PNRATURAN DAERAH PROPINSI JANTBtr

NOMOR 4 TAHUN 2OO2

TENTANG

BEA BALIK NAMA KENDARAA}I BERMOTOR

DENGAN RAHMAT TUIIAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAIVIBI

Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya lJndang-undang Nofior 34Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undangNomor 18 Tahun lggl rentang pajak D#ah daiRehibusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 65

Daerah Propinsi fainUi "Noro, 2 fahun 1998 yang

. .:i mengatur teilang Bea Balik 'Nama Kendaraanermotor perlu ditir{au kerhhali;

b. bahwa untuk melakukan penyesuaian dengan ketentuansebagaimana tersebut paAa nuruf a di atai, *utu'peifumencabut Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I

r Jambi Nomor 2 Tahun 1998 tentang Bea Balik NamaKendaraan Bermotor

. yang selanjutnya ditetapkan

kembali dengan Peraturan Dierah. r

Mengingat : l. Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 tentangPenetapan Undang-undang Darurat Nomor lg57tentang Pem bentukan naerah-daerah Swatan fra Ti n gkatI Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran NegaraTahun 1957 Nomor 75) sebagai Undang-undang(Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor l2Z\;

57

5.

z.

t

{.

L

Undang-rndang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana(Lembaran Negara Tahun i98l Nomor 76) Jo. Peraturan PemerintahNomor 2V Tahan 1983 tentang pelaksanaan Kitab Undang-undangHukum Acara Pidana;

Undang-undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan PenyelesaianSengketaPajak (Lembaran }.Iegara Tahun 1997,Nomor 40, TambahanLembaran Negara Nomor 368a);

Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) Jo. Undang-undangNomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 18

Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (LembaranNegara Tahun 2000 Nom or 246, Tambahan Lembaran NegaraNomor4048);

Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentarrg Penagihan Pajakdengan Surat Paksa (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomar 4?,Tambahan Lembaran Negara Nomor 36S6);

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan LembaranNegara Nomor 3S39);

Undafrg-undang Nomor 25 Tahun lggg tentang Perimbang4nKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (LembaranNegara Tahun 1999 Nomor T2,Tambahan Lembaran Negara Nomor3848);

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 118,, Tambahan LembaranNegara Nomor 4139);

6"

7.

58

9. Keputusan Presiden Nomor 44 'Tahun lggg tentang TehnikPenyusunan Peraturan Perundang-undangan dan BenfukRancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan pemerintahdan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun1999 Nomor 70); ,:

10, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1gg7tentang Penyidik Pegawai Negeri sipil di Lingkungan pemerintahDaerah,

11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 170 Tahun1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan PajakDaerah:

12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor I73 Tahun lggTtentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang PajakDaerah;

13. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah21 Tahun 2001 tentang Teknik Penyusunan dan MateriProduk-produk Hukum Daerah;

14. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan OtonomiNomor 22 Tahun 2001 tentang Bentuk Produk-produkDaerah;

15. Keputusan Menteri Dalam Negen dan OtonorniNomor 23 Tahun 2001 tentang Prosedur PenyusunanHukum Daerah;

NornorMuatan

DaerahHukum

DaerahProduk

16. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi DaerahNomor 24 Tahun 2001 tentang Lembaran Daerah dan BeritaDaerah.

59

Dengan persetujuan

DNWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI JAMBI

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI .JAMBITENTAI{G BEA BALIK NAMA KENDARAANBERMOTOR.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal I

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Propinsi Jambi;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah PropinsiJambi selanjutnya disebut Pemda;

c. Gubemur adalah Gubernur Jambi;

d. Dinas Pendapatan adalah Dinas Penrlapatan PropinsiJarnbi;

e. Kendaraan Bermotor adalah Semua ke"duraar,beroda atau lebih beserta gandengannya yangdigunakan disemua jenis jalan darat, dan digerakanoleh peralatan teknik berupa motor dengan bantuanbahan bakar/listrik atau peralatan lainnya yangberfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energitertenfu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor-vang be.rsangkutan lemasuk alaf-alat herat dan alat-alat besar yang bergerak;

60

j

k.

Penyerahan Kendaraan Bermotor adalah Penyerahan hakmilik Kendaraan Bermotor sebagai akibat pe{anjian" duapihak atau perbuatan sepihak atau kendaraan yang terjadikarena jual be[ tukar menukar, hibah termasuk hibahwasiat dan hadiah, warisan atau pemasukan kedalam badanusaha;

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebutBBN-KB adalah Pajak yang dipungut atas penyerahan KendaraanBermotor.

Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disebutSPTPD "adalah Swat yang digunakan oleh wajib pajak untukmelaporkan perhitungan dan pembayaran Pajak yang tertuangmenurut Peraturan Perpajakan Daerah dan Perundang-undangan yangberlaku;

Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disebut SSPD,adalah Surat yang diguaakan oleh wajib pajak untukmelakukan pembayaran dan penyetoran Pajak terutangke Kas Daerah atau tempat lain yang ditetapkan olehGubernur,

Surat Ketetapan Pajak Daerah ),ang selanjutnya disebut SKPDadalah Surat Keprftusan yang menentukan besarnya Pajak yangterutang;

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yangselanjutnya disebut SKPDKB adalah Surat Keput,usanyang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlahkredit pajak, jumlah pembayaran pokok Pajak,besarnya sanksi administrasi dan jumlah yaflg masih harusdibayar;

61

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahanselanjutnya disebut SKPDKBT adalah Surat Keputusarimenentulcan tambahan atas jumlah pajak yang ditetapkin;

yangyang

m. surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnyadisebut SKPDLB adalah surat Keputusan y'ang nten.ntuk*jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajaklebih, besar dari PEak yang terutang atau tidak seharusnyaterutang;:,,,i

n. surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disebut sKpDNadalah surat Keputus.n yang menentukan jumlah pajak yang terutangsama besarnya dengan treatt pajak atau pajak tiiur,-terutang dantidak ada kredit pajak;

o. surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disebut srpD adalahsurat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasiberupa bunga dan atau denda;

p. Isi Silinder adalah isi ruang yang berbentuk bulat torak pada mesin' kendaraan bermotor yang ikut rnenentukan besarnya kekuaun mesin;

q. Tahun pembuatan kendaraan bermotor adalah tahun perakitan;

r. Nilai Jual Kendaraan Bermotor adalah Nilai Jual KendaraanBeimotor'yang diperoleh berd.asarkan Harga pasaran umum- atassuatu Kendaraan Bermotor sebagaimana tercantum dalam tabel NilaiJual Kendaraan Bermotor yang berlaku,

s. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang metiputi perseroanTerbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan UsahaMilik Negara atau Daerah dengan Nama dan dalam bentuk apapun,Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, yayasan atauorganisasi sejenis, Lembaga Dana Pensiun, bentuk usaha tetap sertabentuk badrur ustrha iainny- a,

62

u.

Putusan B.anding adalah Putusan Badan penyelesaian sengketa pajakatas Banding terhadap surat Keputusan Keberatan yang diajukan oiehwajib pajak;

surat Keputusan Pembetulan adalah surat Keputusan untukmembetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau kekeliruandalarn pener&pan :Peraturan Daerah, ini yang terdapat' .dalamSKPD, SKPNKB, SKPDKBT, . SKPDLB, SKPDN AtAUSTPD;

surat Keputusan Keberatan adalah surat Kepufusan,atas Keberatanterhadap Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan,Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, atau terhadap pemotonganatau prurgutan oleh Pihak Ketiga yang diajukan oleh wajibpajak.

BAB trNAMA, OBJSK DAN SIIBJEK PAJAK

Bagian Pertama

. Nam* PajakPasal 2

Dengan nama BBN-KB dipungut atas Penyerahan KendaraanBennotor

Bagian KeduaObjek Pajak

Pasal 3

(1) Objek BBN-KB adalahPenyerahan Kendaraan Bermotor,

tz) Termasuk penyerahan Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksuddalam ayat (1) adalah pemasukan Kendaraan Berrnotor dari LuarNegeri untuk dipakai secara tetap di Indonesia, kecuali :

v.

i

i;

I

I

I

!

!

II

!

l

63

a. rtuk dipakai sendiri oleh orang pribadi yang bersangkutan;b. ntuk diperdagangkan;c, muk dikeluarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia;d. lgunakan untuk pameran, penelitian, contoh dan kegiatan alah

rga bertaraf i nternasi onal.i.:.

(3) Percualian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf ctidlberlaku apabila sslama 3 (tiga) tahun berturut-turut rtdakdildarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia;

(4) Dilualikan sebagai objek BBN-KB sebagaimana dimaksud dalama,vgl ) adalah penyerahan kendaraan bermotor kepada :

a, .lnerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;b. Hutaarq Konsultan, Perwakilan Asing dan LembagaJembaga

brnasional dengan asas Timbal balik;c. bjek Pajak lainnya yang ditetapkan dengan peraturan

brah.

t.

Bagian KetigaSubjek Pajak

P*sal 4

(l) sut( BBN-KB adalah orang pribadi, ahli waris atau Badan yang.dafmenerima penyerahan Kendaraan Bermotor,

(2) wq Pajak BBN-KB adalah orang pribadi, ahli waris atau Badanyarpenerima penyerahan Kendaraan Bermotor;

(3) Yafertanggung jawab atas pembayaran pajak adalah :

a. ltuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasanya[u ahli warisnya;

b htuk Badan adalah Pengunrs atar hrasan,.va

64

DA'AR p'Rti,ffin, rARrFDAN CARA PERHITUNGAN PAJAK

Bagian pertamaI)asar Pengenaan

Pasal 5

(1) Dasar wngenaan Pajak adalah . Nilai Jual KendaraanBermotor;

(2) Nilai Jual Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (l )ditetapkan oleh Gubernur berpedoman kepada Tabel yang ditetapkanoleh Menteri Dalam Negeri.

Pasal 6

{l) Dalam hal Nilai Jual Kendaraan Bermotor belum tercantum dalamtabel yang ditetapkan oleh Menteri Dalarn Negeri, Gubernurmenetapkan Nilai Jual Kendaraan Bermotor dimaksud dengan- Keputusan Gubernur;

{2) Nilai Jual Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud ayat (l)difnorkan kepada Menteri Dalam Negeri.

Bagian Kedua.Tarif Pajak

Pasal 7

Besamya tarif Pajak adalah :

f l) Penyerahan Pertama ditetapkan sebesar :

b)

a. rc Vo (sepuluh.persen) untuk kendaraan bermotor bukan umurndan umum; .

:

b, 3 % (tiga persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat danalat-alat besar.

(2) Penyerahan kedua dan selanjutnya ditetapkan sebesar :

a. 1 7o (satu persen) untuk,kendaraan bermotoi bukan umum danumum;

b. 0,3 Vo (nol koma tiga persen) untuk kendaraan bermotor alat-alatberat dan alat-alat hesar.

(3) Penyerahan karena warisan sebesar :

a. 0,1 % (satu per sepuluh persen) dari Nilai Jual KendaraanBermotor bukan urnum dan umum;

b. 0,03 % (nol koma nol tiga persen) untuk kenda"raan b'ermotoralat-alat berat dan alat-alat besar.

Bagian KetigaCara Perhitungan Pajak

Pasal I

(l) 'Pokok Pajak BBN-KB yang terutang dihitung dengan caramengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), ayat(2) dan ayat (3) dengan dasar pengenaan Pajak sebagaimanadimaksud dalam Pasal6;

:..

(2) BBN-KB yang terutang dipungut di Wilayah Daerah tempatKendaraan Bermotor di daftarkan:

(3) Pembayaran BBN-KB dilakukan pada saat pndaftaran.

66

. pasal 9

wajib Pajak BBN-KB wajib mendaftarkan penyerahan KendaraanBermotor dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) rr*l sejutsaat penyerahan.

Pasal 10

orang pribadi atau badan yang menyerahkan Kendaraan Bermotormelaporkan secara tertulis penyerahan tersebut kepada Gubernur atauPejabat yang ditunjuk dalam jangka wakru 30 (tiga putut ) hari sejak saatpenyerahan

Pasal 11

{1) Setiap wajib pajak mengisi SFTpD,

t2) SPTPD seperti dimaksud pada ayat (l) pasal ini harus diisi denganbenar, Iengkap dan jelas serta ditanda tangani oleh yang ,neoerirna

. penyerahan Kendaraan Bermotor.

Fasal 12

Appil.a --t1g _waktu tersebut pada pasar 10 tidak dipenuhi,maka BBN-KB yang terutang ditambah dengan

- sbnksi

administrasi sebesar zs % (dua puiuh lima persen) darl pajak yangterutang.

Pasal 13

(1) SPTPD yang dimaksud pada pasal 11 harus ditanda rangani yangmenyerahkan dan mernuat :

67

&. Nama dan alamat lengkap yang menyerahkan dan yangmenerima grenyerahan;

b. Tanggal penyerahan;

c. Jenis, Merek, Isi Silinder, Tahun perakitan, warna nomor rangkadannomor mesin;

d. Dasar penyerahan; .

e. Hargapenjualan.

(2) Beniuk cian isi SFTFD sebagaimana dimaksud pada ayai (i)ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

BAB IVFENETAPAI\

Passl 14

(1) Berdasarkan SPTPD sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 BBN-KBditetapkan dengan menerbitkan SKPD;

(?) Bentuk, isi dan kualitas SKPD dan STPD ditetapkan denganKsputusan Gubernur.

. Pasal 15

Setiap Kendaraan Bermotor yang mengalami perubahan bentuk'ataupenggantian mesin wajib melaporkan dengan mengisi SPTPD dalamwaktu 14 (empat belas) hari setelah perubahifn bentuk atau penggantianmesin.

Pasal 16

fl) Dalam .iangka walctu 5 ilima't tahun sesudah terutangnva Paiak.Gubernur dapat mener'bitkan :

68

69

i

a. SKPDKB:

1. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain,Pajak yangterutang tidak atau kwang bayar;

2. Apabila SPTPD tidak disampaikan kepada Gubernur dalamjangka waktu tertentu dan setelah ditegur secara tertulis;

3. Apabila kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, Pajakyang terutang dihitung secara j abatan.

b. SKPDKBT apabila ditemukan data baru dan atau data yangsemula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlahPajak terutang;

c. SKPDN apabila jumlah Pajak yang terutang sama besarnya' dengan jumlah laedrt Pajak atau Pajak tidrik:terutang dan tidak

ada kredit pajak.

(2) Jumlah kekurangan Pajak terutang dalam SKPDKB sebagaimanadimaksud pada ayat (l) huruf a angka I dan angka 2 dikenakansanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) sebelumdihitung dari Pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangkawaktu palinq Iama V4 {dua puluh empat} bulan dihitung sejak saatterutangnyaPapk;

(3) Jumlah kekurangan Pajak terutang dalarn SKPDKBT *.bugui*aoudinraksud pada ayat (1) huruf b dikenakan sanksi administrasiberupa kenaikan sebesar 100 % (seratu+ persen) dari jumlahkekurangan Pajak tersebut:

(4) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakanapabila wajib pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakanpemeriksaan;

(5) Jumlah Pajak yang terutang dalam SKPKB sebagaimana dimaksudprda ayat (1) huruf a angka 1.,2 dan 3 dikenakan sanksi athninistrasiberupa kenaikan sebesar 25 o/o (dua puluh lima persen) dari pokokPajak ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 o/o (duapersen) sebulan dihitung dari Pajak yang kurang atau terlambat

: dibayar untuk jangka wakfu paling lama,24 (dua:puluh'empat) bulandihitung sejak saat tenrtangnya pajak. : :'' .

Pasal,17

,:.(1) Gubernur 4apat mdnerbitkan STPD apabila

a" Pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;

b. Dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran

sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung;

c. Wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga dan

atau denda.

(2) Jumlah kekurangan Pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana

dirnaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi

administrasi berupa bunga sebesar 2 o/o {dua persen) setiap bulan

' untuk paling lama 15 (iima belas) bulan sejak saat terutangnyapajak;

(3) SKPD yang tidak atau kurang dibqyar setelah jatuh tempopembayaran dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar

2 o/o (dua persen) sebulan ditagih melalui STPD;

(4) Bentuk, isi dan tata cara peny€lmpaian STPD ditetapkan denganKepufusan Gubernur.

7A

BAB VTATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGIIIAN'

pasal 18

(1) Pembayaran BBN-KB dilakukan pada saat pendaftaran;

(2) BBN-KB dilunasi selambat-lambatnya 30 (tiga pulirh) hari

!:jalc <iiterbitkan SKID, SKnDKB,- SKpDKbi S'!tD;' S;;iKepufusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan irutusanBanding yang menyebabkan jumlah BBN-KB yang harus dibayarbertambah,

(3) Gubernur atas permohonan wajib pajak setelah memenuhipersyaxatan yang ditentukan dapat memberikan persetujuankepada wajib Pajak untuk mengangsur atau

'o.nrlndupembayaran pajak dengan dikenakan bunga 2 o/o (dua-persen)sebulan;

(4) Tata cara pembayaran angsuran atau penundaan ditetapkan denganKeputusan Gubernur;

(5) Pembayaran dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yangditetapkan oleh Gubernur.

' Pasal 19

(1) Pajak yang terutang berdasarkan **pD,,.,SKPDKB,SPPD, Surat Pembetulan, Swat Keputusari'KeberatanBanding yang tidak atau kurang dibayar oleh wajibwaktunya dapat ditagih dengan surat paksa;

(21 Penagihan pajak dengan surat paksa dilaksanakanPerahrran Penrndang-undangan vang herlakru

SKPDKB].'dan Putusanpajak pada

berdasarkan

7I

BAB YIPEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGIIRANGAN KETETAPAN

DAIT PENGHAPUSAI{ ATAU PENGURANGANSANKSI ADMINISTRASI

Pasal 20

(1) Gubemur karena jabatan atau atas permohonan wajib pajak dapatmembetulkan SKPD atau SKPDKB atau SKPDKBT arau STPDyang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitungdan atau kekeliruan dalam penerapan Peraturan PerpajakanDaerah;

(2) Gubernurdapat:

a. Mengwangi atau membatalkan ketetapan Pajak yang tidakbenar;

b. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupabunga, denda dan kenaikan pajak yang terutang menurutPeraturan Perpajakan Daerah, dalam hal sanksi tersebut .

dikarenakan kekhilafan wajib pajak atau bukan karenakesalahannya.

(3) Tata cara pen$uangan atau penghapusan sanksi administrasi dan. pengurangan atau pembatalan ketetapan Pajak sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) diatw dengan Keputusan Gubernur.

BAB VII .KERINGANAN, PENGURANGAN I}AN PEMBEBASAN

Pasal 2l

Gubernur dapat memberikan keringanan, pengurangan dan pembebasanPajak.

72

Pasal 22

Kendaraan Bermotor yang dipergunakan .sebagai Ambulance, IvlobilJenazah dan Mobil Pemadam Kebakaran dapat diberikan kebebasan danatau keringanan Pajak yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Pasat23 ' '''

Tata cwapemberian keringanan, pengurangan dan pembebasan IIBN-KBditetapkan dengan Keputusan Gubemur.

KEBE*fllloffuoNDINcPasal 24

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Gubqrnuratau Pejabat yang dituryuk atas suatu :

a. SKPD;

c. SKPDKBT;d. SKPDLB;e. SKPDN

(2) Pepohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusdisampaikan secara terhilis, paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggalSKPD, SKPDKB, SKPDKBT; SKPDLB, dan SKPDN diterima olehwajib pajak, dengan alasan yang jelas kecuali apabila wajib pajakdapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu lidak dapat dipenuhikarena keadaan diluar kekuasaannya;

(3) Gubernur atau Pejabat dalarn jangka waktu paling larna 6 (enam)bulan sejak tanggal surat pennohonan keberatarr sebagaimanadimaksud pada avat f2) diterima. sudah memberikan Keputusan;

(a) Apabila setelah lewat waktu 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) Gubernur atau Pejabat tidak memberikan Keputusan,Permohorun keberatan dianggap dikabulkan ;

(5) Pengajuan keberatan sebagairnana dimaksud pada ayat (1) tidakmenunda kewajiban membayar Pajak

Pasal 25

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan banding kepada Badan penyelesaiansengketa pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelahditerimanya Keputusan keberatan;

Q) Pengajuan banding sebagaimana ciimaksud pada ayat (i) ticiakmenunda kewajiban membayar Paj ak

Pasal 26

Apabila pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal} ataubanding sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dikabulkan sebagianatau

. seluruhnya kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambahimbalan bunga sebesar 2 % {dua persen) sebulan untuk paling lama 12

(dua belas) bulan. :

' rcLEBTHANJ#"fi'^RANPATAKPasal 27

(l) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengembaliankelebihan pembayaran BBN-KB kepada Gubernur';

(2) Dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak diterimanya perrnohonanpengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus memberikan Keputusan;

74

(3) Apabila .jangka waklu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilampaui Gubemur atau Pejabat yang ditunjuk . tidakmemberikan Keputusan, permohonan pengembalian kelebihanpembayaran Pajak dianggap dikabulkan dan SKPDLB

' harus diterbitkan,. 'dalam : waktu paling lama I (satu)bulaq .; :

(4) Apabila wajib pajak mempunyai hutang pajaft lainnya, kelebihanpembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) langsungdiperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang "pajak

dimaksud;

(5) Pengembalian kelebihan pajak dilakukan dalam waktu palinglama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB denganmenerbitkan Surat PErintah Membayar Kelebihan Pajak(SPMKP);

(6) Apabila pengembalian kelebihan pajak dilakukan setelah lewat2 (dua) bulan sejak diterbitkan SKPDLB, Gubemur atauPejabat yang ditunjuk memberikan imbalan bunga sebesar 2 7o

(dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihanpajak.

Pasal 28

Apabila kelebihan pembayaran Pajak diprhitungkan dengan

utang pajak lainnya sebagaimana dimaksdd pada Pasal 2layat (4), pembayarannya dilakukan dengan cara pemindahbukuan. dan bukti pemindahbukuan juga berlaku sebagai buktipembayaran.

75

(1)

(2)

BAB XKADALUARSA

Pasal 29

Hak ur$uk melakukan penagrhan pajak, kadaruarsa setelahmelampaui jangka waktu 5 (iima) tarrun terhitung sejak saatterutangnya pajak, kecuali apabila wajib pajak melakukan tindakpidana di bidang Perpajakan Daerah;

Kadaluarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (t)tertangguh apabila :

a, Diterbitkan surat teguran dan surat paksa atau;b Ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik langsung

maupun tidak langsung.

BAB xIPENGAWASAN

Pasal 30

(1) Pengawasan atas pelaksanaan ketentuan peraturan Daerah inidrlaksanakan oleh.Gubernur atau pejabat yang diturUuk;

(2) T'ata cara Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) pasal

. ini ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

BAB XIISANKSIPasal 31

(l) wajib pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SprpDatau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau rnelampirkanketerangan yang tidak benar hingga merugikan keuangan Daerahdapat dipidana dengan pidana kurungan paring lama I (satu) tahunatau denda paling ban5,1tr 2 (dua) kali pajak terutang:

76

(2) Wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau.mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau keterangan.yangtidak benar sehingga merugikan keuangan Daerah dapat dipidanadengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun atau dendapaling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang.

Pasal 32

findak pidana sebagaimana disebut pada fasal 3l tidak dituntut setelahmelampaui jangka waktu 10 (sepduh) tahun sejak saat terutangnya pajak^+r,. l^o-^l-L:*.,- *^.^ -^:^1. -+-:! 1*---^1-L;**,.^ t -.,-i-.^ +^L",* n^;-!- ^+--.o!(ru uvrcrNmuJ4 ul6rDcl y(.J4A cEu r,rvr4(uttrllJa. Lr46r(l,rt !(&llttlr P<LJ(IA (lr4Lr

berakhirnya tahun paj ak.

BAB XIIIPEIIYIDIKAN

Pasal,33

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemda diberiwerlrenang',l*rusus sebagai penyidilc untuk melakukan penyidikan

. tindak Pidana di bidang Perpajakan Daerah; :

{2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. Menerimao rnencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan ataulaporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang PerpajakanDaerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkapl

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan, keterangan mengenai,oraris pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang

, dilakukan sehubungan dengan tindak pidaiia Perpajakan Daerahtersebut;

c; Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi ataubadan sehubungan dengan tindak pidana dibidang PerpajakanDaerah:

d. Merneriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumenlain berkenaan dengan tindak pidana dibidang FerpajakanDaerah,

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan buktiperbukuan, pencatratan dan dokumen-dokumen lain, sertamelakukan penyitaan terhadap bahan bukli tersebut;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugaspenyidikan tindak pidana dibidang Perpaiakan Daerah;

g. Menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkanruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsungdan memeriksa identitas orang dan/atau dokumen yang dibawasebagaimana dimaksud pada, huruf e;

h. Memotret orang yang berkaitan,dengan tindak pidana'dibidangPerpajakan Daerah;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksasebagai tersangka atau saksi;

j. Menghentikan penfldikan;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk keiancaran penyidikan' tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah menurut huklrn yang

dapat bertanggung j awab.

(3) Penyidikan sebagaimana dirnaksud pad4ayat,(1) memberitahukandimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannyakepada Penuntut Urnum melalui Penyidik Pejabat Polisi NegaraRepublik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalamUndang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum AcaraPidana.

78

BAB XIVPEMBAGIAN HASIL PAJAKDAN BIAYA PE}TUNGUT'AN

Bagian pertamaPembagian Hasil Pajali

Pasal 34

(l) Hasil Pungutan BBN-KB dibagi sebagai berikut :

a. 70 % (tujuh puluh perseratus) untuk propinsi;b. 30 % (tiga puluh perseratus) untuk Kabupaten / Kota

{2) Pembagian 30 o/a untuk Kabupaten / Kota diatur kemudian denganKeputusan Girberniir.

: Bagian Kedua

Kepada Instansi pernungut diberi Biaya pemungutan sebesar 5 % (limapersen) dari hasil pungutan dan pembagiannya diatur lebih lanjut dengan

. Keputusan Gubemur.

BAB XVKETENTUAN PENUTUP

. Pasal 36

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Pe.raturan Daerah ini separgangmengenai pelaksanaannya d itetapkan dengan Keputusan G ubernur.

Pasal 37

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan DaerahPropinsi Daerah ringkat I Jambi Nomor 2 Tahun 1998 tentang Bea BatikNama Kendaraan Bermotor dicabut dan din;'a1a[an tidak berlaku lagi.

Pasal 38

Peraturan Daerah ini mulai bertaku pada tanggal diundangkan. Agarsupaya setiap orang dapat mengetahui memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatan dalam Lembaran DaerahPropinsi Jarnbi.

Drtetapkan di Jam-br

Pada tanggal 28 Juni 2002

GUBERNURJAMBI

: ttd

H. ZULKIF'LI }IURDIN ,

. Diundangkao di JambiPadatanggal 28 Juni 2002

SEKRETARIS DAERAH PROPINSI JAMBI

ttd

H. A. CHALIK SALEH

ra

..:LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAMBI TAHLIN 2OO2 NOMOR 6 SERI BNOMOR 6

80

PENJELASAN. ATAS

PERATURAN I}ANRAH PROPINSI JAMBINOMOR 4 TAHUN 2OO2

TENTANG

BEA BALIKNAMA KENDARAAN BERMOTOR

PENJELASAN UMUM

Dalam rangka mendukung perkembangan OtonomiDaerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab,pembiayaan pemerintahan dan Pembangunan Daerah yanghersumber dari Pendapatan Asli Daerah khususnya 'yangberasal dari Pajak Daerah, pengaturannya perlu lebih ditingtattanlagi.

Sejalan dengan semakin meningkatnya pelaksanaanPembangunan dan pemberian pelatihan kepada masyarakat sertausaha peningkatan pertumbuhan perekonomian Daerah, diperlukanpenyediaan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang hasilnyasemakin meningkat pula. Upaya peningkatan penyediaan dana dariSumber-sumber tersebut antara lain dilakukan dengan peningkatankinerja pemungutan serta penyederhanaan, p€nyempurnaan danpenambahan jenis pajak, melalui Undang-undang Nomor 34 Tahun2000 tentang Perubahan atas Undang-und4ng Nomor 18 Tahun1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Jo PeraturanPemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah. Langkah-langkah ini diharapkan akan meningkatkan efektivitas dan efisiEnsiPemungutan Pajak Daerah serta meningkatkan mutu dan jenispelayanan kepada masyarakat.

81

Peraturan Daerah ini ditetapkan untuk mengatur lebih lanjuthal-hal berkaitan dengan pelaksanaan pemungutan pajak KendaraanBermotor sehingga wajib pajak dengan rnudah dapat memahamidan memenuhi,,kewajiban perpaj akannya,

N. PENJEI,ASAN PASAL I}EMI PASAL

Pasai 1

Cukup jelas

Pasal '2

Cukup jelas

Pasal 3

Ayat (l) Penguasaan Kendaraan Bennotor yang melebihi12 (duabelas) bulan dianggap sebagai penyerahan,kecuaf.i penguasaan Kendaraan'nermotoi karenaperjanjian sewa beli.

Ayat (2) Cukupjelas

Ayat (3) Cukupjelas

Ayat (4)Huruf a Perryerahan Kendaraan Bennotor kepada Bacian

Usaha Milik Negara dan Badan Usaha- MlikPaeTh.l{tk dikecualikan sebagai Objek pajak

ea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

''Huruf b Ketentuan tentang pengecualian pengenaan BeaBalik Nama Kendaraan Bermotor bagi perwakilanLembaga-lembaga Intemasional berpedomankepada Keputusan Menteri Keuangan.

Huruf c Cukupjelas

82

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5 :

Cukup jela

Pasai 6Cukup jelas

Pasal 7Cukqoielas

Pasal 8Cukup jelas

Pasal 9

Cukup jelas

Pasal 10

Laporan tertulis tersebut, antara lain berisi :

- Nama dan alamat orang pribadi atau badan yangmenerima penyerahan

- Tanggal, bulan dantahun penyerahan- Nomor Poiisi Kendaraan Bermotor

. - Lampiran foto kopi STNK

Pasal I I sld20 Cukup jelas

Pasal 2lPemberian keringanan, pengurangan dan pembebasan pajakdimaksud dalam pasal ini hanya dapat diberikan terhadapKendaraan Bermotor yang berfungsi sosial

Pasal 22 s/d26 Cukupjelas

83

Pasal 27Ayat (l) Unr{k Kembalian pajak dimaksud ayar (l). pasal

ini dananya disediakan dalam ApBd pada setiapTahun Anggaran

Pasal 27 ayat(2)s/d(6) Cukupjelas

Pasal 28 s/d Pasal33 Cukupjelas

84