15
Tanaman Transgenik Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya. [1] [2] Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan, [1] misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan , resisten terhadap organisme pengganggu tanaman , serta kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami. [1] Sebagian besar rekayasa atau modifikasi sifat tanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin meningkat dan juga permasalahan kekurangan gizi manusia [3] sehingga pembuatan tanaman transgenik juga menjadi bagian dari pemuliaan tanaman . Hadirnya tanaman transgenik menimbulkan kontroversi masyarakat dunia karena sebagian masyarakat khawatir apabila tanaman tersebut akan mengganggu keseimbangan lingkungan (ekologi ), membahayakan kesehatan manusia , dan memengaruhi perekonomian global. [4] [5] Pembuatan tanaman transgenik Untuk membuat suatu tanaman transgenik, pertama-tama dilakukan identifikasi atau pencarian gen yang akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan). [2] Gen yang diinginkan dapat diambil dari tanaman lain, hewan , cendawan , atau bakteri . [10] Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang disebut dengan istilah kloning gen . [11] Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA), contohnya plasmid (DNA yang digunakan untuk transfer gen). [12] Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteri tersebut. [12] Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu, salah satunya adalah bagian daun. [11] Transfer gen ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode senjata gen , metode transformasi DNA yang diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens , dan elektroporasi (metode transfer DNA dengan bantuan listrik). [11] [13] Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil. [11] Metode ini sering digunakan pada spesies jagung dan padi . [11] Untuk melakukannya, digunakan senjata yang dapat menembakkan mikro-proyektil berkecepatan tinggi ke dalam sel tanaman. [11] Mikro-proyektil tersebut akan mengantarkan DNA untuk masuk

Tanaman_transgenik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tentang tanaman transgenik

Citation preview

Page 1: Tanaman_transgenik

Tanaman Transgenik

Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya.[1][2] Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan,[1] misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme pengganggu tanaman, serta kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami.[1] Sebagian besar rekayasa atau modifikasi sifat tanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin meningkat dan juga permasalahan kekurangan gizi manusia[3] sehingga pembuatan tanaman transgenik juga menjadi bagian dari pemuliaan tanaman. Hadirnya tanaman transgenik menimbulkan kontroversi masyarakat dunia karena sebagian masyarakat khawatir apabila tanaman tersebut akan mengganggu keseimbangan lingkungan (ekologi), membahayakan kesehatan manusia, dan memengaruhi perekonomian global.[4][5]

Pembuatan tanaman transgenik

Untuk membuat suatu tanaman transgenik, pertama-tama dilakukan identifikasi atau pencarian gen yang akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan).[2] Gen yang diinginkan dapat diambil dari tanaman lain, hewan, cendawan, atau bakteri.[10] Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang disebut dengan istilah kloning gen.[11] Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA), contohnya plasmid (DNA yang digunakan untuk transfer gen).[12] Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteri tersebut.[12] Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu, salah satunya adalah bagian daun.[11] Transfer gen ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi DNA yang diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan elektroporasi (metode transfer DNA dengan bantuan listrik).[11][13]

Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil.[11] Metode ini sering digunakan pada spesies jagung dan padi.[11] Untuk melakukannya, digunakan senjata yang dapat menembakkan mikro-proyektil berkecepatan tinggi ke dalam sel tanaman.[11] Mikro-proyektil tersebut akan mengantarkan DNA untuk masuk ke dalam sel tanaman.[11] Penggunaan senjata gen memberikan hasil yang bersih dan aman, meskipun ada kemungkinan terjadi kerusakan sel selama penembakan berlangsung.[11]

Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacterium tumefaciens.[14] Bakteri Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman secara alami karena memiliki plasmid Ti, suatu vektor (pembawa DNA) untuk menyisipkan gen asing.[14] Di dalam plasmid Ti terdapat gen yang menyandikan sifat virulensi untuk menyebabkan penyakit tanaman tertentu.[14] Gen asing yang ingin dimasukkan ke dalam tanaman dapat disisipkan di dalam plasmid Ti.[14] Selanjutnya, A. tumefaciens secara langsung dapat memindahkan gen pada plasmid tersebut ke dalam genom ]

Metode elektroporasi.[13] Pada metode elektroporasi ini, sel tanaman yang akan menerima gen asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga menjadi protoplas (sel yang kehilangan dinding sel).[13] Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan voltase tinggi untuk membuka pori-pori membran sel tanaman sehingga DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan bersatu (terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman.[13] Kemudian, dilakukan proses pengembalian dinding sel tanaman.[13]

Page 2: Tanaman_transgenik

Contoh-contoh

Beberapa contoh tanaman transgenik yang dikembangkan di dunia tertera pada tabel di bawah ini.

Jenis tanaman

Sifat yang telah dimodifikasi

Modifikasi Foto

PadiMengandung provitamin A

(beta-karotena) dalam jumlah tinggi.[15]

Gen dari tumbuhan narsis, jagung, dan bakteri Erwinia disisipkan pada

kromosom padi.[15]

Jagung, kapas,

kentang

Tahan (resisten) terhadap hama.[16]

Gen toksin Bt dari bakteri Bacillus thuringiensis ditransfer ke dalam

tanaman.[15][16]

TembakauTahan terhadap cuaca dingin.

[15]

Gen untuk mengatur pertahanan pada cuaca dingin dari tanaman

Arabidopsis thaliana atau dari sianobakteri (Anacyctis nidulans)

dimasukkan ke tembakau.[15]

Tomat

Proses pelunakan tomat diperlambat sehingga tomat dapat disimpan lebih lama dan tidak cepat busuk.[17]

Gen khusus yang disebut antisenescens ditransfer ke dalam tomat untuk menghambat enzim poligalakturonase (enzim yang

mempercepat kerusakan dinding sel tomat).[16] Selain menggunakan gen dari bakteri E. coli, tomat transgenik juga dibuat dengan memodifikasi gen yang telah dimiliknya secara alami.

[17]

Kedelai

Mengandung asam oleat tinggi dan tahan terhadap

herbisida glifosat.[15][18]

Dengan demikian, ketika disemprot dengan herbisida

tersebut, hanya gulma di sekitar kedelai yang akan

mati.

Gen resisten herbisida dari bakteri Agrobacterium galur CP4

dimasukkan ke kedelai dan juga digunakan teknologi molekular untuk

meningkatkan pembentukan asam oleat.[15][18]

Ubi jalarTahan terhadap penyakit tanaman yang disebabkan

virus.[19]

Gen dari selubung virus tertentu ditransfer ke dalam ubi jalar dan

dibantu dengan teknologi peredaman gen.[19]

Kanola Menghasilkan minyak kanola yang mengandung asam

laurat tinggi sehingga lebih menguntungkan untuk kesehatan dan secara

Gen FatB dari Umbellularia californica ditransfer ke dalam

tanaman kanola untuk meningkatkan kandungan asam laurat.[20]

Page 3: Tanaman_transgenik

ekonomi.[20] Selain itu, kanola transgenik yang

disisipi gen penyandi vitamin E juga telah ditemukan.[16]

PepayaResisten terhadap virus

tertentu, contohnya Papaya ringspot virus (PRSV).[21]

Gen yang menyandikan selubung virus PRSV ditransfer ke dalam

tanaman pepaya.[21]

Melon Buah tidak cepat busuk.[22]

Gen baru dari bakteriofag T3 diambil untuk mengurangi pembentukan

hormon etilen (hormon yang berperan dalam pematangan buah) di

melon.[22]

Bit gulaTahan terhadap herbisida glifosat dan glufosinat.[23]

Gen dari bakteri Agrobacterium galur CP4 dan cendawan

Streptomyces viridochromogenes ditransfer ke dalam tanaman bit gula.

[23]

Prem (plum)

Resisten terhadap infeksi virus cacar prem (plum pox

virus).[24]

Gen selubung virus cacar prem ditransfer ke tanaman prem.[24]

GandumResisten terhadap penyakit

hawar yang disebabkan cendawan Fusarium.[25]

Gen penyandi enzim kitinase (pemecah dinding sel cendawan) dari jelai (barley) ditransfer ke tanaman

gandum.[25]

Aplikasi tanaman transgenik

Aplikasi yang telah dikembangkan

Beberapa tanaman transgenik telah diaplikasikan untuk menghasilkan tiga macam sifat unggul, yaitu tahan hama, tahan herbisida, dan buah yang dihasilkan tidak mudah busuk.[26][27] Tanaman jagung dan kapas transgenik dengan sifat tahan hama telah diproduksi secara massal dan dipasarkan di dunia.[27] Gen asing yang banyak digunakan untuk sifat resistensi hama ini adalah gen penyandi toksin Bt dari bakteri Bacillus thuringiensis.[26] Sejak tahun 1996, Monsanto, salah satu perusahaan multinasional di bidang bioteknologi, telah menjual benih kapas transgenik dengan merek dagang "Bollgard".[28] Selain itu, tanaman kedelai dan kanola tahan herbisida juga telah dijual ke berbagai negara, termasuk Indonesia, dengan merek "Roundup Ready".[29]

Tanaman tomat transgenik dengan sifat pematangan buah diperlambat pernah diproduksi oleh Calgene pada tahun 1994 dan dipasarkan di Amerika Serikat dengan merek "Flavr Savr".[30] Biasanya, tanaman tomat alami dipanen dalam keadaan masih hijau dan belum matang kemudian disemprot dengan gas etilen untuk membuat buah matang dan berwarna merah.[30] Namun, rasa tomat yang dihasilkan umumnya kurang terasa.[30] Tujuan pembuatan tomat transgenik tersebut adalah untuk memperpanjang masa simpan dan menghindari pembusukan buah selama transportasi dari lahan penanaman ke tempat penjualan.[31] Namun, penjualan Flavr Savr ditarik dalam waktu kurang dari setahun karena alasan kesehatan dan penjualannya mengalami kerugian.[30] Produk tersebut tidak banyak terjual karena harganya dua kali lipat dari tomat biasa namun rasa yang dihasilkan sama.[30]

Page 4: Tanaman_transgenik

Aplikasi yang sedang dikembangkan

Dalam tahap penelitian, tanaman transgenik sedang diaplikasikan untuk menghasilkan senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, seperti vitamin A dan vaksin.[26] Untuk produksi vaksin yang dapat dimakan (edible vaccine), contoh tanaman yang sedang dikembangkan adalah pisang, kentang, dan tomat.[32] Salah satu tanaman transgenik yang sudah diteliti sejak tahun 1980 untuk mengurangi jumlah penderita defisiensi (kekurangan) vitamin A adalah padi emas.[33] Aplikasi lain yang sedang dikembangkan adalah penggunaan tanaman untuk membersihkan polusi tanah dari senyawa beracun (seperti arsen) dan logam berat (contohnya merkuri).[34] Gen asing dari bakteri ditransfer ke dalam tembakau dan Arabidopsis sehingga kedua tanaman tersebut dapat menarik merkuri dalam tanah dan mengubahnya menjadi senyawa yang mudah menguap serta tidak berbahaya.[34]

Tanaman Arabidopsis juga dikembangkan untuk memproduksi poli(3-hidroksibutirat) atau PHB, suatu bahan pembentuk plastik yang mudah diurai (biodegradable).[35] Sebagian besar plastik yang ada dibuat dari sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, salah satunya adalah minyak bumi.[26] Untuk mengurangi penggunaan sumber daya tersebut, digunakan PHB yang dihasilkan oleh bakteri, seperti Alcaligenes eutrophus.[35] Empat pen pembentuk PHB dari bakteri tersebut telah ditransfer ke Arabidopsis sehingga tanaman tersebut dapat menghasilkan PHB.[26] Penelitian tentang PHB dari tumbuhan masih dalam tahap pengembangan sebelum diproduksi massal.[35]

Kontroversi

Kampanye penolakan jagung Bt di Kenya, Afrika.

Perkembangan tanaman transgenik dapat diterima dengan baik oleh Amerika Serikat, Argentina, Cina, dan Kanada.[36] Namun, banyak negara Eropa yang menolak tanaman transgenik karena kekhawatiran terhadap potensi gangguan kesehatan konsumen dan kerusakan lingkungan.[36]

Pengaruh pada kesehatan manusia

Sikap kontra terhadap produk tanaman transgenik umumnya berasal dari organisasi non-pemerintah/LSM, seperti Greenpeace dan Friends of the Earth Internasional.[37] Dari segi kesehatan, tanaman ini dianggap dapat menjadi alergen (senyawa yang menimbulkan alergi) baru bagi manusia.[5] Untuk menanggapi hal tersebut, para peneliti menyatakan bahwa sebelum suatu tanaman transgenik diproduksi secara massal, akan melakukan berbagai pengujian potensi alergi dan toksisitas untuk menjamin agar produk tanaman tersebut aman untuk dikonsumsi.[4] Apabila berpotensi menyebabkan alergi, maka tanaman transgenik tersebut tidak akan dikembangkan lebih lanjut.[38] Kekhawatiran lain yang timbul di masyarakat adalah kemungkinan gen asing pada tanaman transgenik dapat berpindah ke tubuh manusia apabila dikonsumsi.[38] Pendapat tersebut dinilai berlebihan oleh para ilmuwan karena makanan yang berasal dari tanaman transgenik akan terurai menjadi unsur-unsur yang dapat diserap tubuh sehingga tidak akan ada gen aktif.[38] Untuk memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam memilih produk transgenik atau produk alami,

Page 5: Tanaman_transgenik

berbagai negara, khususnya negara-negara Eropa, telah melakukan pemberian label terhadap produk transgenik.[39][40] Pelabelan tersebut juga bertujuan untuk memberikan informasi kepada konsumen sebelum mengonsumsi hasil tanaman transgenik.[39]

Pengaruh pada lingkungan (ekologis)

Peta penerimaan produk transgenik di dunia.

Penolakan terhadap budidaya tanaman transgenik muncul karena dianggap berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem. Salah satunya adalah terbentuknya hama atau gulma super (yang lebih kuat atau resisten) di lingkungan.[5] Kekhawatiran ini terlihat jelas pada perdebatan mengenai jagung Bt yang memiliki racun Bt untuk membunuh hama lepidoptera berupa ngengat dan kupu-kupu tertentu.[41] Ada kemungkinan hama yang ingin dibunuh dapat beradaptasi dengan tanaman tersebut dan menjadi hama yang lebih tahan atau resisten terhadap racun Bt.[5] Selain itu, kupu-kupu Monarch, yang bukan merupakan hama jagung, ikut terkena dampak berupa peningkatan kematian akibat memakan daun tumbuhan perdu (Asclepias) yang terkena serbuk sari dari jagung Bt.[4] Penelitian mengenai kupu-kupu Monarch tersebut dapat disanggah oleh studi lainnya yang menyatakan bahwa kupu-kupu tersebut mati karena habitatnya dirusak dan hal ini tidak berhubungan sama sekali dengan jagung Bt.[3] Di sisi lain, penggunaan tanaman transgenik seperti jagung Bt telah menurunkan penggunaan pestisida secara signifikan sehingga mengurangi pencemaran kimia ke lingkungan.[4] Selain itu, petani juga merasakan dampak ekonomis dengan penghematan biaya pembelian pestisida.[4]

Kontroversi lain yang berkaitan dengan isu ekologi adalah timbulnya perpindahan gen secara tidak terkendali dari tanaman transgenik ke tanaman lain di alam melalui penyerbukan (polinasi).[38] Serbuk sari dari tanaman transgenik dapat terbawa angin dan hewan hingga menyerbuki tanaman lain.[38] Akibatnya, dapat terbentuk tumbuhan baru dengan sifat yang tidak diharapkan dan berpotensi merugikan lingkungan.[38] Sebagai tindakan pencegahan, beberapa tanaman yang disisipi gen untuk mempercepat pertumbuhan dan reproduksi tanaman, seperti: alfalfa (Medicago sativa), kanola, bunga matahari, dan padi, disarankan untuk dibudidayakan pada daerah tertutup (terisolasi) atau dibatasi dengan daerah penghalang.[4][5] Hal itu dilakukan untuk menekan perpindahan serbuk sari ke tanaman lain, terlebih gulma.[4] Apabila gulma memiliki gen tersebut maka pertumbuhannya akan semakin tidak terkendali dan dengan cepat dapat merusak berbagai daerah pertanian di sekitarnya.[4] Hingga sekarang belum terdapat petunjuk bahwa transfer horizontal ini telah menyebabkan munculnya "gulma super", meskipun telah diketahui terjadi transfer horizontal.

Page 6: Tanaman_transgenik

Pengaruh etika dan agama

Demo menentang jagung transgenik di Perancis pada tahun 2004.

Dari segi etika, pihak yang kontra dengan tanaman transgenik menganggap bahwa rekayasa atau manipulasi genetik tanaman merupakan tindakan yang tidak menghormati penciptaan Tuhan.[42] Perubahan sifat tanaman dengan penambahan gen asing juga dianggap sebagai tindakan "bermain sebagai Tuhan" karena mengubah makhluk yang telah diciptakan-Nya.[43] Pemikiran teologis Katolik memandang bahwa manipulasi atau rekayasa genetik merupakan suatu kemungkinan yang disediakan oleh Tuhan karena tanaman diberikan kepada manusia untuk dipelihara dan dimanfaatkan.[42] Dalam sudut pandang agama tersebut, modifikasi genetika tanaman tidak berlawanan dengan ajaran Gereja Katolik, namun kelestarian alam juga harus diperhatikan karena merupakan tanggung jawab manusia.[44] Dalam menanggapi isu tentang tanaman transgenik, Dewan Yuriprudensi Islam dan Badan Sertifikasi Makanan Islam di Amerika (IFANCA) menyatakan bahwa makanan dari tanaman transgenik yang ada telah dikembangkan bersifat halal dan dapat dikonsumsi oleh umat Islam.[45] Untuk tanaman yang disisipi gen dari binatang haram, produk tanaman transgenik tersebut akan disebut Masbuh, yang berarti masih diragukan (belum diketahui) status halal atau haramnya.[45] Sertifikasi makanan yang telah dikeluarkan oleh IFANCA juga diakui dan diterima oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Majelis Ulama Islam Singapura (MUIS), Liga Muslim Dunia, Arab Saudi, dan pemerintah Malaysia.[45]

Pengaruh terhadap ekonomi global

Riset dan pengembangan tanaman transgenik membutuhkan biaya yang besar dan umumnya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun pemerintah di negara maju.[5] Untuk mengembalikan biaya investasi perusahaan dan melindungi produk hasil investasinya, tanaman transgenik yang telah diproduksi akan dipatenkan.[46] Di dalam salah satu laporan kerja Komisi Eropa, disebutkan bahwa pemberlakuan paten pada produk transgenik dapat mengakibatkan petani kehilangan kemampuan memproduksi benih secara mandiri dan harus membeli pada produsen dari negara maju.[47] Ketergantungan para petani terhadap produsen juga semakin meningkat dengan ditemukannya teknologi "gen bunuh diri".[5] Sebagian tanaman transgenik disisipi "gen bunuh diri" yang menyebabkan tanaman hanya bisa ditanam satu kali dan biji keturunan selanjutnya bersifat mandul (tidak dapat berkembang biak).[46] Hal ini akan menyebabkan terjadinya arus modal dari negara berkembang ke negara maju untuk pembelian bibit transgenik setiap kali akan melakukan penanaman.[5] Para petani di negara-negara dunia ketiga khawatir bila harga benih akan menjadi mahal karena pemberlakuan paten dan mekanisme "gen bunuh diri" yang dilakukan oleh produsen benih.[46] Jika petani tersebut tidak mampu membeli benih transgenik maka kesenjangan ekonomi antara negara penghasil tanaman transgenik dan negara berkembang sebagai konsumen akan semakin melebar.[5] Salah satu usaha

Page 7: Tanaman_transgenik

mencegah terjadinya kesenjangan tersebut pernah dilakukan oleh Yayasan Rockefeller.[46] Yayasan yang berpusat di Amerika Serikat tersebut telah menjual benih transgenik dengan harga yang lebih murah kepada negara-negara miskin.[46]

Di beberapa negara bagian Brasil, pelarangan tanaman transgenik telah mengakibatkan terjadinya penyelundupan benih transgenik oleh para petani di negara tersebut.[46][48] Mereka takut akan menderita kerugian ekonomi apabila tidak mampu bersaing di pasar global dengan negara pengekspor serealia lainnya.[46]

lah padi emas.[33] Aplikasi lain yang sedang dikembangkan adalah penggunaan tanaman untuk membersihkan polusi tanah dari senyawa beracun (seperti arsen) dan logam berat (contohnya merkuri).[34] Gen asing dari bakteri ditransfer ke dalam tembakau dan Arabidopsis sehingga kedua tanaman tersebut dapat menarik merkuri dalam tanah dan mengubahnya menjadi senyawa yang mudah menguap serta tidak berbahaya.[34]

Tanaman Arabidopsis juga dikembangkan untuk memproduksi poli(3-hidroksibutirat) atau PHB, suatu bahan pembentuk plastik yang mudah diurai (biodegradable).[35] Sebagian besar plastik yang ada dibuat dari sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, salah satunya adalah minyak bumi.[26] Untuk mengurangi penggunaan sumber daya tersebut, digunakan PHB yang dihasilkan oleh bakteri, seperti Alcaligenes eutrophus.[35] Empat pen pembentuk PHB dari bakteri tersebut telah ditransfer ke Arabidopsis sehingga tanaman tersebut dapat menghasilkan PHB.[26] Penelitian tentang PHB dari tumbuhan masih dalam tahap pengembangan sebelum diproduksi massal.[35]

Page 8: Tanaman_transgenik

Keuntungan dan Kerugian Bioteknologi Konvensional dan Modern

Keuntungan dan Kerugian Bioteknologi Konvensional dan Modern

A.    Bioteknologi Konvensional 

     1.   Keuntungan Bioteknologi Konvensional

a.       Meningkatkan nilai gizi dari produk-produk makanan dan minuman, seperti air susu menjadi

yoghurt, mentega, keju.

b.      Teknologinya relatif sederhana,

c.       Menciptakan sumber makanan baru, misalnya dari air kelapa dapat dibuat Nata de coco

d.      Secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian rakyat karena bioteknologi

konvensional tidak banyak membutuhkan biaya karena biaya yang digunakan relatif murah

e.       Pengaruh jangka panjang umumnya sudah diketahui karena sistemnya sudah mapan 

  2. Kerugian Bioteknologi Konvensional

     a.       Tidak dapat mengatasi masalah ketidaksesuaian (inkompatibilitas) genetic

     b.      Perbaikan sifat genetik tidak terarah

     c.       Hasil tidak dapat diperkirakan sebelumnya

      d.      Memerlukan waktu yang relatif lama untuk menghasilkan galur baru

     e.       Tidak dapat mengatasi kendala alam dalam sistem budidaya tanaman, misalnya hama

B.     Bioteknologi Modern 

        1.      Manfaat Bioteknologi Modern

a.       Di bidang pertanian dan peternakan yaitu mampu menciptakan bibit-bibit unggul yang akan

memberikan produk bermutu tinggi secara kualitas dan kuantitas , meningkatnya sifat resistensi

tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman, misalnya tanaman transgenik kebal hama,

Mengatasi terbatasnya lahan pertanian , Mengatasi produksi bibit yang sama dalam jangka waktu

singkat , Mengendalikan serangga perusak tanaman budidaya

b.      Di bidang Lingkungan dan pelestarian yaitu mengatasi masalah pelestarian species langka

dan hampir punah. Dengan teknologi transplantasi nukleus, hewan / tumbuhan langka bisa

dilestarikan, membantu manusia mengatasi masalah-masalah pencemaran lingkungan, Seperti :

bacteri pemakan plastik dan parafin, bacteri penghasil bahan plastik biodegradable,

c.       Di bidang kesehatan, mampu menciptakan produk obat untuk penyakit. Misalnya : penyakit

kelainan genetis dg terapi gen, hormon insulin, antibiotik, antibodi monoklonal, vaksin.

d.      Di bidang industri, mampu menciptakan pemberantas hama secara biologis (Bacillus

thuringensis) dan tanaman tahan hama dalam tubuhnya disisipi gen bakteri (tanaman transgenik)

Page 9: Tanaman_transgenik

e.       Di bidang pertambangan, mampu melakukan pengolahan biji besi (Thiobacillus

ferrooxidans), membantu manusia mengatasi masalah sumber daya energi. Misalnya : bioethanol,

biogas,membantu proses pemurnian logam dari bijihnya pada pertambangan logam

( biohidrometalurgi )

2.              2.Kerugian Bioteknologi Modern

1)      Di bidang Etika/ Moral

a.       Ada masyarakat yang menganggap bahwa menyisipkan gen suatu MH ke MH berten-tangan

dengan nilai budaya dan melanggar hukum alam

b.      Penyisipan gen babi ke dalam buah semangka dapat membawa konsekuensi bagi penganut

agama tertentu.

c.       Pemberian hak paten atas organisme transgenik bertentangan dengan banyak nilai-nilai

budaya yang menghargai nilai intrinsik makhluk hidup karena pemberian hak paten pada

organisme hasil rekayasa menyebabkan pemberian hak pribadi atas organisme yang bisa

disalahgunakan.

d.      Kloning manusia saat ini masih dipertentangkan dan dianggap merusak nilai etika dan moral

karena merusak embrio/janin manusia untuk alasan apapun dianggap tidak manusiawi

2)      Di bidang sosial ekonomi

a.       Menimbulkan kesenjangan antara negara/ perusahaan yang memanfaatkan biotekno-logi

dengan yang belum memanfaatkan bioteknologi (negara dunia ke tiga).

b.      Hak paten hasil rekayasa, swastanisasi dan konsentrasi bioteknologi pada kelompok tertentu

membuat petani tradisional tidak dapat mengadakan bibit sendiri dan para peneliti harus

mendapatkan ijin terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian menggunakan bibit-bibit hasil

rekayasa tersebut.

c.       Merugikan petani kecil dan menimbulkan kesenjangan ekonomi karena produk bioteknologi

yang pada umumnya dimiliki oleh pemilik modal dapat meningkatkan produksi hingga 50 %.

d.      Produk bioteknologi hasil modifikasi genetika suatu organisme dapat menyingkirkan plasma

nutfah, yaitu suatu jenis makhluk hidup yang masih memiliki sifat asli.

3) Di bidang kesehatan

a.       Ada produk hasil rekayasa genetik yang disinyalir menimbulkan masalah serius, misalnya

kematian akibat penggunaan insulin, sapi penghasil susu yang disuntik dengan Hormon BGH

mengandung bahan kimia yang berbahaya, tomat Flavr Savr diketahui membawa gen resisten

terhadap antibiotik.

b.      Penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris.

c.       Tomat Flavr Savr hasil rekayasa diketahui mengandung gen yang resisten terhadap

antibiotik.

Page 10: Tanaman_transgenik

d.      Susu sapi yang disuntik hormon BGH (bovine growth hormone) atau hormon pertumbuhan

sapi, disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan

manusia..

e.       Jagung yang direkayasa sebagai pakan unggas menjadikan unggas tersebut mengandung

genetic modified organism (GMO) yang dikhawatirkan membahayakan manusia.

f.       Ada dugaan bahwa SARS yang menghebohkan dunia, diduga disebabkan oleh rekayasa

genetika virus Corona.

4)      Dampak terhadap lingkungan

a.       Pelepasan organisme transgenik ke alam dapat keseimbangan alam dan kelestarian

organisme.

b.      Pencemaran biologi, karena apabila makhluk hidup transgenik lepas ke alam bebas dan

kawin dengan makhluk normal dapat menghasilkan keturunan yang mutan.

c.       Penyalahgunaan hak pribadi, karena dengan rekayasa genetika perubahan genotip tidak

dirancang secara alami sesuai dengan kebutuhan, melainkan menurut kebutuhan pelaku

bioteknologi itu sendiri. Hal ini dapat menimbulkan peluang bahaya bagi kelestarian lingkungan

hidup.

CONTOH-CONTOH PENERAPAN ILMU BIOTEKNOLOGI1. Antibodi Monoklonaladalah antibodi sejenis yang diproduksi oleh sel plasma klon sel-sel ? sejenis. Antibodi ini dibuat oleh sel-sel hibridoma (hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel ? Limpa dan sel mieloma) yang dikultur.Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodi adalah limpa. Fungsi antara lain diagnosis penyakit dan kehamilan2. Terapi Genadalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan gen normal3. AntibiotikDipelopori oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium notatum.

4. InterferonAdalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh tubuh manusia. Proses pembentukan di dalam, tubuh memerlukan waktu cukup lama (dibanding kecepatan replikasi virus), karena itu dilakukan rekayasa genetika.5. VaksinContoh: Vaksin Hepatitis B dan malaria.

Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan pemanasan atau pemberian bahan kimia.Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau transplantasi gen.