Upload
vanque
View
227
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
TAMBANG
LAPORAN KARYA SENI MUSIK
Oleh
AQSA MULYA
NIM: 167037002
PROGRAM STUDI
MAGISTER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
i
TAMBANG
LAPORAN KARYA SENI MUSIK
Oleh
NAMA: AQSA MULYA
NIM: 167037002
PROGRAM STUDI
MAGISTER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
ii
TAMBANG
LAPORAN KARYA SENI MUSIK
Untuk memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn.)
dalam Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni
pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
Oleh
NAMA: AQSA MULYA
NIM: 167037002
PROGRAM STUDI
MAGISTER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
iii
Judul Karya : TAMBANG
Nama : AQSA MULYA
Nomor Pokok : 167037002 Program Studi : Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni
Menyetujui
Komisi Pembimbing,
Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn., M.Sn.
NIP 197105112003121002
Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D.
NIP 196512211991031001
Program Studi Magister
Penciptaan dan Pengkajian Seni
Ketua,
Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D.
NIP 196512211991031`001
Fakultas Ilmu Budaya
Dekan,
Dr. Budi Agustono, M.S.
NIP 196008051987031001
Tanggal lulus:
iv
Telah diuji pada
Tanggal :
PANITIA PENGUJI KARYA SENI
Ketua : Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D. (______________________)
Sekretaris : Drs. Torang Naiborhu, M.Hum. (______________________)
Anggota I : Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn., M.Sn. (______________________)
Anggota II : Drs. Kumalo Tarigan, M.A., Ph.D. (______________________)
Anggota III : Dr. Panji Suroso, S. Pd, M. Si (______________________)
v
ABSTRACT
vi
INTISARI
Berangkat dari sebuah ide dan gagasan atas pengamatan terhadap salah satu
peristiwa sosial budaya yaitu “tambang” melalui serangkaian kegiatan ilmiah
bertujuan untuk menafsir ulang fenomena tersebut dalam sebuah perlakuan
musikal yang akan dikomunikasikan melalui pengorganisasian unsur-unsur
bebunyian yang berakar atas unsur resam budaya Melayu. Metode pengkaryaan
yang dilakukan adalah dengan melaksanakan beberapa tahapan seperti
pelaksanaan observasi dan pengamatan prilaku budaya tambang, melakukan
wawancara, melakukan perekaman data audio visual budaya tambang dengan
terlibat langsung dalam beberapa aktifitas sosial budaya. Data-data lapangan
kemudian diolah di laboratorium musik dengan menyeleksi data dan
mengorganisasikan data yang bersifat ilmu pengkaryaan musik, dalam konteks
lintas disiplin ilmu pengkajian dan penciptaan seni. Untuk mengkaji persoalan
dalam pengkaryaan ini digunakan teori instrumentasi, teori etnosain Melayu
termasuk menggunakan berbagai rujukan pembicaraan terhadap karya seni musik
terdahulu. Hasil yang diperoleh dalam penciptaan karya seni musik ini adalah:
menafsir ulang fenomena sosial budaya mendayung Tambang (sampan) dalam
bentuk perbuatan karya musik yang utuh berjudul Tambang. Bentuk komposisi
musik tambang dibagi dalam tiga bagian utama yaitu: 1) bentuk musik yang
mengiterpretasikan bentuk aktifitas pada dimensi waktu pagi hari, 2) bentuk
aktifitas siang hari, 3) bentuk aktifitas dimensi sore hari. Bentuk komposisi musik
pada dimensi pagi hari adalah kwartet string dengan dengan mengadobsi pola
ritem senandung, sistem harmoni diciptakan dengan melakukan pendekatan musik
barat, motif lagu-lagu foklore Melayu (resam Melayu) dan menggunakan modus
arabes (nahwan, bayati, saba). Bentuk komposisi musik pada bagian dimensi
siang hari adalah ansambel perkusi, mengola pola irama ritem senadung dan joget
dengan ambahan tehnik pola interloking dan pola unisono. Untuk menyiasati
penyambungan pada bagian-bagian tertentu digunakan tehnik komposisi sambung
rapat. Pada bagian dimensi sore hari bentuk komposisi ditranspormasikan melalui
pengabungan kwartet string dengan ansambel perkusi. Kwartet string dan perkusi
secara keseluruhan mengadobsi pola ritem zapin, mengunakan modus melodi
arbes dengan tehnik glisando, morten, aksen, vibrato dan unisono dalam
menciptakan resam Melayu sebagai rasa mahakarya yang telah ditinggalkan
sebagai warisan budaya Melayu. Untuk menguatkan ilustrasi musikalnya juga
dibantu dengan mengunakan konsef intermedia menghadirkan puisi yang
termotipasi dari karya Amir Hamzah.
Kata kunci: karya seni musik, penciptaan, resam Melayu, Tambang.
vii
PRAKATA
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak pernah terdapat
karya yang diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau yang pernah diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.
Medan, . 2018
Aqsa Mulya
NIM 167037002
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
ABSTRACT .................................................................................................... v
INTISARI ....................................................................................................... vi
PRAKATA ....................................................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... ix
PERNYATAAN ............................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar belakang masalah .................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan dan manfaat ....................................................................... 4
1.4 Landasan Teori .............................................................................. 5
1.4.1 Teori Bunyi ........................................................................... 6
1.4.2 Teori Orkestrasi .................................................................... 8
1.4.3 Teori Instrumentasi ............................................................... 10
1.4.4 Teori etnosains Melayu ........................................................ 12
1.4.5 Pembicaraan Rujukan Karya Terdahulu ............................... 15
1.5 Metode Kekaryaan ......................................................................... 21
1.5.1 Observasi ............................................................................. 22
1.5.2 wawancara ........................................................................... 24
1.5.3 Perekaman data audio visual……………………………….. 26
1.5.4 Tahapan – tahapan penciptaan karya Musik ....................... 26
BAB II DESKRIPSI KEGIATAN TAMBANG DALAM KEBUDAYAAN
MASYARAKAT PANGKALAN BERANDAN ............................. 29
2.1 Kabupaten Langkat ...................................................................... 29
2.2 Pangkalan Brandan ...................................................................... 30
2.2.1 Pangkalan Brandan di Masa Kemerdekaan ....................... 32
2.2.2 Penduduk ........................................................................... 33
BAB III DESKRIPSIS PROSES PENCIPTAANKARYA ......................... 35
3.1 Proses Penciptaan komposisi musik ........................................... 35
3.1.1 Ide dan Gagasan Komposisi Musik.................................... 35
3.1.2 Tahap Pelacakan dan Pemilihan Idiom Bunyi.................... 37
3.1.3 Tahap Mengkomposisi Bunyi ............................................ 37
3.1.4 Tahap Instrumentasi dan Pemilihan Pemain ...................... 38
3.2 Proses Latihan dan pembimbingan ............................................. 40
3.2.1 Tahap Proses Latihan ......................................................... 40
3.2.2 Tahap Proses Pembimbingan ............................................. 41
3.3 Hambatan dan solusi ................................................................... 41
xi
3.3.1 Hambatan ........................................................................... 41
3.3.2 Solusi ................................................................................. 42
3.4 Deskripsi Bentuk Komposisi Musik ........................................... 43
BAB IV PEMENTASAN KARYA MUSIK ................................................. 49
4.1 Sinopsis ...................................................................................... 49
4.2 Deskripsi Lokasi ........................................................................ 50
4.3 Penataan Panggung .................................................................... 50
4.5 Durasi Karya .............................................................................. 51
4.6 Susunan Acara ............................................................................ 51
4.7 Pendukung Karya ....................................................................... 51
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58
DAFTAR INFORMAN .................................................................................. 59
LAMPIRAN ....................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya seni merupakan hasil renungan manusia yang diwujudkan dalam
bentuk karya dengan menggunakan medium tertentu sesuai dengan bidangnya.
Medium dalam bidang seni rupa berbeda dengan medium bidang tari begitu pula
berbeda dengan medium bidang musik atau yang sering disebut dengan komposisi
baru. Istilah komposisi adalah ilmu menyusun / menata bunyi sehingga
membentuk sebuah karya musik utuh. KBBI (2014) mengatakan komposisi
merupakan teknik menyusun karangan agar diperolehnya sesuatu yang indah.
Menurut Pande (2011:2) Komposisi diartikan sebagai susunan atau “rangkaian”
dari medium dan membentuk bagian-bagian komposisi, sehingga membentuk satu
kesatuan yang utuh. Jadi, komposisi adalah beberapa potongan yang
disusun/dirangkai menjadi sebuah karya musik untuk mencapai kesatuan
keharmonisan yang indah.
Indonesia memiliki banyak pulau serta suku masyarakat yang sangat
beragam. Pada era ini, beragam nya suku dalam masyarakat ada yang mampu
beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan ada pula yang sangat susah menerima
kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi berpacu tidak hanya dalam bidang IT,
melainkan penyebaran pengetahuan, berita, perfilman, kesenian, musik, dll.
Berdasarkan letak geografi, kebudayaan Melayu itu meliputi berbagai
negara yang terbentang di kawasan Asia Tenggara, yaitu: Indonesia, Malaysia,
Singapura, Thailand (khususnyadaerahPatani),dan Brunei Darussalam. Di
2
2
Indonesia sendiri, etnik Melayu mendiami daerah budaya: Pesisir Timur Sumatera
Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Pesisir Kalimantan. Etnik Melayu
pesisir Timur Sumatera Utara, berdasarkan ciri khusus kebudayaannya, dapat
dikelompok kan lagi kedalam daerah: Langkat, Deli, Serdang, Asahan, dan
Labuhan Batu. Pada masa Kesultanan Melayu di kawasan ini, wilayah mereka
lebih lazim disebut dengan Sumatera Timur, dan kemudian setelah masa
kemerdekaan disebut Sumatera Utara (yang termasuk di dalam nya wilayah
kebudayaan masyarakat Batak dan Nias). Masyarakat yang mendiami wilayah
Provinsi Sumatera Utara terdiri dari delapan etnik setempat: (1) Melayu, (2) Batak
Toba, (3) Mandailing-Angkola, (4)Simalungun, (5) Karo, (6) Pakpak-Dairi, (7)
PesisirBarat dan (8) Nias. Selain itu, ditambah pula oleh etnik pendatang seperti:
Jawa, Sunda, Minangkabau, Aceh, Banjar, Tamil, Benggali, Tionghoa, dan Eropa.
Usman Pelly (1994)
Pada penelitian ini, pengkarya memilih Sumatera Utara sebagai daerah
untuk melakukan penelitian karya seni khususnya pada masyarakat suku Melayu
yang bermukim di pesisiran Pangkalan Berandan. Melayu adalah suku yang
memiliki unsur heterogenitas budaya, akulturasi, pemungsian nya pada segenap
strata sosial (awamdanbangsawan), dan lain-lain.Takari, dkk.(2012:37). Jadi, suku
melayu bersifat fleksibel dalam menerima pencampuran budaya yang
beranekaragam.Tak dapat kita pungkiri bahwa Melayu identik dengan Islam,
karena bangsa melayudapat menyerap dengan baik agama islam khususnya pada
melayu di Sumatera Timur. Hal ini di dukung oleh pendapat Takari, dkk.
(2012:41) bahwa Islam merupakan ajaran dalam bentuk wahyu Ilahi. Dalam
3
3
keadaan sedemikian, ia bukan budaya tetapi wahyu. Dalam bentuk aktivitas
masyarakat Islam ia akan lahir sebagai sebuah peradaban Islam, termasuk dalam
budaya Melayu. Islam yang datang kekawasan Melayu datang dengan tenang,
damai, penuhajaran yang santun, dan tidak memaksa.
Suku Melayu pada wilayah geo-political sumatera timur pada umum nya
ber mastautin di daerah pesisir,jika kita masuk lebih dalam pada kehidupan
masyarakat melayu yang ber mukim di pesisir Pangkalan Berandan, masyarakat
pesisir yang pada umum nya berprofesi sebagai nelayan, mempunyai alat
transportasi yaitu sampan yang di gunakan sehari-hari untuk beraktifitas seperti
berangkat kesekolah, berbelanja, dan bersosialisasi kepada masyaraklat sekitar,
selain nelayan masyarakat pesisir pangkalan berandan ini ada juga berprofesi
sebagai pendayung sampan yang sering mereka sebutdengan sebutan “tambang”,
tambang ini adalah sebagai transportasi utama masyarakat jika ingin berpergian
karena tidak adanya akses daratan antara pulau perlis –kelantan kedaratan
pangkalan berandan, banyak sekali permasalahan dan beberapa hal yang tak
terduga yang terjadi dibalik fenomena dari sebuah alat transportasi yang sering
mereka sebut dengan istilah “ tambang” baik darisegi “tambang” sebagai sebuah
alat tranportasi dan sosok seorang pendayung “tambang” yang sampai saat ini
setia melestarikan tradisi mendayung yang di wariskan oleh leluhur tanpa sedikit
pun terpengaruh tekhnologi “mesin” yang menawarkan kemudahan.
Melihat fenomena-fenomena yang terjadi saat ini, muncul dalam niat dan
terbesit dalam pemikiran kami sebagai penata musik yang juga sebagai orang
melayu, untuk berpartisipasi melambangkan fenomena sosial dan budaya yang
4
4
terjadi pada penarik sampan dan segala bentuk hal yang berkembang dari sebuah
alat transportasi yang bernama “tambang” ke dalam bentuk bunyi-bunyian yang
akan di tata dan di susun kedalam seni pertunjukan, sehingga akan menjadi media
komunikasi masyarakat yang tergolong masih muda/ anak muda, agar dapat
memahami bunyi-bunyian yang bermakna di dalam kehidupan.
Sehingga dari beberapa uraian fenomena sosial diatas, penata musik tertarik untuk
mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah karya musik yang berjudul
“TAMBANG”.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menginterpretasikan idiom bunyi sebagai dasar
penciptaan karya musik Tambang?
2. Bagaimana cara menggarap idiom bunyi dasar sebagai sebuah
komposisi musik yang utuh?
3. Bagaimana cara menyajikan komposisi musik“ Tambang”sebagai
sebuah seni pertunjukan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat yang ingin pengkarya capai dalam karya musik
Tambang ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Tujuan penelitian
1. Menginterpretasikan idom bunyi sebagai dasar penciptaan karya musik
Tambang.
5
5
2. Menggarap idiom-idiom bunyi sebagai sebuah komposisi musik yang
utuh.
3. Menyajikan komposisi musik Tambang.
1.3.2 Manfaat penelitian
1. Sebagai bahan perbandingan dan pembelajaran tentang penciptaan yang
menyajikan nilai-nilai budaya pada generasi muda masyarakat Melayu.
2. Menambah referensi dalam penciptaan karya musik yang bersumber
dari fenomena kekinian masyarakat.
3. Sebagai inovasi dalam penciptaan karya musik bagi masyarakat
Sumatera Utara secara umum.
4. Sebagai bahan refleksi masyarakat untuk membuka wawasan tentang
kesenian, khususnya musik serius.
5. Sebagai bahan referensi dan pembelajaran bagi mahasiswa Program
Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB
1.4 Landasan Teoritis
Landasan teoritis adalah deskriptif dari konsep-konsep teori yang akan
dipedomani dan digunakanuntuk memahami persoalan dalam sebuah penelitian.
Teori yang akan digunakan juga harus sangat sesuai dan tepat agar dapat
dijadikan sebagai pisau bedah dalammengupas persoalanpada masalah dalam
penelitian ini.Suka Hardjana(2006:302) mengungkapkan bahwa seorang seniman
pada umumnya akan bekerja menggunakan daya referensi teoritis dan
pengetahuan berdasarkan pengalaman empirisnya tentang hal-hal yang berkaitan
6
6
dengan ciptaanya. Pengetahuan teoritis harus didukung dengan pemahamannya
tentang berbagai pengetahuan yang menjadi stok penegtahuannya dalam
menciptakan sebuah komposisi musik.
Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010:281), juga menjelaskan bahwa untuk
untuk melakukan sebuah kajian juga perlu mengunakan teori-teori yang dianggap
paling relevan untuk menganalisis objek penelitian. Selanjutnya Sugiyono (2010:
52) berpendapat bahwa landasan teoritis merupakan cara berpikir ilmiah untuk
mendapatkan sebuah pemahaman dalam memahami fenomena dari data-data
sosial.
Berdasarkan pendapat tersebut peneliti ingin menggunakan beberapa
konsep teori yang dianggap relevan untuk dapat membantu memberikan
pemahaman dalam menganalisis data sebagai sebuah sumber penciptaan seni,
khususnya dalam penciptaan komposisi musik yang berangkat dari fenomena
sosial. Adapun teori-teori yang digunakan dalam penciptaan karya musik ini
adalah sebagai berikut:
1.4.1 Teori bunyi
Menurut Sears & Zemansky (2004: 58), definisi umum dari bunyi
(sound)adalah sebuah gelombang longitudinal yang merambat dalam suatu
medium(padat, cair atau gas). Bentuk dan cara menghasilkan gelombang bunyi
dapatdiilustrasikan dari getaran selaput atau diafragma suatu pengeras suara.
Selanjutnya menurut Sears (2004:58) bahwa manusia dapat mendengar
bunyi ketika gelombang bunyi, berupa getaran diudara atau medium lain, sampai
7
7
ke gendang telinga manusia. Telinga manusiapeka terhadap gelombang dalam
jangkauan frekuensi yang dapat didengar(audible range) dari 20 Hz sampai
20.000 Hz (audiosonic).Gelombang bunyiyang frekuensinya di bawah 20 Hz
disebut dengan gelombang infrasonic dangelombang bunyi yang frekuensinya di
atas 20.000 Hz disebut dengan gelombangultrasonic (Halliday & Resnick, 1985:
656).
Di dalam dunia musik, unsur bunyi atau warna suara menjadi suatu hal
yang penting. Bunyi sebagai unsur utama pembentuk musik tidak hanya dapat
dihasilkan dari instrumen musik yang sudah ada saja. Banyak pemusik
kontemporer pada awal abad 20 yang mulai mengekplorasi teknik dalam
menciptakan karya musik dengan menggunakan atau dengan memproduksi bunyi
musik dari berbagai sumber bunyi lainnya; misalnya saja seperti mulai melibatkan
suara alam suasa na hutan, suasana didalam air laut, suasana badai, suara mesin,
suara suasana perkotaan, dan bunyi-bunyi lainnya.
Oleh karena itu sering sekali musik mulai didefinisikan secara berbeda.
musik didefinisikan sebagai sebuah “pengorganisasian bunyi” dengan vibrasi
periodik dan di susun secara teratur untuk kepentingan seni ataupun seni
pertunjukan, tetapi definisi ini pun sulit untuk diberlakukan secara universal.
Sebuah kasus dibeberapa masyarakat seperti suku Kaluli di papua dan beberapa
suku di Afrika menganggap bunyi gesekan benda dengan pola tak teratur sebagai
sebuah musik, seperti kicauan burung yang sering kita anggap sebagai sebuah
musik atau nyanyian.Suka Hardjana sebagai seorang kritikus musik juga pernah
memberi devinisi bahwa musik juga dapat di istilahkan dengan rekayasa bunyi,
8
8
bunyi yang direkayasa oleh seorang komposer musik untuk kepentingan-
kepentingan seni.
Menurut Suka Hardjana (2000: 47) dalam bukunya Coret-coret musik
kontemporer bahwa seorang penata musik atau yang sering disebut dengan
komposer perlu memiliki kecermatan untuk mengolah dan menata salah satu
elemen musik yaitu “bunyi” menjadi sebuah musik yang utuh dan hal tersebut
tidak lah mudah, dibutuhkan keahlian-keahlian khusus yang sangat terlatih untuk
dapat mewujudkan komposisi musik dengan mengorganisasikan berbagai bunyi
yang diinginkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dalam hal ini pengkarya
musik ingin merujuk konsep-konsep tentang bunyi sebagai bagian penting dan
termasuk unsur utama dalam sebuah komposisi musik. Konsep-konsep tentang
bunyi ini akan diekplorasi lebih mendalam guna memperoleh pemahaman yang
lebih rinci dalam memahami dan menciptakan bunyi sebagai bahan baku
penciptaan karya musik dimaksud. Dalam penciptaan bunyi ini peg karya lebih
berusaha untuk menciptakan bunyi yang diadobsi dari bebunyian yang berasal
dari alam kebudayaan Melayu Langkat dan bebunyian budaya lainnya yang
memungkinkan untuk dapat dijadikan sebagai variasi bunyi budaya musik Melayu
Langkat.
1.4.2 Teori orkestrasi
Orkestrasi, dijelaskan oleh Walter Piston (1955) dalam bukunya yang
berjudul Orchestration menjelaskan bahwa orkestrasi adalah merupakan teknik
penulisan orkestra musik dengan asas-asas pengkombinasian berbagai instrumen
9
9
musik yang berlainan jenis maupun yang sejenis. Selanjutnya Walter Piston juga
menjelaskan bahwa pengkombinasian instrumen musik akan memunculkan warna
suara yang akan lebih memperkaya komposisi secara keseluruhan. Untuk dapat
memaksimalkan penyusunan dan mengatur pengkombinasian tersebut perlu
sebuah aturan yaitu yang disebut dengan orkestrasi, yaitu menyusun secara tepat
dan menuliskannya agar lebih dapat dilihat keteraturannya.
Dalam hal ini sangat jelas bahwa untuk menyususn sebuah komposisi
musik kadangkala diperlukan ilmu orkestrasi agar dapat memaksimalkan
kesempurnaan dalam menciptakan sebuah komposisi musik. Dalam sebuah
orkestrasi sangat perlu dilakukan penulisan atau transkripsi sebuah komposisi
musik agar dapat dipergunakan sebagai pedoman yang dapat dipraktekan.
Dalam sebuah orkestrasi pengkombinasian instrumen musik dirancang
berdasarkan kebutuhan bunyi sebagai bahan baku bunyi musik. Hal tersebut
termasuk untuk menyusun keselarasan berbagai bunyi dari instrumen musik yang
digunakan. Asas-asas yang terdapat pada instrumen musik biasanya berfungsi juga
untuk lebih mengarahkan keteraturan dalam mengkombinasikan bunyi dari
berbagai instrumen musik yang digunakan dalam sebuah komposisi musik.
Menyusun orkestrasi dimaksudkan untuk lebih mengoptimalkan secara
tetapat dalam menyusun penggunaan instrumen dan juga tingkat dan warna suara
dalam sebuah komposisi musik, hal ini juga dimaksudkan agar terhindar dari
munculnya kesenjangan warna bunyi dalam sebuah komposisi musik yang dapat
mengakibatkan hadir nya bunyi musik dapat terdengar tidak harmonis.
Bentuk orkestrasi mempunyai dua pendekatan, yaitu: 1) Transkription,
10
10
yaitu memindahkan tulisan notasi ke dalam formasi lain tanpa mengadakan
perubahan sedikitpun dari score aslinya, baik mengenai melodi, harmoni, maupun
tanda-tanda dinamik. 2). Arrangement, yaitu menulis kembali suatu komposisi
/notasi lagu ke dalam formasi lain dengan mengadakan perubahan yang
signifikan, di berbagai aspek dari score aslinya, akan tetapi tidak boleh merubah
melodi pokoknya (cantus firmus).
Beberapa asas dalam memahami dan membuat orkestrasi antara lain dapat
dijelaskan sebagai berikut: Pada bagian pertama dapat dijabarkan tentang
bagaimana mengenal materi, bentuk kalimat musik, dan bentuk score placement,
bagian ke dua membahas bentuk application field, dan keutuhan melodi (cantus
firmus), yaitu: a). Memahami materi orkestrasi yang akan diacu sebagai bahan. b).
Mengenal bentuk nada-nada yang mempunyai artian musikal. c). Memahami
bentuk score yang akan dipindahkan (Placement). d). Memahami bentuk
application field. e). Menjaga originalitas baik melodi pokok (original melodi),
maupun harmoni. f). Penerapan dinamik yang disesuaikan dengan
instrumentasinya. g). Prinsip instrumentasi mengacu pada keseimbangan
(balancing). h). Formasi ansambel maupun orkestra memakai ukuran standart. i).
Perlu adanya pemahaman tentang penempatan instrumentasi, dan range tone atau
ambitus masing – masing instrumen.
Konsep-konsep orkestrasi ini selanjutnya akan dijadikan sebagai rujukan
dan akan digunakan untuk membangun sebuah komposisi musik yang akan
diciptakan. Dalam hal ini pengkarya akan mengeksplorasi konsep orkestrasi ini
dan juga mengekplorasi berbagai medium instrumen musik yang akan digunakan
11
11
untuk lebih memaksimalkan penempatan instrumen musik secara tepat dan
pengaturan rangge tone atau warna bebunyian agar dapat terorganisir dengan
sangat harmonis.
1.4.3 Instrumentasi
Dalam studiinstrumentasi musik, seperti yang dijelaskan oleh Kent
Wheeler (.......) dalam buku the Technique of Instrumentation, merupakan studi
khusus tentang instrumen-instrumenyang meliputi konstruksinya,
karakteristiknya, sejarah instrumen musiknya, cara memainkannya ataupun tehnik
memainkannya, dan termasuk studi tentang jangkauan nada-nada atau warna
bunyi yang dapat dihasilkan, serta kemampuan kemudahan-kemudahan yang
dapat di peroleh secara teknis dari sebuah alat musik, dan sebagainya.
Dalam proses kreatifitas penciptaan kompisisi musik, seorang komposer
dalam penggarapan sebuah komposisi musik, tidak cukup hanya dengan
mengandalkan perasaan atau intuisi saja, tetapi harus juga diperkuat dengan
keilmuan lain yang relevan sebagai dasar dalam menyempurnakan penciptaanya.
Memahami instrumentasi merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh
seorang komposer musik.
Pemahaman ilmu pengetahuan tentang instrumen musik mutlak dan
penting bagi seorang komposer sebagai bekal dalam menciptakan sebuah
komposisi musik yang ideal bagi pendengarnya dan bagi komposer itu sendiri.
Dalam ilmu organologi juga telah disinggung tentang pengelompokan dan
karakteristik dari jenis instrumen yang dibagai kedalam beberapa jenis. Teori
tentang instrumentasi yang dikemukakan oleh Curt Sachs dan Hornbostel (1961)
12
12
mengenai pengklasifikasian alat musik yaitu: Sistem pengklasifikasian alat musik
berdasarkan sumber penggetar utama bunyinya. Sistem klasifikasi ini terbagi
menjadi empat bagian yaitu: 1) idiofon, penggetar utama bunyinya adalah badan
dari alat musik itu sendiri, 2) aerofon, penggetar utama bunyinya adalah udara, 3)
membranofon, penggetar utama bunyinya adalah kulit atau membran, 4) kordofon,
penggetar utama bunyinya adalah senar atau dawai.
Selain itu perhatian etnomusikologi di atas studi tentang instrumen musik
atau peralatan musik yang dipakai sebagai media ekspresi dari sebuah kebudayaan
(musikal) melihat aspek yang berhubungan dengan bunyi musikal, aspek sosial,
konteks budaya psikologis dan estetikanya, paling sedikit ada enam aspek yang
menjadi perhatiannya. Merriam (1964: 45) membahas bidang ilmu ini meliputi
aspek yang berkaitan dengan alat musikal, seperti ukuran dan bentuk (termasuk
pola hiasan) fisiknya, bahan dan prinsip pembuatannya, metode dan teknik
memainkannya, bunyi atau nada dan wilayah nada yang dihasilkannya, serta
aspek sosial budaya yang berkaitan dengan alat musik tersebut. Hal ini dikuatkan
lagi dengan pendapat, bahwa organologi tidak hanya membahas masalah teknik
memainkannya, fungsi musikal, dekorasi (pola hiasan) fisik, dan aspek sosial
budaya, melainkan termasuk didalamnya sejarah dan deskripsi alat musik tersebut
secara konstruksional. (Hood, 1982: 124)
Dari uraian tersebut, dapat kita pahami bahwa sangat penting bagi seorang
komposer untuk memahami aspek-aspek keilmuan instrumen musik untuk
menunjang proses dalam menghasilkan sebuah penciptaan karya musik yang
berbobot.
13
13
1.4.4 Teori etnosains Melayu
Pada bagian ini di jelaskan secara ringkas tentang etno sains Melayu oleh
beberapa ahli. Istilah Melayu termasuk merangkumi suku bangsa serumpun di
Nusantara yang pada zaman dahulu dikenal oleh orang-orang Eropa sebagai suku
bangsa yang mahir dalam ilmu pelayaran dan turut terlibat dalam aktifitas
perdagangan dan pertukaran barang-barang dengan kesenian dari berbagai
wilayah dunia (Ismail Hussein, 1994). Selain itu kelompok ras Melayu dapat
digolongkan kedalam kumpulan Melayu Polinesia yang berkulit coklat dan
mendiami wilayah gugusan kepulauan Melayu.
Untuk menentukan kebudayaan Melayu ada dua perkara yang menjadi
kriterianya, yaitu kawasan dan bahasa. Dari segi kawasan, dunia Melayu tidak
terbatas pada Asia Tenggara saja, namun meliputi kawasan di sebelah Barat
Lautan Hindia, Malagasi, dan Pantai Timur Benua Afrika. Di sebelah Timur
melintasi gugusan kepulauan Melayu-Micronesia dan Paska di Lautan Pasifik. Di
sebelah Selatan, meliputi Selandia Baru dan di sebelah Utara meliputi kepulauan
Hokaido, Jepang (Ensikolpedi Sejarah dan Kebudayaan Melayu, 1994). Dari
sudut bahasa, Melayu memiliki ciri-ciri persamaan dengan rumpun keluarga
bahasa Melayu Austronesia atau Melayu Polinesia (Hajiah Husain, dalam Takari,
2018: 119).
Masyarakat Melayu di Sumatera Utara menjadi bagian dari Melayu dan
merasa saling memiliki kebudayaan Melayu, mereka merasa bersaudara secara
etnisitas dengan masyarakat Melayu di berbagai tempat lainnya. Secara budaya,
baik bahasa atupun kawasan, memiliki alur budaya yang sama. Namun, tetap
14
14
memiliki varian-varian yang menjadi ciri khas atau identitas setiap kawasan
budaya Melayu. Seni dan budaya Melayu sangat mencerminkan keidentitasan
budaya Melayu. Seni persembahan Melayu terdapat unsur heterogenitas budaya,
akulturasi, pemungsiannya pada segenap strata social dan lain-lain. Budaya dan
seni Melayu menjadi identitas yang mencerminkan etnisitas masyarakat Melayu.
Selain dari pendapat di atas, tentang etnik Melayu, Tengkulah Husni juga
menjelaskan “Siapa itu orang Melayu”, menurutnya orang Melayu adalah
kelompok yang menyatukan diri dalam perkawinan antar suku, dan selanjutnya
memakai adat resam serta bahasa Melayu dalam kehidupan sehari-hari (LahHusni,
1975: 7). Menurut Lah Husni, orang Melayu pesisir Sumatera Timur merupakan
turunan campuran antara orang Melayu yang memang sudah menetap di Pesisir
Sumatera timur dan suku-suku Melayu pendatang, seperti Johor, Malaka, Riau,
Aceh, Mandailing, Jawa, Minangkabau, Karo, India, Bugis, dan Arab, yang
selanjutnya memakai adat resam dan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar
dalam kehidupan sehari-hari, serta yang terpenting adalah beragama Islam. Suku
Melayu, berdasarkan falsafah hidupnya, terdiri dari lima dasar: Islam, beradat,
berbudaya, berturai, dan berilmu (Lah Husni, 1975: 100).
Sifat-sifat yang dikategorikan dalam Melayu, yaitu mereka yang tingkah
lakunya yang lemah lembut, ramah tamah, mengutamakan sopan santun,
menghormati tamu-tamu (Lukman Sinar, 1985: 3). Selain itu, Metzger secara
tegas menyatakan bahwa orang Melayu itu “unggul” dalam bahasa, adat istiadat,
dan sistem pemerintahan. Hal mendasar yang dijadikan identitas etnik Melayu
adalah adat resam, termasuk aplikasinya dalam nyanyian dan tarian. Lah Husni
15
15
juga menjelaskan bahwa budaya adat pada etnik Melayu mencakup empat ragam:
1. Adat yang sebenar adat; 2. Adat yang diadatkan; 3. Adat yang teradat; 4. Adat
istiadat (Takari, 2018: 149). Muhammad Takari juga menjelaskan, dalam
kebudayaan Melayu, system kekerabatan, baik dari pihak ayah maupun ibu, dan
masing-masing dari anak wanita maupun pria mendapat hak hokum adat yang
sama, dengan demikian termasuk dalam system parental atau bilateral (Takari,
2018: 155). Berdasarkan catatan Takari (2018: 160-166), bahwa di Sumatera
Timur terdapat empat Kesultanan besar yaitu:
1. Kesultanan Deli, terletak di antara Selat Malaka, dari Muara Sungai Labu
Dalam di Uatra perbatasan Langkat sampai sungai Pematang Oni di Selatan
perbatasan Serdang.
2. Kesultanan Serdang, wilayahnya adalah berbatasan dengan sebelah
Kesultanan Langkat dan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Simalungun
dan Kesultanan Deli, sebelah Timur dengan Kesultanan Asahan dan Selat
Malaka, sebelah Barat dengan Karo dan Tapanuli.
3. Kesultanan Langkat, memiliki batas-batas teritorialnya pada sebelah Utara
dan Barat berbatasan dengan daerah Aceh, sebelah Timur dengan Selat
Malaka, dan sebelah Selatan dengan Kesultanan Deli.
Kesultanan Asahan, disebutkan sebagai Negeri dan Bandar yang termasuk
tertua di kawasan Sumatera Timur, nama Asahan dibuat oleh masyarakat Toba
kuna. Karena penduduk daerah Asah umumnya berasal dari Hulu Sungai Asahan.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kesultanan Serdang dan Selat Malaka.
16
16
1.4.5 Pembicaraan rujukan penciptaan karya musik
Pembicaraan rujukan dimaksud adalah sebuah upaya pengkarya untuk
merujuk beberapa karya musik terdahulu yang relevan dengan model penciptaan
karya musik dimaksud. Beberapa rujukan pembicaraan dalam penciptaan karya
musik yang akan digunakan adalah:
a. Senggulat Mbacang karya musik Pulumun Petrus Ginting
Senggulat Mbacang adalah karya dari Pulumun Petrus Ginting yang
bersumber dari cerita rakyat dalam masyarakat etnis Karo.Dalam karya ini banyak
idiom-idiom dari kesenian etnis Karo yang ditemukan kembali serta diolah
sedemikian rupa dalam konteks pertunjukan yang baru.
Senggulat Mbacang adalah cerita rakyat pada masyarakat etnis Karo yang
menceritakan seorang putri bernama Rudang Bulan yang dihadiahi seekor kuda
oleh ayahnya karena merasa putri sudah dewasa.Untuk mengurus kuda tersebut
raja memerintahkan seorang pemuda bernama Tare Iluh untuk mengasuh dan
menjaganya. Kedekatan putri dan pengasuh kuda menumbuhkan benih-benih
cinta, namun karena putri sadar akan cinta terlarang itu mereka memutuskan
untuk lari dari kerajaan.
Dalam cerita rakyat Senggulat Mbacang ada nilai-nilai
pengorbanan,perjuangan yang ada dan dihadirkan dalam bentuk pertunjukan
musik oleh sang komposer. Dalam karya musik Senggulat Mbacang, Pulumun
Petrus Ginting mengolah ritem dasar karo yaitu “ tung tang cek tang cek tang cek
tung “ menjadi sebuah embrio dasar pada penciptaan karya musik sehingga
tumbuh dan berkembang ke dalam instrument non perkusif misalnya string yang
17
17
memainkannya dengan ritem dasar karo tersebut di atas. Pulumun Peterus Ginting
menawarkan musik tradisi yang variatif dan fleksibel serta tidak hanya memakai
instrument musik Karo, melainkan menggabungkan semua instrument musik yang
ada pada masyarakat Batak dan Melayu.
Persamaan karya musik Tambang ini dengan karya musik Senggulat
Mbacang karya Pulumun Ginting adalah sama-sama bersumber dari idiom musik
tradisional namun, yang membedakan karya musik Tambang dengan karya musik
Senggulat Mbacang adalah jika dalam karya musik Senggulat Mbacang Pulumun
Ginting menterjemahkan cerita rakyat melalui idiom musik Karo yang tidak
dikaitkan dengan filosofi dan kehidupan masyarakat yang bersumber dari
fenomena sosial yang terjadi di kehidupan saat ini.
b. Inspirasi Urban karya musik Muklis Hasbullah.
Inspirasi Urban karya Muklis Hasbullah didasari oleh konsep tentang awal
mula kedatangan dan perjalanan para kaum imigrandari berbagai daerah bahkan
hingga kedatangan para misionaris dan petualang modal perkebunana sampai di
Sumatera Utara atau ke kota Medan. Para imigran yang mulai memasuki ruang-
ruang perkotaan, pembangunan industri dan pabrik-pabrik serta hiruk pikuk
suasana kota Urban. Dalam karya Muklis Hasbulah juga mengambarkan
bagaimana perpindahan dan perubahan masyarakat tradisi ke masyarakat
perkotaan. Bagaimana yang tradisi dan menjadi Urban.
Kondisi lingkungan perkotaan yang heterogen dan pluralisme masyarakat
Sumatera Utara khususnya kota Medan, menjadi modal utama dalam karya ini.
Muklis Hasbullah dalam karya ini ingin menyampaikan bahwa di kota Medan ini
18
18
sebenarnya telah terbentuk berbagai kebudayaan Urban yaitu budaya Medan,
bukan budaya tradisi dari setiap suku yang ada di Sumatera Utara. Mukhlis
Hasbullah juga mencoba memutar balikkan estetika musik nusantara, misalnya
dengan lagu Selayang Pandang yang seharusnya dinyanyikan dengan cengkok
senandung Melayu dinyanyikan dengan gaya rengget Simalungun rayat Karo.
Persamaan karya Ispirasi Urban dengan karya Tambang adalah sama-sama
menceritakan tentang heterogenitas dan fenomena sosial masyarakat ke dalam
seni pertunjukan. Selain itu juga konsep penciptaan yang diciptakan oleh Muklis
Hasbullah akan dijadikan sebagai salah satu rujukan dan sekaligus pembanding
dalam penciptaan karya musik sampan dimaksud.
c. Otak-atik Gatuk karya musik Panji Suroso
Otak-atik Gatuk karya musik Panji Suroso (2008) diciptakan berawal dari
sebuah gagasan atas ketertarikannya terhadap suatu objek yang diamatinya.
Dalam mengamati suatu objek yang semakin lama dan berulang-ulang diamati,
ternyata dapat merangsang kita untuk berpikir dan menafsirkan ulang suatu
gagasan baru. Dengan meminang-minangnya lewat sebuah renungan, angan-
angan dan imajinasi, maka objek yang diamati dapat berubah dalam persepsi baru.
Fakta dan realitas tak lagi dalam posisi steril, netral dan bebas nilai, objek yang
diamati dapat menemukan pemaknaan dan nilai yang baru. Hal tersebut dapat
ditafsir ulang sesuai dengan stok pengetahuan yanga dimiliki komposer serta
imajinasi dan keinginannya untuk mewujudkan nilai baru dalam suatu pernyataan
ekpresi musikal yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain.
Menurut Panji Suroso (2008) keinginan untuk mewujudkan gagasan
19
19
musikal merupakan suatu wilayah proses ulang-alik antara pengamatan suatau
objek yang ditafsir berdasarkan stock pengetahuan dan gagasan isi musikal yang
menyangkut masalah medium musikal dan sumber bunyi-bunyian sebagai alat
ungkapnya.
Ide yang bersifat musikal digarap dalam komposisi musik otak-atik gatuk
karya Panji Suroso pada dasarnya untuk mewujudkan terjadinya siklus ulang-alik
dan ruang bunyi dari harapan, sebagai salah satu core kehidupan budaya musik.
Dalam hal ini Panji Suroso mengangkat sifat-sifat musikal yang paling
pundamental sebagai acuan materi bunyi. Sifat musik yang paling mendasar
tersebut adalah bebunyian dan ritem dari berbagai kebudaya musikal yang urban
di Sumatera Utara. Budaya bebunyian dari berbagai etnis yang ada seperti
Melayu, Batak Toba, Karo dan Jawa di otak-atik dan di gatukkan menjadi sebuah
ruang bunyi yang dipersembahkan untuk siapa saja yang ingin mendengar atau
menikmatinya. Dalam hal ini idiom bunyi dan ritem yang dimiliki oleh masing-
masing budaya etnis tersebut dikelolah dengan tehnik inter loking di ulang-alik
dan dipertemukan atau disatukan (diotak-atik dan digatukan).
Persamaan karya otak-atik gatuk dengan karya Sampan adalah sama-sama
berangkat dari sebuah pengamatan akan sebuah objek, jika semakin lama diamati
dan berulang-ulang ternyata dapat merangsang kita untuk berfikir dan
menafsirkan suatu gagasan dengan meminang-minangnya lewat sebuah renungan,
angan-angan dan imajinasi, maka objek dapat berubah dalam persepsi baru. Fakta
dan realitas tak lagi dalam posisi steril, netral dan bebas nilai, melainkan telah
menemukan pemaknaan dan nilai yang baru. Sebuah tafsir yang cocok dengan
20
20
imajinasi dan keinginan untuk mewujudkan nilai baru dari sebuah kebudayaan
sampan pada masyarakat Melayu di Pangkalan Berandan tersebut dalam suatu
pernyataan ekpresi musikal yang akan dikomunikasikan kepada orang lain.
d. Penyusunan karya musik oleh Pande Made Sukerta
Tulisan Pande Made Sukerta menbicarakan tentang hal-hal umum
khususnya seni karawaitan dan perkembangannya dari tahun ketahun. Menurutnya
karya seni merupakan sebuah hasil renungan manusia yang diwujudkan dalam
bentu karya seni dengan menggunakan medium tertentu sesuai dengan bidangnya.
Selain itu buku ini juga membicarakan tentang teks dan konteks sebuah seni,
hubungan seni dengan manusia, unsur kraetifitas, pro dan kontra karya seni, seni
kerawaitan dan karya musik baru, seniman dan karya seninya, sumber-sumber
medium bunyi sebagai sumber penciptaan musik, bentuk karya musik,
penyusunan karya musik dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
mengkomposisi musik.
TulisanPande Made Sukerta ini menjadi acuan referensi dan rujukan yang
sangat penting dalam membantu pengkarya dalam melakukan langkah-langkah
dan metode dalam penciptaan karya musik yang bersifat kebaharuan. Buku ini
juga menjelaskan bagaimana materi warna bunyi menjadi sebuah hal yang cukup
penting di dalam proses penciptaan karya musik dan sekaligus memberikan solusi
untuk para peñata musik dalam mensiasati permasalahan sambungan rapat antara
bagian satu ke bagian lainnya sehingga menjadi sebuah karya musik utuh tanpa
terasa sedikitpun dari sebuah potongan-potongan motif dan bagian-bagian
komposisi musik.
21
21
e. Epistemologi Penciptaan seni oleh Bambang Sugiharto
Tulisan Bambang Sugiharto membicarakan dan mendiskusikan tentang
pilar-pilar eksistensi penciptaan seni sebagai sebuah ilmu. Hal-hal yang menjadi
fokus diskusi dalam tulisan ini antara lain adalah: eksistensi ilmu dan seni,
kebenaran dalam penciptaan seni, paradigma penciptaan seni, sumber penciptaan
seni, dan sarana penciptaan seni. Oleh karena itu dikusi dan pembicaraan dalam
tulisan ini dianggap penting dalam membantu pengkarya untuk lebih memahami
persoalan penciptaan musik.
Selain itu diskusi dan pembicaraan dalam tulisan Bambang Sugiharto juga
menunjukan ciri berfikir kelompok manusia dalam kebudayaan, seperti seniman
,publik seni dan bagaimana membuka wacana mengenai pilar eksistensi ilmu
disiplin seni yang semakin berkembang, baik dalam bidang kajian seni yang
bertolak dari sudut pandang ilmu budaya, ilmu antropologi, sosiologi dan sudut
pandang ilmu penciptaan seni. Dengan demikian pemikiran ini dijadikan sebagai
rujukan oleh pengkarya untuk memahami konsef-konsef penciptaan seni sebagai
sebuah ilmu pengetahuan dari berbagai sudut pandang.
1.5 Metode Kekaryaan
Metode merupakan sebuah cara yang sistematis dan teratur dilakukan
dalam melaksanakan sebuah kegiatan yang bersifat akademis dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam penciptaan karya musik ini pengkarya melakukan
metode yang lebih bersifat interpretatif estetis. Hal tersebut dimaksudkan bahwa
berdasarkan pengamatan berulang-ulang atas sebuah objek budaya yaitu kegiatan
“menyampan” yang kemudian diinterpretasikan ulang oleh pengkarya musik atas
22
22
dasar pengalaman estetis yang ada.
Sampan sebagai sebuah objek yang diamati secara berulang-ulang dan
terus menerus kemudian ditafsir ulang melalui sebuah renungan, angan-angan dan
imajinasi, maka objek yang diamati diinterpretasikan dalam persepsi baru. Fakta
dan realitas objeknya tak lagi dalam posisi steril, netral dan bebas nilai, objek
sampan yang diamati mendapat pemaknaan dan nilai yang baru. Hal tersebut
dapat ditafsir ulang sesuai dengan stok penegetahuan dan pengalaman estetis yang
dimiliki komposer dan keinginannya untuk mewujudkan nilai baru dalam suatu
pernyataan ekpresi musikal yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain.
Konsep ini juga tidak ingin terbius untuk menggunakan unsur musikal
yang terlalu mudah untuk diidentifikasi atau terlalu bersifat populer, atau terlalu
terburu-buru dalam proses penggarapannya, sehingga terkesan instan dan rendah
nilai. Konsep ini ingin lebih meluaskan ide penggarapannya pada unsur
musikalnya seperti: meluaskan pengolahan unsur timbre, ritem, maupun bentuk
melodi dan harmoni yang lebih dapat menampung berbagai idiom-idiom musikal
dari berbagai latar belakang budaya musik yang ada.
Dalam penerapan gagasan-gagasan materi komposisi musik, proses
sungguh-sungguh menjadi inti pokok keseriusan sebuah penciptaan karya musik.
Waktu yang panjang, ketekunan dan ketelitian dalam proses megkomposisi setiap
bagian berkarya musik bertujuan agar karya musik terhindar dari kesan
“tempelan” atau “ tambal sulam” dari unsur musik yang sudah ada. Dari
keselurahan atas keseriusan konsep ini pengkarya lebih dapat belajar untuk
memberikan tanggung jawab seutuhnya terhadap penggarapan komposisi musik
23
23
yang dilakukan.
Pada bagian berikutnya pengkarya juga mendeskripsikan bagaimana hal-
hal yang berhubungan dalam kekaryaan antara lain adalah pelaksanaan observasi,
wawancara, perekaman data audio visual, dan metode penciptaan karya musik
yang diterangkan pada bagian berikutn ini.
1.5.1 Observasi
Observasi adalah proses pengumpulan data yang dilaksanakan tanpa
mengajukan pertanyaan, melainkan dengan cara mengamati secara langsung pada
objek yang diteliti. Sugiyono (2010: 229) yang mengatakan bahwa : “Objek
penelitian kualitatif yang diobservasi adalah situasi sosial dan kebudayaan yang
sedang berlangsung, yang terdiri dari tiga komponen yaitu place (tempat), actor
(pelaku) dan activities (aktivitas).”
a. Observasi Place (tempat)
Observasi tempat dilakukan di lokasi bantaran Darmaga Pangkalan
Berandan dimana terjadinya kegiatan keseharian masyarakat menggunakan
Tambang dilokasi tersebut. Dalam hal ini pengkarya mengunjungi, mengamati
dan mencatat tempat dimana terjadinya peristiwa sosial budaya yang terjadi dan
mencatat berbagai kondisi serta situasi alam yang tergambar sebagaimana adanya
sebagai sumber dalam memahami fakta-fakta place (tempat) dimana peristiwa
budaya itu berlangsung sebagaimana adanya.
24
24
b. Observasi pelaku,
Observasi pelaku dilakukan terhadap para pelaku yang terlibat (pemilik
sampan, pendayung sampan, pengguna jasa sampan). Dalam hal ini pengkarya
mengamati dan mencatat siapa saja para pelaku dan bagaimana peran sertanya
dalam budaya transportasi Tambang.
c. Observasi aktivitas,
Observasi terhadap aktifitas budaya menyampan dilakukan dengan
mengamati apa saja aktifitas yang terjadi dari mulai waktu subuh sebagai
berawalnya aktifitas menyampan hingga waktu senja berakhirnya kegiatan
tersebut dilakukan. Dalam hal ini pengkarya mengamati dan mencatat seluruh
gerak-gerik aktifitas dan prilaku para aktor yang berhubungan dengan peristiwa
sosial budaya transportasi tambang tersebut.
1.5.2 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data, mendapatkan
informasi dengan bertanya langsung kepada subjek penelitian. Penulis
berpedoman dengan pendapat Sugiono (2008:317) mengatakan bahwa:
“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam.”
Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa melalui wawancara seorang
akan mengetahui hal-hal yang mendalam untuk menginterpestasikan situasi dan
25
25
fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
Sedangkan Bungin (2007:118) mengatakan bahwa:
“Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara yakni
peneliti sendiri informan atau orang yang diwawancarai, wawancara dapat
dilakukan dengan atau tanpa pedoman, dengan isi wawancara perupa
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian.”
Sesuai dengan pendapat tersebut, pengkarya melakukan wawancara
langsung dan bertatap muka dengan para nara sumber yang dianggap
berkompeten serta benar-benar mengetahui tentang topik penciptaan karya ini.
Adapun narasumber yang diwawancarai adalah:
a. Tokoh masyarakat yang terdiri dari kepala Desa sebanyak 1 orang.
b. Pemuka adat sebanyak 3 orang.
c. Pelaku dan pemilik sampan sebanyak 5 orang.
d. Pengguna sampan sebanyak 5 orang.
e. Masyarakat sekitar Dermaga Pangkalan Berandan sebanyak 5 orang.
Dalam proses wawancara ini juga dipergunakan pedoman wawancara
berupa daftar pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
keadaan di lapangan budaya yang benar-benar terjadi sebagai mana adanya.
Wawancara ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berpusat pada pokok
permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Informasi yang diperoleh berupa data
dari beberapa informan kemudian diolah dengan direduksi berdasarkan
ketercapaian tujuan agar hasil yang diharapkan menjadi lebih akurat dan
26
26
terpercaya.
Adapun topik-topik yang akan ditanyakan melalui wawancara ini
mencakup berbagai hal yang menyangkut tentang peristiwa fenomena sosial
seperti:
a. Bagaimana dan kapan saja budaya naik Tambang dilakukan.
b. Siapa saja yang terlibat dan bagaimana keterlibatannya
c. Apa makna penting Tambang bagi mereka.
d. Adakah keterkaitannya dengan tradisi keadatan etnis Melayu di Pangkalan
Berandan,
e. Peristiwa penting apa saja yang mereka alami selama menjalankan budaya
transportasi Tambang.
f. Hal-hal lain yang dapat saja dipertanyakan dalam memperoleh imformasi
demi ketercapaian tujuan pengkaryaan ini.
1.5.3 Perekaman data audio visual
Kelengkapanlainnya adalah kamera video audio visual yang sangat berguna
dalam mendokumentasikan data audio visual. Perekaman data audi visual
dilakukan dengan merekam berbagai kegiatan budaya menyampan dan termasuk
merekam data-data bebunyian alam yang terdapat dalam peristiwa budaya
tersebut. Selanjutnya data audio visual yang berhasil dikumpulkan dan direkam
dari lapangan observasi kemudian diseleksi. Hasil dari data yang telah terseleksi
kemudian diorganisir dan dijadikan sebagai sumber yang akan dirujuk dan
digunakan sebagai bahan (idiom bunyi) dalam menciptakan komposisi musik
dimaksud.
27
27
Perekaman dilakukan dengan menggunakan kamera DSLR Canon D-700
dan hasilnya akan di simpan pada file komputer musik untuk memudahkan dalam
mengorganisir sumber musikal yang akan digunakan dalam komposisi musik.
1.5.4. Tahapan-tahapan penciptaan karya musik
Dalam menciptakan karya musik Tambang yang dimaksud, pengkarya
musik melakukan tahapan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Proses pra-penciptaan komposisi musik
Dalam hal ini pengkarya musik melakukan beberapa hal, antara lain
seperti:
a. Melakukan perencanaan penciptaan musik,
b. melakukan studi pustaka
c. Melakukan pengamatan dan observasi terhadap objek yang dimaksud,
melakukan wawancara, melakukan pendokumentasian objek yang diamati
sebagai sumber penciptaan musik.
2. Proses penciptaan komposisi.
Dalam hal ini pengkarya melakukan beberapa hal antara lain
a. Merancang konsep dasar ide penciptaan musik.
b. Pemilihan idiom bunyi (ritem, timbre atau warna bunyi)
c. Mengkomposisi idiom bunyi (bentuk melodi, harmoni dan ritem)
d. Pemilihan Instrumentasi dan pemilihan pemain pendukung.
e. Menentukan jadwal proses latihan dan melakukan proses latihan bersama
seluruh pendukung
28
28
f. Menganalisa hasil latihan komposisi musik terhadap kekurangan dan
kesalahan yang terjadi.
g. Melakukan bimbingan dan diskusi untuk memperoleh masukan
h. Melakukan revisi dan memperbaiki terhadap berbagai kesalahan dan
kekurangan bentuk isi komposisi musik berdasarkan hasil bimbingan dan
analisa komposisi musik
i. Menetapkan komposisi musik yang sudah final tanpa adanya perubahan
bentuk isi komposisi musik.
3. Merancang dan menetapkan waktu pertunjukan komposisi musik dan
mempertanggung jawabkan secara akademis
a. Mempersiapkan dan menjadwalkan Pertunjukan komposisi musik
b. Mempersiapkan panggung pertunjukan komposisi musik yang
representatif
c. Melakukan pertunjukan komposisi musik sesuai konsep penciptaan
d. Mempertanggung jawabkan komposisi musik secara akademis
29
29
Tabel 1:
Kerangka Berfikir Penciptaan Komposisi Musik Tambang
Penciptaan Komposisi Musik Tambang
(Sampan)
Tahap
Pra penciptaan komposisi musik
Tahap
proses penciptaan komposisi musik
Tahap
Pertunjukan dan pertangung jawaban komposisi musik secara
akademis
- Perencanaan - Studi pustaka - Observasi - Wawancara - Pendokumtasia
n budaya sampan
- Pemilihan idiom bunyi - Mengkomposisi idiom
bunyi - Instrumentasi dan
Pemilihan pemain - Proses latihan - Menganalisa hasil latihan - Bimbingan dan diskusi - Revisi dan perbaikan
komposisi - Menetapkan komposisi
final
- Memeprsiapkan dan menjadwalkan pertunjukan komposisi
- Mempersiapkan panggung pertunjukan
- Mempertunjukan komposisi musik
- Mempertanggung jawabkan komposisi musik secara akdemis
30
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN TAMBANG DALAM KEBUDAYAAN
MASYARAKAT PANGKALAN BERANDAN
Pada Bab II ini, dideskripsikan kegiatan tambang (sampan) dalam
kebudayaan masyarakat Pengkalan Berandan. Namun demikian, untuk lebih
dapat melihat lebih luas perspektif kkebudayaan masyarakatnya diuari lebih
dahulu Langkat sebagai sebuah wilayah kebudayaan dan administratif.
2.1 Kabupaten Langkat
Kabupaten Langkat adalah sebuah kabupaten yang terletak di Sumatera
Utara, Indonesia. Ibu kotanya berada di Stabat. Kabupaten Langkat terdiri dari
23 Kecamatan dengan luas 6.272 km² dan berpenduduk sejumlah 902.986 jiwa
(2000).
Nama Langkat diambil dari nama Kesultanan Langkat yang dulu
pernah ada di tempat yang kini merupakan kota kecil bernama Tanjung Pura,
sekitar 20 km dari Stabat. Mantan wakil presiden Adam Malik pernah
menuntut ilmu di sini.
Pada masa Pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus
keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang
disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry
Agesten. Residen mempunyai wewenang mendampingi Sultan Langkat di
bidang orang-orang asing saja sedangkan bagi orang-orang asli (pribumi/
bumiputera) berada di tangan pemerintahan kesultanan Langkat. Kesultanan
Langkat berturut-turut dijabat oleh raja-raja sebagai berikut.
1. Sultan Haji Musa Almahadamsyah 1865-1892
31
31
2. Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul Jalik Rakhmatsyah 1893-1927
3. Sultan Mahmud 1927-1945/46.
Di bawah pemerintahan Kesultanan dan Assisten Residen struktur
pemerintahan disebut LUHAK dan di bawah luhak disebut Kejuruan (Raja
kecil) dan Distrik, secara berjenjang disebut Penghulu Balai (Raja Kecil Karo)
yang berada di desa. Pemerintahan Luhak dipimpin seorang Pangeran,
Pemerintahan Kejuruan dipimpin seorang Datuk, Pemerintahan Distrik
dipimpin seorang kepala Distrik, dan untuk jabatan kepala kejuruan/Datuk
harus dipegang oleh penduduk asli yang pernah menjadi raja di daerahnya.
2.2 Pangkalan Brandan
Pangkalan Brandan adalah ibukota Kecamatan Babalan, Kecamatan
Sei. Lepan, Kecamatan Brandan Barat, dan Kecamatan Brandan Timur,
Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Terletak di pesisir pantai timur pulau
Sumatera, sekitar 60 km di sebelah utara Kota Binjai. Kelurahan ini terletak
strategis karena dilalui oleh Jalan Raya Lintas Sumatera dan merupakan pintu
gerbang provinsi Sumatera Utara relatif dari Aceh.
Pangkalan Brandan terkenal karena merupakan salah satu ladang
minyak tertua di Indonesia dan telah dieksplorasi sejak zaman Hindia Belanda.
1883 - Konsesi pertama eksploitasi minyak bumi diberikan oleh Sultan
Langkat kepada Aeilko J. Zijlker, tepatnya di daerah Telagasaid.
1885 - Produksi pertama minyak bumi dari perut bumi Pangkalan Brandan.
1892 - Kilang minyak Royal Dutch yang menjalankan usaha eksplotasi mulai
melakukan produksi massal.
1947 - Tanggal 13 Agustus, peristiwa Brandan Bumi Hangus sebagai salah satu
32
32
strategi pejuang sebagai bentuk perlawanan terhadap agresi Belanda.
Sekarang ini, ada 5 Unit Operasi Daerah Produksi di bawah Pertamina, Unit I
yang membawahi daerah Aceh dan Sumatera Utara berkantor pusat di
Pangkalan Brandan.
Luhak Langkat Hulu, berkedudukan di Binjai dipimpin oleh T.Pangeran
Adil. Wilayah ini terdiri dari 3 Kejuruan dan 2 Distrik yaitu:
(1) Kejuruan Selesai,
(2) Kejuruan Bahorok,
(3) Kejuruan Sei Bingai,
(4) Distrik Kwala,
(5) Distrik Salapian,
(6) Luhak Langkat Hilir.
Berkedudukan di Tanjung Pura dipimpin oleh Pangeran Tengku Jambak/ T.
Pangeran Ahmad. Wilayah ini mempunyai 2 kejuruan dan 4 distrik yaitu:
(1) Kejuruan Stabat,
(2) Kejuruan Bingei,
(3) Distrik Secanggang,
(4) Distrik Padang Tualang,
(5) Distrik Cempa,
(6) Distrik Pantai Cermin,
(7) Luhak Teluk Haru
Wilayah ini terdiri dari satu kejuruan dan dua distrik. Kejuruan Besitang
meliputi Langkat Tamiang dan Salahaji. Adapula Distrik Pulau Kampai, dan
Distrik Sei Lepan.
33
33
2.2.1 Pangkalan Berandan di Masa Kemerdekaan
Awal 1942, kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda beralih ke
Pemerintahan jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan,
hanya sebutan Keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin oleh
Syucokan. Afdeling diganti dengan Bunsyu dipimpin oleh Bunsyuco
Kekuasaan Jepang ini berakhir pada saat kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan pada tanggal 17-08-1945.
Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera dipimpin oleh
seorang Gubernur yaitu Mr.T.M.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap
dengan status keresidenan dengan asisten residennya atau kepala
pemerintahannya dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti
oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati.
Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan
Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera Timur
(NST) yang berkedudukan di Binjai dengan kepala Pemerintahannya Wan
Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di
Pangkalan Berandan, dipimpin oleh Tengku Ubaidulah.Berdasarkan PP No.7
Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom
yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan kepala daerahnya
(Bupati) Netap Bukit.Mengingat luas Kabupaten Langkat, maka Kabupaten
Langkat dibagi menjadi 3 (tiga) kewedanan yaitu:
1. Kewedanan Langkat Hulu berkedudukan di Binjai,
2. Kewedanan Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura,
34
34
3. Kewedanan Teluk Haru berkedudukan di Pangkalan Berandan.
Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas
administrasi pemerintahan langsung di bawah Bupati serta Assiten Wedana
(Camat) sebagai perangkat akhir.Pada tahun 1965-1966 jabatan Bupati Kdh.
Tingkat II Langkat dipegang oleh seorang Caretaker (Pak Wongso) dan
selanjutnya oleh Sutikno yang pada waktu itu sebagai Dan Dim 0202 Langkat.
Dan secara berturut-turut jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dijabat oleh:
1. T. Ismail Aswhin 1967 – 1974
2. HM. Iscad Idris 1974 – 1979
3. R. Mulyadi 1979 – 1984
4. H. Marzuki Erman 1984 – 1989
5. H. Zulfirman Siregar 1989 – 1994
6. Drs. H. Zulkifli Harahap 1994 – 1998
7. H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH 3-9-1998 s/d 20-2-1999
8. H. Syamsul Arifin, SE 1999-2009
9. Ngogesa Sitepu : 2009 s/d sekarang
2.2.2 Penduduk
Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk tahun 2000, penduduk
Kabupaten Langkat berjumlah 902.986 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk 1,14 persen pada periode 1990-2000 dan kepadatan penduduk
sebesar 144,17 jiwa per km2. sedangkan tahun 1990 adalah sebesar 1,07
persen.Untuk tahun 2008, berdasarkan hasil proyeksi penduduk Kabupaten
Langkat bertambah menjadi 1.042.523 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk 1,80 untuk periode 2005-2010.
35
35
Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Stabat yaitu
sebanyak 83.223 jiwa sedangkan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan
Pematang Jaya sebesar 14.779 jiwa. Kecamatan Stabat merupakan kecamatan
yang paling padat penduduknya dengan kepadatan 918 jiwa per km2 dan
Kecamatan Batang Serangan merupakan kecamatan dengan kepadatan
penduduk terkecil yaitu sebesar 42 jiwa per km2.
Jumlah penduduk Kabupaten Langkat per jenis kelamin lebih banyak
laki-laki dibandingkan penduduk perempuan. Pada tahun 2008 jumlah
penduduk laki-laki sebesar 521.484 jiwa, sedangkan penduduk perempuan
sebanyak 521.039 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 100,09 persen.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2000, penduduk Kabupaten
Langkat mayoritas bersuku bangsa Melayu (70,87 persen), diikuti dengan suku
Jawa (9,93 persen), Karo (7,22 persen), Tapanuli/ Toba (2 persen), Madina (2
persen) dan lainnya (5,94 persen). Sedangkan agama yang dianut penduduk
Kabupaten Langkat mayoritas agama Islam (90,00 persen), Kristen 7,56
persen), Katolik (1,06 persen), Budha (0,95 persen) dan lainnya (0,34 persen).
36
BAB III
DESKRIPSI PROSES PENCIPTAAN KARYA MUSIK
3.1 Proses Penciptaan Komposisi Musik
Pada bagian ini dideskripsikan bagaimana proses penciptaan musik
secara runtut dan teratur dari mulai penemuan ide dan gagasan, pelacakan dan
pemilihan idiom bunyi, mengkomposisi bunyi, tahap instrumentasi dan
pemilihan pemain.
3.1.1 Ide dan gagasan komposisi musik
Berangkat dari sebuah pengamatan akan sebuah objek (tambang/
sampan) sebagai salah satu media transportasi di pesisir Asahan, yang semakin
lama diamati dan berulang-ulang kemudian merangsang komposer untuk
berfikir dan menafsirkan suatu gagasan dengan meminang-minangnya lewat
sebuah renungan, angan-angan dan imajinasi. Objek yang diamati lambat laun
diapresiasi sebagai sesuatu yang baru, Fakta dan realitas tak lagi dalam posisi
seteril, netral dan bebas nilai, melainkan telah menemukan pemaknaan dan
nilai yang baru. Sebuah tafsir yang akan disampaikan dengan imajinasi dan
keinginan untuk mewujudkan nilai baru dari sebuah peristiwa sosial budaya
yang bernama“Tambang” atau “Sampan”pada masyarakat Melayu dipesisir
Pangkalan Beradan tersebut dalam suatu pernyataan ekpresi musikal yang akan
dikomunikasikan kepada orang lain.
Dengan kata lain sebuah fenomena sosial budaya yang ditafsir ulang
melalui gagasan musikal sesuai dengan stok penegetahuan yang dimiliki
komposer untuk mewujudkan nilai dan pemaknaan baru melalui suatu
37
37
pernyataan ekpresi musikal dengan mendayagunakan fakta-fakta budaya yang
teramati.Hal ini juga merujuk atas pendapat Panji Suroso (2008) yang
menjelaskan bahwa keinginan untuk mewujudkan gagasan musikal merupakan
suatu wilayah proses ulang-alik antara pengamatan suatau objek budaya yang
ditafsir berdasarkan stock pengetahuan dan gagasan isi musikal yang
menyangkut masalah medium musikal dan sumber bunyi-bunyian sebagai alat
ungkapnya.
Ide yang bersifat musikal ini digarap dalam bentuk komposisi musik
dengan judul “Tambang”. Pada dasarnya komposisi musik ini untuk
mengambarkan budaya mendayung tambang (sampan) sebagai salah satu core
kehidupan budaya masyarakat pesisir di Pangkalan Berandan yang sudah
diwariskan oleh pendahulu mereka secara turun temurun. Kompsisi musik ini
mengangkat sifat-sifat musikal yang paling pundamental sebagai acuan materi
bunyi. Sifat musik yang paling mendasar tersebut adalah bebunyian dan ritem
dalam resam Melayu. Budaya bebunyianresam Melayu ini di olah menjadi
sebuah ruang bunyi yang dipersembahkan untuk siapa saja yang ingin
mendengar atau menikmatinya. Dalam hal ini idiom bunyi dalam resam
Melayu tersebut antara lain adalah dengan Mengolah ritem senandung dan
zapin sebagai dasar pola-pola ritem komposisi musik. Melodi di olah dengan
mendayagunakan pola-pola lagu foklore Melayu Langkat dan modus molodi
arabes . Akord iringan dalam komposisi dengan pendekatan musik barat.
3.1.2 Tahap pelacakan dan pemilihan idiom bunyi
Pada tahap ini pengkarya melakukan beberapa langkah kegiatan antara
38
38
lain:
a. Melakukan observasi menelusuri kegitan budaya Tambang guna
memperoleh informasi yang dibutuhkan menyangkut perolehan data
idiom bunyi yang tersedia dilapangan observasi.
b. Melakukan perekaman audio visual terhadap seluruh aktifitas
keseharian budaya mendayung Tambang
c. Menyimpan hasil rekaman kedalam file komputer
d. Menyeleksi hasil rekaman terhadap aktifitas mendayung sampan untuk
dipilih sebagai modal inspirasi kekaryaan musik.
e. Mengorganisir hasil seleksi rekaman bebunyian aktifitas mendayung
Tambang sebagai modal inspirasi kedalam file komputer musik.
3.1.3 Tahap mengkomposisi bunyi
Pada tahap ini pengkarya melakukan beberapa aktifitas yang
berhubungan dengan mengkomposisi sebuah karya musik
a. Merancang struktur bentuk komposisi musik menjadi beberapa bagian
yang dapat mewakili gambaran tentang fenomena budaya sampan
dalam bentuk kompsisi musik, dan hal tersebut didasarkan atas
perolehan data-data lapangan tentang aktifitas sampan pada masyarakat
Melayu di wilayah Pangkalan Berandan.
b. Merancang beberapa model ritem pada bagian atau pada tiap-tiap prase
komposisi musik dengan mengadobsi ritem-ritem budaya musik
Melayu sebagai dasar pembentukan komposisi musik (senandung,
zapin)
39
39
c. Merancang dan menciptakan bentuk dasar melodi dan akrod iringan
pada tiap-tiap bagian atau prase komposisi musik yang ditafsir
berdasarkan pola-pola kebudayaan yang hadir ketika berlangsungnya
aktifitas budaya sampan pada masyarakat Melayu di Pangkalan
Berandan. Adapun yang menjadi modal dalam pembentukan melodi
adalah dengan resam Melayu.
d. Mengembangkan bentuk ritem dasar menjadi lebih variatif sehingga
dapat mewakili gambaran aktifitas yang ada pada budaya sampan.
e. Mengembangkan bentuk melodi dan harmoni dasar menjadi bentuk-
bentuk yang lebih sempurna dan dapat mewakili dalam menerjemahkan
resam budaya Melayu pada aktifitas transportasi Tambang.
f. Melakukan finising atau menetapkan bentuk utuh komposisi musik
tanpa adanya revisi dan melakukan finalisasi karya musik yang siap
untuk dipertunjukan dan dipertanggungjawabkan
3.1.4 Tahap instrumentasi dan pemilihan pemain
Pada tahap ini pengkarya melakukan beberapa kegiatan antara lain:
a. Menganalisis kebutuhan bunyi musikal yang dibutuhkan dalam
komposisi musik
b. Memilih instrumen musik yang dapat mensuport kebutuhan bunyi
musikal
c. Menentukan dan mengundang pemain musik yang butuhkan dan
memiliki kemampuan tehnik bermain musik yang baik
d. Melakukan revisi atas kekurangan atau kekeliruan yang terjadi dalam
penggunaan instrumen musik
40
40
e. Melakukan penggantian pengurangan ataupun penambahan pemain
atas ketidak sesuaian yang terjadi dalam memenuhi kebutuhan
komposis musik.
f. Memfinalisasi penggunaan instrumen dan pemain musik yang
dibutuhkan dalam komposisi musik.
Adapun instrumen musik yang digunakan adalah
1 Kelompok instrumen perkusi
- Gendang pak pung, 2 unit
- Marwas, 4 unit
- Floor drum, 5 unit
- Simbal, 2 unit.
1. Kelompok instrumen tiup
- Saleot, 1 unit
- Saluang, 1 unit
- Digirido, 1 unit.
2. Kelompok instrumen musik petik
- Gambus, 1 unit
3. Kelompok Voice
- Vocal (senandung), 1 orang
- Pembaca puisi, 1 orang
4. Kelompok String
- Biola elektrik, 1 unit
- Violin, 2 unit
- Viola, 2 unit
41
41
- Cello, 1 unit
3.2 Proses Latihan dan Pembimbingan
3.2.1 Proses latihan
Pada tahap ini pengkarya memulainya dengan menyusun jadwal latihan
yang disesuaikan dengan kesepakatan waktu yang direncanakan. Dalam proses
latihan dibagi menjadi dua kelompok waktu berdasarkan pengelompokan
instrumen yaitu kelompok perkusi dan kelompok string.
Kelompok perkusi dijadwalkan proses latihan berlangsung pada hari
Senin, Rabu dan hari Jumat. Sedangkan kelompok string dilakukan pada hari
Selasa dan hari Kamis. Proses ini dijadwalkan berjalan selama tiga bulan. Pada
bulan pertama dan bulan kedua latihan dilakukan berdasarkan kelompok
instrumenya dan bulan kedua dilakukan latihan gabungan memadukan bagian-
bagian dari isi komposisi musik secar keseluruhan.Selam proses latihan
berlangsung juga dilakukan diskusi dengan pemain untuk lebih memperoleh
pemahaman isi komposisi baik tehnis, isi, ekspresi musik dan hal-hal lainnya
untuk memperoleh hasil yang lebih sempurna.
3.2.2 Proses pembimbingan
Karya musik ini dibimbing oleh dua orang pembimbing yang telah
ditunjuk oleh Ketua Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Proses pembimbingannya
dibagi dalam dua hal, yaitu pembimbingan secara tehnik penciptaan musik dan
pembimbingan tehnik penulisan laporan karya musik. Pada prosesnya telah
dilakukan beberapa kali diskusi dan pembimbingan yang berjalan dengan baik,
42
42
proses pembimbingan tehnik penciptaan musik dilakukan secara intens dari
awal perencanaan hingga akhir proses penciptaan musik. pembimbing juga
melakukan pengamatan dan kritik atas hal-hal tehnis yang dikerjakan oleh
pengkarya musik. Sedangkan pembimbingan tehnik penulisan laporan karya
musik berjalan secara intens dengan melakukan diskusi, kritik dan pemberian
masukan atas hal hal yang dapat membangun kesempurnaan laporan karya
musik.
3.3 Hambatan dan Solusi
3.3.1 Hambatan
Dalam proses pengkaryaan musik ini di alami dan dirasakan adanya
beberapa hambatan yang setidaknya cukup menguras tenaga dan pemikiran
pengkarya. Hambatan-hambatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
a. Sulitnya mencari pemain yang memiliki kemampuan tehnik bermain musik
secara baik dan profesional yang dapat diajak bekerjasama dalam
menerjemahkan ide-ide musikal, baik yang telah dituliskan maupun yang
hanya disampaikan secara lisan.
b. Kesulitan dalam mengumpulkan pemain secara keseluruhan untuk dapat
berlatih bersama dalam jadwal latihan yang telah ditentukan oleh komposer
c. Kesulitan dalam menyediakan sumberdaya instrumen musik yang dapat
mewakili sumber-sumber idiom bunyi yang akan digunakan.
d. Sulitnya menentukan tempat latihan yang representatif.
e. Kesulitan dalam mengatur dan mengorganisir seluruh pekerjaan yang
berhubungan dengan proses pengkaryaan musik
43
43
3.3.2 Solusi
Atas dasar hambatan-hambatan tersebut, maka dengan ini pengkarya
melakukan beberapa langkah sebagai sebuah solusi untuk mengatasinya,
beberapa solusi yang dilakukan antara lain adalah:
a. Mencari dan memilih pemain yang memiliki kemapuan tehnik bermain
yang baik melalui bantuan dan informasi dari kolega terpercaya
b. Menjadwalkan latihan secara terpisah berdasarkan bagian-perbagian atau
berdasarkan instrument section.
c. Menyiasati dengan mengganti beberapa instrumen yang tidak tersedia
dengan instrumen yang dapat mendekati dalam menghasilkan idiom
bebunyian dimaksud.
d. Melakukan pendekatan secara personal dengan memohon peminjaman
ruang studio musik kedap suara pada kolega (kepala laboratorium
pendidikan Musik Unimed)
e. Membentuk tim kerja dengan melibatkan jaringan alumni seni musik
unimed dan mahasiswa unimed.
3.4. Deskripsi bentuk komposisi musik
Bentuk komposis musik Tambang terdiri dari introduksi dantiga bagian
komposisi sebagai batang tubuh komposisi musik utuh. Tiap-tiap bagian
komposisi musik dibagi dalam beberapa motif dan prase yang diuraikan sebagi
berikut:
1. Introduction
Berdurasi 2 menit, dan terdapat visual effect menggunakan sketsa pada
media OHP. Menafsirkan sebagai gambaran peristiwa menghantar
44
44
dimensi pasca subuh yang menggambarkan kegiatan kelompok
masyarakat penarik tambang dari mulai bangun tidur dengan perilaku
tersungut-sungut menghilangkan kantuk di pagi hari dan berupaya
menjemput harapan melalui doa sebagai awal kegiatan para penarik
tambang. Notasi terlampir.
2. Bagian pertama (dimensi waktu pagi hari)
Pada bagian ini dimaksudkan untuk mengilustrasikan keadaan alam
budaya dan perilaku para pelaku tambang di pagi hari sebagai awal
dimulainya kegiatan keseharian. Pada masa ini mereka mulai menjemput
asa dengan mempersiapkan segala keperluan kegiatan mendayung
tambang (sampan). Dari mulai keluar rumah menuju tangkahan dengan
rasa kantuk yang masih menyertai langkah mereka kemudian diubah
menjadi rasa semangat sebagai modal untuk menjemput rezekinya.
Sesampainya di tangkahan, kegiatan keseharian mereka sebagai petugas
yang mengoprasionalkan transportasi penyeberangan untuk masyarakat
sekitarnyapun mulai berjalan. Kesibukan lalu lalang penyeberangan
berjalan dengan harmonis diantara mereka dengan kondisi laut yang
kadang tidak menentu.
Bentuk musikal pada prase pertama terdiri dari 3 bentuk yaitu :
1. Bentuk A, menggambarkan tentang langkah dan doa yang
disampaikan kepada Tuhan sebagai motivasi awal untuk menjemput
rezeki. Menit ke-2 sampai menit ke-4.
2. Bentuk B, menggambarkan kekhawatiran dalam perolehan rezeki
yang belum tentu dapat diraih. Menit ke-5 sampai menit ke-8.
45
45
3. Bagian C, menggambarkan harapan perolehan kebahagiaan atas
rezeki yang akan diraih sebagai puncak dari kegiatan tambang.Menit
ke-9 sampai menit ke-12.
Bentuk komposisi musik pada bagian ini adalah kwartet string.Gagasan
musikal yang dituangkan adalah dengan mengadopsi pola ritem
senandung, sistem harmoni diciptakan dengan melakukan pendekatan
musik Barat. Tehnik-tehnik yang digunakan dalam kwartet string adalah
tehnik pizzicato, glisando, aksentuasi, legato, vibrato, dan dengan
penggunaan long note(not panjang). Tempo pada bagian ini dipilih tempo
lento (tersungut-sungut/ seperti gerak orang mengantuk).Motif melodi
yang diciptakan dengan mengadobsi motif lagu-lagu folklore Melayu
(resam Melayu) dan menggunakan modus arabes (nahwan, bayati, saba).
Ekspresi musikal menggunakan ritardando, kresendo, grand, piano,
ekpresi musikal dimaksud untuk menambah efek rasa dalam penghayatan
suasana budaya yang disampaikan melalui ide musikal.
3. Bagian kedua (dimensi waktu siang hari)
Pada bagian ini ingin mengilustrasikan suasana kondisi disiang hari yang
berbeda dengan suasana aktifitas kesibukan pagi hari para pendayung
tambang. Dimana pada masa ini para pendayung tambang lebih banyak
memilih aktifitas di kedai kopi, sekedar bercengkrama antara sesama
pendayung tambang sembari mengamati kondisi arus laut yang kadang
kala kurang bersahabat, dan aktifitas menunggu para pengguna jasa
penyeberangan yang ingin menggunakan tambang mereka untuk
menyeberang.
46
46
Pada waktu siang hari biasanya arus laut terasa sulit untuk mereka lalui,
karena arusnya deras dan tambang terasa berat untuk dikayuh. Namun
demikian, bagi mereka itu adalah salah satu bagian yang harus mereka
jalani walau tambang terasa berat untuk dikayuh. Hal ini sudah
menjadirutinitas yang mereka hadapi sebagai bagian dari tanggung jawab
mereka dalam menjalankan tugas menyeberangkan orang-orang yang
mau berangkat pergi dan pulang.
Bagian dua terdiri dari 3 bentuk struktur, sebagai berikut:
1. Bentuk A, menggambarkan tentang suasana laut dengan kondisi arus
yang mulai pasang, dan ombak mulai meninggi, para pendayung
tambang lebih memilih menikmati suasana dermaga menanti
jarangnya pengguna tambang untuk menyeberang. Menit ke-13
sampai menit ke-20.
2. Bentuk B, menggambarkan suasana saling bercengkrama di antara
sesama pendayung tambang di kedai kopi sambil menanti para
penumpang yang ingin menyeberang. Pada bagian ini juga
digambarkan kondisi pertarungan antara tambang tradisional dengan
tambang kekinian. Menit ke-21 sampai menit ke-33.
3. Bentuk C, menggambarkan penyampaian keinginan kelompok
pendayung tambang yang ingin mempertahankan budaya tambang
tradisional sebagai peninggalan leluhur mereka tidak tergusur oleh
kapal modern yang dilengkapi dengan mesin. Hal ini juga diperkuat
dengan menyenandungkan nyanyian folklore ber-resam Melayu.
Menit ke-34 sampai menit ke-43.
47
47
Secara teknikal, bentuk ke dua dalam komposisi ini, komposer cenderung
menggunakan dominasi instrumen Perkusi dalam menggambarkan
seluruh aktifitas pendayung sampan dan situasi dinamika arus laut yang
mereka hadapi serta dinamika perseteruan antara keberadaan tambang
tradisional dengan kapal modern. Rentak perkusi dikomposisikan dengan
menggunakan teknik Rampak dan Interlocking, menggunakan pola irama
¾dan mengadobsi pola irama ritem joget, senandung, dan pola-pola
unisono. Komponis juga menggunakan teknik sambung rapat untuk
mengantisipasi kekurangan-kekurangan yang bisa saja terjadi pada
komposisi ini. Perkusi diiringi oleh bebunyian yang bersifat low
frekwensi dengan meminjam instrumen digiridodan berbagai aksesoris
perkusi seperti maracas, shacker, tamborin, water bamboo.Dalam
menguatkan nuansa kehadiran resam Melayu Langkat, komposer
meminjam potongan lagu Patam-patam yang bukan karya orisinal
komposer.
4. Bagian ketiga (dimensi waktu sore hari)
Pada bagian ini, komposer mengilustrasikan situasi rasa para pendayung
tambang yang mulai ingin kembali keperaduan, menghantarkan
perolehan rezeki dengan rasa penuh haru syukur membawa segudang
pengalaman keseharian mereka dalam menghadapi stuasi sosial dan
menghadapi alam budaya melaut diatas tambang. Tambang sebagai
sebuah bahtera kehidupan yang penuh dengan nilai-nilai kearifan para
leluhur mereka. Segudang cerita terbawa laku mereka bersama keringat
48
48
yang mengering dihembus bayu. Rasa terbayar letih bukan karena
banyaknya rupiah yang dihasilkan, tetapi karena senangnya hati masih
dapat menjalani peninggalan budaya leluhur yang menjadi tanggung
jawabnya sebagai seorang Melayu yang menjaga Melayunya agar tidak
hilang tergerus zaman.
Bagian ke tiga ini terdiri dari 3 bentuk
1. Bentuk A, menggambarkan kondisi alam dan situasi kesibukan lalu
lalang arus transportasi laut di sekitar Pesisir Pangkalan Berandan
sebagai situasi penutup di sore hari. Menit ke-44 sampai menit ke-50.
2. Bentuk B, menggambarkan kondisi para pendayung tambang yang
mulai mempersiapkan diri untuk menyelesaikan kegiatannya, tersirat
perilaku terburu-buru untuk segera menyelesaikan tugasnya sebagai
pendayung tambang dengan rasa semangat yang tinggi dan tetap
penuh keceriaan. Menit ke-51 dampai menit ke-57.
3. Bentuk C, menggambarkan sikap persiapan akhir menutup kegiatan
mendayung tambang dengan penuh semangat dan rasa syukur serta
tetap memelihara motivasi yang tinggi dalam menjalankan tugasnya
di esok hari yang penuh pengharapan. Menit ke-58 sampai menit ke
64.
Secara teknikal, pada bagian ini,ditransformasikan pengabungan kwartet
string dengan ansambel perkusi. Kwartet string dan perkusi secara
keseluruhan mengadopsi pola ritem zapin, mengunakan modus melodi
arabes dengan tehnik glisando, morten, aksen, vibrato dan unisono dalam
menciptakan resam Melayu sebagai rasa mahakarya yang telah
49
49
ditinggalkan sebagai warisan budaya Melayu. Untuk menguatkan
ilustrasi musikalnya juga dibantu dengan mengunakan konsep intermedia
menghadirkan puisi yang termotivasi dari karya Amir Hamzah, sastrawan
kebanggan Langkat. Pada bagian ini, komposer meminjam potongan lagu
folklore Srilangkat sebagai penghantar suasana alam sosial budaya Melau
Langkat.
49
BAB IV
PEMENTASAN KARYA MUSIK
4.1 Sinopsis
Komposisi musik ini berangkat dari sebuah pengamatan akan sebuah
objek (tambang/sampan) sebagai salah satu media transportasi di pesisir
pangkalan berandan. Tambang dimaknai sebagai sebuah penghubung, dalam
artian yang lebih kongkrit tambang adalah media transportasi yang digunakan
dalam menghubungkan antara pulau yang satu kepulau yang lain.
Fenomena sosial budaya yang semakin lama diamati dan berulang-ulang
kemudian merangsang komposer untuk berfikir dan menafsirkan ulang atas apa
yang diamatinya.Lewat sebuah renungan, angan-angan dan imajinasi objek yang
diamati lambat laun diapresiasi sebagai sesuatu yang baru, Fakta dan realitas tak
lagi dalam posisi seteril, netral dan akhirnya bebas nilai, objek telah menemukan
pemaknaan dan nilai yang baru dari sebuah penafsiran.
Sebuah tafsir yang akan disampaikan untuk mewujudkan nilai baru dari
sebuah realitas sosial yaitu tambang atau sampan pada masyarakat Melayu di
Pangkalan Beradan di tafsir ulang melalui ekpresi musikal yang akan
dikomunikasikan kepada orang lain.Ide yang bersifat musikal ini digarap dalam
bentuk komposisi musik untuk mengilustrasikan budaya mendayung sampan
sebagai salah satu core kehidupan budaya masyarakat pesisir di Pangkalan
Berandan yang sudah diwariskan oleh pendahulu mereka secara turun temurun.
Kompsisi musik ini mengangkat sifat-sifat musikal yang paling pundamental
sebagai acuan materi bunyi.
Sifat musikal yang paling mendasar dalam mengolah bebunyian dan ritem
diadobsi dari resam budaya Melayu. Budaya bebunyianresam Melayu ini di olah
50
50
menjadi sebuah ruang dimensi bunyi yang ingin dipersembahkan untuk siapa saja
yang ingin mendengar atau menikmatinya. Dalam hal ini idiom bunyi dalam
resam Melayu diolah dengan mengadobsi ritem senandung dan zapin sebagai
dasar pola-pola ritem komposisi musik. Melodi diciptakan dengan
mendayagunakan pola-pola lagu foklore Melayu Langkat dengan menggunakan
modus molodi arabes. Akord iringan komposisi dengan pendekatan musik barat.
4.2 Deskripsi Lokasi
Penyelengaran tugas akhir ini akan dipergelarkan di Taman Budaya
Sumatera Utara (TBSU) Medan dengan mengambil ruang tertutup
(gedung).tempat tersebut merupakan kantong kesenian sebagia tempat proses
kreativitas seniman baik tradisi dan non tradisi. Ujian akan diselenggarakan pada
tanggal 04 Agustus 2018, pukul 19.30 Wib sampai selesai.
4.3 Penataan Panggung
Penataan pentas memakai sistem diatas panggung. Intrumen pendukung
karya diletakkan dan diatur sebagaimana gambar berikut.
Gambar-1 Penataan panggung
51
51
4.4 Durasi Karya.
Durasi komposisi musik Tambang akan diselenggarakan selama 60 menit.
Merupakan rangkaian komposisi yang saling terkait dalam pergelararan komposisi
ini tidak ada jeda, menit pertama sampai akhir saling menyambung namun akan
dapat dibedakan dari bagian dan subbagian masing-masing komposisi.
Komposisi ini terdiri dari tiga bagian yang masing-masing memiliki durasi
yang berbeda, sehingga dari keseluruhan karya bedurasi 60 menit.
4.5 Susunan Acara
Susunan acara dalam pergelaran ini dimulai dari pembukaan yang
dibawakan oleh pembawa acara, kemudian pembacaan sinopsis dan pergelaran
karya. Sinopsis akan dibacakan hanya setelah pembukaan pergelaran karya.
Pergelaran ini dipersembahkan kepada seluruh kalangan masyarakat untuk
mendengar dan menyaksikan.
4.6 Pendukung Karya
Komposisi Tambang melibatkan beberapa pendukung antara lain
- Group Gendang KampungUnimed sebanyak 12 orang.
1. Rahmat riswan aidil syahputra siregar
2. Muhammad malik
3. Edi ramadhan marbun
4. Ijtihad siregar
5. Julhansyah
6. Muhammad firza safitra
7. Abdul alfatih sianturi
52
52
8. Arif rahman
9. Rigfa sandi
10. Bram fatra gumilang
11. Ilham maulana
12. Ferdi anwar
- Group string Ansambel Kologium Musikum Unimed sebanyak 5 orang
1. Dana
2. Tari
3. Maulida
4. Imanuel
- Tim tekhnis peralatan karya musik Tambang
1. Ridho Sudrajat
2. Salman
3. Idris.
- Tim tekhnis artistik
1. Hendrik Batubara
2. Aseng
3. Boli.
- Tim tekhnis soundenginering
1. Sober. M. Lumban toruan
2. Nanang Subekti
3. Randyan Pradana
53
53
4. Dominggus Fernandes.
- Tim tekhnis lightingman
1. Gunarto Marbun
2. Ojak Manalu
3. Bastian Tambunan
54
54
BAB V
PENUTUP
Sebagai penutup, pada bagian ini dideskripsikan kesimpulan dari seluruh
pembahasan dan penjabaran secara teknis, karya musik yang berjudul Tambang.
Berangkat dari sebuah ide dan gagasan atas pengamatan terhadap salah satu
peristiwa sosial budaya yaitu “tambang” melalui serangkaian kegiatan ilmiah
bertujuan untuk menafsir ulang fenomena tersebut dalam sebuah perlakuan
musikal yang akan dikomunikasikan melalui pengorganisasian unsur-unsur
bebunyian yang berakar atas unsur resam budaya Melayu. Metode pengkaryaan
yang penulis lakukan dalam hal ini adalah melaksanakan beberapa tahapan
sepertipelaksanaan observasi dan pengamatan prilaku budaya tambang,
melakukan wawancara, melakukan perekaman data audio visual budaya tambang.
Pengkarya musik bertindak sebagai pengamat yang terlibat langsung dalam
beberapa aktifitas sosial budaya. Data-data lapangan kemudian diolah di
laboratorium musik dengan menyeleksi data dan mengorganisasikan data yang
bersifat ilmu pengkaryaan musik, dalam konteks lintas disiplin ilmu pengkajian
dan penciptaan seni. Untuk mengkaji persoalan dalam pengkaryaan seni musik
pada karya ini digunakan teori yang dianggap relepan dalam membantu mengupas
masalah yang ada seperti menggunakan teori teori bunyi, teori orkestrasi. Teori
instrumentasi, teori etnosain Melayu termasuk menggunakan berbagai rujukan
pembicaraan terhadap karya seni musik terdahulu.
Hasil yang diperoleh dalam penciptaan karya seni musik ini adalah:
menafsir ulang fenomena sosial budaya mendayung Tambang (sampan) pada
masyarakat di pesisir Pagkalan Berandan dalam bentuk perbuatan karya musik
54
55
55
yang utuh berjudul Tambang. Bentuk komposisi musik tambang dibagi dalam tiga
bagian utama yaitu dengan menafsirkan berbagai pola kegiatan yang dirangkum
berdasarkan dimensi waktu berjalan sesuai kodrat alamnya yaitu yaitu: 1) bentuk
musik yang mengiterpretasikan bentuk aktifitas pada dimensi waktu pagi hari, 2)
bentuk aktifitas siang hari, 3) bentuk aktifitas dimensi sore hari.
Introduction
Menafsirkan sebagai gambaran peristiwa menghantar dimensi pasca subuh
yang menggambarkan kegiatan kelompok masyarakat penarik tambang dari
mulai bangun tidur dengan perilaku tersungut-sungut menghilangkan kantuk
di pagi hari dan berupaya menjemput harapan melalui doa sebagai awal
kegiatan para penarik tambang.
Bagian pertama (dimensi waktu pagi hari)
Pada bagian ini dimaksudkan untuk mengilustrasikan keadaan alam budaya
dan perilaku para pelaku tambang di pagi hari sebagai awal dimulainya
kegiatan keseharian. Bentuk musikal pada prase pertama terdiri dari 3 bentuk.
Bentuk komposisi musik pada bagian ini adalah kwartet string.Gagasan
musikal yang dituangkan adalah dengan mengadopsi pola ritem senandung,
sistem harmoni diciptakan dengan melakukan pendekatan musik Barat.
Tehnik-tehnik yang digunakan dalam kwartet string adalah tehnik pizzicato,
glisando, aksentuasi, legato, vibrato, dan dengan penggunaan long note (not
panjang). Tempo pada bagian ini dipilih tempo lento (tersungut-sungut/
seperti gerak orang mengantuk).Motif melodi yang diciptakan dengan
mengadobsi motif lagu-lagu folklore Melayu (resam Melayu) dan
56
56
menggunakan modus arabes (nahwan, bayati, saba). Ekspresi musikal
menggunakan ritardando, kresendo, grand, piano, ekpresi musikal
dimaksud untuk menambah efek rasa dalam penghayatan suasana budaya
yang disampaikan melalui ide musikal.
Bagian kedua (dimensi waktu siang hari)
Pada bagian ini ingin mengilustrasikan suasana kondisi di siang hari yang
berbeda dengan suasana aktifitas kesibukan pagi hari para pendayung
tambang. Bagian dua terdiri dari 3 bentuk struktur. Secara teknikal, bentuk
ke dua dalam komposisi ini, komposer cenderung menggunakan dominasi
instrumen Perkusi dalam menggambarkan seluruh aktifitas pendayung
sampan dan situasi dinamika arus laut yang mereka hadapi serta dinamika
perseteruan antara keberadaan tambang tradisional dengan kapal modern.
Rentak perkusi dikomposisikan dengan menggunakan teknik Rampak dan
Interlocking, menggunakan pola irama¾ dan mengadopsi pola irama ritem
joget, senandung, dan pola-pola unisono.
Bagian ketiga (dimensi waktu sore hari)
Pada bagian ini, komposer mengilustrasikan situasi rasa para pendayung
tambang yang mulai ingin kembali ke peraduan, menghantarkan perolehan
rezeki dengan rasa penuh haru syukur membawa segudang pengalaman
keseharian mereka dalam menghadapi stuasi sosial dan menghadapi alam
budaya melaut diatas tambang. Bagian ke tiga ini terdiri dari 3 bentuk.
Secara teknikal, pada bagian ini, ditransformasikan pengabungan kwartet
string dengan ansambel perkusi. Kwartet string dan perkusi secara
57
57
keseluruhan mengadopsi pola ritem zapin, mengunakan modus melodi
arabes dengan tehnik glisando, morten, aksen, vibrato dan unisono dalam
menciptakan resam Melayu sebagai rasa mahakarya yang telah ditinggalkan
sebagai warisan budaya Melayu. Untuk menguatkan ilustrasi musikalnya
juga dibantu dengan mengunakan konsep intermedia menghadirkan puisi
yang termotivasi dari karya Amir Hamzah, sastrawan kebanggan Langkat.
Pada bagian ini, komposer meminjam potongan lagu folklore Srilangkat
sebagai penghantar suasana alam sosial budaya Melau Langkat.
58
58
DAFTAR PUSTAKA
Banoe, Panoe. 2007. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka.
Harjana, Suka., 2004. Antara Kritik dan Apresiasi. Jakarta: Kompas.
Hasbullah, Muklis. 2008. Inspirasi Urban. Deskripsi Karya Program Magister
Program Studi Penciptaan Seni Program Pasca Sarjana Institut Seni
Indonesia Surakarta.
Ginting, Pulumun Petrus. 2009.Senggulat Mbacang. Deskripsi Karya Program
Magister Program Studi Penciptaan Seni Program Pasca Sarjana Institut
Seni Indonesia Surakarta.
Piston, Walter. 1955. Orchestration. New York: W. W. Norton & company.
Piston, Walter. 1978. Harmony. New York: McGraw Hill, inc.
Prier SJ, Karl Edmund. 2009. Kamus Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgis.
Sugiharto, Bambang. 2013. Untuk Apa Seni?. Bandung: Pustaka Matahari
Sukerta,Made Pande. 2011. Metode Penyusunan Karya Musik. Surakarta: ISI
Press Solo.
Suroso, Panji. 2008, “Otak Atik Gatuk: sebuah pengkaryaan komposisi musik,
Jurnal Bahas, FBS-UNUMED, Vol. 8
Takari, Muhammad. 2015. Joget rumpun melayu: persebaran,akar budaya, dan
fungsi sosial dan strukturnya. Medan : USU Press.
Sinar, Tengku Luckman. 1994. Jatidiri Melayu. Medan: Majelis Adat Budaya
Melayu Indonesia.
Pelly, Usman. 1994. Urbanisasi dan Adaptasi: Peranan Misi
BudayaMinangkabau dan Mandailing. Jakarta: LP3ES.
http://eprints.uny.ac .id/8354/3/bab%202%20-%2008306141027.pdf
59
59
DAFTAR INFORMAN
1. Muhammad Malik, 63 tahun, penarik tambang.
2. Hamdan, 72 tahun, penarik tambang.
3. Zaini, 45 tahun, penarik tambang.
4. M. Yusuf, 53 tahun, penarik tambang.
5. Azmi, 50 tahun, penarik tambang.
6. Salman, 40 tahun, nelayan.
7. Safruddin, 30 tahun, nelayan.
8. Zainal aka, 65 tahun, praktisi seni masyarakat Melayu Langkat.
9. Abdul Boli, 60 tahun, praktisi seni masyarakat Melayu Langkat.
10. M. Iqbal, 34 tahun, tokoh muda masyarakat Melayu Langkat.
11. Muslim, 50 tahun, tokoh masyarakat Melayu Langkat.
12. Unen, 40 tahun, tokoh masyarakat Melayu Langkat.
°
¢
°
¢
Triangle
Violin
Viola
Violoncello
Violin 2
Violin II
6
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
B
?
&
&
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
B
?
∑
&
Pizzicato
3
3
&
Pizzicato
3
3
w
w˙ ˙
w wb
w
w wb
w
w œœœœœœœœ
w w
Œœœœœœœ
w
w
w
˙˙
ww
w
w ˙˙
ww
w
w w ˙bœ œb
wn
ww
ww
œœœœœœ
œbœ
œbœ˙
œ
˙b œ
œ
w#
Œ
œœœ
œb
œ
œb
œœ
œ
œwb
Œ ‰
œ
Jœn
œ
œœœ
œ
œœ
w
Œ
œœœ
œb
œ
œb
œœ
œ
œw
Œ ‰
œ
Jœ
œ
œœœ
œ
œœ
TAMBANGBagian 1
Aqsa Mulya
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
10
14
/ ∑
∑
∑ ∑
&
B
?
∑
3
3
&
∑
arco
&
∑
arco
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
.>
.
>
.
>
. .
.
B
?
&
. .
.
&
w w w
œ
j
œœ
j
œ
œ
j
œ
œ
j
œ
w w w
œ
j
œœ
j
œ
œ
j
œ
œ
j
œ#
w œœb
œ
œ
œ
œ
˙
œ
j
œnœ
j
œ
œ
j
œ
œ
j
œ#
Œ Œœ
œ
œœœ
œ
œœ
Œœœ
œ
œœ
jœ
œœ
œnœ
œ
j
œ
œ
j
œ
œ
j
œ
Œ Œœ
œ
œœœ
œ
œœ
Œœœ
œ
œ
œ
j
œ
œœ
œn œœ
j
œ
œ
j
œ
œ
j
œ#
˙≈
œœ
œb
j
‰œn
j
œœ
j
œ
œ
j
œ
œ
j
œ
wb
œœ
œbœ
œœ
œ œœ
˙#
Ӝ
j
œœn
j
œ
œ
j
œ
œ
j
œ#
w w
˙
Ӝ
j
œœ
j
œ
œ
j
œ
œ
j
œ# wn w#
˙
Ó
œ
j
œœ
j
œ
œ
j
œ
œ
j
œ#
w
œœ
œbœ
œœ
œ œœ
˙#
Óœn
j
œœ
j
œ
œ
j
œ
œ
j
œ#
ww
2
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
18
21
/ ∑ ∑ ∑
&
. ..
33
B
?
.
>
.
>
.
>
.
>
&
. ..
33
&
. ..
33
/ ∑ ∑ ∑
&
> > > >
B
?
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>> > > >
&
&
œœœ
œ
œ#
œ
œb
œœ#
œn
œ#
œ#
œnœnœœ œ
œœœn œ
œbœœb œ
œœœn
wb
w
œœ
œœ
w
w
œœ
œœ
œ
j‰
œ
j‰ ‰
œ
j‰
œ
j
œ œœ
œ
œ#
œ
œb
œœ#
œn
œ#
œ#
œnœnœœ œ
œœœn œ
œbœœb œ
œœœn w
œ œœ
œ
œ#
œ
œb
œœ#
œ
œ#
œ#
œnœnœœ œ
œœœn œ
œbœœb œ
œœœn
w
w w
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
w wwb
œ
j‰
œ
j‰ ‰
œ
j‰
œ
j
œb œ œ œ œ œ œ œ œn œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
wbwb
w
ww
wb
3
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
24
27
/ ∑ ∑ ∑
&
> > > > > > > > > > > >
B
?
> > > > > > > > > > > >
&
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
&~~~~~~~~~~~~~~~~~~
/ ∑ ∑
&
> > > > > > > >
B
3 3 3 3 3 3 3 3
?
> > > > > > > >
&
3
3
3
3
&
3
3
3 3
œœœœœœœœœœœœœœœœ œœœœœœœœœœœœœœœœ œœœœœœœœœœœœœœœœ
wb wb wb
œœœœœœœœœœœœœœœœ œœœœœœœœœœœœœœœœ œœœœœœœœœœœœœœœœ
˙
˙ wwb
˙n
˙ w w
œœœ œ œœœ œ œœœ œ œœœ œ œœœ œ œœœ œ œœœ œ œœœ œ
œ
J
œœœœb
J
œ œ œœ
J
œ œ œœb
J
œb œb œb
œ
J
œœœœb
J
œ œ œœ
J
œ œ œœb
J
œb œb œb
œœœ œ œœœ œ œœœ œ œœœ œ œœœ œ œœœ œ œœœ œ œœœ œ
wb
œ
j
œœœœb
j
œ œ œœn
J
œ œ œœb
J
œb œb œb
w
œœ
œbœœb œn œb œn
œbœnœ œn
4
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
29
34
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
B ∑ ∑ ∑
?
∑
&
∑ ∑ ∑ ∑
&
∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑
&
~~~~
B ∑ ∑ ∑
?
&
∑ ∑ ∑ ∑
&
∑ ∑ ∑ ∑
w
œ œ ˙
‰
œ
j
œœœœœœ
œ ™ œ
J
œœœœœ
œœ™œ
J
œœœœœœ
w
œ œ ˙
∑
œ
œ
œœ˙
˙œ
œ˙
œœ
˙ œœ
œ
œ
œ œ ˙
œ œ ˙
w
∑
w
‰œ
j
œbœ
œœ
œœ
˙ œœ
œœœœ
œ™ œ
J
œ
œœœœœ
w
w
˙
œ
œœ
œ#˙ œ
œnœ
œœ œ
œœ
œw
5
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
38
41
/ ∑
&
B
?
&
∑
&
∑
/ ∑
&
B
?
&
&
w w
‰
œ
j
œœ
œœ
œœœœ
œ ™ œ
J
œœ
œœœœ#
œ ™œn
J
œœ
œœœœ
Ó
˙
˙œ
œœ
œœ ˙
Ó Ów
Ϫ
œ
j
œ
œ
œ
‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ
w Ó
Œ‰ ‰
w
‰œ
jœ
j
œbœ
œœ
œœœœ
˙
œ
œœœœœ
œ ™œ
J
œœ
œœœ
œ˙ ˙#
˙œn
œ
œ
w
w
w
‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ
‰œ
j
œ œ‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ ‰ œ
j
œ œ
‰œ
j
œ œ‰
œ
j
œ œ
6
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
44
™™
™™
™™
™™
™™
™™
47
/ ∑ ∑
&
b
b
b
Bb
b
b
?
b
b
b
&
b
b
b
&
b
b
b
/ ∑ ∑ ∑ ∑
%
&
b
b
b
Bb
b
b
?
b
b
b
&
b
b
b
&
b
b
b
w
œ™ œ
J
œ
œœœœœ
w‰
œ
j
œœ
œ
œ#œb
œ
˙ œ
œœ
˙
œ
œœ
œœœ
˙ Ó
œœ
˙
˙
œœ
˙Ó
‰ œ
J
œ œ ‰ œ
J
œ œ ‰œ
J
œ œ‰
œ
J
œ œ ˙Ó
‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ
‰
œ
j
œ œ ˙
Ó
œ
j
œ ™œn
J
œœœœ œb
™œ
j
œœ
œ˙n
Ó ‰
œ
j
œœœœœnœ
‰
œ
j
œœn˙
‰
œn
j
œ
J
‰ ‰ œ
J
œn‰
œ
J
œb
œ
œ#
œbœnœn
˙ Ó
w˙
˙
w w
‰
œ
j
œœn˙
‰œn
j
œ
J
‰ ‰œ
J
œn ‰
œ
J
œb
œ
œ#
œbœnœn
˙Ó
‰
œ
j
œœn˙
‰œn
j
œ
J
‰ ‰œ
J
œn ‰
œ
J
œb
œ
œ#
œbœnœn
˙Ó
7
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
1.
51
™™
™™
™™
™™
™™
™™
2.
54
/ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b
Bb
b
b
?
b
b
b
&
b
b
b∑
&
b
b
b∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&
b
b
bb
b
b
Bb
b
b
∑b
b
b
?
b
b
b
∑
b
b
b
3
&
b
b
b∑ b
b
b
3
&
b
b
b∑ ∑ b
b
b∑
˙ œ
œœœœ
œb™
œ
j
œœ
œœn œb
œ
wn
Œ ≈
œ
œœœb
œ
œœœœœœœœœœœbœœbœœbœ
w
ww
w
w w
œ™ œ
j
˙
‰™ œ
R
œnœœœœœœœœœœœ#
‰
œ
j
œœnœ
œ#œbœ
wn˙n
˙n ˙n
œœ
œ ™œœœ™œœn
œ
R
≈‰ Œ Ó˙#
˙#
œnœnœœ
˙œn
œb
‰
œn
J
œ œ#
œ
œ
œœœœœ ˙
˙ œnœnœœ
˙˙
‰
œn
J
œ œ#
œ
œ
œœœœœ
˙˙n
œnœnœœ
˙#
˙b
wœnœnœœ
8
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
59
™™
™™
™™
™™
™™
™™
63
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b
5
Bb
b
b
Ÿ~~~~~~~~~~
5
?
b
b
b
&
b
b
b
Ÿ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
&
b
b
b
Ÿ~~~~~~~~~~~~~~
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b∑ ∑
pizzicato
.>
.>
.>
.
>
Bb
b
b
pizzicato
?
b
b
b
pizzicato
&
b
b
b∑ ∑
pizzicato
.>
.>
.>
.
>
&
b
b
b∑ ∑ ∑
œœn œb œn
œœ
œ ™œ
J
œ ™œ
J
œ ™œœœn œb
œœœ ™
œœœœnœ
˙n Ó
˙ œœœn
‰
œ
J
œ ‰
œn
j
œ
œ
œ™œœœn œb
œœœ™œœ
œœnœb
Œ˙n œ
∑
œœœœœœn
˙ ˙nœ
œ˙b
Ó œœnœ
œnœ#œ
˙œ œn
œœ
˙ ˙
œ
œ
œœ
‰
˙ œ™
˙ œœœn
˙b
˙
œnœ
œ
œ
Œ ‰
˙ œ
J
œœ
˙
w
Œ ≈
œ
œ
œœ
j
‰ Œ
œœb
˙wn
Œ
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œœb
œ
œbw
œŒ Ó ‰
œ
j
œ
j≈
œ
r
œ œ
Œœ
Œ Ó
œœ
˙w
Œ ≈
œ
œ
œœ
j
‰ Œ
œœ
œ
œw
9
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
68
72
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b
.> .>
.>
.>.> .>
.> .> .> .>
.>
Bb
b
b
pizzicato
?
b
b
b
&
b
b
b
.> .>
.>
.>.> .>
.> .> .> .>
.>
&
b
b
b∑
∑
/ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b∑
Bb
b
b
?
b
b
b
pizzicato
&
b
b
b∑
&
b
b
b∑
‰
œ
J
œ
œ
œœœ
œ
œœœ
œœ
J ‰ Œ Ó ‰
œ
J
œ
œ
œœ
œ
œ
œœœ
œœ
Œ Ó
œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰ Œ
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰ Œ
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
≈
œœ œ
j≈
œ
r
œ œ
Œœ
Œ Ó ‰
œ
j
œ
j≈
œ
r
œnœn
ŒœŒ Ó
‰
œ
J
œ
œ
œœœ
œ
œœœ
œœ
J ‰ Œ Ó ‰
œ
J
œ
œ
œœ
œ
œ
œœœ
œœ
Œ Ó
Œ
æææææ
˙
˙ Œ Œ
æææææ
œ
œ
æææææ
œ
œ
æææææ
œ
œ
b
‰
œ
J
œœœœœ
œœœœœ
œ
Œ Ó
œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰
≈
œœ œ
j≈
œ
r
œ œ
Œœ
Œ Ó ≈
œœ œ
j≈
œ
r
œ œ
Œ
‰
œ
J
œœœœœ
œœœœœ
œ
Œ Ó
Œ ≈
œœœœœœœ
œ
œœœœœ
œœ
œ
˙œ
10
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
75
78
/ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b∑
Bb
b
b
pizzicato
?
b
b
b
pizzicato
&
b
b
b∑
&
b
b
b∑
/ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b∑ ∑ ∑
Bb
b
b
∑
?
b
b
b
&
b
b
b∑ ∑ ∑
&
b
b
b
3
3
3
‰
œ
J
œœœœœ
œœœœœ
œ
Œ Ó
Œ
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œŒ Ó ‰
œ
j
œ
j≈
œ
r
œ œ
Œœ
Œ Ó
‰
œ
J
œœœœœ
œœœœœ
œ
Œ Ó
œœœœœœœœ˙
Œ ≈
œœœœœœœ
œ
œœœœœ
œ
Œ
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰
≈
œ œ œ
j≈
œ
r
œ œ
Œœ
Œ Ó ≈
œ œ œ
j≈
œ
r
œ œ
Œ
œœ
˙œ
œœ
‰œ
J
œ
œ
œœ
œœ
œœœ
œnœ
œœ
11
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
81
84
/ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b∑ ∑ ∑
Bb
b
b
pizzicato
?
b
b
b
pizzicato
&
b
b
b∑ ∑ ∑
&
b
b
b
3 3 3 3
3
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b∑
3
3
3
Bb
b
b
pizzicato
?
b
b
b
pizzicato
&
b
b
b∑
3
3
3
&
b
b
b
~~~~~~~~~
Œ
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œŒ Ó ‰
œ
j
œ
j≈
œ
r
œ œ
Œœ
Œ Ó
˙
œœœœœœœœ
œ
œ˙ œ
œœœ
œœœ#
œ
œ
œœb œn
œœœ
œœ
Ó ‰œ
j
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œ
œ
˙
w
œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰ Œ
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰ Œ
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
‰
œ
j
œ
j≈
œ
r
œnœn
Œœ
Œ Ó ≈
œœ œ
j≈
œ
r
œ œ
Œœ
Œ Ó
Ó ‰œ
j
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œ
œ
˙
w
w#w
w˙
˙
12
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
88
92
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b
3
3
3
3
3
3
Bb
b
b
pizzicato pizzicato
?
b
b
b
pizzicato pizzicato
&
b
b
b
3
3
3
3
3
3
&
b
b
b∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b
Pizzicato
∑
3
3
33
3
3
Bb
b
b
?
b
b
b
&
b
b
b
Pizzicato
∑
3
3
33
3
3
&
b
b
b∑
>
Pizzicato
3
3
3
‰œ
j
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œ
œœ
Œ Ó ‰œ
j
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œ
œœ
Œ Ó
œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰ Œ
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰ Œ
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
≈
œœ œ
j≈
œ
r
œ œ
ŒœŒ Ó ≈
œœ œ
j≈
œ
r
œ œ
ŒœŒ Ó
‰œ
j
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œ
œœ
Œ Ó ‰œ
j
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œ
œœ
Œ Ó
Œ
æææææ
˙
˙
Œ
‰œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ‰œ
j
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œ
œœ
Œ Ó
œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰ Œ
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰
œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰
œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰œ
J
‰
≈
œœ œ
j≈
œ
r
œ œ
ŒœŒ Ó ‰
œ
j
œ
j≈
œ
r
œnœn
Œœ
Œ Ó
‰œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ‰œ
j
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œ
œœ
Œ Ó
Œ
æææææ
œ
œ
æææææ
œ
œ
ææææ
œ
œ‰
ææææ
œ
œn
J
‰œb
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œœ
Œ Ó
13
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
96
99
/ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b
3
3
3
Bb
b
b
3
3
33
3
33
3
3
?
b
b
b
&
b
b
b
3
3
3
&
b
b
b
Pizzicato
Pizzicato Pizzicato
3
3
3
3
3
3
3
3
3
/ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b
Pizzicato Pizzicato
3
3
3
3
3
3
Bb
b
b
?
b
b
b
arco
.
>
.
>.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.>
arco
.
>
.>
.>
.
> .>
&
b
b
b
&
b
b
b
Pizzicato Pizzicato Pizzicato
3
3
3
3
3
3
3
3
3
‰œ
j
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œ
œŒ
œ œ
œ
œœ
Œ
œ œ
œ
œœ
‰
œ
J
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œ
œ
‰
œ
J
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œ
œ
‰
œ
J
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œ
œ
‰
œ
j
œ
j≈
œ
r
œnœn
Œœ
œb
œœ
œ
œœ
œœ
œ
œ
‰œ
j
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œ
œŒ
œ œ
œ
œœ
Œ
œ œ
œ
œœ
‰œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ‰œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ‰œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
Ϫ
œœ œœœ™
œœœ
≈ ‰œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ‰
œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œœ≈œ
R
œ
œ
œ≈œœœ
≈œ
œœ
œœ≈œ
R
œ
œ
œ≈œœœ
≈œ
œœ
œœ≈œ
R
œ
œ
œ≈œ œœ
≈œ
œœ
œ# ™ œ
j
œ
œ
Œ
œn™
œ
j
œ
œnŒ œ
œ
œœœ
Œ
Ϫ
œœ œœœ™
œœœœ
Ϫ
œœ œœœ™
œœœœ
Ϫ
œœ œœœ™
œœœœ
‰œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ‰
œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ‰
œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
14
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
102
105
/ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b
Pizzicato Pizzicato Pizzicato
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Bb
b
b
?
b
b
b
.
>
.
>
.>
.> .>
.
>.
>
.>.>.>
.>
.
>
.
> .>
.
>
.
>
.
>
.
>
.>
.>
.
>
.
>
&
b
b
b
&
b
b
b
Pizzicato Pizzicato Pizzicato
3
3
3
3
3
3
3
3
3
/ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b
Pizzicato Pizzicato Pizzicato
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Bb
b
b
?
b
b
b
.>.
>
.
>
.
>
.
> .>
.>.>
.
> .>
.
>
.
>
&
b
b
b
&
b
b
b
Pizzicato Pizzicato Pizzicato
3
3
3
3
3
3
3
3
3
‰œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ‰
œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ‰
œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œœ≈œ
R
œ
œ
œ≈œœœ
≈œ
œœ
œœ≈œ
R
œ
œ
œ≈œœœ
≈œ
œœ
œœ≈œ
R
œ
œ
œ≈œœœ
≈œ
œœ
œœ
œœœ
Œ
œœ
œœœ
Œ
œœœ ≈
œœœœœœ
≈
œ
œœ
Ϫ
œœ œœœ™
œœœœ
Ϫ
œœ œœœ™
œœœœ
Ϫ
œœ œ œœ™
œœœœ
‰œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ‰
œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ‰
œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
‰œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ‰
œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ‰
œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œœ≈œ
R
œ
œ
œ≈œœœ
≈œ
œœ
œœ≈œ
R
œ
œ
œ≈œœœ
≈œ
œœ
œœ≈œ
R
œ
œ
œ≈œœœ
≈œ
œœ
œ
œœ ≈œ
œœœbœœ
≈
œb
œœ
œ œb
˙
œb
œ
˙
Ϫ
œœ œœœ™
œœœœ
Ϫ
œœ œœœ™
œœœœ
Ϫ
œœ œœœ™
œœœœ
‰œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ‰
œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ‰
œ
j
œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
15
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
108
112
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
b
b
bn
n
n
Bb
b
b
Arco
n
n
n
∑
?
b
b
bn
n
n
∑
&
b
b
b
Arco
n
n
n∑
&
b
b
b
Arco
n
n
n∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
~~~
B
?
&
&
wn ‰
œ
j
œœœœœœ
œ ™ œ
J
œœœœœ
œœ™
œ
J
œœœœœœ
w Œ
œ
J
‰ Œ
œ
J
‰ Œ
œ
J
‰ Œ
œ
J
‰
w
œ
j
‰ Œ
œ
j‰œ
j
‰ œ
J
‰ Œ
œ
j
‰ Œ
w
Œœ
J
‰ Œœ
J
‰ Œ
œ
J
‰ Œ
œ
J
‰
wn Œ
œ
j
‰ Œ
œ
j
‰ Œ
œ
j
‰ Œ
œ
j
‰
w
‰œ
j
œbœ
œœœœ
˙ œœœœœœ
œ™ œ
J
œ
œœœœœ
Œ
œb
Œœn
J
‰ Œ œ
J
‰ Œ
œ
J
‰ Œœ
J
‰ Œ œ
J
‰ Œœ
j
‰ Œœ
J
‰
œb
J
‰ Œ
œ
j‰ Œ
œ
j
‰ Œœn
J
‰ Œ œ
J
‰ Œœ
j
‰ Œ
œ
j
‰ Œ
œ
j‰ Œ
Œ œb
J
‰ Œ
œ
J
‰ Œ
œ
J
‰ Œ
œ
J‰ Œ
œ
J‰
Œ
œ
J‰ Œ
œ
J‰
Œ
œ
J‰
Œ œb
J
‰ Œ œ
J
‰ Œœ
J
‰ Œœ#
J
‰ Œœ
j
‰ Œœ
j
‰ Œ
œ
j
‰ Œ œ
J
‰
16
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
116
120
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
∑
B
?
&
&
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
B ∑
?
&
&
w‰
œ
j
œœœœœœœœ
œ ™ œ
J
œœ
œœœœ#
œœ
œ
œœœœœ
w
˙˙
˙œ
œœ
œœœ
œ
œwb
˙ ˙
Ϫ
œ
j
˙
œœ
œ
œœœœœ
w ˙
˙˙
œœ
œ
œœ
œ
œœœœœ
w˙
˙
˙œ
œœ
œ ™œn
J
œœœœœœ
w
‰œ
j
œ
Kr
œbœ
œœœœœœ
˙
œ
œœœœœ
œœ ˙
œ ™œ
J
œœœœœ
œ˙
˙
Ϫ
œ
j
œ
œ
œw
w
w
œœ ˙ œ
™ œ
J
œœœœœ
œ˙ œ#
œœœœ
˙
œnœ
œœ ˙ œ ™ œ
j
œœœœœ
œ˙
œœ
˙
œœ
17
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
124
128
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
B
?
&
&
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
B
?
&
&
œ™ œ
J
œ
œœœœœ
˙œ
œ
‰
œ
j
œœ#
œ
j
œ
œ
œœ
œ ™œ#
j
œœœœ
˙
œ
œ˙
œ
œ
œb
J
‰ Œ Ó ‰
œn
J
œœ#˙
œœ
˙˙
œbœ
œ
j
‰ Œ Ó
w
˙
œ
œ˙
œbœ œ
J ‰ Œ Ó ‰
œ
j
œœ#˙
˙
œ
œ˙
œ œœb
J
‰ Œ Ó ‰
œn
j
œœ#˙
œb™
œ
j
œœ
œ˙n
Ó ‰
œ
j
œœœœœnœ
˙ œ
œœœœ
‰
œn
J
œ
J ‰ ‰
œ
J
œ#
‰
œ
J
œœœœœ#œ
w
Œ ≈
œ
œ
œ
œ
œ
œ#
˙
˙
w w
˙œ
œ
‰
œ#
j
œ
j
‰ ‰œ
j
œ#
‰œ
j
œœœœœ#
œw
˙ ˙
‰
œ#
j
œ
j
‰ ‰œ
j
œ#
‰˙ œ
œ#
œ˙
Ó
˙˙
18
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
132
136
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b
Bb
b
b
?
b
b
b
&
b
b
b
&
b
b
b
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b
Bb
b
b
?
b
b
b
&
b
b
b∑
&
b
b
b∑
œb™œ
j
œœ
œœnœ#œ
w
‰
œ
j
œœ
œ
j
œ
œ
œbœ
œ ™œn
J
œœœœ
ææææ˙
ææææ
˙œœ
œœ#
œœ
œœ#
˙
Œ Œ ‰
œ
j
œœn˙
w
˙
˙
˙œ
œw
ææææ
˙
ææææ
˙
œœ
œœ#
œœ
œœ#
˙
Œ Œ ‰
œ
j
œœn˙
ææææ˙
ææææ˙
œ
j
‰
œœ#
œœ
œœ#
˙Œ Œ ‰
œ
j
œœn˙
œb™
œ
j
œœ
œ˙n
Ó ‰
œ
j
œœœœœnœ
˙ œ
œœœœ
‰
œn
j
œ
J
‰ ‰ œ
J
œn‰œ
J
œb
œ
œ#
œbœnœn
˙ Ó Œ ≈
œ
œœœb
œ
˙
˙
w w
w
‰œn
j
œ
J
‰ ‰œ
J
œn ‰
œ
J
œb
œ
œ#
œbœnœn
˙Ó
‰œn
j
œ
J
‰ ‰œ
J
œn ‰
œ
J
œb
œ
œ#
œbœnœn
˙Ó
19
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
™™
™™
™™
™™
™™
™™
140
143
/ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b
Bb
b
b
?
b
b
b
&
b
b
b
&
b
b
b
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b
5
Bb
b
b
5
?
b
b
b
&
b
b
b
&
b
b
b
œb™
œ
j
œœ
œœn œb
œ
wnœn
œnœ
œ
œœœœœœœœœœœbœœbœœbœ
w
œnœn
œœ
w
w
œnœn
œœ
w w
œnœn
œœ
œ™ œ
j
˙
‰™ œ
R
œnœœœœœœœœœœ
œœn
œnœ
œ
œ ™œœœ™œœn
œœn œb œn
œœ
œ ™œ
J
œ ™œ
J
œ ™œœœn œb
œœœ ™
œœœœnœ
˙œn
œb˙ œ
œœn
‰
œ
J
œ ‰
œn
j
œ
œ
œ™œœœn œb
œœœ™œœ
œœnœb
˙˙
∑
œœ
œœœœn
˙ ˙nœ
œ˙b
˙#
˙b
˙œ œn
œœ
˙ ˙
œ
œ
œœ
˙˙
˙ œœœn
˙b
˙
œnœ
œ
œ
20
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
147
151
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b
Bb
b
b
?
b
b
b
&
b
b
b
&
b
b
b
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&
b
b
b
Bb
b
b
Ÿ~~~~~~~~~~~~~~~
?
b
b
b
&
b
b
b
Ÿ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
&
b
b
b
Ÿ~~~~~~~~~~~~~~~~~~
w
˙˙n
w
˙ ˙
˙ œœ
œœ
œ™ œ
J
œœ
œœ
œnœ
œœ
œ™œbœœ
œ œœ
œœ
œ™ œ
J
œœœœœœœœ
w
˙˙
∑
œœ
œœœœn
˙ ˙n
w˙#
˙
˙œ œn
œœ
˙ ˙
w
˙˙
˙ œœœn
˙b
˙
˙œ
œ
˙n Óœ
œ˙
w
œ™œ
œœ
œ
œb
œœ
œ Œ˙n œ
œœb
˙wn
œ
œ˙b
Ó œœn
œ
œnœ#œ œ
œb
œ
œbw
œ
œ
œœ
‰
˙ œ™ œ
œ˙
w
œnœ
œ
œ
Œ ‰
˙ œ
J
œœ
œ
œw
21
Tambang By Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Tambang by Aqsa Mulya
Floor Tom
Rebana 1
Rebana 2
Rebana 3
Rebana 4
Gendang Pak-pong
Maracas
Tambourine
Gambus
Karinding
Voice
Accordion
Violin
f p
q = 100
q = 100
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
/> > > > > > > >
Aqsa Mulya
TAMBANGBagian 2
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
f p
3
/> > > > > > > >
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
2
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
f p
5
/> > > > > > > >
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
3
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
f p
7
/> > > > > > > >
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
4
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
mf
9
/> > > > > > > >
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
5
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
11
/> > > > > > > >
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
6
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
13
/> > > > > > > >
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
7
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
15
/> > > > > > > >
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
8
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
17
/> > > > > > > >
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ œ œ œ œ œ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
9
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
19
/> > > > > > > >
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ œ œ œ œ œ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
10
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
21
/> > > > > > > >
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
œ œ œ œ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ œ œ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ œ œ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ œ œ ¿ ¿ ¿ ¿
11
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
q = 14023
q = 140
/
> > > > > > > > >∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œœ¿ ¿ œœ¿ ¿ œœ¿ ¿ œœ¿ ¿¿œJ‰ Œ Ó
¿ ¿ ¿ ¿
œ œœœ œ
œœœ
œ œœœ œ
œœœ
12
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
27
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
¿œ œ ™ œ‰ œ
j œ œœ œ œ ™ œ‰ œj œ œœ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œœ œ œ ™ œ‰ œœœœœœ
13
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
31
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
¿œ œ ™ œ‰ œ
j œ œœ œ œ ™ œ‰ œj œ œœ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œœ œ œ ™ œ‰ œœœœœœ
14
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
35
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
œ œ œ œ ≈ œ œ œ ‰ œ œ œ œ œ œ¿œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ
15
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
38
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œ œ ™ œ‰ œj œ œœ œ œ ™ œ‰ œœœœœœ
¿œ œ ™ œ‰ œ
j œ œœ œ œ ™ œ‰ œj œ œœ
16
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
42
/ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ œ œ ™ œ ‰ œ œ œ œ œ œ
¿œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ
17
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
46
/
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œ œ ™ œ‰ œj œ œœ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œœ œ œ ™ œ‰ œœœœœœ¿œ œ ™ œ‰ œ
j œ œœ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
18
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
50
/
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ ™ œ ‰ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ œ œ œ œ
19
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
53
Hoi!
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
/ ∑> > > >3 3
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑>
∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œœœœ≈œœœ‰ œœ œj
œœœœ œœœœ œjœœœœ Œ
¿œ œ ™œ‰ œ
j œ œœ
œ œ ™œ‰ œj œ
œ œ ™œ‰ œj œ
œ œ ™œ‰ œj œ
œ œ ™œ‰ œj œ
Ó Œ Œ œ
20
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
57
/
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œ œ ™ œ‰ œj œ œœ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œœ œ œ ™ œ‰ œœœœœœ¿œ œ ™ œ‰ œ
j œ œœ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
21
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
61
/
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ ™ œ ‰ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ œ œ œ œ
22
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
64
/
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
& ∑ ∑
œ œ œ œ ≈ œ œ œ ‰ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ œ œ ‰ œ œ œ œ œ œ
23
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
66
Hoi!
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
24
54
44
/ ∑> > > >3 3
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑>
∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œœœœ≈œœœ‰ œœ œj
œœœœ œœœœ œjœœœœ Œ
¿œ œ ™œ‰ œ
j œ œœ
œ œ ™œ‰ œj œ
œ œ ™œ‰ œj œ
œ œ ™œ‰ œj œ
œ œ ™œ‰ œj œ
Ó Œ Œ œ
24
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
70
/
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œ œ ™ œ‰ œj œ œœ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œœ œ œ ™ œ‰ œœœœœœ¿œ œ ™ œ‰ œ
j œ œœ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
25
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
74
/
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ ™ œ ‰ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ œ œ œ œ
26
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
7724
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
œœœœ≈œœœ ‰ œœœœœœ œœœœ≈œœœ ‰ œœœœœœ œœœœ≈œœœ
27
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
8044
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
/
>∑
FREE RYTHM/IMPROVISASISENANDUNG
∑ ∑PATAM-PATAM
∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
Y˙ Ó
œ œ œ œ ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿
28
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
86
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿
29
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
89
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿
30
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
92
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
& ∑#
∑ ∑
& ∑#
∑ ∑
& ∑#
∑ ∑
& ∑#
∑ ∑
& ∑#
œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿
œ œ œ œ œ œœœœœœœ œœœœœœ
31
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
95
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ¿
œ œœœœœœœ œœœœœœ œ œ œ œ œ œ œœœœ œ œœœœœn œœ œœœœ
œœ
32
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
98
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿
œ œ œ œ œ œn œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œn œ œ œ œ œ œ œ œ œ
33
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
100
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ ¿
œ œœœœœn œœœœœœœœœ ˙ œ œ# œ œ œ œ
34
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
103
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿
œ œœœœœœœ œœœœœœ œ œœœœœœœ œœœœœœ œ œ œ œ œ œ œœœœ
35
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
106
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ¿
œ œœœœœn œœ œœœœ
œœ œ œœœœœn œœ œœœœ
œœ œ œœœœœn œœœœœœœœœ
36
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
109
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿
œ œ œ œ œœn œ œ œ œ œ œ œ œ œ ˙ œ œ# œ œ œ œ
37
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
112
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿
œ œœœœœœœ œœœœœœ œ œœœœœœœ œœœœœœ œ œ œ œ œ œ œœœœ
38
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
115
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ¿
œ œœœœœn œœ œœœœ
œœ œ œœœœœn œœ œœœœ
œœ œ œœœœœn œœœœœœœœœ
39
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
118
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ¿
œ œœœœœn œœœœœœœœœ ˙ œ œ# œ œœ œœ œœ œœ
40
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
121
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿ œ ¿ œœ¿
œ œœ œœ œœ œœ œ œœ œœ œœ œœ œ œœ œœ œœ œœ
41
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
q = 60124
q = 60
/ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿ ‰ œj ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿
œ ¿ œœ ¿ œ ¿ œœ ¿
œ œœ œœ œœ œœ
42
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
128
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
‰ œj ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿ ‰ œ
j ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿
43
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
132
/
/ ∑
/ ∑
/ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
‰ œj ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿ ‰ œ
j ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿
˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙
˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙
˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙
44
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
136
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
‰ œj ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿ ‰ œ
j ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿
˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙
˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙
˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙
45
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
140
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
‰ œj ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿ ‰ œ
j ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿
˙ ˙ œJŒ œ
JŒ œ
J‰ ‰ œ
JŒ œ
JŒ ‰ ˙ ˙
˙ ˙ ‰ œjŒ œ
jŒ œ
jŒ œ
jŒ œ
jŒ ˙ ˙
˙ ˙ Œ œj Œ œ
j Œ œj Œ œ
j Œ œj ‰ ˙ ˙
46
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
144
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
‰ œj ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿ ‰ œ
j ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿
˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙ œJŒ œ
JŒ œ
J‰
˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ‰ œjŒ œ
jŒ œ
j
˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙ Œ œj Œ œ
j Œ
47
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
148
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
‰ œj ¿ œ ¿ ¿ ¿ ‰ œ
j ¿ œ ¿ ¿ ¿ ‰ œj ¿ œ ¿ ¿ ¿ ‰ œ
j ¿ œ ¿ ¿ ¿
‰ œJŒ œ
JŒ ‰ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙
Œ œjŒ œ
jŒ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙
œj Œ œ
j Œ œj ‰ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙ ˙
48
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
152
/> > >
/
/
/
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
‰ œj ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
˙ ˙ œ œ œ œ œ ≈ œR
≈ œR
‰ œ œ œ
˙ ˙ œ œ œ œ œ ≈ œR
≈ œR
‰ œ œ œ
˙ ˙ œ œ œ œ œ ≈ œR
≈ œR
‰ œ œ œ
49
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
154
/> > > > > >
/
/
/
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
50
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
156
/> > > > > >
/
/
/
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
51
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
158
/> > > > > >
/
/
/
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
52
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
160
/> > >
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿ ‰ œj ¿ œ ¿ ¿ ¿
œ œœ œ œ≈œR≈œR‰ œ œ œ œ
JŒ œ
JŒ œ
J‰ ‰ œ
JŒ œ
JŒ ‰
œ œœ œ œ≈œR≈œR‰ œ œ œ ‰ œ
jŒ œ
jŒ œ
jŒ œ
jŒ œ
jŒ
œ œœ œ œ≈œR≈œR‰ œ œ œ Œ œ
j Œ œj Œ œ
j Œ œj Œ œ
j ‰
53
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
163
/> > >
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿ ‰ œj ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œJŒ œ
JŒ œ
J‰ ‰ œ
JŒ œ
JŒ ‰ œ œœ œ œ≈œ
R≈œR‰ œ œ œ
‰ œjŒ œ
jŒ œ
jŒ œ
jŒ œ
jŒ œ œœ œ œ≈œ
R≈œR‰ œ œ œ
Œ œj Œ œ
j Œ œj Œ œ
j Œ œj ‰ œ œœ œ œ≈œ
R≈œR‰ œ œ œ
54
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
166
/> > > > > >
/
/
/
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
55
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
168
/> > > > > >
/
/
/
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
56
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
170
/> > > > > >
/
/
/
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
57
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
172
/> > >
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿ ‰ œj ¿ œ ¿ ¿ ¿
œ œœ œ œ≈œR≈œR‰ œ œ œ œ
JŒ œ
JŒ œ
J‰ ‰ œ
JŒ œ
JŒ ‰
œ œœ œ œ≈œR≈œR‰ œ œ œ ‰ œ
jŒ œ
jŒ œ
jŒ œ
jŒ œ
jŒ
œ œœ œ œ≈œR≈œR‰ œ œ œ Œ œ
j Œ œj Œ œ
j Œ œj Œ œ
j ‰
58
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
175
/> > >
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ ¿ ™ ¿ ‰ œj ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œJŒ œ
JŒ œ
J‰ ‰ œ
JŒ œ
JŒ ‰ œ œœ œ œ≈œ
R≈œR‰ œ œ œ
‰ œjŒ œ
jŒ œ
jŒ œ
jŒ œ
jŒ œ œœ œ œ≈œ
R≈œR‰ œ œ œ
Œ œj Œ œ
j Œ œj Œ œ
j Œ œj ‰ œ œœ œ œ≈œ
R≈œR‰ œ œ œ
59
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
178
/> > > > > >
/
/
/
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
60
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
180
/> > > > > >
/
/
/
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
61
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
182
/> > > > > >
/
/
/
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
&#
∑ ∑
œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ™ ˙ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
œ œ œ œ œ ≈ œR≈ œR‰ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ
R≈ œR‰ œ œ œ
62
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
184
/> > > >
∑DIALOG DI KEDE KOPI 1
∑> >
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
œœ ™ ˙ ¿¿¿¿¿¿¿¿ œ œ ™ ˙ ¿¿¿¿¿¿¿¿
œœœ œœ≈œR≈œR‰ œ œ œ œ œœ œœ≈œ
R≈œR‰ œ œ œ
œœœ œœ≈œR≈œR‰ œ œ œ œ œœ œœ≈œ
R≈œR‰ œ œ œ
œœœ œœ≈œR≈œR‰ œ œ œ œ œœ œœ≈œ
R≈œR‰ œ œ œ
63
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
q = 100188
q = 100
/ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿
64
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
192
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ œ ¿ œ œœœœ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿
65
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
19654
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ œ ¿ œ œœœœ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿
66
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
q = 180200
q = 180
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
/> >
/> >
/> >
/> >
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
œ ¿ œ œ ¿ œ œœœœœ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ
Ó™ Œ œ œ ‰ œJ‰ œJ‰ œJŒ œ œ ‰ œ
J‰ œJ‰ œJŒ œ
Ó™ Œ œ œ ‰ œj‰ œ
j‰ œ
jŒ œ œ ‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
jŒ œ
Ó™ Œ œ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ
67
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
203
/> > >
/> > >
/> > >
/> > >
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ
œ ‰ œJ‰ œJ‰ œJŒ œ œ ‰ œ
J‰ œJ‰ œJŒ œ œ ‰ œ
J‰ œJ‰ œJŒ œ
œ ‰ œj‰ œ
j‰ œ
jŒ œ œ ‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
jŒ œ œ ‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
jŒ œ
œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ
68
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
206
/> > > DIALOG DI KEDE KOPI 2
∑
/> > > ∑
/> > >
∑
/> > >
∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ
œ ‰ œJ‰ œJ‰ œJŒ œ œ ‰ œ
J‰ œJ‰ œJŒ œ œ ‰ œ
J‰ œJ‰ œJŒ œ
œ ‰ œj‰ œ
j‰ œ
jŒ œ œ ‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
jŒ œ œ ‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
jŒ œ
œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ
69
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
q = 100210
q = 100
/ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿
70
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
214
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ œ ¿ œ œœœœ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿
71
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
21854
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ œ ¿ œ œœœœ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿
72
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
q = 180222
q = 180
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
/> >
/> >
/> >
/> >
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
œ ¿ œ œ ¿ œ œœœœœ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ
Ó™ Œ œ œ ‰ œJ‰ œJ‰ œJŒ œ œ ‰ œ
J‰ œJ‰ œJŒ œ
Ó™ Œ œ œ ‰ œj‰ œ
j‰ œ
jŒ œ œ ‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
jŒ œ
Ó™ Œ œ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ
73
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
225
/> > >
/> > >
/> > >
/> > >
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ
œ ‰ œJ‰ œJ‰ œJŒ œ œ ‰ œ
J‰ œJ‰ œJŒ œ œ ‰ œ
J‰ œJ‰ œJŒ œ
œ ‰ œj‰ œ
j‰ œ
jŒ œ œ ‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
jŒ œ œ ‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
jŒ œ
œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ
74
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
228
/> > > DIALOG DI KEDE KOPI 3
∑
/> > > ∑
/> > >
∑
/> > >
∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ
œ ‰ œJ‰ œJ‰ œJŒ œ œ ‰ œ
J‰ œJ‰ œJŒ œ œ ‰ œ
J‰ œJ‰ œJŒ œ
œ ‰ œj‰ œ
j‰ œ
jŒ œ œ ‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
jŒ œ œ ‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
jŒ œ
œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ
75
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
q = 100232
q = 100
/ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿
76
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
236
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ œ ¿ œ œœœœ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿
77
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
24054
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ œ ¿ œ œœœœ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿ œ ¿ œ œ ¿ œ œ ¿
78
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
q = 180244
q = 180
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
54
64
/> >
/> >
/> >
/> >
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
œ ¿ œ œ ¿ œ œœœœœ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ
Ó™ Œ œ œ ‰ œJ‰ œJ‰ œJŒ œ œ ‰ œ
J‰ œJ‰ œJŒ œ
Ó™ Œ œ œ ‰ œj‰ œ
j‰ œ
jŒ œ œ ‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
jŒ œ
Ó™ Œ œ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ
79
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
247
/> > >
/> > >
/> > >
/> > >
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ
œ ‰ œJ‰ œJ‰ œJŒ œ œ ‰ œ
J‰ œJ‰ œJŒ œ œ ‰ œ
J‰ œJ‰ œJŒ œ
œ ‰ œj‰ œ
j‰ œ
jŒ œ œ ‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
jŒ œ œ ‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
jŒ œ
œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ
80
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
25034
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
/> > >
/> > >
/> > >
/> > >
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑
œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ
œ ‰ œJ‰ œJ‰ œJŒ œ œ ‰ œ
J‰ œJ‰ œJŒ œ œ ‰ œ
J‰ œJ‰ œJŒ œ
œ ‰ œj‰ œ
j‰ œ
jŒ œ œ ‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
jŒ œ œ ‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
jŒ œ
œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ œ ‰ œ
j ‰ œj ‰ œ
j Œ œ œ ‰ œj ‰ œ
j ‰ œj Œ œ
81
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
q = 120253
q = 120
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
82
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
260
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
83
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
265
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&#
∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑. . . .
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
œ œœœ œ œ œ œ œœœ œ œ œ œ œœœ œ œ œ œ œœœ œ œb œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
84
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
270
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&#
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑
&#
. . . .
&#
∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œb œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
85
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
274
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&#
∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
. . . . .
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
œ Œ Œ œ œœœ œ œ œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
86
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
279
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&#
∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&#
. . . . .
&#
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
œ œœœ œ œ œ œ œœœ œ œ œ œ œœœ œ œb œ œ Œ Œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
87
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
284
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&#
∑n
&#
∑n
∑ ∑ ∑
&# n
&#
.
n
. . .
&#
∑n
∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
Óœ ˙ œ ˙b œ œ ˙ œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
88
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
288
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑
&
&. . . .
& ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
œ œ œ œ œ œb œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
˙ œ œ ˙ œ œ ˙b œ œ œ œ œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
89
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
292
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&
&. . . . .
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
œ œœœ œ œb œ ˙ œ ˙b œ œ ˙ œ ˙ œ œ
˙ œ ˙ œ ˙b œ œ ˙ œ ˙ œ œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
90
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
297
ber ka- yuh- lah- kau sam
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&
&. . . .
∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
˙ œ œ ˙b œ œ œ œ œ ˙ Œ œ œœœ œ œ œ
˙ œ œ ˙b œ œ œ œ œ ˙ œ œ œ œ œ œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
91
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
302
pan hing ga- ka yuh- ter gan- ti- kan- ma ka- bu da- ya- kan
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑
&
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œb œ œ œ œ œ œ œ œ
˙b œ œ œ œ œ œ œ ˙ œ œ œ œ œ œ
92
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
306
sir na- ter ge- rus- kan- za man- ber ka- yuh- lah- kau sam
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑
&
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œb œ œ œ œ œ œ œ œ
œb œ œ œ œ œ œ ˙ œ œ œ œ œ œ
93
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
310
pan hing ga- ka yuh- ter gan- ti- kan- ma ka- bu da- ya- kan
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑
&
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œb œ œ œ œ œ œ œ œ
˙b œ œ œ œ œ œ œ ˙ œ œ œ œ œ œ
94
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
314
sir na- ter ge- rus- kan- za man-
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&
& ∑ ∑ ∑. .
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
œ œœœ œ œ œ œ œœœ œ œ œ œ œœœ œ œb œ ˙ œ ˙b œ œ
œb œ œ œ œ œ œ ˙ œ ˙ œ ˙b œ œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
95
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
319
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&
&. . . . .
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
˙ œ ˙ œ œ ˙ œ œ ˙b œ œ œ œ œ
˙ œ ˙ œ œ ˙ œ œ ˙b œ œ œ œ œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
96
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
324
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&
&. . . . .
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
˙ œ ˙ œ ˙b œ œ ˙ œ ˙ œ œ
˙ œ ˙ œ ˙b œ œ ˙ œ ˙ œ œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
97
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
329
ber ka- yuh- lah- kau sam
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&
&. . . .
∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
˙ œ œ ˙b œ œ œ œ œ ˙ Œ œ œœœ œ œ œ
˙ œ œ ˙b œ œ œ œ œ ˙ œ œ œ œ œ œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
98
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
334
pan hing ga- ka yuh- ter gan- ti- kan- ma ka- bu da- ya- kan
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑
&
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œb œ œ œ œ œ œ œ œ
˙b œ œ œ œ œ œ œ ˙ œ œ œ œ œ œ
99
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
338
sir na- ter ge- rus- kan- za man- ber ka- yuh- lah- kau sam
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑
&
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œb œ œ œ œ œ œ œ œ
œb œ œ œ œ œ œ ˙ œ œ œ œ œ œ
100
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
342
pan hing ga- ka yuh- ter gan- ti- kan- ma ka- bu da- ya- kan
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑
&
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œb œ œ œ œ œ œ œ œ
˙b œ œ œ œ œ œ œ ˙ œ œ œ œ œ œ
101
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
346
sir na- ter ge- rus- kan- za man-
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&
& ∑ ∑ ∑. .
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
œ œœœ œ œ œ œ œœœ œ œ œ œ œœœ œ œb œ ˙ œ ˙b œ œ
œb œ œ œ œ œ œ ˙ œ ˙ œ ˙b œ œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
102
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
351
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&
&. . . . .
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
˙ œ ˙ œ œ ˙ œ œ ˙b œ œ œ œ œ
˙ œ ˙ œ œ ˙ œ œ ˙b œ œ œ œ œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
103
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
356
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/
&
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&
&. . . . .
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
˙ œ ˙ œ ˙b œ œ ˙ œ ˙ œ œ
˙ œ ˙ œ ˙b œ œ ˙ œ ˙ œ œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
104
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
q = 170361
q = 170
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑
/ ∑
/ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑
/ ∑
& ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑
&. . . .
∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ¿
œ œ œ œ œ
‰ œj‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j‰ œ
j
˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ ˙ Œ
˙ œ œ ˙b œ œ œ œ œ ˙ Œ
˙ œ œ ˙b œ œ œ œ œ ˙ Œ
‰œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ ‰
œœœb
j Œœœœ
105
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
366
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
106
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
372
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
107
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
378
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
108
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
384
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
¿œ ‰ œ
j ¿ œ œ œ ‰ œj ¿ œ œ
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
109
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
389
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ‰ œj ¿ œœ œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
110
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
ppp
394
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ‰ œj ¿ œ œ
¿œ Œ Œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿
¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿
¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿
œ œ œ œ œ
111
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
399
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ¿œ ‰ œ
j ¿ œœ
œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿ ¿ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿ ¿ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ
112
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
404
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ‰ œj ¿ œœ œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
113
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
ppp
409
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ‰ œj ¿ œ œ œ ‰ œ
j ¿ œ œ¿œ Œ Œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
114
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
414
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿
œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿
œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿
115
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
419
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
¿œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ œ ‰ œ
j ¿ œœ
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
116
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
ppp
424
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ‰ œj ¿ œœ œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ
¿œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ‰ œJœ ¿ ¿ ‰ ¿
J¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ‰ œJœ ¿ ¿ ‰ ¿
J¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ‰ œJœ ¿ ¿ ‰ ¿
J¿
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
117
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
429
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ ‰ œJœ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ‰ œ
Jœ ¿ ¿ ‰ ¿
J¿ œ œ ‰ œ
Jœ
œ œ ‰ œJœ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ‰ œ
Jœ ¿ ¿ ‰ ¿
J¿ œ œ ‰ œ
Jœ
œ œ ‰ œJœ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ‰ œ
Jœ ¿ ¿ ‰ ¿
J¿ œ œ ‰ œ
Jœ
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
118
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
434
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿¿œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
119
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
ppp
439
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ‰ œj ¿ œœ œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ œ ‰ œ
j ¿ œœ¿œ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ‰ œJœ
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ‰ œJœ
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ‰ œJœ
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
120
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
444
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ‰ ¿J¿ œ œ ‰ œ
Jœ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ‰ œ
Jœ ¿ ¿ ‰ ¿
J¿
¿ ¿ ‰ ¿J¿ œ œ ‰ œ
Jœ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ‰ œ
Jœ ¿ ¿ ‰ ¿
J¿
¿ ¿ ‰ ¿J¿ œ œ ‰ œ
Jœ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ œ ‰ œ
Jœ ¿ ¿ ‰ ¿
J¿
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
121
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
449
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿¿œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ œ ‰ œ
j ¿ œœ
œ œ ‰ œJœ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ ‰ œJœ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ ‰ œJœ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
122
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
454
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ‰ œj ¿ œœ œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
123
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
ppp
459
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
¿œ Œ Œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿ œ ¿ ¿
œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿ œ ¿ ¿
124
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
464
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ¿œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ
œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ ¿ ‰ œJ¿ œ ¿ ¿ œ ¿ ‰ œ
J¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
125
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
469
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ‰ œj ¿ œœ œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ œ ‰ œ
j ¿ œœ œ ‰ œj ¿ œœ
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
126
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
ppp
474
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ‰ œj ¿ œœ
¿œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ œ œ ‰ œJœ ¿ ¿ ‰ ¿
J¿ œ œ ‰ œ
Jœ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ œ œ ‰ œJœ ¿ ¿ ‰ ¿
J¿ œ œ ‰ œ
Jœ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
¿ ¿ ¿ œ œ ‰ œJœ ¿ ¿ ‰ ¿
J¿ œ œ ‰ œ
Jœ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
127
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
mf
479
mf
mf
mf
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿
œ œ ‰ œJœ ¿ ¿ ‰ ¿
J¿ œ œ ‰ œ
Jœ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿
œ œ ‰ œJœ ¿ ¿ ‰ ¿
J¿ œ œ ‰ œ
Jœ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿
œ œ ‰ œJœ ¿ ¿ ‰ ¿
J¿ œ œ ‰ œ
Jœ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ
128
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
mf
485
mf
mf
mf
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
129
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
491
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿
130
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
ppp
497
ppp
ppp
ppp
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
131
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
503
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿
132
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
ff
509
ff
ff
ff
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿
133
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
515
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿
134
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
52144
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿
œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ ¿ ¿ ¿ œ ¿ œ ¿ œ ¿ Œ ¿
135
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
q = 140527
q = 140
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
/U 8
/U
∑
/U
∑
/U
∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
æææw
¿ ¿ ¿ ¿ ¿œ œ ™œ‰ œ
j œ œœ œ œ ™œ‰ œj œ œœ œ œ ™œ‰ œ
j œ œœ
æææw œ œ ™œ‰ œ
j œ œ œ ™œ‰ œj œ œ œ ™œ‰ œ
j œ
æææw œ œ ™œ‰ œ
j œ œ œ ™œ‰ œj œ œ œ ™œ‰ œ
j œ
æææw œ œ ™œ‰ œ
j œ œ œ ™œ‰ œj œ œ œ ™œ‰ œ
j œ
œ œ ™œ‰ œj œ œ œ ™œ‰ œ
j œ œ œ ™œ‰ œj œ
136
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
532
/
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œ œ ™ œ‰ œœœœœœ¿œ œ ™ œ‰ œ
j œ œœ œ œ ™ œ‰ œj œ œœ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œœ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
137
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
53624
54
24
54
24
54
24
54
24
54
24
54
24
54
24
54
24
54
24
54
24
54
24
54
24
54
/ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
œ œ ™ œ ‰ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ œ œ ‰ œ œ œ œ œ œ
œ œ œ œ œ œ œ œ
œ œ œ œ œ œ œ œ
œ œ œ œ œ œ œ œ
œ œ œ œ œ œ œ œ
138
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
539
Hoi!
54
44
54
44
54
44
54
44
54
44
54
44
54
44
54
44
54
44
54
44
54
44
54
44
54
44
/> > > > 83 3
/ ∑
/ ∑
/ ∑
/ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
&>
∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
œjœ œ œ œ œ
jœ œ œ œ Œ¿œ œ ™ œ ‰ œ
j œ œ œ œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ ™ œ ‰ œ
j œ
Ó Œ Œ œ
139
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
542
/
/
/
/
/
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
œ œ ™ œ‰ œj œ œœ œ œ ™ œ‰ œœœœœœ
¿œ œ ™ œ‰ œ
j œ œœ œ œ ™ œ‰ œj œ œœ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ œ œ ™ œ‰ œj œ œ œ ™ œ‰ œ
j œ
140
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
546
/
/ ∑
/ ∑
/ ∑
/ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ œ œ ™ œ ‰ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ œ œ ‰ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ œ œ œ œ œ œ
œ œ ™ œ ‰ œj œ œ œ œ œ œ œ œ œ
141
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
54924
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
24
44
/U
/ ∑ ∑U
/ ∑ ∑U
/ ∑ ∑U
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑
œ œ œ œ ≈ œ œ œ ‰ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ ≈ œ œ œæææw
æææw
æææw
æææw
142
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
{
°
¢
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Dr.
Mrcs.
Tamb.
Gtr.
Ban.
Voice
Accord.
Vln.
552
/
>∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
/ ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
& ∑ ∑ ∑ ∑
¿ ¿ ¿ ¿œ œ œ œ ≈ œ œ œ ≈ œ œ ≈ œ œ œ œ
¿œ Œ Ó
143
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
Flute
Drum Set
Violin I
Violin II
Viola
Violoncello
Violin 1
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
8
&
.>.>.>.>.>.>
.>.>
.>
Ÿ< >
.>.>.>.>.>.>
.>.>
.>
Ÿ< >
Ÿ ~
∑ ∑ ∑
/
&.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>Ÿ< >
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
Ÿ< >
Ÿ ~ .>.>
∑ ∑
.>.> .
>
.>.>.>
&.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>Ÿ< >
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>Ÿ< >
Ÿ ~ .>.>
∑ ∑
.>.> .
>
.>.>.>
B
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
> .>
Ÿ< >
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
> .>
Ÿ< > Ÿ ~
∑.
.
. .
.
. .
. . . Ÿ< >
. . . .
>
.
>
.>.
>
.
>
.
>
.>
.>
?
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
Ÿ< >
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
> Ÿ< >
Ÿ ~
∑
.
. .
. .
.
. ...
Ÿ< >
.
.
. .
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
&.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>Ÿ< >
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
Ÿ< >
Ÿ ~ .>.>
∑ ∑
.>.> .
>
.>.>.>
&
Ÿ< >
Ÿ< >
Ÿ
.>
.>
.>
.>
.>
.> .
>.>
∑
/
∑
&
Ÿ< >
Ÿ< >
.
>
.
>
.
>
.
> .>
.
>
.>
.>
.>
.>.>
&
Ÿ< >
Ÿ< >
.
>
.
>
.
>
.
> .>
.
>
.>
.>
.>
.>.>
.
>
.
> .>
.>
.> .
>
.>.>
.>
.
>
.
> .>
.>
.> .
>
.>.>
.>
.
>
.
>
B
.>
.
> .>
.
>
.
>
.>
.
>
.
>
.
>
.>
.>
.>
.
> .>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
> .>
.
>
.
>
?.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
&
Ÿ< >
Ÿ< >
.
>
.
>
.
>
.
> .>
.
>
.>
.>
.>
.>.>
.
>
.
> .>
.>
.> .
>
.>.>
.>
.
>
.
> .>
.>
.> .
>
.>.>
.>
.
>
.
>
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
J
‰
œ
J
œ#œœ
≈
œ#œœœœ œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
J
‰
œ
œœ#
œ
œnœ
J
≈
œ
R
œœœœ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ œ œ œ œ œ≈œ œ
‰œ
J
‰œ
j
œ#œœ
≈
œ#œœœœ œ œ œ œ œ œ
≈œ œ
‰œ
J
‰
œ
œœ#
œ
œnœ
J
≈
œ
R
œœœœ
œ#œ
≈
œ#œ
œœœœ
œ œ œ œ œ œ≈œ œ
‰œ
J
‰œ
j
œ#œœ
≈
œ#œœœœ œ œ œ œ œ œ
≈œ œ
‰œ
J
‰
œ
œœ#
œ
œnœ
J
≈
œ
R
œœœœ
œ#œ
≈
œ#œ
œœœœ
œ œ œ œ œ œ≈œ œ ‰
œ
J
‰
œ
J
œ#œœ
≈
œ#œœœœ
œ œ œ œ œ œ≈œ œ ‰
œ
J
‰
œ
œœ#
œ
œnœ
J
≈œ
R
œœœœ
≈œ
œœœœ
œœœœ#œœœœ œ
œ ≈œœ
œœ ≈
œ
œ
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰œ
j
‰
œ
J
œ#œœ
≈
œ#œœœœ
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰œ
j
‰œ
œœ#
œ
œnœ
J
≈œ
R
œœœœ
≈
œ
œœœœ
œœœœ#œœœœ œ
œ≈
œœ
œœ≈
œ
œ
œ œ œ œ œ œ≈œ œ
‰œ
J
‰œ
j
œ#œœ
≈
œ#œœœœ œ œ œ œ œ œ
≈œ œ
‰œ
J
‰
œ
œœ#
œ
œnœ
J
≈
œ
R
œœœœ
œ#œ
≈
œ#œ
œœœœ
Œ ≈
œœ
œœ#
œ
œœ
Ó Ó Œ ≈
œ
œ
œ˙
œ œ
Œ Ó
œ œ
Œ Ó
œ œ
Œ Ó
œ œ
Œ Ó
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
Œ ≈
œœ
œœ#
œ
œœ
œœ≈ œ
œœœ≈œ
œ œœ#œ
‰ ≈
œ
R
œœœ#œ
œœœœ
œ#
j
‰
œ
j
œ
‰ Œ ‰ ≈
œ
R
œœœ#œ
œœœœ
œ#
j
‰
œ
J
œ
‰ Œ ‰ ≈œ
R
œœœœ
œœœ
œ
Œ ≈
œœ
œœ#
œ
œœ
œœ≈ œ
œœœ≈œ
œ œœ#œ
Œ Ó œ œ Œ Ó ‰
œ#
J
œ#œ
œœœœ
œ œ Œ Ó ‰
œ#
J
≈
œ#œ
œœœœ
œœ
œœ#œ
≈ Óœœ ≈
œœ
œnœ ≈
œ
œ œœ#œ
Œ Ó œ œ Œ Óœ œ
Œ Ó œ œ Œ Óœ œ
Œ Óœœ
Œ Œ œœ
œœ#œ≈ Ó
œœ≈
œœ
œnœ≈
œ
œ œœ#œŒ Ó
œ œ
Œ Ó
œ œ
Œ Ó
œ œ
Œ Ó
œ# œ
Œ Ó
œœ
Œ Œ
œœ
Œ ≈
œœ
œœ#
œ
œœ
œœ≈ œ
œœœ≈œ
œ œœ#œ
Œ Ó œ œ Œ Ó ‰
œ#
J
≈
œ#œ
œœœœ
œ œ Œ Ó ‰
œ#
J
≈
œ#œ
œœœœ
œœ
Œ Ó
TAMBANGBagian 3
Aqsa Mulya
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
1.
2.
16
24
&
3
Ÿ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
.
m m m m
.
3 3
/
&
Ÿ~~~~~~~~~~~
.>
~~~~
3
3
&
Ÿ< >
Ÿ< > .
m m m m
.
3
3
B
.>.>
.
>
.
>
.>
m mm
m
3 3
?
.
>
.
>.
>.
>
.>
mm
mm
3
3
&
∑ ∑ ∑ ∑
.
m
m m
m
.
3
3
&
m..
M
.
. ..
.. . .
. .
m..
M
.
. ..
.. . .
. .
.
∑
6
6
/
&
m..
M
.
. ..
.. . .
. .
m..
M
.
. ..
.. . .
. .
.
∑
6
6
&
. m.
M
.
. ..
.. . .
. .
m..
M
.
. ..
.. . .
. .
.
∑
6
6
B
m..
M
.
. ..
.
. . .
..
m..
M
.
. ..
.
. . .
..
.
∑
6 6
?
m..
M
.
. . .
.
. . .
. .
M.
.M
.
. . .
.
. . .
. .
.
∑
6 6
&
. m.
M
.
. ..
.. . .
. .
m..
M
.
. ..
.. . .
. .
.
∑
6
6
Œ Œ Ó
˙
˙
#˙
˙˙
˙
#
œœ
œ
wn ˙
˙
œ
œ
œœœœœ
œœ
J
‰ Œ Ó Ó ≈
œœ
œœ
œœ#
œœ
R≈‰ Œ Ó
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
J
≈œ
R
œœœœ
œ#œœœ
œ
j‰
œœ
‰
œ
j
œœœœn
œ
j‰
œœ
‰
œ
j
œœœœ
˙
Ó
˙ œ
œœœœœ
œœ
J≈
œ
R
œœœ#œ
œ
œn œ
‰™ œ
R
œ
œœ#œ
œœ œ
‰™
œ
R
œœœ#œ
œ
œn œ
≈
œ
R
œ
R
œ
R
œ#
œ
œœ
˙˙
˙
œ
œ
œ w ˙ œœœœœœ
œœ
J‰ Œ Ó Ó ≈
œœ
œœ
œœ#
œœ
R≈‰ Œ Ó
œ œ
Œ Œ œœ
˙#˙
˙# ˙
w ˙ œ
œœœœœ
œœ
J
‰ Œ Ó Ó ≈
œœ
œœ
œœ#
œœ ™
J ≈ Œ Ó
œ œŒ Œ
œœ
˙˙
˙˙
w ˙ œ œœœœœ
œœ
J‰ ‰ ‰ Ó Ó ≈
œœ
œœ
œœ#
œœ™
J≈ Œ Ó
˙ œœœœœœ
œœ
J‰ Œ Ó Ó ≈
œœ
œœ
œœ#
œœ
R≈‰ Œ Ó
Ó ≈
œœ œ#
œœ# œn
œ
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœ
≈
œ
œ#
œ
œnœ#
œ
œn
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœœœœœœœ
œœœœœœ#
œ
j
‰ Œ Ó
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
‰™ œ
R
œ
œœ#œ
œœ œ
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œn
œ œ œn
‰
œœ
≈
œ
œ#
œ
œnœ#
œ
œn
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœœœœœœœ
œœœœœœ#
œ
j
‰ Œ Ó
Ó ≈
œœ œ#
œœ# œn
œ
œ
R≈
œ#
J ≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœ
≈
œ
œ#
œ
œnœ#
œ
œn
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœœœœœœœ
œœœœœœ#
œ
j
‰ Œ Ó
Ó ≈
œœ œ#
œœ# œn
œ
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœ
≈
œ
œ#
œ
œnœ#
œ
œn
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœœœœœœœ
œœœœœœ#
œ
J ‰ Œ Ó
Ó ≈œœ œ#
œœ# œn
œ
œœ#
≈œ
œn œœ#
≈ œ
œ œ œn
‰ œœ≈
œ
œ#
œ
œnœ#
œ
œn
œœ#
≈œ
œn œœ#
≈œ
œ œ œn
‰ œœœœœœœœ
œœœœœœ#
œ
j
‰ Œ Ó
Ó ≈
œœ œ#
œœ# œn
œ
œ
R≈
œ#
J ≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœ
≈
œ
œ#
œ
œnœ#
œ
œn
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœœœœœœœ
œœœœœœ#
œ
j
‰ Œ Ó
2
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
31
40
&
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
%
/
&
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
B ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
.
.
. .
.
.
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
?
∑ ∑
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
&
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
.
.
.
. . .
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
.
. . .
.
.
&
.
.
....
..
. .
....
..
.
.
....
..
. .
....
..
.
.
....
..
. .
....
..
.
.
....
..
/
&
∑ ∑ ∑ ∑
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
&
∑ ∑ ∑ ∑
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
B
. .
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
?
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
&. .
. .
.
.
.
.
.
.
.
. . .
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
.
. . .
.
.
.
.
.
. . .
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
.
. . .
.
.
. .
. .
.
.
.
.
Ó Œ ‰ ‰
œ
j‰œ ™œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ
œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ œ œœœœ
≈
œœ
‰
œ
j
œ œ œœœœ
≈
œœ
‰
œ
j
œ œ œœœœ
≈
œœ
‰
œ
j
œ œ œœœœ
≈
œœ
‰
œ
j
œ œ œœœœ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œœœœ
≈
œ œ
‰œ
j
œ œ œœœœ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ ‰
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰
Ó Œ ‰ ‰
œ
œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ
œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ
œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ
œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
Ó Œ ‰
œ
J
w w
w
Ó Œ ‰
œ
J
w w
w
œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ
œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ
œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ
œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ
œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ œ œœœœ
≈
œ œ
‰ œ
J
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰ œ
J
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ ‰
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ ‰
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ ‰
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ ‰
3
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
48
55
&
. .
....
..
.
.
....
..
. .
....
..
.
.
....
..
. .
....
..
.
.
....
..
. .
....
..
/
&
~~~~~
3
~~~~~~~
3
~~~~~
.>
.>
~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~
&
~~~~
3
~~~~~~~~
3
~~~~~
.>
.>
~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~
B
. .
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
. .
. .
.
.
.
.
?
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
&
.
.
.
. . .
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
.
. . .
.
.
.
.
.
. . .
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
.
. . .
.
.
. .
. .
.
.
.
.
&
.
.
....
..
. .
....
..
.
.
....
..
. .
....
..
.
.
....
..
. .
....
..
3
/
&
~~~~ ~~~~
~~~~~
~~~
~~~~
~~~~~~~
&
~~~~~~~
.>
~~~~~~~~
.>
~~~~~
Ÿ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
B
.
.
. .
.
.
.
.
. .
. .
.
.
.
.
. .
. .
.
.
.
.
?
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
&
.
.
.
. . .
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
.
. . .
.
.
.
.
.
. . .
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
.
. . .
.
.
. .
. .
.
.
.
.
œ œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ
œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ
œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ
œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
w
œœœœœœœœœœœœœœœœ œ
œœœœœœœœœœœœœœœ
œ
œ
œ
œ
œ
œ
˙˙
œ œ œ
˙
˙
˙#
w
œ#œ#œœœœœœœœœœœœœœ œ#
œ#œœœœœœœœœœœœœœ
œ
œ œ
œ
œn
œ˙
˙b œn œ œ
˙
˙
˙
œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ
œ
œœœœ ≈
œ
r
œ‰
œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ
œ
œœœœ ≈
œ
r
œ‰
œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ
œ
œœœœ ≈
œ
r
œ‰
œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰ œ
J
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰œ œ
œœœœ ≈
œ
r
œ ‰
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰œ œ
œœœœ ≈
œ
r
œ ‰
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰œ œ
œœœœ ≈
œ
r
œ ‰
œ
œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ
œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ
œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰
œ œ
œœœœ
≈
œ
R
œ
‰ Ó Œ ‰
œœ œ#
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œœ
œ ‰
œ
J
œ
œ œ
‰œ
j
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
œ
œ
œ
œ
˙#œ œ œ
w# w#
œœœ
œœœ
œœœœœ
œ
œ
œ œ
j
˙œ
J
œ
œ#
‰
œ
J
œ
œ
œ
œ
j
œœb
œ
J
˙œ œ œ
w# w#
œœœ
œœœ
œœœœœ
œ
œ
œ
œœœœ ≈
œ
r
œ‰
œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
w ˙ œ
œ œ
w# w#
œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰œ œ
œœœœ ≈
œ
r
œ ‰
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰œ œ
œœœœ ≈
œ
r
œ ‰
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰œ œ
œœœœ ≈
œ
r
œ ‰
4
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
62
69
&
3
/
&
M M
M M
&
M M
M M
B
.
.
. .
.
.
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
. . . .
. .
.
.
. .
.
.
. .
.
.
. . . .
. .
.
.
. .
?
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
&
.
.
.
. . .
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
.
. . .
.
.
.
.
.. . .
.
.
. .
.. . .
.
.
.
.
.. . .
.
.
. .
.. . .
.
.
&
∑ ∑
/
&
M M
.>.>. .>. . . .
>. .>
. .>. . . .
>
m m m m m
&
M M
.>.>. .>. . . .
>. .>
. .>. . . .
>
m m m m m
B
. .
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
?
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
&
.
.
.
. . .
.
.
.
.
.
. . .
.
.
œ
R
≈‰ Œ Ó Ó Œ ‰
œœ œ#
œ
R
≈‰ Œ Ó Ó
˙bw
Ó
˙
wb
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œœœ
œœœ
œœœ
œœœ
œœœ
œœœœœ
œœ
œœ
œœœ
œœœ
œœœb
œœœb
œœbœœbœ
œbœœœb
œœœb
œœbœ
œœœb
œœœb
œœbœœbœ
œbœœœb
œœœb
œœbœ
œœœ
œœœ
œœœ
œœœ
œœœ
œœœœœ
œœ
œœ
œœœ
œœœ
œœœb
œœœb
œœbœœbœ
œbœœœb
œœœb
œœbœ
œœœb
œœœb
œœbœœbœ
œbœœœb
œœœb
œœbœ
œ
œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ
œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ
œ
œœbœœ
≈œ
R
œ‰ œ œ
œœbœœ
≈œ
R
œ‰
œ
œ
œœbœœ
≈œ
R
œ‰ œ œ
œœbœœ
≈œ
R
œ‰
œ œ œœœœ
≈
œ œ
‰œ
j
œ œ œœœœ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œœœœ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œœœ≈œœ
‰
œb
j
œ œ œ œœœ≈œœ
‰œb
J
œ œ œ œœœ≈œœ
‰
œb
j
œ œ œ œœœ≈œœ
‰
œn
j
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ ‰
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰
œ
œ
œœbœœ
≈œ
R
œ
‰œ œ
œœbœœ
≈œ
R
œ
‰
œ
œ
œœbœœ
≈œ
R
œ
‰œ œ
œœbœœ
≈œ
R
œ
‰
œ œ œ
≈
œ œ œ
≈ Œ
œ œ œ
≈
œ# œ œ
≈
œ œ œ
≈ Œ
œ œ œ
≈
œ œ œ
≈
œ œ œ
≈ Œ
œ œ œ
≈
œ œ œ
≈
œ œ œ
≈ Œ
œ œ œ
≈
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œœ
œ
œnœœ
œœœœœ
œœ
œœ
œœœ
œœœ
œœ
œ
œœœ
œœœœœ
œœ
œœ
œœœ
œœœ
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œœœ œ
œ œœ œ
œ œœ œ
œ œ
œ
œ
œ
œœ
œ
œnœœ
œœœœœ
œœ
œœ
œœœ
œœœ
œœ
œ
œœœ
œœœœœ
œœ
œœ
œœœ
œœœ
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œœœ œ
œ œœ œ
œ œœ œ
œ œ
œ
œ
œ
œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ
œ
œœœœ ≈
œ
r
œ‰
œ œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œ
œ
œœœœ ≈
œ
r
œ‰
œ
œ
œœœœ ≈
œ
r
œ‰
œ
œ
œœœœ ≈
œ
r
œ‰
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰œ
j
ww# wn
w
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰
5
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
75
82
&
∑ ∑
m..
M
.
. ..
.. . .
. .
m..
M
.
. ..
.. . .
..
.>
.>
.>
6 6
/
.
&
.>.>. .>. . . .
>. .>
. .>. . . .
>
m m m m m
m..
M
.
. ..
.. . .
. .
m..
M
.
. ..
.. . .
. .
.
> .>
.>
3
3
6
6
&
.>.>. .>. . . .
>. .>
. .>. . . .
>
m m m m m
m..
M
.
. ..
.. . .
. .
m..
M
.
. ..
.. . .
. .
.
>
.
>
.
>
3
3
6
6
B
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
m.
.M
.
. ..
.
. . .
..
m.
.M
.
. ..
.
. . .
..
.>
.>
.>
6 6
?
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>
m..
M
.
. . .
.
. . .
. .
..
.
. . .
.
. . .
. .
.
>
.>
.
>
6 6
&
.
.
.
. . .
.
.
.
.
.
. . .
.
.
m..
M
.
. ..
.. . .
. .
m..
M
.
. ..
.. . .
. .
.
>
.
>
.
>
6
6
&
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
&
∑ ∑ ∑
&
∑
B ∑
?
∑
&
∑
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœ
≈
œ
œ#
œ
œnœ#
œ
œn
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœœnœœœœœ
œœœœœœ#
œ
J‰
œœ
Ó
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰ Œ Ó
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œœœœ
œœœœ
œœœ œ
œœœœ
œœœ
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœ
≈
œ
œ#
œ
œnœ#
œ
œn
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœœœœœœœ
œœœœœœ#
œ
J
‰
œ#œ
Ó
œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œ œœœœ
œœœœ
œœœ œ
œœœœ
œœœ
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœ
≈
œ
œ#
œ
œnœ#
œ
œn
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœœœœœœœ
œœœœœœ#
œ
j
‰œœ Ó
œ
œ
œœœœ ≈
œ
r
œ‰
œ
œ
œœœœ≈
œ
r
œ‰
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœ
≈
œ
œ#
œ
œnœ#
œ
œn
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœœœœœœœ
œœœœœœ#
œ
J ‰
œœ#
Ó
œ œ œ œ œ œ
≈
œ œ
‰
œ
j
œ œ œœœœ
≈
œ œ
‰
œ
j
œœ#
≈œ
œn œœ#
≈œ
œ œ œn
‰ œœ≈
œ
œ#
œ
œnœ#
œ
œn
œœ#
≈œ
œn œœ#
≈œ
œ œ œn
‰ œœœœœœœœ
œœœœœœ#
œ
j
‰
œœÓ
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰
œ
œ
œœœœ≈œ
r
œ ‰
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœ
≈
œ
œ#
œ
œnœ#
œ
œn
œœ#
≈
œ
œn œœ#
≈
œ
œ œ œn
‰
œœœœœœœœ
œœœœœœ#
œ
j
‰œœ Ó
œ
j‰œ ™ œ
‰
œ
jœ œ
œ
j‰
œ ™ œ‰
œ
jœ œ
œ
j
‰œ ™ œ œ
œ
‰œ
Jœ
j
‰œ ™ œ œ
œ
‰œ
Jœ
j
‰œ ™ œ œ
œ
‰œ
Jœ
j
‰œ ™ œ œ
œ
‰œ
J
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œ
œœ#œ
œœœœœœœœœœœnœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œn
œœ#œ
œœœœœœœœnœœœnœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œn
œœ#œ
œœœœœœœœnœœœnœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œn
œœ#œ
œœœœœœœœnœœœœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œn
œœ#œ
œœœœœœœœnœœœnœ
6
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
88
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
94
&
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
/
&
&
B
?
.
>
.
>
.
>
.
>.
>.
>
&
&
∑ ∑ ∑
/
∑ ∑ ∑
&
&
B
?
.
>
.
>
.
>
.
>.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>.
>
.
>
.
>
.
>
.
>.
>.
>
&
œ
j
‰œ ™ œ œ
œ
‰œ
Jœ
j
‰œ ™ œœ
œ
‰œ
Jœ
j
‰œ ™ œœ
œ
‰œ
Jœ
j
‰œ ™ œœ
œ
‰œ
Jœ
j
‰œ ™ œœ
œ
‰œ
Jœ
j
‰œ ™ œœ
œ
‰œ
J
œœ
œbœ
œœ
œœ
œ
œœb
œ
œnœbœ
œ
œn
œb
œbœ
œ
œ
œœ
œ
œœœ
œ
œœœ
œœbœœbœœœ
œœœœœ
œb
œœœ
œnœ
œn
œ#
œ
œ
œœ
œ
œœœn
œœœœ
œœ
œ
œ
œœ
œ
œ
œœ
œ
œ
œœ
œ
œ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œ
œœb
œ
œnœbœ
œ
œn
œb
œbœ
œ
œ
œœ
œ
œœœ
œ
œœœ
œœbœœbœœœ
œœœœœ
œb
œœœ
œnœ
œn
œ#
œ
œ
œœ
œ
œœœn
œœœœ
œœ
œ
œ
œœ
œ
œ
œœ
œ
œ
œœ
œ
œ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œ
œœb
œ
œnœbœ
œ
œn
œb
œbœ
œ
œ
œœ
œ
œœœ
œ
œœœ
œœbœœbœœœ
œ
œœœbœ
œb
œœœ
œnœn
œn
œ#
œ
œ
œœ
œ
œœœn
œœœœn
œ
œ
œ
œ
œ
œ
œ
œ
œ
œ
œ
œ
œ
œ
œ
œ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œ
œœb
œ
œnœbœ
œ
œn
œb
œbœ
œ
œ
œœ
œ
œœœ
œ
œœœ
œœbœœbœœœ
œ
œœœbœ
œb
œœœ
œnœn
œn
œ#
œ
œ
œœ
œ
œœœn
œœœœn
œœ
œ
œ
œœ
œ
œ
œœ
œ
œ
œœ
œ
œ
œ
j
‰œ ™ œœ
œ
‰
œ
j
œœ
œbœ
œœ
œœ
œ
œœb
œ
œnœbœ
œ
œn
œb
œbœ
œ
œ
œœ
œ
œœœ
œ
œœœ
œœbœœbœœœ
œœœœœ
œb
œœœ
œnœ
œn
œ#
œ
œ
œœ
œ
œœœn
œœœœ
œœ
œ
œ
œœ
œ
œ
œœ
œ
œ
œœ
œ
œ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœœœ
≈
œ
R
‰ ≈
œ
R ≈
œ
R≈
œn
œ
œœ œ
≈ ≈
œ
R ≈
œ#
R
‰
œ
j
œb
J
œœœ
≈
œœœ
‰
œ
R≈
œ#
R ‰
œ
R≈
œ
R
≈ ‰
œ
j
‰œ ™ œ œ
œ
‰œ
Jœ
j
‰œ ™ œ œ
œ
‰œ
Jœ
j
‰œ ™ œ œ
œ
‰œ
J
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœœœ
≈
œ
R
‰ ≈
œ
R ≈
œ
R≈
œn
œ
œœ œ
≈ ≈
œ
R ≈
œ#
R
‰
œ
j
œb
J
œœœ
≈
œœœ
‰
œ
R≈
œ#
R ‰
œ
R≈
œ
R
≈ ‰
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœœœ
≈œ
R
‰ ≈
œ
r
≈œ
r
≈œn
œ
œœ œ
≈ ≈
œ
R
≈
œ#
R‰
œ
j
œb
J
œœœ
≈
œœœ‰œ
r
≈
œ#
r
‰œ
r
≈ œ
R
≈ ‰
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœœœ
≈
œ
R
‰ ≈
œ
R≈
œ
R ≈
œn
œ
œœ œ
≈ ≈
œ
R ≈
œ#
R
‰
œ
j
œb
J
œœœ
≈
œœœ
‰
œ
R ≈
œ#
R‰
œ
R ≈
œ
R≈ ‰
œ
j
‰œ ™ œ œ
œ
‰
œ
j
œ
j
‰œ ™ œ œ
œ
‰
œ
j
œ
j
‰œ ™ œ œ
œ
‰
œ
j
œœœœ
≈
œ
r
‰ ≈
œ
r≈
œ
r
≈œn
œ
œœ œ ≈ ≈
œ
R
≈ œ#
R‰
œ
j
œb
J
œœœ
≈
œœœ‰
œ
r
≈
œ#
r‰
œ
r
≈
œ
r
≈ ‰
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œbœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœœœ
≈œ
R
‰ ≈
œ
r
≈œ
r
≈œn
œ
œœ œ
≈ ≈
œ
R
≈
œ#
R‰
œ
j
œb
J
œœœ
≈
œœœ‰œ
r
≈
œ#
r
‰œ
r
≈ œ
R
≈ ‰
7
Tambang by Aqsa Mulya
°
¢
°
¢
™™
™™
™™
™™
™™
™™
™™
100
104
&
Ÿ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
m m
6 6 6 6
/
∑ ∑ ∑ ∑
&
&
B
6
6 6 6
?
6
6
6 6
&
&
Ÿ
∑ ∑ ∑
6
6
6
6
/
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
&
∑ ∑ ∑
6
6 6 6
&
∑ ∑ ∑
6
6
6
6
6
6
6
6
B ∑ ∑ ∑
6
6 6 6
6
6 6 6
?
∑ ∑ ∑
6
6
6 6
6
6
6 6
&
∑ ∑ ∑
6
6
6
6
6
6
6
6
œ#
R ≈
œœ
≈
œ
R ≈
œ
R
œ
R
≈
œ
R ≈
œœ
‰
w
Œ
œ
œ
R
≈
œ
J
œ
R ≈ œ
R
≈
œœ#
œœ
œœ œ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ#
œœ
œœ
œ
œ#
R ≈
œœ
≈
œ
R ≈
œ
R
œ
R
≈
œ
R ≈
œœ
‰
ææææ
w
ææææ
w
ææææ
w
œ#
R ≈
œœ
≈
œ
R ≈
œ
R
œ
R
≈
œ
R ≈
œœ
‰
ææææw
ææææw
ææææw
œ#
R≈
œœ
≈
œ
R≈
œ
R
œ
R≈
œ
R≈
œœ
‰
ææææ
w
ææææ
w œœ
œœ#
œœ
œ#œ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œ#œ
œœ
œœ
œ#
r≈
œœ
≈
œ
r≈
œ
r
œ
r
≈
œ
r≈
œœ
‰
ææææ
w
ææææ
w œœ
œœ#
œœ
œ#œ
œœ
œœ
œœ
œœ
œœ
œ#œ
œœ
œœ
œ#
R ≈
œœ
≈
œ
R ≈
œ
R
œ
R
≈
œ
R ≈
œœ
‰
ææææw
ææææw
ææææw
œœœ#œœœœœœ œ
œœœœœœ#œœ
œœ#œœœœ
w
œ#
R ≈
œœ
≈
œ
R ≈
œ
R
œ
R
≈
œ
R
≈
œœ
‰
ææææ
w
œœœœ#œœœ#œœœœœœœœœœœ
œ#œœœœœ
œ#
R ≈
œœ
≈
œ
R ≈
œ
R
œ
R
≈
œ
R ≈
œœ
‰
œœœœ#œœœ#œœœœœœœœœœœ
œ#œœœœœ
œœœœ#œœœ#œœœœœœœœœœœ
œ#œœœœœ
œ#
R ≈
œœ
≈
œ
R ≈
œ
R
œ
R
≈
œ
R ≈
œœ
‰
œœœœ#œœœ#œœœœœœœœœœœ
œ#œœœœœ
œœœœ#œœœ#œœœœœœœœœœœ
œ#œœœœœ
œ#
R ≈
œœ
≈
œ
R ≈
œ
R
œ
R
≈
œ
R ≈
œœ
‰
œœœœ#œœœ#œœœœœœœœœœœ
œ#œœœœœ
œœœœ#œœœ#œœœœœœœœœœœ
œ#œœœœœ
œ#
R
≈
œœ
≈
œ
R
≈
œ
R
œ
R ≈
œ
R
≈
œœ
‰
œœœœ#œœœ#œœœœœœœœœœœ
œ#œœœœœ
œœœœ#œœœ#œœœœœœœœœœœ
œ#œœœœœ
œ#
R ≈
œœ
≈
œ
R ≈
œ
R
œ
R
≈
œ
R ≈
œœ
‰
8
Tambang by Aqsa Mulya