dan sebagian besar anak mengalami karies
gigi.
Ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang kesehatan gigi dan mulut cenderung
anaknya mengalami karies gigi, sedangkan ibu dengan pengetahuan baik, anaknya
cenderung tidak mengalami karies gigi (Afrinis et al., 2020).
Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi sangat penting karena merupakan faktor
yang penting dalam memberikan pengaruh pada kesehatan dan penyakit gigi anak
(Jayanti, 2012 dalam Afrinis et al., 2020). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh El Fithriyah & Herryawan (2018) terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan ibu mengenai kebersihan gigi dan mulut dengan kejadian
karies pada anak usia pra sekolah di kota Cimahi (Fithriyah & Herryawan, 2018)
Pengetahuan merupakan suatu usaha manusia untuk mengetahui, memahami dan
mampu untuk mengungkapkan semua yang dipikirkan baik itu berupa pendapat,
jawaban lisan maupun tertulis. Pengetahuan dalam penelitian ini adalah hasil tahu orang
tua tentang kesehatan gigi. Pengetahuan adalah hasil tahu orang tua bagaimana cara
untuk melakukan perawatan gigi, kapan waktu untuk melakukan pemeriksaan gigi.
Dalam hal ini pengetahuan orang tua dikategorikan menjadi tiga yaitu pengetahuan baik,
cukup, dan kurang (Fadlilah, 2019).
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
566
Orang tua terutama ibu harus memiliki pengetahuan dan kesadaran yang baik dalam
menjaga kesehatan gigi anak. Anak-anak yang orang tuanya memiliki pengetahuan
rendah tentang kebersihan mulut yang benar beresiko mengalami karies gigi lebih tinggi
dibandingkan anak-anak yang orang tuanya memiliki pengetahuan lebih baik (Mahat et
al., 2017 dalam Afrinis et al., 2020).
Rendahnya pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan karena tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi kemampuan
orang tersebut dalam menerima dan merespon terhadap informasi. Semakin baik tingkat
pendidikan seseorang, maka kemampuan untuk memahami dan merespon suatu
informasi menjadi pengetahuan semakin baik. Responden yang pengetahuan baik tentang
kesehatan gigi dan mulut tetapi anaknya menderita karies gigi disebabkan karena orang
tua responden yang sibuk bekerja sehingga tidak bisa memantau makanan yang
dikonsumsi anak di sekolah dan dirumah, serta kebiasaan anak yang suka mengkonsumsi
makanan manis (Afrinis et al., 2020).
Sikap Ibu Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak
Pra Sekolah
Pada penelitian Yosa et al., (2018) diperoleh data orang tua memiliki sikap negatif
46,5%. Hasil uji statistik sikap orang tua terhadap karies botol pada anak, didapatkan nilai
p = 0,034 (p < 0,05), sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
sikap orang tua terhadap karies botol pada anak.
Sikap memiliki korelasi (r = 0,272) signifikan dengan pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut anak di TK Kelurahan Kemayoran. Sebanyak 33,3% ibu yang memiliki sikap
baik dibandingkan 10,8% ibu yang memiliki sikap kurang dengan status kesehatan gigi
dan mulut anak yang baik. Hal itu sebagaimana lebih separuh (54,8%) ibu adalah sangat
setuju anaknya harus menyikat gigi 2 kali sehari dan 69,9% menyatakan sangat setuju
anaknya menyikat gigi sebelum tidur. Mayoritas (63,0%) ibu sangat setuju bahwa
menyikat gigi merupakan salah satu pencegahan penyakit gigi dan separuh ibu setuju,
anaknya tidak diberi makanan dan minuman manis di luar jam makan atau saat
menidurkan tetapi, masih ada (43,8%) ibu yang tidak setuju bahwa gigi karies/berlubang
tidak sembuh tanpa perawatan/ditambal (atau dapat sembuh tanpa perawatan/ditambal)
(Oktarina et al., 2016).
Sikap ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dalam kategori baik
memiliki anak dengan status kesehatan gigi yang baik, sedangkan ibu yang memiliki
sikap kurang memiliki anak dengan status kesehatan gigi kurang baik (Oktarina et al.,
2016).
Berdasarkan hasil penelitian Utami et al., (2018) mengenai sikap ibu tentang
kesehatan gigi dan mulut pada anak TK Al-Qolam Ciumbuleuit menunjukan bahwa
sikap afektif responden yang unfavorable atau tidak setuju. Bila dianalisa dari pernyataan
pada kuesioner didapatkan dari jawaban responden adanya bahwa pertumbuhan gigi
pada anak sudah biasa terjadi kerusakan gigi seperti karies sehingga menyebabkan
komponen afektif yang kurang sesuai contohnya gigi berlubang, tidak rutin
memeriksakan gigi ke dokter. Hal tersebut menjadi kebiasaan sehari-hari tanpa
mengetahui resikonya.
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
567
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak melibatkan interaksi langsung anak dan
ibu karena kesehatan gigi anak tidak lepas dari sikap ibu sebagai orang yang paling dekat
dengan anak (Yosa et al, 2018).
Pendidikan akan meningkatkan informasi dan mempengaruhi perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Sukmadinata, 2003 dalam
Oktarina et al., 2016).
Menurut Notoatmodjo (2018) sikap adalah kesiapan individu untuk bertindak sesuai
perasaan dan pikirannya berdasarkan nilai-nilai yang diyakini. Sehingga sikap dapat
dipelajari, tidak dibawa sejak lahir, tidak menetap maka dapat berubah. Sikap merupakan
reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Kejadian
Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah
Secara umum berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi
dan mulut pada anak TK Al-Qolam Ciumbuleuit diperoleh kategori cukup baik (38%),
namun sikap ibu tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak TK Al-Qolam Ciumbuleuit
unfavoreble (kurang baik) sebesar (53%) (Utami et al., 2018).
Pengetahuan ibu tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tidak berkorelasi (r
= 0,174) dengan status kesehatan gigi dan mulut anaknya usia 4–7 tahun di TK Kelurahan
Kemayoran, p = 0,007, sedangkan sikap ibu, relatif lebih banyak 37 (50,7%) ibu yang
memiliki sikap kurang dibandingkan dengan 36 (49,3%) ibu yang memiliki sikap baik
terhadap cara memelihara kesehatan gigi dan mulut anak yang berusia sekolah TK
(Oktarina et al., 2016).
Pada penelitian Azimi et al., (2018) skor rata-rata pengetahuan dan sikap ibu adalah
31,5 (4.1) dan 24.5 (3.2) terdapat korelasi yang signifikan secara statistik anatara karies
dengan skor pengetahuan dan sikap.
Pengetahuan ibu mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak TK di
Kelurahan Kemayoran, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya baik dan anak memiliki
status kesehatan gigi yang baik dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan
kurang dan status kesehatan gigi anak buruk. Sikap ibu dalam pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut anak dalam kategori baik memiliki anak dengan status kesehatan gigi
yang baik, sedangkan ibu yang memiliki sikap kurang memiliki anak dengan status
kesehatan gigi kurang baik (Oktarina et al., 2016).
Pada penelitian Azimi et al., (2018) menunjukan bahwa pengetahuan dan sikap ibu
tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak terdapat korelasi yang signifikan antara
pengetahuan dan sikap ibu dengan terjadinya karies gigi pada anak.
Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2018) perilaku seseorang
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi (presdisposing factors) terdiri dari
dari pengetahuan dan sikap. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) berisi peran
guru, petugas kesehatan, serta peran pendukung (enabling factors) berisi sarana dan
prasarana. Ketiga faktor tersebut mempengaruhi satu sama lain sehingga mendorong
atau memperkuat terjadinya perilaku. Salah satu faktor predisposisi (predisposing factors)
yaitu pengetahuan dan sikap ibu sangat berpengaruh dalam proses pembentukan
perilaku anak.
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
568
Pengetahuan ibu sangat penting dalam mendasari terbentuknya sikap dan perilaku
anak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Ibu yang memiliki pengetahuan dan sikap
yang kurang tentang kesehatan gigi dan mulut akan meningkatkan terjadinya karies gigi
pada anak sehingga pengetahuan dan sikap ibu tentang kesehatan gigi dan mulut dapat
menentukan status kesehatan gigi dan mulut pada anak (Keumala, 2018).
Menurut penelitian Perdani (2018) menunjukan bahwa sebagian besar responden
berumur 31-46 tahun termasuk umur tersebut dapat dimungkinkan pengetahuannya
kurang karena ibu mungkin pertama kali mempunyai anak atau bisa dikatakan
pengalaman ibu yang didapatkan terbatas, ibu belum banyak mendapat informasi
tentang karies gigi sehingga menyebabkan sikap ibu kurang, sehingga kesesuaian antara
faktor umur dan pengalaman jika umur ibu semakin dewasa maka pengalaman ibu
semakin banyak, begitu sebaliknya jika umur ibu kurang maka pengalaman ibu terbatas.
Sikap dipengeruhi oleh pengetahuan seseorang, faktor pengetahuan dan sikap ibu
tentang karies gigi pada anak TK adalah umur, pendidikan, sumber informasi dan paritas
atau jumlah anak
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil review dari delapan artikel mengenai pengetahuan dan sikap ibu
tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi pada anak dapat
disimpulkan bahwa : 1) Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut dengan
kejadian karies gigi pada anak pra sekolah dalam kategori baik dan anak memiliki status
kesehatan gigi yang baik dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan kurang
dan status kesehatan gigi anak buruk. 2) Sikap ibu tentang kesehatan gigi dan mulut
dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah dalam kategori baik memiliki anak
dengan status kesehatan gigi yang baik, sedangkan ibu yang memiliki sikap kurang
memiliki anak dengan status kesehatan gigi kurang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Afrinis, N., Indrawati, I., & Farizah, N. (2020). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Karies Gigi Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
5(1), 763. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.668
Azimi, S., Taheri, J. B., Tennant, M., Kruger, E., Molaei, H., & Ghorbani, Z. (2018).
Relationship between mothers’ knowledge and attitude towards the importance of
oral health and dental status of their young children. Oral Health & Preventive
Dentistry, 16(3), 265–270. https://doi.org/10.3290/j.ohpd.a40760
Fadlilah, S. (2019). Hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi
dengan terjadinya karies pada anak prasekolah di TK Aisyiyah Bustanul Athfal. Oral
Health Care, 7(1), 32–39.
Johnny Angki, S., Anak, P., Tahun, U., & Tk, D. I. (2020). Hubungan Lamanya Pemberian
Susu Formula Dengan Tingkat Keparahan. 19(1), 20–27.
Kesehatan, K. K. B. P. dan P. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 1–100. https://doi.org/1 Desember 2013
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
569
Keumala, C. R. (2018). HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU
DENGAN TERJADINYA RAMPAN KARIES DI TK ABA COT BAK’U KECAMATAN
LEMBAH SABIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA. 4002.
Nabi, S., Shah, F. A., & Ahmed, T. (2019). To evaluate knowledge attitude and practice of the
parents for their Child ’ s oral health and dental care in the population. XIII(24–29).
https://doi.org/10.33882/ClinicalDent.13.25XXX
Nisita, A. A. (2016). Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik Dengan Tingkat Keparahan
Karies Gigi di SDN 3 KRACAK KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN
BANYUMAS. 12–36.
Notoatmodjo. (2018). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Oktarina, O., Tumaji, T., & Roosihermiatie, B. (2016). Korelasi Faktor Ibu Dengan Status
Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Taman Kanak-Kanak Di Kelurahan Kemayoran
Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 19(4),
226–235. https://doi.org/10.22435/hsr.v19i4.6815.227-235
Perdani, A. P. N. (2018). SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN GIGI KARIES PADA
ANAK PRA SEKOLAH DI TK AL-QODIRI KABUPATEN JEMBER. MID-Z, 01(1).
Pudyasari, R. S., Susanto, H. S., Hestiningsih, R., & Udiyono, A. (2017). GAMBARAN
PRAKTIK ANAK DALAM PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN
EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) PADA ANAK PRASEKOLAH DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BANDARHARJO, SEMARANG UTARA, KOTA SEMARANG.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Rehena, Z., Kalay, M., & Ivakdalam, L. M. (2020). Hubungan Pengetahuan dan Kebiasaan
Menggosok Gigi dengan Kejadian Karies Gigi pada Siswa SD Negeri 5 Waai Kabupaten
Maluku Tengah. 2, 1–5.
Sari, A. D., Fazrin, I., & Saputro, H. (2017). Pemberian Motivasi Orang Tua Dalam
Menggosok Gigi Pada Anak Usia Prasekolah Terhadap Timbulnya Karies Gigi.
Journal Of Nursing Practice, 1(1), 33–39. https://doi.org/10.30994/jnp.v1i1.20
Sinaga, T. R., , Elsarika Damanik, C. R. E., Sihaloho, S., Mei, A., & Juli, P. (2020). Hubungan
Peran Orang Tua Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Pra Sekolah Di Taman Kanak-
Kanak (TK) Nurul Kamka, Kecamatan Binjai Timur. 2, 152–159.
Utami, D. S., Anggraeni, D., & Haryanto, E. (2018). PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK TK AL- QOLAM
CIUMBULEUIT. Kesehatan Aeromedika, IV(2), 15–21.
Yosa, A., & Simbolon, B. H. (2018). Hubungan Sikap dan Perilaku Orangtua Dalam
Pemberian Minuman Menggunakan Botol Susu Terhadap Terjadinya Karies Botol
Pada Siswa Tk Al-Azhar 2 Bandar Lampung. Analisis Kesehatan, 7(1), 731–736.